:TATSIR AL-MUNIR JI LID 2
kemuliaan Ummu Salamah dan ketepatan hawa nafsu dan birahi yang berada di luar
pandangannya pada kejadian Hudaibiyah. batas-batas kewajaran yang sesuai dengan
fitrah, akan tetapi maksudnya adalah cinta
- Adapun pernikahan beliau dengan Ummu
yang luhur yang mengandung unsur atau
Habibah yang memiliki nama asli Ramlah
binti Abu Su$zan bin Harb- adalah untuk tujuan menghormati dan memuliakan wanita,
agar tidak ada seorang pun yang meremehkan
membujuk hati kaumnya agar masuk
wanita.
Islam, setelah ia pergi berhijrah ke
LARANGAN MEMBETANJAKAN HARTA BAGI
tanah Habasyah pada hijrah yang kedua oRANG-ORANG SAFrrH, ANAK KECTL DAN
YANG SEDERAJAT DENGAN MEREKA SERTA
bersama suaminya, Ubaidillah bin fahsy. TIDAK MENYERAHKAN HARTA MEREKA
Di Habasyah, suaminya masuk Kristen, KECUALI APABILA MEREKA TELAH MEMILIKI
namun Ummu Habibah tetap memegang AR-RUSyDU 1s8
teguh keislamannya. an-Nisaa'Ayat5-6
- Adapun pernikahan beliau dengan 'f3.Vq{ilt's;1ltKV'fa\$:i1r
Shafiyyah binti Huyaiy bin Akhthab E,At'jtl ffiW*t{ $fi;#sW_
-'b4(\'6fru\'K'6tt\SSr&$ W'.4l;t\;f$o'j-s,{q$
-seorang wanita yang menjadi pemuka ffi $t
bani Quraizhah dan Nadhir dan menjadi
tawanan Khaibar- adalah demi untuk "il,v\
membebaskan dirinya. 'r;-tfu3'6 9*) L( g3';;L:;ilr,V
- Adapun pernikahan beliau dengan i'v Ss ;;f" W6 {,rt (dv'},t, sg
Maimunah binti al-Harits al-Hilaaliyyah [&llJ.rt t:/'
-yang sebelumnya bernama Barrah dan "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang
merupakan istri beliau yang terakhir- yang belum sempurna akalnya, harta (yang mereka
setelah meninggal suaminya yang kedua, ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja
bernama Abu Ruhm bin Abdul 'llzza dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
adalah karena ia masih memiliki ikatan k ep ad a m e r ek a p erk at a an y an gb aik. D an uj il ah an ak -
kekerabatan dengan bani Hasyim dan
anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
bani Makhzum.
menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu
Perlu diketahui bahwa setelah sayyidah
Khadijah r.a. wafat, Nabi Muhammad saw. mereka telah cerdas (pandai memelihara harta),
tidak menikah lagi dengan wanita lain kecuali
maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan
ketika usia beliau telah mencapai 50 atau janganlah kamu memakannya (harta anak yatim)
54 tahun. Namun hal itu sama sekali tidak melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu)
mengganggu tugas beliau sebagai Rasul di
dalam menyampaikan risalah, beliau tetap 158 Kedewasaan dan kemampuan menggunakan harta dengan
baik dan benar
mengikuti berbagai pertempuran di dalam
berjihad melawan musuh. Poligami yang beliau
lakukan sama sekali tidak didasari unsur
atau kecenderungan seks, akan tetapi untuk
menciptakan semacam ikatan dengan kabilah-
kabilah yang ada demi menyebarkan Islam.
Adapun kecintaan beliau kepada wanita,
maksudnya bukanlah cinta yang didasari
TAFSTRAT-MUNrR f rrrD 2
tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka juga terkadang yang terjadi adalah sebaliknya,
dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) kata 16Jg digunakan untuk jamak berakal,
mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari sedangkan kata (*>tJl) digunakan untuk kata
harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin,
jamak tidak berakal.
maka bolehlnh dia makan harta itu menurut cara
yang Patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan $t1a.j it,:y\ kedua kata ini dibaca nashb
harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu menjadi maf'uul li'ajlihi atau menjadi haal,
adakan salcsi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai
pengawas." (an-Nisaa' : 5 - 6) jadi taqdiirnya adalah, (arV,*r* t gL vy.
Qlraa'aat ( r;(Jiy mashdar mu' awwal berkeduduk-
an i'rab nashb menjadi maf'uul bihi kata {'l't}.
(F'ii;(3!h dibaca, fadi taqdiirnya adalah, (ejt drJ)r+). Sedangkan
1. Dengan menggugurkan hamzah pertama,
kata, (t -/ttr )r) di'athafkan kepada kata
menjadikannya bentuk kata maqshuur
4;wrrri,,r;).
dan dibaca panjang, ini adalah bacaan
(ry i! Fr) maksudnya sama dengan
Qalun, al-Bazzi dan Abu Amr.
susunan, 1r=* .:Jul;) , lalu dhamiir kaf dibuang,
2. Dengan membaca tashiil hamzah kedua,
sedangkan ba' adalah zaa'idah [tambahan),
ini adalah bacaan Warsy dan Qunbul. kata 1.1r.,; berkedudukan i'rab rafa', karena
3. Dengan tetap membaca kedua hamzah, ini menjadi faa'il kata (6 i. Seperti kata,
(-,-i ,r ;rr+ L;. Sedangkan kata 1U,*; dibaca
adalah bacaan Imam yang lain.
nashb menjadi tamyiiz atau menjadi haal.
{f'';} aiUaca, (q.) ini adalah bacaan Nafi'
Balaaghah
dan Ibnu Amir.
Terdapat ath-Thibaaq antara {#} dengan
4W'ipl- &';i 'dib dibaca, (r:r*-ti 4rri.i=rt trrif '
ini adalah bacaan Hamzah. Terdapatal-Muqaabalah antara, tG rt\
"i,t"> $tiaii (J dengan {yr}t ,fUt t,y 3G UJY
I'raab Terdapat jinaas mughaayir antara (i5;F
dengan (115;6| dan antara kata 4rjj;y dengan
(,1,F di sini menggunakan bentuk
(uF
isim maushuul 16lt; yang digunakan untuk
Terdapatal-lthnaab di dalam (;ijrii lya:u\
mufrad mu'annats [perempuan satu), bukan
menggunakan isim maushuul yang digunakan dan(,#r;i;;1,:J5; r16y.
untuk jamak mu'annats [perempuan banyak),
Di dalam ayat ini, Allah SWT me-
yaitu (,.llJr) karena kata yang dijelaskan,
nyandarkan harta milik orang-orang safiih
yaitu 1,-itrl> adalah bentuk kata jamak yang kepada para wali atau pengasuh, sehingga
menunjukkan arti sesuatu yang tidak berakal. seolah-olah itu adalah harta mereka sendiri,
Hal ini seperti ayat, (jrilr ;, 4t o; -u;|. Iuga hal ini mengandung unsur dorongan bagi
seperti ayat,4o;4 e, &1 # ;ii ui). Apabila
mereka agar mereka benar-benar menjaga
kata yang dijelaskan adalah bentuk jamak harta tersebut dengan baik seperti menjaga
yang menunjukkan arti sesuatu yang berakal, harta mereka sendiri, karena harta milik orang
maka isim maushuul yang digunakan adalah
safiih adalah bagaikan harta umat.
q1,;)Jry, seperti ayat, (rr..uJ' :4, it?tr\.Namun
Mufradaat Lughawlyyah dan Imam Ahmad. {#ir ii} maka apabila
kalian telah melihat, (rii; ii) tanda-tanda
(;[3t] bentuk jamak dari kata (..;.) yang
ar-Rusydu (kedewasaan dan kecakapan di
berarti orang yang menghambur-hamburkan dalam mengelola dan menjaga harta) pada
hartanya yang menggunakan hartanya untuk diri mereka. Ar-Rusydu menurut Imam
hal-hal yang tidak semestinya dan tidak Syafi'i adalah baiknya keagamaan dan
memiliki kedewasaan dan kecakapan di dalam kecakapan di dalam menjaga dan mengelola
mengelola dan menggunakan uang dengan harta.
baik dan bena4 baik laki-laki, perempuan {,i';} berlebih-lebihan di dalam me-
nggunakan dan membelanjakan harta,
maupun anak-anak. Kata ini berasal dari kata
(.: Jr) yang berarti kekacauan atau kelainan {tj6j} arti dasarnya adalah sikap bersegera
yang terjadi pada akal dan perilaku. {.<,;i} kepada sesuatu. Dan yang dimaksudkan di
maksudnya harta milik orang-orang safiih yang sini adalah bersikap tergesa-gesa di dalam
berada di bawah pengawasan dan penjagaan
kalian. Di sini harta milik orang-orang safiih membelanjakan harta tersebut sebelum anak-
anak yatim tersebut mencapai usia dewasa.
disandarkan kepada para wali atau pengasuh
mereka, seolah-olah harta tersebut adalah (ri;( jiF mereka menjadi orang-orang dewasa,
harta mereka. Hal ini mengandung unsur karena jika mereka telah dewasa, maka wajib
dorongan agar mereka benar-benar menjaga bagi kalian menyerahkan kepada mereka
harta mereka. {;::::,:i:y maka hendaklah
harta tersebut seperti menjaga harta mereka menjaga diri dari memakan harta anak yatim.
sendiri. Al-'lffah adalah sikap menjauhi kesenangan-
{Ug} bentuk mashdar dari kata (tu), kesenangan yang tidak patut. (yjrtt} dengan
maksudnya adalah, harta tersebut merupakan baik dan sepatutnya, maksudnya sesuai
sesuatu yang bisa menegakkan urusan dengan kadar upah kerjanya. {q+} selalu
kebutuhan dan biaya hidup kalian. 4W_!i;'trY mengawasi dan menjaga amal-amal makhluk-
dan penuhilah kebutuhan hidup mereka dari
Nya untuk selanjutnya akan menghisab dan
harta tersebut. {ri;;; i5 i tli1$ maksudnya,
membalasnya.
dan janjikanlah kepada mereka janji yang
baih bahwa harta mereka akan diserahkan Sebab Turunnya Ayat 6
kepada mereka apabila mereka telah dewasa. Ayat ini turun berkaitan dengan diri
Al-Qaulul ma'ruuf atau perkataan yang baik Tsabit bin Rifa'ah dan'ammnya (paman dari
adalah perkataan yang bisa menyenangkan ayah), yaitu bahwa Rifa'ah meninggal dunia
ketika putranya, Tsabit masih kecil, lalu
hati. paman Tsabit datang menemui Rasulullah
{,;r'i,;} ujilah, latihlah {"rur} anak-anak saw. dan berkata, "Sesungguhnya putra
saudaraku adalah seorang yatim yang
yatim sebelum mereka mencapai usia akil
baligh dalam hal keagamaan dan bentuk berada di bawah asuhan saya, apa yang halal
untukku dari hartanya dan kapan saya harus
tindakan mereka di dalam mengelola
harta mereka. ([t(t' 6t. 'rl *L) sampai menyerahkannya kepada Tsabit?" Lalu Allah
SWT menurunkan ayat ini.
mereka mencapai usia nikah [akil baligh)
dengan mengalami mimpi basah atau telah
mencapai usia akil baligh, yaitu genap
berusia 15 tahun menurut Imam Syafi'i
TAFSIRAL-MUNIRJITID 2
Persesuaian Ayat mutlak atau orang-orang yang menghambur-
hamburkan harta dan menggunakannya untuk
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Allah
SWT memerintahkan untuk menyerahkan hal-hal yang tidak sepatutnya. Atau pesan ayat
kepada anak-anak yatim harta mereka dan ini ditujukan kepada seluruh umat dan larangan
memerintahkan untuk memberikan mahar
kepada para istri. Di sini, Allah SWT memberi- ini mencakup setiap orang safiih (orang yang
kan dua syarat yang mencakup dua hal tidak memiliki akal yang sempurna), Ibnu Abbas
r,a. dan Ibnu Mas'ud r.a. berkata, "Sesungguhnya
sekaligus, yaitu tidak adanya as-Safah [belum
memiliki akal sempurna) dan menguji sikap pesan ayat ini ditujukan kepada setiap orang
yang berakal sempurna, sedangkan yang
dan kedewasaan anak-anak yatim demi dimaksud as-Sufahaa' adalah kaum wanita
menjaga harta mereka agar tidak musnah dan dan anak-anak." Sedangkan yang dimaksudkan
digunakan secara keliru. adalah larangan memberi (bukan memberikan)
Tafsir dan Penlelasan harta kepada orang yang tidak memiliki ar-
Rusydu (kedewasaan dan kecakapan di dalam
Allah SWT melarang membiarkan orang-
orang say'ih menggunakan harta-harta adalah menggunakan dan mengelolaharta dengan baik
dan benar) dan ini mencakup anak-anak orang
sesuatu yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai
gila dan orang yang dilarang menggunakan
pokok penyangga kehidupan baik untuk harta dikarenakan bersikap menghambur-
hamburkan harta dan menggunakannya untuk
berdagang atau yang lainnya. Larangan ini
mengisyaratkan bahwa larangan bagi para hal-hal yang tidak patut.
say'ih untuk menggunakan harta mereka ada
kalanya disebabkan mereka masih anak- Berdasarkan pendapat yang pertama pen-
anak atau dikarenakan gila atau dikarenakan dapat yang mengatakan bahwa pesan ayat ini
ditujukan kepada para wali anak-anak yatim-
buruknya bentuk pembelanjaan dan
maka penyandaran kata al-Amwaal kepada
penggunaan harta dikarenakan kurang akal para wali sebagai pihak yang kepada mereka
atau kurang agama atau dikarenakan pailit pesan ayat ini ditujukan, sehingga seolah-olah
[bangkrut), yaitu jika seseorang menanggung harta tersebut adalah harta mereka, padahal
utang sedangkan harta yang dimilikinya tidak sebenarnya harta yang dimaksudkan adalah
cukup untuk digunakan membayar utang- harta anak-anak yatim, hal ini bertujuan untuk
utang tersebut, maka apabila para pemberi memberikan penekanan yang lebih, agar
utang meminta kepada hakim untuk melarang
dirinya menggunakan hartanya (abHajru), mereka menjaga dan memelihara harta anak-
maka hakim harus memenuhi permintaan anak yatim tersebut dengan sungguh-sungguh
seperti menjaga dan memelihara harta mereka
tersebut. sendiri. Hal ini dengan cara menganggap harta
anak-anakyatim tersebut seperti harta mereka
Para ulama berbeda pendapat seputar
kepada siapakah sebenarnya pesan ayat ini sendiri, karena antara wali dan anak yatim
ditujukan dan siapa saja yang sebenarnya
yang berada di bawah asuhannya terdapat
disebut seba gai sufaha a' itu. Pendapat-pendapat
ikatan nasab.
yang paling masyhur dalam hal ini adalah,
bahwa pesan ayat ini ditujukan kepada para Sedangkan berdasarkan pendapat yang
kedua -pendapat yang mengatakan bahwa
wali (pengasuh) anak-anak yatim, sedangkan
as-Sufahaa' adalah anak-anak yatim secara pesan ayat ini ditujukan kepada seluruh
umat dan yang dimaksud adalah larangan
memberi harta (bukan memberikan) kepada kalian yang butuh (maksudnya tidak memiliki
safiih maka berdasarkan pendapat yang harta), maka sesuatu yang pertama kali ia
kedua ini berarti penyandaran kata al-Amwaal "makan" adalah agamanya."
kepada dhamiir mukhaathab yang dimaksud
adalah hakikatnya. Maksudnya al-Amwaal Dijadikannya harta sebagai sarana untuk
[hartal tersebut memang benar-benar milik memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
mereka, bukan milik sulahaa'. Hal ini berbeda
menghendaki harta yang dimiliki harus
dengan pendapat pertama. fadi arti ayat ini diputar; diinvestasikan dan dikembangkan
berdasarkan pendapat yang pertama adalah, bukan dikumpulkan dan ditimbun, seperti
dan janganlah kalian memberikan kepada halnya juga menuntut untuk mengatur
sufahaa' harta mereka yang ada di bawah sirkulasinya dengan penuh bijaksana serta
pengawasan dan penjagaan kalian. Sedangkan membelanjakannya secara waja4, tidak terlalu
menurut pendapat kedua, arti ayat ini adalah, boros juga tidak terlalu ngirit. Hal ini seperti
dan janganlah kalian memberi sufahaa' dari
harta milik kalian. yang digariskan oleh Al-Qur'an,
Maksud ayat, (r;r: E itt F uir| adalah "DAn (termasuk hamba-hamba Tuhan
bahwa harta adalah tiang penopang hidup, Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
sebab menjadi baiknya kehidupan dan sebab menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan,
urusan menjadi lancar dan tertata dengan dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara
baik. Dengan harta, sebuah umat bisa maju w aj ar. " (Al-Furqaan: 67)
dan membangun menara peradaban, dengan
harta kehidupan individu dan masyarakat Rasulullah saw sendiri sangat
bisa bahagia dan dengan harta kemenangan
terhadap musuh bisa tercapai. Para salaf menganjurkan untuk bersikap wajar dan
[orang-orang terdahulu) berkata, "Harta adalah tengah-tengah. Imam Ahmad meriwayatkan
senjata seorang Mukmin dan sungguh saya dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah saw
meninggalkan harta yang nantinya Allah SWT
akan menghisab dan meminta pertanggung bersabda,
jawaban dariku atas harta yang saya tinggalkan jecjf/ .,c,c,
tersebut lebih baik daripada saya harus butuh .Ja,et
dan meminta-minta kepada orang lain." "Tidak akan menjadi miskin orang yang
bersikap tengah-tengah (tidak berlebihan dan
Diriwayatkan dari Suffan bahwa ia memiliki
harta yang ia gunakan untuk berdagang lalu tidak pula kikir)."
dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya harta
kamu tersebut mendekatkan dirimu kepada Imam Thabrani dan Baihaqi meriwayatkan
dunia." Laluiamenjawab, "Sungguh jikamemang dari Ibnu Umar r.a., "Sikap tengah-tengah
harta saya tersebut telah mendekatkan diriku di dalam membelanjakan harta adalah
kepada dunia, namun sungguh harta tersebut
sebagian dari penghidupan, bersikap baik
telah menjaga diriku dari dunia." Dahulu, orang-
orang berkata, "Berniagalah dan bekerjalah dan menampakkan rasa kasih sayang kepada
mencari rezeki, sesungguhnya kalian hidup di
suatu masa yang jika ada salah satu di antara sesama adalah sebagian dari pikiran dan
pemahaman yang baik dan baiknya akal
pikiran adalah sebagian dari ilmu."
Ayat, 4i;5 A: i;3;,;y maksudnya
adalah, dan jadikanlah harta mereka
sebagai sumber rezeki dan pemenuhan
kebutuhan mereka, dengan cara memutar
dan mengembangkannya untuk selanjutnya uji kelayakan. Allah SWT memerintahkan
laba atau keuntungan yang diperoleh dari
pemutaran harta tersebut yang digunakan kepada kita untuk menguji kelayakan sikap
untuk menafkahi mereka, bukan dari harta dan tindakan anak-anak yatim. Lalu apabila
poko[ supaya harta pokok yang ada tidak mereka telah mencapai usia nikah, yaitu
usia akil baligh, seperti yang difirmankan
habis digunakan untuk menafkahi mereka. Hal
ini dipahami dari penggunaan kata, (t#)bukan Allah SWT di dalam surah fan-Nuur ayat
"minhaa," yang menunjukkan bahwa harta itu 59), (/!r € iu;i! *tttt\ "Dan apabila anak-
sendiri dijadikan sebagai wadah rezeki dan anakmu telah sampai umur baligh," yaitu
batas usia seseorang mulai menjadi mukallaf
pemenuhan kebutuhan mereka.
dan berkewajiban mematuhi hukum-hukum
Ayat, gir';;i eii;ty maksudnya adalah
syariat, yaitu ada kalanya dengan mengalami
setiap wali hendaknya berkata kepada orang
yang menjadi tanggung jawabnya dengan mimpi basah bagi anak laki-laki atau
perkataan yang baik dan menyenangkan serta telah mengalami datang bulan bagi anak
perempuan atau dengan usia, telah genap
memberinya janji yang bai( seperti ia berkata
kepada anak yang diasuhnya, "Harta ini tidak berusia 15 tahun menurut Imam Syafi'i dan
lain adalah harta milikmu, saya hanya sebagai Imam Ahmad, jika mereka telah mencapai
usia akil baligh dan mereka telah memiliki
wakil yang dipercaya menjaganya. Apabila kedewasaan dan kecakapan di dalam me-
ngelola, menjaga dan menggunakan harta
kamu telah besar nanti, maka semua harta
mereka, maka serahkanlah kepada mereka
ini akan saya serahkan kepadamu." Namun
harta mereka tersebut. Namun, jika
jika ia adalah safiih (orang yang sudah besar;
mereka belum memiliki kedewasaan dan
namun tidak memiliki sikap yang baik di dalam kemampuan yang baik di dalam mengelola,
menjaga dan menggunakan harta mereka,
mengelola dan membelanjakan hartanya),
maka teruslah kalian menguji mereka hingga
maka ia di nasihati, diminta untuk tidak kalian melihat pada diri mereka tanda-tanda
bersikap boros dan menghambur-hamburkan ar-Rusydu.
harta serta diberi penjelasan bahwa akibat
Imam Abu Hanifah berpandangan bahwa
sikap seperti itu tidak lain adalah kemiskinan.
apabila si anak yatim telah mencapai usia
Al-Qaulul ma' ruufintinya adalah setiap sesuatu,
25 tahun, maka hartanya harus diserahkan
baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan kepadanya, meskipun pada dirinya belum
ditemukan ar-Rusydu. Dalam hal ini, Imam
yang bisa membuat jiwa senang karena Abu Hanifah berpegangan pada ayat dua di
sesuatu tersebut memang baik menurut syara' atas, (frjrii ;vt $t;i$ "Dan serahkanlah kepada
atau akal. Adapun al-Munkar (lawan kata AI- anak-anak yatim harta mereka." luga karena
Ma'ruufl adalah setiap sesuatu yang tidak Barangsiapa yang telah mencapai usia laki-
diterima oleh jiwa karena sesuatu tersebut laki dewasa dan keimanan serta kekufurannya
buruh baik menurut syara' maupun akal. telah diperhitungkan, lalu ia dihalangi
Kemudian setelah menjelaskan perintah mendapatkan harta miliknya, maka hal ini
sangat mirip dengan sikap zhalim, begitu
untuk memberikan dan menyerahkan juga hal ini termasuk sikap tidak menghargai
kepada anak-anak yatim harta mereka, kehormatannya sebagai manusia.
maka selanjutnya Allah SWT menielaskan
tentang kapan waktu penyerahan tersebut
dan pendahuluan-pendahuluan yang harus
dilakukan terlebih dahulu, yaitu melakukan
hFSIRAL-MUNIR)ILID 2 ,.,ra*rfu sur"trn-Nr"r"'
Akan tetapi zhahir ayat menunjukkan harta miliknya berarti menetapkan tidak
sahnya pentasharrufan si anak. Begitu juga
bahwa selama pada diri si anak belum
ditemukan ar-Rusydu, meskipun ia telah pentasharrufan si anak terhadap hartanya
berarti harus menyerahkan kepadanya
mencapai usia akil baligh, maka hartanya tidak
hartanya, sedangkan penyerahan kepada si
diserahkan kepadanya. Ini adalah pendapat anak hartanya harus memenuhi dua syarat,
mayoritas ulama. yaitu mencapai usia akil baligh dan pada
Al-lkhtibaar fmelakukan pengujian) dirinya ditemukan ar-Rusydu.
menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i Ar-Rusydu menurut Imam Syafi'i
dilakukan sebelum si anak mencapai usia terdiri dari dua unsu[ yaitu baiknya sikap
keagamaan dan kemampuan menggunakan
akil baligh, berdasarkan penggunaan kata,
"hattae," pada ayat ini. Namun Imam Malik serta mengelola harta dengan baik dan benar.
berpendapat bahwa hal itu dilakukan setelah
Namun menurut mayoritas ulama hanya satu
si anak mencapai usia akil baligh. unsur yaitu kemampuan menggunakan dan
Berdasarkan pendapat ImamAbu Hanifah mengelola harta dengan baik dan benar.
ini, maka ia selanjutnya menetapkan bahwa Kemudian Allah SWT menjelaskan sebuah
pentasharrufan atau pembelanjaan seorang
anak yang sudah berakal dan mumayyiz bentuk larangan bagi para wali, Allah SWT
berfirman, dan janganlah kalian memakan
[mampu membedakan) atas izin walinya
harta anak-anak yatim tanpa ada hajat
adalah sah. Karena pengujian terjadi tidak
lain ketika walinya memang memberinya izin yang sangat mendesak dengan berlebihan
untuk melakukan jual beli umpamanya dan dan tergesa-gesa sebelum anak-anak yatim
hal ini tentunya menghendaki bentuk-bentuk
mencapai usia akil baligh, karena ketika
pembelanjaan harta oleh si anak tersebut
mereka telah mencapai usia akil baligh, maka
sah. harta mereka yang ada pada kalian harus
diserahkan kepada mereka.
Namun Imam Syafi'i berpendapat bahwa
Al-lkhtibaar atau pengujian terhadap si anak Adapun wali yang memang tidak punya
tidak mengharuskan izin dan tidak tergantung dan dalam keadaan yang ada, memaksanya
kepada izin. Akan tetapi Al-lkhtibaar dilakukan untuk memakan dari harta anak yatim namun
dengan bentuk-bentuk yang sesuai dengan
tidak berlebih-lebihan dan tidak bersikap
keadaan si anak tidak dengan pentasharrufan.
Anak seorang pedagang umpamanya diuji tergesa-gesa, karena khawatir si anak men-
capai usia akil baligh, karena ketika si anak
hanya sampai batas-batas sebelum pemastian telah mencapai usia akil baligh, maka harta
dan pengesahan akad jual beli, setelah itu yang yang ada harus diserahkan kepadanya sebagai
ganti upah dari pengasuhan dan perawatan
melakukan pengesahan akad adalah si wali
jika memang setuju dengan akad tersebut. yang ia lakukan, maka jika si wali adalah
Karena seandainya memang boleh memberi
orang kaya dan tidak butuh kepada sebagian
izin secara nyata kepada si anak untuk dari harta anak yatim yang berada di bawah
penjagaan dan pengelolaannya tersebut, maka
melakukan pentasharrufan dan transaksi,
hendaklah ia menahan diri dari memakan
maka tentunya juga boleh menyerahkan harta
dari harta anak yatim tersebut. Namun jika ia
kepadanya ketika ia masih kecil. Karena sebab memang orang miskin, maka boleh baginya
dilarangnya menyerahkan kepada si anak
TAFSIRAL-MUNIRIITID 2
memakan dari harta anak yatim tersebut tidak, maka penyebutan kata al-Kibar [yaitu
kata "an yakbaruu,'J di dalam ayat ini tidak
sesuai dengan kadar yang dibutuhkan berupa
menutupi rasa lapar dan menutupi aurat. ada artinya, karena kalau begitu berarti si
Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang wali adalah orang yang berhak memegang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah
bin Amr r.a., harta si anak yatim baik sebelum maupun
C, ,tY C A iw ,M Ctiu Je""i setelah ia mencapai usia dewasa. Berarti hal
ini menunjukkan bahwa jika si anak yatim
telah mencapai batas usia dewasa, maka ia
ti:/ * ,iw te berhak menerima harta miliknya. Dalam hal
ini, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa
*'ri- uv 6y ,3i aj ,iv $u,ri ,u batas usia dewasa di sini adalah 25 tahun.
.L*,c6 es -io Karena orang yang telah mencapai usia 25
"Bahw a ada seorang laki-laki b ertanya kepada tahun, maka ia sudah layakmenjadi orangtua.
Rasulullah sAw. "SAya tidak memiliki harta, namun Dan tidak mungkin orang yang layak untuk
saya mengasuh anak yatim." Lalu Rasulullah saw. menjadi orang tua namun belum mencapai
berkata kepadanya, "Makanlah dari harta anak batas usia besar atau dewasa.
yatim tersebut tanpa berlebihan, tidak mengambil
Madzhab Syafi'i berpendapat bahwa
dari hartanya untuk kamu kumpulkan dan
ayat, fli)'g:. ,i| maksudnya adalah mencapai
tidak boleh kamu menyimpan hartamu (tidak
usia akil baligh dan pada dirinya telah
m en ggun akanny a untuk m emenuhi kebutuh anny a
terdapat ar-Rusydu. Hal ini berdasarkan ayat,
supaya utuh) dan sebagai gantinya kamu
#{"s#a,m;ip&ai imi;3ervek'au)cukup#iu, miyur1su3nt t\u;rk, 'it ,;-b
menggunakan harta anak yatim tersebut untuk
kawin.
m emenuhi keb utuhanmu. "
Kemudian jika menurut pendapatmu merekq
telah cerdas -pandai memelihara harta-, maka
serohkanlah kepada mereka harta-hartanya."
Al-f ashshash menjadikan ayat Ar-Rusydu di sini diungkapkan dengan kata al-
4\rj.<" oi t'.tt+i itr\,;rtstt i;F "Dan Kibar (usia dewasa atau besar), karena rata-
janganlah kamu makan harta anakyatim lebih rata orang yang telah mencapai batas usia
dari batas kepatutan dan janganlah kamu orang dewasa maka ia adalah rasyiid (orang
tergesa-gesa membelanjakannya sebelum yan g m em iliki ar - Ru sy du).
mereka dewesa" sebagai dalil bahwa jika anak
Selanjutnya para ulama bertanya-tanya,
yatim telah mencapai usia dewasa, maka ia apakah sesuatu yang dimakan oleh si wali
berhak mendapatkan harta miliknya, jika ia
memang berakal tanpa harus disyaratkan dari harta si anak yatim dianggap sebagai
ditemukannya pada dirinya indikasi-indikasi upah ataukah tidak? Dalam hal ini, madzhab
ar-Rusydu. Karena disyaratkannya ar-Rusydu Hanafiyah berpandangan bahwa hal itu bukan
adalah setelah si anak yatim mencapai usia
upah. Namun ulama yang lain mengatakan
akil baligh. Al-fashshash juga menjadikan ayat
bahwa hal itu merupakan upah dan dalam hal
yang sama sebagai dalil bahwa tidak boleh
ini tidak ada perbedaan antara apakah si wali
bagi si wali tetap menahan harta si anakyatim
setelah ia mencapai usia dewasa. Karena jika orang miskin atau orang kaya, ia tetap sama-
sama boleh memakan dari harta si anakyatim,
seperti yang ditetapkan di dalam pengkiasan
setiap pekerjaan berhak mendapatkan upah.
ThFSIRAL-MUNIRIILID 2
Kalau begitu, maka perintah pada ayat, wali tidak wajib memberikan bukti dan saksi.
(ry:i V :,G ;rs$ "maka jika si wali adalah Karena maksud ayat ini adalah bahwa tidak
ada saksi yang lebih baik dari Allah SWT di
orang kaya, maka hendaklah ia menahan dalam urusan antara kalian dan anak-anak
diri dari memakan dari harta si anak yetim," yatim. Hal ini diriwayatkan dari Sa'id bin
berarti adalah perintah yang bersifat sunnah. fubair.
Kaidah fiqh menetapkan bahwa jumlah dan Kemudian ketika terjadi perselisihan,
maka apakah diterima dan dipercaya pe-
kadar upah ini disesuaikan dengan kadar
ngakuan si wali bahwa ia telah menyerahkan
upah mifsil [upah standar pekerjaan yang kepada si anak yatim hartanya, juga apakah
setingkat), maksudnya disesuaikan dengan
dipercaya dan dibenarkan pengakuannya
kadar upah pekerjaan yang setingkat dengan dalam hal harta yang ia nafkahkan kepada
pengasuhan dan perawatan anak yatim, baik si anak yatim ketika ia masih kecil? Dalam
jumlah tersebut cukup bagi si wali maupun hal ini, Imam Malik dan Imam Syafi'i ber-
tidak. pandangan tidah karena wali bukanlah
Kemudian Allah SWT menjelaskan cara pemilik. Sedangkan Imam Abu Hanifah dan
para sahabatnya berpandangan sebaliknya,
penyerahan harta, yaitu, wahai para wali, apa- yaitu diterima dan dipercaya, karena wali
adalah al-Amiin [dianggap sebagai orang
bila kalian menyerahkan kepada anak-anak yang dapat dipercaya dan jujur), dan al-Amiin
yatim harta mereka, maka persaksikanlah
dipercaya dan dibenarkan dengan sumpahnya
bahwa harta tersebut memang benar-benar
selama ia adalah al-Amiin. Kemudian Allah
telah diterima oleh si anak yatim dan kalian SWT mengakhiri ayat ini dengan penegasan
telah terbebas dari tanggungan. Karena bahwa Dia Maha Mengawasi dan Menyaksikan
segala sesuatu, baik besar maupun kecil, yaitu
dengan mempersaksikan penyerahan tersebut
dengan penjelasan bahwa cukuplah Allah
setelah memenuhi dua syarat di atas, yaitu
SWT sebagai Pengawas atas kalian, Dia akan
si anak telah mencapai usia akil baligh dan menghisab dan meminta pertanggung jawaban
telah memiliki ar-Rusydu- bisa menjauhkan atas semua yang kalian lakukan, baik secara
dari berbagai bentuk tuduhan, bisa lebih terang-terangan maupun secara tersembunyi.
menjauhkan munculnya perselisihan dan bisa Flqlh Kehldupan atau Hukum-Hukum
menjadi tanda sikap amanah. Ayat lima menjelaskan beberapa hal
Mempersaksikan ini sesuai dengan berikut.
zhahir ayat hukumnya wajib menurut
1. Larangan menyia-nyiakan harta, ke-
madzhab Maliki dan Syafi'i. Karena jika
waiiban menjaga, mengatur dan me-
tidak mempersaksikannya, maka hal itu bisa
ngelolanya, karena Allah SWT menjadikan
memicu terjadinya perselisihan dan mem- harta sebagai media untuk memperbaiki
perkarakannya, di samping itu, perintah pada penghidupan dan menjadi sebab
dasarnya bersifat wajib. Namun madzhab berjalannya segala urusan dengan baik.
Hanafi menjadikan perintah mempersaksikan 2. Kewajiban melarang as-Sufahaa'yang ti-
ini bersifat sunnah, alasannya adalah bahwa dak memiliki kemampuan menggunakan
wali dianggap orang yang amiin (dapat
dipercaya), dan al-Amiin jika membantah
tuduhan orang yang memberinya amanat,
(tlimakaia dibenarkan dengan sumpahnya. fuga
SWT
ayat, aI ! "r;F "Dan cukuplah Allah
sebagai Pengawos" menguatkan bahwa para
dan mengelola harta dengan baik dari dua sebagai orang yang dilarang menggunakan
sisi, hartanya. Ini juga pendapat Imam Syafi'i
dan Abu Yusuf. Ibnul Qasim berpendapat
Pertama, menahan harta mereka dan bahwa segala tindakan dan perbuatannya
tidak boleh menyerahkan kepada mereka
tidak boleh meskipun Imam belum
harta mereka.
menetapkan Iarangan penggunaan harta
Kedua, kita boleh mengatur harta
atas dirinya.
mereka dan memberi mereka nafkah dari
harta mereka tersebut. Hal ini dikuatkan Para ulama juga berselisih seputar
oleh ayat, pelarangan menggunakan harta atas
"lika yang berutang itu orang yang lemah orang safiih yang sudah besa[ namun
akalnya kafiih) atau lemah (keadaannya)." mayoritas ulama berpendapat tetap
(al-Baqarah: 282) dilakukan pelarangan menggunakan
Ayat ini menetapkan perwalian hartanya atas dirinya. Imam Abu Hanifah
berkata, "Orang yang sudah baligh dan
atas orang safiih seperti halnya iuga
berakal waras tidak boleh diterapkan
menetapkan perwalian atas orang yang
atasnya larangan menggunakan hartanya
lemah.
kecuali jika ia memang orang yang
3. As-Sufahaa' ada kalanya anak-anak
merusak dan menyia-nyiakan hartanya.
yatim atau memang orang-orang yang
|ika ia memang orang yang merusak dan
menghambur-hamburkan uang dan menyia-nyiakan hartanya, maka hartanya
ada kalanya adalah kaum wanita dan tidak boleh diserahkan kepadanya sampai
anak-anak. Sebuah definisi as-Safiih
ia mencapai usia 25 tahun. Namun setelah
yang lengkap diriwayatkan dari Abu
ia mencapai usia 25 tahun, maka hartanya
Musa al-Asy'ari, yaitu, setiap orang yang
diserahkan kepadanya bagaimanapun
berhak untuk dilarang menggunakan
kondisi dirinya, baik ia orang yang
hartanya, yaitu setiap orang yang tidak
memiliki akal pikiran yang baik yang merusak dan menyia-nyiakan hartanya
bisa menjadikannya mampu menjaga, maupun tidak. Karena pada usia 12 tahun,
mengelola dan membelanjakannya ia sudah mungkin untuk menikah dan
dengan baik dan benar. Yang masuk ke istrinya bisa mengandung, enam bulan
setelah itu anak yang dikandung istrinya
dalam definisi ini adalah, anak-anah tersebut mungkin untuk lahi4 sehingga
ketika itu ia sudah menjadi orang tua dan
orang gila dan orang-orang yang dilarang
ayah bagi anaknya. Dan saya merasa malu
menggunakan hartanya karena sikapnya
untuk melakukan pelarangan penggunaan
yang menghambur-hamburkan uang. harta atas orang yang sudah pantas untuk
Para ulama berselisih pendaPat menjadi orang tua."
Namun pendapat ini dibantah oleh apa
seputar perbuatan dan tindakan as-Safiih
sebelum pelarangan penggunaan harta yang diriwayatkan oleh Daaruquthni dari
ditetapkan atas dirinya, Imam Malik dan Utsman bahwa ia memperbolehkan untuk
menerapkan larangan penggunaan harta
seluruh sahabatnya selain Ibnul Qasim atas orang yang sudah besar, tepatnya
berpendapat bahwa seluruh perbuatan, adalah Abdullah bin fa'far yang dilahirkan
tindakan dan perkara as-Safiih dianggap
boleh sebelum Imam menetapkan dirinya
TArsrRAr-MuNrRI[rD 2
di tanah Habasyah, ia adalah anakpertama Ibnul Mundzir berkata, "Para ulama
berselisih pendapat seputar memberi
yang dilahirkan di tanah Habasyah pada
nafkah anak yang sudah mencapai akil
masa Islam. Pada tahun Khaibac ia beserta
ayahnya datang kepada Rasulullah saw. baligh, namun tidak memiliki harta
lalu ia mendengar dan menghafal hadits
dari beliau. Kejadian Khaibar berlangsung dan pekerjaan. Ada sekelompok ulama
pada tahun ketujuh Hijriyah. mengatakan bahwa seorang ayah
wajib memberi nafkah anak laki-laki
4. Ayat, {g,rrtt U i;')'rrj} menunjukkan hingga mencapai usia akil baligh dan
wajibnya orang tua memberi nafkah anak perempuan hingga menikah dan
kepada anaknya dan kewajiban suami disetubuhi. fika si anak perempuan
tersebut diceraikan atau suaminya
memberi nafkah istrinya. Di dalam shahih
Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah meninggal dunia setelah dipergauli, maka
r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda,
tidak wajib bagi sang ayah memberinya
t ,eits- o.o , o A'-j u airbt JAl nafkah. Namun jika diceraikan sebelum
UAt
J; ,J; ;;i'xti ,1*, ,tb dipergauli, maka ia berhak mendapatkan
cG.1A,.b, ci U,, l, ,si_*L.oit o', , :!;'oipto
nafkahnya.
Ci ..ti G1
Imam Malik berkata, "Seorang kakek
tr-'1., o, o1 o o'o :tr c Jt *i)
tidak wajib memberi nafkah cucunya."
J*": 'ull:Jl't G*,bi t
Sekelompok ulama mengatakan bahwa
G;I ,y Jt #1'J)r
seorang kakek wajib memberi nafkah
"Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang cucunya hingga ia mencapai usia akil
meninggalkan kecukupan (malcsudnya, orang baligh. Kemudian setelah itu, sang kakek
yang bersedekah, setelah bersedekah, ia tetap tidak wajib memberinya nafkah lagi
memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kecuali jika si cucu memiliki penyakit
kebutuhan dirinya dan keluarganya). Tangan atau cacat menahun -dan dalam hal
yang di atas (yang memberi) lebih baik dari ini sama antara cucu laki-laki maupun
pada tangan yang di bawah (yang menerima
pemberian). Mulailah dengan orang-orang perempuan- serta si cucu tersebut tidak
yang menjadi tanggung jawabmu (mal<sudnya memiliki harta. Ini adalah pendapat
sedekah yang dikeluarkan hendaknya Imam Syafi'i.
diutamakan untuk diberikan kepada orang- Ada sebagian ulama lainnya
orang yang menjadi tanggungannya). Ada
seorang istri berkata, "KAmtt beri aku makan mengatakan bahwa wajib atas seorang
ayah memberi nafkah kepada anak-
atau aku kamu ceraikan." Ada seorang
anaknya baik yang masih kecil maupun
budak berkata, "Berilah saya makan dan
sudah mencapai usia akil baligh, baik laki-
pekerjakanlah saya." Ada seorang anak
laki maupun perempuan jika memang
berkata, "Berilah saya makan, kepada siapa mereka tidak memiliki harta yang bisa
s ay a akan kamu p asr ahkan. " menjadikan mereka tidak butuh kepada
Al-Muhallab berkata, "Memberi nafkah nafkah sang ayah, Hal ini berdasarkan
istri dan keluarga wajib hukumnya secara
zhahir perkataan Rasulullah saw. kepada
ijma'."
Hindun yang diriwayatkan oleh para
Imam dari sayyidah Aisyah r.a.,
.-uslQ\ ln)i 0"tJ-v qi apa-apa si wali mencoba menyerahkan
"l*billoh (dali'harta rro*i*u) rrroro kepada si anak yatim sebagian dari harta
patut apa yang bisa mencukupi kebutuhanmu miliknya untuk digunakan dan dikelolanya.
dan kebutuhan anakmu." fika si anak yatim tersebut ternyata
5, Al-Qaulul ma'ruuf di dalam ayat ini mampu mengelola dan mengembangkan
maksudnya adalah menyampaikan
harta yang diberikan kepadanya
perkataan yang baik dan janji yang
tersebut dengan baik dan benan maka
menyenangkan, seperti seorang wali me berarti pengujian yang dilakukan telah
menemukan sasarannya dan ketika itu,
nasihati dan berkata, "fika kamu memang
wajib bagi si wali menyerahkan kepada si
telah memiliki ar-Rusydu [kedewasaan
anakyatim seluruh harta miliknya. Namun
dan kemampuan menjaga, mengelola dan jika ternyata pengelolaan dan penggunaan
membelanjakan harta dengan baik dan si anak yatim terhadap harta tersebut
benar), maka harta milikmu yang ada
masih buruk, maka si wali masih harus
padaku akan aku serahkan kepadamu." menahan hartanya, tidak boleh diberikan
kepadanya. Hasan al-Bashri, Mujahid
Ayat enam menjelaskan beberapa hal
dan yang lainnya berkata, "Maksud
berikut. ayat ini adalah, dan ujilah anak-anak
1. Menguji dan melatih anak-anak yatim yatim tersebut dalam hal akal pikiran,
keagamaan dan kemampuan mengelola
untuk bisa menjaga, mengelola dan
menggunakan harta dengan baik dan dan mengembangkan harta."
benar sebelum harta mereka diserahkan 2. Melihat tanda-tanda ar-Rusydu setelah
kepada mereka. Pengujian dan pelatihan
baligh, baligh bisa diketahui dengan lima
ini dilakukan sebelum anak-anak yatim
hal, yang tiga sama-sama bisa diterapkan
mencapai usia akil baligh menurut
kepada anak laki-laki dan perempuan,
pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam yaitu mimpi basah, usia dan tumbuhnya
Syafi'i, sedangkan menurut Imam Malik rambut kemaluan. Sedangkan yang dua
dilakukan setelah mereka mencapai usia khusus bagi anak perempuan, yaitu haidh
akil baligh. dan hamil. Adapun haidh dan hamil, maka
Maksud Al-lkhtibaar atau pengujian para ulama semuanya sepakat bahwa
keduanya adalah tanda-tanda baligh
ini, ada yang mengatakan bahwa seorang
wali melihat dan mengamati akhlak dan dan seorang anak perempuan yang telah
perilaku anak yatim yang diasuhnya serta
mengalami salah satunya sudah menjadi
mendengarkan keinginan dan obsesi
yang dimilikinya. Sehingga si wali bisa perempuan mukallaf, jadi ia sudah
mengetahui seberapa jauh kecerdasan
berkewajiban menjalankan hukum dan
dan kepandaian si anak mengetahui
kewajiban-kewajiban agama. Sedangkan
langkah dan usaha-usaha apa yang
tanda-tanda tiga lainnya, para ulama
harus wali lakukan demi kebaikan dan
masih berbeda pendapat.
kemashalahatan si anak yatim serta
Adapun tumbuhnya rambut kemaluan
pengontrolan terhadap hartanya. Lalu
apabila si wali melihat indikasi-indikasi dan usia, maka dalam hal ini al-Auza'i,
positif pada diri si anak yatim, maka tidak
Imam Syafi'i dan ImamAhmadbin Hanbal
berpendapat bahwa usia 15 tahun adalah
usia baligh bagi yang belum mengalami dan sama sekali tidak menunjukkan
mimpi basah. Hal ini berdasarkan hadits
kebalighan seorang anak."
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
3. Ar-Rusydu menurut pendapat Hasan al-
bahwa Rasulullah saw. memperbolehkan
Bashri, Qatadah dan yang lainnya adalah
Abdullah bin Umar untuk ikut berjihad
pada perang Khandaq yang waktu itu baiknya akal dan agama. Sedangkan
ia telah berusia 15 tahun. Sedangkan menurut pendapat Ibnu Abbas r.a., as-
pada perang Uhud, Rasulullah saw. tidak Suddi dan ats-Tsauri adalah baiknya
mengizinkannya untuk ikut berjihad, akal dan baiknya kemampuan menjaga,
karena waktu itu ia baru berusia 14
mengelola dan membelanjakan harta.
tahun.
Kebanyakan ulama berpendapat bah-
Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan
yang lainnya mengatakan bahwa seorang wa ar-Rusydu adalah setelah mencapai
anak tidak dijatuhi hukuman hingga ia usia baligh, juga bahwa apabila belum
memiliki ar-Rusydu setelah mencapai
mencapai usia di mana tidak ada seorang baligh, meskipun ia telah berusia tua,
pun yang mencapai usia tersebut kecuali namun belum memiliki ar-Rusydu juga,
ia mengalami mimpi basah, yaitu usia 17
tahun. Ketika ia telah mencapai usia 17 maka pelarangan membelanjakan harta
tahun, maka jika ia melakukan perbuatan
yang diterapkan tetap belum bisa dihapus,
yang harus dihukum hadd, maka hukum
ini adalah pendapat mayoritas ulama.
hadd tersebut harus dilaksanakan
Imam Abu Hanifah, Zufar dan an-
atas dirinya. Ada pendapat lain yang Nakha'i mengatakan bahwa orang
diriwayatkan dari Imam Abu Hanifah
dan ini adalah pendapatnya yang lebih merdeka yang telah baligh apabila telah
masyhur- bahwa usia tersebut adalah 19 mencapai usia laki-laki dewasa, maka
tahun, bukan 17 tahun. tidak boleh menerapkan pelarangan
Adapun tumbuhnya rambut ke- menggunakan harta atas dirinya (al-
Hajru), meskipun ia adalah orang yang
maluan, maka di antara ulama ada yang
mengatakan bahwa tumbuhnya rambut paling fasik sekalipun dan paling gemar
kemaluan bisa digunakan sebagai tanda menghambur-hamburkan uang jika ia
baligh, ini adalah pendapat Imam Ahmad,
salah satu pendapat Imam Syafi'i dan memang orang yang berakal. Dalam hal
Imam Malik. Namun ada pendapat lain
mengatakan bahwa tumbuhnya rambut ini, mereka berpegangan pada hadits
kemaluan saja tidakbisa dijadikan patokan Anas bahwa Habban bin Munqidz
baligh, akan tetapi di samping tumbuhnya melakukan kegiatan jual beli padahal
rambut kemaluan juga harus ada tanda
ia adalah orang yang lemah pandangan
baligh lainnya. Imam Abu Hanifah berkata,
"Tumbuhnya rambut kemaluan tidak bisa dan pikirannya dalam hal kebaikan dan
dijadikan landasan menghukumi seorang
kemaslahatan dirinya. Lalu dikatakan
anak telah mencapai baligh. Tumbuhnya
rambut kemaluan bukanlah tanda baligh kepada Rasulullah saw. "Wahai Rasulullah,
laranglah ia menggunakan hartanya,
karena ia melakukan kegiatan jual beli,
padahal dirinya adalah orang yang lemah
pikiran dan pandangannya dalam hal
kebaikan dan kemaslahatan dirinya."
Lalu Rasulullah saw. memanggil Habban
bin Munqidz dan berkata kepadanya, karena mereka bertiga menggugurkan
syarat ditemukannya ar-Rusydu apabila
"Kamu jangan melakukan kegiatan jual mereka telah mencapai usia 25 tahun.
beli." Lalu ia berkata, "Saya tidak sabar Imam Abu Hanifah berkata, "Karena
untuk tidak melakukannya." Lalu beliau jika telah mencapai usia 25 tahun, maka
berkata kepadanya, "fika kamu melakukan
kegiatan jual beli, maka katakanlah, "Tidak berarti ia telah menjadi orang tua."
ada penipuan di dalam jual beli." Dan kamu Namun pendapat ini ditentang oleh
memiliki hak khiyaar fmenentukan untuk Ibnul Arabi, ia berkata, "Pendapat seperti
meneruskan atau membatalkan transaksi)
selama tiga hari." Lalu Rasulullah saw. pun ini lemah, karena jika memang ia telah
tidak menerapkan al-Hajru atas dirinya
menjadi orang tua, namun tidak memiliki
padahal ia di dalam melakukan kegiatan keberuntungan, Ialu apa gunanya status
jual beli mudah ditipu. Berdasarkan hal dianggap orang yang sudah tua baginya,
ini, maka tidak boleh menerapkan al-Hajru namun ia tidak memiliki keberuntungan?!
Para ulama berbeda pendapat seputar
atas orang yang telah mencapai usia tua. apakah penyerahan harta membutuhkan
campur tangan Imam atau tidak? Ada
Namun Al-Qurthubi menolak pen-
sebagian ulama mengatakan, masalah
dapat ini, ia berkata, "Mereka tidak
ini harus diajukan kepada Imam dan
bisa menjadikan hadits di atas sebagai
membuktikan dihadapannya bahwa ia
hujjah atau dalil, karena hadits tersebut memang benar-benar telah memiliki ar-
bersifat khusus, jadi orang lain tidak bisa Rusydu, kemudian baru harta tersebut
disamakan dengannya." diserahkan kepadanya. Namun ada
sebagian ulama yang lain mengatakan
Imam Syafi'i berkata, "fika ia adalah
bahwa masalah ini diserahkan kepada hasil
orang yang merusak dan menyia-nyiakan
ijtihad si wali tanpa harus mengajukannya
hartanya serta orang yang merusak
kepada Imam.
agamanya atau hanya merusak hartanya
Apabila harta telah diserahkan karena
tidak merusak agamanya, maka diterapkan
sudah ditemukan pada dirinya tanda-tanda
al-Hajru atas dirinya. Dan tentunya yang
ar-Rusydu, namun setelah itu ternyata ia
lebih kuat adalah, apabila ia merusak kembali menjadi safiih dengan indikasi
sikapnya yang menghambur-hamburkan
agamanya, namun memiliki kemampuan hartanya dan ketidakmampuan dirinya
mengelola dan menggunakan hartanya
mengelola dan mengembangkan hartanya, dengan baik dan benar; maka hukum al-
Hajru kembali diterapkan atas dirinya
maka tetap diterapkan al-Hajru atas menurut madzhab Maliki dan salah satu
pendapat madzhab Syafi'i. Imam Abu
dirinya juga." Hanifah berkata, "Tidak boleh kembali
menerapkan al-Hajru atas dirinya, karena
4. Orang-orang yang ditetapkan atas diri ia telah baligh dan berakal, hal ini dengan
dalil diterimanya pengakuannya di dalam
mereka al-Hajru, maka harta milik mereka hal hukuman hadd dan qishash." Adapun
bisa diserahkan kembali kepada mereka
dengan dua syarat, yaitu pada diri mereka
telah ditemukan ar-Rusydu dan telah
baligh. lika yang ada hanya salah satunya
saja, maka harta yang ada belum bisa
diserahkan, hal ini berdasarkan nash ayat.
Ini adalah pendapat para ulama kecuali
Imam Abu Hanifah,Zufar dan an-Nakha'i,
pendapat yang pertama didasarkan pada mewah. Hal ini berdasarkan ijma' umat .ig
bahwa seorang Imam yang mengurusi
ayat, $lijtri ;ti',:,, irii 'ttb "Dan janganlah
urusan kaum Muslimin tidak dikenakan
kamu serahkan kepada orang-orang yang
denda atas apa yang dimakannya secara
belum sempurna akalnya, harta mereka
yang ada dalam kekuasaanmu" serta ayat, patut, karena Allah SWT telah menetapkan
*q+ ji W ,*' ni'.lr if} (sebagian ayat baginya bagian di dalam harta Allah SWT.
282 surah al-Baqarah). 7. Allah SWT memerintahkan untuk mem-
persaksikan ketika melakukan penyerah-
Boleh bagi si wali melakukan sesuatu
an harta kepada pemiliknya, hal ini
terhadap harta anakyatim yang diasuhnya
merupakan peringatan untuk bersikap
seperti yang boleh dilakukan oleh seorang
hati-hati dan menjaga diri dari hal-halyang
ayah berupa menggunakannya untuk
tidak diinginkan serta untuk menghindari
diniagakan dan untuk jual beli. Si wali juga
munculnya berbagai tuduhan.
wajib mengeluarkan zakat harta tersebut,
Menurut sebagian ulama, memper-
menggunakannya untuk membayar denda
saksikan ini hukumnya sunnah, karena
jinaayat dan pengganti barang-barang
pengakuan yang diterima adalah
yang dirusakkan, nafkah kedua orang tua
pengakuan dan perkataan wali, karena
dan hak-hak yang wajib dipenuhi lainnya.
Si wali juga boleh menggunakannya untuk wali adalah amiin (orang yang dipercaya).
menikahkan si anak yatim dan maharnya
juga diambilkan dari harta si anak yatim Sedangkan menurut sebagian ulama
tersebut. yang lain, hukumnya adalah wajib karena
5. Allah SWT melarang para wali memakan mengamalkan zhahir ayat, dan seorang wali
bukanlah al-Amiin sehingga pengakuan
dari harta anak-anak yatim yang mereka
dan perkatannya harus diterima.
asuh dengan selain yang wajib dan
B. Sebagaimana seorang wali dan pe-
diperbolehkan bagi mereka, maka oleh
ngasuh anak yatim, wajib menjaga dan
karena itu, tidak boleh bagi mereka
mengembangkan harta anak yatim
memakannya secara berlebihan dan
tersebut, maka begitu pula wajib baginya
melampaui batas.
menjaga diri dan fisik si anak yatim.
6. Allah SWT memerintahkan kepada
Menjaga hartanya dengan mengatur
wali yang kaya agar menahan diri dari dan mengelolanya sedangkan menjaga
mengambil sebagian dari harta anak
yatim yang diasuhnya dan Allah SWT diri dan fisiknya dengan mendidiknya.
memperbolehkan bagi seorang wali untuk Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-
memakan dari harta anak yatim yang laki berkata kepada Rasulullah saw.
diasuhnya secara patut. Memakan secara "Sesungguhnya ada seorang anak
patut maksudnya adalah seperti yang yatim berada di bawah pengasuhanku,
dikatakan oleh Hasan al-Bashri, hanya
sebatas yang bisa menghilangkan rasa apakah saya boleh memakan dari harta
lapar dan bisa menutupi auratnya, ia tidak miliknya?" Rasulullah saw berkata,
boleh mengambil dari harta anakyatimnya "Boleh, namun tidak boleh mengambil
untuk membeli pakaian yang mahal dan
dari hartanya untuk kamu kumpulkan dan
tidak boleh kamu menyimpan hartamu
[tidak menggunakannya untuk memenuhi
kebutuhannya supaya utuh) dan sebagai
TAFSIRAL-MUNIRJITID 2
gantinya kamu menggunakan harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik
anak yatim tersebut untuk memenuhi sedikit atau banyak menurut bagian yang telah
kebutuhanmu." Lalu ia berkata, "Wahai ditetapkan. Dan apabila sewaktu pembagian itu
Rasulullah, apakah saya boleh memu- hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan
kulnya (untuk mendidiknya)?" Beliau orang-orang miskin, maka berilah mereka dari
berkata, "Boleh seperti kamu memukul
anakmu sendiri fmaksudnya bertujuan harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik. Dan hendaklah
untuk mendidik dan dengan pukulan yang
takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
tidak membahayakan)." mereka meninggalkan keturunan yang lemah di
belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
9. Cukuplah Allah SWT sebagai Pengawas
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah
amal perbuatan manusia dan akan
mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
memberi balasan atas amal perbuatan mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta
tersebut. Hal ini mengandung ancaman anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka
bagi setiap orang yang mengingkari hak itu menelan api dalam Perutnya dan mereka
orang lain. akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka)." (an-Nisaa' : 7- 10)
HAK.HAK AHLI WARIS TERHADAP HARTA
PUSAKA DAN HAK.HAK ORANG.ORANG YANG Qlraa'aat
MEMBUTUHKAN, ANAK.ANAK YATIM DAN
KERABAT NON AHLI WARIS {i!i!} dibaca, 1-i"r"; ini adalah bacaan
an-Nisaa'Ayat7-10 Hamzah.
[eio;;;sg-$]rir\i{';Jc}. (J'iW;y dibaca, p)-ai.,t1 ini adalah
Ir-,i$-StVF. <r6rS51O8 eq-d6yr iiJVq;,i,Ti;; bacaan Ibnu Amir.
J;{-lV AV.*1ir $j I'raab
83i;li{$fra {rtl'; ;j) kedua kata ini dinashabkan
:ltffi"#Y;,Lz>"qi'$Uff; oleh fi'il yang dikira-kirakan keberadaannya
Ii[1'btrLU.O.ltit \*{"*i 3A3 yang diindikasikan oleh perkataan yang ada,
iiii"#-,\c ;+:$'e <,it: uGv6L r
/ karena ayat, (i;j ,'-1F dan (i5 :qty
t^.}L) .U'
-.'.,' maksudnya adalah, (vt-p l*J d ,i,r .py yang
"Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta artinya, Allah SWT memberi mereka bagian
yang telah ditetapkan. Namun juga bisa kedua
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, dan kata ini dibaca nashab sebagai haal, dan ini
lebih baik dari pada harus mentaqdiirkan fi'il.
bagi perempuan ada hak bagian (pula1 dari harta
(: e;j;t;F dhamiir ha pada kata {L}
kembali kepada kata 1a^;lg, meskipun kata
al-Qismah ini adalah bentuk kata mu'annats,
namun mengandung arti (c *dl> yang berarti
yang dibagi. Oleh karena itu dhamiir yang
digunakan adalah dhamiir untuk kata
mudzakkar. Bentuk susunan seperti ini ada-
hFSIRAI-MUNIRIILID2 - ,*,,*, [6ffi.** srrrt"n-rr"""'
lah sesuatu yang lumrah di dalam perkataan [khawatir) disertai dengan perasaan seolah-
orang Arab.
olah sesuatu yang ditakuti tersebut adalah
Balaafhah sesuatu yang besar. flt'fi ;ry seandainya
mereka meninggalkan, {;4, q} di belakang
Terdapat ath-Thibaaq antara (;) dengan mereka setelah mereka meninggal dunia,
(,:q l;!Y anak-anak yang masih kecil,
( fF.
Terdapat al-lthnaab di dalam ayat, (fo1; ;tL-F yang mereka khawatir anak-anak
;tt'tr1t t} a ;: ,A.i ail\t, at-,tt1t t} ,1 mereka yang masih kecil-kecil tersebut
. .;,'i.!:l )C?.h
terlantar. (Ar rfiy maka hendaklah mereka
s,i !
bertakwa dan takut kepada Allah SWT di
Mufradaat LuShawlyyah dalam perkara anak-anak yatim yang mereka
(r"ryF bagi para anak dan kerabat laki- asuh dan rawat, dan hendaklah mereka
laki, (J.l*p bagian. {3i;\tt ,)ttt}t li q} bersikap kepada anak-anak yatim tersebut
dari harta peninggalan ibu bapak dan
dan memperlakukan mereka seperti halnya
kerabat yang meninggal dunia. {: q}
mereka ingin nantinya anak-anak mereka
"F
baik yang sedikit maupun banyak dari harta ketika mereka tinggalkan juga diperlakukan
pusaka. {w3; ril*| maksudnya, Allah SWT seperti itu. {rjjj;y dan hendaklah mereka
menjadikannya sebagai bagian yang telah mengucapkan perkataan yang benar kepada
ditetapkan dan harus diserahkan kepada orang yang akan meninggal dunia. ('ii {;}
mereka. perkataan yang bena4 maksudnya adalah
(ry, '* rlri} dan jika hadir pada perkataan yang sesuai dengan tuntunan
waktu pembagian harta pusaka. {;ir rj;iy agama. ((ii} secara zhalim, tanpa ada alasan
para kerabat yang tidak memiliki hak yang membenarkannya. {3'};;r\ dan mereka
mendapatkan warisan, 4i $ljjf] maka akan dibakar, dari kata, 1o>t-f; yang berarti
ingin membakarnya [memanggangnya), di
berilah mereka sesuatu dari harta pusaka antara bentuk penggunaan kata ini adalah,
tersebut sebelum dilakukan pembagian. (e-Jlr ,L;) yang berarti memanggang daging,
4# tl$;y dan katakanlah wahai para wali (o{ }4 yang artinya menghangatkan
ahli waris yang masih kecil kepada mereka, tangannya, 6)bet1 mencari kehangatan. {,rf-}
perkataan yang baik, seperti me-
{d;;; .i;} neraka yang menyala-nyala apinya.
minta maaf kepada mereka dan mengatakan
bahwa harta bagian ini sebenarnya bukan Sebab Turunnya Ayat
milik mereka, akan tetapi milik anak-anak
1. Sebabturunnya ayatT
kecil yang kami asuh tersebut. Pemberian
Abu Syaikh [Abu Muhammad Abdullah
kepada para kerabat yang bukan termasuk bin Muhammad bin fa'far lbnu Hayyan al-
Ashfihani,lahirtahun 274H) dan Ibnu Hibban
ahli waris, anak-anak yatim dan orang-
orang miskin ini bersifat sunnah. Namun di dalam kitab, "al-Faraa'idh," meriwayatkan
diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.. bahwa
dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, "Dahulu,
memberi mereka hukumnya wajib. orang-orang jahiliah tidak memberi hak
($rF dan hendaklah khawatir waris kepada anak perempuan dan anak laki-
terhadap anak-anak yatim, al-Khasyyah laki yang masih kecil sebelum mencapai usia
adalah perasaan takut pada keadaan aman baligh. Lalu suatu ketika, ada seorang laki-
laki dari Anshar yang bernama Aus bin Tsabit perempuan dan tidak ada perbedaan antara
meninggal dunia dengan meninggalkan dua apakah harta pusaka yang ada jumlahnya
anak perempuan dan satu anak laki-laki yang banyak atau sedikit. Semuanya sama menurut
masih kecil. Lalu dua putra pamannya, Khalid hukum Allah SWT meski berapa pun harta
dan Arfathah yang merupakan ahli waris pusaka yang ada, mereka semua sama-
'ashqbahdatangdanmengambilsemuaharta sama memiliki hak untuk mendapatkannya,
pusaka milik Aus bin Tsabit. Lalu istri Aus meskipun jumlah bagian yang didapatkan
bin Tsabit, Ummu Kuhlah datang menemui berbeda-beda antara ahli waris satu dengan
Rasulullah saw. dan menceritakan hal yang lainnya sesuai dengan bagian yang telah
tersebut. Lalu Rasulullah saw berkata, 'Aku ditetapkan oleh Allah SWT untuk masing-
tidak tahu apa yang harus aku katakan." Lalu masing dari ahli waris sesuai dengan jenis
turunlah ayat ini." hubungan masing-masing dengan orang yang
Ibnu Abi Hatim dan Baihaqi meri- meninggal dunia, apakah jenis hubungan
wayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sebab tersebut adalah kerabat atau ikatan suami
turunnya ayat ini yang intinya adalah ayat istri' Kemudian Allah SWT menguatkan hak
ini merupakan perintah kepada o.rng yrrg mereka ini dengan ayat' $wgJ #F y'ng
KmeeunKguanljnunggrni oDraenrgwaysarna.gr sedang sakit keras menjelaskan bahwa hak mendapatkan bagian
warisan merunakan hak vans nasti dan telah
agar orang yang
ditentukan' tidak ada seorang pun yang boleh
mengunjunginya mengingatkannya un,ri
Derwasrat agar para KeraDamya yang uL,ora_Kr_ menguranginya.
termasuk ahli waris diberi bagian dari harta
peninggalannya sebanyak seperlima atau Kemudian Al-Qur'an menyinggung
tentang sebuah kondisi kejiwaan yang
seperempar oan uoaK memerrnranKannya munskin muncul. vaitu Derasaan tidak
untuk menyedekahkan sebagian hartanya suka ketika ada kerabat lainnya yang tidak
hl"alld'uir--d"ni dmaapjliastkpaemnbbaaggiaiannhwaratraispaunsaikkua.t
atau menyedekahkannya di jalan Allah swi.
2. Sebab turunnya ayat 10 Dalam masalah ini Al-Qur'an menegaskan
Muqatil bin Hayyan berkata, 'Ayat ini bahwa jika ada kerabat para ahli waris, atau
turun berkaitan dengan seorang laki-laki anak-anak yatim dan orang-orang miskin
dari Ghathafan bernama Martsad bin Zaid datang ke majlis pembagian harta pusaka,
yang mengurus dan mengelola harta putru maka hendaklah mereka diberi sesuatu
saudaranya (keponakan) yang merupakan -meskipun sedikit- dari harta pusaka yang
anak yatim, lalu ia memakan harta ada dan hendaknya dikatakan kepada
keponakannya tersebut, lalu turunlah ayat mereka perkataan yang baik dan permintaan
ini."
maaf yang halus dan sopan yang bisa
menenteramkan hati, tidak menimbulkan
Tafstr dan Penletasan perasaan benci, kecewa dan iri'
Anak-anak yatim memiliki hak yang Yang dimaksud al-Qismah di sini adalah
sama untuk mendapatkan bagian warisan pembagian harta pusaka di antara para
dari harta pusaka peninggalan kedua orang ahli waris, sedangkan yang dimaksud ulul
tua atau kerabat, tidak ada perbedaan qurbaa adalah para kerabat yang tidak
antara anak yatim laki-laki dan anak yatim mendapatkan hak bagian warisan dari harta
TArsrR AL-MUN rR Ir r.rD 2
pusaka dikarenakan mereka adalah mahjuub menjelaskannya seperti hak-hak yang lain.
Dan karena Allah SWT tidak menjelaskannya,
(terhalang mendapatkan bagian dari harta
maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
pusaka dikarenakan adanya ahli waris
perintah memberi ini hanya bersifat sunnah,
yang lebih dekat) atau dikarenakan mereka
termasuk dzawil arhaam. Sedangkan yang tidak wajib. Iuga, seandainya memang wajib,
maka tentunya ada riwayat tertentu yang
diperintahkan di sini adalah wali atau anak
menjelaskan kalau hal itu memang wajib
yatim ketika telah baligh dan telah menerima
karena faktor-faktor yang menghendaki adanya
hartanya. Dhamiir ha pada kata, (., e;"::uY
riwayat tersebut sudah terpenuhi karena
kembali kepada harta pusaka peninggalan ibu begitu butuhnya orang-orang miskin kepada
bantuan dan pemberian, dan seandainya
bapak dan kerabat atau kembali kepada al- seperti itu, maka tentunya penjelasan kalau
hal itu wajib akan diriwayatkan kepada kami
Qismah dengan melihat artinya bukan katanya, dengan bentuk riwayat mutawatir. Namun
ketika semua ini tidak ditemukan, maka kita
seperti ayat, {i}i ,G) i,ti;;;rfi} (Yuusuf=76),
bisa mengambil kesimpulan bahwa perintah
yang dimaksud wi'aa' adalah adalah as-
memberi ini tidak wajib.
Siqaayah.
Sa'id bin al-Musayyab, adh-Dhahhak dan
Mayoritas ulama tafsir yang di antaranya Ibnu Abbas r.a. di dalam riwayat Atha'darinya
adalah Ibnu Abbas r.a. dan Sa'id bin fubair r.a.
mengatakan bahwa ayat ini dihapus oleh ayat
berpendapat bahwa ayat ini termasuk ayat
warisan, tl (l'5,'iii r'.r,r,si!F
muhkamah (tetap) tidak mansuukhah (tidak Dan untuk mengobati penyakit jiwa
dihapus), sedangkan perintah untuk memberi
yang lain, yaitu banyaknya kejadian
di sini sifatnya wajib sesuai dengan zhahir atau
maskud dasar perintah, yaitu wajib. Namun tindakan lalim dan kasar terhadap anak
sayangnya hal ini sudah ditinggalkan dan tidak yatim, Allah SWT memerintahkan kepada
para wali dan pengasuh anak-anak yatim
lagi dipraktekkan oleh orang-oran& seperti agar berkata kepada anak-anak yatim
masalah perintah meminta izin ketika masuk dengan perkataan yang baik dan bena[
rumah. Adapun perintah atau pesan ayat ini seperti berbicara dengan mereka dengan
ditujukan kepada ahli waris dewasa dan wali bahasa yang halus dan lembut seperti
ahli waris yang masih anak-anak (yatim).
berbicara kepada anak sendiri, memanggil
Hasan al-Bashri dan an-Nakha'i berkata, mereka dengan panggilan, "Wahai anakku,"
"Perintah untuk memberi ini diambilkan dari dan yang lainnya. Hendaknya para wali dan
harta pusaka yang bergerak, bukan dari harta pengasuh anak-anak yatim tersebut sadar
pusaka yang tetap, seperti tanah. Adapun dan ingat bahwa mereka tidak lama lagi
juga akan meninggalkan anak-anak mereka
jika harta pusaka yang ada adalah dalam setelah mereka mati dan tentunya mereka
bentuk harta seperti tanah, maka tidak wajib sangat mengkhawatirkan anak-anak mereka
memberi, akan tetapi cukup dengan perkataan
tersebut nantinya tersia-siakan dan terlantar
dan penolakan yang baih halus dan sopan."
iika mereka ditinggal mati. Oleh karena itu,
Sedangkan para fuqahaa'ul amshaar hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
berpendapat bahwa perintah ini bersifat SWT di dalam perkara anak-anak yatim yang
sunnah dan yang diperintahkan adalah para
ahli waris dewasa. Karena seandainya orang-
orang yang datang ke majelis pembagian harta
pusaka tersebut memang memiliki hak bagian
tertentu, maka tentunya Allah SWT juga akan
TAFSIRAT-MUNIRJILID 2
mereka asuh, bersikap dan memperlakukan apinya menyala-nyala lagi sangat panas, bahan
bakarnya adalah manusia dan batu. Semoga
anak-anak yatim tersebut seperti mereka
Allah SWT melindungi dan menyelamatkan
juga ingin nantinya anak-anak mereka ketika
mereka tinggalkan diperlakukan seperti itu. kita dari adzab tersebut.
Maksud dari ayat ini adalah dorongan Di dalam ayat ini, secara khusus
dan perintah kepada para wali untuk menjaga disebutkan kata al-Buthuun [perut) padahal
harta anak yatim yang mereka asuh dan al-Aklu [makan) tidak lain memang di
berkata kepadanya dengan perkataan yang
baik. Dorongan ini dengan cara mengingatkan dalam perut, namun yang dimaksudkan di
para wali tentang keadaan mereka dan anak- sini ada kalanya adalah mil'u buthuunihim
anak mereka setelah mereka ditinggal mati, (sepenuh perut mereka) atau ada kalanya
sehingga mereka membayangkannya dan memang bertujuan untuk at-Ta'kiid dan a/-
mau merenunginya, Nasihat dan perintah
Mubaalaghah (penguatan dan penekanan atau
seperti ini -dengan cara mengingatkan melebih-lebihkan). Hal ini seperti ayat,
kepada orang yang dinasihati seandainya "Mereka mengatakan dengan mulutnya
mereka yang mengalaminya sendiri- sangat
efektif untuk mendorong seseorang untuk apa yang tidak terkandung dalam hatinya." (Ali
mau memahami, merenungi, dan menerima
nasihat yang diberikan kepadanya. Setiap 'Imran:176)
manusia mendapatkan balasan sesuai dengan Berkata tidak lain memang dengan mulut,
juga seperti ayat,
perbuatannya, setiap manusia dituntut untuk
memperlakukan seseorang dengan bentuk "tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
perlakukan yang dirinya ingin diperlakukan
juga seperti itu. dada." (al-Hajj: 46)
Ayat ini [ayat sembilan) masih berkaitan Hati tidak lain memang berada di dalam
dengan ayat sebelumnya, karena ayat, ,.tui}J) dada, juga seperti ayat,
4* mengandung arti perintah kepada "dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya." (Al-An'aam: 38)
ahli waris, maksudnya, berikanlah kepada
Burung tidak lain memang terbang de-
mereka hak mereka, hendaklah para wali dan ngan kedua sayapnya. Tujuan dari semua ini
pengasuh ahli waris yang masih kecil (anak adalah untuk at-Ta'kiid dan al-Mubaalaghah.
yatim) menjaga harta anak yatim tersebut dan Seperti halnya penyebutan al-Buthuun di
hendaklah mereka khawatir terhadap keadaan dalam ayat 10 ini memberikan gambaran
anak yatim yang mereka asuh tersebut seperti betapa keji dan sadis perbuatan memakan
mereka khawatir terhadap keadaan anak-anak anak yatim secara zhalim.
Larangan memakan harta anak yatim di
mereka sendiri.
sini diberi syarat atau pembatas, yaitu secara
Kemudian Allah SWT menguatkan dan zhalim. Hal ini menunjukkan disyariatkannya
menegaskan kembali bentuk-bentuk perintah atau diperbolehkannya memakan harta anak
yatim dengan bena4 seperti sebagai upah
dan larangan di atas serta mengingatkan perawatan dan pengasuhan terhadap si anak
yatim tersebut atau utang umpamanya. Hal ini
kepada adzab yang pedih bagi siapa saja yang tidak termasuk bentuk memakan harta anak
yatim secara zhalim dan orang yang memakan
memakan harta anak yatim secara zhalim
tanpa hah yaitu masuk ke dalam neraka dan
ia dibakar di dalamnya, sebuah neraka yang
dan mengambilnya tidak dianggap sebagai 1. Madzhab Maliki mengatakan bahwa ayat
orang yang berbuat zhalim. ini mengandung tiga hal,
Yang dimaksud al-Aklu [memakanJ di Pertama, penjelasan tentang 'illat atau
sini tidak hanya makan saja, akan tetapi
segala bentuk pemanfaatan, penggunaan sebab hak mendapatkan bagian warisan,
dan pengonsumsian. Akan tetapi semua ini yaitu al-Qaraabah (ikatan keluarga atau
diungkapkan dengan kata al-Aklu, karena a/-
hubungan darah).
.Aklu atau memakan adalah bentukpenggunaan
yang paling umum dan paling banyak. Kedua, penjelasan tentang keumuman
ikatan keluarga atau ikatan darah baik
Kata an-Naar di dalam ayat, "innamaa
ya'kuluuna fii buthuunihim naaran," menurut dekat maupun jauh.
mayoritas ulama tafsir adalah bentuk Ketiga, penjelasan global tentang bagian
warisan yang pasti, bagian warisan ini
ungkapan maiaaz mursal dengan 'alaaqah secara terperinci dijelaskan di dalam ayat
musabbabiyyah (menyebutkan musabbab
atau akibat namun yang dimaksud adalah warisan. Adapun ayat tujuh ini hanya
sebab), karena api yang merupakan musabbab sebagai pendahuluan dalam hal hukum
waris dan menghapus pandangan keliru
atau akibat merupakan sesuatu yang tidak pada masa jahiliah seputar hak waris.
dimakan, akan tetapi yang dimakan adalah Hal ini bertujuan agar penjelasan secara
sebabnya, yaitu harta anak yatim. terperinci seputar hukum waris nantinya
Menurut zhahir ayat, hukum yang bisa mengenai sasaran dan membekas di
dalam jiwa.
terkandung bersifat umum bagi setiap orang
yang memakan harta anakyatim secara zhalim, 2. Penetapan hak bagian waris bagi laki-laki
baik ia orang Mukmin maupun orang kafir. fika
dikatakan bahwa ayatini turun berkaitan dengan dan perempuan, untuk menghapus dan
orang-orang musyrik, maka jawabannya adalah membatalkan kebiasaan kaum jahiliah
bahwa kekhususan sebab turunnya ayat tidak yang hanya memberi hak waris kepada
lantas hukum yang terkandung juga bersifat laki-laki dewasa saja, adapun perempuan
khusus dan terbatas. Karena yang dianggap dan
dan diperhitungkan adalah keumuman lafadz dan anak-anak, maka mereka sama sekali
atau pesan, bukan kekhususan sebab.
tidak diberi hak mendapatkan bagian
Di dalam sebagian riwayat disebutkan
warisan.
bahwa ketika ayat ini turun, maka orang-orang
berusaha menjauhi dan menghindarkan diri fadi, yang dimaksud ar-Rijaal di dalam
dari mempergauli anak-anak yatim, sehingga
ayat ini adalah para laki-laki yang sudah
kondisi ini justru memberatkan bagi anak- baligh, sedangkan yang dimaksud al-
Waalidaani adalah ibu dan bapak tanpa
anak yatim itu sendiri. Lalu turunlah ayat, penyambung. Adapun yang dimaksud
"dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka an-Nisaa'adalah para wanita yang sudah
mereka adalah saudaramu." (al-Baqarah: 220)
baligh. Berdasarkan hal ini, maka maksud
Fiqlh Kehidupan atau Hukum-Hukum
ayat ini adalah, bagi para laki-laki yang
Ayat tujuh menunjukkan beberapa hal
seperti berikut. sudah baligh ada hak mendapatkan bagian
dari harta pusaka peninggalan ayah, ibu dan
para kerabat mereka seperti para saudara
laki-laki, para saudara perempuan, para
paman dan bibi dari jalur ayah. Begitu juga
halnya para wanita, mereka juga memiliki
hak mendapatkan bagian dari harta pusaka kerabat dzawil arhaam juga memiliki hak
tersebut. fadi, hak waris bersifat umum mendapatkan bagian warisan, karena a/-
untuk laki-laki dan perempuan. Pendapat Ammaat [bibi dari jalur ayahJ, al-Khaalaat
ini berarti memahami ayat apa adanya [bibi dari jalur ibu) dan cucu dari jalur
sesuai zhahirnya dan maksud ayat ini anak perempuan termasuk kerabat.
Oleh karena itu, mereka juga berhak
adalah menghapuskan tradisi jahiliah yang
mendapatkan bagian warisan seperti yang
hanya memberikan hak waris kepada laki-
liditetapkan oleh ayat, $atilittt o"l:.tt)t J..Y.
laki dewasa saja, tidak para perempuan 4. Hak waris adalah hak yang bersifat tetap,
dan anak-anak. baik harta pusaka yang banyak maupun
Penyebutan an-Nisaa' (para wanita) sedikit. Karena harta pusaka adalah
secara khusus di dalam ayat ini mengan- hak bersama seluruh ahli waris, tidak
dung bentuk perhatian yang besar ada istilah sebagian ahli waris memiliki
terhadap mereka, penegasan bahwa kekhususan mendapatkan sesuatu tertentu
para wanita sesungguhnya memang dari harta pusaka yang ada, seperti pedang
benar-benar memiliki hak waris serta cincin, mushhaf dan pakaian. Atau dengan
pembatalan dan penghapusan secara kata lain, tidak ada sesuatu pun dari harta
tegas tradisi kaum jahiliah yang hanya pusaka yang ada yang hanya diperuntukkan
memberikan hak waris kepada kaum laki- bagi sebagian ahli waris.
laki dewasa saja dengan alasan, merekalah ,Ayat, fits 31 $ !F juea menguatkan
orang-orang yang melakukan peperangan. penjelasan bahwa perempuan memiliki
hak waris. Adapun kadar atau jumlah
Namun ada sebagian ulama yang
bagian masing-masing ahli waris
memiliki pandangan bahwa yang dimaksud
dijelaskan secara terperinci di dalam ayat
ar-Rijaal dan an-Nisaa' adalah umum,
waris yang lain [ayat 11 dari surah yang
tidak hanya terbatas pada laki-laki dan
sama).
perempuan dewasa saja. fadi berdasarkan
pendapat ini, maka maksud ar-Rijaal di Ketika ayat, {.-1} qy tu.rn, Rasulullah
dalam ayat ini adalah laki-laki secara saw mengutus seseorang kepada Suwaid
mutlah baik laki-laki dewasa maupun laki- dan Arfajah untuk memerintahkan
laki yang masih anak-anak, sedangkan yang kepada mereka berdua agar jangan
membagi sedikit pun dari harta Aus,
dimaksud an-Nisaa' adalah perempuan karena sesungguhnya Allah SWT telah
secara umum, baik perempuan dewasa
memberikan bagian kepada anak-anak
maupun perempuan yang masih kecil. fadi
maksud ayat ini adalah penyamaan antara perempuannya dari harta pusaka tersebut,
laki-laki dan perempuan, baik anak-anak
maupun dewasa bahwa mereka semua namun Allah SWT belum menjelasan
sama-sama memiliki hak mendapatkan secara terperinci berapa jumlah
bagian warisan dari harta pusaka bagiannya, hingga beliau mendapatkan
peninggalan kedua orang tua dan kerabat. wahyu lagi. Lalu turunlah ayat lL-L3
surah an-Nisaa'. Lalu Rasulullah saw.
Dan saya lebih cenderungkepada pendapat mengutus kepada Suwaid dan Arfajah
yang kedua ini. untuk memberitahukan kepada mereka
berdua, "Berilah istri Aus, Ummu Kujjah
3. Ayat ini dijadikan dasar atau dalil oleh
madzhab Hanafi yang berpendapat bahwa
-IAFSIRAL-MuNIRIIIIp 2 trll, -1-\. suratan-NIs€a.
seperdelapan, anak-anak perempuannya kerabat atau anak yatim atau orang-orang
dua pertiga, sedangkan sisanya untuk miskin yang tidak mendapatkan bagian
harta warisan, maka ia dimuliakan dan
kalian berdua." diberi tidak boleh ditolak, jika memang
Sebagian ulama madzhab Maliki, harta pusaka yang ada jumlahnya banyak.
Syafi'i dan Hanafi menjadikan ayat,
Namun jika harta pusaka tersebut
{y,}, rir} sebagai dalil wajibnya membagi
sesuatu yang sedikit dari harta pusaka berupa harta tidak bergerak atau hanya
sedikit dan tidak bisa untuk diberikan
yang bisa untuk dibagi, seperti kamar kecil sedikit, maka hendaknya meminta maaf
dan rumah. Sedangkan Ibnu Abi Laila, Abu kepadanya dengan baikdan sopan. Namun
jika harta pusaka yang ada sedikit, namun
Tsaur dan Ibnul Qasim berpendapat bahwa
tetap memberinya, maka ada pahala yang
setiap sesuatu yang tidak bisa dibagi dan
besar di dalamnya. Satu dirham yang
jika dibagi, maka akan menimbulkan
diberikan dari harta pusaka yang sedikit,
sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak
pahalanya melebihi pahala 100.000
bisa dimanfaatkan lagi, seperti rumah dan
dirham. Berdasarkan hal ini, maka berarti
kamar mandi, maka caranya adalah dijual
ayat ini adalah ayat muhkamah (tetap
terlebih dahulu dan tidak boleh diadakan berlaku) tidak mansuukhah [dihapus),
akad syuf'ah dalam hal ini. Karena seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas
Rasulullah saw. bersabda, r.a.
oI Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.
r;ii ,i:;i u ;S J,o .i. ,r:,i:,u o.o-l ,J t o,
bahwa ayat ini mansuukhah [dihapus)
a;.;^nl
oleh ayat warisan, yaitu, ayat LL surah
|^il x ier*jr
"Syuf'ah hanya berlaku pada sesuatu an-Nisaa'. Sa'id bin al-Musayyab berkata,
yang belum terbagi, adapun jika sudah ada
'Ayat ini dinaskh (dihapus) oleh ayat
pembatas, maka tidak boleh ada syuf 'ah."
warisan dan ayat wasiat." Al-Qurthubi
Di dalam hadits ini, Rasulullah saw
berkata, "Namun pendapat yang pertama
menetapkan bahwa syuf'ah hanya berlaku
pada sesuatu yang mungkin diberi tanda (pendapat yang mengatakan bahwa
ayat ini adalah ayat muhkamah bukan
pembatas dan menangguhkan syuf'ah
mansuukhah) adalah yang paling benar.
pada sesuatu yang belum terbagi yang
mungkin untuk diberi pembatas. Ini adalah Karena ayat ini menjelaskan secara
pendapat yang bisa diterima akal demi
menghindari timbulnya sesuatu yang tidak umum bahwa ahli waris berhak mendapat
diinginkan. Ibnul Mundzir berkata, "Dan ini
bagian warisan dari harta pusaka yang
adalah pendapat yang paling benar." ada serta mengandung anjuran untuk
juga memberi orang yang tidak memiliki
Ayat delapan menunjukkan beberapa hal
hak mendapatkan bagian dan ia hadir ke
berikut.
majlis pembagian.
1. Setiaporangyangtidakmemilikihaksama
2. fika ahli waris masih kecil, maka ia tidak
sekali untuk mendapatkan bagian warisan
dari harta pusaka, lalu ia datang ke majlis boleh memegang dan mempergunakan
pembagian harta pusaka dan ia termasuk hartanya. Selanjutnya, sebagian ulama
berpendapat bahwa si wali ahli waris
yang masih kecil (anak yatim) memberi
orang yang hadir di majlis pembagian
TAFSIRAL.MUNIRIITID 2
harta pusaka dari bagian harta si anak sikap yang kalian sangat ingin anak-anak
yatim dengan kadar yang sesuai menurut kalian nantinya ketika kalian ditinggal
pandangannya. Namun ada pendapat lain
mati juga diperlakukan seperti itu.
yang mengatakan bahwa si wali tidak
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman,
boleh memberinya dari harta bagian si
anak yatim. Akan tetapi ia berkata kepada 4t:ii ;urr j,;i i$r;rl'5iF
orang yang hadir di majlis pembagian 2. Al-Qaulus sadiid maksudnya adalah
tersebut, "Saya tidak memiliki hak apa perkataan yang benar dan lurus. Al-
pun dari harta ini, karena semua harta ini
tidak lain adalah milik si anak yatim itu. Qaulus sadiid sangat dianjurkan di dalam
Nanti setelah ia baligh, maka saya akan mendidik anak-anak yatim, seorang wali
memberitahukan kepadanya tentang
tidak boleh membentak mereka dan tidak
hak kalian." Inilah bentuk al-Qaulul
boleh meremehkan mereka.
ma'ruuf (perkataan yang baik). Hal ini
apabila orang yang meninggal dunia tidak Ayat 10 menunjukkan beberapa hal
meninggalkan wasiat untuk memberi berikut.
orang yang hadir di majlis pembagian dari 1. Diharamkannya memakan harta anak
harta peninggalannya. Namun apabila ia
berwasiat, maka orang yang hadir tersebut yatim secara zhalim. Al-Qur'an dan hadits
diberi sesuai dengan wasiat tersebut.
telah menjelaskan bahwa memakan harta
3. Kita diperintahkan untuk bertutur kata
anak yatim termasuk salah satu bentuk
yang baik [a l-Qaulul ma'ruufl dengan semua
orang, terlebih dengan para kerabat Al- dosa besar. Imam Bukhari, Imam Muslim,
Qaulul ma'ruuf adalah perkataan, permin-
taan maaf dan penolakan yang baih halus, Abu Dawud dan An-Nasa'i meriwayatkan
sopan dan tidak menyinggung perasaan. dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah
Ayat sembilan menunjukkan beberapa hal saw. bersabda,
berikut.
i;t ,/
L. Ayat ini mengandung pengingat bagi
u. :tr)s .'?,t.;-4t4-;1
para wali dan pengasuh anak-anak yatim
,'ro*,Jll4Ylt._j)*,1.. lr., :l;:fr :J$ tr* u] ,^lr
untuk bersikap dan memperlakukan
lsli,d\ ir At y:Yl 'nl, o:
mereka dengan bentuk perlakuan yang t./l/
para wali tersebut sangat ingin anak-anak d- c c tt\ t /O 1 oa. t.o.
mereka nantinya ketika mereka ditinggal 't' ttr
mati juga diperlakukan seperti itu. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh lbnu Abbas 6,sr ,io o'
,Itt/';i^tJt't--.t,4-'ot\r:)ltrl'-
r.a., bahwa ayat ini merupakan nasihat ;)ti; flyultclt:,trllc Ar, z g/ t<f
bagi para wali dan pengasuh anak-anak Lt->
yatim. Maksud ayat ini adalah, berlakulah d o
dan bersikaplah kalian kepada anak-
anakyatim dengan bentuk perlakuan dan .:6ii.lr ,>u*).)lt
31Jrt
irsig(/ .c , ol
...>XUr
"lauhilah tujuh perkara yang
membinasakan (maksudnya dosa besar)."
Lalu para sahabat berkata, "Apakah itu
wahai Rasulullah?" Lalu beliau berkata,
"Menyekutukan Allah SWT sihir membunuh
jiwa yang diharamkankan oleh Allah SWT
kecuali dengan alasan yang dibenarkan,
memakan harta riba, memakan harta anak
yatim, melarikan diri dari peperangan dan
menuduh berzina wanita Mukminah yang
dijaga dan dijauhkan oleh Allah SWT dari
perbuatan zina yang tidak pernah sekali
pun teringat oleh mereka akan melakukan yatim. Di dalam ayat-ayat tersebut, Allah
perbuatan yang keji itu." SWT menegaskan perintah untuk menjaga
Dari ayat ini bisa dipahami bahwa harta anak yatim dan merawatnya. Di
boleh memakan dari harta anak yatim dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT juga
secara benarl jika si wali adalah orang menegaskan larangan memakan harta
anak yatim dan menyia-nyiakan haknya.
miskin, ia boleh memakan dari harta anak
Di samping itu, di berbagai tempat dari
yatim yang diasuhnya secara patut dan Al-Qur'an, Allah SWT juga menurunkan
ia boleh mengambil upah dari apa yang
telah ia lakukan berupa pengasuhan dan berbagai ayat yang menyangkut masalah
perawatan terhadap si anak yatim. anak yatim, di antara ayat-ayat tersebut
2. Balasan bagi orang yang memakan harta adalah,
anak yatim secara zhalim adalah masuk "Dan janganlah kamu mendekati harta
anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
neraka jahannam.
baik (bermanfa'at) sampai ia dewasa dan
3. Ayat 10 ini termasuk ayat yang penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggunganjawabannya." (al-
mengandung pesan ancaman. Ayat ini
Israa': 34)
tidak mengandung hujjah atau dalil
"Dan (Allah menyuruh kamu) supaya
yang mendukung pendapat orang yang kamu mengurus anak-anak yatim secara
mengatakan bahwa seseorang menja- adil." (an-Nisaa':127)
di kafir karena melakukan dosa-dosa. "Sebab itu, terhadap anak yatim
Menurut keyakinan ahlussunnah, seba- janganlah kamu berlaku sewenang-wenlng."
gian orang-orang Mukmin yang melaku- (Adh-Dhuhaa:9)
kan kemaksiatan dibakar di dalam neraka "D an mereka b er tanya kep adamu tentang
jahannam lalu mereka mati. Hal ini anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan
mereka secara patut adalah baik, dan jika
berbeda dengan penduduk neraka asli,
kamu bergaul dengan mereka, maka mereka
di dalam neraka, mereka terus disiksa adalah saudaramu;" (al-Baqarah: 220)
dengan siksaan yang sangat pedih, mereka Imam Ahmad, Imam Bukhari, Abu
Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari
tidak akan mati di dalamnya dan tidak
Sahl bin Sa'd bahwa Rasulullah saw
pula hidup.
bersabda,
Kata terakhir; sesungguhnya anak-
pt dt'rt"i', ,ortis g Jits) ui
anak yatim adalah anak-anak yang
o7:#\.,r,U' o:.toJ,. l,i.Qt '
lemah, mereka sangat membutuhkan
perhatian dan penjagaan kemaslahatan- "Aku dan pengasuh anak yatim di surga
kemaslahatan mereka, sangat membu-
seperti ini (sambil memberi isyarat dengan
tuhkan pendidikan, perawatan dan kedua jari beliau, yaitu jari telunjuk dan jari
pengasuhan yang bisa memberi mereka tengah)."
pengganti dari keadaan mereka yang telah
kehilangan orang tua. Oleh karena itu, Al-
Qur'an sangat memperhatikan masalah
anak yatim. Allah SWT menurunkan tujuh
ayat secara berturut-turut dari awal surah
an-Nisaa' sampai akhir ayat ini (ayat
10) yang berkaitan dengan urusan anak
AYATWARISAN jika anak itu semuanyaperemPuan yang jumlahnya
an-Nlsaa' AyalLT,- L2 lebih dari dua, makabagian mereka duapertiga dari
$L'J, HUT$i,U-^\'fu1 harta yang ditinggalkan. Iika dia (anak perempuan)
ie'b"l;uG "r;& 6t K :,9' q#.<it itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah
(harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-
|tA. ;.;:)i',3;;lt qi',"r5 JuL';'Yt
bapak, bagian masing-masing seperenam dari
&iit&!;*:K i t ut fV A at V yb harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal)
mempunyai anak. Iika dia (yang meninggal) tidak
** t',Ari i( :.,(:'ii3r U rn;;: A mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-
L.., ,i (. bapaknya (saja), maka ibunya dapat sepertiga.
C$.L#) )5.'b,3i3t $'4
LJ.) Jt W, lika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
t.r1 ,l|i 6i77'?fu3'.eM) (Pembagian-pembagian tersebut di ata) setelah
:4St .+2t (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah
dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan
ffi Y,t\:{ri,('^i'tty"ittil,fe*U'fi
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di
3{) tHlt4Lg;rt3vii-;4 antara mereka yang lebih banyak manfaatnya
t-!;qUS\$<toru"oVis; bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh,
i q"ot4.r-1455.,n1H Allah Maha Mengetahui, Mahabijalsana. Dan
+1\tt;18;L;!l$i'-i:' bagian (suami-suami) adalah seperdua dari harta
<,$ 3Ji ?1 <,u L\t \Ji "rU) yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka
<'# "*1; )5.i,'f!4i tl* i$t tidak mempunyai anak. Iika mereka (istri-istrimu)
,*t tt:iK i;;j';-, OtL l,i *1 5 E itu mempunyai analc, maka kamu mendapat
L|bAtw >6 jAt, u i,'crt_, seperempat dari harta yang ditinggalkannyasetelah
(dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan
O:t=j"# At!*a 'i5t6uU setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh
seperernpat harta yangkamu tinggalkan jika kamu
i'i| 5 Ug.'# r13.':t,l3t
tidak mempunyai anak. Iika kamu mempunyai
ffi\-yryuo'i1-;t4i:")W anak, maka para istri memperoleh seperdelapan
"Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepa- dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi)
wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar)
damu tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu, (yaitA bagian seorang anaklaki-laki sama utang-utangmu- Jika seseorang meninggal, baik
dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan laki-laki maupun perempuan yang tidak mening-
galkan ayah dan tidak meninggalkan anals tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu)
atau seorang saudara Perempuan (seibu), maka
bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu
itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama
dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi
wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar)
utangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli
waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha
Mengetahui, Maha Penyantun. " (tn-Nisaa' : 1 l - 1 2)
TAFSIR AI-MUNIR IILID 2
Qiraa'aat empat kemungkinan, yaitu, ada kalanya karena
(ir:'l} dibaca 1i"r-r1; ini adalah bacaan Nafi'. menjadi haal dari dhamiir yang terdapat
(f1u} dibaca, <|y> ini adalah bacaan di dalam kata {o;i}. Ada kalanya karena
Hamzah dan al-Kisa'i. menjadi tamyiiz, dan berdasarkan dua bentuk
kemungkinani'rabini,mal<aal-Kalaalahartinya
(;r;F dibaca, 1"."iy ini adalah bacaan lbnu
adalah mayat. Ada kalanya dibaca nashab
Katsir dan Ibnu Amir. karena menjadi sifat dari maf'uul muthlaq
l'raab yang dibuang, taqdiirnya adalah, 1i.b{.f iirr; c,rrg;.
(iq ;tF kaana, isimnya adalah nun Menurut bentuk kemungkinan i'rab ini, kata
niswah dan khabarnya adalah kata nisaa'an. al-Kalaalah di sini berarti harta. Atau ada
Artinya adalah, apabila anak-anak perempuan kalanya dibaca nashab karena menjadi khabar
kaana, berarti kaana di sini adalah naaqishah,
yang ditinggalkan lebih dari dua, maka bagian
berdasarkan bentuk kemungkinan i'rab ini,
mereka adalah dua pertiga. Adapun dua anak
maka yang dimaksud al-Kalaalah di sini adalah
perempuan juga mendapatkan dua pertiga,
nama ahli waris, taqdiirnya adalah, @x.l r;y.
bagian ini ditetapkan oleh hadits. Adapun
{r;; '}'Y dibaca nashab menjadi haal dari
nash yang menielaskan bahwa dua saudara
perempuan bagiannya juga dua pertiga adalah dahmiiryang terdapat di dalam kata, 6e9s.
ayat yang lain, yaitu, 41, q yuii' u+ ;l::t 6s i$y 4y1y dibaca nashab karena menjadi
karena di dalam ayat ini tidak ada nash yang maf'uul muthlaq.
menjelaskan hal ini. Dhamiir yang terdapat di dalam kata,
4i:t, Jc oyr\, jika kata 1;.r-r.1; dibaca (ii ft\ kembali kepada (J*;) meskipun
nashab, maka menjadi khabarnya kaana dan yang dimaksud juga mencakup imra'ah
kaana berarti naaqishah. Namun jika dibaca [perempuan) yang disebutkan setelahnya,
bentuk seperti ini diperbolehkan di dalam
rafa' , maka menjadi faa'ilnya kaana dan kaana
berarti taammah. 'athaf dengan huruf 'athaf (el).
#rF jika hamzahnya dibaca dhammah, Balaaghah
maka berarti sesuai dengan bacaan aslinya. Terda.pat ath-Thibaaq antara (fi:y ae-
Sedangkan jika dibaca kasrah, maka karena ngan (;i!r), antara ([ili] dengan ffiei;].
mengikuti harakat huruf sampingnya, seperti
Terdapat iinaas isytiqaaq di dalam kata,
kata, 1;-r-^iiry dibaca, (;r.rD.
4'ri-*tb.
(firiy mubtada', adapun khabarnya Terdapat al-lthnaab di dalam, (r" i
adalah, {#j;;f .;}.
f*; ii A,t';i yry dan {;J; )i A ;i.-k3 ,y:.
$ ., C.l *Xy kata (rI) dibaca nashab
Ayat, {f;f i"[] mengandung unsur al-
sebagai tamyiiz. Sedangkan kata (Gjp dibaca
Mubaalaghah.
nashab sebagai maf'uul muthlaq, taqdiirnya
adalah, (i-rt eiJ! iu, JS>. Mufradaat Lughawlyyah
{irt or;. ,y, 3G irj} kaana di sini ftisri.y maksudnya, Allah SWT me-
adalah taammah, sedangkan kata (.1-;y merintahkan dan mewajibkan atas kalian.
adalah faa'ilnya. Kata {c,;i} jumlah fi'liyyah
Al-Washiyyah adalah apa yang kamu janjikan
berkedudukan sebagai sifat dari kata rajulun. atau kamu jaminkan kepada orang selain kamu
Sedangkan kata (ifury dibaca nashab karena
berupa amal di masa mendatang. {-u-} bagian. Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan
al-Hakim meriwayatkan dari Iabic ia berkata,
(ryF Maha Mengetahui makhluk-Nya, ((ry)
MahaBijaksanadidalamapayangdirencanakan ,Wj* i1u.t,)r;t ' ;, y,. o1tiv,,t,o2c,rb,|
dandigariskan-Nyauntukmakhluk-Nya JLytlt
6,rt} kata mashdar yang memiliki arti ,H,)l jf J;;6f ,tUfi ,At j;rV:dt;"
dasar melemahkan, kemudian digunr!za-- kan 'n
\q;--4U:e Act-"x**4t:, yli ' i"';t tOA4, VWb;lii.l EJi
untukartiikatankekerabatanyang jarruhh,bbu;k;;an t'Oll*l
kekerabatan al-ushuul [orang tua ke ,11
""r]ji: I * ,ey :;iorang ,iyal-Furuu' [anak cucu ke bawah), yaitu
{-ri ,u.<i Lq
-
yang meninggal dunia dan sudah tidak memiliki ,,: U';t ,A,i Ie$l 64- , JA 4, JY S
orang tua dan tidak memiliki anak, ia hanya . i. . , . . r_ :eltpl
lq1 {rf:y;i i1i,l &;b
memiliki kerabat al-Hawaasyii Crrdr.r;;;;
famili seketurunan). {Fp} Maha Mengetahui
apa yang digariskan untuk makhluk-Nya ,frr
o,'.
4 ,rfitberupa kewajiban-kewajiban. {ilF} Maha
t,},-7, .e) $t ,jt-W ,}LW at Jy,
f}G '#., 6') ,tSa\ W. ,il ,
,r,
Penyantun dengan mengakhirkan, menunda ,o . ,
dan menangguhkan hukuman bagi orang-orang .f)Lill ,f 4 ^<i ,fi1 :*:
yang bermaksiat kepada-Nya. "lstri Sa'd bin Rabi' datang menemui
Rasulullah saw., lalu ia b erkata, "Wahai Rasulullah,
Sebab Turunnya Ayat 11 ini adalah dua putri Sa'd bin Rabi' yang gugur di
Imam hadits enam meriwayatkan dari medan perang uhud bersamamu. Paman kedua
fabir bin Abdullah, ia berkata,
Putri ini mengambil semua harta keduanya dan
sama sekali tidak memberi keduanya bagian
dari harta tersebut, padahal keduanya tidak
bi i ,;ff6Gi ,tii, f* gt €1;i dinikahi kecuali jika keduanya memiliki harta."
';k:T;:::'T,:,ff;,0"11*;,,1"*:y,;':;;
,t.,, .:\::i4i'e-:.(\::'.'-':u-i..cnr{i,-jl4,. n! tiv:P,--;t\ fiiwarisan (yuushiikumullaahu aulaadikum).
I
LaluRasulallahsaw.mengutusseseorangkepadasi
,-J?ryt Ji:u c.u, e'&i i:1 s.iu i:;::;:,;!;;?;;::,::#,w?,;,;;;;:i
(rr;.i;i i'a, & ;y':;*:;';7;, ;#i;",,IiJJ r,"!';y:; r:#
"Rasulullah saw. dan Abu Bakar ash-Shiddiq masa Islam'"
r.a. pergi menjengukku di bani Salimah sambil
mendapatiku Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Para ulama
Uerlitai kaki. Laiu Rasulullah saw. meminta air, yang berpandangan bahwa ayat ini turun
tidak sadarkan diri. Lalu beliau
lalu beliau berwudhu dan memercikiku dengaT berkenaandengankisahduaputriSa'dbinRabi'
air tersebut, lalu saya pun tersadar. Lalu saya bukan kisah fabir bin Abdullah berpegangan
bertanya kepada beliau, "Apa yang harus saya kepada riwayat yang kedua ini. Terlebih |abir
perbuat terhadap hartaku?" Lalu turunlah ayat bin Abdullah pada kisah yang pertama tidak
ini,"yuushuiikumullaahufiiaulaadikum." memiliki anak. fawaban untuk pendapat ini
TAFSTRAT-MUNrRI[rD 2
adalah bahwa ayat ini turun berkaitan dengan sedangkan at-Tabannii lslam menghapus dan
kedua kisah di atas, dan kemungkinan, awal melarangnya, yaitu dengan ayat,
ayat ini turun berkenaan dengan kisah dua putri
Sa'd bin fabir; sedangkan bagian akhir ayat, "dan Dia tidak menjadikan anak-anak
${'k -1} y; Se J1j} turun berkenaan dengan angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri)."
(al-Ahzaab:4)
kisah fabir bin Abdullah di atas. Sedangkan
Sedangkan hak waris karena nasab, Islam
perkataan l., Iabic "Lalu turtunlah ayat, tetap mengakuinya, yaitu pada ayat,
bagian akhir ayat ini yang menjelaskan tentang "Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta
al-Kalaalah." yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami
Persesuaian Ayat j adikan pewaris-pewarisnya. " (an-Nisaa' : 33)
Pada ayat sebelumnya, Allah SWT Adapun hak waris karena ikatan janji per-
sekutuan ditetapkan oleh Islam dengan ayat,
menjelaskan tentang hak waris kerabat secara
"Dan (jika ada) orang-orangyangkamu telah
global. Kemudian selanjutnya di dalam ayat bersumpah setia dengan mereka, maka berilah
kepada mereka bagiannya. Sesungguhnya Allah
mawaarits ini, Allah SWT menjelaskan secara menyaksikan segala sesuatu." (an-Nisaa': 33)
terperinci bagian masing-masing ahli waris,
berapa bagian al-Furuu' (anak-anak), berapa Ada dua sebab lainnya yang dijadikan oleh
bagian ayah dan ibu (al-Ushuul),berapabagian Islam sebagai sebab waris, yaitu hijrah dan aI-
Mu'aakhaah [dipersaudarakan atau hubungan
suami istri dan berapa bagian saudara seibu. persaudaraan keagamaan seperti yang terjadi
Sedangkan bagian saudara seayah dijelaskan antara kaum Muhajirin dengan Anshar),
di bagian akhir surah an-Nisaa'. namun kemudian kedua sebab ini dihapus,
Sebab-sebab waris pada masa jahiliah ada yaitu oleh ayat,
tiga:
"Orang-orang yang mempunyai hubungan
l. Nasab, namun yang berhak mendapatkan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap
sesamanya (daripada yang bukan kerabat)." (al-
hanya kaum laki-laki yang merupakan Anfaal:75)
orang-orang yang berperang, sedangkan
kaum perempuan dan anak-anak sama Akhirnya, sebab-sebab hak waris yang
sekali tidak berhak mendapatkan bagian diakui oleh Islam hanya tiga, yaitu, nasab,
ikatan suami istri dan al-Walaa' [hak waris
warisan.
bagi seorang majikan dari harta pusaka budak
2. At-Tabannii atau anak angkat, pada masa sahaya laki-laki atau perempuannya yang ia
merdekakan).
jahiliah, anak angkat memiliki hak yang
Tafsir; penjelasan dan kandungan hukum
sama di dalam mendapatkan bagian ayat
warisan seperti anak kandung. HAK.HAK WARIS ANAK
3. Ikatan persekutuan, seperti seseorang Pembicaraan ini diawali oleh Allah SWT
dengan penjelasan tentang hak waris anak-
berkata kepada seseorang yang lain,
"Darahku adalah darahmu, kamu mewa-
risiku dan aku mewarisimu, kamu dituntut
karenaku dan aku dituntut karenamu."
Lalu Islam hanya mengakui yang dua
saja, yaitu nasab dan ikatan janji persekutuan,
TAFSTRAT-MUNrR JrrrD 2
anak (al-Furuu'), karena anak adalah yang setengah, karena berdasarkan zhahir ayat,
paling berhak untuk dikasihani dan dibantu
$t; s uii ;* p' ai "ur.F oyy
karena anak adalah orang yang lemah. Adapun
Sedangkan mayoritas ulama berpendapat
para orang tua (al-U shuulJ, kemungkinan masih
bahwa hukumnya seperti dua saudara
memiliki hak dari selain yang meninggal dunia
perempuan, yaitu mendapatkan bagian dua
atau mereka masih memiliki kemampuan
pertiga dengan mengkiyaskannya dengan
untuk bekerja dan mencari rezeki. Allah SWT
bagian dua saudara perempuan, yaitu dua
menjelaskan bahwa Dia memerintahkan
pertiga yang dijelaskan di dalam ayat, (,r!i
dan mewajibkan atas kalian tentang anak- li a yu6' 's:ia[tu;;j,ikt a6bter\rsafumgaa
anak kalian setelah kalian ditinggal mati karena anak
atau tentang hak waris anak-anak kalian dari perempuan saudara laki-
harta pusaka yang kalian tinggalkan dengan
berdasarkan kaidah bagian anak laki-laki lakinya, maka bagiannya adalah sepertiga,
sama dengan bagian dua anak perempuan.
maka tentunya ia lebih pantas untuk
Maksudnya, apabila ada seseorang meninggal
dunia dengan meninggalkan beberapa anak mendapatkan bagian ini ketika ia bersama
laki-laki dan beberapa anak perempuan, saudara perempuannya. Iuga karena Ibnu
maka bagian anak laki-laki sama dengan
Mas'ud memutuskan apabila ahli waris yang
bagian dua anak perempuan. Karena laki-laki
ada adalah satu anak perempuan, bintu ibnin
memiliki kewajiban memberi nafkah, bekerja,
[satu cucu perempuan dari jalur anak laki-laki)
menanggung berbagai tanggungan yang berat dan satu saudara perempuan, maka bintu ibnin
dan membayar mahar. Sedangkan perempuan mendapatkan seperenam sedangkan anak
sama sekali tidak dibebani kewajiban memberi perempuan mendapatkan setengah sebagai
nafkah kepada siapa pun, baik ia sebagai anak penyempurna bagian dua pertiga. Berarti Ibnu
perempuan, saudara perempuan, ibu, istri Mas'ud memutuskan bahwa bagian bintu ibnin
atau bibi. Perempuan hanya menafkahi dirinya bersama anak perempuan jika digabungkan
sendiri setelah ia besar atau sudah baligh jika
adalah dua pertiga. Oleh karena itu, jika ahli
memang ia belum bersuami.
warisnya adalah dua anak perempuan, maka
Namun apabila yang ditinggalkan
hanya para ahli waris perempuan, baik tentunya keduanya lebih berhak mendapatkan
anak-anak perempuan atau para saudara bagian dua pertiga ini. Dan bisa juga ayat,
perempuan lebih dari dua, maka bagi (t; s tx :,* ,F Si rUf li} dipahami bahwa
keduanya mendapatkan bagian dua pertiga maksudnya adalah, apabila ahli waris yang
dari harta pusaka yang ditinggalkan. Namun,
jika ahli waris perempuan yang ada hanya ada adalah para perempuan dua ke atas. Hal
satu saja dan tidak ada ahli waris laki-laki
yang menyebabkannya mendapatkan bagian ini seperti ayat dua belas surah al-Anfaal,
'ashabah, maka ia mendapatkan setengah. (oc!r :ti ii;,ib yang arti dasarnya adalah,
Terjadi perbedaan pendapat seputar maka pukullah bagian atas leher mereka,
bagian dua anak perempuan jika tidak ada
namun yang dimaksud adalah, maka pulullah
saudara laki-laki. Ibnu Abbas r.a. mengatakan
bahwa hukumnya sama dengan satu anak mereka pada bagian leher ke atas.
perempuan, yaitu mendapatkan bagian Intinya adalah, jika ahli waris adalah anak-
anak laki-laki dan anak-anak perempuan,
maka bagian satu laki-laki adalah dua kali lipat
bagian satu perempuan atau dengan kata lain
sama dengan bagian dua perempuan. Apabila
anaknya hanya satu perempuan saja, maka ia
mendapatkan bagian setengah, namun jika
dua perempuan atau lebih, maka mereka
mendapatkan bagian dua pertiga menurut adalah kedua orang tuanya, maka si ibu
pendapat mayoritas ulama. Iika anaknya hanya mendapatkan bagian sepertiga.
satu anak laki-laki, maka ia mendapatkan Alasan kenapa ayah dan ibu tetap memiliki
hak mendapatkan bagian dari harta pusaka
seluruh harta pusaka yang ada. Namun jika yang ada meskipun yang meninggal dunia
anaknya adalah laki-laki lebih dari satu, maka
harta pusaka yang ada dibagi sama antara memiliki anah adalah untuk menghormati
mereka. dan memuliakan keduanya. Sedangkan alasan
Aulaodulibni (para cucu laki-laki dari jalur kenapa bagian ayah dan ibu lebih sedikit
anak laki-laki) dan ke bawah sama dengan dari bagian anak, adalah karena ayah dan
anak laki-laki, yang lebih tinggi menghalangi
yang berada di bawahnya. Namun jika yang ibu sudah tua atau karena ayah dan ibu tidak
begitu membutuhkan lagi atau karena masih
lebih tinggi adalah perempuan, seperti adanya orang yang berkewajiban memberi
anak perempuan dengan ibnu ibnin [cucu mereka berdua nafkah, yaitu anak-anak
laki-laki dari jalur anak laki-laki), maka lainnya yang masih hidup [para saudara orang
anak perempuan mendapatkan setengah
yang meninggal dunia). Sedangkan anak-
sedangkan sisanya milik ibnu ibnin. Namun
jika sama-sama perempuan, maka yang lebih anaknya orang yang meninggal dunia sangat
tinggi mendapatkan setengah, sedangkan membutuhkan kepada nafkah yang banyak,
yang dibawahnya mendapatkan seperenam mungkin karena mereka masih kecil-kecil atau
sebagai penyempurna bagian dua pertiga. mungkin karena mereka butuh harta untuk
Namun apabila yang tinggi dengan yang menikah dan adanya berbagai tanggungan
yang banyak ketika mereka sudah besar.
dibawahnya sama-sama perempuan, namun
yang tinggi adalah dua perempuan, seperti Namun, jika orang yang meninggal dunia,
di samping masih memiliki ayah dan ibu juga
dua anak perempuan dengan bintu ibnin
(cucu perempuan dari jalur anak laki-laki), memiliki beberapa saudara baik laki-laki
maka dua anak perempuan mendapatkan
maupun perempuan, baik saudara sekandung
dua pertiga, sedangkan bintu ibnin termahjub
atau saudara seibu atau saudara seayah, maka
atau tidak mendapatkan apa-apa, kecuali
ibu mendapatkan bagian seperenam.
jika ada bersamanya laki-laki yang sederajat
dengannya atau yang lebih rendah yang bisa Dua saudara dalam hal ini sama dengan tiga
menyebabkan dirinya bisa mendapatkan saudara atau lebih, karena Rasulullah saw dan
Khulafaur Rasyidin memutuskan bahwa dua
bagian'ashabah. saudara laki-laki dan dua saudara perempuan
HAK WARIS KEDUA ORANG TUA mengubah bagian ibu dari sepertiga menjadi
Ayah dan ibu, masing-masingmendapatkan seperenam. Ibnu farir meriwayatkan dari Ibnu
seperenam dari harta pusaka yang ada, jika Abbas r.a. bahwa suatu ketika ia masukmenemui
yang meninggal dunia memiliki anak laki-laki Utsman bin Affan r.a. dan berkata kepadanya,
atau perempuan, baik satu maupun banyak,
adapun sisa harta pusaka yang ada milik anak- "Kenapa keberadaan dua saudara bisa
anak dengan dibagi sesuai dengan kaidah di
atas. Namun jika yang meninggal dunia tidak mengubah bagian ibu dari sepertiga menjadi
memiliki anak sama sekali dan yang mewarisi seperenam, padahal Allah SWT berfirman,
t4ie1! iLt if} "namun jika memiliki beberapa
saudara" dengan menggunakan kata al-lkhwah
[beberapa saudara), sedangkan al-Akhawaani
[dua saudara) menurut bahasa kaummu
bukanlah al-lkhwah (beberapa saudara)." Lalu
Utsman bin Affan r.a. berkata, "Mungkinkah dari yang tersisa) setelah suami mendapatkan
saya bisa mengubah sesuatu yang telah ada
bagiannya. Sedangkan pada masalah yang
sebelumku dan diwarisi secara turun temurun kedua, istri mendapatkan seperempat karena
tidak ada al-Fer'u, ayah mendapatkan sisa
serta telah tersebar di semua wilayah?" atau'ashabah sedangkan ibu mendapatkan
sepertiga dari yang tersisa setelah diambil
Maksudnya, sudah ada semacam ijma' seperempat oleh istri.
atau kesepakatan di dalam syara' akan hal MENDAHULUKAN UTANG SETELAH ITU
itu. Ini juga dikuatkan dan didukung oleh
WASIAT
beberapa perkataan di dalam bahasa Arab yang
Sebelum harta pusaka dibagi di antara
mengungkapkan arti dua dengan menggunakan para ahli waris yang ada, terlebih dahulu
(ifbentuk kata jamak fbanyak). Seperti ayat, utang-utang yang berkaitan dengan harta
e:,ny
pusaka yang ada dibayar serta wasiatyang ada
Dengan menggunakan bentuk kata jamak,
yaitu quluubukumaa, namun yang dimaksud dipenuhi. Allah SWT memerintahkan untuk
adalah dua. fuga seperti ayat, membagi harta pusakayangada sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah digarisakan-
(.rr,^jr t:'.,i i\. #t i lUi Y;P
Nya sesudah dipenuhinya wasiat yang
Kemudian kata abKhashmu pada ayat
diwasiatkan oleh orang yang meninggal dunia
setelahnya dijelaskan, dan setelah dilunasi utang dan tanggungan
orang yang meninggal dunia.
4i ,P':;; i;9#h
Di dalam ayat ini, penyebutan wasiat
fadi yang dimaksud al-Khashmu pada ayat
pertama adalah al-Khashmaani. didahulukan atas penyebutan utang, padahal
yang wajib adalah melunasi utang dulu baru
Intinya adalah bahwa ibu mendapatkan
bagian sepertiga jika tidak ada al-Far'u [anak) setelah itu wasiat yang ada dilaksanakan.
atau sejumlah saudara, baik dua atau lebih, Hal ini mengandung arti sebagai dorongan
dan perintah untuk memperhatikan dan
baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan
memenuhi wasiat yang ada serta larangan
ibu mendapatkan bagian seperenam iika ada mengingkarinya. Adapun utan& maka sudah
anak atau ada sejumlah saudara, baik laki- menjadi maklum bahwa kedudukannya sangat
kuat, sehingga harus dibayar terlebih dahulu,
laki maupun perempuan. Sedangkan ayah
mendapatkan seperenam jika ada al-Far'u baik disebutkan terlebih dahulu maupun
(anak), namun jil<a al-Far'u yang ada adalah tidak. Kemudian huruf 'athaf (huruf sambung)
anak perempuan, maka anak perempuan yang digunakan di sini adalah huruf 'athaf
mendapatkan setengah, sedangkan ayah
au yang mengandung arti al-lbaahah dan aI-
mendapatkan seperenam dan 'ashabah. I b a ah ah tidak m en gha ru skan at-Tartii b (u ru t) .
Ibu mendapatkan bagian tsulutsul baaqii
Adapun dalil didahulukannya pembayaran
[sepertiga dari yang tersisa) jika di samping
ayah dan ibu, ada istri atau suami dan ini adalah utang adalah hadits yang diriwayatkan oleh
beberapa ulama, seperti Ibnu |arir ath-Thabari
yang dikenal dengan sebutan, "al-Mas'alatul dari Ali bin Abi Thalib r.a., ia berkata, "Kalian
'Umariyyah," atau, "al-Mas'alatul gharraa'." membaca ayat ini, " minb a' di w a shiyy atin yushii
bihaa audainin," sesungguhnya Rasulullah saw
Seperti ahli waris yang ada adalah suami, ayah
dan ibu atau istri, ayah dan ibu. Pada masalah
pertama, suami mendapatkan setengah, ayah
mendapatkan sisa atau'ashabah, sedangkan
ibu mendapatkan tsulutsul baaqii (sepertiga
TAFSIRAL-MUNIR ]ILID 2
menetapkan untuk melunasi utang terlebih tidak memberi sebagian dari mereka, seperti I
dahulu sebelum memenuhi wasiat. Tidak ada yang dilakukan oleh orang-orang Arab pada
seorang pun dari ahli waris dan orang yang masa jahiliah. Karena pada hakikatnya, kalian *
diberi bagian berdasarkan wasiat memiliki hak tidak mengetahui siapa sebenarnya di antara
terhadap harta peninggalan, kecuali setelah mereka itu yang lebih dekat dan lebih banyak
utang yang ada terlunasi. Seandainya harta
manfaatnya bagi kalian.
peninggalan yang ada seluruhnya habis untuk
Allah SWT menetapkan itu semua sebagai
melunasi utan& maka tidak ada seorang yang sebuah ketetapan yang pasti dan Allah SWT
mendapatkan sesuatu dari harta peninggalan Maha Mengetahui tentang apa yang baik bagi
tersebut." makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana di dalam
pengurusan dan perencanaan-Nya. Allah
Namun ada yang harus paling didahulukan
SWT meletakkan segala sesuatu di tempatnya
atas utang, wasiat dan waris, yaitu biaya yang benar dan sesuai. Allah SWT tidak men-
mengkafani, mempersiapkan dan pemakaman syariatkan kepada kalian kecuali sesuatu
jenazah, demi menghormati kemanusiaan si yang bermanfaat bagi kalian dan Allah SWT
mayat. membagi harta warisan atas dasar kebenaran,
Pelunasan utang lebih didahulukan keadilan, kemaslahatan dan kebaikan. Oleh
atas wasiat dan waris karena tanggungan karena itu, patuhilah ketentuan-ketentuan
dan keselamatan orang yang meninggal pembagian warisan tersebut, jangan sekali-
dunia tergantung kepada utang tersebut kali kalian menghalangi salah satu dari ahli
waris dari mendapatkan haknya, seperti kaum
dan melunasi utang lebih utama daripada perempuan dan kaum lemah seperti yang
dilakukan oleh orang-orang Arab pada masa
perbuatan baik yang dilakukan untuk jahiliah.
mendekatkan diri kepada Tuhan. Seorang suami mendapatkan setengah dari
harta peninggalan istrinya, apabila si istri tidak
Pemenuhan wasiat hanya dibatasi memiliki anah baik anak darinya maupun dari
suami yang lain, baik anak tersebut laki-laki
sepertiga dari harta peninggalan saja, karena atau perempuan, satu maupun banyak, baik
sepertiga adalah jumlah yang diizinkan untuk anak secara langsung atau cucu. Dalam hal ini
diwasiatkan seperti yang dijelaskan oleh tidak disyaratkan si suami sudah menggaulinya,
akan tetapi cukup dengan adanya akad nikah
hadits yang diriwayatkan dari Sa'd, saja. Namun jika si istri memiliki anah maka si
suami mendapatkan seperempat, sedangkan
:q{ dttec ri tt! sisanya dibagikan kepada para kerabat si istri
e-lrJt yang memiliki hak bagian tetap atau 'ashabah
"Sepertiga (adalah jumlah yang boleh atau kepada dzawul arhaam -menurut
diw a si atkan ), kar en a s ep er ti ga su d ah b any ak. " madzhab Hanafi- atau diserahkan ke baitul
Kemudian Al-Qur'an menyebutkan mal jika memang tidak ada ahli waris lainnya.
penjelasan sisipan untuk mengingatkan
Kalian para suami, mendapatkan bagian
ketidaktahuan seseorang tentang akhir segala
seperti itu setelah utang yang ada dibayar dan
sesuatu. Allah SWT menjelaskan bahwa
dipenuhinya wasiat yang ada.
orang-orang yang telah Allah SWT tetapkan
bagian masing-masing dari harta peninggalan,
mereka adalah para orang tua kalian dan
anak-anak kalian. Oleh karena itu, janganlah
kalian bersikap zhalim dan tidak adil dalam
pembagian harta pusaka dan janganlah kalian
Seorang istri berhak mendapatkan Bakar ash-Shiddiq r.a. berkata, "Saya memiliki
penafsiran tentang maksud al-Kalaalah, jika
seperempat dari harta peninggalan suami, penafsiran saya tersebut benar; maka itu
jika si suami tidak memiliki anak, namun tidak lain berasal dari Allah S\MT, namun jika
jika ada anah maka si istri mendapatkan keliru, maka itu berasal dari saya dan setan,
seperdelapan. |ika istrinya lebih dari satu, Allah SWT terlepas dari kekeliruan itu, yaitu
al-Kalaalah adalah ahli waris selain orang tua
maka mereka bersama-sama memiliki
dan anak.
dari bagian seperempat atau seperdelapan
Penafsiran ini dikuatkan arti asal kata a/-
tersebut, setelah utang yang ada dibayar dan
Kalaalah, yaitu adh-Dhu'fu (lemah). Hubungan
wasiat yang ada dipenuhi. kerabat tidak dari jalw al-Wilaadah (hubungan
BAGIAN WARIS AL.KALMAH anak dan orang tua) adalah ikatan kerabat
Di dalam ayat ini, Allah SWT membagi yang lemah, adapun ikatan kerabat dari
jalur al-Wilaadah adalah ikatan kerabat yang
ahli waris menjadi tiga kelompok, kelompok kuat. Oleh karena itu, tidak bisa disebut aI-
pertama, ahli waris yang terhubung Kalqalah. Kemudian di samping itu, Allah SWT
secara langsung dengan si mayat tanpa
menetapkan hak waris bagi para saudara, baik
ada perantara, yaitu anak-anak dan kedua
orang tua. Kelompok kedua, ahli waris yang laki-laki maupun perempuan dengan syarat
memiliki hubungan dengan mayat karena ketika tidak ada ayah. Hal ini berarti bahwa
pernikahan, yaitu suami atau istri. Sedangkan orang tua tidak termasuk ahli waris al-Kalaalqh.
kelompok yang ketiga adalah ahli waris yang Hukum waris al-Kalaalah berdasarkan
tersambung dengan si mayat dengan adanya nash adalah seperti berikut, saudara laki-laki
perantara atau tidak secara langsung, yaitu
seibu atau saudara perempuan seibu masing-
ahli waris yang disebtt al-Kalaalah, yaitu
masing mendapatkan bagian seperenam.
ahli waris selain anak dan kedua orang tua.
Melihat kuatnya ikatan ahli waris kelompok Namun jika banyak, maka bagi mereka bagian
pertama, maka Allah SWT mendahulukan
penjelasannya, kemudian diikuti penjelasan sepertiga dan dibagi secara sama di antara
tentang ahli waris kelompok kedua kemudian mereka, tidak ada perbedaan antara laki-laki
baru kelompok yang ketiga. Hal ini juga maupun perempuan, semuanya mendapatkan
dikarenakan ahli waris kelompok pertama bagian yang sama jumlahnya dari bagian
dan kelompok kedua pasti mendapatkan
sepertiga tersebut.
bagian. Hal ini berbeda dengan kelompk
Dalil yang menunjukkan bahwa yang
ahli waris yang ketiga, karena kelompok dimaksud al-Akh [saudara laki-laki) dan al-
yang ketiga ini dalam beberapa kasus tidak Ukht [saudara perempuan) pada ayat ini
mendapatkan bagian sama sekali atau yang adalah saudara seibu, adalah bacaan Sa'd bin
dikenal dengan istilah mahjuub. Abi Waqqash, yaitu, 4i V;i;iiilj;;;uga karena
Pendapat yang kuat adalah bahwa al- bagian saudara 'ashabah akan dijelaskan di
Kalaalah adalah ahli waris selain orang tua akhir surah ini, yaitu,
dan anak. Ini adalah penafsiran Abu Bakar
"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang
ash-Shiddiq r.a.. Ibnu farir ath-Thabari kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa
kepadamu tentdng kalalah (yaitul : jika seorang
meriwayatkan dari asy-Sya'bi, ia berkata, 'Abu meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara Pere/npuan, maka bagi
TATSIRAL-MU#Ni6r1R8IrLrp2 F, .d4r_6_f:fXif,.f. suraran-Nlsaa.
itusaudaranya yang perempuan seperdua dari Menimbulkan bahaya di dalam masalah
harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang utang atau wasiat memiliki beberapa bentuk,
yaitu:
laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara
1, Seperti ada seseorang mengaku bahwa ia
perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi
memiliki utang kepada orang lain yang
jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi jika dibayaf maka harta peninggalannya
keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan terkurangi atau bahkan habis. Pengakuan
oleh y ang meninggal. D an j ika mereka ( ahli w aris itu ini bertujuan untuk menimbulkan
terdiri dari) saudara- saudara laki dan perempuan, mudharat kepada ahli waris. Biasanya
maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak kejadian seperti ini terjadi jika ahli waris
yang ada adalah ahli waris al-Kalaalah.
bagian dua orang saudara perempuan. Allah Sedangkan jika ahli warisnya adalah orang
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya tua, anak atau suami atau istri, maka hal
ini jarang terjadi,
kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui
2. Ada seseorang mengaku bahwa utangnya
segala sesuatu." (an-Nisaa' : 176).
yang ada pada si Fulan sudah dibayar dan
Al-Akh dan al-Ukht di dalam ayat t76 ini
yang dimaksud adalah saudara sekandung dilunasi.
atau seayah. Saudara laki-laki mendapatkan 3. Berwasiat lebih dari sepertiga dari harta
seluruh harta peninggalan jika tidak ada ahli
waris lainnya, sedangkan jika ada ahli waris peninggalan. Ibnu Abbas r.a. berkata,
lainnya, maka ia mendapatkan' ashabah. "Menimbulkan mudharat dengan wasiat
fuga karena bagian saudara di dalam termasuk salah satu dosa besar."
ayat ini (ayat dua belas) adalah sepertiga
4. Berwasiat sepertiga, namun tidak
atau seperenam, sama dengan bagian ibu.
Oleh karena itu, bagian ini sudah sesuai jika bertujuan untuk digunakan mendekatkan
memang diperuntukkan kepada saudara yang diri kepada Allah SWX, akan tetapi
tersambung kepada si mayat melalui jalur ibu, bertujuan agar bagian yang nantinya
yaitu saudara seibu. didapat oleh ahli waris berkurang.
Intinya adalah bahwa saudara seibu Allah SWT menyampaikan pesan ini
kepada kalian dan memerintahkan kalian
memiliki dua bentuk bagian:
untuk mengamalkan dan mempraktikannya.
1. fika saudara laki-laki seibu atau saudara
Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui
perempuan seibu adalah satu, maka
masing-masing mendapatkan bagian lagi Maha Penyantun, Maha Mengetahui
seperenam. tentang apa yang baik dan tidak baik bagi
hamba-hamba-Nya, Maha Mengetahui siapa
2. f ika mereka banyak, maka mereka
saja yangberhak mendapatkan bagian warisan
mendapatkan bagian sepertiga dan
dan siapa saja yang tidak berhak, Maha
dibagi secara sama di antara mereka, Mengetahui kadar bagian masing-masing.
Allah SWT Maha Penyantun dengan tidak
tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
menyegerakan hukuman kepada orang yang
perempuan. bermaksiat kepada-Nya, orang yang berniat
Bagian untuk saudara laki-laki atau tidak baik kepada ahli waris atau kepada
perempuan seibu ini setelah utang yang orang-orang yang memberi utangan di dalam
wasiat yang ia buat, atau menghalangi kaum
ada dibayar dan wasiat yang ada dipenuhi
tanpa menimbulkan mudharat bagi ahli
waris dan orang-orang yang memberi utang.
ThFSIRAL-MUNIRJITID 2
perempuan dan anak-anak dari mendapatkan 'Allah SWT jauh lebih sayang kepada para
hamba-Nya dari wanita ini kepada anaknya."
hak warisan.
Penutup ayat ini yang mampu
menimbulkan pengaruh bagi orang yang mau HUKUM-HUKUM LAIN YANG BISA DIPETIK
memahami dan merenunginya, mengandung DARI AYAT AL.MIRAATS ADALAH:
isyarat bahwa Allah SWT mensyariatkan 1. Ayat, (rt:)ii € i,r €y;.y merupakan
dan menggariskan aturan-aturan di dalam penjelasan terperinci dari penjelasan
masalah warisan seperti ini, karena Dia
secara global pada ayat sebelumnya,
Maha Tahu bahwa aturan-aturan tersebut
mengandung kebaikan dan kemaslahatan. yaitu, 4+ )G:ly dan {,;1 :q.y
OIeh karena itu, sudah menjadi keharusan
untuk mendengarkan dan tunduk kepada Hal ini mengisyaratkan bahwa boleh
pesan-pesan dan ketetapan-ketetapan Allah mengakhirkan penjelasan dari waktu
SWT tersebut, serta mematuhi aturan dan munculnya pertanyaan. Ayat ini termasuk
salah satu pokok agama, salah satu tiang
batasan-batasan yang disyariatkan-Nya. Tidak
hukum dan termasuk salah satu ayat inti.
boleh ada sikap-sikap jahat dan usaha-usaha Karena sesungguhnya fara'idh memiliki
untuk menghilangkan hak-hak yang ada atau kedudukan yang agung, bahkan ilmu
fara'idh adalah sepertiga ilmu, menurut
mengubah aturan pembagian warisan yang riwayat lain, setengah ilmu. Ilmu fara'idh
telah ditetapkan oleh Allah SWT tersebut, adalah ilmu yang pertama kali dicabut dan
seperti dengan cara memberi perempuan dihapus dari manusia serta dilupakan.
bagian yang sama dengan bagian laki-laki Daaruquthni meriwayatkan dari Abu
seperti yang terjadi di sebagian negara-negara Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw.
Islam karena menggunakan pemahaman bersabda,
dan kebiasaan-kebiasaan yang keliru yang ib'ir,t ,;$t i";J;i (uz:t?t t{;l
bertentangan dengan nash-nash Al-Qur'an
yang bersifat qath'i [pasti dan tetap). Atau J',r-ill .r. (6*-)o-, e, ,/ ,:;i ;t,.L,j
meniru aturan, sistem Barat dan undang-
-*S ,/
undang buatan manusia, karena mengira
t/zot
t -fr
bahwa aturan, sistem dan undang-undang ,t *gof c o'.
',-t'l ,'
tersebut adil yang menghendaki persamaan "Pelaj arilah ilmu fara' idh dan aj arkanlah
hak antara laki-laki dan perempuan. Akan kepada manusia, karena ilmu fara' idh adalah
tetapi sesungguhnya tidakada keadilan setelah separuh ilmu, ilmufara'idh adalah ilmu yang
keadilan Allah SWT, tidak ada rahmat melebihi pertama kali dilupakan dan yang pertama
di atas rahmat-Nya. Karena pembukaan kali dicabut dari umatku."
{*j.}ayat, (is-,vjl up-'ar menunjukkan bahwa 2. Ayat, (ct:y;i ; ar F*:;.y madzhab Syafi'i
Allah SWT jauh lebih sayang kepada manusia berkata, "Yang dimaksud ayat ini menurut
dibanding ibu kepada anaknya dengan hakikat adalah anak-anak kandung,
adapun para cucu termasuk ke dalam
memberi wasiat kepada para orang tua dalam
maksud ayat ini melalui jalur majaz. Oleh
hal anak-anaknya. Hal ini dikuatkan oleh
karena itu, seandainya ada seseorang
hadits shahih,
bersumpah bahwa ia tidak memiliki anah
. bJ-i.l o$ o '.',?t i)1'xt
namun sebenarnya ia memiliki cucu, maka
a.f
TATSIRAL-MUNTR Irrrp 2 , - lr{l( -1--*\ Surat an-Ntsaa-
ia dianggap tidak melanggar sumpahnya. Harta peninggalan Rasulullah saw.
Dan jika ia berwasiat untuk anak si Fulan,
maka cucu si Fulan tidak ikut termasuk ke tidak termasuk ke dalam keumuman ayat,
dalamnya." Sedangkan Imam Abu Hanifah karena beliau bersabda,
berkata, "Dalam hal ini, cucu ikuttermasuk
jika orang tersebut memang sudah tidak ts2/ / ,.c- ._ o, .,,,yt. ! o
memiliki anak kandung lagi."
.z;.J_p;15..; Ut
3. Menurut zhahir ayat, kata aulaad bersifat
"Sesungguhnya kami tidak diwarisi
umum, seluruh anak berhak mendapatkan
warisan, baik yang Muslim maupun kafir. (maksudnya tidak ada seorang pun yang
Namun karena adanya hadits shahih mewarisi harta kami), akan tetapi apa yang
kami tinggalkan menjadi sedekah."
yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw.
bersabda, An-Nakha'i berkata, "Orang yang
menjadi tawanan tidak memiliki hak
';rlr';4ir uii waris." Namun sebagian besar ulama
"Seorang Muslim tidak memiliki hak mengatakan bahwa orang yang menjadi
tawanan tetap memiliki hak waris selama
waris dari orang kafir."
diketahui bahwa ia masih hidup dan
Berdasarkan hadits ini, maka bisa
diketahui bahwa yang dikehendaki q. memegang keislamannya, karena ayat,
Allah SWT di dalam ayat ini adalah
{f:v;i nllir {yib mencakup orang yang
tidak seluruh anak secara mutlah akan berada di bawah tawanan orang-orang
tetapi menghendaki sebagian dan tidak
menghendaki sebagian yang lain. Maka kafir.
berarti Muslim tidak mewarisi kafir dan
sebaliknya kafir tidak mewarisi Muslim Berdasarkan ayat-ayat warisan ini, para
menurut zhahir hadits di atas. ahli waris yang mendapatkan bagian yang
Hadits-hadits yang ada menjelaskan
ditentukan mengambil bagian masing-
bahwa ada tiga hal yang menjadi penyebab
seseorang terhalang mendapatkan bagian masing, lalu harta pusaka yang tersisa bagi
ahli waris'ashabah. Hal ini juga dikuatkan
warisan, yaitu membunuh, perbedaan
oleh sabda Rasulullah saw.
agama dan budak. Akan tetapi menurut
Imam Malik, pembunuhan secara keliru .i'r'j;t,* Givi,W\e,t?t'4i
(al-Qatlul khatha') tidak menjadi sebab ): r).
seseorang terhalang dari mendapatkan "Berikanlah bagian-bagian yang telah
ditentukan kepada ahli waris yang berhak
hak waris. Namun menurut Imam yang mendapatkannya, lalu sisanya bagi kerabat
lain, al-Qatlul khatha' dalam hal ini sama laki-laki terdekat si mayit."
dengan pembunuhan secara sengaja [a/-
Qatlul 'amd), yaitu tetap menjadi sebab Bagian-bagian yang ditentukan di
seseorang terhalang dari mendapatkan dalam Al-Qur'an ada enam, yaitu, sete-
ngah, seperempat, seperdelapan, dua
hak waris. pertiga, sepertiga dan seperenam.
Ahli waris yang memiliki bagian
setengah adalah, satu anak perempuan
kandung, satu cucu perempuan dari
jalur anak laki-laki (bintu ibnin), satu Ahli waris yang memiliki bagian
saudara perempuan sekandung, satu seperenam yaitu, ayah, ibu, kakek jika
saudara perempuan seayah dan suami.
ada anak, nenek satu atau lebih, cucu
Mereka mendapatkan bagian setengah
perempuan dari jalur anak laki-laki satu
apabila tidak ada ahli waris lainnya yang
menghalangi mereka dari mendapatkan atau lebih jika ada anak perempuan
bagian setengah ini. kandung, saudara perempuan seayah
Ahli waris yang memiliki bagian satu atau lebih jika ada satu saudara
seperempat adalah, suami jika ada ana( perempuan sekandung, satu saudara
istri satu atau lebih iika tidak ada anak. seibu baik laki-laki atau perempuan.
Saudara seibu mahjuub atau tidak
Ahli waris yang memiliki bagian
seperdelapan yaitu, istri satu atau lebih mendapatkan apa-apa iika ada al-Far'u
jika ada anak. [anak) secara mutlak baik al-Far'u
Ahli waris yang memiliki bagian dua tersebut laki-laki maupun perempuan
pertiga adalah, dua anak perempuan atau dan jika ada al-Ashlu laki-laki [ayah,
lebih, dua atau lebih cucu perempuan kakek ke atas).
dari jalur anak laki-laki, dua atau lebih
saudara perempuan sekandung atau Bagian-bagian yang ditentukan ini
seayah. Mereka mendapatkan bagian dua semuanya diambil dari AI-Qur'an, kecuali
pertiga ini jika tidak ada ahli waris yang bagian kakek dan beberapa nenek,
menghalangi mereka dari mendapatkan
bagian keduanya diambil dari hadits.
bagian dua pertiga ini.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
Ahli waris yang memiliki bagian
sepertiga adalah, ibu jika tidak ada menetapkan bahwa nenek mendapatkan
anak [al-Far'u) dan tidak ada dua atau bagian seperenam.
lebih saudara baik laki-laki maupun 5. Tidak ada hak waris kecuali setelah
perempuan. Ahli waris lainnya yang
dilunasinya utang dan dipenuhinya wasiat,
memiliki bagian sepertiga ini adalah
seperti yang telah dijelaskan di atas.
dua atau lebih saudara seibu, baik laki-
6. Ayat, (;r,v;i ;) mencakup semua anak
laki maupun perempuan. Di samping itu,
ibu juga memiliki bagian sepertiga dari yang ada atau yang masih berada di
yang tersisa (tsulutsul baaqii), yaitu jika
dalam kandungan, baik laki-laki maupun
ahli waris yang ada adalah, suami, ayah
perempuan, baik anak langsung maupun
dan ibu atau istri, ayah dan ibu. Pada
masalah ini, ibu mendapatkan bagian cucu ke bawah, selain anak yang kafi4,
tsulutsul baaqii. fuga di dalam masalah
ahli waris yang terdiri dari kakek dan seperti yang telah dijelaskan di atas.
beberapa saudara jika ada selain mereka 7. Ayat, {ij 6 6} 'fr ;i\ 6i ia. f ,lp} di
ahli waris yang berhak mendapatkan tempat lain, Allah SWT menetapkan
bagian dan kakek adalah pihak yang
lebih berhak mendapatkan sepertiga bahwa perempuan satu mendapatkan
dari yang tersisa. bagian setengah, yaitu ayat,
J;t W,-. ;'i,i
{,r; u jika ada I,y Ketika perempuan
satu
saudaranya laki-laki
mendapatkan sepertiga, maka kita bisa
mengetahui bahwa jika perempuan dua,
maka mendapatkan bagian dua pertiga.
Adayang mengatakan bahwa kata, "fauqo,"
adalah zaa'idah ftambahan), maksudnya
T
TAFSTRAT-MUNrRIrrrD 2 Surat an-Nl3aa'
jika mereka perempuan dua atau lebih.Ini bahasa Arab, kata seperti ini termasuk
seperti ayat, (.;r.,e!r ai $ru|p yang artinya kategori at-Taghliib, yaitu menyebutkan
adalah, maka pukullah mereka pada dua hal yang memiliki hubungan, namun
bagian leher ke atas. Adapun dalil yang
dengan menggunakan salah satunya saja
paling kuatyang menunjukkan bahwa dua dan diucapkan dalam bentuk tatsniyah.
anak perempuan mendapatkan bagian Seperti al-Abb (ayah) dan al-Ilmm
dua pertiga adalah hadits shahih yang
[ibu), disebutkan al- Abawaani, dengan
tersebutkan di dalam pembahasan sebab menggunakan kata al-Abb. Seperti juga
turunnya ayat. asy-Syamsu [matahariJ dan a/- Qamar
(rembulan) disebutkan al-Qamaraani,
fika ahli waris adalah anak perempuan dengan menggunakan kata al-Qamar.
(bintun) dan cucu perempuan dari jalur Seperti kata al-Lail [malam) dan an-
anak laki-laki (bintu ibnin), maka anak
perempuan mendapatkan setengah Nahaar [siangJ disebutkan al-Malawaani,
sedangkan bintu ibnin mendapatkan seperti juga kata al-'Umaraan yang
maksudnya adalah Abu Bakar ash-
seperenam sebagai penyempurna dua
Shiddiq r.a. dan Umar Ibnul Khaththab
pertiga. Ibnu Mas'ud ditanya tentang
masalah ini, lalu ia berkata, "Saya telah r.4..
tersesat kalau begitu dan saya bukanlah 11. Secara ijma' ulama, nenek mendapatkan
termasuk orang-orang yang mendapatkan bagian seperenam jika tidak ada ibu,
petunjuk! Saya memutuskan sesuai de- para ulama juga sepakat bahwa ibu
ngan apa yang diputuskan oleh Rasulullah menghalangi ibunya [nenek si mayit
dari jalur ibuJ dan ibunya bapak
saw. yaitu, anak perempuan mendapatkan
(nenek si mayit dari jalur bapak) dari
bagian setengah, bintu ibnin mendapatkan mendapatkan bagian. Atau dengan kata
lain, nenek baik dari jalur ibu maupun
seperenam sebagai penyempurna bagian ayah tidak mendapatkan bagian warisan
jika ada ibu. Para ulama juga sepakat
dua pertiga sedangkan sisanya milik bahwa ayah tidak bisa menghalangi
saudara perempuan. ibunya ibu fnenek si mayit dari jalur ibu)
dari mendapatkan bagian. Atau dengan
9. Iika ada seorang laki-laki meninggal
kata lain nenek dari jalur ibu tetap
dunia dan meninggalkan istri yang
sedang mengandung, maka harta mendapatkan bagian warisan meskipun
pusaka peninggalannya ditangguhkan ada ayah.
terlebih dahulu sampai jelas bayi yang
dilahirkannya. fika lahir dalam keadaan Menurut Imam Malik, nenek yang
mati, maka ia tidak berhak mendapatkan mendapatkan hak waris hanya dua, yaitu
bagian, namun jika lahir hidup, maka ia
ummul umm [ibunya ibu atau nenek
berhak mewarisi dan diwarisi. Sedangkan si mayit dari jalur ibuJ dan ummul abb
jika lahir dalam keadaan khuntsaa, yaitu
memiliki dua jenis kemaluan, maka para (ibunya bapak atau nenek si mayit dari
ulama sepakat bahwa kedudukan hak jalur ayah) serta ibu keduanya ke atas
warisnya didasarkan dari kemaluan yang
[maksudnya ummu ummi ummin atau
mana ia kencing. ibunya ibunya ibu ke atas dan ummu
ummi abin atau ibunya ibunya bapak
10. Ayat, $;.;.\.ib bentuk tatsniyah dari
kata al-Abb dan al-Abah, atau di dalam
ke atas), sedangkan ummu abil umm Hanifah dan Imam Malik berkata, "fika
(ibunya bapaknya ibu) tidak memiliki
memang ia berwasiat tentang zakat yang
hak waris. belum ia bayarkan tersebut, maka zakat
L2. Ayat,(,-El, 4 ytr,trF a, dalam ayat ini, tersebut dibayarkan diambil dari sepertiga
harta peninggalannya. Namun jika ia tidak
Allah SWT menetapkan bahwa ayah dan
ibu masing-masing mendapatkan bagian berwasiat tentang hal tersebut, maka
seperenam jika ada anak. Sedangkan tidak usah dikeluarkan zakatnya, supaya
anak di dalam ayat ini tidak dijelaskan tidak berdampak negatif terhadap para
secara pasti apakah anak laki-laki atau ahli waris, yaitu menjadi orang-orang
perempaun. Berdasarkan hal ini, maka
miskin."
berarti yang dimaksud adalah anak
secara mutlak, baik laki-laki maupun 15. Ayat, {ili in lii #.i irjit )} ada yang
perempuan. berpendapat, bahwa yang dimaksud
13. Ayat, (;i.f, y[i;l{ioc ;t$pberarti adanya "naf'an." [kemanfaatan) adalah keman-
faatan di dunia berupa doa dan sedekah.
beberapa saudara mengubah bagian ibu
Diriwayatkan di dalam atsar,
dari sepertiga menjadi seperenam. Ini
yang disebut hajbu nuqshaan (asalnya i e}..rno/ o
,tr}ri. ,,t t1"i',t, d
mendapatkan bagian banyak berpindah
kepada bagian yang lebih sedikit), baik o-rJ-1 'G4 ot
para saudara tersebut adalah saudara "s r*rggrhry r r ri, o rorl o*an diangkat
sekandung atau seayah atau seibu, dan
meskipun para saudara tersebut tidak derajatnya setelah mati karena doa anaknya."
mendapatkan bagian sama sekali. Imam Muslim dan yang lainnya
14. Pelunasan utang lebih didahulukan atas meriwayatkan,
pemenuhan wasiat, hal ini berdasarkan ,y;i iolfu'gir irijr ov 6y
,'.ot ? j,
hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi cAl;aiS1.,S>ti;." r,q.,;f o3V o
Je
dari Ali bin Abi Thalib r.a., bahwa Rasulullah ,/, Iz , U /
saw. lebih mendahulukan untuk melunasi .!l ,l',"
utang sebelum wasiat. Dan ini adalah "Apabila seseorang meninggal dunia,
maka semua amalnya terputus kecuali tiga,
hukum yang telah disepakati.
y aitu sedekah j ariy ah, ilmu y ang dimanfaatkan
Imam Syafi'i dengan berpegangan pada dan anak saleh yang mendoakan untuknya."
ayat ini berpendapat bahwa pembayaran
utang zakat dan haji didahulukan atas Namun ada yang berpendapat, bahwa
hak waris. Imam Syafi'i berkata, "|ika ada yang dimaksud adalah kemanfaatan di
seseorangbersikap lalai di dalam zakatnya akhirat, karena mungkin seorang anak
atau dengan kata lain ia tidak membayar adalah orang yang saleh dan lebih baik dari
zakat, maka wajib diambilkan dari harta ayahnya, lalu di akhirat, si anak mungkin
pokoknya, karena zakat termasuk salah
bisa memberi syafaat kepada ayahnya.
satu hakyang harus dipenuhi. Oleh karena
Namun secara global, intinya adalah
itu, ketika ia meninggal dunia, maka wajib
bahwa ada ikatan simbiosis mutualisme
membayarkannya, terlebih harta zakat antara anak dan orang tua, baik di dunia
berupa saling menolong dan membantu,
sasarannya adalah manusia." Imam Abu
TAFSIRAI,-MUNIR IITID 2 warisnya atau teman akrabnya, hal ini
maupun di akhirat dengan memberi tidak diperbolehkan. Namun para ulama
sepakat bahwa ketika seseorang sakit
syafaat. fika hal ini terjadi antara anak dan
orang tua, maka hal yang sama iuga terjadi keras, lalu ia mengaku memiliki utang
antara sesama kerabat.
kepada seseorang selain ahli waris,
L6, Di dalam fara'idh, tidak ada kasus yang maka pengakuan ini hukumnya boleh,
di dalamnya perempuan sama dengan jika ketika ia masih sehat tidak memiliki
laki-laki kecuali hanya hak waris para tanggungan utang. Namun jika ketika
saudara seibu, seperti yang dijelaskan
masih sehat, ia memiliki tanggungan
oleh ayat, {:r C ;A"'r4 4t c Ft irK Jt;} utang dengan adanya bukti dan ia
"Tetapi jika saudara-saudara seibu itu mengaku memiliki utang kepada orang
lain selain kerabatnya, maka dalam hal
Iebih dari seorong, maka mereka bersekutu
ini ada dua kubu. Kubu pertama yang
dalam yang sepertiga itu", at-Tasyriik
di antaranya adalah madzhab Hanafi
[menjadikan mereka bersekutu) di dalam
bagian sepertiga ini menghendaki adanya berpendapat dimulai dari utangnya ketika
persamaan jumlah bagian antara laki-laki
dan perempuan, meskipun jumlah mereka ia masih sehat. Sedangkan kubu kedua
banyak. yang di antaranya adalah madzhab Syafi'i
L7, Menimbulkan mudharat di dalam berpandangan kedua utang tersebut
hal wasiat maupun dalam hal utang memiliki kedudukan sama, jika memang
termasuk salah satu dosa besar. Allah utang tersebut kepada selain ahli waris.
SWT berfirman, (1-u- *\ "dergan tidak Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa
menimbulkan mudharaf." ini berkaitan
menimbulkan kemudaratan di dalam
dengan wasiat dan utang, mudharat di
dalam wasiat seperti, berwasiat lebih dari wasiat termasuk salah satu dosa besar
dan hal ini ia riwayatkan dari Rasulullah
sepertiga atau berwasiat untuk salah satu
saw.. Abu Dawud meriwayatkan dari
ahli waris. |ika wasiat lebih dari sepertiga,
Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw
maka ditolak kecuali jika ahli waris
bersabda,
memperbolehkannya. Karena larangan
berwasiat lebih dari sepertiga berkaitan cer:!i:atr*{lv,'"LW?i,idpt*X,i ';i1'S,ttitt
dengan hak-hak mereka, bukan hak-hak JatdU;yj,
Allah SIvlIT. fika ia berwasiat untuk salah
satu ahli waris, maka kedudukannya tetap "Sesungguhnya seorang laki-laki atau
sebagai harta pusaka yang diwarisi. Para perempuan melakukan ketaatan kepada Allah
SWT selama enam puluh tahun (misalnya),
ulama sepakat bahwa wasiat untuk salah
kemudian ketika ajal hendak menjemputnya,
satu ahli waris hukumnya tidak boleh.
maka ia berwasiat yang menimbulkan
Adapun mudharat yang berkaitan
mudharat (kerugian), maka ia masuk nerAka."
dengan masalah utang, maka dalam
18. Ayat, {i/; # n,;} maksudnya adalah,
bentuk pengakuan ketika di dalam
Allah SWT Maha Mengetahui tentang
sebuah keadaan yang ia tidak boleh
orang-orang yang ahli dalam hal warisan
melakukan pengakuan pada keadaan
tersebut. Seperti ketika sakit, ia mengaku
memiliki utang kepada salah satu ahli
dan Maha Penyantun terhadap orangyang kata {rLt*} ditulis dalam bentuk mufrad dengan
bodoh di antara kalian.
melihat bentuk kata man, bukan melihat
KETENTUAN.KETENTUAN ALLAH SWT artinya, berbeda dengan yang sebelumnya.
an-Nlsaa' Ayat 13 - 14 Karena memang ka ta man terkadang digunakan
ii->i.6:t:;r:itEfiJ:'it!AL3*- dengan melihat bentuknya dan terkadang
<i.)* fi$cAfi-yu#& dengan melihat artinya.
\-)E-,-7.\JJPJ-V-5---/3zJz@!6#\ *''2,):J4o414.zl1tY1':at|,\;Ar4lt\:3-2'Yual_ Balaa$hah
61L91StrC6',',[*[;->-i-,i;,,,;;iJ33--LL'L:64.i3g''u,ii;1::*rt3) at Terdapat ath-Thibaaq antara {6! UtY
:Jj$. r. .\ai6,i3"ti;?-
dengan 4,r-.uty.
"Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barang-
siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya Dia akan Mufradaat Lu$hawlyyah
memasukkannya ke dalnm surga-surga yang $, !]-ri) bentuk jamak dari kata 1.,-;
kata huduud di sini maksudnya adalah
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalnmnya. Dan itulah kemenangan yang agung. syariat dan hukum-hukum Allah SWT yang
Dan barangsiapa mendurhalcni Allah dan Rasul- digariskan untuk para hamba agar mereka
mengamalkannya dan tidak melanggarnya.
Nya dan melanggar b atas-batas hukum-Nya, niscaya Terkadang kata huduud digunakan untuk
Allah memasulcknnnya ke dalam api neraka, dia sebutan hal-hal yang diharamkan dan dilarang
kekal di dalamnya dan dia akan mendapat adzab
oleh Allah SWT. Begitu juga, l<ata huduud
y ang menghinakan." (an-Nisaa' : 13 -14)
digunakan untuk sebutan hukuman-hukuman
Qlraa'aat
yang ditentukan bentuk dan kadarnya. {di}
{9!} dibaca,
1. 1a*r; dengan nun, ini adalah bacaan Nafi' yang menghinakan.
dan Ibnu Amir. Tafslr dan Penlelasan
2. (nL+) dengan ya', ini adalah bacaan Imam Allah SWT menguatkan dan menegas-
yang lain. kan kandungan peringatan di atas, yaitu
yang terkandung di dalam ayat, (i"f d, a'.;F
I'raab
dengan ayat-ayat ini, untuk mengingatkan dan
{q ,rt} dibaca nashab menjadi haal memberikan perhatian bahwa hukum-hukum
dari dhamiir ha (L!F yrng kembali kepada di atas berupa penjelasan tentang harta anak-
{r} yrng bisa digunakan untuk menunjukkan anak yatim, hukum-hukum perkawinan dan
hukum-hukum waris adalah batasan-batasan,
arti satu orang atau jamak (banyak). Di sini syariat, hukum dan ketentuan-ketentuan Allah
digunakan sebagai jamak dengan melihat arti SWT yang dijadikan sebagai undang-undang
keluarga, seputar masalah anak-anak yatim,
kataman.
ikatan perkawinan dan pembagian harta
{€'.rl.r-} dibaca nashab menjadi haal dari pusaka untuk para ahli waris yang berhak
dhamiir ha (Lr-F yang kembali (;,,|. Sedangkan
mendapatkan bagian sesuai dengan kadar
kedekatan ikatan kekerabatan mereka dengan
si mayit, butuhnya mereka kepada si mayit
hFsIRtu-MuNIllItID2---,r,,ud!fliffi,u,,.,_srrrtrn-rt"""'
dan perasaan kehilangan yang mereka rasakan Betapa besar perbedaan kekalnya
ketika si mayit tiada. penduduk surga yang di dalamnya mereka
Itu semua adalah batasan, ketentuan mendapatkan kenikmatan yang abadi dan
dan hukum-hukum Allah SWT. Oleh karena keakraban dengan sesama, dengan kekalnya
itu, janganlah kalian melanggarnya dan tidak
boleh bagi seorang Muslim melanggar dan penduduk neraka yang di dalamnya mereka
mengabaikannya. merasakan adzab yang sangat pedih dan keras
Barangsiapa yang taat kepada Allah SWT disertai dengan keadaan jiwa yang merasa
dengan mematuhi dan menjalankan apa yang kesepian dan saling membenci. Allah SWT
telah disyariatkan-Nya dan apa yang telah
diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya serta taat berfirman,
kepada Rasul-Nya dengan mengikuti dan
mematuhi apa yang beliau sampaikan dari "(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan
Tuhan beliau berupa hukum dan ayat-ayat,
karena taat kepada Rasul berarti taat kepada memberi manfaat kepadamu di hari itu karena
Allah SWT,
kamu telah menganiaya (dirimu sendiri).
"Barangsiapa yang menaati Rasul itu,
Sesungguhnya kamu bersekutu dalam adzab itu."
sesungguhnya ia telah menaati Allah." (an- (az-Zukhrufi 39)
Nisaa': 80) Adapun orang-orang Mukmin yang
bermaksiat, maka mereka diadzab di dalam
Barangsiapa yang taat kepada Allah neraka sesuai dengan kadar dosa yang
SWT dan Rasul-Nya, maka Allah SWT akan mereka perbuat kemudian setelah itu mereka
dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga.
memasukkannya ke dalam surga yang di
Kemaksiatan yang menyebabkan adzab
bawahnya mengalir sungai-sungai. Kami
beriman dan yakin bahwa surga jauh lebih adalah kemaksiatan yang dibarengi dengan
kesengajaan dan terus-menerus berada di
tinggi dibanding semua bentuk kenikmatan di
dunia serta sesungguhnya orang-orang yang dalam kemaksiatan tersebut (al-lshraar),
taat akan masuk surga dan mereka kekal di
dalamnya. Inilah keuntungan dan kemenangan seperti yang difirmankan Allah S\4, T,
yang agung yang tidak akan pernah bisa "(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa
menyerupai sedikit pun oleh segala bentuk
berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya,
keberuntungan dan kemenangan di dunia. mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
Sedangkan barangsiapa yang melang- dalamny a." (al-Baqarah: 8 I )
gar batasan-batasan Allah SWT bermaksiat
kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta Adapun orang yang terjerembab ke dalam
kemaksiatan kemudian ia mencela dirinya dan
melanggar keharaman-keharaman-Nya, maka bertobat, maka ia termasuk orang-orang yang
selamat, Allah SWT berfirman,
Allah SWT akan memasukkannya ke dalam
neraka yang berbahan bakar manusia dan "Dan (juga) orang-orang yang apabila
batu, mereka kekal di dalamnya dan bagi m e n gerj akan p e rb u at an kej i at au m engani ay a dir i
sendiri, mereka ingat akan Allah,lalu memohon
mereka adzab yang disertai dengan kehinaan. ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
Karena ia melawan hukum-hukum Allah SWT yang dapat mengampuni dosa selain daripada
dan tidak ridha dengan apa yang telah dibagi Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
dan ditetapkan-Nya.
kejinya itu, sedang mereka mengetahui. " (Ali
'Imran: 135)
srrrt "n-u*"' _ _ ,r*r,t, ,,lrlir* - *FSIRI-MUNIR IIII-D 2
Fiqlh Kehidupan atau Hukum-Hukum Apabila mereka telah memberi kesaksian, maka
kurunglah mereka (perempuan itu) dalam rumah
Di antara bentuk rahmat Allah SWT yang sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai
agung terhadap para hamba-Nya adalah, Allah Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya. Dan
SWT menjelaskan kepada mereka tentang yang
halal dan yang Haram, menielaskan tentang di antara perbuatan keji di antara kamu, maka
syariat dan hukum-hukum-Nya, memberi berilah hukuman kepada keduanya. lika keduanya
dorongan untuk berbuat kebaikan dan menakut- tobat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah
mereka. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat,
nakuti dari perbuatan iahat, memberikan
Maha Penyayang. " (an-Nisaa': 15-16)
ancaman dan peringatan. Maka, barangsiapa
yang menaati perintah-perintah Allah SWT Qlraa'aat
dan Rasul-Nya serta menjauhi segala bentuk
larangan dan kemungkaran, maka balasannya {:i#'e} dibaca,
l. e$t ,)) dengan ba' dibaca dhammah, ini
adalah surga dan kekal di dalamnya. Sedangkan
barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah SWT adalah bacaan Warsy, Abu Amr dan Hafsh'
dan Rasul-Nya, maka apabila kemaksiatannya 2. (o41 +) dengan ba' dibaca kasrah, ini adalah
tersebut sampai menyeret kepada kekufuran,
maka ia kekal di dalam neraka selama-lamanya' bacaan Imam yang lain.
Adapun jika ia tetap Mukmin dan melakukan
perbuatan dosa besar serta melanggar perintah- {,rr1ir;y dibaca 1jr::rry dengan nun dibaca
tasydid, ini adalah bacaan Ibnu Katsir.
perintah Allah SWT maka ia berhak untuk
I'raab
diadzab di dalam neraka untukbeberapa waktu
{.rrir;} mubtada', sedangkan khabarnya
saja, tidak kekal selamanya.
adalah {d;i(}.
HUKUMAN PERBUATAN KEJI (ZINA} PADA Balaafhah
PERMULAAN rAsyRrr', (lsLAM)
Terdapat m aiaaz'aqliydi dalam (-ir id;y
an-Nlsaa' Ayat 15 - 16
karena aslinya adalah 1nfor, ll.ar;rur,,;. Terdapat
\t3,9t(, K,iA.'u-\irtbt 4X iy jinaas mughaayir antara 1tlu o!i) dan 6.,t9.
A'ik:6Wty"H'La,5'"i& Mufradaat LuEhawfuah
.ra$r'Ff.itLI("k-EqAt (rt[,' ;t] melakukan perbuatan zina.
$+ it;i} empat saksi laki-laki Muslim dari
Lgui::rHqsiiv
kalian. {;-9, ;;;y maka jika mereka memang
3uA\oLL\iiW;6\it;V6(
memberi kesaksian atas perbuatan zina itu,
SGirt$
(#ryi;F maka kurunglah wanita wanita
"Dan Para peremPuan yang melakukan itu (-ilr ,JF di dalam rumah, maksudnya
perbuatan keji di antara peremPuan-perempuan
laranglah mereka berbaur dan bergaul
kamu, hendaklah terhadap mereka ada empat
dengan orang-orang. {-lrr '}C';. };b hingga
orang saksi di antara kamu (yang meny aksikanny a).
nyawa mereka dicabut oleh malaikat maut'
{ry ,A a' .i; liY atau samPai Allah SWT
memberi jalan lain bagi mereka untuk keluar
dari rumah tempat mereka dikurung.
TAFSIRAL-MuNIRIIup 2 rr{ll*,. {;h _ suratan-Nbaa-
Persesuaian Ayat tersebut menyampaikan persaksian mereka,
Di atas, Allah SWT telah menjelaskan maka hukumlah para wanita tersebut dengan
tentang hukum pernikahan dan hak waris mengurung mereka di dalam rumah hingga
serta kedudukan laki-laki dan perempuan di
dalamnya. Allah SWT juga memperingatkan malaikat maut mencabut nyawa mereka, atau
agar jangan sekali-kali melanggar hukum dan
batasan-batasan yang telah digariskan oleh- sampai Allah SWT mengadakan sebuah jalan
Nya tersebut. Kemudian selanjutnya di sini keluar lain bagi mereka.
Allah SWT menjelaskan tentang hukum hadd Ini adalah bentuk hukuman bagi wanita
bagi para wanita ketika mereka melakukan
perbuatan /a ahisyah [zina). Karena perbuatan yang berzina pada permulaan Islam, kemudian
faahisyah tersebut termasuk perbuatan Allah SWT memberikan jalan keluar lainnya,
maksiat yang paling buruk yang karenanya, yaitu dicambuk atau dirajam, Ibnu larir ath-
seseorang berarti telah melanggar hukum dan
Thabari meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a,
batasan-batasan Allah SWT. |uga agar seorang
seputar ayat, ( gji).dapea,bt:ilaa;ra;d.ia",sJe)oJrra;nygswamanpiatai,
wanita tidak memiliki anggapan bahwa
4V i a' ,;ii;
boleh baginya meninggalkan sikap menjaga
kehormatan diri. melakukan perbuatan zina, maka ia dikurung
Tafsir dan Penjelasan di dalam rumah hingga mati. Kemudian Allah
Pada awal Islam, jika seorang wanita SWT setelah itu menurunkan ayat kedua surah
melakukan perzinaan dan perbuatan tersebut an-Nuu4,
terbukti dengan adanya bukti yang adil, "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
yaitu empat saksi laki-laki, maka ia dihukum keduanya 100 dali dert." (an-Nuur: 2)
kurungan di dalam rumah, ia tidak boleh Sejak saat itu, apabila keduanya telah
keluar hingga ajal menjemputnya. Sedangkan menikah, maka dihukum Rajam, dan ini adalah
hukuman bagi laki-laki yang melakukan bentuk jalan keluar yang ditetapkan bagi
perbuatan zina adalah dicaci, dicemooh dan keduanya."
dihina dengan lisan serta dipukuli dengan
sandal. Hukuman ini berlaku hinggaAllah SWT Imam Muslim dan ashhaabus sunon
menghapusnya dan menggantinya dengan meriwayatkan dari 'Ubadah bin Shamit dari
bentuk hukuman yang lain, yaitu dihukum
Rasulullah saw.,
cambuk bagi yang belum pernah menikah
sedangkan orang muhshan flaki-laki yang ,*#iru, k k,&,r!';,& trG *
telah menikahJ dan muhshanah (perempuan
k J;'.At',,*-)J- U,. .- r , ,l>,JJia, iv. {J-,.l,,.) i,
yang telah menikah) dihukum Rajam,
k.i.)ti yu
HUKUMAN BAGI PARA WANITA YANG BERZINA
"Ambillah dariku (hukuman zina), ambillah
Maksud ayat ini adalah, para wanita yang
melakukan perbuatan faahisyah, yaitu zina, dariku (hukuman zina), Allah SWT telah
maka persaksikanlah dengan empat orang
mengadakan sebuah jalan bagi kedua orang yang
saksi laki-laki. fika keempat saksi laki-laki melakukan perbuatan zina. Iika keduanya sama-
sama belum menikah, maka hukumannya adalah
dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu
tahun. Sedangkan jika keduanya sama-sama telah
menikah, maka hukumannya adalah dicambuk
seratus kali dan dirajam."
Para ulama menetapkan bahwa bagian laki dan perempuan yang berzina yang belum
pernah menikah, namun tidak mengandung
akhir hadits di atas dinaskh, yaitu bahwa
penjelasan tentang hukum laki-laki yang
hukuman bagi pezina yang telah menikah
adalah hanya dirajam saja tanpa di cambuk telah menikah yang melakukan zina, mungkin
100 kali. Hal ini berdasarkan hadits lain yang hukumnya dikiaskan dengan hukum wanita
menyatakan bahwa Rasulullah saw. hanya yang telah menikah.
menghukumnya dengan Rajam saja tanpa
Ini adalah bentuk hukuman pada
mencambuknya.
permulaan Islam yang termasuk bentuk ta'ziir
HUKUMAN BAGI PARA IAKI.LAKI YANG (hukuman) yang diserahkan kepada umat
BERZINA di dalam menetukan bentuk dan kadarnya.
Ayat enam belas maksudnya adalah, Kemudian hukum ini dinaskh [dihapus)
jika ada dua orang laki-laki yang melakukan
perbuatan faahisyah -ini adalah penafsiran dengan ayat dua surah an-Nuur dan hadits-
hadist tersebut di atas.
Mujahid- atau jika ada laki-laki dan
Abu Muslim al-Ashfihani yang tidak setuju
perempuan melakukan perbuatan faahisyah dengan adanya an-Nqskhu [penghapusan
-ini adalah penafsiran as-Suddi dan Ibnu hukum) di dalam Al-Qur'an berpendapat
Zaid- maka sakitilah mereka berdua dengan bahwa, yang dimaksud ayat yang pertama
kata-kata berupa celaan, cemoohan dan [ayat lima belas) adalah perbuatan faahisyah
dalam bentuk al-Musaahaqaat atau hubungan
kecaman atas perbuatan tersebut, jika seks antara wanita dengan wanita flesbian),
sedangkan yang dimaksud ayat kedua (ayat
mereka berdua memang tidak mau bertobat.
enam belas) adalah hubungan seks antara laki-
Namun jika mereka berdua bertobat dan laki dengan laki-laki [homoseks). Berdasarkan
memperbaiki diri, berhenti dari melakukan pendapat ini, maka berarti tidak ada naskh
perbuatan faahisyah dan merasa menyesal,
maka biarkanlah mereka berdua, jangan dalam hal ini.
kalian sakiti, karena orang yang bertobat
Penlelasan Hukum-Hukum
seperti orang yang tidak memiliki tanggungan
dosa lagi. Kemudian Allah SWT menjelaskan Ini adalah bentuk hukuman yang pertama
alasan perintah membiarkan mereka kali ditetapkan bagi para pezina di dalam
berdua dan tidak menyakitinya dengan ayat, Islam, bentuk hukuman ini adalah pada awal
Islam seperti yang dikatakan oleh 'Ubadah
4ut: Ut'; irr ar ig) yang artinya, sesungguhnya bin ash-Shamit, Hasan al-Bashri dan Mujahid
hingga akhirnya bentuk hukuman ini dinaskh
Allah SWT Maha menerima tobat para hamba- dengan ayat dua surah an-Nuur dan hadits-
Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka. hadits Rajam di atas.
Namun yang dimaksud membiarkan di sini
bukanlah menjauhi dan tidak mempergauli, Lalu, apakah kurungan di dalam rumah
akan tetapi membiarkan mereka sebagai
adalah sebuah bentuk hadd [hukuman) atau
bentuk penghinaan terhadap mereka hanya ancaman hadd? Dalam masalah ini ada
dikarenakan kemaksiatan yang dilakukannya. dua pendapat. Pertama, bahwa itu hanyalah
bentuk ancaman hadd, sedangkan pendapat
Pesan ayat ini ditujukan kepada para
yang kedua mengatakan bahwa itu adalah
penguasa dan hakim, ayat ini juga mencakup
hukum bagi para wanita yang melakukan hadd,hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibnu
zina yang telah menikah, hukum bagi laki-
Abbas r.a. dan Hasan al-Bashri. Ada sebagian berasal dari kelompok kafir dzimmi, meskipun
ulama mengatakan bahwa menyakiti dengan tuduhan yang ada atau hukuman yang akan
diputuskan berkaitan dengan seorang wanita
lisan berupa celaan dan cemoohan tetap kafir dzimmi.
diterapkan disamping hukuman cambuh
karena keduanya tidak bertentangan, akan APAKAH DIGABUNGKAN ANTARA HUKUMAN
tetapi keduanya diterapkan atas satu orang. PENGASINGAN DENGAN CAMBUK?
Adapun hukuman kurung, maka disepakati
bahwa hukuman ini dinaskh. Menurut mayoritas ulama, kedua
Adapun mempersaksikan perbuatan zina hukuman ini sama-sama tetap dijalankan,
dengan empat orang saksi laki-laki Muslim berdasarkan hadits Ubadah di atas, hadits Abu
yang adil tetap berlaku, tidak dinaskh. Adapun Hurairah r.a. dan Zaid bin Khalid tentang Asiif
syarat empat saksi tersebut haruslah laki-
Rasulullah saw. bersabda,
laki Muslim adalah berdasarkan ayat, (iqy
1$ ,W At Jyi JL \-C)r ;xai li
secara khusus Allah SWT menetapkan bahwa
'i: f"tt Jtt'),*t fq,q e;,uiki
di dalam mempersaksikan perbuatan zina,
ii e ) iti, ,yr Jii u ,pl ,q#3i
saksi yang ada harus berjumlah empat. Hal
ini sebagai bentuk pemberat bagi orang yang ei dS J;q ots ;t"ul,Js'Ji3
menuduh dan bentuk usaha menutupi aib
para hamba. Penentuan jumlah saksi empat di it,r'"A1 -a1lt ,b I'i ;1t:u $;u,
dalam masalah zina merupakan hukum yang jjr ,ri i\- . .)uf
tetap dan ditemukan di dalam Taurat,lnjil dan i ,*',;t:\Pir'\' ,9.,) z'._ '.J, ,ur^.),
Al-Qur'an. Allah SWT berfirman,
,rtrG''t'J'+-*)uu n; i.t J;d\ d,)F:$
"Dan orang-orang yang menuduh wanita- jll ,$,;t & f")t t L.)
wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka gr );,
tidak mendatangkan empat orang saksi, maka
deralah mereka (yangmenuduh itu) delapan puluh '#E
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian ,*\:$,,sq.:g3\ et# qyi
mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah 'uu S.t rJ;') ,,!t; ,&rV,i AXL gi
orang- orang y ang fasik." (an-Nuur: 4)
it; ;'tt ii;t 6.V o1"1,.'tqi ;i', ,Ye I;.';i
Adapun disyaratkannya adil bagi para
.W ? il';;v tq-J,'rv *t,rt
saksi, karenaAllah SWT mensyaratkan halyang
sama di dalam masalah jual beli dan rujuk, dan "Bahwa ada dua orang laki-laki datang
tentunya masalah zina jauh lebih berat dan
besar. Oleh karena itu, tentu lebih layak untuk kepada Rasulullah saw. untuk meminta kepastian
disyaratkan adil bagi para saksi di dalam hukum. Lalu salah satunya berkata, "Wahai
Rasulullah, putuskanlah perkara di antara kami
masalah tuduhan berzina. Hal ini merupakan
bentuk penafsiran yang menyamakan al- dengan kitabullah." Lalu yang satunya lagi -dan
Muthlaq (sesuatu yang dijelaskan secara ia lebih pandai dari pada laki-laki yang pertama-
mutlak tanpa adanya syarat atau tambahan berkata, "BenAr wahai Rasulullah, akan tetapi
yang bersifat membatasi) dengan al-Muqayyad
[kebalikan dari al-Muthlaq) yang didasarkan
atas dalil. Tidak boleh para saksi tersebut
s eb elumnya, izinkanlah say a untuk menceritakan satu bentuk hadd, maka tentunya Umar tidak
masalahnya terlebih dahulu. Putraku bekerja
akan meninggalkan bentuk hukuman ini."
pada orang ini, lalu putraku melakukan zina
dengan istrinya. Lalu orang-orang mengatakan fawabannya adalah, perkataan mereka
bahwa penambahan pada nash berarti an-
kepadaku bahwa putraku harus dihukum Rajam. Naskhu tidak bisa diterima, akan tetapi itu
Lalu saya menebusnya dengan seratus kambing
dan seorang sahaya perempuan. Kemudian saya adalah bentuk penambahan hukum yang lain
bertanya kepada orang yang berilmu tentang bersama hukum asal. Kemudian mereka juga
masalah ini, lalu mereka mengatakan bahwa menambahkan hukum wudhu dengan Nabiidz
hukuman untuk putraku adalah dicambuk seratus kepada hukum wudhu dengan air dengan
kali dan diasingkan selama satu tahun, adapun
berdasarkan hadits yang tidak shahih. Mereka
Rajam adalah hukuman untuk istri laki-laki juga mensyaratkan bahwa dzawil qurbaa [yaitu
ini." Lalu Rasulullah saw. berkata, "Demi Dzat
Yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, bani Hasyim dan bani Muththalib) berhak
diberi bagian dari seperlima harta rampasan
sungguh aku akan memutuskan perkara di antara
kalian berdua ini dengan berdasarkan kitabullah. perang jika mereka miskin, di dalam ayat,
Adapun kambing dan sahaya perempuamnu, "Ketahuilah, sesungguhnya aPa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang,
maka dikembalikan kepadamu." Lalu Rasulullah
sctw. mencambuk putranya dan mengasingkannya maka sesungguhnya seperlima untuk Allah,
selama satu tahun. Lalu beliau menyuruh Unais
untuk mendatangkan istri laki-laki yang satunya Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman
tersebut, jika ia mengakui perbuatannya tersebut,
kepada Allah dan kepada apa yang kami
maka Rajamlah. Lalu si istri pun mengakui turunkan kepada hamba Kami (Muhammad)
di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua
perbuatannya, lalu ia pun diraj am. "
pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa tidak
ada hukuman pengasingan disertai dengan sesuatu." (al-Anfaal: 4l )
cambuk. Karena nash Al-Qur'an yang ada
hanya menjelaskan bentuk hukuman cambuk Adapun perkataan Umar Ibnul Khaththab
saia. Karena penambahan terhadap nash
berarti naskh (menghapus), berdasarkan hal r.a. di atas, "Setelah ini, saya tidak akan
ini, maka berarti ada semacam penghapusan menghukum seorang Muslim dengan
terhadap nash yang bersifat qath'i [Al-Qur'an)
dengan hadits ahad, Suatu ketika, Umar Ibnul mengasingkannya," maksudnya adalah di
Khaththab r.a. pernah mengasingkan Rabi'ah
dalam kasus kejahatan minuman keras. Hal
bin Umayyah bin Khalaf ke Khaibar karena
kasus minuman keras. Lalu Rabi'ah bin ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Umayyah bin Khalaf pergi menemui Heraklius, Imam Tirmidzi dan Nasa'i dari Ibnu Umar r.a.
lalu murtad dan masuk agama Kristen. Atas
4?* g(i.a-
kejadian tersebut, Umar lantas berkata, ,;';) ;rb iti
ciy
"Setelah ini, saya tidak akan lagi menghukum ';rc?f ). ai.
seorang Muslim dengan mengasingkannnya." . ai,
.t).JJ.J9J .
Ulama madzhab Hanafi berkata, "Seandainya .,: ,,t o:;.t)
.) ro ^9
hukuman dengan cara diasingkan adalah salah
"Bahwa Rasulullah saw. mencambuk
dan mengasingkan orang yang melakukan
perbuatan zina, bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq
r.a. mencambuk dan mengasingkan orang yang
melakukan perbuatan zina dan Umar lbnul
Khaththab r.a. juga mencambuk dan mengasingkan
orang yang melakukan perbuatan zina."
Hukuman pengasingan hanya diper- dia mengatakan, "Saya benar-benar bertobat i
untukkan bagi laki-laki merdeka, bukan i
bagi perempuan menurut madzhab Maliki. sekarang." Dan tidak (pula diterima tobat) dari
Karena jika perempuan dijatuhi hukuman ,t
pengasingan, maka dikhawatirkan hal itu orang-orang yang meninggal sedang mereka
di dalam kekafiran. Bagi orang itu telah Kami {
justru bisa menjadi sebab ia terjebak ke dalam
perbuatan yang karena perbuatan tersebut sediakan adzab yang pedih." (an-Nisaa': 17-18) fr
ia diasingkan, yaitu zina. Pengasingan bisa Qlraa'aat $
menjadi sebab terbukanya auratnya dan +
(WF dibaca 1,.,i;"; dengan ha dibaca I
menjadi sebab dirinya terlantar dan tersia-
sia. Karena pada dasarnya, wanita dilarang dhammah, ini adalah bacaan Hamzah. rsI
keluar rumah dan shalatnya di dalam rumah
{ilr ,::iy dibaca lrir -4 dengan memindah ffi
lebih utama. Berdasarkan beberapa alasan ini,
maka hadits tentang hukuman pengasingan di harakat hamzah ke huruf sebelumnya, yaitu #
lam, ini adalah bacaan Warsy.
atas dikhususkan dengan dalil kemaslahatan
I'raab
yang memang harus diperhatikan dan
{iti.. } kedudukannya menjadi haal.
diperhitungkan.
4;jr i;| kedudukannya dibaca jarr karena
BENTUK DAN WAKTU SEBUAH PERTOBATAN *iy.'athaf kepad ^ 43'iJi ilt:',;.'1t
DITER!MA
Mufradaat Lushawlyyah
an-Nisaa' Ayat 17 - 18
{i } Al gY maksudnya, sesungguhnYa
'iC, -St - <,F;.'r;.y it &,5. $Ct
tobat yang Allah SWT menetapkan atas
Wi,tJ.i.,+j6*)u6e.f
Dzat-Nya untuk menerimanya adalah
o"iV'.;lt;>z-3Wi't56
g,A?3A-#$y-E 94t|'13. karena karunia-Nya. {;iiJ,} amal buruk atau
E3(\L1L;Bfr451j,tAal) r{j }i r.Ii OlJ6 kemaksiatan, (ikli} dalam keadaan mereka
$vwfrs'i*d$ Tahfl ketika mereka bermaskiat kepada Tuhan
mereka. Yang dimaksudyahil di sini bukanlah
"sesungguhnya bertobat kepada Allah itu
hanya (pantag bagi mereka yang melakukan tidak tahu akan tetapi adalah sikap tidak
terkendali, tolol, kurang kesadaran dengan
kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera
bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. melakukan suatu perbuatan yang tidak pantas
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dan dilakukan oleh orang yang berakal, yaitu
tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka
ketika dalam keadaan sedang memuncakmya
yang melakukan kejahatan hingga apabila datang syahwat atau amarah dan emosi. Setiap orang
ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) yang bermaksiat kepada Allah SWT maka ia
disebutiahil. ((.,-ih yang kami persiapkan.
Persesuaian Ayat
Di dalam ayat sebelumnya, Allah SWT
memberi isyarat bahwa pertobatan dua orang
yang melakukan faahisyah menjadi sebab
tidak diterapkannya hukuman atas mereka
"r,r,"n-n,"""' *{*{,, {Ei*b,,lrl+r, ,- hll'*N-Mut'ol"'' 2
dan mereka berdua tidak disakiti. Sesuai Abdurrazzaq berkata, "Ma'mar mence-
ritakan dari Qatadah, ia berkata, "Para sahabat
dengan hal ini, maka selanjutnya di sini Allah
Rasulullah saw berkumpul, lalu mereka
SWT menjelaskan tentang syarat-syarat
melihat bahwa segala bentuk kemaksiatan
diterimanya tobat dan waktunya. kepada Allah SWT adalah keiahilan, baik
dilakukan secara sengaja maupun tidak. Hal
Tafslr dan Penlelasan ini berdasarkan ayat,
Sesungguhnya menerima sebuah tobat "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
dan permintaan ampunan adalah karena janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah."
kebaikan dan karunia Allah SWT semata (rz-Zumar:53)
yang diperuntukkan bagi orang-orang yang )adi, yang dimaksud kejahilan di sini
terjerumus melakukan kemaksiatan dalam
keadaan mereka jahil, tidak memperhitung- bukanlah seseorang melakukan kemaksiatan
kan dampak, akibat dan bahayanya serta dan ia tidak mengetahui kalau itu adalah
mereka tidak terus-menerus di dalam kemaksiatan, kalau ia tahu bahwa hal tersebut
kemaksiatan tersebut. Karena mereka adalah kemaksiatan, maka tobatnya tidak
diterima, bukan, yang dimaksud bukanlah
melakukan kemaksiatan tersebut disebab-
seperti ini.
kan dorongan hawa nafsu dan setan.
Hal ini dikuatkan oleh ayat Yang
Namun kemudian mereka bertobat sebelum
suara naza' menjemput ajal terdengar dari menceritakan tentang Nabi Yusuf a.s.,
tenggorokannya, walaupun pertobatan "D an j ika tidak Engkau hindarkan dari p adaku
tipu daya mereka, tentu aku akan cenderunguntuk
tersebut mereka lakukan setelah mereka (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku
melihat malaikat maut mencabut nyawa
termasuk orang-orang yang iahil." (Yuusuf: 33)
mereka, yang penting suara naza' menjemput
Allah SWT berfirman kepada Nabi Nuh
ajal belum terdengar.
?.S.,
Yang dimaksud jahil di sini bukanlah
"Sebab itu janganlah kamu memohon
keadaan tidak mengetahui kalau apa yang
diperbuatnya itu adalah Haram. Karena setiap kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui
Muslim dituntut untuk mempelajari dan me- (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan
ngetahui apa saja yang diharamkan agama' kepadamu suPaya kamu jangan termasuk orang-
Akan tetapi yang dimaksud adalah keadaan orang y ang j ahil. " (Hand: 46)
diri yang dikalahkan oleh kecerobohan dan
Sebab kenapa orang yang bermaksiat
kesemberonoan ketika memuncaknya syahwat
disebut jahil meskipun ia melakukannya
atau amarah.
Mujahid dan yang lainnya berkata, "Setiap dalam keadaan dirinya mengetahui bahwa apa
yang ia lakukan adalah kemaksiatan, adalah
orang yang bermaksiat kepada Allah SWT, karena seseorang yang bermaksiat kepada
baik karena kekeliruan ftidak disengaja) atau
pun sengaja, maka ia disebut Tahfl sampai ia Tuhannya, seandainya ia memikirkan dan
berhenti dari melakukan perbuatan maksiat
tersebut. Qatadah menyebutkan dari Abul menggunakan ilmu yang dimilikinya tentang
pahala dan siksa, maka tentunya ia tidak akan
Aliyah bahwa ia bercerita bahwa para sahabat melakukan kemaksiatan tersebut. Karena ia
Rasulullah saw. berkata, "Setiap dosa yang
dilakukan oleh seseorang, maka itu adalah
bentuk kejahilan."