The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Alfiyah Indarwati, 2021-11-06 23:17:19

BUKU-Ensiklopedia-Sastra-Jawa

BUKU-Ensiklopedia-Sastra-Jawa

324 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

di Kutoarjo, Purworejo (lulus 1955), dan Maryono. Dalam dunia kepe-
Sekolah Guru A di Purworejo (lulus ngarangan, penulis yang aktif di or-
1965), PGSLP Negeri Purworejo Ju- ganisasi politik, kepemudaan, dan
rusan Bahasa Indonesia (1960-an, ti- kemasyarakatan ini pertama menulis
dak selesai), kuliah di Untag Pur- tahun 1958, berupa puisi (berbahasa
worejo, Jurusan Hukum (tidak sele- Indonesia) berjudul “Rindu” dimuat
sai), dan pernah kuliah dua tahun di di majalah Keluarga Kita (Bandung,
Seminari Baptis Indonesia Yogya- 1958). Selanjutnya, mulai 1958,
karta. Selain itu, untuk memperda- Maryono aktif menulis di beberapa
lam agama yang dianutnya (Kristen media, baik berbahasa Indonesia, se-
Kerasulan Baru) ia pernah mengikuti perti Keluarga Kita (Bandung), Lem-
kursus Alkitab (tertulis) di Jakarta baran Persaudaraan (Surabaya),
selama dua tahun. Krida (Semarang), dan Simponi (Ja-
karta); maupun media berbahasa Ja-
Maryono Notosuwignyo diang- wa, seperti Parikesit (Surakarta),
kat menjadi guru SR VI Negeri So- Kiprah (Purworejo), Karya Dharma
morejo (1955—1968), Kepala SD Praja Mukti, Pustaka Candra (Se-
Negeri Semawung, Bagelen, Purwo- marang), Jaya Baya, Panjebar Se-
rejo (1968—1975), dan Penilik Ke- mangat (Surabaya), Mekarsari, dan
budayaan Kecamatan Bagelen, Pur- Djaka Lodang (Yogyakarta).
worejo (1975—pensiun 1994). Sela-
in itu, ia mengambil pekerjaan sam- Karya-karyanya berupa puisi,
bilan sebagai guru SMP Marhaenis antara lain “Rindu” (Keluarga Kita,
di Purwodadi, Purworejo (1963— 1958), “Apakah Cinta Itu?” (Lem-
1964), Anggota Dewan Pimpinan baran Persaudaraan, 1967), “Me-
SMP PGRI Bagelen di Bagelen moriam” (Pustaka Candra, 1992),
(1964—1984), pendiri dan guru SPG “Kumleyange Godhong Jati” (Jaya
PGRI Bagelen (1969—1971), pendi- Baya, 27 Juni 1993), “Sepi kang Se-
ri dan guru SMEP Bagelen, wakil tya Ngancani” (Djaka Lodang,
kepala SMEA PGRI (1971—1984), 2000), dan “Apa Isih Saguh” (Pa-
pendiri SMP Barata Semanggung, njebar Semangat, 1993). Karya-kar-
Bagelen, pendiri dan wakil kepala yanya yang berupa cerpen, antara
SMA Barata Bagelen (1982—1984), lain, “Mendhunge Wis Sumilak”
dan pendiri Taman Kanak-Kanak Si- (Suara Pengabdian, 1974), “Gam-
wipeni Desa Somorejo (sekarang TK bang Apa Suling” (Karya Dharma
Pancasila). Prajamukti, 1975), “Kaduwung
Buntung” (Krida, 1975), dan “Ke-
Nama kecil Maryono Notosu- dhisikan” (Djaka Lodang, 2003).
wignyo adalah Maryono. Notosu-
wignyo adalah nama tua setelah me- Karya-karyanya yang berupa ar-
nikah. Dalam karya-karyanya ia se- tikel, di antaranya, “Riwayate Nyai
ring menggunakan nama samaran Bagelen” (Parikesit, 1973), “Nyi-
Maryono N.T., Semarkuning, S.M. mak Cariyos Rengganis” (Pustaka
Notosuwignyo, Eyang Yono, MJN, Candra, 1989), “Apa bener Men-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 325

dhang Kamulan Iku Purworejo?” menulis dalam bahasa Jawa, menu-
(Panjebar Semangat, 2002), “Cri- rutnya, bahasa Jawa merupakan ba-
tane Dewi Rengganis” (Panjebar hasa ibu, bahasa Jawa sangat indah
Semangat, 2003), dan sebagainya. dan kaya isi (sastra). Bahasanya pe-
Selain itu, cerita rakyatnya “Cerita nuh nasihat, budi pekerti, sarat filo-
Rakyat Kabupaten Purworejo” Jilid sofi. Ia berharap bahasa Jawa jangan
I pernah diterbitkan oleh Grafika, sampai punah karena “hilangnya ke-
Gombong, Kebumen. Cerpen “Kem- budayaan dari salah satu bangsa,
bang Mawar” yang rencananya akan maka akan hilanglah bangsa itu”
dimasukkan dalamAntologi Cerpen (Parikesit, 1973).
Jawa DKJT 1998/1999 sampai se-
karang belum direalisasikan oleh pi- Berbicara tentang proses kreatif-
hak Dewan Kesenian Jawa Tengah nya, Maryono mengatakan dimulai
(DKJT) Semarang. dari penemuan ide (lewat pengem-
baraan imaji, angan-angan, realitas
Karya-karya Maryono Notosu- sosial, dan sebagainya). Begitu ide
wignyo sejak 1958 sampai sekarang muncul, langsung ia ketik menjadi
ada 50-an judul, diterbitkan oleh be- kata-kata, kalimat-kalimat, sehingga
berapa media massa. Selain itu, ma- terciptalah guritan, cerkak, atau ar-
sih ada kurang lebih 50-an judul bu- tikel, tanpa melalui konsep terlebih
ku atau naskah yang sudah dijilid dahulu.
dan sampai sekarang belum diterbit-
kan (masih menunggu penerbit yang maskumambang
mau menerbitkan), di antaranya, be-
rupa kumpulan cerpen “Panglipur” Salah satu jenis tembang maca-
(1991), “Muspra lan Sunarsih” pat yang terdiri atas empat gatra.
(1998), dan novel “Asmara lan Keya- Gatra pertama terdiri atas dua belas
kinan” (1959), “Babare Tresna kang guru wilangan dan guru lagu akhir
Mawa Kurban” (1966), “Wiranti Ke- ditandai bunyi vokal /i/. Gatra kedua
kasihku” (1994), dan “Kehidupan terdiri atas enam guru wilangan dan
Seorang Janda Muda” (1995). guru lagu akhir ditandai bunyi vokal
/a/. Gatra ketiga terdiri atas delapan
Pengarang yang sangat menga- guru wilangan dan guru lagu akhir
gumi tulisan-tulisan Ranggawarsita ditandai dengan bunyi vokal /i/. Ga-
ini berpandangan bahwa sastra Jawa tra keempat terdiri atas delapan guru
masa kini nampak lesu. Mutunya wilangan dan guru lagu akhir ditan-
masih kalah jauh dibandingkan de- dai dengan bunyi vokal /a/. Contoh
ngan karya sastra lama karya pu- metrum Maskumambang:
jangga masa lalu. Untuk itu, ia ber-
harap agar para pengarang dapat Kawarnaa denira samya lumaris
membawa pembaca ke arah yang le- wus antuk tri dina
bih positif, logis, dan religius (untuk lamun dalu rerep sami
semua umat beragama). Alasan Mar- angupaya pasipengan
yono, jika selama ini lebih banyak
‘Tampaklah ketika mereka se-
dang berjalan

326 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Sudah mendapat tiga hari Dalam lingkup sastra Jawa ter-
Jika malam mereka tidur dapat dua jenis matra, yaitu (1) ma-
Mencari penginapan.’ tra yang artinya diserap secara utuh
dari sastra Sanskerta, dan (2) matra
matra asli Jawa. Matra Sanskerta dari In-
dia memuat ketentuan tentang (a)
Istilah ini berasal dari bahasa panjang-pendek vokal (guru lagu
Sanskerta. Adapun pengertiannya dan berat ringannya tarikan suara),
ialah ukuran, atau bagan yang digu- (b) jumlah suku kata pada setiap
nakan dalam penyusunan baris-baris larik, (c) pola panjang-pendek vokal
sajak yang berhubungan dengan pada setiap larik, dan (d) jumlah la-
jumlah, panjang, dan tekanan suku rik pada setiap bait, dan pola larik
kata. Secara lebih jelas, dalam tem- pada setiap bait. Kaidah matra asli
bang macapat irama matra berdasar- Jawa memuat ketentuan tentang
kan perhitungan jumlah suku kata jumlah suku kata, vokal akhir pada
pada setiap baris (guru wilangan), setiap larik, dan jumlah larik pada
atau berdasarkan urutan guru lagu dalam setiap bait. Dalam masa Jawa
dalam setiap larik. Dalam puisi Jer- Kuna, matra dari India ini digunakan
man terdapat baris-baris dengan me- dalam beberapa prasasti, baik yang
trum tetap, terdiri atas satuan-satuan berbahasa Sanskreta maupun Jawa
dengan suku kata tak bertekanan, Kuna, yaitu dalam suatu dokumen,
dan 1 atau 2 suku kata tak bertekan- seperti pada umumnya dalam karya-
an. Pada umumnya dikenal 5 bentuk karya India. Dalam sastra kakawin
matra, yaitu sebagai berikut. terdapat susunan matra yang domi-
1) yambe (U—): 1 pendek, 1 pan- nan, yaitu dalam kakawin Jagaddhi-
ta.
jang;
2) arokhae (—U): 1 panjang, 1 pen- Mengenai hubungan isi dengan
matra, masih terdapat kesimpang-
dek; siuran pandangan di antara beberapa
3) anapes (UU—): 2 pendek, 1 pan- pakar. Misalnya, ada yang berpen-
dapat bahwa hubungan matra de-
jang; ngan isi bersifat semena-mena atau
4) amfibrakhis (U—U): 1 pendek, tidak ada hubungan sama sekali. Se-
bagian pakar yang lain menganggap
1 panjang, 1 pendek; bahwa selalu ada pertalian antara pi-
5) dakfilus (—UU): 1 panjang, 2 lihan matra dengan isi atau kandung-
an kakawin. Dari kelompok yang
pendek. berpandangan seperti ini memiliki
sandaran bahwa setiap matra memi-
Istilah ini bersinonim dengan liki watak atau karakter sendiri-sen-
“metrum” dalam bahasa Latin. Na- diri, yang dapat dicocokkan dengan
mun, istilah matra ini khusus digu- suasana atau isinya.
nakan dalam tembang, misalnya ma-
tra kidung dan matra macapat, se-
perti Zoetmulder—dan beberapa pa-
kar sastra Jawa kuna lainnya— juga
menggunakan istilah ini juga dalam
dalam kidung dan tembang.

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 327

Dalam mabasan (Bali) dalam nguasai guru lagu Sanskerta. Meski-
pembacaan kakawin setiap matra pun demikian, jumlah suku kata pa-
mem-punyai melodi atau lagu sen- da setiap baris kebanyakan telah te-
diri-sendiri. Lain halnya bila kaka- tap. Banyak prasasti bermatra Jawa
win itu dibacakan oleh seorang kawi (baik yang berbahasa Jawa Kuna
karena pada umumnya diupayakan maupun Sanskreta), misalnya pada
hubungan antara matra dan isi, ter- prasasti Wantil karya Sri Maharadja
utama pada bagian-bagian tertentu. Rakai Pikatan ketika menorehkan
Pada perjalanan waktu, melodi atau prasasti dalam rangka memperingati
lagu merupakan sarana atau wahana bangunan candi Wantil yang berdiri
pelestari matra kakawin dan sekar pada tahun Saka 778, di desa Pram-
ageng atau tembang gedhe (dalam banan. Dengan demikian, dapat di-
sastra Jawa Baru) beserta kaidah tarik simpulan bahwa berdasarkan
lampah (jumlah silabel dalam larik), banyaknya jumlah prasasti berhuruf
dan pedhotan atau pemenggalan, Sansekerta itu berarti bahwa penga-
tetapi juga kehilangan kaidah guru ruh sastra Sansekerta sudah tampak
lagu atau panjang pendek vokal.Ada- sejak sekitar abad ke-8 dan abad ke-
pun matra sekar ageng secara menye- 9 M.
luruh dalam satu karya, dipakai da-
lam serat kawi miring, yang berupa medan bahasa basa jawi
karya pembaruan kakawin Jawa Ku-
na dengan matra sekar ageng, atau Majalah Medan Bahasa Basa
karya baru yang diubah dalam bahasa Jawi terbit di Yogayakarta, tahun
Kawi baru zaman Surakarta. 1954, dari Departemen Kebudaya-
an. Lembaga ini juga yang mener-
Matra asli Jawa digunakan da- bitkan majalah umum kebudayaan,
lam kidung, seperti pada Kidung Budaya, yang memuat berbagai ru-
Ranggalawe, dan karya-karya ma- brik sastra Indonesia, dan majalah
capat. Sebagian jenis matra yang Seriosa yang hanya memuat sastra.
menjadi arkhais itu oleh orang Jawa
digolongkan sebagai Sekar Tengah- megatruh
an, misalnya “Girisa”, walaupun
tembang tersebut masih digolongkan Megatruh, ada pula yang menye-
ke dalam macapat. Matra asli Jawa but Dudukwuluh, termasuk jenis
digunakan dalam berbagai jenis ra- Tembang Tengahan seperti halnya
gam sastra, yaitu babad, wayang, Balabak dan Jurudemung. Tembang
dan piwulang. ini terikat pula oleh guru gatra, guru
wilangan, dan guru lagu. Perwujud-
Matra juga digunakan dalam pe- annya secara fisik (jumlah baris,
nulisan prasasti. Agar matra yang di- jumlah suku kata setiap baris, dan
pahatkan itu bermakna, berkekuat- pola persajakannya) dapat diidenti-
an, ataupun memiliki kesaktian. Oleh fikasi dalam bentuk: 12/u, 8/i, 8/u,
karena pengaruh Hindu yang masih 8/i, 8/o.
baru, penyusun prasasti belum me-

328 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Tembang megatruh berwatak dan Wonohito. Meskipun Samawi
sedih, rindu bercampur putus asa. orang Sumatra, ia adalah orang Ta-
Tembang ini sangat cocok untuk me- man Siswa sehingga rasa kebangsa-
ngungkapkan kesedihan, penyesalan, an dan kepedulian kepada kebudaya-
dan rasa derita. Seringkali, tembang an daerahnya tinggi, termasuk kepa-
ini ditembangkan untuk mengantar da kebudayaan Jawa. Selain mereka
kepergian seseorang yang meninggal berdua, ada beberapa tokoh yang be-
dunia. Mengapa dipilih tembang me- sar juga bantuannya kepada kelahir-
gatruh? Sejumlah orang berpendapat an Mekar Sari, seperti Soebekti dan
bahwa megatruh itu diturunkan dari Aris Munandar.
kata pegat ‘berpisah’ dan ruh atau
nyawa. Jadi, kata megatruh dimak- Ketika majalah tersebut terbit
nai perpisahan karena kematian. pertama kali, pada 1 Maret 1957, pe-
Tembang megatruh sering menggu- megang Pemimpin Redaksi ahíla
nakan sasmita ‘lambang’ kata ter- Soebekti, dibantu oleh Aris Munan-
tentu, misalnya kata pegat, duduk, dar sebagai penyelenggara, sedang-
wuluh, luh, truh, dan manatas. kan Pemimpin Umum dipegang Wo-
nohito. Akan tetapi, pada terbitan
Contoh tembang Megatruh dari tanggal 1 Januari 1962 sampai de-
Serat Wulangreh sebagai berikut. ngan 15 April 1969, Pemimpin Re-
daksi digantikan olehAris Munandar,
MEGATRUH tetapi Pemimpin Umum tetap di
Wong ngawula ing ratu luwih tangan Wonohito. Namun, mulai Ma-
pekewuh, ret 1986, posisi Pemimpin Redaksi
nora kena minggrang-ming- dipegang oleh Bandung Kus Sudyar-
gring, sana. Ia juga dikenal sebagai seorang
kudu mantep sartanipun, pengarang fiksi Jawa yang bagus,
setya tuhu marang gusti, dan sebagai salah seorang aktor dari
dipunpiturut sapakon. grup Ketoprak Mataram. Adapun
Pemimpin Umum Mekar Sari dise-
‘Mengabdi kepada raja lebih sulit rahkan kepada Iman Soetrisno. Tiga
tidak boleh ragu-ragu tahun kemudian, yaitu bulan Maret
harus mantap secara utuh 1989, posisi Pemimpin Redaksi di-
setia dan patuh kepada raja gantikan Suwariyun. Kantor Mekar
harus menurut segala perintah Sari ada di dua tempat, yaitu (1) di
raja.’ Jalan Tugu 42 (Semarang jalan P.
Mangkubumi 42), dan (2) di Jalan
mekar sari Slamet Riyadi 188, Surakarta.

Majalah Mekar Sari terbit di Majalah Mekar Sari yang terbit
Yogyakarta pada tanggal 1 Maret mingguan itu didukung oleh staf pem-
1957. Adapun tokoh penting yang bantu yang memiliki nama besar, se-
“mengentarkan” terbitnya mingguan perti Darmosoegito, Sastroharjono,
brevaza Jawa di Yogyakarta itu ahíla Soedardjo Tjokrosisworo, Ny. Bro-
Samawi (berasal dari Sumatra Barat)

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 329

topranoto, Samsudin Probohardjono, daulatan Rakyat, sebuah badan pe-
dan Any Asmara. nerbitan swasta di Yogyakarta. Oleh
karena itu, tidak dapat tidak, jatuh-
Rubrik-rubrik dalam majalah bangunnya Mekar Sari juga tidak
Mekar Sari cukup beraneka, yang terlepas dari keuntungan (profit) un-
dapat dipilah ke dalam 2 kelompok, tuk bertahan hidup. Maka, seluruh
yaitu (1) kelompok rubrik umum, dan staf redaksi Mekar Sari harus ber-
(2) kelompok rubrik khusus. Yang ter- juang agar penerbitan Mekar Sari
masuk rubruk-rubrik spesifik, antara tidak merugi, antara lain dengan “me-
lain, rubrik “Pribadhi Binuka” (ten- ngembangkan dan memelihara” ru-
tang tokoh-tokoh penting), “Darma brik dan tata ruang (lay out). Apa-
Wisata”, “Madu Basa”, “Banyumas- lagi, ada beberapa majalah berba-
an”, “Laporan Istimewa”, “Urap hasa Jawa di daerah pemakai bahasa
Sari”, dan “Padesan”, “Gupita Sa- Jawa, yaitu Panyebar Semangat, Ja-
ri” (rubrik guritan), dan “Warung ya Baya, Djoko Lodhang, dan be-
Cengir”. Adapun rubrik-rubrik yang berapa majalah berbahasa Jawa lain-
tergolong kelompok rubrik umum, nya (baik di Yogyakarta, Surakarta,
antara lain: “Ngadi Sarira”, “Pe- Semarang, dan Surabaya) yang tidak
dhalangan”, “Crita Cekak”, “Crita mampu lama terbit.
Sambung”, “Palintangan”, “Prim-
bon”, “Kriminal”, “Roman Seja- Ketika krisis moneter tahun
rah”, “Pawarta Njaban Negara”, 1997, media massa berbahasa dae-
“Tata Cara”, dan “Kapling Esem” rah, termasuk majalah-majalah ber-
(lelucon). Dalam Mekar Sari (No. bahasa Jawa (seperti Mekar Sari,
23, Th. X, 1 Februsaari 1967) pula Panyebar Semangat, dan Jaya Ba-
dimuat informasi tentang buku-buku ya) harus mengencangkan ikat ping-
novel panglipur wuyung Jawa yang gang dan mengolah rubrik-rubrik se-
disita oleh Komres 951 Sala (dalam baik mungkin supaya mampu berta-
rangka Operasi Tertib Remaja II han hidup. Namun, Mekar Sari ha-
Sala). rus mengalah dengan keputusan pe-
milik modal (Kedaulatan Rakyat)
Pada tahun-tahun awal terbit- untuk mengubah penerbitannya men-
nya, Mekar Sari hanya memiliki ti- jadi lembar suplemen di dalam hari-
ras kecil, yaitu maksimal 5.000 ek- an Kedaulatan Rakyat pada setiap
semplar, tetapi oplag atau tirasnya hari Minggu.
menanjak hingga G.30 S meletus,
tanggal 30 September 1965. Bahkan, menak beraji
ketika harga kertas melonjak pun,
Mekar Sari pun masih terus bertahan Menak Beraji adalah bagian ke-
terbit. Tiras tertinggi Mekar Sari sembilan dari dua puluh empat bagi-
ialah pada awal dekade 1970-an, an cerita Menak. Di dalam ceritakan
mencapai jumlah 21.000 eksemlar. dibeberkan bahwa Raja Aspandria
dari Kerajaan Biraji, yang sudah la-
Majalah berbahasa Jawa Mekar ma berkeinginan mengalahkan
Sari itu diterbitkan oleh PT BP Ke-

330 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Ambyah, justru diserang tentara Am- Ambyah maju ke medan perang, Ke-
byah. Terjadilah pertempuran antara wusnendar kalah dan takluk. Nusyir-
tentara Biraji melawan tentara Am- wan lari ke negeri Kaelani.
byah. Ambyah menderita kekalahan,
mundur dari medan perang, ditolong Akrab dengan para isteri Am-
oleh pendeta Maskun. Akhirnya, byah, putri Cina berusaha mendekati
Ambyah menang dan Biraji ditakluk- Ambyah. Ambyah menuju ke Kae-
an. Ambyah kembali ke Mekah, ke- lani. Di tengah jalab berperang de-
luarganya yang masih ada di Kaos ngan tentara raksasa dari Jabalkap.
dinta ikut kembali ke Mekah. Raksasa dapat dikalahkan oleh putri
Cina. Tentara Kaelani dikepalai oleh
menak cina Dewi Kelaswara, adik Raja Jajali
dari Kaelani, Tentara Kelaswara wa-
Menak Cina adalah bagian keli- nita semua. Ketika berhadapan de-
mabelas dari dua puluh empat ba- nganAmbyah, Kelaswara dapat me-
gian cerita Menak. Diceritakan bah- larikan Ambyah ke dalam istana.
wa Raja Hong Tete dari Negeri Cina Akhirnya, dia menjadi istriAmbyah,
mempunyai dua orang putri bernama dikawinkan oleh Umar Maya. Raja
Adaninggar dan Widaninggar. Ada- Jajali takluk.
ninggar jatuh cinta kepada Ambyah.
Mendengar bahwa Ambyah ka-
Raja Kemar kalah dalam pepe- win dengan Kelaswara, semua istri-
rangan lalu takluk kepada Ambyah. nya marah. Kelaswara dilarikan me-
Adik sang raja bernama Dewi Kis- reka ke hutan. Terjadilah peperangan
bandi dipersembahkan kepada Am- tentara Kaelani dan tentara Ambyah.
byah. Karena Kuwari telah kalah, Ra- Putri Ciba tewas. Putri Parangakik
ja Nusyirwan lari ke negeri Yujana, dan Putri Karsinah akan menuntut
dikejar Ambyah. Terjadilah pepe- balas, akan tetapi dilerai oleh Kelas-
rangan antara Yujana dengan Kupar- wara. Jenazah Pitri Cina dikubur di
man. Putri Cina, Dewi Muninggar, Parangakik.
berangkat menuju Yujana untuk ber-
temu dengan Ambyah. Dia pura-pu- Raja Nusyirwan dewngan, de-
ra jatuh cinta kepada Nusyirwan. ngan menyamar diri, berangkat ke
Ambyah dilarikan putrid itu ke hutan Negeri Cina guna mengadukan kea-
hingga dicari oleh Umar Maya. Ke- daan Putri Cina. Di tengah jalan di-
tika putri itu menyampaikan cinta, rampok ikeg raja Mukub bernama
ditolak olehAmbyah karena telah di- Binti Bahran. Permaisuri Medayin
dengarnya bahwa putri itu akan di- mendengar berita itu, maka minya
peristri oleh Nusyirwan. kepada Ambyah supaya menolong-
nya. Mukup kalah olehAmbyah, raja
Raja Kewusnendar dari Yujana, Mukup diajak mencari Nusyirwan.
setelah mengetahui bahwa Ambah Nusyirwan telah ditolong seorang
hilang, segera mengerahkan tentara janda penjual roti. Dengan menya-
menyerang tentara Ambyah, Raden mar, Ambyah dan raja Mukup ber-
Rustam tertangkap. Umar Maya dan temu dengan Nusyirwan di rumah

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 331

janda itu, Nusyirwan tidak menge- hilanglah marahAmbyah kepada Mu-
nali Ambyah, ninggar. Ambyah meneruskan mela-
wan raja Jobin; raja Jobin kalah lalu
Sangat susah karena putrinya lari ke negeri Kuristam.
ditawan di Kaelani, Raja Hong Tete
sehari-hari melakukan pemujaan ter- menak gandrung
hadap Dewa Api. Api dipadamkan
oleh Ambyah, Hong Tete takluk dan Menak Gandrung adalah bagian
sangat hormat kepada Ambyah. kesebelas dari dua puluh empat ba-
gian cerita Menak. Di sini dicerita-
menak demis kan tentang Raja Sadat Abu Ngumar
dan Raja Jobin ditolong oleh tentara
Menak Demis adalah bagian ke- sebangsa pencuri menyerang Kaos.
enam dari dua puluh empat bagian Raja Kobat Sarehas dibunuh. Mu-
cerita Menak. Di dalam cerita ini di- ninggar membalas putranya, be-
kisahkan Nusyirwan dengan raja Jo- rangkat ke medan perang, tetapi juga
bin mengungsi ke Demis. Ambayah menemui ajalnya. Ambyah sangat
menantang raja Demis, yang disuruh marah, Raja Sadat Abu Umar dan
menyampaikan surat Umar Maya. Raja Jobin dibunuhnya dalam pepe-
Di Demis Umar Maya dapat bersi- rangan. Kematian Dewi Muninggar
luman, menangkap Bestak dan Jo- menjadikan Ambyah sangat susah,
bin, kemudian dipukuli. Mahkota ra- maka sampai berhari-hari, dengan
ja Demis dapat dirampas, lalu dise- ditemani Raden Maktal, Ambyah
rahkan kepada Ambyah. Terjadilah menungguhi kubur istrinya.
peperangan antara tentara Islam dan
tentara Katijah. Raden Maryunani, menak jamintoran
putra Ambyah dengan Sekar Keda-
ton, menolong ayahnya. Raja Demis Menak Jamintoran adalah bagi-
tertangkap. Maryunani diberi kuda an dua puluh satu dari dua puluh em-
Kalisahak. pat bagian cerita Menak. Di sini di-
ceritakan Raja Sador Ngalam dari
Mendengar bahwa Ambyah te- Jamintoran berputra putri bernama
lah berputera dengan Sekar Kada- Julusul Asikin. Putri ini menderita
ton, Muninggar menjadi sangat su- sakit dan menurut sebuah wisik, dia
sah dan mengatakan bahwa Ambyah dapat sembuh kalau mandi dalam
melanggar janji. Umar Maya mem- kolam yang bernama Iskandar di ta-
beritahu Muninggar bahwa Ambyah man Jaminarab. Dengan diiring­An
bersetubuh dengan Sekar Kedaton bala tentara secukupnya, Julusul
hanya dalam mimpi. Akan tetapi, Asikin pergi ke kolam itu. Ketika se-
Muninggar tetap pada pendiriannya. dang berburu, pangeran Nelan terse-
Hal itu menyebabkan marahnya Am- sat sampai ke Jaminambar, berjum-
byah hingga Muninggar diusir, di- pa dengan putri JulusulAsikin, sang
suruh kawin dengan raja Bangid.Atas putri mengajaknya masuk ke istana.
tipu daya Umar Maya dan Maktal, Atas kehendak sang raja Pangeran
raja Bangid dapat dibunuh. Akhirnya

332 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Kelan dipertunangkan dengan sang Asikin. Penganten lalu diboyong ke
putri. Pemberontakan raja Kahar Rokam.
Ngalam, bawahan raja Jamintoran,
dapat dinadamkan oleh pangeran menak kalakodrat
Kelan. Raja Kahar takluk kepada
tentara Ambyah. Menak Kalakodrat adalah bagi-
an sembilan belas dari dua puluh em-
menak janimbar pat bagian cerita Menak. Di sini di-
ceritakan Patih Bestak meminta raja
Menak Janimbar adalah bagian Kalakodrat supaya membantu pe-
dua puluh dua dari dua puluh empat rangnya melawan Ambyah. Mende-
bagian cerita Menak. Di sini diceri- ngar itu, War Maya pergi A Meda-
takan Umar Maya diperintah Am- yin, menyamarkan diri sebagai juru
byah supaya mencari pangeran Ke- masak. Pada suatu malam, Bestak
lan. Perialanannya tersesat sampai diculik lalu dibunuh, dagingnya di-
Jaminambar. Raja negeri itu berna- masak dihidangkan kepada raja
ma Rabus Samawati, mengaku seba- Nusyirwan. Tahu bahwa yang dima-
gai Tuhan serta banyak raja takluk- kan adalah daging patih Bestak, men-
annya. Pemimpin raja-raja itu ber- jadi sakitlah raja Nusyirwan, akhir-
nama Malaikat. Oleh Umar Maya, nya meninggal dunia. Setelah itu
Raja Rabus Samawati dan raja-raja Umar Maya pergi dari Medayin.
bawahannya itu dibuat mabuk, lalu Atas kemauan Ambyah, raden Hir-
kepalanya digunduli sebagai tanda man diangkat menjadi raja, meng-
penghinaan. Umar Maya menerus- gantikan Nusyirwan, dan Baktiar,
kan ke negeri Jamintoran, bertemu putra patih Bestak, menjadi patih-
dengan raja Kelan dan raja Sadar nya. Raden Hurmus diangkat menja-
Ngalam. Setelah berunding sebentar di Senapati Medayin.
di Jamintoran, Umar Maya kembali
ke Rokom memberi tahuAmbyah me- Kena bujukan Baktiar, raja Kir-
ngenai raja Rabus Samawati. Am- wan mulai memusuhi Ambyah, lalu
bysh menyerang Jaminambar. bergabung dengan tentara raja Ka-
lakodrat untuk mengepung negeri
Patih Baktiar dan Raden Marda- Mekah. Serangan dihadapi olehAm-
wan bergabung dengan Raja Rabus byah, tentara Kalakodrat kalah lalu
Samawati. Baktiar memberi tahukan kembali ke negerinya. Tentara raja
raja bahwa Ambyah akan menye- Hirman mengikuti ke Kalakodrat, te-
rang negeri Jaminambar. Terjadilah tap dikejar oleh tentara Kuparman.
peperangan antara kedua tentara itu.
Tentara Kuparman dibantu tentara Raja Salsal dari Kalakodrat sa-
Jamintoran; maka kalahlah Raja Ra- dar bahwa dibohongi oleh Baktiar,
bus Samawati, istana dirusak. Sete- maka Baktiar lalu dipenjara. Raja
rusnya Ambyah mengawinkan pa- Hirman tidak tahan tinggal di Kala-
ngeran Kelan dengan putri Julusul kodrat, karena raja dengan seluruh
tentaranya suka makan daging ma-
nusia. Raja Hirman kembali ke Am-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 333

byah. Raja Salsal lalu diperangi oleh peristri oleh Maktal. Semuanya be-
Ambyah, akhirnya takluk dan ber- serta kedua putri itu ke Kuparman.
janji tidak akan makan daging ma-
nusia lagi. menak kanin

menak kandabumi Menak Kanin adalah bagian ke-
sepuluh dari dua puluh empat bagian
Menak Kandabumi adalah ba- cerita Menak. Di ceritakan bahwa
gian ketigabelas dari dua puluh em- Patih Bestak dan Raja Jobin menye-
pat bagian cerita Menak. Di dalam barkan berita tentang kematian Am-
cerita ini dibeberakan kisah tentang byah di medan perang. Kaos gempar,
puteri Parangakik dan putri Karsi- raja Bahman dibujuk oleh Patih Bes-
nah ke Medayin untuk mengamati tak supaya berbalik kepadanya. Ten-
negeri itu. Di Medayin keduanya tara Muslim di Kaos pecah menjadi
bertemu dengan Dewi Marpinjun, dua, sebagian masih setia kepada
adik Dewi Muninggar. Marpinjun Ambyah, sebagian laki berbalik, ma-
mengatakan bahwa dia ingin diper- ka terjadilah peperangan antarme-
istri oleh Ambyah. Atas permintaan reka. Adik raja Jobin, bernama Dewi
Putri Parangakik dan Putri Karsi- Kalajohar, yang menjadi raja di Pi-
nah, Ambyah melamar Marpinjun ke kari, membantu Ambyah. Selain itu,
Medayin dengan diiringkan tentara Ambyah dibantu juga oleh Lamda-
yang dikepalai Raden Maktal. Di te- hur dengan puteranya bernama Ra-
ngah jalan tentara Ambyah bertemu den Pingadi. Dewi Muninggar mem-
dengan utusan Raja Banakamsi dari beritahu ke Mekah bahwa Kaos dise-
Kandabumi, yang juga akan mela- rang musuh. Ambyah segera berang-
mar Marpinjun. Terjadilah pepe- kat ke Kaos, langsung ke medan pe-
rangan antara kedua tentara itu. rang. Ambyah dapat dilukai oleh raja
Bahman, lalu lari ke Surukan, dito-
Dewi Kuraisin sedang mengun- long dan diobati oleh seorang berna-
jungi ayahnya, bertemu dengan putri ma Sahsiar bersama ibunya. Di Su-
Parangakik dan Putri Karsinah. Ber- rukan disusul oleh Umar Maya, ma-
tiga mereka berusaha melarikan ka diperintahkan oleh Ambyah su-
Marpinjun. Mereka bertemu dengan paya Umar Maya memboyong ke-
putrid dari Kandbumi yang juga luarganya dari Kaos ke Surukan,
mempunyai maksud sama. Dewi Ba- maka ramailah negeri Kaos. Sahsiar
nawati (pitri dari Kandabumi itu) diangkat raja di Surukan. Raja Bah-
dan Dewi Marpinjun dibawa ke tem- man tertangkap oleh Maryunani, se-
pat Raden Maktal. Raja Banakamsi dangkan raja Hirman, putera Nusyir-
menjadi marah, Maktal diserang. wan, dan raja Jobin melarikan diri
Akan tetapi, akhirnya Banakamsi ke negeri Kuwari. Maryunani di-
kalah, takluk kepada Ambyah. De- perintah mengejar mereka. Akan te-
ngan wakil raja Yunan dan Mesir, tapi, tersesesat di tempat Kalajohar.
Ambyah menikah dengan Marpin- Putri ini minta dikawinkan oleh
jun. Sedangkan Dewi Banawati di-

334 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Maryunani, tetapi ditolaknya. Mar- bar bahwa Mekah diserang musuh.
yunani lalu dibunuhnya. Sekar Ke- Ia segera kembali ke Mekah lang-
daton susah hati mendengar kabar sung ke medan perang. Dia menyak-
kematian putranya. Pada akhirnya, sikan bahwa ayahnya, Betal Jemur,
ia pun menyusul meninggal. dibunuh oleh Kalbat. Kalbat dibunuh
oleh Umar Maya. Dengan Maktal,
Kerajaan Kueari akhirnya takluk Umar Maya dapat membunuh Ijras.
kepada Ambyah. Ambyah diminta Tentara Ijras mengundurkan diri.
oleh permaisuri Medayin supaya
membebaskan Nusyirwan dari pen- Dewi Sudarawreti, adik Raja
jara raja Ngabesi. Permintaan itu di- Kanjun, dan Dewi Rabingu dari Kar-
penuhi olehAmbyah, tetapi Ambyag sinah mendapat sisk bertemu di te-
terperosok ke dalam telaga bisa, se- ngah jalan waktu mencari Ambyah,
dangkan Maktal yang mengiringkan maka berperanglah mereka. Akhir-
Ambyah diikat pada sebuah pohon. nya berdamai, mereka bersama-sa-
Maka, tersiarlah kabar bahwa Am- ma mencari Ambyah. Setelah dapat
byah telah mati. Raja Ngabesi me- menemukannya, Ambyah dibawa ke
ngajak Nusyirwan menjarah negeri negeri Parangakik. Seterusnya ke-
Kaos. Akhirnya, Ambyah dan Mak- duanya dijanjikan diperistri olehAm-
tal ditolong oleh Umar Maya. Putra byah. Ambyah menerima gada dri
raja Ngabesi bernama raja Kadaris- Sudarawreti. Dengan Raden Maktal,
man, takluk kepada Ambyah. Ia ber- Ambyah menyerang Raja Kanjun,
janji akan menangkap ayahnya. Se- ditangkapnya, kemudian dibunuh
terusnya Ambyah menuju ke Kaos. oleh Dewi Sudarawreti, adiknya sen-
diri. Di Mekah kedua putri itu dika-
menak kanjun winkan dengan Ambyah. Kemudian
Ambyah kembali ke Kuparman un-
Menak Kanjun adalah bagian ke- tuk menenteramkan diri.
duabelas dari dua puluh empat ba-
gian cerita Menak. Diceritakan bah- menak kaos
wa Mekah diserang oleh Raja Kan-
jun dari Parangakik. Seorang raja Menak Kaos adalah bagian ke-
bawahan Parangakik bernama Raja tujuh dari dua puluh empat bagian
Ijras, menyamar dan ikut menunggu cerita Menak. Di sini diceritakan
kubur Dewi Muninggar. Dia berhasil Ambyah berangkat ke Medayin akan
meracun Ambyah an Maktal hingga mohon kepada raja Nusyirwan supa-
kedua orang itu pingsan, lalu diikat ya meresmikan perkawinannya de-
dan diserahkan kepada Raja Kanjun. ngan Muninggar. Selesai pesta per-
Mekah diserang oleh tentara Raja kawinan, Ambyah mengejar raja Jo-
Kanjun dan Nusyirwan didatangkan bin ke Kuristam. Di tengah jalan ber-
ke Mekah supaya dapat menyaksi- jumpa dengan tentara Kaos, yang
kan Amir Ambuah. akan bergabung dengan raja Jobin
di Kuristam. Trjadilah peperangan.
Ketika sedang bertapa di Pulau Aja Kaos takluk, istrinya dijarah
Adam, Umar Maya mendengar ka-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 335

oleh Umar Madi, putra putrinya di- menak kustub
kawinkan dengan Raden Maryunani.
Kerajaan Kaos jatuh ke tentara Am- Menak Kustub adalah bagian
byah, Raden Maryunani diangkat delapan belas dari dua puluh empat
menjadi raja di Kaos. bagian cerita Menak. Di sini diceri-
takan tentang raja Semakum dipe-
menak kuristam rintahkan oleh Ambyah mengambil
raja Nusyirwan dari Ngambar Kus-
Menak Kuristam adalah bagian tup. Akan tetapi, tidak diizinkan oleh
kedelapan dari dua puluh empat ba- raja Bari Akbar, maka lalu menja-
gian cerita Menak. Di sini dicerita- dikan peperangan. Tentara Ngambar
kan bahwa Dewi Muninggar berpu- Kustup takut, masuk ke dalam kota.
tera laki-laki bernama Raden Kobat Mendengar kalau adiknya menang
Sarehas; dan Raden Maryunani ber- perang, sukalah hati Ambyah, maka
putra laki-laki bernama Ibnu Umar. Dewi Kadarwati diminta menyusul
Ibnu Umar dirajakan di Kaos, Raden suaminya ke Ngambar Kustup. Ter-
Maryunani sendiri menjadi seorang jadilah peperangan antara Kadarnati
kesatria. dengan dewi Ngumyun Hadikin,
adik raja Bari Akbar. Ngumyun Ha-
Raja Jobin memberitahu Nusyir- dikin dengan tentaranya, semuanya
wan bahwa raja Kuristam bersedia wanita, takluk kepada dewi Kadar-
menghabisi nyawa Ambyah. Atas wati. Mengerti bahwa peperangan
saran Bestak, Nusyirwan diiringkan kalah, raja Bari Akbar lari ke negeri
olehnya menuju Kuristam. Terjadi Tasmiten, bersama-sama dengan ra-
peperangan dan Kuristam kalah, raja ja Nusyirwan. Seterusnya Ambyah
Kuristam bernama Bahman takluk mengawinkan raden Hasim Katamsi
kepada Ambyah, demikian raja jin. dengan dewi Ngumyun. Hadikin.
Nusyirwan pun lalu kembali ke Mendengar bahwa dewi Ngumyun
Medayin. Patih Bestak tidak jera-je- Hadikin telah kawin dengan Hasim
ranya berusaha menghabisi nyawa Katamsi, raja Johan Pirman dari
Ambyah. Dia meminta tolong raja Tasmiten menjadi marah dan me-
Ngabesi dan disanggupinya. Raja nyerang tentara Ambyah. Serangan
Ngabesi Mekah dilawan oleh Am- itu dihadapi oleh raja Semakum.
byah. Raja Ngabesi takluk kepada Raja Johan Pirman alah lalu takluk
tentera Muslim dengan seluruh bala kepada Ambyah. Nusyirwan lari ke
tenteranya. Raja Sadat Kabul Ngu- negeri Pirkaras, negeri raja Banu Ke-
mar (raja Ngabesi) sangat marah ke- rjis.
pada Nusyirwan. Dia berhasil me-
nangkapnya lalu dipenjarakan di menak kuwari
Ngabesi. Ngeri Kuparman dikuasai
Ambyah, maka Ambyah dikenal ju- Menak Kuwari adalah bagian ke-
ga sebagai Sultan Kuparman. empatbelas dari dua puluh empat ba-
gian cerita Menak. Di dalam cerita
ini dipaparkan kisah ketika pada

336 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

suatu ketika di tengah jalan terapat habisi nyawa Muhammad. Ambyah
iring-iringan penganten yang dise- ditetapkan menjadi panglima pepe-
rang oleh raja raksasa bernama Bar- rangan menghadapi serangan raja La-
duwas, pelarian dari Jabalkap. Bar- kat. Ramailah peperangan itu, tentara
duwas terbunuh. Kuparman semakin Lakat kalah banyak yang tewas.
ramai dan sejahtera. Putri Paranga-
kik berputra laki-laki bernama Ra- Atas saran setan yang menyamar
den Jayusman dan Putri Karsinah ju- sebagai pendeta, raja Lakat supaya
ga berputra laki-laki bernama Raden minta bantuan raja Ngabesi yang ber-
Ruslan. nama raja Jenggi. Demikian pula atas
anjuran setan itu, raja Jenggi akan
Raden Samsir, saudara raja Ba- membantu raja Lakat dan sudah
nakamsi, yang berkuasa di Kanda- berangkat ke negeri Lakat. Atas sa-
bumi diserang oleh tentara Kuwari. ran raja Jenggi, dibuatlah lubang di
Ambyah membantu Samsir. Patih tengah medan perang, untuk menje-
Bestak mohon kepada Raja Kuwari bak musuh. Lubang itu dibuat sele-
supaya menghabisi nyawa Ambyah. bar barisan. susuh. Pecahlah perang
Ambyah menyerang Kuwari. Raja antara tentara kafir dan muslim. Ba-
Kuwari bernama Kemar. Sementara nyak tentara muslim yang kena pe-
itu, Marpinjun memiliki anak berna- rangkap, tewas masuk dalam lu-
ma Raden Rustamaji. bang. Ketika mendekati lubang, ku-
da yang dikendarai Ambyah mogok
menak laknat tidak mau meneruskan jalannya. Am-
byah heran hingga berkali-kali kuda
Menak Laknat adalah bagian itu dipukulnya. Ambyah tidak sadar
dua puluh empat dari dua puluh em- bahwa kuda telah memberi isyarat
pat bagian cerita Menak. Di sini di- untuk tidak maju karena dia tahu ada
ceritakan Nabi Rasul menyambut perangkap di depannya. Akhirnya
dengan gembira kedatanganAmbyah Ambyah jatuh ke dalam lubang, te-
yang masih pamannya sendiri, ka- rus dihunjami panah dan batu oleh
rena Ambyah dengan ikhlas mau tentara kafir.Amir Ambyah gugur da-
pindah agarma, dari syariat Nabi lam peperangan Kud, dengan rasa
Ibrahim ke syariat Nabi Muham- puas karena telah menyelesaikon tu-
mad. gasnya, menyebarkan agana Islam
dan memerangi raja yang masih ka-
Raja Hirman dari Medayin, se- fir. Dia mati dengan sikap kepahla-
telah mendengar bahwa Ambyah wanan tabah disiksa dan disakiti.
mati terbakar dengan tentaranya, la- Tentaranya banyak yang gugur se-
lu mengerahkan balanya akan me- perti sang pahlawan. Makin bertam-
nyerang Nabi Rasul. Madinah siap- bah-tambah kekejaman tentara raja
siap menyambut kedatangan musuh. Lakat dan tentara Ngabesi, maka la-
Medayin kalah. Raja Hirman lari ke rilah tentara muslim ke hutan dan ke
negeri Lakat minta bantuan. Atas gunung. Nabi Muhammad yang ada
bujukan Baktiar, raja Lakat sanggup
membantu raja Hirman untuk meng-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 337

dalam medan perang diminta me- kar, setelah mendengar suara bagin-
ngungsi oleh Abubakar ke sebuah da Ali segera keluar dari persembu-
gua. Sebuah gigi Nabi Rasul tanggal nyiannya, lalu menggabungkan diri
karena kena batu yang dilempar oleh dengan tentara muslin.
tentara kafir hingga Nabi pingsan.
Saat itu muncullah Jibril di hadapan Diceritakan di Ngajrak, Dewi
Nabi, menyampaikan berita bahwa Kuraisin mendengar bahwa ayahnya
Tuhan Allah sangat marah kepada telah pergi ke Medinah, mengham-
Nabi karena dia terlalu membang- bakan diri kepada Nabi Rasul dan
gakan kekuatan Ambyah dan taka- mengikuti syariatnya, dia ingin me-
bur, hingga tidak sadar bahwa semua- nemui ayahnya dan memasuki sya-
nya itu ada di tangan Tuhan. Karena riat agama Muhammad juga. Dike-
sangat memperhitungkan kemenang- rahkannya jin sebagai tentaranya,
an Ambyah, maka tentara muslim berangkat ke Medinah, langsung he
dan Nabi Allah lalu kurang berhati- rumah Dewi Patimah, putri Nabi
hati. Rasul yang wenjadi istri baginda Ali.
Dari Patimah, Kuraisin mendengar
Puncak kekejaman tentara kafir bahwa ayahnya telah gugur dalam
berupa pembelahan dada jenazah perang, mati syahid. Baginda Ali se-
Amir Ambyah, pengambilan hati- dang menuju ke medan perang me-
nya, kemudian penyerahannya, dan nuntut membela kekalahan tentara
akhirnya pembuangannya. Ternyata muslim.
hati Ambyah memang lebih besar
dari hati manusia biasa dan berlu- Dewi Kuraisin segera menyusul
bang sembilan buah. Ali ke medan perang dan akan me-
nuntut bela kematian ayahnya. Ter-
Pada waktu terjadi peperangan jadilah perang tanding antara Ku-
dahsyat itu, kebetulan baginda Ali, raisin dengan raja Jenggi. Yang per-
andalan tentara muslim, sedang sa- tama menyerah adalah raja Lakat,
kit. Mendengar bahwa tentara mu- kemudian akhirnya raja Jenggi pun
slim kalah dan Ambyah menderita kalah juga. Oleh baginda Ali, semua-
kekalahan dan sampai menemui ajal- nya dihadapkan kepada Nabi Rasul.
nya, Ali segera bangkit dari tidurnya, Lahat mengatakan bahwa yang mem-
berangkat ke medan perang, dan bunuh Ambyah raja Jenggi, maka
mendapatinya bahwa tentara muslim babi Rasul minta kepada Kuraisin
sudah lari tunggang-langgang. Ma- supaya memberi ampun kepada Jeng-
ka, meraunglah baginda Ali, suara- gi. Setelah rambut kedua raja itu di-
nya keras sekali, sampai terdengar cukur, mereka diampuni dan masuk
ke tempat persembunyian tentara Islam.
muslim. Mendengar raungan bagin-
da Ali, semua tentara muslim bangkit Atas kehendak Nabi Rasul, De-
kembali, tumbuh semangat mereka wi Kuraisin dikawinkan dengan ba-
untut menyerang tentara kafir. De- ginda Ali, keduanya telah berjasa be-
mikian pula Nabi Rasul danAbu Ba- sar menyelesaikan peperangan dan
tentara Islan menang. Dewi Patimah

338 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

tidak keberatan suaminya mengam- dari kekuasaan Yaman. Seorang pu-
bil istri Dewi Kuraisin. Waktu se- tra raja Alabani, bernama Maktal,
dang mengandung, Kuraisin kembali menyerah tentera Mekah, dilawan
ke Ngajrak dan lahirlah jabang bayi- oleh Ambyah, Maktal takluk, dan
nya di Ngajrak, seorang bayi laki- masuk Islam serta menjadi tentera
laki yang diramalkan oleh Nabi Ra- andalan Ambyah. Ia dapat dian-
sul akan menjadi pahlnwan yang dandal oleh Ambyah dalam menga-
mampu menyelamatakan keluarga, tasi masalah atau kesulitan. Mela-
agama Islam, serta negara. Nama wan tentara Kohkarib, Ambyah me-
bayi itu Muhammad Hanafiyah. nang, rajanya bernama Umar Madi
takluk dan masuk Islam. Umar Madi
Patih Baktiar memerintahkan seterusnya menjadi tentera setia ke-
negeri Lahat di bawah kekuasaan pada Ambyah.
raja Hirman dari Medayin. Akhir-
nya, Baktiar juga masuk Islam, ke- Mendengar keberanian Ambyah
mudian diikuti oleh raja Hirman, dan serta banyaknya raja-raja yang takluk
seterusnya seluruh tentaranya masuk kepadanya, Nusyirwan memanggil-
Islam semuanya. nya ke Medayin untuk melawan raja-
raja yang menyerang Medayin. Putri
Muhammad Hanafiah tumbuh raja Nusyirwan bernama Dewi Mu-
dengan sehat, menjadi anak tampan ninggar jatuh cinta kepada Ambyah.
dan gagah perkasa. Setelah dewasa, Patih Bestak dan raja Kistaham, raja
Hanafiah dihadapkan kepada Nabi andalan Medayin, berusaha meng-
Rasul dan kepada bapanya, baginda halang-halangi perkawinan kedua-
Ali.Akhirnya, Muhammad Hanafiah nya. Bahkan, menginginkan kemati-
dijadikan raja di Ngajrak. anAmbyah. Tipu daya Bestak selalu
gagal, sebaliknya Ambyah selalu
menak lare menang dan selalu dapat mengalah-
kan musuh Medayin.
Menak Lare adalah bagian ke-
dua dari dua puluh empat bagian ce- menak malebari
rita Menak. Karya ini menceritakan
tentang sepak terjang Amir Ambyah Menak Malebari adalah bagian
dan Umar Maya. Sejak kecil dua keenambelas dari dua puluh empat
anak itu selalu bersama-sama dalam bagian cerita Menak. Dikisahkan
bermain-main, mengaji, dan beper- bahwa Dewi Kunmaryati, putrid raja
gian. Dalam berkelahi keduanya se- Kusnia Malebari, dilamar oleh Am-
lalu menang, musuh dapat dibanting byah untuk putranya Jayusman, pu-
dan diluluhlantakkan, akhirnya mati. tra dari putri Parangakik. Lamaran
diterima, para isteriAmbyah dengan
Waktu bermain-main di hutan bala tentara berangkat ke Malebari,
mereka menemukan seekor kuda, pe- sedangkanAmbyah dari negeri Cina,
ninggalan Nabi Ishak, seterusnya untuk menhyaksikan perkwinan itu,
kuda menjadi kendaraan setia Am- Raja Kiswa Pangindrus, raja raksasa
yah dan dinamakan Kalisahak. Oleh
Ambyah Mekah dapat dibebaskan

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 339

dari Jabalkap bermaksud juga me- Kubarsi dan andalan tentara Kubar-
lamar Dewi Kunmaryati. Ia lalu ber- si, berperang tanding dengan putri Pa-
tapa. Sementara itu, Nusyirwan rangakik dan Putri Karsinah. Kadar-
kembali dari Cina langsung ke Me- wati tertangkap, ditawan, akhirnya
dayin, dan Ambyah ke Malebari. dikawinkan dengan Pangeran Kelan
bernama Raden Iman.
Dewi Kelaswara melahirkan se-
orang putra, tetapi lalu meninggal. Raden Amir Anjilin menyusul ke
Putranya lalu dibuang ke laut, dite- Malebari, langsung ke medan pe-
mu oleh Dewi Ismaya. Ismaya tahu rang, bermaksud akan mencoba ke-
bahwa anak itu putra Ambyah, maka kuatan Ambyah. Semula dia mela-
lalu dipelihara dan diberi nama Ra- wan tentara Kuparman, tentara Ku-
den Iman. Berlangsunglah perkawin- parman banyak yang mati, maka ke-
an Jayusman dengan Kunmaryati. luarlah Ambyah berperang tanding
Raden Iman setelah dewasa sangat melawan adiknya sendiri. Akhirnya,
sakti. Ia mencoba kesaktiannya. Ia Amir Anjilin mengatakan bahwa dia
berangkat ke Malebari, berperang itu adik Ambyah sendiri, lalu diajak
melawan Ambyah, ayahnya sendiri. kembali ke Mekah.
Raden Iman kalah, ketika akan di-
banting, muncullah Dewi Kuraisin Kafrena kalah dengan tentara
serta memberitahu kepada Ambyah Malebari, Raja Kubarsi meminta
bahwa lawannya itu sebenarnya pu- bantuan kepada Raja Rukyatil Polad
tranya sendiri yang dibuang ke laut. dari Talsiah. Raja Nusyirwan pun,
Iman laku diangkat menjadi kesatria atas bujukan patih Bestak, berga-
besar di Kaelani dan Raden Jayus- bung dengan Raja Kubarsi. Pecahlah
man dirajakan di Malebari. peperangan antara tentara Kubarsi
melawan tentara Malebari. Raja mu-
Mekah dikepung Raja Kuwari da Kubarsi, bernama Wrahat Kus-
Husman dari negeri Polad. Amir An- tur, ditawan oleh tentara Kelan.
jilin, adik Ambyah sendiri, mengha-
dapi musuh itu. Atas perintah raja Negeri Kursinah diserang ten-
Nusyirwan, Patih Bestak disertai tara dari Ngungsa Prenggi dan Pren-
tentara Medayin mengiringkan Ra- juk. Hal itu diberitahukan ke Male-
den Semangun dan Raden Hirman bari, kemudian Ambyah mengutus
berkunjung me Malebari. Di tengah Raden Ruslan mengepalai tentara
jalan kedua putra raja itu dibujuk Malebari mengahadapi musuh. Ten-
oleh patih Bestak untuk bergabung tara musuh kalah, lari ke negeri Dre-
dengan raja Kubarsi yang akan me- nis. Seorang putrid rampasan dari
nyerang Malebari. Setelah tentara Prenggi bernama Dewi Joharinsyiah
Mekah dapat mengalahkan Raja Po- masih adik raja Prenggi, diambil istri
lad, yang kemudian takluk kepada oleh Raden Ruslan. Seterusnya Ra-
Ambyah, maka tentara Malebari dan den Ruslan diangkat raja di Karsinah
Kuparman menghadapi serangan bergelar Ruslan Danurus Samsi.
Kubarsi. Dewi Kadarwati, adik raja
Di negeri Burudangin ada sayem-
bara untuk memperebutkan dua

340 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

putri, putri Isnaningsih masih adik tetapi akhirnya mereka berdua men-
sang raja dan putri Jetun Kamar jadi rukun kembali.
Rukmi, putri raja Tanangsul Nga-
lam. Raja Sayid Ibnu Ngumar, cucu Ambyah mengawinkan Raden
Amir Ambyah, ingin mengikuri Rustamaji dengan Dewi Kadami-
sayembara. Di Burudangin, Sayid ningsih, putrid raja Pandita dari Me-
Ibnu Ngumar harus mengahadapi ra- dang Pupus, serta Raden Hasim Ku-
ja Tanangsul Ngalam, dia kalah lalu wawi, anak Ambuah dengan Dewi
ditolong Ambyah dan Umar Maya. Kisbandi adiki raja Kemar dari Ku-
Kebetulan Ibnu Ngumar dapat ber- wari, dengan Dewi Umi Swanjari,
jumpa dengan Dewi Jetuh Kamar putri raja Sahsiar. Para penganten
Rukmi, terjadilah peperangan antara dibawa pulang ke Kuparman.
keduanya. Takluk kepada Ibnu Ngu-
mar. Ibnu Ngumar dipersilahkan ke menak ngajrak
istana Burudangin. Ambyah lalu me-
nyerang Burudangin, berperang de- Menak Ngajrak adalah bagian
ngan raja Tanansul Ngalam. Dia ka- kelima dari dua puluh empat bagian
lah dan takluk. Seterusnya Dewin Is- cerita Menak. Di sini diceritakan raja
naningsih diambil istri olehAmbyah. jin dari Ngajrak bernama raja Tami-
nasar, kalah perang melawan tentara
Terjadilah peperangan antara raksasa serta rajanya. Atas saran pa-
tentara Malebari dengan tentara raja tihnya yang bernama AsanAsil yang
Rukyatil Polad dari negeri Talsiyah. telah melihat dalam kitan Adam Mak-
Dari Burudangin,Ambyah ikut meng- na. Taminasar minta bantuan kepada
hadapi tentara Talsiyah. Raja Ruk- Ambyah.Yang disuruh menemuiAm-
yatil Polad tertangkap lalu dipenjara. byah putranya bernama Sadat Satir.
Raja Nusyirwan dengan tentaranta Melihat Mekah sedang dikepung mu-
lari ke negeri Purwakanda, dikejar suh, Sadat Satir ikut mengusir mu-
oleh tentara Kupamarman. Umar suh. Ambyah menhanggupi permin-
Maya tidak senang kepada raka Ruk- taan raja Taminasar. Di tengah perja-
yatil, karena ia dapat membunuh ten- lananAmbyah berjumpa dengan Na-
tara andalan Kuparman. Maka dibu- bi Khidir, yang mengajarnya cara me-
nuhlah raja Rukyatil dipenjara. Hal manah raksasa. Ngajrak selamat dari
itu menyebabkan marahnya Am- gangguan tentara raksasa. Karena
byah, maka Umar Maya lalu disiksa terima kasinya, Ambyah dihadiahi
dan diusir. Umar Maya mencari cara sebuah cemeti, warisan Nabi Sulai-
akan membalahAmbyah. Ketika Am- man, serta dikawinkan dengan putra
byah sedang tidur di pertapaan, ditu- putrinya bernama Dewi Ismaya.Dari
lup dengan bisa oleh Umar Maya. perkawinan itu lahirlah Dewi Kurai-
Ambyah tidak sadarkan diri, lalu sin. Ambyah lalu kembali ke Arab.
dipukuli oleh Umar Maya. Ketika te-
lah sadar, Umar Maya dibantingnya, Ketika Ambyah ada di Ngajrak,
Mekah diserang lagi oleh tentara
Medayin. Berkat pertolongan Betal
Jemur, keluarha dan tentara Ambyah

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 341

dapat selamat karena disungsikan ke Raja Purwakanda menantang
negeri Katijah. Ambyah bertemu lagi Ambyah akan menyerang dengan ten-
dengan Nabi Khidir, diberi sebuah tara berupa burung, yang membawa
senjata untuk membunuh raksasa. surat Patih Jedi. Di negeri Kupar-
Oleh raksasa Ranes, Ambyah dilem- man, patih Jedi dapat menemukan
par ke dalam laut, tetapi dapat dise- kitab Adam Makna lalu disalin. Se-
lamatkan oleh malaikat. Akhirnya, telah mengetahui keadaan Ambuah
Ranes ditangkap, dineri ampun oleh yang sesungguhnya, Jedi melapor-
Ambyah serta dikawinkan dengan kan hal itu kepada sang raka. Maka,
seorang peri. Dari perkawinan itu, raja sangat marah kepada patih Bes-
lahirlah seekor kuda dinamakan Di- tak karena merasa telah diperdaya-
yu, dan seterusnya Diyu menjadi kannya. Bestak dengan seluruh ten-
kendaraan Ambyah. taranya dipenjara di Purwakanda
dan dicemoohkan. Purwakanda di-
Umar Madi membantu negeri serang oleh Ambyah, banyak tentara
Katijah waktu kekurangan bahan ma- Purwakanda yang takluk kepada
kanan, ia pergi ke negeri Karsinah. Ambyah.
Di negeri itu Umar Madi bahkan ka-
win dengan putrid Karsinah. Tidak Pada suatu malam Jumat, Am-
antara lama sang dewi meninggal. byah diangkat malaikat ke sebuah
Adat di negeri itu memaksa kepada gua di bukit Murtada, dipertemukan
sang suami untuk bela mati. Karena dengan Seh Waridin. Setelah bermu-
Umar Madi menolaj, dia dikroyok syawarah, She itu lalu menghilang,
oleh tentara Karsinah. Umar Madi di- dan heranlah sang Ambyah.
tolong oleh Ambyah. Ambyah kem-
bali ke Katijah dengan Muninggar. Diceritakan bahwa Dewi Mari-
kangen minta kepada Raden Rusta-
menak purwakanda maji supaya mengusir Dewi Kada-
mingsih dan putranya; permohonan-
Menak Purwakanda adalah ba- nya itu dipenuhi oleh Rustamaji. Di-
gian ketujuhbelas dari dua puluh em- ceritakan bahwa Raden Kalal Mak
pat bagian cerita Menak. Di sini di- sangat kejam terhadap bala tentara-
ceritakan tentang raja Purwakanda nya, maka banuak yang pindah me-
bersedia membantu raja Nusyirwan. ngabdi kepada Raden Atasaji dan
Ia mengutus tentara raksasa dengan ikut ke hutan. Ketika Raden Kalal
anak perempuannya. Keduanya me- Mak sedang berburu di hutan, dise-
nyamarkan diri sebagai pendita un- rang dan dirampas oleh tentara Ra-
tuk menggoda Raden Rustamaji. den Atasaji. Kalal Mak kalah, lalu
Rustamaji tergoda, putrid raksasa mengadukan kekalahannya kepada
yang bernama Marikangen itu lalu ayahnya. Sang pandita raja Kadam
diambil isteri. Mereka berputra ber- Dini dari Mendang Pupus menda-
nama Kalal Mak. Dengan Dewi Ka- tangi cucunya, Raden Atasaji untuk
daminingsih, Rustamaji berputra la- memberitahukan akhir kejadian itu.
ki-laki bernama Raden Atasaji. Kebetulan datang juga Rustamaji

342 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

akan melerai peperangan anaknya. nya bernama Kasrukum. Ia mahir
Raden Atasasji kalah dalam pepe- dalam ilmu hitam. Dalam peperang-
rangan, lalu lari ke negeri Parang- an, Ambyah kena sihir lalu menjadi
akik. Atasaji dibantu tentara Parang- buta. Sihir dapat dihilangkan oleh Seh
akik hingga dapat mengalahkah Ka- Kakim Maridin. Raden Aris Mu-
lal Mak. Raden Kalal Mak dan ibu- nandar dan Hasim Katamsi maju
nya, Dewi Marikangen, berubah perang. Patih Jedi dapat ditangkap
kembali menjadi raksasa. Keduanya dan akhirnya takluk. Nusyirwan lari
tewas dalam peperangan, jenazah- ke negeri Ngambar Kustup. Raja Pir-
nya dilempar di tengah-tengah ba- ngadi diangkat raja di Purwakanda.
risan Purwakanda hingga menye- Ambyah dengan tentaranya kembali
babkan heran raja Putwakanda. ke Kuparman.

Diceritakan bahwa raden Sema- menak sarehas
kun, putra Raja Nusyirwan, ingin me-
ngambil pistri putrid dari Gumiwang Menak Sarehas adalah bagian
bernama Dewi Rukanti. Oleh orang pertama dari dua puluh empat bagi-
tuanya tidak diizinkan, maka ia lari an cerita Menak. Karya ini mence-
dari istana, menggabungkan diri de- ritakan raja Sarasehas dari negeri
ngan tentara Ambyah. Medayin bertapa di dasar laut untuk
mendapatkan kesaktian seperti Nabi
Karena alama tidak kembali, pu- Sulaiman yang mengerti bahasa
tri Parangakik dan putri Karsinah me- binatang dan makhluk halus. Ia ber-
nyuruh Dewi Kadarwati supaya tapa atas sarab sang patihAbujantir.
mencariAmbyah. Di tengah jalan De- Di dalam laut sang raja ditemui oleh
wi Kadarwati bertemu dengan tentara Nabi Khidir serta diberinya sepotong
Gumiwang, tetantara raja Purwa- kulit kayu untuk dibuat apem. Sa-
kanda hingga menimbulkan pepe- rehas kembali ke bumi, Apam itu ka-
rangan. Raja Gumiwang tewas. lau dimakan akan membuatnya men-
Akhirnya, Dewi Kadarwati dapat dapat kesaktian yang dimaksud.
bertemu dengan Ambyah. Oleh Am- Oleh juru masaknya, dibuatnya
byah dia diminta melarikan putrid apam itu, tetapi karena keteledoran
Gumiwang. Setelah berhasil, putri ki juru masak apam dimakan oleh
itu dikawinkan dengan Raden Se- anaknya yang bernama Lumanakim,
makun. Semuanya lalu kembali ke sementara Sarehas hanya diberi
Kuparman. apam yang dibuat dari bahan biasa.
Akibatnya, Lumanakim dapat me-
Dewi Isnaningsih telah berputra ngerti bahasa binatang dan makhluk
bernama Raden Hasim Katamsi. De- halus, sebalinya Sarehas setelah ma-
mikian juga Dewi Jetun Kamar Ruk- kan apam tidak merasakan perubah-
mi berputra bernama Aris Munan- an sedikit pun tanpa mengetahui se-
dar. Keduanya merupakan tentara bab musabanya.
andalan Ambyah.

Raha Purwakanda mendapat
bantuan dari negeri Kosarsah, raja-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 343

Lumanakim menerima ilmu gaib Bekti Jamal bersahabat karib de-
dari raja jin dan ilmu itu dicatatnya ngan patih Aklaswajir. Ketika Bekti
dalam sebuah kitab yang diberi nama Jamal mendapatkan harta karun,
Adam Makna, berisi ilmu antara lain timbullaj watak serakahAklas; Bekti
mengetahui nasib seseorang, me- lalu dibunuhnya. Sebelum mati, Bekti
ngerti cara mempertahankan umur berwasiat agar isterinya yang sedang
muda, menghidupkan yang telah ma- mengandung diberi bagian harta itu
ti. Malaikat Jibril menjadi marah, dan kalau anaknya lahir laki-laki di-
maka Adam Makna dirampas dari namakan Betal Jemur. Semua pesan
tangan Lukmanakim. Ia mendapat itu dipenuhiAklas. Besuk ketika Be-
dua pertiga kitab, dibawa lari, se- tal Jemur lahir mendapat Adam
pertiga dilempar ke dasar laut, seper- Makna. Mengetahui bahwa Betal Je-
tiga lagi dilempar ke negeri Ngajrak mur mewarisi ilmu ayahandanya,
dan ditemukan oleh raja Asal Asil. Aklas menjadi gelisah dan ia meme-
Sepertiga yang tertinggal pada Luk- rintahkan seorang anak buahnya un-
manakim mengurangi kemapuan tuk membunuh Betal Jemur. Perintah
Lukmanakim dari sebelumnya. itu pun dijalankan tetapi Betal tidak
Akhirnya dia sendiri mati karena dibunuh, hanya disembunyikan.
hilangnya khasiat kitab itu, dengan Akhirnya kecuranganAklas terbuka,
meninggalkan seorang putra berna- dia dibunuh atas perintah Kobat-
ma Bekti Jamal, yang mewarisi syah. Betal Jemur memperistri se-
Adam Makna. Setelah Sarehas wa- orang puteriAklaswajir. Putra Aklas
fat, ia digantikan oleh puteranya yan bernama Bestak diangkat men-
yang bernama raja Kobatsyah. Ada- jadi patih menggantikan ayahanda-
pun setelah Abujantir meninggal, nya.
diganti oleh anaknya bernama Aklas-
wajir. Nusyirwan, putra Kobatsyah,
pada waktu lahir diramal akan men-
Saudagar Tambi Jumiril dari jadi seorang raja besar. Akan tetapi,
Benggala bertapa untuk mendapat- ia akan mati oleh seorang bayi yang
kan keturunan yang kelak agar dapat lahir di tanah Ajam atau tanah Arab.
menjadi raja. Keinginan itu tidak ter- Kobatsyah menyuruh Betal Jemur
penuhi, ia hanya akan menurunkan mendatangi dua negeri itu dengan
seorang pahlawan, dengan syarat su- tentera yang sangat banyak jumlah-
paya menghambakan diri kepada nya. Tujuannya adalah untuk mem-
Baginda Asim di Mekah, yang masih bunuh setiap bayi laki-laki lahir.
keturunan Banukasim. Akhirnya, Ju- Sampai di Mekah, bertepatan de-
miril diambil menantu oleh Baginda ngan kelahiran putra Abdul Mutalib
Asim, dikawinkan dengan puterinya dan putra Tambi Jumiril. Karena sa-
bernama Siti Maya. Baginda Asim at itu terdengar kabar di Mekah bah-
wafat, diganti oleh putranya yang wa raja Kobatsyah meninggal dunia
bernama Abdul Mutalib. dan diganti Nusyirwan, maka kedua
bayi itu selamat. Bahkan, mereka

344 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

berdua diambil anak angkat oleh Be- pura-pura akan melayaninya untuk
tal Jemur. Sebelum kembali ke Me- menutupi maksud sebenarnya (me-
dayin, Betal berpesan supaya kedua racuni Ambyah). Ambyah kena ra-
bayi itu dibesarkan bersama karena cun, lalu pingsan.Akan tetapi, kedua
keduanya akan menjadi pahlawan wanita itu tertangkap oleh penjaga.
yang gagah berani. Oleh Betal anak Maktal dan Umar Maya mengusa-
Abdul Mutalib dinamakanAmir Am- kan obat untuk Ambyah. Lamdahur
byah dan anak Tambi Jumiril diberi diminta memerangi Kistaham, Kis-
nama Umar Maya. taham justru lari ke Medayin menga-
barkan bahwa Ambyah telah mati
menak serandil kena racun. Ketika Ambyah kembali
dengan selamat ke Medayin, gem-
Menak Lare adalah bagian keti- parlah rakyat Medayin. Demikian
ga dari dua puluh empat bagian ce- pula Bestak dan Raja Kistaham, ka-
rita Menak. Di dalam cerita ini dilu- rena atas saran mereka berdua, Mu-
kiskan Raja Sadalsah dari negeri Se- ninggar telah diserahkan kepada Ra-
randil beristri Dewi Basirin. Mereka ja Banhid. Lamdahur dapat menang-
memiliki putera bernama Lamdahur. kap Raja Bangid, lalu menyerahkan-
Ketika Sadalsah meninggal, Lamda- nya kepada Ambyah. Lamdahur di-
hur masih belum dewasa. Sementara bebaskan oleh Ambyah lalu takluk
itu, kerajaan dipegang oleh paman- kepadanya, dan masuk Islam. Sete-
nya bernama Sahalsah. Oleh karena rusnya menjadi tentera andalannya.
sang paman menginginkan tetap ber-
kuasa, maka Lamdahur, setelah de- Amyah sampai di Medayin. Bes-
wasa, dipenjarakan. Lamdahur dibe- tak menghalang-halangi maksud
baskan dari penjara oleh Dewi Pra- Nusyirwan untuk segera mengawin-
bandari, putrid kerajaan Malaka. kan Muninggar denganAmbyah. Di-
Sang Dewi kemudian menikah de- beritakan jepada Ambyah bahwa
ngan Lamdahur. Lamdahur kemudi- Muningar bunuh diri. Ketika dibong-
an diangkat menjadi raja di Malaka. kar kuburnya, ternyata isinya jena-
Dalam pertempuran dengan tentera zah seorang nenek-nenek. Ambyah
Sahalsah, Lamdahur menang, Se- sangat marah kepada Bestak, tetapi
randil dapat dikuasai kembali. akhirnya diampuni.

Lamdahur menyerang Medayin. BerhubungAmbyah harus meng-
Nusyirwan meminta Ambyah meng- hadapi serangan Raja Yunan, Raja
hadapi Lamdahur dengan tentara- Mesir, dan Ngerum, ditangguhkan
nya, dengan janji kalau memang, be- dahulu perkawinannya dengan Mu-
nar-benar ia akan dikawinkan de- ninggar. Ambyah menang: senapati
ngan Muninggar. Terjadilah pepe- Yunan bernama Tamtanus diangkat
rangan sengit di Serandil, Ambyah raja di Yunan.
menang, Lamdahur ditangkap.

Bestak dan Kistaham mengirim
dua wanita ke tempat Ambyah, ber-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 345

menak sorangan menak sulub

Menak Sorangan adalah bagian Menak Sulub adalah bagian ke-
dua puluh dari dua puluh empat ba- empat dari dua puluh empat bagian
gian cerita Menak. Di sini dicerita- cerita Menak. Diceritakan di sana
kan tentang Raja Hunuk Marjaban, ketika menghadapi perlawananAm-
raja andalan dari raja Salsal, tidak byah, tentera Ngerum mengalami ke-
mau tunduk kepada Ambyah. Maka, kalahan. Tentera Mesir memperda-
bersama.-sama dengan Baktiar ia yakanAmbyah sehingga pingsan dan
menuju ke negeri Sorangan. Sorang- dipenjarakan di Sulub. Sulub saat itu
an lalu dikepung oleh tentara Kupar- dikuasai oleh seorang raja putri Me-
man. Raja Rustamaji mengeluari sir benama Dewi Jarah Banun. Putri
melawan raja Gaji Mandalika, ini jatuh cinta kepada Maktal, tang
Huktur. Dia kalah, gugur, jenazah- juga dikenal dengan nama Wong
nya dimakamkan di Kuparman. Ke- Agung Perang Teja. Atas pertolong-
mudian putranya, raden Atasaji an Dewi Jarah Banun, Ambyah de-
menggantikan ayahnya berpangkat ngan tenteranya dibebaskan dari pen-
Anyakrawati. jara. Raja Mesir dibunuh oleh putri-
nya sendiri, Dewi Jarah Banun. Se-
Di tengah hutan, raja Marjaban terusnya Mesir dikuasai oleh adik-
dan Baktiar bertemu dengan raja nya yang bernama Asan Asir.
Ibnu Ngumar. Ibnu Umar dapat di-
perdayakan dan diikat, serta dihadap- Putra-putri Asan Asir bernama
kan kepada raja Gulangge di Rokam. Sekar Kedaton diperistri oleh Am-
Oleh raja Gulangge, Ibnu Ngumar byah; dan Maktal memperistri Dewi
diadu dengan raja Marjaban. Marja- Jarah Banun. Mendengar bahwa Mu-
ban mati. Oleh raja Gulangge, Bak- ninggar ke Medayin, langsung me-
tiar dipenjara, sebaliknya Ibnu Ngu- nemui Muninggar, dilarikannya ke
mar bahkan dimuliakan. Arab dengan merampas harta keka-
yaan istana dan membagi-bagikan-
Tentara Kuparman dipimpin nya kepada bala tenteranya. Ambyah
oleh pangeran Kelan dan raja Buru- menyerang Raja Jobin, tetapi dia
dangin menyusul ke Rokam. Tentara dilukai Jobin di telinganya hingga
ini dihadangi oleh raja Gulangge, se- pingsan. Umar Maya melarikanAm-
kedar akan mengukur kekuatan Am- byah ke Arab dan diobatinya.
byah. Raja Gulangge kalah, takluk
kepada Ambyah. Baktiar bersa- Sewaktu tanahArab kekurangan
ma­sama dengan raden Mardawan, bahan makanan karena dikepung oleh
putra raja Marjoban, lari ke negeri tentera Medayin, Muninggar mencuri
Jaminambar. Selama di Rokam, Am- gandum, dibantu Umar Maya sam-
byah banyak membicarakan ilmu pai ke Medayin. Di Medayin, Umar
pengetahuan dengan raja Gulangge. Maya dapat meracun Nusyirwan,
Bestak, dan Jobin. Ketiganya lalu di-
serahkan kepada Ambyah. Akan te-
tapi, Ambyah tidak mau menerima-

346 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

nya. Bahkan, mengembalikannya ke ini, metrum berfungsi sebagai pe-
Medayin. Bestak tetap bermaksud ngatur setiap jenis tembang (puisi).
ingin membunuh Ambyah. Di samping itu, metrum berfungsi
pula sebagai ciri pembeda jenis tem-
menak talsamat bang yang satu dengan jenis tembang
yang lain. Kaitannya dengan kaka-
Menak Talsamat adalah bagian win, pada umumnya, kaidah-kaidah
dua puluh tiga dari dua puluh empat metris yang berlaku bagi sebuah ka-
bagian cerita Menak. Di sini diceri- kawin sama dengan kaidah-kaidah
takan seorang pendeta dari Ngajam, yang berlaku bagi persajakan Sans-
yang baru kembali dari tanah Arab, kreta seperti halnya yang dipakai da-
memberi tahu Ambyah bahwa, Nabi lam kawya dan dapat dirumuskan
Muhammad telah lahir, membawa sebagai berikut. Sebuah bait terdiri
agama Islam, sebagai pengganti aga- atas empat baris, sedangkan masing-
ma yang tibawakan oleh Nabi Ibra- masing baris meliputi jumlah suku
him. Ambyah sangat tertarik untuk kata yang sama, disusun menurut
masuk agama Nabi Muhammad. pola metris yang sama. Menurut po-
Akan tetapi, Ambyah akan menyele- la tersebut, kuantitas setiap suku ka-
saikan tugas memerangi para raja ta — panjang atau pendeknya — di-
yang menghalang-halangi Islam tentukan oleh tempatnya dalam baris
yang nasih hidup, ialah raja dari ne- beserta syarat-syaratnya; dan sebu-
geri Mukabumi, Pildandani, dan Tal- ah suku kata dianggap panjang bila
samat. Semuanya dapat dikalahkan. mengandung sebuah vokal panjang
Akan tetapi, Ambyah kena musibah, (a, i, u, o, e, o, ai) dan bila sebuah
banyak tentaranya tewas karena ter- vokal pendek disusul oleh lebih da-
bakar. Menurut keterangan raja Gu- ripada satu konsonan. Suku kata ter-
langge, sudah tidak ada raja lain yang akhir dalam setiap baris dapat bersi-
perlu diperangi kecuali negeri-negeri fat panjang atau pendek. Aneka ma-
para makhluk halus. Maka, Ambyah cam pola metrum ini dipakai dalam
lalu kembali ke Madinah akan men- puisi Jawa Kuna, masing-masing de-
jadi sahabat Nabi Rasul dengan se- ngan namanya sendiri. Untuk mene-
mua tentaranya. rangkan hal ini kita ambil contoh se-
buah bait dari Bharatayuddha da-
metrum lam metrum Prthwitala berikut ini.

Sastra Jawa, baik sastra Jawa Mulat mara sang Arjunasemu
Kuna, Jawa Tengahan, maupun Ja- kamanusan kasrepan,
wa Baru, mengenal istilah metrum. ri tingkah I musuh nira n padha
Istilah metrum selalu berkaitan de- kadang taya wwang waneh,
ngan puisi atau persajakan. Oleh ka- hana pwa ng anak ing yayah
rena itu, metrum selalu berkaitan de- mwang ibu len uwanggeh paman,
ngan kakawin (puisi Jawa Kuna), ki- makadi nrpa Satya Bhisma sira
dung (puisi Jawa Tengahan), dan ma- sang dwijanggeh guru.
capat (puisi Jawa Baru). Dalam hal

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 347

Pola metris dapat digambarkan Wekasan alon angucap (8/a Akhir-
sebagai berikut; nya ia bersabda dengan tenang)

U – U/UU - /U - U/UU - /U — /U -U atuduh eng tanda mantri (8/i mem-
beri petunjuk pada mantri)
Tanda U menunjukkan sebuah suku
kata secara metris sifatnya pendek, mwang bala prasama kinon (8/o
sedangkan dan pasukan umumnya)
– tanda suku kata yang panjang.
Jumlah suku kata dalam satu baris angambil sawa ning mantri (8/i me-
disebut chanda. ngambil jenazah perdana menteri)

Perbedaan antara metrum kaka- sang paratra ajurit (7/i yang gugur
win dan metrum kidung, pada dasar- dalam peperangan)
nya, merupakan perbedaan dalam
persajakan. Metrum kidung tidak kinon padha pinahayu (8/u supaya
berasal dari India, tetapi dari Jawa. melakukan upacara penyucian)
Metrum kidung disebut metrum te-
ngahan dan prinsip dasarnya sama tan kawarnaa mangko (7/0 ini tidak
dengan metrum macapat. Adapun terceritakan)
ciri-ciri umumnya sebagai berikut.
(1) Jumlah baris dalam satu bait te- kuneng kawarnaa malih (8/i ada-
pun kita akan berbicara)
tap sama selama metrumnya ti-
dak diganti. Keanekaan terjadi sang nateng Su- (4/u sang Raja
karena metrum tertentu yang Sunda)
dipakai. Semua metrum tengah-
an mempunyai lebih dari empat nda mangko adandan bela (8/a mem-
baris. persiapkan menghadap maut)
(2) Jumlah suku kata dalam setiap
baris tetap, tetapi panjang baris Dalam kidung maupun macapat
itu dapat berubah menurut kedu- terdapat jenis metrum sesuai dengan
dukannya dalam bait. Dipandang jenis tembangnya. Setiap jenis tem-
dari sudut ini, setiap metrum ter- bang, misalnya, Durma memiliki me-
tentu memperlihatkan polanya trum tertentu yang berbeda dengan
sendiri. metrum jenis tembang yang lain. De-
(3) Sifat sebuah vokal dalam suku ngan demikian, penyebutan metrum
kata yang menutup setiap baris macapat dalam hal ini sama dengan
juga ditentukan oleh metrum. nama jenis tembangnya, misalnya
Dengan demikian, persajakan ki- tembang Pangkur metrumnya dise-
dung memperlihatkan semacam but Pangkur. Adapun nama metrum
rima yang sama sekali tidak dike- macapat sesuai dengan nama jenis
nal dalam metrum India, seperti tembangnya adalah Pucung, Mijil,
kutipan tembang Sinom dalam Durma, Kinanthi, Asmaradana,
Kidung Sunda III.3, berikut. Pangkur, Sinom, Dhandhanggula,
Maskumambang, Megatruh, Gam-
buh, Balabak, Juru Demung, dan Gi-
risa.

Dari pembicaraan tentang pe-
ngertian metrum dapat disimpulkan
bahwa metrum adalah pola atau atur-
an yang berkaitan dengan pembaitan

348 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

dalam puisi tradisional, biasanya be- Pathet Nem; Mijil Larasdriya, Pe-
rupa rima akhir, jumlah suku kata, log Pathet Barang, Mijil Kulante,
jumlah baris, serta panjang pendek- Pelog Pathet Barang, dan sebagai-
nya lagu atau ucapan. nya. Contoh tembang macapat Mijil.

mijil Pambukaning kawruh kang
piningit,
Mijil adalah salah satu jenis tem- kang wus pramaneng don,
bang macapat dari lima belas tem- ing pralambang mirid pasemon,
bang macapat lainnya. Mijil disusun pasemoning hawa gangsal
berdasarkan aturan yang sudah di- warni,
tentukan, yaitu guru gatra, guru la- mula denarani,
gu, dan guru wilangan (10/i, 6/0, 10/ sandibuwaneku.
é, 10/i, 6/i, 6/u). Mijil ditulis/diper- (Serat Salokajiwa, bait 130, karya,
gunakan sesuai dengan perwatakan- R. Ng. Ranggawarsita)
nya, yaitu saat jatuh cinta dan pri-
hatin. Akan tetapi, di dalam penger- ‘Permulaan dari pengetahuan
tian ini, jatuh cinta bukan diartikan yang rahasia,
kasmarannya seorang priya terhadap yang sudah memahami pertemu-
wanita (atau sebaliknya). Kasmaran an,
di sini lebih terfokus pada sikap sese- (antara) perlambang maupun pa-
orang yang sangat intensif menekuni semon,
ngelmu, atau mencari pangkat, ke- pasemon nafsu lima macam,
luhuran, dan sebagainya. Oleh kare- oleh karena itu dinamakan,
na itu, Mijil lebih tepat dipakai untuk sandi buanaku.’
memberikan pelajaran dalam suasa-
na penuh rasa prihatin atau membe- minggon (jawa) jenggala
rikan petunjuk kepada seseorang
yang sedang berprihatin. Tembang Sekitar tahun 1930-an, di Sura-
macapat Mijil, sering dipadukan de- baya terbit mingguan berbahasa Ja-
ngan seni sekar gendhing, misalnya wa yang pertama kali bernama Jeng-
dalam sindhenan, gerongan, dan gala, memuat berbagai informasi
rambangan. Nada yang diperguna- umum, yang dinilai penting sepan-
kan dalam seni tembang (macapat) jang satu minggu. Media massa ber-
Jawa ialah nada yang dimilki oleh bahasa Jawa itu dipimpin oleh Ajat,
gamelan Jawa, yaitu laras slendro seorang priyayi dari Ngawi, berpen-
dan laras pelog lengkap dengan pa- didikan OSVIA, atau Sekolah Pa-
thet-nya. Misalnya, Mijil Sekarsih, mong Praja. Ajat ternyata juga men-
Slendro Pathet Manyura; Mijil La- jabat kedudukan jaksa di Jakarta.
rasati, Slendro Pathet Sanga; Mijil Dalam mengendalikan mingguan
Tinjomaya, Slendro Pathet Sanga; Jenggala (atau Djenggala) itu, Ajat
Mijil Wedharingtyas, Pelog Pathet dibantu oleh Isbadi, seorang guru Ta-
Bem; Mijil Raramanglong, Pelog man Siswa. Seorang dari para pem-
bantunya yang lain ialah Soedjono
Djojopranoto, seorang tokoh yang

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 349

namanya dikenal masyarakat perce- dikan sebagai sesuatu yang sangat
takan di Surabaya, menjelang pecah- penting.
nya Perang Pasifik. Mingguan ter-
sebut tidak lama beredar. Moch Nursyahid P. pertama kali
mengenyam pendidikan di SD Ka-
moch nursyahid purnomo langan I, Pajangan, Daramukti, Tu-
(1949—2005) ban, Jawa Timur, lulus tahun 1962.
Nursyahid belajar mengaji di malam
Moch Nursyahid Purnomo hari bersama teman-teman sebaya di
dilahirkan di Daramukti, Tuban, Ja- kampungnya. Kemudian ia mening-
wa Timur, pada 18 Maret 1949. Se- galkan Tuban untuk melanjutkan
tamat sekolah dasar ia meninggalkan sekolah di Sala, yaitu di SMP IX,
kota kelahirannya dan menuntut il- lulus tahun 1965. Tamat SMP lalu
mu di Sala. Di kota Sala ia berkali- ke SMA V Surakarta. Ia melanjut-
kali pindah rumah. Pertama di Jalan kan pula ke Pendidikan Guru Seko-
Tagore 24A, Sala. Setelah menikah, lah Lanjutan Pertama (PGSLP) II Su-
ia pindah ke Sondakan, Sala. Kemu- rakarta, mengambil Jurusan Bahasa
dian ia membeli rumah di Jalan Ma- Indonesia, lulus tahun 1969. Mulai
war II/007, Perumnas Palur, Sura- tahun 1972 Moch Nursyahid Purno-
karta. Dalam karya-karyanya ia se- mo diterima bekerja di ASKI (seka-
ring menggunakan nama samaran rang STSI) bagian administrasi (sam-
Tatik Handini, Atiek Prabahening, pai sekarang). Konon ia pernah
dan Wrehatnala; konon nama-nama kuliah di Institut Jurnalistik Pusat di
tersebut adalah nama beberapa wa- Surakarta tetapi tak selesai.
nita yang pernah mengusik hatinya.
Sejak di bangku SMP ia sudah
Moch Nursyahid P. lahir di ling- mempunyai hobi membaca buku-
kungan desa sederhana dari keluarga buku sastra, baik cerkak maupun no-
yang taat beribadah (Islam). Orang vel. Namun, bakat yang terpendam
tuanya bernama Mochamad Soekri, itu baru tersalurkan setelah duduk
seorang petani dan wiraswasta, dan di bangku SMA. Hal itu terlihat dari
ibunya bernama Mazizah. Bersama karyanya berjudul “Kenya Saka Gu-
tujuh orang saudaranya, ia menjalani nung Arjuna” (bacaan panglipur
syariat agama dengan baik. Meski- wuyung) yang terbit bersamaan de-
pun kedua orang tuanya tinggal di ngan karya para pengarang lain se-
kampung dan berkehidupan sederha- perti Any Asmara, Widi Widayat,
na, mereka berpikiran maju. Hal ini Harjana H.P., Sutarno, Sudharmo
terbukti dengan upaya mereka me- K.D., Esmiet, dan Tamsir A.S. pada
nyekolahkan semua anak-anaknya sekitar tahun 1966. Sejak itulah ek-
dengan tujuan agar mereka dapat me- sistensi kepengarangannya diakui
ngikuti perkembangan zaman. banyak pihak. Kemudian tulisan-tu-
Upaya tersebut membuktikan bahwa lisan Nursyahid terus mengalir, baik
keluarga Soekri memandang pendi- di majalah atau surat kabar maupun

350 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

yang berbentuk buku saku dan nas- dharmo K.D., Esmiet, dan Kuslan
kah drama. Budiman. Di samping menulis gu-
ritan, ia pun menulis cerkak. Kar-
Kecuali menulis cerkak dan no- yanya banyak dimuat di majalah Ke-
vel, Nursyahid Purnomo juga menu- kasihku, Gotong Royong, Jaya Ba-
lis kritik/esai sastra. Tulisan-tulisan- ya, Waspada, Crita Cekak, Panje-
nya yang berbahasa Indonesia diter- bar Semangat, Taman Putra, dan
bitkan oleh Santi Aji Sala. Pada ta- Wanita. Sebagian guritan-nya dimu-
hun 2000 ia menerbitkan antologi at dalam Geguritan Antologi Sajak-
guritan yang diberi judul Mantra Sajak Jawi susunan St. Iesmaniasita
Katresnan. Antologi tersebut diter- (1975), Antologi Puisi Jawa Mo-
bitkan oleh Taman Budaya Jawa Te- dern Tahun 1940-1980 susunan Su-
ngah. Pada tahun 2003, ia memper- ripan Sadi Hutomo, Kemandang,
oleh Hadiah Sastra Rancage atas ja- Bunga Rampai Sastra Jawa Muta-
sa-jasanya mengembangkan sastra khir (1985) susunan J.J. Ras, dan
Jawa. Lintang-Lintang Abyor (1983). Pa-
da umumnya, karya-karya guritan
moelyono soedarmo (1929—) Moelyono Soedarmo menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah
Pengarang dari Jawa Timur ini dicerna pembaca. Beberapa tema
mempunyai nama asli Mohammad yang sering diangkat di dalam karya-
Moelyono. Rasa hormat terhadap karyanya, antara lain, masalah kehi-
leluhur dan orang tua dituangkan dupan wong cilik, masalah religius,
Moelyono dengan menambahkan mistis, dan sejenisnya.
nama orang tua di belakang nama-
nya sehingga menjadi Moelyono Soe- mohammad yamin M.S.
darmo. Moelyono Soedarmo dilahir- (1957—)
kan di Kanoman, Pacitan, tanggal 17
Juli 1929. Ia pernah bekerja di Kan- Mohammad Yamin M.S. lahir
tor Urusan Agama (KUA) di Suma- pada 11 September 1957 di Merto-
rata, Ponorogo, Jawa Timur (1947— sutan, Sidoluhur, Godean, Sleman,
1949). Penulis guritan ini lulus SMA Yogyakarta. Selain menulis puisi,
bagianAtahun 1956. Beberapa lama baik berbahasa Jawa maupun Indo-
kemudian, ia masuk ke Fakultas Pu- nesia, ia juga menulis cerpen/cerkak,
blisistik Universitas Pajajaran (UN- cerbung/novel, macapat, dan esai/
PAD), Bandung, lulus tahun 1965. artikel. Karier kepengarangannya di-
Pernah ia menjadi guru. Terakhir, ia mulai pada 1985 dengan menulis gu-
menjadi karyawan PN Soda di Waru, ritan. Sampai saat ini tulisannya ter-
Surabaya. sebar di majalah Djaka Lodhang,
Mekar Sari, Panjebar Semangat,
Moelyono Soedarmo tergolong Jaya Baya, Parikesit, Pagagan, dan
penyair (penggurit) produktif pada beberapa media lainnya. Kepiawai-
tahun 1950 hingga 1960-an bersa- annya menulis tidak didasarkan pada
ma-sama dengan St. Iesmaniasita,
Rachmadi K., Sukandar S.G., Su-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 351

pendidikan formal tetapi lebih dika- lomba baca guritan tingkat Provinsi
renakan munculnya dorongan atau Jawa Tengah yang diadakan oleh Ra-
greget untuk berkarya dan melesta- dio Namberwan, Semarang.
rikan/mengembangkan kebudayaan
Jawa. Di samping dikenal sebagai Sebagian karyanya telah dimuat
penggurit, ia juga dikenal sebagai dalam antologi Kala Bendu: Anto-
pembaca guritan, dalang, pelawak, logi Geguritan Mohammad Yamin
dan juga juru dakwah. M.S. (1991), Antologi Geguritan
Gambiranom (Karta Pustaka Yog-
Setelah menyelesaikan pendi- yakarta, 1992), Rembulan Padhang
dikan di SLTP, Mohammad Yamin ing Ngayogyakarta: Antologi Cer-
melanjutkan pendidikan ke SPG kak lan Geguritan (Festival Kese-
Muhammadiyah 1 Yogyakarta (ta- nian Yogyakarta, 1992), Antologi
mat 1977). Tidak lama kemudian ia Geguritan Jawi Pajar Sumyar ing
menjadi guru SD Jeblok, Tirtonirmo- Adikarta (Radio Angkatan Muda,
lo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Di 1993), Antologi Cakra Manggiling-
sela-sela mengajar ia pun melanjut- an (Festival Kesenian Yogyakarta,
kan pendidikan ke IKIP PGRI de- 1993), Pangilon: Antologi Cerkak
ngan mengambil jurusan sejarah. lan Geguritan (Festival Kesenian
Untuk memperluas jaringan dalam Yogyakarta bekerja sama dengan Sa-
rangka mengembangkan kehidupan pu Lidi, 1994), Pesta Emas Sastra
sastra Jawa, ia membuka diri dengan Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta
bergabung ke dalam Sanggar Sastra (Pustaka Pelajar, 1995), Pemilihan
Jawa Yogyakarta dan Sanggar Sas- Lurah: Antologi Crita Cekak Gegu-
tra Gurit Gurnita Godean. ritan (Sanggar Sastra Jawa Yogya-
karta, 1996), Pisungsung: Antologi
Mohammad Yamin sendiri men- Geguritan lan Cerkak (Pustaka Pe-
dirikan kelompok pembaca guritan lajar, 1997), dan Pasren: Antologi
dalam wadah yang diberi nama “Gu- Geguritan Mohammad Yamin M.S.
rit Gumuruh”. Di kelompok ini ia (Legalila adv., 2001).
membimbing guru-guru SD di wila-
yah Kasihan, Bantul, dalam pemang- mosalaparwa
gungan karya sastra. Kepiawaian-
nya membaca guritan diperlihatkan Kitab Mosalaparwa berbahasa
dari berbagai undangan (khususnya prosa tertua dalam sastra Jawa Kuna
dalam kegiatan Festival Kesenian dan merupakan bagian yang keenam
Yogyakarta) yang meminta kesedia- belas dari cerita Mahabharata. Ki-
annya membaca guritan. Pada tahun tab itu mengisahkan tentang mus-
1997 ia menerima hadiah sastra dari nahnya para Wresni dan Yadu kare-
Balai Bahasa Yogyakarta sebagai to- na mereka kena kutukan Sang Pen-
koh sastra Jawa dalam bidang gu- deta. Kaum itu adalah kaum yang ter-
ritan. Pada saat yang hampir bersa- masuk di dalam Negara Madura dan
maan ia menerima piagam penghar- Dwarawati. Di samping itu, mence-
gaan dan tropi sebagai juara II dalam

352 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

ritakan tentang wafatnya Prabu Ba- gah tadi menjadi gada besi sehingga
ladewa dan Prabu Kresna. akhirnya musnahlah para Wresni se-
mua.
Pada suatu hari, Batara Narada
dan beberapa resi akan berkunjung Ketika Prabu Kresna mengun-
ke Dwarawati. Ketika itu Raden jungi Prabu Baladewa yang sedang
Samba dihiasi dengan pakaian pe- bertapa, ternyata Prabu Baladewa
rempuan dan diperkenalkan sebagai sedang dalam sakratulmaut. Pada
permaisuri Sang Babhru (dalam ba- saat ia menghembuskan nafas yang
hasa Jawa disebut Arya Prabu). Me- penghabisan, keluarlah seekor naga
reka bertanya kepada sang pendeta, dari mulutnya. Naga tersebut melari-
yaitu kalau sudah tiba waktunya me- kan diri ke laut dan disambut oleh pa-
lahirkan, nanti bayinya yang dilahir- ra naga lainnya. Prabu Kresna lalu
kan laki-laki atau perempuan. Sang bertapa dengan berbaring di dahan
pendeta tahu bahwa ia dipermain- pohon. Ketika itu ia terkena panah
kan. Ia marah dan berkata bahwa ia pemburu dan meninggal. Orang-
akan melahirkan gada yang akan me- orang ada yang masih hidup di Dwa-
musnahkan para Wresni dan Yadu rawati, ada yang meninggal, dan ada
(kaum penanya tersebut). Perlu dike- pula yang bertapa di dalam hutan.
tahui bahwa mosala adalah ‘gada’.
mulyantara k. harjana
Kutukan itu ternyata benar. Sang (1965— )
raja melahirkan gada besi. Gada itu
dibuat serbuk dan serbuknya di- Mulyantara K. Harjana lahir di
buang ke dalam laut. Lalu Prabu Ba- Yogyakarta pada 6 Mei 1965. Ia me-
ladewa dan Prabu Kresna melarang nyelesaikan pendidikan menengah
orang-orang minum arak. Batara atasnya di SMSR (Sekolah Mene-
Kala mendatangi Negara Dwara- ngah Seni Rupa) tahun 1986. Dalam
wati. Kedatangannya merupakan dunia sastra Jawa, penulis muda ini
alamat kerusakan. Untuk menang- kadang-kadang menggunakan nama
kalnya, para Wresni diperintahkan samaran Samiaji. Beberapa karya-
mengadakan selamatan di tepi laut. nya dalam bahasa Jawa berbentuk
Ketika selamatan, para Wresni mi- cerita bergambar di majalah Djaka
num arak. Mereka mabuk dan ber- Lodang, Mekar Sari, dan Suara Mu-
tengkar ramai. Pada waktu itu Raden hammadiyah. Karya-karyanya
Satyaki berolok-olok dengan Raden umumnya mengangkat masalah le-
Kretawarma. Adapun yang diper- genda, mitos, dan cerita-cerita wa-
tengkarkan adalah ketika ia mening- yang. Hal ini terlihat, misalnya, da-
galkan gelanggang pertempuran lam beberapa karyanya yang berju-
dalam peperangan Bharatayuddha. dul “Parta Krama” (Djaka Lodang,
Raden Kretawarma dibunuh. Per- No, 16—29, 19 September—19 De-
tengkaran tersebut bertambah hebat. sember 1998), “Perang Bubat” (Dja-
Tiap orang mencabut batang gelagah ka Lodang, No. ?), dan sebagainya.
untuk mencambuk lawannya. Gela-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 353

Karya-karya Mulyantara sangat ya. Adapun penerbit terbanyak ialah
khas dan gambar yang dibuatnya da- yang ada di Surakarta atau Sala, se-
pat memperlihatkan suasana dan de- perti C.V. Pendawa Karya, Keluarga
tail kejawaan. Selain itu, ia masih Subarno, Toko Buku Indah Jaya, To-
rajin mengerjakan ilustrasi untuk bu- ko Buku Lauw, Penerbit Nasional,
ku-buku yang hendak diterbitkan dan Penerbit Trijasa.
oleh beberapa perusahaan penerbit-
an di Yogyakarta. Kini ia bertempat Meskipun Any Asmara sudah
tinggal di Kuturaden RT 08, Sindu- mempunyai penerbit sendiri (“Dua
adi, Mlati, Sleman 55284, Yogya- A”), beberapa novelnya juga diter-
karta. bitkan oleh Penerbit Muria, seperti
novelnya Singalodra (1968), Neng
muria Artati Perawan Sunda (1972), dan
Jaka Sankrip (Babad Kebumen)
Penerbit Muria (milik H. Kus- (1979). Penerbit Muria juga pernah
fandi) adalah penerbit mingguan ber- menerbitkan novel Grombolan Ges-
bahasa Jawa Djaka Lodhang. Pe- tok (tanpa tahun), karya Moch. Su-
nerbit Muria merupakan salah satu djadi Madinah.
dari penerbit-penerbit di beberapa
kota di Jawa, yang dimodali pribumi, muryalelana (1930—2002)
tetapi berjasa ketika jenis fiksi Jawa
panglipur wuyung berkembang su- Dibandingkan dengan teman-
bur (antara akhir tahun 1950-an— teman pengarang seangkatannya
tahun 1970-an). Beberapa penerbit seperti Esmiet, Tamsir A.S., Susilo-
yang pernah ada di Yogyakarta, an- murti, Sudharma K.D., St. Iesmania-
tara lain, penerbit “Dua A” yang di- sita, dan masih banyak lagi, dalam
danai oleh Any Asmara, Penerbit khazanah bahasa dan sastra Jawa
Muria yang didanai Kusfandi (Dja- modern Muryalelana agaknya cukup
ka Lodhang), Penerbit Jaker, dan Pe- berbeda. Kalau pada umumnya pe-
nerbit P.P. USA. ngarang-pengarang lainnya hanya
berkarya dalam satu atau dua genre
Pada waktu itu, hampir setiap saja, misalnya cerpen (cerkak), puisi
kota besar di Jawa Tengah (Semarang (guritan), cerpen dan puisi, atau cer-
dan Sala), D.I. Yogyakarta, dan Jawa pen dan novel saja, sementara Mur-
Tumur (Surabaya) mempunyai pe- yalelana menulis dalam beberapa
nerbit swasta yang mencari peluang genre. Bahkan, di samping menulis
keuntungan dengan mendukung pe- puisi, cerpen, dan kritik sastra Jawa,
nerbitan bacaan panglipur wuyung. ia juga menulis hal-hal yang berkait-
Beberapa penerbit panglipur wuyung an dengan masalah bahasa, karawi-
di Surabaya, yaitu C.V. Marfiah, C.V. tan, paramasastra, hukum, dan lain
Usaha Kawan, Penerbit Pustaka Ro- sebagainya. Kenyataan itulah yang
man, dan Penerbit Panjebar Sema- membedakannya dengan pengarang-
ngat. Penerbit di Semarang, antara pengarang lain seangkatannya dan
lain Toko Buku Dharma, dan Adija- itu pula kelebihannya sebagai se-

354 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

orang sastrawan Jawa; sastrawan usai diadakan perundingan yang di-
yang boleh dikatakan sebagai sas- kenal Konferensi Meja Bundar), ia
trawan “serba bisa”. Untuk menge- dibebaskan.
tahui lebih jauh tentangnya, berikut
diuraikan riwayat dan atau sejarah Setelah bebas dari penjara Mur-
hidupnya baik dalam perjalanannya yalelana dapat lagi melanjutkan ke
sebagai pengarang sastra Jawa mo- sekolah yang lebih tinggi. Itulah se-
dern maupun sebagai seorang pe- babnya ia kemudian masuk ke SGA
juang dan pendidik. (Sekolah Guru Atas) Negeri di Se-
marang dan baru tamat pada tahun
Sebagaimana diketahui bahwa 1955 (saat itu usianya sudah 25 ta-
nama asli Muryalelana adalah Dojo- hun). Setamat dari SGA, Muryale-
santosa. Muryalelana dilahirkan di lana kemudian menjadi guru SRL/
kota Salatiga pada tanggal 31 De- SGB Negeri di Pecangaan, Jepara.
sember 1930. Orang tua Muryale- Sejak tahun 1957 menjadi pengajar
lana ia guru. Oleh karena itu, hampir di SGB Putri Ungaran. Namun, itu
sepanjang hidupnya ia mengabdi se- pun tidak begitu lama karena ia ke-
bagai guru, baik guru sekolah dasar mudian melanjutkan kuliah di PGSLP
maupun guru sekolah menengah. (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan
Pendidikan dasar Muryalelana di- Pertama) di Surakarta, Program dua
tempuh pada zaman Belanda, yakni tahun, mengambil jurusan Bahasa
pada Vervolkschool. Setelah tamat dan Sastra Jawa, dan lulus pada tahun
dari Vervolkschool, ia masuk ke 1960.
SGB (Sekolah Guru Bantu), dan se-
telah itu ia tidak lagi melanjutkan ke Setelah tamat dari PGSLP, Mur-
tingkat sekolah yang lebih tinggi (se- yalelana menjadi guru bahasa Jawa
kolah menengah). di SMP (Sekolah Menengah Perta-
ma) Negeri Ungaran. Di samping itu
Hal tersebut merupakan suatu juga menjadi guru di SMEP (Seko-
kewajaran karena situasi dan kondisi lah Menengah Ekonomi Pertama) Ne-
pada saat itu (di sekitar perang ke- geri Ungaran. Bahkan sejak tahun
merdekaan) tidak menentu. Pada sa- 1968 hingga tahun 1975 ia diangkat
at itu, para pemuda dan remaja ter- sebagai Kepala SMEP Negeri Unga-
paksa harus ikut serta dalam upaya ran. Di tengah-tengah kesibukannya
mempertahankan kemerdekaan se- menjadi guru SMP dan Kepala
hingga sekolahnya terabaikan. Apa- SMEP di Ungaran, ia melanjutkan
lagi, pada saat usianya baru 17 ta- kuliah di USW (Universitas Satya
hun, sebagai seorang pemuda pe- Wacana), Salatiga, mengambil ju-
juang Muryalelana ditangkap Belan- rusan PU (Pendidikan Umum), dan
da dan dipenjarakan. Pertama-tama tamat pada tahun 1975. Setelah itu
ia dipenjara di kamp Salatiga, kemu- ia menjadi guru pula di SMEA (Se-
dian dipindah ke Mlaten (Semarang), kolah Menengah Ekonomi Atas) Ne-
dan terakhir dipindah ke Nusakam- geri Semarang.
bangan. Baru pada tahun 1950, se-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 355

Sejak tahun 1978 hingga 1983, dirikan oleh Sahid Langlang di Ma-
Muryalelana diserahi tugas menjadi diun tahun 1955. Dan sejak saat itu
Pemimpin Proyek Pembinaan Baha- hampir semua majalah dan surat ka-
sa dan Sastra Daerah Jawa Tengah bar berbahasa Jawa, di antaranya
di Semarang. Sebagai seorang pe- Crita Cekak, Medan Bahasa, Mekar
mimpin proyek pembinaan bahasa Sari, Jaya Baya, Panjebar Sema-
dan sastra daerah, Muryalelana juga ngat, Pustaka Candra, dan sebagai-
memprakarsai penerbitan majalah nya pernah muncul tulisannya baik
berbahasa Jawa Pustaka Candra se- berupa puisi, cerita pendek, dan esai/
jak bulan Januari 1981 di Semarang. kritik. Hanya saja, tulisan atau kar-
Majalah tersebut diterbitkan atas ya-karyanya hingga sekarang tidak
biaya Proyek Pembinaan Bahasa dan banyak yang terdokumentasikan.
Sastra Daerah Jawa Tengah. Pada
saat-saat awal penerbitannya, Mur- Ada beberapa puisi Muryalelana
yalelana bertindak sebagai Pimpinan yang telah diantologikan, di antara-
Umum/Pimpinan Redaksi/Penang- nya oleh St. Iesmaniasita dalam An-
gung Jawab, sedangkan anggota de- tologi Sajak-Sajak Jawi (1975); oleh
wan redaksinya adalah Istandar, Ra- Susatyo Darnawi dalam buku Lin-
moeno, dan Soemanto. Barulah sete- tang-Lintang Abyor: Sekumtum
lah tidak menjadi pemimpin proyek, Puisi Jawa Mutakhir (Fakultas Sas-
Muryalelana hanya menjadi anggota tra dan Budaya Universitas Dipone-
dewan redaksi. Beberapa orang yang goro, Semarang, 1983); oleh J.J. Ras
telah dan pernah berkecimpung ber- dalam buku Bunga Rampai Sastra
sama dengan Muryalelana di maja- Jawa Mutakhir (Grafiti Pers, 1985);
lah Pustaka Candra adalah Soekar- dan oleh Suripan Sadi Hutomo da-
no, Sudarto, Sukiyat, Adi Samidi, lam buku Antologi Puisi Jawa Mo-
Soenardji, Soesatyo Darnawi, Soe- dern 1940—1980 (Sinar Wijaya,
lardi, dan masih banyak lagi. Di te- Surabaya, 1984).
ngah-tengah kesibukannya tersebut,
Muryalelana tetap berprofesi seba- Sementara itu, cerpen berjudul
gai guru; dan jabatan terakhir yang “Kendhang” ikut diantologikan oleh
disandangnya adalah Kepala SMP Susilomurti dalam bukunya Dongeng
Negeri 24 Semarang. Katrisnan. Karyanya yang berupa
esai/kritik antara lain dibukukan oleh
Sebagaimana dikatakan di depan Poer Adhie Prawoto dalam buku Kri-
bahwa Muryalelana, selain sebagai tik Esai Kesusastraan Jawa Modern
pendidik atau guru bahasa dan sastra (Angkasa, Bandung, 1989) dan da-
Jawa, ia juga sebagai pengarang sas- lam buku Wawasan Sastra Jawa
tra Jawa. Profesi kepengarangannya Modern (Angkasa, Bandung, 1993).
dimulai sejak tahun 1956, setamat Di samping itu, juga ada kritiknya
dari SGA. Hal ini bukanlah suatu ke- yang dimuat secara bersambung di
betulan karena ia saat itu menjadi majalah berbahasa Jawa Pustaka
anggota Sanggar Seniman yang di- Candra sejak edisi 2/Februari 1981
dalam rubrik “Tintingan & Tim-

356 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

bangan”. Sementara buku karang- dan Mulyadi Poerwoatmodjo, per-
annya sendiri berjudul Unsur Reli- nah pula menyelenggarakan kursus
gius dalam Sastra Jawa (Aneka Il- pranatacara dan medhar sabda di
mu, Semarang, 1986) Taman Sas- Semarang, Purwodadi, dan kota-ko-
trawan (Aneka Ilmu, Semarang, ta lain yang saat itu bernaung di ba-
1990), dan Candra Sastra (?). Da- wah Yayasan Permadani Jawa Te-
lam kariernya sebagai seorang guru/ ngah.
pendidik bahasa dan sastra Jawa, se-
lain menulis karya dan atau buku Itulah selintas riwayat dan karier
sastra Jawa, ia juga menulis buku hidup Muryalelana baik di bidang
berjudul Penggalang Bahasa Indo- pendidikan maupun di bidang pem-
nesia untuk siswa SMP, buku Civics binaan dan kepengarangan sastra
untuk siswa SD, dan Kamus Sing- Jawa modern. Karena pengabdian-
katan Umum. nya di bidang sastra Jawa modern
cukup besar, pada tahun 1995, Mur-
Sebagai seorang seniman/penga- yalelana dianugerahi Hadiah Sastra
rang, Muryalelana juga aktif dalam Rancage olehYayasan Rancage pim-
organisasi kepengarangan dan atau pinan Ajip Rosidi, seorang penga-
penerbitan. Pertama-tama adalah rang sastra Sunda dan sastra Indone-
menjadi anggota Sanggar Seniman sia yang kini tinggal di Jepang. Di
(berdiri di Madiun, 1955) bersama samping menerima piagam penghar-
Susilomurti, Moelyono Soedarmo, gaan atas jasanya di bidang pembi-
Rakhmadi K, St. Iesmaniasita, Soe- naan dan pelestarian sastra Jawa,
kandar SG, Poerwadhi Atmodihar- Muryalelana juga menerima hadiah
djo, dan Subagijo Ilham Notodidjojo. berupa uang. Pada tahun 2002 ia di-
Sementara itu, pada bulan Agustus percaya oleh Yayasan “Rancage”
1966, ia bersama kawan-kawannya pimpinanAjip Rosidi sebagai penilai
mendirikan OPSJ (Organisasi Pe- sastra Jawa, menggantikan Suripan
ngarang Sastra Jawa) yang bepusat Sadi Hutomo yang telah meninggal.
di kota Yogyakarta. Di masa tuanya, dan di tahun 2002
ini ia telah berusia 72 tahun, dan pe-
Kemudian, sejak tahun 1968, di ngarang yang oleh komunitas sastra
Surakarta, bersama kawan-kawan Jawa lebih dikenal sebagai kritikus
pengarang seperti Anjar Any, N. sastra Jawa zaman kemerdekaan ini
Sakdani, Moch Nursyahid, dan meninggal dunia pada tanggal 4 Juni
Arswendo Atmowiloto mendirikan 2002.
majalah berbahasa Jawa Dharma
Kandha, yang pada tahun 1971 ber-
ubah nama menjadi Dharma Nyata.
Selain itu, ia juga ikut aktif dalam
pendirian Candrakirana dan Gu-
mregah. Di bidang pembinaan baha-
sa Jawa, Muryalelana bersama Ki
Narto Sabdo (dalang wayang kulit)

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 357

n

nagarakrtagama jalanan Raja Hayam Wuruk di wila-
yah Majapahit, sebagaimana dilaku-
Naskah Nagarakrtagama, de- kannya pada masa penulisan sendiri,
ngan nama lainnya disebut Desa War- yaitu mulai tahun 1281 Saka = 1359
nana (Penggambaran tentang Dae- A.D. (Nyanyian 17, 7), Sedangkan
rah). Menurut Soebadio (1999) Na- penyelesaiannya diberi tanggal yang
garakrtagama dapat diartikan “Per- jelas dalam Desawarnana, yaitu ta-
jalanan Raja Hayam Wuruk yang di- hun 1287 Saka = 1365 A.D. (Nya-
laksanakan di dalam wilayah (Kera- nyian 98,2).
jaan Majapahit)”. Bentuk penggam-
barannya oleh Kern dan Krom (1919) Selain perjalanan itu sendiri, Na-
disebut puisi pemujian (panegyric) garakrtagama juga menyebutkan
terhadap raja. Sedangkan Pigeaud raja-raja yang berkuasa sebelum Ha-
(1960-1963) menamakan-nya Court yam Wuruk. Pembahasannya diser-
Chronicle, “kronik kerajaan”. Bila di- tai dengan catatan mengenai tempat
lihat masing-masing bagian dalam pemakaman raja-raja bersangkutan,
kaitan keseluruhan kakawinnya, ke- yaitu candi­candi. Semua informasi
dua sebutan dapat saja diterima. diberi data lengkap mengenai tahun
pendirian serta kejadian di sekitar-
Nama penyusun diketahui jelas, nya. Misalnya, pemakaman Sri
karena ia menyebutkan diri di dalam Ranggah Rajasa yang meninggal
kakawinnya. Ia adalah seorang pu- pada tahun Saka 1149 dan dimakam-
jangga semasa, yang mengguna­kan kan pada dua tempat, di Kagenengan
nama samaran “Prapanca”. Ia ter- dan di Usana (Nagarakrtagama 40,5)
masuk kelompok pemuka agama disebutkan dan dijelaskan lengkap,
Buddha yang ditempatkan di istana. sehingga dapat dicocokkan dengan
Istilah yang digunakannya ialah prasasti semasa yang telah ditemu-
Dharmadhyaksa Kasogatan, yang kan.
oleh Kern dan Krom diterjemahkan
“superintendent”, yaitu orang yang Naskah Nagarakrtagama se-
bertugas mengawasi (para pemuka mula tersimpan dalam satu kopi nas-
agama Buddha) dan yang ditempat- kah saja, yaitu yang ditemukan di Puri
kan di istana. Cakranagara di Lombok pads tahun
1894, dan yang tercatat dengan no-
Diterangkan lebih lanjut oleh mor cod.5023-IV dalam Pigeaud,
Soebadio (1999) bahwa Nagarakr- 1967. Naskah tersebut telah diman-
tagama merupakan kisah tangan per- faatkan oleh para sejarawan Belanda
tama, yang penggambarannya dapat dari awal penemuannya, sebagai
dipercayai cocok dengan kenyataan sumber (saat itu, tunggal) untuk me-
pengalaman benar sang penyusun. nelaah sejarah Singasari-Majapahit.
Isi kakawin tersebut melukiskan per-

358 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Namun, bahan tunggal seperti Na- perjalanan Raja Hayam Wuruk se-
garakrtagama itu dengan sendirinya bagai pujangga keraton. Berdasar-
menimbulkan banyak permasalahan kan kenyataan itu dapat diharapkan
guna interpretasi, dan selama hampir bahwa dengan sendirinya ia hanya
seratus tahun Nagarakrtagama ha- memberikan informasi yang dapat
nya ditemukan dalam satu naskah di menjunjung tinggi rajanya.
Lombok itu saja.
Nagarakrtagama boleh dinilai
Pada tahun 1979 H.I.R. Hinzler memberikan gambaran yang cukup
dan J. Schoterman melaporkan me- rasional. Di samping itu, Nagara-
ngenai ditemukan dua naskah ber- krtagama menceritakan perjalanan
judul Desawarnana di Bali, yang raja HayamWuruk sesuai dengan ke-
ternyata berisi sama dengan naskah adaan. Hayam Wuruk saat itu masih
tunggal Nagarakrtagama yang dite- muda. Ia dilukiskan selaku pria mu-
mukan di Lombok pada tahun 1894. da yang sangat menarik dan aktif. Ia
Penelitian Nagarakrtagama selanjut- tidak segan ikut serta dalam berma-
nya didukung oleh naskah-naskah cam-macam kegiatan di daerah-dae-
yang baru ditemukan juga. Terjemah- rah kunjungannya. Bahkan, ia pun
an dalam bahasa Inggris telah terbit tampak mahir dalam penulisan puisi.
pada tahun 1995, berarti seratus ta- Dalam Nyanyian 58,1, ia disebutkan
hun setelah penemuan naskah Naga- menggambarkan keindahan lembah
rakrtagama dahulu. Judul guna ter- yang dilihatnya dari atas dalam ben-
bitan yang disertai terjemahan itu di- tuk bahasa dan kidung. Namun, hal
pilih oleh kedua penyusun, H.I.R. itu bukan kejadian aneh. Pigeaud da-
Hinzler dan Stuart Robson, yaitu lam komentarnya, menjelaskan bah-
Desawarnana, yang merupakan wa kebiasaan menyusun puisi dan
judul yang disebutkan oleh sang pe- menembangnya, merupakan persya-
nyusun, Prapanca, sendiri. Di sam- ratan pendidikan, yang dengan sendi-
ping itu terbitan baru ini “hendak di- rinya dituntut pula bagi anggota ke-
pisahkan juga dari terbitan-terbitan raton. Pura Mangkunegaran masih
sebelumnya”. Sekalipun demikian, menerbitkan berbagai karangan ter-
para penyusun terbitan baru, dengan tulis dalam bentuk puisi para pemim-
sendirinya, selalu perlu memban- pinnya.
dingkan terjemahan, penjelasan serta
catatan sendiri dengan terbitan-ter- Menurut Soebadio (1999) bah-
bitan sebelumnya. Atas pengakuan wa Nagarakrtagama, terlepas dari
mereka sendiri, bahasa Prapanca ti- bunga-bunga pengagungan yang ten-
dak terlalu mudah dipahami, apalagi tu tidak dilupakan oleh sang penyu-
diterjemahkan. Mengenai isi naskah- sun, gambaran mengenai raja Ha-
nya, mereka pun yakin akan taraf kre- yam Wuruk sesuatu hal yang wajar.
dibilitas yang tinggi. Namun, tetap Ia bukan raja bodoh. Hayam Wuruk
perlu diperhatikan pula, bahwa Pra- adalah raja yang masih muda, tetapi
panca, selaku penyusun, mengikuti tahu benar tentang masalah peme-
rintahan, terutama dalam kaitan wi-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 359

layah kerajaannya. HayamWuruk di- takan acara peringatan pemakaman
dukung oleh seorang Patih seperti Rajapatni. Selanjutnya juga diberi
Gajah Mada (Patih yang sangat ma- daftar wilayah yang menjadi milik
hir politik). Akan tetapi, Hayam Wu- keluarga raja, di samping yang me-
ruk tidak tenggelam oleh kemahiran rupakan daerah keagamaan. Kemu-
sang patih karena ia mampu dan dian juga dijelaskan mengenai organi-
sanggup menarik hati rakyatnya. Per- sasi kerajaan, termasuk apa yang
jalanan yang diceritakan oleh Pra- menjadi tanggung jawab para pemu-
panca, merupakan perjalanan rutin ka agama.
dan seremonial yang diadakan setiap
tahun selesai musim hujan. Rute per- Akhirnya juga dibahas pesta-pes-
jalanan sang raja di seluruh wilayah ta istana, yang dengan sendirinya
Majapahit berubah-ubah di setiap memberi informasi banyak mengenai
tahunnya sehingga perjalanan itu kehidupan seni budaya Majapahit,
mungkin juga dimaksudkan sebagai misalnya jenis tari-tarian, dsb. Kaka-
“turun ke lapangan” oleh raja sendiri win diakhiri dengan kolofon, misal-
untuk mengetahui keadaan negara nya Nyanyian 1, bait 1, berupa Pem-
sebenarnya. bukaan oleh sang pujangga. Di sini
elas ditunjukkan paham dipercayai
Mengenai cara penyusunan Na- Siva dan Buddha sebagai pada haki-
garakrtagama dapat diperhatikan, katnya merupakan kekuatan yang
bahwa bagian pertama terdiri dari 62 sama.
“Nyanyian” (Canto), masing-masing
berbait terdiri atas 4 baris dalam jum- Nyanyian 1, bait 1, Kakawin Na-
lah tertentu. Dalam bagian pertama garakrtagama:
itu terlebih dahulu diperkenalkan ra-
ja dan keluarganya. Kemudian di- om nathaya namostu to stutinin
gambarkan keadaan keraton beserta atpada ri pada bhatara nityaca/
lingkungan sekitarnya. Baru mulai san suksmen tlen in samadhi
Nyanyian 17, bait 7, dilukiskan perja- siva budda sira sakala
lanan raja serombongan di wilayah- niskalat­maka/
nya. Setiap tempat istirahat atau kun- san cri parwwatanatha natha
jungan khusus disebutkan namanya. nin anatha sira ta patinin
Sayangnya tidak semua nama masih jagatpati/
dapat ditemukan kembali dalam ke- san hyan nin hyan inisty
adaan masa kini. Dalam hubungan acintyanin acintya hana ways
kunjungan kepada makam-makam tmahniren jagat //1//
raja-raja sebelumnya, sang penyu-
sun mendapat kesempatan memberi- OM! Hormat kepada-Mu, (ke-
kan genealogi kerajaan. pada) Mu pujian dari dia, yang
selamanya (menjadi) pemuja pa-
Dalam bagian kedua, yang mulai da kaki Sang Bhatara (a).
pada Nyanyian 63 dan berakhir pada Ia (Bhatara) timbul selaku Sang
Nyanyian 98, pertama-tama diceri- Suksma (sesuatu yang tidak ke-
lihatan) dalam semadi yang men-
dalam, Ia pun adalah Sang Si-

360 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

wa­Buddha, (yang) berwujud lenyapkan segala kekotoran wila-
dalam sakala (materi) dan (seka- yah (c).
ligus) dalam niskala (nonmateri) Seluruh bumi Jawa berbakti dan
(b). tunduk (pads Raja), demikian ju-
Sang Sri “Raja Gunung”, yang ga sekalian wilayah lain (d).
membela mereka yang tak ada
yang membela, Dialah benar-be- Selanjutnya sang pujangga men-
nar yang Paling Berkuasa antara ceritakan keadaan raja sekeluarga.
semua penguasa di dunia (c).
Hyang antara (semua) hyang, Pada Nyanyian 17, bait 4, dise-
yang Terpilih, yang Tidak Terba- butkan kebiasaan sang raja untuk
yangkan antara yang tidak terba- mengelilingi wilayahnya pada akhir
yangkan, (namun) yang Berada, musim hujan. Seluruh rombongan
(karena memang) terdapat Ba- raja disebutkan. Pada bait 8, pujang-
yangannya di dunia (d). ga menyebutkan dirinya selaku ang-
gota rombongan raja itu:
Setelah memuja dan memuji
Sang Dewa dalam 2 bait, pada bait nkan tekin maparab prapanca
ke-3, sang pujangga menyebutkan tumut an-lnen anirin i Jong
dirinya selaku orang taat agama yang narecwasal
ingin menulis puisi guna memuji sang tan len san kawi putra san kawi
Raja Majapahit (Wilwatikta) samenaka dinulur ananmaten
mano/
Bait 3 darmmadyaksa khasogatan sirs
nahan don in umastuti padani- tkap narapati sumilih ri san
rahyun umiketa kate narecwara/ yayah/
san cri natha ri wilwatikta haji sakweh san wiku bodda manjuru
rajasanagara wicesa bhupati, padanatuturakhen ilahniren
saksat/ danu//8//
janma bhatara natha siran
anhilanaken i kalankanin praja/ Menurut Soebadio (1999) terje-
hentyan bhumi jawatubhakti mahan bait tersebut sangat sulit dan
manukula tumuluy i tken dapat saja dipahami berbeda-beda.
diganta­ra//3// Masalahnya terutama terletak pada
pemahaman baris ke-2 bait bersang-
Itulah maksud dia yang memuja kutan, yaitu siapa yang dianggap se-
Kaki Bhatara: dia ingin menulis laku dharmadhyaksa kasogatan, Pra-
puisi mengenai sang Raja (a), panca sendiri, ayahnya atau siapa?
(yaitu) yang menjadi Raja di Wil- Menurut Zoetmulder Prapanca dite-
watikta, Sang Rajasanagara, Pe- rima baik oleh anak seorang dhar-
nguasa yang sangat kuat (b). madhyaksa dan dijadikan kawan per-
Benar-benar Wujud Raja Dewa jalanan. Betapa pun juga, hingga se-
beliau, (karena ia pun) Yang me- karang pemahaman bait bersangkut-
an masih berbeda-beda. Stuart Rob-
son menganggap Prapanca sendiri

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 361

selaku dharmadhyaksa itu, meng- mengenai peraturan hukum dan ke-
gantikan ayahnya, sehingga ia me- biasaan peradilan semasa dalam kait-
nerjemahkannya dalam DW sebagai an pemilikan tanah, seperti yang se-
berikut. jenis Jayasong, Raja Kapa-Kapa,
atau Rajapati-gundala.
So this man by the pen-name of
Prapanca joined in the pursuit Riwayat penelitian terhadap Ka-
of beauty, attending at the feet kawin Nagarakrtagama mulai de-
of the King. ngan terbitan naskah tunggal yang
Just as the poet (himself), son of hingga kini tersimpan dalam aksara
a poet, is pleased to be accom- Jawa-Kuna sesuai dengan aslinya se-
panied (by others) and receives bagaimana ditemukan dalam puri Ca-
kindly those who muse. He is Su- kranegara di Lombok oleh Dr.J.
perintendant of Religious Affairs Brandes pads tahun 1902. Selanjut-
for the Buddhists to the King, nya Dr.H.Kern menerbitkan naskah-
and has succeeded his father, nya dan menerjemahkannya dalam
Whom all the Buddhist priests bahasa Belanda, pada tahun 1917/
had as head and whose actions 1918 dan 1919.
in the past they keep in mind.
Terjemahan Kern disertai catat-
Terjemahan an oleh Dr. N.J. Krom, sedangkan
Dr. Poerbatjaraka dan berbagai sar-
(Lalu) ada (lagi), yaitu yang me- jana lain memberikan saran-saran
namakan dirinya Prapanca, ikut perbaikan. Dr. Th. Pigeaud kemudi-
juga (sambil) mengagumi dan an mengadakan penelitian baru dan
menyertai kaki sang raja. menerjemahkan naskahnya dalam
Sang pujangga bukan lain dari- bahasa Inggris yang disertai annotasi,
pada anak Sang Pujangga, dia- dalam Java in the Fourteenth Century,
lah dengan senanghati mengikuti 1960-1964. Pada tahun 1953, Sla-
(= dinulur) (mereka) yang meng- metmuljana menerbitkan terjemahan
amati puisi. ke dalam bahasa Indonesia. Pada ta-
Dialah Dharmadyaksa Kasoga- hun 1995 terbitlah terjemahan baru
tan para pemuka agama Buddha, oleh Stuart Robson, yang didasari
yang oleh sang raja dipilih untuk naskah Desa Warnana yang baru di-
menggantikan ayahnya. Semua temukan, dan dibandingkan dengan
biksu Buddha mengakuinya se- Nagarakrtagama.
laku Kepala, mereka pun mengi-
kuti perbuatannya. Di masa kuna, naskah Nagara-
krtagama tampak tidak terlalu dige-
Mengamati seluruh isi kakawin mari. Memang bahasanya boleh di-
tersebut, dapat dikatakan, bahwa da- sebut kurang menarik selaku kaka-
lam kaitan penulisan sejarah semasa, win. Bentuk karangan Prapanca, se-
Nagarakrtagama harus diteliti se- kalipun disebut kakawin, bukan me-
cara lebih lengkap, misalnya dengan menuhi persyaratan berisi kalangon,
mengikutsertakan naskah-naskah berarti belum dapat menggambarkan

362 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

apet lango, rasa keindahan, dalam 1182 A.D. Selanjutnya juga disebut-
tulisannya. Tetapi, dengan diteliti kan bahwa Rajasa ini menyerang
guna penyusunan sejarah Jawa se- Kadiri pads tahun Saka 1144, atau
masa, maka Nagarakrtagama pada 1222 A.D. Pada tahun Saka 1149 =
masa sekarang sangat penting dan 1227A.D. Rajasa dikatakan mening-
menarik hati. gal.

Memang dewasa ini perhatian Data bersangkutan dapat dico-
terhadap Nagarakrtagama, sebagai cokkan dengan prasasti yang ada dan
salah satu bahan telaah mengenai ke- juga dapat mendukung sekalian in-
nyataan sejarah Jawa semasa, lebih formasi Pararaton mengenai Ken
berkembang lagi. Namun, penelitian Angrok dalam segi kesejarahannya.
kini lebih dipusatkan pada informasi Hal itu akan dibahas di tempatnya
mendetail mengenai kehidupan ma- nanti.
syarakat dalam kaitan pemerintahan
raja-raja. narasi

Memang masih banyak yang da- Bentuk wacana prosa yang ber-
pat digali dari informasi kakawin pen- tujuan menceritakan peristiwa atau
ting ini. Pada perjalanan HayamWu- serangkaian peristiwa. Sebagai me-
ruk dihadapi juga pesta-pesta rakyat tode sastra, narasi terutama berupa
dengan acara tontonan, kontes olah- laporan yang berpusat pada peristi-
raga, dsb, yang tentu penting untuk wa. Narasi yang baik tidak hanya
menambah pengetahuan mengenai bercerita tentang tindakan/lakuan,
kebiasaan budaya pada saatnya. tetapi juga menghadirkan tindakan/
lakuan itu.
Yang menarik perhatian juga
ialah kebiasaan memberikan upeti naskah
kepada raja dalam bentuk hewan,
disebutkan, misalnya babi, kambing Semua bahan tulisan tangan pe-
gembel, kerbau, ayam, dan anjing. ninggalan nenek moyang pada ker-
Demikian juga disebutkan pakaian. tas, lontar, kulit kayu, dan rotan. Tu-
Bahkan, disebutkan juga perawan- lisan tangan pada kertas biasanya di-
perawan untuk dimasukkan dalam pakai pada naskah-naskah berbaha-
“harem” sang raja. Namun, sebalik- sa Jawa dan Melayu. Lontar banyak
nya sang raja juga memberi penghar- dipakai pada naskah-naskah berba-
gaan ke semua pihak. hasa Jawa dan Bali. Kulit kayu dan
rotan biasa digunakan pada naskah-
Pada Nyanyian 38 dimulai pe- naskah berbahasa Batak. Dalam ba-
nyebutan aneka raja yang mendahu- hasa Latin, naskah disebut codex; da-
lui Hayam Wuruk. Yang paling pen- lam bahasa Inggris disebut manus-
ting dalam hubungan bahasan dalam cript; dan dalam bahasa Belanda di-
Pararaton ialah informasi mengenai sebut handschrift. Hal ini membe-
Ranggah Rajasa mulai Nyanyian 40 dakan dengan peninggalan tertulis
dengan tahun yang disebutkan akan pada batu. Batu yang mempunyai tu-
mass hidupanya, 1105 Saka atau

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 363

lisan biasanya disebut piagam, batu nga’din (1952—)
bersurat, atau inskripsi.
Nga’din lahir di Bantul, Yogya-
nawungkridha karta, pada 27 Juni 1952. Setamat
SMP ia melanjutkan ke SPG Jetis,
Di dalam sastra Jawa terdapat Bantul. Di SPG ia gagal pada tahun
istilah Nawungkridha. Istilah terse- kedua sehingga pindah ke SMA. Na-
but berasal dari kata nawung dan mun, di SMA ia kembali gagal se-
kridha. Kata nawung berarti ‘me- hingga pindah ke SMEA. Lagi-lagi
ngumpulkan, mengatur, mengarang, di SMEA ia juga gagal. Kegagalan
menggubah, dan menjawab’. Semen- demi kegagalan ini bukan karena ia
tara itu, kata kridha berarti ‘berma- bodoh, melainkan semata karena
in-main, bersenang-senang, cara ber- masalah ekonomi. Menurut penga-
setubuh, berlatih mengerjakan, dan kuannya, orang tuanya yang kusir
pekerjaan’. Dalam dunia sastra Ja- andong itu hidup pas-pasan, pengha-
wa, istilah tersebut berkaitan dengan silannya hanya cukup untuk makan.
istiah pujangga seperti, antara lain, Barulah setelah bekerja sebagai pe-
kawitana, kawindra, kawiwara, atau gawai negeri, ia dapat menyelesaikan
kawiswara. Seorang pengarang bisa pendidikan SLTA-nya (1988).
dikatakan sebagai pujangga jika pe-
ngarang memiliki suatu kelebihan Dalam kancah sastra Jawa,
yang diberi nama nawungkridha, ya- Nga’din menekuni penulisan guri-
itu bahwa pujangga haruslah memi- tan, cerkak, esai, dan macapat. Se-
liki perasaan yang halus sampai bisa lain itu ia juga menulis cerpen dalam
menanggapi kehendak atau maksud bahasa Indonesia. Ia termasuk penu-
hati orang lain. Di samping nawung- lis produktif dan karya-karyanya
kridha, ada tujuh kelebihan yang di- telah tersebar luas di berbagai media
miliki oleh seorang pujangga. Ketu- massa. Nga’din, dalam menulis kar-
juh kelebihan yang lain itu meliputi ya sastra Jawa, sering menggunakan
paramengsastra, paramengkawi, nama samaranAddin,Anita, danAch-
awicarita, mardawa lagu, mardawa madin.
basa, mandraguna, dan sambega-
na. Di samping itu, seorang pujang- Sejak SD Nga’din senang mem-
ga juga memiliki sifat kelebihan lahir baca buku-buku cerita berbahasa dan
dan batin, artinya pengetahuan kebu- berhuruf Jawa, khususnya yang ber-
dayaan lahir sudah tertinggi atau bentuk tembang macapat. Selain itu,
mendekati sempurna. Di dalam olah ia juga rajin membaca majalah Pa-
batin, seorang pujangga mampu men- njebar Semangat, Mekar Sari, Dja-
dengarkan akasawakya atau aka- ka Lodhang, dan sebagainya. Ber-
sasabda yang berarti ‘suara langit’. bekal pengalamannya tersebut, Nga’-
din kemudian belajar menulis dengan
bahasa Jawa dan Indonesia. Pada
waktu memasuki jenjang pendidikan
SMP, ia mulai memublikasikan
karya-karyanya yang berbentuk do-

364 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

ngeng. Cara Nga’din mempublikasi- lenggarakan SSJY tahun 1988. Se-
kan tidak hanya lewat tulisan, tetapi karang Nga’din bekerja sebagai pe-
juga dengan cara oral di berbagai fo- gawai Dinas PU Propinsi DIY. Ia
rum pengajian di dusunnya. Ketika bertempat tinggal di Wonokromo RT
masuk SMA, karyanya mulai dimuat 02, RW18, Wonokromo, Pleret,
di Minggu Pagi, Berita Nasional, Bantul 55791.
Masa Kini, Nova, Sinar Pagi Ming-
gu, dan Mutiara. Namun, tulisannya ngalimu anna salim (1939—
yang menggunakan bahasa Indone- 1976)
sia tampak kurang berhasil. Oleh ka-
rena itu, ia lalu menulis dengan ba- NgalimuAnna Salim lahir di Blo-
hasa Jawa dalam bentuk guritan, ra, Jawa Tengah, 24 Agustus 1939.
cerkak, dongeng, artikel/esai, dan ma- Ia meninggal pada 11 Juni 1976. Pen-
capat. didikan dasar (SD) hingga menengah
(SMP dan SMA) diselesaikan di kota
Nga’din tidak hanya aktif menu- kelahirannya (Blora). Setamat dari
lis, tetapi juga mengikuti berbagai SMA ia melanjutkan kuliah di Jurus-
kegiatan sastra Jawa, misalnya sara- an Sejarah IKIP (sekarang Univer-
sehan yang diselenggarakan oleh sitas) Negeri Yogyakarta. Sayang se-
Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta, kali, sebelum lulus, lebih dulu ia ha-
Taman Budaya Yogyakarta, Balai rus kembali ke pangkuan Illahi.
Kajian Sejarah dan Nilai-Nilai Tra-
disional, lokakarya penulisan cerita Karier kepengarangan Ngalimu
pendek Jawa, dan sebagainya. Me- Anna Salim diawali dengan menulis
nurut pengakuannya, kegiatan sema- karya sastra berbahasa Indonesia.
cam itu sangat bermanfaat bagi diri- Karya-karyanya saat itu banyak di-
nya karena dapat dipergunakan se- muat di Mingguan Mimbar Pelajar,
bagai upaya meningkatkan pengeta- Nada Sastra, dan Sanggar Budaya.
huan dan kemampuannya dalam bi- Kecuali itu, ia juga menulis di ma-
dang penulisan sastra Jawa. jalah terbitan Semarang seperti Su-
luh Marhaen dan Republik. Setelah
Sebagai penulis sastra Jawa itu, barulah ia mencoba menulis kar-
Nga’din terus berupaya meningkat- ya sastra berbahasa Jawa. Eksistensi
kan kemampuan diri agar karya-kar- kepengarangannya mulai tampak ke-
yanya dapat diterima masyarakat. tika guritan-nya yang berjudul “Isih
Untuk menunjukkan hal itu, ia juga Katutup Rapet” ‘Masih Tertutup Ra-
mengikutkan karya-karyanya dalam pat” memperoleh juara III dalam se-
berbagai lomba, misalnya lomba pe- buah lomba yang diselenggarakan
nulisan naskah Obrolan Pak Besut oleh Dewan Kesenian Surabaya. Ber-
tahun 1983 yang diselenggarakan awal dari situ, karya-karyanya (gu-
RRI Nusantara II Yogyakarta. Salah ritan) kemudian banyak tersebar di
satu cerkak-nya juga memperoleh beberapa majalah berbahasa Jawa
penghargaan sebagai juara II dalam seperti Dharma Nyata, Jaka Lo-
lomba penulisan cerkak yang dise-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 365

dhang, Jaya Baya, dan Panyebar Se- meninggalkan pekerjaan itu dan ber-
mangat. pindah profesi menjadi guru. Saat itu
ia sempat mengajar di dua sekolah,
Karya-karya Ngalinu yang beru- yaitu di SMP Ngawen dan SMP Je-
pa guritan telah diantologikan de- pon, Blora.
ngan karya–karya pengarang Blora
lainnya seperti Poer Adi Prawoto, T. ngawi
Susila Utomo, Suripan Sadi Huto-
mo, dan Anjrah Lelonobroto. Anto- Istilah ini berasal dari bahasa
logi guritan tersebut diberi judul Te- Sanskreta kawi, yang memiliki be-
pungan karo Omah Lawas dan diter- berapa arti, yaitu (1) pengarang, (2)
bitkan oleh Pusat Kesenian Jawa Te- karangan, (3) kata-kata yang diguna-
ngah, Surakarta. Kemudian, antologi kan dalam kepujanggaan, misalnya
yang memuat karya lainnya berjudul dalam serat atau tembang, dan (4) ka-
Napas-napas Tlatah Cengkar yang wi yang berarti kata-kata Jawa kuna.
digarap oleh Grup Diskusi Sastra Dengan demikian, kata kerja yang
Blora. Sementara guritan berjudul berkembang dari kata benda kawi itu
“Nglayat”, “Isih Katutup Rapet”, ialah kerja atau tindakan yang ber-
dan “Dak Enti Ariping Mripatmu” kaitan dengan kerja pengarang. Ma-
diantologikan oleh Suripan Sadi Hu- ka, istilah ngawi berarti mengarang
tomo dalam Guritan: Antologi Puisi sebagai halnya seorang kawi yang
Jawa Modern (1940—1980) (1985). mengejar aspek keindahan setinggi-
tingginya sebuah tembang. Selain itu,
Pada tahun 1975 bersama Poer istilah ini juga dapat digunakan un-
Adhie Prawoto dan kawan-kawan tuk menunjuk kerja menembangkan
lain Ngalinu mendirikan “Grup Dis- teks-teks tembang.
kusi Sastra Blora”di Blora. Grup ini
mengisi kegiatannya dengan diskusi- nges
diskusi sastra dan budaya, baik In-
donesia maupun Jawa. Di dalam dis- Di dalam kosa kata Jawa terda-
kusi-diskusi yang diselenggarakan pat kata nges yang berarti ‘mera-
secara bergiliran di rumah para ang- wankan, (mengibakan), menyenang-
gota itu mereka saling menimba pe- kan hati, indah-indah, berwibawa’
ngetahuan dan terus berlatih dan (berkesan). Di dalam sastra Jawa, pa-
mempertajam proses kreatifnya. Se- da awalnya istilah nges digunakan
lain itu mereka juga melakukan pem- dalam istilah pewayangan. atau pe-
binaan sastra Jawa melalui radio-ra- dalangan. Menurut buku tuntunan pe-
dio di samping mendorong anggota dalangan Surakarta, syarat pokok
untuk rajin menulis di media masa. bagi kemampuan mendalang terbagi
menjadi dua kelompok, yakni tempat
Sebelum terjun ke dunia karang- (wadah) dan isi. Wadah meliputi li-
mengarang, Ngalimu Anna Salim ma hal, yaitu janturan (deskripsi me-
sempat bekerja di kantor Padi Sen- ngenai latar dan tokoh), gendhing
tra, Blora, Jawa Tengah. Karena si- (penguasaan terhadap berbagai segi
tuasi saat itu tidak menentu, ia harus

366 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

musik yang mengiringi pementasan da itu menyamar untuk mencari ibu-
wayang), banyol (penguasaan atas nya yang sedang menyamar sebagai
lelucon sesuai dengan tempat dan ke- pembantu rumah tangga. Contoh
adaan), sabetan (keterampilan me- lain dapat diihat pada novel Katres-
mainkan wayang), dan antawecana nan karya M. Soeratman. Surat-su-
(kepandaian menyesuaikan suara da- rat yang ditulis oleh para tokoh me-
lang dengan suara masing-masing rupakan alat utuk menunjuk nges.
tokoh wayang. Sementara itu, isi di- Adegan-adegan kematian yang se-
perinci menjadi enam, yaitu renggep ring didahului oleh cakapan panjang
(kemampuan untuk tetap bersema- antara orang yang sekarat dan tokoh
ngat sampai pertunjukan usai), gre- lain digunakan untuk menjadikan
get (kepandaian membuat penonton pembaca terharu.
tegang atau marah), nges (kepan-
daian membuat penonton terharu), ngudarasa
sem (kepandaian menyusun kata-ka-
ta atau tindak-tanduk yang bisa me- Istilah ngudarasa berasal dari
mikat penonton dalam hubungannya kata dasar udarasa (kata benda) dari
dengan percintaan), undanagari (ke- bahasa Jawa Kuna, yang berarti
pandaiaan menempatkan masing- panggagas (krama: pangraos). Ma-
masing tokoh sesuai dengan kedu- ka, kata ngudarasa berarti mengga-
dukannya), dan tutug (kepandaian gas nggagas ‘menduga-duga’, ‘ber-
memainkan wayang semalam suntuk kata dalam hati’. Dalam teori sastra,
dengan tetap jelas dan lengkap). Da- kata tersebut menjadi istilah yang
lam kaitannya dengan sastra Jawa, berkaitan dalam teknik penokohan,
tidak seluruh istilah dalam wayang yang disebut monolog interior atau
itu dimanfaatkan. Istilah yang biasa “percakapan dalaman” atau “cakap-
dimanfaatkan adalah banyol, greget, an dengan diri sendiri” (interior mo-
nges, dan sem. Di dalam sastra Ja- nologue). Istilah ini digunakan untuk
wa, banyol itu sangat penting karena merujuk salah satu jenis teknik per-
banyol dapat menghidupkan cerita. watakan atau penokohan modern
yang digunakan untuk membayang-
Nges adalah kemampuan penga- kan watak seorang tokoh secara ti-
rang untuk membuat penonton ter- dak langsung. Teknik penokohan se-
haru. Bacaan yang baik memiliki ni- macam itu menyerahkan interpretasi
lai nges. Pengertian ini dapat dite- penokohan atau perwatakan kepada
rapkan dengan tepat pada semua pembaca dengan memperhatikan pe-
karya sastra Jawa. Bahkan, dapat di- rilaku tokoh atau apa yang diucap-
katakan sebagai inti karya. Misal- kan dalam hati atau digagas oleh to-
nya, dalam novel Tugas Luhur karya koh. Ngudarasa merupakan ungkap-
Sri Hadidjojo, adegan kematian ibu an yang berpusat pada ketaksadaran
angkat Ir. Winata merupakan awal manusia, yang dalam ilmu jiwa da-
keharuan pembaca. Keharuan itu te- lam digunakan untuk menganalisis
rus berkepanjangan ketika tokoh mu- kesadaran kejiwaan manusia. Fiksi

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 367

(cerpen, roman, drama, dan novel) gumamnya dalam hati, “E e,
yang menggunakan teknik penokoh- mengapa berkepanjangan kisah
an tidak langsung agar menjadi lebih ini. Kecurigaan Ibu semakin
riil, lebih hidup, dan tidak membo- menjadi, sudah tak kuasa aku
sankan. bersabar.Apakah aku harus men-
ceritakan sebenarnya? Tapi, ku-
Dalam fiksi Jawa modern, baik kira juga belum bisa memuaskan
berupa cerpen ‘cerkak’ maupun no- hati Ibu; nyatanya anak gadis
vel sering digunakan gumaman un- yang kemarin malam itu belum
tuk salah satu cara ketika pengarang kuketahui nama dan rumahnya.
ingin menggambarkan pikiran-pikir- Intinya, kalau aku tak segera da-
an seorang tokoh ketika menghadapi pat ketemu anak gadis yang ke-
sesuatu hal. marin, entahlah mungkin ber-
akhir hidup ini.’
Berikut ini sebuah kutipan ngu-
darasa yang diangkat dari Serat Ri- ninda-stuti
yanta (1920:24) karya Raden Bagus
Soelardi. Ninda-stuti adalah celaan yang
dibuat secara tersamar sebagai puji-
… an. Sebaliknya, ninda-stuti juga di-
Kacariyos, satampinipun serat artikan sebagai pujian tersamar se-
punika Radenmas Riyanta sak- bagai celaan. Ninda-stuti, dalam pe-
sana kendel njegreg mboten nulisan karya sastra Jawa Kuna (ka-
mobah mboten mosik raosing kawin) merupakan pengindah baha-
penggalihipun singkel, cuwa sa berdasarkan maknanya. Berda-
tuwin ngonggo-onggo, cipta- sarkan aspek puitiknya, di dalam ka-
nipun, “E e, teka nganti kada- kawin, ninda-stuti disebut sebagai
wa-dawa lelakon iki. Kasuja- alamkara. Mengikuti pedoman kâv-
nane Ibu saya ndadi, wis ora ya, maka dapat dikenali bahwa da-
kena daksabarake. Apa aku kla- lam kakawin terdapat dua jenis
kon prasaja? Nanging, dakkira alamkara, yaitu œabda-alamkara
iya durung ndadekake mareme (penghias bahasa yang berkenaan
penggalihe Ibu; jer bocah dek dengan bunyi) dan artha-alamkara
wingi bengi ora karuwan je- (penghias bahasa yang berkenaan de-
nenge lan omahe. Wosing pra- ngan makna). Berikut contoh ninda-
kara, yen aku ora nuli bisa ke- stuti.
temu karo bocah dek wingi em-
buh wae kang dhisik nyupet le- Padma rãmya sumekar pada
lakon. manêdêng,
wintang ing gagana sor ta hayu
…. nikã,
‘Tersebutlah, setelah menerima komalanya ya maweh lara ri hati
surat itu Radenmas Riyanta ter- šoka sang priya wiyoga mulati
diam, tidak bergerak sama sekali ya,
rasa hatinya bingung, sakit, ke-
cewa dan menyesakkan dada,

368 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

Sang sêdêng priyasãmagama yang ditulis dengan menggunakan
kasukan, kalam (alat untuk menulis yang ter-
de nikang bheamara angsa pada buat dari lidi ijuk pohon aren (arenga
munî, pinnata) yang ujungnya dipotong
rãmanî ya manohara ya mrêdu serong (meruncing) seperti mata pena.
karnnãšûla ya ri sang priyawi-
hara. niti

‘Teratai-teratai permai sedang Niti berati patokan, petunjuk atau
mekar berbunga pedoman. Dalam kaitannya dengan
bintang-bintang dilangit kalah jenis sastra, niti adalah karya sastra
oleh keindahannya yang ditulis pada masa Paku Buwana
keindahan itu menimbulkan sakit II di Surakarta yang berisi petunjuk
hati atau pedoman, misalnya: Niti Sunu,
begitu sedih orang yang sedang Nitimani, Niti Sruti.
berpisah dengan
kekasihnya tatkala melihatnya novel

Kebahagian adalah bila mereka Jenis prosa yang mengandung
bersatu dengan kekasihnya unsur tokoh, alur, latar rekaan yang
mendengarkan suara si kumbang menggelarkan kehidupan manusia
dan si angsa atas dasar sudut pandang pengarang.
sangat indah, mempesona, halus Dalam suatu novel terkandung nilai
tetapi sangat menyakitkan telinga kehidupan yang diolah dengan teknik
bagi orang yang narasi/kisahan yang menjadi dasar
sedang berpisah dengan kekasih.’ konvensi penulisan. Sekarang istilah
roman sama dengan penyebutan isti-
nipah lah novel.

Nipah adalah bahan yang digu- noviyana diyah trisnaeni
nakan sebagai pembuat naskah. Ni- (1972—)
pah dalam bahasa Latin disebut de-
ngan nipa truticans. Jika dibanding- Noviyana Diyah Trisnaeni lahir
kan dengan lontar (juga bahan pem- di Batang, Jawa Tengah, pada 30 No-
buat naskah), nipah tidak begitu ber- vember 1972. Ia menyelesaikan pen-
beda. Perbedaan yang paling men- didikan formalnya di STIE STIKU
colok adalah dari cara penulisan hu- Bank, Semarang, tahun 1997. Da-
rufnya. Pada naskah lontar aksara lam dunia sastra Jawa, pengarang
dituliskan dengan cara menggores muda ini sering menggunakan nama
helai daunnya memakai pengutik (pi- samaran Kinanthi. Noviyana Diyah
sau kecil) dan kemudian membubuhi Trisnaeni menulis dalam bahasa Ja-
bekas goresan itu dengan bubuk ke- wa dan Indonesia. Karyanya yang
miri bakar yang dicampur dengan berbahasa Jawa biasanya dalam ben-
minyak. Pada naskah nipah, aksara tuk cerkak dan dimuat di majalah Ja-
ya Baya dan Panjebar Semangat.

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 369

Cerkak karya Noviyana Diyah Tris- Pengembangan Dunia Usaha dan
naeni biasanya ditujukan untuk pem- Lingkungan (Peduli) Pekalongan ini
baca remaja dalam rubrik “Roman- bertempat tinggal di Petodanan Baru
sa” majalah Jaya Baya dan rubrik RT 08/V, No. 10, Proyonanggan,
“Taruna” dalam majalah Panjebar Batang 51211, Jawa Tengah.
Semangat.
nyekar
Di samping menulis cerita rema-
ja, ia juga menulis cerita yang lebih Kata nyekar mempunyai makna
serius. Ketekunannya menulis cerita yang bermacam-macam, antar lain,
ternyata membuahkan hasil; terbukti ‘menyanyi, berbunga, berziarah’. Ka-
karyanya “Tembang Prapatan” ma- ta nyekar berasal dari kata sekar,
suk sebagai salah satu karya yang di- yang berati bunga, tembang “syair”
nominasikan dalam lomba penulisan puisi. Kaitannya dengan sastra Jawa,
cerkak yang diselenggarakan oleh Ta- budaya nyekar merupakan sesuatu
man Budaya Yogyakarta tahun 1999. yang penting dan dominan karena
Karya itu kemudian diantologikan da- masyarakat Jawa memiliki tradisi
lam Liong: Tembang Prapatan. Le- lisan dengan cara menembang ‘me-
wat karyanya itu Noviyana secara nyanyikan sebuah tembang’. Me-
kritis mencoba mengangkat persoalan nembang atau melagukan tembang
anak-anak jalanan. Sementara, karya- macapat dalam istilah sastra Jawa
karyanya dalam bahasa Indonesia disebut tradisi macapatan. Tradisi
dipublikasikan di majalah Aneka Yes nembang atau melagukan puisi Jawa
dan Suara Merdeka Minggu. Bah- ini di Bali disebut dengan istilah ma-
kan, ia juga menekuni penulisan fea- basan. Melagukan kata-kata secara
tures dan esai. Kedua jenis karya ter- langsung tanpa ada ikatan dan dila-
sebut dipublikasikan di harian Suara kukan dengan bebas disebut ura-ura.
Merdeka, Semarang. Ura-ura dapat dilakukan dengan san-
tai sambil tiduran atau sambil istira-
Walaupun ia sarjana ekonomi ju- hat.
rusan Studi Pembangunan, kecinta-
an Noviyana terhadap sastra dan ba- nyitno munajat (1966—)
hasa Jawa cukup tinggi. Menurut pe-
ngakuannya, menulis karya sastra Nama aslinya Nyitno. Nama
dengan media bahasa Jawa merupa- Nyitno Munajat adalah gabungan
kan sarana untuk melestarikan dan dari nama sendiri dan nama orang
menghayati kebudayaan Jawa. Me- tua. Ia lahir di Jombang, Jawa Timur,
nulis dengan bahasa Jawa, menurut 18 Mei 1966. Pendidikannya disele-
pengarang yang pernah bekerja se- saikan di kota Jombang dan Sura-
bagai supervisor administrasi di PT baya: TK Kuncup Mekar, Jombang
Bunas Finance Indonesia (1997— (1972—1973), SD Negeri Swadaya,
1998) ini, adalah sebuah pengalaman Jombang (1973—1979), SMP 10
yang menarik. Pengarang sastra Jawa Nopember, Jombang (1979—1982),
yang sekarang bekerja di Yayasan SPG Negeri Jombang (1982—

370 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

1985), dan Jurusan Bahasa dan Sas- Motivasi Nyitno menulis atau
tra Jawa IKIP Negeri Surabaya mengarang karena ia ingin agar na-
(1985—1990). Pengarang beragama manya dikenal masyarakat dan men-
Islamini boleh dikatakan “serba bisa” dapatkan kepuasaan. Di samping itu,
karena di samping menulis cerkak, ia yang lebih utama, ia terjun ke dunia
pun menulis cerpen, cerita anak, esai, tulis-menulis dengan maksud untuk
lakon, dan buku ajar untuk sekolah. beribadah kepada Allah. Kemampu-
an menulis Nyitno diperoleh secara
Setelah tamat IKIP Negeri Sura- otodidak dan kegemaran membaca
baya, putra keempat dari lima ber- serta menghadiri pertemuan-perte-
saudara pasangan Munajat dan muan seni/sastra. Tulisannya lahir ka-
Sudjinem ini bekerja sebagai guru di rena adanya kegelisahan dalam pen-
SLTP 1 Rogojampi, Banyuwangi, Ja- carian jati diri mengenai maksud dan
wa Timur, selama enam tahun tujuan hidup. Di sisi lain, ia menulis
(1992—1998). Pada tahun 1998 ia dalam bahasa Jawa lebih dikarena-
kembali ke Jombang dan mengajar di kan ingin belajar menyelarasakan ka-
SLTP 7 Mojokerto. Bakat mengajar limat-kalimat dan memperbanyak
diperoleh dari ibunya, Sudjinem kosa kata dalam bahasa Jawa.
(alm.) yang pernah menggeluti profesi
sebagai guru TK di Jombang. Pada Karya-karya Nyitno yang telah
tahun 1990 Nyitno menikahi Marti- dipublikasikan, antara lain, “Gemuk
ningsih (lulusan D3) dan pasangan “ (cerpen, Suara Indonesia, 1989),
ini dikaruniai tiga orang anak: Agil “Pengadilan Sang Pembunuh” (cer-
SetopaksiAl-Amin (lahir 1991), Gi- pen, Bali Post, 1991), “Masseur Ber-
rindra Siti Mawartin (lahir 1993), longkat” (cerpen, Karya Darma,
dan Sambodo Adi Ahmad Laksono 1991), “Penjual Air Tebu” (cerpen,
(lahir 1995). Agar dekat dengan tem- Karya Darma, 1991), “Surat Ter-
pat kerja, keluarga Nyitno Munajat buka” (cerpen, Karya Darma,
kini menempati rumah di Bagusan, 1991), “Wedhus Ireng” (cerkak, Pa-
Kemantren, Gedeg, Mojokerto. njebar Semangat, 1991), “Langgam
Wuyung” (cerkak, Jawa Anyar,
Proses kreatif menulis Nyitno di- 1993), “Sumur Kong” (cerkak, Pa-
mulai tahun 1989 lewat tabloid Suara njebar Semangat, 1994). Selain itu,
Indonesia yang terbit di Surabaya. ia juga menulis novel “Aku Bali
Semula, media berbahasa Indonesia Ngulon Sumitro” (1998) dan naskah
menjadi pilihan ekspresinya karena lakon “Putri Ayu” (1998), tetapi ke-
ketika itu ia belum paham benar me- duanya belum diterbitkan.
ngenai bahasa dan kaidah bahasa Ja-
wa. Dengan menggunakan bahasa Di samping menulis cerkak, cer-
Indonesia, bapak tiga anak ini me- pen, novel, dan lakon, Nyitno juga
rasa lebih bebas berekspresi. Namun, menulis esai, antara lain “Seni dan
beberapa waktu kemudian, ia pun Teknologi” (Karya Darma, 1991),
mencoba menulis dengan mengguna- “Lomba dan Penilaian Sastra” (Kar-
kan bahasa Jawa. ya Darma,1991), “Sastra dalam

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 371

Rangka Pengejawantahan Sastra” Sakdani telah rajin berpuasa Senin
(Wawasan, 1989), “Jawa dalam Sas- dan Kamis. Setelah lulus, Sakdani
tra Indonesia” (Wawasan, 1989), mendaftar ke sekolah guru, yakni di
“Sekali Berarti Sudah itu Mati” (Kar- Kursus Pengajar untuk Kursus Peng-
ya Darma, 1991), “Tentang Fabel” antar Kewajiban Belajar (KPKPKB).
(Karya Darma, 1991), “Sastra Pro- Seluruh siswa KPKPKB (kemudian
fetik: Pengeja-Pengeja Tuhan” (Sur- berubah menjadi SGB) memperoleh
ya, 1989), “Abstraksi Cerpen Sastra ikatan dinas, termasuk Sakdani. Na-
Jawa” (Surabaya Post, 1990), “Sas- mun, ia kemudian pindah ke SGB
tra Jawa Modern Kurang Bergairah” Sukoharjo. Bersama beberapa ka-
(Surya, 1989), “Impulsi Sastra Jawa wannya di SGB Sukoharjo ia men-
Modern” (Surabaya Post, 1990), dirikan majalah sekolah Gema. Ia ta-
“Mapag Deklamasi Guritan” (Jawa mat SGB tahun 1957. Setelah diang-
Anyar, 1993), “Njunjung Si Biyung” kat menjadi guru Sekolah Dasar, ia
(Jawa Anyar, 1993), “Saya Gagal melanjutkan belajar di SMA C/SMU
Mencintai Sastra Jawa” (Karya Dar- hingga lulus tahun 1964. N. Sakdani
ma, 1995), dan “Pamoring Sastra” kemudian melanjutkan kuliah di
(Jawa Anyar, 1994). Sementara itu, AAN dan gelar sarjana muda diper-
karyanya yang terbit sebagai buku: oleh pada tahun 1967. Di samping
Perdi Jawi I, II, III, (buku ajar SLTP, itu, ia belajar sendiri secara otodidak
Intan Pariwara, 1994) dan Menanti di samping kursus jurnalistik dan ba-
Azab Tuhan (Punaruna Pariwara, hasa Inggris.
Jakarta, 1990).
Pada tanggal 1 Juni 1970, di Su-
n. sakdani (1939— ) koharjo, N. Sakdani Darmopamudjo
menikah dengan Sri Wahyuningsih.
Nama lengkapnya adalah N. Dari pernikahannya itu lahir enam
Sakdani Darmopamudjo. N. Sakdani orang anak, yaitu (1) Tegar Pemba-
adalah putra kedua dari 9 bersaudara ngun Dayu Putra, (2) Sekar Hayuati
dari pasangan R. Sakirun Darmopa- Dayu Putri, (3) Tretes Tulissuci Da-
mudjo dan Turiah. Ia lahir di Sura- yu Putri, (4) Esti Utami Dayu Putri,
karta pada 3 Maret 1939. Saudara- (5) Padang Pracoyo Dayu Putra, dan
saudara N. Sakdani bernama Rien (6)ArumTresnaningtyas Dayu Putri.
Hamidah, Muhammad Munir, Siti
Famziah, Untung SriAbadi, Heru Su- Mulai 1 Desember 1958 N. Sak-
mantri, Slamet Sulimah, Sri Syah- dani bertugas sebagai guru di SR
bandiyah, dan Agung Muhammad Sanggang. R. Sakirun (ayah Sakda-
Bahrun. N. Sakdani dibesarkan di ni) merasa bangga melihat anaknya
lingkungan budaya Jawa dan agama telah menjadi pegawai. Sejak lama
yang dianut adalah Islam. R. Sakirun memang berharap Sak-
dani menjadi seorang priyayi. Sak-
N. Sakdani mengawali pendidik- dani juga dianjurkan agar memakai
annya di SR Harjodipuran 52, Sala, gelar Raden karena masih keturunan
lulus tahun 1952. Sejak kelas 5 SR punggawa keraton. Sebagai anak

372 ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA

yang tidak suka mengecewakan orang ring digunakan sebagai bahan lomba
tua, Sakdani menuruti anjuran itu baca guritan di sekolah-sekolah
meskipun sebenarnya ia tidak suka dalam berbagai acara, antara lain,
dengan sebutan Raden di depan na- berjudul “Kidung Asih”, “Agus-
manya. Oleh karena itu, Raden atau tus”, “Wengi Mangsa Panen”, dan
Den dibalik menjadi Ned. Kemudian “Ngadirah”. Selain St. Iesmaniasi-
Ned disingkat menjadi N. Jadilah se- ta, N. Sakdani oleh beberapa kriti-
butan N. Sakdani. Untuk menghor- kus, di antaranya Muryalelana, di-
mati orang tua pula, nama itu dileng- anggap sebagai pelopor guritan yang
kapi dengan nama orang tua sehing- berani merombak tatanan atau kon-
ga menjadi N. Sakdani Darmopamu- vensi. Hal itu salah satunya tampak
djo. dalam karyanya yang berbentuk ba-
lada berjudul “Joko Ijo lan Tresna
N. Sakdani menjadi guru SD di Wulan”. Adapun beberapa guritan
Sanggang hanya sampai dengan ta- lain yang telah ia tulis dan terbitkan,
hun 1970. Sebab, pada tahun 1971 antara lain “Cokekan”, “Sawitri”,
ia diangkat menjadi kepala SD Ga- “Gotong royong”, “Kasatan”, “Te-
jahan, Sala. Setelah itu, sejak tahun tegaran”, dan “Panglipur”. Bebera-
1982 hingga 1986, N. Sakdani diang- pa guritan N. Sakdani juga diambil
kat menjadi penilik sekolah. Menjadi oleh Rass dan diterbitkan di negeri
penilik sekolah pun tidak lama ka- Belanda.
rena sejak tahun 1986 hingga 1996
diangkat menjadi Kasubbag Keuang- Sementara itu, karya N. Sakdani
an Depdikbud Sala hingga akhirnya yang berupa cerpen (cerkak), antara
pensiun tanggal 11 Juli 1996. Di sam- lain, “Kanggo Bumi Kinasih”, “Te-
ping itu, N. Sakdani juga menjadi se- manten Ing Akerat Nganggo Pupus
kretaris PWI Cabang Surakarta. Cinde”, dan “Retno”. Cerpen “Kang-
go Bumi Kinasih” dan “Temanten
Pada Agustus 1966 di kampung Ing Akerat Nganggo Pupus Cinde”
Ratawijayan Yogyakarta didirikan kemudian dimuat dalam antologi Te-
OPSJ (Organisasi Pengarang Sastra manten ing Akherat Nganggo Pupus
Jawa). N. Sakdani adalah salah se- Cindhe (1966) yang dalam antologi
orang arsiteknya. Pada tanggal 17 ini dimuat pula tujuh belas guritan
Agustus 1968, bersama Anjar Any, karya Trim Sutidjo. Sementara itu,
Arswendo Atmowiloto, Moch Nur- cerpen “Retno” dimuat dalam Mekar
sahid P., Mulyalelana, dan sebagai- Sari, Juli 1967. Sedangkan karya
nya, N. Sakdani mendirikan sekali- novelnya, antara lain, Kanggo Bumi
gus menjadi wartawan mingguan Kinasih, Nyilemi Samodra Tresna,
Dharma Kandha. Donya Kebak Rubeda, Nimas Kem-
bang Biru, dan Dukun Ampuh. Kar-
Karya sastra yang pertama dige- ya-karya novel ini ditulis sekitar ta-
luti N. Sakdani adalah guritan. Na- hun 1966 sampai 1968.
mun, kemudian ia juga menulis ce-
rita pendek dan cerita bersambung
(novel). Puisi-puisi N. Sakdani se-

ENSIKLOPEDI SASTRA JAWA 373

N. Sakdani tidak hanya menulis rusan Sastra Jawa Universitas Se-
dalam bahasa Jawa, tetapi juga me- belas Maret (UNS) bekerja sama de-
nulis dalam bahasa Indonesia (untuk ngan Taman Budaya Surakarta. Se-
anak dan remaja). Ketika pemerintah lain ceramah tentang jurnalistik atau
membuka proyek Inpres tahun 1977, koperasi, ia sering memberikan ce-
N. Sakdani sempat menikmati honor ramah tentang sastra Jawa modern
buku-bukunya yang diterbitkan; hal di berbagai perguruan tinggi baik di
ini berlangsung hingga tahun 1986. Sala maupun Jakarta. Terkadang ia
Buku-bukunya yang hingga kini juga diminta sebagai dosen tamu di
menghiasi perpustakaan sekolah, di UNS.
antaranya, Saat-Saat yang Menen-
tukan, Ibuku Pelitaku, dan Dadang
Ketua Koperasi Kecil. Selain itu, ia
juga menulis naskah drama. Naskah
yang antara lain telah disiarkan lewat
RRI berjudul Malam Penyadaran
dan Orang-Orang Perbatasan
(1964). Bahkan naskah ini juga sering
dipentaskan di kalangan ABRI.

Bersama para seniman Sala, di
antaranya, Isda Supoyo, W. Sardji-
wo, dan Andjar Any, sejak 1970 N.
Sakdani membantu Gendon Humar-
dani mendirikan dan membidani Pu-
sat Kebudayaan Jawa Tengah (PKJT)
yang sekarang menjadi Taman Bu-
daya Surakarta. Melalui PKJT inilah
N. Sakdani yang menjabat Ketua
Seksi Sastra (bersama Arswendo
Atmowiloto) sering menyelenggara-
kan berbagai kegiatan (sarasehan,
seminar, pementasan) walaupun saat
itu ia juga sibuk sebagai Ketua Or-
ganisasi Pengarang Sastra Jawa
(OPSJ).

Walaupun usianya sudah tua,
hingga tahun-tahun belakangan N.
Sakdani masih sering muncul mem-
bawakan puisi-puisinya pada berba-
gai pertemuan. Bahkan ia juga aktif
dalam acara macapatan yang sebu-
lan sekali diselenggarakan oleh Ju-


Click to View FlipBook Version