The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Edisi Minggu 28 Maret 2021 pukul 20.00 WIB

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by achdi1101, 2021-03-28 09:59:37

Buku Kenangan HUT ke-75 per 28 Maret 2021

Edisi Minggu 28 Maret 2021 pukul 20.00 WIB

Mengucap Syukur HUT ke-75

Ibu Lusia Soetanto
9 April 1946 - 9 April 2021

Terima kasih atas Inspirasi Judul dari
Romo Yohanes Haryoto SCJ,

Paroki Santa Perawan Bunda Allah

Tugu Mulyo – Sumatera Selatan

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  1

1

Keluarga Inti

Anak,
Menantu,

& Cucu

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  1

Kami saling menerimakan
Sakramen Pernikahan Suci
pada tanggal 1 Maret 1970di
Gereja Santo Antonius Padua
Bidaracina Jakarta Timur,
diberkati oleh
PATER de LAAT, SJ.

Foto di samping adalah pada
Peringatan Hari Pernikahan
kami yang ke-15 pada
tanggal 1 Maret 1985.

Kami bersyukur tiada henti,
kami dianugerahi Tuhan,satu
puteri dan dua putera.

Kami sedang rekreasi di sebuah Hotel di Cirebon, dalam perjalanan
kami ke Ambarawa, Jawa Tengah – kota kelahiran suami tercinta,
Bapak Henricus Yoseph Soetanto. Saat itu, ananda mbak Maya

berusia 14 tahun sedang mengikuti acara HOMESTAY PROGRAM di
San Diego, USA tahun 1985

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  2

Bahagianya, ketiga anak kandung tercinta setiap hari Minggu dapat bersepeda
di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan untuk berolah raga bersama-sama. Mbak
Maya 12 tahun, Mas Dhanis 6,5 tahun dan Adik Miko berusia 4 tahun.
Kenangan manis dan indah tak terlupakan. Terima kasih Tuhan.

Jarak usia antara puteri pertama, mbak Maya dengan putera kedua, mas
Dhanis adalah 6,5 tahun. Sedangkan jarak antara putera kedua dan putera
ketiga adik Miko adalah 2,5 tahun. Mensyukuri kemustahilan, di mana Tuhan
telah berkenan menganugerahkan tiga putera puteri yang sangat baik.

Mustahil karena sewaktu pengantin baru, ingin punya anak kandung sebanyak
12, namun Tuhan Maha Bijaksana. Selain tiga putera puteri tercinta, Tuhan
masih memberikan berpuluh-puluh bahkan berates-ratus anak angkat dan
anak asuh. Sungguh kemustahilan yang perlu disyukuri.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  3

 MENGAGUMI & MENSYUKURI KEMUSTAHILAN TUHAN 
DALAM KELUARGA INTI, MENJADI SINGLE PARENT
SEJAK 30 JANUARI 1992 HINGGA SEKARANG

BERHASIL MEMBERI BEKAL KEHIDUPAN TERUTAMA PENDIDIKAN
KEPADA 3 ANAK KANDUNG, DAN KEPADA CUCU PERTAMA

(1) Anastasia Ratih Damayanti (mbak Maya), almarhumah
Lulus dari Parsons School of Design, New York – USA
Lahir pada tanggal 10 Februari 1971
Berpulang pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014
karena sakit kanker rahim, usia menjelang 43 tahun
Dianugerahi seorang puteri, Nala Astarini Pranantha

(2) Gabriel Dhaniswara (mas Dhanis)

Pendidikan Tinggi di kota Aachen, Jerman – Eropa
Lahir pada tangggal 27 Mei 1977
Profesi sekarang : CAPTAIN PILOT suatu Maskapai Penerbangan
Menikah dengan Tika Ajeng Satiti,
Dianugerahi seorang puteri, Novelliivia Dhaniswara

(3) Michael Agung Isprihanto

Lulus dari University of Technology Sydney (UTS), Australia
Lahir pada tanggal 11 September 1979
Profesi sekarang : Bank CIMB Niaga – Jakarta
Menikah dengan Yulyana Vencia,
Dianugerahi seorang puteri, Angela Kylie Grace

(4) Nala Astarini Pranantha (puteri Almarhumah mbak Maya)

Lulus dari Sydney University, Australia (Double Degree)

Lahir pada tanggal 22 Mei 1997

Terima kasih Tuhan,
atas penyertaanMu selama
75 tahun ini, dan seterusnya

hingga akhir hayat.
Tanpa campur tanganMu,
hambaMu ini tidak mampu

berbuat apa-apa.
Semua serba mustahil, namun
bagiMu tiada yang mustahil.
Terpujilah Allah Tri Tunggal

Maha Kudus, kini dan
sapanjang segala masa. Amin

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  4

Kami sekeluarga berkumpul dan
mengadakan rekreasi bersama di
Amerika. Kami menjemput ananda
mbak Maya yang selesai mengikuti
Pertukaran Pelajar selama 1 tahun
di Denver, Colorado, USA pada bulan
Juli 1988.

Kisah perjalanan di mana kami
bertemu dan berkenalan dengan
keluarga Bapak Purnomo
Yusgiantoro. Mbak Maya sudah
dianggap seperti puteri keluarga
ini, hingga sekarang kami semakin
dekat dalam tali persaudaraan.

Bersyukur atas kemustahilan yang
diberikan oleh Tuhan, di mana
pertemuan dua keluarga yang
akhirnya menjadi saudara.

Pada saat kami berada di kota Denver, Colorado, USA untuk menjemput
ananda kami mbak Maya, hampir semua penduduk di kota Denver terserang
penyakit mata. Kamipun sekeluarga ikut ketularan, sehingga saya dan suami

terpaksa memakai kaca mata hitam untuk melindungi. Kenangan manis tak
terlupakan. Kami juga mengalami terjadinya angin topan TORNADO dan

badai yang sangat dahsyat, sehingga kami harus berlindung di bawah tanah.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  5

Peringatan Hari Ulang Tahun Pernikahan ke-16 pada tanggal 1 Maret 1986.
Puji Tuhan, kami sekeluarga diberkati oleh Romo Julianus Puryanto, SCJ.
Enam tahun sesudah itu, suami tercinta – Bapak Henricus Yoseph Soetanto
berpulang ke rumah Bapa di surga, karena menderita Kanker Lever dan Paru- paru
selama 1 bulan. Jenazahnya dimakamkan di Kerkop, Ambarawa.

Pada hari Senin sore, 20 Januari 2014 merupakan hari terakhir bersama
ananda mbak Maya. Saat itu saya menjemput ananda mbak Maya yang baru
selesai mengadakan perundingan dengan klien dari Hongkong di Hotel JW
Luwansa, di daerah Kuningan Jakarta Selatan. Mbak Maya berpulang pada hari
Rabu dini hari, 22 Januari 2014, juga karena menderita Kanker Rahim. Semoga
mbak Maya sudah berjumpa ayahandanya di alam sana, dan sudah merasakan
kebahagiaan abadi bersama Para Kudus dan Allah Bapa di Surga.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  6

Kenangan manis pada tahun 1994, kami dapat berfoto bersama.

“The chain between us are too strong to break”

Demikian tulisan ananda mbak Maya ketika kami berfoto, yang kemudian kami
pasang dalam bingkai di dinding rumah kami.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  7

NALA ASTARINI PRANANTHA
CUCU PERTAMA

PUTERI ALMARHUMAH MBAK MAYA

My Dearest
Yang Ti

yang selalu
Nala banggakan

Beberapa minggu yang lalu Nala menerima pesan di Facebook dari
seorang murid Yang ti,
Katanya: “Sampaikan salam saya untuk Bunda Lusia, ya! Berkat beliau,
mata kuliah Kimia saya di FKG dapat A..”

Ini bukan kali pertama Nala menerima pesan dari murid Yang Ti.
Setiap tahun, anak-anak didik Yang Ti dari berbagai macam suku dan
profesi mengirimkan pesan serupa kepada Nala; menyampai-kan rasa
terima kasih, mengirimkan doa-doa baik untuk Yang Ti.

Bagi banyak orang di luar sana, Yang Ti adalah guru kimia / guru
Matematika terbaik yang mereka kenal.
Bagi Nala, yang ti adalah guru matematika sekaligus guru hidup terbaik
yang pernah Nala punya.
Nala belajar kuat,
Dari Yang Ti yang selalu berdiri tegak, sekalipun berada di titik terendah.
Nala belajar sabar,
Dari Yang ti yang mudah memaafkan walau berulang kali dikecewakan.
Nala belajar ikhlas,
Dari Yang ti yang pantang mengeluh meski beberapa hal
tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Terima kasih Yang ti, untuk setiap pelajaran, untuk setiap dukungan,
untuk senyum dan peluk yang selalu ada menyambut Nala di rumah.
You are definitely one of the people I cherish so much in my life.

“Happy Birthday Yang Ti ... Selamat Ulang Tahun ke-75”

Your proudest grandgirl, Nala.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  8

Nala Astarini Pranantha, adalah cucu pertama saya,
yang dilahirkan oleh puteri pertama – Anastasia Ratih Damayanti

yang lebih akrab dengan panggilan “Mbak Maya”
(almarhumah, dipanggil Tuhan pada hari Rabu 22 Januari 2014)
Sewaktu mbak Maya berpulang kepada Sang Khalik, cucunda Nala baru
berusia 16,5 tahun dan masih duduk di kelas 11 SMK Musik di BSD.
Sebagai Eyang Putri dari cucunda Nala, saya merasa sangat bangga

karena Nala cukup mandiri dan tegar dalam menghadapi
kehidupan tanpa ibu kandung.

Setelah lulus dari SMK tersebut, pada bulan Maret 2015
Nala berangkat ke Sydney Australia, diantar oleh pamannya, Oom Miko.

Rencana kuliah di Sydney University sudah dirintis oleh mbak Maya,
sehingga kami tinggal meneruskan apa yang sudah diusahakan.

Selama 6 tahun berada di kota Sydney Australia, cucunda Nala berjuang
seorang diri, karena saya belum pernah sempat mengunjungi.

Walaupun demikian, pada bulan Juli – Agusus 2019, cucunda Nala sempat
mengikuti Program OUTGOING Lions International Youth Camps &

Exchange (LIYCE) dan memilih Negara Polandia sebagai Negara tujuan.
Pada saat itu, kami sekeluarga dapat berjumpa dengan cucunda Nala di
Bandara International Soekarno Hatta, saat cucunda Nala transit dari

Penerbangan Sydney – Denpasar – Jakarta – Singapore –
Abu Dhabi – Warsawa – Krakaw.

Bahkan saya diantar mbak Lely, boleh menemani perjalanan cucunda Nala
dari Jakarta sampai Singapore saja. Namun kami sangat bahagia.

Rencana pada bulan September 2020, kami sekeluarga ingin menghadiri
Upacara WISUDA untuk cucunda Nala, namun semua rencana gagal karena
Pandemi Covid – 19 melanda seluruh dunia, sehingga Wisuda dibatalkan.

Kami sekeluarga hanya dapat mendoakan, semoga cucunda Nala dapat
mengatasi semua situasi di Sydney, hingga kembali pulang ke tanah air

dengan selamat pada hari Selasa, 2 Februari 2021.
Pesawat Garuda yang membawa cucunda Nala dari Sydney ke Jakarta hanya

berisi 6 (enam) penumpang saja, Syukur Alhamdulillah selamat tiba
di Terminal 3 Bandara International Soekarno Hatta. Walaupun kerinduan
untuk bertemu harus ditahan dahulu, karena cucunda Nala harus menjalani
isolasi mandiri di Hotel Orchard dekat Bandara Soekarno Hatta selama 5
hari. Puji Tuhan, pada hari Minggu 7 Februari 2021 tengah hari, cucunda
Nala sudah tiba di rumah keluarga kami, Jalan Tegal Parang Selatan No. 15A

Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Terima kasih Tuhan.

We are proud of you, my dear Nala.
I LOVE YOU SO MUCH, YOU ARE MY EVERYTHING

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  9

GABRIEL DHANISWARA
ANAK KANDUNG KE-2

Bahagia itu sederhana. Cukup dengan melihat dan merasakan betapa
senangnya mama, disaat kami anak cucu datang berkunjung, dipeluk dan
berkumpul bersama. Sungguh indah dan berharganya saat itu.
Terima kasih ya ma.......

Selamat Ulang
Tahun ke-75
buat mamaku tercinta

Semoga, mama diberikan umur panjang, Foto berdua dengan mama
sehat dan tentunya bahagia selalu. tercinta di Jerman

Kami sayang mama 

Teriring doa dari ananda, Gabriel Dhaniswara

Dhanis – Ajeng – Livia

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  10

TIKA AJENG SATITI
ISTERI MAS DHANIS

Terima kasih atas semua nasihat jujur, cinta yang kuat, dan dukungan tanpa
syarat selama bertahun-tahun, Ma. Aku menghargai semua yang telah mama
lakukan untukku dan semua yang telah mama berikan kepadaku.
Aku berharap tahun mama penuh dengan berkah dan cinta.

Selamat Ulang Tahun ke-75 Mama Tersayang

❤❤❤ "Malaikat Tanpa Bersayap" ❤❤❤

Dariku,
Tika Ajeng Satiti (menantu)
Novellivia Dhaniswara (cucu)

Keluarga bahagia
Dhanis – Ajeng – Livia

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  11

MICHAEL AGUNG ISPRIHANTO (MIKO)
ANAK KANDUNG KE-3, BUNGSU

Tahun ini, tepat di tanggal 9 April 2021, Ibu Lusi, ibu saya, yang saya panggil
“Mama”, berulang tahun yang ke-75.

75 tahun, suatu angka yang luar biasa,
suatu pencapaian angka yang
menunjukkan berapa beruntungnya
saya dan kakak-kakak saya, bisa selalu
hidup bersama Mama seumur hidup
kami, dari kecil hingga sekarang kami
sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Tulisan saya ini sudah ditagih Ibu Lusi
lebih dari 3 kali. Saya pun baru bisa
selesaikan di saat-saat akhir naik
cetak. Bukan karena bingung mau
menulis apa tentang Ibu Lusi, tetapi
justru terlalu banyak yang diceritakan.
Yang belum banyak diketahui orang lain adalah bagaimana perasaan saya
memiliki seorang Ibu Lusi sebagai ibu kandung saya. Dan itu yang akan saya
ceritakan secara singkat di tulisan ini.

Yang saya rasakan dari saya kecil adalah, Ibu Lusi bukanlah hanya ibu milik
saya, tapi ibu milik semua orang. Kegiatan belajar-mengajar yang diadakanIbu
Lusi, dari sewaktu masih jaman mengadakan les privat di rumah sampai bisa
mendirikan Bimbingan Belajar SANTA LUSIA, membuat Mama saya selalu
dipanggil Ibu atau Bunda oleh semua anak didiknya, dan murid-murid yang
dididik oleh Ibu Lusi sebagian menganggap Ibu Lusi adalah representasi
seorang Ibu di luar rumah mereka. Banyak dari murid-murid Ibu Lusi yang
lebih dekat dan lebih hangat hubungannya dengan Ibu saya, dibandingkan saya
yang notabete adalah anaknya sendiri.

Sempat ada masa-masa di waktu kecil di mana saya kadang merasa sedih
karena saya juta inginnya memiliki hubungan yang paling hangat dengan Ibu
Lusi. Pokoknya gak boleh kalah dengan anak-anak murid lainnya! Begitulah
pikiran naïf masa kecil saya.

Sempat juga ada masa-masa di mana saya merasa kasihan sekaligus kagum
dengan Ibu saya, karena ditinggal pergi selamanya terlalu cepat oleh Ayah
saya (rest in peace, Papa), dan Ibu saya harus membantung tulang membiayai
dan menyekolahkan ketiga anaknya.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  12

Namun Tuhan Maha Baik, berkat bimbingan Tuhan dan kerja keras Ibu saya
sebagai seorang guru, kami ketiga anaknya bisa lulus sarjana.

Seiring berjalannya waktu, apalagi sejak saya menadi orang tua begitu anak
saya lahir, saya menjadi amat mengerti. Ibu Lusi diberi anugerah oleh Tuhan
bukan hanya untuk membesarkan saya dan kakak-kakak saya, tapi juga untuk
menjadi tangan Tuhan dalam membimbing anak-anak muridnya sampai
berhasil. Banyak sekali cerita-cerita dari murid-murid Ibu Lusi mengenai
keberhasilan mereka.

My Mommy touches many hearts,
and God uses her to help people to succeed.

Seumur hidup Ibui Lusi, digunakan untuk menolong sesame, mencerdaskan
murid-muridnya, dan membagiakan banyak orang, Sebagai seorang anak saya
merasa amat bangga bisa memiliki orang tua yang berguna bagi banyak orang.
Sekaligus saya merasa amat bersyukur karena bisa menjadi saksi hidup
perjalanan karir dan kehidupan Ibu saya, banyak pahit dan manisnya, dan
kenangan-kenangan itu tidak akan pernah saya lupakan.

Bagaimana perasaan saya menyambut ulang tahun ke-75 Ibu saya? Tentunya
amat sangat bersyukur. Saya yakin saya amat sangat beruntung memiliki
seorang Ibu yang umurnya panjang, dan tetap sehat dan selalu semangat. Sya
harap, Ibu Lusi tetap memiliki banyak kegiatan dan kesibukan. Dan saya
berharap, semoga Ibu Lusi panjang umur selalu, bisa mencapai umur triple
digits dan selalu dikaruniai kesehatan yang baik.

Let’s grow old together, Mama.

Happy 75th birthday!

Love you so much,

Miko
Vencia
Kylie

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  13

YULYANA VENCIA, ISTERI MIKO

Mama Lusia.....
Kalau saya di tanya kesan-kesan tentang
mama Lusia, satu hal yang saya sangat
syukuri yaitu saya mendapatkan mertua
seperti Mama Lusia. Mama yang sangat
baik, tidak pernah membeda-bedakan
anak kandung atau menantu. Yang bila
bepergian selalu mengenalkan saya
sebagai "anak" tanpa embel-embel
"menantu".

Mama itu kalau dilihat dari energinya
seperti anak muda berumur 25 tahun.
Mama orang yang tidak pernah mengenal kata lelah, walaupun terkadang mama
beraktifitas dari pagi sampai malam tapi tidak pernah sekalipun mama
mengeluh. Semua aktifitas dijalankan dengan sepenuh hati. Sampai kita sebagai
anak-anak yang mengingatkan mama agar tidak lupa beristirahat. Di tengah
kesibukan mama, mama selalu menyempatkan untuk menyapa setiap pagi dan
malam melalui whatsapp disertai dengan menceritakan aktifitas yang akan
dikerjakan hari itu.

Mama adalah orang yang tidak pernah berpikiran buruk kepada orang lain.
Menurut mama, semua orang di dunia ini baik apabila kita perlakukan dengan
baik juga. Makanya tidak heran apabila bepergian dengan mama, ada saja yang
mengenal dan menyapa "Ibu Lusia". Mama mengabdikan seluruh hidupnya
untuk Tuhan dan juga dunia pendidikan. Walaupun sudah di usia senja mama
tetap dengan senang hati mengajar. Kalau lomba Matematikadengan mama,
wah sudah dipastikan saya pasti kalah.

Banyak sekali pelajaran berharga yang bisa saya petik dari mama. Bagaimana
mama melakukan semua pekerjaan dari hati dan selalu berusaha memberikan
yang terbaik. Untuk selalu berpakaian rapi setiap harinya dan tidak lupa untuk
berdoa.

Terimakasih ma, sudah memberikan contoh untuk menjadi wanita yang kuat.
Terimakasih untuk semua pelajaran hidup yang sudah mama berikan.
Terimakasih untuk perhatian dan doa yang dipanjatkan setiap harinya untuk
saya dan keluarga.

I'm proud to tell to the world that I have the coolest mother in law.

Selamat Ulang Tahun ke 75 ma.

We Love You so much
Miko, Vencia, Kylie

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  14

2

Keluarga
&

Keponakan

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  15

 MENGAGUMI & MENSYUKURI KEMUSTAHILAN TUHAN 
DALAM KELUARGA BER-PANCASILA, PENUH TOLERANSI

(1) Saya dilahirkan 3 (tiga) bersaudara kandung, seayah seibu, yaitu :
 Kakak Iskandar Mohamad Dachlan, menikah dengan Kak Armalia
Imron, tinggal di Lampung. Mereka dianugerahi 2 (dua) puteri dan 2
(dua) putera. Salah satu puteri beliau adalah mbak Ari Sulistiyawati.
 Bayi Istiyar (laki-laki, meninggal waktu masih bayi)
 Lusia Istiyah Soetanto

Mustahil, kami berdua yang masih hidup ini, berbeda keyakinan, namun
kami berdua saling mencintai sebagai kakak dan adik.

(2) Ayahanda saya, Bapak Mohamad Dachlan hilang dibawa Belanda saat
peperangan dengan Belanda terjadi di tanah air kita, hingga sekarang
tidak ketemu di mana jenazah beliau apabila sudah tiada.

(3) Ibunda saya menikah lagi dengan Bapak Soeprapto sehingga menjadi
Nyonya Soeprapto. Dikaruniai banyak anak, tetapi yang saya ketahui
adalah adik-adik saya, satu ibu lain ayah, yaitu ada 6 (enam) orang adik :

 Hardjanto, berpulang waktu duduk di kelas 3 Sekolah Rakyat (SR)
karena sakit Malaria Tropica. Waktu itu saya duduk di kelas 6 SR

 Hardjono, lebih akrab dengan panggilan “Oom Djon”. Berpulang pada
usia 51 tahun. Bersama isterinya, Tante Ana dikaruniai 3 (tiga) puteri
dan 1 (satu) putera bernama Delta Fitriadi

 Darmono, lebih sering dipanggil “Oom Nonong” tinggal di Lampung
bersama isterinya, Tante Erma Wilis, dikaruniai 1 (satu) puteri dan
2 (dua) putera .

 Inten Widyani, menikah dengan Bapak Nur Cholis dan dianugerahi
3 (tiga) orang puteri.

 Darminto, menikah dengan Tante Siwi (sudah berpulang) dan
dianugerahi 2 (dua) orang putera.

 Widyanto, lebih akrab dipanggil “Oom Wiwik”. Menikah dengan Tante
Marti dan dianugerahi 2 (dua orang putera dan 1 (satu) orang puteri.

Kemustahilan yang saya rasakan adalah bahwa saya satu-satunya anggota
keluarga yang menganut keyakinan agama Katolik. Namun kami semua hidup di
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber-Panca Sila. Perbedaan
keyakinan agama, bukanlah merupakan suatu hambatan untuk kami.

Terima kasih Tuhan Yang Maha Bijaksana. Engkau telah mempersatukan kami dalam
ikatan sebagai saudara, tanpa membedakan saudara kandung atau saudara tiri.
Kasih-Mu mengalir seperti sungai kepada kami semua. Amin.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  16

ARI SULISTIYAWATI
KEPONAKAN – BANDAR LAMPUNG

Bandar Lampung, Jumat 9 April 2021

(Ari Sulistiyawati)

Ibu Lusia Istiyah Soetanto, “Mama Lusi” kami memanggilnya adalah sosok
ibu yang sangat menginspirasi. Dengan usaha dan
kegigihannya, beliau membangun Yayasan Pendidikan
SANTA LUSIA sejak 1984. Seiring dengan
bertambahnya usia dan tidak adanya regenerasi dalam
melanjutkan Pendidikan SANTA LUSIA, maka kegiatan
ini dihentikan sejak tahun 2018. Namun, Mama
tetaplah seorang pendidik yang tetap mengabdikan
dirinya dalam bidang pendidikan. Melalui Program
Beasiswa DUIT (Dokter Untuk Indonesia Timur), mama

tetap berkontribusi mengelola Asrama SANTA LUSIA, yang dilakukan sejak
tahun 2006 hingga sekarang dan akan dijalankan selama masih diperlukan.

Selain aktif dalam dunia pendidikan, Mama Lusi juga terlibat dalam berbagai
aktivitas sosial. Baik sebagai individu maupun melalui kegiatan organisasinya.
Mama mengajarkan kepada kami bagaimana cara mengembangkan diri,
berbagi dan bertanggungjawab. Perjalanan bermakna yang sudah dilewati
hingga saat ini dan kedepannya, menjadikan mama panutan bagi kami generasi
penerusmu untuk bercermin tentang apa yang sudah kami lakukan untuk
membangun masa depan.

Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitasnya, Mama tetap menjadi sosok ibu
yang baik dan penyayang bagi keluarga. Beliau selalu menyempatkan diri untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga. Silaturahim yang beliau bangun
dengan keluarga besar pun ditunjukkan dengan selalu berkabar serta
memfasilitasi kami untuk berkumpul bersama keluarga besar di Jakarta.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  17

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. Kalimat

bijak yang kulihat penerapannya dalam diri Mama Lusi. Selalu menebar
kebaikan, menjadi tauladan dalam pendidikan, menjadi panutan untuk berbagi
kepada sesama yang membutuhkan dan tetap menjaga silaturahim dengan
keluarga. Semoga mama selalu diberi kesehatan, berkah dan kebahagiaan..
Aamiin..

“Selamat Ulang
tahun mamaku..

Ibu Lusia Istiyah
Soetanto”

Perempuan kuat yang
menginspirasiku untuk terus
berkarya dan bermanfaat bagi
orang-orang disekitar, terutama keluarga.. Terima kasih mam untuk semua
cinta dan kasih sayang serta tauladan yang kau tunjukkan dengan nyata
melalui perjuangan dan aksimu dalam kehidupan sehari-hari..

Salam hangat dan peluk cium dari kami Keluarga Besar
Bapak Iskandar Mohamad Dachlan di Lampung, untuk mama sekeluarga.

Mama Lusia dan Papa Iskandar Mohamad Dachlan
adalah dua bersaudara, seayah seibu

yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Karena situasi yang masih penuh dengan peperangan di tanah air,

kami terpaksa terpisah oleh situasi.
Mama Lusia kemudian menganut agama Katolik,
sedangkan Papa Iskandar Mohamad Dachlan adalah
pemeluk agama Islam yang sangat taat dan soleh.

Mbak Ari adalah puteri pertama dari empat bersaudara, yang lahir dari
kakak Armalia Imron, isteri dari Papa Iskandar Mohamad Dachlan.

Terima kasih mbak Ari yang telah mewakili
keluarga Papa Iskandar Mohamad Dachlan,
memberikan testimony mengenai diri mama Lusia.

Salam hangat dan sukses untuk segenap anggota keluarga
di Bandar Lampung. Kita saling mencintai, saling menyayangi. Amin

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  18

DELTA FITRIADI
KEPONAKAN, BOGOR

Bogor, Jumat 9 April 2021

Sosok Ibu Lusia Soetanto “Bude Lusi” biasa kami

memanggilnya adalah seorang yang sangat berkesan bagi
kami sebagai keponakan beliau. Bagi kami, saya pribadi dan
ketiga kakak saya pun mempunyai kesan yang sama kepada
beliau yang takan bisa kami lupakan.
Peran Ibu Lusia Soetanto yang tulus ikhlas dalam mendidik
kami, memberi doa, nasehat dan dukungan nyata kepada
kami sangatlah berarti bagi kami.

Kedisiplinan yang diajarkan sangat memberi kami suatu pedoman dalam
menjalani segala peran dalam kehidupan. Beliau pun memberi satu contoh pula
bagi kami bagaimana beliau selalu memegang erat tali silaturahmi kepada
orang tua dan juga kepada keluarga besarnya. Dalam rutinitas yang sangat
padat ia tetap selalu menjaga silaturahmi kepada keluarga besarnya kepada
kakak dan adik-adiknya. Serta perhatian yang tulus dan nyata selalu iaberikan
kepada mereka/keluarga besarnya. Ketauladanan sosial dengan ketulusan
hatinya dapat menjadi panutan bagi kita semua. Atas segala yang bude Lusi
berikan kepada kami, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hanyalah dengan doa yang tulus dari hati dan dalam tiap ibadah kami yang
dapat membalas seluruh kebaikan yang diberikan olehmu.

Selamat Ulang Tahun untuk Ibu Lusia Soetanto
“Bude Lusi” tercinta,

semoga selalu diberkati Tuhan YME, sesuatu yang terbaik dan
kemudahan dalam kehidupan, juga selalu diberi kesehatan. Semakin dicintai
keluarga, kaka, adik, anak, cucu dan seluruh keluarga besar tercinta. Amin.

by :

Delta Fitriadi

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  19

PURWITO ADI WIDHIARSO,
KEPONAKAN – KALIMANTAN

Kalimantan, Jumat 9 April 2021

Purwito Adi Widhiarso (Itok)

Salah satu hal yang penting selama saya mengenal Bude Lusi adalah,
Bude merupakan pribadi yang bekerja keras dan selalu berusaha semaksimal
mungkin dalam melakukan segala kegiatannya. Satu hal penting yang sering
saya lihat adalah bagaimana beliau selalu berusaha mempersiapkan segala
sesuatunya sebelum berkegiatan. Hal inilah yang buat saya belajar memang
sebelum kita melakukan aktivitas perlu melakukan persiapan agar semua yang
kita rencanakan dapat terlaksana dengan lancar. Meski banyak kegiatan ditiap
harinya pun, Bude juga tidak pernah lupa untuk menyediakan waktu untuk
beribadah dan memuji Tuhan. Hal ini juga menurut saya sangat baik dan
penting.

Satu hal lagi yang paling saya ingat adalah ketika saya duduk di kelas 1
SMA dan sebenarnya sedang libur kenaikan kelas dari sekolah, namun waktu
itu Bude Lusi mengajak dan meminta saya tinggal di rumah beliau kurang
lebih 2 minggu untuk belajar. Karena waktu itu juga ada anak dari kenalan bude
yang bernama Puput juga sedang menghabiskan masa liburannya dengan
belajar di rumah bude. Tentu permintaan tersebut tidak langsungmembuat
saya nyaman, karena kan saya pikir waktu itu adalah waktu untuk saya liburan
dari kesibukan belajar di sekolah selama 1 semester kemarin. Meski diawal
menjalaninya berat, namun akhirnya saya menikmati prosesbelajar tersebut.
Selama periode tersebut memang saya lebih banyak mempelajari mengenai
materi-materi baru yang belum pernah saya pelajari disekolah. Materi yang
diberikan tersebut ternyata sangat membantu saya dalam mengikuti kelas saya
selanjutnya di sekolah, khususnya pelajaran matematika. Di mana diwaktu
sudah mulai bersekolah kembali pelajaran matematika di sekolah menjadi
lebih ringan dipelajari bahkan saat itu saya sampai ditunjuk sebagai wakil dari
sekolah untuk mengikuti seleksi siswa olimpiade Matematika.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  20

Setelah waktu di minggu terakhir kami belajar, bude menjanjikan kepada
kami untuk mendapatkan liburan. Dan benar saja ketika kami sudah
menyelesaikan materi pelajaran terakhir lalu bude Lusi memberikan kami
reward dengan memberikan kepada kami liburan ke Dufan.

Nah hal ini juga yang bisa saya pelajari, bahwa kita perlu memberikan
apresiasi atau bahkan reward kepada seseorang, baik anak kita ataukah
bawahan kita, ketika mereka berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Pesan untuk Bude Lusi, agar bude tetap menjaga kesehatannya. Mungkin
lebih baik mulai mengurangi kegiatan di luar rumah dan bekerja. Bude Lusi lebih
baik sering berkumpul dengan keluarga. Jangan karena masih terlalu sering
berkegiatan justru waktu dengan anak dan tertutama cucu-cucu menjadi kurang.
Karena menurut saya sudah waktunya bude menikmati waktu yang diberikan
Tuhan untuk bersantai dan bersenang-senang dengan keluarga.

Tetap menjadi saluran berkat dari Tuhan kepada sesama ya Bude Lusia.

“Selamat Ulang Tahun ke-75 budeku tercinta”

Salam sayang dari keluarga di Kalimantan, ITOK

Dari kanan ke kiri : Puji K. Silaban (isteri), Abighail Elvina Widhiarso
(tengah) dan Purwito Adi Widhiarso (Itok)

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  21

Ananda Purwito Adi Widhiarso yang lebih akrab
dengan panggilan “Itok” adalah putera pertama dari dua bersaudara,

yang lahir dari rahim adik ipar saya, adik Siwi (almarhumah).
Ayah dari Itok adalah adik kandung saya nomor 4,
Bapak Darminto (satu ibu lain ayah).

Sewaktu Itok dan adiknya bernama Kinang
masih duduk di bangku Sekolah Menengah,
adik Siwi berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sungguh sangat mengharukan, karena adik Siwi
meninggal dunia saat berada di kota Yogyakarta,

sementara ananda Itok dan Kinang
berada di rumah saya di Jakarta.

Tidak mudah saya menyampaikan BERITA DUKA tersebut.
Saya masih mengajak mereka berdua mengikuti Misa

di Gereja Santo Antonius Padua Bidaracina – Jakarta Timur.
Kemudian di rumah, saya mengajak mereka berdua berdoa
di Kapel di rumah saya, dengan menahan segala perasaan sedih.

Barulah pada sore hari, setelah saya berhasil memesan tiga buah
Tiket Pesawat Udara dari Jakarta ke Yogyakarta,

saya berani memberitahukan tentang BERITA DUKA tersebut.
Tentu saja kesedihan dari kedua anak tersebut
tidak dapat disembunyikan.

Kami bersiap-siap dan langsung berangkat ke Yogyakarta
menuju Rumah Duka.

Puji Tuhan, kedua keponakan saya tersebut tabah, sabar,
berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selanjutnya mereka berdua dapat menyelesaikan
studi di Perguruan Tinggi masing-masing dan

sekarang sudah mapan dalam pekerjaan masing-masing.
Terima kasih Tuhan.

Salam hangat dari bude Lusia untuk ananda Itok sekeluarga
di Balikpapan. Bude Lusia sangat mencintai ananda sekeluarga.

Teriring doa dan sukses selalu, Tuhan memberkati.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  22

3

Warga
Rumah
Kediaman
Ibu Lusia
Soetanto
saat ini

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  23

 MENGAGUMI & MENSYUKURI KEMUSTAHILAN TUHAN 
TUHAN YANG MAHA BAIK TELAH BERKENAN MEMBERIKAN ANAK-ANAK

YANG SENANTIASA MEMBANTU PEKERJAAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI, SEBAGAI SATU KELUARGA YANG SALING MENCINTAI

SRI WINDI ASTUTI (mbak Windi)
WARGA RUMAH TEGAL PARANG
ASLI DARI PEMALANG – JAWA TENGAH

“Selamat Ulang Tahun ke-75, bunda........ ”

Selama Windy tinggal di rumah Tegal Parang. Windy banyak belajar dari bunda
Lusia. Belajar saling menghormati satu sama lain, berbagi kepada sesama dan
saling tolong menolong.
Bunda Lusia memiliki kerendahan hati. Bunda Lusia memiliki semangat yang
tinggi. Dengan bertambahnya usia bunda Lusia, Windy berdoa, semoga bunda
selalu diberikan panjang umur, sehat selalu dan diberkati oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Aamiin.

 Windi



“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN” w 24

 HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto 

TEGO ARIYANTO (mas Tego)
WARGA RUMAH TEGAL PARANG

ASLI DARI WONOGIRI – SOLO

“Selamat Ulang Tahun Ibu Lusia Soetanto”

Tepat pada hari Jumat tanggal 9 April tahun 2021 ini, Ibu Lusia Soetanto telah
berusia 75 tahun. Usia yang sangat luar biasa. Karena di usia yang sudah tidak
muda lagi, tetapi Ibu Lusia Soetanto masih tetap segar bugar, sehat wal afiat
dan selalu penuh aktifitas.
Siapapun pasti akan bangga dan kagum dengan keadaan Ibu Lusia Soetanto
pada saat ini. Saya pribadi teramat bangga dan juga terharu dengan kondisi Ibu
Lusia. Saya sering melihat di luar sana, banyak orang-orang yang seusia ibu,
bahkan lebih muda dari ibu, tetapi kondisi keadaan jasmaninya sudah tidak
seperti ibu yang masih selalu energik.
Saya hanya dapat mendoakan, semoga dengan bertambahnya usia Ibu Lusia
Soetanto, bahkan di tahun-tahun yang akan datang, ibu selalu diberi umur
panjang, sehat wal afiat, dimudahkan segala urusannya dan dijauhkan dari
segala musibah serta dilancarkan rejekinya. Aamiin.
Hanya ini yang dapat saya sampaikan untuk Ibu Lusia Soetanto.

Sekali lagi,
saya ucapkan

“Selamat Ulang Tahun
ke-75 ibu Lusia....”

 Tego Ariyanto 

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  25

SARIFAH (mbak Ipah)
WARGA RUMAH TEGAL PARANG
ASLI DARI CILACAP – JAWA TENGAH

Kesan saya di rumah Tegal Parang bersama bunda Lusia banyak sekali yang
tidak dapat saya sampaikan dengan kata kata. Tetapi yang saya kagum dari
bunda Lusia adalah semangat yang luar biasa dan sangat berbaik hati kepada
semua orang. Hingga orang-orang yang tidak beliau kenal pun memujinya.
Bunda Lusia senang berbagi kasih❤❤, hingga orang-orang di kampung saya

yang bunda tidak kenal pun memuji beliau, bahwa ibu Lusia itu sosok yang baik
hati dan tidak sombong. Selalu peduli kepada semua orang.

Apalagi kepada mama dan anak-anakku. Mereka semua kagum dengan bunda
Lusia karna kebaikanya. Saya pribadi sangat berterima kasih atas kasih sayang
yang bunda berikan kepada saya, dan juga segala bantuan yang bunda berikan
kepada keluarga saya❤

Pengalaman yang tidak terlupakan adalah seumur hidup saya belum pernah
naik Pesawat Udara. Karena bunda Lusia, saya bisa merasakan naik Pesawat
Udara. Saya diajak ke Pulau Dewata BALI sampai 7 kali. Juga saya pernah diajak
naik Pesawat Udara ke Kota Malang untuk menikmati liburan. Pokoknya saya
sangat bersyukur banget bertemu bunda Lusia. Terimakasih banyak bunda atas

semuanya❤❤

“Selamat ulang tahun
ke-75 bunda Lusia”

Semoga panjang umur dan sehat Bangga dan bahagia,
selalu serta dimurahkan rejekinya. seperti mimpi, Ipah dapat merasakan naik
Amiin Yaroball Allamiin. Semoga
dengan ketulusan bunda, Allah Pesawat Udara bersama bunda Lusia
membalas dengan diberi umur
panjang, kekuatan dan kesehatan.

Amiin.
 Ipah 

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  26

LAILY ACHDIYATI (mbak Lely)
WARGA RUMAH TEGAL PARANG
ASLI DARI BANJARMASIN – KALSEL

Sosok Ibu Yang Penuh Kasih Sayang

Kurang lebih 30 tahun Lely mengenal Ibu Lusia Soetanto. Sosok seorang ibu
yang lahir di Muntilan pada 9 April 1946 ini, patut diacungi jempol. Bagi Lely
pribadi, ibu layaknya sudah seperti ibu kandung sendiri. Beliau selalu penuh
perhatian dan selalu penuh cinta kasih. Ibu Lusia adalah seorang ibu yang luar
biasa, seorang pekerja keras yang ulet, tangguh, kuat dan menjadi kebanggan
juga panutan untuk Lely. Tidak akan cukup selembar, dua atau tiga lembar
untuk mengungkapkan segala hal tentang beliau ........ amazing woman ....

Banyak sekali ilmu, pembelajaran dan pengalaman yang boleh Lely terima. Lely
juga banyak belajar dari sifat, sikap dan ketangguhan ibu. Ibu Lusia tidak pernah
membedakan dan menganggap Lely orang lain. Walau kami berbeda keyakinan,
ibu selalu mengingatkan untuk melaksanakan kewajiban Sholat apabila waktu
Sholat telah tiba. Saat menjalankan ibadah Puasa, ibu juga selalu memperhatikan
saat waktunya untuk berbuka. Karunia terbesar dalam hidup Lely yang tidak
pernah terbayangkan dan terlupakan adalah saat ibu dengan penuh keikhlasan
memberangkatkan ke Tanah Suci melaksanakan Ibadah Umroh tahun 2014 yang
lalu. Subhanallah ..... Syukur Alhamdulillah yaa Allah, seperti mimpi rasanya.

Terima kasih banyak ibu 

Berbagai tempat, kota di Indonesia dan Negara-
negara di Asia yang sudah Lely kunjungi. Hal itu
tidak lepas dari kemurahan hati ibu. Kami
mengunjungi tempat-tempat tersebut, baik saat
menjalani aktivitas dalam mengikuti berbagai
organisasi juga sekedar refreshing. Merupakan
keberkahan luar biasa yang boleh Lely terima.
Mustahil Lely dapat pergi ke semua tempat, kota
maupun negara lain tanpa kemurahan dan
kebaikan ibu .... Alhamdulillah dengan ibu, Lely
boleh menikmati, merasakan dan mensyukuri
itu semua.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  27

Meraih kesuksesan seperti yang ibu raih, bukanlah suatu perkara yang mudah.
Dibutuhkan mental kuat, semangat pantang menyerah, tekun, kerja keras, dan
ide-ide cemerlang yang didukung kreatifitas tinggi. Semoga ini menjadi teladan
agar Lely dapat memacu diri menjadi seperti ibu. Walaupun kesuksesan ibu
pastinya jauh berbeda dengan yang Lely terima, paling tidak Lely sudah
menjadi bagian dan turut merasakan kesuksesan yang ibu raih.

Satu hal lagi, ucapan terima kasih yang tak terhingga dan rasa syukur karna
kebaikan dan pertolongan ibu selama ini. Bukan hanya untuk Lely seorang tapi
juga untuk Fachrezy Farhan / Ezy (anak kemenakan) yang juga telah banyak
diberikan cinta & kasih ibu hingga Ezy saat ini sudah bekerja. Semua tidak lepas
karna campur tangan dari ibu Lusia. Alhamdulillah ya Allah……

Terima kasih yang tak terhingga untuk ibu, atas semua yang boleh Lely dan Ezy
terima sampai saat ini. Hanya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan ibu.

Teruntuk Ibu Lusia yang tercinta, dari hati yang terdalam,
Lely & Ezy menghaturkan

“Selamat Ulang
Tahun ke-75”,

semoga ibu panjang umur,

sehat selalu dan senantiasa

dalam lindungan Tuhan Yang

Maha Esa. Aamiin ..

  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  28
“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”






4

Alumni
Anak Asuh

di
Rumah
Kediaman

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  29

 MENGAGUMI & MENSYUKURI KEMUSTAHILAN TUHAN 
TUHAN YANG MAHA MURAH, TELAH BERKENAN MEMBERI KESEMPATAN
UNTUK KELUARGA KAMI, BOLEH MEMPUNYAI ANAK-ANAK ASUH DARI

BERBAGAI PELOSOK TANAH AIR, DAN MEMBERI BEKAL KEHIDUPAN.

FLORENT & SYAIFUL ARIF ASLI JEPARA

Semoga Tuhan senantiasa menjaga dan
melimpahkan kesehatan,
serta umur panjang kepada Ibu.
Dan memberikan kebaikan-kebaikan
kepada keluarga dan sesama. Amin.
Salam kasih dari kami
Syaiful Arif & Florent beserta keluarga.

ARMAN HAREFA, ASLI DARI NIAS

Puji syukur atas berkat dan kasih karunia Tuhan yang Dia beri.
Akhirnya saya telah menyelesaikan dan lulus dari perkuliahan.
Untuk itu saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu asuh
saya bunda Lusia yang telah memberikan uang kuliah saya serta mendidik
saya. Semoga bunda Lusia dan keluarga dalam keadaan sehat selalu.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih. Semoga
Tuhan kita memberikan balasan yang berlipat
ganda. Dan semoga semuanya dicatat amalkebaikan
sampai di akhirat nanti.

“Selamat Ulang Tahun yang ke-75”
Bunda Lusia Soetanto

Demikian surat ucapan terimakasih ini saya buat.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya, Arman Harefa

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  30

YUNI FATMAWATI, ASLI DARI BANYUMAS

Selama Yuni mengenal Bunda Lusia sangat senang dan
bersyukur. Bunda sangat baik hati dan sangat
bersemangat... Semangat dan optimis nya menjadi
contoh untuk Yuni. Bunda Lusia is The Best
I love you Bunda.
Yuni bisa sampai seperti ini, berkat Tuhan pertemukan
Yuni dengan Bunda Lusia.. Terima Kasih Bunda..
Yuni selalu berdoa untuk kesehatan dan kesuksesan
Bunda yang akan terkenang selamanya.

“Selamat Ulang Tahun ke-75
bunda Lusia Soetanto yang tercinta”

PERINUS ZEGA, ASLI DARI NIAS

Kesan untuk Bunda Lusia :
Sosok orang tua yang tangguh bagi saya.
Kepedulian dan keramahan yang membuat saya
lebih dekat sama beliau. Terima kasih atas
bimbingan dan kasihnya selama ini. Walaupun
saya jauh dari orang tua kandung karena harus
merantau di Jakarta, tapi saya menemukan sosok
orang tua yang benar-benar membantu dan
mengarahkan, agar bisa bertahan hidup di jakarta
ini. Sekali lagi Terimakasih banyak Bunda untuk
segala kasih dan bimbingan yang telah diberikan.

Izinkan saya pada kesempatan ini mengucapkan

“Selamat Ulang Tahun yang ke-75”

Semoga sehat selalu dan diberkati
Tuhan. Maaf tidak bisa berkunjung ke
rumah, karena situasi dan kondisi
Pandemi saat ini. Walaupun hanya
melalui jarak jauh dalam komunikasi,
semoga tidak mengurangi eratnya
tali persaudaraan kita. Teriring doa yang terbaik untuk
bunda tercinta dan salam bahagia dari kami sekeluarga,
Perinus Zega dan Defi Arwenti Zebua

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  31

serta cucu Bunda, Angie Victoria Zega

PAULINE, ASLI DARI KALIREJO – LAMPUNG

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  32

PHILIP, ASLI DARI KALIREJO – LAMPUNG

Selamat Ulang Tahun Ibunda Lusia Soetanto

Memiliki seorang ibu sepertimu merupakan anugerah terindah yang
pernah diberikan Allah kepada kami. Dan kami sangat bersyukur Ibu

diberikan panjang umur dan kesehatan jasmani serta rohani.
Dan kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati. Amin.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  33

YASHINTA, ASLI DARI LAMPUNG

Selamat Ulang Tahun ke-75 Ibu Lusia Soetanto

Berkat kebaikan Tuhan melalui ibu, saya bisa memulai belajar komputer
yang saat itu sedang berkembang. Ibu seorang pemimpin yang
berkarakter, luar biasa, disiplin, kerja keras, namun ramah.

Sangat berjiwa sosial. Terima kasih ibu sudah menjadi teladan kami.
GBU ...... Salam doa,

Ananda Shinta and family

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  34

ANTO & ROMANA, KALIREJO LAMPUNG

Terima kasih bu Lusi, untuk semua kesempatan yang sudah diberikan kepada saya
baik secara personal maupun buat dia yang kini telah menjadi
pasangan hidup saya, yaitu Romana.
Juga terima kasih ibu Lusia telah menerima kakak saya Pauline

dan adik saya Philip, sebagai Anak Asuh yang boleh tinggal di rumah kediaman
bersama ibu Lusia sekeluarga.

Saya merasa dapat berkolaborasi baik, dalam hal yang berhubungan dengan
“terpusat pada pelanggan” yaitu melayani orang banyak saat menjadi Anak Asuh di
rumah ibu Lusia. Saya juga diberi kesempatan untuk menangani Customer Service

di SANTA LUSIA English Department (SLED). Sewaktu merintis Bimbingan Belar
SANTA LUSIA (BBSL) Cabang Pondok Pinang – Jakarta Selatan, saya merasa

memperoleh inovasi-inovasi baru. Saya ikut dalam proses merintis dan menjadi
Host Asrama SANTA LUSIA.

Karena ibu Lusia selalu melibatkan semua Tim, maka proses kolaborasi tetap
dapat berkelanjutan. Banyak hal yang sudah ibu ajarkan kepada seluruh karyawan

dengan ketekunan, kedisiplinan, komitmen melayani dengan rendah hati,
sekaligus mampu menjadi seorang leader dan pelatih yang super tangguh, disiplin,
ulet dan sangat perfect (mengutamakan semuanya harus serba sempurna), galak,

tegas serta murah hati.
Semua itu sudah membuat saya saat ini tetap mampu dan bertahan untuk
melangsungkan kehidupan. Bersyukur saya mempunyai kehidupan sendiri yang

sudah saya rasakan bersama keluarga kecil saya.
Itu semua saya rasakan sebagai anugerah dari Allah Yang Maha Baik.

Teriring doa yang terbaik dari kami,
salam sehat dan sukses untuk kita semua. Tuhan memberkati

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  35

DIANA PAIMIN, ASLI DARI LAMPUNG

Happy 75th Birthday dear Ibu Lusia Soetanto

Doa kami semoga ibu Lusia panjang umur,
sehat dan bahagia selalu dalam Kasih Tuhan

Salam doa ananda
Paimin, Diana, Simon Abimanyu (Dalang Kecil)

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  36

VINSENSIUS YOHANIS OSOK
SEKARANG TINGGAL DI MANOKWARI PAPUA

Nama ibu Lusia Soetanto, tidak bisa dipisahkan dari nama besar Yayasan
Pendidikan SANTA LUSIA Jakarta, yang sangat terkenal di era 90-an. Ketika
menyebut nama Ibu Lusia Soetanto, maka saya akan ingat sosok seorang ibu
yang tangguh, tegas, berhati lembut, baik hati, peduli kepada sesama dan
sungguh beriman.

Bulan Oktober 1995, saya menghadiri Sidang Agung KWI-Umat, di Jakarta
sebagai peserta mewakili Keuskupan Agats - Asmat, Papua. Dengan keberadaan
di Jakarta, saya berpikir sebagai sebuah kesempatan untuk dapat mengambil
kursus komputer, yang nantinya dapat mendukung tugas-tugas di kantor
Keuskupan Agats-Asmat. Untuk itulah, saya mencari informasi tentang Lembaga
Pendidikan yang menyelenggarakan kursus komputer di Jakarta. Kemudian,
saya mencari informasi di antara panitia penyelenggara. Awalnya, saya
diperkenalkan dengan seorang ibu anggota Majelis Pendidikan Katolik (MPK)
Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Dari beliaulah, saya diberikan nama ibu Lusia
Soetanto. Menurut informasi dari ibu tersebut, Ibu Lusia Soetanto memiliki
Lembaga Pendidikan Komputer dan ibu Lusia Soetanto juga suka membantu
mereka yang berasal dari Paroki atau Keuskupan di luar Jakarta, yang ingin
belajar di lembaganya. Sebenarnya, ibu Lusia Soetanto juga adalah anggota
Panitia Penyelengara Kegiatan Sidang Agung. Hanya pada hari saya mencari
beliau, sudah di hari terakhir, jadi tidak sempat untuk menemui beliau.

Setelah kegiatan Sidang Agung, dengan bekal nomor telepon, saya coba
menghubungi ibu Lusia Soetanto. Ibu Lusia sendiri yang menerima teleponnya.
Kemudian kami mengatur waktu untuk bisa bertemu. Ibu memberikan alamat
rumahnya di Jl. Tegal Parang Selatan No. 15A – Mampang Prapatan, Jakarta
Selatan.

Saya diantar oleh keluarga dokter Yanuar Ali yang baru saja menyelesaikan
tugasnya di Asmat selama 3 tahun. Mereka berdomisili di Jakarta. Dengan
penuh kehangatan dan kekeluargaan kami diterima oleh ibu Lusia. Saya
menyampaikan maksud ingin belajar computer, agar bisa digunakan dalam
mendukung pekerjaan di kantor Keuskupan Agats-Asmat. Sayamenyampaikan
juga kesulitan saya jikalau nanti berada di Jakarta, karena tidak memiliki
keluarga, dan saya baru tiba di Jakarta. Saya butuh tempat tinggal yang tidak
jauh dari tempat kursus.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  37

Ibu Lusia lalu memberikan tanggapan. Untuk kursus silahkan ambil kursus
sesuai kebutuhan. Lalu, untuk tempat tinggal, tidak usah khawatir, di rumah ibu
ada semacam asrama. Anak-anak yang dikirim dari Paroki dan Keuskupan dari
luar Jakarta, biasa diurus oleh ibu mulai dari kursusnya sampai dengan tempat
tinggalnya. Semua tinggal bersama ibu sebagai satu keluarga. Setelah ngobrol,
ibu mengantar dan menunjukkan kamar (asrama kecil), juga ruang doa serta
memperkenalkan sekilas keadaan di rumah ibu. Karena saya masih ada
beberapa urusan lain di Merauke, maka diatur kursus saya dapat dimulai pada
awal Januari 1996. Ibu berpesan, kalau mas Vinsent selesai liburan dari
Merauke dan kembali ke Jakarta, ”monggo”….. langsung saja ke Tegal Parang.
Awal Januari 1996, setelah merayakan Natal dan Tahun Baru di Merauke, saya
kembali ke Jakarta dan langsung ke Tegal Parang untuk mulai menjalani kursus
di Yayasan Pendidikan SANTA LUSIA. Walaupun ibu Lusia tidak berada di
rumah, namun teman-teman di rumah sudah tahu tentang rencana kedatangan
saya dan juga bahwa saya akan menjadi anggota keluarga baru dalam keluarga
ibu Lusia Soetanto di rumah Tegal Parang. Malam hari, baru ibu tiba di rumah.
Kami semua di rumah langsung dikumpul untuk doa malam di ruang doa.
Setelah doa malam, ibu Lusia memperkenalkan saya kepada teman-teman yang
sudah duluan tinggal di rumah ibu. Mereka berasal dari beberapa daerah di luar
Jakarta. Lalu, ibu Lusia menjelaskan juga sekilas “budaya” yang diterapkan di
rumah Tegal Parang. Saya menggunakan kata “budaya” bukan aturan, karena
semua yang tinggal di dalam rumah TegalParang sudah menjadi bagian dari
anggota keluarga. Jadi tugas-tugas di rumahTegal Parang dikerjakan bersama,
mulai dari membersihkan rumah, halaman, dst.. Juga ibu menjelaskan tentang
bagaimana mengikuti kursus di Yayasan Pendidikan SANTA LUSIA. Lalu untuk
mengisi waktu, saya diberikan tugas di Puskom (Pusat Komputer), agar saya
bisa terlatih dan trampil dalam mengoperasikan komputer.

Keesokan harinya, kami berangkat bersama teman-teman yang tugas pagi di
Yayasan Pendidikan SANTA LUSIA. Ibu ke kantor Yayasan agak siang.Setibanya
di kantor Yayasan, ibu memperkenalkan saya kepada teman-teman di Puskom
tempat kerja saya selama saya menjalani kursus di Yayasan Pendidikan SANTA
LUSIA. Ibu mengajak saya juga untuk melihat-lihat semua unit belajar dan unit
kerja lainnya (unit kerja pendukung) yang semuanya berada di bawah payung
Yayasan Pendidikan SANTA LUSIA.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  38

YAYASAN PENDIDIKAN SANTA LUSIA (YPSL)

Kekeluargaan – Toleransi dan Sosial

Setelah beberapa saat berada di YPSL, saya mulai mengenal lebih dalam
tentang YPSL. Ada beberapa unit/departemen tempat kegiatan belajar
mengajar yang merupakan aktifitas utama dari YPS. Seperti : Bimbingan Belajar
SANTA LUSIA (BBSL), Pendidikan Komputer & Akuntansi SANTA LUSIA
(PK&ASL), SANTA LUSIA English Departemen (SLED), Pendidikan Sekretaris &
Administratif Profesional SANTA LUSIA (PSSL). Untuk mendukung semua
kegiatan tersebut di atas, maka ada beberapa unit kerja pendukung, seperti :
Bagian Keuangan, Administrasi, Puskom, Catering, Transportasi. Semua unit
kerja YPSL terpusat di Jalan Dewi Sartika No. 307 Cawang II, Jakarta Timur.
Pada awal tahun 1996, ketika saya memulai kursus sambil kerja di YPSL, jumlah
siswa keseluruhan yang terdaftar di semua unit belajar YPSL sekitar 10 ribu
orang. Dan didukung dengan tenaga pengajar dan petugas lainnya sekitar 300
karyawan. Walaupun begitu banyak unit belajar dalam YPSL, ibu Lusia selalu
meluangkan waktu untuk masuk di semua kelas tersebut. Beliau hadir untuk
memberikan motivasi, bahkan mengajar Matematika, Fisika dan Kimia di kelas-
kelas Bimbingan Belajar. Mengajar adalah hobby dan keahlian ibu Lusia.
Dengan jumlah siswa dan karyawan yang begitu banyak, tentu membutuhkan
sebuah organisasi yang kuat dan pengelolaan yang baik.

Semua unit kerja di dalam YPSL memiliki penanggung jawab (Kepala/
Koordinator). Ibu Lusia tidak hanya mengenal penanggung jawabnya saja,
namun ibu Lusia mengenal setiap karyawan yang bekerja di dalam setiap unit
kerja tersebut. Bahkan sampai dengan unit kerja, seperti : Catering, Cleaning
Service, sopir-pun diperhatikan oleh ibu Lusia.

Hal ini nampak, karena ibu Lusia tidak hanya mengenal orangnya, tetapi juga
hafal nama semua petugas / karyawan yang bekerja di dalam YPSL. Kepada
karyawan tidak hanya ditanyakan keadaan pekerjaannya tapi juga ibu Lusia
sering menanyakan keadaan keluarganya. Baik karyawan maupun siswa semua
diperlakukan sebagai anak ibu Lusia. Suasana kekeluargaan yang diciptakan
oleh ibu Lusia dalam lingkungan YPSL menjadi kekuatan YPSL dan menjadi nilai
dalam menjalankan YPSL. Sosok ibu Lusia telah memberikan inspirasi dan
menjadi panutan bagi karyawan dalam menjalankan tugas- tugasnya di
lingkungan YPSL.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  39

Semua karyawan di YPSL diperlakukan sebagai anak oleh ibu Lusia Soetanto.
Inilah yang menjadi ciri khas, warna dan spirit dalam keluarga besar YPSL.
Sikap karyawan kepada ibu Lusia bukanlah seperti sikap karyawan dengan bos,
tetapi mereka tetap menghargai ibu sebagai seorang pimpinan, sekaligus
sebagai seorang ibu.

Apabila ada karyawan YPSL menikah, maka karyawan lainnya akan hadir,
datang bersama-sama dan difasilitasi oleh Yayasan (menggunakan mobil
Yayasan, dsb). Apabila ibu Lusia tidak memiliki kegiatan yang penting, maka
ibu akan hadir pula bersama karyawan. Demikian halnya, apabila ada
karyawan yang mengalami duka, sakit atau baru melahirkan, ibu Lusia selalu
memberikan perhatian secara khusus.

YPSL memiliki unit catering, untuk melayani makan siang karyawan. Makan
bersama di kantin SANTA LUSIA, adalah salah satu cara yang diinisiasi oleh
ibu Lusia sendiri untuk menjadi sarana komunikasi antar karyawan dan untuk
membangun suasana kekeluargaan antar karyawan. Ibu Lusia sendiri
memberikan contoh dengan selalu makan bersama karyawan di kantin SANTA
LUSIA.

Namun, dibalik sosok keibuan yang peduli kepada karyawan dan siswanya, ibu
Lusia juga memiliki sikap yang tegas dan keras dalam menjalankan tugas. Ibu
Lusia adalah orang yang disiplin, tuntas dalam menjalankan pekerjaan, rapih
dan bersih. Karyawan dituntut selalu nampak rapih dan bersih, demikian pula
dengan tempat kerja, semua harus rapih dan bersih. Karyawan yang tidak
disiplin dan tidak menjalankan tugas dengan baik, bisa dimarah ibudengan
nada yang keras.

Namun, sebagai seorang ibu, ibu Lusia tidak pernah menyimpan marah
terhadap karyawan. Setelah marah kepada karyawan yang tidak disiplin atau
melakukan pelanggaran, biasanya ibu akan meminta maaf dan memberikan
penjelasan mengapa ibu marah dan kemudian ibu akan berpesan agar lain
waktu hal tersebut tidak terulang lagi. Saya mengetahui bagaimana ibu Lusia
selalu mengalami pergumulan batin setelah memarahi seorang karyawan. Saya
sering mengemudi mobil untuk ibu dan di dalam perjalanan ibu suka bercerita.
Jikalau tadi di kantor ibu marah kepada seorang karyawan,sebenarnya ibu
selalu merasa berat untuk marah. Namun hal itu perlu dilakukan untuk
membina dan mendewasakan karyawan.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  40

Di lingkungan YPSL sangat terasa suasana toleransi. Dengan jumlah siswa dan
karyawan yang begitu banyak, yang datang dari pelbagai macam latar belakang
suku dan agama, nilai toleransi sangat dijunjung di lingkungan YPSL. Ada 2
tempat ibadah disediakan dalam kompleks YPSL, Kapel diperuntukkan bagi
siswa dan karyawan Kristen dan Katolik, sedangkan untuk siswa dan karyawan
Muslim disediakan Musholah. Tidak hanya menyediakan tempatuntuk berdoa,
ibu Lusia sendiri apabila tidak ada kegiatan keluar, maka pada jam 12.00 siang
semua yang beragama Katolik dan Kristen, akan diajak oleh ibu untuk doa
bersama di Kapel SANTA LUSIA.

Ada saat tertentu di mana ibu akan mengumpulkan semua karyawan untuk
diberikan motivasi, pencerahan dan hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas di
lingkungan YPSL. Nilai kekeluargaan dan toleransi selalu ditekankan.
Kehadiran YPSL sungguh sangat membantu banyak orang. Saya jadi tahu,
ternyata dengan jumlah siswa yang begitu banyak, ada beberapa skema
pembiayaan yang diterapkan di YPSL. Penerapan skema pembiayaan ini agar
YPSL dapat melakukan subsidi silang. Hal ini dilakukan agar peserta didik di
YPSL dari kalangan keluarga mampu, dapat mensubsidi anak-anak dari
keluarga ekonomi lemah. Pelbagai macam upaya ditempuh oleh ibu Lusia
dalam membesarkan dan mempertahankan keberadaan YPSL, dalam
membantu dan melayani sesama. Ini luar biasa.

Ibu Lusia menggunakan filosofi “memberikan kail” dalam membantu orang,
tidak memberikan ikan. Seperti saya dan teman- teman yang tinggal di rumah
ibu Lusia. Kami berasal dari luar Jakarta. Ada yang berasal dari Lampung
(Gisting), ada dari NTT (Maumere), saya sendiri dari Asmat (Papua).

Kebanyakan di antara kami, datang dari daerah minus, daerah yang terbatas
dan terisolir. Kami semua ke SANTA LUSIA dengan tujuan untuk bisa belajar.
Tetapi oleh ibu, kami tidak hanya sekadar datang untuk belajar, namun kami
juga diberikan tugas lain, seperti ada yang membantu di front office (bagian
pendafataran siswa baru) di Bimbingan Belajar (BBSL). Di Pendidikan
Komputer (PK&ASL) , di SANTA LUSIA English Departmen (SLED), PUSKOM
(Pusat Pengelolaan Komputer) dan juga bagian administrasi di kantor. Kami
dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan agar kelak, waktu kembali ke
daerah asal bisa menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang pernah
didapat selama mengikuti Pendidikan di YPSL

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  41

Kehidupan di Rumah Tegal Parang Bersama Seorang Ibu Yang Sangat
Beriman

Kegiatan kursus Komputer dan Bahasa Inggris di YPSL, ada kelas malam (untuk
mahasiswa dan karyawan). Maka kami yang tinggal di rumah Tegal Parang
dijadualkan dalam mengikuti kursus dan bekerja. Ada yang mengikuti kursus
dan bekerja pagi hingga siang, ada yang kursus sore, dan selanjutnya bekerja
hingga malam. Setiap pagi kami berangkat dari rumah ibu, bersama- sama ke
YPSL.

Setiap pagi, kami semua penghuni rumah Tegal Parang, melakukan pekerjaan
rutin rumah tangga sebagaimana biasanya dalam keluarga. Ada yang bikin
sarapan, mencuci, membersihkan halaman, bersih perabot, dll. Kami semua
diperlakukan sebagai anak oleh ibu Lusia, sehingga kami semua yang tinggal
bersama ibu Lusia, merasa bahwa rumah Tegal Parang adalah rumah kami dan
kami semua penghuninya adalah satu keluarga. Perlakuan ibu terhadap kami
(dengan kata lain, kami adalah anak asuh) tidak berbeda dengan anak- anak ibu
sendiri. Kami semua saling mengenal secara baik dan dekat dengan anak-
anaknya ibu Lusia. Bapak Soetanto (suami ibu Lusia) telah almarhum. Kalau
ada anak asuh yang baru bergabung, akan ibu pekenalkan juga kepada anak ibu.
Anak ibu yang berada di rumah waktu itu adalah mas Dhanis dan mas Miko.
Putri ibu Lusia, mbak Maya (almarhum) sementara belajar di New York,
Amerika. Saya ketemu mbak Maya waktu mbak Maya liburan semester.

Kendati kami sudah dewasa (rata-rata telah menamatkan SLTA), dengan sikap
seorang ibu (“mama”), ibu Lusia tidak lupa untuk selalu memberikan nasehat
dan motivasi kepada kami, agar kami dapat memanfaatkan waktu dan
kesempatan belajar dengan baik selama di YPSL. Juga ibu Lusia mengingatkan
kami anak-anaknya dalam hal sopan-santun, bertuturkata, bersikap di rumah
maupun di tempat kerja. Bila ada sikap dan tindakan kami yang tidak patut, akan
ibu tegur dan menunjukkan bagaimana kami sebaiknya bersikap dan bertindak.

Di rumah ibu Lusia, terdapat sebuah kapel (tempat bedoa). Setiap pagi, setelah
mengerjakan pekerjaan rumah, kami semua berdoa pagi sebelum ke YPSL
untuk bekerja dan mengikuti kursus. Malam hari, sebelum tidur, kami akan
berkumpul kembali di ruang doa untuk berdoa malam.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  42

Kadangkala, setelah doa malam kami akan berbagi pengalaman sepanjanghari,
entah dari ibu atau dari salah satu anak. Itulah waktunya di mana ibu kadang
memberikan nasehat dan bimbingan kepada kami anak-anaknya.
Setiap Hari Minggu kami semua bersama-sama akan ke Gereja untuk
menghadiri Perayaan Ekaristi. Dan setiap hari Jumat sore, apabila ibu Lusia
tidak ada agenda, maka kami akan mengikuti Misa Jumat Sore. Ibu Lusia adalah
seorang ibu yang beriman dan sangat mengandalkan doa dalam kehidupannya
setiap hari. Hal ini kelihatan, dimana kami semua di rumah di ajak berdoa setiap
pagi untuk mengawali seluruh kegiatan hari tersebut dan pada malam hari
kami semua dikumpulkan kembali untuk doa malam, bersyukur dan
mengakhiri seluruh aktifitas. Seluruh hidupnya bersandar pada Tuhan. Seluruh
beban pekerjaan dan persoalan yang dihadapi ibu Lusia selalu dibawa dalam
doa.

Suasana kekeluargaan yang terjadi di rumah Tegal Parang, juga kami anak-
anak asuh ibu Lusia, mengalaminya pula dengan keluarga besar ibu Lusia.
Keluarga besar ibu Lusia adalah sebuah keluarga yang sangat toleransi. Ibu
Lusia sendiri adalah seorang Katolik. Adik-adik ibu Lusia ada yang beragama
Kristen dan ada yang Muslim. Pada saat Lebaran, ibu Lusia mengajak kami
anak-anak di rumah Tegal Parang bersilaturahmi dengan saudara-saudara ibu
yang merayakan Lebaran. Tidak hanya di Hari Raya. Pada hari libur, jikalau ibu
tidak sibuk, maka kami diajak untuk bersilaturahmi ke rumah adik-adik ibu
Lusia. Ibu menjadi pemersatu dalam keluarga besarnya.
Apabila ada hari libur yang berturut-turut, maka kami satu keluarga Tegal
Parang diajak ibu untuk rekreasi bersama ke taman rekreasi, seperti TMII
(Taman Mini Indonesia Indah). Bahkan kami beberapa anak pernah diajak
berkunjung hingga ke Lampung.

Aktifitas Sosial, Organisasi dan Penghargaan yang Diterima.
Di tengah kesibukan mengurus YPSL yang begitu besar, ibu Lusia masih
memiliki sejumlah aktifitas di pelbagai organisasi. Baik organisasi Sosial
Kemasyarakatan, organisasi Gereja maupun organisasi Profesi. Hal ini dapat
diketahui dengan pelbagai undangan yang selalu berada di atas meja kerja ibu
Lusia di kantor YPSL, maupun di meja kerja di rumah Tegal Parang.

Keberadaan YPSL yang sangat membantu banyak orang (anak sekolah,
mahasiswa dan karyawan) dan kehadiran ibu Lusia baik sebagai sosok Inovatif,
telah menghantar YPSL maupun ibu Lusia secara pribadi untuk menerima
bermacam penghargaan. Penghargaan tersebut dapat dilihat baik di ruang kerja
ibu Lusia maupun di dinding di lingkungan YPSL.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  43

Hubungan Silaturahmi

Saya menyelesaikan kursus di YPSL dan juga meninggalkan rumah Tegal
Parang pada bulan September 1996. Saya Kembali ke Asmat. Saya pamit
kepada teman-teman kerja di lingkungan YPSL, teman-teman di rumah Tegal
Parang, kepada keluaaga adik-adik dari ibu Lusia, anak lbu Lusia, mas Miko.
Mas Dhanis waktu itu berada di kota Aachen, Jerman untuk kuliah dan mbak
Maya juga kuliah di Parsons School of Design, New York Amerika.

Saya senang sekali dan bersyukur bisa mengikuti kursus di YPSL dengan
mendapatkan dukungan penuh dari ibu Lusia. Saya sangat berterima kasih
kepada ibu Lusia yang telah membantu saya secara pribadi dan juga Keuskupan
Agats Asmat secara tidak langsung, tempat di mana saya akan menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan yang telah saya dapat selama di YPSL. Saya tidak
hanya mendapatkan ilmu / pengetahuan di YPSL, tetapi juga saya mendapatkan
banyak pelajaran berharga lewat kegiatan-kegiatan yang ibu Lusia terlibat di
mana kadang kala, saya diajak mendampingi ibu.

Saya juga mendapatkan banyak hal tentang bagaimana seorang ibu Lusia
mampu mengelola sebuah Yayasan yang sangat besar dengan jumlah siswa dan
karyawan yang banyak. Saya belajar dari kepribadian seorang ibu Lusia,
kehidupan doanya dan kekuatan sebagai seorang beriman.

Walaupun saya telah meninggalkan YPSL dan juga rumah Tegal Parang,
silaturahmi dengan teman-teman dan khususnya ibu Lusia sekeluarga tetap
terjalin. Saya telah dinggap sebagai anak oleh ibu Lusia dan saudara olehanak-
anak ibu Lusia. Tahun 2000-2001, saat saya telah pindah dari Agats- Asmat ke
Timika, mbak Maya menghubungi saya, memberitahu kalau mbak Maya ada di
Timika. Waktu itu mengikuti suaminya bekerja di Proyek PT. Freeport
Indonesia di Tembagapura. Saya kemudian menjumpai mbak Maya di
rumahnya di lingkungan perumahan karyawan PT. Freeport.

Setiap ada kesempatan liburan ke Jakarta, saya berusaha untuk menyediakan
waktu untuk berkunjung di YPSL. Di periode tahun 2009-2010, saat saya ada
urusan di Jakarta, ketika tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, saya sempat
bertemu dengan mas Dhanis di Bandara, yang saat itu sementara belajar di
Deraya Flying School. Kami sempat cerita dan saling menanyakan keadaan.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  44

Dan di periode yang sama, saya
pernah berkunjung ke rumah
Tegal Parang, bertemu dengan
sejumlah adik-adik dari Papua,
yang dikirim ke tempat ibu Lusia
untuk mendapatkan bimbingan
persiapan test masuk Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik
Atma Jaya Jakarta. Dari situlah
saya tahu bahwa ibu Lusia
ternyata ada terlibat aktif dalam
mendukung program Beasiswa DUIT (Dokter Untuk Indonesia Timur). Dan
dukungan itu masih berjalan hingga sekarang di tahun 2021.

Komunikasi dengan ibu Lusia tidak putus, tetap terjalin. Hingga pada saat
menjelang Perayaan Hari Bahagia ibu Lusia yang ke-75 ini, ibu meminta saya
untuk menulis kesan dari saya tentang ibu Lusia yang saya kenal. Banyak
pengalaman yang tidak dapat saya tulis secara detail dalam kesempatan ini,
karena pengalaman hidup bersama dengan teman-teman dan juga dengan ibu
Lusia di YPSL dan di rumah Tegal Parang, sudah 25 tahun silam. Namun, nilai-
nilai kebaikan dari ibu Lusia Soetanto tidak hilang dan tidak bisa dilupakan.
Itulah yang saya coba untuk ingat dan tulis kembali sebagai tanda terima kasih,
sekaligus sebagai kesaksian saya tentang sosok ibu Lusia Soetanto.

Menjelang Perayaan Hari Ulang Tahun ibu Lusia ke 75, saya teringat dengan
perayaan Ulang Tahun ibu Lusia ke 50 (kami menyebutnya pesta emas ibu
Lusia Soetanto), pada tahun 1996. Waktu itu, saya berada di rumah Tegal
Parang. Perayaannya meriah dalam suasana kekeluargaan, diawali dengan
Misa Syukur yang dipersembahkan oleh 5 (lima) orang Pastor.

Dan pada Perayaan Syukur 75 tahun ibu Lusia Soetanto, dari Papua, ananda
beserta keluarga menyampaikan “Selamat Berbahagia” kepada ibu Lusia
Soetanto dan keluarga. Kami turut berbahagia sambil berdoa, semoga ibu tetap
diberkati Tuhan, diberikan kesehatan dan kekuatan, agar tetap dapat berbagi
dengan sesama, serta terus berkarya dalam pelayanan.

Selamat Ulang Tahun ke-75 Ibu Lusia Soetanto

Tuhan Memberkati.
Manokwari, Sabtu 6 Maret 2021

Ananda, Vinsensius Yohanis Osok beserta keluarga

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  45

5

Sesepuh
&

Senior yang
“Dituakan”

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  46

 MENGAGUMI &MENSYUKURI KEMUSTAHILAN TUHAN 

DALAM HIDUP BERMASYARAKAT

Terima kasih Tuhan Yang Maha Baik, yang telah mempertemukan hamba-Mu ini
dengan para SENIOR. Bukan hanya SENIOR dalam hal USIA, namun juga SENIOR
dalam hal pengalaman yang jauh lebih mendalam. Saya sangatbersyukur dapat
menimba, meneladan, mencontoh dan mengikuti jejak para PANUTAN. Hal yang
sungguh MUSTAHIL, apabila Tuhan tidak ikut campur tangandalam hal ini. Terlalu
banyak SENIOR yang dapat menjadi inspirator dan motivator. Namun karena
adanya keterbatasan dalam “BUKU KENANGAN 75 TAHUN” ini, maka hanya
beberapa saja yang “KESAN & PESAN” -nya dapat kami muat.

Terima kasih atas kiriman tulisan dari para SENIOR yang tercinta :

1. Ibu Suhardani Bustanil Arifin

2. Keluarga Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro
3. Bapak Prof. DR. Dr. A.B. Susanto, SE, M.A., CPM
4. Bapak H.R.S. Museno, SH
5. Bapak Ir. Adharta Ongkosaputra

Ibu drg. Magdalena Santoso
Aditya Ongkowidagdo
6. Bapak Dr. H. Margani M. Mustar, MSC
7. Yayasan Bung Karno (YBK)
 Ibu Henny Guntur Soekarno
 Mas Sigit Lingga
 Mas Rio Ristanto Yasin

Mengagumi dan mensyukuri kemustahilan Tuhan. Saya sungguh dapat
banyak belajar dari para SENIOR di atas, dalam bidang yang berbeda-beda.
Mengenal kebudayaan dari Ibu Suhardani Bustanil Arifin yang sungguh
merupakan PANUTAN dan TELADAN karena kiprah dan karya beliau yang tidak
terhitung, di kancah Dalam Negeri maupun Luar Negeri. Banyak belajar dari
Keluarga Bapak Purnomo Yusgiantoro dengan kerendahan hati segenap anggota
keluarga. Belajar Management dan juga Seni melalui puisi-puisi karya Bapak A.B.
Susanto. Belajar mengayomi sesama melalui teladan Bapak H.R.S. Museno, SH.
Belajar tabah, sabar, tekun dan ulet dalam kehidupan melalui Keluarga Bapak
Adharta Ongkosaputra. Dari Bapak Margani M. Mustar, saya banyak belajar
menjadi pemimpin yang mumpuni dan penuh rasa tanggung jawab. Yayasan Bung
Karno mengajarkan SEJARAH Sang Proklamator beserta keluarga tercinta.
Sungguh saya merasa bersyukur tiada henti atas kemustahilan ini.

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  47

IBU SUHARDANI BUSTANIL ARIFIN
PEMBINA IOTA INDONESIA

JUGA PEMBINA LIONS CLUB JAKARTA MONAS HERITAGE

Saya kenal Bu Lusia Soetanto beberapa tahun yang
lalu. Semenjak saya kenal beliau, saya terkagum-
kagum karena beliau adalah wanita yang ulet penuh
semangat.
Beliau ditinggal suami masih muda, tetapi beliau
tetap berkarya dan membawa nama baik seorang
diri, sambil membesarkan putra-putranya.

Seorang Ibu yang demikian, biarpun memegang
organisasi atau ditempatkan di manapun akan
sukses. Saya bangga mengenal Ibu ini yang
keahliannya mengajar Ilmu Eksakta seperti
Matematika, Fisika dan Kimia. Ibu Lusia juga
mempunyai Pendidikan Non Formal, SANTA LUSIA.
Beliau juga pernah mengajar Ilmu Kimia di AKABRI Magelang pada tahun
1967 – 1969. Inilah Ibu Lusia Soetanto yang saya kagumi.

Ny. Dani Bustanil Arifin

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  48

Bersama puteri pertama dan 7 (tujuh) cicit yang sangat
dua menantu tercinta membanggakan

Ibu Suhardani Bustanil Arifin di tengah-tengah keluarga tercinta

“Bersyukur atas aneka KEMUSTAHILAN”  HUT ke-75 Ibu Lusia Soetanto  49


Click to View FlipBook Version