B. Unsur Instrinsik
     a) Tema
         Tema pada cerpen ini menceritakan suatu kesalahpahaman orang tua terhadap
         cita–cita yang diinginkan oleh anaknya,
     b) Alur
         Penggambaran cerpen Guru dengan alur campuran. Dalam cerpen tersebut selalu
         mengulang-ngulang kembali dialog antara Taksu dengan ayahnya walaupun ada
         perbedaan pembicaraan tetapi masih tetap membicarakan hal yang sama.
     c) Sudut Pandang
         Sudut pandang orang pertama.  
     d) Latar
         Tokoh dalam cerpen tersebut lebih banyak berdialog di tempat kostan Taksu, tetapi
         secara tidak langsung latar cerpen tersebut berada di rumah. Selain itu, cerpen itu
         juga menceritakan tentang kehidupan kota dan suasananya berada dalam
         eramilineum
     e) Tokoh dan Penokohan
        ● Ayah
             Ayah dalam cerpen Guru memiliki sifat keras dan pemarah. Selain itu, ayah juga
             memiliki sifat yang suka meremehkan suatu profesi.
        ● Ibu
             Tokoh ibu sebagai wanita yang keras tetapi penyayang, bahwa sifat kerasnya ibu
             masih ada rasa sayang ibu kepada anaknya.
        ● Taksu
             Taksu dalam cerpen Guru digambarkan sebagai pemuda yang teguh pendiriannya.
             Taksu sebagai sosok pemuda yang penyabar.
     f) Amanat
         Berpikir tenang dan positif dalam menyikapi segala permasalahan dalam kehidupan.
         Sebagai orang tua, tidak boleh memaksakan kehendak kepada anaknya.
         Membebaskan anak-anak dalam memilih asal anak tersebut mempunyai sikap yang
                                                                                                                        39
bertanggung jawab atas pilihannya. Selain itu menanamkan nilai-nilai kehidupan,
             karakter, iman tidak hanya sesuatu yang bersifat duniawi.
4. Cerpen “Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta?” karya Ahmad Tohari
             Pada cerpen ini berisikan tentang kritikan yang mengangkat sebuah masalah ke
    permukaan. Salah satu tema yang banyak digunakan dalam karya sastra Indonesia zaman
    sekarang adalah perlawanan terhadap kepemimpinan yang dinilai tidak beres. Kritikan
    dalam cerpen ini bertujuan untuk menggugah nurani masyarakat dalam ketidak beresan yang
    dilakukan para penguasa.
    a. Kritik Sosial Terhadap Perhatian Pemerintah Tentang Masalah Kemiskinan
                 Kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
        untuk bertahan hidup. Ketidakmampuan tersebut banyak dirasakan oleh sebagian besar
        masyarakat Indonesia terutama kota-kota besar terutama di Jakarta. Kemiskinan kerap
        kali menjadi masalah dan menjadi salah satu yang harus diatasi oleh pemerintah. Masalah
        kemiskinan terlihat ketika digambarkan tentang keadaan kehidupan warga pinggir rel
        yang sedang beraktivitas. Keadaan itu meliputi rumah dan pekerjaan tokoh dalam cerpen.
        Rumah-rumah warga pinggiran rel kereta berupa gubuk-gubuk kardus beratapkan
        lembaran rongsok. Gubuk-gubuk kardus tersebut menjadi salah satu harta yang dimiliki
        tiga warga tersebut untuk bertahan hidup. Penggunaan kata lembaran rongsok yang
        diartikan sebagai barang bekas berupa atap yang terbuat dari asbes atau seng yang
        diambil dalam keadaan bekas.
                 Pada cerpen ini digambarkan juga tentang pekerjaan perempuan yang menjadi
        wanita malam atau pekerjaan prostitusi untuk bertahan hidup sehari-hari. Pekerjaan
        tersebut menjadi salah satu faktor masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan lainnya
        terlihat ketika tiga warga pinggir rel kereta api berbagi makanan. Makanan tersebut
        berupa sebungkus mi instan yang mereka anggap sebagai makanan pokok sehari-hari.
        Ketika tokoh laki-laki yang ingin menyiapkan sarapan berupa mi instan untuk
        keluarganya yang diseduh di warung kopi seberang rumahnya. Pengarang mengunakan
        mi instan dikarenakan mi instan merupakan salah satu makanan pengganti nasi dan
        harganya yang merakyat atau murah. Dengan harga yang murah, mi instan dimaksud
        sebagai pelambang dari kemiskinan, untuk orang tidak mampu membeli nasi sebagai
        makanan sehari-hari.
                                                                                                                             40
Selain itu pada cerpen ini memperlihatkan tentang seorang anak yang ingin
    minum kuah mi instan yang dipegang oleh ayahnya. Ayahnya menolak karena kuah mi
    tersebut untuk ibunya. Menggambarkan masalah kemiskinan ini melalui pengelihatan
    warga yang berada dalam kereta api. Warga dalam kereta api tersebut menganggap bahwa
    melihat warga pinggir rel dengan keadaan itu merupakan keadaan yang kurang layak bagi
    manusia. Kehidupan yang kurang layak diperjelas dengan kalimat menonton pentas dari
    alam yang berbeda. Kata pentas diartikan sebagai keadaan, sedangkan kata alam yang
    berbeda menjelaskan tentang kehidupan sosial yang berbeda. Penjelasan tersebut dapat
    simpulkan bahwa kehidupan sosial warga pinggir rel dengan warga di dalam kereta api
    sangat berbeda, keadaan warga pinggir rel yang tidak terurus.
             Pada cerpen ini tokoh anak yang dilarang oleh ayahnya ketika anak tersebut ingin
    kencing di dekat punggung emaknya dan di dekat buntalan pakaian. Ayahnya pun
    memberi saran kepada anaknya untuk kencing dimanapun di tempat-tempat di Jakarta.
    Beberapa kutipan dalam kalimat dalam cerpen merupakan bentuk kritik sosial terhadap
    perhatian pemerintah yang menelantarkan masyarakat miskin. Hal itu terlihat ketika
    tokoh laki-laki ayah memberi saran untuk anaknya yang boleh kencing di manapun di
    seluruh jakarta.
             Dalam cerpen penggunaan kata kencing sebagai bentuk protes atau kemarahan
    terhadap pemerintah. Bentuk protes atau kemarahan tersebut berupa suatu penghinaan
    atau meremehkan terhadap perhatian pemerintah kepada rakyat kecil. Kemiskinan bagi
    sebagian orang menjadi masalah yang serius. Karena kemiskinan merupakan hal yang
    sangat berpengaruh dalam sistem pembagunan negara indonesia. Kemiskinan memang
    harus perhatikan dan diatasi oleh pemerintah. Tetapi, pemerintah haruslah melakukan
    sosialisasi terlebih dahulu kepada rakyat miskin untuk mengatasinya.
b. Kritik Sosial Terhadap Pelanggaran Norma-Norma Masyarakat
             Norma-norma merupakan atauran yang dibuat oleh masyarakat untuk masyarakat
    itu sendiri. Aturan-aturan itu dibuat sebagai panduan kehidupan yang sesuai dan bisa
    diterima oleh masyarakat lain. Ketika pelanggaran norma-norma masyarakat pada cerpen
    ini terlihat pada tokoh perempuan. Pelanggaran norma yang dilakukan oleh tokoh
    perempuan dikarenakan faktor kemiskinan yang dialaminya. Tokoh perempuan tersebut
                                                                                                                        41
menjual dirinya atau bekerja sebagai pelacur yang dianggap masyarakat sebagai pekerja
        yang tidak terpuji.
   c. Kritik Sosial Terhadap Pencemaran Lingkungan
                 Pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh tokoh perempuan merupakan hal
        yang tidak sepatutnya ditiru. Pencemaran lingkungan tersebut digambarkan ketika tokoh
        perempuan menghabiskan kuah mi instan. Tokoh perempuan yang sedang membuang
        bungkus plastik kuah mi instan ke ranting semak-semak dengan sikap yang tidak peduli.
        Plastik merupakan limbah yang susah sekali hancur dan dapat menyebabkan pencemaran
        lingkungan yang mengakibatkan masalah-masalah lain muncul. Selain itu, terdapat
        kalimat “kantung itu menyangkut di ranting semak yang meranggas dan berdebu” yang
        memiliki makna sebagai suasana kota jakarta yang gersang dan tidak terurus. Masalah
        pencemaran lingkungan yang terdapat dalam cerpen ini terlihat ketika pramusaji kereta
        api membuang sisa-sisa makanan.
                 Gadis pramusaji yang membuang kantung plastik sampah yang didalamnya terisi
        sisa-sisa makanan bekas warga yang berada dalam kereta api. Kantung tersebut di lempar
        keluar kereta yang ditujukan kepada warga pinggir rel. Pada saat itu tokoh anak yang
        ingin mengambil sisa makanan dan dilarang oleh ayahnya. Hal tersebut membuktikan
        tentang masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pramusaji, ketika tokoh
        laki-laki melarang tokoh anak untung mengambil katung yang berisikan sisa makanan.
        Larangan tokoh laki-laki itu membuat kantung itu tidak tersentuh oleh siapapun dan
        menjadi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kantung tersebut.
5. Cerpen Sang Pemahat karya Budi Darma
    A. Isi Cerpen
                 Jiglong seorang pemahat yang terkenal nama asli dari kedua orangtuanya. Jiglong
         mempunyai ciri khas yaitu dua gigi depannya sudah lama rontok serta tidak pernah
         diperbaiki. Selain itu pada wajahnya terdapat bekas luka bahkan cara jalannya agak
         pincang. Walaupun seperti itu jika diamati lebih seksama wajahnya memberi kesan
         teduh, damai, dan pasrah serta memancarkan rasa tenang. Rumahnya tampak sederhana
         akan tetapi jika masuk ke dalamnya pada bagian belakang rumah itu luas, terasa teduh.
         Pada halaman belakang itulah dia bekerja sebagai pemahat. Walaupun begitu ternyata
                                                                                                                             42
Jiglong tidak ingin memasang papan nama sebagai pemahat, justru orang-orang tau dari
mulut ke mulut. Bahkan karyanya tidak hanya di Indonesia tetapi sampai luar negeri.
        Dibalik itu semua ternyata Jiglong tidak tahu usianya berapa hal tersebut
dikarenakan Jiglong lahir dari perempuan desa, buta huruf dan tidak mempunyai
pekerjaan kecuali disewa untuk mengerjakan pekerjaan kasar. Ayahnya Soworino, sama
seperti istrinya buta huruf dan tidak mempunyai apa-apa. Jiglong sadar suatu saat nati
dia harus memiliki istri serta anak. Malam hari Jiglong bermimpi ia naik sepeda tanpa
arah. Kemudian ada pengemis perempuan buta dan duduk dipinggir jalan. Selanjutnya
ada perempuan yang cantik, memberi sedekah uang jumlah besar. Ternyata Jiglong
tersadar bahwa hal tersebut merupakan mimpi. Menurutnya menolong sesame
kewajiban, bahkan penghasilan yang ia miliki merupakan milik Tuhan.
        Pada suatu hari ketika sedang iseng membaca koran, ia kaget karena melihat
sesorang mirip dia dan istrinya. Mereka berdua suami istri, sama-sama ahli bedah
jantung terkemuka. Malam hari ia mengantuk tetapi hatinya gelisah.Ia bermimpi jika
rumah ayahnya dimasuki dua orang dari desa Gelambir, memberi tahu bahwa Pak Jalidin
sudah lama meninggal dan anak satu-satunya Juntrung. Malam itu Jiglong diajak
ayahnya menuju Desa Gelambir menuju rumah Mbok Minem seorang janda tanpa anak,
sambil membawa dua batang gula jawa utuh. Di rumah tersebut bertemu Juntrung yang
tidak disenangi siapapun. Semenjak itu orang tua Jiglong menganggap Juntrung seperti
anaknya. Akan tetapi Juntrung dirasa kurang ajar, suka berkelahi, berbohong dan kadang
suka mencuri. Bahkan Jiglong sering disakiti dan difitnah oleh Juntrung.
        Jiglong menaruh curiga bahwa dokter Gerry ialah Juntrung. Sejak kecil Juntrung
memang pandai, dan disegani teman sekolahnya. Hampir semua perintah Juntrung
dituruti oleh temannya. Untuk membuktikan kecurigannya Jiglong mendatangi tempat
praktek dokter Gerry dan ia menyamar sebagai pasien. Ternyata sampai saat ini
Juntrung masih suka merendahkan Jiglong. Banyak peristiwa aneh yang Jiglong alami
ternyata Jiglong memahat dua pasang nisan dengan nama Dokter Gerry Dewata alias
Juntrung
                                                                                                                   43
B. Unsur Intrinsik
    1) Tema
         Dalam cerpen “Sang Pemahat” tentang kebaikan.
    2) Alur
         Alur yang terdapat pada cerpen ini merupakan alur mundur.
    3) Tokoh dan Penokohan
         a. Jiglong
             Jiglong memiliki sifat yang sangat ramah dan baik kepada setiap orang.
         b. Sowirono (ayah)
             Sowirono juga memiliki sifat yang baik dan ramah.
         c. Ibu
             Memiliki sifat yang baik dan ramah
         d. Juntrung
             Dalam cerpen ini Juntrung memiliki fat yang jahat dan pintar pada saat dibangku
             sekolah.
    4) Sudut Pandang
         Sudut pandang cerpen ini yaitu orang tiga serba tahu.
    5) Latar
             ● Latar Tempat
                  Latar tempat pada cerpen ini di Rumah, rel kereta api, sekolah, dan rumah si
                  Juntrung.
             ● Latar Waktu : tidak dijelaskan secara jelas
    6) Amanat
         Menjadi orang yang dikenang ataupun ingin dikenal kita harus menjadi orang yang
         lebih daripada yang sekarang.
                                                                                                                        44
4
                               ANALISIS NASKAH DRAMA
1. Naskah Drama Kereta Kencana ( Les Chaises ), Karya : Eugene Ionesco, Terjemahan :
    W.S. Rendra
        Drama yang di terjemahkan oleh WS Rendra ini menceritakan tentang dua orang tua
    telah berusia dua abad menunggu sebuah kereta kencana. Kereta kencana dengan sepuluh
    ekor kuda, satu warna. Lama ditunggu kereta itu tidak juga tiba. Sementara suara yang
    mengatakan mereka akan segera dijemput terus saja berkumandang. Membuat mereka
    merasa semakin dekat dengan kematian. Dua orang yang kesepian ini tidak mempunyai
    anak, masa lalunya memiliki kejayaan namun dimasa tuanya hanya bisa berkhayal agar
    kematian yang segera menjemput mereka berdua dapat menjadi suatu yang bermakna,
    namun tetap saja absurd.
        Pada drama ini menjadi menarik dikarenakan penulisan yang mengambil latar belakang
    keadaan masa tua yang tidak habis, monoton namun terlihat dimana penulis menyampaikan
    isi yang sesungguhnya tetang kehidupan yang menjadi lebih terkesan membosankan. Dua
    tokoh tersebut tidak mengeluh dalam menunggu kereta yang tak kunjung menjemputnya.
    Hari – hari yang dilalui hanya duduk disebuah kursi goyang. Si Nenek bercanda mesra
    dengan Kakek. Tak jarang mereka membahas kembali masa lalu yang terlewat sudah. Kakek
    selalu merayu sedikit, dan selalau diakhiri dengan kebosanan. Jika mereka bernostalgia,
    sesekali melihat kejendela, apakah sudah datang kereta yang mereka tunggu. Dua orang tua
    tersebut seperti bermain, membangun pendirian, menghibur masing-masing, bercanda tawa,
    bersenda gurau bahkan terkadag bertengkar.
        Setelah berlalu, mereka hanya terdiam sambil menunggu. Kebosanan semakin menjadi,
    mereka kembali berfikir tentang kehidupan kedepannya. Melihat jendela kembali, dan tak
    datang pula. Dalam drama ini, ketika mereka benar – benar jenuh. Lalu saling mencerca satu
    sama lain. Pertengkaran semakin menjadi. Ditengah suasana malam yang mencekam.
    Mereka saling menyalahkan dan beradu argument, selalu terkekang dalam ruangan dan
    jendela merepat mempercepat ataukah memperlambat waktu kematian mereka. Sungguh
    kesepian dan kebosannan yang selalu mengiasi drama ini. Pertengkaran berakhir ketika
    Kakek mendapat serang jantung, lalu tergelatak di kursi goyangnya yang telah tua seperti
                                                                                                                             45
umurnya. Sontak Nenek sangat terpukul, lalu melakukan berbagai cara agar Kakek dapat
    tersadar kembali. Nenek pun berdiaolog snediri, meminang dan bernostalgia kisah cintanya
    dengan Kakek. Sesekali Nenek melihat jendela, kereta kencana belum juga tiba.
        Pada saat Nenek berdialog sendiri tiba – tiba Kakek tersadar, dan kembali bercengkarama
    dengan Nenek. Kakek merayu mesra Nenek, persis ketika Kakek melamar Nenek. Mereka
    kembali bercanda, bermimpi, bernostalgia. Begitulah keseharian hidup meraka yang sudah
    tua tanpa dibuahi seorang anak. Kesepian tiada tara menlanda kehidupannya. Selalu kejadian
    tersebut diulang-ulang. Sampai pada akhrinya, kerata yang mereka tunggu hanyalah sebuah
    ilusi yang tak pasti. Ilusi yang hanya ada dalam imajinasi orang tua yang menunggu ajal.
    Ajal layaknya kereta kencana yang emnjemput mereka menuju alam-Nya. Suasan haru,
    selalu menjadi berbincangan dan mewarnai suasana drama ini.
2. Naskah Drama Pada Suatu Hari karya Arifin C Noor
        Pada Suatu Hari merupakan drama yang sangat mempunyai pesan moral yang tinggi.
    Banyaknya perceraian yang terjadi didasari oleh perasaan cemburu, Banyaknya pendapat
    yang mengatakan, bahwa sebuah pernikahan ibarat seperti mainan saja oleh sebagian besar
    orang, yang tidak memiliki keseriusan dalam menjalani bahtera rumah tangganya. Dalam hal
    ini peran orang tua kerap dapat menyelamatkan sebuah pernikahan. Namun yang terjadi jika
    tidak ada orang tua, perceraian bisa terjadi bahkan tidak terjadi. Kuncinya ada pada diri
    sendiri.
        Dalam drama ini kita diajak untuk merefleksikan tentang pernikaha. Cara kita menyikapi
    permasalahan, lalu jika perceraian itu terjadi efek sampingnya. Jika rumah tangga tidak
    memiliki anak mungkin jika perceraian terjadi tidak menimbulkan efek yang besar. Berbeda
    jika perceraian terjadi dan memiliki anak. Hal tersebut akan berdampak pada sisi tumbuh
    kembang anak, psikisnya walaupun terkadang anak tidak akan menampakkan. Maka ketika
    dalam rumah tangga terjadi salah paham dan persoalan lainnya perlu dipikirkan secara
    matang tentang perceraian.
        Pada suatu hari perceraian banyak terjadi, mulai dari rasa cemburu yang belum tentu
    kebenarannya. Banyaknya pasangan ketika dalam penyelesaianya dengan emosi tinggi.
    Tidak lupa juga bahkan terdapat kekerasan secara fisik. Setelahnya saling menjelekkan
    pasangan. Terkadang para pasangan lupa dengan ucapan-ucapan manis sebelum menikah.
                                                                                                                             46
Setidaknya bukan hanya diperuntukan bagi yang sudah menikah saja. Kita yang belum
    menikah tentunya bisa menjadikan kisah ini sebagai modal dasar untuk lebih siap dan
    hati-hati dalam memilih pasangan hidup.
3. Naskah Drama “ Bila Malam Bertambah Malam” Karya Putu Wijaya
        Naskah drama ini menceritakan tentang Gusti Biang seorang janda yang begitu
    membanggakan kebangsawanannya. Ia hidup di rumah peninggalan suaminya. Gusti Biang
    adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulunya sangat dihormati
    karena dianggap pahlawan kemerdekaan. Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan,
    seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman
    Niti merupakan gadis desa yang selama kurang lebih delapan belas tahun tinggal di purinya.
    Putra semata wayangnya yaitu Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena
    sedang menuntut ilmu di pulau Jawa. Gusti Bian selalu membanggakan kebangsawanan dan
    kesombongannya mampu mempertahankan kesabaran Nyoman selama beberapa tahun,
    hingga akhirnya Nyoman tak kuasa dan pergi akibat kesombongan dan majikannya selalu
    menginjak-injaknya.
4. Naskah Drama Cermin Karya Nano Riantiarno
        Drama “Cermin” ini menceritakan atau membahas kehidupan dari segi asmara, sosial,
    moral, dan juga agama. Tema yang terkandung dalam drama ini yaitu; “Kisah cinta yang
    dibalut dalam sebuah pernikahan namun tidak ada kebahagiaan di dalamnya melainkan
    penuh kekecewaan dan penyesalan yang tak berujung.” Dalam drama ini menceritakan
    tokoh “Aku” atau laki-laki. Ia merupakan tokoh utama dalam cerita drama. Ia suami dari
    Sunni atau yang biasa dipanggil Su. Tokoh laki-laki ini sosok yang sangat baik, setia dengan
    pasangannya serta sabar. Selanjutnya istrinya bernama Sunni atau biasa dipanggil Su. Sosok
    perempuan yang biasa saja akan tetapi dia memiliki daya tarik tersendiri. Sunni merupakan
    seorang pelacur, selain itu sifatnya pemarah, tidak menghargai suami bahkan tidak hormat
    atau menghargai suaminya. Tokoh “Aku” dan Sunni memiliki tiga orang anak, tidak
    dijelaskan anak-anak mereka hanya pernyataan “Yang sulung entah seperti siapa? Yang
    kedua entah seperti siapa dan yang ketiga kulitnya hitam pekat dengan mata yang bulat dan
    rambut keriting kecil-kecil.” Pada drama ini terdapat sosok berjubah berkerudung abu-abu.
                                                                                                                             47
Sosok ini merupakan yang tidak dapat dilihat wajahnya. Berasal dari imajinasi pemikiran
tokoh “Aku”. Dalam drama ini terdapat tokoh teman, sama halnya dengan sosok berjubah
berkerudung abu-abu, hal ini bentuk khayalan dari tokoh “Aku”.
   Drama ini merupakan sebuah monolog terdapat satu pemain. Drama “Cermin”
mengisahkan tentang seorang laki-laki mengalami hukuman mati. Tokoh “Aku” atau
laki-laki ini menikahi wanita yang bernama ‘Sunni’, seorang mantan pelacur. Ketika mereka
sudah menikah, Sunni tetap melakukan pekerjaannya sebagai seorang pelacur. Ia melakukan
hal itu bukan atas dasar cinta, melainkan faktor kebutuhan hidup yang harus terpenuhi.
Awalnya tokoh laki-laki menerima kenyataan yang dilakukan istrinya bahwa ia tidak bisa
membahagiakan istrinya, ia hanya mampu memberikan anak, tidak mampu berbuat lebih
seperti yang dikatakan istrinya kepada dirinya. Namun disatu sisi, ia tidak percaya apakah
anak-anak itu merupakan anak kandungnya atau anak dari laki-laki lain. Akibat perlakuan
istrinya yang seperti tidak menganggap dirinya, memperlakukannya seperti bukan manusia,
membuat ia geram dan memunculkan rasa marah yang besar hingga terjadinya peristiwa
berdarah itu.
   Melalui drama ini banyak nilai-nilai bahkan amanat yang dapat diambil yaitu ketika kita
ingin menikah harus memperhatikan latar belakang pasangan baik bibit, bebet, bobotnya.
Walaupun kita bisa menerima terkadang semua bisa berubah seiring berjalannya waktu
apalagi terkait dengan karakter. Kehidupan pernikahan bukan sesaat saja tetapi kehidupan
selanjutnya. Sepahit apapun keadaan hendaknya mencari pekerjaan yang halal atau dapat
dikatakan memuliakan kita sebagai manusia. Walaupun seorang istri bekerja dan pendapatan
lebih besar dibanding suami baiknya saling menghargai, bukan menindas bahkan tidak
hormat. Dalam bahtera rumah tangga perlunya komunikasi, saling menjaga ego, emosi perlu
mengekang diri baik sikap maupun tutur kata. Paling penting jika ingin melakukan sesuatu
alangkah baiknya dipikirkan secara matang, piker panjang perlu juga dilihat dampak baik
buruknya. Jika menuruti emosi sesaat berujung pada penyesalan
                                                                                                                        48
5. Naskah Drama RT Nol RW Nol karya Iwan Simatupang
        Drama ‘RT Nol RW Nol’ merupakan sebuah simbol untuk melambangkan para
    gelandangan dan orang-orang terlantar yang tidak memiliki alamat yang jelas, orang-orang
    yang tidak memiliki Kartu Tada Penduduk, bahkan keberadaan mereka diabaikan oleh
    masyarakat. Drama ini menceritakan tentang  nasib dari orang gelandangan dan dua wanita
    penghibur yang hidup di dalam satu lokasi, mereka semua tinggal di kolong jembatan. Cerita
    ini dimulai  dengan perbincangan antara Kakek, Si Pincang, Ina, dan Ani di bawah kolong
    jembatan yang ramai oleh hiruk pikuk lalu lintas. Kakek adalah seorang mantan kelasi kapal,
    Si Pincang adalah orang yang memiliki kekurangan kondisi fisik, yang selalu gagal
    mendapatkan pekerjaan yang memuaskan. Sedangkan Ani dan Ina adalah kakak-beradik
    yang bekerja sebagai wanita penghibur. Mereka meratapi kejamnya kota besar. Setiap hari
    Ani dan Ina pergi mencari pelanggan ditemani oleh tukang becak yang bertugas mencarikan
    dan mengantarkan mereka kepada pelanggannya. Ani dan Ina selalu berharap dari
    pekerjaannya ini mereka akan hidup lebih baik.
        Pada saat Ani dan Ina pergi bekerja, datang laki-laki bernama Bopeng. Bopeng juga
    merupakan penghuni kolong jembatan itu, namun hari itu Bopeng mengisyaratkan hari
    terakhirnya tinggal di kolong jembatan. Ia diterima bekerja sebagai kelasi kapal. Hari itu
    Bopeng datang ke kolong jembatan bersama seorang wanita bernama Ati. Ati adalah seorang
    wanita yang ditinggal oleh suaminya ketika di pelabuhan. Ati tersesat dan tak tahu arah jalan
    pulang. Ia juga kehabisan uang untuk pulang ke kampungnya hingga akhirnya bertemu
    dengan Bopeng.
        Karena merasa iri hati, Pincang menyudutkan Bopeng, hingga akhirnya Bopeng
    tersinggung. Akhirnya terjadi pertengkaran argumen diantara mereka, kemudian kakek
    memisahkan mereka berdua. Ati yang gundah hatinya ingin ikut Bopeng berlayar, namun
    Bopeng menolaknya dan menyuruh Ati untuk pulang ke kampung halamannya. Beberapa
    saat kemudian Ina datang dan membawa kabar bahwa Ani akan dinikahi oleh salah satu
    pelanggannya. Ina sendiri juga membawa kabar bahwa ia akan menikah dengan Si tukang
    becak. Hal ini mengisyaratkan bahwa Ani dan Ina akan segera meninggalkan kolong
    jembatan itu untuk hidup yang lebih baik. Singkat cerita, Si pincang akhirnya juga sepakat
    untuk mengantarkan Ati ke kampung halamannya, dan berjanji akan kembali bekerja,
                                                                                                                             49
kemudian menikahi Ati. Ati sebenarnya juga mengajak Kakek untuk pulang ke kampung,
namun kakek menolaknya dan memilih tetap tinggal di kolong jembatan itu, yang sering
mereka sebut dengan Rt nol Rw nol.
                                                                                                                        50
