Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
24. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
25. Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
26. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan
masuk dibatasi.
27. Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
28. Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan
ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
29. Jalan provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
30. Jalan kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk
pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan
lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
31. Terminal Penumpang Tipe B adalah terminal penumpang yang berfungsi melayani
kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan kota dan
angkutan perdesaan.
32. Terminal Penumpang Tipe C adalah terminal penumpang yang berfungsi melayani
kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam kabupaten, angkutan kota dan
angkutan perdesaan.
33. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.
34. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan dalam provinsi.
35. Bandar udara umum adalah bandar udara yang dipergunakan untuk melayani kepentingan
umum.
36. Bandar udara khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani
kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
37. Bandar udara pengumpul adalah bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan yang
luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah
LAPORAN AKHIR BAB I | 43
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.
38. Bandar udara pengumpan adalah bandar udara yang mempunyai cakupan pelayanan dan
mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal dan sebagai bandar udara penunjang dari
bandar udara pengumpul.
39. Pantai adalah areal yang dibatasi oleh batas pasang air laut tertinggi dan batas surut air laut
terendah
40. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial
ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
41. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan air mulai dari mata air
sampai muara dibatasi kanan kirinyaserta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan
42. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibendungnya bangunan sungai
dalam hal ini bangunan bendungan dan berbentuk pelebaran alur / badan / palung /sungai
43. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
44. Kawasan hutan konservasi adalah wilayah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
45. Kawasan hutan lindung adalah wilayah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah.
46. Kawasan cagar alam yang selanjutnya disebut CA adalah wilayah suaka alam yang karena
keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
47. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan, atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan.
48. Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
49. Kawasan budidaya pertanian adalah wilayah budidaya memiliki potensi budidaya komoditas
memperhatikan kesesuaian lahan dan agroktimat, efisiensi dan efektifitas usaha pertanian
tertentu yang tidak dibatasi wilayah administrasi.
50. Kawasan budidaya tanaman pangan adalah kawasan lahan basah berinigasi, rawa pasang
surut dan lebak dan lahan basah tidak benirigasi serta lahan kering potensial untuk
pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan.
51. Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan
dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas
perkebunan.
52. Kawasan peruntukan pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya
bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan
merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi
penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan pasca
LAPORAN AKHIR BAB I | 44
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh penggunaan
lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.
53. Kawasan pariwisata adalah wilayah dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
54. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung baik
berupa kawasan permukiman perkotaan maupun kawasan permukiman perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
55. Kawasan permukiman perdesaan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan di kawasan perkotaan.
56. Kawasan permukiman perkotaan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan di kawasan perdesaan.
57. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
58. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan.
59. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
60. Wilayah Sungai selanjutnya disingkat WS adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya
air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya
kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) km2 (kilometer persegi).
61. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan
air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami yang batas di darat
merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
62. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
63. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah
untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten sesuai dengan RTRW
Kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan
Kabupaten beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah
lima tahunan Kabupaten yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
64. Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan adalah petunjuk yang memuat
usulan program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan instansi
pelaksana dalam rangka mewujudkan ruang Kabupaten yang sesuai dengan rencana tata
ruang.
LAPORAN AKHIR BAB I | 45
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
65. Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang yang selanjutnya disingkat KKPR adalah
kesesuaian kegiatan Pemanfaatan ruang dengan RTR.
66. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten adalah ketentuan-
ketentuan yang dibuat atau disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten agar sesuai dengan RTRW Kabupaten yang berbentuk ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan
sanksi untuk wilayah Kabupaten.
67. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem Kabupaten adalah ketentuan umum yang
mengatur pemanfaatan ruang/penataan Kabupaten dan unsur-unsur pengendalian
pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai
dengan RTRW Kabupaten.
68. Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum
memanfaatkan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan
keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
69. Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan juga perangkat
untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang.
70. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
71. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum
adat, kelompok perempuan, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah
lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.
72. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
73. Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk
membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan memberikan pertimbangan
dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang.
74. Adat adalah kebiasaan yang diakui, dipatuhi dan dilembagakan, serta dipertahankan oleh
masyarakat adat setempat secara turun-temurun.
75. Masyarakat Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang hidup dalam wilayah dan terikat
serta tunduk kepada adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi di antara para
anggotanya.
76. Hukum Adat adalah aturan atau norma tidak tertulis yang hidup dalam masyarakat hukum
adat, mengatur, mengikat dan dipertahankan, serta mempunyai sanksi.
77. Masyarakat Hukum Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang sejak kelahirannya
hidup dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk kepada hukum adat tertentu dengan
rasa solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya.
78. Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu
atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya, yang meliputi
hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan air serta isinya sesuai dengan peraturan
LAPORAN AKHIR BAB I | 46
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
perundang-undangan;
79. Pemangku Kepentingan adalah Orang atau pihak yang memiliki kepentingan dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang yang meliputi Pemerintah Pusat, Pernerintah Daerah
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Masyarakat.
80. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
81. Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari
suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli
Papua oleh masyarakat adat Papua.
82. Masyarakat Lokal adalah kelompok masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-
hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum,
tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesiisir dan pulau-pulau kecil
tertentu.
83. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan
ruang.
84. Forum penataan ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk
membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan memberikan pertimbangan
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
85. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus
diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
86. Konsultasi Publik adalah partisipasi aktif Masyarakat untuk mendapatkan masukan,
tanggapan, atau saran perbaikan dalam penyusunan RTR.
87. Pembangunan Berkelanjutan adalah Pembangunan Berkelanjutan adalah wilayah
pemerintahan administrasi kabupaten yang menyelenggarakan pembangunan dengan
menerapkan prinsip perlindungan tutupan hutan dan pemanfaatan sumberdaya alam
termasuk keanekaragaman hayati secara lestari yang terintegrasi didalam ketentuan
khusus meliputi kawasan rawan bencana, kawasan resapan air, kawasan sempadan, dan
kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
1.7 TINJAUAN KEBIJAKAN
1.7.1 Review RTRW Nasional
Dalam review RTRW Nasional disebutkan bahwasanya dikabupaten Kaimana masuk
dalam pelabuhan dan jaringan infrastruktur pembangkit tenaga listrik. Dalam definisi pelabuhan
umum terdiri atas pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan regional, dan
pelabuhan pengumpan lokal. Yang dimaksud pelabuhan utama dikembangkan untuk:
a) Melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut nasional dan
internasional dalam jumlah besar;
b) Menjangkau wilayah pelayanan sangat luas; dan
c) Menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
Sedangkan pelabuhan pengumpul dikembangkan untuk:
a) Melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut nasional dan
LAPORAN AKHIR BAB I | 47
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
internasional dalam jumlah menengah;
b) Menjangkau wilayah pelayanan menengah; dan
c) Memiliki fungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut nasional.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Review Kebijakan RTRW Nasional Terhadap Kabupaten Kaimana
No. Review RTRW Nasional Terhadap Kabupaten Kaimana Keterangan
1. Pelabuhan Pengumpul Kaimana (Provinsi Papua Pemantapan Pelabuhan Pengumpul
Barat) (IIl3)
Pengembangan Pelabuhan Angkutan
2. Pelabuhan Angkutan Kaimana (Provinsi Papua Penyeberangan
Pengembangan Pembangkitan
Penyeberangan Barat) (1116)) Tenaga Listrik
3. Jaringan Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik
Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Kaimana (III/ l)
Sumber: RTRW Nasional (PP. No.13 Tahun 2020)
Gambar 1.1. Review Kebijakan RTRW Nasional Terhadap Kabupaten Kaimana
1.7.2 Review RTRW Provinsi Papua Barat
Berikut akan dijelaskan mengenai review dari RTRW Provinsi Papua Barat yang saat ini
mencapai proses pasca linsek yang akan ditetapkan sebagai Peraturan Kepala Daerah yang ada
di Provinsi Papua Barat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini, yaitu:
Tabel 1.1. Review Kebijakan RTRW Provinsi Papua Barat Terhadap Kabupaten Kaimana
No. Review Muatan Isian Muatan Review RTRWP Keterangan
1. TUJUAN PENATAAN Penataan ruang wilayah provinsi bertujuan untuk
RUANG mewujudkan Provinsi sebagai pendukung ekonomi nasional
yang maju dan berdaya saing dengan mengedepankan
LAPORAN AKHIR BAB I | 48
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Review Muatan Isian Muatan Review RTRWP Keterangan
Pelestarian wilayah daratan dan lautan sesuai dengan nilai
kearifan lokal sesuai dengan nilai adat di Provinsi Papua
Barat secara aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
2. RENCANA STRUKTUR
RUANG
A. Sistem pusat Perkotaan Kaimana di Kabupaten Kaimana ditetapkan
permukiman sebagai PKL
B. Sistem Jaringan
Transportasi
Jalan kolektor primer, meliputi:
Bofuer – Warmenu (Kabupaten Kaimana);
Warmenu (Kabupaten Kaimana) – Furwata (Kabupaten
Teluk Bintuni);
Tanggarumi (Kabupaten Teluk Wondama) - Bts. Kota
Kaimana;
1). Sistem jaringan jalan Jln. Raya Kroi (Kabupaten Kaimana);
Jln. Trikora (Kabupaten Kaimana);
Jln. Batu Putiih (Kabupaten Kaimana);
Jln. Kaimana – Kiruru;
Kaimana – Triton;
Terminal penumpang, meliputi:
Terminal Tangkoca di Kabupaten Kaimana;
Sistem Jaringan
Sungai, Danau dan
Penyeberangan
pelabuhan Kaimana/Bahumia di Kabupaten Kaimana;
2). Pelabuhan Sungai pelabuhan Kaimana/Wanoma di Kabupaten Kaimana;
dan danau pelabuhan Lengguru di Kabupaten Kaimana;
pelabuhan Kambrau di Kabupaten Kaimana;
Pelabuhan pelabuhan Kaimana di Kabupaten Kaimana;
penyeberangan
Sistem Jaringan
Transportasi Laut
Pelabuhan pelabuhan Kaimana di Kabupaten Kaimana;
Pengumpul
3). Terminal khusus terminal khusus industri perikanan tangkap PT AVONA
MINA LESTARI (Kabupaten Kaimana);
pangkalan pendaratan ikan Coa di Kabupaten Kaimana;
Pelabuhan perikanan pangkalan pendaratan ikan Himatota di Kabupaten
Kaimana;
pangkalan pendaratan ikan Avonna di Kabupaten
Kaimana;
Bandar Udara Umum
dan Bandar Udara
4). Khusus
Bandar udara Utarom di Kabupaten Kaimana;
pengumpan
C. Sistem Jaringan
Energi
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) meliputi:
PLTD Foromo Jaya di Kabupaten Kaimana;
Infrastruktur PLTD Fudima-Warua di Kabupaten Kaimana;
PLTD Furnusu di Kabupaten Kaimana;
pembangkitan tenaga PLTD Gusi di Kabupaten Kaimana;
listrik PLTD Kaimana di Kabupaten Kaimana;
PLTD Lobo di Kabupaten Kaimana;
PLTD Rurumo di Kabupaten Kaimana;
LAPORAN AKHIR BAB I | 49
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Review Muatan Isian Muatan Review RTRWP Keterangan
PLTD Sawatewara di Kabupaten Kaimana;
PLTD Tanusan di Kabupaten Kaimana;
PLTD Ure/Muri di Kabupaten Kaimana;
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) meliputi:
PLTS Boiya di Kabupaten Kaimana;
PLTS Coremuri/Ombapamuku di Kabupaten Kaimana;
PLTS Harirapara di Kabupaten Kaimana;
PLTS Maimai di Kabupaten Kaimana;
PLTS Namatota di Kabupaten Kaimana;
PLTS Urubika di Kabupaten Kaimana;
PLTS Ururu di Kabupaten Kaimana;
PLTS Waho di Kabupaten Kaimana;
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) meliputi:
PLTMG Kaimana di Kabupaten Kaimana;
PLTMG Kaimana 2 di Kabupaten Kaimana
PLTBm Kaimana 2 di Kabupaten Kaimana
D. Sistem Jaringan
Telekomunikasi
kabel darat Fak Fak – Kaimana;
Jaringan tetap kabel darat Kaimana – Papua;
kabel Telkom (Fak Fak-Kaimana);
Infrastruktur jaringan BMH Telkom Indonesia (Kabupaten Kaimana);
tetap
E. Sistem Jaringan
Prasarana Lainnya
Sistem jaringan
persampahan wilayah TPA Tanggaromi di Kabupaten Kaimana;
lintas kabupaten/kota
3. RENCANA POLA
RUANG
Kawasan Yang Kawasan lindung gambut
Memberikan Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
A. Perlindungan
Terhadap Kawasan kawasan bawahannya
Bawahannya
Cagar Alam Pegunungan Kumawa, Kabupaten Kaimana;
B. Kawasan konservasi Suaka Margasatwa Pulau Venu di Kabupaten Kaimana;
Kawasan Konservasi Perairan KKPD Kaimana di
Kabupaten Kaimana;
C. Kawasan lindung
geologi
D. Kawasan ekosistem
mangrove
E. Kawasan Hutan usulan perubahan hutan produksi (KHP) menjadi
Produksi kawasan pertanian (P) selanjutnya disingkat KHP/P
F. Kawasan perkebunan
rakyat
G. Kawasan pertanian Kawasan pertanian (P) terdapat usulan perubahan
H. Kawasan pariwisata menjadi kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya (PTB) selanjutnya
disingkat P/PTB seluas kurang lebih 39 (tiga puluh
sembilan) hektar, ditetapkan sebagai zona tunda
(holding zone), terdapat di Kabupaten Kaimana
I. Kawasan transportasi Kawasan transportasi terdiri dari kawasan transportasi
udara dan kawasan transportasi laut
J. Kawasan pertahanan
LAPORAN AKHIR BAB I | 50
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Review Muatan Isian Muatan Review RTRWP Keterangan
dan keamanan
4. KAWASAN STRATEGIS
WILAYAH PROVINSI
Kawasan Agropolitan Regional ) meliputi:
Kawasan strategis Agrowisata Fak Fak-Kaimana (komoditas pala) di
Kabupaten Fak Fak dan Kabupaten Kaimana.
dari sudut
Kawasan minyak dan gas bumi (migas) meliputi:
A. kepentingan
pertumbuhan Wilayah Kerja Migas di Kabupaten Kaimana;
ekonomi Kawasan pariwisata meliputi:
Wisata Bahari Teluk Triton di Kabupaten Kaimana;
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat, Tahun 2022
Gambar 1.2. Review Kebijakan RTRW Provinsi Papua Barat Terhadap Kabupaten Kaimana
Gambar 1.3. Review Kebijakan RTRW Provinsi Papua Barat (Rencana Struktur Ruang)
Terhadap Kabupaten Kaimana
LAPORAN AKHIR BAB I | 51
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Gambar 1.3. Review Kebijakan RTRW Provinsi Papua Barat (Rencana Pola Ruang)
Terhadap Kabupaten Kaimana
Gambar 1.3. Review Kebijakan RTRW Provinsi Papua Barat (Penetapan Kawasan Strategis)
Terhadap Kabupaten Kaimana
LAPORAN AKHIR BAB I | 52
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
1.8 PROFIL WILAYAH KABUPATEN KAIMANA
1.8.1 Administrasi Kabupaten Kaimana
Wilayah perencanaan dan koordinat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
berada pada posisi geografis dengan koordinat 2° 46' 36.3612" - 4° 19' 50.862" lintang selatan
(LS) dan antara 132° 50' 12.3396" - 135° 20' 3.0012" bujur timur (BT), meliputi:
a. Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas kurang
lebih 1.781.364 hektar, yang meliputi 7 distrik, yaitu:
1. Distrik Arguni Bawah;
2. Distrik Buruway;
3. Distrik Kaimana;
4. Distrik Kambrauw;
5. Distrik Teluk Arguni;
6. Distrik Distrik Etna; dan
7. Distrik Yamor.
b. Batas administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Kabupaten
Kaimana, meliputi:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Babo, Distrik Kuri dan Distrik
Irorutu Kabupaten Teluk Bintuni;
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Yaur, Distrik Wangar dan Distrik
Mapia Kabupaten Nabire serta Distrik Potoway Baru Kabupaten Mimika;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura; dan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Fakfak Timur dan Distrik Kokas
Kabupaten Fakfak dan Laut Arafura.
c. Luas wilayah masing-masing distrik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Wilayah Kabupaten Kaimana Berdasarkan Distrik
No. Distrik Luas Wilayah (Ha) Rasio Terhadap total (%)
1. Buruway 320.192 18
15
2. Teluk Arguni 275.101 10
11
3. Arguni Bawah 183.564 3
10
4. Kaimana 193.073 32
100
5. Kambrauw 60.590
6. Teluk Etna 175.930
7. Yamor 572.913
Jumlah 1.781.364
Sumber: Hasil Perhitungan Luasan Peta, 2022
LAPORAN AKHIR BAB I | 53
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 54
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Kabupaten Kaimana dibentuk pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2002. Sebagai wilayah administratif, saat awal berdiri, kabupaten ini terdiri dari dalam
empat distrik (kecamatan) yang sebelumnya menjadi bagian wilayah Kabupaten Fakfak. Pada
tahun 2006 dilakukan pemekaran distrik sehingga sampai kini total terdapat 7 (tujuh) distrik.
Ketujuh distrik ini adalah Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, Etna, Kambrauw, Arguni Bawah, dan
Yamor. Jumlah kampung (desa) di Kabupaten Kaimana saat ini adalah 84 kampung dan 2
kelurahan yang ada di Distrik Kaimana. Distrik Kaimana sudah jadi daerah yang ramai sejak lama.
Pada masa revolusi, daerah ini menjadi pangkalan tentara Belanda dan Jepang. Beberapa
peninggalan bangunan masa lalu bisa ditemukan sampai saat ini seperti di kawasan pertokoan
Trikora. Bandara Utarum pertama kalinya juga dibangun oleh balatentara Jepang. Secara
geopolitik, Kaimana memang mempunyai posisi strategis sejak masa lalu.
Tabel 1.2. Wilayah Pembagian Kabupaten Kaimana
No. Distrik Ibu Kota Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung
10
1. Buruway Kambala - 24
15
2. Teluk Arguni Bofuwer - 17
7
3. Arguni Bawah Tanusan - 5
6
4. Kaimana Kaimana 2 84
5. Kambrauw Waho -
6. Teluk Etna Kiruru -
7. Yamor Urubika -
Jumlah 2
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2020
Wilayah yang luas membuat jarak dari pusat kota ke ibukota distrik terbilang jauh. Akses
jalur darat yang belum banyak terbuka juga membuat transportasi laut menjadi pilihan utama.
Pada musim timur, akses lewat laut ke beberapa distrik juga terhambat karena kondisi angin
kencang dan gelombang laut. Etna adalah salah satu distrik terjauh dari Pusat Kota Kaimana yang
berjarak 84 Mil dari pusat Kota Kaimana, selain Yamor yang masih lebih jauh lagi ditambah
perjalanan jalan kaki. Saat laut tengah musim bergolak, praktis akses ke yang relatif terbuka
hanya dua distrik di daerah teluk (arguni Bawah dan Teluk Arguni).
Kondisi geografis dengan keterbatasan akses semacam ini memang khas pada
daerahdaerah baru. Tantangan alam ini sudah menjadi kehidupan sehari-hari Pemerintah
Kabupaten Kaimana dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik,
terutama yang langsung bersentuhan dengan masyarakat kampung di berbagai distrik. Wilayah
adat berupa wilayah budaya suku dan sub suku di Kabupaten Kaimana, meliputi:
1. Madewana Distrik Buruway, Kambraw;
2. Kuri Distrik Teluk Arguni, Arguni Bawah, Kaimana;
3. Koiwai Distrik Buruway, Teluk Etna;
4. Oburauw Distrik Kambraw, Arguni Bawah, Kaimana;
5. Napiti Distrik Teluk Etna, Yamor;
6. Miere Distrik Yamor, Teluk Etna, Kaimana;
7. Mairasi Distrik Yamor, Kaimana, Teluk Arguni, Arguni Bawah; dan
8. Irarutu Distrik Arguni Bawah, Teluk Arguni.
LAPORAN AKHIR BAB I | 55
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 56
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Berikutnya akan dijelaskan mengenai nama-nama kampung yang ada di Kawasan Pesisir
Kabupaten Kaimana, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.3. Nama-nama Kampung di Pesisir Kabupaten Kaimana
No. Distrik Ibu Kota Nama-nama Jumlah Kampung
Kampung Pesisir 10
1. Buruway Kambala
1. Nusaulan 17
2. Teluk Arguni Bofuwer 2. Adijaya
3. Kambala 11
3. Arguni Bawah Tanusan 4. Edor 11
5. Yarona 7
4. Kaimana Kaimana 6. Esania
7. Tairi
5. Kambrauw Waho 8. Hia
9. Gaka
10. Guriasa
1. Tugumawa
2. Warua
3. Fudima
4. Kokoroba
5. Gusi
6. Bofuer
7. Wanggita
8. Warwasi
9. Wetuf
10. Tiwara
11. Weswasa
12. Burgerba
13. Afu-afu
14. Bayeda
15. Kokoroba
16. Moyana
17. Maskur
1. Wanoma
2. Inari
3. Nagura
4. Tanusan
5. Mandiwa
6. Jawera
7. Waromi
8. Ukiara
9. Barary/Urisa
10. Sumun
11. Seraran
1. Marsi
2. Sisir
3. Murano
4. Nanggaromi
5. Mai-Mai
6. Foroma Jaya
7. Namatota
8. Lobo
9. Lomira
10. Kamaka
11. Saria
1. Kooy
2. Wamesa
3. Waho
4. Bahumia
LAPORAN AKHIR BAB I | 57
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Distrik Ibu Kota Nama-nama Jumlah Kampung
Kampung Pesisir
6. Teluk Etna Kiruru 5
5. Werafuta 4
7. Yamor Urubika 6. Rauna 84
7. Ubia
Jumlah
Sumber: Bappeda Kabupaten Kaimana, 2022 1. Kayu merah
2. Bamana / Werifi
3. Lakahia/ Boya
4. Kiruru
5. Omba Nariki
1. Omba Pamuku
2. Hairapara/
Etahima
3. Wagoha/Erega
4. Urubika
2
1.8.2 Fisik Dasar
1.8.2.1. Topografi
Topografi lahan di wilayah Kabupaten Kaimana terbagi dalam tiga satuan, yaitu (1)
pematang perbukitan Karst hingga pematang bergunung, (2) perbukitan bergelombang, dan (3)
dataran aluvial. Satuan Topografi pematang perbukitan karst hingga bergunung memiliki
kelerengan antara 41%-60% (topografi berbukit dan bergunung), topografi berbukit terjal dengan
kelerengan >60% dengan elevasi antara 100-1400 m dpl hingga tertinggi mencapai 2100 m dpl.
Satuan topografi perbukitan berliku hingga medan bergunung memiliki elevasi 16%-25%
(topografi bergelombang dan bergelombang berat) hingga 26%-40% topografi bergelombang berat
dan bergunung dengan elevasi antara 20-800 m dpl. Sedang perbukitan bergelombang dataran
aluvial memiliki kelerengan antara <2% (topografi landai), 2-8% (topografi datar), hingga 9-15%
(topografi datar dan bergelombang ringan) dengan elevasi antara 0-400 m ppl hingga elevasi
tertinggi dapat mencapai 550-600 m dpl.
1.8.2.2. Jenis dan Tekstur Tanah
Berdasarkan hasil kajian terhadap Peta Land System/Land Suitability, skala 1 : 50.000
(RePProT, 1988), Kabupaten Kaimana terdiri dari 33 jenis Land System/Satuan Lahan, dengan
jenis tanah yang dominan sesuai padanan dari PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
Bogor, 2000) sebanyak 9 jenis tanah. Uraian dari masing-masing jenis tanah seperti berikut :
1. Organosol : tanah ini merupakan hasil pelapukan bahan organik (sisa tumbuhan), dengan
drainase terhambat hingga sangat terhambat, kedalaman bahan organik (gambut) >
100cm. Sesuai dengan tingkat pelapukan bahan organiknya, jenis tanah ini dapat
dibedakan menjadi fibrik, hemik dan saprik. Jenis tanah ini tersebar luas di semua Distrik
dan terluas di Distrik Teluk Etna.
2. Regosol: Jenis ini tanah bertekstur kasar (pasir) sampai agak kasar, kedalaman solum >
50 cm, dan biasanya merupakan bahan endapan aluvium pantai. Jenis tanah ini terdapat
sepanjang pantai, terutama di Distrik Buruway (Kambala, Yarona, Edor dan desa lainnya.
LAPORAN AKHIR BAB I | 58
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
3. Aluvial: Jenis tanah ini dicirikan oleh adanya solum yang berlapis sesuai bahan
yangbdiendapkan, baik oleh sungai maupun oleh air laut. Solum tanah termasuk dalam
>b100 cm, tekstur agak kasar (lempung) – halus (liat berlempung), drainase
agakbterhambat hingga baik. Jenis tanah ini terdapat pada daerah di sepanjang
aliranbsungai
4. Gleisol: Tanah-tanah yang tergenang yang ditandai oleh adanya lapisan tanahbberwarna
kelabu (gleik), tekstur agak kasar hingga halus, solum dalam > 100 cm. Jenis tanah ini
banyak terdapat pada daerah aliran sungai dan daerah rawa, dengan drainase terhambat.
Jenis tanah terbanyak terdapat di Distrik Teluk Etna.
5. Kambisol: Jenis tanah ini ditandai oleh adanya horizon penentu kambik (terjadi
peningkatan kadar liat pada lapisan bawah). Tanah ini berada pada daerah relatif tinggi,
dengan drainase agak cepat hingga baik dan solum tanah termasuk dalam. Penyebaran
jenis tanah ini sangat luas mulai dari dataran datar hingga wilayah perbukitan dan bahkan
sampai ke pegunungan.
6. Podsolik: Ciri utama dari jenis tanah ini adanya horizon argilik dimana pada lapisan bawah
terjadi peningkatan kandungan liat 2 kali kandungan liat pada tanah lapisan bawah (2t).
Tanah ini mempunyai tekstur agak halus hingga halus, drainase agak cepat hingga baik.
Jenis tanah ini penyebarannya pada daerah-daerah bergelombang yang terdapat di 4
distrik.
7. Latosol: adalah tanah yang telah mengalami perkembangan profil matang, yang ditandai
dengan tekstur halus (liat) hampir pada semua lapisan dan struktur remah, solum dalam
> 100 cm, drainase agak cepat hingga baik. Penyebaran jenis tanah ini pada daerah-
daerah perbukitan.
8. Mediteran: Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk kapur, dengan solum dalam hingga
dangkal, tekstur agak halus hingga halus, drainase agak cepat hingga baik. Jenis tanah ini
tersebar pada daerah-daerah perbukitan.
9. Litosol: solum tanah dangkal sampai sangat dangkal < 50 cm, tekstur agak kasar hingga
batuan. Drainase agak cepat hingga cepat. Penyebaran jenis tanah ini pada daerah
perbukitan hingga pegunungan dengan kemiringan lereng > 40%. Dari 9 (sembilan) jenis
tanah yang ada di Kabupaten Kaimana, dimana 3 (tiga) jenis tanah yaitu, Organosol,
Regosol dan Litosol tidak sesuai untuk pengembangan pertanian tanaman pangan,
sedang jenis tanah lainnya sesuai untuk pertanian tanaman pangan.
1.8.2.3. Geologi
Kondisi geomorfik Kabupaten Kaimana dapat dibagi menjadi tiga satuan geomorfik yaitu
1) satuan perbukitan berlereng terjal (>40 %); 2) satuan perbukitan berlereng sedang ( 9 – 40 %);
dan satuan perbukitan berlereng landai (0 – 8 %). Satuan perbukitan berlereng terjal hampir
merata di bagian timur wilayah Kabupaten Kaimana, khususnya di distrik Teluk Etna, Kaimana,
dan Arguni, sedangkan di bagian barat menempati bagian paling ujung distrik Buruway. Satuan
perbukitan berlereng sedang menempati bagian barat Kabupaten Kaimana, di daerah Distrik
Buruway, sedangkan satuan perbukitan berlereng landai menempati sebagain Distrik Teluk Etna
dan sebagian kecil Distrik Buruway yang umumnya berupa daerah rawa air payau. Pola aliran
sungai di bagian timur Kabupaten Kaimana, didaerah Distrik Kaimana dan Teluk Etna adalah
trellis yang berhubungan erat dengan kondisi struktur geologi yang berupa perlipatan (jalur lipatan
LAPORAN AKHIR BAB I | 59
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Lengguru), sedangkan di bagian Barat Kabupaten Kaimana, di daerah Distrik Buruway dan Arguni
adalah trellis hingga dendritik yang juga dikontrol oleh struktur lipatan ataupun kondisi batuan
dasar sungai (bed stream) yang relatif homogen.
Kondisi stratigrafi Kabupaten Kaimana menurut Peta Geologi Lembar Kaimana
1:250.000, Tobing, Robinson dan Ryburn,1990) terdiri dari formasi formasi batuan (litostratigrafi)
yang berumur Paleozoikum (Primer), Mesozoikum (Sekunder) dan Kenozoikum (Tersier) dan
Kwarter (gambar 3.2). Formasi formasi batuan tertua yang berumur Paleozoikum (Perm) adalah
Granit Kwatisore (PRk) dan Formasi Aiduna (Pa). Formasi formasi batuan yang berumur
Mesozoikum antara lain Formasi Tipuma (TRJt) yang berumur Trias hingga Jura, Formasi Kopai (
Jko) yang berumur Jura, Batupasir Woniwogi (JKw) yang berumur Jura, Batulumpur Piniya (Kp) yang
berumur Kapur, Batupasir Ekmai (Kue) yang berumur Kapur, Kelompok Kembelangan (JKk) yang
berumur Jura hingga Kapur, sedangkan formasi formasi batuan yang berumur Kenozoikum antara
lain Batugamping Imskin (KTi), Formasi Waripi (KTew), Kelompok Paniai (KTmp), Batugamping
Lengguru (Tpml), Formasi Klasafet (Tmk), Kelompok Besar Batugamping New Guinea (KTmn),
Kelompok Melange (Tmx), Diorit Pariri (Tmpp), Formasi Steenkool (TQs). Formasi formasi
batuan yang berumur Kwarter antara lain Batuan gunung api Jamur ( Qpj), Fanglomerat (Qf),
Terumbu koral terangkat (Qc), dan Aluvium (Qa). Berikut ini akan diuraikan masing formasi dan
penyusunnya dari yang tertua hingga termuda.
a. Formasi formasi batuan yang berumur Paleozoikum
1. Granit Kwatisore (PRk), terdiri dari granit biotit kelabu, berukuran butir sedang
sampai kasar, mengandung feldspar berwarna abu-abu dan merah muda.
2. Formasi Aiduna (Pa) yang hanya terdapat pada penampang geologi, terdiri dari
batu lempung lanauan, setempat batulempung pasiran dan sedikit sisipan
batupasir.
b. Formasi formasi batuan yang berumur Mesozoikum
1. Formasi Tipuma (TRJt), terdir dari batulumpur, batulanau, serpih, dan batupasir
berlapis baik, berwarna sawo matang, ungu, kelabu, hijau, dan sedikit konglomerat
dan sudah mengalami metamorphose.
2. Formasi Kopai (Jko), terdiri dari batulumpur dan serpih gampingan, berlapis baik,
terdapat konglomerat alas, sedikit batugamping dan terdapat fragmen pirit, agak
termetamorfose.
3. Batupasir Woniwogi (JKw), terdiri dari orthokwarsit puritan, glaukonitan, berlapis
dengan sisipan tipis batulumpur dan serpih di bagian atas, sudah mengalami
metamorphose.
4. Batulumpur Piniya (Kp), terdiri dari batulumpur mikaan, batulumpur glaukonitan,
batupasir dan batulanau lumpuran glaukonitan, dan serpih. Di bagian timur telah
mengalami metamorphose.
5. Batupasir Ekmai (Kue), terdiri dari batupasir kwarsa dan batulanau pejal, berlapis
tebal, batupasir kwarsa glaukonitan, batupasir dan batulanau karbonan,
batulumpur dan serpih. Di bagian Timur agak termetamorfose.
6. Kelompok Kembelangan (JKk), terdiri dari batulumpur, serpih, batulanau dengan
sisipan batupasir, dan batugamping.
LAPORAN AKHIR BAB I | 60
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
c. Formasi formasi batuan yang berumur Kenozoikum
1. Batugamping Imskin (KTi), terdiri dari batugamping pelagik, berlapis baik, terdapat
sisipan batugamping porus, batunapal, batugamping piritan, mikrokristalin
batugamping.
2. Formasi Waripi (KTew), terdiri dari kalkarenit dan biokalkarenit pasiran, berlapis,
banyak dijumpai oolit, batupasir kwarsa dan batulanau gampingan, seringkali
glaukonitan, sedikit batulumpur dan kalsilutit.
3. Kelompok Paniai (KTmp), terdiri dari biomikrit ganggang foraminifera, berlapis baik
dan pejal.
4. Batugamping Lengguru (Tpml), terdiri dari kalkarenit, biokalkarenit, biomikrit
ganggang foraminifera, kalsilutit, kalkarenit pasiran, biokalsirudit, batupasir
gampingan glaukonitan, batulanau, sedikit batukapur, jarang ditemukan rijang.
5. Formasi Klasafet (Tmk), terdiri dari batunapal, batulumpur gampingan dan sisipan
kalsilutit.
6. Kelompok Besar Batugamping New Guinea (KTmn), terdiri dari batugamping,
sedikit serpih, batulempung, batupasir dan batunapal.
7. Kelompok Melange (Tmx), terdiri dari percampuran material berukuran pasir
hingga bongkah, luasnya hingga beberapa kilometer yang terdiri dari Batugamping
Imskin, Formasi Kopai, Formasi Tipuma dan mungkin batuan Paleozoikum.
8. Diorit Pariri (Tmpp), terdiri dari diorit, diorit kwarsa dan diorit porfir.
9. Formasi Steenkool (TQs), terdiri dari batulumpur atau serpih mikaan, batupasir,
sedikit konglomerat dan lapisan lignit.
d. Formasi formasi batuan yang berumur Kwarter
1. Batuan Gunungapi Jamur (Qpj), terdiri dari lava andesit mengandung biotit.
2. Fanglomerat (Qf), terdiri dari konglomerat polemik, sedikit batupasir, batulumpur.
3. Terumbu Koral terangkat (Qc), terdiri dari batugamping koral.
4. Aluvium (Qa), terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan gambut.
Kondisi struktur geologi Kabupaten Kaimana tidak lepas dengan pengaruh pergerakan
konvergen antara lempeng Pasifik ( Lempeng Caroline) yang bergerak menukik ke arah Selatan
Barat Daya menuju lempeng Australia sebesar 10-12 cm/th, sedangkan di bagian Selatan dan
Barat Daya lempeng Australia terdapat lempeng Asia yang relatif menahan pergerakan konvergen
tersebut. Akibatnya di daerah Kabupaten Kaimana didominasi oleh struktur sabuk lipatan
Lengguru (Lengguru Fold Belt) yang dicirikan oleh lipatan lipatan rebah dan tidak simetri yang
disertai banyak patahan naik (thrust fault) yang berarah Utara-Selatan hingga Barat Laut –
Tenggara.
Pola sesar turun umumnya berarah Barat Daya - Timur Laut, hingga Utara - Selatan yang
disebabkan oleh gaya tarik (ektension force) akibat sesar Aiduna dan sesar Ransiki. Kondisi
tektonik di daerah Kabupaten Kaimana dan sekitarnya memang sangat komplek, dimana di
bagian Barat dibatasi oleh sesar naik Arguni (Arguni Thrust), di bagian Timur dibatasi oleh sesar
geser sinistral Ransiki (Ransiki Fault), di bagian Utara dibatasi oleh sesar geser sinistral Sorong
(Sorong Fault), dan di bagian Selatan dibatasi oleh sesar geser sinistral Aiduna (Aiduna Fault).
LAPORAN AKHIR BAB I | 61
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 62
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
1.8.2.4. Hidrologi
Air sebagai sumber daya alam yang sangat penting nilainya bagi kehidupan masyarakat.
Di beberapa distrik di Kabupaten Kaimana mempunyai potensi yang sangat kecil dan pada waktu-
waktu tertentu mengalami kekurangan air, baik kuantitas maupun kualitas airnya. Sungai-sungai
yang ada di Kabupaten Kaimana disamping berfungsi untuk prasarana transportasi juga sebagai
tempat mata pencaharian penduduk sekitar. Sungaisungai yang mengalir di Kabupaten Kaimana
sebanyak 15 buah, diantaranya:
1. Sungai-sungai yang mengalir di Distrik Kaimana, yaitu Sungai Air Tiba, Sungai Air
Merah dan Sungai Bantami. Ketiga sungai ini mengalir sepanjang tahun, dan pada
musim penghujan air sungai meluap dan menggenangi wilayah hilir.
2. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Arguni, yaitu Sungai Endrofa, Sungai Warso,
Sungai Bianoga, Sungai Rofa, dan Sungai Barari.
3. Sungai yang mengalir di Distrik Buruway, yaitu Sungai Tenggiri, Sungai Buruway,
Sungai Kambala, Sungai Mandewi, dan Sungai Fewan.
4. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Etna, yaitu Sungai Urema dan Sungai Omba.
Semua sungai yang ada di Kabupaten Kaimana mempunyai pola yang sama, yaitu airnya
meluap pada musim penghujan sehingga menggenangi daerah hilir, dan airnya berkurang pada
musim kemarau tapi tidak sampai kering. Meluapnya air sungai pada waktu musim penghujan
karena adanya pasang surut air laut. Di samping sungai sebagai sumber air bersih, di Kabupaten
Kaimana juga terdapat 7 buah danau yang sangat potensial sebagai sumber air bersih. Ketujuh
danau tersebut adalah Danau Kamakawalar, Danau Lamara, dan Danau Aiwasa (terdapat di
Distrik Kaimana), Danau Seweki (terletak di Distrik Teluk Arguni), Danau Yamur, Danau Mbuta,
dan Danau Nanami (terletak di Distrik Teluk Etna).
1.8.2.5. Klimatologi
Iklim di wilayah Kaimana hampir sama dengan sebagian besar wilayah lain di Papua yaitu
tropis. Suhu udara berkisar antara 15º C-34ºC, tekanan udara 1006,2 mbs – 1009,3 mbs dan
kelembaban rata-rata 83,92%. Kecepatan angin dan arah angin berkisar antara 3 knot dan 180º
sampai 05 knot dan 340º. Kondisi alam Kaimana dipengaruhi oleh dua musim yaitu, musim
kemarau pada bulan Oktober-April yang ditandai dengan angin Barat, dan musim hujan pada bulan
April-Oktober yang ditandai dengan angin Timur. Berdasarkan data curah hujan di Kabupaten
Kaimana, curah hujan per tahun tidak menentu dan bervariasi antara 1500 mm-4000 mm. Dari
data curah hujan pada Tahun 2020,curah hujan tertinggi jatuh pada bulan April, dan terendah
terjadi pada bulan Agustus. Untuk jumlah hari hujan, tertinggi pada bulan Desember, serta yang
terendah pada bulan Agustus. Selengkapnya, curah hujan hujan di Kabupaten Kaimana 2017
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.4. Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
No. Bulan Total Curah Hujan (mm) Rata-rata Hari Hujan
1. Januari 298,1 21
2. Februari 290 19
3. Maret 268,8 22
4. April 380,8 23
LAPORAN AKHIR BAB I | 63
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Bulan Total Curah Hujan (mm) Rata-rata Hari Hujan
18
5. Mei 326,4 19
19
6. Juni 226,9 7
19
7. Juli 221,9 17
21
8. Agustus 37,1 24
19,1
9. September 171,4
10. Oktober 154,8
11. November 357,8
12. Desember 168,4
Rata-rata 241,9
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2021
Iklim di Kabupaten Kaimana mirip dengan daerah lain di Indonesia yaitu tropis basah. Iklim
ini biasanya ditandai curah hujan dan kelembaban udara yang tinggi. Lokasinya yang berada di
dekat kawasan lautan samudera membedakannya dengan daerah dengan iklim tropis kering.
Iklim tropis basah membuat suatu wilayah ditumbuhi banyak tanaman hijau yang lebat. Daerah
semacam ini juga umumnya produktif untuk aktivitas berbasis agraris, baik pertanian atau
perkebunan. Seperti daerah lainnya di Indonesia, di Kaimana juga terdapat dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Namun, masyarakat Kaimana biasa juga memlihanya kembali
ke dalam 4 (empat) musim, yaitu Pancaroba Timur (Maret-Mei), Angin Timur (Juni-Agustus),
Pancaroba Barat (September-November) dan Musim Angin Barat (Desember-Februari). Bagi
masyarakat, pemahaman terhadap musim menjadi penting terutama untuk memandu aktivitas di
lautan baik untuk kebutuhan mencari hasil laut atau bepergian. Aktivitas masyarakat di laut akan
menurun drastis terutama saat musim Angin Timur.
Cuaca Kaimana umumnya panas. Rata-rata suhu udara berkisar pada 28 °C dengan
kelembaban udara 82%. Tekanan udara membentuk pola naik turun yang biasanya digunakan
untuk prakiraan cuaca dengan melihat tekanan udara di daerah sekitarnya. apakah kemungkinan
akan turun hujan, berawan, atau cerah.
LAPORAN AKHIR BAB I | 64
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 65
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 66
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
1.8.3 Penggunaan Lahan Kabupaten Kaimana
Penggunaan lahan di Kabupaten Kaimana didominasi oleh hutan dengan luasan hutan
terbanyak adalah berupa hutan primer dengan luas 1.061.314 Ha (80,23%). Sedangkan
penggunaan lahan terkecil adalah pemukiman dengan presentasi 0,01% dari luas wilayah
Kabupaten Kaimana.
Berikut tipe penggunaan lahan di Kabupaten Kaimana.
Tabel 1.5. Luasan Pola Ruang Eksisting di Kabupaten Kaimana
No. Tutupan Lahan Luasan
1 Bandar Udara 68
2 Danau
3 Hutan 17131
4 Hutan Mangrove 1683752
5 Padang Rumput
6 Perkebunan 26507
7 Permukiman 3250
8 Semak Belukar 3448
9 Sungai 1719
10 Tanah Terbuka 26932
11 Tegalan/ Ladang 16059
1788
Luasan 710
1781364
Sumber: Perhitungan Luas Peta, 2022
Untuk lebih jelas mengenai keanekaragaman fasilitas penunjang wilayah yang ada di
Kabupaten Kaimana dapat dilihat gambar dibawah ini:
Gambar 1.1 Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten Kaimana
LAPORAN AKHIR BAB I | 67
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 68
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Salah satu penggunaan lahan yang ada di Kaimana adalah adanya beberapa fasilitas
yaitu: fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan dan jasa serta fasilitas
peribadatan dan fasilitas penunjang lainnya. Perkembangan kawasan pertumbuhan di distrik
Kaimana saat ini sudah diupayakan menyebar. Daerah di sekitar kompleks kantor pemerintahan
di Krooy juga memancing pertumbuhan kawasan pemukiman dan ekonomi di sekitarnya,
termasuk peletakan lokasi pasar baru. Pembukaan akses jalan baru ke arah bandara, jalan kilo
ke arah Tanggaromi, dan ke arah Sisir diharapkan juga bisa mengurangi konsentrasi pemukiman
di kawasan kota.
1.8.4 Kependudukan Dan Sosial Kemasyarakatan
1.8.4.1. Jumlah Penduduk
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah
masalah kependudukan, yang mencakup antara lain: jumlah, komposisi, sebaran dan laju
pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan
apabila kualitasnya baik, namun sebaliknya akan dapat menjadi beban pembangunan apabila
kualitasnya rendah.
Penduduk merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam
proses pembangunan, disamping juga sebagai konsumen dalam pembangunan. Dalam konteks
penduduk sebagai potensi SDM, mengandung arti bahwa penduduk atau manusia memiliki
peranan dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Peranan penduduk akan dapat berhasil
apabila memiliki kemampuan dalam menjawab tantangan dalam pembangunan.
LAPORAN AKHIR BAB I | 69
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Jumlah penduduk Kabupaten Kaimana pada tahun 2020 adalah 62.256 jiwa dengan
persebaran penduduk yang paling tinggi terdapat pada distrik Kaimana yang merupakan pusat
kegiatan dengan jumlah penduduk sebesar 43.251 jiwa dan kepadatan penduduk yaitu 20,64
jiwa/km2.
Tabel 1.6. Jumlah Penduduk di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
No. Distrik Ibukota Distrik Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan
(Km2) Penduduk
1. Buruway Kambala 4.178 (orang/km2)
2.650 5.022
2. Teluk Arguni Bofuwer 3.010 3.013 1,58
1.990 43.251 1,67
3. Arguni Bawah Tanusan 2.095 2.218 1,51
755 3.049 20,64
4. Kaimana Kaimana Kota 4.195 1.525 2,94
3.805 62.256 0,73
5. Kambrau Waho 18.500 0,40
3,37
6. Teluk Etna Rurumo
7. Yamor Urubika
Jumlah
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2021
1.8.4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan
pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman
dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan
pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan
mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama.
Tabel 1.7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
No. Distrik Jenis Kelamin
1. Buruway Laki-Laki Perempuan
2. Teluk Arguni
3. Arguni Bawah 2.218 1.936
4. Kaimana 2.111 2.079
5. Kambrauw 1.435 1.396
6. Teluk Etna 19.975 17.596
7. Yamor 1.335 1.084
1.887 1.646
Jumlah 1.297 887
30.258 26.624
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2021
LAPORAN AKHIR BAB I | 70
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 71
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
1.8.4.3. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Jumlah agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Kaimana adalah Kristen
protestan sebesar 29.817 jiwa, kemudian islam sebanyak 26.809 jiwa. Sedangkan penduduk
agama Buddha yang paling sedikit sebanyak 11 jiwa.
Tabel 1.8. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
No. Distrik Islam Protestan Katolik Hindu Budha
1. Buruway 1.715 2.240 137 - 1
15 - -
2. Teluk Arguni 1.304 4.803 80 - -
4.217 22 8
3. Arguni Bawah 1.266 1.901 860 - -
266 17 2
4. Kaimana 21.132 15.230 480 - -
6.055 39 11
5. Kambrauw 20 1.945
6. Teluk Etna 1.362 1.808
7. Yamor 10 1.890
Jumlah 26.809 29.817
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2021
1.8.4.4. Tenaga Kerja
Berdasarkan data yang didapatkan dari Kabupaten Kaiman Dalam Angkat Tahun 2019
bahwa menunjukkan bahwa distribusi tenaga kerja menurut kategori lapangan usaha, didominasi
oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebanyak 12.595 orang atau 48,72
persen dari tenaga kerja yang ada di Kabupaten Kaiman. Kemudian diikuti oleh lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran sebanyak 3.938 orang atau sebesar 15,23 persen dan dilanjutkan
oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosial sebanyak 2.380
orang atau sebesar 9,20 persen.
Berikut merupakan jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kaimana Tahun 2020.
Tabel 1.9. Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
No. Lapangan Pekerjaan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan 12.595
792
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 7.707 4.888 715
67
2. Pertambangan dan Penggalian 442 350
67
3. Industri Pengolahan 453 262
824
4. Pengadaan Listrik dan Gas 67 0 3.938
1.193
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 67 0 823
Limbah dan Daur Ulang
95
6. Konstruksi 824 0
1.735 2.203 83
7. Perdagangan Besar dan Eceran 1.193 0
151 0 0
8. Informasi dan Komunikasi 672
2.380
9. Transportasi dan Pergudangan
1.154
10. Penyediaan Akomodasi dan Makanan 95 0
Minuman
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 83 0
00
12. Real Estat 00
13. Jasa Perusahaan
14. Administrasi Pemerintahan, 1.996 384
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15. Jasa Pendidikan 707 447
LAPORAN AKHIR BAB I | 72
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No. Lapangan Pekerjaan Jenis Kelamin Jumlah
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Laki-Laki Perempuan 732
17. Jasa Lainnya 389
492 240 25.847
Jumlah
312 77
Sumber: Kaimana Dalam Angka, 2021
16.324 9.523
1.8.4.5. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan
manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longetivity), pengetahuan (knowledge),
dan standar hidup layak (decent living). Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa, menetapkan peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala
0,0 – 100,0 dengan kategori:
• Tinggi : IPM >80,0
• Menengah Atas : IPM antara 66,0 – 79,9
• Menengah Bawah : IPM antara 50,0 – 65,9
• Rendah : IPM < 50,0
Berdasarkan data IPM menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2020
bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kaimana selama 3 tahun berturut-turut
mulai dari Tahun 2015, 2016 dan 2017 adalah : 61,33 ; 62,15 dan 62,74. IPM tersebut
menggambarkan bahwa peringkat kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Kaimana
termasuk dalam kategori Menengah Bawah.
1.8.4.6. Adat Istiadat
Kabupaten Kaimana memiliki keanekaragaman suku dan budaya yang sangat berperan
dalam perkembangan peradaban Kabupaten Kaimana hingga saat ini. Kelompok suku asli di
Kabupaten Kaimana menurut penelitian Sejarah Kaimana Tahun 2010 antara lain adalah Suku
Mairasi, Irarutu, Kuri, Kuripasai, Oburau (Kambrau), Madewana, Koiwai, dan Myere. Sedangkan
suku−suku yang termasuk dalam kelompok suku pendatang adalah Suku Bugis, Makassar, Buton,
Seram, Cina, Kei (guruƒpendeta), Ambon (guruƒpendeta), Jawa, dan lain−lain.
Penduduk asli Kabupaten Kaimana pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani
dan nelayan. Mereka melakukan sistem pertanian yang dilakukan secara berpindah−pindah,
dengan komoditas tanaman utama adalah ubi−ubian dan tanaman pala. Sedangkan kegiatan
perikanan yang dilakukan adalah perikanan tangkap dengan alat utama pancing dan alat
transportasi berupa perahu dan motor tempel. Kegiatan meramu juga dilakukan oleh penduduk
asli, khususnya berburu dan memungut hasil hutan non kayu seperti kayu lawang, masoi dan pala
negeri. Semua kegiatan yang dilakukan tersebut umumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dan belum pada tingkat diperjualbelikan dalam skala ekonomi yang lebih besar.
Sementara penduduk pendatang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai
pedagang. Di antara penduduk pendatang dan penduduk asli terjalin interaksi sosial yang cukup
erat dalam bentuk simbiosis mutualisme. Penduduk asli menyediakan hasil bumi untuk dijual
LAPORAN AKHIR BAB I | 73
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
kepada kaum pendatang. Sebaliknya kaum pendatang menjual kebutuhan pokok untuk penduduk
asli. Interaksi sosial yang telah terjalin dalam kurun waktu yang cukup lama ini menumbuhkan
toleransi dan kerukunan hidup antarpenduduk. Bahkan telah terjalin asimilasi antar penduduk
asli dan penduduk pendatang melalui pernikahan antar suku. Masyarakat yang tinggal di pesisir
Kabupaten Kaimana, memiliki budaya lokal yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya
perairan laut. Budaya yang dimaksud adalah sasi, yaitu hukum adat yang menghentikan dan
melarang penangkapan ikan, atau hewan laut lain seperti kerang, udang, dan teripang di area
perkembangbiakannya saat musim angin timur dalam jangka waktu tertentu.
Wilayah adat berupa wilayah budaya suku dan sub suku di Kabupaten Kaimana, meliputi:
1. Madewana Distrik Buruway, Kambraw;
2. Kuri Distrik Teluk Arguni, Arguni Bawah, Kaimana;
3. Koiwai Distrik Buruway, Teluk Etna;
4. Oburauw Distrik Kambraw, Arguni Bawah, Kaimana;
5. Napiti Distrik Teluk Etna, Yamor;
6. Miere Distrik Yamor, Teluk Etna, Kaimana;
7. Mairasi Distrik Yamor, Kaimana, Teluk Arguni, Arguni Bawah; dan
8. Irarutu Distrik Arguni Bawah, Teluk Arguni.
1.9 POTENSI, MASALAH DAN ISSUE STRATEGIS
Berikut akan dijelaskan potensi dan masalah yang ada di Kabupaten Kaimana yang
nantinya akan menjadikan issue strategis.
Tabel 1.10.Potensi, Masalah dan Isue Strategis Kabupaten Kaimana
No Potensi Masalah Isue strategis
Pemetaan lokasi untuk Pengembangan Calon
Hutan Rakyat di Seluruh
pengembangan jenis tanaman Distrik Kabupaten Kaimana
1 unggulan yang akan di Peningkatan ketahanan
pangan di Distrik Kaimana
budidayakan di Seluruh Distrik dan Distrik Arguni Bawah
Kabupaten Kaimana Peningkatan Kehatanan
Pangan di Seluruh Distrik
Pengembangan tanaman pisang Kabupaten Kaimana
2 1000 Ha di Distrik Kaimana dan Peningkatan Ketahanan
Pangan di Distrik Kaimana
Distrik Arguni Bawah Penetapan kawasan Rawan
Bencana Abrasi di Distrik
Pengembangan tanaman umbi- Kaimana, Buruway, Etna,
Kambrauw
3 umbian (keladi, ubi jalar, ubi kayu Penetapan perlindungan
100 Ha) di Seluruh Distrik setempat di Seluruh Distrik
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana
4 Pengembangan tanaman rumput
laut di Distrik Kaimana
Penetapan daerah rawan abrasi di
5 Distrik Kaimana, Buruway, Etna,
Kambrauw
Penetapan garis sempadan mata
6 air di Seluruh Distrik Kabupaten
Kaimana
LAPORAN AKHIR BAB I | 74
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No Potensi Masalah Isue strategis
Relokasi pada sempadan mata air Penetapan kawasan
7 di Seluruh Distrik Kabupaten perlindungan setempat di
Kaimana Seluruh Distrik Kaimana
Perluasan jaringan telekomunikasi Pengembangan menara
telkomsel di Seluruh Distrik
8 untuk mendukung pengembangan Kabupaten Kaimana
wilayah di Seluruh Distrik
Kabupaten Kaimana
Program pengendalian
pencemaran pesisir pantao dari
Anda Air sampai dengan Coa yang Program pengemndalian
9 di karenakan pola zonasi pada pencemaran pesisir pantai
RTRW memperbolehkan di Anda Air sampai Coa
masyarakat membangun di pesisir
pantai
Program sosialisasi mengenai
pelepasan tanah masyarakat yang
ada pada kawasan mangrove Program sosialisasi
mengenai pelepasan tanah
dimana pada RTRW penetapan masyarakat yang berda di
kawasan mangrove
10 kawasan mangrove sebagai Kabupaten Kaimana
kawasan perekonomian yang
mengakibatkan keberadaan
mangrove sudah terancam dari
aktivitas perilaku ekonomi
diseputar pasar baru
Masyarakat membutuhkan Tidak adanya dermaga Pembangunan pelabuhan
11 pelabuhan rakyat di Kaimana di Kaki Air Besar rakyat di Kaimana Kota –
Kaki Air Besar
Kota – Kaki Air Besar
12 Adanya potensi pertambangan Belum maksimal Penetapan lokasi
emas di Distrik Etna dan Yamor pengolahan dan pertambangan emas di
pengendalian galian di Distrik Etna dan yamor
Distrik Etna dan Yamor
Batalyon yang ada di
Kampung Tanggaromi
Distrik Kaimana
13 merupakan zona Relokasi Pembangunan
pertahanan yang Batalyon (zona pertahanan
lokasinya berada di
kawasan hutan lindung keamanan) yang ada di
sehingga perlu adanya Distrik Kaimana Kampung
relokasi zona Tanggaromi.
pertahanan keamanan
di luar kawasan hutan
lindung
Pengembangan wisata di arahkan Pengembangan wisata
pada rencana pengembangan Transpotasi menuju pada wisata Pulau Wisata
14 wisata daerah yaitu wisata Pulau obyek wisata belum Lembah Sawiki, Kamaka,
Wisata Lembah Sawiki, Kamaka, ada Yamor, dan Air Terjun
Yamor, dan Air Terjun Karawawi Karawawi
Mendukung peningkatan ekonomi Pengembangan paket
masyarakat dan pendapatan wisata di Telapak Tangan di
15 daerah dengan mengembangkan Mai-Mai, Pulau Aiduma,
wisata di Telapak Tangan di Mai- Karst, Teluk Triton, Kolam
Mai, Pulau Aiduma, Karst, Teluk
LAPORAN AKHIR BAB I | 75
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
No Potensi Masalah Isue strategis
Sisir, ikan Hiu Paus dan
Triton, Kolam Sisir, ikan Hiu Paus Pulau Namatota
dan Pulau Namatota Pengembangan pasar ikan
di Air Tiba
Penetapan kawasan perdagangan
Penetapan lokasi galian C
(Pasar air Tiba) dan daerah
Penanganan kawasan
sekitarnya sebagai kawasan rawan bencana angina
topan di Semua Distrik
16 perdagangan dan daerah juga Kabupaten Kaimana
Program papua Terang dari
termasuk sebagai mangrove yang Presiden Republik
Indonesia dan siap
diperuntukkan untuk dilaksanakan
Pengembangan Kota
pengembangan pasar ikan Kaimana :
• Kawasan Kota Baru
Mengingat pentingnya penentuan • Kawasan Kota
lokasi galian C dan rehabilitasi Setelah di Gali Tidak Perdagangan
kawasan-kawasan yang termasuk adanya tindak lanjut • Kawasan Pariwisata
17 zona lindung yang telah terhadap galian-galian
digunakan untuk galian C maka C
perlu adanya program kajian
galian C di Kabupaten Kaimana
18
Belum meratanya
19 jaringan listrik di
Kabupaten Kaimana
• Pengembangan kawasan
perumahan Kota Baru
20 • Penataan perdagangan dan
jasa di Distrik Kaimana
Sumber: Bappeda Kabupaten Kaimana, 2019-2022
1.10 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam adalah suatu kawasan yang sering dan atau mempunyai
potensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, gerakan
tanah, angin topan, dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Kawasan rawan bencana alam di
Kabupaten Kaimana meliputi Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah (Termasuk Tanah
Longsor), Kawasan Rawan Banjir, Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, dan
Kawasan Rawan Bencana abrasi dan gelombang tinggi. Ketersediaan sumber daya dalam
penanggulangan bencana di Kabupaten Kaimana meliputi:
A. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah (Termasuk Tanah Longsor)
Longsor tanah dipengaruhi oleh faktor kemampuan tanah yang lain, terutama kemiringan
tanah, curah hujan dan penutup tanah. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor, Sebagian
wilayah Distrik Kaimana, Distrik Teluk Etna dan Distrik Buruway.
LAPORAN AKHIR BAB I | 76
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Pada kawasan rawan bencana longsor ini upaya penanganan yang akan ditempuh adalah:
1. Mengindentifikasi titik lokasi rawan longsor
2. Jika pada titik rawan longsor terdapat permukiman maka diupayakan dilakukan
rekolokasi.
3. Pada lokasi rawan longsor dilakukan kegiatan perkuatan lereng secara mekanis dengan ;
teras datar,teras kredit,teras pematang, dan teras bangku. Secara vegetatif dengan ;
penanaman dengan tanaman penutup tanah, penananam dalam strip, penanaman
berganda, pemakaian mulsa, dan reboisasi.
B. Kawasan Rawan Banjir
Bencana banjir yang pernah terjadi di Kabupaten Kaimana di Distrik Kaimana dan Distrik
Buruway. Penanggulangan bencana banjir tidak dapat diatasi secara parsial dengan hanya
menata kawasan yang terkena banjir saja, akan tetapi lebih baik lagi jika dari bagian hulu sungai
yang berpotensi banjir tersebut juga ditata.
Upaya penanganan kawasan rawan banjir ini adalah sebagai berikut:
1. Penataan bagian hulu sungai yang bersangkutan dengan program reboisasi yang
kontinu.
2. Melakukan normalisasi badan sungai, termasuk membersihkan sampah yang
terakumulasi di badan sungai.
3. Membuat sistem tanggul.
4. Mengembangkan sistem pompa pada kawasan yang memungkinkan untuk
dikembangkan sistem ini.
C. Kawasan Rawan Lonsor
Kawasan Rawan Bencana Kekeringan, berada menyebar di masing-masing distrik. Agar
bencana kekeringan ini tidak menjadi sesuatu yang rutin maka diperlukan program penanganan
antara lain sebagai berikut;
1. Program reboisasi, yang dilaksanakan awal musim penghujan agar bibit tanaman
dapat hidup. Hal ini dimaksudkan agar dimasa depan lahan secara bertahap dapat
menyerap air hujan untuk dapat memperbaiki kondisi muka air tanah.
2. Membangun embung-embung yang berfungsi menampung air pada musim
penghujan.
3. Membangun bak penampung air hujan secara individu ditiap rumah mapun di
secara berkelompok.
4. Mengembangkan sistem sumur bor untuk mendapatkan sumber air bersih.
5. Memberikan program darurat pada saat musim kemarau berupa suplai air dari
truk tangki.
D. Kawasan Rawan Bencana Sedimen
Sungai dan pantai mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kawasan rawan
bencana sedimentasi, hal ini dikarenakan hampir semua sungai bermuara di pantai sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan disepanjang daerah aliran sungai sedikit banyak akan
berpengaruh ke pantai termasuk kerusakan-kerusakan di daerah pantai. Jenis kerusakan yang
kerap terjadi di daerah pantai adalah abrasi dan akresi (sedimentasi). Sedimentasi merupakan
suatu proses pengendapan material yang terbawa oleh media air. Dampak yang merugikan
LAPORAN AKHIR BAB I | 77
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
sebagai akibat dari sedimentasi adalah terganggunya aliran sungai berupa meningkatnya aliran
permukaan dan menurunnya permukaan air tanah dan meluasnya lahan kedap air, yang ditandai
dengan gejala ketika turun hujan akan mudah banjir dan ketika musim kemarau terjadi
kekeringan dan pendangkalan sungai sehingga menyebabkan banjir. Terdapat beberapa sungai
besar yang menyebabkan sedimentasi yang ada di Kabupaten Kaimana ini.
Pada Sungai yang ada di Kabupaten Kaiman aini kondisi air yang sering meluap dari sungai
karena debitnya bertambah dengan cepat sehingga melebihi daya tampung sungai. Pada kondisi
tersebut air hujan sebagian akan masuk ke dalam tanah (inlfiltrasi) di sekitar Sungai dan
sebagaian akan menjadi air tanah yang keluar menjadi mata air. Apabila volume air hujan bisa
tertampung oleh tanah, maka debit air yang masuk ke dalam sungai akan berkurang. Daya
tampung daerah aliaran sungai tersebut mempunyai korelasi negatif dengan kecepatan aliran air
hujan. Jika air hujan tersebut datang dengan aliran yang tinggi, maka penyerapan oleh tanah
berkurang. Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan mengikis tanah sehingga terbawa oleh
aliran air ke dalam sungai. Kondisi inilah yang menghasilkan dampak dari proses sedimentasi
yang menjadi objek kajian.
Debit air hujan yang masuk ke dalam sungai menjadi bekurang disebabkan karena
terinfiltrasikan oleh daerah yang ada di sekitarnya, kemudian debit air sungai tersebut tidak
bertambah secara cepat sehingga daya tampung sungai relatif menjadi jauh lebih besar, karena
air sungai tersebut terus mengalir ke laut. Kondisi aliran sungai tidak dapat dipastikan pada
beberapa tahun ke depan, sehingga perlu dilakukan perencanaan yang disusun berdasarkan
suatu resiko yang telah diperhitungkan dalam bentuk mitigasi bencana.
E. Kawasan Rawan Tsunami
Tsunami merupakan gelombang raksasa yang terjadi karena adanya pergerakan di dasar
laut. Secara etimologi, tsunami berasal dari bahasa Jepang. Lokasi rawan tsunami ditentukan dari
sejarah kejadian tsunami, morfologi atau bentuk pantai. Misalnya, pada pantai dengan bentuk
landai atau teluk yang berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi, maka bisa jadi
penyebab terjadinya tsunami. Wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia tersebar di 18 provinsi
dari Nanggro Aceh Darusalam hingga Fak-Fak di Papua Barat.
Terdapat beberapa penyebab terjadinya tsunami:
Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi.
Dislokasi adalah perpindahan masa tanah atau batuan yang sangat besar di
bawah air laut atau danau.
Tanah longsor di bawah tubuh air laut. Letusan gunung api di bawah laut dan
gunung api pada sebuah pulau.
Berikut ini karakteristik Tsunami:
Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Secara
bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30
meter.
Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang
pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan
gempa. Contohnya, pada gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9.
Maka, panjang gelombang tsunami berkisar 2.050 km dengan tinggi gelombang 2
m dari permukaan laut.
LAPORAN AKHIR BAB I | 78
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki durasi
gelombang sekitar 10-60 menit, sementara gelombang pasang bisa berlangsung
lebih lama yaitu 12-24 jam.
Cepat lambatnya gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut. Apabila
kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan gelombang tsunami
akan berkurang sebanyak tiga perempatnya.
Cara Mengendalikan Tsunami Terjadinya bencana alam, terutama tsunami sulit untuk
dicegah. Hal yang paling bisa dilakukan adalah antisipasi untuk dampak tsunami. Antisipasi
tersebut yaitu:
Memantau informasi dari Badan Meteorologi, Kegunungapian, dan Geofisika
(BMKG).
Persiapan dengan cari tahu kontak badan tanggap bencana alam seperti, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Berkaca pada upaya pemerintah Jepang dan Hawai dalam menghadapi tsunami.
Pemerintah Jepang telah membangun tembok tsunami setinggi 11,3 m.
Sementara pemerintah Hawai, telah membangun bendungan pemecah gelombang
untuk mengurangi kekuatan gelombang tsunami.
Membuat bangunan di sekitar pantai yang tidak terpengaruh oleh gelombang
tsunami.
Merancang bangunan dengan kondisi kuat agar dapat menahan hantaman
tsunami.
Merancang bangunan yang mudah dilewati oleh gelombang. Dinding-dinding tiang
utama dirancang untuk menahan gelombang, sementara dinding lainnya
dirancang agar dapat mudah hanyut terbawa gelombang tsunami.
LAPORAN AKHIR BAB I | 79
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB I | 80
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
1.11 FUNGSI DAN KEDUDUKAN
1.10.1 Fungsi
Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana adalah penyelaras
kebijakan penataan ruang nasional, provinsi, kebupaten/kota, serta sebagai acuan bagi instansi
pemerintah Kabupaten Kaimana untuk mengarahkan sistem ruang dan distribusi alokasi pola
ruang, lokasi investasi serta menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Kaimana.
1.10.2 Kedudukan
Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana adalah menjadi
pedoman bagi:
a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Kaimana;
b. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Kaimana;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten
Kaimana;
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor;
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. Penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Kaimana.
1.12 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kaimana, meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, dasar hukum,
ketentuan umum, ruang lingkup perencanaan, tinjauan kebijakan, profil wilayah,
potensi dan masalah, isu-isu strategis, skenario pengembagan, fungsi dan kedudukan
dan sistematika pembahasan.
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
Bab ini berisikan tentang kebijakan pemanfaatan ruang Propinsi Jawa Timur, dan
perumusan visi-misi penataan ruang, tujuan, konsep dan strategi pengembangan
pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Kaimana
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bab ini menguraikan atau menjabarkan rencana struktur ruang wilayah yang terdiri
dari sistem perkotaan dan sistem jaringan prasarana. Sistem jaringan prasarana terdiri
dari sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan prasarana
lainnya.
LAPORAN AKHIR BAB I | 81
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH
BAB V Bab ini berisikan rencana kawasan lindung dan budidaya. Kawasan lindung meliputi
BAB VI kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan
BAB VII perlindungan setempat, kawasan konservasi, kawsan lindung geologi, kawasan rawan
BAB VIII bencana, kawasan cagar budaya dan kawasan ekosistem mangrove. Kawasan
BAB IX budidaya meliputi kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan
pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan dan energi, kawasan
peruntukan industri, kawasan pariwisata, kawasan permukiman dan kawasan
pertahanan dan keamanan.
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Bab ini berisikan arahan rencana pengembangan kawasan strategis di wilayah
Kabupaten Kaimana.
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Bab ini menjelaskan tentang indikasi kawasan prioritas dan indikasi program
pembangunan Kabupaten Kaimana.
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bab ini berisikan arahanpengendalian terhadap pemanfaatan ruang yang berisi
arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan pemberian insentif dan disinsentif
serta arahan pemberian sanksi.
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
Bab ini berisikan arahan terhadap hak, kewajiban dan peran serta masyarakat dalam
pemanfaatan dan pengendalian tata ruang di wilayah Kabupaten Kaimana.
PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi dari produk yang telah disusun.
LAPORAN AKHIR BAB I | 82
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Bab 2 Tujuan, Kebijakan & Strategi Penataan Ruang Wilayah
menjelaskan mengenai konsep pengembangan tujuan
penataan ruang di Kabupaten Kaimana yang diikuti dengan
kebijakan dan strategi dalam Penyusunan Revisi RTRW
Kabupaten Kaimana.
2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH
Penyusunan RTRW Kabupaten Kaimana ini didasarkan atas asas:
1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, tepat guna, berdaya guna,
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan.
2. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.
Pada prinsipnya tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Kaimana adalah:
1. Mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kaimana yaitu terwujudnya kondisi wilayah yang
berkembang, produktif, responsif, yang didukung oleh sumberdaya manusia yang
berkualitas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan demokratis.
2. Berkembangnya wilayah Kabupaten Kaimana dengan memanfaatkan peluang sebagai
salah satu pusat pertumbuhan di Propinsi Papua Barat dan adanya akses yang cukup baik
LAPORAN AKHIR BAB II | 1
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
dengan kabupaten sekitar, serta memperhatikan kepentingan nasional dari aspek
ekonomi, sosial-politik, dan pertahanan keamanan.
3. Berkembangnya wilayah Kabupaten Kaimana dengan memanfaatkan posisi geografisnya
sebagai kawasan di sekitar pusat pertumbuhan yang strategis secara ekonomi khususnya
dalam menangkap peluang ekonomi akibat adanya keterkaitan antar wilayah.
4. Meningkatnya perekonomian wilayah dan berkurangnya ketimpangan antar bagian
wilayah yang relatif maju dengan bagian wilayah yang terbelakang/terisolasi, melalui
optimasi pemanfaatan sumberdaya dan pengembangan sistem keterkaitan.
5. Mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan Kabupaten Kaimana secara berimbang,
serasi dan optimal.
6. Pemanfatan kawasan-kawasan yang memiliki fungsi lindung dan harus dilindungi
(kawasan lindung).
7. Optimalisasi pemanfaatan kawasan-kawasan yang memiliki potensi sumberdaya untuk
dapat dibudidayakan (kawasan budidaya).
8. Pengembangan struktur dan sistem kota-kota atau sistem pusat-pusat permukiman dan
pelayanan yang terintegrasi sebagai media perkembangan wilayah dan transfer
pembangunan (pusat-pusat pertumbuhan).
9. Identifikasi dan pengelolaan kawasan-kawasan prioritas/tertentu yang perlu segera
memperoleh dukungan penataan ruang.
10. Pengembangan sistem infrastruktur (sarana dan prasarana) wilayah seperti transportasi,
listrik, telepon, air minum, irigasi, dan sebagainya.
11. Terciptanya mekanisme pengelolaan tata ruang yang menjamin terwujudnya visi dan misi
penataan ruang.
12. Mewujudkan tata lingkungan yang serasi antara sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya buatan untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan sehingga
terwujud kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ditetapkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Kaimana adalah
“Penataan ruang wilayah Kabupaten Kaimana bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah Kabupaten Kaimana sebagai pusat pengembangan agrobisnis dan perdagangan dan
jasa serta pariwisata yang berdaya saing dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan
hidup dan pembangunan yang merata berbasis wilayah adat dan kearifan lokal”.
2.2. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH
Kebijakan pengembangan tata ruang merupakan kerangka umum pengaturan elemen-
elemen dasar spasial dan pengaturan keterkaitan antar elemen tersebut, sebagai dasar
penyusunan rencana tata ruang wilayah yang lebih konkrit. Penyusunan tata ruang itu sendiri
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan terhadap faktor internal, baik potensi maupun
permasalahan-permasalahan wilayah dan faktor eksternal terutama dalam konstelasi
perkembangan wilayah-wilayah di sekitarnya.
LAPORAN AKHIR BAB II | 2
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Disamping itu, penyusunan Kebijakan tata ruang juga harus mempertimbangkan berbagai
kebijaksanaan pembangunan mulai dari lingkup Nasional (RTRWN), provinsi sampai pada
kebijaksanaan pembangunan daerah kabupaten.
Dengan mempertimbangkan tujuan penataan ruang wilayah dan pertimbangan-
pertimbangan pada sub bab sebelumnya serta hasil analisis mengenai permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan wilayah Kabupaten Kaimana, maka kebijakan penataan ruang
wilayah Kabupaten Kaimana meliputi:
a. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan secara berjenjang;
b. Peningkatan intensitas keterkaitan kampung-kota melalui pengembangan kegiatan
berbasis pada potensi kampung;
c. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang memiliki pelayanan jasa,
ekonomi, sosial dan infrastruktur sistem perkotaan;
d. Pengembangan pariwisata berkelanjutan berwawasan lingkungan dan adat/budaya;
e. Pengembangan kegiatan perikanan berkelanjutan sebagai penunjang agribisnis;
f. Pengembangan pusat kegiatan yang terkendali dan berwawasan lingkungan dan
berbasis adat/budaya;
g. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung dalam mewujudkan pembangunan
berkelanjutan;
h. Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam berkelanjutan;
i. Pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya;
j. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2.3. STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
Untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang wilayah maka ditetapkan strategi
penataan ruang wilayah.
(1) Strategi untuk pengembangan kawasan permukiman perdesaan secara berjenjang
meliputi:
a. Mengembangkan pusat pelayanan antar kampung pada setiap kampung;
b. Meningkatkan skala pelayanan pusat permukiman perdesaan dalam bidang jasa,
sosial, ekonomi dan infrastruktur.
(2) Strategi untuk peningkatan intensitas keterkaitan kampung-kota melalui pengembangan
kegiatan berbasis pada potensi kampung meliputi:
a. Meningkatkan peran sentra produksi pada desa pusat pertumbuhan (DPP) sebagai
sentral pengembangan dari segi fisik, sosial, ekonomi.
b. Menyusun rencana tata ruang kawasan perdesaan yang terpadu.
(3) Strategi untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang memiliki pelayanan
jasa, ekonomi, sosial dan infrastruktur sistem perkotaan meliputi:
LAPORAN AKHIR BAB II | 3
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
a. Mengembangkan fungsi kawasan (redevelopment) dan revitalisasi kawasan dalam
upaya mengatasi laju perkembangan kota.
b. Meningkatan penyediaan prasarana dasar perkotaan ibukota distrik.
c. Merehabilitasi dan memelihara prasarana dan sarana fisik dan ekonomi
perkotaan.
d. Mengembangkan sistem jaringan pelayanan, alur produksi dan distribusi antar
wilayah, antar ibukota kabupaten dengan ibukota distrik dan kampung-kampung
sekitarnya,
e. Meningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintah dalam mengelola
perkotaan.
f. Menanggulangi masalah kegiatan informal dan memfasilitasi keberadaan
kegiatan informal dan penertibannya sesuai dengan estetika kota.
(4) Strategi untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan berwawasan lingkungan dan
adat/budaya meliputi:
a. Mengembangkan dan meningkatkan daya tarik wisata sesuai potensi sejarah yang
tinggi dan alam yang khas dengan prinsip pembangunan berkelanjutan;
b. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata;
c. Mengendalikan pengembangan lahan terbangun pada kawasan pariwisata;
d. Mengembangkan pariwisata dengan keterlibatan masyarakat; dan
e. Mewujudkan pemasaran pariwisata yang terpadu dan bertanggung jawab untuk
memperkuat identitas sebagai destinasi dengan nilai sejarah tinggi dan alam yang
khas.
(5) Strategi untuk pengembangan kegiatan perikanan berkelanjutan sebagai penunjang
agribisnis meliputi:
a. Menetapkan Kawasan sentra perikanan yang berkelanjutan berbasis kearifan
lokal
b. Mengembangkan kawasan sentra perikanan yang berkelanjutan berbasis kearifan
lokal;
c. Mengembangkan sektor industri pengolahan perikanan yang berkelanjutan;
d. Mengembangkan sentra produksi dan usaha perikanan berskala kecil dan
menengah;
e. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan.
(6) Strategi untuk pengembangan pusat kegiatan yang terkendali dan berwawasan
lingkungan dan berbasis adat/budaya meliputi:
a. Mendorong pengembangan pusat kegiatan kawasan perkotaan dan perdesaan
yang berkelanjutan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b. Meningkatkan sistem prasarana transportasi kawasan perkotaan dan perdesaan;
c. Menyediakan sistem prasarana air bersih kawasan perkotaan dan perdesaan;
LAPORAN AKHIR BAB II | 4
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
d. Mempertahankan dan meningkatkan jaringan irigasi untuk ketahanan pangan;
e. Meningkatkan ketersediaan energi dan jaringan telekomunikasi; dan
f. Meningkatkan ketersediaan sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
(7) Strategi untuk peningkatan pengelolaan kawasan lindung dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan meliputi:
a. Memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi;
b. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan;
c. Mempertahankan permukiman perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan
sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan
d. Membatasi kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi kawasan lindung.
(8) Strategi untuk pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam
berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf h meliputi:
a. Meningkatkan prasarana jaringan transportasi;
b. Mengembangkan perekonomian berkelanjutan pada kawasan budidaya wilayah
tertinggal;
c. Meningkatkan akses kawasan budidaya ke jaringan jalan arteri dan jalan kolektor;
d. Mengembangkan sarana dan jaringan prasarana wilayah pendukung; dan
e. Meningkatkan produktivitas dan komoditas unggulan dengan prinsip
berkelanjutan.
(9) Strategi untuk pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis sesuai penetapannya
meliputi:
a. Menetapkan kawasan strategis sesuai dengan nilai strategis dan kekhususannya;
b. Mengembangkan hasil produksi pada kawasan sentra ekonomi unggulan dan
sarana prasarana pendukung perekonomian;
c. Membatasi alih fungsi lahan kawasan strategis pada sentra unggulan berbasis
potensi pertanian;
d. Melindungi dan melestarikan kawasan dalam mempertahankan karakteristik nilai
sosial dan budaya kawasan; dan
e. Memanfaatkan kawasan bagi kegiatan dengan nilai ekonomi dan meningkatkan
identitas sosial budaya kawasan.
(10) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
meliputi:
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya;
LAPORAN AKHIR BAB II | 5
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.
LAPORAN AKHIR BAB II | 6
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah, menjelaskan
mengenai sistem perkotaan dan rencana pengembangan
prasarana wilayah dalam Penyusunan Revisi RTRW
Kabupaten Kaimana.
Struktur pemanfaatan ruang wilayah menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan
permukiman perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan di Kabupaten Kaimana.
Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah adalah membentuk sistem pelayanan yang
mempunyai hirarki di seluruh wilayah Kabupaten Kaimana, sehingga terjadi pemerataan
pelayanan, mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas:
a. Sistem pusat permukiman;
b. Sistem jaringan transportasi;
c. Sistem jaringan energi;
d. Sistem jaringan telekomunikasi;
e. Sistem jaringan sumberdaya air; dan
f. Sistem jaringan prasarana lainnya.
LAPORAN AKHIR BAB III | 1
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
LAPORAN AKHIR BAB III | 2
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
3.1. SISTEM PUSAT PERMUKIMAN
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, terdiri atas:
a. Sistem pusat permukiman
1) PKW yang berada di wilayah kabupaten;
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota
2) PKSN yang berada di wilayah kabupaten;
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) merupakan kawasan perkotaan yang
ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.
3) PKL yang berada di wilayah kabupaten; dan/atau
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
4) Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya
ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
a) Pusat Pelayanan Kawasan merupakan pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan, yang ditentukan berdasarkan
antara lain:
(1) merupakan ibukota kecamatan;
(2) proyeksi jumlah penduduk;
(3) jenis dan skala fasilitas pelayanan; dan/atau
(4) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
b) Pusat Pelayanan Lingkungan merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa, yang ditentukan
berdasarkan antara lain:
(1) proyeksi jumlah penduduk;
(2) jenis dan skala fasilitas pelayanan eksisting;
(3) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; dan/atau
(4) aksesibilitas masyarakat sekitar terhadap pelayanan dasar.
Sistem pusat permukiman di Kabupaten Kaimana mengatur: Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
Pusat Pelayanan Kawasan dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), dan keterkaitan Struktur
Ruang Kawasan perkotaan Sistem pusat permukiman perkotaan mengarahkan sebaran dan
distribusi perkotaan di Kabupaten Kaimana sampai tahun 2042. Sistem pusat permukiman di
Kabupaten Kaimana direncanakan membentuk berhirarki sesuai ukuran perkotaan yang
disebutkan dalam Pusat Kegiatan. Perkembangan perkotaan di wilayah Kabupaten Kaimana
sangat dipengaruhi oleh perkembangan Kota Kaimana.
LAPORAN AKHIR BAB III | 3
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042
Hasil analisa Sistem pusat permukiman yang ada di Kabupaten Kaimana diketahui bahwa
dalam sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Kaimana terdapat 3 (tiga) Pusat Kegiatan yaitu:
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Terdapat beberapa distrik yang memiliki kemampuan untuk menjadi PKL dan ada pula
yang menjadi PPL, khusus untuk PPK didistribusikan ke masing-masing Ibu Kota Distrik.
Ket1er:anPguansa: t Keg Wilayah (PKW)
PKuost2aat:KSePScuWamsPaattanKeg Lokal (PKL)
De3sa:PPusuast aPetrtPuemlbauyhaann an Kawasan (PPK)
Pus4at:DPeusasat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat−pusat pelayanan di Kabupaten Kaimana harus mengacu pada produk tata
ruang di atas RTRW Kabupaten Kaimana, yaitu RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Papua Barat
Tahun 2013 − 2033. Jenjang perkotaan tertinggi di Kabupaten Kaimana berdasarkan hasil
analisis adalah perkotaan Kaimana. Dalam RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2008−2028
perkotaan Kaimana ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Namun dalam RTRW Provinsi
Papua Barat tersebut perkotaan Kaimana juga diarahkan atau didorong untuk menjadi perkotaan
yang berfungsi sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). Perkotaan yang ditetapkan sebagai PKW
memiliki fungsi:
1) Simpul kedua kegiatan ekspor dan impor yang mendukung kegiatan PKN.
2) Pusat kegiatan industri, jasa dan pusat pengolahan yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten.
3) Simpul transportasi yang melayani skala provinsi dan beberapa kabupaten.
Sementara perkotaan yang berfungsi sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang dimaksud
dalam RTRWN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa distrikƒdistrik. Selain itu PKL juga berfungsi sebagai
simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa distrikƒdistrik.
Penentuan PKL di dalam arahan RTRW Kabupaten Kaimana ini ditetapkan di perkotaan
Kaimana. Fungsi perkotaan tersebut adalah: Perkotaan Kaimana dengan fungsi sebagai
pusat pelayanan pemerintahan tingkat kabupaten, pusat perdagangan regional, dan pusat
pendidikan wilayah kabupaten.
LAPORAN AKHIR BAB III | 4