The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini merupakan buku untuk mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by imas.juidah, 2023-05-04 19:46:03

Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi: Teori dan Penerapannya

E-book ini merupakan buku untuk mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi

Keywords: apresiasi prosa fiksi,apresiasi,prosa,fiksi,sastra

235 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Jika dilihat dari nilai rasanya, kata lonte mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata pelacur. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (10)“Ibumu sudah mangkat dengan tenang.” (Aib dan Nasib, 2020: 26). (10a) “Ibumu sudah mati dengan tenang.” Kata mangkat pada kalimat (10) digunakan untuk menggantikan kata mati pada kalimat (10a). Kata mangkat dan mati, keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata mangkat merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna pergi dan mati memiliki makna sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata mangkat mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata mati. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut.


Imas Juidah, dkk. 236 (11) “Ya begitulah, Nok Eni,” ujar Nurumubin. “Kurestui kalian menikah. Tapi, beginilah keadaan keluarga Marlina (Aib dan Nasib, 2020: 36). (11a) “Ya begitulah, Nok Eni,” ujar Nurumubin. “Kurestui kalian kawin. Tapi, beginilah keadaan keluarga Marlina. Kata menikah pada kalimat (11) digunakan untuk menggantikan kata kawin pada kalimat (11a). Kata menikah dan kawin keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata menikah dan kawin memiliki makna yang sama, yaitu membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menikah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kawin. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (12) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga payudaranya yang mengkal diperlihatkan secara utuh (Aib dan Nasib, 2020: 261).


237 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (12a) Dan diikutilah oleh Uripah sehingga susu yang mengkal diperlihatkan secara utuh. Kata payudara pada kalimat (12) digunakan untuk menggantikan kata susu pada kalimat (12a). Kata payudara dan susu keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata payudara dan kata susu memiliki makna yang sama, yaitu organ tubuh yang terletak di dada wanita yang dapat menghasilkan makanan untuk bayi, berupa cairan; buah dada; payudara; tetek (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata payudara mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata susu. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (13)“Kalau kalian sedang rabenan dengan perempuan, kalian harus hati-hati…” (Aib dan Nasib, 2020: 272). (13a) “Kalau kalian sedang bersetubuh dengan perempuan, kalian harus hati-hati…”


Imas Juidah, dkk. 238 Kata rabenan pada kalimat (13) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (13a). Kata rabenan dan bersetubuh keduanya samasama merupakan jenis kata kerja. Kata rabenan dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata rabenan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (14) Selain mendengarkan berbagai omelan Nurumubin, Pang Randu, Godong Gunda, dan Marlina terpaksa tidak bisa beranjak meskipun urin terasa hendak mancur dari saluran kemih (Aib dan Nasib, 2020: 66). (14a) Selain mendengarkan berbagai omelan Nurumubin, Pang Randu, Godong Gunda, dan Marlina terpaksa tidak bisa beranjak


239 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi meskipun air kencing terasa hendak mancur dari saluran kemih. Kata urin pada kalimat (14) digunakan untuk menggantikan frase air kencing pada kalimat (14a). Kata urin dan frase air kencing keduanya samasama merupakan jenis kata benda. Kata urin dan frase air kencing memiliki makna yang sama, yaitu zat cair buangan yang terhimpun di dalam kandung kemih dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih; air kemih; air seni (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata urin mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada frase air kencing. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (15) “Bagaimana bisa berbeda? Tolong jelaskan kepadaku lebih utama mana; hibah sebagian tanah untuk orang lain atau tetangga sebelah rumah?” (Aib dan Nasib, 2020: 67).


Imas Juidah, dkk. 240 (15a) “Bagaimana bisa berbeda? Tolong jelaskan kepadaku lebih utama mana; pemberian sebagian tanah untuk orang lain atau tetangga sebelah rumah?’ Kata hibah pada kalimat (15) digunakan untuk menggantikan kata pemberian pada kalimat (15a). Kata hibah dan pemberian keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata hibah dan pemberian memiliki makna yang sama, yaitu pemberian (dengan sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata hibah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata pemberian. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (16)Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan dan tinja mereka dangkal, Mnag Sota lebih bisa diandalkan (Aib dan Nasib, 2020: 68). (16a) Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan dan tahi


241 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi mereka dangkal, Mang Sota lebih bisa diandalkan. Kata tinja pada kalimat (16) digunakan untuk menggantikan kata tahi pada kalimat (16a). Kata tinja dan tahi keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata tinja dan tahi memiliki makna yang sama, yaitu kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari alat pencernaan ke luar tubuh melalui dubur, mengandung zat-zat makanan yang tidak dapat dicernakan dan zat-zat yang tidak berasal dari makanan, misalnya jaringan yang aus, mikroba yang mati; feses; kotoran (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata tinja mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata tahi. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (17) Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan dan tinja


Imas Juidah, dkk. 242 mereka dangkal, Mnag Sota lebih bisa diandalkan (Aib dan Nasib, 2020: 68). (17a) Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan dan tahi mereka dangkal, Mnag Sota lebih bisa diandalkan. Kata tinja pada kalimat (17) digunakan untuk menggantikan kata tahi pada kalimat (17a). Kata tinja dan tahi keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata tinja dan tahi memiliki makna yang sama, yaitu kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari alat pencernaan ke luar tubuh melalui dubur, mengandung zat-zat makanan yang tidak dapat dicernakan dan zat-zat yang tidak berasal dari makanan, misalnya jaringan yang aus, mikroba yang mati; feses; kotoran (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata tinja mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata tahi. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut.


243 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (18)“Silakan ganti terali saja, Pak. Penjarakan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang (Aib dan Nasib, 2020: 75). (18a) “Silakan ganti terali saja, Pak. buikan saja anakmu ini,” Bagong terdengar menantang. Kata penjara pada kalimat (18) digunakan untuk menggantikan kata bui pada kalimat (18a). Kata penjara dan bui keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata penjara dan bui memiliki makna yang sama, yaitu bangunan tempat mengurung orang hukuman; bui; lembaga pemasyarakatan (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata penjara mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bui. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (19)Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan


Imas Juidah, dkk. 244 asbes dan cat, sekaligus menitipkan sperma sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja (Aib dan Nasib, 2020: 77). (19a)Pertama adalah ketika memberikan upah sebagian untuk membangun fondasi rumah, dan kedua kali adalah ketika memberikan upah penuh untuk melengkapi rumah dengan asbes dan cat, sekaligus menitipkan mani sebelum pergi lagi menuntaskan kontrak kerja. Kata sperma pada kalimat (19) digunakan untuk menggantikan kata mani pada kalimat (19a). Kata sperma dan mani keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata sperma dan mani memiliki makna yang sama, yaitu bangunan tempat mengurung orang hukuman; bui; lembaga pemasyarakatan (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata sperma mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata mani. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (20)“Dari pada kami terus-terusan termakan bualanmu, kau buktikan kalau kau telah


245 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi menggagahi Gulabia.” (Aib dan Nasib, 2020: 79). (20a) “Dari pada kami terus-terusan termakan bualanmu, kau buktikan kalau kau telah memerkosa Gulabia.” Kata menggagahi pada kalimat (20) digunakan untuk menggantikan kata memerkosa pada kalimat (20a). Kata menggagahi dan memerkosa keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata menggagahi dan memerkosa memiliki makna yang sama, yaitu menundukkan dengan kekerasan; memaksa dengan kekerasan; menggagahi; merogol (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menggagahi mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata memerkosa. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (21) “Tapi aku mau begituan,” ujar Kicong (Aib dan Nasib, 2020: 34). (21a) “Tapi aku mau bersetubuh,” ujar Kicong.


Imas Juidah, dkk. 246 Kata begituan pada kalimat (21) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (21a). Kata begituan dan bersetubuh keduanya samasama merupakan jenis kata kerja. Kata begituan dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata begituan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (22)“Kalau kalian pengen ngerasain ngentot, tidak perlulah kalian pikir lama-lama. Hajar! Sikat! Itu saja!” (Aib dan Nasib, 2020: 91). (22a) Kalau kalian pengen ngerasain bersetubuh, tidak perlulah kalian pikir lama-lama. Hajar! Sikat! Itu saja!” Kata ngentot pada kalimat (22) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (22a). Kata ngentot dan bersetubuh keduanya sama-


247 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi sama merupakan jenis kata kerja. Kata ngentot dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata ngentot mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (23)Ia menindih Pang dan langsung melipat sebelah kaki Pang, sehingga mereka tampak sedang bersanggama (Aib dan Nasib, 2020: 68). (23a) Ia menindih Pang dan langsung melipat sebelah kaki Pang, sehingga mereka tampak sedang bersetubuh. Kata bersanggama pada kalimat (23) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (23a). Kata bersanggama dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja.


Imas Juidah, dkk. 248 Kata ngentot dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata bersanggama mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (24) Niat Darto hendak indehoi dengan Rusniti pun batal (Aib dan Nasib, 2020: 68). (24a) Niat Darto hendak bersetubuh dengan Rusniti pun batal. Kata indehoi pada kalimat (24) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (24a). Kata indehoi dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata indehoi dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata indehoi mempunyai nilai


249 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (25) Ketika matahari sedang condong ke barat, Kartono baru selesai menjamah seluruh tubuh Gulabia (Aib dan Nasib, 2020: 68). (25a) Ketika matahari sedang condong ke barat, Kartono baru selesai bersetubuh seluruh tubuh Gulabia. Kata menjamah pada kalimat (25) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (25a). Kata menjamah dan bersetubuh keduanya samasama merupakan jenis kata kerja. Kata menjamah dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menjamah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data


Imas Juidah, dkk. 250 lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (26) “Mau bilang apalagi, Mang. Percuma aku bilang ini-itu juga, mana mungkin telinga mereka mendengarkan.” (Aib dan Nasib, 2020: 112). (26a) “Mau bilang apalagi, Mang. Percuma aku bilang ini-itu juga, mana mungkin kuping mereka mendengarkan.” Kata telinga pada kalimat (26) digunakan untuk menggantikan kata kuping pada kalimat (26a). Kata telinga dan kuping keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata telinga dan kuping memiliki makna yang sama, yaitu alat pendengaran yang terletak di kanan kiri kepala (manusia atau binatang); kuping (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata telinga mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kuping. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut.


251 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (27) Ntah mengapa ia begitu pun ia tidak paham, padahal ia tahu ia pernah mimpi bercinta dan membersihkan sperma dipagi hari setelah menikahi Emi (Aib dan Nasib, 2020: 124). (27a) Ntah mengapa ia begitu pun ia tidak paham, padahal ia tahu ia pernah mimpi bercinta dan membersihkan sperma dipagi hari setelah menikahi Eni. Kata bercinta pada kalimat (27) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (27a). Kata bercinta dan bersetubuh keduanya samasama merupakan jenis kata kerja. Kata bercinta dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata bercinta mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut.


Imas Juidah, dkk. 252 (28) “Menggaulimu sebagai bukti kita telah sah suami istri.” (Aib dan Nasib, 2020: 133). (28a) “Menggaulimu sebagai bukti kita telah sah suami istri.” Kata menggauli pada kalimat (28) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (28a). Kata menggauli dan bersetubuh keduanya samasama merupakan jenis kata kerja. Kata menggauli dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu melakukan hubungan badan; bersetubuh; bersebadan, bercampur (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata menggauli mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (29) Tidak ada cara lain untuk dapat ikut mendengarkan pembicaraan haji Dasuki dan Yu Minah, selain dengan menguping dari jamban sembari berpura-pura


253 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi buang air besar (Aib dan Nasib, 2020: 174). (29a) Tidak ada cara lain untuk dapat ikut mendengarkan pembicaraan haji Dasuki dan Yu Minah, selain dengan menguping dari toilet sembari berpura-pura buang air besar. Kata jamban pada kalimat (29) digunakan untuk menggantikan kata toilet pada kalimat (28a). Kata jamban dan toilet keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata jamban dan toilet memiliki makna yang sama, yaitu tempat buang air; kakus; tandas; peturasan (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata jamban mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata toilet. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (30) Dan sembarangan membuka celana, menungging, membuang hajat, sembari


Imas Juidah, dkk. 254 sambil memakan buah ciplukan satupersatu (Aib dan Nasib, 2020: 197). (30a) Dan sembarangan membuka celana, menungging, membuang berak, sembari sambil memakan buah ciplukan satupersatu. Kata hajat pada kalimat (30) digunakan untuk menggantikan kata berak pada kalimat (30a). Kata hajat dan berak keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata hajat dan berak memiliki makna yang sama, yaitu kotoran manusia atau binatang; tahi (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata hajat mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata berak. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (31) Boled Boleng merasakan hangat di selangkangan lantaran tidak dapat menahan pipis dan tidak saja ketakutan, tetapi rasa panik menggantung di sana (Aib dan Nasib, 2020: 252).


255 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (31a) Boled Boleng merasakan hangat di selangkangan lantaran tidak dapat menahan kencing dan tidak saja ketakutan, tetapi rasa panik menggantung di sana. Kata pipis pada kalimat (31) digunakan untuk menggantikan kata kencing pada kalimat (31a). Kata pipis dan kencing keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata pipis dan kencing memiliki makna yang sama, yaitu buang air kecil; berkemih (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata pipis mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata kencing. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (32) Ya, betul, selain mendengar Mang Sota kabur, aku baru saja mendengar kalau si Bagong Badrudin juga kabur dari rumah.” (Aib dan Nasib, 2020: 262). (32a) Ya, betul, selain mendengar Mang Sota kabur, aku baru saja mendengar kalau si


Imas Juidah, dkk. 256 Bagong Badrudin juga kabur dari rumah.” Kata kabur pada kalimat (32) digunakan untuk menggantikan kata minggat pada kalimat (32a). Kata kabur dan minggat keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata kabur dan minggat memiliki makna yang sama, yaitu melarikan diri; pergi tanpa minta izin (berpamitan) (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata kabur mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata minggat. (b) Bentuk Eufemisme Berupa Kata turunan Kata turunan merupakan kata yang terbentuk karena proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan. Kata turunan dalam penelitian ini merupakan kata-kata yang terdapat unsur eufemisme di dalamnya. Contoh penggunaan eufemisme berupa kata turunan yang ditemukan dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut.


257 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (33)“Anak saya baru saja dimakamkan sore tadi.” (Aib dan Nasib, 2020:24). (33a) “Anak saya baru saja dikuburkan sore tadi.” Kata dimakamkan pada kalimat (33) digunakan untuk menggantikan kata dikuburkan pada kalimat (33a). Kata dimakamkan merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu konfiks {di-kan} + {makam}. Konfiks {di-kan} pada kata dimakamkan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif, sedangkan maknanya yaitu ‘menyatakan makna kausatif atau menyebabkan terjadinya sesuatu dan menyatakan makna suatu perbuatan dilakukan untuk orang lain’. Kata dimakamkan dalam konteks kalimat (33) digunakan untuk menggantikan kata dikuburkan dalam konteks kalimat (33a). Kata dikuburkan merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu afiks {di-kan} + {kubur}. Konfiks {di-kan} pada kata dikuburkan berfungsi sebagai pembentuk kata


Imas Juidah, dkk. 258 kerja pasif, sedangkan maknanya yaitu ‘menyatakan makna kausatif atau menyebabkan terjadinya sesuatu dan menyatakan makna suatu perbuatan dilakukan untuk orang lain’. Kata dimakamkan dan dikawinkan keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja pasif. Kata dimakamkan dan dikuburkan memiliki makna yang sama, yaitu melakukan perbuatan untuk memakamkan orang lain (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata dimakamkan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata dikuburkan. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata turunan, yaitu sebagai berikut. (34) “Atau tutup matamu jika bercinta dengannya.” (Aib dan Nasib, 2020:22). (34a) “Atau tutup matamu jika bersetubuh dengannya.” Kata bercinta pada kalimat (34) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh pada kalimat (34a).


259 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Kata bercinta merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu afiks {ber-} + {cinta}. Afiks {ber-} pada kata bercinta berfungsi sebagai pembentuk kata kerja intransitif, sedangkan maknanya yaitu ‘mengerjakan atau melakukan perbuatan’. Kata bercinta dalam konteks kalimat (34) digunakan untuk menggantikan kata bersetubuh dalam konteks kalimat (34a). Kata bersetubuh merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu afiks {ber-} + {setubuh}. Afiks {ber-} pada kata bersetubuh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja intransitif, sedangkan maknanya yaitu ‘mengerjakan atau melakukan perbuatan’. Kata bercinta dan bersetubuh keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata bercinta dan bersetubuh memiliki makna yang sama, yaitu bersanggama (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata bercinta mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bersetubuh. Selain data di atas,


Imas Juidah, dkk. 260 terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata turunan, yaitu sebagai berikut. (35) “Ayo! Kalian mau ini kan?!” Safitri duduk mengangkang, memperlihatkan kemaluannya (Aib dan Nasib, 2020:143). (35a) “Ayo! Kalian mau ini kan?!” Safitri duduk mengangkang, memperlihatkan vaginanya. Kata kemaluan pada kalimat (35) digunakan untuk menggantikan kata vagina pada kalimat (35a). Kata kemaluan merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu konfiks {ke-an} + {malu}. konfiks {ke-an} pada kata kemaluan berfungsi sebagai pembentuk kata benda, sedangkan maknanya yaitu ‘menyerupai suatu hal’. Kata kemaluan dalam konteks kalimat (35) digunakan untuk menggantikan kata vagina dalam konteks kalimat (35a). Kata kemaluan dan vagina keduanya sama-sama merupakan jenis kata benda. Kata kemaluan dan vagina memiliki makna yang sama, yaitu menunjukkan alat kelamin wanita (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata


261 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi kemaluan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata vagina. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata turunan, yaitu sebagai berikut. (36) Ini membuatku semakin bergairah untuk menjadi kiai kondang (Aib dan Nasib, 2020:273). (36a) Ini membuatku semakin bernafsu untuk menjadi kiai kondang. Kata bergairah pada kalimat (36) digunakan untuk menggantikan kata bernafsu pada kalimat (36a). Kata bergairah merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu afiks {ber-} + {gairah}. Afiks {ber-} pada kata bergairah berfungsi sebagai pembentuk kata kerja intransitif, sedangkan maknanya yaitu ‘mengerjakan atau melakukan perbuatan’. Kata bergairah dalam konteks kalimat (36) digunakan untuk menggantikan kata bernafsu dalam konteks kalimat (36a). Kata bernafsu merupakan kata turunan yang


Imas Juidah, dkk. 262 terbentuk karena proses afiksasi, yaitu afiks {ber-} + {nafsu}. Afiks {ber-} pada kata bernafsu berfungsi sebagai pembentuk kata kerja intransitif, sedangkan maknanya yaitu ‘mengerjakan atau melakukan perbuatan’. Kata bergairah dan bernafsu keduanya sama-sama merupakan jenis kata kerja. Kata bergairah dan bernafsu memiliki makna yang sama, yaitu sangat ingin akan; berhasrat; bersemangat (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata bergairah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata bernafsu.Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata turunan, yaitu sebagai berikut. (37) “Berarti yang bajingan itu orang seperti Sodikin. Ada sepuluh saja orang seperti Sodikin di Indramayu, dijamin perslindetan akan naik cepat,” ucap Sujana (Aib dan Nasib, 2020:305). (37a) “Berarti yang bajingan itu orang seperti Sodikin. Ada sepuluh saja orang seperti Sodikin di Indramayu, dijamin


263 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi perpelacuran akan naik cepat,” ucap Sujana. Kata perselindetan pada kalimat (37) digunakan untuk menggantikan kata perpelacuran pada kalimat (37a). Kata perselindetan merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu konfiks {per-an} + {gairah}. Konfiks {per-an} pada kata perselindetan berfungsi untuk membentuk kata benda dari jenis kata lain yang bukan kata benda. Konfiks {per-an} tidak mempunyai makna jika berdiri sendiri, tetapi setelah bergabung dengan kata slindet menjadi perselindetan, morfem peran menjadi memiliki makna ‘perihal slindet’. Kata perselindetan dalam konteks kalimat (37) digunakan untuk menggantikan kata perpelacuran dalam konteks kalimat (37a). Kata perpelacuran merupakan kata turunan yang terbentuk karena proses afiksasi, yaitu konfiks {per-an} pada kata perpelacuran berfungsi untuk membentuk kata


Imas Juidah, dkk. 264 benda dari jenis kata lain yang bukan kata benda. Konfiks {per-an} tidak mempunyai makna jika berdiri sendiri, tetapi setelah bergabung dengan kata pelacur menjadi perpelacuran, morfem per-an menjadi memiliki makna ‘perihal pelacur’. Kata perselindetan dan perpelacuran keduanya samasama merupakan jenis kata benda. Kata perselindetan dan perpelacuran memiliki makna yang sama, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan pelacuran (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, kata perselindetan mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata perpelacuran. b) Frase Frase merupakan gabungan dua kata atau lebih dan hanya menduduki satu fungsi. Frase berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris. Frase endosentris merupakan frase yang memiliki kedudukan sejajar


265 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi dan pada fungsi tertentu dapat diganti oleh unsurnya. Unsur frase yang dapat menggantikan fungsi tertentu dalam frase tersebut disebut sebagai unsur pusat. Sementara itu, frase eksosentris merupakan frase yang tidak mempunyai distribusi sama dengan semua unsurnya. Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frase dikelompokkan menjadi frase preposisional, frase nominal, frase verbal, frase adjektival, frase numeralia, dan frase konjungsi. Selanjutnya, frase berdasarkan kedudukannya dikelompokkan menjadi dua yaitu frase setara dan frase bertingkat. Sedangkan, frase berdasarkan makna yang terkandungnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu frase biasa, frase ambigu, dan frase idiom. Dalam penelitian ini, bentuk kebahasaan eufemisme berupa frase yang ditemukan dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (38) Sebelum dipergoki sedang menggosokgosokan batang kemaluan pada lubang


Imas Juidah, dkk. 266 dipelepah pisang, Boled Boleng di bentakbentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong (Aib dan Nasib, 2020:23). (38a) Sebelum dipergoki sedang menggosokgosokan kontol pada lubang dipelepah pisang, Boled Boleng di bentak-bentak sebelum kemudian diusir dengan dilemparkan sebungkus nasi lengkoh dari tangan Inem si penjual seksi dari blok sigong. Frase batang kemaluan pada kalimat (38) digunakan untuk menggantikan kata kontol pada kalimat (38a). Frase batang kemaluamn pada kalimat (38) merupakan bentuk kebahasaan eufemisme berupa frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frase batang kemaluan termasuk frase endosentris atributif. Frase batang kemaluan terdiri dari kata batang yang merupakan unsur pusat dan kata kemaluan sebagai atribut yang menerangkan unsur pusat (batang). Berdasarkan


267 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frase batang kemaluan termasuk dalam frase nomina. Frase batang kemaluan memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata kontol. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa frase, yaitu sebagai berikut. (39) “Itu si Sota mulai hilang pikiran. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” (Aib dan Nasib, 2020:57). (39a) “Itu si Sota mulai gila. Masa Uripah diperlakukan seperti anak lelaki. Aku jadi kasihan.” Frase hilang pikiran pada kalimat (39) digunakan untuk menggantikan kata gila pada kalimat (39a). Frase hilang pikiran pada kalimat (39) merupakan bentuk kebahasaan eufemisme berupa frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frase hilang pikiran termasuk frase endosentris atributif. Frase hilang pikiran terdiri


Imas Juidah, dkk. 268 dari kata hilang yang merupakan unsur pusat dan kata pikiran sebagai atribut yang menerangkan unsur pusat (hilang). Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frase hilang pikiran termasuk dalam frase nominal. Frase hilang pikiran memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata gila. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa frase, yaitu sebagai berikut. (40) “Besok atau lusa kau akan jadi buah bibir orang-orang. Tunggu saja.” (Aib dan Nasib, 2020: 101). (40a) “Besok atau lusa kau akan jadi gunjingan orang-orang. Tunggu saja.” Frase buah bibir pada kalimat (40) digunakan untuk menggantikan kata gunjingan pada kalimat (40a). Frase buah bibir pada kalimat (40) merupakan bentuk kebahasaan eufemisme berupa frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frase buah bibir termasuk frase endosentris atributif. Frase buah bibir terdiri dari


269 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi kata buah yang merupakan unsur pusat dan kata bibir sebagai atribut yang menerangkan unsur pusat (buah). Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frase buah bibir termasuk dalam frase nominal. Frase buah bibir memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata gunjingan. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa frase, yaitu sebagai berikut. (41) Tidak ada cara lain untuk ikut mendengarkan pembicaraan antara Kaji Basuki dan Yuminah, selain dengan menguping dari jamban sembari berpurapura buang air besar (Aib dan Nasib, 2020:91). (41a) Tidak ada cara lain untuk ikut mendengarkan pembicaraan antara Kaji Basuki dan Yuminah, selain dengan menguping dari jamban sembari berpura-pura berak. Frase buang air besar pada kalimat (41) digunakan untuk menggantikan kata berak pada kalimat (41a).


Imas Juidah, dkk. 270 Frase buang air besar pada kalimat (41) merupakan bentuk kebahasaan eufemisme berupa frase. Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frase buang air besar termasuk frase endosentris atributif. Frase buang air besar terdiri dari kata buang air yang merupakan unsur pusat dan kata besar sebagai atribut yang menerangkan unsur pusat (baung air). Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frase buah bibir termasuk dalam frase verbal. Frase buang air besar memiliki nilai rasa yang lebih halus daripada kata berak. c) Klausa Klausa merupakan inti kalimat yang biasanya terdiri dari subjek (S) dan Predikat (P). Klausa bisa terdiri dari dua kata atau lebih, namun berbeda dengan frase karena frase tidak memili predikat. Dalam penelitian ini, bentuk kebahasaan eufemisme berupa klausa dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto adalah sebagai berikut.


271 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (42) Seharian itu ia tampak seperti oang yang kehilangan kewarasannya. (Aib dan Nasib, 2020:10). (42a) Seharian itu ia tampak seperti oang yang gila. Klausa kehilangan kewarasannya pada kalimat (42) digunakan untuk menggantikan kata gila pada kalimat (42a). Klausa kehilangan kewarasannya dan kata gila memiliki makna yang sama, yaitu gangguan jiwa; sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal) (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, klausa kehilangan kewarasannya mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata gila. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (43) Ia panas lagi, dan Yuminah dan Mang Sota pun bolak-balik puskesmas lagi. Sampai kemudian, Selamet tidak dapat selamat (Aib dan Nasib, 2020:83).


Imas Juidah, dkk. 272 (43a) Ia panas lagi, dan Yuminah dan Mang Sota pun bolak-balik puskesmas lagi. Sampai kemudian, Selamet mati. Klausa tidak dapat selamat pada kalimat (43) digunakan untuk menggantikan kata mati pada kalimat (43a). Klausa tidak dapat selamat dan kata mati memiliki makna yang sama, yaitu sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, klausa tidak dapat selamat mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata mati. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. (44) Ia tidak digubris lantaran kemampuan dengar perempuan itu telah merosot (Aib dan Nasib, 2020:73). (44a) Ia tidak digubris lantaran tuli. Klausa kemampuan dengar perempuan itu telah merosot pada kalimat (44) digunakan untuk menggantikan kata tuli pada kalimat (44a). Klausa


273 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi kemampuan dengar perempuan itu telah merosot dan kata tuli memiliki makna yang sama, yaitu tidak dapat mendengar (karena rusak pendengarannya); pekak; tunarungu (KBBI Daring). Jika dilihat dari nilai rasanya, klausa kemampuan dengar perempuan itu telah merosot mempunyai nilai rasa yang lebih halus daripada kata tuli. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai bentuk eufemisme berupa kata asal, yaitu sebagai berikut. 2. Referensi Eufemisme Bentuk-bentuk kebahasaan memiliki hubungan yang arbitrer dengan maknanya atau dengan referennya. Referensi eufemisme dalam novel Aib dan Nasib karya Keduang Darma Romansha sama antara bentuk penggganti dengan bentuk terganti. Hal tersebut menunjukkan bahwa referensi antara bentuk pengganti dengan bentuk terganti tidak terjadi perubahan, sehingga dapat dinyatakan bahwa bentuk pengganti dengan bentuk terganti tidak menimbulkan bentuk


Imas Juidah, dkk. 274 referensi yang baru. Eufemisme digunakan untuk menghindari pengaruh-pengaruh negatif dalam peristiwa komunikasi yang mengacu kepada referenreferen tertentu. Jenis referensi eufemisme yang digunakan dalam novel Aib dan Nasib yaitu 1) benda dan binatang, 2) bagian tubuh, 3) profesi, 4) penyakit, 5) aktivitas, 6) peristiwa, 7) sifat atau keadaan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh total eufemisme yang terdapat dalam novel Aib dan Nasib berjumlah 115 eufemisme. Referensi eufemisme yang paling banyak ditemukan dalam novel Aib dan Nasib berupa bagian tubuh sebanyak 33 eufemisme atau 28, 69%. Selanjutnya, referensi eufemisme berupa aktivitas sebanyak 27 eufemisme atau 23,47%, referensi eufemisme berupa benda dan binatang sebanyak 33 eufemisme atau 28,69% referensi eufemisme berupa sifat atau keadaan sebanyak 12 eufemisme atau 10,43%, referensi eufemisme berupa peristiwa sebanyak 6 eufemisme atau 5,21%, referensi eufemisme berupa profesi sebanyak 4 eufemisme atau 3,47%, referensi


275 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi eufemisme berupa penyakit tidak ditemukan dalam novel Aib dan Nasib atau 0,00%. Pembahasan dan penjabaran mengenai referensi eufemisme yang terdapat dalam novel Aib dan Nasib dijelaskan sebagai berikut. a) Benda dan Binatang Suatu benda yang tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya karena bermakna kotor, tidak senonoh, memalukan, melanggar etika, atau berbahaya. Begitu juga dengan benda-benda yang dikeluarkan oleh aktivitas organ tubuh manusia ada beberapa di antaranya memiliki referen menjijikan, sehingga perlu dicarikan bentuk penggantinya. Agar bendabenda tersebut memiliki nilai rasa sopan dan halus dalam penuturannya, maka penutur menggunakan bentuk eufemisme. Contoh referensi eufemisme yang berkaitan dengan benda dan binatang dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (45) Kabar itu disiarkan tiga kali memohon kesudian orang-orang tegalurung untuk bantu-bantu


Imas Juidah, dkk. 276 mengurus jenazah di rumah Nurumubin (Aib dan Nasib, 2020: 3). (45a) Kabar itu disiarkan tiga kali memohon kesudian orang-orang tegalurung untuk bantu-bantu mengurus mayat di rumah Nurumubin. Bentuk kebahasaan jenazah pada kalimat (45) dan mayat pada kalimat (45a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda. Kata jenazah dan mayat memiliki makna yang sama, yaitu badan atau tubuh orang yang sudah mati. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan jenazah dan mayat mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata jenazah mempunyai nilai rasa yang lebih sopan dan halus daripada kata mayat. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (46) “Kau habis kencing bukan melihat kedalam pagar makam itu, Aku tahu,“ Sangka Bagong Badrudin (Aib dan Nasib, 2020: 14).


277 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (46a) “Kau habis kencing bukan melihat kedalam pagar kuburan itu, Aku tahu,“ Sangka Bagong Badrudin. Bentuk kebahasaan makam pada kalimat (46) dan kata kuburan pada kalimat (46a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda. Kedua kata tersebut, memiliki makna yang sama, yaitu tanah tempat menguburkan jenazah. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan makam dan kuburan mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata makam mempunyai nilai rasa yang lebih baik dan tinggi derajatnya daripada kata kuburan. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (47) Selain mendengarkan berbagai omelan Nurumubin, Pang Randu, Godong Gunda, dan Marlina terpaksa tidak bisa beranjak meskipun urin terasa hendak mancur dari saluran kemih (Aib dan Nasib, 2020: 66). (47a) Selain mendengarkan berbagai omelan Nurumubin, Pang Randu,


Imas Juidah, dkk. 278 Godong Gunda, dan Marlina terpaksa tidak bisa beranjak meskipun air kencing terasa hendak mancur dari saluran kemih. Bentuk kebahasaan urin pada kalimat (47) dan frase air kecing pada kalimat (47a), keduanya samasama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada bend. Kata urin dan frase air kencing berarti air buangan dari kandung kencing (dalam tubuh) yang keluar melalui saluran kencing; air seni; air kemih. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan urin dan air kencing mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata urin mempunyai nilai rasa yang lebih baik dan tinggi derajatnya daripada frase air kencing. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (48) “Bagaimana bisa berbeda? Tolong jelaskan kepadaku lebih utama mana; hibah sebagian tanah untuk orang lain atau tetangga sebelah rumah?’ (Aib dan Nasib, 2020: 67).


279 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (48a) “Bagaimana bisa berbeda? Tolong jelaskan kepadaku lebih utama mana; pemberian sebagian tanah untuk orang lain atau tetangga sebelah rumah?’ Bentuk kebahasaan hibah pada kalimat (48) dan kata pemberian pada kalimat (48a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu sesuatu yang diberikan. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan hibah dan pemberian mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata hibah mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata pemberian. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (49) Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan dan tinja mereka dangkal, Mnag Sota lebih bisa diandalkan (Aib dan Nasib, 2020: 68). (49a) Ketika sambungan listrik mereka terputus dan ketika aliran comberan


Imas Juidah, dkk. 280 dan tahi mereka dangkal, Mnag Sota lebih bisa diandalkan. Bentuk kebahasaan tinja pada kalimat (49) dan kata tahi pada kalimat (49a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari alat pencernaan ke luar tubuh melalui dubur, mengandung zat-zat makanan yang tidak dapat dicernakan dan zat-zat yang tidak berasal dari makanan, misalnya jaringan yang aus, mikroba yang mati; feses; kotoran. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan tinja dan tahi mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata tinja mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata tahi. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (50) Pada suatu hari, Eni berkata, “Mas, pa Sumarta ada kenalan seorang agen TKI. Jika kau mengijinkanku aku bersedia bekerja keluar negeri.” (Aib dan Nasib, 2020: 145).


281 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi (50a) Pada suatu hari, Eni berkata, “Mas, pa Sumarta ada kenalan seorang agen pembantu. Jika kau mengijinkanku aku bersedia bekerja keluar negeri.” Bentuk kebahasaan TKI pada kalimat (50) dan kata pembantu pada kalimat (50a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu orang upahan, pekerjaannya (membantu) mengurus pekerjaan rumah tangga (memasak, mencuci, menyapu, dan sebagainya). Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan TKI dan pembantu mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata TKI mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata pembantu. Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (51) Tidak ada cara lain untuk dapat ikut mendengarkan pembicaraan haji Dasuki dan Yu Minah, selain dengan menguping dari jamban sembari berpura-pura buang air besar (Aib dan Nasib, 2020: 174).


Imas Juidah, dkk. 282 (51a) Tidak ada cara lain untuk dapat ikut mendengarkan pembicaraan haji Dasuki dan Yu Minah, selain dengan menguping dari kakus sembari berpura-pura buang air besar. Bentuk kebahasaan jamban pada kalimat (51) dan kata kakus pada kalimat (51a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu tempat buang air. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan jamban dan kakus mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata jamban mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata kakus Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (52) Dan sembarangan membuka celana, menungging, membuang hajat, sembari sambil memakan buah ciplukan satu-persatu (Aib dan Nasib, 2020: 197). (52a) Dan sembarangan membuka celana, menungging, membuang berak, sembari sambil memakan buah ciplukan satu-persatu.


283 Pengantar Apresiasi Prosa Fiksi Bentuk kebahasaan hajat pada kalimat (52) dan kata berak pada kalimat (52a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu kotoran manusia atau binatang. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan hajat dan berak mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata hajat mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata berak Selain data di atas, terdapat juga data lain mengenai referensi eufemisme berupa banda dan binatang, yaitu sebagai berikut. (53) Boled Boleng merasakan hangat di selangkangan lantaran tidak dapat menahan pipis dan tidak saja ketakutan, tetapi rasa panik menggantung di sana (Aib dan Nasib, 2020: 1252). (53a) Boled Boleng merasakan hangat di selangkangan lantaran tidak dapat menahan air kencing dan tidak saja ketakutan, tetapi rasa panik menggantung di sana.


Imas Juidah, dkk. 284 Bentuk kebahasaan pipis pada kalimat (53) dan kata air kencing pada kalimat (53a), keduanya sama-sama merupakan referensi eufemisme yang mengacu pada benda yaitu air buangan dari kandung kencing (dalam tubuh) yang keluar melalui saluran kencing; air seni; air kemih. Jika dilihat dari nilai rasanya, kedua bentuk kebahasaan pipis dan air kencing mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata pipis mempunyai nilai rasa yang lebih baik daripada kata air kencing. b) Bagian Tubuh Bagian tubuh tertentu yang fungsinya menyangkut aktivitas seksual sering dianggap tabu bila diucapkan secara terus terang sehingga biasanya dicarikan pengganti lain atau ungkapan lain yang lebih halus. Contoh referensi eufemisme yang mengacu pada bagian tubuh dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto yaitu sebagai berikut. (54) Empat sisi bidang tanah itu telah dipatok dengan bambu oleh kaji Basuki, tetapi kemudian diganti dengan empat botol limun oleh Marlina; keempat botol itu ditanam


Click to View FlipBook Version