MENGUKIR ATMA
Syafna Aulia Artiningrum
Bagiku engkau pahlawan,
Patriot bangsa yang setia,
Berjuang tanpa tanda jasa,
Tanamkan budi dalam jiwa.
Kami meneguk ilmu,
Datang untuk belajar,
Engkau membekali kami,
Agar tercapai cita-citaku.
Kesabaranmu kepada kami,
Ajari membaca dan menulis,
Kusimpan namamu selamanya,
Yang telah memberi cahaya jiwa.
551
MEMULIAKANMU
Suci Arnis Sabrina
Kepadamu guru,
Yang tulus berbagi ilmu,
Penuh semangat mengajar,
Dengan sabar membimbingku.
Terima kasih tak terhingga,
Tekad dan keteguhan hatimu,
Dalam tahun-tahun pengabdian,
Bukan untuk sebuah sanjungan.
Bukan balas jasa inginmu,
Bahagia bila kami pandai,
Hanya memuliakanmu,
Iringi doa untukmu.
552
PENGABDIAN
Safira Sari Utami
Matahari di matamu,
Semangat bara di dirimu,
Tak akan lelah mengajariku,
Penuh sabar membimbingku.
Engkau bagai penyelamat,
Tanpamu aku tenggelam,
Tak kenal banyaknya ilmu,
Bagai katak dalam tempurung.
Aku mengenangmu,
Hormat aku wujudkan,
Terima kasih wahai guru,
Jasamu kan abadi selamanya.
553
CAHAYA
Rahma Aulia Tifani
Awal berjumpa,
Kita tak saling sapa,
Seperti matahari dan bulan,
Yang datang saling berganti.
Seperti matahari,
Menyinari semesta,
Seperti bulan bintang,
Yang datang ketika malam.
Engkau datang memberi cahaya,
Menuntunku pergi dari gelap,
Tanpa pamrih dan keangkuhan,
Kau berhasil membuatku berjaya.
554
PENYEMANGATKU
Novia Indah Lestari
Mentari pagi datang mengajakku,
Bergegas bertemu guru, pelitaku,
Lorong gelap semakin bercahaya,
Bersamanya aku menyambut ilmu.
Tak ada lelah mengajariku,
Merelakan waktu bersamaku,
Bersemangat penuh tekad bulat,
Agar aku mampu mencapai mimpi.
555
PELITA DALAM GELAP
Naura Azzahra
Engkau mengajarkan kami,
Menyerap ilmu di sekolah,
Kauberi nasihat pada kami,
Hendaknya semua bisa berbagi.
Kasih sayang dan kelembutan,
Kesabaran dan ketekunanmu,
Bagai pelita di malam gelap,
Terangi jalan ke hari depan.
556
DALAM BAIT KUSEMATKAN
Naszilla Shiva Farasha
Dalam kabut tebal pagi hari,
Engkau berjalan untuk mengabdi,
Hiraukan dingin menusuk diri,
Bawa ilmu yang selalu berarti.
Berdiri tegak di hadapan kami,
Memberi ilmu dengan setulus hati,
Temani kami menjadi tunas negeri,
Engkau jadi suri tauladan untuk kami.
Dunia akan kuguncang,
Menuju makna kehidupan,
Dalam baitku bakti kusematkan,
Untuk guru yang tak akan terlupakan.
557
CAHAYA
Nafisa Uzlifatun Janah
Engkau bagai sinar mentari,
Menerangi saat pagi hari,
Berikan arti kehidupan,
Cahaya budi pekerti.
Terima kasih untuk menerangi,
Membuat kami jadi mengerti,
Berharga semua yang kauberi,
Jasamu mengharumkan negeri.
Kami ingin cahayamu abadi,
Bagai mercu suar dalam kami,
Menuntun jalan menuju cita-cita,
Meski gedung yang tinggi menutupi.
558
TANPA PAMRIH
Nabila Alkayisa Qurrotul ‘Aini
Tak pudar dalam gelap,
Tak kenal letih mengajar,
Senyum hadir di wajahmu,
Dalam setiap suka dan duka.
Pahlawan pemberi semangat,
Pemberi masa depan yang cerah,
Pemberi kasih sayang yang tulus,
Tanpa berpamrih atau berharap balas.
559
GURUKU DI HATIKU
Devina Regita Cahyani
Engkau pelita dalam gelap,
Penerang di tiap langkahku,
Bimbingan dan kasih sayang,
Ada di jalan menuju cita-citaku.
Engkau orang tua kedua bagiku,
Siap mengajar dan membimbingku,
Selalu tulus kasih saat menasihatiku,
Tegas menegur bila kusalah melangkah.
Terima kasih wahai guruku,
Jasamu selalu terpaku di hatiku,
Kasih sayangmu tertanam di jiwaku,
Semoga Tuhan membalas semua jasamu.
560
BELAJAR DAN MENGAJAR
Caroline Gendis Suryaning Galih
Dian di dalam hidupku,
Engkau yang membimbing,
Ajarkanku dalam perjalanan,
Memberiku ilmu pengetahuan.
Selalu sabar mendampngiku,
Semangat bagai api membara,
Batu karang di tengah samudra,
Kokoh meski lelah datangi dirimu.
Setiap apa yang kauajarkan,
Membuat hidup lebih berwarna,
Engkau belajar lagi agar bisa mengajar,
Di dingin pagi dan pekatnya malam.
561
POHON KEHIDUPAN
Aurelius Maria Tirthanindya
Udara sejuk di pagi hari,
Tetesan embun pun jatuh,
Kabut pagi perlahan pergi,
Disambut cahaya matahari.
Siang hari aku berteduh,
Di bawah pohon rimbun,
Angin lembut menyentuh,
Bagai surga jatuh ke bumi.
Satu pohon tentu banyak manfaat,
Tanpa pohon dunia akan kiamat,
Jangan merusak, tanami pohon,
Anak cucu hidupnya tenteram.
562
JEJAK DAN AROMA KAPUR
Aurelia Mahagnyana Kinanti
Masih teringat di ingatanku,
Goresan kapur di papan hitam,
Jejak kapur ada di ujung jarinya,
Aroma kapur teman kesehariannya.
Dengan sabar mendidikku,
Senyum merekah saat mengajar,
Hati tulus ia ada membimbingku,
Ia memberi banyak pengetahuan.
Membaca, berhitung, dan menulis,
Hingga aku jadi murid yang pandai,
Teman bercerita di saat aku bersedih,
Mendengar berbagai keluh dan kesahku.
Ajariku menjadi lebih dewasa,
Saat aku jemu pada tugas darinya,
Ia tetap tersenyum dengan indah,
Pasti aku telah kecewakan hatinya.
563
SELEMBAR KERTAS UNTUKMU
Augusta Arroyo Karunia
Pagi hari, aku dihidupkan Kembali,
Tuhan masih beri kesempatan untukku,
Aku bangun dengan rasa dongkol di hati,
Terpaksa bangkit dari tidurku yang nyaman.
Dalam hati aku menggerutu,
Betapa jemu dan ramainya kelas,
Aku tak bermaksud kesal denganmu,
Rasa bosan enggan hilang dari diriku.
Datangkan perasaan ragu,
Saat masuk ke dalam kelas,
Duduk canggung menantimu,
Lalu aku melihat kehadiranmu.
Semangat belajar mengalir tiba-tiba,
Engkau bercengkerama bagaikan kerabat,
Bagai baskara penerang seluruh bangsa,
Penyambung ilmu yang Tuhan berikan.
564
KENANGAN
Atha Boscha Antariksawan
Engkaulah cahaya,
Menuntunku selalu,
Bagai orang tua kedua,
Sabar saat menghadapiku.
Engkau bagai mutiara di mahkota,
Kasih sayangmu tak akan terganti,
Dipenuhi ketulusan tanpa berpamrih,
Tak cukup ucapan terima kasih kami.
Terima kasih untuk kesabaran,
Di saat senang atau pun sedih,
Mengayomi dan membimbing,
Kenangan yang tak tergantikan.
565
PENYEMANGATKU
Alya Citra Puspita Prabaningrum
Ketika mentari telah muncul,
Di situlah waktuku bersiap,
Pergi sekolah dengan giat,
Tempat mencari ilmu.
Di kala hilang semangat,
Guruku datang menemui,
Ia penyemangat belajarku,
Mendamping dan mengajar.
Ia datang membantuku,
Di waktu sedih dan lara,
Humormu membuat ceria,
Mengisi hati agar gembira.
Pembimbing di saat giat,
Penasihat di hari buramku,
Terima kasih hanya padamu,
Guruku, panutan di hidupku.
566
JABAT TANGANKU
Abisatya Putra Endani
Kini kami jarang bertemu,
Dan kelas menjadi kosong sunyi,
Akibat belajar dengan cara berjarak,
Bertatap muka hanya lewati layar kaca.
Rindu pun kusampaikan di sana,
Suara riuh rendah di dalam kelas,
Kuingin berjabat tangan lagi, guru,
Rindu senyum dan sapaan semangat.
Kini bagai jadi kesemuan,
Lama tak berjabatan tangan,
Salam jumpa dan perpisahan,
Hanya di layar berjarak jauh.
567
DARI AKSARA KE KATA
Abdillah Farrasi Shihab
Dari mengeja aksara,
Aku pun bisa membaca,
Dari cara engkau mengajar,
Aku bisa menulis kata-kata.
Tak menyerah mencerdaskan,
Tanpa lelah kauajari aku ilmu,
Aki menyerap dan memahami,
Dari bahasa sampai ilmu pasti.
Aku berjanji setelah besar nanti,
Akan selalu menghormatimu,
Ingat kata-kata dan jasamu,
Salam dan terima kasihku.
568
PUISI SISWA SMP PA VAN DER
STEUR -BEKASI
569
PANUTAN
Jaifani Kahipdana
Tanpa guru tak ada yang kita tahu,
Tanpa guru tak ada yang kita mampu,
Tanpa guru kita hanya kumpulan debu,
Terbang tanpa arah ke banyak penjuru.
Ucapanmu petunjuk kami,
Tindakanmu teladan kami,
Panutan dan kunci sukses,
Doamu berkah tak bertepi.
Jika ada yang bertanya,
Siapa paling berjasa pada diri,
Tentu guru yang jadi pertama,
Ibu dan ayah, guru utama kami.
570
RINDU HUTAN
Stefanie Inggrid Carolyne
Aku rindu hutan yang lebat,
Sangat hebat dan bermanfaat,
Kelestariannya jadi terhambat,
Apakah mungkin sudah terlambat.
Banyak pohon telah hilang,
Orang-orang sembarang menebang,
Seringkali tak mau berpikir panjang,
Merusak hutan dengan dalih tergampang.
Aku yang gusar dan tak bisa berkata,
Menjaga hutan sama menjaga manusia,
Seluruh makhluk hidup di alam semesta,
Berikan manfaat pada manusia dan alamnya.
571
MEMBANGUN INSAN CENDIKIA
Adam Immanuel Oei
Seorang pahlawan abad,
Dengan hati mengabdi,
Tulus hati dalam diri,
Setiamu telah teruji.
Bagai seorang wira bangsa,
Pengibar bendera kebebasan,
Dengan kobaran api semangat,
Mematahkan belenggu kebodohan.
Seorang pribadi kokoh,
Berjuang demi kawula muda,
Rela perih dan terluka hatinya,
Engkau tetap ada mendampingi.
Insan yang mulia,
Teladan tiap generasi,
Membimbing tiap waktu,
Ilmumu mencediakan kami.
572
MENANAM POHON
Evalia Taplo
Membayangkan dunia tanpa pohon,
Keseimbangan hidup tak bisa terjadi,
Satu pohon mengurai sejuta manfaat,
Tanpa tumbuhan dunia pun akan tamat.
Teriknya mentari di tengah lapangan,
Namun duduk di bawah pohon rindang,
Merasakan datangnya udara sejuk nyaman,
Dari pepohonan yang ditanam di sekitarnya.
Hutan gundul lapisan ozon menipis,
Hutan yang gundul membawa banjir,
Bakau hilang akibatkan adanya erosi,
Mulai menanam, jadikan asri bumi ini.
573
SUMBER KEHIDUPAN
Maria Rejeki Sinaga
Aku sumber oksigen,
Aku sumber sandang dan pangan,
Bagi seluruh mahkhuk hidup di bumi,
Akarku menancap kokoh.
Melindungi bumi dari bencana,
Erosi, banjir dan tanah longsor,
Menjaga sumber air tetap mengalir,
Agar kehidupan berjalan.
Di tangan keserakahan,
Aku dibabat, juga dibuldoser,
Hingga aku yang dulu hijau,
Kini meranggas, kering layu.
Mereka tersenyum pongah,
Tertawa puas penuh keangkuhan,
Merampas, merenggut hidup kami,
Demi kepentingan mereka sendiri.
Sadarkanlah mereka,
Agar tidak semena-mena terhadapku,
Agar hidup berlangsung dalam harmoni,
Agar aku lestari hingga akhir zaman.
574
BELAJAR DENGAN GURU
Adrian Wibowo Adinegoro
Kau ajariku belajar bahasa,
Bahasa Indonesia dan bahasa lain,
Engkau guru yang baik dan tegar hati,
Membantuku untuk menjadi pintar.
Semoga engkau tetap sehat dan kuat,
Tanpa guru akan lemah generasi,
Tak bisa belajar dengan lancar,
Denganmu kami terus belajar.
575
GURU YANG HEBAT
Jennifer Ansella Nirwansyah
Terima kasih para guruku,
Engkau jadi motivator hidupku,
Terima kasih wahai guruku,
Aku selalu rajin bangun pagi.
Guruku memang hebat,
Tiap saat menopang martabat,
Kami menjadi sahabat yang erat,
Mendorong kami tetap semangat.
576
DOA UNTUK GURUKU
Atfen Inosensius
Engkau pahlawanku,
Ilmu kauberikan padaku,
Sangat bermanfaat bagiku,
Demi hidup masa depanku.
Guruku bagai orang tuaku,
Di sekolah memberi perhatian,
Memberi pengajaran dan sabar,
Membekaliku dan setiap siswa.
Terima kasih kepadamu,
Doa kupanjatkan selalu,
Tuhan melindungimu,
Sehatlah selalu.
577
GURU BAHASA INGGRIS
Stefanie Inggrid Evelyn
Bahasa Inggris,
Pelajaran yang kusuka,
Walau pun aku sering takut,
Untuk mengerti dan berbicara.
Engkau guruku,
Mengajarkan kata baru,
Membuat canda agar kami tertawa,
Menasihati dengan bijak dan sungguh.
Aku senang,
Aku diberi pengetahuan bahasa asing,
Ilmu bahasaku semakin bertambah,
Terima kasih guru bahasa Inggris.
578
BUNGA MATAHARIKU
Daniel Phillipo Pattiapon
Bunga matahariku, engkau salah satu panutanku,
Mengajariku membaca, menulis dan berhitung,
Engkau mengerti karakteristik setiap muridmu,
Materi yang kaubagi membuatku paham.
Perhatianmu sangat menyentuhku,
Di saat aku sakit, engkau berperan,
Bagaikan orang tuaku yang kedua,
Menasihatiku bila aku berbuat salah.
Terima kasih guruku tercinta,
Inspirasiku dalam setiap langkah,
Menjadi berkat bagi orang banyak,
Aku tidak akan pernah melupakanmu.
579
PUISI SISWA SMPK I PENABUR
-JAKARTA
580
KEMBALIKAN
Mischa Nadia
Pohon rimbun memberi kenyamanan,
Bunga harum berwarna keindahan,
Air mengalir memberi kehidupan,
Angin semilir menjadi kerinduan.
Berbagai rona dinikmati manusia,
Keindahannya dicintai semesta,
Keberadaannya bak sempurna,
Kerinduan kami semua.
Mengapa mereka hancurkan,
Tega merusak kehidupan mereka,
Manusia tak berhati bisa melakukan,
Ketamakan yang keji dan tak terpuji.
Kembalikan alam kami yang indah,
Kami membutuhkan keberadaannya,
Kami mencintai dunia flora nan permai,
Pepohonan dapat tumbuh dan subur.
581
BINTANG TSABITAH5
Grace Anastasya Prawira
Mentari menyambut hari,
Burung-burung bernyanyi,
Engkau mempersiapkan diri,
Menyambut kami yang menanti.
Dirimu sabar dan penuh budi,
Siang malam mendidik kami,
Waktu yang kaukorbankan,
Untuk memberi kami bekal.
Terima kasih untuk dedikasimu,
Bintang teguh kokoh pemberani,
Saat kita berpisah kemudian hari,
Tali jiwa kita terjalin selamanya.
5 Kokoh, teguh hati, lurus, pemberani
582
RUMAH KITA
Shannon Quinn
Sejenak aku terdiam,
Meratapi nasib bumi,
Yang makin terancam,
Sesak hati kecilku ini.
Tidakkah kita sadar,
Kita jadi penyebabnya,
Masih belumkah tersadar,
Kita jadi bagian kerusakan.
Ke mana perginya pepohonan,
Di mana taman tempat bermain,
Sekarang hanya berangan-angan,
Ingatkan diri pada tiap kenangan.
Apakah kita telah gagal,
Jadi manusia bertanggung jawab,
Kita harus memulihkan rumah kita,
Rumah yang penuh dengan keindahan.
583
RENJANA BAGI PENDIDIK
Abigail Tanase
Hujan bukan halangan,
Suara guntur kau abaikan,
Semua demi masa depan kami,
Agar berlimpah ilmu pengetahuan.
Adakala sikap kami belum dewasa,
Dengan teduh kauberi nasihat kebaikan,
Banyak sekali seni intelektual kauberikan,
Ingin semua muridmu menjadi cendekiawan.
Ilmu darimu tak akan terlupakan,
Selalu terlukis jelas di ingatan kami,
Menjadi sangu penting di perjalanan,
Bekal kami untuk meraih masa depan.
Kagumku wahai para pendidik,
Kaucurahkan bakti dan amal baik,
Doa tak putus selalu kami panjatkan,
Umur panjang kasih dan pengabdian.
584
CAHAYA KAMI
Emely Lifian
Engkau pelita bangsa,
Cahaya pada masa,
Bekal ilmu kauberi,
Bagi masa depan kami.
Engkau mendidik dengan kesabaran,
Hingga kami memiliki harapan,
Kaubimbing dengan pelajaran,
Kepandaian kami dapatkan.
Mewujudkan ucapan syukur,
Tak cukup dengan terima kasih,
Jasamu tak akan bisa kami ukur,
Moga hidup dipenuhi welas asih.
585
KITA DAN BUMI
Gabriel Dwinita
Senanung kicauan burung,
Diiringi gesekan dedaunan,
Menghirup udara di alam segar,
Membuat hatiku menjadi tenteram.
Kini udara dipenuhi banyak polusi,
Kampung halaman yang dulu rimbun,
Kini dipenuhi banyaknya gedung tinggi,
Panorama hijau hampir tiada tampak lagi.
Mereka menebang pohon bagai resmi,
Merusak hutan demi kepentingan diri,
Lebih baik menjadi mitra bumi sejati,
Agar kehidupan ini penuh harmoni.
Hatiku gusar, bumi makin memburuk,
Bila tak ada pohon, apa yang terjadi,
Hutan, bagaikan rumah kehidupan,
Lestarimu tanggung jawab kami.
586
MENJADIKAN KAMI BERGUNA
Christovani Gracella Suhindra
Pagi dini hari,
Engkau bangun dari lelah,
Menghimpun napasmu,
Menyemangati harimu.
Engkau masuki ruangan,
Bersiap memulai pelajaran,
Membuka buku dan halaman,
Menabur ilmu hingga jam usai.
Menepis rasa lelahmu,
Senyum menghiasi wajah,
Kaubukakan jendela dunia,
Kami jadi orang yang berguna.
587
MAAFKAN KAMI BUMI
Arya Dwi Saputra
Engkaulah tempat tinggal kami,
Kauberi kami segalanya,
Tapi apa balasan kami?
Hanyalah penderitaan dan penyiksaan.
Sekarang engkau sedang menderita,
Oleh tingkah laku kami,
Alam yang terus kami gerogoti,
Tanpa rasa peduli sama sekali.
Oh bumi, maafkan kami,
Maafkan kami yang tak tahu apa rasa terimakasih,
Kami yang diturunkan Tuhan untuk menjadi sehabatmu,
Pada akhirnya menjadi musuh alamimu.
Sekarang, biarkanlah kami memperbaiki dirimu,
Biarkan kami menanam kembali paru-parumu itu,
Biarkan kami memperbaiki langitmu yang penuh polusi itu,
Biarkan kami mengobati dirimu menjadi semula.
588
KEPADA GURUKU
Ezekiel Evan Sadhonoaji
Semangat mendidik, tak mudah lelah,
Tak jenuh, terus menyalakan gairah,
Tetap semangat, pantang menyerah,
Bimbing kami yang banyak cela.
Menuntun para generasi muda,
Tanggung jawab tak kautunda,
Menjadi garam bagi kawula muda,
Di tengah dunia yang pahit, bernoda.
Rasa syukur kepada Maha Pencipta,
Mereka penuh pengabdian dan cinta,
Tak mungkin kudapat meraih cita-cita,
Tanpa sumber cahaya penerangnya gulita.
589
HIJAU MENJULANG TINGGI
Indy Ruth Natanaya
Hijau bagai batu zamrud,
Kokoh dan menjulang tinggi,
Akar menjalar ke bawah tanah,
Memberi manfaat setiap harinya.
Oh hutanku,
Engkau paru-paru dunia,
Embun menetes dari daun,
Hewan bernaung di rimbunmu.
Oh hutanku,
Kini engkau menjadi gundul,
Tak ada lagi pepohonan,
Karena penebangan liar.
Mari kita bangun kembali,
Paru-paru bumi bagu kita,
Merawat mereka kembali,
Dengan kasih dan sayang.
590
GURUKU PEJUANG
Christie Gracia Wiharja
Guruku pahlawanku,
Ajaranmu bermakna bagiku,
Sejak fajar sehingga senjamu,
Engkau merelakan waktu bagiku.
Tiada lelah tiada henti,
Siapkan ilmu bagi kami,
Mengajar, melatih kami,
Mengkoreksi tugas kami.
Wahai guruku tercinta,
Terima kasih selalu berjuang,
Jerih payah lelahmu tiada tara,
Pengorbananmu kami ingat selalu.
591
GURU DAN EMPAT MUSIM
Jennifer Manik –
Guru bagaikan musim semi,
Tumbuhkan aneka tunas baru,
Mendampingi serta mendorong,
Di saat kami dirundung keraguan.
Guru bagaikan musim panas,
Senyumnya hangat dan ramah,
Mengajar murid supaya cerdas,
Tanpa mengenal letih dan lelah.
Guru bagaikan musim gugur,
Jika para muridmu bersalah,
Engkau tak sungkan menegur,
Memberi arah dan petuah.
Guru bagaikan musim dingin,
Meski pun terus turun salju,
Engkau hangat bagai nyala lilin,
Terangi kami agar terus maju.
592
BUMI YANG BARU
Grace Anindya Septiawan
Hijaumu yang dulu,
Dibakar menjadi abu,
Batangmu yang kokoh,
Menjadi rapuh lalu roboh.
Di mana bumiku yang dulu,
Ke mana perginya alam indahku,
Tempat hutan rimba dan belantara,
Ditimbun bangunan sebesar raksasa.
Banyak tangan keji merusak,
Berbuat buruk tanpa bermalu,
Mari kita sadar dan bertindak,
Kembalikan hijau seperti dulu.
593
TERBANG TINGGI
Ezeqiel Philip Daniel
Engkau jiwa di sekolah,
Ada di hati setiap anak,
Tangguh, tetap teguh,
Saat mendidik kami.
Kauajarkan pengetahuan,
Berikan petunjuk dan arah,
Tetap bertahan meski lelah,
Semuanya demi masa depan.
Bagi yang lain mungkin engkau lilin,
Bagi kami engkau pendar cahaya,
Menjadi penerang pada perjalanan,
Bagi masa depan semua anak bangsa.
Engkau rela berikan kami sayap,
Kami bisa terbang jauh dan tinggi,
Gagah berani, dan akan selalu siap,
Masa depan bukan sekadar mimpi.
594
SURAT UNTUK GURUKU
Esther Gabriella Karnadi
Hanya dengan menulis namamu,
Membuatku bersenandung senang,
Bagai pahlawan di negeri dongeng,
Memberikan terang cahaya mentari.
Tanpa kehadiranmu,
Aku tak bisa berbuat banyak,
Tak paham ilmu pengetahuan,
Tak punya pedoman arah tujuan.
Guruku yang baik,
Betapa mulia dirimu,
Engkau berikanku jalan,
Juga cahaya di gelap malam.
595
UNTUK BUMI
Rendy
Bumi,
Tempat aku mengenal dunia,
Tempat kutinggal sejak aku ada,
Karena engkau, aku dapati kehidupan.
Bumi,
Usiamu bagai tidak lama lagi,
Pepohonan banyak yang lenyap,
Udaranya semakin terasa pengap.
Bumi,
Izinkan aku agar mampu merawatmu,
Izinkan aku mereboisasi hutanmu,
Kuangkat doa ini untuk dirimu.
596
TERIMA KASIH
Callista Abigail Joey
Terima kasih,
Engkau sabar membimbingku,
Berikan ilmu pengetahuan,
Merangkul bagai sahabat.
Terima kasih,
Engkau mendidik sepenuh hati,
Mewarnai pada setiap hariku,
Menghantarku meraih mimpi.
Terima kasih guruku,
Engkau bagai embun penyejuk dahagaku,
Bagai bintang terang di gelapnya malam,
Bagai puisi teruntai indah dalam baitnya.
Terima kasih guruku,
Cinta kasihmu akan selalu terpatri di hati,
Baktimu selalu terukir dalam ingatanku,
Doaku yang terbaik selalu untukmu.
597
WAHAI ALAMKU
Andronicus Joe Sirait
Oh alamku,
Tak satu hari pun berlalu tanpamu,
Pesonamu mewarnai setiap hariku,
Hijaumu asri menyegarkanku.
Tanpa pernah disadari,
Ternyata engkau telah berubah,
Banyak yang rusak dan gersang,
Tak elok lagi seperti engkau yang dulu.
Keegoisan menutup mata dan telinga,
Membutakan hati saat melihat deritamu,
Menutup telinga, tak mendengar keluhmu,
Bencana pun terjadi di penjuru negeri ini.
Wahai Alam,
Aku ingin membalas kebaikanmu,
Kami harus tetap berusaha sungguh,
Agar ada harmonisasi di kehidupanku.
598
SI HIJAU YANG BARU
Shreshta Kaur Brar
Batang pohon berjatuhan
Api berkobar membakar
Mengancam kehidupan
Hangus segala harapan
Pemandangan yang permai
Dipenuhi rona kepedihan
Kokoh dahan dan daunmu
Kini terkulai dan meranggas
Kami rasakan kecemasan
Akankah kami kehilangan
Tiap napas kehidupan ini
Bagi kami sangatlah berat
Kami mesti berpegangan erat
Kita mesti menghijaukan lagi
Satu harapan teguh dan kuat
Negeri sehat bagi anak cucu
599
PELITA ILMUKU
Pascal Qionnell Tan Arruanpitu
Ungkapan sanubariku
Untuk pembimbingku
Senantiasa beri ilmu
Tak kulupa nasihatmu
Cobaan datang silih berganti
Semangatmu tak pernah mati
Jiwa kobarkan semangat diri
Agar jadi anak yang berbakti
Keringatmu lambang pengorbanan
Gusarmu kasih dalam ketegasan
Ajaranmu lambang kepedulian
Didikanmu langkah masa depan
Guru yang sangat kucintai
Guratan ini tanda apresiasi
Sosok yang menjadi lentera
Kau pahlawanku senantiasa
600