The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book tentang Akuntansi Keuangan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by muhammadnashir67, 2021-12-09 19:35:21

E-Book

E-Book tentang Akuntansi Keuangan

Keywords: Akuntansi,keuangan,ebook

1

AKUNTANSI KEUANGAN

Penulis : Pendidikan Akuntansi A 2019, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Penyunting : Khoirunnisa Fajarwati, Tim Pendidikan Akuntansi A 2019
Layout : Muhammad Nashir
Editing : Aditya Kurniawan Effendi

Hak Cipta ©Tim Pendidikan Akuntansi A 2019, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
Jl. Kampus Timur, Sekaran, Gunung Pati,
Kota Semarang, Jawa Tengah.
50229
E-mail : [email protected]

Terbitan ke-1, Desember 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk tidak terbatas pada
memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis
dari Penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak

Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan
pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan,
penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).

_______________________
Pendidikan Akuntansi A 2019



UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan E-Book Akuntansi Keuangan ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. E-Book ini dibuat untuk mempermudah siswa dan mahasiswa dalam
memahami materi akuntansi keuangan. Dengan E-Book ini, diharapkan pemakainya mampu
mengembangkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.

Dalam E-Book ini disajikan materi pembelajaran akuntansi keuangan secara efektif dan
mudah dipahami. E-Book ini juga dilengkapi dengan contoh soal dan pembahasan serta soal
pengerjaan individu agar mempermudah pemakai dalam mempelajari akuntansi keuangan.

Dalam proses penyusunan E-Book ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kardiyem, S.Pd., M. Pd. dan Saringatun Mudrikah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu

mata kuliah media dan bahan ajar akuntansi yang telah memberikan arahan serta
bimbinganya kepada penulis;
2. Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) Rombel “A” Universitas Negeri Semarang
2019 yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis;
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik moral maupun spiritual;
4. Semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan E-Book.

E-Book ini ditulis berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar akuntansi keuangan
dan hasil studi pustaka pada berbagai literatur yang relevan sumbernya. Berbagai upaya telah
dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil terbaik dalam E-Book ini. Penulis menyadari
bahwa E-Book ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pemakai E-Book guna kesempurnaan E-Book ini. Penulis berharap semoga E-Book ini
dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pemakainya.

Semarang, 9 Desember 2021

Tim Penyusun

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT akhirnya kami dapat menyelesaikan E-
Book Akuntansi Keuangan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). E-Book ini
dimaksudkan untuk membantu siswa, guru, atau pihak-pihak lain yang ingin mempelajari
lebih lanjut mengenai akuntansi keuangan. E-Book ini merupakan E-Book pendamping yang
tepat untuk pembelajaran akuntansi keuangan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 13 Revisi.

E-Book ini berisi materi akuntansi keuangan yang tersusun dari 21 bab yang
diantaranya mengenai bab pencatatan penjualan barang dagang menggunakan wesel dan
angsuran, pengukuran dan pengakuan piutang, metode cadangan kerugian piutang, piutang
dan hutang wesel, kartu piutang, pencatatan hutang jangka pendek dan panjang, metode
pencatatan persediaan, harga pokok produksi, pembentukan kas kecil, pengalokasian dana
kas perusahaan, aset tetap dan penyusutannya, pengembangan dan penghentian aset tetap,
pencatatan deplesi aset tetap berupa SDA, amortisasi aset tetap, penjualan konsinyasi, dan
modal perusahaan sehingga memudahkan siswa dan guru untuk memahami kompetensi yang
harus di kuasai.

Dalam penyusunan E-Book ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami akan menerima dengan senang hati segala saran-saran yang akan diberikan oleh
siapapun untuk kebaikan dan kesempurnaan E-Book ini.

Akhir kata, semoga E-Book ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi keuangan sesuai tuntutan kurikulum
13 revisi.

Semarang, 9 Desember 2021

Tim Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Bab 1 Penjualan Barang Dagang Secara Kredit,Wesel, Dan Penjualan Angsuran .......... 1
Bab 2 Pengukuran Dan Pengakuan Piutang.................................................................... 20
Bab 3 Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih............................................................ 31
Bab 4 Analisi Kartu Piutang ........................................................................................... 46
Bab 5 Piutang Wesel....................................................................................................... 58
Bab 6 Utang Jangka Pendek ........................................................................................... 69
Bab 7 Kartu Utang .......................................................................................................... 79
Bab 8 Pencatatan Persediaan .......................................................................................... 98
Bab 9 Menerapkan Metode Persediaan (Fifo, Lifo, Average Dan Identifikasi Khusus)111
Bab 10 Menganalisis Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur ........................ 127
Bab 11 Pencatatan Kas Kecil ........................................................................................ 162
Bab 12 Dana Kas Perusahaan Di Bank......................................................................... 179
Bab 13 Pencatatan Aset Tetap ...................................................................................... 209
Bab 14 Metode Penyusunan Asset Tetap Dan Pencatatannya...................................... 231
Bab 15 Pengembangan Aset Tetap Dan Penghentian Aset Tetap ................................ 252
Bab 16 Aset Tetap Sumber Daya Alam ........................................................................ 267
Bab 17 Aset Tetap Tidak Berwujud Dan Amortisasi ................................................... 278
Bab 18 Utang Wesel Jangka Panjang ........................................................................... 289
Bab 19 Utang Obligasi.................................................................................................. 301
Bab 20 Penjualan Konsinyasi ....................................................................................... 323
Bab 21 Akuntansi Modal .............................................................................................. 339
Lembar Kunci Jawaban................................................................................................. 360
Daftar Pustaka
Profil Penulis

ii

“Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walaupun sebentar,maka akan
merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya” - Imam Syafi’



BAB I

Penjualan Barang Dagang Secara Kredit,Wesel, dan Penjualan Angsuran

Tujuan Pembelajaran

3.1. Menganalisis pencatatan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit,wesel dan
penjualan angsuran.

4.1. Melakukan pencatatan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit,wesel dan
penjualan angsuran

A. Penjualan
1. Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli
,tujuan penjualan adalah dapat menghasilkan laba.
Penjualan ibaratkan nyawa suatu perusahaan, karena dari penjualan itu dapat diperoleh
laba/keuntungan serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk
mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.
Menurut pendapat dari Swastha (2001:8) penjualan adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar
bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.

Melakukan aktivitas penjualan adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk mencari
pembeli, mempengaruhi, dan memberi tawaran menarik agar pembelian dapat
menyesuaikan apa saja kebutuhan dengan menyesesuaikan kemampuan finansial dari
harga produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian/akad yang ditawarkan
,mengenai harga yang menguntungkan antara kedua belah pihak.

Kesimpulannya penjualan adalah suatu kegiatan dan cara untuk mempengaruhi
seseorang agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan,d
berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan
transaksi tersebut.

2. Tujuan Penjualan
Dalam menjual produk/jasa, kemampuan perusahaan menentukan keberhasilan dalam

mencari keuntungan/laba, apabila perusahaan tidak mampu menjual produk/jasa maka
perusahaan akan mengalami kerugian.
Tujuan penjualan :

• Mendapatkan Volume
Perusahaan memiliki tujuan yang ingin diraih.Hasil dari aktivitas jual-beli

yang di lakukan perusahaan tentunya diharapkan bisa bertambah setiap bulan
atau tahunnya untuk membantu meningkatkan performa usaha.

1

• Mendapatkan Laba
Perusahaan memiliki tujuan utama adalah mendapatkan laba atau keuntungan

dari produk/jasa yang dijual oleh perusahaan.Dengan pengelolaan yang baik,
perusahaan atau usaha yang dimiliki akan mendapatkan laba/keuntungan yang
besar dan mendapatkan pelanggan tetap (loyal customers).

• Menunjang Pertumbuhan Perusahaan
Bila perusahaan memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan

tersebut,Usaha yang dimiliki akan lebih cepat berkembang.Hal tersebut dibantu
dengan peningkatan kinerja dari perusahaan sebagai distributor dalam menjamin
kualitas barang yang dijual.

B. Penjualan Barang Dagangan secara Kredit
Penjualan kredit merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan dalam jangka

waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dengan pembeli, dengan harapan
mendapatkan laba/keuntungan lebih besar daripada penjualan tunai,karena penjualan kredit
terdapat bunga yang menambah nilai harga produk itu sendiri .

Berdasarkan pendapat Mulyadi (2001:220),“Penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima dari
pembeli dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut.”

Persaingan perdagangan semakin ramai menyebabkan setiap perusahaan harus
berlomba-lomba memberikan inovasi yaitu kemudahan persyaratan penjualan kepada
pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya syarat pembayaran, perusahaan yang
semula menjual produknya dengan cara tunai kemudian perusahaan juga menjaul
produknya dengan cara kredit

Perusahaan yang menjual barang dagangannya secara kredit, maka harus dilakukan
perjanjian atau akad kredit,hal ini menjadi sangat penting agar kedua belah pihak tidak
dirugikan satu sama lain, apabila tejadi sedikit kesalahan saja dalam memberikan kebijakan
kredit dapat berakibat adanya piutang yang tidak dapat ditagih/dibayar oleh debitur dalam
jumlah besar dan akan menyebabkan kesulitan permodalan perusahaan itu sendiri.

A. Syarat pembayaran penjualan barang dagangan secara kredit
Syarat pembayaran adalah mekanisme ataupun perjanjian yang disepakati antara pihak
penjual dengan pihak pembeli. Syarat pembayaran mempunyai hubungan antara
lain potongan tunai, lamanya waktu pembayaran yang telah disepakati kedua pihak,
dan juga jumlah potongan yang diberikan dari penjual apabila pembeli melunasinya
tepat waktu/sebelum batas waktu yang di sepakati.
1. 2/10,n/30
Apabila pelanggan dapat melunasi utangnya dalam jangka waktu 10 hari maka
mendapatkan potongan sebesar 2% , sedangkan Angka 30 menunjukkan 30 hari

2

jangka batas waktu kredit harus dilunasi, terhitung sejak terjadinya transaksi
penjualan.
2. EOM
Harus dilunasi oleh pelanggan paling lambat pada akhir bulan transaksi dan maka
penjual tidak memberikan potongan tunai pada pelanggan.
3. n/10,EOM
Harus dilunasi paling lambat 10 hari setalah akhir bulan penjualan tanpa
mendapatkan potongan tunai.

B. Syarat Penyerahan Barang
Dalam transaksi penjualan barang antara perusahaan dengan perushaan lainnya

terdapat syarat-syarat yang telah disepakati oleh kedua pihak. Syarat penyerahan
barang dapat diartikan kesepakatan/perjanjian yang dibuat bersama-sama bagimana
tentang penyerahan atau pengiriman barang itu, termasuk juga tanggung jawab
pengiriman barang tersebut dari penjual ke pembeli/pelanggan.
1. FOB Shipping Point (Free on Board Shipping Point)

Biaya pengiriman barang menjadi tanggung jawab penuh pelanggan.Pada saat
barang keluar dari gudang maka penjual mengakui sebagia transaksi penjualan.
2. FOB Destination Point
Biaya pengiriman barang menjadi tanggung jawab penjual sampai barang tersebut
berada di pelanggan.Apabila barang tersebut telah sampai kepada pelanggan. maka
penjual baru dapat mengakui sebagai penjualan
3. CIF (Cost Insurance and Freight)
Biaya pengangkutan dan asuransi barang tersebut selama di perjalanan menjadi
tanggung jawab penuh penjual.

C. Prinsip Kredit
Dalam prakteknya perusahaan menerapkan prinsip perkreditan yang dikenal dengan
5C yaitu:
1. Character (watak), yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan
kemauannya untuk membayar kredit yang dimiliki.
2. Capacity(kemampuan), yaitu kemampuan kreditur untuk membayar/melunasi
seluruh pinjamannya sesuai tepat pada waktu yang telah disepakati,
3. Capital (modal), yaitu modal dimilikki dari pemohon kredit, untuk
mengembangkan kegiatan usaha yang dimiliki.
4. Condition of economics, yaitu kondisi ekonomi negara yang dapat mempengaruhi
usaha calon debitur,
5. Collateral(jaminan atau agunan), yaitu jaminan atau agunan yang di berikan bagi
keamanan kredit oleh debitur.
6. Constrain(Hambatan)Hambatan yang dapat mempengaruhi usaha sehingga tidak
memungkinkan dilakukan usaha tersebut.
Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan berapa jumlah penjualan kredit yang
akan diberikan, berapa jumlah permintaan kredit yang tidak dapat dipenuhi, dan berapa
banyak jumlah kredit yang menunggak.

3

D. Pencatatan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit

a) Contoh soal pencatatan transaksi dengan sistem fisik/periodik
➢ Pada 5 Agustus 2021 PT Young Electriconic menjual 12 unit AC ke PT Galuh

Cargo untuk membuka kantor cabang baru di Kota Jepara seharga @Rp

3.000.000 nomor faktur F-120,pembayaran 2/10,n/30
➢ Tanggal 7 Agustus 2021 dikirim nota kredit kepada PT Galuh Cargo untuk

barang dari faktur F-120 tertanggal 3 Agustus 2021 yang dikembalikan

sebanyak 4 unit
➢ Pada tanggal 12 Agustus 2021 menerima cek untuk pelunasan faktur dari PT

Galuh Cargo dengan perhitungan sebagai berikut

Harga faktur 12 unit AC @Rp 3.000.000 =Rp 36.000.000

Dikurangi retur 4 Unit AC @Rp 3.000.000 =(Rp 12.000.000)

Sisa Utang =Rp 24.000.000

Potongan 2%XRp 24.000.000 =(Rp 480.000)

Diterima cek =Rp 23.520.000

Maka jurnal untuk mencatat transaksi diatas

1. Mencatat Transaksi Penjualan

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

Agustus 5 Piutang Dagang Rp 36.000.000

2021 Penjualan Rp 36.000.000

2. Mencatat Pengurangan Harga akibat retur

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

Agustus 7 Retur Penjualan Rp 12.000.000

2021 Piutang Dagang Rp 12.000.000

3. Mencatat Pelunasan Piutang

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Agustus 12 Kas Rp 23.520.000

2021 Pemotongan Penjualan Rp 480.000

Piutang Dagang Rp 24.000.000

b) Contoh soal pencatatan transaksi dengan sistem perpetual
➢ Pada 5 Agustus 2021 PT Young Electriconic menjual 12 unit AC ke PT Galuh
Cargo untuk membuka kantor cabang baru di Kota Jepara seharga @Rp
3.000.000 nomor faktur F-120,pembayaran 2/10,n/30

4

➢ Tanggal 7 Agustus 2021 dikirim nota kredit kepada PT Galuh Cargo untuk

barang dari faktur F-120 tertanggal 3 Agustus 2021 yang dikembalikan

sebanyak 4 unit
➢ Pada tanggal 12 Agustus 2021 menerima cek untuk pelunasan faktur dari PT

Galuh Cargo dengan perhitungan sebagai berikut:

Harga faktur 12 unit AC @Rp 3.000.000 =Rp 36.000.000

Dikurangi retur 4 Unit AC @Rp 3.000.000 =(Rp 12.000.000)

Sisa Utang =Rp 24.000.000

Potongan 2%XRp 24.000.000 =(Rp 480.000)

Diterima cek =Rp 23.520.000

Maka jurnal untuk mencatat transaksi diatas

1. Mencatat Transaksi Penjualan dan Harga Pokok Penjualan(HPP) barang dijual

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

Agustus 5 Piutang Dagang Rp 36.000.000

2021 Penjualan Rp 36.000.000

HPP Rp 24.000.000

Persediaan Barang Rp 24.000.000
Dagangan

2. Mencatat Pengurangan Harga akibat retur dan Mecatat HPP yang diterima

Kembali

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit

Agustus 7 Retur Penjualan Rp 12.000.000

2021 Piutang Dagang Rp 12.000.000

Persediaan Barang Rp 480.000
Dagangan
HPP Rp 480.000

3. Mencatat pelunasan piutang

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Agustus 12 Kas Rp 23.520.000

2021 Pemotongan Penjualan Rp 480.000

Piutang Dagang Rp 24.000.000

5

C. Penjualan Barang Dagangan dengan Wesel
Penjualan barang dagangan tidak hanya secara tunai dan kredit, tetapi dapat dilakukan

dengan wesel. Perusahaan menerima wesel sebagai alat pembayaran atas transaksi
penjualan yang dilakukan. Hal ini karena syarat pembayaran lebih panjang dari syarat
pembayaran yang umum digunakan (30-60 hari).

Wesel adalah surat atau janji tertulis yang dibuat oleh kreditur yang diperuntukkan kepada
debitur untuk membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan
yang tertera pada surat wesel.

Penjualan menggunakan wesel mengakibatkan timbulnya piutang wesel. Piutang wesel
adalah janji tertulis yang dibuat oleh satu pihak kepada pihak lainnya untuk membayar
sejumlah uang sesuai yang tertera pada wesel dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Piutang wesel terdiri dari :

1. Wesel tidak berbunga
Wesel yang pada saat jatuh tempo dibayar sebesar dengan nominalnya.

2. Wesel berbunga
Wesel yang pada saat jatuh tempo dibayarkan sebesar nilai nominal ditambah bunga
terhitung.

Pengakuan piutang wesel timbul pada kondisi sebagai berikut.

1. Pada saat transaksi penjualan kredit menjadi piutang weesel.
2. Pada saat pemberian pinjaman uang menjadi piutang wesel.
3. Adanya perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel.

Karakteristik piutang wesel adalah sebagai berikut:

1. Terdapat surat atau janji tertulis yang berisi kesanggupan membayar dengan jumlah
nominal dan jangka waktu pembayaran.

2. Jangka waktu lebih dari syarat pembayaran biasa, bisa lebih atau kurang dari satu
tahun.

3. Dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan.
4. Adanya bunga.

Contoh Soal:

1) PT Sinar pada tanggal 1 Maret 2021 menjual barang dagangan kepada PT Cahaya

sebesar Rp100.000.000 pembayaran menggunakan wesel yang akan dibayar pada 1 Mei

2021. Buatlah jurnal PT Sinar dan PT Cahaya!

1. Pada saat timbulnya piutang wesel

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Mar 1 Piutang Wesel Rp100.000.000
2021 Penjualan Rp100.000.000

1 (Jurnal PT Sinar) Rp100.000.000
Pembelian

6

Utang Wesel Rp100.000.000
(Jurnal PT Cahaya)

2. Pada saat pelunasan wesel Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp100.000.000 Rp100.000.000

Mei 1 Kas Rp100.000.000
2021 Piutang Wesel Rp100.000.000

1 (Jurnal PT Sinar)
Utang Wesel

Kas
(Jurnal PT Cahaya)

2) PT Indonesia Bangkit pada tanggal 1 Juli 2021 menjual barang dagangan kepada PT

Maju Jaya sebesar Rp250.000.000. Pembayaran dengan wesel yang akan dibayar pada

tanggal 1 September 2021. Buatlah jurnalnya!

1. Pada saat timbulnya piutang wesel

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Juli 1 Piutang Wesel Rp250.000.000
2021 Penjualan Rp250.000.000

1 (Jurnal PT Indonesia Rp250.000.000
Bangkit) Rp250.000.000
Pembelian

Utang Wesel
(Jurnal PT Maju Jaya)

2. Pada saat pelunasan wesel Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp250.000.000

Sep 1 Kas Rp250.000.000 Rp250.000.000
2021 Piutang Wesel Rp250.000.000

1 (Jurnal PT Indonesia
Bangkit)
Utang Wesel

Kas
(Jurnal PT Maju Jaya)

3) Jika menggunakan wesel berbunga

PT Indonesia Bangkit pada tanggal 1 Juli 2021 menjual barang dagangan kepada PT

Maju Jaya sebesar Rp 250.000.000. Pembayaran dengan wesel yang akan dibayar pada

tanggal 1 September 2021 dengan bunga 12% per tahun.

Perhitungan:

- Nilai nominal wesel Rp250.000.000

- Bunga Rp 5.000.000

7

(Rp250.000.000 x 12% x 2/12*)

*1 Juli 2021-1 September 2021

- Nilai jatuh tempo Rp255.000.000

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Sep 1 Rp250.000.000
2021 Kas Rp255.000.000 Rp 5.000.000
Piutang Wesel
1 Pendapatan Bunga Rp250.000.000 Rp255.000.000
Rp 5.000.000
(Jurnal PT Indonesia
Bangkit)
Utang Wesel
Biaya Bunga

Kas
(Jurnal PT Maju Jaya)

D. Penjualan Barang Dagangan secara Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan yang sistem pembayarannya dilakukan secara

bertahap, dimana pada saat penyerahan barang penjual menerima DP (down payment) dan
sisanya dibayarkan secara bertahap atau dibayarkan beberapa kali angsuran selama jangka
waktu yang telah disepakati.

Penjualan angsuran membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan seluruh piutang
usaha sehingga penjual membebankan bunga pada pembeli. Penjualan angsuran memiliki
risiko yang besar jika pembeli tiba-tiba menghilang atau tidak mampu membayar
hutangnya. Bentuk perjanjian untuk melindungi penjual dari tindakan pembeli yang tidak
bertanggungjawab adalah sebagai berikut:

1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract)
Penjualan dengan barang telah diserahkan tetapi hak atas barang masih di penjual
sampai pembayaran lunas.

2. Perjanjian ditandatangani dan telah melakukan pembayaran pertama
Hak milih diserahkan ke pembeli tetapi dengan menggadaikan untuk harga penjualan
yang belum dibayar kepada penjual.

3. Hak milik atas barang sementara diserahkan ke suatu badan “trust” sampai pembayaran
lunas
Setelah pembayaran lunas, barang diserahkan ke pembali.

4. Perjanjian beli sewa
Barang diserahkan ke pembeli namun pembayaran angsuran dianggap sebagai sewa
sampai pelunasan. Setelah lunas hak milik pindah kepada pembeli.

Penjualan angsuran dalam perjanjian di atas diterapkan untuk barang tidak
bergerak/barang yang bukan barang dagang, seperti tanah, gedung, dan lainnya. Apabila
pembeli tidak memenuhi kewajibannya maka penjual dapat memiliki kembali barang yang
dijual, namun nilai sisa barang akan lebih rendah dari nilai barang berdasarkan perhitungan

8

dalam perjanjian sehingga menimbulkan kerugian. Untuk mengurangi kerugian akibat
pemilikan kembali, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh penjual antara
lain:

1. Jangka waktu pembayaran antara angsuran satu dengan lainnya jangan terlalu lama.
2. Besarnya DP mampu menutup kemungkinan terjadinya penurunan harga barang dari

barang baru menjadi barang bekas.
3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus mampu menutup kemungkinan

terjadinya penurunan harga barang dari barang baru menjadi barang bekas.

Penjualan angsuran terdapat pengakuan laba kotor. Dalam pengakuan laba kotor ada 2
(dua) cara yaitu,

1. Laba kotor diakui pada periode terjadinya transaksi penjualan
Penjualan angsuran diperlakukan sama dengan penjualan kredit dimana laba kotor
diakui pada saat penyerahan barang yang ditandai dengan timbulnya piutang. Laba
diakui seluruhya pada periode penjualan sehingga pada periode selanjutnya tidak ada
laba yang diakui, hanya mencatat penerimaan kas dan mengurangi piutang. Jika
pembeli membayar bunga maka penjual mencatat atas pendapatan bunga.

2. Laba kotor diakui selama realisasi penerimaan kas
Laba kotor diakui secara proporsional sebesar persentase laba kotor dibandingkan
dengan jumlah kas yang diterima. Laba penjualan dicatat pada rekening “Laba Kotor
Belum Direalisasi (LKBD)”.

Pada akhir periode perusahaan mengakui adanya laba kotor direalisasi dengan cara
Laba Kotor Direalisasi = %LKBD x jumlah kas yang diterima pada tahun bersangkutan
tanpa bunga

Laba kotor direalisasi adalah pengakuan laba secara bertahap dari laba kotor belum
direalisasi yang selanjutnya diakui sebagai laba periode tahun berjalan.

Persentase laba kotor direalisasi dapat diperoleh dengan cara
− x 100%



Contoh Soal:

1) Tanggal 1 Maret 2021 PT Sinar menjual 100 unit TV LED @Rp4.500.000 dengan harga

pokok @Rp3.000.000 dengan bunga 12% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan

setiap 3 bulan selama 2 tahun. Uang muka Rp150.000.000 dan bunga dihitung dari sisa

pinjaman. Buatlah jurnal dengan metode laba kotor diakui saat penjualan!

1. Jurnal penjualan

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Mar 1 Kas Rp150.000.000
2021 Piutang Usaha Rp300.000.000

Persediaan Brg-

9

Dagangan Rp300.000.000
Laba Penjualan- Rp150.000.000
Angsuran

Perhitungan:

- Penjualan 100 x Rp4.500.000 Rp450.000.000

- DP Rp150.000.000

- Piutang Usaha Rp300.000.000

- Harga Jual 100 x Rp4.500.000 Rp450.000.000

- HPP 100 x Rp3.000.000 Rp300.000.000

- Laba Penjualan Angsuran Rp150.000.000

2. Jurnal Angsuran Pertama Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Rp37.500.000
Juni 1 Kas Rp46.500.000 Rp 9.000.000
2021 Piutang Usaha
Pendapatan Bunga

Perhitungan:

- Angsuran pokok Rp300.000.000 : 8 Rp37.500.000

- Bunga 12% x 3/12 x Rp300.000.000 Rp 9.000.000

3. Jurnal Angsuran Kedua Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Rp37.500.000
Sep 1 Kas Rp45.375.000 Rp 7.875.000
2021 Piutang Usaha
Pendapatan Bunga

Perhitungan:

- Angsuran pokok Rp300.000.000 : 8 Rp37.500.000

- Bunga 12% x 3/12 x Rp262.500.000 Rp 7.875.000

4. Jurnal Angsuran Ketiga Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Rp37.500.000
Des 1 Kas Rp44.250.000 Rp 6.750.000
2021 Piutang Usaha
Pendapatan Bunga

Perhitungan: Rp37.500.000
- Angsuran pokok Rp300.000.000 : 8

10

- Bunga 12% x 3/12 x Rp225.000.000 Rp 6.750.000

5. Jurnal Penyesuaian Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp1.875.000

Des 31 Piutang Bunga Rp1.875.000

2021 Pendapatan Bunga

Perhitungan:
- Bunga yang masih harus diterima (1/12 – 31/12)

12% x 1/12 x Rp187.500.000Rp1.875.000

6. Jurnal Pembalik Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp1.875.000 Rp1.875.000

Jan 1 Pendapatan Bunga

2022 Piutang Bunga

2) Pada tanggal 1 Oktober 2021, PT Maju menjual 10 unit sepeda motor @Rp40.000.000

dengan harga pokok @Rp30.000.000 ditambah bunga 12% per tahun. Pembayaran

angsuran dilakukan setiap 6 bulan selama 3 tahun, uang muka atau DP Rp100.000.000

dan bunga dihitung dari sisa pinjaman. Buatlah jurnalnya dengan metode laba diakui

proporsional dengan penerimaan kas!

1. Jurnal penjualan

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Okt 1 Kas Rp100.000.000
2021 Piutang Usaha Rp300.000.000

Persediaan Brg- Rp300.000.000
Dagangan Rp100.000.000
LKBD

Perhitungan:

- Penjualam 10 x Rp40.000.000 Rp400.000.000

- DP Rp100.000.000

- HPP 10 x Rp30.000.000 Rp300.000.000

2. Jurnal penyesuaian Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp 9.000.000

Des 31 Piutang Bunga Rp 9.000.000
2021 Pendapatan Bunga Rp25.000.000

LKBD
LKD

11

Rp25.000.000

Perhitungan: Rp9.000.000
- Bunga yang masih harus diterima (1/10 – 31/12)

12% x 3/12 x Rp300.000.000

- Penyesuaian LKBD

Persentase laba kotor
100.000.000 100% = 25%

400.000.000

- LKD 25% x Rp100.000.000 Rp25.000.000

3. Jurnal pembalik Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp 9.000.000 Rp 9.000.000

Jan 1 Pendapatan Bunga

2022 Piutang Bunga

4. Jurnal angsuran pertama Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Rp50.000.000
April 1 Kas Rp68.000.000 Rp 18.000.000
2022 Piutang Usaha
Pendapatan Bunga

Perhitungan:
- Angsuran pokok Rp300.000.000/6 Rp50.000.000
- Bunga 12% x 6/12 x Rp300.000.000 Rp18.000.000

5. Jurnal angsuran kedua Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan

Okt 1 Kas Rp65.000.000
2022 Piutang Usaha
Pendapatan Bunga Rp50.000.000
Rp 15.000.000

Perhitungan:
- Angsuran pokok Rp300.000.000/6 Rp50.000.000
- Bunga 12% x 6/12 x Rp250.000.000 Rp15.000.000

6. Jurnal penyesuaian Ref Debet Kredit
Tanggal Keterangan Rp 6.000.000

Des 31 Piutang Bunga Rp 6.000.000
2022 Pendapatan Bunga Rp25.000.000

LKBD

12

LKD Rp25.000.000

Perhitungan:
- Bunga yang masih harus diterima (1/10 – 31/12) Rp6.000.000

12% x 3/12 x Rp200.000.000

- Penyesuaian LKBD

Persentase laba kotor
100.000.000 100% = 25%

400.000.000

- LKD 25% x Rp100.000.000 Rp25.000.000

Latihan Soal
Pilihan Ganda

1. Penjualan yang pembayarannya akan diterima dalam jangka waktu tertentu setelah
penjualan dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara penjual dengan
pembeli.Merupakan pengertian dari
a) Penjualan tunai
b) Pembelian kredit
c) Penjualan kredit
d) Penjualan angsuran
e) Penjualan wesel

2. Pencatatan transaksi ketika terjadinya transaksi retur penjualan
a) Retur pembelian(D),Utang dagang(K)
b) Piutang dagang (D),Retur penjualan (K)
c) Retur penjualan(D),Kas (K)
d) Utang dagang(D),Retur pembelian(K)
e) Retur penjualan(D),Piutang dagang(K)

3. Bukti dari transaksi penjualan barang dagangan disebut
a) Kuitansi
b) Faktur
c) Cek
d) Nota Kontan
e) Resi

4. Toko Hj Syaid mencatat pelunasan piutang dagangan dari CV Grosir Jaya Indah sebesar
Rp 5.000.000 pada tanggal 15-10-2019 faktur no 23 dengan syarat 2/10,n/30 dimana
transaksi penjualan tersebut terjadi pada tanggal 9-10-2019,maka pencatatan yang benar
adalah

13

a) Kas (D) Rp. 5.000.000,- Piutang dagang (K) Rp. 5.000.000,-
b) Kas (D) Rp. 4.900.000,- potongan penjualan (D) Rp. 100.000,- piutang dagang (K)

Rp. 5.000.000,-
c) Kas (D) Rp. 5.000.000,- penjualan (K) Rp. 5.0000.000,-
d) Persediaan barang dagang (D) Rp. 5.0000.000,- penjualan (K) Rp. 5.0000.000
e) Persediaan barang dagang (D) Rp. 5.000.000,- kas (K) Rp. 4.900.000,- potongan

penjualan (D) Rp. 100.000

5. Toko Mawar mencatat pelunasan piutang dagang dari PT Sari Ayu sebesar Rp.
12.000.000,00 pada tgl. 25-7-2020 faktur no.13 dengan syarat 2/10,n/30
dimana transaksi penjualan terjadi tgl. 7-7-2020, maka pencatatan yang benar adalah
a) Kas (D) Rp. 11.760.000,- potongan penjualan (D) Rp. 240.000,- piutang dagang (K)
Rp. 12.000.000,-
b) Kas (D) Rp. 12.000.000,- penjualan (K) Rp. 12.000.000,-
c) Persediaan barang dagang (D) Rp. 11.760.000,- penjualan (K) Rp. 11.760.000
d) Persediaan barang dagang (D) Rp. 12.000.000,- kas (K) Rp. 11.760.000,- potongan
penjualan (D) Rp. 240.000
e) Kas (D) Rp. 12.000.000,- Piutang dagang (K) Rp. 12.000.000,-

6. Surat atau janji tertulis yang dibuat oleh kreditur yang diperuntukkan kepada debitur
untuk membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan disebut dengan....
a) Wesel
b) Obligasi
c) Saham
d) Perjanjian
e) Hipotik

7. Pengakuan piutang wesel timbul pada kondisi....
a) Membeli wesel
b) Penjualan kredit dengan wesel
c) Penghapusan piutang
d) Pembayaran bunga
e) Penjualan barang

8. Karakteristik piutang wesel dibawah ini kecuali....
a) Terdapat surat atau janji tertulis yang berisi kesanggupan membayar dengan jumlah
nominal dan jangka waktu pembayaran
b) Adanya bunga
c) Dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan
d) Tidak adanya surat atau janji tertulis yang berisi kesanggupan membayar dengan
jumlah nominal dan jangka waktu pembayaran
e) Jangka waktu lebih dari syarat pembayaran biasa, bisa lebih atau kurang dari satu
tahun

14

9. Jurnal untuk mencatat penjualan kredit menggunakan wesel adalah....

a) Piutang Usaha Rpxxx

Pembelian Rpxxx

b) Piutang Wesel Rpxxx

Penjualan Rpxxx

c) Kas Rpxxx

Piutang Wesel Rpxxx

d) Piutang Rpxxx

HPP Rpxxx

e) Piutang Wesel Rpxxx

Piutang Usaha Rpxxx

10. Jurnal untuk mencatat pelunasan piutang wesel adalah....

a) Piutang Usaha Rpxxx

Pembelian Rpxxx

b) Piutang Wesel Rpxxx

Penjualan Rpxxx

c) Kas Rpxxx

Piutang Wesel Rpxxx

d) Piutang Rpxxx

HPP Rpxxx

e) Piutang Wesel Rpxxx

Piutang Usaha Rpxxx

11. Penjualan yang sistem pembayarannya dilakukan secara bertahap, dimana pada saat
penyerahan barang penjual menerima DP (down payment) dan sisanya dibayarkan secara
bertahap atau dibayarkan beberapa kali angsuran selama jangka waktu yang telah
disepakati merupakan pengertian dari....
a) Penjualan
b) Penjualan tunai
c) Penjualan kredit
d) Penjualan barang
e) Penjualan angsuran

12. Penjualan dengan barang telah diserahkan tetapi hak atas barang masih di penjual sampai
pembayaran lunas, merupakan perjanjian penjualan....
a) Bersyarat
b) Ditandatangani
c) Belisewa
d) Tunai
e) Kredit

13. Penjualan angsuran mengakui laba kotor dengan dua metode, yaitu....

15

a) Laba kotor diakui pada akhir periode dan laba kotor diakui selama penerimaan kas
b) Laba kotor diakui pada awal periode dan laba kotor diakui pada saat penjualan
c) Laba kotor diakui pada periode terjadinya penjualan dan laba kotor diakui selama

realisasi penerimaan kas
d) Laba kotor diakui pada periode terjadinya pembayaran piutang dan laba kotor diakui

selama realisasi penerimaan kas
e) Laba kotor diakui pada periode terjadinya pembelian dan laba kotor diakui selama

realisasi penerimaan kas

14. Pada tanggal 1 Oktober 2020, PT ABC menjual 10 unit kendaraan dengan harga pokok

@Rp100.000.000 dan dijual dengan harga Rp150.000.000 dengan bunga 12% per tahun.

Pembayaran angsuran dilakukan setiap 2 bulan sejak tanggal penjualan selama 10 kali

angsuran, uang muka Rp10.000.000 dan bunga dihitung dari sisa pinjaman.

Berdasarkan data di atas, jurnal untuk mencatat penjualan dan penerimaan uang muka

adalah....

a) Kas Rp 10.000.000

Piutang angsuran Rp1.490.000.000

Persediaan brg dagangan Rp1.000.000.000

Laba penjualan angsuran Rp 500.000.000

b) Kas Rp 10.000.000

Piutang angsuran Rp1.500.000.000

Persediaan brg dagangan Rp1.500.000.000

Laba penjualan angsuran Rp 10.000.000

c) Utang Usaha Rp 10.000.000

Piutang angsuran Rp1.490.000.000

Persediaan brg dagangan Rp1.000.000.000

Laba penjualan angsuran Rp 500.000.000

d) Kas Rp 20.000.000

Piutang angsuran Rp1.490.000.000

Persediaan brg dagangan Rp1.000.000.000

Laba penjualan angsuran Rp 510.000.000

e) Tidak dijurnal

15. Pada tanggal 1 Oktober 2020, PT ABC menjual 10 unit kendaraan dengan harga pokok

@Rp100.000.000 dan dijual dengan harga Rp150.000.000 dengan bunga 12% per tahun.

Pembayaran angsuran dilakukan setiap 2 bulan sejak tanggal penjualan selama 10 kali

angsuran, uang muka Rp10.000.000 dan bunga dihitung dari sisa pinjaman.

Berdasarkan data di atas, jurnal angsuran pertama adalah....

1. Kas Rp149.000.000

Piutang angsuran Rp149.000.000

2. Kas Rp178.800.000

Piutang angsuran Rp178.800.000

3. Kas Rp178.800.000

Piutang angsuran Rp149.000.000

16

4. Kas Pendapatan bunga Rp 29.800.000
5. Kas Rp178.000.000
Rp149.000.000
Piutang angsuran Rp 29.000.000
Pendapatan bunga
Rp178.000.000
Rp178.000.000
Piutang angsuran

Soal Essay

1. Sebutkan mekanisme pembayaran penjualan barang dagang secara kredit
2. Pada tanggal 14 Agustus 2019 PT Mahesa tbk menjual barang dagang kepada CV Kurnia

Bakti senilai Rp 25.000.000,dengan syarat 2/10,n/30.Tanggal 19 Agustus 2019 CV
Kurnia Bakti melunasi hutangnya, buatlah jurnalnya!!!
3. Pada tanggal 1 September 2020 PT Bintang menjual 25 unit smartphone dengan harga
@Rp20.000.000 dengan menggunakan wesel yang akan dibayar pada 1 November 2020.
Buatlah jurnal PT Bintang pada tahun 2020!
4. Pada tanggal 1 Oktober 2021, PT Maju menjual 10 unit smartphone @Rp30.000.000
dengan harga pokok @Rp20.000.000 ditambah bunga 12% per tahun. Pembayaran
angsuran dilakukan setiap 2 bulan selama 10 kali angsuran, uang muka atau DP
Rp50.000.000 dan bunga dihitung dari sisa pinjaman. Buatlah jurnalnya dengan metode
laba diakui proporsional dengan penerimaan kas pada tahun 2021!
5. Sebutkan dan jelaskan syarat perjanjian dalam penjualan angsuran

Rangkuman

Penjualan kredit merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dengan pembeli, dengan harapan
mendapatkan laba/keuntungan lebih besar daripada penjualan tunai,karena penjualan kredit
terdapat bunga yang menambah nilai harga produk itu sendiri .
A. Syarat pembayaran penjualan barang dagangan secara kredit

1. 2/10,n/30
Apabila pelanggan dapat melunasi utangnya dalam jangka waktu 10 hari maka
mendapatkan potongan sebesar 2% , sedangkan Angka 30 menunjukkan 30 hari
jangka batas waktu kredit harus dilunasi, terhitung sejak terjadinya transaksi
penjualan.

2. EOM
Harus dilunasi oleh pelanggan paling lambat pada akhir bulan transaksi dan maka
penjual tidak memberikan potongan tunai pada pelanggan.

3. n/10,EOM
Harus dilunasi paling lambat 10 hari setalah akhir bulan penjualan tanpa
mendapatkan potongan tunai.

17

B. Syarat Penyerahan Barang
1. FOB Shipping Point (Free on Board Shipping Point)
Biaya pengiriman barang menjadi tanggung jawab penuh pelanggan.Pada saat
barang keluar dari gudang maka penjual mengakui sebagia transaksi penjualan.
2. FOB Destination Point
Biaya pengiriman barang menjadi tanggung jawab penjual sampai barang tersebut
berada di pelanggan.Apabila barang tersebut telah sampai kepada pelanggan. maka
penjual baru dapat mengakui sebagai penjualan
3. CIF (Cost Insurance and Freight)
Biaya pengangkutan dan asuransi barang tersebut selama di perjalanan menjadi
tanggung jawab penuh penjual.

C. Prinsip Kredit
1. Character (watak), yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan
kemauannya untuk membayar kredit yang dimiliki.
2. Capacity(kemampuan), yaitu kemampuan kreditur untuk membayar/melunasi
seluruh pinjamannya sesuai tepat pada waktu yang telah disepakati,
3. Capital (modal), yaitu modal dimilikki dari pemohon kredit, untuk
mengembangkan kegiatan usaha yang dimiliki.
4. Condition of economics, yaitu kondisi ekonomi negara yang dapat mempengaruhi
usaha calon debitur,
5. Collateral(jaminan atau agunan), yaitu jaminan atau agunan yang di berikan bagi
keamanan kredit oleh debitur.
6. Constrain(Hambatan)Hambatan yang dapat mempengaruhi usaha sehingga tidak
memungkinkan dilakukan usaha tersebut.

Wesel adalah surat atau janji tertulis yang dibuat oleh kreditur yang diperuntukkan kepada
debitur untuk membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan
yang tertera pada surat wesel. Penjualan menggunakan wesel mengakibatkan timbulnya
piutang wesel. Piutang wesel adalah janji tertulis yang dibuat oleh satu pihak kepada pihak
lainnya untuk membayar sejumlah uang sesuai yang tertera pada wesel dengan jangka
waktu yang telah ditentukan. Wesel terdiri dari wesel tidak berbunga dan berbunga.

Penjualan angsuran adalah penjualan yang sistem pembayarannya dilakukan secara
bertahap, dimana pada saat penyerahan barang penjual menerima DP (down payment) dan
sisanya dibayarkan secara bertahap atau dibayarkan beberapa kali angsuran selama jangka
waktu yang telah disepakati. Penjualan angsuran mengakui laba kotor dengan dua cara yaitu
laba kotor diakui pada periode terjadinya transaksi penjualan dan laba kotor diakui selama
realisasi penerimaan kas.

18

“Usaha dan doa tergantung pada cita-cita, manusia tidak akan memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya.” –Jalaludin Rumi

19

BAB 2

PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PIUTANG

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu :
3.2 Menerapkan pengukuran dan pengakuan piutang
4.2 Melakukan pengukuran dan pengakuan piutang

A. Pengertian Piutang

Dalam kehidupan sehari hari, manusia biasa dihadapkan dengan masalah utang-piutang.
Jika utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh seseorang, piutang lebih dikenal
sebagai harta yang belum sampai kepada pemiliknya atau harta yang tertahan dari hasil usaha
seseorang. Sedangkan pengertian piutang sendiri menurut para ahli :

1) Menurut Herry (2017:150)
Piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan
(umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang
dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terdiri atas piutang usaha,dan
memungkinkan piutang wesel) memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan,
piutang debitur, dan piutang Bungan), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran
kepada pihak lain (untuk piutang pajak).

2) Menurut Soemarso (2004:338)
Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-
kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-
kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentukmempernolehkan para pelanggan
tersebut membayar kemudian atas penjualanbarang atau jasa yang dilakukan.

3) Menurut Rusdi Akbar (2004:199)
Pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain
untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang
sebagaiakibat kejadian pada masa yang lalu.

4) Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404)
Yang dimaksud dengan piutang adalah meliputi semua klaim dalam bentuk uang
terhadap pihak lainnya, termasuk individu,perusahaan atau organisasi lainnya.

5) Menurut Smith (2005:286)
Pengertian piutang menurut Smith adalah piutang dapat didefinisikan dalam arti luas
sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk
tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan
dapat diselesaikan melalui penerimaan kas.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang merupakan
sejumlah harta atau klaim yang akan diterima perusahaan sebagai wujud dari kelonggaran
kelonggaran yang diberikan kepada para pelanggan pada saat terjadi transaksi dalam
perusahaan. Seluruh piutang perusahaan yang diperkirakan dapat ditagih dalam tempo satu
tahun atau kurang dihitung dari tanggal neraca harus disajikan dalam neraca dalam kelompok
aktiva lancar. Sedangkan piutang yang baru dapat ditagih lewat dari satu tahun sejak tanggal

20

neraca tidak boleh dikelompokkan sebagai aktiva lancar, tetapi harus dipisahkan tersendiri
dan masuk dalam kelompok investasi atau aktiva lain-lain, bisa juga piutang jangka panjang.

B. Klasifikasi Piutang

Piutang diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain :

1) Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Piutang usaha merupakan total tagihan pelanggan sebagai akibat transaksi
yang dilakukan secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah debet
sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Biasanya piutang usaha dapat ditagih dalam
jangka waktu yang relatif pendek, perkiraan dalam kurun waktu 30 hingga 60 hari.
Setelah ditagih, secara pembukuan, piutang usaha akan berkurang di sebelah kredit.

Contoh jenis piutang yang tidak boleh dicantumkan sebagai piutang usaha,
antara lain berikut ini :

a) Kas bon Pegawai, yaitu piutang yang terjadi karena pegawai atau karyawan
meminjam uang kepada perusahaan yang akan dibayar (biasanya pada hari
pembayaran gaji) dalam jangka pendek.

b) Kelebihan pembayaran kepada kreditor atau uang muka kontrak pembelian (utang
usaha bersaldo debet).

c) Barang dagangan yang dititipkan (konsinyasi) pada perusahaan lain. Barang
dagangan yang dititipkan kepada perusahaan lain, belum merupakan piutang
usaha sampai saat perusahaan yang dititipi melaporkan telah berhasil menjualnya.
Harga pokok barang yang dititipkan harus dilaporkan sebagai persediaan pemilik
dalam rekening “Barang Konsinyasi – Ke Luar”, sampai saat barang tersebut
terjual.

d) Piutang pendapatan Bunga dan Piutang Pendapatan Dividen.
e) Tagihan ongkos angkut yang dibebankan kepada pelanggan.
f) Uang muka untuk dipertanggungjawabkan. Sering kali perusahaan memberikan

uang muka perjalanan atau biaya yang nantinya harus dipertanggungjawabkan
oleh penerima (pegawai) yang harus bersangkutan.
g) Piutang yang timbul karena penjualan aktiva tidak lancar.
h) Penjualan efek atau aktiva selain barang dagangan dan jasa secara kredit.
i) Uang muka jaminan kontrak dan pembayaran biaya.
j) Piutang pesanan penjualan saham.
k) Tagihan atas kerugian atau kerusakan.
l) Uang muka kepada pemegang saham, direksi, pegawai atau perusahaan afiliasi.

Dalam penyajian saldo piutang dalam neraca, jumlah yang dicantumkan harus
menunjukkan jumlah yang dapat direalisasikan (ditagih). Jika piutang usaha disajikan
sebesar nilai kotornya (gross), tanpa dikurangi dengan taksiran piutang yang tidak
tertagih maka total aktiva dan modal pemilik akan menjadi terlalu besar. Untuk itu,
setiap akhir periode saldo piutang usaha harus disesuaikan untuk mengakui adanya
biaya kerugian piutang dan membetulkannya saldo piutang usaha yang akan disajikan
dalam neraca. Jurnal penyesuaian sehubungan dengan ini adalah sebagai berikut.:

21

Biaya Kerugian Piutang xx

Cadangan Kerugian Piutang xx

• Potongan Dagang (Trade Discount)
Besarnya potongan dagang bervariasi tergantung pada volume kegiatan atau

jumlah pesanan dari pelanggan. Potongan dagangan ini akan mengurangi harga jual
kotor atau harga katalog dan jumlah bersihnya yang sebenarnya akan dibebankan
pada pelanggan. Jumlah bersih ini adalah jumlah yang akan dicatat sebagai piutang
usaha dan sebagai pendapatan.

• Potongan Tunai (Cash Discounts)
Potongan tunai hanya diberikan jika pelanggan membayar dalam tempo yang

telah ditentukan. Biasanya potongan ini dibuat amat menguntungkan bagi si pembeli,
biarpun si pembeli untuk membayar harus mengambil kredit jangka pendek dari bank.

• Retur dan Keringanan Penjualan (Sales Return and Allowances)
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sebuah transaksi jual beli akan terdapat

sejumlah barang dagangannya yang dikembalikan dan beberapa keringanan penjualan
diberikan karena terjadinya faktor-faktor seperti barang rusak selama pengiriman,
pengiriman dalam jumlah dan jenis barang yang salah, dan sebagainya. Apabila
barang dikembalikan atau keringanan diberikan maka jumlah penjualan bersih dan
piutang akan dikurangi.

• Bunga yang Termasuk dalam Piutang

Jumlah yang dibebankan pada pelanggan atas kontrak penjualan sering
mencakup beban keuangan, bunga, dan beban-beban lain yang berhubungan dengan
perpanjangan kredit. Beban-beban seperti ini sebenarnya akan diperoleh bersamaan
dengan berlalunya waktu dan harus dicatat sebagai pendapatan yang belum direalisasi
pada saat transaksi penjualan terjadi. Pada saat penjualan, harus ditentukan jumlah
pembebasan kepada
pelanggan yang belum diperoleh, dan diperlukan penyesuaian untuk mencatat
jumlah yang sudah diperoleh setiap pembayaran.

2) Piutang Wesel (Notes Receivable)

Piutang wesel merupakan tagihan perusahaan kepada para pembuat wesel.
Dalam hal ini, pembuat wesel merupakan pihak yang berutang kepada perusahaan.
Pihak yang berutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang diutangkan)
untuk membayar utang beserta bunganya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promes
(promissory note). Perhatikanlah baik-baik bahwa piutang wesel mengharuskan
debitur untuk membayar bunga. Piutang wesel sama seperti piutang usaha memiliki
saldo nominal di sebelah debet sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Setelah
pembayaran diterima, piutang wesel juga akan berkurang di sebelah kredit.

Dalam setiap surat wesel harus dicantumkan informasi tentang berikut.

22

a) Pihak yang akan menerima pembayaran (payee), yaitu pihak atau orang yang
akan menerima atas pembayaran wesel tersebut.

b) Pembuat surat wesel, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kesanggupan
untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.

c) Tanggal dan jangka waktu wesel.
d) Jumlah uang yang akan dibayarkan.
e) Tempat atau lokasi akan dilaksanakan pembayaran wesel.
f) Bunga wesel, kalau ada (bunga wesel dinyatakan dalam persentase untuk jangka

waktu satu tahun).

• Menentukan Besaran Bunga
Wesel dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wesel berbunga dan wesel tanpa

bunga. Besarnya bunga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

B=PxTxW

Keterangan :
B = Bunga
P = Pokok wesel
T = Tingkat bunga
W = Waktu

• Menentukan Tanggal Jatuh Tempo
Jangka waktu antara tanggal wesel dibuat dengan tanggal jatuh temponya

dapat dinyatakan dalam satuan hari atau bulan. Bila jangka waktu wesel dinyatakan
dalam jumlah hari maka tanggal jatuh tempo wesel dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut:
a) Kurangi jumlah hari dalam bulan wesel ditulis dengan tanggal wesel
b) Tambahkan jumlah seluruh hari dalam bulan bulan berikutnya selama hasil

penjumlahannya tidak melebihi jangka waktu wesel
c) Kurangkan jangka waktu wesel dengan hasil penambahan pada langkah kedua.

Hasilnya adalah merupakan tangga jatuh tempo wesel, sedangkan bulan jatuh
tempo tentu saja bulan sesudah bulan terakhir yang jumlah harinya ditambahkan
pada langkah kedua di atas

• Mendiskontokan Piutang Wesel
Piutang wesel dapat disimpan terus oleh perusahaan sampai saat tanggal jatuh

temponya. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menerima pelunasan wesel tersebut
sebesar nilai nominalnya ditambah bunganya (kalau ada). Namun, apabila perusahaan
membutuhkan uang, perusahaan dapat mendiskontokan (menunaikan) piutang
weselnya ke lembaga keuangan seperti bank, perusahaan asuransi, dan sebagainya.
Menunaikan adalah meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan dengan

23

menggunakan wesel sebagai jaminan. Diskonto (bunga) yang diperhitungkan dihitung
dari saat wesel didiskontokan sampai saat wesel jatuh tempo. Selama sisa jangka
waktu wesel dipegang oleh bank atau lembaga keuangan lain. Sedangkan jumlah
bersih yang diterima perusahaan adalah selisih antara nilai pada saat jatuh tempo
dengan diskontonya.

• Piutang Wesel yang Tidak Dibayar
Jika penerbit wesel gagal melunasi utang wesel yang telah dikeluarkan pada

saat jatuh temponya maka piutang wesel tersebut otomatis bukan merupakan tagihan
wesel lagi (dishonoured). Tetapi sifatnya sudah mengubah menjadi tagihan biasa.
Oleh sebab itu, jumlah piutang wesel beserta bunganya harus dipindahkan dari
rekening piutang wesel ke rekening piutang usaha.

• Penilaian Wesel Tagih
Wesel tagih pada mulanya dicatat sebesar nilai tunainya (present value), yaitu

jumlah penerimaan masa yang akan datang yang didiskontokan sampai saat tanggal
neraca dengan tingkat imbalan yang layak. Dalam transaksi pinjam-meminjam, nilai
tunai adalah jumlah uang yang diterima oleh peminjam. Jika wesel ditukar dengan
aktiva tetap, barang atau jasa maka nilai tunainya sama dengan harga jual tunai dari
barang atau jasa yang ditukarkan tersebut. Perbedaan antara nilai tunai dengan jumlah
yang akan diterima pada saat jatuh tempo dibebankan sebagai bunga.

Di dalam mencatat penerimaan wesel, rekening Wesel Tagih akan didebet
sebesar nilai nominal wesel tersebut. Dalam hal nilai nominal berbeda dengan nilai
tunainya, seperti dalam kasus wesel tanpa bunga, selisihnya dicatat sebagai premium
atau diskonto yang harus diamortisasi selama umur wesel tersebut.

• Pendiskontoan

Piutang wesel dapat digunakan untuk sumber kas lebih dini sebelum jatuh
tempo dengan mendiskontokannya ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Apabila
wesel dilaksanakan maka yang terkait menjadi tiga pihak, yakni pembuat wesel, bank
atau lembaga keuangan lain sebagai pendiskonto wesel, dan pemegang wesel terakhir
yang mendiskontokan wesel. Berikut penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pendiskontoan wesel.

a. Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo merupakan jumlah yang akan dibayar (diterima) oleh

pembuat (pemegang) wesel pada tanggal jatuh tempo. Nilai jatuh tempo tanpa bunga
sama dengan
nilai nominalnya. Sedangkan nilai jatuh tempo wesel berbunga adalah nilai nominal
plus bunga selama jangka waktu wesel.

b. Diskonto
Wesel yang didiskontokan akan dibayar oleh bank atau lembaga keuangan

lainnya yang mau menerima instrumen kredit tersebut sebesar nilai jatuh tempo
dikurangi bunga tertentu, yang biasa disebut diskonto. Jumlah diskonto adalah

24

persentase tertentu dikalikan nilai jatuh tempo dan dikalikan lagi dengan jangka
waktu sejak tanggal pendiskontoan sampai tanggal jatuh tempo.

c. Jumlah Kas yang Didiskontokan
Jumlah kas yang diterima dari pendiskontoan piutang wesel berasal dari nilai jatuh
tempo dikurangi diskonto.

3) Piutang Lain-lain (Others Receivable)

Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah
dalam neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden (tagihan kepada
investee sebagai hasil atas investasi), piutang pajak (tagihan perusahaan kepada
pemerintah berupa restitusi atau pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak), dan
tagihan kepada karyawan. Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun
atau sepanjang siklus normal operasional perusahaan, yang mana yang lebih lama,
maka piutang lain-lain ini akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Di luar itu,
tagihan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva tidak lancar. Siklus normal
operasional perusahaan (normal operating cycle) adalah lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari pembelian barang dagangan dari pemasok,
menjualnya kepada pelanggan secara kredit sampai pada diterimanya penagihan
piutang usaha atau piutang dagang.

LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda
1. Berikut merupakan informasi yang harus tercantum dalam surat wesel, kecuali…
a. Pihak yang akan menerima pembayaran
b. Pihak yang membuat surat wesel
c. Pihak yang menjadi perantara atau orang ketiga
d. Tanggal dan jangka waktu wesel
e. Jumlah uang yang akan dibayarkan

2. Piutang wesel jangka pendek dicatat sebesar nilai…
a. Nominalnya
b. Nominal ditambah bunganya
c. Tunainya
d. Tunainya ditambah jatuh temponya
e. Nominal dikurangi penyisihan

3. Wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas tidak dianggap sebagai subjek
amortisasi premi atau diskonto jika dalam kurun waktu…
a. Lebih dari 3 bulan
b. 3 bulan atau kurang
c. Kurang dari 4 bulan

25

d. 4 bulan atau lebih
e. 4 bulan atau kurang

4. Hak istimewa dari pemasok setiap tahun akan disesuaikan dengan membebankan ke
rekening …..
a. Pendapatan bunga
b. Biaya bunga
c. Penjualan
d. Pembelian
e. Premium piutang wesel

5. Piutang yang timbul dari penjualan barang dagangan kepada para karyawan
perusahaan, dikelompokkan sebagai ….
a. Piutang non usaha
b. Piutang dagang
c. Piutang usaha
d. Piutang wesel
e. Wesel tagih

6. Piutang wesel yang kedaluwarsa dalam neraca, disajikan sebagai elemen ….
a. Utang bersyarat
b. Utang usaha
c. Piutang bersyarat
d. Piutang wesel
e. Piutang usaha

7. Dibawah ini merupakan contoh jenis piutang yang tidak boleh dicantumkan sebagai
piutang usaha, kecuali…
a. Piutang yang muncul karena penjualan aktiva lancar
b. Penjualan efek atau aktiva selain barang dagangan dan jasa secara kredit.
c. Uang muka jaminan kontrak dan pembayaran biaya.
d. Piutang pesanan penjualan saham.
e. Tagihan atas kerugian atau kerusakan

8. Jumlah kas yang diterima dari pendiskontoan piutang wesel berasal dari…
a. Nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
b. Nilai jatuh tempo ditambah diskonto
c. Nominal dikurangi nilai jatuh tempo
d. Nominal ditambah nilai jatuh tempo
e. Nominal ditambah bunganya

9. Utang bersyarat timbul karena adanya...
a. Hak regress yang telah digunakan
b. Piutang wesel yang kadaluwarsa

26

c. Piutang wesel yang didiskontokan
d. Utang wesel yang didiskontokan
e. Utang wesel yang kadaluwarsa

10. Piutang wesel jangka panjang dicatat sebesar nilai…
a. Nominalnya
b. Nominal ditambah bunganya
c. Nominal dikurangi penyisihan
d. Tunainya
e. Tunainya ditambah jatuh temponya

11. Perusahaan menjual furniture seharga Rp 50.000.000,00 dengan syarat 2/10 n/30,
pembeli melunasi pembeliannya tersebut 2 bulan setelah tanggal transaksi, maka
piutang yang muncul adalah sebesar…
a. Rp 48.000.000,00
b. Rp 49.000.000,00
c. Rp 50.000.000,00
d. Rp 51.000.000,00
e. Rp 52.000.000,00

12. Dibawah ini yang merupakan pos-pos yang harus dipisahkan dari piutang usaha
dalam penyajiannya pada neraca piutang adalah…
a. Penjualan barang dagangan kepada pemegang saham
b. Piutang usaha yang bersaldo kredit
c. Utang usaha yang bersaldo debet
d. Penjualan barang dagangan kepada direksi
e. Penjualan barang dagangan secara kredit

13. Dalam penyajian saldo piutang dalam neraca, jumlah yang dicantumkan harus
menunjukkan jumlah…
a. Nilai kotornya
b. Nilai tunainya
c. Taksiran piutang
d. Biaya kerugian piutang
e. Yang dapat ditagih

14. Jurnal yang tepat untuk penyesuaian saldo piutang usaha guna mengakui adanya biaya
kerugian piutang dan membenarkan saldo piutang usaha adalah...
a. Biaya kerugian piutang (D) Cadangan kerugian piutang (K)
b. Cadangan kerugian piutang (D) Biaya kerugian piutang (K)
c. Piutang usaha (D) Cadangan kerugian piutang (K)
d. Piutang usaha (D) Biaya kerugian piutang (K)

15. Berikut merupakan rekening yang tidak dikredit pada saat pelunasan wesel pada saat
jatuh tempo...

27

a. Piutang wesel
b. Piutang bunga
c. Pendapatan bunga
d. Kas
e. Modal

Essay

1. Jelaskan hal hal yang perlu diklasifikasikan dalam penyajian laporan keuangan
piutang!

2. Diketahui nilai saat jatuh tempo wesel Rp510.000,00, nominal Rp 500.000,00. Wesel
tersebut oleh perusahaan didiskontokan ke bank dengan diskonto Rp5.000,00.
Berapakah jumlah yang harus didebet pada rekening kas? Berapakah pendapatan
bunganya? Dan berapa piutang weselnya?

3. Pada tanggal 30 Juni 2021 PT. Cahaya menjual barang dagangan kepada PT. Niagara
seharga Rp2.000.000,00. Sebagai pembayaran PT. Niagara menulis cek sebesar
Rp500.000,00 dan menulis surat kesanggupan untuk membayar sejumlah
Rp1.500.000,00. Tanggal surat wesel 30 Juni 2021, jangka waktu wesel 60 hari dan
bunga wesel 25%. Susunlah jurnal yang harus dibuat PT. Cahaya dan PT. Niagara
pada saat wesel tersebut pada tanggal jatuh tempo!

4. Pada tanggal 30 April 2021, PT. Asmaraloka melaporkan dalam neraca sebagai

berikut.

Piutang Dagang Rp 80.000.000,00

Taksiran Piutang tidak Tertagih Rp 3.000.000,00 (-)

Saldo Rp 77.000.000,00

Berikut kejadian-kejadian selama tahun tersebut

a. Menjual barang dagangan secara kredit Rp 10.000.000,00 dan secara tunai Rp

5.000.000,00

b. Mengumpulkan piutang dari pelanggan Rp100.200.000,00

c. Menghapus Rp 4.500.000,00 yang diperkirakan tidak tertagih

d. Menerima kembali Rp 2.000.000,00 dari pelanggan untuk jumlah piutang

yang telah dihapus

Buatlah jurnal jurnal untuk transaksi diatas !

5. Dalam kondisi wesel yang ditukar dengan aktiva tetap, barang atau jasa terdapat
masalah penilaian yang mungkin saja timbul, sebutkan keadaan keadaan yang dapat
menimbulkan masalah dalam penilaian!

28

RANGKUMAN
Piutang merupakan sejumlah harta atau klaim yang akan diterima perusahaan sebagai
wujud dari kelonggaran kelonggaran yang diberikan kepada para pelanggan pada saat terjadi
transaksi dalam perusahaan. Seluruh piutang perusahaan yang diperkirakan dapat ditagih
dalam tempo satu tahun atau kurang dihitung dari tanggal neraca harus disajikan dalam
neraca dalam kelompok aktiva lancar. Sedangkan piutang yang baru dapat ditagih lewat dari
satu tahun sejak tanggal neraca tidak boleh dikelompokkan sebagai aktiva lancar, tetapi harus
dipisahkan tersendiri dan masuk dalam kelompok investasi atau aktiva lain-lain, bisa juga
piutang jangka panjang. Piutang diklasifikasikan menjadi 3, yakni piutang usaha, piutang
wesel, dan piutang lain lain. Piutang usaha merupakan total tagihan pelanggan sebagai akibat
transaksi yang dilakukan secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah debet
sesuai dengan saldo normal untuk aktiva. Piutang wesel merupakan tagihan perusahaan
kepada para pembuat wesel. Dalam hal ini, pembuat wesel merupakan pihak yang berutang
kepada perusahaan. Pihak yang berutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang
diutangkan) untuk membayar utang beserta bunganya dalam kurun waktu yang telah
ditentukan. Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah dalam
neraca. Contohnya adalah piutang bunga, piutang deviden (tagihan kepada investee sebagai
hasil atas investasi), piutang pajak (tagihan perusahaan kepada pemerintah berupa restitusi
atau pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak), dan tagihan kepada karyawan.

29

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu
yang ditentukan, hedaknya kalian menuliskannya”. (Qs. Al Baqarah : 282)

30

BAB 3

METODE PENCATATAN PIUTANG TAK TERTAGIH

Tujuan Pembelajaran
3.3 Menjelaskan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih
4.3 Pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tidak tertagih

A. Ruang Lingkup Piutang Tak Tertagih
Piutang tak tertagih merupakan hak penjual untuk menagih uang kepada

pembeli karena adanya transaksi penjualan secara kredit yang belum atau tidak bisa
dibayarkan tepat waktu. Resiko tidak tertagihnya piutang terjadi jika debitur
mengalami pailit.

Dalam kegiatan akuntansi sering dijumpai adanya utang dan piutang, utang
timbul karena adanya kesepakatan antar perusahaan atau penjual dengan pembeli
untuk membayar sesuatu yang sudah diterima oleh pembeli di kemudian hari.
Sedangkan piutang timbul karena adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
Penjualan kredit ini bisa menimbulkan adanya piutang tak tertagih, piutang tak
tertagih timbul karena adanya pelanggan yang tidak sanggup membayar karena omzet
penjualan yang menurun akibat dari perekonomian yang kurang baik.

Faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih yaitu
1. Debitur tersebut bangkrut
2. Perusahaan debitur tersebut ditutup
3. Debitur kabur atau melarikan diri
4. Penagihan berkali-kali yang terus saja gagal
5. Debitur meninggal mendadak

Oleh karena itu, pengendalian akan piutang tak tertagih merupakan suatu hal yang
perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya karena piutang yang tidak dapat ditagih dapat
merugikan perusahaan. Untuk penaksiran kerugian dari piutang tak tertagih biasanya
digunakan dua metode yaitu:

1. Metode langsung atau metode penghapusan langsung (direct write off method)
2. Metode cadangan atau metode penghapusan tidak langsung (undirect write off

method)

B. Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih

1. Metode langsung
Dalam metode langsung, penghapusan piutang ini biasanya digunakan oleh

perusahaan kecil atau perusahaan yang baru berdiri yang belum dapat

31

memperkirakan penghapusan piutang dengan tepat. Penghapusan piutang secara
langsung tidak melakukan estimasi kerugian piutang pada akhir periode,
penghapusan piutang secara langsung biasanya piutang tersebut baru dicatat
ketika sudah benar-benar tidak dapat ditagih.

Metode langsung biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kerugian dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah
piutang yang dihapuskan

2) Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada akun: kerugian piutang
tak tertagih

Adapun jurnal yang terkait dengan penghapusan piutang menurut metode
langsung adalah sebagai berikut:

1) Jurnal saat dinyatakan suatu piutang dihapuskan

Beban kerugian piutang xxx
Piutang dagang Xxx

2) Jurnal jika suatu piutang yang telah dihapuskan dinyatakan kembali

sebagai piutang yang akan dibayar oleh debitor. Piutang kepada debitor

yang telah dihapus kemungkinan dapat diterima kembali. Jumlah yang

dapat diterima kembali bisa seluruh piutang bisa juga hanya sebagian saja.

penerimaan piutang kembali dapat terjadi pada periode dimana piutang

dihapus dan juga terjadi pada periode berikutnya.

• Jika dinyatakan dapat ditagih kembali pada periode yang sama dengan

saat dihapuskannya (sebelum tutup buku) maka jurnalnya adalah

Piutang dagang Xxx

Beban kerugian piutang Xxx

• Jika dinyatakan dapat ditagih kembali pada periode berikutnya (setelah

tutup buku) maka jurnalnya adalah

Piutang dagang xxx

Pendapatan dari piutang ditemukan Xxx
kembali

Contoh:

Pada tanggal 10 oktober 2020 debitur ABC mempunyai utang sebesar

10.000.000 dan menyatakan tidak mampu membayar.

Jurnal penghapusan piutang

Beban kerugian piutang ABC 10.000.000

Piutang dagang ABC 10.000.000

32

Apabila piutang yang sebelumnya sudah dihapuskan,namun kemungkinan
akan dilunasi kembali maka akan dicatat oleh perusahaan dengan jurnal
sebagai berikut:

Piutang dagang xxx
Beban kerugian piutang xxx

Pada tanggal 3 februari 2020 debitur ABC menyatakan dapat melunasi
utangnya pada tanggal 10 oktober 2020, karena usahanya berkembang
kembali.
Berdasarkan contoh di atas, maka perusahaan melakukan pencatatan
dengan jurnal sebagai berikut:
Piutang dagang ABC 10.000.000

Beban kerugian piutang 10.000.000

Apabila Debitur yang bersangkutan melakukan pelunasan piutang secara
tunai, maka dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas xxx

Piutang dagang xxx

Pada tanggal 3 februari 2020 debitur ABC menyatakan dapat melunasi
utangnya pada tanggal 2 januari 2021.
Maka jurnalnya:
Piutang dagang ABC 10.000.000

Pendapatan dari piutang ditemukan kembali 10.000.000

2. Metode Cadangan
Pada metode cadangan, penghapusan piutang ini biasanya digunakan oleh

perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar penjualannya dilakukan secara
kredit yang memiliki resiko kerugian piutang yang cukup besar. Metode cadangan
penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dilakukan pada akhir periode
ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan untuk digunakan pada
periode tersebut.

Risiko atas tidak tertagihnya piutang usaha dari penjualan kredit kemungkinan
selalu ada setiap saat, oleh karena itu perlu melakukan estimasi dengan
membentuk cadangan penurunan nilai piutang. Perusahaan melakukan estimasi
atau membentuk cadangan setiapir periode akuntansi dengan mencatat posisi
debet beban kerugian piutang dan posisi kredit cadangan kerugian piutang.
Apabila pada suatu saat piutang yang dicadangkan tidak tertagih tersebut benar-
benar tidak tertagih maka status caangan telah berubah menjadi suatu kepastian
dengan demikian dilakukan pencatatan posisi debet cadangan kerugian piutang
dan posisi kredit piutang usaha.

33

Ada 2 dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang tak
tertagih, yaitu
1) Kerugian piutang dihitung atas dasar jumlah penjualan.

Kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan.
Jumlah taksiran kerugian ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan
persentase tertentu.

Contoh soal

Saldo piutang 1 Januari 2021 Rp 500.000.000

Piutang yang tertagih Rp 400.000.000

Penjualan tunai Rp2.000.000.000

Saldo piutang 31 Desember Rp 900.000.000

Apabila piutang tak tertagih 2% dari total penjualan, buatlah besarnya piutang

tak tertagih dan jurnalnya:

Jawab:
Penjualan kredit = saldo piutang akhir + penerimaan – saldo piutang awal

= 900.000.000 + 400.000.000 – 500.000.000

= 800.000.000

Total penjualan = 2.000.000.000 + 800.000.000

= 2.800.000.000

Cadangan kerugian piutang = 2% x Rp 2.800.000.000

= Rp 56.000.000

Jurnal

Kerugian Piutang Rp 56.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 56.000.000

2) Kerugian piutang dihitung atas dasar saldo piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar piutang akhir periode dapat dilakukan
dengan 3 cara:
a) Jumlah cadangan dinaikkan sampai presentase tertentu dari saldo piutang
Jumlah saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya adalah
saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan.

Contoh:
Jumlah saldo piutang pada akhir tahun 2021 sebesar Rp10.000.000 dan
saldo cadangan kerugian piutang sebesar Rp20.000. persentase kerugian
piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang. Jurnal yang dibuat pada
tanggal akhir tahun 2021 adalah

Kerugian piutang Rp 180.000

34

Cadangan kerugian piutang Rp 180.000

Perhitungan

Persentase kerugian 2% x Rp 10.000.000 = Rp 200.000

Saldo kredit rekening cadangan kerugian piutang = Rp 20.000

Jumlah yang ditambahkan ke rekening cadangan = Rp 180.000

Metode ini berusaha untuk menghubungkan cadangan kerugian piutang

dengan saldo piutang yang ada sehingga dapat menunjukkan jumlah

piutang yang diharapkan dapat ditagih yaitu sebesar Rp 10.000.000 -

Rp 200.000 = Rp9.800.000. Tetapi dilihat dari pandangan laporan

laba rugi, metode ini tidak dapat menunjukkan berapa kerugian yang

sebenarnya untuk periode tersebut, karena dalam perhitungannya

dipengaruhi oleh perhitungan cadangan kerugian tahun sebelumnya.

b) Cadangan ditambah dengan presentase tertentu dari saldo piutang
Hasil kali persentase kerugian piutang dengan saldo piutang
merupakan jumlah yang dicatat sebagai kerugian piutang dan dikreditkan
ke rekening cadangan kerugian piutang tanpa memerhatikan saldo
rekening cadangan kerugian piutang. Merujuk pada contoh soal diatas
maka jurnalnya adalah

Kerugian piutang Rp 200.000

Cadangan kerugian piutang Rp 200.000

Metode ini dapat menghubungkan kerugian piutang periode tersebut
dengan saldo piutangnya tanpa dipengaruhi perhitungan cadangan
kerugian piutang tahun sebelumnya.

c) Jumlah cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan
menganalisis umur piutang
Metode ini mengklasifikasikan piutang dari tiap debitur sesuai dengan
umurnya. Piutang masing-masing langgangan dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu yang belum menunggak dan menunggak. Piutang yang menunggak
dipisahkan berdasarkan lamanya menunggak. Selanjutnya dari masing-
masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu
tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian
piutang yang dihitung dengan cara ini sesudah mempertimbangkan saldo
rekening cadangan kerugian piutang merupakan jumlah kerugian
piutang.
Contoh:

35

Pada tanggal 31 desember 2021 jumlah saldo piutang PT ABC sebesar Rp
10.000.000 yang dapat dirinci berdasarkan umur piutangnya yaitu yang
belum menunggak, menunggak. <30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 91-180
hari, >180 hari. Dengan cadangan kerugian piutang sebesar Rp 56.000

PT ABC
Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2021

Klasifikasi Saldo Persentase Taksiran

Kerugian Piutang Kerugian Piutang

Belum menunggak Rp 8.000.000 0,5% Rp 40.000

<30 hari Rp 900.000 1% Rp 9.000

31-60 hari Rp 300.000 2% Rp 6.000

61-90 hari Rp 300.000 5% Rp 15.000

91-180 hari Rp 150.000 10% Rp 15.000

>181 hari Rp 350.000 15% Rp 52.500

Jumlah Rp Rp 137.500
10.000.000

Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah kerugian piutang sebesar Rp
137.500, jumlah tersebut bukan jumlah kerugian piutang yang dibebankan
dalam tahun 2021. Dimana jumlah yang dibebankan tahun 2021 adalah Rp
137.500 ditambah dengan saldo cadangan kerugian piutang sebesar Rp
56.000. maka jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada 31 Desember
2021 adalah

Kerugian piutang Rp 81.500
Cadangan kerugian piutang
Rp 81.500

C. Contoh Kasus dan Penyelesaian

1. Misalnya pada tanggal 31 Desember 2020 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar
Rp 10.000.000. Pada tanggal 15 April 2020 Tuan Bimo yang pinjamannya sebesar Rp
150.000 bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi hutangnya. Tetapi tanggal 1
Juli 2021 Tuan Bimo datang dan menyatakan akan melunasi hutangnya pada tanggal
1 Agustus 2021.
Diminta:

36

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi diatas dengan menggunakan metode
penghapusan langsung dan metode cadangan !
Jawaban :
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi- transaksi diatas adalah:

Tgl Transkasi Metode Cadangan Metode Langsung

31 Des Transaksi Kerugian Piutang(D) Rp Tidak di jurnal
2020 kerugian
piutang 10.000
10.000
Rp Cadangan Kerugian

Piutang(K) Rp.10.000

15 Apr Menghapus Cadangan Kerugian Kerugian Piutang(D) Rp

2020 piutang Tuan Piutang (D) Rp 150.000 150.000

Bimo Piutang (K) Rp 150.000 Piutang (K) Rp 150.000

1 Juli Pernyataan Piutang (D) Rp 150.000 Piutang (D) Rp 150.000
2021 kesanggupan Kerugian Piutang (K) Rp
Tuan Bimo Cadangan Kerugian 150.000
1 Ags melunasi utang
2021 Penerimaan dari Piutang (K) Rp 150.000 Kas (D) Rp 150.000
piutang yang Piutang (K) Rp 150.000
sudah dihapus Kas (D) Rp 150.000
Piutang (K) Rp 150.000

2. Pos-pos berikut diambil di neraca PT ABC sebelum penyesuaian 31 Desember 2020.
Data penyesuaian menunjukkan jumlah cadangan penghapusan piutang ditentukan
menjadi 15 % dari penjualan

Perkiraan Buku Besar Neraca Saldo

Piutang Dagang Debit Kredit
Cadangan Penghapusan Piutang
Penjualan Rp20.000.000
Retur Penjualan
Rp5.000.000

Rp50.000.000

Rp10.000.000

Jawaban

Neraca Lajur PT ABC per 31 Desember 2020

Perkiraan NS AJP NSSP Laba Rugi Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kr
Piutang Dagang 20.000 - Debit Kredit Debit Kredit -- 20.000 -
Cadangan
Penghapusan - 5.000 -- 20.000 - -- - 6.0
Piutang
- 1.000 - 6.000

37

Penjualan - 50.000 - - - 50.000 - 50.000 - -
Retur Penjualan - -
Kerugian 10.000 - - 10.000 - 10.00 - -
Piutang -
- - 1.000 1.000 - 1.000 - -

Perhitungan Rp 50.000.000
Jumlah Penjualan Rp 10.000.000
Retur Penjualan Rp 40.000.000
Jumlah Penjualan Bersih

Cadangan penghapusan piutang ditentukan menjadi 15 % dari penjualan

15% x Rp 40.000.000 Rp 6.000.000

Cadangan yang sudah ada Rp 5.000.000

Besarnya kerugian piutang tahun 2020 Rp 1.000.000

Jurnal penyesuaian 31 Desember 2020

Kerugian Piutang Rp 1.000.000

Cadangan Penghapusan Piutang Rp 1.000.000

LATIHAN SOAL

Soal Pilihan Ganda

1. Hak penjual untuk menagih uang kepada pembeli karena adanya transaksi penjualan
secara kredit yang belum atau tidak bisa dibayarkan tepat waktu disebut dengan…
a. Piutang dagang
b. Piutang tak tertagih
c. Cadangan piutang tak tertagih
d. Kerugian piutang dagang

2. Dalam kegiatan Akuntansi sering dijumpai adanya utang dan piutang. Utang timbul
karena adanya…
a. Omzet penjualan yang menurun
b. Penjualan barang dagangan secara kredit
c. Penjualan kredit bisa menimbulkan piutang tak tertagih
d. Kesepakatan antar perusahaan atau penjual dengan pembeli untuk membayar
sesuatu yang sudah diterima oleh pembeli dikemudian hari

3. Faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih, kecuali…
a. Debitur tersebut bangkrut
b. Perusahaan debitur tersebut dibuka
c. Debitur kabur atau melarikan diri
d. Penagihan berkali-kali yang terus saja gagal

38

4. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu
metode langsung dan metode cadangan. Dalam metode cadangan, penghapusan
piutang ini biasanya digunakan…
a. Perusahaan kecil atau perusahaan yang baru berdiri yang belum dapat
memperkirakan penghapusan piutang dengan tepat
b. Tidak melakukan estimasi kerugian piutang pada akhir periode
c. Baru dicatat ketika sudah benar-benar tidak dapat ditagih
d. Perusahaan besar yang sebagian besar penjualannya dilakukan secara kredit
yang memiliki resiko kerugian piutang yang cukup besar

5. Jumlah saldo piutang pada akhir tahun 2020 sebesar 20.000.000 dan saldo cadangan
kerugian piutang sebesar 10.000. persentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 2%
dari saldo piutang. Jurnal yang dibuat pada tanggal akhir tahun 2020 adalah…
a. Kerugian piutang (D) 390.000
Cadangan kerugian piutang (K) 390.000
b. Kerugian piutang (D) 400.000
Cadangan kerugian piutang (K) 400.000
c. Kerugian piutang (D) 200.000
Cadangan kerugian piutang (K) 200.000
d. Kerugian piutang (D) 100.000
Cadangan kerugian piutang (K) 100.000

Soal untuk Nomor 6-8
PT. Profit melakukan penjualan kredit pada tanggal 01 Februari 2016 kepada PT.
Surla sebesar Rp 10.000.000. Hingga akhir tahun 2017 terdapat piutang sebesar Rp
500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp 100.000 tidak
akan dapat ditagih. Pada bulan Februari 2017 bagian penagihan menyatakan bahwa
piutang sebesar Rp 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat
diterima pelunasannya dari PT Surla. Tanpa diduga pada bulan Oktober 2017 PT.
Surla melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.

6. Berdasarkan data diatas, Jurnal yang dibuat untuk mencatat penghapusan langsung
menggunakan metode langsung adalah...
a. Piutang dagang (D) 50.000
Kerugian piutang (K) 50.000

b. Kas (D) 50.000
Piutang dagang(K) 50.000

c. Piutang dagang (D) 50.000
Cadangan kerugian piutang (K) 50.000

d. Kerugian piutang (D) 50.000
Piutang dagang (K) 50.000

39


Click to View FlipBook Version