285 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi terbalik sehingga yang terlihat cuma pantat botol (Aib dan Nasib, 2020:14). (54a) Empat sisi bidang tanah itu telah dipatok dengan bambu oleh kaji Basuki, tetapi kemudian diganti dengan empat botol limun oleh Marlina; keempat botol itu ditanam terbalik sehingga yang terlihat cuma bokong botol. Kata pantat pada kalimat (54) dan kata bokong pada kalimat (54a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh yaitu bagian pangkal paha di sebelah belakang (yang mengapit dubur). Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata pantat dan bokong memiliki nilai rasa berbeda. kata pantat mempunyai nilai rasa yang lebih sopan daripada kata bokong. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa bagian tubuh, yaitu sebagai berikut.
Imas Juidah, dkk. 286 (55) Sebelum dipergoki sedang menggosok-gosokan batang kemaluan pada lubang dipelepah pisang, Boled Boleng di bentakbentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong (Aib dan Nasib, 2020:23). (55a) Sebelum dipergoki sedang menggosok-gosokan kontol pada lubang dipelepah pisang, Boled Boleng di bentak-bentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong. Kata batang kemaluan pada kalimat (55) dan kata kontol pada kalimat (55a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia, yaitu kemaluan laki-laki. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata batang kemaluan dan kontol memiliki nilai rasa berbeda. Kata batang kemaluan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kontol. Selain
287 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa bagian tubuh, yaitu sebagai berikut. (56) Bagong Badrudin ada disana, dan sempat tergelak-gelak saat Boled Boleng lebih memilih memungut nasi bungkus ketimbang menarik celananya yang melorot memperlihatkan penisnya yang menjulur (Aib dan Nasib, 2020:53). (56a) Bagong Badrudin ada disana, dan sempat tergelak-gelak saat Boled Boleng lebih memilih memungut nasi bungkus ketimbang menarik celananya yang melorot memperlihatkan kontol yang menjulur. Kata penis pada kalimat (56) dan kata kontol pada kalimat (56a) keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu alat kelamin laki-laki. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata penis dan kontol memiliki nilai rasa berbeda. Kata penis memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata kontol. Selain data di atas,
Imas Juidah, dkk. 288 terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa bagian tubuh, yaitu sebagai berikut. (57) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga payudaranya yang mengkal diperlihatkan secara utuh (Aib dan Nasib, 2020:38). (57a) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga susu yang mengkal diperlihatkan secara utuh. Kata payudara pada kalimat (57) dan kata susu pada kalimat (57a) keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu organ tubuh yang terletak di dada wanita yang dapat menghasilkan makanan untuk bayi, berupa cairan. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata payudara dan susu memiliki nilai rasa berbeda. Kata payudara memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata susu. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa bagian tubuh, yaitu sebagai berikut. (58) Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali
289 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan asbes dan cat, sekaligus menitipkan sperma sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja (Aib dan Nasib, 2020:38). (58a) Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan asbes dan cat, sekaligus menitipkan mani sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja. Kata sperma pada kalimat (58) dan kata mani pada kalimat (58a) keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu cairan kental yang menyembur dari kelamin laki-laki pada waktu ejakulasi, merupakan produk dari berbagai organ, misalnya dari buah zakar, gelembung mani, kelenjar prostat. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata sperma dan mani memiliki nilai rasa berbeda. Kata sperma memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata smani.
Imas Juidah, dkk. 290 (59) “Besok atau lusa kau akan jadi buah bibir orang-orang. Tunggu saja.” (Aib dan Nasib, 2020:101). (59a) “Besok atau lusa kau akan jadi gunjingan orang-orang. Tunggu saja.” Kata buah bibir pada kalimat (59) dan kata gunjingan pada kalimat (59a) keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu di tepi (pinggir) mulut (sebelah bawah dan atas). Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata buah bibir dan gunjingan memiliki nilai rasa berbeda. Kata buah bibir memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata gunjingan. (60) “Mau bilang apalagi, Mang. Percuma aku bilang ini-itu juga, mana mungkin telinga mereka mendengarkan.” (Aib dan Nasib, 2020:112). (60a) “Mau bilang apalagi, Mang. Percuma aku bilang ini-itu juga, mana mungkin kuping mereka mendengarkan.” Kata telinga pada kalimat (60) dan kata kuping pada kalimat (60a) keduanya sama-sama merupakan
291 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu alat pendengaran yang terletak di kanan kiri kepala (manusia atau binatang). Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua kata telinga dan kuping memiliki nilai rasa berbeda. Kata telinga memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata kuping. c) Profesi Profesi-profesi yang dipandang rendah martabatnya dalam masyarakat perlu diperhatikan. Hal tersebut untuk menghormati orang-orang yang memiliki atau menjali profesi semacam itu, perlu dibentuk katakata atau ungkapan yang bersifat eufemisme. Contoh referensi eufemisme yang mengacu pada profesi dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (61) “Berhentilah membela telembuk dan lonte,” sergah Marlina (Aib dan Nasib, 2020: 25). (61a) “Berhentilah membela pelacur dan lonte,” sergah Marlina.
Imas Juidah, dkk. 292 Kata telembuk pada kalimat (61) dan kata pelacur pada kalimat (61a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada profesi yaitu perempuan yang profesinya melacurkan diri. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan telembuk dan pelacur mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata telembuk mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata pelacur. (62) “Berhentilah membela telembuk dan lonte,” sergah Marlina (Aib dan Nasib, 2020: 25). (62a) “Berhentilah membela telembuk dan pelacur,” sergah Marlina. Kata lonte pada kalimat (62) dan kata pelacur pada kalimat (62a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada profesi yaitu perempuan yang profesinya melacurkan diri. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan lonte dan pelacur mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata lonte mempunyai nilai
293 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata pelacur. d) Aktivitas Aktivitas yang berkaitan dengan kriminalitas dan seksualitas perlu dihaluskan dan diganti dengan bentuk eufemisme. Contoh referensi eufemisme yang berkaitan dengan aktivitas dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (63) Selang beberapa rumah dari musala tersebut, sepasang suami istri sedang berpagutan dalam kain sarung (Aib dan Nasib, 2020: 87). (63a) Selang beberapa rumah dari musala tersebut, sepasang suami istri sedang bersetubuh dalam kain sarung. Kata berpagutan pada kalimat (63) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (63a). Kata berpagutan dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan badan atau seksual. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata
Imas Juidah, dkk. 294 berpagutan dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata berpagutan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (64) Sebab sama seperti gadis umum tegalsembadra, tujuan Gulabia setelah lulus sekolah adalah mendaftar calon TKI atu mendaftar sebagai istri (Aib dan Nasib, 2020:17). (64a) Sebab sama seperti gadis umum tegalsembadra, tujuan Gulabia setelah lulus sekolah adalah mendaftar calon pembantu atu mendaftar sebagai istri. Kata TKI pada kalimat (64) digunakan untuk menggantikan kata pembantu pada kalimat (64a). Kata TKI dan pembantu keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan pekerjaan mengurus rumah tangga. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata TKI
295 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi dan pembantu mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata TKI mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata pembantu. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (65) “Kalau kalian sedang rabenan dengan perempuan, kalian harus hati-hati…” (Aib dan Nasib, 2020: 60). (65a) “Kalau kalian sedang bersetubuh dengan perempuan, kalian harus hati-hati…” Kata rabenan pada kalimat (65) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (65a). Kata rabenan badan dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan badan atau seksual. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata rabenan dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata rebanen mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh.
Imas Juidah, dkk. 296 Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (66) “Dari pada kami terus-terusan termakan bualanmu, kau buktikan kalau kau telah menggagahi Gulabia.” (Aib dan Nasib, 2020: 79). (66a) “Dari pada kami terus-terusan termakan bualanmu, kau buktikan kalau kau telah bersetubuh Gulabia.” Kata menggagahi pada kalimat (66) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (66a). Kata menggagahi dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan badan atau seksual. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menggagahi dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata menggagahi mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data
297 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (67) “Tapi aku mau begituan,” ujar Kicong (Aib dan Nasib, 2020: 53). (67a) “Tapi aku mau bersetubuh,” ujar Kicong. Kata begituan pada kalimat (67) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (67a). Kata begituan dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan badan atau seksual. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata begituan dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata begituan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (68) “Kalau kalian pengen ngerasain ngentot, tidak perlulah kalian pikir lama-lama. Hajar! Sikat! Itu saja!” (Aib dan Nasib, 2020: 91).
Imas Juidah, dkk. 298 (68a) “Kalau kalian pengen ngerasain bersetubuh, tidak perlulah kalian pikir lama-lama. Hajar! Sikat! Itu saja!” Kata ngentot pada kalimat (68) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (68a). kata ngentot dan kata bersetubuh keduanya samasama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata ngentot dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata ngentot mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (69) Ia menindih Pang dan langsung melipat sebelah kaki Pang, sehingga mereka tampak sedang bersanggama (Aib dan Nasib, 2020: 92). (69a) Ia menindih Pang dan langsung melipat sebelah kaki Pang, sehingga mereka tampak sedang bersetubuh.
299 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Kata bersanggama pada kalimat (69) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (69a). kata bersanggama dan kata bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata ngentot dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata bersanggama mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (70) Niat Darto hendak indehoi dengan Rusniti pun batal (Aib dan Nasib, 2020: 96). (70a) Niat Darto hendak bersetubuh dengan Rusniti pun batal. Kata indehoi pada kalimat (70) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (70a). kata indehoi dan kata bersetubuh keduanya samasama merupakan referensi eufemisme yang mengacu
Imas Juidah, dkk. 300 pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata indehooi dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata indehoi mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (71) Ketika matahari sedang condong ke barat, Kartono baru selesai menjamah seluruh tubuh Gulabia (Aib dan Nasib, 2020: 99). (71a) Ketika matahari sedang condong ke barat, Kartono baru selesai bersetubuh seluruh tubuh Gulabia. Kata menjamah pada kalimat (71) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (71a). kata menjamah dan kata bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menjamah dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata menjamah
301 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. (72) Di perjalanan pulang dari rumah Tegalsembdra, Marlina menimbang-nimbang cara terbaik mengatakan niat menikahi Eni sesegera mungkin agar Nurumubin tidak terlalu terkejut(Aib dan Nasib, 2020: 106). (72a) Di perjalanan pulang dari rumah Tegalsembdra, Marlina menimbang-nimbang cara terbaik mengatakan niat kawini Eni sesegera mungkin agar Nurumubin tidak terlalu terkejut. Kata menikah pada kalimat (72) digunakan untuk menggantikan kata kawin pada kalimat (72a). kata menikah dan kata kawin keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menikah dan kawin mempunyai nilai
Imas Juidah, dkk. 302 rasa yang berbeda. Kata menikah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kawin. (73) Ntah mengapa ia begitu pun ia tidak paham, padahal ia tahu ia pernah mimpi bercinta dan membersihkan sperma di pagi hari setelah menikahi Eni (Aib dan Nasib, 2020: 124). (73a) Ntah mengapa ia begitu pun ia tidak paham, padahal ia tahu ia pernah mimpi bersetubuh dan membersihkan sperma dipagi hari setelah menikahi Eni. Kata bercinta pada kalimat (73) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (73a). kata bercinta dan kata bersetubuh keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata bercinta dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata bercinta mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut.
303 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (74) “Menggaulimu sebagai bukti kita telah sah suami istri.” (Aib dan Nasib, 2020: 133). (74a) “Menyetubuhi sebagai bukti kita telah sah suami istri.” Kata menggauli pada kalimat (74) digunakan untuk menggantikan kata menyetubuhi pada kalimat (74a). kata menggauli dan kata menyetubuhi keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menggauli dan menyetubuhi mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata menggauli mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata menyetubuhi. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (75) Tidak ada cara lain untuk ikut mendengarkan pembicaraan antara Kaji Basuki dan Yuminah, selain dengan menguping dari jamban
Imas Juidah, dkk. 304 sembari berpura-pura buang air besar (Aib dan Nasib, 2020: 174). (75a) Tidak ada cara lain untuk ikut mendengarkan pembicaraan antara Kaji Basuki dan Yuminah, selain dengan menguping dari jamban sembari berpura-pura berak. Kata buang air besar pada kalimat (75) digunakan untuk menggantikan kata berak pada kalimat (75a). Kata buang air besar dan kata berak keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan buang kotoran. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata buang air besar dan berak mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata buang air besar mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata berak. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa aktivitas, yaitu sebagai berikut. (76) “Jadi kau mau ngentot dia atau tidak?” (Aib dan Nasib, 2020: 198). (76a) “Jadi kau mau bersetubuh dia atau tidak?”
305 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Kata ngentot pada kalimat (76) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (76a). Kata ngentot dan kata bersetubuh keduanya samasama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melakukan hubungan intim. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata ngentot dan bersetubuh mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata ngnetot mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. (77) Bagong Badrudin juga kabur dari rumah.” (Aib dan Nasib, 2020: 262). (77a) Bagong Badrudin juga minggat dari rumah.” Kata kabur pada kalimat (77) digunakan untuk menggantikan kata minggat pada kalimat (77a). Kata kabur dan kata minggat keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu melarikan diri; pergi tanpa minta izin (berpamitan). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata kabur dan minggat mempunyai nilai rasa yang
Imas Juidah, dkk. 306 berbeda. Kata kabur mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata minggat. e) Peristiwa Peristiwa buruk atau menyedihkan yang dialami oleh seseorang sangatlah beragam. Peristiwa buruk tersebut tentunya tidak diinginkan oleh setiap orang. Namun, karena takdir sudah berkehendak, tidak ada seorang pun yang bisa menolak. Untuk menghormati orang yang mengalami peristiwa tidak diinginkan dan juga menjaga perasaan keluarga atau pihakpihak terkait dengannya, maka diciptakanlah bentuk eufemistisnya. Contoh referensi eufemisme yang berkaitan dengan peristiwa dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (78) “Salah satu anak Nurumubin meninggal” (Aib dan Nasib, 2020: 3). (78a) “Salah satu anak Nurumubin mati” Kata meninggal pada kalimat (78) digunakan untuk menggantikan kata kmati pada kalimat (78a). Kata meninggal dan mati keduanya sama-sama
307 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada peristiwa yaitu adanya seseorang yang sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata meninggal dan mati mempunyai nilai rasa yang berbeda. kata meninggal mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata mati. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa peristiwa, yaitu sebagai berikut. (79) “Ibumu sudah mangkat dengan tenang.” (Aib dan Nasib, 2020: 26). (79a) “Ibumu sudah mati dengan tenang.” Kata mangkat pada kalimat (79) digunakan untuk menggantikan kata mati pada kalimat (79a). Kata mangkat dan mati keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada peristiwa yaitu hilangnya nyawa seseorang. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata mangkat dan mati mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata mangkat mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus
Imas Juidah, dkk. 308 daripada kata mati. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa peristiwa, yaitu sebagai berikut. (80) Ia panas lagi, dan Yuminah dan Mang Sota pun bolak-balik puskesmas lagi. Sampai kemudian, Selamet tidak dapat selamat (Aib dan Nasib, 2020: 83). (80a) Ia panas lagi, dan Yuminah dan Mang Sota pun bolak-balik puskesmas lagi. Sampai kemudian, Selamet mati. Kata mangkat pada kalimat (80) digunakan untuk menggantikan kata mati pada kalimat (80a). Kata mangkat dan mati keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada peristiwa yaitu adanya seseorang yang sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata mangkat dan mati mempunyai nilai rasa yang berbeda. kata mangkat mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata mati.
309 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi f) Sifat atau Keadaan Pengungkapan secara langsung sifat buruk, keadaan buruk, atau kekurangan yang dialami seseorang, seringkali harus diminimalkan karena bertujuan untuk menghormati orang-orang atau pihak-pihak yang ditimpa keadaan buruk atau kekurangan tersebut. Sifat atau keadaan yang kurang sopan jika diucapkan dicarikan referensi pengganti yang lebih sopan. Contoh referensi eufemisme yang mengacu pada sifat atau keadaan dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (81) Seharian itu ia tampak seperti oang yang kehilangan kewarasannya (Aib dan Nasib, 2020: 10). (81a) Seharian itu ia tampak seperti oang yang gila. Klausa kehilangan kewarasannya pada kalimat (81) digunakan untuk menggantikan kata gila pada kalimat (81a). Klausa kehilangan kewarasannya dan kata gila, keduanya sama-sama merupakan
Imas Juidah, dkk. 310 referensi eufemisme yang mengacu pada sifat atau keadaan, yaitu seseorang yang mengalami gangguan jiwa. Jika dilihat dari nilai rasanya, klausa kehilangan kewarasannya dan kata gila mempunyai nilai rasa yang berbeda. klausa kehilangan kewarasannya mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata gila. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa sifat atau keadaan, yaitu sebagai berikut. (82) Di perjalanan pulang dari rumah Tegalsembdra, Marlina menimbang-nimbang cara terbaik mengatakan niat menikahi Eni sesegera mungkin agar Nurumubin tidak terlalu terkejut(Aib dan Nasib, 2020: 106). (82a) Di perjalanan pulang dari rumah Tegalsembdra, Marlina menimbang-nimbang cara terbaik mengatakan niat kawin Eni sesegera mungkin agar Nurumubin tidak terlalu terkejut.
311 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Kata menikah pada kalimat (82) digunakan untuk menggantikan kata kawin pada kalimat (82a). Kata menikah dan kata kawin keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada aktivitas yaitu membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menikah dan kawin mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata menikah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kawin. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa sifat atau keadaan, yaitu sebagai berikut. (83) “Itu si Sota mulai hilang pikiran. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” (Aib dan Nasib, 2020: 60). (83a) “Itu si Sota mulai gila. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” Frase hilang pikiran pada kalimat (83) digunakan untuk menggantikan kata gila pada
Imas Juidah, dkk. 312 kalimat (83a). Frase hilang pikiran dan kata gila, keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada sifat atau keadaan, yaitu seseorang yang mengalami gangguan jiwa. Jika dilihat dari nilai rasanya, frase hilang pikiran dan kata gila mempunyai nilai rasa yang berbeda. frase hilang pikiran mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata gila. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa sifat atau keadaan, yaitu sebagai berikut. (84) “Silakan ganti terali saja, Pak. Penjarakan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang (Aib dan Nasib, 2020: 75). (84a) “Silakan ganti terali saja, Pak. buikan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang. Kata penjara pada kalimat (84) digunakan untuk menggantikan kata bui pada kalimat (84a). Kata penjara dan bui keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada sifat atau keadaan, yaitu berada dalam bangunan tempat
313 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi mengurung orang hukuman; bui; lembaga pemasyarakatan. Jika dilihat dari nilai rasanya, kata penjara dan bui mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata penjara mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata bui. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa sifat atau keadaan, yaitu sebagai berikut. (85) Ia tidak digubris lantaran kemampuan dengar perempuan itu telah merosot (Aib dan Nasib, 2020: 122). (85a) Ia tidak digubris lantaran tuli. Klausa kemampuan dengar perempuan itu telah merosot pada kalimat (85) digunakan untuk menggantikan kata tuli pada kalimat (85a). kemampuan dengar perempuan itu telah merosot dan kata tuli keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada sifat atau keadaan, yaitu keadaan seseorang tidak dapat mendengar (karena rusak pendengarannya). Jika dilihat dari nilai rasanya, Kalusa kemampuan
Imas Juidah, dkk. 314 dengar perempuan itu telah merosot dan kata tuli mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kalusa kemampuan dengar perempuan itu telah merosot mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata tuli. 3. Fungsi Eufemisme Eufemisme dalam novel-novel pengarang Indramayu tidak terlepas dari fungsi penggunaannya. Fungsi penggunaan eufemisme salah satunya yaitu untuk menghaluskan ucapan dan menghormati lawan bicara agar tidak menyakiti perasaannya. Wijana dan Rohmadi (2008: 86) mengemukakan lima fungsi eufemisme, yaitu (a) sebagai alat untuk menghaluskan ucapan; (b) sebagai alat untuk merahasiakan sesuatu; (c) sebagai alat untuk berdiplomasi; (d) sebagai alat pendidikan; dan (e) sebagai alat penolak bahaya. Namun, dalam penelitan ini tidak semua fungsi tersebut ditemukan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh total eufemisme yang terdapat dalam novel Aib dan Nasib
315 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi berjumlah 115 eufemisme. Dalam penelitian ini, ditemukan dua fungsi penggunaan eufemisme. Fungsi penggunaan eufemisme yang paling banyak ditemukan dalam novel Aib dan Nasib yaitu sebagai alat untuk menghaluskan ucapan sebanyak 95 eufemisme atau 82,60%. Selanjutnya, fungsi penggunaan eufemisme sebagai alat untuk merahasiakan sesuatu sebanyak 14 eufemisme atau 12,17%. Selanjutnya, fungsi penggunaan eufemisme sebagai alat pendidikan sebanyak 6 eufemisme atau 5,21% Pembahasan dan penjabaran mengenai fungsi penggunaan eufemisme yang terdapat dalam novel Aib dan Nasib Minanto dijelaskan sebagai berikut. (a) Menghaluskan ucapan Fungsi eufemisme yang paling umum adalah sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Dalam hal ini, kata-kata yang tidak senonoh harus diucapkan dengan cara yang tidak langsung untuk menghindari berbagai hambatan atau konflik sosial. Analisis fungsi
Imas Juidah, dkk. 316 eufemisme untuk menghaluskan ucapan dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (86) Kabar itu disiarkan tiga kali memohon kesudian orang-orang tegalurung untuk bantu-bantu mengurus jenazah di rumah Nurumubin (Aib dan Nasib, 2020: 3). (86a) Kabar itu disiarkan tiga kali memohon kesudian orang-orang tegalurung untuk bantu-bantu mengurus mayat di rumah Nurumubin. Kata jenazah pada data (86) di atas menggantikan frase yang kurang eufemisme yaitu kata mayat pada data (86a). Kata jenazah dinilai lebih eufemistis daripada kata mayat karena kata jenazah memiliki makna yang secara tidak langsung untuk menyebut seseorang yang telah meninggal dunia. Sementara itu, kata mayat memiliki makna yang secara langsung mengacu pada binatang yang telah mati. Kata jenazah dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk
317 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata jenazah lebih eufemistis untuk menyebutkan seseorang yang telah meninggal sebagai penghormatan kepada orang tersebut dan keluarga yang ditinggalkannya. Selain itu, kata jenazah juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan orang tersebut dengan kata mayat. Oleh karena itu, kata jenazah memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (87) “Salah satu anak Nurumubin meninggal” (Aib dan Nasib, 2020: 4). (87a) “Salah satu anak Nurumubin mati” Kata meninggal pada data (87) di atas menggantikan frase yang kurang eufemisme yaitu kata mati pada data (87a). Kata meninggal dinilai lebih eufemistis daripada kata mati karena kata meninggal memiliki makna yang secara tidak
Imas Juidah, dkk. 318 langsung untuk menyebut seseorang yang telah meninggal dunia. Sementara itu, kata mati memiliki makna yang secara langsung mengacu pada binatang yang telah mati. Kata meninggal dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata meninggal lebih eufemistis untuk menyebutkan seseorang yang telah meninggal sebagai penghormatan kepada orang tersebut dan keluarga yang ditinggalkannya. Selain itu, kata meninggal juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan orang tersebut dengan kata mati. Oleh karena itu, kata meninggal memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (88) Seharian itu ia tampak seperti oang yang kehilangan kewarasannya (Aib dan Nasib, 2020: 10). (88a) Seharian itu ia tampak seperti oang yang gila.
319 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Klausa kehilangan kewarasannya pada data (88) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata bokong pada data (88a). klausa kehilangan kewarasannya dinilai lebih eufemistis daripada kata gila karena klausa kehilangan kewarasannya memiliki makna yang secara tidak langsung untuk mengacu pada orang yang sakit kejiwaannya. Kata gila memiliki makna yang sama yaitu orang yang mempunyai kelainan pada kejiwaanya namun memiliki nilai rasa yang cenderung negatif. klausa kehilangan kewarasannya dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan klausa kehilangan kewarasannya lebih eufemistis untuk menyebutkan hal yang dimaksudkan. Selain itu, klausa kehilangan kewarasannya juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif
Imas Juidah, dkk. 320 dibandingkan dengan menyebutkan gila. Oleh karena itu, klausa kehilangan kewarasannya memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (89) “Kau habis kencing bukan melihat kedalam pagar makam itu, Aku tahu,“ Sangka Bagong Badrudin (Aib dan Nasib, 2020: 22). (89a) “Kau habis kencing bukan melihat kedalam pagar kuburan itu, Aku tahu,“ Sangka Bagong Badrudin. Kata makam pada data (89) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata kuburan pada data (89a). Kata makam dinilai lebih eufemistis daripada kata kuburan. Kata makam memiliki makna tempat bersemayam seseorang yang telah meninggal secara khusus. Sedangkan kata kuburan merupakan tempat disemayamkan makhluk hidup sudah tidak bernayawa secara luas. Kata makam dalam
321 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata makam lebih eufemistis untuk memberi penghormatan kepada keluarga yang telah ditinggalkan. Selain itu, kata makam juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan orang yang melakukan ikatan pernikahan dengan kata kuburan. Oleh karena itu, kata makam memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (90) Empat sisi bidang tanah itu telah dipatok dengan bambu oleh kaji Basuki, tetapi kemudian diganti dengan empat botol limun oleh Marlina; keempat botol itu ditanam terbalik sehingga yang terlihat cuma pantat botol (Aib dan Nasib, 2020: 14). (90a) Empat sisi bidang tanah itu telah dipatok dengan bambu oleh kaji
Imas Juidah, dkk. 322 Basuki, tetapi kemudian diganti dengan empat botol limun oleh Marlina; keempat botol itu ditanam terbalik sehingga yang terlihat cuma bokong botol. Kata pantat pada data (90) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata bokong pada data (90a). Kata pantat dinilai lebih eufemistis daripada kata bokong karena kata pantat memiliki makna organ tubuh bagian pangkal paha di sebelah belakang. Kata bokong memiliki makna dubur atau pelepasan. Kata pantat dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata pantat lebih eufemistis untuk menyebut bagian tubuh tersebut. Selain itu, kata pantat juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata bokong. Oleh karena itu, kata pantat memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat
323 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (91) “Sebelum dipergoki sedang menggosokgosokan batang kemaluan pada lubang dipelepah pisang, Boled Boleng di bentak-bentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong (Aib dan Nasib, 2020: 23). (91a) “Sebelum dipergoki sedang menggosokgosokan kontol pada lubang dipelepah pisang, Boled Boleng di bentak-bentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong. Frase batang kemaluan pada data (91) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kontol pada data (91a). Frase batang kemaluan dinilai lebih eufemistis daripada kata kontol karena frase batang kemaluan memiliki makna alat kelamin laki-laki. Sementara itu, kata kontol juga memiliki makna yang sama, yaitu alat kelamin
Imas Juidah, dkk. 324 laki-laki. Namun, frase batang kemaluan dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan frase batang kemaluan lebih eufemistis untuk menyebut bagian tubuh alat kemaluan laki-laki. Selain itu, frase batang kemaluan juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata bokong. Oleh karena itu, frase batang kemalauan memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (92) Bagong Badrudin ada disana, dan sempat tergelak-gelak saat Boled Boleng lebih memilih memungut nasi bungkus ketimbang menarik celananya yang melorot memperlihatkan penisnya (Aib dan Nasib, 2020: 23). (92a) Bagong Badrudin ada disana, dan sempat tergelak-gelak saat Boled Boleng lebih memilih memungut nasi bungkus ketimbang menarik
325 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi celananya yang melorot memperlihatkan kontol. Kata penis pada data (92) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kontol pada data (92a). kata penis dinilai lebih eufemistis daripada kata kontol karena kata kontol memiliki makna alat kelamin pria. Sementara itu, kata kontol juga memiliki makna yang sama, yaitu bagain alat kemaluan yang dimiliki oleh laki-laki. kata penis dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata penis lebih eufemistis untuk menyebut bagian lamat kelamin pria tersebut. Selain itu, kata penis juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata kontol. Oleh karena itu, kata penis memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain
Imas Juidah, dkk. 326 yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (93) “Ibumu sudah mangkat dengan tenang.” (Aib dan Nasib, 2020: 26). (93a) “Ibumu sudah mati dengan tenang.” Kata mangkat pada data (93) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata mati pada data (93a). kata mangkat dinilai lebih eufemistis daripada kata mati karena kata mangkat memiliki makna untuk menyebutkan ketika seseoeang telah meninggal dunia. Sementara itu, kata mati memiliki makna yang mengacu ketika hewan sudah tidak bernyawa. kata mangkat dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata mangkat lebih eufemistis untuk menyebut seseorang yang telah meninggal dunia dalam rangka memberi penghormatanbaik untuk keluarga yang ditinggalkan ataupun orang yang telah meninggal
327 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi tersebut. Selain itu, kata mangkat juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata mati. Oleh karena itu, kata mangkat memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (94) Ia kemudian ingat ketika Yu Minah tiba-tiba masuk kamar saat ia berpagutan dengan Turi selepas Turi melahirkan (Aib dan Nasib, 2020: 32). (94a) Ia kemudian ingat ketika Yu Minah tiba-tiba masuk kamar saat ia bersetubuh dengan Turi selepas Turi melahirkan. Kata berpagutan pada data (94) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata bersetubuh pada data (94a). kata berpagutan dinilai lebih eufemistis daripada kata bersetubuh karena kata berpagutan memiliki makna untuk menyebutkan hubungan badan
Imas Juidah, dkk. 328 antara pria dan perempuan. Sementara itu, kata bersetubuh memiliki makna yang mengacu hubungan seksual antara pria dan perempuan. kata berpagutan dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata berpagutan lebih eufemistis untuk menyebut ketika pria dan perempuan sedang melakukan hubungan badan. Selain itu, kata berpagutan juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata bersetubuh. Oleh karena itu, kata berpagutan memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (95) “Ya begitulah, Nok Eni,” ujar Nurumubin. “Kurestui kalian menikah. Tapi, beginilah keadaan keluarga Marlina (Aib dan Nasib, 2020: 36).
329 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (95a) “Ya begitulah, Nok Eni,” ujar Nurumubin. “Kurestui kalian kawin Tapi, beginilah keadaan keluarga Marlina. Kata menikah pada data (95) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata kawin pada data (95a). Kata menikah dinilai lebih eufemistis daripada kata kawin karena kata menikah memiliki makna ikatan pernikahan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Kata kawin melakukan hubungan suami istri. Kata menikah dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata menikah lebih eufemistis untuk membentuk keluarga dengan lawan jenis. Selain itu, kata menikah juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan orang yang melakukan ikatan pernikahan dengan kata kawin. Oleh karena
Imas Juidah, dkk. 330 itu, kata menikah memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (96) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga payudaranya yang mengkal diperlihatkan secara utuh (Aib dan Nasib, 2020: 38). (96a) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga susu yang mengkal diperlihatkan secara utuh. Kata payudara pada data (96) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata susu pada data (96a). kata payudara dinilai lebih eufemistis daripada kata susu karena kata payudara memiliki makna untuk menyebutkan organ tubuh yang terletak di depan dada perempuan. Sementara itu, kata susu memiliki makna buah dada yang tidak hanya dimiliki oleh manusia, namun hewan juga dapat dikategorikan di dalamnya.. kata payudara dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk
331 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata payudara lebih eufemistis untuk menyebut bagian tubuh yang terletak di bagian depan dada seorang wanita tersebut. Selain itu, kata payudara juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata susu. Oleh karena itu, kata payudara memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (97) “Itu si Sota mulai hilang pikiran. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” (Aib dan Nasib, 2020: 57). (97a) “Itu si Sota mulai gila. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” Frase hilang pikiran pada data (97) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata gila pada data (97a). Frase hilang pikiran
Imas Juidah, dkk. 332 dinilai lebih eufemistis daripada kata gila karena Frase hilang pikiran memiliki makna untuk menyebutkan seseorang yang pikirannya mengalami gangguan atau atau gangguan kejiwaan. Sementara itu, kata gila memiliki makna yang mengacu ketika keadaan seseorang telah hilang akal sehatnya. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan frase hilang pikiran lebih eufemistis untuk menyebut seseorang yang terkena gangguan jiwa. Selain itu Frase hilang pikiran juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata gila. Oleh karena itu, Frase hilang pikiran memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (98) “Silakan ganti terali saja, Pak. Penjarakan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang (Aib dan Nasib, 2020: 75).
333 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (98a) “Silakan ganti terali saja, Pak. buikan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang. Kata penjara pada data (98) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata bui pada data (98a). Kata penjara dinilai lebih eufemistis daripada kata bui karena kata penjara memiliki makna untuk menyebutkan lembaga kemasyarakatan untuk menampung orang yang di bersangkutan dengan tindak pidana.. Sementara itu, kata bui memiliki makna bangunan tempat mengurung orang hukuman. kata penjara dalam kaitannya dengan eufemisme memiliki fungsi sebagai alat untuk menghaluskan ucapan. Fungsi tersebut muncul karena penggunaan kata penjara lebih eufemistis untuk menyebut tempat untuk orang yang terkena hukuman pidana. Selain itu, kata penjara juga dapat digunakan untuk menyamarkan kesan negatif dibandingkan dengan menyebutkan kata bui. Oleh karena itu, kata
Imas Juidah, dkk. 334 penjara memiliki fungsi untuk menghaluskan ucapan. Selain data di atas, terdapat juga data lain yang berfungsi untuk menghaluskan ucapan, yaitu sebagai berikut. (99) Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan asbes dan cat, sekaligus menitipkan sperma sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja (Aib dan Nasib, 2020: 77). (99a) Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan asbes dan cat, sekaligus menitipkan mani sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja. Kata sperma pada data (99) di atas menggantikan kata yang kurang eufemisme yaitu kata mani pada data (99a). Kata sperma dinilai lebih eufemistis daripada kata mani karena kata