(b) tahun kedua selesai (persentase penyelesian sebesar 75%), perhitungan adalah sebaai berikut:
Harga pokok (cost) aset istishna’ Rp1.000,00
Harga jual (nilai tunai) Rp1.200,00
------------- -
Keuntungan produksi aset istishna’ Rp 200,00
Dengan penyelesaian 75% maka LKS sebagai produsen mengakui pendapatan (bukan
keuntungan) sebesar 75% x Rp1.200,00 = Rp900,00 sedangkan biaya aset istishna’ yang tercatat
dalam Aset Istishna’ dalam Penyelesaian sebesar Rp750,00 sehingga LKS memperoleh keuntungan
aset istishna’ sebesar Rp150,00. Keuntungan penyelesaian 75% juga dapat dihitung dari : 75% x
Rp200,00 = Rp150,00 dan jumlah tersebut yang dipergunakan untuk penyesuaian atau
ditambahankan sebagai “Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian”
6) Penyelesaian barang istishnna yang dibuat/produksi oleh Lembaga Keuangan Syariah sebagai
produsen dengan nilai tunai sebesar Rp1.200,00.
ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3
6 Dr. Persediaan - 1.200
Cr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian - 1.200
7) Penyerahan aset istishna’ oleh Lembaga Keuangan Syariah sebagai produsen kepada pembeli akhir
dengan nilai tunai Rp1.200,00 (harga pokok penjualan) dan pembayaran sisa harga aset istishna’
sebesar Rp400,00 dilakukan dengan tangguh.
ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3
7 Dr. Piutang istishna’ 400
Dr. Termin istishna’ 1.200
Cr. Persediaan 1.200
Cr. Margin ditangguhkan 400
8) Penerimaan pembayaran sisa harga aset istishna’ sebesar Rp400,00 yang pembayarannya dilakukan
secara tangguh atau setelah penyerahan barang oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada pembeli
akhir
ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3
8 Dr. Kas 400
Cr. Piutang Istishna’ 400
Dr. Margin ditangguhkan 400
Cr.Pendapatan margin 400
Dari jurnal transaksi tersebut di atas akan memengaruhi posisi masing-masing akun dan neraca
Lembaga Keuangan Syariah Amanah Gusti sebagai berikut:
1) Transaksi tahun pertama
(a) Atas jurnal transaksi tahun pertama tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan
posisi sebagai berikut:
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 233
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-1 Uang muka (angs 1) Jumlah
800 Th1-3 Tagihan ke pemb ke-2
800 400
Saldo 400
800
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Kredit
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Pembayaran biaya
Tgl Penyesuaian (25%) 250 300
Th1-2 300
Th1-5 50
Kredit
Saldo Jumlah
300 400
0
PIUTANG ISTISHNA’
400
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tagihan ke pembeli (ke-2) Kredit
Tgl 400 Th1-4 Pembay dan pemb (ke-2) Jumlah
Th1-3
250
Saldo 250
400
Kredit
HARGA POKOK ISTISHNA’ Jumlah
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 300
Pengakuan pendapatan 300
Tgl 250
Th1-5 Pasiva
Jumlah
Saldo
0
250
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl Th1-5 Pengakuan pendapatan
300
Saldo 300
(b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun pertama)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun pertama)
Aktiva
Uraian Jumlah Uraian
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 300 Hutang IstishnaIstishna’
Termin IstishnaIstishna’ ( (800)
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun pertama)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp300,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp250,00
------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istisna) Rp 50,00
234 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
2) Transaksi tahun kedua
(a) Atas jurnal transaksi tahun kedua tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan posisi
sebagai berikut:
TERMIN ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Saldo Th1-1 Uang muka (angs 1) 400
1.200 Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2) 400
1.200 Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 400
1.200
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran biaya Jumlah
Tgl Penyesuaian (25%) 250
Th1-2 Pembayaran biaya 1.200
Th1-5 Penyesuaian (100%) 50 1.200
Th2-2
Th2-5 750
150 Saldo
1.200
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tagihan ke pembeli (ke-2) Pembay dr pembeli (ke-2)
Tgl Tagihan ke pembeli (ke-3) 400 Th1-4 Pemby dr pembeli (ke-3) Jumlah
Th1-3 Saldo 400
Th2-3 400 Th2-4 400
0
400 400
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pengakuan pendapatan Jumlah
Tgl Pengakuan pendapatan 250
Th1-5 1.000
Th2-5 750 1.000
Saldo
1.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-5 Pengakuan pendapatan Jumlah
1.200 Th2-5 Pengakuan pendapatan
1.200 300
Saldo 900
1.200
(b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun kedua)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun kedua)
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
1.200 Hutang Istishna’
Uraian Jumlah
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian (1.200) 0
Termin Istishna’ 0
Piutang Istishna’
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 235
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp1.200,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp1.000,00
--------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp 200,00
(c). Pada saat aset istishna’ selesai diproduksi dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli akhir,
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Penyerahan barang 1.200 Th1-1 Uang muka (angs 1) Jumlah
Tgl Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2)
Th2-7 0 Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 400
1.200 400
Saldo 400
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN 1.200
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Th2-6 Penyelesian barang Jumlah
Tgl Pembayaran biaya 250
Th1-2 Penyesuaian (25%) 50 Saldo 1.200
Th1-5 Pembayaran biaya 750
Th2-2 Penyesuaian (100%) 150 0
Th2-5 1.200
1.200 Kredit
Jumlah
PERSEDIAAN/ASET ISTISHNA’
1.200
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 0
Penyelesaian barang Penyerahan barang
Tgl 1.200 Th2-7 Saldo 1.200
Th2-6
Kredit
1.200 Jumlah
PIUTANG ISTISHNA’ 400
400
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Th1-4 Pembay dr pembeli (ke-2) 400
Tgl Tagihan ke pembeli (ke-2) 400 Th2-4 Pemby dr pembeli (ke-3) 1.200
Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 400
Th2-3 Tagihan terakhir 400 Saldo Kredit
Th2-7 Jumlah
1.200 400
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN 400
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl Th2-7 Penyerahan barang
400
Saldo 400
236 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun kedua)
Aktiva Jumlah Uraian pasiva
Hutang Istishna’
Uraian 0 Jumlah
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian (0) 0
Termin Istishna’
Persediaan 0
Piutang Istishna’ 400
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (400)
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenueof Istishna’) Rp1.200,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp1.000,00
--------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp 200,00
3) Transaksi tahun ke tiga (pembayaran angsuran)
(a) Atas jurnal transaksi tahun ketiga tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan posisi
sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2) 400 Th1-4 Pembay dr pembeli (ke-2) 400
Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 400 Th2-4 Pemby dr pembeli (ke-3) 400
Th2-7 Tagihan terakhir 400 Th3-9 Pemby dr pembeli (ke4) 400
Saldo 0
1.200 1.200
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pelunasan 400 Th2-7 Penyerahan barang Jumlah
Tgl Saldo 0
Th3-9 400 400
400
PENDAPATAN MARGIN STISHNA
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th3-9 Pelunasan pembayaran Jumlah
400
Saldo 400 400
40
b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun ketiga)
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 237
NERACA
Per tanggal xx/xx/2004 (tahun ketiga)
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 0 Hutang Istishna’ 0
Termin Istishna’ (0) 600
Persediaan
0
Piutang Istishna’ Laba rugi tahun berjalan
Keuntungan Istishna’ Tangguhan
0 Keuntungan istishna’
(0)
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun ketiga)
Pendapatan Istishna’ Rp1.200,00
Harga Pokok Istishna’ Rp1.000,00
------------ -
Keuntungan Istishna’ (produksi barang) Rp 200,00
Keuntungan istishna’ (jual beli istishna’/pembayaran tangguh) Rp 400,00
--------------- +
Jumlah keuntungan istishna’ Rp 600,00
B. Istishna’ Pembayaran Tangguh LKS sebagai produsen dengan secara angsuran selama
proses pembuatan aset istishna’.
Untuk memberikan gambaran yang lengkap akuntansi transaksi istishna’ dengan pembayaran
tangguh dimana aset istishna’ diproduksi sendiri oleh LKS sebagai produsen, berikut diberikan ilustrasi
contoh akuntansi transaksi istishna’ pembayaran tangguh dimana jangka waktu penyelesaian barang
(selama 4 bulan) tidak sama dengan jangka waktu pembayaran (selama 60 bulan/5 tahun) dan pembayaran
dilakukan mulai dari proses pembuatan barang, dengan pembayaran aset istishna’ oleh pembeli akhir
secara angsuran yang dilakukan selama proses pembuatan aset istishna’.
Contoh : 6-9
Pada tanggal 1 Juni 2009 Bank Syariah “Al Hidayah” menyetujui pembuatan rumah dari Abdulah
salah satu nasabah program “KPR MANDIRI” dengan spesifikasi sbb:
Luas Tanah : 120 m2
Luas bangunan : 45 m2
Kontruksi : pondasi batu kali, tembok bata merah dan plesteran, genteng
plentong, kayu kamper medan
Listik : 450 wats
Air : pompa tangan
Penyerahan rumah : 6 bulan setelah akan ditandatangani
Harga barang dan cara : Harga jual Rp72.000.000,00. dan diangsur per bulan
pembayaran Rp1.200.000,00 selama 60 bulan, sejak pembangunan rumah setiap
tanggal 25 dimulai 25 Juli 2009
Lokasi : Perumahan MUSLIM MANDIRI, Pondok Gede, Bekasi
238 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Untuk keperluan tersebut “LKS Al Hidayah” dapat menyelesaikan pembangunan rumah Abdullah
dalam jangka waktu 4 bulan dengan pengeluaran biaya sebesar Rp58.000.000,00 dengan data-data sebagai
berikut:
1. Bulan Juli (2 Juli 2009) pembayaran biaya aset istishna’ sebesar Rp14.500.000,00 untuk
penyelesaian proyek 25%
2. Bulan Agustus (2 Agustus 2009) pembayaran biaya aset istishna’ sebesar
Rp20.300.000,00 untuk penyelesaian proyek 60%
3. Bulan September (2 September 2009) pembayaran biaya aset istishna’ sebesar
Rp23.200.000,00 untuk penyelesaian proyek 100%
Harga tunai (wajar) saat penyerahan barang sebesar Rp60.000.000,00 setiap unit dan menetapkan
tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar Rp12.000.000,00 setiap unitnya
Dari contoh di atas digambarkan bahwa masa penyelesaian proses produksi aset istishna’ dalam
jangka waktu 4 bulan dengan harga perolehan (harga yang dibayarkan ke kontraktor) sebesar
Rp58.000.000,00 dengan pembayaran secara bertahap. Sedangkan aset istishna’ tersebut dijual kepada
nasabah (Abdulah) sebagai pemesan sebesar Rp72.000.000,00 dengan masa pembayaran selama 60 bulan
(5 tahun) dan pembayaran dimulai dari sejak proses produksi aset istishna’. Oleh karena itu akuntansi yang
terkait dengan transaksi istishna’ ini dilakukan sesuai dengan tahapan pembayaran harga barang kepada
kontraktor sebagai pihak yang memproduksi aset istishna’ dan juga dikaitkan dengan pengakuan
pendapatan istishna’ dengan metode persentasi penyelesaian (procentage method) pada saat LKS sebagai
produsen, dan jurnal transaksi istishna’ dimana LKS sebagai penjual yang akan dilakukan sebagaimana
akuntansi murabahah.
Dalam pembahasan pengakuan pendapatan istishna’ sesuai dengan persentase penyelesaian ini akan
dibahas akuntansi pada tahapan penyelesaian sesuai persentase penyelesiannya yaitu:
1) tahapan penyelesaian sebesar 25%
2) tahapan penyelesaian sebesar 60%
3) tahapan penyelesaian sebesar 100%
1) Pembayaran tahap pertama (penyelesaian 25% )
Dalam pembayaran pertama ini dengan persentase penyelesaian proyek sebesar 25%, akan dibahas
akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli akan dibahas akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
sebagai penjual pada saat penerimaan pembayaran angsuran yang dilakukan oleh pembeli akhir (Abdulah).
Dalam tahap ini proses dan skema transaksi istishna’ dengan penyelesaian proyek 25% dapat digambarkan
sebagai berikut:
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 239
Gambar 6 – 9 : skema istishna’ penyelesaian 25% (produksi sendiri)
Dari skema transaksi istishna’ yang digambarkan di atas, dilakukan jurnal transaksi istishna’ yang
dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai produsen maupun sebagai pemesan sebagai
berikut:
a) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
Oleh karena aset istishna’ berupa rumah Abdulah tersebut dikerjakan sendiri oleh LKS, maka LKS
mengeluaran biaya langsung berupa material bangunan, tenaga kerja, juga biaya tidak langsung dan biaya-
biaya lain sehubungan sengan pembuatan aset istishna’ tersebut.
(1) Bulan Juli (2 Juli 2009) LKS Al Hidayah melakukan pembayaran biaya-biaya atas aset istishna’
sebesar Rp14.500.000,00 untuk penyelesaian pembuatan aset istishna’ sebesar 25%
Atas pembayaran biaya aset istishna’ tersebut, Lembaga Keuangan Syariah melakukan jurnal
sebagai berikut:
Dr. Aktiva Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp14.500.000,00
Cr. Kas Rp14.500.000,00
Jika LKS Al Hidayah mempergunakan Metode Persentase Penyelesaian (Procentege Method)
dalam pengakuan pendapatan, maka dengan penyelesaian proyek sebesar 25%, perhitungan yang
dilakukan sebagai berikut:
Nilai proyek : 25% x Rp60 juta (harga wajar/tunai) Rp15.000.000,00
Harga pokok Rp14.500.000,00
--------------------
Keuntungan Rp 500.000,00
240 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Dengan adanya pengakuan pendapatan istishna’ tersebut, maka jurnal penyesuaian
(pengakuan keuntungan istishna’) adalah sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp 500.000,00
Dr. Harga pokok Istishna’ Rp14.500.000,00
Cr. Pendapatan Istishna’
Rp15.000.000,00
Jika LKS Al Hidayah mempergunakan metode penyelesaian (completed method) atau harga
pokok dari kontraktor dan nilai wajar saat penyerahan sama, maka perhitungan dan jurnal ini tidak
dilakukan.
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan penyajian dalam
Laporan Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran biaya juli Jumlah
Tgl Penyesuaian 14.500.000
02/07 15.000.000
02/07 500.000 Saldo 15.000.000
15.000.000 Kredit
Jumlah
HARGA POKOK ISTISHNA’
14.500.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Pengakuan pendapatan
Tgl 14.500.000
02/07
Saldo
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/07 Pengakuan pedptan Jumlah
15.000.000 15.000.000
Saldo 15.000.000 15.000.000
NERACA Pasiva
Per 02 Juli 2009 Jumlah
Aktiva 00
Uraian Jumlah Uraian
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 15.000.000 Hutang Istishna’
LAPORAN LABA RUGI
Periode 1 Januari s/d 02 Juli 2009
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp15.000.000,00
Harga pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp14.500.000,00
---------------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp 500.000,00
b) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual
Dalam transaksi istishna’ dengan Gofur kedudukan LKS Al Hidayah sebagai penjual atau produsen,
sehingga dengan penyelesaian proyek sebesar 25%, maka LKS melakukan atau memiliki tagihan kepada
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 241
Abdulah sebagai pembeli akhir sebesar nilai proyek yang telah diselesaikan. Tagihan ini harus dilaksanakan
supaya timbul piutang istishna’ yang pembayarannya dilakukan secara angsuran oleh Abdulah
(1) Tanggal 05 Juli 2009 LKS Al Hidayah menyerahkan tagihan aset istishna’ kepada Abdulah sebagai
pembeli akhir sebesar 25% x Rp72.000.000,00 = Rp18.000.000,00 .
Dengan adanya pengiriman tagihan di atas maka Lembaga Keuangan Syariah melakukan
jurnal sebagai berikut:
Dr. Piutang Istishna’ Rp18.000.000,00
Cr. Termin Istishna’ Rp15.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 3.000.000,00
Transaksi ini dilakukan karena Abdulah sebagai pembeli akhir melakukan pembayaran secara
angsuran, dengan perhitungan sebagai berikut :
Harga jual LKS ke pembeli akhir Rp72.000.000,00
Penyelesaikan 25% = 25% x Rp72.000.000 = Rp18.000.000,00
Harga jual Rp18.000.000,00
Harga pokok barang (25% x Rp60 Jt) Rp15.000.000,00
---------------------
Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 3.000.000,00
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama Jumlah
Tgl 18.000.000 18.000.000
05/07 18.000.000
Saldo Kredit
Jumlah
18.000.000
3.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN 3.00.000
Debet Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Keterangan Termin pertama Jumlah
15.000.000
Saldo 3.000.000 15.000.000
3.000.000
Pasiva
TERMIN ISTISHNA’ Jumlah
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 00
Tgl 02/07 Penyelesaian 25%
15.000.000 500.000
Saldo 15.000.000
Aktiva NERACA
Per 05 Juli 2009
Uraian Uraian
Jumlah
Piutang Istishna’ 18.000.000 Hutang istishna’
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (3.000.000)
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 15.000.000 Laba rugi tahun berjalan
Termin Istishna’ (15.000.000) Keuntungan istishna’
242 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
(2) Tanggal 25 Juli 2009 Lembaga Keuangan Syariah menerima pembayaran angsuran bulan pertama
oleh nasabah (Abdulah) sebesar Rp1.200.000,00
Dengan adanya pembayaran angsuran tersebut, maka jurnal yang dilakukan Lembaga Keuangan
Syariah sama dengan jurnal penerimaan angsuran murabahah dengan angsuran (pembayaran
tangguh) dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 200.000,00
Cr. Piutang Istishna’
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp1.200.000,00
Rp 200.000,00
Dengan adanya jurnal tersebut mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama Pembayaran Angs bln-1
Tgl 18.000.000 25/07 Saldo Jumlah
05/07 1.200.000
16.800.000
18.000.000 18.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs bln 1 200.000 05/07 Termin pertama Jumlah
Tgl Saldo
25/07 2.800.000 3.000.000
3.000.000
3.000.000
NERACA
Per 25 Juli 2009
Aktiva Jumlah Uraian pasiva
Hutang istishna’ Jumlah
Uraian 16.800.000
Piutang Istishna’ (2.800.000) Laba rugi tahun berjalan 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan 15.000.000 Keuntungan istishna’
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (15.000.000) 500.000
Termin Istishna’
Jika pada tahap ini tidak dilakukan tagihan kepada Abdulah sebagai pembeli akhir, sehingga belum
timbul Piutang Istishna’, maka pada saat Abdulah melakukan pembayaran angsuran dicatat
sebagai ”Titipan Angsuran” sehingga jurnal yang dilakukan adalah :
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Cr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp1.200.000,00
Atas jurnal di atas, mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan Laporan Keuangan LKS AL
Hidayah sebagai berikut:
TITIPAN ANGSURAN ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Saldo 1.200.000
25/07 Angsuran pertama
1.200.000
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 243
NERACA
Per 25 Juli 2009
Aktiva pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
15.000.000 Hutang istishna’ 00
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian Titipan Angsuran Istishna’ 1.200.000
Laba rugi tahun berjalan
Keuntungan istishna’ 500.000
2) Pembayaran tahap kedua (penyelesaian 60%)
Pada tahap pembayaran yang kedua ini penyelesaian proyek sebesar 60%, sehingga transaksi
istishna’ pada tahapan tersebut digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Gambar 6-10 : Skema penyelesaian proyek 60% (produksi sendiri)
Dari skema transaksi istishna’ yang digambarkan di atas, dilakukan jurnal transaksi istishna’ yang di
lakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai produsen maupun sebagai pemesan sebagai berikut:
a) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
Untuk menyelesaikan aset istishna’ sebesar 60%, LKS AL-Hidayah melakukan pembayaran biaya-
biaya yang berkaitan dengan aset istishna’
(1) Bulan Agustus (2 Agustus 2009) LKS Al Hidayah melakukan pembayaran biaya-biaya atas aset
istishna’ sebesar Rp20.300.000,00 untuk penyelesaian sebesar 60%
Dengan adanya transaksi di atas maka LKS Al Hidayah sebagai produsen melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Aktiva Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp20.300.000,00
Cr. Kas Rp20.300.000,00
244 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Jika LKS Al Hidayah menggunakan Metode Persentase Penyelesaian dalam pengakuan pendapatan,
maka dengan progres penyelesaian proyek sebesar 60%, perhitungan yang dilakukan sebagai
berikut:
Nilai barang : 60% x Rp60 juta (harga wajar/tunai) Rp36.000.000,00
Harga pokok:
Termin pertama Rp14.500.000,00
Penyesuaian Rp 500.000,00
Termin kedua Rp20.300.000,00
Jumlah Rp35.300.000,00
-------------------
Pengakuan keutungan tahap kedua Rp 700.000,00
Dengan adanya pengakuan pendapatan istishna’ tersebut, maka jurnal penyesuaian (pengakuan
keuntungan istishna’) adalah sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp 700.000,00
Dr. Harga pokok Istishna’ Rp20.300.000,00
Cr. Pendapatan Istishna’ Rp21.000.000,00
Jika lembaga Keuangan Syariah menggunakan metode penyelesaian (completed method) atau harga
pokok dari kontraktor dan nilai wajar saat penyerahan sama, maka perhitungan dan jurnal ini tidak
dilakukan.
Dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam
Laporan Keuangan Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran biaya juli Jumlah
Tgl Penyesuaian 14.500.000
02/07 Pembayaran biaya Agustus 36.000.000
02/07 Penyesuaian 500.000 36.000.000
02/08
02/08 20.300.000
700.000
Saldo
36.000.000
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pengakuan pendapatan Jumlah
Tgl Pengakuan pendapatan 14.500.000
02/07 14.500.000
02/08 20.300.000 34.800.000
Saldo
34.800.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/07 Pengakuan pedptan Jumlah
36.000.000 02/08 Pengakuan pedptan 15.000.000
36.000.000 21.000.000
Saldo
36.000.000
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 245
NERACA
Per 2 Agustus 2009
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
00
Piutang Istishna’ 16.800.000 Hutang istishna’
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (2.800.000) 1.200.000
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 36.000.000 Laba rugi tahun berjalan
Termin Istishna’ (15.000.000) Keuntungan istishna’
LAPORAN LABA RUGI Agustus
Periode 1 Januari s/d 02 Agustus 2009 36.000.000
34.800.000
Juli 1.200.000
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) 15.000.000
Harga pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) 14.500.000
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) 500.000
b) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual
Dalam transaksi istishna’ dengan Abdulah kedudukan LKS Al Hidayah sebagai penjual atau
produsen, sehingga dengan penyelesaian proyek sebesar 60%, maka LKS melakukan atau memiliki tagihan
kepada Abdulah sebagai pembeli akhir. Tagihan ini harus dilaksanakan supaya timbul piutang istishna’
yang pembayarannya dilakukan secara angsuran oleh Abdulah.
(1) Tanggal 05 Agustus 2009 LKS Al Hidayah melakukan penyerahan tagihan kedua kepada Abdulah
sebagai pembeli akhir sebesar Rp25.200.000,00 atas penyelesaian sebesar 60% dengan rincian
sebagai berikut:
Nilai penyelesaian barang : 60% x Rp72.000.000,00 = Rp43.200.000,00
Tagihan termin tahap pertama Rp18.000.000,00
-----------------------
Tagihan tahap kedua Rp25.200.000,00
Tagihan terkandung keuntungan dan harga pokok barang dan oleh Abdulah pembayarannya
dilakukan secara angsuran (tidak sekaligus), sehingga atas transaksi di atas maka Lembaga Keuangan
Syariah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Piutang Istishna’ Rp25.200.000,00
Cr. Termin Istishna’ Rp21.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 4.200.000,00
Transaksi ini dilakukan untuk pengakuan piutang istishna’ karena pembeli akhir melakukan
pembayaran secara angsuran, dengan perhitungan sebagai berikut :
Harga jual LKS ke pembeli akhir Rp72.000.000,00
Penyelesaikan kesatu 25% = 25% x Rp72.000.000,00 = Rp18.000.000,00
Penyelesaikan kedua 60% = 60% x Rp72.000.000,00 = Rp43.200.000,00
Perhitungan keuntungan Juli 2009 Akumulasi sd Beban Agustus
Agustus 2009 2009
Harga jual 18.000.000 25.200.000
Harga pokok barang (persediaan) 15.000.000 43.200.000 21.000.000
Keuntungan Tangguhan 3.000.000 36.000.000 4.200.000
7.200.000
246 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/07 Penyelesaian 25% Jumlah
36.000.000 02/08 Penyelesaian 60% 15.000.000
36.000.000 21.000.000
Saldo
36.000.000
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama Pembayaran Angs bl-1 Jumlah
Tgl Termin kedua 18.000.000 25/07
05/07 Saldo 1.200.000
05/08 25.200.000
42.000.000
43.200.000 43.200.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs bln 1 200.000 05/07 Termin pertama Jumlah
Tgl 05/08 Termin kedua
25/07 Saldo 200.000 3.000.000
7.200.000 4.200.000
7.200.000
Aktiva NERACA pasiva
Per 5 Agustus 2009 Jumlah
Uraian Uraian
Jumlah
Piutang Istishna’ 42.000.000 Hutang istishna’ 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (7.000.000) 1.200.000
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 36.000.000 Laba rugi tahun berjalan
Termin Istishna’ (36.000.000) Keuntungan istishna’
(2) Tanggal 25 Agustus 2009 LKS Al Hidayah menerima pembayaran angsuran bulan kedua dari
Abdulah sebagai pembeli akhir sebesar Rp1.200.000,00
Dengan adanya pembayaran angsuran tersebut, maka jurnal yang dilakukan LKS Al Hidayah
sama dengan jurnal penerimaan angsuran murabahah dengan angsuran (pembayaran tangguh)
dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 200.000,00
Cr. Piutang Istishna’ Rp1.200.000,00
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp 200.000,00
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 247
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama Pembayaran Angs bln-1
Tgl Termin kedua 18.000.000 25/07 Pembayaran angs ke2 Jumlah
05/07 Saldo 1.200.000
05/08 25.200.000 25/08 1.200.000
40.800.000
43.200.000 43.200.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
200.000 05/07 Termin pertama Jumlah
Tgl Pembayaran angs bln 1 200.000 05/08 Termin kedua 3.000.000
25/07 Pembayaran angs ke 2 4.200.000
25/08 Saldo 6.800.000
7.200.000 7.200.000
NERACA
Per 25 Agustus 2009
Aktiva Jumlah Uraian pasiva
40.800.000 Hutang istishna’ Jumlah
Uraian (6.800.000)
Piutang Istishna’ 36.000.000 Laba rugi tahun berjalan 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (36.000.000) Keuntungan istishna’
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1.200.000
Termin Istishna’
Jika pada tahap ini tidak dilakukan tagihan kepada Abdulah sebagai pembeli akhir, sehingga belum
timbul Piutang Istishna’, maka pada saat Abdulah melakukan pembayaran angsuran dicatat
sebagai ”Titipan Angsuran” sehingga jurnal yang dilakukan adalah :
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Cr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp1.200.000,00
Atas jurnal di atas, mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan Laporan Keuangan LKS AL
Hidayah sebagai berikut:
TITIPAN ANGSURAN ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
25/07 Angsuran pertama 1.200.000
25/08 Angsuran kedua 1.200.000
Saldo 2.400.000
2.400.000 2.400.000
NERACA
Per 25 Agustus 2009
Aktiva pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
36.000.000 00
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian Hutang istishna’ 2.4000.000
Titipan Angsuran Istishna’
Laba rugi tahun berjalan 1.200.000
Keuntungan istishna’
3) Pembayaran tahap kedua (penyelesaian 100%)
Dengan adanya penyelesaian proyek (progres 100%), maka seluruh kegiatan transaksi istishna’
paralel tersebut dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
248 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Gambar 6-11 : Skema penyelesaian proyek 100% (produksi sendiri)
Dari skema transaksi istishna’ yang digambarkan di atas, dilakukan jurnal transaksi istishna’ yang di
lakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai produsen maupun sebagai pemesan sebagai berikut:
a) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
Oleh karena barang transaksi istishna’ tersebut diprosuksi sendiri oleh LKS sebagai penjual, maka
LKS mengeluarkan biaya-biaya untuk menyelesaian pembuatan barang istishna’
(1) Bulan September (2 September 2009) LKS Al Hidayah melakukan pembayaran seluruh biaya-biaya
pembuatann aset istishna’ sebesar Rp23.200.000,00 untuk tahap akhir penyelesaian aset istishna’
sebesar 100%
Dengan adanya transaksi di atas maka LKS Al Hidayah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Aktiva Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp23.200.000,00
Cr. Kas Rp23.200.000,00
Jika LKS Al Hidayah menggunakan Metode Persentase Penyelesaian dalam pengakuan pendapatan,
maka dengan progres penyelesaian proyek sebesar 100%, perhitungan yang dilakukan sebagai
berikut:
Nilai wajar proyek saat penyerahan Rp60.000.000,00
Harga pokok:
Rp14.500.000,00
Termin pertama Rp 500.000,00
Penyesuaian Rp20.300.000,00
Termin kedua Rp 700.000,00
Penyesuaian Rp23.200.000,00
Termin ketiga
Rp59.200.000,00
Jumlah ---------------------
Rp 800.000,00
Pengakuan keutungan tahap akhir
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 249
Dengan adanya pengakuan pendapatan istishna’ tersebut, maka jurnal penyesuaian (pengakuan
keuntungan istishna’) adalah sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp 800.000,00
Dr. Harga pokok Istishna’ Rp23.200.000,00
Cr. Pendapatan Istishna’ Rp24.000.000,00
Dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam
Laporan Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Jumlah
Tgl Pembayaran biaya Juli 14.500.000
02/07 Penyesuaian 60.000.000
02/07 Pembayaran biaya Agustus 500.000 60.000.000
02/08 Penyesuaian
02/08 Pembayaran biaya Sept 20.300.000 Kredit
02/09 Penyesuaian Jumlah
02/09 700.000
23.200.000
23.200.000 58.000.000
800.000 Saldo Kredit
Jumlah
60.000.000 15.000.000
21.000.000
HARGA POKOK ISTISHNA’ 24.000.000
60.000.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Pengakuan pendapatan pasiva
Tgl Pengakuan pendptan 14.500.000 Jumlah
02/07 Pengakuan pendptan
02/08 20.300.000 00
02/09
23.200.000 2.000.000
Saldo
58.000.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl 02/07 Pengakuan pedptan
60.000.000 02/08 Pengakuan pedptan
60.000.000 02/09 Pengakuan pedptan
Saldo
Aktiva NERACA
Per 02 September 2009
Uraian Uraian
Jumlah
Piutang Istishna’ 40.800.000 Hutang istishna’
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (6.800.000)
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 60.000.000 Laba rugi tahun berjalan
Keuntungan istishna’
250 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
LAPORAN LABA RUGI
Periode 1 Januari s/d 02 September 2009
Juli Agustus September
60.000.000
Pendapatan Istishna’ 15.000.000 36.000.000 58.000.000
2.000.000
Harga pokok Istishna’ 14.500.000 34.800.000
Keuntungan Istishna’ 500.000 1.200.000
b) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual
Dalam transaksi istishna’ dengan Abdulah kedudukan LKS Al Hidayah sebagai penjual atau
produsen, sehingga dengan penyelesaian proyek sebesar 100%, maka LKS melakukan atau memiliki
tagihan kepada Abdulah sebagai pembeli akhir. Tagihan ini harus dilaksanakan supaya timbul piutang
istishna’ yang pembayarannya dilakukan secara angsuran oleh Abdulah.
(1) Tanggal 05 September 2009 LKS AL Hidayah melakukan penyerahan tagihan tahap akhir kepada
Abdulah sebagai pembeli akhir sebesar Rp28.800.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Harga barang Rp18.000.000,00 Rp72.000.000,00
Penyerahan pertama Rp25.200.000,00
Penyerahan kedua Rp43.200.000,00
---------------------
Sisa nilai harga barang Rp 28.800.000,00
Dengan adanya transaksi di atas maka LKS Al Hidayah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Piutang Istishna’ Rp28.800.000,00
Cr. Termin Istishna’ Rp24.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 4.800.000,00
Transaksi ini dilakukan untuk pengakuan piutang istishna’ karena pembeli akhir melakukan
pembayaran secara angsuran, dengan perhitungan sebagai berikut :
Juli 2009 Akumulasi Akumulasi Beban Sept
Agustus 09 Sept 2009 2009
Harga jual 18.000.000 43.200.000 72.000.000 28.800.000
Harga pokok barang 15.000.000 36.000.000 60.000.000 24.000.000
(persediaan)
Keuntungan Tangguhan 3.000.000 7.200.000 12.000.000 4.800.000
Dengan adanya jurnal tersebut mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/07 Penyelesaian 25%
60.000.000 02/08 Penyelesaian 60% Jumlah
Saldo 60.000.000 02/09 Penyelesaian 100% 15.000.000
21.000.000
24.000.000
60.000.000
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 251
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
25/07 Pembayaran Angs bln-1 Jumlah
Tgl Termin pertama 18.000.000 25/08 Pembayran angs ke2
05/07 Termin kedua 25.200.000 1.200.000
05/08 Termin ketiga 28.800.000 Saldo 1.200.000
05/09
69.600.000
72.000.000 72.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs bln 1 200.000 05/07 Termin pertama Jumlah
Tgl Pembayaran angs ke 2 200.000 05/08 Termin kedua
25/07 05/09 Termin ketiga 3.000.000
25/08 Saldo 11.600.000 4.200.000
12.000.000 4.800.000
12.000.000
NERACA
Per 5 September 2009
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
Hutang istishna’ Jumlah
Uraian 69.600.000
Piutang Istishna’ (11.600.000) Laba rugi tahun berjalan 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan Keuntungan istishna’
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 60.000.000 2.000.000
Termin Istishna’ (60.000.000)
(2) Tanggal 25 September 2009 LKS Al Hidayah menerima pembayaran angsuran bulan ketiga dari
Abdulah sebagai pembeli akhir sebesar Rp1.200.000,00
Dengan adanya pembayaran angsuran tersebut, maka jurnal yang dilakukan LKS Al Hidayah sama
dengan jurnal penerimaan angsuran murabahah dengan angsuran (pembayaran tangguh) dengan
jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas Rp1.200.000
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 200.000
Cr. Piutang Istishna’
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp1.200.000
Rp 200.000
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama 18.000.000 25/07 Pembayaran Angs bl-1
Tgl Termin kedua 25.200.000 25/08 Pembayaran angs ke2 Jumlah
05/07 Termin ketiga 28.800.000 25/09 Pembayaran angs ke 3 1.200.000
05/08 Saldo 1.200.000
05/09 1.200.000
68.400.000
72.000.000 72.000.000
252 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
200.000 Jumlah
Tgl Pembayaran angs bln 1 200.000 05/07 Termin pertama
25/07 Pembayaran angs ke 2 200.000 05/08 Termin kedua 3.000.000
25/08 Pembayaran angs ke3 05/09 Termin ketiga 4.200.000
25/09 Saldo 11400.000 4.800.000
12.000.000
12.000.000
NERACA
Per 25 September 2009
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
Piutang Istishna’ 68.400.000 Hutang istishna’ 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (11.400.000) 2.000.000
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian Laba rugi tahun berjalan
Termin Istishna’ 60.000.000 Keuntungan istishna’
(60.000.000)
c) Penyerahan proyek kepada pembeli akhir
Dengan adanya penyelesaian proyek pembangunan rumah Abdulah, maka pada saat penyerahan
rumah LKS Al Hidayah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Termin Istishna’ Rp60.000.000,00
Cr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp60.000.000,00
Dengan adanya jurnal tersebut mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut :
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Penyerahan proyek 60.000.000
Tgl 02/07 Penyelesaian 25% Jumlah
25/09 00 02/08 Penyelesaian 60% 15.000.000
60.000.000 02/09 Penyelesaian 100% 21.000.000
Saldo 24.000.000
60.000.000
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
14.500.000 25/09 Penyelesaian proyek Jumlah
Tgl Pembayaran termin 1 60.000.000
02/07 Penyesuaian 500.000 Saldo
02/07 Pembayaran termin 2 20.300.000 00
02/08 Penyesuaian 60.000.000
02/08 Pembayaran termin 3 700.000
02/09 Penyesuaian 23.200.000
02/09
800.000
60.000.000
NERACA
Per 25 September 2009
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
68.400.000 Hutang istishna’ Jumlah
Uraian (11.400.000)
Piutang Istishna’ Laba rugi tahun berjalan 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan 00 Keuntungan istishna’
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (00) 2.000.000
Termin Istishna’
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 253
Jika pada tahap ini tidak dilakukan tagihan kepada Abdulah sebagai pembeli akhir, sehingga belum
timbul Piutang Istishna’, maka pada saat Abdulah melakukan pembayaran angsuran dicatat seagai ”Titipan
Angsuran” sehingga jurnal yang dilakukan adalah :
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Cr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp1.200.000,00
Atas jurnal di atas, mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan Laporan Keuangan LKS AL
Hidayah sebagai berikut:
TITIPAN ANGSURAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 25/07 Angsuran pertama Jumlah
3.600.000 25/08 Angsuran kedua
3.600.000 25/09 Angsuran ketiga 1.200.000
1.200.000
Saldo 1.200.000
3.600.000
NERACA
Per 25 September 2009
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
60.000.000 00
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian Hutang istishna’ 3.600.000
Titipan Angsuran Istishna’
Laba rugi tahun berjalan 2.000.000
Keuntungan istishna’
Pada saat penyerahan rumah/proyek (sebagai barang pesanan istishna’) kepada Abdulah sebagai
pembeli akhir, LKS Al Hidayah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Persediaan/Aset Istishna’ Rp60.000.000,00
Cr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp60.000.000,00
Dr. Piutang Istishna’ Rp72.000.000,00
Cr. Persediaan/Aset Istishna’ Rp60.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp12.000.000,00
Dr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp3.600.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 600.000,00
Cr. Piutang Istishna’
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp3.600.000,00
Rp 600.000,00
Atas jurnal di atas, mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan Laporan Keuangan LKS AL
Hidayah sebagai berikut:
TITIPAN ANGSURAN
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
25/09 Penyerahan proyek 3.600.000 25/07 Angsuran pertama 1.200.000
25/08 Angsuran kedua 1.200.000
Saldo 00 25/09 Angsuran ketiga 1.200.000
3.600.000
3.600.000
254 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Penyerahan proyek Pembayaran Angs 1,2,3
Tgl 72.000.000 25/09 Saldo Jumlah
25/09 3.600.000
68.400.000
72.000.000 72.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs 1.2.3 600.000 25/09 Penyerahan proyek Jumlah
Tgl Saldo 12.000.000
25/09 11400.000
12.000.000 12.000.000
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
14.500.000 25/09 Penyelesaian proyek Jumlah
Tgl Pembayaran termin 1 60.000.000
02/07 Penyesuaian 500.000 Saldo
02/07 Pembayaran termin 2 20.300.000 00
02/08 Penyesuaian 60.000.000
02/08 Pembayaran termin 3 700.000
02/09 Penyesuaian 23.200.000
02/09
800.000
60.000.000
NERACA
Per 25 September 2009
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
Piutang Istishna’ 68.400.000 Hutang istishna’ 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (11.400.000) Titipan Angsuran Istishna’ 00
Laba rugi tahun berjalan
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 00 2.000.000
Keuntungan istishna’
Jika Lembaga Keuangan Syariah sebagai produsen melakukan pengakuan pendapatan istishna’
dengan metode penyelesaian (Completed Method), maka selama proyek berjalan:
(a) tidak ada pendapatan istishna' yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
(b) tidak ada harga pokok istishna' yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
(c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna' dalam penyelesaian sampai dengan pekerjaan
tersebut selesai; dan
(d) pengakuan pendapatan istishna', harga pokok istishna', dan keuntungan dilakukan hanya pada akhir
penyelesaian pekerjaan.
Oleh karena itu jika LKS Al Hidayah melakukan pengakuan pendapatan pada akhir proyek maka
jurnal yang dilakukan oleh LKS Al Hidayah adalah sebagai berikut:
(1) Selama bulan Juli (1 Juli 2009) LKS Al-Hidayah membayar biaya produksi aset istishna’ sebesar
Rp14.500.000,00 untuk penyelesaian aset istishna’ sebesar 25%, jurnal yang dilakukan:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp14.500.000,00
Cr. Kas / Rekening Suplier Rp.14.500.000,00
(2) Selam bulan Agustus ( 1 Agustus 2009) LKS Al-Hidayah membayar biaya produksi aset istishna’
sebesar Rp20.300,-- untuk menyelesaikan 60% aset istishna’ dengan rincian sebagai berikut:
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 255
penyelesaian proyek 60% x Rp58.000.000,00 = Rp34.800.000,00
Pembayaran termin pertama Rp14.500.000,00
-----------------------
Tagihan termin tahap kedua Rp 20.300.000,00
Dengan adanya transaksi tersebut maka Lembaga Keuangan Syariah melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp20.300.000,00
Cr. Kas/Rekening Suplier Rp20.300.000,00
(3) Selama bulan September (1 September 2009) LKS Al-Hidayah membayar biaya produksi aset
istishna’ sebesar Rp23.200.000,00 untuk menyelesaikan aset istishna’ dengan rincian sebagai berikut:
Harga kontrak Rp14.500.000,00 Rp58.000.000,00
Pembayaran pertama Rp20.300.000,00
Pembayaran kedua Rp.34.800.000,00
--------------------
Sisa pembayaran harga kontrak Rp23.200.000,00
Dengan diterima tagihan dari sub kontraktor tersebut, Lembaga Keuangan Syariah
melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp23.200.000,00
Cr. Kas/Rekening Suplier Rp.23.200.000,00
(4) Penyerahan aset istishna’ yang telah diproduksi dengan harga wajar atau nilai tunai saat penyerahan
sebesar Rp60.000.000,00 sedangkan biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi aset istishna’
yang tercatat dalam ”Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian” sebesar Rp58.000.000,00 sehingga terdapat
keuntungan sebesar Rp2.000.000,00. Keuntungan produksi aset istishna’ tersebut dilakukan jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp 2.000.000,00
Dr. Harga pokok istishna’ Rp58.000.000,00
Cr. Pendapatan Istishna’
Rp60.000.000,00
(5) Penerimaan angsuran tanggal 25 Juli 2009, 25 Agustus 2009 dan 25 September 2009 masing-masing
sebesar Rp1.200.000,00
Dengan adanya transaksi tersebut maka Lembaga Keuangan Syariah melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Kas Rp3.600.000,00
Cr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp3.600.000,00
(6) Pada saat penyerahan barang kepada pembeli akhir, Lembaga Keuangan Syariah melakukan jurnal
sebagai berikut:
Dr. Piutang Murabahah Rp72.000.000,00
Cr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp60.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan
Rp12.000.000,00
Dr. Titipan Angsuran Rp3.600.000,00
Cr. Piutang Istishna’ Rp3.600.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp600.000,00
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp600.000,00
Dengan adanya jurnal tersebut mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
256 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran termin 1 Jumlah
Tgl Pembayaran termin 2 14.500.000 Penyerahan 60.000.000
02/07 Pembayaran termin 3
02/08 Penyesuaian 20.300.000 00
02/09 60.000.000
02/09 23.200.000
2.000.000 Saldo
60.000.000
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembyran Angs 1 sd 3
Tgl Keterangan 72.000.000 Saldo Jumlah
Penyerahan 3.600.000
68.400.000
72.000.000 72.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Pembayaran angs 1 sd 3 600.000 Penyerahan Jumlah
Saldo
11.400.000 12.000.000
12.000.000
12.000.000
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Penyerahan 100% Jumlah
Tgl 58.000.000
02/09 58.000.000
58.000.000
Saldo
58.000.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/09 Penyerahan Jumlah
60.000.000 60.000.000
Saldo 60.000.000
60.000.000
NERACA
Per 25 September 2009
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
Uraian 68.400.000 Hutang istishna’ Jumlah
(11.400.000)
Piutang Istishna’ Laba rugi tahun berjalan 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan 00 Keuntungan istishna’
Persediaan 2.000.000
00
Aset Istishna’ dalam Penyelesaian
LAPORAN LABA RUGI
Periode : Januari sd 25 September 2009
Pendapatan istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp60.000.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp58.000.000,00
---------------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp 2.000.000,00
Pembayaran angsuran selanjutnya mengikuti jurnal pembayaran angsuran dalam transaksi murabahah.
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 257
C. Istishna’ Paralel Pembayaran Tangguh
Dalam transaksi istishna’ paralel kedudukan Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai penjual
dan sekaligus sebagai pembeli dengan akad yang terpisah. Dalam transaksi istishna’ ini yang memproduksi
langsung aset istishna’ atau yang menyelesaikan proyek adalah sub-kontraktor. Oleh karena itu Lembaga
Keuangan Syariah tidak mengeluarkan biaya langsung. Harga kontrak yang disepakati dan dibayar kepada
sub kontraktor tersebut merupakan harga pokok aset istishna’ oleh Lembaga Keuangan Syariah.
Pembayaran harga aset istishna’ dari sub kontraktor dapat dilakukan secara bertahap sesuai tagihan yang
diterima dari sub kontraktor. Jadi dalam contoh di bawah asumsi sub-konraktor memiliki cukup dana
untuk melakukan pembangunan proyek atau penyelesaian proses produksi baru kemudian sesuai dengan
progres penyelesaian dilakukan penagihan kepada Lembaga Keuangan Syariah sebagai pemesan.
Contoh : 6-10
Dari contoh dalam paragraf 20 PSAK 104 tentang akuntansi Istishna’ tersebut di atas dijabarkan
atau diberikan ilustrasi lain yang lebih rinci sebagai berikut
Harga jual (nilai akad) Rp1.000.000,00
Harga jual saat selesai dan diserahkan (nilai tunai) Rp700.000,00
Harga pokok Rp600.000,00 60%
(pembayaran tagihan sub kontraktor sebesar
progres per semester selama 3 semester
Margin/keuntungan Rp400.000,00 40%
Keuntungan pembuatan aset Rp100.000,00
Selisih nilai akad dan nilai tunai Rp300.000,00
Uang muka Rp200.000,00
Dari ilustrasai contoh tersebut di atas, besarnya pembayaran yang dilakukan oleh pemesan, jangka
waktu proses produksi aset istishna’ dan jangka waktu pembayaran dapat digambarkan dalam skema
(dalam ribuan rupiah) sebagai berikut:
Gambar 6-12 : skema istishna’ paralel pembayaran tangguh
Dari ilustrasi contoh di atas dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi baran
istishna’ (harga pokok) sebesar Rp600.000,00 sedangkan aset istishna’ tersebut memiliki nilai jual sebesar
Rp700.000,00 sehingga Lembaga Keuangan Syariah memiliki keuntungan atas pengadaan aset istishna’
tersebut sebesar Rp100.000,00 Disisi lain nilai aset istishna’ sebesar Rp700.000,00 tersebut merupakan
harga pokok penjualan aset istishna’ kepada pemesan akhir, dimana harga jual yang disepakati sebesar
Rp1.000.000,00 sehingga atas penjualan tersebut Lembaga Keuangan Syariah memiliki keuntungan sebesar
Rp300.000,00 dan pembayaran harga aset istishna’ dilakukan dengan tangguh. Jadi keuntungan sebesar
Rp100.000,00 merupakan keuntungan memproduksi aset istishna’ dan keuntungan Rp300.000,00
merupakan keuntungan atas penjualan aset istishna’. Dari uraian di atas dapat digambarkan dalam skema
transaksi (dalam ribuan rupiah) sebagai berikut:
258 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Gambar 6-13 : Ilustrasi istishna’ paralel pembayaran tangguh
Oleh karena itu jurnal-jurnal yang berkaitan dengan ilustrasi contoh di atas adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan uang muka (angsuran pertama) dari pemesan akhir sebesar Rp200.000,00 oleh LKS
dilakukan jurnal :
(dalam ribuan rupiah)
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Dr. Kas 200
Cr. Termin Istishna’ 200
2) Penerimaan tagihan dari sub kontraktor untuk tahun pertama sebesar Rp150.000,00 dan untuk
tahun kedua sebesar Rp450.000,00 dilakukan jurnal :
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian 150 450
Cr. Hutang istishna’ 150 450
Penerimaan tagihan dan pembayaran kepada sub kontraktor di atas dilakukan berdasarkan
persentasi penyelesaian proyek yaitu:
Harga pokok pembuatan aset istishna’ sebesar Rp600.000,00
Tahapan pembayaran biaya istishna’ :
Progres tahun pertama : 25% x Rp.600.000,00= Rp.150.000,00
Progres tahun kedua : 75% x Rp.600.000,00 = Rp.450.000,00
3) Penyerahan tagihan kepada pembeli akhir yang dilakukan oleh LKS kepada pembeli akhir untuk
tahun pertama sebesar Rp200.000,00 dan untuk tahun kedua sebesar Rp200.000,00 dilakukan
jurnal :
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 259
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Dr. Piutang Istishna’
Cr. Termin Istishna’ 200 200
200 200
4) Pembayaran tagihan kepada sub kontraktor dilakukan sesuai dengan prosentasi penyelesaian (lihat
butir 2 di atas) yaitu tahun pertama sebesar Rp150.000,00 dan tahun kedua sebesar Rp450.000,00.
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Dr. Hutang istishna’ 150 450
Cr. Kas 150 450
5) Penerimaan pembayaran angsuran dari pembeli akhir tahun pertama sebesar Rp200.000,00 dan
tahun kedua sebesar Rp200.000,00
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Dr. Kas 200 200
Cr. Piutang Istishna’ 200 200
6) Pengakuan pendapatan (dengan metode persentase penyelesaian)
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
Thn 3 Thn 4
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian 25 75
Dr. Harga pokok istishna’ 150 450
Cr. Pendapatan istishna’ 175 525
Perhitungan pendapatan istishna’ (dengan metode persentase penyelesaian)
Harga jual (nilai tunai saat penyerahan) Rp700.000,00
Harga pokok istishna’ Rp600.000,00
Perhitungan pendapatan
Rp175.000,00
Tahun pertama : 25% x Rp700.000,00 = Rp150.000,00
Harga pokok istishna’ -----------------
Rp 25.000,00
Penyeseuaian Rp525.000,00
Tahun kedua : 75% x Rp700.000,00 = Rp450.000,00
-----------------
Harga pokok istishna’ Rp 75.000,00
Penyesuaian
7) Pada saat aset istishna’ selesai dikontruksi. Thn 1 Thn 2
Ref Keterangan - 700
Dr. Persediaan/Aset Istishna’ -
Cr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 700
8) Pada saat persediaan diserahkan kepada pembeli akhir
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
400
Dr. Piutang istishna’ 600
Dr. Termin istishna’ 700
300
Cr. Persediaan / Aset Istishna’
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan
260 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
9) Pada saat pembayaran angsuran ke empat dari pembeli akhir
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
200
Dr. Kas
200
Cr. Piutang Istishna’ 150
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan 150
Cr.Pendapatan Keuntungan Istishna’
10) Penerimaan pembayaran angsuran ke lima dari pembeli akhir
Ref Keterangan Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 4
200
Dr. Kas
200
Cr. Piutang Istishna’ 150
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan 150
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’
Dari jurnal transaksi tersebut di atas akan mempengaruhi posisi masing-masing akun yang terkait
dengan laporan posisi keuangan (neraca) serta laporan laba rugi, untuk itu akan diberikan gambaran
perubahan dalam akun dan laporan masing-masing tahun sebagai berikut:
1) Transaksi tahun pertama
(a) Atas jurnal transaksi tahun pertama tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan
posisi sebagai berikut:
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-1 Uang muka (angs 1) Jumlah
400.000 Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2)
400.000 200.000
Saldo 200.000
400.000
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tagihan dari sub kon Jumlah
Tgl Penyesuaian (25%) 150.000
Th1-2 175.000
Th1-6 25.000 175.000
Saldo
175.000
HUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran ke sub-kon
Tgl 150.000 Th1-2 Tagihan dari sub-kon Jumlah
Th1-4 150.000
Saldo 0
150.000
150.000
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tagihan ke pembeli (ke-2) Pembay dr pembeli (ke-2)
Tgl 200.000 Th1-5 Saldo Jumlah
Th1-3 200.000
0
200.000 200.000
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 261
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pengakuan pendapatan Jumlah
Tgl 150.000
Th1-6 150.000
150.000
Saldo
Kredit
150.000 Jumlah
PENDAPATAN ISTISHNA’ 175.000
175.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl Th1-6 Pengakuan pendapatan Pasiva
175.000 Jumlah
Saldo 175.000
0
(b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun pertama)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun pertama)
Aktiva
Uraian Jumlah Uraian
Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian 175.000 Hutang Istishna’
Termin Istishna’ (400.000)
Piutang Istishna’ 0
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun pertama
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp175.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp150.000,00
-----------------
Keuntungan Istishna’ (profit of istishna’) Rp 25.000,00
2) Transaksi tahun kedua
(a) Atas jurnal transaksi tahun kedua tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan posisi
sebagai berikut:
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-1 Uang muka (angs 1)
600.000 Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke 2) Jumlah
Saldo 600.000 Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke 3) 200.000
200.000
200.000
600.000
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tagihan dari sub kon Jumlah
Tgl Penyesuaian (25%) 150.000
Th1-2 Tagihan dari sub-kon 700.000
Th1-6 Penyesuaian (100%) 25.000 700.000
Th2-2
Th2-6 450.000
75.000 Saldo
700.000
262 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
HUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
150.000 Th1-2 Tagihan dari sub-kon Jumlah
Tgl Pembayaran ke sub-kon 450.000 Th2-2 Taghan dari sub-kon
Th1-4 Pembayaran ke sub kon 0 150.000
Th2-4 Saldo 600.000 450.000
PIUTANG ISTISHNA’ 600.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tagihan ke pembeli (ke-2) Jumlah
Tgl Tagihan ke pembeli (ke-3) 200.000 Th1-5 Pembay dr pembeli (ke-2)
Th1-3 Pembay dr pembeli (ke 3) 200.000
Th2-3 200.000 Th2-5 Saldo 200.000
400.000 0
400.000
HARGA POKOK ISTISHNA’
Kredit
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Pengakuan pendapatan
Tgl Pengakuan pendapatan 150.000 600.000
Th1-6 600.000
Th2-6 450.000
Kredit
Saldo Jumlah
600.000 175.000
525.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
700.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl Th1-6 Pengakuan pendapatan
700.000 Th2-6 Pengakuan pendapatan
700.000
Saldo
(b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun kedua)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun kedua)
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
0
Aset Istishna’ Dlm Penyelesaian 700.000 Hutang Istishna’
Termin Istishna’ (600.000)
Piutang Istishna’
0
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp600.000,00
--------------- -
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp100.000,00
(c) Pada saat aset istishna’ selesai dikontruksi dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli akhir,
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 263
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Penyerahan barang 600.000 Jumlah
Tgl Th1-1 Uang muka (angs 1)
Th2-8 Saldo 0 Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke 2) 200.000
600.000 Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke 3) 200.000
200.000
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN 600.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
150.000 Th2-7 Penyelesaian barang Jumlah
Tgl Tagihan dari sub kon 25.000
Th1-2 Penyesuaian (25%) 450.000 Saldo 700.000
Th1-6 Tagihan dari sub-kon 75.000
Th2-2 Penyesuaian (100%) 700.000 0
Th2-6 700.000
PERSEDIAAN/ASET ISTISHNA’ Kredit
Jumlah
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Penyelesaian barang Penyerahan barang 700.000
Tgl 700.000 Th2-8 Saldo 0
Th2-7
700.000
700.000
Kredit
PIUTANG ISTISHNA’ Jumlah
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 200.000
200.000 Th1-5 200.000
Tgl Tagihan ke pembeli (ke-2) 200.000 Th2-5 Pembay dari pembeli (ke-2) 400.000
Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 400.000 Pembay dari pembeli (ke 3) 400.000
Th2-3 Sisa harga brg dg tangguh 400.000 Saldo
Th2-8 Kredit
Jumlah
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
300.000
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan
Tgl Th2-8 Penyerahan barang 300.000
300.000
Saldo 300.000 Pasiva
Jumlah
NERACA
Per tanggal xx/xx/2004 (tahun kedua) 0
Aktiva Jumlah Uraian
Hutang Istishna’
Uraian 0
Aset Istishna’ Dlm Penyelesaian (0)
Termin Istishna’
Persediaan 0
Piutang Istishna’ 400.000
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (300.000)
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp600.000,00
-----------------
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp100.000,00
264 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
3) Transaksi tahun ke tiga (pembayaran angsuran)
(a) Atas jurnal transaksi tahun ketiga tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan posisi
sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2) 200.000 Th1-5 Pembay dr pembeli (ke-2) 200.000
Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 200.000 Th2-5 Pembay dr pembeli (ke 3) 200.000
Th2-8 Sisa harga brg dg tangguh 400.000 Th3-9 Pemby dr pembeli (ke-4) 200.000
Saldo 200.000
400.000 400.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs ke-4 150.000 Th2-8 Penyerahan barang Jumlah
Tgl Saldo 150.000
Th3-9 300.000 300.000
300.000
PENDAPATAN KEUNTUNGAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th3-9 Pengakuan pemby angs Jumlah
150.000
Saldo 150.000 150.000
150.000
(b). Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun ketiga)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun ketiga)
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
Uraian 0 Hutang Istishna’ Jumlah
Aset Istishna’ Dlm Penyelesaian (0) Laba rugi tahun berjalan 0
Termin Istishna’ 0 Keuntungan istishna’
Persediaan 250.000
200.00
Piutang Istishna’ (150.000)
Keuntungan Istishna’ Tangguhan
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun ketiga)
Pendapatan Istishna’ Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ Rp600.000,00
-----------------
Keuntungan Istishna’ (produksi barang) Rp100.000,00
Keuntungan istishna’ (jaul beli istishna’/pemby angs tangguh) Rp150.000,00
-----------------
Jumlah keuntungan istishna’ Rp250.000,00
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 265
4) Transaksi tahun ke-empat (pembayaran angsuran)
(a) Atas jurnal transaksi tahun ketiga tersebut maka akun-akun yang bersangkutan menunjukkan posisi
sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Th1-3 Tagihan ke pembeli (ke-2) 200.000 Th1-5 Pmby dr pembeli (ke-2) 200.000
Th2-3 Tagihan ke pembeli (ke-3) 200.000 Th2-5 Pmby dr pembeli (ke 3) 200.000
Th2-8 Sisa harga brg dg tangguh 400.000 Th3-9 Pmby dr pembeli (ke-4) 200.000
Th4-10 Pelunasan harga brg 200.000
Saldo 0
800.000
800.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs ke-4 150.000 Th2-8 Penyerahan barang Jumlah
Tgl Pelunasan barang 150.000
Th3-9 Saldo 0 300.000
Th4-10 300.000
300.000
PENDAPATAN KEUNTUNGAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th3-9 Pengakuan pemby angs Jumlah
300.000 Th4-10 Pelunasan barang
Saldo 300.000 150.000
150.000
300.000
(b) Laporan posisi keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi (tahun keempat)
NERACA
Per tanggal xx/xx/ 2004 (tahun keempat)
Aktiva Pasiva
Jumlah
Uraian Jumlah Uraian
Aset Istishna’ Dlm Penyelesaian 0 Hutang Istishna’ 0
Termin Istishna’ (0) Laba rugi tahun berjalan 400.000
Persediaan
Piutang Istishna’ 0 Keuntungan istishna’
Keuntungan Istishna’ Tangguhan 0
(0)
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun ke-empat)
Pendapatan Istishna’ Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ Rp600.000,00
-----------------
Keuntungan Istishna’ (produksi barang) Rp100.000,00
Pendapatan istishna’ (pemby angs tangguh) Rp300.000,00
-----------------
Jumlah Rp400.000,00
266 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
6.3.7 Penyelesaian Awal
Ketentuan dalam PSAK 104 tentang penyelesaian awal disini berkaitan dengan pembayaran harga
barang yang dilakukan dengan tangguh dan dilakukan pelunasan sebelum jatuh tempo pelunasan
pembayaran dan atas pelunasan ini Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual memberikan potongan
pelunasan. Dalam PSAK 104 diatur ketentuan tentang penyelesaian awal sebagai berikut:
30. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna'.
31. Pengurangan pendapatan istishna' akibat penyelesaian awal piutang istishna' dapat
diperlakukan sebagai:
(a) potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna' pada saat pembayaran;
atau
(b) penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah keuntungan yang dihapuskan
tersebut setelah menerima pembayaran piutang istishna' secara keseluruhan.
Ketentuan tersebut di atas tidak berbeda dengan ketentuan potongan pelunasan piutang murabahah
sebelum jatuh tempo. Oleh kerana itu ketentuan ini hanya diterapkan untuk istishna’ pembayaran tangguh.
Dalam pembahasan istishna’ dengan pembayaran tangguh telah dibahas bahwa jurnal yang terkait dengan
pembayaran angsuran harga aset istishna’ setelah barang diserahkan dilakukan sama dengan jurnal dalam
pembayaran angsuran harga barang murabahah. Oleh karena itu ketentuan potongan pelunasan piutang
istishna’ sebelum jatuh tempo ini juga tidak berbeda dengan jurnal pelunasan piutang murabahah sebelum
jatuh tempo
Contoh: 6 - 11
tanggal 30 Desember 2008 (sebelum jatuh tempo 15 April 2009) nasabah melakukan pelunasan
seluruh sisa hutangnya (piutang istishna’) pada LKS sebagai penjual aset istishna’ sebesar
Rp6.000.000,00 Dalam adminitrasi LKS sebagai penjual, piutang istishna’ nasabah terdiri dari
kompenen sebagai berikut:
Tanggal Angsuran Porsi Pokok Porsi Keuntungan Total Angsuran
15 April 2008 5.000.000 1.000.000 6.000.000
Atas pelunasan piutang istishna’ tersebut LKS sebagai penjual memberikan potongan pelunasan
sebesar Rp500.000,00
Jurnal yang dilakukan oleh LKS Ridho Gusti sehubungan dengan pelunasan dipercepat tersebut
adalah mempergunakan salah satu alternatif sebagai berikut:
Dr. Kas/Rekening nasabah Rp6.000.000,00
Cr. Piutang Istishna’ Rp6.000.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp1.000.000,00
Cr. Pendapatan Margin Istishna’ Rp1.000.000,00
Dr. Potongan Pelunasan Piutang Istishna’ Rp500.000,00
Cr. Kas/Rekening Nasabah Rp500.000,00
atau Rp5.500.000,00
Rp1.000.000,00
Dr. Kas/Rekening Nasabah
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp6.000.000,00
Cr. Piutang Istishna’ Rp 500.000,00
Cr. Pendapatan Margin Istishna’
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 267
6.3.8 Perubahan Pesanan dan Tagihan Tambahan
Dalam PSAK 104 tentang akuntansi Istishna’ diatur ketentuan perubahan pesanan dan tagihan
tambahan sebagai berikut:
32. Pengaturan pengakuan dan pengukuran atas pendapatan dan biaya istishna' akibat perubahan
pesanan dan tagihan tambahan adalah sebagai berikut:
(a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh penjual dan pembeli
ditambahkan kepada pendapatan istishna' dan biaya istishna';
(b) jika kondisi pengenaan setiap tagihan tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi, maka
jumlah biaya setiap tagihan tambahan yang diakibatkan oleh setiap tagihan akan
menambah biaya istishna'; sehingga pendapatan istishna' akan berkurang sebesar jumlah
penambahan biaya akibat klaim tambahan
(c) perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna' paralel, akan tetapi biaya
perubahan pesanan dan tagihan tambahan ditentukan oleh produsen atau kontraktor
dan disetujui penjual berdasarkan akad istishna' paralel.
Jadi tambahan yang memenuhi syarat dan telah disepakati akan ditambahkan pada biaya istishna’
(harga pokok istishna’) dan dengan bertambahnya biaya istishna’ akan mengakibatkan penurunan
pendapatan istishna’
Contoh : 6-12
Sesusi dalam contoh 6-10 di atas harga pokok aset istishna’ sebesar Rp600.000,00 Pembeli akhir
melakukan klaim atas aset istishna’ dan untuk memenuhi tuntutanya itu dikeluarkan biaya untuk
penyesuaian aset istishna’ sebesar Rp50.000,00
Dengan adanya perubahan aset istishna’ maka akan mengakibatkan perubahan biaya (cost) dari aset
istishna’
Dr. Harga pokok Istishna’ Rp50.000,00
Cr. Kas Rp50.000,00
Dengan adanya transaksi tersebut mengakibatkan perubahan akun dan laporan laba rugi LKS
Amanah Gusti sebagai berikut:
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Th1-6
Th2-6 Pengakuan pendapatan 150.000 650.000
Pengakuan pendapatan 650.000
Tambahan (klaim) 450.000
50.000 Saldo
650.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-6 Pengakuan pendapatan Jumlah
700.000 Th2-6 Pengakuan pendapatan
700.000 175.000
Saldo 525.000
700.000
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp650.000,00
--------------- -
Keuntungan Istishna’ (Profit of Istishna’) Rp 50.000,00
268 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
6.3.9 Pengakuan Taksiran Rugi
Dalam PSAK 104 tentang akuntansi Istishna’ mengatur pengakuan taksiran rugi untuk transaksi
istishna’ sebagai berikut:
33. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna' akan melebihi
pendapatan istishna', taksiran kerugian harus segera diakui.
34. Jumlah kerugian semacam itu ditentukan tanpa memperhatikan:
(a) apakah pekerjaan istishna' telah dilakukan atau belum;
(b) tahap penyelesaian pembuatan barang pesanan; atau
(c) jumlah laba yang diharapkan dari akad lain yang tidak diperlakukan sebagai suatu akad
tunggal sesuai paragraf 17.
Dalam ketentuan tersebut dapat ditelaah bahwa jika biaya perolehan istishna’ yang tercatat dalam
akun “Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian” lebih besar dari pengakuan pendapatan, maka taksiran kerugian
segera diakui. Kenaikan biaya perolehan istishna’ ini terjadi antara lain adanya tambahan biaya akibat
gejolak kenaikan harga material yang tidak dapat dihindari, sedangkan pengakuan pendapatan telah
dilakukan sebelum adanya gejolak kenaikan harga material tersebut.
Contoh : 6-13
Sesuai dalam contoh 6-10 di atas harga pokok aset istishna’ sebesar Rp600.000,00 Selama proses
pembuatan aset istishna’ dikeluarkan biaya untuk penyelesaian aset istishna’ sebesar Rp200.000,00
Dengan adanya perubahan aset istishna’ maka akan mengakibatkan perubahan biaya (cost) dari aset
istishna’
Dr. Harga pokok Istishna’ Rp200.000,00
Cr. Kas Rp200.000,00
Dengan adanya transaksi tersebut mengakibatkan perubahan akun dan laporan laba rugi LKS
Amanah Gusti sebagai berikut:
HARGA POKOK ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Th1-6 Pengakuan pendapatan 150.000
Th2-6 Pengakuan pendapatan 450.000
Tambahan (klaim) 200.000 Saldo 800.000
800.000 800.000
PENDAPATAN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Th1-6 Pengakuan pendapatan Jumlah
700.000 Th2-6 Pengakuan pendapatan
700.000 175.000
Saldo 525.000
700.000
LAPORAN LABA RUGI
Periode dd-mm-yyyy s/d dd-mm-yyyy (tahun kedua)
Pendapatan Istishna’ (Revenue of Istishna’) Rp700.000,00
Harga Pokok Istishna’ (Cost of Istishna’) Rp800.000,00
-----------------
Kerugian Istishna’ (Loss of istishna’) Rp100.000,00
Atas kerugian tersebut harus segera dibentuk cadangan kerugian pembuatan aset istishna’ sebagai berikut:
Dr. Kerugian Istishna’ Rp100.000,00
Cr. Cadangan Kerugian Istishna’ Rp100.000,00
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 269
6.4. Akuntansi Pembeli
Jika Lembaga Keuangan Syariah melaksanakan transaksi istishna’ dimana Lembaga Keuangan
Syariah sebagai pembuat/produsen dan nasabah sebagai pemesan atau sering disebut pembeli akhir maka
nasabah sebagai pemesan atau pembeli akhir menerapkan akuntansi pembeli, sedangkan Lembaga
Keuangan Syariah menerapkan Akuntansi Penjual. Tetapi jika Lembaga Keuangan Syariah melakukan
transaksi istishna’ dengan kontraktor, dimana Lembaga Keuangan Syariah sebagai pemesan maka Lembaga
Keuangan Syariah menerapkan Akuntansi Pembeli dan Kontraktor sebagai produsen menerapkan
Akuntansi Penjual. Jadi bagi Lembaga Keuangan Syariah Akuntansi Pembeli ini dapat diterapkan apabila
Lembaga Keuangan Syariah melakukan pembangunan kantor atau dalam melaksanakan istishna’ paralel,
dimana Lembaga Keuangan Syariah melakukan transaksi istishna’ dari nasabah tetapi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diserahkan/di subkontrakkan kepada pihak lain. Dalam melakukan sub kontrak inilah
Lambaga Keuangan Syariah menggunakan Akuntansi Pembeli. Akuntansi Pembeli pada umumnya
berkaitan dengan cara pembayaran harga aset istishna’ dan penerimaan aset istishna’ Jika pembayaran
dilakukan dengan tangguh maka ketentuan akuntansi pembeli pada bab Murabahah berlaku juga dalam
transaksi istishna’ ini.
6.4.1 Akun-akun dalam Akuntansi Pembeli
Apakah transaksi istishna’ dicatat dan disajikan sesuai ketentuan dalam PSAK 104 tentang
akuntansi istishna’ sangat dipengaruhi oleh akun-akun yang dipergunakan dalam akuntansi tersebut.
Beberapa akun yang dipergunakan dalam akuntansi pembeli dalam transaksi istishna’ baik untuk Laporan
Posisi Keuangan (Neraca) atau Laporan Laba Rugi antara lain seperti dibawah ini.
A. Akun untuk Laporan Posisi Keuangan (neraca)
Akun-akun berikut dipergunakan untuk mencatat transaksi istishna’ dalam akuntansi pembeli yang terkait
dengan penyusunan laporan posisi keuangan (neraca):
1. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian
Akun ini dipergunakan untuk mencatat pembayaran termin yang ditagihkan oleh penjual sebesar
jumlah tagihan termin. Akun ini didebet pada saat dilakukan pembayaran termin sebesar termin
yang ditagihkan dan dikredit pada saat aset istishna’ selesai dan dilakukan penyerahan
2. Hutang Istishna’
Akun ini dipergunakan untuk mencatat tagihan termin yang diterima dari penjual dan merupakan
perkiraan lawan dari Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian pada saat diterima tagihan dari penjual.
Akun ini dikredit pada saat diterima tagihan dari penjual sebesar tagihan termin dan didebet pada
saat dilakukan pembayaran sebesar termin yang dibayar.
3. Aset/Persediaan Istishna’
Akun ini dipergunakan untuk mencatat aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’
dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun sebesar biaya perolehan tunai dari aset istishna’
tersebut. Akun ini didebet pada saat diperoleh aset sebesar biaya perolehan tunainya dan di kredit
pada saat dialihkan pada pihak lain.
4. Beban Istishna’ Tangguhan
Akun ini dipergunakan untuk mencatat selisih antara harga beli yang disepakati pada akad istishna’
dengan pembayaran tangguh dan biaya perolehan tunai aset istishna’ saat diperoleh. Akun ini
didebet pada saat diperoleh aset sebesar selisih harga beli dalam akad dan biaya perolehan tunai.
Akun ini didebet pada saat dilakukan amortisasi sebesar beban istishna’ yang bersangkutan.
270 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
B. Akun untuk Laporan Laba Rugi
Akun-akun berikut dipergunakan untuk mencatat transaksi istishna’ dalam akuntansi pembeli yang
dipergunakan untuk menyusun laporan laba rugi
1. Beban Istishna’
Akun ini dipergunakan untuk mencatat beban istishna’ dari prosi angsuran yang dilakukan untuk
istishna’ dengan pembayaran tangguh. Akun ini didebet pada saat dilakukan pembayaran angsuran
atau pengakuan kewajiban angsuran sebesar porsinya dan dikredit untuk dipindahkan ke Laba rugi
tahun berjalan pada akhir tahun
Untuk memberikan gambaran yang lengkap dan jelas tentang akuntansi istishna’ bagi pembeli dapat
diberikan ilustrasi contoh sebagai berikut:
Contoh : 6-1 (ilustrasi umum)
Abubakar memiliki Yayasan Pendidikan Islam ”ABUBAKAR” dari TK hingga SMU. Sehubungan
dengan meningkatnya peminat sekolah tersebut, YPI Abubakar mengajukan permohonan untuk
melakukan penambahan beberapa kelas dan disepakati oleh LKS Amanah Gusti, dengan data-data
sebagai berikut:
Nama barang : Lokal kelas
Jumlah : Satu proyek dengan 3 kelas
Harga kontrak : Rp500.000.000,-
Spesifikasi : 6 x 9 m, dinding bata merah, atap asbes,
Jangka waktu penyelesaian kerangka kayu mranti super
: 4 bulan
Cara pembayaran disepakati dilakukan bertahap selama dalam proses penyelesaian proyek, sesuai
persentase penyelesaian proyek yaitu:
Bulan % pemb Pembayaran Jumlah
Maret 10% 100.000.000 100.000.000
April 50% 200.000.000 300.000.000
Mei 100% 200.000.000 500.000.000
Dari ilustrasi contoh di atas hanya ada dua permasalahan bagi pembeli yaitu pembayaran harga aset
istishna’ dan penerimaan aset istishna’ yang telah dipesan.
6.4.2 Pembayaran harga barang
Cara pembayaran harga aset istishna’ dapat dilakukan sesuai kesepakatan penjual dan pembeli, baik
dengan cara (1) dibayar dimuka seluruhnya atau (2) dilakukan pembayarannya selama dalam proses
pembuatan barang dan saat barang diserahkan harga barang telah dibayar lunas atau (3) pembayaran
dilakukan secara tangguh setelah barang diterima. PSAK 104 tentang akuntansi Istishna’ telah menjelaskan
perlakuan akuntansi cara pembayaran yang dilakukan pembeli sebagai berikut:
35. Pembeli mengakui aset istishna' dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh
penjual dan sekaligus mengakui hutang istishna' kepada penjual.
36. Aset istishna' yang diperoleh melalui transaksi istishna' dengan pembayaran tangguh lebih dari
satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati
dalam akad istishna' tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna'
tangguhan.
37. Beban istishna' tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan
hutang istishna'.
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 271
Dari ilustrasi contoh di atas ada tiga tahapan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dalam jangka
waktu tiga bulan (sama dengan jangka waktu proses produksi aset istishna’) sesuai dengan persentase
penyelesian proyek.
A. Pembayaran harga barang seluruhnya dimuka
Pembayaran harga aset istishna’ dapat dilakukan sesuai kesepakatan diantaranya pembayaran harga
istishna’ dilakukan seluruhnya dimuka sebelum barang diproses atau diserahkan.
Contoh : 6-14
Atas pembangunan ruang kelas di YPI Abubakar dengan nilai kontrak Rp500.000.000,00 oleh YPI
Abubakar dilakukan pembayaran sekaligus pada saat akad ditanda tangani
Atas pembayaran seluruhnya harga aset istishna’ dimuka pada saat akad ditanda tangani, maka LKS
sebagai pembeli melakukan tahapan jurnal sebagai berikut:
1) Pada saat melakukan pembayaran seluruh harga aset istishna’ sebesar Rp500.000.000,00
Dr. Piutang Istishna’ Rp500.000.000,00
Cr. Kas Rp500.000.000,00
Aset istishna’ yang harganya dibayar seluruhnya dimuka sebelum barang dalam proses
produksi, merupakan karakter sama dengan karakter salam, oleh karena itu piutang istishna’ di atas
merupakan piutang produsen kepada pemesan untuk menyerahkan barang yang dipesan (bukan
piutang uang) sebagaimana karakter Piutang Salam.
2) Pada sat diterima aset istishna’ yang dipesan Rp500.000.000,00
Rp500.000.000,00
Dr. Persediaan/Aset Istishna’
Cr. Piutang Istishna’
B. Pembayaran harga barang selama dalam proses produksi
Cara lain pembayaran istishna’ dilakukan bertahap selama dalam proses pembuatan aset istishna’.
Secara umum pembayaran dengan cara ini dilakukan oleh LKS sebagai penjual atau kontraktor
mengirimkan tagihan kepada pembeli akhir.
1) Pembayaran harga barang/proyek pada bulan Maret 2009
Pembayaran tagihan penjual bulan Maret 2009 dilakukan sesuai dengan akad yang disepakati yaitu
dilakukan berdasarkan persentase penyelesaian proses produksi aset istishna’ (10%)
Contoh : 6-15
Dilakukan pembayaran proyek pembangunan kelas YPI Abubakar kepada Lembaga Keuangan
Syariah sesuai kesepakatan dalam kontrak sebagai berikut:
Bulan % pemb Pembayaran Jumlah
Maret 10% 100.000.000 100.000.000
Atas pembayaran harga aset istishna’ tersebut nasabah sebagai pembeli melakukan jurnal sebagai berikut:
(a) Pada saat penerimaan tagihan termin dari penjual atau produsen sebesar Rp100.000.000,00
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp100.000.000,00
Cr. Hutang Istishna’ Rp100.000.000,00
(b) Pada saat dilakukan pembayaran termin kepada penjual sebesar Rp100.000.000,00
Dr. Hutang Istishna’ Rp100.000.000,00
Cr. Kas/Rekening Nasabah Rp100.000.000,00
272 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Tagihan termin yang diterima dari penjual belum tentu dibayar seluruh oleh pembeli, ada
kemungkinan tagihan termin tersebut dibayar sebagian saja, misalnya dari tagihan tersebut hanya dibayar
sebesar Rp90.000.000,00 maka jurnal untuk butir b di atas menjadi:
Dr. Hutang Istishna’ Rp90.000.000,00
Cr. Kas/Rekening Nasabah Rp90.000.000,00
2) Pembayaran harga barang/proyek pada bulan April 2009
Tahap kedua pembayaran tagihan termin istishna’ dilakukan oleh pembeli untuk penyelesaian
proses produksi aset istishna’ sebesar 50%
Contoh : 6-16
Dilakukan pembayaran proyek pembangunan kelas YPI Abubakar tahap kedua kepada Lembaga
Keuangan Syariah sesuai kesepakatan dalam kontrak sebagai berikut:
Bulan % pemb Pembayaran Jumlah
Maret 10% 100.000.000 100.000.000
April 50% 200.000.000 300.000.000
Atas pembayaran harga aset istishna’ tersebut nasabah sebagai pembeli melakukan jurnal sebagai berikut:
a) Pada saat penerimaan tagihan termin dari penjual atau produsen sebesar Rp200.000.000,00
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp200.000.000,00
Cr. Hutang Istishna’ Rp200.000.000,00
b) Pada saat dilakukan pembayaran termin kepada penjual sebesar Rp200.000.000,00
Dr. Hutang Istishna’ Rp200.000.000,00
Cr. Kas/Rekening Nasabah Rp200.000.000,00
3) Pembayaran harga barang/proyek pada bulan Mei 2009
Pembayaran tahap akhir harga aset istishna’ dilakukan setelah proses produksi aset istishna’ selesai
seluruhnya dan pembayaran juga dilakukan pembayaran pelunasan.
Contoh : 6 - 17
Dilakukan pembayaran proyek pembangunan kelas YPI Abubakar tahap kedua kepada Lembaga
Keuangan Syariah sesuai kesepakatan dalam kontrak sebagai berikut:
Bulan % pemb Pembayaran Jumlah
Maret 10% 100.000.000 100.000.000
April 50% 200.000.000 300.000.000
Mei 100% 200.000.000 500.000.000
Atas pembayaran harga aset istishna’ tersebut nasabah sebagai pembeli melakukan jurnal sebagai berikut:
a) Pada saat penerimaan tagihan termin dari penjual atau produsen sebesar Rp300.000.000,00
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp300.000.000,00
Cr. Hutang Istishna’ Rp300.000.000,00
b) Pada saat dilakukan pembayaran termin kepada penjual sebesar Rp300.000.000,00
Dr. Hutang Istishna’ Rp300.000.000,00
Cr. Kas/Rekening Nasabah Rp300.000.000,00
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 273
C. Pembayaran harga barang secara tangguh setelah barang diterima
Aset istishna’ yang harganya dibayar secara tangguh setelah barang diterima, merupakan karakter
yang sama dengan murabahah dengan pembayaran tangguh. Oleh karena itu perlakuan akuntansinya tidak
berbeda dengan akuntansi pembeli pada akuntansi murabahah.
6.4.3 Penerimaan barang pesanan
Hak pembeli dalam transaksi istishna’ adalah penerimaan barang sesuai spesifikasi yang telah
disepakati, baik dari segi kualitas maupun kuantitas barangnya. Dalam PSAK 104 tentang akuntansi
istishna’, mengatur tentang penerimaan aset istishna’ sebagai berikut:
38. Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan
mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian
proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian
proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
39. Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan
tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka
jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan
jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
40. Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Penerimaan Barang Pesanan (Aset istishna’) Rp500.000.000,00
Rp500.000.000,00
Dr. Aset Istishna’/Persediaan
Cr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesian
6.5. Akuntansi Istishna’ Paralel
Dalam melakukan transaksi istishna’, Lembaga Keuangan Syariah dapat bertindak sebagai penjual
atau produsen. Disisi lain Lembaga Keuangan Syariah dalam transaksi istishna’ dapat bertindak sebagai
pemesan. Selain kedua transaksi istishna’ tersebut, Lembaga Keuangan Syariah dapat bertindak sebagai
penjual atau produsen dan karena tidak memiliki tenaga atau kemampuan untuk mengerjakan, maka
pengerjaan aset istishna’ tersebut secara simultan diserahkan kepada pihak lain untuk memproduksi,
sehingga kedudukan Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pembeli. Transaksi istishna’ seperti ini
yang disebut dengan istishna’ paralel.
Dalam PSAK 104 tentang akuntansi istishna’ memberikan pengertian istishna’ paralel sebagai berikut:
41. Dalam istishna' paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai
dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih
rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna'. Selisih yang terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.
Sedangkan pengakuan pendapatan istishna’ paralel, diatur dalam satu sub bab dengan pendapatan
istishna’ (prgf 16 sd 18) pada PSAK 104 tentang akuntansi istishna’ sebagai berikut:
16. Pendapatan istishna' diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau
metode akad selesai. Akad dikatakan selesai jika proses pembuatan barang pesanan selesai
dan diserahkan kepada pembeli.
274 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
17. Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka:
(a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna' pada periode yang bersangkutan;
(b) bagian margin keuntungan istishna' yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan
kepada aset istishna' dalam penyelesaian; dan
(c) pada akhir periode harga pokok istishna' diakui sebesar biaya istishna' yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
18. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak dapat
ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka digunakan metode
akad selesai dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) tidak ada pendapatan istishna' yang diakui s/d pekerjaan tersebut selesai;
(b) tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai;
(c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam penyelesaian sampai
dengan pekerjaan tersebut selesai; dan
(d) pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan keuntungan dilakukan
hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
Dalam PSAK 104 tentang akuntansi istishna’ juga mengatur tentang Biaya Perolehan Istishna’ Paralel
sebagai berikut:
28. Biaya istishna’ paralel terdiri dari:
(a) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada
entitas;
(b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan praakad; dan
(c) semua biaya akibat produsen atau kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya, jika
ada.
29. Biaya perolehan istishna’ paralel diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian pada saat
diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan.
Akuntansi istishna’ parelal sebagian telah diberikan ilustrasi contoh yang telah dibahas di depan
dalam istishna’ dengan pembayaran tangguh, namun untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap
berikut akan dibahas akuntansi istishna’ dengan kondisi sebagai berikut:
1. Istishna’ Paralel dimana biaya aset istishna’ yang dibayar kepada sub kontraktor sama dengan nilai
tunai saat penyerahan barang kepada pembeli akhir, sehingga LKS tidak mengambil keuntungan atas
aset istishna’ dari sub kontraktor
2. Istishna’ Paralel dimana biaya aset istishna’ yang dibayar kepada sub kontraktor sebagai produsen
tidak sama (biasanya lebih rendah) dari nilai tunai saat penyerahan barang kepada pembeli akhir,
sehingga dalam hal ini LKS mengambil keuntungan dari aset istishna’ yang dibuat sub kontraktor.
3. Istishna’ Paralel, dimana jangka waktu pembuatan aset istishna’ yang dilakukan oleh sub kontraktor
sama dengan lama jangka waktu pembayaran yang dilakukan oleh pembeli akhir.
6.5.1 Istishna’ Paralel - biaya sub kontraktor sama dengan nilai tunai
penyerahan
Dalam istishna’ paralel akad antara Lembaga Keuangan Syariah dengan pembeli akhir dan akad
antara Lembaga Keuangan Syariah dengan sub kontraktor sebagai produsen tidak diperkenankan saling
mempengaruhi. Dalam istishna’ paralel secara umum jangka waktu penyelesaian aset istishna’ yang
dilakukan oleh sub kontraktor lebih pendek dari pada jangka waktu yang disepakati oleh Lembaga
Keuangan Syariah kepada pembeli akhir. Di sisi lain pembayaran oleh pembeli akhir dilakukan secara
tangguh dengan angsuran sejak dimulai proses pembuatan aset istishna’. Juga dapat terjadi biaya aset
istishna’ yang dibayar kepada sub kontraktor sama dengan nilai tunai saat penyerahan (harga yang dibayar
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 275
kepada sub kontraktor merupakan harga pokok penjualan aset istishna’ kepada pembeli akhir), sehingga
Lembaga Keuangan Syariah tidak memperhitungkan keuntungan kepada sub kontraktor. Oleh karena
Lembaga Keuangan Syariah sebagai produsen tidak menghitung keuntungan, maka tidak dilakukan
pengakuan pendapatan baik secara persentase penyelesaian (prosentage method) atau metode selesai
(completed method). Lembaga Keuangan Syariah hanya memperhitungkan keuntungan kepada pembeli
akhir sebagai penjual aset istishna’.
Contoh : 6-18
Pada tanggal 1 Juni 2009 Bank Syariah “Al Hidayah” menyetujui pembuatan rumah dari Gaston
salah satu nasabah program “KPR MANDIRI” dengan spesifikasi sebagai berikut:
Luas Tanah : 120 m2
Luas bangunan : 45 m2
Kontruksi : pondasi batu kali, tembok bata merah dan plesteran, Genteng
plentong, kayu kamper medan
Listik : 450 wats
Air : pompa tangan
Penyerahan rumah : 6 bulan setelah akan ditandatangani
Jangka waktu : Harga jual Rp72.000.000,00 dan diangsur per bulan Rp1.200.000,00
pembayaran selama 60 bulan, sejak pembangunan rumah setiap tanggal 25
dimulai 25 Juli 2009
Lokasi : Perumahan MUSLIM MANDIRI, Pdk Gede, Bekasi
Untuk keperluan tersebut “Al Hidayah” pada tanggal 2 Juni 2009 melakukan kontrak
pembanguan rumah dengan kontraktor “PT. WIJAYA” developer perumahan Muslim Mandiri
dengan spesifikasi sebagaimana tersebut di atas, penyerahan dilakukan 4 bulan setelah akad ditanda
tangani sebesar Rp60.000.000,00 dengan pembayaran sebagai berikut:
1. Tanggal 2 Juli 2009 dibayar termin pertama pada saat penyelesaian proyek 25% sebesar
Rp15.000.000,00
2. Tanggal 2 Agustus 2009 dibayar termin kedua pada saat penyelesaian proyek 60%
sebesar Rp21.000.000,00
3. Tanggal 2 September 2009 dibayar termin ketiga pada saat penyelesaian proyek 100%
sebesar Rp24.000.000,00
Dari contoh di atas digambarkan bahwa masa penyelesaian proses produksi aset istishna’ dalam
jangka waktu 4 bulan dengan harga perolehan (harga yang dibayarkan ke kontraktor) sebesar
Rp60.000.000,00 dengan pembayaran secara bertahap. Sedangkan aset istishna’ tersebut dijual kepada
nasabah sebagai pemesan sebesar Rp72.000.000,00 dengan masa pembayaran selama 60 bulan (5 tahun)
dan pembayaran dimulai dari sejak proses produksi aset istishna’. Dalam pembahasan pengakuan
pendapatan istishna’ sesuai dengan persentase penyelesaian ini akan dibahas akuntansi pada tahapan
penyelesaian sesuai persentase penyelesiannya yaitu:
(a) tahapan penyelesaian sebesar 25%
(b) tahapan penyelesaian sebesar 60%
(c) tahapan penyelesaian sebesar 100%
A. Pembayaran tahap pertama (penyelesaian 25% )
Dalam pembayaran pertama ini dengan prosentase penyelesaian proyek sebesar 25%, akan dibahas
akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli akan dibahas akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
sebagai penjual pada saat penerimaan pembayaran angsuran yang dilakukan oleh pembeli akhir (Gaston).
Dalam tahap ini proses dan skema transaksi istishna’ dengan penyelesaian proyek 25% dapat digambarkan
sebagai berikut:
276 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Gambar 6 – 14 : skema istishna’ penyelesaian 25% (paralel biaya subkon sama dg nilai tunai)
Dari skema transaksi istishna’ yang digambarkan di atas, dilakukan jurnal transaksi istishna’ yang di
lakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai produsen maupun sebagai pemesan sebagai berikut:
1) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
Oleh karena transaksi istishna’ tersebut di atas merupakan transaksi istishna’ paralel, maka dalam
melaksanakan transaksi dengan PT Wijaya sebagai sub kontraktor, kedudukan LKS Al Hidayah sebagai
pemesan/pembeli, tetapi dilihat dari transaksi yang dilakukan dengan sdr Gaston sebagai pembeli akhir,
maka LKS Al Hidayah kedudukannya sebagai produsen atau pembuat.
(a) Tanggal 1 Juli 2009 LKS Al Hidayah menerima tagihan dari sub kontraktor PT. Wijaya sebesar
penyelesaian proyek 25% x Rp60.000.000,00 = Rp15.000.000,00.
Dengan diterimanya tagihan dai sub kontraktor tersebut, LKS Al Hidayah melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp15.000.000,00
Cr. Hutang Istishna’ Rp15.000.000,00
(b) Tanggal 2 Juli 2009 LKS Al Hidayah melakukan pembayaran tagihan sub-kontraktor PT Wijaya
sebesar Rp15.000.000,00.
Atas pembayaran tagihan sub kontraktor tersebut, Lembaga Keuangan Syariah melakukan jurnal
sebagai berikut:
Dr. Hutang Istishna’ Rp15.000.000,00
Cr. Kas Rp15.000.000,00
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 277
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan penyajian dalam
Laporan Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran termin 1 Jumlah
Tgl 15.000.000 15.000.000
02/07 15.000.000
Saldo Kredit
Jumlah
15.000.000 15.000.000
15.000.000
HUTANG ISTISHNA’
Pasiva
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Pembayaran 15.000.000 01/07 Tagihan termin ke1
Tgl Saldo 00
02/07 00
15.000.000
Aktiva NERACA
Per 02 Juli 2009
Uraian Uraian
Jumlah
Aset Istishna’ Dlm Penyelesaian 15.000.000 Hutang Istishna’
2) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual
Dalam transaksi istishna’ dengan Gaston kedudukan LKS Al Hidayah sebagai penjual atau
produsen, sehingga dengan penyelesaian proyek sebesar 25%, maka LKS melakukan atau memiliki tagihan
kepada Gaston sebesar nilai proyek yang telah diselesaikan. Tagihan ini harus dilaksanakan supaya timbul
piutang istishna’ yang pembayarannya dilakukan secara angsuran oleh Gaston.
(a) Tanggal 05 Juli 2009 LKS Al Hidayah menyerahkan tagihan aset istishna’ kepada Sdr Gaston
sebagai pembeli akhir sebesar 25% x Rp72.000.000,00 = Rp18.000.000,00 .
Dengan adanya pengiriman tagihan di atas maka Lembaga Keuangan Syariah melakukan
jurnal sebagai berikut:
Dr. Piutang Istishna’ Rp18.000.000,00
Cr. Termin Istishna’ Rp15.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 3.000.000,00
Transaksi ini dilakukan karena Sdr Gaston sebagai pembeli akhir melakukan pembayaran
secara angsuran, dengan perhitungan sebagai berikut :
Harga jual LKS ke pembeli akhir Rp72.000.000,00
Penyelesaikan 25% = 25% x Rp72.000.000 = Rp18.000.000,00
Harga jual Rp18.000.000,00
Harga pokok barang (25% x 60 Jt) Rp15.000.000,00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan ---------------------
Rp 3.000.000,00
Dengan adanya jurnal di atas mengakibatkan posisi akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam LKS Al Hidayah menjadi sebagai berikut:
278 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Termin pertama Jumlah
Tgl 18.000.000
05/07 18.000.000
18.000.000
Saldo
18.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl Keterangan Termin pertama Jumlah
Saldo 3.000.000 3.000.000
3.000.000
3.000.000
TERMIN ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Tgl 02/07 Penyelesaian 25% Jumlah
15.000.000 15.000.000
Saldo 15.000.000
15.000.000
NERACA
Per 05 Juli 2009
Aktiva Jumlah Uraian Pasiva
18.000.000 Hutang istishna’
Uraian (3.000.000) Jumlah
Piutang Istishna’ 15.000.000 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan
Aset Istishna’ dlm Penyelesaian (15.000.000)
Termin Istishna’
(b) Tanggal 25 Juli 2009 Lembaga Keuangan Syariah menerima pembayaran angusuran bulan pertama
oleh nasabah (Gaston) sebesar Rp1.200.000,00
Dengan adanya pembayaran angsuran tersebut, maka jurnal yang dilakukan Lembaga Keuangan
Syariah sama dengan jurnal penerimaan angsuran murabahah dengan angsuran (pembayaran
tangguh) dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Dr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 200.000,00
Cr. Piutang Istishna’
Cr. Pendapatan Keuntungan Istishna’ Rp1.200.000,00
Rp 200.000,00
Dengan adanya jurnal tersebut mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam Laporan
Keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
PIUTANG ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
05/07 Termin pertama Pembayaran Angs bln-1 1.200.000
18.000.000 25/07 Saldo 16.800.000
18.000.000
18.000.000
KEUNTUNGAN ISTISHNA’ TANGGUHAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran angs bln 1 200.000 05/07 Termin pertama Jumlah
Tgl Saldo 3.000.000
25/07 2.800.000
3.000.000 3.000.000
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 279
Aktiva NERACA Pasiva
Per 25 Juli 2009 Jumlah
Uraian Uraian
Jumlah
Piutang Istishna’ 16.800.000 Hutang istishna’ 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (2.800.000) Laba rugi tahun berjalan
Aset Istishna’ dlm Penyelesaian 15.000.000
Termin Istishna’ (15.000.000)
Jika pada tahap ini tidak dilakukan tagihan kepada Gaston sebagai pembeli akhir, sehingga belum
timbul Piutang Istishna’, maka pada saat Gaston melakukan pembayaran angsuran dicatat seagai ”Titipan
Angsuran” sehingga jurnal yang dilakukan adalah :
Dr. Kas Rp1.200.000,00
Cr. Titipan Angsuran Istishna’ Rp1.200.000,00
Atas jurnal di atas, mengakibatkan perubahan posisi akun-akun dan Laporan Keuangan LKS AL
Hidayah sebagai berikut:
TITIPAN ANGSURAN ISTISHNA’
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Saldo 25/07 Angsuran pertama 1.200.000
1.200.000
1.200.000 1.200.000
Aktiva NERACA Pasiva
Per 25 Juli 2009 Jumlah
Uraian Uraian
Jumlah
Aset Istishna’ dlm Penyelesaian Hutang istishna’ 00
15.000.000 Titipan Angsuran Istishna’ 1.200.000
Laba rugi tahun berjalan
B Pembayaran tahap kedua (penyelesaian 60%)
Pada tahap pembayaran yang kedua ini penyelesaian proyek sebesar 60%, sehingga transaksi
istishna’ pada tahapan tersebut digambarkan dalam skema sebagai berikut :
280 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )
Gambar 6-15 : Skema penyelesaian proyek 60% (paralel biaya subkon sama dg nilai tunai)
Dari skema transaksi istishna’ yang digambarkan di atas, dilakukan jurnal transaksi istishna’ yang di
lakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai produsen maupun sebagai pemesan sebagai berikut:
1) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai pembeli
Oleh karena transaksi istishna’ tersebut di atas merupakan transaksi istishna’ paralel, maka dalam
melaksanakan transaksi dengan PT Wijaya sebagai sub kontraktor, kedudukan LKS Al Hidayah sebagai
pemesan/pembeli, tetapi dilihat dari transaksi yang dilakukan dengan sdr Gaston sebagai pembeli akhir,
maka LKS Al Hidayah kedudukannya sebagai produsen atau pembuat.
(a). Tanggal 1 Agustus 2009 LKS AL Hidayah menerima tagihan dari kontraktor PT. Wijaya tahap
kedua sebesar Rp21.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
penyelesaian proyek 60% x Rp60.000.000,00 = Rp36.000.000,00
Pembayaran termin pertama Rp15.000.000,00
-----------------------
Tagihan termin tahap kedua Rp21.000.000,00
Dengan adanya transaksi tersebut maka LKS Al Hidayah sebagai produsen melakukan jurnal
sebagai berikut:
Dr. Aset Istishna’ Dalam Penyelesaian Rp21.000.000,00
Cr. Hutang Istishna’ Rp21.000.000,00
(b). Tanggal 2 Agustus 2009 LKS Al Hidayah sebagai pemesan melakukan pembayaran tagihan termin
tahap kedua ke PT Wijaya sebagai kontraktor sebesar Rp21.000.000,00
BAB VI. Akuntansi Istishna’ | 281
Dengan adanya transaksi di atas maka LKS Al Hidayah sebagai produsen melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Hutang Istishna’ Rp21.000.000,00
Cr. Kas Rp21.000.000,00
Dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut mengakibatkan posisi Akun-akun dan penyajian dalam
Laporan Keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah menjadi sebagai berikut:
ASET ISTISHNA’ DALAM PENYELESAIAN
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran termin 1 Jumlah
Tgl Pembayaran termin 2 15.000.000
02/07 36.000.000
02/08 21.000.000 36.000.000
Saldo
36.000.000
HUTANG ISTISHNA’
Debet Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Kredit
Pembayaran 15.000.000 01/07 Tagihan termin ke1 Jumlah
Tgl Pembayaran 21.000.000 01/08 Tagihan termin ke2 15.000.000
02/07 Saldo 21.000.000
02/08 00
36.000.000 36.000.000
Aktiva NERACA Pasiva
Per 2 Agustus 2009 Jumlah
Uraian Uraian
Jumlah
Piutang Istishna’ 16.800.000 Hutang istishna’ 00
Keuntungan Istishna’ Tangguhan (2.800.000)
Aset Istishna’ dlm Penyelesaian 36.000.000
Termin Istishna’ (15.000.000) Laba rugi tahun berjalan
Keuntungan istishna’ 1.200.000
2) Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual
Dalam transaksi istishna’ dengan Gaston kedudukan LKS Al Hidayah sebagai penjual atau
produsen, sehingga dengan penyelesaian proyek sebesar 60%, maka LKS melakukan atau memiliki tagihan
kepada Gaston sebagai pembeli akhir. Tagihan ini harus dilaksanakan supaya timbul piutang istishna’ yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran oleh Gaston.
(a) Tanggal 05 Agustus 2009 LKS Al Hidayah melakukan penyerahan tagihan termin tahap kedua
kepada Gaston sebagai pembeli akhir sebesar Rp25.200.000 dengan rincian sebagai berikut:
Nilai penyelesaian barang : 60% x Rp72.000.000 = Rp43.200.000,00
Tagihan termin tahap pertama Rp18.000.000,00
-----------------------
Tagihan tahap kedua Rp25.200.000,00
Tagihan terkandung keuntungan dan harga pokok barang dan oleh Gaston pembayarannya
dilakukan secara angsuran (tidak sekaligus), sehingga atas transaksi di atas maka Lembaga Keuangan
Syariah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Piutang Istishna’ Rp25.200.000,00
Cr. Termin Istishna’ Rp21.000.000,00
Cr. Keuntungan Istishna’ Tangguhan Rp 4.200.000,00
282 | Akuntansi Transaksi Syariah ( Wiroso, IAI, 2011 )