The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by PERPUSTAKAAN MAN 2 CIAMIS, 2022-02-14 20:52:11

Ensiklopedi Islam Nusantara

Ensiklopedi Islam Nusantara

artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu (natural). Sedangkan firasah imaniyah atau
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan disebut pula dengan firasat ilahiyah adalah
Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan firasat cahaya (nur) ilahi dalam mata hati
tanda-tanda. (‘ain bashirah) orang mukmin yang dapat
memahami suatu yang akan terjadi.
Dalam ayat di atas dijelaskan mengenai
tawasum. Term ini oleh al-Harawi disamakan Ibn Arabi dalam tadbirat al-ilahiyah
tafarus. Sedangkan pengertiannya adalah menjelaskan mengenai firasat dengan
menyingkap suatu hikmah yang ghaib tanpa mendasarkan pendapatnya dengan firman
menggunakan metode trial dan error atau Allah surat al-Hijr ayat 75., dan hadits Nabi
penelitian ilmiah terlebih dahulu. Muhammad saw mengenai perlunya takat
atas firasat orang mukmin yang diriwayatkan
Perbedaan tersebut, ketika dilihat dari oleh Imam al-Turmudzi, Imam al-Thabari
aspek bahasa asilnya (bahasa Arab) maka dan lain sebagainya. Masih dalam kitab yang
ditemukan bahwa fisarah merupakan akar kata sama, Ibn Arabi menjelaskan bahwa firasat
dari farasa yang arti aslinya adalah kuda. Oleh merupakan cahaya (nur) dari cahaya Allah
karena adalah wajar ketika KH Umar Samarani yang dapat memberi petunjuk kepada hamba-
menulis ilmu firasah dalam salah satu kitabnya Nya. Firasat ini dapat diketahui tanda-tanda
dikenal dengan istilah ilmu katuranggan dalam fenomena zhahir makhluk. Dalam
(kuda). kitab ini, Ibn Arabi membagi firasat menjadi
dua yaitu, Syar’iyyah dan hikmiyyah. Firasat
Al-Zajjaj sebagaimana yang dikutip oleh syar’iyah tidak akan melenceng dari kebiasan.
Ibn Manzur dalam Lisan al-Arab menyatakan Semua ini berjalan sesuai dengan firman Allah
bahwa orang yang hebat dari firasat ada tiga dalam surat al-Kahfi 82 (dan bukanlah aku
yaitu: Istrinya Aziz mengenai keberadaan atau melakukannya itu menurut kemauanku sendiri
masa depan Nabi Yusuf, Anak perempuan Nabi {wa ma fa’altuhu ‘an amri)). Sedangkan firasat
Syu’aib mengenai keberadaan Nabi Musa, dan hikmiyyah adalah pengetahuan berdasar
Abu Bakar yang memprediksi kepemimpinan pemikiran dan perenungan dan percobaan.
Umar Ibn Khaththab. Firasat ini yang biasa terjadi dan dapat dikaji
oleh seseorang.
Al-Kamasykhanawiya dalam kitab Jami’
al-Ushul fi al-Awliya menyebutkan bahwa Salah satu contoh mengenai firasat
firasat mempunyai arti bahasa tatsabbut dan adalah seseorang ideal orang yang rambutnya
nazhr. Sedangkan menurut ishtilah adalah berwarna blonde (merah kekuning-kuningan)
terbukanya keyakinan dan tertolongnya adalah tanda sebagai orang khiyanat, fasiq dan
hati. Firasat juga dapat diartikan dengan kurang akalnya. Contoh ini adalah salah satu
kemampuan melihat beberapa hal yang ghaib contoh yang diberikan oleh Ibn Arabi sebagai
dengan cahaya pancaran Allah atas hati bentuk firasat hikmiyyah.
seseorang. Firasat dapat pula diartikan dengan
ingatan yang tertancap dalam hati yang Dalam al-Quran firasat dapat difahami
mampu menafikan yang berlawanan. dalam surat Muhammad ayat 30 “Dan kalau
Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka
Junaid al-Baghdadi menyatakan bahwa kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat
Firasah adalah ……..? mengenal mereka dengan tanda-tandanya.
Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka
Ibn Arabi dalam futuh al-Makiyyah dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah
memandang firasat berasal dari iftirah yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.
suatu sifat ilahi yang hukumnya menjadi
pemaksaan dalam aspek-aspek yang di luar Ayat di atas turun kepada Nabi Muhammad
nalar biasa. Firasat oleh Ibn Arabi dibagi saw yang telah diberi kemampuan untuk
menjadi dua yaitu firasah hikmiyyah dan memahami sikap batin seseorang berdasarkan
nafsiniyyah. Firasah hikmiyyah adalah firasah sifat zhahirnya.
yang terjadi pada seseorang yang diketahui
tanda-tanda yang dapat diamati secara alami

142 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Ayat yang kedua adalah surat al-Hijr ayat akan meleset. Ungkapan seperti ini juga
75 “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- disepakati oleh Ibn Taymiyyah.
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang memperhatikan tanda- Firasat seperti ini adalah berbeda dengan
tanda. prasangka (zhann). Sebab zhan terkadang
salah dan terkadang pula benar.oOleh karena
Ulama ahli firasat mendasarkan firman itu dalam al-Quran dan Hadis Nabi zhan adalah
Allah swt terutama dalam kata ‘mutawassimin. sesuatu yang dilarang. Sedangkan firasah dalah
Kata ini yang kemudian menjadi perdebatan. suatu kepastian dari Allah.
Al-Qusyairi sebagai salah satu tokoh sufi dalam
tafsirnya memaknai mutawasimin dengan Firasat menurut Ibn Qayyim dalam kitab
ahli firasat. Ahli firasat dalam pandangan Madarij al-Salikin tingkatanya berada di
al-Qusyairi ini adalah wali Allah yang diberi bawah ilham. Ilham mempunyai kedudukan
anugerah untuk mengetahui sesuatu yang lebih tinggi dibandingkan firasat. Ibn Qayyim
masih rahasia bagi orang lain. Hanya saja ahli juga menjelaskan bahwa sebab terjadinya
firasat tidak selalu mampu menggunakan firasat ada dua yaitu; cerdas dan bersihnya
pengetahuan setiap saat dan setiap waktu. hati serta baiknya perilaku seseorang. Kedua,
Akan tetapi dalam waktu-waktu tertentu tidak nampaknya tanda dan petunjuk atas orang
mampu menggunakannya. Al-Tustari dalam yang diberi firasat. Tanda yang nampak ini
tafsirnya menyatakan bahwa ayat itu diartikan dapat terjadi pada sesuatu yang berlainan.
dengan ahli firasat dengan mengambil contoh Akan tetapi sebenarnya jika berlainan
ketika Umar khutbah di atas mimbar tiba- hakekatnya keduanya dapat terjadi.
tiba berkata “Hai Sariyah musuh ada di atas
gunung, musuh ada di atas gunung, dan Tahapan mencapai firasat.
pasukan Sariyahpun pergi dan menghindari
dari gunung tersebut. Firasat dapat dicapai dengan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan yaitu:
Zamakhsyari dengan pemikiran secara
rasionya menyatakan bahwa mutawassimin Iman yang dalam kepada Allah, mempunyai
merupakan proses perenungan sehingga sikap ikhlas kepada Allah baik ketika sendiri
mampu memahami tanda-tanda. Artinya, atau bersama orang lain, memperbanyak
dalam pandangan Zamakhsyari hal ini zikir kepada Allah, bersihnya pola fikir dan
merupakan proses nalar murni, bukan cerdsanya perasaan, bersihnya hati dari
karomah dari Allah sebagaimana kelompok syahwah dan hal subhat, mengosongkan
sufi. hati dari aspek duniawi. Menjahui perbuatan
maksiat dan dosa, berakhlak baik dhahir batin,
Sementara itu, tawasum sendiri jika selalu makan yang halal, mencegah pandangan
dilihat dari aspek bahasa mempunyai arti dari perbuatan yang diharamkan, mengisi
menetapkan dan memikirkan. Hal ini dapat bathin dengan muraqabah dan zhahir dengan
terjadi jika proses tersebut disertai dengan mengikuti sunnah, berbuat jujur bukan
ketajaman hati dan kebersihan dalam berfikir. berbuat bohong.

Berdasarkan ayat di atas maka firasah akan Derajat-derajat firasat
terjadi hanyak pada orang-orang yang sholeh.
Pola kesolehan ini diakui oleh Syah ibn Syuja’ Ibn Qayyim dalam madarij al-Salikin
al-Kirmani yang menyatakan, “ orang yang membagi firasat menjadi tiga derajat.
meramaikan zhahirnya dengan mengikuti
sunnah dan bathinnya dengan melanggengkan Pertama, firasat yang muncul, langka dan
muraqabah dan menjaga pandangan mata dari hanya terjadi sekali dalam hidup seseorang.
hal-hal yang diharamkan serta mencegah dari Firasat seperti ini terjadi dan tidak mungkin
perbuatan syahwat, membiasakan makan salah dan bukan bagian dari perdukunan
makanan yang halal, maka firasatnya tidak firasat ini terjadi karena adanya hajat dari yang
menginginkan dengan cara melakukan banyak
zikir sehingga mendapatkan petunjuk dari
Allah secara langsung

Edisi Budaya | 143

Kedua, firasat yang muncul karena yang difahami masyarakat Indonesia atas para
dalamnya iman seseorang, sehingga mampu wali Allah yang mendapatkan karomah. Hal
melihat kebenaran hakiki. Firasat ini hanya ini terjadi misalnya dalam KH Khalil Madura
terjadi bagi orang-orang yang beriman kepada yang mendapatkan karomah sehingga mampu
Allah dengan imam yang sebenarnya, bukan untuk membaca kondisi santrinya yang kelak
iman karena suatu aspek yang lain. Aspek akan terjadi.
kedua ini merupakan bagian dari kasyf
dari Allah swt. Tingkat akuritas firasat ini Kedua, firasat riyadhah, yaitu firasat
tergantung atas kekuatan iman dan kasyf yang yang dapat diperoleh oleh seseorang dengan
diberikan oleh Allah swt menjalan olah badan seperti puasa tertentu,
tidak tidur malam dalam waktu tertentu dan
Ketiga, firasat yang terjadi atas orang- menyendiri (khalwat dalam waktu tertentu).
orang mulia untuk melakukan suatu hal dan Firasat ini dapat terjadi untuk setiap orang
bukan untuk diucapkan. Hal sebagaimana yang melakukan suatu ritual tertentu dan tidak
terjadi pada Maryam ketika akan melahirkan membedakan agama atau keyakinan. Firasat
anak, ibunya Nabi Musa yang menghayutkan ini jika dilihat di Indonesia, dapat dilihat dari
bayinya. Semua itu adalah firasat yang beberapa ahli kejawen, para tokoh di suku dayak
diberikan oleh Allah tanpa harus diucapkan yang dianggap mempunyai kesaktian, dan
akan tetapi dilakukan saja demi keselamatan tokoh lainnya yang tidak menjalankan syariat
meraka. Islam akan tetapi mempunyai kemampuan di
atas kemampuan manusia biasa.
Macam-macam firasat
Ketiga, firasat khalqiyah. Firasat ini dibuat
Firasat dilihat dari aspek yang oleh ilmuan yang meneliti suatu kondisi zhahir
mendapatkannya dibagi menjadi dua yaitu seseorang untuk melihat kondisi perilaku
firasat agung muli dan firasat rendah. Firasat (khalq) seseorang. Misalnya ketika ada orang
rendah adalah firasat yang didapatkan baik yang dahinya lebar, maka orang itu dianggap
orang mukmin atau orang kafir. Firasat ini sebagai penyabar dan lain sebagainya
dapat terjadi oleh semua orang yang melakukan
ritual tertentu seperti riyadhah, tidak Cara mengaplikasikan firasat
makan makanan terntu, tidak tidur malam,
menyendiri, dan membersihkan batin dari hal Dalam tradisi masyarakat kita, ada
yang menyebabkan orang tersibukkan dari seseorang yang menjadi rujukan dalam
keinginan mendapatkan fitasat. Sedangkan mempertanyakan sesuatu yang akan terjadi,
firasat agung mulia adalah firasat yang terjadi atau sesuatu yang lain. Orang dianggap
hanya bagi orang yang beriman dan selalu mempunyai firasat dapat mengaplikasikan
jujur dalam kehidupannya. Firasat seperti ini firasatnya. caranya adalah dengan
dapat diperoleh dengan cara cukup beriman mengheningkan cipta memanfaatkan
kepada Allah secara utuh dan selalu berlaku pandangan, pendengaran dan hati secara
jujur secara zhahir dan bathin. bersamaan.

Firasat jika dilihat dari aspek cara Orang-orang yang mendapatkan firasat
memperolehnya dapat dibagi menjadi dalam al-Quran
tiga, yaitu pertama, firasat imaniyah, yaitu
cahaya Allah yang menghunjam dalam hati Data mengenai orang yang mendapat
orang mukmin yang dapat memahami dan firasat dalam al-Quran didasarkan pada
membedakan tanda-tanda yang hak dan batil. pendapat Ibn Mas’ud yang diriwayatkan
Semakin kuat iman seseorang, maka akan oleh Imam Sufyan al-Tsauri: “ahli firasat
semakin baik firasatnya dalam membedakan ada tiga yaitu Aziz ketika mengambil Nabi
hal yang hak dan batil. Firasat seperti ini adalah Yusuf sebagai anak, anak Syuaib meminta
firasat yang terjadi pada para wali Allah dengan ayahnya agar menjadikan Nabi Musa sebagai
mendapatkan karamah Allah sebagaimana pengembala yang kuat lagi dapat dipercaya,
dan terakhir adalah Abu Bakar yang meminta
Umar sebagai khalifah setelah beliau.

144 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Berdasarkan pendapat Ibn Abbas peraturan tidak secara utuh. Ada tahun dimana
tersebut, setidaknya dalam al-Quran adalah anak laki-laki yang lahir dibolehkan. Dalam
dua tokoh yang dianggap mampunyai firasat kesempatan tersebut, Harun saudara laki-laki
kuat yaitu Aziz dan anaknya Nabi Syuaib. Musa lahir, sedangkan pada waktu kelahiran
Kisah Aziz disebutkan dalam surat Yusuf ayat Nabi Musa hukum membunuh anak laki-laki
21. “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) berlaku. Firaun juga mempunyai firasat bahwa
yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita anak itu bukanlah dari jauh akan tetapi dari
atau kita pungut dia sebagai anak.” suku Qibthi. Hal ini dilihat dari warna kulit
dan perawakan anak tersebut. Namun, Firaun
Aziz yangmembeli Yusuf menjadi tidak dapat membunuh anak tersebut atas
perdebatan para ahli tafsir mengenai status permintaan Asiah.
agamanya, kafir atau muslim. Imam Alusi
menyatakan bahwa ia adalah kafir sedangkan Firasat lain yang berkaitan dengan Musa
Imam Mujahid mengenai adalah mukmin. adalah yang diperoleh oleh Khidr as yang
Akan tetapi para mufasir sepakat bahwa melakukan perbuatan yang di luar batas
firasatnya Aziz adalah benar, bahwa Yusuf manusia. Firasat inilah yang membuat Musa
benar-benar menjadi orang yang mulia dan merasa kecil walaupun ia seorang Rasul.
menjadi Nabi yang membantu membebaskan
masyarakatnya dari belenggu kemiskinan. Firasat pada sahabat

Sementara itu, anaknya Nabi Syu’aib Sahabat Nabi Muhammad adalah generasi
ketika melihat perilaku Nabi Musa yang tidak yang baik dan mempunyai banyak firasat yang
dikenal dan peduli untuk membantunya dalam diakui kebenarananya. Misalnya, Firasatnya
mencarikan minuman untuk ternaknya, Abu Bakar bahwa yang akan menjadi pemimpin
menganggap bahwa perilaku itu menunjukkan setelah ia adalah Umar. Menurut Abu Bakar,
perilaku firasat akan kebaikan Nabi Musa. Umar orangnya adalah keras dan tidak kenal
Aspek lain yang menjadi perhatian para kompromi, walaupun begitu jika menjadi
mufassir sehingga menganggap sebagai firasat pemimpin, Umar dapat memimpin dengan
baik adalah ketika dalam perjalanan menuju baik dan tegas. Ternyata firasat Abu Bakar
pulang dari tempat pengembala sampai rumah benar. artinya, sepanjang kepemimpinan
dengan sikap yang baik pula. Umar, umat Islam mengalami kejayaan
yang luar biasa. Keadilan dapat ditegakkan,
Hal ini yang menjadi salah satu indikasi kesejahteraan terwujud.
bahwa ada tabiat baik dalam diri Musa as.
Umar merupakan sahabat yang
Bentuk firasat lain yang hanya diketahui mempunyai firasat yang kuat. Saking kuatnya
oleh orang baik adalah firasat yang dirasakan firasatnya Umar. Ibn Qayyim menyatakan
oleh istrinya FIraun, sebagaimana yang “Umar adalah guru besar dalam bidang
disebutkan dalam surat al-Qashash ayat 9. “Dan firasat yang tidak ada kesalahan dalam
berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk menjalankannya. Umar dalam memimpin
mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu Negara menggunakan firasat yang dikuatkan
membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat dengan wahyu.” Untuk menulusuri mengenai
kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, firasat Umar ini dapat dilihat karyanya Imam
sedang mereka tiada menyadari” Suyuthi, Qathfu al-Tsamar fi Mauqifi Sayyidina
Umar.
Dalam rangkaian cerita mengenai Musa
dan istrinya Firaun ini ada beberapa bentuk Para sahabat lain juga masih banyak yang
firasat yang muncul yaitu firasat riyadhah memiliki firasat seperti Umar, yaitu antara
yang dimiliki oleh tukang sihirnya raja Firaun lain Ali, Utsman, Abdullah Ibn Umar dan lain
yang menyatakan bahwa akan ada anak laki- sebagainya.
laki yang dapat menggulingkan kekuasannya.
Namun kesalahan yang terjadi atas firasat Sementara ulama lainnya juga memiliki
tersebut adalah raja fir’aun memberlakukan firasat antara lain Imam Syafii bertemu gurunya
Imam Malik bin Anas untuk yang pertamakali,

Edisi Budaya | 145

Imam Malik berkata: “Hai Muhammad, Alloh perempuan berdasarkan muka dan telapak
telah meletakkan nur ilmu di dalam hatimu. tangan. Kitab tersebut berjudul Majmua’ah
Maka janganlah kamu memadamkannya al-Syariah al-Kafiyah li al-‘Awam. Pokok
dengan melakukan maksiat kepada-Nya”. bahasannya adalah dalam fash al-khitbah.
Ucapan itu pertanda bahwa Imam Malik Dalam kitab tersebut disebutkan dikutip
dengan firasatnya telah mengetahui bahwa menurut pendapat ahli firasah, namun tidak
Imam Syafii adalah calon ulama besar di masa disebutkan dari mana sumber tersebut.
yang akan datang. Dan firasatnya itu benar
dan terbukti, satelah Imam Malik meninggal, Dua buku ini merupakan salah satu sarana
Imam Syafii benar-benar menjadi kiblat bagi yang dapat dipakai oleh setiap orang yang
para ulama pada saat masih hidup dan sesudah akan menikah untuk melihat kebaikan dan
wafat, hingga pengaruhnya menyebar ke ketidakbaikan dari jodoh yang akan dinikah.
seluruh pelosok dunia Islam. Dan Imam Syafii
tercatat sebagai murid yang bisa melebihi Dalam kasus tertentu, firasat dapat terjadi
gurunya.2. Imam Syafii bersama teman dan dalam keadaan mendeteksi kejadian yang akan
sekaligus gurunya, Imam Muhammad bin Al- datang. Misalnya pernyataan KH Shonhaji
Hasan As-Syaibani, sedang beristirahat di Al- menyatakan Gus Dur akan menjadi Presiden,
Masjid Al-Haram seusai melakukan umroh. padahal saat itu, gus Dur sedang sakit.
Pada saat bersamaan datanglah sesorang di Pernyataan KH Shonhaji ini adalah benar
bagian masjid yang tidak jauh dari tempat adanya. Masih dalam kasus Gus Dur misalnya
keduanya beristirahat. Lalu Imam Muhammad ketika ziarah ke makam Kakeknya, lantas
berkata dalam rangka berfirasat terhadap mengatakan besok tanggal 31 Desember saya
orang yang datang itu : akan ke sini lagi dan banyak tokoh yang datang
ke sini. Aspek firasat ini menunjukkan bahwa
Firasat di Nusantara. ia meninggal dan dikuburkan pada tanggal
tersebut.
Tanah Nusantara ini mempunyai banyak
tokoh yang memiliki firasat yang kuat. Aspek firasat ini juga pernah ditulis oleh
Firasat tersebut ada yang hanya menjadi Ronggowarsito yang menulis tanda-tanda
cerita melegenda. Firasat yang ditulis antara (firasat) orang yang akan meninggal. Firasat
lain dengan menggunakan bahasa Jawa oleh ini dimulai sejak setahun sebelum meninggal
Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningkrat. sampai beberapa jam sebelum meninggal.
Firasat yang dibukukan merupakan firasat
khalqiyah berupa rajah tangan. Dalam tulisan Firasat lain misalnya yang dilakukan
tersebut, ia menulis beberapa tanda garis oleh KH Kholil ketika mendidikan muridnya
tangan yang berkaitan dengan watak dan dengan berbagai model dan cara. Firasat yang
sifat seseorang. Rajah tangan ini tidak dapat ia peroleh ditunjukkan dengan beberapa cara
diaplikasikan oleh setiap orang, sebelum orang kepada santri dan calon santrinya. Sampai
tersebut melakukan riyadhah tertentu. akhirnya, berdirinya NU juga atas firasat
yang diberikan KH Kholil kepada KH Hasyim
Bentuk Syekh Umar Semarang salah Asy’ari.
satu ulama besar di Indonesia menulis kitab
yang didalamnya berisi mengenai ilmu firasat [Masyhar]
yang bermanfaat untuk mengetahui sifat

Sumber Bacaan

Ibnu Manzur, Lisan al-Arabi, Baerut : Dar al-Shadir, 2008
Ibn Qayyim, Siraj al-Salikin,
Ibn Arabi, Futuh al-Makiyyah
Ibn Arabi, Insya al-Dawair,
Al-Syaukani, Fath al-Qadir,
Al-Qusyairi, lathaif al- Isyarah
Al-Jurjani, al-Ta’rifat

146 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Ilmu Hikmah

Kata hikmah dalam tradisi intelektual mengenai rahasia huruf itu kemunculannya
Islam mempunyai banyak arti. Menurut tergolong baru, yakni muncul di kalangan
al-Jurjani, hikmah merupakan suatu sufi yang telah mengalami penyingkapan
ilmu yang membahas hakikat sesuatu sesuai hijab inderawi dan memperoleh kemampuan
kenyataannya dalam wujud sesuai batas supranatural (khariqul ‘adah) sehingga mampu
kemampuan manusia. Oleh karena itu, bertindak di alam anasir. Menurut Ibnu
hikmah merupakan suatu ilmu yang sifatnya Khaldun, para sufi tersebut menganngggap
teoritis non-mekanistik. Selain itu, hikmah bahwa manifestasi kesempurnaan asma itu
juga berarti kondisi potensi intelektual-ilmiah terletak pada roh bintang-bintang; sementara
yang berada di tengah-tengah antara naluri tabiat huruf-huruf dan rahasianya itu
(insting) manusia yang ingin melampaui batas mengalir dalam asma, dan dengan demikian
potensi intelektualnya dan sifat kebodohan mengalir pula ke alam semesta. Sementara itu,
yang merupakan sikap pengabaian terhadap berkaitan dengan rahasia di balik penggunan
potensi intelektualnya tersebut. huruf, para ahli ilmu rahasia huruf berbeda
pendapat: sebagian berpendapat bahwa
Selain itu, dalam tradisi spiritual Islam, rahasia huruf terlepak pada wataknya;
hikmah merupakan pengetahuan mengenai sebagian berpendapat bahwa rahasia huruf
rahasia spiritual yang terkandung dalam ayat- terletak pada empat unsur-unsur alam yang
ayat suci, nama-nama-nama Tuhan yang indah, terkandung di dalamnya; dan sebagian lain
huruf-huruf hijaiyah, dan doa-doa atau bacaan berpendapat bahwa rahasia huruf terletak
tertentu yang dipercaya atas kuasa Allah pada nilai bilangannya.
mengandung kekuatan spiritual sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi berbagai hajat, Uraian Ibnu Khaldun lebih jauh mengenai
baik yang sifatnya meteria maupun spiritual. ilmu simiya atau ilmu rahasia huruf di atas
Dalam konteks ini, karya-kaya Abu al-Abbas menunjukkan bahwa pengetahuan spiritual
Ahmad bin Ali al-Buni, seperti Manba’u Ushul mengenai asma dan rahasia huruf sebenarnya
al-Hikmah dan Syams al-Ma’aarif merupakan merupakan buah dari laku spiritual seorang
dua kitab tentang ilmu hikmah yang popular sufi dalam perjalanan menuju Tuhan, bukan
dan menjadi menjadi rujukan penting bagi tujuan dari laku tasawuf itu sendiri. Dengan
peminat ilmu hikmah. Dalam dua kitab demikian, buah dari laku para ahli tasawuf
tersebut, al-Buni menguraikan berbagai segi tersebut kemudian diterima oleh orang
mengenai hikmah, yang mencakup berbagai lain dan dipelajari serta diamalkan dengan
rahasia mengenai ilmu bilangan, ilmu huruf, mengikuti prosedur tertentu, sehingga dikenal
ilmu wafaq, ilmu tabi’ah, ilmu astronomi, ilmu sebagai ilmu hikmah.
asma’, ilmu ruqyah, dan doa-doa tertentu. Di
di kalangan ahli spiritual, ilmu-ilmu tersebut Pada tataran praktik, pengamalan ilmu
berada di bawah payung ilmu simiya, sebuah hikmah, baik berupa pengamalan doa atau
penamaan yang berasal dari bahasa Ibrani asma’; baik untuk memenuhi kepentingan
yang berarti asma Tuhan. pribadi pengamalnya maupun untuk
memenuhi kebutuhan orang lain, seringkali
Berkaitan dengan kemunculan ilmu melalui serangkaian ritual tertentu, seperti
simiya, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ilmu berpuasa dengan menghindari makanan

Edisi Budaya | 147

tertentu, seperti menghindari makanan dari tarekat, seperti zikir, wirid, dan ratib oleh
unsur hewani. Hal yang menarik, meskipun penduduk Nusantara dianggap memiliki
doa-doa dan asma’-asma’ yang diajarkan dalam efek supranatural, sehingga amalan-amalan
kitab-kitab ilmu hikmah tidak semuanya tersebut digunakan untuk hal-hal di luar
menggunakan bahasa Arab, tetapi juga tasawuf. Ilmu debus Banten merupakan satu
menggunakan bahasa Semit lainnya, seperti contoh dari penggunaan amalan-amalan yang
bahasa Ibrani atau Suryani. berasal dari tarekat Rifaiyyah dan Qadiriyyah.
Berbagai amalan hizib yang berasal pendiri
Selain itu, pada tataran praktik, tarekat, terutama hizib-hizib yang disusun oleh
pengamalan ilmu hikmah adakalanya Imam al-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyyah,
menggunakan sarana atau media tertentu, seringkali juga digunakan dan difungsikan
seperti penggunaan bukhur, yaitu wangi- layaknya amalan ilmu hikmah.
wangian yang dibakar, wafaq, yaitu huruf-
huruf yang mengandung rahasia tertentu Hal yang menarik, di samping menerima
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai ilmu hikmah yang berasal dari tradisi spiritual
oleh pengamal ilmu hikmah atau pihak-pihak Arab-Islam, kalangan muslim Nusantara juga
yang memerlukan jasa ilmu hikmah. Dari segi memiliki khazanah ilmu yang sifatnya spiritual
bentuk, wafaq ditulis dalam pola segi empat sebagaimana ilmu hikmah yang berkembang
yang terdiri atas tiga kolom (mutsallas), empat di dunia Arab-Islam. Oleh karena itu, tidak
kolom (murabba’), lima kolom (mukhammas), mengherankan jika berbagai ilmu hikmah
enam kolom (musaddas), tujuh kolom yang berkembang di Nusantara mengandung
(musabba’), delapan kolom (mutsamman), muatan lokal-Nusantara, seperti penggunaan
dan sembilan kolom (mutassa’). Selain itu, bahasa-bahasa daerah dalam doa-doa yang
dalam beberapa hal, penulisan wafaq tersebut diamalkan sebagai sarana mencapai tujuan-
dikombinasikan dengan sebagain asmal husna tujuan spiritual dan supranatural tertentu yang
atau ayat-ayat Alquran. Teknik penulisan dikombinasikan dengan doa-doa berbahasa
penulisan wafaq dengan berbagai polanya itu Arab, dan dalam batas minimal diawali atau
disebut juga dengan ism atau yang populer di diakhiri dengan kalimah thayyibah. Berbagai
Nusantara sebagai rajah. jenis aji-ajian yang dikenal dalam tradisi ilmu
kanuragan di Jawa, seperti aji brajamusti dan
Seiiring kuatanya pengaruh Islam di aji penglimunan, terlihat memasukkan kalimah
Nusantara, Ilmu hikmah yang berkembang di thayyibah di dalam bacaan amalannya.
dunia Arab-Islam itu pada perkembangannya Selain itu, dalam beberapa hal unsur lokal
juga diterima oleh kalangan muslim dalam pengamalan ilmu hikmah juga terlihat
Nusantara. Penerimaan masyarakat muslim dari penggunaan berbagai jenis ritual yang
Nusamtara terhadap ilmu hikmah terserbut digunakan dalam pengamalannya, seperti yang
tampaknya tidak dapat dilepaskan dari peran tampak dalam jenis puasa yang dipilih. Puasa
penting yang dimainkan oleh tasawuf dan mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni, merupakan
tarekat dalam proses Islamisasi Nusantara. sekian jenis puasa yang biasa digunakan untuk
Mengingat penduduk Nusantara mempunyai mengamalkan ilmu kanuragan atau ilmu
kecenderungan kuat pada hal-hal yang hikmah tertentu dalam laku tirakatnya.
sifatnya supranatural, berbagai amalan dalam

Sumber Bacaan

Ahmad, M. Athaullah. 2011. Rahasia Kesaktian Para Jawara. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Bruinessen, Martin van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat. Cet. II, Bandung: Mizan
Al-Buni, Abu al-‘Abbas Ahmad bin ‘Ali. 1941. Manba’ Ushul al-Hikmah. Kairo: Musthafa al-Babi al-Halabi.
Al-Buni, Abu al-‘Abbas Ahmad bin ‘Ali. t.t. Syams al-Ma’arif al-Kubra. Beirut: al-Maktabah al-Sya’biyyah
Ibnu Khaldūn, ’Abd ar-Ra mān bin Mu ammad. 2004. Muqaddimah Ibnu Khaldūn. ed. Abdullah Muhammad ad-Darwīsyī.

Damaskus: Dāru Ya‘rib.
al-Jurjānī, ‘²lī bin Mu ammad. 1988. Kitāb at-Ta‘rīfāt. Ed.ke-3. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

148 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Ilmu Kasyaf

Ilmu dalam terminologi bahasa Arab pengertian seperti inilah perkataan ilmu
adalah pengetahuan yang mendalam atau dipergunakan pada zaman Nabi Muhammad
pengetahuan hakekat sesuatu, sedangkan saw., tetapi setelah generasi para sahabat,
akar katanya ‘alima ya‘lamu ‘ilman yang artinya Islam mulai berkembang sebagai sebuah
pengetahuan, informasi, kognisi, persepsi, “tradisi.” Ada bukti perkataan ilmu mulai
pelajaran. Ibn Manzhûr mengartikan ilmu dipergunakan dengan pengertian pengetahuan
dengan lawan dari kebodohan dan diri sendiri yang diperoleh melalui belajar terutama sekali
(nafs). Ilmu juga dapat diartikan sebagai dari generasi yang lampau (Nabi, para sahabat
suatu cabang studi yang berkenaan dengan dan lain lainnya).
pengamatan dan pengklasifikasian fakta,
dan khususnya dengan penetapan kaidah Quraish Shihab ketika menerangkan kata
umum yang bisa diuji. Kata ‘ilmu bisa juga ‘ilm mengartikannya sebagai menjangkau
disepadankan dengan kata Arab lainnya, yaitu sesuatu sesuai keadaan sebenarnya atau sesuatu
ma`rifat (pengetahuan), Fiqh (pemahaman), pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu
hikmah (kebijaksanaan), dan syu‘ur (perasan). objek, karena itu seseorang yang menjangkau
Sedangkan ma`rifat adalah padanan kata yang sesuatu dengan benaknya tetapi jangkauannya
sering digunakan. itu masih dibarengi dengan sedikit keraguan,
maka ia tidak dapat dinamai mengetahui
Dalam bahasa Inggris ilmu dipadankan apa yang dijangkaunya itu. Lebih lanjut,
dengan science, bahasa latinnya scientia Quraish Shihab menjelaskan bahwa bahasa
(pengetahuan)- scire (mengetahui), yang menggunakan semua kata yang tersusun
sinonim yang lebih akurat dalam bahasa dari huruf huruf ‘ain, lam dan mim dalam
Yunani adalah episteme. Dalam Kamus berbagai bentuknya untuk menggambarkan
Besar Bahasa Indonesia ilmu secara definitif sesuatu yang sedimikian jelas sehingga tidak
diartikan sebagai pengetahuan tentang menimbulkan keraguan. Misalnya kata ‘alamât
suatu bidang yang disusun secara bersistem yang berarti tanda yang jelas bagi sesuatu
menurut metode-metode tertentu, yang dapat atau nama jalan yang mengantar seseorang
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala menuju tujuan yang pasti. A`lam yang berarti
tertentu dibidang (pengetahuan) itu. Ilmu bendera menjadi tanda yang jelas bagi suatu
juga didefinisikan sebagai pengetahuan atau bangsa atau kelompok, atau dapat berarti
kepandaian (tentang soal, akhirat, dunia, lahir, gunung yang karena ketinggiannya menjadi
bathin, dan sebagainya), sehingga kata ilmu sedemikian jelas dibandingkan dengan dataran
selalu dirangkaikan dengan sesuatu saeperti disekelilingnya. Atas dasar itu pula Allah swt.
ilmu akhirat, ilmu hitam, ilmu akhlak dan lain- Dinamai `Alim adalah karena pengetahuannya
lain. yang amat jelas sehingga terungakap bagi-Nya
hal-hal yang paling kecil sekalipun.
Fazlur Rahman mengemukakan bahwa al-
Qur`ân sering mengemukakan perkataan ilmu, Sedangkan term kasyf dalam bahasa
kata jadianya yang umum, dan pengertiannya Inggris dipadankan dengan unveiling
sebagai “pengetahuan” melalui belajar, berfikir, (pembukaan), manifestation (manifestasi).
pengalaman dan lain sebagainya. Dengan Dalam bahasa Arab istilah ini dapat dibaca

Edisi Budaya | 149

dengan fathah fa’nya atau dibaca sukun penglihatan dan tersingkapnya mata batin
fa’nya, yang tentunya mempunyai makna dengan ittishal.
yang berbeda. Dalam Lisan al-Arab, Ibn
Manzhur menyebutkan bahwa kasyf (dibaca Berdasarkan term kasyf ini, Ibn Arabi
sukun) berarti terbukanya tirai yang menutupi dalam kitab Insya al-Dawa’ir membagi kasyf
anda. Sementara itu, al-Jauhari mengartikan menjadi beberapa bagian. Pertama, kasyf ‘Aqli
kasyafah dengan dibaca berharakat dengan yaitu sesuatu yang akal mampu menemukan
sesuatu yang botak dibagian kepala. dengan menggunakan pemikiran dan
Berdasarkan dua makna tersebut, maka kasyf perenungan. Kedua, kasyf nafsani, yaitu sesuatu
adalah sesuatu yang terbuka. Kasyf juga yang terbentuk dalam jiwa imajinatif secara
dapat diartikan suatu genus yang dibawahnya mutlak berdasarkan penggunaan perenungan
ada spesies. Kasyf ini merupakan bagian dengan melalui beberapa riyadhah dan
dari pengetahuan syariah dan pengetahuan mujahadah setelah terbukan tirai penjelas dan
tentang alam, seperti melihat Rasulullah saw pembeda. Ketiga, kasyf ruhani yaitu setelah
setelah beliau wafat, bertemu Nabi Hidhir, terbukanya penutup akal dan nafs (jiwa) dan
isra’ mi’raj dan lain sebagaianya diperlihatkannya munculnya jiwa rahmani
(nafs rahmani). Keempat, kasyf rabbani,
Kasyf dalam istilah diartikan dengan yaitu dengan jalan tajalli yang perolehannya
sebagian karamah bagi orang mukmin yang adakalanya melalui tanazzul atau ta’azruj.
shaleh yang selalu menjalankan al-Quran,
Sunnah tanpa melakukan penyelewengan Dalam kitab Futuh al-Makiyyah, Ibn
terhadap ajaran tersebut. Adapula yang Arabi menjelaskan bahwa kasyf juga dapat
mendefinisikan dengan keberadaan tentang digolongkan ke dalam, pertama, kasyf al-
terbukanya ruh manusia beriman sehingga Haqaiq yaitu yaitu terbuka hakekat yang
mampu mengetahui beberapa hal yang ghaib. ditemukan bagian-bagiannya secara akal,
Sedangkan Imam al-Jurjani dalam kitab dan adakalanya ditemukan dengan wujudnya
al-Ta’rifat mendefiniskan Kasyaf dengan susunan yang ada seperti adanya langit, alam,
tersingkapnya hijab. manusia dan batu. Kedua, kasyf al-Ilmu al-
shahih yaitu ilmu yang ditancapkan oleh Allah
Dalam term tasawuf istilah kasyaf dalam hati seorang alim. Ilmu ini merupakan
juga didefinisikan dengan tersingkapnya nur ilahi yang diberikan kepada yang telah
penghalang dari hati dan mata bashirah ditentukan oleh Allah seperti malaikat, para
seorang sufi setelah mampu menyatu (ittihad) rasul, wali, orang-orang mukmin. Oleh karena
dengan Allah swt, sehingga orang yang kasyf itu, orang yang tidak mempunyai kasyf maka
mengetahui sebagian kejadian yang ada di alam ia tidak mempunyai ilmu.
atau mampu memahami makna yang baru
mengenai isi al-Quran dan Hadits yang dikenal Al-Yasyruthiyyah dalam kitab Nafahât
dengan ilmu Haqiqah yang tidak diketahui al-Ins menyebutkan bahwa kasyf merupakan
oleh ulama syariah dan ulama zhahir. Imam al- istilah yang digunakan oleh para wali dalam
Thusi dalam kitab al-Luma menyebutkan Kasyf tiga martabat, yaitu pertama, wali yang kasyf
sebagai tersikap jelasnya sesuatu yang masih mengeni bentuknya para Nabi. Kedua, wali
menjadi rahasia dalam memahami sesuatu, yang kasyf mengenai ruhnya para Nabi, dan
sehingga seseorang dibuka tirainya, seakan- ketiga, yang kasyf mengenai sifat ruhaniyyah
akan mampu melihat dengan pandangan mata. Nabi Muhammad saw., yang kemudian, dalam
Hal ini berkaitan dengan ungkapan Imam hati mereka terpantri nur tauhid dzati.
Abu Muhammad al-Hariri yang menyatakan
“orang yang tidak beramal antara dia dan Allah Al-Jilli dalam kitab al-Isfar yang
dengan taqwa dan muraqabah, maka ia tidak merupakan syarh dari karya Ibn Arabi
akan sampai pada kasyf dan musyahadah. yang berjudul al-Isfar ‘An risalah al-Anwar
Sementara itu, Imam al-Nuri menyatakan membedakan antara al-kasyf al-khayyali
bahwa tersingkapnya mata lahir dengan dan al-kasyf al Hissi. Kasyf khayyali adalah
jika seseorang matanya ditutup dan orang

150 | Ensiklopedi Islam Nusantara

tersebut masih mampu membayangkan dilanjutkan dengan musyahadah.
bentuk seseorang atau perbuatan seseorang.
Sedangkan kasyf al-Hissi adalah terbukanya Muhadlarah adalah hadirnya hati
seluruh alam material yang gaib dari aspek yang terkadang dapat diperoleh dengan
kebiasaan karen a jauhnya benda tersebut atau menggunakan demonstrative (burhan).
tertutupnya. Jika Kasyf ini telah tercapai maka Setelah itu, muncul mukasyafah yang
tidak ada yang menghalangi pandangan mata merupakan
dari semua benda yang hendak dilihat oleh
indera. Ilmu mukasyafah tidak dibukukan karena
khawatir akan jatuh kepada orang yang bukan
Ilmu Kasyf menjadi bagian dari kajian ahlinya justru akan menyebabkan kerusakan
dalam tasawuf yang kemudian dikenal bagi pemiliknya. Ilmu hanya dipelajari melalui
dengan term mukasyafah. Mukasyafah adalah mudzakarah (diskusi) dan melalui jalan yang
terangkatnya hijab yang ada antara ruh jasmani rahasia.
yang tidak mungkin ditemukan dengan panca
indera. Mukasyafah terkadang juga digunakan Ilmu mukasyafah jika dilihat dari aspek
dengan musyahadah. hadits maka menjadi bagian dari Isyarat hadits
Nabi saw diungkapkan bahwa sebagian ilmu
Imam al-Ghazali mengartikan ilmu adalah bagaikan mutiara yang tidak dikenal
mukasyafah dengan ilmu yang membahas kecuali oleh ahli ma’rifat kepada Allah. Jika hal
mengenai Allah dan sifat-Nya, atau ilmu itu dibicarakan secara jelas maka orang bodoh
ini biasanya disebut dengan ilmu ma’rifat. akan terbujuk.
Pembicaraan al-Ghazali mengenai ilmu
Mukasyafah ini berkaitan dengan pembagian Macam-macam mukasyafah
ilmu yang memberi manfaat di akhirat yaitu
menjadi ilmu mu’amalah dan ilmu Mukasyafah. Dalam al-Luma’ disebutkan bahwa
Syekh Ihsan al-Jampesi dalam Siraj al-Thalibin mukasyafah dapat dibagi menjadi beberapa
mendefinisikan ilmu mukasyafah dengan macam. Pertama, mukasyafah penglihatan
nur yang nampak dalam dalam hati ketika dengan mata pada hari kiamat, mukasyafah
seseorang sudah membersihkan diri, sehingga hati dengan memahami hakekah iman dengan
akan muncul dalam dirinya makna-makna yang pandangan keyakinan tanpa cara dan batasan,
indah. Orang yang sudah membersihkan diri ketiga mukasyafah ayat al-Quran dengan cara
juga akan memperoleh ma’rifah Allah, asma, mu’jizat, karamat dan ijabat.
sifat, kitab, para rasul. Ia juga akan menemukan
berbagai rahasia yang tidak dimiliki oleh orang Aspek-aspek ilmu mukasyafah.
lain. Perolehan ilmu ghaib ini minimal adalah
mempercayai dan menyerahkan kepada ahli Aspek untuk mendapatkan kasyf adalah;
dibidangnya. pertama, Tauhid sebagai rasahia utama. Tauhid
merupakan aspek utama ilmu mukasyafah.
Imam al-Qashthalani menyebutkan Dalam tauhid yang menjadi catatan adalah
jika seseorang tidak memiliki ilmu kasyf tauhid yang dipegang oleh Ulama ahl Sunnah
dikhawatirkan akan meninggal dalam keadaan wa al-Jamaah. Orang yang tidak mengikuti
su’ul khatimah (akhir yang tidak baik). Ilmu tauhid ahli Sunnah wa al-Jamaah maka secara
mukasyafah merupakan ilmu yang tertulis otomatis tidak mampu memperoleh ilmu
dalam kitab dan keadaanya menjadi misteri. Kasyf. Hal ini berkaitan dengen kepercayaan
Sebab ilmu ini adalah ilmu dzauqiyah kasyfiyah mengenai adanya tasawuf yang benar dan
yang hanya difahami melalu musyahadah lurus.
bukan melalui dalil ataupun logika
demonstrative. Adapula yang mendefinisikan Dalam perspektif keislaman Nusantara,
mukasyafah dengan suatu tahapan dalam ilmu kasyf merupakan salah satu ilmu yang
tasawuf untuk mencapai makrifat. Tahapan menjadi tujuan dalam pencarian hakekat
tersebut adalah muhadlarat, mukasyafat dan kebenaran. Mereka ada yang melakukannya

Edisi Budaya | 151

dengan menggunakan metode tertentu seperti tersebar di kalangan masyarakat Indonesia.
melakukan ritual puasa dalam waktu tertentu Selain itu, mereka juga menjadi rujukan dalam
disertai dengan melakukan wirid tertentu. menyelesaikan masalah terutama dengan
Adapula yang mereka lakukan dengan permasalahan yang tidakdapa diselesaikan oleh
mempercaryai mendapatkannya dengan masyarakat dengan cara meminta pandangan
langsung pemberian Allah swt. dari ulama yang dianggap mempunyai kasyf.

Tokoh-tokoh besar di kalangan pesantren [Masyhar]
hampir semuanya mempunyai kasyf. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa cerita yang

Sumber Bacaan

Muhammad Ali al-Tahanawi, Kasysyaf Ishtilahat al-Funun wa al-Ulum, Beirut: Maktabah Lubnan, 1996
Muhammmad Ibn Hamid al-Ghazali, Ihya al-Ulum al-Din,
Abu Nashr al-Thusi, al-Luma fi tasawuf
Imam al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyah
Ibn Arab, Futuh al-Makiiyah
Ibn Arabi, al-Isfar
Al-Jilli, al-Insan al-Kamil
Ibn Qayyim, Madarij al-Salikin

152 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Imkan Rukyah

Mendasarkan pada kelangkaan (sadz) seperti tentang shalat Iid, musafir, puasa dan
penelitian di bidang ini, maka penulis lain-lain.
mencoba meramaikan penelitian
di bidang ini dengan mengangkat penelitian Muhammad Mas Manshur al-Batawi nama
tentang pemikiran hisab rukyah Muhammad lengkapnya adalah Muhammad Manshur bin
Mas Manshur al -Batawi. Mengingat Abdul Hamid bin Muhammad Damiri bin Habib
berdasarkan pelacakan sejarah, pemikiran bin Pangeran Tjakradjaja Temenggung Mataram,
hisab rukyah Muhammad Mas Manshur lahir di Jakarta pada tahun 1295 H/1878 M.
yang terakumulasi dalam kitabnya Sullamun Bermula dari didikan orang tuanya sendiri,
Nayyirain dan Mizanul I’tidal termasuk yang Abdul Hamid, dan saudara-saudara orang
paling tradisional dan paling klasik dalam tuanya seperti Imam Mahbub, Imam Tabrani,
khasanah pemikiran hisab rukyah. dan Imam Nudjaba Mester, dia sudah nampak
tertarik dengan ilmu falak (Panitia Haul ke1,
Ketradisionalan dan keklasikannya, t.th: 2).
nampak dari data yang digunakan yakni
menggunakan data Ulugh Beik Al-Samarqandy Ketika usia 16 tahun atau tepatnya pada
(As-Samarqandy, 854H) dalam bentuk tahun 1894 M, dia pergi ke Makah bersama
table “Abajadun Hawazun Chathayun…, ”. ibunya untuk menunaikan ibadah haji dan
Di samping secara prinsip menggunakan bermukim di sana selama empat tahun. Di sana
prinsip Ptolomeus–Geosentris–Homosetris dia belajar ilmu dengan banyak guru besar, di
(Taufik, 1992: 20) dan menggunakan dasar antaranya guru Umar Sumbawa, guru Muhtar,
matematika yang sangat sederhana. Namun guru Muhyidin, Syeh Muhammad Hajat, Sayyid
demikian, dalam realita di masyarakat masih Muhammad Hamid, Syeh Said Yamani, Umar al-
digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan Hadramy dan Syeh Ali al-Mukri. Ini merupakan
sebagai acuan ibadah secara syar’i, walaupun salah satu bukti bahwa memang pada masa itu
dalam klasifikasi hisab hakiky taqriby. Tidak masih banyak orang Indonesia yang melakukan
diklasifikasikan dalam katagori hisab urfi ibadah haji sekaligus melakukan rihlah ilmiyah
yang dianggap tidak layak untuk acuan ibadah – meguru dengan bermukim di Makkah.
secara syar’i, padahal masih menggunakan
prinsip geosentris yang secara ilmiah sudah Namun demikian menurut lacakan
tumbang dengan prinsip yang baru yakni penulis, kemahiran Mas Manshur al –Batawi
prinsip heliosentris. dalam bidang ilmu falak kiranya tidak banyak
dari hasil rihlah ilmiyahnya di Makah. Tapi dari
Di samping itu, jika dilihat dalam kitab rihlahilmiyah yang dilakukan SyehAbdurrahman
Mizanul I’tidal, ternyata Muhammad Mas al-Misra ke Betawi (Jakarta) dengan membawa
Manshur al-Batawi dalam kajian hisab rukyah data Ulugh Beik –Zeij Ulugh Beik. Dengan
tidak hanya sekedar hisab murni, namun melihat Betawi terdapat tempat rukyah yang
juga dikemukakan pemikiran-pemikiran layak, sehingga dalam waktu yang tidak lama,
beliau tentang fiqh hisab rukyah dengan Syeh Abdurrahman al- Misra mengadakan
mengkomparasikan pemikiran ulama-ulama penyesuaian data dengan merubah markas
yang lain. Di antaranya tentang had (batasan) data dari bujur Samarkand menjadi bujur
imkanurrukyah, had (batasan) mathla’urrukyah, Betawi. Lalu beliau memberi pelajaran kepada
persaksian hilal dan masih banyak lagi yang para kyai –kyai Betawi, termasuk Abdul Hamid
lain. Bahkan juga dibahas kajian fiqh yang bin Muhammad Damiri (ayah Mas Manshur
sedikit melebar dari kajian hisab rukyah, al- Betawi) (Panitia Haul ke1, t.th: 2). Dari

Edisi Budaya | 153

sinilah cikal bakal pemikiran hisab rukyah Arab (al-Betawi).
yang ada dalam kitab Sullamun Nayyirain karya
monumental Mas Manshur al-Betawi. “Perdebatan” ini sebagaimana diceritakan
Mas Manshur dalam kitab Mizanul I’tidal,
Namun demikian, rihlah ilmiyah para ketika terjadi persoalan persaksian rukyah
ulama Indonesia ke Makah (termasuk yang yang dilakukan dalam penetapan awal
dilakukan oleh Abdul Hamid bin Muhammad Ramadan 1299, di mana pada malam Ahad,
Damiri maupun Mas Manshur) kiranya tetap hilal dalam ketinggian 2,5 derajat, salah satu
menjadi awal munculnya pemikiran hisab murid Syeh Abdurrahman yakni Muhammad
rukyah di Indonesia. Karena sangat tidak Shaleh bin Syarbini al-Betawi menyatakan dapat
mungkin, kedatangan Syeh Abdurrahman al- melihat hilal (al-Betawi, t.th: 7).
Misra ke Betawi dalam acara rihlah ilmiyah
tanpa diawali dengan hubungan meguru (atau Dalam pemikiran hisab rukyah mas
paling tidak silaturahim) yang dilakukan oleh Manshur al-Batawi ternyata tidak hanya
para ulama Indonesia termasuk oleh Abdul berasal dari seorang guru, Syeh Abdurahman
Hamid bin Muhammad Damiri ke sana (Mesir). al-Misra. Terbukti dengan banyak kitab Falak
yang menjadi rujukan pemikirannya. Selain
Sebelum kitab Sullamun Nayyirain, di merujuk pada kitab Syarhal-Bakurahlil-Khiyath,
Betawi (Jakarta) ternyata sudah ada kitab hisab Syarh al-Syily ala risalatih, dan al-Mukhlis
yang dipelajari dan diamalkan oleh masyarakat karya Syeh Abdurahman al-Misra, juga merujuk
Betawi yakni kitab Iiqazhun Niyam karya banyak kitab hisab rukyah. Di antaranya Durar al
Sayyid Usman bin Yahya. Model perhitungan -Natwij karya Ulugh Beik, syarh al-Jafny karya
kitab ini, sama persis dengan kitab Sullamun Qadi Zadah al-Rumi, Hasyiah karya Maulana
Nayyirain, hanya berbeda dalam ketentuan Muhammad Abdul Alim, al –Darur al-Tauqiqiyah
batas minimal hilal dapat dilihat (dirukyah) dan al-Hidayah al-Abasiyah karya Musthafa al-
yakni 7 derajat. Kitab ini banyak berkembang di Falaki, Kusyufat al-Adilah karya Judary, Syarh
daerah bukit duri Puteran, Cikoko Pengadegan al-Tasyrih karya al-Dahlawy, Syarh Natijatul
Jakarta Selatan, Cipinang Muara dan sekitar Miiqaat karya Marzuqy, Wasilah al-Thulab karya
tanah delapan puluh Klender Jakarta Timur Muhammad al-Khitab (al-Betawi, t.th: 7).
(Asadurhaman, 2000: 27-28.
Kitab pembahasan tentang hilal
Kebenaran keberadaan kitab Iiqazhun diantaranya al-Minhah karya Dimyathy, Ilm
Niyam karya Sayyid Usman bin Yahya di al- Mansyur karya al-Subkhy, al-Irsyad karya
Betawi sebelum kitab Sullamun Nayyirain Muthi’I, Iiqazhun Niyam dan Tamziyulhaq karya
nampak dari adanya “perdebatan” tentang Sayyid Usman, Tanbih al-Ghafil karya ibn Abidin,
batas imkanurrukyah antara Abdul Hamid Thiraz al-Lal karya Ridwan Afandi, Natijatul
bin Muhammad Damiri dan para santri Syeh Miiqaat karya Mahmud Afandi, Rasail al -Hilal
Abdurrahman al-Misra dengan Sayyid Usman. karya Thanthawi (al-Betawi, t.th: 7).
Di mana menurut Abdul Hamid bin Muhamad
Damiri dan para santri Syeh Abdurahman Banyak juga kitab-kitab yang berisi data-
al -Misra bahwa rukyah dalam kondisi hilal data bulan – matahari (zaij) yang dirujuknya,
di bawah 7 derajat adalah sulit bukan tidak di antaranya al-Zaij Ulugh Beik karya ibn al-
mungkin ( istihalah). Syatir, al-Zaij karya ibn al-Bina, al-Zaij karya
Abi al-Fath al-Shufi, al-Zaij karya Abdul Hamid
Sedangkan menurut Sayyid Usman, al-Musy (al-Betawi, t.th: 7).
kondisi demikian tidak mungkin dapat
dilihat (istihalaturrukyah). Perbedaan ini Dengan merujuk banyak kitab tersebut,
muncul karena memang Sayyid Usman tidak diakhir hayat Mas Manshur al –Betawi
menggunakan dasar zaij Syeh Abdurahman meninggalkan banyak karya yang merupakan
al-Misra, tapi berdasarkan zaij dari gurunya kumpulan pemikiran hisab rukyah Mas
Syeh Rahmatullah al-Hindi di Makah. Sayyid Manshur al-Betawi. Diantaranya kitab
Usman tidak pernah bertemu dengan Syeh Sullamun Nayyirain, Chulashal al-Jadwal,
Abdurrahman di Betawi, karena sejak kecil dia Kaifiyah Amal Ijtima’, Khusuf dan Kusuf, Mizanul
sudah meninggalkan Betawi dan menetap di I’tidal, Washilah al -Thulab, Jadwal Dawairul
Falakiyah, Majmu Arba Rasail fi Masalah Hilal,

154 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Jadwal Faraid, dan masih banyak lagi yang Sehingga dengan berpangkal pada
intinya masalah ilmu falak dan faraid. Diantara waktu ijtima rata-rata. Interval ijtima rata
banyak kitab tersebut, yang dapat penulis rata menurut system ini selama 29 hari 12
temukan hanya Sullamun Nayyirain, Kaifiyah menit 44 detik. Dengan pertimbangan bahwa
Amal Ijtima’, Khusuf dan Kusuf, dan Mizanul gerak matahari dan bulan tidak rata, maka
I’tidal (al-Betawi, t.th: 7). diperlukan koreksi gerakan anamoli matahari
(ta’dil markas) dan geraka anamoli bulan
Posisi Pemikiran Mas Manshur (ta’dil khashshah), yang mana ta’dil khashshah
dikurangi ta’dil markas. Koreksi markas
Merujuk pada kitab rujukannya, jelas kemudian dikoreksi lagi dengan menambahnya
bahwa pemiki ran hisab rukyah Mas Manshur ta’dil markas kali lima menit. Kemudian
berdasarkan pada Zaij Ulugh beik al-Samarkand dicari wasat (longitud) matahari dengan cara
(wafat 804 M) yang ditalhis (dijelaskan ) menjumlah markas matahari dengan gerak auj
ayahnya Abdul Hamid bin Muhammad Damiri (titik equinox) dan dengan koreksi markas yang
al-Betawi dari Syeh Abdurahman bin Ahmad al- telah dikoreksi tersebut (muqawwam). Lalu
Misra (al-Betawi, t.th.: 1). Zaij Ulugh beik ini dengan argumen, dicari koreksi jarak bulan
disusun berdasarkan teori Ptelomeus yang matahari (daqaiq ta’dil ayyam). Seterusnya
ditemukan Claudius Ptolomeus (140 M). Jadwal dicari waktu yang dibutuhkan bulan untuk
tersebut dibuat oleh Ulugh Beik (1340-1449 M) menempuh busur satu derajat ( hishshatusa’ah).
dengan maksud untuk persembahan kepada Terakhir dicari waktu ijtima sebenarnya yaitu
seorang pangeran dari keluarga Timur Lenk, dengan mengurangi waktu ijtima rata -rata
cucu Hulagho Khan (Husein, 1964: 115). tersebut dengan jarak matahari bulan dibagi
hisasatussa’ah)(al-Betawi, t.th.).
Namun dalam perjalanan sejarah, teori
geosentris tersebut tumbang oleh teori Meskipun metode serta algoritma (urutan
Heliosentris yang dipelopori oleh Nicolass logika berfikir) perhitungan waktu ijtima
Copernicus (1473-1543). Di mana teori yang tersebut sudah benar, tetapi koreksi -koreksinya
dikembangkan adalah bukan bumi yang terlalu sederhana. Sebagai contoh sebagai
dikelilingi matahari, tetapi sebaliknya dan dalam perhitungan irtifaul hilal (ketinggian
planet-planet serta sateliti-satelitnya juga hilal), dimana iitafaul hilal dihitung dengan
mengelilingi matahari. Teori ini pernah hanya membagi dua selisih waktu terbenam
dilakukan uji kelayakan oleh Galileo Galilie dan matahari dengan waktu ijtima dengan dasar
John Keppler walaupun ada perbedaan dalam bulan meninggalkan matahari kearah timur
lintas planet mengelilingi matahari (Izuddin, sebesar 12 derajat setiap sehari semalam (24
2003: 45-46). jam). Dari sini nampak bahwa gerak harian
bulan matahari tidak diperhitungkan, hal ini
Namun dalam lacakan sejarah hisab dapat dimengerti karena berdasarkan pada
rukyah Islam, berkembang wacana bahwa teori Ptolomius.
yang mengkritik dan menumbangkan teori
geosentris adalah al -Biruni (Baiquni, 1996: 9.; Padahal sebenarnya busur sebesar 12
Amin, 2001: 122-124). derajat tersebut adalah selisih rata -rata
antara longitud bulan dan matahari, sebab
Dalam kitab Sullamun Nayyirain yang kecepatan bulan pada longitud rata-rata 13
asli dengan menggunakan angka –angka Arab derajat dan kecepatan matahari pada longitud
“Abajadun Hawazun Khathayun Kalamanun sebesar rata-rata satu derajat. Seharusnya
Sa’afashun Qarasyatun Tsakhadhun Dhadlagun” irtifa tersebut harus dikoreksi lagi dengan
(Schimmel, 1993) yang menurut lacakan menghitung mathla’ul ghurub matahari dan
merupakan angka yang akar - akarnya berasal bulan berdasarkan wasat matahari dan wasat
dari India, menunjukkan keklasikan data yang bulan (Taufik, 1992: 19-21).
dipakainya. Dengan angka-angka itu, sistem
hisabnya bermula dengan mendata al-alamah, Di samping itu, hisab ini tidak
al-hishah, alkhashshah, al-markas dan al-auj memperhitungkan posisi hilal dari ufuk. Asal
yang akhirnya dilakukan ta’dil (interpolasi) data. sebelum matahari terbenam sudah terjadi
ijtima walupun hilal masih di bawah ufuk

Edisi Budaya | 155

maka malam harinya masuk bulan baru. Indonesia, di mana kitab Sullamun Nayyirain
Sebagaimana diutarakan sendiri Mas Manshur: karya monumental Mas Manshur hanya
dikatagorikan system hisab hakiki taqribi
“Apabila terjadi ijtima sebelum matahari (Badan Hisab Rukyah Depag Pusat, 1981: 35),
terbenam maka malam hari berikutnya termasuk sebagaimana diakui secara gentelmant oleh
bulan baru, baik terjadi rukyah maupun tidak. pengarangnya sendiri Mas Manshur bahwa
Dan apabila ijtima itu terjadi setelah matahari “ Ini sedikit kira-kira (taqribi). Hal ini diketahui
terbenam maka malam itu dan keesokan harinya dari gerak bulan pada orbitnya sehari semalam
masih bagian dari bulan yang telah lalu atau dengan satuan derajat dan jam” (al-Betawi,
belum masuk bulan baru” (al-Betawi, t.th: 11). t.th.).

System hisab ini nampak sekali lebih Namun demikian, system hisab Sullamun
menitik beratkan pada penggunaan astronomi Nayyirain yang merupakan akumulasi
murni, di dalam ilmu astronomi dikatakan pemikiran Mas Manshur tersebut masih
bahwa bulan baru terjadi sejak matahari dan banyak dipergunakan dasar oleh masyarakat
bulan dalam keadaan konjungsi (ijtima). muslim Indonesia di antaranya keluarga besar
Dalam system ini menghubungkan dengan Yayasan al-Khairiyah al-Manshuriyyah Jakarta
perhitungan awal hari adalah terbenamnya dan Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri.
matahari sampai terbenam matahari
berikutnya, sehingga malam mendahului [Masyhar]
siang yang dikenal dengan system ijtima qablal
ghurub. Sehingga dikenal sebagai penganut
kaidah “Ijtima’unnayyirain istbatun baina al-
syahrain” (Ijtima adalah batas pemisah antara
dua bulan (Badan Hisab Rukyah Depag Pusat,
1981: 35).

Dengan prinsip demikian, maka wajar
manakala hasil dari seminar sehari Hisab
Rukyah pada tanggal 27 April 1992 di Tugu
Bogor, dihasilkan kesepakatan paling tidak
ada tiga klasifikasi pemikiran hisab rukyah di

Sumber Bacaan

Abdul Hamid, Muhammad Mas Manshur al-Batawi. t.th. Mizanul I’tidal, Jakarta: Madrasah Al-Khairiyyah.
----------------- t.th. Sullam al-Nayyirain, Jakarta: Madrasah Al-Khairiyah.
Abdul Wahd Wafi Ali. 1989. Perkembangan Madzhab Dalam Islam. Jakarta: Minaret.
Abdurrahim. 1983. Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty.
Ahmad bin Hajar al-Haitami Syihabuddin. t.th. Tuhfatul Muhtaj, Kairo: Beirut, t.th.
Ahmad SS Noor. t.th. Nurul Anwar, Kudus: TBS Kudus.
-------------------- t.th. Syamsul Hilal, Kudus: TBS Kudus.
Al-Falaky Muhammad. 1981. Haul Asbab Ikhtilaf Awail al-Syukur al-Qomariyah, dalam
Dirasat Haul Tauhid al-Ayyad waa al-Mawasim al-Diniyah, Tunisia: Idarah Su’un al-Diniyah.
Alfonso Nallino Carlo. 1911. Ilmu Falak wa Tarjih Inda al-Arab, Roma.
Al-Ghazaly. t.th. Al-Mustashfa min illm al-Ushul, Kairo: Sayyid al-Husain.
Al-Hayyan. t.th. Al-Bahr al Muhith, Kairo: Beirut.
A. Alies Elias,. 1970. Pockeet Dictionary, Kairo: Elias Modern Press.
Al-Jaelani Zubaer Umar. t.th. al Khulashoh al-Wafiyah, Kudus: Menara Kudus.
Al-Jaziry Abdurrahman. t.th. Fiqh Ala Madzahib Al-Arba’ah, Kairo: Beirut.
Al-Qulyubi, Syihabuddin. 1956.Hasyiah Al Minhaj al Thalibin, Kairo: Musthafa al-Baby al-
Halaby.
Al-Subkhi Taqiyuddin. t.th. Fatawa al-Subkhy, Beirut: Dar al-Maarif.
Al-Syarwani. t.th. Hasyiah Syarwani, Kairo: Beirut.
Al-Syatibi, Abu Ishaq. 1341 H.al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, Beirut: Dar al-Fikr.
Amin KH Ma’ruf. 1993. Rukyah Untuk Penentukan Awal dan Akhir Ramadhan Menurut
Pandangan Syari’ah dan Sorotan IPTEK, dalam Mimbar Hukum, Jakarta: Dirjen Binbaga Depag RI.
Astonomical Club al-Farghani. 1992-1993. Mawaqit Islamic Keeping, Copyright.

156 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Istighotsah

Ada banyak cara dan bentuk ekspresi yang datang berturut-turut.
keberagamaan Islam Nusantara,
salah satunya Istighatsah. Istighatsah Istighatsah juga disebut dalam al-Ahqaf
sendiri sebetulnya adalah bentuk ritual doa
bersama (berjamaah). Umumnya dilakukan 17
di alun-alun, halaman masjid, juga di ruang
publik lainnya. ‫أُ ۡخ َر َج َو َق ۡد‬ ‫لقيۡنهَِف ََقيأُۡبُق ِّٖولُفل َو َّل َُهماَُكماَمَايهَٰٓ َۡذَأسآتََتإِِعِغَّ َيد�ٓ َثاانأَِ َِِن ٰٓسنٱ ِطأَ َّ َُۡ�ني‬َّٞ‫إَِو َٱخَّنَّ َل ِل َو ِ ۡتعي ٱَد ۡلَق ُاٱق َ ُرلَّو�ِلِ َُنوَٰح ِ ِم‬
‫ن‬١ۡ ٧‫ٱَو ۡ ۡي َللَ َّو َلِك َ َيءا ِم‬
Secara bahasa “al-istighatsah” berasal dari
akar kata “al-ghauts” artinya “pertolongan”. “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu
Dalam tata bahasa Arab disebut, sebuah bapaknya: «Cis bagi kamu keduanya, apakah
kalimat yang mengikuti pola (wazan) kamu (keduanya) memperingatkan kepadaku
“istaf’ala” dengan menambah “alif”, “syin”, bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh
dan “fa” maka artinya adalah “pertolongan” telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu
atau “permintaan”. Sebagaimana “al-ghufran” kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan
diikutkan wazan istif’al menjadi “istighfar” kepada Allah seraya mengatakan, «Celaka kamu,
yang meminta ampunan berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah
benar». Lalu dia berkata: «Ini tidak lain hanyalah
Sehingga, jika mengacu pada arti semantik dongengan orang-orang yang dahulu belaka».
dari istilah ini, istighatsah berarti “meminta
pertolongan”. Karena yang dimintai adalah Ayat ini bercerita tentang orang tua
Allah SWT, maka disebut doa. menghadapi anaknya yang durhaka dan
mengingkari hari kebangkitan
Namun, meskipun secara bahasa artinya
sama, para ulama membedakan antara Istighatsah biasanya dilakukan ketika
“isti’anah” dan “istighatsah”. Yang pertama menghadapi persoalan-persoalan besar
meminta pertolongan ketika dalam keadaan dan berat, membutuhkan campur tangan
sukar, sulit, darurat, dan biasanya ketika Tuhan, mengharapkan sebuah keajaiban dan
menghadapi persoalan besar. Sedangkan yang mukjizat. Karena itu, seringkali istighatsah
kedua lebih bersifat umum. dilakukan secara bersama-sama, melibatkan
orang banyak, sebab problem yang dihadapi
Sebagai ritual keagamaan khas Nusantara, bukanlah problem biasa.
istighatsah sendiri memiliki landasan teologis
dan secara eksplisit disebut baik di dalam al- Al-Quran surat al-Baqarah 45 juga
Quran maupun al-Hadis. menyuruh umat Islam atau orang-orang
beriman untuk senantiasa meminta
Dalam al-Anfal ayat 9 disebut: pertolongan dengan sabar dan salat. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya istighatsah
‫ َب لَ ُك ۡم َأ ِّن ُم ِم ُّد ُكم‬٩‫إِبِ َأۡذ ۡل تَٖ ۡفس َت ِّمِغيَن ُث ٱولۡ ََمن َ ٰٓل َرئِ َّب َك ِةُك ُۡمم ۡرفَِدٱفِ ۡس ََتي َجا‬
�َ َ َّ ٌ‫َل َكبِ َية‬ ‫� َّ� َها‬ ِۚ‫َوٱل َّص َل ٰوة‬ ِ‫بِٱل َّص ۡب‬ ْ‫َوٱ ۡس َتعِي ُنوا‬
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan �ِ‫إ‬ ٤٥ ‫ٱ ۡل َخٰ ِشعِ َي‬
kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu: «Sesungguhnya Aku akan mendatangkan Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat

Edisi Budaya | 157

dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191)
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, Surat al-Ahzab ayat 35, 41 dan 42

Dalam sebuah hadis disebut: ‫إِ َّن ٱلۡ ُم ۡسلِ ِم َي َوٱلۡ ُم ۡسلِ َمٰ ِت َوٱلۡ ُم ۡؤ ِمنِ َي َوٱلۡ ُم ۡؤ ِم َنٰ ِت‬
‫ََووٱٱ ۡلل َ َّقٰنِصٰتبِِ َرَٰي ِتَوٱ ۡل َقَٰوٱنِ ۡلَتٰ َخِٰت ِش َو ِعٱل َ َّيصٰ ِد َوقِٱ ۡل َي َخَٰوٱ ِلش َ َّعٰصٰ ِ ِدت َقٰ ِ َوتٱلۡ َوُمٱ َتل ََّصصٰ ِّدِ ِبقِي ََني‬
‫ان اﻟﺸﻤﺲ ﺗﺪﻧﻮا �ﻮم اﻟ��ﺎ�� �� �ﺒ�� اﻟﻌﺮق ﻧﺼﻒ‬ ‫� َمٰ َكِثتِ ٗيا َوٱَوۡلٱل َ َّذحٰٰ ِفكِ َِظرٰ َِتي‬٣َِ‫صَّئ‬٥ٰٓ ‫أَُفَوٱَُرلعۡ َُّومد َتَجٱ َُه َّص ۡمُّ�ِد لَََقوُٰٱه ۡل ِمت َ َّمحٰ ِۡفغ ََِفوٱظَٰرل ٗة َِّتَوٰٓصأَئَِوۡٱجِملًراََّذٰيكَِعرِ ِظي َويٱَ ٗنلما َّٱ‬

‫اﻻذن ﻓﺒﻴﻨﻤﺎﻫﻢ ﻛﺬاﻟﻚ اﺳﺘﻐﺎﺛﻮا ﺑﺎدم ﺛﻢ �ﻮ� ﺛﻢ‬ “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang Mu’min,
‫ﺑﻤﺤﻤﺪ‬ laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
Hadis tersebut di atas dengan gamblang laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
menyebut bahwa istighatsah tidak harus perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan
ditunjukkan langsung pada Allah SWT., yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
melainkan bisa juga dialamatkan kepada para berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memel
Nabi, bahkan para wali dan orang-orang salih. hara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
Di lingkungan pesantren Istighatsah meny diakan untuk mereka ampunan dan pahala
diartikan sebagai dzikir atau wirid yang yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
dilakukan secara bersama-sama (jamaah) dan
biasanya diadakan di tempat-tempat terbuka. ٤١ ‫َ ٰٓي َأ ُّي َها ٱ َّ ِلي َن َءا َم ُنواْ ٱ ۡذ ُك ُرواْ ٱ َّ َ� ذِ ۡك ٗرا َكثِ ٗيا‬
Tujuannya untuk meminta ampunan serta
pertolongan dari Allah SWT. “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
Dzikir dalam Istighatsah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)

Bacaan dzikir dalam istighatsah memiliki ٤٢ �ً ‫َو َس ّبِ ُحو ُه بُ ۡك َر ٗة َوأَ ِصي‬
banyak versi dan pada umumnya sama. Dzikir,
secara bahasa adalah “mengingat”. Maksudnya “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan
mengingat Allah SWT. Dzikir sendiri memiliki petang.” (QS. Al-Ahzab: 42)
pijakan dalil di dalam al-Quran. Misalnya
Sementara Hadits Nabi salah satunya
Surat al-Baqoroh ayat 152 yang artinya

١٥٢ ‫فَٱ ۡذ ُك ُرو ِ ٓن أَ ۡذ ُك ۡر ُك ۡم َوٱ ۡش ُك ُرواْ ِ� َو َ� تَ ۡك ُف ُرو ِن‬ “Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya memiliki para Malaikat yang berkeliling di jalanan
Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah untuk mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika
kepada- Ku, dan janganlah kamu mengingkari mereka mene- mukan sekelompok orang yang
(ni’mat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152) senantiasa berdzikir kepada Allah, para Malaikat
ini kemudian memanggil, “Ambillah kebutuhan
Surat Ali Imron ayat 191 kalian.” (HR. Muttafakun Alaihi. Tirmidzi dan
Ahmad)
‫و َّب ََن َا ٰ� َما ُج َخُن َلو ۡبقِ ِه َ ۡتم‬١َ‫ َر‬٩١‫ٱََوَّهَٰي ِل َتَيذ َاف َن ََّبكٰ ُرِطيَ ٗو ۡذ َ�ن ُك ُُِرسفۡبو ََنَحٰخ َنۡل ٱَِقك َّٱَ�لفَقَِّسَناقَِمَٰ َيٰوَٰعٗم َاِذات ََوَبٱو ُۡقٱلَُۡعرلَّوا ِٗدرِاض‬
Menurut Imam al-Alamah Ibnu Abidin
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil dalam kitabnya “hasyiah fi ma’rodi dzikrillah”
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring berkata, Bahwa dzikir berjamaah itu lebih
dan mereka memikirkan tentang penciptaan besar pengaruhnya di hati daripada dzikir
langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah

158 | Ensiklopedi Islam Nusantara

sendirian (Ibnu abidin “hasyiah ibnu abidin”, Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar
hal. 263, vol 5). Sementara Imam Abdul dan Maha Melihat
Wahab Sya’roni dalam kitabnya “dzi- kru adz-
dzakir…” mengatakan, bahwa ulama’ salaf ٣٣× ‫�ﺎ ﻣﺒﺪع �ﺎ ﺧﺎﻟﻖ‬
maupun ulama’ khalaf telah sepakat atas
disun- nahkannya dzikir berjama’ah baik di Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak
masjid maupun di luarnya. Juga pendapat ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta
ulama lain yang telah masyhur kealiman dan
kesalehannya. ٣٣× ‫�ﺎ ﺣﻔـ�� �ﺎ ﻧﺼـﻴﺮ �ﺎ وﻛ�ـﻞ �ﺎ اﷲ‬

Bacaan dalam Istighatsah Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan
kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong,
Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan
dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah
“Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus
Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama x٣٣ ‫�ﺎ � �َﺎ َﻗ ُّ� ْﻮ ُم ﺑِ َﺮﺣْ َﻤ ِﺘ َﻚ أ ْﺳﺘَ ِﻐ�ْ ُﺚ‬
(LDNU): ٣٣× ‫�ﺎ ّ� �ﺎ ﻗـ ّ�ﻮم ﺑﺮﺣﻤـﺘﻚ أﺳﺘـﻐ�ﺚ‬

‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣ�ﻢ‬ Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus
mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi memohon pertolongan-MU
Maha Penyayang
x٤١ ‫�َﺎ ﻟَ ِﻄ�ْ ُﻒ‬
١× ‫اﻟ َﻔﺎ ِﺗ َﺤﺔ‬
٤١× ‫�ﺎ ﻟﻄـ�ﻒ‬
(Surat Al-Fatihah)
Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha
٣× ‫أﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ اﻟﻌﻈ�ﻢ‬ Penyayang

Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha x٣٣ ‫أ ْﺳ َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ا َﷲ اﻟْ َﻌ ِﻈ�ْ َﻢ إﻧَّ ُﻪ ﻛ َﺎ َن َﻟ َّﻔﺎ ًرا‬
Agung ٣٣× ‫أﺳﺘﻐـﻔﺮ اﷲ اﻟـﻌﻈـ�ﻢ إﻧّﻪ ﻛﺎن ﻏـ ّﻔﺎرا‬

٣× ‫ﻻ ﺣﻮل وﻻ ﻗ ّﻮة إﻻ ﺑﺎ ﷲ اﻟﻌﻠ ّﻲ اﻟﻌﻈ�ﻢ‬ Aku mohon ampung kepada Allah Yang Maha
Agung, sunggu Allah Dzat Yang Maha Pengampun
Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali
dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan ‫أﻟﻠﻬـﻢ ﺻﻠّﻰ ﻟﺒ ﺳـ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤـﻤﺪ ﻓﺪ ﺿﺎﻗﺖ ﺣ�ﻠ� أدرﻛﻨﻲ‬
untuk melakukan ketaatan kecuali dengan
pertolongan Allah ٣× ‫�ﺎ اﷲ‬

٣× ‫أﻟﻠﻬـﻢ ﺻﻠﻰ ﻟﺒ ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤ ّﻤﺪ وﻟﺒ آل ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤ ّﻤﺪ‬ Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan

Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
kepada junjungan kami Nabi Muhammad
berserta keluarganya sungguh telah habis daya dan upayaku maka

٤٠× ‫ﻻ ﻟﻪ إﻻ أﻧﺖ ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ إﻧّـ� ﻛﻨﺖ ﻣﻦ اﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ‬ tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah
‫أﻟﻠﻬـ ّﻢ ﺻﻠﻰ ﺻﻼة ﻛﺎﻣﻠﺔ وﺳـﻠّﻢ ﺳﻼﻣﺎ ﺗﺎ ّﻣﺎ ﻟﺒ ﺳ�ـﺪﻧﺎ‬
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, ‫ﺗﻨﺤـ ّﻞ‬ ّ
Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang- ‫اﻟﻜﺮب‬ ‫ﺑﻪ‬ ‫وﺗﻨﻔـﺮج‬ ‫اﻟﻌﻘـﺪ‬ ‫ﺑﻪ‬ ‫ا�ي‬ ‫ﻣﺤ ّﻤﺪ‬
orang yang telah berbuat dzalim
‫وﺗﻘـ� ﺑﻪ اﻟﺤﻮاﺋﺞ وﺗﻨـﺎل ﺑﻪ اﻟ ّﺮﻟﺬﺋﺐ وﺣﺴﻦ اﻟﺨﻮاﺗﻢ‬
٣٣× ‫�ﺎ اﷲ �ﺎ ﻗﺪ�ـﻢ‬
‫وﻳﺴﺘﺴﻘﻰ اﻟﻐﻤـﺎم ﺑﻮﺟﻬـﻪ اﻟﻜﺮﻳﻢ وﻟﺒ آ� وﺻﺤـﺒﻪ ﻓﻰ‬
Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa ١× ‫ﻛﻞ ﻟﻤﺤـﺔ وﻧﻔﺲ ﺑﻌﺪد ﻛ ّﻞ ﻣﻌﻠﻮم ﻟﻚ‬
permulaan
Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna
٣٣× ‫�ﺎ ﺳﻤـ�� �ﺎ ﺑﺼـﻴﺮ‬ dan curahkanlah salam kesejahteraan yang
penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
yang dengan sebab beliau semua kesulitan

Edisi Budaya | 159

dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat ‫ﻣﺎ ﻛﺎن ﻣﻦ ﻧﻌـﻤﺔ ﻓﻤﻦ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ ﻻ ﺣﻮل‬
dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, ١× ‫وﻻ ﻗ ّﻮة إ ّﻻ ﺑﺎﷲ اﻟﻌـﻠ ّﻲ اﻟﻌ�ـ�ﻢ‬
dan semua yang didambakan serta husnul
khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang Dengan nama Allah yang segala sesuatu
mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang
kepada keluarganya serta para sahabatnya, mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan
di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan
bilangan semua yang diketahui oleh Engkau kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan
keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang
٤١× ��‫�ﺎ ﺑﺪ‬ segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya,
tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah.
Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi
ada contoh sebelumnya dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat
kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan
٣٣× ‫ﺣﺴﺒﻨﺎ اﷲ وﻧﻌﻢ اﻟﻮ�ـ�ﻞ‬ tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan
maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang
Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik maha Mulia dan maha agung
penolong
‫�ﺎ اﷲ ﺳﺄﻛﺤـﻚ �ﺎ ﻏ ّﻔـﺎر ﻋﻔـﻮا وﺗﻮﺑﺔ وﺑﺎﻟﻘﻬـﺮ �ﺎ ﻗ ّﻬـﺎر‬
١× �‫�ـ‬
٣× ‫ﺧﺬ ﻣﻦ �ـ ّ�ﻼ‬
(Surat Yasiin)
Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat
‫اﷲ أﻛـﺒﺮ �ﺎ ر ّﺑﻨﺎ وإﻟـﻬﻨﺎ وﺳـ�ﺪﻧﺎ أﻧﺖ ﻣﻮﻻﻧﺎ ﻓﺎﻧﺼﺮﻧﺎ‬ yang diterima kepada-Mu Ya Allah yang maha
pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-
٣× ‫ﻟﺒ اﻟﻘﻮم اﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ‬ Mu Wahai Dzat yang maha mengalahkan,
tundukkan dan hukumlah orang yang melakukan
Allah maha besar maha mulia, Wahai Tuhan tipu muslihat dan ingin mencelakai kami

kami, sesembahan kami, tuan kami, Engkau-lah ‫�ﺎ� ّ�ﺎر �ﺎﻗ ّﻬـﺎر �ﺎ ذا اﻛﻄـﺶ اﻟ�ـﺪ�ﺪ ﺧﺬ ﺣ ّﻘـﻨﺎ وﺣ ّﻖ‬
‫اﻟﻤﺴـﻠﻤﻴﻦ ﻣ ّﻤﻦ ﻇﻠﻤﻦ واﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ وﺗﻌـ ّﺪى ﻋﻠـ�ﻨﺎ‬
penolong kami, menangkan kami atas orangorang

kafir ّ
‫ا�ي‬
‫ودﻓﻌـﺖ‬ ‫أﺑﺪا‬ �‫�ﻤﻮ‬ ‫ﻻ‬ ‫اﻟﻘـ�ﻮم‬ �ّ ‫ﺑﺎﻟ‬ ‫ﺣ ّﺼﻨﺘﻜﻢ‬
‫ﻋﻨـﻜﻢ اﻟﺴـﺆ ﺑﺄﻟﻒ أﻟﻒ أﻟﻒ ﻻ ﺣﻮل وﻻ ﻗ ّﻮة إ ّﻻ‬

٣× ‫ﺑﺎﷲ اﻟﻌﻠ ّﻲ اﻟﻌ�ـ�ﻢ‬ ٣× ‫وﻋـﻠﻰ اﻟﻤﺴﻠﻤـﻴﻦ‬

Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian Wahai Dzat yang maha mengalahkan, maha
kepada Dzat yang maha hidup dan terus menerus menundukkan, Dzat yang keras azab-Nya,
mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati ambilkan hak-hak kami dan hak-hak umat Islam
selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari dari orang-orang yang menzhalimi kami dan
kalian segala keburukan dengan sejuta bacaan menzhalimi umat Islam, yang telah menganiaya
“La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim” kami dan menganiaya umat Islam

٣× ‫اﻟﺤﻤﺪ ﷲ ا�ي أﻧﻌﻢ ﻋﻠ�ﻨﺎ وﻫﺪاﻧﺎ ﻟﺒ د�ﻦ اﻹﺳﻼم‬ ١× ‫اﻟﻔﺎﺗـﺤﺔ‬
‫اﻛ َّﺤ ْﻬ ِﻠ�ْﻞ‬
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita (Surat Al-Fatihah)
nikmat dan petunjuk kepada agama Islam (Bacaan tahlil lengkap...)

ّ [Jamaluddin Muhammad]
‫ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ ﻻ ﻳﺴﻮق اﻟﺨـﻴﺮ إﻻ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ‬
‫ﺷـﺎء اﷲ ﻻ �ﺼﺮ� اﻟﺴﻮء إ ّﻻ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ‬

Sumber Bacaan

Ahmad Ibnu Taymiyah, al-Istighatsah al-Rad Ala al-Bakri, (Riyadh: Maktabah Darul Minhaj, 1426 H)
Soeleiman Fadeli Mohammad Subhan, Antologi NU: Sejarah, Istilah, Amaliyah, Uswah, (Jakarta: Khalista, 2004)
Tim NU Online: Amaliyah NU dan Dalilnya
http://www.nu.or.id/post/read/16456/doa-doa-istighotsah

160 | Ensiklopedi Islam Nusantara

J

Jampi
Janur



Jampi

Istilah dan definisi Jampi Penggunaan Jampi

Kata Jampi adalah Bahasa Jawa, yang Jampi memiliki fungsi atau manfaat yang
sudah menjadi bahasa Indonesia. bermacam-macam, yang mencakup seluruh
“Jampi” dapat diartikan sebagai kebutuhan dan permasalahan manusia.
susunan kata atau kalimat, layaknya puisi Menurut Snouck Hurgronje, terdapat beberapa
yang dianggap mengandung kekuatan gaib, naskah mengenai astrologi (ilmu nujum dan
biasanya diucapkan oleh ahlinya untuk primbon) yang memiliki fungsi bermacam-
menandingi kekuatan gaib yang lain. Padanan macam, yang memiliki kesamaan fungsi
kata “jampi” adalah mantera. Istilah “jampi” dengan mantera dan jampi, diantaranya yang
dalam masyarakat, bisa digunakan pada istilah bisa mengakibatkan kekebalan, keselamatan,
jampi kebal, jampi selamat, jampi pengasihan, dan pengasihan. Peugawe salah satu bentuk
jampi berusaha dan lain sebagainya. Penulis azimat yang berbentuk tulisan di atas kertas
juga menemukan istilah jampi angina sarhabat yang kemudian dibungkus dengan endapan
dan jampi terkeliat (urat yang tergilir) getah (ekmalo). Getah tersebut, dalam waktu
dalam karya Harun Mat Piah, Kitab Tib; Ilmu tertentu berubah menjadi besi dengan disertai
Perobatan Melayu. do’a. benda itu, memiliki fungsi kebal, khusus
dibuat dari unsur ‘bahr an-Nubuwwah’
Istilah “jampi” dalam masyarakat berarti ‘laut kenabian’. Bila benda ini dipakai
Indramayu Jawa Barat, memiliki dua arti; seseorang, maka akan menunjukkan kekebalan
pertama, jampi diartikan sebagai kalimat yang atau kekuatan.
mengandung kekuatan gaib, seperti jampi
pengasihan, jampi kebal, jampi kesuksesan, Penelitian Hermansyah pada masyarakat
dan lain-lain. Kedua, jampi yang disamakan Melayu di Kawasan Embau menunjukkan
dengan arti do’a dan niat, seperti; Jampi sholat persamaan dengan penelitian Syamsul
(niat sholat), jampi bepergian (do’a bepergian), Kurniawan tentang praktik jampi-jampi, di
jampi puasa, dan sebagainya. Kampung Saigon Kota Pontianak. Menurut
Hermansyah praktik jampi-jampi yang
Istilah jampi di Kampung Adat Naga berkembang di daerah Melayu di Kawasan
kabupaten Tasikmalaya, di Kampung Adat Embau adalah cuca dan tawar. “Cuca”
Dukuh kabupaten Garut, di Kampung Adat adalah bacaan jampi-jampi yang diyakini
Kuta dan Kampung Adat Urug, Jawa Barat mempunyai kekuatan magis, yang berfungsi
disebut dengan istilah syariat (jampe). Syariat untuk keselamatan, melemahkan musuh
ini, memiliki kegunaan yang serupa dengan dan menaklukkan perempuan, atau berbagai
tradisi jampi di daerah-daerah lain. keperluan lainnya. “Tawar” adalah bacaan
jampi-jampi yang dipercayai memiliki
Istilah jampi juga memiliki keserupaan kekuatan magis untuk menyembuhkan
dengan istilah Ruqyah. Perbedaan ruqyah berbagai penyakit. Adapun “Serapah” diyakini
dengan jampi hanya dari segi penggunaan mempunyai kekuatan magis, dengan berbagai
kalimat. Ruqyah hanya dengan bacaan al- fungsi seperti untuk melindungi diri dan
qur’an, sedangkan kalimat-kalimat jampi tidak harta, melemahkan musuh dan menaklukkan
hanya sebatas dengan bacaan al-qur’an, bisa perempuan, dan lain-lain.
jadi Bahasa daerah atau yang lainnya.
Hasil penelitian terkini mengenai “syariat”

Edisi Budaya | 163

di beberapa Kampung Adat lainnya, “syariat” kesehatan adalahsSunangGunungjJati (Syaik
di Kampung Adat Naga, Tasikmalaya biasa Syarif Hidayatullah).
dimanfaatkan untuk mengobati sakit yang
bersifat “sasalad” (medis) dan “kabadi” (magis) Sunan Gunung Jati memiliki metode
serta digunakan ketika hendak melakukan dakwah yang khas terutama dalam bidang
sesuatu. Bacaan yang digunakan meliputi kesehatan. Metode pengobatan yang
Bahasa Sunda Buhun (kuno), Jawa Kuno dan dilakukansSunangGunungjJati, ada dua
Arab. “Syariat” atau “jampe” di Kampung Adat metode, yaitu; pertama, Pengobatan lahir
Naga merupakan bacaan yang digunakan harus diatasi dengan obat-obatan maddiyah
untuk menyembuhkan penyakit atau bahaya (lahiriah) seperti daun-daun dan akar-
kecelakaan. akaran, kedua, pengobatan batin diatasi
dengan pengobatan spiritual yang awalnya
Penjelasan di atas, menunjukkan bahwa menggunakan jampi-jampi dan mantra-
manfaat atau fungsi jampi di berbagai daerah mantra yang diubah menjadi doa-doa (Islam).
memiliki persamaan. Ada 4 fungsi jampi secara
global, yaitu; Penelitian Muhammad Qais Izzuddin dan
1) Pengobatan. Rodiyati Azrianingsih mempertegas tentang
2) Pelindung diri. perubahan jampi, yang awalnya dengan ajaran-
3) Pekerjaan. ajaran terdahulu, berubah menjadi jampi yang
4) Adat-istiadat. bernafaskan Islam. Mereka menyatakan bahwa
“syariat” atau “jampe” adalah suatu kegiatan
Titik singgung Istilah Jampi dengan untuk memohon atau berdo’a kepada Allah
Islam Nusantara SWT melalui perantara tokoh. Tokoh tersebut
biasanya adalah Kepala Adat.
Banyak orang salah mengartikan dan
memahami jampi, dari segi bacaan dan Kesimpulan
permintaannya. Kalimat atau bacaan “jampi”,
mengalami perubahan dalam masyarakat Perubahan makna dan rutual jampi
Islam Nusantara. Awalnya bacaan jampi dalam masyarakatnNusantara menjadi
itu, dengan menggunakan bacaan ajaran jampi yang bernafaskan Islam, merupakan
agama hindu, budha, atau ajaran yang kearifan dan kecerdasanwWalisSongo dalam
lainnya, lalu setelah datangnya agama Islam, mengembangkan dan mensiarkan ajaran
melalui wali songo, bacaan jampi itu, diubah Islam. Wali songo adalah figure yang harus
menjadi bacaan Islam atau bacaan dengan kita contoh, dalam kehidupan beragama,
BahasadDaerah yang tidak bertentangan berbangsa, dan bernegara.
dengansSyariat Islam. Salah satuwWalisSongo
yang memiliki pengetahuan dalam bidang [Ayatullah]

Sumber Bacaan

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
Harun Mat Piah, Kitab Tib; Ilmu Perobatan Melayu, (Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara Malaysia, 2006),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,

Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),
Snouck Hurgronje, Aceh Rakyat dan Adat Istiadat (Jakarta: INIS, 1997),
Syamsul Kurniawan, Serapah Dalam Masyarakat Melayu Kampung Saigon Kota Pontianak, (Jurnal Religi, Vol. IX, No. 1,
Januari 2013),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,
Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),
Dadan Wildan, Sunan Gunung Jati. (Ciputat: Salima, 2012),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,
Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),

164 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Janur

Kata “Janur” yang berasal dari bahasa sedemikian rupa sehingga tampak seperti
Jawa merupakan penyebutan untuk tatanan sesaji buah yang biasa dipersembahkan
daun muda dari tumbuhan berjenis dalam upacara ritual keagamaan. Secara
palma besar seperti kelapa dan sejenisnya. lengkap, “kembar mayang” merupakan hiasan
Dalam tradisi suku bangsa di Nusantara, janur yang dirangkai pada batang semu pisang (jw.
biasa dipakai sebagai bagian dari kehidupan gedebog). Batang semu pisang ini biasanya
sehari-hari. Di antara suku bangsa Nusantara ditegakkan pada wadah kuningan. Hiasan
yang memiliki tradisi pemanfaatan “janur” janur yang disertakan paling tidak memiliki
adalah suku Jawa, Sunda, Bali, Melayu, dan empat ragam anyam, yaitu keris, belalang,
beberapa suku di Indonesia Timur, terutama payung, dan burung. Selain itu, disertakan juga
masyarakat pesisir atau pulau di Sulawesi dan empat macam daun, yakni daun kemuning,
Maluku. Penggunaan “janur” dalam tradisi nering, alang-alang, dan croton. Bunga yang
masyarakat Nusantara berada dalam aneka disertakan adalah melati, kantil, dan pudak,
ragam pranata, mulai dari pranata keagamaan serta bunga merak. Buah yang biasanya
hingga budaya, dan lain sebagainya. digunakan adalah nanas yang diletakkan di
posisi paling atas, kadang-kadang ditambah
Penggunaan Janur dalam Tradisi Jawa apel dan jeruk. “Sindur” (selendang pinggang
berwarna merah-putih) juga dibebatkan pada
Dalam tradisi masyarakat Jawa, “janur” kembar mayang. Namun demikian, aturan
digunakan sekurang-kurangnya dalam dua kelengkapan isi dari “kembar mayang” ini saat
pranata; pernikahan dan lebaran. Dalam ini sudah tidak lagi ketat diberlakukan.
pernikahan, “janur” biasa digunakan sebagai
kembar mayang yang merupakan perangkat Ragam anyam janur yang berjumlah
penting dalam adat pernikahan Jawa. empat memiliki simbol tersendiri. Ragam keris
Kemudian dalam suasana lebaran, “janur” berarti melindungi dari bahaya dan pesan agar
dimanfaatkan sebagai bahan utama membuat berhati-hati dalam kehidupan. Ragam belalang
ketupat. memberi pesan agar tidak ada halangan
di kemudian hari. Ragam payung berarti
Kembar Mayang pengayoman atau perlindungan. Yang terakhir,
ragam burung melambangkan kerukunan dan
Kembar mayang adalah hiasan dekoratif kebahagiaan seperti burung.
simbolik yang digunakan dalam upacara
perkawinan adat Jawa, khususnya dalam Sebagai perangkat simbolik, kembar
prosesi midodareni sampai panggih. Kembar mayang ada sepasang, yang masing-masing
mayang biasanya dibawa oleh pemuda dan dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru.
mendampingi sepasang cangkir gading yang “Kembar mayang” difahami sebagai pinjaman
dibawa oleh sepasang gadis. dari “dewa”, sehingga setelah upacara selesai
harus dikembalikan dengan membuang di
“Kembar mayang” tersusun dari bunga, perempatan jalan atau dilabuh (dihanyutkan)
buah, serta anyaman janur yang disusun di sungai atau laut.

Edisi Budaya | 165

Ketupat dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat
= lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan
“Ketupat” atau “kupat” adalah hidangan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di
khas Nusantara - yang selain di Jawa, Pulau Jawa. Selain itu, rumitnya membuat
sebenarnya juga dapat dijumpai di tempat- anyaman ketupat dari janur sebagai bungkus
tempat lain di Nusantara, seperti di Bali, beras, dipandang pula sebagai cerminan
Sumatera, hingga Malaysia dan Brunei bahkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat
juga di Filipina. Hidangan ini berupa beras ketika dibelah melambangkan kebersihan dan
yang dibungkus dengan pembungkus terbuat kesucian hati setelah saling memaafkan.
dari anyaman daun kelapa (janur) yang
berkualitas bagus, tidak terlalu muda tapi Penggunaan janur sebagai kemasan
juga belum terlalu tua. Ada dua bentuk utama pun memiliki makna tersembunyi. “Janur”
ketupat yaitu 1) kepal bersudut tujuh – yang dipercaya sebagian masyarakat berasal dari
lebih umum dan lazim juga disebut ketupat kata dalam bahasa Arab ja’a an-nur (telah datang
bawang karena bentuknya yang seperti cahaya), dan sebagian yang lain mengartikan
bawang, dan 2) jajaran genjang bersudut enam. janur dengan sejatining nur (cahaya sejati).
Masing-masing bentuk tersebut memiliki alur Artinya, keadaan suci manusia dapat diperoleh
anyaman yang berbeda. setelah mendapatkan pencerahan cahaya
selama bulan Ramadan dan bermaaf-maafan
Di Nusantara, “ketupat” paling banyak di momen Lebaran.
ditemui pada saat musim Lebaran, baik pada
hari pertama Idul Fitri atau pada hari kedelapan Meskipun menghadapi tantangan yang
– setelah enam hari puasa sunnah Syawal. Di berasal dari alam, yakni semakin terbatasnya
kalangan masyarakat yang menghidangkan keberadaan pohon kelapa yang merupakan
ketupat pada hari kedelapan Lebaran, momen bahan utama mendapatkan “janur” sebagai
ini biasa pula disebut sebagai Bakda Kupat pembungkus, tradisi ketupat hingga saat ini
(Hari Raya Ketupat). masih tetap eksis sebagai salah satu simbol
budaya Islam Nusantara. Di komunitas
Menurut H.J. de Graaf (19xx), ketupat masyarakat Jawa yang berdiaspora ke banyak
merupakan simbol resmi perayaan hari raya daerah di luar Pulau Jawa pun, terutama yang
Islam sejak masa pemerintahan Demak yang ada di Indonesia, di Pulau Sumatera (terutama
dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Lampung) dan Pulau Sulawesi (terutama
Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat Tondano), tradisi ketupat ini juga masih lestari.
dari janur berfungsi untuk menunjukkan
identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi Penggunaan Janur di Bali
banyak pohon kelapa. Warna kuning pada
janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya Di Bali, sebutan nama untuk daun kelapa
masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan muda adalah busung, sedangkan untuk daun
warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari kelapa tua adalah selepan. Keduanya (busung
Asia Timur. Namun demikian, tradisi ketupat dan selepan), tetapi terutama adalah daun
di Jawa sebenarnya dapat dilacak hingga masa yang muda, dapat dimanfaatkan sebagai
sebelum Walisanga di mana Sunan Kalijaga janur untuk pranata adat yang disebut dengan
menggunakan ketupat yang sudah merupakan istilah sampian. Bentuk sampian ada yang segi
tradisi lokal sebagai salah satu media tiga (ilukiluk, celemik, tangkih dan kojong), segi
dakwahnya. Artinya, ketupat mengalami empat (ceper dan taledan), bundar (tamas dan
Islamisasi dari yang awalnya merupakan taledan) dan berbentuk wakul.
hidangan khas masyarakat Nusantara, menjadi
hidangan khas masyarakat Islam Nusantara. Di masyarakat yang erat dengan tradisi
khas Hindu ini, “janur” juga banyak digunakan
Secara filosofis, tradisi ketupat (kupat) dalam kehidupan sehari-hari, terutama
pada waktu lebaran dipercaya oleh sebagian dalam kegiatan-kegatan adat. Selain sebagai
masyarakat Jawa sebagai simbolisasi ungkapan sampian, janur juga dijadikan penjor, di mana

166 | Ensiklopedi Islam Nusantara

“janur” yang masih terangkai pada tangkai darat), Manganu Ina (mengambil hasil
daun diikat dengan bambu panjang dan tangkapan/ikan), Matahia Ina (membagi hasil)
kemudian dipasang di gerbang atau tepi jalan. dan Manarm’Ma Alama (ucapan syukur lewat
Selain sebagai penjor, sebagaimana di Jawa, makan bersama hasil tangkapan).
penggunaan janur di Bali juga sebagai sejenis
instrumen kembar mayang dalam pernikahan Acara puncak “Mane’e” dimulai sehari
dan ketupat dalam upacara adat lainnya. sebelumharipelaksanaan.SeorangRatumbanua
atau tetua adat setempat memimpin sebuah
Selain dalam kegiatan-kegiatan adat, ritual bernama Malahaan sebagai ungkapan
“janur” juga dimanfaatkan untuk peralatan syukur kepada Tuhan. Pada ritual ini, semua
biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti perlengkapan yang akan digunakan dalam
daun tua (selepan) yang dapat dibuat anyaman acara puncak Mane`e didoakan, seperti perahu
penutup kepala (capil) yang banyak dipakai oleh dan tali hutan yang telah dililit janur. Tak
petani Bali. Kemudian model anyaman lainnya ketinggalan, sejumlah warga pilihan yang akan
yang disebut kelabang, dipakai untuk dinding terlibat langsung dalam prosesi tersebut juga
dan atap bangunan sementara – seperti gedhek diberikan restu agar diberi kekuatan.
dalam masyarakat Jawa.
Perlengkapan acara adat berupa tali
Penggunaan Janur di Indonesia Timur mendapatperhatiankhususdaripenyelenggara.
Karena unsur ini menjadi jantung dari prosesi
Masyarakat Pulau Kakorotan dan Intata itu. Tali yang digunakan haruslah diambil dari
di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara memiliki dalam hutan oleh beberapa orang kampung
tradisi unik yang memanfaatkan penggunaan Kakorotan-Intata. Mereka kemudian bertugas
janur. Daun pohon kelapa ini, atau yang dalam merangkai penggalan-penggalan tali yang
bahasa masyarakat pulau ini disebut sammi, diambil dari hutan tersebut menjadi sebuah
digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan. tali yang panjang. Tali dengan panjang sekitar
Memang penggunaan janur untuk menangkap 600 meter ini lantas dililit dengan janur dari
ikan tidak dilakukan sepanjang tahun, ujung hingga pangkal.
melainkan hanya pada satu momen tersendiri,
tepatnya dalam kegiatan adat tradisional yang Pada hari pelaksanaan, tali serupa jaring
disebut “Mane’e”. ikan tersebut dibentangkan di daerah perairan
yang telah ditentukan sebelumnya dengan
Sebagai sebuah tradisi yang diawariskan perahu untuk membentuk setengah lingkaran.
turun menurun, bahkan dipercaya telah ada Beberapa pria ditunjuk untuk menggerak-
sejak abad ke-17, “Mane’e” diselenggarakan gerakkan lilitan janur dan secara perlahan
setiap bulan Mei atau Juni. Periode ini mendorongnya ke perairan yang lebih dangkal.
bertepatan dengan puncak surut terendah air Ikan-ikan akan mengikuti arah tarikan jaring
laut ketika berakhirnya masa Eha atau periode tersebut menuju pantai di mana para warga
pelarangan mengambil hasil laut dan darat telah berkumpul.
yang berlangsung antara 3 hingga 6 bulan.
Sebelum menangkap ikan di nyare atau
Prosesi adat “Mane’e” terdiri dari sembilan perairan dangkal yang telah dikurung dengan
tahapan yang dilaksanakan secara berurutan jaring alami tersebut, Ratumbanua melafalkan
dalam beberapa hari. Rangkaian tahapan itu sebuah mantra dalam bahasa setempat. Dalam
meliputi Maraca Pundangi (memotong tali situasi ini, seluruh peserta Mane’e harus
hutan), Mangolom Par’ra (permohonan kepada tenang agar ikan-ikan tidak terlepas kembali
Tuhan), Mattuda Tampa Pane’can (menuju ke laut. Sampai pada waktunya, prosesi
lokasi acara), Mamabi’u Sammi (membuat alat penangkapan ikan dilakukan. Ratumbanua
tangkap dari janur kelapa yang dilingkarkan membukanya dengan memotong ikan yang
pada tali hutan), Mamoto’u Sammi (menebar dia tangkap. Setelah itu, giliran warga untuk
janur), Mamole Sammi (menarik janur ke menangkap berbagai jenis ikan yang hidup di
perairan Kakorotan-Intata. Sebut saja ikan

Edisi Budaya | 167

Layar, Bawal, Barongan, Kakap Merah, Marlin Tentunya, anak kecil dan orang tua kalah
Putih, Todak bahkan Hiu menjadi rebutan para cekatan dengan orang dewasa dalam
warga. menangkap ikan. Maka, hasilnya pun akan
lebih sedikit. Dengan dikumpulkannya ikan
Hasil tangkapan ikan tak boleh langsung terlebih dahulu, setiap warga dijamin akan
dibawa pulang oleh warga. Namun harus mendapatkan bagiannya secara adil. Setelah
dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian baru masing-masing orang mendapatkan jatahnya,
dibagi-bagi kepada tamu dan warga masyarakat. mereka menuju ke pantai untuk berpesta ikan
Hal ini ditempuh untuk menerapkan prinsip bersama. (Dawam Multazam)
keadilan mengingat perbedaan kemampuan
menangkap ikan masing-masing warga. [Dawam Multazam]

Sumber Bacaan:

Anjas Prasetiyo, Prosesi Adat Mane’e; Perlambang Cinta Laut Masyarakat Kakorotan-Intata http://www.
kompasiana.com/anjasprasetiyo/prosesi-adat-mane-e-perlambang-cinta-laut-masyarakat-kakorotan-
intata_559604abf57a615705a881f1 diakses tanggal 10 November 2016

Kinayati Djojosuroto, “Ikon Tradisi Ba’do Katupat sebagai Refleksi Kebudayaan Masyarakat Jaton di Sulawesi Utara”
dalam el Harakah Vol.15 No.2 Tahun 2013.

Nyoman Adiputra, dkk., “Kelapa Dalam Budaya Bali Serta Upaya Pelestariannya”, dalam Jurnal Bumi Lestari, Volume 15
No. 1, Pebruari 2015, hlm. 87 - 91

Observasi terhadap folklor di Ponorogo, Jawa Timur, Agustus 2016.

168 | Ensiklopedi Islam Nusantara

K

Kasunyatan
Kenduri

Kentongan
Keris

Kerudung
Khalîfah
Khataman

Kiai
Kidung
Kupatan



Kasunyatan

Istilah dan definisi Kasunyatan tetapi lebih dalam dari itu. Ha Na Ca Ra Ka,
yang berarti ada utusan. Maksudnya adalah
Kasunyatan adalah sebuah istilah yang utusan hidup, berupa napas yang menjadi
memiliki arti realitas, dalam tradisi penanda bagi bersatunya jiwa dan jasad dalam
filsafat Yunani, masuk dalam kajian diri manusia. Karena ada utusan (pembawa
ontology. Istilah kasunyatan merupakan istilah utusan) berarti ada pula yang mengutus (Sang
yang selalu disandarkan pada istilah kaweruh Pemberi Utusan) dan sesuatu yang dibawa (isi
(pengetahuan, ilmu, atau memahami). risalah atau utusan). Da Ta Sa Wa La, artinya
Kasunyatan dapat didefinisikan sebagai saling bertengkar. Terjadi perselisihan antara
pengetahun terhadap realitas (wujud dalam utusan dan yang menerima utusan, yaitu
Bahasa filsafat Islam). Kaweruh kasunyatan dalam hal menafsirkan amanah kehidupan.
adalah pengetahuan tentang hakikat seluruh Pertarungan sengit antara jiwa yang tenang
realitas. (nafs muthmainnah) dan jiwa yang gelisah
(nafs lawwamah). Pada maqam yang lebih
“Kasunyatan” adalah realitas sehati, tinggi diartikan sebaliknya, yaitu tidak ada
jelas, dan self evident. Dalam filsafat Jawa perselisihan antara yang mengutus dan
yang terdapat dalam tulisan Ha-na-ca-raka: yang menerima utusan. Lebih tepatnya lagi
Ha-na itu nyata ada, mengisyaratkan ilmu perselisihan yang dimaksud adalah dialog yang
kasunyatan. Ca-ra-ka, mengandung aksara yang akrab. Pa Dha Ja Ya Nya, artinya sama-sama
menyiratkan kata cipta, rasa dan karsa, yakni jaya atau digdaya. Keduanya sama-sama kuat
salah satu unsur kelengkapan hidup manusia. dan tidak ada yang mau mengalah. Dan pada
Da-ta-sa-wa-la: mengiaskan zat yang da-ta-sa- tingkatan spiritiual yang lebih tinggi diartikan
wa-la, yakni zat yang tidak pernah dapat salah, sebagai kesetaraan dalam penyatuan, artinya
yaitu Tuhan. Pa-dhaja-ya-nya: “sama jayanya”. baik yang mengutus maupun penerima utusan
Sedang Ma-ga-ba-tha-nga: Ma menyiratkan telah melebur. Sedangkan Ma Ga Ba Tha Nga,
kata sukma, dan ga menyiratkan kata angga artinya paling popular adalah sama-sama
(badan). Maksudnya jika sukma masih bersatu mati (palastra), drama kehidupan di dunia
dengan badan, manusia itu masih hidup, telah tutup layar. Namun, bagi mereka yang
tetapi jika sukma telah meninggalkan badan, menghayatinya secara pegedhongan (kalangan
manusia itu mati, tinggal ba-tha-nga yaitu terbatas), mengartikan sebagai “Mangga
bangkainya. Sukma kembali kepada Tuhan. Batanga” (silahkan ditemukan sendiri
misterinya).
Para penghayat Kasunyatan Jawi
meyakini bahwa huruf Jawa yang berjumlah Para penghayat Kejawen di Tengger
20 huruf sesungguhnya adalah kitab sucinya menafsirkan Ha Na Ca Ra Ka sebagai Kirata
orang Jawa yang mengandung Japa, Mantra, atau singkatan dari: Hingsun Nitahake Cahya
Guna, Sarana, dan Sabda selaligus. Urutan Rasa Karsa (Aku Menciptakan Cahaya, Rasa,
hurufnya dari yang pertama (Ha) hingga yang dan Karsa). Da Ta Sa Wa La dari: Dumadi
terakhir (Nga), sesungguhnya tidak sekedar Tetesing Sarira Wadi Laksana (Menjadi Tetes
mengandung arti sebuah hikayat atau kisah,

Edisi Budaya | 171

Badan (air mani) yang mengandung rahasia kita dalam berpikir. Rasa suka dan tidak
Pencipta alam semesta). Pa Dha Ja Ya Nya suka ini sering muncul pada diri seseorang
dari: Panca Dhawuh Jagat Yekti Nyawiji sesuai dengan keadaannya. Bekal berikutnya
(Lima Unsur Bersabda, Alam Semesta Pasti adalah ketabahan, yaitu kesungguhan dan
Menyatu), dan Ma Ga Ba Tha Nga dari: keberanian dalam mengambil sikap atas
Marmane Gayuhen Bali Thukul Ngakasa segala sesuatu secara objektif, apa adanya,
(Hakikatnya Temukanlah, maka Kamu akan walaupun bertentangan dengan pemahaman
Kembali Merdeka). Ketika susunan aksara dan keinginan kita.
Jawa ditukar posisi, ia pun dapat menjadi
tuntunan hidup yang kombinasinya bisa tak Mencari tahu tentang hakikat ilmu
terhingga. Salah satunya adalah Ha Ma Ca Ja Kasunyatan secara mandiri dan objektif.
Wa diartikan: Menghayati budaya Jawa, Sa Pemahaman atau pengetahuan parsial
Nya Ta Da Ya diartikan: Selamat dari Petaka, (particular) dapat membantu kita untuk
Ba Tha Ra Ga Na diartikan: Orang yang arif mengetahui dan memahami persamaan dan
dan bijaksana akan mampu meghadapi segala perbedaan zat benda-benda dan segenap
rintangan, dan Ka La Pa Dha Nga diartikan: peristiwa secara sekaligus, sedangkan Ilmu
Saat yang telah terang benderang. Semua itu Kasunyatan hanya dapat kita pakai untuk
merupakan khasanah kebudayaan adiluhung memahami persamaan seluruh zat benda-
yang dimiliki manusia Jawa. benda dan peristiwa yang ada, dan tidak dapat
kita pergunakan untuk membeda-bedakannya.
Tradisi Kasunyatan
Pemahaman rasa antara batas tahu objektif
Masyarakat Jawa, hingga hari ini, masih dan rasa tahu subjektif dapat kita ketahui dari
berusaha mempertahankan ajaran Kasunyatan pemahaman berikut; Sesungguhnya manusia
Jawi (Kasunyatan Jawa) yang mereka yakini terbagi menjadi empat kategori dalam
sudah ada sejak jaman nenek moyang. Ilmu pengetahuannya, pertama orang yang sudah
itu diyakini telah diturunkan oleh Yang Maha mengetahui dan dia mengetahui bahwa dirinya
Kuasa kepada para leluhur mereka bersamaan tahu. Kedua, orang yang sudah tahu, tetapi
dengan lahirnya huruf Jawa sekitar 900 belum tahu bahwa dirinya tahu. Ketiga, orang
sebelum Masehi, sebelum masuknya Hindu yang belum tahu, namun tahu bahwa dirinya
ke nusantara. Inti dari Ilmu Kasunyatan Jawi tidak tahu. Dan keempat, orang yang tidak
adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha tahu dan tidak pernah tahu bahwa dirinya
Esa, menurut Agus Sunyoto yang dinamakan tidak pernah tahu.
dengan agama Kapitayan. Siapa pun yang
berusaha mendalaminya kasunyatan, harus Orang yang sudah tahu dan menyadari
dapat bersinergi dengan keempat saudaranya bahwa dirinya memang mengetahui secara
(dulur papat) terlebih dahulu, yaitu Sukma, objektif, antara pembenarannya terhadap
Jiwa, Raga dan Jagat Raya, beserta saudara ilmu Kasunyatan dan ilmu Kasunyatan yang
kelimanya (lima pancer), yaitu Tanah (paing), dipercayainya berjalan selaras. Orang-orang
Air (pon), Api (Wage), Angin (kliwon), dan yang termasuk dalam kategori ini akan selalu
Matahari (Legi). percaya diri dan tidak pernah terpengaruh
opini public. Kalaupun pendapat kebanyakan
Bekal dalam meneliti dan mempelajari orang dapat memepengaruhinya, pengaruhnya
ilmu Kasunyatan adalah kebersihan hati dan hanya sebatas memberi permakluman. Orang
ketabahan. Bersih hati dalam hal ini adalah hati yang sudah tahu, tetapi belum atau tidak
yang tidak terkontaminasi agenda keinginan menyadari bahwa dirinya tahu, mengetahui
dan tidak dicampuri oleh rasa suka dan tidak dengan pasti kebenaran ilmu Kasunyatan
suka. Dalam memikirkan ilmu Kasunyataan, yang telah dipercayainya. Akan tetapi,
rasa suka dan tidak suka pengaruhnya dalam membenarkan ilmu Kasunyatan yang
sangaa besar sekali dalam menghalangi dipercayai masih menggunakan rasa aku
subjektif sehingga kesimpulannya tidak tepat.
Orang-orang yang masih dalam kelompok ini

172 | Ensiklopedi Islam Nusantara

akan senantiasa ragu-ragu dalam bersikap segala sesuatu dan peristiwa, maka ketika
dan mudah diombang-ambingkan oleh opini bereaksi terhadapnya kitaakan dengan mudah
public. Orang yang belum tahu, namun menyesuaikan diri dengan karakteristik
menyadari sepenuhnya bahwa dirinya tidak masing-masing. Untuk mengetahui dan
tahu, merasakan dengan pasti akan adanya memahami persamaan serta perbedaan
ilmu Kasunyatan yang benar dan berlaku zat benda-benda atau beragam peristiwa
universal, sehingga mutlak harus dipercaya (maujud), kita memang harus menggunakan
dalam hidup dan kehidupan ini. Akan tetapi, ilmu-ilmu parsial. Sementara ketika kita butuh
dia belum menemukan cara untuk mengetahui memahami persamaan seluruh zat benda-
sekaligus memverifikasi secara langsung benda dan segenap peristiwa yang ada tanpa
keberadaan ilmu Kasunyatan. Orang-orang membeda-bedakannya (wujud), maka yang
yang termasuk dalam golongan ini akan selalu mutlak dapat kita gunakan hanyalah ilmu
berhati-hati dalam menyikapi setiap informasi, Kasunyatan.
tanda-tanda, atau apa saja yang terkait dengan
ilmu Kasunyatan. Tidak mudah membenarkan Ketika rasa ingin tahu total bercampus
dan tidak gegabah menyalahkan. Orang yang dengan rasa ingin tahu parsial, maka akan
tidak tahu atau belum tahu dan tidak pernah menimbulkan kerancuan. Sehingga timbul
menyadari bahwa dirinya tidak tahu bermuara pertanyaan “Apa tujuan Barang Asal (Wujud)
pada kerancuan dalam memahami ilmu menciptakan barang jadi (mauwjuwd)?”.
Kasunyatan yang mutlak benarnya. Kerancuan bermula dari sebuah pendapat yang
menjelaskan bahwa manusia diadakan oleh
Untuk menghindari kompleksitas Barang Asal dengan tujuan untuk megolah
berbagai istilah dan definisi dalam mengetahui serta memelihara alam semesta (khalifah). Dan
secara total, atau memahami secara utuh segala sesuatu di alam semesta ditujukan untuk
dan menyeluruh maka semua barang yang melayani manusia. Ada lagi pendapat yang
ada (wujuwd) harus dibatasi menjadi “Aku” menerangkan bahwa manusia adalah sukma
dan “Bukan Aku”. Setelah melakukan yang dicoba. Apabila perjalanan hidupnya
penyederhanaan, subjek yang mengetahui benar, setelah mati ia akan diterima dan
disebut “Aku”, dan seluruh objek yang mendapatkan anugerah kemuliaan yang kekal.
diketahui disebut “Bukan Aku”. Karena Tetapi bila laku hidupnya tidak benar, maka
mengetahui merupakan keselarasan antara setelah mati akan mendapat siksaan tanpa
berpikir, merasa, memahami, merespon, dan henti. Sebuah pendapat yang religious adalah
mengalami dengan pancaindera yang harus bahwa manusia diciptakan oleh Barang Asal
kita padu padankan secara komprehensif. dengan tujuan agar senantiasa menyembahNya
“Barang Asal” dalam hal ini merupakan satu- dengan setia di dunia, dalam keadaan apapun.
satunya objek dalam mengetahui secara total. “tujuan mengadakan” yang dilebelkan kepada
“Barang Asal” adalah sesuatu yang tidak berasal Barang Asal, sesungguhnya hanya ide, konsep,
dan menjadi asal segala sesuatu dan peristiwa atau gagasan rasa aku manusia yang subjektif,
yang ada. Bersifat tidak dapat dihitung, tidak karena di dalam setiap aktivitasnya ia tiada
kasatmata dan tidak dapat diindera, dan tidak pernah terlepas dari adanya sebuah tujuan.
beruang waktu (timeless-spaceless). Barang Adalah sebuah kerancuan jika menganggap
Asal yang dimaksud disini adalah satu-satunya Barang Asal (Wujud) memiliki tujuan seperti
penyebab dari seluruh akibat yang senantiasa halnya subjectivitas manusia yang secara nyata
memiliki sebab-sebab antara sebelum berhulu adalah barang jadi (maujud). Kerancuan yang
kepada-Nya. dimaksud adalah upaya menggunakan ilmu
parsial pada wilayah global ilmu Kasunyatan.
Menegtahui secara parsial adalah meneliti Sebab Barang Asal asal segala sesuatu adalah
barang jadi satu per satu dan mengobservasi keniscayaan yang tidak perlu lagi direka-reka
gerak laku peristiwa yang dialami langkah atau diimajinasikan. Sebagaiman karakteristik-
demi langkah. Apabila kita telah memiliki Nya yang tidak terbilang, tidak kasatmata, dan
pengetahuan parsial yang spesifik terhadap tidak dapat diindera, serta tida beruang waktu,

Edisi Budaya | 173

maka Barang Asal juga tidak dapat diserupakan Pertama, wali songo menafsirkan istilah
dengan barang jadi dalam hal apapun, baik “dulur papat, lima pancer” sebagai symbol
secara lahir maupun batin. rukun Islam. Syahadat disebut sebagai pusat
rukun Islam (lima pancer), sedangkan sholat,
Tokoh yang mengusung Kasunyatan zakat, puasa, dan haji, sebagai penopangnya
(dulur papat). Kedua, istilah “dulur papat,
Ada banyak tokoh yang mengusung dan lima pancer” merupakan simol dari Nabi
memiliki teori tentang kaweruh kasunyatan Muhammad dan 4 (empat) sahabatnya. Nabi
(pengetahuan tenang realitas hakikat) walau Muhammad sebagai pusat (lima pancer), dan
dengan istilah yang berbeda-beda. Diantara sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
teori tentang kaweruh kasunyatan adalah sebagai (dulur papat).
sebagai beriku, yatu; kisah dewa ruci dalam
lakon pewayangan Jawa, wali songo, Syaikh Kearifan dan kecerdasan wali songo
Siti Jenar dengan ajaran manunggaling kawulo dalam berdawah, menjadi dasar para kyai
gustinya, Ki ageng Sela, Sultan Agung Adi Pondok Pesantren dalam mengembangkan
Prabu Hanyakrakusuma, Syaik Amongraga, ajaran Islam. Penulis telah menjelaskan
Ranggawarsita, Sri Mangkunegara IV, Ki bahwa pesantren merupakan bagian budaya
Ageng Suryamentaram, Sosrokartono, dan masyarakat pada pembahasan diniyah. Hal itu,
sebagainya. salah satunya disebabkan, karena para kyai
menggunakan metode yang digunakan wali
Titik singgung Istilah Kasunyatan songo dalam menyiarkan agama Islam.
dengan Islam Nusantara
Kesimpulan
Masyarakat Jawa menyakini, siapapun
yang berusaha mendalaminya kasunyatan, Kasunyatan adalah pengetahun tentang
harus dapat bersinergi dengan keempat hakikat realitas. Banyak tokoh-tokoh
saudaranya (dulur papat) terlebih dahulu, yaitu nusantara yang memiliki konsep original
Sukma, Jiwa, Raga dan Jagat Raya, beserta tentang hakikat realitas. Hakikat hidup dalam
saudara kelimanya (lima pancer), yaitu Tanah ajaran filsafat Jawa adalah salah satu poin
(paing), Air (pon), Api (Wage), Angin (kliwon), penting yang harus dipahami dan diamalkan
dan Matahari (Legi). masyarakat nusantara, sebagai dasar dalam
kehidupan berbangsa, dan bernegara. Penulis
Pemahaman tentang “dulur papat, lima menyakini, dengan berpegang pada ajaran
pancer” yang ada dalam tradisi jawa memiliki tersebut, kita akan menjadi bangsa yang arif,
banyak pemahaman dan penafsiran. Wali songo santun, dan disegani bangsa lain.
menambahkan dengan 2 (dua) pemahaman.
[Ayatullah]

Sumber Bacaan

Purwadi, “Konsep Pendidikan Keagamaan Menurut Paku Buwana IV,” P3M STAIN Purwokerto, (INSANIA, Vol. 11, No.
3 Sep-Des 2006, 287-302),

Waryunah Irmawati, “Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa,” IAIN Surakarta, (Walisongo, Volume 21,
Nomor 2, November 2013),

Muhaji Fikriono, Puncak Makrifat Jawa, (Jakarta: Noura Books, 2012),
Agus wahyudi, silsilsh dan ajaran Makrifat Jawa, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),

174 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Kenduri

Arti Istilah Kenduri ada anggapan bahwa adat kebiasaan dan
tradisi keagamaan yang dilakukan oleh
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kalangan umat Islam tradisional adalah hasil
(KBBI), arti kenduri adalah perjamuan pencampuradukkan antara ajaran Hindu-
makan untuk memperingati peristiwa, Buddha dengan Islam atau yang lebih familiar
meminta berkat, dan sebagainya. “Kenduri” disebut sinkretik. Tanpa didukung fakta
tidak hanya persoalan perjamuan makan sejarah, dinyatakan bahwa tradisi keagamaan
bagi yang memperingatinya dan disuguhkan yang berkaitan dengan kenduri memperingati
kepada para tamu, melainkan juga pembacaan kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-
doa yang dipimpin oleh seorang tokoh agama 40, ke-100, dan ke-1000 adalah warisan Hindu-
untuk mendoakan orang yang telah meninggal Buddha. Padahalh, dalam agama Hindu dan
dan keluarga yang ditinggalkan. Buddha sendiri tidak dikenal tradisi kenduri
dan tradisi memperingati kematian seseorang
Istilah lain yang serupa atau mewakili pada hari ke-3, ke-7, ke-40, dan ke-1000.
istilah kenduri adalah selametan. Kata Pemeluk Hindu mengenal kematian seseorang
“selametan” dipinjam dari bahasa Arab salamah dalam upacara sraddha yang dilaksanakan dua
yang berarti selamat. Padanan lain yang belas tahun setelah kematian seseorang.
serupa dengannya adalah hajatan, syukuran
atau tasayakuran, dan juga sedekah yang juga Lebih lanjut Agus Sunyoto menyatakan
berasal dari bahasa Arab. Selametan sendiri bahwa tinjauan sosio-historis terjadinya
adalah upacara dengan mengundang para perubahan adat kebiasaan dan tradisi
tetangga, disertai doa bersama yang dipimpin kepercayaan di Nusantara khususnya di
oleh seorang rois/modin, dengan menyajikan Jawa pasca runtuhnya Majapahit, tidak
makanan yang terdiri dari nasi tumpeng, ikan bisa ditafsirkan kecuali sebagai akibat dari
ayam, jajan pasar, sayur, dan buah-buahan. pengaruh kuat para pendatang asal negeri
(Sutiyono, “Benturan Budaya Islam: Puritan Champa yang beragama Islam, yang ditandai
dan Sinkretis,” Jakarta: Kompas, 2010: 357) kehadiran dua bersaudara Raden Rahmat
dan Raden Ali Murtadho. Peristiwa yang
Setiap ritus peralihan atau siklus diperkirakan terjadi sekitar tahun 1440 Masehi
kehidupan masyarakat Islam Nusantara yang disusul hadirnya pengungsi-pengungsi
hampir selalu dilakukan upacara kenduri atau asal Champa pada rentang waktu antara
selametan. Tradisi kenduri kematian yang tahun 1446 hingga 1471 Masehi, yaitu masa
dilakukan umat Islam di Nusantara, khususnya runtuhnya kekuasaan Kerajaan Champa akibat
di tanah Jawa bukan karena pengaruh Hindu serbuan Vietnam, kiranya telah memberikan
atau Budha. Dalam Agama Hindu atau Budha kontribusi yang tidak kecil bagi terjadinya
tidak dikenal Kenduri dan tidak pula dikenal perubahan sosiokultural-religius masyarakat
peringatan orang meninggal pada hari ketiga, Majapahit yang meagalami Kemunduran.
ketujuh, ke empat puluh, ke seratus atau ke
seribu. Mengutip Antoine Cabaton dalam Les
Chams Musulmans de I’Indochine Francaise, Agus
Menurut Agus Sunyoto, bagi kebanyakan Sunyoto mengatakan bahwa masyarakat Cam
umat Islam yang kurang memahami sejarah,

Edisi Budaya | 175

Bani (orang-orang Champa muslim) di Binh- Masyarakat tradisional menggambarkan
Thuan setelah melakukan upacara pemakaman bahwa setelah memasuki bulan ketujuh,
anggota keluarganya yang meninggal dunia, dunia manusia sudah sempurna, di mana
mengadakan upacara peringatan ke-3, ke- bayi sudah memilih struktur anggota
7, ke-10, ke-30, ke-40, ke-100, dan ke-1000. badan yang lengkap, juga bersih dan
(Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, 370) bebas dari dosa. Keadaan yang bersih dan
tidak berdaya ini menjadi kondisi yang
Ragam Kenduri sempurna dan menjadi semacam kondisi
acuan bagi muslim yang bail dalam usaha
Sebagai tradisi yang telah berlangsung spiritualnya.
sejak lama di Nusantara, kenduri dilihat dari
macamnya dapat dipetakan ke dalam beberapa Proses upacara mitui lebih rumit dari
acara: proses ngupati. Puncaknya adalah
pemandian ibu hamil sebagai lambing
1. Siklus Kehidupan Manusia pembersihan secara total. Air mandi yang
diambil dari tujuh mata air ditampung
Dalam memaknai kehidupan, masyarakat dalam wadah yang cukup besar dan
nusantara memandang bahwa setiap gerak dicampur dengan tujuh macam bunga
kehidupan manusia harus disyukuri dan serta bahan tetumbuhan lain. Ibu hamil
didoakan. Perkawinan, kehamilan, kelahiran, didudukkan di kursi; berpakaian kain
khitanan, hingga kematian, yang merupakan batik atau kain panjang yang baru dan
bagian dari siklus kehidupan manusia, bagi terbaik, untuk menutupi payudara
orang nusantara adalah tahapan yang harus (kembenan, jawa) hingga batas mata kaki.
dilakukan upacara kenduri. Selama permandian, kain diganti sebanyak
tujuh kali. Sebuah kelapa gading muda
a. Upacara Kehamilan bertuliskan ayat al-Quran dan kadang
juga lukisan tokoh wayang favorit, dengan
Upacara kehamilan antara lain adalah beberapa uang logam yang disisipkan
upacara waktu kehamilan tujuh bulan di seputar permukaan kulit kelapa,
yang disebut tingkeban atau juga disebut diletakkan di pangkuannya, tepatnya di
mitoni atau selapanan. Upacara tingkeban bawah perutnya yang membesar. Makna
ialah upacara utama sehingga seringkali filosofis dari kelapa muda adalah sebagai
dibuat secara besar-besaran terutama bagi perlambang anak yang diharapkan
kehamilan pertama. Kehamilan kedua, berwajah tampan yang tokohnya
ketiga, dan seterusnya hanya dengan diidealkan dengan sosok lukisan wayang,
brokohan saja atau upacara sederhana. hidup bahagia dan berkecukupan yang
(Nur Syam, 168) diandai dengan sisipan uang logam, serta
selamat dunia-akhirat yang dilambangkan
Di Cirebon, sebagaimana hasil penelitian dengan ayat al-Quran. (Muhaimin AG,
Muhaimin AG, menunjukkan bahwa 202-203)
upacara kehamilan dilakukan tiga kali.
Yaitu saat usia kehamilan mencapai Permandian dimulai oleh seorang
4 bulan, 7 bulan, dan 9 bulan. Untuk wanita yang merupakan tokoh sesepuh
tahapan yang pertama atau usia empat dan dianggap bijak dan salehah, serta
bulan kehamilan diadakan selametan atau diyakini telah berhasil membesarkan dan
kenduri dengan mendoakan kesehatan mendidik anak-anaknya menjadi orang
sang ibu dan bayi yang dikandungnya dan baik. Dengan gayung, sesepuh tersebut
diadakan selametan ngupati. Selametan ini menyiramkan air dari wadah ke sekujur
biasanya ditandai dengan ketupat dalam tubuh ibu hamil, mulai dari bagian
brekat (besek). Slametan berikutnya adalah kepala. Setelah itu, sesepuh tersebut
saat bayi di dalam kandungan memasuki mendampingi sang suami, sementara
usia 7 bulan yang dinamakan dengan
mitui, ngrujaki, memitu, atau tingkeban.

176 | Ensiklopedi Islam Nusantara

tugasnya dilanjutkan oleh yang lain yang yang lengkap, ia masih memerlukan
pada umumnya oleh para sesepuh pria pematangan yang proses normalnya
dan wanita. Prosesi pemandian berakhir membutuhkan waktu sekitar dua bulan,
begitu semua sesepuh telah mendapat sebelum akhirnya dilahirkan di bulan ke
giliran menyiramkan air mandi dan kain -9. Melahirkan, khususnya kelahiran anak
sudah mengalami tujuh kali penggantian. pertama, merupakan saat-saat genting
bagi seorang wanita. Keselamatan atas
Setelah permandian, emas dan permata dirinya dan bayinya dipertaruhkan. Agar
di dalam wadah air dikelurakan, Sang proses melahirkan berjalan mudah, lancar,
suami membawa wadah yang terbuat dari dan selamat, dan tidak terlalu menyiksa,
tempayan ke tempat orang yang biasa lalu di bulan terakhir kehamilan kepada Allah
lalang (biasanya di perempatan jalan) dan SWT dipanjatkan doa melalui slametan
membantingnya ke tanah. Ketika wadah yang disebut nglolosi, yaitu membuat
tersebut hancur berkeping-keping, anak- bubur (bubur yang terbuat dari tepung
anak dan remaja bertepuk tangan dan beras dan santan yang dibungkus dengan
bersorak gembira. (Muhaimin AG, 203- daun pisang yang kedua ujungnya terbuka.
204) Biasanya di dalam tempayan yang Ketika bubur tersebut diletakkan dengan
dibanting tersebut sebelumnya diisi uang posisi berdiri maka secara perlahan bubur
recehan yang diperebutkan oleh anak-anak tersebut akan keluar dengan sendirinya,
dan remaja yang menunggu di tempat filosofi ini dikaitkan dengan proses
yang akan dipilih untuk membanting kelahiran si bayi agar mudah keluar dari
tempayan tersebut. perut ibunya) untuk dibagikan kepada
tetangga dan keluarga. (Muhaimin AG,
Sementara berdasarkan hasil penelitian 204-205)
Nur Syam, upacara tingkeban didominasi
oleh jumlah angka dua dan tujuh. Angka b. Upacara Kelahiran dan Pasca Kelahiran
dua melambangkan jenis kelamin, lelaki
dan perempuan, yang salah satunya Setelah bayi keluar dari perut ibunya dan
akan dilahirkan, sedangkan angka terlahir ke dunia, maka ritual kenduri
tujuh melambangkan usian kandungan pertama adalah mengadakan selametan
si jabang bayi. Punar dan polopendem atau tasyakuran kecil yang disebut dengan
melambangkan hasil bumi, bucu atau bancakan (keluarga dari ibu dan bayi yang
buceng melambangkan cita-cita yang baru lahir tersebut menyiapkan nasi dan
digantungkan dan kembang setaman lauk pauk yang kemudian ditaruh di sebuah
melambangkan suka-cita, bubur merah tempat dan dibagikan ke tetangga dan
putih melambangkan darah perempuan sanak famili). Lalu selametan berikutnya
dan sperma lelaki yang telah menyatu adalah puputan yang diselenggarakan
dan kelapa muda melambangkan cengkir saat tali pusar bayi terlepas (puput).
(kencenge pikir) atau keteguhan cita-cita. Dalam selametan ini biasanya keluarga
(Nur Syam, 169-170) menyiapkan sega bugana (semacam nasi
uduk) untuk para tetangga.
Secara umum, upacara tingkeban ini tidak
memiliki perbedaan yang menonjol. Hanya Upacara selanjutnya adalah pencukuran
saja teknis upacara antar daerah memiliki rambut bayi. Cukuran pertama adalah saat
sejumlah perbedaan sebagaimana hasil bayi telah berusia genap empat puluh hari.
penelitian Muhaimin AG di Cirebon dan Untuk slametan ini dihidangkan bubur
Nur Syam di Tuban yang dijelaskan di atas. abang putih (bubur merah putih) pada
pukul 10 pagi untuk dijadikan bancakan.
Setelah melewati ritual kenduri atau Di malam harinya, keluarga yang cukup
selametan tingkeban di usia bayi yang mampu akan mengadakan selametan
ketujuh bulan dan meskipun di usia resmi, yaitu akikahan (lihat dalam entri
tersebut si bayi telah menjadi makhluk Akikah).

Edisi Budaya | 177

Jika usia anak telah mencapai usia 7 bulan dari sisi ekonomi keluarga si anak. (lihat
(batas usia ini berbeda-beda antar satu dalam entri walimah)
daerah dengan yang lainnya), upacara
selanjutnya adalah upacara tedhak siten Sedangkan untuk selametan pernikahan
(mudunlema/turun tanah). Sebuah upacara juga memiliki tradisi yang berbeda-beda
yang menandai bahwa seorang anak telah antar satu suku dengan suku lainnya.
siap untuk berjalan di atas bumi dimana Prosesi walimah yang digelar satu
sebelumnya ia dilarang untuk menginjak masyarakat dengan masyarakat lainnya
tanah. Prosesi upacara ini juga beragam. juga bisa berbeda-beda dengan melihat
Di sebagian daerah upacara tedhak siten status sosial dan tingkat ekonomi yang
ini dilakukan pada pagi hari pukul 09.00. dimilikinya. (lihat dalam entri walimah)
Perangkat peralatan maupun sajian yang
biasanya digunakan untuk upacara ini d. Kematian
terdiri dari sebuah kurungan ayam yang
cukup besar, tujuh macam makanan yang Dalam ajaran Islam, ketika seorang
dibuat dari beras ketan, dan sepuluh muslim meninggal dunia, maka
macam makanan yang berwarna yang diwajibkan bagi yang ditinggalkan
disebut jenang, yang terbuat dari beras (yang masih hidup) untuk memandikan
ketan atau dari beras biasa. Semuanya jenazahnya, mengkafani, menshalati
itu diletakkan teratur dalam beberapa jenazah, membawa dan menguburkan
deret menuju sebuah tangga kecil (anda), jenazahnya untuk dikebumikan di
yang terbuat dari batang-batang tebu. pemakaman. Prosesi selametan kematian
(Sulaiman, 1993: 103) diadakan di rumah jenazah dari hari
pertama meninggal hingga hari ke-7
Di dalam kurungan ayam tadi juga dengan mengundang para tetangga
diletakkan berbagai macam benda, dan kerabat untuk membaca tahlil dan
seperti misalnya pensil, padi, uang logam, bacaan-bacaan lainnya yang dihadiahkan
kadang-kadang juga kepingan emas dan kepada si mayyit. Pada selametan atau
sebagainya. Tentu saja tidak semua orang kenduri hari ke-3 dan hari ke-7, makanan
menyediakan sekalian benda itu kalau ia dan brekat disediakan oleh keluarga yang
akan mengadakan upacara tedhak siten. ditinggalkan untuk dibagikan kepada
Hal ini kembali lagi pada status sosial orang yang datang mengikuti tahlil.
dan kondisi ekonomi dari yang punya Selanjutnya upacara selametan diadakan
hajat. Upacara ini juga mengundang kembali pada hari ke-40, 100 hari, dan
para tetangga dan kerabat untuk turut 1000 hari. (Muhaimin AG, 220-221)
mendoakan anak yang sedang melakukan
tedhak siten dengan membaca barzanji. Setelah 1000 hari, biasanya akan
Pada saat pembacaan barzanji dalam diadakan selametan di setiap tahunnya.
keadaan berdiri (mahallul qiyam), maka Penentuan hari di selametan terakhir ini
si anak tersebut akan dibopong oleh hasil kesepakatan keluarga. Sedangkan
seseorang yang dianggap sesepuh untuk bila yang meninggal adalah seorang tokoh
melewati tangga yang telah disediakan. agama (Kiai) acara terakhir ini disebut
haul. Dan diadakan dengan cukup besar.
c. Khitanan dan Pernikahan (lihat dalam entri Haul)

Setelah bayi (laki-laki) telah tumbuh besar 2. Kenduri Hari Besar Islam
dan sudah berusia sekitar 6 atau 7 tahun
maka akan diadakan upacara khitanan. Tradisi kenduri atau selametan dalam
Prosesinya berkisar dari perayaan masyarakat Jawa tidak hanya terbatas pada
sederhana atau ada pula yang penting ritus peralihan atau siklus kehidupan. Dalam
menggelar acara biasa ala kadarnya hingga memperingati hari-hari besar Islam juga
pesta besar-besaran. Hal ini tentu melihat dilakukan upacara-upacara tertentu. Misalnya

178 | Ensiklopedi Islam Nusantara

upacara awal bulan syuro (Muharam). Upacara atau masjid. Upacara megengan, upacara yang
di bulan ini ialah upacara tompo tahun, menandai masuknya bulan puasa juga bagian
yaitu menandai pergantian tahun. Ini hanya dari kenduri hari besar Islam.
upacara selametan biasa sekadar mengundang
tetangga –dan tanpa keruwetan yang berarti. 3. Kenduri Nyadran atau Sedekah Laut
(Nur Syam, 180)
Upacara ini dilakukan untuk menandai
Selain bulan syuro atau muharam, masa awal musim penangkapan ikan setelah
beberapa bulan lain juga dilakukan upacara masa paceklik, sehingga dengan upacara
tertentu. Misalnya di bulan Sapar (Shofar) ini diharapkan membawa berkah agar
bagi keluarga yang memiliki rejeki biasanya penangkapan ikan mendapatkan hasil yang
mengadakan selametan apeman. Yaitu sangat baik. Upacara ini disebut juga babakan
membuat apem dan membagikannya ke atau permulakan atau masa awal. (Nur Syam,
tetangga dan sanak saudara. (Lihat dalam entri 183) Upacara ini dilakukan oleh masyarakat
Apem). Di bulan mulud (Rabiul Awwal) mereka pesisir yang memang mata pencahariannya
mengadakan maulidan yang melibatkan adalah sebagai nelayan.
semua masyarakat untuk turut serta membaca
maulid Nabi yang diselenggarakan di musolla [Saifuffin Jazuli]

Sumber Bacaan:

Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka IMaN, 2012
Koentjaraningrat, Ritus Peralihan di Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, cet. II
Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal, Ciputat: Logos, 2002, cet. II
Nur Syam, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005
Sutiyono, Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis, Jakarta: Kompas, 2010
http://www.antara.co.id/arc/2008/4/27/kenduri-kematian-bukan-pengaruh-hindu-budha

Edisi Budaya | 179

Kentongan

Arti Kata dan Sejarahnya ruang shalat dan terutama adanya kebiasaan
untuk memanggil umat untuk melakukan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, salat dengan sebuah kentongan yang terbuat
kentongan atau kentung-kentung dari kayu nakus. Kentongan-kentongan yang
sebagai bunyi-bunyian yang berasal ada di Jawa ini, bagi Lombard, mengingatkan
dari bambu atau kayu berongga, dibunyikan pada muyu-muyu tertentu, melihat bentuknya
atau dipukul untuk menyatakan tanda waktu yang seperti ikan; dan beberapa motif hiasan
atau tanda bahaya atau mengumpulkan di masjid Sendang Duwur dan di Mantingan
massa. Dinamakan kentongan atau kentungan – seperti daun seroja dan gunung dengan
sehubungan dengan bunyinya “thung, thung” karang-karang tegak lurus- langsung diilhami
(dalam bahasa Jawa). Selain itu, menurut buku oleh contoh-contoh Cina.
Ensiklopedi Umum menyebutkan hal serupa
dengan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bentuk dan Fungsi Kentongan
bahwa kentongan terbuat dari kayu atau bambu
dengan panjang yang berbeda-beda di tengah- Bentuk kentongan bermacam-macam.
tengahnya terdapat alur/rongga memanjang. Dari kentongan dengan ukuran kecil yang
Jika kentongan dipukul dengan pasangannya biasa dipasang di pos ronda hingga kentongan
tongkat pemukul, udara di dalamnya akan yang berukuran cukup besar yang dipasang
beresonansi, sehingga dapat menimbulkan di serambi musholla atau masjid. Kentongan
suara (F. Sumiyati, 2011: 4). Dalam sejarahnya, dengan ukuran kecil biasanya terbuat dari
orang-orang dahulu menggunakan kentongan bambu tua. Bagian yang diambil cukup satu
yang terbuat dari bambu untuk memanggil ruas. Di antara ruas ini kemudian diberi
warga masyarakat agar berkumpul dalam lubang sekitar 2 hingga 4 cm memanjang
suatu tempat. Sedangkan sejarah awal hampir sepanjang ruas bambu. Karena bagian
munculnya kentongan serta siapa yang dalam bambu itu hampa, maka lubang persegi
pertama kali menemukan atau menciptakan memanjang itu akan menimbulkan efek
kentongan belum ada ditemukan tulisan yang bunyi yang keras ketika dipukul. Sedangkan
membahasnya. Oleh karena itu, perdebatan kentongan dengan ukuran besar biasanya
teologis dalam persoalan penggunaan terbuat dari batang pohon jati atau nangka.
kentongan di mushalla atau masjid menjadi Pembuatan kentongan jenis ini cukup rumit.
tak terelakkan. Bagian dalam dari batang pohon harus
dikeluarkan sehingga membentuk ruang
Menurut Denys Lombard (Jilid 2, dan menyisakan celah lebar. Panjangnya
2005:219), salah satu kesulitan dalam tergantung besar dan panjang batang pohon
melakukan penelitian pengaruh kebudayaan kayu yang hendak dijadikan kentongan (A.
lain terkait pola arsitektur masjid di Khoirul Anam, jilid 3, 2012: 168).
Nusantara adalah adanya fakta bahwa tidak
ada satu model tunggal masjid di sepanjang Dalam sejarahnya, kentongan digunakan
pesisir Jawa. Meski demikian, tampaknya ada sebagai alat komunikasi warga masyarakat
beberapa ciri khas yang umum yaitu; adanya guna menandakan adanya kegiatan. Awalnya
suatu serambi lebar (teras masjid) di depan

180 | Ensiklopedi Islam Nusantara

melaporkan kejadian tersebut kepada Jaksa
Tuduh, yang bersangkutan akan kena denda
(Marwati Djoened Poesponegoro, jilid 3, 2008:
236).

Dahulu, di berbagai daerah kentongan

berfungsi bermacam-macam.Kentongan

difungsikan sebagai pemanggil masyarakat

untuk melakukan kegiatan gotong royong

,memberitahukan kabar baik maupun kabar

buruk, meminta bantuan tetangga sekitar,

atau bahkan difungsikan sebagai ritual adat

istiadat seperti munculnya gerhana matahari,

acara penyambutan pernikahan, dan acara-

acara adat lainnya.

Di dalam kentongan terdapat banyak
sekali filosofi dan makna hidup di dalamnya,
sebenarnya apa saja sih filosofi yang terdapat
dalam kentongan? Berikut beberapa filosofi
yang terdapat dalam kentongan:

http://zakyz88.blogspot.co.id/2011/02/kentongan.html Tentang Menyatukan

kentongan digunakan sebagai alat pendamping Kentongan yang hanya terbuat dari
ronda, sebagai tanda apabila ada maling atau sebilah bambu, dapat mengumpulkan
bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa, masyarakat, membuat masyarakat berkumpul
dll). Saat ini kegunaan kentongan semakin hanya dari bunyi yang dihasilkan dari pukulan
bervariatif, kentongan digunakan untuk sederhana. Masyarakat dapat bersilaturahmi
pemanggil agar masyarakat berkumpul di ketika kentongan dipukul, masyarakatpun
suatu tempat untuk tujuan tertentu. Petani dapat lebih peka terhadap isu sosial yang ada
menggunakan kentongan untuk mengusir di daerahanya. Kentongan itu menyatukan,
hewan yang merusak tanamannya. Selain bukan hanya memanggil dan memukul saja.
itu suara kentongan yang khas membuat
kentongan dikenal sebagai salah satu alat Tentang Kebersamaan
musik tradisional.
Berawal dari kentongan yang dipukul
Dari Papakem Cirebon kita mendapatkan dan menghasilkan bunyi itulah, didengar
catatan bahwa kentongan atau titir sebagai masyarakat sekitar di dekatnya pasti akan
alat komunikasi. Kentongan atau titir pada menghampirinya, sehingga menimbulkan
umumnya ditempatkan dekat alun-alun atau suatu kumpulan yang dapat digunakan dalam
dekat balai desa. Penduduk setempat bila memecahkan sesuatu masalah untuk mencapai
mendengar bunyi titir atau kentongan sudah mufakat. Dari kebersamaan itu juga kita dapat
paham bahwa saat itu terjadi huru-hara. menghargai orang lain, terjauhkan dari hal-hal
Dalam papakem Cirebon juga disebutkan yang negatif, dan sebagainya.
bahwa jika terjadi suatu huru-hara, misalnya
pembunuhan atau perampokan yang Tentang Informasi
mengganggu penduduk, maka kentongan
akan dibunyikan yang kemudian melaporkan Seperti yang sudah dijelaskan diawal,
kejadian kepada seorang Jaksa Tuduh (jaksa kentongan dapat memberitahukan kabar
pepitu). Apabila ada kejadian dan seseorang
membunyikan kentongan tetapi tidak segera

Edisi Budaya | 181

baik maupun kabar buruk. Dan tentunya dari menerima kehadiran bedug dan kentongan di
sebuah kentongan saja kita dapat menggali masjid-masjid.Tradisi penggunaan kentongan
informasi yang lebih akurat tentang apa sangat akrab dengan tradisi warga jamiyyah
yang terjadi. Jika kentongan dipukul dan Nahdlatul Ulama (NU), tapi tidak bagi sebagian
mengajak masyarakat untuk berkumpul, orang kelompok muslim lain yang menganggapnya
yang memukul tersebut dapat memberikan sebagai bid’ah. Perdebatan mengenai
informasi apa adanya. penggunaan bedug dan kentongan ini sempat
menjadi perdebatan hangat di kalangan Islam
Sedangkan kentongan yang dipasang tradisional dan modernis. NU sendiri, pada
di serambi musholla atau masjid fungsinya Muktamar ke-11 di Banjarmasin Kalimantan
adalah sebagai penanda masuk waktu shalat, Selatan tahun 1936, kembali mengukuhkan
buka puasa, sahur, atau undangan berkumpul. penggunaan bedug dan kentongan di masjid-
Selain kentongan, alat penanda kegiatan masjid karena diperlukan untuk syiar Islam.
keagamaan yang diletakkan di serambi masjid Perdebatan itu, selain soal-soal lainnya, masih
adalah bedug. Biasanya kentongan ditabuh mengemuka pada 1950-an dan 1960-an.
terlebih dahulu kemudian disusul dengan
memukul bedug. Sesudah itu adzan pun Abdurrahman Wahid (2006: 235-236)
dikumandangkan. memaparkan tentang perdebatan antara Kiai
Hasyim Asy’ari dan Kiai Faqih Maskumambang
Sumbangsih dari Beragam Budaya perihal hukum penggunaan kentongan
di Masjid dalam terbitan perdana sebuah
Asal usul tradisi kentongan tidak jurnal ilmiah bulanan Nahdlatul Ulama,
diketahui secara pasti. Apakah ia berasal yang diterbitkan pada 1928 dan bertahan
dari hasil kreativitas masyarakat pribumi sampai tahun 60-an, KH. M. Hasyim Asy’ari
atau merupakan sumbangan dari tradisi dan menuliskan fatwa: bahwa kentongan (alat dari
budaya luar. Konon, Sejarah budaya teknologi kayu yang dipukul hingga ber-bunyi nyaring)
kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya tidak diperkenankan untuk memanggil shalat
berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina dalam hukum Islam. Dasar dari pendapatnya
yang mengadakan perjalanan dengan misi itu adalah kelangkaan hadits Nabi; biasanya
keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng disebut sebagai tidak adanya teks tertulis (dalil
Ho menemukan kentongan ini sebagai sarana naqli) dalam hal ini. dalam penerbitan bulan
komunikasi ritual keagamaan. Penemuan berikutnya, pendapat tersebut disanggah oleh
kentongan tersebut diboyong ke China, wakil beliau, Kyai Faqih dari Maskumambang,
Korea, & Jepang. Kentongan telah ditemukan Gresik, yang menyatakan bahwa kentongan
sejak awal masehi. Tiap-tiap daerah pastinya harus diperkenankan, karena bisa
mempunyai peristiwa penemuan yang dianalogikan atau di-giyas-kan kepada beduk
berlainan dengan nilai sejarahnya yang sebagai alat pemanggil shalat. Karena beduk
tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan diperkenankan, atas adanya sumber tertulis
ditemukan di kala Raja Anak Besar Agung {dalil naqli) berupa hadits Nabi Muhammad
Ngurah yg berkuasa kurang lebih abad XIX SAW mengenai adanya atau dipergunakannya
menggunakannya buat menyatukan massa. Di alat tersebut pada zaman Nabi, maka kentongan
Yogyakarta kala musim kerajaan Majapahit, pun harus diperkenankan. Segera setelah
kentongan Kyai Gorobangsa tidak jarang uraian Kyai Faqih Maskumambang itu muncul,
dimanfaatkan yang merupakan pengumpul KH. M. Hasyim Asy’ari segera memanggil para
penduduk. ulama se-Jombang dan para santri senior
beliau untuk berkumpul di pesantren Tebu
Perdebatan Hukum Penggunaan Ireng, Jombang. Ia pun lalu memerintahkan
Kentongan di Masjid kedua artikel itu untuk dibacakan kepada para
hadirin. Setelah itu, beliau menyatakan mereka
tidak semua umat Muslim di Indonesia dapat menggunakan salah satu dari kedua alat
pemanggil itu dengan bebas. Yang beliau minta

182 | Ensiklopedi Islam Nusantara

hanyalah satu hal, yaitu hendaknya di Mesjid di musholla dan masjid-masjid. Teknologi
Tebu Ireng, Jombang kentongan itu tidak pengeras suara di beberapa masjid di sejumlah
digunakan selama-lamanya. Pandangan beliau daerah dianggap lebih efektif sebagai pengganti
itu mencerminkan sikap sangat menghormati bunyi kentongan dan bedug. Pada titi ini,
pendirian Kyai Faqih dari Maskumambang tradisi kentongan dan bedug yang telah lama
tersebut, dan bagaimana sikap itu didasarkan menjadi ciri khas Islam di Nusantara mulai
pada “kebenaran” yang beliau kenal. terkikis. Meski demikian, di sejumlah masjid
di daerah kentongan dan bedug masih tetap
Kentongan di Era Teknologi ada dan digunakan sebagai penanda masuknya
waktu shalat dan kegiatan keagamaan lainnya.
Derasnya laju perkembangan teknologi
turut memengaruhi keberadaan kentongan [M. Jamaludin]

Sumber Bacaan

Abdurrahman Wahid, Islamku, Islam Anda, Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, Jakarta : The Wahid
Institute, 2006

Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, jilid II, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996
A.Khoirul Anam, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014
F. Sumiyati, Makna Lambang dan Simbol Kentongan dalam Masyarakat Indonesia,
Marwati Djoened Poeponegoro & Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid III, Jakarta: Balai Pustaka, 2008
http://historia.id/budaya/taktaktak-dung-ini-sejarah-bedug
http://www.beritasatu.com/hiburan/201941-bedug-bermula-dari-alat-komunikasi-hingga-menjadi-alat-bermusik.html
http://muspen.kominfo.go.id/index.php/berita/281-filosifi-kehidupan-dalam-kentongan
http://kentongandotnet.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-kentongan-ternyata-sejauh-ini.html

Edisi Budaya | 183

Keris

Benda tajam terbuat dari besi dengan Dari segi keilmuan, “keris” adalah benda
rupa khusus sesuai dengan kemauan seni yang meliputi seni tempa, seni ukir, seni
pembuatnya. Pembuat keris disebut pahat, seni bentuk dan dan seni perlambang.
empu. Teknologi keris bukan semata-mata Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis
seni atau budaya, tetapi juga sains. Dalam istilah keris, seperti keris pusaka dan keris
kehidupan modern dan global saat ini, biasa. Keris pusaka itulah yang sering menjadi
pewarisan keris sebagai budaya Indonesia perbincangan peradaban Nusantara, mulai pra
sudah ditetapkan badan dunia, U N E S C O Majapahit hingga saat ini. Contoh keris pusaka
melalui pengakuannya pada adalah keris kyai Sangkelat atau kyai Ageng
tanggal 25 Nopember 2005. Puworo, awalnya keris ini diperuntukkan
Dengan pengakuan UNESCO
tersebut, maka keris Sunan Ampel, tetapi
Indonesia merupakan karya karena tidak sesuai
agung warisan kemanusiaan pesanan, maka keris
yang harus dilestarikan. Dalam itu diberikan kepada
konteks Islam di Nusantara, Prabu Brawijaya V.
keris pernah menjadi salah
satu alih media pada era Sunan Keris Pusaka dan Fungsinya
Giri. Saat itu, Sunan Giri
bersama para muridnya sedang Berbeda dengan senjata
berdakwah dengan penanya, lainnya, keris selalu dikaitkan
tetapi karena sesuatu hal, Sunan dengan sang pembuatnya,
Giri mengubahnya menjadi keris terutama keris pusaka. Empu
yang dapat menyelamatkan umat. Keris Pusaka tidak mungkin
Beberapa keris yang bersentuhan membuat karya keris tanpa
dengan dakwah para wali, antara tujuan, dan semua tujuannya
lain, keris Kyai Carubuk milik untuk kebaikan. Di Jawa, hampir
Sunan Kalijaga. semua keris pusaka dibuat karena
permintaan sang penguasa, kerabat
Sudut Keilmuan Keris kerajaan, atau atas dasar kemauan
sendiri. Para empu berkarya untuk tujuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mamayu-hayuning bawana yaitu memenuhi
keris adalah senjata tajam bersarung, berujung dan memelihara kesejahteraan manusia
tajam dan bermata dua, bilahnya ada yang dalam mengarungi kehidupan (Purwadi dalam
lurus dan ada yang berkelok-kelok. Dalam Waluyo: 84).
arti lain, keris adalah senjata tikam termasuk
dalam belati, berujung runcing dan tajam pada Fungsi keris pusaka sesuai dengan daya
kedua sisinya. yoni. Keris semacam itulah yang membedakan
dengan keris biasa, tanpa daya yoni. Biasanya
keris pusaka tersebut sebagai wadah wahyu,

184 | Ensiklopedi Islam Nusantara

dimana sebenarnya yoni keris itu berasal dari alu, alugara, sarampang, gada, palu, busur,
Tuhan. Bedanya, jika wahyu berasal dari sabda gayur, calimprit, berang, rajang, karangtang,
Tuhan, maka wahyu keris itu hasil dari jerih dan luyang. Nenek moyang orang Jawa pada
payah dan laku tapa brata sang empu. Dalam umumnya beragama Hindu atau Budha, tetapi
lingkungan keraton, keris pusaka dapat menjadi belum ada bukti bahwa budaya keris berasal
tanda kebesaran, tanda jabatan, dan tanda dari India, atau Negara lain. Dalam sejarahnya,
pangkat serta kelengkapan pakaian resmi, tidak ada senjata berpamor dari India. Dalam
barang pusaka yang dipuja. Keris pusaka dapat cerita Mahabrata dan Ramayana juga tidak
dipahami secara diakronis untuk membangun dijumpai ada keris, kecuali setelah cerita itu
jembatan legitimasi antara penguasa kerajaan diadaptasi orang Jawa dalam wayang, maka
sebelumnya dengan penguasa kerajaan baru. Arjuna memiliki keris bernama keris Kyai
Sejak zaman dinasti Mataram, keris pusaka Pulanggeni dan Kyai Pasopati.
berfungsi sebagai simbol kekuasaan dan
kedaulatan atas wilayah. Makna dan fungsi Keris juga selalu dikaitkan dengan
keris pusaka dalam mendukung legitimasi lambang maskulinalitas (laki-laki) dan
kekuasaan raja semacam itu dipelihara melalui kekuasaan. Raja-raja di Jawa (Yogyakarta
ritual siraman pusaka. dan Surakarta) dalam penobatannya selalu
tidak lepas dari keris pusaka sebagai penanda
Fungsi lain keris bagi masyarakat kekuasaannya. Di Bali, seperti disebut dalam
Jawa antara lain dapat digunakan untuk Babad Buleleng, kekuatan dan legitimasi sang
menghindarkan serangan wabah penyakit, raja dan kerajaannya terletak pada kepemilikan
mala petaka, hama tanaman, menyingkirkan keris yang digambarkan sebagai ‘pasupati astra’
dan menangkal gangguan makhluk halus. yaitu senjata sakti yang diberikan dewa Siwa
ke Arjuna (Waluyo: 69).
Sebutan “kyai” dan “nyai” pada keris
pusaka karena di dalamnya mempunyai daya Pada masa Sunan Giri juga diceritakan
yoni. Daya kekuatan itu dianggap sebagai pernah membuat keris dan langsung berfungsi
pribadi yang hidup. Oleh karena itu keris pada saat itu, dengan caranya sendiri, seperti
juga perlu sesajian tertentu, dibersihkan, disebutkan dalam Serat Centhini:
dan “dimandikan”, sebagaimana perlakuan
manusia terhadap makhluk hidup yang (1) Sang Prabu utusan gupuh, Gadjah Mada
memerlukan makan dan kebersihan badan. kyana patih, kinen lumampah priyangga,
Praktik semacam itu orang yang merawat keris mukul perang ing Giri Gresik, tan cinatur
pusaka adalah orang yang melakukan ritual lampahira, wus prapta jajahan Giri.
penghayatan suatu doa dan harapan.
(2) Gegere kadya pinusus, kang katjarang
Dalam konteks sekarang, keris seringkali samnya ngeli, minggah Giri Prawata, jeng
hanya sebagai benda pusaka yang bersifat Sunan Giri marengi, anyerat manedhak
turun temurun dalam keluarga, sebagaimana Qur’an, kagyat mireng swaraning.
naskah kuno yang disimpan para pewaris
naskah. Keris menjadi benda yang sangat (3) Tiyang alok mungsuh rawuh, sumedya
mahal harganya. ngrisak ing Giri, kalam ingkang kagem
nyerat, anulya binucal aglis, andodonga ing
Sejarah Keris Pangeran, sinembadan ing sakapti.

Di Nusantara, keris dikenal sejak abad (4) Kalam lajeng dadya dhuwung, cumlorot
ke-6 Masehi. Keris terbuat dari besi, baja, ngamuk pribadi, pra wadya ing Majalengka,
dan bahan pamor. Sebelum keris, senjata atau kathah ingkang angemasi, sakantune kang
pusaka orang Jawa, seperti disebut dalam palastra, pra samya lumayu nggendring.
Serat Pustaka Raja Purwa, antara lain trisula,
limpung, musara, lori, bajra, kretala, alu- (5) Mantuk marang Majalangu, sawusira
mengsah gusis dhuwung wus wangsul
pribadya, sumeleh ing ngarsaneki, panyeratan
Sang Pandhita, sarta akukuthah getih.

Edisi Budaya | 185

(6) Kagyat ri sang amanengkung, miyat sebelumnya, antara lain Keris Mpu Gandring
dhuwung kuthah getih dahat panalanganira, yang sangat terkenal pada masa Kerajaan
dyan dodonga mring Hyang Widi, mugi Allah Singhasari (1222-1294). Awalnya keris itu
ngapuntena, solah amba ingkang sisip. dipesan oleh Ken Arok untuk membangun
Kerajaan Singhasari di Tumapel. Keris terkenal
(7) Sang pandhita ngandika rum, marang ing lainnya yaitu Keris Kyai Setan Kober (milik
waadyanireki, kabeh padha piyarsakna, Arya Penangsang, murid Sunan Kudus, Jakfar
myang aneksanana sami, katgeki sunwehi Shadiq), Keris Kanjeng Kyai Ageng Sengkelat
aran Si Kalam Munyeng prayogi. atau Kyai Ageng Puworo (Mpu Supa, santri
Sunan Ampel), Kyai Nagasasra dan sabuk
Terjemahannya: inten, dan Keris Kyai Carubuk (keris milik
Sunan Kalijaga).
(1) Sang Prabu segera mengirim utusan,
Patih Gadjah Mada (bukan Gadjah Mada Keris biasanya dibuat dengan cara dan
zaman Hayam Wuruk), disuruh langsung tujuan tertentu, seperti beberapa nama keris di
memimpin, memukul perang Giri Gresik, atas. Dilihat dari cara dan niat pembuatannya,
tidak diceritakan bagaimana di jalan, keris dapat dibagi atas dua golongan besar,
sudah sampai di daerah kekuasaan Giri. yaitu keris ageman dan tayuhan. Keris Ageman
itu hanya mementingkan keindahan eksoteris.
(2) Geger seperti badai, yang diterjang lari, Keris tayuhan itu lebih mementingkan tuah
naik ke Giri Prawata, Kanjeng Sunan Giri atau kekuatan gaib isoteris.
yang sedang menulis Al-Qur’an, kaget
mendengar suara. Ada juga keris yang memang benar-benar
untuk membunuh orang, seperti keris yang
(3) Orang-orang berteriak kedatangan dulu dipakai algojo untuk melaksanakan
musuh, hendak merusak Giri, pena yang hukuman terpidana mati dan untuk para
dipakainya menulis, segera dilempar dan prajurit. Akan tetapi, kegunaan keris sebagai
berdoa kepada Tuhan dan terkabul alat pembunuh itu lebih bersifat seremonial
dan khusus, seperti keris Kanjeng Kyai
(4) Pena menjadi keris, berkelebat mengamuk Balabar milik Pangeran Puger. Keris-keris jenis
sendiri, para prajurit Majapahit, banyak ini disebut sebagai sifat kandel, yakni untuk
yang tewas, selain yang mati, lari terbirit- menambah keberanian dan rasa percaya diri
birit. pemilik keris.

(5) Kembali ke Majapahit. Setelah musuh Masa Depan Per-keris-an
bersih, keris kembali sendiri, berhenti
di tempat penulisan, sambil berlumuran Sesuai dengan perkembangan zaman,
darah. keris takkan lekang waktu. Sejak masa era
menggapai kemerdekaan hingga saat mengisi
(6) Terkejut Sunan Giri, melihat keris kemerdekaan, keris ternyata mampun
berlumuran darah, menyesal batinnya, bertahan. Pertama, secara akademik, keris
kemudian berdoa kepada Allah, memohon masih dapat dijadikan perumpamaan dalam
ampunan karena merasa bersalah. ajaran tasawuf di Jawa. Zoetmulder (1990:
336) dalam penjelasannya tentang suluk Jawa,
(7) Sunan Giri berkata kepada seluruh menggunakan perumpamaan keris dan sarung
pengikutnya, wahai semua ketahuilah dan (tempatnya), disetarakan dengan wayang dan
jadilah saksi, keris ini aku beri nama Kyai dalang. Perumpamaan tersebut berkaitan
Kalamunyeng, “pena mengamuk” dengan gambaran Tuhan dan manusia,
manunggal atau tidak, serta kemanunggalan
Melihat tuturan dalam Serat Centhini di dalam perlawanan.
atas, keris juga pernah dibuat dan dipergunakan
Sunan Giri untuk mempertahankan diri,
sekalipun dalam kondisi darurat. Keris seperti
Kyai Kalamunyeng ini, ternyata sudah ada

186 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Kedua, keris masih menjadi simbol Ratu Kidul yang mengingatkan Diponegoro
keberanian pada era kolonial. Salah satu jangan mau menerima apapun jabatannya
contohnya, Pangeran Diponegoro sebagai dari Belanda sebagai penjajah. Setelah suara
salah seorang Pahlawan Nasional yang itu hilang jatuhlah sinar putih membawa
menggunakan keris pada masa perjuangan senjata cundrik. Dengan cundrik itu semangat
melawan kolonial. Keris kecil, cundrik Pangeran Diponegoro semakin membara.
yang sering dibawa Pangeran Diponegoro
bernama Keris Sarotaman, hasil khalwat Ketiga, keris dapat menjadi benda unik,
dan diberi keris oleh Ratu Kidul. Cundrik khas milik bangsa Indonesia. Contohnya, keris
ini diporelah setelah Pangeran Diponegoro sebagai souvenir yang khas dari Indonesia.
mandi di Parangtritis, lalu bersandar di sebuah Presiden Soekarno pernah melakukan itu pada
batu (Watu Gilang) di Parangkusuma, dan tahun 1960 untuk Fidel Castro di Kuba.
mendengar suara tanpa wujud dari Kanjeng
[Mahrus el-Mawa]

Sumber Bacaan

Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya, Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris, Jakarta: Gramedia, 2005, cet. III.
(Bagian I-III).

Hariwijya, M. Islam Kejawen: Sejarah, Anyaman Mistik, dan Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004.
Solikhin, K.H. Muhammad. Kanjeng Ratu Kidul dalam Perspektif Islam Jawa. Jakarta: Narasi, 2009
Wahyudi, Agus. Serat Centini 1: Kisah Pelarian Putra Putri Sunan Giri Menjelajah Nusa Jawa. Yogyakarta: Cakrawala, 2015
Waluyo Wijayatno dan Unggul Sudradjat (edit.), Keris dalam Perspektif Keilmuan, (PPPK BPSDKP Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata, 2011)

Edisi Budaya | 187

Kerudung

Kerudung adalah kain penutup Kerudung Sebagai Status Kelas
kepala perempuan. Ia berasal dari
kata “kudung” atau “tudung” yaitu Di masa awal Indonesia modern,
sesuatu yang dipakai untuk menutup kepala perempuan yang mengenakan kerudung
perempuan. Mendapatkan awalan ke-r sebagai cenderung menunjukkan kelas santri. Baik
ungkapan yang bermakna mempunyai sifat pelajar puteri dan ibu nyai di pesantren atau
menutup atau menyelubungi kepala. madrasah mengenakan pakaian penutup
kepala ini ketika melakukan berbagai aktivitas.
Ide menutup kepala ini merujuk pada Pada masa pemerintahan Sukarno, ibu-
standar kesopanan yang dibentuk oleh nilai- ibu yang tergabung dalam gerakan wanita
nilai kultural dan keagamaan serta pada Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bahkan
tingkat tertentu estetika yang terus berubah. mengenakan kerudung yang diikatkan pada
Kerudung yang dibuat dari kain tipis segitiga leher sambil memanggul senjata saat berlatih
ataupun selendang segi empat biasanya militer. Hal ini juga nampak pada ibu-ibu yang
menempel di kepala dan menjulur hingga tergabung dalam organisasi Aisyiah sebagai
ke bagian dada. Kerudung oleh sebagian organisasi sayap perempuan Muhammadiyah.
pemakainya digunakan untuk kegiatan- Kerudung dalam hal ini merupakan cara santri
kegiatan keagamaan seperti pengajian, majelis menampilkan kesalehannya dan membedakan
ta’lim, kenduri, atau pertemuan perempuan mereka dari kelas sosial yang lain.
kalangan santri.
Praktek berkerudung juga terlihat
Dalam perkembangannnya, istilah pada Ibu Fatmawati, istri Presiden Pertama
kerudung sering dipertukarkan dengan jilbab. Republik Indonesia. Dalam berbagai peristiwa
Padahal konsep jilbab di tempat asalnya penting, Fatmawati mengenakan kerudung
merujuk pada pakaian yang menutup seluruh tradisional yang longgar dan sederhana.
tubuh. Bukan hanya bagian kepala. Menurut Tampilan semacam ini oleh banyak pihak
Fadwa El-Guindi, konsep jilbab sesungguhnya sering dilihat sebagai simbol wanita nasionalis.
mengacu pada jubah longgar yang panjang Dalam konteks kekinian, gaya berkerudung
dengan ukuran lengan baju yang lebar. semacam ini masih dikenakan oleh sebagian
perempuan Muslim, meski sudah tergolong
Baik jilbab maupun khimar (penutup klasik. Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
kepala) dicelup ke dalam warna yang keras dan dan puterinya Yeni Wahid cenderung memakai
kuat (seperti biru laut, coklat, atau abu-abu) kerudung jenis ini.
serta terbuat dari bahan tebal dan tidak tembus
cahaya. Perempuan yang memilih kostum jenis Paduan kerudung dan kebaya di masa
ini biasanya tidak bermake-up, tidak pernah lalu menjadi penanda menyatunya Islam dan
mengenakan warna terang atau pakaian budaya lokal. Unsur kerudung yang merupakan
ketat yang menampakkan lekuk tubuhnya. ciri khas muslimah santri dan pakaian
Terkadang penggunanya melengkapinya khas perempuan Jawa menyatu menjadi
dengan sarung tangan. entitas penting yang mengisi perubahan

188 | Ensiklopedi Islam Nusantara

kultur berpakaian dimana perempuan Jawa Situasi sosial dan politik masa Orde
sebelumnya mengenakan kemben alias kain Baru yang membatasi gerak kelompok-
penutup dada. kelompok Islam tercermin pada peraturan
tentang seragam Sekolah Menengah. Melalui
Kerudung Sebagai Gerakan Politik Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan dan
Sejak rezim Suharto mencurigai dan Kebudayaan (Dikdasmen) No. 052/C/Kep/D
menekan kelompok Islam, gerakan dakwah 82, banyak pengelola sekolah menggunakannya
di masjid-masjid dan kampus sekuler sangat sebagai landasan formil untuk melarang
gencar dilakukan. Materi-materi dakwah tidak siswi yang mengenakan kerudung di sekolah.
hanya berkaitan dengan fikih ibadah dan Sejumlah demonstrasi anak-anak berkerudung
mu’amalah, tetapi juga mendorong bentuk di berbagai tempat terjadi menyusul berbagai
“kesalehan superfisial” sebagai idealisasi kasus intimidasi yang semakin gencar di
dari masyarakat Muslim yang sempurna. sekolah umum. Kerudung pada masa gejolak
Seruan-seruan para penceramah terkait isu ini politik ini sering dipertukarkan dengan istilah
kemudian disikapi dengan munculnya sejumlah jilbab.
siswi sekolah menengah yang mengenakan
kerudung di sekolah-sekolah umum. Sebagai Seiring dengan perubahan haluan politik
praktek yang tidak lazim masa itu, para siswi rezim penguasa dari kelompok Abangan-
yang berkurudung mendapatkan berbagai Kristen ke kelompok Islam, kebijakan negara
intimidasi dari lingkungan sekitarnya, pun berubah. Kontrol terhadap seragam
termasuk teman sebaya, guru, dan kepala sekolah menjadi lebih longgar dengan
sekolah. terbitnya pedoman pakaian seragam sekolah
No. 100/C/Kep/D/1991. Peraturan ini pada
tingkat tertentu menjadi penanda mencairnya
ketegangan antara negara dan kelompok-
kelompok Islam.

Perempuan berkerudung sebelum Kerudung Sebagai Mode Pakaian
kemerdekaan di Minangkabau.
Ketika negara telah menunjukkan
Sumber: http://www.rajawow.com/2015/03 semangat akomodatif terhadap aspirasi
kelompok-kelompok Islam, kampanye
penggunaan kerudung dalam paket busana
muslim semakin gencar. Sejumlah selebritis
dikerahkan untuk memperagakan kerudung
dengan berbagai mode dan tampilan. Dalam
berbagai acara fashion show busana Muslim,
aneka kerudung ditampilkan dalam rangka
menarik minat berbagai segmen perempuan
Muslim. Pada saat yang sama, industri fashion
juga menawarkan banyak alternatif kerudung
berikut perlengkapannya sehingga mendorong
banyak konsumen pakaian hijrah dari pakaian
ala Barat ke busana muslim.

Gairah industri fashion direspons dengan
gairah konsumen Muslim yang terus tumbuh.
Produksi busana Muslim sejak periode awal
reformasi hingga pemerintahan Jokowi
begitu pesat menyusul semakin banyaknya

Edisi Budaya | 189

perempuan yang memilih berkerudung dalam Sumber: http://www.rajawow.com/2015/03/inilah-sejarah-hijab-di-indonesia.html
aktifitas kesehariannya. Pada tahap ini,
hubungan antara praktek berkerudung dengan agama, tetapi lebih cenderung terminologi
keberagamaan atau kesalehan sudah semakin sosial budaya. Dalam pandangan kyai senior
longgar. Motif perempuan yang mengenakan ini, perintah menutup aurat memang perintah
busana Muslim tidak lagi melulu didasarkan agama, tetapi batasan mengenai aurat adalah
pada semangat menjalankan agama, tetapi ditentukan olehpertimbangan-pertimbangan
juga pertimbangan-pertimbangan pragmatis kemanusiaan dalam berbagai aspeknya. Untuk
yang manusiawi. Misalnya, mereka merasa itu, dalam menentukan batas aurat, baik
bisa tampil lebih rapih dan cantik dengan untuk laki-laki maupun perempuan diperlukan
balutan kerudung yang menghiasi busana mekanisme tertentu yang akomodatif
kesehariannya. dan responsif terhadap segala nilai yang
berkembang di masyarakat sehingga dalam
Perkembangan busana muslim yang tingkat tertentu batasan itu bisa diterima
demikian pesat menyebabkan munculnya oleh sebagian besar komponen masyarakat.
tarik menarik kepentingan bisnis di satu Tetapi Kyai Husein juga mewanti-wanti bahwa
sisi dan upaya pencarian kriteria kerudung pertimbangan khauf al-fitnah yang sudah
syar’i. Fenomena kerudung gaul yang dikembangkan oleh ulama fiqih juga harus
banyak digandrungi anak-anak muda telah menjadi salah satu penentu pertimbangan,
mendapat kritikan dari kalangan muslim agar tubuh manusia tidak dieksploitasi
konservatif yang risih dengan kecenderungan untuk kepentingan-kepentingan rendah dan
berkerudung tetapi dengan pakaian yang murahan yang bahkan bisa menimbulkan
ketat atau membentuk tubuh. Istilah gejolak (fitnah) yang mengakibatkan
kerudung yang sering dipertukarkan dengan kerusakan yang tidak diinginkan terhadap
jilbab menemukan label tersendiri yang tatanan kehidupan masyarakat.
dilekatkan pada pengguna kerudung gaul
yang mengkombinasikan gaya berpakaian M. Quraish Shihab juga menyimpulkan
Barat yang menonjolkan bentuk tubuh dengan adanya ketidakpastian mengenai kewajiban
sebutan jilboob. mengenakan kerudung bagi perempuan
Muslim. Menurutnya, konsep-konsep aurat,
Kerudung Sebagai Pilihan Berpakaian batas kesopanan dan isyarat-isyarat teks
Muslimah suci cenderung menempatkannya dalam
wilayah yang tidak mutlak. Misalnya, Hadis
Gelombang Islamisasi pada tingkat tentang kewajiban menutup kepala bagi
permukaan ditandai dengan menguatnya wanita ketika shalat tidak menyinggung
simbol-simbol keagamaan superfisial yang secara langsung tentang keharusan wanita
tergolong baru dalam jejak rekam Islam menutup kepala di luar aktivitas shalat.
nusantara. Para pendakwah sufistik seringkali Sehingga Hadis tersebut tidak bisa dijadikan
kurang menaruh perhatian pada keberagamaan dasar mengenai kewajibapemakaian kerudung
simbolik, tetapi lebih menekankan kepada
keberagamaan yang esensial dan berorientasi
pada wilayah esoterik.

Di kalangan ulama nusantara
kontemporer, persoalan pakaian perempuan
ini juga dipandang sebagai sesuatu yang tidak
pasti atau tidak tegas (dzanni). Sehingga
anjuran mengenakan kerudung (khimar) tidak
bisa dianggap setara dengan kewajiban agama
lainnya. Menurut Husein Muhammad, konsep
busana muslim bukan melulu terminologi

190 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Berbagai macam bentuk kerudung masa kini

bagi wanita dalam ranah publik. Menutup sehingga menimbulkan berbagai pendapat.
kepala, menurutnya, bisa menjadi kewajiban Untuk itu, alih-alih menjadi kewajiban,
jika saja hadis riwayat ‘Aisyah ra tentang praktek berkerudung bagi perempuan Muslim
‘pengecualian aurat wanita yang meliputi Nusantara lebih tepat disebut sebagai pilihan
wajah dan telapak tangan’ dianggap sahih pribadi.
oleh sebagian besar ulama. Sayangnya hadis
tersebut dinilai beragam oleh para ulama [Hamdani]

Sumber Bacaan

Hamdani, Deny, Anatomy of Muslim Veils: Practice, Discourse and Changing Appearance of Indonesian Women. Germany:
Lambert, 2011.

Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LkiS, 2001.
Shihab, M. Quraish, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer. Jakarta:

Lentera Hati, 2004.
El-Guindi, Fadwa. “Veiling Infitah with Muslim ethic: Egypt’s contemporary Islamic Movement.” Social Problems, Vol. 28,

(1981), h. 465-485.

Edisi Budaya | 191


Click to View FlipBook Version