The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-08-27 10:50:32

TARIKH ATH-THABARI Jilid 2

TARIKH ATH-THABARI Jilid 2

BERBAGAI PERISTIWA SEPANJANG TAHUN
EMPAT HIJRIYAFI (PERANG RAJI')

1210. Abu Ja'far mengatakan: Sdain hnu Islraq pernah mencerihkan

kisah tentang pasukan (brlgade militer) ini di luar kisah yang telah
dia ceritakan. Kisah tentarg peristltm SBrrg diceritakan oleh selain
Ibnu Ishaq itu adalah kisah yang diceritakan Abu Kuraib kepada
kami.

AtFThabrani W l{abt, lJ63?|- mefimyadon dari lbnu Abbas RA, dia trerkata:
Pada uraktu Abu $.(pn dan lorrrn mrq6ik marir{Balkan Uhud, s€rh telah sampai di

Rauha', Abu Sdtpn b€rlrata, Tilak pardang Muharnrnad! Kamu sekalian

mernbunuh, dan tidah pandarg para pemb€sar! Kamu selolian potong-potong, bunrk

sekali apa yang kamu sdolhn p€furat

Kabar mengenai itu (ucapan Abu Sr{Fn) sampai kepada Rasululhh SAW rnaka

omr{forang meratapi (p€fuiatan m€rdo[ tdak hma m€rd6 hlu menglrim del€asi

sampai akhimya mereka tiba di Harrraa'ul /qsad ahu srrmur Bani lJyainah.

Allah lalu m€rurunkan a,nt, "(Yaitu) mqraruf, targ matati p*inblt Allah dan
nsi-I@ squdah mqda hrb (dahn Paary Uhud)- ful onngongJ
5ang ffiuat k&ilan di anbm mqda bn lprg bblnm da plala Fng b@r.'
(}s. Aali 'lmraan 13Jr 1721

Peristiwa itu b€rau,al dari bntargm Abu Sr$En k€pada Nabi SAW, '(Alor) bajanii

berterru kembali dengannm da rnasa Perang Badar, saat kalian mernbunuh ltawar.

kawan kami." Orang yang p€naht keryrbaft pliartg, sementara orang lrang pernberani

mergambil berbagai persiapan r.urtrk berpemng dan b€rniaga.

Kaum mr.rslim lah uba di Badar, nanun m€relm tidak menernukan seorang pun,

maka mereka melalnrkan tnrsalsi Fal b€e di pasar. Alah Yang Maha Md,lia lagi
Agung hlu menurunkan ayat "Iukb nruda kenbli dagan nilanat dan karunk (llary

fuar) dad Allah, mqda fikk nffipt fu.wn apap." (Qs. Aali 'lmraan [U:

t74l

Al Hdbami b€rkata, "Fladits tersebut dtiwataean oletr Ath-Thabrani, dan para
perawinyra adalah para perawi hadlts shahih kecuafi Muharnmad bin Marshur Al

Jawazi, orang lnng tepercaya.n W n{afin',jld. 5, hal. 121).

Hadits yang dipublikasikan oleh AtFThabrani termasuk tndits mawhul mutaL

-2i8 Shdrih Tarit{tAdt-Thabad

Dia b€rl6ta: Ja'far bh Ar.rr Al Unrari m€ncaital@r k€pada kilrf,
dia b€rl€ta: Ibrahim bin ls'nrail menceritakan lrcpada lrani dari

Arnar atau lJmar hnu Astl, dari Abu Fftrairah, balma Rasrhr[ah
SAW menguttrs sepuhfi omrg pcrsodl3png dilrcealai oleh Ashton

bin Tsabit Mereka kcrnrdiern p€r,gi, dan k€fika sarnpai d Had'al\

mereka dkeiutlon oleh hhalpin dari lobilah Htdzail, prg

dikenal dengian s€butan bani LahlBn. Mereka rngrgirim semtus
personil pasukan pernanah kepgda mereka, kerrnrdiam nrerelo

menernukan belos ternpat rnal{an kurrna. Mcre&a berkata, 'lni

kurrna Madinah." Mereka lalu mangikuti jeiak mereka.

Ketika Ashim dan sahabat-sahababrln merasaltan kehadiran

mereka, mereka m€ngungsi ke atas gunung. Pasd€n (pernarEh

lain) mengeptmg mereka, kernudian mereka mernintarryaa untuk
furtm dan mernb,,at perlmjian. Ashim lantas berkata, "D€rni

Allah, alnr Udak don turun hanp untuk mernhrat p€rianihn
dengan omng lofir. Ya Allah, beritahulonhh kepada l{abi-Mu

tentang k€adaan karni. "

I-alu tr.rr.urlah lbnu Ad-Dabinah, Khubaib, dan seorarg ldak (tak

dikehhLd rnmanya) menernui mereka. Sekelompok kaurn itu lalu
melepaskan hsnr anak panah mereka.

Mereka hlu mengikatrya kuat-ktrat, mereka tdah mehrkai safu

dari tga ormg tersebut. Ashim berkata: D€rni Alhh hi aual dari

peng[hianatan; derni Alhh alru tdak alon mcrnrnrti kamu

sekalian. Mereka lantas lalu mernhrnuhnya.

Mereka mernbawa Khubaib dan Ibnu Ad-Daerah ke Makkah,
kernudian menyeratrkan l$ubaib k"pada bani Al Fhrib bin Amir

bin Naufal bin Abdi Manaf. Khubaib adahh omng yang

menrbunuh Al Harits di Uhud.

Suafu hari Khubaib berada di tengah-tengah putui-puhi Al Flarib,

lalu tiba-tiba dia mciminjam pisau dari salah seorarqg puti Al
Harits, lnng sengala dh asah nnfuk digunakan mernbr.nruh.

-Strahft Tniltr Afi-Th$ill lFi91

Perempuan ifu udak memsa takut (dia mempunyai seorang anak

yang sedang beranjak rernaja), kecuali ketika Khubaib

menduduh{<an anak tersebut di atas pahanya, sementara pisau ifu

ada di tangannl,ra. Perempuan ifu lantas menjerit, lalu Klrubaib
berkata, "Apakah kamu khauatir aku hendak membunuhnya!

Sesungguhnya sikap khianat ihr bukanlah lemkter karni.u

Perawi (Abu Hurairah) berkata, "Sesudah kejadian ifu perernpuan

tersebut berkata, 'Aku sama sekali Mum pemrah melihat seoftmg
tawanan perang serbaik lftubaib. Sesungguhn!,a aku pemah

melihatrp dan fidak ada buatFbuahan di Makkah, dan

sesungguhnp di tangarurya terdapat sQenis buah anggur png
sedang dirnakannta, itu fidak lain rueki Snng Alah limpahkan

langsung kepada l(hubaib'."

Hayyin mernbarrya Ashim keeada gran[forang Oumist, agar

mereka bisa merasakan sesuafu dari potongan fubuhry,a. Ashim
banyak meninggalkan luka dalarn hati mereka di Uhud. Allah lalu

mengirim hia (dabmrll kepadanya, kerrrudian potongan fubuhnyra

mernanErs, rnaka mereka tidak rnampu menganrbil sesmfu dari
potongan tubuhnyra.

Pada wakfu merel<a mernbaura l$ubaib kelmr dari tanah Hamm
unhfi mernbunuhqp, I(hubaib b€rkata, "Trrggalkan aku sendiri,
aku hendak menunaikan shaht dua rakaat." Akhimya mereka

rneninggalkannSra, dia kernudian shalat drra ral<aat.

Oleh karena itu, disunahkan bagi omng yang hendak dihukum

mati unfuk menunaikan shalat dr.ra rakaat.
Khubaib lalu berkata, nMengapa mereka fidak berkata, 'Khubaib
gelisah?' Pasfi aku menambah (shahtku), dan aku tidak peduli:

Di sisi marn nja (aku dihrkai), tep kanmtianku hanta milik Allah.

Dia lalu berkata:

Itu sqnm bergantug p& Dat Tulnn,

W - sh*ih rarflfiAth-Thabari

iika h naghardald naka Dn alcan mqnMrati arryob fubuh

gng taabikcabik.

Abu Sirura'ah bin Al Harits bin Amir bin Naufal bin Abdi Manaf

hlu kduar mernbanra Khubaib; mernulnrlnya lalu
mernbnnuhngra ."tsz ll/ilUi'4ll

157 Saaadtradits fr dahih.

HR. AI Bulrtrari lSlmhih AI Buhlnri, pcrnbatrasan: Peperangan, bab: Keistimeuraan
Omng yang [<ut Perang Badar, 3989).

Diriwayatkan oleh Abu Humimh RA, dia berkata: Rasulullah merTfrim pasulon
seban!,ak s€puluh orang ;iersonil yang dikepalai oleh Ashim bin Tsabit Al Anshari,

kakek Ashim bin Umar bin Al Khaththab, sampai ketika mereka tba di Had'ah

kaunsan antara Ashfan dan lviakkah, mereka dikejutkan oleh I-ihyran dari kabilah
Hudzail yang kerap dis€ht banu Lihrcn. Mereka bergerak merd€kati kaum muslim
dengan membawa kir&hra serahrs pcrsonil pasukan pemanah. Mereka mencari leiak-

piaknya, dan akhimya mereka ffirasil menernukan lokasi mereka makan kurma di
s€blrah tempat lnrg mereka singgahi. Merdra berlrata, "lni kurma Yatsrib.u Mereka

kernudian mergikuti ftfak kaum mtslim.
K€fika Astrim dan sahabatrhabatryra merasakan kedatangan mereka, mereka pun

pergi ke s€buah kauaasan, selrelompok orang mengepung mereka, lantas mereka
berkata, trrunlah kalian scrnua dan ssahkan diri kamu sekalian, kalian memiliki

perXmiian kami Edak akan membunuh salah seorang di antara kamu sekalian,'

Ashim bin Tsabit berkata, 'l rahai kaum (musyrikin) adapun aku tdak akan hrrun
unhrk membuat p€rianllan dengan orang kaftr. Kernudiin dia berdoa, Allah

berihhukanlah nabFMu tentang kami, lalu mereka menghulani dengan anak panah,
kernudian mereka mernhmuh Ashim, sementara ylang tiga orang funrn menernui

mereka unhrk mergardakan perjanjian."

Di antara merelo ada Khubaib, Zaid bin Ad-Datsinah dan seomng lelaki lain.
Ketika mereka teJah menyelahkan diri kepada mereka, mereka melepaskan busur

anak mereka hlu mengepung ketiga orang dengan ancarnan busur anak panah

mereka.

I-elaki ketiga trerkata: Ini awal dari pengkhianatan, demi Allah aku tidak akan

menenr.rni kamu sekalian, sesunsluhnla aku mernpunyai teladan berkenaan dengan

mereka, maksudnln orarg:orarg ynng terbunuh, lalu mereka melukainyi'a dan

mergobatinya, kemudian dia menolak menernani mereka (lalu mernbunuhnya).

Kernudian mereka membaura Khubaib, aid bin Ad-Datsinah sehingga mereka

menjual mereka berdua sesudah Pemng Badar. Kemudian Bani Al Harib bin Amir bin

Naufal bin Abd Marnf mernbeli Khubaib. I(hubaib telah membunuh Al Harits bin Amir

bin Naufal bin Abd Manaf pada Perang Badar.

Kemudian Khubaib Unggal bersama mereka dengan status sebagai tahanan sampai

mereka bersepakat membunuhnya. Kemudian dia meminjam sebilah pisau yang

h€rdak ditafrrmkannya dari salah seorang puti Al Harits. Kemudian, seorang

puteranya terlepas pada saat dia lalai sampai dia mendatangi Khubaib, kemudian dia

Shahih Tarikft Ath-Thabari 241

-

menemukan putranya sedang duduk di atas paha Khubaib, dan pisau ih.r ada di

tangannya.

Putri Al Harits berkata, "Dia. sangat terkejut yang diketahui oleh Khubaib, lalu

Khubaib berkata, apakah kamu khawatir aku membunuhnyra? Aku tidak akan pemah
melakukan hal demikian..Putri Al Harits berkata, demi Allah aku belum pernah melihat
sama sekali seorang tawanan sebaik Khubaib, demi Allah aku pemah menjumpainya

pada suafu hari dia sedang memakan sejenis buah anggur di tangannyn, dan

sesungguhnya dia orang yang terikat dengan besi dan di Makkah tidak ada buah-

buahan."
Dia berkata, sesungguhnya buah-buahan itu rezeki yang Allah limpahkan langsung

kepada Khubaib. Ketika mereka membawa Khubaib keluar dari tanah Haram ke tanah
Halal untuk membunuhnln, Khubaib berkata kepada mereka tinggalkanlah aku sendiri
unfuk menunaikan shalat dua mkaat, mereka pun meninggalkan Khubaib, lalu dia
menunaikan shalat dua rakaat.

Kemudian dia berkata, demi Allah, jika fldak kalian menduga bahwa aku dirundung

kegelisahan, pasti aku menambah shalatku. Kemudian dia berdoa, A[ah hituglah
jumlah mereka dan bunuhlah mereka dengan menjadikannya hancur lebur, dan

janganlah sisakan seorang pun dari mereka, kemudian segera dia bersenandung:

Aku tidak pduli pda aat aku tqbunuh dalam kadaan lslan $
dl sisi mana aja, kematianku tebp mllikAnah.

Itu semw ada pada DatTuhan, jika Dn mqAhqdakl *

Mal<a Dia akan membeilrati anggob tubuh gtzg tercabtk-cablk.

Kemudian Abu Sirura'ah Uqbah bin Al Harits berdirl menermuinln, lantas dia

membunuhnya. Dan Khubaib adalah orang pertama lrang meneftrpkan pemfumn bagi
setiap muslim yang hendak dihukum mati untuk mengerjakan shalat sunah dua rakaat.

Beliau (Nabi SAW.) telah menceritakan berita tentang mereka kepada sahabat-
sahabatrya pada hari di mana mereka tertimpa musibah. Sekelompok orang Quraisy
menemui Ashim bin Tsabit pada mereka merdapat berih bahwa Ashlm bin Tsabit
telah dibunuh, agar mereka dapat membawa potongan tubuh Ashim yang telah
dikenal, dan Ashim telah membunuh seorang tokoh terkemuka dart kalangan Quraisy.

Kemudian, Allah mengirimlon seienis bayangan menyempai luka pada hrbuh
Ashim, maka tubuhnya menlrdi panas !,ang menerpng uhrsan mereka, sehingga

mereka tibak mampu mernotong s€bagian tubuh Ashim.

HR. Al Bukhari (bab: Perang Raiii', Ra'il dan Dzalsnn, 4086); Al Baihaqi (ld-

Dala'il, jld. 3, hal. 323); Ahmad (ild. 2, hal. 290); dan sebagainya.

l4il - shds rrfldj ArtFrh$art

IGTERANC'A}{ MENGENAI
TGiAH SI.'MI.IR MA'UI{AH

f41. Abu Ja'far bcd&: Fada tahun lroelft hlfriyatr, teriadi peristiwa

yang menimpa panrlon ywrg dlrirtn Raruhlhh SAW, mereka
sattta tChrn*r di s.unr,r lr,Ia,walr

Ahtan p€ngtotnan mcrdo olch l$bi SAW a&lah harena
belhmfutan Fng mcnddong
merghftn mereka.

Ivlal$udnya adahh ap&apa yang tshh dc€ritakan hnu Humaid
k€pada l6rni, da bcrlrata: Salamah nrenceritakan kepada kami,

dia bqlota lrlrdrarnmad ber l*rq rsrceritalon kepadaku, dia

b€rlota, "Rasnrhilah SAW rncnetap d[ lutadinah pada akhir bulan
q,aunl, Dad Qa'da[\ Dail H{hh, dan Muharam. Kaum muryrrik
nrcngorrtrol p€hlsanaan heii pada tahm tersebut.'

Kernudian, pcr*Uut $trnur ltla'rnah pada buhn Strafar di

penghuiur€ crnpat buhn pasca p€raqg Uhud, mengirim (hadiah).

Peristirrra tentang merdra antara hin hadits png diceritakan

ke,padaku oleh Abu Istr4 btu Yar dari Al Mugtrirah bin

Abdurrahrnan hn Al Flarits b,for rfiqgq Abdullah bin Abu Baler
bin Muhammad bin Anr bfor rlazr\ dan lainnya dari lolargan

ulama.

M€rdG bcde Abu Bffia Ar& bh !{alk bin Ja'far Mah'ibul

Asanrnh -tokoh bmi Amh btr Sha'*E'ah- datang mencrnui
Nabi SAW sanrb,[ mcrrbcrilran ha&h kepada beliau, narnun

Raruhr[ah SAW tdak berscdh rmncturE hadbh tcrsebut. Miau

belrabdq Ah, hrm frc* alan Fmn menqima hadbh dari
otag n uflrflc. nhrulhlt qpttn &m jila lamu ingtn aku
mqtqfutn ffibru.'Bd[an bhr rrcnaunrkan Ishm kepadanya

ttfiTrftAtlrlt$erl - 2+t

dan menceritakan kepadanya keadaan yang terkandr.rng di dalam
Islam png berguna bag,nF, dan pahala 1nng diianiikan A[ah bagi

orang-oftmg mukmin. Beliau jtrga mernbacakan Al Qur'an

kepadanya. Namun dia enggan merneluk Islam, tetapi tidak puta
menjauh. Bahkan, dia b€rkata, \,l/ahai Muharnrnad! Jika b€nar

agann ynng kamu p€rintahkan ifu mernang baik dan bagus, rnaka

kenapa kamu (fidak) mengutr.rs beberapa orang sahabat-

sahabafunu ke penduduk Naid, gr.rna mengajak mereka memduk

agamamu? Aku berhamp mereka bersedia mernenuhi ajakanmu.o

Rasulullah SAW meniawab, oAku mangl<haurafrdan kadannAn
panduduk Najd!' Abu Barm lalu berkata, "Aku tetangga mereka.
OIeh karena ifu, uhslah sahabatnu kepada mereka, lalu aiak{ah

orangorcng di sara untuk mengikuti alamn agamamu.'

Rasulullah SAW lah m€ngutus Al Mun&ir bin funr, saudara bani
Sa'dah Al Mu'niq, untuk mernbanfu keerrpat puluh orang sahabat

pilihan, antara lain AI Harits bin Ash-Shammah, Flaram bin

Milhan (saudam Adi1;yin bin An-Naifrr), Uru/ah bin Asrna bh Shalt
As-Sulami, Nafi bin Budail bin Waraqa Al l(hr.rza'i, dan Amir bin
Fuhaimh (budak yarg dimerdel<al<an Abu Bal<ar). Merekalah

oftrng-orang pilihan kaum mr.rslim.ls 12254*5451

' 1s8 5r*75u6its melalui hnu Ishaq dia?f must.

hnu Ishaq tdlah meqpbutkanrala berupa hadllb

Hadits yrang dirirrayatkan Ibnu Hiqnm tentang szah (perjalanan hidrry nabi) melalui

firlur hnu Ishaq redalsiryra semacarn ini, sehtngga sanadlbnu Hiryam (ild. 2, hd. 174)
mencapai derafat mutsal slnhih.

Demikian pula hadits yang diriura!,atkan oleh Khalifah bin Khiyath $ar*h ffialfrfah
hal. 76) dan hadib yang diriua5ratkan Musa bln Uqbah tentang pep€rangan 1png

pernah diikut nabi, talah hadits mtal Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab (ihat
hriFath Al
7/2M1, mesldpun Jumhh png disebutkan dalam hadits tersebut (ernpat
puluh personil), bertentangan dengan keterangan yang terdapat dalarn Slnhih Al

Buldtari dan lalnnya (tujnh puluh pcrsonll).

Jika fldak kentargan, rnaka serrua penje{asan tersebut merniliki $mber 5,ang
sebagaimana ket€rargan
menguatkannya, !/akni riwayat-rir*a;,rat gry slnhifi lnng

akan sagra kemukakan. Namun, keterangan tentang ,umlah personil yang terdapat

dalam hadits shahkl&lh kuat sumbenrlra dan lebih tepat untuk dibut pogangran.

Al Hafizh hnu Hajar telah menerangkan sisi kesarnaan kedrla sumber tersebut,

karena dia mengatakan: (penggaburgan antara keterangan yang terdapat dalam hadits

@ - shahm rarilo Atft-Thabari

142. Muharnmad bin Mara-rq mencerihkan kepadaku, dia berkata: Arnr

bin Yunus menceritakan kepada l<ami dari llcirnah, dia berkata:
Ishaq bin Abu Thalhah menceritakan k€pada lomi, dia berkata:

Anas bin Malik menceritakan kepadaku tentang para sahabat l,labi

SAW 1Bng ditrtus oletr Rasulullah SAW kepada patdtnduk sunur

Ma'unah, Anas Hata: Alar fidak mengetahui ernpat prhrh atau

tuiuh puluh personil! Sumber air ter:rs€hrt dikmsai oleh Amir bin

Thufail Al Ja'fari. Ketrl€ para sahabat Nabi SAW 1png diutus tiba
di sebuah goa dekat zumber air tersebut, mereka dudukduduk di

sekitar sumber air tersebut. Sebagian mereka hlu berl<ata kepada

sebagian lain, "Siapakah di antara lofian ],ang hendak

menyampaikan risalah Rasulullah SAW kepada penduduk yang
berada di sekitar sumber air ini?n hnu Mlhan Al Anshari berkata,

'Akulah png hendak menpmpaikan risalah Rasrlulhh SAW.'

murcal dengan keterargan hadits drahr, ialah hal nnrngldn bftsa dihkukan, misakryn

mernposisikan empat pr.rluh otarg s€bagai pangtrna dan sisar[E s€bagai angggh).

Fath Al kritfi.7,lal. MT.

Menurut pendapatku, keterangan sehin perbedaan soal imlah personil *rmbcr
mengenai hsah ini shahih serh kokoh dic€ritakan oleh Ka'ab bin Matk RA. Dia

berkata, Mala'ib Al Asannah datang menernui Nabi SAW mernbaura hadah.

Kerrudian, beliau menarrrarirx/a memeluk Islam, lalu dia merrolak untrk masuk Islam,

beliau lalu b€rsaMa, "Oleh karena ifu, alnr tdak akan m€nsirna hadiah

orarg musyrik."
Dia berkata, 'Utuslah ke penduduk Nait siapa sap yarg errgkau keherdah, aku

adalah tetangga mereka, kemudian beliau mengirim sdtdornpok orang lnrg di

dalamnya terdapat rama Al Munddr bin Amr. Dan diahh orang !,ang disebut-sebut

dibebaskan untuk dihukum rnati atau dibebaskan ketika telah nrati."

Amir bin Ath-Thufail lalu mengumpulkan bani Amir wtuk nrcnghadapi mereka,
namun bani Amir menolah untuk menaati keinginannlB dan menolak unfuk
mendatangkan Mala'ib Al Asannah. Lantas dia merrgumpulkan bani Sulaim untuk

menghadapi mereka.

Bani Sulaim lalu menuruti kelnginannlra. Amir bin A$FThuilail terus mernbunfuti
mereka dengan diikut hrekira serahrs omng pennnah, dan akhimf mereka bertemu
dengan para uhrsan nabi di kaunsan sumur Ma'unah. Merdo hnbs mernbunuh para

utusan nabi itu ke4uali Amr bin Umaph.

Al Haibami mengatakan bahura hadits tersebut dtui,u,aya*an oleh Ath-Thabrani,
dan pam pemwinyra adalah para perawi hadib shahih(Mafin'Az-Zaqa'id,6/127|..

-Shahih Tarflft AdFThaberi 2+5

Dh hlu keluar sampai fiba di hiwaa '(perkampungan mereka)
hingga mendekati depan rumah-rurnah mereka. Dia b€(kata,

\ /ahai penduduk sumur Ma'unah! Aku adalah utusan Rasnlulhh

SAW kepada kalian, sestrngguhnya aku bersalsi bahwa fidak ada

tuhan sdain Allah dan sesunsguhnlra Muharnmad adalah hamba
serta udusan-Np. Oleh karena ifu, berirnanlah keeada Alhh dan
rasuFltp-'

Arrfr bin Thufail lalu kdnar dari renmhrhan ntrnah. unfuk

menernuinga dengan merrbawa anak panah, lalu lamhmg4a

dihEuk dengan anak panah sampai menembus ke sisi gug hin,
diir hngurg b€rkata, "Allahu akbar, alar rnati d€rni Rabb Katah!'

Merdra hlu mengilarti jeiaknp, sampai akhimya nrerdra

menernnkan satuabat-sahabatryn di goa. Amir bin AtFThrfril lahl

merrh.rruh mereka s€rnua.

Ishaq berltata: Anas bin Malik menceritakan ke,padab batura

A[ah Yang Maha Mulia lagi Agung menrrrunkan alnt Qr'an

m€ng€nai mereka, 'Sampaikanlah dari Kami kepada kar.rn Kami,

'Kami tdah beriumpa dengan Rabb lrarni'. Dia ridha tefiadap

m€rd€ dan merdra pun ridha kepada-NF."

Ayat tcrsehrt hlu dinasakh s€tdah s€ldan larna lrami

, dan Alhh Yang lt{aha Mulia hd Agung

menr.rr.urlon arpt, "Janganlah kamu nqtgin bhsn onrytszil{I

tHryI ggn di jalan Allah itu nmti; blilant mqeka itu hidry 6pitt,
hfup &lam ahn 5ary lain gnq fulan alam ldb ini, e nrum

ma*a mailapt kaiknmtin-kqilmmbn di sisi Allah, en lrarg

Alhh ejalah 5Hg mangelrui @airram kdan hiArp ifir) di
sin fiiruurya dagan
rqeki. Mereka dakm kdaan

gantbin....rlse 1qr. Aali'lmraan t3l: 169170) 12:549-55O1

ls Ftradiu ArE bin l{atk ini dDhih, hadits lorya Al Brtilrari dan

lainntp, harlp sah perawi frhk meragulon tnengemai merdra 1ang b€ltunlah tuilh

puluh p€rsodt s€bagairnana pendapat AtrThabari, dan muqgkin carg IEtg

245 - $*ftTarilfiAdFThahari

143. At Abb6 btoi Al Wahd nr€nc€ritalon kepadalflr, dia berkata:

BapaHu menccritalcan kepadaku, dia berkata: Al Auza'i

menceribkan kepada-lorni, dia bertata: Ish4 btoi Abdullah bkr
Abu Thalhah Al Anshari menceritakan kepadaku dari Anas bin
Itlath da b€*ata: Rasuhlhh SAW mengutus tuiuh puhrh oftmg
ldald Anshar Ertuk rnenernui Amto bkr Ath-Thtfail Al lGhbi.

Pernimpin rnerdra lalu b€dota, T€taplah di ternpat lolian sampai

aku k€rnbali rnenernui lofian dengan mernbawa kabar tentarg
latrn terseh.fr.'

m€lnhEt ragu qpikh AilrTh&ri adalah Ishaq b,in ltlaranq, karena dia p€rnah
rnergablon balua 6a rarg lrang saqgat iuiJr te{api meragukan.
Al Bidrai tebh rgirElraillon hadts tersebut dalam drafir#rBB (pernbalrasan'

Pepcrargaq tl()9f) mebfd Fi.r bhaq bin Abdulhh bh Abu Thalhah, dh trerlata:
Arns mcnoqihkan kgdalor ba|lrla se$nsguhnta Nabi SAW mengangkat pamannlra
(e.tara laklhki tJmrru Situ| rnerradi tuiuh puluh p€rsordl pasukan penunglang
hda

Perninrptr kaurn rnrryrilq Arrfr bfoi AftFThufail, mqnintarln r.rrtuk mernilih antara

liga petkar4 'I(annl rn€rgtmi p€nduduk pedalarnan dan aku menguasai penduduk

kota- Alar menFdi khathh karrnr atau kamu akan ah p€mngi dengan perduduk

G[raftrdar\ dergan b€rihHibu pasrkan-" Amir lalu nrqnsulmya di rumah Ummi fulan,

hh dh bcrlob esok hili sarna seperti esok hari ynng rn€nimpa Al Bal<r di rurnah

sryaq; pqernpum dai lrelnrSa besar bani frrlan, berikanhh kudaku kepadaku, lalu

dia matggal d es pLulggr4l lodarlra.
l&rnrfian l{ararq satrla Lffi $laim (dia seomrg Haki 1ang pincang ketunrnan

Bani fubril seg€ra p€rgi, dfrr ber*ata flt€pda para salnbatr1n) tetaphh di posisi yang
ddot, sarrpai ahr sd€sai mcrrerrnri mereka, jika merdra mau berirrnn, maka kalian

bol€h mstddot, danFlra merdo mernbunrfilm, datanghh pada sahabat-sahabat kamu

sdrahu
Kqndbn da berkat4 'fipnkah kahan p€rcal,a
!,ang hendak
rn€rlpmpailon risahh qarna Baslullah SAW, segera dia berdialog dengan mereka,

dan rncrdra mernbeti lqFrat lrcpada seorang lehki, hlu dia mendatanginya dari

bdakaqg kerrurd&m diil menikarnnln-'

Hammarn b€"kab, 'Aku rneldWa dia menusukrrya dergan anak panah, Ci;

b€diata Anahu Alrbr, ahr btoEsa d€rni Rabb Ka'bah, kernudian seomng lelaki

rn€rlrusul lalu merd<a sernua dih-rnuh kecuali orang lrang prncang, dia bemda di

prrmk hrldL Alah SWT blu menurunkan ayat Qtrr'an kepada kami kemudian

dirnsakh- 'S€snggululra kami tdah berternu Rabb karni, Dia ridha terhadap kami dan

lomtrm ridha lrcpada-Nya,'kerrndian keesokan rtarinta Rasuhllah SAW mengundang

tiga puhh o:arg untrk m€rghadad Ra'il, Dzakunn, Bani l-ahgnn dan sekelompok
qarg lErfg mendrrtrakai Alah dan Rasul-l\,a SAW."

Shahft TarikhAdFTtabari 2+7

-

Pada waktu menemui mereka, dia berkata, uApakah kalian

mempercayaiku, sampai aku mernberikan kabar tentang pisalah

agama Rasulullah SAW?'Mereka menjawab, 'Ya, kami percaya."

Pada suafu kefika, saat dia sedang berada di antara mereka, tiba-

tiba seorang lelaki dari mereka menusuknya dengan kepala anak

panah. lelaki itu menyem binasa aku, demi Rabb Ka'bah! Lalu dia
dibunuh. Amir lalu berkata, "Aku tidak menduganya kecuali dia

datang bersama sahabat-sahabahrya."

Mereka lalu meneliti jejak yang ditinggalkannya, dan akhimya
mereka menemukannya, maka mereka membunuh semua

sahabatnya, kecuali seorang lelaki.

Anas berkata, "Kami pemah membaca ayat yang telah dinasakh,

"Sampaikanlah tentang kami kepada saudara-saudara kami,

'sesungguhnya kami telah bertemu Rabb kami'. Da ridha

terhadap kami dan kami pun ridha kepada-Nya'."150 t2:5501

160 Pembicaraan mengenai hadits Anas bin Malik telah kami kemukakan ketika

membahas riwayat terdahulu, dan kami telah mmjelaskan riwayat Al Bukhari, dan
menambahkanryn dalam pembahasan ini, lalu kami hendak menjelaskan riwayat

Muslim (Shahih, bab: Ketetapan Surga bagi Orang Snng Mati Syahid, 16771 yarg
bersumber dari hadits ArEs bin Malik RA.

Dia berkata: Sekelompok orang datang menemui Nabi SAW, lalu mereka berkata,
"Kirimlah omng-orang yang bisa mengajarkan Al Qur'an dan Sunnah kepada kami."
Rasulullah lalu mengutus kepada mereka tuiuh puluh orang lelaki dari kalangan sahabat

Anshar yang kerap diiuluki Al Qurn '(para penghapal atau ahli membaca Al Qur'an),
termasuk di dalamnya pamanku Haram. Mereka membaca Al Qur'an, tadamrs, dan
mempelaiari Al Qur'an pada malam hari, sedangkan pada siang hari mereka datang
membawa air lalu menaruhnya di masjid. Mereka mencari kayu bakar lalu menjrnlnya,
dan hasilnya mereka belikan makanan buat orang-orang tinggal di emperan masjid dan

orang-orang fakir.

Nabi SAW menguhrs mereka kepada kaum tersebut, namun kaum tersebut
menghadang mereka lalu membunuh mereka sebelum mereka sampai ke fujuan.
Mereka lantas berkata, 'Ya Allah, sampaikanlah keadaan kami kepada nabi kami, kami
telah berjumpa dengan Engkau, karni ridha kepada-Mu, dan Engkau ridha kepada

karni.'
Anas berkata, "Datanglah seorang lelaki menemui paman Anas Haram dari arah

belakang, lalu dia menusuknya dengan anak panah hingga menembus fubuhnya.
Haram pun berkata, 'Aku binasa, wahai Rabb Ka'bah'. Rasulullah SAW lalu bersabda
kepada pam sahabahrya, 'Sesungguhrya saudam-sudam kalian telah tetbunuh, dan

-248 Shahih Taikh Ath-Thabari

mere*a bukab, oAllah, ampall<an keadaan lami k@a rnbi laml,

kami telah bajunpa dengan Engl<au, leni rfdln kepdamu, dan fukau rtdln kepda

kami."

HR. Al Baihaqi (Ad-hlaLs/gn.

HR. Al Bukhari (shahihnln, penrbalrasan: Pepcrangan, 4090) melalui ialw Anas

RA.

Da berkata, "Sesungguhnlra Ra'il, Dzakuran, sekelompok pembangkang, dan bani
LahSnn meminta bantuan kepada Rasulullah SAW unhfi menghadapi musuh, maka
beliau membantu mereka dengan tuiuh puluh omng dari kalangan sahabat Anshar
Srang diiuluki Al Qurru ' pada nnsanln. Mereka mencari kayr bakar pada siarg hari,

sedangkan pada malam hari mereka menunaikan shalat. Setibanya di Bi'r Ma'unah,

mereka dibunuh, karena mereka (Ra'il dan yang lain) telah menglthianatinya. Beliau

kemudian melakukan doa qunut pada shalat Shubuh selama satu bulan, yang ditulukan

kepada bangsa Arab y'ang masih hidup s@ara umLnn, khqrsusnln kepada Ra'il,

Dzakruan, sekelompok penibangkang, dan bani Lah5nn."

HR. Muslim (bab: Kesunahan Doa Qunut dalam Semua Shalat, 677) dan lainnya.

Penielasan Mengenai Cerita Pengusiran Bani Nadhir

Penulisan sejirrah pengr.rsiran ini mengalami perbedaan:
Penulis l<hb Al Maghazi (hnu Ishaq) berpendapat batlwa perang ini t€riadi seudah

Perang Uhud.

Al Hafizh hnu Hajar menggolongkan madzhab hnu Ishaq ke dalam madzhab
mayoritas ahli sejarah berbagai p@erangan lFath Al hri, iil. 7, hal. 385).

hnu Al Qa1ryim berpendapat sama dengan hnu Ishaq, dia berkata, "Keterangan

yrang tidak diragukan lagi kebenarannln adalah, perang bani Nadhir itu terladi sesudah

Perang Uhud.u

Al Buhhari menjelaskan bahwa peristiwa perang Bani Nadhir terjadi sesudah
Perang Badar. Dia mengatakan, bab tentang hadits Bani Nadhir, harta yang

dikeluarkan Rasulullah SAW sebagai diyat unhrk dua orang lelaki, dan pengkhianatan

y'ang hendak mereka lakukan kepada Rasulullah SAW.

Az-^hn mengatakan dari Urwah, bahwa peristiwa perang bani Nadhir di

penghuiung enam bulan pasca Pemrg Badar, menurut riwayat lain, teriadi sesudah

Pemng Uhud. Firman Allah SWT, "Dialah gng metgeluarkan omng-orang kafir di

anbm Ahli Kibb dari katnpung-larnpug mereka pada aat pengusinn yang pertama
(jnng dimaksud dengan Ahli Kitab ialah omng-onng Yahudi bani Nadhir, merekalah
Sang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah)...." (Qs. Al Hasyr [59]:

2)

hnu Ishaq meletakkan firman Allah tersebut sesudah peristiwa sumur Ma'unah.
(Fath Al Bari, jil. 7, hal. 382).

Al Hafizh (Fath Al Barl berkata, "Abdurrazaq dalam karSranya menyambung hadits
dari Az-Zuhri dengan redaksi yang lebih lengkap dibanding hadits ini, dan redaksinya

bersumber dari riwayat Az-Zuhn. Redalsi hadits Az-Zuhri dari Urwah yaitu, "Kemudian

peristiura p€rang bani Nadhir, mereka adalah sekelompok orang keturunan Yahudi,

terjadi di penghujung enam bulan pasca Perang Badar." (Fath Al hri,jld. 7, hal. 384).

Al Hafizh juga pemah berkata, "hnu Mardawaih pemah meriwayatkan kisah bani
Nadhir dengan sanad yarg shahih melalui Ma'mar dari Az-Zuhri, (Abdullah bin

Shahih TadkhAth-Thabari 249

-

Abdrrmtunan bin [h'ab bin Malik menceritakan kepadaku melalui seorrrg sahabat,

dia bertat4 'Orang-orang loffr aumisy mengirim surat kepada AMullah bin Ubay dan
lainntl4 yakni orang-orarg png meqlernbah befiala sebelum Perang Badar.").

Mereka menekan Abdullah bin Ubay dan lainnp unfuk mengisolasi rnbi SAW dan

para sahabatrya, serta mengancamnyn dcrrgan mernerangi seluruh bangsa Arab, rnaka

Abdullah bin Ubay dan para pengilarhp terpengaruh untuk menyerang kaum

rnusftm----

Dalam narasi hadits terdapat redalsi: ketika Perang Badar terpdi, sesudah pera$

itu usai, orang-orang kaffr Arais!, mengidm surat kepada orang Yahudi,

ls€sunggrnnEla kalian adahh orugolar{l yang mernilild ikatan yang kuat dan kokoh.'

Bani Nadtrir kernrdian membuat kaepalatan untuk melakukan pengk'hianatan...: Al

Haftdr hlu meqrcbutkan hadits secara lengkap, dan @a akhir kisahnSra dia

rrrcrgataloru Abd bin Hurnaid iuga telah mertwayatkan hadits tersebut dalam tafuir dad
Abdurazaq. Keterangan tersebut drAgaan Ibnu At-Tln png mer4ptakan

bahm kisah ini tdak merniliki sumber hadits yang bersanad.
Merr-uudar (Al Haftfi), irf l€bih hnt dibanding
bahun lbnu Ishaq,

p€rang bar{ I{adhlr iahh permohonan Miau SAW 4ar merdo
mernbantmp merrye.lesaikan digt &n orang lehki. Akan tetapi, hnu btraq s€pal€t
dengan rnayorib ahli seiarah babagai p€p€rar4Fn Fath Al hri, fld. 7, hd. 385).
Al Fbffzh berpandaqfan batnrn As.$lnili telah mengitsdi madztrab 1ang gilfil

k€tilra dia menermggriltan p€rnlataan A?AnviFan et AA fld. 7, hal. 385).

Al Usfiadz Ah fularna nraa kini) Uerpardangan bahua pendapat 5prg dipilih lbnu
bhaq dalah Frrg rrESuL sedandan Al Iman Az-bhn tehh lrcftru b€rp€ndapat,
p€rryataan lbnu Al Cylrm. ljh. ilnhh,as-Stz,h@ 24l2Ml.
Al t-lsfiadz A[ mencoba tnengamUit pandangn Ibnu Al aatlrim dan lbru Hazm
urtrh merrhddikan kebenaran pardanganq/a. Al Ustadz Ali menyertakan hadits

slnhihyrgdirirrJEadon Al Hahm ndahi ralur Aisyah RA Dia b€rlota tentang hsah
terseht, ?eftliuaa pqarg bani l{adhh (rn€rd€ sdelompok orarg ketr.uunan bargsa

Yatxd) teriadi d p€ngtrujur€ enam bulan pasca Pemng Badar.'

Al Lrsiladz Al Fadlril b€rlota, 'Orarg 1;urg rnelihat hadits AIryah RA berpardangan
balua hadits tersehrt padangan orarg lrang nrengatakan bahwa

p€lisElrn- p€rang bani Nadhir teridi emm hrlan sesdah Perarg Eladar, s€p€di

p€rdaeat yarg dsampailcn ol€h Az-Zrhd, dan ketemrgan tersehrt terungkap dalam

sanadhadits Alqrah RA. Jawaban tentarg hd ters€but sarna sep€rti pendapat yarg
tdah dfampailon lhr Al aatt n\ lakrn tdah teriadl kdrcfiruan datam mengrmp
hadits dad Az-Zrrhi, ahu keterargan itu keluar ahbat k€bimbangan Az-hhn$lahil,

Sirdhlnl^z44;l.
M6nur.rt kami: Pendapat prg mendekafi kebenaran adalah,
Al Bdihari
dahm enhiEtry, lrang mdeilakkan p€rarg bani Nadhir ini sesdah merruturkan

pen*Uta Perarg Badar. Modd perrulflsan yarg dipilih Al Brldrari ini didulong oleh

hadib riunlrat AI Hahm dalan Al Mtsilnk $ld. 3, hal. /183) dengan and 1yatq

drahfibemumber dari hadits AisJah RA

Al Flahm merirralntkan hadits rndafti Aistah RA dia berkaa" ?eristiwa pqang

bani l{adhir tdah teriadi di pengtngung mam bulan pasca p€ristua Perarg Bdar.
M€rde adalah sekelompok orang kefrrunan Yahudi 5nrg ternpat tnggd dan

lofina m€rdo b€mda d lqtrean l{adna}r.o

lEl - tuffiTnffiAdFThsed

Rasrhillah SAW blu marg€pung mcr,*a sampai akhirqta mereka bcrsedh untrk

dievakuasi ({eluar Madinah}. Merelm hanlR merrbaua sedtkit kcprqpan merdo,

s€p€rti wrta, per*akas rumah hrT1;a, dan harta berda bcrharSa lerya, ketrnft

s€{rFta.

Taltait merdq Alhh mernnmkan 47at:

"Tdah ffi*th kda Allah ap Snrg * di hrgit hn bwi; tut DbHt lptg
Maln Patu fui llbhra BiFtsam-"

'Dnlah gry maqdnrtan orugpng lafu dl anbn Alrb l{ibb fui lonrugr
bnpug ma& pda sat pgdrut Fq, pbna- bnu {dak maa,aryfu bhta
nrudca alen kdnr---' (Qs. Al l{aryr [59]: 1-2)

I{abi SAW mernerargi merdo, sampai alfitry befiau bcrsedia berdarnal dergan

mereka dengan ryarat (merel<a) mau dielralmasi kehrar dari lvfadinah hlu beJiau
merela pergi menuiu qEm. Mqdra adalah kcfi.utrnn srlor bmgsa gnrg

pada masa lampau belum pennh menerirna p€ryEiran. /Ckan t€dapi Alhh telah

menetapkan hal tersebut atas mereka, dan s€andairya ifu tidak t€riadi, maka Allah

pasti merghulurn mereka di dunia dengan cara dihrnrh dan diteAdon s€bagai

tauranan p€raql. p€rtarna

Firman Allah di atas maksudnya adalah p€risBuJa t€rs€but,

(bangsa Yahudi) di drrnia ke negpri Qnm.
Al Hahm
bahwa hadib terccbd dralziilrsrs.)at perqprdtan Al Br.rkharF
Musfim. Adz-Dzahabi s€pakat dengan
Al Hahm.

Ah[ hadib Al Ahani mengatakan bahun hadib tesehrt hanya merrcapai lqnlifil€si
dtahih karern Zaid bin Al Mubarak AslrStran'ani dan gunurl;a Olutrarnnrad bin Ts.r)

bukanlah para pemwi hadits tersebut (fiqhts-Slnh Al G[raafr, fafu AI Abani,hal.

303).

M€nrrrut kami: Hadits inl sanadrp nnwhul shalnh dan hadits ini pr.rla Fng
diiadilen sebagai refgrensi- Mengenai tduhan kebimbangan yarg disampaikan lbnu
aaytim dan lainnla k€pada Az-7ilhi, rnasalah hin png mernbuka nrarg untuk

dip€rdeba*an- Namun, mayoritas ahli sgara[t bqbagai p€peraqFn s€palGt bahrrra

tuduhan k€bimbangan ihr udak s€barxffng dengan hadib sAarxTr. Wabhu'fun

Haditrhadits shahihlatv\F mengerrai peristlua p€rarlg bani Nadtrir adalah sebagai

b€dlctt

HR. Al Bulrtari (p€rnbatlasan: Peperangarq 4OZ9l Un Mustm (pernbalrasan:

Tafsir,3O3l).

Al Bukhari dan Musllim medwayatkan hadts dari Sa'id bh .hrbair, dia berkata,
'Alor bertanla kepada hnu Abbas RA tentarg $rah Al Haqn, hh da menfinraab,
'Kabkanlah suah An-Nadhtur.' Redaksi ini mifk Al Buklrari. R€dal$i mitk knam

Muslim yaitu: Aku b€rtanya k€pada lbrm Abbm terrtang surah At-Tauball lalu lbnu

Abbas bafik bertarrya, 'Apakah karern tobat?
Itu adalah sumh ,4/ Fadhihah (meneJanjnmgi kg€l€kan). Surah At-Taubah tenrs-

menerus dihuunkan (diantaranfia berkenaan terrhng k€burul{an rn€relo dan s€bagian
lain untuk png lain), sampai-sampai mereka
Udak ada seorcng p-ur dari

merela yrarg luput dari karni kecuali diungkapkan di dalamqn. Said bin Jubair

berkat4 alar bertarya suratAl-Anful? Dia menpunb itu snat p€dstura Badar- Sa'id bin

Jubair berkata, alar bertany'a adapun surah AI Hasyr? Dia menirwab, itr dihrnrrkan

-stfihilr TarirrAdrThtui IEl

berkenaan dengan Bani Nadhir) (shahih Muslim, bab: Surah AI Bara'ah Al Anfaal dan

Al Hasyr).
Al Bukhari meriwayatkan dalarn ShahilTnya (pembahasan: Peperangan, 2t030) dari

Anas bin Malik RA, dia berkata, "seorang lelaki memberikan perkebunan hrrma

kepada Nabi SAW. hingga beliau menguasai Quraizhah dan Nadhir, sesudah itu beliau

mengernbalikannya kepada mereka.'

Al Bukhari meriwaptkan dalam S/halulrnya (pembalrasan: Peperargan, t1031) dai

hnu Urnar RA, dia berkat4 "Rasrlullah SAW pernah membakar perlrcbunan lurma
banl Nahdir dan menebargrq,a, sedangkan
itr rnasih produldif lAmidn.
Allah lah m€nurunkan aSat,'Ap ap gng kanu t&ng eri dw, lilrrtp ftnillk
omr{lomftl kafir) atau Fng lenu blarbn (turnhrh) bqdlri di abs pl<olotA naka
(semm ltu) dalah dagan Ein,4hh...: "(Qs. Al Hasyr [59]: 5).

Al BrrHEri medwalratkan drilrrm Shahilrrya (pembahasan: Peperargan, 4033)
dari hnu Umar RA, dia berleata, nsesurgguhnya Rasulullah SAW p€rnah melnbakar

perkebunan kurrna banl l{aMlr.n
hrnr Umar bahua l€r€na p€rlsfrt^ra it hh Hasan bln Tsablt

bcrsenandurg:

Irfudah sala @ ru*npn Uny
Mqtbmt kdal<arut 5ang nrqrbwrhng di F*Aurut lanm pry nNh pdulfrf

fuminl,).
Hartshnu Umar berl<ata, 'SufiBn bh
dengan sarndungnlp:

Alhh @h nqWWttan ltu &d smtu

Dan ntnla ap,i eh nqetwrgwlan ujug<tfingrya
K&k l<amu mag@hui dl nrun dari tanpt itubh ebry ldlhtl
hn latnu alcan nang@hn flprnl@h brnh-kmh lami pg nmlr

HR. Mr.rslim (Shahilnrya pernbatrasan: Jlhad dan Perialarnn Ffidup l.Iabi, bab:

Dibolehhanryra Menebarg Pepotronan ltfilik Kaum l&fir dan Mernbakarqn,lT6).

Redalsl Muslim: S€sungguhnla Rasuhrllah SAW p€rnah men$arg dan merrbakar

pohon kuma milik bani Nadhir. Dlorenalon peds0wa ini Hasan B€n{an
Mdahsaia bglFntnpnluy
Mqtbwt keblaran gtg ma nbunbutg di F*Aumn hma gg nzslh pdulfrf
(Wnintt).
Berkenaan dengan "Ap aJa gry bmu
otr€urstg€borr$utdgitkuarufir*)aanblauhgrgy\
tebang darl pohon furrrn (nikk lanru biathn (frnfuh)

Wtui dl abs pkolm5a, nnka (sma lhl dalal, dqgpn ldn tqlhh....' (G. Al Haqtr

[59]:5).

@ - shdftTililftAdFrtsert

PERANG DZATURRIQA'

144. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq
menceritakan kepadaku, dia berkata: Muhammad bin Ja'far bin

Az-Zubair dan Muhammad bin Abdurrahman menceritakan

kepadaku dari Urwah bin Az-Zubair, dari Abu Hurairah.

Dia berkata: Kami pergi bersama Rasulullah SAW ke Najd, dan

ketika kami sampai di perkebunan kurma Dzaturriqa', beliau

bertemu sekelompok orang dari Ghathafan, dan sebelumnya tidak

pemah terjadi peperangan di antara kami; hanya saja ada

sekelompok orang yang menakut-nakuti mereka, dan turunlah
ayat tentang shalat khauf, beliau memecah para sahabaturya
menjadi beberapa bagian, sekelompok pasukan berdiri searah
dengan musuh, dan kelomiok lain berdiri di belakang Rasulullah

SAW. Rasulullah SAW lalu mengucapkan takbiratul ihram,

kemudian semuanya mengucapkmr takbiratul ihmm, kemudian
beliau rukuk bersama orang yang tepat berada di belakangnya,
dan sujud bersama mereka. Pada wakfu mereka berdiri, mereka

segera berjalan mundur menuju shaf sahabat-sahabat mereka, dan

kelompok lain kembali, sementara mereka meneruskan shalat

sendiri-sendiri sebanyak satu rakaat.

Mereka lalu berdiri, kemudian Rasulullah SAW shalat bersama
mereka satu rakaat dan mereka ikut duduk, sedangkan mereka

yang berhadapan dengan musuh kembali, lalu menunaikan rakaat
kedua, kemudian semuanya duduk, lalu Rasulullah mengumpulkan

Shahih Tarilft Ath-ThsSsi E3
-L-

mereka semua dengan salam, lalu beliau mengucapkan salam

kepada mereka. 161 12:5561.

744 a. Abu Ja'iar mengatakan riwayat mengenai model shalat

Rasulullah SAW sangat beragam, yakni shalat khauf ini di tengah
perkebunan kurma dengan perbedaan yang sangat mencolok.
Saya kurang suka menyinggungnya dalam pembalnsan ini, karena

khawatir memperpanjang isi kitab ini. Insyaallah saya akan
menjelaskannya dalam kitab saya yang berjudul Basith N Qaul fii

Ahkami S5ara'i'il Islam, pembahasan tentang bagian shalat

khauf.162 12/5571

t6r Sanadhadib ini dha'if.

Hadits Abu Humirah tentang shalat khauf stahrsnya shahih.

Ilrnm Ahmad dan An-Nasa'i merir,rnyatkan hadib tersebut dengan sedikit

perbedaan, karena riwayat Abu Hurainh RA, dia berkata, "Aku menunaikan shalat
khauf bersama Rasulullah SAW pada tatrun terpdinya Perang Nail, lalu beliau berdiri

hendak menunaikan shalat Ashar."

Pada bagian akhir hadits terdapat redaksi, "Kemudian salam, lalu beliau

mengucapkan salam dan semua pasukan furut mengucapkan salam. Dengan dernikian,
Rasulullah shalat dua rakaat, dan masing-masing kelompok dua rakaat."

Demikian pula Abu Daud, meriwayatkan hadits tersebut dengan dua riwayat

sebagai berikut:

Perbma: Melalui jalur Haiwah dan hnu Luhai'ah dari Abu Al Aswad, bahwa dia
pemah mendengar Urwah menceritakan hadits melalui Marv,,an, bahwa dia pemah
bertanya kepada Abu Hurairah, 'Apakah kamu pemah menjalankan shalat khauf
bersama Rasulullah SAW?' Abu Hurairah menjawab, "Pada masa perang di Najed,
Rasulullah menjalankan shalat Ashar." (jH.2, t240l.

Kdua: Melalui jalur Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair dan Muhammad bin Al
Aswad dari Urwah, dari Abu Humirah, "Kami pergi bersama Rasulullah SAW ke
Najed, hingga ketika kami sampai di perkeburnn kurma Dzahrriqa beliau berternu
sekelompok orang dari Ghathafan...." (ild2, L247).

Da menuhrrkan kandungan dan redalsi hadits yang berbeda dengan redaksi

Haiwah.
Dalam hadits ini dia berkata, "Pada saat beliau nrlm bersama orang yang berada di

belakang beliau dan sujud."

Abu Humimh berkata, "Pada saat mereka berjalan mundur menuju shaf para

sahabat mereka, dia tidak pernah menyinggung membelakangi arah kiblat." Selesai.

r52 &nad hadi5 ni shahih.

W1 - Shdrih TarikhAth-Thabari

145. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, dia berkata:

Mu'adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, dia berkata:

Bapakku menceritakan kepadaku dari Qatadah, dari Sulaiman Al
Yasykuri, bahwa sesungguhnya dia pemah bertanya kepada Jabir
bin Abdullah tentang peringkasan shalat, kapun hari diturunkan
atau pada hari apa peringkasan shalat ifu? Jabir menjawab, "Kami
mulai bergerak pergi, kami bertemu dengan rombongan orang
Quraisy yang baru tiba dari Syam." Sesampainya kami tiba di

sebuah perkebunan kurma, datanglah seorang lelaki dari
rombongan tersebut menemui Rasulullah SAW, dia menyeru,

"Muhammad." Beliau menjawab, "Ya (aku Muhammad)." 'Apakah
kamu takut kepadaku?' tanyanya Beliau menjawab " Tidak," Dia

lalu bertanya, "Siapakah yang melindungimu dariku?" Beliau

menjawab, "Allah yang melindungiku darimu." Dia lantas

menghunus pedang dan mengancam beliau. Beliau lalu menyeru

untuk segera pergl, sambil mengambil senjata. Kemudian
dikumandangkan seruan shalat, maka Nabi Allah SAW

menunaikan shalat bersama sekelompok orang kaum muslim,

sementara kelompok lain menjaga mereka. Beliau lalu

menunaikan shalat, dan mereka yang tepat berada di belakang

beliau shalat dua rakaat, kemudian mereka yang berada tepat di
belakang beliau berjalan mundur, lalu berdiri di shaf para sahabat
yang menjaga mereka.

Kemudian tibalah giliran yang lain, lalu beliau menunaikan shalat
dua rakaat bersama mereka, sementara kelompok lain menjaga

mereka yang sedang shalat. Beliau lalu mengucapkan salam.

Dengan demikian, Nabi shalat empat rakaat, sedangkan masing-
masing kaum muslim shalat dua rakaat. Pada hari itulah Allah
menurunkan ayat berkenaan dengan shalat qashar, dan kaum

mukminin diperintahkan membawa senjata. 1 53 /12 557 |

16s gu611r shahih.
HR. Al Bukhari (no. 4136)dan Muslim (pembahasan: Shalat Khauf, no. 843),

-ShahihTarikhAth-Thabari I 2S5l

146. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq

menceritakan kepadaku dari Amr bin Ubaid, dari Al Hasan Al

Bashri, dari Jabir bin Abdullah Al Anshari: Seorang lelaki dari bani
Muharib yang kerap dipanggil fulan bin Al Harits, berkata kepada
kaumnya dari Ghathafan dan Muharib, "lngatlah, aku hendak

membunuh Muhammad unfuk kalian?u Mereka menjawab,

"Baiklah, bagaimana cara kamu membunuhnya?" Dia menjawab,

"Aku akan menyergapnya secam diamdiam."

Dia pun bergegas mendatangi Rasulullah SAW, sementara saat itu

beliau sedang duduk, dan pedang Rasulullah SAW berada di

pangkuannya. Dia lalu menyetu, "Muhammad, lihatlah pedangmu

' ini!" Beliau menjawab, "Benar (ifu pdangku)." Dia lalu
mengambilnya dan menghunusnya, kemudian segera

menggerakkan pedang ifu (berniat membunuh beliau), narnun

Allah menahannya. Dia bertanya, "Muhammad, apakah kamu

tidak takut kepadaku?" Beliau menjawab, 'Tidak. Apa yang

membuatku takut kepadarnu? Dia menjawab, "Apa! Kamu tidak

takut kepadaku?' Beliau menjawab "Tidak. Allah melindungiku

daimu!'

Dia lalu menyamngkan pedang tersebut dan mengembalikannya
kepada Rasulullah SAW. Allah lalu menurunkan ayat, "Hai orang-

orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikrnat Allah (lnnS

dibenkan-Nya) kepadamu, di waktu suafu kaum bermakud

hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat

jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari katnu.... z15a (Qs.

Al Maa'idah [5]: 7U. t2/557-5581

dan yang lain yang telah meriwayatkannyn.

164 Sanad hadib ini dha'i{ alan tetapi sumber pokok kisah ln shahih, seperti
keterangan pada riwayat sebelumnya. Al Bukhari dan Muslim tidak pemah
mengemukakan natna lelaki tersebut, kecuali riwayat Al Imam Al Hakim (//

Mustadnk, (jld. 3, hal. 29), menyebutkan bahwa nama lelaki tersebut (Ghaumts bin Al

Haritsl.

Ei61- Shahih Tarikh Ath-Thabari

Al Hakim menjamin hadils Shahibnya sesuai persyaratan hadits shahih Al Bukhari
dan Muslim, dan Adz-Dzahabi sepakat dengan Al Hakim.

Berbagai Riwayat Al Bukhari dan Lainnya tentang Perang Dzaturriqa'

Diriwayatkan oleh Al Bukhari (Shahih, pembahasan: Peperangan, 148, no. 4136)'

Ismail menceritakan hadits kepada kami, dia berkata: Saudaraku menceritakan hadits

kepadaku dari Sulaiman, dari Mulrammad, dari Abu Atiq, dari hnu Syihab, dari Sinan

bin Abu Sinan Ad-Da'uli, dari Jabir bin Abdullah RA, bahwa dia pemah berperang

bersama Rasulullah SAW di kawasan menuju Na!d. Pada waktu Rasulullah SAW
kembali, dia pun kembali bersama beliau, lalu mereka tiba di lembah yang banyak
ditumbuhi semak belukar (udhati. Para sahabat lalu berpencar di semak belukar

mencari pohon unfuk berteiuh, sementara itu, Rasulullah SAW berteduh di bawah

pohon samurah dan menggantungkan pedangnya di pohon tersebut. Kami lalu tidur

sekejap. Namun tiba-tiba Rasulullah SAW memanggil kami, maka kami menemui

beliau, dan temyata di samping beliau ada orang badui (a'rabi sedang duduk.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnln orang ini menghunus ketika aku
sdang tidur. Ialu aku terbangun, sernentam pdang ini ada di tanganryn sambil

mengancam, dia berkata, 'Siapakah yang melindungimu dariku?'Aku berkata, 'Allah

(nng melindwgiku)'. "[alu tiba-tiba dia terduduk [emas). Rasulullah SAW tidak pemah

memberikan hukuman apa pun kepadanya."

Abban berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan hadits kepada kami dari Abu

Salamah, dari Jabir, dia berkata: Kami bersama Nabi SAW di Dzatuniqa. Ketika kami

tiba di bawah pohon yang rindang, kami meninggalkan Nabi SAW berteduh di bawah

pohon tersebut. lalu tiba-tiba datang seorang lelaki musyrik, sementara saat ihr

pedang Nabi SAW digantungkan di pohon, dia menghunusnya dan berkata kepada

beliau, "Apakah kamu takut kepadaku?" Beliau menjawab " ndak." Dia lalu berkata,

"Siapakah yang melindungimu dariku?" Beliau menjawab, "Allah (1ang melindungiku)."

Para sahabat lalu memperingatkannya.

Shalat hendak didirikan, lalu beliau menjalankan shalat bersama sekelompok kaum

muslim dua rakaat, kemudian mereka berjalan mundur, dan beliau menjalankan shalat

bersama kaum muslim lainnya dua rakaat, dan shalat Nabi SAW berjumlah empat

rakaat, sedang masing-masing kaum muslim dua rakaat. Musaddad berkata diceritakan

oleh Abu Awanah dari Abu Bisyr, nama lelaki itu ialah Ghaurats bin Al Harits, dan

beliau memerangi Muharib Khashafah di Dzaturriqa'.

Abu Az-Zubair berkata, ia diceritakan oleh Jabir: Kami bersama Nabi SAW di

sebuah perkebunan kurma, lalu beliau melalsanakan shalat khauf.

Abu Hurairah berkata, "Aku pemah shalat bersama Rasulullah SAW pada Perang

Najed dengan model shalat khauf."

Abu Humirah datang menemui Nabi SAW pada masa-masa Perang Khaibar.

Ahmad meriwayatkan (Musnad, jld. 3, hal. 111) dari Jabir bin Abdullah, dia

berkata: Rasulullah SAW memerangi Muhadb Khashafah. lalu pada suahr waktu

mereka melihat kelengahan dari pihak kaum muslim, maka seorang lelaki -yang
biasanya dipanggil Ghaurats
bin Al Harib- datang dan berdiri tepat di atas kepala

Nabi SAW dengan menghunus pedang. Dia berkata, "Siapakah yang melindungimu

dariku?" Beliau menjawab, 'Allah ,4.a wa Jalla.'Lalu tiba-tiba pedangnya terlepas dari

tangannya, maka Rasulullah SAW mengambilnya. Beliau kemudian bertanya,

-Tarikh Ath-Thabari W?in

.S.lrStritr

'siapakah yang melindungimu daiku?" Dia menjawab, "Jadilah seperti orang terbaik

dalam mengambil sikap." Beliau bertan5ra, 'Apkah l<amu hendak bersaksi bhtn tiada

tuhan selain Allah" Dia menjawab "Tidak, tetapi aln-r hendak membuat perjanjian
denganmu, yakni tidak akan memerangimu dan tdak akan turut serta bersama kaum

yang memerangimu." Beliau lalu membebaskannya pergi.
Dia kemudian pergi menemui kawan-kawannya dan berkata, "Sesungguhnya aku

datang kepada kalian (membaun berita) dari sebaik-baikn5a orang."

Al Hakim meriwayatkan hadits tersebut dengan tambahan redaksi, "Ketika shalat

telah tiba, Nabi SAW melaksanakan shalat dengan model shalat khauf...."
Al Hakim berkata, "Hadits ini sanadnya shahih dengan catatan sesual persyaratan

hadits Shahih Al Bukhari Muslim, dan mereka berdua belum pemah meriwayatkan
hadits tersebut. Adz-Dzahabi telah sepakat dengan Al Hakim (Al Muskdmk mab At'

Talkhish,jld. 3, hal. 30).
hnu Hisyam meriwayatkan melalui jalur hnu Ishaq, dia berkata: Wahab bin Kaisan

menceritakan hadits kepadaku dari Jabir bin Abdullah: Kami pergi bersama Rasulullah

SAW unhrk berperang di perkebunan kurma Dzaturriqa', dengan menaiki untaku png

lemah. Pada waktu Rasulullah SAW mulai berjalan, behau bersabda, "Jalan dergan

hati-hati, kamu akan sampai." Akhimya aku tertinggal, maka Rasulullah SAW
menemuiku dan bersabda, 'Apa 5ru9 terjadi pdarnu, vwhai Jabir? Aku menjawab,
"Wahai ufusan Allah, unta yang membawaku ini berialan sangat lamban." Beliau
bersabda, 'Derumkanlah dia-u Aku berkata, 'Aku sudah menderumkarurya." Rasulullah

SAW lalu furut menderumkannln, kemudian bersabda, "Bqikanlah kepadaku tongkat
di hrganmu, abu potonglah tongkat dari sebuah pohon buatku.o

Aku lalu melakukan (perintah beliau). Rasulullah SAW kemudian mengambil
tongkat tersebut, lantas menggebrak unta tersebut menggunakan tongkat dengan
beberapa kali gebrakan. Beliau lalu bersabda, uNaiklah.' Aku pun naik. Beliau lalu

pergi. Demi Dzat yang mengufusnln dengan benar, sambil mengendalikan rlntan5ra

kuat-kuat.

Jabir berkata, "Aku berbincang-bincang bersama Rasulullah SAW, lalu beliau
bertanya kepadaku, Apakah lamu hendak menjual untannu ini kepadaku, ovahai
Jabir?'Aku menjawab, 'Aku hendak menghibahkannya kepadamu, wahai uhrsan
Allah'. Beliau balik menjawab 'Tidak. Setiap squatu mempuryai nilai tukar yang sama
dengan barangnya'. Aku lalu menjawab, 'Sebutkan saja harganya, wahai utusan Allah!'
Beliau bersabda, 'Aku ambil unta tersebut dengan harga safu dirham'. Aku berkata,

'Tidak. Jika harga segitu aku rugi, wahai utusan Allah!' Beliau bersabda, 'Dua dirham'.

Aku menjawab, 'Tidak'. Rasulullah SAW terus menaikkan harga kepadaku hingga
mencapai satu auqi5nh (119 gr perak). Aku bertaqn, 'Apakah engkau sungguh-
sungguh ridha, wahai utusan Allah?' Beliau menjawab, Ya'. Aku lalu berkata, 'Jika

demikian unta ih.r milikmu'. Beliau bersabda, Sesungguhnya aku telah membellry,a'.

Beliau lalu bertanya, 'Wahai Jabir! Apakah sesudah ini kamu hendak menikah?'
Aku menjawab, 'Benar, r.mhai ufusan Allah'. Beliau bertanya, Uanda abu gadis?'Aku
menjawab, "Bukan gadis, tetapi janda'. Rasulullah lalu berkata, Apakah lamu tidak
berkenan dengan seorang budak perempuan, seJzlngga kamu dan dia dapat saling
bersenda gumu?!'Aku menjawab, 'Wahai uhrsan Allah, sesungguhnya ayahku terflmpa
musibah pada waktu Perang Uhud dan meninggalkan hriuh orang puti, sehingga aku

hendak menikahi seorcrng wanita yang uhrh, wanita y'ang dapat menghimpun mereka

-2:;8 Shahih TarikhAth-Thabari

semua dan mengayomi semuanyar. Beliau bersabda, 'Insya Allah kamu telah
mengambil sikap yang tepat Adapun kami jika dapat memenuhi keperluan, maka

kami akan meryruruh membawa unta sembelihan'.
Aku kemudian menyembelih, dan kami akan menetap bersamanya pada hari ih-r

juga. Dan dia mendengar keinginan kami lalu dia membuang bantal-bantalnya. Jabir
berkata, aku berkata demi Allah wahai utusan Allah kami tidak mempunyai bantal-
bantal ifu. Beliau menjawab ifu akan terjadi, jika kamu hendak maju maka bertuatlah

dengan tindakan yang cerdas.

Jabir berkata, pada waktu kami dapat memenuhi keperluan, Rasulullah SAW

menyuruh mempersembahkan unta sembelihan lalu aku sembelih, dan kami menetap

bersamanya pada hari itu juga. Pada waktu hari menjelang sore Rasulullah SAW
masuk dan kamipun masuk. Jabir berkata, aku menceritakan kepada wanita tersebut

sebuah hadits dan apa yang telah Rasulullah SAW sampaikan kepadaku.

Wanita itu berkata, "Hanya kepadamu aku mendengar dan aku taat." Jabir berkata,
etika pagi telah tiba, aku membawa seekor unta lalu aku datang membawanya sampai
aku menderumkannya di depan pintu rumah Rasulullah SAW. Jabir berkata, kemudian
aku duduk di masjid dekat dari pintu tersebut.

Jabir berkata: Rasulullah SAW pun keluar lalu melihat unta, kemudian beliau
bertianya, apa ini? Para sahabat menjawab, wahai utusan Allah, ini adalah unta yang
dibawa oleh Jabir. Beliau bertanya, di mana Jabir? Jabir berkata, lalu aku dipanggil

oleh Beliau.
Beliau lalu bersabda, "Pergilah bawa Jabir ketnari, aku hendak memberinSn satu

auqiyah, lalu aku pergi bersama beliau, kemudian beliau menyerahkan safu auqiyah

kepadaku dan membeikan sdikit tambahan." Jabir berkata, "Demi Allah harta

kepunyaanku terus-menerus berkembang, dan tempakrya terlihat dari rumah kami,
sampai musibah seperti di masa lalu menimpa kami, yakni hari yang sangat panas).
(Simh An-Nabawigh jld. dua, hal. 207).

Menurut kami: Sanad hadits ini hasan. [:lnu Ishaq telah menjelaskan jalur
periwayatan hadits. Kisah ini semula ada dalam Shahih Al Bukhari-Muslim,

sebagaimana yang telah kami kemukakan, akan tetapi tanpa menjelaskan nama

perang tersebut.

Kepastian Mengenai Catatan Sejarah Perang Dzaturriqa'
Al Imam Al Bukhari (Shahibnya, pembahasan: Peperangan, bab: 148, Perang
Dzahrrriqa') mengatakan bahwa maksudnya adalah Perang Maharib Khafshah
keturunan bani Salamah dari kabilah Ghathafan, dia tinggal di perkebunan kurma,
yaitu terjadi pasca peristiwa Khaibar, karena Abu Musa datang sesudah peristiwa

Khaibar.

Al Butrhari lalu mulai menuhrrkan berbagai riwayat tentang Perang D2atuniqa'

tersebut, hingga pada akhir riwayat tersebut dia menuturkan: Abu Hurairah berkata,

"Aku shalat bersama Rasulullah SAW pada perang di Najed dengan model shalat
khauf." Abu Hurairah datang menemui Nabi SAW pada masa peristiwa Khaibar

teriadi.

Al Hafizh hnu Hajar dalan Fath Al Barimerryuatkan pendapat Al Bukhari (Fath Al
Bari, ild. 7, hal. 417), dan Al Hafizh hnu Katsir memilih pendapat demikian, dia

berkata: Dalam riwayat Asy-Syafi'i, Ahmad, An-Nasa'i, dan Abu Sa'id ditemukan

-Shahih Tarikh Ath-Thabari E9

redaksi bahwa sesungguhnya kaum musyrik menahan Nabi SAW saat Perang Khandaq
untuk melakukan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Beliau pun menunaikan
semua shalat tersebut, sebelum turunnya ayrat tentang shalat khauf.

Mereka mengatakan bahwa a5nt shalat k*rauf dih.rrunkan di Usfan, seperti

keterangan riwayat Abu Ayyasy Az-Zaruqi, dia berkata, "Kami bersama Nabi SAW di
Ashfan, lalu beliau mengimami kami shalat Zhuhur, pada waktu itu kaum musyrik
dipimpin Khalid bin Walid. Mereka berkata, 'Kami memperoleh rampasan perang dari
mereka.' Mereka berkata, 'Sesungguhnyra shalat bagi mereka sesudah peristiwa ini
lebih baik bagi mereka daripada harta benda dan anak-anak laki-laki mereka'. Lalu
turunlah ayat (shalat khaufl antara waktu Zhuhur dan Ashar. Ketika beliau mengimami
kami shalat Ashar, beliau membagi kami menjadi dua kelompok."

Abu Ay4yasy menuhrrkan hadits secara lengkap.
HR. Ahmad, Abu Daud, dan An-Nasa'i (beberapa pasal dalam Simh Ar'Rasul,lal.
159).

Al Hafizh juga berkata: Diceritakan oleh Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah

SAW singgah di sekitar kawasan antara Dhajnan dan Usfan sambil mengepung kaum
musyrik. Kaum musyrik lalu berkata, "Sesungguhnya shalat bagi mereka lebih baik bagi
mereka daripada anak-anak laki-laki dan anak gadis mereka, maka segemlah kalian
mengambil keputusan, kemudian ambilah arah dari samping." Jibril AS pun menyuruh
beliau unfuk membagi para sahabatnya menjadi dua bagian yang sarna. Abu Huraimh

menufurkan hadits secara lengkap.

Al Hafizh berkata, "Hadits tersebut diriwayatkan An-Nasa'i dan At-Tirmidzi, dia

berkata, "Sazad hadits tersebut hasan shahih."
Telah diketahui secara meyakinkan tanpa ada perbedaan pendapat bahwa Perang

Usfan terjadi sesudah peristiwa Pemng Khandaq, maka dapat dipastikan bahwa Perang
Dzaturriqa' terjadi sesudah peristir,rn Khandaq, bahkan sesudah peristiwa Khaibar.

Kesimpulan tersebut dikuatkan oleh fakta bahwa Abu Musa Al Asy'ari dan Abu

Hurairah turut menyaksikan perang tersebut.

Mengenai Abu Musa (Shahih Al Bukhan Muslir), diterangkan bahwa dia turut

mengikuti Perang Dzaturriqa', bahwa kaum muslim membalut kaki mereka dengan
potongan kain saat kaki mereka terkoyak. Oleh sebab itu, perang tersebut dinamakan
Da tuniqa' $9ang mempunyai tambalan).

Adapun Abu Hurairah, diceritakan oleh Marwan bin Al Hakam, bahwa dia pemah
bertanya kepada Abu Flurairah, "Apakah kamu pernah menunaikan shalat khauf
bersama Rasulullah SAW?'Abu Hurairah menjawab, "Benar." Dia bertanya, "Kapan?"
Abu Hurairah menjawab, "Pada masa Perang Najrl, dan dia menuturkan model-model

cara menjalankan shalat khauf-"
Al Imam Ahmad, Abu Daud, dan An-Nasa'i telah meriwayatkan hadits tersebut.
Mereka telah menufurkan bahwa di antara peristiwa baru yang mengiringi perang

ini adalah kisah unta Jabir dan peristiwa penjualan unta Jabir kepada Rasulullah SAW.

Dalam persoalan ini masih terbuka ruang perdebatan, karena ada fakta yang

mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Perang Tabuk. Hanyn saja,
keterangan ini sangat relevan ketika ayah Jabir terbunuh dalam Perang Uhud dengan
meninggalkan beberapa saudari perempuan, sehingga dia perlu segera menikahi
seseoftrng yang dapat mengums mereka untuk dirinya (Simh Ar-Rasul, hal. 161).

Ulama masa kini juga ada yang berpendapat demikian.

-260 Shahih TarikhAth-Thabari

Al Ustadz Ibrahim Ali berpandangan, "Dia telah mengatakannya seirerti yang

dikatakan dalam Sirah Nabawiyah. AI Bukhari mengatakan bahwa Perang Dzaturriqa'
terjadi sesudah Perang Khaibar. Kesimpulan tersebut diperkuat oleh Ibnu Katsir (Sfa#

nya), Ibnu Hajar (Fath Al Barfi, dan hnu Al QaWim (hd Al Ma'ad).

Hanya saja, Muhammad bin Ishaq dan sekelompok ulama ahli sejarah dan perang
mengatakan bahwa Perang Dzahrrriqa' teriadi pada bulan Jumadil Ula sesudah perang
bani Nadhir dengan jarak dua bulan, dan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 4 H.

Menurutku: Keterangan dalam Shahih Al BukhariMuslim lebih kuat sumbemya

dan lebih tepat unhrk diprioritaskan. Keterangan ini juga memiliki sumber peridukung
dari hadits-hadits para sahabat RA, yang menopang dan menguatkannya seperti
pemyrataan Abu Hurairah, "Aku pemah menjalankan shalat khauf bersama Rasulullah
SAW pada perang di Najed.'Abu Humimh datang menemui Nabi SAW pada masa

berlangsungnya Perang Khaibar.

Keterangan itu juga didukung oleh keterangan yang bersumber dari hadits Abu
Musa Al Asy'art yang telah dikernukakan, lrang men5Jupas tentang sebab pemberian

narna perang tersebut dengan nama Pemng Dzaturriqa' . Juga kabar yang dia

ceritakan, bahwa dia turut menghadiri penng tersebut. Abu Musa datang bersama
Ja'far sesudah peristiwa Perang Khaibar.

Keterangan tersebut juga didukung oleh keterangan dari hadits hnu Umar RA, dia
berkata, "Aku pemah ikut perang bersama Rasulullah SAW sebelum peristiwa perang
di Najed.... talu dia menuhrrkan shalat khauf.

Restu Rasulullah kepada hnu Umar adalah pada Pemng Khandaq (As-Sirah An-

Na bawiSah, pembahasan: Perang Dzatuniqa' ).

DR. Buwaithi memiliki pendapat yang berbeda (Fiqh As-Sirah Buwaithi,

pembahasan: Perang Dzaturriqa', hal. 29L1.

Kisah Pemikahan Nabi dengan Tainab binti Jahsyin
Kami telah mengemukakan dua riwayat Ath-Thabari (212 dan 213) dalam

kelompok hadits dha'if, karena sanadnya yang dha'if dan matannya yang tidak dikenal.
Di sini kami hendak mengemukakan sebagian riwayat yang shahih mengenai masalah

tersebut.

Al Bukhari telah meriwa5ntkan keterangan yang bersumber dari hadits Anas RA,
dia berkata: Zaid bin Haritsah datang sambil mengadu, lalu Nabi SAW segera
menanggapi pengaduannya dengan berkata, 'Takutlah kepada Allah dan 'tahanlah

terus istrimu...'. "(Qs. Al Ahzaab [33]: 37).
Anas berkata, "Seandainya Rasulullah SAW memhasiakan sesuaht, pasti beliau

menutup rapat-rapat persoalan ini."

Anas berkata, "Zainab merasa bangga dibandingkan isbi-ishi Nabi SAW,'dia
berkata, 'Kalian semua dinikahkan oleh keluarga kalian semua, sedangkan'aku

dinikahkan oleh Allah SWT langsung dari atas langit ketujuh." (Shahih Al Bukhari,

Pembahasan: Tauhid, no. 7 4201.

Muslim meriwayatkan (Shahibnya, pembahasan: Nikah, no. 1428, hal. 89) dari
Anas RA, dia berkata: Setelah masa iddah Zainab habis, Rasulullah SAW bersabda

kepada Zaid, "Ceritakanlah kepadaku tentang Tainab.u Zaid lalu pergi untuk menemui
Zainab, sementara saat ihr dia sedang menutupi adonannya.

Shahih Tarikh Ath-Thabari 261

-

PENJETASAN FI,ADTTS

MENGENAI PERANG KHANDAA

147. Mqgenai kisah ini, terdapat keterangan bahwa Perang Khandaq
yang pemah dilakukan Rasulullah SAW terjadi pada bulan Syawal.
Tentang keterangan tersebut, hnu Humaid menceritakan kepada

Ketika Zaid melihabrya, dadanya terasa sangat berat, sampai€ampai dia tidak kuat
memandangnya, untuk menceritakan bahun Rasulullah SAW telah menyebut-nyebut
dirinya, maka dia palingkan tubuhnya dan menarik tumitrya, lalu berkata, "Wahai
7-ainab, Rasulullah SAW yang telah membuat aku datang kemari (aku), beliau selalu

menyebut-nyebut dirimu.'r 7ain6$ berkata, 'Aku Edak akan berbuat apa pun sampai
aku mendapat perintah langsung dari Rabbku." Dia lalu berdiri menuju tempat

shalatrya. lalu turunlah ayat. Rasulullah SAW kemudian datang dan masuk

menemuinya tanpa meminta izin.
Zaid berkata, "Sungguh, aku melihat Rasulullah SAW memberi kami makan roti

dan daging pada wakfu hari beranjak siang, lalu para sahabat keluar, n€unun masih ada

bebempa orang yang berbincang-bincang di dalam rumah sesudah iamuan makan,
maka Rasulullah SAW keluar, dan aku menyusul beliau. Beliau segera melihat{ihat
kamar istri-istri beliau dan mengucapkan salam kepada mereka. Mereka bertianya,

'Wahai utusan Allah! Bagaimana engkau menemui istimu'?"
Zaid berkata, 'Aku tidak mengerti apakah aku yang menceritakan tentang beliau,

bahwa para sahabat telah keluar, atau beliau yang menceritakan kepadaku."

Anas berkata: Zaid lalu pergi, dan sesampainya di rumah aku segem masuk

bersamanya. Aku meletakkan penghalang antara diriku dengan dirinyra, dan turunlah

ayat hijab.
Anas berkata: Beliau memberikan nasihat kepada kaum muslim dengan kata-kata

nasihat yang dapat mereka terima. Redal$i hadib ini milik Muslim.

HR. Al Bukhari (Shahibnya, bab: Tafsir, "Sdang l{amu Men5rembunyikan di

Dalam Hatimu Apa Snng Allah akan MenpbkannSa."(Qs. Al Ahzaab [33]: 371) dan
At-Tirmidd (Suna*nya,jld. 5, no. 3272).

AI Bukhari dan At-Tirmidzi meriurayratkan hadib dari Anas,, dia berkata, "Alat,

'Sdang kamu menyernbunyilan di dalam hatimu apa 5nng Allah akan

menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia'. (Qs. Al Ahzaab [33]: 37) diturunkan
dalam kasus perkawinan T:lirnb bint Jalrsy.'

Zaid datang sambil mengadu ingin menceraikan Zainab, dan dia memohon restr
Nabi SAW. Beliau lalu bersabda, "Tahanlah terus istrimu dan bertakqnlah kepada
Allah;'(Qs. Al Ahzaab [33]: 37).

Abu Isa berkata, "Sanadhadits im shahill'

-252 Shahih Tarikh Ath-Thabari

kami, dia berkata: Salamah menceritakan kepada kami dari Ibnu

Ishaq: Pemicu Rasulullah SAW melakukan perang dengan

menggali parit (KhandaQl menurut sebuah riwayat ialah

pengusiran bani Nadhir dari pemukiman mereka oleh Nabi

56rury.r65 lz56+565l.

165 5unu41'rudits ini dhalf.

Ath-Thabrani meriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata, "Perang
Khandaq terjadi pada bulan Syawwal tahun 5 H. Dalam peristiwa tersebut Sa'ad bin

Mu'adz RA meninggal dunia."
Al Haitsami mengatakan hadits riwayat Ath-Thabrani, para perawinya orang-orang

terpercaya. (Majma' Az-hwa'id, jld. 6, hal. L421.
Menurut kami: Tentang Perang Khandaq, mayoritas ulama menyatakan bahwa

Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H, sebagaimana yang telah

disampaikan oleh Al Hafizh hnu Katsir berikut ini: Perang Khandaq terjadi pada bulan
Syawal, tahun 5 H.

Hal tersebut telah di;elaskan secara tertulis oleh hnu Ishaq, Urwah, Ibnu Az-Zubair,
Qatadah, Al Baihaqi, dan banyak lagi dari kalangan salaf dan khalaf.

Az-Zvfui telah menjelaskan secara konkret bahwa Perang Khandaq terjadi pasca
Perang Uhud, dan tidak ada perbedaan pendapat bahwa Perang Uhud terjadi pada
bulan Syawal tahun 3 H. (Simh Nabawi5nh, jld. 3, hal. 180).

hnu Hajar telah menjelaskan secara detail mengenai penyebutan pendapat-

pendapat ahli sejarah dan ahli hadits, serta mengkajinya secara panjang lebar (lih. Fath
Al Bai, jld. 7, hal. 393).

Kalangan ulama masa kini juga mengatakan demikian.

Prof. Al Umari Ashab telah menyinggung berbagai pendapat tersebut (Sirah An-

Nabawiyah,jld. 2, hal. 418).
Menurut kami: Tidak dijumpai riwayat shahih dari segi sanad yang menyinggung

bahwa Perang Khandaq terjadi pada tahun tertentu. Meskipun mayoritas ahli hadits
menyatakan bahwa perang khandaq terjadi pada tahun 5 H.

Ditinjau dari sudut pandang lain, keterangan ifu bersumber dari para ulama ahli
sejarah dan perang, serta lainnya, yang berpandangan bahwa perang tersebut tidak
terjadi pada tahun 5 H, melainkan pada tahun sebelumnya.

Mereka antara lain Musa bin Uqbah dan lbnu Hazm. Menurut mereka, "Tidak ada
bukti nyata mengenai hal tersebut, dan hanya berupa makna tekstual riwayat yang
shahih."

Maksudnya adalah riwayat yang tercatat dalam Shahih Al Bukhari, meskipun Al
Bukhari sendiri tidak pernah memberikan pernyataan secara meyakinkan bahwa

Perang Khandaq terjadi pada tahun 4 H.

Al Bukhari menghubungkan riwayat tersebut kepada Musa bin Uqbah, bahwa
Perang Khandaq yaitu Perang Al Ahab konspirasi golongan).

Musa bin Uqbah berkata, "Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun 4 H."

Al Bukhari -sesudah menulis judul ini- lalu menuturkan dengan menggabungkan

riwayat Ibnu Umar RA, dan dalam riwayat tersebut terdapat keterangan (sesungguhnya
hnu Umar menawarkan diri kepada Nabi SAW unfuk mengikuti Perang Uhud, namun

- @Shahih Tarikh Ath;Thabari

148. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq

menceritakan kepadaku dari Yazid bin Ruman (budak keluarga Az-

Zubair), dari Urwah bin Az-Zubair, dan orang yang aku tidak

pemah menuduh melakukan kebohongan, dari Ubaidillah bin
Ka'ab bin Malik, dan Az-Zrhri, dari Ashim bin Umar bin Qatadah,
dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm,
dari Muhammad bin Ka'ab Al Qurtubi, dan sebagainya, yakni para

ulama kaum muslim.

Semua haditsnya terkumpul dalam hadits tentang Perang
Khandaq. Sebagian mereka menceritakan hadits yang tidak

diceritakan oleh sebagian lain, dan sebagian redal$i hadits tentang
Perang Khandaq antara lain: Sekelompok orang Yahudi, antara
lain Salam bin Abu Al Huqaiq An-Nadhari, Hqyayin bin Akhthab
An-Nadhari, Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al Huqaiq An-Nadhari,
Haudzata bin Qais Al Wa'ili, dan Abu a{mmar Al Wa'ili.

Satu golongan dari bani Nadhir dan satu golongan dari bani Wa'il

-mereka adalah omng-orang yang mencoba menghimpun
berbagai golongan unfuk melawan Rasulullah SAW- keluar

mencari dukungan hingga mendatangi kaum Qumisy di Makkah.
Mereka mengajak kaum Qurarsy untuk menyerang Rasulullah

SAW. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama kalian unfuk
melawannya sampai kami dapat menghabisinya hingga ke akar-
akamya." Kaum Quraisy lalu berkata kepada mereka, 'Wahai

kaum Yahudi, kalian adalah pemegang Al Kitab pertama, dan

mengetahui apa yang terjadi kepada kami. Kami dan Muhammad
berbeda paham dalam rnasalah agarxr, apakah agtuna kami lebih

baik atau agamanya (yang lebih baik)?" Mereka menjawab,

beliau tidak memperkenankannya. Dia juga menawarkan diri kepada beliau untuk ikut
Perang Khandaq, dan beliau memperkenankannya).

Jumhur ulama melawan kesimpulan dalil melalul riwayat yang shahih ini, bahwa
hnu Umar pada Perang Uhud baru menginjak usia L4 tahun, sedangkan pada Perang

Khandaq telah genap 15 tahun. (:h. Fath Al Bari,jld. 5, hal. 278).

-264 Shahih Tarikh Ath-Thabari

"Agama kalian lebih baik daripada agama Muhammad, dan kalian

berada pada jalur yang lebih tepat dan benar di banding

Muhammad."

Dia (tiap-tiap perawi) berkata: Mereka adalah orang-orang yang
Allah menurunlon ayat tentang kisah mereka, "Apakah kamu

tidak memperhatil<an oftng-oring 3nng diberi bagt'an dari Al
Kitab? Merel<a peratm kepada jibt dan thaghut (jibt dan thaghut
ialah syetan dan apa aja yang disembah selain Allah), dan

mengatakan kepada orang-oftng kafir (musyrik Makkah), bahwa
mereka itu lebih benar jalannSn dai omng-omng yang beiman)."

"Dan cukuplah ftagi mereka) Jahanam yang menSnla-n5ala

apinya."(Qs. An-Nisaa' [4]: 51 dan 55).

Pada wakfu mereka mengatakan ifu semua kepada kaum Quraisy,
secara diam-diam mereka menyembunyikan apa yang semestinya
mereka sampaikan kepada kaum Quraisy dan justru memberikan
semangat kepada kaum Quraisy unfuk menuruti ajakan mereka,

yakni menyerang Rasulullah SAW, lalu membuat kesepakatan

mengenai hal tersebut dan mereka menerima janji unfuk

melakukannya.

Sekelompok orang Yahudi tersebut melanjutkan perjalanannya
sampai akhimya mereka mendatangi Ghathafan dari Qais 'Ailan,
lalu mengajak mereka unfuk menyerang Rasulullah SAW, dan
mengabarkan kepada Ghathafan bahwa mereka akan berada
bersamanya untuk menyerang Rasulullah SAW. Selain ifu juga
mengabarkan bahwa kaum Quraisy turut serta bersama mereka
untuk melaksanakan rencana tersebut, dan telah sepakat Wtuk
melaksanakannya, lalu Ghathafan memenuhi ajakan mereka.

Kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu Sufuan bin Harb mulai

bergerak keluar dan kabilah Ghathafan di bawah pimpinan

Uyainah bin Hishnin bin Hudzaifah bin Badr hendak bergabung
dengan bani Fazamh. Al Harits bin Auf bin Abu Haritsah Al Marie

-Sluhih Tarikh Ath-Thabari E-iS1

bergabung dengan bani Murah, dan Mas'ud bin Rukhailah bin
Nuwairata bin Tharif bin Suhmata bin Abdullah bin Hilal bin

Khalawah bin Asyja' bin Raits bin Ghathafan bergabung dengan

pengikut Ghathafan, yakni kaumnya dari keturunan Asyja'.

Pada waktu Rasulullah SAW mendengar kabar tentang mereka
dan keputusan yang telah mereka sepakati, yakni melakukan

penyerangan, segera beliau mengambil kebijakan unfuk membuat
parit di sekitar Madinah. 166 12t565-5661

166 Sanad hadits int mursaL

As-Suyuthi pemah meriwayatkan hadib tersebut melalui jalur lbnu Abbas (bbab
An-Nuqul li Asbab An-Nuzul, hal. 18) dan diperkuat dengan hadib yang diriwayatkan
oleh Al Hafizh Ibnu Katsir (Tafsir-nya, jld. 1, hal. 513) melalui ialur lbnu lshaq, dia
berkata: Muhammad bin Abu Muhammad menceritakan keiadaku dari Ikrimah atau

dari Sa'id bin Jubair, dari hnu Abbas, dia berkata: Mereka yang mencoba

menghimpun berbagai golongan dari kaum Quraisy, Ghathafan dan bani Quraizhah,
adalah Huyryain bin Akhthab, Salam bin Abu Al Huqaiq, Abu Rafi, Ar-Rabi bin Abu Al
Huqaiq, Abu Amir, Hauh bin Amir, dan Haudata bin Qais.

Adapun Hauh, Abu Amir, dan Hauda, merupakan kdunrnan bani Wa'il,
sementara sisanlra keturunan bani Nadhir. Pada waktr merelo mendatangl kaum

Quraisy, mereka berkata, "Mereka adalah para pendeta Yahudi dan omng-orang gang
memiliki pengetahuan tentang kitab-ldtab terdahulu, maka bertan!,alah kepada mereka,
"Apakah agama kalian lebih baik? Atau agama Muhammad?"

Kaum Quraisy lantas bertanp kepada mereka, lalu mereka menjawab, "Agama
kalian lebih baik daripada agama Muhammad, bahkan kalian lebih benar jalannya
daripada Muhammad dan para pengikutnya."

Allah lalu menurunkan ayat, "Apakah kamu tidak memprhatilan onfig-omrlg

gng diberi bagian dad Al Kitab?...dan l{arni telah memberilan kepadanja kemjaan

5nrg baar." (Qs. ArrNisaa' [4]: 54)
Menurut kami: Dalam rentetan sanad hadits tersebut terdapat nama Muhammad

bin Abu Muhammad, tidak ada png menilainya sebagai perawi png tepercaya selain

hnu Hibban. Al Umari menilai riwayat in hasan W-Sinh A*Nabwfinh ,4sy

Stnrifah, ild. 2, hal. 419).

Al Hafizh Ibnu Katsir telah meriurayatkan hadits melalui jalur Ibnu Abu Hatim.
Muhammad bin AMullah bin Yadd Al Muqri menceritakan kepada kami, Sr.rfipn

menceritakan kepada karni dari Amr, dari lkrimah, dia berkata: HuS6rayin bin Akhthab
dan Ka'ab bin Al Asyraf datang menemui penduduk Malkah, mereka berkata, "Kami

hendak menyambung silaturrahim, kami hendak berkurban di tanah leluhur, kami

hendak meminum air susu, kami telah membebaskan pam tahanan, dan kami telah
menyediakan minuman buat orang-omng yang beribadah haji. Muhammad telah
menjadi kmn pemutus hubungan silafurmhim kami, dan para perrmpok orarg:orang
yang beribadah haji telah mengikuti ajarannya, grang bersumber dari Dzat Yang Maha

W1 - shahih Tarikh Ath-Thabari

Pengampun. Jadi, yang lebih baik kami atau dia?" Penduduk Makkah lalu berkata,
"Kalian lebih baik dan lebih benar jalannya."

Allah lalu menurunkan ayat, "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang

yang dibei bagian dan Al Kitab?' (Qs. An-Nisaa' [4]: 51).
Al Hafizh (Ibnu Katsir) berkata, "Keterangan ini telah diriwayatkan dengan versi

yang berbeda melalui hnu Abbas dan sekelompok ulama salaf."
Imam Ahmad berkata: Muhammad bin Abu Adiyyin menceritakan kepada kami

dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Pada waktu Ka'ab bin Al Asyraf datang ke
Makkah, kaum Quraisy berkata, 'Apakah kamu tidak memperhatikan kran yang
memuhs hubungan dari kaumnya menyangka bahwa dia lebih baik daripada kami,

padahal kami selalu beribadah haji, menjaga tempat ibadah (Ka'bah), dan menyediakan

minuman?' Dia lalu berkata, 'Kalian lebih baik'. Kemudian hrrun ayat mengenai
mereka, 'Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang tetputus

terputus di sini ialah terputus dan rahmat Allah). (Qs. Al Kautsar [102]: 3).

Juga ayat, 'Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dai Al

Kitab'? (An-Nisaa' l4l: 521. ([bnu Katsir, jld. ]., hal. 513).

Diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani (.A./ Kabil jld. lt,

hal. 251) tentang sebab turunnya ayat tersebut.

Al Haitsami berkata, "Dalam sanad hadits ini terdapat Yunus bin Sulaiman Al

Jamal, dan aku tidak pernah mengenalinya, sementara para perawi lainnya adalah
perawi hadits shahih." lAl Majma', jld. 7, hal. 6)

Itu merupakan keterangan seputar sebab-sebab perang ini yang dapat kami

kumpulkan.

Prof. Al Umari mempun5rai pemyataan yang patut disinggung dalam menjelaskan

hadits tentang sebab-sebab perang ini, karena dia berkata, "Perang berbagai golongan

di Madinah dianggap sebagai satu dari sekian banyak pertemuan kekuatan militer

antara kaum muslim dengan kaum Quraisy."

Perang yang sebenamya iht terjadi antara dua sisi kekuatan tersebut, dan tidak
perlu mencari sebab-sebab yang menjadi pangkal terjadinya perang tersebut. Akan
tetapi di sana dapat dijumpai banyak kebijakan langsung yang hrrut mempengaruhi
(perang tersebut), yang dapat dijelaskan, W-Sirah An-Nabawiyah jld. 2, hal. 417).

Ath-Thabari telah menuturkan sebuah riwayat fild. 2, hal. 2L7 dan 567) yang
termasuk kategori hadits dha'if. Di dalamnya terungkap sebuah kisah yang dilelaskan
secara rinci mengenai bahl besar yang menghalangi penggalian parit. Hanya saja,

kisah batu besar tersebut banfok disampaikan dalam berbagai riwayat lain yang shahih.

Semula riwayat itu terdapat dalam Al Bukhari, seperti kutipan dari hadits yang

sangat panjang. Dalam narasi hadits tersebut terdapat ungkapan: diceritakan olehJabir

RA, dia berkata: Pada suatu hari, saat Perang Khandaq, sesungguhnya kami hendak
menggali parit, namun batu hitam (kadyahl yang sangat keras menghalangi penggalian,

maka para sahabat menemui Nabi SAW dan berkata, 'Batu yang keras ini menghalangi
pembuatan parit." Beliau lalu bersabda, uAku yang akan furun." Beliau lalu berdiri,

padahal perut beliau diikat dengan batu (untuk menahan lapar, karena) sudah tiga hari

kami tidak makan. Beliau lalu mengambil cangkul dan memukulnya, dan batu hitam ihr

pun hancur berkeping-kepn1 (Shahih Al Bukhari, pembahasan' Peperangan, jld. 7,
hal. 317, Matan Shahih Al Bukhari, penerbit Dar Al Ihya Al Arabiyah, Pembahasan'

Peperangan, jld. 3, hal. 31).

-Shahih Tarikh Ath-Thabari 267

L49. Pada waktu cobaan yang menimpa kaum muslim semakin berat,
Rasulullah SAW mengutus, sebagaimana keterangan yang telah
diceritakan oleh hnu Humaid kepada kami, dia berkata: Salamah

Imam Ahmad meriwayatkan (Musnad,jld. 4, hal. 303) dari Al Barra bin Azib RA,

dia berkata: Pada suatu ketika Rasulullah SAW menyunrh kami menggali parit, namun

di sebagian parit terdapat sebuah batu besar Snng tidak dapat diambil atau

dihancurkan, maka kami mengadu kepada Rasulullah SAW. Beliau lalu datang

menemui kami, lantas mengambil cangkul, lalu berkata, "Dengan menyebut nama

Allah." Beliau kemudian menghantamnla dengan sekali pukulan, dan pecahlah

sepertiga batu tersebut. Beliau lalu berkata, "Allahu akbar, kunci nqeri Sgarn telah
diberikan. Demi Allah, aku melihat istana-istananla yang berwama

kememhan dalam sekejap. " Beliau lalu menghantamnya untuk kedua kalinya, lalu

patahlah sepertiganya yang lain. Beliau lalu berkata, 'Allahu akbar, kunci negeri Persia

telah diberikan- Demi Allah, saungguhnga aku melihat istana di kota-kota4a png

betwama keputihan." Beliau lalu menghantamnya unhrk ketiga kalinya. Beliau lalu

berkata, 'Dengan menyebut nama Allah-'Pabhlah batu yang tersisa. Beliau kemudian

bersabda, "Allahu akbar, kunci negeri Yaman telah diberikan. Demi Allah,

sesungguhnln aku melihat pintu-pintu kob Shan'a' dari tempatku berdii ini dalam

sekejap."

Hadits tersebut telah diutarakan oleh Al Haibami (Majma'.42-hqa'i4 jld.'1.,H.

131), dia berkata, 'Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan dalam

sanadnya terdapat perawi bernama Maimun Abu Abdillah. hnu Hibban menilainya
sebagai perawi yang tepercaya, namun sekelompok ulama menilainya dha'if.

Sementara itu, pam perawi lain tepercaya. Al Hafizh menilai sanad hadits tersebut

hasan." (Fath Al hriild. 7, hal. 397)

Hadits tersebut memiliki bukti pendukung yang bersumber dari hadib Abdullah bin

Amr, yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani. Redaksinya adalah, Rasulullah SAW

menyunrh membuat parit, lalu dimulailah pembuatan parit di Madinah. Para sahabat

lalu mengadu, "Ivl/ahai utusan Allah, karni menjumpai deretan bafu yang tidak mampu

kami gali." Nabi SAW lalu berdiri, dan kami pun mengikuti beliau. Ketika beliau telah

tiba, beliau segera mengambil cangkul dan menghantamkannya dengan sekali pukul

kepada batu tersebut. Beliau lalu mengumandangkan takbir, kemudian aku mendengar

bunyi benda yang jatuh, dan aku sama sekali belum pemah mendengar bunyi

semacam ifu. Beliau lalu berkata, "Nqeri Percia dapat ditundukkan.".Beliau lalu

memukul batu yang lain sambil mengumandangkan takbir, dan aku mendengar btrnyi

debuk suara benda jatuh, yang sama sekali belum pemah aku dengar bunyi semacam

ifu. Beliau lalu berkata, "Negeri Romawi dapat difundukkan " Beliau kemudian beliau

batu yang lain sambil mengumandangkan takbir, dar'1 aku mendengar suara debuk, dan

aku mendengar bunyi debuk suara benda jatuh, yang sama sekali belum pemah aku

dengar bunyi semacam itu. Beliau lalu berkata, 'Allah telah mengirim bala banhran

dengan burung himlmr."

Al Haitsami (Al Majma', jld. 6, hal, 13L) berkata, "Hadits tersebut diriwayatkan

oleh Ath-Thabrani melalui dva sanad, yang salah satr:nya melalui Huyyayin bin

Abdullah, hnu Ma'in menilainya tepercaya, namun sekelompok ulama menilainya

dha'if. Sementma itu, para perawi lainnya tepercayn.."

-268 Shahih Tarikh Atft-Thabari

menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq

menceritakan kepadaku dari Ashim bin Umar bin Qatadah.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhi

sampai Uyainah bin Hushn, dan sampai AI Harits bin Auf bin Abu
Haritsah Al Mani (keduanya pemimpin kabilah Ghathfan).

Beliau lalu menyerahkan sepertiga hasil perkebunan Madinah
kepada mereka berdua, dengan syarat mereka bersedia
mengembalikan orang yang ditahan oleh mereka berdua melalui

Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

[.alu terjadilah kesepakatan damai antara beliau dengan mereka,
sampai akhirnya mereka menulis sepucuk surat, dan tidak pemah
ada bukti kesepakatan dan tidak pula memiliki tekad untuk
berdamai kecuali berisi bujukan mengenai penyemhan sebagian
hasil perkebunan kurma Madinah tersebut.

Mereka berdua hendak menjalankan sesuatu. Ketika Rasulullah
SAW hendak menjalankan sesuatu, maka beliau mengirim utusan

kepada Sa'ad bin Mu'adz dan Sa'ad bin Ubadah, lalu beliau
menufurkan rencana tersebut (pemberian separuh hasil
perkebunan kurma Madinah) kepada mereka berdua, dan

bermusyawarah dengan mereka berdua tentang hal tersebut.

Kemudian mereka berdua bertanya, wahai utusan Allah, sesuatu
yang engkau senangi pasti kami akan melakukannya, atau sesuafu

yang Allah Azza wa jalla perintahkan kepadamu, kami harus

menjalankannya, ataukah sesuafu yang hendak engkau perbuat
bagi kami?

Beliau menjawab, (bukan)tetapi sesuatu yang hendak aku perbuat
itu diperuntukan bagi kami sekalian. Demi Allah aku tidak berbuat
ifu semua kecuali karena aku memperhatikan bangsa arab benar-

benar hendak mengusir kalian dari satu lingkungan, dan

merongrong kalian dari segala penjuru.

-Shahih TadkhAth-Thabari 269

Oleh karena ifu agar kalian terhindar dari itu, aku hendak

memecah kekuatan mereka untuk beberapa saat. Sa'ad bin
Mu'adz berkata, wahai ufusan Allah sesungguhnyn kami adalah
kami, sedang mereka adalah kaum yang tetap menyekufukan
Allah Azza wa jalla dan menyembah berhala, tidak menyembah
Allah dan tidak mengenal-Nya; mereka tidak boleh rakus dengan
mengkonsumsi sebiji korma milik kami kecuali dengan disuguhi

atau membeli.

Apakah ketika Allah memuliakan kami d*gun Islam,

menunjukkan kami kepada jalannyia, dan mengagungkan kami
dengan engkau, lantas kami memberikan harta benda kami

kepada mereka!

Kami tidak perlu melakukan ini; demi Allah kami tidak gkan
memberikan kepada mereka kecuali pe.dang hingga Allah
memberikan keputusan yang pasti antara kami dan mereka. lalu

Rasulullah SAW bersaMa, ifumenjadi keputusan kamu!

I alu Sa'ad meraih secarik kertas tersebut lalu dia menghapus apa

yang tertulis dalam surat tersebut, kernudian dia berkata,

"Biarkanlah mereka memusuhi 1*-i.n167 12:57 2-57 3l

t67 Sanadhadib ini dha'if.

Akan tetapi, N Bazzar telah meriwayratkannya (Kasyf Al Asbr, no. 1803).

Demikian pula keterangan yang telah dijelaskan oleh Al Haitsami dari Abu Hurafrah,

dia berkata: Al Harits Al Ghathafani datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata,

'Wahai Muhammad, berikanlah kepada kami separuh kurma Madinah. Jika tidak maka
Madinah akan aku penuhi dengan pasukan berkuda dan pasukan karraleri (untuk
menyerangmu)."

Beliau lalu meminta pertimbangan kepada Sa'ad bin Ubadah dan Sa'ad bin Mu'adz
(bermusyawaiah dengan mereka berdua). Mereka lalu berkata, 'Tidak! Demi Allah,
kami tidak pernah memberikan milik, sekalipun pada masa Jahiliyah. Bagaimana (itu
bisa terjadi), padahal Allah telah benar-benar mendatangkan Islam?!"

Behau lalu kembali menemui Al Harits dan menceritakan hasil musyawarah

kepadanya. Al Harits lalu berkata, "Wahai Muhammad, kamu telah berkhianat."
Abu Hurairah berkata: Hasan bin Tsabit lalu mendendangkan syair:
Duhai tetangga seseorang yang berkhianat dengan cara memaki teknggang
Dai kamu sekalian, sesungguhnya Muhammad tidak akan pemah berkhianat.
Jika kalian berkhianat, maka khianat itu telah menjadi bagian dart adat kalian

-270 Shahih Tarlkh Ath-Thabari

Kehiman ifu fumbuh dakm pepohonan As-$il<hbar

.*nanatgng bags ketika lamu men5nnpaikamga itu

lbamt kaca 5ruzg pecah, tak dapt utuh kembali.

Abu Hurairah berkata, Al Harits lalu berkata,'Wahai Muhammad, jauhkanlah lidah

Hasan dari kami. Seandainyra air laut dapat dicampur dengan lidahn5ra, pasti akan

dicampur."

Al Haitsami berkata: Hadib diriuraptkan oleh Al Bazzar dan Ath-Thabrani.

Redaksinya adalah: Diceritakan oleh Abu Hurairah, dia berkata, "Al Harits Al

Ghathafani datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata, Wahai Muhammad,

berikanlah kepada kami separuh kurma lvfadinah'." Abu Hurairah berkata, "Sampai

akhimya beliau meminta pertimbangan As€u'ud. Beliau lalu mengirim utusan kepada

Sa'ad bin Mu'adz, Sa'ad bin Ubadah, Sa'ad bln fu-Rabi, Sa'ad bin KhasgBh, dan

Sa'ad bin Mas'ud. Beliau bersabda, 'Sesunggutrnya aku telah mengetahui bahwa
bangsa Amb hendak mengusir kalian, dan sesungguhnya Al Harits meminta kalian

menyetorkan separuh kurma Madinah, sehingga Xka lalian hendak menyemhkan hasil
kurma pada musim panen tahun ini kepadanya, dan kami akan melihat persoalan

kalian sesudah itu?' Mereka menjawab, 'Wahai utusan Allah, wahy.r telah diturunkan
dari langit, maka apakah (kami) alon tunduk kepada perintah Allah? Atau mengikuti

pendapat dan keinginanmu, sehingga kami berpandangan mengikuti pendapat dan

keinginanmu? Jika engkau hendak menyelamatkan kami, maka derni Allah kami

mernandang mereka setara, tidak dapat mengambil hak rnilik kami kecuali dengan cara

membeli ahu disuguhi." Rasulullah SAW hlu bersabda, 'l{antu se.kallan mendangar

pertimbangan 5rutg mael<a annpilan." Merelo (Al Harib Al Ghathafan dan

kelompoknya) lalu menjaunb, \Alahd Muhammad, kamu telah berkhianat.' Hasan bin

Tsabit RA lalu mendendangkan sebmh syair:

Dthai tebnga s6@targpnS, bal<hlamtdaqan am mqnaki tebnggwp
hn'kamu selallan, Mtwrarud fidak akan ptlah berl<hianat

Jil<aau kalian bedthinat maka l<hiatnt itu telah menftdi bgian dari adat lalian

Kehhman itu twfiuh dahn pepohonan as-sil<hbr
Anamtgng bagus kefrka lanu na4anpil<amy iA

lbant kaa gng Wah, bk dapt utuh kqtbali.
Dalam perawi hadits Al Bazzar dan Ath-Thabrani terdapat nama Muhammad bin

Amr, hadits yang diriwayatkannya hasan, dan para perawinya yang lain tepercaya
(Majma',42-hwa' id, jld. 6, hal. 132).

Hadits tersebut memiliki banyak !ilur periwayatan yang dhaff, yang lrryak

diposisikan sebagai bukti pendukung, diantararyra hadits yrang diriwayatkan Ibnu Abu

Syaibah (Al Mushannaf, l4/4201dari Abu Ma'syar, hnu Sa'ad (Thabaqat, jld. 2, hal.

73), dan lainnya.

Ath-Thabari telah menuturkan riwayrat (jld. 2, hal. 573-574/220) dalam kategori

l:rrdils dha'if, kecuali riwayat kematian Amr bin Abd Al Arniri di tangan Ali bin Abu

Thalib RA, yang terjadi pada waktu Pemng Khandaq. Hadits itu shahih, sebagaimana

diriwayratkan oleh Al Hakim (Al Mustadnl) dari hnu Abbas, dia berkata: Seorang lelaki

musyrik membunuh saat Perang Khandaq, lalu mereka meminta unhrlr

menyamarkannya, namun Rasulullah SAW menolak (permohonan mereka) hingga

mereka memberikan digt Umar bin Abd dari bani Amir bin Lu'ay talas terbunuh

oleh Ali bin Abu Thalib dalam pertarungan satu lawan satu.

Shahih TarikhAth-Thabari 271

-

150. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah
menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq
menceritakan kepadaku dari Abu Laila Abdullah bin Sahal bin

Abdunahman bin Sahl Al Anshari, seorang keturunan bani
Haritsah, bahwa Aisyah Ummul Mukminin berada di dalam

benteng bani Haritsah pada masa Perang Khandaq, dan benteng

itu termasuk benta'rg yang paling kokoh di Madinah, Ibnu Sa'ad

bin Mu'adz ikut bersama Aisyah di dalam benteng. Aisyah berkata,

"Peristiwa ifu terjadi sebelum hijab diwajibkan atas kami. Sa'ad

ber;alan, dan dia memakai baju perang yang menyusut, sehingga

seluruh lengannya keluar dari baju tersebut, sementara di

tangannya terdapat luka tusukan. Dia berkata:

Tak al<an latna lagi pepemngan akan terjadi memfuwa..-

Kqnatian bdak ada masalah jil<a masintn telah b'ba.

Al Hakim berkata, 'Hadib tersebut sanadnp shahih dan Al Bukhari-Muslim tidak

pemah meriwayatkan hadib ini.' Adz-Dzahabi sepakat dengan Al Hakim (//

Mustadmk ma'a At-Tall<hish,jld. 3, hal. 32).

Prof. hrahim Ali perrah men5rampaikan sebuah pemyataan yang benar, maka
kami menyinggungn!,a di sini, dia berkata (As^Sinh An-Nabawiph, hal. 2731setelah

menyebutkan hadib hadib Ibnu Abbas tersebut: Kisah pertanrngan Ali bin Abu Thalib

dengan Amr bin Abdud Al Arniri telah disampaikan secara detail oleh hnu Ishaq

(dalam As=Simh berdasarkan hasil penyelidikan secara mendalam dan menyeluruh.
Hanya saja, kisah tersebut termasuk kategori mursal, dan Ibnu Ishaq belum pemah
secara langsung bertemu dengan sahabat yang meriwayatkan hadits tentang kisah

tersebut.

Oleh karena ihr, aku tidak akan menyampaikan seluruh kisah itu secara detail di
sini, tetapi aku mencoba meringkas keterangan yang telah terbukti diceritakan oleh
hnu Abbas RA, bahwa pembunuh Amr bin Abd Al Amiri adalah Ali bin Abu Thalib,
sebagaimana yang telah disinggung dalam hadits sebelumnya yang telah kami

sampaikan.
Inilah hasil yang telah aku peroleh setelah mengerahkan seluruh kemqr4puan. Aku

telah melakukan kajian tentang sarad hadits ini secara detail, namun aku tidak dapat

memperoleh kesimpulan semacam ifu, maka aku harus merasa puas dengan

kesimpulan yang telah berlalu.
Tidak semua keterangan yang disampaikan oleh ahli sejarah dan referersi yang

diikuti telah terbukti benar terjadi menurut ahli hadits dan para pemerhati hadits,
ketahuilah hal ini saudamku para pembaca semoga Allah memberkatimu.

W - shahih rarlkh Ath-Thabari

Ibunya berkata kepadanya, 'Kamu benar, wahai Anakku. Demi

Allah,sungguh kamu dapat menundanya'."

Aku lalu berkata kepada ibu Sa'ad, "Wahai ibu Sa'ad, demi Allah,
aku lebih menyr-rkai baju perang Sa'ad lebih longgar daripada baju

itu!'

Aku takut dengan keselamatan dirinya, karena anak panah dapat
tepat mengenai bagian fubuhnya. Sa'ad bin Mu'adz lalu diserang

dengan anak panah, hitam bola matanya terluka karena seorang
lelaki telah memanahnya .n168 12: 57 +57 51.

151. Dalam sebuah hadits yang diceritakan oleh hnu Humaid, dia
berkata: Salamah menceritakan kepada kami, dia berkata:

Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Ashim bin
Umar bin Qatadah, Hibban bin Qais bin Al fuiqah -salah seorang

kefurunan bani Amir bin Lu'ayy-: Ketika musibah menimpanya,
dia berkata, "Flasakanlah anak panah ini. Aku adalah Ibnu Al
Ariqah.' Sa'ad lalu berkata, "Semoga Allah mernotong-motong

dirimu di neraka! Ya Allah, jika Engkau mernbiarkan kaum

Quraisy tetap melakukan suafu penyerangan, maka biarkanlah
aku hidup unfuk menghadapi kaum Quraisy, karena tidak ada
kaum yang paling ingin kuperangi daripada kaum yang telah
menyakiti Rasul-Mu, mendustakan dan mengusimya. Ya Allah,
jika Engkau menghentikan peperangan antara kami dan mereka,

maka jadikanlah peperangan itu sebagai penyebab aku mati

1@ Sanad hadib tersebul dha'if. Namun matannya yang berhubungan dengan
Sa'ad bin Mu'adz shahih, seperti keterangan yang akan kami sampaikan sesudah
menuturkan dua riwayat lain. Adapun kisah Aisyah BA pada masa Perang Khandaq
yang berada dalam benteng bani Haritsah, telah diriwayatkan oleh Ath-Thabrani (Al
Mu'jam Al Kabir, no. 43781dari Rafi bin Khudaij, dia berkata, "Tidak pemah dijumpai
sebuah benteng yang paling kokoh dibandingkan benteng bani Haritsah. Nabi SAW
menempatkan pam wanita, anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan di dalam
benteng. Beliau bersabda, Uika ada salah seorang menyemng kalian, hadanglah
dengan pdang...'."

Al Haitsami berkata, "Para perawi hadits Ath-Thabrani adalah orang-orang

tepercaya." (Al Majma', jld. 6, hal. 133).

Shahih Tarikh Ath-Thabari 273

-

syahid. Janganlah Engkau mematikanku hingga hatiku tenang dari

rongrongan bani Quraizllu1l.ni69 lZ57 51.

152. Sufyan bin Waki menceritakan kepada kami, dia berkata:

Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata:
Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, dia berkata:

Bapakku menceritakan kepadaku dari Alqamah, dari Aisyah, dia
berkata: Aku keluar pada masa Perang Khandaq, aku mengikuti

jejak orang-orang. Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba aku
mendengar wa'idal ardhi (suara pelan dari bawah tanah) di

belakangku, maka aku menoleh, dan temyata itu Sa'ad. Aku pun
mendekatinya, dan bersamanya putra saudara laki-lakinya, Al
Harits bin Aus (yang turut serta bersama Rasulullah SAW dalam
Perang Badar).

Kisah tersebut diceritakan oleh Muhammad bin Amr, dia

membawa perisainya, sementara Sa'ad mengenakan baju perang
dari besi yang lengannya tampak keluar dari baju tersebut.

Aisyah berkata, 'Dia (Sa'ad) termasuk orang yang bertubuh besar

dan tinggi." '

Aisyah berkata, "Aku mengkhawatirkan lengan Sa'ad. Ketika dia
berpapasan denganku, dia bersenandung:

Tak lama lagi pepemngan akan terjadi, membawa...

Kematian terbaik, jil<a ajal telah tiba

Pada waktu dia telah melintas di hadapanku, aku berdiri lantas

menerobos sebuah perkebunan yang di dalamnya terdapat

sekelompok kaum muslim, antara lain Umar bin Khaththab dan

seorang lelaki yang mengenakan tasbighah miliknya."

L69 Sanadhadits tersebut dha'if, namrn matanhadits tersebut shahih.
Hadits sebelumnya sama seperti yang akan kami sampaikan sesudah riwayat
berikutrya.

-274 Shahih Tarikh Ath-Thabari

Muhammad berkata, 'Tasbighah adalah sebuah tufup kepala yang
menufupi semua bagiam kepala kecuali mata."

Umar berkata, uSungguh, kamu wanita pemberani, apa yang

membawamu datang kernari? Apakah ada yang melindungimu bila

tertangkap musuh atau terjadi bencana (pepemngan)!" Demi
Allah, Umar tems-menerus menlnlahkan diriku, sehingga aku
lebih meny-rkai tanah ini terbelah untukku lalu aku masuk ke
dalam tanah tersebut. Lelaki yang mengenakan tasbighah itu lalu

melepas tasbighah tersebut, dan temyata dia adalah Thalhah. Dia
berkata, "Sungguh, kamu telah banyak bicara. Ke mana hendak

melarikan diri dan ke mana hendak memohon perlindungan

kecuali kepada Allah!"

Pada waktu itu Sa'ad dipanah dengan anak panah oleh lelaki yang

kerap dipanggrl hnu Al Ariqah, dia berkata "Flasakanlah anak
panah ini. Aku adalah hnu AI Ariqah." Sa'ad berkata, "Semoga

Allah memotong-motong dirimu di neraka." dia memanahnya

tepat pada hitam bola mataryn.

Muhammad bin Amr berkata, "Mereka menduga bahwa seseoramg

tidak pernah dapat bertahan hidup kecuali dia tenrs-menerus

mengalirkan damh hinggu dia meninggal."

Sa'ad lalu berdoa, 'Ya Allah, janganlah Engkau mematikanku

hingga hatiku tenteram dalam naungan bani Quraizhah! Mereka
adalah sekutu dan majikannya pada masa jahiliyah.'L7o 12:575-
s76l

t?o Su*d6u6ib tersebut dln'it namn sumbernya shahih.

Al Bukhari telah meriwayatkan (ShahilmrSa, pembahasan: Peperangan, jld. 4, hal.
122) dan Aisyah RA, diia berkata, Sa'ad tertimpa mtrsibah pada masa Perang

Khandaq, seorang lelaki Quraisy -!Eng kerap dipanggil Hibban bin Al fuiqah-

memanahnya tepat di bola matanSra. Nabi SAW membuat tenda di dalam masjid agar
mudah menengoknya. Pada waktu Rasulullah SAW kembali dart l{handaq, behau
meletakkan senjata dan mandi. Lalu datanglah Jibril AS, dia mengibaskan debu dari
kepalanya, lalu berkata, "Sungguh, kamu benar-benar telah meletakkan senjata
(menyerah). Demi Allah, aku udak akan meletakkan senjata. Keluarlah temui mereka."

-Shahih Tarikh tr1ft-ft1x!3fi 275

Nabi SAW lalu bertanya, 'Ke mana?" Jibnl kemudian memberikan isyarat yang

ditujukan kepada bani Quraizhah.

Rasulullah SAW pun mendatangi mereka. Mereka lalu menyemhkan kepuhrsan
kepada beliau, beliau mengembalikan kepuhrsan hukum kepada Sa'ad, dia berkata,

aku mernutuskan terl<ait merela agar menghukum mati pniurit ryng
mengikuti pemng menjadikan pam uanita dan anak-anak sebagai tahanan penng dan

membagikan harta benda milik mereka."

Hisyam berkata, "Bapakku menceritakan kepadaku dari Aisyah, bahwa

sesungguhnya Sa'ad berdoa, 'Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa tak
ada seorang pun yang lebih kusukai unhtk memeranglnya karena berharap ridha-Mu
daripada kaum yang telah mendustakan Rasul-Mu SAW dan mengusimya. Ya Allah,
aku menduga Engkau telah menghentikan peperangan antara kami dengan mereka.
Jlka masih ada suatu kesempatan unhrk memerangi kaum Quraisy, biarkanlah aku
melalarkannya, hingga aku dapat memerangi mereka karena berharap ridha-Mu. Jika
Engkau menghentikan peperangan tersebut, maka jauhkanlah dan jadikanlah matiku

dalam peperangan tersebut. "
Lalu menyembur keluar dari bagian terpentingnya, karena dia Edak menghormati

mereka, dan di dalam masjid terdapat tenda dari Bani Ghilar, kecuali damh yang

mengalir kepada mereka'.

Mqel<a lalu menyem, 'Wahai p€nshuni tenda, lang datang kepada kami dari

sisimu ini ternyata berasal dari luka Sa'ad, mangalir darah'.

Dia RA lalu meninggal akibat peperangan tersebut."

Ahmad telah merirrnyatkan lMusmdnya) dari Aiqph RA, dia berkata: Aku keluar
pada masa Perang Khandaq, mengikuti jejak kaum muslim. Aku lalu mendengar
vva'idal ardhi lgallu:ri suara pelan dari bawah tanah) dari belakangku, maka aku
menoleh ke belakang, dan tiba-tiba aku bertemu dengan Sa'ad bin Mu'adz, dia
bersama puha saudara laki-lakinya, Al Harits bin Aus, yrang membar.ua perisai. Aku lalu

duduk mendekati tanah tersebut, lalu Sa'ad melintas, lnng saat ifu mengenakan baju

perang dari besi, lengannya keltnr dari baiu tersebut, maka aku sangat

mengkhawatirkan keselamatan lengan Sa'ad. Sa'ad adalah orang yang berhrbuh besar

dan sangat tinggi. Dia melintas sambil bersenandung:

Tak lama laqi pepffitTgan akan terjadi, membaum...
Kematian terbaik, jika aj,al telah tiba

Aku lalu berdiri, kemudian menembus sebtah perkebunan, temyata dalam

perkebunan itu ada sekelompok kaum muslim, dan ternyata ada Umar bin al-Khathab
di dalamnya, dan ada pula seorang lelaki yang mengenakan sibghah yaliu:ii mighfar

(penuhrp kepala) miliknya.

Umar kemudian berkata, "Apa gang membawamu kemari? Demi Allah, umurku
menjadi sumpahku. Sesungguhnya kamu wanita pemberani. Apa yang membuatmu

merasa aman dari bencana atau tertangkap musuh?
Umar terus-menerus menyalahkan diriku, hingga alar berharap tanah ini menjadi

terbelah lalu aku masuk ke dalam tanah tersebut. klaki itu lalu melepaskan penutup
kepalanya dari r,rnjahryra, dan temlnta dia Thalhah bin Ubaidillah. Dia berkata, '\ /ahai
Umar, celaka kamu, mulai hari ini kamu telah banyok bicam. Ke mana mencari

perlindungan atau melarikan diri keruali kepada Allah?.

-W61 shahih radttr Ath-Thabart

Sementara itu, ada seorang lelaki musyrik Qumisy png kerap dipanggil Ibnu Al
fuiqah hendak melepaskan anak panah miliknya kepada Sa'ad, dia berkata,

"Rasakanlah olehmu anak panah ini. Aku adalah hnu Al Ariqah." Dia lalu

memanahnya tepat pada hitam bola matanya. Sa'ad lalu berdoa kepada Allah, 'Ya
Allah, janganlah Engkau mematikanku hingga hatiku tenang dari bani Quraizhah."
Mereka adalah sekutu dan majikannya pada masa Jahiliyah. Lukanya lalu mengering,

dan Allah menghembuskan angin kepada kaum musyrik, sehingga kaum mukmin

selamat dari bencana peperangan. Allah Maha Kuat lagi Maha Mulia.

Abu Su[,r'an dan para pengikutrya lalu berkumpul di Tihamah, Uyainah bin Hishn

dan para pengikutnya berkumpul di Najed, seedangkan bani Qumizhah kembali pulang

dan berlindung dalam benteng-benteng mereka (shalaashiihim). Rasulullah SAW
kembali ke Madinah dan menytrruh membuat kubah dari kulit, lalu dibuatlah kubah

untuk Sa'ad di dalam masjid.

Jibril AS lalu datang, pada bagian depannya dipenuhi debu, kemudian dia berkata,

"Sungguh, kamu telah meletakkan senjata (menyerah)! Demi Allah, para malaikat tidak
akan pemah menyerah setelah mengangkat senjata. Keluarlah menuju bani Quraizhah
dan perangilah mereka."

Rasulullah SAW pun mengumpulkan umahryn dan menyeru kaum muslim unhrk

pergi berperang. Rasulullah SAW lalu pergi, kemudian melintas di hadapan bani

Ghanmin, orang yang tinggal bertetangga dengan masjid Madinah, maka beliau
bertanya, '9apakah yang bertemu dengan talian?" Mereka menjawab, "Panglima
pasukan Al Kalabi (dahptul Kalabi."

Al Kalabi adalah orang yang cambang dan wajahnya menyerupai Jibril.

Rasulullah SAW lalu mendatangi mereka dan mengepung mereka selama 25

malam.

Saat pengepungan atas mereka meniadi gentit1l dan bencana (peperangan)

semakin serius, disampaikan kepada mereka, "Menyemhlah pada kepuhrsan Rasulullah

SAW.' Mereka lantas berdiskusi dengan Abu Lubabah bin Al Mundzir. "Dia lalu

memberi isyamt kepada mereka bahwa dia siap berkorban. Mereka berkata, "Kami

menyerahkannya pada keputusan Sa'ad bin Mu'adz.i' Rasulullah lalu bersabda,

"Menyerahlah pada kepufusan Sa'ad bin Mu'adz." Mereka pun menyerah.

Rasulullah lalu mengirim ufusan untuk menemui Sa'ad bin Mu'adz. Utusan datang

membawa Sa'ad dengan menunggang keledai yang memakai pelana dari sabut (fiber).

Sungguh, dia merasa tertebani.

Kaumnya merasa senang dengan kedatangan Sa'ad, maka mereka berkata

kepadanya, "Wahai Abu Amr, (kami) sekutu dan majikanmu, keluarga gnng
terkalahkan dan orang-orang yang benar-benar telah kamu kenal." Da menjawab,

"Sungguh telah datang masa bagiku untuk tidak menerima kecaman lrang mengecam
karena berharap ridha Allah."

Hisyam berkata: Abu Sa'id berkata: Pada wakhr Sa'ad muncul, Rasulullah SAW
bersaMa, "Pergilah kepada panutan kalian klu semhkanlah (keputusan) kepadan5n-"
Umar berkata, "Panutan kami adalah Allah.' Dia berkata, "Menyerahlah pada
keputusan Allah." Mereka lalu menyemhkan kepufusannya kepada Allah.

Rasulullah SAW bersabda, "Putuskanlah persoalan mereka-" Sa'ad berkata, "Aku
pufuskan mengenai mereka dengan menghukum mati mereka yang mengikuti perang,

menjadikan anak-anak mereka sebagai tahanan perang, dan membagi-bagikan harta

Shahih TarikhAth-Thabari 277

-

153. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Salamah

menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq

menceritakan kepadaku, dia berkata: Yazid bin Ziyad

menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi,

dia berkata: Seomng pemuda penduduk Kufah berkata kepada
Hudzaifah bin Al Yamani, *Wahai Abu Abdullah, apakah kalian

melihat Rasulullah dan ikut menemani beliau?" Abu Abdullah

menjawab, "Benar, wahai putra saudaraku." Dia lantas bertanya

kembali, "Bagaimana kalian melakukan kegiatan?" Dia menjawab,

"Demi Allah, kegiatan kami berperang." Pemuda ifu berkata,

"Demi Allah, seandainya kami bertemu dengan beliau, kami tidak

benda mereka." Rasulullah SAW lalu bersabda, 'Sungguh, lamu telah mengambil

keputusan pada merel<a dengan ketentuan hukum Allah Azza Wa Jalla dan ketentuan
hukum utusan-lV1a."

Sa'ad lalu berdoa, dan berkata, 'Ya Allah, jika Engkau membiarkan Nabi-Mu tetap
memerangi kaum Quraisy maka biarkanlah aku unhrk melakukannya, namun jika
Engkau menghentikan peperangan antara kami dengan mereka maka cabutlah
nyawaku kepadamu."

Aisyah berkata: Lukanya kembali mengalirkan darah, dan sesungguhnya lukanya

telah sembuh kecuali sebesar lubang anting-anting di telinga. Dia kembali pada

kubahnya yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW untuk dirinya. Rasulullah SAW, Abu

Bakar, dan Umar lalu menemuinya. Demi Dzat yang roh Muhammad berada di

tangar.Nya, sesungguhnya aku baru mengetahui Umar menangis karena tangisan Abu
Bakar, dan saat ifu aku berada di kamarku. Mereka "Berkasih satang s6ama mereka."
(Qs.Al Fath [48]: 29).

Alqamah berkata: Aku bertanya, "Manakah ibunya? Bagaimana Rasulullah SAW
hendak mengambil kebiiakan?" Ai.yuh berkata, "Beliau tidak pemah berurai air mata
atas seseomng. Jika beliau menjumpai (musibah), maka beliau hanya memElang

jenggokrya."

Al Haitsami berkata, "Sebagian hadits termasuk kategori shahih. Imam Ahmad

telah meriwayatkan hadits tersebut, dan dalam sanad hadits tersebut ada perawi
bemama Muhammad bin Alqamah, haditsnyn hasan, sementirra para perawi lainnya
tepercaya. " (Majma' Az-Zawa' id jld. 6, hal. 138).

Menumt kami: Ibnu Katsir menilai sanad hadits tersebut sangat baik. Kami
sesungguhnya telah menuturkan riwayat lnng sangat panjang $ld. 2, hal. 577,578,
dan 579, 2231dalarn kelompok hadib dhaIf.

Kami tidak menjumpai dalil yang memperkuat kebenaran kisah yang panjang ini,
yang bersumber dari jalur periwayatan yang shahih. Hanya saja, ungkapan yang

dinisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (perang itu adalah tipu daya) tanpa
menyebutkan kisah ini, memang benar ada, sebagaimana hadits milik Al Bukhari,

Muslim, serta lainnya, dan hadits tersebut mencapai derajat mutawafir.

-F{81 Shahih Tarikh Ath-Thabari

akan membiarkan beliau berjalan di atas tanah, dan kami akan

membawanya di atas pundak kami.u

Hudzaifah berkata: Wahai puba saudamku, aku telah melihat diri

kami bersama Rasulullah SAW di Khandaq, beliau senang

melakukan shalat malam, kemudian beliau menoleh kepada kami

dan bersabda, "Siaplah s6@,ang (di anbn l<amu) tnng mau

benngkat?" Beliau memandangi kami sernua, namun tidak ada
kaum muslim yang mau melakukannya (kemudian beliau kembali),
Rasulullah SAW menjanjikan kepadanya jika dia kembali, Allah
akan memasukkannya ke dalam surga? Namun tidak ada seorang
pun yang mau berangkat.

Rasulullah SAW lalu kembali melakukan shalat malam, kemudian

beliau menoleh kepada kami sernua dan berkata seperti

pertanyaan awal, namun tidak ada seorang pun di antara kami

yang mau berangkat. Beliau lalu memandangr kami semua, namun
tetap tidak ada kaum muslim lrang mau berangkat.

Beliau kernbali, Rasulullah SAW berjanji kepadanSra pasti kembali
(dengan selamat), aku memohon kepada Allah agar menjadikan
dia sebagai temanku di surga? Namun, tidak ada seoremg pun dari
kaum muslim yang mau berangkat karena sangat takut, sangat
lapar dan sangat dingin.

Pada waktu tidak ada seorang pun yang mau berangkat,

Rasulullah SAW memanggilku. Namun aku sudah tidak sanggup
berdiri ketika beliau mernanggilku. Beliau lalu menyeru, "Wahai
Hudaifah, pergilah lalu menyelinaplah ke dalam kelompok l<aum

tersebut, lihatlah merel<a sdang melakul<an apa, dan janglah
berbicara apa ptn sampai kamu datang menemui kami."

Aku pun pqgl, lantas menyelinap ke dalam kelompok kaum
tersebut. Badai dan bala tentara Allah temyata sedang

mengerjakan apa yang dikerjakannya terhadap mereka; periuk,
api, dan bangunan milik mereka tidak ada 5nng tenang. Abu

Shahih Tarikh Ath-Thabari rF,91

-

Sufyan bin Harb berdiri dan berkata, "Wahai kaum Quraisy,

apakah ada seseorang yang melihat teman duduknya?" Aku pun
meraih tangan seorang lelaki yang berada di sampingku, lalu aku
bertanya, "Siapakah kamu?" Dia menjawab, 'Aku fulan bin fulan."

Abu Sufyan lalu berkata, "Wahai kaum Quraisy, demi Allah
sesungguhnya kalian tidak akan sampai besok tinggal diam di
tempat ini. Sungguh, kuda dan sepatu telah binasa dan rusak,
Bani Quraizhah telah meninggalkan kami, dan kami telah

menerima pengaduan kecerdikan mereka, dan badai yang terlihat
oleh kalian telah menimpa kami. Demi Allah, periuk kami tidak
pemah diam, api kami tidak dapat hidup, dan bangunan kami
tidak dapat bertahan, maka pergdah (dari ternpat ini) karena aku
hendak pergi."

Dia lalu mendekat untanya Snng sedang diikat, lalu duduk di

atasnya, kemudian mencambuknya. Unta ifu pUn melompat

sebanyak tiga lompatan.

Dia tidak melepaskan tali pengikah!,a kecuali dia sedang berdiri;
seandainya Rasulullah SAW fidak menuntut janji kepadaku agar
aku tidak berbicara apa pun sampai aku datang menemui beliau,
maka aku pasti telah membunuhnya menggunakan anak panah.

Aku lalu kembali kepada Rasulullah SAW, dan saat itu beliau
sedang berdiri hendak menunaikan shalat di kamp pengungsian

(mirath) sebagian istri beliau yang diungsikan. Pada waktu beliau

melihatku, beliau mernpersilakan aku masuk ke kamp

pengungsian beliau, dan menyingkapkan ujung kamp pengungsian
unhrkku.

Beliau lalu rukuk dan sujud, sedangkan aku merapat kepada
beliau. Pada waktu beliau telah mengucapkan salam, aku

menceritakan sebuah kabar (peristiwa yang terjadi) kepada beliau,
bahwa kabilah Ghathafan mendengar apa yang telah dilakukan

-2W Shahih Tariffi Ath-Thabarl

oleh kaum Quraisy, maka mereka bersiap-siap hendak kembali ke

negeri mereka.rTt 12:579,580 dan 581I

17r sanad hadib in dha lli

Namun secara terpisah, matannln shahih.
HR. Ahmad (jld. 5, hal. 392).
Diceritakan oleh Muhammad bin Ka'ab Al Qumzhi, dia berkata: Seorang pemuda

Kufah berkata kepada Hudzaifah bin Al Yamani, 'Wahai Abu Abdullah, benarkah
kamu melihat Rasulullah dan ikut menemani beliau?' Da menjawab, "Benar, wahai
puta saudaraku." Dia kembali berbnya, "Bagaimana kamu melakukan kegiatan?" Dia
menjawab, "Demi Allah, kegiatan kami berpemng." Dia berkata, "Demi Allah,

seandainya kami bertemu dengan beliau, kami tidak akan membiarkan beliau berjalan
di atas tanah, dan kami akan menempatkannya di atas pundak kami."

Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi berkata: Hudzaifah berkata, "Wahai putua

saudaraku, aku bersama Rasulullah SAW di Khandaq. Beliau melakukan shalat malam
sambil menunduk, kemudian beliau menoleh kepada kami, lalu bertanya, 'Siapakah
seseorang (di antara kalian) yang mau berangkat?', Beliau memandangi kami semua,
namun tidak ada yang mau melakukann5n. (Kemudian beliau kembali), Rasulullah SAW

menjanjikan kepadanya dia pasti kembali dengan selamat, maka Allah akan

mernasukkannya ke dalam surga? Namun tetap saja tidak ada seorang pun yang mau

berangkat.

Rasulullah SAW lalu kembali melakukan shalat malam sambil menunduk, kemudian

beliau menoleh kepada kami semua, lalu berhnya, 'Siapkah lang mau bemngkat?'
Beliau lalu memandangi kami semua, namun tdak ada yang mau berangkat. Beliau

lalu kembali (menunaikan shalat), dan beliau menjanjikan kepadanya kembali dengan

selamat.
Beliau lalu kembali, dan Rasulullah SAW berjanji kepadanya pasti kembali (dengan

selamat), aku memohon kepada Allah agar menjadikan dia sebagai temanku di surga.
Namun tetap saja tidak ada seomng pun yang mau bemngkat karena sangat takut,

sangat lapar, dan sangat dingin.

Pada waktu tidak ada seorang pun yang mau berangkat, Rasulullah SAW

memanggilku, padahal aku sama sekali kekuatan untuk berdiri. Beliau lalu bersabda,
'Wahai Hudzaifah, pergi dan masuHah kamu ke dalam kumpulan kaum tersebut

bhatlah apa Snng sdang mereka lakukan, dan janganlah kamu berbicara apa pun.'
Aku pun pergi dan menyelinap masuk ke dalam sekelompok orang tersebut,

sementam badai dan bala tentara Allah sedang melakukan apa yang dikerjakannya,
tidak ada periuk mereka, api, dan bangunan yang diam. Abu Sufuan bin Harb lantas
berkata, 'Wahai kaum Quraisy, apakah ada seseorang yang melihat teman yang duduk
di sampingnya?' Aku lalu meraih tangan oftrng yang bemda di sampingku, kemudian
bertanya, 'Siapakah kamu?' Dia menjawab, 'Fulan bin fulan'.

Abu Sufyan lalu berkata, Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya kalian tidak akan
berhhan sampai besok di tempat ini. Sungguh, kuda telah binasa, bani Quraizhah
telah meninggalkan kami, dan kami telah menerima pengaduan kecerdikan mereka.
Badai telah menimpa kami. Demi Allah, periuk kami tdak pemah diam, api kami tidak
dapat hidup, dan bangunan kami tidak dapat bertahan, maka pergilah (dari tempat ini)
karena aku hendak pergi'. Dia lalu mendekati untanya yang sedang diikat, duduk di

-Shahih TarikhAth-Th3S3fi 281

atasnya, kemudian mencambuknya, maka unta tersebut melompat sebanyak tiga kali,

Dia tidak melepaskan tali pengikatnya kecuali dia sedang berdiri. Seandainya

Rasulullah SAW tidak menuntut janji, janganlah kamu berbicara apa pun sampai kamu

datang menemuiku, kemudian kamu boleh bertindak sesuai keinginanmu, pasti aku

telah membunuhnya menggunakan anak panah.

Aku lalu kembali kepada Rasulullah SAW, yang saat itu beliau sedang berdiri

hendak menunaikan shalat di kamp pengungsian (mimth sebagian istri beliau yang

diungsikan. Pada waktu beliau melihatku, beliau mempersilakanku masuk ke kamp

pengungsian beliau dan menyingkapkan ujung kamp pengungsian untukku. Beliau lalu

ruku dan sujud; sesungguhnya beliau sedang berada dalam kamp pengungsian. Ketika

beliau telah mengucapkan salam, aku menceritakan sebuah kabar (peristirala yang

terjadi) kepada beliau, bahwa kabilah Ghathafan mendengar apa yang telah dilakukan

oleh kaum Quraisy, maka mereka bersiapsiap hendak kembali ke negeri mereka."
Imam Muslim meriwayatkan hadits tersebut (Shahilrrrya, pembahasan: Jihad, bab:

Perang Ahzab, jld. 3, no. 1788). Dalam hadib tersebut tenrngkap: Aku terus berjalan

seolah-olah sedang berjalan di dalam. Akhimya aku sampai pada mereka, dan temyata

Abu Sufuan sedang menghangatkan tubuhnya di dekat api. Aku pun meletakkan anak

panahku di tengah-tengah busurku dan hendak memanahnya. Namun aku teringat
pesan Rasulullah SAW,
kamu membuat reputasiku jelek di hadapan

mereka."Seandainya aku memanahnya, pasti aku dapat memanahnya dengan tepat.

Aku lalu pulang kembali seolah-olah aku sedang berjalan di dalam kamar yang

sempit.

Aku kemudian menemui Rasulullah SAW. Hawa dingin mulai menyerangku, dan

ketika telah reda dan aku tenang, alo menceritakan peristiwa yang terjadi kepada

Rasulullah SAW. Rasulullah SAW lalu menyelimutiku dengan sejenis jubah istimanra

yang kerap beliau pakai saat shalat. Aku pun tertidur sampai tiba waktu Subuh. Ketika

pagi telah tiba, beliau bersabda, "E angunlah, wahai omng 5ang tidur."

Al Hakim meriwayatkan (Al Mustadmk, ild. 3, hd. 31) melalui jalur periwayatan
Bilal Al Abasi dari Hudzaifah Al Yamani RA, bahwa sesungguhnya kaum muslim

terpisah dari Rasulullah SAW pada malam Perang Ahzab, tidak ada yang tersisa

bersama beliau kecuali dua belas omng lelaki.

Rasulullah SAW kemudian menemuiku, yang saat itu aku sedang menekuk lutut

karena kedinginan. Beliau bersabda, 'Wahai hnu Al Yamani, berdiri lalu pergilah ke

perkemahan pasukan Ahzab untuk melihat kondisi mereka!" Aku lalu berkata, "Wahai
utusan Allah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku tidak berdiri

menghadapmu kecuali karena malu terhadapmu akibat kedinginan." Beliau bersabda,

"Tampakkanlah panas dan dingin seperti waktu pgi- Pergilah wahai lbnu Al Yatnani,

panas atau dingin tidak ada masalah bagimu, sampai kamu kembali menemuiku."

Aku pun pergi ke perkemahan pasukan mereka, lalu aku menemukan Abu Sufuan

sedang menyalakan api di tengah-tengah sekelompok orang yang mengelilinginya.

Sungguh, Abu Sufyan telah ditinggalkan oleh golongan lain. Sampai akhimya aku

dapat duduk bersama mereka. Abu Sufun meftlsa ada seseorang yang menyelinap ke

dalam perkumpulan mereka, maka dia berkatia, "Hendaknya masing-masing

memegang tangan teman yang duduk di sampingnya.r' Aku pun meletakkan tangan

oftrng yang berada di samping kanan dan kiriku.

-282 Shahlh Tarikfr Ath-Thabari

PERANG BANI QURAZHAH

754 a. Ketika waktu Zhuhur tiba, datanglah Jibril menemui Rasulullah

SAW, sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Humaid kepada kami,
dia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, dia berkata:
Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab

Az-Zvhn: Sambil memegang ujung serban dari kain sutra tebal di

atas punggung bighalyang biasa digunakan unfuk bepergian, yang

di atasnya terdapat kain beludru dari sutra. Kemudian dia

bertanya: apakah kamu sungguh-sungguh telah meletakkan

senjata (menyerah), wahai ufusan Allah?

Beliau menjawab: benar. Jibril berkata: pord malaikat tidak akan
meletakkan senjata dan sekarang aku tidak akan kembali kecuali

setelah mencari kaum tersebut; sesungguhnyn Allah menyuruhmu

-wahai Muhammad- pergi unfuk memerangi Bani Quraizhah,

dan aku hendak menuju Bani Quraizhutr .772 [2:581]

Aku lalu berdiri (pergi meninggalkan) dan menemui Rasulullah SAW, yang saat itu
sedang berdiri menunaikan shalat, beliau memberi isyarat dengan tangannya kepadaku
agar mendekat, maka aku merapat, kemudian beliau memberi isyarat kepadaku
dengan tangannya agar aku mendekat, maka aku lebih mendekat beliau, sampai kain
yang dipakai beliau menjuntai kepadaku (beliau sedang shalat). Ketika beliau telah

selesai shalat, beliau bersabda, 'Wahai lbnu Al Yamani, duduHah,

ceribnya?" Aku menjawab, "Wahai utusan Allah, banyak orang yang telah

meninggalkan Abu Sufyan, sehingga tidak ada yang tersisa kecuali sekelompok orang
yrang sedang menyalakan api. Allah telah menimpakan kepadanp suhu yang dingin
seperti yang menimpa kami, akan tetapi kami berharap kepada Allah apa yang tidak
mereka harapkan."

Al Hakim berkata, "Hadits tersebut sanadnya shahih. Al Bukhari-Muslim belum

pemah meriwa5ntkan hadits tersebut."
Adz-Dzahabi sepakat dengan pendapat AI Hakim lAl Mustadmk ma'a At-Talkhish,

jld. 3, hal. 31).
172 gu6iL tersebut dha'if
Akan tetapi, hadits mengenai kedatangan Jibril dan perintahnya kepada beliau agar

pergi memerangi bani Quraizhah statusnya shahih.

-Shahih TarildAth-Thabari f283l

154 b. Rasulullah SAW lalu menyuruh orang yang memanggil untuk

menyeru kaum muslim, "Sesungguhnya orang yang mendengar

dan berbakti langan menunaikan shalat Ashar kecuali di bani
Quraizhah.LT3 l258ll

155. Ibnu Waki menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad

bin Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin

Amr menceritakan kepada kami, dia berkata: Bapakku

menceritakan kepadaku dari Alqamah, dari Aisyah, dia berkata'

Sepulang dari Perang Khandaq, Rasulullah SAW membuat kubah

di masjid untuk Sa'ad. Setelah itu beliau meletakkan senjata, dan
kaum muslim pun turut meletakkan senjata. Lalu datanglah Jibril
AS, dia menghardik, uApakah kalian semua telah meletakkan
senjata (menyerah)! Derni Allah, para malaikat Udak akan
meletakkan senjata sesudah percng tersebut. Oleh karena itu,

pergilah pada mereka dan perangilah mereka."

Al Bukhari telah meriurayatkan (Shahibnyal melalui Aisyah RA, dia berkah: Ketika

beliau kembali dari Khandaq, beliau meletakkan senjata dan mandi. lalu datanglah

Jibril menemui beliau, dan bertanya, 'Apakah kamu sungguh-sungguh telah

meletakkan senjata? Demi Allah, kami tidak akan meletakkan senjata. Pergilah pemngi

mereka." Beliau lalu bertanya, 'Ke mana?" Jibril menjawab, "Ke sana." Jibril lalu

memberi isyarat ke bani Quraizhah. Beliau pun keluar menuju bani Quraizhah (Shahk

Al Bukhad, pembahasan: Peperangan, bab: Menarik Diri dari Perang Ahzab menuju

Bani Quraizhah dan mengepung mereka, no. Ml7l.

HR. Muslim ftab: Jihad dan Perjalanan Nabi, no. 1769) dan lainnya. tersebut
Dugaan yang paling kuat yaihr, Ath-Thabari meletakkan hadib
l?3

sebagai penyempuma riwayat sebelumnya fld. dua, hal. 581 dan 154). Sanadnya

dha'if, namun sabda beliau SAW, 'Uanganlah menunaikan shalat Ashar kecuali di bani

Qumhhah,"stafusnya shahih, meskipun ada sedikit perbedaan pendapat.
Al Bukhari telah meriwayatkan (Shahihnya) dari hnu Umar Ra, dia berkata: Nabi

SAW bersabda saat Perang Ahzab, "Jangan ada yang menunaikan shalat Ashar kecuali

di bani Quraizhah." (Shahih Al Bukhad, pembahasan: Peperangan, no. 4119).
HR. Muslim (no. 1770) dan lainnya

Ath-Thabrani telah meriwayatkan kandungan hadib yang sangat panjang dari

Ka'ab bin Malik BA: Beliau menekankan kepada kaum muslim agar tidak menunaikan

shalat kecuali di bani Quraizhah.

Al Haitsami'berkata, 'Hadib riwayat Ath-Thabrani, dan para perawinya adalah

pam perawi hadits shahih, kecuali hnu Abu Al Hudzail, dia tepercaya (Majma' .42-

hon'id,jld. 6, hal. 140).

@1 - Shahih TarikhAth-Thabari

Rasulullah SAW pun memanggil umahrya. Beliau

menyelempangkan senjata tersebut, kemudian keluar, dan kaum
muslim furut keluar.

Beliau lalu bertemu dengan bani Ghanm, maka beliau lalu

bertanya, "Siapakah orang yang bertemu dengan kalian?" Mereka
menjawab, "Kami bertemu dengan komandan pasukan AI Kalabi.'

Al Kalabi, perilaku, jenggot, dan wajahnya diserupakan dengan

JibrilAS, hingga akhimya beliau berhenti di hadapan mereka.

Sernentam itu, Sa'ad berada di dalam kubah di masjid, yang

dibuat Rasulullah SAW untuk dirinya.

Rasulullah lalu mengepung mereka selama satu bulan atau dua
puluh lima malam. Ketika pengeplrngan atas mereka semakin
genting, disampaikanlah kepada mereka, menyerahlah pada
keputusan hukum Rasulullah SAW.

Abu Lubabah bin Abdul Mundzir lalu mernberi isyarat bahwa dia

siap berkorban. Mereka berkata, uKami menyerahkan pada

keputusan hukum Sa'ad bin Mu'adz.' Rasulullah SAW bersaMa,

'Serahkanlah pada kepufuan hukumnSn. " Mereka pun

menyerahkan kepufusannya kepada Sa'ad.

Rasulullah SAW lalu mengirim ufusan kepadanya dengan

membawa keledai dengan pelana yang terbuat dari serat, Ialu dia
memuatkan di atas keledai itu.

Aisyah berkata' Sungguh, lukanya telah sembuh sampai tidak

terlihat luka darinya kecuali sebesar lubang anting-anting di

telinga.lTa t2:5831

174 **d6u7is':un dha1f. Akan tetapi merriliki kelaniutan.
Ahmad telah meriwayatkan dari Aisyah dengan redaksi yang sangat panjang

dibanding hadits tersebut, sebagaimana telah kami singgung sesudah menuturkan

riwayat ini fld. 2, hal. 575).
Dalam hadits tersebut terdapat redaksi: lalu dia terkena anak panah tepat pada

hitam bola matanya. Sa'ad lalu berdoa kepada Allah, 'Ya Allah, ;anganlah Engkau

-Shahih Tarikh Ath-Thabari 28s

mematikanku sampai hatiku tenang karena bani Quraizhah.u Mereka adalah sekuhr
dan majikannya pada masa Jahiliyah.

Allah lalu mengirim badai angin kepada kaum Quraisy, sehingga Allah fuza wa
jalla telah mencukupi kaum mukminin unhrk berperang. Allah Maha Kuat lagi Maha

Mulia.
Abu Sufyan dan para pengikutnya lalu berkumpul di Tihamah, Uyainah bin Hishn

dan para pengikutnya berkumpul di Najed, sedangkan bani Quraizhah pulang dan

berlindung di dalam benteng-benteng mereka. Rasulullah SAW juga kembali pulang ke
Madinah dan menyuruh membuat kubah dari kulit, lalu dibuatlah kubah untuk Sa'ad di

Masjid.

I-alu datanglah Jibril, yang bagian depan tubuhnya dipenuhi debu, dia bertanya,
'Apakah sungguh-sungguh kamu telah meletakkan senjata (menyerah)? Demi Allah,
para, malaikat tidak akan pemah meletakkan senjata sesudah perang tersebut. Pergilah

ke bani Quraizhah dan perangilah mereka."
Rasulullah pun berbaur dengan umatnya dan menyeru kaum muslim untuk pergi

(berperang). Rasulullah SAW pergi lalu melintas di hadapan bani Ghanam (kaum omng

yang bertetangga delngan mas/d). Lalu beliau bertanya: dengan siapakah kalian
bertemu? Merel<a menjawab, lmmi bertemu dengan komandan pasukan al-Kalabi,
komandan pasukan itu cambang ggr dan mukan5m menyerupai Jibril Alaihissalam.

Rasulullah SAW lalu mendatangi bani Quraizhah dan mengepung mereka selama
dua puluh lima malam. Pada waktu pengepungan semakin genting dan bencana
perailg telah menguat, disampaikanlah kepada mereka, "Menyerahlah pada keputusan
hukum Rasulullah SAW.' Mereka lalu bermusyawarah dengan Abu Lubabah bin Al
Mundzir. Dia lalu memberi isyarat kepada mereka bahwa dia siap berkorban, kami
menyerahkan kepufusannya kepada Sa'ad bin Mu'adz, lalu mereka menyerah, dan
Rasulullah SAW. mengirim utusan unhrk menemui Sa'ad bin Mu'adz, lalu dia datang
membawanya dengan menaiki keledai yang memakai pelana dari sabut (fiber), dia
da(ang membawanya, dan kaumnya senang dengan kedatangannya.

Mereka berkata kepadanya, "wahai Abu Amr, (kami) adalah sekufu dan majikanmu,
orang-orang yang terkalahkan dan orang-orcmg yang sungguh-sungguh telah kamu
ketahui." Dia tidak menjawab apa pun dan ddak menoleh kepada mereka, dan ketika
telah mendekati tempat tinggal mereka, dia menoleh kepada mereka dan berkata,
"Telah tiba masanya bagiku untuk tidak menerima kecaman orang yang mengecam
karena Allah."

Hisyam berkata: Abu Sa'id berkata: Ketika Sa'ad telah muncul, Rasulullah SAW
bersabda, 'Mendekatlah kepada panutan kalian semua, lalu serahkanlah keputusan
kamu kepadanya. " Umar lalu berkata, "Panutan kami adalah Allah.' Dia berkata:
serahkanlah kepadanya, lalu mereka menyerahkan kepufusan kepadanya. Rasulullah
SAW. bersabda: putuskanlah persoalan mereka.

Sa'ad berkata: aku sesungguhnya memuhrskan terkait mereka dengan menghukum
mati mereka yang mengikuti perang, menjadikan anak-anak mereka sebagai tahanan
perang, dan membagi-bagikan harta benda mereka. Lalu Rasulullah bersabda: kamu
sungguh telah mengambil keputusan terkait mereka sesuai dengan ketentuan hukum
Allah Azzawajalla dan ketentuan hukum Rasul-Nya.

Hisyam berkata: kemudian Sa'ad berdoa, lalu dia berkata: Allah jika Engkau
membiarkan Nabi-Mu tetap memerangi kaum Quraisy, maka biarkanlah aku unfuk

-286 Shahih Tarikh Ath-Thabari

156. Ibnu Ishaq berkata: Ketika rrnsuk waktu pagl, mereka

menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah SAW, lalu kabilah

Al Aus berlompatan, mereka berkata, "Wahai ufusan Allah,

mereka sesungguhnya majikan kami, bukan majikan kabilah

Khazraj. Sungguh, tuan telah mengambil tindakan yang telah tuan
ketahui terkait majikan (para penguasa)IGazmj kemarin.

Sebelum mengepung bani Quraizhah, Rasulullah SAW telah

mengepung bani Qainuqa', sekutu kabilah Khazraj. Mereka lalu
menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah SAW. Abdullah bin

Ubay bin Salul lalu mempertanlBkan kepufusan beliau atas

mereka, lantas dia menyerahkan mereka kepada kepadanya.

Ketrka kabilah Al Aus berbicara kepadanya, Rasulullah SAW

bersabda, 'Apakah kalian tidak setuju, wahai kabilah Aus, dengan

kepufusan seorang lelaki di antara kalian atas mereka?' Mereka

menjawab, "Ehiklah, kami sefuju."

Abu Ishaq berkata: Keputusan itu diserahkan kepada Sa'ad bin

Mu'adz, Rasulullah SAW menenrpatkannya dalam kernah seoftmg

melakukannya, dan jika Engkau menghentikan peperangan antam kami dengan

mereka, maka cabutlah nyawaku kepadamu.

Aisyah berkata, lalu lukanya kernbali mengalirkan darah, dan sesungguhnya
lukanya telah sembuh kecuali sebesar lubang anting-anting di telinga. Aisyah berkata:

dan dia kembali pada kubahnya yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW. untuk dirinya.
Aisyah berkata: lalu Rasulullah SAW., Abu Bakar dan Umar menemuinya. Aisyah

berkata: demi Dzat yang mana ruh Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya
aku baru mengetahui Umar menangis karena tangisan Abu Bakar, sedang akau berada
di kamarku. Mereka sebagaimana Allah Azzawa!illa telah berfirman, " Tetapi berl<asih
satang s6ama mqeka." (Qs. AI Fath [48]: 29].

Alqamah berkata: Aku bertanya, "Manakah ibunya? Bagaimanakah Rasulullah

SAW hendak mengambil kebijakan?' Aisyah b€rkata, "Beliau tidak pemah berurai air
mata atas seseorcrng, akan tetapi ketika beliau rindu, beliau hanya memegang
cambangnya."

Al Haitsami berkata, "Sebagian hadib tdrmasuk kategori shahih. Imam Ahmad

telah meriwayatkan hadits tersebut, dan dalam sanad hadits tersebut ada perawi
bemama Muhammad bin Alqamah, okrng gnng hadibnSn hasan, sementara pam
perawi lainnya tepercaya." (Majma'Az-Zawa'id, jld.5, hal. 138).

- @Shahih Tarikh Ath-Thabari


Click to View FlipBook Version