The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by soedito, 2017-07-30 07:19:28

BUKU_AJAR_PT_2012_YY_periksa

BUKU_AJAR_PT_2012_YY_periksa

1 2000 2380 2270
2 2310 2290 2460
3 2170 2380 2355
4 2200 2470 2600
5 2790 2610 2800
6 2490 2680 2370
7 2060 2260 2410
8 2585 2280 2420
9 2300 2250 2270
10 2470 2600 2680
11 2500 2780 2520
12 3145 2785 2920
13 2915 2315 2675
14 2795 2135 2795
15 2600 2940 2485
16 2910 2520 2785
17 2070 2600 2495
18 2265 2470 2675
19 2905 2305 2775
20 2705 2275 2505
21 2605 2475 2575
22 2215 2800 2270
23 2375 2875 2580
24 2495 2770 2355
25 2375 2195 2745
26 2485 2270 2310
27 2160 2510 2875
28 2270 2610 2785
29 2685 2705 2560
30 2412 2375 2675

3

Jumlah 74265 74710 76995 225967

1. F. Koreksi = 2259672 / 90 = 567345389,8

2. JK Total = (20002 + … + 26752) – FK
= 572569619 - 567345389,8 = 5224229,122

3. JK produksi = (742622 + … + 769952) / 30 – FK
= 567488625,6 - 567345389,8 = 143235,7555

4. JK individu = (66502 + … + 74622) / 3 – FK
= 569738539,6 - 567345389,8 = 2393149,788

5. JK prod x indiv = 5224229,122 – 143235,7555 - 2393149,788
= 2687843,577

Tabel Analisis Variansi

S. Variasi DB JK KT Komp. variansi
Produksi 2 143235,756 71617,87775
Individu 29 2393149,788 82522,40651 Var w + n Var s
Prod x Indiv 58 2687843,577 46342,13064 Var w

TOTAL 89 5224229,122

Jumlah catatan produksi tiap individu sama (3 buah catatan), maka n = 3

Var w = KT prod x indiv = 46342,13064

Var w + 3 Var s = KT indiv = 82522,40651
Var s = (82522,40651 - 46342,13064) / 3

4

= 12060,09196

t  Var S  12060,09196

Var w  Var s 46342,13064  12060,09196

t  12060,09196  0,2065
58402,2246

Contoh penaksiran heritabilitas

AB C D E
687 618 618 600 717
691 680 687 657 658
793 592 763 669 674
675 683 747 606 611
760 631 678 718 678
753 691 737 693 788
704 694 731 669 650
717 732 703 648
5466
5720 5321 5564 5260 27331

1. F. Koreksi = 273312 / (8x5) = 17197,6

2. JK Total = (6872 + … + 6902) – FK
3. JK Ant. Pej. = 18773473 – 18674589 = 98883,98
= (57202 + … + 54662 / 8 – FK

5

= 18691787 – 18674589 = 17197,6

4. JK Dlm. Pej. = 98883,98 - 17197,6 = 81686,38

Tabel Analisis Variansi

S. Variasi DB JK KT Komp. variansi
Antar Pejantan 4 17197,6 4299,4 2w + ki  s2
Dalam Pejantan 35 81686,38 2333,896 2w

TOTAL 39 98883,98

ki = 8 (anak tiap pejantan sama yaitu = 8 ekor)
Var w = 2333,896

Var s  (4299,40  2333,896)  245,6879
8

t  245,6879  0,095243
2579,584

h2  0,380973

6

II. SELEKSI INDIVIDU

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami aktivitas yang harus dilakukan dalam seleksi.
2. Memahami dan melakukan seleksi individu berdasarkan satu dan tiga

catatan produksi.
3. Menghitung taksiran respon, kecermatan, efektivitas dan relatif efisiensi

seleksi.
4. Membandingkan kedua macam seleksi yang telah dilakukan.

DASAR TEORI
Seleksi adalah memilih ternak-ternak yang mempunyai mutu genetik

tiriggi untuk dijadikan sebagai tetua pada generasi yang akan datang. Untuk
melakukan seleksi maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menaksir mutu genetik ternak (Nilai Pemuliaan = NP) semua individu

yang dilibatkan dalam seleksi.
2. Me-ranking individu-individu tersebut berdasarkan NP-nya.
3. Memilih individu berdasarkan NP tersebut.
4. Menaksir hasil seleksi.

Hasil seleksi dapat dilihat untuk generasi yang akan datang (future
genration) dan dapat juga untuk generasi yang sedang berjalan (current
genration).

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN

1. Setiap praktikan akan mendapatkan data produksi susu dari 30 ekor
individu sapi perah yang merupakan keturunan dari 5 ekor pejantan dan 30
ekor induk.

2. Taksirlah NP semua individu yang dilibatkan dalam seleksi menggunakan
1 catatan dan 3 catatan produksi dan hasilnya ditulis pada Tabel 2.1.

3. Me-ranking individu-individu berdasarkan NP-nya, dan hasilnya ditulis
pada Tabel 2.2.

4. Pilihlah 80 persen individu yang mempunyai NP tiriggi dengan cara
melingkari nomor urut dari individu terpilih.

5. Hitung respon seleksi, kecermatan seleksi, efektivitas seleksi dan relatif
efisiensinya.

8

II. METODE SELEKSI

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam seleksi individu,

seleksi famili, dan seleksi kombinasi.
2. Memahami dan melakukan seleksi individu, seleksi famili, dan seleksi

kombinasi.
3. Menghitung respon, kecermatan, efektivitas dan relatif efisiensi untuk

masing-masing metode seleksi.
4. Membandingkan hasil seleksi antara ketiga metode seleksi tersebut.

DASAR TEORI
Seleksi individu adalah seleksi yang didasarkan atas fenotipe individu

yang diseleksi, oleh karena itu NP individu tersebut ditaksir berdasarkan data
individu yang bersangkutan.

Seleksi famili adalah seleksi yang didasarkan atas rata-rata fenotipe
famili, oleh karena itu NP famili ditaksir berdasarkan data rata-rata familinya.
Atas dasar NP tersebut seluruh anggota famili dapat di-culling atau
dipertahankan.

Seleksi kombinasi adalah seleksi untuk memilih individu berdasarkan
fenotipe individu dan juga fenotipe rata-rata familinya. Oleh karena itu pada
seleksi ini NP ditaksir berdasarkan data produksi individu dan juga data
produksi rata-rata familinya.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN

1. Praktikan tidak perlu mengerjakan seleksi individu, tetapi menggunakan
hasil Praktikum II.

2. Melakukan seleksi famili menggunakan data yang saudara terima dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Taksir NP famili, dan hasilnya tulis pada Tabel 3.1.
b. Ranking famili berdasarkan NP-nya, dan hasilnya tulis pada Tabel 3.2.
c. Pilih 4 famili yang mempunyai mutu genetik tiriggi (NP), dengan cara
melingkari nomor urut famili pada Tabel 3.2.
d. Hitung taksiran respon seleksi, kecermatan seleksi, efektivitas seleksi
dan relatif efisiensinya.

3. Lakukan seleksi kombinasi menggunakan data yang saudara terima dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Taksir NP individu berdasarkan data kombinasi (individu dan famili)
dan hasilnya ditulis pada Tabel 3.3.
b. Ranking individu berdasarkan NP-nya, dan hasilnya ditulis pada Tabel
3.4.
c. Pilih 24 individu yang mempunyai mutu genetik (NP) tiriggi dengan
cara melingkari nomor urut individu.
d. Hitung taksiran respon seleksi, kecermatan seleksi, efektifitas seleksi
dan relatif efisiensinya.

4. Tulis hasil taksiran respon seleksi, kecermatan seleksi, efektifitas seleksi
dan relatif efisiensinya untuk ketiga metode seleksi dalam Tabel 3.5.

5. Uraikan bahasan Saudara tentang hasil seleksi berdasarkan Tabel 3.5.

10

IV. UJI KETURUNAN

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat

1. Memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji keturunan
(progeny testirig).

2. Memahami dan melakukan uji keturunan (progeny testirig).
3. Menghitung respon, kecermatan, efektivitas serta relatif efisiensi uji

keturunan.

DASAR TEORI
Uji keturunan adalah seleksi yang digunakan untuk memilih pejantan

atau induk (pada umumnya pejantan) dengan menggunakan data produksi
keturunannya. Sesuai dengan batasan tersebut dapat dikatakan bahwa uji
keturunan adalah membandingkan dan kemudian memilih pejantan atau induk
berdasarkan kemampuan produksi keturunannya.

Anak merupakan contoh acak kombinasi gen tetuanya, NP anak dapat
diduga dari NP tetua yaitu sama dengan (NP Pej + NP Induk) / 2. Oleh karena
itu NP tetua dapat ditaksir dari produksi anaknya.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN
1. Sebelum melakukan uji keturnan semua praktikan harus membuat rencana

program seleksi uji keturunan yang efisien untuk menentukan jumlah
pejantan yang akan dipilih, jumlah anak per pejantan yang akan digunakan
untuk menaksir NP pejantan dan nilai heritabilitasnya.
2. Taksirlah NP pejantan berdasarkan data produksi keturunannya dan
hasilnya ditulis pada Tabel 4.1.

3. Buat jenjang pejantan berdasarkan NP-nya dan hasilnya ditulis pada Tabel
4.2.

4. Pilih pejantan berdasarkan NP-nya dengan melingkari nomor urutnya.
5. Hitung taksiran respon seleksi, kecermatan seleksi, efektivitas seleksi,

serta relatif efisiensinya.

Tabel 4.1. Nilai Pemuliaan Calon Pejantan

Nomor Urut Tag Tag Anak Produksi Anak NP Pejantan
Pejantan
1 ...... ...... ......
2 ...... ...... ...... ......
. ......
.
30 ...... ...... ...... ......

Tabel 4.2. Hasil Ranking Calon Pejantan Berdasarkan NP-nya

Nomor Urut Tag Pejantan Tag Anak Produksi NP Pejantan
Anak
1 ...... ...... ...... ......
2 ...... ...... ...... ......
.
. ...... ......
30 ...... ......

12

V. KORELASI GENETIK
:
SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
1. Memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menaksir

korelasi genetik.
2. Mengetahui besaran-besaran yang digunakan untuk menaksir korelasi

genetik, korelasi lingkungan dan korelasi fenotipik.
3. Dapat mengetahui besarnya nilai/koefisien korelasi genetik yang pernah

ditaksir.

DASAR TEORI
Pada dasarnya ternak mempunyai banyak sifat/karakteristik. Diantara

sifat/karakteristik yang dipunyai individu dapat berkorelasi. Adanya korelasi
fenotipik ini bisa disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

Korelasi fenotipik yang disebabkan oleh adanya korelasi genetik dapat
disebabkan oleh dua hal yaitu adanya pleiotropi dan atau linkage (korelasi
fenotipik semu).

Korelasi genetik dapat digunakan untuk membantu seleksi lebih dari
satu karakteristik, menyusun indek seleksi serta membantu seleksi tidak
langsung.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN
Taksirlah korelasi genetik, korelasi lingkungan dan korelasi fenotipik

berdasarkan data yang Saudara diterima.

Pelajari contoh perhitungan di bawah ini.

Ada 4 pejantan masing-masing mempunyai 8 anak, karakteristik yang diukur
Litter Size (ekor) dan Jumlah Bobot Sapih (ons) komoditi ternak kelinci.

Pej A B C D

LS TBS LS TBS LS TBS LS TBS

3,0 15,0 5,0 23,0 6,0 21,0 6,0 25,0

4,0 27,0 6,0 24,0 3,0 14,0 5,0 24,0

4,0 21,0 5,0 19,0 7,0 29,0 5,0 24,0

4,0 19,0 3,0 17,0 5,0 19,0 5,0 25,0

6,0 28,0 7,0 26,0 6,0 22,0 4,0 22,0

3,0 18, 5,0 19,0 4,0 24,0 6,0 26,0

6,0 23,0 6,0 23,0 6,0 30,0 5,0 23,0

4,0 15,0 4,0 20,0 6,0 25,0 4,0 28,0

 34,0 166,0 41,0 171,0 43,0 184,0 40,0 197,0

 Litter Size = 158,0
 Totaaal B.S = 718,0

Perhitungan JK dan JHK

1. F.K XX = 1582 /32 = 780,125
F.K
F.K YY = 7182 /32 = 16110,1

XY = (158 x 718) / 32 = 3545,13

2. JK Tot XX = (32 + . . . + 42) – FK XX

= 822 – 780,125 = 41,875

JK Tot YY = (152 + . . . + 282) – FK YY

14

JHK Tot XY = 16638 – 16110,1 = 527,875
= 97,875
= (3 x 15) + . . . + (4 x 28) – FK XY
= 3643 – 3545,13

3. JK Pej XX = (342 + . . . + 402) / 8 – FK XX
= 785,75 – 780,125
= 5,625

JK Pej YY = (1662 + . . . + 1972) / 8 – FK YY = 72,625
JHK Pej XY = 16182,8 – 16110,1

= (34 x 166) + . . . + (40 x 197) – FK XY

= 3555,88 – 3545,13 = 10,75

4. JK Glt XX = 41,875  5,625 = 36,25
JK Glt YY = 527,875 – 72,625 = 455,25
JHK Glt XY = 97,875 – 10,75 = 87,125

Tabel Analisis Kovarian

S. Variasi DB JK dan JHK Var dan Cov

Pej XX XY YY XX XY YY
Dlm Pej 3 5,625 10,75 72,625 1,875 3,5833 24,208
28 36,25 87,125 455,25 1,25 3,1116 16,259

Total 31 41,875 97,875, 527,875

15

Komponen Ragam dan Peragam

Litter Size L.Size x B. Sapih Bobot Sapih

2w + k1 2s Cov w + k1 Cov s 2w + k1 2s
2w Cov w 2w

k1 = n = 8 = jumlah anak pada setiap pejantan

Litter Size
2w = 1,29464

2s  1,875  1,29464  0,07254
8

Total Bobot Sapih

2w = 16,2589

2s  24,2083  16,2589  0,99368
8

Litter Size x Total Bobot Sapih

Cov w  3,11161

Cov s  3,58333  3,11161  0,05897
8

rg12  4 Cov s (XY)
4σ 2s (XX) x 4σ 2s (YY)

16

rg12  0,23586  0,23586  0,21962

0,29018x3,9747 1,07395

re12  Cov w (XY) - 3 Cov s (XY)
[σ 2w (XX) - 3 σ 2s (XX)] x [σ 2w (YY)  3 σ 2s (YY)]

re12  2,93471  2,93471  0,77605

1,07701 x 13,2779 3,78159

rp12  Cov s (XY)  Cov w (XY)
[σ 2w (XX)  σ 2s (XX)] x [σ 2w (YY)  σ 2s (YY)]

rp12  3,17058  0,652828

1,36718 x 17,25258

17

VI. INBREEDING

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat:

1. Memahami pengertian tentang nbreeding (silang dalam).
2. Dapat menggambar dengan benar path coefficient suatu perkawinan

antar saudara.
3. Dapat menghitung koefisien inbreeding dan koefisien kekerabatan.

DASAR TEORI
Inbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang

mempunyai keturunan. Dua individu disebut mempunyai hubungan keturunan
apabila minimal kedua individu tersebut mempunyai satu tetua yang sama.
Apabila dua individu mempunyai hubungan keturunan tersebut dikawinkan
maka perkawinannya disebut Inbreeding.

Konsekuensi dua individu yang dikawinkan mempunyai hubungan
keturunan maka kedua individu tersebut cenderung mempunyai gen-gen yang
sama yang berasal dari tetua bersamanya, sehingga keturunannya
mendapatkan replika gen yang sama yang berasal dari tetua bersama (tetua
yang sama).

Replika gen yang menguntungkan maupun yang tidak, mempunyai
peluang yang sama untuk diturunkan pada keturunannya. Peluang Inbreeding
mendapatkan gen yang sama/identik dari tetua bersamanya diukur dengan
koefisien Inbreeding.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN
1. Gambar skema perkawinan Inbreeding teratur menggunakan perkawinan

antar saudara sekandung dan saudara setengah kandung (saudara tiri)
dengan ketentuan:
a. Untuk perkawinan antar saudara kandung, gambarlah sampai

menghasilkan inbred generasi yang keempat.
b. Untuk perkawinan antara saudara tiri, gambarlah sampai menghasilkan

inbred generasi ketiga.
2. Hitung koefisien inbreeding seekor inbred untuk setiap generasinya.

19

VII. OUT BREEDING

Praktikum ini diharapkan dapat menunjang pokok bahasan 8.

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat
1. Membuktikan sendiri proses pewarisan sifat dari tetua kepada

keturunannya pada peristiwa dominansi, over dominan serta epistasi.
2. Menjelaskan proses pewarisan sifat dari tetua kepada keturunannya pada

peristiwa dominansi, over dominan dan epistasi serta dapat menghitung
besarnya pemunculan sifat tersebut.

DASAR TEORI
Setiap pasang gen akan diturunkan kepada keturunannya hanya satu

alelnya. Karena gen merupakan pembawa sifat maka anak merupakan contoh
acak gen (sifat) dari tetuanya. Oleh karena itu apabila ingin merubah
kombinasi gen dalam suatu populasi maka dapat dilakukan dengan
mendatangkan materi genetik baru, yaitu dengan melakukan perkawinan Out
breeding (silang luar). Out breeding adalah perkawinan antara individu-
individu yang tidak mempunyai hubungan keturunan. Dengan Out breeding
kita dapat mengharapkan munculnya heterosis keturunannya.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN
1. Menyediakan kartu gamet sebanyak 80 lembar.
2. Mengambil secara acak ternak jantan dan betina yang telah tersedia

dengan cara mengocok botol (populasi) jantan dan betina. Hasil
pengacakan tersebut dilaporkan kepada asisten.

3. Kawinkan ternak jantan dan betina tersebut untuk menghasilkan keturunan
F1.

4. Buatlah gamet individu F1 tersebut dengan kartu gamet yang tersedia,
dengan catatan setiap macam gamet dibuat rangkap 5 (lima).

5. Kawinkan antara individu F1 dengan cara mengocok kartu gamet pada
nomor 4, sehingga menghasilkan individu F2 sebanyak 96 ekor.

6. Hitung produksi rata-rata:
a. Tetua jantan dan betina.
b. Individu-individu F1.
c. Individu-individu F2.
untuk peristiwa over dominan, dominan serta epistasi.

7. Buatlah simpulan hasil praktikum Saudara baik dari sudut genetik maupun
fenotipik.

21

KETENTUAN UNTUK MASING-MASING PERISTIWA GENETIK

1. DOMINAN
4 macam gen dominan mempunyai produksi 4,80.
3 macam gen dominan mempunyai produksi 3,60.
2 macam gen dominan mempunyai produksi 2,40.
1 macam gen dominan mempunyai produksi 1,20.
0 macam gen dominan mempunyai produksi 1,00.

2. OVER DOMINAN
4 pasang gen heterozigot mempunyai produksi 4,80.
3 pasang gen heterozigot mempunyai produksi 3,70.
2 pasang gen heterozigot mempunyai produksi 2,50.
1 pasang gen heterozigot mempunyai produksi 1,30.
0 pasang gen heterozigot mempunyai produksi 1,00.

3. EPISTASI
Kombinasi 1 atau 2 gen A dan B mempunyai produksi 2,00.
Kombinasi 1 atau 2 gen C dan D mempunyai produksi 2,00.
Kombinasi 1 atau 2 gen A dan B serta kombinasi 1 atau 2 gen C dan D
mempunyai produksi 2,40.
Tidak ada kombinasi 1 atau 2 gen A dan B serta kombinasi 1 atau 2 gen C
dan D mempunyai produksi 1,60.

Dalam praktikum ini diasumsikan:
1. Faktor lingkungan tidak berpengaruh terhadap pemunculan sifat gen.
2. Masing-masing pasang gen heterozigot mempunyai efek yang sama

terhadap produksi. Demikian pula untuk macam gen dominan.

22

IX. TUGAS AKHIR

Praktikum ini diharapkan dapat menunjang seluruh pokok bahasan.

SASARAN BELAJAR
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat

mengetahui, memahami, menerangkan dan menganalisis hasil kuliah dan
praktikum dalam suatu rangkuman karya tulis ilmiah serta dapat
menyajikannya dalam forum seminar terbatas.

TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN PRAKTIKAN

1. Buat makalah secara kelompok dengan topik bebas.

2. Sebelum mulai mengerjakan acara praktikum ini, praktikan harus sudah

menyelesaikan dan menyerahkan semua tugas terstruktur.

3. Setiap mahasiswa harus sudah mengetahui kelompok kerjanya (akan

diumumkan pada acara Praktikum VIII).

4. Membawa buku acuan yang diperlukan, serta menyiapkan topik makalah

yang sudah didiskusikan dengan kelompok lain (topik boleh sama).

5. Penulisan draft makalah dikerjakan pada acara praktikum ini.

6. Draft makalah yang telah disetujui, diketik dan diserahkan paling lambat 1

(satu) hari sebelum acara Praktikum IX.

Format pengetikan adalah sebagai berikut:

a. Sembir (margin) atas, bawah dan kanan = 3 cm.

b. Tepi (margin) kiri = 4 cm.

c. Spasi = 1.5

d. Jumlah halaman = 4 - 6 halaman (tidak termasuk halaman

judul dan daftar pustaka).

e. Susunan makalah:

1. Judul (kertas buffalo warna kuning).
Berisi judul topik, nomor kelompok, nama dan NIM anggota
kelompok.

2. Pendahuluan (berisi perumusan masalah).
3. Tinjauan Pustaka.
4. Materi dan Metode Penulisan.
5. Hasil dan Pembahasan.
6. Kesimpulan.
7. Daftar Pustaka.
7. Makalah tugas akhir akan dipresentasikan pada acara Praktikum IX, X dan
XI.
8. Pada saat presentasi setiap kelompok diharuskan membuat ringkasan
makalah dalam beningan (tranparency).

24

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN

PRAKTIKUM I
1.1. t  Var s

Var w  Var s
1.2. h2  4 Var s

Var w  Var s

PRAKTIKUM II

2.1. NP  h2 (P  P) .......... untuk satu catatan
.......... untuk lebih dari satu
2.2. NP  nh2 (P  P)
[1 (n  1)t Lebih dari 1 catatan

catatan

2.3. Respon Seleksi

Satu catatan

a. R  h2 x imp x P

R  nh2 x i mp x 
[1  (n -1)t] P

R  nh 2 x imp x P
[1 (n  1)t]

b. R = h2 x Smp R  [1  nh 2 1)t ] x Smp
(n


imp = (ijantan + ibetina)/2

Smp = (Sjantan + Sbetina)/2

P  P     1

[1 (n 1)t ]
n

2.4. Kecermatan Seleksi Lebih dari 1 catatan
Satu Catatan
r h n
rGP  h2
GP [1  (n  1)t]
2.5. Efektivitas Seleksi
Satu Catatan Lebih dari 1 catatan
ES  R x 100 %
P ES  R x 100 %
P
2.6. Efisiensi Relatif
Satu Catatan Lebih dari 1 catatan

ER  h2 h n
h2 ER  [1  (n  1)t]

h2

PRAKTIKUM III

3.1. h2 [1  (n  1)r]  Pf )
NP famili = [1  (n  1)t] x (Pf

3.2. NP komb.= h 2  1  r ( Pi  Pf )  [1  (n  1) r ] (P f  Pf )
 1  t [1  (n  1) t ]

3.3. Respon Seleksi

a.1. Rf  h2 [1  (n -1) r] x imp x
n [1  (n -1) t] P

a.2. Rf  h2 [1  (n -1) r] x Smp
n [1  (n -1)]

26

b.1. Rk  h2 1  (r  t)2 x [1 (n -1) t ]  x imp x p
(1  t)  (n -1)

b.2. Rk  h2 1  (r  t)2 x [1 (n  1)  x Smp
(1  t)  (n  1)t]

imp = (ijantan + ibetina) / 2
Smp = (Sjantan + Sbetina) / 2

3.4. Kecermatan Seleksi

a. Famili r  h [1  (n  1) r]
GP n [1  (n  1) t ]

b. Kombinasi r h 1  (r - t)2 x (n -1) t 
GP (1  t) [1  (n -1)

3.5. Efektivitas Seleksi

a. Famili ES  Rf x 100 %
Pf

b. Kombinasi ES  Rk x 100 %
P

3.6. Efisiensi Relatif

a. Famili r (famili)
ER  GP

rGP (individu)

r (kombinasi)
b. Kombinasi ER  GP

rGP (individu)

PRAKTIKUM IV

4.1. NPGS  [1 0,5 nh2 t ] x (PGS - PGS )
 (n  1)

27

4.2. Respon Seleksi [1  n x imp x P
a) R  0.5 h2 (n  1t)]

b) R  0.5 h2 n
[1 (n  1t)] x Smp

imp = (ijantan + ibetina)/2
Smp = (Sjantan + Sbetina)/2

4.3. Kecermatan Seleksi

rGPGS  0,5 h n
[1  (n  1) t]

4.4. Efektivitas Seleksi

ES  R x 100 %
P

4.5. Efisiensi Relatif

ER  rGPGS
rGP

Tabel intensitas seleksi (i)
P .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
0.0 2.67 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.92 1.86 1.80
0.1 1.75 1.71 1.67 1.63 1.59 1.55 1.52 1.49 1.46 1.43
0.2 1.40 1.37 1.35 1.32 1.30 1.27 1.25 1.22 1.20 1.18

28

0.3 1.16 1.14 1.12 1.10 1.08 1.06 1.04 1.02 1.00 0.98
0.4 0.97 0.95 0.93 0.91 0.90 0.88 0.86 0.85 0.83 0.81
0.5 0.80 0.78 0.77 0.75 0.74 0.72 0.70 0.69 0.67 0.66
0.6 0.64 0.63 0.61 0.60 0.58 0.57 0.56 0.54 0.53 0.51
0.7 0.50 0.48 0.47 0.45 0.44 0.42 0.41 0.39 0.38 0.36
0.8 0.35 0.34 0.32 0.30 0.29 0.27 0.26 0.24 0.23 0.21
0.9 0.20 0.18 0.16 0.14 0.13 0.11 0.09 0.07 0.05 0.03

PRAKTIKUM V

Gunakan rumus-rumus pada Praktikum II untuk individu dengan satu
catatan produksi.

PRAKTIKUM VI

6.1. Korelasi Genetik

rg12  4 Cov s (XY)
42s (XX) x 4 2s (YY)

6.2. Korelasi Lingkungan

re12  Cov w (XY) - 3 Cov s (XY)
[2w (XX) - 3 2s (XX)] x [2w (YY) - 3 2s (YY)]

6.3. Korelasi Fenotipik

rp12  Cov s (XY)  Cov w (XY)
[2 w (XX) - 3 2s (XX)] x [ 2w (YY) - 3 2s (YY)]

29

PRAKTIKUM VII

Fx =  [ (0,5)n1 n21 (1  Fa) ]
Fx : Koefisien inbreeding individu x.
n1 : Jumlah garis generasi dari pejantan individu inbred ke tetua bersama.
n2 : Jumlah garis generasi dari induk individu inbred ke tetua bersama.

Fa : Koefisien inbreeding tetua bersama.

PRAKTIKUM VIII

a. Persentase Heterosis  (Panak ) - (Ptetua ) x 100 %
(Ptetua )

b. Persentase Heterosis  (Panak ) - (Ptetua jantan ) x 100 %
(Ptetua jantan )

c. Persentase Heterosis  (Panak ) - (Ptetua betina ) x 100 %
(Ptetua betina )

30

DAFTAR PUSTAKA

Becker, W.A., 1984. Manual of Quantitative Gentics. Fourth Edition.
Academic Enterprises, Pullman, Washington.

Falconer, D.S., 1981. Introduction to Quantitative Gentics. Second Edition.
Longman, Esex, United Kingdom.

James, J.W. and Pattie, W.A., 19xx. Animal Breeding. Part 2. Autralian-
Asian Universities.

Warwick, J.E. and J.E. Legates, 1979. Breeding and Improvement of Farm
Animals. THM Edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd,
New Delhi.

Warwick, J.E., J.M. Astuti dan W. Hardjosubroto, 1983. Pemuliaan Ternak.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

32


Click to View FlipBook Version