The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Antologi 1001 Puisi berisikan dari halaman 326 s.d. 809

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-08-03 01:59:43

Antologi 1001 Puisi Part 2

Antologi 1001 Puisi berisikan dari halaman 326 s.d. 809

Keywords: Puisi

POHON PANGKAL KEHIDUPAN

Vincentius Septian Maringan T
Kulihat zaman sekarang,
Banyak gedung dan pabrik,
Dahulu tanah, kini aspal dan besi beton,
Dahulu hutan, kini menjadi rumah villa.
Oh bumiku sayang,
Kutahu kini engkau merana,
Ulah manusia yang rakus,
Tak akan merasa kenyang.
Tanah menjadi kering gersang,
Air dan udara pun jadi tercemar,
Membuat manusia ke dalam derita,
Bumi pun telah banyak yang berubah.
Marilah kita pulihkan bumi Kembali,
Hijaukan bumi sepenuhnya supaya asri,
Memberi motivasi melakukan reboisasi,
Untuk masa depan generasi selanjutnya.

701

MALAIKAT EMAS

Zahra Zulyantami Nurjanah
Guru, engkau bagai matahari,
Menerangi relung jiwaku ,
Menyinariku dengan ilmu,
Bagai sosok malaikat emas.
Guru, tulus membimbingku, 
Memberikan kami semangat. 
Tuturkan banyaknya nasihat,
Akan senantiasa kami ingat.

702

PUISI SISWA SMPN 1
BAMBANGLIPURO, BANTUL

-DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

703

APRESIASI BHAKTI GURU

Anisa Setyowati
Oh guruku,
Setiap hari engkau tak kenal lelah…,
Dingin pagi hari tak jadi halangan,
Engkau berjuang demi murid-muridmu.
Guruku,
Penyemangat setiap generasi,
Kerjamu tak mengenal pamrih,
Berikan banyak ilmu pengetahuan.
Duhai guru,
Terima kasih atas semua yang kauberikan…,
Tanpa putus asa engkau memberikan semangat,
Kegigihan yang menjadi teladan bagi kami .

704

BERSAMA ALAM

Yuliana Andriani Ralasita

Tenang dan sunyi keberadaannya,
Tiupan angin membelai dedaunan,
Kicauan burung pertanda hari baru,
Aneka satwa menyambut gembira.
Di tempat ini kami segarkan diri,
Menikmati keindahan panorama,
Tak mau mengusik nuansa damai,
Merusak habitat makhluk di alam.
Di tempat ini kami berharap,
Tak seorang pun berhasrat jahat,
Alam semesta milik semua makhluk,
Memberi hidup sehat, damai seisinya.

705

GURU PENYELAMAT NEGERI

Yoriel Malizca Qosiimah
Hari demi hari kau susuri jalan berdebu,
Sepatu sederhana bermandikan debu,
Tetap berjalan hingga tiba di tujuan,
Guruku tiba dengan seulas senyum.
Engkau mengajar dengan hati riang,
Inginkan tujuan mulia tercapai,
Mendidik siswa agar pandai,
Dan jadi tiang kokoh bangsa.
Tanpamu negeri tak akan maju,
Tanpamu kami pun seperti debu,
Baktimu tak akan kami lupakan,
Guruku penyelamat anak negeri.

706

HIJAU BUMIKU

Benedicta Gracia Adiaswara
Rintik hujan membasahi bumi,
Pucuk di pohon pun bersemi,
Bunga-bunga berwarna-warni,
Lebah dan kupu menari-nari.
Bahagia hati para petani,
Hujan turun bagai rezeki,
Tumbuh subur tanaman padi,
Bahan makan tuk anak negeri.
Pagi ini,
Kusambut dengan riang hati,
Bumiku pasti akan hijau Kembali,
Berseri seiring hadirnya mentari pagi.

707

KERUSAKAN HUTAN

Winda Futika Rahma
Rantingku patah, daunnya mengering,
Dahan kokoh pun jatuh dan tumbang,
Kini gersang, membuat panas udara,
Semua terjadi karena ulah manusia.
Bila perusakan selalu terjadi,
Bumi tak dapat menjadi asri,
Bencana terus datang melanda,
Menimpa makhluk tak berdosa.

708

MASA DEPAN

Adella Nur Khanifah

Bumiku menangis,
Ia banyak kehilangan,
Lahan hijau luas berkurang,
Aneka satwa banyak yang punah.
Kerusakan selalu terjadi,
Oleh keserakahan manusia,
Keegoisan dan tidak peduli,
Sakiti alam, bumi rumah kita.

Berbagai upaya dilakukan,
Reboisasi diselenggarakan,
Undang-undang dikukuhkan,
Manusia tamak tetap berulah.
Bagaimana bumi masa depan?
Kerusakan akan semakin parah,
Tugas semua untuk memelihara,
Menyehatkan bumi mutlak perlu.

709

SEMANGAT DARIMU

Alimah Nur Aini

Pagi itu,
Suara burung berkicau,
Bangunkanku dari lelap tidurku,
Untuk berjumpa dengan guruku.
Seahun telah berlalu,
Pandemi melanda negeri,
Membuat tak bisa berjumpa,
Belajar tanpa engkau di sisiku.
Kurindu bimbinganmu,
Nasihatmu yang berguna,
Semangat belajar darimu,
Untuk meraih masa depan.

710

PENERANG ILMU

Fadilla
Di setiap kegiatan aku mendengar,
Di setiap langkah aku berpikir,
Bimbingan yang kauberikan,
Jadi kenangan tak terlupa.
Kausinari kami dengan ilmu,
Kauterangi dengan pengetahuan,
Mulai dari membaca dan menghitung,
Kepedulianmu pada kami kauberikan.
Guru,
Engkau sosok inspiratif kami,
Engkau penerang dalam gulita,
Hati selembut kain sutra.
Terimakasih untuk segala jasa,
Atas nasihat dan pendampingan,
Agar mimpi kami dapat terwujud,
Bagimu terbayar sudah pengorbanan.

711

MENUJU JALAN TERANG

Laksita Nurohma Amini

Kepalaku masih belum berisi,
Ketika kita belum berjumpa,
Pikiranku belum terpenuhi,
Ketika kita belum bicara.
Membaca menulis berhitung,
Tak dapat kuakukan tanpamu,
Jalanku masih gelap dan hampa,
Tuhan mengirimkanmu untukku.
Sepanjang kasih tulusmu,
Mampukanku untuk berjalan,
Penuh percaya diri, tahu tujuan,
Aku melangkah pasti karenamu.

712

PUISI SISWA SMPN 3 JETIS,
BANTUL-DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

713

SETULUS HATI

Ahnaf Faiz Paramudya
Guruku,
Setiap hari tak lelah datang ke sekolah,
Demi suatu tujuan yang pasti mulia,
Mngajari kami para siswa sekolah. 
Engkau mendidik kami setulus hati,
Engkau bagikan ilmu kepada kami semua,
Tak berpamrih, mengabdi setulus hati,
Semangat mengabdimu meneladaniku.
Terimakasih,
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa,
Kami semua bisa pandai dan berilmu,
Karena dedikasi dan pengorbananmu.

714

PENOPANG KEHIDUPAN

Diasvista Amanda Vallencia
Kubuka jendela di pagi hari ,
Terhirup udara sejuk segar,
Menyamankan setiap hati,
Hidup yang sangat indah.
Pohon penopang kehidupan,
Membuat keseimbangan,
Bagi seluruh makhluk,
Di alam semesta.
Lindungilah semua pohon,
Lindungi dan rawat mereka,
Agar bumi tetap rumah kita,
Tidak akan pernah musnah.

715

MELUKIS HARAPAN

Kamelia Jasmine
Di pintu gerbang kausapa kami,
Dengan senyum dan sapaan lembut,
Menanyakan kabar, juga Kesehatan,
Selalu kami yang engkau utamakan.
Dengan tulus dan sabar membimbing,
Tak pernah lelah menyemangati kami,
Kaujadikan kami anak muda berilmu,
Tak boleh menyerah dalam berjuang.
Dengan beribu laku upaya,
Berjuta butir tetes air mata,
Banyak tutur kata bermakna,
Melukis harapan anak bangsa.

716

HIJAU MEMBENTANG

Lingga Ayu Rachmaningtyas
Di mana lahan hijau membentang, 
Aneka pohon penuh kerimbunan,
Kicau burung indah terdengar,
Tenteram penuh kedamaian. 
Hutan ibarat paru-paru dunia,
Rumah bagi makhluk hidup,
Sumber kehidupan semua,
Pendamping alam raya.
Karena keserakahan dan ambisi, 
Engkau terancam mati dan punah,
Membuat kehidupan merana,
Semoga kita segera sadar. 

717

CINTA BUMI

Aulia Rahmawati 
Dari hari ke hari bumi semakin sakit, 
Bencana alam makin sering terjadi,
Banjir, tanah longsor dan gempa,
Dalam sekejap kehilangan.
Salah siapakah semua terjadi?
Tanpa sadar kita ikut merusak bumi,
Tampak sepele, tapi dampaknya ngeri,
Penebangan liar, pencemaran air dan udara.
Jangan diam, semua kian tak menentu,
Bumi harus dirawat, juga diperhatikan,
Saatnya generasi Z jadi pelopor berani,
Menerapkan cinta bumi ke tiap generasi.

718

PAHLAWAN PELAJAR

Ayu Parwati
Wahai guru,
Engkau ujung tombak generasi bangsa,
Ibarat lilin yang dibakar demi yang lain,
Engkau bagaikan malaikat untuk kami.
Engkau menuntun kami,
Mengajari berbagai ilmu,
Menjadikan kami lebih baik,
Petunjuk jalan sukses kami.
Bijaksananya dirimu,
Menyalakan imajinasi,
Menanamkan cinta belajar,
Kubangga jadi anak didikmu.
Begitu berarti dirimu, guru,
Melahirkan ribuan orang hebat,
Tanpamu tak mampu aku meraih,
Harapan dan cita-cita masa depan.

719

INDAH PANORAMA PANTAI

Davina Haidar Anjani
Surya tersenyum manja,
Cakrawala memiliki angan,
Padu diderai ombak menyapa karang,
Permadani pantai pun elok dipandang.
Di atas batu karang aku berpijak dan percaya diri,
Disaksikan gemuruh ombak yang menari-nari,
Kunikmati bentangan indah pesona alam-Mu,
Seribu harap keelokan tak sima ditelan masa.
Tuhan, berlimpah rasa kagum,
Bagai sentuhan ombak di pantai,
Tak pernah berhenti dilewati masa,
Karunia keindahan panorama pantai.

720

SEBERKAS SINAR

Sensia Palupy Ningtyas
Hidupku terasa gulita,
Bila tanpa hadirmu di jalanku,
Kauberi ilmu, cahaya hidupku,
Sebagai bekal meraih cita-citaku.
Engkau pahlawan tanpa lencana,
Jasamu tiada pernah sia-sia,
Selalu kuingat pengabdianmu,
Seberkas sinar bagi masa depan.
Tanpamu aku tak berdaya
Jalanku selamanya hampa,
Engkau selalu ada di jalanku,
Sehingga gelap pun sirna.
SMPN 4 Pangkalan Banteng
Kalimantan Tengah

721

BERINGIN

Ventynur Sabklimat Syakbannah
Pelindung dari cengkeraman dunia,
Ibarat payung di dalam kehidupan,
Tempat berlindung semua kalangan,
Saat rintik hujan mulai menerjang.
Betapa indahnya pohon kehidupan,
Menghadirkan damai semesta alam,
Bagian keberadaan paru-paru dunia,
Menghaturkan manfaat bagi semua.
Saat semua terlihat begitu ramai,
Engkau pun termenung di dalam diam,
Lampaui batas embusan angin malam,
Laksana kisah ketulusan yang terbingkai.

722

BERJUTA MANFAAT

Mohammad Ismail
Menjulang tinggi bagaik tangga ke surga,
Menyejukkan bumi dari napasnya neraka,
Kesegaran buahmu taklukkan dahaga jiwa,
Ombak menerpa mengiringi tarian kehidupan.
Jiwa bergirang atas kehadiran dirimu,
Rasa syukur tertanam di dalam kalbu,
Kesegaran hidupkan bumi bercahaya,
Daun perisai cengkeraman raja siang.
Menghidupkan bumi dari keterpurukan,
Tiang kehidupan menopang segala beban,
Daunmu menciptakan udara pembunuh racun,
Sumber kehidupan tumbuh subur dengan ketulusan. 

723

BUAH KEHIDUPAN

Fajar Dia Astuti
Lembaran hijau sepanjang semesta,
Tubuhmu berdiri kokoh bagai batu karang,
Pesona jingga berayun, berselimut semesta,
Kakimu menancap kuat mencengkeram bumi.
Sumber kehidupanmu selegit harum manis,
Bermunculan bak buih pantai diterpa ombak, 
Kehadiranmu menyejukkan paru raga dan bumi,
Bak candu mengusik diri, tak sanggung berpaling.
Generasimu lahir jadikan alam taman surga,
Terus tumbuh subur ramaikan alam semesta,
Agustus hingga November cahaya keemasanmu,
Ketika bumi dilanda kemarau keringkan pertiwi.

724

DENYUT NADA

Muhammad Umar Fadliansyah
Terik matahari mantap menancap,
Ketika kududuk di bawah pohon,
Kurasakan denyut nadi berdetak,
Terasa berteman dengan alam.
Panas matahari bukan hambatan,
Tetap tangguh menancap kokoh,
Dengan ranting-ranting menjuntai,
Menahan dedaunan penuh keyakinan.
Udara sejuk selalu terasa,
Pohon peneduh sepanjang mata,
Jadikan diri paru-paru dunia,
Menghilangkan racun udara fana.

725

MEMANCARKAN CAHAYA

Enggar Teguh
Pandanglah lukisan bibir itu,
Semakin lama semakin jatuh cinta,
Sorot matanya memancarkan cahaya,
Suara merdu jadikanku tersipu malu.
Satu hal terus kudamba setiap pagi,
Kala kausebut namaku dan menatapku,
Tanganku bergetar jantungku berdebar,
Hingga tersirat tanya apa ini yang kurasa.
Kagumku terus menggunung padamu,
Rasa cinta seperti kerinduan pada ibuku,
Tanpa sadar akhirnya terucap juga olehku,
Kejujuranmu luluhkan hati karena ucapanmu.
Mereka malaikat tak bersayap nyata di bumi,
Berseri-seri dalam semangat sepanjang hari,
Melambaikan tangan, dan menancap di hati,
Menunggu hari esok agar kita berjumpa lagi.

726

HARUM MANIS

Melani
Samar matahari terhalang rimbunmu,
Melindungiku dari teriknya Mentari,
Aroma khas harum manis melekat, 
Jadikan candu tak berkesudahan.
Lebat mempesona helai-helaimu, 
Sejuk hingga titik terkecil di ragaku,
Menenangkan siapapun yang kaunaungi,
Bak magnit, menarik lekat tak berkesudahan.
Ragam kebajikan menjadi tanda dirimu,
Aneka manfaat jadikan pesonamu duniawi,
Harum manis, menjadi rayuan kembang desa,
Hilangkan sesal saat mengecap jantung hatimu.

727

INSAN PENUNTUN

Elsa Solehah
Engkau setetes embun menenangkan hati,
Segala engkau baktikan, tulus untuk negeri,
Mengabdi untuk bangsa hasilkan generasi,
Kepedulian nan penuh kasih dan sayang.
Akankah masa depan terasa indah,
Seandainya tak ada kehadiranmu,
Pembimbing dan pelita hidupku,
Menjaga benih-benih bumi.
Pemancar dan penerang dalam kelam,
Perjuanganmu berarti dalm hidupku,
Setitik peluhmu, beribu doa untukmu,
Terima kasih insan penuntun berjasa.

728

JERITAN ALAM

Farra Laudea
Heningnya hutan dan rimba,
Diramaikan mesin-mesin raksasa,
Hasil ulah manusia rakus maha karya,
Merusak hampir seluruh belahan dunia.
Hutan sebagai paru-paru dunia,
Pelindung dari udara serasa neraka,
Hutan yang jadi pelindung dari bencana,
Wadah hidup seluruh ciptaan Maha Kuasa.
Sumber daya alam hayati luas membentang,
Ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang,
Samar-samar matahari di baliknya awan,
Menyaksikan hutan gundul yang gersang.

729

MENTARI PAGI

May Saroh

Mentari menyambut sejuk pagi hari,
Tepat saat hari yang penuh sejarah,
Aku terdiam di sudut ruang sunyi,
Menanti datangnya keajaiban.
Berbagai kata muncul di benakku,
Tentang seorang yang berjasa bagiku,
Kutuangkan isi hati dalam kata dan rasa,
Terbayang kenangan indah ketika ia mengajar.
Tak ragu dan yakin kaubagikan ilmumu,
Membimbing kami penuh rasa lapang,
Senyumanmu inspirasi dan semanga,t
Tanpamu hancur dunia bumi negeri.

730

NEPHELIUM LAPPACEUM6

Siti Barokah

Lebar lebat bulat menyirip bak ikan pari,
Mahkota indah seindah susunan karang,
Elips berjejer mungil putih kecoklatan,
Anak pohon, titik-titik kehidupan.

Kaya sejuta manfaat tiada tara,
Legit masam membuatku meledak,
Serasa asam manisnya kehidupan,
Sungguh candu tak dapat berpaling.

Pembungkus ditumbuhi bulu-bulu rindu,
Pusat kehidupan bergantung pada satu titik,
Udara tanpa racun tenangkan alam semesta,
Desember hingga Maret masa bersemi bagimu.

6 Rambutan

731

PANAH KEBERHASILAN

Wulan Safitri
Setiap pagi kaususuri jalan berdebu,
Berpacu pada waktu yang tak mau tahu,
Segala dijalani demi mengabdikan diri,
Menanamkan beribu ajaran nan berbudi.
Ingin sampaikan rasa yang bukan ungkapan luka,
Hanya curahan kasih yang pernah kauberikan,
Kausinari kami dengan ilmu pengetahuan.
Hingga bersinar ke penjuru alam semesta.
Engkau menuntun kami menuju jalan kesuksesan,
Terus mendampingi kami menggampai cita-cita,
Bimbingan hangat nan lembut menyentuh kalbu,
Demi mengguncang dunia menuju sebuah capaian.

732

PENEMBUS AWAN

Giofany Frizela Tambun
Barisan pasukan menyapa dari kejauhan,
Melambai-lambai memanggil setiap insan,
Hembusan nafasmu memberi secercah harapan,
Lembar kehidupan yang lebih berharga dari intan.
Naunganmu menghidupkan angan-angan,
Melindungiku dari terik surya yang terbakar,
Kaki mencengkeram kuat menahan angin topan,
Hijau menghampar memancarkan keasrian hutan.
Keindahanmu memberikan makna simbol perjuangan,
Anak-anak pohon meramaikan burung yang berkicau,
Menjulang bagaikan tangga menuju kebahagiaan,
Engkaulah makhluk penembus awan.

733

PUISI SISWA SMPK ORA ET
LABORA BSD

734

ADIWARNA PENDIDIKAN

Deandrea Callista
Di kala aku menulis ini,
Beribu sanubari lama kembali berdebar,
Membuat segala memori hangat mendatangi,
Tentang engkau yang menorehkan masa depan padaku tanpa
gentar.
Jika ucapan kasih melebihi luasnya angkasa,
Betapa aku ingin membuat ribuan hanya untukmu,
Bagai Dewi Hestia dalam Mitos Yunani Kuno,
Aku melindungi api kecil yang kaunyalakan dalam harapanku.

735

PERJUANGAN DAN
PENGORBANAN

Jessica Angel

Guruku,
Terima kasih atas jasamu,
Engkau memberikan ilmu padaku,
Kerja kerasmu tak mengenal waktu, 
Tak mengenal lelah engkau membimbingku.
Di sekolah kauajarkan aku hingga paham,
Besar perjuanganmu untuk kami semua,
Di tanganmu terletak nasib bangsa ini,
Ilmu yang diberikan selalu berarti.
Perjuanganmu mengagumkan, 
Pengorbananmu mencerdaskan, 
Dunia ini akan kuguncangkan,
Dengan sebuah pencapaian.

736

KEINDAHANMU

Yohana Vanessa 
Saat aku melihatmu pagi hari,
Engkau tampak sangat indah,
Dari biji hingga menjadi pohon.
Keindahanmu menyegarkan mataku,
Engkau juga menyegarkan udara,
Moga tetap kokoh dan lama.
Tanamlah pohon, rawatlah pohon,
Agar generasi selanjutnya merasakan,
Apa yang bisa kita peroleh dari pohon.

737

DI MANAKAH HIIJAU?

Caroline Anastasia Iskandar
Sinar mentari menembus melalui beringin,
Suara gemerisik daun menari di sore hari, 
Burung gereja terbang pulang ke sarang,
Hangat langit rona jingga menjalari raga.
Terik siang tak lagi terlindung daun di pohon,
Asap pembangkit listrik menyaingi gunung api,
Kicau burung diganti suara kendaraan di jalan,
Di manakah alam yang sejuk dan nyaman itu?
Seribu pohon ditanam pada hutan kota,
Harapan masa depan bak lentera dalam goa,
Kehijauan pohon bagai oase di padang gurun,
Nyanyian burung bagai makanan pengembara.

738

LUKA DIRGANTARA

Deandrea Callista
Setiap awan mengubah dirinya,
Menuju waktu yang kausukai,
Di mana dirimu bersukacita,
Hujan, yang kaucintai.
Daun muter dengar merdu kala angin bertiup,
Sunyimu kini telah menjadi candu bagiku,
Hal terindah kala aku membuat memori,
Dengamu yang ada di sebelahku.
Jangan pernah berhenti hidup,
Aku berikan 1000 karbondioksida,
Saat malam menguasai seluruh langit,
Maka balaslah aku dengan oksigen.
Kini engkau telah hilang,
Membuat diriku bergetarkan rindu,
Manusia meraupmu dengan rakus,
Maka, siapa lagi yang akan kupeluk?

739

KENANGAN

Arya Putra Wijaya
Guruku...,
Untukmu kuberikan penghormatanku,
Ribuan ilmu telah kau wariskan padaku,
Uang tak dapat membayar semua jasamu. 
Tahun demi tahun telah kulewati,
Entah apa yang akan kualami nanti,
Rasanya waktu berlalu cepat sekali,
Hari-hari yang kujalani selalu berarti.
Edukasi yang kauberi di sekolah, berguna untukku,
Besarnya terima kasih tak dapat diungkapkan kata-kata,
Adorasi waktu dan tenagamu tak pernah luput dalam diriku,
Terima kasih guruku yang selalu kucintai sepenuh hatiku.

740

PEMBERI KUNCI

Nadyne Betlehena Pasande
Tinta menghasilkan ribuan kata,
Di papan yang ditatap beribu mata,
Dari suatu rupa memberikan harapan,
Bagi setiap orang yang mendengarnya.
Banyak harapan disampaikan,
Banyak keringat lepas terkuras,
Mencoba menjelaskan pikirannya,
Bagi setiap orang yang mendengar.
Sosok menggali pengetahuan,
Mencoba berikan kunci terbaik,
Untuk dapat membukakan pintu,
Bagi setiap orang yang mendengar.
Guru,
Pemberi kunci setiap harapan,
Memberi ilmu dan pikiran terbaik,
Untuk kami para siswa di sekolah.

741

TAK AKAN ADA

Elsya Gabriella Nadine
Dedaunan mulai berjatuhan mengikuti angin,
Sejuk, tenteram, tenang, aku amat merasakan,
Benih yang memberi kegunaan bagi semesta,
Hampa rasanya jika kami kehilanganmu.
Hari-hari berlalu, di mana kehadiranmu?
Ibarat mati, dan sirna dilahap bumi,
Aku merasa kesal dan aku kecewa,
Betapa egois yang merusakmu.
Manusia hidup dengan Tindakan,
Maka apa yang harus kubuat kini,
Mencoba lakukan yang seharusnya,
Aku harus merawat dan mencintaimu.

742

YANG KURINDUKAN

Jessie Anabel
Pagi ini tidak seperti biasa,
Dulu kuhirup udara sejuk,
Sekarang hanya bau asap,
Udara tak bersih lagi.
Di mana pepohonan dan rumput hijau?
Di mana benih yang pernah kita tanam?
Apakah semua hilang dalam sekejap?
Mengapa semua dibiarkan terjadi?
Malangnya nasib anak cucu kita, 
Tak merasakan rimbun pepohonan,
Mungkin hanya bisa meraba angin,
Yang ada dan tiada di sekitar kita.

743

PUISI SISWA SMPN 2
BANGUNTAPAN, BANTUL

-DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

744

KEKAYAAN ALAM

Alika Nayla Fawwaza
Hutan, engkau karunia Tuhan,
Ditumbuhi aneka ragam flora,
Dihuni aneka jenis satwa,
Penuh kekayaan alam.
Pohon demi pohonnya,
Hasilkan banyak oksigen,
Kebutuhan makhluk hidup,
Di seluruh semesta luas ini.
Kini banyak hutan berkurang,
Diperlukan reboisasi berkala,
Agar hutan tetap bersahabat,
Bencana akan terhindarkan.

745

HIJAUKAN BUMI KEMBALI

Anisa Tasia Winnaar
Saat aku melihat pedesaan,
Hamparan hijau amat menawan,
Pepohonan ada di sepanjang jalan,
Memanjakan mata, segarkan raga.
Kini banyak yang hilang,
Bagai ada hama belalang,
Pohon dijadikannya kertas,
Demi untung dan kualitas.
Bumi tempat berpijak,
Perlu dihijaukan kembali,
Hutan, pohon dan satwanya,
Sumber kehidupan seisi bumi.

746

PAHLAWAN DI SEKOLAH

Desti Anggita Utami
Di sekolah, engkau membimbingku,
Menuntunku belajar pengetahuan,
Tanpa lelah dan terus menyemangati,
Engkau menjadi pahlawan pendidikan.
Guruku,
Menjadi orang tua di sekolah, 
Dengan ikhlas tanpa harap balas, 
Memberi waktu penuh untuk kami. 
Guruku,
Kadang laku kami membuatmu kesal,
Mungkin membuatmu sedih dan marah,
Maafkan kami yang kurang menghargai.
Guruku,
Tanpamu aku tak akan jadi pandai,
Tak mencapai jenjang lebih tinggi,
Terima kasih engkau telah jadi teladan.

747

HUTAN

Khalishah Sekar Meranti
Hutan, Pencipta jadikanmu asri,
Sumber kekayaan alam di bumi,
Pelindung semua makhluk hidup,
Sumber kehidupan penuh harmoni.
Dulu engkau kuat dan perkasa,
Rimbun menyejukkan mata,
Penjaga bumi dari bencana,
Penghasil oksigen tiap masa.
Tangan jahil merenggutmu,
Mahkluk congkak menjarah,
Menumbangkan raga kuatmu,
Menghabiskan kekayaan alam.
Hutanku, selama aku di sini,
Akan membuatmu berseri lagi, 
Bersatu menghijaukanmu lagi,
Agar alam menjadi sahabat lagi.

748

INDAHNYA HUTANKU

Baron Avansano
Burung burung beterbangan,
Langit biru senyumnya ceria,
Bianglala membentuk busur,
Cantiknya tampak sempurna.
Hutanku penuh keindahan,
Pohon rimbun dan margasatwa,
Aneka flora tumbuh dan Bahagia,
Menjadi rumah para penghuninya.
Air sungai jernih mengalir deras,
Banyak ikan menari dengan riang,
Tak ada sampah mengotori sungai,
Paduan isi alamnya elok dan permai.
Tanah subur, penghuninya Makmur,
Hutan harus dipelihara dengan jujur,
Sungainya banyak, juga bermanfaat,
Harus bersih dari segala jenis sampah.

749

BIMBINGANMU

Khadiza Ackynda Putri
Engkau memberikan ilmu,
Mengajari yang tidak kutahu,
Kami salut dengan kesabaranmu,
Menghadapi kami murid-muridmu.
Kami selalu menunggu bimbinganmu,
Membuthkan perhatianmu,
Dan juga doamu,
Untuk bekal di masa depanku.
Guru...,
Kami takkan bisa melupakan,
Jasa-jasamu,
Terimakasih guru,
Sungguh, terima kasih.

750


Click to View FlipBook Version