The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

The book contains various classes of drugs and their specifications, such as dosage, usage rules, indications, overdose, and so on. With the aim of being able to share information on the medicial civilization in the millennial era and healthy lifestyles to the general public. Hopefully this e-book can help all aspects and professions. Sorry if there are still many errors in writing and composing. Thank you very much.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by KELOMPOK 5, 2021-05-15 06:57:47

THE BOOK OF MEDICINE

The book contains various classes of drugs and their specifications, such as dosage, usage rules, indications, overdose, and so on. With the aim of being able to share information on the medicial civilization in the millennial era and healthy lifestyles to the general public. Hopefully this e-book can help all aspects and professions. Sorry if there are still many errors in writing and composing. Thank you very much.

Keywords: group V

7. ANTIKOAGULAN, ANTIPLATET, DAN FIBRINOLITIK
(TROMOLITIK)

A. Actilyse

Nama obat Actilyse
Kandungan zat aktif Alteplase (rekombian aktivator plasminogen jenis
Kegunaan jaringan manusia).
Golongan obat Pengobatan trombolitik pada infark miokard akut,
Dosis Maksimum emboli pulmonal masif akut dengan hemodiamik
Dosis lazim/aturan pakai yang tidak stabil dan stroke iskemik akut.
Obat Keras
Interaksi obat dan makanan Infark miokard : pasien BB >65g 100 mg.
Efek samping obat Pasien dengan BB <65 kg : 50 kg, diikuti 60 menit
secara infus 35 mg.
Rajimen : 1.5 mg/kgBB
Emboli Paru : 1.5mg/kgBB
Infark miokard pasien BB >65kg awal 15mg (IV
bolus), kemudian 50mg sebagai infus IV pada 30
meit pertama, diikuti 35mg selama 60menit s/d
dosis maks 100mg. Pasien dengan BB <65kg awal
15mg sebagai bolus IV dan 0.75mg/kgBB selama
30 menit (maks:50mg), diikuti dengan 0.5mg/kg
secara infus selama 60menit (maks:35mg).
Rejimen terapi 3jam: 10mg sebagai bolus IV,
kemudian 50mg infus IV selama 1jam pertama,
diikuti 10mg selama 30menit s/d dosis maks
100mg selama 3jam. Maks: 1.5mg/kgBB.
Emboli paru 10mg sebagai bolus IV selama
1-2meit, kemudian 90mg sebagai infus IV selama
2jam. Maks: 1.5mg/kgBB pada pasien BB <65kg.
Stroke iskemik akut 0.9mg/kgBB secara infus
selama 60menit dengan 10% dosis total diberikan
dalam waktu 3jam sesudah timbulnya gejala.
Antikoagulan kumarin, peghambat agregasi
platelet, heparin dan obat lain yang mempengaruhi
soagulasi, ACE inhibitor
Perdarahan (baik superfisial atau internal pada

94

Pabrik ginjal, saluran urogetial, retroperitoneum, atau
Keamanan kehamilan SSP, atau perdarahan pada organ parenkimatosa);
Perhatian embolisasi kristal kolestrol atau embolisasi
trombotik, aritmia reperfusi, mual, muntah,
S/K ekimosis, epitaksis, penurunan drastis TD,
Kontra indikasi peningkatan suhu tubuh, rekasi afilaktoid.
Boehringer ingelheim
Kemasan C
Cara penyimpanan Perdarahan, pemberian inj IM yang belum lama
dilakukan atau trauma minor yang baru saja terjadi
seperti biopsi, pugsi pembuluh darah besar, pijat
jatung untuk resusitasi. Kondisi dengan risiko
perdarahan yag menigkat, TD sistolik >160mmHg.
Lanjut usia. Hamil dan laktasi. Pada terapi infark
miokard akut: trombolisis koroner dapat terjadi
pada aritmia yang disertai dengan reperfusi, risiko
tromboemboli dapat meningkat pada pasien denga
trombus jantung kiri misalnya stenosis mitral atau
fibrilasi atrium. Pada terapi stroke iskemik akut:
pra-terapi degan aspirin. Terapi tidak boleh dimulai
lebih dari 3jam sesudah timbulnya gejala. Monitor
TD s/d 24jam selama terapi.
Vial 50mg + vial 50mL water for inj dan IV kit x 1
(Rp6,547,530)
Diastesis hemoragik; mendapat terapi antikoagulan
oral; perdarahan intrakranial termasuk perdarahan
subaraknoid; stroke atau kerusakan SSP; hipertensi
arterial berat badan tak terkontrol; tindakan bedah
mayor atau trauma yang signifikan dalam waktu 3
bulan belakangan; resusitasi kardiopulmoner yang
berkepanjangan atau traumatik (>2mnt), persalinan
obsterik, pungsi pembuluh darah non kompresibel
yang belum lama dilakukan; perdarahan retincpati;
endokarditis bakterial, perikarditis; pankreatitis
akut; penyakit ginjal ulseratif dalam 3 bulan
belakangan; aneurisma arterial, malformasi
arteri/vena; neoplasma dengan meningkatnya risiko
perdarahan; gangguan fungsi hati berat. Gejala
serangan stroke iskemik dimulai >jam sebelum
pemberian infus atau onset timbulya gejala tidak
diketahui; perbaikan stroke iskemik akut yang
cepat atau rinngan; kejang pada saat onset stroke;
pemberian heparin dalam waktu 48jam sebelum
terjadinya onset stroke degan peningkatan waktu
tromboplastin parsial yang teraktivasi; jumlah
trombosit <100000/mm3; TD >185/>110mmHg;
glukosa darah <50 atau >400mg/dL. Anak dan
remaja <18tahun atau dewasa >80tahun.
Box, 1 Vial @ 50 mg + 1 Vial Pelarut @ 50 mL

 Actilyse serbuk: Simpan di bawah suhu 30

95

Bentuk derajat Celcius.
Pemberian obat
Overdosis  Actilyse yang sudah dilarutkan dengan
pelarut: telah terbukti stabil selama 24 jam
Farmakodinamik pada suhu 2-8 derajat Celcius dan stabil
B. Agrelano selama 8 jam pada suhu 30 derajat Celcius.

Cairan injeksi
Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.
Spesifisitas fibrin relatif tidak menghambat
penurunan yang signifikan secara klinis pada
fibrinogen dan komponen koagulasi darah lainnya
setelah overdosis. Dalam kebanyakan kasus, cukup
menunggu regenerasi fisiologis faktor-faktor ini
setelah terapi Actilyse dihentikan. Namun, jika
terjadi perdarahan hebat, infus plasma beku segar
atau darah segar dianjurkan dan jika perlu,
antifibrinolitik sintetis dapat diberikan.
Mekanisme Kerja : mengaktifkan plasminogen
untuk memecah fibrin pada gumpalan darah

Nama obat Agrelano
Kandungan zat aktif Clopidogrel
Indikasi Pencegaha kejadian aterotrombosis pada pasien
yang menderita infark miokard, stroke iskemik,
Golongan obat atau penyakit arteri perifer; pada pasien yang
Dosis lazim/aturan pakai mengalami sindrom koroner akut; sindrom koroner
akut tanpa peningkata segemen ST (angina tak
stabil atau infark miokard non gelombag Q)
termasuk pasien yang menjalani pemasangan
‘stent’ setelah interensi koroner perkutan, dalam
kombinasi dengan asam asetil salisilat (ASA);
infark miokard akut dengan peningkatan segmen
ST, dalam kombinasi dengan ASA pada pasien
yang secara medis memenuhi syarat menjalani
terapi tombotik.
Obat keras
Dewasa 75mg 1x/hr. Angina tak stabil atau infark

96

Interaksi obat dan makanan miokard non gelombang Q 300mg, lalu lanjutkan
dengan dosis 75mg 1x/hr.
Efek samping obat
Pabrik Antikoagulan orak seperti warfarin, glikoprotein
Keamanan kehamilan llb/llla inhibitor, asam asetil salisilat (ASA),
Perhatian heparin, trombolitik, OAINS. Feniton, tolbutamid,
diuretik, penyekat β , ACE inhibitor, antagonis
S/K kalsium, obat penurun kolestrol, vasodilator
Kontra indikasi koroner, obat anti diabetes (termasuk insulin),
Kemasan antiepilepsi, terapi sulih hormon.
Cara penyimpanan
Bentuk Sakit kepala, pusing, parestesia, gagguan ginjal dan
Pemberian obat hematologi, ruam kulit, pruritus.
Overdosis
Ikapharmindo
Farmakokinetik
B

Pasien yang mungkin berisiko mengalami
peningkatan perdarahan dari trauma, pembedahan,
atau kondisi patologis lainnya; penyakit hati derajat
sedang yang mungkin mengalami diatesis
hemoragik; gangguan ginjal. Stroke iskemik akut
(<7hr). paseien dengan kelainan herediter yang
jarang dari intolerasi galaktosa, defisiensi lapp
laktase, atau malabsorpsi glukosagalaktosa. Hamil.

Tab salut selaput 75mg x 30 (Rp249,000)

Perdarahan patologis aktif seperti tukak peptik,
perdarahan intrakranial. Gangguan hati berat.
Laktasi.

Box, 3 Strip @ 10 Tablet Salut Selaput

Simpan pada suhu 25 derajat Celcius, di tempat
kering dan sejuk.

Tablet Salut Selaput

Dengan atau tanpa makanan
 Gejala: Waktu perdarahan yang lama dan

komplikasi perdarahan berikutnya.
 Penatalaksanaan: Pertimbangkan transfusi

trombosit jika diperlukan, koreksi segera untuk
waktu perdarahan yang berkepanjangan.
Penanganan pasien overdosis hanya dapat
dilakukan oleh tenaga medis profesional.

 Absorbsi : Clopidogrel diabsorbsi secara cepat

dan mencapai kadar puncak plasma sekitar 45

menit setelah konsumsi. Absorbsi clopidogrel

melalui usus dibatasi oleh P-glycoprotein yang

dapat memengaruhi bioavailabilitas

clopidogrel. Absorbsi clopidogrel di usus

dilaporkan dapat mencapai 50%.

 Distribusi : Sekitar 98% clopidogrel dan 94%
metabolit inaktifnya berikatan dengan protein
plasma saat berada dalam sirkulasi. Ikatan ini

97

Farmakodinamik bersifat reversible. Kadar jenuh dari ikatan ini
mencapai 100 mcg/ml.

 Metabolisme : Setelah diabsorbsi, clopidogrel
akan dimetabolisme di liver melalui dua jalur
metabolik utama, yaitu hidrolisis yang
dimediasi oleh esterase dan oleh beberapa
sitokrom P450. Sitokrom akan mengoksidasi
clopidogrel menjadi 2-oxo-clopidogrel, yakni
metabolit intermediate yang inaktif secara
farmakologis. Setelah itu, 2-oxo-clopidogrel
akan dikonversi menjadi metabolit aktif, yaitu
derivat thiol dari clopidogrel (clop-AM).

Sebanyak 85–90% dari clopidogrel yang
diabsorbsi mengalami first-metabolism di liver
melalui hidrolisis oleh carboxylesterase 1 (CES
1) dan membentuk metabolit inaktif carboxylic
acid. Hanya sekitar 2% dari clopidogrel yang
diabsorbsi dikonversi menjadi clop-AM yang
aktif dan berikatan dengan reseptor platelet.

Kebutuhan clopidogrel untuk dimetabolisme
terlebih dahulu untuk membentuk metabolit
aktif menyebabkan clopidogrel memiliki onset
yang relatif lama. Hal ini menyebabkan
clopidogrel memiliki efek hambatan agregasi
platelet yang suboptimal, terutama bila
digunakan pada pasien pasca percutaneous
coronary intervention (PCI) dengan sindrom
koroner akut.

 Eliminasi : Eliminasi clopidogrel sebanyak
50% terjadi melalui urine dan 46% melalui
feses sekitar 5 hari setelah pemberian.
Pemberian clopidogrel dosis tunggal 75 mg
memiliki waktu paruh sekitar 6 jam. Waktu
paruh dari metabolit inaktif adalah sekitar 8
jam, baik dengan dosis tunggal maupun dosis
berulang. Sekitar 2% clopidogrel yang
berikatan dengan platelet secara kovalen
memiliki waktu paruh hingga 11 hari.

Clopidogrel merupakan suatu prodrug. Setelah
metabolisme oleh enzim CYP450 di liver,
metabolit aktif dari clopidogrel akan memblokir
komponen P2Y12 pada reseptor ADP platelet,
sehingga ADP tidak dapat berikatan pada reseptor
tersebut. Hal ini akan mencegah aktivasi kompleks
reseptor GPIIb/IIIa sehingga agregasi platelet

98

terganggu.

Gangguan aktivasi kompleks ini menyebabkan
hambatan pada agregasi platelet yang bersifat
irreversible dan juga destabilisasi trombus. Ikatan
ini akan berdampak pada platelet selama waktu
hidupnya, yaitu sekitar 7–10 hari. Clopidogrel
merupakan suatu prodrug. Setelah metabolisme
oleh enzim CYP450 di liver, metabolit aktif dari
clopidogrel akan memblokir komponen P2Y12
pada reseptor ADP platelet, sehingga ADP tidak
dapat berikatan pada reseptor tersebut. Hal ini akan
mencegah aktivasi kompleks reseptor GPIIb/IIIa
sehingga agregasi platelet terganggu.

Gangguan aktivasi kompleks ini menyebabkan
hambatan pada agregasi platelet yang bersifat
irreversible dan juga destabilisasi trombus. Ikatan
ini akan berdampak pada platelet selama waktu
hidupnya, yaitu sekitar 7–10 hari.

C. Antiplat

Nama obat Antiplat
Kandungan zat aktif Cilostazol
Indikasi Mengobati gejala iskemik termasuk ulserasi, nyeri,
dan senasasi dingin pada ekstremitas, pada oklusi
Golongan obat arterial kronik. Pencegahan infark serebral
Dosis lazim/aturan pakai berulang (tidak termasuk emboli serebral
Interaksi obat dan makanan lardiogenik)
Obat Keras
100mg 2x/hr
 Peningkatan konsentrasi serum jika diberikan

bersamaan dengan penghambat CYP3A4 yang
kuat atau sedang (misalnya eritromisisn,
ketokonazol, itrakonazol, diltiazem) atau
CPY2C19 (misalnya omeprazol, flukonazol,
tiklopidin).
 Peningkatan konsentrasi serum substrat
CYP3A4 (misalnya lovastatin, simvastatin,
atorvastatin) atau substrat CYP3A4 lainnya

99

Efek samping obat dengan indeks terapeutik yang sempit (misal
cisapride, halofantrine, pimozide, alkaloid
Pabrik ergot).
Keamanan kehamilan  Berpotensi fatal : meningkatnya resiko
Perhatian perdarahan bila digunakan bersama jika
diberikan bersama dengan antiplatelet atau
S/K agen antikoagulan (misalnya aspirin,
Kontra indikasi clopidogrel, heparin, warfarin, dabigatran,
Kemasan rivaroxaban atau apixaban).
Cara penyimpanan Ruam kulit, palpitasi, takikardi, panas dan
Bentuk kemerahan pada wajah, sakit kepala; pusing, mual,
Pemberian obat muntah, diare.
Dexa medica
Overdosis C
Menstruasi, kecenderungan perdarahan atau
Farmakokinetik diatesis hemoragik, gangguan fungsi hati atau
ginjal berat. Pasien yang mendapat antikoagulan,
antitrombotik atau antiplatelet, prostaglandin E1
atau derivatnya.
Tab 50mg x 30 (Rp174,000/box; Rp5,800/tab)
Perdarahan, gagal jantung kongestif. Hamil.
Box, 3 Strip @ 10 Tablet
Simpan pada suhu 25℃, ditempat kering dan
sejuk.
Tablet
Berikan pada saat perut kosong: berikan sekurang
kurangnya 1/2jam sebelum atau 2jam sesudah
makan.
 Gejala : Sakit kepala parah, diare, tekanan
darah, detak jantung cepat, gangguan irama
jantung.
 Penatalaksanaan : perawatan suportif.
Lakukan lavage lambung atau dimuntahkan
seperlunya untuk mengosongkan isi perut.
Penanganan pasien overdosis hanya dapat
dilakukan oleh tenaga medis.
 Absorpsi : Cilostazol diberikan per oral.
Absorpsi obat ini meningkat bila dikonsumsi
dengan makanan tinggi lemak, dengan sekitar
90% peningkatan konsentrasi puncak dan 25%
peningkatan area under the curve (AUC).

 Distribusi : Cilostazol berikatan dengan
protein sebanyak 95-98%, utamanya dengan
albumin. Gangguan hepar ringan tidak
mempengaruhi ikatan dengan protein.

 Fraksi bebas cilostazol didapatkan 27% lebih
tinggi pada pasien dengan gangguan ginjal.

 Metabolisme : Studi in vitro menunjukkan

100

Farmakodinamik bahwa cilostazol dimetabolisme terutama oleh
D. Arixtra CYP3A4, dan sebagian kecil oleh CYP2C19.

 Eliminasi : Cilostazol diekskresikan melalui
urine sebanyak 74% dan feses sebanyak 20%
dalam bentuk metabolitnya.

Cilostazol kerap digunakan dalam
penatalaksanaan klaudikasio intermiten.
Cilostazol adalah inhibitor fosfodiesterase III
(PDE3). PDE3 adalah enzim yang terlibat dalam
hidrolisis cyclic guanosine monophosphate
(cGMP) dan cyclic adenosine monophosphate
(cAMP).

Enzim PDE3 utamanya ditemukan di retikulum
sarkoplasma kardiak dan otot polos pembuluh
darah. Enzim ini terlibat dalam regulasi
kontraktilitas otot polos jantung dan pembuluh
darah.

Cilostazol bekerja dengan menghambat aktivitas
PDE3 dan mensupresi degradasi cAMP. Hal ini
akan meningkatkan kadar cAMP di platelet dan
pembuluh darah, yang akan meningkatkan
konsentrasi bentuk aktif protein kinase A (PKA).
Peningkatan dari PKA inilah yang menginhibisi
agregasi platelet dan menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah.

Baru-baru ini, cilostazol juga ditemukan mampu
menurunkan kadar trigliserida plasma dan
meningkatkan kadar high density lipoprotein
(HDL). Namun, mekanisme pastinya belum
diketahui.

101

Nama obat Arixtra
Kandungan zat aktif Fondaparinux Na
Indikasi Mencegah kejadian tomboeboli vena (VTE) pada
pasien yang menjalani bedah ortopedik mayor
Golongan obat pada tungkai bawah. Mencegah VTE pada pasien
Dosis/aturan pakai yang menjalani bedah abdomen yang berisiko
mengalami komplikasi tromboemboli. Mencegah
Interaksi obat dan makanan VTE pada pasien yang berisiko mengalami
Efek samping obat komplikasi tromboemboli karena mobilitasnya
Pabrik dibatasi selama mengalami penyakit akut. Terapi
angina tak stabil atau infark miokard tanpa
peningkatan segmen ST (NSTEMI) pada pasien
yang tidak diiindikasikan untuk segera (<120mnt)
menjalani penanganan invasif [intervensi koroner
perkutan]. terapi tambahan untuk infark miokard
dengan peningkatan segmen ST (STEMI) pada
pasien yang ditangani dengan trombolitik atau
yang pada awalnya dimaksudkan tidak menerima
bentuk lainnya dari terapi reperfusi. Pengobatan
trombosis vena dalam (DVT) akut dan emboli
paru (PE) akut.
Obat keras
Pecegahan VTE pada bedah ortopedi dan
abdomen 2.5mg 1x/hr secara inj SK 6jam pasca
op. Terapi dilanjutkan sekurang-kurangnya 5-9hr
pasca op. Angina tak stabil/NSTEMI 2.5mg
1x/hr secara inj SK dilanjutkan hingga 8hr atau
hingga pulang dari perawat rumah sakit. STEMI
2.5mg 1x/hr.
Dosis pertama diberikan secara IV dan dosis
selanjutnya diberikan secara inj SK, dilanjutkan
hingga 8hr atau hingga pulang dari perawatan
rumah sakit. Pencegahan VTE pada pasien yang
berisiko mengalami komplikasi tromboemboli
2.5mg 1x/hr secara inj SK diberikan selama
6-14hr.
Pengobatan DVT dan PE pada pasien dengan
BB >100kg 10mg, 50-100kg 7.5mg, <50kg 5mg.
Terapi harus dilanjutkan selama sekurang
kurangnya 5hr dan hingga INR 2-3. dosis
diberikan 1x/hr secara inj IV.
Risiko pendarahan meningkat pada pemberian
bersama obat yang dapat meningkatkan risiko
pendarahan (desirudin, obat fibrinolitik, antagonis
reseptor GP llb/llla, heparin, heparinoid, heparin
dengan berat molekul rendah); obat antiplatelet
dan OAINS.
Anemia, pendarahan, purpura.
GlaxoSmithKline
Pharmaceuticals

102

Keamanan kehamilan B
Perhatian
Gangguan pendarahan, penyakit ulserasi aktif
S/K pada GI, pendarahan intrakraial yang belum lama
Kontra indikasi terjadi; sesaat sesudah bedah otak, spinal, atau
mata; penggunaan anestesi epidural/spinal atau
Kemasan pengmabilan cairan spinal; pasien dengan BB
Cara penyimpanan <50kg; tidak boleh digunakan pada pasien dengan
Bentuk bersihan kreatinin <30mL/menit. Hamil dan
Pemberian obat laktasi. Lanjut usia.
Overdosis
Pre-filled syringe 2.5mg/0.5mL x 2 (Rp655,500).
Farmakokinetik 7.5mg/0.6mL x 2 (Rp690,000).
Farmakodinamik
Diketahui hipersensitif terhadap fondaparinux Na
E. Artepid atau salah satu komponen arixtra. Pendarahan
aktif yang bermakna secara klinis, endokarditis
bakteri akut, gangguan ginjal berat (bersihan
kreatinin <20mL/mnt).

Box, 5 Prefilled Syringe @ 0.5 mL;
Box, 2 Prefilled Syringe @ 0.4 mL

Simpan pada suhu tidak melebihi 25℃. Jangan
dibekukan.

Cairan injeksi

Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.

Gejala : Dapat menyebabkan peningkatan risiko
perdarahan.
Pengobatan : Overdosis yang terkait dengan
komplikasi perdarahan harus dihentikan
pengobatannya dan dicari penyebab utamanya.
Inisiasi terapi yang sesuai dapat dilakukan
hemostatis bedah, transfusi darah, transfusi plasma
segar, tindakan plasmaferesi harus
dipertimbangkan. Penanganan pasien overdosis
hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis
profesional.

-

Mekanisme kerja : menghambat aktivitas
faktor Xa pada proses pembekuan darah.
Dengan begitu, terbentuknya gumpalan atau
bekuan darah pada vena dalam dapat dicegah.

103

Nama obat Artepid
Kandungan zat aktif Clopidogrel
Indikasi Menurukan angka kejadian aterotrombosis pada
psien dengan infark miokard, stroke iskemik atau
Golongan obat penyakit arteri perifer, agina tak stabil.
Dosis/aturan pakai Obat keras
Dewasa 75mg 1x/hr.
Interaksi obat dan makanan Angina tak stabil 300mg, lalu kurangi dosis
Efek samping obat menjadi 75mg 1x/hr.
Pabrik Warfarin, aspirin, heparin, trombolitik, atau
Keamanan kehamilan AINS.
Perhatian Sakit kepala, pusing, parestesia, gangguan GI dan
hematologik, ruam kulit, pruritus.
S/K Pharos
Kontra indikasi B
Pasien dengan risiko perdarahan yang meningkat
Kemasan akibat trauma, pembedahan, atau kondisi patalogis
Cara penyimpanan lain, penyakit hati derajat sedang, diatesis
Bentuk hemoragik; gangguan fungsi ginjal.
Pemberian obat Tab salut selaput 75mg x 10 x 3 (Rp396,000)
Overdosis Perdarahan patalogis aktif, tukak peptik,
perdarahan intrakranial, gannggua fungsi hati
Farmakoknetik berat. Laktasi.
Box, 3 strip @ 10 tablet
Simpan pada suhu 25℃, di tempat kering dan
sejuk.
Tablet salut selpaut
Dengan atau tapa makanan
Gejala : waktu pendaraha yang lama dan
komplikasi perdarahan berikutnya.
Penatalaksanaan : pertimbangkan dilakukan
tindakan transfusi trombosit jika diperlukan,
koreksi segera untuk waktu pendarahan yang
berkepanjangan. Penanganan pasien overdosis
hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis
profesional.
 Absorbsi : Clopidogrel diabsorbsi secara

cepat dan mencapai kadar puncak plasma
sekitar 45 menit setelah konsumsi. Absorbsi
clopidogrel melalui usus dibatasi oleh
P-glycoprotein yang dapat memengaruhi
bioavailabilitas clopidogrel. Absorbsi
clopidogrel di usus dilaporkan dapat
mencapai 50%.

 Distribusi : Sekitar 98% clopidogrel dan 94%
metabolit inaktifnya berikatan dengan protein
plasma saat berada dalam sirkulasi. Ikatan ini
bersifat reversible. Kadar jenuh dari ikatan ini

104

Farmakodinamik mencapai 100 mcg/ml.

 Metabolisme : Setelah diabsorbsi, clopidogrel
akan dimetabolisme di liver melalui dua jalur
metabolik utama, yaitu hidrolisis yang
dimediasi oleh esterase dan oleh beberapa
sitokrom P450. Sitokrom akan mengoksidasi
clopidogrel menjadi 2-oxo-clopidogrel, yakni
metabolit intermediate yang inaktif secara
farmakologis. Setelah itu, 2-oxo-clopidogrel
akan dikonversi menjadi metabolit aktif, yaitu
derivat thiol dari clopidogrel (clop-AM).

Sebanyak 85–90% dari clopidogrel yang
diabsorbsi mengalami first-metabolism di
liver melalui hidrolisis oleh carboxylesterase
1 (CES 1) dan membentuk metabolit inaktif
carboxylic acid. Hanya sekitar 2% dari
clopidogrel yang diabsorbsi dikonversi
menjadi clop-AM yang aktif dan berikatan
dengan reseptor platelet.

Kebutuhan clopidogrel untuk dimetabolisme
terlebih dahulu untuk membentuk metabolit
aktif menyebabkan clopidogrel memiliki
onset yang relatif lama. Hal ini menyebabkan
clopidogrel memiliki efek hambatan agregasi
platelet yang suboptimal, terutama bila
digunakan pada pasien pasca percutaneous
coronary intervention (PCI) dengan sindrom
koroner akut.

 Eliminasi : Eliminasi clopidogrel sebanyak
50% terjadi melalui urine dan 46% melalui
feses sekitar 5 hari setelah pemberian.
Pemberian clopidogrel dosis tunggal 75 mg
memiliki waktu paruh sekitar 6 jam. Waktu
paruh dari metabolit inaktif adalah sekitar 8
jam, baik dengan dosis tunggal maupun dosis
berulang. Sekitar 2% clopidogrel yang
berikatan dengan platelet secara kovalen
memiliki waktu paruh hingga 11 hari.

Clopidogrel merupakan suatu prodrug. Setelah
metabolisme oleh enzim CYP450 di liver,
metabolit aktif dari clopidogrel akan memblokir
komponen P2Y12 pada reseptor ADP platelet,
sehingga ADP tidak dapat berikatan pada reseptor
tersebut. Hal ini akan mencegah aktivasi
kompleks reseptor GPIIb/IIIa sehingga agregasi

105

platelet terganggu.

Gangguan aktivasi kompleks ini menyebabkan
hambatan pada agregasi platelet yang bersifat
irreversible dan juga destabilisasi trombus. Ikatan
ini akan berdampak pada platelet selama waktu
hidupnya, yaitu sekitar 7–10 hari. Clopidogrel
merupakan suatu prodrug. Setelah metabolisme
oleh enzim CYP450 di liver, metabolit aktif dari
clopidogrel akan memblokir komponen P2Y12
pada reseptor ADP platelet, sehingga ADP tidak
dapat berikatan pada reseptor tersebut. Hal ini
akan mencegah aktivasi kompleks reseptor
GPIIb/IIIa sehingga agregasi platelet terganggu.

Gangguan aktivasi kompleks ini menyebabkan
hambatan pada agregasi platelet yang bersifat
irreversible dan juga destabilisasi trombus. Ikatan
ini akan berdampak pada platelet selama waktu
hidupnya, yaitu sekitar 7–10 hari.

F. Aspilets

Nama obat Aspilets
Kandungan zat aktif Asam asetilsalisilat
Indikasi Pengobatan dan pencegaha angina pektoris dan
infark miokardium
Golongan obat Obat keras
Dosis/aturan pakai 1tab 1x/hr
Interaksi obat dan makanan Alkohol, antikoagulan, probenensid, sulfonilurea.
Efek samping obat Ulkus peptikum, gangguan GI, penigkatan waktu
perdarahan, hipoprotrombinemia, reaksi
Pabrik hipersensitif, pusig, titus
Keamanan kehamilan Darya-Varia
Perhatian D
Dispepsia, disfungsi ginjal dan hati, porfiria,
S/K hamil, laktasi, anak.
Tab kunyah 80mg x 100 (Rp36,700).

106

Kontra indikasi Gangguan perdarahan, asma, ulkus peptikum
Kemasan
Cara penyimpanan aktif.
Bentuk
Pemberian obat Box, 10 Catch cover @ 1 Strip @ 10 Tablet
Overdosis
Simpan pada suhu di bawah 25℃
Farmakokinetik
Tablet

Bersama makanan
 Penggunaan Acetylsalicylic acid yang

melebihi dosis dapat menimbulkan gejala

muntah, dehidrasi, tinitus, vertigo, tuli,

berkeringat, ekstremitas hangat disertai

denyut nadi yang kecil, peningkatan laju

pernapasan, hiperventilasi, gangguan asam

basa, hematemesis, hiperpireksia,

hipoglikemia, hipokalemia, trombositopenia,

peningkatan INR / PTR, koagulasi

intravaskular, gagal ginjal, edema paru, efek

susunan saraf pusat (misalnya kebingungan,

disorientasi, koma, kejang).
 Jika terjadi overdosis berikan arang aktif jika

pasien mengonsumsi > 250 mg/kgBB dalam

1 jam. Lakukan alkalinisasi urin dengan

pemberian 1,26% Na bikarbonat kemudian

pantau pH urin. Koreksi asidosis metabolik

dengan 8,4% Na bikarbonat secara intravena.

Untuk keracunan parah (konsentrasi plasma >

700 mg/L), hemodialisis adalah pengobatan

pilihan.

 Absorbsi : Aspirin sediaan tablet bisa diserap
dengan sangat cepat di lambung dan
duodenum. Tablet extended release diserap
lebih lambat dan tergantung adanya makanan
serta pH gaster. Bioavailabilitas aspirin
adalah 50-75%.

 Distribusi : Volume distribusi aspirin adalah
170 ml/kgBB. Aspirin juga banyak
terdistribusi pada jaringan.

 Pada konsentrasi rendah, sekitar 90% aspirin
terikat albumin. Semakin tinggi konsentrasi
aspirin, proporsi yang berikatan dengan
protein semakin rendah, begitu pula pada
kasus insufisiensi renal dan pada kehamilan.
Pada kasus overdosis aspirin, hanya 30%
yang berikatan dengan albumin

 Metabolisme : Metabolisme aspirin
berlangsung hampir segera setelah konsumsi.
Aspirin utamanya dihidrolisis menjadi

107

Farmakodinamik salisilat oleh enzim esterase yang terdapat di
mukosa saluran cerna, eritrosit, cairan
sinovial, dan plasma darah. Hasil hidrolisis
kemudian berikatan dengan glycine, menjadi
salicyluric acid.

 Eliminasi : Waktu paruh aspirin adalah 15-20
menit, sedangkan waktu paruh salisilat akan
lebih lama sesuai dengan dosis pemberian.
Pada dosis 300-650 mg waktu paruh berkisar
3 jam, sedangkan pada dosis 1 gram waktu
paruh adalah 5 jam dan 2 gram waktu paruh 9
jam. Eliminasi aspirin utamanya melalui urin,
75% dalam bentuk salicyluric acid dan 10%
dalam bentuk asam salisliat.

Mekanisme kerja : aspirin bekerja melalui
inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1
dan COX-2) secara ireversibel, sehingga
menurunkan produksi prostaglandin dan
derivatnya, yaitu thromboxan A2. Efek yang
diperoleh adalah efek antipiretik, antiinflamasi,
dan antiplatelet.

Penghambatan pada COX-1 dan 2 akan
menghambat pembentukan prostaglandin yang
berperan dalam proses inflamasi. Selain
daripada itu, akan menghambat pula produksi
thromboxan A2 yang memiliki kemampuan
untuk menginduksi agregasi platelet.

Selain daripada itu, aspirin juga memiliki efek
analgesik melalui jalur sentral, yaitu dengan
memengaruhi ambang nyeri di hipotalamus.
Walaupun begitu, mekanisme pasti efek ini
masih belum diketahui.

Onset kerja aspirin adalah 5-30 menit, dengan
durasi kerja: 4-6 jam.

108

8. PREPARAT, FLEBITIS, DAN VARISES

A. Amvar

Nama obat Amvar
Kandungan zat aktif Citrus bioflavonoids 500mg (doismin 450mg,
Indikasi hesperidin 50mg).
Golongan obat Varises, insufisiensi vena, flebitis, hemoroid.
Dosis/aturan pakai Obat Herbal (Tradisional)
Penyakit vena kronik 2kapl/hr.
Interaksi obat dan makanan Serangan hemoroid akut 6kapl untuk 4hr
pertama, lalu 4kapl/hr selama 3hr, lalu
Efek samping obat selanjutnya 2kapl/hr.
Pabrik Hemoroid kronik 2kapl/hr.
Keamanan kehamilan Jenis obat yang dapat berintraksi langsung dengan
Perhatian obat amvar diantaranya:
S/K
Kontra indikasi  Calcium channel blockrs
 Deferoxamine
 Elemental iron
 Fluphenazine
 Hormonal Contraceptives
 Warfarin

Gangguan GI minor
Simex
D
Laktasi
Kapl salut selaput 5 x 6 (Rp142,500)
a. Jangan memberikan obat pada pasien yang

memiliki hipersensitivitas terhadap
kandungan yang terdapat didalam obat amvar
seperti citrus bioflavanoid, diosmin dan
hesperidin
b. Obat ini kontraindikasi pada pasien
dengan riwayat gejala anemia
c. Obat amvar kontraindikasi terhadap

109

Kemasan kondisi kesehatan pasien yang memiliki
Cara penyimpanan penyakit gangguan metabolisme besi
Bentuk d. Obat ini kontraindikasi pada pasien
Pemberian obat dengan jumlah asam oksalat dalam urin yang
Overdosis cukup tinggi
e. Obat ini kontraindikasi terhadap
Farmakokinetik asupan caffein, kumarin dan juga estrogen
Farmakodinamik f. Obat ini kontraindikasi terhadap asupan
nifedipine, felodopin, verapamil dan juga
B. Dios terfenadin.

Box, 5 Strip @ 6 Kaplet
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di
tempat kering dan sejuk.
Kaplet salut selaput.
Bersama makanan
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi
penyediaan layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit
terdekat.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini,
minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis
yang terlupa dan kembali ke jadwal dosis yang
biasa. Jangan menggandakan dosis.
-
-

Nama obat Dios
Kandungan zat aktif Diosmin 450mg, hesperidin 50mg
Indikasi Meredakan varises; gangguan vena kronik dan
idiopatik pada ekstreitas dengan gejala gejala
Golongan obat berikut: tungkai terasa berat, nyeri, kram, dan
Dosis/aturan pakai edema. Meredakan hemoroid akut dan kronik.
Obat keras
Gangguan sirkulasi darah pada tungkai dan
gangguan vena kornik 2tab/hr.
Hemoroid akut 6tab/hr selama 4hr, dilanjutkan
dengan 4tab/hr selama 3hr. Hemoroid kronik

110

Interaksi obat dan makanan 2tab/hr.
Efek samping obat
Pabrik Zat aktif diosmin yang terkandung dalam Dios
Keamanan kehamilan dapat mengurangi metabolisme metronidazol.

Perhatian Gangguan ginjal
S/K
Kontra indikasi Phapros
Kemasan
Cara penyimpanan N : Informasi penggunaan citicoline selama
Bentuk kehamilan dan menyususi masih belum memadai.
Pemberian obat Hindari penggunaannya selama hamil dan
Overdosis menyusui,

Farmakokinetik Laktasi
Farmakodinamik
Tab salut selaput 3 x 10(Rp 115,000)
Hindari penggunaan pada pasien yang
hipersensitif.

Strip @ 10 Tablet.

Simpan ditempat sejuk dan kering, serta terhindar
dari sinar matahari langsung.

Tablet Salut Selaput.

Dengan makanan

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi
penyediaan layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit
terdekat.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini,
minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis
yang terlupa dan kembali ke jadwal dosis yang
biasa. Jangan menggandakan dosis.

-

Mekanisme kerja : memperbaiki tegangan vena,
menghambat reaksi peradangan, melindungi
mikrosirkulasi kapiler dan mengurangi
permeabilitas kapiler. Diosmin juga mempunyai
potensi menghambat tromboksan A2 (TxA2)
dan prostaglandin E2 (PGE2).

C. Hesroid

Nama obat Hesroid
Kandungan zat aktif Disomin 450mg, hesperidin 50mg

111

Indikasi Varises, insufisiensi vena, hemoroid
Golongan obat
Dosis/aturan pakai Obat keras
Penyakit vena kronik dan hemoroid 2kapl/hr.
Interaksi obat dan makanan Hemoroid akut 6kapl/hr selama 4hr pertama,
Efek samping obat dilanjutkan dengan 4kapl/hr selama 3hr, dan
Pabrik selanjutnya 2kapl/hr
Keamanan kehamilan Interaksi obat yang timbul saat penggunaan
Hesroid yaitu menghambat metabolisme
Perhatian metronidazol saat diberikan bersama Hesroid.
S/K Gangguan ginjal ringan
Kontra indikasi Mahakam Beta Farma
Kemasan N : Informasi penggunaan citicoline selama
Cara penyimpanan kehamilan dan menyususi masih belum memadai.
Bentuk Hindari penggunaannya selama hamil dan
Pemberian obat menyusui,
Overdosis Laktasi
Kapl salut selaput 5 x 6 (Rp120,000)
Farmakokinetik Hindari penggunaan pada pasien yang
Farmakodinamik hipersensitif.
Box, 5 Strip @ 6 tablet salut selaput
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.
Tablet
Bersama makanan
Pada situasi gawat darurat atau overdosis,
hubungi 119 atau 118 dan segera larikan ke
rumah sakit terdekat. Gejala overdosis meliputi:

 Mengecilnya ukuran pupil (lingkaran
hitam di tengah mata)

 Kesulitan bernapas
 Mengantuk parah
 Tidak sadarkan diri
 Koma (kehilangan kesadaran selama

periode waktu)
 Detak jantung melambat
 Lemah otot
 Kulit dingin dan lembap
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini,
minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis
yang terlupa dan kembali ke jadwal dosis yang
biasa. Jangan menggandakan dosis.
-
Mekanisme kerja : memperbaiki tegangan
vena, menghambat reaksi peradangan,
melindungi mikrosirkulasi kapiler dan
mengurangi permeabilitas kapiler. Diosmin
juga mempunyai potensi menghambat
tromboksan A2 (TxA2) dan prostaglandin E2

112

(PGE2).

D. Hico

Nama obat Hico
Kandungan zat aktif
Indikasi Heparin Na

Golongan obat Trombosis permukaan, tromboflebitis,
Dosis Maksimum
Dosis lazim/aturan pakai hematoma. Pencegaha dan pengobatan pada
Interaksi obat dan makanan
tromboflebitis sesudah inj IV
Efek samping obat
Pabrik Obat bebas terbatas
Keamanan kehamilan
Perhatian Sesuai kebutuhan
S/K
Kontra indikasi Oleskan pada daerah yang sakit 2-3x/hr. Hanya

Kemasan dapat digunakan pada tepi tepi luka.
Cara penyimpanan
Bentuk Gliseryl trinitrate, menurunkan efek antikoagulan
Pemberian obat
Overdosis dari Heparin. ACE Inhibitor, angiotensin II,

meningkatkan risiko hiperkalemia. Warfarin,

enoxaparin, meningkatkan risiko perdarahan.

OAINS, antiplatelet, agen trombolitik,

meningkatkan efek Heparin.

Belum ada efek samping yang dilaporkan.

IFARS.

C

Tidak boleh digunakan pada luka terbuka

Gel 200 IU x 15g x 1 (Rp25,133)

Sengan mengalami atau memiliki riwayat

trombositopenia yang diinduksi oleh Heparin.

Orang dengan kecenderungan pendarahan umum

atau lokal termasuk penderita tekanan darah

tinggi yang tidak terkontrol, gangguan fungsi hati

parah, tukak saluran cerna aktif, endokarditis

septik akut atau subakut. Penderita pendarahan

atau cedera intrakarnial pada operasi susunan

saraf pusat, mata atau telinga, atau terancam

keguguran. Ibu hamil dalam proses persalinan

yang menggunakan anestesi epidural.

Box, Tube 5 Gram.

Simpan pada suhu 25-30°C, dalam wadah

tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari.

Gel

Dioleskan pada area tepi sekeliling luka.

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat

menyebabkan overdosis. Gejala overdosis

113

Farmakokinetik Heparin dapat berupa pendarahan pada hidung,
darah dalam urin dan tinja. Jika kondisi ini terjadi
segera hubungi unit kesehatan terdekat.

Heparin dapat diberikan melalui infus intravena
atau injeksi subkutan. Saat memasuki aliran
darah, heparin berikatan dengan beragam
protein plasma, seperti glikoprotein kaya
histidin, platelet faktor 4, vitronektin, dan
faktor von Willebrand. Bioavalaibilitas heparin
kemudian akan turun dan menghasilkan efek
antikoagulan. Ekskresi heparin dilakukan
melalui dua mekanisme. Pertama, eliminasi
cepat dilakukan oleh sel endotel dan makrofag
melalui internalisasi yang dimediasi oleh
reseptor. Mekanisme kedua bersifat lebih
lambat, yakni ekskresi oleh ginjal. Oleh karena
itu, efek antikoagulasi yang dihasilkan heparin
tidak berhubungan linier dengan dosis pada
rentang terapeutik. Waktu paruh heparin
meningkat dari 30 menit pada pemberian
heparin bolus intravena 25U/kg menjadi 150
menit pada pemberian dosis 400 U/kg.[5]

Resistensi Obat

Resistensi heparin diduga disebabkan oleh
defisiensi antitrombin karena mekanisme kerja
yang melalui jalur antitrombin. Defisiensi
antitrombin (AT) dapat bersifat kongenital
maupun didapat. Defisiensi antitrombin yang
didapat dapat disebabkan oleh penyakit hati,
malnutrisi, sindrom nefrotik, dan terapi
heparin. Sayangnya, suplementasi AT gagal
menolong untuk mencapai tingkat Activated
Clotting Time (ACT) yang diinginkan.
Penggunaan heparin sebelum operasi diduga
menjadi penyebab rendahnya kadar antitrombin
karena proses pembersihan oleh sistem
retikuloendotelial. Namun, penelitian
menunjukkan penurunan kadar AT pada
kelompok yang diberikan heparin sebelum
operasi tidaklah signifikan secara klinis. Selain
defisiensi antitrombin, terdapat beberapa
mekanisme lain yang diduga dapat
menyebabkan resistensi heparin. Selain itu,
peningkatan ikatan heparin dengan molekul
biologi dan platelet akan menurunkan
bioavailabilitasnya. Peningkatkan dosis heparin
digunakan untuk menangani resistensi heparin.
Efek rebound dapat terjadi saat dosis heparin

114

ditingkatkan sehingga kebutuhan dosis heparin
selanjutnya menjadi meningkat. Pilihan lainnya
adalah dengan memberikan suplementasi AT
melalui pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP),
akan tetapi belum banyak studi yang
membuktikan FFP sebagai terapi yang efektif
untuk masalah resistensi heparin. Pemberian
konsentrat AT dapat menjadi pilihan untuk
memberikan suplementasi AT. Meskipun
penggunaannya masih off-label, konsentrat AT
terbukti efektif meningkatkan respon terhadap
heparin.
Heparin dapat diberikan melalui infus intravena
atau injeksi subkutan. Saat memasuki aliran
darah, heparin berikatan dengan beragam
protein plasma, seperti glikoprotein kaya
histidin, platelet faktor 4, vitronektin, dan
faktor von Willebrand. Bioavalaibilitas heparin
kemudian akan turun dan menghasilkan efek
antikoagulan. Ekskresi heparin dilakukan
melalui dua mekanisme. Pertama, eliminasi
cepat dilakukan oleh sel endotel dan makrofag
melalui internalisasi yang dimediasi oleh
reseptor. Mekanisme kedua bersifat lebih
lambat, yakni ekskresi oleh ginjal. Oleh karena
itu, efek antikoagulasi yang dihasilkan heparin
tidak berhubungan linier dengan dosis pada
rentang terapeutik. Waktu paruh heparin
meningkat dari 30 menit pada pemberian
heparin bolus intravena 25U/kg menjadi 150
menit pada pemberian dosis 400 U/kg.

Resistensi Obat : Resistensi heparin diduga
disebabkan oleh defisiensi antitrombin karena
mekanisme kerja yang melalui jalur
antitrombin. Defisiensi antitrombin (AT) dapat
bersifat kongenital maupun didapat. Defisiensi
antitrombin yang didapat dapat disebabkan
oleh penyakit hati, malnutrisi, sindrom nefrotik,
dan terapi heparin. Sayangnya, suplementasi
AT gagal menolong untuk mencapai tingkat
Activated Clotting Time (ACT) yang
diinginkan. Penggunaan heparin sebelum
operasi diduga menjadi penyebab rendahnya
kadar antitrombin karena proses pembersihan
oleh sistem retikuloendotelial. Namun,
penelitian menunjukkan penurunan kadar AT
pada kelompok yang diberikan heparin
sebelum operasi tidaklah signifikan secara
klinis. Selain defisiensi antitrombin, terdapat

115

beberapa mekanisme lain yang diduga dapat
menyebabkan resistensi heparin. Selain itu,
peningkatan ikatan heparin dengan molekul
biologi dan platelet akan menurunkan
bioavailabilitasnya. Peningkatkan dosis heparin
digunakan untuk menangani resistensi heparin.
Efek rebound dapat terjadi saat dosis heparin
ditingkatkan sehingga kebutuhan dosis heparin
selanjutnya menjadi meningkat. Pilihan lainnya
adalah dengan memberikan suplementasi AT
melalui pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP),
akan tetapi belum banyak studi yang
membuktikan FFP sebagai terapi yang efektif
untuk masalah resistensi heparin. Pemberian
konsentrat AT dapat menjadi pilihan untuk
memberikan suplementasi AT. Meskipun
penggunaannya masih off-label, konsentrat AT
terbukti efektif meningkatkan respon terhadap
heparin.

E. Rhodium

Nama obat Rhodium
Kandungan zat aktif Diosmin 450mg, hesperidin 50mg
Indikasi Membantu memperbaiki sirkulasi vena
Golongan obat Obat tradisional (jamu)
Dosis lazim/aturan pakai 1 tab 3x/hr
Interaksi obat dan makanan -
Efek samping obat Rasa tidak nyaman pada epigastrium (ulu hati)
Pabrik Fahrenheit
Keamanan kehamilan N : Informasi penggunaan citicoline selama
kehamilan dan menyususi masih belum memadai.
Perhatian Hindari penggunaannya selama hamil dan
S/K menyusui,
Kontra indikasi Hamil, laktasi
Tab salut selaput 3 x 10 (Rp120,000)
Hindari penggunaan Rhodium Tablet pada pasien
yang memiliki indikasi:

116

Kemasan Wanita hamil dan menyusui.
Cara penyimpanan
Bentuk Box, 3 Strip @10 Tablet.
Pemberian obat
Overdosis Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius,
ditempat yang kering, serta terhindar dari sinar
Farmakokinetik matahari langsung.
Farmakodinamik
Tablet Salut Selaput.
F. Thrombogel Gel
Bersama makanan

Pada situasi gawat darurat atau overdosis,
hubungi 119 atau 118 dan segera larikan ke
rumah sakit terdekat.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini,
minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis
yang terlupa dan kembali ke jadwal dosis yang
biasa. Jangan menggandakan dosis.

-

Mekanisme kerja : memperbaiki tegangan
vena, menghambat reaksi peradangan,
melindungi mikrosirkulasi kapiler dan
mengurangi permeabilitas kapiler. Diosmin
juga mempunyai potensi menghambat
tromboksan A2 (TxA2) dan prostaglandin E2
(PGE2).

Nama obat Thrombogel gel
Kandungan zat aktif Heparin Na
Indikasi Trombosis superfisial, tromboflebitis, flebitis,
varises. Pencegahan flebitis akibat pemberian
Golongan obat infus. Cedera akibat olahraga dan kecelakaan
Dosis/aturan pakai seperti memar.
Interaksi obat dan makanan Obat Bebas Terbatas
Efek samping obat Oleskan tipis tipis pada area yang sakit 2-3x/hr
Pabrik -
Keamanan kehamilan Reaksi alergi
Perhatian Tunggal idaman abdi
S/K C
Tidak boleh dioleskan pada luka terbuka
Kontra indikasi Gel (tube) 20,000 IU/100 g x 10 g x 1
Kemasan (Rp31,500)
Luka terbuka, ulkus kulit
Dus, Tube @ 10 G

117

Cara penyimpanan Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius,
Bentuk ditempat yang kering, serta terhindar dari sinar
Pemberian obat matahari langsung.
Overdosis Gel
Oleskan tipis-tipis pada area yang membutuhkan.
Farmakokinetik
Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal obat
sebelumnya, segera gunakan obat sesuai
dosis yang terlewat.

Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya,
maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan
lanjutnya gunakan obat sesuai jadwal
berikutnya.

Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan menggunakan total dosis antara yang
terlewat dan dosis berikutnya, kecuali
dianjurkan lain oleh dokter Anda.
Heparin dapat diberikan melalui infus
intravena atau injeksi subkutan. Saat memasuki
aliran darah, heparin berikatan dengan beragam
protein plasma, seperti glikoprotein kaya
histidin, platelet faktor 4, vitronektin, dan
faktor von Willebrand. Bioavalaibilitas heparin
kemudian akan turun dan menghasilkan efek
antikoagulan. Ekskresi heparin dilakukan
melalui dua mekanisme. Pertama, eliminasi
cepat dilakukan oleh sel endotel dan makrofag
melalui internalisasi yang dimediasi oleh
reseptor. Mekanisme kedua bersifat lebih
lambat, yakni ekskresi oleh ginjal. Oleh karena
itu, efek antikoagulasi yang dihasilkan heparin
tidak berhubungan linier dengan dosis pada
rentang terapeutik. Waktu paruh heparin
meningkat dari 30 menit pada pemberian
heparin bolus intravena 25U/kg menjadi 150
menit pada pemberian dosis 400 U/kg.[5]

Resistensi Obat

Resistensi heparin diduga disebabkan oleh
defisiensi antitrombin karena mekanisme kerja
yang melalui jalur antitrombin. Defisiensi
antitrombin (AT) dapat bersifat kongenital
maupun didapat. Defisiensi antitrombin yang
didapat dapat disebabkan oleh penyakit hati,
malnutrisi, sindrom nefrotik, dan terapi
heparin. Sayangnya, suplementasi AT gagal

118

menolong untuk mencapai tingkat Activated
Clotting Time (ACT) yang diinginkan.
Penggunaan heparin sebelum operasi diduga
menjadi penyebab rendahnya kadar
antitrombin karena proses pembersihan oleh
sistem retikuloendotelial. Namun, penelitian
menunjukkan penurunan kadar AT pada
kelompok yang diberikan heparin sebelum
operasi tidaklah signifikan secara klinis. Selain
defisiensi antitrombin, terdapat beberapa
mekanisme lain yang diduga dapat
menyebabkan resistensi heparin. Selain itu,
peningkatan ikatan heparin dengan molekul
biologi dan platelet akan menurunkan
bioavailabilitasnya. Peningkatkan dosis
heparin digunakan untuk menangani resistensi
heparin. Efek rebound dapat terjadi saat dosis
heparin ditingkatkan sehingga kebutuhan dosis
heparin selanjutnya menjadi meningkat.
Pilihan lainnya adalah dengan memberikan
suplementasi AT melalui pemberian Fresh
Frozen Plasma (FFP), akan tetapi belum
banyak studi yang membuktikan FFP sebagai
terapi yang efektif untuk masalah resistensi
heparin. Pemberian konsentrat AT dapat
menjadi pilihan untuk memberikan
suplementasi AT. Meskipun penggunaannya
masih off-label, konsentrat AT terbukti efektif
meningkatkan respon terhadap heparin.
Heparin dapat diberikan melalui infus
intravena atau injeksi subkutan. Saat memasuki
aliran darah, heparin berikatan dengan beragam
protein plasma, seperti glikoprotein kaya
histidin, platelet faktor 4, vitronektin, dan
faktor von Willebrand. Bioavalaibilitas heparin
kemudian akan turun dan menghasilkan efek
antikoagulan. Ekskresi heparin dilakukan
melalui dua mekanisme. Pertama, eliminasi
cepat dilakukan oleh sel endotel dan makrofag
melalui internalisasi yang dimediasi oleh
reseptor. Mekanisme kedua bersifat lebih
lambat, yakni ekskresi oleh ginjal. Oleh karena
itu, efek antikoagulasi yang dihasilkan heparin
tidak berhubungan linier dengan dosis pada
rentang terapeutik. Waktu paruh heparin
meningkat dari 30 menit pada pemberian
heparin bolus intravena 25U/kg menjadi 150
menit pada pemberian dosis 400 U/kg.

Resistensi Obat : Resistensi heparin diduga

119

Farmakodinamik disebabkan oleh defisiensi antitrombin karena
mekanisme kerja yang melalui jalur
antitrombin. Defisiensi antitrombin (AT) dapat
bersifat kongenital maupun didapat. Defisiensi
antitrombin yang didapat dapat disebabkan
oleh penyakit hati, malnutrisi, sindrom
nefrotik, dan terapi heparin. Sayangnya,
suplementasi AT gagal menolong untuk
mencapai tingkat Activated Clotting Time
(ACT) yang diinginkan. Penggunaan heparin
sebelum operasi diduga menjadi penyebab
rendahnya kadar antitrombin karena proses
pembersihan oleh sistem retikuloendotelial.
Namun, penelitian menunjukkan penurunan
kadar AT pada kelompok yang diberikan
heparin sebelum operasi tidaklah signifikan
secara klinis. Selain defisiensi antitrombin,
terdapat beberapa mekanisme lain yang diduga
dapat menyebabkan resistensi heparin. Selain
itu, peningkatan ikatan heparin dengan molekul
biologi dan platelet akan menurunkan
bioavailabilitasnya. Peningkatkan dosis
heparin digunakan untuk menangani resistensi
heparin. Efek rebound dapat terjadi saat dosis
heparin ditingkatkan sehingga kebutuhan dosis
heparin selanjutnya menjadi meningkat.
Pilihan lainnya adalah dengan memberikan
suplementasi AT melalui pemberian Fresh
Frozen Plasma (FFP), akan tetapi belum
banyak studi yang membuktikan FFP sebagai
terapi yang efektif untuk masalah resistensi
heparin. Pemberian konsentrat AT dapat
menjadi pilihan untuk memberikan
suplementasi AT. Meskipun penggunaannya
masih off-label, konsentrat AT terbukti efektif
meningkatkan respon terhadap heparin.

Sebagai antikoagulan alami yang diproduksi
sel basofil dan sel mast, heparin bekerja
dengan meningkatkan efek serine protease
inhibitor (serpin) antitrombin (AT) yang
merupakan kofaktor utama heparin dalam
menginhibisi trombin dan protease koagulasi
lain, terutama faktor Xa dan IIa. Heparin
berikatan dengan inhibitor enzim AT melalui
sekuens pentasakarida sulfat yang berafinitas
tinggi dan terdapat dalam polimer heparin.
Selain itu, heparin harus berikatan dengan
enzim koagulasi dan antitrombin untuk
menghambat trombin. Kompleks antara

120

trombin, antitrombin, dan heparin akan
menyebabkan inaktivasi enzim prokoagulan
sehingga menghambat pembentukan trombin.
Saat protease terinaktivasi, heparin yang
berikatan dengan antitrombin akan dilepaskan
sehingga dapat berikatan lagi dengan serpin
bebas lainnya. Heparin tidak memiliki efek
fibrinolitik sehingga tidak dapat
menghancurkan klot yang sudah terbentuk.

Efek Antiinflamasi
Selain memiliki efek antikoagulan, heparin
juga memiliki efek antiinflamasi dengan
menghambat mediator inflamasi dan
menghambat adhesi seluler. Efek antiinflamasi
heparin sudah lama dinilai secara preklinis dan
mulai digunakan pada banyak situasi klinis.
Pada studi terkontrol terbaru, heparin terbukti
bermanfaat pada manajemen asma, penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK), dan rinitis
alergi. Hal penting lain yang ditemukan pada
uji klinis ini adalah tidak terjadi perdarahan
signifikan saat pemberian lokal maupun
sistemik. Namun demikian, efek antikoagulan
heparin memang tidak diperlukan pada
penyakit inflamasi tersebut. Oleh karena itu,
saat ini sedang dikembangkan heparin yang
hanya memiliki efek antiinflamasi tanpa efek
antikoagulan, sehingga dapat digunakan luas
pada tata laksana penyakit inflamasi yang
berespon positif terhadap pemberian heparin.

Efek Heparin pada Kanker
Sebuah studi menunjukkan pemberian heparin
pada pasien kanker terbukti meningkatkan
lama kelangsungan hidup dan sebuah meta
analisis juga menunjukkan bahwa terapi
heparin pada pasien kanker memberikan
dampak positif. Sebuah studi pada hewan
melaporkan bahwa heparin dapat menurunkan
tingkat metastasis sel kanker dengan
menghambat deposit fibrin di sekitar sel tumor
yang berfungsi untuk melindungi sel tumor
dari serangan sistem imun. Beberapa studi juga
menunjukkan bahwa fraksi heparin juga dapat
menghambat metastasis melalui inhibisi
aktivitas heparanase, inhibisi fungsi selektin,
dan inhibisi jalur tissue factor yang dapat
memicu angiogenesis dan metastasis.

121

9. Obat Hemorheologi

A. Praxilene

Nama obat Praxilene
Kandungan zat aktif Naftidrofuryl oxalate
Indikasi Penyakit vaskular perifer; gejala artritis yang
sangat nyeri, klaudikasio intermiten, kejang
Golongan obat malam, nyeri saat istirahat; ancaman gangren,
Dosis/aturan pakai ulkus trofik, sindroma raynaud, arteriopati DM
dan akrosianosis. Penyakit vaskular otak:
Interaksi obat dan makanan insufisiensi dan aterosklerosis serebral terutama
Efek samping obat bila bermanifestasi sebagai kemunduran dan
kekacauan mental pada usia lanjut.
Pabrik Obat keras
Keamanan kehamilan Dewasa dan usia lanjut penyakit vaskular
perifer 100-200mg/hr. Penyakit vaskular otak
Perhatian 100mg 3x/hr. Lama terapi: min 3bulan.
S/K Alkohol
Kontra indikasi Kadang kadang: mual, nyeri epigastrum, reaksi
Kemasan kulit, gangguan irama jantung, gangguan
Cara penyimpanan neurologi.
PT. Merck Tbk
N : Informasi penggunaan citicoline selama
kehamilan dan menyususi masih belum
memadai. Hindari penggunaannya selama hamil
dan menyusui,
Insufisiensi ginjal, hati dan jantung berat,
gangguan konduksi.
Tab salut selaput 200mg x 10 x 10(Rp522,060)
Gangguan fungsi jantung, blok AV
Strip @ 10 tablet
simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari
paparan sinar matahari langsung

122

Bentuk Tablet salut selaput
Pemberian obat Bersama makanan: berikan dengan segelas besar
Overdosis air.

Farmakodinamik Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal obat
sebelumnya, segera gunakan obat sesuai
dosis yang terlewat.

Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya,
maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan
lanjutnya gunakan obat sesuai jadwal
berikutnya.

Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan menggunakan total dosis antara yang
terlewat dan dosis berikutnya, kecuali
dianjurkan lain oleh dokter Anda.

Naftidrofuryl oxalate merupakan golongan
vasoaktif. Obat ini bekerja akibat efek
antagonis pada reseptor serotonin (5-HT2).
Sebagaimana telah diketahui, serotonin
berperan pada iskemia perifer dan serebral
yaitu dengan menginduksi vasokonstriksi,
agregasi trombosit, permeabilitas vaskular
dan proliferasi sel. Demikianlah efek
antagonis pada reseptor serotonin
menyebabkan proliferasi pada sel- sel otot
polos menurun serta menurunkan
vasospasme pada pembuluh darah.

Obat ini nerupakan inhibitor agregasi
trombosit yang kuat yang diinduksi

oleh substansi aggregator fisiologis seperti
ADP, kolagen, epinefrin, Platelets

Activating Factor(PAF), Tromboxane
2(TXA2). Meskipun obat ini dilaporkan tidak
mempunyai efek vasodilatasi perifer tetapi
obat ini mempunyai efek meningkatkan
aliran darah dan keamanannya telah
dibuktikan cukup tinggi dari beberapa
penelitian farmakologi dan toksikologi secara
umum. Efek obat ini selain dapat
memperbaiki tanda-tanda oklusi arteri kronis,
dapat pula mengurangi ukuran lesi karena
iskemik dan mengurangi rasa nyeri saat

123

Farmakokinetik istirahat.
B. Tioxad
Naftidrofuryl oxalate melalui efek antagonis
terhadap reseptor serotonin, dapat
memperbaiki suplai darah dan kerusakan
iskemik pada dinding pembuluh darah .Sifat
ini memungkinkan inhibisi terhadapat efek
merusak dari serotonin pada lokasi cedera
vaskular tanpa mempengaruhi sirkulasi
umum. Demikianlah dapat disimpulkan
bahwa obat ini bekerja sebagai antikonstriksi,
bukan sebagai vasodilator sebagaimana
diduga sebelumnya.

Efek obat ini pada penyakit vaskular perifer
terutama dalam hal keluhan dan simtom
seperti Claudicatio intermitten telah terbukti
efektif dibandingkan dengan analgesik kuat,
yaitu dengan memberi perbaikan keluhan
lokal dan keluhan umum.

Efek obat ini terhadap endotel terlihat pada
uji klinis, dimana obat ini secara efektif
melindungi kelangsungan hidupp sel endotel
dari keadaan kekurangan oksigen maupun
dari kematian akibat hipoksia dengan
meningkatkan cadangan ATP dan
menurunkan kadar asam laktat.

Naftidrofuryl oxalate merupakan obat lama
yang telah dipakai secara luas dengan tingkat
keamanan yang tinggi.

Naftidrofuryl oxalate diabsorbsi secara baik
ketika diberikan per oral. Kadar plasma
puncak tercapai kira-kira 30 menit setelah
pemberian.

Absorbsi per oral dari Naftidrofuryl Oxalate
adalah 24.5%. Volume

distribusinya adalah 61,5 liter dan ikatan
protein plasma adalah 80%.

Metabolisme presistemik diketahui adalah
45,5% ±4.5. Ekskresi ginjal berperan sebesar
80% dan waktu paruh plasma adalah 1 jam.

124

Nama obat Tioxad
Kandungan zat aktif Pentoxifylline
Indikasi Terapi klaudikasio intermiten yang berhubungan
Golongan obat dengan penyumbatan kronik arteri perifer
Dosis/aturan pakai Obat keras
Oral dewasa 1tab 2-3x/hr. Pemberian dihentikan
Interaksi obat dan makanan bila tidak ada perbaikan dalam 8minggu. Amp
Efek samping obat 1amp secara inj IV dalam waktu 5mnt.
Pabrik Meningkatkan efek obat antihipertensi
Keamanan kehamilan Efek GI, reaksi hipersinsitif
Perhatian Fahrenheit
Oral C
S/K Sklerosis koroner dan serebral berat dengan
Kontra indikasi hipertensi, hipotensi, sirkulasi tidak stabil,
Kemasan kerusakan fungsi ginjal, hamil.
Tab 400mg x 10 x 10(Rp450,000). amp
Cara penyimpanan 100mg/5mL x 10(Rp140,000)
Perdarahan serebral berat, infark miokardium
Bentuk yang baru terjadi, perdarahan retinal berat.
Pemberian obat Tioxad injeksi 100 mg/5 mL, (ampul) 10 × 1’s
Overdosis (Rp140,000/boks)
Tioxad tablet 400 mg, 10 × 10’s
(Rp450,000/boks)
Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat
tertutup, jauhkan dari panas maupun
kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar
Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan
hewan peliharaan.
Tablet dan Injeksi
Bersama makanan: berikan sesudah makan.

Masih dekat dengan jadwal sebelumnya.
Jika masih dekat dengan jadwal obat
sebelumnya, segera gunakan obat sesuai
dosis yang terlewat.

Sudah mendekati jadwal berikutnya.
Jika sudah mendekati jadwal selanjutnya,
maka dosis yang terlewat dapat diabaikan dan
lanjutnya gunakan obat sesuai jadwal

125

Farmakokinetik berikutnya.
Farmakodinamik
Jangan menggandakan dosis yang terlewat.
Jangan menggunakan total dosis antara yang
terlewat dan dosis berikutnya, kecuali
dianjurkan lain oleh dokter Anda.
 Absorbsi : Pemberian pentoxifilin per oral
akan diabsorpsi melalui saluran cerna, dan
konsentrasi puncak di plasma tercapai pada 1
jam setelah dikonsumsi. Bioavailabilitas
obat sekitar 10-30%. Asupan makanan
sebelum mengonsumsi pentoxifilin tablet
menunda tetapi tidak mengurangi
penyerapan.

 Distribusi : Distribusi pentoxifilin terikat
dengan eritrosit, berupa zat induk sebanyak
45% dan zat metabolit sebanyak 40%.

 Metabolisme : Metabolisme pentoxifilin
terjadi di hati, menghasilkan beberapa zat
metabolit seperti 5-hydroxyhexyl dan
3-carboxypropyl. Konsentrasi zat metabolit
dalam plasma dua kali lebih tinggi daripada
zat induk.

 Eliminasi : Waktu paruh untuk zat induk
adalah 24-38 menit, sedangkan untuk zat
metabolit / turunan lebih lama yakni 60-90
menit. Sebanyak 50-80% pentoxifilin
diekskresikan dalam bentuk metabolit
melalui urine. Sedangkan kurang dari 4%
melalui feses.

Mekanisme kerja pentoxifilin adalah mencegah
terbentuknya gumpalan / agregasi eritrosit dan
platelet, meningkatkan fleksibilitas eritrosit,
mengurangi konsentrasi fibrinogen dan
merangsang fibrinolisis. Karena itu,
pentoxifilin dapat menurunkan kekentalan /
viskositas darah dan memperbaiki rheology
darah. Selain itu, pentoxifilin sedikit memiliki
efek vasodilatasi, mengurangi resistensi
vaskular perifer, dan inotropik positif.
Sehingga pemberian obat ini bertujuan untuk
membuat aliran darah menjadi lebih lancar,
oksigenasi jaringan membaik, dan kerusakan
jaringan, terutama jaringan otot ekstremitas,
sistem saraf pusat, ginjal dan pembuluh
koroner.

126

Penjelasan cara kerja pentoxifilin di level
molekuler adalah peran inhibisi nonspesifik
phosphodiesterase dan akumulasi cAMP pada
sel otot polos di pembuluh darah, sel darah,
serta jaringan. Akan tetapi, efek ini hanya
ditemukan pada sel in vitro, dimana sel
dipaparkan dengan dosis pentoxifilin yang jauh
lebih tinggi dari konsentrasi plasma dengan
pemberian dosis klinis. Kadar pentoxifilin pada
plasma pasien yang mendapatkan dosis klinis
hanya berkisar 1 ìM, sedangkan beberapa
metabolit dari obat ini dapat mencapai
konsentrasi plasma yang lebih tinggi.

127

10. OBAT HEMATOPOIETIK

A. Eprex

Nama obat Eprex
Kandungan zat aktif Epoetin α
Indikasi Pengobatan anemia yang berhubngan dengan
gagal ginjal kronik atau insufisiensi ginjal,
Golongan obat penurunan kebutuhan tranfusi kemoterapi pada
Dosis Maksimum pasien yang terinfeksi HIV yang menglami gejala
dan pasien yang membutuhkan tranfusi
Dosis lazim/aturan pakai (ketergantungan tranfusi) dan diterapi dengan
AZT.
Obat keras
IV hemodialisis dewasa fase koreksi :
75-300IU/kgBB
Pasien yang menjalani dialisis peritoneal fase
koreksi : 200IU/kgBB
Pasien kanker awal : 300IU/kgBB
IV hemodialisis dewasa fase koreksi: 50
IU/kgBB 3x/minggu. Bila perlu, penyesuaian
dosis dilakukan sebesar 25 IU/kgBB 3x/minggu
dengan interval sekurang kuragnya 4minggu
sampai kadar Hb mencapai target (19-12g/dL).
fase pemeliharaan: dosis bersifat individual.
Dosis mingguan total yang dianjurkan:
75-300IU/kgBB. Anak fase koreksi: dosis
dewasa. Fase pemeliharaan: BB>30kg
30-100IU/kgBB 3x/minggu, 10-30kg 60-150
IU/kgBB 3x/minggu, <10kg 75-150 IU/kgBB
3x/hr.
Pasien yang menjalani dialisis peritoneal fase
koreksi: 50IU/kgBB 3x/hr. Bila perlu,
penyesuaian dosis dapat dilakukan sebesar
25IU/kgBB 3x/minggu dengan interval
≥ 4minggu. Fase pemeliharaan: 14-33IU/kgBB
3x/minggu.
Maks:200IU/kgBB 3x/minggu. SK pasien
kanker awal 150IU/kgBB secara SK 3x/minggu.
Jika sesudah 4 minggu, peninkatan Hb<1g/dl,

128

Interaksi obat dan makanan dosis harus ditngkatkan s/d 300IU/kgBB
Efek samping obat 3x/minggu selama 4minggu berikutnya.
Potensiasi dengan zat hematinik.
Pabrik Meningkatkan TD (tergantung besarnya dosis
Keamanan kehamilan yang digunakan), trombosis pembuluh darah,
Perhatian gejala seperti flu dan menggigil setelah inj.
Kejang. Reaksi kulit. Jarang: eritroblastopenia
S/K pada pasien gagal ginjal kronik.
Johnson & johnson
Kontra indikasi C
Kemasan Penyakit iskemik vaskuler, riwayat kejang.
Perubahan Hb, TD dan elektrolit serum.
Cara penyimpanan Hiperkalemia. Hiperkalemia. Meningkatnya
Bentuk asupan protein dan pembekuan darah. Kegagalan
Pemberian obat efikasi tiba tiba terhadap eprex harus diselidiki.
Overdosis Pre-fillef syringe 2,000IU/0.5mL x 6
(Rp1,606,500). 4,000IU/0.4mL x 6
Farmakokinetik (Rp3,181,500). 10,000IU/mL x 6 (Rp6,900,000).
40,000IU/mL x 1 (Rp2,090,909).
Hipertensi tidak terkontrol, pure red cells aplasia
(PRCA), kejang, epilepsi, gagal hati kornik,
kenker. Hamil dan laktasi.
Eprex 10000 IU/mL Injeksi : Box @ 6 Prefilled
Syringe @ 1 mL.
Eprex 2000 IU/0.5 mL Injeksi : Box @ 6
Prefilled Syringe @ 1 mL.
Eprex 4000 IU/0.4 mL : Box @ 6 Prefilled
Syringe @ 1 mL.
Simpan dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8
derajat Celcius. Jangan dibekukan.
Serbuk injeksi
Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.
Pada kasus gawat darurat atau overdosis,
hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal
(118/119) atau segera ke unit gawat darurat
rumah sakit terdekat. Lakukan hal ini sekalipun
Anda tidak merasakan gejala yang membuat
Anda tidak nyaman atau seperti keracunan.

Jika Anda melewatkan satu dosis, tanyakan
kepada dokter mengenai apa yang harus Anda
lakukan.

 Absorpsi : Eritropoietin alfa tidak dapat
diserap jika diberikan melalui traktus
gastrointestinal, sehingga harus diberikan
secara parenteral. Pada pemberian subkutan,
absorpsi sistemik eritropoietin alfa
berlangsung lambat dan tidak sempurna.

129

Farmkaodinamik Pada pemberian intravena, absorpsi lebih
cepat namun obat cepat hilang dari sirkulasi
sistemik.

 Distribusi : Distribusi eritropoietin alfa
utamanya pada hati, ginjal, dan sumsum
tulang.
Pada pasien penyakit ginjal kronis,
konsentrasi puncak eritropoietin alfa yang
diberikan secara intravena dengan dosis 80
IU/kg berkisar 1200-1800 mU/ml; dosis 120
IU/kg berkisar 3200-4700 mU/ml; dan dosis
150 IU/kg berkisar 3000-5000 mU/ml. Pada
pasien sehat, konsentrasi puncak pemberian
intravena dengan dosis 150 IU/kg adalah
3500 mU/ml, dan pemberian dosis 300 IU/kg
adalah 7300 mU/ml.

 Pada pasien sehat, konsentrasi puncak
eritropoietin alfa yang diberikan secara
subkutan dengan dosis 50 IU/kg adalah 36
mU/ml; dosis 150 IU/kg berkisar 144-226
mU/ml; dan dosis 300 IU/kg berkisar
285-288 mU/ml. Konsentrasi puncak
pemberian secara subkutan tercapai dalam
4-24 jam. Kadar serum eritropoietin alda
dilaporkan tetap di atas baseline selama 2-4
hari.

 Metabolisme : Eritropoietin alfa di dalam
tubuh akan terdegradasi menjadi molekul
yang lebih kecil. Selanjutnya eritropoietin
alfa akan merangsang pelepasan retikulosit,
sehingga terjadi peningkatan angka
retikulosit dalam waktu 10 hari. Efek
puncaknya ditandai dengan peningkatan
hemoglobin yang akan tercapai dalam 2-6
minggu.

 Eliminasi : Waktu paruh eliminasi
eritropoietin alfa adalah 4-13 jam setelah
pemberian intravena atau subkutan. Jalur
ekskresi utama eritropoietin alfa adalah
bersama feses, hanya sedikit yang terbuang
bersama urin.

Eritropoietin alfa sebagai agen stimulasi
eritropoiesis memiliki farmakodinamik yang
sama dengan eritropoietin endogen, yaitu
dengan menstimulasi pembelahan dan

130

diferensiasi sel progenitor eritroid. Pada
permukaan sel punca hematopoietik, terdapat
reseptor CD34+ yang berikatan dengan
eritropoietin dan mengaktivasi gen yang
mendorong proliferasi sel darah merah dan
mencegah apoptosis.

B. Granocyte 34

Nama obat Granocyte 34
Kandungan zat aktif Lenograstim
Indikasi Mengurangi durasi neutropenia dan komplikasi
pada pasien yang menjalani transplantasi
Golongan obat sumsum tulang atau kemoterapi sitotoksik
Dosis/aturan pakai dengan neutropenia afebril. Mobilisasi dari sel
progenitor darah perifer.
Interaksi obat dan makanan Obat keras
Efek samping obat Dewasa 150mcg/m2/hr. 1 vial dapat digunakan
untuk pasien degan BSA s/d 1.8 m2/hr.
Pabrik Transplantasi sumsum tulang (BMT) terapi
Keamanan kehamilan dimulai 24jam setelah transplantasi secara infus
Perhatian IV dalam 100mL salin selama 30menit.
Anak >2thn dosis dewasa. Kemoterapi sitotosik
terapi secara inj SK dimulai 24 setelah
kemoterapi lengkap. Dosis harian harus
dilanjutkan sampai melewati nadir, dan jumlah
neutrofil pulih, bila perlu s/d maks 28hr berturut
turut pada BMT atau biasanya dalam 8-14hr
pada kemoterapi.
Tidak dianjurkan untuk digunakan pada 1hr
sebelum s/d 1hr setelah kemoterapi selesai
dilakukan.
Stomatitis, diare, ruam kulit, nyeri perut, episode
sepsis dan infeksi; alopesia, mual, muntah, diare
dan sakit kepala; nyeri tulang, reaksi pada
tempat ini, astenia.
Sanofi group indonesia
C
Hentikan terapi segera bila jumlah lekosit >50 x
109/L setelah nadir tercapai. Mielodisplasia,

131

S/K leukimia mieloid akut atau kronik; keganasan
Kontra indikasi mieloid. Hamil dan laktasi. Keursakan fungsi
Kemasan hati atau gijal berat.
Cara penyimpanan
Bentuk Vial 33.6 MIU atau 263 mcg/mL x
Pemberian obat 1(Rp1,082,390).
Overdosis
Intensifikasi dari kemoterapi sitotoksik di luar
Farmakokinetik regimen yang biasa dikenal; pemberian bersama
kemoterapi sitotoksik; pasien dengan keganasan
mieloid.

Box, 1 Vial @ 263 mcg + 1 Syringe Pelarut @
1ml

Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Serbuk injeksi

Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.

 Jangan anda mengkonsumsi obat ini
dengan berlebihan karena akan membuat anda
mengalami overdosis obat. Jika anda merasa
mengalami overdosis obat, maka anda perlu tahu
bagaimana cara menetralisir overdosis
obat dengan tepat.

 Jika anda melewari sebuah dosis, maka
perhatikan terlebih dahulu apakah dosis tersebut
berdekatan dengan dosis selanjutnya atau tidak.
Jika dosis yang terlewat jauh dari dosis
selanjutnya maka disarankan anda segera
konsumsi dosis yang terlewat. Namun jika dosis
yang terlewat sudah berdekatan dengan dosis
selanjutnya maka anda cukup konsumsi dosis
selanjutnya saja dan biarkan dosis yang terlewat.

 Jika obat anda diketahui sudah
kadaluwarsa sebaiknya jangan dikonsumsi lagi.
Mengkonsumsi satu dosis obat yang kadaluwarsa
mungkin tidak menimbulkan efek buruk, namun
pengobatan anda menjadi tidak berjalan efektif.
Untuk itu sebaiknya tidak anda konsumsi.

 Jangan berikan obat dengan dosis yang
sama kepada orang yang memiliki kondisi sama
dengan anda. Meski memiliki kondisi sama,
namun pemberian obat tetap harus mengikuti
aturan dan petunjuk dari dokter.

 Penyerapan : Dalam memperkenalkan

semula (di/dalam dan c/a) Cmax sebanding

dengan dosis dikenakan. Jika Anda

menggunakan dosis anjuran

ketersediaanhayati 30%. Di diulang dua kali

obat tidak ditemukan dengan penumpukan.

 Distribusi : Waktu retensi rata-rata pada

132

Farmakodinamik suatu organisme ketika s/untuk pengenalan 7
C. Leucogen tidak. Vd – примерно 1 l / kg.

 Metabolisme : Lenograstim
biotransformiroetsa untuk peptida.

 Deduksi : T1/2 Ketika s/untuk pengenalan
3-4 tidak, при в/в – 1-1.5 tidak. Dengan urin
dalam bentuk yang dimodifikasi tampak
kurang 1% dari dosis.

Mekanisme kerja : mengatur diferensiasi sel
dan pertumbuhan sel, sehingga mendorong
peningkatan jumlah neutrofil darah perifer.

Nama obat Leucogen
Kandungan zat aktif Filgrastim
Indikasi Menurunkan durasi neutropenia pada pasien
dengan tumor padat atau keganasan non mieloid
Golongan obat selama mennjalani kemoterapi yang bersifat
Dosis/aturan pakai mielosupresif sitotoksik.
Obat Keras
Interaksi obat dan makanan Dosis anjuran: 5mcg/kgBB secara bolus SC atau
Efek samping obat infus IV jangka pendek 1x/hr selama 30menit,
untuk 2minggu.
Pabrik Lar salin
Keamanan kehamilan Nyeri muskuloskeletal ringan s/d sedang,
Perhatian peningkatan enzim laktat dehidrogenase,
fosfatase alkalin, asam urat serum dan γ-glutamil
transpeptidase
Kalbe farma
C
Pemeriksaan jumlah sel darah putih harus

133

S/K dilakukan dengan interval teratur, hentikan
Kontra indikasi penggunaan obat inin jika jumlah leukosit >50 x
103/L. jika jumlah neutrofil
Kemasan absolut >10,000/mm3 sesudah memperoleh
Cara penyimpanan angka nadir neutrofil yang diinduksi oleh
Bentuk kemoterapi sesuai dengan yang diharapkan,
Pemberian obat hentikan terapi. Monitrot densitas tulang pada
Overdosis pasien yang mengalami penyakit tulang
osteoporosis.
Vial 300mcg/mL x 1mL x 1(Rp600,000)
Hipersensitif terhadap protein yang berasal dari
E. coli. Keganasan mieloid. Tidak boleh
digunakan untuk meningkatkan dosis kemoterapi
sitotoksik sebelum menentukan besarnya dosis
rejimen. Gangguan ginjal atau hati berat. Hamil
dan laktasi. Anak .
Box, Prefilled Syringe @ 1 mL
Simpan pada suhu antara 2-8 derajat Celcius.
Jangan dibekukan.
Cairan injeksi
Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.
 Jangan anda mengkonsumsi obat ini
dengan berlebihan karena akan membuat anda
mengalami overdosis obat. Jika anda merasa
mengalami overdosis obat, maka anda perlu tahu
bagaimana cara menetralisir overdosis
obat dengan tepat.
 Jika anda melewari sebuah dosis, maka
perhatikan terlebih dahulu apakah dosis tersebut
berdekatan dengan dosis selanjutnya atau tidak.
Jika dosis yang terlewat jauh dari dosis
selanjutnya maka disarankan anda segera
konsumsi dosis yang terlewat. Namun jika dosis
yang terlewat sudah berdekatan dengan dosis
selanjutnya maka anda cukup konsumsi dosis
selanjutnya saja dan biarkan dosis yang terlewat.
 Jika obat anda diketahui sudah
kadaluwarsa sebaiknya jangan dikonsumsi lagi.
Mengkonsumsi satu dosis obat yang
kadaluwarsa mungkin tidak menimbulkan efek
buruk, namun pengobatan anda menjadi tidak
berjalan efektif. Untuk itu sebaiknya tidak anda
konsumsi.
 Jangan berikan obat dengan dosis yang
sama kepada orang yang memiliki kondisi sama
dengan anda. Meski memiliki kondisi sama,
namun pemberian obat tetap harus mengikuti
aturan dan petunjuk dari dokter.

134

Farmakokinetik ---
Farmakodinamik
Filgrastim adalah faktor perangsang koloni
D. Neukine
granulosit manusia (G-CSF) yang diproduksi

oleh teknologi DNA rekombinan. G-CSF

mengatur produksi neutrofil di dalam sumsum

tulang; G-CSF endogen adalah glikoprotein

yang diproduksi oleh monosit, fibroblas, dan

sel endotel. G-CSF adalah faktor perangsang

koloni yang telah terbukti memiliki efek in

vivo atau in vitro langsung yang minimal pada

produksi jenis sel hematopoietik

lainnya. Neupogen (filgrastim) adalah nama

untuk faktor stimulasi koloni granulosit

manusia metionil rekombinan

(r-metHuG-CSF).

Filgrastim adalah faktor perangsang koloni

granulosit manusia (G-CSF) yang diproduksi

oleh teknologi DNA rekombinan. G-CSF

mengatur produksi neutrofil di dalam sumsum

tulang; G-CSF endogen adalah glikoprotein

yang diproduksi oleh monosit, fibroblas, dan

sel endotel.

G-CSF adalah faktor perangsang koloni yang

telah terbukti memiliki efek in vivo atau in

vitro langsung yang minimal pada produksi

jenis sel hematopoietik lainnya. Neupogen

(filgrastim) adalah nama untuk faktor stimulasi

koloni granulosit manusia metionil

rekombinan (r-metHuG-CSF).

Nama obat Neukine
Kandungan zat aktif Filgrastim (G-CSF)
Indikasi Penurunan idurasi neutropenia dan insidens
febril neutropenia pada pasein yang diterapi
Golongan obat dengan kemoterapi sitotoksik untuk keganasan
Dosis lazim/aturan pakai non mieloid.
Obat keras
Dosis awal yang dianjurkan: 5mcg/kgBB/hr
secara bolus SK atau infus IV singkat atau boleh
digunakan dalam waktu <24jam sesudah dan
sebelum kemoterapi. Pasien kanker yang

135

Interaksi obat dan makanan sedang mendapat transplantasi sumsum
Efek samping obat tulang; pengumpulan sel progenitor darah
tepi dan pengobatan pada pasien kanker
Pabrik 10mcg/kgBB/hr.
Keamanan kehamilan
Perhatian Litium dapat memicu pengeluaran neutrofil.

S/K Nyeri tulang meduler, mual/muntah, nyeri
Kontra indikasi tulang, alopesia, diare, demam neutropeni,
mukositis, kelelahan menyeluruh, anoreksia,
Kemasan dispnea, sakit kepala, batuk, ruam kulit, nyeri
Cara penyimpanan dada, stomatitis, konstipasi, nyeri (yang tidak
Bentuk spesifik), dan peningkatan asam urat, enzin
Pemberian obat dehidrogenase laktat, dan alkalin fosfatase yang
Overdosis reversibel.

Sanbe

C

Hindari penggunaan secara simultan dengan
kemoterapi da radioterapi. Lakukan pemeriksaan
darah lengkap 2x/miggu selama terapi. Hamil
dan laktasi.

Inj (pre-filled syringe) 300mcg/mL x 1mL x
1(Rp700,000)

Hipersensitif terhadap proteinn derivat E. coli,
filgrasti, atau prduk G-CSF (granulocyte-colony
stimulating factor).

Dus, 1 Pre-Filled Syringe @ 1 ml

Simpan pada suhu antara 2-8 derajat Celcius.
Jangan dibekukan.

Injeksi

Obat ini diberikan hanya dengan pengawasan
dokter atau tim medis.

 Jangan anda mengkonsumsi obat ini
dengan berlebihan karena akan membuat anda
mengalami overdosis obat. Jika anda merasa
mengalami overdosis obat, maka anda perlu tahu
bagaimana cara menetralisir overdosis
obat dengan tepat.

 Jika anda melewari sebuah dosis, maka
perhatikan terlebih dahulu apakah dosis tersebut
berdekatan dengan dosis selanjutnya atau tidak.
Jika dosis yang terlewat jauh dari dosis
selanjutnya maka disarankan anda segera
konsumsi dosis yang terlewat. Namun jika dosis
yang terlewat sudah berdekatan dengan dosis
selanjutnya maka anda cukup konsumsi dosis
selanjutnya saja dan biarkan dosis yang terlewat.

 Jika obat anda diketahui sudah
kadaluwarsa sebaiknya jangan dikonsumsi lagi.
Mengkonsumsi satu dosis obat yang
kadaluwarsa mungkin tidak menimbulkan efek
buruk, namun pengobatan anda menjadi tidak

136

berjalan efektif. Untuk itu sebaiknya tidak anda
konsumsi.
 Jangan berikan obat dengan dosis yang
sama kepada orang yang memiliki kondisi sama
dengan anda. Meski memiliki kondisi sama,
namun pemberian obat tetap harus mengikuti
aturan dan petunjuk dari dokter.

Farmakokinetik -
Farmakodinamik
Filgrastim adalah faktor perangsang koloni

granulosit manusia (G-CSF) yang diproduksi

oleh teknologi DNA rekombinan. G-CSF

mengatur produksi neutrofil di dalam sumsum

tulang; G-CSF endogen adalah glikoprotein

yang diproduksi oleh monosit, fibroblas, dan

sel endotel. G-CSF adalah faktor perangsang

koloni yang telah terbukti memiliki efek in

vivo atau in vitro langsung yang minimal pada

produksi jenis sel hematopoietik

lainnya. Neupogen (filgrastim) adalah nama

untuk faktor stimulasi koloni granulosit

manusia metionil rekombinan

(r-metHuG-CSF).

Filgrastim adalah faktor perangsang koloni

granulosit manusia (G-CSF) yang diproduksi

oleh teknologi DNA rekombinan. G-CSF

mengatur produksi neutrofil di dalam sumsum

tulang; G-CSF endogen adalah glikoprotein

yang diproduksi oleh monosit, fibroblas, dan

sel endotel.

G-CSF adalah faktor perangsang koloni yang

telah terbukti memiliki efek in vivo atau in

vitro langsung yang minimal pada produksi

jenis sel hematopoietik lainnya. Neupogen

(filgrastim) adalah nama untuk faktor

stimulasi koloni granulosit manusia metionil

rekombinan (r-metHuG-CSF).

137

11. GOLONGAN OBAT KARDIOVASKULAR

A. Bio-ATP

Kandungan ATP 20 mg, vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200 mg,
vitamin B12 200 mcg, vitamin E 30 mg
Indikasi
Astenia muskuler atau neuromuskuler, gangguan
Golongan metabolisme otot jantung, kelelahan fisik
Dosis Obat Keras
Interaksi obat 2-4 tab/hr
ESO -
Mual disertai muntah (nausea), gangguan makan
Pabrik (anorexia), sakit kepala, dan gatal
S/K Phapros
Kontra Indikasi Tab salut selaput 100 (Rp214,180)
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu
Kemasan komponen obat ini
Bentuk 1 box isi 10 strip @10 kaplet
Pemberian obat Tablet
Farmakokinetik Diberikan bersama makanan
farmakodinamik & 1. Absorpsi : Absorpsi vitamin B1 yang terjadi di
jejunum, pada konsentrasi rendah, melibatkan proses
fosforilasi, melalui sistem transport aktif. Pada
konsentrasi tinggi, absorpsi vitamin B1 terjadi melalui
difusi pasif. Bioavailabilitas relatif vitamin B1 adalah
sekitar 5,3%.
2. Ekskresi : Proses defosforilasi vitamin B1 terjadi di
ginjal. Apabila terdapat kelebihan vitamin B1 bentuk
bebas, maka akan segera dikeluarkan melalui
urine.Pada pemberian vitamin B1 dosis normal,
sebagian besar ekskresinya ke urine adala
3. Ikatan protein plasma : -

4. Mekanisme kerja : Vitamin B1 bereaksi dengan

ATP untuk membentuk suatu koenzim yang aktif,

yaitu sebagai tiamin pirofosfat. Tiamin pirofosfat yang

diperlukan untuk kerja dari berbagai enzim, seperti

piruvat dehidrogenase dan alfa ketoglutarat, pada

proses metabolisme karbohidrat, serta enzim

138

transketolase yang berperan penting pada jalur pentosa
fosfat.Vitamin B1 juga berperan pada proses
metabolisme glukosa intraseluler, yaitu menginhibisi
kerja glukosa dan insulin pada proliferasi sel otot
polos arterial. Vitamin B1 juga berperan dalam proses
dekarboksilasi piruvat dan oksidasi asam alfa
ketoglutamat untuk mengkonversi karbohidrat dan
lemak menjadi energi. Selain daripada itu, vitamin B1
memiliki sederetan aktivitas lain seperti sebagai
antioksidan, eritropoetik, modulator kognitif dan
mood, antiaterosklerotik, ergogenik putatif, dan
detoksifikasi.

B. CAR-Q100

Kandungan Coenzyme Q10 100mg, L-Carnitine Fumarate 500mg
Indikasi Membantu memelihara kesehatan jantung, sebagai
antioksidan
Golongan Obat Bebas
Dosis maksimum 3 kaps/hr
Dosis lazim 1 kaps 1x/hr
Interaksi obat Warfarin
ESO Mual dan muntah
Pabrik Kalbe Farma
S/K Kapl salut selaput 3 x 10 (Rp15,400)
Kontra Indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu
komponen obat ini
Kemasan Strip @10 kapsul salut selaput
Bentuk Kaplet
Cara Penyimpanan Simpan di tmpat kering dan sejuk
Pemberian obat Brikan ssdh makan
Farmakokinetik & 1. Absorpsi : Absorpsi di saluran cerna yang buruk
farmakodinamik
dan lambat dan penyerapan meningkat dengan

139

makanan berlemak tinggi
2. Ekskresi : Diekskresi melalui empedu, dengan

lebih dari 60% diekskresikan tanpa perubahan
dalam feses.
3. Ikatan protein plasma : -
4. Mekanisme kerja : Dapat menjalani sirkulasi
asam empedu, bilirubin, dan obat-obatan (daur
ulang enterohepatik). Waktu yang dibutuhkan
obat untuk dikeluarkan oleh tubuh dari separuh
kadar awal obat (waktu paruh) dalam plasma
adalah 34 jam.

C. Cormega

Kandungan Omega-3-acid ethyl esters 90% 1 g, EPA min 440mg,
DHA min 370mg
Indikasi Suplemen untuk memelihara kesehatan tubuh
Golongan Obat bebas
Dosis maksimum 2 kapsul lunak/hr
Dosis lazim 1 kaps/hr
Interaksi obat -
ESO Bersendawa, ggn lambung, perubahan pada daya
pengecapan, ruam kulit
Pabrik Landson
S/K Kapsul lunak 30 (Rp235,000)
Kontra Indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu
komponen obat ini
Kemasan Botol plastik @30 kapsul
Bentuk Kapsul
Cara Penyimpanan Simpan pada suhu 25 drajat celcius, di tempat kering
dan sejuk
Pemberian obat Diberikan bersama atau tanpa makanan
Farmakokinetik & 1. Absorpsi : -
farmakodinamik 2. Ekskresi : -
3. Ikatan protein plasma : -
4. Mekanisme kerja :

140

12. GOLONGAN PREPARAT ANTIASMA & PPOK

A. Accolate

Kandungan Zafirlukast 20 mg
Indikasi Untuk profilaksis dan pengobatan assma kronis pada
orang dewasa dan anak-anak usia 5 tahun dan lebih
Golongan tua
Dosis maksimum Obat keras
Dosis lazim 2 tablt x sehari
Interaksi obat Dws & Ank ≥ 12 thn 1 tab 2x/hr
Dapat meningkatkan aktivitas antikoagulan warfarin
ESO sehingga terjadi peningkatan protrombin time

Pabrik Mual, muntah, pusing, sakit kepala, infeksi saluran
Kontra Indikasi pernafasan
Kemasan AstraZeneco
Bentuk Hipersensitivitas
Pemberian obat Box 2 x 14 film coated tablet 20 mg
Farmakokinetik Tablet
farmakodinamik Sebelum atau 2 jam sesudah makan
& 1. Absorpsi : Diserap dengan cepat dari saluran GI.
Makanan mengurangi laju dan tingkat penyerapan.
Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Sekitar
3 jam
2. Ekskresi : Terutama melalui feses (sekitar 90%)
sebagai obat tidak yang berubah dan urin (sekitar
10%) sebagai metabolit. Waktu paruh eliminasi
terminal: Kira-kira 10 jam.
3. Ikatan protein plasma : -
4. Mekanisme kerja : Mengurangi bengkak atau
radang didalam saluran pernafasan dengan
menghambat berkembangnya zat yang dapat
menyebabkan bengkak atau radang di paru-paru.
Selain itu, accolate akan menghambat aktifitas zat
alami leukotriene yang dapat menyebabkan semakin
parahnya serangan asma. Obat ini termasuk kedalam
obat yang tidak memiliki reaksi cepat sehingga
kurang cocok jika konsumsi ketika serangan asma
menyerang karena obat ini hanya bersifat sebagai

141

pencegah

B. Asmasolon

Kandungan Ephedrine HCL 12.5 mg, theophylline anhydrous 130
Indikasi mg
Asma bronkial, bronkitis asmari, bronkitis kronis
Golongan dengan emfisema, bronkospasme emfisematus, asma
Dosis karrna rinitis alergi
Interaksi obat Obat bebas terbatas
1-2 tablet diminum 3-4 x sehari (dewasa), 0,5-1 tablet
ESO 2 x sehari (anak-anak
Pabrik Efek efedrin dikurangi oleh guanetidin, metildopa,
S/K reserpin. Efek pressor ditingkatkan oleh MAOI.
Kontra Indikasi Xantin dapat meningkatkan stimulasi SSP yang
disebabkan simpatomimetik & ekskresi litium &
Kemasan feniton. Xantin & B-bloker merupakan antagonis
Bentuk mutualistik
Pemberian obat Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia, palpitasi,
Farmakokinetik takikardia, Aritmia ventrikular
farmakodinamik Probus
Tab 25 x 4 (Rp28,754)
Hipertiroidisme, hipertensi & penyakit KV, glaukoma
sudut tertutup, pembesaran prostat. Ulkus peptikum.
Penggunaan brsama MAOI
Dus, 25 catchcover @ 1 strip @ 4 tablet
Tablet
Dapat dibrikan brsama makanan untuk mngurangi
rasa tidak nyaman GI
& 1. Absorpsi : Absorpsi melalui mukosa mulut lebih
baik, efek cepat dan dapat bertahan lebih kurang 1
jam. Sudah jarang digunakan sebagai obat asma,
karena terdesak oleh adrenergik spesifik.
2. Ekskresi : -
3. Ikatan protein plasma : -
4. Mekanisme kerja : Ephedrine adalah obat dan
stimulan yang digunakan untuk mencegah turunnya
tekanan darah selama anestesi spinal. Selain itu ia
juga digunakan sebagai bronkodilator pada penyakit
asma untuk memperlebar luas permukaan bronkus

142

dan bronkiolus paru-paru agar kapasitas serapan
oksigen paru-paru meningkat.

C. Astharol

Kandungan Salbutamol 4 mg
Indikasi Bronkospasme pada semua jenis asma bronkial,
bronkitis kronik, dan emfisema
Golongan Obat keras
Dosis 3-4 x sehari 1-2 tablet (dewasa), 3 x sehari 1 tablet
(anak usia 6-12 tahun), 3 x sehari 1/2 tablet (anak usia
Interaksi obat 2-6 tahun)
ESO MAOI, penyekat Beta selektif dan non selektif
Tremor halus otot rangka, sakit kepala, palpitasi,
Pabrik takikardia
S/K Sanbe
Tab 4 mg x 10 x10 (Rp90,000). Sirup 2 mg/ 5 ml x 60
Bentuk ml x 1 (Rp12,000)
Pemberian obat Tablt, Sirup
Farmakokinetik Dibrikan tanpa makanan (saat prut kosong)
farmakodinamik & 1. Absorpsi : Salbutamol tablet 4 mg, cepat
diabsorpsi setelah konsumsi per oral oleh individu
normal. Tablet salbutamol dengan masa kerja
panjang, penyerapannya sekitar 80% dengan, atau
tanpa makanan. Salbutamol tablet dengan masa kerja
cepat atau segera, absorpsinya 100% dalam keadaan
stabil. Namun, kecepatan absorpsinya diperlambat
oleh makanan tanpa mempengaruhi bioavailabilitas
obat.
2. Ekskresi : Pasien yang diberikan 8 mg salbutamol
per oral, menunjukkan bahwa 76% dari dosis tersebut
diekskresikan ke urin dalam 3 tiga hari. Mayoritas
dosis diekskresikan dalam waktu 24 jam pertama,
dimana 60% dalam bentuk metabolit. Pada pemberian
dosis inhalasi, sekitar 72% diekskresikan ke urin
dalam waktu 24 jam. Sekitar 28% dari dosis inhalasi
tersebut diekskresikan dalam bentuk tidak berubah,
sedangkan 44% nya sebagai metabolit. Sediaan per
oral memiliki waktu paruh sekitar 5 jam, sedangkan

143


Click to View FlipBook Version