artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu     (natural). Sedangkan firasah imaniyah atau
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan      disebut pula dengan firasat ilahiyah adalah
Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan       firasat cahaya (nur) ilahi dalam mata hati
tanda-tanda.                                     (‘ain bashirah) orang mukmin yang dapat
                                                 memahami suatu yang akan terjadi.
     Dalam ayat di atas dijelaskan mengenai
tawasum. Term ini oleh al-Harawi disamakan            Ibn Arabi dalam tadbirat al-ilahiyah
tafarus. Sedangkan pengertiannya adalah          menjelaskan mengenai firasat dengan
menyingkap suatu hikmah yang ghaib tanpa         mendasarkan pendapatnya dengan firman
menggunakan metode trial dan error atau          Allah surat al-Hijr ayat 75., dan hadits Nabi
penelitian ilmiah terlebih dahulu.               Muhammad saw mengenai perlunya takat
                                                 atas firasat orang mukmin yang diriwayatkan
     Perbedaan tersebut, ketika dilihat dari     oleh Imam al-Turmudzi, Imam al-Thabari
aspek bahasa asilnya (bahasa Arab) maka          dan lain sebagainya. Masih dalam kitab yang
ditemukan bahwa fisarah merupakan akar kata      sama, Ibn Arabi menjelaskan bahwa firasat
dari farasa yang arti aslinya adalah kuda. Oleh  merupakan cahaya (nur) dari cahaya Allah
karena adalah wajar ketika KH Umar Samarani      yang dapat memberi petunjuk kepada hamba-
menulis ilmu firasah dalam salah satu kitabnya   Nya. Firasat ini dapat diketahui tanda-tanda
dikenal dengan istilah ilmu katuranggan          dalam fenomena zhahir makhluk. Dalam
(kuda).                                          kitab ini, Ibn Arabi membagi firasat menjadi
                                                 dua yaitu, Syar’iyyah dan hikmiyyah. Firasat
     Al-Zajjaj sebagaimana yang dikutip oleh     syar’iyah tidak akan melenceng dari kebiasan.
Ibn Manzur dalam Lisan al-Arab menyatakan        Semua ini berjalan sesuai dengan firman Allah
bahwa orang yang hebat dari firasat ada tiga     dalam surat al-Kahfi 82 (dan bukanlah aku
yaitu: Istrinya Aziz mengenai keberadaan atau    melakukannya itu menurut kemauanku sendiri
masa depan Nabi Yusuf, Anak perempuan Nabi       {wa ma fa’altuhu ‘an amri)). Sedangkan firasat
Syu’aib mengenai keberadaan Nabi Musa, dan       hikmiyyah adalah pengetahuan berdasar
Abu Bakar yang memprediksi kepemimpinan          pemikiran dan perenungan dan percobaan.
Umar Ibn Khaththab.                              Firasat ini yang biasa terjadi dan dapat dikaji
                                                 oleh seseorang.
     Al-Kamasykhanawiya dalam kitab Jami’
al-Ushul fi al-Awliya menyebutkan bahwa               Salah satu contoh mengenai firasat
firasat mempunyai arti bahasa tatsabbut dan      adalah seseorang ideal orang yang rambutnya
nazhr. Sedangkan menurut ishtilah adalah         berwarna blonde (merah kekuning-kuningan)
terbukanya keyakinan dan tertolongnya            adalah tanda sebagai orang khiyanat, fasiq dan
hati. Firasat juga dapat diartikan dengan        kurang akalnya. Contoh ini adalah salah satu
kemampuan melihat beberapa hal yang ghaib        contoh yang diberikan oleh Ibn Arabi sebagai
dengan cahaya pancaran Allah atas hati           bentuk firasat hikmiyyah.
seseorang. Firasat dapat pula diartikan dengan
ingatan yang tertancap dalam hati yang                Dalam al-Quran firasat dapat difahami
mampu menafikan yang berlawanan.                 dalam surat Muhammad ayat 30 “Dan kalau
                                                 Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka
     Junaid al-Baghdadi menyatakan bahwa         kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat
Firasah adalah ……..?                             mengenal mereka dengan tanda-tandanya.
                                                 Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka
     Ibn Arabi dalam futuh al-Makiyyah           dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah
memandang firasat berasal dari iftirah yaitu     mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.
suatu sifat ilahi yang hukumnya menjadi
pemaksaan dalam aspek-aspek yang di luar              Ayat di atas turun kepada Nabi Muhammad
nalar biasa. Firasat oleh Ibn Arabi dibagi       saw yang telah diberi kemampuan untuk
menjadi dua yaitu firasah hikmiyyah dan          memahami sikap batin seseorang berdasarkan
nafsiniyyah. Firasah hikmiyyah adalah firasah    sifat zhahirnya.
yang terjadi pada seseorang yang diketahui
tanda-tanda yang dapat diamati secara alami
142 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Ayat yang kedua adalah surat al-Hijr ayat   akan meleset. Ungkapan seperti ini juga
75 “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-   disepakati oleh Ibn Taymiyyah.
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-            Firasat seperti ini adalah berbeda dengan
tanda.                                           prasangka (zhann). Sebab zhan terkadang
                                                 salah dan terkadang pula benar.oOleh karena
     Ulama ahli firasat mendasarkan firman       itu dalam al-Quran dan Hadis Nabi zhan adalah
Allah swt terutama dalam kata ‘mutawassimin.     sesuatu yang dilarang. Sedangkan firasah dalah
Kata ini yang kemudian menjadi perdebatan.       suatu kepastian dari Allah.
Al-Qusyairi sebagai salah satu tokoh sufi dalam
tafsirnya memaknai mutawasimin dengan                 Firasat menurut Ibn Qayyim dalam kitab
ahli firasat. Ahli firasat dalam pandangan       Madarij al-Salikin tingkatanya berada di
al-Qusyairi ini adalah wali Allah yang diberi    bawah ilham. Ilham mempunyai kedudukan
anugerah untuk mengetahui sesuatu yang           lebih tinggi dibandingkan firasat. Ibn Qayyim
masih rahasia bagi orang lain. Hanya saja ahli   juga menjelaskan bahwa sebab terjadinya
firasat tidak selalu mampu menggunakan           firasat ada dua yaitu; cerdas dan bersihnya
pengetahuan setiap saat dan setiap waktu.        hati serta baiknya perilaku seseorang. Kedua,
Akan tetapi dalam waktu-waktu tertentu tidak     nampaknya tanda dan petunjuk atas orang
mampu menggunakannya. Al-Tustari dalam           yang diberi firasat. Tanda yang nampak ini
tafsirnya menyatakan bahwa ayat itu diartikan    dapat terjadi pada sesuatu yang berlainan.
dengan ahli firasat dengan mengambil contoh      Akan tetapi sebenarnya jika berlainan
ketika Umar khutbah di atas mimbar tiba-         hakekatnya keduanya dapat terjadi.
tiba berkata “Hai Sariyah musuh ada di atas
gunung, musuh ada di atas gunung, dan            Tahapan mencapai firasat.
pasukan Sariyahpun pergi dan menghindari
dari gunung tersebut.                                 Firasat dapat dicapai dengan tahapan-
                                                 tahapan yang harus dilakukan yaitu:
     Zamakhsyari dengan pemikiran secara
rasionya menyatakan bahwa mutawassimin                Iman yang dalam kepada Allah, mempunyai
merupakan proses perenungan sehingga             sikap ikhlas kepada Allah baik ketika sendiri
mampu memahami tanda-tanda. Artinya,             atau bersama orang lain, memperbanyak
dalam pandangan Zamakhsyari hal ini              zikir kepada Allah, bersihnya pola fikir dan
merupakan proses nalar murni, bukan              cerdsanya perasaan, bersihnya hati dari
karomah dari Allah sebagaimana kelompok          syahwah dan hal subhat, mengosongkan
sufi.                                            hati dari aspek duniawi. Menjahui perbuatan
                                                 maksiat dan dosa, berakhlak baik dhahir batin,
     Sementara itu, tawasum sendiri jika         selalu makan yang halal, mencegah pandangan
dilihat dari aspek bahasa mempunyai arti         dari perbuatan yang diharamkan, mengisi
menetapkan dan memikirkan. Hal ini dapat         bathin dengan muraqabah dan zhahir dengan
terjadi jika proses tersebut disertai dengan     mengikuti sunnah, berbuat jujur bukan
ketajaman hati dan kebersihan dalam berfikir.    berbuat bohong.
     Berdasarkan ayat di atas maka firasah akan  Derajat-derajat firasat
terjadi hanyak pada orang-orang yang sholeh.
Pola kesolehan ini diakui oleh Syah ibn Syuja’        Ibn Qayyim dalam madarij al-Salikin
al-Kirmani yang menyatakan, “ orang yang         membagi firasat menjadi tiga derajat.
meramaikan zhahirnya dengan mengikuti
sunnah dan bathinnya dengan melanggengkan             Pertama, firasat yang muncul, langka dan
muraqabah dan menjaga pandangan mata dari        hanya terjadi sekali dalam hidup seseorang.
hal-hal yang diharamkan serta mencegah dari      Firasat seperti ini terjadi dan tidak mungkin
perbuatan syahwat, membiasakan makan             salah dan bukan bagian dari perdukunan
makanan yang halal, maka firasatnya tidak        firasat ini terjadi karena adanya hajat dari yang
                                                 menginginkan dengan cara melakukan banyak
                                                 zikir sehingga mendapatkan petunjuk dari
                                                 Allah secara langsung
                                                 Edisi Budaya | 143
Kedua, firasat yang muncul karena              yang difahami masyarakat Indonesia atas para
dalamnya iman seseorang, sehingga mampu             wali Allah yang mendapatkan karomah. Hal
melihat kebenaran hakiki. Firasat ini hanya         ini terjadi misalnya dalam KH Khalil Madura
terjadi bagi orang-orang yang beriman kepada        yang mendapatkan karomah sehingga mampu
Allah dengan imam yang sebenarnya, bukan            untuk membaca kondisi santrinya yang kelak
iman karena suatu aspek yang lain. Aspek            akan terjadi.
kedua ini merupakan bagian dari kasyf
dari Allah swt. Tingkat akuritas firasat ini             Kedua, firasat riyadhah, yaitu firasat
tergantung atas kekuatan iman dan kasyf yang        yang dapat diperoleh oleh seseorang dengan
diberikan oleh Allah swt                            menjalan olah badan seperti puasa tertentu,
                                                    tidak tidur malam dalam waktu tertentu dan
     Ketiga, firasat yang terjadi atas orang-       menyendiri (khalwat dalam waktu tertentu).
orang mulia untuk melakukan suatu hal dan           Firasat ini dapat terjadi untuk setiap orang
bukan untuk diucapkan. Hal sebagaimana              yang melakukan suatu ritual tertentu dan tidak
terjadi pada Maryam ketika akan melahirkan          membedakan agama atau keyakinan. Firasat
anak, ibunya Nabi Musa yang menghayutkan            ini jika dilihat di Indonesia, dapat dilihat dari
bayinya. Semua itu adalah firasat yang              beberapa ahli kejawen, para tokoh di suku dayak
diberikan oleh Allah tanpa harus diucapkan          yang dianggap mempunyai kesaktian, dan
akan tetapi dilakukan saja demi keselamatan         tokoh lainnya yang tidak menjalankan syariat
meraka.                                             Islam akan tetapi mempunyai kemampuan di
                                                    atas kemampuan manusia biasa.
Macam-macam firasat
                                                         Ketiga, firasat khalqiyah. Firasat ini dibuat
     Firasat dilihat dari aspek yang                oleh ilmuan yang meneliti suatu kondisi zhahir
mendapatkannya dibagi menjadi dua yaitu             seseorang untuk melihat kondisi perilaku
firasat agung muli dan firasat rendah. Firasat      (khalq) seseorang. Misalnya ketika ada orang
rendah adalah firasat yang didapatkan baik          yang dahinya lebar, maka orang itu dianggap
orang mukmin atau orang kafir. Firasat ini          sebagai penyabar dan lain sebagainya
dapat terjadi oleh semua orang yang melakukan
ritual tertentu seperti riyadhah, tidak             Cara mengaplikasikan firasat
makan makanan terntu, tidak tidur malam,
menyendiri, dan membersihkan batin dari hal              Dalam tradisi masyarakat kita, ada
yang menyebabkan orang tersibukkan dari             seseorang yang menjadi rujukan dalam
keinginan mendapatkan fitasat. Sedangkan            mempertanyakan sesuatu yang akan terjadi,
firasat agung mulia adalah firasat yang terjadi     atau sesuatu yang lain. Orang dianggap
hanya bagi orang yang beriman dan selalu            mempunyai firasat dapat mengaplikasikan
jujur dalam kehidupannya. Firasat seperti ini       firasatnya. caranya adalah dengan
dapat diperoleh dengan cara cukup beriman           mengheningkan cipta memanfaatkan
kepada Allah secara utuh dan selalu berlaku         pandangan, pendengaran dan hati secara
jujur secara zhahir dan bathin.                     bersamaan.
     Firasat jika dilihat dari aspek cara           Orang-orang yang mendapatkan firasat
memperolehnya dapat dibagi menjadi                  dalam al-Quran
tiga, yaitu pertama, firasat imaniyah, yaitu
cahaya Allah yang menghunjam dalam hati                  Data mengenai orang yang mendapat
orang mukmin yang dapat memahami dan                firasat dalam al-Quran didasarkan pada
membedakan tanda-tanda yang hak dan batil.          pendapat Ibn Mas’ud yang diriwayatkan
Semakin kuat iman seseorang, maka akan              oleh Imam Sufyan al-Tsauri: “ahli firasat
semakin baik firasatnya dalam membedakan            ada tiga yaitu Aziz ketika mengambil Nabi
hal yang hak dan batil. Firasat seperti ini adalah  Yusuf sebagai anak, anak Syuaib meminta
firasat yang terjadi pada para wali Allah dengan    ayahnya agar menjadikan Nabi Musa sebagai
mendapatkan karamah Allah sebagaimana               pengembala yang kuat lagi dapat dipercaya,
                                                    dan terakhir adalah Abu Bakar yang meminta
                                                    Umar sebagai khalifah setelah beliau.
144 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Berdasarkan pendapat Ibn Abbas               peraturan tidak secara utuh. Ada tahun dimana
tersebut, setidaknya dalam al-Quran adalah        anak laki-laki yang lahir dibolehkan. Dalam
dua tokoh yang dianggap mampunyai firasat         kesempatan tersebut, Harun saudara laki-laki
kuat yaitu Aziz dan anaknya Nabi Syuaib.          Musa lahir, sedangkan pada waktu kelahiran
Kisah Aziz disebutkan dalam surat Yusuf ayat      Nabi Musa hukum membunuh anak laki-laki
21. “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan)    berlaku. Firaun juga mempunyai firasat bahwa
yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita  anak itu bukanlah dari jauh akan tetapi dari
atau kita pungut dia sebagai anak.”               suku Qibthi. Hal ini dilihat dari warna kulit
                                                  dan perawakan anak tersebut. Namun, Firaun
     Aziz yangmembeli Yusuf menjadi               tidak dapat membunuh anak tersebut atas
perdebatan para ahli tafsir mengenai status       permintaan Asiah.
agamanya, kafir atau muslim. Imam Alusi
menyatakan bahwa ia adalah kafir sedangkan             Firasat lain yang berkaitan dengan Musa
Imam Mujahid mengenai adalah mukmin.              adalah yang diperoleh oleh Khidr as yang
Akan tetapi para mufasir sepakat bahwa            melakukan perbuatan yang di luar batas
firasatnya Aziz adalah benar, bahwa Yusuf         manusia. Firasat inilah yang membuat Musa
benar-benar menjadi orang yang mulia dan          merasa kecil walaupun ia seorang Rasul.
menjadi Nabi yang membantu membebaskan
masyarakatnya dari belenggu kemiskinan.           Firasat pada sahabat
     Sementara itu, anaknya Nabi Syu’aib               Sahabat Nabi Muhammad adalah generasi
ketika melihat perilaku Nabi Musa yang tidak      yang baik dan mempunyai banyak firasat yang
dikenal dan peduli untuk membantunya dalam        diakui kebenarananya. Misalnya, Firasatnya
mencarikan minuman untuk ternaknya,               Abu Bakar bahwa yang akan menjadi pemimpin
menganggap bahwa perilaku itu menunjukkan         setelah ia adalah Umar. Menurut Abu Bakar,
perilaku firasat akan kebaikan Nabi Musa.         Umar orangnya adalah keras dan tidak kenal
Aspek lain yang menjadi perhatian para            kompromi, walaupun begitu jika menjadi
mufassir sehingga menganggap sebagai firasat      pemimpin, Umar dapat memimpin dengan
baik adalah ketika dalam perjalanan menuju        baik dan tegas. Ternyata firasat Abu Bakar
pulang dari tempat pengembala sampai rumah        benar. artinya, sepanjang kepemimpinan
dengan sikap yang baik pula.                      Umar, umat Islam mengalami kejayaan
                                                  yang luar biasa. Keadilan dapat ditegakkan,
     Hal ini yang menjadi salah satu indikasi     kesejahteraan terwujud.
bahwa ada tabiat baik dalam diri Musa as.
                                                       Umar merupakan sahabat yang
     Bentuk firasat lain yang hanya diketahui     mempunyai firasat yang kuat. Saking kuatnya
oleh orang baik adalah firasat yang dirasakan     firasatnya Umar. Ibn Qayyim menyatakan
oleh istrinya FIraun, sebagaimana yang            “Umar adalah guru besar dalam bidang
disebutkan dalam surat al-Qashash ayat 9. “Dan    firasat yang tidak ada kesalahan dalam
berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk  menjalankannya. Umar dalam memimpin
mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu       Negara menggunakan firasat yang dikuatkan
membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat          dengan wahyu.” Untuk menulusuri mengenai
kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”,     firasat Umar ini dapat dilihat karyanya Imam
sedang mereka tiada menyadari”                    Suyuthi, Qathfu al-Tsamar fi Mauqifi Sayyidina
                                                  Umar.
     Dalam rangkaian cerita mengenai Musa
dan istrinya Firaun ini ada beberapa bentuk            Para sahabat lain juga masih banyak yang
firasat yang muncul yaitu firasat riyadhah        memiliki firasat seperti Umar, yaitu antara
yang dimiliki oleh tukang sihirnya raja Firaun    lain Ali, Utsman, Abdullah Ibn Umar dan lain
yang menyatakan bahwa akan ada anak laki-         sebagainya.
laki yang dapat menggulingkan kekuasannya.
Namun kesalahan yang terjadi atas firasat              Sementara ulama lainnya juga memiliki
tersebut adalah raja fir’aun memberlakukan        firasat antara lain Imam Syafii bertemu gurunya
                                                  Imam Malik bin Anas untuk yang pertamakali,
                                                  Edisi Budaya | 145
Imam Malik berkata: “Hai Muhammad, Alloh        perempuan berdasarkan muka dan telapak
telah meletakkan nur ilmu di dalam hatimu.      tangan. Kitab tersebut berjudul Majmua’ah
Maka janganlah kamu memadamkannya               al-Syariah al-Kafiyah li al-‘Awam. Pokok
dengan melakukan maksiat kepada-Nya”.           bahasannya adalah dalam fash al-khitbah.
Ucapan itu pertanda bahwa Imam Malik            Dalam kitab tersebut disebutkan dikutip
dengan firasatnya telah mengetahui bahwa        menurut pendapat ahli firasah, namun tidak
Imam Syafii adalah calon ulama besar di masa    disebutkan dari mana sumber tersebut.
yang akan datang. Dan firasatnya itu benar
dan terbukti, satelah Imam Malik meninggal,          Dua buku ini merupakan salah satu sarana
Imam Syafii benar-benar menjadi kiblat bagi     yang dapat dipakai oleh setiap orang yang
para ulama pada saat masih hidup dan sesudah    akan menikah untuk melihat kebaikan dan
wafat, hingga pengaruhnya menyebar ke           ketidakbaikan dari jodoh yang akan dinikah.
seluruh pelosok dunia Islam. Dan Imam Syafii
tercatat sebagai murid yang bisa melebihi            Dalam kasus tertentu, firasat dapat terjadi
gurunya.2. Imam Syafii bersama teman dan        dalam keadaan mendeteksi kejadian yang akan
sekaligus gurunya, Imam Muhammad bin Al-        datang. Misalnya pernyataan KH Shonhaji
Hasan As-Syaibani, sedang beristirahat di Al-   menyatakan Gus Dur akan menjadi Presiden,
Masjid Al-Haram seusai melakukan umroh.         padahal saat itu, gus Dur sedang sakit.
Pada saat bersamaan datanglah sesorang di       Pernyataan KH Shonhaji ini adalah benar
bagian masjid yang tidak jauh dari tempat       adanya. Masih dalam kasus Gus Dur misalnya
keduanya beristirahat. Lalu Imam Muhammad       ketika ziarah ke makam Kakeknya, lantas
berkata dalam rangka berfirasat terhadap        mengatakan besok tanggal 31 Desember saya
orang yang datang itu :                         akan ke sini lagi dan banyak tokoh yang datang
                                                ke sini. Aspek firasat ini menunjukkan bahwa
Firasat di Nusantara.                           ia meninggal dan dikuburkan pada tanggal
                                                tersebut.
     Tanah Nusantara ini mempunyai banyak
tokoh yang memiliki firasat yang kuat.               Aspek firasat ini juga pernah ditulis oleh
Firasat tersebut ada yang hanya menjadi         Ronggowarsito yang menulis tanda-tanda
cerita melegenda. Firasat yang ditulis antara   (firasat) orang yang akan meninggal. Firasat
lain dengan menggunakan bahasa Jawa oleh        ini dimulai sejak setahun sebelum meninggal
Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningkrat.          sampai beberapa jam sebelum meninggal.
Firasat yang dibukukan merupakan firasat
khalqiyah berupa rajah tangan. Dalam tulisan         Firasat lain misalnya yang dilakukan
tersebut, ia menulis beberapa tanda garis       oleh KH Kholil ketika mendidikan muridnya
tangan yang berkaitan dengan watak dan          dengan berbagai model dan cara. Firasat yang
sifat seseorang. Rajah tangan ini tidak dapat   ia peroleh ditunjukkan dengan beberapa cara
diaplikasikan oleh setiap orang, sebelum orang  kepada santri dan calon santrinya. Sampai
tersebut melakukan riyadhah tertentu.           akhirnya, berdirinya NU juga atas firasat
                                                yang diberikan KH Kholil kepada KH Hasyim
     Bentuk Syekh Umar Semarang salah           Asy’ari.
satu ulama besar di Indonesia menulis kitab
yang didalamnya berisi mengenai ilmu firasat                                                                    [Masyhar]
yang bermanfaat untuk mengetahui sifat
                 Sumber Bacaan
Ibnu Manzur, Lisan al-Arabi, Baerut : Dar al-Shadir, 2008
Ibn Qayyim, Siraj al-Salikin,
Ibn Arabi, Futuh al-Makiyyah
Ibn Arabi, Insya al-Dawair,
Al-Syaukani, Fath al-Qadir,
Al-Qusyairi, lathaif al- Isyarah
Al-Jurjani, al-Ta’rifat
146 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Ilmu Hikmah
Kata hikmah dalam tradisi intelektual             mengenai rahasia huruf itu kemunculannya
         Islam mempunyai banyak arti. Menurut     tergolong baru, yakni muncul di kalangan
         al-Jurjani, hikmah merupakan suatu       sufi yang telah mengalami penyingkapan
ilmu yang membahas hakikat sesuatu sesuai         hijab inderawi dan memperoleh kemampuan
kenyataannya dalam wujud sesuai batas             supranatural (khariqul ‘adah) sehingga mampu
kemampuan manusia. Oleh karena itu,               bertindak di alam anasir. Menurut Ibnu
hikmah merupakan suatu ilmu yang sifatnya         Khaldun, para sufi tersebut menganngggap
teoritis non-mekanistik. Selain itu, hikmah       bahwa manifestasi kesempurnaan asma itu
juga berarti kondisi potensi intelektual-ilmiah   terletak pada roh bintang-bintang; sementara
yang berada di tengah-tengah antara naluri        tabiat huruf-huruf dan rahasianya itu
(insting) manusia yang ingin melampaui batas      mengalir dalam asma, dan dengan demikian
potensi intelektualnya dan sifat kebodohan        mengalir pula ke alam semesta. Sementara itu,
yang merupakan sikap pengabaian terhadap          berkaitan dengan rahasia di balik penggunan
potensi intelektualnya tersebut.                  huruf, para ahli ilmu rahasia huruf berbeda
                                                  pendapat: sebagian berpendapat bahwa
      Selain itu, dalam tradisi spiritual Islam,  rahasia huruf terlepak pada wataknya;
hikmah merupakan pengetahuan mengenai             sebagian berpendapat bahwa rahasia huruf
rahasia spiritual yang terkandung dalam ayat-     terletak pada empat unsur-unsur alam yang
ayat suci, nama-nama-nama Tuhan yang indah,       terkandung di dalamnya; dan sebagian lain
huruf-huruf hijaiyah, dan doa-doa atau bacaan     berpendapat bahwa rahasia huruf terletak
tertentu yang dipercaya atas kuasa Allah          pada nilai bilangannya.
mengandung kekuatan spiritual sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi berbagai hajat,               Uraian Ibnu Khaldun lebih jauh mengenai
baik yang sifatnya meteria maupun spiritual.      ilmu simiya atau ilmu rahasia huruf di atas
Dalam konteks ini, karya-kaya Abu al-Abbas        menunjukkan bahwa pengetahuan spiritual
Ahmad bin Ali al-Buni, seperti Manba’u Ushul      mengenai asma dan rahasia huruf sebenarnya
al-Hikmah dan Syams al-Ma’aarif merupakan         merupakan buah dari laku spiritual seorang
dua kitab tentang ilmu hikmah yang popular        sufi dalam perjalanan menuju Tuhan, bukan
dan menjadi menjadi rujukan penting bagi          tujuan dari laku tasawuf itu sendiri. Dengan
peminat ilmu hikmah. Dalam dua kitab              demikian, buah dari laku para ahli tasawuf
tersebut, al-Buni menguraikan berbagai segi       tersebut kemudian diterima oleh orang
mengenai hikmah, yang mencakup berbagai           lain dan dipelajari serta diamalkan dengan
rahasia mengenai ilmu bilangan, ilmu huruf,       mengikuti prosedur tertentu, sehingga dikenal
ilmu wafaq, ilmu tabi’ah, ilmu astronomi, ilmu    sebagai ilmu hikmah.
asma’, ilmu ruqyah, dan doa-doa tertentu. Di
di kalangan ahli spiritual, ilmu-ilmu tersebut         Pada tataran praktik, pengamalan ilmu
berada di bawah payung ilmu simiya, sebuah        hikmah, baik berupa pengamalan doa atau
penamaan yang berasal dari bahasa Ibrani          asma’; baik untuk memenuhi kepentingan
yang berarti asma Tuhan.                          pribadi pengamalnya maupun untuk
                                                  memenuhi kebutuhan orang lain, seringkali
      Berkaitan dengan kemunculan ilmu            melalui serangkaian ritual tertentu, seperti
simiya, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ilmu       berpuasa dengan menghindari makanan
                                                  Edisi Budaya | 147
tertentu, seperti menghindari makanan dari       tarekat, seperti zikir, wirid, dan ratib oleh
unsur hewani. Hal yang menarik, meskipun         penduduk Nusantara dianggap memiliki
doa-doa dan asma’-asma’ yang diajarkan dalam     efek supranatural, sehingga amalan-amalan
kitab-kitab ilmu hikmah tidak semuanya           tersebut digunakan untuk hal-hal di luar
menggunakan bahasa Arab, tetapi juga             tasawuf. Ilmu debus Banten merupakan satu
menggunakan bahasa Semit lainnya, seperti        contoh dari penggunaan amalan-amalan yang
bahasa Ibrani atau Suryani.                      berasal dari tarekat Rifaiyyah dan Qadiriyyah.
                                                 Berbagai amalan hizib yang berasal pendiri
     Selain itu, pada tataran praktik,           tarekat, terutama hizib-hizib yang disusun oleh
pengamalan ilmu hikmah adakalanya                Imam al-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyyah,
menggunakan sarana atau media tertentu,          seringkali juga digunakan dan difungsikan
seperti penggunaan bukhur, yaitu wangi-          layaknya amalan ilmu hikmah.
wangian yang dibakar, wafaq, yaitu huruf-
huruf yang mengandung rahasia tertentu                 Hal yang menarik, di samping menerima
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai      ilmu hikmah yang berasal dari tradisi spiritual
oleh pengamal ilmu hikmah atau pihak-pihak       Arab-Islam, kalangan muslim Nusantara juga
yang memerlukan jasa ilmu hikmah. Dari segi      memiliki khazanah ilmu yang sifatnya spiritual
bentuk, wafaq ditulis dalam pola segi empat      sebagaimana ilmu hikmah yang berkembang
yang terdiri atas tiga kolom (mutsallas), empat  di dunia Arab-Islam. Oleh karena itu, tidak
kolom (murabba’), lima kolom (mukhammas),        mengherankan jika berbagai ilmu hikmah
enam kolom (musaddas), tujuh kolom               yang berkembang di Nusantara mengandung
(musabba’), delapan kolom (mutsamman),           muatan lokal-Nusantara, seperti penggunaan
dan sembilan kolom (mutassa’). Selain itu,       bahasa-bahasa daerah dalam doa-doa yang
dalam beberapa hal, penulisan wafaq tersebut     diamalkan sebagai sarana mencapai tujuan-
dikombinasikan dengan sebagain asmal husna       tujuan spiritual dan supranatural tertentu yang
atau ayat-ayat Alquran. Teknik penulisan         dikombinasikan dengan doa-doa berbahasa
penulisan wafaq dengan berbagai polanya itu      Arab, dan dalam batas minimal diawali atau
disebut juga dengan ism atau yang populer di     diakhiri dengan kalimah thayyibah. Berbagai
Nusantara sebagai rajah.                         jenis aji-ajian yang dikenal dalam tradisi ilmu
                                                 kanuragan di Jawa, seperti aji brajamusti dan
     Seiiring kuatanya pengaruh Islam di         aji penglimunan, terlihat memasukkan kalimah
Nusantara, Ilmu hikmah yang berkembang di        thayyibah di dalam bacaan amalannya.
dunia Arab-Islam itu pada perkembangannya        Selain itu, dalam beberapa hal unsur lokal
juga diterima oleh kalangan muslim               dalam pengamalan ilmu hikmah juga terlihat
Nusantara. Penerimaan masyarakat muslim          dari penggunaan berbagai jenis ritual yang
Nusamtara terhadap ilmu hikmah terserbut         digunakan dalam pengamalannya, seperti yang
tampaknya tidak dapat dilepaskan dari peran      tampak dalam jenis puasa yang dipilih. Puasa
penting yang dimainkan oleh tasawuf dan          mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni, merupakan
tarekat dalam proses Islamisasi Nusantara.       sekian jenis puasa yang biasa digunakan untuk
Mengingat penduduk Nusantara mempunyai           mengamalkan ilmu kanuragan atau ilmu
kecenderungan kuat pada hal-hal yang             hikmah tertentu dalam laku tirakatnya.
sifatnya supranatural, berbagai amalan dalam
                                            Sumber Bacaan
Ahmad, M. Athaullah. 2011. Rahasia Kesaktian Para Jawara. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Bruinessen, Martin van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat. Cet. II, Bandung: Mizan
Al-Buni, Abu al-‘Abbas Ahmad bin ‘Ali. 1941. Manba’ Ushul al-Hikmah. Kairo: Musthafa al-Babi al-Halabi.
Al-Buni, Abu al-‘Abbas Ahmad bin ‘Ali. t.t. Syams al-Ma’arif al-Kubra. Beirut: al-Maktabah al-Sya’biyyah
Ibnu Khaldūn, ’Abd ar-Ra mān bin Mu ammad. 2004. Muqaddimah Ibnu Khaldūn. ed. Abdullah Muhammad ad-Darwīsyī.
         Damaskus: Dāru Ya‘rib.
al-Jurjānī, ‘²lī bin Mu ammad. 1988. Kitāb at-Ta‘rīfāt. Ed.ke-3. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
148 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Ilmu Kasyaf
Ilmu dalam terminologi bahasa Arab                pengertian seperti inilah perkataan ilmu
    adalah pengetahuan yang mendalam atau         dipergunakan pada zaman Nabi Muhammad
    pengetahuan hakekat sesuatu, sedangkan        saw., tetapi setelah generasi para sahabat,
akar katanya ‘alima ya‘lamu ‘ilman yang artinya   Islam mulai berkembang sebagai sebuah
pengetahuan, informasi, kognisi, persepsi,        “tradisi.” Ada bukti perkataan ilmu mulai
pelajaran. Ibn Manzhûr mengartikan ilmu           dipergunakan dengan pengertian pengetahuan
dengan lawan dari kebodohan dan diri sendiri      yang diperoleh melalui belajar terutama sekali
(nafs). Ilmu juga dapat diartikan sebagai         dari generasi yang lampau (Nabi, para sahabat
suatu cabang studi yang berkenaan dengan          dan lain lainnya).
pengamatan dan pengklasifikasian fakta,
dan khususnya dengan penetapan kaidah                  Quraish Shihab ketika menerangkan kata
umum yang bisa diuji. Kata ‘ilmu bisa juga        ‘ilm mengartikannya sebagai menjangkau
disepadankan dengan kata Arab lainnya, yaitu      sesuatu sesuai keadaan sebenarnya atau sesuatu
ma`rifat (pengetahuan), Fiqh (pemahaman),         pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu
hikmah (kebijaksanaan), dan syu‘ur (perasan).     objek, karena itu seseorang yang menjangkau
Sedangkan ma`rifat adalah padanan kata yang       sesuatu dengan benaknya tetapi jangkauannya
sering digunakan.                                 itu masih dibarengi dengan sedikit keraguan,
                                                  maka ia tidak dapat dinamai mengetahui
      Dalam bahasa Inggris ilmu dipadankan        apa yang dijangkaunya itu. Lebih lanjut,
dengan science, bahasa latinnya scientia          Quraish Shihab menjelaskan bahwa bahasa
(pengetahuan)- scire (mengetahui), yang           menggunakan semua kata yang tersusun
sinonim yang lebih akurat dalam bahasa            dari huruf huruf ‘ain, lam dan mim dalam
Yunani adalah episteme. Dalam Kamus               berbagai bentuknya untuk menggambarkan
Besar Bahasa Indonesia ilmu secara definitif      sesuatu yang sedimikian jelas sehingga tidak
diartikan sebagai pengetahuan tentang             menimbulkan keraguan. Misalnya kata ‘alamât
suatu bidang yang disusun secara bersistem        yang berarti tanda yang jelas bagi sesuatu
menurut metode-metode tertentu, yang dapat        atau nama jalan yang mengantar seseorang
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala         menuju tujuan yang pasti. A`lam yang berarti
tertentu dibidang (pengetahuan) itu. Ilmu         bendera menjadi tanda yang jelas bagi suatu
juga didefinisikan sebagai pengetahuan atau       bangsa atau kelompok, atau dapat berarti
kepandaian (tentang soal, akhirat, dunia, lahir,  gunung yang karena ketinggiannya menjadi
bathin, dan sebagainya), sehingga kata ilmu       sedemikian jelas dibandingkan dengan dataran
selalu dirangkaikan dengan sesuatu saeperti       disekelilingnya. Atas dasar itu pula Allah swt.
ilmu akhirat, ilmu hitam, ilmu akhlak dan lain-   Dinamai `Alim adalah karena pengetahuannya
lain.                                             yang amat jelas sehingga terungakap bagi-Nya
                                                  hal-hal yang paling kecil sekalipun.
      Fazlur Rahman mengemukakan bahwa al-
Qur`ân sering mengemukakan perkataan ilmu,             Sedangkan term kasyf dalam bahasa
kata jadianya yang umum, dan pengertiannya        Inggris dipadankan dengan unveiling
sebagai “pengetahuan” melalui belajar, berfikir,  (pembukaan), manifestation (manifestasi).
pengalaman dan lain sebagainya. Dengan            Dalam bahasa Arab istilah ini dapat dibaca
                                                  Edisi Budaya | 149
dengan fathah fa’nya atau dibaca sukun          penglihatan dan tersingkapnya mata batin
fa’nya, yang tentunya mempunyai makna           dengan ittishal.
yang berbeda. Dalam Lisan al-Arab, Ibn
Manzhur menyebutkan bahwa kasyf (dibaca              Berdasarkan term kasyf ini, Ibn Arabi
sukun) berarti terbukanya tirai yang menutupi   dalam kitab Insya al-Dawa’ir membagi kasyf
anda. Sementara itu, al-Jauhari mengartikan     menjadi beberapa bagian. Pertama, kasyf ‘Aqli
kasyafah dengan dibaca berharakat dengan        yaitu sesuatu yang akal mampu menemukan
sesuatu yang botak dibagian kepala.             dengan menggunakan pemikiran dan
Berdasarkan dua makna tersebut, maka kasyf      perenungan. Kedua, kasyf nafsani, yaitu sesuatu
adalah sesuatu yang terbuka. Kasyf juga         yang terbentuk dalam jiwa imajinatif secara
dapat diartikan suatu genus yang dibawahnya     mutlak berdasarkan penggunaan perenungan
ada spesies. Kasyf ini merupakan bagian         dengan melalui beberapa riyadhah dan
dari pengetahuan syariah dan pengetahuan        mujahadah setelah terbukan tirai penjelas dan
tentang alam, seperti melihat Rasulullah saw    pembeda. Ketiga, kasyf ruhani yaitu setelah
setelah beliau wafat, bertemu Nabi Hidhir,      terbukanya penutup akal dan nafs (jiwa) dan
isra’ mi’raj dan lain sebagaianya               diperlihatkannya munculnya jiwa rahmani
                                                (nafs rahmani). Keempat, kasyf rabbani,
     Kasyf dalam istilah diartikan dengan       yaitu dengan jalan tajalli yang perolehannya
sebagian karamah bagi orang mukmin yang         adakalanya melalui tanazzul atau ta’azruj.
shaleh yang selalu menjalankan al-Quran,
Sunnah tanpa melakukan penyelewengan                 Dalam kitab Futuh al-Makiyyah, Ibn
terhadap ajaran tersebut. Adapula yang          Arabi menjelaskan bahwa kasyf juga dapat
mendefinisikan dengan keberadaan tentang        digolongkan ke dalam, pertama, kasyf al-
terbukanya ruh manusia beriman sehingga         Haqaiq yaitu yaitu terbuka hakekat yang
mampu mengetahui beberapa hal yang ghaib.       ditemukan bagian-bagiannya secara akal,
Sedangkan Imam al-Jurjani dalam kitab           dan adakalanya ditemukan dengan wujudnya
al-Ta’rifat mendefiniskan Kasyaf dengan         susunan yang ada seperti adanya langit, alam,
tersingkapnya hijab.                            manusia dan batu. Kedua, kasyf al-Ilmu al-
                                                shahih yaitu ilmu yang ditancapkan oleh Allah
     Dalam term tasawuf istilah kasyaf          dalam hati seorang alim. Ilmu ini merupakan
juga didefinisikan dengan tersingkapnya         nur ilahi yang diberikan kepada yang telah
penghalang dari hati dan mata bashirah          ditentukan oleh Allah seperti malaikat, para
seorang sufi setelah mampu menyatu (ittihad)    rasul, wali, orang-orang mukmin. Oleh karena
dengan Allah swt, sehingga orang yang kasyf     itu, orang yang tidak mempunyai kasyf maka
mengetahui sebagian kejadian yang ada di alam   ia tidak mempunyai ilmu.
atau mampu memahami makna yang baru
mengenai isi al-Quran dan Hadits yang dikenal        Al-Yasyruthiyyah dalam kitab Nafahât
dengan ilmu Haqiqah yang tidak diketahui        al-Ins menyebutkan bahwa kasyf merupakan
oleh ulama syariah dan ulama zhahir. Imam al-   istilah yang digunakan oleh para wali dalam
Thusi dalam kitab al-Luma menyebutkan Kasyf     tiga martabat, yaitu pertama, wali yang kasyf
sebagai tersikap jelasnya sesuatu yang masih    mengeni bentuknya para Nabi. Kedua, wali
menjadi rahasia dalam memahami sesuatu,         yang kasyf mengenai ruhnya para Nabi, dan
sehingga seseorang dibuka tirainya, seakan-     ketiga, yang kasyf mengenai sifat ruhaniyyah
akan mampu melihat dengan pandangan mata.       Nabi Muhammad saw., yang kemudian, dalam
Hal ini berkaitan dengan ungkapan Imam          hati mereka terpantri nur tauhid dzati.
Abu Muhammad al-Hariri yang menyatakan
“orang yang tidak beramal antara dia dan Allah       Al-Jilli dalam kitab al-Isfar yang
dengan taqwa dan muraqabah, maka ia tidak       merupakan syarh dari karya Ibn Arabi
akan sampai pada kasyf dan musyahadah.          yang berjudul al-Isfar ‘An risalah al-Anwar
Sementara itu, Imam al-Nuri menyatakan          membedakan antara al-kasyf al-khayyali
bahwa tersingkapnya mata lahir dengan           dan al-kasyf al Hissi. Kasyf khayyali adalah
                                                jika seseorang matanya ditutup dan orang
150 | Ensiklopedi Islam Nusantara
tersebut masih mampu membayangkan                 dilanjutkan dengan musyahadah.
bentuk seseorang atau perbuatan seseorang.
Sedangkan kasyf al-Hissi adalah terbukanya             Muhadlarah adalah hadirnya hati
seluruh alam material yang gaib dari aspek        yang terkadang dapat diperoleh dengan
kebiasaan karen a jauhnya benda tersebut atau     menggunakan demonstrative (burhan).
tertutupnya. Jika Kasyf ini telah tercapai maka   Setelah itu, muncul mukasyafah yang
tidak ada yang menghalangi pandangan mata         merupakan
dari semua benda yang hendak dilihat oleh
indera.                                                Ilmu mukasyafah tidak dibukukan karena
                                                  khawatir akan jatuh kepada orang yang bukan
     Ilmu Kasyf menjadi bagian dari kajian        ahlinya justru akan menyebabkan kerusakan
dalam tasawuf yang kemudian dikenal               bagi pemiliknya. Ilmu hanya dipelajari melalui
dengan term mukasyafah. Mukasyafah adalah         mudzakarah (diskusi) dan melalui jalan yang
terangkatnya hijab yang ada antara ruh jasmani    rahasia.
yang tidak mungkin ditemukan dengan panca
indera. Mukasyafah terkadang juga digunakan            Ilmu mukasyafah jika dilihat dari aspek
dengan musyahadah.                                hadits maka menjadi bagian dari Isyarat hadits
                                                  Nabi saw diungkapkan bahwa sebagian ilmu
     Imam al-Ghazali mengartikan ilmu             adalah bagaikan mutiara yang tidak dikenal
mukasyafah dengan ilmu yang membahas              kecuali oleh ahli ma’rifat kepada Allah. Jika hal
mengenai Allah dan sifat-Nya, atau ilmu           itu dibicarakan secara jelas maka orang bodoh
ini biasanya disebut dengan ilmu ma’rifat.        akan terbujuk.
Pembicaraan al-Ghazali mengenai ilmu
Mukasyafah ini berkaitan dengan pembagian         Macam-macam mukasyafah
ilmu yang memberi manfaat di akhirat yaitu
menjadi ilmu mu’amalah dan ilmu Mukasyafah.            Dalam al-Luma’ disebutkan bahwa
Syekh Ihsan al-Jampesi dalam Siraj al-Thalibin    mukasyafah dapat dibagi menjadi beberapa
mendefinisikan ilmu mukasyafah dengan             macam. Pertama, mukasyafah penglihatan
nur yang nampak dalam dalam hati ketika           dengan mata pada hari kiamat, mukasyafah
seseorang sudah membersihkan diri, sehingga       hati dengan memahami hakekah iman dengan
akan muncul dalam dirinya makna-makna yang        pandangan keyakinan tanpa cara dan batasan,
indah. Orang yang sudah membersihkan diri         ketiga mukasyafah ayat al-Quran dengan cara
juga akan memperoleh ma’rifah Allah, asma,        mu’jizat, karamat dan ijabat.
sifat, kitab, para rasul. Ia juga akan menemukan
berbagai rahasia yang tidak dimiliki oleh orang   Aspek-aspek ilmu mukasyafah.
lain. Perolehan ilmu ghaib ini minimal adalah
mempercayai dan menyerahkan kepada ahli                Aspek untuk mendapatkan kasyf adalah;
dibidangnya.                                      pertama, Tauhid sebagai rasahia utama. Tauhid
                                                  merupakan aspek utama ilmu mukasyafah.
     Imam al-Qashthalani menyebutkan              Dalam tauhid yang menjadi catatan adalah
jika seseorang tidak memiliki ilmu kasyf          tauhid yang dipegang oleh Ulama ahl Sunnah
dikhawatirkan akan meninggal dalam keadaan        wa al-Jamaah. Orang yang tidak mengikuti
su’ul khatimah (akhir yang tidak baik). Ilmu      tauhid ahli Sunnah wa al-Jamaah maka secara
mukasyafah merupakan ilmu yang tertulis           otomatis tidak mampu memperoleh ilmu
dalam kitab dan keadaanya menjadi misteri.        Kasyf. Hal ini berkaitan dengen kepercayaan
Sebab ilmu ini adalah ilmu dzauqiyah kasyfiyah    mengenai adanya tasawuf yang benar dan
yang hanya difahami melalu musyahadah             lurus.
bukan melalui dalil ataupun logika
demonstrative. Adapula yang mendefinisikan             Dalam perspektif keislaman Nusantara,
mukasyafah dengan suatu tahapan dalam             ilmu kasyf merupakan salah satu ilmu yang
tasawuf untuk mencapai makrifat. Tahapan          menjadi tujuan dalam pencarian hakekat
tersebut adalah muhadlarat, mukasyafat dan        kebenaran. Mereka ada yang melakukannya
                                                  Edisi Budaya | 151
dengan menggunakan metode tertentu seperti    tersebar di kalangan masyarakat Indonesia.
melakukan ritual puasa dalam waktu tertentu   Selain itu, mereka juga menjadi rujukan dalam
disertai dengan melakukan wirid tertentu.     menyelesaikan masalah terutama dengan
Adapula yang mereka lakukan dengan            permasalahan yang tidakdapa diselesaikan oleh
mempercaryai mendapatkannya dengan            masyarakat dengan cara meminta pandangan
langsung pemberian Allah swt.                 dari ulama yang dianggap mempunyai kasyf.
     Tokoh-tokoh besar di kalangan pesantren                                                                  [Masyhar]
hampir semuanya mempunyai kasyf. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa cerita yang
                                            Sumber Bacaan
Muhammad Ali al-Tahanawi, Kasysyaf Ishtilahat al-Funun wa al-Ulum, Beirut: Maktabah Lubnan, 1996
Muhammmad Ibn Hamid al-Ghazali, Ihya al-Ulum al-Din,
Abu Nashr al-Thusi, al-Luma fi tasawuf
Imam al-Qusyairi, Risalah al-Qusyairiyah
Ibn Arab, Futuh al-Makiiyah
Ibn Arabi, al-Isfar
Al-Jilli, al-Insan al-Kamil
Ibn Qayyim, Madarij al-Salikin
152 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Imkan Rukyah
Mendasarkan pada kelangkaan (sadz)                  seperti tentang shalat Iid, musafir, puasa dan
            penelitian di bidang ini, maka penulis  lain-lain.
            mencoba meramaikan penelitian
di bidang ini dengan mengangkat penelitian               Muhammad Mas Manshur al-Batawi nama
tentang pemikiran hisab rukyah Muhammad             lengkapnya adalah Muhammad Manshur bin
Mas Manshur al -Batawi. Mengingat                   Abdul Hamid bin Muhammad Damiri bin Habib
berdasarkan pelacakan sejarah, pemikiran            bin Pangeran Tjakradjaja Temenggung Mataram,
hisab rukyah Muhammad Mas Manshur                   lahir di Jakarta pada tahun 1295 H/1878 M.
yang terakumulasi dalam kitabnya Sullamun           Bermula dari didikan orang tuanya sendiri,
Nayyirain dan Mizanul I’tidal termasuk yang         Abdul Hamid, dan saudara-saudara orang
paling tradisional dan paling klasik dalam          tuanya seperti Imam Mahbub, Imam Tabrani,
khasanah pemikiran hisab rukyah.                    dan Imam Nudjaba Mester, dia sudah nampak
                                                    tertarik dengan ilmu falak (Panitia Haul ke1,
      Ketradisionalan dan keklasikannya,            t.th: 2).
nampak dari data yang digunakan yakni
menggunakan data Ulugh Beik Al-Samarqandy                Ketika usia 16 tahun atau tepatnya pada
(As-Samarqandy, 854H) dalam bentuk                  tahun 1894 M, dia pergi ke Makah bersama
table “Abajadun Hawazun Chathayun…, ”.              ibunya untuk menunaikan ibadah haji dan
Di samping secara prinsip menggunakan               bermukim di sana selama empat tahun. Di sana
prinsip Ptolomeus–Geosentris–Homosetris             dia belajar ilmu dengan banyak guru besar, di
(Taufik, 1992: 20) dan menggunakan dasar            antaranya guru Umar Sumbawa, guru Muhtar,
matematika yang sangat sederhana. Namun             guru Muhyidin, Syeh Muhammad Hajat, Sayyid
demikian, dalam realita di masyarakat masih         Muhammad Hamid, Syeh Said Yamani, Umar al-
digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan        Hadramy dan Syeh Ali al-Mukri. Ini merupakan
sebagai acuan ibadah secara syar’i, walaupun        salah satu bukti bahwa memang pada masa itu
dalam klasifikasi hisab hakiky taqriby. Tidak       masih banyak orang Indonesia yang melakukan
diklasifikasikan dalam katagori hisab urfi          ibadah haji sekaligus melakukan rihlah ilmiyah
yang dianggap tidak layak untuk acuan ibadah        – meguru dengan bermukim di Makkah.
secara syar’i, padahal masih menggunakan
prinsip geosentris yang secara ilmiah sudah              Namun demikian menurut lacakan
tumbang dengan prinsip yang baru yakni              penulis, kemahiran Mas Manshur al –Batawi
prinsip heliosentris.                               dalam bidang ilmu falak kiranya tidak banyak
                                                    dari hasil rihlah ilmiyahnya di Makah. Tapi dari
      Di samping itu, jika dilihat dalam kitab      rihlahilmiyah yang dilakukan SyehAbdurrahman
Mizanul I’tidal, ternyata Muhammad Mas              al-Misra ke Betawi (Jakarta) dengan membawa
Manshur al-Batawi dalam kajian hisab rukyah         data Ulugh Beik –Zeij Ulugh Beik. Dengan
tidak hanya sekedar hisab murni, namun              melihat Betawi terdapat tempat rukyah yang
juga dikemukakan pemikiran-pemikiran                layak, sehingga dalam waktu yang tidak lama,
beliau tentang fiqh hisab rukyah dengan             Syeh Abdurrahman al- Misra mengadakan
mengkomparasikan pemikiran ulama-ulama              penyesuaian data dengan merubah markas
yang lain. Di antaranya tentang had (batasan)       data dari bujur Samarkand menjadi bujur
imkanurrukyah, had (batasan) mathla’urrukyah,       Betawi. Lalu beliau memberi pelajaran kepada
persaksian hilal dan masih banyak lagi yang         para kyai –kyai Betawi, termasuk Abdul Hamid
lain. Bahkan juga dibahas kajian fiqh yang          bin Muhammad Damiri (ayah Mas Manshur
sedikit melebar dari kajian hisab rukyah,           al- Betawi) (Panitia Haul ke1, t.th: 2). Dari
                                                    Edisi Budaya | 153
sinilah cikal bakal pemikiran hisab rukyah       Arab (al-Betawi).
yang ada dalam kitab Sullamun Nayyirain karya
monumental Mas Manshur al-Betawi.                     “Perdebatan” ini sebagaimana diceritakan
                                                 Mas Manshur dalam kitab Mizanul I’tidal,
     Namun demikian, rihlah ilmiyah para         ketika terjadi persoalan persaksian rukyah
ulama Indonesia ke Makah (termasuk yang          yang dilakukan dalam penetapan awal
dilakukan oleh Abdul Hamid bin Muhammad          Ramadan 1299, di mana pada malam Ahad,
Damiri maupun Mas Manshur) kiranya tetap         hilal dalam ketinggian 2,5 derajat, salah satu
menjadi awal munculnya pemikiran hisab           murid Syeh Abdurrahman yakni Muhammad
rukyah di Indonesia. Karena sangat tidak         Shaleh bin Syarbini al-Betawi menyatakan dapat
mungkin, kedatangan Syeh Abdurrahman al-         melihat hilal (al-Betawi, t.th: 7).
Misra ke Betawi dalam acara rihlah ilmiyah
tanpa diawali dengan hubungan meguru (atau            Dalam pemikiran hisab rukyah mas
paling tidak silaturahim) yang dilakukan oleh    Manshur al-Batawi ternyata tidak hanya
para ulama Indonesia termasuk oleh Abdul         berasal dari seorang guru, Syeh Abdurahman
Hamid bin Muhammad Damiri ke sana (Mesir).       al-Misra. Terbukti dengan banyak kitab Falak
                                                 yang menjadi rujukan pemikirannya. Selain
     Sebelum kitab Sullamun Nayyirain, di        merujuk pada kitab Syarhal-Bakurahlil-Khiyath,
Betawi (Jakarta) ternyata sudah ada kitab hisab  Syarh al-Syily ala risalatih, dan al-Mukhlis
yang dipelajari dan diamalkan oleh masyarakat    karya Syeh Abdurahman al-Misra, juga merujuk
Betawi yakni kitab Iiqazhun Niyam karya          banyak kitab hisab rukyah. Di antaranya Durar al
Sayyid Usman bin Yahya. Model perhitungan        -Natwij karya Ulugh Beik, syarh al-Jafny karya
kitab ini, sama persis dengan kitab Sullamun     Qadi Zadah al-Rumi, Hasyiah karya Maulana
Nayyirain, hanya berbeda dalam ketentuan         Muhammad Abdul Alim, al –Darur al-Tauqiqiyah
batas minimal hilal dapat dilihat (dirukyah)     dan al-Hidayah al-Abasiyah karya Musthafa al-
yakni 7 derajat. Kitab ini banyak berkembang di  Falaki, Kusyufat al-Adilah karya Judary, Syarh
daerah bukit duri Puteran, Cikoko Pengadegan     al-Tasyrih karya al-Dahlawy, Syarh Natijatul
Jakarta Selatan, Cipinang Muara dan sekitar      Miiqaat karya Marzuqy, Wasilah al-Thulab karya
tanah delapan puluh Klender Jakarta Timur        Muhammad al-Khitab (al-Betawi, t.th: 7).
(Asadurhaman, 2000: 27-28.
                                                      Kitab pembahasan tentang hilal
     Kebenaran keberadaan kitab Iiqazhun         diantaranya al-Minhah karya Dimyathy, Ilm
Niyam karya Sayyid Usman bin Yahya di            al- Mansyur karya al-Subkhy, al-Irsyad karya
Betawi sebelum kitab Sullamun Nayyirain          Muthi’I, Iiqazhun Niyam dan Tamziyulhaq karya
nampak dari adanya “perdebatan” tentang          Sayyid Usman, Tanbih al-Ghafil karya ibn Abidin,
batas imkanurrukyah antara Abdul Hamid           Thiraz al-Lal karya Ridwan Afandi, Natijatul
bin Muhammad Damiri dan para santri Syeh         Miiqaat karya Mahmud Afandi, Rasail al -Hilal
Abdurrahman al-Misra dengan Sayyid Usman.        karya Thanthawi (al-Betawi, t.th: 7).
Di mana menurut Abdul Hamid bin Muhamad
Damiri dan para santri Syeh Abdurahman                Banyak juga kitab-kitab yang berisi data-
al -Misra bahwa rukyah dalam kondisi hilal       data bulan – matahari (zaij) yang dirujuknya,
di bawah 7 derajat adalah sulit bukan tidak      di antaranya al-Zaij Ulugh Beik karya ibn al-
mungkin ( istihalah).                            Syatir, al-Zaij karya ibn al-Bina, al-Zaij karya
                                                 Abi al-Fath al-Shufi, al-Zaij karya Abdul Hamid
     Sedangkan menurut Sayyid Usman,             al-Musy (al-Betawi, t.th: 7).
kondisi demikian tidak mungkin dapat
dilihat (istihalaturrukyah). Perbedaan ini            Dengan merujuk banyak kitab tersebut,
muncul karena memang Sayyid Usman tidak          diakhir hayat Mas Manshur al –Betawi
menggunakan dasar zaij Syeh Abdurahman           meninggalkan banyak karya yang merupakan
al-Misra, tapi berdasarkan zaij dari gurunya     kumpulan pemikiran hisab rukyah Mas
Syeh Rahmatullah al-Hindi di Makah. Sayyid       Manshur al-Betawi. Diantaranya kitab
Usman tidak pernah bertemu dengan Syeh           Sullamun Nayyirain, Chulashal al-Jadwal,
Abdurrahman di Betawi, karena sejak kecil dia    Kaifiyah Amal Ijtima’, Khusuf dan Kusuf, Mizanul
sudah meninggalkan Betawi dan menetap di         I’tidal, Washilah al -Thulab, Jadwal Dawairul
                                                 Falakiyah, Majmu Arba Rasail fi Masalah Hilal,
154 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Jadwal Faraid, dan masih banyak lagi yang                Sehingga dengan berpangkal pada
intinya masalah ilmu falak dan faraid. Diantara     waktu ijtima rata-rata. Interval ijtima rata
banyak kitab tersebut, yang dapat penulis           rata menurut system ini selama 29 hari 12
temukan hanya Sullamun Nayyirain, Kaifiyah          menit 44 detik. Dengan pertimbangan bahwa
Amal Ijtima’, Khusuf dan Kusuf, dan Mizanul         gerak matahari dan bulan tidak rata, maka
I’tidal (al-Betawi, t.th: 7).                       diperlukan koreksi gerakan anamoli matahari
                                                    (ta’dil markas) dan geraka anamoli bulan
Posisi Pemikiran Mas Manshur                        (ta’dil khashshah), yang mana ta’dil khashshah
                                                    dikurangi ta’dil markas. Koreksi markas
     Merujuk pada kitab rujukannya, jelas           kemudian dikoreksi lagi dengan menambahnya
bahwa pemiki ran hisab rukyah Mas Manshur           ta’dil markas kali lima menit. Kemudian
berdasarkan pada Zaij Ulugh beik al-Samarkand       dicari wasat (longitud) matahari dengan cara
(wafat 804 M) yang ditalhis (dijelaskan )           menjumlah markas matahari dengan gerak auj
ayahnya Abdul Hamid bin Muhammad Damiri             (titik equinox) dan dengan koreksi markas yang
al-Betawi dari Syeh Abdurahman bin Ahmad al-        telah dikoreksi tersebut (muqawwam). Lalu
Misra (al-Betawi, t.th.: 1). Zaij Ulugh beik ini    dengan argumen, dicari koreksi jarak bulan
disusun berdasarkan teori Ptelomeus yang            matahari (daqaiq ta’dil ayyam). Seterusnya
ditemukan Claudius Ptolomeus (140 M). Jadwal        dicari waktu yang dibutuhkan bulan untuk
tersebut dibuat oleh Ulugh Beik (1340-1449 M)       menempuh busur satu derajat ( hishshatusa’ah).
dengan maksud untuk persembahan kepada              Terakhir dicari waktu ijtima sebenarnya yaitu
seorang pangeran dari keluarga Timur Lenk,          dengan mengurangi waktu ijtima rata -rata
cucu Hulagho Khan (Husein, 1964: 115).              tersebut dengan jarak matahari bulan dibagi
                                                    hisasatussa’ah)(al-Betawi, t.th.).
     Namun dalam perjalanan sejarah, teori
geosentris tersebut tumbang oleh teori                   Meskipun metode serta algoritma (urutan
Heliosentris yang dipelopori oleh Nicolass          logika berfikir) perhitungan waktu ijtima
Copernicus (1473-1543). Di mana teori yang          tersebut sudah benar, tetapi koreksi -koreksinya
dikembangkan adalah bukan bumi yang                 terlalu sederhana. Sebagai contoh sebagai
dikelilingi matahari, tetapi sebaliknya dan         dalam perhitungan irtifaul hilal (ketinggian
planet-planet serta sateliti-satelitnya juga        hilal), dimana iitafaul hilal dihitung dengan
mengelilingi matahari. Teori ini pernah             hanya membagi dua selisih waktu terbenam
dilakukan uji kelayakan oleh Galileo Galilie dan    matahari dengan waktu ijtima dengan dasar
John Keppler walaupun ada perbedaan dalam           bulan meninggalkan matahari kearah timur
lintas planet mengelilingi matahari (Izuddin,       sebesar 12 derajat setiap sehari semalam (24
2003: 45-46).                                       jam). Dari sini nampak bahwa gerak harian
                                                    bulan matahari tidak diperhitungkan, hal ini
     Namun dalam lacakan sejarah hisab              dapat dimengerti karena berdasarkan pada
rukyah Islam, berkembang wacana bahwa               teori Ptolomius.
yang mengkritik dan menumbangkan teori
geosentris adalah al -Biruni (Baiquni, 1996: 9.;         Padahal sebenarnya busur sebesar 12
Amin, 2001: 122-124).                               derajat tersebut adalah selisih rata -rata
                                                    antara longitud bulan dan matahari, sebab
     Dalam kitab Sullamun Nayyirain yang            kecepatan bulan pada longitud rata-rata 13
asli dengan menggunakan angka –angka Arab           derajat dan kecepatan matahari pada longitud
“Abajadun Hawazun Khathayun Kalamanun               sebesar rata-rata satu derajat. Seharusnya
Sa’afashun Qarasyatun Tsakhadhun Dhadlagun”         irtifa tersebut harus dikoreksi lagi dengan
(Schimmel, 1993) yang menurut lacakan               menghitung mathla’ul ghurub matahari dan
merupakan angka yang akar - akarnya berasal         bulan berdasarkan wasat matahari dan wasat
dari India, menunjukkan keklasikan data yang        bulan (Taufik, 1992: 19-21).
dipakainya. Dengan angka-angka itu, sistem
hisabnya bermula dengan mendata al-alamah,               Di samping itu, hisab ini tidak
al-hishah, alkhashshah, al-markas dan al-auj        memperhitungkan posisi hilal dari ufuk. Asal
yang akhirnya dilakukan ta’dil (interpolasi) data.  sebelum matahari terbenam sudah terjadi
                                                    ijtima walupun hilal masih di bawah ufuk
                                                    Edisi Budaya | 155
maka malam harinya masuk bulan baru.             Indonesia, di mana kitab Sullamun Nayyirain
Sebagaimana diutarakan sendiri Mas Manshur:      karya monumental Mas Manshur hanya
                                                 dikatagorikan system hisab hakiki taqribi
     “Apabila terjadi ijtima sebelum matahari    (Badan Hisab Rukyah Depag Pusat, 1981: 35),
terbenam maka malam hari berikutnya termasuk     sebagaimana diakui secara gentelmant oleh
bulan baru, baik terjadi rukyah maupun tidak.    pengarangnya sendiri Mas Manshur bahwa
Dan apabila ijtima itu terjadi setelah matahari  “ Ini sedikit kira-kira (taqribi). Hal ini diketahui
terbenam maka malam itu dan keesokan harinya     dari gerak bulan pada orbitnya sehari semalam
masih bagian dari bulan yang telah lalu atau     dengan satuan derajat dan jam” (al-Betawi,
belum masuk bulan baru” (al-Betawi, t.th: 11).   t.th.).
     System hisab ini nampak sekali lebih             Namun demikian, system hisab Sullamun
menitik beratkan pada penggunaan astronomi       Nayyirain yang merupakan akumulasi
murni, di dalam ilmu astronomi dikatakan         pemikiran Mas Manshur tersebut masih
bahwa bulan baru terjadi sejak matahari dan      banyak dipergunakan dasar oleh masyarakat
bulan dalam keadaan konjungsi (ijtima).          muslim Indonesia di antaranya keluarga besar
Dalam system ini menghubungkan dengan            Yayasan al-Khairiyah al-Manshuriyyah Jakarta
perhitungan awal hari adalah terbenamnya         dan Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri.
matahari sampai terbenam matahari
berikutnya, sehingga malam mendahului                                                                            [Masyhar]
siang yang dikenal dengan system ijtima qablal
ghurub. Sehingga dikenal sebagai penganut
kaidah “Ijtima’unnayyirain istbatun baina al-
syahrain” (Ijtima adalah batas pemisah antara
dua bulan (Badan Hisab Rukyah Depag Pusat,
1981: 35).
     Dengan prinsip demikian, maka wajar
manakala hasil dari seminar sehari Hisab
Rukyah pada tanggal 27 April 1992 di Tugu
Bogor, dihasilkan kesepakatan paling tidak
ada tiga klasifikasi pemikiran hisab rukyah di
                                            Sumber Bacaan
Abdul Hamid, Muhammad Mas Manshur al-Batawi. t.th. Mizanul I’tidal, Jakarta: Madrasah Al-Khairiyyah.
----------------- t.th. Sullam al-Nayyirain, Jakarta: Madrasah Al-Khairiyah.
Abdul Wahd Wafi Ali. 1989. Perkembangan Madzhab Dalam Islam. Jakarta: Minaret.
Abdurrahim. 1983. Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty.
Ahmad bin Hajar al-Haitami Syihabuddin. t.th. Tuhfatul Muhtaj, Kairo: Beirut, t.th.
Ahmad SS Noor. t.th. Nurul Anwar, Kudus: TBS Kudus.
-------------------- t.th. Syamsul Hilal, Kudus: TBS Kudus.
Al-Falaky Muhammad. 1981. Haul Asbab Ikhtilaf Awail al-Syukur al-Qomariyah, dalam
Dirasat Haul Tauhid al-Ayyad waa al-Mawasim al-Diniyah, Tunisia: Idarah Su’un al-Diniyah.
Alfonso Nallino Carlo. 1911. Ilmu Falak wa Tarjih Inda al-Arab, Roma.
Al-Ghazaly. t.th. Al-Mustashfa min illm al-Ushul, Kairo: Sayyid al-Husain.
Al-Hayyan. t.th. Al-Bahr al Muhith, Kairo: Beirut.
A. Alies Elias,. 1970. Pockeet Dictionary, Kairo: Elias Modern Press.
Al-Jaelani Zubaer Umar. t.th. al Khulashoh al-Wafiyah, Kudus: Menara Kudus.
Al-Jaziry Abdurrahman. t.th. Fiqh Ala Madzahib Al-Arba’ah, Kairo: Beirut.
Al-Qulyubi, Syihabuddin. 1956.Hasyiah Al Minhaj al Thalibin, Kairo: Musthafa al-Baby al-
Halaby.
Al-Subkhi Taqiyuddin. t.th. Fatawa al-Subkhy, Beirut: Dar al-Maarif.
Al-Syarwani. t.th. Hasyiah Syarwani, Kairo: Beirut.
Al-Syatibi, Abu Ishaq. 1341 H.al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, Beirut: Dar al-Fikr.
Amin KH Ma’ruf. 1993. Rukyah Untuk Penentukan Awal dan Akhir Ramadhan Menurut
Pandangan Syari’ah dan Sorotan IPTEK, dalam Mimbar Hukum, Jakarta: Dirjen Binbaga Depag RI.
Astonomical Club al-Farghani. 1992-1993. Mawaqit Islamic Keeping, Copyright.
156 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Istighotsah
Ada banyak cara dan bentuk ekspresi                                                                                                yang datang berturut-turut.
         keberagamaan Islam Nusantara,
         salah satunya Istighatsah. Istighatsah                                                                                          Istighatsah juga disebut dalam al-Ahqaf
sendiri sebetulnya adalah bentuk ritual doa
bersama (berjamaah). Umumnya dilakukan                                                                                             17
di alun-alun, halaman masjid, juga di ruang
publik lainnya.                                                                                                                    أُ ۡخ َر َج َو َق ۡد                   لقيۡنهَِف ََقيأُۡبُق ِّٖولُفل َو َّل َُهماَُكماَمَايهَٰٓ َۡذَأسآتََتإِِعِغَّ َيد�ٓ َثاانأَِ َِِن ٰٓسنٱ ِطأَ َّ َُۡ�نيَّٞإَِو َٱخَّنَّ َل ِل َو ِ ۡتعي ٱَد ۡلَق ُاٱق َ ُرلَّو�ِلِ َُنوَٰح ِ ِم
                                                                                                                                   ن١ۡ ٧ٱَو ۡ ۡي َللَ َّو َلِك َ َيءا ِم
     Secara bahasa “al-istighatsah” berasal dari
akar kata “al-ghauts” artinya “pertolongan”.                                                                                       “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu
Dalam tata bahasa Arab disebut, sebuah                                                                                             bapaknya: «Cis bagi kamu keduanya, apakah
kalimat yang mengikuti pola (wazan)                                                                                                kamu (keduanya) memperingatkan kepadaku
“istaf’ala” dengan menambah “alif”, “syin”,                                                                                        bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh
dan “fa” maka artinya adalah “pertolongan”                                                                                         telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu
atau “permintaan”. Sebagaimana “al-ghufran”                                                                                        kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan
diikutkan wazan istif’al menjadi “istighfar”                                                                                       kepada Allah seraya mengatakan, «Celaka kamu,
yang meminta ampunan                                                                                                               berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah
                                                                                                                                   benar». Lalu dia berkata: «Ini tidak lain hanyalah
     Sehingga, jika mengacu pada arti semantik                                                                                     dongengan orang-orang yang dahulu belaka».
dari istilah ini, istighatsah berarti “meminta
pertolongan”. Karena yang dimintai adalah                                                                                               Ayat ini bercerita tentang orang tua
Allah SWT, maka disebut doa.                                                                                                       menghadapi anaknya yang durhaka dan
                                                                                                                                   mengingkari hari kebangkitan
     Namun, meskipun secara bahasa artinya
sama, para ulama membedakan antara                                                                                                      Istighatsah biasanya dilakukan ketika
“isti’anah” dan “istighatsah”. Yang pertama                                                                                        menghadapi persoalan-persoalan besar
meminta pertolongan ketika dalam keadaan                                                                                           dan berat, membutuhkan campur tangan
sukar, sulit, darurat, dan biasanya ketika                                                                                         Tuhan, mengharapkan sebuah keajaiban dan
menghadapi persoalan besar. Sedangkan yang                                                                                         mukjizat. Karena itu, seringkali istighatsah
kedua lebih bersifat umum.                                                                                                         dilakukan secara bersama-sama, melibatkan
                                                                                                                                   orang banyak, sebab problem yang dihadapi
     Sebagai ritual keagamaan khas Nusantara,                                                                                      bukanlah problem biasa.
istighatsah sendiri memiliki landasan teologis
dan secara eksplisit disebut baik di dalam al-                                                                                          Al-Quran surat al-Baqarah 45 juga
Quran maupun al-Hadis.                                                                                                             menyuruh umat Islam atau orang-orang
                                                                                                                                   beriman untuk senantiasa meminta
     Dalam al-Anfal ayat 9 disebut:                                                                                                pertolongan dengan sabar dan salat. Hal ini
                                                                                                                                   menunjukkan betapa pentingnya istighatsah
 َب لَ ُك ۡم َأ ِّن ُم ِم ُّد ُكم٩إِبِ َأۡذ ۡل تَٖ ۡفس َت ِّمِغيَن ُث ٱولۡ ََمن َ ٰٓل َرئِ َّب َك ِةُك ُۡمم ۡرفَِدٱفِ ۡس ََتي َجا
                                                                                                                                   �َ َ   َّ  ٌَل َكبِ َية                � َّ� َها  َِۚوٱل َّص َل ٰوة  ِبِٱل َّص ۡب  َْوٱ ۡس َتعِي ُنوا
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan                                                                                             �ِإ                                                                ٤٥        ٱ ۡل َخٰ ِشعِ َي
kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu: «Sesungguhnya Aku akan mendatangkan                                                                                        Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat
                                                                                                                                                                                     Edisi Budaya | 157
dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan                                                                                                                                                                      kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191)
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,                                                                                                                                                                               Surat al-Ahzab ayat 35, 41 dan 42
     Dalam sebuah hadis disebut:                                                                                                                                                                                إِ َّن ٱلۡ ُم ۡسلِ ِم َي َوٱلۡ ُم ۡسلِ َمٰ ِت َوٱلۡ ُم ۡؤ ِمنِ َي َوٱلۡ ُم ۡؤ ِم َنٰ ِت
                                                                                                                                                                                                                ََووٱٱ ۡلل َ َّقٰنِصٰتبِِ َرَٰي ِتَوٱ ۡل َقَٰوٱنِ ۡلَتٰ َخِٰت ِش َو ِعٱل َ َّيصٰ ِد َوقِٱ ۡل َي َخَٰوٱ ِلش َ َّعٰصٰ ِ ِدت َقٰ ِ َوتٱلۡ َوُمٱ َتل ََّصصٰ ِّدِ ِبقِي ََني
ان اﻟﺸﻤﺲ ﺗﺪﻧﻮا �ﻮم اﻟ��ﺎ�� �� �ﺒ�� اﻟﻌﺮق ﻧﺼﻒ                                                                                                                                                                    � َمٰ َكِثتِ ٗيا َوٱَوۡلٱل َ َّذحٰٰ ِفكِ َِظرٰ َِتي٣َِصَّئ٥ٰٓ أَُفَوٱَُرلعۡ َُّومد َتَجٱ َُه َّص ۡمُّ�ِد لَََقوُٰٱه ۡل ِمت َ َّمحٰ ِۡفغ ََِفوٱظَٰرل ٗة َِّتَوٰٓصأَئَِوۡٱجِملًراََّذٰيكَِعرِ ِظي َويٱَ ٗنلما َّٱ
اﻻذن ﻓﺒﻴﻨﻤﺎﻫﻢ ﻛﺬاﻟﻚ اﺳﺘﻐﺎﺛﻮا ﺑﺎدم ﺛﻢ �ﻮ� ﺛﻢ                                                                                                                                                                     “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
                                                                                                                                                                                                                muslim, laki-laki dan perempuan yang Mu’min,
                                          ﺑﻤﺤﻤﺪ                                                                                                                                                                 laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
                                                                                                                                                                                                                keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
     Hadis tersebut di atas dengan gamblang                                                                                                                                                                     laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
menyebut bahwa istighatsah tidak harus                                                                                                                                                                          perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan
ditunjukkan langsung pada Allah SWT.,                                                                                                                                                                           yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
melainkan bisa juga dialamatkan kepada para                                                                                                                                                                     berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memel
Nabi, bahkan para wali dan orang-orang salih.                                                                                                                                                                   hara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
                                                                                                                                                                                                                yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
     Di lingkungan pesantren Istighatsah                                                                                                                                                                        meny diakan untuk mereka ampunan dan pahala
diartikan sebagai dzikir atau wirid yang                                                                                                                                                                        yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
dilakukan secara bersama-sama (jamaah) dan
biasanya diadakan di tempat-tempat terbuka.                                                                                                                                                                           ٤١ َ ٰٓي َأ ُّي َها ٱ َّ ِلي َن َءا َم ُنواْ ٱ ۡذ ُك ُرواْ ٱ َّ َ� ذِ ۡك ٗرا َكثِ ٗيا
Tujuannya untuk meminta ampunan serta
pertolongan dari Allah SWT.                                                                                                                                                                                     “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
                                                                                                                                                                                                                (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
Dzikir dalam Istighatsah                                                                                                                                                                                        sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)
     Bacaan dzikir dalam istighatsah memiliki                                                                                                                                                                                           ٤٢ �ً َو َس ّبِ ُحو ُه بُ ۡك َر ٗة َوأَ ِصي
banyak versi dan pada umumnya sama. Dzikir,
secara bahasa adalah “mengingat”. Maksudnya                                                                                                                                                                     “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan
mengingat Allah SWT. Dzikir sendiri memiliki                                                                                                                                                                    petang.” (QS. Al-Ahzab: 42)
pijakan dalil di dalam al-Quran. Misalnya
                                                                                                                                                                                                                     Sementara Hadits Nabi salah satunya
     Surat al-Baqoroh ayat 152                                                                                                                                                                                  yang artinya
   ١٥٢ فَٱ ۡذ ُك ُرو ِ ٓن أَ ۡذ ُك ۡر ُك ۡم َوٱ ۡش ُك ُرواْ ِ� َو َ� تَ ۡك ُف ُرو ِن                                                                                                                            “Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa
                                                                                                                                                                                                                Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya                                                                                                                                                                    memiliki para Malaikat yang berkeliling di jalanan
Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah                                                                                                                                                                     untuk mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika
kepada- Ku, dan janganlah kamu mengingkari                                                                                                                                                                      mereka mene- mukan sekelompok orang yang
(ni’mat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152)                                                                                                                                                                             senantiasa berdzikir kepada Allah, para Malaikat
                                                                                                                                                                                                                ini kemudian memanggil, “Ambillah kebutuhan
     Surat Ali Imron ayat 191                                                                                                                                                                                   kalian.” (HR. Muttafakun Alaihi. Tirmidzi dan
                                                                                                                                                                                                                Ahmad)
و َّب ََن َا ٰ� َما ُج َخُن َلو ۡبقِ ِه َ ۡتم١َ َر٩١ٱََوَّهَٰي ِل َتَيذ َاف َن ََّبكٰ ُرِطيَ ٗو ۡذ َ�ن ُك ُُِرسفۡبو ََنَحٰخ َنۡل ٱَِقك َّٱَ�لفَقَِّسَناقَِمَٰ َيٰوَٰعٗم َاِذات ََوَبٱو ُۡقٱلَُۡعرلَّوا ِٗدرِاض
                                                                                                                                                                                                                     Menurut Imam al-Alamah Ibnu Abidin
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil                                                                                                                                                                dalam kitabnya “hasyiah fi ma’rodi dzikrillah”
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring                                                                                                                                                                  berkata, Bahwa dzikir berjamaah itu lebih
dan mereka memikirkan tentang penciptaan                                                                                                                                                                        besar pengaruhnya di hati daripada dzikir
langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
158 | Ensiklopedi Islam Nusantara
sendirian (Ibnu abidin “hasyiah ibnu abidin”,            Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar
hal. 263, vol 5). Sementara Imam Abdul                   dan Maha Melihat
Wahab Sya’roni dalam kitabnya “dzi- kru adz-
dzakir…” mengatakan, bahwa ulama’ salaf                                              ٣٣× �ﺎ ﻣﺒﺪع �ﺎ ﺧﺎﻟﻖ
maupun ulama’ khalaf telah sepakat atas
disun- nahkannya dzikir berjama’ah baik di               Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak
masjid maupun di luarnya. Juga pendapat                  ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta
ulama lain yang telah masyhur kealiman dan
kesalehannya.                                                        ٣٣× �ﺎ ﺣﻔـ�� �ﺎ ﻧﺼـﻴﺮ �ﺎ وﻛ�ـﻞ �ﺎ اﷲ
Bacaan dalam Istighatsah                                 Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan
                                                         kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong,
     Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca              wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan
dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku                mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah
“Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus
Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama                                     x٣٣ �ﺎ � �َﺎ َﻗ ُّ� ْﻮ ُم ﺑِ َﺮﺣْ َﻤ ِﺘ َﻚ أ ْﺳﺘَ ِﻐ�ْ ُﺚ
(LDNU):                                                               ٣٣× �ﺎ ّ� �ﺎ ﻗـ ّ�ﻮم ﺑﺮﺣﻤـﺘﻚ أﺳﺘـﻐ�ﺚ
                            ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣ�ﻢ         Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus
                                                         mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi                memohon pertolongan-MU
Maha Penyayang
                                                                                             x٤١ �َﺎ ﻟَ ِﻄ�ْ ُﻒ
                                       ١× اﻟ َﻔﺎ ِﺗ َﺤﺔ
                                                                                            ٤١× �ﺎ ﻟﻄـ�ﻒ
(Surat Al-Fatihah)
                                                         Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha
                           ٣× أﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ اﻟﻌﻈ�ﻢ           Penyayang
Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha                               x٣٣ أ ْﺳ َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ا َﷲ اﻟْ َﻌ ِﻈ�ْ َﻢ إﻧَّ ُﻪ ﻛ َﺎ َن َﻟ َّﻔﺎ ًرا
Agung                                                              ٣٣× أﺳﺘﻐـﻔﺮ اﷲ اﻟـﻌﻈـ�ﻢ إﻧّﻪ ﻛﺎن ﻏـ ّﻔﺎرا
           ٣× ﻻ ﺣﻮل وﻻ ﻗ ّﻮة إﻻ ﺑﺎ ﷲ اﻟﻌﻠ ّﻲ اﻟﻌﻈ�ﻢ      Aku mohon ampung kepada Allah Yang Maha
                                                         Agung, sunggu Allah Dzat Yang Maha Pengampun
Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali
dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan             أﻟﻠﻬـﻢ ﺻﻠّﻰ ﻟﺒ ﺳـ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤـﻤﺪ ﻓﺪ ﺿﺎﻗﺖ ﺣ�ﻠ� أدرﻛﻨﻲ
untuk melakukan ketaatan kecuali dengan
pertolongan Allah                                                                                 ٣× �ﺎ اﷲ
 ٣× أﻟﻠﻬـﻢ ﺻﻠﻰ ﻟﺒ ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤ ّﻤﺪ وﻟﺒ آل ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣﺤ ّﻤﺪ       Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan
Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan              kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
kepada junjungan kami Nabi Muhammad
berserta keluarganya                                     sungguh telah habis daya dan upayaku maka
  ٤٠× ﻻ ﻟﻪ إﻻ أﻧﺖ ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ إﻧّـ� ﻛﻨﺖ ﻣﻦ اﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ           tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah
                                                         أﻟﻠﻬـ ّﻢ ﺻﻠﻰ ﺻﻼة ﻛﺎﻣﻠﺔ وﺳـﻠّﻢ ﺳﻼﻣﺎ ﺗﺎ ّﻣﺎ ﻟﺒ ﺳ�ـﺪﻧﺎ
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau,                                          ﺗﻨﺤـ ّﻞ     ّ
Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-            اﻟﻜﺮب  ﺑﻪ  وﺗﻨﻔـﺮج  اﻟﻌﻘـﺪ  ﺑﻪ           ا�ي   ﻣﺤ ّﻤﺪ
orang yang telah berbuat dzalim
                                                         وﺗﻘـ� ﺑﻪ اﻟﺤﻮاﺋﺞ وﺗﻨـﺎل ﺑﻪ اﻟ ّﺮﻟﺬﺋﺐ وﺣﺴﻦ اﻟﺨﻮاﺗﻢ
                              ٣٣× �ﺎ اﷲ �ﺎ ﻗﺪ�ـﻢ
                                                         وﻳﺴﺘﺴﻘﻰ اﻟﻐﻤـﺎم ﺑﻮﺟﻬـﻪ اﻟﻜﺮﻳﻢ وﻟﺒ آ� وﺻﺤـﺒﻪ ﻓﻰ
Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa                                ١× ﻛﻞ ﻟﻤﺤـﺔ وﻧﻔﺲ ﺑﻌﺪد ﻛ ّﻞ ﻣﻌﻠﻮم ﻟﻚ
permulaan
                                                         Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna
                           ٣٣× �ﺎ ﺳﻤـ�� �ﺎ ﺑﺼـﻴﺮ         dan curahkanlah salam kesejahteraan yang
                                                         penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
                                                         yang dengan sebab beliau semua kesulitan
                                                                                         Edisi Budaya | 159
dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat                ﻣﺎ ﻛﺎن ﻣﻦ ﻧﻌـﻤﺔ ﻓﻤﻦ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ ﻻ ﺣﻮل
dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi,                            ١× وﻻ ﻗ ّﻮة إ ّﻻ ﺑﺎﷲ اﻟﻌـﻠ ّﻲ اﻟﻌ�ـ�ﻢ
dan semua yang didambakan serta husnul
khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang          Dengan nama Allah yang segala sesuatu
mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan           terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang
kepada keluarganya serta para sahabatnya,               mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan
di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak             nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan
bilangan semua yang diketahui oleh Engkau               kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan
                                                        keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang
                                      ٤١× ���ﺎ ﺑﺪ       segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya,
                                                        tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah.
Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa               Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi
ada contoh sebelumnya                                   dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat
                                                        kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan
                       ٣٣× ﺣﺴﺒﻨﺎ اﷲ وﻧﻌﻢ اﻟﻮ�ـ�ﻞ        tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan
                                                        maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang
Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik              maha Mulia dan maha agung
penolong
                                                        �ﺎ اﷲ ﺳﺄﻛﺤـﻚ �ﺎ ﻏ ّﻔـﺎر ﻋﻔـﻮا وﺗﻮﺑﺔ وﺑﺎﻟﻘﻬـﺮ �ﺎ ﻗ ّﻬـﺎر
                                              ١× ��ـ
                                                                                       ٣× ﺧﺬ ﻣﻦ �ـ ّ�ﻼ
(Surat Yasiin)
                                                        Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat
اﷲ أﻛـﺒﺮ �ﺎ ر ّﺑﻨﺎ وإﻟـﻬﻨﺎ وﺳـ�ﺪﻧﺎ أﻧﺖ ﻣﻮﻻﻧﺎ ﻓﺎﻧﺼﺮﻧﺎ    yang diterima kepada-Mu Ya Allah yang maha
                                                        pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-
                             ٣× ﻟﺒ اﻟﻘﻮم اﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ       Mu Wahai Dzat yang maha mengalahkan,
                                                        tundukkan dan hukumlah orang yang melakukan
Allah maha besar maha mulia, Wahai Tuhan                tipu muslihat dan ingin mencelakai kami
kami, sesembahan kami, tuan kami, Engkau-lah            �ﺎ� ّ�ﺎر �ﺎﻗ ّﻬـﺎر �ﺎ ذا اﻛﻄـﺶ اﻟ�ـﺪ�ﺪ ﺧﺬ ﺣ ّﻘـﻨﺎ وﺣ ّﻖ
                                                        اﻟﻤﺴـﻠﻤﻴﻦ ﻣ ّﻤﻦ ﻇﻠﻤﻦ واﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ وﺗﻌـ ّﺪى ﻋﻠـ�ﻨﺎ
penolong kami, menangkan kami atas orangorang
kafir                     ّ
                       ا�ي
ودﻓﻌـﺖ  أﺑﺪا  ��ﻤﻮ  ﻻ        اﻟﻘـ�ﻮم  �ّ ﺑﺎﻟ  ﺣ ّﺼﻨﺘﻜﻢ
ﻋﻨـﻜﻢ اﻟﺴـﺆ ﺑﺄﻟﻒ أﻟﻒ أﻟﻒ ﻻ ﺣﻮل وﻻ ﻗ ّﻮة إ ّﻻ
                             ٣× ﺑﺎﷲ اﻟﻌﻠ ّﻲ اﻟﻌ�ـ�ﻢ                                 ٣× وﻋـﻠﻰ اﻟﻤﺴﻠﻤـﻴﻦ
Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian                  Wahai Dzat yang maha mengalahkan, maha
kepada Dzat yang maha hidup dan terus menerus           menundukkan, Dzat yang keras azab-Nya,
mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati               ambilkan hak-hak kami dan hak-hak umat Islam
selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari             dari orang-orang yang menzhalimi kami dan
kalian segala keburukan dengan sejuta bacaan            menzhalimi umat Islam, yang telah menganiaya
“La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim”    kami dan menganiaya umat Islam
٣× اﻟﺤﻤﺪ ﷲ ا�ي أﻧﻌﻢ ﻋﻠ�ﻨﺎ وﻫﺪاﻧﺎ ﻟﺒ د�ﻦ اﻹﺳﻼم                                       ١× اﻟﻔﺎﺗـﺤﺔ
                                                                                        اﻛ َّﺤ ْﻬ ِﻠ�ْﻞ
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita       (Surat Al-Fatihah)
nikmat dan petunjuk kepada agama Islam                  (Bacaan tahlil lengkap...)
             ّ                                                                      [Jamaluddin Muhammad]
ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ ﻻ ﻳﺴﻮق اﻟﺨـﻴﺮ إﻻ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ
ﺷـﺎء اﷲ ﻻ �ﺼﺮ� اﻟﺴﻮء إ ّﻻ اﷲ ﺑﺴﻢ اﷲ ﻣﺎ ﺷـﺎء اﷲ
                                              Sumber Bacaan
Ahmad Ibnu Taymiyah, al-Istighatsah al-Rad Ala al-Bakri, (Riyadh: Maktabah Darul Minhaj, 1426 H)
Soeleiman Fadeli Mohammad Subhan, Antologi NU: Sejarah, Istilah, Amaliyah, Uswah, (Jakarta: Khalista, 2004)
Tim NU Online: Amaliyah NU dan Dalilnya
http://www.nu.or.id/post/read/16456/doa-doa-istighotsah
160 | Ensiklopedi Islam Nusantara
J
Jampi
Janur
Jampi
Istilah dan definisi Jampi                        Penggunaan Jampi
Kata Jampi adalah Bahasa Jawa, yang                    Jampi memiliki fungsi atau manfaat yang
         sudah menjadi bahasa Indonesia.          bermacam-macam, yang mencakup seluruh
         “Jampi” dapat diartikan sebagai          kebutuhan dan permasalahan manusia.
susunan kata atau kalimat, layaknya puisi         Menurut Snouck Hurgronje, terdapat beberapa
yang dianggap mengandung kekuatan gaib,           naskah mengenai astrologi (ilmu nujum dan
biasanya diucapkan oleh ahlinya untuk             primbon) yang memiliki fungsi bermacam-
menandingi kekuatan gaib yang lain. Padanan       macam, yang memiliki kesamaan fungsi
kata “jampi” adalah mantera. Istilah “jampi”      dengan mantera dan jampi, diantaranya yang
dalam masyarakat, bisa digunakan pada istilah     bisa mengakibatkan kekebalan, keselamatan,
jampi kebal, jampi selamat, jampi pengasihan,     dan pengasihan. Peugawe salah satu bentuk
jampi berusaha dan lain sebagainya. Penulis       azimat yang berbentuk tulisan di atas kertas
juga menemukan istilah jampi angina sarhabat      yang kemudian dibungkus dengan endapan
dan jampi terkeliat (urat yang tergilir)          getah (ekmalo). Getah tersebut, dalam waktu
dalam karya Harun Mat Piah, Kitab Tib; Ilmu       tertentu berubah menjadi besi dengan disertai
Perobatan Melayu.                                 do’a. benda itu, memiliki fungsi kebal, khusus
                                                  dibuat dari unsur ‘bahr an-Nubuwwah’
      Istilah “jampi” dalam masyarakat            berarti ‘laut kenabian’. Bila benda ini dipakai
Indramayu Jawa Barat, memiliki dua arti;          seseorang, maka akan menunjukkan kekebalan
pertama, jampi diartikan sebagai kalimat yang     atau kekuatan.
mengandung kekuatan gaib, seperti jampi
pengasihan, jampi kebal, jampi kesuksesan,             Penelitian Hermansyah pada masyarakat
dan lain-lain. Kedua, jampi yang disamakan        Melayu di Kawasan Embau menunjukkan
dengan arti do’a dan niat, seperti; Jampi sholat  persamaan dengan penelitian Syamsul
(niat sholat), jampi bepergian (do’a bepergian),  Kurniawan tentang praktik jampi-jampi, di
jampi puasa, dan sebagainya.                      Kampung Saigon Kota Pontianak. Menurut
                                                  Hermansyah praktik jampi-jampi yang
      Istilah jampi di Kampung Adat Naga          berkembang di daerah Melayu di Kawasan
kabupaten Tasikmalaya, di Kampung Adat            Embau adalah cuca dan tawar. “Cuca”
Dukuh kabupaten Garut, di Kampung Adat            adalah bacaan jampi-jampi yang diyakini
Kuta dan Kampung Adat Urug, Jawa Barat            mempunyai kekuatan magis, yang berfungsi
disebut dengan istilah syariat (jampe). Syariat   untuk keselamatan, melemahkan musuh
ini, memiliki kegunaan yang serupa dengan         dan menaklukkan perempuan, atau berbagai
tradisi jampi di daerah-daerah lain.              keperluan lainnya. “Tawar” adalah bacaan
                                                  jampi-jampi yang dipercayai memiliki
      Istilah jampi juga memiliki keserupaan      kekuatan magis untuk menyembuhkan
dengan istilah Ruqyah. Perbedaan ruqyah           berbagai penyakit. Adapun “Serapah” diyakini
dengan jampi hanya dari segi penggunaan           mempunyai kekuatan magis, dengan berbagai
kalimat. Ruqyah hanya dengan bacaan al-           fungsi seperti untuk melindungi diri dan
qur’an, sedangkan kalimat-kalimat jampi tidak     harta, melemahkan musuh dan menaklukkan
hanya sebatas dengan bacaan al-qur’an, bisa       perempuan, dan lain-lain.
jadi Bahasa daerah atau yang lainnya.
                                                       Hasil penelitian terkini mengenai “syariat”
                                                  Edisi Budaya | 163
di beberapa Kampung Adat lainnya, “syariat”      kesehatan adalahsSunangGunungjJati (Syaik
di Kampung Adat Naga, Tasikmalaya biasa          Syarif Hidayatullah).
dimanfaatkan untuk mengobati sakit yang
bersifat “sasalad” (medis) dan “kabadi” (magis)       Sunan Gunung Jati memiliki metode
serta digunakan ketika hendak melakukan          dakwah yang khas terutama dalam bidang
sesuatu. Bacaan yang digunakan meliputi          kesehatan. Metode pengobatan yang
Bahasa Sunda Buhun (kuno), Jawa Kuno dan         dilakukansSunangGunungjJati, ada dua
Arab. “Syariat” atau “jampe” di Kampung Adat     metode, yaitu; pertama, Pengobatan lahir
Naga merupakan bacaan yang digunakan             harus diatasi dengan obat-obatan maddiyah
untuk menyembuhkan penyakit atau bahaya          (lahiriah) seperti daun-daun dan akar-
kecelakaan.                                      akaran, kedua, pengobatan batin diatasi
                                                 dengan pengobatan spiritual yang awalnya
     Penjelasan di atas, menunjukkan bahwa       menggunakan jampi-jampi dan mantra-
manfaat atau fungsi jampi di berbagai daerah     mantra yang diubah menjadi doa-doa (Islam).
memiliki persamaan. Ada 4 fungsi jampi secara
global, yaitu;                                        Penelitian Muhammad Qais Izzuddin dan
1) Pengobatan.                                   Rodiyati Azrianingsih mempertegas tentang
2) Pelindung diri.                               perubahan jampi, yang awalnya dengan ajaran-
3) Pekerjaan.                                    ajaran terdahulu, berubah menjadi jampi yang
4) Adat-istiadat.                                bernafaskan Islam. Mereka menyatakan bahwa
                                                 “syariat” atau “jampe” adalah suatu kegiatan
Titik singgung Istilah Jampi dengan              untuk memohon atau berdo’a kepada Allah
Islam Nusantara                                  SWT melalui perantara tokoh. Tokoh tersebut
                                                 biasanya adalah Kepala Adat.
     Banyak orang salah mengartikan dan
memahami jampi, dari segi bacaan dan             Kesimpulan
permintaannya. Kalimat atau bacaan “jampi”,
mengalami perubahan dalam masyarakat                  Perubahan makna dan rutual jampi
Islam Nusantara. Awalnya bacaan jampi            dalam masyarakatnNusantara menjadi
itu, dengan menggunakan bacaan ajaran            jampi yang bernafaskan Islam, merupakan
agama hindu, budha, atau ajaran yang             kearifan dan kecerdasanwWalisSongo dalam
lainnya, lalu setelah datangnya agama Islam,     mengembangkan dan mensiarkan ajaran
melalui wali songo, bacaan jampi itu, diubah     Islam. Wali songo adalah figure yang harus
menjadi bacaan Islam atau bacaan dengan          kita contoh, dalam kehidupan beragama,
BahasadDaerah yang tidak bertentangan            berbangsa, dan bernegara.
dengansSyariat Islam. Salah satuwWalisSongo
yang memiliki pengetahuan dalam bidang                                                                          [Ayatullah]
                                            Sumber Bacaan
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
Harun Mat Piah, Kitab Tib; Ilmu Perobatan Melayu, (Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara Malaysia, 2006),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,
         Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
         Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),
Snouck Hurgronje, Aceh Rakyat dan Adat Istiadat (Jakarta: INIS, 1997),
Syamsul Kurniawan, Serapah Dalam Masyarakat Melayu Kampung Saigon Kota Pontianak, (Jurnal Religi, Vol. IX, No. 1,
         Januari 2013),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,
         Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
         Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),
Dadan Wildan, Sunan Gunung Jati. (Ciputat: Salima, 2012),
Muhammad Qais Izzuddin dan Rodiyati Azrianingsih, “Etnobotani Tradisi Syariat di Kampung Adat Urug, Desa Urug,
         Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
         Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia, (Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 3 2014),
164 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Janur
Kata “Janur” yang berasal dari bahasa          sedemikian rupa sehingga tampak seperti
         Jawa merupakan penyebutan untuk       tatanan sesaji buah yang biasa dipersembahkan
         daun muda dari tumbuhan berjenis      dalam upacara ritual keagamaan. Secara
palma besar seperti kelapa dan sejenisnya.     lengkap, “kembar mayang” merupakan hiasan
Dalam tradisi suku bangsa di Nusantara, janur  yang dirangkai pada batang semu pisang (jw.
biasa dipakai sebagai bagian dari kehidupan    gedebog). Batang semu pisang ini biasanya
sehari-hari. Di antara suku bangsa Nusantara   ditegakkan pada wadah kuningan. Hiasan
yang memiliki tradisi pemanfaatan “janur”      janur yang disertakan paling tidak memiliki
adalah suku Jawa, Sunda, Bali, Melayu, dan     empat ragam anyam, yaitu keris, belalang,
beberapa suku di Indonesia Timur, terutama     payung, dan burung. Selain itu, disertakan juga
masyarakat pesisir atau pulau di Sulawesi dan  empat macam daun, yakni daun kemuning,
Maluku. Penggunaan “janur” dalam tradisi       nering, alang-alang, dan croton. Bunga yang
masyarakat Nusantara berada dalam aneka        disertakan adalah melati, kantil, dan pudak,
ragam pranata, mulai dari pranata keagamaan    serta bunga merak. Buah yang biasanya
hingga budaya, dan lain sebagainya.            digunakan adalah nanas yang diletakkan di
                                               posisi paling atas, kadang-kadang ditambah
Penggunaan Janur dalam Tradisi Jawa            apel dan jeruk. “Sindur” (selendang pinggang
                                               berwarna merah-putih) juga dibebatkan pada
      Dalam tradisi masyarakat Jawa, “janur”   kembar mayang. Namun demikian, aturan
digunakan sekurang-kurangnya dalam dua         kelengkapan isi dari “kembar mayang” ini saat
pranata; pernikahan dan lebaran. Dalam         ini sudah tidak lagi ketat diberlakukan.
pernikahan, “janur” biasa digunakan sebagai
kembar mayang yang merupakan perangkat              Ragam anyam janur yang berjumlah
penting dalam adat pernikahan Jawa.            empat memiliki simbol tersendiri. Ragam keris
Kemudian dalam suasana lebaran, “janur”        berarti melindungi dari bahaya dan pesan agar
dimanfaatkan sebagai bahan utama membuat       berhati-hati dalam kehidupan. Ragam belalang
ketupat.                                       memberi pesan agar tidak ada halangan
                                               di kemudian hari. Ragam payung berarti
Kembar Mayang                                  pengayoman atau perlindungan. Yang terakhir,
                                               ragam burung melambangkan kerukunan dan
      Kembar mayang adalah hiasan dekoratif    kebahagiaan seperti burung.
simbolik yang digunakan dalam upacara
perkawinan adat Jawa, khususnya dalam               Sebagai perangkat simbolik, kembar
prosesi midodareni sampai panggih. Kembar      mayang ada sepasang, yang masing-masing
mayang biasanya dibawa oleh pemuda dan         dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru.
mendampingi sepasang cangkir gading yang       “Kembar mayang” difahami sebagai pinjaman
dibawa oleh sepasang gadis.                    dari “dewa”, sehingga setelah upacara selesai
                                               harus dikembalikan dengan membuang di
      “Kembar mayang” tersusun dari bunga,     perempatan jalan atau dilabuh (dihanyutkan)
buah, serta anyaman janur yang disusun         di sungai atau laut.
                                               Edisi Budaya | 165
Ketupat                                           dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat
                                                  = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan
     “Ketupat” atau “kupat” adalah hidangan       Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di
khas Nusantara - yang selain di Jawa,             Pulau Jawa. Selain itu, rumitnya membuat
sebenarnya juga dapat dijumpai di tempat-         anyaman ketupat dari janur sebagai bungkus
tempat lain di Nusantara, seperti di Bali,        beras, dipandang pula sebagai cerminan
Sumatera, hingga Malaysia dan Brunei bahkan       kesalahan manusia. Warna putih ketupat
juga di Filipina. Hidangan ini berupa beras       ketika dibelah melambangkan kebersihan dan
yang dibungkus dengan pembungkus terbuat          kesucian hati setelah saling memaafkan.
dari anyaman daun kelapa (janur) yang
berkualitas bagus, tidak terlalu muda tapi             Penggunaan janur sebagai kemasan
juga belum terlalu tua. Ada dua bentuk utama      pun memiliki makna tersembunyi. “Janur”
ketupat yaitu 1) kepal bersudut tujuh – yang      dipercaya sebagian masyarakat berasal dari
lebih umum dan lazim juga disebut ketupat         kata dalam bahasa Arab ja’a an-nur (telah datang
bawang karena bentuknya yang seperti              cahaya), dan sebagian yang lain mengartikan
bawang, dan 2) jajaran genjang bersudut enam.     janur dengan sejatining nur (cahaya sejati).
Masing-masing bentuk tersebut memiliki alur       Artinya, keadaan suci manusia dapat diperoleh
anyaman yang berbeda.                             setelah mendapatkan pencerahan cahaya
                                                  selama bulan Ramadan dan bermaaf-maafan
     Di Nusantara, “ketupat” paling banyak        di momen Lebaran.
ditemui pada saat musim Lebaran, baik pada
hari pertama Idul Fitri atau pada hari kedelapan       Meskipun menghadapi tantangan yang
– setelah enam hari puasa sunnah Syawal. Di       berasal dari alam, yakni semakin terbatasnya
kalangan masyarakat yang menghidangkan            keberadaan pohon kelapa yang merupakan
ketupat pada hari kedelapan Lebaran, momen        bahan utama mendapatkan “janur” sebagai
ini biasa pula disebut sebagai Bakda Kupat        pembungkus, tradisi ketupat hingga saat ini
(Hari Raya Ketupat).                              masih tetap eksis sebagai salah satu simbol
                                                  budaya Islam Nusantara. Di komunitas
     Menurut H.J. de Graaf (19xx), ketupat        masyarakat Jawa yang berdiaspora ke banyak
merupakan simbol resmi perayaan hari raya         daerah di luar Pulau Jawa pun, terutama yang
Islam sejak masa pemerintahan Demak yang          ada di Indonesia, di Pulau Sumatera (terutama
dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De          Lampung) dan Pulau Sulawesi (terutama
Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat          Tondano), tradisi ketupat ini juga masih lestari.
dari janur berfungsi untuk menunjukkan
identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi         Penggunaan Janur di Bali
banyak pohon kelapa. Warna kuning pada
janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya             Di Bali, sebutan nama untuk daun kelapa
masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan          muda adalah busung, sedangkan untuk daun
warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari      kelapa tua adalah selepan. Keduanya (busung
Asia Timur. Namun demikian, tradisi ketupat       dan selepan), tetapi terutama adalah daun
di Jawa sebenarnya dapat dilacak hingga masa      yang muda, dapat dimanfaatkan sebagai
sebelum Walisanga di mana Sunan Kalijaga          janur untuk pranata adat yang disebut dengan
menggunakan ketupat yang sudah merupakan          istilah sampian. Bentuk sampian ada yang segi
tradisi lokal sebagai salah satu media            tiga (ilukiluk, celemik, tangkih dan kojong), segi
dakwahnya. Artinya, ketupat mengalami             empat (ceper dan taledan), bundar (tamas dan
Islamisasi dari yang awalnya merupakan            taledan) dan berbentuk wakul.
hidangan khas masyarakat Nusantara, menjadi
hidangan khas masyarakat Islam Nusantara.              Di masyarakat yang erat dengan tradisi
                                                  khas Hindu ini, “janur” juga banyak digunakan
     Secara filosofis, tradisi ketupat (kupat)    dalam kehidupan sehari-hari, terutama
pada waktu lebaran dipercaya oleh sebagian        dalam kegiatan-kegatan adat. Selain sebagai
masyarakat Jawa sebagai simbolisasi ungkapan      sampian, janur juga dijadikan penjor, di mana
166 | Ensiklopedi Islam Nusantara
“janur” yang masih terangkai pada tangkai         darat), Manganu Ina (mengambil hasil
daun diikat dengan bambu panjang dan              tangkapan/ikan), Matahia Ina (membagi hasil)
kemudian dipasang di gerbang atau tepi jalan.     dan Manarm’Ma Alama (ucapan syukur lewat
Selain sebagai penjor, sebagaimana di Jawa,       makan bersama hasil tangkapan).
penggunaan janur di Bali juga sebagai sejenis
instrumen kembar mayang dalam pernikahan               Acara puncak “Mane’e” dimulai sehari
dan ketupat dalam upacara adat lainnya.           sebelumharipelaksanaan.SeorangRatumbanua
                                                  atau tetua adat setempat memimpin sebuah
     Selain dalam kegiatan-kegiatan adat,         ritual bernama Malahaan sebagai ungkapan
“janur” juga dimanfaatkan untuk peralatan         syukur kepada Tuhan. Pada ritual ini, semua
biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti        perlengkapan yang akan digunakan dalam
daun tua (selepan) yang dapat dibuat anyaman      acara puncak Mane`e didoakan, seperti perahu
penutup kepala (capil) yang banyak dipakai oleh   dan tali hutan yang telah dililit janur. Tak
petani Bali. Kemudian model anyaman lainnya       ketinggalan, sejumlah warga pilihan yang akan
yang disebut kelabang, dipakai untuk dinding      terlibat langsung dalam prosesi tersebut juga
dan atap bangunan sementara – seperti gedhek      diberikan restu agar diberi kekuatan.
dalam masyarakat Jawa.
                                                       Perlengkapan acara adat berupa tali
Penggunaan Janur di Indonesia Timur               mendapatperhatiankhususdaripenyelenggara.
                                                  Karena unsur ini menjadi jantung dari prosesi
     Masyarakat Pulau Kakorotan dan Intata        itu. Tali yang digunakan haruslah diambil dari
di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara memiliki       dalam hutan oleh beberapa orang kampung
tradisi unik yang memanfaatkan penggunaan         Kakorotan-Intata. Mereka kemudian bertugas
janur. Daun pohon kelapa ini, atau yang dalam     merangkai penggalan-penggalan tali yang
bahasa masyarakat pulau ini disebut sammi,        diambil dari hutan tersebut menjadi sebuah
digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.      tali yang panjang. Tali dengan panjang sekitar
Memang penggunaan janur untuk menangkap           600 meter ini lantas dililit dengan janur dari
ikan tidak dilakukan sepanjang tahun,             ujung hingga pangkal.
melainkan hanya pada satu momen tersendiri,
tepatnya dalam kegiatan adat tradisional yang          Pada hari pelaksanaan, tali serupa jaring
disebut “Mane’e”.                                 ikan tersebut dibentangkan di daerah perairan
                                                  yang telah ditentukan sebelumnya dengan
     Sebagai sebuah tradisi yang diawariskan      perahu untuk membentuk setengah lingkaran.
turun menurun, bahkan dipercaya telah ada         Beberapa pria ditunjuk untuk menggerak-
sejak abad ke-17, “Mane’e” diselenggarakan        gerakkan lilitan janur dan secara perlahan
setiap bulan Mei atau Juni. Periode ini           mendorongnya ke perairan yang lebih dangkal.
bertepatan dengan puncak surut terendah air       Ikan-ikan akan mengikuti arah tarikan jaring
laut ketika berakhirnya masa Eha atau periode     tersebut menuju pantai di mana para warga
pelarangan mengambil hasil laut dan darat         telah berkumpul.
yang berlangsung antara 3 hingga 6 bulan.
                                                       Sebelum menangkap ikan di nyare atau
     Prosesi adat “Mane’e” terdiri dari sembilan  perairan dangkal yang telah dikurung dengan
tahapan yang dilaksanakan secara berurutan        jaring alami tersebut, Ratumbanua melafalkan
dalam beberapa hari. Rangkaian tahapan itu        sebuah mantra dalam bahasa setempat. Dalam
meliputi Maraca Pundangi (memotong tali           situasi ini, seluruh peserta Mane’e harus
hutan), Mangolom Par’ra (permohonan kepada        tenang agar ikan-ikan tidak terlepas kembali
Tuhan), Mattuda Tampa Pane’can (menuju            ke laut. Sampai pada waktunya, prosesi
lokasi acara), Mamabi’u Sammi (membuat alat       penangkapan ikan dilakukan. Ratumbanua
tangkap dari janur kelapa yang dilingkarkan       membukanya dengan memotong ikan yang
pada tali hutan), Mamoto’u Sammi (menebar         dia tangkap. Setelah itu, giliran warga untuk
janur), Mamole Sammi (menarik janur ke            menangkap berbagai jenis ikan yang hidup di
                                                  perairan Kakorotan-Intata. Sebut saja ikan
                                                  Edisi Budaya | 167
Layar, Bawal, Barongan, Kakap Merah, Marlin    Tentunya, anak kecil dan orang tua kalah
Putih, Todak bahkan Hiu menjadi rebutan para   cekatan dengan orang dewasa dalam
warga.                                         menangkap ikan. Maka, hasilnya pun akan
                                               lebih sedikit. Dengan dikumpulkannya ikan
     Hasil tangkapan ikan tak boleh langsung   terlebih dahulu, setiap warga dijamin akan
dibawa pulang oleh warga. Namun harus          mendapatkan bagiannya secara adil. Setelah
dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian baru     masing-masing orang mendapatkan jatahnya,
dibagi-bagi kepada tamu dan warga masyarakat.  mereka menuju ke pantai untuk berpesta ikan
Hal ini ditempuh untuk menerapkan prinsip      bersama. (Dawam Multazam)
keadilan mengingat perbedaan kemampuan
menangkap ikan masing-masing warga.                                                               [Dawam Multazam]
                                            Sumber Bacaan:
Anjas Prasetiyo, Prosesi Adat Mane’e; Perlambang Cinta Laut Masyarakat Kakorotan-Intata http://www.
         kompasiana.com/anjasprasetiyo/prosesi-adat-mane-e-perlambang-cinta-laut-masyarakat-kakorotan-
         intata_559604abf57a615705a881f1 diakses tanggal 10 November 2016
Kinayati Djojosuroto, “Ikon Tradisi Ba’do Katupat sebagai Refleksi Kebudayaan Masyarakat Jaton di Sulawesi Utara”
         dalam el Harakah Vol.15 No.2 Tahun 2013.
Nyoman Adiputra, dkk., “Kelapa Dalam Budaya Bali Serta Upaya Pelestariannya”, dalam Jurnal Bumi Lestari, Volume 15
         No. 1, Pebruari 2015, hlm. 87 - 91
Observasi terhadap folklor di Ponorogo, Jawa Timur, Agustus 2016.
168 | Ensiklopedi Islam Nusantara
K
Kasunyatan
   Kenduri
Kentongan
     Keris
 Kerudung
  Khalîfah
 Khataman
     Kiai
   Kidung
  Kupatan
Kasunyatan
Istilah dan definisi Kasunyatan                  tetapi lebih dalam dari itu. Ha Na Ca Ra Ka,
                                                 yang berarti ada utusan. Maksudnya adalah
Kasunyatan adalah sebuah istilah yang            utusan hidup, berupa napas yang menjadi
         memiliki arti realitas, dalam tradisi   penanda bagi bersatunya jiwa dan jasad dalam
         filsafat Yunani, masuk dalam kajian     diri manusia. Karena ada utusan (pembawa
ontology. Istilah kasunyatan merupakan istilah   utusan) berarti ada pula yang mengutus (Sang
yang selalu disandarkan pada istilah kaweruh     Pemberi Utusan) dan sesuatu yang dibawa (isi
(pengetahuan, ilmu, atau memahami).              risalah atau utusan). Da Ta Sa Wa La, artinya
Kasunyatan dapat didefinisikan sebagai           saling bertengkar. Terjadi perselisihan antara
pengetahun terhadap realitas (wujud dalam        utusan dan yang menerima utusan, yaitu
Bahasa filsafat Islam). Kaweruh kasunyatan       dalam hal menafsirkan amanah kehidupan.
adalah pengetahuan tentang hakikat seluruh       Pertarungan sengit antara jiwa yang tenang
realitas.                                        (nafs muthmainnah) dan jiwa yang gelisah
                                                 (nafs lawwamah). Pada maqam yang lebih
      “Kasunyatan” adalah realitas sehati,       tinggi diartikan sebaliknya, yaitu tidak ada
jelas, dan self evident. Dalam filsafat Jawa     perselisihan antara yang mengutus dan
yang terdapat dalam tulisan Ha-na-ca-raka:       yang menerima utusan. Lebih tepatnya lagi
Ha-na itu nyata ada, mengisyaratkan ilmu         perselisihan yang dimaksud adalah dialog yang
kasunyatan. Ca-ra-ka, mengandung aksara yang     akrab. Pa Dha Ja Ya Nya, artinya sama-sama
menyiratkan kata cipta, rasa dan karsa, yakni    jaya atau digdaya. Keduanya sama-sama kuat
salah satu unsur kelengkapan hidup manusia.      dan tidak ada yang mau mengalah. Dan pada
Da-ta-sa-wa-la: mengiaskan zat yang da-ta-sa-    tingkatan spiritiual yang lebih tinggi diartikan
wa-la, yakni zat yang tidak pernah dapat salah,  sebagai kesetaraan dalam penyatuan, artinya
yaitu Tuhan. Pa-dhaja-ya-nya: “sama jayanya”.    baik yang mengutus maupun penerima utusan
Sedang Ma-ga-ba-tha-nga: Ma menyiratkan          telah melebur. Sedangkan Ma Ga Ba Tha Nga,
kata sukma, dan ga menyiratkan kata angga        artinya paling popular adalah sama-sama
(badan). Maksudnya jika sukma masih bersatu      mati (palastra), drama kehidupan di dunia
dengan badan, manusia itu masih hidup,           telah tutup layar. Namun, bagi mereka yang
tetapi jika sukma telah meninggalkan badan,      menghayatinya secara pegedhongan (kalangan
manusia itu mati, tinggal ba-tha-nga yaitu       terbatas), mengartikan sebagai “Mangga
bangkainya. Sukma kembali kepada Tuhan.          Batanga” (silahkan ditemukan sendiri
                                                 misterinya).
      Para penghayat Kasunyatan Jawi
meyakini bahwa huruf Jawa yang berjumlah              Para penghayat Kejawen di Tengger
20 huruf sesungguhnya adalah kitab sucinya       menafsirkan Ha Na Ca Ra Ka sebagai Kirata
orang Jawa yang mengandung Japa, Mantra,         atau singkatan dari: Hingsun Nitahake Cahya
Guna, Sarana, dan Sabda selaligus. Urutan        Rasa Karsa (Aku Menciptakan Cahaya, Rasa,
hurufnya dari yang pertama (Ha) hingga yang      dan Karsa). Da Ta Sa Wa La dari: Dumadi
terakhir (Nga), sesungguhnya tidak sekedar       Tetesing Sarira Wadi Laksana (Menjadi Tetes
mengandung arti sebuah hikayat atau kisah,
                                                 Edisi Budaya | 171
Badan (air mani) yang mengandung rahasia          kita dalam berpikir. Rasa suka dan tidak
Pencipta alam semesta). Pa Dha Ja Ya Nya          suka ini sering muncul pada diri seseorang
dari: Panca Dhawuh Jagat Yekti Nyawiji            sesuai dengan keadaannya. Bekal berikutnya
(Lima Unsur Bersabda, Alam Semesta Pasti          adalah ketabahan, yaitu kesungguhan dan
Menyatu), dan Ma Ga Ba Tha Nga dari:              keberanian dalam mengambil sikap atas
Marmane Gayuhen Bali Thukul Ngakasa               segala sesuatu secara objektif, apa adanya,
(Hakikatnya Temukanlah, maka Kamu akan            walaupun bertentangan dengan pemahaman
Kembali Merdeka). Ketika susunan aksara           dan keinginan kita.
Jawa ditukar posisi, ia pun dapat menjadi
tuntunan hidup yang kombinasinya bisa tak              Mencari tahu tentang hakikat ilmu
terhingga. Salah satunya adalah Ha Ma Ca Ja       Kasunyatan secara mandiri dan objektif.
Wa diartikan: Menghayati budaya Jawa, Sa          Pemahaman atau pengetahuan parsial
Nya Ta Da Ya diartikan: Selamat dari Petaka,      (particular) dapat membantu kita untuk
Ba Tha Ra Ga Na diartikan: Orang yang arif        mengetahui dan memahami persamaan dan
dan bijaksana akan mampu meghadapi segala         perbedaan zat benda-benda dan segenap
rintangan, dan Ka La Pa Dha Nga diartikan:        peristiwa secara sekaligus, sedangkan Ilmu
Saat yang telah terang benderang. Semua itu       Kasunyatan hanya dapat kita pakai untuk
merupakan khasanah kebudayaan adiluhung           memahami persamaan seluruh zat benda-
yang dimiliki manusia Jawa.                       benda dan peristiwa yang ada, dan tidak dapat
                                                  kita pergunakan untuk membeda-bedakannya.
Tradisi Kasunyatan
                                                       Pemahaman rasa antara batas tahu objektif
     Masyarakat Jawa, hingga hari ini, masih      dan rasa tahu subjektif dapat kita ketahui dari
berusaha mempertahankan ajaran Kasunyatan         pemahaman berikut; Sesungguhnya manusia
Jawi (Kasunyatan Jawa) yang mereka yakini         terbagi menjadi empat kategori dalam
sudah ada sejak jaman nenek moyang. Ilmu          pengetahuannya, pertama orang yang sudah
itu diyakini telah diturunkan oleh Yang Maha      mengetahui dan dia mengetahui bahwa dirinya
Kuasa kepada para leluhur mereka bersamaan        tahu. Kedua, orang yang sudah tahu, tetapi
dengan lahirnya huruf Jawa sekitar 900            belum tahu bahwa dirinya tahu. Ketiga, orang
sebelum Masehi, sebelum masuknya Hindu            yang belum tahu, namun tahu bahwa dirinya
ke nusantara. Inti dari Ilmu Kasunyatan Jawi      tidak tahu. Dan keempat, orang yang tidak
adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha         tahu dan tidak pernah tahu bahwa dirinya
Esa, menurut Agus Sunyoto yang dinamakan          tidak pernah tahu.
dengan agama Kapitayan. Siapa pun yang
berusaha mendalaminya kasunyatan, harus                Orang yang sudah tahu dan menyadari
dapat bersinergi dengan keempat saudaranya        bahwa dirinya memang mengetahui secara
(dulur papat) terlebih dahulu, yaitu Sukma,       objektif, antara pembenarannya terhadap
Jiwa, Raga dan Jagat Raya, beserta saudara        ilmu Kasunyatan dan ilmu Kasunyatan yang
kelimanya (lima pancer), yaitu Tanah (paing),     dipercayainya berjalan selaras. Orang-orang
Air (pon), Api (Wage), Angin (kliwon), dan        yang termasuk dalam kategori ini akan selalu
Matahari (Legi).                                  percaya diri dan tidak pernah terpengaruh
                                                  opini public. Kalaupun pendapat kebanyakan
     Bekal dalam meneliti dan mempelajari         orang dapat memepengaruhinya, pengaruhnya
ilmu Kasunyatan adalah kebersihan hati dan        hanya sebatas memberi permakluman. Orang
ketabahan. Bersih hati dalam hal ini adalah hati  yang sudah tahu, tetapi belum atau tidak
yang tidak terkontaminasi agenda keinginan        menyadari bahwa dirinya tahu, mengetahui
dan tidak dicampuri oleh rasa suka dan tidak      dengan pasti kebenaran ilmu Kasunyatan
suka. Dalam memikirkan ilmu Kasunyataan,          yang telah dipercayainya. Akan tetapi,
rasa suka dan tidak suka pengaruhnya              dalam membenarkan ilmu Kasunyatan yang
sangaa besar sekali dalam menghalangi             dipercayai masih menggunakan rasa aku
                                                  subjektif sehingga kesimpulannya tidak tepat.
                                                  Orang-orang yang masih dalam kelompok ini
172 | Ensiklopedi Islam Nusantara
akan senantiasa ragu-ragu dalam bersikap         segala sesuatu dan peristiwa, maka ketika
dan mudah diombang-ambingkan oleh opini          bereaksi terhadapnya kitaakan dengan mudah
public. Orang yang belum tahu, namun             menyesuaikan diri dengan karakteristik
menyadari sepenuhnya bahwa dirinya tidak         masing-masing. Untuk mengetahui dan
tahu, merasakan dengan pasti akan adanya         memahami persamaan serta perbedaan
ilmu Kasunyatan yang benar dan berlaku           zat benda-benda atau beragam peristiwa
universal, sehingga mutlak harus dipercaya       (maujud), kita memang harus menggunakan
dalam hidup dan kehidupan ini. Akan tetapi,      ilmu-ilmu parsial. Sementara ketika kita butuh
dia belum menemukan cara untuk mengetahui        memahami persamaan seluruh zat benda-
sekaligus memverifikasi secara langsung          benda dan segenap peristiwa yang ada tanpa
keberadaan ilmu Kasunyatan. Orang-orang          membeda-bedakannya (wujud), maka yang
yang termasuk dalam golongan ini akan selalu     mutlak dapat kita gunakan hanyalah ilmu
berhati-hati dalam menyikapi setiap informasi,   Kasunyatan.
tanda-tanda, atau apa saja yang terkait dengan
ilmu Kasunyatan. Tidak mudah membenarkan              Ketika rasa ingin tahu total bercampus
dan tidak gegabah menyalahkan. Orang yang        dengan rasa ingin tahu parsial, maka akan
tidak tahu atau belum tahu dan tidak pernah      menimbulkan kerancuan. Sehingga timbul
menyadari bahwa dirinya tidak tahu bermuara      pertanyaan “Apa tujuan Barang Asal (Wujud)
pada kerancuan dalam memahami ilmu               menciptakan barang jadi (mauwjuwd)?”.
Kasunyatan yang mutlak benarnya.                 Kerancuan bermula dari sebuah pendapat yang
                                                 menjelaskan bahwa manusia diadakan oleh
     Untuk menghindari kompleksitas              Barang Asal dengan tujuan untuk megolah
berbagai istilah dan definisi dalam mengetahui   serta memelihara alam semesta (khalifah). Dan
secara total, atau memahami secara utuh          segala sesuatu di alam semesta ditujukan untuk
dan menyeluruh maka semua barang yang            melayani manusia. Ada lagi pendapat yang
ada (wujuwd) harus dibatasi menjadi “Aku”        menerangkan bahwa manusia adalah sukma
dan “Bukan Aku”. Setelah melakukan               yang dicoba. Apabila perjalanan hidupnya
penyederhanaan, subjek yang mengetahui           benar, setelah mati ia akan diterima dan
disebut “Aku”, dan seluruh objek yang            mendapatkan anugerah kemuliaan yang kekal.
diketahui disebut “Bukan Aku”. Karena            Tetapi bila laku hidupnya tidak benar, maka
mengetahui merupakan keselarasan antara          setelah mati akan mendapat siksaan tanpa
berpikir, merasa, memahami, merespon, dan        henti. Sebuah pendapat yang religious adalah
mengalami dengan pancaindera yang harus          bahwa manusia diciptakan oleh Barang Asal
kita padu padankan secara komprehensif.          dengan tujuan agar senantiasa menyembahNya
“Barang Asal” dalam hal ini merupakan satu-      dengan setia di dunia, dalam keadaan apapun.
satunya objek dalam mengetahui secara total.     “tujuan mengadakan” yang dilebelkan kepada
“Barang Asal” adalah sesuatu yang tidak berasal  Barang Asal, sesungguhnya hanya ide, konsep,
dan menjadi asal segala sesuatu dan peristiwa    atau gagasan rasa aku manusia yang subjektif,
yang ada. Bersifat tidak dapat dihitung, tidak   karena di dalam setiap aktivitasnya ia tiada
kasatmata dan tidak dapat diindera, dan tidak    pernah terlepas dari adanya sebuah tujuan.
beruang waktu (timeless-spaceless). Barang       Adalah sebuah kerancuan jika menganggap
Asal yang dimaksud disini adalah satu-satunya    Barang Asal (Wujud) memiliki tujuan seperti
penyebab dari seluruh akibat yang senantiasa     halnya subjectivitas manusia yang secara nyata
memiliki sebab-sebab antara sebelum berhulu      adalah barang jadi (maujud). Kerancuan yang
kepada-Nya.                                      dimaksud adalah upaya menggunakan ilmu
                                                 parsial pada wilayah global ilmu Kasunyatan.
     Menegtahui secara parsial adalah meneliti   Sebab Barang Asal asal segala sesuatu adalah
barang jadi satu per satu dan mengobservasi      keniscayaan yang tidak perlu lagi direka-reka
gerak laku peristiwa yang dialami langkah        atau diimajinasikan. Sebagaiman karakteristik-
demi langkah. Apabila kita telah memiliki        Nya yang tidak terbilang, tidak kasatmata, dan
pengetahuan parsial yang spesifik terhadap       tidak dapat diindera, serta tida beruang waktu,
                                                 Edisi Budaya | 173
maka Barang Asal juga tidak dapat diserupakan    Pertama, wali songo menafsirkan istilah
dengan barang jadi dalam hal apapun, baik        “dulur papat, lima pancer” sebagai symbol
secara lahir maupun batin.                       rukun Islam. Syahadat disebut sebagai pusat
                                                 rukun Islam (lima pancer), sedangkan sholat,
Tokoh yang mengusung Kasunyatan                  zakat, puasa, dan haji, sebagai penopangnya
                                                 (dulur papat). Kedua, istilah “dulur papat,
     Ada banyak tokoh yang mengusung dan         lima pancer” merupakan simol dari Nabi
memiliki teori tentang kaweruh kasunyatan        Muhammad dan 4 (empat) sahabatnya. Nabi
(pengetahuan tenang realitas hakikat) walau      Muhammad sebagai pusat (lima pancer), dan
dengan istilah yang berbeda-beda. Diantara       sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
teori tentang kaweruh kasunyatan adalah          sebagai (dulur papat).
sebagai beriku, yatu; kisah dewa ruci dalam
lakon pewayangan Jawa, wali songo, Syaikh             Kearifan dan kecerdasan wali songo
Siti Jenar dengan ajaran manunggaling kawulo     dalam berdawah, menjadi dasar para kyai
gustinya, Ki ageng Sela, Sultan Agung Adi        Pondok Pesantren dalam mengembangkan
Prabu Hanyakrakusuma, Syaik Amongraga,           ajaran Islam. Penulis telah menjelaskan
Ranggawarsita, Sri Mangkunegara IV, Ki           bahwa pesantren merupakan bagian budaya
Ageng Suryamentaram, Sosrokartono, dan           masyarakat pada pembahasan diniyah. Hal itu,
sebagainya.                                      salah satunya disebabkan, karena para kyai
                                                 menggunakan metode yang digunakan wali
Titik singgung Istilah Kasunyatan                songo dalam menyiarkan agama Islam.
dengan Islam Nusantara
                                                 Kesimpulan
     Masyarakat Jawa menyakini, siapapun
yang berusaha mendalaminya kasunyatan,                Kasunyatan adalah pengetahun tentang
harus dapat bersinergi dengan keempat            hakikat realitas. Banyak tokoh-tokoh
saudaranya (dulur papat) terlebih dahulu, yaitu  nusantara yang memiliki konsep original
Sukma, Jiwa, Raga dan Jagat Raya, beserta        tentang hakikat realitas. Hakikat hidup dalam
saudara kelimanya (lima pancer), yaitu Tanah     ajaran filsafat Jawa adalah salah satu poin
(paing), Air (pon), Api (Wage), Angin (kliwon),  penting yang harus dipahami dan diamalkan
dan Matahari (Legi).                             masyarakat nusantara, sebagai dasar dalam
                                                 kehidupan berbangsa, dan bernegara. Penulis
     Pemahaman tentang “dulur papat, lima        menyakini, dengan berpegang pada ajaran
pancer” yang ada dalam tradisi jawa memiliki     tersebut, kita akan menjadi bangsa yang arif,
banyak pemahaman dan penafsiran. Wali songo      santun, dan disegani bangsa lain.
menambahkan dengan 2 (dua) pemahaman.
                                                                                                                [Ayatullah]
                                            Sumber Bacaan
Purwadi, “Konsep Pendidikan Keagamaan Menurut Paku Buwana IV,” P3M STAIN Purwokerto, (INSANIA, Vol. 11, No.
         3 Sep-Des 2006, 287-302),
Waryunah Irmawati, “Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa,” IAIN Surakarta, (Walisongo, Volume 21,
         Nomor 2, November 2013),
Muhaji Fikriono, Puncak Makrifat Jawa, (Jakarta: Noura Books, 2012),
Agus wahyudi, silsilsh dan ajaran Makrifat Jawa, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
174 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Kenduri
Arti Istilah Kenduri                             ada anggapan bahwa adat kebiasaan dan
                                                 tradisi keagamaan yang dilakukan oleh
Dalam kamus besar bahasa Indonesia               kalangan umat Islam tradisional adalah hasil
          (KBBI), arti kenduri adalah perjamuan  pencampuradukkan antara ajaran Hindu-
          makan untuk memperingati peristiwa,    Buddha dengan Islam atau yang lebih familiar
meminta berkat, dan sebagainya. “Kenduri”        disebut sinkretik. Tanpa didukung fakta
tidak hanya persoalan perjamuan makan            sejarah, dinyatakan bahwa tradisi keagamaan
bagi yang memperingatinya dan disuguhkan         yang berkaitan dengan kenduri memperingati
kepada para tamu, melainkan juga pembacaan       kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-
doa yang dipimpin oleh seorang tokoh agama       40, ke-100, dan ke-1000 adalah warisan Hindu-
untuk mendoakan orang yang telah meninggal       Buddha. Padahalh, dalam agama Hindu dan
dan keluarga yang ditinggalkan.                  Buddha sendiri tidak dikenal tradisi kenduri
                                                 dan tradisi memperingati kematian seseorang
      Istilah lain yang serupa atau mewakili     pada hari ke-3, ke-7, ke-40, dan ke-1000.
istilah kenduri adalah selametan. Kata           Pemeluk Hindu mengenal kematian seseorang
“selametan” dipinjam dari bahasa Arab salamah    dalam upacara sraddha yang dilaksanakan dua
yang berarti selamat. Padanan lain yang          belas tahun setelah kematian seseorang.
serupa dengannya adalah hajatan, syukuran
atau tasayakuran, dan juga sedekah yang juga          Lebih lanjut Agus Sunyoto menyatakan
berasal dari bahasa Arab. Selametan sendiri      bahwa tinjauan sosio-historis terjadinya
adalah upacara dengan mengundang para            perubahan adat kebiasaan dan tradisi
tetangga, disertai doa bersama yang dipimpin     kepercayaan di Nusantara khususnya di
oleh seorang rois/modin, dengan menyajikan       Jawa pasca runtuhnya Majapahit, tidak
makanan yang terdiri dari nasi tumpeng, ikan     bisa ditafsirkan kecuali sebagai akibat dari
ayam, jajan pasar, sayur, dan buah-buahan.       pengaruh kuat para pendatang asal negeri
(Sutiyono, “Benturan Budaya Islam: Puritan       Champa yang beragama Islam, yang ditandai
dan Sinkretis,” Jakarta: Kompas, 2010: 357)      kehadiran dua bersaudara Raden Rahmat
                                                 dan Raden Ali Murtadho. Peristiwa yang
      Setiap ritus peralihan atau siklus         diperkirakan terjadi sekitar tahun 1440 Masehi
kehidupan masyarakat Islam Nusantara             yang disusul hadirnya pengungsi-pengungsi
hampir selalu dilakukan upacara kenduri atau     asal Champa pada rentang waktu antara
selametan. Tradisi kenduri kematian yang         tahun 1446 hingga 1471 Masehi, yaitu masa
dilakukan umat Islam di Nusantara, khususnya     runtuhnya kekuasaan Kerajaan Champa akibat
di tanah Jawa bukan karena pengaruh Hindu        serbuan Vietnam, kiranya telah memberikan
atau Budha. Dalam Agama Hindu atau Budha         kontribusi yang tidak kecil bagi terjadinya
tidak dikenal Kenduri dan tidak pula dikenal     perubahan sosiokultural-religius masyarakat
peringatan orang meninggal pada hari ketiga,     Majapahit yang meagalami Kemunduran.
ketujuh, ke empat puluh, ke seratus atau ke
seribu.                                               Mengutip Antoine Cabaton dalam Les
                                                 Chams Musulmans de I’Indochine Francaise, Agus
      Menurut Agus Sunyoto, bagi kebanyakan      Sunyoto mengatakan bahwa masyarakat Cam
umat Islam yang kurang memahami sejarah,
                                                 Edisi Budaya | 175
Bani (orang-orang Champa muslim) di Binh-        Masyarakat tradisional menggambarkan
Thuan setelah melakukan upacara pemakaman        bahwa setelah memasuki bulan ketujuh,
anggota keluarganya yang meninggal dunia,        dunia manusia sudah sempurna, di mana
mengadakan upacara peringatan ke-3, ke-          bayi sudah memilih struktur anggota
7, ke-10, ke-30, ke-40, ke-100, dan ke-1000.     badan yang lengkap, juga bersih dan
(Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, 370)             bebas dari dosa. Keadaan yang bersih dan
                                                 tidak berdaya ini menjadi kondisi yang
Ragam Kenduri                                    sempurna dan menjadi semacam kondisi
                                                 acuan bagi muslim yang bail dalam usaha
     Sebagai tradisi yang telah berlangsung      spiritualnya.
sejak lama di Nusantara, kenduri dilihat dari
macamnya dapat dipetakan ke dalam beberapa       Proses upacara mitui lebih rumit dari
acara:                                           proses ngupati. Puncaknya adalah
                                                 pemandian ibu hamil sebagai lambing
1. Siklus Kehidupan Manusia                      pembersihan secara total. Air mandi yang
                                                 diambil dari tujuh mata air ditampung
Dalam memaknai kehidupan, masyarakat             dalam wadah yang cukup besar dan
nusantara memandang bahwa setiap gerak           dicampur dengan tujuh macam bunga
kehidupan manusia harus disyukuri dan            serta bahan tetumbuhan lain. Ibu hamil
didoakan. Perkawinan, kehamilan, kelahiran,      didudukkan di kursi; berpakaian kain
khitanan, hingga kematian, yang merupakan        batik atau kain panjang yang baru dan
bagian dari siklus kehidupan manusia, bagi       terbaik, untuk menutupi payudara
orang nusantara adalah tahapan yang harus        (kembenan, jawa) hingga batas mata kaki.
dilakukan upacara kenduri.                       Selama permandian, kain diganti sebanyak
                                                 tujuh kali. Sebuah kelapa gading muda
a. Upacara Kehamilan                             bertuliskan ayat al-Quran dan kadang
                                                 juga lukisan tokoh wayang favorit, dengan
     Upacara kehamilan antara lain adalah        beberapa uang logam yang disisipkan
     upacara waktu kehamilan tujuh bulan         di seputar permukaan kulit kelapa,
     yang disebut tingkeban atau juga disebut    diletakkan di pangkuannya, tepatnya di
     mitoni atau selapanan. Upacara tingkeban    bawah perutnya yang membesar. Makna
     ialah upacara utama sehingga seringkali     filosofis dari kelapa muda adalah sebagai
     dibuat secara besar-besaran terutama bagi   perlambang anak yang diharapkan
     kehamilan pertama. Kehamilan kedua,         berwajah tampan yang tokohnya
     ketiga, dan seterusnya hanya dengan         diidealkan dengan sosok lukisan wayang,
     brokohan saja atau upacara sederhana.       hidup bahagia dan berkecukupan yang
     (Nur Syam, 168)                             diandai dengan sisipan uang logam, serta
                                                 selamat dunia-akhirat yang dilambangkan
     Di Cirebon, sebagaimana hasil penelitian    dengan ayat al-Quran. (Muhaimin AG,
     Muhaimin AG, menunjukkan bahwa              202-203)
     upacara kehamilan dilakukan tiga kali.
     Yaitu saat usia kehamilan mencapai          Permandian dimulai oleh seorang
     4 bulan, 7 bulan, dan 9 bulan. Untuk        wanita yang merupakan tokoh sesepuh
     tahapan yang pertama atau usia empat        dan dianggap bijak dan salehah, serta
     bulan kehamilan diadakan selametan atau     diyakini telah berhasil membesarkan dan
     kenduri dengan mendoakan kesehatan          mendidik anak-anaknya menjadi orang
     sang ibu dan bayi yang dikandungnya dan     baik. Dengan gayung, sesepuh tersebut
     diadakan selametan ngupati. Selametan ini   menyiramkan air dari wadah ke sekujur
     biasanya ditandai dengan ketupat dalam      tubuh ibu hamil, mulai dari bagian
     brekat (besek). Slametan berikutnya adalah  kepala. Setelah itu, sesepuh tersebut
     saat bayi di dalam kandungan memasuki       mendampingi sang suami, sementara
     usia 7 bulan yang dinamakan dengan
     mitui, ngrujaki, memitu, atau tingkeban.
176 | Ensiklopedi Islam Nusantara
tugasnya dilanjutkan oleh yang lain yang         yang lengkap, ia masih memerlukan
pada umumnya oleh para sesepuh pria              pematangan yang proses normalnya
dan wanita. Prosesi pemandian berakhir           membutuhkan waktu sekitar dua bulan,
begitu semua sesepuh telah mendapat              sebelum akhirnya dilahirkan di bulan ke
giliran menyiramkan air mandi dan kain           -9. Melahirkan, khususnya kelahiran anak
sudah mengalami tujuh kali penggantian.          pertama, merupakan saat-saat genting
                                                 bagi seorang wanita. Keselamatan atas
Setelah permandian, emas dan permata             dirinya dan bayinya dipertaruhkan. Agar
di dalam wadah air dikelurakan, Sang             proses melahirkan berjalan mudah, lancar,
suami membawa wadah yang terbuat dari            dan selamat, dan tidak terlalu menyiksa,
tempayan ke tempat orang yang biasa lalu         di bulan terakhir kehamilan kepada Allah
lalang (biasanya di perempatan jalan) dan        SWT dipanjatkan doa melalui slametan
membantingnya ke tanah. Ketika wadah             yang disebut nglolosi, yaitu membuat
tersebut hancur berkeping-keping, anak-          bubur (bubur yang terbuat dari tepung
anak dan remaja bertepuk tangan dan              beras dan santan yang dibungkus dengan
bersorak gembira. (Muhaimin AG, 203-             daun pisang yang kedua ujungnya terbuka.
204) Biasanya di dalam tempayan yang             Ketika bubur tersebut diletakkan dengan
dibanting tersebut sebelumnya diisi uang         posisi berdiri maka secara perlahan bubur
recehan yang diperebutkan oleh anak-anak         tersebut akan keluar dengan sendirinya,
dan remaja yang menunggu di tempat               filosofi ini dikaitkan dengan proses
yang akan dipilih untuk membanting               kelahiran si bayi agar mudah keluar dari
tempayan tersebut.                               perut ibunya) untuk dibagikan kepada
                                                 tetangga dan keluarga. (Muhaimin AG,
Sementara berdasarkan hasil penelitian           204-205)
Nur Syam, upacara tingkeban didominasi
oleh jumlah angka dua dan tujuh. Angka      b. Upacara Kelahiran dan Pasca Kelahiran
dua melambangkan jenis kelamin, lelaki
dan perempuan, yang salah satunya                Setelah bayi keluar dari perut ibunya dan
akan dilahirkan, sedangkan angka                 terlahir ke dunia, maka ritual kenduri
tujuh melambangkan usian kandungan               pertama adalah mengadakan selametan
si jabang bayi. Punar dan polopendem             atau tasyakuran kecil yang disebut dengan
melambangkan hasil bumi, bucu atau               bancakan (keluarga dari ibu dan bayi yang
buceng melambangkan cita-cita yang               baru lahir tersebut menyiapkan nasi dan
digantungkan dan kembang setaman                 lauk pauk yang kemudian ditaruh di sebuah
melambangkan suka-cita, bubur merah              tempat dan dibagikan ke tetangga dan
putih melambangkan darah perempuan               sanak famili). Lalu selametan berikutnya
dan sperma lelaki yang telah menyatu             adalah puputan yang diselenggarakan
dan kelapa muda melambangkan cengkir             saat tali pusar bayi terlepas (puput).
(kencenge pikir) atau keteguhan cita-cita.       Dalam selametan ini biasanya keluarga
(Nur Syam, 169-170)                              menyiapkan sega bugana (semacam nasi
                                                 uduk) untuk para tetangga.
Secara umum, upacara tingkeban ini tidak
memiliki perbedaan yang menonjol. Hanya          Upacara selanjutnya adalah pencukuran
saja teknis upacara antar daerah memiliki        rambut bayi. Cukuran pertama adalah saat
sejumlah perbedaan sebagaimana hasil             bayi telah berusia genap empat puluh hari.
penelitian Muhaimin AG di Cirebon dan            Untuk slametan ini dihidangkan bubur
Nur Syam di Tuban yang dijelaskan di atas.       abang putih (bubur merah putih) pada
                                                 pukul 10 pagi untuk dijadikan bancakan.
Setelah melewati ritual kenduri atau             Di malam harinya, keluarga yang cukup
selametan tingkeban di usia bayi yang            mampu akan mengadakan selametan
ketujuh bulan dan meskipun di usia               resmi, yaitu akikahan (lihat dalam entri
tersebut si bayi telah menjadi makhluk           Akikah).
                                            Edisi Budaya | 177
Jika usia anak telah mencapai usia 7 bulan        dari sisi ekonomi keluarga si anak. (lihat
     (batas usia ini berbeda-beda antar satu           dalam entri walimah)
     daerah dengan yang lainnya), upacara
     selanjutnya adalah upacara tedhak siten           Sedangkan untuk selametan pernikahan
     (mudunlema/turun tanah). Sebuah upacara           juga memiliki tradisi yang berbeda-beda
     yang menandai bahwa seorang anak telah            antar satu suku dengan suku lainnya.
     siap untuk berjalan di atas bumi dimana           Prosesi walimah yang digelar satu
     sebelumnya ia dilarang untuk menginjak            masyarakat dengan masyarakat lainnya
     tanah. Prosesi upacara ini juga beragam.          juga bisa berbeda-beda dengan melihat
     Di sebagian daerah upacara tedhak siten           status sosial dan tingkat ekonomi yang
     ini dilakukan pada pagi hari pukul 09.00.         dimilikinya. (lihat dalam entri walimah)
     Perangkat peralatan maupun sajian yang
     biasanya digunakan untuk upacara ini         d. Kematian
     terdiri dari sebuah kurungan ayam yang
     cukup besar, tujuh macam makanan yang             Dalam ajaran Islam, ketika seorang
     dibuat dari beras ketan, dan sepuluh              muslim meninggal dunia, maka
     macam makanan yang berwarna yang                  diwajibkan bagi yang ditinggalkan
     disebut jenang, yang terbuat dari beras           (yang masih hidup) untuk memandikan
     ketan atau dari beras biasa. Semuanya             jenazahnya, mengkafani, menshalati
     itu diletakkan teratur dalam beberapa             jenazah, membawa dan menguburkan
     deret menuju sebuah tangga kecil (anda),          jenazahnya untuk dikebumikan di
     yang terbuat dari batang-batang tebu.             pemakaman. Prosesi selametan kematian
     (Sulaiman, 1993: 103)                             diadakan di rumah jenazah dari hari
                                                       pertama meninggal hingga hari ke-7
     Di dalam kurungan ayam tadi juga                  dengan mengundang para tetangga
     diletakkan berbagai macam benda,                  dan kerabat untuk membaca tahlil dan
     seperti misalnya pensil, padi, uang logam,        bacaan-bacaan lainnya yang dihadiahkan
     kadang-kadang juga kepingan emas dan              kepada si mayyit. Pada selametan atau
     sebagainya. Tentu saja tidak semua orang          kenduri hari ke-3 dan hari ke-7, makanan
     menyediakan sekalian benda itu kalau ia           dan brekat disediakan oleh keluarga yang
     akan mengadakan upacara tedhak siten.             ditinggalkan untuk dibagikan kepada
     Hal ini kembali lagi pada status sosial           orang yang datang mengikuti tahlil.
     dan kondisi ekonomi dari yang punya               Selanjutnya upacara selametan diadakan
     hajat. Upacara ini juga mengundang                kembali pada hari ke-40, 100 hari, dan
     para tetangga dan kerabat untuk turut             1000 hari. (Muhaimin AG, 220-221)
     mendoakan anak yang sedang melakukan
     tedhak siten dengan membaca barzanji.             Setelah 1000 hari, biasanya akan
     Pada saat pembacaan barzanji dalam                diadakan selametan di setiap tahunnya.
     keadaan berdiri (mahallul qiyam), maka            Penentuan hari di selametan terakhir ini
     si anak tersebut akan dibopong oleh               hasil kesepakatan keluarga. Sedangkan
     seseorang yang dianggap sesepuh untuk             bila yang meninggal adalah seorang tokoh
     melewati tangga yang telah disediakan.            agama (Kiai) acara terakhir ini disebut
                                                       haul. Dan diadakan dengan cukup besar.
c. Khitanan dan Pernikahan                             (lihat dalam entri Haul)
     Setelah bayi (laki-laki) telah tumbuh besar  2. Kenduri Hari Besar Islam
     dan sudah berusia sekitar 6 atau 7 tahun
     maka akan diadakan upacara khitanan.              Tradisi kenduri atau selametan dalam
     Prosesinya berkisar dari perayaan            masyarakat Jawa tidak hanya terbatas pada
     sederhana atau ada pula yang penting         ritus peralihan atau siklus kehidupan. Dalam
     menggelar acara biasa ala kadarnya hingga    memperingati hari-hari besar Islam juga
     pesta besar-besaran. Hal ini tentu melihat   dilakukan upacara-upacara tertentu. Misalnya
178 | Ensiklopedi Islam Nusantara
upacara awal bulan syuro (Muharam). Upacara     atau masjid. Upacara megengan, upacara yang
di bulan ini ialah upacara tompo tahun,         menandai masuknya bulan puasa juga bagian
yaitu menandai pergantian tahun. Ini hanya      dari kenduri hari besar Islam.
upacara selametan biasa sekadar mengundang
tetangga –dan tanpa keruwetan yang berarti.     3. Kenduri Nyadran atau Sedekah Laut
(Nur Syam, 180)
                                                     Upacara ini dilakukan untuk menandai
     Selain bulan syuro atau muharam,           masa awal musim penangkapan ikan setelah
beberapa bulan lain juga dilakukan upacara      masa paceklik, sehingga dengan upacara
tertentu. Misalnya di bulan Sapar (Shofar)      ini diharapkan membawa berkah agar
bagi keluarga yang memiliki rejeki biasanya     penangkapan ikan mendapatkan hasil yang
mengadakan selametan apeman. Yaitu              sangat baik. Upacara ini disebut juga babakan
membuat apem dan membagikannya ke               atau permulakan atau masa awal. (Nur Syam,
tetangga dan sanak saudara. (Lihat dalam entri  183) Upacara ini dilakukan oleh masyarakat
Apem). Di bulan mulud (Rabiul Awwal) mereka     pesisir yang memang mata pencahariannya
mengadakan maulidan yang melibatkan             adalah sebagai nelayan.
semua masyarakat untuk turut serta membaca
maulid Nabi yang diselenggarakan di musolla                                                            [Saifuffin Jazuli]
                                            Sumber Bacaan:
Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka IMaN, 2012
Koentjaraningrat, Ritus Peralihan di Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, cet. II
Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal, Ciputat: Logos, 2002, cet. II
Nur Syam, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005
Sutiyono, Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis, Jakarta: Kompas, 2010
http://www.antara.co.id/arc/2008/4/27/kenduri-kematian-bukan-pengaruh-hindu-budha
                                                                                       Edisi Budaya | 179
Kentongan
Arti Kata dan Sejarahnya                         ruang shalat dan terutama adanya kebiasaan
                                                 untuk memanggil umat untuk melakukan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,              salat dengan sebuah kentongan yang terbuat
          kentongan atau kentung-kentung         dari kayu nakus. Kentongan-kentongan yang
          sebagai bunyi-bunyian yang berasal     ada di Jawa ini, bagi Lombard, mengingatkan
dari bambu atau kayu berongga, dibunyikan        pada muyu-muyu tertentu, melihat bentuknya
atau dipukul untuk menyatakan tanda waktu        yang seperti ikan; dan beberapa motif hiasan
atau tanda bahaya atau mengumpulkan              di masjid Sendang Duwur dan di Mantingan
massa. Dinamakan kentongan atau kentungan        – seperti daun seroja dan gunung dengan
sehubungan dengan bunyinya “thung, thung”        karang-karang tegak lurus- langsung diilhami
(dalam bahasa Jawa). Selain itu, menurut buku    oleh contoh-contoh Cina.
Ensiklopedi Umum menyebutkan hal serupa
dengan Kamus Umum Bahasa Indonesia,              Bentuk dan Fungsi Kentongan
bahwa kentongan terbuat dari kayu atau bambu
dengan panjang yang berbeda-beda di tengah-           Bentuk kentongan bermacam-macam.
tengahnya terdapat alur/rongga memanjang.        Dari kentongan dengan ukuran kecil yang
Jika kentongan dipukul dengan pasangannya        biasa dipasang di pos ronda hingga kentongan
tongkat pemukul, udara di dalamnya akan          yang berukuran cukup besar yang dipasang
beresonansi, sehingga dapat menimbulkan          di serambi musholla atau masjid. Kentongan
suara (F. Sumiyati, 2011: 4). Dalam sejarahnya,  dengan ukuran kecil biasanya terbuat dari
orang-orang dahulu menggunakan kentongan         bambu tua. Bagian yang diambil cukup satu
yang terbuat dari bambu untuk memanggil          ruas. Di antara ruas ini kemudian diberi
warga masyarakat agar berkumpul dalam            lubang sekitar 2 hingga 4 cm memanjang
suatu tempat. Sedangkan sejarah awal             hampir sepanjang ruas bambu. Karena bagian
munculnya kentongan serta siapa yang             dalam bambu itu hampa, maka lubang persegi
pertama kali menemukan atau menciptakan          memanjang itu akan menimbulkan efek
kentongan belum ada ditemukan tulisan yang       bunyi yang keras ketika dipukul. Sedangkan
membahasnya. Oleh karena itu, perdebatan         kentongan dengan ukuran besar biasanya
teologis dalam persoalan penggunaan              terbuat dari batang pohon jati atau nangka.
kentongan di mushalla atau masjid menjadi        Pembuatan kentongan jenis ini cukup rumit.
tak terelakkan.                                  Bagian dalam dari batang pohon harus
                                                 dikeluarkan sehingga membentuk ruang
      Menurut Denys Lombard (Jilid 2,            dan menyisakan celah lebar. Panjangnya
2005:219), salah satu kesulitan dalam            tergantung besar dan panjang batang pohon
melakukan penelitian pengaruh kebudayaan         kayu yang hendak dijadikan kentongan (A.
lain terkait pola arsitektur masjid di           Khoirul Anam, jilid 3, 2012: 168).
Nusantara adalah adanya fakta bahwa tidak
ada satu model tunggal masjid di sepanjang            Dalam sejarahnya, kentongan digunakan
pesisir Jawa. Meski demikian, tampaknya ada      sebagai alat komunikasi warga masyarakat
beberapa ciri khas yang umum yaitu; adanya       guna menandakan adanya kegiatan. Awalnya
suatu serambi lebar (teras masjid) di depan
180 | Ensiklopedi Islam Nusantara
melaporkan kejadian tersebut kepada Jaksa
                                                      Tuduh, yang bersangkutan akan kena denda
                                                      (Marwati Djoened Poesponegoro, jilid 3, 2008:
                                                      236).
                                                      Dahulu, di berbagai daerah kentongan
                                                      berfungsi  bermacam-macam.Kentongan
                                                      difungsikan sebagai pemanggil masyarakat
                                                      untuk melakukan kegiatan gotong royong
                                                      ,memberitahukan kabar baik maupun kabar
                                                      buruk, meminta bantuan tetangga sekitar,
                                                      atau bahkan difungsikan sebagai ritual adat
                                                      istiadat seperti munculnya gerhana matahari,
                                                      acara penyambutan pernikahan, dan acara-
                                                      acara adat lainnya.
                                                           Di dalam kentongan terdapat banyak
                                                      sekali filosofi dan makna hidup di dalamnya,
                                                      sebenarnya apa saja sih filosofi yang terdapat
                                                      dalam kentongan? Berikut beberapa filosofi
                                                      yang terdapat dalam kentongan:
http://zakyz88.blogspot.co.id/2011/02/kentongan.html  Tentang Menyatukan
kentongan digunakan sebagai alat pendamping                Kentongan yang hanya terbuat dari
ronda, sebagai tanda apabila ada maling atau          sebilah bambu, dapat mengumpulkan
bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa,           masyarakat, membuat masyarakat berkumpul
dll). Saat ini kegunaan kentongan semakin             hanya dari bunyi yang dihasilkan dari pukulan
bervariatif, kentongan digunakan untuk                sederhana. Masyarakat dapat bersilaturahmi
pemanggil agar masyarakat berkumpul di                ketika kentongan dipukul, masyarakatpun
suatu tempat untuk tujuan tertentu. Petani            dapat lebih peka terhadap isu sosial yang ada
menggunakan kentongan untuk mengusir                  di daerahanya. Kentongan itu menyatukan,
hewan yang merusak tanamannya. Selain                 bukan hanya memanggil dan memukul saja.
itu suara kentongan yang khas membuat
kentongan dikenal sebagai salah satu alat             Tentang Kebersamaan
musik tradisional.
                                                           Berawal dari kentongan yang dipukul
     Dari Papakem Cirebon kita mendapatkan            dan menghasilkan bunyi itulah, didengar
catatan bahwa kentongan atau titir sebagai            masyarakat sekitar di dekatnya pasti akan
alat komunikasi. Kentongan atau titir pada            menghampirinya, sehingga menimbulkan
umumnya ditempatkan dekat alun-alun atau              suatu kumpulan yang dapat digunakan dalam
dekat balai desa. Penduduk setempat bila              memecahkan sesuatu masalah untuk mencapai
mendengar bunyi titir atau kentongan sudah            mufakat. Dari kebersamaan itu juga kita dapat
paham bahwa saat itu terjadi huru-hara.               menghargai orang lain, terjauhkan dari hal-hal
Dalam papakem Cirebon juga disebutkan                 yang negatif, dan sebagainya.
bahwa jika terjadi suatu huru-hara, misalnya
pembunuhan atau perampokan yang                       Tentang Informasi
mengganggu penduduk, maka kentongan
akan dibunyikan yang kemudian melaporkan                   Seperti yang sudah dijelaskan diawal,
kejadian kepada seorang Jaksa Tuduh (jaksa            kentongan dapat memberitahukan kabar
pepitu). Apabila ada kejadian dan seseorang
membunyikan kentongan tetapi tidak segera
                                                                           Edisi Budaya | 181
baik maupun kabar buruk. Dan tentunya dari    menerima kehadiran bedug dan kentongan di
sebuah kentongan saja kita dapat menggali     masjid-masjid.Tradisi penggunaan kentongan
informasi yang lebih akurat tentang apa       sangat akrab dengan tradisi warga jamiyyah
yang terjadi. Jika kentongan dipukul dan      Nahdlatul Ulama (NU), tapi tidak bagi sebagian
mengajak masyarakat untuk berkumpul, orang    kelompok muslim lain yang menganggapnya
yang memukul tersebut dapat memberikan        sebagai bid’ah. Perdebatan mengenai
informasi apa adanya.                         penggunaan bedug dan kentongan ini sempat
                                              menjadi perdebatan hangat di kalangan Islam
     Sedangkan kentongan yang dipasang        tradisional dan modernis. NU sendiri, pada
di serambi musholla atau masjid fungsinya     Muktamar ke-11 di Banjarmasin Kalimantan
adalah sebagai penanda masuk waktu shalat,    Selatan tahun 1936, kembali mengukuhkan
buka puasa, sahur, atau undangan berkumpul.   penggunaan bedug dan kentongan di masjid-
Selain kentongan, alat penanda kegiatan       masjid karena diperlukan untuk syiar Islam.
keagamaan yang diletakkan di serambi masjid   Perdebatan itu, selain soal-soal lainnya, masih
adalah bedug. Biasanya kentongan ditabuh      mengemuka pada 1950-an dan 1960-an.
terlebih dahulu kemudian disusul dengan
memukul bedug. Sesudah itu adzan pun               Abdurrahman Wahid (2006: 235-236)
dikumandangkan.                               memaparkan tentang perdebatan antara Kiai
                                              Hasyim Asy’ari dan Kiai Faqih Maskumambang
Sumbangsih dari Beragam Budaya                perihal hukum penggunaan kentongan
                                              di Masjid dalam terbitan perdana sebuah
     Asal usul tradisi kentongan tidak        jurnal ilmiah bulanan Nahdlatul Ulama,
diketahui secara pasti. Apakah ia berasal     yang diterbitkan pada 1928 dan bertahan
dari hasil kreativitas masyarakat pribumi     sampai tahun 60-an, KH. M. Hasyim Asy’ari
atau merupakan sumbangan dari tradisi dan     menuliskan fatwa: bahwa kentongan (alat dari
budaya luar. Konon, Sejarah budaya teknologi  kayu yang dipukul hingga ber-bunyi nyaring)
kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya       tidak diperkenankan untuk memanggil shalat
berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina       dalam hukum Islam. Dasar dari pendapatnya
yang mengadakan perjalanan dengan misi        itu adalah kelangkaan hadits Nabi; biasanya
keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng   disebut sebagai tidak adanya teks tertulis (dalil
Ho menemukan kentongan ini sebagai sarana     naqli) dalam hal ini. dalam penerbitan bulan
komunikasi ritual keagamaan. Penemuan         berikutnya, pendapat tersebut disanggah oleh
kentongan tersebut diboyong ke China,         wakil beliau, Kyai Faqih dari Maskumambang,
Korea, & Jepang. Kentongan telah ditemukan    Gresik, yang menyatakan bahwa kentongan
sejak awal masehi. Tiap-tiap daerah pastinya  harus diperkenankan, karena bisa
mempunyai peristiwa penemuan yang             dianalogikan atau di-giyas-kan kepada beduk
berlainan dengan nilai sejarahnya yang        sebagai alat pemanggil shalat. Karena beduk
tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan     diperkenankan, atas adanya sumber tertulis
ditemukan di kala Raja Anak Besar Agung       {dalil naqli) berupa hadits Nabi Muhammad
Ngurah yg berkuasa kurang lebih abad XIX      SAW mengenai adanya atau dipergunakannya
menggunakannya buat menyatukan massa. Di      alat tersebut pada zaman Nabi, maka kentongan
Yogyakarta kala musim kerajaan Majapahit,     pun harus diperkenankan. Segera setelah
kentongan Kyai Gorobangsa tidak jarang        uraian Kyai Faqih Maskumambang itu muncul,
dimanfaatkan yang merupakan pengumpul         KH. M. Hasyim Asy’ari segera memanggil para
penduduk.                                     ulama se-Jombang dan para santri senior
                                              beliau untuk berkumpul di pesantren Tebu
Perdebatan Hukum Penggunaan                   Ireng, Jombang. Ia pun lalu memerintahkan
Kentongan di Masjid                           kedua artikel itu untuk dibacakan kepada para
                                              hadirin. Setelah itu, beliau menyatakan mereka
     tidak semua umat Muslim di Indonesia     dapat menggunakan salah satu dari kedua alat
                                              pemanggil itu dengan bebas. Yang beliau minta
182 | Ensiklopedi Islam Nusantara
hanyalah satu hal, yaitu hendaknya di Mesjid  di musholla dan masjid-masjid. Teknologi
Tebu Ireng, Jombang kentongan itu tidak       pengeras suara di beberapa masjid di sejumlah
digunakan selama-lamanya. Pandangan beliau    daerah dianggap lebih efektif sebagai pengganti
itu mencerminkan sikap sangat menghormati     bunyi kentongan dan bedug. Pada titi ini,
pendirian Kyai Faqih dari Maskumambang        tradisi kentongan dan bedug yang telah lama
tersebut, dan bagaimana sikap itu didasarkan  menjadi ciri khas Islam di Nusantara mulai
pada “kebenaran” yang beliau kenal.           terkikis. Meski demikian, di sejumlah masjid
                                              di daerah kentongan dan bedug masih tetap
Kentongan di Era Teknologi                    ada dan digunakan sebagai penanda masuknya
                                              waktu shalat dan kegiatan keagamaan lainnya.
     Derasnya laju perkembangan teknologi
turut memengaruhi keberadaan kentongan                                                                 [M. Jamaludin]
                                            Sumber Bacaan
      Abdurrahman Wahid, Islamku, Islam Anda, Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, Jakarta : The Wahid
         Institute, 2006
Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, jilid II, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996
A.Khoirul Anam, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014
F. Sumiyati, Makna Lambang dan Simbol Kentongan dalam Masyarakat Indonesia,
Marwati Djoened Poeponegoro & Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid III, Jakarta: Balai Pustaka, 2008
http://historia.id/budaya/taktaktak-dung-ini-sejarah-bedug
http://www.beritasatu.com/hiburan/201941-bedug-bermula-dari-alat-komunikasi-hingga-menjadi-alat-bermusik.html
http://muspen.kominfo.go.id/index.php/berita/281-filosifi-kehidupan-dalam-kentongan
http://kentongandotnet.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-kentongan-ternyata-sejauh-ini.html
                                              Edisi Budaya | 183
Keris
Benda tajam terbuat dari besi dengan                 Dari segi keilmuan, “keris” adalah benda
        rupa khusus sesuai dengan kemauan       seni yang meliputi seni tempa, seni ukir, seni
        pembuatnya. Pembuat keris disebut       pahat, seni bentuk dan dan seni perlambang.
empu. Teknologi keris bukan semata-mata         Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis
seni atau budaya, tetapi juga sains. Dalam      istilah keris, seperti keris pusaka dan keris
kehidupan modern dan global saat ini,           biasa. Keris pusaka itulah yang sering menjadi
pewarisan keris sebagai budaya Indonesia        perbincangan peradaban Nusantara, mulai pra
sudah ditetapkan badan dunia, U N E S C O       Majapahit hingga saat ini. Contoh keris pusaka
melalui pengakuannya pada                       adalah keris kyai Sangkelat atau kyai Ageng
tanggal 25 Nopember 2005.                       Puworo, awalnya keris ini diperuntukkan
Dengan pengakuan UNESCO
tersebut, maka keris                                                           Sunan Ampel, tetapi
Indonesia merupakan karya                                                      karena tidak sesuai
agung warisan kemanusiaan                                                      pesanan, maka keris
yang harus dilestarikan. Dalam                                                itu diberikan kepada
konteks Islam di Nusantara,                                                 Prabu Brawijaya V.
keris pernah menjadi salah
satu alih media pada era Sunan                                   Keris Pusaka dan Fungsinya
Giri. Saat itu, Sunan Giri
bersama para muridnya sedang                                          Berbeda dengan senjata
berdakwah dengan penanya,                                        lainnya, keris selalu dikaitkan
tetapi karena sesuatu hal, Sunan                                dengan sang pembuatnya,
Giri mengubahnya menjadi keris                                 terutama keris pusaka. Empu
yang dapat menyelamatkan umat.                                 Keris Pusaka tidak mungkin
Beberapa keris yang bersentuhan                               membuat karya keris tanpa
dengan dakwah para wali, antara                               tujuan, dan semua tujuannya
lain, keris Kyai Carubuk milik                               untuk kebaikan. Di Jawa, hampir
Sunan Kalijaga.                                             semua keris pusaka dibuat karena
                                                           permintaan sang penguasa, kerabat
Sudut Keilmuan Keris                                      kerajaan, atau atas dasar kemauan
                                                sendiri. Para empu berkarya untuk tujuan
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,     mamayu-hayuning bawana yaitu memenuhi
keris adalah senjata tajam bersarung, berujung  dan memelihara kesejahteraan manusia
tajam dan bermata dua, bilahnya ada yang        dalam mengarungi kehidupan (Purwadi dalam
lurus dan ada yang berkelok-kelok. Dalam        Waluyo: 84).
arti lain, keris adalah senjata tikam termasuk
dalam belati, berujung runcing dan tajam pada        Fungsi keris pusaka sesuai dengan daya
kedua sisinya.                                  yoni. Keris semacam itulah yang membedakan
                                                dengan keris biasa, tanpa daya yoni. Biasanya
                                                keris pusaka tersebut sebagai wadah wahyu,
184 | Ensiklopedi Islam Nusantara
dimana sebenarnya yoni keris itu berasal dari   alu, alugara, sarampang, gada, palu, busur,
Tuhan. Bedanya, jika wahyu berasal dari sabda   gayur, calimprit, berang, rajang, karangtang,
Tuhan, maka wahyu keris itu hasil dari jerih    dan luyang. Nenek moyang orang Jawa pada
payah dan laku tapa brata sang empu. Dalam      umumnya beragama Hindu atau Budha, tetapi
lingkungan keraton, keris pusaka dapat menjadi  belum ada bukti bahwa budaya keris berasal
tanda kebesaran, tanda jabatan, dan tanda       dari India, atau Negara lain. Dalam sejarahnya,
pangkat serta kelengkapan pakaian resmi,        tidak ada senjata berpamor dari India. Dalam
barang pusaka yang dipuja. Keris pusaka dapat   cerita Mahabrata dan Ramayana juga tidak
dipahami secara diakronis untuk membangun       dijumpai ada keris, kecuali setelah cerita itu
jembatan legitimasi antara penguasa kerajaan    diadaptasi orang Jawa dalam wayang, maka
sebelumnya dengan penguasa kerajaan baru.       Arjuna memiliki keris bernama keris Kyai
Sejak zaman dinasti Mataram, keris pusaka       Pulanggeni dan Kyai Pasopati.
berfungsi sebagai simbol kekuasaan dan
kedaulatan atas wilayah. Makna dan fungsi            Keris juga selalu dikaitkan dengan
keris pusaka dalam mendukung legitimasi         lambang maskulinalitas (laki-laki) dan
kekuasaan raja semacam itu dipelihara melalui   kekuasaan. Raja-raja di Jawa (Yogyakarta
ritual siraman pusaka.                          dan Surakarta) dalam penobatannya selalu
                                                tidak lepas dari keris pusaka sebagai penanda
     Fungsi lain keris bagi masyarakat          kekuasaannya. Di Bali, seperti disebut dalam
Jawa antara lain dapat digunakan untuk          Babad Buleleng, kekuatan dan legitimasi sang
menghindarkan serangan wabah penyakit,          raja dan kerajaannya terletak pada kepemilikan
mala petaka, hama tanaman, menyingkirkan        keris yang digambarkan sebagai ‘pasupati astra’
dan menangkal gangguan makhluk halus.           yaitu senjata sakti yang diberikan dewa Siwa
                                                ke Arjuna (Waluyo: 69).
     Sebutan “kyai” dan “nyai” pada keris
pusaka karena di dalamnya mempunyai daya             Pada masa Sunan Giri juga diceritakan
yoni. Daya kekuatan itu dianggap sebagai        pernah membuat keris dan langsung berfungsi
pribadi yang hidup. Oleh karena itu keris       pada saat itu, dengan caranya sendiri, seperti
juga perlu sesajian tertentu, dibersihkan,      disebutkan dalam Serat Centhini:
dan “dimandikan”, sebagaimana perlakuan
manusia terhadap makhluk hidup yang             (1) Sang Prabu utusan gupuh, Gadjah Mada
memerlukan makan dan kebersihan badan.               kyana patih, kinen lumampah priyangga,
Praktik semacam itu orang yang merawat keris         mukul perang ing Giri Gresik, tan cinatur
pusaka adalah orang yang melakukan ritual            lampahira, wus prapta jajahan Giri.
penghayatan suatu doa dan harapan.
                                                (2) Gegere kadya pinusus, kang katjarang
     Dalam konteks sekarang, keris seringkali        samnya ngeli, minggah Giri Prawata, jeng
hanya sebagai benda pusaka yang bersifat             Sunan Giri marengi, anyerat manedhak
turun temurun dalam keluarga, sebagaimana            Qur’an, kagyat mireng swaraning.
naskah kuno yang disimpan para pewaris
naskah. Keris menjadi benda yang sangat         (3) Tiyang alok mungsuh rawuh, sumedya
mahal harganya.                                      ngrisak ing Giri, kalam ingkang kagem
                                                     nyerat, anulya binucal aglis, andodonga ing
Sejarah Keris                                        Pangeran, sinembadan ing sakapti.
     Di Nusantara, keris dikenal sejak abad     (4) Kalam lajeng dadya dhuwung, cumlorot
ke-6 Masehi. Keris terbuat dari besi, baja,          ngamuk pribadi, pra wadya ing Majalengka,
dan bahan pamor. Sebelum keris, senjata atau         kathah ingkang angemasi, sakantune kang
pusaka orang Jawa, seperti disebut dalam             palastra, pra samya lumayu nggendring.
Serat Pustaka Raja Purwa, antara lain trisula,
limpung, musara, lori, bajra, kretala, alu-     (5) Mantuk marang Majalangu, sawusira
                                                     mengsah gusis dhuwung wus wangsul
                                                     pribadya, sumeleh ing ngarsaneki, panyeratan
                                                     Sang Pandhita, sarta akukuthah getih.
                                                Edisi Budaya | 185
(6) Kagyat ri sang amanengkung, miyat              sebelumnya, antara lain Keris Mpu Gandring
     dhuwung kuthah getih dahat panalanganira,     yang sangat terkenal pada masa Kerajaan
     dyan dodonga mring Hyang Widi, mugi Allah     Singhasari (1222-1294). Awalnya keris itu
     ngapuntena, solah amba ingkang sisip.         dipesan oleh Ken Arok untuk membangun
                                                   Kerajaan Singhasari di Tumapel. Keris terkenal
(7) Sang pandhita ngandika rum, marang ing         lainnya yaitu Keris Kyai Setan Kober (milik
     waadyanireki, kabeh padha piyarsakna,         Arya Penangsang, murid Sunan Kudus, Jakfar
     myang aneksanana sami, katgeki sunwehi        Shadiq), Keris Kanjeng Kyai Ageng Sengkelat
     aran Si Kalam Munyeng prayogi.                atau Kyai Ageng Puworo (Mpu Supa, santri
                                                   Sunan Ampel), Kyai Nagasasra dan sabuk
     Terjemahannya:                                inten, dan Keris Kyai Carubuk (keris milik
                                                   Sunan Kalijaga).
(1) Sang Prabu segera mengirim utusan,
     Patih Gadjah Mada (bukan Gadjah Mada               Keris biasanya dibuat dengan cara dan
     zaman Hayam Wuruk), disuruh langsung          tujuan tertentu, seperti beberapa nama keris di
     memimpin, memukul perang Giri Gresik,         atas. Dilihat dari cara dan niat pembuatannya,
     tidak diceritakan bagaimana di jalan,         keris dapat dibagi atas dua golongan besar,
     sudah sampai di daerah kekuasaan Giri.        yaitu keris ageman dan tayuhan. Keris Ageman
                                                   itu hanya mementingkan keindahan eksoteris.
(2) Geger seperti badai, yang diterjang lari,      Keris tayuhan itu lebih mementingkan tuah
     naik ke Giri Prawata, Kanjeng Sunan Giri      atau kekuatan gaib isoteris.
     yang sedang menulis Al-Qur’an, kaget
     mendengar suara.                                   Ada juga keris yang memang benar-benar
                                                   untuk membunuh orang, seperti keris yang
(3) Orang-orang berteriak kedatangan               dulu dipakai algojo untuk melaksanakan
     musuh, hendak merusak Giri, pena yang         hukuman terpidana mati dan untuk para
     dipakainya menulis, segera dilempar dan       prajurit. Akan tetapi, kegunaan keris sebagai
     berdoa kepada Tuhan dan terkabul              alat pembunuh itu lebih bersifat seremonial
                                                   dan khusus, seperti keris Kanjeng Kyai
(4) Pena menjadi keris, berkelebat mengamuk        Balabar milik Pangeran Puger. Keris-keris jenis
     sendiri, para prajurit Majapahit, banyak      ini disebut sebagai sifat kandel, yakni untuk
     yang tewas, selain yang mati, lari terbirit-  menambah keberanian dan rasa percaya diri
     birit.                                        pemilik keris.
(5) Kembali ke Majapahit. Setelah musuh            Masa Depan Per-keris-an
     bersih, keris kembali sendiri, berhenti
     di tempat penulisan, sambil berlumuran             Sesuai dengan perkembangan zaman,
     darah.                                        keris takkan lekang waktu. Sejak masa era
                                                   menggapai kemerdekaan hingga saat mengisi
(6) Terkejut Sunan Giri, melihat keris             kemerdekaan, keris ternyata mampun
     berlumuran darah, menyesal batinnya,          bertahan. Pertama, secara akademik, keris
     kemudian berdoa kepada Allah, memohon         masih dapat dijadikan perumpamaan dalam
     ampunan karena merasa bersalah.               ajaran tasawuf di Jawa. Zoetmulder (1990:
                                                   336) dalam penjelasannya tentang suluk Jawa,
(7) Sunan Giri berkata kepada seluruh              menggunakan perumpamaan keris dan sarung
     pengikutnya, wahai semua ketahuilah dan       (tempatnya), disetarakan dengan wayang dan
     jadilah saksi, keris ini aku beri nama Kyai   dalang. Perumpamaan tersebut berkaitan
     Kalamunyeng, “pena mengamuk”                  dengan gambaran Tuhan dan manusia,
                                                   manunggal atau tidak, serta kemanunggalan
     Melihat tuturan dalam Serat Centhini di       dalam perlawanan.
atas, keris juga pernah dibuat dan dipergunakan
Sunan Giri untuk mempertahankan diri,
sekalipun dalam kondisi darurat. Keris seperti
Kyai Kalamunyeng ini, ternyata sudah ada
186 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Kedua, keris masih menjadi simbol           Ratu Kidul yang mengingatkan Diponegoro
keberanian pada era kolonial. Salah satu         jangan mau menerima apapun jabatannya
contohnya, Pangeran Diponegoro sebagai           dari Belanda sebagai penjajah. Setelah suara
salah seorang Pahlawan Nasional yang             itu hilang jatuhlah sinar putih membawa
menggunakan keris pada masa perjuangan           senjata cundrik. Dengan cundrik itu semangat
melawan kolonial. Keris kecil, cundrik           Pangeran Diponegoro semakin membara.
yang sering dibawa Pangeran Diponegoro
bernama Keris Sarotaman, hasil khalwat                Ketiga, keris dapat menjadi benda unik,
dan diberi keris oleh Ratu Kidul. Cundrik        khas milik bangsa Indonesia. Contohnya, keris
ini diporelah setelah Pangeran Diponegoro        sebagai souvenir yang khas dari Indonesia.
mandi di Parangtritis, lalu bersandar di sebuah  Presiden Soekarno pernah melakukan itu pada
batu (Watu Gilang) di Parangkusuma, dan          tahun 1960 untuk Fidel Castro di Kuba.
mendengar suara tanpa wujud dari Kanjeng
                                                                                                      [Mahrus el-Mawa]
                                            Sumber Bacaan
Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya, Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris, Jakarta: Gramedia, 2005, cet. III.
         (Bagian I-III).
Hariwijya, M. Islam Kejawen: Sejarah, Anyaman Mistik, dan Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004.
Solikhin, K.H. Muhammad. Kanjeng Ratu Kidul dalam Perspektif Islam Jawa. Jakarta: Narasi, 2009
Wahyudi, Agus. Serat Centini 1: Kisah Pelarian Putra Putri Sunan Giri Menjelajah Nusa Jawa. Yogyakarta: Cakrawala, 2015
Waluyo Wijayatno dan Unggul Sudradjat (edit.), Keris dalam Perspektif Keilmuan, (PPPK BPSDKP Kementerian
         Kebudayaan dan Pariwisata, 2011)
                                                 Edisi Budaya | 187
Kerudung
Kerudung adalah kain penutup                     Kerudung Sebagai Status Kelas
         kepala perempuan. Ia berasal dari
         kata “kudung” atau “tudung” yaitu            Di masa awal Indonesia modern,
sesuatu yang dipakai untuk menutup kepala        perempuan yang mengenakan kerudung
perempuan. Mendapatkan awalan ke-r sebagai       cenderung menunjukkan kelas santri. Baik
ungkapan yang bermakna mempunyai sifat           pelajar puteri dan ibu nyai di pesantren atau
menutup atau menyelubungi kepala.                madrasah mengenakan pakaian penutup
                                                 kepala ini ketika melakukan berbagai aktivitas.
      Ide menutup kepala ini merujuk pada        Pada masa pemerintahan Sukarno, ibu-
standar kesopanan yang dibentuk oleh nilai-      ibu yang tergabung dalam gerakan wanita
nilai kultural dan keagamaan serta pada          Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bahkan
tingkat tertentu estetika yang terus berubah.    mengenakan kerudung yang diikatkan pada
Kerudung yang dibuat dari kain tipis segitiga    leher sambil memanggul senjata saat berlatih
ataupun selendang segi empat biasanya            militer. Hal ini juga nampak pada ibu-ibu yang
menempel di kepala dan menjulur hingga           tergabung dalam organisasi Aisyiah sebagai
ke bagian dada. Kerudung oleh sebagian           organisasi sayap perempuan Muhammadiyah.
pemakainya digunakan untuk kegiatan-             Kerudung dalam hal ini merupakan cara santri
kegiatan keagamaan seperti pengajian, majelis    menampilkan kesalehannya dan membedakan
ta’lim, kenduri, atau pertemuan perempuan        mereka dari kelas sosial yang lain.
kalangan santri.
                                                      Praktek berkerudung juga terlihat
      Dalam perkembangannnya, istilah            pada Ibu Fatmawati, istri Presiden Pertama
kerudung sering dipertukarkan dengan jilbab.     Republik Indonesia. Dalam berbagai peristiwa
Padahal konsep jilbab di tempat asalnya          penting, Fatmawati mengenakan kerudung
merujuk pada pakaian yang menutup seluruh        tradisional yang longgar dan sederhana.
tubuh. Bukan hanya bagian kepala. Menurut        Tampilan semacam ini oleh banyak pihak
Fadwa El-Guindi, konsep jilbab sesungguhnya      sering dilihat sebagai simbol wanita nasionalis.
mengacu pada jubah longgar yang panjang          Dalam konteks kekinian, gaya berkerudung
dengan ukuran lengan baju yang lebar.            semacam ini masih dikenakan oleh sebagian
                                                 perempuan Muslim, meski sudah tergolong
      Baik jilbab maupun khimar (penutup         klasik. Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
kepala) dicelup ke dalam warna yang keras dan    dan puterinya Yeni Wahid cenderung memakai
kuat (seperti biru laut, coklat, atau abu-abu)   kerudung jenis ini.
serta terbuat dari bahan tebal dan tidak tembus
cahaya. Perempuan yang memilih kostum jenis           Paduan kerudung dan kebaya di masa
ini biasanya tidak bermake-up, tidak pernah      lalu menjadi penanda menyatunya Islam dan
mengenakan warna terang atau pakaian             budaya lokal. Unsur kerudung yang merupakan
ketat yang menampakkan lekuk tubuhnya.           ciri khas muslimah santri dan pakaian
Terkadang penggunanya melengkapinya              khas perempuan Jawa menyatu menjadi
dengan sarung tangan.                            entitas penting yang mengisi perubahan
188 | Ensiklopedi Islam Nusantara
kultur berpakaian dimana perempuan Jawa             Situasi sosial dan politik masa Orde
sebelumnya mengenakan kemben alias kain        Baru yang membatasi gerak kelompok-
penutup dada.                                  kelompok Islam tercermin pada peraturan
                                               tentang seragam Sekolah Menengah. Melalui
Kerudung Sebagai Gerakan Politik               Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar
                                               dan Menengah Departemen Pendidikan dan
     Sejak rezim Suharto mencurigai dan        Kebudayaan (Dikdasmen) No. 052/C/Kep/D
menekan kelompok Islam, gerakan dakwah         82, banyak pengelola sekolah menggunakannya
di masjid-masjid dan kampus sekuler sangat     sebagai landasan formil untuk melarang
gencar dilakukan. Materi-materi dakwah tidak   siswi yang mengenakan kerudung di sekolah.
hanya berkaitan dengan fikih ibadah dan        Sejumlah demonstrasi anak-anak berkerudung
mu’amalah, tetapi juga mendorong bentuk        di berbagai tempat terjadi menyusul berbagai
“kesalehan superfisial” sebagai idealisasi     kasus intimidasi yang semakin gencar di
dari masyarakat Muslim yang sempurna.          sekolah umum. Kerudung pada masa gejolak
Seruan-seruan para penceramah terkait isu ini  politik ini sering dipertukarkan dengan istilah
kemudian disikapi dengan munculnya sejumlah    jilbab.
siswi sekolah menengah yang mengenakan
kerudung di sekolah-sekolah umum. Sebagai           Seiring dengan perubahan haluan politik
praktek yang tidak lazim masa itu, para siswi  rezim penguasa dari kelompok Abangan-
yang berkurudung mendapatkan berbagai          Kristen ke kelompok Islam, kebijakan negara
intimidasi dari lingkungan sekitarnya,         pun berubah. Kontrol terhadap seragam
termasuk teman sebaya, guru, dan kepala        sekolah menjadi lebih longgar dengan
sekolah.                                       terbitnya pedoman pakaian seragam sekolah
                                               No. 100/C/Kep/D/1991. Peraturan ini pada
                                               tingkat tertentu menjadi penanda mencairnya
                                               ketegangan antara negara dan kelompok-
                                               kelompok Islam.
Perempuan berkerudung sebelum                  Kerudung Sebagai Mode Pakaian
kemerdekaan di Minangkabau.
                                                    Ketika negara telah menunjukkan
Sumber: http://www.rajawow.com/2015/03         semangat akomodatif terhadap aspirasi
                                               kelompok-kelompok Islam, kampanye
                                               penggunaan kerudung dalam paket busana
                                               muslim semakin gencar. Sejumlah selebritis
                                               dikerahkan untuk memperagakan kerudung
                                               dengan berbagai mode dan tampilan. Dalam
                                               berbagai acara fashion show busana Muslim,
                                               aneka kerudung ditampilkan dalam rangka
                                               menarik minat berbagai segmen perempuan
                                               Muslim. Pada saat yang sama, industri fashion
                                               juga menawarkan banyak alternatif kerudung
                                               berikut perlengkapannya sehingga mendorong
                                               banyak konsumen pakaian hijrah dari pakaian
                                               ala Barat ke busana muslim.
                                                    Gairah industri fashion direspons dengan
                                               gairah konsumen Muslim yang terus tumbuh.
                                               Produksi busana Muslim sejak periode awal
                                               reformasi hingga pemerintahan Jokowi
                                               begitu pesat menyusul semakin banyaknya
                                                                                  Edisi Budaya | 189
perempuan yang memilih berkerudung dalam       Sumber: http://www.rajawow.com/2015/03/inilah-sejarah-hijab-di-indonesia.html
aktifitas kesehariannya. Pada tahap ini,
hubungan antara praktek berkerudung dengan     agama, tetapi lebih cenderung terminologi
keberagamaan atau kesalehan sudah semakin      sosial budaya. Dalam pandangan kyai senior
longgar. Motif perempuan yang mengenakan       ini, perintah menutup aurat memang perintah
busana Muslim tidak lagi melulu didasarkan     agama, tetapi batasan mengenai aurat adalah
pada semangat menjalankan agama, tetapi        ditentukan olehpertimbangan-pertimbangan
juga pertimbangan-pertimbangan pragmatis       kemanusiaan dalam berbagai aspeknya. Untuk
yang manusiawi. Misalnya, mereka merasa        itu, dalam menentukan batas aurat, baik
bisa tampil lebih rapih dan cantik dengan      untuk laki-laki maupun perempuan diperlukan
balutan kerudung yang menghiasi busana         mekanisme tertentu yang akomodatif
kesehariannya.                                 dan responsif terhadap segala nilai yang
                                               berkembang di masyarakat sehingga dalam
     Perkembangan busana muslim yang           tingkat tertentu batasan itu bisa diterima
demikian pesat menyebabkan munculnya           oleh sebagian besar komponen masyarakat.
tarik menarik kepentingan bisnis di satu       Tetapi Kyai Husein juga mewanti-wanti bahwa
sisi dan upaya pencarian kriteria kerudung     pertimbangan khauf al-fitnah yang sudah
syar’i. Fenomena kerudung gaul yang            dikembangkan oleh ulama fiqih juga harus
banyak digandrungi anak-anak muda telah        menjadi salah satu penentu pertimbangan,
mendapat kritikan dari kalangan muslim         agar tubuh manusia tidak dieksploitasi
konservatif yang risih dengan kecenderungan    untuk kepentingan-kepentingan rendah dan
berkerudung tetapi dengan pakaian yang         murahan yang bahkan bisa menimbulkan
ketat atau membentuk tubuh. Istilah            gejolak (fitnah) yang mengakibatkan
kerudung yang sering dipertukarkan dengan      kerusakan yang tidak diinginkan terhadap
jilbab menemukan label tersendiri yang         tatanan kehidupan masyarakat.
dilekatkan pada pengguna kerudung gaul
yang mengkombinasikan gaya berpakaian               M. Quraish Shihab juga menyimpulkan
Barat yang menonjolkan bentuk tubuh dengan     adanya ketidakpastian mengenai kewajiban
sebutan jilboob.                               mengenakan kerudung bagi perempuan
                                               Muslim. Menurutnya, konsep-konsep aurat,
Kerudung Sebagai Pilihan Berpakaian            batas kesopanan dan isyarat-isyarat teks
Muslimah                                       suci cenderung menempatkannya dalam
                                               wilayah yang tidak mutlak. Misalnya, Hadis
     Gelombang Islamisasi pada tingkat         tentang kewajiban menutup kepala bagi
permukaan ditandai dengan menguatnya           wanita ketika shalat tidak menyinggung
simbol-simbol keagamaan superfisial yang       secara langsung tentang keharusan wanita
tergolong baru dalam jejak rekam Islam         menutup kepala di luar aktivitas shalat.
nusantara. Para pendakwah sufistik seringkali  Sehingga Hadis tersebut tidak bisa dijadikan
kurang menaruh perhatian pada keberagamaan     dasar mengenai kewajibapemakaian kerudung
simbolik, tetapi lebih menekankan kepada
keberagamaan yang esensial dan berorientasi
pada wilayah esoterik.
     Di kalangan ulama nusantara
kontemporer, persoalan pakaian perempuan
ini juga dipandang sebagai sesuatu yang tidak
pasti atau tidak tegas (dzanni). Sehingga
anjuran mengenakan kerudung (khimar) tidak
bisa dianggap setara dengan kewajiban agama
lainnya. Menurut Husein Muhammad, konsep
busana muslim bukan melulu terminologi
190 | Ensiklopedi Islam Nusantara
Berbagai macam bentuk kerudung masa kini
bagi wanita dalam ranah publik. Menutup     sehingga menimbulkan berbagai pendapat.
kepala, menurutnya, bisa menjadi kewajiban  Untuk itu, alih-alih menjadi kewajiban,
jika saja hadis riwayat ‘Aisyah ra tentang  praktek berkerudung bagi perempuan Muslim
‘pengecualian aurat wanita yang meliputi    Nusantara lebih tepat disebut sebagai pilihan
wajah dan telapak tangan’ dianggap sahih    pribadi.
oleh sebagian besar ulama. Sayangnya hadis
tersebut dinilai beragam oleh para ulama                                                                   [Hamdani]
                                            Sumber Bacaan
Hamdani, Deny, Anatomy of Muslim Veils: Practice, Discourse and Changing Appearance of Indonesian Women. Germany:
         Lambert, 2011.
Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LkiS, 2001.
Shihab, M. Quraish, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer. Jakarta:
         Lentera Hati, 2004.
El-Guindi, Fadwa. “Veiling Infitah with Muslim ethic: Egypt’s contemporary Islamic Movement.” Social Problems, Vol. 28,
         (1981), h. 465-485.
                                            Edisi Budaya | 191
