The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ardiadiva0292, 2023-01-28 06:50:51

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

301 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Sarimun 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Hasanuddin 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. A.P.III. Katjoeng Permadi 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Tlekung 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Tlekung 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Puri Indah 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Puri Indah 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer


302 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Lokal Primer Jl. Sarimun 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. A.P.III. Katjoeng Permadi 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Raya Tlekung 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Trunojoyo 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Sawahan Atas 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Sawahan Atas 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Sawahan Bawah 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Wukir Ratau 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No


303 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Torongrejo 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Aji Mustofa 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Aji Mustofa 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Mawar 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Mojoagung 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Diponegoro 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Terusan Wijaya Kusuma 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum


304 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Raya Arhanud 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Raya Sengkaling 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Damun 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Mawar 6 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Raya Anggrek 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Raya Arhanud 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Wukir Ratau 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer


305 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Lokal Primer Jl. A.P.III. Katjoeng Permadi 1 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Torongrejo 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Hasanuddin 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Pattimura 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Ir. Soekarno Gg. Paesan 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Mawar 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Drs. Moh. Hatta 8 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Damun 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No


306 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Arjuna 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Trunojoyo 4 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Lokal Primer Jl. Sumber 5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 7,5 m untuk hirarki jalan Lokal Primer Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Setapak Jl. Aji Mustofa 1,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Raya Tlekung 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Raya Tlekung 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Raya Tlekung 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang


307 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Alternatif Batu Malang 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Mandevilla 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Mandevilla 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Sawahan Bawah 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Ir. Soekarno 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Rasemun 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Rasemun 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan


308 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis Setapak Jl. Rasemun 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Rasemun 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. A.P.III. Katjoeng Permadi 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. A.P.III. Katjoeng Permadi 1 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Rasemun 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Beji 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Hasanuddin 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Hasanuddin 2 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No


309 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Keterangan Nama Jalan Lebar Jalan Analisis 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Hasanuddin 1 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Raya Tlekung 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Raya Tlekung 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Tlekung 2,5 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Hasanuddin 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Setapak Jl. Hasanuddin 3 Lebar jalan pada ruas jalan ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yaitulebar minimum ialah 6,5 m untuk hirarki jalan Lingkungan Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01


310 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.11 Analisis Besaran PDRB Tiap Sektor PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dan terdiri dari beberapa sector berikut ini merupakan perhitungan Besaran PDRB pada Kecamatan Junrejo pada tiap sector. 4.11.1 Perhitungan Analisis Location LQ Perhitungan Location Quotient adalah perbandingan antara peran suatu sektor ekonomi di suatu daerah terhadap besarnya peran sektor ekonomi yang sama di wilayah yang lebih luas. LQ = Komoditas sektor I Kecamatan Junrejo/Total Komoditas Kecamatan Junrejo Komoditas sektor I Kota Batu/Total komoditas Kota Batu Hasil perhitungan LQ menghasilkan: • LQ > 1, artinya komoditas itu menjadi basis atau sumber pertumbuhan. Komoditas ini memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan, akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. • LQ = 1, artinya komoditas itu termasuk sektor non basis yang mana tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi komoditas ini hanya cukup memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor. • LQ < 1, artinya komoditas ini termasuk non basis yang mana produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu adanya pasokan atau impor dari luar Berikut merupakan perhitungan LQ PDRB Kota Batu terhadap Provinsi Jawa Timur, Tabel 4.56 Perhitungan LQ PDRB Sektor Kota Batu Jawa Timur LQ Predikat 2021 2021 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,611,114.32 282,386.48 1.35 Basis Pertambangan dan Penggalian 26,258.11 96,599.03 0.04 Non Basis Industri Pengolahan 977,274.41 753,935.89 0.19 Non Basis Pengadaan Listrik dan Gas 7,317.22 7257.59 0.15 Non Basis Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 28,956.29 2,303.05 1.83 Basis


311 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sektor Kota Batu Jawa Timur LQ Predikat 2021 2021 Konstruksi 2,012,737.42 222,708.56 1.32 Basis Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,191,097.08 453,027.58 1.03 Basis Transportasi dan Pergudangan 224,765.66 71,231 0.46 Non Basis Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,722,517.00 136,438.58 1.84 Basis Informasi dan Komunikasi 1,125,738.42 128,713.28 1.27 Basis Jasa Keuangan dan Asuransi 618,165.44 65,978.21 1.37 Basis Real Estate 513,949.58 42,247.42 1.77 Basis Jasa Perusahaan 73,569.96 19,817.89 0.54 Non Basis Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 396,912.14 57,422.17 1.01 Basis Jasa Pendidikan 648,730.71 66,194.12 1.43 Basis Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 146,056.00 17,804.68 1.20 Basis Jasa lainnya 2,515,984.22 30,433.28 12.05 Basis Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasarkan tabel perhitungan nilai LQ dengan membandingkan PDRB Kota Batu dengan Provinsi Jawa Timur dapat diketahui bahwa Kota Batu memiliki beberapa sektor basis yang diantaranya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepesa motor, sektor informasi dan komunikasi, sektro jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor lainnya. Sedangkan sektor non basisnya adalah di sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor transportasi dan pergudangan, dan juga sektor jasa perusahaan. Sektor basis dengan nilai paling tinggi berada di sektor jasa lainnya dengan nilai LQ sebesar 12,05 dan sektor non basis yang paling rendah terdapat di sektor pertambangan dan penggalian. 4.11.2 Perhitungan Analisis Shift Share Berdasarkan hasil perhitungan shift share, komoditas yang memperoleh hasil positif (+) adalah komoditas yang dapat memicu pertumbuhan dikarenakan memiliki pertumbuhan yang cepat, sedangkan komoditas yang memperoleh hasil negative adalah komoditas (-) adalah komoditas yang tidak dapat memicu pertumbuhan dikarenakan pertumbuhannya lambat. Berikut merupakan hasil perhtiungan shift share PDRB Kota Batu.


312 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Tabel 4.57 Perhitungan Shift Share PDRB Kota Batu Sektor RIJ RIN RN MIJ Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.03 0.03 0.07 - 88305.07 Pertambangan dan Penggalian 0.02 0.19 0.07 3257.12 Industri Pengolahan 0.13 0.07 0.07 1186.61 Pengadaan Listrik dan Gas 0.03 0.08 0.07 57.41 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.05 0.08 0.07 450.94 Konstruksi 0.04 0.04 0.07 - 49754.59 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.08 0.10 0.07 95113.49 Transportasi dan Pergudangan 0.06 0.03 0.07 -7581.56 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.07 0.06 0.07 -4205.62 Informasi dan Komunikasi 0.06 0.09 0.07 21213.96 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.02 0.06 0.07 -6171.22 Real Estate 0.03 0.03 0.07 - 19686.77 Jasa Perusahaan 0.03 0.05 0.07 -1355.28 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0.01 0.00 0.07 - 27074.68 Jasa Pendidikan 0.00 0.02 0.07 - 31971.98 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.06 0.08 0.07 2257.43 Jasa lainnya 0.08 0.08 0.07 29993.42 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Dari tabel diatas dapat diketahui beberapa informasi berikut ini, 5. Jika dilihat dari laju pertumbuhan sektor lingkup kota Batu (kolom Rij), hampir semua sektor termasuk dalam kategori laju pertumbuhan yang cepat kecuali sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib. 6. Jika dilihat dari laju pertumbuhan sektor lingkup Provinsi Jawa Timur, semua sektor termasuk dalam kategori laju pertumbuhan yang cepat. 7. Jika dilihat dari keunggulan kompetitifnya(kolom Mij), sektor yang memiliki daya saing ditunjukkan pada sektor yang bernilai positif, diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya. Sedangkan sektor yang tidak memiliki keunggulan kompetitif ditunjukkan pada sektor yang bernilai negative, diantaranya yaitu


313 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU pertanian, kehutanan, dan perikanan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa keuangan dan asurasi, real estate, jasa perusahaan, administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan jasa pendidikan. 4.11.3 Analisis Pergeseran Bersih Analisis pergeseran bersih digunakan untuk melihat pergeseran cepat atau lambat dengan cara menjumlahkan komponen Proportional shift (Ps) dan komponen Differential shift (Ds), sehingga dapat diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor perekonomian suatu wilayah. Penjumlahan dari kedua komponen tersebut disebut juga dengan pergeseran bersih (net shift) yang dinyatakan sebagai berikut: Ns = Ps + Ds Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bila hasil Ns > 0, maka pertumbuhan sektor i di Kecamatan Junrejo termasuk ke dalam kelompok progresif (maju). Bila Ns < 0, maka pertumbuhan sektor i di Kecamatan Junrejo termasuk ke dalam kelompok lambat. Hasil perhitungan dari masing-masing sektor ekonomi dapat klasifikasikan ke dalam 4 bagian/kuadran, yaitu: 5. Kuadran I. Jika nilai Ps maupun Ds suatu sektor ekonomi positif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang kuat. 6. Kuadran II. Jika nilai Ps negates namun Ds positif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat. 7. Kuadran III. Jika nilai Ps potif namun Ds negatif, artinya sektor dalam 8. kuadran ini memiliki pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah. 9. Kuadran IV. Jika nilai Ps dan Ds negatif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang lemah. Hasil perhitungan pergeseran bersih di Kota Batu yaitu sebagai berikut, Tabel 4.58 Pergeseran bersih di Kota Batu


314 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sektor MIJ CIJ Kuadran Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Negatif Positif II Pertambangan dan Penggalian Positif Negatif III Industri Pengolahan Positif Positif I Pengadaan Listrik dan Gas Positif Negatif III Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Positif Negatif III Konstruksi Negatif Negatif IV Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Positif Negatif III Transportasi dan Pergudangan Negatif Positif II Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Negatif Positif II Informasi dan Komunikasi Positif Negatif III Jasa Keuangan dan Asuransi Negatif Negatif IV Real Estate Negatif Positif II Jasa Perusahaan Negatif Negatif IV Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Negatif Negatif IV Jasa Pendidikan Negatif Negatif IV Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Positif Negatif III Jasa lainnya Positif Positif I Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01


315 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diperoleh kuadran sebagai berikut, Kuadran IV Pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang lemah Kuadran I Pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang kuat • Konstruksi • Jasa keuangan dan asuransi • Jasa perusahaan • Administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib • Jasa pendidikan • Industri Pengolahan • Jasa Lainnya Kuadran III Pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah Kuadran II Pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat • Pertambangan dan penggalian • Pengadaan listrik dan gas • Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang • Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor • Informasi dan komunikasi • Jasa kesehatan dan kegiatan sosial • Pertanian, kehutanan, dan perikanan • Transportasi dan pergudangan • Penyediaan akomodasi dan makan minum • Real estate Sumber : Hasil Analsiis Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar sektor terdapat pada kuadran III yang berarti sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah. Sektor-sektor tersebut diantaranya yaitu pertambangan dan penggalian, Pengadaan listrik dan gas, Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, Informasi dan komunikasi, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Selain itu, kota batu juga dikenal keunggulan pertanian dan pariwisatanya, namun pada analisis ini, sektor tersebut berada pada kuadran II yang mana memiliki pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut supaya pertumbuhan sektor tersebut dapat meningkat dari sektor potensial menjadi sektor dominan. 4.12 Analisis Komoditas Unggulan Analisis Komoditas unggulan adalah komoditas pertanian andalan yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah. Posisi strategis ini


316 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU didasarkan atas pertimbangan teknis (biologis, kondisi tanah dan iklim), sosial-ekonomi, dan kelembagaan. Berikut ini merupakan analisis komoditas unggulan yang ada di Kecamatan Junrejo berdasarkan perhitungan berikut ini. 4.12.1 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Menurut Tarigan, perhitungan Location Quotient adalah perbandingan antara peran suatu sektor ekonomi di suatu daerah terhadap besarnya peran sektor ekonomi yang sama di wilayah yang lebih luas. LQ = Komoditas sektor I Kecamatan Junrejo/Total Komoditas Kecamatan Junrejo Komoditas sektor I Kota Batu/Total komoditas Kota Batu Hasil perhitungan LQ menghasilkan: • LQ > 1, artinya komoditas itu menjadi basis atau sumber pertumbuhan. Komoditas ini memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan, akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. • LQ = 1, artinya komoditas itu termasuk sektor non basis yang mana tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi komoditas ini hanya cukup memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor. • LQ < 1, artinya komoditas ini termasuk non basis yang mana produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu adanya pasokan atau impor dari luar 4.12.1.1 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Sayuran Tabel 4.59 Perhitungan LQ Sektor Tanaman Sayur Sektor Kec. Junrejo Kota Batu LQ Predikat 2020 2020 Bawang Daun 2485 75828 1.6 Basis Bawang Merah 2464 49935 2.5 Basis Bawang Putih 74 6696 0.6 Non Basis Bayam 14 708 1.0 Non Basis Buncis 842 26832 1.6 Basis Cabai Besar 1136 28382 2.0 Basis Cabai Rawit 460 16760 1.4 Non Basis Jamur 122 365069 0.0 Non Basis Kacang Merah 7 154 2.2 Basis Kacang Panjang 141 2336 3.0 Basis


317 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kangkung 17 888 0.9 Non Basis Kembang Kol 2305 62951 1.8 Basis Ketimun 588 15680 1.9 Basis Kubis 882 48600 0.9 Non Basis Labu Siam 704 26082 1.3 Non Basis Petsai/Sawi 2534 85240 1.5 Basis Terung 726.1 38771 0.9 Non Basis Tomat 5612.7 117501 2.4 Basis Wortel 54.3 83620 0.0 Non Basis TOTAL 21168 1052033 Sumber: Hasil Analisa, 2022 Gambar 4.14 Perhitungan LQ Tanaman Holtikulturra Sumber: Hasil Analisa, 2022 Dari tabel dan diagram diatas, dapat diperoleh informasi bahwa sektor basis mendominasi daripada sektor non basis. Mengingat bahwa wilayah kecamatan junrejo sebagian besar masih berupa perkebunan. 4.12.1.2 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Tanaman Biofarmaka Tabel 4.60 Perhitungan LQ Sektor Tanaman Biofarmaka Sektor Kec. Junrejo Kota Batu LQ Predikat 2020 2020 Jahe 63550 314185 0.7 Non Basis Kunyit 34400 153800 0.8 Non Basis Laos/Lengkuas 18929 18929 3.5 Basis Lidah Buaya 14764 10491 4.9 Basis 53% 47% Perhitungan LQ Tanaman Holtikultura Basis Non Basis


318 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Temuireng 1950 22372 0.3 Non Basis Temulawak 22869 23058 3.4 Basis TOTAL 156462 542835 1.0 Non Basis Sumber: Hasil Analisa, 2022 Gambar 4.15 Diagram Perhitungan LQ Tanaman Biofarmaka Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa sektor non basis lebih mendominasi pada tanaman biofarmaka dengan persentase 57%. Sedangkan 43% merupakan sektor basis yang meliputi tanaman laos/lengkuas, lidah buaya, dan temulawak. 4.12.1.3 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Tanaman Hias Tabel 4.61 Perhitungan LQ Sektor Tanaman Hias Sektor Kec. Junrejo Kota Batu LQ Predikat 2020 2020 Anggrek 1045720 1673296 34.7 Basis Anthurium Bunga 39771 416717 5.3 Basis Anthurium Daun 4031 43194 5.2 Basis Dracaena 5650 22290 14.1 Basis Krisan 34200 21980908 0.1 Non Basis Mawar 272000 55488590 0.3 Non Basis Palem 1883 11811 8.8 Basis Phylodendron 57695 1413445 2.3 Basis TOTAL 1460950 81050251 Sumber: Hasil Analisa, 2022 43% 57% Perhitungan LQ Tanaman Biofarmaka Basis Non Basis


319 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.16 Diagram Perhitungan LQ Tanaman Hias Dari perhitugnan LQ diatas, dapat diperoleh informasi bahwa 75% merupakan sektor basis di tanaman hias, yaitu antara lain tanaman anggrek, anthurium bunga, anthurium daun, dracaena, palem, dan philodendron. 4.12.1.4 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Buah Tabel 4.62 Perhitungan LQ Sektor Buah Sektor Kec. Junrejo Kota Batu LQ Predikat 2020 2020 Alpukat 631 58022 0.7 Non Basis Anggur 6 9 41.2 Basis Apel 8 231764 0.0 Non Basis Belimbing 2 132 0.8 Non Basis Durian 206 5409 2.4 Basis Jambu Air 3 180 0.9 Non Basis Jambu Biji 885 25637 2.1 Basis Jeruk Siam/Keprok 6434 197996 2.0 Basis Mangga 38 771 3.0 Basis Markisa/Konyal 1 9 6.2 Basis Nangka/Cempedak 26 21205 0.1 Non Basis Pepaya 23 1229 1.1 Non Basis Pisang 609 7857 4.8 Basis Sirsak 5 94 3.0 Basis Sukun 75 3127 1.5 Basis 75% 25% Perhitungan LQ Tanaman Hias Basis Non Basis


320 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU TOTAL 8950 553441 Sumber: Hasil Analisa, 2022 Gambar 4.17 Diagram Perhitungan LQ Buah-buahan Dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar komoditas di Kecamatan Junrejo merupakan sektor basis pada jenis tanaman buahbuahan. Sektor basis ini diantaranya yaitu anggur, durian, jambu biji, jeruk siam/keprok, manga, markisa, pisang, dan sirsak. 4.12.1.5 Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Peternakan Tabel 4.63 Perhitungan LQ Sektor Peternakan Sektor Kec. Junrejo Kota Batu LQ Predikat 2020 2020 Sapi Potong 1011 2552 1.1 Basis Sapi Perah 3777 12579 0.8 Non Basis Kambing 1470 5808 0.7 Non Basis Domba 2358 7798 0.8 Non Basis Kelinci 2750 22280 0.3 Non Basis Ayam Buras 12990 38775 0.9 Non Basis Ayam Petelur 39000 132000 0.8 Non Basis Ayam Pedaging 60000 124000 1.4 Basis TOTAL 123356 345792 Sumber: Hasil Analisa, 2022 60% 40% Perhitungan LQ Buah-buahan Basis Non Basis


321 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.18 Diagram Perhitungan LQ Sektor Peternakan Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sekitar 75% masih termasuk kategori non basis, diantaranya sapi perah,kambing, domba, kelinci, ayam buras, ayam petelur. Sedangkan 25% termasuk kategori basis sehingga hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan, akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. 4.12.2 Perhitungan Analisis Shift Share Berdasarkan hasil perhitungan Shift Share, komoditas yang memperoleh hasil positif (+) adalah komoditas yang dapat memicu pertumbuhan dikarenakan memiliki pertumbuhan yang cepat, sedangkan komoditas yang memperoleh hasil negative adalah komoditas (-) adalah komoditas yang tidak dapat memicu pertumbuhan dikarenakan pertumbuhannya lambat. 25% 75% Perhitungan LQ Sektor Peternakan Basis Non Basis


322 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.12.2.1 Perhitungan Analisis Shift Share Sektor Tanaman Sayuran Tabel 4.64 Perhitungan Shift Share Sektor Tanaman Sayur Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ (Ps) CIJ (Ds) DIJ (Ns) Bawang Daun 0.14 0.20 -0.03 -61.49 500.75 -137.26 302 Bawang Merah 0.29 0.05 -0.03 -53.80 152.48 455.23 553.9 Bawang Putih 0.33 0.64 -0.03 -1.58 37.48 -17.51 18.4 Bayam -0.04 0.04 -0.03 -0.42 1.09 -1.26 -0.6 Buncis 0.35 -0.02 -0.03 -17.61 4.43 230.58 217.4 Cabai Besar 0.49 0.17 -0.03 -21.49 149.48 245.21 373.2 Cabai Rawit 0.25 -0.06 -0.03 -10.34 -12.19 115.53 93 Jamur 0.41 -0.10 -0.03 -2.42 -6.30 44.22 35.5 Kacang Merah -0.03 -0.51 -0.03 -0.20 -3.35 3.34 -0.2 Kacang Panjang -0.34 -0.48 -0.03 -6.03 -97.54 30.37 -73.2 Kangkung 0.05 0.29 -0.03 -0.45 5.07 -3.82 0.8 Kembang Kol 0.60 -0.15 -0.03 -40.65 -170.04 1072.49 861.8 Ketimun 0.48 -0.13 -0.03 -11.16 -38.65 241.81 192 Kubis 0.58 -0.04 -0.03 -15.77 -5.57 343.35 322 Labu Siam 0.53 -0.15 -0.03 -12.93 -53.65 311.38 244.8 Petsai/Sawi 1.13 -0.11 -0.03 -33.55 -91.57 1468.52 1343.4 Terung 0.06 -0.03 -0.03 -19.30 -2.12 62.51 41.1 Tomat 0.63 0.53 -0.03 -96.87 1918.66 351.92 2173.7 Wortel -0.67 -0.17 -0.03 -4.62 -23.63 -81.45 -109.7 Holtikultura 5.24 -0.01 -0.54 - 309.19 369.79 4464.69 4525.3 Sumber: Hasil Analisa, 2022 Dilihat pada tabel diatas, dapat diperoleh beberapa informasi yaitu sebagai berikut, • Pada kolom Rij dapat diketahui bahwa, sekitar 14 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kecamatan Junrejo. Sedangkan 4 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kecamatan Junrejo. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat


323 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU • Bawang Daun • Bawang Merah • Bawang Putih • Buncis • Cabai Besar • Cabai Rawit • Jamur • Kangkung • Kembang Kol • Ketimun • Kubis • Labu Siam • Petsai/Sawii • Terung • Tomat • Bayam • Kacang Merah • Kacang Panjang • Wortel • Berbeda dengan kolom Rij yang menjelaskan laju pertumbuhan komoditas lingkup kecamatan, pada kolom Rin, dapat diketahui mengenai laju pertumbuhan komoditas lingkup Kota Batu. Sekitar 7 komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kota Batu, sedangkan 12 komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kota Batu Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Bawang Daun • Bawang Merah • Bawang Putih • Bayam • Cabai Besar • Kangkung • Tomat • Buncis • Cabai Rawit • Jamur • Kacang Merah • Kacang Panjang • Kembang Kol • Ketimun • Kubis • Labu Siam • Petsai/Sawi • Terung • Wortel • Pada kolom Mij menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditas di wilayah perencanaan. Berdasarkan perhitungan Shift Share,maka dapat diketahui bahwa ada beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai Mij, jika bernilai positif berarti suatu komoditas memiliki keunggulan kompetitif, sedangkan jika bernilai negative berarti suatu komoditas tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Uraian setiap komoditas dapat diketahui pada tabel berikut, Tabel 4.65 Keunggulan Kompetitif Sektor Sayur Jenis Tanaman Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Bawang Daun Cepat Memiliki Bawang Merah Cepat Memiliki Bawang Putih Cepat Memiliki


324 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Jenis Tanaman Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Buncis Cepat Memiliki Cabai Besar Cepat Memiliki Kangkung Cepat Memiliki Tomat Cepat Memiliki Cabai Rawit Cepat Tidak memiliki Jamur Cepat Tidak memiliki Kembang Kol Cepat Tidak memiliki Ketimun Cepat Tidak memiliki Kubis Cepat Tidak memiliki Labu Siam Cepat Tidak memiliki Petsai/Sawi Cepat Tidak memiliki Terung Cepat Tidak memiliki Bayam Lambat Memiliki Kacang Merah Lambat Tidak memiliki Kacang Panjang Lambat Tidak memiliki Wortel Lambat Tidak memiliki Sumber: Hasil Analisa 2022 Dari tabel diatas, komoditas bawang daun, merah, dan putih, buncis, cabai besar, kangkung, dan tomat memiliki laju pertumbuhan yang tergolong cepat dan memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Sedangkan cabai rawit, jamur, kembang kol, kubis, labu siam, petsai/sawi, terung memiliki laju pertumbuhan yang tergolong cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Bayam memiliki laju pertumbuhan yang tergolong lambat namun memiliki keunggulan kompetitif. Dan kacang merah, kacang panjang, dan wortel memiliki laju pertumbuhan yang lambat, dan tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. 4.12.2.2 Perhitungan Analisis Shift Share Sektor Tanaman Biofarmaka Tabel 4.66 Perhitungan Shift Share Sektor Tanaman Sayur Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ (Ps) CIJ (Ds) DIJ (Ns) Jahe 0.94 0.63 0.50 16344.46 4306.10 10099.44 30750 Kunyit 0.72 0.53 0.50 9966.13 598.25 3835.61 14400 Laos/Lengkuas 0.13 0.13 0.50 8371.55 -6242.55 0.00 2129 Lidah Buaya -0.24 -0.69 0.50 9646.72 -23036.54 8794.82 -4595 Temuireng 0.00 10.36 0.50 971.70 19223.18 -20194.87 0 Temulawak 0.42 0.44 0.50 8005.30 -1012.30 -189.00 6804


325 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sumber: Hasil Analisa, 2022 Dilihat pada tabel diatas, dapat diperoleh beberapa informasi yaitu sebagai berikut, • Pada kolom Rij dapat diketahui bahwa, sekitar 5 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kecamatan Junrejo. Sedangkan 1 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kecamatan Junrejo. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Jahe • Kunyit • Laos/Lengkuas • Temuireng • Temulawak • Lidah buaya • Berbeda dengan kolom Rij yang menjelaskan laju pertumbuhan komoditas lingkup kecamatan, pada kolom Rin, dapat diketahui mengenai laju pertumbuhan komoditas lingkup Kota Batu. Sekitar 5 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kota Batu. Sedangkan 1 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kota Batu. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Jahe • Kunyit • Laos/Lengkuas • Temuireng • Temulawak • Lidah buaya • Pada kolom Mij menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditas di wilayah perencanaan. Berdasarkan perhitungan Shift Share, maka dapat diketahui bahwa ada beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai Mij, jika bernilai positif berarti suatu komoditas memiliki keunggulan kompetitif, sedangkan jika bernilai negative berarti suatu komoditas tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Uraian setiap komoditas dapat diketahui pada tabel berikut, Tabel 4.67 Keunggulan Kompetitif Sektor Biofarmaka Sektor Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Jahe Cepat Memiliki Kunyit Cepat Memiliki Laos/Lengkuas Cepat Tidak memiliki Lidah Buaya Lambat Tidak memiliki Temuireng Cepat Memiliki Temulawak Cepat Tidak memiliki Sumber: Hasil Analisa 2022 Dari tabel diatas, komoditas jahe, kunyit, dan temuireng memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan memiliki keungulan


326 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU kompetitif di Kecamatan Junrejo. Komoditas laos/lengkuas dan temulawak memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Dan komoditas lidah buaya memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak memiliki keunggulan kompetitig. 4.12.2.3 Perhitungan Analisis Shift Share Sektor Tanaman Hias Tabel 4.68 Perhitungan Shift Share Sektor Tanaman Hias Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ (Ps) CIJ (Ds) DIJ (Ns) Anggrek -0.07 -0.22 -0.50 -555346.44 306932.94 175093.4946 -73320 Anthurium Bunga -0.50 -0.14 -0.50 -39594.93 28064.10 -28483.1686 -40014 Anthurium Daun -0.25 0.02 -0.50 -2661.99 2781.58 -1452.59 -1333 Dracaena -0.65 -0.30 -0.50 -8064.39 3151.25 -5686.85 -10600 Krisan -0.34 -0.44 -0.50 -25905.32 2897.46 5007.85 -18000 Mawar -0.52 -0.52 -0.50 -282501.93 -14573.26266 -174.81 -297250 Palem -0.34 -0.44 -0.50 -1421.81 159.0929992 280.72 -982 Phylodendron -0.13 -0.29 -0.50 -33081.39 13430.20 10686.18 -8965 Sumber: Hasil Analisa, 2022 Dilihat pada tabel diatas, dapat diperoleh beberapa informasi yaitu sebagai berikut, • Pada kolom Rij dapat diketahui bahwa semua komoditas tanaman hias memiliki laju pertumbuhan yang tergolong cepat di Kecamatan Junrejo. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat - • Anggrek • Anthurium Bunga • Anthurium Daun • Dracaena • Krisan • Mawar • Palem • Phylodendron • Berbeda dengan kolom Rij yang menjelaskan laju pertumbuhan komoditas lingkup kecamatan, pada kolom Rin, dapat diketahui mengenai laju pertumbuhan komoditas lingkup Kota Batu. Sekitar 1 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kota Batu. Sedangkan 7 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kota Batu. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Anthurium Daun • Anggrek • Anthurium Bunga • Dracaena • Krisan • Mawar • Palem • Phylodendron


327 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU • Pada kolom Mij menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditas di wilayah perencanaan. Berdasarkan perhitungan Shift Share, maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai Mij, jika bernilai positif berarti suatu komoditas memiliki keunggulan kompetitif, sedangkan jika bernilai negative berarti suatu komoditas tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Uraian setiap komoditas dapat diketahui pada tabel berikut, Tabel 4.69 Keunggulan Kompetitif Sektor Tanaman Hias Sektor Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Anggrek Lambat Memiliki Anthurium Bunga Lambat Memiliki Anthurium Daun Lambat Memiliki Dracaena Lambat Memiliki Krisan Lambat Memiliki Mawar Lambat Tidak memiliki Palem Lambat Memiliki Phylodendron Lambat Memiliki Sumber: Hasil Analisa 2022 Dari tabel diatas, hampir seluruh komoditas tanaman hias memiliki laju pertumbuhan yang tergoong lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Sedangkan komoditas mawar memiliki laju pertumbuhan yang tergolong lambat dan tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. 4.12.2.4 Perhitungan Analisis Shift Share Tanaman Buah Tabel 4.70 Perhitungan Shift Share Sektor Tanaman Buah Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ (Ps) CIJ (Ds) DIJ (Ns) Alpukat 0.00 0.01 -0.36 -227.15 235.89 -11.04 -2.3 Anggur -0.5 -0.93 -0.36 -4.31 -6.82 5.13 -6 Apel -0.1 -0.54 -0.36 -3.23 -1.64 3.97 -0.9 Durian -0.160 -0.28 -0.36 -87.92 19.75 29.06 -39.1 Jambu Air -0.1 -0.21 -0.36 -1.08 0.44 0.33 -0.3 Jambu Biji 0.01 0.05 -0.36 -312.92 353.87 -28.15 12.8 Jeruk Siam/Keprok 0.03 -0.17 -0.36 -2235.28 1178.81 1261.67 205.2 Mangga 0.22 0.10 -0.36 -11.12 14.27 3.56 6.7 Markisa/Konyal -0.1 0 -0.36 -0.36 0.36 -0.1 -0.1 Nangka/Cempedak 0.01 -0.07 -0.36 -9.33 7.51 2.02 0.2


328 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ (Ps) CIJ (Ds) DIJ (Ns) Pepaya 0.08 0.11 -0.36 -7.54 9.77 -0.53 1.7 Pisang -0.15 80 -0.36 -258.01 57778.01 -57629.60 -109.6 Sirsak -0.23 0.45 -0.36 -2.15 4.83 -4.08 -1.4 Sukun -0.03 -0.04 -0.36 -27.63 24.42 0.91 -2.3 Sumber: Hasil Analisa, 2022 Dilihat pada tabel diatas, dapat diperoleh beberapa informasi yaitu sebagai berikut, • Pada kolom Rij dapat diketahui bahwa sekitar 6 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kecamatan Junrejo. Sedangkan 8 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kecamatan Junrejo. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Alpukat • Jambu Biji • Jeruk Siam/Keprok • Mangga • Nangka • Pepaya • Anggur • Apel • Durian • Jambu Air • Markisa • Pisang • Sirsak • Sukun • Berbeda dengan kolom Rij yang menjelaskan laju pertumbuhan komoditas lingkup kecamatan, pada kolom Rin, dapat diketahui mengenai laju pertumbuhan komoditas lingkup Kota Batu. Sekitar 7 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kota Batu. Sedangkan 7 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kota Batu. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Alpukat • Jambu Biji • Mangga • Markisa • Papaya • Pisang • Sirsak • Anggur • Apel • Durian • Jambu Air • Jeruk Siam/Keprok • Nangka • Sukun • Pada kolom Mij menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditas di wilayah perencanaan. Berdasarkan perhitungan Shift Share, maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai Mij, jika bernilai positif berarti suatu komoditas memiliki keunggulan kompetitif, sedangkan jika bernilai negative berarti suatu komoditas tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Uraian setiap komoditas dapat diketahui pada tabel berikut, Tabel 4.71 Keunggulan Kompetitif Sektor Buah


329 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sektor Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Alpukat Cepat Memiliki Jambu Biji Cepat Memiliki Jeruk Siam/Keprok Cepat Memiliki Mangga Cepat Memiliki Nangka/Cempedak Cepat Memiliki Pepaya Cepat Memiliki Sukun Cepat Memiliki Durian Lambat Memiliki Jambu Air Lambat Memiliki Markisa/Konyal Lambat Memiliki Pisang Lambat Memiliki Sirsak Lambat Memiliki Anggur Lambat Tidak memiliki Apel Lambat Tidak memiliki Sumber: Hasil Analisa 2022 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa komoditas buah alpukat, jambu biji, jeruk siam, mangga, nangka, papaya, dan sukun memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan komoditas buah durian, jambu air, markisa, pisang, dan sirsak memiliki laju pertumbuhan yang tergolong lambat namun memiliki keunggulan kompetitif. Dan komoditas anggur dan apel mempunyai laju pertumbuhan yang lambat dan tidak memiliki keunggulan kompetitif. 4.12.2.5 Perhitungan Analisis Shift Share Sektor Peternakan Tabel 4.72 Perhitungan Shift Share Sektor Peternakan Sektor RIJ RIN RN NIJ MIJ CIJ DIJ Sapi Potong 0.00497 0.01 -0.03 -33.31 43.66 -5.35 5 Sapi Perah 0.013144 0.01 -0.03 -123.42 167.80 4.61 49 Domba -0.04146 -0.02 -0.03 -81.44 34.40 -54.96 -102 Kelinci -0.01079 -0.07 -0.03 -92.04 -94.22 156.26 -30 Ayam Buras -0.03348 0.00 -0.03 -444.95 412.10 -417.15 -450 Ayam Petelur -0.025 -0.04 -0.03 - 1324.26 -414.86 739.13 - 1000 Sumber : Hasil Analisa, 2022 Dilihat pada tabel diatas, dapat diperoleh beberapa informasi yaitu sebagai berikut,


330 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU • Pada kolom Rij dapat diketahui bahwa sekitar 2 ternak memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kecamatan Junrejo. Sedangkan 4 komoditas memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kecamatan Junrejo. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Sapi Potong • Sapi Perah • Domba • Kelinci • Ayam Buras • Ayam Petelur • Berbeda dengan kolom Rin yang menjelaskan laju pertumbuhan komoditas lingkup kecamatan, pada kolom Rin, dapat diketahui mengenai laju pertumbuhan komoditas lingkup Kota Batu. Sekitar 3 Ternak memiliki laju pertumbuhan yang cepat di Kota Batu. Sedangkan 3 Ternak memiliki laju pertumbuhan yang lambat di Kota Batu. Komoditas dengan laju pertumbuhan cepat Komoditas dengan laju pertumbuhan lambat • Sapi Potong • Sapi Perah • Ayam Buras • Domba • Kelinci • Ayam Petelur • Pada kolom Mij menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu komoditas di wilayah perencanaan. Berdasarkan perhitungan Shift Share, maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa ternak yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Begitupun sebaliknya, terdapat beberapa komoditas yang memiliki laju pertumbuhan yang lambat namun memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai Mij, jika bernilai positif berarti suatu komoditas memiliki keunggulan kompetitif, sedangkan jika bernilai negative berarti suatu hewan ternak tidak memiliki keunggulan kompetitif di Kecamatan Junrejo. Uraian setiap Ternak dapat diketahui pada tabel berikut, Tabel 4.73 Keunggulan Kompetitif Sektor Laju Pertumbuhan Keunggulan Kompetitif Sapi Potong Cepat Memiliki Sapi Perah Cepat Memiliki Domba Lambat Memiliki Kelinci Lambat Tidak memiliki Ayam Buras Lambat Memiliki Ayam Petelur Lambat Tidak memiliki Sumber: Hasil Analisa 2022 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa hewan ternak sapi potong dan sapi perah memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan hewan ternak seperti domba, kelinci, ayam buras, dan ayam petelur


331 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU memiliki laju pertumbuhan yang tergolong lambat namun memiliki keunggulan kompetitif. 4.12.3 Analisis Pergeseran Bersih Analisis pergeseran bersih digunakan untuk melihat pergeseran cepat atau lambat dengan cara menjumlahkan komponen Proportional shift (Ps) dan komponen Differential shift (Ds), sehingga dapat diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor perekonomian suatu wilayah. Penjumlahan dari kedua komponen tersebut disebut juga dengan pergeseran bersih (net shift) yang dinyatakan sebagai berikut: Ns = Ps + Ds Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bila hasil Ns > 0, maka pertumbuhan sektor i di Kecamatan Junrejo termasuk ke dalam kelompok progresif (maju). Bila Ns < 0, maka pertumbuhan sektor i di Kecamatan Junrejo termasuk ke dalam kelompok lambat. Hasil perhitungan dari masing-masing sektor ekonomi dapat klasifikasikan ke dalam 4 bagian/kuadran, yaitu: 10.Kuadran I. Jika nilai Ps maupun Ds suatu sektor ekonomi positif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang kuat. 11.Kuadran II. Jika nilai Ps negates namun Ds positif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat. 12.Kuadran III. Jika nilai Ps potif namun Ds negatif, artinya sektor dalam 13.kuadran ini memiliki pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah. 14.Kuadran IV. Jika nilai Ps dan Ds negatif, artinya sektor didalam kuadran ini memiliki pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang lemah. Hasil perhitungan pergeseran bersih di Kecamatan Junrejo yaitu sebagai berikut, Tabel 4.74 Pergeseran Bersih Sektor MIJ (Ps) CIJ (Ds) Kuadran Sektor MIJ (Ps) CIJ (Ds) Kuadran Bawang Daun Positif Negatif III Dracaena Positif Negatif III


332 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sektor MIJ (Ps) CIJ (Ds) Kuadran Sektor MIJ (Ps) CIJ (Ds) Kuadran Bawang Merah Positif Positif I Krisan Positif Positif I Bawang Putih Positif Negatif III Mawar Negatif Negatif IV Bayam Positif Negatif III Palem Positif Positif I Buncis Positif Positif I Phylodendron Positif Positif I Cabai Besar Positif Positif I Alpukat Positif Negatif III Cabai Rawit Negatif Positif II Anggur Negatif Positif II Jamur Negatif Positif II Apel Negatif Positif II Kacang Merah Negatif Positif II Durian Negatif Positif II Kacang Panjang Negatif Positif II Jambu Air Negatif Positif II Kangkung Positif Negatif III Jambu Biji Positif Negatif III Kembang Kol Negatif Positif II Jeruk Siam/Keprok Positif Positif I Ketimun Negatif Positif II Mangga Positif Positif I Kubis Negatif Positif II Markisa/Konyal Positif Negatif III Labu Siam Negatif Positif II Nangka/Cempedak Positif Positif I Petsai/Sawi Negatif Positif II Pepaya Positif Negatif III Terung Negatif Positif II Pisang Positif Negatif III Tomat Positif Positif I Sirsak Positif Negatif III Wortel Negatif Negatif IV Sukun Positif Positif I Jahe Positif Positif I Sapi Potong Positif Negatif III Kunyit Positif Positif I Sapi Perah Positif Positif I Laos/Lengkuas Negatif Positif II Kambing Positif Positif I Lidah Buaya Negatif Positif II Domba Positif Negatif III Temuireng Positif Negatif III Kelinci Negatif Negatif IV Temulawak Negatif Negatif IV Ayam Buras Negatif Negatif IV Anggrek Positif Positif I Ayam Petelur Negatif Positif II Anthurium Bunga Positif Negatif III Ayam Pedaging Positif Positif I Anthurium Daun Positif Negatif III Sumber: Hasil Analisa, 2022 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diperoleh kuadran sebagai berikut,


333 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kuadran IV Pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang lemah Kuadran I Pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang kuat • Wortel • Temulawak • Mawar • Kelinci • Ayam Buras • Bawang Merah • Buncis • Cabai Besar • Tomat • Jahe • Kunyit • Anggrek • Krisan • Palem • Phylodendron • Jeruk Siam • Mangga • Nangka • Sukun • Sapi Perah • Kambing • Ayam Pedaging Kuadran III Pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah Kuadran II Pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat • Bawang Daun • Bawang Putih • Bayam • Kangkung • Temuireng • Anthurium Bunga • Anthurium Daun • Dracaena • Alpukat • Jambu Biji • Markisa • Pepaya • Pisang • Sirsak • Sapi Potong • Domba • Cabai Rawit • Jamur • Kacang Merah • Kacang Panjang • Kembang Kol • Ketimun • Kubis • Labu Siam • Petsai/Sawi • Terung • Loas • Lidah buaya • Anggur • Apel • Durian • Jambu air • Ayam petelur Sumber: Hasil Analisis, 2022 Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diperoleh informasi bahwa komoditas yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki daya saing yang kuat berada pada kuadran I dengan jumlah 14 komoditas dan 3 hewan terna yaitu Bawang Merah, Buncis, Cabai Besar,Tomat, Jahe, Kunyit, Anggrek, Krisan, Palem, Phylodendron, Jeruk Siam, Mangga, Nangka, Sukung, Sapi Perah, Kambing, dan Ayam Pedaging. Kemudian di kuadran II terdapat 16 komoditas yang memiliki pertumbuhan yang lambat namun memiliki daya saing yang kuat. Pada kuadran III terdapat 14 komoditas dan 2 hewan ternak yang memiliki pertumbuhan yang cepat namun memiliki daya saing yang lemah. Pada kuadran IV terdapat 3 komoditas dan 2 hewan ternak yang memiliki pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang lemah. 4.13 Analisis Sosial Budaya Analisis sosial budaya merupakan segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut pada daerah


334 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU perencanaan yaitu Kecamatan Junrejo memeiliki tata nilai dari sosial budaya tersebut berikut merupakan social budaya yang ada di Kecamatan Junrejo. 4.13.1 Nilai Historis dan Budaya Sejarah adanya Kecamatan Junrejo Berdasarkan laporan pelacakan sejarah Junrejo yang dilakukan Ulul Azmi, S. Ag wartawan Batu Pos yang ditugaskan ke Museum Nasional menyebutkan bahwa Junrejo berasal dari kata DYON – REJTO atau JUNWATU. Dalam bahasa kuno artinya Tempat Air (Gentong Jawa) sehingga DYON – REJTO atau arca DYON WATU yang sekarang ada di museum nasional bisa bermakna tempat air dari batu.Menurut sumber yang ada di museum nasional keberadaan JUN tersebut sejak abad IX atau masa Kerajaan Tumapel / Singosari, sehingga dari uraian sejarah tersebut lahirlah nama JUNREJO. Sedangkan kronologis perkembangan dari tahun ke tahun hingga akhir berdirinya Kecamatan Junrejo sebagai berikut : 1. Tahun 1914 di Desa JUNWATU yang ketika itu Kepala Desa bernama Pak Marsih, ditemukan benda berupa JUN sedangkan di Desa Telogorejo ditemukan Telogo yang menurut masyarakat disebut JEDING dalam bahasa jawa. 2. Tahun 1922 Desa Telogorejo diubah menjadi Desa Jeding dengan pendukuhan Rejoso. 3. Tahun 1923 Desa Junwatu, Jeding dan Rejoso digabung menjadi satu dengan nama JUNREJO dan yang dipercaya menjadi Kepala Desa pada saat itu adalah Kepala Desa dari Junwatu yakni Pak Marsih sampai beliau meninggal dunia. 4. Tahun 1937 yang menjadi Kepala Desa Junrejo adalah Pak Duriyat, yang ketika itu diangkat melalui pemilihan dan beliau menjabat hingga tahun 1974. 5. Tahun 1993 merupakan hari yang bersejarah bagi Kecamatan Junrejo karena merupakan hari lahir Kecamatan Junrejo yang bersamaan dengan lahirnya Kota Administratif Batu. Kecamatan Junrejo dibagi menjadi 7 Desa/ Kelurahan, antara lain: Desa Torongrejo a. Desa Beji


335 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU b. Desa Junrejo c. Desa Tlekung d. Desa Mojorejo e. Desa Pendem f. Kelurahan Dadaprejo Atas persetujuan para tokoh masyarakat di kecamatan junrejo maka Desa Junrejo ditetapkan sebagai Ibukota Kecamatan yang kebetulan Kantor Kecamatan Junrejo bertempat di Desa Junrejo. 4.13.2 Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Dan Lingkungan Hidup 4.13.2.1 Nilai Historis Dan Budaya a. Kebudayaan daerah Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Termasuk di Kecamatan Junrejo yang memiliki kebudayaan daerah yang masih dilestarikan hingga sekarang . Berikut merupakan daftar kebudayaan daerah pada setiap desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Junrejo . 1. Kelurahan Dadaprejo Pada kelurahan dadaprejo terdapat kesenian yang masih dilestarikan diantaranya kesenian jaranan dan bantengan ,kesenian tersebut masih dilestarikan hingga saat ini . Gambar 4.19 Kesenian Jaranan dan Bantengan Kegiatan pementasan jaranan dan bantengan diadakan bila ada event penting seperti karnaval,pentas seni baik skala Kota/Kabupaten hingga Desa. 2. Desa Mojorejo


336 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Pada Desa Mojorejo memiliki kegiatan tahunan yaitu bersih desa atau selamatan Desa ,doa lintas agama,karnaval desa,dan saka migi berikut ini merupaka dokumentasi kegiatan sosial budaya yang ada di desa Mojorejo : Gambar 4.20 Kegiatan Karnaval Desa Mojorejo Gambar 4.21 Kegiatan Saka Migi Kegiatan karnaval Desa Mojorejo diadakan untuk memperigati hari kemerdekaan Indonesia.Untuk kegiatan Saka Migi sendiri dilakukan pada punden mbok tarminah dengan diadakannya pentas seni tari oleh beberapa pemuda pada desa Mojorejo. 3. Desa Junrejo Pada Desa Junrejo memiliki kegiatan tahunan yaitu bersih desa atau selamatan Desa,dan pagelaran seni.Berikut ini merupakan beberpa dokumentasi kegiatan social budaya yang ada pada Desa Junrejo : Gambar 4.22 Pagelaran Seni Desa Junrejo


337 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kegiatan Pagelaran Seni diatas dilakasanakan dalam mempringati hari kemerdekaan dan acara tersebut rutin dilaksanakan setiap setashun sekali,pagelaran seni tersebut meliputi pamaeran seni lukis ,live music,bantengan,pencak silat dan kesenian jaranan. 4. Desa Torongrejo Pada desa Torongrejo terdapat kegiatan yang masih dilestraikan sampai saat ini yaitu slametan desa kebudayaan yang ada dalam desa ini yaitu, Kawasan torongrejo memiliki punden yang digunakan pada waktu tertentu. Punden ini berfungsi sebagai tempat ibadah atau ritual menghormati para leluhur desa ini. Ritual punden ini bisanya dilaksanakan pada saat acara selamatan desa yang dilakukan setahun sekali. Selamatan desa disini merupakan syukuran untuk desa torongrejo agar senantiasa selalu makmur serta diberkahi segala hasil panen dan menciptakan suasana desa yang lebih aman, nyaman, dan damai. Gambar 4.23 Kegiatan Slametan Desa Torongrejo Selamatan desa ini dilaksanakan 3 hari 3 malam. Rangkaian acara mulai dari ritual punden pada hari pertama, sanduk dan jaranan pada hari kedua, serta yang terakhir ada pertunjukan kesenian ludruk. Acara ini dilakukan oleh warga torongrejo dan para petuah dari desaitu sendiri. 5. Desa Pendem Di Desa Pendem tercatat ada kurang lebih 28 (dua puluh delapan) kominitas/sanggar seni budaya yang meliputi seni bantengan, hadrah, jamaah sholawat, kuda lumping, orkes melayu, tayub, pencak silat, banteng dan pencak, reyog, sanduk, seni islami, terbang jidor dan seni sanggar seni tari. Salah satu sanggar seni tari yang menjadi akar lahirnya


338 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU kampung budaya gopit. Terletak di daerah Gopit, kampung ini menjelma menjadi pusat seni budaya bahkan pusat perkembangan perekonomian baru bagi warga disekitarnya. (Sumber : Desa Wisata Budaya Pendem | Dinas Pariwisata Kota Batu (eezywork.com) ) Gambar 4.24 Kebudayaan Desa Pendem Dalam kaitannya dengan situs warisan budaya di Desa Pendem terdapat ekskavasi dimana merupakan penggalian dalam arkeologi adalah pembongkaran, pemrosesan dan pencatatan sisa-sisa arkeologis. Di Punden Desa Pendem terdapat benda peninggalan purbakala berupa Yoni dan Arca Nandi terbuat dari batu andesit atau batu kali, yang sudah berada di lokasi tersebut sejak lama. Kedua benda tersebut telah di registrasi atau di data BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur pada tahun 2017. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/


339 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Selain temuan struktur bata, ekskavasi menemukan dua buah koin dari masa belanda yang terbuat dari tembaga. Satu koin bertuliskan “Nderland Indie 1825”, sedangkan koin yang lain bertuliskan “Java 1810”. 6. Desa Tlekung Desa Tlekung terkenal akan kesenian gebyar tayub dan wayang kulit yang mana kegiatan tersebut sering di pentaskan pada acara bersih Desa ,maupun acara penting lainnya. Gambar 4.25 Kesenian Desa Tlekung 7. Desa Beji Desa Beji terkenal akan tari jarkenjong tari jarkenjong sendiri tercipta, dari sebuah rumah penduduk yang berada dipinggiran perkampungan padat penduduk di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Gambar 4.26 Tari Jarkenjong Khas Desa Beji Tari Jarkenjong dicipta dan menggetarkan dunia. Di kediaman Agus Mardiyanto, seniman muda yang menciptakan banyak tarian tradisional.Agus mencetak ratusan penari-penari handal lewat sebuah kelas seni. b. Akulturasi budaya Kearifan lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai dimensi


340 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam. Eksistensi kearifan lokal semakin memudar pada permukiman masyarakat. Salah satunya dalam bidang pertanian dengan tingkat kebutuhan hidup yang tinggi menjadikan penduduk sekitar melakukan perubahan terhadap pekerjaan untuk menunjang taraf hidup ekonomi penduduk. Selain kebudayaan daerah yang masih terjaga hingga saat ini, di Kecamatan Junrejo pun juga mengalami adanya modernisasi dimana munculnya globalisasi yang membuat keberadaan Home Industry yang di peruntukkan bagi pengusaha kecil yang dikelola oleh keluarga. Untuk meningkatkan taraf hidup dan eksistensi masyarakat yang semakin modern warga berusaha untuk mencari penghasilan lebih dikarenakan tuntutan akan keuangan untuk bertahan hidup dan gaya hidup lebih modern . Penduduk yang awalnya keseluruhan petani dan buruh sekitar 80% menjadi pengerajin kayu karena faktor ekonomi yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan hidup, Home Industry yang didirikan merupakan dorongan juga dari warga sekitar yang merupakan keluarga penduduk, kekerabatan di dusun ini merupakan keluarga dari besar dari 6 pendiri ini sehingga sumber daya manusia yang ada di utamakan dari warga sekitar yang merupakan kerabat - keluarganya. Seperti halnya Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya menjadi industry yang mendominasi pada wilayah Kecamatan Junrejo dimana banyak terdapat sentra industry pembuatan pigura dari kayu , souvenirs telenan dari kayu dan tas anyaman dari rotan . Gambar 4.27 Kerajinan Tas dan Cobek Kecamatan Junrejo


341 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU c. Pola pemukiman Kawasan di Kecamatan Junrejo ini cenderung mengikuti pola linier dan cluster (pengelompokan) dengan konsentrasi pada kawasan pusat kota yaitu di Kecamatan Batu. Pola permukiman ini terbentuk dari jalurjalur pergerakan kegiatan dan menyesuaikan dengan keadaan kemiringan lahan. Dari data perkembangan luas kawasan permukiman di Kota Batu untuk beberpa tahun terakhir, maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan kawasan permukiman paling pesat ada di Kecamatan Junrejo. Gambar 4.28 Desa Beji Kec. Junrejo Kota Batu 65326 Gambar 4.29 Pola pemukiman yang ada di Kecamatan Junrejo dengan pola linier dan cluster d. Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Dan Lingkungan Hidup Peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang meliputi : 1. Karakter sosial, budaya masyarakat, 2. Sikap, kebiasaan dan aspirasi dalam pembangunan kota.


342 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Masalah yang masih sering ditemui terkait dengan kondisi sosial,ekonomi dan budaya antara lain : 1) Pengetahuan masyarakat dalam hal rencana tata ruang masih sangat terbatas. Kondisi ini mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk ikut terlibat baik secara fisik maupun non fisik dalam pembangunan di wilayahnya. 2) Banyaknya pengangguran di Kecamatan Junrejo Kota Batu karena kurangnya lapangan pekerjaan yang ada, serta tingkat ketrampilan yang terbatas. Hal ini dapat dilihat bahwa angka pengangguran/tidak bekerja terbanyak berada di desa Beji dengan jumlah 2334 Jiwa . Tabel 4.75 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PEKERJAAN TLEKUNG JUNREJO MOROREJO TORONGREJO BEJI PENDEM DADAPREJO Belum / Tidak Bekerja 1432 2401 1140 1403 2334 2294 1612 Pelajar/Mahasiswa 1306 1030 807 1257 - 1190 Pegawai Negeri Sipil 74 145 106 68 120 261 201 Pensiunan 2 37 42 13 48 214 95 Pegawai Swasta 749 940 1101 835 986 258 1069 Guru 26 47 58 41 56 - 146 Buruh 294 553 302 214 268 2653 255 Dokter 4 5 3 0 4 29 9 Tenaga Medis Lain 4 5 12 6 14 11 0 Petani 597 1201 168 1726 432 2520 455 Ibu Rumah Tangga 842 1472 1110 900 1339 2141 1209 Lain- lain 119 814 458 76 821 310 592 Jumlah 4143 8926 5530 6089 7679 10691 6833 Sumber : Kecamatan dalam angka Kecamatan Junrejo 2021 Berkembangnya kawasan wisata di Kota Batu menjadi daya tarik tersendiri bagi pedagang kaki lima (PKL). Walaupun di satu sisi dampak positif PKL dalam menanggulangi pengangguran cukup signifikan tetapi dampak negatif yang ditimbulkannya pun tidak kalah besar apalagi PKL memilih lokasi di kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu kaitannya dengan peran masyarakat dalam hal lingkungan hidup yakni dengan adanya akibat dari kegiatan manusia itu sendiri serta penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan produktivitas tanaman mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Selain itu hal tersebut diakibatkan perubahan iklim yang semakin meningkat. 4.14 Analisis Kelembagaan Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur organisasi dan tata


343 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU laksana pemerintahan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana kerja, produkproduk pengaturan serta organisasi nonpemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat.Berikut ini merupakan analisis kelembagaan dari Kecamatan Junrejo. 4.14.1 Analisis Lembaga Terkait ( SNA) Analisis kelembagaan pada Studio Perecanaan Kota Kecamata Junrejo menggunakan metode analisis Social Network Analysis (SNA). Social Network Analysis (SNA) merupakan salah satu metode analisis yang memiliki konsentrasi pada relationship reserach dan sering digunakan dalam melihat sebuah hubungan dan menggambarkan beberapa informasi secara individu. SNA dapat digunakan dalam pemetaan rekanan-rekanan pemerintah pada Analisis kelmbagaan Studio Kecamatan Junrejo yang dapat dipelajari polanya sehingga dapat digunakan untuk menentukan instansi/lembaga yang berkaitan dalam proses Analisis pada Studio Perkotaan Kecamatan Junrejo. Tabel 4.76 Lembaga Terkait No Kegiatan Lembaga Terkait 1 Pemerintahan Kecamatan • Kantor Kecamatan : Camat ,Kelurahan/DesaSeksi Pemerintahan,Seksi Pemberdayaan,Seksi Pembangunan,Seksi Kesejahteraan,Seksi Ketentraman & Ketertiban,Sekcam ,Subag Umum & Keungan,Subag Program. 2 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan


344 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Kegiatan Lembaga Terkait • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi, Bidang Tata Lingkungan, Bidang Penataan Ruang, Bidang Perekonomian, Bidang Penelitian dan Pengembangan • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Tata Lingkungan 3 Jalan • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang jalan, Bidang Jembatan, Bidang Tata Teknis Irigasi, Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, Bidang Pengembangan Sumber Daya Air • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan • Dinas Perhubungan (Dishub): Bidang Perhubungan Darat, Bidang Keselamatan lalu Lintas • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: Bidang Pembangunan Desa 4 Listrik • PLN: Assistant Operasi Pemeliharaan, Assistant Manager Engeneering • Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian: Bidang Perindustrian • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Penataan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Bidang Tata Lingkungan • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Kawasan Permukiman, Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan • Telkom: Deputy EVP Infrastructure


345 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Kegiatan Lembaga Terkait • Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu: Bidang Pelayanan Perizinan 5 Telekomunikasi • Dinas Komunikasi dan Informatika: Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bidang Statistik dan Persandian • Telkom: Deputy EVP Infrastructure • PLN: Assistant Operasi Pemeliharaan • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Kawasan Permukiman, Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan 6 Sungai • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, Bidang Jembatan, Bidang jalan, Bidang Tata Bangunan, Bidang Tata Teknis Irigasi, Bidang Penataan Ruang • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Bidang Kawasan Permukiman 7 Irigasi


346 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Kegiatan Lembaga Terkait • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Tata Teknis Irigasi, Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, Bidang jalan, Bidang Tata Bangunan, Bidang Penataan Ruang • Dinas Pertanian: Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Bidang Tanaman Pangan. 8 Drainase • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Bidang Kawasan Permukiman, Bidang Pertanahan • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang, Bidang jalan, Bidang Pengembangan Sumber Daya Air • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: Bidang Pembangunan Desa • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan 9 Air Minum • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Bidang Kawasan Permukiman, Bidang Pertanahan • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan


347 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Kegiatan Lembaga Terkait • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang, Bidang jalan, Bidang Pengembangan Sumber Daya Air • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: Bidang Pembangunan Desa • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan • PDAM: Kepala Bagian Teknik 10 Limbah • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DINAS PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan, Bidang Kawasan Permukiman, Bidang Pertanahan • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, Bidang Penataan Ruang, Bidang jalan • Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA): Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: Bidang Pembangunan Desa • PDAM: Kepala Bagian Hubungan Langganan • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan 11 Persampahan • Dinas Lingkungan Hidup (DLH): Bidang Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan, Bidang Tata Lingkungan, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Bidang Penataan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup • Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian: Bidang Perindustrian • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR): Bidang Penataan Ruang • Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas PKPP): Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan


348 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Kegiatan Lembaga Terkait 12 Jalur Evakuasi Bencana • Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD): Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan dan Logistik • Dinas Sosial (Dinsos): Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasarkan tabel diatas, hasil dari analisis kelembagaan ini dapat digunakan untuk menentukan instansi/Lembaga yang terkait dalam Analisis Studio Perencanaan Kota Kecamatan Junrejo. Pada analisis tersebut menggunakan metode degree yang mana untuk menunujukan pihak yang paling berpengaruh pada masing masing bidang pada perencanaan Studio Kota Kecamatan Junrejo.


349 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 5 BAB 5 ISU STRATEGIS Isu Strategis merupakan Langkah awal dalam penyusunan laporan akhir studio perencanaan kota.Berikut merupakan isu strategis yang terdapat di Kecamatan Junrejo: 1. Wilayah Kecamatan Junrejo dijadikan sebagai pusat pengembangan permukiman kota yang dilengkapi dengan fasilitas pusat pelayanan kesehatan skala kota dan regional, kawasan pendidikan tinggi, dan kawasan pendukung perkantoran pemerintahan dan swasta (RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030). 2. Desa Tlekung yang dijadikan sebagai pusat lingkungan dengan dilengkapi fasilitas pusat pelayanan pemerintahan desa serta fasilitas kesehatan yang dikembangkan untuk pelayanan regional, fasdilitas pendidikan dasar dan fasilitas pusat pengembangan pertanian (RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030) 3. Desa Mojorejo yang dijadikan sebagai pusat lingkungan dilengkapi dengan pusat pemerintahan skala desa dan pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dilengkapi dengan pelayanan pendidikan dasar hingga tingkat atas, fasilitas kesehatan skala lokal, koridor perdagangan dan jasa komersiall pendukung wisata kuliner (RTRW Kota Batu 2010-2030). 4. Kawsan Pengembangan tanaman jeruk di Desa Tlekung (RTRW Kota Batu 2010-2030) 5. Rencana Pengembangan lokasi tempat pemrosesan akhir meliputi tempat pemrosesan akhir Tlekung di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo (RTRW Kota Batu 2010-2030). Berdasarkan isu diatas diperoleh Analisis SWOT sebagai berikut : Tabel 5.1 Analisis SWOT Kecamatan Junrejo STRENGTH (KEKUATAN) : • Menjadi Lumbung Padi Kota Batu • Merupakan Kawasan Pengembangan tanaman jeruk • Komoditas Tanaman Anggrek Menjadi Tanaman Hias Yang Paling Mendominasi WEAKNESS (KELEMAHAN) : • Pola permukiman yang cenderung berkelompok dengan aksebiltas jalan yang kurang. • Kurangnya SDM yang produktif


350 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU • Berpotensi menjadi Kawasan UMKM Kota Batu • Belum Tersedianya Jalur dan Titik Evakuasi Pada Kecamatan Junrejo OPPORTUNITIES (PELUANG) : • Kawasan yang menjadi daya tarik investor • Menjadi Koridor Perdagangangan dan Jasa • Menjadi Jalur Penghubung antar Kota dan Kabupaten THREATS ( ANCAMAN) : • Banyaknya Pendatang dari kota lain yang membuat degradasi lahan di Kecamatan Junrejo • Mayoritas Kawasan di Kecamatan Junrejo merupakan daerah Rawan Bencana Banjir Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01


Click to View FlipBook Version