201 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 37.185 jiwa dan tahun pemenuhannya 2229. Desa Mojorejo memilikidaya tampung sebesar 15.972 jiwa dengan tahun pemenuhannya di tahun 2111. Desa Torongrejo memiliki daya tampung permukiman yang paling sedikit, dengan jumlah 10.336 jiwa dan tahun pemenuhan di tahun 2079. Lalu Desa Beji memiliki daya tampung permukiman sebesar 23.453 jiwa dan tahun pemenuhan 2152. Desa Pendem dengan daya tampung permukiman sebesar 22.630 jiwa dan terpenuhi di tahun 2148. Desa Dadaprejo memiliki jumlah daya tampung permukiman sebesar 15.666 jiwa dan terpenuhi pada tahun 2109.
202 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.11 Daya Dukung Lingkungan
203 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.3 Analisis Sistem Penggunaan Lahan Analisis sistem penggunaan lahan didasarkan pada kondisi fisik kawasan perencanaan, kondisi eksisting, status lahan, dan kerentanan terhadap risiko bencana.Analisis ini meliputi analisis simpangan antara pola ruang RTRW dan kondisi eksisting, analisis tutupan lahan dan run-off yang ditimbulkan dan analisis kepemilikan tanah. Analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan rencana pola ruang.Berikut ini merupakan analisis sistem penggunaan lahan yang ada Dikecamatan Junrejo. 4.3.1 Analisis Simpangan Antara Pola Ruang RTRW Dan Kondisi Eksisting Analisis ini digunakan untuk mnegetahui besaran simpangan antara pola ruang RTRW dan kondisi eksisting di wilayah perencanaan. Untuk mnegetahui kondisi eksisting digunakan data oenggunaan lahan eksisting. Berikut adalah simpangan guna lahan eksisting terhadap RTRW Kota Batu. Tabel 4.28 Simpangan Guna Lahan Eksitting Dengan RTRW Kota Batu Berdasarkan Kawasan Lindung Jenis Pola Ruang Total (Ha) Sesuai (Ha) Tidak Sesuai (Ha) Presentase Simpangan (%) RTH 18.55 18.34 0.1 0.5 Badan Air 43.04 25.51 17.53 40.7 Badan Jalan 64.09 31.05 33.04 51.6 Cagar Budaya 0.15 0 0.15 100.0 Perlindungan Setempat 112.3 56.51 55.79 49.7 Hutan Lindung 493.4 475.8 17.6 3.6 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasakan tabel di atas, dapat diketahui bahwa simpangan terbesar berada di jenis pola ruang cagar budaya yang presentase simpangannya 100%. Sedangkan luasan simpangan terbesar berada di jenis pola ruang perlindungan setempat dengan luas simpangan 55,79 Ha dan persentase. 49,7%. Tabel 4.29 Simpangan Guna Lahan Eksitting Dengan RTRW Kota Batu Berdasarkan Kawasan Budidaya Jenis Pola Ruang Total (Ha) Sesuai (Ha) Tidak Sesuai (Ha) Presentase Simpangan (%) Hutan Prpoduksi 367.36 352.6 14.76 4.0 Pariwisata 22.08 18.84 3.24 14.7
204 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Jenis Pola Ruang Total (Ha) Sesuai (Ha) Tidak Sesuai (Ha) Presentase Simpangan (%) Pembangkit Tenaga Listrik 2.26 2.24 0.02 0.9 Pengelolaan Persampahan 5.22 3.99 1.23 23.6 Perdagangan Dan Jasa 32.42 26.28 6.14 18.9 Perkantoran 10.1 2.24 7.86 77.8 Pertahanan Dan Keamanan 59.25 59.05 0.2 0.3 Pertanian 1327.67 557.62 770.05 58.0 Perumahan 482.61 442.08 40.53 8.4 Sarana Pelayanan Umum 20.64 12.83 7.81 37.8 Transportasi 0.8 0.64 0.16 20.0 Industri 2.57 2.55 0.02 0.8 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Berdasakan tabel di atas, dapat diketahui bahwa simpangan terbesar berada di jenis pola ruang perkantoran dengan ppersentase 77% dan luas simpangan 7,86 Ha. Sedangkan luasan simpangan terbesar berada di jenis pola ruang pertanian dengan luas 770 Ha dan persentase 58%. 4.3.2 Analisis Tutupan Lahan dan Run off yang Ditimbulkan Identifikasi koefisien run off digunakan untuk mengukur seberapa besar air limpasan yang tidak terserap menuju tanah berdasarkan tutupan lahan. Adapun rumus dari run off sebagai berikut : Sumber: Peraturan Menteri LH No. 17 Tahun 2009 Setelah mengidentifikasi nilai tutupan lahan, langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai koefisen dengan luas masing-masing tutupan lahan. Berikut ini adalah run-off pada guna lahan di Kecamatan Junrejo. Tabel 4.30 Nilai Run off Kecamatan Junrejo Run Off Limpasan Junrjeo Koefisien Limpasan Luas(Ha) Badan Jalan 0 16 Bangunan 0.6 14 Hankam 0.6 2
205 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Run Off Limpasan Junrjeo Koefisien Limpasan Luas(Ha) Hutan 0.1 7 Industri 0.9 6 Kesehatan 0.6 8 Ladang 0.1 10 Lapangan Olahraga 0.1 10 Makam 0.1 8 Pariwisata 0.6 3 Pekarangan 0.1 22 Pendidikan 0.6 9 Perdagangan & Jasa 0.7 11 Peribadatan 0.6 10 Perkantoran 0.6 9 Perkebunan 0.1 22 Peternakan 0.1 1 Ruang Terbuka Hijau 0.1 8 Sawah 0.3 19 Semak Belukar 0.1 4 Sosial 0.6 3 Sungai 0 8 Taman 0.1 3 Tanah Kosong 0.1 5 Tegalan 0.1 10 Transportasi 0.6 1 Utilitas 0.6 5 Total 9.1 234 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Dari tabel diatas, dapat diketahui jumlah debit air limpasan yang terdapat di kecamatan junrejo yaitu 124,90 m3/detik yang tidak dapat diserap oleh tanah. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pencegahan banjir melalui program normalisasi drainase, tata air, kolam retensi, maupun pengembangan rang terbuka hijau untuk resapan air sebagai upaya penurunan debit limpasan. 4.3.3 Analisis Kepemilikan Lahan Analisis kepemilikan lahan merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui status kepemilikan dari suatu lahan di wilayah perencanaan. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui status kepemilikan suatu lahan yang akan digunakan untuk lokasi perencanaan. Terdapat beberapa jenis status kepemilikan tanah yairu, hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, hak satuan rumah susun, tanah petok, hak sekunder dan hak lainnya. Berikut merupakan tabel kepemilikan lahan di Kecamatan Junrejo.
206 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Tabel 4.31 Kepemilikan Lahan Kecamatan Junrejo Sumber : Data ATR/BPN Tahun 2020 Gambar 4.4 Diagram HAT Junrejo Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas lahan di Kecamatan Junrejo merupakan lahan dengan jenis hak atas tanah belum terdaftar badan hukum sebesar 41% sedangkan jenis hak atas tanah dengan persentase terendah adalah lahan yang teridentifikasi sebagai sungai. Hal ini menunjukan bahwa sekitar 41% lahan di Kecamatan Junrejo masih dapat dikembangkan berdasarkan status hak atas tanah. Jenis Beji Dadaprejo Junrejo Mojorejo Pendem Tlekung Torongrejo Grand Total Hak Pakai Instansi Pemerintah 0.58 5.14 16.31 0.03 2.30 27.20 0.49 52.05 HM/HGB/HP - Perorangan/Badan Hukum 77.38 103.60 149.68 56.66 128.76 98.64 174.03 788.75 Hutan 881.13 881.13 Jalan 7.19 6.78 9.51 6.45 9.33 9.02 6.90 55.18 Sungai 1.89 0.94 2.93 5.42 11.18 Tanah Wakaf 0.08 0.30 0.15 0.05 0.29 0.16 0.10 1.12 Tnh Blm Terdaftar Badan Hukum dan/atau Perorangan 156.74 85.45 234.83 128.11 251.95 268.06 153.91 1279.04 2% 26% 0%2% 29% 41% Data HAT Junrejo Hak Pakai Instansi Pemerintah HM/HGB/HP - Perorangan/Badan Hukum Hutan Jalan Sungai Tanah Wakaf Tnh Blm Terdaftar Badan Hukum dan/atau Perorangan
207 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.12 Kemampuan Lahan Kecamatan Junrejo 2022
208 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.3.4 Analisis Pengembangan Lahan Analisis pengembangan lahan bertujuan untuk mengetahui dimana lahan di Kecamatan Junrejo yang dapat dikembangkan dan tidak dapat dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan overlay terkait kelas kemampuan lahan, status lahan sawah seperti LSD, lahan terbangun, dan hutan lindung di Kecamatan Junrejo. 4.3.4.1 Lahan Tidak Dapat Dikembangkan Lahan tidak dapat dikembangkan didapatkan setelah dilakukan overlay beberapa variabel terkait guna lahan terbangun, lahan sawah dilindungi, dan hutan lindung dimana variabel tersebut tidak bisa dikembangkan lagi untuk tujuan lainnya. Tabel 4.32 Lahan Tidak Dapat Dikembangkan Jenis Luas Badan Jalan 252 Bangunan 646.67 Hankam 10.16 Industri 7.57 Kemampuan Pengembangan Rendah 0 Kesehatan 2.76 LSD (Lahan Sawah Lindungi) 1140.02 Makam 0 Pariwisata 1.51 Pendidikan 5.2 Perdagangan Dan Jasa 36.27 Peribadatan 5.47 Perkantoran 2.87 Sosial 0.3 Sepadan Sungai 0 Sungai 0 Transportasi 0.02 Utilitas 0.71 Total 2111.54 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01
209 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.5 Diagram Lahan Tidak Dapat Dikembangkan Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa variabel mayoritas pada lahan yan tidak dapat dikembangkan adalah lahan sawah dilindungi dengan persentase 54% dan luas 1140,02 Ha. 12% 31% 0% 54% 0%2%0% Lahan Tidak Dapat Dikembangkan badan jalan bangunan hankam industri kemampuan pengembangan rendah kesehatan LSD (Lahan Sawah Lindungi) makam pariwisata pendidikan perdagangan dan jasa peribadatan perkantoran sosial sepadan sungai sungai transportasi utilitas
210 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.13 Lahan Tidak Dapat Dikembangkan Kecamatan Junrejo
211 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.3.4.2 Lahan Dapat Dikembangkan Lahan dapat dikembangkan merupakan lahan yang nantinya dapat menjadi lahan yang bisa dikembangkan untuk tujuan pengembangan dimasa mendatang. Lahan dapat dikembangkan merupakan hasil irisan dari wilayah setelah dikurangi oleh lahan yang tidak dapat dikembangkan.Berikut ini merupakan diagram lahan potensial yang dapat dikembangkan. DiBerikut merupakan data tabel lahan dapat dikembangkan yang ada diKecamatan Junrejo . Tabel 4.33 Lahan Dapat Dikembangkan Jenis Luas Hutan 363 Ladang 25.97 Lapangan Olahraga 3.81 Pekarangan 404.54 Perkebunan 486.46 Peternakan 0.07 RTH 4.72 Sawah 159.5 Semak Belukar 1.07 Taman 1.13 Tanah Kosong 10.18 Tegalan 21.52 Total 1481.96 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01
212 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.6 Lahan Dapat Dikembangkan Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa variabel dari lahan yang dapat dikembangkan tertinggi merupakan perkebunan dengan persentase 33% dan luas 486,46 Ha. 25% 2%0% 27% 33% 0% 11%0%1% LAHAN DAPAT DIKEMBANGKAN Hutan Ladang Lapangan Olahraga Pekarangan Perkebunan Peternakan RTH Sawah Semak Belukar Taman
213 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.14 Lahan Dapat Dikembangkan Kecamatan Junrejo
214 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.3.4.3 Pengembangan Lahan Setelah melakukan analisis tersebut, kemudian didapatkan hasil berupa perbandingan luas lahan yang dapat dikembangkan dan lahan yang tidak dapat dikembangkan. Tabel 4.34 Pengembangan Lahan Kecamatan Junrejo Lahan Dapat Dikembangkan 1621.797 Lahan Tidak Dapat Dikembangkan 1446.311 Sumber : Hasil Analisi Kelompok 01 Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Lahan Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa lahan yang dapat dikembangkan di Kecamatan Junrejo sebesar 53% dengan luas 1621,79 Ha dan lahan tidak dapat dikembangkan 47% dengan luas 1446,31 Ha. 53% 47% Perbandingan Lahan Lahan Dapat Dikembangkan Lahan Tidak Dapat Dikembangkan
215 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.15 Pengembangan Lahan Kecamatan Junrejo
216 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.3.4.4 Lahan Sawah Dilindungi Kecamatan Junrejo merupakan kawasan Kecamatan sepeti pada umumnya memiliki mata pencaharian yang berhubungan langsung dengan pemanfaatan alam seperti perkebunan,perikanan, kehutanan, pertanian, dan peternakan. Salah satu pemanfaatan lahannya digunakan untuk Produktivitas padi, yaitu padi sawah dan padi ladang yang mana Kecamatan Junrejo ini memang terkenal sebagai Lumbung Padi Kota Batu yang telah di sebutkan dalam RTRW Kota Batu berikut merupakan data Lahan Sawah Dilindungi dan yang tidak dilindungi yang ada di Kecamatan Junrejo . Tabel 4.35 Data LSD & Non LSD Kecamatan Junrejo Nama Desa/Kelurahan Luas LSD (Ha) Luas Sawah Non LSD (Ha) BEJI 44.97 6.26 DADAPREJO 62.99 5.60 JUNREJO 70.23 140.53 MOJOREJO 50.58 8.98 PENDEM 200.42 28.32 TLEKUNG 294.76 TORONGREJO 193.75 104.44 TOTAL 622.94 588.90 Sumber : RTRW Kota Batu 2011-2030 Tabel 4.36 Perbandingan Luas Kawasan Pertanian & LSD Kota Batu Kecamatan Kawasan Pertanian (Ha) LSD (Ha) Batu 481.90 61.18 Bumiaji 2867.29 0.28 Junrejo 1211.84 622.94 TOTAL 4561.03 684.40 Sumber : RTRW Kota Batu 2011-2030 Gambar 4.8 Presentase Kawasan Pertanian 10% 63% 27% Kawasan Pertanian Ha Batu Bumiaji Junrejo
217 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Gambar 4.9 Presentase LSD Kota Batu Dari data tabel diatas dapat diketahui LSD yang paling luas berada di Desa Pendem dengan total 200.42 Sesuai dengan Pasal 16 Perpres 59 tahun 2019 bahwa lahan sawah dilindungi akan ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).Dan untuk Luas Sawah Non LSD yang luas berada di desaTlekung dengan total 294.76 yang mana lahan non LSD ini dapat di kembangkan selain pertanian pangan.Selain itu dari perbandingan luas Kawasan pertanian per kecamatan yang ada di kota batu dapat diketahui kecamatan yang memiliki luas paling banyak yaitu Kecamatan Bumiaji dengan nilai 2867.29 Ha dan presentase 63% dari keseluruhan Kawasan pertanian di kota batu.Untuk lahan LSD dapat diketahui bahwa luas terbesar berada di Kecamatan Junrejo dengan nilai 1211,84 Ha dan memiliki nilai presentase 91 %. 9%0% 91% LSD (Ha) Batu Bumiaji Junrejo
218 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.16 Lahan Sawah Kecamatan Junrejo
219 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.17 Lahan Sawah Dilindungi Kecamaatn Junrejo
220 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.4 Analisis Kependudukan Analisis Kepndudukan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan proyeksi perubahan demografi seperti pertumbuhan dan komposisi jumlah penduduk serta kondisi sosial kependudukan dalam memberikan gambaran struktur dan karakteristik penduduk. Hal ini berhubungan erat dengan potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi, tingkat pelayanan dan penyediaan kebutuhan sektoral (sarana, prasarana maupun utilitas minimum).Berikut ini merupakan analisis kependudukan yang ada di Kecamatan Junrejo. 4.4.1 Analisis Proyeksi Penduduk Alami Penduduk merupakan objek utama dalam sebuah perencanaan sehingga untuk menyusun dokumen perencanaan yang sesuai maka diperlukan data kependudukan untuk mengetahui karakteristik penduduk di daerah perencanaan. Karakteristik penduduk terdiri dari jumlah, struktur dan komposisi penduduk serta proyeksi penduduk untuk dua puluh tahun ke depan. Proyeksi penduduk digunakan untuk merencanakan kebutuhan perumahan, sarana dan prasarana serta utilitas dalam daerah perencanaan.Perhitungan proyeksi penduduk di Kecamatan Junrejo menggunakan program minitab dengan cara membandingkan berbagai macam metode proyeksi, antara lain: 1. Metode Linear 2. Metode Quadratic 3. Metode Exponential 4. Metode S-Curve Tabel 4.37 Proyeksi Penduduk Kecamatan Junrejo Tahun Linear Quadratic Exponential S-Curve 2022 58.633 59.908 58.803 57.366 2023 60.616 63.421 61.011 57.666 2024 62.599 67.444 63.302 57.794 2025 64.582 71.977 65.678 57.848 2026 66.565 77.020 68.145 57.871 2027 68.549 82.574 70.704 57.881 2028 70.532 88.637 73.358 57.885 2029 72.515 95.210 76.113 57.887 2030 74.498 102.293 78.971 57.888 2031 76.481 109.886 81.936 57.888 2032 78.465 117.990 85.013 57.888 2033 80.448 126.603 88.205 57.889 2034 82.431 135.726 91.517 57.889 2035 84.414 145.359 94.954 57.889
221 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Tahun Linear Quadratic Exponential S-Curve 2036 86.397 155.502 98.519 57.889 2037 88.381 166.156 102.219 57.889 2038 90.364 177.319 106.057 57.889 2039 92.347 188.992 110.040 57.889 2040 94.330 201.175 114.172 57.889 2041 96.313 213.868 118.459 57.889 2042 98.297 227.072 122.907 57.889 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Tabel 4.38 Proyeksi Penduduk Alami Kec.Junrejo 2022-2042 KECAMATAN 2022 2027 2032 2037 2042 JUNREJO 56.633 68.549 78.465 88.381 98.297 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 01 Metode analisis proyeksi penduduk yang terpilih adalah metode Linear. Dengan jumlah penduduk eksisting Kecamatan Junrejo sebesar 51.186 jiwa di tahun 2018, diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi sebesar 98.297 jiwa di tahun 2042 4.4.2 Analisis Proyeksi Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk pada satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap hektar. Berdasarkan jumlah penduduk diatas dapat dihitung untuk jumlah kepadatan penduduk setiap wilayah, yaitu dengan menggunakan data jumlah penduduk dan luas wilayah pada masing-masing Desa/Kelurahan yang ada. Kepadatan penduduk dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Kepadatan penduduk = (jumlah penduduk tahun i)/(luas lahan) Standar kepadatan penduduk menurut SNI 03-1733-1989 dibagi menjadi empat tingkatan yaitu, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yaitu sebagai berikut: 1. Kepadatan sangat tinggi : > 400 Jiwa/Ha 2. Kepadatan tinggi : 201-400 Jiwa/Ha 3. Kepadatan sedang : 151-200 Jiwa/Ha 4. Kepadatan rendah : <150 Jiwa/Ha Tabel 4.39 Kepadatan Penduduk Per Desa Kecamatan Junrejo 2022 Desa/Kelurahan Jumlah/Total Luas Wilayah(Ha) Kepadatan Penduduk Per Ha Tlekung 5.252 1.284,1 4,09 Junrejo 11.042 410,4 26,90 Mojorejo 5.773 192,2 30,03 Torongrejo 6.420 340,8 18,83 Beji 8.562 241,9 35,39 Pendem 12.646 395,5 31,97
222 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Dadaprejo 6.978 203,1 34,35 Jumlah 56.673 3.068,2 181,56 Sumber : Hasil Analsis Kelompok 01 Berdasarkan data tabel diatas dapat di ketahui kepadatan penduduk per desa yang ada di Kecamatan Junrejo yang paling tinggi berada di Desa Beji dengan Kepadatan 35,39 Ha dan yang paling rendah berada di Desa Tlekung dengan kepadatan 4,09 Ha. Tabel 4.40 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Junrejo Sumber : Hasil Analsiis Kelompok 01 Gambar 4.10 Estimasi Peningkatan Jomiah Penduduk Gambar tersebut menunjukkan bahwa tahun 2042 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemungkinan adanya perkembangan penduduk yang lebih pesat pada Kecamatan Junrejo yang mana semakin meningkat. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa pada proyeksi tahun terakhir, kepadatan penduduk di Kecamatan Junrejo yaitu 32 jiwa/ha. Namun nilai tersebut masih mengindikasikan kepadatan penduduk rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum kepadatan penduduk di Kecamatan Junrejo memiliki kepadatan penduduk rendah. Tahun Jumlah Penduduk Kecamatan Junrejo (Jiwa) Luas Kecamatan Junrejo (Ha) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 2022 56.633 3.068,2 18 2027 68.549 22 2032 78.465 25 2037 88.381 28 2042 98.297 32 56.63 68.55 78.47 88.38 98.30 2022 2027 2032 2037 2042 Jumlah Penduduk Kecamatan Junrejo (Jiwa)
223 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.18 Kepadatan Penduduk Kecamatan Junrejo
224 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.5 Analisis Struktur Internal WP Analisis struktur internal Wilayah Perencanaan (WP) merupakan analisis yang dilakukan merumuskan kegiatan fungsional sebagai pusat dan jaringan yang menghubungkan antarpusat di dalam WP, dari RTRW Kabupaten ke RDTR. Analisis struktur internal kawasan perkotaan didasarkan pada kegiatan fungsional yang ada di dalam kawasan perkotaan tersebut, pusat-pusat kegiatan, dan sistem jaringan yang melayaninya. Analisis ini dirincikan ke dalam beberapa jenis analisis meliputi analisis sistem pusat pelayanan, analisis sistem jaringan jalan, serta analisis intensitas pengembangan ruang pada seluruh WP. Pembahasan lebih rinci dari setiap analisis akan dijabarkan sebagai berikut 4.5.1 Analisis Sistem Pusat Pelayanan Dilakukannya analisis sistem pusat pelayanan pada Studio Perencanaan Kota Kecamatan Junrejo bertujuan untuk memberikan gambaran terkait sistem pusat pelayanan yang akan terbentuk secara internal di dalam WP Kecamatan Junrejo. Melalui analisis sistem pusat pelayanan ini diharapkan dapat menghasilkan pusat-pusat pelayanan yang unggul dari wilayah yang termasuk dalam delineasi WP Kecamatan Junrejo. Teknik yang digunakan untuk mengetahui pusat pelayanan eksisiting di WP Kecamatan Junrejo meliputi: 1. Analisis Kernel Density 2. Analisis Voronoi 4.5.1.1 Analisis Pemusatan Kegiatan (Kernel Density) dan Pemusatan Titik Pusat Analisis pemusatan kegiatan digunakan untuk menentukan tingkat kepadatan dalam suatu kawasan dan sekitar kawasan tertentu. Variabel yang datapt digunakan untuk analisis ini adalah fasilitas umum yang ada pada suatu wilayah tersebut.berdasarkan analisis kernel density didapatkan hasil bahwa Kecamatan Junrejo memiliki pemusatan kegiatan yang berada pada Kelurahan Beji, Tlekung, Mojorejo, dan Pendem. Dalam menentukan titik lokasi ideal dari pusat pelayanan, digunakan analisis interpolasi yang kemudian berfungsi untuk mengetahui pusat pelayanan paling ideal di Kecamatan Junrejo. Titik analisis ini juga dikuatkan dengan data scrapping yang
225 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU memiliki nilai jumlah review dari suatu titik lokasi. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan hasil bahwa pusat WP Kecamatan Junrejo berada di Kelurahan Beji khususnya pada titik Jatim Park 3 karena berada pada skala kepadatan fasilitas dan intensitas kunjungan yang sangat tinggi. Sedangkan penentuan pusat Sub Pusat Pelayanan Kota dan Lingkungan Kecamatan dilakukan dengan kriteria: 1. Pusat Sub Pusat Pelayanan Kota diletakkan pada wilayah dengan skala kepadatan fasilitas tinggi, dengan memilih titik pusat pada fasilitas yang mencerminkan fasilitas minimal skala Kecamatan hingga kota 2. Pusat Lingkungan Kecamatan diarahkan pada wilayah dengan skala kepadata fasilitas sedang, dengan memilih titik pusat pada fasilitas yang mencerminkanfasilitas minimal skala Kecamatan 3. Pusat Lingkungan Kelurahan diarahkan pada wilayah dengan skala kepadatanmfasilitas rendah, dengan memilih titik pusat pada fasilitas yang mencerminkan fasilitas minimal skala Kelurahan/Desa. Tabel 4.41 Pusat Sub Pusat Pelayanan Kota dan Lingkungan Kecamatan STATUS NAMA TITIK LOKASI PUSAT WP JATIM PARK 3 BEJI SWP PREDATOR FUN PARK TLEKUNG HOTEL MENTARI MOJOREJO PUSDIKARHANUD PENDEM LINGKUNGAN KECAMATAN MTSN BATU DADAPREJO RS BAPTIS TLEKUNG KANTOR KECAMATAN JUNREJO JUNREJO LINGKUNGAN KELURAHAN SDN 01 PENDEM PENDEM MASJID NURUL HIDAYAH DADAPREJO SMPN 03 BEJI BEJI SDN TORONGREJO 01 TORONGREJO MI ISKANDAR SULAIMAN PENDEM SDN TORONGREJO 02 TORONGREJO SDN TORONGREJO 03 TORONGREJO Sumber : Hasil Analsiis Kelompok 01 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Junrejo memiliki 3 pusat SWP, dan 3 pusat lingkungan kecamatan. Setelah dilakuakn analisis pemusatan kegiatan, kemudian dilakukan analisis pengelompokan kegiatan dengan menggunakan interpolation. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa Kecamatan Junrejo memiliki 4 cluster atau pengelompokan fasilitas, sehingga dapat digambarkan batas
226 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU SWP di Kecamatan Junrejo terbagi menjadi 4 bagian. Untuk memperkuat pembentukan batas-batas SWP tersebut, maka lebih lanjut dilakukan analisis voronoi.
227 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.19 Peta Analisis Pemusatan Kecamatan Junrejo
228 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.20 Analisis Pemusatan Kernel
229 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.21 Analisis Pusat Pelayanan Kecamatan Junrejo
230 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.5.1.2 Analisis Ketetanggan Terdekat dan Voronoi Analisis Diagram Voronoi bertujuan untuk mengetahui kedekatan geometris dari titik-titik dengan membagi ruang sesuai dengan kedekatannya. Hal tersebut memungkinkan untuk mengidentifikasi cakupan suatu kawasan yang terpengaruh oleh suatu titik pusat kegiatan berdasarkan persebaran fasilitasnya. Berdasarkan analisis voronoi yang telah dilakukan pada titik SWP, dihasilkan bahwa: 1. WP memiliki kedekatan dengan: a. Pusat Lingkungan Kelurahan SMP 03 Beji b. Pusat Lingkungan Kelurahan SDN 01 Torongrejo c. Pusat Lingkungan Kelurahan SDN 03 Torongrejo 2. SWP Predator Fun Park memiliki kedekatan dengan: a. Pusat Lingkungan Kecamatan RS Baptis 3. SWP Hotel Mentari memiliki kedekatan dengan: a. Pusat Lingkungan Kecamatan Kantor Kecamatan Junrejo b. Pusat Lingkungan Kelurahan Masjid Nurul Hidayah Dadaprejo c. Pusat Lingkungan Kelurahan SDN 02 Torongrejo 4. SWP PUSDIKARHANUD memiliki kedekatan dengan: a. Pusat Lingkungan Kelurahan MI Iskandar Sulaiman Pendem b. Pusat Lingkungan Kelurahan SDN 01 Pendem c. Pusat Lingkungan Kecamatan MTSN Batu Dadaprejo Berdasarkan hasil analisis ketetanggaan terdekat dan voronoi yang dilakukan pada titik SWP menuju Pusat Lingkungan dan Pusat Lingkungan menuju seberapa jauh luas pelayanannya, di hasilkan batas-batas SWP serta diketahui pula bahwa Kecamatan Junrejo dapat dibagi menjadi 14 blok perencanaan.
231 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.22 Analisis Voronoi Kecamatan Junrejo
232 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.23 Analsis Hub Lines Kecamatan Junrejo
233 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.24 Pemabgian Blog Kecamatan Junrejo
234 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.6 Analisis Sumber Daya Buatan Analisis sumber daya buatan dilakukan untuk memahami kondisi, potensi, permasalahan, dan kendala yang dimiliki dalam peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pada BWP. Melalui analisis ini diharapkan teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi BWP. Berikut ini merupakan analisis sumber daya buatan pada Kecamtan Junrejo. 4.6.1 Sarana Pendidikan Keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan tidak terlepas dari tersedianya sarana Pendidikan yang memadai. Oleh karena itu ketersediaannya fasilitas pelayanan untuk Pendidikan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan penduduk yang mana dari waktu ke waktu selalu berkembang, dengan demikian penduduk dapat terlayani dan fasilitas yang tersedia dapat berfungsi secara optimal. Berdasarkan standart SNI 03 – 1733 – 2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, dapat diketahui bahwa tingkat kebutuhan untuk sarana Pendidikan berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani di Kecamatan Junrejo dijelaskan pada table berikut: Tabel 4.42 Proyeksi Sarana Pendidikan 2022-2042 Pendidikan Kelompok Umur Standart Eksisting Proyeksi Sarana Pendidikan 2022 Jumlah Sarana 2027 Penambahan 2032 Penambahan 2037 Penambahan 2042 Penambahan TK (5-9) 1.250 4.228 19 4.286 0 4.345 0 4.403 0 4.462 0 SD/MI (5-9) 1.600 4.228 19 4.286 0 4.345 0 4.403 0 4.462 0 SMP/MTS (10-14) 4800 4.090 4 4.621 0 5.153 0 5.684 0 6.216 0 SMA/SMK (15-19) 4.800 4.090 4 4.621 0 5.153 0 5.684 0 6.216 0 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Kecamatan Junrejo terdapat beberapa sarana pendidikan yang terdiri dari TK/RA,SD/MI, SLTP/sederajat, dan SLTA/sederajat yang akan dianalisis. Sarana pendidikan terbanyak di Kecamatan Junrejo adalah Sekolah Dasar dan Taman KanakKanak dengan jumlah 19 sarana. Berikut merupakan tabel analisis penambahan sarana Pendidikan Kecamatan Junrejo dari tahun 2022 hingga tahun 2042. Hasil Proyeksi diatas menunjukan bahwa Kecamatan Junrejo tidak membutuhkan tambahan sarana pendidikan . 4.6.2 Sarana Kesehatan Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi memberikan
235 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kebutuhan sarana kesehatan menurut jumah penduduk hingga 2042 di Kecamatan Junrejo dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.43 Proyeksi Sarana Kesehatan Kecamatan Junrejo Kesehatan Standart Eksisting Proyeksi Sarana 2022 Jumlah Sarana 2027 Penambaha n 2032 Penambaha n 2037 Penambaha n 2042 Penambahan Posyandu 1,250 58,633 4 68,54 9 51 78,46 5 8 88,38 1 8 98,29 7 8 Puskesmas Pembantu 30,000 58,633 3 68,54 9 0 78,46 5 0 88,38 1 0 98,29 7 0 Puskesmas 30,000 58,633 3 68,54 9 0 78,46 5 0 88,38 1 0 98,29 7 0 Tempat praktek dokter 5,000 58,633 6 68,54 9 8 78,46 5 2 88,38 1 2 98,29 7 2 Apotik/Rumah Obat 30,000 58,633 4 68,54 9 0 78,46 5 0 88,38 1 0 98,29 7 0 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Kecamatan Junrejo terdapat beberapa sarana kesehatan diantaranya yaitu Posyandu, Tempat Praktik Dokter, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dan Apotik yang akan dianalisis. Sarana kesehatan terbanyak di Kecamatan Junrejo adalah Tempat Parektek Dokter dengan jumlah 6 sarana. Hasil proyeksi diatas menunjukan bahwa Kecamatan Junrejo membutuhkan tambahan sarana pada posyandu dan tempat prkatek dokter masing masing 75 unit dan 14 unit sampai dengan tahun 2042. 4.6.3 Sarana Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kebutuhan sarana Peribadatan menurut jumah penduduk dalam proyeksi sarana peribadatan hingga 2042 pada tabel berikut : Tabel 4.44 Proyeksi Sarana Peribadatan Kecamatan Junrejo Peribad atan Stand art Eksisting Proyeksi Sarana 202 2 Jumlah Sarana 202 7 Penamba han 203 2 Penamba han 203 7 Penamba han 204 2 Penamba han
236 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Musholla 250 537 58 78 573 80 152 610 02 14 646 24 14 682 46 14.488 Masjid 2500 537 58 44 573 80 0 610 02 0 646 24 0 682 46 0 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Kecamatan Junrejo terdapat beberapa sarana peribadatan yaitu Masjid, dan Musholla yang akan dianalisis. Sarana peribadatan terbanyak di Kecamatan Junrejo adalah Musholla dengan jumlah 78 sarana.Hasil proyeksi diatas menunjukan bahawa Kecamatan Junrejo masih membutuhkan tambahan sarana musholla sebanyak 195 unit sampai dengan 2042. 4.6.4 Sarana Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan dan jasa dibutuhkan untuk menunjang kegiatankegiatan terutama kegiatan ekonomi masyarakat pada suatu wilayah. Berdasarkan SNI 03-1733- 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kebutuhan sarana Perdagangan dan Jasa menurut jumah penduduk nya hingga tahun 2042 di Kecamatan Junrejo dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.45 Proyeksi Sarana Perdagangan dan Jasa Kecamatan Junrejo Perdagangan dan Jasa Stand art Eksisting Proyeksi Sarana 202 2 Jumlah Sarana 202 7 Penamb ahan 203 2 Penamb ahan 203 7 Penamb ahan 204 2 Penamb ahan Toko/Warung 250 586 33 669 685 49 0 784 65 0 883 81 0 982 97 0 Pertokoan 6000 586 33 11 685 49 0 784 65 2 883 81 2 982 97 1 Pasar 30000 586 33 1 685 49 1 784 65 0 883 81 0 982 97 0 Sumber : Hasil Analisis Kelompok 01 Sarana perdagangan dan jasa di Kecamatan Junrejo dianalisis menggunakan analisis proyeksi kebutuhan sarana perdagangan dan jasa. tabel proyeksi penambahan kebutuhan sarana perdagangan dan jasa hingga tahun 2042.Hasil proyeksi diatas menunjukan bahwa Kecamatan Junrejo masih membutuhkan tambahan sarana pertokoan sebanyak 5 unit dan pasar 1 unit sampai tahun 2042.
237 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.6.5 Prasarana Kelistrikan Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi penduduk. Listrik berfungsi sebagai suplai energi untuk semua aktivitas baik industri maupun rumah tangga sehingga seluruh aktivitas dapat berjalan baik. Penyediaan fasilitas jaringan listrik telah merata pada seluruh penduduk di Kecamatan Junrejo. Berdasarkan SK Menteri Permukiman dan Prasarana No. 534/KPTS/M/2001 asumsi yag digunakan untuk jaringan energi listrik sebagai berikut: Kebutuhan listrik rumah tangga adalah 150 VA/Jiwa atau 0,15 KVA/Jiwa. Kebutuhan listrik non-rumah tangga adalah 41,5% yang terbagi untuk: 1. Penerangan jalan : 1.5 %. 2. Komersial : 15 %. 3. Pemerintah dan pelayanan umum : 15 %. 4. Cadangan : 10 %. Tabel 4.46 Proyeksi Kebutuhan Listrik Kecamatan Junrejo Proyeksi Penduduk Domestik Non Domestik Total Kebutuhan (Watt) Megawatt (MW) 2022 7.589.300 3.529.025 11.118.325 11,1183245 2027 9.185.700 4.271.351 13.457.051 13,4570505 2032 10.514.100 4.889.057 15.403.157 15,4031565 2037 11.843.800 5.507.367 17.351.167 17,351167 2042 13.171.750 6.124.864 19.296.614 19,29661375 Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui proyeksi Kebutuhan Listrik di Kecamatan Junrejo dalam 20 tahun mendatang. Untuk proyeksi menunjukkan jumlah kebutuhan pada tahun 2022 yaitu 11,118.325 watt, tahun 2027 13,457.051 watt, tahun 2032 15,403.167 watt, tahun 2037 17,351.177 watt dan pada tahun 2042 yaitu 19,296.614 watt. 4.6.6 Prasarana Air Bersih Menurut SNI 03-1733-2004, secara umum setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Berikut merupakan proyeksi kebutuhan air minum di Kecamatan Junrejo pada tahun 2022-2042. Standar kebutuhan air bersih yang digunakan adalah sebagai berikut 1. Kebutuhan Air Domestik Jumlah penduduk x Kebutuhan air perkapita
238 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 2. Kebutuhan Air Non domestik 3. Kebutuhan air rata-rata harian 4. Kebutuhan air rata-rata maksimum Tabel 4.47 Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Junrejo Kecamatan Tahun Jumlah Penduduk Tahun x (JP) Kebutuhan Domestik (D) Kebutuhan Non Domestik (ND) D+ND Kehilangan Air (Ka) Keb. Total Keb. Rata Rata Harian (a) Keb. Maksimum/hari JUNREJO 130xJP 20%XD 20% (D+ND) D+ND+H D+ND+Ka 1.15xa (ltr/hari) 2022 56633 7362290,0 1472458,0 8834748,0 1766949,6 9718222,8 12074155,6 13885278,9 2027 68549 8911370,0 1782274,0 10693644,0 2138728,8 11763008,4 14614646,8 16806843,8 2032 78465 10200450,0 2040090,0 12240540,0 2448108,0 13464594,0 16728738,0 19238048,7 2037 88381 11489530,0 2297906,0 13787436,0 2757487,2 15166179,6 18842829,2 21669253,6 2042 98297 12778610,0 2555722,0 15334332,0 3066866,4 16867765,2 20956920,4 24100458,5 TOTAL 390325 50742250,0 10148450,0 60890700,0 12178140,0 66979770,0 83217290,0 95699883,5 Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1 Berdasarkan pada table kebutuhan air bersih diatas, Kecamatan Junrejo pada tahun 2042 membutuhkan 20956920,4 liter per hari. Dan maksimum 24100458,5 liter perhari. Dihitung untuk proyeksi 20 tahun ke depan. 4.6.7 Prasarana Persampahan Perhitungan persampahan ini menggunakan data penduduk mulai dari tahun 2022, 2027, 2032, 2037, dan 2042 dan juga menggunakan data Jumlah KK dengan tahun yang sama seperti kependudukan, nantinya data penduduk dan Jumlah KK tersebut digunakan untuk menhitung Potensi Volume Sampah Yang Dihasilkan (Qk), Sampah Domestik, Sampah Non Domestik, dan yang terakhir Sampah Jalan. Tabel 4.48 Volume sampah Kecamatan Junrejo Kecamatan Tahun Jumlah Penduduk Tahun x (JP) Volume Berat Jumlah (kg/org) Junrejo 2022 56,633 3,25 0,8 147,25 2027 68,549 3,25 0,8 178,23 1. Fasilitas umum=15 % x Kebutuhan Domestik 2. Kantor = 15 % x Kebutuhan Domestik 3. Komersial = 20 % x Kebutuhan Domestik 4. Industri = 10 % x Kebutuhan Domestik Kebutuhan Domestik+Kebutuhan Nondomestik+Hidran+Kehilangan air 1,15 x Kebutuhan Rata-rata Harian
239 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Kecamatan Tahun Jumlah Penduduk Tahun x (JP) Volume Berat Jumlah (kg/org) 2032 78,465 3,25 0,8 204,01 2037 88,381 3,25 0,8 229,79 2042 98,297 3,25 0,8 255,57 Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1 Gambar 4.11 Diagaram Proyeksi Timbulan Smapah Per 5 tahun Dari tabel hasil perhitungan proyeksi tahun 2042 sampah Kecamatan Junrejo di atas, dihasilkan pada tahun 2022 berjumlah 147,25 kg, tahun 2027 berjumlah 178,23, tahun 2032 berjumlah 204,91, tahun 2037 berjumlah 229,79 dan tahun 2042 berjumlah 255,57.
240 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.7 Analisis Radius Pelayanan Analisis radius pelayanan merupkan analisis yang di gunkan untuk mengetahui jangkauan sarana yang ada di wilayah perencanaan .Radius pelayanan melitputi sarana pendidikan,kesehatan ,peribadatan,dan perdagangan dan jasa.Berikut merupakan radius pelyanan yang ada di Kecamtan Junrejo. 4.7.1 Sarana Pendidikan Standar skala pelayanan sarana pendidikan telah ditetapkan berdasarkan SNI 03 - 1733-2004. Analisis skala pelayanan digunakan untuk mengetahui sejauh mana sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Junrejo dapat melayani masyarakat, memenuhi atau tidak dapat diketahui dari analisis tersebut. Sarana Pendidikan di Kecamatan Junrejo berjumlah 49 untit sarana pendidikan dengan berbagai jenjang. Tabel berikut merupakan analisis skala pelayanan sarana pendidikan di Kecamatan Junrejo. Tabel 4.49 Standar Kebutuhan Sarana Pendidikan Jenis Sarana SNI Radius Pelayanan (m) Jumlah Sarana (Unit) Luas Area Terlayani (Km2 ) Presentase Area Terlayani (%) SMA 3000 4 2239 0,730 SD 1000 19 2030 0,662 SMP 1000 4 589 0,192 TK 500 12 886 28,893 Sumber : Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan SNI 03 – 1733 – 2004 Berdasarkan hasil analisis skala perhitungan sarana pendidikan di Kecamatan Junrejo, didapatkan bahwa sarana pendidikan di Kecamatan Junrejo belum menjangkau seluruh Kecamatan Junrejo.
241 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.25 Radius Sarana Pendidikan TK Kecamatan Junrjejo
242 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.26 Radius Sarana Pendidikan SD/MI Kecamatan Junrejo
243 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.27 Radisu Sarana Pendididkan SMP/MTS Kecaamtan Junrejo
244 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.28 Sarana Pendidikan SMA/SMK Kecamatan Junrejo
245 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.7.2 Sarana Kesehatan Sarana Kesehatan di Kecamatan Junrejo meliputi puskesmas pembantu, praktik bidan, apotik, dan posyandu. Setiap sarana kesehatan sudah memiliki standar radius pelayanan yang tertera dalam SNI apakah memenuhi atau tidak. Oleh karena itu, dilakukan analisis skala pelayanan untuk mengetahui sejauh mana sarana kesehatan di Kecamatan Junrejo dapat melayani masyarakat. Pada tabel di bawah merupakan analisis kala pelayanan sarana kesehatan di Kecamatan Junrejo. Tabel 4.50 Standar Kebutuhan Sarana Kesehatan Jenis Sarana SNI Radius Pencapaian (m) Jumlah Sarana (Unit) Luas Area Terlayani (Km2 ) Presentase Area Terlayani (%) Apotek 1500 4 1739 56,664 Polindes 1500 3 1006 0,328 Posyandu 500 4 277 0,090 Praktek Dokter 1500 5 2173 0,708 Puskesmas 3000 3 2186 0,712 Sumber : Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan SNI 03 – 1733 – 2004 Berdasarkan hasil analisis skala perhitungan sarana kesehatan di Kecamatan Junrejo, didapatkan bahwa seluruh sarana kesehatan di Kecamatan Junrejo sudah dapat menjangkau seluaruh wilayah Kecamatan Junrejo. Hal tersebut karena presentase terlayanikurang dari 100%.
246 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.29 Radius Sarana Apotek Kecamatan Junrejo
247 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.30 Radius Sarana Posyandu Kecamatan Junrejo
248 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.31 Raadius Puskesmas Kecamatan Junrejo
249 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Peta 4.32 Radius Sarana Praktek Dokter Kecamatan Junrejo
250 KELOMPOK 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU 4.7.3 Sarana Peribadatan Analisis skala pelayanan sarana peribadatan digunakan untuk mengetahui sejauh mana sarana tersebut dapat melayani masyarakat di Kecamatan Junrejo. Sarana peribadatan di Kecamatan Junrejo meliputi musholla dan masjid yang menyebar sejumlah 127 yang terdiri dari masjid, musholla, gereja, vihara, dan klenteng. Saranasarana tersebut memiliki radius pelayanan yang berbeda-beda. Berikut merupakan tabel analisis skala pelayanan sarana peribadatan yang terletak di Kecamatan Junrejo. Tabel 4.51 Standar Kebutuhan Sarana Peribadatan Jenis Sarana SNI Radius Pencapaian (m) Jumlah Sarana (Unit) Luas Area Terlayani (Km2 ) Presentase Area Terlayani (%) Masjid 1000 44 2211 0,721 Musholla 100 78 206 0,067 Sumber : Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan SNI 03 – 1733 – 2004 Berdasarkan hasil analisis skala perhitungan sarana peribadatan di Kecamatan Junrejo, didapatkan bahwa seluruh sarana peribadatan di Kecamatan Junrejo belum dapat menjangkau seluruh Kecamatan Junrejo. Ketersediaan musholla dan masjid yang kurang menyebabkan jangkauan pelayanan di Kecamatan Junrejo.