Pertidaksamaan
Sifat-Sifat
1. Jika a b maka b a .
2. Jika a b maka berlaku:
a. a c b c
b. a c b c
c. a k b k dan a b dengan k 0
kk
d. a k b k dan a b dengan k 0
kk
e. a n bn dengan n bilangan ganjil
3. Jika a b 0 maka berlaku:
a. an bn
b. 1 1
ab
4. Jika a b dan c d maka berlaku:
a. a c b d
b. a c b d
5. Jika a b dan c d maka a c b d .
6. Jika a 0 dan b 0 maka a . b 0 .
Cara Penggambaran Pertidaksamaan pada Garis Bilangan
Berikut adalah beberapa contohnya:
1. x a
a Artinya, a tidak termasuk dalam
2. x b penyelesaian.
Artinya, b termasuk dalam
b penyelesaian.
3. x a atau x b
ab
4. a x b
ab
Pertidaksamaan Linier
Langkah penyelesaian pertidaksamaan linier adalah:
1. Letakkan semua bilangan yang mengandung variabel di ruas kiri dan bilangan yang tidak mengandung
variabel di ruas kanan.
2. Sederhanakan, sehingga di ruas kiri dan kanan pertidaksamaan hanya ada satu komponen.
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian dari 4x 8 2x 2 adalah ....
Pembahasan:
4x 8 2x 2
4x 2x 2 8
2x 6
x 3
Jadi, HP-nya adalah {x | x 3}.
2. Himpunan penyelesaian dari 3x 18 5x 30 adalah ....
Pembahasan:
3x 18 5x 30
3x 5x 30 18
2x 12
x 6
Jadi, HP-nya adalah {x | x 6}.
3. Hasil dari pertidaksamaan 3x 4 x 2 4 x adalah ....
Pembahasan:
3x 4 x 2 4 x bisa dipisah menjadi:
3x 4 x 2 dan x 2 4 x
3x x 2 4 x x 42
2x 2 2x 6
x 1 x 3
1 3
Jika keduanya digabungkan, menjadi:
13
Daerah himpunan penyelesaian adalah yang terkena/dilalui arsiran dua kali, yaitu x 1 maka HP = {
x 1}.
Pertidaksamaan Kuadrat
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah:
1. Jadikan ruas kanan pertidaksamaan menjadi nol.
2. Faktorkan/cari pembuat nol dari ruas kiri pertidaksamaan.
3. Letakkan pembuat nol dalam garis bilangan dan tentukan daerah positif (+) dan negatif (–).
4. Tentukan daerah himpunan penyelesaianya. Jika pertidaksamaan > atau ≥ maka daerah hasilnya
adalah daerah positif (+); dan jika pertidaksamaannya < atau ≤ maka daerah penyelesaiannya adalah
daerah negatif (–).
Untuk menentukan daerah positif (+) dan negatif (–), bisa dilakukan dengan salah satu cara berikut:
1. Pilih salah satu bilangan di daerah tersebut, kemudian nilai tersebut dimasukkan ke fungsi. Jika
hasilnya positif (+) maka daerah tersebut merupakan daerah positif (+); dan jika hasilnya negatif (–)
maka daerah tersebut negatif daerah negatif (–).
2. Lihat koefisien dari pangkat tertinggi pertidaksamaan. Jika koefisiennya positif (+) maka daerah
tersebut daerah positif (+); dan jika koefisiennya negatif maka daerah tersebut adalah daerah negatif (–
).
Contoh:
Himpunan penyelesaian dari x2 x 6 0 adalah ....
Pembahasan: Kita akan mengecek sebuah nilai, misalnya 4. Kita substitusikan 4:
x2 x 6 0 x2 x 6 42 4 6 16 4 6 6
(x 3)(x 2) 0
x 3, x 2 Karena 6 > 0, maka daerah tersebut adalah daerah positif (+). Daerah
berikutnya adalah berselang-seling antara - dan + .
+++ --- +++
-2 3 Atau bisa dilihat dari :
x2 x 6
Karena koefisien pangkat tertinggi, x2, adalah positif, maka daerah hasil paling kanan
juga positif (+ ). Daerah hasil berikutnya berselang–seling antara + dan - .
HP = { –2 < x < 3 }.
Karena di soal yang ditanyakan adalah “ < ”, maka daerah hasil yang
diarsir adalah daerah negatif (–).
Pertidaksamaan Pangkat Tinggi
Cara penyelesaian pertidaksamaan pangkat tinggi pada dasarnya sama seperti pertidaksamaan kuadrat.
Contoh:
1. Carilah himpunan penyelesaian dari x3 6x2 8x 0 .
Pembahasan:
x3 6x2 8x 0
x(x2 6x 8) 0
x(x 2)(x 4) 0
x 0x 2x 4
--- +++ --- +++
024
HP-nya adalah {0 ≤ x ≤ 2 atau x ≥ 4}.
2. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan (x 2)(x2 x 6) 0 adalah ....
Pembahasan:
(x 2)(x2 x 6) 0 Diberi pembatas (air mancur) karena ada akar kembar, yaitu
(x 2)(x 3)(x 2) 0 x = 2 . Jumlah air mancur sesuai jumlah akar kembarnya.
x 2 x 3 x 2
--- +++ ---
-3 +++
2
Maka, HP-nya adalah {x < –3}.
Pertidaksamaan Pecahan
Langkah-langkah penyelesaian pertidaksamaan pecahan adalah:
1. Pindahkan semua ke ruas kiri, sehingga ruas kanan menjadi nol.
2. Sederhanakan ruas kiri tersebut.
3. Faktorkan bentuk ruas kiri.
4. Tentukan pembuat nolnya. Nilai pembuat nol dari penyebut tidak termasuk dalam himpunan
penyelesaian.
5. Tuliskan nilai-nilai yang diperoleh dari pembuat nol pada garis bilangan.
6. Tentukan tanda untuk daerah positif (+) atau negatif (–) pada setiap interval.
7. Tentukan daerah himpunan penyelesaiannya.
Contoh:
1. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 2x 2 1 adalah ....
x3
Pembahasan:
2x 2 1
x3
2x 2 1 0
x3
2x 2 x 3 0 artinya -5 masuk dalam HP karena lambang pada soal “≤”
x3 x3
2x 2 x 3 0 +++ --- +++
x3 –5 3
x5 0 3 pembuat nol tetapi tidak termasuk dalalm HP karena
x3 penyebut tidak boleh 0.
Pembuat nol x 5 dan x 3
Jadi, HP-nya {5 x 3}.
2. Carilah himpunan penyelesaian x2 x4 0 !
8x
7
Pembahasan:
x4 0
x2 8x 7
x4 0
(x 1)(x 7)
Pembuat nol x 4, x 1, dan x 7 . --- +++ --- +++
–4 1 7
HP-nya adalah {4 x 1atau x 7} .
3. Himpunan penyelesaian dari 3 5 adalah ....
x7 x3
Pembahasan:
35
x7 x3
3 5 0
x7 x3
3(x 3) 5(x 7) 0
(x 7)(x 3)
3x 9 5x 35 0
(x 7)(x 3)
2x 44 0
(x 7)(x 3)
2(x 22) 0 +++ --- +++ ---
(x 7)(x 3)
Pembuat nol x 22, x 7, x 3 –3 7 22
HP-nya adalah {3 x 7 atau x 22} .
Pertidaksamaan Bentuk Akar
Langkah penyelesaian pertidaksamaan bentuk akar adalah:
1. Tentukan syarat akar, yaitu nilai bilangan dalam tanda akar harus ≥ 0.
2. Kuadratkan kedua ruas sehingga tanda akarnya hilang.
3. Pindahkan ke ruas kiri semua komponennya.
4. Tentukan nilai-nilai pembuat nol.
5. Letakkan nilai pembuat nol di garis bilangan.
6. Tentukan daerah penyelesaian (digabungkan dengan syarat akar: lihat langkah nomor 1).
Contoh:
1. Penyelesaian dari 2x 6 4 adalah ....
Pembahasan:
2x 6 4
Syarat 1 (syarat akar): 3
2x 6 0
2x 6
x3
Syarat 2:
2x 6 4
2x 6 2 42
2x 6 16
2x 16 6
2x 22 11
x 11
Penggabungan syarat (1) dan (2): 3 11
HP-nya adalah {x > 11}.
2. Carilah himpunan penyelesaian dari x 2 2x 6 !
Pembahasan:
x 2 2x 6
Syarat 1 (syarat akar): -2
x20
x 2
Syarat 2 (syarat akar) :
2x 6 0 3
2x 6
x3
Syarat 3 :
x 2 2x 6
x 2 2 2x 6 2
x 2 2x 6 8
x 2x 6 2
-3 2 8
x 8
x8 Daerah yang terkena/dilalui arsiran sebanyak 3 kali.
Penggabungan syarat 1, 2, dan 3:
Daerah HP adalah daerah yang
terkena/dilalui arsiran tiga kali, yaitu
{2 x 8} .
Pertidaksamaan Bentuk Mutlak
Sifat dalam pertidaksamaan harga mutlak adalah:
1. f (x) k maka penyelesaiannya adalah k f (k) k .
2. f (x) k maka penyelesaiannya adalah f (x) k atau f (x) k .
3. f (x) g(x) maka penyelesaiannya adalah f 2 (x) g 2 (x) .
Contoh:
1. Penyelesaian dari 2x 3 7 adalah ....
Pembahasan:
2x 3 7
7 2x 3 7
7 3 2x 3 7
4 2x 10
2 x5
Maka, HP-nya adalah { 2 x 5 }.
2. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x2 5x 3 3 adalah ....
Pembahasan:
x2 5x 3 3 , maka penyelesaiannya:
x2 5x 3 3 atau x2 5x 3 3
x2 5x 3 3 0 x2 5x 3 3 0
x2 5x 0
x2 5x 6 0 x(x 5) 0
(x 2)(x 3) 0 x 0 x 5
x 2 x 3
+++ --- +++ +++ --- +++
-5 0
-3 -2
Maka, HP-nya adalah {3 x 2 atau x 5 atau x 0}.
3. Nilai x yang memenuhi 3x 4 2x 1 adalah ....
Pembahasan:
3x 4 2x 1
(3x 4)2 (2x 1)2
9x2 24x 16 4x2 4x 1 +++ --- +++
9x2 4x2 24x 4x 16 1 0 1 3
5x2 20x2 15 0
x2 4x 3 0
(x 1)(x 3) 0
x 1 x 3
Maka, HP-nya adalah {1 x 3} .
Video Pertidaksamaan Logaritma (Bonus)
Trigonometri
Perbandingan Trigonometri
Perbandingan Trigonometri Dalam Segitiga Siku-Siku
sisi depan terhadapα
sisi miring r y
α sisi samping terhadapα
x
1. sin y (depan) kebalikannya cos ec 1 r (miring)
r (miring) kebalikannya sin y (depan)
kebalikannya
2. cos x ( samping ) sec 1 r (miring)
r (mi ring) cos x (samping)
3. tan y (depan) cot 1 x ( samping )
x ( samping ) tan y (depan)
Catatan: tanα juga bisa didefinisikan sebagai : tan sin
cos
Contoh:
1. Jika diketahui cos 5 , maka nilai sinα dan tanα adalah ....
13
Pembahasan: r =13 Nilai y didapat dari :
cos 5 (depan)
α y 132 52 169 25 144
13 (miring) x=5 y 12
sin depan 12 y = 12
miring 13
tan depan 12
samping 5
2. Diketahui tan k , maka nilai sec adalah...
Pembahasan: Nilai r didapat dari :
tan k bisa ditulis tan k depan
miring (r ) r k 2 12 k 2 1
1 samping k
α
sec miring k 2 1 k 2 1 1
samping 1
Sudut-Sudut Istimewa
Nilai-nilai trigonometri untuk sudut-sudut istimewa ditunjukkan pada tabel berikut.
α 0o 30o 45o 60o 90o 180 o 270 o
Sin α 0 12 1 0 –1
Cos α 1 1 2 13 0 –1 0
Tan α 0 2 12 2 ∞ 0∞
13 2
2 1
13 1 2
3
3
Kuadran
Kuadran adalah daerah pergerakan sudut dalam satu putaran sudut yang terdiri atas empat bagian. Nilai-
nilai trigonometri pada setiap kuadran ditunjukkan berikut ini. 1 – 2
90o
Kuadran II Kuadran I Catatan:
0<ø<3
sin + Kuadran I: 0 90
semua + Kuadran II: 90 180
Kuadran III: 180 270
180o 0o atau 360o Kuadran IV: 270 360
(satu kali putaran)
Kuadran III Kuadran IV
tan + cos +
270o
sinα y () 90o sinα y ()
r y r
cos x () cosα x ()
r r
tan y () tanα y ()
x x
180o –x r r x 0o atau 360o
α α sin y ()
α α r
r
r cosα x ()
r
sin y ()
r –y tan y ()
270o x
cos x ()
r
tanα y ()
x
Sudut Berelasi
Sudut berelasi menjelaskan hubungan nilai-nilai trigonometri antara suatu sudut dan sudut lainnya dalam
sebuah kuadran. Berikut ini akan dijelaskan penjabaranya sekaligus diberi teknik penghitungan mudah.
Sudut berelasi kuadran I
Berikut akan dibahas hubungan sudut α dan (90o – α) dengan α sudut lancip(0o < α < 90o).
90o
y r
180o (90o – α) 0o
α
Kesimpulan:
x
sin cos (90o )
270o cos sin (90o )
tan cot (90o )
sin y perhatikan cos (90o ) y
r perhatikan r
perhatikan
cos x sin (90o ) x
r r
tan y tan (90o ) y
x x
Contoh:
Nilai dari cos 20 cos 40 adalah ....
sin 70 sin 50
Pembahasan:
cos 20 cos 40 sin 70 sin 50 1
sin 70 sin 50 sin 70 sin 50
Sudut berelasi kuadran II
Berikut akan dibahas hubungan sudut (90o + α) dan (180o – α) dengan α sudut lancip (0o 90o ) .
90 o 90 o
garis h y 0o garis h y 0o
180 o – x r (180 o – α) r (90 o + )
o
α 180 o – x α
270 o 270 o
Besar sudut yang dibentuk oleh garis h dan Besar sudut yang dibentuk oleh garis h
sumbu-X positif adalah (180 o – α) atau α dan sumbu-X positif adalah (90 o + )
terhadap sumbu-X negatif. atau α terhadap sumbu-X negatif.
sin (180o ) sin y sin (90o ) sin cos y
r r
cos(180o ) cos x cos(90o ) cos sin x
r r
tan (180o ) tan y tan (90o ) tan cot y
x x
Jadi, bisa disimpulkan: sin (90o ) cos
cos (90o ) sin
sin (180o ) sin tan (90o ) tan
cos (180o ) cos
tan (180o ) tan
Sudut berelasi kuadran III
Dengan cara yang sama seperti pada kuadran II, pada kuadran III didapat:
sin (180o ) sin sin (270o ) cos
cos (180o ) cos cos (270o ) sin
tan (180o ) tan tan (270o ) tan
Sudut berelasi kuadran IV
Dengan cara yang sama seperti pada kuadran II dan III, pada kuadran IV didapat:
sin (360o ) sin sin (270o ) cos
cos (360o ) cos cos (270o ) sin
tan (360o ) tan tan (270o ) tan
Sudut berelasi lebih dari 360o
Untuk sudut yang lebih dari 360o, artinya sudut itu bergerak lebih dari satu putaran, maka berlaku:
sin (n.360o ) sin
cos (n.360o ) cos
tan (n.360o ) tan
n adalah bilangan bulat positif.
Catatan Penting:
sin (n.180o ) sin dengan n bilangan bulat positif, n = 1, 2, 3, 4, ....
cos (n.180o ) cos
tan (n.180o ) tan tanda positif/negatif untuk nilai trigonometri bergantung letak kuadrannya
sin (n.90o ) cos dengan n bilangan bulat positif ganjil, n = 1, 3, 5, ....
cos (n.90o ) sin
tan (n.90o ) cot tanda positif/negatif untuk nilai trigonometri bergantung letak kuadrannya
Contoh:
1. Berapakah nilai dari:
a. cos 150 1500 berada dikuadran II, maka nilai cos
b. tan 240 negatif (-)
c. sin 330
Pembahasan :
a. cos150 cos (180O 30O )
cos 30 1 3
2
Atau bisa diselesaikan dengan cara:
cos150 cos (90 60 )
sin 60 1 3 2400 berada dikuadran III, maka nilai tan
2 positif (+)
b. tan 240 tan(180 60) 3300 berada dikuadran IV, maka nilai sin
negatif (-)
tan 60 3
c. sin 330 sin(360 30)
sin 30 1
2
2. Nilai dari dari :
a. tan 750
b. sin 1230
Pembahasan:
a. tan 750 tan 2360 30
tan 30 1
2
b. sin1.230 tan (3 360 150 )
tan 150 tan (180 30 )
tan 30 1 3
3
Sudut Negatif
Sudut positif artinya perputaran sudut berlawanan arah dengan jarum jam.
Sudut negatif artinya perputaran sudut searah dengan jarum jam.
Dalam sudut negatif berlaku: α searah jarum
-α jam
sin ( ) sin
cos ( ) cos berlawan arah
tan ( ) tan jarum jam
Satuan Ukuran Sudut
Derajat dan Radian
Satuan yang biasa dipakai pada pengukuran sudut adalah derajat dan radian.
radian = 180o
Jika 3,14 atau 22 maka:
7
1radian 180 180 57,3
3,14
1radian 57,3
180 radian
1 radian
180
1 3,14 radian = 0,017 radian
180
1 0,017 radian
Contoh:
1. Ubahlah sudut 2 dalam satuan derajat!
3
Pembahasan:
Bentuk 2 artinya 2 radian (satuan ‘radian’ sering kali tidak dituliskan). Jadi, untuk mengubah ke dalam
33
satuan derajat, dilakukan dengan cara mengubah menjadi 180o atau dikali dengan 180 :
2 2 180 120
33
4. Ubahlah bentuk 150o dalam bentuk radian !
Pembahasan:
Untuk mengubah bentuk derajat ke radian, caranya dikali dengan .
180
150 150 . 1 5
180 6
Derajat, Menit, dan Detik
Satuan sudut bisa juga dinyatakan dalam bentuk menit(’) dan detik (’’).
1o = 60’ (menit) atau 1’ = 1
60
1o = 3600’’ (detik) atau 1’’ = 1
3600
Contoh:
Ubahlah bentuk 30o 30’ 36’’ menjadi bentuk sudut dalam satuan derajat!
Pembahasan:
30o 30’ 36’’ = (30 30 1 36 1 ) = (30 + 0,5 + 0,01)o = 30,51o
60 3.600
Koordinat Kutub dan Koordinat Cartesius
P dalam koordinat Cartesius: P(x, y)
P
y
r
P dalam koordinat kutub: P( r , α)
α
x
Mengubah koordinat Cartesius P(x, y) ke koordinat kutub P(r, α)
r x2 y2
tan y
x
Contoh:
Ubahlah titik-titik dalam koordinat Cartesius berikut menjadi koordinat kutub:
a. (3, 3 3)
b. (1, 3)
Pembahasan:
a. Dari koordinat Cartesius (3, 3 3) , maka x 3, y 3 3 .
r x2 y2 32 (3 3)2 9 27 36 6
tan y 3 3 3 , maka α = 60o
x3
Jadi, hasilnya (6, 60o).
b. Dari koordinat Cartesius (1, 3) , maka x 1, y 3 .
r x2 y 2 (1)2 ( 3)2 1 3 4 2
tan y 3 3 , maka α = 120o
x 1
Jadi, hasilnya(2, 120o).
Mengubah titik P(r, α) dalam koordinat kutub ke koordinat Cartesius P(x, y)
x r cos
y r sin
Contoh:
Ubah titik-titik dalam bentuk koordinat kutub berikut menjadi koordinat Cartesius:
a. (4, 30o)
b. (8, 2 )
3
Pembahasan:
a. Dari koordinat kutub (4, 30o), maka r = 4 dan α = 30o
x r cos 4 cos30 4 1 3 2 3
2
y r sin 4 sin 30 4 1 2
2
Jadi, hasilnya (2 3,2) .
b. Dari koordinat kutub (8, 2 ) , maka r = 8 dan 2 2 .180 120 .
3 33
x r cos 8 cos 120 8 ( 1 ) 4
2
y r sin 8 sin 120 8 1 3 4 3
2
Jadi, hasilnya (4,4 3) .
Rumus Identitas
Rumus- rumus identitas dalam trigonometri adalah:
sin 2 x 1 cos2 x
sin 2 x cos2 y 1
cos2 x 1 sin 2 x
1 tan2 x sec2 x tan2 x sec2 x 1
1 cot2 x cos ec2 x cot2 x cosec2 x 1
Contoh:
1. Bentuk sederhana dari (sin2 x 1)(1 tan2 x) adalah ....
Pembahasan:
(sin2 x 1)(1 tan2 x) (1 sin2 x)(sec2 x)
cos2 x 1
cos2 x
1
2. Buktikan:
1 tan2 x 1
cos2
x
Pembahasan:
1 tan2 x 1
cos2 x
Kita uraikan ruas kiri persamaan:
1 x tan2 x
cos2
sec2 x tan2 x (1 tan2 x) tan2 x
1 tan2 x tan2 x 1 (terbukti)
Persamaan Trigonometri
Rumus- rumus dalam persamaan trigonometri adalah :
1. sin x sin
x k.360 atau x (180 ) k.360 ; dengan k bilangan bulat
2. cos x cos
x k.360 atau x k.360 ; dengan k bilangan bulat
3. tan x tan
x k.180
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian dari sin x 1 3 , untuk 0 x 360o adalah ....
2
Pembahasan:
sin x 1 3
2
sin x sin 60o
x 60 k.360 atau x (180 60) k.360
x 60 k.360 atau x 120 k.360 420o dan 480o tidak masuk dalam HP
k 0: x 60 0 atau x 120 0
x 60 atau x 120 karena 0 x 360o
k 1: x 60 360 atau x 120 360
x 420 atau x 480
Maka, himpunan penyelesaiannya adalah{60 , 120 } .
2. Himpunan penyelesaian dari cos 3x 1 2 0 , untuk 0 x 180o adalah ....
2
Pembahasan:
cos 3x 1 2 0
2
cos3x 1 2
2
cos 3x cos 45
3x 45 k.360 atau 3x 45 k.360
x 15 k.120 atau x 15 k.120
k 0: x 15 0 atau x 15 0
x 15 atau x 15
k 1: x 15 120 atau x 15 120
x 135 atau x 105 -15o, 255o dan 235o tidak masuk dalam HP
k 2: x 15 240 atau x 15 240
karena 0 x 180o
x 255 atau x 235
Maka, himpunan penyelesaiannya adalah {15 ,105 ,135} .
3. Himpunan penyelesaian dari tan (2x 30 ) 1 3 , untuk nilai 0 x 360 adalah ....
3
Pembahasan:
tan(2x 30) 1 3
3
tan (2x 30 ) tan 30
2x 30 30 k.180
2x 60 k.180
x 30 k.90
k 0: x 30 0
x 30
k 1: x 30 90
x 120
k 2: x 30 180
x 210
k 3: x 30 270
x 300
k 4: x 30 360
x 390
Maka, himpunan penyelesaiannya{30 , 120 , 210 , 300 } .
Rumus-Rumus Segitiga Dalam Trigonometri
Aturan Sinus
C
ba abc
Ac B sin A sin B sin C
Aturan sinus dipakai, jika diketahui:
1. Dua sudut dan satu sisi; atau
2. Dua sisi dan satu sudut (yang bukan sudut apit).
Contoh:
Jika diketahui segitiga ABC dengan A 120 , B 30 , dan a 8 . Tentukanlah panjang b!
Pembahasan: C a=8
Karena A 120 , B 30 maka C 30 . 30
abc
120 30 B
sin A sin B sin C
8 b A
sin120 sin 30
8 sin 30 b atau b 8 sin 30
sin 120 sin 120
b 8 1 dirasionalkan b 8 3 8 3
1 32 33 3
2
b 8
3
b8 3
3
Aturan Cosinus a2 b2 c2 2bc cos A cos A b2 c 2 a 2
C b2 a2 c2 2ac cos B 2bc
c2 a2 b2 2ab cosC
ba cos B a 2 c 2 b2
2ac
Ac B
cos C a 2 b2 c 2
2ab
Aturan cosinus dipakai, jika diketahui:
1. Dua sisi dan satu sudut apit;
2. Ketiga sisi.
Contoh:
1. Diketahui segitiga ABC dengan b 5, c 8 , dan A 60 , maka panjang sisi a adalah ....
Pembahasan: C
a2 b2 c2 2bccos A b =5 a=....
a2 52 82 2 5 8 cos60
a 2 25 64 80 1 60o c=8 B
A
2
a2 89 40 49
a 7 karena yang ditanyakan adalah panjang a; dan panjang itu harus bernilai positif, maka a = 7.
2. Jika diketahui segitiga PQR dengan panjang tiap sisinya 6, 8, dan 10;maka nilai cosinus sudut
terbesarnya adalah ....
Pembahasan:
Sudut terbesar terletak di hadapan sisi terpanjang, maka sudut P
terbesarnya adalah sudut P.
cos P q2 r2 p2 82 62 102 64 36 100 100 100 q =8 r=6
2qr 2 8 6 96 96 R p= 10 Q
cos P 0 0
96
Maka besar sudut P adalah 90o
Luas Segitiga ta L 1 at
Diketahui alas dan tinggi 2
t
a
Catatan: L 1 a b sin C
Hubungan alas dan tinggi harus saling tegak lurus 2
Diketahui dua sisi dan satu sudut apit L 1 a c sin B
C 2
ba L 1 b c sin A
2
Ac B
Contoh:
Sebuah segitiga ABC dengan b = 4 cm, c = 5 cm, dan A 45 , maka luasnya adalah ....
Pembahasan:
L 1 b c sin A C
2
L 1 4 5 sin 45 b=4 a
2
45o B
L 10 1 2 A c=5
2
L 5 2 cm2
Diketahui tiga sudut dan satu sisi L a2 sin B sin C
C 2sin A
ba L b2 sin Asin C
2sin B
Ac B
L c2 sin Asin B
2sin C
Contoh:
Pada segitiga ABC diketahui A 120 , B 30 , dan a = 4 cm. Maka, luas segitiga tersebut adalah ....
Pembahasan:
Diketahui a = 4 cm, A 120 , dan B 30 , maka C 30 .
L a2 sin B sin C
2sin A
L 42 sin 30 sin 30
2sin 120
16 1 1 4
L 2 2
21 3 3
2
L4 3
3
Diketahui panjang seluruh sisinya
C
ba
Ac B L s(s a)(s b)(s c)
Dengan s adalah setengah keliling:
s 1 (a b c)
2
Contoh:
Suatu segitiga dengan sisi – sisi nya 5 cm, 6 cm dan 7 cm. Maka luas segitiganya adalah....
Pembahasan:
s 1 (a b c) 1 (5 6 7) 1 (18) 9
2 22
L s(s a)(s b)(s c)
9(9 5)(9 6)(9 7)
9432
36 6
6 6
Luas Segi-n Beraturan
r
L 1 nr 2 360
2 sin n
n = banyaknya jumlah sisi
r = jari-jari lingkaran
Contoh:
Sebuah segi-12 beraturan dengan jari-jari lingkarannya adalah 2 cm. Maka, luas segi-12 beraturan tersebut
adalah ....
Pembahasan:
n = 12, r = 2 cm
L 1 nr 2 sin 360
2 n
L 1 12 22 sin 360
2 12
L 6 4 sin 30
L 64 1
2
L 12cm2
Jari-Jari Lingkaran rd L ABC ; atau
Jari-jari lingkaran dalam segitiga s
C rd s(s a)(s b)(s c)
s
b
a
rd
A B
c
Jari-jari lingkaran luar segitiga
C
b rl a A b c ; atau
rl 2 sin 2sin B 2sin C
a rl abc abc
4L ABC s (s a)(s b)(s c)
A rl 4
rl
c
B
Jari-jari lingkaran singgung
ra s. tan 1 A
2
ra LABC s(s a)(s b)(s c)
sa sa
C rb
b ra 1
rc 2
a rb s. tan B
A cB rb LABC s(s a)(s b)(s c)
sb sb
rc s. tan 1C
2
rc LABC s(s a)(s b)(s c)
sc sc
Grafik Fungsi Trigonometri
Grafik Fungsi Sin x
Bentuk dasar
Bentuk dasar y f (x) sin x digambarkan sebagai berikut.
y Catatan:
1 gelombang = 1 gunung + 1 lembah
1 y sin x Periode: besar sudut yang dibutuhkan untuk
menempuh satu gelombang.
Frekuensi: banyaknya gelombang dalam 360o
90o 180o 270o 360o x
-1
Dari grafik tersebut didapat:
1. Nilai maksimum 1 dan nilai minimum –1
2. Amplitudo (maks – min) = (1 – (–1)) = 2
3. Periode = 360o = 2
Bentuk umum fungsi sin x adalah:
y asin (kx b) , dengan a,b, dan k bilangan real; a ≠ 0 dan k ≠ 0.
Dari bentuk umum tersebut, bisa didapat: Jika k negatif kita ubah ke positif untuk
1. Maksimum a dan minimum a mempermudah penyelesaian. Ingat
bentuk: sin (x) = – sin (x)!
2. Amplitudo = 2a
3. Periode = 360
k
Cara menggambar grafik
Langkah menggambar grafik sin x adalah sebagai berikut:
y sin x bentuk dasar, periodenya: 2
y sin kx
y sin(kx b) periodenya : 2 360
y a sin(kx b) kk
b
Jika (+) geser kurva ke kiri sejauh
k
b
Jika (-) geser kurva ke kanan sejauh
k
perbesar kurva:nilai maksimum menjadi |a| dan nilai
minimum = –|a|
Contoh:
1. Gambar persamaan kurva dari y 2 sin 3x untuk 0 x 360adalah ....
Pembahasan: y
1 y sin x
Langkah I
y sin x 90o 180o 270o x
360o
Maksimum = 1 –1
Minimum = –1
y
Periode = 2 360 y sin 3x
Langkah II 1
y sin 3x
Periode menjadi: 30o 90o 150o 210o 270o 330o x
60o
2 2 360 120 120o 180o 240o 300o 360o
k3 3
-1
y
Langkah III 2
y 2sin 3x
Nilai maksimum dan minimum menjadi: y 2sin 3x
Maksimum = a 2 2 1
Minimum = a 2 2 30o 90o 150o 210o 270o 330o x
60o
120o 180o 240o 300o 360o
-1
-2
2. Grafik kurva dari persamaan y 2sin (2x 90) untuk 0 x 360adalah ....
Pembahasan:
Langkah I kita lewati y
(dianggap sudah paham)
Langkah II 1 y sin 2x
y sin 2x
Maksimum = 1 90o 180o 270o x
Minimum = –1
360o
Periode = 2 360 180
22 –1
Langkah III y y sin (2x 90)
y sin (2x 90)
Grafik digeser ke kiri sejauh: 1 90o 180o 270o x
90o
b 90 45 –90o 360o
k2 –1
Langkah IV y y 2sin(2x 90)
y 2sin(2x 90)
Maks dan min menjadi 2 90o 270o x
1 180o
Maksimum = a 2 2 360o
–1
Minimum = a 2 2 –2
Grafik Fungsi Cos x y cos x
Bentuk Dasar
Bentuk dasar y f (x) cos x digambarkan sebagai berikut.
y
1
90o 180o 270o 360o x
–1
Dari grafik tersebut, didapat:
1. Nilai maksimum 1 dan nilai minimum –1.
2. Amplitudo: nilai (maksimum – minimum) = (1 – (–1)) = 2.
3. Periode = 360o = 2 .
Bentuk umum fungsi cos x adalah:
y a cos(kx b) dengan a,b dan k bilangan real; a ≠ 0 dan k ≠ 0
Dari bentuk umum tersebut, bisa didapat: Jika k negatif, kita ubah ke positif untuk
1. Nilai maksimum a dan minimum a . mempermudah penyelesaian. Ingat
bentuk: cos (x) = cos x!
2. Amplitudo = 2a
360
3. Periode =
k
Cara menggambar grafik
Langkah menggambar grafik cos x adalah sebagai berikut:
y cos x bentuk dasar: periodenya 2
y cos kx periodenya: 2 360
y cos(kx b) kk
b
Jika (+) geser kurva ke kiri sejauh
kb
Jika (-) geser kurva ke kanan sejauh
k
y a cos(kx b) perbesar kurva: nilai maksimum menjadi |a| dan nilai minimum –|a|
Contoh:
1. Diberikan persamaan y 2 cos3x , maka bentuk grafik untuk 0 x 360 adalah....
Pembahasan: y y cos x
Langkah I
y cos x 1 180o 270o x
Maksimum = 1 90o 360o
Minimum = –1 –1
Periode = 2 360
y
Langkah II 1
y cos 3x
Periode menjadi : y cos3x
2 2 360 120 30o 90o 150o 210o 270o 330o x
k3 3 60o 120o 180o 240o 300o 360o
Langkah III –1
y 2 cos3x
Nilai maksimum dan minimum menjadi: y
Maksimum = a 2 2 2
Minimum = a 2 2 y 2 cos3x
1
30o 90o 150o 210o 270o 330o x
60o 120o 180o 240o 300o 360o
–1
–2
2. Bentuk grafik dari persamaan y 3cos(2x 90) untuk 0 x 360adalah ....
Pembahasan: y
Langkah II 1
y cos 2x
y cos 2x
Periodenya menjadi:
45o 135o 215o 315o x
2 2 360 180
k2 2 90o 180o 270o 360o
–1
Langkah III y
y cos(2x 90)
1
Grafik digeser ke kanan sejauh:
y cos(2x 90)
b 90 45
k2 45o 135o 215o 315o x
90o 180o 270o 360o
–1
Langkah IV y
y 3cos(2x 90)
Nilai maksimum dan minimum menjadi : 3
Maksimum = a 3 3 2
Minimum = a 3 3 y 3cos(2x 90)
1
45o 135o 215o 315o x
90o 180o 270o 360o
–1
–2
–3
Grafik Fungsi Tan x
Bentuk dasar
Bentuk dasar y f (x) tan x digambarkan sebagai berikut:
y
3 120o135o 180o 270o 360o x
1 45o 60o 90o
–1
3
Dari grafik tersebut, didapat:
1. Nilai maksimum di tak hingga besarnya (~) dan nilai minimumnya juga di tak hingga kecilnya (– ~).
2. Amplitudo nilai grafik fungsi tan x memiliki nilai yang tak hingga besarnya.
3. Periode = 180o =
Bentuk umum fungsi tan x
y a tan(kx b) Jika k negatif, kita ubah ke positif
, dengan a,b, dan k bilangan real; a ≠ 0 dan k ≠un0tu.k mempermudah penyelesaian.
Ingat bentuk: tan ( –x) = – tan x!
Dari bentuk umum tersebut, bisa didapat:
1. Nilai maksimum selalu di tak hingga besarnya (~), dan nilai minimum di tak hingga kecilnya (– ~)
2. Nilai amplitudo selalu tak hingga besarnya (~).
180
3. Periode =
k
Cara menggambar grafik
Langkah menggambar grafik cos adalah sebagai berikut :
y tan x bentuk dasar: periode =
y tan kx
y tan(kx b) periodenya: 180
y a cos(kx b) kk
b
Jika (+) geser kurva kekiri sejauh
kb
Jika (-) geser kurva kekanan sejauh
k
perbesar kurva a kali untuk setiap nilai x-nya.
Contoh:
1. Untuk 0 x 360, maka bentuk grafik dari y tan 2x adalah ....
Pembahasan:
Langkah I
y tan x
Maksimum = ~ y
Minimum = –~
3
Periode = 180 1
-1 120o 135o 180o 270o x360o
-3 45o 60o 90o
y
Langkah II 3
y tan 2x 1
Periode menjadi : 45o 135o 225o 225o
90o 270o
180 90 22,5o 180o 360o x
k2 2 30o
-1
-3
y
2. Gambar grafik dari y 2 tan(x 90) dengan 3 120o 135o 180o 270o x
1 45o 60o 90o
0 x 360. 360o
-1
Pembahasan: -3
Langkah I
y tan x
Maksimum = ~
Minimum = –~
Periode = 180
y
Langkah II 3
y tan(x 90) 1
Periode tetap = 180 -90o 30o 45o 90o 135o 150o 180o 270o x
-1
Grafik digeser ke kiri sebesar: 360o
-3
b 90 90
k1 y
Langkah III 23
y 2 tan(x 90)
Setiap nilai y diperbesar/diperkecil 2 kali 2
untuk setiap nilai x yang bersesuaian.
30o 45o 90o 135o 150o 180o 270o x360o
-2
-2 3
Rumus-Rumus Trigonometri
Rumus Jumlah dan Selisih Sudut
1. sin( A B) sin Acos B cos Asin B
2. sin( A B) sin Acos B cos Asin B
3. cos( A B) cos Acos B sin Asin B
4. cos( A B) cos Acos B sin Asin B
5. tan( A B) tan A tan B
1 tan A tan B
6. tan( A B) tan A tan B
1 tan A tan B
Contoh:
1. Berapakah nilai dari sin 15 ....
Pembahasan:
sin15 sin (45 30)
sin 45 cos30 cos 45 sin 30
1 21 31 21
22 22
1 61 2
44
1 ( 6 2)
4
2. Nilai cos105 adalah ....
Pembahasan:
cos105 cos (60 45)
cos 60 cos 45 sin 60 sin 45
11 21 31 2
22 2 2
1 21 6
44
1 ( 2 6)
4
3. Jika diketahui tan x 1 dan sin y 3 , maka nilai tan(x y) ....
25
Pembahasan:
tan x 1 dan sin y 3 (depan) 53 tan y 3
2 5 (miring) y 4
tan(x y) tan x tan y 4
1 tan x tan y
13 23 1 1 8 2
24 44 4
1 1 3 8 3 11 4 11 11
24 8 8 8
Rumus Sudut Rangkap
Rumus-rumus sudut rangkap ini didapat dari penurunan rumus jumlah sudut sebelumnya sehingga didapat
sebagai berikut: sin 2A 2sin Acos A
1. cos2A cos2 A sin 2 A
2.
2cos2 A 1
1 2sin2A
3. tan 2 A 2 tan A
tan 2A
1
4. sin 3A 3sin A 4sin 2 A
5. cos3A 4cos2 3cos A
Rumus Perkalian Sinus dan Cosinus
1. 2sin Acos B sin( A B) sin( A B)
2. 2 cos Asin B sin( A B) sin( A B)
3. 2 cos Acos B cos( A B) cos( A B)
4. 2sin Asin B cos( A B) cos( A B)
Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Cosinus
1. sin A sin B 2sin 1 ( A B) cos 1 ( A B)
22
2. sin A sin B 2 cos 1 ( A B) sin 1 ( A B)
22
3. cos A cos B 2 cos 1 ( A B) cos 1 ( A B)
22
4. cos A cos B 2sin 1 ( A B) sin 1 ( A B)
22
Logika Matematika
Kalimat
Dalam logika matematika kita akan banyak bicara tentang kalimat. Kalimat dalam logika ada beberapa
macam, yaitu kalimat terbuka, kalimat tertutup (pernyataan), dan bukan pernyataan.
Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum bisa diketahui nilai benar atau salahnya. Kalimat terbuka juga
biasanya masih mengandung variabel.
Contoh:
1. x adalah bilangan prima
Keterangan:
Kalimat ini belum bisa ditentukan nilai benar atau salahnya karena bergantung pada nilai x.
2. x + 2 = 5
Keterangan:
kalimat ini juga belum diketahui benar atau salahnya. Jika x kita ganti dengan 3, maka kalimat ini
menjadi benar. Tetapi, jika kita ganti dengan bilangan lain, pernyataan menjadi salah.
Kalimat Tertutup (Pernyataan)
Kalimat tertutup adalah kalimat yang sudah bisa ditentukan nilainya: benar atau salah.
Contoh:
1. Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
Keterangan:
Ini adalah pernyataan dan bernilai benar, karena sesuai dengan fakta yang ada.
2. Setiap segitiga siku-siku, maka pasti segitiga tersebut samakaki.
Keterangan:
Ini adalah pernyataan dan bernilai salah, karena suatu segitiga siku-siku belum tentu samakaki.
3. Jika x adalah bilangan cacah, maka x 2 ≥ 0.
Keterangan:
Ini adalah pernyataan yang bernilai benar. Karena bilangan cacah dimulai dari 0, maka hasil
kuadratnya pasti akan lebih besar atau sama dengan 0.
Kalimat Bukan pernyataan
Kalimat bukan pernyataan adalah kalimat yang tidak bisa ditentukan nilainya benar/salah atau bisa
dikatakan memiliki pengertian yang relatif.
Contoh:
1. Kota Jakarta jauh.
Keterangan:
Kalimat ini relatif nilainya, karena jauh atau dekat adalah hal yang relatif.
2. Apakah kamu suka makan nasi?
Keterangan:
Kalimat ini mengandung tanya tanya, jadi tidak bisa diketahui nilainya benar/salah.
Negasi/Ingkaran/Lawan
Negasi dari suatu pernyataan adalah kebalikan dari pernyataan tersebut. Jika suatu pernyataan bernilai
benar, maka negasi dari pernyataan tersebut bernilai salah. Jika suatu kalimat dilambangkan p, maka
negasinya dilambangkan dengan ~p.
p ~p ~(~p) = p
BS B
SB S
Contoh:
1. p = 3 bilangan ganjil
~p = 3 bukan bilangan ganjil
2. ~q = x bukan bilangan cacah
~(~q) = q = x bilangan cacah
3. r = x > 3
~r = x ≤ 3
Pernyataan Berkuantor
Kalimat berkuantor adalah kalimat mengandung kuantitas atau jumlah, seperti semua, seluruh, setiap,
beberapa, dan sebagainya. Ada dua jenis kuantor :
1. Kuantor universal, dilambangkan , dibaca semua, seluruh, setiap, atau tanpa kecuali.
(x)P(x) dibaca semua nilai x mempunyai sifat x.
Contoh:
Semua siswa rajin belajar.
Setiap ibu rumah tangga rajin memasak.
2. Kuantor eksistensial, dilambangkan , dibaca beberapa, ada, terdapat, atau sekurang-kurangnya.
(x)P(x) dibaca terdapat nilai x yang tidak mempunyai sifat x.
Contoh:
Ada siswa yang rajin belajar.
Beberapa ibu rumah tangga rajin memasak.
3. Negasi Kalimat Berkuantor
~ (x)P(x) (x) ~ P(x)
Contoh:
p = Semua pelajar berjuang meraih prestasi.
~p = Ada pelajar tidak berjuang meraih prestasi.
~ (x)P(x) (x) ~ P(x)
Contoh:
p = Beberapa kambing menyukai rumput.
~p = Setiap kambing tidak menyukai rumput.
Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan yang dibentuk dari gabungan beberapa kalimat tunggal
dengan menggunakan kata penghubung. Kata penghubung dalam matematika adalah disjungsi (atau),
konjungsi (dan), implikasi (maka), dan biimplikasi (jika dan hanya jika).
Istilah Lambang Kata penghubung
Disjungsi ..... atau .....
Konjungsi ..... dan ....
Implikasi
Biimplikasi jika .... maka ....
.... jika dan hanya jika ....
Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dua pernyataan atau lebih dengan
kata penghubung “atau” dan disimbolkan “ ”.
Pernyataan “ p q ” dibaca “p atau q” .
Tabel kebenaran p q : pq
pq
BBB
BSB
SBB
SSS
Catatan: Disjungsi akan bernilai salah, jika kedua pernyataannya bernilai salah; atau disjungsi akan bernilai benar, jika salah
satunya pernyataannya bernilai benar.
Contoh:
1. Nilai kebenaran dari kalimat “2 x 7 = 10 atau 7 adalah bilangan prima “ adalah ....
Pembahasan:
“2 x 7 = 10 atau 7 adalah bilangan prima “
SB
SB = B
Maka, nilai kebenaranya adalah B (benar).
Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dari dua pernyataan atau lebih
dengan kata penghubung “dan” dan disimbolkan dengan “ ”.
Pernyataan “ p q ” dibaca “p dan q”.
Tabel kebenaran p q :
p q pq
BBB
BSS
SBS
SSS
Catatan: Konjungsi akan bernilai benar, jika kedua pernyataannya bernilai benar; atau konjungsi akan bernilai salah jika
minimal satu pernyataannya bernilai salah.
Contoh:
1. Nilai kebenaran dari pernyataan “ 23 < 2 x 3 dan jumlah sudut dalam segitiga adalah 180o”.
Pembahasan:
“ 23 < 2x3 dan jumlah sudut dalam segitiga adalah 180o” .
SB
S B=S
Maka, nilai kebenaranya adalah S (salah).
Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dua kalimat atau lebih dengan kata
penghubung “jika ... maka ....” disimbolkan “ ”.
Pernyataan “p q” dibaca “ jika p maka q”.
p disebut antisenden
q disebut konsekuen
Tabel kebenaran p q :
p q pq
BBB
BSS
SBB
SSB
Catatan: Implikasi akan bernilai salah, jika antisenden benar dan konsekuen salah.
Contoh :
1. Nilai kebenaran dari “jika 25 = 10 maka 55 = 25” adalah ....
Pembahasan:
“ jika 25 = 10 maka 55 = 25 “
S S
S S =B
Maka, nilai kebenarannya adalah B (benar).
Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dari dua pernyataan dengan kata
penghubung “ .... jika dan hanya jika ....” disimbolkan “ .... ....”.
Pernyataan “ p q “ dibaca “ p jika dan hanya jika q” .
Biimpikasi ini sesungguhnya penggabungan dua implikasi, maka:
p q (p q) (q p)
Tabel kebenaran p q :
p q pq
BBB
BSS
SBS
SSB
Catatan: Biimplikasi akan bernilai benar, jika kedua pernyataan bernilai sama ( B B atau S S ).
Contoh:
1. Nilai kebenaran dari “ 2 adalah satu-satunya bilangan prima yang bernilai genap jika dan hanya jika
23 = 6 “ adalah...
Pembahasan:
“ 2 adalah satu-satunya bila prima yang bernilai genap jika dan hanya jika 23 = 6 “
S
B
B S = S Maka, nilai kebenarannya adalah S (salah).
Operasi Pernyataan Majemuk
a. Komutatif
pq qp
pq qp
b. Asosiatif
(p q) r p (q r)
(p q) r p (q r)
c. Distributif
p (q r) (p q) (p r)
p (q r) (p q) (p r)
d. Absorbsi
p (q p) p
p (q p) p
Ekuivalensi
Pernyataan ekuivalen adalah dua pernyataan atau lebih dengan nilai kebenaran sama. Ada dua
pernyataan ekuivalen yang paling sering digunakan, yaitu:
1. p q ~ p q
Berikut adalah pembuktian, bahwa pernyataan p q ekuivalen dengan ~ p q :
p q pq p ~p q ~p q
BBB BSBB
BSS BSSS
SBB SBBB
SSB SBSB
Bernilai kebenaran sama
Proses yang perlu dilakukan dalam mengubah p q menjadi ~ p q adalah:
Antisenden (p) diubah menjadi negasinya (~p); atau sebaliknya dari ~p berubah menjadi p.
Impilkasi ( ) berubah menjadi konjungsi ( ); atau sebaliknya dari berubah menjadi .
Konsekuen (q) tidak berubah.
Contoh:
1. ~ p q p q
2. ~ p ~ q p ~ q
3. ~ p ~ q p ~ q
2. p q ~ q ~ p
Berikut adalah pembuktian, bahwa pernyataan p q ekuivalen dengan ~ q ~ p :
p q pq p ~p q ~q ~q ~p
BBB
BSS BSBS B
SBB
SSB BSSB S
SBBS B
SBSB B
Bernilai kebenaran sama
Proses yang perlu dilakukan untuk merubah p q menjadi ~ q ~ p adalah:
tukarkan posisi antisenden(p) dengan konsekuen (q)
negasikan antesenden dan konsekuen setelah dipertukarkan
Contoh:
1. ~ p q ~ q p
2. ~ p ~ q q p
3. q ~ p p ~ q
Ingkaran/Negasi Kalimat Majemuk
Ingkaran Disjungsi
Pernyataan disjungsi ( ) apabila diingkarkan menjadi konjungsi ( ).
~ (p q) ~ p ~ q
Contoh:
1. ~ (~ p q) p ~ q
2. ~ (~ p ~ q) p q
Ingkaran Konjungsi
Pernyataan konjungsi ( ) apabila diingkarkan menjadi disjungsi ( ).
~ (p q) ~ p ~ q
Contoh :
1. ~ (p q) ~ p ~ q
2. ~ (p ~ q) ~ p q
Ingkaran Implikasi
Implikasi tidak bisa diingkarkan secara langsung, harus diubah lebih dahulu menjadi bentuk disjungsi.
Kemudian, baru bisa dilakukan proses ingkaran.
~ (p q) ~ (~ p q) Ingat ekuivalensi: p q ~ p q
p ~ q
Jadi :
~ (p q) p ~ q
Contoh:
1. ~ (~ p q) ~ (p q) ~ p ~ q
2. ~ (~ p ~ q) ~ (p ~ q) ~ p q
Ingkaran Biimplikasi
Proses ingkaran biimplikasi adalah sebagai berikut:
~ (p q) ~ (p q) (q p) Ingat bentuk biimplikasi : p q (p q) (q p)
~ (~ p q) (~ q p) Ingat ekuivalensi: p q ~ p q
(p ~ q) (q ~ p)
Jadi:
~ (p q) (p ~ q) (q ~ p)
Contoh:
1. ~ (~ p q) ~ (~ p q) (q ~ p) ~ (p q) (~ q ~ p) (~ p ~ q) (q p)
2. ~ (~ p ~ q) ~ (~ p ~ q) (~ q ~ p) ~ (p ~ q) (q ~ p) (~ p q) (~ q p)
Tautologi dan Kontradiksi
Tautologi adalah kalimat majemuk yang selalu bernilai benar untuk seluruh kemungkinannya.
Kontradiksi adalah kalimat majemuk yang selalu bernilai salah untuk seluruh kemungkinannya.
p q ~p p ~q ( p ~q) p
BBS S B
BSB B B
SBS S B
SSB S B
p ~p q ~p q p (~ p q) ( p ~q) p adalah tautologi karena nilai
BSB S S kebenarannya selalu benar.
BSS S S p (~ p q) adalah kontradiksi karena nilai
SBB B S kebenaranya selalu salah.
SBS S S
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi “ p q” dapat dilakukan operasi konvers, invers, dan kontraposisi
Konvers Tukarkan posisi antisenden dan konsekuen.
Invers Negasikan antisenden dan konsekuennya.
Kontraposisi
Tukarkan posisi antisenden dan konsekuen, kemudian
negasikan kedua ruas.
Contoh:
1. Invers dari pernyataan “ (p q) r ” adalah ....
Pembahasan:
(p q) r ~ (p q) ~ r
(~ p ~ q) ~ r
2. Kontraposisi dari kalimat “ jika saya optimis maka saya sukses” adalah ....
Pembahasan:
“ jika saya optimis maka saya sukses “
pq
Jadi, kontraposisi p q adalah ~ q ~ p . Jika ditulis dalam kalimat menjadi:
“ Jika saya tidak sukses maka saya tidak optimis.”
Penarikan Kesimpulan
Dalam matematika ada tiga cara dalam menarik kesimpulan, yaitu modus ponen, modus tollens, dan
silogisme.
Modus Ponens
pq premis 1
p premis 2
q kesimpulan
Contoh:
1. Penarikan kesimpulan dari:
Jika hari hujan maka Jakarta banjir
Hari hujan
....
Pembahasan:
Misalkan:
p: hari hujan
q: Jakarta banjir
maka:
pq
p
q
Jadi, kesimpulannya adalah q: Jakarta banjir.
2. Penarikan kesimpulan dari:
Jika Rudi tidak makan nasi maka Rudi masih merasa lapar
Rudi tidak makan nasi.
....
Pembahasan:
Misalkan:
~p = Rudi tidak makan nasi
q = Rudi masih merasa lapar
maka:
~pq
~p
q
Jadi, kesimpulannya adalah q: Rudi masih merasa lapar
Modus Tollens
p q premis 1
~q premis 2
~p kesimpulan
Contoh:
1. Penarikan kesimpulan dari:
Jika Andi berpikir positif maka masalah cepat selesai
Masalah tidak cepat selesai
....
Pembahasan:
Misalkan:
p: Andi berpikir positif
q: Masalah cepat selesai
~q: Masalah tidak cepat selesai
pq
~q
~p
Jadi, kesimpulannya adalah ~p: Andi tidak berpikir positif
2. Hasil dari premis-premis berikut adalah ….
Jika saya bekerja keras atau saya optimis maka saya akan sukses
Saya tidak sukses
....
Pembahasan:
Misalkan:
p q: Saya bekerja keras atau saya optimis
r : Saya akan sukses
~r : Saya tidak sukses
(p q) r
~r
~ (p q)
Jadi, kesimpulannya ~ (p q) ~ p ~ q
~p~q: Saya tidak bekerja keras dan saya tidak optimis