“Ya Rabbi, berilah ketabahan kepada Bunga… Segeralah
sembuhkan luka hatinya. Izinkan hamba menggantikan kasih
sayang almarhum ayahnya, meskipun hamba tahu tak mungkin bisa
menggantikan almarhum dalam hatinya. Amin…”
Seusai tarawih, seperti biasa Bunga tadarus dan melanjutkan
rajutan bajunya di ruang tengah. Marni duduk di samping Bunga
untuk mengamati cara dia merajut baju untuk neneknya yang ia cintai
itu. Ia mencoba mengobrol tentang masalah pekerjaan yang akan
Bunga cari saat ini. Berbagai solusi ia tumpahkan dalam kata-kata
halusnya itu. Kasih sayang Marni memang membuat Bunga selalu
ingin memeluknya. Sebenarnya Bunga memang sudah mendapatkan
pekerjaan yang pas untuknya, pekerjaan yang berada di sebuah
perusahaan ternama di Yogyakarta. Tetapi ia belum mau bicara tentang
pekerjaan itu kepada bundanya. Ralut malam semakin sunyi, suara
jangkring mulai terdengar menghantarkan tidur mereka. Bungapun
memutuskan untuk melanjutkan rajutannya itu esok hari. Marnipun
ingin segera beranjak ke kamar untuk beristirahat. Saat-saat Bunga
tertidur pulas, Marni mengintip dari balik pintu kamar Bunga. Ia selalu
membayangkan nasib Bunga yang kini semakin terpuruk, semakin
tidak semangat.
Malam Ramadan memang selalu merenyuhkan. Banyak sekali
kenangan Marni bersama suaminya yang biasa mereka lakukan untuk
mengisi malam suci Ramadan. Meskipun tak sesedih dulu Marni
sering terbangun dimalam hari. Dengan sedikit gusar ia bangkit dari
tidurnya. Marni hendak mengambil air wudu agar lebih tenang. Tiba-
tiba terdengar suara dari dapur. Marni mencari sumber bunyi itu.
Tenyata Bunga sedang sibuk memasak didapur untuk menyiapkan
makan sahur untuk ia dan bundanya tercinta.
“Bunda sudah bangun ya..?”
“Sudah anakku. Kamu tidak tidur nak semalam?” kata bundanya
dengan wajah yang masih basah karena habis mengambil air wudu.
“Tidur kok bunda, tadi Bunga sengaja bangun duluan mau
bikinin makan buat sahur bunda nanti.”
“O…terimakasih sayang,bunda sholat tahajut dulu ya.?”
Di saat bundanya sholat Bunga sangat antusias untuk melanjutkan
masakannya. Ia sangat senang sekali dalam hal memasak baginya
438
memasak adalah karakter seorang wanita yang ingin membuatkan
hal yang spesial untuk orang yang dicintainya. Tak lama kemudian
mereka makan sahur bersama. Tak enak dan lengkap rasanya jika
makan sahur tanpa almarhum ayah Bunga yang sudah meninggal.
Tapi kesunyian itu kini dibuat semakin ramai dengan canda tawa
Bunga yang ingin menghibur diri sekaligus menghibur bundanya
itu. Bundanya tau jika Bunga sangat terpaksa dengan tertawanya
itu. Tetapi bundanya membalas dengan canda tawa agar Bunga tahu
bahwa bundanya sangat bahagia memiliki anak semata wayangnya
itu.
Pagi yang cerah menghiasi senyum Bunga pada saat itu. Suara
ayam yang berkokok yang sangat nyaman didengar. Udara yang
segar dan penampakan alam yang membentang luas di depan mata.
Sungguh indah kota ini, banyak sekali pemandangan yang dapat ia
rasakan di sini. Bunga mengawali kegiatan hari ini dengan mencoba
melamar pekerjaan yang dulu sempat ia idam-idamkan. Rasa cemas
yang dulu ia rasakan kini justru rasa itu tidak ada pada dirinya. Dengan
penuh rasa percaya diri ia masuk perusahaan itu untuk menanyangan
tentang dibutuhkannya karyawan. Tenyata memang benar perusahaan
itu membutuhkan karyawan. Akhirnya, Bunga memutuskan untuk
mengajukan surat lamaran itu kepada petugas di perusahaan tersebut.
Tiba-tiba ia dipanggil untuk wawancara dengan direktur perusahaan
tersebut. Tak disangka-sangka Bunga akhirnya diterima tanpa syarat
apapun. Ia langsung bisa bekerja pada besok pagi. Betapa senang
hatinya bisa mendapatkan pekerjaan yang lumayan mapan. Kini
impian untuk menafkahi bundanya terwujud.
Panas terik matahari tidak ia rasakan, debu yang berterbangan
tak ia hiraukan demi mendapatkan angkot yang ia tunggu dipinggir
jalan. Akhirnya, ada angkot yang datang dan ia pun bergegas naik
untuk pulang dan memberi kabar gembira kepada ibunya. Sesampai
ia di rumah bundanya tidak ada, sepertinya bundanya masih menjadi
buruh cuci baju yang selalu menawarkan jasa dari rumah ke rumah.
Ia sangat sedih jika bundanya masih melanjutkan pekerjaan itu.
Bundanya sudah semakin tua seharunya tidak bekerja lagi. Kini hanya
dialah yang akan mencari uang untuk kebutuhannya dan bundanya.
439
“Sudah pulang nak?” tiba-tiba suara lembut itu terdengar di
balik pintu kamar Bunga.
“Sudah bunda. Bunda ada berita gembira untuk bunda.”
“Ada apa anakku sayang?”
“Bunga sudah diterima di perusahaan itu bunda,besok Bunga
sudah langsung bisa bekerja. Sekarang bunda tidak usah lagi menjadi
buruh cuci, beristirahatlah di rumah. Bunda sudah semakin tua dan
semakin lemah untuk melakukan aktivitas seperti itu.”
“Tapi nak bunda tidak ingin membebankan kamu sayang.”
“Semua yang Bunga lakukan hanya untuk bunda jadi Bunga
tidak merasa terbebani. Bunga pengen bunda tak usah lagi bekerja.”
Betapa senangnya seorang ibu yang mendengar kabar gembira
dari anaknya. Sedikit demi sedikit kini Bunga meraih rezeki dipe
kerjaan yang kini ia lakukan. Menjadi karyawan yang penuh rasa
tanggungjawab. Ia lewati dengan senyuman dan penuh semangat
karena ia ingat dengan semangat ayahnya yang dulu. Semangat yang
pantang menyerah.
Sudah satu bulan Bunga bekerja dan kini saatnya libur untuk
menghabiskan waktunya bersama ibunda tercinta. Ia mengajak
bundanya rekreasi di sebuah kebun yang sangat sejuk di mana mereka
berdua bisa menikmati indahnya danau di tepi kebun itu. Di bawah
pohon yang sedang gugur. Daun-daun perlahan berterbangan satu
persatu. Ia melihat sesosok bunda yang mungkin sudah semakin tua.
Ingin menghabiskan waktu dengan pemandangan, udara yang segar,
dan canda tawa mereka yang selalu mengisi hari-hari yang bahagia ini.
Setelah mereka puas berjalan-jalan, Bunga mengajak bundanya pergi
berziarah ke makam almarhum sang ayah tersayangnya. Sesampai
di kuburan ia tak bisa menahan kesedihannya air mata yang tadinya
bisa dibendung pecah begitu saja. Sunyi senyap kini ia rasakan di
kuburan yang sepi, hanya ia dan bundanya
Bundanya menabur bunga dan berdoa dalam hatinya ia
berkata “ya Allah lapangkanlah liang kubur suamiku, ampunilah dosa-
dosanya, berikan ketenangan dalam peristirahatannya. Kini anakmu sudah
semakin dewasa dan semakin mengerti keadaan, semoga engkau senang
dengan kabar gembira ini. Aku selalu sayang engkau ayah.” Bunga yang
tadinya menangis kini hanya bisa terdiam melihat kuburan ayahnya.
440
Melihat ibundanya menangis dalam doanya kini ia juga berdoa untuk
ayahnya “Ayah…aku sangat rindu akan kasihmu, rindu akan semangatmu,
rindu akan nasehatmu. Kini semuanya lenyap begitu saja saat ayah pergi
meninggalkanku dan meninggalkan bunda. Ya Allah ampunilah dosa-
dosa ayahku, lapangkanlah liang kuburnya, berikan ketenangan dalam
peristirahatan ayah. Aku sangat sayang ayah. Aku sangat merindukan
ayah, ingin rasanya aku memeluk erat ayah. Tapi, kini hanya kenangan dan
nasehatmu yang selalu menemaniku. Bunga janji akan bahagiakan bunda,
Bunga akan gantikan ayah dalam memimpin kelurga kita, semoga ayah senang
dan semoga ayah tenang. Amin…”
Mereka beranjak menuju rumah. Tapi tiba-tiba mereka terhenti
karena melihat sesosok nenek yang menghampiri mereka. Ternyata
nenek itu adalah nenek Bunga ibu dari almarhum ayah Bunga. Mereka
mengajak nenek untuk pulang bersama.
“Nenek dari mana?” kata Bunga sambil fokus menyetir mobilnya
yang melaju agak kencang, karna perut ia sudah lapar.
“Tadi nenek dari makan nak, tapi tadi nenek sepertinya melihat
kamu bersama ibundamu. Ternyata memang benar nenek tak salah
lihat.” Sahut neneknya.
“Nenek tidur di rumah Bunga ya? Ada sesuatu yang mau Bunga
kasih buat nenek.. ya nek ya?”
“Iya… nak. Nenek mau kok nginep untuk beberapa hari di rumah
kamu.”
Percakapan itu memecahkan kesunyian dari makam tadi. Yang
tadinya Bunga menangis kini mungkin ia sudah bernafas lega karena
sudah ada nenek yang bisa menghibur hatinya. Hatinya belum bisa
mengikhlaskan ayahnya pergi, tapi harus bagaimana lagi? Mau gak
mau semua manusia akan kembali kepada Sang Pencipta.
Sesampainya di rumah Bunga langsung bergegas keluar dari
mobil dan membantu neneknya turun dari mobil. Neneknya sudah
tua jadi tidak bisa turun dari mobil sendiri kalau tidak ada yang
membantunya. Bunga sangat antusias menyambut kedatangan
neneknya yang ia sayangi. Dituntunnya nenek hingga masuk rumah.
Suara adzan maghrib terdengar nafas lega kini Bunga rasakan karena
sudah sangat-sangat lapar. Seperti biasa Bunga memimpin doa buka
puasa dan mereka berbuka dengan nikmat. Ia melihat bundanya tak
441
nafsu makan, mungkin karena bundanya sedang sakit jadi Bunga
memaksa dengan menyuapin sedikit demi sedikit nasi untuk
ibundanya itu. Ia tak ingin melihat bundanya sakit, makanya apapun
akan ia lakukan demi ibundanya tercinta. Karena hanya dialah yang
selalu ada buat dia, selalu kasih semangat setiap hari.
Setelah berbuka mereka sholat berjamaah. Bungalah yang menjadi
imam. Selesai sholat Bunga langsung mengambil baju yang ia rajut
kemarin. Ia buat sepesial hanya untuk neneknya. Neneknya sangat
senang cucunya bisa membuatkan baju untuknya. Bunga memeluk
erat neneknya, betapa sayangnya ia kepada neneknya.
Kringggg………… suara jam yang ada di kamar Bunga terdengar
waktu menunjukkan pukul lima pagi. Ia langsung bergegas mengambil
handuk dan mandi. Hari ini memang ia sedang tidak berpuasa karena
dia sedang datang bulan. Ia langsung menyiapkan sarapan untuk
dirinya sendiri. Bunga langsung ke ruang tengah untuk pamit kepada
bunda dan neneknya. Dia selalu berdoa dalam hatinya semoga hari
ini pekerjaannya lancar dan tanpa ada masalah yang membebani. Ia
memang anak yang sangat rajin, anak yang ingin membanggakan
ibundanya. Ingin menjadi pengganti almarhum ayahnya.
Setelah tiba di kantornya ia dipanggil untuk menemui bosnya.
Rasa cemaspun ia rasakan, ia takut jika ia dipecat dari pekerjaannya
mau kerja apa jika ia harus diberhentikan sama bosnya? Mau bilang
apa kepada bundanya jika semua itu terjadi? Tetapi Bunga selalu
berfikir positif dengan apa yang akan dikatakan bosnya kepada
dirinya. Tenyata panggilan itu adalah meminta persetujuan Bunga
untuk bersedia menjadi asisten bosnya. Betapa senang hati Bunga bisa
menjadi lebih terbaik dalam pekerjaannya. Ia mengiakan tawaran itu.
Setibanya nanti dirumah ia akan berbicara kepada bundanya. Kabar
gembira ini akan membuat bundanya semakin senang dan bangga
atas usaha dari anaknya ini.
Saat pulang kantor, Bunga melejit kencang menuju rumahnya
dengan membawa kabar gembira. Tanpa salaman ia langsung
memeluk bundanya, bundanya sangat terkejut dengan Bunga yang
tiba-tiba memeluk erat. Bunga menceritakan semua aktivitas yang ia
lakukan dan tak lupa pula kabar gembira yang disampaikan bosnya
kepadanya. Ibunda tersenyum bahagia mendengar cerita semuanya.
442
Dalam hati ia berdoa semoga kelak anaknya menjadi sesorang yang
sangat sukses dan bisa mengharumkan nama keluarga.
Di dunia ini semua akan kembali kepada Sang Pencipta. Jadi,
sewangi apapun bunga mawar lama-lama akan layu dan mati.
Nikmatilah hidup ini seperti air mengalir yang tenang. Kerjakan hal-
hal yang positif dan bahagiakan orang-orang yang anda cintai, orang-
orang yang saat ini bisa kalian lihat. Jangan buat ia kecewa sebelum
mereka meninggalkan anda untuk selama-lamanya.
443
LIBURAN YANG TERTUNDA
Farah Rindhita Bestari
Sore itu, aku hanya termenung duduk di dekat jendela yang ada
di kamarku. Aku belum bisa menerima sepenuhnya kepergian Ayah
untuk pergi kembali ke luar kota menjalankan tugas pekerjaannya
itu. Tak bisa kubayangkan betapa heningnya rumah ini jika tanpa ada
sosok Ayah. Aku dan Bunda tidak begitu akrab. Entah, aku tak bisa
dekat dengan Bunda. Hanya Ayahlah satu-satunya orang yang paling
dekat denganku. Ayah yang selalu mengerti perasaanku, memberi
perhatian, dan menghiburku disaat aku tak tersenyum.
“Bella …. Buka pintunya !!! turun ke bawah nak, ayo makan!!
Bunda perhatikan daritadi kamu di kamar terus. Lihat, lauk di meja
makan belum berkurang. Kamu belum makan ya nak ?” Lamunan
ku terbuyar tiba-tiba ketika mendengar suara Bunda dari luar pintu
kamar.
“Iya Bun, nanti juga Bella pasti makan kok”. Jawabku malas.
“Ya sudah, Bunda tunggu di bawah ya”, kata Bunda. Kubuka
pintu kamar, lalu menuju ke meja makan. Karena tak nafsu makan, aku
hanya mengambil nasi sebanyak 1 centhong. Rasanya, semua makanan
yang ada di meja makan ini tak enak untuk ku lahap. Padahal, aku
paling suka dengan masakan Bunda.
“Telepon dari siapa Bun?” Tanyaku.
“Oh… Ayah”. Kata Bunda.
“Barusan, yang ngobrol dengan Bunda di telepon itu Ayah?
Kenapa Bunda tidak bilang sama Bella? Bella kan juga ingin ngobrol
dengan Ayah”. Kataku kecewa.
“Bunda bilang ke Ayah, kalau Bella lagi makan. Tapi Ayah janji
nanti akan nelpon lagi Bell…”
“Benarkah? Kalau begitu, Bella tunggu telepon Ayah di taman
ya Bun?”
444
“Iya nak”. Jawab Bunda tersenyum padaku.
Kemudian, saat di taman. Kring … Kring … !
“Bel, bunyi telepon tuh. Angkat lah !”
“Iya Bunda”. Jawabku dengan semangat kepada Bunda.
“Hallo, Assalamuallaikum …”
“ Wa’alaikumsalam nak, bagaimana kabar anak Ayah yang cantik
ini?”
“Tentu baik Ayah. Tapi, sedikit sedih”.
“ Lho? Kenapa sedih Bella sayang??”
“Habisnya, Ayah tidak di rumah.” Kataku manja. Tiba-tiba
terdengar suara Ayah sedang tertawa. “Uhh .. kok ketawa sih yah?
Emang ada yang lucu ya?”
“Ya iyalah Bella, lagian kamu baru Ayah tinggal beberapa hari
saja sudah sedih begitu”.
“Namanya juga kangen. Ayah kan tau, aku paling dekat dengan
Ayah. Tidak sama Bunda, tidak sama yang lain”. Kataku.
“Iya Bella sayang, Ayah tahu itu. Tapi kamu sudah dewasa nak,
kamu harus mandiri, tanggung jawab, dan menjaga amanah. Jaga
Bunda baik-baik di sana. Jangan biarkan Bunda kesepian. Dia juga
merasakan hal yang sama. Ketika kamu jauh dari Bunda, sama seperti
Ayah jauh dari Bella”.
Tak terasa, air mataku menetes tiba-tiba. Apa yang dikatakan
Ayah itu benar. Selama ini aku tak bisa dekat dengan Bunda. Aku pun
menjawab pesan Ayah dengan nada tersedu-sedu. Iya Ayah, Bella janji.
“Ya sudah kalau begitu sampai di sini dulu ya nak, besok kalau ada
waktu luang Ayah akan menelponmu lagi dan Bunda”. pesan Ayah.
“Oke Ayah.” kataku ceria. Aku tak ingin sedih di hadapan Ayah.
Aku harus buktikan bahwa aku adalah Bella yang kuat.
###
Hari ini, aku bangun tepat pukul 05.00 pagi. Aku bergegas untuk
berwudhu dan melaksanakan shalat subuh. Setelah itu, mandi dan
memakai seragam. Lalu menuju ke meja makan untuk sarapan. Kulihat,
Bunda sedang mempersiapkan semuanya di atas meja. Kurasa, semua
yang di siapkan tak lain adalah semua kebutuhanku.
Setiap hari, aku berangkat sekolah diantar dan dijemput oleh
bang mamat menggunakan mobil. Sesampainya di sekolah, aku berpa
445
mitan kepada bang mamat dan segera turun dari mobil. Huuffftt …
baru jam 06.00. Kupikir, ini sudah pelajaran. karena satpam sekolah
sudah standby di depan dan pintu gerbang juga tidak terbuka terlalu
lebar. Ehh…. Ternyata aku terlalu pagi datang ke sekolah. Walaupun
rumahku jauh, tapi aku belum pernah tercatat sebagai siswi yang
terlambat datang ke sekolah. Ya, setidaknya itu menjadi point plus
ku di sekolah.
Hmm… udara kali ini sejuk sekali. Aku sengaja mampir ke taman
sekolah. Taman sekolah memang banyak di favoritkan oleh anak-anak
di sekolah ini. Karena banyak fasilitas yang memadai. Seperti, hotspot
area, kuliner area, pendopo, tempat duduk di sekeliling taman, dan
masih banyak fasilitas lainnya. Aku memilih duduk di dekat kolam
ikan. Gemericik air yang terdengar membuat suasana di pagi hari ini
menjadi sunyi dan tenang.
Suasana sedang hening. Tiba-tiba Pak Banu menegurku dan
sahabatku Ika yang sedari tadi asik mengobrol dan tidak memper
hatikan pelajaran matematika.
”Siapa yang ribut?” Tanya Pak Banu sembari menoleh ke anak-
anak.
“Upss ! Pak Banu tuh Bell, kata Ika panik”.
“Nah, ketahuan kan siapa yang habis ribut tadi. Sekarang,
untuk Ika dan Bella, bapak kasih pertanyaan! Kalau kalian tidak bisa
menyelesaikan soal matematika dari bapak, kalian harus bersihkan
WC sepulang sekolah”.
“Iya pak, kita terima konsekuensinya”.
“Berapakah hasil dari penyelesaian soal berikut?” Tanya Pak
Banu menunjuk kearah papan tulis.
“Aduh Bell, gimana dong? Aku tidak bisa”. Ucap Ika panik.
“Tenang, ada aku. Soal itu mah, gampang banget”. Dalam waktu
satu menit aku sudah selesai menjawab pertanyaan dari Pak Banu.
Aku berdiri dari kursi dan segera memberikan jawaban pada beliau.
Setelah duduk kembali, …
“Selamat! Bella dan Ika kalian tertunda untuk membersihkan
WC”.
446
Sontak, Ika memelukku erat dan aku hanya tersenyum lega.
“Makasih ya Bella, untung ada kamu, Kalau tidak, mungkin aku akan
berurusan dengan wc. Kamu memang jago deh soal matematika”.
***
Tidak!! Aku tidak menyangka, aku tidak percaya, bahkan aku
tidak tahu apa yang telah terjadi kepada ayah. Ayah pergi mening
galkan bella dan bunda selamanya. Mengapa? Tuhan, mengapa Ayah
pergi mendahului kami? Jika engkau mengizinkan, ambilah aku untuk
Engkau jemput. Hamba tidak bisa menerima semua ini. Padahal, baru
saja kami menghabiskan waktu bersama untuk berlibur di jogja. Tapi
kenapa engkau merebut kebahagiaan kami dalam sekejap?
Lalu, semua pandanganku menjadi gelap. “Ayah!!!” Aku terba
ngun dari tidurku. Kulihat di kaca cermin rias. Air mata menetes
membasahi pipi. Mimpi itu sangat mengerikan dan membuatku sedih.
Hingga aku terbangun pun, air mataku masih menetes. Segera aku
melaksanakan shalat Ashar. setelah itu aku berdoa agar apa yang
telah terjadi dalam mimpiku hanyalah khayalan semata. Aku juga
menyertakan bunda dalam doaku.
Jam menunjukan pukul 19.30 wib. Namun bunda belum kunjung
pulang. Heran, biasanya Bunda menelponku jika pulang terlambat
ke rumah tapi kali ini tidak memberiku kabar. Mungkin Bunda lagi
sibuk dengan clien nya, pikirku. Walau sudah menenangkan hati, tetap
saja aku masih khawatir dengannya. Malam itu, aku memutuskan
menunggu Bunda di ruang keluarga di temani dengan TV yang me
nyala, sambil tiduran di sofa. Nampaknya aku mulai mengantuk,
hoamm… aku tertidur. Satu jam kemudian, ting.. tong.. dengan nyawa
yang masih belum terkumpul dan mata terbuka setengah sipit, kulihat
sosok ibu-ibu berada di depanku mengenakan jilbab dan membawa
tas.
“Bunda?”
“Maaf ya Bella, bunda tidak sempat memberimu kabar. Bunda
juga terlambat pulang ke rumah, ada clien Bunda dan harus metting
mendadak”.
“Oh iya Bun, tidak apa-apa”. Jawaban itulah yang selalu
kuberikan kepada kedua orang tuaku atas kesibukan pekerjaan mereka
karena telah terbiasa oleh alasan itu.
447
Hari terus berganti, waktu telah berlalu. Tak terasa begitu cepat
ku lalui. Dua minggu yang lalu, aku telah menempuh UKK dan
seminggu yang lalu adalah pengambilan rapor. Aku tidak menyangka
mendapat juara 1 dikelas. Itu berarti, aku masih bisa mempertahankan
prestasiku. Kebanggaan itu bukan hanya di rasakan olehku. Bunda
pun begitu bangga dan bahagia. Tak lupa, aku memberi kabar kepada
ayah. Ayah sangat meresponnya. Bahkan, ia berjanji akan memberiku
hadiah untuk berlibur bersama. Kami akan berlibur setelah Ayah
selesai bertugas di luar kota dan Ayah akan pulang kembali ke Jogja.
Ia akan pulang dua hari lagi.
“Memangnya mau kemana sih? Repot sekali”. Goda Bunda ketika
melihatku sedang packing.
“Mau liburan dong Bunda,” jawabku. Besok, kita akan berlibur
bersama. Bunda dan Bella tidak kesepian lagi dan Bella tidak mau
mendengar alasan dari Ayah dan Bunda soal kesibukan.
“Bella anakku, kau begitu senang?”
“Tentu saja Bunda”
“Kalau kau bahagia, Ayah dan Bunda lebih bahagia dari apa
yang Bella rasakan”.
“Benarkah?” Air mataku seketika menetes saat berada di pelukan
Bunda.
Kini, adalah saat yang di tunggu. Kita akan berangkat menuju
kota Malang. Aku dan Ayah memasukan semua barang-barang yang
akan di bawa ke dalam bagasi mobil. Sepanjang perjalanan, Ayah
menceritakan pengalamannya ketika dulu Ayah berlibur bersama
keluarga. Cerita itu sungguh menyenangkan. Keadaan lalu lintas
begitu ramai dan padat. Maklum saja, kota Jogja selalu di penuhi
wisatawan domestik maupun mancanegara saat liburan sekolah.
Begitu banyak para pengemudi yang saling salip menyalip kendaraan
lainnya. Ketika kendaraan sudah mulai lengang, tiba-tiba mobil yang
berada dari lawan arah menerobos mobil di depannya. Dan saat itu …
Duuaarrr !!!! mobil itu menabrak mobil yang kami kendarai.
Entah apa yang tejadi, aku tidak sadarkan diri selama beberapa menit.
Setelah sadar, aku berbaring di tempat tidur dalam sebuah ruangan.
Saat itu, ada seorang suster yang berada di sampingku.
448
“Bella ada di mana?”
“Mbak lagi ada di rumah sakit,” jawabnya.
“Bagaimana dengan Ayah dan Bunda, Suster?”
“Mbak tenangin diri dulu, nanti dokter akan kabarkan kondisi
orangtua Mbak,” jelas suster itu.
Terdengar bunyi pintu yang diketuk. ”Selamat malam, dengan
Bella?”
“Iya dok, saya Bella”. Belum sempat menjelaskan, dokter itu
nampaknya cemas untuk mengatakan padaku. Raut wajah dokter
itu juga tidak meyakinkan bahwa semua baik-baik saja.
“Saya harap, nak Bella bisa menerima keadaan ini. Kami sudah
berusaha semaksimal mungkin namun takdir berkata lain.”
“Apa??? Apa maksud dokter pada saya? Ayah dan Bunda tidak
mungkin meninggalkan Bella sendirian (dengan nada terengah-engah
dan menangis tersedu).”
“Mohon maaf, beliau telah berpulang. Kejadian naas tersebut
sudah menjadi takdir”.
***
Aku adalah Bella. Ya, Nadine Aurabella Pratama. Aku seorang
yatim piatu. Sebulan yang lalu, Dokter memberitahu bahwa Ayah dan
Bunda telah tiada. Orang yang satu-satunya selamat dari kecelakaan
itu hanyalah aku.
***
Ketika aku terdiam termenung
Aku merasakan sesuatu
Aku tak tahu apa yang kurasakan
Mungkinkah ini perasaan rinduku?
Entahlah …
Ketika aku terdiam
Semua terasa hampa
Sunyi,senyap dan sepi …
Tuhan …
Mengapa semua datang begitu cepat
Aku belum siap untuk menerima semua ini
449
Kini aku hanya tinggal sendiri …
Ayah, Bunda aku rindu padamu
Andai waktu dapat terulang …
Ku ingin bahagia itu milik kita
Bersama …
Dan menjadi kenangan abadi
450
BIODATA PESERTA CERPEN
BENGKEL SASTRA INDONESIA
BENGKEL BATHAABSHIAOUDDAANTNAS2PAES0STER1RAT3AINCDEORNPEESNIA TAHUN 2013
Nama : Yosef Astono Widhi
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 21 Maret 1997
Agama : Katholik
Sekolah : Jalan C. Simanjutak 2 Yogyakarta
Hp : 085743796143
Nama : Muhammad Ikhwan Priambodo
Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 10 Mei
Agama : Islam
Sekolah : SMA GAMA Yogyakarta
Telepon : 085643230297
Nama : Adhi Bayu Perkasa
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 3 Desember 1997
Agama : Islam
Sekolah : MAN 1 Yogyakarta
Telepon :081804228503
Nama : Faridhatul Nangim Rokhimah
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 15 Januari 1997
Agama : Islam
Sekolah : MAN Pakem
Telepon : 085702276415
451
Foto 3 x 4 Nama : Nabela Maharani Pranadita
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 30 Agustus 1997
Agama : Islam
Sekolah : MAN 1 Kalasan
Telepon : 081392120609
Nama : Teresa Gowinda Artati
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 26 Juli 2013
Agama : Kristen
Sekolah : SMAN 6 Yogyakarta
Telepon : 089604320305
Foto 3 x 4 Nama : Alifia Nuralita Rezqiana
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 22 Juni 1997
452 Agama : Katolik
Sekolah : SMAN 7 Yogyakarta
Telepon : 085725975007
Nama : Yuliana Dyah Ayu Paramita
Tempat, tanggal lahir : Bantul, 20 Juli 1997
Agama : Katolik
Sekolah :SMAN 7 Yogyakarta
Telepon : 085643244422
Nama : Ajeng Covita Anekinda Rizqi
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 5 Januari 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 2 Yogyakarta
Telepon : 085643719974
Nama : Selia Eriani
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 15 Oktober 1995
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Turi
Telepon :085729042081
Nama : Erni Ferlina
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 7 Februari 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMA Piri ! Yogyakarta
Telepon : 085643175615
Nama : Leni Pratiwi Anggraini
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 1 Agustus 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMK YPKK 1 Sleman
Telepon : 083867676509
Foto 3 x 4 Nama : Zubaidah Afriza
Tempat, tanggal lahir : Lampung Tengah, 12 April 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMK Muh. 2 Moyudan
Telepon : 083867651857
Nama : Sofia Aulia Zakiyatun Nisa
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 28 Agustus 1997
Agama : Islam
Sekolah :MAN Yogyakarta III
Telepon : 087839586041
453
Nama :Allyssa Zain
Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 29 Desember 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMA Muh. 1 Yogyakarta
Telepon : 085647938337
Nama : Norma Elfania
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 14 Oktober 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 2 Sleman
Telepon : 09666984528
Nama : Novisca Dyah Ayu Lestari
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 30 November
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 2 Sleman
Telepon : 089672434787
Nama : Fathi Abida Nurunnafi G.
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 22 Juli 1998
Agama : Islam
Sekolah : MAN Yogyakarta 1
Telepon : 085725709236
Foto 3 x 4 Nama : Denti Dwi Lestari
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 11 Desember 1995
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Mlati
Telepon : 085729955365
454
Nama : Akbar Yoga Pratama
Tempat, tanggal lahir : Depok, 17 Mei 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 7 Yogyakarta
Telepon : 087838519163
Nama : Erwita Danu Gondohutami
Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 9 Juni 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 7 Yogyakarta
Telepon : 087839959396
Nama : Elysa Nur T.
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 16 Mei 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 2 Ngaglik
Telepon : 085712221997
Nama : Nia Damayanti
Tempat, tanggal lahir : Gunungkidul, 23 Agustus 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMA Muh. 7 Yogyakarta
Telepon : 08995453061
Nama : Umi Nurul Hasanah
Tempat, tanggal lahir : Bandar Jaya, 12 Desember 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Ngempak
Telepon : 087738214213
455
Nama : Ida Ayu Zahrotun Na’im
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 18 Januari 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMKN 2 Godean
Telepon : 089672131245
Nama : Yossie Putri Isnaini
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 6 November 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Prambanan
Telepon :081328167559
Nama : Khusni Ika Prajanti
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 19 November 1996
Agama :Islam
Sekolah :SMAN 1 Seyegan
Telepon : 08995021512
Nama : Clara Dea Kristiandari
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 5 Oktober 1996
Agama : Katolik
Sekolah : SMAN 2 Sleman
Telepon : 0274 9136991
Nama : Angga Oktyashari
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 7 Oktober 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Gamping
Telepon : 085740614529
456
Nama : Phegy Patsari Sintia Danti
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 30 Desember 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMAN 1 Pakem
Telepon : 085868983455
Nama : Farah Rindita Bestari
Tempat, tanggal lahir : Jayapura, 12 Juli 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMA Angkasa Adisucipto
Telepon : 087738808394
Nama : Zara Anisa Islami Arifin
Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 17 Maret 1997
Agama :
Sekolah : Jalan C. Simanjutak 2 Yogyakarta
Nama : Irma Aimma Turrohmah
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 10 Oktober 1991
Agama : Islam
Sekolah : MAN Pakem
Telepon : 087838567197
Nama : Ine Politia Anandasari
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 30 Mei 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMK N 5 Yogyakarta
HP : 087738530402
457
Nama : Mutia Sari Sholikha
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 23 Mei 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMA N 2 Yogyakarta
HP : 085743579748
Nama : Nerisa Arviana
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 5 nSeptember 1997
Agama : Islam
Sekolah : MAN Pakem
HP : 083867168652
Nama : Bartolomeus Alfa Amorissta
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 Maret 1996
Agama : Katholik
Sekolah : SMA Bopkri 2 Yogyakarta
HP : 987839690885
Nama : Puti Mentari Khairunisa
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 13 September 1995
Agama : Islam
Sekolah : MAN Tempel
HP : 085729738713
Nama : Putri Nur Rahmadhani
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 29 Januari1996
Agama : Islam
Sekolah : SMA N 1 Ngemplak
HP : 087739711603
458
Nama : Rizqi Ragil Habibah
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 29 Desember 1996
Agama : Islam
Sekolah : SMA Muh. 5 Yogyakarta
HP : 089633787627
Nama : Rosyda Fasa Wulaningrum
Tempat, tanggal lahir : Magelang, 25 Maret 1997
Agama : Islam
Sekolah : SMA N 2 Ngaglik
HP : 085643222794
Nama : Zarah Andita
Tempat, tanggal lahir :-
Agama :-
Sekolah :-
HP :-
459
BIODATA NARASUMBER
BENGKEL SASTRA INDONESIA
TAHUN 2013
Nama : Toto Sugiarto
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 4 April 1966
Agama : Islam
Alamat : Bausasran DN III/932, Yogyakarta
HP : 085868037018
Nama : Drs. Herry Mardianto
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 11 Mei 1961
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 08122711883
Nama : Ahmad Zamzuri, S.Pd.
Tempat, tanggal lahir : Gunungkidul, 17 Juli 1980
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 085799033313
460
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 08122716833
Nama : Evi Idawati
Tempat, tanggal lahir : Demak, 9 Desember 1973
Agama : Islam
Alamat :Griya Abimana 02 No. B9, Tamanan
: Bantul
HP : 081390395242
Nama : Dr. Labibah
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 3 November 1968
Agama : Islam
Instansi : UIN Yogyakarta
HP : 087838180370
461
BIODATA PANITIA
BENGKELBEBNGAKHEL ABATSHAAASHADUDBAAINONNDS2AASTS0ATAR1PSAA3TNINITRDIOAANEISNIA DTAOHUNN E20S13IA
Nama : Wening Handri P., S.Pd.
Tempat, tanggal lahir : Jogja, 26-11-1966
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 081328537092
Nama : Rijanto, S.Pd.
Tempat, tanggal lahir : Gunungkidul,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 081328397930
Nama : Sri Weningsih, S.I.P., M.P.A.
Tempat, tanggal lahir : Sleman,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 08112538275
Nama : Ninik Sri Handayani
Tempat, tanggal lahir : Jogja, 10-03-1969
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 081392096603
462
Nama : Parminah
Tempat, tanggal lahir :
Agama :
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP :
Nama : Edy Wastana
Tempat, tanggal lahir : Jogja, 05-04-1969
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
Telepon : 081328732641
Nama : Warseno
Tempat, tanggal lahir : Klaten,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 081226464412
Nama : Karyanta, A.Md.
Tempat, tanggal lahir : Klaten,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 087734700025
463
Nama : Amanat
Tempat, tanggal lahir : Blitar,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 085729276408
Nama : Naratungga Indit Prahasita
Tempat, tanggal lahir :
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP :
Nama : Junianto
Tempat, tanggal lahir : Gunungkidul,12-08-1984
Agama : Katholik
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 081383336661
Nama : Rahmadi Sugiyarto
Tempat, tanggal lahir : Gunungkidul,
Agama : Islam
Instansi : Balai Bahasa Provinsi DIY
HP : 087839322598
464