The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul dan Ringkasan Laboratorium Auditing

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rossitasari94, 2021-04-23 07:36:21

Akuntansi Syariah by Wiroso

Modul dan Ringkasan Laboratorium Auditing

Keywords: Akuntansi Keuangan Syariah

KOMPARASI AKUNTANSI PENJUAL DAN PEMBELI
DALAM AKUNTANSI MURABAHAH (PSAK 102)

No AKUNTANSI PENJUAL AKUNTANSI PEMBELI

1 ASET MURABAHAH Aset yang diperoleh melalui transaksi
murabahah diakui sebesar biaya perolehan
18. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai 32 murabahah tunai. Selisih antara harga beli
persediaan sebesar biaya perolehan. yang disepakati dengan biaya perolehan tunai
diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
19. Pengukuran aset murabahah setelah perolehan
adalah sebagai berikut:

(a) jika murabahah pesanan mengikat:
(i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan
(ii) jika terjadi penurunan nilai aset karena usang,
rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan
ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui
sebagai beban dan mengurangi nilai aset:

(b) jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah
pesanan tidak mengikat:
(i) dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih
rendah; dan
(ii) jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih
rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya
diakui sebagai kerugian.

2 DISKON

20 Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai: 34. Diskon pembelian yang diterima setelah akad

(a) pengurang biaya perolehan aset murabahah, murabahah dst

jika terjadi sebelum akad murabahah

(b) kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah

akad murabahah dan sesuai akad yang

disepakati maka bagian yang menjadi hak

pembeli

(c) tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi

setelah akad murabahah dan sesuai akad yang

menjadi bagian hak penjual

(d) pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad

murabahah dan tidak diperjanjikan dalam

akad

21 Kewajiban penjual kepada pembeli atas
pengembalian diskon pembelian akan
tereliminasi pada saat:
(a) dilakukan pembayaran kepada pembeli
sebesar jumlah potongan setelah dikurangi
dengan biaya pengembalian; atau
(b) dipindahkan sebagai dana kebajikan jika
pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh
penjual.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 533

No AKUNTANSI PENJUAL AKUNTANSI PEMBELI

3 UANG MUKA Potongan uang muka akibat pembeli akhir
batal membeli barang diakui sebagai kerugian.
30. Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah 36
sebagai berikut:

(a) uang muka diakui sebagai uang muka
pembelian sebesar jumlah yang diterima;

(b) pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka
uang muka diakui sebagai pembayaran piutang
(merupakan bagian pokok); dan

(c) jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang
muka dikembalikan kepada pembeli setelah
diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan oleh penjual .

4 HARGA JUAL DAN PENGAKUAN

KEUNTUNGAN

22 Pada saat akad murabahah, piutang murabahah 31 Hutang yang timbul dari transaksi murabahah

diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah

ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang

periode laporan keuangan, piutang murabahah wajib dibayarkan).

dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, 32 Aset yang diperoleh melalui transaksi

yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian murabahah diakui sebesar biaya perolehan

piutang. murabahah tunai. Selisih antara harga beli

yang disepakati dengan biaya perolehan tunai

diakui sbg beban murabahah tangguhan.

23 Keuntungan murabahah diakui: 33. Beban murabahah tangguhan diamortisasi
secara proporsional dengan porsi hutang
(a) pada saat terjadinya penyerahan barang jika murabahah.

dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang

tidak melebihi satu tahun; atau

(b) selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko

dan upaya untuk merealisasikan keuntungan

tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu

tahun.

Metode-metode berikut ini digunakan, dan dipilih

yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan

upaya transaksi murabahah-nya:

(i) Keuntungan diakui saat penyerahan aset

murabahah. Metode ini terapan untuk

murabahah tangguh dimana risiko penagihan

kas dari piutang murabahah dan beban

pengelolaan piutang serta penagihannya relatif

kecil.

(ii) Keuntungan diakui proporsional dengan

besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang

murabahah. Metode ini terapan untuk

transaksi murabahah tangguh dimana risiko

piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau

beban untuk mengelola dan menagih piutang

tersebut relatif besar juga.

534 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No AKUNTANSI PENJUAL AKUNTANSI PEMBELI

(iii) Keuntungan diakui saat seluruh piutang
murabahah berhasil ditagih. Metode ini
terapan untuk transaksi murabahah tangguh
dimana risiko piutang tidak tertagih dan
beban pengelolaan piutang serta penagihannya
cukup besar. Dalam praktek, metode ini
jarang dipakai, karena transaksi murabahah
tangguh mungkin tidak terjadi bila tidak ada
kepastian yang memadai akan penagihan
kasnya.

24 Pengakuan keuntungan, dalam paragraf 23
(b) (ii), dilakukan secara proporsional atas
jumlah piutang yang jatuh tempo dalam
setiap periode dengan mengalikan persentase
keuntungan terhadap jumlah piutang yang
jatuh tempo pada periode yang
bersangkutan. Persentase keuntungan
dihitung dengan perbandingan antara margin
dan biaya perolehan aset murabahah.

25 Berikut ini contoh perhitungan

keuntungan secara proporsional untuk suatu

transaksi murabahah dengan biaya perolehan

aset (pokok) Rp800,00 dan keuntungan

Rp200,00; serta pembayaran dilakukan secara

angsuran

selama 3 tahun; dimana jumlah angsuran,

pokok dan keuntungan yang diakui setiap

tahun adalah sebagai berikut:

Thn Angs Pokok Keuntungan

1 500 400 100

2 300 240 60

3 200 160 40

5 POTONGAN KEWAJIBAN NASABAH

26. Potongan pelunasan piutang murabahah yang 34 .................... potongan pelunasan dan

diberikan kepada pembeli yang melunasi tepat waktu potongan hutang murabahah diakui sebagai

atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui pengurang beban murabahah tangguhan.

sebagai pengurang keuntungan murabahah.

27. Pemberian potongan pelunasan piutang

murabahah dapat dilakukan dengan

menggunakan salah satu metode berikut:

(a) diberikan pada saat pelunasan, yaitu

penjual mengurangi piutang murabahah dan

keuntungan murabahah; atau

(b) diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual

menerima pelunasan piutang dari pembeli

dan kemudian membayarkan potongan

pelunasan nya kepada pembeli.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 535

No AKUNTANSI PENJUAL AKUNTANSI PEMBELI
28. Potongan angsuran murabahah diakui sebagai
berikut:
(a) jika disebabkan oleh pembeli yang membayar
secara tepat waktu diakui sebagai pengurang
keuntungan murabahah;
(b) jika disebabkan oleh penurunan kemampuan
pembayaran pembeli diakui sebagai beban.

DENDA 35 Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam
29. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melaku- melakukan kewajiban sesuai dengan akad
diakui sebagai kerugian.
kan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda
yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.

536 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

KOMPARASI AKUNTANSI PEMBELI DAN PENJUAL
DALAM AKUNTANSI SALAM (PSAK 103)

No AKUNTANSI PEMBELI AKUNTANSI PENJUAL

1 MODAL SALAM

11. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam 17. Kewajiban salam diakui pada saat penjual

dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. menerima modal usaha salam sebesar modal

12. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset usaha salam yang diterima.

nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas 18. Modal usaha salam yang diterima dapat

diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan berupa kas dan aset nonkas. Modal usaha

modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas salam dalam bentuk kas diukur sebesar

diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar jumlah yang diterima, sedangkan modal

dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang usaha salam dalam bentuk aset nonkas

diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian diukur sebesar nilai wajar.

pada saat penyerahan modal usaha tersebut. 19. Kewajiban salam dihentikan-pengakuannya

(derecognation) pada saat penyerahan

barang kepada pembeli. Jika penjual

melakukan transaksi salam paralel, selisih

antara jumlah yang dibayar oleh pembeli

akhir dan biaya perolehan barang pesanan

diakui sebagai keuntungan atau kerugian

pada saat penyerahan barang pesanan oleh

penjual ke pembeli akhir.

2 PENYERAHAN BARANG SALAM

13. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur
sebagai berikut:

(a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai
sesuai nilai yang disepakati;

(b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
(i) barang pesanan yang diterima diukur sesuai
dengan nilai akad, jika nilai wajar dari barang
pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih
tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum
dalam akad;
(ii) barang pesanan yang diterima diukur sesuai
nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya
diakui sebagai kerugian, jika nilai wajar dari
barang pesanan yang diterima lebih rendah dari
nilai barang pesanan yang tercantum dalam
akad;

(c) jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh
barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman,
maka:
(i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai
tercatat piutang salam sebesar bagian yang
belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang
tercantum dalam akad;

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 537

No AKUNTANSI PEMBELI AKUNTANSI PENJUAL

(ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau
seluruhnya, maka piutang salam berubah
menjadi piutang yang harus dilunasi oleh
penjual sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi; dan

(iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau
seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan
atas barang pesanan serta hasil penjualan
jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang
salam, maka selisih antara nilai tercatat
piutang salam dan hasil penjualan jaminan
tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual
yang telah jatuh tempo. Sebaliknya, jika hasil
penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai
tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi
hak penjual.

16. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai
persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan,
persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam
diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai
bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

3 DENDA
14. Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai
bagian dana kebajikan
15 Pembeli dapat mengenakan denda kepada
penjual, denda hanya boleh dikenakan
kepada penjual yang mampu menyelesaikan
kewajibannya, tetapi sengaja tidak
melakukannya. Hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan
kewajibannya karena force majeur.

Denda dikenakan jika penjual lalai dalam
melakukan kewajibannya sesuai dengan
akad, dan denda yang diterima diakui
sebagai bagian dana kebajikan.

538 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

KOMPARASI AKUNTANSI PENJUAL DAN PEMBELI
DALAM AKUNTANSI ISTISHNA (PSAK 104)

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Penyatuan dan Segmentasi Akad

14 Bila suatu akad istishna' mencakup sejumlah aset,

pengakuan dari setiap aset diperlakukan sebagai

suatu akad yang terpisah jika:

a. proposal terpisah telah diajukan untuk setiap

aset;

b. setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah

dimana penjual dan pembeli dapat menerima

atau menolak bagian akad yang berhubungan

dengan masing-masing aset tersebut; dan

c. biaya dan pendapatan masing-masing aset

dapat diidentifikasikan.

15 Suatu kelompok akad istishna', dengan satu atau
beberapa pembeli, harus diperlakukan sebagai satu
akad istishna' jika:
a. kelompok akad tersebut dinegosiasikan
sebagai satu paket;
b. akad tersebut berhubungan erat sekali,
sebetulnya akad tersebut merupakan bagian
dari akad tunggal dengan suatu margin
keuntungan; dan
c. akad tersebut dilakukan secara serentak atau
secara berkesinam-bungan.

16. Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad
istishna' terpisah, tambahan aset tersebut
diperlakukan sebagai akad yang terpisah jika:
a. aset tambahan berbeda secara signifikan
dengan aset dalam akad istishna' awal
dalam desain, teknologi atau fungsi; atau
b. harga aset tambahan dinegosiasikan tanpa
terkait harga akad istishna' awal.

Pendapatan Istishna' dan Istishna' Paralel

17. Pendapatan istishna' diakui dengan menggunakan
metode persentase penyelesaian atau metode akad
selesai. Akad dikatakan selesai jika proses
pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan
kepada pembeli.

18. Jika metode persentase penyelesaian digunakan,
maka:

a. bagian nilai akad yang sebanding dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut diakui sebagai pendapatan
istishna' pada periode yang bersangkutan;

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 539

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

b. bagian margin keuntungan istishna' yang

diakui selama periode pelaporan

ditambahkan kepada aset istishna' dalam

penyelesaian; dan

c. pada akhir periode harga pokok istishna'

diakui sebesar biaya istishna' yang telah

dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

19. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya
untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara
rasional pada akhir periode laporan keuangan,
maka digunakan metode akad selesai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. tidak ada pendapatan istishna' yang diakui
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
b. tidak ada harga pokok istishna' yang diakui
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
c. tidak ada bagian keuntungan yang diakui
dalam istishna' dalam penyelesaian sampai
dengan pekerjaan tersebut selesai; dan
d. pengakuan pendapatan istishna', harga pokok
istishna', dan keuntungan dilakukan hanya
pada akhir penyelesaian pekerjaan.

36. Pembeli mengakui aset istishna' dalam
penyelesaian sebesar jumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
hutang istishna' kepada penjual.

Istishna' dengan Pembayaran Tangguh 37. Aset istishna' yang diperoleh melalui
38. transaksi istishna' dengan pembayaran
20. Jika menggunakan metode persentase penyelesaian tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar
dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih biaya perolehan tunai. Selisih antara harga
dari satu tahun dari penyerahan barang pesanan, beli yang disepakati dalam akad istishna'
maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua tangguh dan biaya perolehan tunai diakui
bagian, yaitu: sebagai beban istishna' tangguhan.
a. margin keuntungan pembuatan barang Beban istishna' tangguhan diamortisasi
pesanan yang dihitung apabila istishna' secara proporsional sesuai dengan porsi
dilakukan secara tunai diakui sesuai pelunasan hutang istishna'.
persentase penyelesaian; dan
b. selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada
saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan
jumlah pembayaran. Proporsional yang
dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25
PSAK 102: Akuntansi Murabahah.

21. Meskipun istishna' dilakukan dengan
pembayaran tangguh, penjual harus
menentukan nilai tunai istishna' pada saat
penyerahan barang pesanan sebagai dasar
untuk mengakui margin keuntungan terkait

540 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

dengan proses pembuatan barang pesanan.

Margin ini menunjukkan nilai tambah yang

dihasilkan dari proses pembuatan barang

pesanan. Sedangkan yang dimaksud dengan

nilai akad dalam istishna' dengan pembayaran

langsung adalah harga yang disepakati antara

penjual dan pembeli akhir. Hubungan antara

biaya perolehan, nilai tunai, dan nilai akad

diuraikan dalam contoh sebagai berikut:

Biaya Perolehan (biaya produksi) Rp1.000,00
Margin keuntungan pembuatan barang pesanan Rp200,00
Nilai tunai pada saat penyerahan barang pesanan Rp1.200,00
Nilai akad untuk pembayaran secara angsuran selama tiga
tahun Rp1.600,00
Selisih nilai akad dan nilai tunai yang diakui selama tiga tahun
Rp400,00

22. Jika menggunakan metode akad selesai dan proses
pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu
tahun dari penyerahan barang pesanan maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. margin keuntungan pembuatan barang
pesanan yang dihitung apabila istishna'
dilakukan secara tunai, diakui pada saat
penyerahan barang pesanan; dan

b. selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada
saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan
jumlah pembayaran

23. Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai
piutang istishna' dan termin istishna' (istishna'
billing) pada pos lawannya.

24. Penagihan termin yang dilakukan oleh penjual
dalam transaksi istishna' dilakukan sesuai
dengan kesepakatan dalam akad dan tidak
selalu sesuai dengan persentase penyelesaian
pembuatan barang pesanan.

Biaya Perolehan Istishna'

25. Biaya perolehan istishna' terdiri dari:
a. biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga
kerja langsung untuk membuat barang
pesanan; dan
b. biaya tidak langsung adalah biaya
overhead, termasuk biaya akad dan
praakad.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 541

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

26. Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan

dan diperhitungkan sebagai biaya istishna' jika

akad disepakati. Namun jika akad tidak

disepakati, maka biaya tersebut di bebankan

pada periode berjalan.

27. Biaya perolehan istishna' yang terjadi selama periode
laporan keuangan, diakui sebagai aset istishna'
dalam penyelesaian pada saat terjadinya.

28. Beban umum dan administrasi, beban
penjualan, serta biaya riset dan
pengembangan tidak termasuk dalam biaya
istishna'.

Biaya Perolehan Istishna' Paralel 42. Dalam istishna' paralel, jika pembeli
menolak menerima barang pesanan karena
29. Biaya istishna' paralel terdiri dari: tidak sesuai dengan spesifikasi yang
a. biaya perolehan barang pesanan sebesar disepakati, maka barang pesanan diukur
tagihan produsen atau kontraktor kepada dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
entitas; wajar dan harga pokok istishna'. Selisih
b. biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
overhead, termasuk biaya akad dan periode berjalan.
praakad; dan
c. semua biaya akibat produsen atau kontraktor
tidak dapat memenuhi kewajibannya, jika
ada.

30. Biaya perolehan istishna' paralel diakui sebagai aset
istishna' dalam penyelesaian pada saat diterimanya
tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar
jumlah tagihan.

Penyelesaian Awal

31. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum
tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang
pendapatan istishna'.

32. Pengurangan pendapatan istishna' akibat
penyelesaian awal piutang istishna' dapat
diperlakukan sebagai:

a. potongan secara langsung dan dikurangkan
dari piutang istishna' pada saat pembayaran;
atau

b. penggantian (reimbursed) kepada pembeli
sebesar jumlah keuntungan yang dihapuskan
tersebut setelah menerima pembayaran
piutang istishna' secara keseluruhan.

542 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Perubahan Pesanan dan Tagihan Tambahan

33. Pengaturan pengakuan dan pengukuran atas

pendapatan dan biaya istishna' akibat perubahan

pesanan dan tagihan tambahan adalah sebagai

berikut:

a. nilai dan biaya akibat perubahan pesanan

yang disepakati oleh penjual dan pembeli

ditambahkan kepada pendapatan istishna'

dan biaya istishna';

b. jika kondisi pengenaan setiap tagihan

tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi,

maka jumlah biaya setiap tagihan tambahan

yang diakibatkan oleh setiap tagihan akan

menambah biaya istishna'; sehingga

pendapatan istishna' akan berkurang

sebesar jumlah penambahan biaya akibat

klaim tambahan

c. perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku
pada istishna' paralel, akan tetapi biaya

perubahan pesanan dan tagihan tambahan

ditentukan oleh produsen atau kontraktor

dan disetujui penjual berdasarkan akad

istishna' paralel.

Pengakuan Taksiran Rugi

34. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total
biaya perolehan istishna' akan melebihi
pendapatan istishna', taksiran kerugian harus
segera diakui.

35. Jumlah kerugian semacam itu ditentukan
tanpa memperhatikan:
a. apakah pekerjaan istishna' telah
dilakukan atau belum;
b. tahap penyelesaian pembuatan barang
pesanan; atau
c. jumlah laba yang diharapkan dari akad
lain yang tidak diperlakukan sebagai
suatu akad tunggal sesuai paragraf 14.

39. Jika barang pesanan terlambat diserahkan
karena kelalaian atau kesalahan penjual dan
mengakibatkan kerugian pembeli, maka
kerugian itu dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang telah diserahkan
penjual. Jika kerugian tersebut melebihi
garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya
akan diakui sebagai piutang jatuh tempo
kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 543

No AKUNTANSI UNTUK PENJUAL AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

40. Jika pembeli menolak menerima barang
pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali
seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan
kepada penjual, maka jumlah yang belum
diperoleh kembali diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang.

41. Jika pembeli menerima barang pesanan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang
lebih rendah antara nilai wajar dan biaya
perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.

544 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

KOMPARASI AKUNTANSI PEMILIK DAN PENGELOLA DANA
DALAM AKUNTANSI MUDHARABAH (PSAK 105)

No. AKUNTANSI PEMILIK DANA AKUNTANSI PENGELOLA DANA

MODAL MUDHARABAH

12. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik 25. Dana yang diterima dari pemilik dana

dana diakui sebagai investasi mudharabah pada dalam akad mudharabah diakui sebagai

saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas dana syirkah temporer sebesar jumlah kas

kepada pengelola dana. atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.

Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah

temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.

26. Jika pengelola dana menyalurkan dana

syirkah temporer yang diterima maka

pengelola dana mengakui sebagai aset sesuai

ketentuan pada paragraf 12 - 13.

16. Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan
sejak dana atau modal usaha mudharabah
diterima oleh pengelola dana.

13. Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai
berikut:
(a) investasi mudharabah dalam bentuk kas
diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
(b) investasi mudharabah dalam bentuk aset
nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas
pada saat penyerahan:
(i) jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai
tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan
diamortisasi sesuai jangka waktu akad
mudharabah.
(ii) jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai
tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian;

14. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum
usaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor
lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak
pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui
sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi
mudharabah.

15. Jika sebagian investasi mudharabah hilang
setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian
atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian
tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 545

No. AKUNTANSI PEMILIK DANA AKUNTANSI PENGELOLA DANA

17. Dalam investasi mudharabah yang diberikan

dalam bentuk barang (nonkas) dan barang

tersebut mengalami penurunan nilai pada

saat atau setelah barang dipergunakan secara

efektif dalam kegiatan usaha mudharabah,

maka kerugian tersebut tidak langsung

mengurangi jumlah investasi, namun

diperhitungan pada saat pembagian bagi

hasil.

18. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana,
antara lain, ditunjukkan oleh:

(a) persyaratan yang ditentukan di dalam
akad tidak dipenuhi;

(b) tidak terdapat kondisi di luar
kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan dalam
akad; atau

(c) hasil keputusan dari institusi yang
berwenang.

19. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau
saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh
pengelola dana, maka investasi mudharabah
diakui sebagai piutang.

PEMBAGIAN HASIL USAHA 27. Pengelola dana mengakui pendapatan
28. atas penyaluran dana syirkah temporer
20. Jika investasi mudharabah melebihi satu periode secara bruto sebelum dikurangi dengan
pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode bagian hak pemilik dana
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan
disepakati. dengan menggunakan dua prinsip,
yaitu bagi laba atau bagi hasil seperti
29. yang dijelaskan pada paragraf 11.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana
syirkah temporer yang sudah diumumkan
dan belum dibagikan kepada pemilik dana
diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil
yang menjadi porsi hak pemilik dana.

22. Pengakuan penghasilan usaha mudharabah
dalam praktik dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan
usaha dari pengelola dana. Tidak
diperkenankan mengakui pendapatan dari
proyeksi hasil usaha.

24. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh
pengelola dana diakui sebagai piutang.

546 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No. AKUNTANSI PEMILIK DANA AKUNTANSI PENGELOLA DANA

21. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum 30. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan

akad mudharabah berakhir diakui sebagai atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai

kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian beban pengelola dana.

investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir,

selisih antara:

(a) investasi mudharabah setelah dikurangi

penyisihan kerugian investasi; dan

(b) pengembalian investasi mudharabah;

diakui sebagai keuntungan atau kerugian .

23. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola

dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak

mengurangi investasi mudharabah.

Mudharabah Musytarakah
31. Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka penyaluran dana milik

pengelola dana diakui sebagai investasi mudharabah.
32. Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah.
33. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana (berdasarkan akad mudharabah) menyertakan juga

dananya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah). Pemilik dana musyarakah (musytarik)
memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha antara
pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah
dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik dana musyarakah.
34 Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah dapat dilakukan sebagai berikut:
(a) hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana sesuai nisbah yang

disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai mudharib)
tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai porsi modal masing-
masing; atau
(b) hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemiik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai
musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai nisbah
yang disepakati
35. Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal para musytarik

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 547

KOMPARASI AKUNTANSI PEMILIK DAN PENGELOLA DANA
DALAM AKUNTANSI MUSYARAKAH (PSAK 106)

No. AKUNTANSI MITRA AKTIF AKUNTANSI MITRA PASIF

1 Pada Saat Akad

(14) Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan (27). Investasi musyarakah diakui pada saat

kas atau aset nonkas untuk usaha musyarakah. pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada

mitra aktif musyarakah

(15). Pengukuran investasi musyarakah: (28). Pengukuran investasi musyarakah:
(a). dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang (a). dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang
diserahkan; dan dibayarkan; dan
(b).dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai wajar (b). dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai
dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan
aset nonkas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih nilai tercatat aset nonkas, maka selisih tersebut
penilaian aset musyarakah dalam ekuitas. Selisih diakui sebagai:
penilaian aset musyarakah tersebut diamortisasi selama (i). keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama
masa akad musyarakah
masa akad; atau
(ii). kerugian pada saat terjadinya.

16. Aset nonkas musyarakah yang telah dinilai 29. Investasi musyarakah nonkas yang diukur

sebesar nilai wajar disusutkan dengan jumlah dengan nilai wajar aset yang diserahkan akan

penyusutan yang mencerminkan: berkurang nilainya sebesar beban penyusutan

a. penyusutan yang dihitung dengan model biaya atas aset yang diserahkan dikurangi dengan

historis ; ditambah dengan amortisasi keuntungan tangguhan.

b. penyusutan atas kenaikan nilai aset karena

penilaian kembali saat penyerahan aset nonkas

untuk usaha musyarakah

17. Apabila proses penilaian pada nilai wajar
menghasilkan penurunan nilai aset, maka
penurunan nilai ini langsung diakui sebagai
kerugian. Aset nonkas musyarakah yang telah
dinilai sebesar nilai wajar disusutkan berdasarkan
nilai wajar yang baru.

18. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah 30. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah

(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat (misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat

diakui sebagai bagian investasi musyarakah diakui sebagai bagian investasi musyarakah

kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.

musyarakah.

19. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif
(misalnya, bank syariah) diakui sebagai investasi
musyarakah dan di sisi lain sebagai dana syirkah
temporer sebesar:
a. dana dalam bentuk kas dinilai sebesar
jumlah yang diterima; dan

548 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No. AKUNTANSI MITRA AKTIF AKUNTANSI MITRA PASIF

b. dana dalam bentuk aset nonkas dinilai
sebesar nilai wajar dan disusutkan selama
masa akad atau selama umur ekonomis
apabila aset tersebut tidak akan
dikembalikan kepada mitra pasif.

2 Selama akad

20. Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah 31 Bagian mitra pasif atas investasi
dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir musyarakah dengan pengembalian dana
akad dinilai sebesar: mitra di akhir akad dinilai sebesar:
a. jumlah kas yang diserahkan untuk usaha a. jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi
dengan kerugian (apabila ada); atau musyarakah pada awal akad dikurangi
b. nilai wajar aset musyarakah nonkas pada dengan kerugian (apabila ada); atau
saat penyerahan untuk usaha musyarakah b. nilai wajar aset musyarakah nonkas
setelah dikurangi penyusutan dan kerugian pada saat penyerahan untuk usaha
(apabila ada). musyarakah setelah dikurangi
penyusutan dan kerugian (apabila ada).

21 Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah 32. Bagian mitra pasif atas investasi

menurun (dengan pengembalian dana mitra pasif musyarakah menurun (dengan pengembalian

secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau dana mitra secara bertahap) dinilai sebesar

nilai wajar aset nonkas yang diserahkan untuk jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha

usaha musyarakah pada awal akad dikurangi musyarakah pada awal akad dikurangi

dengan jumlah dana syirkah temporer yang telah jumlah pengembalian dari mitra aktif dan

dikembalikan dan kerugian (apabila ada). kerugian (apabila ada).

3 Akhir akad

22. Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah 33. Pada saat akad diakhiri, investasi

yang belum dikembalikan kepada mitra pasif musyarakah yang belum dikembalikan oleh

diakui sebagai kewajiban. mitra aktif diakui sebagai piutang.

4. Bagi Hasil

23 Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak 34. Pendapatan usaha investasi musyarakah

mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan diakui sebagai pendapatan sebesar bagian

kesepakatan atas pendapatan usaha musyarakah. mitra pasif sesuai kesepakatan. Sedangkan

Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif kerugian investasi musyarakah diakui sesuai

diakui sebagai hak pihak mitra pasif atas bagi hasil dengan porsi dana.

dan kewajiban.

26. Pengakuan pendapatan usaha musyarakah
dalam praktik dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan
usaha dari catatan akuntansi mitra aktif atau
pengelola usaha yang dilakukan secara
terpisah.

24 Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan
porsi dana masing-masing mitra dan mengurangi nilai
aset musyarakah

25. Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra
aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut
ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha
musyarakah

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 549

KOMPARASI AKUNTANSI PEMILIK DAN PENGELOLA DANA
DALAM AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

No Akuntansi Pemilik (Mu'jir) Akuntansi Penyewa (Musta'jir)
1 Biaya Perolehan

9. Obyek ijarah diakui pada saat obyek ijarah
diperoleh sebesar biaya perolehan.

10. Biaya perolehan obyek ijarah yang berupa
aset tetap mengacu ke PSAK 16: Aset Tetap
dan aset tidak berwujud mengacu ke PSAK
19: Aset Tidak Berwujud.

2 Penyusutan

11. Obyek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika
berupa aset yang dapat disusutkan atau
diamortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan
atau amortisasi untuk aset sejenis selama umur
manfaatnya (umur ekonomis).

12. Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang
dipilih harus mencerminkan pola konsumsi
yang diharapkan dari manfaat ekonomi di
masa depan dari obyek ijarah. Umur
ekomonis dapat berbeda dengan umur
teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai
selama 10 tahun diijarahkan dengan akad
ijarah muntahiyah bittamlik selama 5 tahun.
Dengan demikian umur ekonomisnya adalah
5 tahun.

13. Pengaturan penyusutan obyek ijarah yang

berupa aset tetap sesuai dengan PSAK 16:

Aset Tetap dan amortisasi aset tidak berwujud

sesuai dengan PSAK 19: Aset Tidak Berwujud

3 Pendapatan dan Beban

14. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada 20. Beban sewa diakui selama masa akad pada

saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada saat manfaat atas aset telah diterima.

penyewa.

15. Piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang 21. Utang sewa diukur sebesar jumlah yang

dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. harus dibayar atas manfaat yang telah

diterima.

16. Pengakuan biaya perbaikan obyek ijarah adalah 22. Biaya pemeliharaan obyek ijarah yang

sebagai berikut: disepakati dalam akad menjadi tanggungan

(a) biaya perbaikan tidak rutin obyek ijarah penyewa diakui sebagai beban pada saat

diakui pada saat terjadinya;dan terjadinya.

(b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin 23. Biaya pemeliharaan obyek ijarah, dalam

obyek ijarah dengan persetujuan pemilik, ijarah muntahiyah bittamlik melalui

maka biaya tersebut dibebankan kepada penjualan obyek ijarah secara bertahap,

pemilik dan diakui sebagai beban pada saat akan meningkat sejalan dengan

terjadinya. peningkatan kepemilikan obyek ijarah.

550 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

No Akuntansi Pemilik (Mu'jir) Akuntansi Penyewa (Musta'jir)

17. Dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui
penjualan secara bertahap, biaya perbaikan
obyek ijarah yang dimaksud dalam paragraf
16 huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik
maupun penyewa sebanding dengan bagian
kepemilikan masing-masing atas obyek
ijarah.

18. Biaya perbaikan obyek ijarah merupakan
tanggungan pemilik. Perbaikan tersebut
dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung
atau dilakukan oleh penyewa atas
persetujuan pemilik.

4 Perpindahan Kepemilikan

19. Pada saat perpindahan kepemilikan objek ijarah 24. Pada saat perpindahan kepemilikan objek

dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam

muntahiyah bittamlik dengan cara: ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:

(a) hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah (a) hibah, maka penyewa mengakui aset

diakui sebagai beban; dan keuntungan sebesar nilai wajar

(b) penjualan sebelum berakhirnya masa akad, objek ijarah yang diterima;

maka selisih antara harga jual dan jumlah (b) pembelian sebelum masa akad

tercatat objek ijarah diakui sebagai berakhir, maka penyewa mengakui

keuntungan atau kerugian; aset sebesar pembayaran nilai wajar

(c) penjualan setelah selesai masa akad, maka atau pembayaran tunai yang

selisih antara harga jual dan jumlah tercatat disepakati;

objek ijarah diakui sebagai keuntungan (c) pembelian setelah masa akad

atau kerugian; berakhir, maka penyewa mengakui

(d) penjualan objek ijarah secara bertahap, aset sebesar nilai wajar atau

maka: pembayaran tunai yang disepakati;

(i) selisih antara harga jual dan jumlah (d) pembelian objek ijarah secara

tercatat sebagian objek ijarah yang bertahap, maka penyewa mengakui

telah dijual diakui sebagai aset sebesar wajar.

keuntungan atau kerugian; dan

(ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli

penyewa diakui sebagai aset tidak

lancar atau aset lancar sesuai dengan

tujuan penggunaan aset tersebut.

Jual-dan-Ijarah
25. Transaksi jual-dan-ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung

(ta’alluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
26. Jika suatu entitas menjual obyek ijarah kepada entitas lain dan kemudian menyewanya, maka entitas tersebut

mengakui keuntungan atau kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam laporan laba rugi dan menerapkan
perlakuan akuntansi penyewa.
27. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual-dan-ijarah tidak dapat diakui sebagai pengurang atau
penambah beban ijarah.

Lampiran 2 – Komparasi PSAK Syariah | 551

Ijarah-Lanjut
28. Jika suatu entitas menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas aset yang sebelumnya disewa dari pemilik,

maka entitas tersebut menerapkan perlakuan akuntansi pemilik dan akuntansi penyewa dalam Pernyataan ini.
29. Jika suatu entitas menyewa obyek ijarah (sewa) untuk disewa-lanjutkan, maka entitas mengakui

sebagai beban ijarah (sewa) tangguhan untuk pembayaran ijarah jangka panjang dan sebagai beban
ijarah (sewa) untuk sewa jangka pendek.
30. Perlakuan akuntansi penyewa diterapkan untuk transaksi antara entitas (sebagai penyewa) dengan
pemilik, dan perlakuan akuntansi pemilik diterapkan untuk transaksi antara entitas (sebagai pemilik)
dengan pihak penyewa-lanjut.
Penyajian
31. Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang terkait, misalnya beban penyusutan,
beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.

552 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )

DAFTAR PUSTAKA

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution, “Accounting, Auditing and
Governance Standard for Islamic Financial Institutions” Bahrain, 2008

Akram Khan, Muhammad “Economic Teaching of Prophet Muhammad A Select Anthology of Hadith
Literature on Economics” (Ajaran Nabi Muhammad saw tentang Ekonomi – Kumpulan Hadits-
Hadits Pilihan tentang Ekonomi), PT Bank Muamalat Indonesia dan Institute of Policy Studies
Islamabad - Jakarta , 1997

Ahmad bin Abdurrazzaq ad Duwaisy “Fatwa Jual Beli oleh Ulama-ulama Besar Terkemuka” (terjemahan),
Pustaka / Imam Asy Syafi’i Bogor, 2004

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Rajawali Pers Jakarta, 2007

Ayub, Muhammad ”Undertanding Islamic Finance” (A-Z Keuangan Syariah), PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2009

Bank Indonesia ”Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah”, Bank Indonesia, 2006

Bank Muamalat Indonesia, “Fiqh Muamalah Perbankan Syariah (terjemahan dari Al Fiqh Al Islam wa
Adillatuhu karya Dr Wahbah Zuhaili). Jakarta : PT Bank Muamalat Indononesia, Tbk, 1999

Donald E. Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D. Waffield, ” Intermediate Accounting” twelfth edition

Dimyauddin Djuwaini ”Pengantar Fiqh Muamalah”, Pustaka Pelajar, Jakarta, April 2008

Husein Syahatah ”Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam” (Khusul Fatarib), Akbar Jakarta, 2001

_______ Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi ketiga, 2006, Kerjasama Dewan Syariah
Nasional, Majelis Ulama Indonesia, Bank Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia, “PSAK No 59 – Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – Akuntansi Perbankan
Syariah” ,1 Mei 2002

Ikatan Akuntan Indonesia, ”Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”
(KDPPLKS), 2007

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK 102: Akuntansi
Murabahah, PSAK 103: Akuntansi Salam; PSAk 104: Akuntansi Istisha; PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah; PSAK 106: Akuntansi Musyarakah” 2007

Ikatan Akuntan Indonesia, ”PSAK 107 : Akuntansi Ijarah”, 2009

Ikatan Akuntan Indonesia ”Standar Akuntansi Keuangan” Salemba Empat Jakarta, Juli 2009 (khususnya
PSAK syariah)

Indra Bastian, Suhardjono, ”Akuntansi Perbankan” Salemba Empat Jakarta, 2006

M Umer Chapra, Habil Ahmad ”Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah” (terjemahan Ikhwan
Abidin), Bumi Aksara Jakarta, 2008

Muamalat Institute, “Perbankan Syariah Prospektif Praktisi”. Jakarta Muamalat Institute, 1999

_______ Peraturan Bank Indonesia nomor 10/17/PBI/2008 tanggal 25 September 2008, tentang Produk
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

1

_______ Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/ 31 /DPbS tanggal 7 Oktober 2008 tentang Produk Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah

______ Undang-undang Perbankan, UU no 10/1998 tentang perubahan Undang-undang nomor 7/1992
tentang perbankan, 1998, Sinar Grafika

______ Undang-undang Perbankan, UU no 21 / 2008 tentang Undang-undang Perbankan Syariah
______ Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, (PAPSI 2003), Tim Penyusun Pedoman

Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, 2003
Omar Abdullah Zaid, Prof, Dr. ”Akuntansi Syariah – Kerangka Dasar & Sejarah Keuangan Dalam

Masyarakat Islam” (terjemahan M. Syafi’i Antonio, Sofyan S. Harahap), LPFE Usakti Jakarta,
2004
Rifqi, Muhammad ” Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan Implementasi PSAK Syariah” P3EI Press
Yogyakarta, 2008
Sri Nurhayati, Wasilah, ”Akuntansi Syariah di Indonesia” Salemba Empat Jakarta, 2008
Syafi’i Antonio, Muhammmad “Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan”. Jakarta : Bank Indonesia
kerja sama Tazkia Institute,1999.
Sofyan Safri Harahap “Teori Akuntansi” edisi revisi, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2007
Sofyan S. Harahap “Kerangka Teori & Tujuan Akuntansi Syariah”, Pustaka Quantum Jakarta, 2008
Sofyan S. Harahap, Wiroso, Muhammad Yusuf “Akuntansi Perbankan Syariah”, LPFE Usakti, 2006 (revisi)
Sofyan Safri Harahap, ” Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam” Pustaka Quantum Jakarta, 2005
Tariqullah Khan, Habil Ahmad, “Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah” (terjemahan Ikhwan
Abidin), Bumi Aksara, 2008
Wahbah Al-Zuhayli “Al-Fiqh Al-Islami wa-Adillatuh” (Islamic Jurisprudence and its Proofs) Volume 1 & 2,
Dar al Fikr in Damascus, 2003
Wiroso “Jual Beli Murabahah, UII Pers, Yogyakarta, 2005
Wiroso, “Produk Perbankan Syariah”, LPFE Usakti dan IBFI, Jakarta, 2009
Zainul Arifin,Drs, MBA “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah” Jakarta: AlvaBET, 2003

2

Sekilas tentang Penulis

Pengalaman bidang perbankan:
(1) satu tahun (1982) di Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah , (2) lima tahun (1982-1986)
di Citibank Jakarta, (3) tujuh tahun (1987 – 1993)
di Bank Universal (Bank Permata), (4) sebelas
tahun (1993 – 2004) di Bank Muamalat Indonesia,
(5) Tim Penyusun PSAK 59 dan PAPSI –
Akuntansi Perbankan Syariah (1999 sd 2006), (6)
Anggota Komite Akuntansi Syariah – IAI ( tim
penyusun PSAK syariah) (2006 sd 2010)

Kegiatan saat ini :
(1) Dosen FE dan Magister Akuntansi FE Universitas Trisakti Jakarta (2006 sd sekarang), (2) Anggota
Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) ( 2010 sd sekarang), (3) Anggota Dewan Penguji Sertifikasi
Akuntansi Syariah – IAI (2008 sd sekarang) (4) Partner dan instruktur pada konsultan – ICDIF-LPPI,
Batasa Tazkia, Service Quality Partner, Pantarhai dan instruktur pelatihan internal beberapa Bank
Syariah.

Karya tulis :
(1) Jual beli Murabahah - 2005, (2) Akuntansi Perbankan Syariah – 2004 bersama Prof Sofian S.
Harahap, (3) Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah -2005, (4) Business Syariah
- 2007 bersama Muhamad Yusuf (5) Produk Perbankan Syariah -2009

3

GARIS BESAR PROGRAM

MATA KULIAH: AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH I (SATU) – UM
HASIL PEMBELAJARAN (LEARNING OUT COMES) Mengacu pada D
1. Mampu menguasai konsep dan menjelskan prinsip dasar transaksi syariah
2. Mampu menguasai konsep pengukuran, pencatatan dan penyajian dan pe
3. Mampu menyusun laporan keuangan Transaksi syariah

MGG KEMAMPUAN AKHIR BAHAN KAJIAN
KE YANG DI HARAPKAN (Materi Ajar)
(1)
1 (2) (3)

Mampu menguasai konsep 1. Overview atas perkembangan Lemb
dan menjelaskan prinsip Keuangan syariah
dasar dan sistem
operasional Lembaga 2. Prinsip Dasar Lembaga Keuangan S
Keuangan syariah a. Definisi Lembaga Keuangan S
Mampu Menjelaskan b. Kegiatan usaha Lembaga Keua
Laporan Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan c. Paradigma, azas, karakteristik
Syariah transaksi syariah

3. Karakteristik Lembaga Keuangan S
a. Imbalan pemodal LKS
b. Titik Pandang Uang
c. Alur Operasional LKS

4. Overview KDPPLKS
a. Tujuan Laporan Keuangan E
Syariah
b. Unsur Laporan Keuangan LK

2 Mampu mencatat, 1. Overview pengertian dan karakterist

mengukur dan menyajikan Murabahan

Transaksi Murabahah 2. Cakupan Akuntansi Murabahah (psa

3. Akuntansi Penjual (LKS sebagai pen

1

M PERKULIAHAN (GBPP)

MUM ( 3 SKS)
Deskripsi Kualifikasi Level 6 KKNI (lihat hal 4)
h
engungkapan transaksi Syariah

BENTUK KRITERIA PENILAIAN BOBOT
PEMBELAJARAN NILAI
(5)
(4) Mampu menjelaskan (6)
baga Ceramah, diskusi perkembangan terkini dan 5%
Syariah: prinsip dasar Lembaga
Syariah Keuangan syariah serta jenis
angan transaksi yang digunakan
dalam Lembaga Keuangan
Syariah syariah
Mampu menjelaskan peranan
Entitas LKS dan alur operasional
LKS
Mampu menjelaskan tujuan
dan usnsur laporan keuangan
di LKS

KS

tik Ceramah, Diskusi dan Menjelaskan karakteristik 7.5%
Latihan Murabahah
ak 102) Melakukan pemcatatan,
njual) pengukuran dan menyajikan

a. Akun yang dipergunakan

b. Uang Muka Murabahah

c. Harga perolehan barang

d. Diskon barang

e. Keuntungan Murabahah

f. Kewajiban pembeli

g. denda

3 Mampu mencatat, 1. Akuntansi Pembeli (nasabah sebaga

mengukur dan menyajikan pembeli)

Transaksi Murabahah a. Akun yang dipergunakan

(lanjutan) b. Kewajiban pembeli

c. Pembayaran denda

4 Mampu mencatat, 1. Overview pengertian dan karakterist

mengukur dan menyajikan Salam dan Salam Paralel

Transaksi Salam 2. Cakupan Akuntansi Salam (psak 103

3. Akuntansi Pembeli

a. Akun yang dipergunakan

b. Modal salam

c. Barang salam

d. Denda

5 Mampu mencatat, 1. Akuntansi Penjual

mengukur dan menyajikan a. Akun yang dipergunakan

Transaksi Salam (lanjutan) b. Penerimaan modal salam

c. Penyerahan barang salam

d. Denda

6 Mampu mencatat, 1. Overview pengertian dan karakteristi

mengukur dan menyajikan Istishna dan Istishna Paralel

Transaksi Istishna 2. Cakupan Akuntansi Istishna (psak 10

3. Akuntansi Penjual

a. Akun yang dipergunakan

2

transaksi Murabahah dari sisi
LKS sebagai penjual

ai Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%

Latihan pengukuran dan menyajikan

transaksi Murabahah dari sisi

pembeli

tik Ceramah, Diskusi dan Menjelaskan karakteristik 10%

Latihan Salam

3) Melakukan pemcatatan,

pengukuran dan menyajikan

transaksi Salam dari sisi

pembeli

Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan,
Latihan pengukuran dan menyajikan
transaksi Salam dari sisi
penjual

ik Ceramah, Diskusi dan Menjelaskan karakteristik 7.5%

Latihan Ishtishna

04) Melakukan pemcatatan,

pengukuran dan menyajikan

transaksi Istishna dari sisi

b. Metode pengakuan pendapatan
c. Istishna dengan Pembayaran tang
d. Istishna Paralel

7 Mampu mencatat, 1. Akuntansi Pembeli

mengukur dan menyajikan a. Akun yang dipergunakan

Transaksi Istishna b. Pembayaran yang dilakukan

c. Penerimaan barang

8 Ujian Tengah Semester

9 Mampu mencatat, 1. Overview pengertian dan karakterist

mengukur dan menyajikan Mudharabah

Transaksi Mudharabah 2. Cakupan Akuntansi Mudharabah (p

105)

3. Akuntansi Pemilik Dana

a. Akun yang dipergunakan

b. Modal mudharabah

c. Bagi Hasil Mudharabah

d. Mudharabah Muqayyadah (Invest

Terikat)

e. Mudharabah Musytarakah

10 Mampu mencatat, 1. Akuntansi Pengelola Dana

mengukur dan menyajikan a. Akun yang dipergunakan

Transaksi Mudharabah b. Modal mudharabah

c. Pembagian hasil usaha LKS ke in

11 Mampu memahami dan 1. Overview pengertian dan karakterist
menguasai konsep dan Musyarakah
prinsip dasar transaksi
musyarakah 2. Cakupan Akuntansi Musyarakah (ps
106)

3. Akuntansi Mitra Pasif

3

pembeli
gguh

Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%
Latihan pengukuran dan menyajikan
transaksi Istishna dari sisi
pembeli

tik Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%

Latihan pengukuran dan menyajikan

psak transaksi Mudharabah dari sisi

Pemilik Dana

stasi

Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%
Latihan pengukuran dan menyajikan
transaksi Mudharabah dari sisi
nvestor Pengelola dana

tik Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%

Latihan pengukuran dan menyajikan

sak transaksi Musyarakah dari sisi

Mitra Pasif

Mampu mencatat, a. Akun yang dipergunakan
mengukur dan menyajikan b. Awal Akad (Modal mudharabah)
Transaksi Musyarakah c. Selama akad berlangsung
d. Pembagian Hasil Usaha
e. Akhir Akad (pengembalian moda

12 Mampu mencatat, 1. Akuntansi Mitra Aktif

mengukur dan menyajikan a. Akun yang dipergunakan

Transaksi Musyarakah b. Awal Akad

c. Selama akad

d. Akhir akad

Mampu mencatat, 1. Overview pengertian dan karakterist

13 mengukur dan menyajikan Ijarah

Transaksi Ijarah 2. Cakupan Akuntansi Ijarah (psak 107

3. Akuntansi Penyewa dan Pemberi Se

a. Perolehan obyek ijarah

b. Penyusutan, pemeliharaan, perba

obyek ijarah

c. Pengalihan obyek Ijarah (IMBT)

d. Ijarah Lanjut

e. Multiguna

14 Mampu mencatat, 1. Overview Transaksi atas dana pihak

mengukur dan menyajikan 2. Akuntansi penghimpunan dana

transaksi Sumber Daya mudharabah (lihat psak 105) untuk

(DPK) dan Jasa tabungan, dan deposito

3. Akuntansi Penghimpunan dana wad

(psak 59) untuk giro dan tabungan

4. Akuntansi Jasa

15 Perhitungan Pembagian 1. Metode perhitungan bagi hasil

Hasil Usaha Bank Syariah 2. Unsur-unsur pembagian hasil usaha

4

)

al)

Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%
Latihan pengukuran dan menyajikan
transaksi Musyarakah dari sisi
Mitra Aktif

tik Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%

7) Latihan pengukuran dan menyajikan
ewa
transaksi Ijarah
aikan

k ketiga Ceramah, Diskusi dan Melakukan pemcatatan, 7.5%
diah Latihan pengukuran dan menyajikan
transaksi penerimaan dana
pihak ketiga

Ceramah, Diskusi dan Melakukan perhitugnan bagi 5%

a Latihan hasil dengan pihak ketiga

3. Tahapan perhitungan pembagian h
usaha

4. Perhitungan bagi hasil untuk rekeni
individu (tabungan dan deposito)
mudharabah

16 Ujian Akhir Semester

Daftar Referensi:
1. Buku Utama :
(1) PSAK Syariah (PSAK 101 sd PSAK 107), Ikatan Akuntan Indo
(2) Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, Ikatan Akuntan Indonesia

2. Buku Tambahan:
(1) Yaya, Rizal, Aji Erlangga M dan Ahim Abdurahim, Akuntansi P
(2) Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemb
(3) Rifqi, Muhammad ” Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep dan
(4) Sofyan S. Harahap, Wiroso, Muhammad Yusuf “Akuntansi Per

3. Materi tambahan lain:
(1) Accounting, Auditing and Governance Standard for Islamic Fin
(2) Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, MUI, 2010

Catatan:
1. Sebagai pra syarat untuk dalam mengikuti matakuliah ini adalah mahasisw

Lembaga Keuangan Syariah (baik bank syariah dan non bank syariah)
2. Untuk akuntansi syariah selain yang diatur dalam psak 101 sd psak 107, h

Syariah Dua – Non Perbankan Syariah” (ini untuk akuntansi Asuransi Sya
psak 110, Akuntansi Koperasi Syariah / KJKS dsb)

5

hasil Mengerjakan kasus
ing

onesia, 2009
a, Jakarta, Mei 2011
Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Perbankan, Salemba Empat, 2009,
ba Empat,
Implementasi PSAK Syariah” P3EI Press Yogyakarta, 2008
rbankan Syariah”, LPFE Usakti, 2006 (revisi)
nancial Istitution, 2010

wa hendaknya telah lulus (atau memahami dengan betul) tentang Prinsip Dasar
hendaknya dibuat matakulaih sendiri yaitu ”Akuntansi Lembaga Keuangan
ariah – psak 108, akuntansi Zakat dan Sadaqah – psak 109, Akuntansi Sukuk –

CARA MENGISI GBPP

NOMOR JUDUL KOLOM PENJELASAN PENGIS
KOLOM
MINGGU KE Menunjukan kapan suatu k
1 KEMAMPUAN AKHIR YANG DI Rumusan kemampuan di b
2 HARAPAKAN skill dan soft skill). Merupa
matakuliah ini diakhir sem
3 BAHAN KAJIAN Bisa birisi pokok bahasan
4 (materi pembelajaran)
BENTUK PEMBELAJARAN Bisa berupa :ceramah, disk
5 kuliahlapangan, prkatek be
KRITERIA PENILAIAN Penetapan bentuk pembela
6 (indicator) diatas akan tercapai dengan
Berisi : indicator yang dap
BOBOT NILAI kemampuan yang di nilai (
kamampuan komunakasi, j
kebenaran hitungan)
Disesuaikandenganwaktu y
sumbangan suatu kemamp

DESKRIPSI KUALIFIKASI LEVEL 6 KKNI

• Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS p
terhadap situasi yang dihadapi.

• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan k
mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedura

6

SIAN
kegiatan dilakasanakan , yakni mulaimingguke 1 sampaike 16 (satu semester)
bidang kognitif, psikomotorik, danafektif diusahakan lengkap dan utuh (hard
akantahapankemampuan yang diharapakan dapat mecapai kompetensi
mester
/sub pokok bahasan, atau topik bahasan
kusi, presentasi tugas, seminar,simulasi,response, praktikum, latihan,
engkel, survai lapangan, bermain peran, ataugabunganberbagaibentuk.
ajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan
n bentuk/model pembelajaran tersebut.
pat menunjukan pencapaian kemampuan yang dicanangkan , atau unsur
(bisa kualitatif missal ketepatan analisis, kerapaian sajian, kreatifitas ide,
juga bisa yang kuantitatif : banyaknya kutipan acuan/unsur yang di bahas,
yang di gunakan untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau besarnya
puan terhadap pencapaian kompetensi matakuliah ini.

pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi

konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara
al.

• Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi da
solusi secara mandiri dan kelompok.

• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab

7

an data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternative
b atas pencapaian hasil kerja organisasi

GARIS BESAR PROGRAM

MATA KULIAH: AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH 2 (DUA) ( 3 SK
HASIL PEMBELAJARAN (LEARNING OUT COMES) Mengacu pada D
1. Mampu menguasai konsep dan menjelaskan prinsip dasar Transaksi Syari

infaq dan sadaqah
2. Mampu menguasai konsep pengukuran, pencatatan dan penyajian dan pe
3. Mampu menyusun laporan keuangan transaksi Syariah khusus.

MGG KEMAMPUAN AKHIR BAHAN KAJIAN
KE YANG DI HARAPKAN (Materi Ajar)
(1)
1 (2) (3)
Mampu memahami
2 konsep Transaksi syariah 1. Overview Transaksi Syariah khusus
khusus secara umum a. Asuransi syariah
b. Sukuk
Mampu menguasai konsep c. Koperasi syariah
dan menjelaskan prinsip d. ZIS
dasar dari asuransi syariah e. Multi finance syariah dan Lain

1. Overview Asuransi Syariah
2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah:

a. Definisi Asuransi Syariah
b. Perbedaan dan Persamaan Asurans

Syariah dan Asuransi Konvensiona
c. Penjelasan tentang Reasuransi Syari
d. Jenis Transaksi yang digunakan dala

Asuransi Syariah
3. Sistem Operasional Asuransi Syariah

3 Mampu mencatat, 1. Cakupan Akuntansi Asuransi Syariah

mengukur dan menyajikan 2. Akuntansi untuk konstribusi peserta,

Transaksi Asuransi surplus dan defisit underwriter

1

M PERKULIAHAN (GBPP)

KS)
Deskripsi Kualifikasi Level 6 KKNI (lihat hal 4)
iah khusus antara lain asuransi syariah, sukuk, koperasi syariah (KJKS), zakat

engungkapan transaksi syariah khusus

BENTUK KRITERIA PENILAIAN BOBOT
PEMBELAJARAN NILAI
(5)
(4) Mengevalusi pemahaman (6)
konsep dasar akuntansi
Ceramah, Diskusi syariah (sebagaimana dibahas 5%
dalam Pengantar Akuntansi
Syariah)

nnya Ceramah, Diskusi Mampu menjelaskan 5%
perkembangan, karakteristik
si kegiatan usaha, dan sistem
al operasional Asuransi Syariah
iah
am

h Ceramah, Diskusi dan Mampu melakukan 10%

, alokasi Latihan pemcatatan dengan

penggunaan akun yang tepat,

Syariah 3. Akuntansi untuk penyisihan teknid
4. Akuntansi untuk cadangan dana taba

4 Laporan Keuangan 1. Laporan Keuangan Asuransi Syariah
Asuransi Syariah a. Laporan posisi Keuangan
b. Laporan surplus defist underwritin
tabaru
c. Laporan Perubahaan dana tabaru
d. Lporan laba rugi
e. Laporan perubahan ekuitas
f. Laporan arus kas
g. Laporan sumber penggunaan dana
h. Laporan sumber penggunaan dana
kebajikan

5 Mampu menguasai konsep 1. Overview Pasar Uang Syariah

dan prinsip dasar pasar 2. Prinsip Dasar Obligasi Syariah (sukuk

uang syariah, khususnya a. Pengertian sukuk

obligasi syariah (sukuk) b. Jenis sukuk yang ada di Indonesia

c. Karakteristik sukuk

3. Cakupan akuntansi sukuk

6 Mampu mencatat, Akuntansi Penerbit

mengukur dan menyajikan 1. Akun yang dipergunakan pada akunt

transaksi Sukuk (obligasi penerbit

syariah) pada sisi penerbit 2. Akuntansi Sukuk Ijarah

3. Akuntansi Sukuk Mudharabah

4. Penyajian dan pengungkapan

7 Mampu mencatat, Akuntansi investor

mengukur dan menyajikan 1. Akun yang dipergunakan pada akunt

2

pengukuran dan menyajikan
arru transaksi Asursnsi Syariah

Ceramah, Diskusi dan Mampu membaca dan 7,5%

Latihan memahami laporan keuangan

ng dana asuransi syariah

a zakat
a

Ceramah, Diskusi Mampu menjelaskan pasar 7,5%

k) uang syariah, istrumen pasar

uang syariah di Indonesia

Mampu menjelaskan konsep

dasar obligasi syariah, karakter

dan prinsip dasar obligasi

syariah serta perbedaannya

dengan obligasi konvensional

Ceramah, Diskusi dan Mampu memcatat dengan 7.5%

tansi Latihan akun yang benar dengan

pengukuran yang tepat, dan

menjajikan transaksi sukuk,

dari sisi penerbit sukuk

Ceramah, Diskusi dan Mampu memcatat dengan 7.5%

tansi Latihan akun yang benar dengan

transaksi Sukuk (obligasi investor
syariah) pada sisi investor 2. Akuntansi sukuk atas pengakuan aw
3. klasifikasi dan reklasifikasi
4. akuntansi setelah pengakuan awal
5. penyajian dan pengungkapan

8 Ujian Tengah Semester

9 Mampu memahami dan 1. Overview Koperasi Syariah

menguasai konsep dan a. Perkembangan koperasi syariah d

prinsip dasar transaksi Indonesia

Koperasi Syariah b. Perkembangan Lembaga Keuang

Mikro Syariah (BMT) di Indones

2. Prinsip Dasar Koperasi Syariah

a. Pengertian dan landasan hukum

koperasi syariah

b. Kegiatan Usaha Koperasi Syariah

c. Sistem operasional koperasi syari

10 Mampu mencatat, Akuntansi Koperasi Syariah

mengukur dan menyajikan 1. Cakupan Akuntansi koperasi syariah

transaksi koperasi syariah 2. akun dalam akuntansi koperasi syaria

3. Akuntansi sumber dana

4. akuntansi pengelolaan dana

5. Perhitungan pembagian hasil usaha

koperasi syariah

11 Mampu membuat dan Laporan Keuangan Koperasi Syariah

memahami laporan 1. Laporan Posisi Keuangan

keuangan koperasi syariah 2. Laporan sisa hasil usaha

3. laporan perubahan ekuitas

4. laporan arus kas

5. laporan sumber dan penggunaan zak

6. laporan sumber dan penggunaan dan

3

pengukuran yang tepat, dan
wal menjajikan transaksi sukuk,

dari sisi investor

Ceramah, Diskusi Mampu menjelaskan 10%

di perkembangan koperasi

syariah di Indonesia (KJKS)

gan Mampu menjelaskan

sia karakteristik dan prinsip dasar

kegiatan usaha, serta sistem

operasional koperasi syariah

Mampu membedakan

h koperasi syariah daan koperasi

iah umum (konvensional)

Ceramah, Diskusi dan Mampu mencatat pada akun 7.5%

h Latihan tan tepat, pengkuruan yang

ah benar, dan menyajikan

transaksi koperasi syariah

(KJKS)

Ceramah, Diskusi dan Mampu membaca dan 7.5%

Latihan memahami laporan keuangan

koperasi syariah

kat
na

kebajikan

12 Mampu dan menguasai 1. Overview fungsi sosial Lembaga Ke

konsep dan prinsip dasar Syariah

transaksi Zakat & Sadaqah 2. Prinsip dasar Zakat, Infaq an Shadaq

Mampu mencatat, a. Pengertian Zakat, Infaq dan Shad

mengukur dan penyajikan b. Karakteristik ZIS

transaksi ZIS 3. Akuntansi Zakat bagi LAS

a. Akuntansi Penerimaan Zakat

b. Akuntansi Penyaluran Zakat

c. Akuntansi Penerimaan Infaq/sad

d. Akuntansi penyaluran infaq/sada

13 Mampu membuat dan 1. Laporan Keuangan Amil (Pengelola

menyajian laporan a. Laporan posisi keuangan

keuangan badan pengelola b. Laporan perubahan dana

ZIS (LAS) c. Laporan perubahan aset kelolaan

d. laporan arus kas

e. catatan atas laporan keuangan

2. Laporan funsgi sosial atas LKS

a. Laporan sumber dan penggunaa

b. laporan sumber dan penggunaan

kebajikan

14 Mampu dan menguasai 1. Pengertian QARDH
konsep dan prinsip dasar 2. Penggunaan dalam produknya (trans
Akuntansi QARDH
gadai, pengalihan hutang dari perban
konvensional ke syariah, dana talang
3. Pengukuran, pengakuan, penyajian
QARDH

15 Mampu menguasai prinsip 1. Pengertian FEE based income
dasar FEE based income 2. Penggunaan dalam produknya adalah
wakalah, hawalah, kafalah, sharf dan

4

euangan Ceramah, Diskusi dan Mampu menjelaskan Lembaga 7.5%
Latihan Pengelola Dana Zakat sesuai
qah perundang-undangan yang
daqah berlaku
Mampu mencatat pada akun
daqah yang tepat, dengan
aqah pengukuran yang benar,
transaksi Zakat, Infaq dan
Shadaqah

Zakat) Ceramah, Diskusi dan Mampu membaca dan 7.5%
n Latihan memahami laporan keuangan
Amil (Lembaga Pengelola
dana Zakat) dan Laporan yang
harus dibuat oleh Lembaga
Keuangan Syariah (non LAS)

an zakat
n dana

Ceramah, Diskusi Mampu menjelaskan, 5%
Mengacatat pada akun yang
saksi tepat, pengukuran serta
nkan penyajian yang benar dan
gan haji tepat Transaksi QARDH

Ceramah, Diskusi Mampu menjelaskan, 5%
Mengacatat pada akun yang
h tepat, pengukuran serta
n Lain-

lain
3. Pengukuran, pengakuan, penyajianny

FEE based income

16 Ujian Akhir Semester

Daftar Referensi:
1. Buku Utama :
Dewan Standar Akuntansi Syariah, Pernyataan Standar Akuntansi Syari

2. Buku Tambahan:
(1) Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia: Sale
(2) Sofyan S.Harahap, Kerangka Teori & Tujuan Akuntansi Syariah
(3) Sofyan Safri Harahap, Teori Akuntansi, Rajawali, 2011
(4) Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Men
Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuan
(5) Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Me
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

3. Materi tambahan lain:
1) Accounting, Auditing and Governance Standard for Islamic Fin
(2) Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, MUI, 2010

5

penyajian yang benar dan
ya tepat Transaksi FEE based

income

iah, Ikatan Akuntan Indonesia, 2011

emba Empat, 2010,
h, Pustaka Quantum, 2008,
nengah Republik Indonesia Nomor : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007, Tentang
ngan Syariah Dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
enengah Republik Indonesia Nomor : 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 Tentang
n Syariah

nancial Istitution, 2010

CARA MENGISI GBPP

NOMOR JUDUL KOLOM PENJELASAN PENGIS
KOLOM
MINGGU KE Menunjukan kapan suatu k
1 KEMAMPUAN AKHIR YANG DI Rumusan kemampuan di b
2 HARAPAKAN skill dan soft skill). Merupa
matakuliah ini diakhir sem
3 BAHAN KAJIAN Bisa birisi pokok bahasan
4 (materi pembelajaran)
BENTUK PEMBELAJARAN Bisa berupa :ceramah, disk
5 kuliahlapangan, prkatek be
KRITERIA PENILAIAN Penetapan bentuk pembela
6 (indicator) diatas akan tercapai dengan
Berisi : indicator yang dap
BOBOT NILAI kemampuan yang di nilai (
kamampuan komunakasi, j
kebenaran hitungan)
Disesuaikandenganwaktu y
sumbangan suatu kemamp

6

SIAN

kegiatan dilakasanakan , yakni mulaimingguke 1 sampaike 16 (satu semester)
bidang kognitif, psikomotorik, danafektif diusahakan lengkap dan utuh (hard
akantahapankemampuan yang diharapakan dapat mecapai kompetensi
mester
/sub pokok bahasan, atau topik bahasan

kusi, presentasi tugas, seminar,simulasi,response, praktikum, latihan,
engkel, survai lapangan, bermain peran, ataugabunganberbagaibentuk.
ajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan
n bentuk/model pembelajaran tersebut.
pat menunjukan pencapaian kemampuan yang dicanangkan , atau unsur
(bisa kualitatif missal ketepatan analisis, kerapaian sajian, kreatifitas ide,
juga bisa yang kuantitatif : banyaknya kutipan acuan/unsur yang di bahas,

yang di gunakan untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau besarnya
puan terhadap pencapaian kompetensi matakuliah ini.

DESKRIPSI KUALIFIKASI LEVEL 6 KKNI

• Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS p
terhadap situasi yang dihadapi.

• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan k
mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedura

• Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi da
solusi secara mandiri dan kelompok.

• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab


Click to View FlipBook Version