The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Antologi 1001 Puisi berisikan dari halaman 326 s.d. 809

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-08-03 01:59:43

Antologi 1001 Puisi Part 2

Antologi 1001 Puisi berisikan dari halaman 326 s.d. 809

Keywords: Puisi

KETIKA HUTAN HILANG

Shannel Savana Chandra
Hutan, payung alam,
Menyejukkan bumi ini,
Pepohonannya menghasilkan oksigen,
Biaskan udara segar sumber kehidupan.
Tetapi setelah ada tangan-tangan jahil,
Membalak kekayaan hutan,
Bencana alam berdatangan,
Kehidupan menjadi suram.
Penghuni bumi berduka,
Kehilangan hutan yang sangat berharga.

451

TERIMA KASIH, POHONKU 

Shierly Nathacia 

Pohon,
Oksigen engkau hasilkan,
Polusi engkau reduksi, 
Hidup sehat semua penghuni bumi,
Karena engkau dan saudara-saudaramu memayungi.
Pohon,
Sungguh sayang, di antara kau banyak yang menderita,
Ditebang! Dibakar! – ulah kaumku,
Setelah segala derita kaulalui,
Engkau tetap sabar melindungi kami.
Tanpamu wahai pohon,
Kacaulah bumi ini,
Engkau anugerah terindah,
Dari Tuhan untuk kami.
Atas kesabarannya menghadapi kami,
Atas kekuatannya melindungi kami,
Atas segalanya yang kauberikan,
Terima kasih pohonku.

452

TANAMKAN JANJI

Thio Miguel Fendy
Suatu pagi hariaku membuka tirai jendela,
Tampak pepohonan berjajar tegak berdiri rapi,
Kokoh batangnya, sejuk aura daun-daunnya,
Menebar aroma harum, suasana terasa segar.
Kala terik matahari dedaunan lebat memayungi,
Menghasilkan pula oksigen,
Pohon mangga buahnya lezat dan mengenyangkan,
Akar-akar pohon menyerap air penangkal banjir.
Kini, kualitas pepohonan menurun,
Kuantitasnya juga berkurang,
Ditebangi manusia yang hilang akalnya,
Tanamkan janji, untuk menanam pohon kembali.

453

BILA POHON HILANG

Valentino Ferdinand
Papua mempunyai fauna dan flora bervariasi,
Banyak jiwa termasuk anak di sana,
Saya di kota, aman-aman di sini,
Dalam keadaan yang nyaman.
Hutan jangan ditebang,
Fauna akan kehilangan rumah,
Pohon hilang tanah longsor,
Nyawa mungkin tercabut karenanya.

454

HUTAN, APA JADINYA TANPA
DIRI?

Vinson Wilfredo
Hutan,
Engkau paru-paru dunia,
Yang selalu menjaga kesegaran bumi,
Engkau juga rumah aneka satwa,
Tempat mereka bertahan hidup.
Oh hutan,
Engkau memberikan oksigen,
Mencegah terjadinya banjir,
Demi menjaga bumi lestari,
Begitu banyak hal kaulakukan.
Aku tak dapat berpikir,
Apa jadinya bumi ini,
Jika tiada dirimu,
Yang menjaga keseimbangan alam.

455

PUISI SISWA SMPN 1 KELAPA
DUA, TANGERANG, BANTEN

456

SAHABAT HIDUPKU

Zaveria Nur Syahbana
Dari Sabang hingga Marauke,
Terdapat banyak pepohonan,
Sangat kaya akan oksigen,
Lingkungan jadi segar.
Hari demi hari berlalu,
Gersang mulai muncul,
Pohon ditebang tanpa pilu,
Oleh manusia tak ada malu.
Bencana alam terjadi,
Banyak kerusakan bumi,
Aku ingin semua kembali,
Dari apa yang sedang terjadi.
Tuhan, mereka lalai menjaga,
Kami ingin hijaukan kembali,
Menjaga anugerah yang indah,
Sehat bumiku, sehat pula diriku.

457

POHONKU KAWANKU

Putri Nuraini Permata Adji
Pohon, ada yang mengira tak berguna,
Tetapi seharusnya kita amat menyadari,
Pohon memberi kehidupan baik di bumi,
Pohonlah yang membuat kita bisa bertahan.
Sadarkah kita sekalian,
Karena ada yang serakah,
Batangmu rela patah dan jatuh,
Ragamu tumbang di atas tanah.
Membuat kering dan jadi gersang,
Mari kawan, jaga dan rawat flora,
Pohon rimbun tampak tak berdaya,
Kasihilah mereka demi hidup semua.

458

POHON RINDANG

Fatisya Zaiyan Idzati
Wahai pohon,
Aku berteduh di bawah rindang,
Dari sentuhan teriknya matahari,
Nyaman dan sejuk di naunganmu.
Wahai pohon,
Sedih bila rindangmu hilang,
Daunmu kering dan meranggas,
Semilir angin tak kurasa lewatmu.
Wahai pohon,
Engkau tumbuh dan berbuah lebat,
Terkadang dilempari dengan batu,
Tapi kauberi kami buah yang manis.
Wahai pohon,
Engkau menjadi inspirasiku,
Untuk tetap kokoh dan kuat,
Walau diterpa berbagai cobaan.

459

PENYEJUK RUMAHKU

Mutia Shifa Annisa
Aku tanam engkau di halaman rumah,
Dengan ungkapam rasa bersyukur,
Engkau peneduh jalan di lingkunganku,
Penghalang panas terik matahari siang.
Pohonku menghisap udara kotor,
Rumahku menjadi sejuk nyaman,
Jika tak pernah bisa bertumbuh,
Gersang halaman rumahku.
Betapa banyak manfaatmu,
Halaman rumahku rimbun,
Udara terasa amat segar,
Hingga di usia senjaku.
Pohon, menjadi paru-paru dunia,
Memberi manfaat bagi isi semesta,
Mari menanam pohon agar udara bersih,
Satu pohon ditanam, berharga bagi masa depan.

460

PETUNJUK ARAHKU

Nadin Aulia Rohmah
Oh, guruku,
Engkau petunjuk arah,
Engkau pembimbing,
Engkau penasihatku.
Dengan sabar kau ajariku,
Menggapai cita-citaku,
Tiada lelah dirimu,
Kauberikan ilmu.
Berulang kali aku gagal,
Aku pun pantang menyerah,
Engkau hadir dan mau membantu,
Agar tercapai segala tujuanku.
Bagaimana membalas jasamu,
Kan kukenang selalu jasamu,
Terima kasih semua guruku,
Wahai petunjuk arahku.

461

MALAIKAT HIJAU

M. Zamzami Alfharizi
Fajar sudah dating,
Burung berkicauan,
Embun berjatuhan,
Udara jadi segar.
Engkau malaikat hijauku,
Membuat langit tersenyum,
Menyerap udara kotor malam hari,
Kautebarkan udara bersih pagi hari.
Pohon, engkau malaikat penolong,
Setiap banjir datang engkau serap air,
Dengan akar kuatmu kau jaga tanah,
Tanah longsor pun dapat dihindari juga.
Marilah kawan kita rawat pohon,
Jaga pemberian yang berharga ini,
Untuk kesejahteraan seluruh bumi,
Terima kasih, engkau telah berikan pohon.

462

GURUKU

Rizky Ervienza R
Guruku,
Engkau penerang jalan generasi,
Selalu ada menemani dalam kesulitan,
Selalu ingatkanku menjadi yang terbaik.
Guruku,
Bekerja dari pagi hingga malam untukku,
Berusaha keras agar kuraih cita-citaku,
Tak putus asa saat membimbing kami.
Membagi ilmu tanpa pamrih,
Ikhlas memberi segalanya,
Sabar di saat mengajariku,
Membantu agar mengerti.
Tanpa engkau aku tak mungkin mampu,
Tanpa engkau aku tak bisa mengerti,
Menulis, membaca, dan memahami,
Tanpa guru tak mungkin berilmu.

463

GURUKU CAHAYAKU

Kayla Tantri
Engkau bagai cahaya,
Menerangi jiwaku,
Dari gelap gulita,
Di sekitarku.
Engkau bagai tetes embun,
Menyejukkan setiap hati,
Yang dibalut kebodohan,
Mulia tugasmu, guru.
Sangat besar jasamu,
Engkau jadi pahlawanku,
Tak harapkan balasan,
Segala yang kauberikan.
Engkau ikhlas melakukan,
Jasamu takkan kulupa,
Kuucapkan padamu,
Terima kasih, guru.

464

PELITA

Happy Hanung Pramesti
Tanpamu apa jadinya kami,
Mungkin tak bisa baca tulis,
Tak mengerti banyak hal,
Kaubuat kami berarti.
Guru, pelita dalam kegelapan,
Selalu memberi kami harapan,
Sinari kami dengan banyak ilmu,
Engkau memberikan pengetahuan.
Guru, tiada kata yang bisa kami katakana,
Selain rasa terima kasihku tak terhingga,
Maafkan bila ada yang buatmu kecewa,
Jasamu selalu tetap terukir di sanubari.

465

BINTANG PEWARIS ILMU

Rafi A R
Ilmu, harta yang paling berharga,
Tanpa ilmu hidup terasa hampa,
Ilmu bagai kumpulan mutiara,
Lahirkan generasi luar biasa.
Di balik semua itu,
Ada sosok pewaris ilmu,
Sosok yang menebar ilmu,
Seorang guru yang kita tiru.
Senantiasa memberikan ilmu,
Sekolah menjadi ladang ilmu,
Maka mari kita hormati guru,
Sayangi dan hargailah guru.
Orang hebat mampu berkarya hebat,
Guru melahirkan ribuan orang hebat,
Guru selalu tulus mengalirkan ilmu,
Guru, ia bintang pewaris ilmu.

466

PUISI SISWA SMPN 1 JAKARTA

467

SURAT MANIS UNTUK GURU

Nazilla Shiva Rinjan
Kuberikan surat ini untukmu,
Yang selalu menginspirasi diri,
Yang selalu mengulurkan tangan,
Membantu menunjukkan jalan bagiku.
Memberi pandangan ilmu pengetahuan,
Mengubah dan membuat indah masa depan,
Sungguh ilmu yang kauberikan kian bersinar,
Di pandangan mata segenap murid-muridmu.
Salam hangat untuk guruku tercinta,
Cintamu akan ada hingga kami tua nanti,
Sehatlah selalu guruku, aku bangga padamu,
Kelak engkau akan bangga kepada kami semua.

468

GURUKU

Mazaya Khairunnisa
Duhai guruku yang berhati baik,
Kesabaranmu sangat simpatik,
Ilmumu sejuk dan memercik,
Di jalan panjang dan pelik.
Guruku,
Tutur katamu terus mengilhami,
Menuangkan berjuta inspirasi,
Menguatkan keberanian diri.
Guruku,
Berbekal ilmu aku berjalan,
Setiap guratan dan coretan,
Harapan cerahnya masa depan.
Guruku,
Semoga Mahakuasa,
Member hidup yang mulia,
Limpahimu dengan kasih sayang-Nya.

469

PUISI UNTUK GURU

Kirana Anindya Wijaya
Engkau datang saat kami tak tahu huruf dan angka,
Engkau bagai pena yang mengisi kertas hampa,
Sabar dan ikhlas engkau mengajari kami,
Tanpa kenal letih kaubimbing kami.
Engkau ujung tombak pendidikan,
Kami kini bisa menulis-membaca,
Kausirami ilmu dan ajar kebaikan,
Engkau memang pahlawan tanpa tanda jasa.
Terima kasih, kami dapat membuka jendela ilmu,
Kami memiliki pengalaman dan juga kenangan,
Kami akan mengejar impian demi masa depan,
Semoga Tuhan selalu melindungimu, guru.

470

PAHLAWAN KEHIDUPAN

Azzura Zahirah Kirana Ashandhifa
Engkaulah pendidikku,
Engkaulah pengajarku,
Engkaulah pembimbingku,
Serta orangtuaku di sekolah.
Senyummu berikan semangat,
Bagi masa depan kami nanti,
Engkau yang ada membantuku,
Menggapai cita citaku.
Terima kasih wahai guru,
Perjuanganmu penuh arti,
Tanpamu duniaku sempit,
Kupanjatkan doa untukmu.

471

GURU DI PERJALANANKU

Yodhia Makha Adha
Guru,
Kaubimbing aku setiap hari,
Setiap waktu di perjalananku,
Hatimu tentu sungguh mulia.
Setiap hari kaucurahkan ilmu,
Meneladani dengan kebaikan,
Bagai orangtua yang kedua,
Untuk bekalku kemudian.
Terima kasih guruku,
Aku kini bisa jadi pintar,
Karena hadirmu tetap nyata,
Pahlawanku, tanpa tanda jasa.

472

KERINDUAN PADA GURUKU

Syifa Naila Fathiyyah
Wahai guruku,
Telah lama kita tak bertemu,
Aku ingin terus belajar bersama,
Untuk menggapai segala cita cita.
Guruku,
Engkau mengajariku banyak ilmu,
Tidak semata-mata di sekolah saja,
Namun di mana pun aku selalu ingat.
Guruku,
Aku rindu engkau,
Cukup lama tak berjumpa,
Semoga kita semua bahagia.

473

PEMBIMBINGKU

Saskia Tasya Jingga
Seberkas cahaya penerang jiwa,
Pelita abadi sepanjang masa,
Menembus tiap sisi dunia,
Guru, cahaya harapan bangsa.
Engkau lautan ilmu,
Jasamu tak ada bandingan,
Semangatmu tak pernah sirna,
Untuk menyalakan harapan kami.

474

PEMBANGUN INSAN CENDEKIA

Refalina Putri Mulyana
Rembulan indah bersinar di malam hari,
Mentari terbit terangi indahnya pagi ceria,
Empat bait ini kuciptakan dengan setulus hati,
Untuk semua guru yang telah berjasa bagi semua.
Wahai guruku yang tersayang,
Engkaulah pelita dalam kegelapan,
Penuntun hidupku di dalam kesulitan,
Pembimbingku dalam aku berwawasan.
Jerih payahmu kujadikan bekal,
Saat mencari indahnya masa depan,
Menemukan di mana persembunyiannya,
Akan kutemukan berkat bantuan pahlawanku.
Jangan khawatir, muridmu berusaha mencapai mimpi,
Banyak usaha yang dilakukan berkat curahan ilmu darimu,
Terima kasih, bekal darimu untuk masa perjalanan panjangku,
Akan selalu kukenang semua jasamu hingga nanti akhir hayatku.

475

CAHAYA PELITA BANGSA

Nurina Tarini
Di saat semua orang lelap, ia rela menghabiskan waktu tidurnya,
Mencari materi, merangkum semua untuk ia bagikan pada kami,
Di malam hari ia siapkan semua ilmu yang ingin dibawa esok,
Dengan keceriaan dan semangat baru saat terbitnya mentari.
Kehangatan dan kenyamanan ia berikan,
Mengajari dengan sabar untuk kebutuhan kami,
Mengajari kami untuk bisa bertanggung jawab,
Memberi nasihat, memperbaiki jika melakukan kesalahan.
Seseorang yang sangat kami sayangi dan hargai,
Sangat penting dalam perlanan hidup kami semua,
Ia yang bertanggung jawab saat menjalankan tugas,
Yang tak pernah jemu membagikan semua ilmunya.
Tugasmu sangatlah mulia, wahai guru,
Membuat perjalanan ke depan lebih baik.
Jasamu akan selalu kami ingat, kami kenang,
Terimakasih guru untuk semua pengabdianmu.

476

CAHAYA GURU

Naya Kayla Yanuar
Guruku,
Cahaya yang bersinar,
Pembimbing dermawan,
Sosok yang selalu kreatif.
Ia membimbingku,
Saat aku merasa murung,
Saat aku di titik yang rendah,
Engkau yang selamatkanku.
Engkau pelita hati,
Dalam lorong gulita,
Engkau menjadi penerang,
Saat aku tak tahu jalan pulang.
Terimakasih guruku,
Jasamu sangat berarti,
Untuk pertumbuhanku,
Tak akan pernah kulupa.

477

SATU POHON

Nafis Akram Mubarak
Dedaunan coklat layu di tanah gersang,
Ranting-ranting patah jatuh berserakan.
Daun-daun terbang tak berarah tujuan,
Sungguh tempat yang menyeramkan.
Dahulut penuh dengan keelokan,
Subur penuh dengan kecantikan.
Penebang datang tak punya rasa,
Tertawa puas dengan pongah.
Seribu pohon ditebang, udara sejuk hilang,
Tak berdaya mencegah bencana, pupus harapan,
Lebih baik menanam satu pohon menjadi pohon rindang,
Menghancurkan seribu pohon, kehidupan perlahan sirna.

478

PEMBIMBINGKU

Aprilla Queenta Maharani
Engkau sinari kami,
Dengan ilmu yang kauberikan,
Semangati kami dengan keikhlasan,
Berikan kami kasih sayang selembut sutra.
Guruku, betapa sedih dan kecewanya engkau,
Bila melihatku susah diatur dan diberi kebaikan,
Dengan tulus menasehatiku untuk mengubah laku,
Demi kebaikan diri sendiri yang masih panjang jalan.
Guruku, mengajari kami mengenal aksara dan angka,
Tanpamu, aku tak akan mengerti arti sekolah dan ilmu,
Tanpamu, tak akan tumbuh tunas-tunas bangsa bermutu,
Bimbinganmu menjadi harta kekayaan putra-putri negeri.

479

UNTUK GURUKU TERSAYANG

Adara Kayyisah Rahmah
Pahlawan tanpa tanda jasa,
Rela membimbing para siswa,
Bagaikan pelita bagi jalan kami,
Menerangi kegelapan di malam hari.
Sebanyak apa pun kata terima kasih,
Tak dapat membalas kesetiaanmu,
Kesabaranmu menghadapiku,
Keikhlasanmu air telaga.
Hatimu sangatlah mulia,
Engkau mendidik kami,
Awalnya tak mengerti,
Jadi manusia berilmu.
Guruku, terima kasihku,
Telah dengan sepenuh hati,
Mendampingi kami para siswa,
Jasamu tak akan pernah hilang.

480

JASA ABADI

Raisyah Putri Haviana
Karena engkau, aku mengenal aksara,
Juga bahasa, nomina dan logika,
Kecewamu mengandung kasih,
Mata teduhmu pancaran budi.
Meja, kursi di ruang persegi jadi saksi,
Papan tulis tempatmu menuang ilmu,
Diselingi canda tawa dan syair nasihat,
Tanpa mengurangi tujuan, juga manfaat.
Kalau aku telah lulus sebagai muridmu,
Goresan penamu di setiap lembar bukuku,
Ilmu yang kauberi, terus berkembang di diri,
Guru, selamanya hidup di dalam perjalananku.

481

LENTERA KEHIDUPAN

Khairunnisa Putri Natandra
Engkau cahaya yang dikirim Tuhan,
Untuk memintal pengetahuan,
Yang diberikan berupa ilmu,
Maka kami menjadi baru.
Membuatku sadar dan pintar,
Pentingnya menggapai impian,
Sebuah motivasi dan semangat,
Dari pemberi cahaya yang tulus.
Pahlawan pendidikanku,
Peluh keringat dari pelipismu,
Serta air mata mengaliri wajah,
Tak surut kasih di dalam dirimu.
Guruku, kutuliskan puisi ini,
Sebagai rasa terima kasihku,
Jasamu tetap ada di hatiku,
Hingga di akhir umurku.

482

PUISI SISWA SMP
MUHAMMADIYAH, KASIHAN,
BANTUL - DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

483

UNTUK GURUKU

Zaidan Ahmad Febrian

Guruku,
Engkau orang tua kedua bagiku,
Nasihatmu petunjuk jalan hidup,
Setiap katamu jadi doa bagiku,
Kehadiranmu terangi hatiku.
Guruku,
Sabar membimbing aku,
Dalam setiap suka dukaku,
Tak pernah ada rasa lelahnya,
Meski tubuh penuh dengan peluh.
Guruku,
Tanpamu aku tak bisa melangkah,
Menuju hidup yang lebih indah,
Aku tak kan menjadi sesiapa,
Hidupku akan sia-sia.
Guruku,
Terima kasih selalu,
Kuucapkan kepadamu,
Dari segenap hati terdalam,
Sampai waktu yang tak terbatas.

484

TETES EMBUN

Firstania Aurora Maedina Putri
Engkau cahaya yang terangi jiwa,
Dalam gelap pekat lorong panjang,
Engkau tetes embun menyejukkan,
Di musim yang kering dan gersang.
Guru, pahlawan tak mengharap balas,
Kaulakukan hanya dengan ketulusan,
Tak akan terlupakan sepanjang masa,
Terimakasih untuk semua kebaikanmu.

485

SURYAKU

Aina Daniella
Aku terbangun dari lelap tidur,
Seberkas sinar surya mengintip,
Bagai senyum peri langit pagi hari,
Di celah-celah bilik dalam gubukku.
Kulangkahkan kaki menyongsong pagi,
Di ufuk timur cakrawala menerpa serambi,
Sejenak aku terperangah, merasa amat takjub,
Rasa damai begitu membuncah di dalam jiwa.
Terimakasih atas anugerah indah-Mu,
Memandang dan menikmati alam semesta,
Nuansa kebesaran kunikmati dengan khidmat,
Nusa indah bagai nirwana di seantero buana raya.

486

POHON UNTUK DUNIA

Choirul Gita Nuraini
Kupersembahkan satu pohon,
Kupelihara satu pohon,
Kujaga satu pohon,
Untukmu dunia.
Kami persembahkan seribu pohon,
Kami melihara seribu pohon,
Kami jaga seribu pohon,
Hanya untukmu dunia.
Hijaukan bumi kita semua,
Dengan rimbun daunmu,
Sayangilah bumi kita,
Lewat helai daunmu.

487

SABAR MENDIDIK

Elista Puspita
Mengabdi untuk bangsa,
Membagi ilmu pada kami,
Dengan sabar dan sungguh,
Tanpa banyak keluh kesah.
Mendampingi dan peduli,
Mengasihi dan mengasah,
Dengan sabar dan tekun,
Tak pernah terlupakan.
Kenakalan yang kami buat,
Mungkin membuatmu kecewa,
Membuatmu seringkali gusar,
Kami mohonkan maaf, guru.
Jasa dan budimu para guru,
Tak dapat kami membalasnya,
Kami kenang sepanjang masa,
Terima kasih kami kepadamu.

488

MENIRU GURU

Alf Razan Setiawan
Di saat waktu tersisa,
Di saat raga masih membawa,
Di saat jiwa masih mencari jati diri,
Engkau hadir dalam dunia kecilku.
Guruku, kauketuk hatiku,
Lewat tutur lembutmu,
Kauberikan ketulusan,
Aku tak lagi sendiri.
Kaudampingi aku meraih masa depan,
Tanpa pamrih dan harap imbalan,
Tanpa pandang aku anak siapa,
Semua dijadikan sederhana.
Guruku, tak pantas aku melupakanku,
Bagaimana kubalas jasa sebesar ini,
Pasti tak akan memungknkan,
Engkau memang pahlawanku.

489

BUMIKU TAK LAGI HIJAU

Haya Nafisah
Dunia semakin berumur,
Namun tingkah manusia,
Tak mau peduli tangisan,
Derita alam makin parah.
Isi alam akan habis,
Dijarah ulah manusia,
Bumi ini tak lagi hijau,
Alam ini ditutup polusi.
Tebang pohon semena-mena,
Udara kotor, bumi makin sakit,
Oh, mereka seakan ttidak peduli,
Kami ingin menjaga agar tetap abadi.

490

TELADAN KAMI

Annelle Zafira Trisna Jannelva
Guruku, begitu aku memanggilmu,
Engkau menjadi ibu kedua kami,
Tak pernah bosan membimbing,
Serta mengajari aku selama ini.
Tanpa kehadiranmu, 
Tak akan paham banyak ilmu,
Ucapanmu mengarahkan kami,
Tindakanmu teladan bagi kami.
Engkau mendidik kami, 
Dengan sabar dan tulus,
Sungguh besar jasamu itu,
Hingga tak terhitung banyaknya.
Guruku,
Terimakasih atas segala jasamu,
Jasamu tak kan pernah kulupa,
Engkau pahlawan teladan kami.

491

TAK MENGHARAP BALASAN

Muhammad Pasha Ramadhan
Engkau pengajarku, 
Saat aku mencari ilmu,
Engkau juga membimbingku,
Di dalam proses dewasaku.
Menyemangatiku untuk sukses,
Untuk tidak mudah menyerah,
Tanpa mengharapkan balasan,
Terima kasihku kepadamu.

492

TAK AKAN KAMI LUPAKAN

Nur Rizka Ramadhani
Engkau bunga bangsa yang harum,
Wangimu tinggal di setiap generasi,
Membimbing kami dalam pelajaran,
Mengajari tanpa lelah dan keluh kesah.
Setiap ajaranmu masih tinggal pada kami,
Menjadi bekal dan pundi-pundi kehidupan,
Terima kasih para guru yang beraroma wangi,
Tak akan kami lupakan ketulusan pengabdianmu.

493

SOSOK PANUTAN

Salwa Mecca
Guruku, engkau bagai surya,
Terang cahaya bagi isi dunia,
Engkau sosok panutan kami,
Taman yang berbunga ilmu.
Karenamu aku menjadi seseorang,
Mengenal wawasan pengetahuan,
Mendalami arti menggali ilmu,
Di setiap penjuru kehidupan.
Terimakasih telah mengajari kami,
Telah menasihati kami dengan tulus,
Tiap petuahmu akan selalu aku ingat,
Keteladananmu menjadi acuan hidupku.

494

GURUKU

Alif Razan Setiawan
Di saat waktu tersisa,
Di saat raga masih ada,
Di saat jiwa mencari jati diri,
Di saat diri belum kauasah.
Engkau hadir dalam duniaku,
Mengetuk hati lewat tutur lembut,
Engkau mendampingiku dengan tulus,
Kini aku tak lagi hanya bersendiri.
Kaugamit aku menggapai masa depan,
Ikhlas tanpa sedikit pun berpamrih,
Tanpa pandang aku ini anak siapa,
Bersahaja dalam laku dan sikap.
Guruku,
Bagaimana bisa kubalas jasa sebesar ini,
Tak pantas bagiku bila melupakanmu,
Engkau pahlawan di seluruh jiwa ragaku.

495

GURUKU TERSAYANG

Niwang Dewi Az-Zahra
Guruku pelita bagiku,
Menasihati saat aku salah,
Selalu sabar menghadapiku,
Aku sangat menyayangimu.
Guruku bagai bunga terindah,
Bagai orang tua kedua bagiku,
Engkau ada dan berjasa bagiku,
Engkau selalu menjadi panutanku.
Guruku tersayang,
Tak akan kulupakan,
Semua kebaikan dirimu,
Selama aku menuntut ilmu.

496

JASA GURU

Gladys Pearly Sinta Devi
Kutahu kalian membuang jauh kata lelah,
Luasnya pikiran dan hatimu untuk kami,
Meski pernah datang masa-masa sulit,
Para guru tetap menjalanikan tugas.
Meski matahari telah tenggelam,
Kerja dan baktimu belum usai,
Jasamu guru tak akan dilupa,
Terima kasih untuk setia.

497

MENANAM POHON

Wuri Kinasih 
Kulihat tanah lapang yang gersang, 
Hanya tampak bagai padang ilalang,
Nuansa alam yang diselimuti keraguan,
Tak ada yang lebih bijak selain menanami. 
Kuambil bibit aneka pohon,
Kutanam dengan hati gembira,
Nuansa hijau menguak gersang,
Di tanah yang akan subur kembali.
Aneka pohonku telah tumbuh,
Tanah lapang pun hijau gemilang,
Burung-burung datang bernyanyi,
Di hutan kecilku yang makin.

498

MENGAPA KAU TEBANG AKU

Nadifh Pratama Putra
Mengapa kautebangi aku?
Bukankah aku melindungimu,
Memberi udara sejuk dan segar,
Mencegah banjir datang menerjang.
Mengapa, aku tak mengerti,
Sekadar merawat agar lestari,
Setiap insan dapat melakukannya,
Berhentilah, sayangilah semua pohon.

499

TERIMA KASIH PAHLAWAN

Fabiyan David Ardhana
Guruku,
Terima kasih untukmu,
Atas semua waktumu,
Atas semua ilmumu.
Guruku, 
Terima kasih untukmu,
Atas semua perhatianmu,
Atas segala kesabaranmu.
Dalam membimbingku,
Dalam mengajarkanku,
Untuk nasihatmu selalu,
Terima kasih pahlawanku.

500


Click to View FlipBook Version