The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by PERPUSTAKAAN MAN 2 CIAMIS, 2022-02-14 20:52:11

Ensiklopedi Islam Nusantara

Ensiklopedi Islam Nusantara

Ela-Ela dan Kolano Uci Sabea

(Kesultanan Ternate)

Kesultanan Ternate adalah salah satu perayaan yang berbeda-beda.
kesultanan Islam tertua yang ada di
Nusantara wilayah timur. Kesultanan Salah satunya adalah yang dilakukan oleh
tersebut berdiri sejak tahun 1257 M dan masih masyarakat Muslim di Kesultanan Ternate.
eksis hingga saat ini. Selama berabad-abad Mereka menyambut, menyemarakkan, dan
lamanya, kesultanan tersebut tumbuh dan merayakan Malam Lailatul Qadar dengan
berkembang sebagai kekuatan yang besar di sebuah tradisi yang unik dan khas, yaitu “Ela-
kawasan timur Nusantara, termasuk menjadi ela”.
kekuatan politik dan ekonomi.
Ela-ela sendiri dalam bahasa lokal Ternate
Kesultanan Ternate juga mewariskan berarti “obor” atau “suluh”. Pada malam 27
khazanah dan identitas kebudayaan Islam Ramadhan yang diyakini sebagai Malam
yang unik, kaya, dan khas. Di antara warisan Lailatul Qadar, masyarakat Muslim Ternate
budaya dan tradisi keislaman khas Kesultanan di pelbagai pelosok menggelar tradisi “Ela-
Ternate yang turun temurun dari dulu hingga ela” untuk menyambut, menyemarakkan, dan
kini adalah “Ela-ela” dan “Kolano Uci Sabea”. memeriahkan malam sakral tersebut.

Ela-Ela Setiap rumah di Ternate, pada malam 27
Ramadhan, memasang obor di pekarangan
Ela-ela adalah sebuah festival rutin rumah mereka dan menyalakannya, sebagai
tahunan yang diselenggarakan untuk ungkapan sambutan mereka akan datangnya
memeriahkan dan menyemarakkan Malam Malam Lailatul Qadar yang disucikan dan
Lailatul Qadar pada tanggal 27 Ramadhan. diberkati. Pada malam tersebut seluruh
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang perkampungan di Ternate tampak terang
istimewa sekaligu sakral dalam kepercayaan benderang dan semarak oleh cahaya obor yang
umat Muslim, di mana malam tersebut menyala di setiap sudut.
dikatakan dalam al-Qur’an sebagai malam
yang lebih baik dari seribu bulan, malam yang Selain menyalakan obor di pekarangan
diberkati, ketika malaikat turun ke bumi,
ketika doa-doa yang dipanjatkan oleh siapapun masing-masing rumah, masyarakat
akan didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT.
juga menggelar ritual bersama selepas
Umat Muslim dianjurkan untuk
merayakan malam yang istimewa dan sakral melaksanakan shalat tarawih berjamaah.
ini dengan memperbanyak ibadah, dzikir,
do’a, munajat, dan melakukan amal-amal Selesai tarawih, masyarakat berkumpul di
kebajikan lainnya. Seluruh umat Muslim
di pelbagai negeri di dunia, memperingati, halaman masjid sambil melaksanakan do’a
menyemarakkan, dan menyambut kedatangan
Malam Lailatul Qadar dengan berbagai macam bersama, sekaligus menggelar pengajian

dan tausiah keagamaan yang disampaikan

oleh pemuka agama, di mana masyarakat

diingatkan untuk selalu menjaga ketakwaan

kepada Allah, mematuhi perintahNya dan

menjauhi laranganNya, senantiasa beramal

saleh, berbuat baik kepada sesama manusia

dan alam semesta, serta berpegang teguh pada

nilai-nilai luhur agama Islam.

Edisi Budaya | 93

Setelah itu, masyarakat menggelar pawai di Masjid Agung Kesultanan Ternate. Sang
obor mengelilingi kampung. Ratusan warga Sultan keluar untuk menemui rakyat sekaligus
ikut serta dalam pawai ini, mulai dari anak- bersilaturahim dengan mereka.
anak hingga orang tua. Hampir di setiap
rumah warga di masing-masing kelurahan, Dalam budaya Kesultanan Ternate, Sultan
terdapat ela-ela. Masing-masing rumah melaksanakan “Kolano Uci Sabea” hanya 4
menyediakan tiga sampai empat ela-ela, baik kali dalam setahun, yaitu pada malam tanggal
yang terbuat dari bambu ataupun botol bekas 15 Ramadan (malam Qunut), malam ke-27
minuman. Ela-ela yang disiapkan warga ini Ramadan (malam Ela-ela/Lailatul Qadr), Hari
untuk dinyalakan usai salat Tarawih. Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Selama pawai, dalam perjalanan mereka Namun, khusus untuk “Kulano Uci Sabea”
juga melantunkan shalawat kepada Nabi yang dilakukan pada malam “Ela-ela” atau
Muhammad, doa-doa kebaikan, dan juga puji- Malam Lailatul Qadar, ada nuansa yang khas
pujian. dan tersendiri.

Pawai “Ela-ela” ini bukan hanya ajang bagi Pada malam 27 Ramadhan, selepas
masyarakat untuk menyambut kedatangan berbuka puasa menjelang waktu isya, Sultan
Malam Lailatul Qadar semata, tetapi juga keluar istana dengan disertai iring-iringan
sebagai ajang silaturahim, saling berbagi, seluruh pembesar dan perangkat kesultanan.
mengaji, melantunkan shalawat kepada Nabi Sultan duduk di atas kursi tandu yang ditandu
dan memanjatkan do’a bersama, mengingat oleh beberapa pengawalnya. Rombongan
tradisi leluhur dan sejarah Islam di Ternate, pengiring Sultan juga membawa umbul-umbul
sekaligus mengkampanyekan syiar Islam dan panji-panji kesultanan, dengan diiringi
dengan festival khas yang sarat akan kearifan alunan musik khas Kesultanan Ternate yang
lokal. disebut “Cika Momo” dan dibunyikan dari
seperangkat Gamelan pemberian Sunan
Kolano Uci Sabea Gresik.

Berasamaan dengan perayaan “Ela-ela”, Rombongan iring-iringan Sultan tersebut
berlaku pula perayaan tradisi khas Islam melewati jalan menuju Masjid Agung
Kesultanan Ternate lainnya, yaitu “Kolano Uci Kesultanan yang tak jauh dari istana, yang
Sabea”. di samping kanan-kiri jalan diterangi dengan
obor “Ela-ela”, dan dipenuhi oleh barisan
“Kolano Uci Sabea” sendiri dalam bahasa masyarakat Ternate.
lokal Ternate berarti “Raja (Kolano) Turun
Shalat (Uci Sabea)”. Maksudnya, pada saat Sultan dan rombongan istana lalu
itu, Sultan Ternate akan keluar dari istana melaksanakan shalat isya dan tarawih
dan shalat berjamaah dengan masyarakat berjamaah di Masjid Agung Kesultanan yang
diimami oleh Imam Besar Kesultanan yang
sekaligus menjabat sebagai Qadhi dan Mufti
Kesultanan. Sultan duduk di barisan paling
depan, tepat di belakang imam.

Masjid Agung Kesultanan dibangun pada
tahun 1606 M, tepatnya saat masa-masa akhir
kekuasaan Sultan Saidi Barakat Syah bin Sultan
Babullah Syah (memerintah pada tahun 1583-
1606 M), yang dilanjutkan oleh puteranya,
Sultan Muzaffar Syah bin Sultan Saidi Barakat
Syah (memerintah pada tahun 1607-1627 M).

Setelah pelaksanaan shalat tarawih
berjamaah, sang Sultan akan kembali ke istana

94 | Ensiklopedi Islam Nusantara

dengan ditandu seperti ketika singgasana ruang utama (Foris Lamo) untuk
menerima rakyat yang hendak bersalaman dan
keberangkatannya ke masjid. Sementara, bersungkeman dengan sang Sultan. Setelah
prosesi salaman dan sungkeman selesai,
sebagian masyarakat ada yang melaksanakan Sultan akan menuju pendopo istana untuk
bersilaturahim dan makan bersama bersama
festival “Ela-ela” atau pawai obor. rakyat.

Di istana, Sultan bersama permaisuri [A. Ginanjar Sya’ban]
memanjatkan doa di area makam para leluhur.
Usai berdoa, sultan dan permaisuri duduk di

Edisi Budaya | 95

96 | Ensiklopedi Islam Nusantara

F

Fida’



Fida’

Fida’ ialah sebuah ritual keagamaan yang sudah datang, maka pelaksanaan fida’ akan
kebanyakan kegiatannya berisi doa- segera dimulai. Urutan bacaan yang dibaca
doa dan bacaan kalimat thayyibah. Fida’ adalah sebagai berikut:
menurut bahasa dari kata fidyah yang artinya
tebusan. Akan tetapi dalam pengetahuan 1. Tawasul kepada Nabi Muhammad SAW
umum fida’ ialah penebusan diri pribadi dari
api neraka. ‫ﻟِاَ َُﻟﻋﻬ َﻰﻠَُﻢ�ْاِْﻪَﻟﺣ َﻔَو ْﻀﺎ َﺳِﺗَﺮ َّﻠﺤَ ِة َﺔﻢا َو َّﺠا ِِ ِ�� َواْاَﻟ ْزُﻤ َواْﺼ ِ َﺟﻄ ِﻪﻔ َﻰواَ ْوَﺳ�َْﻻ ِِدﺪهِﻧَﺎ َو ُذﻣُ ِّﺤَر َﻳَّﻤﺎ ٍﺗِﺪ َﻪ َ َﺻﺷ�ﻠَّْﻰ ٌﺊا ِ ِّ ُﺑﷲ‬

Awalmulamunculnyafida’dilatarbelakangi 2. Tawasul kepada para Nabi dan Rasul
oleh keyakinan dengan sebuah hadits Nabi
Muhammad saw yang menjelaskan tentang kemudian membaca surat al-Fatihah
tebusan kepada diri sendiri dari api neraka,
yang lebih terkenal dengan dengan sebutan sekali
fida’.
‫َواْﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠ ْﻴ َﻦ‬ ‫ِﻣ َﻦ اْ َﻷﻧْ ِﺒ َ�ﺎ ِء‬ ‫ُﻋَواَّْﻢ َﻻ ِا ْوﻟ ِﻰ�َﺎ ِء َﺣ ْﻀ َﺮَوااﻟ ِ ّتُﺸ َﻬإِ َﺪْﺧا َِﻮءاﻧِ ِﻪ‬
Fida’ atau Ataqoh sebagian menyebut ‫َواﻟ َّﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ‬ ‫َواﻟ َّﺼﺎﻟِ ِﺤ ْﻴ َﻦ‬
Syarwa adalah pengungkapan yang umum ‫ْﺎراََْﻟاﻦََﺠوسﻟَْاﻤﺎ ُاﻤَوَِﻣُحَْﻣﺳﻼﺴﺋَِﷲﻠْاََِﺸﻠﺸﺑََﺎِﻄﻤﺎِﺎﺳرﺎ�ِﺋَِْﻴﻜََّﻨﺮَُِِِِﺔقنهﻦﺦﺎ‬.َ‫ااااََََْْْوووﻟﻣﻟْاااُ ُﻟََﻤَﻻﻻﻛَْﻌَّﻣﺸَّﺤَُْْﻤورﻘِﺰﺎَﺎﻬَِّﻳِِْﺑﺮﻳِﺎَْ�ﺴﺗﺑِِِِﺨﺰﺎﻌ ِضﻠﻨَْﻨَﻴِْءﻴﺎﺎََﻤﺛَِاﻦاﻦﺎﻟَﻟَﻢواَﻰَِوَّﺧاَﺸتََواﺳ�ْاَُْﻣﻟْﺎﺟﻟﺼَِﺗِﻰﻐَﺦوَُْﻌﻮﺪاَِّﺮﺬﻟاﻠَْاﺑَِﺟِﻗَُﺻدﻤﺗﻤِِﻬﺒﺎْﻧًَﻤﺎَﻨْﺆﺎﺎ�ﺎِاِِءﺪِﻣﻟاَﺑَﻊِﻨﺷٰﻟْﻲَِّﺮْاو�ْْﻴَﻘاﻟَََﻫَﺎﻦَﺟَُﺣﺊﺎﻌْﻫِدّﺎَﺪَِِﻀِرِاَﻞَّٰﻣووﺗِاَِِْاﻠﺑَﺑﺮﻟﻨَاْﻟِةﺤْﺎﻴُﻟﻤﻟْﺠَََِﻬﺮﻦَُْﺆ�ﻘْﺳَُﻫﻢﺒَُِوﻣ�ِّﺎ ْﻮﻨَاَََﻼوﻣﺪﺎِﻟِْرﺟََﻧوَََِﻔاِ�ﺎَﺸِﻤﺎﻟﺎت�ِْﻗََﻣِﺗوِﻰِﻳﻊﺤَََِّﺨﻣﺪﻦاَِﻣﻨَﺔْﻮ‬
untuk bacaan berupa surat Al-Ikhlas atau
tasbih atau tahlil atau yang lain dalam bilangan 3. Membaca Istigfar sebanyak 7 kali
tertentu dengan harapan Allah membebaskan
dari neraka terhadap orang yang membaca, ‫أَ ْﺳﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ا َﷲ اﻟْ َﻌ ِﻈ�ْﻢ‬
atau orang mati yang dibacakan amalan fida’
ini. Sekarang ini sering dijumpai amalan fida’ 4. Membaca Shalawat sebanyak 7 kali
yang dilakukan di Jawa pada hari ketujuh
atau hari pertama dari wafatnya seseorang, ‫اﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِّﻞ َو َﺳﻠِّ ْﻢ َﻟ َﺒ َﺳ ِّ� ِﺪﻧﺎَ ﻣُﺤ َّﻤ ٍﺪ‬
utamanya bagi pengamal tarekat.
5. Membaca Shalawat kamaliyah 7 kali
Tujuan utama dari kegiatan fida’ ini
ialah untuk penebusan dosa atau memohon �� ‫اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ وﺑﺎرك ﻟﺒ ﺳ�ﺪﻧﺎ ﻣُﺤﻤﺪ وﻟﺒ‬
ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa
yang dilakukan semasa hidup. Sama sepertinya �‫ﻛﻤﺎ ﻻﻧﻬﺎ�ﺔ ﻟﻜﻤﺎﻟﻚ ﻋﺪد ﻛﻤﺎ‬
pelaksanaan tahlil, fida’ secara sosial juga
dimaksdukan untuk selalu menjalin ukhuwah
Islamiyah dan syiar agama Islam.

Tahap-tahap pelaksanaan Fida’

Dalam pelaksanaan zikir fida’ secara teknis
ialah setelah melaksanakan shalat magrib,
seluruh jamaah fida’ berkumpul di mushalla,
jika ustaz atau kyai yang biasa memimpin

Edisi Budaya | 99

‫‪6. Membaca La ilaha illallah sebanyak 1000‬‬ ‫َوا ْﻗ ُﻒ َﻗ َّﻨﺎ َوا ْﻏ ِﻔ ْﺮ َﺠَﺎ َوا ْرﺣَﻤْ َﻨﺎ أَﻧْ َﺖ َﻣ ْﻮ َﻻﻧَﺎ َﻓﺎﻧْ ُﺼ ْﺮﻧَﺎ‬
‫‪kali‬‬ ‫�َ ََﻫﺎﻟ ََﻛَﺪَّﺒﻓ�ْ ُﺘﺘَاَﻬَﻨﻟْﺎﺎ َﻘاَْﻮو َِمﻫَّﺠ ْﻔاْﻟﺐُْﻜََﺲﺎَﺠ ِﻓﺎا ِﻟﺮْ ِﻣﻳُﻤ َْْﻦﻦﻄ‪ََ .‬ﻤ ُ�ﺌِ َرﻧَّْﻨ َّﺑ ُﺔَﻨَﺎﻚا ََْررﺣﻻِْﺟ َﻤ ِﻌﺗًُﺔ ِﻲﺰ ِإﻧَّ ِإْغ َﻟَﻰﻚُﻗﻠأَُ َﻧْرﻮ ِّﺑَﺑ َ َﻨ ِﺖﺎﻚاﻟَْﻧ ََﻮر ْﻌا َّﻫ َﺎﺪِﺿ َُ�إِب ًْﺔ‪.‬ذ‬
‫اَﺗََََََورورَﻣ َﺠﺳاِﺠِّْﺑْْﻏِﺮِ�ّﻟﺣَ�ﻌُِْﻔﻜ�َِِﺤﺪْاﻚﺿْﻮﺮٌﻧَْﻞﻢﻤَّْ�َﺎ‪.‬ﻏ َُ�ًِرﺪﺔﻓََّﻣُﻦَِرﺠَﻲِّﺧﺤَّﺑﺎبَﻓَﺮََّﻨﻤُِﻗﻣﺎﺑاِةﺎِ ٍﻠُﻟََْْدﺪوﻦَرَِﻮِﻌََﺣﻇُوﺑِِﺧﻹَّاِّﺰِﻠََﻨَﻠبَﻟﻟِةْﺎﺴﺧَْْﻤﻲﺨَاَﻨَﺒﻨَﻮﺎﻟًْاَﺎﺔِﻗِآﻏِﻧَِﻓﻌﺳَِّأًَّﻤَﻨﺎَﻲوِ�ِﻟﺎﺎْﺮَﻏﻼﻗِِﻳُﻤﻔَﻨَ�وَﻟِاَِْﺎﻴﻋﻦََََِّّﺴ‪.‬ﺒَﺻِِﻦﺼ�ﺜﺎﻨََ‪.‬ﻋ��ُﺎﻔَِْدرﺤَََﺬْﻮَّﺑِﺒﻦﻦاَو َﻨَِيإِﻪنﺎآَ ََْبَنﻣوﺳَآوَوﻨُﺑاﺒَﻟﺗِاََﺎَﺳﻮُﻨَﻘْْﻢداَّﺠَﺎرﺎﻮ َََُﻼﻧﻳَِﺧَِكررﻓﺎٌِ‪ْ.‬مﻐﻠَّﺑﻲَوَﻨﻲِﻔَﺑوِﺎَاَﻟْﺳﺎﺮ ََّْﻠَإُِّﺻ�ﺒََِﻧَّﻹﺟَﻢﻠَّْﻏَﺠ�َّﻨاﺎ�َﻰ‪.‬ﻟََِْﻤﺘﺎﻚ ُاﻤﺎَُوﻲﺳْ‪ِ.‬ﺗﺮََُرنﺒَْﺣَُْﺑﺮءﺳ َﺣَََِرﻠﺤوﺴَوَﺎَّﺑﻤْﻟٌْﻴﻨََََﻨﻨًََﺎﻦنﺒﻻفﺔﺎ‬
‫اﷲ‬ ‫َّ‬ ‫ِإ َ�‬ ‫َ‬
‫إِﻻ‬ ‫ﻻ‬ ‫‪Tata cara pelaksanaan zikir fida’ sama‬‬
‫‪dengan pelaksanaan tahlil pada umumnya.‬‬
‫‪7. Doa‬‬ ‫‪Bacaan yang dibacanya pun hampir tidak ada‬‬
‫‪bedanya dengan tradisi tahlilan, yakni membaca‬‬
‫ﺣۢﻤ ًِﺪااﻟاﻟ ِﻞ َّﺸاﺎﻟ َِّﻛﺮﺣِِﺮﻤﻳْ َﻦﻦ‬ ‫‪.‬‬ ‫ا ِﻟ ِّ َّﺑﺸ�ْ َر َﻄ ِّﺎب ِناْﻟا َﻟﻌﺎَّﺮﻟَ ِِﻤﺟ ْ�ْﻴ ِﻢﻦ‬ ‫اأَﻟ َُّﻋﺮ ْﻮِﺣ ُذ�ْ ِﺑِﻢﺎ‪ .‬اَﺑ ِﻟ ْﺤِْﻣ ْﻤ َﻦُﺪ‬ ‫‪surat Al-Fatihah sebagai penghadiahan‬‬
‫‪.‬‬ ‫‪kepada si mayit, surat Al-Ikhlash, surat‬‬
‫‪Mu’awwizatain, akhir surat Al-Baqarah, ayat‬‬
‫ا�َََْﺣووُﺎﺳﻤَََﻷﻠْ َﺻرﺻًَّوَﺪﺑِِّّﻄِﻟاﻞﻞﻨَﺎْﺎﻴاﻧِ َﻟََﻦَووَّﺠَ ََﺎ‪.‬ﻚﺳَﺳﻚِﻠﻠَِِّّﻋو‪.‬اْْأَِﻢﻢﻤَﻟﻟ ْﺻْﻴﺤﻠّ َََُِّﻟﻟﻦﻬﻤﻞ ََ‪َّْ ،‬ﻢﻤﺒﺒَوﺣَُﺪَﺳﻤََْ َﺳﺳﻠِّ ًَﺻ�ِّﻛّ�ِﺪ ْﻢِّاَِِﻤﺪﻞﺪﺎ�ﻧﻧ َﻟﺎﺎَََ�ﻮََواﻨْﺒَِﻓﻣﻣَﺒُُﺳﻲﺤِﺤﻠِّﻐَﺳََّّْﻤﻧِﻤْﻲﻢِ�ّ ٍٍَﻌﺪﺪِﻟﺪ َﻤﻧﺠََِِﻟﻓﺎﻓَُﻪَﻲﻲﺒَﻣﻼَُواﺤُِﻳُﻟلﻛ َّﻤَﻤِّﺳﻞَو�ٍِّﺪ َﻼﻜِْﺟﺪَِﺎوءﻓﻧِﻬِﻓﻗْﻲﺎَاْاٍَُْﺊﻚﻣَﺖﻷُﻷﺤَﻣَْوﻟ ََِّﻤوَِﺧﺰَﻋﺒﻳٍِِْﺮﺪﺣ َِﻳْﻈْﺪإِﻴ ِ�ْهََﻓﻟﻦﻦِﻲ‪...‬ﻲﻢ‬ ‫‪kursi dan lain-lain. Perbedaannya terletak‬‬
‫� َﻮ ِم ا ِّ��ْ ِﻦ ‪.‬‬ ‫‪pada bilangan yang dibaca pada masing-‬‬
‫ااأَََﻟووَﻟَﻟْﻟﺳﻤﻗَﻠَََّّﺒﺒﻌ ّﺒُﺻُﺎﺮﻬ ِِْةﻈَﺤرَّﺪاﻢ�َﻨ َﻗاَِﺎكَّﺠﻢاًﺔُهِ ْﺒﻗ‪َْ.‬ﺟُ�ُﻫِﻲﻣﻣ ِﻨَﺘَﻌَِﺪْوﻨَﻦَْﻘ�َّﺎََﻞﻣَّﺒًﺻﺔﺎﻗﻠَﻠََّوْﻮًَوﻰﺔَوَأََﻣِﻫالإِْْواَﻠّﻮﻟِﻠُُِْﺻﻲﺳَﻨَﻻﺻﻠﺑَﺎﺒْﻧَْ ُﺎهًﻞﺔَﺣَﺤ َﻋﺎﻣِﺛُﻣَّْﻀوﻠَﺤََﻮَْن�رَْاﻦَّﺮﻤﺣِﻪِةا ٍَﻤﺪﻗَب ًََْﺔﻮوﺳﺑَِوَِِّ�َﺳِالﻧَّﻣ َِﺎﺎﻠََّﻟوﺪ ِﻧَِﻲﺑزْﻢﺎَﻻﻟََﻗﺤ ًَِﺟﺔَْﺮﻤﻓَإِوأْﻤﻲِﻧََﺪََّﺣ��ْوﺎهِِِﺒَﺑُه‪،‬ﻊﻫإِﻴْﺮ ِﺒَاَِاﺬوِﻣﻻَﻨا ََﺎﻛﻣَْﺧاﺎﻦًاﺔَﻟَﻮوﻤُااَْﻧَِﺷﺑﻟَﺻﺷ‪ِ،‬ﺠِﻪُﻔﻘﺎّﻠَﻠ�ِْْ�ْﺮﻣَوِِﻣأﻌﻨَﻠََﺎﻨَﻣًَُِﺎﺔﺲهنﺎﻦ‬ ‫‪masing kalimah thayyibah dan diakhiri dengan‬‬
‫اااااََََْووووﻟﻟﻟﻟْْْااْﺑَُﻟﻟََُﻻَﻤَّﻘﻌﺟﺸﺤْﻧْﺎُُﺒﻤََّّﻟ�ِْْﺒَِﺪﺮﺨْﺼْﻮﺆاَِ�ِﻤَﻠَِﻫﺦﺗِﺎِرﻣَْﺎﻴﺤَﻨَِِﻨءﺎﺎﺎﻦﺼﺑَََوْﻗِﻴَﻣِاوِﺔََوﺒْوﻟْتاِﻦاََﻣﻟَِﻦُْوﻤﺪﻟاََﻤِْﻰَﻣﺮﻛوﺸاَّﺤﺎﺟَاََﻟﺳْﺎﻟِﻦَﻳْﻼﻤَِﺑِﻠاﻘَﺋُِِﺨﻤ�ْﺎِْﻌْﻴَرﻨَِﻣ ِﻊْْدﺎَﻴﺴﻦو ََاِ‪،‬رﻜِﻠﺸاﻦَوﻟﺎِِِْﺔَﻤوََحاﻣوُِاﻤرْْااﻴﻟﻟَﻟَْْ َﺠﺸﻦََقﻻﺠُﻤُاَﻌﺎ�ﺎْوﺑََ�ِ�اﻘﻠَِْْﺎِﻫََِّﺋَِ�ﺮﻤَوﺦَﻻِﺎﻨَﺎاِﺑَِﻼﺪﻟﺎِِْْْرِْءَﻓءﻴﻣ ُﻤ�اَﻦَوَﻦﻟْاﺸْ َﺴﻟضو‪.‬ﺎَﻌاُُُِِﻠﻋﻓِﺧﺎﻳَُِّّاﻣﺸﻲََِِّﺨﻤﻢﻣَُﻟََﺎﻬَﻨﻬِﺼﻠﻰﺎﺎِاََْْﻮﺗِِﺪﺳﻴﻟاتَﻨَِﺒَوﻣًﻦﻰﺎاَِ�ْءﺻَﻐَﺎوَِﺎَﺳاوﻞَﺟَِواﻟاﺎِْراَﻟِوﺗَِﻤﻟﻟُاﺑِﻤْاَ�ْﻲََُِّﻤﺬﻬَِﺼْاﺎﻊﺟْﺆﺼﺎﺑَﺗِِﺳَِّﻨِﻟﻨﺪﻣﺑَاَِّ�ْاﺎِِﺤﻔﻨَِّرﺮِِْﻫْْْدﺪ‪.‬ﻴﻴﻴَِّﻫﻧﻧَََِﻦﻦﺎﺎﻦبﻞﺎ‬ ‫‪doa wahbah (doa menghadiahkan pahala‬‬
‫)‪bacaan tahlil). Jika fida’ sughra (tebusan kecil‬‬
‫اَِﻣَرﻻ َّﺑ ْْﻏﺗﻦَﻨَ ِﺎﻔﺤْ َِْﻗﺮﺮ َﺒْوْﻣَِﻠﻟَﻨَ َﻨﻻُﺎﻬﺎاَْﻢﺗَ َرﺤْْﺟَّﺑ َِوﻤََﻨﺮاﺎُْﻫْﻞرﺣََْﻢو َْﻤ َﻋَوُﻻﻬﻠَ ْ�ْﻢَﻻﺗَُﻨ َﺤﺎَﻳ َِّوْﻤﻔإِ َﻠِﺘْﺨﻨَﻨَْﺻﻓِﺎﺎ ًِﻬﺮَﻧاَﻣْﻢْﻌﺎ ََﺪﻛَ َو َﻻﻤا ُﻫﺎ َْْﻗﻢﻃﺣَُﺎ َوَﻤﻗَاﻒَﻠْﺔ ْﺘَﻏ َُِﻔﻪ َﺠَﻗْﺮﺎﻨْ َﻟَُﻬﺑَِﺠَ ِْﻪﺒﺎﻢ‬ ‫اَﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ‬ ‫‪membaca tasbih 1000 kali dan tahlil 70.000‬‬
‫اَﻟﻠّ ُﻬ َّﻢ‬ ‫)‪kali. Sedangkan fida’ kubra (tebusan besar‬‬
‫َوﻟَ ُﻬ ْﻢ‪.‬‬ ‫‪membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100.000‬‬
‫ا َّ ِ�� َﻦ‬ ‫‪kali. Baik fida’ sughra maupun kubra bisa‬‬
‫‪diamalkan dalam satu waktu tertentu secara‬‬
‫‪pribadi (perseorangan) bisa juga diangsur‬‬
‫‪dalam beberapa waktu maupun beberapa hari‬‬
‫‪sampai genap bilangannya.‬‬

‫‪Kegiatan fida’ fokus tujuannya ialah‬‬
‫‪menebus diri sendiri ataupun orang lain‬‬
‫‪dari api neraka, yang caranya ialah dengan‬‬
‫‪memohon ampun kepada Allah. Cara memohon‬‬
‫‪ampun tersebut ialah dengan cara berzikir dan‬‬
‫‪membaca kalimah-kalimat thayyibah, dengan‬‬
‫‪harapan mendapat ampunan dan ridha dari‬‬
‫‪Allah swt, yang akhirnya bisa dimasukan ke‬‬
‫‪dalam surga dan dijauhkan dari neraka.‬‬

‫‪100 | Ensiklopedi Islam Nusantara‬‬

Sama halnya dengan tradisi tahlilan, untuk menghadiahkan bacaan dan kalimat
secara pelaksanaannya pun juga mengirimkan thayyibah kepada orang yang wafat dan
doa dan surah al-Fatihah melalui pembacaan kepada dirinya sendiri sebagai tebusan atau
kalimat tayyibah dengan jumlah tertentu. permohonan ampun atas dosa-dosa yang ada.
Teknis pelaksanaannya pun sama dengan
tahlilan yaitu dengan mengumpulkan [Ismail Yahya]
masyarakat sekitar yang diiringi dengan niat

Sumber Bacaan

Khotim Ahsan, Nilai-nilai Pendidkan Sosial dalam Kegiatan Fida’ di Kelurahan Tingkir Tengah, Kota Salatiga, Tahun
2014-2015, Skripsi, IAIN Salatiga, 2015.

Edisi Budaya | 101

102 | Ensiklopedi Islam Nusantara

G

Gending



Gending

Gending dalam bahasa Jawa awal yang memakai kata Jipang, seperti Jipang
mulanya berarti “ahli pembuat Lontang, Jipang Keraton, Jipang Wayang dan
gamelan”. Di kemudian hari, Gending lainnya. Dari berbagai istilah gendingan ini
dipakai untuk bunyi instrumental atau lagu kiranya para leluhur pada waktu yang lampau
yang berasal dari bunyi gamelan. Sementara telah secara khusus mengelompokkan lagu-
menurut Rd. Machyar Anggakusumadinta, lagu itu menurut fungsi dan pembawaannya.
Gending ialah aneka suara yang didukung
oleh suara-suara tetabuhan. Pengertian suara Sebagai alat pengiring, gending dapat
tetabuhan ini tidak terbatas gamelan tetapi berfungsi sebagai pengiring instrumental
termasuk pula angklung, calung, kacapi, tembang/pupuh, seperti pembacaan Macapat,
suling, gambang, rebaban, padindang, suling, serta pengiring pementasan kesenian, seperti
dan sebagainya. pagelaran wayang, pementasan (tari-tarian,
wayang orang, ketoprak, dan lain-lain),
Secara umum orientasi gending dalam pengiring ritual adat, dan hiburan lepas
lagu cenderung pada alat-alat yang bernada, (karawitan). Bahkan gending juga dapat
sekalipun ada pula yang tidak bernada, seperti berfungsi sebagai; (a) rasa kelenganan (mengisi
kendang, dogdog, kohkoh dan lainnya. Dalam waktu santai); (b) iberan atau pemberitahuan;
keseniaan Sunda, apabila alat instrument ini (c) penghantar upacara; (d) pengiring/pririgan;
dipakai secara mandiri untuk permaian dalam (e) pemberi suasana; (f) pengungkap ceritra.
alunan bunyi suatu pagelaran biasa disebut Berdasarkan fungsinya itu, muncul beberapa
Karesmian Padindangan. Sementara bunyi alu istilah seperti Gending Jawa, Gending
dan lesung telah mempunyai nama tersendiri Karawitan, Gending Palembang, dan lain-lain.
yang telah dikenal yaitu Tutunggulan.
Khusus Gending Jawa di sini dijelaskan
Pengembangan makna gending secara khusus Gending pengiring wayang
menunjukkan bahwa instrumental ini karena lebih kompleks bentuknya dan juga
berkembang dinamis tidak hanya di Jawa bersifat universal. Berdasarkan adegan
tetapi di seluruh Nusantara. Gending juga pementasan wayang, Gending dapat
menggambarkan bahwa budaya Nusantara dikelompokkan menjadi empat kegunaan,
sangat terbuka, menerima budaya-budaya baru yaitu: Pertama, petolan yang dalam bahasa
asalkan “bergandeng”, berirama dan terpenting Jawa berasal dari kata “Talu” (mulai atau
harmonis. Satu dengan lainnya tidak terpecah mengawali), sehingga petolan berarti gending
dan bertabrakan sehingga merusak irama yang pembukaan atau gending-gending untuk
harmonis yang dikeluarkan masing-masing mengawali sebuah acara.
instrument.
Gending petolan umumnya
Dalam Gending Jawa, beberapa istilah
yang menunjukkan identitas gendingan mengungkapkan suatu harapan dan doa.
ialah Landrang, seperi Landrang Slamet atau
Landrang Wilujeng Karawitan, dan lain-lain. Misalnya Landrang Slamet atau Landrang
Sementara beberapa istilah yang menunjukkan
identitas gendingan Karawitan adalah lagu Wilujeng dengan maksud agar acara yang

digelar dapat berlangsung selamat. Termasuk

gending petolan ialah Landrang Cucur Bawuk,

Pareanom, Banteng Wareng, Widosari, Ayak-

Edisi Budaya | 105

ayakan, srepek/sampak.
BahkanolehsenimanJawa
dimasukkan “petolan
anyar” misalnya Mugi
Rahayu, Puji Rahayu, dan
Sriwidodo yang intinya
pengaharapan supaya
lancer dan selamat.

Kedua, Gending

Babak Pertama (Patet

Nem) untuk mengiringi

urutan adegan

pementasan wayang kulit

mulai dari;

1. Jejer I (kawitan)). Contoh Alat-alat Gamelan.

Gending yang Sumber: https://tukanggamelan.wordpress.com/

digunakan Sabrangan atau Bodet) yakni kumpulan
menyesuaikan adegan raja/kerajaan yang bala tentara dari seberang lautan yang
dipentaskan. Misalnya untuk kerajaan tidak sedaratan dengan kerajaan pada
Hastina dipakai Gending Kabor –yang Jejer I yang konotasinya adalah berada
memiliki arti kabur, tidak jelas, tidak ada di Tanah Jawa. Gending yang dipakai
visi dan misi. Sedangkan untuk kerajaan adalah Majemuk, Remong, Gliyung, Peksi
Amerta atau Pandawa menggunakan Kuwung.
Gending Kawit atau Kawah –yang memiliki
Ketiga, Gending Babak Kedua (Patet
makna awal dari sebuah rencana yang
terdapat visi dan misi dan terprogram. Songo) yang memuat beberapa agedan, yaitu:
Pada adegan ini jika mengharuskan ada (a) Goro-goro di mana gending yang diawali
peperangan maka perangnya disebut dengan sempek Banyumasan atau lainnya,
“perang rempak” atau perang yang tidak lalu diteruskan dengan Gending Dolanan atau
berlanjut dan akan dilanjutkan setelah Gending-gending Jineman; (b) Jejer III (jejer
beberapa adegan berikutnya. Gending Pandito) yang menampilkan adegan yang
menceritakan sebuah pertapaan. Gending yang
yang dipakai ialah Srempeg/sampak.
dipakai antara lain Gending Lara-lara supaya
2. Gending untuk mengiringi datangnya terenyuh. (c) Perang Kembang sebagai adegan
tamu. Jika dalam adegan Jejer ada tamu selingan. Gending pengiring yang umum
yang datang maka untuk mengiringi dipakai pada adegan ini adalah Srempek,
datangnya tamu juga ada gending-gending Palaran, Sampak Pathet Songo atau Pelog Pthet
khusus, misalnya Landrang Mangu, Barang. (d) Jejer IV diiringi Gending Renyep,
Landrang Diradameta, Lindrang Srikaton. Gambir Sawit, Bendrong; (e) Perang Pupuh

3. Gending pengiring adegan Jengkar dengan iringan gending Srempeg/Sampak.

Kedaton digunakan Ayak Nawung Keempat, Gending Babak III (Patet

4. Gending pengiring adegan Limbukan Manyura) terdiri beberapa agedan, yaitu:

memakai Gleyongan, Ginonjing, dan (a) Jejer V dengan iringan Gending Kutut

Gending Dolanan Manggung, Pucung, Ricik-ricik, Liwung, dan

5. Gending pengiring adegan Bodolan Landrangmanis; (b) Perang Brubuh dengan
memakai Nebo, Majemukan, atau iringan Gending Srempek, Sampak, Ayak-ayak;
Srempek Mediun. dan (c) Penutup dengan iringan Gending Ayak-
ayak, Pamungkas.
6. Gending pengiring Jejer II (Jejer

106 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Gending sebagai bunyi instrumental atau digambarkan dalam Serat Centini dan
lagu yang berasal dari bunyi gamelan secara Cabolang yang juga memuat sejumlah Suluk.
umum merupakan alat kesenian tradisional
yang digunakan untuk mengiringi upacara Sebagai satu alat Gending/Gamelan
dan pementasan, baik dalam acara-acara ritual merupakan warisan budaya yang bernilai
yang sakral maupun pagelaran seni biasa. sejarah. Sampai sekarang keseniaan ataupun
Sebagai alat pengiring pagelaran ritual yang benda kesenian ini masih terus dijaga
sakral, Gending/Gamelan sering dipakai untuk kelestariaannya. Di Keraton Yogyakarta,
menciptakan suasana hening pada saat prosesi misalnya terdapat Gamelan Monggang KK
berlangsung. Sebagai contoh penggunaan Guntur Laut dan Gamelan KK Maeso Ganggang
Gending sebagai alat instrumental dilagukan yang berasal dari jaman Majapahit dan hanya
“Suluk” dan “Serat” (sajak sebagai alat dimainkan pada upacara kenegaraan, seperti
dakwah di Jawa) dalam pertemuan para wali. mengiringi penobatan Sultan, dan lain-lain.
Begitu pula penggunaan Gending/Gamelan Terdapat pula Gamelan Sekati KK Guntur
untuk mengiringi tari-tarian tradisional Madu yang dimainkan pada acara Sekatenan.
yang dipentaskan di Keraton. Hal ini seperti
[M Isom Saha]

Sumber Bacaan

Bachtiar, Harsja, “The Religion of Java: a Commentary”, Madjalah Ilmu Sastra Indonsia. V 5 NI, 1973
Ensiklopedi Wayang, Jakarta: Balai Pustaka, 1979
Holt, Claire, Art in Indonesia, Cornell UP, Ithaca, 1967
Poedjosoebroto, R, Wayang: Lambang Ajaran Islam, Jakarta: Pradnya Paramita, 1978
Sudiyanto Pandji, Mengenal Gending Jawa, S.Pandji Online

Edisi Budaya | 107

108 | Ensiklopedi Islam Nusantara

H

Hadrah
Halal Bihalal

Haul
Hikayat

Hisab



Hadrah

Kecenderungan kepada seni merupakan medan pertempuan, para perempuan Arab
salah satu kodrat manusia, dengan juga sering memainkan rebana untuk melepas
pengertian banyak di antara manusia para pemuda dan membangkitkan semangat
yang memiliki jiwa seni yang berkembang berperang.
menurut bakat dan minat masing-masing.
Kesenian merupakan bagian yang sangat Di Indonesia bila disebut istilah hadrah
penting bagi pembentukan pibadi manusia, perhatian orang akan tertuju kepada sebuah
karena kesenian berfungsi menghaluskan bentuk kesenian dengan menggunakan
perasaan dan budi pekerti manusia. alat-alat musik tepuk yang memiliki hiasan
kerincing logam di sekitar bingkainya, dibuat
Pandangan umat Islam Indonesia dari papan kayu yang dilobangi ditengahnya,
terhadap seni secara umum dirumuskan dan pada salah satu sisinya dipasang kulit
dalam musyawarah besar Seniman Budayawan kambing tipis yang telah disamak yang dikenal
Islam tahun 1961 sebagai berikut: “Islam dengan nama rebana atau terbangan di Jawa.
memperkenalkan karya segala cabang kesenian
untuk keluhuran budi (akhlak) dan untuk Secara etimologi istilah hadrah berasal
kehadirat Allah dan tidak berunsur asusila, dari kata ‫ ﺣﻀﺮﺓ‬yang berarti “kehadiran.” Di
maksiat, cabul, dan syirik serta melanggar dalam tasawuf hadrah mengacu kepada jamaah
larangan Allah dan Sunnah Rasul”. yang di dalamnya melakukan zikir secara
kolektif. Menurut Trimingham, kebanyakan
Islam yang dibawa, sebagian, oleh orang tarekat Sufi memiliki bacaan zikir yang regular
Arab ke Nusantara juga dengan membawa di dalam majelis mereka yang dikenal dengan
tradisi dan kebudayaan Arab itu sendiri nama hadrah. Hadrah yang berarti kehadiran
termasuk bidang kesenian, tidak ketinggalan dimaksudkan bukan kehadiran Allah, namun
instrumen-instrumennya, walaupun tentu kehadiran Nabi Muhammad.
tidak mudah untuk memastikan kapan waktu
kesenian ini pertama kali diperkenalkan di Secara sederhana, hadrah di dalam tasawuf
Nusantara. Salah satu jenis kesenian yang terdiri atas 2 bagian: pertama, pembacaan
sangat populer dan terpengaruh dari Arab hizib tarekat dan doa lainnya yang terkadang
adalah kesenian musik dengan instrumen diselingi dengan musik dan nasyid (lagu);
rebana atau terbangan di Jawa, yang digunakan kedua, melakukan dzikir yang diiringi dengan
dalam marawis, qasidah, dan hadrah. Dalam musik dan lagu yang umumnya dimulai dengan
perkembangannya, alat musik rebana doa khusus yang disebut dengan fatihah az-
dijadikan sebagai simbol identitas kultural dzikir. Hadrah berlangsung pada hari Jum’at
Islam di Nusantara. atau malam Jum’at dan pada acara-acara
khusus di dalam kalender Islam, atau pada saat
Kesenian qasidah dan lagu-lagu Arab kelahiran anak atau berkhitan. Pembacaan
sudah dinyanyikan semenjak zaman pra-Islam maulid Nabi merupakan aspek sangat penting
dan kesenian tersebut dipilih orang-orang di dalam majelis hadrah. Pelacakan hadrah ke
Arab pra-Islam sebagai penghibur pada malam dunia tasawuf ini paling tidak memberikan
hari atau pun di dalam perjalanan. Di dalam petunjuk ada kaitan antara tradisi musik

Edisi Budaya | 111

hadrah dengan tasawuf. Sumber: https://fahmialinh.wordpress.com/2015/05/08

Sedangkan tradisi kesenian hadrah identik hadrah berfungsi sebagai pola pukulan utama
dengan kesenian Islam. Hadrah merupakan dalam mengiring lagu; (2) terbang keprak,
kesenian Islam yang di dalamnya berisi dalam permainan terbang hadrah berfungsi
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang memberi tekanan pada lagu, biasanya pada
digunakan sebagai media menyiarkan ajaran posisi naik atau rol; (3) terbang dumbuk atau
agama Islam. Dalam kesenian ini tidak ada alat marawis, mengingat karakter suaranya yang
musik lain kecuali rebana. Kesenian ini selain lembut dan pola pukulannya yang rapat, dalam
sebagai media untuk menyebarkan ajaran terbang hadrah berfungsi mengisi kekosongan
agama Islam juga sebagai sebuah hiburan. pukulan; (4) terbang tung, dalam terbang
Sebab di dalam kesenian hadrah terdapat hadrah mengawal tempo dan pergerakan
sebuah dorongan untuk mengagungkan asma pukulan bas; (5) terbang bas, dalam terbang
Allah dan Nabi Muhammad serta amar ma’ruf hadrah membentuk pola pukulan bas.
nahi munkar. Hal ini dapat dilihat jelas dari
syair-syair yang dilantunkannya. Formasi tempat duduk pemain dalam
pertunjukan hadrah, bagian depan dua
Kesenian hadrah menjadi salah satu orang sejajar sebagai penyanyi atau vokalis,
kesenian yang banyak dipertunjukkan di di belakangnya empat orang sejajar pemain
masyarakat, biasa digunakan untuk mengiringi terbang genjring, di belakangnya lagi lima
lagu-lagu bernafaskan Islam. Musik hadrah orang sejajar pemain bas, pemain terbang
atau rebana atau musik terbang diperkirakan tung, pemain terbang dumbuk, dan dua orang
berasal dari bentuk-bentuk musik yang pemain terbang keprak.
bercirikan Islam yang ada sebelumnya. Bentuk-
bentuk musik tersebut adalah (1) Salawatan Musik terbang hadrah merupakan
yaitu bentuk puji-pujian yang mengagungkan permainan musik terbang sederhana, baik
kebesaran Nabi Muhammad SAW; (2) Barzanji pola pukulan dari masing-masing alat musik,
yaitu jenis musik vocal yang bercirikan Islam; maupun lagunya. Syair lagu terbang hadrah
(3) Kentrung yaitu musik bercirikan Islam berbentuk bait-bait, maksudnya syair lagu
yang diperkirakan paling awal kedatangannya terbang hadrah terdiri dari beberapa bait, dan
di pulau Jawa, berkembang di daerah tiap bait terdiri dari empat baris, sehingga
Blora, Pati Jepara dan Purwodadi; (4) Zapin tidak menyulitkan bagi para pemula. Lagu-
pesisiran yaitu kesenian tarian yang diiringi lagu terbang hadrah bervariasi, ada yang
dengan terbangan, berkembang di Demak menggunakan syair berbahasa Arab, bahasa
dan Semarang; (5) Kuntulan yaitu tarian yang Indonesia dan bahasa Jawa.
diiringi oleh musik terbangan, dan berkembang
di daerah Kendal, Pemalang sampai Tegal; (6) Lagu-lagu terbang hadrah tidak selalu
Simtuduror yaitu kesenian musik salawatan syairnya bershalawat tetapi ada juga syair lagu
dengan membaca kitab maulid yang bernama
Simtuduror dengan diiringi musik terbang, dan
musik ini berkembang di daerah Pekalongan,
Kendal dan Semarang; (7) Gambus yaitu musik
yang bercirikan Islam yang mendapat pengaruh
dari Arab dengan alat musik gambus, dan
berkembang di daerah pantura pulau Jawa.

Musik terbang hadrah merupakan
nyanyian Islami atau shalawat yang diiringi
dengan permainan beberapa alat musik
terbang atau ansambel. Terbang yang
dipergunakan dalam terbang hadrah yaitu (1)
terbang genjring, dalam permainan terbang

112 | Ensiklopedi Islam Nusantara

yang sifatnya memberi nasihat. Misalnya lagu mudah dipahami.
Ya Rosul, merupakan lagu berbahasa Arab
dan syairnya shalawat. Lagu terbang hadrah Dewasa ini hadrah tidak saja bernuansa
yang berjudul kisah Rasul merupakan lagu seni, namun ia juga terkait dengan masalah
berbahasa Indonesia, sedangkan lagu Padang identitas. Seiring dengan semakin menguatnya
Bulan merupakan lagu terbang hadrah yang peranan kelompok tradisional Muslim di
menggunakan bahasa Jawa dan bersifat Indonesia,hadrahmerupakansalahsatubentuk
memberi nasihat. Melodi lagu dalam musik identitas kebangkitan Muslim tradisional di
terbang hadrah menggunakan tangga nada Jawa, bahkan di daerah Surakarta atau Solo,
diatonis minor artinya lagu-lagu dalam musik parade hadrah diselenggarakan setiap tahun
terbang hadrah menggunakan tangga nada pada saat menjelang memperingati Isra’ Mi’raj
diatonis seperti musik modern, sehingga Nabi Muhammad SAW.

[Ismail Yahya]

Sumber Bacaan

Abdul Khair, Sinoman Hadrah Seni Islam yang perlu mendapat perhatian, Jurnal Himmah Vol. IV No. 10 Edisi Mei –
Agustus, 2003,

Abdul Khair, Sinoman Hadrah Seni Islam,
Mahmudah Nur, Pertunjukan Seni Rebana Biang di Jakarta sebagai Seni Bernuansa Islam, Jurnal Penamas, Vol. 28,

Nomow 2, Juli-September 2015,
Junaidi, Estetika Terbang Hadroh Nuurussa’adah,
Ismail Yahya, Kebangkitan Muslim Tradisional di Surakarta, artikel di IBDA’: Jurnal Kebudayaan Islam, IAIN Purwokerto,

Vol. 14 Nomor 1 (2016: 51-56), jurnal terakreditasi DIKTI 2014,

Edisi Budaya | 113

Halal Bihalal

Berbeda dengan tradisi di negara-negara Meminta maaf atas segala bentuk
Arab yang menjadikan hari raya Idul kesalahan merupakan kewajiban dalam Islam.
Adha sebagai perayaan paling besar dan Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
paling meriah, di Indonesia kaum Muslimin Abu Hurairoh, Rosulullah saw bersabda:
menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya
yang paling penting dan dirayakan dengan ‫ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻨﺪه ﻣﻈﻠﻤﺔ �ﺧ�ﻪ ﻓﻠ���ﻠﻠﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻴﺲ‬
sangat meriah, sehingga pemerintah pun
menjadikannya libur nasional dengan waktu ‫ﺛﻢ د�ﻨﺎر وﻻ درﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ أن ��ﺧﺬ �ﺧ�ﻪ ﻣﻦ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ‬
paling lama dibandingkan hari libur lainnya.
‫ﻓﺈن ﻟﻢ ��ﻦ � ﺣﺴﻨﺎت أﺧﺬ ﻣﻦ ﺳﻴﺌﺎت أﺧ�ﻪ ﻓﻄﺮﺣﺖ‬
Kaum Muslimin di Indonesia
memanfaatkan panjangnya hari libur pada ‫ﻋﻠ�ﻪ‬
hari raya Idul Fitri untuk mengunjungi orang
tua, kerabat dan sanak famili. Di banyak “Barang siapa melakukan kezaliman kepada
daerah bahkan ada tradisi saling mengunjungi saudaranya, hendaklah meminta dihalalkan
rumah tetangga dan teman. Selain menjaga (dimaafkan) darinya, karena di akhirat tidak
silaturahmi, kunjungan pada hari raya Idul Fitri ada lagi perhitungan dinar dan dirham,
di Indonesia digunakan sebagai kesempatan sebelum kebaikannya diberikan kepada
untuk saling meminta maaf. saudaranya, dan jika ia tidak punya kebaikan
lagi, maka keburukan saudaranya itu akan
Dalam berinteraksi sehari-hari, baik diambil dan diberikan kepadanya.”
dalam hubungan bisnis, maupun pertemanan,
manusia tidak luput dari kesalahan baik Setiap kezaliman yang dilakukan manusia
dalam bentuk ucapan maupun tindakan, kepada lainnya akan menjadi beban yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tradisi sangat berat di akhirat jika tidak dimaafkan
saling meminta maaf pada hari raya Idul Fitri oleh orang yang terzalimi sebagaimana
di Indonesia menjadi kesempatan yang sangat diingatkan oleh Rasulullah saw dalam hadits
baik untuk memperbaiki hubungan-hubungan yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa
yang kurang harmonis antar saudara, teman, kezaliman akan menjadi biang kegelapan di
bahkan rekan bisnis. hari kiamat. Oleh karena itu meminta maaf
atas kesalahan merupakan hal yang sangat
Meskipun meminta maaf atau saling penting karena berkaitan dengan keselamatan
memaafkan merupakan kewajiban bagi umat seseorang di akhirat kelak.
Islam, namun ada kalanya orang merasa
canggung bahkan gengsi untuk melakukannya. Salah faham dan perasaan tersinggung
Dengan adanya tradisi saling memaafkan pada juga sering terjadi di antara manusia. Hal ini
hari raya Idul Fitri, hal tersebut lebih mudah jika tidak segera diselesaikan terkadang bisa
dan lebih nyaman untuk dilakukan. menjadi bibit permusuhan yang akhirnya
menjerumuskan manusia kedalam neraka.
Melakukan sungkem kepada orang tua Ucapan dan tindakan yang tidak sengaja
dan para sesepuh sambil meminta maaf melukai perasaan orang lain pun bisa menjadi
bahkan menjadi tradisi yang sangat penting di masalah besar dan menyebabkan permusuhan,
kalangan umat Islam Indonesia sehingga para tidak saling menyapa, dan saling membenci.
penduduk kota-kota besar yang memiliki orang Mengenai hal ini Rasulullah saw bersabda:
tua dan kerabat di desa merasa berkewajiban
untuk mudik setiap hari raya Idul Fitri. ‫ﻻ ﻳﺤﻞ ﻟﻤﺴﻠﻢ أن �ﻬ�ﺮ أﺧﺎه ﻓﻮق ﺛﻼث �ﺎ� �ﻠ���ﺎن‬

114 | Ensiklopedi Islam Nusantara

‫ﻓ�ﻌﺮض ﻫﺬا وﻳﻌﺮض ﻫﺬا وﺧﻴﺮﻫﻤﺎ ا�� ��ﺪأ ﺑﺎﻟﺴﻼم‬ Tradisi-tradisi dalam merayakan hari
raya idul fitri ini tidak biasa dilakukan di
“Haram bagi seorang Muslim marah kepada negara-negara Arab meskipun Rosulullah saw
saudaranya dan memutuskan persaudaraan memberi contoh tradisi mengunjungi kerabat
lebih dari tiga malam, sehingga jika bertemu pada hari raya. Dalam sebuah hadis diceritakan
mereka saling menghindari. Adapun yang bahwa Rasulullah saw melewati jalan yang
paling baik di antara keduanya adalah yang berbeda untuk berangkat dan pulang dari
lebih dulu menyapa dengan salam.” sholat Ied. Ibnu Hajar menyebutkan bahwa
di antara sebabnya adalah karena beliau saw
Dalam riwayat lain bahkan dikatakan mengunjungi kerabat-kerabat beliau baik yang
jika ada orang yang marah dan membenci masih hidup maupun yang sudah meninggal
saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari, setiap hari raya. Namun apa yang dilakukan
lalu mati sebelum berbaikan, maka ia masuk oleh Rasulullah saw ini tidak menjadi tradisi
neraka. Oleh karena itu meskipun terlambat, yang dijaga oleh bangsa Arab sampai hari ini.
saling memaafkan tetap sangat penting untuk
dilakukan. Dan tradisi lebaran dengan saling Tidak salah jika Umar Kayam menyebut
meminta maaf menjadi momen yang sangat tradisi lebaran merupakan tradisi khas kaum
berharga karena memberikan kesempatan Muslimin Indonesia. Hal ini tak lepas dari
kepada kaum Muslimin untuk bertemu, tradisi dan kebudayaan masyarakat Jawa
berjabat tangan, dan saling memaafkan tanpa yang kemudian oleh para ulama dipadukan
harus malu. dengan nilai-nilai keIslaman. Menurut Umar
Kayam, tradisi lebaran ini awalnya dilakukan
Selain itu berjabat tangan di antara dua oleh kaum Muslimin di Jawa, baru kemudian
orang Muslim bisa mengugurkan banyak dosa. menyebar dan saat ini dipraktikkan oleh kaum
Rosulullah saw bersabda: Muslimin di seluruh Indonesia.

‫إن اﻟﻤﺴﻠﻢ إذا ﻟﻘﻲ أﺧﺎه ﻓﺄﺧﺬ ﺑ�ﺪه ﺗﺤﺎﺗﺖ ﻋﻨﻬﻤﺎ ذﻧﻮﺑﻬﻤﺎ‬ Saat ini, kaum Muslimin yang bukan
berasal dari suku Jawa juga melakukan
‫ﻛﻤﺎ ��ﺤﺎ� اﻟﻮرق ﻋﻦ اﻟﺸﺠﺮة ا�ﺎ�ﺴ� ﻓﻲ �ﻮم رﻳﺢ‬ sungkem kepada orang tua di hari raya.
Sungkem merupakan tradisi khas Jawa. Sejarah
‫ وإﻻ ﻏﻔﺮ ﻟﻬﻤﺎ وﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ذﻧﻮﺑﻬﻤﺎ ﻣﺜﻞ زﺑﺪ‬، ‫ﺨﺻﻒ‬ tentang sungkem ini setidaknya bisa dilacak
sejak zaman Adipati Arya Mangkunegara I,
‫اﻛﺤﺮ‬ yang juga bergelar pangeran Sambernyawa,
ketika ia memimpin Surakarta. Pada hari
“Sesungguhnya seorang Muslim itu jika raya Idul Fitri ia biasa mengumpulkan para
bertemu Muslim lainnya lalu mengambil punggawa dan prajurit di pendopo istana
tangan dan menyalaminya maka berguguranlah untuk sungkem kepada raja dan permaisuri.
dosa-dosa mereka sebagaimana gugurnya Sejak saat itu, tradisi mencium tangan para
dedaunan dari pohon yang telah mengering sesepuh sambil duduk di hadapan mereka atau
pada saat angin kencang, atau diampuni dosa- sungkem menjadi tradisi yang dilakukan pula
dosa mereka meskipun dosa-dosa mereka itu oleh masyarakat luas.
sebanyak buih di laut.”
Selain hal-hal di atas, belakangan muncul
Berjabat tangan sesama Muslim istilah halal bihalal yang dalam kamus besar
jika dilakukan dengan tulus dan didasari bahasa Indonesia berarti “Maaf-memaafkan
persaudaraan bisa menggugurkan dosa-dosa setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan,
keduanya. Dan tradisi hari raya di Indonesia biasanya diadakan di sebuah tempat
memberikan kesempatan yang sangat besar (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh
kepada kaum Muslimin untuk bersalaman. sekelompok orang”.
Bahkan sebelum saling mengunjungi antar
tetangga pada hari raya, setelah sholat Ied Halal bihalal memang memiliki arti yang
kaum Muslimin di Indonesia biasa melakukan lebih khusus dari lebaran atau riyaya, karena ia
tradisi jabat tangan secara massal sehingga merupakan sebuah acara yang diadakan secara
setiap orang yang datang untuk sholat Ied khusus, di sebuah tempat khusus. Adapun
akan bisa saling bersalaman.

Edisi Budaya | 115

mengunjugi kerabat atau teman di hari raya ditulis oleh Masdar Farid Mas’udi dalam
biasanya disebut sejarah atau ziarah lebaran, sebuah artikel, istilah halal bihalal dipercaya
dan riyayan (berlebaran), bukan halal bihalal. merupakan istilah yang diciptakan oleh Kiyai
Abdul Wahab Chasbullah.
Menurut Geertz lebaran atau riyaya
merupakan penampakan paling menonjol Dikisahkan, pada tahun 1948, republik
dari budaya Jawa yang dikatakannya sangat yang baru berdiri ini dilanda gejala disintegrasi
toleran terhadap keragaman ideologi dan bangsa. Banyak elit politik yang saling bertikai
agama. Sifat toleran ini disebutnya sebagai sehingga sangat sulit mengajak mereka untuk
karakteristik fundamental budaya Jawa. Dan duduk bersama dalam satu forum. Padahal
Riyaya pulalah yang menyatukan semua orang sedang terjadi pemberontakan serius yang
baik dari kalangan santri, abangan, maupun dilakukan oleh DI/TII maupun Partai Komunis
priyayi. Lebaran disebutnya memiliki makna Indonesia. Pada pertengahan bulan Ramadan
yang sangat personal bagi orang Jawa di mana tahun itu, presiden Soekarno mengajak Kiyai
orang-orang yang kedudukannya lebih rendah Abdul Wahab berdiskusi untuk mencari solusi
sungkem kepada orang yang kedudukannya dari masalah perpecahan para elit politik itu.
lebih tinggi, seperti anak kepada orang tua,
santri kepada kiyai, dan sebagainya. Sungkem Kiyai Abdul Wahab lalu mengusulkan
dan mengunjungi rumah sesepuh serta kerabat untuk mengumpulkan semua tokoh politik
untuk maaf-maafan ini dikatakan oleh Geertz dalam sebuah acara silaturahmi bertepatan
sebagai inti dari perayaan Riyaya. dengan hari raya yang akan datang. Namun
Soekarno waktu itu menganggap acara
Nah, halal bihalal menurutnya merupakan silaturahmi biasa tidak akan menarik bagi para
sebuah simplifikasi dari ritual yang paling politisi yang sedang bertikai itu sehingga sulit
penting dari tradisi riyaya itu. Ia bahkan diharapkan mereka mau datang berkumpul.
menyebut halal bihalal sebagai sebuah “pesta
sekuler” karena selain mendegradasi nilai Saat itu muncullah ide dari Kiyai
ritual yang sangat penting, halal bihalal Wahhab untuk membuat acara halal bihalal.
juga dianggap hanya memperhatikan aspek Menurutnya para politisi itu bisa diberi
semarak pestanya saja. Ia juga menyimpulkan pengertian bahwa sikap saling menyalahkan
bahwa acara halal bihalal ini biasanya dilakukan di antara mereka itu adalah sesuatu yang salah
oleh orang-orang dengan status sosial yang dan haram. Karena haram, maka harus dibuat
tinggi saja. Halal bihalal hanya menjadi pesta halal dengan cara saling bertemu, duduk
bergengsi kaum elit. satu meja, dan saling memaafkan. Maka
acara silaturahmi yang digagas itu kemudian
Apa yang diungkapkan oleh Geertz ini ada disepakati dengan istilah halal bihalal.
benarnya jika acara halal bihalal digunakan
sebagai pengganti tradisi riyayan, sungkeman, Acara halal bihalal pada hari raya saat
dan saling mengunjungi rumah kerabat dan itu berhasil dilaksanakan. Para politisi yang
tetangga, sehingga tradisi-tradisi unik dalam bertikai bersedia duduk bersama dalam suasana
berlebaran tak bisa dirasakan lagi. Beberapa hari raya dan saling memaafkan. Selanjutnya
keluarga kaya memang lebih suka mengadakan instansi-instansi pemerintah di bawah
acara halal bihalal yang dikemas dalam bentuk kekuasaan Bung Karno juga mengadakan acara
reuni keluarga besar, yang bersifat ekslusif. serupa. Sedangkan di kalangan masyarakat,
kiyai Abdul Wahab yang merupakan salah satu
Tapi tidak semua halal bihalal tokoh pendiri NU ini mempopulerkan tradisi
menghilangkan tradisi riyaya, karena sekolah- tersebut di masyarakat.
sekolah, madrasah, kantor, bahkan majelis
ta’lim yang biasa mengadakan halal bihalal Menurut Nikolaos Van Dam, seorang
tidak menjadikannya sebagai pengganti tradisi duta besar Belanda untuk Indonesia yang juga
lebaran. Tradiri riyayan tetap dilaksanakan, seorang pakar bahasa Arab, istilah halal bihalal
baru setelah selesai kupatan, halal bihalal ini meskipun terbentuk dari kata “halal” dalam
diadakan. bahasa Arab, tetapi ia merupakan istilah khas
Indonesia. Ia sempat menyangka bahwa istilah
Di kalangan Nahdliyin, sebagaimana itu ada dalam bahasa dan tradisi Arab, namun

116 | Ensiklopedi Islam Nusantara

setelah mencarinya dalam kamus dan tradisi berkebangsaan India yang berjualan di
Arab, ia tidak berhasil menemukannya. Karena gerbang taman Sriwedari Surakarta. Ia dibantu
itu ia berkesimpulan bahwa istilah halal oleh seorang pribumi untuk mendorong
bihalal berasal dari tradisi kaum Muslimin di gerobak dan mengurus api yang digunakan
Indonesia. untuk menggoreng. Dalam menjajakan
barang daganganya, si pembantu ini berteriak
Adapun Mas’udi berusaha memberikan “Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin
analisa mengenai terbentuknya istilah halal halal!” lalu anak-anak menirukannya dengan
bihalal ini dengan mengungkapkan dua berteriak “halal behalal”. Sejak itu istilah ini
kemungkinan. Pertama, istilah itu mungkin menjadi terkenal di Surakarta.
bermakna thalabu halalin bi thariqin halalin,
yakni mencari penyelesaian masalah atau Kata “halal” juga digunakan dalam
mencari keharmonisan hubungan dengan bertransaksi para jamaah haji dari Nusantara
cara mengampuni kesalahan. Kedua, bisa jadi pada zaman Belanda. Karena keterbatasan para
ia berasal dari ungkapan halal yujza’u bi halal, jamaah haji dalam menggunakan bahasa Arab,
yakni pembebasan kesalahan dibalas pula maka ketika tawar menawar harga barang di
dengan pembebasan kesalahan; dengan cara Mekah, mereka hanya bertanya “halal?” Jika
saling memaafkan. kemudian penjualnya menjawab “halal”, maka
akad jual beli dianggap sah dan disetujui.
Tapi istilah halal bihalal sendiri bukan
istilah yang baru ada sejak tahun 1948. Dua kisah di atas meskipun menyebutkan
Pernyataan Mas’udi bahwa istilah halal bihalal tentang penggunaan kata halal, dan secara
ini dicetuskan oleh kiyai Abdul bisa jadi khusus halal behalal (halal bin halal), tapi
benar—tetapi bukan sejak tahun 1948. Karena nampaknya tidak memiliki korelasi langsung
istilah ini sudah dikenal pada tahun 1935, dan dengan tradisi maaf-memaafkan pada hari
Kiyai Abdul Wahab lahir pada tahun 1888. raya Idul Fitri yang sudah dicatat oleh Pigeaud
dalam kamusnya yang terbit pada tahun 1938.
Theodore Pigeaud menyusun sebuah
kamus bahawa Jawa-Belanda sejak tahun Meskipun tidak diketahui secara pasti
1926 atas perintah Gubernur Jenderal Hindia- siapa yang menciptakan istilah halal bihalal,
Belanda. Dalam terbitan pertama kamus itu namun sejarah dimulainya tradisi halal bihalal
tahun 1938, sudah terdapat kata “Alalbihalal” secara nasional dapat dilacak sejak tahun
digabung dalam satu kata dengan huruf 1948 ketika kiyai Wahab mengusulkan untuk
awalan “A” dan menunjukkan arti yang mirip membuat acara silaturahmi para tokoh politik
dengan yang ada dalam Kamus Besar Bahasa dengan menyebut acara tersebut dengan istilah
Indonesia saat ini, serta disebutkan pula halal bihalal. Semua peneliti juga sepakat
bahwa ia merupakan tradisi khas lokal. bahwa istilah dan tradisi halal bihalal adalah
khas Indonesia.
Ada riwayat menyebutkan bahwa sekitar
tahun 1935, ada seorang penjual martabak [Ali Mashar ]

Sumber Bacaan

Al-Asqollani, Ahmad ibn Ali ibnHajar, Fathu al-Bari Syarhu Shahih al-Bukhari, Dar al-Royan li al-Turots, 1986.
AL-Hathimiy, Nurudin Ali bin Abi Bakr, Majmu’u al-Zawaid wa Manba’u al-Fawaid, Maktabah al-Qudsiy, 1994.
Al-Mausu’aa al-Fiqhiyyah, Wazaratu al-Awqof wa al-Syu’un al-Islamiyah al-Kuwaitiyah, Dar al-Salasil, Kuwait, 1994.
Al-Nawawi, Yahya bin Syarof Abu Zakariya, Syarh Nawawi ‘Ala Muslim, Dar al-Khoir, 1996.
Al-Safariny, Muhammad bin Ahmad bin Salim, Ghodza al-Albab Fi Syarhi Mandhumat al-Adab, Muassasah Qurthubah,

1993.
Geertz, Clifford , Religion of Java , The University of Chicago Press, Chicago, 1976.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2007.
Masdar Farid Mas’udi, KH. Wahab Chasbullah Penggagas Istilah “Halal Bihalal”. http://www.nu.or.id/post/read/60965/

kh-wahab-chasbullah-penggagas-istilah-ldquohalal-bihalalrdquo
Pigeaud, Theodore Gauthier Th., Javaans-Nederlands Woordenboek, Springer, 1983 edition.
Umar Kayam, Ziarah Lebaran, Pustaka Utami Grafiti, Jakarta, 2010.
Van Dam, Nikolaos, Bahasa Arab di Indonesia Kontemporer, dalam Abu Hasan Asy’ari (ed.), Membaca Takdir Pemikiran dan

jejak STA, Dian Rakyat, Jakarta, 2009.

Edisi Budaya | 117

Haul

Istilah Haul pada dasarnya berasal dari atau haflah akhirussanah (acara tahunan yang
bahasa Arab. Haala-Yahuulu-Hawlan menandai berakhirnya masa studi tahunan
yang memiliki arti satu tahun. Istilah ini para santri).
dalam fikih digunakan sebagai salah satu
syarat kewajiban zakat. Kemudian istilah ini Kegiatan haul biasanya dilaksanakan
oleh masyarakat Islam Indonesia digunakan tepat pada tanggal meninggalnya almarhum.
sebagai upacara peringatan tahunan atas Penanggalan hijriyah pada umumnya
wafatnya seseorang. Tidak ada keterangan digunakan sebagai penentuan satu tahun
jelas yang menunjukkan siapa yang pertama pertama meninggalnya almarhum dan
kali menggunakan istilah haul sebagai hari tahun-tahun selanjutnya. Namun, sebagian
peringatan kematian. Yang pasti, tradisi masyarakat ada juga yang menggunakan
ini sudah ada seiring dengan masuk dan kalender Masehi yang relatif lebih mudah
berkembangnya Islam di Indonesia. diingat dan ditentukan jauh-jauh hari.

Dalam definisi yang berkembang di Bagi masyarakat yang menggunakan
masyarakat Indonesia, haul adalah sebuah penanggalan hijriyah sebagai acuan
peringatan kematian seseorang satu tahun penyelenggaran haul, biasanya mengadakan
sekali dengan tujuan untuk mendoakan agar musyawarah keluarga untuk menentukan hari
semua amal ibadahnya diterima oleh Allah pelaksanaan peringatan haul. Pada acara haul
SWT. Orang yang diperingati haulnya biasanya juga dilakukan ziarah ke makam orang yang
adalah dari pihak keluarga atau juga seorang sedang diperingati. Bahkan haul bagi seorang
tokoh atau ulama yang memiliki jasa. tokoh atau wali, mengalami puncaknya pada
peringatan haul ini.
Haul sebagai peringatan kematian
anggota keluarga diselenggarakan oleh pihak Sebagaimana tradisi yang lainnya, haul
keluarga dan biaya serta akomodasinya merupakan efek transmigrasi yang menyebar
didapat dari iuran anggota keluarga. Pihak ke berbagai wilayah di Sumatra, Kalimantan,
keluarga biasanya mengundang tetangga- Sulawesi, dan beberapa wilayah lain. Tradisi
tetangga terdekatnya untuk diminta turut peringatan kematian, yang biasa masyarakat
membacakan tahlil dan doa-doa. Sedangkan Jawa laksanakan seperti “nelung dina”
haul seorang tokoh biasanya tidak hanya (peringatan yang dilaksanakan pada hari atau
dari pihak keluarga dan tetangga-tetangga malam ke-3 dari kematian), “mitung ndina”
terdekat saja yang turut datang menghadiri (hari atau malam ketujuh), “matang puluh”
acara peringatan haulnya. Beberapa orang (hari atau malam ke 40), “nyatus” (hari atau
dari tetangga desa, kecamatan, kabupaten malam ke 100), dan “nyewu” (hari atau malam
dan kota lain juga turut serta dalam upacara ke 1000), bukanlah asli tradisi masyarakat
haul seorang tokoh. Terlebih bagi mereka yang Jawa. Tradisi peringatan kematian tersebut
merasa memiliki hubungan emosional semisal berasal dari tradisi sosio religi bangsa Campa
haul kiai pesantren di mana ia mengaji. Haul muslim (yang mendiami kawasan Vietnam
kiai pesantren ini biasanya disesuaikan dengan Selatan sampai mengalami pengusiran sekitar
acara-acara tahunan pesantren seperti imtihan tahun 1446 dan 1471 M). Sementara tradisi

118 | Ensiklopedi Islam Nusantara

muslim Campa tersebut diwarisi dari kultur Brosur Susunan Acara Haul Sunan Bonang
kaum muslim kawasanTurkistan, Persia,
Bukhara, dan Samarkand, yang dari tiga (http://www.wongjonegoro.com/2016/10/haul-sunan-bonang-tuban-2016.html)
kawasan itulah Islam berkembang di kawasan
Indo-Cina, termasuk Campa pada abad ke-10 Haul Wali dan Para Tokoh
M, tradisi yang paling banyak mempengaruhi
masyarakat Campa adalah tradisi Persia, Pengidolaan dan pemujaan terhadap
sehingga wajar terdapat tradisi haul, perayaan seorang wali adalah sebuah ritual yang sudah
hari ‘Asyura, Mauled Nabi, nishfu sya’ban, rebo ada sejak lama dalam sejarah umat Islam.
wekasan, larangan hajat di bulan Muharram, Namun, sejak munculnya Ibn Taymiyyah dan
madah Nabi, ahl bait, dan sebagainya. Ibn Qayyim al-Jauziyyah, ritual ini mendapat
tantangan serius. Terlebih ketika Arab Saudi
Menurut Agus Sunyoto, bagi kebanyakan diambil alih oleh kerajaan Saud, dimana bentuk
umat Islam yang kurang memahami sejarah, pelarangan terhadap pemujaan terhadap wali
ada anggapan bahwa adat kebiasaan dan terjadi di Negara tersebut. Terlepas dari hal
tradisi keagamaan yang dilakukan oleh itu, pengidolaan dan pemujaan terhadap wali
kalangan umat Islam tradisional adalah hasil terus berkembang di Negara-negara lainnya.
pencampuradukan antara ajaran Hindu- Tak terkecuali di Indonesia.
Buddha dengan Islam atau yang lebih familiar
disebut sinkretik. Tanpa didukung fakta Di Indonesia, lebih khusus di tanah Jawa,
sejarah, dinyatakan bahwa tradisi keagamaan pemujaan wali atau dalam arti lebih sempit lagi,
yang berkaitan dengan kenduri memperingati menziarahi makam wali adalah sebuah ritual
kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke- yang sangat lazim. Mengenai pemujaan wali
40, ke-100, dan ke-1000 adalah warisan Hindu- yang terjadi di Indonesia dan hubungannya
Buddha. Padahal, dalam agama Hindu dan dengan tradisi umum masyarakat dianggap
Buddha sendiri tidak dikenal tradisi kenduri sebagai bagian dari ketakwaan. Kecaman keras
dan tradisi memperingati kematian seseorang dari kalangan modernis sejak pertengahan
pada hari ke-3, ke-7, ke-40, dan ke-1000. tahun 1920-an tidak berpengaruh banyak
Pemeluk Hindu mengenal kematian seseorang terhadap suburnya praktik pemujaan terhadap
dalam upacara sraddha yang dilaksanakan dua para wali. (Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai
belas tahun setelah kematian seseorang. Budaya Lokal, 2002: 227-228)

Lebih lanjut Agus Sunyoto menyatakan Salah satu bentuk dari pemujaan terhadap
bahwa tinjauan sosio-historis terjadinya seorang wali adalah dengan mengadakan
perubahan adat kebiasaan dan tradisi haul seorang wali. Haul Sunan Bonang (salah
kepercayaan di Nusantara khususnya di satu tokoh penyebar Islam di Indonesia dan
Jawa pasca runtuhnya Majapahit, tidak termasuk anggota walisongo) misalnya. Dalam
bisa ditafsirkan kecuali sebagai akibat dari
pengaruh kuat para pendatang asal negeri
Champa yang beragama Islam, yang ditandai
kehadiran dua bersaudara Raden Rahmat
dan Raden Ali Murtadho. Peristiwa yang
diperkirakan terjadi sekitar tahun 1440 Masehi
yang disusul hadirnya pengungsi-pengungsi
asal Campa pada rentang waktu antara
tahun 1446 hingga 1471 Masehi, yaitu masa
runtuhnya kekuasaan Kerajaan Campa akibat
serbuan Vietnam, kiranya telah memberikan
kontribusi yang tidak kecil bagi terjadinya
perubahan sosiokultural-religius masyarakat
Majapahit yang mengalami kemunduran.

Edisi Budaya | 119

Haul Habib Anis Solo tahun 2016 berkumpul di suatu tempat tertentu untuk
mengadakan peringatan haul dengan
(http://www.nu.or.id/post/read/64842/haul-habib-ali-di-masjid-riyadh- melakukan pembacaan tahlil dan doa bersama.
solo-digelar-29-31-januari)
Fungsi Sosial Haul
upacara peringatan haul Sunan Bonang,
terdapat beberapa prosesi kegiatan, yaitu: Haul menjadi tradisi yang menjanjikan
pertama, musyawarah alim ulama yang di kalangan umat Islam. Haul mejadi pola
diadakan di Masjid Sentono. Kedua, takhtimul penghubung bagi generasi penerus dengan
qur’an bi nazhar (khataman al-Quran dengan generasi pendiri sebuah orde keagamaan,
membaca kitab al-Quran secara langsung). misalnya tarekat atau pendiri pesantren
Ketiga, Takhtimul Qur’an bil Ghayb (khataman yang pada masanya memiliki kharisma yang
al-Quran oleh para penghafal al-Quran dengan sangat tinggi. Haul menghadirkan nuansa
tanpa melihat al-Quran). Keempat, Tahlil kharismatik. Semakin besar charisma kiai atau
Kubra. Sebagaimana halnya haul Sunan Bonang wali semakin besar nuansa haul tersebut. (Nur
yang didatangi puluhan ribu kaum muslim Syam, Islam Pesisir, 184)
untuk turut mengikuti acara haul, haul habib
Anis di Solo juga tak kalah menarik perhatian Pada titik ini, haul juga memiliki fungsi
kaum muslim di Indonesia untuk datang ke sosial sebagai perekat persaudaran bagi sebuah
Solo. Haul Habib Anis Solo juga dilaksanakan keluaga dan masyarakat setempat. Bahkan bila
tidak hanya satu hari. Pelaksanaan haul Habib yang diperingati adalah seorang tokoh, fungsi
Anis tahun 2016 misalnya, digelar selama tiga sosial dari peringatan haul ini sangat besar.
hari berturut-turut. Rangkaian acara haul Para tamu yang datang dari berbagai daerah
Habib Anis selain diisi dengan pembacaan bertemu di acara tersebut. Haul habib Anis
tahlil dan doa bersama juga diadakan pengajian Solo (salah seorang habib yang memiliki massa
bagi jamaah yang hadir di acara tersebut. yang cukup banyak) bisa dijadikan contoh
bagaimana para muhibbin (kelompok pecinta
Haul para tokoh kharismatik juga biasanya ahlul bait atau keturunan Nabi Muhammad
tidak hanya dilakukan di rumah atau makam SAW) dari berbagai daerah datang ke Solo
sang tokoh di semayamkan. Peringatan haul untuk menghadiri peringatan haul tahunan
KH Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke- sang habib.
4) misalnya, diadakan di berbagai daerah
di Indonesia. Meski tidak ada hubungan Fungsi Ekonomi
kekeluargaan dengannya, masyarakat
tanpa pamrih meluangkan waktunya untuk Selain memiliki fungsi sosial, acara haul
–terutama haul para wali dan tokoh – juga
memiliki dampak ekonomi. Ribuan orang
dari berbagai daerah datang di suatu tempat
diselenggarakannya acara haul dimanfaatkan
oleh para pedagang untuk mengais rejeki.
Tempat-tempat penginapan juga biasanya
dipenuhi oleh para peserta haul yang datang
dari luar daerah.

[M. Idris Mas’udi]

Sumber Bacaan

Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal, Ciputat: Logos, 2002, cet. II
Nur Syam, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005
Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka IIMaN, 2014
Al-Munawwir, Kamus al-Munawwir,
A. Khoirul Anam, dkk, Ensiklopedia NU, Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU, 2014
http://www.nu.or.id/post/read/64842/haul-habib-ali-di-masjid-riyadh-solo-digelar-29-31-januari;http://www.

wongjonegoro.com/2016/10/haul-sunan-bonang-tuban-2016.html

120 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Hikayat

Genealogi Hikayat yang dekat dengan raja-raja yang memerintah
(Raja Noor, 1972: 18).
Kata hikayat berasal dari bahasa Arab
yang secara harfiah diterjemahkan Selaras dengan pandangan Norazimah
menjadi cerita atau kisah, berkaitan Bt Zakaria (2011: 2), dalam Hikayat Melayu
erat dengan kisah pahlawan bangsa Melayu diuraikan tentang keturunan raja-raja Melayu
atau lebih khusus tentang kisah yang terjadi yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan
di istana dan silsilah para Sultan Melayu. raja-raja Siak. Hikayat Melayu sarat dengan
(Wagner, 1959: 246). Hikayat merupakan karya unsur sastra yang juga berkaitan erat dengan
sastra yang berkaitan atau yang menceritakan unsur sejarah Siak. Sebagai sebuah teks
hal-hal yang berhubungan dengan suatu sastra sejarah, Hikayat Melayu ditulis dengan
kesultanan atau suatu daerah seperti Hikayat tujuan tertentu yakni untuk memuji dan
Raja-Raja Pasai dan Hikayat Aceh (Raja Noor, mengagungkan kehebatan sang raja supaya
1972: 18). Dalam khazanah literatur Melayu, kelak diketahui oleh anak cucu sebagaimana
hikayat merupakan karya sastra sejarah yang termaktub pada bagian mukadimah
Melayu klasik. Sebagai sastra sejarah Melayu mengenai cerita Raja Iskandar Zulkarnain
klasik, hikayat menjadi catatan penting setiap yang ditulis pada 24 Juli tahun 1893” (Hikayat
kerajaan Melayu di Nusantara. Umumnya Melayu. 1998: 1).
hikayat menceritakan peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi di istana dan beberapa Hikayat dalam Historiografi Islam
keturunan raja yang menjadi pusat kajiannya. Nusantara
Dalam sastra sejarah Melayu, banyak dijumpai
beberapa hikayat sebagai kata pertama dalam Historiografi Islam di Nusantara
karya sastra sejarah selain juga menggunakan mengalami perkembangan seiring dengan
kata silsilah dan tambo, seperti Hikayat Melayu, perkembangan historiografi lokal di Indonesia.
Hikayat Siak, Hikayat Merong Mahawangsa, Historiografi tersebut dimulai dengan
Silsilah Melayu dan Tambo Minangkabau. (Teng, munculnya corak historiografi tradisional.
2015: 51-52). Sedangkan corak historiografi awal Islam di
Nusantara lebih ditekankan kepada periode
Latar sejarah munculnya hikayat tidak dan gambaran mengenai peran pahlawan
bisa dilepaskan dari suatu tradisi lama dan sultan dalam dinamika kebangkitan dan
yang kebanyakan merupakan tradisi lisan kemunduran kesultanan Islam di Kepulauan
(oral tradition) sehingga para pujangga Nusantara. Sementara Rosenthal dalam
diberi perintah dan tugas oleh sultan melacak historiografi Islam awal di Nusantara
untuk menghasilkan karya-karya sejarah. melihat bahwa bentuk dasar historiografi
Sebagaimana sultan memerintah Tun Sri Islam adalah karya sastra klasik yang isinya
Lanang menulis kembali catatan sejarah banyak menyebutkan istilah-istilah kepada
mengenai peraturan raja-raja Melayu dengan narasi tertentu seperti haba, hikayat, kisah, dan
segala adat-istiadatnya supaya kelak diketahui tambo yang berasal dari bahasa Arab. Argumen
oleh anak cucu di masa mendatang. Dalam hal ini didukung Hamka dalam melakukan
ini, hikayat menjadi salah satu karya sejarah penulisan sejarah yang bahannya diambil dari
yang ditulis atau dikarang oleh orang-orang

Edisi Budaya | 121

sumber lokal meskipun bercampur dengan bangsa Melayu. Dengan menonjolkan konsep
mitos dan legenda, seperti Hikayat Raja-Raja individualisme yang dihadapkan dengan
Pasai, dan Sejarah Melayu yang menjelaskan konsep kerajaan yang selama ini mendominasi
interaksi langsung antara Nusantara dengan kehidupan politik dunia Melayu. Hikayat
Arab. Adanya karangan klasik seperti haba Abdullah berupaya memantik kesadaran
(kata diambil dari bahasa Aceh yang berarti masyarakat Melayu sebagai komunitas politik
Khabar), hikayat, kisah, dan tambo inilah yang memiliki hak-hak untuk dilibatkan dalam
yang oleh Rossenthal disebut dapat dijadikan politik di dunia Melayu (Budiman, 2010: 2-3).
bahan penting dalam studi karya historiografi
Islam, sehingga akan terbentuk suatu horizon Menurut Henri Chambert-Loir (2014:
baru dalam penulisan sejarah Islam yang lebih 105) selain beberapa hikayat yang identik
banyak berpijak pada bumi sendiri dalam dengan unsur Islam, ada jenis karya hikayat
pengembangan keahlian dan pengetahuan yang belum mengandung unsur Islam
sejarah Islam yang dilakukan oleh penulis- seperti Hikayat Dewa Mendu. Sebuah karya
penulis Islam sendiri (Yakub, 2013: 160-161). epos Melayu yang dikarang sebelum masa
kedatangan Islam. Selain merupakan karya
Sebagaimana teks Sejarah Melayu oleh sastra yang bermutu tinggi, sebanding dengan
Tun Seri Lanang, teks Tuhfat Al Nafis oleh karya-karya sastra Melayu yang lain karya ini
Raja Ali Haji, Hikayat Merong Mahawangsa menarik dari segi filologi, karena unsur-unsur
yang disalin oleh Muhammad Yusuf bin klasik yang khas masih tetap dipertahankan
Nasruddin termasuk Silsilah Raja-Raja oleh para penyalin selanjutnya. Hikayat
Melayu dan Bugis ditulis oleh Raja Ali Haji, Dewa Mendu dikenal melalui 15 naskah yang
dan Hikayat Melayu ditulis oleh Tengku Said. panjangnya bervariasi: paling tebal berjumlah
Hampir semua teks sastra sejarah termasuk 470 halaman. Karya ini berupa prosa yang
hikayat memperlihatkan gaya penulisan diselingi pantun; dalam naskah yang paling
sastra yang masih bercampur antara mitos banyak pantunnya, jumlahnya 237, sedangkan
dan legenda. Dalam Hikayat Melayu misalnya, dalam naskah-naskah lain, jumlahnya hanya
unsur tersebut terlihat pada halaman satu beberapa puluhan. Ke-15 naskah tersebut
(1) sampai halaman empat ratus dua (402). cukup baik terpelihara dan menggambarkan
Halaman seterusnya memperlihatkan mitos dengan baik cara karya-karya Melayu sampai
dan legenda yang menyatu dengan realitas tersebar di berbagai perpustakaan di Eropa
masyarakat pada masa itu. Sebagai sebuah teks dan di Indonesia (6 di Jakarta, 4 di London, 1
sastra sejarah, Hikayat Melayu mempunyai di Cambridge, 1 di Leiden, 1 di Brussels, dan 1
gaya bahasa sastra yang menarik dan mudah di Berlin).
dipahami sehingga tetap menjadi salah satu
rujukan dalam historiografi Islam Nusantara Hikayat dalam historiografi Melayu selalu
(Bt Zakaria, 2011: 2) memperlihatkan keistimewaan seorang tokoh
yang telah menjadi legenda pada masyarakat.
Hikayat dalam historiografi Islam Misalnya tokoh Seri Sultan Perkasa Alam
Nusantara merupakan sebuah karya Johan Berdaulat (Sultan Iskandar Muda-Aceh)
intelektual Melayu yang monumental. Hikayat dalam Hikayat Aceh, Seri Sultan Iskandar
Abdullah, sebuah karya dari Abdullah bin Zulkarnainsyah Khalifatur Rahman Johan
Abdul Kadir Munsyi, banyak menekankan Berdaulat Zilullahi (Sultan Iskandarsyah-
pentingnya bangsa Melayu memperjuangkan Perak) dalam Hikayat Melayu, Pengiran
hak-haknya baik sosial maupun politik. Dalam Bendahara Seri Maharaja Sekam (A wang
karya ini pula penulisnya banyak mengkritik Semaun-Berunai) dalam Silsilah Raja-Raja
ideologi politik kerajaan yang telah membuat Brunei dan Gocah Pahlawan (Muhamad
kekacauan karena raja-rajanya telah berbuat Dalikhan-Deli) dalam Hikayat Keturunan Raja
tiran dan tidak adil. Hikayat Abdullah Negeri Deli. Tokoh-tokoh yang dimunculkan
merupakan salah satu karya intelektual Melayu dalam historiografi Melayu tersebut masing-
yang menekankan pentingnya independensi masing memperlihatkan keistimewaan asal-

122 | Ensiklopedi Islam Nusantara

usul keturunannya. Dalam Hikayat Keturunan sebagai pakar “sihir sastra”, yang tugasnya
Raja Negeri Deli keistimewaan tokoh Gocah bukan untuk memberikan informasi faktual
Pahlawan diperlihatkan mengungguli tokoh di dalam karyanya, melainkan mengupayakan
Iskandar Muda. Walaupun belum diketahui tercapainya efek supranatural atau takhayul
bagaimana keunggulan tokoh Gocah Pahlawan tertentu yang berguna baik bagi penguasa
sebagai seorang tokoh legenda sejarah dari maupun kekuasaannya (Hermawan, 2003:
kesultanan Deli diperlihatkan, padahal dalam 4-5).
teks Hikayat Keturunan Raja Negeri Deli lebih
menyoroti cerita kelegendaan Gocah Pahlawan Sebagaimana dalam teks Hikayat
tersebut (Kembaren, 2011: 15-16). Melayu yang menceritakan hubungan politik
Raja Kecil beserta keturunannya dengan
Hikayat dalam historiografi Nusantara kekuasaaan meliputi daerah Trengganu,
juga muncul sebagai upaya mempertahankan seluruh kepulauan Riau-Lingga-Bentan, barat
tradisi yang banyak bersentuhan dengan daya Borneo dan beberapa buah kerajaan kecil
kehidupan istana. Hoesein Djajadiningrat di pantai timur Sumatera dengan keluarga
(dalam Ras, 1968: 13) menyatakan bahwa Bugis di Johor sebagai dua pihak Melayu
di mana pun ada kerajaan atau kesultanan, yang saling bermusuhan sepanjang abad
pasti ada semacam upaya pelanggengan ke-18 dan awal abad ke-19. Hikayat Melayu
tradisi sejarah. Sebagian tradisi tertulis dalam historiografi Nusantara mengalami tiga
telah diterbitkan, atau dalam sebagian kasus tahap perkembangan yakni zaman berdirinya
sinopsisnya diterbitkan dalam bahasa kolonial. kerajaan di Melaka yang diperintah oleh
Isi tradisi lokal ini biasanya berisi kegemilangan beberapa orang raja, mengalami tahap kejayaan
atau kejayaan seorang raja. Selain itu, isinya dan juga mengalami tahap kemunduran. Zaman
juga bisa berupa asal-usul kerajaan tertentu. kejayaan Mlaka dikaitkan dengan sikap raja-
Beberapa fakta dibangun berdasarkan sumber rajanya yang adil, dan tidak mendzalimi rakyat.
lain yang kadang-kadang bisa ditemukan Tahap kemunduran kerajaan Melaka terjadi
melalui jejak-jejak kecil peristiwa tertentu akibat pembangkangan rakyat terhadap raja
dalam sejarah Melayu. Akan tetapi dalam yang dirasakan tidak adil, kejam dan dzalim.
kasus semacam ini orang juga bisa kehilangan Sultan Mahmud II yang dibunuh dikatakan
sejarah yang dicarinya (Hermawan, 2003: 4). telah meninggalkan pewaris yang sah di dalam
teks Hikayat Melayu. Zaman setelah kejatuhan
Dalam kaitan ini, A. Teeuw dan Situmorang kesultanan Melayu Melaka diteruskan
(dalam Ras, 1968: 25-16) menyatakan bahwa dengan zaman pemerintahan kerajaan Siak.
teks sejarah klasik seperti hikayat sebaiknya Pemerintahan di Siak digambarkan oleh
tidak dianggap sama dengan teks sejarah yang pengarang dengan beberapa peristiwa seperti
ditulis pada abad ke-20. Hal ini mengingat terjadinya perang saudara, masuknya penjajah
fakta bahwa sejarah Melayu bisa saja telah asing seperti Inggris dan Belanda, hubungan
ditulis berulang kali. Dengan pandangan ini baik kerajaan dengan penjajah, monopoli
perlu ditekankan untuk mencoba mengisolir perdagangan dan hasil bumi di Siak oleh
“lapis-lapis” atau strata kompisisi dari zaman penjajah serta raja yang menjalani kehidupan
yang berbeda. Selain itu juga perlu diingat seperti rakyat biasa pada akhirnya turut
bahwa teks-teks sejarah Melayu klasik harus memengaruhi keadaan sosial-politik di Siak.
dipandang sebagai dokumen fungsional, Berdasarkan ciri-ciri yang dijelaskan, maka
yang ditulis bukan untuk tujuan memberikan teks Hikayat Melayu merupakan sebuah teks
pertimbangan sejarah, tetapi disusun demi sastra sejarah. Justru, Tengku Said dalam
kepentingan sang raja atau dinasti yang tulisannya masih mempertahankan nilai yang
memilikinya. Episode historis ini dengan ada dalam karya Hikayat Melayu dengan tetap
mudah mengatur silsilah dan raja-raja yang merujuk pada karya legendaris yakni Sejarah
diidentifikasi dengan figur-figur epik tertentu. Melayu dan meletakkan dirinya sebagai penulis
Teeuw memberikan contoh misalnya fungsi yang tetap bersandar pada tradisi (Bt Zakaria,
penyair istana Jawa dengan peran utamanya 2011: 12).

Edisi Budaya | 123

Senada dengan hal tersebut, Braginsky karya sastra sejarah lebih banyak diminati oleh
(1993) dalam karyanya The System of Classical para peneliti (Hashim, 1992: 15).
Malay Literature membagi empat kategori
atau tahap dalam penulisan karya-karya Karya-karya tersebut juga kaya dengan
sastra sejarah Melayu. Tahap pertama, “myth rekaman peristiwa heroik tentang spirit
of origin” atau mitos asal usul. Di antara nasionalisme masyarakat Melayu. Sehingga
karya yang termasuk dalam kategori ini, karya-karya dalam historiografi Melayu,
Salasilah Kutai dan Hikayat Banjar. Tahap termasuk hikayat, sejatinya telah membangun
kedua yang muncul sekitar tahun 1400-an sebuah peradaban Islam khas Nusantara
hingga tahun 1600-an. Pada tahap ini, masih dengan segala lika-liku perjalanan sejarah.
mempertahan “myth of origin”, tetapi sudah Hal ini terlihat melalui beberapa karya sastra
semakin berkurang, sedangkan nilai sejarah sejarah yang mengisahkan tentang etnik
semakin diutamakan. Di antara karya yang pribumi Melayu yang berjuang menentang
dikategorikan dalam tahap kedua ini, Hikayat musuh (pihak penjajah) demi mempertahankan
Raja Pasai, Sejarah Melayu dan Hikayat Patani. tanah air mereka. Pengalaman berabad-abad
Pada tahap ketiga, unsur “myth of origin” lamanya dikuasai penjajah menyediakan
hanya sedikit disinggung oleh pengarang satu ruang dan kesempatan kepada penulis-
karena karya-karya yang muncul lebih berkisar penulis masa silam untuk membangkitkan
kepada “Panegyrical Chronicles” sekitar pada kesadaran kepada generasi mendatang
tahun 1700-an sampai 1800-an. Di antara tentang sejarah perjuangan leluhur mereka.
contoh karya sastra dalam tahapan ketiga ini, Penentangan tersebut tumbuh sebagai bentuk
Hikayat Aceh dan Misa Melayu. Pada tahap sikap mencintai tanah air ataupun semangat
keempat “myth of origin” hampir sudah tidak kebanggaan terhadap bangsanya. Nasionalisme
muncul lagi, sebaliknya karya yang muncul tersebut lahir dan bangkit sejak kedatangan
lebih fokus pada aspek penulisan sejarah. kaum kolonial di Nusantara yang berawal dari
Hikayat Johor dan Tuhfat al-Nafis yang kedatangan Portugis (seperti yang terangkum
dikarang sekitar tahun 1800-an sampai 1900- dalam Sulalatus Salatin), diikuti Belanda,
an merupakan contoh karya yang muncul Spanyol dan Inggris. Kekuasaan kaum kolonial
dalam dunia penulisan Melayu (Kembaren, dan imperialis telah melahirkan konflik
2011: 1-2). yang berkepanjangan antara pihak penjajah
dengan masyarakat pribumi. Peperangan
Signifikansi Hikayat dalam Peradaban menjadi jalan akhir, titik puncak dari respons
Islam Nusantara masyarakat pribumi terhadap pengaruh asing
yang akhirnya membawa implikasi besar bagi
Menurut Mardiah Mawar Kembaren, kedua belah pihak. Semangat penentangan
(2011: 1) hasil-hasil kesusastraan Melayu masyarakat pribumi terhadap pihak Portugis
tradisional termasuk hikayat telah lama di Nusantara turut menjadi cerita-cerita
digunakan oleh peneliti asing dan peneliti lokal lisan yang terekam dalam penulisan sejarah
sebagai sumber penulisan sejarah. Beberapa di wilayah-wilayah yang menjadi basis
sumber penulisan sejarah yang sering menjadi kekuasaannya. Di antaranya yakni Hikayat
tumpuan para peneliti seperti Hikayat Raja- Anggun Cik Tunggal, Hikayat Malim Dewa
Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Patani, Hikayat dan Cerita Bongsu Pinang Peribut (Zubir Idris,
Siak dan sebagainya. Hal ini dikarenakan 2011: 109).
pada umumnya karya sastra bercorak sejarah
mengandung sumber informasi masa lalu yang Menurut Hamka (1963: 106-108), cerita-
mempunyai nilai sejarah untuk mengetahui cerita lisan seperti “Anggun Cik Tunggal” (di
budaya masyarakat Melayu dan melihat Minangkabau dikenal dengan “Nan Tonggal
lebih dekat silsilah-keturunan, falsafah serta Megat Djebang”), ditulis untuk menunjukkan
pemikiran masyarakat Melayu. Ketertarikan kekejaman yang telah dilakukan oleh kolonial
terhadap beberapa hal tersebut menjadikan Barat (Portugis). Dengan menggunakan kata
yang penuh kiasan dan sindiran, cerita ini

124 | Ensiklopedi Islam Nusantara

disebarkan dari mulut ke mulut, tentang bahasa. “Euro-centrism” bermakna penelitian
bagaimana buruk dan kejinya bangsa yang maupun kajian mengenai Nusantara dilihat
menjajah negeri Melayu. Melalui cerita- dari sudut pandang orang Eropa. Misalnya
cerita seperti “Anggun Cik Tunggal,” segala E. Netscher, seorang ilmuwan dan pegawai
kekejaman orang Barat (Portugis) dapat kolonial Belanda di Riau, dalam bukunya De
diperlihatkan sebagaimana kutipan dibawah Netherlanders in Johor Siak (Orang Belanda di
ini. Johor dan Siak) menyatakan bahwa sejarah
negeri-negeri Melayu hanya sebagai sejarah
“Demikianlah, apabila bangsa kita telah orang Eropa di dalamnya. Netscher tidak
merasa lemah, tidak dapat melawan memperhatikan sejarah orang-orang Melayu
lagi, mereka buat cerita. Di dalam sendiri. Penjajahan di Nusantara oleh orang-
cerita itu diisikanlah sindiran dan rasa orang Eropa mengabaikan warisan umat
benci kepada musuh, dihinakan dan muslim Nusantara. Orang-orang Eropa tidak
ditunjukkan kejahatannya, sehingga memahami secara mendalam sejarah Islam di
anak cucu mengerti, dan pada suatu masa Nusantara. Hal ini karena Muslim di Nusantara
kelak, ‘malu yang tercoreng di kening’ selalu dianggap oleh orang Eropa sebagai
itu akan dapat dihapuskan juga dengan pesaing yang dalam perjuangannya untuk
kedatangan Nan Tonggal.” memonopoli perdagangan di Asia Tenggara.
Menurut Abdul Haris Nasution (1963: 37):
Dalam penulisan sastra sejarah atau
karya historiografi, setelah penjajah datang “…tidak perlu heran bahwa Islam dalam
ke Nusantara, kebanyakan karya-karya alam Melayu belum dipelajari lagi
tersebut ditulis kembali karena permintaan secara sepatutnya. Selama penjajahan
pihak penjajah sendiri selain faktor hubungan Eropah yang berlangsung selama 350
baik antara penulis dengan penjajah yang tahun itu, pemerintah kolonial selalu
juga mendorong lahirnya pusat penerbitan. berusaha untuk mengaibkan Islam dan
Beberapa karya yang diterbitkan oleh pihak umat Islam, menganggap orang Muslim
penjajah contohnya karya Raja Ali Haji, sebagai golongan masyarakat yang paling
Gurindam Dua Belas diterbitkan oleh majalah mundur”.
TBG 2 Betavia. Begitu juga karyanya yang
lain yakni Mukhtasar Syariat al-Islam dan Taj Persepsi negatif dan sikap prejudis para
al-Salatin (Bt Zakaria, 2011: 5). Menurut orientalis jelas tidak membawa kemajuan
Denisova (2008: 132-134) hal ini berimbas dalam perkembangan Islam di Nusantara
pada karakter para orientalis yang meneliti terutama dalam bidang sejarah masuknya
sejarah Islam Nusantara umumnya mengawali Islam di Nusantara, cara penyebaran Islam di
penelitian dengan tradisi-tradisi lama Nusantara dan aliran umat Islam di Nusantara.
(sebelum Islam) termasuk dalam kebudayaan, Selain itu, tulisan-tulisan para orientalis itu
sejarah dan adat-istiadat Hindu-Buddha justru mendorong beberapa prasangka atau
sebagai subjek kajiannya. Menurut Denisova “mitos” tentang Islam Nusantara dan warisan
(2008), salah satu penyebabnya adalah ‘euro- sejarah Islam Nusantara (Denisova, 2008: 132-
centrism’ dan sikap apatis terhadap peran 134). Semestinya sudah menjadi bukti bahwa
Islam di Nusantara. Biasanya para orientalis warisan sejarah Islam Nusantara seperti
menganggap Islam sebagai faktor negatif dalam Hikayat Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Siak,
proses perkembangan Islam di Nusantara. Sejarah Melayu, Tuhfat an-Nafis, Peringatan
Para orientalis terlebih yang berpihak pada Sejarah Negri Johor dan yang lainnya telah
kolonialis enggan memperhatikan bahwa menunjukkan bahwa khazanah ini merupakan
Islam memajukan peradaban masyarakat sumber-sumber sejarah yang sangat penting
di Nusantara. Mereka juga tidak jeli dalam dalam literatur Islam di Nusantara. Tetapi bagi
memperhatikan pengaruh Islam dalam sebagian para orientalis Barat, hasil penulisan
mengembangkan kebudayaan dan pemikiran sejarah lokal sering dianggap sebagai sumber-
termasuk dalam hal keilmuan, filosofi dan sumber yang bukan bersejarah dan tidak bisa

Edisi Budaya | 125

dijadikan sebagai rujukan penulisan sejarah ada dalam karya-karya tersebut jika dikaji
(Denisova, 2008: 135) secara kritis dan terperinci ada jejak fakta-
fakta sejarah yang bisa ditemukan. Sehingga
Sumber-sumber sejarah Islam Nusantara sebagai rujukan dalam setiap kajian ilmiah
pada kurun abad 14 sampai abad 19 dalam teks-teks tersebut memiliki nilai sejarah
bentuk hikayat, babad atau chronicles atau dan dapat digunakan sebagai pintu masuk
annals biasanya ditulis oleh para pengarang untuk mengkaji sejarah dan peradaban Islam
atas titah sultan, untuk mengagungkan atau di Nusantara (Denisova, 2008: 136). (Arik
untuk mempromosikan kepentingan dan Dwijayanto & Dawam Multazam)
pemikiran keluarga istana sehingga terdapat
unsur mitologi. Namun setiap informasi yang [Dawam Multazam]

Sumber Bacaan

Ahmad, A.Samad (peny). 1996. Sulalatus Salatin. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Budiman, Daniel Arief. 2010. Ideologi Politik Melayu Abad Ke-19 (Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Bin Abdul

Kadir Munsyi Dan Raja Ali Haji). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Chambert-Loir, Henri. 2014. Iskandar Zulkarnain, Dewa Mendu, Muhammad Bakir dan Kawan-Kawan: Lima Belas

Karangan Tentang Sastra Indonesia Lama. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Denisova, Tatiana. 2008. Kajian Teks-Teks Melayu Islam Di Barat: Masalah Dan Kesalahfahaman Utama. Jurnal

Afkar Jilid 9.
Hashim, Muhammad Yusof (peny). 1998. Hikayat Melayu. Melaka: IKSEP.
Hashim, Muhammad Yusof (peny). 1992. Hikayat Siak. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hermawan, Sainul. 2003. Kompleksitas Penggunaan Teks Sastra Sebagai Sumber Kajian Sejarah: Catatan Dari

Kajian Hikajat Bandjar J. J. Ras, Makalah tidak dipublikasikan.
Idris, Zubir. 2011. Etnosentrisme Melayu Dalam Sulalatus Salatin (Malay Ethnocentrism In Sulalatus Salatin).

Jurnal Melayu Jilid 7.
Kembaren, Mardiah Mawar. 2011. Hikayat Keturunan Raja Negeri Deli: Kelahiran Sebuah Legenda Sejarah.

Disertasi Universiti Sains Malaysia.
Matheson, Virginia (peny). 1998. Tuhfat Al-Nafis. Kuala Lumpur: Yayasan Karyawan dan Dewan Bahasa dan Pustaka.
Nasution, Abdul Haris. 1963. ‘Pidato Restu/Pembukaan Yang Mulia Wampa Bidang Pertahanan/Keamanan, KASAB’,

dalam Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia. Risalah Seminar. Medan: Panitia Seminar Sedjarah Masuknja
Islam ke Indonesia.
Raja Noor, Raja Hassan. 1972. Pola-Pola Historiografi Tradisional Dalam Pensejarahan Melayu. Jurnal Jebat Jilid 2.
Teng, Muhammad Bahar Akkase. 2015. Tuhfat Al –Nafis: Karya Sastra Sejarah (Melayu) Dalam Perspektif Sejarah.
Jurnal Paramasastra Volume 2 Nomor 1.
Wagner, Frits A. 1959. Indonesia; The Art of An Island Group, Ann E. Kepp, tr. New York: McGraw-Hill.
Yakub, M. 2013. Historiografi Islam Indonesia: Perspektif Sejarawan Informal. Jurnal MIQOT, Vol. XXXVII No. 1,
Januari-Juni.
Zakaria, Norazimah Bt. 2011. Kajian Teks Hikayat Melayu Versi Tengku Said, Disertasi Akademi Pengajian Melayu,
Universiti Malaya.

126 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Hisab

Dalam menentukan awal bulan manzilah-manzilah (posisi-posisi bulan)
Qomariyah, terutama bulan Ramadhan supaya kamu dapat mengetahui bilangan
dan Syawal, metode rukyat menjadi tahun dan perhitungannya (waktu).
pilihan utama umat Islam dan disepakati Allah tidak menciptakan yang demikian
oleh para ulama karena terdapat hadis yang itu melainkan dengan haq (benar). Dia
secara jelas memerintahkan untuk melakukan menjelaskan tanda-tanda (kebesarannya)
rukyat untuk memulai puasa Ramadhan dan kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS
mengakhirinya. Selain hadis-hadis nabawi, juga 5:5).
terdapat ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit
menyebutkan tentang melihat (syahida) hilal Orbit dan posisi bulan yang telah
untuk memulai berpuasa di bulan Ramadhan, ditetapkan oleh Allah bisa dijadikan
yaitu surat al-Baqarah ayat 185: patokan oleh manusia untuk menghitung
dan memperkirakan keberadaan bulan
“Karena itu barang siapa di antara kalian setiap saat. Dengan alasan ini beberapa
menyaksikan (datangnya) bulan (Ramadhan) itu ulama berpendapat bahwa ilmu hisab
maka berpuasalah.” bisa diandalkan dalam menentukan posisi
hilal.
Namun ada pula beberapa ulama yang
mengambil kesimpulan dari ayat-ayat Al- 3. Al-Qur’an berbicara mengenai perubahan-
Qur’an yang saling berhubungan tentang perubahan bentuk bulan dalam
astronomi, bahwa manzilah-manzilah hilal perjalanannya setiap hari. Allah ta’ala
dapat dihitung, sehingga baik metode hisab berfirman:
maupun rukyat, sama-sama bisa digunakan
dan saling melengkapi. Beberapa ayat yang Dan telah kami tetapkan bagi bulan
dijadikan dalil oleh mereka di antaranya: manzilah-manzilah, sehingga (setelah
ia sampai ke manzilah yang terakhir)
1. Bulan (al-syahru) hanya ada dua belas kembalilah dia seperti pelepah yang tua. (QS
dalam ketentuan Allah. Dalam hitungan 36:39)
ilmu astronomi, dua belas bulan adalah
satu tahun. Allah ta’ala berfirman: Allah memudahkan kepada manusia untuk
mengetahui manzilah-manzilah bulan
“Sesungguhnya bilangan bulan pada dengan perubahan-perubahan bentuknya;
sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam dari bentuk sabit lalu membesar menjadi
ketetapan Allah ketika Dia menciptakan bulan purnama dan kembali lagi seperti
langit dan bumi, di antaranya ada empat bentuk sabit menyerupai lengkungan
bulan haram.” (QS 9:36) tipis pelepah kurma. Hal ini juga dianggap
menjadi isyarat bahwa perputaran bulan
2. Allah menetapkan manzilah-manzilah merupakan sesuatu yang telah ditentukan
bulan agar manusia mengetahui hitungan dan bisa diprediksi serta dihitung.
tahun dan waktu. Allah ta’ala berfirman:
4. Al-Qur’an menyatakan bahwa manzilah-
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar manzilah bulan merupakan penentu waktu
dan bulan bercahaya, dan ditetapkannya

Edisi Budaya | 127

(mawaqit). Allah ta’ala berfirman: matahari. Orbit yang berbeda inilah yang
menyebabkan “matahari tidak mungkin
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal mengejar bulan” sampai kapanpun.
(bulan sabit). Katakanlah: Bulan sabit itu
adalah penentu waktu bagi manusia dan Ayat ini mengisyaratkan bahwa peredaran
(penentuan waktu bagi ibadah) haji. (QS. matahari dan bulan yang bisa dijadikan
2:189) pedoman menghitung waktu tidak pernah
berubah. Ayat ini menguatkan pendapat
Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa hisab atau ilmu
salah satu hikmah diciptakannya hilal falak dapat diandalkan untuk mengetahui
adalah untuk menjadi pedoman waktu waktu, sehingga kedudukan hisab bisa
bagi manusia dalam berbagai hal, di dianggap sejajar dengan rukyah dalam
antaranya untuk menentukan kapan menentukan datangnya awal bulan.
dilaksanakannya waktu haji.
Perkembangan Metode Hisab
Ada ibadah dalam Islam yang waktunya
berkenaan dengan perjalanan matahari, Sebagaimana diungkapkan oleh Nabi
seperti sholat lima waktu. Ada pula Muhammad saw, umat Islam Arab pada
ibadah-ibadah dalam Islam yang masa beliau bukanlah kaum yang terbiasa
ditentukan waktunya berdasarkan pada dengan budaya literasi dan berhitung, maka
perputaran bulan, serta berulang setiap untuk menentukan awal bulan, mereka
tahun. Keduanya mengikuti hitungan menggunakan metode rukyat. Namun setelah
astronomi yang diciptakan oleh Allah, Islam berkembang sampai ke Andalusia, dan
dan keduanya dapat dihitung. Datangnya umat Islam semakin banyak berinteraksi
awal bulan Qomariyah, selain bisa dengan kebudayaan luar, ilmu astronomi mulai
diketahui dengan cara rukyah, juga diperhatikan dan dipelajari.
bisa dihitung berdasarkan rumusan
keteraturan fase-fase bulan—yang juga Ilmu astronomi yang sampai kepada umat
diciptakan dan ditentukan oleh Allah. Islam pada abad pertengahan merupakan
Data-data tentang rukyat hilal pada tahun disiplin ilmu yang sebelumnya dikembangkan
sebelumnya juga bisa dijadikan pegangan oleh orang-orang Yunani, India, dan Mesir.
untuk menghitung dan memprediksi Beberapa nama ahli astronomi di kalangan
kemungkinan terlihatnya bulan pada umat Islam pada abad pertengahan yang
tahun berikutnya (imkanurukyah). terkenal di antaranya: Yaqub bin Thariq,
Habash, Alkhawarizmi, Moses bin Maimoen,
5. Al-Qur’an menyatakan bahwa matahari Al-Battan, Abdurrahman al-Shufi, Al-Biruni,
dan bulan berjalan pada garis edarnya Nasi al-Thusi.
masing-masing yang telah ditentukan.
Allah ta’ala berfirman: Ilmu astronomi yang berkembang saat itu
didasarkan pada teori-teori Ptolemy atau teori
Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan, Geosentris. Menurut teori tersebut, bumi
dan malam haripun tidak dapat mendahului adalah pusat alam semesta dan tidak bergerak.
siang, dan masing-masing beredar pada garis Benda-benda langit termasuk bulan dan
edarnya. (QS. 36:40) mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi.

Ayat di atas menjelaskan tentang kondisi Perkembangan ilmu hisab di Indonesia
fisik keberadaan dan peredaran matahari, juga mengalami perkembangan melalui
bulan, dan bumi. Meskipun matahari beberapa fase. Awalnya ilmu hisab yang
dan bulan sama-sama berada di langit berkembang di Indonesia mengikuti ilmu hisab
(dilihat dari bumi), sesungguhnya abad pertengahan. Setelah itu berkembang
keduanya mempunyai garis edar dan orbit ilmu astronomi yang bersumber dari ilmu
yang berbeda. Bulan mengorbit bumi, astronomi modern. Dan terakhir, ilmu hisab
sedangkan matahari mengorbit pada pusat
galaksi. Bumi sendiri berjalan mengitari

128 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/269698 pada waktu ijtima’ atau konjungsi rata-rata.
Rata-rata interval ijtima’ menurut sistem ini
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu adalah 29 hari, 12 menit, 44 detik, yang sesuai
astronomi dan matematika kontemporer. dengan hitungan astronomi modern.

Berdasarkan perkembangannya, ilmi hisab Karena gerak matahari dan bulan tidak
di Indonesia bisa dikelompokkan menjadi tiga rata, maka waktu konjungsi rata-rata ini
generasi: belum mewakili kepastian ijtima’. Masih
terdapat jarak sebesar koreksi gerak anomali
1. Generasi Ilmu hisab hakiki taqribi. Yang bulan dikurangi dengan koreksi gerak anomali
termasuk dalam generasi ini di antaranya, matahari (ta’dil markaz). Koreksi gerak anomali
Muhammad Manshur al-Damiri al- matahari ini kemudian masih dikoreksi lagi
Batawi, yang menyusun kitab Sullami dengan ta’dil markaz dikali lima menit. Setelah
al-Nayyiraini, dan KH. Dahlan Semarang itu dicari wasath atau longitude matahari
yang menyusun kitab Fathu al-Ruufil dengan cara menjumlah markaz matahari dan
Manan. gerak auj (titik equinox), dan dengan koreksi
markaz yang juga telah dikoreksi tersebut
2. Generasi ilmu hisab hakiki tahqiqi. Yang (muqowwam).
termasuk dalam generasi ini antara
lain, KH. Zubair yang mengarang kitab Setelah itu dengan menggunakan dalil
Khulashotul Wafiyah, KH. Ma’shum yang muqowwam, dicarilah koreksi jarak bulan-
mengarang kitab Badi’atul Mitsal, dan KH. matahari (daqaid ta’dilil ayyam). Kemudian
Wardan dengan kitabnya Hisab Hakiki. dicari waktu yang dibutuhkan bulan untuk
menempuh busur satu derajat (khisshatu
3. Generasi ilmu hisab kontemporer. Para al-sa’at). Terakhir, dicari waktu ijtima’ yang
ahli ilmu hisab kontemporer banyak sebenarnya, yaitu dengan mengurangi waktu
mengambil data dari buku-buku dan tabel ijtma’ rata-rata dengan jarak matahari-bulan
seperti New Comb, Astronomical Almanac, dibagi dengan khisshatu al-sa’at.
Nautical Almanac, Islamic Calender,
Astronomical Formulae for Computer. Meskipun algoritma dan metode
penghitungan waktu ijtima’ di atas sudah
Metode Hisab Hakiki Taqribi benar, namun koreksi-koreksi yang
digunakannya terlalu sederhana, sehingga
Metode hisab jenis ini didasarkan pada tidak bisa menghasilkan angka waktu yang
tabel posisi matahari dan bulan yang disusun akurat. Dari waktu ke waktu perlu penyesuaian
oleh sultan Ulugh Beuk al-Samarqandi (w. 804 dan tambahan waktu sampai satu jam agar
H.), yang disusun berdasarkan teori Ptolemy hitungan hisab dengan cara ini bisa akurat.
yaitu teori Geosentris. Hisab ini berpangkal Pada waktu gerhana matahari 11 Juni 1983,
hasil perhitungan menggunakan metode hisab
ini meleset sampai dua jam.

Pada metode hisab hakiki taqribi,
gerak harian bulan dan matahari tidak
diperhitungkan. Irtifa’ hilal (derajat ketinggian
bulan) di sini dihitung dengan membagi dua
selisih waktu terbenam matahari dengan
waktu ijtima’ didasarkan pada hitungan bulan
meninggalkan matahari ke arah timur sebesar
12 derajat setiap sehari semalam. Seharusnya
irtifa’ tersebut masih perlu dikoreksi lagi
dengan menghitung mathla’ul ghurub
matahari dan bulan berdasarkan wasath

Edisi Budaya | 129

matahari dan wasath lalu dikoreksi

bulan. sebanyak lima kali

uhibkk(bumidmtbbidbBtptmaeaimmoeeieieeannaedssloiqeetrrnndsrutknttaaamirrbpeiiuuaggkkknakitliirOkeemnkkbaainegdaaduysnnnyirldubgaia,iedadlannjiriulnhtaea.saariakhuudgn)anmmpum6ib.aiMirsliakrrskdaenetesddetaylagiirrdeIenanniifdbaanibggte6aeeuukghaoruuadr’nneoks.dakkbhnnidUhpttnakrasjeuuaDeaapaeayyraearlhhukrkkkkktkneatabiiiaiaai.ioiaganaaasdllyutnkajaikannnnnnhhhuaaaabt-Piillnataa,nttraaa7rsuaduniemltrarutmaeikfjraaaeSSt’kuma,mlajbauheedhrgn:iaashlaatednatptnsula:/m/tr8muuyyumaskaal2imusnna/sminh3iggdnaanlga.fmiles.iwlmork(dmmduypeurhaeaetslisnntius.cnaaoggmbhg./g2bkga0u1eeri5na/li0u6na/dmkhaadlidnalaaimnslerdduikemaborthuouaalrssadn-nruianufkaumatkaksdipbAmmtsmtysgkbndujeeieataaeaueiotd)smikrrsaaalihyntc.rrtslteiamgbtutuaedeeraseiogapaaaesanniplr-namrarhshhniiangnasaai’t’eiuazaanteaastm-yguyorrnafmbsrg,inoiianknneatui.krianmmtgtbltodgmaeengeaoddiaaaurnlhhsDaiwwrhddeettdatgsiidaaksnniaaaptataraniebbhehiuudllkdggnnakknraaayoaraannaaaadaayyttmmtaaglrrnnnnnupukggaaaaatiii.

derajat. Metode ini memiliki kelemahan karena

menggunakan sudut orbit bulan matahari

Metode Hisab Hakiki Tahkiki yang tidak berubah. Padahal penelitian dan
pengetahuan saat ini menunjukkan bahwa ia

Penghitungan dalam hisab ini selalu berubah secara berkala. Demikian juga
menggunakan Rubu’ Mujayyab serta daftar dengan sudut ekliptika equator langit. Selain
logaritma dan goniometri. Metode ini diambil itu metode ini menghitung paralak (ikhtilaful
dari kitab al-Mathla’u al-Sa’id bi Risydi al- mandhar) dan refraksi dengan angka tetap,
Jadid yang didasarkan pada ilmu astronomi padahal sains membuktikan hitungan itu
dan matematika modern. Inti dari metode ini selalu berubah.

adalah menghitung atau menentukan posisi

matahari, bulan, dan titik simpul orbit bulan Metode Hisab Hakiki Kontemporer
dengan orbit matahari dalam sistem koordinat

ekliptika. Setelahituditentukankeceptangerak Metode ini mengandalkan hasil penelitian

matahari dan bulan pada orbitnya masing- mutakhir dan menggunakan matematika yang

masing. Terakhir, mentransformasikan telah dikembangkan. Metodenya sama dengan

koordinat tersebut dalam sistem koordinat metode hisab Hakiki Tahkiki, tapi dilengkapi

horizon (ufuk mar’iy). dengan sistem koreksi yang lebih teliti dan

Untuk menentukan posisi bulan dan kompleks, sesuai dengan kemajuan sains dan
matahari pada sistem koordinat ekliptika, teknologi.

perlu ditentukan terlebih dulu posisi rata- Rumus-rumus yang digunakan dalam

rata keduanya pada akhir bulan ketika metode ini telah disederhanakan dan bisa

matahari terbenam. Posisi rata-rata tersebut dihitung menggunakan kalkulator ataupun

130 | Ensiklopedi Islam Nusantara

PC. Kalau pada metode sebelumnya, Matahari
koreksi dilakukan lima kali, pada metode ini a = A TAN (COS E*TAN L)
koreksi dilakukan hingga seratus kali untuk d = A SIN (SIN E*SIN L)
mendapatkan hitungan yang akurat. Rumus- t = A COS (+TANp*TAN d-SIN h/COS d/COS P)
rumus yang digunakan untuk menghitung
posisi matahari dan hilal dalam sistem Bulan
koordinat ekliptika ini dapat diprogram dalam d = A SIN (SIN B*COS E+ COSB*SIN E*SIN L)
komputer dan kalkulator. Sehingga selain a = A COS (COS B*COS E/CODd)
mudah, hasilnya juga lebih akurat. h = A SIN (SIN p*SIN d = COS p*COS d*COS t)

Rumus-rumus sederhana itu adalah [Ali Mashar]
sebagai berikut:

Sumber Bacaan

Almanak Hisab Rukyat, Direktorat Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI, 2007.
Farid Ismail, Selayang pandang Hisab Rukyat, Direktorak Jenderal Bisam Islam dan Penyelenggaraan Haji Direktorat

Pembinaan Peradilan Agama, 2004.
Thomas Djamaluddin, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, LAPAN, 2011.
Wahyu Widiana, Hisab Rukyat Jembatan Menuju Pemersatu Umat, Yayasan Asy Syakirin Rajadatu Cineam, Tasikmalaya,

2005.

Edisi Budaya | 131

132 | Ensiklopedi Islam Nusantara

I

Ilmu Falak
Ilmu Firasat
Ilmu Hikmah
Ilmu Kasyaf
Imkan Rukyah
Istighotsah



Ilmu Falak

Kata falak berarti lintasan, orbit, madaar planet (sayyaraat) maupun bintang-
al-nujum (lintasan bintang-bintang/ bintang (tsawabit).
benda-benda langit 1. Dalam al-Qur’an,
kata falak ditemukan pada dua tempat, pada Sedangkan yang kedua adalah ilmu falak
QS. Al-Anbiya’ (33) dan Q.S. Yasin (40): bersifat praktis (practical astronomy) atau ilmu
falak amali yaitu ilmu falak yang mempelajari
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam lintasan/orbit benda-benda langit dengan
dan siang, matahari dan bulan. masing-masing tujuan dapat diketahui posisi benda langit
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” antara satu dengan yang lainnya sehingga
(QS. Al-Anbiya’ : 33) dapat membantu dalam pelaksanan ibadah
yang terkait dengan arah dan waktu.
“Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat Di kalangan umat Islam, ilmu falak juga
mendahului siang. dan masing-masing beredar dikenal dengan sebutan Ilmu Hisab (Arithmatic),
pada garis edarnya.” (QS. Yasin : 40) sebab kegiatan yang paling menonjol pada
ilmu tersebut adalah melakukan “perhitungan-
Secara terminologi, definisi ilmu falak, perhitungan.” gerakan benda-benda langit.
antara lain; Dari perhitungan tersebut didapatkan
posisi benda langit, ketinggian, kerendahan,
a. Ilmu Falak didefinisikan sebagai ilmu terjadinya waktu malam dan siang, awal waktu
pengetahuan yang mempelajari benda- sholat, bilangan bulan, tahun, hilal, awal bulan
benda langit, tentang fisik, gerak, ukuran, Qamariyah, gerhana dan lain sebagainya.
dan segala sesuatu yang berhubungan
dengannya. Obyek dan ruang lingkup pembahasan
Ilmu Falak dapat dibedakan menjadi dua
b. Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari macam, yaitu meliputi :
lintasan benda-benda langit seperti
matahari, bulan, bintang, dan benda- 1. Ilmu falak ilmy, yaitu ilmu yang membahas
benda langit lainnya, dengan tujuan teori dan konsep benda-benda langit, yang
mengetahui posisi dan kedudukan benda- kemudian dikenal sebagai ilmu Astronomi.
benda langit lainnya. Obyek dan ruang lingkup pembahasan
ilmu falak yang bersifat teori ini secara
Menentukan batasan ilmu falak yang mendalam tidak dibahas dalam buku ini.
memenuhi kreteria jami’ dan mani’, tentunya Adapun cakupan ilmu Astronomi ini lebih
tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, teori lanjut dapat dilihat pada pembahasan
dan praktik. Ilmu falak yang bersifat teoritis Cabang-Cabang Ilmu Falak.
(theoretical astronomy) atau ilmu falak ilmy
adalah ilmu falak umum, yang didefinisikan 2. Ilmu falak amaly yaitu ilmu yang melakukan
sebagai berikut : perhitungan untuk mengetahui posisi dan
kedudukan benda-benda langit antara satu
“Ilmu Pengetahuan yang mempelajari dengan yang lain. Pengetahuan posisi dan
berbagai keadaan (hal) dan gerakan- kedudukan benda-benda langit tersebut
gerakan benda-benda langit baik planet-

Edisi Budaya | 135

kemudian dikaitkan dengan waktu-waktu 7. Cosmogoni ; Ilmu yang mempelajari
pelaksanaan ibadah bagi umat Islam. benda-benda langit dengan tujuan untuk
Ilmu falak inilah yang kemudian dikenal mengetahui latar belakang kejadian dan
dengan ilmu hisab praktis. perkembangan selanjutnya.

Selanjutnya pembahasan ilmu falak 8. Cosmologi; Ilmu yang mempelajari benda-
amaly meliputi mempunyai ruang lingkup benda langit dengan menekankan pada
pembahasan: bentuk, tata himpunan, sifat-sifat dan
1. Penentuan arah kiblat dan bayangan arah perluasan benda-benda langit tersebut.

kiblat Kedudukan dan Hukum Mempelajari
2. Penentuan waktu shalat Ilmu Falak
3. Penentuan awal bulan (khususnya bulan
Ilmu Falak memiliki kedudukan yang
Qamariyah) sangat penting dan strategis dalam pelaksanaan
4. Penentuan gerhana baik gerhana matahari ibadah. Ilmu Falak dapat digunakan sebagai
sarana mencari dan menetapkan arah kiblat,
maupun gerhana bulan. waktu shalat, waktu berpuasa ramadhan,
menunaikan ibadah haji, berhari raya dan lain-
Cabang-Cabang Ilmu Falak lain.

Kemajuan IPTEK yang semakin pesat Dalam hadits Rasulullah saw bersabda :
menambah berkembangnya obyek materiil
penelitian ilmu falak, selanjutnya melahirkan “Pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya
berbagai obyek formal yang menandai makin kamu mendapat petunjuk dalam kegelapan darat
beragam cabang-cabang ilmu falak. Cabang- dan lautan, lalu berhenti”. (HR. Ibnu Sunni)
cabang ilmu falak, antara lain sebagai berikut:
“Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah
1. Astronomi; Ilmu yang mempelajari benda- adalah mereka yang selalu memperhatikan
benda langit secara umum. matahari dan bulan untuk mengingat Allah. (HR.
Ath-Thabrani)
2. Astrologi; Ilmu yang mempelajari
benda-benda langit yang dihubungkan Allah SWT berfirman QS. Al-Isra’, 78 :
dengan tujuan mengetahui nasib dan
keberuntungan manusia. “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
3. Astrofisika; Ilmu yang mempelajari benda- pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh
benda langit dan menerangkan dengan itu disaksikan (oleh malaikat)”. (QS. Al-Isra’, 78).
cara, hukum-hukum, alat dan teori ilmu
fisika. Ayat Ini menerangkan waktu-waktu shalat
yang lima. Saat matahari tergelincir (zawal)
4. Astrometrik;Ilmu yang menekankan pada untuk waktu shalat Zhuhur dan Ashar, saat
kegiatan pengukuran terhadap benda- gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya,
benda langit, dengan tujuan antara lain kemudian ditambah lagi dengan waktu shalat
untuk mengetahui ukurannya dan jarak shubuh.
antara satu benda langit dengan lainnya.
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan
5. Astromekanik; Ilmu yang mempelajari berbukalah kamu karena melihat hilal. Bila hilal
benda-benda langit yang menekankan tertutup debu atasmu maka sempurnakanlah
pada gerak dan gaya tarik benda-benda bilangan bulan Sya’ban tiga puluh” (H.R.
tersebut dengan cara, hukum-hukum dan Mutafaq Alaih).
teori mekanika.
Secara khusus Sayidina Ali bin Abi Thalib
6. Cosmographi; Ilmu yang mempelajari ra menyatakan:
benda-benda langit dengan tujuan
mengetahui data-data dari seluruh benda- “Barang siapa yang mempelajari ilmu
benda langit tersebut.

136 | Ensiklopedi Islam Nusantara

tentang bintang-bintang, sedangkan ia Imam Ibn Hajar al-Haitami berpendapat
dari orang yang sudah memahami al- belajar ilmu hisab, yakni belajar menentukan
Qur’an, niscaya bertambahlahiman dan arah kibat, ketika hendak bepergian di mana
keyakinannya.” sedikit orang yang mengetahui arah kiblat
maka hukumnya fardhu ain. Atau pada waktu di
Demikian juga para ulama telah rumah atau bepergian yang melintasi banyak
memberikan justivikasi tentang pentingnya negeri (desa) yang di dalamnya terdapat
dan mulianya ilmu falak, antara lain Syekh al- banyak petunjuk sehingga tidak sampai lewat
Ahdhariy pernah menyatakan dalam syairnya waktu sebelum melintasi satu negeri (desa),
8: atau terdapat banyak orang yang mengetahui
sehingga mudah mencari rujukan yang dapat
“Ketahuilah, bahwasanya ilmu dipercaya sebelum lewat waktu shalat, maka
perbintangan adalah ilmu yang mulia hukumnya fardhu kifayah.
tidak terlarang. Oleh karena dengan ilmu
itu dapat diketahui waktu umpama fajar, Lebih lanjut Imam Ibnu Hajar
sahur dan jam. Begitulah dengan ilmu mengingatkan peminat ilmu falak/hisab
itu orang ‘abid dapat membagi waktu untuk tetap dalam aqidah Islamiyah dan
ibadahnya” tidak mempercayai ramalan yang memastikan
kejadian-kejadian yang akan datang dengan
Para ulama sepakat bahwa Ilmu falak argumentasi bahwa kejadian itu disebabkan
secara fungsional menjadi wasilah atau karena bertepatan dengan posisi dan gerakan
lantaran atau alat untuk dapat menjalankan benda-benda langit tertentu, maka orang
ibadah secara tepat, benar dan sah. Karena tersebut telah Fasiq bahkan bisa sampai
keberadaan ilmu falak sebagai wasilah atau derajat kekufuran. Adapun orang yang
alat atau sarana untuk tepat, benar dan sahnya berpendapat bahwa posisi dan gerakan benda
suatu ibadah maka kedudukan hukumnya benda langit tersebut itu dijadikan Allah SWT
pun menjadi sepadan dengan hukum ibadah sebagai tanda-tanda (alamat) akan terjadi
tersebut. Sebagaimana dalam sebuah Qaidah suatu peristiwa (kejadian) tertentu, dan itu
fiqhiyah : sebagai adat ilahiyah yang dalam istilah lain
dikenal sebagai sunnatullah dan kadang-
“Sesuatu yang perkara wajib itu bisa kadang bisa berubah sesuai dengan kehendak
sempurna hanya dengannya maka dan kekuasaan Allah SWT., pendapat yang
sesuatu itupun menjadi perkara yang demikian adalah yang dibenarkan oleh syariat
wajib pula.” Islam. Dalam konteks inilah, secara dini dapat
ditetapkan waktu-waktu shalat , arah kiblat,
Kedudukan ilmu falak sangat urgen dalam awal bulan Qomariah atau gerhana. Semuanya
hukum Islam terutama jika dikaitkan dengan yang diperhitungkan berdasarkan posisi
hal keabsahan ibadah, maka mempelajari ilmu tempat-tempat di bumi, posisi dan gerakan
falak atau hisab hukumnya wajib sebagaimana benda-benda langit, terutama bumi (al-ardl),
dikatakan oleh Abdullah bin Husain : bulan (al-qomar) dan matahari (al-samsy).

Hukum mempelajari ilmu falak Sekilas Sejarah Ilmu Falak dalam Islam
adalah wajib bahkan diperintahkan
mengetahuinya secara mendalam karena Pada awal perkembangan Islam, ilmu
ilmufalakmencakuppengetahuantentang falak tidak banyak dikenal, juga belum
kiblat dan hal-hal yang berhubungan masyhur di kalangan umat Islam. Rasulullah
dengan penanggalan misalnya puasa. SAW bersabda “Kami adalah umat yang
Lebih-lebih pada masa sekarang ini tidak pandai menulis dan menghitung”2 Akan
karena ketidak tahuan para hakim tetapi, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah
tentang ilmu falak sikap mempermudah menggunakan pijakan peristiwa Hijriyah,
dan kecerobohan mereka sehingga mereka
menerima kesaksian hilal seseorang yang
seharusnya tidak dapat diterima.

Edisi Budaya | 137

yakni ketika beliau menulis surat kepada kaum Khawarizmi, al.: (1) penemuan angka 0
Nasrani bani Najran, tertulis ke-5 Hijriyah. (nol) India, sistem pecahan decimal sebagai
Namun di dunia Arab lebih mengenal peristiwa- kunci terpenting dalam pengembangan
peristiwa yang terjadi sehingga ada istilah ilmu hisab, (2) tabel trigonometri Daftar
tahun gajah, tahun izin, tahun amar dan tahun logaritma, (3) Penemuan kemiringan
zilzal. Orang Arab mengenal tahun kelahiran zodiac sebesar 23,5 º atas ekuator. Kitab al-
Nabi Muhammad saw sebagai Tahun Gajah Khawarizmi yang terkenal Al-Mukhtashar
karena pada tahun itu terjadi penyerangan fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah dan
tentara dari negeri Habasah (sekarang Suratul Ardl diterjemahkan ke bahasa
bernama etiopia) yang mengendarai gajah Latin oleh Robert Chester tahun 535 H.
ingin menghancurkan Ka’bah. Disebut Tahun dengan judul Liber algebras et almucabala,
Izin, tahun diizinkannya hijrah Ke Madinah. dan pada tahun 1247 H. diterjemahkan ke
Disebut Tahun Amar, tahun diperintahkannya bahasa Inggris oleh Frederic Rosen.
diri dengan menggunakan senjata. Disebut
Tahun Zilzal, karena terjadi gonjang-ganjing b. Ibn Jabir al-Battany atau Albatenius
pada tahun Ke-4 Hijriyyah.
(858-929 M.) melakukan penelitian
Pada abad III Hijriyah, masa kejayaan
daulah Abasiyah, perkembangan ilmu falak do Observatorium Al-Raqqah, di hulu
mengalami kemajuan yang ditandai dengan
proses penerjemahan karya-karya di bidang sungai al-Furat Baghdad. Dia melakukan
astronomi ke dalam bahasa Arab. Pada tahun
773 M, terdapat seorang pengembara India perhitungan jalan bintang, garis edar dan
menyerahkan sebuah buku data astronomi
berjudul Sindhid (Sidhanta) kepada kerajaan gerhana, menetapkan garis kemiringan
Islam di Bagdad. Kemudian oleh kholifah
Abu Ja’far al-Manshur (719–775 M.) perjalanan matahari, tahun sideris, tahun
memerintahkan Muhammad Ibn Ibrahim al-
Farizi (w.796 M.) untuk menerjemahkan buku tropis, musim-musim serta lintasan
tersebut ke dalam bahasa Arab. Atas usaha
inilah al-Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falak matahari semu dan sebenarnya, adanya
yang pertama di dunia Islam.
bulan mati, dan fungsi sinus, tangens,
Pada masa kholifah al-Makmun, ilmu
falak mengalami perkembangan pesat, yaitu cotanges. al-Battany mengkoreksi buku
sejak al-Makmun mendirikan Observatorium
di Sinyar dan Junde Shahfur Bagdad, dengan Syntasis Ptolomeus, dengan memperbaiki
meninggalkan teori Yunani kuno dan membuat
teori sendiri dalam menghitung kulminasi perhitungan-perhitungan mengenai
matahari.
peredaran bulan dan planet-planet
Perkembang berikutnya, banyak tokoh
dari muslim yang ikut membangun dan tertentu dalam judul barunya Tabril al-
mengembangkan Ilmu Falak, antara lain :
Maghesti, di-samping bukunya sendiri
a. Abu Ja’far bin Musa Al-Khawarizmi (780-
847 M.), seorang ketua observatorium yang berjudul Tamhid al-Musthafa li
al-Makmun, mempelajari karya al-Fazari
(Sidhanta), al-Khawarizmi berhasil Ma’na al-Mamar. Buku ini berpengaruh
mengolah sistem penomoran India
menjadi dasar operasional ilmu hitung di Barat dan Timur abad modern, dan
(ilmu hisab). Karya monumental al-
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh

Nallino tahun 1905 M.

c. Abul Raihan al-Biruni (973 – 1048 M.)
dari Paris, Ia sangat termasyhur dalam
sejarah pertumbuhan ilmu falak, sehingga
beliau diberi gelar al-Ustad fi al-’Ulum
(maha guru). Di era keemasan Islam
(golden era of Islam), beliau juga dikenal
sebagai ahli filsafat, matematika, geografi,
dan fisika. Beliau telah membentangkan
teori perputaran bumi pada porosnya dan
menentukan bujur dan lintang setiap kota
di atas bumi dengan teliti. Karya beliau
Al-Atsar Baqiyyat min al-Qurun al-Kholiyat”
diterjemahkan ke bahasa Inggris The
Chronology of Ancient Nations dan kitab Al-
Qanun al-Mas’udiy fi al-Haiat wa al-Nujumi

138 | Ensiklopedi Islam Nusantara

yang ditulis pada tahun 421 H. / 1030 M. menjadi lunar system yang kemudian dikenal
Menurut Prof. Ahmad Baiquni, al-Biruni dengan Penanggalan Jawa.
adalah orang yang pertama menolak teori
geosentris Ptolomeus. Oleh karena itu, al- Perkembangan ilmu falak di Indonesia
Baruni dipandang sebagai peletak dasar cukup pesat ditandai dengan banyaknya
teori heliosentris. kitab-kitab falak yang beredar di masyarakat.
Pakar ilmu falak, misalnya Noor Ahmad SS
d. Muhammad Turghay Ulughbeik (1394- menyusun kitab Syamsul Hilal dan Nurul
1449 M.) lahir di Salatin, Iskandaria, Anwar, kitab karya ini ditengarai merupakan
dan pada tahun 823 H. berhasil pengembangan dari kitab al-Khulashatul
membangun observatorium di Samarkad. Wafiyah. Syekh Abdurrahman bin Ahmad
Jadwal Ulughbeik (zij sulthani), menjadi al-Misri (mertua Habib Usman) pada tahun
rujukan pada perkembangan ilmu hisab (1314 H/1896 M) datang ke Jakarta membawa
selanjutnya, terutama di Indonesia. tabel astronomis Zaij Ulugh Bek (w. 1420
Misalnya, kitab klasik Sullamunnaiyirain M) dan mengajarkanya kepada para ulama
menggunakan tabel dari Ulughbek. muda di Indonesia waktu itu. Di antaranya
adalah Ahmad Dahlan as-Simarani atau at-
Karya dan temuan Ulugh Bek (1344-1449) Tarmasi (w. 1329 H/1911 M) beliau berasal
yang berupa Jadwal Ulughbeik yang berupa dari Semarang, namun kemudian bertempat
data astronomi matahari, bumi dan bulan tinggal di Termas (Pacitan-Jawa Tengah) dan
menjadi rujukan perkembangan Ilmu Falak di anak menantunya sendiri, yaitu Habib Usman
Indonesia. Pada tahun 1650 M diterjemahkan bin Abdillah bin Aqil bin Yahya yang dikenal
dalam bahasa Inggris oleh J. Greaves dan dengan julukan Mufti Betawi. Ahmad Dahlan
Thyde, dan oleh Saddilet disalin dalam bahasa as-Simarani mengajarkan ilmu falak di daerah
Prancis. Di sisi lain adalah karya Simon New Termas (Pacitan) dengan menyusun buku ilmu
Comb (1835-1909 M), yang berupa jadwal falak “Tadzkiratul Ikhwan fi ba’dli Tawarikhi wal
astronomi baru ketika beliau berkantor di „amalil Falakiyati bi Semarang” yang naskahnya
Nautical Al Manac Amerika (1857-1861). selesai ditulis tanggal 28 Jumadil Akhir 1321
Kedua jadwal itulah yang mewarnai tipologi H / 21 September 1903 M. Kitab Tadzkiratul
ilmu falak di Indonesia. Tipologi ilmu falak Ikhwan ini memuat perhitungan ijtima’ dan
klasik diwakili oleh kitab Sullamun Nayyirain gerhana dengan mabda’ kota Semarang.
yang memakai data jadwal bersumber pada Sedangkan Habib Usman mengajarkan ilmu
data Ulugh Beik. Sedangkan tipologi hisab falak di Jakarta, dan tahun 1321 H / 1903 M
modern, sebagaimana yang berkembang menyusun buku yang berkaitan dengan ilmu
dalam wacana ilmu falak dan tehnik hisab, falak “Iqadzun Niyam fi Mayata „Alaqohu bil
bahwa Almanac Nautica, diklasifikasikan Ahillah was Shiyam. Ilmu falak yang diajarkan
dalam tipologi hisab (hakiki) kontemporer. oleh Habib Usman kemudian dibukukan oleh
Pembagian ini berdasarkan pada pembagian seorang muridnya, yaitu Muhammad Mansur
sistem hisab yang berkembang di Indonesia bin Abdul Hamid Dumairi al-Batawi dalam
yakni hisab hakiki taqribi, hisab hakiki tahkiki kitab “Sullamun Nayyirain fi Ma’rifati Ijtima’i
dan hisab hakiki kontemporer, sebagaimana Kusufain” yang pertama kali dicetak tahun
hasil seminar nasional sehari Ilmu falak pada 1344 H / 1925 M oleh percetakan Borobudur,
tanggal 27 April 1992 di Tugu Bogor Jawa Batavia.
Barat.
Masing-masing metode Ilmu Falak
Pada dasarnya perkembangan ilmu falak di mempunyai pengikut dan pengamal yang
Indonesia dimulai sejak Raja Mataram II Sultan secara istiqomah sebagai panduan ibadah.
Agung (1613 – 1645 M) melakukan asismilasi Praktis saat ini masih (terkadang) belum
tahun Soko dengan tahun Hijriyah. Yaitu seragam, sebagai dampak adanya perbedaan
sejak tahun 1043 H / 1633 M yang bertepatan pemahaman antara beberapa pemahaman
dengan 1555 tahun Soko, dan merubahnya yang ada dalam wacana ilmu Falak. Dimana
system penanggalan Soko dari solar system

Edisi Budaya | 139

hampir setiap organisasi masyarakat termasuk Menurut Dr. Bambang Hidayat (2000)
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah selalu perkembangan ilmu astronomi di Indonesia
juga mengeluarkan “Ketetapannya” yang lain sangat pesat, hal ini nampak dari banyaknya
seperti fatwa dan ikhbar. pakar astronomi yang muncul, bahkan juga
memiliki perhatian besar terhadap fiqh ilmu
Kemudian mengenai eksistensi kitab- falak, seperti Prof. DR. Bambang Hidayat,
kitab Ilmu Falak di Indonesia sampai saat ini, Prof. Ahmad Baiquni, MSc, PhD, DR. Djoni N.
nampak masih mewarnai diskursus Ilmu Falak Dawanas, DR. Moedji Raharto dan DR. Thomas
di Indonesia. jamaluddin.

[Masyhar]

140 | Ensiklopedi Islam Nusantara

Ilmu Firasat

Salah satu tradisi keilmuan yang dikenal (artinya: firasat merupakan ilmu, bukan yang
diperdebatkan keberadaannya adalah lain). Firasat sebagai bagian dari ilmu tidak
ilmu firasat. Ilmu membahas mengenai dapat difahami oleh setiap manusia, akan
ciri khas dan perilaku manusia berdasarkan tetapi hanya bagi hamba Allah yang suci yang
perangai yang ada di dalam muka seseorang. mampu mendaki pendakian ilmu tersebut.
Jika dibandingkan dengan kedokteran, maka
Firasat secara bahasa adalah mempunyai ilmu kedokteran juga tidak dapat difahami
arti memastikan dan mempertimbangkan. oleh setiap orang, kecuali hanya oleh orang
Adapula yang mengartikan firasat dengan ilmu yang mengkaji khusus mengenai kedokteran.
hanya Allah yang mengetahui. Dalam kamus
Taj al-Arus, Ibn Faris menyebutkan istilah Ibn Atsir mengartikan firasat dengan
firasah dengan dibaca kasrah ra’nya dengan dua arti yaitu, pertama pemahaman yang
didasarkan suatu hadits “takutlaj atas firasat
Dalam kamus bahasa Indonesia firasat orang mukmin. Sebab diperoleh dari cahaya
diartikan dengan: 1. keadaan yang dirasakan Allah.”(ittaqû firasat al-mu’min fa innahu
(diketahui) akan terjadi sesudah melihat yanzhuru bi nur Allah). Artinya, bahwa firasat
gelagat: rupanya dia sudah mendapat -- bahwa orang mukmin yang menjadi kekasih Allah
tidak lama lagi polisi akan membekuknya; adalah benar. Sebab hal itu merupakan bagian
2. kecakapan mengetahui (meramalkan) dari karamat yang diberikan Allah kepada
sesuatu dengan melihat keadaan (muka dan hambanya yang dicintai.
sebagainya): menurut -- ku, ia adalah orang
yang bijaksana; 3. pengetahuan tentang tanda- Kedua, semacam kemampuan seseorang
tanda pada badan (tangan dan sebagainya) yang mampu membaca sifat, akhlak dan
untuk mengetahui tabiat (untung malang dan lainnya orang lain melalui petunjuk, percobaan
sebagainya) orang: setengah orang percaya benar dan lain sebagainya. Akan tetapi hal ini yang
kepada ilmu --; 4. keadaan muka (mata, bibir, memperolehnya adalah tetap yang bersih
dan sebagainya) yang dihubung-hubungkan hatinya dan merupakan salah satu karamah
dengan tabiat orangnya (untuk mengetahui Allah swt.
tabiat orang): menilik -- nya orang itu keras hati
sebab rambutnya tebal dan kaku. Salah satu contoh tokoh yang dijadikan
prototype seperti ini adalah nabi Khidir as yang
Para ahli berbeda pendapat mengenai berperilaku aneh di depan Nabi Musa as. (QS: al-
firasat ini. akan tetapi perbedaan tersebut Kahfi: 65)
mempunyai satu pengertian yang sama yaitu,
prasangka yang benar yang didasarkan atas Al-Zabidi mengartikan firasah dengan
fenomena zahir untuk memamhami fenomena tawassum. Firasat menurut al-Harawi (396-
batin. Pemahaman fenomena ini bukan 481 H) dalam Manazil al-Sairin dinyatakan
didasarkan dari petunjuk syetan akan tetapi bahwa fisarat merupakan suatu ilmu yang
menggunakan kerangka dan metode ‘ilmiah’ disandarkan dalam surat al-Hijr ayat 75 yang

Edisi Budaya | 141


Click to View FlipBook Version