NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
6 Kaburan 81
7 Kentang 84
8 Kentang hitam 75
9 Ketela pohon (singkong) 85
10 Ketela pohon kuning 75
11 Somba (bentul) 86
12 Sente 86
13 Suweg 85
14 Talas bogor 85
15 Talas Pontianak 83
16 Ubi jalar kuning 85
17 Ubi jalar merah 93
18 Ubi jalar putih 91
19 Ubi kemayung 85
20 Ubi manis 85
21 Uwi 86
Kacang – kacangan 100
1 Biji jambu mete 100
2 Biji jambu mete goreng 90
3 Jengkol 100
4 Kabau 80
5 Kacang babi 100
6 Kacang babi, tempe 100
7 Kacang belimbing (kecipir) 100
8 Kacang belimbing (kecipir), rebus 100
9 Kacang belimbing (kecipir), tempe 95
10 Kacang endel, biji 100
11 Kacang gude 100
12 Kacang gude, rebus 100
13 Kacang hijau
291
Survey Konsumsi Pangan
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
14 Kacang kedelai 100
15 Kacang merah dengan kulit 95
16 Kacang mera segar tanpa kulit 100
17 100
18 Kacang merah rebus 100
19 Kacang merah tua 100
20 Kacang tanah tanpa kulit 100
21 Kacang tanah goreng 100
22 Kacang tanah rebus tanpa kulit 43
23 Kacang tanah rebus dengan kulit 100
24 Kacang tanah sangan 100
25 100
26 Kacang tolo 100
27 Kacang tolo rebus 100
28 100
29 Kacang uci 53
30 Karo andong 53
31 53
32 Karo roay 100
33 Kelapa muda, daging 80
34 Kelapa setengah tua, daging 95
35 Kelapa tua, daging 68
36 95
37 Kembang tahu 35
38 Kluwak 75
39 100
40 Koro benguk, nook 100
41 Koro kerupuk, nook 100
42 100
Koro loke, biji
292 Kwaci
Nangka biji
Lamtoro Var.gung tanpa kulit
Lamtoro Var.gung tempe
Lamtoro Var.gung tempe dengan kulit
Lamtoro Var.gung dengan kulit
Survey Konsumsi Pangan
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
43 Lamtoro Var.gung tempe 100
Daging dan telur BDD
60
1 Daging angsa 58
2 Daging ayam 60
3 Daging bebek (itik) 87
4 Telur ayam lokal 89
5 Telur ayam ras 90
6 Telur bebek 60
7 Daging angsa 83
8 Telur bebek diasin
80
Ikan, kerang dan udang 47
1 Bader (tawes) 36
2 Balong 80
3 Bambangan 96
4 Bandeng 80
5 Banjar 80
6 Bawal 60
7 Bekasang 100
8 Belida 100
9 Belut air tawar 80
10 Belut laut 70
11 Beunteur 90
12 Cakalang, asin 100
13 Cue selar kuning 100
14 Cumi – cumi 100
15 Dendeng 80
16 Dendeng 80
17 Ekor kuning 64
18 Gabus kering
19 Gabus segar 293
Survey Konsumsi Pangan
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
20 Hiu 65
21 Ikan asin kering 70
22 Ikan calo, peda 100
23 80
24 Ikan kembun 80
25 Ikan mas 80
26 Ikan segar 64
27 Kacangan 80
28 Kakap 70
29 46
30 Katombo, asin 45
31 Keong 100
32 Kepiting 20
33 55
34 Kerang tanpa cangkang 65
35 Kerang 70
36 52
37 Keru - keru 62
38 Kodok 80
39 49
40 Kura – kura 80
41 Kuro 48
42 Lais 89
43 Layang 80
44 Layur 90
45 90
46 Lemuru 90
47 Lidah 90
48 Mayong 90
Mujair
294 Peda banjar Survey Konsumsi Pangan
Pindang banjar
Pindang benggol
Pindang layang
Pindang selar kecil
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
49 Rusip 100
50 Sale 100
51 Selar kering 75
52 Selar segar 48
53 Seluang 89
54 Sepat kering 75
55 Sidat 100
56 Susu asin 70
57 Telur ikan 100
58 Tembang 80
59 Tepung ikan 100
60 Terasi 100
61 Teri 100
62 Udang kering 90
63 Udang segar 68
SAYURAN 93
1 Akar tonjong 90
2 Ale, toge 100
3 Anda liman 80
4 Andewi 69
5 Baligo 94
6 Bawang bombay 90
7 Bawang merah 88
8 Bawang putih 71
9 Bayam 71
10 Bayam merah 84
11 Bengkuang 75
12 Bit 80
13 Boros kunci 80
14 Boros lanja
295
Survey Konsumsi Pangan
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
15 Buncis 90
16 Bunga papaya jantan 100
17 Cabe gembor merah 89
18 82
19 Cabe hijau besar 85
20 Cabe merah besar (kering) 85
21 Cabe merah besar (segar) 85
22 79
23 Cabe rawit (segar) 66
24 Caisin 67
25 49
26 Daun bangun bangun 81
27 Daun bawang 65
28 Daun bebuas 65
29 Daun belem 52
30 Daun beluntas 57
31 Daun gandaria 49
32 Daun gelang 65
33 47
34 Daun gunda serang 45
35 Daun gunda bali 33
36 65
37 Daun jambu mete muda 42
38 Daun jampang 100
39 Daun jonghe 70
40 Daun kacang ma 65
41 65
42 Daun kacang panjang 65
43 Daun katuk 73
296 Daun katuk rebus Survey Konsumsi Pangan
Daun kecipir
Daun kedondong
Daun kelor
Daun kemangi
Daun ketela rambat
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
44 Daun koro 65
45 Daun labu waluh 70
46 Daun leunca 70
47 Daun lobak 70
48 Daun lompong tales 75
49 Daun mangkokan 80
50 Daun melinjo 88
51 Daun oyong 65
52 Daun pakis 70
53 Daun pepaya 71
54 Daun pete cina 40
55 Daun singkong 87
56 Daun singkong jenis ambon 87
57 Daun tales 80
58 Eceng 70
59 Gambas 85
60 Genjer 70
61 Jagung muda, termasuk tongkol 100
62 Jamur kuping kering 100
63 Jamur kuping segar 100
64 Jantung pisang segar 25
65 Jotang 70
66 Kacang buncis (buah) 90
67 Kacang gude (buah muda) 69
68 Kacang kapri (biji segar) 45
69 Kacang mekah, polong 91
70 Kacang panjang segar 92
71 Kacang panjang kukus 100
72 Kacang panjang rebus 100
Survey Konsumsi Pangan 297
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
73 Kacang ranti muda 83
74 Kangkung segar 60
75 Kangkung kukus 100
76 Kangkung rebus 100
77 Kapri muda 80
78 96
79 Kecipir (buah muda) 100
80 Kecombrang 77
81 78
82 Kelawi. Kelewih 100
83 Kelor polong 80
84 Kelor rebus 83
85 Kemangi 53
86 Kembang turi 55
87 Kesum 82
88 Ketimun 89
89 Ketimun krai 57
90 75
91 Ketimun maduri 30
92 Kol kemang 68
93 70
94 Kol merah, kol putih 80
95 Kol sawi 52
96 100
97 Koro kerupuk (buah) 100
98 Koro wedus (buah muda) 78
99 100
100 Krokot 80
101 Kucai 83
Kucai muda (lokio)
298 Kulit melinjo Survey Konsumsi Pangan
Kumak
Kundur
Labu air
Labu siam
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
102 Labu wuluh 77
103 Lamtoro 83
104 Leunca buah 95
105 Lobak 87
106 Matel ambon 100
107 Melinjo 60
108 Mengkudu segar 90
109 Mengkudu kukus 100
110 Nangka muda 80
111 Pakis 40
112 Pare (paria) 77
113 Paria putih 80
114 Paria putih kukus 100
115 Pecai 79
116 Papaya muda 76
117 Peterseli 95
118 Pohpohan 69
119 Prei (daun bawang) 52
120 Rebung 65
121 Salada 69
122 Sawi 87
123 Selada air 70
124 Selada air rebus 100
125 Seledri 63
126 Seledri air 69
127 Semanggi 90
129 Simpur 100
129 Singkil 70
130 singkong 67
Survey Konsumsi Pangan 299
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
131 Singkong rebus 100
132 Sintrong 94
133 Talas 100
134 100
135 Talas rebus 100
136 Taoge kacang ijo 100
137 Taoge kacang kedele 90
138 Taoge kacang tunggak 20
139 95
140 Tebu terubuk 100
141 Tekokak 87
142 98
143 Tekokak kering 88
144 Terong 100
145 100
146 Terung asam 100
147 Terung belanda 60
148 Terung Bengkulu 100
149 Terung panjang 87
150 Terung panjang kukus 100
151 Tespong (daun) 95
152 100
153 Toge 95
154 Toge seduh 75
155 Tomat (sari air tomat) 100
156 Tomat masak 89
157 Tomat merah 28
158 Tomat muda 80
159 100
Ubi jalar
300 Ubi jalar kukus Survey Konsumsi Pangan
Uceng
Umbut rotan
Wortel
Wortel kukus
NO. BAHAN MAKANAN FAKTOR KONVERSI
160 Wortel rebus 100
BUAH – BUAHAN 61
1 Alpokat 100
2 Anggur hitam 88
3 Apel 85
4 Apel malang 96
5 Arbei 100
6 Asam kandis basah 100
7 Asam kandis kering 48
8 Asam masak di pohon 100
9 Asam merah 73
10 Asam payak 86
11 Belimbing 84
12 Bengkuang 66
13 Biwah 80
14 Buah atung 100
15 Buah kom 50
16 Buah mentega (bisbul) 58
17 Buah nona 60
18 Carica papaya 30
19 Cempedak 64
20 Duku 22
21 Durian 67
22 Duwet 65
23 Embacang 98
24 Encung asam 33
25 Erbis 70
26 Gandaria
301
Survey Konsumsi Pangan
27 BUAH – BUAHAN 100
28 Gatep 90
29 82
30 Jambu air 67
31 Jambu biji 67
32 Jambu biji putih tidak berbiji 90
33 Jambu bol 62
34 Jambu monyet (buah) 77
35 Jeruk bali 72
36 Jeruk garut (jeruk keprok) 100
37 Jeruk manis 76
38 Jeruk manis (air sari jeruk) 59
39 Jeruk nipis 59
40 Jeruk ragi 56
41 Kawista 65
42 Kedongdong masak 97
43 Kemangi 64
44 Kesemek 31
45 Kokosan 64
46 79
47 Kranji 65
48 Langsat 65
49 Lontar 65
50 Mangga gedong 65
51 Mangga golek 65
52 Mangga harumanis 73
53 Mangga indramayu 29
54 Mangga kepok 48
55 Mangga muda 64
56 Manggis 28
Markisa
302 Menteng Survey Konsumsi Pangan
Nangka masak di pohon
BUAH – BUAHAN 51
57 Nenas 30
58 Pala (dagingnya) 75
59 Papaya 70
60 Pisang ambon 100
61 Pisang sale 75
62 Pisang angling (pisang ampang) 32
63 Pisang hijau 62
64 Pisang kepok 70
65 Pisang kidang 75
66 Pisang lampung 85
67 Pisang mas 77
68 Pisang oli 70
69 Pisang raja 86
70 Pisang raja sereh 85
71 Pisang susu 100
72 Pisang raja siam, sale 75
73 Pisang raja uli 56
74 Pisang rotan 100
75 Pisang sale, cilacap 34
76 Purut 40
77 Rambutan 50
78 Salak 93
79 Salak bali 59
80 Salak pondoh 79
81 Sawo 64
82 Sawo duren 83
83 Sawo kecik 48
84 Sawo srikaya 46
85 Semangka 68
86 Sirsak
303
Survey Konsumsi Pangan
BUAH – BUAHAN 58
87 Srikaya 84
88 Sukun muda 88
89 Sukun tua 77
90 Wani
90
SERBA –SERBI 95
1 Alur 73
2 Donge – donge 40
3 Lidah buaya 97
4 Daun cingcau 78
5 Jahe
6 Kunyit
D. PENGHITUNGAN PENYERAPAN MINYAK GORENG YANG DIGUNAKAN
ATAU YANG DIKONSUMSI
Kandungan lemak dalam makanan kemasan sangat penting disajikan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa 1)
kandungan minyak/lemak harus tercantum dalam produk makanan, dan 2) bahwa konsumsi
minyak/lemak lebih dari 67 gram perhari berisiko terhadap penyakit hipertensi, stroke,
diabetes dan serangan jantung. Kandungan minyak/lemak pada makanan kemasan atau
pabrikan dapat dilihat pada labelnya, tetapi kandungan minyak yang digunakan pada
makanan rumahan atau non-kemasan/pabrikan sering tidak diketahui jumlahnya. Dalam
survei konsumsi pangan metode food recall 24 jam, informasi penggunaan minyak goreng
dapat diketahui bila subyek ingat jumlah minyak goreng yang digunakan untuk memasak,
namun seringkali tidak diketahui dengan pasti karena bukan subyek yang memasak dan
mungkin makanan gorengan tersebut diperoleh dari membeli atau diberi. Sehubungan denga
hal tersebut perlu digunakan pendekatan konversi penyerapan minyak.
Data konversi penyerapan minyak diperlukan untuk memprediksi jumlah minyak yang
terserap dalam makanan akibat proses pemasakan (goring atau tumis) dalam makanan yang
dikonsumsi. Persentase (%) serapan minyak yang tercantum di dlam daftar adalah jumlah
serapan minyak per100 gram makanan matang. Penghitungan serapan minyak goreng
dilakukan pada setiap masakan yang digoreng atau ditumis dengan menggunakan minyak
goring, margarin, atau mentega.
304 Survey Konsumsi Pangan
Rumus serapan minyak: Jumlah serapan minyak = % serapan x berat makanan matang
Alur penghitungn serapan minyak seperti pada Gambar 8.4 dan Tabel konversi penyerapan
minyak ada pada Tabel 8.7 sampai Tabel 8.9.
Bahan makanan yang digoreng atau diitumis
Daftar konversi serapan minyak
Ada Tidak
Pendekatan bahan dan
Cara pengolahan yang mirip
Lakukan Penghitungan Serapan Minyak
Gambar 8.4. Alur Penghitungan Serapan Minyak
Contoh Penghitungan
Diketahui tempe goreng mendoan dengan berat 50 gram.
Serapan minyak untuk tempe goreng mendoan adalah 14%
Jadi, jumlah serapan minyak goreng pada tempe goreng mendoan = 12/100 x 50 gram = 6
gram.
Bila data serapan minyak tidak tersedia dalam Tabel 8.7 – 8.10 maka gunakan data serapan
minyak bahan makanan/makanan yang paling mendekati.
Contoh: ikan asin gabus goreng tidak tersedia pada Tabel 8.10, maka untuk menghitung
serapan minyak goreng pada ikan asin gabus digunakan pendekatan ikan asin goreng (nomor
61) yaitu 12%. Serapan minyak pada 50 gram ikan asin gabus = 12/100 x 50 = 6 gram.
Survey Konsumsi Pangan 305
Tabel 8.7. DAFTAR PENYERAPAN MINYAK GORENG PADA SEREALIA-UMBI
NO. KELOMPOK BAHAN: SEREALIA-UMBI % Penyerapan Minyak
(1) (2) (3)
1 Bakwan Sayuran Bandung 14,8
2 Bala – Bala 8
3 Bihun, seduh goreng 15
4 Cakue 8,5
5 Cheese stick 11,1
6 Cilung (aci gulung goreng) 14,8
7 Cireng Bandung 11
8 Combro Goreng 14,8
9 Donat tepung terigu 15,6
10 Jagung tongkol, perkedel 17
11 Kentang goreng 3,5
12 Kentang, perkedel 8
13 Ketnag, rebus goreng 12
14 Keripik beras 11,1
15 Klanting singkong 13,9
16 Kue bantal/odading 8,5
17 Kue cucur 11,1
18 Kue keciput 14,8
19 Kue tambang 11,1
20 Kuping gajah 11,1
21 Lobi-lobi bandung 4,5
22 Makaroni goreng 12,6
23 Mie basah, goreng 13
24 Mie kering, seduh goreng 11
25 Mie, martabak mie/spaghetti mie 12,6
306 Survey Konsumsi Pangan
NO. KELOMPOK BAHAN: SEREALIA-UMBI % Penyerapan Minyak
(3)
(1) (2) 13,6
26 Nasi goreng 14,8
11,1
27 Nasi goreng telur 14,8
8
28 Pang – pang 7,8
4
29 Pangsit goreng 2
6
30 Pastel goreng 7,7
8
31 Perkedel kentang goreng 2
11
32 Risoles 3,3
8
33 Singkong, goreng 50
34 Singkong, keripik
35 Sukun goreng
36 Talas, goreng
37 Talas, keripik
38 Terigu goreng
39 Ubi jalar, goreng
40 Ubi jalar, keripik
41 Kerupuk aci
Tabel 8.8. DAFTAR PENYERAPAN MINYAK GORENG PADA SAYURAN
NO. KELOMPOK BAHAN: SAYURAN % Penyerapan Minyak
(3)
(1) (2) 21,3
1 Kangkung tumis 19,3
13,0
2 Kacang panjang tumis 13,3
19,3
3 Wortel tumis 7,3
30
4 Bayam tumis
5 Buncis tumis
6 Tomat tumis
7 Emping
Survey Konsumsi Pangan 307
Tabel 8.9. DAFTAR PENYERAPAN MINYAK GORENG PADA KACANG-KACANGAN DAN
OLAHANNYA
NO. KELOMPOK BAHAN: KACANG-KACANGAN DAN % Penyerapan Minyak
OLAHANNYA (3)
14,8
(1) (2) 18
1 Batagor 5
2 Kacang bogor, seduh goreng 7
3 Kacang jogo kering, rebus-tumis 11
4 Kacang jogo segar, rebus-tumis 13
5 Kacang mete, goreng 66
6 Kacang tanah tanpa kulit, goreng 7
7 Kacang tanah tanpa kulit, rempeyek 19
8 Kacang tanah tanpa kulit, seduh goreng 34
9 Kacang tolo, rebus tumis 3
10 Kacang tolo, rempeyek 5
11 Kedelai, goreng 28
12 Kedelai, rempeyek 20
13 Oncom hitam, goreng bertepung 21
14 Oncom hitam, tumis 24
15 Oncom merah, goreng bertepung 4
16 Oncom merah, tumis 5
17 Tahu bungkus kuning, bacem goreng 8
18 Tahu bungkus kuning, goreng lunak 6
19 Tahu bungkus putih, goreng kering 1
20 Tahu bungkus putih, tumis 4
21 Tahu cina gepeng , bacem goreng 8
22 Tahu cina gepeng, goreng kering 6
23 Tahu cina gepeng, goreng lunak 4
24 Tahu cina gepeng, tumis
25 Tahu cina tebal kuning, goreng lunak
308 Survey Konsumsi Pangan
NO. KELOMPOK BAHAN: KACANG-KACANGAN DAN % Penyerapan Minyak
OLAHANNYA (3)
3
(1) (2) 4
2
26 Tahu cina tebal kuning, tumis 2
2
27 Tahu cina tebal putih, bacem goreng 14,8
2
28 Tahu cina tebal putih, goreng kering 11
5
29 Tahu cina tebal putih, goreng lunak 12
14
30 Tahu cina tebal putih, tumis 11
6
31 Tahu gehu bandung 4
7
32 Tahu kuning cetak, bacem goreng (lunak) 14,8
14,8
33 Tahu kuning cetak, goreng kering 10
29
34 Tahu kuning cetak, goreng lunak 4
10
35 Tahu kuning cetak, tumis 14
16
36 Tahu putih cetakm bacem goreng 35
23
37 Tahu putih cetak, goreng kering 4
38 Tahu putih cetak, goreng kering
39 Tahu putih cetak, tumis
40 Tahu sumedang goreng
41 Tahu, isi goreng
42 Tahu, pergedel
43 Tempe campuran, bacem goreng
44 Tempe campuran, goreng
45 Tempe campuran, tumis
46 Tempe goreng
47 Tempe mendoan
48 Tempe murni, bacem goreng
49 Tempe murni, keripik
50 Tempe murni, tumis
51 Gehu
Survey Konsumsi Pangan 309
Tabel 8.10. DAFTAR PENYERAPAN MINYAK GORENG PADA DAGING-UNGGAS-IKAN
NO. KELOMPOK BAHAN: DAGING-UNGGAS-IKAN % Penyerapan Minyak
(1) (2) (3)
1 Ayam goreng bagian dada 9
2 Ayam greng bagian kaki 3
3 Ayam goreng bagian kepala 3
4 Ayam goreng bagian paha 10
5 Ayam bagian sayap 10
6 Ayam, hati goreng 8
7 Ayam, paha rebus-goreng 10
8 Ayam, rempela goreng 10
9 Ayam, rempela ungkep goreng 32
10 Babat, goreng 4
11 Bakso goreng 8,8
12 Corned goreng 8,8
13 Corned goreng (tambah telur dan terigu) 8,8
14 Cumi goreng 1,5
15 Daging, rolade daging goreng 8,8
16 Domba, babat rebus-goreng 4
17 Domba, daging iga goreng 7
18 Domba, daging paha goreng 3
19 Domba, hati goreng 5
20 Domba, hati rebus – goreng 2
21 Domba, jantung goreng 3
22 Domba, jantung rebus goreng 8
23 Domba, usu rebus goreng 3
24 Ekado 16
25 Hati sapi goreng 18,4
310 Survey Konsumsi Pangan
NO. KELOMPOK BAHAN: DAGING-UNGGAS-IKAN % Penyerapan Minyak
(1) (2) (3)
26 Kerbau, babat rebus – goreng 64
27 Kerbau, daging haas/lamosir rebus – goreng 5
28 Kerbau, daging hhas lamosir goreng 5
29 Kerbau, hati goreng 5
30 Kerbau, hati rebus – goreng 11
31 Kerbau, jantung – goreng 6
32 Kerbau, jantung rebus – goreng 9
33 Kerbau, usus rebus – goreng 56
34 Kulit ayam crispy 11,1
35 Kulit ayam goreng 21
36 Nugget goreng 3,3
37 Sapi, babat rebus-goreng 19
38 Sapi, daging haas/lamosir goreng 9
39 Sapi, daging haas/lamosir rebus- goreng 6
40 Sapi, hati goreng 18
41 Sapi, jantung goreng 6
42 Sapi, jantung rebus – goreng 6
43 Sapi, usus rebus – goreng 11
44 Ikan asin layang goreng 8
45 Ikan asin sepat 6
46 Ikan bandeng goreng 13
47 Ikan etem pindang goreng 12,6
48 Ikan kembung goreng 12
49 Ikan lele goreng 30
50 Ikan mas goreng 14
Survey Konsumsi Pangan 311
NO. KELOMPOK BAHAN: DAGING-UNGGAS-IKAN % Penyerapan Minyak
(3)
(1) (2) 15,5
51 Ikan mujair goreng 9
13,5
52 Ikan salem goreng 10
20
53 Ikan teri medan goreng 14,8
14,8
54 Ikan tongkol pindang goreng 4
16,5
55 Ikan, gurame goreng 10
12
56 Ikan, otak-otak ikan 1,5
14,8
57 Ikan, pempek goreng 24
14,8
58 Ikan nila goreng 15
21
59 Ikan, tongko goreg 14,8
10
60 Ikan, tenggiri goreng 15
10
61 Ikan asin 28
18
62 Kerang, goreng 13
6
63 Kerang, goreng tepung 8
17
64 Udang goreng 9
7
65 Udang goreng tepung
Survey Konsumsi Pangan
66 Udang, kerupuk
67 Usus ayam goreng
68 Siomay goreng
69 Sosis goreng
70 Telur ayam goreng, ceplok keras
71 Telur ayam kampung, ceplok lunak
72 Telur ayam kampung, dadar banyak minyak
73 Telur ayam kampung, dadar sedikit minyak
74 Telur ayam kampung, orak-arik
75 Telur ayam negeri, ceplok keras
76 Telur ayam negeri, ceplok lunak
77 Telur ayam negeri, dadar banyak minyak
78 Telur ayam negeri, dadar sedikit minyak
79 Telur ayam kampung negeri, orak-arik
312
80 Telur bebek, ceplok keras 11
81 Telur bebek, dadar sedikit minyak 22
82 Telur bebek, dadar sedikit minyak 8
83 Telur bebek, kerak telur betawi 8,5
84 Telur ceplok bagian kuning 10
85 Telur ceplok bagian putih 10
86 Telur puyuh goreng 8
87 Telur, martabak telur ayam 14,8
88 Telur, martabak telur bebek 14,8
89 Telur, omelet telur sosis 17
90 Telur, orak-arik wortel telur 17
91 Telur, puyung hai 14,8
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
Diketahui berat mentah kotor 1 ekor gurame yaitu 500 gram.
BDD gurame tidak tersedia dalam tabel sehingga menggunakan pendekatan BDD ikan
kakap yaitu 80%. Faktor koreksi matang-mentah ikan gurame = 1.5.
1) Hitung berat mentah bersih dari gurame tersebut!
2) Hitung berapa berat matang bersih ikan gurame tersebut!
3) Hitung jumlah serapan minyak (gram) berdasarkan berat matang bersih ikan gurame
goreng.
Ringkasan
Data hasil survei konsumsi pangan umumnya dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT)
atau berat kotor, sehingga tidak dapat langsung dianaisis zat gizinya. Untuk memudahkan
petugas melakukan analisis zat gizi data hasil survei konsumsi pangan, perlu dilakukan
estimasi dari URT ke dalam berat gram, kemudian konversi dari berat kotor ke dalam berat
Survey Konsumsi Pangan 313
bersih, dan menghitung penyerapan minyak. Penggunaan resep generik perlu dilakukan bila
tidak diperoleh informasi rincian bahan makanan yang dikonsumsi subyek. Setelah diperoleh
berat bersih, maka data hasil survei konsumsi pangan siap untuk dianalisis baik secara manual
maupun secara komputerisasi.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Dibawah ini yang termasuk makanan non-komposit adalah ….
A. Burger
B. Burger King
C. Pizza Hutz
D. Domino Pizza
E. Kentucky Fried Chicken
2) Dibawah ini yang dimaksud dengan makanan komposit adalah .…
A. Makanan local
B. Makanan tradisional
C. Makanan siap saji
D. Makanan yang harus diurai komponen bahan makanannya
E. Makanan yang tidak perlu diurai komponen bahan makannya
3) Pengertian berat "makanan mentah bersih"
A. Berat bersih makanan yang sudah diolah
B. Berat bersih makanan yang belum diolah
C. Berat makanan dalam keadaan belum terolah
D. Bagian berat makanan mentah yang dapat dimakan
E. Bagian berat makanan mentah yang tidak dapat dimakan
4) Berat makanan yang dapat dimakan (BDD) merupakan konversi dari .…
A. Matang kotor ke mentah kotor
B. Matang bersih ke mentah bersih
C. Mentah bersih ke matang bersih
D. Mentah kotor ke matang bersih
E. Mentah kotor ke mentah bersih
314 Survey Konsumsi Pangan
5) Bila konversi matang-mentah tidak terdapat dalam daftar tabel konversi, maka gunakan
pendekatan ….
A. Cari bahan makanan dalam grup yang sama
B. Cari bahan makanan dengan karakteristik fisik yang paling mendekati
C. Cari jenis pengolahan yang paling mendekati
D. Cari bahan makanan dalam grup yang berbeda
E. Cari bahan makanan dalam satu grup dengan karakteristik dan cara pengolahan
yang mendekati
6) Bila persen berat yang dapat dimakan (% BDD) konversi matang-mentah tidak terdapat
dalam daftar tabel konversi, maka gunakan pendekatan ….
A. Cari bahan makanan dalam grup yang sama
B. Cari bahan makanan dengan karakteristik fisik yang paling mendekati
C. Cari jenis pengolahan yang paling mendekati
D. Cari bahan makanan dalam grup yang berbeda
E. Cari bahan makanan dalam satu grup dengan karakteristik dan cara pengolahan
yang mendekati
Survey Konsumsi Pangan 315
Topik 2
Analisis Data Hasil Survei Konsumsi Pangan
D ata hasil survei konsumsi pangan harus diedit dan dihitung berat bersihnya
terlebih dahulu agar siap dianalisis nilai energi dan zat gizinya. Analisis data hasil
survey konsumsi dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi.
A. ANALISIS DATA HASIL SURVEI KONSUMSI PANGAN SECARA MANUAL
Analisis data hasil survei konsumsi pangan secara manual dilakukan dengan
menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau tabel komposisi pangan
indonesia (TKPI). Daftar komposisi bahan makanan (DKBM) adalah buku yang berisi tabel
kandungan energi dan zat gizi tiap 100 gram bahan makanan yang dapat dimakan. Pada
umumnya buku ini menjelaskan tentang bagaimana cara/metoda yang digunakan untuk
menganalisis kandungan zat gizi bahan makanan, nama bahan makanan /pengelompokannya,
jenis zat gizi dan kandungan zat-zat gizi bahan makanan. DKBM disediakan untuk
memudahkan dalam menghitung energi dan zat gizi hasil survei konsumsi pangan secara
manual. DKBM terdiri dari kelompok bahan makanan yaitu: 1) Serealia dan hasil olahnya, 2)
Umbi berpati dan hasil olahnya, 3) Kacang-kacangan dan hasil olahnya, 4) Sayuran dan hasil
olahnya, 5) Buah dan hasil olahnya, 6) Daging, unggas dan hasil olahnya, 7) Ikan,kerang, udang
dan hasil olahnya, 8) Telur dan hasil olahnya, 9) Susu dan hasil olahnya, 10) Lemak dan minyak,
11) Gula dan sirup, 12) Bumbu-bumbu.
DKBM terbitan tahun 1996 menyediakan informasi kandungan energi, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A, vitamin B1 dan C, serta air per 100 gram
bahan yang dapat dimakan. Bila diperlukan dapat pula digunakan DKBM internasional yang
berisi bahan makanan hampir sama dengan Indonesia seperti ’Food Composition Table for
use in East Asia terbitan FAO yang berisi informasi yang lebih lengkap. DKBM tersebut berisi
data kandungan air, energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, besi,
natrium, kalium, retinol, β karoten, retinol, tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin C. Selain zat
gizi tersebut, tabel dilengkapi dengan kandungan asam amino yaitu pyridoxine, asam
pantotenat, vit.B12, asam folat, dan trace mineral (magnesium, mangan, seng, cobalt, cooper,
molibdenum, selenium, fluor dan yodium). Daftar komposisi ini berisi data asam lemak yang
terdiri lemak, asam lemak jenuh (palmitat, stearat,total), asam lemak tidak jenuh (oleat,
linoleat, linolenat, total).
316 Survey Konsumsi Pangan
Tabel Komposisi Pangan Indonesia ( TKPI) yang diterbitkan oleh PERSAGI tahun 2009
menyajikan data kandungan zat gizi yang lebih lengkap dari DKBM yang terdiri dari air, energi,
protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, tembaga, seng,
retinol, β karoten, retinol, karoten total, tiamin, riboflavin, niasin dan vitamin C. Disamping
itu jenis bahan makanan juga ditambah dengan makanan masak. Di Indonesia juga telah
tersedia informasi tentang komposisi kandungan asam Lemak trans pada berbagai jenis
makanan terutama masakan yang tinggi lemak yang diterbitkan oleh Pusat kajian Gizi dan
Kesehatan FKMUI.
B. ANALISIS DATA HASIL SURVEI KONSUMSI PANGAN SECARA
KOMPUTERISASI
Analisis data hasil survey konsumsi pangan dapat dilakukan secara komputerisasi yaitu
menggunakan aplikasi program computer yang bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat proses analisis. Persyaratan yang harus dimiliki bila ingin melakukan analisis
secara komputerisasi adalah: tersedia aliran listrik, komputer dan perangkat lunak serta dapat
mengoperasikannya. Banyak perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk
mempermudah penghitungan kandungan energi dan zat-zat gizi, salah satunya adalah
Nutrisurvey. Nutrisurvey biasa digunaan ahli gizi atau ahli pangan untuk menganalisis pangan
hasil survey konsumsi secara cepat dan sekaligus untuk menentukan kebutuhan energi dan
zat gizi subyek berdasarkan umur, jenis kelamin dan aktivits fisik.
Langkah anlaisis data hasil SKP dengan perangkat lunak Nutrisurvey, misalnya hasil food
recall atau food record 24 jam individu adalah sebagai berikut:
1. Buka program nutrisurvey.
2. Dari menu utama pilih ‘individual’ sampai tampak tampilan lembar kerjanya.
3. Tentukan jenis kelamin, usia dan hari ke-
4. Pada kolom makanan ketik nama bahan makanan dari hasil recall/record dengan huruf
kecil dan sependek mungkin (misal: nasi).
5. Tekan “enter” sehingga tampak tampilan pilihan bahan makanan (misal: berbagai jenis
nasi).
6. Pilih jenis bahan makanan yang sesuai dari daftar bahan makanan tersebut.
7. Tekan “enter” sehingga tampilan daftar bahan makanan tertutup dan bahan makanan
terpilih masuk ke lembar kerja.
8. Pada kolom “amount” ketik huruf “p”, kemudian tekan “enter” untuk mendapatkan
tampilan berbagai contoh porsi bahan makanan tersebut (misal: 1 porsi nasi = 300 g).
9. Namun, bisa juga langsung ketik jumlah porsinya pada kolom “amount” sesuai data
sendiri.
Survey Konsumsi Pangan 317
10. Masukkan data untuk semua jenis bahan makanan sesuai hasil recall/record sehingga
dihasilkan jumlah asupan zat gizi dari makanan secara total sehari.
11. Namun, bila menginginkan menghitung kandungan zat gizi dari masing2 hidangan
(misal: makan pagi, siang, malam, dan selingan), maka pisahkan masing2 hidangan
dengan judul hidangan (misal: hidangan makan pagi).
12. Tampilan yang ada di sebelah kanan atas layar memungkinkan kita untuk mendapatkan
hasil analisis sebagai analisis total (TA), sebagai % dari kebutuhan yang dianjurkan
berdasarkan umur dan jenis kelamin (A%), analisis dari bahan makanan yang ditandai
dengan kursor (FA) dan analisis dari hidangan yang ditandai dengan kursor (MA)
ataupun gambaran kandungan gizi dari tiap bahan makanan (NC).
13. Data yang sudah lengkap dimasukkan dapat disimpan dalam progam Nutrisurvey
(file/save atau file/save as) dengan nama file: recall_name.
14. Untuk membuka data yang sudah disimpan, dilakukan dalam program Nutrisurvey
(file/open).
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
Kasus Tuan X: Seorang laki-laki berusia 42 tahun dengan berat badannya (BB) adalah
65 kg dan tinggi badannya (TB) 160, aktifitas sehari-hari termasuk katagori sedang .
Berdasarkan hasil food recall 24 jam dari Tuan X adalah sebagai berikut.
Makan pagi dan snack pagi terdiri dari:
1) Nasi putih 1 piring ( 2 entong nasi @ 75 gram)
2) Telur goreng ceplok 1 butir @ 60 gram
3) Sayur bayam 3 sendok makan @ 10 gram
4) Snack Pagi : Teh manis 1 gelas dan Roti manis 1 buah
Makan Siang terdiri dari:
1) Putih 1 piring ( 3 entong nasi @ 75 gram)
2) Ayam panggang bagian paha
3) Sayur terong warna ungu 2 potong @ 20 gram
4) Tahu goreng bumbu rujak 1 buah @ 50 gram
Makan Malam terdiri dari: Survey Konsumsi Pangan
318
1) Nasi putih 1 piring ( 3 entong nasi @ 75 gram)
2) Ayam panggang bagian sayap
3) Sayur terong warna ungu 2 potong @ 20 gram
4) Tahu goreng bumbu rujak 1 buah @ 50 gram
Berdasarkan Kasus Tuan X, lakukan analisis energi dan zat gizi sehari secara
komputerisasi dengan menggunakan pernagkat lunak Nutrisurvey.
Ringkasan
Data hasil survei konsumsi pangan dapat dianalisis secara manual maupun secara
komputerisasi. Analisis secara manual dapat menggunakan DKBM atau TKPI, sedangkan
analisis secara komputerisasi menggunakan penrangkat lunak Nutrisurvey.
Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Analisis data hasil survey konsumsi pangan dapat dilakukan secara manual dengan
DKBM atau TKPI. DKBM singkatan dari …..
A. Daftar keadaan bahan matang
B. Daftar keadaan bahan makanan
C. Daftar komposisi bahan makanan
D. Daftar komposisi bahan matang
E. Daftar komposisi bukan makanan
2) TKPI singkatan dari ….
A. Takaran kadar pangan Indonesia
B. Tabel kadar pangan Indonesia
C. Takaran komposisi pangan Indonesia
D. Tabel komposisi pangan Indonesia
E. Tabel keadaaan pangan Indonesia
Survey Konsumsi Pangan 319
3) DKBM terdiri dari ….
A. 8 kelompok bahan makanan
B. 9 kelompok bahan makanan
C. 10 kelompok bahan makanan
D. 11 kelompok bahan makanan
E. 12 kelompok bahan makanan
4) TKPI diterbitkan tahun 2009 oleh ….
A. Ahli Gizi
B. PERSAGI
C. Depkes RI
D. Kementerian Kesehatan
E. Puslitbang Gizi
5) Analisis data hasil survey konsumsi pangan secara komputerisasi menggunakan
pernagkat lunak ….
A. Food Processor I
B. Food Processor II
C. Nutrisari
D. Nutrisurvey
E. Nutri Program
320 Survey Konsumsi Pangan
Kunci Jawaban Tes
Tes Formatif 1
1) A
2) E
3) D
4) E
5) E
6) B
Tes Formatif 2
1) C
2) D
3) E
4) B
5) D
Survey Konsumsi Pangan 321
Glosarium
SKP : survey konsumsi pangan
daftar komposisi bahan makanan
DKBM : tabel komposisi pangan Indonesia
program atau perangkat lunak untuk menganalisis kandungan zat gizi bahan
TKPI : makanan dan/atau resep makanan
Nutrisurvey :
322 Survey Konsumsi Pangan
Daftar Pustaka
Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2014. Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat
Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan jajanan. Jakarta: Kemenkes RI.
Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2014. Pedoman Perkiraan jumlah Garam dan Penyerapan
Minyak Goreng. Jakarta: Kemenkes RI.
Direktorat Gizi Depkes RI. 1967. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Jakarta:
Bhratara.
Gibson RS. 2005. Principle of Nutritional Assessment. 2nded. New York: Oxford University
Press.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta:
Kompas Gramedia.
Trina Astuti, Sudarmani Djoko dan Moch Rahmat. 2011. Survei konsumsi pangan individu
dan keluarga. Serial buku ajar: 005-G. Jakarta: Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Willett W. 1998. Nutritional epidemiology. 2nd ed. Oxford University Press.
Survey Konsumsi Pangan 323
Bab 9
EVALUASI HASIL SURVEI KONSUMSI
PANGAN
Surmita, S.Gz, M.Kes.
Pendahuluan
E valuasi yang dimaksud pada bab ini adalah membandingkan asupan atau konsumsi
zat gizi dengan kebutuhan responden. Setelah Anda melakukan pengambilan data
asupan makanan menggunakan berbagai metode survei konsumsi pangan, seperti
metode food recall, food record, food frequency questionnare atau metode survei konsumsi
pangan lainnya, maka untuk mengetahui jumlah asupan zat gizi, Anda melanjutkan dengan
langkah menganalisis atau menghitung asupan zat gizi. Untuk menghitung asupan zat gizi
responden, Anda dapat melakukan secara manual menggunakan daftar komposisi bahan
makanan dan tabel komposisi pangan Indonesia. Selain menggunakan metode manual Anda
juga dapat menggunakan software analisis nilai gizi seperti Nutrisurvey dan Food Processor.
Penjelasan tentang cara menganalisis asupan zat gizi dapat Anda lihat pada bab lain pada
buku ajar ini.
Setelah diketahui berapa jumlah asupan zat gizi responden, selanjutnya Anda perlu
menilai apakah asupan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak. Menilai
kesesuaian asupan dan kebutuhan tersebut dinamakan evaluasi asupan. Evaluasi asupan
makan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain menggunakan Angka Kecukupan
Gizi (AKG), Nutrition Adequacy Ratio/NAR atau Rasio Kecukupan Zat Gizi, dan Estimated
Average Requirement/EAR atau Estimasi Kebutuhan Rata-rata, Index of Nutritional
Quality/INQ atau Indeks Kualitas Gizi.
Untuk memudahkan pemahaman dalam mempelajari bab ini, maka penjelasan
mengenai evaluasi asupan makanan ini akan dibagi menjadi 3 topik yaitu:
324 Survey Konsumsi Pangan
Topik 1. Evaluasi hasil survei konsumsi pangan menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Topik 2. dengan koreksi berat badan.
Topik 3. Evaluasi hasil survei konsumsi pangan dengan Nutrition Adequacy Ratio/NAR atau
Rasio Kecukupan Zat Gizi.
Evaluasi hasil survei konsumsi pangan dengan Estimated Average Requirement/EAR
atau Estimasi Kebutuhan Rata-Rata.
Bab 9 ini dapat Anda gunakan dalam melakukan evaluasi asupan makanan individu
sebagai bahan untuk menarik kesimpulan akhir dari data asupan makanan yang telah Anda
kumpulkan. Dengan melakukan evaluasi asupan makan ini akan membantu Anda dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya, misalkan dalam melakukan intervensi gizi atau
konseling gizi.
Setelah Anda mempelajari materi dalam Bab 9 ini dengan sungguh-sungguh maka di
akhir proses pembalajaran Anda diharapkan akan dapat:
1. Menjelaskan cara melakukan evaluasi asupan makanan tingkat individu dengan
menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG), Nutrition Adequacy Ratio/NAR atau Rasio
Kecukupan Zat Gizi, dan Estimated Average Requirement/EAR atau Estimasi Kebutuhan
Rata-rata, Index of Nutritional Quality/INQ atau Indeks Kualitas Gizi.
2. Mampu melakukan evaluasi asupan makanan tingkat individu dengan menggunakan
menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG), Nutrition Adequacy Ratio/NAR atau Rasio
Kecukupan Zat Gizi, dan Estimated Average Requirement/EAR atau Estimasi Kebutuhan
Rata-rata, Index of Nutritional Quality/INQ atau Indeks Kualitas Gizi.
Agar diperoleh hasil yang optimal maka dalam mempelajari Bab 9 ini Anda diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kerjakan Latihan 1, 2, 3 dan 4 tanpa melihat isi uraian Bab 9. Setelah Anda selesai
mengerjakan Latihan, cocokan jawaban Anda dengan Petunjuk Jawaban Latihan.
2. Kerjakan Tes 1, 2, 3 dan 4 tanpa melihat isi uraian Bab 9. Setelah Anda selesai
mengerjakan Tes, cocokan jawaban Anda dengan kunci Tes.
3. Jika ada materi yang belum dipahami, Anda dapat mengulanginya lagi supaya mendapat
pemahaman yang lebih baik.
Survey Konsumsi Pangan 325
Topik 1
Evaluasi Hasil Survei Konsumsi Pangan
Menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
dengan koreksi berat badan
A ngka Kecukupan Gizi (AKG) adalah angka kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh
dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG terakhir yang
digunakan sekarang adalah AKG yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2013
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Angka kecukupan gizi sebenarnya bisa berbeda dengan kebutuhan gizi individu. Oleh
karena itu untuk menilai tingkat asupan individu dengan menggunakan AKG sebaiknya
lakukan koreksi dengan berat badan.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menilai tingkat asupan individu
dengan menggunakan AKG yang dikoreksi dengan berat badan adalah sebagai berikut.
1. Lakukan koreksi AKG dengan berat badan dengan menggunakan rumus berikut ini
AKG Koreksi =Berat Badan Berat Badan Aktual umur × AKG
dalam AKG sesuaikelompok
2. Setelah diperoleh nilai zat gizi yang telah dikoreksi dengan berat badan, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan tingkat kecukupan zat gizi.
Rumus perhitungan tingkat konsumsi secara umum adalah sebagai berikut:
Tingkat PemenuhanGizi = Asupan ZatGizi × 100%
AKG Koreksi
Setelah diketahui angka pemenuhan zat gizi, selanjutnya dinilai tingkat pemenuhan
dapat diinterprestasikan menggunakan cut off pemenuhan zat gizi. Ada beberapa cut off
tingkat pemenuhan zat gizi yang dapat digunakan,antara lain dari Depkes, 1990 dan 1996 dan
cut off yang digunakan dalam Survei Diet Total (SDT) Tahun 2014 yang diadakan oleh
Kementerian Kesehatan Indonesia.
326 Survey Konsumsi Pangan
1. Cut off dari Depkes, tahun 1990
a. > 100 : Baik
b. 80 - 90 % : Sedang
c. 70 - 79% : Kurang
d. < 70% : Defisit
2. Cut off dari Depkes, tahun 1996
a. > 120 : Lebih
b. 90 - 120 % : Normal
c. 80 - 89% : Defisit tingkat ringan
d. 70 - 79% : Defisit tingkat sedang
e. <70 : Defisit tingkat berat
3. Survei Diet Total, 2014
a. Klasifikasi Tingkat Kecukupan Energi
1) <70% : Minimal atau sangat kurang
2) 70 - <100% : Kurang
3) 100 - < 130 % : Sesuai atau normal
4) > 130% : Lebih
b. Klasifikasi Tingkat Kecukupan Protein
1) <80% : Minimal atau sangat kurang
2) 80 - <100% : Kurang
3) 100 - < 120 % : Sesuai atau normal
4) > 120% : Lebih
Contoh Soal :
Seorang laki-laki usia 20 tahun, mempunyai berat badan 58 kg dan tinggi badam 162
cm. Dari hasil Recall 24 jam, diketahui asupan energi laki-laki tersebut adalah 2500 kkal,
protein 60 gram, karbohidrat 350 gram dan lemak 95,5 gram. Hitunglah berapa persentase
pemenuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat? Tentukan kategori asupan energi dan
protein berdasarkan cut off dari Depkes, Tahun 1996 dan SDT Tahun 2014.
Jawab:
1. Menentukan AKG koreksi dengan berat badan untuk energi, protein, lemak dan
karbohidrat.
AKG Koreksi =Berat Badan Berat Badan Aktual × AKG
dalam AKG sesuaikelompok umur
Survey Konsumsi Pangan 327
a. AKG koreksi untuk energi
Untuk dapat menyelesaikan AKG koreksi untuk energi, ikuti langkah-langkah
berikut ini:
1) Lihat Tabel AKG di bawah ini. Untuk memperoleh BERAT BADAN dalam AKG
untuk laki-laki, 20 tahun, lihat kolom KELOMPOK UMUR, maka umur 20
tahun berada pada baris “19 – 29 tahun”.
2) Pada baris “19 – 29 tahun” tarik ke kanan sampai memotong “BB* (kg)”,
maka akan ketemu angka “60” yang menunjukkan bahwa berat badan
dalam AKG untuk laki-laki, 20 tahun adalah 60 kg.
3) Selanjutnya tarik lagi ke kanan sampai memotong kolom “Energi (kkal)”,
maka akan ketemu angka “2725” yang menunjukan bahwa “AKG energi
untuk laki-laki 20 tahun” adalah 2275 kkal.
4) AKG koreksi untuk energi
=Berat Badan Berat Badan Aktual 20 tahun × AKG energi
dalam AKGuntuk laki-laki,
58kg X 2725 kkal = 2634,17 kkal
60kg
Jadi AKG koreksi untuk energi adalah 2634,17 kkal
b. AKG koreksi untuk protein
Untuk dapat menyelesaikan AKG koreksi untuk protein, ikuti langkah-langkah
berikut ini:
328 Survey Konsumsi Pangan
1) Lihat Tabel AKG di bawah ini. Untuk memperoleh BERAT BADAN dalam AKG
untuk laki-laki, 20 tahun, lihat kolom KELOMPOK UMUR, maka umur 20
tahun berada pada baris “19 – 29 tahun”.
2) Pada baris “19 – 29 tahun” tarik ke kanan sampai memotong “BB* (kg)”,
maka akan ketemu angka “60” yang menunjukkan bahwa berat badan
dalam AKG untuk laki-laki, 20 tahun adalah 60 kg.
3) Selanjutnya tarik lagi ke kanan sampai memotong kolom “Protein (gram)”,
maka akan ketemu angka “62” yang menunjukan bahwa “AKG protein untuk
laki-laki 20 tahun” adalah 62 gram.
4) AKG koreksi untuk protein
=Berat Badan Berat Badan Aktual 20 tahun × AKG protein =
dalam AKGuntuk laki-laki,
58kg X 62 gram = 59,93 gram
60kg
Jadi AKG koreksi untuk protein adalah 59,93 gram
c. AKG koreksi untuk lemak
Untuk dapat menyelesaikan AKG koreksi untuk lemak, ikuti langkah-langkah
berikut ini:
1) Lihat Tabel AKG di bawah ini. Untuk memperoleh BERAT BADAN dalam AKG
untuk laki-laki, 20 tahun, lihat kolom KELOMPOK UMUR, maka umur 20
tahun berada pada baris “19 – 29 tahun”.
Survey Konsumsi Pangan 329
2) Pada baris “19 – 29 tahun” tarik ke kanan sampai memotong “BB* (kg)”,
maka akan ketemu angka “60” yang menunjukkan bahwa berat badan
dalam AKG untuk laki-laki, 20 tahun adalah 60 kg.
3) Selanjutnya tarik lagi ke kanan sampai memotong kolom “Lemak/total
(gram)”, maka akan ketemu angka “91” yang menunjukan bahwa “AKG
lemak total untuk laki-laki 20 tahun” adalah 91 gram.
4) AKG koreksi untuk lemak
=Berat Badan Berat Badan Aktual 20 tahun × AKG lemak
dalam AKGuntuk laki-laki,
58kg X 91 gram = 87,97 gram
60kg
Jadi AKG koreksi untuk lemak adalah 87,97 gram
d. AKG koreksi untuk karbohidrat
Untuk dapat menyelesaikan AKG koreksi untuk karbohidrat, ikuti langkah-langkah
berikut ini:
1) Lihat Tabel AKG di bawah ini. Untuk memperoleh BERAT BADAN dalam AKG
untuk laki-laki, 20 tahun, lihat kolom KELOMPOK UMUR, maka umur 20
tahun berada pada baris “19 – 29 tahun”.
2) Pada baris “19 – 29 tahun” tarik ke kanan sampai memotong “BB* (kg)”,
maka akan ketemu angka “60” yang menunjukkan bahwa berat badan
dalam AKG untuk laki-laki, 20 tahun adalah 60 kg.
3) Selanjutnya tarik lagi ke kanan sampai memotong kolom “karbohidrat
(gram)”, maka akan ketemu angka “375” yang menunjukan bahwa “AKG
lemak total untuk laki-laki 20 tahun” adalah 375 gram.
4) AKG koreksi untuk karbohidrat
330 Survey Konsumsi Pangan
=Berat Badan Berat Badan Aktual 20 tahun × AKG karbonhidrat
dalam AKGuntuk laki-laki,
58kg X 375 gram = 362,5 gram
60kg
Jadi AKG koreksi untuk lemak adalah 362,5 gram
2. Setelah diperoleh nilai energi, protein, lemak dan karbohidrat yang telah dikoreksi
dengan berat badan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan
tingkat pemenuhan zat gizi.
Tingkat Pemenuhan Zat Gizi = Asupan Zat Gizi × 100%
AKG Koreksi
a. PemenuhanEnergi = Asupan Energi × 100%
AKG KoreksiEnergi
= 2500 kkal x 100%
2634,17 kkal
= 94,90 %
Jadi tingkat pemenuhan energi dari laki-laki tersebut adalah 94,90%
b. PemenuhanProtein = Asupan Protein × 100%
AKG KoreksiProtein
= 60 gram x 100%
59,93 gram
= 100,11 %
Jadi tingkat pemenuhan protein dari laki-laki tersebut adalah 100,11%
Survey Konsumsi Pangan 331
c. PemenuhanLemak = Asupan Lemak × 100%
AKG KoreksiLemak
= 95,5 gram x 100%
87,97 gram
= 108,56 %
Jadi tingkat pemenuhan lemak dari laki-laki tersebut adalah 108,56%
d. PemenuhanKarbonhidrat = Asupan Karbonhidrat × 100%
AKG KoreksiKarbonhidrat
= 350 gram x 100%
362,5 gram
= 96,55 %
Jadi tingkat pemenuhan karbohidrat dari laki-laki tersebut adalah 96,55%
3. Kategori asupan energi dan protein berdasarkan cut off dari Depkes , 1996 dan SDT
tahun 2014 adalah sebagai berikut
a. Menggunakan cut off dari Depkes, 1996
1) Asupan energi = 94,90%, jika menggunakan cut off dari Depkes, Tahun 1996
maka asupan energi responden tersebut termasuk ke dalam kategori
Normal. Kriteria normal adalah 90 – 120%.
2) Asupan protein = 100,11 %, jika menggunakan cut off dari Depkes, Tahun
1996 maka asupan protein responden tersebut termasuk ke dalam kategori
Normal. Kriteria normal adalah 90 – 120%.
b. Menggunakan cut off dari SDT, 2014
1) Asupan energi = 94,90%, jika menggunakan cut off SDT, Tahun 2014 maka
asupan energi responden tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang.
Kriteria kurang adalah 70 – <100%.
2) Asupan protein = 100,11 %, jika menggunakan cut off SDT, Tahun 2014 maka
asupan protein responden tersebut termasuk ke dalam kategori Sesuai atau
Normal. Kriteria sesuai atau normal adalah 100 – <120%.
Berikut ini adalah Angka Kecukupan Gizi tahun 2013 yang yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2013 melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
332 Survey Konsumsi Pangan
ANGKA KECUKUPAN GIZI TAHUN 2013
Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang dianjurkan untuk
orang Indonesia (perorang perhari)
Survey Konsumsi Pangan 333
Angka Kecukupan Vitamin yang dianjurkan untuk orang Indonesia (perorang perhari)
Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per orang per hari)
334 Survey Konsumsi Pangan
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!
1) Apakah yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) ?
2) Jelaskan langkah-langkah melakukan evaluasi hasil survei konsumsi pangan dengan
menggunakan AKG yang dikoreksi dengan berat badan!
3) Jelaskan beberapa cut off yang dapat digunakan untuk menilai kategori asupan makan!
4) Seorang perempuan usia 30 tahun, mempunyai berat badan 52 kg dan tinggi badam 157
cm. Dari hasil Recall 24 jam, diketahui asupan energi perempuan tersebut adalah 2100
kkal, protein 50 gram, karbohidrat 325 gram dan lemak 66,7 gram. Hitunglah berapa
persentase pemenuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat? Tentukan kategori
asupan energi dan protein berdasarkan cut off dari Depkes, Tahun 1996 dan SDT Tahun
2014.
Diketahui AKG energi, protein, lemak dan karbohidrat untuk perempuan usia 13 tahun
adalah sebagai berikut:
a) Energi : 2150 kkal
b) Protein : 57 gram
c) Lemak : 60 gram
d) Karbohidrat : 323 gram
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah angka kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Survey Konsumsi Pangan 335
2) Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menilai tingkat asupan individu dengan
menggunakan AKG yang dikoreksi dengan berat badan adalah sebagai berikut.
a) Lakukan koreksi AKG dengan berat badan dengan menggunakan rumus berikut ini
AKG Koreksi =Berat Badan Berat Badan Aktual umur × AKG
dalam AKG sesuaikelompok
b) Setelah diperoleh nilai zat gizi yang telah dikoreksi dengan berat badan, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan tingkat kecukupan zat gizi.
Rumus perhitungan tingkat konsumsi secara umum adalah sebagai berikut:
Tingkat Pemenuhan Zat Gizi = Asupan Zat Gizi × 100%
AKG Koreksi
c) Beberapa Cut off yang digunakan untuk menilai kategori asupan makan, yaitu
sebagai berikut:
1) Cut off dari Depkes, tahun 1990
2) Cut off dari Depkes, tahun 1996
3) Survei Diet Total, 2014
Jawab:
a) Menentukan AKG koreksi dengan berat badan untuk energi, protein, lemak dan
karbohidrat.
AKG Koreksi =Berat Badan Berat Badan Aktual umur × AKG
dalam AKG sesuaikelompok
b)
AKG koreksi untuk energi =Berat badan Berat badan aktual 30 tahun × AKG energi
dalam AKGuntuk perempuan
= 52 kg X 2150 kkal = 2032,73 kkal
55 kg
Jadi AKG koreksi untuk energi adalah 2032,73 kkal
c)
AKG koreksi untuk protein =Berat badan Berat badan aktual 30 tahun × AKG protein
dalam AKGuntuk perempuan
= 52 kg X 57 gram = 53,89 gram
55 kg
Jadi AKG koreksi untuk protein adalah 53,89 gram
336 Survey Konsumsi Pangan
d)
AKG koreksi untuk lemak =Berat badan Berat badan aktual 30 tahun × AKG lemak
dalam AKGuntuk perempuan
= 52 kg X 60 gram = 56,73 gram
55 kg
Jadi AKG koreksi untuk lemak adalah 56,73 gram
e)
AKG koreksi untuk karbohidrat =Berat badan Berat badan aktual 20 tahun × AKG karbohidrat
dalam AKGuntuk laki-laki,
= 52 kg X 323 gram = 305,38 gram
55 kg
Jadi AKG koreksi untuk lemak adalah 305,38 gram
3) Setelah diperoleh nilai energi, protein, lemak dan karbohidrat yang telah dikoreksi
dengan berat badan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan
tingkat pemenuhan zat gizi.
Tingkat Pemenuhan Zat Gizi = Asupan Zat Gizi × 100%
AKG Koreksi
a) Pemenuhan energi = Asupan energi × 100%
AKG koreksi energi
= 2100 kkal x 100%
2032,73 kkal
= 103,30 %
Jadi tingkat pemenuhan energi dari laki-laki tersebut adalah 103,30%
b) Pemenuhanprotein = Asupan protein × 100%
AKG koreksi protein
= 50 gram x 100%
53,89 gram
= 92,78 %
Jadi tingkat pemenuhan protein dari laki-laki tersebut adalah 92,78%
Survey Konsumsi Pangan 337
c) Pemenuhan lemak = Asupan lemak × 100%
AKG koreksi lemak
= 66,7 gram x 100%
56,73gram
= 117,57 %
Jadi tingkat pemenuhan lemak dari laki-laki tersebut adalah 117,57%
d) Pemenuhan karbohidrat = Asupan karbohidrat × 100%
AKG koreksi karbohidrat
= 325 gram x 100%
305,38 gram
= 106,42 %
Jadi tingkat pemenuhan karbohidrat dari laki-laki tersebut adalah 106,42%
4) Kategori asupan energi dan protein berdasarkan cut of dari Depkes , 1996 dan SDT tahun
2014 adalah sebagai berikut.
a) Menggunakan cut off dari Depkes, 1996
(1) Asupan energi = 103,30%, jika menggunakan cut off dari Depkes, Tahun 1996
maka asupan energi responden tersebut termasuk ke dalam kategori
Normal. Kriteria normal adalah 90 – 120%.
(2) Asupan protein = 92,78%, jika menggunakan cut off dari Depkes, Tahun 1996
maka asupan protein responden tersebut termasuk ke dalam kategori
Normal. Kriteria normal adalah 90 – 120%.
b) Menggunakan cut off dari SDT, 2014
(1) Asupan energi = 103,30%, jika menggunakan cut off SDT, Tahun 2014 maka
asupan energi responden tersebut termasuk ke dalam kategori Normal atau
Sesuai. Kriteria normal atau sesuai adalah 100 – <130%.
(2) Asupan protein = 92,78 %, jika menggunakan cut off SDT, Tahun 2014 maka
asupan protein responden tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang.
Kriteria kurang adalah 80 – <100%.
338 Survey Konsumsi Pangan
Ringkasan
1. Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah angka kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Angka kecukupan gizi sebenarnya bisa berbeda dengan kebutuhan gizi individu. Oleh
karena itu untuk menilai tingkat asupan individu dengan menggunakan AKG sebaiknya
lakukan koreksi dengan berat badan.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1) Angka Kecukupan Gizi yang digunakan saat ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Angka Kecukupan Gizi untuk orang Indonesia, yaitu ....
A. Nomor 15 Tahun 2000
B. Nomor 15 Tahun 2013
C. Nomor 75 Tahun 2000
D. Nomor 75 Tahun 2013
E. Nomor 75 Tahun 2017
2) Angka kecukupan gizi sebenarnya bisa berbeda dengan kebutuhan gizi individu. Oleh
karena itu untuk menilai tingkat asupan individu dengan menggunakan AKG sebaiknya
lakukan koreksi dengan ....
A. Tinggi Badan
B. Berat Badan
C. Indeks Massa Tubuh
D. Usia
E. Jenis Kelamin
3) Berdasarkan cut off yang digunakan dalam Survei Diet Total (SDT) Tahun 2014, asupan
energi dalam kategori Normal adalah ....
A. <70%
B. 70 - <100%
Survey Konsumsi Pangan 339
C. 100 - < 120 %
D. 100 - < 130 %
E. 130%
4) Berdasarkan cut off yang digunakan dalam Survei Diet Total (SDT) Tahun 2014 ....
A. <70%
B. 70 - <100%
C. 100 - < 120 %
D. 100 - < 130 %
E. 130%
340 Survey Konsumsi Pangan