The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini berisi kumpulan analisis karya sastra berupa puisi, novel, cerpen, dan naskah drama mahasiswa PBSI kelas K. E-Book ini disusun guna memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Membaca Sastra yang diampu oleh Prof. Dr. Drs. Suroso, M.Pd.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ancasnurul1, 2022-12-27 23:57:21

Analisis Karya Sastra PBSI K (2)

E-Book ini berisi kumpulan analisis karya sastra berupa puisi, novel, cerpen, dan naskah drama mahasiswa PBSI kelas K. E-Book ini disusun guna memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Membaca Sastra yang diampu oleh Prof. Dr. Drs. Suroso, M.Pd.

Keywords: Analisis Karya Sastra

Karya : Amir Hamzah

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menusuk ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu-bukan giliranku
Matahari-bukan kawanku

Analisis :


1) Tema : Cinta, kasih sayang, kesetiaan
2) Diksi : Menggunakan kata yang sulit dipahami yaitu “nanar aku gila sasar”, “engkau

pelik menusuk ingin”
3) Persajakan : bebas
4) Gaya bahasa :

● Metafora dibuktikan dengan kalimat “kaulah kandil kemerlap”
● Simile dibuktikan dengan kalimat “serupa dara dibalik tirai”
● Personifikasi dibuktikan dengan kalimat “kasihmu sunyi “menunggu seorang

diri”
5) Citraan :

● Perasaan, penglihatan : aku manusia, rindu rasa, rindu rupa
6) Tipografi : Ddidominasi akhiran bunyi vokal

Bunga dan Tembok
Karya : Widji Tukul

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki adanya
Engkau lebih suka membangun


Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh Bersama
Dengan keyakinan : engkau harus hancur!

Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!

Analisis :
1) Tema : Sosial, Politik
2) Diksi : menggunakan kata yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan
konotasi pada kata “bunga” yang menggambarkan rakyat kecil dan “tembok”
menggambarkan peguasa.
3) Persajakan : Menggunakan sajak bebas
4) Gaya bahasa : Banyak menggunakan majas simile dibuktikan pada kalimat “seumpama
bunga” dan majas repetisi dibuktikan dengan kalimat “Seumpama bunga Kami adalah
bunga”


5) Citraan : Menggunakan imaji penglihatan pada kalimat “sebar biji- biji” dan “jalan raya
dan pagar besi”

6) Tipografi : Terdiri dari 5 bait dan 21 baris.

Ibu
Karya : Zamawi Imron

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur Bersama reranting
Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancer mengalir
Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, Mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalua aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu
Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku


Menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku.

Analisis :
1) Tema : Kasih Sayang
2) Diksi : Menggunakan denotatif, dibuktikan dengan kata “kemarau” yang berarti

kekeringan. Menggunakan konotatif, dibuktikan dengan kalimat “angina sakal” yang
berarti masalah, cobaan, atau juga hambatan.
3) Gaya Bahasa : Menggunakan majas metafora yang dibuktikan pada kalimat “ibu
adalah gua pertapaanku”, “Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala”,
“Menyuruhku menulis langit biru”. Menggunakan majas simile dibuktikan pada
kalimat “kasihmu ibarat samudera”
4) Citraan : Menggunakan imaji penglihatan dibuktikan pada kalimat “Sumur-sumur
kering, dedaunan pun gugur bersama reranting”. Menggunakan imaji penciuman yang
dibuktikan pada kalimat “Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang”
5) Persajakan : Menggunakan sajak bebas
6) Tipografi : Menggunakan tanda baca titik dan koma, menggunakan huruf kapital
diawal kalimat.
7) Pesan : Kita sebagai seorang anak wajib berbakti kepada ibu yang telah berkorban
dalam membesarkan dan merawat kita hingga besar.


2

ANALISIS NOVEL

1) Analisis Novel Kubah

Karya : Ahmad Tohari

Tema dari novel kubah karya Ahmad Tohari yaitu meyakini adanya Tuhan yang
dapat dilihat dari kehidupan Karman. Keyakinan Karman yang memilih menjadi ateis
karena kekecewaanya karena lamarannya kepada Rifah ditolak oleh Haji Bakir.
Penokohan pada novel ini yaitu Karman sebagai tokoh utama memiliki istri yang
bernama Marni. Memiliki kedua anak bernama Rudio dan Tini. Tokoh lainnya yaitu Haji
Bakir, Hasyim, Rifah. Sedangkan tokoh antagonisnya yaitu Triman dan Margo. Latar
tempat dalam novel kubah adalah di Desa Pegaten, di Gedung Markas Komando Distrik
Militer, di Alun-alun. Latar waktu terjadi sekitar tahun 1948 sampai dengan 1965. Setelah
membaca novel kubah karya Ahmad Tohari saya jadi mengerti persoalan seorang pria
miskin bernama Karman sebagai tokoh utama yang terjerumus masuk ke dalam anggota
politik yaitu Partai Komunis dan meninggalkan kepercayaannya kepada Tuhan (ateis).
Karman merupakan sosok Cerdas dan sangat berpotensi. Maka dari itulah dia menjadi
incaran Triman dan Margo untuk dijadikannya anggota komunis. Setelah bebas dari
tahanan, Karman bermaksud untuk pulang ke kampung halamannya setelah dipenjara.
Meskipun istri dan anak-anaknya tak lagi bersamanya karena istrinya telah menikah
dengan pria lain karena tak ada pilihan lain demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Tetapi pada akhirnya istrinya, Marni dan anak-anaknya bias kembali ke pelukan Karman
lagi. Hingga pada suatu hari Karman melihat masjid milik Haji Bakir yang terbengkalai
dan terlihat sangat tua. Ia menawarkan diri untuk membangun kubah asalkan materialnya
disediakan. Kemudian Haji Bakir menyetujuinya dan proses pembangunan pun selesai.
Setelah itu, Karman menjadi sangat dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hingga
akhirnya ia menjadi rajin beribadah.


2) Analisis Novel Bumi Manusia
Karya : Pramoedya Ananta Toer
Tema dari novel ini adalah Penderitaan masyarakat pribumi pada masa
penjajahan. Penokohan pada novel ini yaitu Minke seorang pemuda pribumi
keturunan bangsawan pangreh praja yang cerdas dan memiliki bakat menulis dalam
Bahasa Belanda. Ia juga seorang pelajar HBS, sekolah menengah Belanda yang
bergengsi di jaman itu. Nyai Ontosoroh merupakan istri tak resmi seorang Belanda.
Herman Mellema adalah suami Nyai Ontosoroh. Annelies Mellema adalah seorang
gadis Indo Belanda anak dari Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh. Robert
Mellema adalah kakak dari Annelies Mallema. Latar tempat novel Bumi Manusia
yaitu di Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur. Latar waktu terjadinya yaitu
sekitar tahun 1898 hingga tahun 1918. Setelah membaca novel Bumi Manusia saya
jadi mengerti jalan ceritanya. Minke merupakan satu-satunya orang Indonesia di
antara siswa Belanda. Ia mendapat kesempatan dari pemerintah colonial untuk
bersekolah di sana. Ia lulus HBS dengan meraih peringkat dua di seluruh Hindia atau
peringkat pertama di Surabaya. Minke menjalin cinta dengan Annelies, putri Herman
Mellema dengan Nyai Ontosuroh dan kemudian mereka menikah. Tulisan-tulisan
Minke dalam berbahasa Belanda membuat Asisten Residen mengundangnya sebagai
tamu kehormatan kemudian menjadikannya sahabat keluarga. Di sisi lain, kondisi
masyarakat Indonesia pada saat itu pun dihadapkan pada kehidupan yang ketat
dengan praktik feodalisme, termasuk keluarganya sendiri. Melalui interaksinya
dengan masyarakat colonial, termasuk hubungannya dengan Robert Mellema, kakak
Annelies, Robert Suuhorg, seorang kawannya keturunan Indo dan dirinya sendiri
sebagai keturunan pribumi membuat dia mengerti adanya sistem yang bersifat rasialis
dalam masyarakat. Puncaknya, setelah kematian Herman Mellema, keputusan
pengadilan Amsterdam untuk menyita seluruh harta kekayaan Herman Mellema di
Hindia.pengadilan Belanda pun tidak mengakui perkawinan Minke dengan Annelies
secara hokum karena Annelies masih di bawah umur. Minke dan Nyai Ontosoroh pun
terus berjuang melawan hukum kolonial meskipun pada akhirnya menemui
kegagalan.


3) Analisis Novel Laut Bercerita

Karya : Leila S. Chudori

Tema dari novel ini adalah Perjuangan para aktivis Winatra dan Wirasena dalam
melawan pemerintahan di era orde baru yang bertindak tidak adil terhadap rakyatnya.
Tokoh utama novel Laut Bercerita yaitu Biru Laut. Ia adalah sosok yang pendiam tetapi
kritis terhadap permasalahan social di sekitarnya. Ia memiliki bakat dalam menulis. Salah
satu karyanya yaitu cerpen yang menceritakan perjuangan seorang pemuda yang
melawan ketidakadilan di negaranya. Kemudian Anjani merupakan kekasih Biru Laut,
perempua yang sangat pintar dalam membuat sketsa gambar. Alex dan Sunu merupakan
teman seperjuangan Laut semenjak awal kuliah. Bima yaitu pemimpin dalam aksi yang
akan mereka rencanakan. Mas Gala yaitu seorang penyair dan aktivis Hak Asasi Manusia
asal Indonesia. Latar tempat novel ini ada di Yogyakarta dan Solo, Jawa Timur yaitu
Desa Blangguan dan Terminal Bunguarsih, Jakarta, dan New York. Latar waktu antara
tahun 1991-2008. Setelah membaca Novel Laut Bercerita saya menjadi tahu bahwa novel
ini menceritakan kekejaman yang dirasakan oleh sekelompok aktivis mahasiswa di masa
orde baru. Kemudian novel ini juga mengingatkan kembali persoalan hilangnya 13
aktivis yang sampai saat ini belum mendapatkan petunjuknya. Dalam novel ini
diceritakan bahwa Laut dan teman-temannya melaksanakan aksi untuk membela rakyat
yang telah diambil haknya oleh pemerintah, salah satunya Aksi Tanam Jagung
Blangguan. Mereka mengalami penganiayaan dan penyekapan untuk ditanyai siapa
dalang atas aktivitas yang mereka lakukan. Saat Laut dan teman-temannya hilang, semua
kehidupan mereka dan orang-orang terdekat mereka pun berubah. Novel ini juga
menceritakan semenjak Laut berkuliah di Yogyakarta, ia semakin jarang untuk
berkumpul bersama bapak, ibu, dan Asmara (adiknya Laut). Dan bapaknya memutuskan
hari Minggu adalah hari bersama untuk keluarga mereka, tidak boleh ada yang
mengganggu. Tidak hanya itu juga, novel ini juga menceritakan kisah antara Laut dengan
kegiatan kuliahnya, yaitu sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris. Laut aktif dalam
organisasi Winatra, tetapi dia juga tidak melupakan pelajaran kuliahnya.


4) Analisis Novel Laskar Pelangi
Karya : Andrea Hirata
Tema Novel Bumi Manusia adalah Pendidikan. Ikal merupakan tokoh utama
protagonis. Ikal memiliki perawakan kecil, berbadan kurus, berkulit hitam, dan
berambut ikal. Tokoh Ikal memiliki kemauan serta tekad yang kuat jika
menginginkan sesuatu, contohnya untuk mendapatkan beasiswa. Tokoh Lintang
memiliki perawakan kecil, berkulit hitam, bertubuh kurus, dan berambut ikal. Ia
memiliki sifat rajin dan merupakan siswa yang tidak pernah membolos meskipun
jarak antara rumah dan sekolahnya jauh. Lintang merupakan murid yang jenius, tetapi
dia tak pernah sombong. Ia dengan senang hatinya mengajarkan dan membantu
kesulitan teman-temannya. Kemudian tokoh lainnya ada Mahar, Kucai, Syahdan,
Bore, A Kiong, Trapani, Harun, Sahara, Bu Muslimah sebagai guru, Pak Harfan
sebagai kepala sekolah, A Ling, Flo. Latar tempat novel ini di Belitong. Novel ini
sangat menarik untuk dibaca karena merupakan kisah nyata dari penulisnya. Setelah
membaca novel ini, saya jadi mengetahui tentang kehidupan yang ada di Belitong,
bagaimana susahnya pendidikan di salah satu pulau terkaya di Indonesia. Sekolah
yang berada di Belitong ini merupakan sekolah islam yang minim fasilitas. Namun
dengan keterbatasan itu, mereka tetap menempuh Pendidikan dengan penuh
semangat. Kesepuluh murid ini dikenal dengan sebutan Laskar Pelangi. Pada bagian
akhir-akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan bernama
Flo. Sekolah ini nyaris dibubarkan jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh
anak. Saat itu, masih berjumlah sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan,
tetapi tepat ketika Pak Harfan, kepala sekolah hendak berpidato menutup sekolah,
Harun dan ibunya datang untuk mendaftar di sekolah itu. Kisah ini berakhir dengan
kematian ayah Lintang yang memaksa Lintang untuk putus sekolah. Dilanjutkan
dengan kejadian 12 tahun kemudian yaitu Ikal yang berjuang di luar Pulau Belitong
kembali ke kampungnya.


5) Analisis Novel Orang-orang Bloomington

Karya : Budi Darma

Tema dari novel orang-orang Bloomington adalah absurditas. Cerita ini
menyadarkan kita sebagai manusia. Dalam novel ini menceritakan tentang seorang
manusia kawin hanya untuk mengejar kesenangan saja. Setiap orang tua bertanggung
jawab untuk menerima dan membesarkan anaknya. Karena Orez pun ingin hidup.
Namun, saat bapaknya berlagak seperti Ibrahim, Orez bukan seperti Ismail yang rela
lehernya dipancung pedang. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Anak yang kurang pintar, nakal, usil, atau apapun, harus diterima
dengan ikhlas. Dalam cerita ini dikisahkan juga bahwa masyarakat Amerika yang
peradabannya sudah maju, malah sama sekali tidak mempermasalahkan kecacatan
Orez. Novel ini berisi beberapa cerpen karya Budi Darma tentang kehidupan
orang-orang yang tinggal di Bloomington. Novel ini menceritakan tentang manusia
dengan berbagai dinamikanya. Ceritan-ceritanya sederhana, tetapi menggambarkan
kehidupan nyata.


3

ANALISIS CERPEN

1) Perjuangan Kepala Regu di Sungai Serayu

Karya : Nugroho Notosusanto

Tema cerpen Sungai yaitu rela berkorban, tabah dalam menghadapi masalah, dan
tidak mudah menyerah dengan keadaan. Tokoh utama protagonis yaitu Sersan Kasim. Sersan
Kasim memiliki istri bernama Aminah dan memiliki anak bernama Acep. Latar cerpen ini di
Sungai Serayu, di kaki Pegunungan Banjarnegara. Pokok persoalan dalam cerpen ini yaitu
sosial-politik dibuktikan dengan perjuangan seorang kepala regu pleton yang rela berkorban
untuk pasukannya dan tidak pernah mengeluh. Sersan Kasim telah kehilangan istrinya saat
istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Acep. Tinggal Acep lah yang saat itu
dimiliki oleh Sersan Kasim. Hingga tiba waktunya Sersan Kasim harus melewati sungai agar
tidak diketahui oleh pasukan Belanda. Pada saat menyusuri sungai tersebut, Sersan Kasim
membawa bayinya dengan digendongkan di pundaknya. Namun, komandan mengisyaratkan
bahwa bayinya itu dapat mengancam keselamatan lebih dari seribu prajurit. Komandan
tersebut menawarkan untuk menitipkan bayi Sersan Kasim kepada penitipan keluarga.
Tetapi, Sersan Kasim memilih untuk membawa bayinya. Pada saat itu, pecah tangis Acep dan
ditembakkannya peluru di udara. Seluruh kompi menatap Sersan Kasim, karena mereka
merasa nyawanya ada di tangan Sersan Kasim yang membawa bayi yang menangis itu.
Beberapa menit kemudian suara Acep meredup hingga berjam-jam kemudian hilang suara
Acep. Dan akhinya para pasukan tersebut selamat sampai tujuan. Tetapi setelah itu, mereka
menguburkan dan berbela sungkawa atas kematian anak Sersan Kasim. Pesan moralnya
adalah kita sebagai manusia harus rela berkorban demi kepentingan orang lain dan membantu
sesame dengan setulus hati. Selain itu, kita juga harus tabah dan jangan pernah menyerah
untuk menghadapi masalah apapun itu, yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.


2) Taksu Dalam Mengejar Cita-Citanya
Karya : Putu Wijaya
Tema dari cerpen guru yaitu tekad seorang anak yang bercita-cita menjadi seorang
guru. tokoh utama cerpen tersebut yaitu Taksu, kemudian tokoh lainnya ada bapak dan
ibunya. Berdasarkan cerpen, ayah Taksu adalah tokoh antagonis karena bersikap keras
kepada anaknya. Ibu juga merupakan tokoh antagonis karena sama kerasnya seperti ayah.
Taksu bercita-cita menjadi guru namun tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Orang
tuanya menganggap bahwa menjadi guru bukanlah cita-cita dan tidak memiliki masa
depan ketika menjadi guru. Menjadi guru hidupnya suram. Pekerjaan yang dilakukan
tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat. Itulah penyebab mengapa orang tua
Taksu tidak mengizinkan untuk menjadi guru. Tetapi Taksu tetap tangguh pada
pendiriannya yang tetap ingin menjadi guru karena ia percaya suatu saat nanti akan
membawa prubahan di dalam hidupnya dan untuk orang-orang sekitar. Amanat yang
dapat diambil dari cerpen ini adalah jangan memaksakan kehendak orang lain. Kita dapat
mencontoh Taksu dia tetap bertekad untuk menjadi guru walaupun tidak disetujui oleh
kedua orang tuanya. Kita juga tidak boleh merendahkan pekerjaan apapun itu, karena
semua pekerjaan itu sama.

3) Robohnya Surau Kami
Karya : A.A. Navis
Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang menghidupi keluarganya.
Dalam cerpen ini terdapat enam tokoh yaitu Aku sebagai tokoh utama kemudian ada
kakek penjaga surau, Ajo Sidi, Haji Saleh, Istri tokoh Aku, dan istri Ajo Sidi. Tokoh Aku
memiliki karakter rasa ingin tahu yang tinggi. Kakek penjaga Surau digambarkan sebagai
orang yang rajin beribadah, namun mudah dipengaruhi dan mudah mempercayai
omongan orang, selalu mementingkan dirinya sendiri, mudah putus asa, dan tidak
bertanggung jawab. Ajo Sidi sebagai orang yang kritis dan kreatif serta pekerja keras dan
bertanggung jawab. Haji Saleh merupakan tokoh yang rajin dan taat beribadah namun
terlalu percaya diri sehingga sombong dan egois. Cerpen ini menceritakan tentang
kematian seorang kakek penjaga surau (masjid yang berukuran kecil). Si kakek


meninggal dengan menggorok lehernya sendiri setelah mendapat cerita dari Ajo Sidi,
tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun pekerjaan sehari-harinya beribadah di
masjid. Pada cerpen ini menunjukkan di mana manusia berlomba-lomba untuk memenuhi
kehidupannya sendiri, bahkan dalam masalah agama. Amanat yang dapat diambil dari
cerpen ini adalah agar menjaga dan memelihara dengan baik pemberian Tuhan.

4) Senyum Karyamin
Karya : Ahmad Tohari
Cerpen senyum karyamin merupakan karya Ahmad Tohari. Tema cerpen senyum
karyamin ialah ironi kehidupan di pedesaan. Di situlah nanti akan menceritakan
bagaimana perjuangan hidup, perjuangan Karyamin menjalani kerja kerasnya kehidupan
tanpa sebuah keahlian. Tokoh utama dalam cerpen ini yaitu Karyamin sendiri. karyamin
merupakan orang yang sabar, pekerja keras, dan slalu ramah karena selalu tersenyum
meski beban yang dia pikul sangat berat. Tokoh lainnya ada Pak Pamong, teman-teman
Karyamin, istri Karyamin, Sarji, Saidah, dan penagih bank harian. Latar tempat dalam
cerpen ini di Sungai, pangkalan material, rumah, dan jalan menuju sungai.latar waktu
dalam cerpen ini biasanya dari pagi sampai siang hari. Cerpen ini menceritakan
Karyamin yang bekerja sebagai pengangkut batu dari sungai ke pangkalan material.
Pekerjaan itu pekerjaan satu-satunya yang Karyamin lakukan karena sangat sulit mencari
pekerjaan di desanya karena minim keahlian. Karyamin dan keluarganya sangat
kesusahan namun meski begitu Karyamin tetap tersenyum menghadapi hidup yang sulit
ini. Karena menurut Karyamin dengan tersenyum itu merupakan simbol kemenangan.
Setiap hari Karyamin mengangkut batu di pundaknya terasa begitu berat dengan medan
jalan yang tak mudah, licin membuat hambatan untuk sampai ke ujung. Namun pada
suatu hari Karyamin mengangkut batu bersama teman-temannya. Pada saat itu kondisi
Karyamin tidak baik-baik saja. Perutnya tiba-tiba sakit hingga Karyamin terguling sampai
dua kali dan membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Meski mendapatkan
perlakuan seperti itu, Karyamin tetap tersenyum menghadapinya. Amanat yang dapat
diambil dari cerpen ini kita sebagai manusia harus bersabar dan jangan pernah menyerah
dalam menghadapi masalah.


5) Dilarang Mencintai Bunga-bunga
Karya : Kuntowijaya
Tema dari cerpen dilarang mencintai bunga-bunga karya Kuntowijaya ini adalah
kehidupan. Tokoh yang terdapat dalam cerpen ini yaitu Buyung sebagai tokoh utama
kemudian ayah, ibu, dan kakek. Buyung memiliki karakter penasaran, pintar karena haus
akan ilmu. Ayah dalam tokoh ini yaitu laki-laki yang kasar dank eras. Namun, ia juga
penyayang. Ibu digambarkan sosok yang baik dan penyayang. Kakek adalah tokoh yang
baik, ramah, dan penyayang. Latar tempat cerpen ini di pekarangan rumah yang berada di
Jawa. Cerpen ini menceritakan tentang keinginan seorang anak untuk mengenal kakek. Ia
terus berusaha untuk mengenalnya walaupun kata orang dia keramat. Anak itu penasaran
dengan sebuah rumah tua yang berada di sebelah rumahnya yang seprti tidak
berpenghuni. Pada saat sore, dia bermain laying-layang, kemudian layang-layangnya
putus, dia hanya melihat lalu dia dikejutkan oleh seorang kakek yang membrikan dia
setangkai bunga berwarna ungu, ia mulai mengenal kakek dan mulai menyukai
bunga-bunga, tetapi ayahnya melarangnya. Amanat yang dapat diambil dari cerpen
tersebut yaitu sebagai orang tua harus pandai dalam menyampaikan nasihat walaupun
orang tua tidak menyukai kegemaran anaknya, agar anak tidak merasa terkekang dan
tetap terbuka kepada orang tuanya.


3

ANALISIS NASKAH DRAMA

1) Kereta Kencana
Naskah drama kereta kencana merupakan karya W.S Rendra. Naskah ini berbicara

bahwa kehidupan akan berpindah ke suatu tempat yang penuh dengan cahaya terang dan
kebenaran yaitu kehidupan yang akan datang setelah kematian. Drama ini menceritakan
tentang dua rang tua telah berusia dua abad menunggu sebuah kereta kencana. Sementara
suara-suara yang mengatakan mereka akan segera dijemput membuat mereka semakin
dekat dengan kematian. Dua orang yang kesepian ini tidak memiliki anak. Dua orang ini
memiliki kjayaan pada masa lalu, tetapi pada masa tuanya mereka hanya bisa berkhayal
kmatian yang menjemput mreka dapat menjadi suatu yang bermakna. Puncak dari drama
ini, ketika mereka merasa benar-benar jenuh. Lalu saling mencerca satu sama lain dan
akhirnya pertengkaran semakin menjadi. Pertengkaran berakhir karena kakek terkena
serangan jantung. Nenek terkaget dan sangat terpukul dan segera memberikan
pertolongan kepada kakek. Begitulah keseharian mereka tanpa dibuahi seorang anak.
Pesan yang dapat diambil dalam drama ini yaitu nenek yang setia kepada kakeknya.
Mereka berdua saling menguatkan satu sama lain di sisa hidupnya.

2) Pada Suatu Hari
Pada suatu hari merupakan karya Arifin C.Noer. Tema naskah drama ini adalah

keluarga. Tokoh yang terdapat dalam naskah drama ini yaitu kakek sebagai tokoh
protagonis yaitu seesorang yang bijaksana dan romantis. Nenek juga romantis,
pencemburu, dank eras kepala. Kemudian Novia pencemburu, mudah curiga, dan keras
kepala. Tokoh antagonisnya yaitu Nyonya Wenas. Ita Drama ini bercerita tentang kakek
dan nenek yang mengalami konflik dalam kehidupan rumah tangga. Pada suatu hari,
setelah acara ulang tahun mereka, datanglah seorang janda seksi, Nyonya Wenas yang
bermaksud untuk meminta maaf kepada kakek dan nenek karena tidak bisa hadir di acara
mereka. Nenek merasa sebal karena sepengetahuan nenek, Nyonya Wenas tidak diundang
ke pesta ulang tahun mereka. Ternyata, Nyonya Wenas merupakan mantan kekasih kakek
yang menjadi penyebab marahnya nenek. Tanpa piker panjang, saat itu nenek meminta


cerai kepada kakek. Kakk memohon-mohon kepada nenek untuk tidak melakukan itu.
Tetapi nenek tetap kekeh dengan keputusannya. Kemudian datanglah Nita, anak tertua
kakek dan nenek. Nita hanya terdiam melihat pertengkaran nenek dan kakek. Novia adek
Nita datang dengan membawa tas bajunya, ternyata dia juga meminta cerai kepada
suaminya. Nenek tidak mau rumah tang anaknya rusak. Nenek pun menasehati Novia
agar tidak mengambil keputusan dengan keadaan seperti itu. Begitu pula sebaliknya,
Novia juga mengingatkan nenek. Akhirnya masalah tersebut dapat terselesaikan. Amanat
dari naskah drama ini adalah jangan pernah mengambil keputusan saat kita sedang
dikuasai oleh amarah.

3) Dhemit
Dhemit merupakan naskah drama karya Heru Kesawa Mukti. Tokoh dalam drama

ini yaitu Kurahae yang merupakan ketua yang dihormati oleh para dhemit. Ia
memiliki karakter yang sangat kuat dan berjiwa pemimpin. Genderuwo merupakan
dhemit senior yang memiliki karakter yang tidak sabar karena dalang dari
penculikanb konsultan, selain itu juga keras kepala karena tidak mau menuruti saran
dari Kurahae.enggrang adalah dhemit senior memiliki karakter lucu, kritis, dan
penurut. Kemudian tokoh lainnya ada Wluwuk memiliki suara seperti babi, Sawan
adalah dhemit kuntilanak memiliki karakter periang. Pak Rajek ketua kontraktor
memiliki karakter serakah. Drama ini memiliki pesan yang berhasil disampaikan oleh
para tokoh yang berperan keserakahan manusia bukan hanya merugikan manusia itu
sendiri, melaikan menganggu para dhemit dan menghancurkan ekosistem.

4) Bulan Bujur Sangkar

Bulan bujur sangkar merupakan karya Iwan Simatupang. Dalam drama ini menceritakan
keinginan dan kematian itu sejalan. Apa yang kita inginkan tidak bisa terlepas dari kematian.
Kisah ini menceritakan tentang tokoh yang bernama orang tua selama hidupnya berhasil
mencapai keinginannya membangun tiang gantung. Bagi orang tua tersebut, bagi orang tua
tersebut tiang gantung merupakan penentu awal dan akhir apakah kita yang akan dimatikan atau
mematikan dalam tiang itu. Pada hari itu datang pula tokoh anak muda yang heran melihat tiang


besar itu dan menganggap orang tua sebagai musuh. Anak muda mencoba membunuhnya,
namun tokoh orang tua mencoba melawan dengan cara meyakinkan dan mempengaruhi pikiran
anak muda. Keinginan anak muda pun tidak jadi ketika ia mendengarkan dan menafsirkan
kata-kata yang terucap dari mulut orang tua, ia menjadi terpengaruhi bahwa kehidupan adalah
pilihan untuk mati dan dimatikan. Dari pengaruh yang telah dilakukannya itu tokoh orang tua
berhasil menghasut dan membuat anak muda menjadi pelengkap dari tiang gantungan barunya,
menjadi akhir kehidupan bagi tokoh anak muda. Tema dari naskah drama ini adalah bagaimana
pemikiran orang masa kini yang hanya memikirkan logika tanpa melihat realita yang terjadi.

5) Ayahku Pulang

Naskah drama ayahku pulang merupakan karya Umar Ismail. Naskah drama ini menceritakan
Raden Saleh sebagai ayah yang pulang ke rumah istrinya, Tina setelah bertahun-tahun
meninggalkan Tina karena lebih memilih perempuan lain. Padahal saat itu dia memiliki anak
juga yang dia tinggalkan. Tokoh dalam naskah drama ini ada Saleh sebagai ayah, Tina sebagai
istri, Gunarto, Maimun, dan Mintarsih merupakan anak-anak dari Saleh. Setelah pulang ke
rumahnya, Tina menyambut dengan baik, sedangkan anak-anaknya tidak menerima kedatangan
ayahnya yang sudah meninggalkan bertahun-tahun. Saleh datang membawa anak dari istri
keduanya itu. Kemudian anak Saleh mengusir ayahnya secara kasar. Kemudian Saleh merasa
menyesal sekali telah meninggalkan mereka semua. Pada akhirnya Saleh memutuskan untuk
bunuh diri. Setelah itu, baru anak-anak Saleh sadar akan perbuatannya dan mereka pun
menyesal.


Nurrahmah Bintari

22201241080

1

ANALISIS PUISI

1. Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Analisis:
Tema puisi ini adalah patriotisme atau kebangsaan, karena setelah membaca puisi tersebut
dapat menumbuhkan semangat pembaca. Diksi yang digunakan adalah menggunakan kata
yang mudah dipahami, sebagai contoh: “tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali”. Tipografi
puisi Diponegoro yaitu rata kiri dan lurus ke bawah.
Imaji yang digunakan adalah imaji taktil, “dimasa pembangunan ini tuan hidup kembali”
kalimat tersebut apabila dibaca kapan saja akan relevan dan kita akan merasakan untuk ikut
membangun peradaban bangsa.
Majas yang digunakan dalam puisi ini majas hiperbola yaitu pada kalimat “Ini barisan tak
bergenderang-berpalu”. Kalimat tersebut dikategorikan sebagai majas hiperbola karena
melebih-lebihkan barisan yang bergenderan-berpalu. Nada dan Suasana dalam puisi ini
menggunakan nada revolusioner dan semangat, contohnya pada kata
Maju,Serbu,Serang,Terjang.

2. Sajak Rajawali
Karya: W.S Rendra
Analisis:
Diksi disini penyair memilih kata Rajawali sebagai lambang kebebasan. Selain itu Rajawali
memiliki sifat  berani dan tangguh, semua itu di ibaratkan sebagi seorang yang ingin bebas
dan tidak ingin dikekang oleh suatu pemerintahan yang ooriter.  Hal itu tampak pada


penggunaan kata : sangkar besi, rajawali, burung nuri, keringat matahari, kemantapan hati,
rajawali, terbang tinggi, membela langit langit,dan sebagainya.. Tifografi: menggunakan
bentuk rata kiri dan lurus ke bawah. majas Puisi ini menggunakan majas metafora, dari awal
hingga akhir puisi ini bercerita tentang rajawali. Puisi berisi kiasan bagi orang yang
berpandangan luas, berpikiran maju, memiliki keberanian luar biasa, dan seorang pembela
kebenaran.

Citra visual dapat ditemukan dalam penggunaan kata-kata : sangkar besi, burung nuri, langit,
duduk bertapa, matahari, fatamorgana, matamu.Citra penglihatan:  burung rajawali yang ada
di dalam sangkar besi dan burung rajawali yang ada di alam bebas. Di alam bebas, rajawali
dapat terbang ke mana saja yang ia inginkan dan yang di sangkar besi. Citra gerak dapat
ditemukan dalam bait keempat dan ketujuh. Rima dominan berakhiran i.

3. Pada Suatu Hari Nanti

Karya: Sapardi Djoko Damono

Analisis:

Tema puisi Pada Suatu Hari Nanti karya Sapardi Djoko Damono mempunyai tema tentang
kesetiaan. Diksi pada puisi ini menggunakan Kata-kata yang mudah untuk dipahami, contoh
pada kata “Pada suatu hari nanti” pembaca bisa mengerti maksud dari puisi ini bahwa
menceritakan sesuatu yang akan datang. Tipografi yang ditampilkan adalah bentuk ratakiri
dan lurus bawah. Majas pada puisi ini hanya terdapat majas metafora.Metafora adalah bahasa
kiasan seperti perbandingan, hanya tidak menggunakan kata-kata perbandingan.Metafora itu
melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain terdapat pada bait 1,2,3. Rima pada puisi
ini semua baitnya mempunyai akhiran i yang memberikan kesan kesetiaan, pengandaian dan
rayuan terhadap sesuatu yang akan dihadapi.


4. PIDATO DI KUBUR ORANG
Karya: Subagio Sastrowadoyo
Analisis:
Tema pada puisi ini adalah kesabaran seorang tokoh ia. Kesabarannya ditunjukkan ketika
keluarganya dirampok oleh segerombolan perampok. Diksi pada puisi ini  menggunakan
pemilihan kata yang lebih umum yang sering digunakan oleh manusia. Citraan yang
digunakan yaitu penglihatan, contohnya terdapat pada kalimat “Ketika gerombolan
mendobrak pintu”. Selain itu menggunakan citraan perasaan contohnya pada kalimat “  Ia
tinggal diam dan tidak memendam kebencian”. Fotografi puisi ini rata kiri dan lurus bawah.
Selain itu setiap awal kalimat menggunakan huruf kapital.
Puisi di atas mengandung tema kesabaran seorang tokoh Ia. Kesabarannya ditunjukan saat
keluarga Ia dirampok oleh segerombolan perampok

5. Cempaka
Karya: Amir Hamzah
Analisis:
Tema pada puisi di atas adalah cinta kepada pujaan hati. Diksi yang digunakan adalah
kata-kata yang di anggap mengandung nilai tertentu dan tepat menyentuh hati para pembaca
.contoh nya bunga “cempaka” dan “kamboja”. Tipografi yang digunakan adalah :rata kiri
karena penulisan tiap bait nya adalah si sebelah kiri. Menggunakan rima silang ab-ab. Majas
yang digunakan adalah personifikasi dan metafora.

6. Tapi
Karya: Sutardji Calzoum Bachri                                                  
Analisis:


Tema puisi di atas adalah “hubungan antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya”. Majas yang
digunakan pada puisi tersebut adalah hiperbola yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan.
Seperti pada baris berikut “aku bawakan mayatku padamu”. Citraan yang digunakan adalah
Citraan gerak dalam kalinmat “aku bawakan bunga padamu”.Citraan kesedihan yang
tergambar pada kalimat “ aku bawakan mayatku padamu”. Diksi pada puisi ini menggunakan
beberapa gambaran kata seperti gambaran manusia, gambaran kesakitan dan gambaran usaha.
Gambaran manusia terdiri atas kata aku, kau, mayat, dan arwah.

7. Nasehat-nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya Berangkat Dewasa

Karya: Taufiq Ismail

Analisis:

Tema yang ada pada puisi ini yaitu sebuah nasehat yang berupa perbuatan-perbuatan baik
yang harus dilakukan oleh seseorang yang telah menginjak dewasa. Nasehat ini di berikan
orang tua terhadap anaknya yang telah mencapai masa dewasa. Majas pada puisi ini adalah
majas personifikasi ini terdapat pada kata pohon-pohon kezaliman. Padahal kenyataannya
yangterbiasa melakukan perbuatan zalim adalah manusia. Diksi pada puisi diatas diksi yang
dipakai sama sekali tidak rumit. penyair lebuh memilih kata-kata yang umum namun tidak
sampai mengurangi keindahan puisi ini. Citraan yang digunakan adalah penglihatan.
Misalnya pada baris ke lima dan keenam. Rima pada puisi ini memakai pengulangan bunyi
yang dipakai pada puisi ini menggunakan rima akhir ditiap baitnya.

Misalnya :

Jika adalah kesempatan memilih mati

Ialah syahid di jalan Ilahi

8. Celana 1

Karya: Joko Pinurbo

Analisis:


Diksi pada puisi ini rata-rata menggunakan kata-kata sehari-hari. Ia menggunakan kata-kata
biasa seperti dalam baris “Ia membeli celana baru” dan terlihat seperti kalimat yang terkesan
asal-asalan. Diksi yang digunakan yaitu menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari
sehingga pembaca mudah mengerti. Topografi yang digunakan rata kiri dan lurus bawah

9. Monumen Bambu Runcing

Karya: Widji Thukul

Analisis:

Tema puisi ini adalah tentang perjuangan hidup orang-orang kecil di tengah kota yang sedang
berusaha menyambung hidup dan mencari nafkah. Topografi puisi ini yaitu rata kiri dan
setiap awal kalimat menggunakan huruf kecil. Rima yang digunakan yaitu rima campuran.
Diksi yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti

10. Guruku

Karya: Mustofa Bisri

Analisis:

Tema pada puisi ini adalah menghargai jasa seorang guru dan sekaligus sebagai sendirian
agar kita senantiasa untuk tidak melupakan guru yang telah mengajarkan apa yang kita tidak
ketahui. Karena ini mengisahkan murid yang telah merasa pintar dan menganggap guru
tersebut berada di bawahnya. Dan dari kepintaran tersebut membuat seseorang itu berpikir
kenapa ia tidak bisa menghargai seorang guru. Topografi puisi ini yaitu rata kiri dan setiap
awal kalimat menggunakan huruf kapital. Majas yang digunakan yaitu hiperbola, contohnya
pada kalimat “Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar”. Diksinya menggunakan
kata-kata yang biasa digunakan dalam sehari-hari sehingga mudah dimengerti.


2

ANALISIS NOVEL

1. Di Kaki Bukit Cibalak (Karya Ahmad Tohari)

Sinopsis:

Sebuah desa bernama Tanggir di kaki bukit cibalak yang sedang melaksanakan pemilihan
kepala desa. Calon kuat yaitu Pak Budi dengan lawan Pak Dirga. Pemenang pemilihan kepala
desa adalah Pak Dirga namun salah satu pegawai koperasi desa bernama Pambudi tidak
sejalan dengan pemikiran lurah baru tersebut karena Pak Dirga sering menggunakan
kepentingan umum untuk kepentingan pribadinya.

Masalah bermula saat Mbok Ralem meminjam uang lumbung desa untuk pengobatan tapi
tidak disetujui oleh Pak Dirga dan Pambudi memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di
koperasi tersebut. Niat baik Pambudi membantu Mbok Ralem menyembuhkan penyakitnya
dengan biaya tujuh puluh ribu, dan Mbok Ralem berangkat ke Jogja untuk berobat. Ternyata
biaya pengobatan lima ratus ribu. Pambudi memasang iklan donasi pengobatan Mbok Ralem
di koran Kalawarta. Nasib baik berpihak pada Mbok Ralem. Uang terkumpul dua juta lebih.
Mbok Ralem berhasil dioperasi, itu pun sang dokter enggan dibayar. Kejadian pemasangan
iklan Mbok Ralem terdengar sampai kantor gubernur. Pak Gubernur merasa rakyatnya tidak
terurus jadi Pak Gubernur menegur Pak Bupati, Pak Camat, dan tak terkecuali Lurah Dirga.
Pak Dirga merasa bahwa dirinya ditegur karena kesalahan Pambudi jadi Pak Dirga mengirim
santet kepada Pambudi namun ada saja yang membuatnya gagal.

Suatu hari gadis yang disukai Pambudi, Sanis, dijodohkan dengan anak Pak Camat agar desa
itu mendapat perhatian khusus dari Pak Camat. Pambudi memutuskan pergi dari desa karena
permasalahan yang ada di desa tersebut. Dia pergi ke Jogja menemui temannya yang bernama
Topo. Ia disarankan kuliah, untuk menunggu semester awal dia mencoba mencari pekerjaan
di berbagai tempat sampai akhirnya bekerja  di toko milik Nyonya Wibawa. Di situlah awal
pertemuannya dengan Mulyani, anak pemilik toko.

Pambudi memutuskan keluar dari pekerjaannya dan bergabung dengan majalah Kalawarta.
Di sana dia menulis artikel tentang berbagai permasalahan di desanya. Artikel itu sampai


kepada gubernur, beliau mengumpulkan semua bawahannya untuk mengungkap kedok Pak
Dirga dengan cara menjebak Pak Dirga dalam suatu acara perjudian. Pak Dirga akhirnya
lengser dari jabatannya dan ditahan. Akhirnya Sanis yang telah menjadi istri Pak Dirga pun
menjadi seorang janda. Seusai masalah itu Pambudi mendengar kabar ayahnya meninggal. Ia
kembali ke Tanggir, disusul oleh Mulyani. Saat perjalanannya sampai di Bandung, Mulyani
menyatakan pernyataannya. Tetapi Pambudi gamang, ia tidak ingin meninggalkan Cibalak.

Analisis:
Tema novel ini adalah kehidupan sosial. Untuk tokoh dan penokohan dalam novel ini
ditampilkan beberapa tokoh yaitu: Pambudi sebagai tokoh utama, baik hati, rela berkorban,
tidak mudah putus asa, dan bijaksana. Sanis sebagai tokoh pendamping utama, cantik,
menawan. Pak Dirga adalah seorang lurah, luwes, pandai berjudi, gemar berganti istri,
curang, licik dan jahat. Mulyani adalah gadis keturunan cina, berparas cantik, kulitnya putih
kekuning-kuningan dia anak pemilik toko arloji. Mbok Ralem warga miskin di desa Tanggir.
Majas yang digunakan adalah majas simbolik, retorik, personifikasi, dan hiperbola. Alur yang
digunakan dalam cerita tersebut menggunakan alur maju karena menceritakan peristiwa
mulai awal hingga akhir hingga runtut. Gaya Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami.

2. Bukan Pasar Malam ( Karya Pramoedya Ananta Toer)
Sinopsis:
 mengisahkan pemuda yang memiliki ayah seorang pejuang nasionalis. Sang ayah terkena
penyakit TBC, kemudian ia mengirim surat kepada sang anak yang saat itu tinggal di Jakarta
untuk kembali ke Blora kediaman ayah dan keluarganya. Selama perjalanan pulang ke Blora
pemuda tersebut didampingi oleh istrinya yang keturunan Pasundan, ia gadis yang cantik
namun cerewet, mereka baru menikah setengah tahun yang lalu. Selama perjalanan sang
pemuda mencoba memperkenalkan keindahan daerah asalnya kepada istri terkasih, hingga


akhirnya pemuda tersebut tiba di kampung halaman dan bertemu sang ayah tercinta yang
tergolek lemah tak berdaya karena TBC.

Sang anak pun bertemu ayahnya di pembaringan rumah sakit, saat bertemu tangis haru
menyelimuti mereka. Pemuda tersebut merasa miris melihat ayahnya yang dahulu berdiri
kokoh sebagai seorang pemimpin perang gerilya yang cerdik, seorang guru yang hebat,
seorang politikus pro rakyat yang ulung kini menjadi sesosok makhluk tak berdaya dengan
TBC yang menggerogotinya. Sang anak ingin membawa ayahnya ke dokter spesialis namun
terkendala oleh keuangan keluarga yang tidak mendukung. 

 Saat saat seperti itulah keakraban antara ayah dan anak yang telah lama terpisah mulai
kembali terjalin, begitu pula keakraban antara sang pemuda dengan adik-adiknya juga
kembali dieratkan oleh suasana dan keadaan. Namun tiba tiba sang istri meminta pemuda
tersebut untuk kembali ke Jakarta dengan alasan keuangan yang memprihatinkan. Pemuda
tersebut mengiyakan permintaan sang istri terkasih, akhirnya pemuda tersebut mengutarakan
keinginan untuk kembali ke Jakarta kepada sang ayah, namun sang ayah menolak dengan
halus dan meminta waktu seminggu lagi agar anaknya tersebut sudi menemaninya.

Waktu berjalan penuh dengan keakrabang ayah dan anak. Tanpa mereka sadari, satu minggu
terlewati sudah, namun akhirnya sang anak malah tidak ingin beranjak pergi karena ia merasa
memiliki kewajiban untuk menemani ayahnya yang tergolek lemah tak berdaya, maklum saja
ia merupakan anak pertama dalam keluarga mereka. Kejadian yang tak diinginkan akhirnya
terjadi juga, sang ayah meninggal dunia setelah dia dibawa pulang ke rumah oleh
anak-anaknya. Tangis pilu tak terhindarkan, suasana hening menyelimuti keluarga mereka,
rumah yang terlihat memprihatinkan turut menghiasi kesedihan mereka setelah ditinggal
pergi orang tua tunggalnya. Setelah kepergian sang ayah pemuda mendapatkan banyak
pembelajaran, hingga akhirnya ia menyadari bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah seperti
pasar malam, berduyun-duyun datang dan berduyun-duyun pula kembali, melainkan mereka
menanti kepergiannya dengan segala hal yang masih dapat mereka lakukan.

Analisis:


tema yang terdapat dalam novel bukan pasar malam yaitu “perjalanan seorang anak revolusi”
dimana hidup bukanlah sebuah pasar malam. Perjalanan seorang anak yang sempat dipenjara
olehBelanda dan perjalanan ayahnya yang lebih memilih membaktikan dirinya
kepadarepublik dan menjadi seorang guru selama hamper 30 tahun.. Tokoh dan penokohan
dalam novel ini pertama adalah tokoh “aku” Watak tokoh aku digambarkan lewat surat dari
ayah, percakapan dengan tokoh lain, serta tindakan tokoh aku sendiri. Tokoh aku dibuka
dengan pergolakan jiwa, di mana ia di penjara. Tokoh aku mengalami kesulitan-kesulitan
ditambah lagi ayahnya yang sakit, dan diharuskan pulang ke kampung halamannya Blora.
Tokoh “istri” Tidak banyak penggambaran istri pada roman ini. Tokoh istri juga tidak
disebutkan namanya dalam percakapan apapun. Sesekali bertengkar dengan suaminya karena
terlalu lama di Blora. Tokoh “bapak” , Tokoh bapak diketahui berusia sekitar 56 tahun lewat
surat yang ditulis untuk anaknya (tokoh aku). 

3. Seribu Kunang-Kunang Di Manhattan ( Karya Umar Kayam)

Sinopsis:

Novel "Seribu Kunang - kunang di Manhattan" berisi tentan dua tokoh yang berpacarang.
Dua tokoh itu bernama Jane dan Marno. Jene adalah seorang wanita yang terpisah dengan
suaminya. Dan Marno, seoran pria yang terpisah dengan istri dan tanah kelahirannya. Mereka
berdua berpacaran. Kemudian Marno teringat dengan istrinya dan lampu - lampu yang
berkelipan mengingatkan ia pada ratusan kunang - kunang yang suka bertabur malam -
malam di sawah embahnya di desa.

Analisis:

Tema dalam cerita ini adalah tema sosial, dengan sedikit unsur tema egoik. Tema cerita ini
adalah pertemuan dua budaya: Barat dan Timur. Dua budaya itu disimbolkan dengan dua
tokoh yang berdialog sampai membentuk cerita yang utuh. Adapun unsur egoiknya adalah
Marno menolak menjadi orang Barat sepenuhnya, dan Jane juga tidak menjadi orang Timur.


Tokoh dan penokohan dalam novel ini ada dua tokoh yaitu Marno dan Jane. Marno
ditokohkan sebagai orang yang memegang teguh budaya Timur, sentimental, dan terikat pada
norma budaya Timur. Sedangkan Jane adalah perwakilan budaya Barat, yang liberal dan tak
acuh pada keterikatan yang bagi orang Timur dianggap wajib. Alur yang digunakan adalah
alur maju/progresif. Latar pada novel ini yaitu:
-latar tempat: latar cerita ini bertempat di apartemen Jane
-latar waktu: berlatar waktu pada malam hari, dijelaskan dalam awal cerita dari dialog Marno
dan Jane yang mendebatkan bulan, dan bulan muncul di malam hari.
-latar sosial: berlatar sosial pada kondisi pertemuan sosialita Timur dan Barat. Marno
mewakili Timur, Jane mewakili Barat.

4. Hujan Bulan Juni ( Karya Sapardi Djoko Damono)
Sinopsis:
Sinopsis novel hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono ini mengisahkan tentang kisah
percintaan Sarwono pria yang sederhana yang kaku. Dengan gadis cantik blasteran yang
bernama Pingkan. Sarwono adalah seorang antropolog dan ia disibukkan dengan
pekerjaannya sebagai peneliti. Sarwono mendapatkan tugas dari dosen seniornya. Dan karena
interaksi yang cukup lama maka mereka akhirnya saling jatuh cinta. Uniknya cinta mereka
dipenuhi dengan obrolan yang remeh dalam setiap kali pertemuan. Dan hal tersebutlah yang
membuat suasana menjadi romantis diantara keduanya semakin berkembang.

Analisis:
Tema kisah percintaan antara dua dosen muda yang penuh liku karena dihadapkan pada
berbagai perbedaan yaitu budaya, suku dan agama. Amanat dari novel Hujan Bulan Juni
adalah kita hidup dengan aturan yang berbeda dengan daerah lain maka kita harus bisa
menerima perbedaan itu dan bisa saling menghormati. Tokoh dan penokohan dalam novel ini


tokoh utama dalam novel Hujan Bulan Juni adalah Sarwono dan Pingkan. Sarwono memiliki
karakter yang sederhana, cerdas, penyayang, dan tekun. Pingkan memiliki karakter yang
tidak mudah tega, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, cantik dan cerdas. Gaya bahasa
novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono didominasi oleh gaya bahasa
metonimia. Latar tempat meliputi Solo, kampus UGM, UI, UNSRAT, Universitas Gorontalo,
Jakarta, Kyoto. Latar waktu pada bulan Juni, ketika pertama kali Sarwono dan Pingkan
bertemu, ketika Pingkan berangkat ke Jepang, ketika Latar sosial tampak dari cara berpikir,
penggunaan bahasa daerah dan penamaan dalam tokoh Amanat dari novel Hujan Bulan Juni
adalah kita hidup dengan aturan yang berbeda dengan daerah lain maka kita harus bisa
menerima perbedaan itu dan bisa saling menghormati.

5. Robohnya Surau Kami ( Karya A.A. Navis)
Sinopsis:
Cerpen Robohnya Surau Kami ini menceritakan suatu tempat dimana ada sebuah surau tua
yang nyaris ambruk. Kemudian datanglah seseorang ke sana dengan keikhlasan hatinya dan
izin dari masyarakat setempat untuk menjadi garin atau penjaga surau tersebut, dan hingga
kini surau tersebut masih tegak berdiri.
Meskipun kakek atau garin dapat hidup karena sedekah orang lain, tetapi ada hal pokok yang
membuatnya dapat bertahan, yaitu dia mau bekerja sebagai pengasah pisau. Dari
pekerjaannya inilah dia dapat mengais rejeki, apakah itu berupa uang, makanan, kue-kue,
atau rokok. Kehidupan kakek ini sangat monoton. Dia hanya mengasah pisau, menerima
imbalan, membersihkan dan merawat surau, beribadah di surau, dan bekerja hanya untuk
keperluannya sendiri. Hasil pekerjaannya itu tidak untuk orang lain, apalagi untuk anak dan
istrinya yang tidak pernah terpikirkan.


Suatu ketika datanglah Ajo Sidi untuk berbincang-bincang dengan penjaga surau itu. Ajo sidi
adalah seorang pembual yang datang kepada kakek penjaga surau sebelum kakek penjaga
surau itu meninggal. Lalu, keduanya terlibat dalam sebuah perbincangan.

Pada perbincangan itu, Ajo sidi mengisahkan tentang kejadian Haji Saleh di akhirat ketika dia
dimasukkan ke dalam neraka. Haji Saleh tidak menerimanya karena Haji Saleh merasa dia
adalah seorang yang rajin beribadah. Tak sekalipun Haji Saleh meninggalkan kewajiban
Tuhan. Bahkan setiap waktunya hanya untuk menyembah Tuhan.

Analisis:

Tema yang digunakan pada cerpen robohnya surau kami adalah seorang kepala keluarga yang
dimana tidak memiliki kemampuan dalam menghidupi keluarganya. Alur yang digunakan
adalah alur mundur. Latar tempat novel ini di kota, pasar, dan surau.

Tokoh dan penokohan dalam novel ini Kakek : Rajin beribadah, baik hati, ikhlas, tapi ketika
penyeselan dan ketakutan datang  berpikiran pendek.

Ajo Sidi : Jahil, pembuat bualan, ramah, tapi dibalik bualannya ada makna tersirat.

Aku : Baik, dermawan, perhatian, sebagai perantara tokoh lainnya.

Haji Saleh : Rajin beribadah, mengabdikan diri hanya untuk Tuhan, tapi terlalu
membanggakan tindakannya hingga gelap mata pada lainnya, berani menentang.

Istri ‘Aku’ : Baik,

Istri Ajo Sidi: Menurut pada suami, bisa dipercaya menyampaikan amanat, baik.

Amanat dari novel ini yaitu Jangan dapat dengan mudah untuk direndahkan oleh orang lain,
Jangan membanggakan diri sendiri apabila berbuat kebaikan.


3

ANALISIS CERPEN

1. Senyum Karyamin (Karya Ahmad Tohari)

Sinopsis:

Senyum Karyamin bercerita tentang Karyamin, seorang buruh pengangkut batu kali.
Karyamin yang sedang kelaparan karena tidak punya uang untuk membeli makan, tetap
memaksa untuk bekerja keras meskipun dirinya sudah sempoyongan. Matanya
berkunang-kunang dan telinganya berdengung.  

Karyamin tetap bekerja keras bolak-balik antara sungai dan pangkalan batu. Atas usulan
beberapa rekannya, Karyamin akhirnya pulang untuk istirahat, namun di rumah dia melihat
dua sepeda jenki terparkir di depan rumahnya. Sepeda itu milik para penagih bank harian.
Karyamin memutuskan untuk kembali ke sungai. Saat hendak balik ke sungai untuk yang
kesekian kalinya, Pak Pamong menghadang Karyamin guna meminta sumbangan untuk
bantuan kelaparan di Afrika. Karyamin yang kelaparan dan tidak punya uang hanya bisa
tersenyum getir, senyum tersebut kemudian berubah menjadi tawa terbahak-bahak dan tubuh
Karyamin pun ambruk.

Analisis:

Tema dalam cerita pendek senyum karyamin bertema tentang ironi kehidupan di pedesaan.
Dan selain itu tentang perjuangan hidup. Perjuangan karyamin menjalani kerasnya kehidupan


tanpa sebuah keahlian. Tokoh utama, tokoh utama dalam cerita pendek senyum karyamin
adalah Karyamin itu sendiri. Karyamin merupakan sosok penyabar, pekerja keras dan juga
selalu ramah dengan ditandai selalu tersenyum meski beban yang ia pikul sangat berat. Tokoh
tambahan: tokoh tambahan dalam cerpen tersebut adalah Pak Pamong, teman-teman
Karyamin, Istri Karyamin, Sarji, Saidah dan penagih bank harian. Alur yang digunakan
dalam cerita pendek senyum karyamin adalah alur maju. Latar tempat dalam cerita pendek
senyum karyamin yaitu sungai, pangakalan material, rumah, jalan menuju sungai. Latar
waktu pada cerita pendek senyum karyamin adalah siang hari bisa saja pagi sampai siang
hari. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen senyum karyamin adalah gaya bahasa
figuratif yaitu: Metafora, simile, perumpamaan atau asosiasi, personifikasi, hiperbola, litotes,
ironi, sarkasme, pleonasme dan gaya bahasa repitisi. Amanat yang bisa di ambil dari cerpen
senyum karyamin adalah harus bersabar dalam mengahadapi setiap masalah dan pantang
menyerah.

2. Sungai (Karya Nugroho Notosusanto)

Sinopsis:

Cerpen "Sungai" karya Nugroho Noto Susanto adalah cerpen yang mengisahkan tentang
tokoh sentral bernama Kasim seorang kepala regu TNI. Cerpen ini mengangkat tema
pengorbanan yang ditandai dengan berbagai hal hingga mengharuskan Sersan Kasim
mengorbankan orang-orang yang dicintainya mulai dari istri juga anaknya. Hal ini tercermin
saat sepuluh tahun yang lalu Aminah, istri Sersan Kasim, memaksa untuk ikut menyebrang
ke wilayah kekuasaan Republik padahal saat itu istrinya sedang hamil, dua bulan kemudian
Sersan Kasim harus merelakan istrinya menghembuskan napas terakhirnya setelah
melahirkan Acep. Selain itu saat penyebrangan berikutnya Sersan Kasim juga harus
mengorbankan Acep, putranya, demi menyelamatkan prajurit-prajurit yang dipimpinnya.

Analisis:

Tema cerpen "Sungai" adalah menunjukkan sikap rela berkorban (kasih), tabah dalam
menghadapi masalah (teguh hati), dan tidak mudah menyerah dengan keadaan (optimis). Hal
ini sesuai dengan isi cerita di mana sersan Kasim sebagai tokoh utama berusaha dengan
segenap tenaga untuk membawa Acep (anaknya yang masih bayi) menyeberangi sungai
Serayu agar sampai di tepi dengan selamat. Meskipun perbuatan yang dilakukannya tersebut
menimbulkan konflik batin dalam diri sersan Kasim, tetapi dia tetap tegar menghadapi


kenyataan yang ada sampai akhirnya Acep meninggal dunia. Tokoh yang diperankan dalam
cerita ini menampilkan tiga macam penokohan, yaitu protagonis (Sersan Kasim, Acep),
antagonis (Aminah, Komandan/ Pak Letnan), dan tokoh tritagonis (anggota peleton 1, 2, 3,
Pak Lurah dan penduduk desa). Latar Tempat di Sungai, Dari judulnya, cerpen tersebut
menggambarkan bahwa kisaran tempat adalah di sungai, tepatnya Sungai Serayu, di kaki
pegunungan daerah Banjarnegara, selanjutnya di Jawa Barat : Jawa Barat adalah daerah
operasi tempat Sersan Kasim bertugas. 3 Yogya : Yogya adalah tempat tujuan hijrah TNI, dan
tempat Acep, anak Sersan Kasim dilahirkan, sekaligus tempat istri Sersan Kasim meninggal
sehari setelah Acep dilahirkan dengan sisa tenaganya. Jam satu malam : Malam yang gulita
dan hujan di mana pada saat itu para prajurit melakukan perjalanan menuju ke Priangan, Jawa
Barat. Perjalanan dilakukan dengan jalan kaki, dan dilakukan malam agar tidak diketahui
oleh musuh.

3. Guru (Karya Putu Wijaya)

Sinopsis:

 Cerpen ini menceritakan tentang sesosok anak yang ingin menjadi guru, tetapi mengalami
beberapa hambatan dalam mencapai cita-cita yang diinginkan. Anak itu bernama Taksu, yang
merupakan anak tunggal dan harus mengikuti semua keinginnan orang tuanya. Tetapi ia tetap
ingin mempertahankan cita-cita yang diinginkannya sebagai seorang guru. Sesuai dengan
kutipan dalam cerpen tersebut “ karena guru tidak bisa dibunuh, jasadnya mungkin saja busuk
lalu lenyap, tetapi apa yang diajarkannya tetap tertinggal abadi bahkan bertumbuh,
berkembang, dan memberi a inspirasi pada generasi di masa yang akan datang.’’ Kata – kata
itulah yang menjadi motivasi Taksu untuk tetap bertahan mencapai cita – citanya, bahkan dia
berkata seperti itu karena 28 tahun yang lalu ayahnya yang dulu memberi nasihat untuk
menghargai jasa guru  ketika ia malas belajar. Tetapi semua itu hanya sebuah ucapan belaka
untuk orang tuanya, karena orang tuanya mengikuti perkembangan zaman dan orang tuanya
berfikir bahwa guru hanya sebuah cita-cita yang sepele dan rendah di mata kedua orang
tuanya. Orang tuanya pun membujuknya untuk mengikuti nasihatnya yang ia inginkan. Oleh
karena itu, orang tuanya membujuknya dengan beberapa cara memberikan barang-barang
mewah. Walaupun dengan beberapa cara, Taksu tetap mempertahan cita-cita yang ia
inginkan. Kepribadian yang kokoh itulah yang memacu semangatnya.

            10 tahun berlalu dan kini, Taksu pun menjadi seorang guru tetapi bukan guru
sembarang guru tetapi guru bagi para pegawainya ( yang mencapai hingga 10.000 ) dan


generasi lainnya. Ia kini menjadi seorang pengusaha sukses, bahkan ia pun mendapatkan
gelar doktor honoris causa. Serta orang tuanya pun menyadarinya bahwa Taksu kini sudah
menggantikan hidup beban orang tuanya.

Analisis:

Dalam cerpen Guru sendiri temanya adalah Tekat, karena menceritakan keyakinan dan
semangat seorang anak terhadap apa yang ia ingingkan (cita-citanya menjadi seorang guru).
Contohnya; Dia pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secari kertas
kecil dan pesan kecil: “Maaf, tolong relakan saya menjadi guru”.

Tokoh dan penokohan dalam cerpen ini ada tokoh Bapak yang berwatak keras, menilai
sesuatu dari satu sisi tanpa melihat sisi yang lain, kemudian tokoh Taksu yang memiliki
watak baik, konsisten, memiliki keyakinan dan tekat yang luar biasa, dan terakhir tokoh Istria
tau ibu Taksu. Latar tempat pada cerpen ini di rumah kost, kamar, dan perguruan tinggi. Gaya
Bahasa yang digunakan  Asosiasi atau Perumpamaan Majas asosiasi atau perumpamaan
adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap
sama. Contoh; Guru itu hanya sepeda tua.  Hiperbola, Majas hiperbola adalah pernyataan
yang berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau
meminta perhatian. Contoh; Satu jam saya memberi Taksu kuliah. Saya telanjangi semua
persepsinya tentang hidup. Dengan tidak malu-malu lagi, saya seret nama pacarnya si Mina
yang mentang-mentang cantik itu, mau menyeret anak saya ke masa depan yang gelap.

Amanat yang bisa diambil dari cerpen ini yaitu

1.      Yang menetukan kesuksesan seseorang adalah tekat dan kemauan besar dalam dirinya.

2.      Karakter, sikap, dan minat adalah hidup kita.

3.      Kehidupan tidak dapat di pastikan, karena terkadang sesuatu dapat berubah tanpa harus
dipercaya.

4.      Kita yang merencanakan, kita yang menentukan, dan kita sendiri yang menjalani. Orang
tua ,keluarga, dan lingkungan adalah pelengkap, penyemangat, tapi bukan penentu..


4. Tangan-tangan Buntung (Karya Budi Darma)

Sinopsis:

Seorang pepimpin bernama nirdawat didesak agar segera menjadi seorang presiden baru. 

'' cobalah kita kenang kembali masa-masa pacaran kita dulu. kita berjalan -jalan dikampus
duduk dirumput,kemudian berjalan lagi dibawah pohon jejawi,dan berbincang-bincang
keinginan kita.bagi kita itu  meupakan cita-cita mulia. 

''cobalah kita tengok peta dunia ini ,'' kata nirdawat dalam sebuah pertemuan dengan
teman-temanya setelah membentangkan semokratik nusaan presiden nirdawat dari republik
debuah peta dan menggantungkannya didinding .

lalau secara spontan mengumumkan bahwa sejak itu nama negara diganti dengan republik
nirdawat ,dengan dengan berwajahkan nirdawat. 

''kau harus melakukan sesuatu,nirdawat,sekarang juga. aku selalu mendampingmu,'' kata
isterinya dengan lembut,lalu menciumi nirdawat lagi dengan lembut pula. 

dalam sebuah perjalanan pulang dari beberapa kunjunga negara di amerika latin, dalam
pesawat presiden republik deokratik nusantara memberi penjelasan kepada wratawan. 

''sebagaimna kita ketahui bersama, semua kepala negara dan pejabat penting yang kita
kunjungi memuji-muji kita.republik demokratik nusantara adalah nedara hebat,perkembangan
ekonominya luar biasa menakjubkan,dan presidenya pantas menjadi pemimpin dunia. coba
sekarang jelaskan,makna pujian yang sudah saya katakan. 

''pujian hanyalah bunga-bunga diplomasi,''kata sekian banyak wartawan dengan serempak. 

ternnyata benar dinegara yang sanagt makmur ini,banyak pemimpin bertangan buntung
,hukum memang tegas.barang siapa mencuri uang rakyat,harus dihukumptong tangan 

dan persiden niradawat dari republik demokratik nusantara pun sempat terkagum-kagum
,ternyata,para pemimpin justeru bangga.kendati mereka kena hukuman potong tangan
,mereka tetap bisa menjadi pemimpin dan tetap dihormati.

Analisis:


Tema darI cerpen ini adalah Politik. Karena, cerpen ini menceritakan kronologi seseorang
yang bernama Nirdawat dibujuk untuk menjadi seorang Presiden. Tokoh dan penokohan
dalam cerpen ini - Nirdawat : Sederhana, bertanggung jawab dan pekerja keras serta tidak
mementingkan diri sendiri. 

Bukti. - Isteri Nirdawat : Setia. Ketua MPR : Mengerti keinginan rakyat.  Jaksa Agung :
Bijaksana.

Alur yang digunakan yaitu alur campuran. . Latar Tempat:

- Didepan rumah Nirdawat ketika rakyat mengelilingi rumah Nirdawat untuk membujuk
Nirdawat agar mau jadi Presiden

- Digedung MPR saat pelantikan

- Dikamar tidur

 Latar Waktu

- Pagi hari

- Siang hari

- Malam hari

5. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga (Karya Kuntowijoyo)

Sinopsis:

Cerpen dilarang mencintai bunga-bunga mengisahkan suatu keluarga yang baru pindah ke
kota, dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Buyung. Dan mereka pun tinggal
sebagaimana mestinya warga kotatinggal. Setiap pagi Buyung bersekolah, kemudian di sore
hari ia pergi mengaji. Dan ayahnya tetap sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang umtuk
bermasyarakat. Dan ibunya sebgaimana ibu-ibu rumahtangga yang lain.

Kemudian didorong sikap penasaran yang teramat Buyung bersikeras untuk mengintip rumah
misterius yang berada di samping rumahnya, yang konon didiami oleh kakek tua yang hidup
seorang diri di rumah tersebut. Pada kesempatan pertama ia hanya mendapati kebun
bunga-bunga yang terhampar luas di halaman rumah kakek itu, namun tidak mendapati kakek


tersebut. Kemudian di sore hari ketika laying-layang Buyung terputus, tanpa disadari Buyung
ternyata sang kekek sudah berada di belakangnya dan memberikan seikat bunga untuk
Buyung. Dan mulai sejak itu Buyung sering datang mengunjungi sang kakak tanpa
sembunyi-sembunyi, mereka pun bersahabat.

Hati Buyung merasa tentram dan damai bila telah mendapati bunga-bunga yang ada di
kamarnya, namun kesukaaannya terhadap bunga-bunga itu ditentang oleh sang ayah, yang
lebih suka anaknya itu bermain di luar rumah sebagai mana mestinya seorang anak laki-laki.
Hati Buyung remuk redam perasaan yang berkecamuk yang membelunggunya bila ayahnya
datang menemuinya dan bunga-bunga itu, namun sang ibu tetap menjadi penenang dan
pelindung Buyung ketika hatinya sedang berkecamuk.

Kemudian sebelum berangkat ke sekolah Buyung berkesempatan untuk menemui sang kakek
sahabatnya, kakek itu sedang mencari hidup sempurna melalui bunga. Dan setelah itu ia juga
bertanya kepada sang ayah, kemudian ayahnya menjawab mencari kehidupan yang sempurna
melalui kerja.Dan ayah Buyung mengatakan bahwa “Engkau mesti bekerja, sungai perlu
jembatan.Tanur untuk besi perlu didirikan.Terowongan musti digali.Dam dibangun.Gedung
didirikan.Sungai dialirkan.Tanah tandus musti disuburkan, mesti, mesti.Buyung.Lihat
tanganmu”.Karena perkataan tersebut menlecutkan semangat kerja Buyung yang tidak lagi
memikirkan bunga-bunga.

Analisis:

Tema dalam cerpen ini adalah ketidaksetujuaan seorang ayah terhadap kegemaran anaknya.
Tokoh dalam cerpen ini ada tokoh “aku”, ayah, kakek, dan ibu. Gaya Bahasa yang digunakan
yaitu metafora. Contohnya pada kalimat “Kau kualat. Dia keramat” Gaya bahasa metafora
dalam kalimat di atas terletak pada kata “kualat” yang berarti mendapat bencana (karena
berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya) dan “keramat” yang berarti orang suci
dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya
kepada Tuhan.

Amanat dalam cerpen ini yaitu bagaimana kehidupan sosial seorang anak yang masih
ditentang oleh orang tuanya walaupun orang tua tidak suka akan kegemaran anaknya tetapi
kita harus pandai dalam menyampaikan nasihat. agar anak tidak merasa terkekang dan tetap


terbuka. sehingga dapat menjadi keluarga yang demokratis. cerita ini memberikan kesan tidak
ada yang lebih baik selain ketenangan jiwa dan keteguhan hati.

4

ANALISIS NASKAH DRAMA

1. Kereta Kencana Karya W.S Rendra

Kereta Kencana mengisahkan tentang pasangan suami istri yang digambarkan hanya hidup
berdua saja. Pasangan suami istri ini membahas tentang sebuah kereta kencana yang semakin
sering saja terdengar, “Wahai dengarlah kau orang tua yang selalu bergandengan dan bercinta
dua abad lamanya, Kereta Kencana akan datang dan menjemput kalian berdua dengan
sepuluh kuda dengan satu warna”. Mereka berdua dikisahkan dalam naskah sudah memasuki
lanjut usia yaitu dua ratus tahun. Kakek Hendry duduk sendiri di dalam kegelapan dan tak
lama datanglah seorang wanita tua dengan membawa lilin masuk ke dalam ruangan untuk
menanyakan kepada suaminya mengapa engkau duduk termenung sendiri di dalam
kegelapan. Sang istri menyuruh laki-laki tua itu untuk menyalakan lampu serta menutup
jendela, karena udara dari luar sangat dingin dan dapat menyebabkan masuk angin. Sang istri
menanyakan pada suaminya apakah dia tadi juga mendengar suara Kereta Kencana yang
datang, dan menanyakan pula apakah malam ini pertanda mereka berdua akan mati bersama
dijemput dengan Kereta Kencana. Dua pasang suami istri yang telah renta itu terus berdialog
untuk mengisi kekosongan dan kesepian hari-hari tua tanpa seorang buah hati pun, mereka
saling menghibur diri. Mereka bisa saling tertawa bahagia sambil mengenang masa muda
yang telah berlalu. Tiba-tiba keceriaan mereka hilang, pasangan ini mulai menangis
menyesali hidup. Walaupun telah dua abad menikah, mereka tidak di karuniai seorang anak.
Dalam sepi masa tua, pasangan ini mulai mendongeng masa lalu. Mengenang kembali derita
yang telah mereka lewati bersama. Diwaktu kejayaan masa muda dulu, mereka telah
berkeliling dunia dan kini mereka mengatakan semuanya telah hancur. Pasangan ini pun
mengantuk dan mulai tertidur karena hari telah larut. Tiba tiba ada suara dari luar ketukan
pintu yang membuat mereka kaget. Ternyata mereka kedatangan seorang tamu yang disebut


paduka dan masih banyak lagi tamu yang datang tetapi tidak berwujud. Ternyata tamu-tamu
tersebut adalah anak-anak mereka. Pasangan suami istri ini panik karena banyak sekali tamu
yang datang dalam jumlah banyak Setelah mereka semua disambut masuk, tak lama sang
suami mulai memberikan pidato. Dari luar terdengar kembali ketukkan pintu dan yang datang
adalah penguasa cahaya yang mengatakan bahwa pasangan tua ini akan dijemput malam ini
dengan Kereta Kencana dan meninggalkan anakanak ini untuk selama - lamanya.

2. Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya

: tema yang terdapat dalam lakon drama Bila Malam Bertambah Malam yaitu cinta kasih
antara Gusti Biang dan Wayan, serta antara Ngurah dengan Nyoman yang tidak dapat
dipisahkan oleh perbedaan kasta di antara keduanya. Tema yang diangkat Putu Wijaya dalam
lakon drama Edan men- 249 ceritakan tentang kanibalisme. Manusia seolah-olah tidak
memiliki kepercayaan terhadap perikemanusiaan dalam diri mereka. Plot pada lakon Bila
Malam Bertambah Malam dimulai dari pemaparan cerita, rangsangan, perumitan, klimaks,
penurunan laku, dan berakhir dengan penyelesaian. Plot pada lakon Edan dimulai dari
pemaparan cerita, rangsangan, perumitan, klimak, penurunan laku. Plot tidak pernah
mengalami penyelesaian. Akhir cerita diserahkan kepada pembaca atau penikmat lakon Edan.
Tokoh dalam lakon Bila Malam Bertambah Malam memiliki identitas tersendiri, baik ditinjau
dari aspek fisiologis, sosiologis, maupun psikologis. Tokoh pada lakon Edan diidentifikasi
sebagai tokoh kelompok yang dapat berkembang menjadi tokoh individu. Tokoh-tokoh pada
lakon Edan tidak memiliki tiga aspek kemanusiaan, namun tokoh hanya memiliki satau atau
dua aspek kemanusiaan.

Latar Pada lakon Bila Malam Bertambah Malam lebih mudah teridentifikasi, baik latar
tempat waktu, dan suasana. Pada babak pertama dalam lakon Bila Malam Bertambah Malam
ini tempat kejadian yaitu di tempat kediaman atau rumah Gusti Biang. Pada babak II tempat
kejadian di halaman rumah Gusti Biang. Pada babak III tempat kejadian di tempat tidur Gusti
Biang. Pada babak IV tempat kejadian di depan rumah Gusti Biang. Lakon Bila Malam
Bertambah Malam terjadi pada waktu malam hari. Kejadian dalam lakon Bila Malam
Bertambah Malam terjadi di Tabanan Bali sekitar tahun 1960-an. Dalam lakon Bila Malam
Bertambah Malam suasana lakon terdiri dari suasana marah, sedih, takut, kesal, tegang dan
romantik.


3. Sudah Gila Karya Chairil Anwar

Cerita dimulai dari seorang ayah yang sudah menduda  karena telah ditinggal mati istrinya
tinggal di sebuah perumahan yang padat penduduk. Istrinya meninggal di saat ia sedang
dalam proses melahirkan anak pertamanya. Istri dan calon anaknya meninggal dalam
persalinan. Sejak saat ia ditinggal istrinya, ia sedikit mengalami depresi dalam sehingga tidak
tampak seperti orang normal dalam melakukan segala sesuatu. Bukan hanya dari segi
psikologis dan penampilan saja ia menjadi tak terurusya.. Tetapi, ia tetap menolak dan
keukeuh bahwa dirinya baik-baik saja dan masih waras. Justru, ia menganggap
tetangga-tetangga yang sering menggunjingnya itulah yang seharusnya diperiksakan ke
psikiater.

Pada kenyataannya, kelakuan duda tersebut bukannya semakin membaik tetapi semakin
nyeleneh Akhrinya, karena muak dengan tingkah laku duda itu, warga setempat memutuskan
untuk mengadakan rapat darurat sebab pola dari duda setengah waras itu sudah mencemaskan
kehidupan berkeluarga warga sekitar perumahan tersebut. Seluruh warga mengadakan rapat
darurat tepat setelah bel masuk sekolah berbunyi karena warga setempat sudah hafal betul
bahwa si duda pasti sedang menebus tidur malamnya. Semua warga diundang kecuali duda
tersebut. Kecuali adik dari duda, seluruh warga perumahan setuju untuk memasukkan secara
paksa duda tersebut ke rumah sakit jiwa karena bagi mereka halal hukumnya mengorbankan
satu orang untuk kepentingan banyak. Tidak lama setelah rapat tersebut, si duda langsung
digelandang dan dimasukkan secara paksa ke rumah sakit jiwa.

            Beberapa bulan tanpa kehadiran duda tersebut, kehidupan warga tersebut menjadi
lebih tentram. Sampai tiba-tiba, secara mengejutkan kembali dengan penampilan yang sangat
berbeda. Ia kembali dengan memakai baju bersih, berambut rapi dan berbicara dengan lebih
tertata, tidak seperti dulu yang sering merancau. Hal ini mengejutkan seluruh warga
perumahan dan hampir tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Dan ketika warga
menjawab bagaimana bisa ia menjadi seperti ini. Ia menjawab santai bahwa dia bisa jadi
seperti ini karena ia sudah gila.

4. Sumur Tanpa Dasar Karya Arifin C. Noer


okoh utama drama ini adalah Jumena Martawangsa, seorang pengusaha pabrik yang berhasil
menimbun kekayaan di akhir kehidupannya. Di samping berhasil menimbun harta, ia juga
berhasil mempersunting Euis, seorang gadis muda yang cantik. Namun, kenyataannya, ia
mengalami kekosongan batin dan menyadari bahwa semua yang dimilikinya hanya untaian
kesia-siaan. Tragedi kehidupan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya itu justru muncul
ketika sukses telah diraihnya. Kekayaannya membuat ia bentrok dengan lingkungan dan
orang-orang sekitarnya, yang mengincar kekayaannya. Bahkan istri mudanya sendiri mulai
menyeleweng ketika ia ingin benar-benar menyintai dan mengharapkan cintanya.
Kebahagiaan makin jauh dari angan-angannya tatkala menyadari bahwa kematian akan
datang, dan ia tidak berhasil memiliki seorang anak untuk melanjutkan usaha dan mewarisi
kekayaannya. Jumena selalu bercuriga pada orang, merasa tersaingi, tapi juga tidak berdaya.

5. Cermin Karya Nano Riantiarno

  Drama cermin mengisahkan tentang perjalanan kehidupan seorang laki-laki yang akan
mengalami hukuman mati setelah peristiwa yang telah ia lakukan. Masa lalu yang kelam
yang mungkin tokoh laki-laki tidak percaya bahwa ia yang telah melakukannya, membunuh 6
orang dan melukai 3 orang. Seperti seorang pembunuh profesional yang telah melakukannya,
dengan mudah menghabisi targetnya, namun itu bukan dan sangat berbeda dengan tokoh
laki-laki yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan bahkan sampai berani mengakhiri
hidup seseorang.
            Semua bermula ketika tokoh laki-laki menikahi wanita yang bernama Sun, yang
merupakan mantan pelacur. Bahkan Sun masih terus melacur walaupun ia sudah menikah
dengan tokoh laki-laki. Sun terus melakukan kegiatan laknat itu, bukan hanya dengan satu
orang namun lebih. Ia melakukannya bukan karena cinta, sebab cinta dan sayangnnya hanya
untuk tokoh laki-laki. Awal mula tokoh laki-laki memang menerima kenyataan yang
dilakukan istrinya itu bahwa ia tidak bisa membahagiakan istrinya, ia hanya mampu
memberikan anak, tak mampu berbuat lebih bahkan tokoh laki-laki berpendapat bahwa apa
benar anak yang dilahirkan istrinya itu anaknya karena bukan hanya dia yang menanam benih
pada rahim istrinya. Itu semua terlihat dengan perbedaan paras dan ciri-ciri fisik dari ketiga
anaknya.Seperti air yang sedang dipanaskan dalam suhu kecil, namun ketika suhu air


lama-kelamaan akan mencapai puncaknya, begitu pula dengan tokoh laki-laki akibat
perlakuan istrinya yang seperti tidak menganggap dirinya, memperlakukannya seperti bukan
manusia, itu membuat geram dan memunculkan kemarahan pada tokoh laki-laki dan
terjadilah peristiwa berdarah itu.

Tema yang bisa saya tangkap dari naskah drama ini adalah bagaimana kita sebagai
manusia harus tetap bisa bercermin, melihat bagaimana baik atau buruknya diri kita.


ADVINO CHARISTAKA
22201244066

1
ANALISIS PUISI

Doa – Chairil Anwar

Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

● Tema: puisi ini bertemakan bahwa hidup harus berserah kepada Tuhan
● Suasana Puisi: Suasana puisi bisa berupa sedih, mencekam, marah atau bahagia. Ini

bisa dilihat dari pemilihan kata yang digunakan penyair. Puisi Doa karya Chairil
Anwar menunjukkan suasana puisi yang penuh pengharapan.
● Amanat Puisi: Amanat dalam puisi Doa merupakan manusia yang senantiasa
memerlukan Tuhan di dalam hidupnya.


Atas Kemerdekaan – Sapardi Djoko Damono
Atas Kemerdekaan
kita berkata : jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya : langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala
terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba
sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu :
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

● Tema: Perjuangan dan kemerdekaan Indonesia
● Suasana: Bahagia karena kita dapat menikmati kemerdekaan Indonesia

Mencekam karena perjuang rakyat Indoneisa untuk meraih
kemerdekaan
● Amanat: kita yang hidup dimasa kemerdekaan saat ini harus menghargai perjuangan
para pahlawan dulu dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
● Majas: majas yang digunakan adalah Semile ( pada larik kedua)

Mata Pisau- Sapardi Djoko Damono

Mata Pisau

Mata pisau itu tak berkejap menatap mu
kau yang baru saja mengasahnya
berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat leher mu.


● Tema: Sesuatu Hal yang Terlihat Positif ternyata menyimpan sesuatu hal yang
negative pula, jika kita salah menempatkannya

● Majas: Personifikasi ( Mata pisau itu tak berkejap menetapmu).
● Amanat: Hendaknya kita memanfaatkan segala hal yang kita miliki untuk tujuan

positif supaya hidup kita punya makna

Puisi Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono

Puisi Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah.

dirahasiakannya rintik rindunya

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni kepada pohon berbunga itu dari hujan bulan Juni

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu"

● Tema: cinta yang yang lam terpendam dan tidak bisa diungkapkan
● Suasana: Lirih dengan Emosi yang tenang
● Amanat: Kebesaran Hati untuk menahan dan menyembunyikan rasa serta kearifan

untuk tidak memaksa kehendaknya.

Sajak Matahari – W.S. Rendra
Sajak Matahari
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !


kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !

● Tema: kemanusiaan
● Majas: Pleonasme ( majas yang bermakna sama untuk menegaskan suaru hal)
● Tipografi: Tipografi dalam pusis ini adalah bait yang disuse lurus dalam satu bait

tanpa alinea yang melambangkan bahwa peristiwa dipuisi tersebut terus berlangsung
meskipun sudah berganti zaman.
● Amanat: Sebagai seseorang yang mempunyai kedudukan dan kekayaan yang lebih
dari orang lain, tidak boleh sembarangan terhadap orang yang berada dibawah kita
tetapi lebih memperhatikan hak hak mereka.

Aku Ingin – Sapardi Djoko Damono
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

● Tema: puisi ini mengakat tentang cinta
● Majas: Personifikasi( Kayu dan api yang menjadikannya abu)

Repetisi ( Aku ingin mencintaimu dengan sederhana)
● Amanat: puisi ini mengungkapkan tentang apa yang dirasakan dengan tenang dan

sederhana tanpa dengan perbuatan yang mengada ngada.

Surat Cinta – Goenawan Mohamad
Surat Cinta
Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.

Tema: Percintaan

Diksi: Muncul dalam judul dan barisab barisan puisi mengisyaratkan adanya mentomi atau
pemanfaatan sifat untuk menandai sesuatu.

Amanat: seorang yang sedang jatuh cinta, kadang ada senang dan kadang ada duka.
Makna: Anugerah Tuhan yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu cinta.

Lagu Serdadu- W.S. Rendra

Lagu Serdadu

Kami masuk serdadu dan dapat senapang


ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang

Yoho, darah kami campur arak! Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak!

Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali. Wahai, tanah yang baik untuk mati! Dan kalau
kuterlentang dengan pelor timah cukillah ia bagi putraku di rumah.

● Tema: Perjuangan seorang pejuang yang masuk kedalam peperangan dan membawa
senapan

● Suasana: Mencekam karena latar pada saat perang
● Amanat: Jangan melupakan jasa para pahlawan
● Majas: Majas perumpamaan
● Makna:

Makna yang terdapat pada puisi Lagu Serdadu yaitu dia liris telah menjadi seorang
prajurit atau sering biasa disebut tentara. Suatu kebanggan tersendiri manjadi seorang
tentara, namun juga terdapat pula kesedihan karena harus meninggalkan keluarga di
rumah. Sang ibu berdoa agar jika suatu saat anaknya jangan sampai terkena peluru
jika kembali ke rumah.

Dari penafsiran puisi Lagu Serdadu karya W.S. Rendra dapat disimpulkan bahwa penyair
menyampaikan kesekpresifannya melalui mengajak pembaca membayangkan kecemasan
seorang ibu yang ditinggal anaknya menjadi seorang prajurit atau tentara. Pekerjaan tersebut
tentunya harus siap mati untuk negara kapanpun dan dimanapun berada. Seorang ibu hanya
bisa mendokan semoga sang anak selalu baik-baik saja dan semoga tidak terkena tembakan
dari peluru lawan.

Bintang – Chairil Anwar
Bintang
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku ‘tuk melihat

Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya


Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang

● Tema: Pendidikan, guru, dan murid
● Suasana: senang dengan perjuangan seorang guru
● Amanat: jangalah kita para murid melupakan jasa para guru yang telah mengajarkan

kita Pendidikan.

Aku Berkaca- Chairil Anwar
Aku Berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu


dalam hatiku

Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula

Menggelepar tengah malam buta

Ah…….!!

Segala menebal, segala mengental

Segala tak kukenal ………….!!

Selamat tinggal …………….!

● Tema: Melupakan Masa Lalu
● Diksi: “Menggelepar tengah malam buta”, makna dari kata Menggelepar tersebut bisa

terdengar atau muncul.
● Majas: majas personifikasi mengumpamakan benda mati sebagai benda hidup, seperti

kata “Muka” sebagai benda mati diumpamakan sebagai kehidupan seseorang.
● Tipografi: bentuk puisi yang seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata tepi

kanan-kiri, pengaturan barisnya hingga barispuisi yang tidak selalu dimulai dengan
hurufkapital dan tidak selalu diakhiri dengan tandatitik.
● Amanat: melupakan masa lalu, masa lalu yang kelam hedaklah dijadikan pelajaran
untuk masadepan

2
ANALISIS NOVEL

KUBAH

Judul: Kubah

Tema: G30S dan PKI.
Pencipta :Ahmad Tohari


Tahun terbit:1980

Novel ini menceritakan kehidupan seorang Karma seorabg pemuda cerdas dari Desa Pagaten
yabg menjadi anggota partai komunis yang dimna dengan bergabungnya karman di partai
komunis ini yang mengakibatkan dirinya menjadi tawanan politik yg di asingkan di pulau
buru

Di masa kecilnya karman hidup susah tanpa ayah dan dan harus banting tulang dengan
bekerja untuk mencukupi hidupnya dengan menjadi pembantu dan pengasuh anak Haji Bakir
sekaligus menjadi teman bermain rifah putrinya

Kemudian Karman berkenalan dengan Kawan Margo, Kawan Margo ini adalah salah satu
anggota dari partai Komunis. Karman pun diajak oleh Kawan Margo untuk bergabung ke
partai komunis itu. Akhirnya Karman pun bergabung dengan partai politik. Karman pelan
pelan mulai gelap mata dan mulai meninggalkan kebiasaan sholatnya.

Semenjak Karman bergabung di partai komunis, banyak ajaran partai yang melekat di
otaknya yaitu perbedaan antara si miskin dan sikaya, itulah yang menyebabkan Karman tidak
jadi menikah dengan Rifah, tetapi yg sebenarnya terjadi adalah rifah telah dilamar duluan
oleh orang lain. Kenyataan inilah yang menyebakan Karman sangat nembenci dengan orang
kaya.

Situasi ini dimanfaatkan oleh kawan Margo dan boosnya Si Gigi Besidan Trauman, kemudia
Karman diangkat menjadi sekretaris partai dan ajaran partai yang meresap di otanknya.
Karman kemudian mnyerukan pertentangab terhadap perbedaan kelas. Karman pun berubah
yang dulunya rajin sholat kemudia berubah menjdi atheis.

Pada tahun 1965 partai komunis pun mengalami keruntuhan, karman melarikan diri ke hutan
sampai dia tidak bisa keluar dan lemas tidak memiliki tenaga lagi untuk melarikan diri.

Kemudian karman pun ditangkap dan dimasukan ke penjara. Setelah dikeluarkan dari penjara
karman tidak lagi bersama istrinya krn istrinya telah menikah lagi dengan laki” lain. Tetapi
tak berlangsung lama mantan istri karman yg bernama Manir kembali kepelukan karman.
Pada suatu hari karmab nelihat masjid yg Dibangun oleh Haji Bakir telah usang, kemdian
karman pun datang menemui Haji Bakir dan menawarkan diri untuk membangun kubah
asalkan materialnya di sediakan, dan Haji bakir pun setuju. Akhirnya kubah masjid pun
selesai, karman tidak mengambil upah sepeser pun, karman hanya ingin mengembalikan


Click to View FlipBook Version