b. Sasaran 2 : Meningkatknya Kualitas Permukiman Sasaran tersebut diukur
dengan 2 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.6. Kinerja Sasaran 2
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Indeks resiko bencana %
75 80 75 80 100 100
2 Indeks lingkungan hidup % 86,95 87,21 81,21 95,28 93,39 109
Rata-rata capaian kinerja 96,70 104,5
Untuk sasaran Meningkatnya Kualitas Permukiman diukur dengan dua (2)
Indikator yakni indeks resiko bencana dan indeks lingkungan hidup.
1. Indeks resiko bencana
Target kinerja pada tahun 2021 adalah 80%, dibandingkan dengan
realisasi target pada tahun 2021 adalah 80%, maka untuk capaian kinerja
indikator mencapai target sebesar 100% kategori BAIK.
- Dibandingkan antara realisasi capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberpa tahun terakhir:
Jika dibandingkan dengan realisasi capaian Tahun 2020 sebesar 100%
dapat dipertahankan pada tahun 2021 yakni 100% dengan kategori
BAIK.
Kiat-kiat/Analisa Masalah:
Penurunan indeks resiko bencana berdasarkan dengan elemen
pembentuknya tadi menjadi problem tersendiri, maka perlu diadakan
pemetaan titik titik rawan bencana, kemudian untuk menurunkannya
perlu mendapat dukungan anggaran yang cukup sebab perlu adanya
pembangunan fisik atau non fisik yang bersifat pencegahan.
Gambar 3.1.7. Pembukaan Rapat Koordinasi TIM REAKSI CEPAT T.A 2021 di Aula Bupati yang
dibuka oleh Bapak Wakil Bupati Kabupaten Sorong
III-16
Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja:
Pengukur Indeks resiko bencana adalah sebaran wilayah berpotensi
resiko bencana antara lain, Resiko bencana Banjir, Resiko Bencana
Tsunami dan Resiko Bencana dengan rata rata nilai resiko rawan bencana
adalah 70%-80%. Usaha untuk menurunkan daerah rawan bencana pada
tahun 2021, telah dilakukan Pembangunan Pengaman Tebing Longsor
pada wilayah Kelurahan Makotyamsa Distrik Salawati. Dan dilakukan
kegiatan Gugus Siaga Tanggap Bencana Banjir dan Rapat Koordinasi TRC
( Tim Reaksi Cepat ) diharapkan dapat menghasilkan jumlah kader –
kader yang terlatih untuk dapat membantu dalam proses penanganan
evakuasi dan meminimalkan jumlah korban jika sewaktu-waktu terjadi
Bencana pada daerah – daerah yang rawan tersebut , serta adanya
koordinasi yang cukup baik dengan stakeholder terkait kebencanaan
(BMKG, BASARNAS, TNI dan POLRI, Aparatur Ditingkat Distrik, Komunitas
Sekolah Umum dan Sekolah Luar Biasa Kabupaten Sorong, sehingga
dapat dilakukan kerjasama dan Simulasi penyelamatan saat terjadi
bencana (evakuasi bencana).
2. Indeks Lingkungan hidup
Target kinerja pada tahun 2021 adalah 87,21%, dengan realisasi sebesar
95,28%, maka capaian kinerja indikator mencapai melebihi target 109%
dengan kategori BAIK SEKALI.
- Dibandingkan antara realisasi capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberpa tahun terakhir:
Jika dibandingkan dengan realisasi capaian kinerja pada tahun 2020
sebesar 93,39%, mengalami kenaikan sebesar 8,11%.
- Dibandingkan dengan Terget Pembangunan Jangka Menengah:
Jika dibandingkan dengan target RPJM tahun 2021 yakni 87.21%,
maka target dapat dicapai atau melabihi target.
III-17
Analisis Program Kegiatan yang mendukung Target Kinerja:
Pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mempunyai komposit
terdiri dari, Indeks Kualitas Air (IKA), Indek Kualitas Udara (IKU), Indeks
Kualitas Tutupan Lahan (IKTL). Namun tahun 2021 hanya dilakukan
pengukuran Indeks Kualitas Udara (IKU) dan hanya dilakukan pada
Klaster Barat Laut (Distrik AImas).
Pada tahun 2021 Pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang
dilakukan hanya Indeks Kualitas Udara (IKU) dan di laksanakan hanya 1
(satu) klaster Barat-Laut (Distrik Aimas) dimana pada Klaster tersebut
dilaksanakan 4 titik pemantauan yaitu pada :
a.) Titik Perkantoran
b.) Titik Pemukiman
c.) Titik Industri
d.) Titik Transportasi
Indeks Kualitas Udara Klaster Barat-Laut (Distrik Aimas) adalah 95.28
dan berdasarkan table Katagori Indeks Kualitas Udara, klaster tersebut
masuk Pada Rentang Angka 90 ≤ x ≤ 100, dimana masuk pada kategori
sangat baik.
Dan untuk indikator di atas pada tahun 2021, tidak ada dukungan
kegiatan secara khusus.
Kiat-kiat/Analisa Masalah:
Untuk memperoleh nilai IKLH yang lebih akurat, perlu dilakukan
pengambilan data/pemantauan kualitas lingkungan berupa kualitas air
dan udara secara reguler dan merata di semua distrik yang ada di
Kabupaten Sorong. Maka sangat perlu untuk ada dukungan dana yang
bersifat regular agar pengukuran dapat dilakukan secara regular. Belum
tersedia laboratorium Linggkungan Hidup Mandiri di kabuapten Sorong,
maka rekomendasi untuk tahun kedepan adalah manaikan status
Laboratorium Lingkkungan Hidup di kabupaten Sorong.
III-18
Tabel 3.1.7. Kategori Indeks Kualitas Udara
No Kategori Angka Rentang
1. Sangat Baik 90 ≤ x < 100
2. Baik 70 ≤ x < 90
3. Sedang 50 ≤ x < 70
4. Kurang 25 ≤ x < 50
5. Sangat Kurang 0 ≤ x < 25
Tabel 3.1.8. Data Indeks Kualitas Udara
No Lokasi/Klaster Parameter, mg/Nm3
SO2 NO2
1. Barat-Laut (Distrik Aimas) 3,61 0,47
6,12 5,75
a. Kantor Bupati Sorong, Jl. 4,9 3,19
Sorong-Klamono Km. 24, Aimas
7,42 5,78
b. Rumah Sdr. Bayu, Jl. Apel, 5,51 3,80
Kelurahan Malagusa, Aimas
c. PT. Tujuh Kuda Hitam Sakti, Jl.
Petrochina Kelurahan
Malawele, Aimas
d. Gereja GPDI Eleksia, Jl. Sorong-
Klamono, Aimas
Rata-rata
c. Sasaran 3: Meningkatnya pembangunan pusat perekonomian khusus
Sasaran tersebut diukur dengan 1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.1.9. Kinerja Sasaran 3
Target kinerja pada tahun 2021 sebesar 70%, dengan realisasi sebesar 70%,
maka capain kinerja indikator mencapai target sebesar 100% dengan kategori
baik.
III-19
- Dibandingkan antara realisasi capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberpa tahun terakhir:
Jika dibandingkan dengan realisasi capaian kinerja pada tahun 2020,
dengan capaian sebesar 100,6 %, mengalami penurunan sebesar 0,6 %.
- Dibandingkan dengan Terget Pembangunan Jangka Menengah:
Jika dibandingkan dengan target RPJM tahun 2021 yakni 70,00%, maka
target dapat dicapai.
Analisis Program Kegiatan yang mendukung Target Kinerja:
Jumlah sarana dan prasarana ekonomi di setiap distrik diukur dengan
menghitung jumlah pasar yang tersebar di seluruh distrik, jumlah pasar yang
ada di kabupaten Sorong pada tahun 2021 berdasarkan data dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan adalah 23 pasar.
Untuk pasar dalam kategori baik adalah 23 unit atau 100% dari jumlah
pasar yang ada.
Kiat-kiat/Analisa Masalah:
Sarana dan Prasarana Pasar dapat ditingkatkan dan dijaga fungsinya
tidak terlepas peran aktif masyarakat dalam memelihara dan menjaga sarana
prasana yang, bahkan melakukan pembangunan secara mandiri pasar- pasar
tersebut.
Untuk meningkatkan pembangunan fasilitas perekonomian khusus,
terutama pasar perlu adanya refocusing anggaran pada pembangunan yang
mempunyai dampak eknomi langsung kepada masyarakat.
Gambar 3.1.8. Pasar Puja Sera Aimas
III-20
d. Sasaran 4 : Meningkatnya infrastruktur penunjang perekonomian Sasaran
tersebut diukur dengan 3 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1.10. Kinerja Sasaran 4
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021
2020 2021
160,25 100
1 Persentase infrastruktur % 40 70 64,10 70
penunjang perekonomian
berkualitas
2 Persentase infrastruktur % 25 50 20 50 88,07 100
penunjang transportasi
berkualitas
3 Persentase infrastruktur % 90 30 0 40 0 130
penunjang pariwisata
berkualitas
Rata-rata capaian kinerja 53,71 110
`
1. Persentase Infrastruktur Penunjang
Perekonomian berkualitas Target kinerja indikator Persentase
infrastruktur penunjang perekonomian berkualitas pada tahun 2021 70
%, dengan realisasi sebesar 70%, maka capaian kinerja indikator
mencapai target sebesar 100%.
- Dibandingkan antara realisasi capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberpa tahun terakhir:
Jika dibandingkan dengan realisasi capain kinerja tahun 2020
sebesar 100,6 %, mengalami penurunan sebesar 0,6 %.
- Dibandingkan dengan Terget Pembangunan Jangka Menengah:
Jika dibandingkan dengan target RPJM tahun 2021 yakni 70%, maka
target dapat dicapai.
Kiat-kiat/Analisa Masalah:
Untuk infrastruktur ekonomi yang berkualitas, kabupaten sorong
telah mempunyai pusat pasar dalam kondisi baik, namun dalam
penggunaannya belum bisa optimal. Sebab posisi dari pasar tersebut
masih jauh dari pemukiman sehingga dirasakan tidak efisien jika harus
berinvestasi atau berbelanja di pasar induk.
Maka diperlukan kiat-kiat khusus untuk mengatasi masalah
tersebut, seperti menumbuhkan permukiman disekitar pasar dan juga
III-21
membuka moda transportasi menuju pasar induk. Diperlukan juga
pemusatan kegiatan lainnya untuk memusatkan kegiatan pada tempat
tersebut, seperti terminal sementara untuk daerah-daerah yang jauh.
Analisis Program Kegiatan yang mendukung Target Kinerja:
Jumlah sarana dan prasarana ekonomi di setiap distrik diukur
dengan menghitung jumlah pasar yang tersebar di seluruh distrik, jumlah
pasar yang ada di kabupaten Sorong pada tahun 2020 berdasarkan data
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah 23 pasar. Untuk pasar
dalam kategori baik adalah 23 unit atau 100%.
2. Persentase Infrastruktur Penunjang Transportasi berkualitas
Target kinerja:
Yang termasuk infrastruktur penunjang perekonomian dalam hal ini
adalah dermaga laut, dermaga sungai, tambatan perahu laut dan
sungai.Target dari tahun 2021 adalah 50% dan tercapai 100%, dalam
kategori BAIK.
- Jika dibandingkan dengan tahun 2020 maka capaian mengalami
kenaikan sebanyak 21.93%.
Analisa Capaian:
Hal ini ditujukan dengan 223 kampung yang terkoneksi karena
terbangunya tambatan perahu di daerah dirstrik dan pembangunan
dermaga dalam kegaatan Pembangunan Pelabuhan Pengumpan Lokal
dengan dukugan anggaran Rp. 4.952.948.000.
Faktor Penghambat:
Penunjang transportasi yang berkualiitas menghubungkan antar
daerah, dalam berbagai moda transportasi. Namun saat ini fungsi
terminal dan sekaligus pasar sentral belum dapat digunakan, sebab jalur
koneksi antar daerah di wilayah kabupaten Sorong juga belum terhubung
seluruhnya, sehingga tumbuh terminal terminal yang legal. Yang belum
diatur oleh Dinas terkait.
III-22
3. Persentase Infrastruktur Penunjang Pariwisata Berkualitas
Kondisi saat ini:
Indikator “Persentase infrastruktur penunjang pariwisata
berkualitas” ditahun 2021 target ditetapkan 30%, dan realisasinya adalah
40%, atau 110% dalam Katergori BAIK SEKALI.
Pada tahun 2020 tidak dapat dinilai atau realiasinya 0 sebab
pandemic covid maka terpadat pengalihan atau refocusing.
Analisis Pencapaian :
Perkembangan industri pariwisata Kabupaten Sorong, setelah masa
pandemi covid-19 yang merebak selama kurang lebih 2 (dua) tahun,
Pemerintah Daerah memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan
Fisik guna mencegah penyebaran virus Covid-19, yang menyebabkan
capaian kinerja selama kurang lebih 2 tahun tidak mampu mencapai
target awal yang telah ditetapkan.
Melalui Program “Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata dan
kegiatan” Pengelolaan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten/Kota,
Bidang Destinasi Pariwisata Daerah pada tahun 2021, Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sorong pada akhirnya mampu
meningkatkan capaian kinerja sasaran 1, yakni Meningkatnya Kualitas
Infrastruktur Pariwisata yang Ramah Lingkungan di Kabupaten Sorong.
Dengan Rincian Kegiatan Sebagai Berikut:
Tabel 3.1.11. Kegiatan Infrastruktur Pariwisata yang Ramah Lingkungan
No. Sub Kegiatan Lokasi Keterangan
1. Pembangunan Malaumkarta Infrastruktur untuk mempermudah aktivitas
Malaumkarta wisatawan yang ingin menjangkau setiap spot di
Broadwalk Malaumkarta
Malaumkarta lokasi DTW
2. Pembangunan Fasilitas pariwisata yang memberikan kenyamanan
Gazebo Malaumkarta bagi wisatawan untuk sekedar bersantai/berteduh
di lokasi DTW
3. Pembangunan Prasarana penunjang Pariwisata yang menyediakan
Kios assesoris, cinderamata serta makanan khas Daerah
Cenderamata bagi wisatawan yang berkunjung
Prasarana penunjang pariwisata yang dibangun
4. Pembangunan untuk mempermudah para pengunjung DTW
Menara menikmati keindahan daya tarik obyek wisata, yang
Pandang juga dapat digunakan sebagai tempat edukasi
Prasarana pendukung pariwisata untuk
5 Pembangunan mempermudah wisatawan mengetahui informasi
Papan Pusat terkait DTW yang dikunjungi
Informasi
Pariwisata
III-23
No. Sub Kegiatan Lokasi Keterangan
6. Penampungan Malaumkarta Fasilitas umum untuk membantu para pengunjung
menjaga kebersihan disekitar lokasi DTW selama
Penampung melakukan aktivitas wisata
Sampah
Sementara Malaumkarta Prasarana pendukung pariwisata yang berfungsi
7. Pembangunan Malaumkarta sebagai ruang terbuka publik bagi para pengunjung
Plaza/Areal Malaumkarta untuk menikmati aktivitas liburan
pengunjung Malaumkarta Prasarana pendukung pariwisata yang
8. Pembangunan Malaumkarta menyediakan aneka jenis kulineran yang dapat
Plaza Kuliner dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung ke DTW
Fasilitas penunjang guna memberikan tempat
9. Pembangunan istirahat kendaraan pengunjung dan menunjang
Tempat Parkir kelancaran arus lalu lintas di sekitar lokasi DTW
Fasilitas umum untuk memberikan kenyamanan
10. Pembangunan bagi wisatawan yang melakukan kunjungan wisata
Toilet di DTW
Sarana Penunjang Pariwisata agar kebersihan dan
11. Pengadaan kenyamanan wisatawan dilokasi obyek wisata tetap
Fasilitas terjaga
Kebersihan
motor Tiga Malaumkarta Fasilitas pendukung untuk duduk, bersantai,
Roda Malaumkarta bersosialisasi dan juga mempercantik taman lokasi
Malaumkarta obyek wisata
12. Pengadaan & Jeflio Infrastruktur berupa ornamen yang berfungsi
Kursi Taman Jeflio sebagai penerangan serta memperindah sisi taman
Asbaken pada sore dan malam hari
13. Pengadaan Sarana transportasi pendukung bagi wisatawan
Lampu Taman untuk menjangkau obyek wisata lain yang
berdekatan dgn DTW yang dituju
14. Pengadaan Sarana transportasi pendukung bagi wisatawan
Perahu untuk menjangkau obyek wisata lain yang
Katinting berdekatan dgn DTW yang dituju
Sarana Penunjang Pariwisata agar kebersihan dan
15. Pengadaan kenyamanan wisatawan dilokasi obyek wisata tetap
Perahu terjaga
Katinting
Asbaken Fasilitas pariwisata yang memberikan kenyamanan
16. Pengadaan Asbaken bagi wisatawan untuk sekedar bersantai/berteduh
Peralatan Batu Lumbang di lokasi DTW
Kebersihan/Te Masmaspop Prasarana pendukung yang memanjakan indera
mpat Sampah Megame, Igim wisatawan untuk menikmati keindahan alam
& Dela dilokasi obyek wisata
17. Pembangunan Fasilitas pariwisata yang memberikan kenyamanan
Gazebo bagi wisatawan untuk sekedar bersantai/berteduh
di lokasi DTW
18. Pembangunan Fasilitas pariwisata yang memberikan kenyamanan
Hall Deck dan bagi wisatawan untuk sekedar bersantai/berteduh
Landscape di lokasi DTW
Fasilitas pariwisata yang memberikan kenyamanan
19. Pembangunan bagi wisatawan untuk sekedar bersantai/berteduh
Gasebo dan di lokasi DTW
Pergola
20. Pembangunan
Gazebo
21. Pembangunan
Gazebo
III-24
Gambar 3.1.9. Pembangunan Plaza Pengunjung Makbon
Kiat-kiat Keberhasilan :
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata di setiap
Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang berada di Kabupaten Sorong perlu
memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan pasar wisata pada setiap obyek wisata yang
dikembangkan;
2. Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata harus memiliki
konsep 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas);
3. Setiap DTW yang dikembangkan harus memiliki Sapta Pesona
Pariwisata yang terdiri dari: Keamanan, Kebersihan, Ketertiban,
Kesejukan, Keindahan, Keramahtamahan serta memberikan
Kenangan yang mengesankan bagi wisatawan yang berkunjung,
hingga mereka memiliki keinginan untuk mengulang kembali
perjalanan wisata ke lokasi obyek wisata tersebut;
4. Dukungan dari masyarakat setempat di lokasi obyek wisata yang
dikembangkan;
III-25
5. Dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah melalui anggaran
guna meningkatkan daya tarik destinasi pariwisata daerah.
Hal ini merupakan elemen dasar pariwisata yang perlu diperhatikan
guna keberhasilan dalam membangun dan mengembangkan daya tarik
wisata daerah.
e. Sasaran 5 : Meningkatnya Kualitas Pendidikan Sasaran tersebut diukur
dengan 5 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.12. Kinerja Sasaran 5
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021
2020 2021
75,50 75,60 121,32 93,80
1 Indeks Pendidikan % 95,20 95,30 91,60 70,91 59,52 62,96
94,50 94,60 102,27 105,71
2 Indeks Minat Baca % 56,67 60,00
100 100
3 Persentase guru yang % 60 65 96,65 100
memenuhi kualifikasi S1/D-IV
4 Angka Kelulusan % 100 100 100 100
70,55 70 117,6 107,7
5 Rata-rata Nilai Ujian Nasional Nilai 100,14 94,03
Rata-rata capaian kinerja
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sasaran Meningkatnya Kualitas
Pendidikan, diukur melalui pencapaian 5 indikator. Rata – rata capaian
kinerja sasaran pada tahun 2021 sebesar 94,03 % dalam kategori BAIK,
mengalami penurunan sebesar 6,11 % jika dibandingkan rata-rata capaian
kinerja tahun 2020 sebesar 100,14 %.
1. Indikator Indeks Pendidikan
Kondisi saat ini:
Indeks Pendidikan dihitung dengan formula perbandingan angka
melek huruf/indeks rata-rata lama sekolah x 100. Targetnya tahun 2021
yaitu 75,60%, Realisasinya pada tahun 2021 adalah 70,91 atau tidak
dapat mencapai target, dengan nilai capaian 93,80 dalam kategori BAIK.
Hal ini dikarenakan :
a. Pada tahun 2021 merupakan tahun new normal, dimana proses
pembelajaran belum dapat dilaksanakan secara tatap muka.
b. Pembelajaran secara daring tidak dapat berjalan secara maksimal
disebabkan oleh minimnya fasilitas IT yang tersedia di sekolah dan
bahkan yang dimiliki oleh siswa, selain itu juga penguasaan teknologi
yang kurang.
III-26
c. Maka banyak siswa yang tidak mencapai kempampuan untuk
membaca pada usia pendidikan dasar, utamanya pada daerah distrik
distrik terpencil.
Program Kegiatan Pendukung Secara umum pendidikan dari
pendidakan PAUD hingga pendidikan Menengah Pertama telah
didukung dengan Dana Operasional Sekolah, yang diturunkan melalui
program:
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar; dan
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah.
Saran Solusi:
• Menambah tenaga pendidik di daerah terjauh dengan melengkapi
fasilitas perumahan dan komunikasi serta transportasi, agar tenaga
pendidik mempunyai akses yang baik.
• Meningkatkan pengawasan terhadap tenaga pendidik yang
melakukan tugas di daerah terpencil, agar dapat menjalankan tugas
sebagaimana mestinya.
• Menciptakan proses pendidikan yang terpusat dan berbasis asrama,
untuk lebih memiamlisir pengaruh lingkungan kehidupan peserta
didik, yang mempengaruhi kualitas belajar mereka.
Gambar 3.1.10. Proses Belajar Mengajar Daring/Online
III-27
2. Indikator Indeks Minat Baca
Kondisi saat ini:
Target pada tahun 2021 adalah 95,30%, dan terealisasi 60%,
dengan capaian 62,96%, Kategori Cukup. Dan mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2020.
Pengukuran minat baca peserta didik di kabupaten Sorong, semasa
pandemic dilakuakan pengukuran dengan membandingkan pengunjung
yang ada pada Perpustakaan Daerah kabupaten Sorong, untuk tahun
2021 secara jumlah sebenarnya mengalami peningkatan, pada tahun
2021 mencapai 2305 pengunjung, dari 996 pengunjung pada tahun
2020. Yang peminat terbanyak dari kalangan mahasiswa.
Dan untuk pengunjung perpustakaan di sekolah-sekolah masih sulit
untuk dihitung sebab masih melakukan pembelajaran terbatas.
Gambar 3.1.11. Pengunjung Perpustkaan Daerah
Faktor Penghamba:
Selain pendemi covid-19, Rendahnya fasilitas membaca
disekolahsekolah, motifasi dan promosi untuk menggerakan minat baca
belum gencar dilakukan oleh pihak sekolah-sekolah.
III-28
Solusi :
• Menyediakan layanan baca anak yang ramah anak, dan mudah
diakses oleh anak. Ke tingkat yang lebih dekat dengan
masyarakat, agar pengawasan orang tua diluar jam sekolah dapat
dilakukan. Kerja sama dapat dilakukan bersama dengan RT/RW.
• Melakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk meningkatnya
minat baca khsusnya bagi peserta didik.
Program Kegiatan Penunjang:
Pengembangan Minat Baca didukung dengan kegiatan:
- Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Perpustakaan di
Tempat-Tempat Umum yang Menjadi Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota.
- Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial
3. Indikator Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Target untuk Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
pada tahun 2021 adalah 94,60% dan terealisasi 100%, dengan capaian
105,71% dengan kategori BAIK SEKALI.
Capaian mengalami kenaikan jika dibandingakan dengan tahun 2020
yakni 102,27 Jumlah guru pada tahun 2021/2022 adalah 1.196 orang
yang tersebar pada sekolah sawasta maupun negeri termasuk kepala
sekolah maka ada sekitar 1.131 guru yag telah memenuhi kualifikasi
pendidikan yang dimakasud.
Faktor Penghambat:
Pembagian waktu antara tugas pekerjaan (sekolah) dan tugas rumah
tangga yang dirasakan sulit oleh sebagian besar guru adalah alasan
sebagian besar guru untuk tidak meningkatkan taraf pendidikan
mereka. Selain itu untuk tahun 2021 belum ada program pendidikan
dengan bantuan dari pemerintah untuk tugas belajar.
Jika harus dengan melakukan ijin belajar maka bebebrapa guru
dengan usia pensiuan telah enggan untuk mengambil pendidikan
lanjutan dengan alasan umur dan kemampuan fisik.
III-29
Solusi:
Untuk mememenuhi kualifikasi tersebut maka perlu dilakukan
kerjasama dengan pihak universitas yang memenuhi standart pendidikan
dalam daerah maupun luar daerah untuk memfasilitasi mereka dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 dengan biaya yang dapat
dijangkau dan juga tidak mengganggu proses pendidikan.
Dan terus memberikan doronga kepada para guru bahwa pendidikan
mencapai strata S1 itu penting untuk menyesesuaikan sistem pendidikan
yang sedang berjalan sampai saat ini.
4. Indikator Angka Kelulusan
Kondisi saat ini:
Untuk angka kelulusan dan rata-rata nilai kelulusan mencapai target
baik di tahun 2020 dan 2021 yakni 100% dalam kategori BAIK. Hal ini
ditunjang dengan tingkat koordinasi dan kerja keras dari setiap sekolah
untuk mendorong peserta didik untuk memperolah nilai yang
distandarkan. Namun hal ini belum dapat menunjukkan kualitas
pendidikan itu sendiri karena ada faktor lain yang mempengaruhi.
Dukungan Program dan Kegiatan Secara umum pendidikan dari
pendidakan PAUD hingga pendidikan Menengah Pertama telah
didukung dengan Dana Operasional Sekolah, yang diturunkan melalui
program:
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar, dan
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
5. Indikatotor Rata-rata nilai ujian nasional
Target nilai rata-rata ujian Nasional pada tahun 2021 adalah 65%,
dengan realisasi 70% target tersebut dapat dicapai 107,7%. Dalam
Kategori BAIK SEKALI. Nilai rata-rata ujian Nasional adalah 55,00.
Dengan demikian bahwa siswa telah mampu memperoleh nilai rata-rata
yang ditetapkan oleh pemerintah. Dan bahkan jumlahnya melebihi
target yang ada. Hal tersebut karena koordinasi yang dilakukan cukup
baik antar sekolah.
III-30
Dukungan Program dan Kegiatan Secara umum pendidikan dari
pendidakan PAUD hingga pendidikan Menengah Pertama telah
didukung dengan Dana Operasional Sekolah, yang diturunkan melalui
program:
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar; dan
- Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
f. Sasaran 6 : Tercapainya Pemerataan Pendidikan Sasaran tersebut diukur
dengan 2 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.13. Kinerja Sasaran 6
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Angka Partisipasi Kasar (APK)
- PAUD % 75 80 33,96 65 45 81
111,22 83 126,39 92
- SD % 88 90 89,28 78 79
12,34 90 74,34
- SMP % 99,25 99,25 8,17 49,52
81
2 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 16,5 16,6 87,53
Rata-rata capaian kinerja
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sasaran Tercapaianya
Pemerataan Pendidikan, diukur melalui pencapaian 2 indikator, 2
Indikator sasaran rata-rata capaiannya di tahun 2020 adalah 87,53% dan
tahun 2021 adalah 81% atau mengalami penurunan 6,53%.
1. Indikator Angka Partisipasi Kasar PAUD/SD/MI/SMP/MTS
Kondisi saa ini:
Capaian rata-rata kinerja indikator pada tahun 2020 mencapai
87,13% dari 89,75 dan belum mencapai target. Pada tahun 2021
capaian kinerja indicator rata-rata mencapai 84% dalam kategori
BAIK dari target realisasi adalah 75,3%.
Faktor Penghambat:
Angka partisipasi kasar belum mencapai target yang diinginkan
disebabkan oleh karena pemerataan penduduk kususnya di tingkat
distrik jauh dan pembukaan kampung kampung baru, sehingga anak
anak dalam usia sekolah tertentu terhambat untuk didaftarkan ke
jenjang pendidikan karena faktor pemerataan sekolah yang tidak
mudah dijangkau. Sehingga ada keputusan orang tua untuk menunda
III-31
sekolah sehingga keterkaitan antara usia sekolah dan wajib sekolah
masih rendah, ditambah lagi dengan pandemic covid-19.
Solusi:
Perlunya dibuka kelas jauh bagi anak-anak yang tinggal jauh dari
jangkauan sekolah dengan menjalin kerja sama dengan kepala-
kepala kampung dalam memberikan sosialisasi perlunya
mendaftarkan anak-anak mereka dalam usia yang tepat.
2. Indikator Rata- rata Lama Sekolah
Target rata-rata lama sekolah pada tahun 2021 adalah 16,6 tahun,
dan realisanya adalah 12,34 tahun dengan capaian 74,34% dalam
kategori CUKUP.
Jika dibandingkan dengan tahun 2020 maka terdapat kenaikan
capaian 24,82%. Hal ini menunjukkan bahwa jika pendidikan dasar
selama 9 tahun, dan ditambah dengan Sekolah Menengah Atas 3
tahun menjadi 12 tahun. Maka memberikan indikasi bahwa rata-rata
anak usia sekolah dapat menyelesaikan sekolah mereka tepat waktu.
Analisis Program Kegiatan yang mendukung keberhasilan
pencapaian target:
Pencapaian ini tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh 1 atau 2
program dari dinas terkait, namun merupakan pangaruh dari banyak
program kegiatan yang memberikan dampak. Seperti perbaikan
ekonomi dan transportasi. Sehingga memberikan peluang bagi usia
sekolah untuk terus dapat melanjukan pendidikan mereka hingga
tuntas. Bantuan pendidikan di sekolah hingga ketersediaan
transportasi gratis bagi siswa memberikan peluang besar terhadap
keberlanjutan pendidikan mereka.
g. Sasaran 7: Terwujudnya kelestarian budaya Sasaran tersebut diukur dengan
1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
III-32
Tabel 3.1.14. Kinerja Sasaran 7
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sasaran Terwujudnya
Kelestarian Budaya, diukur melalui pencapaian 1 indikator. Rata–rata
capaian kinerja sasaran pada tahun 2021 sebesar 122 % mengalami
Kenaikan sebesar 28,23 % jika dibandingkan rata-rata capaian kinerja
tahun 2020 sebesar 73,77%.
Analisis Capaian:
Pelestarian budaya tersebut dilakukan juga melalui pembentukan
sanggar kesenian, dimana terdata 18 (delapan belas) group kesenian
yang berada di kabupaten Sorong. Diantaranya:
- Sanggar Sekar Papua Wangi
- Group Tari Bali SMA Negeri 2 dan SD, SMP
- Group IKT Kab.Sorong
- Sanggar Kalpas
- Sanggar Mowolok Mai
- Sanggar Mambat Phawolom Fagu
- Sanggar Otin Ha
- Sanggar Tiligung
- Group Hadrat
- Group Pemuda Pemudi Timur
- Group Wobot Farari
- Sanggar Singke Wen
- Sanggar Ekawangi
- Sanggar Baru Muncul
- Sanggar Warmon Miyambi
- Sanggar Klafoss
- Sanggar Malagasi
III-33
- Sanggar Malatuon
Kemudian ada Peningggalan Sejarah sebanyak 12 Peninggalan sejarah
yang dilestarikan sebagai berikut:
ü Rumah Peninggalan Belanda (Basis Tentara Belanda) di Distrik
Klamono
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Salawati Selatan Keluarga Siti
Nafisa Kecil
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Salawati Selatan Keluarga
Hamuna
ü Makam Raja-Raja 5 orang Muh Jenis Kapitan Laut pd II, Kos Urbisi
Aden Mayalibit, Muh. Ali Mayalibit dan Muh Malutat Urbisi
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Salawati Selatan Keluarga
Alfatan
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Salawati Selatan Keluarga
Umalelen
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Klamono Pertanian Klamono
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Makbon Kantor Dinas P dan K
ü Rumah Peninggalan di Distrik Makbon Keluarga Paa
ü Sumur Tua Peninggalan Belanda di Distrik Makbon Keluarga Paa
ü Rumah Peninggalan Belanda di Distrik Makbon Sujito (Kantor
Perhubungan
Dan Situs Purbakala sebanyak 12 situs purbakala yang dilestarikan:
• Tugu Injil 1947 di Distrik Makbon Jemaat Malaumkarta
• Gereja Tua Imanuel (Sejak Perang Dunia ke 2 di Yeflio Distrik Mayamuk
• Tugu Injil 1929 di Distrik Makbon Jemaat Makbon
• Alat Penangkapan Ikan Tradisional Bubu
• Ikat Kepala Manik-Manik –Manik Leher
• Di Pakai untuk acara perkawinan dan acara adat
• Empret alat music bambu tradisional
• Batu-batu peninggalan
III-34
• Alat penangkapan burung tradisional
• Mesin Pengeboran Minyak Pertaminan Nona
• Mesin Peninggalan Belanda
• Menara Peninggalan Belanda
Diharapkan bahwa kekayaan budaya diatas, dapat dikembangkan dan
ditunjang dengan anggaran yang cukup untuk memberikan peluang pada
pendapatan dan daya tarik wisatawan lokal maupaun intel lokal.
h. Sasaran 8: Meningkatnya kualitas kesehatan Sasaran tersebut diukur dengan
4 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.15. Kinerja Sasaran 8
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Persentase angka
kelangsungan hidup bayi % 100 100 99,7 94 99,7 94
2 Angka kematian ibu Angka 0 0 27 98 93
melahirkan
% 95 80 72 76 75,79 95
3 Persentase penurunan kasus
penyakit menular dan tidak Tahun 72 70 66 66 92 94,29
menular 92,48 87,25
4 Angka harapan hidup
Rata-rata capaian kinerja
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 5 indikator sasaran
Meningkatnya kualitas kesehatan, 4 indikator sasaran tidak mencapai
target. Rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2020 sebesar 91,92 %,
dan pada tahun 2021 capaian 87,25% dalam Katergori BAIK mengalami
penurunan sebesar 5,23%.
1. Indikator Persentase angka kelangsungan hidup bayi
Angka target kelangsungan hidup bayi Tahun 2021 adalah 100%,
dengan target capaian adalah 94% dengan realisasi juga 94% dengan
kategori BAIK. Capaian ini menurun jika dibandingkan dengan tahun
2020.
Analisis Capaian keberhasilan/kegagalan:
III-35
Persentase Angka kelangsungan hidup bayi tidak lepas dari angka
kematian bayi yang lahir pada tahun 2021, jumlah kelahiran hidup pada
tahun 2021 berjumlah 1905 Bayi, sedangkan jumlah kematian bayi pada
tahun 2021 sebanyak 20 jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah
kematian bayi pada tahun 2020 sebanyak 9 jiwa dari 1801 kelahiran
hidup. Maka secara jumlah terdapat peningkatan kasus terhadap
kematian bayi sebanyak 11 kasus (berdasarkan Data laporan Puskesmas
kabupaten Sorong).
Gambar 3.1.12. Penanganan Bayi Baru Lahir
Upaya Solusi Peningkatan Kinerja:
- Peningkatan cakupan immunis asi dasar bagi bayi melalui capaian
Universa l Child Immunization (UCI) ditiap kelurahan/ kampung
dimasingmasing wilayah kerja Puskesmas baik melalui immunisasi
rutin di Posyandu/ Puskesmas maupun melalui sweping immunisasi.
- Meningkatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) melalui
sosialisasi dan advokasi pemeriksaan antenatal care ibu hamil (anc)
secara berkualitas.
III-36
- Memenuhi kebutuhan Sumber daya Manusia Kesehatan (SDMK)
terutama tenaga bidan desa/ polindes dan dokter di Puskesmas.
- Memenuhi sarana dan prasana standar di Puskesmas terutama
peralatan kesehatan dan ambulans guna mendukung rujukan bagi
kasus komplikasi.
Program dan kegiata Penunjang:
• Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
• Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita
2. Indikator Jumlah/Angka kematian ibu melahirkan
Kabupaten Sorong Tahun 2020 capaian terhadap jumlah/ Angka
Kematian ibu melahirkan masih 98%, dan tahun 2021 mengalami
penurunan capaian yakni 93% dalam kategori BAIK.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan:
Tahun 2021 di Kabupaten Sorong terjadi 7 kasus kematian ibu
melahirkan dari 1908 jumlah persalinan, maka dalam hal ini dinas
kesehatan Kabupaten Sorong belum dapat mencapai target terhadap
Angka kematian Ibu melahirkan, secara kualitas pelayanan jika
membandingkan dengan jumlah kematian ibu melahirkan antara tahun
2020 dan 2021 mengalami penurunan terhadap kualitas pelayanan. Hal
ini dapat dilihat pada tahun 2020 jumlah kematian Ibu melahirkan 2
orang dari 1.801 kelahiran hidup (KH) persalinan yang artinya sama
dengan 0,11% kasus kematian Ibu Melahirkan, Sedangkan pada tahun
2021 ada 7 kasus kematian ibu dari 1.905 KH atau 0,36%, hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan secara kualitas pelayanan
kesehatan terhadap ibu melahirkan.
III-37
Gambar 3.1.13. Fasilitas Ambulance
Hambatan:
Beberapa hal penyebab masih terjadinya kasus kematian ibu antara
lain:
- Masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama ibu hamil dan
keluarga untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan
berkualitas ke tenaga kesehatan terampil, hal ini dapat diketahui
dari masih rendahnya cakupan antenal care ibu hamil terutama
berkaitan pelayanan pemeriksaan K1 murni dan K4 pada ibu hamil.
- Masih banyaknya fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Polindes) yang
tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan tempat fasilitas
III-38
pertolongan persalinan terutama ketersediaan air dan peralatan
kesehatan.
- Keterbatasan sarana penunjang rujukan pada kasus komplikasi pada
ibu hamil, ibu melahirkan sehingga berdampak pada penaganan
kasus secara cepat, tepat dan adekuat.
- Keterbatasan dan kemampuan tenaga kesehatan (bidan) dan juga
ibu hamil dan keluarga dalam mengenali dan mendeteksi dini tanda-
tanda bahaya kemailan dan persalinan.
- Masih tingginya kasus ibu hamil dengan gangguan/ kekurangan gizi
(ibu hamil dengan Kekurangan Energi dan Kalori (KEK), anemia pada
kehamilan dan infeksi penyakit khususnya malaria, TB Paru dan HIV/
AIDS pada ibu hamil.
Saran Solusi:
Solusi yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan
pelayanan terhadap Ibu melahirkan sebagai upaya dalam menurunkan
angka kematian ibu melahirkan adalah antara lain:
1) Meningkatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) melalui
sosialisasi dan advokasi pentingnya pemeriksaan antenatal care ibu
hamil (anc) secara berkualitas.
2) Memenuhi kebutuhan Sumber daya Manusia Kesehatan (SDMK)
terutama tenaga bidan desa/ polindes dan dokter di Puskesmas.
3) Memenuhi sarana dan prasana standar di Puskesmas terutama
peralatan kesehatan san sarana air bersih di fasilitas kesehatan.
4) Memenuhi kebutuhan ketersediaan ambulans bagi semua
Puskesmas guna mendukung rujukan bagi kasus komplikasi.
5) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terutama bidan desa dan
bidan Puskesmas dalam mengidentifikasi dan melakukan tata
laksana kasus obstetric neonatal emergensi dasar.
3. Indikator Presentase penurunan kasus penyakit menular dan tidak
menular
III-39
Tahun 2021 Kabupaten Sorong menurunkan target terhadap
pelayanan penurunan kasus penyakit menular dan tidak menular hal
yang sebelumya pada tahun 2020 kita targetkan 95% turun pada tahun
2021 menjadi 80%, hal tersebut dikarenakan terjadinya pandemic
Covid-19 sejak Tahun 2020 dikabupaten Sorong yang mengakibatkan
upaya penurunan kasus penyakit menular dan tidak menular hanya
mencapai 76%, dan capaian pada tahun 2021 mencapai 95% dalam
Ketegori BAIK.
Gambar 3.1.14. Pelayanan Kesehatan
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan:
Program pencegahan dan pengendalian penyakit dalam upaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan Kualitas Kesehatan. Capaian penurunan kasus penyakit
menular dan tidak menular pada tahun 2021 meningkat 95%
dibandingkan pada tahun 2020 yang hanya mencapai 75,7%. Sehingga
pelayanan penurunan kasus penyakit menular dan tidak menular
dikabupaten Sorong tahun 2021 naik 19.3 %.
III-40
Adapun upaya yang telah dilakukan sebagai solusi untuk
pencapaian target dalam upaya penurunan jumlah penyakit menular
dan tidak menular adalah dengan melakukan tindakan preventif dan
promotif antara lain:
1) Sosialiasi tentang hidup sehat dan mengenali gejala penyakit lebih
awal serta mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan.
2) Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di fasilitas
kesehatan terutama dokter dan analis kesehatan.
3) Peningkatan kapasitas pengelola program melalui pelatihan yang
terstandar, workshop ataupun on job training di fasilitas yang lebih
lengkap.
4) Pemenuhan bahan habis pakai , logistic dan obat- obatan sesuuai
kebutuhan masing-masing program, baik TB paru, HIV/ AIDS, malaria
maupun Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
5) Memberikan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat secara
regular baik melalui kunjungan rumah maupun Posbindu Lansia.
6) Meningkatkan jumlah dan kapasitas pertugas kesehatan masyarakat
di Puskesmas melakukan identifikasi dan pemeriksaan kesehatan
melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK).
7) Peningkatan pemanfaatan Prolanis bagi masyarakat yang mengidap
penyakit Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi.
8) Meningkatkan jumlah dan akses terhadap kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional.
4. Indikator Angka Harapan Hidup
Terget lama hidup pada tahun 2021 adalah 70 tahun, diturunkan
target tahun 2020 yaitu 72 tahun. Dan realisasi nilai harapan hidup
masih sama yakni 66 tahun dengan nilai capain 94.29%. dalam kategori
BAIK.
III-41
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan:
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sorong
hingga tahun 2021 cenderung mengalami peningkatan, namun
perkembangan angka harapan hidup per tahun tercatat tidak melebihi
dari satu tahun dalam satu periode satu tahun.
Berdasarkan data tahun 2020 angka harapan hidup di Kabupaten
Sorong mencapai 66,02 tahun, artinya rata-rata penduduk Kabupaten
Sorong dapat menjalani hidup selama 65 sampai dengan 66 tahun.
Target angka harapan hidup kabupaten sorong tahuin 2021 pada usia 70
tahun, namun capaian yang masih pada usia 66 tahun (sesuai data BPS,
2020).
Hambatan Capaian:
Beberapa kendala yang menjadi penghambat peningkatan angka
harapan hidup, antara lain:
• Masih tingginya kasus gizi pada ibu hamil yaitu ibu hamil mengalami
Kekurangan Energi Kalori (KEK);
• Masih tingginya kasus gizi bayi dan balita gangguan gizi (gizi buruk,
gizi kurang dan stunting);
• Masih tingginya kasus infeksi penyakit menular yang menyebabkan
kematian termasuk pada kelompok usia produktif akibat malaria,
HIV/ AIDS dan TB Paru;
• Masih kurangnya sarana prasana termasuk alat kesehatan
khususnya di Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu dan
Polindes) sebagai fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama.
Solusi:
Solusi yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan angka harapan
hidup adalah antara lain:
1) Upaya penemuan kasus secara dini dan penanganan kasus anemia
pada ibu hamil, ibu hamil KEK dan infeksi penyakit menular pada ibu
hamil;
III-42
2) Intervensi secara cepat dan tepat kasus kekurangan gizi pada ibu
hamil khususnya ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK);
3) Intervensi melalui pemberian PMT Pemulihan dan tata laksana kasus
gizi buruk pada bayi/ balita;
4) Peningkatan upaya pencegahan, penemuan kasus secara dini serta
penanganan dan pengobatan kasus penyakit menular secara
komprehensip; dan
5) Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan
kesehatan primer dan lanjutan.
Gambar 3.1.15. Fasilitas Kesehatan
i. Sasaran 9 : Meningkatnya akses pelayanan kesehatan berkualitas Sasaran
tersebut diukur dengan 1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1.16. Kinerja Sasaran 9
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Cakupan Pelayanan % 100 95 95 81,96 97 86,27
Kesehatan Masyarakat 16,67 16,67
2 Persentase Fasilitas % 90 83 73 73,21 18,52 20
Kesehatan Terakreditasi 100 67,93
3 Indeks Kepuasan Layanan % 80 80 93,75 95,51
Kesehatan
4 Persentase penyandang % 100 65 100 104,5
cacat fisik dan mental, serta
lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima
jaminan sosial
Rata-rata capaian kinerja 73,32 76,57
III-43
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 indikator sasaran
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan berkualitas, 4 indikator sasaran
tidak mencapai target. Rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2020
sebesar 73,32 %, dan pada tahun 2020 mengalami kenakan 3%, yakni
76,57%.
1. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Target dan Capaian Target Cakupan Kesehatan Masyarakat pada
tahun 2020 capaiannya adalah 97%, sedangkan target di tahun 2021
sebesar 95% tidak tercapai, capaiannya adalah 86,27% katergori BAIK,
yaitu lebih rendah 10,73%.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan:
Cakupan Pelayanan Kesehatan masyarakat merupakan indikator
untuk mengukur tingkat pencapaian terhadap akses masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada.
Kunjungan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan baik pada
kunjungan sakit (pasien berobat di fasilitas kesehatan) maupun
kunjungan sehat (UKM).
Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan
Puskesmas khususnya melalui Posyandu balita antara pemeriksaan ibu
hamil, pemantauan tumbuh kembang bayi/ balita, immunisasi pada
bayi, balita, ibu hamil, anak usia sekolah dan pelayanan UKM lainnya
selain itu juga pelayanan Kesehatan Masyarakat melalui Posyandu
Lansia.
Hambatan:
Capaian terhadap pelayanan kesehatan Masyarakat di kabupaten
Sorong Tahun 2021 sekitar 86,2% dengan kondisi permasalahan, antara
lain:
• Belum semua distrik terdapat Puskesmas, Tahun 2021 jumlah
distrik yang ada sebanyak 32 distrik baru ada 24 Puskesmas (75%)
distrik yang tersedia fasilitas kesehatan tingkat pertama
III-44
(Puskesmas), sedangkan jumlah ideal adalah 1 distrik terdapat 1
Puskesmas;
• Belum semua Puskesmas memiliki kendaraan Puskesmas Keliling
(Pusling) roda 4. Berdasarkan data Tahun 2021 masih ada 2
Puskesmas (7%) Puskesmas belum memiliki sarana Puskesmas
Keliling roda 4;
• Program Pemberdayaan terhadap masyarakat dalam upaya
membantu peningkatan terhadap pelayanan kesehatan belum
dapat berjalan secara Optimal;
• Kondisi pandemic Covid-19 menjadi permasalahan khusus di Tahun
2021, dimana seluruh program pelayanan kesehatan lebih di
Fokuskan pada penanganan Covid-19, sehingga beberapa program
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tidak maksimal, seperti
pelayanan kesehatan di luar gedung yang sempat di tiadakan.
Saran Solusi:
Solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini
antara lain:
1) Pembangunan fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas)
pada setiap distrik secara bertahap dengan memperhatikan aspek
pemenuhan sarana prasana dan ketenagaan.
2) Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) roda 2 dan kendaraan
Pusling Perairan guna mendukung pelayanan kesehatan
masyarakat di setiap wilayah kerja Puskesmas.
3) Optimalisasi peran serta masyarakat dalam menunjang pelayanan
kesehatan
III-45
Gambar 3.1.16. Puskesmas keliling
2. Indikator Presentase Fasilitas Layanan Kesehatan Terakreditasi
Target pada tahun 2021 adalah 83,33% dengan realisasinya
16.67%, sehingga capaiannya adalah 20%, katergori Kurang. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun lalu maka ada peningkatan 2,52%.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan:
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
setelah memenuhi standar Akreditasi. Tujuan akreditasi adalah
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien; meningkatkan
perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan
lingkungannya, serta Puskesmas, Klinik Pratama, tempat praktik mandiri
dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi sebagai institusi; dan
meningkatkan kinerja Puskesmas, Klinik Pratama, tempat praktik
mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi dalam pelayanan
kesehatan perseorangan dan atau kesehatan masyarakat. Terdapat 9
bab sebagai instrument penilaian akreditasi yang terdiri dari
administrasi manajemen, upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
Dinas Kesehatan kabupaten Sorong sejak Tahun 2016 hingga Tahun
2021 telah melaksanakan proses pendampingan terhadap pelaksanaan
proses akreditasi fasilitas kesehatan pada 18 Puskesmas teregristrasi
dan 1 Rumah Sakit Umum. Namun dari 18 Puskesmas yang 24 dilakukan
III-46
pendampingan hanya 3 Puskesmas yang berhasil hingga tahap penilaian
atau survey dan dinyatakan lulus, yaitu Puskemas Rawat Inap Mariat,
Puskesmas Segun dan Puskesmas Klafdalim sedangkan Rumah Sakit
telah terakreditasi lulus dengan tingkat utama pada tahun 2018.
Capaian fasilitas kesehatan terakreditasi di kabupaten Sorong
belum dapat diperoleh hasil yang optimal bahkan masih jauh dari target
yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan beberapa faktor penghambat
antara lain:
1) Proses pelaksanaan tahapan akreditasi Puskesmas belum dapat
terlaksana hingga tahapan untuk survei akreditasi Puskesmas, yaitu
penilaian oleh tim surveyor akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP).
2) Masih terkendala pada minimnya ketersediaan sarana dan
prasarana Puskesmas terutama peralatan kesehatan sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3) Belum terpenuhinya Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)/
tenaga kesehatan yang sesuai standar sebagaimana di isyaratkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
4) Masih lemahnya kapasitas Kepala Puskesmas dalam pengelolaan
dan pelaksanaan manajemen Puskesmas.
5) Tahun 2021 pelaksanaan penilaian terhadap Akreditasi fasilitas
kesehatan sementara tidak dapat dilaksanakan, hal ini terkait
terjadinya pandemic COVID-19.
3. Indikator Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan
Pada tahun 2021 target untuk cakupan kepuasan layanan Kesehatan
adalah 80% dan terealisasi 73,21%, dengan capaian 95,51% dalam
kategori Baik. Namun mengalami peningkatan dari tahun 2020.
Analisis keberhasilan/kegagalan:
Cakupan Pelayanan Kesehatan masyarakat merupakan indikator
untuk mengukur tingkat pencapaian terhadap akses masyarakat dalam
III-47
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada. Kunjungan
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan baik pada kunjungan sakit
(pasien berobat di fasilitas kesehatan) maupun kunjungan sehat (UKM).
Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan
Puskesmas khususnya melalui Posyandu balita antara pemeriksaan ibu
hamil, pemantauan tumbuh kembang bayi/ balita, immunisasi pada
bayi, balita, ibu hamil, anak usia sekolah dan pelayanan UKM lainnya
selain itu juga pelayanan Kesehatan Masyarakat melalui Posyandu
Lansia.
Hambatan:
- Belum semua distrik terdapat Puskesmas, Tahun 2021 jumlah
distrik yang ada sebanyak 32 distrik baru ada 24 Puskesmas (75%)
distrik yang tersedia fasilitas kesehatan tingkat pertama
(Puskesmas), sedangkan jumlah ideal adalah 1 distrik terdapat 1
Puskesmas,.
- Belum semua Puskesmas memiliki kendaraan Puskesmas Keliling
(Pusling) roda 4. Berdasarkan data Tahun 2021 masih ada 2
Puskesmas (7%) Puskesmas belum memiliki sarana Puskesmas
Keliling roda 4.
- Program Pemberdayaan terhadap masyarakat dalam upaya
membantu peningkatan terhadap pelayanan kesehatan belum
dapat berjalan secara Optimal.
- Kondisi pandemic Covid-19 menjadi permasalahan khusus di Tahun
2021, dimana seluruh program pelayanan kesehatan lebih di
Fokuskan pada penanganan Covid-19, sehingga beberapa program
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tidak maksimal, seperti
pelayanan kesehatan di luar gedung yang sempat di tiadakan.
Saran Solusi:
Solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini
antara lain:
III-48
1) Pembangunan fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas)
pada setiap distrik secara bertahap dengan memperhatikan aspek
pemenuhan sarana prasana dan ketenagaan
2) Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) roda 2 dan kendaraan
Pusling Perairan guna mendukung pelayanan kesehatan
masyarakat di setiap wilayah kerja Puskesmas.
3) Optimalisasi peran serta masyarakat dalam menunjang pelayanan
kesehatan.
4. Indikator Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan social
Pada tabel terlihat bahwa target capaian pada tahun 2021 adalah
65%, dengan realisasinya adalah 67,93%, dengan nilai capaian 104.5%
dalam kategori BAIK SEKALI. Nilai capaian turun jika dibandingkan
dengan tahun 2020 yang mencapai 100%.
Analisis Capaian Keberhasilan/kegagalan:
Saat masa pendemi bantuan diberikan kepada mereka yang
membutuhkan, yang menjadi ukuran signifikan adalah bantuan
kesehatan BPJS berbasis daerah, sehingga penduduk kabupaten Sorong
yang belum mendapatkan BPJS kesehatan dapat diakomodir. Dengan
total keseluruhan penyandang cacat dan diabilitas adalah 1085 orang,
736 yang bisa diberikan jaminan social.
Kegiatan yang telah mendukung indikator ini adalah:
• Penjangkauan Anak-Anak Terlantar;
• Pendataan Fakir Miskin Cakupan Daerah Kabupaten/Kota; dan
• Pengelolaan Data Fakir Miskin Cakupan Daerah Kabupaten/Kota.
Hambatan:
Penyebaran penduduk yang tersebar jauh dan tidak merata,
pendataan yang kurang akurat mengenai mereka yang berhak serta
jumlah dana yang menjadi anggaran masih menjadi kendala dalam
memenuhi indikator dimaksud.
III-49
j. Sasaran 10: Meningkatnya Kapasitas Pemberdayaan Perempuan Sasaran
tersebut diukur dengan 1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.1.17. Kinerja Sasaran 10
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Indeks Pemberdayaan % 98 98 97 86,42 98,97 89,09
Gender (IDG) 98,97 89,09
Rata-rata capaian kinerja
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 indikator sasaran
Meningkatnya Kapasitas Pemberdayaan Perempuan, 1 indikator sasaran
tidak mencapai target. Rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2021
sebesar 89,09 %, mengalami penurunan jika dibandingkan rata - rata capaian
kinerja pada tahun 2020 sebesar 99,0 %, tetapi masih dalam kategori baik.
Analisis penyebab kebeerhasilan/kegagalan:
Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) adalah Indeks Komposit yang
mengukur peran aktif perempuan dalam berbagai bidang pekerjaan,
pengukuran berdasarkan data dari BPS mengenai beberapa komposit dalam
bidang ketenagakerjaan yang dibandingkan antar laki-laki dan perempuan
yang diasumsisebagai Indeks Pembangun Manusia (IPM) dalam peran antara
laki-laki dan perempuan. Nilai IPG (Indeks Pemberdayaan Gender) dihitung
dengan menggunakan IPM perempuan dibagi IPM laki-laki, maka analisa
penghitungan yang diadaptkan adalah dengan menganalisa nilai dari BPS
kabupaten Sorong dalam Buku Sorong Dalam Angka Tahun 2021, dengan
komposit kegiatan utama yaitu berkerja, pengangguran terbuka, sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainya. Didapatkan nilai Jumlah perempuan
31.547 (46,36%) orang dan laki-laki 36.547 (53,64%) orang.
III-50
Tabel 3.1.18. Data Ketenagakerjaan berdasarkan Gender
Solusi:
Rasio ini masih terlalu rendah, dibandingkan dengan target, namun data
keseteraan di bidang ekonomi, pendidikan dan lainnya belum dapat terukur
dengan baik. Maka kedepan untuk peroleh data harus lebih detail menyasar
bidang-bidang tersebut dengan dukungan dana yang cukup.
Program dan kegiatan penunjang:
Peningkatan Indeks Gender ditunjang dengan kegiatan Pengadaan
Sarana Kelompok Kegiatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (BKB,
BKR, BKL, PPPKS, PIK-R dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga/UPPKS) oleh
dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.
k. Sasaran 11: Meningkatnya Kualitas Perlindungan Anak Sasaran tersebut
diukur dengan 2 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
III-51
Tabel 3.1.19. Kinerja Sasaran 11
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Jumlah Temuan Kasus Kasus
Kekerasan terhadap Anak 77 16 10 229 143
%
2 Persentase kasus kekerasan 80 80 87,5 80 124 100
anak yang selesai tertangani
Rata-rata capaian kinerja 95,5 121
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sasaran Meningkatnya kualitas
perlindungan anak, diukur melalui pencapaian 2 indikator, Rata – rata
capaian kinerja sasaran pada tahun pada tahun 2021 sebesar 121%
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja
tahun 2020 sebesar 95,5%.
1. Indikator Jumlah temuan kasus kekerasan terhadap anak
Kondisi saat ini. Dari table diatas dapat diketahui bahwa Jumlah
Temuan kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2021 dengan angka
10 khasus temuan kekerasan terhadap anak di bandingkan pada tahun
2020 dengan temuan 16 khasus, maka ada penurunan kasus sebanyak 6.
Maksud temuan kasus diatas adalah kasus yang dilaporkan kepada pihak
OPD terkait.
Program Kegiatan Penunjang Kinerja:
Pelaporan kasus kekerasan terhadap anak yang menurun di tahun
2021, menjadi indikator keberhasilan OPD terkait dalam memberikan
pemahaman terhadap masyarakat sehingga menurunnya tingkat
penurunan kasus. Adapun program kegiatan yang menunjang kinerja
antara lain Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penyedia Layanan
Peningkatan Kualitas Keluarga dalam Mewujudkan KG dan Hak Anak
yang Wilayah Kerjanya dalam Daerah Kabupaten/Kota.
2. Indikator Persentase Kasus kekerasan anak yang selesai tertangani
Target kinerja pada tahun 2021 sebesar 80%, dengan realisasi 80%,
sehingga capaian kinerja indikator mencapai target sebesar 100%, jika
dibandingkan dengan Tahun 2020 dengan capaian sebesar 124%
mengalami penurunan, atau dengan kata lain, dari 10 kasus kekerasan
III-52
yang dilaporkan dapat terselesaikan seluruhnya pada tahun 2021.
Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan:
Temuan ini dapat didata karena ada kesadaran masyarakat untuk
melaporkan kasus-kasus yang ada, namun ada juga bentuk-bentuk
kekerasan anak yang tidak terlaporkan. Penyelesaian perkara di
pengadilan tidak dapat diselesaikan lebih cepat dalam tahun berjalan,
kerena baru dapat diselesaikan pada tahun berikutnya.
Solusi:
Maka perlunya sosialisasi dan juga pemahaman kepada orang tua
dan anak untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan yang ada di
tengah-tengah masyarakat, sehingga diharapkan dengan pengetahuan
dan pemahaman akan kekerasan maka semakin berkurang kasus
kekerasan terhadap anak.
Kampanye dan penyuluhan kekerasan terhadap anak perlu terus
ditingkatkan dan penyediaan Rumah Aman bagi korban kekerasan
terhadap anak. Yang tidak kalah penting yaitu penyediaan biaya
operasional dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
Untuk sasaran meningkatnya kualitas perlindungan anak didukung
oleh program:
1) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
dengan 3 kegiatan.
2) Program Perlindungan Anak dengan 3 Kegiatan
L. Sasaran 12: Meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat Sasaran tersebut
diukur dengan 3 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.20. Kinerja Sasaran 12
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021
1 Jumlah Usaha Baru (UKM) 2020 2021 2020 2021
2 Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang
Unit 70 75 716 60 1.022 80
Berkembang
3 Jumlah Koperasi Sehat % 45 45 76,07 45 169,05 100
Rata-rata capaian kinerja Unit 26 25 22 25 84,61 100
394,28 93,3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 indikator sasaran Meningkatnya
Aktivitas perekonomian masyarakat, 2 indikator sasaran mencapai target dan 1 tidak
III-53
mencapai target. Rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2020 sebesar 394,28
%, menurun tajam jika dibandingkan dengan rata-rata capaian pada tahun 2021 yakni
93,3%.
1. Indikator Jumlah usaha baru
Target pada tahun 2021 untuk UKM baru adalah 75 unit, naik 5 unit dibanding
dengan tahun 2020. Di tahun 2021 terealisasi 60 unit, dengan capaian 80%.
Analisa Capaian:
Di masa pendemi covid-19 ini berhubung dengan penggabungan urusan dinas
Koperasi dan perdanagan, pembentukan UKM sebenarnya menjadi sasaran
utama Dinas. Namun Konsentrasi Program Bantuan ditujukan untuk penguatan
bagi Usaha yang telah ada,untuk menghadapi masa sulit dalam perkonomian
akibat pandemi. Maka jika dibandingkan dengan jumlah usaha baru pada tahun
2020 sangat jauh sekali penururanannya.
Kegiatan penunjang:
Peningkatan Pemahaman dan Pengetahuan UKM serta Kapasitas dan
Kompetensi SDM UKM.
2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang berkembang
Pada tahun 2021 target ditentukan adalah 45% UKM yang berkembang,
dengan realisasi ada 45% UKM yang bekembang atau mencapai 100% dalam
kategori BAIK. Capaian meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2020.
Analisis keberhasilan/kegagalan:
Pencapaian di tahun 2020 mencapai target 169,05% jumlah usaha Mikro dan
Kecil yang berkembang berjumlah 1.768 orang atau unit dimana tahun
sebelumnya berjumlah 312 orang/unit atau bertambah 1.456 orang atau unit.
Di tahun 2021 ditargetkan 770 UKM yang bekembang dan dan dapat
direalisaikan seluruhnya, sebab menjadi focus dinas Perindag untuk
mengembangkan UKM guna menopang ekonomi di masa pandemic maka UKM
harus dikutkan. Dalam hal ini pemerintah daerah mendapatkan dana stimulus dari
Kementrian selain didukung dengan kegiatan dalam daerah yaitu:
• Fasilitasi Usaha Mikro Menjadi Usaha Kecil dalam Pengembangan Produksi
dan Pengolahan, Pemasaran, SDM, serta Desain dan Teknologi.
III-54
3. Indikator Jumlah Koperasi Sehat
Pada tahun 2021 target Koperasi Sehat adalah 25 dan terealisasi 25 hingga
capaian mencapai 100% dalam katergori BAIK. Jika dibandingkan dengan tahun
2020 naik 15,39%.
Analisis keberhasilan/kegagalan:
Target di tahun 2020 adalah 26 unit koperasi untuk menjadi koperasi yang
sehat yang ditandai dengan koperasi yang masih aktif dan melakukan RAT setiap
tahunnya. Telah disinyalir bahwa 26 koperasi ini yang dalam pantauan merupakan
koperasi dengan kegiatan yang baik dan berkualitas, maka dapat ditentukan
target untuk tahun 2021. Sehingga ditargetkan 25 dan kesemunya masih setabil
dalam melakukan RAT hingga tahun 2021.
Upaya peningkatan:
Dinas Koperasi dan UKM harus lebih proaktif dalam mencari, menadmpingi
dan mendata koperasi yang yang sehat dengan didukung dengan dana
oparasional yang cukup, membangun sinergitas antara Koperasi dan Dinas, agar
permasalahan koperasi-koperasi tersebut dapat diatasi lebih dini dan
dipersiapkan lebih dini.
M. Sasaran 13: Berkembangnya Pariwisata dalam mendukung perekonomian rakyat
Sasaran tersebut diukur dengan 1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1.21. Kinerja Sasaran 13
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 indikator sasaran Berkembangnya
Pariwisata dalam mendukung perekonomian rakyat, 1 indikator sasaran tidak
mencapai target. Rata-rata capaian kinerja pada tahun 2020 sebesar 18.6 %,
mengalami kenaikan jika diabandingkan dengan rata-rata capaian pada tahun 2021
yakni 19%, Yakni setara dengan jumlah wisatawan 513 wisatawan.
III-55
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan:
Jumlah wisatawan di tahun 2021 baik wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan wisata ke DTW di Kabupaten Sorong
mengalami penurunan yang dilatarbelakangi oleh pandemi covid-19 hingga
menyebabkan sejumlah peringatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah bagi para
wisatawan/pengunjung untuk membatasi aktivitas liburan ke destinasi wisata.
Berdasarkan data yang diambil dari Organisasi Himpunan Pramuwisata Indonesia
(HPI) Kabupaten Sorong, tercatat jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2021,
sebagai berikut:
Tabel 3.1.22. Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Sorong Tahun 2021
DAERAH TUJUAN WISATA JUMLAH WISATAWAN
1 Wisata Pantai Malaumkarta
NUSANTARA MANCANEGARA
200 orang 2 orang
2 Kampung Burung Malagufuk 15 orang 8 orang
3 Wisata Pantai Mangrove Jeflio 37 orang - orang
4 Wisata Pantai Batu Lubang 88 orang 13 orang
5 Wisata Pantai Asbaken 10 orang - orang
6 Agrowisata Buah Naga 30 orang - orang
7 Kebun Binatang Taman Burung 20 orang - orang
8 Bendungan Klamesen 100 orang - orang
9 Wisata Air Panas Klayili - orang - orang
Jumlah 500 Orang 13 Orang
Jumlah Keseluruhan 513 Orang
Kekuatan terbesar dalam pemasaran adalah keterlibatan seluruh komponen
masyarakat yang berada pada suatu destinasi tujuan wisata, melalui strategi Word
of Mouth, dimana strategi ini tidak hanya berbicara tentang keindahan alam, tetapi
juga tentang kelayakan suatu DTW di Kabupaten Sorong untuk dikunjungi oleh para
wisatawan dengan adanya jaminan keamanan dan kenyamanan.
III-56
Gambar 3.1.17. Kunjungan Wisatwan Manca Negara
Namun, dikarenakan adanya pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan program
unggulan Bidang Pemasaran Pariwisata daerah belum dapat dilaksanakan.
Solusi Rekomendasi:
Untuk meningkatkan pemasaran pariwisata dalam rangka meningkatkan
indikator diatas maka:
1) Perlu dibuat aturan dalam bentuk pamflet atau leaflet terkait penerapan social
distancing dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di lokasi Destinasi Tujuan
Wisata (DTW)
2) Perlu dialokasikannya dana untuk kegiatan promosi pariwisata dengan tujuan
menggiatkan atau menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan tinggal lebih
lama di suatu lokasi DTW di Kabupaten Sorong
3) Perlu adanya support atau bantuan alat protokol kesehatan (Masker, Hand
sanitizer, sarung tangan) bagi HPI, Pokdarwis, masyarakat disekitar DTW yang
turut mengelola Destinasi Wisata tersebut.
Program dan Kegiatan Penunjang:
Program dan kegiatan Bidang Pemasaran Pariwisata Daerah tahun 2021 belum
ada yang masuk dalam APBD, meskipun pada tahun 2020 terjadi penundaan
pelaksanaan “Festival Pesona Wisata Malaumkarta dan Pulau Um” dikarenakan
pandemi covid-19, namun hingga tahun 2021 kegiatan dimaksud belum dapat
terealisasi.
III-57
N. Sasaran 14: Meningkatnya kemampuan fiskal daerah Sasaran tersebut diukur dengan
1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.23. Kinerja Sasaran 14
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sasaran Meningkatnya kemampuan
fiskal daerah, diukur melalui pencapaian 1 indikator, indikator target ditetapkan sama
pada tahun 2020 yakni 5%. Capaian kinerja sasaran pada tahun 2020 sebesar 5.67%,
namun pada tahun 2021 target turun menjadi 3.62 % atau hanya mencapai 72% dari
target. Kaeterogi BAIK.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan:
Rasio PAD terhadap total Pendapatan Daerah, dicapai melalaui pendapatan
pajak dan retrubusi daerah. Yang diperoleh dari beberapa OPD melaui BLUD/BMD,
hasil pengeloaan hasil lainya. Dalam anggaran perubahan dengan realisasi mencapai
Rp. 1,175,019,448,842.00, Pandemi Covid-19, cukup memberikan andil dalam
menurunkan capaian target yang ditetapkan.
Hambatan:
Adapun penyebab dari penurunan dari target yang di tetap tahun 2020 dan 2021
karena Covid 19 berakibat para pegawai tidak secara langsung turun lapangan untuk
melakukan penagihan pajak baik pajak Retribusi tempat usaha, CV, PT, Retribusi KIos
dan dan melakukan pengawan terhadap Pajak PP1 dan Pajak Bumi Bangunan PBB-P2
secara langsung pada masyrakat, Sehingga dua tahun ini mengalami penurunan dalam
capaian realisasi.
Solusi:
1) Melaksanakan Peraturan Bupati Sorong Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame.
III-58
2) Saran dari OPD teknis untuk meningkatkan capaian target yang di tetapkan tahun
2022 harus di perbanyak dalam perjalanan dinas dalam daerah dan pengawasan
secara rutin dan dor to dor dan di imbangi dengan insentif pegawai yang
memotivasi para pegawai untuk lebih giat dalam bekerja.
3) Peningkatan penggunaan aplikasi Pajak Makanan dan Minuman pada bisnis kuliner
untuk PPN 10%.
Proram kegiatan Penunjang:
Untuk pengingkatan PAD dilakukan Kegiatan Pengelolaan pendapatan Daerah
dengan beberapa sub kegiatan, dengan anggaran sebesar Rp. 1.408.355.420.
Diantaranya Analisa dan Pengembangan Pajak Daerah, serta Penyusunan Kebijakan
Pajak Daerah, Penyuluhan dan Penyebarluasan Kebijakan Pajak Daerah, Penyediaan
Sarana dan Prasarana Pengelolaan Pajak Daerah, dan Pengolahan, Pemeliharaan, dan
Pelaporan Basis Data Pajak Daerah.
O. Sasaran 15: Meningkatnya Kesempatan Kerja Sasaran tersebut diukur dengan 1
Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.24. Kinerja Sasaran 15
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Persentase Penyerapan Tenaga Kerja
Rata-rata capaian kinerja % 30 30 6,75 2,5 22,5 8
22,5 8
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 indikator sasaran Meningkatnya
kesempatan kerja, 1 indikator sasaran tidak mencapai target. Rata-rata capaian kinerja
sasaran pada tahun 2020 sebesar 22,5 %, Pada data tahun 2021 mengalami
penurunan kembali dengan realisasinyah hanya mencapai 2,5%. Dengan nilai capaian
8% atau dalam Kategori Kurang BAIK.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan:
Pada table diatas, dapat di lihat Target Persentase Penyerapan tenaga Kerja
tahun 2021 sebesar 30% dengan realisasi sebesar 2.5% dan capaian target sebesar 8%.
Hal ini dikarenakan kondisi anggaran yang terbatas akibat refocusing anggaran untuk
penganganan pandemic covid 19 dan Penyerapan tenaga kerja hasil pelatihan yang
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sorong pada 2021
hanya dapat diisi oleh 25 orang. Hasil pelatihan yang difasilitasi oleh Kementerian
III-59
Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia untuk bantuan diklat bagi putra
putri didaerah penghasil migas dan aerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Dengan
perbandingan jumlah pencari kerja tahun 2021 di Kabupaten Sorong sebesar 979
orang. Sehingga walaupun Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja tidak
mendapat anggaran Kegiatan APBD di tahun 2021, namun tetap menghasilkan Peserta
Pelatihan Program Diklat Masyarakat difasilitasi Kementerian ESDM RI sejumlah 25
orang.
Faktor penghambat:
Minimnya daya serap tenaga kerja sepanjang tahun 2021 lebih dipengaruhi oleh
kondisi iklim investasi yang minim dan ekonomi dunia yang bergejolak akibat wabah
Coronavirus disease 19 , sementara data pencari kerja yang terdaftar pada Dinas
Tenaga Kerja sepanjang tahun 2021 sebanyak 979 calon tenaga kerja, dipihak lain
banyak perusahaan-perusahaan yang tidak melaporkan keadaan karyawannya kepada
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigran Kabupaten Sorong yang mengakibatkan
perhitungan presentase penyerapan tenaga kerja sedikit mengalami kendala Solusi.
Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigran akan lebih
proaktif dalam memperoleh data penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan
kerjasama yang intensif dengan perusahaanperusahaan yang yang ada di Kabupaten
Sorong dalam penyaluran Tenaga Kerja dalam jumlah besar, dan memberikan
ketrampilan kepada usia produktif. peluang usaha baru.
P. Sasaran 16: Meningkatnya investasi Daerah Sasaran tersebut diukur dengan 2
Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.25. Kinerja Sasaran 16
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Jumlah Investor (PMA dan PMDN)
2 Nilai Investasi (PMA dan PMDN) Unit 60 70 61 61 101 87
86M 1,4T 151 100
Rata-rata capaian kinerja Rp 57M 1,4T 103,1 98,5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 2 indikator sasaran Meningktanya
investasi daerah, 2 indikator sasaran mencapai melebihi target. Rata-rata capaian
kinerja sasaran pada tahun 2020 sebesar 126 %, pada tahun 2021 mengalami
penurunan 27,5%, yaitu pada nilai capaian 98,5% Katergi BAIK.
III-60
1. Indikator Jumlah Investor (PMA dan PMDN) Jumlah Investor baik Penanaman
Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Realiasasi
Investasi Tahun 2021
Berdasarkan Realisasi dan Capain tersebut maka selama tahun 2021 Investor
yang menanamkan modalnya di Kabupaten Sorong tidak Mengalami peningkatan
dimana Pada Tahun 2018 PMA/PMDN sebanyak 58 Perusahaan dan Pada Tahun
2019 PMA/PMDN sebanyak 59 Perusahaan, ditahun 2020 PMA/PMDN sebanyak
61 Perusahaan dan ditahun 2021 PMA/PMDN sebanyak 61 Perusahaan. Dengan
nilai capaian 87 % katerogi BAIK. Tidak terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
dikarenakan ada beberapa perusahaan yang belum terdata didaftarkan dan yang
tidak jelas keberadaannya di hapus dari daftar perusahaan yang beroperasi di
Kabupaten Sorong.
Analisis Penunjang Progam Kegiatan:
Pada tahun 2021 Sebagai dukungan Pemerintah Pusat dalam melakukan
pembinaan kepada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Dana Fasilitasi
Penanaman Modal, Melalui Kementrian Investasi /BKPM mengalokasikan Dana
Alokasi Khusus Nonfisik Fasilitasi Penanaman Modal kepada daerah baik Provinsi
maupun Kabupaten/Kota. Dana Fasilitasi Penanaman Modal merupakan
penambahan DAK Nonfisik jenis baru pada Tahun Anggaran 2021.
Tujuan DAK Nonfisik Fasilitasi Penanaman Modal dialokasikan untuk
membantu meningkatkan realisasi investasi dan kepatuhan pelaku usaha dalam
memenuhi ketentuan pelaksanaan penanaman modal termasuk mendapatkan
kemudahan berusaha di masing-masing daerah.
2. Indikator Nilai Investasi
Target Nilai investasi di tahun 2021, telah disesuaikan yakni menjadi
1.472.103.846.000 dan dicapai 100% katergori BAIK. Penyesuaian ini disesuaikan
berkaitan dengan pembentukan Dinas Penanaman Modal Perizinan Satu Pintu
dengan estimasi investasi tanpa adanya data dukung. Maka secara capaian tahun
2020 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2020.
Pada tahun 2021 terdapat 15 Badan Usaha yang melaporkan nilai
Investasinya di Kabupaten Sorong dengan rincian
III-61
- Jumlah Investasi PMDN: Rp. 94.051.952.000 Jumlah Investasi PMA : Rp.
1.378.051.894.000
- Jumlah/Total Investasi : Rp. 1.472.103.846.000.
Hambatan:
• Pandemi Covid 19 merupakan hambatan terbesar.
• Selama 2 Tahun kebelakang , kebijakan Pemerintah pusat mengenai Sistem
Perizinan berusaha berubah-ubah.
• Alokasi dana Pembiayaan Operasional yang tersedia di Dinas Penanaman
Modal & PTSP Kabupaten Sorong masih terbatas sehingga belum dapat
mengakomodir kegiatan penunjang lainnya.
• Sarana Prasarana Kantor masih Sementara di bangun.
• Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang ada baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
• Belum semua perusahaan terdaftar dalam jaringan (DARING) yanki melaui
system Online Single Submission (OSS), sehingga masih banyak perusahaan
yang berinvestasi di Kabupaten Sorong belum melaporkan kegiatan Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Secara Periodik.
Q. Sasaran 17: Meningkatnya Ketahanan Pangan Sasaran tersebut diukur dengan 3
Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.26. Kinerja Sasaran 17
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Jumlah cadangan pangan Kabupaten
(Beras) Ton 900 42,85 42,85 43,11 4,76 100,61
2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % 75 70 85,56 87,82 114,08 125,5
3 Persentase penguatan cadangan pangan % 65 16 62,4 0 96 0
per distrik 54,38 75,37
Rata-rata capaian kinerja
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 indikator sasaran Meningkatnya
ketahanan pangan, 2 indikator sasaran melebihi mencapai target, dan 1 indikator tidak
tercapai. Rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2020 sebesar 54,38 %,
mengalami kenaikan jika dibandingkan rata - rata capaian kinerja pada tahun 2021
yakni 75,37.
III-62
1. Indikator Jumlah Cadangan Pangan
Kondisi saat ini. Dalam sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan sesuai
dengan Permentan RI No.11/Permentan/KN.130/4/2018 untuk komoditi pangan
yang dihitung adalah padi atau beras. Pada tahun 2020 target cadangan pangan
beras sebesar 900 ton, dan hanya terealisasi 42.85 ton, atau 4.76%.
Untuk target cadangan pangan tahun 2021 disesuaikan kembali setelah
dilakukan perhitungan yang benar terhadap nilai cadangan pangan provinsi. Untuk
tahun 2021 targetnya adalah 42,85 ton. Dengan capaiannya 43,11 Ton, atau
tercapai 100,61% atau dalam kategori BAIK SEKALI.
Upaya untuk meningkatakan penyediaan cadangan pangan di Kabupaten
dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk
mengehatuhui jumlah cadangan pangan yang tersedia, untuk kabupaten Sorong.
Program kegiatan Penunjang:
Beberapa kegiatan untuk menunjang indikator tersebut adalah:
1) Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi Pangan Pokok dan Pangan
Lainnya.
2) Penyediaan Informasi Harga Pangan dan Neraca Bahan Makanan
2. Pola Pangan Harapan (PPH) Skor PPH
Ketersediaan dihitung dengan menyeimbangkan antara keberagaman
pangan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan menggunakan
Neraca Bahan Makanan. Jika dilihat capaian dari Target PPH Ketersediaan sebesar
70% dan Realisasinya sebesar 87,82 dapat dikatakan cukup tinggi peningkatannya
yaitu 125,5% dalam Kategori BAIK SEKALI. Jadi target untuk tahun 2021 tercapai
melalui target. Hal ini disebabkan stok/persediaan bahan pangan strategis yang
tersedia berdasarkan pengambilan data cukup tinggi.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan dan program kegiatan yang
menunjang:
Adapun upaya yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan pangan di
Kabupaten Sorong, yaitu:
a. Melakukan koordinasi yang intensif dengan stakeholder terkait
b. Melakukan analisa PPH Ketersediaan secara rutin.
Melaluii Kegiatan:
III-63
1) Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan dan Evaluasi Konsumsi per Kapita per
Tahun
2) Pemberdayaan Masyarakat dalam Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal.
3) Penyediaan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dengan Pemanfaatan Lahan
Pekarangan
Gambar 3.1.18. Penganekaragaman Pangan
3. Indikator Penguatan Cadangan Pangan per distrik
Penguatan cadangan pangan per distrik dihitung dengan mengalikan rasio
jumlah penduduk per distrik dengan jumlah cadangan pangan kabupaten Sorong.
Pada tahun 2020, capaian penguatan cadangan pangan perdistrik adalah 16%,
namun pada tahun kegiatan pendistribusian cadangan pangan beras tidak dapat
dilakukan sehingga capaiannya 0 dalam katergori KURANG.
Faktor penghambat:
Distribusi pangan ke distrik distrik sebagabai bentuk penguatan cadangan
pangan tidak dapat dilaksanakan sebab tidak tersedianya anggaran, pada tahun
2021.
R. Sasaran 18: Meningkatnya Produksi Pertanian dan Perkebunan Sasaran tersebut
diukur dengan 1 Indikator Kinerja Utama yang dapat dilihat pada tabel berikut :
III-64
Tabel 3.1.27. Kinerja Sasaran 18
No Indikator Kinerja Utama Sat. Target Realisasi Capaian (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 Jumlah panen komoditas tanaman
pangan, holtikultura, dan perkebunan Ton 18.550 18.600 13.307 9.236 71,74 50,00
Rata-rata capaian kinerja
71,74 50,00
Sasaran ini diukur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah panen
komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Indikator jumlah panen
komoditas tanaman pangan diukur dengan menghitung akumulasi jumlah panen
komoditas tanaaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Target tahun 2020 adalah 18.550 ton, dengan capaian 71,74%. Dan untuk target
tahun 2021 adalah 18.600 Ton terealisasi 9.236,940ton dengan nilai capaian 50% atau
dalam kategori SEDANG.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan:
Target pada tahun 2021 tidak tercapai, dan masih jauh dari target janngka
menengah Capaian Tahun 2021 Menurun sebesar 22,08%. Dengan analisa kontribusi
masing-masing sebagai berikut:
- Komoditas Tanaman pangan berupa padi-palawija 69,22 %
- Komoditas Hortikultura berupa sayuran 20,16 %
- Komoditas Perkebunan 10,62%
Faktor penghambat:
• Menurunnya luas panen akibat pengaruh iklim dan gangguan organisme
pengganggu tanaman (OPT)
• Menurunnya luas tanam akibat semakin berkurangnya jumlah petani
• Keterbatasan sarana produksi terutama bibit unggul bermutu dan pupuk.
• Terbatasnya dukungan anggaran akibat dampak wabah covid-19
III-65