ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AN DAN AgSUNNAH
PASAL I
ADAB AL.HAIT'WAL'UMRAH
(HAJI DANUMRAH)
Melaksanakan haji ke Baitullah al-Haram merupakan salah satu dari rukun
Islam, sebagaimana firman Allah W:
L\V;41'4+i,i;ai u n6i ['i':, y
(@
"... Mmgnjakan haji adakb keaajiban manusia terbadap Allah, yaitu Bagi) orang
ya.ng sdngup mengadahan perjalanan ke Baitullab..." (QS. Ali 'Imran: 9Z)
Rasulullah ffi bersabda:
e,l';,t"r.uJ -ii, |a;ltit'11;;q, :q;J ifryr o;- ))
# (('ry ItLwl{*'eL)
-11 (.z..-J) ,JlL;'sJ \J J colt'Jl ,li-b ,d,-L)t puli .,.i,r
/\/. ,,
"Islam di bangun atas lima perkara: SyahadatAsyhadu an Laa llaaba lllallab
a)d dnnd Mubammad Rasulullab, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu."r
Adapun umrah diperselisihkan hukum wajibnya. Yang tidak diperselisih-
kan wajibnyaialah menyempurnakan umrah bagi yang telah memulainya.
I HR. Al-Bukhari (1773) dan Muslim (15) dari Ibnu'Umar q!9,
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 335
ENSIKLOPEDI ADAB I SLAII,I
MENURUT ALQUR.AI\ DAI\ AS-SUNNAI{
Allah W berfirman: (@ "fl*iisgi*jiY
"Dan sempurnakanlab ibadah baji dan umrab karena Allab... " (QS. Al-
Baqarah: 196)
Akan tetapi, umrah memiliki keutamaan yang sangat banyak. Di antara
keutamaan umrah sebagaimana yangdisebutkan dalam sabda Rasulullah ffi:
),pl e eal%, t o zo ,
iJt _fi
.o/ 1 , tuo, a;J.t3jl 3v,;'J.jjt',, do/ ti ))
),tJ
4(( -IJGJI U,;
.oz t-..r
9-,e- ,
"Iringilah haji dengan umrah. Sebab, sesungguhnya mengiringi haji dengan
umrah menghapus kefakiran dan dosa seperti api menghilangkan kotoran
pada besi."2
Demikian juga sabda beliau:
;t; { ,} 3:At ptt,t-4Ls.irrr< i';3lt Jyl;:t1,
11.f;jr i1
*IJmrah ke umrah berikutnya merupakan penebus dosa di arfiarak.d.rr-
nya, sedangkan haji mabrur tidaklah dibalas kecuali dengan Surga."3
Haji dan umrah memiliki adab-adab yang harus diperhatikan untuk men-
jaga kesempurnaan ibadah serta meraih pahala yangdijanjikan oleh Allah bagi
siapa saja yang menunaikannya sesuai dengan tuntunan syari'at. Di antara adab
tersebut adalah:
1. Mengikhlaskan Niat Hanya karena Allah Semata
Firman Allah W:
{6 S4itvftfii )5'$ Y
"... Maka sembahlab Allab dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." (QS.
Az-Zwar:2)
2 HR. Ibnu Majah Q887) dari'IJmar g,a . Lihat khab Shabiih Ibni Majah (2334).Diriwayatkan
juga oleh an-Nasa-i N / lLs) serta at-Tirmidzi (810) dan ia menshahihkannya dari hadits Ibnu
Mas'ud "gE .
HR. Al-Bukhari
*3
(1773) danMuslim (1349) dari Abu Hurairah .
336 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ffi bersabda:
(('7$u, i*;ii' ui1 11
/
*sesungguhnya setiap amal tergantung pada ,i^rny^.";
Seseorang tidaklah mendapatkan balasan dari amal yangiakerjakan kecuali
sesuai dengan apa yan1 ia niatkan. Allah \H telah mewajibkan haji semata-
mata untuk meraih keridhaan-Nya. Maka dari itu, hendaknya niat seorang me-
nunaikan haji atau umrah adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah dan
menunaikan kewaj iban kepada-N y a. J angariah seseorang melakukannya karena
riya' ataragar mendapat gelar Haji Fulan dan lain sebagainya. Sebab, melakukan
amal karena manusia termasuk perbuatan syirik.
2. Bertaubat Kepada Allah Ta'ala dengan Taubat Nashuha
'$7ajib atas seorangyanghendak menunaikan ibadah haji atau umrah agar
bertaubat kepada Allah dari segala dosa sebelum ia berangkat. Taubat sangat
ditekankan bagi setiap Muslim.
Allah W berfirman:
( @ L y*, 4i $fr j):i.; :ir" O.il 1r4y
"Hai, orang-orangyang beriman, bertaubatlab kepada Allab dengan taubat
ydng senxurni-murninya, ..." (QS. At-Tahrim: 8)
Hal itu lebih ditekankan lagi bagi mereka yang hendak melaksanakan haji
dan umrah, yakni ketika hendak memulai perjalanan. Sebab, ia tidak mengetahui
apakah ia dapat kembali atau tidak.
3. Berusaha Melaksanakan Umrah di Bulan Ramadhan
Nabi ffi bersabda:
(*;; o$i i;*I - ). -, , / r' r
J-t,; >>
"(Pahala) umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) haji."s
Oleh karena itu, hendaknya seorang Muslim berusaha mengerjakan umrah
pada bulan ini (Ramadhan) sebab ia memiliki keutamaan dan pahala yang sangat
besar. Terkecuali apabila hal itu sangat memberatkan seseorang karena jtmaah
terlalu padat dan lain sebagainya.
a Telah disebutkan takhrij-nya.
s HR. Al-Bukhari (1853) dan Muslim Qzse) dari Ibnu 'Abbas qi:r
ENSIKLOPEDI ADAB ISI-AM 337
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AqSUNNAI{
4. Menjaga Adab-Adab Safar Berkaitan dengan Haii dan Umrah
Di antara adab safar dalam haji dan umrah adalah melakukan Istikharah
untuk memilih waktu keberangkatan, memilih sarana transportasi, memilih
tabiat kawan perjalanan, memilih waktu keberangkatan, dan lain sebagainya.
Selain itu, memusyawarahkan perkara-perkara di atas, melunasi utang sebelum
berangkat, atau memintaizinkepada orang yang menghutangkan, meminta izin
kepada kedua orang tua, menulis wasiat, menunjuk seseorang yang terpercaya
untuk menjaga keluarganya, meninggalkan nafkah yang cukup bagi mereka,
membawa bekal yang cukup dari nafkah yang halal, memilih teman perjalanan
yang shalih, berpamitan kepada keluarga dan sanak famili, berangkat pada hari
Kamis bila memungkinkan, berangkat di pagi hari, memilih seorang sebagai
amir perjalanan, memilih kendaraan yang bagus dan sesuai, memperbanyak
dzikir dan do'a, memberikan makan ketika kembali, dan lain sebagainya dari
adab-adab safar yang dapat anda temukan perinciannya pada pasal Adab Safar
dalam buku ini, insya Allah.
5. Seorang'Vanita Tidak Boleh Berangkat Haii atau Umrah kecuali Di-
sertai oleh Mahramnya
Haji tidak diwajibkan atas seorang wanita jika ia ddak memiliki mahram.
Bahkan, sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa hajinyatidak sah. Sebagianyan1
lain berpendapat hajinya sah, tetapi ia berdosa karena melakukan safar tanpa
seorang mahram. Sebab, Nabi ffi mengharamkan seorang wanita bepergian
tanpa disertai mahram.
Beliau ffi bersabda:
yf lflr ./A;\sqz F riW)'tt,.i,;u,/ trr'org.'t >
z
k?F,5i e
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali
disertai oleh mahramnya dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali
disertai oleh mahramnya." Seorang laki-laki berkata: "Ya, Rasulullah,
isteriku hendak pergi mengerjakan haji, sedangkan aku telah mendaftarkan
diri dalam peperangan ini dan ini."
Rasulullah ffi bersabda: #.i
K.efi-;t't eu,l))
"Berangkatlah haji bersama isterimu."6
Beliau memerintahkan lakiJaki itu meninggalkan jihad untuk menemani
isterinya tanpa menanyakan apakah isterinya masih muda atau sudah tua, cantik
6 HR. Al-Bukhari (3006) dan Muslim (tf+t) dari Ibnu 'Abbas ,++F
338 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAI! AS;SUNNAI{
atau tidak? Apakah ia bersama kawan yang terpercayeataukah tidak? Apakah ia
bersama serombongan wanita yangtsiqah (tepercaya) ataukah tidak?
Hal ini menunjukkan bahwasa nya iatidak diperbolehkan bepergian tanpa
disertai seorang mahram. Hal ini juga menunjukkan lemahnya pendapat yang
membolehkan seorang wanita berangkat haji tanpa disertai mahram dengan
syarat ada jaminan keamanan dan bersama serombongan kaum wanita, atau
dengan syarat wanita itu telah berusia lanjut, dan lain sebagainya.
6. Mempelaiari Hukum-Hukum yang Berkaitan dengan Haii dan
Umrah
Menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap Muslim, untuk meraih
keridhaan Allah dan agar amalyangia lakukan benar-benar sesuai dengan syari'at.
Ilmu adalah imam bagi amal dan amal tanpa didasari ilmu adalah kesesatan dan
menyenrpai amal kaum Nasrani. Kadang-kad*g, seorang yang mengerjakan haji
atau umrah terjatuh ke dalam perbuatan yangdapat membatalkanamalnya, atau
mengurangi pahalanya, atalr menghalanginya dari balasan yang dijanjikan atas
ibadah tersebut. Oleh karena itu, wajib atas seorangyanghendak mengerjakan
haji atau umrah untuk mempelajari perkara-perkara yang berkaitan dengan
keduanya, baik dari buku, kaset, atarlyangselainnya. Apabila ia tidak mampu
melakukannya, maka paling tidak ia harus dinikahi oleh seorangyangpaham
tentang ilmu yang berkaitan dengan manasik haji supaya ia bisa benanya
kepadanya bila membutuhkan.
7. Membawa Bekal yang Cukup dari Nafkah yang Halal
Seorang yang hendak berangkat haji atau umrah membutuhkan bekal
yang sangat banyak baik, nafkah yang ia butuhkan selama perjalanan, ketika
melakukan manasik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seharusnya ia mem-
bawa bekal yang mencukupi agar dapat menjaganya, dengan izin Allah, dari
meminta-minta kepada manusia dan mencoreng mukanya. Berapa banyak di
antar^ jamaah haji yang kekurangan bekal sehingga mereka meminta-minta
kepada manusia di depan pintu-pintu masjid, berdiri di depan kemah-kemah
jamaah haji meminta sedekah, dan perbuatan-perbuatanlainyang tidak pantas.
Selanjutnya, bekal itu harus berasal dari harta yang halal. Sebab, jika seorang
menunaikan haji dari harta yang haram, seperti hasil curian, rampasan, dan lain
sebagainya, maka sejumlah ahli ilmu berpendapat bahwa halinyabatal. Yang lain
berpendapathalinya sah, namun ia mendapatkan dosa yang sangat besar.
Nabi ffi bersabda:
ei,jAtW,trltitF rUy:e\t;tApt \jl5r;,ar .11 yy
i:.*: 4; ^*, Vi U Qi ,,ii
"4
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 339
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AN DAN AgSUNNAH
(( 4rl, ':l;g- oG,rt{ur€Ps,?t; 4^144,it;
"sesungguhnya Allah itu baik drrr ridrt menerima kecuali yang baik ... Ialu
beliau menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang,
rambutnya acak-acakan, dan berdebu. Ia pun mengangkat kedua tangarLnya
ke langit seraya berseru: 'Ya, Rabbku!Ya, Rabbku!'sementara makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dari
yang haram. Maka bagaimana mungkin do'anya akan dikabulkan."T
Disebutkan dalam sebuah sya'ir:
,U,;bi Jq c-;; t;L
,ft'51 tL.x€z> t-/oLz -*-*> /
t-*9
z 4l A 1!o/
# JrYl iirr J--+iY
. JJ
ot
!,-lrulsY))Ht o,
jika engkau berhaji dengan harcayangasalnya haram,
maka engkau tidak berhaji, namun yang berhaji adalah rombongan onta.
Allah tidak menerima kecuali segala sesuatu yang baik,
tidaklah setiap orang yang berhaji ke Baitullah itu mabrur.
8. Memperbanyak Sedekah
Sedekah merupakan amal yang sangat dicintai oleh Allah W , mendatang-
kan keridhaan-Nya, dan mencegah kemarahan-Nya. Selama mengerjakan haji
dan umrah, seseorang akan banyak menjumpai peminta-minta dan orang yang
membutuhkan uluran tangan. Maka dari itu, selayaknya ia memperbanyak
sedekah sesuai dengan kemampuannya untuk mencari pahala dan balasan dari
Xllah wX .
9. Banyak Memberikan Nafkah kepada Teman Seperialanan
Di dalam memberikan nafkah kepada teman seperjalanan terdapat pahala
yang besar dari Allah \H. Di samping itu, akan menciptakan perasaan gembira
dan kasih sayang di antara mereka. Maka seharusnya ia meniatkartnya untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Dahulu, Ibnul Mubarak ,i{)5 mengadakan
perjalanan (haji) bersama kawan-kawannya dari Maro (sebuah kota di Persia).
Kemudian, ia memberikan nafkah kepada mereka dan membelikan hadiah dari
Baghdad, Madinah, dan Makkah untuk mereka dan keluarga mereka. Ia memberi
7 HR. Muslim (1015) dari Abu Hurairah .gb;
340 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT AL.QUR.AN DAN AESUNNAH
makan mereka. Semua itu dari hartanya tanpa meminta sedikit pun imbalan
dari mereka. Bahkan, mereka memberikan harta mereka kepadanya untuk
kebutuhan mereka, lalu ia menjaganya dan mengembalikan harta itu kepada
mereka setibanya di Maro setelah melaksanakan haji.8
10. Menolong Teman Seperjalanan Sesuai dengan Kemampuan
Menolong teman termasuk akhlak yang mulia dan merupakan amal
yang terpuji. Inilah kebiasaan kebanyakan ulama Salaf. Mujahid berkata: "Aku
menemani Ibnu 'Umar dalam suatu perjalanan agar aku menolongnya dan ia
menolongku."
Ib rahim bin Ad-ham mensyaratkan kep ada sahabat-sah abatny a dalam per-
jalanan agar iadiangkat sebagai pelayan dan mengumandangkan adzan. Hal itu
bukanlah kerendahan bagi seorang manusia, bahkan hal itu akan mengangkat
derajatnya. Barang siapa merendahkan diri karena Allah, niscaya Dia akan meng-
angkat deraptnya.
ll. Menghiasi Diri dengan Akhlak yang Mulia
Menghiasi dari dengan akhlak yang mulia termasuk perkarayangdiwajibkan
atas setiap manusia secara umum, lebih dikhususkan lagi ketika melaksanakan
haji dan umrah. Hendaknya seseorang menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak
yang mulia, seperti sifat santun, sabar atas kejahilan orang lain, dermawan,
serta mengutamakan orang-orangyarLg lemah, kaum wanita, dan orang-orang
yang membutuhkan. Demikian pula membantu orang yang lemah, menjaga
kehormatan diri, pemaaf, bermuka ceria, menjaga kesucian diri, dan akhlak-
akhlak mulia lainnya yang dianjurkan oleh syari'at yang mulia ini.
12. Selalu Bertakwa kepada Allah
Allah telah memerintahkan takwa pada banyak tempat dalam kitab-Nya,
sebagaimana firman-Nya W :
7 utu ( Fi "Hr'frit t#i t-ir, 3)-ir 4q y
(@ aifrqvffiLl'aiij,x;
"Hai orang-ordngyang berirnan, bmakualah leepada Allab dan bendaklab se-
tiap diri mempuhatikan apa yang tekh diperbudtnyd untuh, bari esok (akbirat),
dan bertakanlab kepada Allah, sesunggubnya Allab Maha Mengetahui apa
yangkarnu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
8 Siyar A'kamin Nubalaa' (VItr/385:385)
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 341
ENSIKLOPEDI AE'AB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
Allah M jqa berfirman: (@ "ieicfiiti'aiu\
*Maka bertakaulah kamu kepada Allab rnenurut kesanggupanrnu ..." (QS
Ath-Thaghaabun: 15)
Allah T a' alajuga berfirman:
eit $l'ii *, -*vu'F'U ltlti lr-t; -u-ilt fu y
6( :tt4t,1
"Hai orang-ordng yang beriman, bertakualab kepada Allah sebenar-benar
takan kepada-Nya; dan janganlab sekali-kali kamu mati, rnelainh,an dalam
keadaan beragama Islam." (QS. Ali 'Imran: 102)
Yaitu, dengan mentaati apayangDia perintahkan dan menjauhi arpayang
Dia larang dalam segala urusan dan pada setiap waktu. Hendaknya ia selalu
muraqabab (merasa diawasi) oleh Allah serta menjauhi segala perkara yang men-
datangkan kemarahan dan kemurkaan-Nya, tetapi hatinya selalu menghadirkan
kemahaagungan A1lah Ta' ala, takut kepada-Nya, mengharapkan rahmat-Nya,
dan takut terhadap kemarahan-Ny".
73. Meniaga Lisan
Menjaga lisan termasuk cakupan takwa kepada Allah Ta'ala. Hanya saja,
perlu dikhususkan penyebu t^nny a karena ini merupakan perkar a, y sangat
penting dalam pelaksanaan haji dan umrah. Sebab, banyak di antar^anmg anusia
yang sempit akhlaknya dalam perjalanan, terlebih lagi dalam suasana panas dan
berdesak-desakan.
Alhasil, kita mendapati banyak di antara manusia tidak mampu menjaga
lisannya saat mengerjakan haji. Engkau mendapati seseorang mencaci ini dan
memaki ini. Jika ada seseorang yang berbuat salah terhadap haknya, maka ia
pun membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda melebihi kesalahan yang
ia lakukan. Ada juga orang yang selalu mengomentari perbuatan orang lain.
Sebagian lagi mencaci orang-orangyangthawaf dan yang selainnya. Yang lain
menyibukkan lisannya untuk melaknat, gbibab (membicarakan orang lain),
dan namimab (mengadu domba), bahkan persaksian palsu dan sumpah dusta,
senda gurau dan kata-kata yang sama sekali tidak mengandung kebaikan, serta
dusta yang diharamkan. Bahkan, sebagian orang jahil mencela agama saat
mengerjakan haji dan umrah sehingga karenanya ia telah melemparkan dirinya
pada kemurtadan dari Islam dan menghancurkan amalnya.
342 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT AL.QUR-AN DAN AgSUNNAH
Tidak diragukan lagi bahwa lisan adalah anggota badan yang paling ber-
bahaya. Oleh sebab itu, wajib atas orang yang menunaikan haji dan umrah agar
menjaga lisannya dari kata-kaayangtidak mengandung kebaikan agar mereka
tidak kehilangan pahala atau merusak ibadah umrah dan haji mereka.
Allah W berfirman:
(@ .."U;i AJt4 1i3t5'lt.t':vt F
*... Maka tiArp Uotrl, rafax (berkata yang tidak smonoh), berbuat fasik, dan ber-
bantab-bantahan di dalam masa mmgerjakan haji..." (QS. Al-Baqarah: 197)
Maka dari itu, seharusnya seorang Muslim tidak berbicara kecuali kebaikan
dan tidak mengucapkan kata-kata kecuali diharapkan pahala atasnya. Sebab, hal
ini termasuk dalam kategori haji mabrur, sebagaimana akan disebutkan, insya
Allah.
74. Menundukkan Pandangan
Ini juga termasuk cakupan takwa kepada Allah lH. Aku sengaja me-
nyebutkannya secara tersendiri mengingat perkara ini sangat penting dan ber-
bahaya. Sebab, sebagian orang tidak bertakwa kepada Allah dalam menjaga
pandangannya saat mengerjakan haji dan umrah. Ia mengumbar pandang nnya',
melihat kepada kaum wanita, dan mencari-cari kesempatan terbukanyabagian
tubuh mereka. Ia tidak sadar bahwasanya melihat perkara yang diharamkan
menjadi berlipat ganda keharamannya karena keberadaannya di tanah suci
dan pada hari-hari haji. Hal seperti ini sering kita jumpai di tempat-tempat
yangbanyak terjadi percampurbauran kaum wanita dan kaum laki-laki ketika
pelaksanaan thawaf, sa'i, melempar jumrah, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, wajib atas setiap Muslim memperhatikan masalah
pandangan saat mengerjakan haji dan umrah. Hendaknya ia bersungguh-sungguh
menjaga pandangannya dari perkara yang diharamkan sehingga terhindar dari
kemarahan Allah dan tidak merusak ibadahnya. Sebab, mengumbar pandangan
dapat menyeretnya kepada perbuatan dosa yang lebih besar.
15. Menjauhi Semua Perbuatan Haram
Termasuk dalam menjauhi perbuatan haram adalah menjauhi segala
perbuatan yang dapat mengundang kemarahan Allah \iH , seperti merokok,
mengisap bohab (pipa tembakau), dan lain sebagainya yang banyak dilakukan di
tengah jamaah haji. Hal-hal itu dapat membahayakan kesehatan mereka, bahkan
orang yang tidak merokok sekalipun, apabila mereka berada di tempat yang
dipenuhi asap rokok. Demikian juga percampurbaurar: artara kaum laki-laki
dan wanita yang dapat menyebabkan kerusakan dan kemunkaran, mengintip-
intip aurat dapat merusak kehormatan karena hal itu termasuk kemunkaran
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM s43
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
yang sangat besar, terlebih lagi pada waktu haji dan umrah. Hendaknya pula
menjauhi sumpah palsu yang sering dilakukan oleh para pedag^ng atav yang
lainnya dan bentuk-bentuk kemunkaran lain yang sering kita saksikan saat haji
dan umrah.
Kemunkaran lebih besar lagi adalah meninggalkan shalat. Meskipun se-
seorang tulus dalam mengerjakan haji dan umrah, namun perkara yang lebih
utama adalah menjaga shalat. Tidak diperselisihkan lagi bahwasanya shalat lebih
utama daripada haji. Demikian pula perkara-perkara haram lain yang wajib
ditinggalkan dan dijauhi oleh para jamaah haji dan umrah. Dengan harapan,
ia tidak kembali dari mengerjakan haji dengan membawa dosa, bukan pahala,
seperti yang dikatakan penya'ir:
i-:! Lq(:nr ft.-*! o I t.
7E-^.)
+ii 4; Lb:i b,t
dia berhaji agar Allah -.rr*"*n.rni dosanya,
lalu ia kembali dalam keadaan dosanya terhapus.
16. Kaum'Vanita \faiib Memakai Hiiab Islami
Banyak di antara kaum wanita tidak bertakwa kepada Allah Ta'aladalam
ibadahnya. Demikian juga dalam haji serta umrahnya, dengan menganggap remeh
dalam menutup aurat. Mereka membuka wajah, membuka bagian yang lain dari
tubuhnya, bahkan memakai pakaian yang tipis hingga menampakkan tubuh atau
pakaian dalamnya. Hal seperti ini sering kita dapati saat haji dan umrah sehingga
menyebabkan kerusakan yang sangat luas. Ada juga di ant^rakaum wanita yang
memakai minyak wangi dan pakaiat yarLg menarik perhatian ketika haji dan
umrah. Dengan demikian, ia telah melakukan perkara yang diharamkan oleh
Allah Ta'ala dan mengganggu orang lain dalam melaksanakan agama mereka,
atau merusak ibadah mereka sehingga terluput darinya apayaf,Lgmenjadi tujuan
dari ibadah itu.
Hanyasaja, apabila kaum wanita berada di tempat yang tidak terlihat oleh
laki-laki asing, maka ia boleh membuka wajah dan telapak rangannya. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah ffi:
(;)61 ,+ii \'rLo.rtii';tt q!'t >>
'Janganlah seorang wanita yang berihram mengenakan cadar dan sarung
tangan."e
e HR. Al-Bukhari (1838) dan asalnya ada dalam riwayat Muslim (1177) derilbnu 'Umar ,,SF
34 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI AE'AB ISLAM
MENURUT AL.QUR.AN DAN AgSUNNAH
Akan tetapi, apabila ia berada di tempat yang terlihat oleh laki-laki asing,
hendaknya ia menutup wajah dan kedua telapak tangannya dengan selain cadar
dan sarung tangan, misalnya dengan jilbab, kerudung, dan lain sebagainya.
Disebutkan dalam beberapa atsarbahwasarLyapara isteri Nabi dan yang selain-
nya melakukan hal itu. Oleh karena itu,Ibnu Hqar 'SM berkata dalam Fat-bul
Baari: "Makna sabda Nabi ffi:'l anganlah ia memakai crdx.' adalah j anganlah ia
menutup wajahnya sebagaimana telah disebutkan .Pxaulama berbeda pendapat
dalam hal ini. Jumhur ulama melarang menutup wajah dan telapak tangannya.
Adapun madzhab Hanafiyah membolehkannya. Terdapat satu riwayat dari asy-
Syaf iyah dan Malikiyah bahwa mereka sepakat tidak melarang kaum wanita
menutup wajahnya dengan selain cadar dan sarung tangan."ro
17. Menghindari Berdesak-desakkan dan Bercampur-baur Antara Kaum
Laki-Laki dan Kaum Vanita
Menghindari berdesak-desakan dan bercampur-baur dengan bukan mahram
harus dilakukan semampu mungkin. Sebab, perbuatan itu terlarang meskipun di
luar waktu haji dan umrah. Hal itu merupakan perkara yang sangat berbahaya
yang menimbulkan berbagai kerusakan dan kemunkaran. Maka dari itu, seseorang
wajib menjauhinya apabila mampu. Kalau tidak, hendaknya ia menghindari ber-
desak-desakanyangterjadi saat thawaf, sa'i, melempar jumrah, di dalam masjid
al-Kheif, masjid Namirah, dan lain sebagainya. Bahkan, kadang-kadang sebagian
kaum wanita tidur di antara kaum laki-laki, sebagaimanayangterjadi di masjid
al-Kheif, Namirah dan lain sebagainya. Ini adalah kenyataan yang dapat kita
saksikan. Oleh sebab itu, wajib menjauhi semua itu semampu mungkin demi
kebersihan ibadah dan menghindari kemarahan serta kemurkaan Allah.
18. Meniauhi Rofrtt (Berkata Tidak Senonoh), Berbuat Fasik, dan Ber-
bantah-Bantahan Ketika Mengeriakan Haii
Allah W memerintahkan agar seorang yang berhaji menjauhi rafats,
yakni kata-kata keji. Dikatakan bahwasanya yang dimaksud rafats adalah jima'
dan pendahuluannya. Demikian juga menjauhi perbuatan fasik dan berbantah-
bantahan di dalam masa mengerjakan haji, meskipun berbantah-bantahan tentang
manasik haji. Namun, hendaklah ia menjelaskan sunnah Nabi ffi dan mengajak
kepadanya, serta menjauhi segala bentuk bid'ah dan janganlah ia berbantah-
bantahan jika tidak perlu.
Allah W berfirman:
(@ "U;i AJt4 $s3r:3'ts-':vt F
" ... Maka tlaop Uotrt rdfdts, berbuatfasik d.an berbantab-bantaban d,i d.alam
mdsd rnengerjakan haji..." (QS. Al-Baqarah: 197)
to Fat-bul Baai W/65).
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 345
ENSIKLOPEDI AE'AB ISI.AM
MENURUT ALQUR-AN DAN A9SUNNAH
Oleh karena itu, wajib menjauhi seluruh perkara tersebut.
19. Selalu Tafakkur, Tadabbur, dan Sakinab (Tenang)
Selalu tafakur, tadabbur, dan sakinah aktn menyatukan hati dan akal
orang yang menunaikan haji dan umrah. Selain itu, akan membantunya untuk
mengambil pelajaran dari manasik haji. Ia dapat menyaksikan hikmah Allah W
dalam setiap manasik. Ia pun mengingat ketika berdesak-desakan pada masa haji
sebagaimana berdesak-desakan pada hari Kiamat. Ia juga menyaksikan bagaimana
Islam menyatukan segala jenis manusia yang beragam kedudukannya dengan satu
pakaian. Demikian pula mengingat keadaan Nabi ffi dalam haji beliau. Maka dari
itu, seluruh anggota badannya pun khusyr'menghadap Allah, hatinya menjadi
lembut, air mattnya berlinang, perbuatan maksiatnya berkurang, dan ketaatan,
kebaikan, serta pahalanya pun bertambah. Demikian juga untuk mengingat
keadaan para Sahabat Nabi Md*kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam
menunaikan ibadah haji. Begitu pula mengingat pahala dan balasan yang Allah
janjikan atas ibadah haji dan umrah ymgialakukan. Dahulu, apabila mengenakan
ihram maka, Syuraih '{E seperti seorang yang bisu karena banyaknya diam,
memperhatikan dan memfokuskan perhatian kepada Allah ffi .
Adapun Anas 45 , apabila telah mengenakan ihram untuk haji atau umrah,
maka ia terus-menerus berdzikir, tenang, dan tidak berbicara tentang urusan
dunia hingga selesai mengerjakanhajinya. Dengan demikian, apabila seorang
yang sedang mengerjakan haji mampu melakukan seperti itu, niscaya ia akan
mendapatkan manfaat yang sangat besar dari ibadah haji dan umrahnya.
20. Terus-Menerus Berdzikir dengan Lisan maupun Hati
Dzikir kepada Allah memiliki keutamaan yang sangat banyak, yang insya
Allah akan disebutkan pada Adab Dzikir. Maka dari itu, seharusnya seorang yang
mengerjakan haji dan umrah senantiasa memperbanyak dzikir baik dengan lisan
maupun hatinya semampu mungkin. Sebab, hal itu akan mendatangkan pahala
yang besar serta menjauhkannya dari maksiat dan perbuatan sia-sia. Hendaknya
ia mengamalkan dzikir-dzikir yangberkaitan dengan haji dan umrah, di antara-
nyatalbiyah dengan la{azh yang dicontohkan oleh Nabi ffi:
4tri;;ir '"0t,4 u e/ i eq:r ,efl .l;llt,tg>
e;K.d Y ,e-riir '):))
"Aku penuhi panggilan-Mu, ya, Allah. Aku penuhi panggilan-Mu, aku
penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji,
nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu."rr
rr HR. Al-Bukhari (1549) dan Muslim (1184) dari Ibnu'Umar ,;,g;.
346 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
il MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
H
Demikian juga memperbanyak takbir pada hari-hari haji dan bersungguh-
sungguh berdzikir ketika menaiki Bukit Shafa dan Marwah. Ketika mendekati
fl bukit Shafa dan Marwah, Nabi ffi membaca ayat:
Ub
@( fi r!;i or'6't3;)is tiAi'o) * Y
"Sesungubnya Sbafa dan Maranb adalah sebagian dari ryi'ar Allab ..." (QS.
u Al-Baqarah: 158)
!. Kemudian, membaca: "Aku memulai dengan apa y^ng Allah memulai
$ dengannya." Setelah itu, beliau memulai dari bukit Shafa. Ketika Nabi ffi men-
$ daki Bukit Shafa hingga melihat Baitullah, beliau pun menghadap kiblat. Sesudah
itu, beliau mengumandangkan kalimat tauhid dan bertakbir, seraya membaca:
*
ki e:; \ i;,i:x
,tb /t 'ii, to c '^) ,{ rdl,
_* ) clLi.Jt '.1r YI .Jl Y ))
,i:fi
t;;T a/
,!l$
rl
llr
,ics'F:1 ,'; \ i*rllr yt tt't ,5* ,y
(.;,"r;.i:) ;lF\,'| i r') ;,t:t
H "Tiada ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah semata,
r[ tiada sekutu bagi-Nya, pujian dan kerajaan hanyalah milik-Nya, dan Dia
n Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada ilah yang berhak disembah dengan
benar selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Ia telah menepati Janji-
n Nya, telah menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuh-Nya
sendirian."r2
il Demikian juga bertakbir ketika melempar jumrah dan bentuk-bentuk
tr?" dzikir yang lain, seperti tasbib, tabmid, tahlil, istigbfar, dan lain sebagainya.
Sebab, apabila lisan disibukkan dengan dzikrullab, niscaya ia akan terhindar
fl dari perbuatan sia-sia dan maksiat. Selain itu, hendaknya semampu mungkin
ia menyibukkan diri dengan membaca al-Qur-an karena tidak diragukan lagi
tft bahwa membacanya adalah seutama-utama dzikir dan sebaik-baik cara mengisi
waktu.
n 21. Memperbanyak Do'a
f; Hendaknya seorang yang mengerjakan haji dan umrah memperbanyak
f; do'a semampu mungkin, dalam setiap waktu dan keadaan, khususnya pada
fli kondisi-kondisi yang Nabi ffi memperbanyak do'a di dalamnya. Di antaranya
adalah do'a ketika thawaf, sa'i, di atas Bukit Shafa dan Marwah, hari Arafah,
m melempar jumrah, pada hari-hari Tasyriq, dan lain sebagainya. Insya Allah,
r2 HR. Muslim (1218)dariJabir
I
t,
d
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 347
ENSIKLOPEDI AX'AB ISLAM
rf MENURUT ALQUR.AI\ DAI\ AS;SUNNAI-{
I
$
!l do' a y ang dipanj atkannya akan dikabulkan Allah T a' ala. Teristimew a jika ia
berstatus sebagai musafir karena do'a seorang musafir mustajab, sebagaimana
$ sabda Rasulullah ffi:
$ (( ,dt i';; :kt cE \ Lu.r;-* ?ty; e,)L ))
I
$ "Tiga buah do'a yang mustajab tanpa diragukan lagi, yaitu do'a seorang
$ musafir..."13
$ Orang yang mengerjakan ibadah haji dan umrah adalah orang yang paling
$ layak memperbanyak do'a. Sebab, kemungkinan besar do'arya akan terkabul
di tempat yang sangat agung ini.
$ 22. Banyak Memberi Makan
$
Hendaknya seorang yang mengerjakan haji dan umrah sungguh-sungguh
memberi makan, baik kepada rekan seperjalanan atau yang selainnya, yakni
orang-orang fakir dan orang yang membutuhkan, yang banyak mereka jumpai
$ selama haji, khususnya yang berasal dari negara-negara tertentu yang berada
di puncak kefakiran. Hendaknya seseorang memperbanyak sedekah bagi para
$ jamaah haji dan peminta-minta sebab hal itu termasuk kebajikan dalam haji,
$ sebagaimana sabda Rasulullah ffi:
)[ ((.rvir *:,1"i^t iwl,?t D)
,l
fi
4 "Kebajikan dalam haji adalah memberi makan dan ucapan yang baik."ta
I 23. Selalu Menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
4 Seorang yang mengerjakan haji dan umrah akan banyak menyaksikan
n berbagai kemunkaran. Kaum wanita yang membuka sebagian auratnya, campur
t baur, dan berdesak-desakan dengan kaum laki-laki; orang yang merokok dan
,l lain sebagainya.Diapun akan melihat banyak perbuatan sia-sia, caci maki, dan
permusuhan, sebagian orang mendengarkan musik di kemah-kemah mereka,
,A melalaikan shalat fardhu, dan lainJain. Maka dari itu, wajib atas seseorang me-
,A nyenr kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar selama haji dan
umrah semampu mungkin.
n
h
rl 13 HR. Ahmad FV258,434,478),ath-Thayalisi (1265),al-Bukhari dalamal-AdahlMuf'rad.$1m.
fi 70), Abu Dawud 0536), at-Tirmidzi (1905), Ibnu Majah Q862), dan Ibnu Hibban (2688) dari
Abu Hurairah .S; . Lihat kitab Sbabiibul laami'(3031).
^tt 14 HR. Al-Hakim Il/483) dan ia menshahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi dariJabir.
Lihat kitab Shahiibul Jaami' Q8l9). Dinisbatkan juga kepada Ahmad, Ibnu 'Adi, dan ath-
t, Thabrani dalam al-Ausath.
348 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AN OAN AgSUNNAH
n
iJ
t:t
U
Allah W berfirman:
'/ &iii.-)1/"U?'
u, ';l-5,ri ",j-r11. t*.;;lii F
y.,b1J. I,
{@ ,<'rij;'o"6i+rpV
l "Dan ordng-ordngyang berirnor, ldoii don pnr*puan, sebagian rnereka
(adalah) mmjadi pmolong sebagian yang lain. Mqeka mutryuruh (mengerj akan)
)i yang ma'ruf, mmcegab dai yang munkar... " (QS. At-Taubah: 7 1)
\{ Disebutkan dalam sebuah atsar bahwasanya Sufyan ats-Tsauri 'ffi me-
.l ngerjakan haji. Ia tidak henti-hentinya menyeru kepada yang ma'ruf dan men-
cegah dariyxrgmunkar mulai dari berangkat hingga kembali.
24. Tidak Mengganggu Orang [:in
Tidak mengganggu orang lain wajib atas setiap orang pada waktu kapan pun:
Hal itu lebih ditekankan ketika ia sedang mengerjakan haji dan umrah.'ttrflajib atas
{ setiap orang yang mengerjakan haji dan umrah menahan diri untuk tidak berbuat
,+ buruk kepada oranB lain. Janganlah ia mengganggu mereka, baik dengan ucapan
\J maupun perbuatan, membuka aurat mereka, dan lain sebagainya. Sebagaimana
.l dimaklumi bahwasanya menahan diri dari keburukan adalah sedekah.
25. Sabar Terhadap Gangguan Orang Lain
Sabar termasuk akhlak yang mulia. Akhlak ini lebih tinggi derajatnyadari-
il: pada sekadar menahan diri dari mengganggu orang lain. Sebagian Salaf berkata:
"Perkara ma'ruf bukanlah menahan gangguan. Namun, perkara ma'ruf adalah
sabar terhadap gangguan." Orang yang mengerjakan haji dan umrah akan banyak
mendapat gangguan dari orang lain, khususnya orang-orang jahil, baik dengan
ucapan maupun perbuatan, disebabkan tabiat dan akhlak mereka yang buruk.
Maka dari itu, hendaknya ia tabah dan sabar menghadapi gangguan mereka, se-
bagaimana firman Allah W:
lt ( @ 3*+i *,r-pit e,;li\ iis ;ti ;* Y
I
tlf
Jadilab mgkau pernaaf dan ,urrhlob o*nf mengerjakan ydng ma'ruf, serta
ll
berpalinglab dari ordng-ord.ngyang bodoh." (QS. Al-A'raaf: 199)
26. Melazimi Sunnah dalam Seluruh Manasik
Sesungguhnya di arLtara syarat amal shalih yang diterima oleh Allah \H
adalah harus bersesuaian dengan petunjuk Nabi ffi.
,*c;iRasulullahffibersabda: z ,,
j!"r,i,E,y>((.tij
., _ I ,
*I
I
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 349
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AI\ OAN AS;SUNNAI{
"Barang siapa mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada contohnyadari
kami, maka ia teftolak."r5
Allah menerima amal seseorang sesuai dengan kadar keikhlasan niatnya
karena Allah dan ittiba'nya kepada Nabiffi.Maka seorang yang mengerjakan haji
dan umrah harus mengikuti Nabi ffi dalam seluruh ucapan maupun perbuatan-
nya, seperti niat yang ikhlas dan mengeraskan suara ketika membaca talbiyah
niat (yakni, Labbaikallahumma hajjatan atau Labbaikallahumrna umratan).
Rasulullah ffi bersabda:
(.s;t it;.l, a{yr}^i' e"At94,}h G,}i>)
*Jibril menyuruhku untuk mengeraskan suara L.tik, ihlal (membaca
talbiyah) karena itu termasuk syi'ar haji."t0
Demikian juga mengeraskan bacaan talbiyah bagi kaum pria dan terus
mengucapkanrLya.
Rasulullah ffi bersabda:
:t tho ,
-P
'; ri a3v;i -;:G :)i tl,Uar ,lt Jtii *!,€t ))
(( #r iv:, AAy,fiu,et*i
"Jibril datang kepadaku seraya berkata: 'Sesungguhnya Allah meme-
rintahkanmu agar memerintahkan para Sahabatmu mengeraskan suara
mereka ketika membaca talbiyah, karena itu termasuk syi'ar haji.'"rt
Yang dimaksud ialah membaca talbiyah yang dicontohkan Nabi ffi, yaitu:
4tri;jr U.1t, ii e;l U ,U fi::t U))
//////OC//
((.dJJ O'r-n Y r,ell-iit ) 4)
"Aku penuhi panggilan-Mu, ya, Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku
penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala puji,
nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu."
Di antara sunnah Nabi ffi adalah memakai minyak wangi pada badan
ketika hendak mengenakan ihram. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
15 HR. Muslim (1718) dari 'Aisyah gF,.
16 HR. Ahmad (I/325) dan al-Baihaqi N/42) dari Abu Hurairah gr . Lihat kitab Shabiihul
Jaami'(1384).
r7 HR.Ahmad W/56)darias-SaibbinKhallad,IbnuMajah Qgz3),IbnuHibban $I/a3)dalam
al-Ihsaan, dan al-Hakim l/450) dariZaid bin Khalid. Lihat kitab Shahiihul laamf $7).
350 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
apabila hendak mengenakan ihram beliau memakai minyak wangi yang paling
bagus.r8
Demikian jtgaidbtbiba', yakni membuka pundak kanan ketika melakukan
thawaf Qudum dalam haji dan thawaf umrah, bukan selainnya. Termasuk pula
raml pada tiga putaran pertama thawaf Qudum, yaitu berjalan cepat dengan
langkah pendek, dan mengusap/mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani
dalam setiap putaran apabila berkesempatan. Demikian juga berlari kecil di
antara dua lampu hijau antara Shafa dan Marwah, membaca do'a di atas Bukit
Shafa dan Marwah sebagaimana telah disebutkan, berdiam di Mina mulai dari
tergelincir matahari tanggal delapan Dzulhijjah, wukuf di Arafah pada tanggal
sembilan, membaca dzikir dan do'a pada hari tersebut, bermalam di Muzdalifah
pada malam kesepuluh, serta melempar Jumrah Aqabah dan tidak ada wukuf
setelahnya.
Sunnah Nabi ffiyang masih terkait dengan hal-hal di atas ialah menyembelih
hewan sembelihan dan mencukur rambut atau memendekkannya, sedang bagi
kaum wanita tidak boleh mencukur rambut, namun mereka cukup memendek-
kannya saja. Setelah itu, melakukan thawaf Ifadhah dengan baju biasa dan
memakai parfum, lalu mengerjakan sa'i antara Shafa dan Marwah bagi yang me-
ngerjakan haji Tamattu' dan bagiyangbelum mengerjakan sa'i bagi orang-orang
mengerjakan haji Ifrad dan Qiran. Selanjutnya, bermalam di Mina pada malam-
malam Tasyriq dan melempar ketigaJumrah pada hari-hari Tasyriq dan berdo'a
setelah melempar Jumrah ash-Shughra 'dWaandaal'-d'$aflnusptehrak,abrau-kpaenrkpaaradalaJinumyaranhg
al-Kubra. Kemudian, melakukan thawaf
diriwayatkan dari Nabi ffi dalam hadits tentang haji \flada' yangpanjang.te
27. Menyibukkan Diri Mengaiarkan Sunnah Kepada yang Lain
Kebanyakan manusia telah terkena bid'ah dalam ibadah yang mereka
lakukan, termasuk haji dan umrah. Oleh sebab itu, wajib atas orang yang me-
ngerjakan haji dan umrah agar mengqarkan sunnah manasik kepada orang yang
masih jahil tentangnya. Sesungguhnya baginya tersedia pahala yang besar. Selain
itu, barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, niscaya ia akan mendapatkan
pahala seperti orang yang mengerjakannya.
28. Menghindari Kesalahan-Kesalahan dalam Pelaksanaan Haji dan
Umrah
Banyak di antara manusia terjatuh ke dalam berbagai kesalahan selama me-
ngerjakan haji dan umrah, di antaranya berdesak-desakan, bercampur-baur dengan
kaum wanita, mengumbar pandangan kepada perkara-perkara yang haram, serta
menyibukkan lisan dengan gbibab, nan'timah, mencaci, berdusta, mencela, dan
18 HR. Muslim (11900) dari 'Aisyah qt,.
re HR. Muslim (1218) dari Jabir gE .
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 351
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN ASSUNNAH
lain sebagainya. Mereka melakukan berbagai macam kemaksiatan, menyelisihi
sunnah Nabi ffi dalam melaksanakan manasik haji, serta meninggalkan sebagian
besar sunnah dalam pelaksanaan manasik ini dan menganggap remeh hal itu
dengan alasan haji tetap sah tanpa melakukannya.
Ada di yang meminta-minta kepada manusia tanpa hajat dan
ada pula yang^trildt^urar mdieeremkpaeran-emperan atau di bawah jembatan. Demikian juga
membuat arak-arakan dengan mengangkat bendera pudh ketika berangkat haji
dan kembali darinya, serta perkara-perkara lain yang berkaitan dengan manasik.
Namun, bukan di sini tempatnya untuk membahas hal itu secara panjang lebar.
Maka wajib atas orang yang melaksanakan haji dan umrah berusaha meng-
hindarkan diri agar tidak terjatuh ke dalam kesalahan-kesalahan tersebut hingga
ia bisa mendapatkan pahala yang sempurna dari A1lah Ta'ala.
29. Segera Kembali kepada Keluarganya Setelah Menyelesaikan Ibadah
Haii
Apabila seorang yang melaksanakan haji dan umrah telah menyelesaikan
manasiknya, disunnahkan agar segera kembali kepada keluarganya.
Rasulullah ffi bersabda:
Fi iy,#i JLLitt J;fi' Ja, it, t-i erll >>
J>l
cA*>
K:f\,
"Jika salah seorang dari kalian telah menyelesaikan hajinya, hendaklah ia
segera kembali kepada keluarganya. Sesungguhnya itu lebih besar pahala-
nya.,r'1"l
Janganlah ia berlamaJama meninggalkan keluarganya setelah selesai me-
laksanakan haji karena itu bukan termasuk sunnah.
30. Kembali Dari Haji dan Umrah dalam Keadaan yang Lebih Baik dari-
pada Sebelumnya
Banyak di antara manusia mengerjakan haji dan umrah, namun setelah itu ia
kembali mengerjakan dosa dan maksiat, lengah dan lalai, bahkan kadang mereka
kembali dalam keadaan lebih buruk daripada yang sebelumnya. Oleh karena itu,
wajib atas seorang hamba, sekembalinyaiadari haji dan umrah, agar meninggal-
kan segala perbuatan maksiat, baik yang besar maupun kecil, seperti merokok,
mencukur jenggot, mendengarkan musik, dan melalaikan kewajiban. Hendaknya
ia kembali dengan lebih bersemangat dalam mentaati Allah dan mengamalkan
sunnah, bertakwa kepada Allah, serta murdqabah (merasa di awasi Allah) dalam
20 HR. Al-Baihaqi A/259) serta al-Hakim (,/a77) dan disetujui oleh adz-Dzahabi dari 'Aisyah
gk, . Lihat l<ttab Shabiihul Jaami' (732).
352 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
setiap perkara dan keadaan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan tanda
diterimanya ibadah haji dan umrah. Vallaabu a'lam.
Inilah yang dimudahkan Allah dari adab-adab haji dan umrah, yang jumlah-
nya ada tiga puluh adab dan sebagiannya meliputi permasalahan yang banyak.
\Y'albamdulilkahi Rabbil'aalamiin.
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 353
ENSIKLOPEDI ADAB ISI-AM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AS.SUNNAI{
PASAL II
ADAB AL-HALF
(BERSUMPAH)
Kadang-kadang manusia terpaksa harus bersumpah (al-qosam) karena
adanyabeberapa perkara, baik dia yang dimintai untuk bersumpah atau dialah
sendiri yang bersumpah. Bagaimanapun juga, jika seorang Muslim bersumpah
atas suatu perkara, karena suatu sebab, maka ia harus memperhatikan adab-adab
berikut ini:
1. Hendaklah Ia Bersumpah dengan Menyebut Nama Allah W
Tidak boleh bersumpah dengan menyebut nama selain Allah W.
Rasulullah ffi bersabda:
((!''t.;l oi ffit' i;3k,y))
"Barang siapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah,
maka dia telah berbuat syirik."2r
Rasulullah Mj"g bersabda:
(('q Clt aiv<tu,3k u ))
"Barang siapa yang bersumpah dengan menyebut amanah, maka dia bukan
dari golongan kami."22
2r HR. Ahmad U/t25,67), Abu Dawud (325t), at-Tirmidzi (fSfS) dan ia menghasankannya,
al-Hakim (I/18) dan ia menshahihkannya serta disetujuiatz-Dzahrbi dari Ibnu'Umar. Lihat
kitab Sbahiihul Jaami' (6204).
22 HR. Abu Dawud (3253) dari Buraidah. Lihat kitab ShahiihAhDaw4dQTSS).Diriwaya*an juga
oleh Ahmad Q52/5), al-Hakim Q98/4), dan Ibnu Hibban dengan lafazhyangsemakna.
354 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
T\ MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
$
$
s Rasulullah ffi bersabda pula:
$ ,;ur., ;r<ri t;)v'oS :;, ,;*,Vurtr"tx ji €War .i1 ;;
$
$ g.,U;;"'ly1
x "sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan menyebut
$ nama bapak-bapak kalian. Barang siapa yang bersumpah, hendaklah ia
$ bersumpah dengan menyebut nama Allah, sedangkan jika tidak, hendaklah
ia diam."23
$ Nabi ffi melarang kita bersumpah dengan menyebut nama bapak-bapak
$ kita.
$ Rasulullah ffi bersabda:
$ (( itq-! vtx Y ))
$
$ "Janganlah kalian bersumpah dengan menyebut nama bapak-bapak
kalian."2a
$ Sebab, sumpah itu merupakan bentuk pengagungan kepada sesuatu yang
$ kita sebutkan di dalam sumpah. Pengagungan ini tidak layak ditujukan kecuali
ffiId untuk Allah lH semata. Pengagungan merupakan murni hak Allah ,maka
t dari itu tidak sepatutnya diberikan kepada selainnya. Oleh sebab itu, diharamkan
,l bagi setiap Muslim bersumpah dengan menyebut selain nama Allah ffi . Adapun
t Allah IH boleh bersumpah dengan apa saja yangia kehendaki dari makhluk-
,l makhluk-Nya,y^nghal ini banyak disebutkan di dalam Kitab-Nya\ffi.
Kesimpula nny a, barang siap a yan g ingin bersumpah, hendaklah bersumpah
,h
dengan menyebut nama Allah, dengan nama-nama-Nya, atau dengan sifat-sifat-
* Nya. Misalnya, dengan mengatakan: "Demi Allah yang telah meninggikan
langit tanpa tiang" atau mengatakan: "Demi Allah, Rabb pemilik Ka'bah" dan
tfl, lainJainnya. Nabi ffi: " Apabila bersumpah, beliau mengucapkan:'Demi Allah
yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya.'""
,t 2. Tidak Mengulang-ulang Sumpah
tlt Tidak mengulang-ulang sumpah maksudnya tidak memperbanyaknya
walaupun jelas baginya suatu kesalahan.
,l
*,k 23 HR. Al-Bukhari (6646) darlMuslim (16a6) dari'Umar .9!E .
24 HR. Al-Bukhari (66a6) darilbnu'Umar -#..
,k 2s FIR. Ibnu Majah (2090) dari Rifa'ah al-Juhani. Lihat kitab Sbabiih lbni Majab (1700).
,k
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 355
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-A!\ DAN AE€UNNAI{
Rasulullah ffi bersabdat
,4 e{jt;itJllt {r';yii'.r, \, ,o t t.i
al)l Jl.;.P
atJ>l t r1l >>
- t
7i
('4l),
"Apabila salah seorang dari kamu mengulang-ulang sumpahnya, maka
dia berdosa di sisi Allah W lebih daripada kafarat yang telah Allah \ffi
perintahkan."26
Imam Ibnu Hajar berkata: "... termasuk mengulang-ulang yaitu dia terus
tetap berani mengerjakan suatu perkara padahal telah jelas kesalahannya. Al-lujaj
dalam bahasa Arab berarti mempertahankan sesuatu secara mutlak ..."27 Maka
dari itu, hendaklah ia menjauhi perkara tersebut.
3. Barang Siapa yang Bersumpah dengan Menyebut Selain Nama Allah
Karena Lupa, Hendaklah Ia Mengucapkan: "Laa llaaba lllallaab."
Rasulullah ffitelahmenjelaskan bahwa ucapan: "Laa llaaba lllallaah" me-
rupakan kafarat untuk hal itu.
Rasulullah ffi bersabda:
v'J+\ d | . o I oz ,6?o ts:Cflt:F/ ei63k u))
((.'nDt tjt
"Barang i^r^,^n berkata di dalam sumpahnya:'Demi Laatadarr'IJzza,'
maka hendaklah ia mengucapkan;'Laa llaaba lllallaab."z8
Kafarat ini hukumnya wajib atas setiap orang yang bersumpah dengan
menyebut selain nama Allah W . Banyak orang yang melakukan hal itu karena
lupa, maka hendaklah ia melaksanakan kafarat tersebut.
4. Hendaklah Seseorang BerkataJuiur di dalam Sumpahnya.
Rasulullah ffi bersabda:
K.iry-3i \-ar 5F ,t$'*tr,tr';.),gt, tryl ))
"Bersumpahlah dengan menyebu t'n *^Allah W , tunaikanlah sumpah-
mu, dan berkata jujurlah, karena Allah W suka ia bersumpah dengan
nama-Nya."2e
26 HR. Ahmad E/278),Ibnu Majah Qll4), dan al-Hakim W/302) dan ia menshahihkannya,
sena disetujui adz-Dzahabi dari Abu Hurairah. Silakan lihat kitab Silsilah al-Abaadii* ash-
Sbahiibah (L229) dan dikeluarkan dengan makna yang sama oleh al-Bukhari (6625).
27 Fat-bul Baai 6I/528).
28 HR. Al-Bukhari (6650) dan Muslim (1647) dariAbu Hurairah "U, .
2e HR. Abu Nu'aim dalamal-Hilyah Nn/267) dari Ibnu'IJmar ,+itr. Silakan lihatl<ttab Sbahiibul
Jaami'Qlt)
356 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AN DAN AgSUNNAH
Tidak boleh bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk berdusta.
Sebab, hal itu merupakan dosa yang sangat besar dan itulah yang dimaksud
dengan allaminul ghamus, yakni termasuk perkara yang bisa membinasakan,
karena sifat seperti itu dapat memasukkan pelakunya ke dalam dosa dan mem-
benamkannya ke dalam Neraka. Di dalam hadits disebutkan bahwasanya
Rasulullah ffi bersabda:
((.-,6r A ;'e yti'ii1 qs y# y",p 5t;,y ))
"Barang siapa bersumpah dengan sumpah palsu untuk berdusta, maka ia
telah menyiapkan tempat bagi wajahnya di dalam Neraka."30
Maksud dari al-masbburab adalah suatu yang selalu menyertai pelakunya
(kebiasaan).
Allah W berfirman:
1 4)i">t)3 t1:;"fri;-iS is #'o;}3;"'aifrLly
?u Al H Ss frlt eaH $s :-fi c "e6E
4i;*i=:;(.
lr.i/ r,t':a/ - .. :t ,2 .t/ - .,
@ As
*Sesungguhnya orang-ordng yang rr-renukar janjinya (dengan) Allah dan
surnpab-sumpab merekz dengan harya yang sedikit, mueka itu tid^ak rnutdapat
babagian (pahala) di ahhirat, dan Allab tidak ahan berkata-kata dengan
mereka dan tidah akan melibat kepada mereka pada bari Kiamat dan tidak
(pula) akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedib. " (QS. Ali
'Imran:77)
5. Membenarkan Orang yang Bersumpah dengan Menyebut Nama
Allah dan Ridha Menerima Sumpahnya
'$flajib bagi orang yang diberi sumpah membenarkan orang yang bersumpah
dengan menyebut nama Allah W. Hendaklah ia menerima sumpah tersebut
demi mengagungkan Allah tH.
Rasulullah ffi bersabda:
+o"i t U': ,J"r)t iut,i a') ,33'J;Xt .rur-'v u ))
eP((.1t y\
30 HR. Abu Dawud Q2+2) darilmran bin Hushin. Lihat kitab Shahiih Abi Dauud Q778)
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 357
EN SI KLOPEDI AE,AB ISLAIT,I
MENURUT ALQUR.AN DAN ASSUNNAH
"Barang siapa yang bersumpah dengan menyebut nama Allah, hendaklah
ia jujur. Barang siapa yang diberi sumpah dengan menyebut nama Allah,
hendaklah ia menerimanya.Barang siapa yang tidak ridha, maka bukanlah
ia dari golongan Allah."3r
Sungguh, para Nabi dan orang-orang shalih sangat mengagungkan sumpah
yang di dalamnya disebutkan nama Allah dengan setinggi-tingginya pangagungan.
Rasulullah ffi., telah menyampaikan sebuah hadits:
ntrss jst..;i,{) j6,o-&t|, r};.t ,#,sii))
K.,*.;.-s, ,!L),*I :u^,4 Jil ';'ltitY .ill
"Isa bin Maryam melihat seorang laki-laki yang mencuri, maka beliau ber-
kata kepadanya:'Apakah engkau mencuri?' Laki-laki itu berkata: 'Sekali-
kali tidak! Demi Allah, yangtiadailah selain Dia.'Maka Nabi Isa berkata:
'Aku beriman kepada Allah dan aku dustakan kedua mataku."'32
6. Melaksanakan Sumpah
Orang yang bersumpah hendaklah melaksanakan isi sumpahnya.Barang
siapa bersumpah akan melakukan sesuatu, maka lakukanlah. Sebaliknya, jika ia
bersumpah untuk tidak melakukan sesuatu, maka janganlah ia melakukannya,
selama hal itu bukanlah dosa atau pemutusan tali silaturrahim.
7. Tidak Bersumpah atas Sesuatu yang Diharamkan
Tidak boleh seorang manusia bersumpah untuk melakukan sesuatu yang
diharamkan, bahkan kalaulah ia bersumpah, maka cara menunaikan sumpahnya
adalah dengan tidak melakukannya, yaitu tidak melakukan hal yang disebutkan
di dalam sumpahnya.
Rasulullah ffi bersabda:
-G ey ii li,&v r+ ,1 ,ei# e,-,1;,y))
((.4,
"Barangsiapa bersumpah untuk memutuskan tali silaturrahim atau tentang
masalah yang tidak baik, maka cara menunaikan sumpahnya itu adalah
dengan tidak melakukannya."33
3r HR. Ibnu Majah (2101) dari Ibnu'lJmar .EE . Lihat kitab Shabiib lbni Majab (1708)
32 HR. Al-Bukhari Q4+4) dan Muslim (2358) dari Abu Hurairah eg .
33 HR. Ibnu Majah (2110) dari 'Aisyah gk, . Lihat khab Shabiib lbni Majah (t7t6).
358 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN ASSUNNAH
8. Mengucapkan Istitsna (Ucapan Insya Allab) di dalam Sumpah
Istitsna maksudnya dengan mengucapkan insya Allah. Faedahnya adalah
agar ia tidak termasuk orang yang melanggar sumpah apabila ia tidak mampu
melaksanakannya, atau apabila telah nyatabaginya bahwa perkara yang telah ia
sebutkan di dalam sumpahnya itu berbeda dengan epa yang diperkirakar;nya.
Maksud ucapan insya Allah di sini bukanlah ia meniatkan di dalam dirinya tidak
akan melakukan sumpahnya. Sebab, perubahan sumpah tersebut merupakan
tanda-tanda kemunafikan, ucapan tersebut dimaksudkan sebagai kehatihatian
supaya seseorang tidak jatuh dalam pelanggaran sumpah.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ffi bersabda:
i ,!'; ;r: i1, ,uLi ;t:, ;;1 ,;k $ 5; ,y ))
"Barang siapa bersumpah serta mengucapkan insya Allah, maka jika ia
mau mengerjakannya silakan dan jika ia mau meninggalkannya silakan.
Ia tidak melanggar sumpahnya."3a
9. Sumpah Mengikuti Niat Orang yang Meminta Sumpah
Apabila ada seorang manusia yang meminta engkau bersumpah atas suatu
perkara, maka tidak boleh bagimu bersumpah untuknya sementara di dalam
niatmu ada sesuatu yang lain, yaitu belpura-pura dan berkamuflase. Akan tetapi,
hendaklah niat bersumpahmu sesuai dengan kehendak orang yang meminta
kamu bersumpah.
Rasulullah ffi bersabda:
K.:+6 *.o"*av J;d+j))
"Sumpahmu mengikuti apa yang diinginkan oleh temanmu yang me-
minta kamu bersumpah."3s
Rasulullah Mj"g bersabda:
(.-r);,'11:Jl 9, 'b di ))
"Sumpah itu mengikuti niat orang yang meminta sumpah."36
Oleh karena itu, tidak dibenarkan ryari'at apayangdrlakukan sebagian orang
yang berpura-pura dan berkamuflase di dalam sumpahnya, sebagaimana misalnya
34 HR. An-Nasa-i NII/12) dan Ibnu Majah (2105) dari Ibnu'IJmar ,+b. Lihat V,rrab Sbabiih lbni
Majah (1711).
35 HR. Muslim (1653) dari Abu Hurairah nfi .
36 HR. Muslim (1653) dari Abu Hurairah 4; .
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 359
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT AL.QUR-AI\ DAI\ ASSUNNAI-{
saudaranya berkata kepadanya: oBersumpahlah kepada Allah bahwasanya kamu
tidak melakukan hal ini." Dia pun bersumpah, namun dalam niatnya dia tidak
melakukannya hari ini, sementara kemarin dia melakukannya. Hal ini tidak
boleh dilakukan. Sebab, sumpahnya itu akan menghilangkan kepercayaatorang
lain kepadanya, hingga tidak seorang pun memp ercayainya.
10. Melaksanakan Isi Sumpah
Melaksanakan isi sumpah merupakan hak Muslim atas saudaranya. Jangan-
lah ia melakukan sesuatu yang dia telah bersumpah tidak akan melakukannya.
Demikan juga melaksanakan apayangtelah disumpahkannya itu. Janganlah pula
ia melanggar ata:u membatalkan sumpahnya.
Di dalam hadits disebutkan:
(( f4t)tL: **i*l,it,-k lt tP:';i>>
"Rasulullah ffi memerintahkan kami tujuh perkara ... di antaranya me-
laksanakan isi sumpah orang lain."31
Melaksanakan isi sumpah selama sumpahnya itu bukan di luar ketaatan
kepada Allah W. Jika sumpahnya itu di luar ketaatan kepada Allah, maka ia
tidak boleh melaksanakannya.
17. Kembali kepada Perkara yang kbih Baik dan Menebus Sumpahnya
Jika salah seorang bersumpah atas suatu perkara, kemudian dia melihat
bahwa kebaikan dan takwa adalah rujuk dan meralat sumpahnya, maka hendak-
lah ia melakukan perkara yang lebih baik dan menebus sumpahnya.
Rasulullah ffi bersabda:
$t ,Sky -:l,r a; iy *ri- €), q(iaar ri u
>>
-- ', c.5f- y Lyf \tqr.p;,p ,s')G .f- ,* ,!*,li
(.F i qll
"Bukanlah aku yang membebankan kalian, tetapi Allahlah yang mem-
bebankan kalian. Demi Allah, sesungguhnya aku, insya Allah, tidaklah
bersumpah atas suatu sumpah lalu melihtt ada sesuatu yang lebih baik
darinya, melainkan aku akan menebus sumpahku dan melakukan apa
yang lebih baik daripadanya."3s
Rasulullah ffi rclah memerintahkan hal itu.
37 Telah disebutkan takbij-nya.
38 HR. Al-Bukhari (6523) dmMuslim $e+e) dariAbu Musa.
360 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI AE'AB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
Rasulullah ffi bersabda:
e*u t; iI.
t? o
Y-,-
i.:A; 6y tr{; F')t r:i U ))
i<.F elt qt r,t+1 Y'#,V t"F
"'Wahai, 'Abdurrahman bin Samurah!Jika engkau bersumpah atas sebuah
sumpah lalu engkau lihat selain itu lebih baik dari padanya,maka tebuslah
sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik dari padanya."'n
Atas hal itu, siapa sqayangbersumpah atas suatu kemaksiatan dan dosa,
hendaklah ia menebus sumpahnya dan melakukan yang lebih baik daripadanya
serta meninggalkan perbuatan dosa.
12. Kaf.arat Sumpah
Kafarat sumpah dilakukan ketika rujuk dari sumpah, yakni dengan mem-
berikan makan sepuluh orang fakir miskin dari makanan yang biasa dimakan
oleh keluar ga, atatmemberi mereka pakaian, atau membebaskan seorang budak,
atau puasa tiga hari bagi yang tidak mampu. Janganlah ia berpuasa kecuali jika
ia tidak mampu melaksanakan kafarat yang sebelumnya.
Allah W berfirman:
i:rri#c t7:riu'u6r;ifr lifW4'gl;.;"'ri;"K#Fi
)'!3 it+rt 3+ #7: r-?
" "#-i l-r$Eir" *1L ti) "€"r;.i ?p< a)(;@i rg-i
*... Maka kafarat (melanggar) sumpab itu izlah memberi makan sepulub ordng
mishin, yaitu dari makanan yang bia.sa kamu berikan kepada keluargamu,
atdu mernberi pakaian kEodo mqeka atau rnemerdekakan seorang budak.
Barang siapa tidak sangup melakukan y ang dcmikizn, maka kafaratny a puasa
sekma tiga hari. Yang demikian itu adalab kafarat sumpabsumpahmu bik
kamu bersumpab (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpab-sumpab kalian
..." (QS. Al-Maa-idah: 89)
13. Tidak Bersumpah dalam Semua LJrusan
Janganlah bersumpah dalam setiap urusan, baik dalam urusan sepele
maupun urusan penting. Sesungguhnya hal itu merupakan bentuk pelecehan
'e HR. Al-Bukhari (6622) dan Muslim (1652) dari'Abdurrahman bin Samurah.
ENSIKLOPEDIADAB TSLAM 361
ENSIKLOPEDT ADAB ISLAII,I
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
B
$
$
I. terhadap nama Allah \H. Bahkan, tidak boleh bersumpah dengan menyebut
nama Allah, melainkan pada perkara-perkara yang penting saja.
$ Allah [H berfirman:
$
(@ ""#ii,;t;;i'0...y
T
I
I "... Dan jagalab sumpabsumpab kalian..." (QS. Al-Maa-idah: 89)
Berdasarkan hal itu, tidaklah layak bagi seorang Muslim membiasakan
$ lisannya bersumpah dengan menyebut nama Allah dalam setiap urusan, baik
$ kecil maupun besar. Tidak boleh juga bersumpah kecuali untuk perkara-perkara
I yang memang dibenarkan untuk melakukannya.Baryak manusia yang terjatuh
dalam pelanggaran ini, bahkan hampir-hampir semua ucapannya diiringi dengan
$ sumpah, tentunya hal ini tidak layak. Allaahul rnustA'an.
x 14. Tidak Meniadikan Sumpah Sebagai Vasilah untuk Melariskan
$ Dagangan
$ Rasulullah ffi bersabda:
$ :r$ 1ttL Aer?,$it,;F\'),yJqr,t:,{f,rUn 1,ij..telliti,HoYt')
I
c\\q--*o \/ 6,,u ))
)[
Ui
ft ((.#,\t&\:,#>
trl "Tiga golongan manusia yang Allah tidak melihat mereka pada hari
I Kiamat, tidak mensucikan mereka, dan bagi mereka azabyangpedih ialah
il orang yang sudah beruban lalu berzina, orang miskin yang sombong, dan
seseorang yang menjadikan Allah W barang dagangannya, yakni dia
* tidak membeli kecuali dengan sumpah dan tidak menjual kecuali dengan
rt
I sumpah."ao
I Tidak selayaknya seorang hamba membiasakan bersumpah di dalam jual
tt belinya dengan tujuan untuk melariskan barang dagangannya, apalagi kalau ia
berdusta. Yang demikian karena adanyaancaman yang sangat keras atas perkara
n itu.
Kebanyakan para pedagang hampir-hampir tidak menahan diri dari ber-
sumpah dengan menyebut nama Allah sepanjang waktu, dengan mengatakan:
Ifi "Demi Allah, aku hanya mengambil keuntungan sekian." "Aku membelinya
fl o0 HR. Al-Baihaqi dalam ary-Syu'ab (+asz) danyanglainnya dari Salman. Lihat kitab Sbahiihul
Jaarni'Q072)
fi
II
362 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
sekian." atau "Barang ini ditawarkan sekian." Sebaiknya mereka menahan dan
mencegah diri dari masalah-masalah seperti ini.
Itulah akhir yang Allah mudahkan bagiku dari adab-adab bersumpah, yang
jumlahnya empat belas adab. lV'albamdulillaahi Rabbil'aalamiin.al
ar Referensi tambahan: Fat-hul Baai Syarh Shahiibil Buhbai Vl/525) dan setelahnya, Sbahiih
Muslim dengan Syarah an-Nawawi (XI/150) dan setelahnya, Sunan Abi Dawud (IIIl56a) dan
setelahnya, Sunan lbni Majab (/676) dan setelahnya, al-Mustadrak oleh al-Hakim (V/294)
dan setelahnya, Sunan an-Naw-i NII/2) dan yang lainnya.
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 363
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AESUNNAI{
PASAL III
ADAB HATI/IALATUL Q UR.AN
(PENGHAFAL AL.QUR.AN)
Sesungguhnya al-Qur-an adalah kalam Allah W . Kalam yang paling mulia
dan paling agung. Para penghaf.alnya adalah semulia-mulia manusia. Mereka
adalah pemimpin ummat manusia, terutama jika mereka beradab dengan adab
al-Qur-an dan berusaha menjadi ahli Qur-an. Mereka adalah ahli Allah \H, se-
bagaimana yang dikatakan Rasulullah ffi:
e ))'i6 tr i';' ti rll i',P.(('.rBr A #i i 3t >>
K.'**t;i gl ,yi gtpl #i
"sesungguhnya Allah \H memiliki wali-wali dari golongan manusia."
Rasulullah ditanya: "Siapa mereka, wahai, Rasulullah? Beliau ffi bersabda
"Penghafal al-Qur-an, mereka adalah wali Allah dan orang-orang terdekat-
Nyr."o'
Akan tetapi, yang berhak menyandang kedudukan yang agung ini adalah
orang-orang yang beradab dengan adab-adab penghafal al-Qur-an. Di antara
adab-adab tersebut adalah:
1. Niat yang Shalih
Hendaknya tujuan seseorang menghafal al-Qur-an, mengajarkannya ke-
pada manusia, serta membacakannya kepada mereka adalah semata-mata untuk
mengharap wajah dan ridha Allah W. Ia tidak menghendaki materi dunia.
42 HR. Ahmad W127,128),Ibnu Ma,iah (215), dan al-Hakim 0./556).Diriwayatkan juga oleh
an-Nasa-i dari Anas. Dikeluarkan pula oleh ath-Thayalisi, Abu Nu'aim, Abu'Ubaid, Ibnu
Nashr, Ibnu 'Asakir, dan yang lainnya. Silakan lihat kitab Sbahiibul Jaami' Ql65).
364 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI AE'AB ISL-AM
MENURUT ALQUR.AI\ DAI\ As;SUNNAI{
Allah lH berfirman:
( @ ...;tkL'a$i uSy
^'cd;'frn1t3;4.$lrte"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supdya menyembab Allab dengan
memumikan ketaatan kepada-Nya dalarn (menjalankan) agama yang lurus
..." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ffi bersabda:
((... 6i c vit ,F.*ti,?$u:ir;$' ri; 11
"sesungguhnya amal p"rAuu^nitu tergantung pada niatnya dan tiap-tiap
orang mendapatkan balasan sesuai dengan ^payangdiniatkannya ..."ot
Hadits ini merupakan dalil bahwa semua amalan yang disyari'atkan harus
memiliki niat yang shalih.
Tidak pantas seorang penghafal al-Qur-an yang mengqarkannya kepada
manusia, membacakannya kepada mereka, dan menghafalnya bertujuan untuk
meraih kedudukan di tengah-tengah manusia dan untuk mendapatkan tempat
di depan, atau tujuan-tujuan duniawi lainnya. Semuanya itu haram dan tidak
dibolehkan, di samping ini termasuk perbuatan riya' dalam beramal.
2. Berakhlak dengan akhlak al-Qur-an
Hendaknya seseorang berakhlak dengan akhlak yang telah diserukan
dan diperintahkan oleh al-Qur-an. Ahlil Qur-an adalah manusia yang paling
dituntut untuk berakhlak dengan akhlak yang paling mulia dan adab-adab yang
tinggi, seperti kedermawanan, pemurah, tangan terulur, wajah yang bersahabat,
memuliakan tamu, menolong orang yang membutuhkan, menahan gangguan,
menundukkan pandangan, penyantun, penyabar, berwibawa, dan lain-lain.
Ketika'Aisyah gi;, ditanya tentang akhlak Nabi ffi, ia menjawab: "Akhlak
beliau adalah al-Qur-an."s
Maknanya adalah beramal dengannya, memperhatikan batasan-batasannya,
mengambil i'tibar (pelajaran) dari tamtsil-tamtsil (perumpamaan) dan kisah-
kisahnya, mentadabburinya, membacanya dengan tilawah yang baik dan benar,
dan sebagainya.
3. Berusaha Membaca al-Qur-an dan Mengajarkannya kepada Orang
Lain
Membaca dan mengajarkan al-Qur-an kepada orang lain termasuk sebaik-
baik amal, dalam sebuah hadits Rasulullah ffi bersabda:
43 Telah disebutkan takbi|nya.
{ HR. Muslim (700)dari'Aisyah S,
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 365
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AS.SUNNAI{
(.,&.r(t$t * A i,*>>
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur-an dan mengajar-
kannya."as
Penghafal al-Qur-an sebaiknya berusaha untuk membacakan dan meng-
ajarkan al-Qur-an kepada manusia. Sebab, sesungguhnya mereka akan mem-
peroleh pahala atau balasan y^rLg sangat besar dan mereka pun berhak menjadi
ummat yang terbaik. Hendaklah para penghafal mendorong manusia untuk
mempelajari al-Qur-an, menasihati mereka dengan al-Qur-an, berlaku lemah
lembut terhadap mereka, membuat mereka cinta kepada kitab Allah W menurut
kadar kemampuan masing-masing dan bersikap tawadhu'terhadap mereka, serta
jangan membanggakan diri atas mereka.
4. Memelihara Adab-Adab Membaca al-Qur-an
Hal ini telah dibahas secara terperinci di dalam pasal adab-adab membaca
al-Qur-an. Para penghafal al-Qur-an adalah orang yang paling diruntut untuk
beradab dengan adab ini. Di antara adab membaca al-Qur-an adalah bersuci,
khusyu', tadabbur, tartil, membaguskan suara, menghadap kiblat, menangis
ketika membaca, dan adab-adab yang lainnya.
5. Sungguh-Sungguh dalam Mengeriakan Qiyamul Lail
Tidak pantas bagi penghafal al-Qur-an untuk tidur memejamkan mata-
nya sepanjang malam. Akan tetapi, hendaklah ia berusaha mengerjakan qiyamul
lail (shalat malam). Sebab, dia tahu akan keutamaan qiyamul lail dan kemuliaan
orang-orangyang mengerjakannya. Demikian juga ia menghafal firman Allah
W:
'otliis-7 ru*Tu;@'o'i4; J3 C ry1;'(>
(@
*Mereka sedikit sekali tidur di anahtu malam; dan di akhir-ahbir rnalam
mereka memohon dTTTpun (krpod" Allab)." (QS. Adz-Dzaariyaat: 17-18)
Dia juga menghafal firman Allah \H:
G<fr 3i, ta# VG ,[3 ;Ev Lrl; fii Y
(.t6r l...'-&i*tii:rt
45 HR. Al-Bukhari (5027) dari'Lltsman €E
366 BAB V HURUF HA'
ENSI KLOPEDI ADAB ISL.A,M
MENURUT ALQUR.AN DAI\ A<SUNNAI{
E
$
ftf*
il "(Apahah kamu, bai, orang musyrik yang lebib beruntung) ataukah orang
$ yang beribaddb di anktu-anktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akbirat dan mengharapkan rabrnat Rabbnya..." (QS.
Az-Zumar:9)
rI
Ibnu Mas'ud €i6 berkata: "Seorang penghafal al-Qur-an hendaklah dikenal
fi dengan malamnya ketika manusia tidur, dengan (puasa) siangnya ketika manusia
(b*g-") tidak berpuasa, dengan sedihnya kedka manusia gembira, dengan tangis-
x nya ketika manusia tertawa, dengan diamnya ketika manusia bersenda gurau,
{ dan, den gan tawadhu' nya ketika manusia berb an gga- banggtan." a6
6. Banyak Berpuasa
x Memperbanyak puasa dilakukan selama tidak membuat seseorang lemah
untuk mengerjakan shalat, membaca al-Qur-an, dan amal-amal lainnya. Sebab,
u
sesungguhnya penghafal al-Qur-an addah manusia atau seorangyangpaling utama
{
berusaha melembutkan hati dan melatih dirinyauntuk melakukan qiyamul lail.
#
T Adapun puasa adalah obat yang paling mujarab untuk mengobati jiwanya dan
sebagai sarana dalam membiasak^nnyamelakukan hal itu. Sebagaimana puasa juga
merupakan amalan taqarrub (mendekatkan diri) yang agung kepada Allah W.
Telah disebutkan pula oleh Ibnu Mas'ud W: 'Bahwasanya seorang penghafal
al-Qur-an dikenali dengan siangnya ketika manusia berbuka/tidak berpuasa."
I 7. Banyak Bersedih
n Dasar atau dalil banyak bersedih adalah perkataan Ibnu Mas'ud ,gU yang
t telah lalu: "Dapat dikenali dengan kesedihannya ketika manusia bergembira."
Hal itu disebabkan dia lebih mengetahui hari berbangkit dan hari akhirat, Surga
* dan Nerak^, yeng tidak diketahui oleh selainnya. Ayat-ayat Allah lH selalu
terpampang di hadapannya sehinggaiasenantiasa mengingatnya dan tidak akan
tr hilang bayangan akhirat dari dalam benaknya. Oleh karena itu, ia tidak merasa
n santai di dunia, bahkan hampir-hampir ia tidak bergembira ketika mendapatkan
tr sesuatu dari dunia ini.
tr 8. Banyak Menangis
Para penghafal al-Qur-an menangis karena takut kepada Allah W . Sebab,
t seorang penghafal al-Qur-an senantiasa merasakan keagungan Allah \H di
t dalam hatinya karena ayat-ayat yang senantiasa dihafalnyatentang hal itu. Ia
fl menangis karena dosa-dosanya disebabkan pengetahuannya terhadap akibat
f,, perbuatan dosa dan maksiat. Dia mengetahui mudharat banyak tertawa dan
pahala menangis karena takut kepada Allah W. Oleh karena itu, dia adalah
tr orang yang paling pantas untuk menangis. Telah disebutkan sebelumnya oleh
n Ibnu Mas'ud +g : "Seorang penghafal al-Qur-an dikenal dengan tangisnya ketika
il manusia tertawa."
n a6 Muhhasbar Qiyaamul Lailkarya al-Marwazi (hlm. 51) dan at-Tibyan an-Nawaani (hlm. a3)
n
*,
,)
ENSIKLOPED]ADAB ISLAM 367
ENSIKLOPEDI AE'AB ISI-AM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
9. Banyak Diam
Para penghafal al-Qur-an tidak banyak bicara selain dzikir kepada Allah
W. Sebab, seorang penghafal al-Qur-an menghafal ayat-ayat Allah yang me-
merintahkan untuk berdzikir, mengetahui keutamaan yang sangat besar yang
akan diperolehnya, dan mengetahui bahayanya lisan. Tentunya ia juga menghafal
firman Allah W tentang sifat orang-orang Mukmin yang beruntung:
(@ <r;.ilri,:i*iU;fis>
"DAn ordng-ordngyang menjaubkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yangtiada berguna." (QS. Al-Mu'minuun: 3)
Oleh karena itu, ia menahan lisannya dari kata-kat^y^ngtidak berguna
dan lebih memilih diam daripada berkata-kata. Telah berlalu perkataan Ibnu
Mas'ud gE : "seorang penghafal al-Qur-an dikenal dengan diamnya ketika
manusia bersenda gurau." Fudhail bin'Iyadh berkata: "Penghafal al-Qur-an
adalah pembawa panji Islam, maka tidak pantas ia bermain-main bersama orang
yang bermain-main, Iupa bersama dengan orang yang lupa, dan lalai bersama
dengan orang-oran1yaing lalai, sebagai bentuk penBagungan terhadap hak al-
Qur-an."a7
10. Tawadhu'
Janganlah seorang penghafal al-Qur-an menyombongkan diri, takabur
(sombong), dan bangga dengan dirinya sendiri atau dengan dunia dan materinya
yangf.ana. Sebab, tentunya ia menghafal ayat-ayat Allah W yang mengharam-
kan hal itu dan menjelaskan akibat buruk orang-orangyan1 sombong dari
kalangan orang-orang terdahulu serta yang lainnya. Selain itu, juga menjelaskan
pujian terhadap orang-oran1yalgtawadhu' karena di dalam hatinya terdapat
pengagungan terhadap Allah W. Seorang penghafal al-Qur-an juga memiliki
pengetahuan tentang tujuan penciptaan manusia dan mengenali takdirnya.
Telah disebutkan pula dalam perkataan Ibnu Mas'ud gg yang telah lalu: "Dan
dikenal dengan tawadhu'nya ketika manusia berbangga-banggaan."
11. Tidak Bergantung kepada Manusia
Tidak sepantasnya seorang penghafal al-Qur-an meminta-minta kepada
manusia. Tidak pantas pula ia merendahkan dirinya kepada mereka. Janganlah
ia menggantungkan hajatnya kepada mereka, namun hendaklah mencukupkan
diri dengan kitab Allah W sebagai bentuk pengagungan, penghormatan serta
pemuliaan terhadap Kitabullah. Fudhail bin'Iyadh ,#)H berkata: "Seharusnya
penghafal al-Qur-an tidak menggantungkan haprnyakepada penguz$a dan orang-
orang di bawahnya."or
a7 At-Tibyan an-Nauaui (hlm. aa)
48 lbid.
368 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
72. Tidak Meniadikan al-Qur-an Sebagai Lahan Mencari Makan
Tidak sepantasnya seorang penghafal al-Qur-an menjadikan al-Qur-an
sebagai tempat mencari makan. Namun, hendaklah ia memiliki usaha yang
lain sebagai sumber rizki dan usahanya. Kemudian, silakan ia membaca dan
mengajar semata-mata untuk mengharapkan wajah Allah W . Apabila ia diberi-
kan sesuatu dari membaca dan mengajarkan al-Qur-an, sesungguhnya sebagian
ulama melarang hal tersebut dan sebagian lagi membolehkannya jika ia tidak
mensyaratkannya. Sebagian ulama lagi membolehkannya meskipun ia men-
syaratkannya sebagai ganti waktu yang telah dihabiskannya. Allaahu a'lam.
Meskipun demikian, tidak pantas baginya bergantung kepada manusia.
'tImar bin al-Khaththab 45 berkata: "'Wahai, para pembaca al-Qur-an, angkatlah
kepala kalian! Telah jelas jalan bagi kalian, maka berlomba-lombalah dalam ke-
baikan. Janganlah kalian menjadi beban bagi manusia."4e
13. Memperbanyak Tilawah al-Qur-an dan Mengulang-ulangnya
Hendaklah seorang penghafal al-Qur-an menjadi orang yang paling banyak
membaca al-Qur-an karena ia mengetahui tentang keutamaannya. Di samping
itu, pengagungannya terhadap kalam Allah W yang tersimpan dalam rongga
hatinya sangat besar . Oleh sebab itu, ia harus banyak membaca al-Qur-an, terus
menen$ setiap waktu, terutama pada malam hari karena ia mengetahui besarnya
pahala orang yang bangun membaca Kitab Allah W dan mengetahui anjuran
dan dorongan tentang amalan tersebut. Semua itu demi mengharapkan pahala
dan balasan dan untuk mempertahankan (menjaga hafalan) Kitab Allah W di
dalam dirinya. Telah ada perintah untuk mengulang-ulang dan mengkaji ulang
al-Qur-an supaya tidak lupa dan hilang.
Dalam sebuah hadits, Nabi ffi bersabda: (we$ti ,ot";st tlsta yy
,*C +,')t A di '-rli A )t
"Ulang-ulangilah al-Qur-an. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-
Nya, sesungguhnya al-Qur-an itu lebih cepat hilang daripada unta yang
terlepas dari talinya."so
Rasulullah W.,j"g bersabda:
+vy,4 P lLt ,;'fi -t$t:#l ti';i ot';st (s tiyyl
((t/v
ae At-Tibyan an-Nawawi (hlm. a3)
so Telah disebutkan takbrij-nya.
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 369
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR-AN DAN AgSUNNAH
$
H "Jika seorang penghafal al-Qur-an bangun lalu membaca al-Qur-an pada
malam hari dan di siang hari, niscaya dia akan selalu mengingatnya. Adapun
jika ia tidak mengulang-ulanginya, niscaya dia akan melupakanflya."st
Sebagaimana dimaklumi membaca al-Qur-an berulang-ulang dan mem-
$ bawakannya di dalam shalat merupakan amal shalih yang paling agung yang
$ patut orang lain merasa iri terhadapnya.
$ Rasulullah ffi bersabda:
$ it
,trt.Ft *;$
iUI *. ,cl, .t1 ,ol$t,el ;uT C ''lt Y))
?P. JP
$ ((... )6it;utt Jlrt
H "Tidak ada hasad kecuali kepada dua orang, yaitu seseorang yang Allah
H berikan al-Qur-an kepadanya dan dia membacanya pada waktu malam
rI dan siang hari ..."s2
14. Mengagungkan al-Qur-an
\I Al-Qur-an adalah kalam Allah H9, maka seorang penghafal al-Qur-an
s,
$ adalah orang yang paling diruntut untuk mengagungkannya pada saat kebanyakan
orang-orang melalaikannya. Mereka berbicara atau tertawa ketika dibacakan al-
)[ Qur-an atau sejenisnya. Namun, hendaklah ia diam dan menyimak ketika sedang
n mendengarkannya, sebagaimana firman Allah lH:
s;n
'o;-i "r?it| V-,llii,.i 1#:t1 bt;?i sy \
( (@
il
n "Dan apabila dibacahan al-Qur-an, maka dengarkankb baik-baik, dan per-
batihanlab dengan tend.ng agar karnu mmdapat rahmat." (QS. Al-A'raaf:
n 204)
n Sebaliknya, jika ia sedang membacanya, maka janganlah memurus
#,f;
bacaan tanpa sebab darurat. 'Abdullah bin 'Umar jika beliau membaca
fl al-Qur-an, tidak akan berbicara hingga selesai membacanya.s3
*
* sr Dikeluarkan oleh Ibnu Nashr delam Qiyaamul Lail ftlm. 73) dari Ibnu 'Umar qtb. Al-Albani
mengatakan di dalam Silsilab Abaadiits asb-Sbabiibab (597) bahwa sanadnya sbabih, semua
H perawinya tsiqat (tepercaya), yakni perawi al-Bukhari dan Muslim.
n s2 Telah disebutkan tahbrij-nya.
n 53 HR. Al-Bukhari (+Sze) dari Nafi'.
t
n
}!
370 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
t MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
i
)
i
t
i 15. Menghiasi Diri dengan Takwa kepada Allah \99
)
i
t Seorang penghafal al-Qur-an pasti membaca ayat-ayat tentang takwa, dan
i perintah untuk bertakwa di dalam al-Qur-an sangat banyak. Dia tentu mengeahui
I
i hal itu lebih daripada,yangdiketahui orang lain. Maka dari itu, merekalah orang
\ yang paling dituntut untuk memelihara ketakwaan, yaitu mentaati Allah dalam
i
i segala perkara yang diperintahkan atau dilarangnya dengan rasa cinta, takut,
i muraqabah, dan ketundukan. Mereka tentunya membutuhkan takwa dalam
)
i segala kondisi, di saat sendiri ataupun di tengah keramaian lebih daripada orang
I lain. Hal itu tercakup di dalam adab-adab tersebut.
i
t Dengan demikian, selayaknya mereka menghiasi diri dengan takwa,
i
) memelihara ketakwaan, dan merasakannya dalam setiap kondisi dan keadaan.
i Yaitu, dengan segera mengerjakan kewajiban-kewajiban dan amal-amal yang
{\
i dianjurkan. Selain itu, hendaklah mereka menjadi orang yang paling jauh dari
) perbuatan haram. Sebab, di hadapan mereka terpampangayat-ayat Allah W
i dan tentunya mereka mengetahui ancaman Allah \H terhad ap orang yang
t
Iv mendurhakai perintah-Nya dan melakukan apa yangdiharamkan-Nya. Alhasil,
I mereka akan menjadi orang yang paling cepat bertaubat dari hal tersebut jika
I mereka terjatuh dalam perbuatan maksiat.
I
I Itulah yang Allah ffi mudahkan bagiku tentang adab-adab penghafal
I
al-Qur-an: fang jumlahnya ada lima belas adab. Alharndulillaabi Rabbil
I
i 'aalamiin.sa
I
!
I
I
)
!
)
!
I
I
i
I
)
I
7
I
)
I
)
I
)
I
i
I
) sa Referensi tambahan: At-Tibyaan fii Hamlatil Qur-aan karya an-Nawawi, Mukbtasbar
I
) Qiyaamul Lailkaryaal-Marwazi, at-Tajutidua'Uluurnul Qur-aan karya'Abdul Badi' Shaqar,
I muqaddimah kitab hhafu Fudhalaail Basyar karya al-Banna dan Sya'baan Ismail, dan yang
) lainnya.
I
)
I
)
I
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 371
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
PASAL IV
ADAB AL.HAMMAAM
(DI KAMARMANDI)
Manusia tidak bisa lepas dari kamar mandi, baik tujuannya untuk bersuci
atau membersihkan diri, menyejukkan diri, menyembuhkan diri, atau lainnya.
Yang dimaksud kamar mandi di sini adalah kamar mandi umum, yakni tempat
berkumpul sejumlah orang dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, tempat
mandi uap, tempat mandi sauna, atau kolam renang. Termasuk juga tepi pantai
yang biasa didatangi manusia untuk mandi. Sesungguhnya ada beberapa adab
yang perlu diperhatikan dan di antara adab-adab itu ada yang berkaitan dengan
kamar mandi khusus yang berada di dalam rumah. Di antara adab-adab kamar
mandi secara umum adalah:
1. Niat yang Benar
Janganlah seseorang pergi ke tempat pemandian umum kecuali berniat
untuk membersihkan badan, harus mendatanginya dan membersihkan dirinya
supaya kuat untuk beribadah, atau menjalani terapi mandi air hangat. Termasuk
juga kamar mandi khusus, ia harus menghadirkan niat tersebut jika ingin masuk
ke dalamnya. Adapun masuk kamar mandi dengan maksud untuk mengintip
aurat orang lain dan untuk melanggar kehormatan orang, maka hal itu tidak diper-
bolehkan selama-lamanya dan hal itu termasuk perkara yang sangat haram.
2. Membaca at-Tasmiyyab
Menyebut nama Allah \H atau at-Tasmilryab sebelum masuk ke dalam
ffikamar mandi termasuk adab berpegang teguh kepada Allah . Tasmiyryah iru
menjadi panghalang atratnyadari pandangan jin, jikaia berada di dalam kamar
mandi khusus tanpa mengenakan sehelai pakaian pun.
372 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
Nabi ffi bersabda:
;<tAr #ki ;-t t;yi;t ,j :6y, dt qi ,* v F 1)
Jrt/ t o1
(( dIl * iti
"Pelindung pandangan jin terhadap aurat Bani Adam apabila salah seorang
dari mereka masuk ke dalam kamar mandi adalah ucapan: 'Bismillah.-ss
3. Masuk dengan Kaki Kiri
Hendaknya seseorang masuk dengan kaki kiri karena kamar mandi tempat
yang paling mirip dengan VC meskipun ada perbedaan di anrara keduanya.
Akan tetapi, seharusnya orang yang masuk memulainya dengan kaki kiri.
4. Tidak Telanjang dan Tidak Menunjukkan Aurat kepada Orang Lain
Seseorang wajib menutupi dirinya dari manusia apabila ia berada di tempat
pemandian umum. Janganlah ia membuka auratnya di tempat itu, tidak juga
paha, karena sesungguhnya paha termasuk aurat.
Rasulullah ffi bersabda:
nr/ jc.;Jt ;;
<.\f
"Paha adalah aurat."s6
j"gRasulullah M berkata kepada salah seorang Sahabatnya yang me-
nyingkap paha:
(.:rylt U Ay ,!'i'J A ))
"Tutuplah pahamu karena paha itu termasuk anrat."51
Rasulullah ffi telah memerintahkan untuk menutup diri ketika memasuki
kamar mandi.
Rasulullah ffi bersabda:
;+ p q(.".,-:;a; {j;; ,iu;.Jt ^) iti rru!>>
s5 HR. At-Tirmi&i (605), Ibnu M a)ah Q97),dan yang lainnya dari 'Ali *fE . Riwayat ini datang-
nya dari Anas dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan yang lainnya. Lihat kitab Sbabiibul
Jaami'Q6ll)
56 HR. Tirmidzi Q796,2797) dan dihasankan olehnya dari Ibnu 'Abbas q$r, dan Jarhad. Lihat
kitab Sbabiib at-Tirmidzi Q245).
s7 HR. At-Tirmi&i Q79S) dandihasankan olehnya dariJarhad. Lihat kitab Sbabiib at-Tirmidzi
Q24s)
ENSIKLOPEDI ADAB ISI-AM 373
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAI\ AgSUNNAII
"Hindarilah rumah yang disebut dengan pemandian umum. Barang siapa
yang hendak masuk ke dalamnya hendaklah ia menutup auratnya."s8
Demikian juga Rasulullah ffi bersabda:
K.4 JSe6')i +'il b\L*'r'r'Li;D)
Jagalah auratmu k*rr"li dari isteri-isterimu dan budak wanita yang kamu
miliki."
Seorang laki-laki berkata: "'Wahai, Rasulullah! Bagaimana menurutmu
jika sejumlah orang bersama-sama berkumpul dengan sebagian yanglainnya?"
Rasulullah ffi bersabda: ((... qi; * t";i Wi,t 3i ,tk ' 9l ))
*Jika engkau mampu untuk ,rd.n -.rr,rrrlrrkk ^nnya,maka janganlah
engkau menunjukk anny a. ..." se
Rasulullah ffitela.h melarang masuk ke tempat pemandian tanpa kain.
Nabi ffi bersabda:
((.-:,l,il ,,-rt ,y""x ;'tt ?Att *L, bi ,ts ,y >>
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
ia masuk ke tempat pemandian kecuali dengan mengenakan kain."60
Tentu saja hal ini berlaku di tempat pemandian umum (y^ngterbuka).
5. Larangan Kaum Vanita Memasuki Tempat-Tempat Pemandian
Umum
Kaum wanita dilarang memasuki tempat pemandian umum karena di-
khawatirkan akan menimbulkan 6tnah dan kerusakan. Sebab, sebagian orang
fasik berusaha mengintip tempat-tempat pemandian tersebut dan mengintip kaum
wanita. Bahkan, di antara mereka ada.yangmemasang kamera tersembunyi aigar
dapat mengambil gambar-gambar wanita yang melepas pakaiannya.Hal itu ter-
jdipadatempat yang memiliki tembok (tenutup) dan kaum wanita terlindungi
dari kaum pria. Adapun pemandian yang terbuka, seperti tempat-tempat
pemandian dan yang lainnya atau di tepi pantai, maka tentu saja bahaya dan
5t HR.Ath-Thabranidalamal-Kabiir6VlO932)sertaal-Hakim (288/4)yangdishahihkanoleh-
nya dan disetujui oleh adz-Dzahabi, dan yang lainnya dari Ibnu'Abbas qg. Silakan lihat
l<rtab Shahiibul Jaami' (lL6).
5e Telah disebutkan akbi|nya.
60 HR. An-Nasa-i (/t98) dari Jabir .glr . Lihat kitab Shahiib an-Nasa-i Q88).
374 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AESUNNAII
fitnahnya lebih besar lagi. Sebab, di dalamnya terdapat orang yang telanjang dan
pencampurbauran, tersingkapnyaatrat,pelanggaran terhadap yang diharamkan,
dan rusaknya kehormatan. OIeh karena itu, Rasulullah, ffi memperingatkan
kaum wanita untuk tidak masuk ke tempat-tempat pemandian umum.
Rasulullah ffi bersabda,
.i;t ,\tE.k ,fi
G: ::')''..rr":*i'
*;Htu-J, ,gs-, 9 'J:ii- X dt) i^v,bi,ts o>>
'.i'l!,* ;\r ?A\ *u, jai otr
g.,;-AtW )tiia'; ,b,#-x 7\t ?A\ lurbi
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hBaarrai nagkhsiira,p*a"bte"rimjanagnaknelaphadiaa
masuk ke tempat pemandian tanpa kain.
Allah dan hari akhir, maka janganlah ia membawa isterinya ke tempat
pemandian umum. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
janganlah ia duduk di hidangan yang disajikan di atasnya khamer."6r
Ketika sejumlah wanita penduduk Syam (penduduk kota Himsh) datang
$,, #,menemui'Aisyah
dia pun berkata kepada mereka: "Apakah kalian
termasuk orang-oranByang kaum wanitanya memasuki tempat-tempat pe-
mandian umum?" Aku mendengar Rasulullah ffi bersabda:
'f,i Lk\LV)i * f eWtii r:i;tqv))
((.4i,fr.)W.
"Tidaklah seorang wanita meletakkan pakaiannya di selain rumah suami-
nya kecuali ia telah merobek tirai antara dirinya dan Rabbnya."u'
Rasulullah ffi telah mengharamkan tempat pemandian umum atas kaum
wanita.
Rasulullah ffi bersabda:
(.ii, rb.,Pir; ir:-ety
6r HR. At-Tirmidzi (2801) dan dihasankan olehnya, al-Hakim 0V/288) dan dishahihkan
#olehnya sena disetujui oleh adz-Dzahabi dari Jabir . Lihat dalam kitab Shahiih at-Tirmid.zi
Q246).
#,62 HR. At-Tirmidzi (2803) yang dihasankan olehnya dan Ibnu Majah (3750) dari'Aisyah .
Silakan lihat kitab Shdhiih at-Tirmi.dzi Q247).
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM 375
ENSIKLOPEDI ADAB ISI-AM
MENURUT ALQUR.AI\ DAI\ AS.SUNNAI{
"Tempat pemandian umum haram atas wanita dari kalangan ummat-
ku."63
Yang dimaksud-tanpa syak (ragu-ragu) lagi-adalah tempat pemandian
yang di dalamnya terdapat pencampurbauran antar sesama kaum wanita sehingga
terbukalah aurat-aurat mereka. Tiap-tiap mereka saling melihat alrrat yang
lainnya. Demikian i:.;u,Allaabu A'lArr-t, berlaku juga atas tempat-tempat pemandian
yang disebut kolam renang, tempat berkumpul kaum wanita yang mengenakan
pakaian-pakaian renang yang pendek dan tipis untuk melakukan latihan renang.
Ada pula yang memakai pakaian rapat yang melekat dengan tubuh mereka yang
basah sehingga tersingkaplah aurat mereka. Kadang-kadang, di antara mereka
ada yang merasakan kenikmatan ketika melihat aurat wanita lainnya dan ada
jrga yang menyebutkan sifat-sifat wanita lain kepada suaminya anaknya
untuk menikahi salah seorang dari mereka, dan lain sebagainya. A^dtaavpula yang
mengajak mereka kepada kerusakan dan kemaksiatan, yang menghubung-
hubungkan arlt^ra kaum lelaki dengan kaum wanita, atarlyatglainnya. Tidak
pantas selama-lamanya seorang wanita Muslimah melakukan perbuatan seperti
ini walaupun kolam renang itu hanya untuk kaum wanita.
Yang lebih parah lagi adalah kolam renang yang berbaur di dalamnya laki-
laki dan perempuan, maka terbukalah aurat mereka. Haram bagi seorang wanita
Mukminah yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk mendatanginya.
Sebab, auretrrye bisa terlihat oleh orang lain atau dia melihat aurat orang lain.
Hendaklah seorang Muslimah bertakwa kepada Rabbnya dan janganlah ia jatuh
dalam larangan tersebut.
6. Tidak Buang Air di Tempat Pemandian
Dilarang buang air, seperti kencing di kolam tempat orang-orang mandi
atau di suatu tempat yangdapat mengalirkan air kencing itu ke kolam. Nabi ffi
melarang seorang laki-laki kencing di tempat mandinya.n
Larangan ini pada asalnya adalah larangan buang air di tempat pemandian
yang airnya tidak mengalir atau yang airnyasedikit. Sebab, air itu akan tercemar
karena air seni tersebut.
7. Tidak Berlama-lama di Kamar Mandi
'
Hendaklah seseorang berusaha segera menyelesaikan keperluannya di
tempat pemandian. Sebaiknya ia segera keluar dan jangan berlamaJama berdiam
di tempat mandi. Sebab, tidak dianjurkan untuk berlamaJama berada di tempat
seperti itu karena adanya kemungkinan terbukanya aurat dan yang lainnya.
Silakan lihat pembahasan Adab Buang Hajat di dalam buku ini.
63 HR. Al-Hakim @/289:290) dan dishahihkan olehnya sena diserujui oleh edz-Dzahabi dari
n ' Aisyah S, . Lihat l<ttab Shab iibu I Jaami' (3 19 2). juga oleh yang lainnya
HR. At-Tirmi&i Ql) dari 'Abdullah bin Mughaffal. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah gr . Silakan lihat kitab Shahiihul laami'(6815).
376 BAB V HURUF HA'
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT AL.QUR.AI\ DAI\I A9SUNNAI
8. Keluar dengan Mendahulukan Kaki Kanan
Sebagaimana seseorang masuk dengan mendahulukan kaki kiri, maka dia
keluar dengan mendahulukan kaki kanan. Berdasarkan penelitian qias (analogi)
yang paling tepat adalah mengqiyaskan kamar mandi dengan VC, bukan dengan
masjid. Oleh karena itu, silakan lihat penjelasannyapadaAdab Buang Hqat.
Inilah akhir yang Allah mudahkan bagiku dari adab-adab kamar mandi
yang j umlahnya ada delapan adab. A lhamdulillaahi Rabbil'aalamiin.6s
6s Referensi tambahan: Al-Mustadrak oleh al-Hakim (IVl288), Sunan at-Tirmidzi (l /ll3) dan
sesudahnya, Sunan lbni Majah U/ 1233) dan sesudahnya, dan yang lainnya.
ENSIKLOPEDI ADAB ISI.AM 377
- ----r,i- :-l::i-.i _.. n
nrs
I dtlll': .:.';
iiti
liri 1i"ti' lifr
ifi
I
3 O,, O-., t./ fl
.3 o oo fc
C c ,
o
c I
o
a 1l I
o
I i
o
o o
a a a
( o
3
o O
o c ,,'o.
Io
rt
O
l_,1
o
o a
o ,ril:
) lari,
o. ,'
to
=-o o o
Ut
,,,1,' rrii l1i
lrtilrl
i-::=,ir ;,rf,tl'l! fl.}. iil!,
,+' t,:1,r
ii ,:' , ,,:'::,.i I
:'r:ri
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAAI AgSUNNAH
PASAL I
ADAB AL.KHURUUI MINAL MASIID
(KELUARMASJID)
Seorang Muslim harus berusaha untuk menjaga dan memelihara adab-
adab Islam dalam setiap keadaan. Ketika keluar dari masjid, hendaklah ia mem-
perhatikan adab-adab Islam, sebagaimanaia menjaga adab-adab tersebut ketika
hendak masuk masjid. Di antara adab-adab keluar masjid adalah:
1. Keluar dengan Mendahulukan Kaki Kiri
Akan datang nanti penjelasannya dalam adab masuk masjid, yaitu seorang
yang hendak shalat mendahulukan kaki kanan ketika masuk di dalam masjid.
Sebagaimana ia masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan, maka hendak-
lah ia keluar dengan mendahulukan kaki kiri. Sebab, masjid adalah tempat yang
paling suci daripada tempat yang lainnya. Maka dari itu, apabila seseorang keluar,
berarti berpindah dari tempat yang suci ke tempat yang kurang kesuciannya.
2. Berdzikir kepada Allah serta Mengucapkan Shalawat dan Salam kepada
Rasulullah ffi
Dzikir dan shalawat ketika keluar masjid dapat diambil dari sejumlah hadits
di dalam bab ini. Dengan demikian, hendaklah seorang Muslim, ketika hendak
keluar dari masjid, mengucapkan:
be:*i ;t&Ji,;nt S-', e ifltri>,*str,ort -1"
".oE$t q Gi,<;t p.;li,.b#
"Dengan menyebut nama Allah, shalawat dan salam tercurah atas Rasu-
lullah. Ya, Allah, aku memohon karunia-Mu. Ya, Allah, peliharalah aku
dari gangguan syaitan."
ENSIKLOPED]ADAB ISIAM 381
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN AgSUNNAH
Di antara hadits-hadits tersebut ialah sabda Nabi ffi:
e" ikid_et &)i,&),,;\ J" r,.-xlt 1*;t;111
b.a*(( e|; b e:*i eL &)i, Ti c? ti
), ?'ttayoi.l
"Jika salah seorang di antara kamu masuk ke dalam masjid, hendaklah
ia mengucapkan salam atas Nabi, hendaklah ia mengatakan: 'Ya, Allah
bukalah pintu-pintu rahmat-Mu bagiku.' Apabila ia hendak keluar, maka
ucapkanlah salam atas Nabi, dan hendaklah ia mengatakan: 'Ya, Allah,
aku memohon karunia-Mu."' I
Rasulullah ffi bersabda:
ikiC&t #t,&r Ut& E;-it r,.--;lt S;trll >>
,;aLt #t, p r' qt & W t; 6>!1,c:;)i ;tji
e(( ,) drl^:;J
"Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, hendaklah ia mengucap-
kan salam atas Nabi, hendaklah ia mengatakan: 'Ya, Allah, bukalah pintu-
pintu rahmat-Mu bagiku.'Apabila ia hendak keluar, maka ucapkanlah
salam atas Nabi, dan hendaklah ia mengatakan: 'Ya, Allah, lindungilah
aku dari gangguan syaitan.'"2
3. Berniat untuk Kembali ke Masiid untuk Mengeriakan Shalat Se-
sudahnya
Berniat untuk kembali setelah mengerjakan shalat termasuk adab me-
ngaitkan hati dengan masjid. Sebab, apabila seorang Muslim keluar dari masjid,
niscaya hatinya senantiasa terkait dengannya dan ia pun meniatkan rujuk kembali
ke rumah Allah untuk kali yang berikutnya. Di dalam hadits disebutkan:
*3fr ;rt,y r: .,':tt \t,y,t (.; ext &i;d ))
0
((... 'Y:';JL)
I HR. Muslim (7L3) dari Abu Humaid atau Abu Usaid, namun tidak disebutkan di dalamnya
at'taslim. Akan tetapi, ucapan at-tdslim diriwayatlcan oleh Abu Dawud (455), an-Nas a-i (I/53),
Ibnu Majah (773),Ibnu Hibban (247248/3), al-Baihaqi (It/441:442), dan Abu 'Awanah.
2 Dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Sbabiibul Jaami' (5t5). sena diserujui oleh adz-
HR. Ibnu Majah (773), al-Hakim (./207) dan dishahihkan olehnya
Dzahabi, dan yang lainnya dari Abu Hurairah ga . Silakan lihat kitab Shabiihut Jaami' (514).
382 BAB VI HURUF KHA
ENSIKLOPEDI AE'AB ISLAM
MENURUT ALQUR.AN DAN A,SSUNNAH
"Tujuh macam orang yang Allah menaungi mereka di bawah naungan-
Nya pada hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya, di
adalah ... seorang laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid ..^."r3Ltar^nya
Inilah akhir yang Allah mudahkan bagiku dari adab-adab keluar masjid,
yang j umlahnya tiga adab. A lb amdulillaabi Rabbil'aalamiin.
3 Telah disebutkan tdhbij-nya. 383
ENSIKLOPEDIADAB ISLAM
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM
MENURUT ALQUR.AI\ DAN AESUNNAI{
PASAL II
ADAB AL.KHURUUT MINAL MANZIL
(KELUARRUMAH)
Ketika seorang Muslim keluar dari rumahnya, ia harus memperhatikan
adab-adab yang telah disunnahkan dari Nabi ffi. Di antara adab ketika keluar
rumah adalah:
l. Shalat Dua Rakaat Sebelum Keluar dari Rumah
Shalat dua rakaat termasuk hal yang dapat menjaga seseorang dari ke-
tergelinciran, keburukan, dan musibah. Hal itu berdasarkan sabda Nabi ffi:
riLi9At 4F a;v* ,;,-sr,y e; b -;'; rll
>>
K.,#t S;t;,*t1* ,#: J5 e; J;*:;;
"Jika engkau keluar dari rumah*.r, *"'O" rhrlrrlrh dua rakaat, niscaya dua
rakaat tersebut akan melindungimu dari keburukan-keburukan di luar.
Jika kamu masuk rumahmu, maka shalatlah dua rakaat, niscaya dua rakaat
tersebut akan melindungimu dari keburukan-keburukan di dalam."a
2. Dzikir kepada Allah \H dengan Dzikir yang Shahih dari Nabi ffi
Di antara dzikir-dzikir yang shahih dari Nabi adalah sebagaiman a yang
disebutkan dari beliau. Bahwa jika keluar dari rumahnya, Rasulullah ffi mem-
baca:
4 HR. Al-Bazzar dalam Sunan-nya [/746/357) dari Abu Hurairah gia . Al-Haitsami berkata
[I/283): "Perawinya orang-orang tstqab." Silakan lihat kitab Shahiibul Jaarni' (505).
384 BAB VI HURUF KHA