The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ardiadiva0292, 2023-01-28 06:50:51

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

LAPORAN AKHIR STUDIO PERENCANAAN KOTA KECAMATAN JUNREJO KELOMPOK 01 MALANG

101 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.31 Presentase Jenis Jalan Pada data tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa prasarana jalan yang mendominasi di wilayah kecamatan Junrejo berjenis jalan lingkungan dimana presentasenya sebesar 56% menghubungkan daerah permukiman di setiap desa . Kolektor Primer 5% Lingkungan 56% Lokal Primer 29% Setapak 10% JENIS JALAN


102 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.23J aringan Jalan Kecamatan Junrejo 2022


103 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.3.10 Prasarana Drainase Drainase berasal dari kata to drain yang memiliki arti mengeringkatn atau mengalirkan air. Drainase merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menangani persoalan kelebihan air baik yang berada diatas permukaan tanah maupun air yang berada dibawah permukaan tanah. Secara umum, menurut Halim Hasmar (2012;1) drainase dedifinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu koteks pemanfaatan tertentu. Sejalan dengan Halim Hasmar, menurut Gunadarma (2007:3), dalam drainase perkotaan juga diartikan sebagai sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi: permukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, fasilitas umum lainnya, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuahan udara, pelabuhan laut/sungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota.49 Menurut Mulyanto dalam bukunya “Penataan Drainase Perkotaan” (Mulyanto, 2013), fungsi sistem drainase tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuang air lebih Drainase memiliki fungsi utama yaitu untuk mencegah menggenangnya air pada lahan perkotaan maupun di dalam parit-parit yang menjadi bagian dari sistem drainase. Selain itu, dapat mengalirkan air lebih ke tujuan akhirnya yaitu perairan bebas yang dapat berupa sungai, danau, maupun laut. 2. Mengangkut limbah dan mencuci polusi dari daerah perkotaan Ada dua jenis limbah yang memasuki aliran yaitu limbah padat yang terdiri dari limbah organic dan limbah padat anorganik. Limbah ini dapat berasal dari limbah proses industri, rumah tangga, serta sampah-sampah dari pasar, guguran daun pepohonan. Jika jenis limbah tersebut masuk ke dalam sistem drainase secara berlebihan akan mengganggu proses oksidasi karena oksigen yang terikat oleh air tidak akan mencukupi bahkan pengikatan oksigen akan sangat terhambat. Banyaknya limbah yang masuk ke dalam saluran drainase disebabkan oleh perlakuan masyarakat yang 49 Mulyanto, H. R. (2013). Penataan Drainase Perkotaan. Hal 3-9


104 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU menganggap sistem drainase dan sungai-sungai sebagai tempat pembuangan sampah 3. Mengatur arah dan kecepatan aliran Air hujan dan limbah harus diatur alirannya melewati sistem drainage dan diarahkan ke tempat penampuangan akhir dimana sistem drainase bermuara. Arah aliran akan ditentukan melewati sistem drainase sehingga tidak menimbulkan kekumuhan. Di samping itu kecepatan alirannya dapat diatur sebaik mungkin sehingga tidak akan terjadi pengendapan pada saluran drainase. 4. Mengatur elevasi muka air tanah Muka air tanah yang dangkal dapat menambah potensi banjir dikarenakan daya serap lahan terhadap hujan kecil. Sedangkan muka air tanah yang dalam akan menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air khususnya pada musim kemarau tetapi daya serap terhadap hujan tinggi. Disamping itu jika terjadi banjir penurunan muka air tanah akan terjadi menurunnya muka tanah diatas muka air tanah yang disebabkan ruang antar butir dalam tanah yang tadinya terisi air akan menjadi kosong sehignga tanah memadat. 5. Menjadi sumberdaya air alternative Seiring dengan meningkatnya kebutuhan air, makin dibutuhkannya sumber daya air bagi makhluk hidup. daur ulang air dari sistem drainase dapat menjadi alternative jika memenuhi beberapa syarat, seperti sistem drainase tidak tercemar oleh limbah B3 dan bakteri patogan dimana bakteri ini penyebab dari penyakit menular, serta pencemaran masih dalam tingkat ekonomis untuk diolah segai sumber daya air. 6. Di daerah perbukitan sistem drainase menjadi salah satu prasarana untuk mencegah erosi dan gangguan stabilitas lereng Run off permukaan akibat hujan pada daerah perbukitan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan erosi jika tidak mendapat tahanan yang cukup. Untuk mengendalikannya diperlukan pembuatan sistem drainase yang baik untuk menata aliran run off permukaan maupun aliran di dalam saluran.


105 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Ada tiga jenis saluran drainase yaitu, saluran primer, saluran sekunder, dan saluran tersier. Rincian dari ketiga saluran drainase tersebut yaitu sebagai berikut: a. Saluran primer, saluran ini merupakan saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air. b. Saluran sekunder, saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. c. Saluran tersier, saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan. Berikut ini merupakan data prasarana jaringan Drainase pada Kecamatan Junrejo. Gambar 3.32 Jaringan Drainase Kecamatn Junrejo Gambar peta diatas merupakan titik pesebaran Drainase yang ada di Kecamatan Junrejo . Dari gambar diatas kita dapat mengetahui titik pesebaran Drainase,draianse sekunder berada di Desa Junrejo, dan drainase irigasi berada di Desa Torongrejo. Jenis Drainase : sekunder Lokasi : Desa Junrejo Jenis drainase : irigasi Lokasi : Desa Torongrerjo


106 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Tabel 3.24 Jaringan Drainase JENIS PANJANG IRIGASI 2.7490 SEKUNDER 78.977,44 TERSIER 12.2141 Sumber : Hasil Survei Kelompok 01 Gambar 3.33 Presentase Jaringan Drainase Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa kebanyakan drainase yang ada di Kecamatan Junrejo yakni berjenis tersier dengan presentase sebesar 82% . Hal ini dikarenakan banyak di depan rumah warga terdapat drainase ini sehingga lebih mendominasi disekitar pemukiman warga . Adapun Drainase sekunder kebanyakan berada di sepanjang jalan yang menuju ke sungai . untuk sistem irigasinya terdapat 18% berada di Keacamatan Junrejo yang mengaliri lahan pertanian warga di kecamatan Junrejo . 18% 0% 82% DRAINASE IRIGASI SEKUNDER TERSIER


107 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.24 Jaringan Drainase Kecamatan Junrejo 2022


108 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.3.11 Prasarana Listrik Sebuah struktur yang digunakan dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk menghantarkan listrik ke tempat yang jauh. Saluran dapat terdiri dari satu atau lebih konduktor (umumnya kelipatan tiga) yang dipasang di menara atau tiang. Karena sebagian besar insulasi disediakan oleh udara, maka saluran listrik udara umumnya merupakan metode termurah untuk mentransmisikan listrik dalam jumlah besar. Saluran listrik udara dibedakan berdasarkan tegangan listrik yang dihantarnya, yakni:50 1. Saluran udara tegangan rendah (SUTR) – kurang dari 1000 volt, digunakan untukdistribusi listrik antar permukiman. 2. Saluran udara tegangan menengah (SUTM) – antara 1000 volt (1 kV) dan 69 kV, digunakan untuk distribusi listrik antar kawasan. 3. Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) - antara 70 kV hingga 150 kV, digunakan untuk transmisi listrik antar wilayah. 4. Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) – antara 275 kV hingga 800 kV, [2] digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh. Berikut ini merupakan data dan sebaran titik lokasi prsarana listrik yang ada di Kecmatan Junrejo. 50 Sumber: Kynge, James (8 Juni 2018). "China's global power play" (Dalam bahasa inggris) Jenis : SUTR, lokasi : Desa Mojorejo Jenis : SUTM, lokasi : Desa Torongrejo


109 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.34 Jaringan Listrik Kecamatan Junrejo Gambar peta diatas merupakan pesebaran lokasi jaringan listrik yang ada di Kecamatan Junrejo. Dari gambar diatas kita dapat mengetahui titik pesebaran jaringan listrik, jenis SUTM berada di Desa Torongrejo. Dan jenis SUTR berada di Desa Mojorejo. Tabel 3.25 Prasarana Jaringan listrik JENIS PANJANG (m) SUTR 19.904 SUTM 36.880 SUTET 6.205 Sumber : Hasil Survei Kelompok 01 Gambar 3.35 Presentase Jaringan Listrik Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa untuk jaringan listrik yang ada di Kecamatan Junrejo sebagian besar terdapat SUTM (Saluran udara tegangan menengah yang berada pada tegangan antara 1000 volt (1 kV) dan 69 kV) dimana jaringan ini digunakan untuk distribusi listrik antar kawasan dengan presentase sebesar 58%. Kemudian untuk di wilayah pemukiman warga banyak terdapat SUTR (Saluran udara tegangan rendah (SUTR) yang teganganya kurang dari 1000 volt, digunakan untuk distribusi listrik antar permukiman dengan presentase sebanyak 32%. Dan yang terakhir terdapat SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dengan presentase 10% kebanyakan berada pada wilayah Desa Mojorejo . 32% 58% 10% JARINGAN LISTRIK SUTR SUTM SUTET


110 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.25 Jaringan Listrik Kecamatan Junrejo 2022


111 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.3.12 Prasarana Telekomunikasi Menurut Badan Pusat Statistik, telekomunikasi memiliki pengertian setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Jaringan telekomunikasi di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan. Komunikasi jarak jauh kini terasa lebih nyaman dan dapat menjangkau area yang lebih jauh. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pendirian tower BTS yang tersebar di seluruh wilayah. BTS merupakan singkatan dari Base Transceiver Station atau dapat disebut dengan stasiun pemancar. BTS adalah salah satu bentuk infrastruktur telekomunikasi yang berperan penting dalam mewujudkan komunikasi nirkabel antara jaringan operator dengan perangkat komunikasi. Tugas utama BTS adalah mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti telepon rumahh, telepon seluler dan sejenis gadget lainnya. Kemudian sinyal radio tersebut akan diubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya dikirim ke terminal lainnya menjadi sebuah pesan atau data.Umumnya tower BTS dapat dijumpai di pusat atau pinggiran kota, jadi tidak heran jika sinyal di wilayah perkotaan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pedesaan yang jauh dari kota.51 Terdapat tiga macam tower BTS yang sering dijumpai di Indonesia yaitu tower empat kaki, tower tiga kaki dan tower satu kaki. Nah berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai ketiga macam tower tersebut. 1. Tower 4 kaki/ Rectangular Tower Sesuai dengan namanya, tower ini berbentuk segi empat dan memiliki 4 kaki. Karena konstruksinya yang kokoh tower ini diharapkan memiliki kekuatan yang optimal untuk menghindari kemungkinan roboh. Tingginya kurang lebih 42 meter serta mampu mencakup banyak antena dan radio. Tipe tower ini biasanya digunakan oleh perusahaan telekomunikasi terkemuka seperti Telkom, Indosat, XL, dll mengingat harganya yang cukup fantastis yakni mencapai 650 juta-1 milyar rupiah. 2. Tower 3 kaki/ Triangle Tower 51https://www.baktikominfo.id/en/informasi/pengetahuan/pengertian_macam_dan_komponen_pada_tower_bts _yang_sebaiknya_anda_tahu-814


112 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Menara segitiga ini terdiri dari 3 pondasi tower. Tiap pondasi disusun dalam beberapa potongan yang berkisar 4-5 meter. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misal roboh sebaiknya tower ini memakai besi yang berdiameter diatas 2 centimeter. Rata-rata tower jenis tingginya berkisar antara 40 meter dan maksimal 60 meter. Makin pendek tower tingkat keamanannya lebih tinggi. Kelebihan dari menara ini adalah komponennya lebih ringan sehingga menghemat biaya produksi dan pengangkutan. 3. Tower 1 kaki/ Pole Sebenarnya tower jenis ini tidak direkomendasikan karena banyak kekurangannya. Dalam penerimaan sinyal tergolong tidak stabil, mudah goyang, dan mengganggu sistem koneksi data yang berakibat pencarian di komputer terjadi secara terus-terusan. Tower ini ada 2 macam, yang pertama dibuat dengan pipa/plat baja tanpa spanner dengan diameter 40 cm hingga 50 cm dan rata-rata tingginya 42 meter. Kedua, tower yang dibuat dengan spanner yang menurut ahli pembuatannya tidak melebihi 20 meter. Berikut ini merupaka data dan sebaran titik lokasi jaringan telkomunikasi yang ada di Kecamatan Junrejo. BTS Desa Dadaprejo


113 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.36 Jaringan Telekomunikasi Kecamatan Junrejo Gambar peta diatas merupakan titik pesebaran lokasi jaringan telekomunikasi yang ada di Kecamatan Junrejo . Dari gambar diatas kita dapat mengetahui titik pesebaran jaringan telekomunikasi, BTS berlokasikan di Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo. Tabel 3.26 jaringan telekomunikasi No Nama BTS 1 Torongrejo 0 2 Beji 0 3 Pendem 0 4 Mojorejo 3 5 Junrejo 1 6 Dadaprejo 1 7 Tlekung 0 Jumlah 5 Sumber : Hasil Survei Kelompok 01 Gambar 3.37 Presentase Jaringan Telekomunikasi Pada data tabel dan diagram diatas prasarana telekomuinikasi yang ada di Kecamatan Junrejo persebarannya terbanyak berada di Desa Mojorejo dengan presentase 60% . Adapun di Kelurahan Dadaprejo dengan presentase 20% dan di Desa Junrejo pun dengan presentase 20% . 0% 0% 0% 60% 20% 20% 0% Jaringan Telekomunikasi Torongrejo Beji Pendem Mojorejo Junrejo Dadaprejo Tlekung


114 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.26 Jaringan Telekomunikasi Kecamatan Junrejo 2022


115 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.3.13 Prasarana Persampahan Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra 2007). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (RI 2008). Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho 2013)52Sedngakan Prasarana Persampahan yaitu fasilitas dasar yang dapat menunjang terlaksananya kegiatan penanganan sampah53 Berikut ini merupakan prasarana persampahan yang ada di Kecamatan Junrejo Gambar 3.38 Lokasi TPA Kecamatan Junrejo 52 http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4178/3/BAB%20II%20BM.pdf 53 http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/Permen_PU_No_3_Tahun_2013_- _Penyelenggaraan_PS_Persampahan.pdf TPA Lokasi : Desa Tlekung


116 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar peta diatas merupakan titik pesebaran lokasi TPA persampahan yang ada di Kecamatan Junrejo, terletak di Desa Tlekung. TPA tersebut tempat pembuangan sampah yang berasal dari semua kecamatan di Kota Batu. Tabel 3.27 Prasarana Persampahan di Kecamatan Junrejo NAMA DESA/KELURAHAN TPS/TPS 3R TPA BEJI 0 0 DADAPREJO 1 0 MOJOREJO 0 0 TLEKUNG 0 1 JUNREJO 1 0 PENDEM 0 0 TORONGREJO 0 0 JUMLAH 2 1 Sumber : Hasil Survei Kelompok 01 Gambar 3.39 Presentase Persampahan di Kecamatan Junrejo Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa untuk fasilitas persampahan yang ada di Kecamatan Junrejo untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya terdapat di desa Tlekung dengan presentase sebanyak 50%. Adapun untuk Tempat pembuangan sementara (TPS/TPS 3R) terdapat di sejumlah desa seperti, Junrejo dan kelurahan dadaprejo dengan presentase 50% . Sedangkan untuk wilayah Pendem, Torongrejo, Mojorejo, dan Beji mereka membuangnya ke desa desa yang ada TPS nya . 0% 50% 0% 0% 50% 0% 0% PERSAMPAHAN BEJI DADAPREJO MOJOREJO TLEKUNG JUNREJO PENDEM TORONGREJO


117 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.27 Jaringan Persamapahan Kecamatan Junrejo 2022


118 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.3.14 Prasarana Air Bersih Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi ,mencuci, memasak, menyiram tanaman danlain sebagainya. Berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017, air bersih dan sehat adalah air yang memiliki kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluanshari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air minum. Terdapat beberapa jenis air, yaitu air permukaan, air tanah, dan air hujan. Uraian ketiga jenis air tersebut adalah sebagai berikut (Harefa, 2021): 54 1. Air permukaan Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tanah seperti air sungai, air rawa, air irigasi, air danau, air laut, dan sebagainya. air permukaan merupakan sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum tetapi sangat mudah tercemar dan terkotori oleh bahan pencemar dan pengotor yang mengapung, melayang, dan melarut di air permukaan oleh sebab itu sebelum digunakan air permukaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu 2. Air tanah a. Mata air, air yang berasal dari dalam tanah yang muncul secara alamiah. Air yang berasal dari mata air ini pada umumnya belum tercemar dan bisa langsung dikonsumsi b. Air sumur dangkal, air yang keluar dari dalam tanah yang dangkal atau sering disebut sebagai air tanah. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah berkisar 5 sampai 15 meter dan berbeda kedalamannya. Dalam penggunaaannya air sumur dangkal ini perlu diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi karena ada kemungkinan terkontaminasi kotoran di permukaan tanah. c. Air Sumur Dalam, adalah air yang berasal dari lapisan kedua dalam tanah. Dalamnya lapisan ini dari permukaan tanah biasanya di atas 15 54 Harefa, F. (2021). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengolahan Air Bersih Di Dusun V Desa Umbubalodano Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara. 74. http://ecampus.poltekkesmedan.ac.id/xmlui/handle/123456789/3563


119 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU meter. Oleh karena itu sebagian besar air dalam ini sudah cukup sehat untuk lansung dikonsumsi tanpa mengalami pengolahan. 3. Air Hujan Air yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun melarutkan benda-benda di udara yang dapat mencemari dan mengotori air hujan.Oleh sebab itu sebelum digunakan air hujan harus diolah terlebih dahulu. Berikut ini merupakan titik persebaran prasarana air bersih pada kecamatan junrejo. Gambar 3.40 Jaringan Air Bersih KecamatanJunrejo Gambar peta diatas merupakan titik pesebaran lokasi jaringan air bersih yang ada di Kecamatan Junrejo . Dari gambar diatas kita dapat mengetahui titik pesebaran jaringan Air Bersih yang ada di Keacamatan Junrejo, sumber air PDAM dan HIPPAM yang berada di Desa Mojorejo. Tabel 3.28 Prasarana Sumber Air Bersih Desa Sumber Air Torongrejo Sumber Klerek HIPPAM Sumber air HIPPAM Lokasi : Desa Mojorejo Sumber air PDAM Lokasi : Desa Mojorejo


120 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Desa Sumber Air Sumber mata air pandan Swadaya Beji PDAM Sumber bening Tlekung Sumber Darmi Sumber Parang Sumber mata air kali kiban Sumber mata air pondok bambu HIPPAM Sumur Dadaprejo PDAM Junrejo Sumber mata air (sumber jeding) HIPPAM PDAM Mojorejo HIPPAM PDAM Swadaya Pendem PDAM HIPPAM Sumber : Hasil Survei Kelompok 01 Gambar 3.41 Presentase Sumber Air Bersih Pada data tabel dan diagram diatas prasarana sumber air yang ada di Kecamatan Junrejo didominasi berasal dari PDAM dengan presentase sejumlah 33% . HIPAM menjadi sumber air kedua terbanyak yang dipakai oleh warga dengan presentase 27% . PDAM 33% HIPPAM 27% Sumur 7% Swadaya 13% Sumber 20% Sumber Air PDAM HIPPAM Sumur Swadaya Sumber


121 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 3.28 Jaringan Air Bersih Kecamatan Junrejo 2022


122 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.4 Sosial Kependudukan 3.4.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah Rasio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini, berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan lakilaki dan perempuan secara adil. Berikut merupakan data jumlah penduduk di Kecamatan Junrejo berdasarkan jenis kelamin . Tabel 3.29 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 2022 Desa/Kelurahan Penduduk/Population Laki-Laki/Male Perempuan/Female Jumlah/Total Tekung 2.638 2.614 5.252 Junrejo 5.614 5.428 11.042 Mojorejo 2.895 2.878 5773 Torongrejo 3.263 3.157 6.420 Beji 4.260 4.302 8.562 Pendem 6.330 6.316 12.646 Dadaprejo 3.485 3.493 6.978 Kecamatan Junrejo 28.485 28.188 56.673 Sumber : Kecamatan Junrejo Dalam Angka 2022 Gambar 3.42 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Junrejo


123 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Dapat dilihat pada data diatas bahwa jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Junrejo berada di Kelurahan Pendem dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 6.330 jiwa dan penduduk perempuan berada di angka 6.316 jiwa sehingga total jumlah penduduk di kelurahan Pendem yaitu 12.646 jiwa. Jumlah ini merupakan bagian dari jumlah total penduduk yang ada di Kecamatan Junrejo dengan 7 kelurahan diantaranya Tlekung dengan total penduduknya 5.252 jiwa , kelurahan Junrejo dengan jumlah penduduk 1.1042 jiwa, Kelurahan Mojorejo dengan jumlah 5.773 jiwa , kelurahan Torongrejo dengan jumlah penduduk 6.420 jiwa, kelurahan Beji dengan jumlah penduduk 8.562 jiwa, dan kelurahan Dadaprejo dengan jumlah penduduk 6.978 jiwa . Sehingga dapat dilihat total keseluruhan penduduk yang ada di Kecamatan Junrejo yaitu 56.673 jiwa . 3.4.2 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Depkes, umur seseorang dikategorikan ke beberapa tingkatan yang tentunya hal tersebut sudah diperhitungkan sebelumnya. Sehingga kelompok umur ini nantinya yang menentukan struktur umur penduduk menurut jenis kelamin yang dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berikut merupakan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur yang ada di Kecamatan Junrejo . Tabel 3.30 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 2022 Kelompok Umur Jenis Kelamin/Sex Laki-Laki Perempuan Jumlah 0 - 4 2.286 2.281 4.567 5 - 9 2.142 2.041 4.183 10 - 14 2.048 2.001 4.049 15 - 19 2.049 1.917 3.966 20 - 24 2.174 2.123 4.297 25 - 29 2.261 2.261 4.522 30 - 34 2.302 2.233 4.535 35 - 39 2.267 2.195 4.462 40 - 44 2.090 2.080 4.170 45 - 49 1.975 1.987 3.962 50 -54 1.831 1.843 3.674 55 - 59 1.638 1.699 3.337 60 - 64 1.327 1.270 2.597 65 - 69 943 926 1.869 70 - 74 591 642 1.233


124 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 75 + 561 689 1.250 Kecmatan Junrejo 28.485 28.188 56.673 Sumber : Kecamatan Junrejo Dalam Angka 2022 Gambar 3.43 Piramida PenduduK Berdasarkan Kelompok Umur 2022 Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Junrejo dapat disimpulkan bahwa kelompok usia muda dan produktif cukup seimbang dengan usia tua sehingga hal inilah yang membuat piramida penduduk di Kecamatan Junrejo disebut piramida Piramida stasioner . Dimana jumlah kelahiran sebanding dengan angka kematian . Hal ini juga memicu angka pertumbuhan penduduknya yang relative rendah . 3.4.3 Penduduk Berdasarkan Angka Kelahiran dan Kematian Pertumbuhan penduduk terjadi disebabkan oleh pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan alami, adapun perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan non alami. Berikut merupakan data jumlah penduduk di Kecamatan Junrejo berdasarkan angka kelahiran dan kematian . Tabel 3.31 Jumlah Penduduk Berdasarkan Angka Kelahiran Dan Kematian DESA KELAHIRAN KEMATIAN L P JUMLAH L P JUMLAH Tlekung 26 28 54 11 16 27 Junrejo 56 63 119 24 32 56 Mororejo 35 36 71 16 12 28 Torongrejo 37 40 77 13 8 21


125 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Beji 35 36 71 25 19 44 Pendem 67 6 73 33 37 70 Dadaprejo 49 31 80 22 16 38 Total 545 Total 284 Sumber : Kecamatan Junrejo Dalam Angka 2022 Gambar 3.44 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Angka Kelahiran Dan Kematian Dapat dilihat dari data penduduk berdasarkan angka kelahiran dan kematian di Kecamatan Junrejo, presentase kelahiran lebih mendominasi dengan angka 66% dengan jumlah penduduk 545 jiwa dibandingkan dengan angka kematian sejumlah 284 jiwa penduduk . 3.4.4 Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga di negara itu. Adapun jumlah penduduk berdasarkan kewarganegaraan yang ada di Kecamatan Junrejo sebagai berikut . Tabel 3.32 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan Desa WNI WNA Jumlah Tlekung 5.099 1 5.100 Junrejo 10.757 2 10.759 Mojorejo 5.628 32 5.660 Torongrejo 6.327 0 6.327 Beji 8.500 1 8.501 Pendem 12.534 0 12.534 Dadaprejo 6.756 23 6.779 Jumlah 55.601 59 55.660 Sumber : Kecamatan Junrejo Dalam Angka 2022


126 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.45 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan Berdasarkan data penduduk berdasarkan kewarganegaraan di Kecamatan Junrejo ini Warga Negara Asing (WNA) Terbanyak terdapat di kelurahan Mojorejo dengan jumlah 32 jiwa dan presentase sebanyak 100% dari jumlah keseluruhan penduduk di kecamatan Junrejo . Banyaknya jumlah wna yang ada di kelurahan dadaprejo ini dipicu oleh letaknya yang berada di perbatasan kota malang dan batu pada sisi timur. Adapun destinasi wisata yang ditawarkan dari potensi lokal yang ada di kelurahan Mojorejo di antaranya wisata eduaksi kebun anggrek, wisata eduaksi gerabah dan wisata eduaksi batik. sesuai Sehingga hal ini membuat wisatawan tertarik untuk berpindah kewarganegaaran ke kelurahan Mojorejo. 3.4.5 Tren Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Tren Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang menunjukkan rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Adapun tren jumlah penduduk di Kecamatan Junrejo ditunjukkan pada table berikut . Tabel 3.33 Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Tahun Jumlah 2015 49.505 2016 50.079 2017 50.617 2018 51.186 2019 51.734 2020 55.105 2021 56.673 Sumber : Kecamatan Junrejo Dalam Angka 2020


127 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.46 Diagram Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Dari jumlah penduduk tahun 2015 hingga 2019 terlihat bahwa angka pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini menandakan jumlah penduduk yang terus bertambah di Kecamatan Junrejo. 3.4.6 Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang. Tabel 3.34 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan DESA TIDAK/BELUM SEKOLAH SD/ SEDERAJAT SMP/ SEDERAJAT SMA/ SEDERAJAT DIPLOMA I/ II/III/ AKADEMI S1/S2/S3 Tlekung 78 1.948 1.322 799 84 97 Junrejo 3.130 2.916 1.784 2.215 277 805 Mororejo 1.356 1.024 947 1.448 139 583 Torongrejo 1.837 2.226 1.087 977 74 138 Beji 2.243 1.967 1.344 2.036 227 571 Pendem 4.356 3.965 1.715 2.556 285 65 Dadaprejo 1.873 1.126 961 1.680 193 1.000 Jumlah 14.873 15.172 9.160 11.711 1.279 3.259 Sumber : Kecamatan dalam angka Kecamatan Junrejo 2021


128 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.47 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan data penduduk berdasarkan pendidikan di Kecamatan Junrejo ini penduduk terbanyak terdapat Pendidikan SD Sederajat dengan jumlah 15172 penduduk dengan persentase 27%. Dan Tidak/belum sekolah berjumlah14873 penduduk, SMP berjumlah 9160 penduduk, SMA berjumlah 11.711 penduduk, Diploma berumlah 1279 penduduk. Dan Sarjana berjumlah 3259 penduduk. 3.4.7 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan. Mata mata pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam memberdayakan potensi sumber daya alam. Tabel 3.35 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PEKERJAAN TLEKUNG JUNREJO MOROREJO TORONGREJO BEJI PENDEM DADAPREJO Belum / Tidak Bekerja 1432 2401 1140 1403 2334 2294 1612 Pelajar/Mahasiswa 1306 1030 807 1257 - 1190 Pegawai Negeri Sipil 74 145 106 68 120 261 201 Pensiunan 2 37 42 13 48 214 95 Pegawai Swasta 749 940 1101 835 986 258 1069 Guru 26 47 58 41 56 - 146 Buruh 294 553 302 214 268 2653 255 Dokter 4 5 3 0 4 29 9 Tenaga Medis Lain 4 5 12 6 14 11 0 Petani 597 1201 168 1726 432 2520 455 Ibu Rumah Tangga 842 1472 1110 900 1339 2141 1209 Lain- lain 119 814 458 76 821 310 592 Jumlah 4143 8926 5530 6089 7679 10691 6833 Sumber : Kecamatan dalam angka Kecamatan Junrejo 2021 Gambar 3.48 Diagram Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Junrejo


129 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Berdasarkan data diatas, jenis mata pencaharian Ibu rumah tangga menjadi dominan profesi penduduk di Kecamatan Junrejo. Kemudian terdapat Petani yang juga menjadi dominan. Hal ini terjadi karena di kecamatan Junrejo banyak perkebunan yang di olah seperti, kebun buah-buahan, kebun sayuran dan tanaman hias. 3.4.8 Penduduk Menurut Agama Penduduk Menurut Agama adalah Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Tabel 3.36 Jumlah Penduduk Menurut Agama Kecamatan Junrejo Agama Jumlah Islam 52544 Protestan 2123 Katolik 351 Hindu 74 Budha 205 Lainnnya 2 Sumber : Kecamatan dalam angka Kecamatan Junrejo 2021 Gambar 3.49 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Agama Kecamatan Junrejo Berdasarkan data diatas, agama yang diyakini penduduk Kecamatan Junrejo yang mendominan yaitu agama islam dengan jumlah 52.544 kemudian agama protestan dengan jumlah 2.123, agama katolik dengn jumlah 351, agama hindu dengan jumlah 74, budha dengan jumlah 205 dan lainnya berjumlah 2.


130 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.5 Ekonomi Perekonomian memiliki definisi yang cukup luas, menurut Dumairy (1999) perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan antarmanusia dan kelembagaan selain itu perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan kehidupan tidak harus berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi, serta tradisi masyarakat yang berkembang seara turun- temurun disuatu tempat. Secara singkat, perekonomian artinya suatu aspek terkait pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan taraf kehidupan manusia. 3.5.1 Komoditas Kecamatan Junrejo 3.5.1.1 Pertanian Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. Secara garis besar pertanian memiliki beberapa komponen yang tak terpisahkan yang meliputi produk produksi, petani atau pengusaha pertanian, tanah tempat usaha, dan usaha pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat meningkatkan dan memulihkan perekonomian nasional, dikarekan sektor ini memberikan kontribusi pada perekonomian nasional saat terjadi krisis.55 Tabel 3.37 Pertanian Kecamatan Junrejo Desa /Kelurahan Sawah Pertanian Bukan Sawah Jumlah Tlekung 28,571 861,78 890,351 Junrejo 92,119 119,63 211,749 Torongrejo 198,966 70,72 263,686 Mojorejo 67,264 71,69 138,954 Beji 61,986 109,39 171,376 Pendem 185,591 144,19 329,781 Dadaprejo 88,834 78,23 167,064 Sumber : Hasil Observasi Dari data tabel diatas dapat diketahui pertanian yang paling mendominasi pada desa Tlkung dengna nilai 890,351 55 hayati mimi, Elfiana, Martina. (2017). Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Bireun Provinsi Aceh. 1(3), 213/222.


131 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.5.1.2 Perkebunan Perkebunan adalah pengelolaan tanah yang dilakukan dalam kurun waktu semusim ataupun tahunan yang nanti pada akhirnya dapat memberikangasil yang maksimal dalam bidang pertanian. Perkebunan idektik dengan lahan yang luas, namun beberapa perkebunan juga membutuhkan kahan yang luasnya minimum. Terdapat 2 jenis perkebunan, yaitu perkebunan kecil yang memuat perkebunan karet, kopi, dan cengkeh, dan perkebunan besar contohnya perkebunan coklat, sawit, dan tebu.56 Tabel 3.38 Luas area Perkebunan Kecamatan Junrejo 2021 Desa/kelurahan Kopi Tebu 2018 2019 2018 2019 Tlekung 19 26,7 649 961,7 Junrejo 0,3 2 118 0 Mojorejo 1,1 0,4 118 0 Torongrejo 2,3 2,1 0 0 Beji 0,3 0 0 0 Pendem 0 0 0 0 Dadaprejo 0 0 0 0 Jumlah 23 31,2 885 961,7 Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu Gambar 3.50 Presentasi Perkebunan Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan pada tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2019 jumlah perkebunan di Kecamatan Junrejo untuk kopi yaitu 31,2 dan untuk tebu yaitu 961,7. Berdasarkan Nilai Presentase Tebu memiliki nilai paling tinggi ketimbang kopi yaitu dengan nilai 97 %. Tabel 3.39 Tabel Produksi tanaman Biofarka Kecamatan Junrejo 2021 No Jenis Tanaman 2018 2019 2020 56 Rusdi Evizal, Dasar Dasar Produksi Perkebunan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014).h.1.


132 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 1 Jahe 26.650 32.800 63.550 2 Kunyit 16.400 20.000 34.400 3 Laos/Lengkuas 18.900 16.800 18.929 4 Lidah Buaya 23.600 19.359 14.764 5 Temuireng 0 1.950 1.950 6 Temulawak 11.340 16.065 22.869 Kecamatan Junrejo 96.890 106.974 156.462 Sumber: BPS Statistik Pertanian Holtikultura SPH-TBF Gambar 3.51 Persentase Produksi Tanaman Biofarka Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa produksi tanaman biofarka Kecamatan Junrejo pada tahun 2018 yaitu 96.890, tahun 2019 yaitu 10.6974, dan pada tahun 2020 yaitu 156.462.Berdasarkan hasil nilai presentase tanaman jahe memiliki nilai paling tinggi yaitu 41 % sedangkan nilai presntase paling kecil yaitu pada tanaman temuireng dengan nilai hanya 1% saja. Tabel 3.40 Produksi Buah-buahan dan Sayuran Kecamatan Junrejo 2021 No Nama 2018 2019 2020 1 Alpukat 606,8 633,7 630,7 2 Anggur 12,9 12,4 6 3 Apel 10,1 9,8 8,1 4 Belimbing 0 0 1,7 5 Duku/Langsat/Kokosan 0 0 0 6 Durian 265 245,4 205,9 7 Jambu Air 3,8 3,5 2,7 8 Jambu Biji 837,1 871,9 884,8 9 Jengkol 0 0 0 10 Jeruk Besar 0 0 0 11 Jeruk Siam/Keprok 6 .009,90 6 .229,40 6 .434,20 12 Mangga 35 31 37,7 13 Manggis 0 0 0 14 Markisa/Konyal 0,2 0,9 0,9 15 Melinjo 0 0 0 16 Nangka/Cempedak 26,2 26,3 26,2


133 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU No Nama 2018 2019 2020 17 Nenas 0 0 0 18 Pepaya 21,6 21 22,7 19 Petai 0 0 0 20 Pisang 769,7 719,1 609,4 21 Rambutan 0,9 0,9 0 22 Salak 0 0 0 23 Sawo 0 0 0 24 Sirsak 6,4 6,5 4,6 25 Sukun 76,3 77 74,7 Kecamatan Junrejo 2.672 2.659,4 2.516,1 Sumber: BPS Statistik Pertanian Holtikultura SPH-SBS Gambar 3.52Persentase Produksi Buah-buahan Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa produksi buah-buahan di Kecamatan Junrejo pada tahun 2018 yaitu 2.672, tahun 2019 yaitu 2.659,4 dan tahun 2020 yaitu 2.516,1. Berdasarkan Hasil Presentase 72 % Jeruk Siam /Keprok yang menjadi buah-buahan yang di produksi paling banyak dari keselurahan buah buahan dan sayuran yang ada di Kecamatan Junrejo . 3.5.1.3 Holtikultura Holtikultura secara sederhana berarti budidaya tanaman kebun. Proses tanam tanaman holtikultura mengaci pada penggunaan teknik tanam yang modern. Tanaman holtikultura dapat dibedakan jenis, yaitu tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias/bunga, tanaman obat. Tanaman holtikultura memberikan manfaat dalam penyediaan panganpangan masyarakat dan juga meningkatkan perekonomian. Produk


134 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU tanaman holtikultura merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai potensi dan peluang yang bisa dikembangkan57 Tabel 3.41 Produksi Sayuran dan Buah-buahan Kecamatan Junrejo 2021 No Jenis Tanaman 2018 2019 2020 1 Bawang Daun 537,8 1.360,2 2.485 2 Bawang Merah 760,7 1.201 2.463,9 3 Bawang Putih 0 0 74,4 4 Bayam 40,7 27,9 14,4 5 Blewah 0 0 0 6 Buncis 479,5 726,8 842,4 7 Cabai Besar 650,8 593,1 1136,2 8 Cabai Rawit 613,1 273,3 460 9 Jamur 4.058,6 6.520 121,5 10 Kacang Merah 10,2 13,8 6,8 11 Kacang Panjang 354,5 203,6 140,8 12 Kangkung 46,8 22,8 16,8 13 Kembang Kol 519,4 750,6 2304,8 14 Kentang 0 0 0 15 Ketimun 1.111,8 197,6 588 16 Kubis 499,6 306,7 882 17 Labu Siam 2.755,4 877,3 703,8 18 Lobak 0 0 0 19 Melon 0 0 0 20 Paprika 141,3 29,5 0 21 Petsai/Sawi 599,7 1.058,8 2.534,4 22 Semangka 0 0 0 23 Stroberi 0 0 0 24 Terung 951,1 479,6 726,1 25 Tomat 1.076,3 2.153,6 5.612,7 26 Wortel 0 108,2 54,3 Kecamatan Junrejo 15.207,3 16.904,4 21.168,3 Sumber: BPS, Statistik Pertanian Holtikultura SPH-BST 57 Pitaloka Dyah. (2017).Holtikultura: Potensi, Pengembangan dan Tantangan. 1(1), 1/4.


135 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.53 Presentase Produksi Sayuran dan Buah-buahan Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa produksi sayuran dan buah-buahan di Kecamatan Junrejo pada pada tahun 2018 yaitu 15.207,3, tahun 2019 yaitu 16.904,4, dan pada tahun 2020 yaitu 21.168,3. Berdasarkan nilai presntase produksi sayuran paling tinggi yaitu Tomat dengan nilai Presentase 27% disusul dengan Bawang Daun,Bawang Merah ,Petsai/Sawi dengan nilai 12 % . 3.5.1.4 Tanaman Hias Tanaman hias merupakan tanaman yang dibudidayakan karena memiliki nilai keindahan baik bungan ataupun bagian tanaman lainnya. pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias bunga dan daun. tanaman hias bunga merupakan tanaman yang bunganya menjadi bagian yang menarik, sedangkan tanaman hias daun, daun menjadi bagian yang menarik. tanaman hias biasa diletakkan di dalam maupun luar ruangan. tanaman hias dapat mnejadi sumber perekonomian warga yang ingin memberdayakan dan menjual tanaman hias dengan kualitas yang baik. 58 Tabel 3.42 Produksi Tanaman Hias Kecamatan Junrejo 2021 No Jenis Tanaman Satuan Unit 2018 2019 2020 1 Adenium (Kamboja Jepang) Pohon 274 187 55 2 Aglaonema Pohon 14.376 11.877 10.113 3 Anggrek Tangkai 13.030,55 11.190,40 10.457,20 4 Anthurium Bunga Tangkai 805,11 79.785 397,71 5 Anthurium Daun Pohon 52,00 53,64 40,31 6 Caladium Pohon 121,05 121,95 66,60 7 Cordyline Pohon 140,25 129,80 68,75 58 majanah, Saputri Irma. (2019). Pemanfaatan Tanaman Hias Sebagai Obat Tradisional, 6(1), 210/214.


136 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 8 Diffenbachia Pohon 6650 6400 52,50 9 Dracaena Pohon 21425 16250 56,50 10 Krisan Tangkai 522,00 342,00 11 Mawar Tangkai 3.087,00 5.692,50 2.720,00 12 Palem Pohon 54,00 38,65 18,83 13 Phylodendron Pohon 766,50 666,60 576,95 14 Sansevieria (Pedang-Pedangan) Rumpun 156,20 16,192 80,08 Kecamatan Junrejo 18.639,91 19.722,45 14.979,11 Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu Gambar 3.54 Presentase Produksi Tanaman Hias Kecamatn Junrejo 2021 Berdasarkan Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa produksi tanaman hias Kecamatan Junrejo pada tahun 2018 yaitu 18.639,91, tahun 2019 yaitu 19.722,45, dan pada tahun 2020 yaitu 14.979,11.Berdasarkan hasil nilai presentase tanaman Anggrek memiliki nilai paling tinggi yaitu 70 % disusul dengan tanaman krisan dengan nilai presentase yaitu 18 %. 3.5.1.5 Peternakan Subsektor peternakan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan sektor pertanian, yaitu dalam upaya pemantapan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan dapat memacu pengembangan wilayah. (Daryanto, 2011). di dalam peternakan memiliki 4 komponen, yaitu manusia sebagai subjek, ternak sebagai objek, lahan/tanah sebagai basis ekologi, dan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan. terdapat banyak jenis hewan tenak,


137 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU seperti sapi, kambing, kuda dan lainnya. salah satu bentuk usaha peternakan yang paling besar potensi untuk dikembangkan adalah ternak sapi potong.59 Tabel 3.43 Populasi Ternak Besar Kecamatan Junrejo 2021 No Desa/Kelurahan Kuda Sapi Potong Sapi Perah 1 Tlekung 2 136 19,06 2 Junrejo - 212 11,73 3 Mojorejo - 50 101 4 Torongrejo - 187 108 5 Beji 5 286 408 6 Pendem 6 75 22 7 Dadaprejo 2 65 59 Kecamatan Junrejo 15 1.011 701,079 Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu Gambar 3.55 Presentase Produksi Ternak besar Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa populasi ternak besar dikecamatan Junrejo terdapat kuda dengan jumlah 15 ekor, sapi potong 1.011 ekor, dan sapi perah 701,079 ekor. Berdasarkan Hasil Presentase Sapi potong memiliki nilai paling tinggi yaitu 58% dan 41 % pada Sapi perah. Tabel 3.44 Populasi Ternak Kecil dan Kelinci Kecamatan Junrejo 2021 No Desa/Kelurahan Kambing Domba Babi Kelinci 1 Tlekung 310 320 275 750 2 Junrejo 185 250 0 350 3 Mojorejo 150 80 0 175 4 Torongrejo 350 548 0 450 5 Beji 190 650 0 125 6 Pendem 160 350 0 300 7 Dadaprejo 125 160 0 600 Kecamatan Junrejo 1.470 2.358 275 2.750 59 Saputra Indrya juwita, liman, Widodo Yusuf. (2016). Analisis Potensi Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Pesawaran. 4(2): 115/123.


138 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu Gambar 3.56 Presentase Populasi Ternak Kecil dan Kelinci Kecamatan Junrejo 2021 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa populasi ternak kecil di Kecamatan Junrejo terdapat kambing dengan jumlah 1.470 ekor, domba 2.358 ekor, babi 275 ekor, dan kelinci 2.750 ekor. Berdasarkan hasil nilai presentase paling tinggi yaitu pada ternak Kelinci dengan nilai 40% dan nilai paling kecil pada ternak Babi yaitu 4 % dari total keseluruhan. Tabel 3.45 Populasi Unggas Kecamatan Junrejo 2021 No Desa/Kelurahan Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik 1 Tlekung 2.600 9.000 18.000 4.000 2 Junrejo 3.500 21.500 17.000 600 3 Mojorejo 420 6.000 0 400 4 Torongrejo 1.150 0 0 100 5 Beji 800 1.500 5.000 450 6 Pendem 3.250 1.000 10.000 350 7 Dadaprejo 1.270 0 10.000 100 Kecamatan Junrejo 12.990 39.000 60.000 6.000 Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu Gambar 3.57 Presentase Populasi Ternak Unggas Kecamatan Junrejo 2021


139 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa populasi ternak ungags di Kecamatan Junrejo yaitu ayam buras dengan jumlah 12.990 ekor, ayam petelur dengan jumlah 39.000 ekor, ayam pedaging dengan jumlah 60.000 ekor dan itik dengan jumlah 6.000 ekor. Berdasrkan hasil nilai presentase 51% Ayan pedaging populasi ungags paling besar /tinggi dan disusul oleh ayam petelur dengan nilai 33% dari total keseluruhan. 3.5.1.6 Industri Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu industri. 60 Definisi lain menyatakan industri adalah sebagai suatu untuk memproduksi barang jadi melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sade, 1985).61 Berikut ini merupaan sebaran indutri yang ada di Kecamatan Junrejo. Tabel 3.46 Industri Kecamatan Junrejo 2022 NAMA DESA/KELURAHAN INDUSTRI JUMLAH BEJI 0 0 DADAPREJO 2 2 MOJOREJO 3 3 TLEKUNG 0 0 JUNREJO 7 7 PENDEM 1 1 TORONGREJO 0 0 Sumber : Hasil Surey Kelompok 01 Gambar 3.58 Diagaram Sarana Industri Kecamatan Junrejo 2022 60 BPS(2002) 61 http://repository.uin-suska.ac.id/4150/3/BAB%20II.pdf


140 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Pada data tabel dan diagram diatas dapat diketahui sebaran sarana industri yang berada di Kecamatan Junrejo dapat dilihat sarana industry paling banyak berada di Desa Junrejo dengan jumlah 7 memiliki nilai presntase paling tinggi yaitu 54%.Sedangkan desa yang tidak memiliki sarana industry yaitu Desa Beji dan Torongrejo. 3.5.1.7 Pariwisata Pariwisata menjadi andalan utama sebagai sumber divisa karena mampu mendatangkan para wisatawan asing maupun lokal. pariwisata di Indonesia memiliki berbagai ragam jenis, seperti wisata alam, wisata sosial, maupun wisata budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke. pariwisata berdasarkan objeknya dibedakan mnejadi beberapa jenis, yaitu cultural tourism, recuperational tourism, commercial tourism, sport tourism, political tourism, social tourism, dan religion tourism. kedatangan para wisatawan menjadi sumber pendapatan masyarakat dan dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat.62 Tabel 3.47 Jumlah pengunjung Objek Wisata Kecamatan Junrejo 2021 Bulan Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara Jumlah Januari 79.212 31 79.243 Februari 58.559 25 58.584 Maret 26.527 0 26.527 April 0 0 0 Mei 0 0 0 Juni 0 0 0 Juli 4.235 0 4.235 Agustus 20.278 0 20.278 September 12.186 0 12.186 Oktober 29.579 0 29.579 November 31.246 0 31.246 Desember 43.539 0 43.539 Total 305.361 56 305.417 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu 62 Devy Angga Helin. (2017). Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karanganyar. 32(1):34/44.


141 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.59 Persentase Jumlah Pengunjung Objek Wisata Kecamatan Junrejo 2020 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung objek wisatawan Kecamatan Junrejo di antaranya yaitu Wisatawan Nusantara berjumlah 305.361 dan Wisatawan Mancanegara berjumlah 305.417. Berdasarkan hasil presentase 100% pengunjung wisata junrejo berasal dari nusantara. 3.6 Sosial Budaya Secara umum budaya sendiri budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia63 . Sejarah adanya Kecamatan Junrejo Berdasarkan laporan pelacakan sejarah Junrejo yang dilakukan Ulul Azmi, S. Ag wartawan Batu Pos yang ditugaskan ke Museum Nasional menyebutkan bahwa Junrejo berasal dari kata DYON – REJTO atau JUNWATU. Dalam bahasa kuno artinya Tempat Air (Gentong Jawa) sehingga DYON – REJTO atau arca DYON WATU yang sekarang ada di museum nasional bisa bermakna tempat air dari batu. Menurut sumber yang ada di museum nasional keberadaan JUN tersebut sejak abad IX atau masa Kerajaan Tumapel / Singosari, sehingga dari uraian sejarah tersebut lahirlah nama JUNREJO. 63 Ibid, hal 153


142 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sedangkan kronologis perkembangan dari tahun ke tahun hingga akhir berdirinya Kecamatan Junrejo sebagai berikut : 1. Tahun 1914 di Desa JUNWATU yang ketika itu Kepala Desa bernama Pak Marsih, ditemukan benda berupa JUN sedangkan di Desa Telogorejo ditemukan Telogo yang menurut masyarakat disebut JEDING dalam bahasa jawa. 2. Tahun 1922 Desa Telogorejo diubah menjadi Desa Jeding dengan pendukuhan Rejoso. 3. Tahun 1923 Desa Junwatu, Jeding dan Rejoso digabung menjadi satu dengan nama JUNREJO dan yang dipercaya menjadi Kepala Desa pada saat itu adalah Kepala Desa dari Junwatu yakni Pak Marsih sampai beliau meninggal dunia. 4. Tahun 1937 yang menjadi Kepala Desa Junrejo adalah Pak Duriyat, yang ketika itu diangkat melalui pemilihan dan beliau menjabat hingga tahun 1974. 5. Tahun 1993 merupakan hari yang bersejarah bagi Kecamatan Junrejo karena merupakan hari lahir Kecamatan Junrejo yang bersamaan dengan lahirnya Kota Administratif Batu. Kecamatan Junrejo dibagi menjadi 7 Desa/ Kelurahan, antara lain: Desa Torongrejo a. Desa Beji b. Desa Junrejo c. Desa Tlekung d. Desa Mojorejo e. Desa Pendem f. Kelurahan Dadaprejo


143 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.60 Kantor Kecamatan Junrejo Atas persetujuan para tokoh masyarakat di kecamatan junrejo maka Desa Junrejo ditetapkan sebagai Ibukota Kecamatan yang kebetulan Kantor Kecamatan Junrejo bertempat di Desa Junrejo. Pada Kecamatan Junrejo di setiap Desa/Kelurahan memiliki adat istiadat yang berbeda beda diantaranya sebagai berikut ini : 1. Kelurahan Dadaprejo Pada kelurahan dadaprejo terdapat kesenian yang masih dilestarikan diantaranya kesenian jaranan dan bantengan ,kesenian tersebut masih dilestarikan hingga saat ini . Gambar 3.61 Kesenian Jaranan dan Bantengan Kegiatan pementasan jaranan dan bantengan diadakan bila ada event penting seperti karnaval,pentas seni baik skala Kota/Kabupaten hingga Desa. 2. Desa Mojorejo Pada Desa Mojorejo memiliki kegiatan tahunan yaitu bersih desa atau selamatan Desa ,doa lintas agama,karnaval desa,dan saka migi berikut ini merupaka dokumentasi kegiatan sosial budaya yang ada di desa Mojorejo :


144 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.62 Karnaval Desa Mojorejo Gambar 3.63 Kegiatan Saka Migi Kegiatan karnaval Desa Mojorejo diadakan untuk memperigati hari kemerdekaan Indonesia.Untuk kegiatan Saka Migi sendiri dilakukan pada punden mbok tarminah dengan diadakannya pentas seni tari oleh beberapa pemuda pada desa Mojorejo. 3. Desa Junrejo Pada Desa Junrejo memiliki kegiatan tahunan yaitu bersih desa atau selamatan Desa,dan pagelaran seni.Berikut ini merupakan beberpa dokumentasi kegiatan social budaya yang ada pada Desa Junrejo : Gambar 3.64 Pagelaran Seni Desa Junrejo Kegiatan Pagelaran Seni diatas dilakasanakan dalam mempringati hari kemerdekaan dan acara tersebut rutin dilaksanakan setiap setashun sekali,pagelaran seni tersebut meliputi pamaeran seni lukis ,live music,bantengan,pencak silat dan kesenian jaranan. 4. Desa Torongrejo Pada desa Torongrejo terdapat kegiatan yang masih dilestraikan sampai saat ini yaitu slametan desa kebudayaan yang ada dalam desa ini yaitu, Kawasan torongrejo memiliki punden yang digunakan pada waktu


145 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU tertentu. Punden ini berfungsi sebagai tempat ibadah atau ritual menghormati para leluhur desa ini. Ritual punden ini bisanya dilaksanakan pada saat acara selamatan desa yang dilakukan setahun sekali. Selamatan desa disini merupakan syukuran untuk desa torongrejo agar senantiasa selalu makmur serta diberkahi segala hasil panen dan menciptakan suasana desa yang lebih aman, nyaman, dan damai. Gambar 3.65 Kegiatan Slametan Desa Torongrejo Selamatan desa ini dilaksanakan 3 hari 3 malam. Rangkaian acara mulai dari ritual punden pada hari pertama, sanduk dan jaranan pada hari kedua, serta yang terakhir ada pertunjukan kesenian ludruk. Acara ini dilakukan oleh warga torongrejo dan para petuah dari desaitu sendiri. 5. Desa Pendem Di Desa Pendem tercatat ada kurang lebih 28 (dua puluh delapan) kominitas/sanggar seni budaya yang meliputi seni bantengan, hadrah, jamaah sholawat, kuda lumping, orkes melayu, tayub, pencak silat, banteng dan pencak, reyog, sanduk, seni islami, terbang jidor dan seni sanggar seni tari. Salah satu sanggar seni tari yang menjadi akar lahirnya kampung budaya gopit. Terletak di daerah Gopit, kampung ini menjelma menjadi pusat seni budaya bahkan pusat perkembangan perekonomian baru bagi warga disekitarnya. (Sumber : Desa Wisata Budaya Pendem | Dinas Pariwisata Kota Batu (eezywork.com) )


146 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.66 Kebudayaan Desa Pendem 6. Desa Tlekung Desa Tlekung terkenal akan kesenian gebyar tayub dan wayang kulit yang mana kegiatan tersebut sering di pentaskan pada acara bersih Desa ,maupun acara penting lainnya. Gambar 3.67 Kesenian Desa Tlekung 7. Desa Beji Desa Beji terkenal akan tari jarkenjong tari jarkenjong sendiri tercipta, dari sebuah rumah penduduk yang berada dipinggiran perkampungan padat penduduk di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Gambar 3.68 Tari Jarkenjong Khas Desa Beji Tari Jarkenjong dicipta dan menggetarkan dunia. Di kediaman Agus Mardiyanto, seniman muda yang menciptakan banyak tarian tradisional.Agus mencetak ratusan penari-penari handal lewat sebuah kelas seni.


147 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 3.7 Kelembagaan Kecamatan Junrejo Kelembagaan masyarakat memiliki peran penting bagi masyarakat kecamatan. Kelembagaan masyarakat membantu warga kecamatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, agar diperoleh keteraturan dan masyarakat lebih terintegrasi.Berkut ini merupakan kelembgaan yang ada pada Kecamtan Junrejo. 3.7.1 Lembaga Formal Kelembagaan formal adalah kelembagaan resmi yang sengaja dibentuk pemerintah untuk mendukung program tertentu, didukung dengan surat keputusan institusi. 1. Kantor Kecamatan Junrejo Kantor Kecamatan Junrejo merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pelaksana teknis kewilayahan pada Pemerintah Kota Batu berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu. Sebagai unsur pelaksana teknis kewilyahan, wilayah kerja Kantor Kecamatan Junrejo meliputi seluruh wilayah Kecamatan Junrejo, terdiri dari 6 desa dan 1 Kelurahan yaitu Desa Junrejo, Desa Torongrejo, Desa Mojorejo, Desa Pendem, Desa Beji, Desa Tlekung dan Kelurahan Dadaprejo. Dasar hukum dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dan kebijaksanaan Kecamatan Junrejo Kota Batu, dirumuskan berdasarkan: a. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara b. UU No.11 Tentang Pembentukan Kota Batu c. Peraturan Walikota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan Kota Batu Berikut Struktur organisasi kantor kecamatan junrejo :


148 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 3.69 Struktur Organisasi Kecamatan Junrejo Kedudukan Kecamatan Junrejo, merupakan SKPD Pemerintah Daerah yang di pimpin oleh seorang Camat dan bertanggungjawab kepada Walikota Batu melalui Sekretaris Daerah Kota Batu. Kecamatan Junrejo mempunyai tugas sebagai berikut sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan Kota Batu memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: d. Camat Camat mempunyai tugas melaksanakan wewenang pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Camat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 2) Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat. 3) Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. 4) Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota. 5) Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. 6) Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. 7) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan desa atau dan atau kelurahan.


149 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 8) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja pemerintah daerah kota yang terdapat pada kecamatan. 9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya e. Sekretariat Kecamatan Sekretariat Kecamatan dipimpin oleh Sekretaris Kecamatan, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaporan program dan kegiatan, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kehumasan, kerumah-tanggaan, perpustakaan dan kearsipan, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum. 2) Pengelolaan administrasi kepegawaian. 3) Pengembangan kompetensi dan kapasitas kepegawaian. 4) Pengelolaan administrasi perlengkapan. 5) Pengelolaan urusan rumah tangga. 6) Pelayanan,hubungan masyarakat dan publikasi. 7) Pelaksanaan koordinasi dan pengelolaan data. 8) Pelaksanaan dan penyusunan program, anggaran, dan perundangundangan. 9) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas sekretariat. 10) Pengelolaan kearsipan kecamatan. 11) Pelaksanaan monitoring dan evauasi organisasi dan tata laksana. 12) Pengelolaan administrasi keuangan. 13) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Camat sesuai tugas dan fungsinya Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud, Sekretaris Kecamatan dibantu oleh: 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan, mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan penghimpunan data dan informasi, koordinasi penyusunan program dan perundang-undangan, penyusunan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja, penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah, penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, koordinasi kebijakan penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya


150 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana kerja sub bagian. b. Penyusunan program dan perundang-undangan. c. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Kecamatan. d. Penyusunan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan . e. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan subbagian. g. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah. h. Melaksanakan koordinasi kebijakan penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan. i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsi. 3. Sub Bagian Umum dan Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pendistribusian, dan pengiriman surat, penggandaan naskah dinas, mengelola kearsipan dinas, menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan, melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat, publikasi, dan dokumentasi, penyusunan kebutuhan dan pengelolaan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, dan pengamanan, menyusun usulan penghapusan aset dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris, mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai dari penempatan pegawai sesuai formasi, menyusun analisa jabatan pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, dan fungsional, menyiapkan bahan peningkatan kompetensi dan kedisiplinan pegawai, tenaga teknis, dan fungsional, melakukan peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, kesejahteraan, gaji berkala, mutasi, pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, dan izin belajar, menyiapkan bahan usulan pensiun, mengevaluasi dan merencanakan kebutuhan pegawai (bezzeting) berdasarkan beban kerja Kecamatan, melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk


Click to View FlipBook Version