KEANGGOTAAN MUKISI
INSTITUSI PELAYANA
INSTITUSI PENDIDIKAN
02 : KEDOKTERAN, KEPER
LAIN
PERUSAHAAN PRODUK
HALA
04 PERORANGAN YANG MEMILIK
MENGEMBANGKAN KESEHAT
AN KESEHATAN : RS, 01
KLINIK, DLL 03
N KESEHATAN ISLAM
RAWATAN, NAKES
KSI FARMASI- ALKES
AL DAN BISNIS ISLAM
KI MINAT DALAM
TAN ISLAM
PELAYANAN KESEHATAN LEMBA
RUMAH SAKIT PSEYARRBIAAN
KLINIK ASURA
LABORATORIUM KEUAN
APOTEK
LEMBA
PENDIDIKAN BWI
KEDOKTERAN BAZNAZ
KEPERAWATAN DLL
NAKES
EKONOMI, DLL ASOSIA
PRODUK HALAL DSN-MU
MAKANAN HALAL MES
OBAT HALAL KNEKS
CHEMICAL HALAL
MUKISI DALAM EKOSISTEM
KESEHATAN SYARIAH
AGA KEUANGAN LEMBAGA
ANHKAN SYARIAH BISNIS SYARIAH
ANSI SYARIAH
NGAN SYARIAH LAIN Hotel
Spa Syariah
AGA ZISWAF Pariwisata Syariah
Z
ASI ISLAM-SYARIAH
UI
– DLL
SINERGI DAN KOLA
Sumber : Presentasi Sinergi KNEKS dan MUKISI un
ABORASI MUKISI
ntuk kebermanfaatan Umat
PENGUATAN PERAN MUKIS
EKONOMI DAN KEUA
RUANG PELAYANAN PENDIDIKA
LINGKUP KESEHATAN KESEHATA
MUKISI
201Pengembangan 201Pengembang
Institusi
Sertifikasi Syariah 9Pendidikan
Kedokteran
8rumah sakit, Keperawatan,
klinik, dan Nakes lain un
lembaga
pelayanan mensuport
kesehatan lainnya Pelayanan
Kesehatan Sya
SI DALAM EKOSISTEM
ANGAN SYARIAH
AN MUAMALAH DAKWAH
AN Pengembangan
gan 202Pengembangan
Usaha-usaha
n bersama untuk dana social syariah
n, mendukung industri (ZISWAF) untuk
produk halal bagi
dan pelayanan dan 1penguatan
ntuk
t pendidikan pelayanan
n kesehatan syariah kesehatan dan
ariah
pendidikan
kesehatan syariah
PENGUATAN PERAN MUK
3 SYARIAH MELALUI DIGI
KOMERSIAL DA
KISI DALAM EKOSISTEM EKONOMI
ITALISASI DAN INTEGRASI DANA
AN DANA SOSIAL ISLAM
PENGUATAN PERAN MUKISI DALA
MELALUI D
• Pembangunan Data Center MUKI
(database keanggotaan, informasi
kegiatan, bisnis muamalah)
• Proses Pendampingan dan pra Sur
RS Syariah by daring
• Pembangunan MUKISI enterprise
proses)
AM EKOSISTEM EKONOMI SYARIAH
DIGITALISASI
ISI
i
rvey
(on
Institusi Personal
Iuran/infak Registrasi mukisi Kelengkapan be
organisasi
verifikasi
tidak
ok
Member Mukisi
Profiling Reregistrasi tahunan
Lokasi Meregistrasi ulang setiap
kepemilikan Member mukisi untuk
Jumlah SDM Nakes memastikan status
Tipe RS keanggotaan
Status sebagai RS Syariah
Layanan Unggulan
Projek MUKISI Enterprize
Digitalisasi Pelayanan MUKISI
Untuk kebermanfaatan Umat
erkas
Services Mukisi TV Pengurus Mukisi
Koperasi RS Jejaring Berisi data pengurus
Akreditasi RS Syariah Mukisi TV Mukisi baik pusat
E Learning/Blended maupun pengurus
Mukisi Disaster Center WIlayah
Telemedicine
SIM RS
PENGUATAN PERAN MUKISI DALA
MELALUI D
1. Pembentukan Divisi Sistem I
digitalisasi RS
2. Pembentukan Divisi Kominfo
3. Pembentukan Divisi LAZ-Wa
4. Pembentukan Divisi Usaha d
AM EKOSISTEM EKONOMI SYARIAH
DIGITALISASI
Informasi RS untuk mensuport
o Mukisi
akaf
dan Koperasi
PROGRAM MUKISI UNTU
DANA KOMERSIAL DA
1. Pengembangan Central Purchas
obat dan barang untuk RS Syaria
2. Pengembangan Koperasi KOSUKI
3. Pengembangan pabrik obat (Farm
4. Pengembangan LAZ & Wakaf y
pelayanan dan pendidikan keseh
5. Pengembangan MUKISI_TV s
pendanaan komersial
6. Pengembangan kerja sama deng
UK PENGUATAN INTEGRASI
AN DANA SOSIAL ISLAM
sing kebutuhan barang investasi,
ah
I
masi Halal ) Mukisi
yang spesifik beroperasi dilingkup
hatan Islam.
sebagai media informasi dan
gan stake holder terkait
HARAPAN MUKISI DALAM SIN
DANA KOMERSIAL D
LE
Ker
prod
pen
LE
Ker
pen
yan
PE
Ker
hala
kes
LE
Ker
bers
di R
NERGI DIGITALISASI DAN INTEGRASI
DAN DANA SOSIAL ISLAM
EMBAGA WAKAF
rja sama penguatan Dakwah Mukisi melalui kerja sama wakaf
duktif pelayanan kesehatan syariah dan pengembangan
ndidikan syariah
EMBAGA CROWDFUNDING
rja sama penguatan Dakwah Mukisi melalui skema
nggalangan dana pasien tidak mampu, mahasiswa berprestasi
ng tidak mampu,
ERUSAHAAN HALAL
rja sama penguatan Dakwah Mukisi melalui penyediaan produk
al dan alokasi CSR untuk pengembangan pelayanan
sehatan syariah
EMBAGA KEUANGAN SYARIAH
rja sama penguatan Dakwah Mukisi dalam pendanaan
sama CSR lembaga keuangan syariah, pengelolaan keuangan
RS Syariah dan Pendidikan Syariah
TERIMA
A KASIH
SHIGHAT AKAD S
Prof. Dr. H. Jaih Muba
Sekretaris BP
TIM DS
1443 H/
SECARA DIGITAL
arok, S.E., M.H., M.Ag.
PH DSN-MUI
SN-MUI
/2021 M
1
Arti Akad Umu
.ُتّ َأ َث َزُُهّ ِفى َم َحِّل ُِّه
”pengertian khusus akad adalah pertalian antara pena
cara yang sesuai syariah yang berakibat pada status hu
um dan Khusus
َّا ْْلَ ْع َنى ا ْل َخا ُّص ِل ْل َع ْق ُِّد ُه َُّى ِا ْرِت َبا ُُّط ِإ ًْ َجا ُبّ ِب َق ُب ْى ُّل َع َلى َو ْج ُّه َم ْش ُزْو ُّع ًُ ْث ِب ُُت
awaran (ijab) dengan penerimaan (qabul) dengan cara-
ukum obyek akad.”
Ketentuan Sh
(1) `Aqidain
Shighat akad (ijab dan qabul); Ijab berart
(menetapkan). Menurut ulama Hanafiah, arti ija
berasal dari satu pihak yang disampaikan
menjadi wajib baginya dalam hal pihak lai
talaqqi, dan akhzd; yaitu menerima atau m
pertama.
Jumhur ulama (Malikiah, Syafi„iah, dan Hana
pernyataan yang disampaikan oleh pihak
kepemilikan (barang [antara lain penju
belakangan/di akhir (sebagai respon); s
disampaikan pihak yang akan menjadi
pernyataannya disampaikan di awal.”
Sedangkan ulama Hanafiah berpendapat
disampaikan oleh pihak yang menerima
persetujuan terhadap tawaran dari pihak per
(3) Shighat Akad
highat Akad
(2) Ma`qud `alaih
ti iltizam (mewajibkan diri sendiri) dan itsbat
ab secara istilah adalah kehendak (iradah) yang
kepada pihak lain; apa yang disampaikan
in menerimanya (qabul). Qabul berarti tashdiq,
menyetujui apa yang ditawarkan oleh pihak
abilah) berpendapat bahwa ijab merupakan
k yang mempunyai hak untuk mengalihkan
ual]) meskipun pernyataannya disampaikan
sedangkan qabul adalah pernyataan yang
pemilik (di antaranya pembeli) meskipun
bahwa qabul merupakan kehendak yang
penawaran yang berupa penerimaan atau
rtama (ijab).
(4) Atsar al-`Aqd
Ketentuan Sh
(1) `Aqidain
Syarat-syarat ijab dan qabul adalah:
kehendak (iradah bathinah/khafiyyah) untuk melak
dalam bentuk ucapan, tulisan, isyarat, atau pe
dimengerti isinya (ma‘lum), serta diterima sebagai k
dan
antara ijab dan qabul harus selaras atau berse
bersambung (ittishal); tidak terselang oleh kata-ka
majelis akad.
(3) Shighat Akad
highat Akad
(2) Ma`qud `alaih
kukan akad disampaikan pihak kepada pihak lain
erbuatan harus jelas (wudhuh) yang diketahui dan
kesepakatan oleh pihak-pihak yang melakukan akad;
esuaian (mula’im, muwafaqah atau muthabaqah), dan
ata, tulisan, perbuatan, atau isyarat lainnya sebagai
(4) Atsar al-`Aqd
Fatwa-Fatwa
Terkait Shighat Akad yang Dapat
a DSN-MUI
Menjadi Dasar Transaksi Digital
Transaksi Digital (Shighat Akad) Berdasarkan F
1. Fatwa Nomor 110 Tahun 2017 tentang Akad Jual-Be
2. Fatwa Nomor 111 Tahun 2017 tentang Akad Jual-Be
3. Fatwa Nomor 112 Tahun 2017 tentang Akad Ijarah
4. Fatwa Nomor 113 Tahun 2017 tentang Akad Wakal
5. Fatwa Nomor 114 Tahun 2017 tentang Akad Syirkah
6. Fatwa Nomor 115 Tahun 2017 tentang Akad Mudha
Fatwa
eli:
eli Murabahah
lah bi al-Ujrah
h
arabah
Transaksi Digital (Shighat Ak
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 110 Tahu
Akad Jual Beli harus dinyatakan secara tegas dan j
dan pembeli.
Akad Jual Beli boleh dilakukan secara lisan, tertuli
dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peratu
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 111 Tahu
Akad jual beli murabahah harus dinyatakan secara tegas
pembeli.
Akad jual beli murabahah boleh dilakukan secara lisan, tertu
secara elektronik sesuai syariah dan peraturan perundang-und
Dalam hal perjanjian jual beli murabahah dilakukan secar
mengenai harga perolehan (ra’s mal al-murabahah), keuntunga
kad) Berdasarkan Fatwa
1
un 2017 tentang Akad Jual-Beli:
jelas serta dipahami dan dimengerti oleh penjual
is, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta dapat
uran perundang-undangan yang berlaku.
2
un 2017 tentang Akad Jual-Beli Murabahah:
dan jelas serta dipahami dan dimengerti oleh penjual dan
ulis, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta dapat dilakukan
dangan yang berlaku.
ra tertulis, dalam akta perjanjian harus terdapat informasi
an (al-ribh), dan harga jual (tsaman al-murabahah).
Transaksi Digital (Shighat Akad)
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 112 Tahu
Akad ijarah harus dinyatakan secara tegas dan jelas
pembeli.
Akad ijarah boleh dilakukan secara lisan, tertulis,
dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peratu
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 113 Tahu
Akad wakalah bi al-ujrah harus dinyatakan secara t
penjual dan pembeli.
Akad wakalah bi al-ujrah boleh dilakukan secara li
dapat dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan
3
un 2017 tentang Akad Ijarah:
s serta dipahami dan dimengerti oleh penjual dan
isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta dapat
uran perundang-undangan yang berlaku.
4
un 2017 tentang Akad Wakalah bi al-Ujrah:
tegas dan jelas serta dipahami dan dimengerti oleh
isan, tertulis, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta
n peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Transaksi Digital (Shighat Akad)
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 114 Tahu
Akad syirkah harus dinyatakan secara tegas dan je
dan pembeli.
Akad syirkah boleh dilakukan secara lisan, tertulis
dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peratu
Ketentuan Shighat Akad dalam Fatwa Nomor 115 Tahu
Akad mudharabah harus dinyatakan secara tegas da
dan pembeli.
Akad mudharabah boleh dilakukan secara lisan, ter
dilakukan secara elektronik sesuai syariah dan peratu
5
un 2017 tentang Akad Syirkah:
elas serta dipahami dan dimengerti oleh penjual
s, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta dapat
uran perundang-undangan yang berlaku.
6
un 2017 tentang Akad Mudharabah:
an jelas serta dipahami dan dimengerti oleh penjual
rtulis, isyarat, dan perbuatan/tindakan, serta dapat
uran perundang-undangan yang berlaku.
Majelis Akad
Muhyiddin Syarf al-Nawawi, Raudhah al-Thalibin, Riyad: Dar a
.ُّص ُل ِب ِه الاْرِت َبا ُط َُبّ ْي َُنّ ْ ْلِاًْ َجا ِب َوا ْل َق ُبى ِل َو ََ ََ ََ َز ِإََى َم ََا ِن ا ْل َع ْق ُِد
“Yang dimaksud dengan majelis yang disyaratkan memberi d
majelis yang menghasilkan keterkaitan antara ijab dan qabul, d
al-Alam al-Kutub, 1423 H/2003 M Juz V, hlm. 687:
ا ْْ ُل َزا ُد ِبا ْْلَ ْجِل ِس ا َّل ِذي ٌُ ْش َت َر ُط ِفي ِه ْ ْلِا ْع َطا ُء َم ْجِل ُس ال َّت َىا ُج ِب َو ُه َى َما ًَ ْحص
di dalamnya adalah majelis tawajub (saling menetapkan), yaitu
dan tanpa mempertimbangkan tempat berlangsungnya akad.”
Majelis Akad
Abdul Rahman al-Juzairi, al-Fiqh ‘Ala Madzahib al-Arba`a
ِما َن ا ْل َعا ِاا َد ًْ ِن َل ْ ا َ ُّْل َخا ِز ِإ َّماا َِ ِقي َقا َو َإ َعاا َإ َاا َا ََاا َِا ِْا َزٍْ ِن َأ ْو ُِ ْ َعاا
“Syarat keempat dari ijab qabul akad adalah shighat te
masing-masing pihak yang melakukan akad harus me
mendengar secara nyata, seperti ketika keduanya hadir,
yang tidak menghadiri masjlis akad. Sebab membaca tul
secara langsung.”
ah, Beirut: Dar al-Fikr, 1990, hlm. 16:
ٌَ َأ ْن ََرااِْبل ُِع ََهتااا َِأب ْن ِمَت َ ُنَا اىْل َ َنما ِائل ِ ِبّصاِِيَل ََّمن ُو ِا َ َمزا َْء َات ُُعهىَاَعا ََوم ِلْْلت َعَما َِاقااَ َد ْمً ِا ْنل ِ َخفاَ َطَا ُباِ َّبد
م ُ ا َل َْ ا َع ْ .ُه َنا
erdengar oleh kedua pihak yang melakukan akad. Maka
endengar pernyataan pihak yang lainnya. Adakalanya
atau mendengar secara hukum, seperti tulisan dari pihak
lisannya tersebut dalam hal ini bisa menggantikan dialog
Majelis Akad
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,
َ ِقَاأَُْانّلْهُِّْلُوَا َُُتَِءّفاَعيلََِِّإاُُُّمّهََِّاُِّنَِِفبدسْايًْاللََِِّْْلتَُّنَ َْشعِيجِْفأال َُِياأُّنََُُِّْوّدُمّسا َِْلبًَََافاَعَُْْلْْعُقجّنَزَِْاُعَجدُِّولَُاّْسَ َفِلُِإِِاُُّْسّْوَُُّلُّدنَّتاِ(َِْلااَْلَََّّْلَِعَتزََُُِْاّهققَاتُِّدََاُِاَلّبُْتُُُِّدّاّوهَْْ)َُلًَُّوَىتَََُع ََاوِْلحإىَّلَُِّىَُدَّنَحعثاااَهمُُِلََُّّناَذْْااُِلاإََََُّلُِزَّناًتىَُُُدَّأي ََىًَُِِِمُُِِنَّددًَُْنِّىَهمَُُُانّعثِّّْتاجِآلَِفحََيغاَْخيهََُُُُُِسّّّّادرز