151 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU pembayaran gaji pegawai, melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan, menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan, menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan keuangan, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengantugas dan fungsinya. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud,Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyelenggaraan urusan rumah tangga dan keprotokolan. b. Penyusun laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris. c. Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai dari penempatan pegawai sesuai formasi. d. Penyusunan analisa jabatan pegawai. e. Penyusunan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, dan fungsional. f. Melakukan peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, kesejahteraan, gaji berkala, mutasi, pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, dan izin belajar. g. Penyusunan kebutuhan dan pengelolaan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, dan pengamanan. h. Penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). i. Penyusunan administrasi dan pelaksanaan pembayaran gaji pegawai. j. Pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penatausahaan keuangan. k. Penyusunan dan penyampaian laporan penggunaan anggaran. l. Penyusunan dan penyampaian laporan administrasi keuangan, laporan semesteran dan akhir tahun. m. Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan semesteran dan akhir tahun. n. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sub bagian. o. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsi.
152 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Pelaksanaan pemerintahan di Kecamatan dilakukan oleh lima seksi (Seksi Pemerintahan, Seksi Pembangunan, Seksi Ketentraman dan Ketertiban, Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Kesejahteraan Rakyat). c. Seksi Pemerintahan Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan, pertanahan dan pencatatan sipil. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja seksi. 2) Penyelenggaraan pelayanan kependudukan bidang pencatatan sipil. 3) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemerintah umum dan Desa/Kelurahan. 4) Fasilitasi dan pembinaan penyelenggaraan Pemerintah Desa/Kelurahan, kerjasama antar Desa/Kelurahan atau pihak ketiga, pelaksanaan pencalonan, pemilihan, pemberhentian Kepala Desa dan perangkat Desa. 5) Fasilitasi dan pembinaan penyelenggaraan pembentukan Badan Permusyawaratan Desa dan lembaga kemasyarakatan Desa/Kelurahan lainnya. 6) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan pendokumentasian administrasi pertanahan. 7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi. 8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi. d. Seksi Pembangunan Seksi Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang pembangunan. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembangunan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja seksi. 2) Pelaksanaan pembinaan penyusunan dan pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa/Kelurahan. 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi musyawarah perencanaan pembangunan Desa/Kelurahan. 4) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi terhadap pengembangan dan pembinaan perekonomian dan sumber daya alam. 5) Pelaksanaan pemantauan seluruh kegiatan ekonomi dan pembangunan yang ada di wilayahnya. 6) Fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana di wilayah Kecamatan. 7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi. 8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi.
153 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Seksi Ketentraman dan Ketertiban dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang ketentraman dan ketertiban. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja seksi. 2) Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban, bina kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat. 3) Pengkoordinasian pelaksanaan penegakan peraturan perundangundangan. 4) Membantu penyelesaian perselisihan antar kelompok dan penegakan HAM. 5) Fasilitasi pencegahan dan penangulangan bencana alam. 6) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi. 7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi. f. Seksi Pemberdayan Masyarakat Seksi Pemberdayan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang pemberdayaan masyarakat. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja seksi. 2) Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan penyusunan dan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). 3) Pelaksanaan fasilitasi pembinaan pengembangan partisipasi masyarakat dan kelembagaan pemerintahan desa/kelurahan. 4) Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan program Keluarga Berencana dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak. 5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi. 6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi. 7) Seksi Kesejahteraan Rakyat Seksi Kesejahteraan Rakyat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang kesejahteraan rakyat. Dalam menjalankan tugas, g. Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kerja seksi. 2) Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kegiatan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, pemuda dan olah raga. 3) Penyelenggaraan fasilitasi pelaksanaan kegiatan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, pemuda dan olah raga. 4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi.
154 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi. h. Kelurahan Ketentuan lebih lanjut mengenai Kelurahan, uraian tugas dan fungsi Kelurahan diatur dengan Peraturan Walikota No 5 Tahun 2016. Lurah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di wilayah Kelurahan. Dalam melaksanakan tugas, Lurah dibantu oleh pejabat yang ada pada struktur pemerintah kelurahan : 1) Sekretaris Kelurahan. 2) Kepala Seksi pemerintahan, keamanan dan ketertiban 3) Kepala Seksi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan. 4) Kepala Seksi perekonomian dan Kesejahteraan rakyat i. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas dan fungsi pelaksanaan sebagian kegiatan kecamatan secara professional sesuai dengan kebutuhan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundangundangan. Kelompok Jabatan Fungsional ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab kepada Camat. 2. Pemerintah Desa a. Pemerintah Desa Beji Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Beji salah satunya adalah Perangkat Desa.Adapun Perangkat Desa atau Aparatur Desa adalah badan penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desadalam Mengatur dan Mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia . Pemerintah desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut :
155 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sumber : Monografi Desa Beji 2021 Gambar 3.70 Struktur Pemenrintahan Desa Beji b. Pemerintah Kelurahan Dadaprejo Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa/Kelurahan mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Kelurahan Dadaprejo salah satunya . Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Tabel 3.48 Struktur Organisasi Kelurahan Dadaprejo NO NAMA NIP JABATAN 1 FIFI RAHMAWATI, SH 19790307 200212 2 004 Lurah Dadaprejo 2 ZAMZAM RAHMAWAN L ,SE 19690518 200701 1 012 Sekretaris Lurah 3 ENDANG SULISTYORINI 19641117 199103 2 007 Kasi pembangunan & Kesra 4 ARIEF RACHMAN, SE 19810221 201101 1 007 Kasi Pemerintahan Trantib 5 SUROSO, S.Pd, M.Si 19711108 200604 1 009 Kasi Pemberdayaan Masy. & Perekonomian 6 TUTIA’NI 19760101 200801 2 030 7 CAHYO BANGKIT SATUHU 19670328 200312 1 003 8 RUDI SUPRIANTO 19820630 200903 1 001 9 TITIS RAHAYU SENTIKO, SE.MM 19860709 201001 2 021 10 OKTAVIANDI HERDIAN, Amd 19801001 200701 1 008 11 FITRI NUR FARIDA 19780911 200801 2 018 12 DIYAN RAHMAWATI 19830703 200604 2 015 13 KUNTI WIJAYANTI 19690606 201001 2 001 14 AMIN NUR HIDAYAT 19830703 200701 1 008 15 JOKO SULISTIYO 19820929 200801 1 013 16 HARI UTOMO HONORER 17 HANTONO HONORER 18 NESA DEVI THL 19 JULIATI THL 20 NASIRUN THL 21 MUKADI THL Sumber: Monografi Kelurahan Dadaprejo c. Pemerintah Desa Junrejo
156 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Junrejo salah satunya . Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Sumber: Monografi Desa Junrejo Gambar 3.71 Struktur Organisasi Junrejo d. Pemerintahan Desa Mojorejo Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Junrejo salah satunya . Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Tabel 3.49 Struktur Organisasi Desa Mojorejo NO NAMA JABATAN TTL PENDIDIKAN 1 Rujito Kepala Desa Malang, 15-11-1963 S-1 2 Muhlis Hariyono Sekretaris Desa Malang, 31-7-1975 SMA 3 Sugeng Hariyanto Kaur Keuangan Malang, 02-6-1975 S-1 4 Tika Herawati Kaur Umum Malang, 13-01-1984 SMA 5 M. Anwar Kasi Pemerintahan Malang, 5-4-1967 MAN 6 Imas Budi Santoso Kasi Kesra Malang, 16-12-1993 SMK 7 Maria Sumarmi Kasi Pelayanan Malang, 13-8-1979 S-1 8 Kusmintarjo Kasun Kajang Magetan, 19-5-1966 SMA 9 Harto Kasun Ngandat Malang, 13-12-1964 SMA
157 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 10 Junaedi Kaur Perencanaan Malang, 19-10 1983 SMA 11 Mulyadi Rohman Modin Dusun Kajang Malang, 12-05-1958 SD 12 Abdul Kholik Modin Dusun Ngandat Batu, 20-11-1961 SLTA 13 Toni susanto Staff Pemerintah Desa Malang, 06-04-1981 SMA 14 Rohmatus Saadatud Staff Pemerintah Desa Batu,19-01-1995 MAN 15 Grandis Fitria A.M Staff Pemerintah Desa Malang, 13-12-2000 SMK 16 Eky Dwi Saputro Staff Pemerintah Desa Malang, 17-03-1994 SMK 17 Agung Budi Santoso Staff Pemerintah Desa Malang, 16-08-1999 SMK 18 Subowo Staff Pemerintah Desa Batu, 30 Januari 1983 SMA Sumber: Monografi Desa Mojorejo e. Pemerintahan Desa Pendem Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Pendem salah satunya . Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Sumber: Monografi Desa Pendem 2021 Gambar 3.72 Struktur Organisasi Desa Pendem f. Pemerintahan Desa Torongrejo Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan
158 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Torongrejo salah satunya . Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Tabel 3.50 Struktur Organisasi Desa Torongrejo No. Nama Lengkap NIP L /P Tempat/Tanggal Lahir Jabatan KET 1. SUGENG SANTOSO WIDJOYO - L Malang, 01-03-1969 Kepala Desa Non PNS 2. DONI FIRMANSYAH, S.Pd.SD - L Malang, 24-09-1985 Sekdes Non PNS 3. SUYONO - L Malang, 27-01-1969 Kasun Klerek Non PNS 4. PRIYANTO - L Malang, 08-04-1971 Kasun Krajan Non PNS 5. SUNARKO TAKIM - L Malang, 04-01-1970 Kasun Ngukir Non PNS 6. MUJIONO - L Malang, 23-01-1970 Kasie Pemerintahan Non PNS 7. DAVID FERDIANSYAH - L Malang, 08-07-1991 Kasie Pelayanan Non PNS 8. JOKO PURNOMO - L Malang, 05-11-1975 Kasie Kesejahteraan Rakyat Non PNS 9. JUWARI - L Malang, 09-03-1970 Kaur Tata Usaha & Umum Non PNS 10. ACHMAT BASONI - L Malang, 02-07-1973 Kaur Perencanaan Non PNS 11. MURDIANTO - L Malang, 11-09-1975 Kaur Keuangan Non PNS 12. M.MUNIR CHOLIS, S.Pd - L Malang, 06-09-1991 Staf Kasi Kesra Non PNS 13. ARIF OKTAVIANTO - L Malang, 01-11-1990 Staf Kasi Pemerintahan Non PNS 14. IMAM HERMAWAN, SE - L Malang, 12-09-1995 Staf Kaur Perencanaan Non PNS 15. RIO FLIKRINIDA, SE - L Malang, 01-03-1995 Staf Kaur Keuangan Non PNS 16. ROSIANA - P Malang, 18-08-1994 Staf Kaur Umum dan TU Non PNS 17. SERLYNDA WETA TAMIA - P Jombang, 22-05- 1989 Staf Kaur Umum dan TU Non PNS Sumber: Monografi Desa Pendem 2021 g. Pemerintahan Desa Tlekung Dalam penyelengaraan Pemerintahan, Perangkat Desa mempunyai peranan penting dalam menjalankan pemerintahan maupun memberikan pelayanan kepada masayarakat. Lembaga formal yang terdapat di Desa Torongrejo salah satunya .
159 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Adapun struktur kepemerintahan adalah sebagai berikut : Gambar 3.73 Struktur Organisasi Desa Tlekung 3.7.2 Lembaga Informal Menurut Lauth (2004 : 7) Lembaga Informal bentuknya lebih dari sekedar “regularitas” (dalam pengertian kebiasaan) ataupun struktur (misalnya distribusi pendapatan). Lembaga Informal terdiri atas norma atau seperangkat susunan norma yang bertanggung jawab pada kondisikondisi khusus, dalam hal ini interaksi sosial. Regulasi dan struktur merupakan aspek-aspek penting dalam Lembaga Informal, tetapi hal-hal tersebut tak dapat dipahami tanpa acuan dasar individual. Lembaga Informal hanya dapat muncul apabila berakar pada kepercayaan dan/atau sikap individual. Raiser (1997 : 4) mengilustrasikan bahwa Lembaga Informal merupakan pencerminan suatu konvensi, yang secara bertahap diakui sebagai suatu aturan oleh masyarakat. Lembaga informal yang ada di kecamatan junrejo adalah sebagai berikut Tabel 3.51 Lembaga Informal No Lembaga Lingkup
160 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 1 PKK Setiap Desa/Kelurahan 2 GAPOKTAN Setiap Desa/Kelurahan 3 Karang Taruna Setiap Desa/Kelurahan 4 Linmas Setiap Desa/Kelurahan 5 KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Kelurahan Dadaprejo 6 POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Kelurahan Dadaprejo 7 BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Beji 8 PIKR(Pusat Informasi dan Konseling Remaja Desa Beji 9 Forum Anak (FA) Desa Beji 10 Rukun Kematian Desa Desa Beji 11 Rukun Kematian RW Desa Beji Sumber: Monografi Desa 2021
161 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4 BAB 4 ANALISIS Analisis atau analisa adalah kegiatan yang dilakukan dengan metode tertentu untuk mengamati sebuah data baik sekunder maupun primer .Berikut merupakan analisis yang digunakan pada wilayah perencnaan yaitu Kecamatan Junrejo. 4.1 Analisis Kedudukan Dan Peran WP Dalam Wilayah Yang Lebih Luas Analisis kedudukan dan peran wilayah perencanaan dengan membandingkan wilayah perencanaan dengan wilayah yang lebih luas seperti wilayah nasional, provinsi, dan kota. Berikut merupakan tabel perbandingkan peran wilayah perencanaan Kecamatan Junrejo. Tabel 4.1 Peran Wilayah Perencanaan Dalam Wilayah Yang Lebih Luas RTRW Provinsi Jawa Timur RTRW Kota Batu Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi 2011 – 2031, sistem perkotaan di Provinsi Jawa Timur, meliputi: PKN Kawasan Perkotaan Gresik– Bangkalan– Mojokerto–Surabaya– Sidoarjo–Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang PKW Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan PKWP Pasuruan dan Batu PKL Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil Kawas an Perko taan Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sistem dan fungsi perwilayahan merupakan organisasi ruang pembagian wilayah kota beserta penetapan fungsi wilayah yang selanjutnya disebut Bagian Wilayah Kota atau di singkat dengan BWK. Pada Pasal 14, BWK di Kota Batu meliputi, a. BWK I dengan cakupan wilayah meliputi Kecamatan Batu dengan pusat pelayanan berada di Desa Pesanggrahan; b. BWK II dengan cakupan wilayah meliputi Kecamatan Junrejo dengan pusat pelayanan di Desa Junrejo; c. BWK III dengan cakupan wilayah meliputi Kecamatan Bumiaji dengan pusat pelayanan di Desa Punten Fungsi wilayah setiap BWK meliputi: a. BWK I sebagai wilayah utama pengembangan pusat pemerintahan kota, pengembangan kawasan kegiatan perdagangan dan jasa modern, kawasan pengembangan kegiatan pariwisata dan jasa penunjang akomodasi wisata serta kawasan pendidikan menengah; b. BWK II sebagai wilayah utama pengembangan permukiman kota dan
162 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU RTRW Provinsi Jawa Timur RTRW Kota Batu dilengkapi dengan pusat pelayanan kesehatan skala kota dan regional, kawasan pendidikan tinggi dan kawasan pendukung perkantoran pemerintahan dan swasta; c. BWK III sebagai wilayah utama pengembangan kawasan agropolitan, pengembangan kawasan wisata alam dan lingkungan serta kegiatan agrowisata. Sesuai dengan rencana sistem pusat pelayanan Pasal 19 ayat 3, Kota Batu termasuk ke WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang yang meliputi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang dengan fungsi pertanian tanaman pangan, perkebunan, holtikultura, kehutan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri. Pada pasal 16, sub pusat pelayanan kota di BWK II terdapat di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, memiliki fungsi sebagai: - sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan atau pendukung pemerintahan kota dilengkapi dengan kantor kecamatan, perkantoran pendukung pemerintahan kota, - pusat pelayanan pendidikan tinggi, dilengkapi dengan fasilitas perguruan tinggi, dan - pusat perdagangan kecamatan Pada pasal 17, Pusat lingkungan di BWK II ditetapkan sebagai berikut, a. Desa Tlekung sebagai pusat lingkungan dilengkapi pusat pelayanan pemerintahan desa dan kesehatan, dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang dikembangkan untuk pelayanan regional, fasilitas pendidikan dasar, fasilitas pusat pengembangan pertanian; a. b. Desa Mojorejo sebagai pusat lingkungan dilengkapi pusat pemerintahan skala desa dan pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dilengkapi dengan pelayanan pendidikan dasar hingga tingkat atas, fasilitas kesehatan skala lokal, koridor perdagangan dan jasa komersial pendukung wisata kuliner. Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kota Batu Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kota Batu termasuk ke dalam sistem perkotaan PKWP yang berarti pusat kegiatan yang dipromosikan untuk kemudian
163 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU hari dapat ditetapkan sebagai PKW. Sesuai dengan rencana sistem pusat pelayanan, Kota Batu termasuk ke WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang yang meliputi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang dengan fungsi pertanian tanaman pangan, perkebunan, holtikultura, kehutan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri. Jika berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030, kedudukan dan peran Kecamatan Junrejo termasuk bagian wilayah atau BWK II yang merupakan pusat pelayanan kesehatan skala kota dan regional, kawasan pendidikan tinggi dan kawasan pendukung perkantoran pemerintahan dan swasta. Selain itu, Kecamatan Junrejo menjadi sub pusat pelayanan kota yang memiliki fungsi sebagai sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan atau pendukung pemerintahan kota, pusat pelayanan pendidikan tinggi, dan sebagai pusat perdagangan kecamatan. Hal ini sesuai dengan kondisi eksisting di Kecamatan Junrejo ditandai dengan adanya kantor kecamatan serta perkantoran lainnya seperti kantor DRPD yang berada di Desa Junrejo, perguruan tinggi dengan adanya Pasca Sarjana UIN Maulana Maliki Ibrahim serta adanya fasiltias kesehatan berupa Rumah Sakit yang ada di Desa Tlekung, dan lain sebagainya. Pada setiap BWK memiliki dua pusat lingkungan yang merupakan pusat pelayanan skala di BWK. Di Kecamatan Junrejo memiliki dua pusat lingkungan yang berada di Desa Tlekung dan Desa Mojorejo. Desa tlekung memiliki fasilitas kesehatan dengan cakupan pelayanan regional, pendidikan dasar serta pusat pengembangan pertanian. Hal ini sejalan dengan kondisi eksisting yang memang tersedianya fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit Baptis yang memilik cakupan pelayanan hingga skala regional/kecamatan, dan pendidikan dasar berupa beberapa fasilitas Taman KanakKanak/Sekolah Dasar, serta pusat pengembangan pertanian yang mana pada kondisi eksisting memang sebagian besar berupa pertanian sehingga wilayah ini dijadikan sebagai pengembangan pertanian. Selain itu, dilihat pada kondisi eksisting Desa Mojorejo memang memilki beberapa fasilitas mulai dari TK/SD hingga SMA/K serta memiliki berbagai macam wisata kuliner yang ada disepanjang jalan kolektor primer. Analisis Kedudukan Dan Peran Wp Dalam Wilayah Yang Lebih Luas
164 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.1.1 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Sosial-Budaya Dan Demografi WP Pada Wilayah Yang Lebih Luas Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek demografi Kecamatan Junrejo pada wilayah lain disekitarnya bertujuan untuk mengetahui kontribusi aspek sosial budaya dan demografi di Kecamatan Junrejo terhadap wilayah disekitarnya. Kecamatan Junrejo memiliki nilai sosial budaya yang tinggi. Dan masih banyak tradisi atau adat dari nenek moyang yang masih dilakukan hingga saat ini. Berikut merupakan tabel perbandingan Keterkaitan Sosial-Budaya Dan Demografi Kecamatan Junrejo. Tabel 4.2 Keterkaitan Sosial-Budaya Dan Demografi RTRW JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU Pasal 13 (10) Strategi pengembangan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dilakukan dengan mengembangkan daya tarik wisata yang meliputi wisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang terintegrasi secara spasial dengan memperhatikan keunggulan dan daya saing secara global melalui: a. pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia Pasal 11 (1) mengamankan benda cagar budaya dan sejarah dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, dan situs purbakala pasal 16 (5) Strategi pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kawasan sosial dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan dengan memelihara nilai sejarah dan budaya yang tinggi serta nilai-nilai yang asli dengan pengelolaan yang mengapreasiasi nilai tersebut melalui: pelestarian kawasan sosial dan budaya Pasal 43 Kawasan cagar budaya Kota Batu meliputi cagar budaya meliputi Candi Supo Songgoriti dan bangunan kuno bersejarah di Kota Batu Pasal 53 Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf c meliputi: a. suaka margasatwa b. cagar alam c. kawasan pantai berhutan bakau d. taman nasional e. taman hutan raya f. taman wisata alam g. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Pasal 53 (2) • Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud terdiri atas : a. Wisata alam pegunungan b. Wisata buatan c. Wisata budaya • Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya meliputi: a. Pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata, agama, sosial, dan kebudayaan. b. Pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang
165 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU RTRW JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU tidak sesuai dengan fungsi kawasan. c. Pemanfaatan tidak dapat dilakukan apabila bertentangan dengan upaya perlindungan benda cagar budaya dan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi dan/atau golongan. d. Mengupayakan konservasi, dan melakukan revitalisasi dan rehabilitasi. e. Meningkatkan pelestarian situs, candi dan artefak lain yang merupakan peninggalan sejarah f. Pembatasan bangunan di sekitarnya melalui , pembatasan ketinggian, dan menjadikan candi tetap terlihat dari berbagai sudut pandang g. Menjadikan obyek situs/candi menjadi bagian dari tour wisata di Kota batu h. Sebagai obyek daya tarik wisata sejarah Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kota Batu Di Kecamatan Junrejo ini, masyarakat masih meyakini bahwa tradisi wajib dilakukan. Seperti bersih Desa atau selametan Desa. Karena untuk menghormati para leluhur Desa tersebut agar menjadikan Desa tersebut aman, damai, nyaman juga terhindar dari hal-hal yang baik. Selametan Desa ini dilakukan di punden yang terletak di Desa Torongrejo yang termasuk sebagai cagar budaya. Gambar 4.1 Slamatan Desa di Punden Desa Torongrejo Gambar 4.2 Gebyar Tarub Kemudian juga terdapat budaya lainnya seperti karnaval, gebyar tarub dan kesenian jawa lainnya. Hal ini yang membuat kecamatan Junrejo ini menjadi bagian
166 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU dari visi Pemerintah Kota Batu yaitu “Desa Berdaya Kota Berjaya dengan harapan untuk dapat mengangkat kebudayaan lokal di masing” Desa di Kota Batu. 4.1.2 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Ekonomi WP Pada Wilayah Yang Lebih Luas Analisis kedudukan dan Keterkaitan Ekonomi Wilayah Perncanaan Pada Wilayah Yang lebih uas dengan membandingkan wilayah perencanaan dengan wilayah yang lebih luas seperti wilayah nasional, provinsi, dan kota. Berikut merupakan tabel perbandingan keterkaitan ekonomi WP pada Kecamatan Junrejo. Tabel 4.3 Perbandingan Kedudukan Ekonomi Wilayah Perencanaan Dengan Wilayah Yang Lebih Luas. No. RTRW Kota Batu RTRW Provinsi Jawa Timur 1. PASAL 63 AYAT 1 Rencana kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sector unggulan pertanian diarahkan untuk kegiatan: 1. Sub sektor tanaman holtikultura sayur mayur terdapat di Desa Tulungrejo, Desa Sumberbrantas, Desa Gunungsari, Desa Punten, Desa Sumbergondo, Desa Oro-oro Ombo, Desa Pesanggrahan, Kelurahan songgokerto, dan Desa Junrejo. 2. .Sub sektor perkebunan buah-buahan meliputi perkebunan apel memusat di Kecamatan Bumiaji dan sebagian terdapat di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo, perkebunan jeruk memusat di, Desa Tlekung Desa Bumiaji, Desa Oro-oro Ombo dan, dengan terdapatnya pusat penelitian jeruk Balitjestro, dan perkebunan alpukat terdapat di Desa Tlengkung dan Desa Torongrejo, perkebunan buah kesemek di Desa Tulungrejo, Desa Sumberbrantas, dan Perkebunan Strawberry di Desa Pandanrejo; 3. Sub sektor tanaman hias terdapat di Desa Sidomulyo, Desa Punten, Desa Tulungrejo, Desa Sumberejo, Desa Sumbergondo, Desa Bumiaji, Desa Pandanrejo, Desa Bulukerto,Desa Gunungsari, Desa Giripurno dan Kelurahan Dadaprejo. PASAL 87 kawasan koridor metropolitan meliputi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, kawasan pusat bisnis Kota Surabaya, kawasan industri berteknologi tinggi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kawasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial Lawang di Kabupaten Malang dan perkotaan Malang, kawasan pusat bisnis Kota Malang, dan pusat pariwisata di Kota Batu; 2. PASAL 67 AYAT 2
167 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sektor unggulan pariwisata diarahkan untuk kegiatan: a.Wisata hidup bersama masyarakat yang meliputi: 1. Desa wisata bunga di Desa Sidomulyo, Desa Punten, Desa Gunungsari dan Desa Tulungrejo. 2. Agrowisata Perkebunan apel di Desa Bumiaji dan sebagian terdapat di Desa Tlengkung serta perkebunan jeruk memusat di Desa Tlengkung dan Desa Oro-oro Ombo dengan terdapatnya pusat penelitian jeruk Balitjestro. Sumber:Dokumen RTRW Kota batu dan RTRW Provinsi Jawa Timur Berdasarkan jumlah nilai PDRB Kota Batu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, tarnsportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib, sektor pendidikan, sektor kesehatan dan kegiatan sosial, dan juga sektor jasa lainnya. Dari sektor sektor basis tersebut, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor menjadi sektor basis yang angka PDRB nya mencapai 3.191.097,08 miliar rupiah pada tahun 2021. Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menduduki peringkat kedua dengan angka PDRB mencapai 2.611.114,32 miliar rupiah. Berdasarkan dokumen RTRW Kota Batu dan juga RTRW Provinsi Jawa Timur, kedudukan Kecamatan Junrejo dan juga Kota Batu dalam terkait dengan ekonomi yaitu jika dilihat dari RTRW Provinsi Jawa Timur, Kota Batu masuk ke dalam kawasan koridor metropolitan yang menjadi pusat pariwisata di Jawa Timur. Sedangkan berdasarkan RTRW Kota Batu, Kecamatan Junrejo masuk ke dalam kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sector unggulan pariwisata. Daerah yang masuk ke dalam kawasan strategis pariwisata ini adalah agrowisata apel di desa Tlekung serta perkebunan jeruk memusat di Desa Tlekung. Selain di sector pariwisata, sektor unggulan lain yang masuk ke dalam kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sector unggulan aadlah sektor pertanian. Untuk sub sektor tanaman holtikultura, wilayah Kecamatan Junrejo yang masuk ke dalam kawasan ini adalah Desa Junrejo. Sub sektor perkebunan buah buahan meliputi perkebunan apel memusat sebagian di Desa Tlekukng, perkebunan jeruk memusat di Desa Tlekung, perkebunan alpukat di Desa Tlekung. Sedangkan untuk sub sektor
168 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU tanaman hias, di wilayah Kecamatan Junrejo Berada di Desa Dadaprejo. Berikut kedudukan ekonomi Kota Batu Khususnya di Wilayah Kecamatan Junrejo dari Potensi Wisata dan pertanian. Tabel 4.4 Kedudukan Ekonomi Wilayah Kecamatan Junrejo No. Kegiatan Potensi Gambar 1. Jatim Park 3 Wisata Jatim Park 3 berada di Jl. Ir. Soekarno, Desa Beji, Kecamatan Junrejo. Wisata ini mnawarkn sensasi ala Jurassic Park dengan tema Dinosaurus. Tercatat 803.124 pengunjung di tahun 2019. Dengan jumlah pengunjung tersebut, Jatim Park 3 dapat meningkatkan perekonomian di Sektor Pariwisata. 2. Predator Fun Park Predator Fun Park merupakan Taman Konservasi Predator yang menyajikan wisata hewan dengan koleksi hewan predator mulai dari ikan piranha, pari, buaya dan predator lainnya. Wisata ini menyumbangkan sejumlah 188.344 pengunjung di tahun 2019 lalu. 3. Coban Putri Coban Putri terletak di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Coban ini berada di dekat Coban Rais yang menyajikan pemandangan air terjun yang indah, udara yang sejuk, dan suasana yang masih sangat alami. Meskipun belum sepopuler coban Niwana ataupun Coban Rais, Coban Putri ini berpotensi untuk lebih banyak menggaet pengunjung kedepannya. 4. Bring Raharjo Bring Raharjo merupakan spot warung warung yang menjual berbagai makanan dengan mneyuguhkan pemandangan pohon bamboo yang indah. Dengan adanya spot wisata baru ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar.
169 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No. Kegiatan Potensi Gambar 5. Taman Tabebuya Taman tabebuya terletak di Desa Pendem. Taman ini memanjang di Jalan Ksatian hingga perbatasan daerah Sekar Putih. Jika taman ini lebih dikembangkan akan mendatangkan banyak pengunjung. 6. Kampung Wisata UKM Kampung wisata UKM di Junrejo ini merupakan kampong yang teletak di Dusun Rejoso. Kampung ini dijuluki sebagai kampung wisata UKM Junrejo karena sebagian besar masyarakatnya memiliki usaha kerajinan kayu dan batu. Kampung ini bila dikembangkan lagi bisa berpotensi mendatangkan wisatawan yang akan meningkatkan ekonomi. 7. Kampung Anggrek Kampung anggrek yang berada di Kelurahan Dadaprejo ini memberikan edukasi seputar dunia anggek, mulai dari cara menanam yang benar sampai ke jenis anggrek. Kapung anggrek ini dibawah naungan Dinas Pariwisata Kota Batu. 8. Pertanian Tanaman Holtikultura Pada tahun 2019 hasil panen dari tanaman holtikultura ini mncapai 14.585 ton yang menunjukkan bahwa komoditas ini bisa memberikan kontribusi dalam perekonomian masyarakat.
170 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No. Kegiatan Potensi Gambar Sumber: RTRW Kota Batu 2011-2030 4.1.3 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Sistem Prasarana WP Dengan Wilayah Yang Lebih Luas Berdasarakan pada dokumen, yaitu dokumen RTRW Kota Batu, RTRW provinsi dalam membahas tentang system prasarana memiliki banyak kesamaan. Jadi peraturan yang dibuat tidak jauh berbeda pada masing-masing skala yaitu skala Kota, maupun skala Provinsi Berikut merupakan tabel perbandingan Kedudukan Dan Keterkaitan Sistem Prasarana Kecamatan Junrejo . Tabel 4.5 Kedudukan Dan Keterkaitan Sistem Prasarana RTRW JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU Pasal 5 penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi Pasal 10 ayat (11) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana yang dapat mendorong perkembangan kegiatan dan terwujudnya lingkungan permukiman kota yang nyaman dan aman. Pasal 9 Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi: a. kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan; dan b. kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. Pasal 13 (4) Sistem jaringan prasarana wilayah kota meliputi: a. Sistem jaringan prasarana transportasi darat b. Sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan; c. Sistem jaringan prasarana telekomunikasi; d. Sistem jaringan prasarana sumber daya air kota e. Infrastruktur perkotaan • 6) Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi: a. pembangunan dan pemfasilitasan kerja sama antardaerah dalam pengelolaan sampah Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan Pasal 22 (1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b meliputi : a. Jaringan distribusi saluran udara tegangan tinggi atau disingkat SUTT dan saluran udara tegangan menegah atau disingkat SUTM dan
171 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU RTRW JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU b. pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarwilayah yang dikelola secara bersama; c. pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbah B3 yang melayani wilayah provinsi d. pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah dan limbah B3 e. mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kawasan perkotaan. saluran tegangan rendah atau disebut SUTR b. Pengembangan kapasitas gardu induk distribusi Sumberdaya energi listrik alternatif Pasal 21 Rencana sistem jaringan prasarana wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b meliputi: a. rencana sistem jaringan transportasi. b. rencana sistem jaringan energi; c. rencana sistem jaringan telekomunikasi dan informatika d. rencana sistem jaringan sumber daya air rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Kota Pasal 24 (1) Sistem jaringan prasarana sumber daya air kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf d meliputi : a. Sistem jaringan sumber daya regional; b. Wilayah sungai di wilayah Kota; c. Sistem jaringan irigasi; d. Sistem jaringan air baku untuk air bersih e. Pengendalian bajir di wilayah kota Pasal 48 • (1) Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf e berupa: a. kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu yang disebut sebagai Kawasan Daur Ulang Ramah Lingkungan b. sistem drainase perkotaan • (2) Rencana pengembangan prasarana lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan rencana pengelolaan prasarana yang digunakan lintas kabupaten/kota. • (3) Rencana pengembangan sistem drainase perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diselenggarakan oleh kabupaten/kota. • (4) Rencana pengembangan prasarana yang digunakan lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dilengkapi dengan instalasi pemanfaatan limbah untuk energi yang dikelola bersama untuk kepentingan antarwilayah b. instalasi pengolahan limbah tinja Pasal 27 (5) Rencana pengelolaan prasarana air limbah terdiri dari: a. mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat; b. pengadaan dan mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada kawasan-kawasan yang sudah dilayani sistem tersebut; dan c. pengelolaan penanganan air limbah dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel, restoran dan rumah tangga.
172 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU RTRW JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU c. pengelolaan limbah B3 Pasal 30 Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e diwujudkan melalui pengembangan jalur pejalan kaki secara khusus dan prioritas pada permukiman dan pengembangan koridor wisata yang meliputi: a. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki di Desa Oro-oro Ombo sampai dengan Alun-alun Kota Batu b. Rencana pengembangan pejalan kaki di kawasan alun-alun Kota Batu yakni Plaza, Jalan Diponegoro hingga Jalan Gajahmada c. Pengembangan jalur pejalan kaki Stadion Brantas sampai dengan Jalan Dewi Sartika Pasal 31 (6) Pengelolaan angkutan umum meliputi : a. Angkutan barang di Kota Batu diarahkan melewati jalan lingkar; b. Pengembangan sirkulasi berupa rute angkutan umum pada wilayah yang belum terlayani; c. Pengembangan angkutan bus sebagai angkutan massal dalam melayani pergerakan masyarakat dari dan ke luar Kota Batu wilayah sekitarnya; d. Pengembangan rute dan prasarana angkutan umum yang mendukung transportasi pariwisata dan agropolitan di wilayah Kota Batu; e. Pengembangan prasarana penunjang transportasi angkutan umum yang dikembangkan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan pergerakan di Kota Batu f. Pembangunan terminal angkutan umum yang melayani skala regional dan kota Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kota Batu Berdasarakan pada dokumen diatas, yaitu dokumen RTRW Kota Batu, RTRW provinsi dalam membahas tentang system prasarana .Pada system prasarana di Kecamatan Junrejo ini terdapat beberapa jaringan diantaranya yaitu jaringan listrik SUTT yang melintasi Desa Beji, Desa Mojorejo, dan Desa Pendem. Pada jaringan telekomunikasi pengembangan jaringan telepon sistem kabel meliputi Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Batu, lokasi pusat automotisasi sambungan telepon diarahkan di Desa Oro-oro Ombo.
173 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Pada Pengembangan sistem penyediaan air bersih meliputi Desa Tlekung, Desa Junrejo, Desa Pendem, Desa Dadaprejo, Desa Giripurno, Desa Gunungsari, Desa Punten, Desa Bulukerto, Desa Sumbergondo, Desa Tulungrejo dan Desa Sumber Brantas. Pada jalur transportasi darat terdapat angkutan umum yang melintasi Desa Junrejo sebagai akses dan dikembangkan untuk mendukung kegiatan pariwisata di Kota Batu dengan jalur angkutan meliputi lokasi daya tarik wisata. 4.1.4 Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Lingkungan (Pengelolaan Fisik dan SDA) WP Pada Wilayah yang Lebih Luas Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek lingkungan wilayah perencanaan pada wilayah yang lebih luas bertujuan untuk mengetahui kontribusi aspek lingkungan yang ada di wilayah Kecamatan Junrejo terhadap wilayah di sekitarnya. Berikut merupakan tabel perbandingkan Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Lingkungan (Pengelolaan Fisik dan SDA) WP Pada Wilayah yang Lebih Luas Tabel 4.6 Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Lingkungan (Pengelolaan Fisik dan SDA) RTRW PROVINSI JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU BAB 03 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI meliputi: a. kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan; dan b. kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah. BAB 04 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG a. Perwujudan pusat kegiatan yang memperkuat kegiatan b. agribisnis, pariwisata dan kegiatan kota lainnya secara c. optimal d. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi yang dapat e. mengarahkan peningkatan fungsi dan keterkaitan antar f. pusat kegiatan dan sistem transportasi kota yang optimal g. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan h. prasarana yang dapat mendorong perkembangan kegiatan i. dan perbaikan BAB 04 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI Rencana Sistem perkotaan meliputi: a. PKWP : Pasuruan dan Batu; BAB 05 RENCANA STRUKTUR RUANG Rencana struktur ruang wilayah kota Sistem dan Fungsi Perwilayahan meliputi :
174 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU RTRW PROVINSI JAWA TIMUR RTRW KOTA BATU a. BWK II dengan cakupan wilayah meliputi Kecamatan Junrejo dengan pusat pelayanan di Desa Junrejo; BAB 06 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI JAWA TIMUR Rencana pengembangan kawasan strategis provinsi a. Memuat rencana pengembangan ekonomi pada pusat pariwisata Kota Batu, kemudian dari segi pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau kepentingan teknologi tinggi potensial panas bumi berada di cangar Kota Batu BAB 08 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS Penetapan kawasan strategis wilayah kota Rencana kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sektor unggulan pertanian diarahkan untuk kegiatan: a. Sub sektor tanaman holtikultura sayur mayur terdapat di Desa Junrejo . Sub sektor perkebunan buah-buahan meliputi perkebunan apel memusat di Desa Tlekung kecamatan Junrejo b. Untuk pusat perkebunan jeruk berada di Desa Tlekung c. Sub sektor tanaman hias berada di Kelurahan dadapejo kecamatan Junrejo d. Kawasan hutan lindung pada sebagian wilayah Desa Tlekung. Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kota Batu Dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik dan lingkungan yang ada di Wilayah kecamatan Junrejo jika di pandang dari RTRW Provinsi Jawa Timur menjadi system perkotaan PKWP dengan Kriteria penentuan PKW adalah kawasan perkotaan dimana disini yakni Kota Batu yang mempunyai potensi untuk mendorong pertumbuhan daerah sekitarnya, pusat pengolahan atau pengumpul barang, simpul transportasi, dan pusat jasa publik dengan skala beberapa kabupaten dimana wilayahnya meliputi Pasuruan dan Batu . Kemudian Sistem dan Fungsi Perwilayahan yang ada di Kecamatan Junrejo sendiri merupakan kategori (Bagian Wilayah Kota) BWK II dengan cakupan wilayah meliputi Kecamatan Junrejo dengan pusat pelayanan di Desa Junrejo; Rencana pengembangan kawasan strategis provinsi memuat pengembangan ekonomi pada pusat pariwisata Kota Batu, hal ini sejalan dengan wilayah kecamatan Junrejo yang terindikasi sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi sektor
175 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU unggulan pertanian Sub sektor tanaman holtikultura sayur mayur terdapat di Desa Junrejo . Sub sektor perkebunan buah-buahan meliputi perkebunan apel memusat di Desa Tlekung kecamatan Junrejo . Untuk pusat perkebunan jeruk berada di Desa Tlekung . Sub sektor tanaman hias berada di Kelurahan dadapejo kecamatan Junrejo Kawasan hutan lindung pada sebagian wilayah Desa Tlekung 4.1.5 Analisis Kedudukan dan Keterkaitan Aspek Pertahanan dan Keamanan Pada WP Analisis ini digunakan untuk mengetahui kedudukan Kecamatan Junrejo dari aspek pertahanan dan keamanan terhadap wilayah di sekitarya. Berikut merupakan tabel perbandingan Keterkaitan Aspek Pertahanan dan Kemanan pada WP Tabel 4.7 Kedudukan Wilayah Perencanaan Dalam Aspek Pertahanan Dan Keamanan No. RTRW Kota Batu RTRW Provinsi Jawa Timur 1. Pasal 59 1) Kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional. 2) Kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah uji coba sistem persenjataan di Desa Pendem Kecamatan Junrejo. 3) Kawasan pertahanan dan keamanan dimaksud dalam ayat (1) seluas 45,9 Ha. Pasal 88 Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) huruf b yaitu rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat sebagai KSN, berupa kawasan perbatasan negara pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas meliputi: a. Pulau Barung di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember dengan luas sekurang-kurangnya 8.008,83 Ha; b. Pulau Panehan di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 15,55 Ha; dan c. Pulau Sekel di Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek dengan luas sekurang-kurangnya 14,11 Ha. Sumber:Dokumen RTRW Kota batu dan RTRW Provinsi Jawa Timur
176 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Analisis ini digunakan untuk mengetahui kedudukan Kecamatan Junrejo dari aspek pertahanan dan keamanan terhadap wilayah di sekitarya. Berdasarkan dokumen RTRW Provinsi Jawa Timur pasal 88 Kota Batu tidak masuk ke dalam kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan. Namun di dalam RTRW Kota Batu, wilayah Kecamatan Junrejo masuk ke dalam kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan berdasarkan geostategi nasional dalam pasal 59. Di dalam pasal ini, wilayah Desa Pendem Junrejo digunakan sebagai kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah latihan militer, dan daerah uji coba sistem persenjataan. Di Kecamatan Junrejo terdapat sarana pertahanan keamanan berupa Polres Kota Batu, koramil, dan juga permukiman dan perkantoran Arhanud. Polres Batu berada di Jl. Hasanudin, Desa Junrejo yang bersebelahan dengan kantor DPRD Kota Batu. Sedangkan Koramil Kecamatan Junrejo berada di Jl. Dr. Soetomo No.17, Desa Dadaprejo dan Permukiman dan Pusat Pendidikan Arhanud berada di Jl. Ksatrian Desa Pendem. Dari sarana pertahanan dan keamanan tersebut sangat berpengaruh terhadap wilayah di sekitarnya karena sebagian besar dari saran tersebut memiliki skala regional. 4.1.6 Analisis Spesifik Terkait Kekhasan Kawasan Kecamatan junrejo merupakan kecamatan di Kota Batu yang memiliki luas wilayah paling sedikit, yaitu sebesar 26.234 km2. Kecamatan junrejo atau lebih tepatnya di Desa Pendem merupakan daerah yang cukup penting dalam aspek pertahanan dan keamanan. Hal ini dikarenakan Pusat Pendidikan Arhanud terletak di wilayah ini, tepatnya di Desa Pendem. Pusat Pendidikan Arhanud ini berkedudukan dibawah Pusat Persenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) yang bertugas menyelenggarakan pendidikan cabang Arhanud dalam rangka mendukung tugas dari Pussenarhanud Kodiklat TNI AD. Selain dalam bidang pertahanan dan keamanan, kekhasan dari Kecamatan Junrejo ini ada di penyediaan pangan di Kota Batu. Kecamatan Junrejo berdasarkanKota Batu dalam angka tahun 2021 merupakan wilayah dengan jumlah luasan sawah terbesar di Kota Batu dengan luas 232 ha lahan untuk satu kali panen, 83,3 ha lahan dua kali panen, dan 110 ha lahan lebih dari tiga kali panen. Hal ini mneunjukkan Kecamatan Junrejo merupakan salah satu pemasok beras di Kota Batu. Masyarakat Kecamatan Junrejo ini sebagian besar menganut agama islam dengan persentase 95% penduduk Kecamatan Junrejo, sisanya merupakan penduduk dengan agama Kristen Protestan, Khatolik, Hindu, Buddha, dan juga kepercayaan lainnya. Di
177 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU wilayah Kecamatan Junrejo ini juga banyak ditemui punden punden yang masih terawat dengan baik oleh masyarakat sekitar dan masyarakat di wilayah Kecamatan Junrejo sering mengadakan kegiatan rutin yang biasanya disebut dengan Bersih Desa guna menolak bala akan datang. 4.2 Analisis Fisik Atau Lingkungan Analisis Fisik atau Lingkungan adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan wilayah dan/ atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.Berikut ini merupkan analisis fisik atau lingkungan yang ada Kecamatan Junrejo. 4.2.1 Analisis Sumber Daya Air Menurut Undang - Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Daya air menurut Undang ± Undang No. 7 Tahun 2004 adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya, sedangkan sumber air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Sumberdaya air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi, dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang. Sumberdaya air adalah sumberdaya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Terdapat berbagai jenis sumberdaya air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu: 1. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah, merupakan wadah air yang terdapat di permukaan bumi.
178 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.3 Skema Aliran Air Permukaan Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Perairan Darat Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa, sungai, dan lain sebagainya. Berikut merupakan sumber daya air Perkotaan Indramayu yang berasal dari perairan darat: Tabel 4.8 Sumber Daya Air Kecamatan Junrejo Sumber Daya Air Luas (Ha) Sungai 3.96 Sumber: Hasil Analisis Sumber daya air perairan darat di kecamatan Junrejo dominasi oleh sumber daya air sungai yaitu sebesar 3,96 Ha. 4.2.2 Analisis Sumber Daya Tanah Sumber daya tanah adalah sumber daya alam yang berasal dari komponen di bumi, yakni berupa hasil pelapukan batuan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Diantara kebutuhan manusia yang memerlukan peran dari tanah yakni kebutuhan akan pangan yang bisa diperoleh dari bercocok tanam di atas tanah. Selain itu, manusia juga membutuhkan lahan pemukiman, badan jalan sebagai transportasi dan hal- lain yang dibangun di atas tanah. Sebagai sumber daya, tanah memiliki beberapa sifat. Sifat- sifat dari sumber daya tanah diantaranya yaitu : 1. Jenis sumber daya tanah antara suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya
179 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 2. Potensi sumber daya alam tanah bergantung pada pengelolaan tanah itu sendiri 3. Sifat dari sumber daya tanah adalah tidak pernah habis, karena tanah termasuk dalam siklus batuan. Pelapukan batuan akan selalu menghasilkan tanah Sebagian besar wilayah Kecamatan Junrejo memiliki jenis tanah dengan bahan Litosl dan Non Cal . Berikut merupakan data terkait jenis tanah beserta luas jenis tanah pada Kecamatan Junrejo. Tabel 4.9 Karakteristik Jenis Tanah Kecamatan Junrejo No Jenis Tanah Luas (Ha) Presntase (%) 1 Litosol 1.577,80 51% 2 Non Cal 1.490,39 49% Jumlah 3.068,19 100% Sumber : RTRW Kota Batu 2010-2030 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui tanah yang paling mendominasi pada Kecamatan Junrejo yaitu tanah Litosol yang mana tanah Litosol memiliki sedikit unsur hara yang mana pada tanah tersbut lebih cocok untuk ditanami seperti jagung,jeruk dan padi. Dikecamatan Junrejo sendiri pertanian jagung,padi dan jeruk banyak di jumpai. 4.2.3 Analisis Topografi /Kelerengan Analisis topografi merupakan analisis bentuk permukaan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan perbedaan ketinggian dari oermukaan laut. Permukaan tanah dengan perbedaan ketinggian dan kemiringan yang sangat tinggi atau besar maka disebut topografi bergunung, sedangkan untuk perbedaan ketinggian dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak. Fungsi dari analisis topografi digunakan untuk mengetahui bersar dari kelerengan ataupun ketinggian dari suatu Kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan fungsi Kawasan dengan peletakan daerah yang akan dibangun. Adapun untuk analisis kelerengan adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kemiringan lereng pada Kecamatan Junrejo. Kelerengan merupakan salah satu unsur dalam topografi. Kelerengan merupakan salah satu unsur dalam topografi. Kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi diberbagai tempat yang disebabkan oleh gaya-gaya eksogen dan endogen yang terjadi sehingga mengakibatkan perbedaan letak ketinggian dan titik-titik diatas permukaan bumi. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi melalui run off, sehingga makin curam lereng
180 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU maka makin besar laju dan jumlah aliran permukaan dan semakin besar erosi yang terjadi. Adapun kondisi dari topografi dan kelerengan dapat di klasifikasikan untuk menentukan cocok atau tidaknya dilakukannya pembangunan: Tabel 4.10 Kalsifikasi Topografi dan Kemiringan Lereng Kelas Kemiringan Lereng Slope (%) Klasifikasi Luas (Ha) I Datar <2% Sangat Baik 7,064 II Landai 2%-5% Baik 640,097 III Bergelombang 5%-15% Sedang 1.417,965 IV Curam 15%-40% Buruk 743,122 V Sangat Curam >40% Sangat Buruk 259,931 Jumlah 3.068,179 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Kondisi eksisting kemiringan lereng pada Kecamatan Junrejo dengan luas 1.417, 965 Ha berada pada kemiringan lereng yang berkisar antara 5 – 15% tergolong bergelombang dan mempunyai klasifikasi sedang, sehingga dari kondisi ini Kecamatan Junrejo berpotensi adanya erosi. 4.2.4 Analisis Klimatologi Analisis Klimatologi adalah analisis yang membahas mengenai iklim suatu wilayah secara deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi iklim pada Kecamatan Junrejo. Secara umum kondisi Klimatologi Kecamatan Junrejo berdasarkan RTRW Kota Batu tahun 2010 – 2030. Adapun dalam analisis Klimatologi untuk kondisi klimatologi berupa curah hujan dapat dklasifikasikan dalam klasifikasi sebagai berikut: Tabel 4.11 Klasifikasi Intesitas Hujan Kelas Interval (mm/hr) Deskripsi I 0 – 13,6 Sangat Rendah II 13,6 – 20,7 Rendah III 20,7 – 27,7 Sedang IV 27,7 – 34,8 Tinggi V >34,8 Sangat Tinggi Sumber : BMKG Tabel 4.12 Analisis Curah Hujan Kecamatan Junrejo No Curah Hujan Kelas Luas (Ha) 1 1750 – 2000 Sangat Rendah 1.112 2 2000 - 2250 Rendah 1.956 Jumlah 3.068 Sumber : Hasil Analisis Kelomok 01
181 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui behwa Kecamatan Junrejo memiliki curah hujan berkisar antara 2000 – 2250 mm, dengan curah hujan klasifikasi rendah. 4.2.5 Analisis Sumber Daya Alam ( Zona Lindung) Zona lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kecamatan Junrejo memiliki zona lindung yang mencakup sumber daya alam berupa Hutan, Taman, Sungai,LSD, dan Makam. Sedangkan sumber daya buatan meliputi sumber daya buatan yaitu cagar budaya. Tabel 4.13 Sumber Daya Alam Zona Lindung Kecamatan Junrejo SDA Zona Lindung Luas (Ha) Hutan Lindung 471,16 Taman 6,73 Sempadan Sungai 3,96 Makam 5,74 LSD 28.357,09 Total Luas 28.844,68 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasarkan data tabel diatas Sumber Daya Alam Zona Lindung terluas terdapat pada LSD dengan luas 28.357,09 Ha,dan zona lindung terluas kedua yaitu HUtan Lindung dengan luas 471,16 Ha dengan total luas keseluruhan yaitu 28.8444,68 Ha 4.2.6 Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Wilayah Lainnya (Zona Budidaya) Zona budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kecamatan Junrejo memiliki zona budidaya yang mencakup sumber daya alam diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Sumber Daya Alam Zona Budidaya Kecamatan Junrejo SDA Zona Budidaya Luas (Ha) Sawah Non LSD 159,51 Semak Belukar 1,51 Ladang 69,42 Perkebunan 891,99 Tanah Kosong 10,56 Badan Jalan 70,06 Total Luas 1.203,05
182 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasarkan tabel diatas Sumber Daya Alam Zona Budidaya terluas terdapat pada perkebunan dengan luas 891,99 Ha dan luas total SDA Zona Budidaya 1.203,05 Ha. 4.2.7 Analisis Kemampuan Lahan Kemampuan lahan menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah adalah karakteristik lahan yang mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan. Sedangkan daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Berdasarkan Peraturan Menteri Penataan Ruang No 20. Tahun 2007 tentang Pedoman Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dijelaskan bahwa Satuan Kemampuan Lahan (SKL) adalah pengukuran karakteristik atau sifat-sifat lahan untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan. 4.2.7.1 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Morfologi Tujuan analisis SKL morfologi adalah memilah bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL morfologi di Kecamatan Junrejo adalah: Tabel 4.15 SKL Morfologi Kecamatan Junrejo No SKL (Morfologi) Luas (Ha) Presentase 1 Kemampuan Lahan dari Morfologi Cukup 640.10 21% 2 Kemampuan Lahan dari Morfologi Kurang 743.12 24% 3 Kemampuan Lahan dari Morfologi Rendah 259.93 9% 4 Kemampuan Lahan dari Morfologi Sedang 1417.97 46% 5 Kemampuan Lahan dari Morfologi Tinggi 7.06 0% TOTAL 3068.18 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL morfologi diklasifikasikan ke dalam empat kalsifikasi kemampuan lahan dari morfologi rendah dengan luas 259,93 Ha,kemapuan lahan dari morfologi cukup dengan luas 640,10 Ha,kemampuan lahan dari morfologi kurang dengan luas 743,12 Ha dan kemampuan luas lahan dari moroflogi sedang dengan
183 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU luas 1417,97 Ha yang artinya pada Kecamatan Junrejo dilihat dari bentuk bentang alam/morfologinya berpotensi dapat dikembangkan sesuai dengan fungsi Kawasan. 4.2.7.2 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan Adapun analisis SKL kemudahan dikerjakan di Kecamatan Junrejo dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.16 SKL Kemudahan Dikerjakan Kecamatan Junrejo No Kemudahan Dikerjakan Luas (Ha) Presentase 1 Kemudahan Dikerjakan Kurang 378.05 12% 2 Kemudahan Dikerjakan Sedang 2685.54 88 % 3 Kemudahan Dikerjakan Tinggi 2.06 0% TOTAL 3065.64 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL kemudahan dikerjakan diklasifikasikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu kemudahan dikerjakan yang kurang dengan luas 378,05 Ha dan kemudahan dikerjakan sedang dengan luas 2.685,54 Ha yang artinya pada Kecamatan Junrejo tingkat kemudahan lahannya berpotensi untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan/pengembangan kawasan. 4.2.7.3 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng Tujuan analisis SKL kestabilan lereng adalah untuk mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah pengembangan dalam menerima beban. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL kestabilan lereng di Kecamatan Junrejo adalah: Tabel 4.17 SKL Kestabilan Lereng Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Kestabilan Lereng Cukup 7.69 0% 2 Kestabilan Lereng Kurang 928.55 30% 3 Kestabilan Lereng Rendah 72.96 3 % 4 Kestabilan Lereng Sedang 2056.42 67% 5 Kestabilan Lereng Tinggi 0.04 0% TOTAL 3065.64 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL kestabilan lereng diklasifikasikan ke dalam tiga kalasifikasi yaitu kestabilan lereng rendah dengan luas 72,96Ha,kestabilan lereng kurang dengan luas 928,55 Ha dan kestabilan lereng sedang dengan luas 2.056,42 Ha yang artinya pada Kecamatan junrejo memiliki kelerengan yang cukup aman untuk
184 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU dikembangkan sesuai dengan fungsi kawasan dan mampu menerima beban pada wilayah yang akan dikembangkan. 4.2.7.4 Analisis Satuan Kemampuan Kestabilan Pondasi Tujuan analisis SKL kestabilan pondasi adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL kestabilan pondasi di Kecamatan Junejo adalah: Tabel 4.18 SKL Kestabilan Pondasi Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Daya Dukung & Kestabilan Pondasi Cukup 1.02 0% 2 Daya Dukung & Kestabilan Pondasi Kurang 1326.62 43% 3 Daya Dukung & Kestabilan Pondasi Rendah 228.89 8% 4 Daya Dukung & Kestabilan Pondasi Sedang 1509.10 49% 5 Daya Dukung & Kestabilan Pondasi Tinggi 0.01 0% TOTAL 3065.64 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL kestabilan pondasi diklasifikasikan ke dalam tigas klasifikasi, yaitu daya dukung dan kestabilan pondasi rendah dengan luas 228,89 Ha dan daya dukung dan kestabilan pondasi kurang dengan luas 1326,62,dan daya dukung dan kestabilan sedang dengan luas 1509,10 Ha yang artinya daya dukung tanah dan kestabilan pondasi pada Kecamatan Junrejo berpotensi dalam mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan. 4.2.7.5 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersedian Air Tujuan analisis SKL ketersediaan air adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL ketersediaan air di Kecamatan Junrejo adalah: Tabel 4.19 SKL Ketersediaan Air Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Ketersedian Air Cukup 1417.97 46% 2 Ketersedian Air Kurang 259.93 9% 3 Ketersedian Air Sedang 743.12 24% 4 Ketersedian Air Tinggi 647.16 21% TOTAL 3068.18 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL ketersediaan air diklasifikasikan ke dalam empat klasifikasi, yaitu ketersediaan air kurang dengan luas 259,93 Ha,ketrsedian air
185 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Tinggi dengan luas 647,16 Ha,ketersedian air sedang dengan luas 743,12 Ha dan ketersedian air cukup dengan luas 1417,97 Ha yang artinya tingkat ketersediaan air untuk pengembangan Kecamatan Junrejo cukup. 4.2.7.6 Analisis Satuan Kemampuan Lahan Untuk Drainase Tujuan analisis SKL untuk drainase adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mengalirkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan genangan baik bersifat lokal maupun meluas dapat dihindari. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL drainase di Kecamatan Junrejo adalah: Tabel 4.20 SKL Drainase Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Ketersedian Air Cukup 3065.61 100% TOTAL 3065.61 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL drainase diklasifikasikan ke dalam drainase cukup dengan luas 3065,61 Ha yang artinya Kecamatan Junrejo memiliki kemampuan lahan cukup dalam mengalirkan air hujan dan memungkinkan terhindar dari genangan. 4.2.7.7 Analisis Sistem Kemapauan Lahan Erosi Tujuan analisis SKL terhadap erosi adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi serta antispasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL erosi di Kecamaatan Junrejo adalah: Tabel 4.21 SKL Lahan Erosi Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Erosi Cukup 106.76 3% 2 Erosi Tinggi 2961.42 97% TOTAL 3068.18 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL Erosi dapat diklasifikasikan ke dalam 2 klasifikasi, yaitu erosi cukup dengan luas 106,76 Ha dan erosi tinggi dengan luas 2961,42 Ha. Klasifikasi tersebut didominasi oleh erosi tinggi sehingga pada Kecamatan Junrejo memiliki tingkat ketahanan lahan yang tinggi terhadap erosi. 4.2.7.8 Analisis Satuan Kemampauan Lahan Terhadap Pembuangan Limbah Tujuan analisis SKL pembuangan limbah adalah untuk mengetahui mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan
186 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU akhir dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun cair. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL pembuangan limbah di Kecamatan Junrejo adalah Tabel 4.22 SKL Pembuangan Limbah Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Kemampuan untuk pembuangan limbah Cukup 896.87 29% 2 Kemampuan untuk pembuangan limbah Kurang 128.80 4% 3 Kemampuan untuk pembuangan limbah Rendah 0.11 0% 4 Kemampuan untuk pembuangan limbah Sedang 2040.51 67% TOTAL 3066.28 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL pembuangan limbah dapat diklasifikasikan ke dalam 3 klasifikasi, yaitu kemampuan untuk pembuangan limbah kurang dengan luas 128,80 Ha,kemampuan untuk pembuangan limbah cukup dengan luas 896,87Ha,dan kemapuan untuk pembuangan limbah sedang dengan luas 2040,51 Ha. Klasifikasi tersebut didominasi oleh yaitu kemampuan untuk pembuangan limbah sedang. 4.2.7.9 Analisis Satuan Kemampuan Lahan terhadap Bencana Alam Tujuan analisis SKL terhadap bencana alam adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi kerugian dari korban akibat bencana tersebut. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui bahwa SKL terhadap bencana alam di Kecamatan Junrejo adalah : Tabel 4.23 SKL Terhadap Bencana Alam Kecamatan Junrejo No Kestabilan Lereng Luas (Ha) Presentase 1 Potensi Bencana Alam Rendah 598.67 20% 2 Potensi Bencana Alam Sangat Rendah 547.90 18% 3 Potensi Bencana Alam Sangat Tinggi 268.61 9% 4 Potensi Bencana Alam Sedang 964.78 32% 5 Potensi Bencana Alam Tinggi 646.61 21% TOTAL 3028.58 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis SKL terhadap bencana alam dapat diklasifikasikan ke dalam lima klasifikasi yaitu potensi bencana alam rendah dengan luas 598,67 Ha ,potensi bencana alam sangat rendah 547,90 Ha,potensi bencana alam sangat tinggi 268,61 Ha ,potensi bencana alam Tinggi 646,61 dan potensi bencana alam sedang dengan luas 646,61 Ha yang artinya pada Kecamatan Junrejo tingkat kemampuan lahannya sedang berpotensi dalam menerima bencana alam.
187 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.2.7.10 Hasil Kemampuan Lahan Pengklasifikasikan kemampuan lahan untuk Kecamatan Junrejo dilakukan dengan cara mengoverlay (intersect) setiap satuan kemampuan lahan yang telah diperoleh hasil pengalian nilai akhir (tingkatan kemampuan lahan pada setiap SKL) dengan bobotnya secara satu persatu sehingga diperoleh peta jumlah nilai akhir dikalikan bobot seluruh SKL secara kumulatif. Hasil pengalian nilai akhir dengan bobot setiap satuan, dalam analisis ini disebut dengan istilah skor (Skor = nilai akhir x Bobot). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.24 Kemampuan Lahan Kecamatan Junrejo No. Kemampuan Lahan Kelas Kemampuan Lahan Luas (Ha) % 1 Kemampuan Pengembangan Rendah B 42.48 2% 2 Kemampuan Pengembangan Sedang C 959.95 31% 3 Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi D 2063.09 67% 4 Kemampuan Pengembangan Tinggi E 0.04 0% TOTAL 3065.56 100% Sumber : Hasil AnalisiS Kelompok 01 Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kemampuan lahan pada Kecamatan Junrejo diklasifikasikan kedalam kelas kemampuan lahan kelas D yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi maka direkomendasikan ke dalam kawasan pengembangan karena kemampuan lahannya cocok utuk dikembangkan sebagai perkotaan.
188 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.1 SKL Morfologi
189 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.2 SKL Kemudahan Dikerjakan
190 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.3 SKL Kestablian Lereng
191 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.4 SKL Kestabilan Pondasi
192 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.5 SKL Ketresian Air
193 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.6 SKL Untuk Drainase
194 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.7 SKL Erosi
195 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.8 SKL Terhadap Pembuangan Limbah
196 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.9 SKL Terhadap Bencana Alam
197 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.10 Kemampuan Lahan Kecamatan Junrejo 2022
198 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.2.8 Analisis Daya Dukung Lingkungan Analisis daya dukung merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah populasi masksimal di suatu wilayah dalam jangka waktu yang berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan dan penurunan produktivitas yang permanen dari ekosistem dimana populasi itu berada. Di dalam analisis daya dukung untuk setia kawasan kemapuan lahan terdapat lahan yang dapat dikembangkan dan kawasan yang tidak dapat dikembangkan. Dan terdapat 3 jenis kawasan, yaitu: 1. Kawasan limitasi, merupakan kawasan yang tingkat pemanfaatan lahannya sudah mencapai batas daya dukung lahan. Kawasan ini biasanya mepurakan kawasan lindung yang dalam penggunaannya sudah tidak bisa dikembangkan kembali. Kawasan ini diambil dari peta kemampuan pengembangan lahan rendah. 2. Kawasan kendala, merupakan kawasan yang dalam pemanfaatan lahannya memiliki kendala fisik dan lingkungan dalam pengembangannya. Kawasan ini diambil dari kemampuan pengembangan lahan sedang dari peta SKL. 3. Kawasan potensial, merupakan kawasan yang memungkinkan untuk dilakukan pengembangan permukiman. Kawasan ini di ambil dari kemampuan pengembangan lahan tinggi dari peta SKL. Gambar jenis kawasan di Kecamatan Junrejo Dari gambar peta di atas, dapat diketahui 3 jenis kawasan yang ada di Kecamatan Junrejo, yaitu kawasan limitasi, kawasan kendala, dan kawasan potensial.
199 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kawasan Limitasi di Kecamatan Junrejo memiliki luas 42,5 Ha. Kawasan ini merupakan lawasan lindung yang tidak bisa dilakukan pengembangan lagi. Kawasan Limitasi di Kecamatan Junrejo memiliki luas 959,8 Ha. Kawasan ini merupakan kawasan yang bila dilakukan pengembangan terdapat faktor faktor penghambat yang perlu untuk diperhatikan dari faktor fisik maupun faktor lingkungannya. Kemudian kawasan potensial merupakan kawasan yang ccok untuk dilakukan pengembangan, di Kecamatan Junrejo kawasan Potensialnya sebesar. 2061,9 Ha. Kemudian dari jumlah total kawasan potensial di kurangi dengan faktor pengurang berupa lahan LSD, badan air, badan jalan, dan hutan lindung dan membentuk jumlah lahan yang dapat dikembangkan untuk permukiman. Lahan itulah yang merupakan wilayah yang nanatinya dapat dilakukan pengembangan dan dihitung daya dukung permukimannya. Berikut merupakan faktor pengurang yang digunakan untuk menentukan kawasan potensial yang digunakan untuk kawasan permukiman. Tabel 4.25 Faktor Pengurang Kawasan Potensial Faktor Pengurang Luas (Ha) Luas (M2) Badan Air 43.31 433,100 Jalan 64.06 640,600 Lsd 613.03 6,130,300 Hutan Lindung 493.46 4,934,600 Total 1213.86 12,138,600 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Kemudian dikurangi dan didapat daya dukung untuk lahan permukiman, yaitu sebagai berikut. Tabel 4.26 Daya Dukung Lingkungan Kecamatan Junrejo Desa Luas Lahan Yang Dapat Dikembangkan Kawasan Permukiman (M2) Luas Lahan Yang Dapat Dikembangkan Kawasan Permukiman (Ha) Tlekung 3,912,312 391.2 Junrejo 2,974,825 297.5 Mojorejo 1,277,740 127.8 Torongrejo 826,843 82.7 Beji 1,876,274 187.6 Pendem 1,810,432 181.0 Dadaprejo 1,253,291 125.3 Total 13,931,717 1393.2 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Dari data diatas dapat diketahui luas wilayah yang dapat dlakukan pengembangan permukiman. Luasan total daya dukung lahan di Kecamatan Junrejo
200 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU adalah 1393 Ha. Desa Tlekung memiliki luasan daya dukung yang paling luas, yaitu sebesar 391 Ha. Kemudian Desa yang memiliki luasan daya dukung permukiman paling rendah adalah Desa Torongrejo dengan luas 82,7 Ha. 4.2.9 Analisis Daya Tampung Lingkungan Analisis daya tamoung merupakan analisis yang berfungsi untuk memperkirakan besaran jumlah penduduk di suatu wilayah yang dapat ditampung berdasarkan kemampuan lahan untuk menampung. Di dalam Permen PU No. 20 Tahun 2007 menjelaskan bahwa menghitung daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya). Berikut rumus daya tampung: () = 50%(% × ℎ) 100 × 5 (() Sumber: Permen PU No. 20 Tahun 2007 n = 50% untuk kawasan permukiman Kemudian dihitung dan menghasilkan daya tampung penduduk maksimal sebagai berikut: Tabel 4.27 Daya Tampung Kecamatan Junrejo Berdasarkan Desa/Kelurahan Desa Jumlah Penduduk Luas Lahan yang dapat dikembangkan kawasan permukiman (m2) Daya Tampung Tahun terpenuhinya jumlah penduduk maksimal 50%(50%xLuas Lahan)x5/100 Tlekung 5252 3,912,312 48,904 2294 Junrejo 11042 2,974,825 37,185 2229 Mojorejo 5773 1,277,740 15,972 2111 Torongrejo 6420 826,843 10,336 2079 Beji 8562 1,876,274 23,453 2152 Pendem 12646 1,810,432 22,630 2148 Dadaprejo 6978 1,253,291 15,666 2109 Total 56673 13,931,717 174,146 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung permukiman di atas dapat diketahui bahwa daya tampung maksimum Kecamatan Junrejo sebesar 174.146 jiwa. Dari keseluruhan daya tampung penduduk maksimal yang paling banyak berada di Desa Tlekung dengan jumlahpenduduk masksimal 48.904 jiwa dan tahun terpenuhinya pada tahun 2294. Kemudian Desa Junrejo dengan daya dukung penduduk maskimal sebesar