The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by bidanginovasilitbangbappeda, 2022-12-03 00:15:38

Matek RTRW

Matek RTRW

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Distrik Jaringan bergerak Persebaran BTS Kondisi Jumlah
Rencana 1
BTS Teluk Etna 1 Rencana 1
5
BTS Teluk Etna 2 24

Teluk Etna Total

Total Keseluruhan

Sumber: Hasil Pemetaan Tahun 2022

Pengembangan sistem telekomunikasi akan diarahkan sebagai berikut:

1. Menara Telekomunikasi (BTS)

Menara telekomunikasi, yang selanjutnya disebut menara, adalah bangun-bangun untuk
kepentingan umum yang didirikan di atas tanah, atau bangunan yang merupakan satu
kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan
umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau
berupa bentuk tunggal tanpa simpul, di mana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan
sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi.

Ketentuan terkait penyelengaraan pembangunan BTS termasuk penyelenggaraan BTS
secara bersama di Kabupaten Kaimana mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam
Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatikan dan Kepala Badan
Koordiansi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009. Untuk tahap pertama arahan BTS
Bersama dapat dioptimalkan pada kawasan disekitar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) “Promosi”
dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

2. Pengembangan jaringan Kabel Fiber Optik (FO) yang antara lain dapat difungsikan untuk
pengembangan akses internet kecepatan tinggi diarahkan pada lokasi Pusat Kegiatan Lokal
(PKL).

3. Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan pos yang sudah ada terutama di perkotaan
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL);

4. Pengembangan system telepon dengan menggunakan system Nirkabel direncanakan
dengan pengalokasian secara khusus bagi tiang pemancar dan lokasinya terletak jauh dari
permukiman.

5. Pada kawasan perkotaan yang direncanakan sebagai pusat permukiman dapat dipasang
tiang telepon dengan sistem kabel.

6. Rencana kebutuhan telepon bagi perumahan disesuaikan dengan besar kapling yang ada
dari pembangunan perumahan baru.

7. Pembangunan teknologi telematika pada wilayah-wilayah pusat pertumbuhan sehingga
dapat menjangkau kebutuhan masyarakat.

8. Membentuk Jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah
pertumbuhan dengan ibu kota kabupaten sehingga memberikan kemudahan dalam
mengakses informasi yang dibutuhkan.

LAPORAN AKHIR BAB III | 52

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB III | 53

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kaimana terdiri dari:
(1) Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas:

a. Jaringan tetap; dan
b. Jaringan bergerak.
(2) Jaringan tetap meliputi:
a. jaringan tetap termasuk pipa/kabel bawah laut untuk telekomunikasi, yaitu:

1. Kabel darat Fakfak – Kaimana;
2. Kabel darat Kaimana – Papua; dan
3. Kabel bawah laut telkom Fakfak-Kaimana.
b. infrastruktur jaringan tetap, meliputi:
1. BMH Telkom Indonesia (Kabupaten Kaimana);
2. Pengembangan sistem prasarana jaringan kabel serat optik dan

pembangunan saluran serat optik bersama di seluruh distrik.
(3) Jaringan bergerak meliputi:

a. pengembangan sistem jaringan bergerak terestrial di seluruh distrik;
b. pengembangan sistem jaringan bergerak seluler meliputi:

1. Pengembangan cakupan dan kualitas layanan dilakukan melalui
pengaturan lokasi dan ketentuan teknis layanan jaringan nirkabel;

2. Rencana penyediaan infrastruktur telematika, berupa tower Base
Transceiver Station (BTS) yang digunakan secara bersama-sama sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan pada tiap distrik;

c. Pengembangan jaringan layanan internet pada fasilitas umum.
d. Menara Base Transceiver Station (BTS) meliputi:

1. BTS/Vsat GS - Kampung Marsi (Distrik Kaimana);
2. BTS - Kampung Sisir 1 (Distrik Kaimana);
3. BTS - Kampung Sisir 2 (Distrik Kaimana);
4. BTS - Kampung Kamaka (Distrik Kaimana);
5. BTS - Air Merah (Distrik Kaimana);
6. BTS - Jl. Caswarina, Krooy (Belakang Kantor Kesehatan), (Distrik

Kaimana);
7. BTS Jl. Lingkar Luar Batu Putih – Kamp. Coa (Distrik Kaimana);
8. BTS Jl. Lingkar Pasar – Emawa, Batu Putih (Distrik Kaimana);
9. BTS Jl. Utarum, Bantemi (Belakang Kantor Kominfo) (Distrik Kaimana);
10. BTS Jl. Utarum, Depan Bandara (Distrik Kaimana);
11. BTS Jl.Caswarina-Krooy (Distrik Kaimana);

LAPORAN AKHIR BAB III | 54

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

12. BTS - Kampung Bamana (Distrik Teluk Etna);
13. BTS - Kampung Rurumo (Distrik Teluk Etna);
14. BTS - Kampung Urubika (Distrik Teluk Etna);
15. BTS - Teluk Etna 1 (Distrik Teluk Etna);
16. BTS - Teluk Etna 2 (Distrik Teluk Etna);
17. BTS - Kampung Wamesa (Distrik Kambrauww);
18. BTS - Kampung Esania (Distrik Buruway);
19. BTS - Kampung Tairi (Distrik Buruway);
20. BTS - Kampung Kambala (Distrik Buruway);
21. BTS - Kampung Pulau Adijaya (Distrik Buruway);
22. BTS - Kampung Tanusan (Distrik Arguni Bawah); dan
23. BTS - Kampung Funiara (Distrik Teluk Arguni).
e. Jaringan bergerak satelit berupa pengembangan teknologi very small aperture
terminal untuk kawasan tertinggal.

3.5. SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR

Sumber Daya Air ditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah
besar. Sistem jaringan sumberdaya air terdiri dari sistem jaringan irigasi untuk memenuhi
kebutuhan irigasi pertanian rakyat, sistem pengendalian banjir, dan bangunan sumber daya air.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air Yaitu Prasarana Sumber Daya Air, Meliputi:
a) sistem jaringan irigasi, meliputi:

(1) jaringan irigasi primer;
(2) jaringan irigasi sekunder;
(3) jaringan irigasi tersier; dan/atau
(4) jaringan irigasi air tanah.
b) sistem pengendalian banjir meliputi:
(1) jaringan pengendalian banjir; dan/atau
(2) bangunan pengendalian banjir.
c) bangunan sumber daya air.
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan air bersih perlu terlebih dahulu diketahui prediksi debit kebutuhan air bersih. Sumber
air bersih yang ada di Kabupaten Kaimana berasal dari rembesan perbukitan yang ditampung
pada bak−bak penampungan dan Sumber air bersih lainnya, dikelola oleh UPTD PAM Kabupaten
Kaimana yang menggunakan sumber air Kali Sukun.

LAPORAN AKHIR BAB III | 55

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Tabel 3.14. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air di Kabupaten Kaimana

Distrik Sistem Jaringan Kondisi Jenis Sistem Jaringan Sumberdaya Air Jumlah
Kaimana Sumberdaya Air Rencana 1
Rencana Bangunan Pengendali Banjir Air Merah, 1
Bangunan Rencana Distrik Kaimana 1
Pengendali Rencana Bangunan Pengendali Banjir Kampung 1
Banjir Rencana Marsi 2
Rencana Bangunan Pengendali Banjir Kampung 1
Bangunan Sisir 7
Sumber Daya Air Bangunan Pengendali Banjir Rawa 1
Pamali, Distrik Kaimana 1
Bangunan Pengndali Banjir Kampung 1
Lobo 3
10
Bangunan Sumber Daya Air

Kaimana Total

Teluk Etna Bangunan Rencana Bangunan Pengendali Banjir Kampung
Pengendali Rencana Nariki, Distrik Teluk Etna
Banjir Rencana
Bangunan Pengendali Banjir Kampung
Rurumo, Distrik Teluk Etna

Pengendali Banjir Kampung Boiya, DItrik
Teluk Etna

Teluk Etna Total

Total Keseluruhan

Sumber: Hasil Pemetaan Tahun 2022

Pengembangan sistem jaringan air bersih darahkan sebagai berkut:

1. Rencana pembangunan prasarana sumber daya air di Kabupaten Kaimana

2. Pelestarian lingkungan pada sumber mata air yang ada di Kabupaten Kaimana
dengan mempertahankan ruang terbuka hijau.

3. Pelestarian daerah tangkapan air dengan pembuatan sumur resapan,biopori dan
menjaga kelestarian ruang terbuka hijau.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi empat kelas :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,air untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama untuk kegunaan tersebut.

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

LAPORAN AKHIR BAB III | 56

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Berikut akan dijelaskan mengenai sistem jaringan sumberdaya air yang ada di Kabupaten
Kaimana terdiri atas:

a. sistem jaringan irigasi;

b. sistem pengendalian banjir;

c. jaringan air baku untuk air bersih; dan

d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna.

(1) Sistem jaringan irigasi berupa rencana jaringan irigasi kewenangan Pemerintah
Kabupaten, terdapat di Distrik Buruway.

(2) Sistem pengendalian banjir meliputi:

a. sistem pengendalian banjir yaitu berupa bangunan pengendalian banjir, meliputi:

1. Bangunan Pengendali Banjir Air Merah di Distrik Kaimana;

2. Bangunan Pengendali Banjir Kampung Marsi di Distrik Kaimana;

3. Bangunan Pengendali Banjir Kampung Sisir di Distrik Kaimana;

4. Bangunan Pengendali Banjir Rawa Pamali di Distrik Kaimana;

5. Bangunan Pengndali Banjir Kampung Lobo di Distrik Kaimana;

6. Bangunan Pengendali Banjir Kampung Nariki di Distrik Teluk Etna;

7. Bangunan Pengendali Banjir Kampung Rurumo di Distrik Teluk Etna;

8. Bangunan Pengendali Banjir Kampung Boiya di Distrik Teluk Etna.

b. sistem pengendalian banjir yaitu pembangunan prasarana pengendalian banjir di
sepanjang pesisir wilayah Kabupaten Kaimana.

c. normalisasi sungai yang berada dekat dengan kawasan permukiman atau pusat
kegiatan dengan cara membuat sodetan pada meander, melakukan pengerukan
pada pendangkalan sungai, pelebaran pada penyempitan sungai serta
pengamanan wilayah sepanjang sempadan sungai;

d. pembuatan dan penambahan elevasi tanggul-tanggul sungai dikawasan perkotaan
atau kawasan yang dekat dengan permukiman penduduk;

e. penghijauan wilayah yang menjadi daerah tangkapan air (catchment area);

f. sistem pengamanan pantai terdiri atas:

1. reboisasi atau penanaman kembali tanaman bakau pada kawasan hutan
bakau yang telah mengalami penggundulan;

2. pembangunan konstruksi penahan (tanggul) pada lokasi−lokasi yang
dinilai memiliki kerawanan terhadap abrasi dan tsunami.

g. pembangunan tangkis laut/pemecah gelombang;

h. pembangunan konstruksi penahan (tanggul) pada lokasi−lokasi yang dinilai
memiliki kerawanan terhadap abrasi dan tsunami;

i. pembangunan check dam di wilayah perbukitan rawan erosi dan longsor; dan

LAPORAN AKHIR BAB III | 57

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

j. pengaturan pengurangan pengambilan air tanah secara berlebihan serta
pemanfaatan air permukaan sebagai salah satu sumber air bersih.

(3) Jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa
sumber air baku untuk minum terdiri atas:
a. Air danau di Distrik Yamor;
b. Embung dan pompanisasi di Distrik Teluk Arguni dan Distrik Arguni Bawah;
c. Sungai Sukun di Distrik Kaimana;
d. Danau Kamaka di Distrik Kaimana; dan
e. Sungai Buruway di Distrik Buruway.

(4) jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
terdiri atas:
a. jaringan perpipaan di Distrik Kaimana; dan
b. jaringan non perpipaan di distrik yang tidak terjangkau jaringan perpipaan.

(5) rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air, meliputi:
a. pengembangan sistem jaringan air baku untuk air minum melalui pengembangan
jaringan perpipaan dan pemanfaatan potensi sumber mata air;
b. peningkatan jaringan irigasi sederhana yang merupakan kewenangan kabupaten;
c. peningkatan sarana dan prasarana pendukung;
d. perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air;
e. pembatasan terhadap pengambilan air tanah;

LAPORAN AKHIR BAB III | 58

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB III | 59

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

3.6. SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA

Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas:
a. Sistem penyediaan air minum (SPAM);
b. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL);
c. Sistem jaringan persampahan wilayah;
d. Sistem jaringan evakuasi bencana; dan
e. Sistem jaringan drainase.
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya, Meliputi:
a) sistem penyediaan air minum (SPAM), dapat meliputi:
(1) jaringan perpipaan, yang dapat meliputi:

(a) unit air baku;
(b) unit produksi;
(c) unit distribusi; dan/atau
(d) unit pelayanan.
(2) bukan jaringan perpipaan, yang dapat meliputi:
(a) sumur dangkal;
(b) sumur pompa;
(c) bak penampungan air hujan;
(d) terminal air; dan/atau
(e) bangunan penangkap mata air.
b) sistem pengelolaan air limbah (SPAL), dapat meliputi:
(1) sistem pembuangan air limbah non domestik; dan/atau
(2) sistem pembuangan air limbah domestik.
c) sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
d) sistem jaringan persampahan, dapat meliputi:
(1) stasiun peralihan antara (SPA);
(2) tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R);
(3) tempat penampungan sampah sementara (TPS);
(4) tempat pemroresan akhir (TPA); dan/atau
(5) tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
e) sistem jaringan evakuasi bencana, terdiri atas:
(1) jalur evakuasi bencana; dan/atau
(2) tempat evakuasi bencana.

LAPORAN AKHIR BAB III | 60

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

f) sistem drainase di wilayah kabupaten meliputi:

(1) jaringan drainese primer;

(2) jaringan drainase sekunder; dan

(3) jaringan drainase tersier.

Tabel 3.15. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya di Kabupaten Kaimana

Distrik Sistem Jaringan Kondisi Jenis Sistem jaringan Jumlah
Arguni Bawah Prasarana Lainnya prasarana lainnya 1
Arguni Bawah Total Sistem Pengelolaan Rencana IPLT Kampung Inari 1
Air Limbah Domestik Pengembangan 1
Buruway Tempat Evakuasi Eksisting SD Inpres Sumun
Bencana 1
Tempat Pengolahan Rencana TPST Kampung Inari
Sampah Terpadu 1
(TPST) Rencana Embung Kampung
Rencana Manggera, Distrik 1
Unit Air Baku Rencana Arguni Bawah
Rencana 1
Sistem Pengelolaan Rencana Pompanisasi
Air Limbah Domestik Rencana Kampung Egerwara, 1
Rencana Distrik Arguni Bawah
Tempat Evakuasi 1
Bencana Pompanisasi
Kampung Inari, Distrik 1
Tempat Pengolahan Teluk Arguni 10
Sampah Terpadu 1
(TPST) Pompanisasi 1
Unit Air Baku Kampung Mandiwa, 1
Distrik Arguni Bawah 1
1
Pompanisasi 1
Kampung Sumun, 1
Distrik Arguni Bawah 1
1
Pompanisasi
Kampung Urisa,
Distrik Arguni Bawah

Pompanisasi
Kampung Waromi,
Distrik Arguni Bawah

Rencana IPAL Kampung Adijaya
Rencana
IPLT Kampung Edor
Rencana
IPLT Kampung
Pengembangan Kambala
Eksisting Balai Kampung
Pengembangan Adijaya
Eksisting Lapangan Kampung
Pengembangan Esania
Eksisting Polsek dan Koramil
Rencana Kampung Kambala

Rencana TPST Kampung Esania

Pengembangan TPST Kampung
Eksisting Kambala
Sumber Air Baku
Sungai Buruway

LAPORAN AKHIR BAB III | 61

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Distrik Sistem Jaringan Kondisi Jenis Sistem jaringan Jumlah
Buruway Total Prasarana Lainnya prasarana lainnya 9
1
Kaimana Bangunan Rencana Bangunan Penangkap
Penangkap Mata Air Mata Air Kroy 1
Pengembangan Bangunan Penangkap
Sistem Pengelolaan Eksisting Mata Air Kampung 1
Air Limbah Domestik Coa
Pengembangan Bangunan Penangkap 1
Sistem Pengelolaan Eksisting Mata Air Kampung
Air Limbah Non Marsi 1
Domestik Pengembangan Bangunan Penangkap 1
Eksisting Mata Air Kampung 1
Tempat Evakuasi Tanggaromi 1
Bencana Rencana 1
Rencana IPAL Kampung Kroy 1
Tempat Pemrosesan 1
Akhir (TPA) Rencana IPLT Bandara 1

Tempat Rencana IPLT Jl. Lingkar Dalam 1
Penampungan Rencana Km 0 Bandara
Sementara (TPS) 1
Rencana IPLT Kampung Coa
Tempat Pengolahan 1
Sampah Terpadu Rencana IPLT Kampung Kroy 1
(TPST) Eksisting 1
IPLT Kampung 1
Namatota 1
1
IPLT Kampung Trikora 1
1
IPAL Kampung Coa 1
1
Rencana IPAL/Kawasan 1
Peruntukan Industri 1
1
Rencana Komplekas 1
Pendidikan SMAN 1 1
Rencana Kaimana 1
Rencana Lapangan GOR
Rencana Kaimana
Rencana
SMA Yapis Kaimana

SMPN 3 Kaimana

SMPN 5 Lobo

Rencana TPA Tanggaromi

Eksisting TPS Air Merah
Eksisting
Eksisting TPS Batalion
Eksisting
Eksisting TPS Kampung Trikora
Eksisting
TPS Kantor Bupati
Eksisting
TPS Pasar Coa
Eksisting
Eksisting TPS Pasar Ikan
Rencana TPS Pasar Kampung
Coa
Rencana TPS Rumah Sakit

TPS Taman Jusuf Kalla

TPST Kampung Coa
TPST Kampung
Tanggaromi

LAPORAN AKHIR BAB III | 62

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Distrik Sistem Jaringan Kondisi Jenis Sistem jaringan Jumlah
Prasarana Lainnya prasarana lainnya 1
Kaimana Total Rencana 1
Kambrauw Unit Air Baku Sumber Air Bersih Kali 1
Rencana Base Camp 1
Kambrauw Total 1
Pengembangan Sumber Air Bersih Kali 1
Teluk Arguni Eksisting Km 14 36
Pengembangan 1
Eksisting Sumber Air Baku 1
Pengembangan Danau Kamaka 2
Eksisting 1
Pengembangan Sumber Air Baku 1
Eksisting Sungai Sukun Jl.Sisir 1
1
Sumber Air Bersih Kali 1
Gebiasi
1
Sumber Air Bersih Kali
Torabe 1

Sistem Pengelolaan Rencana IPLT Kampung Sunua 1
Air Limbah Domestik
Pengembangan Lapangan Kampung 1
Tempat Evakuasi Eksisting Sunua
Bencana 1

Bangunan Pengembangan Bangunan Penangkap 1
Penangkap Mata Air Eksisting Mata Air Kampung
Sistem Pengelolaan Rencana Borogerba 1
Air Limbah Domestik Rencana IPAL Kampung
Tempat Evakuasi Pengembangan Bofuwer 1
Bencana Eksisting IPLT Kampung
Tempat Pengolahan Rencana Borogerba
Sampah Terpadu
(TPST) Rencana SD YPK Furnusu

Unit Air Baku Rencana TPST Kampung
Wainaga
Rencana
Embung Kampung
Rencana Rafa, Distrik Teluk
Arguni
Rencana Pompanisasi
Kampung Afuafu,
Rencana Distrik Teluk Arguni
Pompanisasi
Rencana Kampung Bofuwer,
Distrik Teluk Arguni
Rencana Pompanisasi
Kampung Fudima,
Distrik Teluk Arguni
Pompanisasi
Kampung Kensi,
Distrik Teluk Arguni
Pompanisasi
Kampung Kokoroba,
Distrik Teluk Arguni
Pompanisasi
Kampung Tiwara
Weswasa, Distrik
Teluk Arguni
Pompanisasi
Kampung Wetuf,
Distrik Teluk Arguni

LAPORAN AKHIR BAB III | 63

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Distrik Sistem Jaringan Kondisi Jenis Sistem jaringan Jumlah
Teluk Arguni Total Prasarana Lainnya prasarana lainnya 13
1
Sistem Pengelolaan Rencana IPLT Kampung
Air Limbah Domestik Roromu 1
Pengembangan
Teluk Etna Tempat Evakuasi Eksisting Balai Kampung Avona 1
Bencana Pengembangan
Eksisting Lapangan Kampung 1
Rurumo
4
Tempat Pengolahan Rencana TPST Kampung Avona 1
Sampah Terpadu 1
(TPST) 5
7
Teluk Etna Total 81

Yamor Sistem Pengelolaan Rencana IPAL Kampung Avona
Air Limbah Domestik Rencana
IPLT Kampung Ururu
Unit Air Baku Eksisting Sumber Air Baku Air
Danau Distrik Yamor

Yamor Total
Grand Total
Sumber: Hasil Pemetaan Tahun 2022

3.6.1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Pemenuhan air minum di Kabupaten Kaimana dari sumber air yang dialirkan melalui
sistem perpipaan dan bukan perpipaan. Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Kaimana
terdiri atas:

A. Jaringan Perpipaan.

1. Unit Air Baku Untuk Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan air bersih perlu terlebih dahulu diketahui prediksi debit kebutuhan air bersih.
Berdasarkan prediksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2027 kebutuhan untuk
domestk diprediksi sebesar 100.436.826 liter/hari dan untuk non domestic 110.480.508
liter/hari dengan asums tingkat kebocoran sebesar 30 % maka total kebutuhan air
diwilayah Kabupaten Kaimana 274.192.533 liter/hari.

Pengembangan sistem jaringan air bersih diarahkan sebagai berkut :

1. Penambahan tingkat pelayanan PDAM menjadi 80% kerjasama dengan PDAM
Kota Kaimana.

2. Menurunkan tingkat kebocoran menjadi 30% produksi air.

3. Rencana pembangunan prasarana sumber daya air di Kabupaten Kaimana

4. Pelestarian lingkungan pada sumber mata air yang ada di kabupaten Kaimana
dengan mempertahankan ruang terbuka hijau.

5. Pelestarian daerah tangkapan air dengan pembuatan sumur resapan,biopori dan
menjaga kelestarian ruang terbuka hijau.

LAPORAN AKHIR BAB III | 64

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

6. Pembangunan Long Storage dalam upaya menyediakan Air Baku untuk wilayah
Kaimana.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi empat kelas :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,air untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama untuk kegunaan tersebut.

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

Pemanfaatan air tanah sebagai pasokan kebutuhan air dibutuhkan penyelidikan lebih
detail, meliputi :

1. Penyelidikan geolistik untuk mengetahui penyebaran dan system akuifer

2. Sumur observasi untuk mengetahui parameter akuifer

3. Muka air tanah dengan mengukur sumur penduduk dan sumur untuk industri

4. Aliran air tanah

5. Debit mata air dan sungai

Sistem air baku PDAM Kabupaten Kaimana, terbagi atas unit-unit yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnnya, sehingga dari sumber mata air saling tergabung dalam semua
sistem pelayanan.

2. Unit Pelayanan

Pelayanan air bersih untuk air minum bukan jaringan perpipaan di Kabupaten Kaimana
dilakukan dengan mendapatkan air dari sumur gali terlindungi, sumur gali dengan pompa,
sumur bor, embung, waduk dan penampungan air hujan.

Berikutnya akan dijelaskan mengenai Sistem penyediaan air minum (SPAM) yang ada di
Kabupaten Kaimana terdiri atas:

a. jaringan perpipaan; dan

b. jaringan non perpipaan.

(1) Jaringan perpipaan dalam pengembangan jaringan air bersih diarahkan sebagai berikut:

a. penambahan tingkat pelayanan PDAM menjadi 80% kerjasama dengan PDAM Kota
Kaimana;

LAPORAN AKHIR BAB III | 65

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

b. menurunkan tingkat kebocoran menjadi 30% produksi air;
c. rencana pembangunan prasarana sumber daya air di Kabupaten Kaimana;
d. pelestarian lingkungan pada sumber mata air yang ada di kabupaten Kaimana

dengan mempertahankan ruang terbuka hijau;
e. pelestarian daerah tangkapan air dengan pembuatan sumur resapan, biopori dan

menjaga kelestarian ruang terbuka hijau; dan
f. pembangunan long storage dalam upaya menyediakan Air Baku untuk wilayah

Kaimana.
(2) Jaringan non perpipaan dilakukan dengan mendapatkan air dari sumur gali terlindungi,

sumur gali dengan pompa, sumur bor, embung, waduk dan penampungan air hujan,
meliputi:
a. pemanfaatan air tanah sebagai pasokan kebutuhan air dibutuhkan penyelidikan

lebih detail, meliputi:
1. penyelidikan geolistik untuk mengetahui penyebaran dan system akuifer
2. sumur observasi untuk mengetahui parameter akuifer
3. muka air tanah dengan mengukur sumur penduduk dan sumur untuk

industri
4. aliran air tanah
5. debit mata air dan sungai.
b. unit air baku untuk air bersih, terdiri atas:
1. Embung Kampung Manggera, Distrik Arguni Bawah;
2. Pompanisasi Kampung Egerwara, Distrik Arguni Bawah;
3. Pompanisasi Kampung Inari, Distrik Teluk Arguni;
4. Pompanisasi Kampung Mandiwa, Distrik Arguni Bawah;
5. Pompanisasi Kampung Sumun, Distrik Arguni Bawah;
6. Pompanisasi Kampung Urisa, Distrik Arguni Bawah;
7. Pompanisasi Kampung Waromi, Distrik Arguni Bawah;
8. Sumber Air Baku Sungai Buruway, Distrik Buruway;
9. Sumber Air Bersih Kali Base Camp, Distrik Kaimana;
10. Sumber Air Bersih Kali Km 14, Distrik Kaimana;
11. Sumber Air Baku Danau Kamaka, Distrik Kaimana;
12. Sumber Air Baku Sungai Sukun Jl.Sisir, Distrik Kaimana;
13. Sumber Air Bersih Kali Gebiasi, Distrik Kaimana;
14. Sumber Air Bersih Kali Torabe, Distrik Kaimana;
15. Embung Kampung Rafa, Distrik Teluk Arguni;

LAPORAN AKHIR BAB III | 66

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

16. Pompanisasi Kampung Afuafu, Distrik Teluk Arguni;
17. Pompanisasi Kampung Bofuwer, Distrik Teluk Arguni;
18. Pompanisasi Kampung Fudima, Distrik Teluk Arguni;
19. Pompanisasi Kampung Kensi, Distrik Teluk Arguni;
20. Pompanisasi Kampung Kokoroba, Distrik Teluk Arguni;
21. Pompanisasi Kampung Tiwara Weswasa, Distrik Teluk Arguni;
22. Pompanisasi Kampung Wetuf, Distrik Teluk Arguni;
23. Sumber Air Baku Air Danau Distrik Yamor.
c. bangunan penangkap mata air, berada di:
1. Bangunan Penangkap Mata Air Kampung Tanggaromi, Distrik Kaimana;
2. Bangunan Penangkap Mata Air Kampung Coa, Distrik Kaimana;
3. Bangunan Penangkap Mata Air Kroy, Distrik Kaimana;
4. Bangunan Penangkap Mata Air Kampung Marsi, Distrik Kaimana; dan
5. Bangunan Penangkap Mata Air Kampung Borogerba, Distrik Teluk Aguni.

3.6.2. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)

Arahan pengelolaan Limbah meliputi:

1. Perlu adanya perbaikan dan peningkatan sarana sanitasi yang pembangunan sarana baru
untuk pembuangan air limbah domestik, ditujukan bagi penduduk yang belum mempunyai
sarana dan tidak mampu dari segi pendapatan.

2. Diperlukan adanya program-program yang berkaitan dengan promosi dan penyuluhan
untuk memberikan pengertian dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
masalah sanitasi.

3. Pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras lumpur
tinja dan pengolah lumpur tinja

4. Perlu adanya Pengolahan terhadap sistem pembuangan sampah

5. Rencana pengolahan limbah hasil industri di kawasan industri

6. Rencana IPAL Komunal untuk Rumah Tangga di Seluruh distrik

7. Rencana pengembangan IPAL untuk industry kecil berbentuk cluster.

Rencana sistem sanitasi di Perkotaan diarahkan secara kolektif dengan sistem MCK tiap
10 – 20 Kepala keluarga. Air limbah rumah tangga disalurkan terpadu dengan limbah padat yang
ditampung dalam sumur resapan, demikian juga dengan limbah industri direncanakan dengan
sistem pengolahan sendiri sebelum disalurkan ke saluran drainase.

1. Sistem pembuangan air kotor/tinja

Pembuangan kotoran/tinja dilakukan dengan sistem on site dan off site. Sistem on site
direncanakan untuk unit lingkungan pada tiap blok perencanaan dengan kepadatan

LAPORAN AKHIR BAB III | 67

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

rendah hingga sedang yang penyediaannya secara perorangan atau tiap rumah tangga.
Sedangkan sistem off site direncanakan pada unit lingkungan dengan kepadatan tinggi
dan sangat tinggi terutama pada kawasan pusat kota dengan cara membangun saluran
khusus untuk pembuangan berupa sewerage/sistem perpipaan atau untuk pemecahan
sementara dengan menggunakan sarana jenis A (MCK – 10 Keluarga).

2. Sistem penyaluran/pematusan air hujan

Rencana sistem pematusan air hujan tidak dipisahkan dengan air buangan rumah tangga
(minus tinja). Saluran ini berupa saluran terbuka pada lingkungan perumahan yang jarak
antar bangunannya lebih dari 3 meter dan saluran tertutup pada lingkungan perumahan
dengan jarak bangunan kurang dari 3 meter.

(1) Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (1)
huruf b terdiri atas:

a. Sistem pengelolaan air limbah non domestik; dan

b. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.

(2) Sistem pengelolaan air limbah non domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a diarahkan yaitu IPAL Kawasan Peruntukan Industri berada di Kampung Tanggaromi,
Distrik Kaimana.

(3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
sebagai berikut:

a. IPAL di Kampung Coa Distrik Kaimana;

b. IPAL di Kampung Kroy Distrik Kaimana;

c. IPAL di Kampung Adijaya Distrik Buruway;

d. IPAL di Kampung Bofuwer Distrik Teluk Arguni;

e. IPAL di Kampung Avona Distrik Teluk Etna;

f. IPLT di Kampung Trikora Distrik Kaimana;

g. IPLT di Kampung Kroy Distrik Kaimana;

h. IPLT di Kampung Namatota Distrik Kaimana;

i. IPLT di Bandara Distrik Kaimana;

j. IPLT di Jl. Lingkar Dalam Km 0 Bandara Distrik Kaimana;

k. IPLT di Kampung Sunua Distrik Kambrauww;

l. IPLT di Kampung Edor Distrik Buruway;

m. IPLT di Kampung Kambala Distrik Buruway;

n. IPLT di Kampung Inari Distrik Arguni Bawah;

o. IPLT di Kampung Borogerba Distrik Teluk Arguni;

p. IPLT di Kampung Rurumo Distrik Teluk Etna; dan

q. IPLT di Kampung Ururu Distrik Yamor.

LAPORAN AKHIR BAB III | 68

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

3.6.3.Sistem Jaringan Persampahan Wilayah

1. Persampahan :

 Diarahkan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di TPA skala regional
kabupaten.

 Adanya pengembangan TPS secara terpusat pada unit-unit lingkungan yang
terdapat pada pusat-pusat perkotaan.

 Rencana pengembangan lokasi pengolahan sampah dengan komposting.

 Pengaturan jam dan jalur truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA sehingga dapat
dilakukan pembuangan secara rutin setiap harinya.

 Diarahkan untuk dikembangkan sistem pengomposan sampah untuk sampah
organik dan pengolahan daur ulang untuk sampah non organik.

2. Limbah Domestik:

 Perlu adanya perbaikan dan peningkatan sarana sanitasi yang Pembangunan
sarana baru untuk pembuangan air limbah domestik, ditujukan bagi penduduk
yang belum mempunyai sarana dan tidak mampu dari segi pendapatan.

 Diperlukan adanya program-program yang berkaitan dengan promosi dan
penyuluhan untuk memberikan pengertian dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya masalah sanitasi.

 Pengadaan sarana penunjang pengolah limbah domestik seperti truck penguras
lumpur tinja dan pengolah lumpur tinja

 Perlu adanya Pengolahan terhadap sistem pembuangan sampah

 Rencana pengolahan limbah hasil industri di kawasan industri

❖ Penetapan kawasan ruang terbuka hijau yang terdiri dari ;

 Pengadaan taman dan hutan kota

 Penetapan luasan ruang terbuka hijau perkotaan minimum 30% dari luasan area

 Pengembangan jenis ruang terbuka hijau dengan berbagai fungsinya

Permasalahan sistem pengelolaan lingkungan pada umumnya terjadi diwilayah perkotaan.
Permasalahan limbah padat maupun cair baik untuk domestik maupun non domestik memerlukan
perhatian yang serus bagi pemerintah daerah, apalagi Kabupaten Kaimana memiliki kawasan
industri yang memberikan dampak atau pengaruh paling besar terhadap produksi limbah di
wilayah ini. Untuk mengatasi masalah persampahan terutama bagi wilayah perkotaan dapat
ditempuh melalui :

 Kerjasama antar wilayah/distrik secara saling menguntungkan, baik bagi
wilayah/distrik yang memiliki TPA atau TPS maupun bagi pihak pembuang
sampah.

 Penyediaan TPS atau TPA di wilayahnya sendiri dalam satu distrik dengan syarat
tanah peruntukan ada dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan di
sekitarnya.

LAPORAN AKHIR BAB III | 69

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

 Kerjasama dengan wilayah lain dalam pemanfaatan TPA dan tidak saling
merugikan.

Untuk mengatasi masalah persampahan terutama bagi wilayah perkotaan dapat ditempuh
melalui :

1. Kerjasama antar wilayah/distrik secara saling menguntungkan, baik bagi
wilayah/distrik yang memiliki TPA atau TPS maupun bagi pihak pembuang
sampah.

2. Penyediaan TPS atau TPA di wilayahnya sendiri dalam satu distrik dengan syarat
tanah peruntukan ada dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan di
sekitarnya.

3. Kerjasama dengan wilayah lain dalam pemanfaatan TPA dan tidak saling
merugikan.

Rencana sistem sanitasi di Perkotaan diarahkan secara kolektif dengan sistem MCK tiap
10 – 20 Kepala keluarga. Air limbah rumah tangga disalurkan terpadu dengan limbah padat yang
ditampung dalam sumur resapan, demikian juga dengan limbah industri direncanakan dengan
sistem pengolahan sendiri sebelum disalurkan ke saluran drainase.

 Sistem pembuangan air kotor/tinja

Pembuangan kotoran/tinja dilakukan dengan sistem on site dan off site. Sistem
on site direncanakan untuk unit lingkungan pada tiap blok perencanaan dengan
kepadatan rendah hingga sedang yang penyediaannya secara perorangan atau
tiap rumah tangga. Sedangkan sistem off site direncanakan pada unit lingkungan
dengan kepadatan tinggi dan sangat tinggi terutama pada kawasan pusat kota
dengan cara membangun saluran khusus untuk pembuangan berupa
sewerage/sistem perpipaan atau untuk pemecahan sementara dengan
menggunakan sarana jenis A (MCK – 10 Keluarga).

 Sistem penyaluran/pematusan air hujan

Rencana sistem pematusan air hujan tidak dipisahkan dengan air buangan rumah
tangga (minus tinja). Saluran ini berupa saluran terbuka pada lingkungan
perumahan yang jarak antar bangunannya lebih dari 3 meter dan saluran tertutup
pada lingkungan perumahan dengan jarak bangunan kurang dari 3 meter.

Sistem jaringan persampahan wilayah dalam terdiri atas:

a. Perluasan TPA Tanggaromi di Distrik Kaimana dengan luas kurang lebih 57 hektar;

b. Penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) Terpadu (TPST), yang meliputi:

1. TPS Air Merah Distrik Kaimana;

2. TPS Batalion Distrik Kaimana;

3. TPS Kampung Trikora Distrik Kaimana;

4. TPS Kantor Bupati Distrik Kaimana;

5. TPS Pasar Coa Distrik Kaimana;

6. TPS Pasar Ikan Distrik Kaimana;

LAPORAN AKHIR BAB III | 70

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

7. TPS Pasar Kampung Coa Distrik Kaimana;

8. TPS Rumah Sakit Distrik Kaimana; dan

9. TPS Taman Jusuf Kalla Distrik Kaimana.

c. Penyediaan Tempat Penampungan Sementara Terpadu (TPST), yang meliputi:

1. TPST Kampung Coa Distrik Kaimana;

2. TPST Kampung Tanggaromi Distrik Kaimana;

3. TPST Kampung Avona Distrik Teluk Etna;

4. TPST Kampung Inari Distrik Arguni Bawah;

5. TPST Kampung Wainaga Distrik Teluk Arguni;

6. TPST Kampung Esania Distrik Buruway; dan

7. TPST Kampung Kambala Distrik Buruway.

d. Jalur persampahan melalui truk angkut sampah, melalui:

1. Pasar – TPA – Brawijaya – Jalan Baru Belakang – Bumsur (Orong 1,2,3) – Anda Air
– Samping Lembaga Busur Luar, Pasar Lemon – Kebun Kelapa Depan dan Lorong
Tengah – SMAN 1;

2. Pertamina Kaki Air – Jalan Brawijaya Dan Jalan Yos Sudarso – Pasar Lemon –
Koramil – Kompleks Puskesmas – Jalan Nikolas Kebes – Mangga 2 Dalam –
Diponegoro – Kampung Seram, Jalan Trikora, Polsek – Jalan Kaki Air Kecil Sampai
Tugu Lumba-Lumba – Kompleks Perkantoran – Kediaman – TPA;

3. Pengelolaan persampahan pada kawasan tertentu meliputi: kawasan pertahanan
keamanan yaitu batalyon, kawasan pariwisata, kawasan peruntukan industry,
kawasan perikanan dan kawasan lainnya.

e. Jalur persampahan melalui truk umroll, melalui:

1. Belakang Pertamina 1 Unit – Taman JK 1 Unit – Kroi 1 Unit – RSUD 1 Unit – TPA;

2. Pasar 2 Unit – SMAN 2 1 Unit – Polres 1 Unit – Kantor Keuangan Daerah 1 Unit –
SMPN 2 1 Unit – Coa (1 Unit) Melewati Kilo Nol (Jalan Tengah) - Kompi 1 Unit – TPA.

f. Jalur persampahan melalui jalur motor sampah, melalui:

1. Depan Bengkel Sampai jalan Suci – Lorong PAM – Lorong PLN – Lorong Asrama
Pelayaran – TPA;

2. Gereja KIMI – Bumsur Gunung – Masjid Bumsur – SDN 1 – TPA.

g. Sistem jaringan persampahan diarahkan melalui:

1. pengaturan jam dan jalur truk pengangkut sampah dari TPS, TPST ke TPA sehingga
dapat dilakukan pembuangan secara rutin setiap harinya;

2. diarahkan untuk dikembangkan sistem pengomposan sampah untuk sampah
organik dan pengolahan daur ulang untuk sampah non organik;

LAPORAN AKHIR BAB III | 71

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

3.6.4.Sistem Jaringan Evakuasi Bencana

Penanganan bencana adalah adanya jalur evakuasi untuk mengarahkan korban bencana
menjauhi pusat bencana, dan kegiatan tanggap bencana.

Arahan sistem evakuasi bencana adalah sebagai berikut:

1. Jalan Lokal di distrik lokasi rawan banjir dan longsor, jalan lokal ini diupayakan untuk
mendapat perkerasan aspal mantap dan lebar yang sesuai dengan hirarki jalannya.

2. Arah jalur evakuasi bencana diarahkan sebagai berikut:

 Titik evakuasi distrik arahan jalur evakuasi dengan memanfaatkan ruas jalan
kolektor yang menghubungkan antar distrik.

 Titik evakuasi di Kota Kaimana (Kantor Kabupaten), arahan jalur evakuasi dengan
memanfaatkan ruas jalan Kolektor dan Arteri yang menghubungkan Kota Kaimana
dengan kawasan rawan bencana yang ada di distrik.

 Titik evakuasi di arahan jalur evakuasi dengan memanfaatkan ruas jalan kolektor
yang menghubungkan antar distrik.

3. Sebagai titik pengumpulan korban bencana maka sarana ruang evakuasi bencana yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 Kantor distrik

 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

 Lapangan terbuka atau olahraga

4. Untuk kegiatan tanggap darurat maka perlu dikembangkan adanya stok obat-obatan dan
bahan makanan yang dapat dikoordinir pengelolaannya melalui Puskesmas dan Kantor
distrik atau Kantor kampung.

5. Pelatihan tanggap bencana alam di kawasan rawan bencana.

3.6.5.Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam adalah suatu kawasan yang sering dan atau mempunyai
potensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, gerakan
tanah, angin topan, dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Kawasan rawan bencana alam di
Kabupaten Kaimana meliputi Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah (Termasuk Tanah
Longsor), Kawasan Rawan Banjir, Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, dan
Kawasan Rawan Bencana abrasi dan gelombang tinggi. Ketersediaan sumber daya dalam
penanggulangan bencana di Kabupaten Kaimana meliputi:

A. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah (Termasuk Tanah Longsor)

Longsor tanah dipengaruhi oleh faktor kemampuan tanah yang lain, terutama kemiringan
tanah, curah hujan dan penutup tanah. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor, Sebagian
wilayah Distrik Kaimana, Distrik Teluk Etna dan Distrik Buruway.

LAPORAN AKHIR BAB III | 72

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Pada kawasan rawan bencana longsor ini upaya penanganan yang akan ditempuh adalah:

1. Mengindentifikasi titik lokasi rawan longsor

2. Jika pada titik rawan longsor terdapat permukiman maka diupayakan dilakukan
rekolokasi.

3. Pada lokasi rawan longsor dilakukan kegiatan perkuatan lereng secara mekanis dengan ;
teras datar,teras kredit,teras pematang, dan teras bangku. Secara vegetatif dengan ;
penanaman dengan tanaman penutup tanah, penananam dalam strip, penanaman
berganda, pemakaian mulsa, dan reboisasi.

B. Kawasan Rawan Banjir

Bencana banjir yang pernah terjadi di Kabupaten Kaimana di Distrik Kaimana dan Distrik
Buruway. Penanggulangan bencana banjir tidak dapat diatasi secara parsial dengan hanya
menata kawasan yang terkena banjir saja, akan tetapi lebih baik lagi jika dari bagian hulu sungai
yang berpotensi banjir tersebut juga ditata.

Upaya penanganan kawasan rawan banjir ini adalah sebagai berikut:

1. Penataan bagian hulu sungai yang bersangkutan dengan program reboisasi yang
kontinu.

2. Melakukan normalisasi badan sungai, termasuk membersihkan sampah yang
terakumulasi di badan sungai.

3. Membuat sistem tanggul.

4. Mengembangkan sistem pompa pada kawasan yang memungkinkan untuk
dikembangkan sistem ini.

C. Kawasan Rawan Lonsor

Kawasan Rawan Bencana Kekeringan, berada menyebar di masing-masing distrik. Agar
bencana kekeringan ini tidak menjadi sesuatu yang rutin maka diperlukan program penanganan
antara lain sebagai berikut;

1. Program reboisasi, yang dilaksanakan awal musim penghujan agar bibit tanaman
dapat hidup. Hal ini dimaksudkan agar dimasa depan lahan secara bertahap dapat
menyerap air hujan untuk dapat memperbaiki kondisi muka air tanah.

2. Membangun embung-embung yang berfungsi menampung air pada musim
penghujan.

3. Membangun bak penampung air hujan secara individu ditiap rumah mapun di
secara berkelompok.

4. Mengembangkan sistem sumur bor untuk mendapatkan sumber air bersih.
5. Memberikan program darurat pada saat musim kemarau berupa suplai air dari

truk tangki.

D. Kawasan Rawan Bencana Sedimen

Sungai dan pantai mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kawasan rawan
bencana sedimentasi, hal ini dikarenakan hampir semua sungai bermuara di pantai sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan disepanjang daerah aliran sungai sedikit banyak akan
berpengaruh ke pantai termasuk kerusakan-kerusakan di daerah pantai. Jenis kerusakan yang

LAPORAN AKHIR BAB III | 73

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

kerap terjadi di daerah pantai adalah abrasi dan akresi (sedimentasi).

Sedimentasi merupakan suatu proses pengendapan material yang terbawa oleh media air.
Dampak yang merugikan sebagai akibat dari sedimentasi adalah terganggunya aliran sungai
berupa meningkatnya aliran permukaan dan menurunnya permukaan air tanah dan meluasnya
lahan kedap air, yang ditandai dengan gejala ketika turun hujan akan mudah banjir dan ketika
musim kemarau terjadi kekeringan dan pendangkalan sungai sehingga menyebabkan banjir.
Terdapat beberapa sungai besar yang menyebabkan sedimentasi yang ada di Kabupaten Kaimana
ini.

Pada Sungai yang ada di Kabupaten Kaiman aini kondisi air yang sering meluap dari sungai
karena debitnya bertambah dengan cepat sehingga melebihi daya tampung sungai. Pada kondisi
tersebut air hujan sebagian akan masuk ke dalam tanah (inlfiltrasi) di sekitar Sungai dan
sebagaian akan menjadi air tanah yang keluar menjadi mata air. Apabila volume air hujan bisa
tertampung oleh tanah, maka debit air yang masuk ke dalam sungai akan berkurang. Daya
tampung daerah aliaran sungai tersebut mempunyai korelasi negatif dengan kecepatan aliran air
hujan. Jika air hujan tersebut datang dengan aliran yang tinggi, maka penyerapan oleh tanah
berkurang. Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan mengikis tanah sehingga terbawa oleh
aliran air ke dalam sungai. Kondisi inilah yang menghasilkan dampak dari proses sedimentasi
yang menjadi objek kajian.

Debit air hujan yang masuk ke dalam sungai menjadi bekurang disebabkan karena
terinfiltrasikan oleh daerah yang ada di sekitarnya, kemudian debit air sungai tersebut tidak
bertambah secara cepat sehingga daya tampung sungai relatif menjadi jauh lebih besar, karena
air sungai tersebut terus mengalir ke laut. Kondisi aliran sungai tidak dapat dipastikan pada
beberapa tahun ke depan, sehingga perlu dilakukan perencanaan yang disusun berdasarkan
suatu resiko yang telah diperhitungkan dalam bentuk mitigasi bencana.

E. Kawasan Rawan Tsunami

Tsunami merupakan gelombang raksasa yang terjadi karena adanya pergerakan di dasar
laut. Secara etimologi, tsunami berasal dari bahasa Jepang. Lokasi rawan tsunami ditentukan dari
sejarah kejadian tsunami, morfologi atau bentuk pantai. Misalnya, pada pantai dengan bentuk
landai atau teluk yang berhadapan langsung dengan sumber gempa bumi, maka bisa jadi
penyebab terjadinya tsunami. Wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia tersebar di 18 provinsi
dari Nanggro Aceh Darusalam hingga Fak-Fak di Papua.

Terdapat beberapa penyebab terjadinya tsunami:

 Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi.

 Dislokasi adalah perpindahan masa tanah atau batuan yang sangat besar di bawah
air laut atau danau.

 Tanah longsor di bawah tubuh air laut. Letusan gunung api di bawah laut dan gunung
api pada sebuah pulau.

Berikut ini karakteristik Tsunami:

 Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Secara
bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30
meter.

LAPORAN AKHIR BAB III | 74

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

 Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang
pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan
gempa. Contohnya, pada gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9.
Maka, panjang gelombang tsunami berkisar 2.050 km dengan tinggi gelombang 2 m
dari permukaan laut.

 Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki durasi
gelombang sekitar 10-60 menit, sementara gelombang pasang bisa berlangsung lebih
lama yaitu 12-24 jam.

 Cepat lambatnya gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut. Apabila
kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan gelombang tsunami akan
berkurang sebanyak tiga perempatnya.

Cara Mengendalikan Tsunami Terjadinya bencana alam, terutama tsunami sulit untuk
dicegah. Hal yang paling bisa dilakukan adalah antisipasi untuk dampak tsunami. Antisipasi
tersebut yaitu:

 Memantau informasi dari Badan Meteorologi, Kegunungapian, dan Geofisika (BMKG).

 Persiapan dengan cari tahu kontak badan tanggap bencana alam seperti, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

 Berkaca pada upaya pemerintah Jepang dan Hawai dalam menghadapi tsunami.
Pemerintah Jepang telah membangun tembok tsunami setinggi 11,3 m. Sementara
pemerintah Hawai, telah membangun bendungan pemecah gelombang untuk
mengurangi kekuatan gelombang tsunami.

 Membuat bangunan di sekitar pantai yang tidak terpengaruh oleh gelombang
tsunami.

 Merancang bangunan dengan kondisi kuat agar dapat menahan hantaman tsunami.

 Merancang bangunan yang mudah dilewati oleh gelombang. Dinding-dinding tiang
utama dirancang untuk menahan gelombang, sementara dinding lainnya dirancang
agar dapat mudah hanyut terbawa gelombang tsunami.

Berikut akan dijelaskan mengenai Sistem jaringan evakuasi bencana yang ada di
Kabupaten Kaimana terdiri atas:

a. Jalur evakuasi bencana; dan

b. Tempat evakuasi bencana.

(1) Jalur evakuasi bencana sebagai berikut:

a. Arahan jalur evakuasi dengan memanfaatkan ruas jalan arteri yaitu Jl. Sp. Goro -
Kp. Muri - Bts.Provinsi Papua Barat;

b. Arahan jalur evakuasi bencana dengan memanfaatkan ruas jalan kolektor primer,
meliputi:

1. Jl. Bofuwer – Warmenu;

2. Jl. Kaimana - Teluk Triton;

3. Jl. Amatua;

4. Jl. Batu Putih Coa;

LAPORAN AKHIR BAB III | 75

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

5. Jl. Hailai Bumsur;
6. Jl. Kaimana – Kiruru;
7. Jl. Kaimana - Teluk Triton;
8. Jl. Lingkar Luar;
9. Jl. Mayor Dimara;
10. Jl. Poros Desa Lobo;
11. Jl. Raya Utarom;
12. Jl. Renoma;
13. Jl. Simora;
14. Jl. Bofuwer – Warmenu;
15. Jl. Rufada - Lokbon Sawatawera;
16. Jl. Wombu-Undurara-Oya; dan
17. Jl. Kaimana – Kiruru.
c. Arahan jalur evakuasi bencana dengan memanfaatkan ruas jalan kolektor
sekunder, terdiri atas:
1. Jl. Mandiwa-Wermenu-Kufuryai;
2. Jl. Waho – Inari;
3. Jl. Wonama-Tanggarumi;
4. Jl. Kambala -Tairi;
5. Jl. Wanggatnau – Sara;
6. Jl. Amatu;
7. Jl. Amos Natraka;
8. Jl. Batu Putih - Pasar Baru;
9. Jl. Bicari (Usulan);
10. Jl. Cemara;
11. Jl. Emawa;
12. Jl. Gaharu;
13. Jl. Lobo – Wanggatnau;
14. Jl. Pahlawan;
15. Jl. Pala;
16. Jl. Pedesaan Bumsur I;
17. Jl. Pedesaan Bumsur II;
18. Jl. Pedesaan Bumsur III;
19. Jl. Pedesaan Bumsur IV;
20. Jl. Pedesaan Bumsur V;
21. Jl. Poros Kota Baru;
22. Jl. RA Kartini;

LAPORAN AKHIR BAB III | 76

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

23. Jl. Rajawali;
24. Jl. SMP Negeri 2;
25. Jl. Suci;
26. Jl. Tanggaromi;
27. Jl. Utarum Pasir Lombo Kaimana;
28. Jl. Wanggatnau – Sara;
29. Jl. Arguni Bawah-Kambrauw;
30. Jl. Waho – Inari; dan
31. Jl. Waho Distrik.
e. Arahan jalur evakuasi bencana dengan memanfaatkan ruas lokal primer, terdiri
atas:
1. Jl. Cendrawasih;
2. Jl. Diponegoro;
3. Jl. Frans Kaisepo;
4. Jl. Kasuarina;
5. Jl. Marthen Indey;
6. Jl. Nikolas Kabes;
7. Jl. Paripurna;
8. Jl. Pedesaan;
9. Jl. Perindustrian;
10. Jl. Sapta Taruna;
11. Jl. Utarum – Krooy;
12. Jl. Avona – Yamor;
13. Jl. Avona – Yamor; dan
14. Jl. Danau Urubika-Distrik Km 72.
f. Arahan jalur evakuasi bencana dengan memanfaatkan ruas Jalan lokal sekunder,
terdiri atas:
1. Jl. Jawera – Mandiwa;
2. Jl. Tanusan – Mandiwa;
3. Jl. Akasia;
4. Jl. Coa I;
5. Jl. Durian;
6. Jl. Elang;
7. Jl. G. Takimai I;
8. Jl. G. Takimai II;
9. Jl. Garuda;
10. Jl. Kakatua;

LAPORAN AKHIR BAB III | 77

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

11. Jl. Lingkar Pasar;
12. Jl. Maleo;
13. Jl. Mambruk;
14. Jl. Masuk TPU;
15. Jl. Matoa;
16. Jl. Merak;
17. Jl. Merbau;
18. Jl. Nuri;
19. Jl. Pahlawan 1;
20. Jl. Pahlawan II;
21. Jl. Pahlawan III;
22. Jl. Perindustrian 1;
23. Jl. Perindustrian 3;
24. Jl. Perindustrian 4;
25. Jl. Perindustrian 5;
26. Jl. Prindustrian 2;
27. Jl. Raja Udang;
28. Jl. Rumah Negara;
29. Jl. Sagu;
30. Jl. Salak;
31. Jl. Samping Kantor Pemda;
32. Jl. Samping Toko Berkat Jaya;
33. Jl. SIlas Papare;
34. Jl. Stadion;
35. Jl. Trikora I;
36. Jl. Trikora II;
37. Jl. Trikora III;
38. Jl. Veteran;
39. Jl. Funiara-Rufada;
40. Jl. Poros Kampung Dusun Efara;
41. Jl. Kiruru – Hairapara; dan
42. Jl. Hauma-Distrik.
g. Arahan jalur evakuasi bencana dengan memanfaatkan ruas Jalan lingkungan
sekunder, terdiri atas:
1. Jl. Sara-Werua.
(2) Tempat evakuasi bencana sebagai berikut:
a. SD Inpres Sumun di Kampung Sumun Distrik Arguni Bawah;

LAPORAN AKHIR BAB III | 78

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

b. SD YPK Furnusu di Kampung Furnusu Distrik Teluk Arguni;
c. Balai Kampung Adijaya di Kampung Adijaya Distrik Buruway;
d. Polsek dan Koramil Kampung Kambala di Kampung Kambala Distrik Buruway;
e. Lapangan Kampung Esania di Kampung Esania Distrik Buruway;
f. Komplek Pendidikan SMAN 1 Kaimana di Kampung Kroy Distrik Kaimana;
g. SMPN 5 Lobo di Kampung Lobo Distrik Kaimana;
h. Lapangan GOR Kaimana di Distrik Kaimana;
i. SMA Yapis Kaimana di Distrik Kaimana;
j. Kantor Desa/Kampung Trikora di Kampung Trikora Distrik Kaimana;
k. Balai Kampung Sunua di Kampung Sunua Distrik Kambrauw;
l. Balai Kampung Avona di Kampung Avona Distrik Teluk Etna; dan
m. Lapangan Kampung Rurumo di Kampung Rurumo Distrik Teluk Etna.

3.6.6.Sistem Jaringan Drainase

(1) Sistem jaringan drainase terdiri atas:
a. Jaringan primer;
b. Jaringan sekunder; dan
c. Jaringan tersier.

(2) Jaringan primer, adalah saluran sungai besar yang terdapat di Distrik Kaimana meliputi:
a. Kali Sukun;
b. Kali Kaki Air besar;
c. Kali Air Merah; dan
d. Kali Torabe.

(3) Jaringan sekunder, terdiri atas:
a. Saluran sekunder berada di sepanjang ruas-ruas jalan utama di jalan kolektor
primer; dan
b. Saluran sekunder berada di sepanjang ruas-ruas jalan lokal primer.

(4) Jaringan tersier terdiri yang terdapat di seluruh distrik yang ada di Kabupaten Kaimana.
(5) Arahan penggunaan drainase ramah lingkungan di Kabupaten Kaimana, meliputi:

a. Kolam konservasi;
b. Sumur resapan;
c. River side polder; dan
d. Penetapan areal perlindungan air tanah.

LAPORAN AKHIR BAB III | 79

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB III | 80

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB III | 81

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Bab 4 Rencana Pola Ruang Wilayah, menjelaskan mengenai
kawasan lindung dan kawasan budidaya dalam Penyusunan
Revisi RTRW Kabupaten Kaimana.

4.1. RENCANA KAWASAN LINDUNG

Penentuan rencana pola ruang ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dengan ketentuan
sebagai berikut:

 Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten yang meliputi Kawasan Lindung kabupaten dan
kawasan budi daya kabupaten, termasuk rencana penyediaan ruang terbuka hijau di
kawasan perkotaan

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang, ketentuan umum nya sebagai berikut:

 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi
daya, dirumuskan dengan kriteria:

a. Berdasarkan pada strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

b. Mempertimbangkan alokasi ruang wilayah kabupaten dalam rangka mendukung
kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian lingkungan;

LAPORAN AKHIR BAB IV | 1

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah
kabupaten;

d. Mengacu rencana pola ruang wilayah nasional (RTRW nasional dan rencana rincinya),
rencana pola ruang wilayah provinsi, serta memperhatikan rencana pola ruang
wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

e. Dapat ditransformasikan ke dalam penyusunan indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan

f. Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten, terdiri atas:

a. Kawasan Lindung

b. Kawasan Budidaya

Penentuan Kawasan Lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis
merupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan kawasan-
kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaannya
merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten, dapat terdiri atas:

1) Badan Air

Badan Air merupakan kumpulan air yang besarnya bergantung kepada bentuk relief
permukaan bumi, suhu, curah hujan, kesarangan batuan pembendungnya, dll. Contohnya:
sungai, rawa, danau, laut, dan samudra.

2) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

a) kawasan hutan lindung, yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui surat keputusan
menteri yang berwenang di bidang kehutanan; dan/atau

b) Kawasan Lindung Gambut.

3) Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat ini dapat berupa sempadan, seperti sempadan sungai,
sempadan pantai, sempadan danau/waduk/embung, dan sempadan mata air, serta dapat
juga berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di area perkotaan di dalam wilayah
kabupaten yang secara kaidah perpetaan dapat digambarkan dalam skala RTRW
kabupaten.

4) Kawasan Konservasi

a) Kawasan Suaka Alam (KSA), dapat meliputi:

(1) cagar alam;

(2) cagar alam laut;

(3) suaka margasatwa; dan/atau

(4) suaka margasatwa laut.

B) Kawasan Pelestarian Alam (KPA), dapat meliputi:

(1) Taman Nasional;

LAPORAN AKHIR BAB IV | 2

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

(2) Taman Hutan Raya;

(3) Taman Wisata Alam; Dan/Atau

(4) Taman Wisata Alam Laut.

C) Kawasan Taman Buru; dan/atau

d) Kawasan Konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dapat meliputi:

(1) kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, yang dapat meliputi:

(a) suaka pesisir;

(b) suaka pulau kecil;

(c) taman pesisir; dan/atau

(d) taman pulau kecil.

(2) kawasan konservasi maritim yang, yang dapat meliputi:

(a) daerah perlindungan adat maritim; dan/atau

(b) daerah perlindungan budaya maritim.

(3) kawasan konservasi perairan.

Untuk kawasan taman nasional laut (apabila ada), cagar alam laut, suaka
margasatwa laut, dan taman wisata laut dijelaskan di batang tubuh raperda dan
di pola ruang, hanya bila terletak di wilayah pesisir.

5) Kawasan hutan adat

6) Kawasan Lindung Geologi

a) Kawasan Cagar Alam Geologi, dapat meliputi:

(1) kawasan keunikan batuan dan fosil;

(2) kawasan keunikan bentang alam; dan/atau

(3) kawasan keunikan proses geologi.

b) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah, yang berupa kawasan
imbuhan air tanah;

7) Kawasan Keunikan Bentang Alam Karst

a) kawasan lindung dalam rencana pola ruang, apabila kawasan tersebut akan
dipertahankan sebagai kawasan berfungsi lindung, dimana kegiatan lain yang
diizinkan adalah kegiatan yang tidak menganggu fungsi utama kawasan;

b) kawasan pertampalan (overlay), apabila kawasan tersebut berada di dalam kawasan
hutan, memiliki fungsi utama selain sebagai kawasan bentang alam karst, atau
direncanakan sebagai kawasan budidaya tertentu dengan tetap mempertahankan
fungsi lindung dari kawasan bentang alam karst, dimana ketentuan terkait fungsi
kawasan bentang alam karst ditambahkan dalam ketentuan khusus kawasan yang
bertampalan.

8) Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya digambarkan sebagai:

LAPORAN AKHIR BAB IV | 3

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

a) kawasan lindung dalam rencana pola ruang, apabila kawasan tersebut akan
dipertahankan sebagai kawasan berfungsi lindung, dimana kegiatan lain yang
diizinkan adalah kegiatan pendukung yang tidak mengganggu fungsi utama kawasan;

b) kawasan pertampalan (overlay), apabila kawasan tersebut memiliki fungsi utama
selain sebagai kawasan cagar budaya, atau direncanakan sebagai kawasan budidaya
tertentu dengan tetap mempertahankan fungsi lindung dari kawasan cagar budaya,
dimana ketentuan terkait fungsi kawasan cagar budaya ditambahkan dalam
ketentuan khusus kawasan yang bertampalan.

9) Kawasan Ekosistem Mangrove

Ekosistem hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di
pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan
bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap
garam. Kondisi habitat tanah berlumpur, berpasir, atau lumpur berpasir. Ekosistem tersebut
merupakan ekosistem yang khas untuk daerah tropis dan sub tropis, terdapat di derah
pantai yang berlumpur dan airnya tenang (gelombang laut tidak besar). Ekosistern hutan itu
disebut ekosistem hutan payau karena terdapat di daerah payau (estuarin), yaitu daerah
perairan dengan kadar garam/salinitas antara 0,5 °/oo dan 30°/oo disebut juga ekosistem
hutan pasang surut karena terdapat di daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Penentuan Kawasan Budi Daya Kabupaten adalah kawasan di wilayah kabupaten yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, dapat terdiri atas:

1) Kawasan Hutan Produksi, Meliputi:

a) Kawasan Hutan Produksi Terbatas;

b) Kawasan Hutan Produksi Tetap; dan/atau

c) Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi.

2) Kawasan Perkebunan Rakyat;

3) Kawasan Pertanian, Meliputi:

a) Kawasan Tanaman Pangan;

b) Kawasan Hortikultura;

c) Kawasan Perkebunan; dan/atau

d) Kawasan Peternakan.

Di dalam kawasan pertanian ini dapat ditetapkan luasan dan sebaran Kawasan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dengan kriteria sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, terkait penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pertanian.

Dalam hal persebaran KP2B dimuat dalam RTR Kabupaten, penunjukan kawasannya
dapat digambarkan dalam peta tersendiri dan akan ditampalkan (overlay) dengan
peta rencana pola ruang.

Peta hasil penampalan (overlay) sebagaimana dimaksud akan memiliki pengaturan
tersendiri yang menambahkan aturan dasar masingmasing kawasan. Aturan ini akan
tercantum dalam ketentuan umum zonasi.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 4

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

4) Kawasan Perikanan, meliputi:

a) Kawasan Perikanan Tangkap; dan/atau

b) Kawasan Perikanan Budi Daya;

Kawasan perikanan dilengkapi dengan sarana penunjang berupa terminal khusus
(pelabuhan) perikanan dan tempat pelelangan ikan.

5) Kawasan Pergaraman;

6) Kawasan Pertambangan Dan Energi, meliputi:

a) Kawasan Pertambangan Mineral, meliputi:

(1) Kawasan Pertambangan Mineral Radioaktif;

(2) Kawasan Pertambangan Mineral Logam;

(3) Kawasan Pertambangan Mineral Bukan Logam; Dan/Atau

(4) Kawasan Pertambangan Batuan.

b) Kawasan Pertambangan Batubara;

c) kawasan pertambangan minyak dan gas bumi;

d) kawasan panas bumi; dan/atau

e) kawasan pembangkitan tenaga listrik.

Kawasan pertambangan dan energi digambarkan sebagai:

a) Kawasan budidaya dalam rencana pola ruang, apabila kawasan tersebut
merupakan atau direncanakan menjadi kegiatan hilir dari pertambangan
minyak dan gas bumi, atau pada kawasan tersebut telah dilakukan kegiatan
operasi produksi pertambangan mineral dan batubara, dimana kegiatan lain
yang diizinkan adalah kegiatan pendukung yang tidak mengganggu fungsi
utama kawasan.

b) Kawasan pertampalan (overlay), apabila pada kawasan tersebut terdapat
potensi pertambangan mineral dan batubara, dapat berupa Wilayah
Pertambangan (WP), Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), dan lain-lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan. Ketentuan
terkait pelaksanaan kegiatan pertambangan dan kegiatan lain di kawasan yang
bertampalan dengan kawasan potensi pertambangan mineral dan batubara,
diatur lebih lanjut dalam ketentuan khusus.

7) Kawasan Peruntukan Industri;

8) Kawasan Pariwisata;

9) Kawasan Permukiman, Meliputi:

a) kawasan permukiman perkotaan; dan/atau

Dalam merencanakan kawasan permukiman perkotaan harus sudah
mempertimbangkan ruang-ruang yang akan diperuntukan sebagai Ruang Terbuka
Hijau yang akan digambarkan dan didetailkan pada saat penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 5

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

b) kawasan permukiman perdesaan.

10) Kawasan Transportasi;

11) Kawasan Pertahanan Dan Keamanan.

Kawasan pertahanan dan keamanan digambarkan sebagai:

a) Kawasan budi daya dalam rencana pola ruang, apabila memiliki fungsi utama sebagai
kawasan pertahanan dan keamanan yang bersifat tetap/permanen (seperti
kantor/basis/pangkalan militer, tempat penyimpanan senjata/amunisi atau
peralatan militer lainnya, dll.), dimana kegiatan lain yang diizinkan adalah kegiatan
pendukung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan bidang pertahanan dan
keamanan;

b) Kawasan pertampalan (overlay), apabila fungsi kawasan pertahanan dan keamanan
bersifat sementara/temporer pada kawasan lindung atau kawasan budi daya selain
kawasan pertahanan dan keamanan, dimana ketentuan kegiatan terkait fungsi
pertahanan dan keamanan ditambahkan dalam ketentuan khusus kawasan yang
bertampalan.

Berikut akan dijelaskan mengenai rencana pola ruang yang ada di Kabuapten Kaimana
adalah sebagai berikut:

a. badan air;

b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. kawasan konservasi; dan

e. kawasan ekosistem mangrove.

4.1.1. Badan Air

Badan Air merupakan kumpulan air yang besarnya bergantung kepada bentuk relief
permukaan bumi, suhu, curah hujan, kesarangan batuan pembendungnya, dll. Contohnya: sungai,
rawa, danau, laut, dan samudra.

Air sebagai sumber daya alam yang sangat penting nilainya bagi kehidupan masyarakat. Di
beberapa distrik di Kabupaten Kaimana mempunyai potensi yang sangat kecil dan pada waktu-
waktu tertentu mengalami kekurangan air, baik kuantitas maupun kualitas airnya. Sungai-sungai
yang ada di Kabupaten Kaimana disamping berfungsi untuk prasarana transportasi juga sebagai
tempat mata pencaharian penduduk sekitar. Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Kaimana
sebanyak 15 buah, diantaranya:

1. Sungai-sungai yang mengalir di Distrik Kaimana, yaitu Sungai Air Tiba, Sungai Air Merah dan
Sungai Bantami. Ketiga sungai ini mengalir sepanjang tahun, dan pada musim penghujan
air sungai meluap dan menggenangi wilayah hilir.

2. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Arguni, yaitu Sungai Endrofa, Sungai Warso, Sungai
Bianoga, Sungai Rofa, dan Sungai Barari.

3. Sungai yang mengalir di Distrik Buruway, yaitu Sungai Tenggiri, Sungai Buruway, Sungai
Kambala, Sungai Mandewi, dan Sungai Fewan.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 6

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

4. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Etna, yaitu Sungai Urema dan Sungai Omba.

Semua sungai yang ada di Kabupaten Kaimana mempunyai pola yang sama, yaitu airnya
meluap pada musim penghujan sehingga menggenangi daerah hilir, dan airnya berkurang pada
musim kemarau tapi tidak sampai kering. Meluapnya air sungai pada waktu musim penghujan
karena adanya pasang surut air laut.

Di samping sungai sebagai sumber air bersih, di Kabupaten Kaimana juga terdapat 7 buah
danau yang sangat potensial sebagai sumber air bersih. Ketujuh danau tersebut adalah Danau
Kamakawalar, Danau Lamara, dan Danau Aiwasa (terdapat di Distrik Kaimana), Danau Seweki
(terletak di Distrik Teluk Arguni), Danau Yamur, Danau Mbuta, dan Danau Nanami (terletak di
Distrik Teluk Etna).

Tabel 4.1. Badan Air Kabupaten Kaimana

No. Distrik Luasan Badan Air (Ha)

1 Distrik Arguni Bawah 2.042
2 Distrik Buruway 6.834
3 Distrik Kaimana 3.033
4 Distrik Kambrauw 1.872
5 Distrik Teluk Arguni 1.093
6 Distrik Teluk etna 2.006
7 Distrik Yamor 10.341
27.221
Jumlah Luasan

Sumber: Hasil Rencana, 2022

Gambar 4.1. Kondisi Sungai dan Kawasan Badan Air di Kabupaten Kaimana

Rencana pengelolaan badan air di Kabupaten Kaimana antara lain:

1. Konservasi atau perlindungan sumber daya air

2. Pendayagunaan sumber daya air yang meliputi: upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 7

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

3. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air

4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta dan pemerintah

5. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data dan informasi sumber daya air
termasuk sistem prasarana dan sarananya.

Gambar 4.2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Penetapan Kawasan Lindung, di Kabupaten Kaimana antara lain:

1) Pemerintah Daerah Tingkat I menetapkan wilayah-wilayah tertentu sebagai kawasan
lindung daerah masing-masing dalam suatu Peraturan Daerah Tingkat I, disertai
dengan lampiran penjelasan dan peta dengan tingkat ketelitian minimal skala
1:250.000 serta memperhatikan kondisi wilayah yang bersangkutan.

2) Dalam menetapkan kawasan lindung Pemerintah Daerah Tingkat I harus
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penetapan
wilayah tertentu sebagai bagian dari Kawasan lindung.

3) Pemerintah Daerah Tingkat II menjabarkan lebih lanjut kawasan lindung
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) bagi daerahnya ke dalam peta
dengan tingkat ketelitian minimal skala 1:100.000, dalam bentuk Peraturan Daerah
Tingkat II.

4) Pelaksanaan dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral dengan
mempertimbangkan masukan dari Pemerintah Daerah Tingkat II.

5) Apabila dalam penetapan wilayah tertentu terjadi perbenturan kepentingan antar
sektor, Pemerintah Daerah Tingkat I dapat mengajukan kepada Tim Pengelolaan
Tata Ruang Nasional untuk memperoleh saran penyelesaian.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 8

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB IV | 9

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Pengendalian Kawasan Lindung, di Kabupaten Kaimana antara lain:

1) Di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali yang
tidak mengganggu fungsi lindung.

2) Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang melakukan
kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan
tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami
yang ada.

3) Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan yang berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
tentang Analisis Mengenai Dampak lingkungan.

4) Apabila menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan kegiatan budidaya
mengganggu fungsi lindung harus dicegah perkembangannya, dan fungsi sebagai
kawasan lindung dikembalikan secara bertahap.

4.1.2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

4.1.1.1. Kawasan Hutan Lindung

Kebijakan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memberikan perlindungan pada
kawasan bawahannya (hutan lindung dan kawasan resapan air) diarahkan untuk:

1. Pencegahan terjadinya erosi, bencana banjir dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan permukaan;

2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada, yang dapat mengganggu fungsi lindung;

3. Pengendalian fungsi hidrologi-orologi hutan yang mengalami kerusakan (rehabilitasi dan
konservasi); dan

4. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan yang tidak mengganggu
fungsi lindung.

Hutan lindung merupakan
kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan dan nilai
sejarah serta budaya bangsa guna
pembangunan berkelanjutan.
Kawasan tersebut bersifat khas yang mampu memberikan perlindungan kawasan sekitarnya dan
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir yang mutlak fungsinya sebagai
penyangga kehidupan tidak dapat dialihkan peruntukannya. Apabila terdapat hutan produksi yang
masuk kriteria kawasan hutan lindung agar ditingkatkan upaya konservasi menjadi hutan produksi
terbatas. Luas hutan lindung tetapkan seluas 305.443,20 Ha. Sebaran kawasan hutan lindung
antara lain terdapat di seluruh distrik di Kabupaten Kaimana. Hutan lindung ini berada di Distrik
Teluk Arguni yang memiliki luasan yang paling luas yaitu seluas 90.907,61 Ha.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 10

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB IV | 11

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

Tabel 4.2. Hutan Lindung Kabupaten Kaimana

No. Distrik Luasan Hutan Lindung (Ha)
1 Distrik Arguni Bawah 55.598
2 Distrik Buruway 15.370
3 Distrik Kaimana 64.692
4 Distrik Kambrauw 12.883
5 Distrik Teluk Arguni 94.223
6 Distrik Teluk Etna 24.779
7 Distrik Yamor 92.834
359.385
Jumlah Luasan

Sumber: Hasil Rencana, 2022

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdapat usulan
perubahan seluas kurang lebih 316 hektar, ditetapkan sebagai zona tunda (holding zone),
meliputi:

1. usulan perubahan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya (PTB) menjadi kawasan permukiman perdesaan (PD) selanjutnya disingkat
PTB/PD seluas kurang lebih 210 hektar, tersebar di seluruh distrik.

2. usulan perubahan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya (PTB) menjadi kawasan pertahanan dan keamanan (HK) selanjutnya
disingkat PTB/HK seluas kurang lebih 47 hektar berada di Distrik Kaimana.

3. usulan perubahan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya (PTB) menjadi kawasan pariwisata (W) selanjutnya disingkat PTB/W seluas
kurang lebih 58 hektar berada di Distrik Kaimana.

4.1.1.2. Kawasan Lindung Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang istimewa: letaknya sangat dalam, mengandung banyak
serasah (sisa-sisa tanaman mati),dan sebagian besar terdiri dari air. Gambut sangat penting bagi
kita, khususnya untuk menghadapi perubahan iklim.

Hutan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air
mencegah dedaunan dan kayu terdekomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk
lapisan gambut yang bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada
tanah yang tidak terendam air dan hutan bakau di air payau. Kawasan lindung gambut meliputi:

Kawasan lindung gambut seluas kurang lebih 118 hektar terdiri atas:

a. Distrik Kaimana; dan
b. Distrik Teluk Arguni.
Pengelolaan kawasan hutan lindung, melalui :

 Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui
pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap
permukaan tanah dan mampu meresapkan air;

 Pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa langka dan dilindungi dapat
lestari;

 Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan.

LAPORAN AKHIR BAB IV | 12

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

 Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui
pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap
permukaan tanah dan mampu meresapkan air;

 Pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa langka dan dilindungi dapat
lestari; dan

 Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan.

 Penetapan dan pemberian penanda kawasan hutan lindung

 Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;

 Meningkatkan kegiatan pariwisata alam (misalnya mendaki gunung, out bond, camping),
sekaligus menanamkan gerakan cinta alam;

 Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan hutan lindung;

 Penetapan larangan untuk melakukan berbagai usaha dan/atau kegiatan kecuali berbagai
usaha dan/atau kegiatan penunjang kawasan lindung yang tidak mengganggu fungsi alam
dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem alam;

 Pencegahan berkembangnya berbagai usaha dan/atau kegiatan yang mengganggu fungsi
lindung;

 Pengembangan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan lindung;

 Penerapan ketentuan-ketentuan untuk mengembalikan fungsi lindung kawasan yang telah

terganggu fungsi lindungnya secara bertahap dan berkelanjutan sehingga dapat

mempertahankan keberadaan hutan lindung untuk kepentingan hidrologis. Adapun

kegiatan yang dapat diperbolehkan membuat pos pengamatan kebakaran, pos penjagaan,

papan petunjuk atau penerangan, patok triangulasi, tugu, tiang listrik dan menara stasiun

televisi serta jalan

setapak untuk

pariwisata yang

bangunannya bersifat

tidak permanen; dan

 Melakukan program
pembinaan,
penyuluhan kepada
masyarakat dalam
upaya pelestarian
kawasan lindung dan
kawasan rawan
bencana.

Pemanfaatan Sumber
Ekonomi Baru dari
Kehutanan, yaitu dapat
dilihat dari ilustrasi gambar
dibawah ini:

LAPORAN AKHIR BAB IV | 13

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB IV | 14

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

4.1.3. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
pemanfaatan lahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam tata kehidupan masyarakat
untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari, serta dapat menjaga kelestarian
jumlah, kualitas penyediaan tata air, kelancaran, ketertiban pengaturan, dan pemanfaatan air dari
sumber- sumber air. Termasuk didalamnya kawasan kearifan lokal, sempadan yang berfungsi
sebagai kawasan lindung antara lain sempadan pantai, sungai, mata air, situ, danau, embung,
dan waduk, serta kawasan lainnya yang memiliki fungsi perlindungan setempat. Kawasan
perlindungan setempat merupakan upaya dalam melindungi dan melestarikan ruang terbuka
hijau di sepanjang atau sekitar kawasan sumber daya air yang dapat bermanfaat bagi kelestarian
lingkungan. Air merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan, maka sumber air, sungai, danau
dan lain-lain harus dilestarikan dengan memberikan batas bagi kawasan budidaya terbangun atau
lainnya yang memanfaatkan area sekitar sumber daya air tersebut.

Tabel 4.4. Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Kaimana

No. Distrik Luasan Perlindungan setempat (Ha)

1 Distrik Arguni Bawah 479
2 Distrik Buruway 2.541
3 Distrik Kaimana 7.677
4 Distrik Kambrauw 111
5 Distrik Teluk Arguni 2.246
6 Distrik Teluk etna 218
7 Distrik Yamor 1.033
14.304
Jumlah Luasan
Sumber: Hasil Rencana, 2022

4.1.4. Kawasan Konservasi

Kawasan lindung yang masuk
kedalam Pola Ruang Kabupaten
Kaimana adalah: Kawasan Konservasi
yang meliputi Kawasan cagar alam.
Cagar alam yaitu kawasan yang
ditunjuk mempunyai keanekaragaman
jenis tumbuhan, satwa dan tipe
ekosistem, mewakili formasi biota
tertentu dan atau unit-unit penyusun,
mempunyai kondisi alam baik biota
maupun fisiknya yang masih asli dan
tidak atau belum terganggu oleh
manusia, mempunyai luas dan bentuk
tertentu agar menunjang pengolahan
efektip dan daerah penyangga yang cukup luas, mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-
satunya pada suatu daerah, serta keberadaannya memerlukan upanya konservasi.

Kawasan konservasi yang terdapat di Kabupaten Kaimana berupa Kawasan Pelestarian
alam. Kawasan Pelestarian Alam merupakan kawasan yang mempunyai keanekaragaman dan

LAPORAN AKHIR BAB IV | 15

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

mempunyai ciri khas tertentu atau bernilai budaya tinggi baik itu secara alami maupun buatan
manusia yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Kawasan ini berada pada wilayah
selatan seperti Kawasan konservasi laut daerah (KKLD) di Teluk Arguni, Distrik Buruway dan Teluk
Triton di Distrik Kaimana. Kawasan pelestarian alam terdiri atas beberapa lahan yang mempunyai
ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian
alam di Kabupaten Kaimana pada umumnya terdapat di wilayah selatan bagian timur yang berada
pada kawasan hutan lindung maupun pada wilayah yang mempunyai lahan kritis.

Kawasan konservasi berupa cagar alam ini memiliki Kriteria sebagai berikut:

 Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan
tipe ekosistemnya;

 Mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusun;

 Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau
belum diganggu manusia;

 Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif
dengan daerah penyangga yang cukup luas;

 Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta
keberadaannya memerlukan upaya konservasi.

Tabel 4.6. Kawasan Konservasi Kabupaten Kaimana

No. Distrik Luasan Suaka Luasan Cagar Luasan Taman
Margastwa (Ha) Alam (Ha) Wisata Alam
1 Distrik Arguni Bawah (TWA)
2 Distrik Buruway - - -
3 Distrik Kaimana 17 111.973
4 Distrik Kambrauw - -
5 Distrik Teluk Arguni - -
6 Distrik Teluk Etna - - 5
7 Distrik Yamor - 8.564
- - -
Jumlah Luasan 17 -
Sumber: Hasil Rencana, 2022 120.573 -

-

-
5

Rencana pengelolaan kawasan cagar alam antara lain dilakukan dengan :

1. Kondisi Cagar alam ini memiliki kecenderungan rusak, maka diperlukan pengawasan dan
pemantauan secara berkelanjutan untuk mengatasi meluasnya kerusakan terhadap
ekosistemnya;

2. Untuk menghindari kerusakan, maka perlu dipertahankan hutan hujan tropis yang lengkap
vegetasinya dari perdu hingga kanopi;

3. Melindungi satwa yang menonjol dan masih berkembang;

4. Sebagai kawasan resapan air, sebab diketahui kawasan cagar alam tersebut memiliki curah
hujan yang cukup tinggi;

LAPORAN AKHIR BAB IV | 16

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

5. Pengembangan fungsi tambahan, yaitu sebagai obyek wisata pariwisata penelitian, out
bond dan sebagainya, dengan tidak mengurangi fungsi perlindungan;

6. Apabila terdapat alih fungsi lindung, maka harus dikembalikan ke fungsi semula sebagai
perlindungan bawahannya;

7. Program pengelolaan, hutan kemasyarakatan dengan konsep berkelanjutan dan konsep
desa hutan;

8. Melestarikan ekosistem yang masih berkembang, antara lain:

a. Vegetasi hutan rimba alam campuran dengan pepohonan didominasi yang
merupakan jenis tumbuhan langka;

b. Satwa liar yang terdapat di kawasan Cagar Alam.

9. Rencana yang diterapkan adalah membatasi merambahnya kawasan terbangun dan
budidaya;

10. Program pengelolaan hutan bersama masyarakat dengan tujuan memberikan pemahaman
tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung
memiliki nilai ekonomis.

 Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan pada Kawasan Konservasi
Perairan KKPD Kaimana berada di Kabupaten Kaimana seluas kurang lebih 506 hektar, meliputi:

a. Zona inti berada di Distrik Teluk Etna.

b. Zona pemanfaatan terdiri atas:

1. Distrik Kaimana;

2. Distrik Arguni; dan

3. Distrik Teluk Etna.

c. Zona perikananan berkelanjutan terdiri atas:

1. Distrik Kaimana;

2. Distrik Arguni; dan

3. Distrik Teluk Etna.

Tabel 4.7. Zonasi Konservasi Kawasan Perairan Kabupaten Kaimana

Zonasi Konservasi Distrik Arguni Distrik Kaimana Distrik Teluk Etna Luasan
Kawasan Perairan
13090 2272 2272
Zona Inti 116201 12084 33997
129291
Zona Pemanfaatan 8823 96976 238842
25665 111333 275112
Zona Perikanan
Berkelanjutan

Total Luasan 34487

Sumber: Hasil Rencana, 2022

(1) Kawasan konservasi terdiri atas:
a. Kawasan suaka margasatwa;

LAPORAN AKHIR BAB IV | 17

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

b. Kawasan cagar alam;
c. Taman Wisata Alam; dan
d. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil.
(2) Kawasan suaka margasatwa seluas kurang lebih 17 hektar ditetapkan di Kawasan suaka
margasatwa Pulau Venu di Distrik Buruway;
(3) Kawasan cagar alam seluas kurang lebih 120.537 hektar meliputi:
a. Kawasan cagar alam Pegunungan Kumawa di Distrik Buruway; dan
b. Kawasan cagar alam Wagura Kote di Distrik Teluk Arguni;
(4) Kawasan taman wisata alam seluas kurang lebih 5 hektar berada di Distrik Kaimana;
(5) Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan pada Kawasan Konservasi
Perairan KKPD Kaimana berada di Kabupaten Kaimana seluas kurang lebih 506 hektar,
meliputi:
a. Zona inti ditetapkan berada di Distrik Teluk Etna.
b. Zona pemanfaatan terdiri atas:

1. Distrik Kaimana;
2. Distrik Arguni; dan
3. Distrik Teluk Etna.
c. Zona perikananan berkelanjutan terdiri atas:
1. Distrik Kaimana;
2. Distrik Arguni; dan
3. Distrik Teluk Etna.

4.1.5. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi merupakan cagar alam geologi seluas kurang lebih 327 Ha
meliputi:

a. Distrik Buruway;
b. Distrik Kaimana; dan
c. Distrik Teluk Etna .

LAPORAN AKHIR BAB IV | 18

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB IV | 19

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kaimana
Tahun 2022-2042

LAPORAN AKHIR BAB IV | 20


Click to View FlipBook Version