The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini berisi kumpulan analisis karya sastra berupa puisi, novel, cerpen, dan naskah drama mahasiswa PBSI kelas K. E-Book ini disusun guna memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Membaca Sastra yang diampu oleh Prof. Dr. Drs. Suroso, M.Pd.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ancasnurul1, 2022-12-27 23:57:21

Analisis Karya Sastra PBSI K (2)

E-Book ini berisi kumpulan analisis karya sastra berupa puisi, novel, cerpen, dan naskah drama mahasiswa PBSI kelas K. E-Book ini disusun guna memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Membaca Sastra yang diampu oleh Prof. Dr. Drs. Suroso, M.Pd.

Keywords: Analisis Karya Sastra

Ketika gerombolan mendobrak pintu
Dan menjarah miliknya
Ia tinggal diam dan tidak mengadakan perlawanan

Ketika gerombolan memukul muka
Dan mendopak dadanya
Ia tinggal diam dan tidak menanti pembalasan.

Ketika gerombolan menculik istri
Dan memperkosa anak gadisnya
Ia tinggal diam dan tidak memendam kebencian.

Ketika Gerombolan membakar rumahnya
Dan menembak kepalanya
Ia tinggal diam dan tidak mengucap penyesalan.

Ia terlalu baik buat dunia ini.

Tema nya tentang kesabaran diksi yang di gunakan repetisi dan aliterasi
Serta menggunakan majas eufinisme.
Pencitraan atau imaji yang digunakan dalam puisi tersebut adalah penglihatan dan perasaan.
Komentar saya bagaiamana sikap kita harus menjalani sebuah cobaan kehidupan kita harus
menjalaninya dengan sabar dana tidak menyesali atas cobaan yang telah di berikan kepada
kita.

Karangan bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan
Bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati siang tadi

Tema yang di gunakan adalah kepahlawanan menggunakan sudut pandang orang ketiga
tipografi bentuknya rapi terdiri dari dua bait, bait pertama terdiri dari 4 baris bait kedua
terdiri dari 5 baris.
Dan menggunakan Majas metafora
Pencitraannya :
Penglihatan bait pertama baris 1-4

Bait kedua baris 1-2


Bait kedua baris 4-5
Perasaan bait kedua baris ke tiga.

2
ANALISIS NOVEL

Tenggelamnya kapal van der wijck

Pengarang : Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)

Judul : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

Novel ini ingin menggambarkan kepada kita seperti yang bisa kita lihat dari Tema
yang tekandung di dalam Novel yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya
Hamka adalah tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan
perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat
Minangkabau yang begitu mengikat. Tokoh dan perwatakan yang terdapat dalam novel
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka Tokoh utama adalah Zainuddin, berwatak
sopan, baik budi. Hayati, pandai berterima kasih. Aziz, memiliki karakter kasar dan hanya
mengelabui dengan kemegahan dan berkilau harta Khadijah, senang mempengaruhi orang
lain. Menggunakan alur campuran. Sedangkan tokoh bawahan adalah Base, memiliki
karakter penuh rasa sayang.

Ahmad, memiliki karakter penurut, Muluk, memiliki karakter pandai bergaul. Amanat yang
terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka , Jika cinta itu tulus
dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksakan untuk dimiliki.

Dalam hidup kita tidak dapat mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup. Cinta
tak sampai seharusnya bukan akhir dari segalanya. Jangan memelihara dendam kepada orang
lain.

Zainuddin hanya seorang pemuda miskin yang tak bersuku, karena ibunya berdarah Bugis
selawesi selatan. dan ayahnya berdarah Minang, statusnya dalam masyarakat Minang yang


matrilineal tidak diakui. Sedangkan Hayati adalah perempuan Minang santun keturunan
bangsawan dan beradat serta terpandang.
Namun, Hayati pada akhirnya menikah dengan Aziz seorang keturunan asli berdarah tanah
Minang yang kaya raya

Pesan religi selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun bahkan saat terpuruk dan
mungkin saja tidak melihat ada lagi semangat kehidupan .
Unsur Ahlak yakni bercita-cita untuk memperdalam ilmu dunia dan akhirat sehingga kelak
menjadi seorang yang berguna. Nilai Pendidikan Moral; Kesetiaan, kejujuran, dan kebenaran
akan senantiasa mendapat ujian. Sebagai anggota masyarakat, manusia harus saling
menghargai dan menghormati; serta saling menolong terhadap sesama manusia. Dan
memiliki rasa saling memanusiakan yang tinggi novel tersebut di latar belakangi
Minangkabau (SUMATRA BARAT) di awal abad 20.

Pada 20 Oktober 1936, Kapal Van Der Wijck tenggelam saat berlayar dari Bali menuju
Semarang dan akan singgah di Surabaya.
Orang yang tak bersuku minang dianggap tidak berbangsa, tidak paham akan adat minang.
Sehingga dianggap sebagai sebuah aib. Meskipun saat sekarang sudah banyak orang tua
minang modern yang tidak lagi menganggap suku sebagai sebuah syarat
utama dalam mengangkat menantu.

Sudut Pandang Sudut pandang menggunakan sudut pandang ketiga “dia” dan
menggambarkan tokoh Zainuddin dan Hayati secara jelas melalui deksripsi dan cerita yang
menyampaikan melalui pengamatan dari pembaca.

Komentar saya tentang novel ini sangat membawa kita pada pola pikir bahwa harus selalu
mengingat tuhan dalam situasi apapun dan ketika mendapat ujian jangan cepat menyerah
atau terus menerus terpuruk namun harus bangkit berusaha dan iklas. Namun disini juga
mengajarkan tentang mempertahankan harga diri namun jangan juga smapai menyimpan
amarah dan dendam karena akan membawa kita senidri pada penyesalan.

1. Negeri 5 menara

Penulisnya adalah Ahmad fuadi


Novel negeri 5 menara bercerita tentang alif yang Lahir di pinggir danau maninjau dan
tidak pernah menginjak tanah di luar ranah minangkabau, masa kecilnya adalah berburu
durian runtuh di rimba Bukit barisan. Sejak kecil Alif bercita-cita untuk menjadi seseorang
seperti B. J Habibie. Sayangnya kedua orang tuanya tidak menyutujui terutama ibu Alif
beliau lebih menginginkan anaknya untuk menjadi seperti sosok Buya hamka alif di berikan
dua pilihan Sekolah yaitu Sekolah di bidang Keagamaan atau Mondok Di Pesantren. Pilihan
ini membuat Alif marah namun ia juga tidak bisa menentang ibunya. Akhir ya dengan berat
hati Alif memutuskan untuk mengikuti keinginan orang tuanya untuk mondok di sebuah
pesantren yaitu Pondok Madani yang ada di di Jawa Timur. Awalnya sang ibu merasa berat
hati melepas anaknya ke Pondok Pesantren karena beliau sendiri lebih ingin anaknya
bersekolah atau mondok di daerah Minang saja. ia sangat khawatir karena selama hidupnya
Alif tidak pernah keluar dari tanah Minang.

Pertama kali menjadi murid Pesantren Alif merasa berat karena sebenarnya ia ingin
menempuh Pendidikan di ITB dan merasa mondok pesantren hanaya akan menghambat cita –
citanya, Namun ia teringat sebuah kalimat yang di berikan oleh pemimpin pondok yaitu kiai
rais yang mengucapkan “ Man Jadda Wa Jadda “ yang artinya Barang siapa yang
Bersungguh- sungguh Pasti Berhasil.

Latar tempat terjadi : di minangkabau, pondok madani. Tokoh yang terdapat dalam novel
negeri 5 menara. Ayah arif, amak sebagai ibu dari arif, Randai teman arif di kampung, raja,
atang, dulmajdi, baso dan said teman-temannya di pesantren, ada ustad salman, kiai rais,
ustad faris, ustad badil, ustad karim, kak iskandar.

2. Novel Di kaki bukit cibalak

(ahmad tohari)

Novel ini menceritakan mengenai kecurangan politik yang terjadi Desa Tanggir pada tahun
1970 an.. Pambudi, seorang pemuda berumur 24 tahun yang merupakan pengurus koperasi
lumbung desa itu sangat terpukul mendengar kabar terpilihnya Pak Dirga sebagai lurah
karena sudah dipastikan jika lurah itu akan menyelewengkan dana koperasi tersebut.

Singkat cerita, Pambudi pindah kerja ke Harian Kalawarta. Di sana ia menulis artikel
tentang desanya yang bermasalah. Terbacalah artikel itu oleh Gubernur, kemudia ia
menyelidiki Pak Dirga dengan cara menjebak Pak Dirga ke tempat perjudian. Pak Dirga


kemudian ditangkap dan jabatannya dicabut. Sanis pun menjadi janda. Setelah lulus kuliah,
Pambudi mendengar kabar bahwa ayahnya telah meninggal karena jatuh di dekat sumur, ia
pun kembali ke desanya untuk memakamkan ayahnya. Beberapa hari kemudian, ia bertemu
Mulyani yang melayat ke rumahnya. Mereka berdua akhirnya bersama, dan kaki bukit
cibalak menjadi saksinya.

A. Tema

Tema utama novel ini adalah kehidupan sosial, Latar Tempat

Bukit Cibalak.

Desa Tanggir.

Halaman Balai Desa.

Yogya. Dan Rumah Eyang Wira.

Tokoh dan Perwatakan

Pambudi, ialah tokoh utama dalam novel tersebut. Dikatakan protagonis karena dalam cerita,
penulis menggambarkan bahwa Pambudi mempunyai sifat belas kasih, suka menolong, rela
berkorban, jujur dan berlapang dada ketika kehilangan seseorang yang dicintainya yakni
Sanis dan ayahnya.

Lurah Dirga, Pak Danu,Mbok Sum,Pak Barkah,Mbok Ralem,PoyoEyang Wira,Topo dan Bu
Runtah,

Alur Novel ini beralur maju.

Komentar Setelah membaca novel Di Kaki Bukit Cibalak, menjadi bahan acuan saya menjadi
paham bahwa dunia politik sangatlah kejam, orang-orang bisa melakukan apa saja untuk
melancarkan urusan mereka. Namun saling tolong menolong harus tetap ada dalam hati kita.

3. Salah asuhan

(Abdul moeis)

Novel ini becerita tentang hanafi sebagai tokoh uatama, seorang pemuda yang di tinggal mati
oleh sang ayah dan harus siap hidup berdua sejak kecil dengan ibunya. Ia adalah putra dari
solok melayu dan di anugrahi kecerdasan lebih, karena prestasi dan kepintaran yang di
raihnya hanafi bisa melanjutkan sekolah menengah ke HBS hogere burgerschool sebuah
sekolah yang di kususkan bagi orang belanda, eropa, tionghoa dan pribumi yang elit saja.
Biaya sekolah hanafi di bayarkan oleh ibunda yang di bantu oleh pamannya juga. Untuk bisa
melanjutkan sekolah hanafi di titipkan oleh ibunya pada keluarga belanda dan ia hidup
bersama mereka. Tinkah polah hanafi pun perlahan di pengaruhuhi oleh keluarga belanda
tersebut. Pergaulanya lama kelamaan hanya berkutat seputar orang eropa dan belanda.
Singkat cerita hanafi pun mulai dekat dengan putrid seorang belanda bernama corie sejak


sekolah tetapi hanafi malah menikah dengan gadis pilihan ibunya yang bernama rapiah tetapi
hanafi sangat kasar terhadap rapiah namun istrinya tetap sabar namun akhirnya hanafi
mendapat ganjaran atas perbuatanya ia di gigitoleh anjing gila yang rabies sehingga harus
berobat ke betawa disana oia berjumpa lagi dengan corie gadis pujaan hatinya semasa
sekolah ia kemudian mengajak corie menikah setelah mendapatkan pekerjaan. Alur yang
terdapat dalam novel tersebut adalah alur maju tokohnya terdiri dari Hanafi sebagai pemeran
utama dan corie, rapiah,ibu hanafi, tuan du busse,si buyung,syafei. Komentar yang dapat saya
berikan adalah jangan melupakan adat istiadat negeri sendiri dan juga jangan memaksakan
suatu pernikahan yang tidak di landasi oleh cinta dn keinginan oleh calon keduanya karena
itu akhirnya akan menyengsarakan keduanya.

5 . Novel lascar pelangi

(Andrea hirata)

Bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah
di muhamadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan awalnya ketika sekolah
tersebut terancam akan di bubarkan oleh depdikbud sumsel jikalau tidak mencapai siswa
baru sejumblah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan
tetapi tepat ketika paknharfan, sang kepala sekolah ingin berpidato menutup sekolah harun
dan ibunya datang untuk menadftarkan diri dari sanalah di mulai cerita mereka.

Alur yang di gunakan alur maju.

Tokohnya terdapat ikal,lintang,sahara,mahar, a kiong, syahdan,kucai,borek, Trapani,harun,bu
muslimah, pak harfan,flo,a ling. Komnetar yang dapat saya berikan adalah kita harus giat
tekun dalam belajar agar kelak kesuksesan akan menghampiri di masa di depan. Sesuli
apapun hidup kita seberapa berat pun cobaan dalam hidup kita, kita harus tetap semangat
pantang menyerah dalam menuntut ilmu dan terus berjuang mengejar mimpi.

3

ANALISIS CERPEN

1. Cerpen Ibu Yang Anaknya Di Culik itu
( Seno gumira Ajidarma )

Berkisah tentang seorang ibu yang telah kehilangan anaknya sekitar 10 tahun lalu dan
ditinggal mati oleh suaminya. Ibu ini selalu merasa kesepian yang amat mendalam Tetapi ia
sering melihat kursi yang sering diduduki mendiang almarhum suaminya, ia menggangap
suami nya masih ada. Ia merasa suaminya selalu mendengar saat ia mencurahkan isi hatinya
aeperti saat waktu suaminya masih hidup. Ibunya selalu menunggu kepulangan sang anak
karena ia tidak percaya saat belum melihat secara langsung jasad anaknya.


Kedua anakya yang lain sudah betah bekerja di luar negeri dan hanya mengunjunginya
sesekali. Saras, adalah pacarnya Satria, yang sering berkunjung dan membantnya Juga Ibu
Saleha, yang tak lain adalah Ibunya Saras yang sesekali menelepon.

Tokonya ada : laras, satria, ibu saleha, ibu, bapak munir.
Latar tempat : Rumah
Alur campura.
Suasana nya sedih.
Sudut pandang orang ketiga.
Komentarnya : bahwa harus belajar mengilklaskan sesuatu yang sudah terjadi tidak boleh
terpuruk terlalau lama dalam kesedihan

2. Guru
(putu wijaya )

Ada seorang anak yang ingin menjadi guru, tetapi mendapatkan larangan keras dari kedua
orang tuanya, ayah dan ibunya benar –benar menantang keras untuk menjadi seorang guru,
anaknya bernama taksu.

Tetapi taksu sangat gigih dalam mempertahankan cita – citanya, ’ orang tuanya menganggap
bahwa guru adalah pekerjaan sepele di zaman sekarang karena gaji yang kecil. Selalu
berusaha memberikan taksu dengan barang, barang mewah seperti mobil dan laptop namun
akan di tarik kembali jika tidak merubah keputusan nya menjadi seorang guru, orang tuanya
berpikir bahwa kekasih taksu lah yang telah meracuni oak taksu sehingga taksu menjadi anak
yang tidak dengar-dengaran orang tua.

10 tahun berlalu dan kini, Taksu pun menjadi seorang guru tetapi bukan guru
sembarang guru tetapi guru bagi para pegawainya Ia kini menjadi seorang pengusaha sukses,
dan mendapat gelar doktor honoris causa.

Temanya adalah
Kesalah pahaman Tema tersebut menceritakan suatu kesalahpahaman orang tua kepada
yang ingin menjadi guru.
menggunakan alur campuran
Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama


Pengarang sebagai diceritakan sebagai tokoh ayah karena dalam cerpen tersebut
menggunakan kata saya
Tokoh dalam cerpen tersebut lebih banyak berdialog di tempat kostan Taksu, tetapi secara
tidak langsung latar cerpen tersebut berada di rumah.
Tokoh
Taksu, Ayah, dan Ibu
Penokohan Ayah sebagai pencerita, Ibu sebagai seorang ibu atau istri, Taksu sebagai anak.

Ayah dalam cerpen Guru memiliki sifat keras dan pemarah Putu wijaya juga menceritakan
tokoh ibu sebagai wanita yang keras tetapi penyayang,
Sedangkan Taksu dalam cerpen Guru digambarkan sebagai pemuda yang teguh pendiriannya
walau di paksa dan di imingi mobil dan laptop terbaik taksu tetap pada endirian nya sebagai
guru, karena bagi taksu guru adalah pekerjaan yang amat mulia.

Komentar saya pada cerpen ini adalah bahwa kita harus menyikapi masalah apapun dengan
tenang, sebagai orang tua yang baik kita tidak boleh memaksakan cita- cita dari anak, anak
mempunyai hak dalam memilih jalan hidup baik itu dari sisi pendidikan cita- cita bahkan
jodoh. Sebagai pemuda kita harus memiliki sikap kuat dan memiliki pendirian yang satu
walaupun akan di di rayu bahkan di paksa kita harus memiliki sikap dalam mempertahankan
segala kemauan dan cita –cita selagi itu masih di jalan yang baik.

3. Rumah yang terang
(Ahmad Tohari)

Cerpen ini bercerita tentang seorang ayah yang teguh pada pendiriannya untuk tidak
memasang aliran listrik di rumahnya , bahkan saat di olok-olok oleh tetangga dengan
berbagai macam tuduhan dan hina bahkan hingga di tawarkan anaknya untuk soal
pembiyaan namun sang ayah tetap pada pendiriannya, ayah memiliki keyakinan yang
kuat bahwa hidup dengan listrik akan mengundang keborosan cahaya, apa bila cahaya di
habiskan semasa hdupnya maka sang ayah khwatir tidak ada lagi cahaya bagi beliau di
allam kubur.

Tema nya bercerita tentang sosial dan religious Alur yang du gunakan menggunakan akur
maju.
Latar tempat kampung dan rumah waktunya terjadi di malam hari dan sore.
Latar suasana sedih.


Tokoh sebagai aku disini penokohan nya ua berbakti kepada orang tua, walaupun harus
menerima hinaan para tetangga yang sama sekali tidak benar.
Ayahnya memiliki watak yang religious teguh pada pendirian, sudut pandang orang
pertama karena menggunakan kata aku, gaya bahasanya sangat mudah di pahami dan
amanat yang bisa di sampaikan adalah jangan berprasangka buruk terhadap orang lain,
kita tidak perna tahu apa latar belakang di balik perbuatanya, dan berbaktilah kepda
orang tua mu walaupun mungkin saja dalam keadan yang tidak mendukung.

4. Ia masih kecil
(Ws Rendra)

Dari cerpen yang berjudul ia masi kecil bercerita tetang seorang Tokoh utama yaitu
Nizar. Sedangkakan tokoh lainya adalah Kapten Basir yang berperan sebagai ayahnya, ibu
Ismi sebagai kaka peempuannya , dan Mantri yang tidak lain adalah pacar ismi.
Menggunakan alur maju dan di ceritakan dengan bahasa yang mudah di pahami

dalam pemahamannya nizar orang yang menjalin cinta itu berdosa. Maka ia sangat tidak
suka dengan hubungan Ismi dan Mantri yang baru saja beramu itu. Namun setelah dijelaskan
oleh sang ibu akhirnya ia baru mengerti.
Latar tempat di rumah, di kamar dan di kamar depan. Latar suasanya marah, kesal, ingin
mencari tahu.
Menurut saya cerpen ini ingin menceritakan kepolosan dan kemurnian anak- anak yang
sangat berekpresif mereka akan jujur dalam mengungakapkan kekesalan maupun
kegirangnya sebagai orang tua kita wajib menjelaskan kepada anak – anak menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti sesuai dengan tenggat usia mereka untuk cara memahami
suatu hal, karena pada dasarnya sifat anak kecil sangat rentang terhadap rasa keingintahuan
yang sangat tinggi.

5. Cerpen seribu kunang-kunang di manhattan
(umar kayam)
Cerpen ini bercerita tentang kisah citra masyarakatat di manhattan di new York amerika.

Yang bertemakan sosial.

Menggunakan alur maju ada terdapat dua tokoh sentral yaitu marno dan jane. Marno di

tokohkan sebagai orang yang memegang teguh budaya timur, sentimental dan terikat pada

norma budaya timur. Sedangkan jane adalah perwakilan jawa barat yang liberal dan tak acuh

pada keterikatan yang bagi orang timur di anggap wajib.

Menurut saya Cerpen tersebut menyajikan kekosongan jiwa dari manusia metropolis ingin

kembali kepada impian-impian tetapi malah justru menjadi pelarian kepada dunia romantic

membuat mereka kian terpencil dan sendiri. Dan mengundang nuansa kelembutan yang

begitu halus, suasana toleransi nya yang begitu kuat dan sanggup mempengaruhi para

pembaca secara halus merasuk alam pikiran.


4

ANALISIS NASKAH DRAMA

1. Kereta kencana
(ws rendra )

Drama yang di terjemahkan oleh WS Rendra dari Eugene lonesco. Drama ini menceritakan
tentang dua orang tua telah berusia dua abad menunggu sebuah kereta kencana. Kereta
kencana dengan sepuluh ekor kuda, satu warna. Lama ditunggu

Sementara suara- suara yang mengatakan mereka akan segera dijemput terus saja
berkumandang. Membuat mereka merasa semakin dekat dengan kematian. Dua orang yang
kesepian ini tidak mempunyai anak, dua orang yang memiliki kejayaan masa lalu namun
dimasa tuanya hanya bisa berkhayal agar kematian yang segera menjemput mereka. Kesepian
dan kebosanan yang selalu mengisi kehidupan mereka karena tidak memiliki anak.

Kisah ini di peran kan oleh sang kakek dan nenek, si nenek memiliki watak yang penayang
dan sabar sedangkan kakek memiliki watak yang suka merayu dan tidak
sabaran.manja.rewel,gampang mengeluh dan bersandiwara.
Komentar saya adalah adalah dalam situasi apapun tidak boleh mudah menyerah harus tetap
berusaha.

2. Bulan Bujur Sangkar
(iwan simatupang)

Bulan Bujur Sangkar adalah naskah drama yang ditulis oleh Iwan Simatupang

Drama ini mengisahkan tentang orang tua yang selama hidupnya berhasil mencapai
keinginannya untuk membangun tiang gantung sesuai keinginnannya. Tiang gantung disini
dapat diartikan sebagai penentu awal dan akhir apakah kita akan mematikan atau dimatikan.
Selain tokoh orang tua ada juga tokoh ank muda yang mencoba membunuh orang tua, karena
ia menganggapnya sebagai musuh. Namun, orang tua itu mempengaruhi anak muda dengan
mencoba meyakinkan bahwa kehidupan adalah pilihan untuk mati dan dimatikan. Akhirnya
pemuda itu meninggal. Kemudian di adegan selanjutnya ada seorang gadis yang datang
kepada orang tua tersebut menanyakan pemuda yang telah meninggal tadi yang ternyata
tunangannya, mendengar berita bahwa tunangannya meninggal akhirnya gadis itu pun bunuh
diri. Orang tua yang sebelumnya ingin memperkosa gadis itu kaget ketika melihat gadis
tersebut gantunng diri, akhirnya orang tua pun ikut bunuh diri.


Tema dalam drama ini adalah tentang arti hidup dan mati. Drama ini memiliki amanat
atau pesan moral yang sangat mendalam yakni bahwa semua makhluk hidup pasti akan mati
dan kematian akan datang di waktu yang tidak bisa kita duga dan kita harus siap
menghadapinya. Komentar saya adalah untuk selalu menjaga diri agar tidak mudah
terjerumus ke dalam perbuatan yang tercela dan jangan mudah terkena hasut orang yang tidak
dikenali atau jangan mudah percaya dengan orang lain.

3. Pada Suatu Hari karya Arifin C. Noer
Pada Suatu Hari merupakan naskah drama yang dikarang oleh Arifin C. Noer. Tema
yang terdapat pada drama ini adalah keluarga. Hal tersebut terlihat dari adanya problematika
keluarga yang ditampilkan dalam drama.

Secara garis besar drama ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga pada
umumnya, yang selalu terdapat konflik kecemburuan. Dimulai ketika sepasang suami istri
yang sudah tua yakni kakek dan nenek yang sedang menggelar acara ulang tahun pernikahan
mereka kedatangan tamu tak diundang yang merupakan mantan dari sang kakek bernama
Nyonya Wenas. Nenek pun menjadi marah dan cemburu hingga pada akhirnya meminta cerai
dengan si Kakek. Di tengah pertengkaran mereka, datanglah anaknya bernama Nita yang
hanya terdiam mellihat kedua orang tuanya bermusuhan. Kemudian datanglah Novia yakni
anak kedua kakek nenek yang ternyata juga ingin mengajukan cerai kepada suaminya yang
bernama Vita karena cemburu kepada pasien yanng ditangani suaminya. Pada akhirnya sang
Nenek menasehati Novia agar tidak bercerai dengan suaminya. Akhirnya permasalahan
Nenek dan Kakek terhapus begitu saja karena anaknya.

Drama ini membahas tentang masalah yang dihadapi dalam kehidupan rumah tangga saat
memasuki usia tua. Kata perceraian terdengar mudah diucapkan dalam drama ini. Melalui
tokoh Nenek, kita bisa belajar bahwa kita harus memikirkan masalah dengan tenang dan juga
melihat masalah dari berbagai sisi.

Alur dalam drama ini adalah maju. Tokoh yang terdapat dalam drama ini antara lain:
Kakek, Nenek, Pesuruh, Janda (Nyonya Wenas), Arba (supir), Novia, Nita, Meli, Feri, dan
Vita. Latar tempat pada drama tersebut berada di sebuah ruang tamu rumah Kakek dan
Nenek. Sedangkan untuk latar waktu pada siang hari.


Komentar saya adalah dalam berumah tangga hendaklah untuk tidak gegabah dalam
mengambil segala keputusan, terlebih yang mengacu pada perceraian. Pikirkan semuanya
dengan matang-matang jangan sampai keluarga terdekat seperti anak menjadi korbannya.
Sebagai keluarga hendaknya juga saling menasehati jika anggota keluarga sedang dilanda
masalah. Peran orang tua juga sangat penting dalam rumah tangga anak.

4. Anu

(putu wijaya )

Drama tersebut bercerita tentang kisah sebuah persahabatan yang bertengkar karena sesuatu
hal yang masih belum di ketahui apa sebabnya karena di dalam naskah hanya di tuliskan anu
saja. di dalam drama ini tokoh azwar sangat menuntut tokoh mooerti untuk ikut anu namun
mooerti masih menimbang kembali ajakan tuntutan dan paksaan yang di ajukan oleh azwar.

Tokoh yang berperan di dalamnya ada rokhayat, sebagai penganatar cerita,polos,jujur dan
pemberani, pengamen memiliki watak acuh dan pemuda preman, orang asing, misterius dan
hanya bisa mengaduh saja adapun pekerja 1-6. Alur yang digunakan dalam naskah ini adalah
alur maju, latar tempatnya di sebuah tempat proyek bangunan yang belum selesai latar waktu
terjadi di sore hari menjelang malam. Komentar saya adalah kedepannya mampu
meningkatkan sikap dan nilai kebanggsaan serta nasionalisme terhadap bangsa.

5. Cermin

(Narno Riantiarno)

Drama ini mengisahkan tentang perjalanan kehidupan seorang laki- laki yang akan
mengalami hukuman mati setelah peristiwa yang telah ia lakukan. Masa lalunya yang
kelam bahwa sampai tidak percaya sendiri ia telah membunuh 6 orang dan melukai 3
orang. Seperti dirinya seorang pembunuh profesionalyang telah melakukannya, dengan
mudah menghabisi targetnya. Namun itu bukan dan sangat berbeda dengan tokoh laki-
laki yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan bahkan sampai berani mengakhiri
hidupp seseorang. Semuanya bermula ketika tokoh laki-laki menikahi gadis mantan
pelacur yang bernama sun. ia masih terus menjadi pelacur padahal dirinya telah menikah.
Awalnya tokoh laki-laki menerima kenyataan bahwa dirinya tidak bisa membahagiakan
sang istri namun lama kelamaan tokoh laki-laki merasa bahwa dirinya tidak di anggap
oleh sang istri maka terjadilah peristiwa berdarah itu. Tokoh dalam drama yaitu tokoh
laki-laki komentar saya adalah bagaimana kita sebagai manusia harus tetap bisa
bercermin melihat baik dan buruknya diri kita. Alur yang di gunakan alur mundur.


Christika Desymorse Kuncoroningrum
22201244090

1
ANALISIS PUISI

1. Diponegoro (karya Chairil Anwar)
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

Analisis :

a) Diksi
Pemilihan diksi menggunakan pilihan kata yang bersifat konotatif.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Pada puisi ini terdapat majas hiperbola, majas alegori, dan majas metonimia.
● Dan bara kagum menjadi api menggunakan majas alegori.
● Lawan banyaknya seratus kali menggunakan majas hiperbola.
● Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali menggunakan majas alegori.
● Berselempang semangat yang tak bisa mati menggunakan majas metonimia.

c) Tema
Sikap patriotik seorang Pangeran Diponegoro untuk membela tanah air Indonesia.

d) Tipografi
Pada puisi Diponegoro terdapat tujuh larik, berakhiran i-i-i-i.

e) Amanat
Perasaan semangat untuk membela tanah air Indonesia serta memiliki keberanian
untuk melawan penjajah.

1


f) Komentar
Kesan pembaca terhadap puisi ini sangat menarik, melalui puisi ini kita diajak untuk
tetap semangat dalam mencintai tanah air Indonesia.

2. Hujan Bulan Juni (karya Sapardi Djoko Damono)
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Analisis :

a) Diksi
Diksi yang terdapat dalam puisi Hujan Bulan Juni kata-kata yang dipilih begitu
sederhana bahkan dekat dengan realita hidup. Walaupun dirasa sederhana tidak
mengurangi keindahan dan isisnya.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Gaya bahasa metafora dan personifikasi.

c) Citraan
Melalui puisi ini pembaca seolah diajak untuk eolah-olah ikut melihat dan
mendengar akan kehadiran aktivitas bulan Juni

2


d) Tema
Perasaan seseorang yang tidak tertahan berupa kerinduan terhadap kekasihnya.

e) Tipografi
Dalam puisi Hujan Bulan Juni tidak memiliki tipografi khusus.

f) Amanat
Memiliki sikap berbesar hati serta menahan bahkan menyembunyikan rasa
untuk tidak memaksakan kehendaknya.

g) Komentar
Penulisan serta pemilihan kata pada puisi tersebut sangat menarik, selain itu
puisi ini disukai pembaca karena mewakili perasaan pembaca.

3. Doa (karya Chairil Anwar)
Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

3


Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Analisis :

a) Diksi
Penyair mengalami krisis iman, diksi yang digunakan menggambarkan perasaan ragu,
bimbang, cemas, gelisah.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Majas yang digunakan yaitu metafora dan hiperbola.

c) Imaji
● Penyair mengajak pembaca untuk membayangkan dirinya sendiri yang mengalami
luntur iman, kemudian meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya kecuali
kembali ke jalan Tuhan. Dalam hal ini imaji digunakan terkait dengan rasa.
● Imaji penglihatan
Pada kata  “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi” dengan pengkajian tersebut penyair
mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah
perumpamaan.

d) Tema
Hubungan antara manusia dengan Tuhannya

e) Tipografi
Penulis menggunakan huruf kapital di setiap awal larik. Penulisan huruf kapital di
setiap awal larik menggambarkan sesuatu yang tegas.

f) Amanat
Penulis mengajak pembaca untuk merenungkan serta mengahayati hidup karena
manusia banyak melakukan kesalahan.

g) Komentar
Melalui puisi ini pembaca merenungkan baik sikap, perbuatan serta hubungan relasi
dengan Tuhan serta sesama. Pemilihan diksi begitu menarik sehingga dapat mengena
dihati pembaca.

4


4. Bunga dan Tembok (karya Karya Wiji Thukul)
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang

Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu

Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!

Analisis :

a) Diksi
Dalam puisi ini pemilihan kata “tembok” digunakan untuk mengiaskan
penguasa.

5


b) Gaya Bahasa atau Majas
Gaya bahasa dalam puisi tersebut yaitu personofikasi dan sarkasme.

c) Tema
Tema dari puisi tersebut yaitu perjuangan, selain itu penderitaan akibat
penggusuran rumah dan perampasan tanah.

d) Amanat
Dalam puisi tersebut sebagai rakyat kecil harus memperjuangkan hak-hak tanah
dan rumah yang telah dirampas.

e) Komentar
Selain pemilihan kata yang menarik, isi puisi ini memiliki kesan yang
mendalam ketika pengarang ingin menceritakan atau mengkritik pada masa
Orde Baru.

5. Kangen (karya WS Rendra)

Pohon cemara dari jauh
Membayangkan panjang rambutnya
Maka aku pun kangen kekasihku

Analisis :

a) Diksi
Pemilihan kata yang sangat sederhana sehingga mudah untuk dipahami.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Gaya bahasa dalam puisi ini majas metafora.

c) Tema
Tema puisi ini kesedihan dan kesepian yang teramat dalam.

d) Amanat
Kita harus bisa merelakan seseorang yang kita cintai karena keadaan yang tidak
dapat mempersatukan.

e) Komentar

6


Pemilihan kata yang sederhana dapat dimengerti isinya bahwa jika mencintai
seseorang jangan berlebihan karena dapat menyakiti diri sendiri.

6. Kerendahan Hati (karya Taufik Ismail)
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
Memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Analisis :

a) Diksi
Pemilihan kata yang sangat sederhana serta rima yang digunakan yaitu bebas.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Puisi “kerendahan Hati” karya Taufik Ismail ini menggunakan bahasa konotasi.

c) Tema
Puisi ini bertemakan tentang kerendahan hati seseorang.

7


d) Citraan
Citraan yang ada dalam puisi menggunakan adalah penglihatan.

e) Amanat
Bagi pembaca untuk selalu menjadi orang yang rendah hati, 

f) Komentar
Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam puisi ini.

7. Jatuh Cinta Padamu (karya Kahlil Gibran)
Memesonanya kamu
Menyungging senyummu
Menghiasi raut wajahmu
Mendiamkan detak jantungku
Mataku jadi pencuri senyummu
Yang menghantam jantungku

Bingung tak menentu
Dengan kehadiranmu
Mungkinkah menerimaku
Kutakut kehilanganmu
Bila kau tahu perasaanku
Yang jatuh cinta padamu

Analisis :

a) Diksi
Pemilihan kata sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Personifikasi, hiperbola

c) Tema
Senang hati, kebahagiaan, jatuh cinta

d) Amanat

8


Melalui puisi ini ketika jatuh cinta berilah rasa keikhlasan, ketulusan walaupun
tidak berbalas.
e) Komentar
Puisi ini sangat indah dari segi pemilihan kata maupun isinya sehingga mudah
dimengerti oleh pembaca.

8. Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekat

1946
Analisis :

a) Diksi
● Desir Hari Berenang menuju bujuk pangkal akanan.
Hari hari telah berlalu dan berlalu dan berganti dengan masa mendatang
● Mempercaya mau berpaut
Tiada lagi harapan
● Diantara gudang, rumah tua.

9


Sesuatu yang tidak berguna, seperti si Penyair yang dianggap tidak berguna
lagi
b) Gaya Bahasa atau Majas
● Metafora
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Harapannya kandas bagai kapal dan perahu yang tidak melaut karena
menghempaskan diri dipantai saja.
● Personifikasi
Diantara gudang, rumah tua pada cerita
Rumah tua yang seakan mampu untuk bercerita.
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Kelepak elang yang seakan mampu menyinggung orang yang sedang muram.
● Hiperbola
Kini tanah dan air tidur hilang ombak
Kalimat ini melebih-lebihkan dalamnya kebekuan hati seseorang yang
digambarkan.
c) Tema
Hati atau perasaan yang kosong dan hampa.
d) Imajinasi
● Penglihatan
Diantara, rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, Kapal perahu tidak berlaut
● Perasaan
Diantara, rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, Kapal perahu tidak berlaut
Kalimat diatas juga mengajak pembaca untuk mendalami kesunyian hati sang
penyair

e) Amanat
Melupakan sesuatu itu tidak mungkin, yang mungkin dilakukan hanyalah ikhlas.

10


f) Komentar
Pemilihan kata serta penggunaan majas yang menarik pembaca.

9. Mampir (karya Joko Pinurbo)

Tadi aku mampir ke tubuhmu

tapi tubuhmu sedang sepi

dan aku tidak berani mengetuk pintunya.

Jendela di luka lambungmu masih terbuka

dan aku tidak berani melongoknya.

(2002)

Analisis :

a) Diksi
Kata-kata yang digunakan menggambarkan luka rasa sakit.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Metafora

c) Tema
Pendidikan

d) Amanat
Jika ingin memiliki ide cemerlang maka kita harus banyak belajar.

e) Komentar
Kata-kata yang dipilih mengajak pembaca untuk memaknai lebih dalam.

10. Hemat (karya Sutardji Calzoum Bachri)
Dari hari ke hari

11


Bunuh diri pelan – pelan
Dari tahun ke tahun
Bertimbun luka di badan
Maut menabungKu
Segobang – segobang
Analisis :

a) Diksi
Dalam puisi ini setiap baitnya mengandung makna yang mendalam.

b) Gaya Bahasa atau Majas
Metafora

c) Tema
Maut atau kematian sudah tertanam dalam diri setiap makhluk hidup di dunia.

d) Amanat
Kita sebagai manusia hanya perlu memperbanyak amal dan ibadah  untuk
pegangan di dunia akhirat mendatang.

e) Komentar
Pada bait yang tuliskan mengandung makna yang mendalam serta mengajak
pembaca untuk merefleksikan kehidupan.

12


2

ANALISIS NOVEL

1. Novel Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer
A. Sinopsis atau Isi Cerita
Seorang polisi kolonial Belanda bernama Jacques Pangemanann yang bertugas
untuk mengawasi Minke. Minke merupakan pejuang pergerakan nasional yang
mendirikan sistem pengarsipan melalui operasi mata-mata. Seolah Minke berada di
"rumah kaca" yang gerak geriknya bisa dipantau orang dari luar. Jacques Pangemanann
merupakan seorang polisi berdarah Minahasa yang ditugaskan untuk mengawasi
pergerakan Minke. Minke diawasi oleh kepolisian Hindia Belanda yang ditugaskan
kepada Jacques.
Jacques Pangemanann adalah  seorang anak bangsa berpendidikan Eropa asal
Makassar yang bekerja pada pemerintah kolonial. Ia merupakan anak yatim piatu yang
diangkat anak oleh Tuan De Cagnie, seorang apoteker berkebangsaan Perancis. Kepala
polisi yang memberinya tugas ini senang atas penelitiannya. Dari situlah Pangemanann
diminta melakukan rekomendasi yang ditulis Pangemanann sendiri dan setelah mencoba
sebanyak tiga kali, usaha tersebut terus gagal. Setelah ketiga usaha gagal dilakukan,
Pangemanann diminta untuk meneliti persoalan politik luar negeri tentang kebangkitan
nasional di kawasan sekitar Asia di Gedung s'Landscharchief. Setelah puas dengan hasil
penelitian Pangemanann yang menguras waktu dan tenaga, dia kemudian ditugaskan
untuk mengasingkan Minke ke Maluku.
Setelah pengasingan Minke, promosi pangkat yang dijanjikan untuk
Pangemanann akhirnya diberikan. Ia pindah kerja ke Algemenee Secretarie di Buitenzorg
sebagai penasihat ahli Gubernur Jenderal Hindia. Dia ditempatkan di bekas tempat
tinggal Minke. Hal ini membuat istri dan anak-anak Minke disingkirkan dari rumah itu.
Bekas tempat tinggal Minke adalah di kawasan istana.
Pangemanann diperkenalkan ke tempat kerjanya yang baru. Dia ditugaskan untuk
mengamati semua kegiatan organisasi politik serta terbitan surat kabar di
Hindia. Indische Partij merupakan kelompok mengeritik pemerintah kolonial dan
membuat atasan Pangemanann yang baru tersinggung dan memaksa Pangemanann untuk

13


menyarankan kepada Gubernur Jenderal supaya menyingkirkan Indische
Partij. Tindakannya berujung diasingkannya Triumvirat ke Nederland.

Tugas selanjutnya adalah membuat lumpuh Syarikat Dagang Islam hasil buah
pikiran Minke yang telah berganti nama menjadi Syarikat Islam. Hal ini dilakukan
dengan mengadu domba penduduk pribumi dengan pedagang-pedagang Tionghoa di
daerah Jawa. Penduduk pribumi yang menjadi pelaku kerusuhan dikelompokkan menjadi
anggota Syarikat Islam dan bukan anggota Syarikat Islam. Kelompok anggota Syarikat
Islam kemudian ditonjolkan ke dalam dunia berita sehingga dunia internasional tidak
menaruh simpati terhadap Syarikat Islam.

Pekerjaan Pangemanann makin menjadi-jadi saat ditambah lagi dengan anak buah
Minke yang bernama Marco dan Siti Soendari. Adanya tekanan pekerjaan membuat
Pangemanann mulai menghibur diri dengan minum-minuman keras. Hal ini membuat
Paulette Pangemanann, istri Jacques Pangemanann bersama anak-anaknya akhirnya
memutuskan untuk berpisah dengan Pangemanann dan kembali ke tanah kelahirannya di
Perancis. Pangemanann menjadi semakin tidak terkendali dan menggunakan segala cara
untuk mempertahankan kedudukannya.

Adanya saran dari Pangemanann kepada Gubernur Jenderal, Marco dan Siti
Soendari akhirnya dipaksa untuk mengasingkan diri ke Nederland. Setelah lima tahun
Minke di Maluku, akhirnya ia bebas dari pengasingan. Ia kembali ke Jawa untuk
melanjutkan perjuangannya. Kota pertama yang disinggahi adalah Surabaya. Dengan
ditemani Pangemanann, Minke berkeliling di Surabaya dan sekitarnya untuk mereka
ulang kejadian-kejadian yang pernah dilalui dan ditulis oleh Minke.

Pangemanann sendiri menganggap Minke sebagai gurunya setelah membaca
tulisan-tulisan Minke dalam Nyai Ontosoroh, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak
Langkah, dan tulisan-tulisan Minke lainnya. Namun, karena Pangemanann mengabdi
kepada pemerintah kolonial dan juga karena dia mencintai jabatannya, dia akhirnya
bertugas untuk melumpuhkan segala aktivitas Minke.

Pangemanann menyarankan Gubernur Jenderal untuk membuat kebijakan tentang
penyitaan seluruh aset Minke dan menyebarkan rumor bahwa Minke mempunyai hutang
kepada bank. Sehingga, setiap orang yang berhubungan dengan Minke patut dicurigai

14


dan akan diselidiki oleh pihak kepolisian. Oleh karena itu, semua orang termasuk kerabat
dan teman-teman Minke sendiri tidak berani menjalin hubungan kembali dengan Minke.

Keika sampai di Batavia Minke jatuh sakit. Salah satu alasannya karena tekanan
batin akibat semua orang tidak berani berurusan dengannya. Minke dirawat oleh
Gunawan dan kemudian meninggal dunia. Pangemanann pergi mengunjungi makamnya
bersama dengan istri dan anak Minke.

Tugas Pangemanann yang tiada habis-habisnya dalam menekan
organisasi-organisasi pribumi sampai sebelum akhir hidupnya, dia bertemu dengan ibu
Minke, Madame Sanikem Le Boucq. Pangemanann meminta maaf yang sebesar-besarnya
dalam suratnya. Dia mengaku akan menerima apapun hukuman yang akan dijatuhkan
Madame. Hukuman yang pantas membayar seluruh perbuatannya terhadap Minke selama
ini. Bersama surat itu pula, Pangemanann menyerahkan kembali hasil tulisan Minke dan
hasil tulisannya sendiri yang dia beri judul Rumah Kaca.

B. Unsur Intrinsik
1. Tokoh
1) Jacques Pangemanan
2) Minke  Atau  R.M.Tirto Adhi Soerjo
3)  Tuan De Cagnie
4)  Komisaris Besar Donald Nicolson
5)  Madame Paulette
6)  Tuan L
7)  Nyi Juju
8)  Nyi Romlah
9)  Pinkerton
10) Gubernur Jendral Daendels
11) Mr. K.
12) Tuan De Man
13) Tuan R.
14) Tuan Mr. De Lange
15) Hadji Samadi

15


16) Firts Dortier
17) Nikolaas Knor
18) Tuan GR.
19) Marko Kartodikromo
20) Prinses Van Kasiruta
21) Gubernur Jenderal Van Heutsz
22) Gubernur Jenderal Idenburg
23) Cor Oosterhof
24) Sun Yat Sen
25) Piah
26) Robert Suurhof
27) Rientje de Roo
28) Siti Soendari
29) Wardi
30) D.Douwager
31) Mas Tjokro
32) Madame Sanikem Le Boucq
33) Mr. Hendrik Frischboten
34) Goenawan
35) Marco
36) Meneer Darman

2. Latar dalam Novel Rumah Kaca
a. Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah tempat kerja dan tempat
tinggal Pangemanan di Hindia. Mulai dari Restoran Tionghoa (Tong An),
Jembatan Ciliwung, Stasiun Buitenzorg, Hotel Enkhuizen, Kwitang, Agleemene
Secretarie, s’Landscharchief, rumah Pangemanan di Buitenzorg dan
tempat-tempat lain yang Pangemanan kunjungi berhubungan dengan tugasnya di

16


seluruh hindia seperti Ambon, Sukabumi, Cirebon, Sala, Betawi: Tanjung Priok,
Maluku, Aceh, dan yang lainnya.

b. Latar Waktu
Latar waktu dalam novel ini adalah ketika penjajahan Belanda di Hindia.
Tepatnya adalah ketika organisasi-organisasi di Hindia mulai berkembang. Roman
Tetralogi Buru mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasion bernama
Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya, waktu kita dikembalikan
sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula.

c. Latar Sosial
Latar sosial yang terdapat di dalam novel ini menunjukkan hakikat seseorang atau
beberapa orang tokoh di dalamnya.

d. Latar Suasana
Latar suasana yang ada dalam novel ini kebanyakan adalah pertentangan batin
Pangemanan. Dia seringkali gelisah, malu, menyesal dan terhina karena tugasnya
yang memalukan.

3. Alur
Novel ini menggunakan alur maju mundur. Secara keseluruhan alur novel ini
adalah alur maju, tetapi pada bagian-bagian tertentu pembaca kembali dibawa
pada peristiwa-peristiwa masa lalu. 

4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan Pramoedya dalam novel Rumah kaca ini adalah
gaya bahasa yang berkembang pada masa itu. Gaya bahasa yang digunakan
pramoedya kebanyak menggunakan gaya bahasa perumpamaan. Walupun ada
beberapa bagian dalam cerita yang menggunakan gaya bahasa personifikasi dan
hiperbola.

5. Tema

17


Tema tentang cara pengarsipan yang rapi atas semua tindak tanduk pribumi.

6. Amanat
Hidup tanpa prinsip, tidak punya komitmen atau pendirian yang tetap akan
membuat jalan hidupmu tidak menentu, bagaikan perubahan angin. Dan janganlah
kamu menggunakan cara yang kotor dan menghalalkan segala cara demi
mendapat sesuatu.

C. Tanggapan Pembaca terhadap Isi Novel
Tanggapan pembaca terhadap isi novel tersebut dari novel tersebut kita diajarkan untuk
mempunyai prinsip, komitmen, pendirian. Saya menyukai tokoh Minke karena dalam
keadaan apapun dia tetap tenang dan selalu menulis peristiwa apapun yang dialami
tentunya dia mempunyai prinsip.

2. Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari
A. Sinopsis Isi Novel
Karangsoga merupakan sebuah desa kecil yang miskin. Penduduknya bekerja
sebagai penderes nira kelapa untuk dibuat gula merah. Karena nafkah utama berasal dari
penderesan nira dan pembuatan gula kelapa saja, maka mayoritas penduduknya hidup
dalam kemiskinan. Di desa itu ada sepasang suami istri bernama Darsa dan Lasi. Hidup
mereka serba kekurangan. Lasi berkulit putih serta memiliki mata yang khas, secara fisik
dia sangat cantik dibanding istri-istri penderes yang lain. Hal tersebut dikarenakan hasil
perkawinan antara Jawa dengan Jepang. Ibunya adalah orang Indonesia, sedangkan
ayahnya adalah bekas serdadu Jepang. Perbedaan Lasi dengan gadis-gadis yang lain
di desanya malah membuat Lasi tidak nyaman hidup di desanya. Lasi selalu diejek
teman-temannya bahkan orang-orang di desanya. Ia dijuluki Lasi-Pang, Lasi anak
Jepang. Darsa yang penderes, hasil menderesnya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Selama tiga tahun mereka menikah, mereka belum dikaruniai seorang anak. Tetapi,
Darsa tetap bahagia karena ia mempunyai istri secantik Lasi yang berbeda dengan
perempuan-perempuan di desanya.
Suatu hari Darsa belum pulang dari menyadap nira hingga hampir petang. Lasi
bingung dan sangat khawatir, karena pekerjaan Darsa adalah pekerjaan yang berbahaya

18


dan bertaruh dengan nyawa. Ketika Lasi menantikan kedatangan Darsa, dia melihat ada
bayangan yang mendekat. Lasi yang mengira Darsa telah kembali pulang tetapi semua
kebahagiaan itu sirna ketika Lasi tahu bahwa yang datang adalah Darsa yang digendong
temannya. Darsa jatuh dari pohon kelapa yang disadapnya dan Darsa hanya terbaring
lemah tak berdaya.

Akibat terjatuh, Darsa menderita kelainan di sekitar alat reproduksinya,
lemah syahwat. Namun, kemiskinan yang dialami Darsa hanya mengantarkannya
dirawat oleh seorang dukun bayi yaitu Bunek. Lasi dengan setia tetap menemani
suaminya meski dalam kondisi lemah dan selalu ngompol. Lama kelamaan, karena
pengobatan intensif yang dilakukan Bunek terutama pada sekitar selangkangan Darsa,
dia pun bisa pulih kembali.

Pada malam hari saat  Darsa dinyatakan sehat, Bunek minta agar dicobakan pada
Sipah, perawan tua yaitu anak Bunek sendiri. Meski mengalami kebimbangan luar biasa
karena pergumulan antara nilai-nilai kesetiaan, norma sosial, nafsu birahi, serta utang
budi, akhirnya Darsa pun memenuhi permintaan Bunek. Sipah pada akhirnya minta
untuk dikawin karena ia telah mengandung anak Darsa. Pengkhianatan Darsa
membuat hati kecil Lasi bergoncang. Dia lalu nekat pergi dari desanya dengan
menumpang truk pengangkut gula, menuju Jakarta.

Lasi sebagai perempuan desa yang cantik yang telah terbiasa hidup dengan segala
kemiskinannya selama dua puluh empat tahun. Ketika berada di kota besar dihadapkan
norma kehidupan kota besar yang sangat asing untuk dirinya. Ia ditampung sementara
oleh ibu Koneng, pengelola warung tempat para sopir truk mampir yang juga menjadi
tempat berpangkalnya para perempuan “pacar” para sopir truk. Hal tersebut sangat
betentangan bahkan sulit dipahami Lasi perempuan desa sederhana, pendidikan rendah
melihat norma sosial yang ada di kota besar. Keintiman lelaki dan perempuan yang
dipahami sebagai perilaku yang didasari oleh cinta dan kasih sayang, akan tetapi di
warung itu bisa terjadi dengan begitu gampang, oleh siapa saja, dengan dasar beberapa
lembar uang kertas.

Lasi, yang mempunyai kelebihan bentuk tubuh dan wajah yang indah, menjadi
“barang dagangan baru” yang langka dan sangat berharga bagi ibu Koneng, yang lalu
diserahkan ke ibu Lanting, mucikari tingkat tinggi yang melayani para pejabat, dengan

19


imbalan sebentuk cincin berlian. Para pejabat pemerintah mempunyai kebiasaan mencari
“pacar” atau istri kesekian yang mempunyai wajah mirip orang Jepang. Seperti Lasi, Ia
yang mempunyai wajah seorang perempuan Jepang, menjadi incaran para pejabat. Iapun
lalu ditukar dengan sebuah mobil Mercedes dan beberapa puluh juta rupiah oleh ibu
Lanting kepada Pak Handarbeni, seorang purnawira yang menjadi pejabat, berumur
hampir enam puluh lima tahun, gemuk, dan sudah mempunyai dua istri. Lasi pun
menjadi seekor bekisar yang menjadi pajangan di rumahnya yang baru dan mewah di
Slipi.

Lasi akhirnya dinikahi Pak Handarbeni, menikmati segala kemewahan materi
yang tidak pernah terbayangkan oleh bekas seorang istri penderes nira dari desa
Karangsoga. Lasi yang cantik menjadi hiasan bagi orang kaya, Pak Handarbeni. Lasi
memilih menjadi istri Pak Handarbeni karena ia sendiri sudah lelah dengan
kehidupannya yang dulu penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan karena dikhianati
oleh suaminya.

Namun, di balik segala kemewahan materi, penderitaan batin Lasi pun sangat
berat. Dia merindukan desanya, emaknya, dan Kanjat, teman sepermainannya waktu
sekolah yang sekarang sudah menjadi mahasiswa dan hampir lulus.
Pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh lama dalam hidupnya membuat Lasi makin
linglung karena berdiri di antara dua nilai kehidupan yang dipisahkan oleh jurang yang
teramat dalam.

B. Unsur Intrinsik
1. Tokoh dan Penokohan
a. Lasiyah (Lasi)
Lasiyah adalah tokoh utama sekaligus tokoh protagonis dalam novel
Bekisar Merah. Tokoh ini adalah tokoh yang sering kali muncul dan
mendominasi cerita.  Lasi memiliki ciri-ciri fisik; memiliki bola mata hitam
pekat, berkelopak tebal tanpa garis lipatan, kulitnya bersih, rambut hitam lurus
lebat, dan memiliki badan yang indah.

20


Tokoh Lasi dalam Bekisar Merah memiliki watak  baik hati, istri yang
berbakti. Tetapi Lasi memiliki watak negatif, yaitu watak Lasi tidak mudah
memaafkan dan melupakan sakit hati.

b. Darsa
Tokoh Darsa adalah tokoh antagonis karena tokoh ini yang menyebabkan

konflik dalam batin tokoh utama yaitu Lasi. Sisi positif watak Tokoh Darsa
memiliki semangat bekerja yang tinggi.
c. Pak Handarbeni

Tokoh Pak Handarbeni atau sering disebut Pak Han ini merupakan tokoh
antagonis karena tokoh ini menyebabkan konflik batin pada diri tokoh utama
yaitu Lasi. Tokoh ini yang kemudian membuat tokoh utama mengalami konflik
batin. Keegoisan sifat dari Pak Han ini yang mendominasi penyebab konflik
batin antara Lasi dan Pak Handarbeni. Baik hati, dermawan, gengsian.
d. Kanjat

Tokoh Kanjat merupakan tokoh tritagonis, tokoh Kanjat ini sebagai
penengah konflik. Kanjat sebagai pelerai konflik yang terjadi pada tokoh utama
yaitu Lasi. Kanjat sejak kecil memiliki watak yang baik dan selalu membela Lasi,
bahkan menjadi teman ketika Lasi diasingkan oleh anak-anak yang lain.  Ketika
dewasa Kanjat digambarkan sebagai tokoh yang tetap mencintai Lasi walaupun
dia seorang janda. Sifat dari Kanjat yaitu laki-laki cerdas , gagah yang mencintai
Lasi, baik hati, peduli sesama, bijaksana.
e. Mbok Wiryaji
Mbok Wiryaji merupakan tokoh tambahan  yang fungsinya sebagai pendukung
tokoh utama. Tokoh Mbok Wiryaji adalah ibu Lasiyah yang digambarkan sebagai
sosok yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi kehidupan.  Memiliki sifat baik
hati, sabar dan pasrah.
f. Eyang Mus
Tokoh Eyang Mus sebagai tokoh tritagonis sebagai pelerai dan peredam konflik
yang terjadi dalam cerita  Bekisar Merah. Tokoh  Eyang Mus memiliki fungsi
penengah konflik yang terjadi. Watak   yang  dimiliki oleh Eyang Mus antara

21


lain; penyabar, bijaksana, berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan, serta
percaya akan kuasa Tuhan dan takdir hidup.

g. Pak Tir
Tokoh Pak Tir memiliki ciri fisik; gemuk, kepala bulat. Tokoh Pak Tir adalah
orang yang mudah tersinggung dan memiliki ambisi besar untuk meraih harta.

h. Bunek
Tokoh Bunek merupakan tokoh tambahan yang mendukung tokoh utama. Tokoh
Bunek dijelaskan ciri fisik dan psikisnya. Ciri fisiknya tinggi, wajah bulat
panjang, kulitnya lembut, dan rambutnya lebat.   Sedangkan watak Bunek
dijelaskan bahwa dia tokoh yang licik, menghalalkan segala cara untuk mencapai
sebuah tujuan hidupnya. Watak yang dimilikinya membuat munculnya konflik
dalam cerita.

i. Mukri
Tokoh Mukri merupakan tokoh tambahan. Watak Mukri; penolong, pekerja keras.
Selain itu, Mukri juga memiliki watak yang gigih bekerja.

2. Latar
a. Latar Waktu
Setting pedesaan pada tahun 1970-an yang mulai sibuk dengan pembangunan.
Sedangkan  setting  yang terkait dengan waktu terlihat pada novel yaitu
menyebutkan hitungan tahun. Dalam novel Bekisar Merah selain menunjukkan
hitungan tahun, juga menunjukkan setting waktu berupa hari. Situasi pagi, siang,
sore, dan malam.
b. Latar Tempat
Setting tempat adalah tempat cerita. Setting cerita dalam novel Bekisar Merah ini
lebih banyak di  daerah pedesaan, warung, pasar, dan kota. Tidak hanya tempat
berupa desa, namun novel ini juga menjelaskan secara jelas kehidupan kota, cerita
ketika Lasi pergi dari Karangsoga menuju kota Jakarta.
c. Latar Suasana
● Gelisah saat darsah harus menunggu hujan reda untuk menderes air nira.

22


● Semangat : ketika darsah tahu hujan telah reda.
● Sedih: saat lasi tahu Darsah jatuh  dan di tolong oleh mukri.
● Kebimbangan: karena tidak ada biaya untuk mengobati darsah di rumah

sakit.
● Sedih: ketika Lasi di ejek teman-temannya di katakan lasipang si Lasi anak

jepang.
● Gelisah: ketika bersama Handarbeni ketika ia minta persetujuan L asi untuk

menikah dengannya.
● Senang: mengetahui kanjat mencintai nya.
● Sedih: darsah sedih ketika ia meratapi nasibnya di tingggal Lasi dan sumber

mata pencahariannya harus ditumbang.
● Senang: ketika Kanjat menikah dengan Lasi
3. Alur

Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu campuran.
4. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan simile, personifikasi, ironi, metonimia.
5. Tema

Temanya kemisikinan yang membuat rakyat kecil pasrah.
6. Amanat

Keteguhan hati yang tidak mudah menyerah
C. Tanggapan Pembaca

Dari novel tersebut pembaca melihat dan menelaah bahwa latar sosial
tersebut berpengaruh terhadap tokoh utama terhadap keputusan yang Lasi ambil.
Latar sosial yang muncul lebih banyak membuat Lasi lebih banyak menderita dari
pada mendapatkan kebahagaian menjadi seorang perempuan simpanan. Latar
pendidikan yang sangat rendah membuat pola pikir Lasi menjadi mudah di
kendalikan orang lain bahkan orang-orang yang baru ia kenal. Akan tetapi
terdapat nilai bahwa nilai semangat dalam meraih cita-cita.

23


3. Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan
A. Isi Novel Cantik Itu Luka
Novel ini bercerita tentang alur hidup Dewi Ayu, pelacur cantik di zaman
kolonial. Garis hidup dan keturunan Dewi Ayu unik, mulai dari silsilah ayah-ibu hingga
anak-anaknya yang kelak banyak membawa pengaruh di Halimunda. Sejak kecil, Dewi
Ayu tumbuh tanpa asuhan ayah dan ibu yang terusir karena kawin sedarah (perkawinan
saudara tiri).
Dewi Ayu diasuh oleh kakek-neneknya. Ia tumbuh menjadi gadis kuat dan
pemberani. Hal tersebut sangat jelas ketegarannya hidup di penjara saat Jepang
menyerang Hindia Belanda. Di tempat penahanan itulah, Dewi Ayu menyerahkan
keperawanannya demi membantu rekannya di barak penampungan. Dua tahun kemudian,
Dewi Ayu dipindahkan ke rumah mewah yang dikelola Mama Kalong. Di tempat itulah,
Dewi Ayu memulai hidupnya sebagai pelacur untuk melayani nafsu para tentara Jepang.
Selama menjadi pelacur, Dewi Ayu melahirkan empat anak perempuan. Semuanya tidak
jelas identitas ayahnya. Sebagaimana ibunya, tiga dari putri Dewi Ayu berparas sangat
cantik.
Dewi Ayu merasa bahwa mengasuh anak-anak yang sangat cantik amat
merepotkan. Karena itulah, ketika hamil anak keempat, ia berharap bahwa anaknya
menjadi anak buruk rupa dan demikianlah yang terjadi. Akan tetapi, Dewi Ayu tidak
sempat menyaksikan putri bungsunya tersebut. Ironisnya, sebelum ia meninggal Dewi
Ayu memberi nama putri buruk rupa dengan nama Si Cantik.

B. Unsur Intrinsik

1. Tema : Pencarian jati diri, konflik kejiwaan tahanan perang,keluarga,kebencian.

2. Latar Tempat            : Batavia,halimunda

3. Latar Waktu        : Pagi sampai malam

4. Alur                            : Maju Mundur

24


5. Tokoh
a. Dewi ayu
b. Alamanda
c. Adinda
d. Maya Dewi
e. Kliwon
f. Maman
g. Sang Shodancho

6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini personifikasi, metafora, hiperbola, ironi,
sarkasme dan litotes.

7. Amanat   
Dari Novel Cantik Itu Luka, banyak remaja sekarang yang menjajakan dirinya

untuk memenuhi gaya hidup mereka yang mewah. Menggunakan baju yang harus
mewah, handphone keluaran terbaru, dan setiap saat bisa berbelanja. Persepsi cantik
yang terlanjur dianut oleh orang-orang Indonesia adalah banyaknya kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya yang dapat membuat para wanita cantik seketika.
Produk pelangsing, produk peninggi badan, produk pemutih, dan masih banyak
lainnya, itulah yang sedang meracuni tubuh wanita Indonesia. Tanpa disadari
kecantikan membawa sebuah luka, seperti kasus pemerkosaan. Kecantikan oleh wanita
Indonesia tampaknya memang sesuatu yang diagung-agungkan, apapun akan
dilakukan untuk mendapat kecantikan itu.

Segala cara dilakukan untuk meraih satu kata “cantik”. Bahkan ada seseorang
yang melakukan korupsi untuk merombak fisiknya. Kecantikan memang sebuah
anugerah dari Tuhan, tetapi kecantikan buatan manusia tidak akan seabadi buatan
Tuhan.

C. Tanggapan Pembaca
Dari novel ini pembaca dapat mengambil atau memaknai bahwa kecantikan

bukanlah segalanya dan tidak selalu bisa membawa hal yang positif. Sebab, ternyata
kecantikan bisa membawa malapetaka bagi mereka yang tidak bisa menjaga dan

25


memanfaatkannya untuk hal yang baik. Paling penting ialah nilai-nilai karakter serta
menanamkan norma-norma pada diri sendiri.

4. Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
A. Isi Novel
Pada tiga puluh tahun lalu di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang Panjang)
terdapat seorang pemuda bergelar Pendekar Sutan, pewaris tunggal dari harta
peninggalan ibunya. Pendekar Sutan tidak memiliki saudara perempuan sehingga harta
warisan tersebut diurus oleh  mamaknya yaitu Datuk Mantari Labih. Selain itu, Datuk
Mantari Labih mendapat amanah dari ibu Pendekar Sutan untuk  menjaga warisan
anaknya. Sayangnya ia serakah serta ingin memiliki semua harta warisan yang dititipkan
kepadanya dan tidak memperbolehkan Pendekar Sutan untuk menggunakannya, padahal
harta warisan itu milik Pendekar Sutan.
Ketika Pendekar Sutan ingin menikah, Datuk Mantari Labih tidak
memperbolehkan harta warisan itu digunakan untuk keperluan menikah. Hal ini
membuat Pendekar Sutan marah. Terjadilah pertengkaran antara Pendekar Sutan dan
Datuk Mantari Labih. Pertengkaran tersebut menyebabkan Datuk Mantari Labih
meninggal. Setelah itu, Pendekar Sutan  ditangkap dan dibuang ke Cilacap. Saat itu ia
berusia 15 tahun. Setelah dibuang ke Cilacap, Pendekar Sutan dibawa ke Tanah
Bugis (Perang Bone). Akhirnya Pendekar Sutan bebas, setelah bebas, ia pergi ke daerah
mengkasar. Disana, ia menemukan pujaan hatinya, Daeng Habibah, putri dari seorang
penyebar agama Islam keturunan Melayu dan mereka menikah.
Daeng habibah melahirkan seorang anak laki laki  yang diberi nama  Zainuddin.
Namun, saat Zainuddin kecil, Daeng Habibah ibunya, meninggal. Beberapa bulan
kemudian, Pendekar Sutan pun menyusul Daeng Habibah. Sehingga
Zainuddin  diasuh oleh Mak Base. Mak Base adalah orang terdekat dari Pendekar Sutan
dan Daeng Habibah. Beliau yang merawat dan mendidik Zainuddin sampai dewasa
dan  menjadi seorang  yang berakhlak mulia. Setelah Zainuddin dewasa, ia meminta
izin kepada Mak Base untuk pergi ke kampung halaman ayahnya di  daerah Padang
Panjang. Mak Base melepas Zainuddin pergi sampai di Padang Panjang Zainuddin

26


langsung menuju kampung Batipuh. Ketika di sana ia sangat gembira, namun
lama-kelamaan kegembiraannya itu hilang karena ternyata tidak seperti yang ia
harapkan. Ia dianggap sebagai orang asing atau orang Bugis oleh masyarakat
setempat, hanya karena ia di lahirkan dari seorang wanita yang bukan keturunan ninik
mamaknya. Tetapi Zainuddin tetap tabah menghadapi omongan orang-orang di kampung
tersebut.

Akhirnya ia memutuskan untuk kembali pulang ke Mengkasar menemui Mak
Base. Namun, saat akan pergi ia bertemu dengan Hayati, seorang gadis cantik berdarah
Minang. Pertemuan dengan Hayati membuat hatinya gelisah dan sebagai alasan untuk
tetap tinggal di sana. Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, berlanjut dengan
surat menyurat. Hayati adalah perempuan yang tak hanya cantik, namun memiliki budi
pekerti yang baik. Mereka sering bertemu dengan bantuan adik laki-laki Hayati. Namun,
hubungan ini tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya Hayati. Dikarenakan Zainuddin
berasal dari suku yang berbeda, asal-usulnya sebagai orang buangan di Mengkasar, dan
tak memiliki harta. Sedangkan Hayati terlahir dari keluarga terpandang. Untuk
menghindari pergunjingan tentang hubungan mereka, maka mamak Hayati menyuruh
Zainuddin pergi meninggalkan Batipuh. Dengan berat hati, Zainuddin pun pindah ke
Padang Panjang. Disana, Zainuddin memperdalam ilmu agama dan pengetahuannya di
kota tersebut banyak sekolah-sekolah agama yang bagus.

Akhirnya, Hayati memilih untuk diperistri oleh Aziz, kakak dari sahabatnya,
Khadijah. Maka hidup dan hati Zainuddin berantakan disaat yang sama ia mendapat
kabar kalau Mak Base, pengasuhnya telah berpulang.  Mak Base meninggal dan
mewariskan banyak harta kepada Zainuddin. Zainuddin memberanikan diri mengirim
surat lamaran kepada Hayati di Batipuh. Sayangnya, diwaktu yang bersamaan
datangnya rombongan dari pihak Aziz yang hendak melamar Hayati. Zainuddin tanpa
menyebutkan harta kekayaan yang ia miliki, sehingga ia ditolak oleh ninik mamak
Hayati. Ninik mamak hayati menerima pinangan Aziz yang di mata mereka lebih
beradab dan kaya raya. Hayati akhirnya menikah dengan Azis. Azis adalah anak orang
terpandang, satu suku dan terikat kerabat dengan mamaknya Hayati, walaupun jauh.
Awal pernikahan Hayati dan Azis sangat bahagia karena Azis pandai mengambil dan
menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati, Azis adalah tipe

27


pemuda yang suka menghamburkan uang, berjudi, mabuk-mabukkan dan senang main
perempuan. Disisi lain, Zainuddin tidak mampu menerima penolakan tersebut, apalagi
menurut Muluk, sahabatnya bahwa sebenarnya Aziz memiliki perilaku yang buruk.

B. Unsur Intrinsik
1. Tema
Bertemakan kisah cinta sejati namun, tidak dapat disatukan karena adat
Minangkabau yang terlalu mendiskriminasi.
2. Alur
Pada cerita ini menggunakan alur maju, sudah terlihat juga pada tema (novel roman)
yang menceritakan perjalanan kisah tokoh secara rinci dari kecil hingga mati.
3. Tokoh
a. Zainuddin
b. Hayati
c. Khadijah
d. Aziz
e. Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin
f. Muluk (Sahabat Zainuddin)
g. Daeng Masiga
h. Mak Tengah Limah (Mamak dari Hayati)
4. Penokohan
a. Zainuddin (Protagonis)
Zainuddin adalah pemuda yang baik, alim, peduli, taat, sabar, penyayang,
sederhana, memiliki cita-cita yang tinggi, cerdas, menghargai orang lain, orang
yang sangat menghormati orang tuanya.
b. Hayati (Protagonis)
Hayati adalah wanita yang baik, lemah lembut, pendiam, penurut hingga tidak
bisa melawan, memiliki sifat setia, sabar, Hayati juga sangat menghormati orang
tuanya.
c. Aziz (Antagonis)

28


Aziz adalah pemuda yang kaya raya, orang terpandang, boros, kasar, tidak setia,
tidak memiliki tujuan hidup, orang yang tidak beriman, putus asa, dan
menelantarkan istrinya.

d. Khadijah 
Perempuan yang berpendidikan, keras, suka mempengaruhi orang lain, kaya raya,
baik kepada teman, orang kota, memiliki keinginan yang kuat.

5. Sudut Pandang
Pada novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga.

6. Latar/Setting
a. Latar tempat : Mengkasar (tempat lahir Zainuddin), Dusun Batipuh (tempat lahir
Hayati dan bertemunya Zainuddin dan Hayati). Batavia/Jakarta (tempat Muluk
dan Zainuddin pertama kali pindah ke jawa). Surabaya (tempat Zainuddin dan
Muluk bekerja/setelah pergi dari Dusun Batipuh)
b. Latar Waktu
Siang : Tidak begitu jelas di dalam novel tentang latar waktu.
c. Latar Suasana
● Senang (Ketika Hayati menerima cinta Zainuddin).
● Sedih (Ketika menerima kenyataan bahwa Hayati harus menikahi pemuda
kaya raya nan sombong yang dijodohkan oleh orang tuanya).
● Menegangkan (Ketika Zainuddin menyuruh Hayati kembali ke kampung
halaman, dan terjadi kecelakaan kapal).

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada novel ini adalah bahasa melayu yang kental,
dicampur juga dengan bahasa Minangkabau.

8. Amanat 
Amanat yang disampaikan pada novel ini adalah, bahwa sesuatu yang kita cintai itu
tidak harus kita miliki. Terkadang jika kita melakukannya dengan memaksa atau
harus, itu bisa berujung dengan sesuatu yang tidak kita inginkan.

C. Tanggapan Pembaca

29


Dari novel ini pembaca dapat mempelajari dari tokoh Zainuddin bahwa dari
Zainuddin memiliki hati yang besar. Selain itu salah satu nilai yang dapat diambil dari
Zainuddin ditengah cobaan yang bertubi-tubi ia memiliki sikap sabar. Walaupun
demikian ia tetap berusaha menjadikannya menjadi pribadi lebih baik, selalu berpikir
positif.
5. Novel Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
A. Isi Novel

Terdapat dua orang yang bersahabat dari kecil hingga remaja di kota Padang. Ia
adalah Siti Nurbaya anak dari baginda Sulaiman dan Samsul Bahri anak dari Sutan
Mahmud Syah. Mereka bertetangga dan sudah seperti saudara. Ibunya Siti
Nurbaya  meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, ia hanya hidup bersama
Baginda Sulaiman ayah yang sangat disayanginya. Samsul Bahri memutuskan untuk
meneruskan sekolahnya di Jakarta sekolah Dokter Jawa, perpisahan mereka membuat
Nurbaya sangat sedih dan sebelum berangkat mereka berdua berjanji akan setia satu sama
lain. Ketika Samsul bahri Sudah di Jakarta, terjadilah kejadian yang sangat membuat
ayah Nurbaya sedih.  Ayah Nurbaya adalah pedagang  yang terkenal di Kota Padang.
Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama
Datuk Maringgih.

Usaha pedagangan baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak
dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka Datuk Maringgih menyuruh
kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman dengan demikian
hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar
utang-utangnya pada Datuk Maringgih. Inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya
Datuk Maringgih  mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi
semua hutang-hutangnya boleh hutang tersebut dianggap lunas asalkan Baginda
Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya putrinya kepada Datuk Maringgih.

Baginda Sulaiman yang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya
serta tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih. Siti
Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda harus
menikah dengan Datuk Maringgih yang sudah tua. Lebih sedih lagi ketika ia teringat
Samsul Bahri kekasihnya yang sedang sekolah di Jakarta. Nurbaya mengirim surat

30


Samsul Bahri tentang apa yang dialaminya. Samsul Bahri yang sedang  ada di Jakarta
mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya. Suatu hari Samsul Bahri liburan kembali
ke Padang. Ia bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri
Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgi sehingga terjadi
keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena
sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan
menghembuskan nafas terakhir.

Mendengar itu Ayah Samsul Bahri yaitu Sultan Mahmud Syah menjadi penghulu
di Kota Padang. Kesalahan anaknya tersebut  ia malu atas perbuatan anaknya sehingga
Samsul Bahri harus kembali ke Jakarta. Samsul Bahri berjanji untuk tidak kembali lagi
kepada keluarganya di Padang. Kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena
memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih.
Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsul Bahri sehingga dia menjadi putus asa
dan mencoba melakukan bunuh diri akan tetapi ia tak meninggal, sejak saat itu ia hanya
menyuruh dokter untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah meninggal. Samsul  Bahri
tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Setelah peristiwa tersebut di Kota Padang sering terjadi huru-hara dan tindakan
kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsul Bahri yang telah
berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsul Bahri yang mengubah
namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan
Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang Samsul Bahri menembak
dada sampai ke jantung yang mengakibatkan Datuk Meringgih  jatuh tersungkur. Namun
sebelum tewas Datuk Maringgih membawa parang dan mengenai kepala Samsul Bahri.
Samsul Bahri alias Letnan Mas segera dilarikan kerumah sakit pada saat-saat terakhir
menjelang ajalnya. Ia meminta dipertemukan dengan ayahnya, ia pura-pura bukan
Samsul bahri ia berpesan kepada ayahnya untuk dikuburkan di tengah-tengah Nurbaya
dan ibunya Siti Maryam, dan akhirnya ia meninggal, tak lama kemudian  Sutan Mahmud
Syah pun meninggal.

B. Unsur Intrinsik
1. Tema       

31


Pernikahan Paksa
2. Alur         

Alur dalam novel ini close plot karena tokoh-tokoh utamanya dimatikan dan alur nya
maju atau kronologis.

3. Tokoh  dan Penokohan
a) Siti Nurbaya
Siti Nurbaya adalah salah satu tokoh  protagonis utama dan tokoh utama. Nurbaya ia
anak yang cantik wajahnya, kelakuan atau sikapnya, tertib dan sopan baik hatinya.
Akan tetapi nasibnya sangat malang mulai dari ia menikah dengan datuk Meringgih
sampai dirinya sendiri meninggal karena memakan lemak beracun.

b) Samsul Bahri
Samsul Bahri adalah salah satu tokoh tambahan utama yang berperan dalam kehidupan
Siti Nurbaya, ia sesosok tokoh protagonis. Orangnya bersahaja, tingkah lakunya baik
tertib, sopan, santun dan halus budi bahasanya.

c) Datuk Maringgih
Datuk Maringgih adalah salah satu tokoh tambahan utama, sosoknya  antagonis. Ia
adalah seorang saudagar Padang yang amat sangat kikir, kasar , gila akan harta.

d) Sutan Mahmud Syah
Sutan Mahmud Syah adalah ayah dari Samsul Bahri Penghulu di Padang, yang bersifat
baik, pengasih penyayang dan adil, akan tetapi kesalahan anaknya yang hanya sedikit
membuatnya murka terhadap Samsul Bahri.

e) Arifin dan Bakhtiar
Arifin dan Bakhtiar  adalah sahabat dari Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang
mencerminkan tokoh protagonis, setia pada sahabatnya.

f) Baginda Sulaiman

32


Babginda sulaiman adalah tokoh protagonis ayah dari Siti Nurbaya

g) Pak Ali
Pak Ali adalah tokoh protagonis yang lurus hatinya dan baik budi , ia setia menjaga
Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri.

h) Rukiah
Rukiah adalah kemenakan Sutan Mahmud Syah, anak dari Putri Rukiah saudara Sutan
Mahmud.

i) Putri Rubiah
Putri Rubiah adalah saudara dari Sutan Mahmud sosok yang antagonis yang membenci
istri Sutan Mahmud Syah.

j) Siti Maryam
Siti Maryam adalah ibu dari Samsul Bahri yang baik dan penyayang berperan tokoh
protagonis.

k) Nyonya Van Der Stier
Nyonya Van Der Stier adalah guru hitung di sekolah.

l) Alimah
Alimah adalah saudara Siti Nurbaya salah satu tokoh protagonis yang telah bercerai
dengan suaminya, dan ia menjadi janda.

m) Ahmad Maulana dan Fatimah

Ahmad maulana Ayah Alimah dan Fatimah ibu Alimah.

4. Latar

a. Latar Tempat : Kampung Jawa, Ranah Padang, Jakarta

b. Latar Waktu : pagi, siang, sore dan malam

c. Latar Lingkungan  : Sosial Budaya adat Melayu kuno menggunakan bahasa melayu.

33


5. Sudut Pandang : Sudut pandang orang ke tiga serba tahu.

6. Gaya Bahasa     : Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Melayu, bahasa Indonesia.

7. Amanat            

Amanat yang terkandung dalam novel Siti Nurbaya yaitu hendaknya sebagai manusia

harus memiliki sikap yang baik. Jangan dikuasai oleh hawa nafsu dunia bahkan pikiran

yang tidak sehat.

C. Tanggapan Pembaca
Banyak sekali nilai-nilai yang terkandung dari novel tersebut. Samsul Bahri awalnya

adalah pemuda yang patuh, santun, baik dan penolong. Tetapi setelah berpisah dan
kehilangan kekasih dan ibunya ia menjadi orang yang mudah putus asa, pendendam,
pembunuh dan berusaha bunuh diri. Perubahan sikap Samsul Bahri terjadi karena kehilangan
orang-orang yang sangat dicintainya. Rasa cinta yang sangat dalam dan kasih yang tak
sampai sehingga membuat ia menjadi dendam dan putus asa. Cobaan demi cobaan terus
mendatanginya. Cobaan yang semakin berat tidak mampu dihadapinya sehingga lebih
memilih mengakhiri hidup dengan jalan bunuh diri. Perubahan sikap yang terjadi pada
Samsul Bahri lebih banyak kearah negatif.

34


3

ANALISIS CERPEN

1. Hakim Sarmin karya Agus Noor
Cerpen tersebut menceritakan tentang kecurangan- kecurangan penegak hukum

ketika sedang bekerja. Perilaku tersebut kemudian menimbulkan konflik yang tidak
terhindarkan, baik antar masyarakat dengan penegak hukum tersebut maupun dengan
pihak lain. Cerpen Hakim Sarmin karya Agus menggambarkan ketidakadilan hukum di
Indonesia. Konflik tersebut bisa terjadi antarkelompok maupun antarindividu.

Pelanggaran hukum tidak hanya terjadi terhadap laki-laki saja bahkan perempuan
bisa melakukannya. Dalam cerpen ini pelanggaran hukum berupa sebuah tindak
kejahatan, yaitu pembunuhan. Perempuan tersebut menyimpan dendam karena pernah
diperkosa oleh kelima lelaki, sehingga ia melakukan pembunuhan. Konflik antara
perempuan dan kelima lelaki yang dibunuh, membawa perempuan tersebut ke ranah
hukum. Selain karena dendam, perempuan tersebut meyakini bahwa membunuh
merupakan jalan terbaik untuk memberikan hukuman yang setimpal kepada lelaki-lelaki
yang sudah memperkosanya. Ia menuntut keadilan melalui pembunuhan bukan melalui
jalur hukum, karena perempuan tersebut percaya bahwa keadilan akan ia dapatkan dari
pembalasan dendam, bukan hukum. Hukum yang ia ketahui adalah hukum yang buruk,
sehingga ia lebih memilih membalaskan dendamnya dengan membunuh orang-orang
yang sudah memperkosanya. Dendam perempuan tersebut pada akhirnya menimbulkan
hasrat untuk melakukan pembalasan dendam dengan membunuh orang-orang yang sudah
memperkosanya.

Selain kasus perempuan yang membunuh dalam cerpen ini juga diceritakan
bahwa dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh Jenderal polisi, terjadi yang dilakukan
oleh oknum-oknum yang ingin membebaskan Jenderal polisi tersebut meski sudah
diketahui ia bersalah. Dalam kasus tersebut yang dikorbankan atau dijadikan kambing
hitam adalah Hakim Sarmin, sehingga konsekuensi yang didapat oleh Hakim Sarmin
adalah ledekan yang dimuat dalam media massa. Berita-berita mengenai Hakim Sarmin
yang dimuat di koran dan televisi yang mengundang pendapat masyarakat tentang
ketidakadilan hukum. Melalui peristiwa yang digambarkan dalam kutipan tersebut, dapat
diketahui bahwa adanya kesadaran dari Hakim Sarmin bahwa sebenarnya ia sudah

35


dikorbankan dalam kasus tersebut. Setelah mengadili seorang Jenderal polisi yang
melakukan korupsi, yang kemudian berakhir dengan pembebasan Jenderal polisi tersebut,
Hakim Sarmin menjadi bahan ejekan di media massa.

Hakim Sarmin pun menyadari bahwa hasil akhir di pengadilan dapat direkayasa
oleh oknum- oknum tertentu. Kesadaran tersebut yang kemudian mengubah sikap Hakim
Sarmin dalam menangani kasus-kasus selanjutnya dengan hati-hati. Dalam kasus lain,
tergambarkan bahwa alasan pelanggaran hukum terjadi tidak dipertimbangkan di mata
hukum. Selanjutnya di mata hukum, pelanggar hukum tetap harus dihukum meski tindak
pelanggaran yang dilakukan tidaklah berat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan
kasus korupsi yang dilakukan oleh Jenderal polisi yang akhirnya dibebaskan. Pencurian
sebungkus roti yang jumlah kerugiannya tidak akan bisa melampaui uang yang dikorupsi
oleh Jenderal polisi tersebut harus berakhir dengan vonis dua tahun penjara.

Cerpen Hakim Sarmin karya Agus Noor menggambarkan ketidakadilan hukum
yang terjadi di Indonesia. Cerpen ini dapat menjadi bahan refleksi bahwa peristiwa-
peristiwa hukum yang terjadi di Indonesia yang tercermin dari adanya kesamaan
peristiwa hukum dalam cerpen dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia.
Ketidakadilan petugas-petugas hukum dalam menangani kasus yang diceritakan dalam
cerpen tersebut juga terjadi dalam kehidupan nyata.

2. Sungai karya Nugroho Notosusanto
A. Isi Cerpen Sungai
Cerpen Sungai karya Nugroho Notosusanto isinya tentang perjuangan Sersan
Kasim, Kepala Regu 3, Peleton 2 dari Kompi TNI terakhir yang akan kembali ke daerah
operasinya di Jawa Barat. Pada masa penguasaan penjajah Belanda tahun 1948, Sersan
Kasim berserta para tentara lainnya berjalan dari Yogya-Priyangan. Dalam perjalanan itu,
Sersan Kasim harus membawa anaknya yang bernama Acep, yang telah ditinggal ibunya
sehari setelah ia dilahirkan. Untuk sampai daerah tujuan, mereka harus melewati Sungai
Serayu. Pada awalnya, komandannya menyuruh ia untuk menitipkan Acep karena Acep
dapat membahayakan keselamatan para prajurit jika ia menangis. Namun Sersan Kasim
tetap bersikeras untuk membawa Acep. Saat mereka menyeberang dan sampai di
tengah-tengah sungai yang dalam, Acep menangis. Selanjutnya peluru kembang api

36


ditembakkan ternyata mengenai Acep. Semua prajurit memandang Sersan Kasim. Esok
pagi mereka memakamkan Acep. Cerpen Sungai ini menceritakan pengorbanan ayah
demi menjalankan tugas negara. Selain itu Sersan Kasim mengorbankan anaknya yang
disayangi demi melindungi keselamatan tentara.

B. Unsur Intrinsik
1) Alur

Alur yang digunakan adalah alur maju dimana kejadian yang terjadi dalam cerita
berlangsung secara kronologis atau sesuai dengan urutan waktu.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh utama yang terdapat dalam cerpen Sungai yaitu Sersan Kasim yang mempunyai
sifat penyayang dan bertanggung jawab. Sifat penyayang terhadap anak ,istri bahakan
kepada tentara yang lain. Bertanggung jawab, sebagai kepala regu, ia rela
mengorbankan anaknya yang sangat dicintainya demi menjaga keselamatan tentara
lainnya.
3) Latar
a. Latar tempat terjadi di sungai, pada judulnya sudah menggambarkan tempat

peristiwa berada di sungai, di Jawa, di Yogyakarta.
b. Latar waktu terjadi pada pukul satu malam, gelap dan hujan saat prajurit

melakukan perjalanan menuju ke Priangan, Jawa Barat. Sepuluh bulan yang lalu,
tepatnya bulan Februari 1948 ketika Sersan Kasim dan kompinya menyeberangi
sungai yang sama. Pada waktu fajar merekah, dalam kalimat “keesokan harinya,
pada waktu fajar merekah, kompi menunda perjalanannya sementara waktu” untuk
mengikuti pemakaman Acep.
c. Latar suasana terjadi ketika masa peperangan, mencekam, dan menegangkan.
4) Sudut Pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
5) Gaya Bahasa
Pada cerpen ini pengarang menggunakan kalimat yang indah. Adapun kalimat tersebut
yaitu:
a. Keharuan yang menggetarkan sanubarinya.

37


b. Hujan turun selembut embun namun cukup membasahkan.
c. Rambutnya lebat seperti hutan di Priangan.
d. Acep menangis melolong-lolong.
e. Merobek-robek kesunyian malam dari tebing ke tebing.
f. Suaranya tajam menyayat hati.
g. Sunyi turun kembali ke bumi, berat menekan di dada sekian puluh lelaki yang

jantungnya berdegup seperti bedug ditabuh bertalu-talu, yang terdengar hanya
derau air yang tak putus-putusnya, dan keesokan harinya, pada waktu fajar
merekah.
3. Guru karya Putu Wijaya
A. Isi Cerpen Guru
Cerpen ini menceritakan tentang sesosok anak yang ingin menjadi guru, tetapi
mengalami beberapa hambatan dalam mencapai cita-cita yang diinginkan. Anak itu bernama
Taksu, yang merupakan anak tunggal dan harus mengikuti semua keinginan orang tuanya.
Tetapi ia tetap ingin mempertahankan cita-cita yang diinginkannya sebagai seorang guru.
Dua pulu delapan tahun yang lalu ayahnya yang dulu memberi nasihat untuk menghargai
jasa guru  ketika ia malas belajar. Tetapi semua itu hanya sebuah ucapan belaka untuk orang
tuanya, karena orang tuanya mengikuti perkembangan zaman dan orang tuanya berfikir
bahwa guru hanya sebuah cita-cita yang sepele, gaji yang rendah bahkan terkadang tidak
dihargai. Orang tuanya pun membujuk Taksu untuk mengikuti nasihatnya yang ia inginkan.
Oleh karena itu, orang tuanya membujuknya dengan beberapa cara memberikan
barang-barang mewah. Walaupun dengan beberapa cara, Taksu tetap mempertahan cita-cita
yang ia inginkan. Kepribadian yang kokoh itulah yang memacu semangatnya.
Sepuluh tahun berlalu dan kini, Taksu pun menjadi seorang guru tetapi guru bagi
para pegawainya yang mencapai hingga 10.000. Ia kini menjadi seorang pengusaha sukses,
hal ini membuat orang tuanya menyadarinya bahwa Taksu kini sudah menggantikan hidup
beban orang tuanya.

38


Click to View FlipBook Version