Jaminan Sosial
1. GPIB mengikut sertakan
Pegawainya dalam Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
yang penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh BPJS
Ketenagakerjaan, dengan
berpedoman kepada
ketentuan yang berlaku, yang
meliputi : Pasal 43
Pasal 43:1
a. Jaminan Kecelakaan
Pasal 43:1.a
Kerja (JKK) Pasal 43:1.b
Pasal 43:1.c
b. Jaminan Kematian (JKM) Pasal 43:1.d : Cukup jelas
Pasal 43:1.e
c. Jaminan Hari Tua (JHT) : Cukup jelas
: Cukup jelas
d. Jaminan pensiun (JP) : Cukup jelas
: Cukup jelas
e. Jaminan pemeliharaan : Cukup jelas
kesehatan yang
diselenggarakan sendiri
dengan manfaat yang
lebih baik disamping
BPJS Kesehatan.
2. Iuran Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian
ditanggung sepenuhnya oleh
GPIB.
3. Iuran Jaminan Hari Tua
ditanggung oleh GPIB dan
Pegawai.
Pasal 44
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pasal 43:2 : Cukup jelas
Hal. 451
1. GPIB dapat memberikan Jaminan
pemeliharaan kesehatan kepada
Pegawai dan keluarganya yang
diselenggarakan sendiri dengan Pasal 43:3 : Cukup jelas
manfaat yang lebih baik : Cukup jelas
Meskipun Pegawai di : Cukup jelas
: Cukup jelas
ikutsertakan pada program BPJS : Cukup jelas
: Cukup jelas
Kesehatan, yang meliputi: Pasal 44 : Cukup jelas
: Cukup jelas
a. Rawat Inap.
: Cukup jelas
b. Rawat Jalan.
: Cukup jelas
c. Perawatan Kehamilan. Pasal 44:1
d. Perawatan Gigi.
e. Perawatan Mata.
2. Jaminan pemeliharaan kesehatan
yang dimaksud adalah dalam
bentuk penggantian biaya
pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan dan lain-lain.
3. Besarnya penggantian biaya Pasal 44:1.a
pengobatan Pegawai ditentukan Pasal 44:1.b
sendiri dalam Surat Keputusan Pasal 44:1.c
Majelis Sinode/Majelis Jemaat. Pasal 44:1.d
4. Kewajiban GPIB sebagai Pasal 44:1.e
pemberi kerja dan kewajiban Pasal 44:2
pegawai dalam kaitan besaran
iuran dirumuskan oleh Majelis
Sinode sesuai dengan undang-
undang yang berlaku, dan
dihitung dari Gaji Dasar atau Pasal 44:3
sesuai ketentuan BPJS
Ketenagakerjaan (TK) dan BPJS
Kesehatan.
5. Pendeta dan Keluarga di Pasal 44:4
masukkan kedalam Kelas
Hal. 452
Perawatan 1, sedangkan
karyawan non Pendeta di
masukkan dalam kelas Perawatan
sesuai dengan Gaji yang
bersangkutan dan ketentuan yang
berlaku di BPJS Kesehatan.
6. Pihak GPIB tidak menanggung
biaya pengobatan dan perawatan
untuk kasus sebagai berikut : Pasal 44:5 : Cukup jelas
a. Penyakit atau cedera yang : Cukup jelas
: Cukup jelas
diakibatkan karena : Cukup jelas
: Cukup jelas
kesengajaan. : Cukup jelas
: Cukup jelas
b. Penyakit yang diakibatkan
oleh alkohol, narkotik atau
obat-obatan terlarang,
penyakit kelamin dan AIDS.
c. Pemeriksaan kesehatan Pasal 44:6
umum / berkala.
d. Transplantasi organ tubuh.
e. Pemeriksaan dan tindakan Pasal 44:6.a
untuk mendapatkan
kesuburan atau kecantikan
f. Penyakit kanker, Pasal 44:6.b
hemodialisis dan epilepsi.
g. Penyakit bawaan, penyakit
berat yang timbul sebelum
karyawan yang bersangkutan Pasal 44:6.c
bekerja selama satu tahun.
Pasal 44:6.d
Pasal 45 Pasal 44:6.e
Uang Duka Cita
1. Jika Pegawai meninggal dunia, Pasal 44:6.f : Cukup jelas
GPIB akan memberikan sejumlah
Hal. 453
uang kepada ahli warisnya Pasal 44:6.g : Cukup jelas
berupa: : Cukup jelas
: Cukup jelas
a. Uang duka sesuai dengan : Cukup jelas
: Cukup jelas
ketentuan dan kebijaksanaan
: Cukup jelas
Pimpinan. : Cukup jelas
: Cukup jelas
b. Gaji pada bulan yang Pasal 45
bersangkutan meninggal
dunia.
c. Uang pisah, jika sudah Pasal 45:1
memenuhi syarat untuk
mendapatkan uang pisah dan
ganti kerugian yang besarnya
serendah-rendahnya sesuai Pasal 45:1.a
dengan ketentuan
perundang-undangan yang
berlaku. Pasal 45:1.b
d. Uang santunan.
e. Jaminan Kematian &
manfaat Jaminan hari tua dari Pasal 45:1.c
BPJS Ketenagakerjaan.
2. Apabila anggota keluarga dekat
(Isteri/Suami, Anak, Orang tua)
Pegawai meninggal dunia, pihak
GPIB akan memberikan
sumbangan turut berdukacita
sebesar sesuai dengan
kebijaksanaan pimpinan GPIB. Pasal 45:1.d
Pasal 45:1.e
Pasal 46
Tunjangan Hari Raya
Pasal 45:2
1. Setiap setahun sekali Pegawai
diberikan Tunjangan Hari Raya
Hal. 454
Keagamaan menjelang hari raya
Kegamaan.
2. Pemberian Tunjangan Hari Raya
berpedoman kepada ketentuan
Perundang-undangan yang Pasal 46
berlaku.
3. Besarnya Tunjangan Hari Raya
adalah sebagai berikut : Pasal 46:1 : Cukup jelas
a. Masa kerja satu tahun atau : Cukup jelas
lebih minimal sebesar 1 : Cukup jelas
: Cukup jelas
(satu) bulan gaji. : Cukup jelas
: Cukup jelas
b. Masa kerja kurang dari satu Pasal 46:2
tahun diberikan secara
proporsional.
4. Pegawai yang masa kerjanya
kurang dari 1 (satu) bulan tidak Pasal 46:3
berhak atas Tunjangan Hari Raya
Keagamaan. Pasal 46:3.a
5. Masa kerja dimaksud diatas
adalah terhitung sejak mulai
bekerja di GPIB termasuk masa Pasal 46:3.b
percobaan sampai dengan jatuh
tempo Hari Raya Keagamaan
Pegawai yang bersangkutan. Pasal 46:4
BAB X Pasal 46:5 : Cukup jelas
PEMUTUSAN HUBUNGAN
KERJA
Pasal 47
Dasar Pemutusan Hubungan
Kerja
Hal. 455
1. Pemutusan hubungan kerja antara
Pegawai dengan GPIB dapat
terjadi oleh karena sebab-sebab
sebagai berikut:
Pasal 47
a. Pegawai mengundurkan diri.
b. Pegawai meninggal dunia.
c. Pegawai tidak lulus masa Pasal 47:1 : Dilakukan setelah
percobaan. menjalankan
d. Berakhirnya masa Perjanjian percakapan pastoral
Kerja waktu tertentu yang adalah setara
(PKWT) dengan istilah
e. Pegawai non Pendeta tidak bepatrid.
mencapai standar prestasi Pasal 47:1.a : Cukup jelas
kerja. Pasal 47:1.b : Cukup jelas
f. Pegawai sakit lebih dari 12 Pasal 47:1.c : Cukup jelas
(dua belas) bulan atau
mengalami cacat yang tidak Pasal 47:1.d : Cukup jelas
memungkinkan lagi untuk
bekerja (medical unfit).
g. Pegawai memasuki usia Pasal 47:1.e : Cukup jelas
pensiun.
h. Pelanggaran berat terhadap
GPIB dan pihak lain. Pasal 47:1.f : Cukup jelas
i. Kondisi Keuangan GPIB
(Efisiensi).
2. Akibat dari pemutusan hubungan
kerja tersebut di atas, segala
hutang baik cash maupun non Pasal 47:1.g : Cukup jelas
: Cukup jelas
cash harus dilunasi segera dengan : Cukup jelas
berpedoman pada peraturan Pasal 47:1.h
perundangan-undangan yang
berlaku. Pasal 47:1.i
Hal. 456
3. Pemutusan hubungan kerja : Cukup jelas
karena meninggal dunia, tidak Pasal 47:2 : Cukup jelas
lulus masa percobaan,
berakhirnya masa Perjanjian
kerja, sakit berkepanjangan
(cacat seumur hidup), tidak
mencapai standar prestasi kerja,
Pegawai memasuki usia pensiun,
pelanggaran berat dan kondisi Pasal 47:3
GPIB akan diselesaikan sesuai
dengan perundang-undangan
yang berlaku dan akan ditetapkan
dalam sistem dan prosedur
tersendiri.
Pasal 48
Mengundurkan Diri dan
Dikualifikasikan Mengundurkan
Diri
1. Pegawai dapat memutuskan : Cukup jelas
hubungan kerja dengan pihak
GPIB dengan mengajukan surat
pengunduran diri minimal 1 Pasal 48
(satu) bulan sebelum tanggal
efektif berhenti bekerja, tidak
termasuk pengambilan cuti yang
masih tersisa.
2. GPIB akan memberikan kepada Pasal 48:1
Pegawai Uang penggantian Hak
& uang pisah, serta gaji bulan
berjalan secara proporsional,
surat referensi bagi yang
memenuhi syarat. Besarnya uang
Hal. 457
pisah sesuai dengan ketentuan
tentang Uang Pisah pada pasal 50
ayat 4. Pasal 48:2 : Cukup jelas
: Cukup jelas
3. Pegawai wajib melakukan serah : Cukup jelas
: Cukup jelas
terima barang milik GPIB dan
Pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya kepada atasan
langsung atau petugas yang
ditunjuk.
4. Setiap Pegawai yang
mengundurkan diri dari GPIB
termasuk pemutusan hubungan Pasal 48:3
kerja yang bukan akibat
melakukan pelanggaran dan
sudah mempunyai masa kerja
lebih dari 3 (tiga) bulan, akan
diberikan surat keterangan
pengalaman kerja. Pasal 48:4
5. Pegawai non Pendeta yang
mangkir 5 (lima) hari kerja
berturut-turut tanpa keterangan
tertulis dan telah dipanggil 2
(dua) kali secara patut dan
tertulis, Maka Pegawai akan
diputus hubungan kerjanya
karena dikualifikasikan
mengundurkan diri dan Pegawai Pasal 48:5
berhak atas uang pisah sesuai
dengan ketentuan tentang Uang
Pisah pada pasal 50 ayat 4.
Pasal 49
Pegawai Ditahan
Hal. 458
1. Dalam hal Pegawai ditahan oleh
pihak berwajib karena diduga
melakukan tindak pidana, pihak
GPIB tidak berkewajiban
membayar gaji/upah.
2. Dalam hal Pegawai ditahan oleh Pasal 49
pihak yang berwajib karena
pengaduan pimpinan GPIB, tapi
selama menunggu izin Pasal 49:1 : Cukup jelas
: Cukup jelas
pemutusan hubungan kerja dari
: Cukup jelas
Pengadilan Hubungan Industrial : Cukup jelas
: Cukup jelas
(PHI), GPIB akan memberikan
Bantuan bagi keluarga Pegawai
yang bersangkutan Pasal 49:2
a. untuk 1 (satu) orang
tanggungan : 25% (dua puluh
lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang
tanggungan : 35% (tiga puluh
lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang
tanggungan : 45% (empat
puluh lima perseratus) dari Pasal 49:3.a
upah;
d. untuk 4 (empat) orang
tanggungan atau lebih : 50% Pasal 49:3.b
(lima puluh perseratus) dari
upah dalam waktu paling
lama 6 (enam) bulan takwin
sejak hari pertama Pegawai Pasal 49:3.c
ditahan.
Pasal 50
Pasal 49:3.d : Cukup jelas
Hal. 459
Uang Pesangon, Uang
Penghargaan Masa Kerja dan
Uang Penggantian Hak
1. Pemutusan hubungan kerja oleh : Cukup jelas
GPIB terhadap Pegawai dalam
masa percobaan atau terhadap : Cukup jelas
karyawan dengan Perjanjian Pasal 50 : Cukup jelas
Kerja Waktu Tertentu, maka : Cukup jelas
pihak GPIB tidak berkewajiban : Cukup jelas
memberikan pesangon atau uang
penghargaan masa kerja.
2. Besarnya uang pesangon Pasal 50:1
sebagaimana yang ditetapkan
dalam Undang-Undang yang
berlaku sebagai berikut :
a. Masa kerja kurang dari 1
(satu) tahun, 1 (satu) bulan
upah;
b. Masa kerja 1 (satu) tahun
atau lebih tetapi kurang dari 2 Pasal 50:2
(dua) tahun, 2 (dua) bulan
upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau
lebih tetapi kurang dari 3 Pasal 50:2.a
(tiga) tahun, 3 (tiga) bulan
upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau Pasal 50:2.b
lebih tetapi kurang dari 4
(empat) tahun, 4 (empat)
bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun Pasal 50:2.c
atau lebih tetapi kurang dari 5
Hal. 460
(lima) tahun, 5 (lima) bulan
upah; Pasal 50:2.d : Cukup jelas
: Cukup jelas
f. masa kerja 5 (lima) tahun : Cukup jelas
: Cukup jelas
atau lebih, tetapi kurang dari : Cukup jelas
: Cukup jelas
6 (enam) tahun, 6 (enam) : Cukup jelas
bulan upah; Pasal 50:2.e : Cukup jelas
g. masa kerja 6 (enam) tahun
atau lebih tetapi kurang dari 7
(tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan
upah. Pasal 50:2.f
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun
atau lebih tetapi kurang dari 8
(delapan) tahun, 8 (delapan)
bulan upah; Pasal 50:2.g
i. masa kerja 8 (delapan) tahun
atau lebih, 9 (sembilan) bulan
upah.
3. Perhitungan uang penghargaan Pasal 50:2.h
masa kerja sebagaimana
dimaksud sesuai dengan
perundang-undangan yang
berlaku ditetapkan sebagai Pasal 50:2.i
berikut:
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau
lebih tetapi kurang dari 6 Pasal 50:3
(enam) tahun, 2 (dua) bulan
upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun
atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, 3 (tiga)
bulan upah; Pasal 50:3.a
c. masa kerja 9 (sembilan)
tahun atau lebih tetapi kurang
Hal. 461
dari 12 (dua belas) tahun, 4 Pasal 50:3.b : Cukup jelas
(empat) bulan upah; Pasal 50:3.c : Cukup jelas
d. masa kerja 12 (dua belas) Pasal 50:3.d : Cukup jelas
tahun atau lebih tetapi kurang Pasal 50:3.e : Cukup jelas
dari 15 (lima belas) tahun, 5
(lima) bulan upah; Pasal 50:3.f : Cukup jelas
e. masa kerja 15 (lima belas)
tahun atau lebih tetapi kurang Pasal 50:3.g : Cukup jelas
dari 18 (delapan belas) tahun,
6 (enam) bulan upah; Pasal 50:3.h : Cukup jelas
f. masa kerja 18 (delapan belas) Pasal 50:4 : Cukup jelas
tahun atau lebih tetapi kurang Pasal 50:4.a : Cukup jelas
dari 21 (dua puluh satu)
tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh
satu) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 24 (dua puluh
empat) tahun, 8 (delapan)
bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh
empat) tahun atau lebih, 10
(sepuluh) bulan upah.
4. Uang Pisah di tentukan sebagai
berikut :
a. Masa kerja 3 – 7 tahun
sebesar 1 bulan upah.
b. Masa kerja 8 – 10 tahun
sebesar 1,5 bulan upah.
c. Masa kerja diatas 10 tahun 2
bulan upah.
Pasal 51
Pemutusan Hubungan Kerja
Hal. 462
1. Pemutusan Hubungan Kerja Pasal 50:4.b : Cukup jelas
: Cukup jelas
(PHK) yang disebabkan
: Cukup jelas
Karyawan Meninggal Dunia atau Pasal 50:4.c
: Cukup jelas
sakit berkepanjangan atau : Cukup jelas
: Cukup jelas
mengalami cacat tetap dan
: Cukup jelas
dinyatakan tidak dapat bekerja Pasal 51 : Cukup jelas
: Cukup jelas
lagi berdasarkan Surat
Keterangan dari Dokter akan
diberikan: Pasal 51:1
a. Uang Pesangon sebesar 2
(dua) kali Pasal 50 ayat 2
b. Uang Penghargaan Masa
Kerja pasal 50 ayat 3
c. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan
di terima pertama kali. Pasal 51:1.a
2. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Pasal 51:1.b
Karyawan Pensiun akan
diberikan: Pasal 51:1.c
a. Uang Pesangon sebesar 1,75
(satu koma tujuh puluh lima)
kali Pasal 50 ayat 2
b. Uang Penghargaan Masa
Kerja pasal 50 ayat 3 Pasal 51:2
c. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan Pasal 51:2.a
di terima pertama kali.
3. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Efisiensi Pasal 51:2.b
Hal. 463
untuk Mencegah Kerugian akan
diberikan: Pasal 51:2.c : Cukup jelas
a. Uang Pesangon sebesar 1 : Cukup jelas
: Cukup jelas
(satu) kali Pasal 50 ayat 2 : Cukup jelas
: Cukup jelas
b. Uang Penghargaan Masa
: Cukup jelas
Kerja pasal 50 ayat 3 : Cukup jelas
: Cukup jelas
c. Uang Penggantian Hak Pasal 51:3 : Cukup jelas
berupa Cuti yang belum di : Cukup jelas
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan
di terima pertama kali. Pasal 51:3.a
4. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Efisiensi Pasal 51:3.b
karena mengalami Kerugian akan
diberikan: Pasal 51:3.c
a. Uang Pesangon sebesar 0,5
(nol koma lima) kali Pasal 50
ayat 2
b. Uang Penghargaan Masa
Kerja pasal 50 ayat 3 Pasal 51:4
c. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan Pasal 51:4.a
di terima pertama kali.
5. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Gereja Pasal 51:4.b
Ditutup dan mengalami Kerugian
akan diberikan: Pasal 51:4.c
a. Uang Pesangon sebesar 0,5
(nol koma lima) kali Pasal 50
ayat 2
b. Uang Penghargaan Masa
Kerja pasal 50 ayat 3 Pasal 51:5
Hal. 464
c. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan Pasal 51:5.a : Cukup jelas
: Cukup jelas
di terima pertama kali. : Cukup jelas
6. Pemutusan Hubungan Kerja : Cukup jelas
(PHK) yang disebabkan Keadaan Pasal 51:5.b : Cukup jelas
: Cukup jelas
Memaksa (Foce Majeur) dan : Cukup jelas
akan diberikan: Pasal 51:5.c : Cukup jelas
a. Uang Pesangon sebesar 0,75 : Cukup jelas
: Cukup jelas
(nol koma tujuh puluh lima)
kali Pasal 50 ayat 2
b. Uang Penghargaan Masa
Kerja pasal 50 ayat 3 Pasal 51:6
c. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan Pasal 51:6.a
di terima pertama kali.
7. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Pekerja Pasal 51:6.b
Mengundurkan diri akan
diberikan : Pasal 51:6.c
a. Uang pisah sesuai Pasal 50
ayat 4.
b. Uang Penggantian Hak
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali Pasal 51:7
ketempat dimana karyawan
di terima pertama kali.
8. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan Pekerja Pasal 51:7.a
Melakukan Pelanggaran Berat
atau tidak mencapai standard Pasal 51:7.b
Hal. 465
Prestasi kerja seperti yang diatur
dalam perjanjian Kerja akan
diberikan:
a. Uang pisah sesuai Pasal 50
ayat 4. Pasal 51:8 : Cukup jelas
b. Uang Penggantian Hak : Cukup jelas
: Cukup jelas
berupa Cuti yang belum di
ambil dan biaya kembali
ketempat dimana karyawan
di terima pertama kali.
9. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) yang disebabkan hal-hal Pasal 51:8.a
lain diatur sesuai peraturan
perundang-undangan yang Pasal 51:8.b
berlaku.
BAB XI Pasal 51:9 : Cukup jelas
LAIN-LAIN
Pasal 52
Penyelesaian Keluh Kesah
1. Penyelesaian keluh kesah di : Cukup jelas
dalam GPIB didasarkan kepada
prinsip musyawarah untuk
mufakat secara kekeluargaan dan
seyogyanya dapat diselesaikan
oleh pegawai dan atasannya tanpa Pasal 52
bantuan pihak lain;
2. Pegawai yang mempunyai keluh
kesah tentang segala sesuatu Pasal 52:1
mengenai hubungan kerja, dapat
menyampaikan keluh kesah
tersebut kepada atasannya
Hal. 466
langsung untuk dimintakan
penyelesaiannya.
3. Apabila atasannya langsung tidak
dapat menyelesaikan atau Pasal 52:2 : Cukup jelas
: Cukup jelas
Pegawai tidak puas atas : Cukup jelas
: Cukup jelas
penyelesaiannya, maka pegawai
: Cukup jelas
dapat mengajukan masalahnya
kepada atasan yang lebih tinggi.
4. Keputusan tertinggi tentang
penyelesaian suatu keluh kesah
berada pada Majelis Sinode di Pasal 52:3
lingkup Sinodal/ Majelis Jemaat
di lingkup jemaat.
5. Apabila keputusan Majelis
Sinode/Majelis Jemaat tentang
keluhan itu tidak dapat diterima
oleh Pegawai, maka persoalannya Pasal 52:4
diselesaikan menurut peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 53 Pasal 52:5
Saran
1. GPIB memberi kesempatan
kepada Pegawai untuk
mengajukan saran sacara tertulis
melalui atasannya, yaitu berupa
usul untuk perbaikan atau
penyempurnaan kebijaksanaan Pasal 53
atau tata cara pelaksanaan yang
berkaitan dengan hubungan kerja
di GPIB atau masalah lainnya Pasal 53:1
Hal. 467
yang bermanfaat bagi kemajuan
GPIB.
2. Saran disampaikan kepada atasan
langsung atau kepada Majelis
Sinode/Majelis Jemaat,
dirumuskan dengan jelas disertai
pertimbangan dan manfaatnya
bagi GPIB.
BAB XII Pasal 53:2 : Cukup jelas
PENUTUP
: Cukup jelas
Pasal 54 : Cukup jelas
Ketentuan Penutup : Cukup jelas
1. Penafsiran terhadap
kekurangjelasan makna pada
pasal-pasal dan ayat-ayat dalam
Peraturan GPIB ini akan menjadi
hak GPIB. Pasal 54
2. Setiap Pegawai wajib untuk
mengetahui dan mematuhi
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 54:1
Peraturan GPIB ini;
3. Setiap Pegawai tidak dapat
mengelak dari tugas dan
tanggung jawabnya dengan
alasan tidak mengetahui Pasal 54:2
Peraturan GPIB ini.
4. Segala sesuatu yang tidak atau
belum cukup diatur dalam
Peraturan GPIB ini, akan diatur Pasal 54:3
dan ditetapkan kemudian dalam
petunjuk pelaksanaan yang
Hal. 468
ditetapkan dengan Surat
Keputusan Majelis
Sinode/Majelis Jemaat. Pasal 54:4 : Cukup jelas
5. Peraturan Pelaksana Nomor 10 A : Cukup jelas
: Cukup jelas
ini mulai berlaku sejak tanggal : Cukup jelas
ditetapkan.
6. Dengan ditetapkannya Peraturan
ini, maka semua ketentuan
mengenai Kepegawaian GPIB
yang bertentangan dengan
peraturan ini dinyatakan tidak Pasal 54:5
berlaku.
7. Apabila ada hal-hal yang belum
diatur oleh peraturan ini dan Pasal 54:6
dalam rangka menyesuaikan
dengan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang
berlaku di Indonesia, maka
Majelis Sinode dapat menyusun
dan menetapkannya dalam Pasal 54:7
Sidang Majelis Sinode sepanjang
tidak bertentangan dengan Tata
Gereja GPIB dan melaporkannya
kepada Persidangan Sinode
terdekat dengan pengesahan dari
Kemenaker RI.
8. Setiap perubahan dalam
Peraturan GPIB ini, akan
diberitahukan kepada Pegawai
selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu setelah diberlakukannya
ketentuan atau peraturan tersebut.
Pasal 54:8 : Cukup jelas
Hal. 469
Hal. 470