Contoh: Y
D(3,7)
Nilai optimum dari gambar di samping
dengan fungsi objektif f (x, y) 2x 3y
adalah ....
Pembahasan:
Garis selidik : y0x3 E(0,3)
2x 3y 6 x0 y 2
C(5,3)
Titik awal dan terakhir yang terkena garis 2
selidik adalah titik A dan D, maka di titik
itulah terjadi nilai optimum. X
f (x, y) 2x 3y
A(0,0) 3 B(4,0)
garis selidik:
2x + 3y = k
Untuk titik A(0,0): f (0,0) 2(0) 3(0) 0 0 0 (minimum)
Untuk titik D(3,7): f (3,7) 2(3) 3(7) 6 21 27 (maksimum)
Pemodelan Matematika
Pemodelan matematika adalah penerjemahan dari kendala-kendala dalam sebuah kejadian ke dalam
bentuk sistem pertidaksamaan linier. Setelah mendapat model matematikanya maka bisa dicari nilai-nilai
optimumnya sebagai solusi kejadian tersebut.
Contoh:
Mas Bejoo akan mengangkut 20 sapi dan 12 domba dengan dengan kendaraan truk dan pick-up. Setiap
truk mampu mengangkut 4 sapi dan 2 domba, sedangkan pick-up mampu mengangkut 2 sapi dan 3
domba sekali angkut. Biaya angkut truk Rp.1.000.000,00 dan biaya angkut pickup Rp.450.000,00. Carilah:
a. Model matematikanya
b. Biaya minimum untuk mengankut ternak
c. Jumlah truk dan pickup agar biaya angkutnya minimum
Pembahasan: Catatan:
a. Mencari model matematika Jika ditanyakan nilai maksimum maka tanda
Misalkan, jumlah truk = x dan jumlah pick-up = y. sistem pertidaksamaannya “ ”.
Truk Pick-up Total Jika ditanyakan nilai minimum maka tanda
4 (x) 2 (y) 20
2 (x) 3 (y) 12 sistem pertidaksamaannya “ “.
1.000.000 (x) 450.000 (x)
Sapi
Domba
Biaya
Y
10 B(0,10)
Maka, model matematikanya adalah: 4
4x 2y 20 2x y 10
2x 3y 12 C A(6,0) X
x0 5 6
y0
f (x, y) 1.000.000x 450.000y
b. Mencari biaya minimum
2x y 10 x 0 y 10 Cari titik potong C:
y0x5 2x 3y 12
2x y 10
daerah yang tidak terdapat titik (0,0) 2y 2 y 1
2x 3y 12 x0 y 4 x 4 1
y0x6 2
Maka, titik C (4 1 ,1) .
2
daerah yang tidak terdapat titik (0,0)
f (x, y) 1.000.000x 450.000y
f (6,0) 6.000.000 0 6.000.000
f (0,10) 0 4.500.000 4.500.000
f (4 1 ,1) 4.500.00 450.000 4.950.000
2
Jadi, biaya minimumnya adalah Rp.4.500.000,00
c. Jumlah kendaraan yang dipakai agar biaya minimum dipenuhi:
Nilai minimum dicapai dititik B(0,10) artinya hanya dipakai kendaraan pick-up saja sebanyak 10,
sedangkan truk tidak dipakai sama sekali.
Matriks
Notasi dan Istilah Dalam Matriks
Matriks adalah penulisan sekumpulan ilangan dalam bentuk baris dan kolom. Biasanya dilambangkan
dalam huruf kapital.
a11 a12 .... a1n baris ke-1
baris ke-2
A a21 a22 .... a2n
.... ....
.... ....
am1 am2 .... amn
kolom ke-2
kolom ke-1
a11 : artinya elemen baris ke-1 dan kolom ke-1
a12 : artinya elemen baris ke-1 dan kolom ke-2
a22 : artinya elemen baris ke-2 dan kolom ke-2
amn : artinya elemen baris ke-m dan kolom ke-n
Ordo (Ukuran Matriks)
Ordo adalah ukuran matriks yang ditentukan oleh banyak baris dan banyak kolom. Jika banyak baris m dan
banyak kolom n maka ordo matriks tersebut adalah m n atau biasa ditulis Amn .
Berikut adalah contoh-contohnya :
A23 1 3 4 B13 3 10 4
2 7 3
1 baris dan 3 kolom
2 baris dan 3 kolom
(disebut jg matriks baris)
2 4 0 4
A33 1 3
9 C31 3
7 8 3 1
3 baris dan 3 kolom 3 baris dan 1 kolom
(disebut juga matriks persegi) (disebut juga matriks kolom)
Transpos Matriks
At adalah transpos matriks A, artinya baris matriks A menjadi kolom matriks At dan kolom matriks A
menjadi baris matriks At . Berikut adalah contoh-contohnya :
3 10 3 5 2 5 2 4 7 2 Catatan
5 10 8 5 3 4 Bt 3 :
A 8 At ; K 4 3 Kt 8 ; B 2 3
8 4 Amn Antm
7
Operasi Matriks
Matriks Sama
Dua matriks dikatakan sama jika ordo kedua matriks sama dan nilai setiap elemenya juga sama.
Contoh:
Jika A 1 4 dan B a 2b 4 matriks yang sama, maka nilai ab adalah ....
2a 8
b 7 7
Pembahasan:
AB
1 4 a 2b 4
2a b 8
7 7
a 2b 1 2 2a 4b 2
2a b 8 1 2a b 8
5b 10 b 2
a 2b 1 a 3
Maka, nilai a + b = 5.
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua matriks bisa dijumlahkan atau dikurangkan jika kedua matriks tersebut mempunyai ordo yang sama.
Cara menjumlahkan/mengurangkan matriks adalah dengan menjumlahkan/mengurangkan elemen-elemen
yang seletak.
Contoh:
Diketahui matriks-matriks berikut:
2 0 x 2 4 2
M 3 9 N 2 y 2 P 7 7
8 1 z 5 1 6
Jika berlaku M N P maka nilai x y z ....
Pembahasan: x24x2 x yz2570
M NP 2y 37
2 0 x 2 4 2
3 9 2 y 2 7 7 2y 10 y 5
8 1 z 5 1 6 z 8 1 z 7
x 2 2 4 2
2 y 3 7 7 7
z 8 6 1 6
Perkalian Matriks dengan Konstanta
a b ka kb dengan k adalah konstanta.
k c d kc
kd
Contoh:
3 x 1 2
2 12 63 4 maka nilai x dan y adalah ....
y 1
Pembahasan:
3 x 1 2
2 12 63 4
y 1
6 2x 6 12
2y 2 24 18 24
2x 12 x 6
2y 2 18
2y 20 y 10
Maka, nilai x = 6 dan y =10.
Perkalian Dua Matriks
Dua matriks bisa dikalikan jika jumlah kolom pada matriks pertama dengan jumlah baris pada matriks
kedua, berikut gambarannya:
Amn . Bn p Cm p
harus sama
Berikut adalah cara mengalikan dua matriks :
a11 a12 b11 b12 b13 a11b11 a12b21 a11b12 a12b22 a11b13 a12b23
a21 a22 b21 b22 b23 a21b11 a22b21 a21b12 a22b22
a21b13 a22b23
Contoh:
1. A32 B25 C35
2. P13 B34 C14
3. M 23 N25 ? tidak memenuhi syarat
4. Jika diketahui A 2 4 dan B 4 7 7 maka hasil dari A B adalah ....
1 5 1 2 3
Pembahasan:
2 44 7 7 (2)(4) (4)(1) (2)(7) (4)(2) (2)(7) (4)(3)
1 51 2 3 (1)(4) (5)(1) (1)(7) (5)(2) (1)(7) (5)(3)
84 14 8 14 12 12 6 26
4 5 7 10 7 15 17
1 8
Dalam perkalian matriks berlaku sifat-sifat:
1. AB BA (tidak berlaku sifat komutatif, jika ada hanya berlaku untuk matriks tertentu saja)
2. A (B C) (A B) C (berlaku sifat asosiatif)
3. A(B C) AB AC (berlaku sifat distributif)
( A B)C AC BC
4. A.I A I . A A dengan I adalah matriks identitas, I 1 0
0 1
5. (A B)t Bt At
6. Jika A adalah matriks persegi , maka :
A2 A A
A3 A A2
A4 A A3
....
An A An1
Contoh:
1. Jika diketahui (M N)2 maka pernyataan berikut benar, kecuali....
a. (M N)(M N)
b. M 2 MN NM N 2
c. M 2 2MN N 2
d. MM MN NM NN
e. M (M N) N(M N)
Pembahasan:
(M N)2 (M N)(M N) jawaban (a) betul
M (M N) N(M N) jawaban (e) betul
MM MN NM NN jawaban (d) betul
M 2 MN NM N 2 jawaban (b) betul
M 2 2MN N 2 jawaban (c) salah, karena MN NM
Jadi, jawabannya adalah © .
2. Diketahui A 4 7 dan I adalah matriks identitas, maka nilai dari A2 2AI I ....
7 1
Pembahasan:
A2 2AI I AA 2A I
4 74 7 4 7 1 0
7 17 1 27 1 0 1
16 49 28 7 8 14 1 0
28 7 49 1 14 2 0 1
65 35 8 14 1 0 74 49
35 50 14 0 1 49 53
2
Determinan dan Invers
Determinan Matriks 2 x 2
A a b maka det A A ad bc
c
d
Contoh:
Determinan dari matriks A 6 2
3 2 adalah ....
Pembahasan:
A 6 2 ; det A 6(2) 2(3) 12 6 18
3 2
Determinan Matriks 3 x 3
a11 a12 a13
A a21
a22 a23
a31 a32 a33
Dengan metode Sarrus, maka nilai determinan matriks A adalah ....
(–) (–) (–)
a11 a12 a13 a11 a12
det A a21 a22 a23 a21 a22
a31 a32 a33 a31 a32
(+) (+) (+)
det A (a11a22a33 a12a23a31 a13a21a32 ) (a31a22a13 a32a23a11 a33a21a12 )
Contoh:
2 3 1
Dari matriks A 0 4 5 maka det A ....
3 2 1
Pembahasan:
2 3 12 3
A 0 4 5 0 4
3 2 1 3 2
det A (8 45 0) (12 20 0) 53 (8) 61
Invers Matriks
Jika dua matriks dikalikan hasilnya matriks identitas, maka kedua matriks tersebut saling invers.
A B I maka A B 1 atau B A1
Berikut adalah cara membuat invers sebuah matriks:
A a b
c
d Catatan:
A1 1 d b ; ad bc 0 Sebuah matriks A, jika det A=0 maka
c
disebut matriks singular dan matriks tersebut
tidak punya invers.
ad bc a
Contoh:
1. A 4 1 maka nilai A1 ....
9 2
Pembahasan:
A1 1 2 1
9
8 9 4
1 2 1 129 1 2 1
1 9 4
4 4 9
2. Matriks M 2x 1 4 tidak punya invers, maka nilai x adalah ....
3
x 2
Pembahasan:
M 2x 1 4
3
x 2
M tidak punya invers maka det M = 0.
det M = 0
3(2x 1) 4(x 2) 0
6x 3 4x 8 0
2x 11 0
2x 11
x 5,5
Sifat- sifat invers adalah:
1. A A1 I atau A1A I
2. ( A B)1 B1 A1 atau (A B C)1 C 1 B1 A1
Contoh:
1. Bentuk sederhana dari BA(B A1)B1 ....
Pembahasan:
BA(B A1)B1 (BAB BAA1)B1
(BAB BI)B1
(BAB B)B1
BABB1 BB1
BAI I
BA I
Penyelesaian Persamaan Matriks
A X B , X ? Catatan :
X A1.B Ingat dalam matriks tidak ada pembagian. Sebuah matriks saat
berpindah ruas berubah jadi inversnya. Dan, ingat posisi tidak
X A B, X ? berubah, jika awalnya ada di sebelah kiri, maka saat berpindah ruas
X B A1 juga tetap berada di sebelah kiri.
Contoh:
1. Diketahui A 2 3 , B 4 7 . Jika AX B maka matriks X adalah ....
1 1 7 1
Pembahasan:
AX B
X A1B
X 2 1 3 1 3 4 7 1442114 73 17 4 17 4
1 2 7 1 7 2 10 5 10 5
2. Diketahui 6 4 4 2 , maka matriks P adalah ....
P2 1 8 6
Pembahasan :
6 4 4 2
P2 1 8 6
AB
PA B
P B A1
P 4 2 1 1 4
8 6 6 8 2
6
1 4 2 1 4 1 44 16 12 1 0 4 0 2
2 8 6 2 2 8 12 32 36 2 4 2 2
6 4
Penyelesaian Persamaan Linier
Persamaan Linier Dua Variabel
Jika diberikan persamaan linier sebagai berikut:
ax by p
cx dy q
Kemudian, jika dinyatakan dalam matriks diperoleh:
a b x p a bp ba p
c d y D , Dx q d , Dy c q
q d
c
x Dx dan y Dy
DD
Contoh:
1. Suatu sistempersamaan linier :
5x y 2
4x 2y 10
Berapakah nilai x dan y yang memenuhi?
Pembahasan:
5x y 2 5 1 x 2
4x 2y 10 4 y 10
2
5 1 x Dx 6 1
D 10 4 6 D6
4 2 y Dy 42 7
D6
2 1
Dx 10 4 (10) 6
2
5 2
Dy 4 50 8 42
10
Persamaan Linier Tiga Variabel
Misalkan, diberikan sistem persamaan linier tiga variabel berikut :
aa21xxbb21 y c1z p1
y c2 z p2
a3x b3 y c3z p3
Jika dinyatakan dalam bentuk matriks, diperoleh:
a1 b1 c1 x p1
a2 y
b2 c2 p2
a3 b2 c3 z p3
a1 b1 c1 p1 b1 c1 a1 p1 c1 a1 b1 p1
D a2 b2 c2 , Dx p2 b2 c2 , Dy a2 p2 c2 , Dz a2 b2 p2
a3 b2 c3 p3 b2 c3 a3 p2 c3 a3 b2 p3
x Dx , y Dy , z Dz
D DD
Contoh:
1. Sistem persamaan linier :
x y z 6
2x y z 7
x 3y z 10
Maka, penyelesaiannya adalah .... 1 – 2
Pembahasan:
1 1 1 x 6
2 1 y
1 7
1 3 1 z 10
(–) (–) (–)
1 11 11
D 2 1 1 2 1 (11 6) (1 3 2) 8 6 2
13
1 31
(+) (+) (+)
6 11 6 1
Dx 7 1 1 7 1 (6 10 21) (10 18 7) 37 35 2
10 3 1 10 3
1 61 16
Dy 2 7 1 2 7 (7 6 20) (7 10 12) 33 29 4
1 10
1 10 1
11 6 11
Dz 2 1 7 2 1 (10 7 36) (6 21 20) 53 47 6
13
1 3 10
x Dx 2 1 , y Dy 4 2 , z Dz 6 3
D2 D2 D2
Barisan dan Deret
Notasi Sigma
Notasi Sigma adalah sebuah notasi atau lambang yang digunakan untuk menuliskan satu penjumlahan
yang beraturan secara ringkas. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut:
n
Ui U1 U2 U3 ... Un
i 1
Contoh:
4
(i 4) (1 4) (2 4) (3 4) (4 4) 5 6 7 8 26
i1
Sifat- sifat notasi sigma:
n4
1. K nK ; dengan K adalah konstanta. Contoh: 6 4(6) 24
i1 i1
nn 55
2. KUi K Ui . Contoh: 3i 3i 3(1 2 3 45) 45
i1 i1
i1 i1
n nn 3 33
3. Ui Vi Ui Vi . Contoh: 3i 7i 3i 7i 3(1 23) 7(1 2 3) 18 42 60
i1 i1 i1 i1 i1 i1
n nn 3 33
4. Ui Vi Ui Vi . Contoh: 3i 7i 3i 7i 3(1 23) 7(1 23) 18 42 24
i1 i1 i1 i1 i1 i1
m nn 35 5
5. Ui Ui Ui . Contoh: 5i 5i 5i 5(1 2 3 4 5) 75
i1 i4 i1
i1 im1 i1
n n2 86
6. Ui Ui2 . Contoh: 4i 4(i 2) 4[(1 2) (2 2) (3 2) (4 2) (5 2) (6 2)]132
i3 i1 i3 i1
n n2
7. Ui Ui2 . Contoh:
i3 i5
8 10
4i 4(i 2) 4[(10 2) (9 2) (8 2) (7 2) (6 2) (5 2)] 4(8 7 6 5 4 3) 132
i3 i5
k5
8. Ui U k . Contoh: i 3 5 3 8
ik i5
Contoh:
1. Suatu barisan 5 7 9 11 13 dapat ditulis dalam bentuk notasi sigma .....
Pembahasan:
U1 5 2(1) 3
U 2 7 2(2) 3
...
U5 13 2(5) 3 ...
Ui 2(i) 3
5
Jadi, penulisannya dalam notasi sigma: 2i 3
i1
4
2. Nilai dari i2 3i ....
i2
Pembahasan:
4 4 4
i2 3i i2 3i
i2 i2 i2
(22 32 42 ) 3(2 3 4)
(4 9 16) 3(9)
29 27
56
Barisan dan Deret Aritmetika
Unsur-unsur Dalam Barisan dan Deret Aritmetika
Barisan aritmetika adalah susunan angka yang memiliki selisih suku berututan selalu sama. Berikut adalah
contohnya:
2 5 8 11 14 .... a a b a 2b a 3b a 4b ....
U1 U2 U3 U4 U5 U1 U 2 U3 U4 U5
Unsur-unsur dalam barisan atau deret aritmetika: Catatan:
Suku pertama (a)
Unsur terpenting dalam deret aritmatika:
a U1 a, b, dan n
Beda (b) Untuk contoh data:
b U n U n1 b U2 U1 5 2 3
Contoh:
b U5 U4
b U2 U1 ke-n (U n )Untuk contoh data:
Suku U 4 11
U n a (n 1)b U 5 14
Contoh: U 20 a 19b 2 19(3) 59
U 9 a 8b
U12 a 11b Untuk contoh data:
Jumlah n suku pertama (Sn ) S1 2
Sn n 2a (n 1)b Sn n a Un S2 2 5 8
2 2
atau S3 2 5 8 15
S20 20 2a 19b
2
104 27 10(31) 310
Hubungan Un dan Sn CADAS:
U n Sn Sn1
Jika Sn An 2 Bn , maka
Contoh: :
U4 S4 S3
U9 S9 S8 Un Sn ' A
b 2A
Contoh:
1. Suatu barisan aritmetika dengan suku ketujuh dan suku keduabelas adalah 23 dan 38. Maka, jumlah
sepuluh suku pertama adalah ....
Pembahasan:
U 7 23 , U12 38 , S10 ?
U12 a 11b 38
U 7 a 6b 23
5b 15 b 3
a5
Sn n 2a (n 1)b
2
S10 10 2(5) 9(3) 5(10 27) 5(37) 185
2
2. Jika diketahui rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika Sn 3n2 4n maka suku kesepuluhnya
adalah .... CADAS:
Pembahasan:
Sn 3n2 4n Sn An 2 Bn
S1 3(1)2 4(1) 7 Un Sn ' A
S2 3(2)2 4(2) 12 8 20 Sn 3n2 4n
Jadi, diperoleh : Un 6n 4 3
a U1 S1 7 Un 6n 1
U 2 S2 S1 20 7 13 U10 6(10) 1 61
b U 2 U1 13 7 6
Maka:
U10 a 9b 7 9(6) 7 54 61
Sisipan Barisan dan Deret Aritmetika
U1 U 2 berlaku: b' b b’ = beda baru
disisipi k bilangan k 1 k = banyaknya sisipan
Contoh:
Jika di antara bilangan 10 dan 20 disisipi 4 bilangan maka deret aritmetika yang baru adalah ....
Pembahasan:
k=4
b U 2 U1 20 10 10
Beda baru: b' b 10 10 2
k 1 41 5
Maka, deret yang baru adalah 10 12 14 16 18 20 .
Suku Tengah
2 5 8 11 14 .... Keterangan:
U1 U2 U3 U4 U5 Ut : suku tengah
Uteng : suku tengah
Ut a Un atau U teng U pingki U pingkan Upingki : suku pinggir kiri
2 2 Upingkan : suku pinggir kanan
Dari contoh data:
U3 U1 U5 2 14 8
2 2
U3 U2 U4 5 11 8
2 2
Dari sini juga dapat dirumuskan:
Sn nUt
Dari contoh data: S5 5 8 40 .
Contoh:
Diberikan suatu barisan:
3, 7, 11, ..., 163, 167, 171
Maka, suku tengahnya adalah ....
Pembahasan:
Uteng U pingki U pingkan 3 171 174 87
2 22
Barisan dan Deret Geometri
Unsur-Unsur Dalam Barisan dan Deret Geometri
Suatu susunan angka dikatakan barisan geometri, jika perbadingan dua suku yang berurutan selalu tetap,
berikut contohnya:
1 2 4 8 16 .... a ar ar 2 ar 3 ar 4 ....
U1 U2 U3 U4 U5 U1 U2 U3 U4 U5
Unsur-unsur dalam barisan/deret geometri :
Suku pertama (a)
Rasio (r)
r Un Untuk contoh data:
U n1 r U2 2 2
U1 1
Contoh: Untuk contoh data:
r U2 ; r U 22 U10 ar 9 (1)(29 ) (1)(512) 512
U1 U 21
Suku ke-n (Un)
U n ar n1
Contoh:
U5 ar 4
U77 ar 76
Jumlah n Suku Pertama (Sn)
Sn a(r n 1) untuk r>1 atau Sn a(1 r n ) untuk r < 1
r 1 1 r
Untuk contoh data:
S9 (1)(29 1) (1)(512 1) (1)(511) 511
2 1 1
Contoh:
1. Suku kelima dan suku kedelapan suatu barisan geometri berturut-turut adalah 48 dan 384. Suku kedua
barisan tersebut adalah....
Pembahasan:
U5 48 , U8 384 , U4 ?
U8 ar 7 384
U5 ar 4 48
r3 8r 2
U5 48 ar 4 48
a(24 ) 48
a(16) 48 a 3
U 2 ar (3)(2) 6
2. Diketahui (t 1), (t 1), (t 5) membentuk suatu barisan geometri, maka nilai t barisan tersebut adalah
....
Pembahasan:
r U2 U3
U1 U2
t 1 t 5
t 1 t 1
(t 1)(t 1) (t 1)(t 5)
t 2 2t 1 t 2 4t 5
4t 2t 5 1
2t 6
t 3
Sisipan Barisan dan Deret Geometri
U1 U 2 berlaku : r' k1 r r’ = rasio baru
disisipi k bilangan k = banyak sisipan
Contoh:
Di antara bilangan 1 dan 8 disisipi 4 bilangan, maka rasio barisan geometri yang baru adalah ....
4
Pembahasan:
k 4, r U2 8 32
U1 1
4
r' k1 r 41 32 5 32 2
Suku Tengah
1 2 4 8 16 ....
U1 U2 U3 U4 U5
Ut aUn atau Uteng U Upingki pingkan
Dari contoh data tersebut:
U U U 116 4
3 15
U U U 4 16 64 8
4 35
Contoh:
Jika diketahui barisan: 3, 6, 12, .... , 768.
Maka, suku tengahnya adalah ....
Pembahasan:
Uteng U Upingki pingkan
2 768 2.304 48
Deret Geometri Tak Hingga (Konvergen)
Deret geometri tak hingga merupakan deret geometri dengan jumlah n suku tak hingga banyaknya ( n
) dengan syarat deret tersebut semakin mengecil nilainya, seperti contoh berikut:
8 4 2 1 1 1 1 .... konvergen (nilai deret mengecil hingga suatu nilai tertentu)
248
2 6 18 54 162 .... divergen (nilai deret membesar tak hingga)
Syarat deret konvergen:
1 r 1
Jumlah deret tak hingga (jumlah seluruh deret) adalah:
S a
1 r
Contoh:
1. Suatu deret tak hingga:
(x 2), (x 2)2 , (x 2)3, ....
Agar deret tersebut konvergen, maka nilai x yang memenuhi adalah ....
Pembahasan:
r U 2 (x 2)2 x 2
U1 (x 2)
Syarat : 1 r 1 1 x 2 1 (semua ruas ditambah 2)
1 2 x 2 21 2
1 x 3
Jadi, x yang memenuhi adalah1 x 3 .
2. Suatu bola dari ketingian 10 meter jatuh ke tanah, kemudian memantul kembali dengan ketinggian 4
5
dari ketinggian sebelumnya. Begitu terus-menerus hingga bola berhenti. Maka, berapa meter jarak
yang ditempuh oleh bola tersebut?
Pembahasan:
awal = 10m
4 4 10 8 4
5 5 5
r 8 6,4
lintasan naik lintasan turun
lintasan naik = lintasan turun = S a 8 8 40
1 r 1 4
1
5 5
seluruh lintasan = awal + lintasan naik + lintasan turun
= awal + 2 x lintasan naik
= 10 + 2(40) = 10 + 80
= 90 m
Cadas:
Lintasan awal n m dengan r m
n m n
Lintasan 10 5 4 dengan r 4
5 4 5
10 9 90m
Induksi Matematika
Induksi matematika adalah metode pembuktian kebenaran suatu pernyataan yang berhubungan dengan
deret. Langkahnya adalah :
1. Tunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n 1.
2. Jika pernyataan tersebut benar untuk n k maka pernyataan tersebut juga harus benar untuk n k 1
Contoh:
1. Buktikan bahwa 2 4 6 .... 2n n2 n .
Pembahasan:
Untuk n = 1 maka:
2n 2(1) 2 (benar)
Untuk n = k
n2 n k 2 k ( kita anggap benar)
Untuk n = k +1 kita harus buktikan hasilnya (k 1)2 (k 1)
2 4 6 .... 2k k 2 k
2 4 6 .... 2k 2(k 1) (k 1)2 (k 1)
k 2 k 2(k 1) (k 1)2 (k 1)
k 2 k 2k 2 (k 1)2 (k 1)
(k 2 2k 1) (k 1) (k 1)2 (k 1)
(k 1)2 (k 1) (k 1)2 (k 1) (terbukti)
Karena pernyataan tersebut benar untuk n = k dan n = k +1, maka pernyataan tersebut berlaku
untuk semua n bilangan asli.
Vektor
Pengertian Vektor
Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar (nilai) dan arah.
B
A AB
a
Ruas garis AB adalah adalah vektor AB atau biasa ditulis juga sebagai vektor
a.
Vektor Dua Dimensi (2D) dan Tiga Dimensi (3D)
Dalam bidang koordinat Cartesius, vektor bisa terletak pada bidang 2 dimensi, yaitu sumbu-X dan sumbu-
Y, bisa juga terletak pada bidang 3 dimensi yaitu sumbu-X, sumbu-Y, dan sumbu-Z.
Dalam Dimensi Dua (Bidang)
Y
Maka,
X
PQ Q P 5 2 34 (3,4) 3iˆ 4 ˆj
7 3
QP P Q 32 57 3 (3,4) 3iˆ 4 ˆj
4
Dalam Dimensi Tiga (Ruang)
Y
X
Maka,
Z
PQ Q P 4 2 2 (2,2,6) 2iˆ 2 ˆj 6kˆ
5 3 2
7 1 6
QP P Q 2 4 2 (2,2,6) 2iˆ 2 ˆj 6kˆ
3 5 2
1 7 6
Panjang Vektor
Jika (a1, a2 ) atau (a1, a2 , a3 ) maka panjang vektor
a a a (ditulis a ) adalah:
a12 a22 atau a12 a22 a32
a a
Contoh:
a
1. Vektor a (3, 4) maka panjang vektor adalah ....
Pembahasan:
32 42 9 16 25 5
a
2. Titik A(2,1,3) dan B(4, 6, – 4). u mewakili vektor AB maka panjang vektor u adalah ....
Pembahasan:
AB B A 4 2 2
u 6 1 5
4 3 7
22 52 (7)2 4 25 49 78
u
Vektor Satuan
Vektor satuan adalah .
a a
a
Contoh:
u
1. Jika (4,3) maka vektor satuan adalah ....
u
Pembahasan:
vektor satuan u u (4, 3) (4, 3) (4, 3) (4, 3) 4 , 3
u (4)2 32 16 9 25 5 5 5
Operasi Vektor
Operasi Geometris (Menggunakan Gambar)
1. Penjumlahan
Cara segitiga
Cara jajargenjang
Cara poligon
2. Pengurangan
3. Perkalian skalar
Contoh:
1. Jika ABCDEFadalah segi enam beraturan dengan AB dan AF . Nyatakn vektor AC dalam
u v
bentuk dan .
u v
Pembahasan:
E D ED
F C O
FC
AB AB
AC AB BO OC BO AF
OC AB
AC AB AF AB Catatan:
Vektor dikatakan sama jika besar
u v u dan arahnya sama.
2u v
Operasi Aljabar (Komponen Vektor)
1. Penjumlahan
a (a1, a2 , a3 ) , b (b1, b2 , b3 )
a b a1 b1 (a1 b1 , a2 b2 , a3 b3 )
a2 b2
a3 b3
Contoh:
a (3, 2, 4) dan b (2, 5, 8)
a b (3 2, 2 5, 4 8) (5, 7, 4)
2. Pengurangan
a (a1, a2 , a3 ) , b (b1, b2 , b3 )
a b a1 b1 (a1 b1 , a2 b2 , a3 b3 )
a2 b2
a3 b3
Contoh:
a (5, 6, 8) dan b (2, 1, 2)
a b (5 2, 6 1, 8 2) (3, 5, 6)
3. Perkalian dengan Konstanta
ka k a1 ka1 (ka1, ka2 , ka3 )
a2 ka2
a3 ka3
Contoh:
a (2, 5, 3) maka 2a 2(2, 5, 3) (4, 10, 6)
Perbandingan Vektor
Titik Segaris ( Kolinier)
A B C AC k AB
Contoh:
1. Diketahui A(2, 1, 3) , B(4, r, s) , dan C(8, 6, 9) . Jika A,B, dan C segaris maka nilai r dan s adalah ....
Pembahasan: # 2k 6 k 3 # (s 3)k 6
AC k AB C A k(B A) # (r 1)k 5 (s 3)3 6
s 3 2
8 2 4 2 (r 1)3 5 s5
6 1 kr 1
9 3 s 3 r 1 5
3
6 2k
5 (r 1)k r 5 1 8
6 (s 3)k 33
Titik atau Vektor Pembagi Dalam Bentuk Koordinat
mn P mB nA
mn
AP B
Jika dilihat sebagai perbandingan, maka:
AP : PB m : n
AB : BP (m n) : n
Contoh:
1. Jika P membagi ruas garis R(0, –4, 5) dan S(0, 1, 5) dengan perbandingan 3 : 2, maka koordinat titik P
adalah .... 32
Pembahasan:
RP : PS 3 : 2 RP S
R 3S 2R
32
2(0, 4, 5) 3(0, 1, 5) (0, 8, 10) (0, 3, 15) (0, 5, 25) (0,1,5)
5 55
3. Jika diketahui P membagi A(2, 3, 1) dan B(8, –3, 7) dengan perbandingan 2 : –1, maka koordinat titik P
adalah .... 2 P
Pembahasan: AB
AP : PB 2 : 1
P 2B (1)A –1 –1
2 (1) 2 PB
2(8, 3, 7) (1)(2, 3, 1) A
1
(16, 6,14) (2,3,1)
(14,9, 13)
Titik atau Vektor Pembagi Dalam Bentuk Vektor
A mP
n
mb na
B p
mn
O
Contoh: APB
O
1. Perhatikan gambar di samping. Jika
5iˆ 2 ˆj 4kˆ dan 3iˆ 4 ˆj 2kˆ maka
a b
vektor ....
p
Pembahasan:
Karena P membagi ruas garis AB sama panjang, maka:
AP : PB 1:1
1b b
p 1a a
11 2
(3, 4, 2) (5, 2, 4) (2, 6, 6) (1, 3, 3)
22
p (1, 3, 3) atau p iˆ 3 ˆj 3kˆ
Perkalian Skalar Dua Vektor
Jika (a1, a2 , a3 ) dan maka:
a b (b1,b2,b3)
atau cos
a b a1 b1 a2 b2 a3 b3 a b a b
Dari rumus perkalian tersebut, maka untuk mencari sudut di antara dua vektor adalah:
cos
a b
ab Catatan:
Sifat dalam perkalian skalar dua vektor adalah:
1. b b
a a
2.
a(b c) a b a c
3. 2
a a a
4. (a b)2 a 2 b 2 2 a b cos
5. (a b)2 a 2 b 2 2 a b cos
Contoh:
1. Diketahui P(3, 2, 1), Q(1, 0, 4) , dan R(2, 2, 3) maka hasil dari PQ .PR ....
Pembahasan:
PQ Q P (1, 0, 4) (3, 2, 1) (2, 2, 3)
PR R P (2, 2, 3) (3, 2, 1) (5, 0, 2)
PQ PR (2, 2, 3) (5, 0, 2) (2)(5) (2)(0) (3)(2) 10 0 6 4
2. Jika sudut antara vektor adalah 45 ; 4 dan 2 maka nilai dari b)2 ....
a dan b a b (a
Pembahasan:
(a b)2 a 2 b 2 2 a b cos
42 22 2(4)(2)cos45
16 4 16 1 2
2
20 8 2
3. Diberikan 2i 3 j k dan 3i j 2k . Jika sudut di antara kedua vektor tersebut adalah
u v
maka nilai cos dan sin adalah ....
Pembahasan:
(2,3,1) dan (3,1,2)
u v
cos u v (2,3,1)(3,1, 2) 6 3 2
u v 22 32 (1)2 (3)2 12 22 4 9 1 9 1 4
5 CADAS: 14
14 14 cos 5 samping 5
cos 5 ( 90 180 ) 14 miring
14
sin 171
14
tan 171 ; nilai tan di 90 180 negatif (–)
5
Proyeksi Vektor
Jika sebuah vektor diproyeksikan ke vektor maka akan didapat sebuah vektor hasil proyeksi yang
a b
searah vektor ke vektor yang hasilnya vektor .
b . Berikut diberikan gambaran proyeksi vektor a b c
1. Proyeksi skalar
c a b menghasilkan nilai skalar vektor c (panjang vektor c )
b
2. Vektor proyeksi (ortogonal)
c a b b
2
b
menghasilkan vektor (persamaan vektor c )
Contoh:
1. Vektor 2iˆ 3 ˆj 4kˆ diproyeksikan ke 2iˆ 2 ˆj kˆ menghasilkan vektor
a b c , maka panjang dan
persamaan vektor c adalah ....
Pembahasan:
# panjang vektor c
c a b (2, 3, 4)(2, 2, 1) 4 6 4 2 2
b 22 (2)2 12 4 4 1 9 3
# persamaan vektor
c
a b b (2, 3, 4)(2, 2, 1) (2, 2,
c 1)
2 2
b 22 (2)2 12
4 6 4 2,2,1
4 41
c 2 (2, 2, 1) atau c 4, 4 , 2 atau 4 iˆ 4 ˆj 2 kˆ
9 9 9 9 c 9 9 9
Transformasi Geometri
Pengertian Transformasi
Transformasi adalah proses perubahan dari satu keadaan menjadi keadaan baru. Dalam matematika,
bentuk umum suatu transformasi adalah:
B' T B
B = Benda (keadaan awal) berupa titik atau garis
B‘ = Bayangan (keadaan akhir)
T = Transformasi
Sedangkan, jenis-jenis transformasinya adalah:
1. Translasi (pergeseran)
2. Dilatasi (perkalian)
3. Refleksi (pencerminan)
4. Rotasi
5. Menggunakan matriks
Translasi
Translasi adalah suatu proses transformasi yang memindahkan benda(titik/garis) pada jarak tertentu.
Bentuk umumnya adalah:
B' T B atau xy'' ba x
y
Contoh:
1. Sebuah titik (3, 5) ditransli oleh 7 4 , maka bayanganya adalah ....
Pembahasan:
B (3, 5) dan T 7 4
B' T B
B' 7 4 53
B' 110
2. Sebuah garis 2y 3x 8 ditranslasikan oleh 12 . Bayangan garis tersebut adalah ....
Pembahasan:
g : 2y 3x 8 , T 12 , g' ?
xy'' a x
b y
xy'' 12 x xy'' 12 x x' 2 x y' 1 y
y y x x'2 y y'1
g : 2y 3x 8
g': 2( y'1) 3(x'2) 8
2 y'2 3x'6 8
2y'3x'8 8
2 y'3x' 16 atau tanda aksen (‘) bisa dihilangkan, sehingga diperoleh :
g ': 2y 3x 16
Dilatasi
Dilatasi adalah proses transformasi yang mengubah jarak suatu titik terhadap titik tertentu dengan suatu
faktor pengali. Notasi dilatasi adalah [P, k] dengan P adalah pusat dan k adalah faktor pengali.
Contoh:
1. [O, 2] : artinya dilatasi dengan pusat O(0, 0) dengan faktor pengali 2.
2. [(2,3), 4] : artinya dilatasi dengan pusat (2, 3) dengan faktor pengali 4.
Dilatasi dengan Pusat O(0,0)
Bentuk umumnya adalah:
B' k B atau xy'' k x atau xy'' k 0 x
y 0 k y
Contoh:
1. Titik H(2,3) didilatasi sebesar [O, 5] . Maka bayangannya adalah ....
Pembahasan:
H' k H
H ' 5(2,3) (10,15)
2. Garis h : 2x 4y 3 didilatasikan dengan pusat O(0,0) dan faktor skala 2, sehingga bayangan yang
terbentuk adalah ....
Pembahasan:
h : 2x 4y 3
xy'' x xy'' 2x x' 2x y' 2y
y 2y
[O, 2]: 2 x 1 x' y 1 y'
2 2
h ' : 2 1 x ' 4 1 y ' 3
2 2
x ' 2 y ' 3
x2y 3
Dilatasi dengan pusat A(a, b)
Bentuk umumnya adalah:
xy''ab k x ab atau xy'' k x ab a
y y b
Contoh:
1. Bayangan yang terbentuk jika titik R(2,3) didilatasikan dengan faktor skala –2 dan dengan pusat (1, 2)
adalah ....
Pembahasan:
R(2, 3) , pusat (1, 2), faktor skala = –2, R’= ?
xy'' 2 2 12 12
3
212 12 2 12 12
4
Jadi, R’(–1, –2).
2. Bayangan dari garis x y 12 oleh dilatasi [P, 2] dengan P(0, 3) adalah ....
Pembahasan:
g : x y 12 , pusat (0, 3), faktor skala 2, g’= ....
xy''ab k x a
y b
xy''03 2 x 03
y
xy''3 2x x' 2x y'3 2 y 6
2y y'3 2 y y y'3
6 x 1 x'
2 2
g : x y 12
g': 1 x' y'3 12
2 2
x ' y ' 3 24
x' y' 21
Jadi, g : x y 21.
Refleksi
Refleksi Terhadap Sumbu-X yang berubah adalah nilai y: dalam bentuk matriks:
A(x, y) Mx A'(x, y)
Y xy'' 1 01 x
0 y
y A(x, y)
xX
-y
A'(x, y)
Contoh:
1. P(3, 4) Mx P'(3, 4)
2. P(2, 8) Mx P'(2, 8)
3. g : 3x 2y 4 Mx g ' : 3x 2y 4
Refleksi Terhadap Sumbu-Y
Y A(x, y) yang berubah adalah nilai x: dalam bentuk matriks:
A'(x, y) xX
:A(x, y) My A'(x, y) xy'' 1 10 x
y 0 y
-x
Contoh:
1. P(5, 6) My P '(5, 6)
2. P(5, 4) My P '(5,4)
3. g : 3x 5y 1My g ' : 3x 5y 1
Refleksi Terhadap y = x
Y yx
A(x, y)
x dan y saling bertukar: dalam bentuk matriks:
A(x, y) M yx A' ( y, x)
A'( y, x) xy'' 0 1 x
1 0 y
X
Contoh:
1. P(3, 5) Myx P '(5,3)
2. g : 4x 5y 10 Myx g': 4y 5x 10
Refleksi Terhadap y = –x
A(x, y) Y
x dan y saling bertukar dan berganti tanda: dalam bentuk matriks:
A(x, y) Myx A' ( y,x) xy'' 0 01 x
1 y
A'( y,x)
X
Contoh:
1. P(3,5) Myx P' (5,3)
2. g : 4x 5y 10 Myx g': 4(y) 5(x) 10 maka g': 4y 5x 10
Refleksi Terhadap Titik Pusat x dan y berganti tanda: dalam bentuk matriks:
A(x, y) Mo A' (x, y)
Y xy'' 1 01 x
0 y
A(x, y)
X
A'(x, y)
Contoh:
1. P(10,7) Myx P' (10,7)
2. g : 3x 2 y 23 Myx g': 3x 2 y 23
Refleksi Terhadap Garis x = h
A(x, y) A(2h x, y)
xh hanya nilai x yang berubah:
A(x, y) Mxh A'(2h x, y)
Contoh:
A(3,2) M x4 A' (2(4) 3, 2) A' (5,2)
Refleksi Terhadap Garis y = k
A(x, y) hanya nilai y yang berubah:
A(x, y) Myk A'(x,2k y)
yk
Contoh: A'(x,2k y)
A(5,7) My3 A'(5, 2(3) 7) A'(5,1)
Refleksi Terhadap Garis (h, k)
A(x, y) nilai x dan y berubah:
(h, k) A(x, y) M(h,k) A'(2h x, 2k y)
Contoh:
A'(2h x,2k y)
A(6,3) M(1,2) A'(2(1) 6, 2(2) 3) A'(4,1)
Rotasi
Pusat A’ A’ didapat dari A yang diputar sebesar derajat
A rotasi yang diputar berlawanan arah jarum jam, sudutnya bernilai
A’ positif.
A’ didapat dari A diputar sebesar derajat.
rotasi yang diputar searah jarum jam, sudutnya bernilai negatif.
Rotasi dengan Pusat O(0,0)
Rotasi dengan pusat (0,0) dengan sudut bisa dinotasikan dengan [O, ] . Bentuk matriksnya adalah:
xy'' cos sin x Catatan: 90o -90o 180o - 180o 270o -270o
sin cos y 1 -1 0 0
sin θ 00 -1 -1 -1 1
cos θ
00
Contoh:
1. Titik A(1,7) dirotasikan dengan sudut 90o searah jarum jam. Maka, bayangan titik A adalah ....
Pembahasan:
xy'' cos sin x ; θ = –90o karena searah jarum jam
sin cos y
xy'' cos(90 ) sin(90 ) 1 7
sin(90 ) cos(90 )
xy'' 0 101 7 0 7 0 7
1 1 1
Maka A’(-7, - 1)
2. Garis 2x 3y 5 dirotasikan 270o berlawanan arah jarum jam. Maka, bayangan garis tersebut adalah
....
Pembahasan:
xy'' cos sin x ; θ = 270o karena berlawanan arah jarum jam
sin cos y
x' cos 270 sin 270 x
y' sin 270 cos 270 y
xy'' 0 1 x 0 y 0 y x
1 0 y x
xy'' y x x' y
y' x x y'
h : 2x 3y 5
h ' : 2( y ') 3x ' 5
h ' : 2 y 3x 5
Rotasi dengan Pusat P(a, b)
Bentuk matriksnya adalah:
xy''ab cos sin x ab atau xy'' cos sin x ab ba
sin cos y sin cos y
Contoh:
1. Titik K(2, –4) dirotasi sebesar 45o dengan pusat (1,3). Maka, K’ adalah ....
Pembahasan:
xy'' cos sin x a ba
sin cos y b
xy'' cos 45 sin 45 2 1 3 13
sin 45 cos 45 4
xy'' 1 2 1 2 1 7 13
2 2 2 2
1
2 1
2
xy'' 1 2 7 2 13 1 7 2 13 4 2 13
2 2 2 2 2 2 3
1 2 7 1 7 2
2 2 2 2
xy'' 4 2 1
3 3 3
Jadi, K'(4 2 1,3 3 3) .
2. Kurva y x2 2x 1dirotasikan searah jarum jam sebesar 270o dengan pusat (2, 1). Bayangan kurva
tersebut adalah ....
Pembahasan:
x'a cos sin x a
y'b sin cos y b
xy''21 cos(270 ) sin(270 ) x 2
sin(270 ) cos(270 ) y 1
xy''21 0 01 x 12 10((xx22))01(( y 1) y 1
1 y y 1) x 2
xy''21 y 1 x'2 y 1 y'1 x 2
x 2 y x'2 1 y'1 2 x
y x'3 x y'1
h : y x2 2x 1
h': x'3 ( y'1)2 2( y'1) 1
x'3 y'2 2y'1 2y'2 1
x' y'2 4y'1
x y2 4y 1
Transformasi dengan Suatu Matriks
Dalam transformasi bentuk ini matriks sudah disediakan. Bentuk matriksnya:
x' a b x atau x 1 d b xy''
y ' c y c a
d y ad bc
Contoh:
1. Bayangan titik (5, 2) hasil transformasi titik tersebut oleh matriks 2 53 adalah ....
4
Pembahasan:
xy'' a b x
c d y
xy'' 2 5352 1020610 1610
4
Maka, bayanganya adalah (16, –10).
2. Garis x 2y 6 ditransformasikan oleh matriks 2 6 . Maka, bayangannya adalah ....
1 4
Pembahasan:
x ad 1 bc d b xy''
y c a
x 8 1 6 4 26 xy'' 1 4xx''62yy''
y 1 2
x 2x'3y' x 2x'3y'
y
1 x' y' y 1 x' y'
2 2
g : x 2y 6
g : 2x ' 3y ' 2 ( 1 x ' y ') 6
2
2x' 3y' x'2y' 6
x y 6
Komposisi Transformasi
Komposisi transformasi adalah gabungan beberapa transformasi terhadap suatu benda (titik atau kurva).
Sebuah benda yang ditransformasikan oleh T1 dilanjutkan oleh transformasi T2 maka komposisi/
gabungan transformasi terhadap benda sebut adalah T T2 T1 .
Bentuk umum suatu komposisi transformasi adalah:
B ' Tn ... T2 T1 B
Contoh:
1. Suatu titik A (1, 2) di rotasikan +90o dan dilanjutkan dengan pencerminan terhadap sumbu-X, maka
bayangan titik A adalah ....
Pembahasan:
T1 cos 90 sin 90 0 01 rotasi +90o
sin 90 cos 90 1
T2 10 01 pencerminan terhadap sumbu-X
A' T2 T1 A
A' 10 0110 0112
A' 0 0112 12
1
Maka, A’(–2, –1).
2. B(2, 5) ditranslasikan oleh 53 , kemudian ditransformasi dengan matriks 2 3 sehingga B’ = ....
1 4
Pembahasan:
T1 35 dan T2 2 43
1
B' T2 T1 B
B' 2 3 35 52
1 4
B' 2 43150 1504300 4450
1
Maka, B’(40, 45).
3. Suatu garis 2x 3y 2 dicerminkan terhadap garis y x dan dilanjutkan dengan rotasi 90o searah
jarum jam, maka bayangannya adalah ....
Pembahasan:
T1 0 1 pencerminan terhadap y x
1 0
T2 cos(90 ) sin(90 ) 0 1 rotasi –90o
sin(90 ) cos(90 ) 1 0
g' T2 T1 g
xy'' 0 10 10 10 x 10 01 x
1 y y
xy'' x y x' x
y' y y y'
g': 2x 3y 2
g': 2(x') 3( y') 2
g ':2x 3y 2
IRISAN KERUCUT
PENGERTIAN IRISAN KERUCUT
Definisi
Irisan kerucut merupakan kurva yang terbentuk ketika sebua bidang memotong permukaan
kerucut tegak. Irisan kerucut dapat berupa lingkaran, parabola, elips dan hiperbola. Lingkaran
sudah pernah kita bahas di bab khusus lingkaran. Dalam bab ini kita akan membahas parabola,
elips dan hiperbola.
Secara defini irisan kerucut adalah himpunan tempat kedudukan titik-titik sehingga perbandingan
titik tertentu dan jarak ke garis tertentu mempuyai perbandingan yang tetap. Perbandingan
tersebut biasa disebut eksentrisitas (e).
1. Eksentrisitas Lingkaran : 0
2. Eksentrisitas Elips :0<e<1
3. Eksentrisitas Parabola : e = 1
PARABOLA
PENGERTIAN PARABOLA
Parabola adalah kurva kumpalan dari titik-titik pada bidang datar yang mempunyai jarak yang
sama terhadap titik (fokus) tertentu dan terhadap garis tertentu (direktris).
Dengan menurunkan d1=d2 , maka akan didapat parabola
Y
Dengan bentuk umum : d1
x2 4 py F(0, p) d2
X
1. Searah sumbu Y O(0,0)
2. Puncak O(0,0) y= - p
3. Fokus (0,p)
4. Sumbu simetri x = 0 (Sumbu Y)
5. Direktris y= -p
PARABOLA PUNCAK (0,0) SEARAH SUMBU X
Sebelumnya sudah dibahas parabola puncak (0,0) dan searah sumbu Y. Berikut adalah parabola
puncak (0,0) searah sumbu X. Y
Dengan bentuk umum : O(0,0) F(p, 0) X
y2 4 px d1
1. Searah sumbu X d2
2. Puncak O(0,0)
3. Fokus (p,0) x=-p
4. Sumbu simetri y = 0 (sumbu X)
5. Direktris x = -p
RINGKASAN PUNCAK PARABOLA (0,0)
Berikut diberikan video ringkasan parabola yang berpuncak di (0,0) baik yang searah sumbu X
maupun searah sumbu Y.
Contoh 1
Tentukan persamaan parabola dengan titik fokus F(0,4) dan puncak P(0,0).
Contoh 2
Tentukan persamaan parabola dengan titik api dan direktrisnya adalah (0,3) dan y + 3 = 0.
Contoh 3
Tentukan persamaan parabola dengan titik fokus (-3,0) dan direktrisnya x = 3.
Contoh 4
Tentukan persamaan parabola dengan garis direktrisnya x + 5 = 0 dan titik api (5,0).
Contoh 5
Buatlah gambar grafik dari persamaan berikut : y2 12x
PARABOLA PUNCAK (H,K) SEARAH SUMBU Y Y
( y k)2 4 p(x h) d1 d2
y=k - p
1. Searah sumbu X F(h,k+p) X
2. Puncak O(h,k) (h,k)
3. Fokus (h,k+p)
4. Sumbu simetri x = h O(0,0) x=h
5. Direktris y = k-p
PARABOLA PUNCAK (H,K) SEARAH SUMBU X
Y
( y k)2 4 p(x h)
1. Searah sumbu X P(h,k) F(h+p,k)
2. Puncak O(h,k) y =k
3. Fokus (h+p,k)
4. Sumbu simetri y = k O(0,0) d1 X
5. Direktris x = h-p
d2
x =h - p
RINGKASAN PARABOLA PUNCAK (H,K)
Berikut disajikan video ringkasan tentang parabola dengan puncak (h,k).
MENCARI TALI BUSUR
Latus rectum (Tali Busur) adalah garis yang memotong tegak lurus Y
dengan sumbu simeteri dan melalui fokus, jara titik potong
terebutlah yang disebut sebagai tali busur . F(0, p) B
Panjang tali busur AB = |4P| A X
O(0,0)
Contoh 6
Tentukan persamaan parabola dengan puncak (4, 2) dan titik fokus di (6, 2)
Contoh 7
Tentukan persamaan parabola dengan titik puncak di (2,3) dan melalui (4, 4)
Contoh 8
Tuliskan persamaan parabola yang titik fokusnya di F (3,9) dan direktrisnya y 1
Contoh 9
Tuliskan unsur-unsur parabola dari persamaan parabola berikut y2 4 y 4x 12
Contoh 10
Tuliskan unsur-unsur parabola dari persamaan parabola berikut x2 6x 8y 1
Contoh 11
Gambarlah grafik parabola dari persamaan x2 2x 2y 5 0
PENURUNAN RUMUS PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DI TITIK (X,Y)
Berikut disajikan video bagaimana menurunkan rumus untuk mencari persamaan garis singgung
yang diketahui titik singgungnya.
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA DIKETAHUI TITIK SINGGUNG (X,Y)
Rumus berikut digunakan jika diketahui titik singgung pada parabola. Titik singgung tersebut
(x1, y1) , maka persamaan garis singgungnya adalah :
Rumus Parabola Rumus Garis Singgung
y2 4 px yy1 2 p(x x1)
x2 4 py xx1 2 p( y y1)
( y k)2 4 p(x h) ( y k)( y1 k) 2 p(x x1 2h)
(x h)2 4 p( y k) (x h)(x1 h) 2 p( y y1 2k)
PENURUNAN RUMUS PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DENGAN DIKETAHUI GRADIEN
Berikut disajikan video bagaimana menurunkan rumus untuk mencari persamaan garis singgung
yang diketahui gradien garis singgungnya.
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA DIKETAHUI GRADIENNYA
Rumus berikut digunakan jika diketahui gradien garis singgung pada parabola tersebut. Dengan
gradien m , maka persamaan garis singgungnya adalah sebagai berikut .
Rumus Parabola Rumus Garis Singgung
y2 4 px y mx p
x2 4 py m
( y k)2 4 p(x h) y mx pm2
y k m(x h) p
(x h)2 4 p( y k)
m
y k m(x h) pm2
Contoh 12
Tentukan persamaan garis singgung setiap parabola y2 12x dititik (3, 6)
Contoh 13
Tentukan persamaan garis singgung (x 1)2 2( y 3) di titik (5,5)
Contoh 14
Tentukan persamaan garis singgung kurya y2 6y 6x 8 0 dititik (2, 4)
Contoh 15
Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 10x dengan gradien 3
Contoh 16
Buatlah persamaan garis singgung kurva (x 1)2 2( y 3) dengan gradien tegak lurus dengan
garis 2 y 3 x
Contoh 17
Sebuah titik A(6, 2) berada diluar parabola (x 1)2 8( y 1) . Tentukan persamaan garis
singgung parabola yang ditarik dari titik tersebut
ELIPS
PENGERTIAN ELIPS
Himpunan titik-titik pada bidang datar yang jumlah jaraknya terhadap 2 titik tertentu (Fokus)
adalah tetap.
UNSUR-UNSUR ELIPS Y
A
1. Fokus : F1 dan F2 C1 F2 P2 X
2. Latus Rectum : F1F2 B
3. Puncak : P1 dan P2 P1 F1
4. Sumbu Mayor : P1 P2 C2
5. Sumbu Minor : AB
6. Tali Busur : C1 C2
PENURUNAN RUMUS PERSAMAAN ELIPS PUSAT (0,0) SEARAH SUMBU X
Beriku dijelaskan dalam video bagaimanan proses mendapatka rumus persamaan elips pusat
(0,0) yang searah sumbu X.
Bentuk umum : x2 y2 1 dengan ab
a2 b2
UNSUR-UNSUR RUMUS ELIPS PUSAT (0,0) SEARAH SUMBU X
Unsur-unsur elips dari rumus : x2 y2 1, adalah :
a2 b2
1. Pusat : (0,0)
2. Fokus : (c, 0) diketahui c2 a2 b2
3. Puncak : (a, 0)
4. Panjang sumbu mayor : 2a
5. Panjang sumbu minor : 2b
6. Eksentrisitas : e c
a
7. Garis direktris : xa
e
8. Panjang Tali Busur : L 2b2
a
PENURUNAN RUMUS PERSAMAAN ELIPS PUSAT (0,0) SEARAH SUMBU Y
Beriku dijelaskan dalam video bagaimanan proses mendapatka rumus persamaan elips pusat
(0,0) yang searah sumbu Y.
x2 y2 1 dengan a b
b2 a2