Keteguhannya untuk pergi ke Paris adalah sebuah titik penting lain dalam
hidupnya. Sama halnya dengan keputusannya di Barcelona, studi adalah jawaban dari
pertanyaan “apa yang sebaiknya ia lakukan” [50 dan 70].
J. Paris
Tidak lama setelah tiba di Paris, Inigo memercayakan uangnya kepada satu orang
Spanyol yang ada di sana. Akan tetapi, orang Spanyol itu justru menghabiskan semua
uang Inigo. Akibatnya, Inigo lalu berada dalam kesulitan keuangan dan ini mengganggu
hidup studinya. Ia “mulai berpikir apa yang harus dilakukan” [74]. Solusi pertamanya
untuk masalah ini tidak berhasil sehingga ia pergi ke seorang biarawan Spanyol untuk
mendapatkan saran. Biarawan tersebut memberi saran, yang kemudian dibawa oleh
Inigo ke dalam doa. Dalam doanya, Inigo merasa bahwa “saran itu tampaknya baik
baginya” [76]. Dengan kata lain, ia berdoa, ia merenung, ia menyadari bagaimana
perasaannya tentang hal itu, dan membuat keputusan untuk melaksanakan saran
biarawan tersebut.
Orang Spanyol yang menghabiskan uang Inigo “tanpa membayarnya kembali”
jatuh sakit, dan Inigo “timbul keinginan untuk menengok dan membantu orang itu” [79].
Keinginan ini dan keputusan yang diambilnya menimbulkan gerakan roh yang begitu
hebat di dalam batinnya. Rasa takut bahwa ia sedang mencobai Tuhan dengan
melaksanakan sebuah perjalanan tanpa makan atau minum dan tanpa alas kaki. Di
dalamnya tersembunyi rasa takut akan kesusahan yang akan dialaminya dan
keengganan untuk bertahan. Akan tetapi, terlepas dari semua gerakan roh yang negatif
ini, Inigo tetap bertahan pada niat awalnya, dan setelah beberapa lama, ia merasa
semuanya telah berubah, dan ia merasakan “penghiburan besar dan kekuatan rohani”
[79].
Mungkin dalam hal ini terkandung saran yang dituliskan oleh Inigo dalam
Pedoman Pembedaan Roh dalam Latihan Rohani (LR [318]) tentang bagaimana harus
bersikap dalam keadaan desolasi – mempertahankan praktik hidup yang telah dipilih
sebelumnya dan tidak kecil hati dengan “gangguan rohani”, seperti yang diceritakannya
[79].
Selama masa studinya di Paris, Inigo kembali merasa diganggu oleh “bayaknya
hal rohani yang muncul” [82]. Namun, ia telah belajar dari pengalaman masa lalunya
ketika ia belajar di Barcelona bahwa ini adalah karya roh jahat, sehingga ia dengan cepat
285
menegaskan bahwa pikiran-pikiran semacam ini adalah godaan. Ia juga telah belajar
sesuatu dari pengalaman sebelumnya, yaitu bagaimana ia dapat menyingkirkan pikiran
yang mengganggu seperti ini. Ia melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan di
Barcelona. “Ia pergi kepada profesor dan berjanji kepadanya bahwa tidak akan pernah
absen mengikuti kuliah …” [82]. Ada beberapa hal yang dapat dicatat tentang hal ini:
• Apabila kita sedang mengalami pikiran rohani dan perasaan devosi, ini tidak
langsung berarti bahwa pikiran dan perasaan seperti ini berasal dari roh jahat.
Kita harus mempertimbangkan proses dan dampak akhir dari semuanya.
• Pengalaman masa lalu dapat membantu kita dalam melakukan penegasan
rohani di masa kini.
• Membuka godaan yang sedang kita alami kepada seseorang yang kita percayai
dapat menjadi sebuah cara yang efektif untuk menyingkirkan godaan tersebut.
• Keputusan bulat atau janji untuk “melawan” apa yang sedang kita alami bisa jadi
merupakan cara bertindak yang terbaik.
Setelah membuat janji ini, “Inigo menjalani studinya dengan kedamaian batin”
[82].
Sebagai bagian dari wisuda kelulusan di universitasnya, Inigo harus
mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan. Karena ia adalah seorang mahasiswa
miskin, Inigo tidak tahu apakah ia harus melakukan hal ini. Ia dipenuhi oleh “banyak
keragu-raguan yang besar dan tidak sampai pada suatu keputusan” [84]. Karena ia tidak
dapat melakukan penegasan rohani, ia menggunakan metode yang pernah ia gunakan
sebelumnya: Inigo meminta saran. Ia menjelaskan semua situasinya kepada “gurunya”
dan menyerahkan “soal itu kepada gurunya.” Ia mengambil keputusan dengan mengikuti
saran gurunya untuk memakai uangnya.
Merenungkan tentang periode Inigo berada di Paris, ada beberapa hal yang
dapat dicatat. Walaupun mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan
penegasan rohani:
• Ia masih mudah dipengaruhi oleh berbagai gerak roh yang penuh daya.
• Ia masih dapat digoda oleh roh jahat yang datangkepadanya dalam rupa yang
baik.
• Ia kadang-kadang masih memiliki masalah dalam menegaskan secara jelas roh
mana yang menggerakkan dia dan keputusan apa yang harus ia ambil.
286
• Ia masih membutuhkan saran orang lain manakala ia tidak tahu tindakan apa
yang harus diambilnya.
Hari-hari terakhirnya di Paris memberinya kesempatan untuk mempelajari
sebuah metode baru dalam berdiskresi, yaitu mendengarkan pendapat dan saran
sahabat-sahabatnya karena ini adalah sebuah proses penegasan rohani bersama.
Awalnya, ia tampak enggan untuk menerima ini, tetapi akhirnya ia “membiarkan dirinya
dibujuk oleh teman-temannya” [85]. Seiring dengan bertambah eratnya persahabatan
mereka, metode seperti ini akan menjadi sangat penting bagi kelompok mereka dan bagi
Inigo sendiri. Sebagai contoh, ketika sahabat-sahabat Inigo memilih Inigo untuk menjadi
Jenderal. Di Paris, kelompok sudah melakukan penegasan rohani karena “mereka sudah
mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan” ketika mereka telah lulus
dari universitas [85].
Inigo menceritakan berbagai peristiwa yang terjadi di Italia selama ia bepergian dari
Roma menuju Venesia. Nantinya, dari Kota Venesia inilah ia akan berlayar ke Tanah Suci.
Tema yang konstan dari berbagai peristiwa ini adalah kepercayaan pada Tuhan, dan ia
juga diberikan “kepastian besar dalam hati” [40, 42] bahwa ia dapat sampai di Yerusalem.
Ini tampaknya adalah sebuah gerakan dari Roh Baik yang memberinya penegasan
bahwa keputusan-keputusannya dituntun oleh Tuhan.
K. Venesia, Vicenza, dan Roma
Sejak saat ini (sekitar 1536), tampak ada perubahan dalam cara Inigo berdiskresi.
Kedekatannya dengan Tuhan semakin memupuk keyakinannya dalam memahami
pilihan benar apa yang harus diambilnya. Oleh karena itu, ketika Rodrigues jatuh sakit,
meskipun Inigo sendiri “juga sedang sakit demam” [95], ia sama sekali tidak ragu untuk
buru-buru berangkat mengunjungi dia, dan ketika berada dalam perjalanan, Inigo
mendapatkan “kepastian dari Allah” bahwa Rodrigues tidak akan mati.
Lalu, setelah mereka semua ditahbiskan, semua teman-teman Inigo merayakan
misa perdana mereka. Namun, Inigo sendiri “ telah mengambil keputusan, bahwa satu
tahun sesudah menjadi imam ia tidak akan mempersembahkan misa, sambil
mempersiapkan diri...” [96]. Ia sama sekali tidak ragu soal keputusan ini, dan pada waktu
inilah ia mendapat pengalaman La Storta, yang tampak sebagai sebuah penegasan
bahwa ia sedang berjalan di jalan yang Tuhan tunjukkan kepadanya.
287
Ketika da Camara bertanya kepada tentang bagaimana caranya ia menyusun
Konstitusi Serikat Yesus, ia merasa membutuhkan waktu sejenak untuk mencari
tuntunan Tuhan tentang seberapa jauh ia harus mengungkapkannya kepada da Camara.
Ia kembali “dengan roman muka seseorang yang lebih sadar diri daripada biasanya” [99]
dan menjelaskan metode yang telah ia gunakan. Untuk melakukan ini, ia harus
membiarkan da Camara membaca sebagian dari catatannya tentang “apa yang telah
terjadi dalam jiwanya.” Kini bagian dari catatan yang masih kita miliki dikenal sebagai
Catatan Harian Rohani St. Ignasius. Penjelasannya memberi sedikit petunjuk tentang
kepekaannya dalam berdiskresi pada tahap hidupnya saat ini. Ia akan
mempersembahkan kepada Tuhan setiap bagian yang telah ia tulis dan kemudian
menunggu gerakan roh sebagai bentuk penegasan dari apa yang telah ditulisnya
(seringkali juga dalam bentuk “penampakan” [100]). Kedekatannya dengan Tuhanlah
yang menjadikannya sangat sadar akan gerakan Roh yang sangat lembut di dalam
hatinya. Ia telah maju selangkah ke dalam sebuah level baru dalam berdiskresi.
L. Kesimpulan
Salah satu dari banyak hal yang diberikan oleh Autobiografi St. Ignasius Loyola
kepada kita adalah kisah bagaimana Inigo bertumbuh dalam kemampuannya
mendiskresikan gerakan-gerakan roh dan memutuskan apa yang Tuhan inginkan dari
dirinya.
Dalam arti tertentu, penegasan rohani atas gerak-gerak roh dan proses
pengambilan keputusan adalah dua hal yang berbeda, tetapi saling terkait. Terkadang
Roh dapat bekerja secara begitu kuat sampai tidak ada sebuah proses diskresi secara
sadar karena orang itu tahu persis apa yang harus diperbuat. Akan tetapi, apa yang
umumnya terjadi adalah proses penegasan rohani membutuhkan kesadaran penuh
akan roh yang bergerak dalam pikiran, perasaan, akal budi kita dan seterusnya.
Dalam Autobiografi, Inigo memberi kita contoh-contoh tentang hal ini dan ia
perlahan-lahan mengembangkan sebuah proses diskresi:
• percaya bahwa kita digerakkan oleh roh yang berbeda-beda
• kita mempunyai gambaran tentang apa yang menurut kita adalah keputusan
yang tepat
• kita berdoa memohon bimbingan dan kepekaan terhadap Roh
288
• kita merenungkan keputusan dan alasan untuk kedua alternatif yang ada
sambil memperhatikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran kita
• kita melakukan ini dalam terang keinginan dasar kita dan rasa percaya akan
panggilan Tuhan bagi kita semua
• kita memperhatikan perasaan-perasaan kita tentang keputusan (konsolasi dan
devosi?)
• kalau urusannya tidak jelas, kita meminta saran dari orang lain
• kita harus memperhatikan suara otoritas Gereja
• akhirnya, kita harus membuat keputusan dan bertindak
• konsekuensi yang terjadi akan memberi indikasi tentang benar atau tidaknya
pilihan kita dan berfungsi sebagai penegasan dari keputusan yang telah
diambil.
Di akhir Autobiografi, saya percaya bahwa Inigo telah melampaui proses yang
dibutuhkan untuk melakukan diskresi dan telah menjadi sangat akrab dengan Tuhan
sehingga ia mengetahui apa yang Tuhan inginkan darinya dan ia dapat dengan cepat
meresponnya. Ia percaya, seperti yang ia tulis dalam (LR 180), bahwa Tuhan
menempatkan dalam hati kita “apa yang seharusnya kita lakukan tentang hal yang
sedang dipertimbangkan.”Diskresi, dalam kesempurnaannya, bukanlah soal teknik dan
kemampuan melainkan pengalaman dekat dengan Kristus sehingga kita memiliki pikiran
Kristus dalam membuat pilihan-pilihan kita. Ini adalah rahmat yang diberikan kepada
Ignasius setelah tahun-tahun penuh pergulatan dan pelajaran dari Tuhan, gurunya.
G. Coleman, S.J.
289
Lampiran 2
Korelasi Nomor-Nomor
Latihan Rohani dengan Autobiografi*
LR Anotasi Autobiografi
7 Pembimbing harus membuka kedok tipu muslihat 22, 33, 37
musuh kodrat manusia
9 Nasihat apabila menemui godaan kasar dan terang- 25
terangan
10 Nasihat apabila menemui godaan yang nampaknya baik 55, 82
13 Kita harus menyerang musuh dengan merobohkannya 52, 53, 79, 83
16 Melawan dengan sebaliknya (lih. No 13) 32
Pelayanan kepada Allah 11, 14, 60
17 Keterbukaan terhadap pembimbing 22, 25, 36, 55, 92
18 Penjelasan mengenai Perintah Allah 68
Anjuran pengakuan dosa mingguan 21, 25
Anjuran pengakuan menerima komuni setiap minggu 21, 25, 59
atau tiap dua minggu
20 Mengikuti misa atau ibadat sore 20
Menyendiri pada saat Latihan Rohani 98
LR Pengandaian Autobiografi
22 Jangan menaruh curiga atau prasangka 58, 68, 70, 86, 92
LR Asas dan Dasar Autobiografi
23 Melayani Allah
11, 14, 21, 27, 60, 82,
Lepas bebas 99
69
Apa yang lebih menolong 36, 84
LR Minggu I Autobiografi
30 Pemeriksaan batin khusus
35-36 Metode menggunakan garis 99
40 Pemeriksaan batin umum
44 Pentingnya pembedaan dosa berat dan dosa ringan 68, 70
46 Menghindari perkataan sia-sia 43
Pengakuan dosa dan penerimaan komuni
Pengakuan dosa umum 17, 22
Meditasi tiga macam dosa
Melayani Allah 11, 14, 21, 27, 60, 82,
99
53 Percakapan: “apa yang harus kuperbuat bagi Kristus?” 9, 14
54 Catatan mengenai percakapan 23, 55, 70, 76, 79, 101
58 Meditasi tentang dosa-dosaku 10, 14
Aku akan meninjau kembali sumber kedosaanku
63 10
Ulangan meditasi tentang dosa 1, 4, 6, 7,8
(71-72) Tiga macam percakapan
72 Meminta Ratu Kita kebencian akan dosa-dosaku 32, 33
Meminta menjauhkan diri dari barang-barang duniawi/ 23, 25
82 hampa
83 Kematian 9, 12, 14
84 Meditasi tengah malam 9, 12, 19, 25, 79
85 26
87 Petunjuk-petunjuk tambahan 13
laku-tapa batin: kesusahan hati atas dosa-dosa 9
91 lakutapa lahir: hal makan 79
97 lakutapa lahir: hal tidur
lakutapa lahir: menyesah badan 14, 27, 50
lakutapa: menyilih dosa-dosa lampau
mendapatkan suatu rahmat 19, 25, 83
Kerajaan Kristus
Rahmat siap-siaga dan penuh minat untuk
melaksanakan kehendak-Nya yang mahakudus
agere contra - melawan hawa nafsu
291
98 Seruan: 10, 12, 14, 36
hasrat melayani dan meniru Allah kita 69, 71
hasrat ambil bagian dalam penderitaan Kristus 48, 52
konsolasi disatukan dengan Kristus 5, 11, 20, 57
100 Catatan:
sangatlah berguna membaca kisah Injil atau riwayat
hidup orang-orang kudus.
LR Minggu II Autobiografi
109 Kontemplasi Penjelmaan:
Percakapan dengan Tritunggal mahakudus 28, 101
Percakapan dengan Ratu kita 17
125 Pengenaan pancaindra: rasa bakti akan tempat suci 45, 47
130 Catatan: menimbulkan dalam ingatanku hidup serta 26
misteri-misteri Kristus
Meditasi Dua Panji
142 Setan membujuk kepada kehormatan dunia 1,4,6,7
146 Dia menganjurkan mereka supaya berusaha menolong 26, 45, 50, 54, 63, 70,
semua orang 71, 85, 88, 98, 99
membimbing ke arah keinginan direndahkan dan dihina 10, 12, 18, 69, 71
147 Percakapan: agar kita diterima di bawah panji-Nya 96
Meditasi tentang Tiga Golongan orang
155 keinginan untuk dapat lebih baik mengabdi Allah Tuhan 10, 12, 14, 36
kita
Bertindak demi pelayanan lebih besar kepada Allah 36
Tiga Macam Kerendahan Hati
292
165 Menolak melakukan dosa berat 24
166 Dosa ringan: pentingnya dibedakan dari dosa berat 68, 70
167 memilih kemiskinan bersama Kristus 19, 38, 39, 42, 45, 56,
91, 94, 95
Tindakan lepas bebas 35, 36, 40, 44, 45, 50,
89, 90, 93, 94, 100
Ignasius tinggal di peninapan dan rumah sakit 18, 19, 79, 87
Pemilihan/Eleksi
50, 71
169 Pengantar: menundukkan tujuan ke arah sarana 29
175 Waktu I: tanpa keraguan 8, 9, 11, 25, 99
176 Waktu II: terang melalui pembedaan roh 82, 99
177 Waktu III: dari alasan kepada keputusan 27
50, 70, 76
Allah menggerakkan kehendak 24, 36, 71, 84, 100
Allah memberitahukan kehendak-Nya 10, 42, 99, 100, 101
181 memperhitungkan keuntungan-kerugian
183 mempersembahkan pilihan itu kepada Tuhan
LR Minggu III Autobiografi
194 Ignasius membaca kisah sengsara saat misa 20
201 Penangkapan Yesus 48, 52
LR Minggu IV Autobiografi
Kontemplasi untuk Mendapatkan Cinta
11, 14, 21, 27, 60, 82,
233 Melayani Allah 99
11
236 Menimbang-nimbang Tuhan Pencipta langit dan bumi
Kontemplasi mengenai Kebangkitan 47
312 “disuruhnya mereka ke Gunung Zaitun” 68
CaraBerdoa I
6, 7, 8
241 Aturan I 20, 21, 25
Pedoman Pembedaan Roh
9
314 Duamacam roh yang berusaha memengaruhijiwa: roh
baik dan roh buruk
315 Pelbagai gerak batin pada saat membersihkan dosa
316 Hiburan rohani (konsolasi)
dorongan ke arah cinta kepada Allah
293
cucuran air mata 28, 33, 98, 100, 101
bertambahnya iman, harapan, dan cinta 44, 48
kegembiraan batin 8, 11, 14, 18, 20, 28,
29, 44, 47, 79, 95
317 Kesepian rohani (desolasi)
lesu, kendor, sedih 20, 21
menolak menerima perubahan 21, 23, 25, 79
meningkatkan matiraga 25
322 Segala rahmat datang dari Allah (pengantar da Camara, 25, 26, 27, 71, 88
no 1)
324 Melawan semua musuhnya 20, 24
325 Gigih menentang godaan musuh 20, 31, 32, 52, 53
326 Musuh ingin agar maksud tindakannya dirahasiakan 25, 27, 55, 82
329 Ciri khas Allah: menyingkirkan kesedihan dan kekacauan 21
330 Hiburan rohani tanpa sebab: dari Allah 21, 28, 29, 79
331 Konsolasi disertai sebab:
dari Allah 20, 33, 41, 44, 47, 48,
51, 95, 98
dari malaikat jahat (setan) 19, 26, 54, 55, 82
332 Malaikat jahat berganti rupa menjadi malaikat terang 26
(lih. LR 331)
333 Memperhatikan sungguh-sungguh jalan pikiran 25
334 Ekor ular: musuh dan bujukan setan 19, 31
LR Beberapa Catatan tentang Kebimbangan Batin Autobiografi
(skrupel)
349 Jika seseorang peka, musuh membuatnya kelewat peka 22, 23, 25
350 Jiwa harus berusaha teguh pada jalan tengah 25
351 Godaan kemuliaan hampa(pengantar Camara, no 1) 12, 17, 18, 32, 36
LR Pedoman Kesepahaman dengan Gereja Autobiografi
353 Kita harus sedia untuk taat kepada hierarki Gereja 25, 47, 59, 66, 70
354 Kerap mengaku dosa 21, 25
21, 25, 58
Kerap menyambut komuni dalam ekaristi 20
355 Memuji tindakan peribadatan liturgi ekaristi 20
menyanyikan nyanyian dan Mazmur
294
doa-doa panjang 11, 23, 26, 94
ibadat harian 23, 28
358 Memuji kunjungan ke gereja 8, 9, 12, 78, 85
359 Memuji lakutapa dan pantang 9, 12, 19, 24, 25, 79
Perbuatan silih lahir dan batin (lih. LR 82, 85) 8, 9, 12, 14, 16, 55, 74,
79
360 Memuji gambar orang kudus dan siapa yang 13, 17
digambarkan
24
370 Rasa takut terhadap yang mahaagung
- sumber teks asli: André Thiry, S.J., “Le récit du pelerine,” Autobiographie de s.
Ignace de Loyola, Louvain: Desclee de Brouwer, 1956.
- terjemahan Inggris disertai tambahan: Dominic Maruca, S.J., Apostolate of
Spiritual Exercises, 1970.
- * a.b.: Th. Surya Awangga B., S.J., Pusat Spiritualitas Girisonta, 2012.
295