MATERI MATEMATIKA SMA
Penulis : Hersuss dan Tim Sibejoo
Video Creator : Hersuss dan Tim Sibejoo
Video Editor : Gobres, Yuda dan Tim Sibejoo
Hak Cipta
Copyright 2013 pada Yayasan Peduli Berbagi (Sibejoo)
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang keras mengutip, menjiplak, mengcopy sebagian atau seluruh isi file ini kepada
pihak lain tanpa seizin Penulis.
Dialarang memberikan password kepada pihak lain. Karya dilindungi oleh undang-undang.
Saran Pemakaian
File ini akan maksimal untuk dilaptop ataupun di smartphone bila dibuka menggunakan
software “Foxit Reader”. Software tersebut sudah disertakan pada SSF atau bisa di
download secara gratis di internet.
Cara Pemakaian
Untuk melihat video pembahasan silahkan klik pada Judul yang terdapat garis bawah
berwarna orange. Di klik kemudian akan memutar video yang sesuai.
Kritik dan Saran
Bila ada kritik, saran serta koreksi isi file ini silahkan bisa di kirimkan ke
[email protected]
Sumber :
Diambil dari berbagai sumber
DAFTAR ISI SSF MATEMATIKA SMA
1. EKSPONEN (Pangkat dan Akar) (10)
a. Pangkat Bulat Positif
b. Pangkat Negatif dan Nol
c. Pangkat Rasional
d. Bilangangan Rasional, Irrasional, Bentuk akar
e. Merasionalkan Bentuk Akar
f. Persamaan Eksponen (Peminatan)
g. Grafik Fungsi Eksponen (Peminantan)
h. Fungsi Pertumbuhan (Peminatan)
i. Fungsi Peluruhan (Peminatan)
2. LOGARITMA (21)
a. Definisi/Pengertian
b. Sifat-sifat Logaritma
c. Variasi Contoh
d. Persamaan Logaritma (Peminatan)
e. Grafik Fungs Logaritma (Peminatan)
3. PERSAMAAN KUADRAT (26)
a. Definisi / Pengertian
b. Penyelesaian Persaan Kuadrat
c. Jenis-jenis Akar
d. Variasi Contoh Jenis Akar
e. Operasi Akar-akar Persamaan Kuadrat
f. Sifat-sifat Akar Persamaan Kuadran
g. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru
4. PERSAMAAN LINIER DAN KUADRAT (PEMINATAN) (36)
a. Persamaan Liner
b. Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel
c. Sistem Persamaan Liner dan Kuadrat
d. Sistem Persamaan Kuadrat
5. FUNGSI KUADRAT (44)
a. Definisi / Pengertian
b. Cara Menggambar Grafik
c. Sifat-sifat Fungsi Kuadrat
d. Menentukan Persamaan Fungsi Kuadrat
6. PERTIDAKSAMAAN (51)
a. Sifat-sifat Pertidaksamaan
b. Cara Menggambar Pertidaksamaan Pada Garis Bilangan
c. Pertidaksamaan Linier
d. Pertidaksamaan Kuadarat (Peminatan)
e. Pertidaksamaan Panggkat Tinggi (Peminatan)
f. Pertidaksamaan Pecahan (Peminatan)
g. Pertidaksamaan Bentuk Akar (Peminatan)
h. Pertidaksamaan Bentuk Mutlak (Peminatan)
i. Pertidaksamaan Logaritma (Peminatan)
7. TRIGONOMETRI (60)
a. Perbandingan Trigometri
b. Tabel Sudut Istimewa
c. Pengertian Kuadran
d. Penggunaan Sudut Berlasi
e. Sudut Negatif
f. Satuan Ukuran Sudut
g. Koordinat Kutub (Polar) dan Kartesius
h. Persamaan Trigonometri (Peminatan)
i. Rumus Identitas Trigonometri (Peminatan)
j. Aturan Sinus
k. Aturan Cosinus
l. Luas Segitiga dengan Trigonometri
m. Grafik Fungsi Sinus
n. Grafik Fungsi Cosinus
o. Grafik Fungsi Tangen
p. Rumus Jumlah dan Selisih Sudut
q. Sudut Rangkap
r. Rumus Perkalian Sinus dan Cosinus
s. Penjumlahan dan Penguranan Sinus Cosinus
8. LOGIKA MATEMATIKA (PEMINTAN) (89)
a. Pengertian Kalimat
b. Negasi, Ingkaran dan Lawan
c. Pernyataan Berkuantor
d. Pernyataan Majemuk
e. Operasi
f. Ekuivalensi
g. Ingkaran, Negasi Kalimat Majemuk
h. Konvers, Invers, Kontraposisi
i. Penarikan Kesimpulan
9. DIMENSI TIGA (BANGUN RUANG) (103)
a. Kubus
b. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang
c. Proyeksi
d. Jarak Titik, Garis, Bidang Dalam D3
e. Sudut-sudut dalam D3
f. Irisan Bangun Ruang
g. Latihan Soal (UN dan SBMPTN)
10. STATISTIKA (112)
a. Data Tunggal
b. Data Tunggal Berfrekuensi
c. Data Dalam Bentuk Interval (Rata-rata)
d. Modus Dalam Data Interval
e. Median Dalam Data Interval
f. Quratil Dalam Data Interval
g. Rata-rata Gabungan
11. PELUANG (123)
a. Pengisian Tempat
b. Permutasi
c. Kombinasi
d. Penggunaan Kombinasi dalam Binomium Newton(Peminatan)
e. Peluang Sebuah Kejadian
f. Komplemen Peluang
g. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
h. Kejadian Majemuk
12. LINGKARAN (134)
a. Definisi / Pengertian
b. Persamaan Lingkaran
c. Rumus-rumus Penting dalam Lingkaran
d. Kedudukan Titik Terhadap Garis
e. Kedudukan Garis Terhadap Lingkaran
f. Persamaan Garis Singgung Dengan Titik Singgung
g. Persamaan Garis Singgung Dengan Gradien
h. Persamaan Garis Singgung Titik Diluar
i. Latihan Soal (UN dan SBMPTN)
13. POLINOM/SUKU BANYAK (PEMINATAN) (144)
a. Pengertian Polinom/Suku Banyak
b. Mencari Nilai Polinom/Suku Banyak
c. Pembagian Metode Menurun
d. Pembagian Metode Horner
e. Pembagian Metode Horner Kino
f. Teorema Sisa
g. Variasi Soal Teorema Sisa
h. Teorema Faktor dan Akar
i. Operasi Akar
14. FUNGSI KOMPOSISI (153)
a. Pengertian Fungsi
b. Jenis-jenis Fungsi
c. Sifat-sifat Fungsi
d. Opersi Aljabar Fungsi
e. Mencari Gabungan Fungsi
f. Mencari Fungsi Sebelah Kanan
g. Mencari Fungsi Sebelah Kiri
h. Fungsi Invers
i. Opersi Invers
15. LIMIT (162)
a. Pengertian Limit
b. Teorema Limit
c. Limit Aljabar
d. Limit Bentuk Tak Hingga Pecahan
e. Limit Bentuk Tak Hingga Pengurangan
f. Teorema LHopital
g. Limit Trigonometri (Pemintan)
h. Kekontinuan Limit
i. Limit Fungsi Khusus (Bentuk e)
16. TURUNAN (171)
a. Pengertian Turunan
b. Rumus Dasar Turunan Aljabar
c. Turunan Berantai (Turunan Komposisi)
d. Perkalian dan Pembagian Turunan
e. Turunan Trigonometri (Peminatan)
f. Aplikasi Turunan (Gungsi Naik,Turun,Stasioner, Kecepatan) (Peminatan)
17. INTEGRAL (181)
a. Pengertian Integral
b. Inegral Bentuk Ln
c. Hubungan Integral dan Turunan
d. Integral Subtitusi
e. Integral Trigonometri Dasar
f. Integral Trigono Rumus Trigono
g. Integral Subtitusi Trigono 1
h. Integral Parsial Trigono
i. Integral Subtitusi Trigono 2
j. Integral Eksponen
k. Integral Parsial (Peminatan)
l. Integral Tentu (Peminatan)
m. Integral Luas 1 (Peminatan)
n. Integral Luas 2 (Peminatan)
o. Integral Luas 3 (Peminatan)
p. Integral Volume (Peminatan)
18. PROGRAM LINIER (196)
a. Pengertian Pertidaksamaan Linier
b. Dasar-dasar Yang Perlu Dikuasai
c. Menentukan Daerah Penyelesaian/Arsiran
d. Daerah Kuadaran
e. Sistem Pertidaksamaan Linier
f. Nilai Optimum dengan Titik Pojok
g. Nilai Optimum dengan Garis Selidik
h. Pemodelan Matematika
19. MATRIKS (203)
a. Notasi dan Istilah Matrik
b. Operasi Matrik 1
c. Operasi Matrik 2
d. Determinan Invers
e. Penyelesaian Persamaan Matrik
f. Penyelesaian Permaan Linier dengan Matrik (Peminatan)
20. BARISAN DAN DERET (214)
a. Notasi Sigma
b. Unsur-unsur Barisan Aritmatika
c. Suku Sisipan pada Barisan Aritmatika
d. Suku Tengah Barisan Aritmatika
e. Unsur-unusr Barisan/Deret Geometri
f. Suku Sisipan pada Barisan/Deret Geometri
g. Suku Tengah Barisan/Deret Aritmatika
h. Deret Gemotri Tak Hingga
i. Induksi Matematika
21. VEKTOR (PEMINATAN) (224)
a. Pengertian Vektor
b. Vektor dalam 2D dan 3D
c. Operasi Vektor
d. Titik-titik Koliner/Segaris
e. Titik/Vektor Pembagi
f. Perkaian Skalar Vektor
g. Proyeksi Vektor
22. TRANSFOMRASI (PEMINATAN) (233)
a. Pengertian Transformasi
b. Translasi
c. Dilatasi
d. Refleksi
e. Rotasi
f. Transformasi dengan Matriks
g. Komposisi Transformasi
h. Latihan Soal (UN dan SBMPTN)
23. IRISAN KERUCUT (PEMINATAN) (243)
a. Pengertian Irisan Kerucut
b. Parabola – Pengertian Parabola
c. Parabola – Puncak (0,0)
d. Parabola – Puncak (h,k)
e. Parabola – Tali Busur (Latus Rectum)
f. Parabola – Persaman Garis Singgung dengan Titik Singgung
g. Parabola – Persamaan Garis Singgung dengan Gradien
h. Elips – Pengertian Elips
i. Elips – Pusat (0,0)
j. Elips – Pusat (h,k)
k. Elips – Tali Busur (Latus Rectum)
l. Elips – Focal Redi
m. Elips – Sifat Direktris (Eksentrisitas)
n. Elips - Persaman Garis Singgung dengan Titik Singgung
o. Elips – Persamaan Garisn Singgung dengan Gradien
p. Hiperbola – Pengertian Hiperbola
q. Hiperbola – Pusat (0,0)
r. Hiperbola – Pusat (h,k)
s. Hiperbola – Asimtot
t. Hiperbola – Panjang Sumbu Minor/Mayor
u. Hiperbola – Sifat Direktri (Eksetrisitas)
v. Hiperbola – Persamaan Garis Singgung Dengan Titik Singgung
w. Hiperbola – Persamaan Garis Singgung Dengan Gradien
24. IRISAN DUA LINGKARAN (PEMINATAN) (263)
a. Koordinat Kartesius dan Polar
b. Jarak Dengan Koordinat Polar
c. Jenis Irisan Kerucut
d. Panjang Tali Busur
25. GEOMETRI BIDANG DATAR (PEMINATAN) (266)
a. Titik, Garis, Sudut dan Bidang
b. Garis dan Bidang
c. Jenis Segitiga
d. Dalil Titik Tengah
e. Dalil Intercep
f. Dalil Menelaus
g. Dalil De Ceva
h. Dalil Garis Sumbu
i. Dalil Garis Tinggi
j. Dalil Stewart
k. Dalil Garis Berat
l. Dalil Garis Bagi
26. BUNGA MAJEMUK, ANGSURAN DAN ANUITAS (PEMINATAN) (270)
a. Bunga Tunggal dan Majemuk
b. Pengertian Bunga Majemuk
c. Pengertian Anuitas
d. Anuitas Angsuran Ke n
e. Mencari Besar Anuitas
27. SAMPLE DAN FUNGSI DISTRIBUSI (PEMINATAN) (273)
a. Sample dan Populasi
b. Variable Acak
c. Distribusi Variabel Acak Diskrit
d. Distribusi Varial Acak Kontinue
e. Distribusi Probabilitas Bersama Marginal
f. Distribusi Probabilitas Bersama Bersyarat
g. Rata-rata dan Ragam Variabel Acak
h. Distribusi Binomial
i. Rata-rata dan Ragam Binomial
Bentuk Pangkat dan Akar
Pangkat Bulat Positif
Definisi
Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka :
an a a a ... a Dibaca “ a pangkat n ”
sebanyak n
a: bilangan pokok
n: bilangan pangkat (eksponen)
Contoh:
1. 73 = 7 x 7 x 7
2. 2 4 2 2 2 2
3 3 3 3 3
Sifat-Sifat Eksponen Contoh:
123 125 12 12 (351) 129
1. am an amn 37 375 32 9
2. a m a mn 35
an 75 2 710
3. (am )n amn
4. a m am ,b 0 3 4 34 81
b bn 2 24 16
5. (a b)m am bm 2 35 25 35 322437.776
Pangkat Bulat Negatif dan Nol
Jika a bilangan real dan a ≠ 0, m bilangan bulat positif, maka:
am 1 atau 1 a m sehingga berlaku juga a m 1 m b m .
am a m b a
a
b
Jika a bilangan real dan a ≠ 0 maka a 0 1.
Contoh:
1. 23 1 1
23 8
2. 1 34 81
34
3. 2 4 5 4 54 625
5 2 24 16
4. 230 1
5. 2 0 1
3
Pangkat Rasional
Jika a bilangan real, m dan n bilangan asli dengan n 2 , maka:
1
1. a n n a
m
2. a n n a m
3. m 1
a n n am
Contoh:
1
1. 83 3 8 3 23 2
2
2. 5 5 5 52 5 25
1
3. 812 2 81 92 9
4. 1 1 1 1 1
1 16 42 4
16 2
162
Bilangan Rasional, Irrasional, dan Bentuk Akar
Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan a dengan a,b bilangan bulat
b
dan b ≠ 0.
Contoh:
1. 4 4
1
2. 0,13 13
100
3. 0, 2323232323232323 23
99
4. 9 3
5. 3 125 5
Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan a dengan a,b bilangan
b
bulat dan b ≠ 0.
Contoh:
1. 1, 7320508
2. 2, 17, 5
3. 3 7, 5 8
Bentuk Akar
Bentuk akar adalah akar suatu bilangan real positif yang hasilnya bukan bilangan rasional, melainkan
bilangan irrasional.
Contoh : 3, 5, 8
Bentuk akar dapat disederhanakan menggunakan sifat perkalian akar:
n ab n a n b
Berikut ini operasi aljabar pada bentuk akar:
Untuk p, q bilangan real dan a, b bilangan rasional non-negatif, berlaku:
1. a b a b
2. p a q b pq ab
3. a a ,b 0
bb
4. p a q a (p q) a
5. p a q a (p q) a
Contoh:
1. 5 3 5 3 15
2. 2 3 4 5 8 15
3. 3 3
55
4. 2 7 6 7 (2 6) 7 8 7
5. 2 7 8 7 (2 8) 7 6 7
Berikut operasi aljabar untuk bentuk akar khusus :
1. (a b) 2 ab a b
2. (a b) 2 ab a b , dengan a b
Contoh:
1. 12 2 35 (7 5) 2 7 5 7 5
2. 7 2 12 (4 3) 2 4 3 4 3 2 3
3. 5 24 5 4 6 5 2 6 (3 2) 2 3 2 3 2
4. 8 4 3 8 2 2 3 8 2 4 3 8 2 12 (6 2) 2 6 2 6 2
Merasionalkan Bentuk Akar
Merasionalkan bentuk akar adalah menjadikan penyebut pada pecahan bentuk akar sehingga berubah
menjadi bilangan rasional. Caranya kalikan penyebut dengan bentuk sekawannya. Untuk a, b bilangan
rasional non-negatif, maka:
1. a sekawannya adalah a .
2. a b sekawannya adalah a b .
3. a b sekawannya adalah a b .
Perkalian bentuk akar dengan sekawannya menghasilkan bilangan rasional. Perhatikan perkalian berikut.
1. a a b a b
b bb b
2. c c a b c(a b)
a b a b a b a2 b
3. c c a b c(a b)
a b a b a b a2 b
4. c c a b c( a b)
a b a b a b ab
5. c c a b c( a b)
a b a b a b ab
Contoh:
1. 2 2 3 2 3
3 33 3
2. 5 5 2 3 5(2 3) 5(2 3) 10 5 3
2 3 2 3 2 3
43
3. 3 3 4 5 3(4 5) 3(4 5) 12 4 5
4 5 4 5 4 5 16 5 11 11
4. 5 5 6 3 5( 6 3) 5( 6 3)
6 3 6 3 6 3 63 3
5. 4 4 5 2 4( 5 2) 4( 5 2)
5 2 5 2 5 2 52 3
Persamaan Eksponen
Untuk a bilangan real dan a 0 , berlaku:
1. a f (x) a p maka f (x) p
Syarat : a 0, a 1
2. a f (x) a g(x) maka f (x) g(x)
Syarat : a 0, a 1
3. a f (x) b f (x) maka f (x) 0
Syarat : a 0, a 1, b 0, b 1, a b
4. {h(x)} f (x) {h(x)}g(x) , maka berlaku :
a. f (x) g(x)
b. h(x) 1 karena 1f (x) 1g(x)
c. h(x) 0 , syarat f (x) 0, g(x) 0
d. h(x) 1, syarat f (x), g(x) keduanya genap atau f (x), g(x) keduanya ganjil
5. { f (x)}h(x) {g(x)}h(x) , maka berlaku :
a. f (x) g(x)
b. h(x) 0 , syarat f (x) 0, g(x) 0
Contoh:
1. Diketahui 42x1 8 , maka nilai x adalah ....
Pembahasan:
42x1 8 2x + 2 = 3
4x = 3 – 2
22 2x1 23 4x = 1
24x2 23 x=¼
2. Nilai x yang memenuhi persamaan 55x3 125 x3 adalah ....
Pembahasan: 5x 3 3x 9
5x 3x 9 3
55x3 125 x3 2x 12
55x3 (53 ) x3 x6
55x3 53x9
3. 3 x2 5x6 5 x2 5x6
Carilah nilai x yang memenuhi persamaan tersebut!
Pembahasan:
3 x2 5x6 5 x2 5x6
x2 5x 6 0
(x 2)(x 3) 0
x 2 dan x 3
4. Nilai-nilai x yang mungkin dari persamaan (x 2)2x (x 2)4xx2 adalah ....
Pembahasan:
(x 2) 2x (x 2) 4xx2
(x 2) kita anggap sebagai h(x)
2x kita anggap sebagai f(x)
4x – x2 kita anggap sebagai g(x)
Maka berlaku :
a. f (x) g(x)
2x 4x x2
2x 4x x2 0
x2 2x 0
x(x 2) 0
x 0 atau x 2
b. h(x) 1
x2 1
x3
c. h(x) 0 , syarat f (x) 0, g(x) 0
x20
x2
Masukkan x 2 ke f (x) & g(x)
f (x) 2x
f (2) 2(2) 6 , f (x) 0 (memenuhi)
g(x) 4x x2
g(3) 4(2) 22 8 4 4 , g(x) 0 (memenuhi)
Karena untuk x 2 memenuhi syarat f (x) 0, g(x) 0 maka x 2 termasuk penyelesaian.
d. h(x) 1, syarat f (x) & g(x) keduanya genap atau f (x) & g(x) keduanya ganjil.
h(x) 1
x 2 1
x 1
Masukkan x 1 ke f (x) & g(x)
f (x) 2x
f (2) 2(1) 2 (genap)
g(x) 4x x2
g(2) 4(1) 12 4 1 3 (ganjil)
Ternyata, untuk x = 1 f(x) dan g(x) menghasilkan nilai genap dan ganjil, sehingga x = 1 bukan
termasuk penyelesaian.
Jadi, semua nilai x yang memenuhi persamaan atau himpunan penyelesaiannya (HP) adalah {0, 2,
3}.
5. Diberikan persamaan (2x 4) x23x2 (x 1) x23x2 maka nilai-nilai x memenuhi syarat adalah....
Pembahasan:
(2x 4) kita anggap sebagai f(x)
(x 1) kita anggap sebagai g(x)
x 2 3x 2 kita anggap sebagai h(x)
Maka berlaku:
a. f (x) g(x)
2x 4 x 1
2x x 1 4
x 5
b. h(x) 0 , syarat f (x) 0, g(x) 0
x2 3x 2 0
(x 2)(x 1) 0
x 2 atau x 1
Masukkan x 2 dan x 1 ke f(x) dan g(x) harus memenuhi syarat f (x) 0, g(x) 0 .
Kita masukkan x 2 ke f(x) dan g(x):
f (x) 2x 4
f (2) 2(2) 4 8 , f (x) 0 (memenuhi syarat)
g(x) x 1
g(2) 2 1 1, g(x) 0 (memenuhi syarat)
Karena untuk x 2 memenuhi syarat f (x) 0, g(x) 0 , x 2 adalah penyelesaian.
Kita masukkan x 1 ke f(x) dan g(x):
f (x) 2x 4
f (1) 2(1) 4 6 , f (x) 0 (memenuhi syarat)
g(x) x 1
g(1) 1 1 1, g(x) = 0 (tidak memenuhi syarat)
Karena untuk x 1 tidak memenuhi syarat g(x) 0 , x 1 bukan penyelesaian.
Maka, nilai-nilai x sebagai himpunan penyelesaian adalah { –5, 2 }.
Grafik Fungsi Eksponen
Fungsi eksponen adalah fungsi yang memetakan nilai x ke axdengan bentuk umum :
f (x) a x dengan syarat a 0, x 1dan x bilangan real.
Ada dua jenis bentuk grafik, yaitu untuk a 1 dan untuk 0 a 1.
Grafik eksponen untuk a > 1
Misalkan, kita punya persamaan f (x) 2x , kemudian kita tempatkan titik-titiknya dengan bantuan tabel
sebagai berikut :
x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
y f (x) 1 1 1 1 1 2 4 8 16
2x 16 8 4 2
Y
16
Nilai x semakin kecil (semakin negatif) 8 Nilai x semakin besar (semakin positif)
maka nilai y setengah kali lipat maka nilai y dua kali lipat semakin
semakin kecil besar.
4 12 34 X
2
1
-4 -3 -2 -1
Grafik eksponen untuk 0< a < 1
Misalkan, kita punya persamaan f (x) 1 x , kemudian tempatkan titik-titiknya dengan bantuan tabel
2
sebagai berikut:
x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
y f (x)
1 x 16 8 4 2 1 1 1 11
2 4 8 16
2
Y
16
Nilai x semakin kecil (semakin negatif)
maka nilai y dua kali lipat semakin
besar.
8 Nilai x semakin besar (semakin positif)
maka nilai y setengah kali lipat
semakin kecil
4
2 X
1
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Dari penggambaran dua grafik tersebut, kita dapat membuat grafik y = ax sebagai berikut:
Y
untuk 0 < a < 1 untuk a > 1
X
Fungsi Pertumbuhan
y bax
y jumlah akhir b mula-mula
y (1 r) r pertumbuhan x waktu
Fungsi Peluruhan
y bax
y jumlah akhir b mula-mula
y (1 r) r peluruhan x waktu
LOGARITMA
Definisi
Logaritma adalah kebalikan dari perpangkatan atau eksponen. Berikut contohnya:
ditulis dalam logaritma
Syarat logaritma: Istilah logaritma:
a > 0, a ≠ 1, dan b > 0 a disebut bilangan pokok
b disebut numerus
Catatan : m adalah hasil logaritma
1. a log 1 = 0
Berapa pun bilangan pokoknya, jika numerus logaritmanya 1 maka hasilnya 0.
2. a log 1 = 0
Jika bilangan pokok dan numerus sama, maka hasil logaritmanya 1.
3. Dalam logaritma, jika bilangan pokoknya 10 biasanya tidak perlu dituliskan, misalnya 10log 5 cukup
ditulis dengan log 5.
Sifat-Sifat Logaritma
1. a log (b.c) = a log b + a log c
2. a log b = a log b a log c
c
3. a log bm m a log b
4. an log b 1 a log b
n
5. an log bm m a log b
n
6. a log b x log b
x log a
7. a log b 1 maka berlaku a logb x sehi ngga b log a 1
b log a x
8. a log b b log c a log c
9. (a) a logb b maka berlaku (a m ) an logb m
bn
Contoh:
1. Nilai dari 2 log 48 5 log 75 2 log 3 5 log 3 adalah ....
Pembahasan :
2 log 48 5 log 75 2 log 3 5 log 3
2 log 48 5 log 75 2 log 3 5 log 3
2 log 48 5 log 75
33
2 log16 5 log 25
2 log 24 5 log 52
42
6
2 log 48 5 log 75 2 log 3 5 log 36
2. Jika diketahui 5 log7 t , maka nilai 125 log49 adalah ....
Pembahasan :
125 log 49
53 log 72
2 5log 7 Ingat, Bro! an log bm m a log b
3 Sifat 5 n
2t
3
125 log 49 2 t
3
3. Diketahui 5 log2 p dan 2 log7 r , maka nilai 14 log20 dalam bentuk p dan r adalah ....
Pembahasan : Ingat ini, Bro (Sifat 6)! maka
14 log 20 2 log 20
2 log14
2 log 5.4
2 log 7.2
2 log 4 2 log 5
2 log 2 2 log 7
2 1 Pembilang dan penyebut dikalikan (dengan p) agar tidak
pp
muncul 1 .
1r p p
2p 1
p rp
14 log 20 2 p 1
p rp
4. Jika p 1, q 1, dan r 1, maka q log p. r log q2. p log r adalah ....
Pembahasan:
q log p. r log q2. p log r
11
q log p 2 . r log q 2. p log r 2
1 q log p. 2 r log q. 1 p log r Jangan lupain ini, Bro (Sifat 7)!
22
a logb. blogc a logc
1 . 2. 1 . q log p. p log r. r log q.
22
1 q log q 1 .1 1
2 22
5. Bentuk sederhana dari (8)16 log5 ....
Pembahasan :
(8)16 log5 (23 ) 24 log5 5 3 4 53 (a m ) an logb m a 2, b 5
4 m 3, n 4
bn
Persamaan Logaritma Catatan:
1. a log f (x) a log p , maka f (x) p . Untuk seluruh persamaan logaritma, berlaku
2. a log f (x) a log g(x) , maka f (x) g(x) . syarat bilangan pokok dan numerus.
3. a log f (x) b log f (x) , maka f (x) 1.
4. h(x) log f (x) h(x) log g(x) , maka f (x) g(x) . Numerus harus > 0
Contoh: Bilangan pokok harus > 0 dan ≠ 1
1. Himpunan penyelesaian dari 2 log(x 2) 2 log x 3 adalah ....
Pembahasan: Catatan:
2 log (x 2) 2 log x 3
3 kita ubah menjadi 2 log 8
2 log (x 2)x 2 log8
karena 2 log 8 2 log 23 3
Jadi,
(x 2)x 8
x2 2x 8 0
(x 4)(x 2) 0 adalah HP sementara = {- 4, 2}
x 4 atau x 2
Untuk pengecekan syarat bilangan pokok dan numerus, kita masukkan – 4 dan 2 ke soal :
Untuk x 4 : 2 log (2) 2 log (4) 3, x = – 4 tidak memenuhi syarat numerus.
Untuk x 2 : 2 log (4) 2 log (2) 3 , x = 2 memenuhi syarat numerus.
Maka, HP = {2}.
2. Nilai x yang memenuhi 3 log (x2 x) 3 log (x 8) adalah ....
Pembahasan:
3 log (x2 x) = 3 log (x 8)
Jadi,
x2 x x 8
x2 x x 8 0
x2 2x 8 0
(x 4)(x 2) 0
x 4 atau x 2 HP sementara = {- 2, 4 }
Nilai 4 dan – 2 kita masukkan ke soal, harus memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus.
3 log (x2 x) 3 log (x 8)
Untuk x 4 : 3 log (12) 3 log(12) memenuhi syarat, karena bilangan pokok dan numerusnya positif.
Untuk x 2 : 3 log (6) 3 log (6) memenuhi syarat, karena bilangan pokok dan numerusnya positif.
Maka, HP = {–2, 4}.
3. Himpunan penyelesaian dari 3 log (x2 2x 14) 7 log (x2 2x 14) adalah ....
Pembahasan:
3 log (x2 2x 14) 7 log (x2 2x 14)
Jadi,
x2 2x 14 1
x2 2x 15 0
(x 5)(x 3) 0
x 5 atau x 3
Khusus persamaan logaritma pada soal ini, tidak perlu dicek syarat numerusnya karena pasti akan
menghasilkan 1. Maka, HP = {–3, 5}.
4. Carilah himpunan penyelesaian dari x2 log (x2 4x 3) = x2 log (2x 5) .
Pembahasan:
x2 log (x2 4x 3) = x2 log (2x 5)
Jadi,
x2 4x 3 2x 5
x2 4x 3 2x 5 0
x2 6x 8 0
(x 2)(x 4) 0 HP sementara = {2, 4}
x 2 atau x 4
Nilai 2 dan 4 kita masukkan ke soal untuk pengecekan bilangan pokok dan numerus .
Untuk x 2 : 0 log (1) 0 log (1) tidak memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus.
Untuk x 4 : 2 log (3) 2 log (3) memenuhi syarat bilangan pokok dan numerus.
Maka, HP= {4}.
Grafik Fungsi Logaritma
Grafik fungsi logaritma adalah kebalikan dari fungsi eksponen. Berikut ini ilustrasinya:
y
4 (2,4)
3 (4,2)
2 (1,2) 4
(0,1) 1 (2,1)
(1,0) 3 x
12
Secara umum grafik logaritma adalah sebagai berikut:
Grafik untuk bilangan pokok a > 1
y
, untuk
x
1
Grafik untuk bilangan pokok 0 < a < 1
y
, untuk
x
1
Persamaan Kuadrat
Definisi
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan dengan bentuk umum berikut ini.
ax2 + bx + c = 0 dengan syarat a, b bilangan real dan a 0
Penyelesaian Persamaan Kuadrat
Yang disebut penyelesaian persamaan kuadrat adalah mencari nilai-nilai yang membuat persamaan kuadrat
itu menjadi nol sehingga dapat ditentukan akar-akarnya. Nilai-nilai pembuat nol inilah merupakan akar-akar
persamaan kuadrat tersebut.
Contoh :
2 dan 3 adalah akar-akar dari persamaan x2 5x 6 0 . Kenapa? Karena:
2 dimasukkan ke x2 5x 6 akan menghasilkan 0 22 5.2 6 4 10 6 0
3 dimasukkan ke x2 5x 6 akan menghasilkan 0 32 5.3 6 9 15 6 0
Akar-akar persamaan kuadrat dapat dilambangkan dengan x1 dan x2 walau pun dapat juga dilambangkan
dengan yang lain, misalnya dan .
Penyelesaian persamaan kuadrat ada 3 macam:
Memfaktorkan
ax2 bx c 0 dapat diuraikan menjadi (x x1)(x x2 ) 0 .
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian dari x2 7x 6 0 adalah ....
Pembahasan:
x2 7x 6 0
(x 1)(x 6) 0
x1 1 atau x 2 6
Maka, HP-nya adalah {1,6}.
2. Akar-akar dari 2x2 7x 15 0 adalah ....
Pembahasan:
2x2 7x 15 0
(2x 3)(x 5) 0
x 3 atau x 5
2
Maka, HP-nya adalah 3 ,5 .
2
Melengkapkan Kuadrat Sempurna
Bentuk ax2 + bx + c = 0 diubah menjadi bentuk x b 2 b 2 c .
2a 2a a
Contoh:
Penyelesaian persamaan x2 6x 8 0 adalah ....
Pembahasan:
Dari x2 6x 8 0 maka diketahui a = 1, b = – 6, dan c = 8 sehingga berlaku:
x 6 2 6 2 8
2.(1) 2.(1) 1
x 32 32 8
x 32 9 8
(x 3)2 1 ditentukan nilai akarnya
(x 3) 1
x 3 1
x1 3 1 4 atau x2 3 1 2
Rumus ABC
Bentuk ax2 bx c 0 diuraikan menjadi x1,2 b b2 4ac
.
2a
Contoh:
Himpunan penyelesaian dari 2x2 7x 5 0 adalah ....
Pembahasan:
2x2 7x 5 0 maka diketahui a 2,b 7, c 5 maka:
x1,2 (7) (7)2 4(2)(5)
2(2)
x1,2 7 49 40
4
x1,2 7 9 73
4 4
x1 7 3 10 5 atau x2 7 3 4 1
4 4 2 4 4
x1 5 atau x2 1
2
Maka, HP = 5 , 1 .
2
Jenis-Jenis Akar
Ternyata tidak semua persamaan kuadrat memiliki dua akar. Ada persamaan kuadrat yang hanya punya
satu akar atau bahkan akar-akarnya tidak nyata/tidak real/irrasional/imaginer.
Untuk menentukan jenis akar dari persamaan kuadarat ditentukan dengan nilai diskriminan (D).
D b2 4ac
Jenis- jenis akar tersebut adalah:
a. D > 0 (memiliki dua akar real berlainan) Penggabungan sifat a dan b maka:
b. D = 0 (memiliki dua akar real sama/kembar) D ≥ 0 (mempunyai akar real)
c. D < 0 (akar-akarnya tidak real)
D > 0 (terdapat dua akar real berlainan)
Diberikan persamaan kuadrat x2 7x 10 0 ; a = 1, b = – 7, c = 10. Mari, kita cek nilai diskriminan (D)
persamaan kuadratnya.
D b2 4ac
D (7)2 4.1.10 49 40 9
D9
Ternyata nilai D = 9. Artinya, D > 0 sehingga persamaan kuadrat tersebut memiliki dua akar berlainan.
Sekarang, mari kita cari akar-akar tersebut.
x2 7x 10 0
(x 2)(x 5) 0
x1 2 atau x2 5
Benar, persamaan kuadrat tersebut memiliki dua akar real berlainan, yaitu 2 dan 5.
D = 0 (terdapat dua akar real sama/kembar)
Diberikan suatu persamaan kuadrat x2 6x 9 0 ; a = 1, b = – 6, dan c = 9. Mari, kita cek nilai D-nya:
D b2 4ac
D (6)2 4. 1 . 9 36 36 0
D0
Ternyata D = 0 sehingga persamaan tersebut memiliki akar sama/kembar. Mari, kita tentukan akar
tersebut:
x2 6x 9 0
(x 3)(x 3) 0
x1 3 atau x2 3
Benar, persamaan kuadratnya memiliki akar-akar yang sama, yaitu 3.
D < 0 (terdapat akar-akar tidak real)
Persamaan kuadrat x2 5x 7 0 ; a = 1, b = 5, dan c = 7. Mari, kita cek nilai D-nya:
D b2 4ac
D 52 4. 1 .7 25 28 3
D 3
Ternyata nilai D = – 3. Artinya, D < 0 sehingga akar-akar persamaan kuadrat tersebut tidak real/imaginer.
Apa sih yang disebut tidak real itu? Yuk, kita cari akar-akar persamaan kuadratnya. Kita gunakan rumus
ABC:
x2 5x 7 0; c
x1,2 b b2 4ac
2a
x1,2 5 52 4.1.7
2.1
x1,2 5 25 28 Catatan :
2
3 inilah yang menyebabkan akar-akar persamaan
x1,2 5 3
2 kuadrat tidak real karena syarat bilangan dalam tanda
akar haruslah positif.
x1 5 3 atau x1 5 3
2 2
Contoh:
1. Jika persamaan x2 mx 4 0 memiliki akar-akar real dan berlainan, maka nilai m yang
memenuhinya adalah ….
Pembahasan:
x2 mx 4 0 ; a = 1, b = – m, dan c = 4.
Syarat suatu persamaan kuadrat memiliki dua akar real berlainan adalah D > 0, maka:
D0
b2 4ac 0
(m)2 4.1.4 0
m2 16 0 +++ --- +++
-4 4
(m 4)(m 4) 0
m1 4 atau m2 4
4m4
2. Persamaan kuadrat 3x2 4x 2 p 0 punya akar kembar, maka nilai p adalah ....
Pembahasan:
3x2 4x 2 p 0 ; a = 3, b = 4, dan c = – 2p.
Syarat mempunyai akar kembar D = 0, maka :
D0
b2 4ac 0
42 4.3. 2 p 0
16 24 p 0
24 p 16
p 16 2
24 3
Operasi Akar-Akar Kuadrat
Operasi Akar-Akar Kuadrat
Dengan menggunakan rumus ABC, persamaan kuadrat ax2 bx c 0 memiliki akar-akar :
x1 b b2 4ac dan x2 b b2 4ac
2a 2a
sehingga penjumlahan keduanya diperoleh:
x1 x2 b b2 4ac b b2 4ac
2a 2a
x1 x2 2b
2a
x1 x2 b
a
Dengan cara yang sama, didapat: Inget, Bro!
x1. x2 c
a
x1 x2 D
a
Rumus-rumus lainnya adalah:
1. x12 x22 (x1 x2 )2 2x1x2
2. x13 x23 (x1 x2 )3 3x1x2 (x1 x2 )
3. 1 1 x1 x2
x1 x2 x1x2
4. x12 x2 x1x22 x1x2 (x1 x2 )
Contoh:
1. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari x2 4x 3 0 maka nilai x13 x23 adalah ....
Pembahasan :
x2 4x 3 0 ; a = 1, b = 4, dan c = – 3.
x1 x2 b x1. x2 c
a a
x1 x2 4 x1. x2 3
1 1
x1 x2 4 x1. x2 3
x13 x23 (x1 x2 )3 3x1x2 (x1 x2 )
(4)3 3. 3. 4 64 36 100
2. Akar-akar persamaan kuadrat x2 8x m 0 , adalah dan . Jika 3 maka nilai m adalah ....
Pembahasan:
x2 8x m 0 dengan 3
b . c
a a
3 8 6. 2 m
1 1
4 8 2 m 12
3
3(2) 6
Sifat Akar-Akar Persamaan Kuadrat
a. Memiliki dua akar positif, syaratnya:
1. D 0
2. x1 x2 0
3. x1. x2 0
b. Memiliki dua akar negatif, syaratnya:
1. D 0
2. x1 x2 0
3. x1. x2 0
c. Memiliki dua akar berlainan tanda, syaratnya:
1. D 0
2. x1. x2 0
d. Memiliki dua akar berlawanan, maka berlaku:
1. D 0
2. x1 x2 0
Contoh akar berlawanan: jika x1 3 , maka x2 3 .
e. Memiliki dua akar berkebalikan, maka berlaku:
1. D 0
2. x1. x2 1
Contoh akar berkebalikan: jika x1 5, maka x2 1.
5
Contoh:
1. Persamaan 2x2 4x m 0 punya dua akar real berlainan dan positif. Maka, nilai a adalah ....
Pembahasan :
2x2 4x m 0 ; nilai a 2, b 4, c m
Syarat persamaan kuadrat tersebut punya dua akar positif adalah:
1. D 0 Ruas kiri dan kanan pertidaksamaan dibagi -8. Kedua ruas
b2 4ac 0 pertidaksamaan jika dibagi atau dikali dengan bilangan negatif
(4)2 4.2.m 0 tandanya berubah dari > atau menjadi < atau ; dan < atau
berubah menjadi > atau .
16 8m 0
8m 16
m2 2
2. x1 x2 0
b 0 Tidak perlu digambar, karena tidak memiliki variabel dan sudah
a merupakan pernyataan yang benar.
4 0
2
20
3. x1. x2 0 Kedua ruas pertidaksamaan dikali 2.
c 0 0
a
m 0
2
m0
Gabungan syarat 1, 2, dan 3 adalah :
02
Maka, nilai m yang memenuhi adalah 0 m 2 .
2. Suatu persamaan kuadrat 3x2 (m 4)x 5 0 dengan akar-akarnya yang berlawanan, maka nilai m
yang memenuhi adalah ....
Pembahasan:
3x2 (m 4)x 5 0 ; a 3,b m 4,c 5
Syarat persamaan kuadrat yang punya dua akar berlawanan:
x1 x2 0
b 0
a
(m 4) 0
3
m40
m4
m 4
Menyusun Persamaan Kuadrat Baru
Dari persamaan kuadrat dengan akar-akarnya x1 dan x2 , dapat disusun persamaan kuadrat baru dengan
cara berikut ini:
(x x1)(x x2 ) 0
x2 (x1 x2 )x x1x2 0 atau bisa ditulis: x 2 – (jumlah akar) x + (hasil kali akar) = 0
Contoh:
1. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 3 dan – 4 adalah ....
Pembahasan:
x1 3 dan x1 4 , maka:
Cara I : Cara II :
(x x1)(x x2 ) 0 x2 (x1 x2 )x x1x2 0
(x 3)(x (4)) 0 x2 (3 (4))x 3(4) 0
(x 3)(x 4) 0 x2 (1)x 12 0
x2 x 12 0 x2 x 12 0
2. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar x2 2x 5 0 maka persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya
x1 3 dan x2 3 adalah ....
Pembahasan:
Cara Biasa (Cabi) :
x2 2x 5 0 maka a 1,b 2,c 5 Cara Cerdas (Cadas) :
x1 x2 b 2 2 Akar-akar barunya x1 3 dan x2 3 kita
a 1 misalkan y x 3 sehingga x y 3
x1. x2 c 5 5 PK lama : x2 2x 5 0
a 1
PK Baru : ( y 3)2 2( y 3) 5 0
Penjumlahan akar baru: y2 6y 92y 65 0
(x1 3) (x2 3) x1 x2 6 y2 8y 10 0 atau
26 x2 8x 10 0
8
Perkalian akar baru :
(x1 3).(x2 3) x1x2 3x1 3x2 9
x1x2 3(x1 x2 ) 9
5 3(2) 9
5 6 9
10
Maka, persamaan kuadrat baru:
x2 (jumlah akar)x (hasil kali akar) 0
x2 8x 10 0
x2 8x 10 0
Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat
Persamaan Linier
Persamaan linier satu variabel
Bentuk umumnya:
ax + b = c dengan syarat a 0 dan a, b, c bilangan Real (R)
Persamaan linier dua variabel
Bentuk umumnya:
ax + by = c dengan syarat a 0 , b 0 , dan a, b, c bilangan Real (R)
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Dalam suatu SPLDV ada dua persamaan linier seperti berikut:
aa12xx b1 y c1
b2 y c2
dengan syarat a1, a2 , b2 , b1, c1, c2 bilangan Real (R).
Penyelesaian SPLDV diperoleh menggunakan beberapa metode berikut:
Metode grafik
Metode ini dilakukan dengan menggambar kedua garis pada SPLDV, kemudian tentukan titik potongnya.
Maka, titik potong itulah himpunan penyelesaiannya.
Langkah-langkahnya adalah:
1. Tentukan titik-titik potong kedua garis dengan sumbu-X (y = 0) dan sumbu-Y (x = 0).
2. Gambar kedua garis tersebut melalui kedua titik potong masing-masing dengan sumbu-X (y = 0) dan
sumbu-Y (x = 0).
3. Jika kedua garis berpotongan di satu titik, maka titik potong itulah himpunan penyelesaian SPLDV.
4. Jika kedua garis sejajar, maka SPLDV tidak punya himpunan penyelesaian.
5. Jika kedua garis berimpit, maka SPLDV memiliki himpunan penyelesaian yang tak berhingga
banyaknya.
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian dari dua persamaan linier 2x 3y 24 dan x y 3 adalah ....
Pembahasan:
Untuk menggambar kedua garisnya, kita cari titik potong garis dengan sumbu-X dan sumbu-Y, yaitu
memotong sumbu-X saat y = 0 dan memotong sumbu-Y saat x = 0.
x y (x, y)
0 8 (0, 8)
2x 3y 24
12 0 (12, 0)
0 3 (0, 3)
x y 3
–3 0 (–3, 0)
Gambar kedua garisnya adalah:
y x–y=–3
Titik potong (3, 6)
8
x
2x+3y=24
12
6
3
-3 2 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3, 6}.
Metode subtitusi
Metode ini dilakukan dengan cara mengubah variabel x ke bentuk y atau sebaliknya dari sebuah
persamaan, kemudian disubstitusikan ke persamaan lainnya dalam SPLDV tersebut.
Contoh:
1. Carilah himpunan penyelesaian dari 2x 3y 7 dan 3x y 17 .
Pembahasan :
2x 3y 7 (1)
3x y 17 (2)
Dari kedua persamaan tersebut, persaman (2) lebih sederhana sehingga kita ubah:
3x y 17 y 3x 17
Kemudian, kita subtitusikan y 3x 17 ke persamaan (1):
2x 3y 7
2x 3(3x 17) 7
2x 9x 51 7
11x 7 51
11x 44
x4
Kemudian, kita subtitusikan x 4 ke persamaan (2):
y 3x 17
y 3(4) 17
y 12 17
y5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 4, 5 }.
Metode eliminasi
Metode eliminasi adalah menghilangkan salah satu variabel x atau y. Untuk mencari nilai x kita hilangkan
variabel ydan sebaliknya, untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut.
Contoh :
1. Diketahui dua persamaan 3x 2 y 1 dan 2x 5y 31 pada suatu SPLDV, maka himpunan
penyelesaiannya adalah ....
Pembahasan:
3x 2 y 1 x 2 6x 4 y 2
2x 5y 31 x 3 6x 15y 93 –
19 y 95
y5
3x 2 y 1 x 5 15x 10 y 5
2x 5y 31 x 2 4x 10 y 62 +
19x 57
x3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 3, 5}.
Metode campuran (eliminasi-subtitusi)
Metode ini merupakan gabungan metode eliminasi dan subtitusi. Untuk mencari nilai variabel pertama, kita
gunakan eliminasi. Kemudian, untuk mencari nilai variabel kedua, kita gunakan subtitusi.
Contoh:
1. 3x 4 y 15 adalah x0 dan y0 , maka x0 y0 ....
Jika hasil dari
2x 3y 7
Pembahasan:
3x 4 y 15 x 2 6x 8y 30
2x 3y 7 x 3 6x 9 y 21 –
17 y 51
y3
2x 3y 7
2x 3(3) 7
2x 9 7
2x 7 9 2
x 1
Jadi, x0 1 dan y0 3 , maka x0 y0 1 3 2 .
Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV)
Variabel SPLTV biasanya dalam bentuk x, y, dan z sehingga SPLTV dapat dituliskan dalam bentuk sebagai
berikut :
aa12xx b1 y c1z d1 2
b2 y c2 z d
a3x b3 y c3z d3
dengan syarat a1, a2 , a3,b1,b2 ,b3,c1,c2 ,c3 R .
Penyelesaian SPLTV bisa diperoleh seperti pada penyelesaian SPLDV. Cara paling mudah adalah
penggabungan eliminasi dan subtitusi.
Contoh:
1. Diberikan persamaan sebagai berikut:
3x 5y z 10
x 3y 4z 7
4x 2 y 5z 7
maka himpunan penyelesaiannya adalah ....
Pembahasan:
3x 5y z 10 (1)
x 3y 4z 7 (2)
4x 2 y 5z 7 (3)
Lakukan eliminasi terhadap persamaan (1) dan (2) untuk menghilangkan x:
3x 5y z 10 x 1 3x 5y z 10
x 3y 4z 7 x 3 3x 9 y 12z 21
(4)
14 y 13z 11
Lakukan eliminasi terhadap persamaan (2) dan (3) menghilangkan x:
x 3y 4z 7 x 4 4x 12 y 16z 28
4x 2 y 5z 7 x 1 4x 2 y 5z 7
14 y 21z 35 (5)
Lakukan eliminasi terhadap persamaan (4) dan (5) menghilangkan y :
14 y 13z 11 14 y 13z 11 (4) x 3y 4z 7 (2)
14 y 13(3) 11 x 3(2) 4(3) 7
14 y 21z 35
8z 24 14y 39 11 x 6 12 7
14y 39 11 x 7 6 12
x 1
z 3 14y 28
y2
Maka, HP-nya adalah {1, 2, 3}.
Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat (SPLK)
Secara umum bentuk SPLK adalah sebagai berikut:
y ax b
y px2 qx r
dengan syarat a, b, p, q, r R .
Dari SPLK tersebut, kita dapat menyatakan bahwa persamaan pertama adalah persamaan linier satu
variabel sehingga kurvanya berupa garis, sedangkan persamaan kedua adalah persamaan kuadrat
sehingga kurvanya berupa parabola.
Langkah penyelesaian SPLK adalah:
1. Subtitusikan y ax b ke y px 2 qx r sehingga terbentuklah persamaan kuadrat baru.
2. Dari persamaan kuadrat baru tersebut, kita cari akar-akarnya, misalkan x1 dan x2 .
3. Kemudian, x1 dan x2 kita subtitusikan ke y ax b sehingga didapat y1 dan y2 dan himpunan
penyelesaiannya adalah {( x1, y1), (x2 , y2 )}.
Himpunan penyelesaian SPLK bergantung pada nilai D (diskriminan) setelah dua persamaan dalam SPLK
tersebut disubtitusikan (digabungkan). Ada tiga kemungkinan nilai D, yaitu:
1. D > 0 , artinya garis dan parabola tersebut berpotongan di dua titik. Maka, himpunan penyelesaian
memiliki dua anggota atau dua titik.
2. D = 0 , artinya garis dan parabola bersinggungan di satu titik. Maka, himpunan penyelesaian hanya
memiliki satu anggota atau satu titik.
3. D < 0 , artinya garis dan parabola tidak berpotongan/bersinggungan. Maka, himpunan penyelesaian
tidak memiliki anggota atau dikatakan SPLK tidak memiliki penyelesaian.
Contoh:
1. Dari sistem persamaan y 2x 2 1
y x2 2x
himpunan penyelesaiaanya adalah ....
Pembahasan :
y 2x 2 (1)
y x2 2x 1 (2)
Kita subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (2):
2x 2 x2 2x 1
2x 2 x2 2x 1 0
x2 4x 3 0
x2 4x 3 0
(x 1)(x 3) 0
x1 1, x2 3
Kita subtitusikan x1 1 dan x2 3 ke persamaan (1), yaitu y 2x 2 :
x1 1 y1 2(1) 2 0
x2 3 y2 2(3) 2 4
Maka, himpunan penyelesaiannya adalah {(1,0),(3,4)}.
Sistem Persamaan Kuadrat (SPK)
Sistem persamaan kuadrat (SPK) secara umum ditulis sebagai berikut.
y ax2 bx 2 c
y px 2 qx r
dengan syarat a,b, c, p, q, r R .
Langkah penyelesaian SPK adalah:
1. Subtitusikan persamaan kuadrat satu ke persamaan kuadrat yang lain.
2. Cari akar-akar dari hasil penggabungan persamaan kuadrat tersebut, misalkan x1 dan x2 .
3. Kemudian, x1 dan x2 disubstitusikan ke salah satu persamaan kuadrat sehingga didapat y1 dan y2 ,
dan himpunan penyelesaiannya adalah {( x1, y2 ),(x2 , y2 )} .
Sifat-sifat penyelesaian SPK setelah dua persamaannya disubstitusikan atau digabungkan adalah:
1. D > 0, artinya kedua parabola berpotongan di dua titik. Maka, SPK tersebut memiliki dua anggota
himpunan penyelesaian.
2. D = 0, artinya kedua parabola bersinggungan di satu titik. Maka, SPK tersebut memiliki satu anggota
himpunan penyelesaian.
3. D < 0, artinya kedua parabola tidak berpotongan/bersinggungan. Maka, SPK tersebut tidak punya
anggota himpunan penyelesaian atau dikatakan tidak memiliki himpunan penyelesaian.
Contoh:
1. Diberikan persamaan y 2x2 2x 3
y x2 3x 1
maka himpunan penyelesaiannya adalah ....
Pembahasan:
y 2x2 2x 3 (1)
y x2 3x 1 (2)
Kita gabungkan kedua persamaan kuadrat dengan cara substitusi persamaan (1) ke persamaan (2):
2x2 2x 3 x2 3x 1
2x2 2x 3 x2 3x 1 0
x2 x 2 0
(x 1)(x 2) 0
x1 1, x2 2
Kemudian, kita subtitusikan x1 1 dan x2 2 ke persamaan (2), yaitu y x2 3x 1 :
x1 1 y1 (1)2 3(1) 1 1 3 1 3
x2 2 y2 (2)2 3(2) 1 4 6 1 9
Maka, himpunan penyelesaiannya adalah {(-1, -3), (2, 9)}.
Fungsi Kuadrat
Definisi
Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat tertinggi Catatan:
variabelnya adalah dua. Bentuk umumnya:
Persamaan kuadrat membicarakan akar-
BeyntukfU(mx)umnayxa2: bx c dengan a, b, c R dan a 0 akar.
Fungsi kuadrat membicarakan grafik.
Sketsa Grafik
y Titik puncak
Titik potong Sumbu simetri
sumbu-Y
x
Titik potong sumbu-X
Cara Menggambar Sketsa Grafik
Langkah menggambar sketsa grafik adalah:
1. Menentukan titik potong dengan sumbu-X
2. Menentukan titik potong dengan sumbu-Y
3. Menentukan sumbu simetri
4. Menentukan titik puncak
5. Menambahkan titik-titik lain
Contoh:
Buatlah sketsa grafik dari fungsi kuadrat y x2 2x 3 .
Pembahasan:
1. Menentukan titik potong dengan sumbu-X
y x2 2x 3 Grafik memotong sumbu-X saat y = 0
0 (x 1)(x 3)
x 1atau x 3
Titik potong dengan sumbu-X adalah (–1,0) dan (3,0).
2. Menentukan titik potong dengan sumbu-Y
y x2 2x 3 Grafik memotong sumbu-Y saat x = 0
y 02 2(0) 3 3
Titik potong dengan sumbu-Y adalah (0, –3).
3. Menentukan sumbu simetri
Rumus sumbu simetri adalah:
xs b
2a
y x2 2x 3 sehingga a 1, b 2, c 3 .
xs b
2a
xs 2 1
2.1
Sumbu simetrinya adalah x 1.
4. Menentukan titik puncak
Titik puncak (x p , y p ) ; dengan:
xp b dan yp D
2a 4a
y x2 2x 3 maka a 1, b 2, c 3
xp b yp D b2 4ac
2a 4a 4a
xp 2 yp (2)2 4(1)(3) 4 12 16
2(1) 4(1) 4 4
xp 2 y p 4
2
xp 1
Maka, titik puncaknya adalah (1, –4).
5. Menambahkan titik-titik lain
Langkah ini sebenarnya hanya untuk memperhalus grafik. Misalkan, ambil empat titik sembarang lain:
Untuk fungsi y x2 2x 3x kita masukkan nilai x: –2, 0 , 2, dan 4
x –2 0 2 4
y 5 –3 –3 5
Koordinat (–2, 5) (0, –3) (2, –3) (4,5)
Maka gambar grafiknya adalah : y
(-2,5) (4,5)
(-1,0) (1,0) (3,0) x
(0,-3) (2,-3)
(1,-4)
Sifat- Sifat Fungsi Kuadrat
Dari fungsi kuadrat y ax2 bx c , kita akan melihat sifat-sifat a,b,c dan D fungsi tersebut.
Sifat-sifat nilai a
a. a 0 , kurva terbuka ke atas (senyum)
b. a 0 , kurva terbuka ke bawah (cemberut)
a>0
a<0
Sifat-sifat nilai b Cadas (Cara Cerdas) :
a.b > 0 puncak di kiri sumbu-Y
a. Untuk a > 0 a.b < 0 puncak di kanan sumbu-Y
Puncak di kiri sumbu-Y maka b > 0. a.b = 0 puncak tepat di sumbu-Y
Puncak di kanan sumbu-Y maka b < 0.
Puncak tepat di sumbu-Y maka b = 0.
b. Untuk a < 0
Puncak di kanan sumbu -Y maka b > 0.
Puncak di kiri sumbu-Y maka b < 0.
Puncak tepat di sumbu-Y maka b = 0.
Untuk a > 0 Untuk a < 0
sumbu-Y
sumbu-Y
b>0 b>0
b=0 b=0
b<0 b<0
Sifat-sifat nilai c
Untuk mengetahui nilai c, periksa titik potong grafik dengan sumbu-Y:
a. c > 0, jika titik potong kurva dengan sumbu-Y di atas sumbu-X (y positif).
b. c < 0, jika titik potong kurva dengan sumbu-Y di bawah sumbu-X (y negatif).
c. c = 0, jika titik potong kurva dengan sumbu-Y tepat di titik pusat (0,0).
y
yy
c>0
xx
x
c<0 c=0
Sifat-sifat nilai D
a. D > 0, grafik memotong sumbu-X di dua titik.
b. D = 0, grafik menyinggung sumbu-X di satu titik.
c. D < 0, grafik tidak memotong ataupun menyinggung sumbu-X.
a>0 a>0 a>0 Bentuk a > 0 dan D < 0 membuat nilai y selalu
D>0 D=0 D<0 positif (definit positif).
sb-X
a<0 sb-X Bentuk a < 0 dan D < 0 membuat nilai y selalu
D>0 negatif (definit negatif).
a<0 a<0
D=0 D<0
Contoh:
1. Fungsi kuadrat y ax2 bx c dengan gambar sebagai berikut.
Y
X
Tentukanlah tanda-tanda nilai a, b, c dan D-nya!
Pembahasan:
Y
X
Tanda a , karena kurva membuka ke bawah (cemberut) maka a < 0.
Tanda b, puncak di kiri sumbu-X maka a.b > 0 (positif). Karena a< 0(negatif), agar perkalian
a.b menghasilkan nilai positif maka b < 0 (negatif).
Tanda c, karena grafik memotong sumbu-Y di bagian atas (sumbu-Y positif) maka c > 0.
Tanda D, karena grafik memotong sumbu-X di dua titik maka D > 0.
Jadi, hasilnya a < 0, b < 0 , c > 0, dan D > 0.
Menentukan Persamaan Fungsi Kuadrat
Diketahui dua titik potong dengan sumbu-X dan satu titik lain
y a (x x1)(x x2 )
Contoh:
1. Diketahui suatu fungsi kuadrat memotong sumbu-X di (2, 0) dan (3, 0) serta melalui titik (1, 2) maka
persamaan itu adalah ….
Pembahasan:
y a (x x1)(x x2 ) melalui (2, 0) dan (3, 0) sehingga x1 2 dan x2 3 . Maka:
y a (x 2)(x 3) dan fungsi tersebut melalui (1, 2). Kita subtitusikan x=1 dan y = 2, maka:
2 a (1 2)(2 3) y a (x 2)(x 3)
2 a (1)(2) y 1(x2 5x 6)
2 2a y x2 5x 6
a 1
Diketahui sebuah titik singgung dengan sumbu-X dan satu titik lain
y a(x x1)2
Contoh:
Suatu fungsi kuadrat menyinggung sumbu-X di titik (3, 0) dan melalui titik lain (2, 2), maka persamaan
fungsi tersebut adalah ....
Pembahasan:
y a(x x1)2 menyinggung sumbu-X di (3, 0) sehingga x1 3. Maka:
y a(x 3)2 , karena grafik melalui (2, 2) jadi x = 2 dan y = 2. Kita substitusikan:
2 a (2 3)2 y a(x 3)2
2 a (1)2 y 2(x2 6x 9)
a2 y 2x2 12x 18
Diketahui titik puncak dan satu titik lain
y a(x x p )2 y p
dengan puncak (x p , y p ) .
Contoh: y
1. Perhatikan grafik fungsi berikut! (1,4)
Persamaan grafiknya adalah .... 3
Pembahasan:
x
Puncak (1, 4): x p 1 dan y p 4
Fungsi melalui (0, 3) sehingga x = 0 dan y =3. Kita substitusikan:
y a(x xp )2 yp
3 a (0 1)2 4
3 a (0 1)2 4
3a4
a 1
y 1(x 1)2 4 1(x2 2x 1) 4
y x2 2x 3 ’
Diketahui tiga titik sembarang
y ax2 bx c
Contoh:
Persamaan suatu fungsi kuadrat melalui titik A(2, 11) , B(1, 4), dan C(–2, 7) adalah ....
Pembahasan: Melalui A (2,11) 11 a (2)2 b (2) c
11 4a 2b c (1)
y ax2 bx c
4 a (1)2 b(1) c (2)
Melalui B (1, 4)
4abc
Melalui C (–2, 7) 7 a (2)2 b (2) c
7 4a 2b c (3)
Eliminasi (1) dan (2): Eliminasi (1) dan (3):
4a 2b c 11
abc 4 –
3a b 7
–
(4)
Substitusikan b = 1 ke persamaan (4):
3a 1 7
3a 6
a2
Kemudian, substitusikan a = 2 dan b = 1 ke persamaan (1):
abc4 (1)
21c 4
c 1
Karena a = 2, b = 1, dan c = 1, persamaan kuadratnya adalah:
y 2x2 x 1