The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by PERPUSTAKAAN DIGITAL GRAHA PUSTAKA, 2022-06-01 22:36:13

TUHFATUL AHWADZI SYARAH JAMI TIRMIDZI

TUHFATUL AHWADZI SYARAH JAMI TIRMIDZI

-Vt'u*f r'\il'Jfr:q\:'.?q

31. Bab: Ancaman untuk Kaki yang Tidak Dibasuh

i;;;',S.vW'* oZJ $:r,iG ,:,# u""- -tt
::yL: ^lrXt
,t ,rlt'rb eri e ,*i e ,CP ,i)
jr'"$t'oi

.:6t q 7wil.,j-:r

l' l" / *-;i: if ';/.C3 r;i,Gi ,:-b t' l' .':? ,f '+Qt 4j :Jv i
,tflt
i n.6) ,'At'1, u.t ,?)d,

.O' t.roi,-, ? o, .? . Sct,'S . c.', o /, /

€) /.4y-1 qelrJ, /. c-t;-.> O;t "f,l*r)

*'# q.tL r;.;,rj L.i :o-i l,tu
7*n.U3,ie fi *,t y\,* d,*,s::, $i

ljr ')fr i '8 ,?ft t* ai, :)v ,rtlr ;, 7tll\t lpj

.gGJ?'ri )e ry'"<'f ;ssy,rr,.sst

4l.ut qutaibatr menceritakan kepada kami, katanya: Abdul Aziz
bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu
Shalih, dari ayatrnya, dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi SAW
bersabda, "Neraka Wail bagi Al A'qab (kaki yang tidak dibasuh)."

Pada bab ini ada riwayat lain dari Abdullatr bin Amru, Aisyah,
Jabir bin Abdullatr bin Al Harits (Ibnu Jaz'i Az-Zubaidi), Mu'aiqib,

68 Hadis ini shahi.h Mutwfa4 'Al.drh. HR Al Bukhari (165), Muslim (242) dan

An-Nasa'i (110).

D2 Syarah Sunan Tlrmidzi

Khalid bin Walid, Syuratrbil bin Hasanah, Amru bin Ash dan Yazid
bin Abu Suffan.

Abu Isa berkata: Hadits Abu Hurairatr adalah hasan dan shahih.

Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Neraka Wail
bagi Al A'qab (kaki yang tidak dibasuh) dan Buthunil Aqdam (bagian
dalam telapak luki)."

Abu Isa berkata, "Pengertian dari hadits ini adalatr tidak boleh
mengusap telapak kaki jika tidak memakai khuffatau kaos kaki."

Penjelasan Hadits:

r:$ ji$O,, t.-l 'rp (Abdul Aziz bin Muhammad), bin ubaid Ad-
U.

Darawardi, AiuMuhammad Al Jahni (mantan budak) AI Madini. Dia
orang jujur. Dia pernatr meriwayatkan hadits berdasarkan kitab orang

lain sehingga salah. An-Nasa'i berkata: Haditsnya yang berasal dari

Ubaidillah Al Umari adalatr munkar. Dia termasuk tingkatan

kedelapan.

Ucapannya, )6t q ?*\. i-i 6Nerata Wail bagi Al A'qab)

Wail adalatr kesusahan, kehancuran dan siksa yang amat pedih.
Demikian keterangan dalam kitab Al Majma'. Al Hafizh dalam kitab
Al Fath mengatakan: Makna hadits ini diperselisihkan oleh beberapa
pendapat. Yang paling zhahir adalatr seperti riwayat Ibnu Hibban
dalam kitab Shahihnya dari hadits marfu' Abu Sa'id bahwa Wail

adalatr satu lembatr yang ada di dalam Jahannam.

Al Hafizh berkata: Membuat mubtada' dengan isim nakirah itu

dimungkinkan karena berupa doa.

*l*Kata qtibi sendiri merupakan bentuk jama' dari kata

yang berarti bagian belakang telapak kaki.

Syarah Sunan Tirmidzi N

Al Baghawi berkata, "Makna hadits ini adalatr kecelakaan bagi

orang-orang yang menyederhanakan dalam membasuh telapak kaki.
Pendapat lain mengatakan: Yang dimaksud dengan itu adanya siksa."

Diriwayatkan oleh Abdullatr bin Amru, katanya: Kami

mengikuti Nabi SAW dalam perjalanan. Maka kami menemui waktu
shalat Ashar. Maka kami berwudhu dengan mengusap kedua kaki.

Maka Nabi SAW bersabda dengan suara sangat lantang: U: itrbrl.*i

t6r B.liu,, mengatakan itu dua atau tiga kali. Hadits ini diriwayatkan

Al Bukhari dan Muslim tetapi redaksinya milik Al Bukhari.

Hadits ini menunjukkan batrwa wajib membasuh kedua kaki,

tidak cukup hanya mengusapnya.

Ibnu Khuzaimah berkata, "Seandainya orang itu melakukan

kewajiban, tentu tidak diancam dengan neraka. Dengan demikian

berbeda dengan yang diyakini kaum Syi'ah yang mewajibkan
* jt'mengusap' kaki karena mematrami secara zhatrir ayat (
) yang

dibaca jarr. Pada telatr banyak hadits yang mutawatir dari Rasulullah

SAW bahwa beliau berwudhu dengan 'membasuh' kaki untuk

menjelaskan perintah Allah pada ayat tersebut. Dalam hadits Amru

bin Anbasatr yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimatr dan lainJain secara

muthav,wal (panjang) tentang keutamaan wudhu disebutkan batrwa

Nabi membasuh kedua telapak kakinya sebagaimana diperintatrkan

Allah.

Tidak satupun riwayat yang shahih dari satrabat yang menentang

hal itu kecuali dari Ali, Ibnu Abbas dan Anas. Dari ketiga sahabat

itupun temyata ada riwayat yang shahih batrwa mereka menarik
kembali riwayatnya. Abdunatrman bin Abu Laila mengatakan bahwa
para satrabat sepakat akan wajibnya membasuh kedua kaki. Hal ini
diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur."

Bahkan At-Thahawi dan Ibnu Hazm meyakini bahwa hadits
tentang mengusap kaki itu telatr dinasakh. wallahu A'lam. Demikian

keterangan dalam kitab Fathul Bari.

T'4 Syarah Sunan Tirmidzi

* f t,tt'ltUcapannya,
,cr.
n lrAi za.oi i. !, e$, G.j
)t'i ,'tiL,L i.t ,t"t ,!!, /.nei ,.-iZ4 ,Uy}t ",r'i.t $ ,otvir
oti, stt i t-it ,fg, f Guau bab ini ada riwayat dari Abdullah bin
Amru, Aisyatr, Jabir bin Abdullah bin Al Harits [Ibnu Jaz'i Az-

Zubaidil, Mu'aiqib, Khalid bin Walid, Syurahbil bin Hasanah, Amru

bin Ash dan Yazid bin Abu Suffan. Hadits Abdullah bin Amru

diriwayatkan oleh Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa'i dan

Ibnu Majah. Hadits Aisyatr diriwayatkan oleh Muslim. Hadits Jabir

bin Abdullah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al

Mushannaftrya dengan teks:

)6t q *tl.,Y.:t

Juga diriwayatkan Ibnu Majatr dan Ath-Thahawi. Demikian

keterangan dalam krtab Umdah Al Qari'halaman 656 juz l. Hadits

Abdullah bin harits akan disebutkan kemudian. Hadits Mu'aiqib
diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath-Thabrani dalam krtab Al Kabir
seperti hadits pada bab ini. Al Haitsami berkata "Di dalam hadits ini

ada nama Ayyub bin Utbah yang banyak dinilai dha'iJl"

Sedangkan hadits Khalid bin Walid, Syurahbil bin Hasanatr,

Amru bin Ash dan Yazid bin Abu Su&an diriwayatkan oleh Ibnu

majatr dengan teks:

,6, u *u'\u J-j t*It f$t

"Sempurnalranlah wudhu, neraka wail bagi knki yang tidak

terbasuh."

Saya katakan: Pada bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin

Umar yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Abu Umamatr

diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah juga. Suatu saat Ibnu Abi

Syaibah meriwayatkan dari Abu Umamatr. Di saat lain dia

meriwayatkan dari hadits saudaranya Abu Umamah. Dan di saat lain

lagi meriwayatkan dari keduanya. Juga meriwayatkan dari salatr

Syarah Sunan Tirmidzi M

satunya dengan keraguan. Demikian dikatakan oleh Ibnu Sayyidin

Nas.

Ada juga riwayat dari Umar bin Khaththab yang diriwayatkan
oleh Muslim, dari Khalid bin Mi'dan yang diriwayatkan oleh Ahmad.

Demikian keterangan dalam kitab An-Nail. Pada bab ini pula ada
riwayat lain yang disebutkan Al Aini dalam kitab Umdah Al Qari'
halaman 656 juz 1 dengan beberapa teks. Silahkan ditelaah.

Ucapanny4 "* ",# ,t'-t; e;-.i €.1 t\b (Hadits Abu

Hurairah adalah hasan dan shahih). Hal ini diriwayatkan oleh Al

Bukhari, Muslim, An-Nasa'i dan Ibnu Majah.

Ucapannya, )gt q 1;d,\t ojlrl ?@\.$-'2 (Neraka Wail bagi Al

A'qob (lraki yang tidak dibasuh) dan Buthunil Aqdam (bagian dalam

telapak l@ki)". Al Mundziri dalam kttab At-Targhfb mengatakan

bahwa hadits yang disyaratkan At-Tirmidzi ini diriwayatkan oleh Ath-

Thabrani dalam kitab Al Kabir, Ibnu Khuzaimah dalam kitab

Shahihnya dari hadits Abdullah bin Harits bin Jaz'i Az-Ztbaidi secara
marfu', tetapi diriwayatkan Ahmad secara mauquf.

Ucapannya, '&i S $,#rtr 4i d;st 3fr"r fi ,?9t ri;iai

)q:h \1 lb r;"6;b 6engertian dari hadits ini adalah tidak boleh

mengusap telapak kaki jika tidak memakai khuff atau kaos kaki). Hal
itu karena seandainya mengusap telapak kaki itu dibolehkan tentunya
Nabi SAW tidak mendoakan pelakunya dengan neraka Wail.

M Syarah Sunan Tirmidzi

"{JWfire,Vu'.?\t

32. Babz Berwudhu Sekali-sekali

tju ,;? ,j c* -tt\.c.').-9 c(I-.rJz. Jr l,/:1l6J..>tt
,if;3
c*)

'; ,*:JG ,+-, C"L ,rt%. Ic Jl4.rz^4I $:L .,t ,V: z '.,.r.t
).t)
U OL-a-,

it*,)u- /:w';";&iLl o,? f rlti-,o o, o, | .o, ,11.
LJ -\'-)
Li"t->'

wi.o1a-f. l0a-.f 1c -. o j ^!L\t ,ru

*
f :$ "lt,gt,
t/ ,';-.icjrL._t ,/rGstz'l# c, 6 "'

,Srit *Qt €3 -,.l1 Ju

.C

a{tAt ;.tr

.rtlJt tjj'

t..,

Uts

o J LLsr * /c tJ.i t lc'., Jor.-, ,c ,c 6),

d. &-"l.;JI o-*) U ,jfi-l

i'"4; Lf ,7,LA, ;t'# cr ,*i'* ;&l ,;"* ,E?
la. 1oat,' ,vt

b;*,yh''o'''

lrt. o,?al

CEJ
Ic

A)d/
o<)* U.t ,s:, C a^*]r[ :Jtl

o, .i, 4. t ,c zct, lott I oa,. l -,or, c.

iye,f '*l ,.,
.P:f f it,f /:w,)* dtht6z Ctz ,-16
,)u-

Syarah Sunan Tirmidzi xn

42.6e Kuraib, Hannad dan Qutaibah menceritakan kepada kami,
Mereka berkata: Waki' menceritakan kepada kami, dari Suffan, {h}:
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yatrya bin Sa'id
menceritakan kepada kami, katanya: Sufyan menceritakan kepada
kami, dai' Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas:
Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu sekali sekali.

Abu Isa berkata, "Pada bab ini ada juga riwayat dari Umar,

Jabir, Buraidah, Abu Rafi' dan Ibnul Fakih. Hadits Ibnu Abbas adalatr
yang palinghasan dan paling shahih dalam bab ini."

Risydin bin Sa'ad dan lainnya juga meriwayatkan dri Dhahhak
bin Syurahbil, dari Zaid bin Aslam, dari ayatrnya, dari Umar bin
Khaththab : Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu sekali-sekali.

Abu Isa berkata, "Ini semua bukan apa-apa. Yang shahih adalah
yang diriwayatkan Ibnu Ajlan, Hisyam bin Sa'ad, Sufuan Ats-Tsauri,
Abdul Aziz bin Muhammad, dari Zud, bin Aslam, dari Atha' bin
Yasar, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW."

Penjelasan Hadits:

i[il (S"ryan) adalatr Ats-Tsauri sebagaimana dijelaskan Abu

Nu'aim dalam kitabnya. Demikian juga dikatakan Al Aini.

fPtUcapannya,'r7'r:j t"7 b, ,P ,;, if lsesungguhnya

Nabi SAW berwudhu sekali sekali). Hadits ini menjadi dalil batrwa

yang wajib dalam wudhu adalatr sekali-sekali. Karena itulah Nabi

melakukannya. Seandainya yang wajib itu dua kali-dua kali atau tiga

kali-tiga kali, tentu Nabi tidak melakukan sekali-sekali.

6e Hadits ini shah/r, diriwayatkan oleh Al Bukhari (15?), An-Nasa'i (80), Abu
Daud (138) dan lbnu Majah (411). Adapun riwayat Risydin bin Sa'd yang

diisyaratkan oleh At-Tirmidzi itu dha'rl isnadnya karena dha'ifnya Risydin.

2S Syarah Sunan Tirmidzi

An-Nawawi berkata: Kaum muslimin telatr sepakat batrwa yang

wajib dalam membasuh anggota wudhu adalatr sekali-sekali.
Sedangkan tiga kali itu adalah sunatr. Ada beberapa hadits shahih

yang menyebutkan sekali-sekali, dua kali-dua kali dan tiga kali-tiga

kali, pada beberapa anggota ada yang dua kali dan pada anggota lain
tiga kali. Perbedaan ini semua menunjukkan bahwa itu semua adalah
boleh dilakukan. Bila dilakukan tiga kali maka itu lebih baik, tetapi
jika dilakukan sekali maka itu sudatr cukup.

Ucapannya, 56, i.rt ,eri g.b ,.:t-;J ,ivi -# C qqt di

(Pada bab ini ada juga riwayat dari Umar, Jabir, Buraidatr, Abu Rafi'
dan Ibnul Fakih). Hadits Umar diriwayatkan oleh At-Tirmi&i dan
Ibnu Majatr. Hadits Jabir diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Hadits
Buraidah diriwayatkan oleh Al Bazzar. Hadits Abu Rafi' diriwayatkan

oleh Al Bazzar dan Al Baihaqi dalam kitab Sunannya. Hadits Ibnu
Fakih diriwayatkan oleh Al baghawi dalam kitab MuJam, tetapi di

dalamnya ada Addi bin Al fadhl yang matruk (haditsnya

ditinggalkan). Al Aini dalam kitab Syaratr AI Bukhari menyebutkan

hadits Ibnul Fakih dengan matan dan sanadnya.

Saya katakan: Pada bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin

Umar yang diriwayatkan oleh Al Baz.zar, dari Akrasy bin Dzu-aib

yang disebutkan oleh Abu Bakar AlKahthib, juga dari Abu Ibnu

Ka'ab yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Ucapannya ,'*ii.7qir r5 e ie ',*i t& ,t L-yi (Hadits

Ibnu Abbas adalah yang paling hasan dan paling shahih dalam bab
ini). Ini diriwayatkan oleh jama'ah kecuali Muslim.

y-' 'n 'U-yl (Risydin bin Sa'ad) Al Mahd Abul Hajiaj Al

Mishri. Abu Hatim lebih mengunggulkan Ibnu Lahi'ah daripada dia.

Ibnu Yunus berkata: Dia itu orang saleh dalam agamanya tetapi
kemudian dia dilanda penyakit suka lupa dalam hal hadits. Dia

termasuk tingkatan ketuj uh.

Syarah Sunan Tirmidzi D

Ucapannya, iti(dan lainnya). Di antaranya Ibnu Lahi'ah.

,8" i )ffi, @hahhak bin Syurahbil) Al Ghafiqi Al Mishri.

Dia orang jujur tetapi tidak yakin akan riwayatnya. Dia termasuk

tingkatan keempat.

Riwayat Risydin ini disampaikan oleh Ibnu Majah.

!t-' U i! {Uiryu", bin Sa'ad) Al Madini. Adalah orang jujur

yang mempunyai beberapa riwayat berdasar dugaan. Dia dituduh

sebagai orang Syi'ah. Dia termasuk pemuka generasi ketujuh.

*$t+A-1t;t.-? 't;e (Abdul Aziz bin Muharnmad) bin Ubaidud

U.

Darawardi eUu-Vfuframmad Al Jatrni (mantan budak mereka) Al

Madini. Orang jujur tetapi pernah meriwayatkan hadits berdasar kitab

orang lain sehingga melakukan kesalahan. An An-Nasa'i berkata:

Haditsnya yang dari Ubaidillah Al Umari adalatr munkar. Dia

termasuk tingkatan kedelapan.

,f;ar,*)t;.Eu'."\t

33. Bab: Bervudhu Dua Kali-Dua Kali

iy ii:';e6Y,iL'lu ,gr, ',i :*1, ,;? j e* -*

} :Jv ,tttiri /.-v i *:) ri> *

oltlf ,i;-:; ,rj c ,L?'tt'i ,:;,:.i q ,r\t y * ,J=>6it
o4,

d-t'
&hto4.

',.1 -f
fwa..tr.1*1s.. J:"

./:c * o.t €i:o-1 Iie

3m Syarah Sunan Timidzi

"a Yt i; o ',-,-y U; L* Irta :ura ie
"*&-6
"# iot *r,Jfrri l' * c,orii y:

';,, ,r& f J;<!t tG'* ib ajt i: i,# I ie

.tfi tii $; rr-, +\r ,b n\t'oi ,i';j ,sri

43.'0 Abu Kuraib dan Muhammad bin Rafi' menceritakan

kepada kami, keduanya berkata: Zatdbun Hubab menceritakan kepada

kami, dari Abdurratrman bin Tsabit bin Tsauban, katanya: Abdullah
bin Al Fadhl menceritakan kepadaku, dari Abdurratrman bin Hurmuz ,

yaitu Al A'.j, dari Abu Hurairatr: "Sesungguhnya Nabi SAW

berwudhu dua kali-dua kali'.

Abu Isa berkata, 'Pada bab ini ada riwayat dari Jabir."

Abu Isa berkata "Ini adalah hadits hasan gharib karena kami

tidak mengetatrui kecuali dari hadits Ibnu Tsauban, dari Abdullatr bin

Al Fadhl. Isnadnya adalatr hasan shahih. Hammam juga

meriwayatkan dari Amir Al Ahwal, dari Atha' dari Abu Hurairatr:

Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu tiga kali+iga kali."

Penjelasan Hadits:

ii.if.r; A. 1Vt*rammad bin Rafi') AI Qusyairi An-Naisaburi.

Dia orang terpercaya, ahli ibadatr dan dari generasi (tingkatan)

kesebelas.

7+ U 'i:: zaa bin Hubab Abul Husain Al'Akli berasal dari

Khurasan pindah ke Kufatr dan berkecimpung dalam masalah hadits

maka banyak meriwayatkan. Dia orang jujur tetapi salah dalam

haditsnya Ats-Tsauri. Dia dari generasi kesembilan.

70 Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (136) melalui jalur

AMurrahman bin Tsauban.

Syarah Sunan Tirmidzi $l

oqj / -o i frjt.rit (eUaunatrman bin Tsabit bin Tsauban)

Al Ansi Ad-Dimasyqi Az-Zahid. Orang jujur yang pematr salah dan
dituduh pengikut Qadariyah. Pada akhir usianya daya ingatnya

berubah. Termasuk generasi ketujuh.

F 'i. i' ip (Abdullatr bin Al Fadhl) Al Hasyimi Al Madini.

Orang terpercaya dari generasi keempat.

A]\t '$ ,t:j i. ,:,oit.rl (aMurrahman bin Hurmuz, yaitu,

Al A'raj) Al Madini. Orang terpercaya dan alim dari generasi ketiga.

Ucapannya, ,f;, fr 'b:ti *i y il" & uJr ot

(Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu dua kali-dua kali). Yakni beliau
SAW membasuh anggota wudhunya dua kali-dua ,kali. Hadils ini
menjadi dalil bahwa berwudhu dengan membasuh dua kali-dua kali
itu boleh dan tidak ada perbedaan pendapat.

Ucapannya, Q.P '# L-y r.f lIni adalah hadits hasan

gharib). Diriwayatkan oleh Abu Daud.

*Ucapannya, 1tV q! ,Ji (paaa bab ini ada riwayat dari

Jabir). Diriwayatkan oleh Ibnu Majatr. Pada bab ini juga ada riwayat
dari Abdullah bin Zaid bahwa Nabi SAW berwudhu dua kali-dua kali.
Yang ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bukhari.

yP,Ucapannya, '{'fi ;ti UT b, ;* ,;,'ot ,a}:} e,i *

(Diriwayatkan dari Abu Hurairatr: Sesungguhnya Nabi SAW

berwudhu tiga kali-tiga kali). Hadits ini akan disampaikan pada bab

berikut ini.

m Syarah Sunan Tirmidzi

vi'v$';Ste,Vu;\t

34. Bab: Berwudhu Tiga Kali-Tiga Kali

'* ,:ny 'i ,#:St * gf; ,)b.'i.'JZJ t3:"; -tt

*i y\t ,a olt'"i +'* ,=& *f ;r {6;\n)} ,aii-
:x*12;

* I,F /t, ,$.5,: c\at.G', ,aiL oqt G.i ,,4 ie

f ii"'yi)'*'yi,/.,c, ,i;-:; oj, ,r;-ru, ,)* *. I' ,e,, dr, ,a;Yf 6!:
&,!-?r*gir rii lio
€:A'#i'*L*:4 i
r f ,r G::,
.* i' it*: * "* f
,a] ;| "6;,J-,*N, oi ,gt ,yi -io y ti & ,F6

.i;;u.'o:)i ,L); urft, ,l;ii ;;r;,

.iU oi:yi' &,-hNt €.tt)ri1.;t v :rr(jr u.t Jv t

J:; "t:,, ,tt:ri' e'*i,t ,',fr1:'";i Sv',

44.7t Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami,

Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada karni, dari Suftan, dari

Abu Ishak, dari Abu Hayyah, dari Ali: Sesungguhnya Nabi SAW

berwudhu tiga kali-tiga kali.

7r Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (135) melalui hadits Umar bin
Sya'b, dari ayahnya, dari kakeknya, Driwayatkan pula oleh An-Nasa'i (81), Ibnu
Majah (414). Keduanya dari hadits AMullah bin Umar bin Khaththab.

Syarah Sunan Tirmidzi IB

Abu Isa berkata, "Pada bab ini ada riwayat lain dari Utsman,

Aisyatr, Ar Rabi', Ibnu Umar, Abu Umamah, Abu Rafi', Abdullah bin
Umar, Muawiyatr, Abu Hurairah, Jabir, Abdullatr bin Zud dan Ubay
bin Ka'ab."

Abu Isa berkata, "Hadits Ali ini yang paling hasan dan paling
shahih pada bab ini karena diriwayatkan dengan pasti dari Ali RA."

Untuk mengamalkan hadits ini, para atrli ilmu berpendapat

batrwa berwudhu itu cukup sekali-sekali tetapi dua kali-dua kali itu

lebih baik. Dan lebih baik lagi tiga kali-tiga kali. Tidak lebih dari itu.

Ibnu Al Mubarak berkata, "Aku tidak menjamin bahwa orang

yang berwudhu lebih dari tiga kali-tiga kali itu tidak berdosa."

Sedangkan Ahmad dan Ishak berkata, "Tidak akan menarnbatl
lebih dari tiga kali kecuali orang yang diuji (gila)."

Penjelasan Hadits:

'rt# U, ,i;lt Xi (eUaurrafrman bin MahdD bin Hassan Al

'Anbari- (mantan budak mereka) Abu Sa'id Al Bashri. Dia orang

terpercaya, teguh, penghafal, mengenal banyak orang dan hadits. Ibnul

Madini mengatakan: Aku tak pernah melihat orang yang Iebih alim
dari dia. Dia meninggal dunia pada tahun 198 di Bashrah dalam usia

63 tatrun.

C$j" (Suryan) adalatr Ats-Tsauri.

+ gJ (Abu Hayyah). Ibnu Qais Al Hamdani Al Wada'i. Ada

yang berpendapat namanya adalah Amru bin Nashr. Pendapat lain

mengatakan namanya adalah Abdullah. Ada lagi yang lain

mengatakan rulmanya adalah Amir bin Harits. Sementara Abu Ahmad,

Al Hakim dan lain-lain mengatakan batrwqa rutmanya tidak dikenal,

haditsnya diterima dan dari generasi ketiga.

$4 Syarah Sunan Tinnidzi

PiUcapannya, uit vti'Vl Yh, ,)* ,i,3( 1s"r*gguhnya

Nabi SAW berwudhu tiga kali-tiga kali). Para ulama telatr sepakat

batrwa yang wajib dalam membasutr anggota wudhu adalah sekali.

Adapun tiga kali itu adalatr sunah, karena Nabi SAW pernah

melakukan sekali dan dua kali.

Ucapannya, ,rjl6l gr?s ,:i.b i,t ,{.}rt ,Yoi ,it;b * ql €j
i t;j i.:'yiCi ,::: i.!, yi ,/,q e!: ,u-y:t g*
,g." s,?t

,-K (Pada bab ini ada riwayat dari Utsrnan, Aisyah, Ar-Rabi', Ibnu

Umar, Abu Umamatr, Abu Rffi', Abdullatr bin Umar, Muawiyah, Abu
Hurairalr, Jabir, Abdullatr bin Zaid dan Ubay bin Ka'ab). Hadits
Utsman diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dengan teks seperti pada
bab ini. Hadits Rabi' binti Mu'awwadz brn Afra' diriwayatkan oleh

At-Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majatr. Hadits Ibnu Umar
diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan lainlain bahwa Nabi SAW
berwudhu tiga kali-tiga kali. Dan itu di-marfu'-kan kepada Nabi

SAW. Hadits Aisyah dan Abu Hurairatr diriwayatkan oleh Ibnu Majatr

dengan sanad yang tanpa masalah. Hadits Abu Umamatr diriwayatkan
oleh Tsabit bin Qasim As-Sarqasthi dalam kitzb Ad-Dalo'il dengan
sanad yang tanpa masalah.

Adapun hadits Abu Rafi' diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam
kttab Al Ausath. Hadits Abdullah bin Umar diriwayatkan oleh Abu
Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah. Hadits Muawiyah diriwayatkan

oleh Abu Daud dalam kitab Al Mufrad dari hadits Ali bin Abu

Hamlah, dari ayatrnya dari AmirulMukminin Abdul Malik: Abu

Khalid menceritakan kepadaku, dari Muawiyatr, katanya: Aku melihat
Nabi SAW berwudhu tiga kali-tiga kali. Demikian keterangan dalam

tr,rtab Umdah Al Qari'halaman 748 jvz l.

Pada bab ini juga ada banyak riwayat yang diriwayatkan oleh

para penulis kutubussittah.

Syarah Sunan Tirmidzi IE

Ucapannya,U?r.l(r r;i e.:Q'#i ,* L-e 6raits Ali ini

yang paling hasan dan paling shahih pada bab ini). Ini diriwayatkan
oleh Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah.

Ucapannya, .l( .ry!r ,* r*j, eSt:tit ul ) :rl1$ir 'i.r',Stii

pti 1mn" Al Mubarak berkata: Aku tidak menjamin batrwa orang yang
berwudhu lebih dari tiga kali-tiga kali itu tidak berdosa). Dalil atas hal

ini adalatr hadits Amru bin Syu'aib dari ayahnya, dari kakeknya,

katanya: Bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW

bertanya: Hai Rasulullatr, bagaimana bersuci yang sebenamya ? Maka

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa bersuci itu tiga-tiga. Sampai

Nabi SAW mengatakan:

*i "*;till ui b ubtt)',y .i'r+tr sS-

"Begitulah wudhu. Barangsiapa melebihi ini maka dia telah

berbuat buruk, berdosa dan zhalim". HR. An-Nasa'i dan lbnu
Majah.

Al Imam Hafizhuddin An-Nasafi berkata: Dosa ini kalau orang
itu meyakini bahwa kesunnahannya adalah melebihi tiga. Adapun
ketika dia menambahi dari tiga kali itu demi kemantapannya karena
hatinya ragu-ragu atau karena niat wudhu yang lain maka itu tidak

apa-apa. Karena Nabi SAW memerintahkan supaya orang

meninggalkan keraguan menuju yang diyakini. Demikian keterangan
Al Qari.

Saya katakan: Pemyataan batrwa dibolehkan melebihkan dari
tiga kali karena untuk ketenangan hati dari keragu-raguan itu tidak
beralasan. Karena ragu setelah melakukan tiga kali itu tak akan ada

habisnya. Itulatr waswas. Karena itulah maka Ibnu Al Mubarak tidak

menjamin bahwa pelakunya tidak berdosa.

Tentang perpindatran niat wudhu menuju wudhu lagi itu
dikatakan Al Qari: Sebelum melakukan ibadatr dengan wudhu maka

ffi Syarah Sunan Tirmidzi

memperbaharui wudhu itu tidak disunnahkan apalagi wudhu yang

pertama belum selesai.

Tentang perintah meninggalkan sesuatu yang meragukan
menuju yang tidak meragukan, juga tidak beralasan, karena jika dia
ragu akan basuhan pertama lalu dia basuh yang kedua kali maka

keraguan itu harus ditinggalkan saja supaya dia terbebas dari keragu-
ragwm dan waswas. Demikian kata Al Qari.

Saya katakan: Mungkin memperbatrarui wudhu itu didasarkan

pada hadits:

i; ,*)j'r'jt JL}*11

"Wudhu atas wudhu itu adalah cahaya di atas cahaya."

Padalral hadits iru dha'if. Al Hafizh Al Iraqi dalam kitab Takhrij

Al lhya'menyatakan tidak tatru hadits ini. Juga Al Hafizh Ibnu Hajar

menyatakan bahwa hadits ini dha'if yang diriwayatkan oleh Razin

dalam kitab Musnadnya.

& &i ll *Ucapannya, L-r- 1 :'O;J-l't '.r;i 'Ss 't
)13,

(Ahmad dan Ishak berkata: Tidak akan menambah lebih dari tiga kali

kecuali orang yang diuji [gila]). Orang ini seperti orang gila karena
menyangka melebihi batasan ini berarti berhati-hati dalam beragama.
Ibnu Hajar berkata: Kami lihat orang-orang yang waswas itu

membasuh tangannya berkali-kali tetapi tetap meyakini dia masih

berhadats. Demikian keterangan dalam kitab Al Mirqah.

Syarah Sunan Tirmidzi EI

bx,,i';t'{|'*;' q;qu;\i

35. Bab: Wudhu Sekali, Dua Kali, Tiga Kali

-u *,"*-n '7,\c:tlt;;U,*yc'* -to
/or\'ai :)ts ,zi';1c eri

,i:; i'; t ; *, y \t * Ut'oi :\G i,* fr

.g :Jv ,# #t ,,$; ;7j

45.'2 lsma'il bin Musa Al Fazari menceritakan kepada kami,

Syarik menceritakan kepada kami, dari Tsabit bin Abu Shafiyyah,
katanya: Saya berkata kepada Abu Ja'far apakah kamu diceritakan
oleh Jabir bahwa Nabi SAW itu wudhu sekali-sekali, dua kali-dua

kali, atau tiga kali-tiga kali? Dia menjawab: Ya.

Penjelasan Hadits:

Ucapannya, {lL ;r-i;i i:; :*}, e ;q 6 q6. (Bab wudhu

sekali, dua kali, atau tiga kali). Abu Ath-Thayyib As-Sanadi dalam
syarah At-Turmudzi, yakni bab hadits yang menyebutkan wudhu
sekali, dua kali atau tiga kali, yaitu satu hadits yang mengandung tiga
keadaan dalam tiga waktu, sehingga dapat dirujukkan kecenderungan

satu bab ini kepada beberapa bab yang tiga, hanya saja tiga bab
terdatrulu diketengatrkan dengan tiga hadits. Sedangkan bab ini

dengan satu hadits saja, bukan diungkapkan dengan satu keadaan.

72 D"lr* isnadnya ada orang yang bernama Syarik bin Abdullah An-Nakha'i Al

Kufi, bahwa kehafalannya diperbincangkan oleh para ulama/ ahli hadlts. Sedangkan
Tsabit bin Abu Shafiyyah, haditsnya dha'if).

3m Syarah Sunan Tirmidzi

Sebab, Nabi SAW tidak menggabungkan keadaan-keadaan yang

tersebut itu dalam satu wudhu. Sekian.

ei ,?. ,#l(Isma'il bin Musa Al Fazari), Al Kufi,

yaitu "AsbtrulaMt uhammad atau Abu Ishak yang dinisbatkan kepada As-

Suddi, atau putra saudara perempuannya, atau putra anak

perempuumya. Dia jujur tapi sering salah. Tertuduh sebagai Syi'ah

Rafidhah.

y\tio_ri -u V e,,,-;[,J, t-r-^{:,s:r-t:k i: Ju -tt
,+,ft.r!,k dtLl ,ie u:*
Ui i'Jv

6!tL :lv ,l;S'r"rtL'l.l)L.6L , ,p :Jv ,i:;i} ,:b; *t
-Y f e)-a., ( o ,ic. t...
iq ,5):r '^fi
€.-' .d.-u
ILi, ,LtAr I ie
**-?i ,--,y€ii'!d:r.:(I v.^j :u-*
'J.a, att a*j ,*
r;7il'';*^
,ii; eri ,.

46.73 Abu Isa berkata, u Waki' meriwayatkan hadits ini dari

Tsabit bin Abu Shafiyyah, katanya: Saya berkata kepada Abu Ja'far,

apakah Jabir telatr menceritakan kepadamu, batrwa Nabi SAW

berwudhu sekali-sekali? Dia menjawab: Ya."

Abu Isa berkata " Hadits ini lebih shahih daripada haditsnya

Syarik. Sebab, ia diriwayatkan dalam bentuk lain. Hadits ini

bersumber dari Tsabit, seperti riwayat Waki'. Sedang Waki' banyak

kesalahannya. Tsabit bin Abu Shafiyyah adalah Abu Hamzah Ats-

Tsumali."

73 Hadits ini bemilai Shahk Uglwinh diriwayatkan oleh Ibnu majah 410 dari

haditsnya Syarik bin Abdullah.

Syarah Sunan Tirmidzi w

Penjelasan Hadits:

'-o.. i /." -,3 (Tsabit bin Abu Shafiyyah), nama kuniahnya

* Ci

adalatr Abu Hamzatr, sedangkan bapaknya bernama Dinar, ada yang

mengatakan bernama Sa'id, orang Kufah, bernilai Dha'if beraliran

Rafidhah (salatr satu sekte Syi'atr). Dia meninggal dunia pada

pemerintatran Abu Ja'far.

* Cl(Abu Ja'far), yaitu Muhammad Al Baqir.

Ucapannya, i:j i:; A1 '}t y b, ,P ,;, ';ti ,1e u:;;

(Apakatr Jabir menceritakan kepadamu, bahwa Nabi SAW berwudhu

ftt;;!;sekali-sekali), maksudnya kali pertama, (dua kali-dua kali),

maksudnya kali yang lain, rili 6di 6iga-tiga kali), maksudnya pada

kali lainnyu f 'j6 (Dia menjawab: Ya). Ath-Thibi berkata "Adat

kebiasaan para atrli hadits, yaitu seorang murid menceritakan hadits di

depan syaikhnya." Kamu diceritakan oleh si Fulan dari si Fulan,
seraya memarfu'kan hadits itu kepada Nabi SAW, dan si syaikh

tersebut diam membenarkan. Demikian juga seperti seorang syaikh

mengatakan, "Saya diceritakan oleh si Fulan dari si Fulan dan murid

mendengarkannya. Sekian.

Jelasnya adalatr apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar, batrwa
salatr satu di antara cara meriwayatkan hadits adalatr seorang murid
mengatakan kepada syaikhnya, "Apakatr kamu diceritakan oleh si

Fulan dari si Fulan demikian ini." Dan sang syaikh mendengarnya.

Bila sudah selesai, sang syaikh mengatakan, "Ya." Ini sama nilainya

dengan kata seorang syaikh: "Saya diceritakan oleh si Fulan." Dan dia

diam mendengarkan. Demikian yang terdapat pada futab Al Mirqah.

As-Suyuthi berkata dalam krtab Tadrib Ar-Rm,i: Bila dibacakan
di hadapan syaikh seraya (murid) mengatakan, "Kamu diberi khabar
oleh si Fulanr" atau dengan kata yang semakna, seperti: "Kami diberi

khabar oleh si Fulanr" sedangkan sang syaikh mendengarkannya

dengan sungguh-sungguh dan paham, tidak mengingkari dan tidak

310 Syarah Sunan Tirmidzi

pula menetapkan secara kata/teks, maka model dengar seperti ini

dipandang sah/dapat diterima dan boleh diriwayatkan karena

dipandang cukup dengan adanya bukti yang jelas, tidak disyaratkan

kata "yq" menurut pendapat yang shahih yang didukung oleh

sebagian besar ulama hadits.

Tapi, menurut ulama Syaf iyah dan Zhatririyah (tekstualis)

mensyaratkan adanya kata "ya" sebagai ikrarnya. Sekian kata As-

Suyuthi.

Ucapannya, '>,$ir W dl cri (Waki' meriwayatkan hadits

ini). Yakni: Perbedaan antara periwayatan yang dilakukan oleh Waki'

dengan Syarik, 'rb:a;h'wtba7W1Oaki"i'bmerewruiwdahyua, tskeaknanlyi-asedkeanlig),andarningtikdaask,

redaksinya, ,:;

menyebutk*' ,r5tt u*: 1ft i{ft (dua kali-dua kali dan tiga kali-

tiga kali). Adapun yang diriwayatkan oleh Syarik diriwayatkan oleh

Ibnu Majah juga. Ali Al Qari dalam kitab Al Mirqah, mengatakan,

"Sanadnya hason."

Saya katakan: Di dalam sanadnya ada nama Syarik yang sudah
diketahui keadaannya. Juga ada nama Tsabit bin Abu Shafiyyah yang
dipandang dha'if, sebagaimana yang telah kita ketahui. Tapi, dalam
bab ini, hadits-haditsnya shahih.

Ucapannya, Joiijr 4 U-ft (Syarik itu banyak kesalahannya),

Syarik ini adalah putra Abdullah An-Nakha'i, Al Kufi, seorang hakim

di Wasith Irak. Di depan telah disebutkan biografinya.

Syarah Sunan Tirmidzi 3fl

ff:*rir,S;;h1r{Ut,*:vu;\i

36. Bab: o."ig r";;"*udhukan s"uJgi"o Anggota

Wudhunya Dua Kali dan Sebagian Lainnya Tiga Kali

f ,:^* U Lrfi $:"; ,* ,ti'i 'rZJ $:rt -tv
yht* Ct'oi,$l I' f c,+i €,;;- / )f
'e".i ,f; F;X; ,yT- ,F't ,tr);'^iLj ,A;'&i
o4.
&''rrt-r' ,Ft'y,t.J

'*"#,>--t-ra:ug lie

$1 *i y\'* d,3i ,?y f € f'ti3
.wu't*; :,i7 y,*j',pr.

tr:5,'ri; oi tt fr;- t.li.oio-.r.f,,tl'.;rf'r;''^*'2fx':A, ,'##.,u-*r:rrj;*".

47.74 Muhammad bin Abu Umar menceritakan kepada kami,

Su&an bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Amru bin Yatrya,

dari ayahnyq dari AMullah bn Z,atd, bahwa Nabi SAW berwudhu,

membasuh wajatrnya tiga kali, membasuh kedua tangannya dua kali-
dua kali, mungusap kepalanya dan membasuh kedua kakinya dua kali-
dua kali.

Abu Isa berkata, "Ini adalah hadits hasan shahih."

'o Hadits Shafuh riwayat Muslim, 235, tapi di sini tidak diterangkan bilangan

pengulangan pembasuhan kaki.

3n Syarah Sunan Tirmidzi

Disebutkan di hadits lain, batrwa Nabi SAW berwudhu di

sebagian anggota wudhunya sekali dan di bagian lainnya tiga kali,

Sebagian ulama memberi toleransi dalam masalah ini. Mereka
memandang tidak mengapa, jika orang berwudhu di sebagian anggota

wudhunya tiga kali, dua kali atau malah sekali saja.

Penjelesen Hadits:

i )t',;n- C (Dari Amru bin Yahya), bin Umarah bin Abu

Hasan Al Mazini, cucu dari Abdullah bin Zaid bin Ashim, adalah

seorang yang terpercaya. Abu Hatim dan An-Nasa'i menilainya

terpercaya.

,f^41 @ari ayahnya), yakni: Yatrya bin Umaratr, sebagai orang

yang terpercaya.

+iUcapannya, ,y.ci ,Gx ,y;e ,bi'*t * h, ,Sl Qt ;:1

ft Fl ft 'yin'#i 't'r t'j 'i-;'i- (batrwa Nabi SAW

berwudhu, membasuh wajatrnya tiga kali, membasuh kedua tangannya

dua kali-dua kali, mungusap kepalanya dan membasuh kedua kakinya
dua kali-dua kali) redaksi ini sestrai dengan manuskrip aslinya.

Ucapannya, '* '# o* r5 (ni adalah hadits). Yaitu,

diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim secara panjang lebar.

Ucapannya, ?* f C f\ iii lniseUutkan di hadits lain),

yakni di beberapa hadits.

Ucapanny4 ,y},'t"y-ilf r:t blluf: e#'ff ',-p".',-*t$i

i:; it i!;'.br,;J ,* y?i udi (Sebagian ulama memberi toteransi

dalam masalah ini. Mereka memandang tidak mengap4 jika orang
berwudhu di sebagian anggota wudhunya tiga kali, dua kali atau

malatr sekali saja). Inilatr pendapat yang kuat bagi hadits dalam bab
ini.

Syarah Sunan Tirmidzi 313

'rvKk,Fo,*i,*q:vr;\t

37. Bab: Cara Wudhu Nabi SAW

oj?c;,>,-,1 fi\t ,5 sW :'lu'^3, ,\tL rii-r- -tx
i ,*wi ;L ^!s W 6; 'e;,ri *e;
$ u.?, :Jv ,1?
,6i ytt:t ,6i ^+, ,pi
,(x '6:,9-ti ,t;x

|;i:t*'J:"'t*:u ?o'i, iFsit J\ ln Wp i:; yi t'y-i

);t )t&'ok '-Y '&-'i'oi ,ic'"i ,eu n; ,r.V
*tY\t;*it
Iitt*j :,:-*:.aI,rl1t F"?,9jl,oi'&*3cf,;q).tt,e,*,l,4
I iA
I' yr,{&

"#lt

48. Hannad dan Qutaibatr menceritakan kepada kami, katanya:

Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, dari Abu Ishak, dari Abu
Hayyah, katanya: Saya melihat Ali berwudhu. Dia membasuh kedua
telapak tangannya hingga bersih, kemudian berkumur tiga kali,
memasukkan air ke hidung tiga kali, membasuh wajahnya tiga kali,
kedua lengannya tiga kali, mengusap kepala sekali, membasuh kedua

kakinya sampai mata kaki. Kemudian berdiri mengambil sisa air yang

digunakan bersuci, lalu meminumnya, dalam keadaan berdiri,
kemudian Ali berkatq "Aku suka untuk memperlihatkan kepadamu

bagaimana cara Rasulullah SAW bersuci."

314 Syarah Sunan Tirmidzi

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Utsman,
Abdullah bin Zaid, Ibnu Abbas, Abdullah bin Amru, Ar-Rubayyi',
Abdullah bin Unais, Aisyah, semoga Allah meridhai mereka.

Penjelasan Hadits:

f i\t I lnUu Al Ahwash), Yaitu bernama Salam bin Sulaim

Al Hanafi, orang Kufah, terpercaya dan teguh. Ahli hadits.

#1.€1(Abu Ishak), yaitu Amru bin Abdullah Al Hamdani, As-

Sabi'i, orang terpercaya tapi mudallls (menyamarkan rulma sanad).

+ gri (Abu Hayyatr), yaitu putra dari Qais Al Hamdani Al

Wadi'i, Dia meriwayatkan dari Ali. Yang meriwayatkan darinya

hanya Abu Ishak. Ahmad memberi penilaian kepadanya: Syaikhun
(orang tua, salah satu penilaian terhadap perawi yang haditsnya
mendekati tertolak). Demikian yang tersebut dalam Al Khulashah. Al
Hafizh Ibnu Hajar dalam At-Taqrib mengatakan bahwa Abu Hayyah
itu namanya ada yang menyebut: Amru bin Nashr, Abdullatr, atau
Amir bin Al Harits. Abu Ahmad, Al Hakim dan lainnya mengatakan

bahwa nama aslinya tidak diketahui, dia dapat diterima.

Ucapannya, r:lS'SUi(Dia membasuh kedua telapak tangannya).

Maksud telapak tangan adalatr tangan sampai pergelangan tangan.

, ,FUcapannya (otiii (t ingga bersih), yaitu menghilangkan

kotorannya.

Ucapannya, i; :lt, qiij (Mengusap kepala sekali). Hal ini

sebagai dalil adanya kesunahan mengusap kepala itu hanya sekali.
Jumhur ulama berpendapat seperti ini. Sementara pembatrasan dalam
bab ini sudah disebutkan di depan pada bab Mengusap Kepala sekoli.

i$jt PUcapannya, "j (membasuh kedua kakinya
Ji Fn

sampai mata kaki). Ini sebagai dasar penolakan terhadap orang yang

membolehkan mengusap kaki bukan sepatu atau kaos kaki.

Pgi*eiUcapannya , e'6 ,:4;rt vil g sl {rernraian beliau

berdiri mengambil sisa air yang dipakai bersuci. Lalu dia

meminumnya dalam keadaan berdiri). Al Bukhari menambahkan teks,

kemudian Ali berkata, "sesungguhnya para manusia tidak suka

minum sambil berdiri, sementara Nabi SAW berbuat sebagaimana aku

berbuat."

Ibnu Malik berkata, "Adapun minum sisa air wudhu, karena air
tersebut sudatr menghantarkan beribadatr, yaitu wudhu, yang di

dalamnya ada barakatrnya. Oleh karena itu, sangat baik untuk

diminum dengan berdiri, sebagai pelajaran bagi umat bahwa minum

dengan berdiri itu diperbolehkan."

Saya katakan: Hadits ini menunjukkan bahwa minum sambil

berdiri diperbolehkan. Minum sambil berdiri itu beritanya dapat

dipertanggungjawabkan bersumber dari Umar yang diriwayatkan oleh

Ath-Thabari. Tersebut dalam kitab Al Muwaththa', bahwasanya Umar,

Utsman dan Ali pernah minum sambil berdiri. Sedangkan Sa'ad dan
Aisyah tidak memandangnya sebagai hal yang prinsip. Sementara
toleransi minum sambil berdiri ini bersumber dari sebagian besar

Tabi'in.

Di samping itu, ada pelarangan minum sambil berdiri, yang

tersebut dalam Shahih Muslim dari Anas, "Sesungguhnya Nabi SAW

melarang minum sambil berdiri." Dalam riwayat lain oleh Anas
disebutkan, 'Nabi SAW melarang seseorang minum sambil berdiri."

Dalam hal ini ada pula riwayat dari Abu Hurairatr, "Janganlah sekali-

lali seseorang di antars knmu minum sambil berdiri. Barangsiapa

l up a, he ndakl ah me munt ahkanny a. "

@ SYarah Sunan Tirmidzi

Para ahli ilmu (ulama) menerapkan beberapa langkah dalam
menanggapi hadits tersebut. Di antara mereka ada yang berpendapat

sebagai berikut:

1. Hadits-hadits yang membolehkan minum sambil berdiri lebih

kuat daripada yang melarang.

2. Hadits-hadits yang melarang dimansukh dengan hadits yang

membolehkannya.

3. Hadits yang melarang dapat dibawa kepada makruh tarzih,

berdasarkan hadits yang membolehkannya sebagai penj elasnya.

Al Hafizh berkata: Ini adalah langkah yang paling bagus,
selamat dan jauh dari pertentangan, dan pembahasan ini akan

diperjelas nanti di tempat lain.

,'Jt y & $Ucapannya
i'int Jr.) 'r# 1-i5 (Bagaimana

Rasulullah SAW bersuci). Yakni, wudhu dan bersucinya Rasulullah

SAW.

Ucapannya, 9* i' yt ,/V i.ti ,:; i !, yj o&'* ql €t
,if i !, F3 ,glt:1in loalam bab ini ada riwayat lain dari

Utsman, Abdullah binZud,Ibnu Abbas, Abdullah bin Amru, Aisyatr,

Ar-Rubayyi', dan Abdullah bin Unais). Hadits Utsman diriwayatkan

oleh Al Bukhari, Muslim dan lainnya. Hadits Abdullah bin Zaid
dikeluarkan Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa'i, dan Ibnu

Majah dengan panjang lebar. Hadits Ibnu Abbas diriwayatkan oleh Al

Bukhari dan lainnya. Hadits Abdullah bin Amru diriwayatkan oleh

Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, dan Ibnu Majatr. Hadits Aisyatr, saya
tidak mengetahuinya. Hadits Ar-Rubayyi', ydtu binti Mu'awwidz bin

Afra' diriwayatkan oleh Abu Daud. Adapun hadits Abdullatr bin

Unais, maka hendaklah ditunggu siapa yang meriwayatkannya.

Syarah Sunan Tirmidzi tt?

f€.1 'fr trr I tl.L 'yu ,\&j ,:'^* $:L - t 1
+ * -y e,*,f S'f + e'Pt,oi'tt c-)/ c/ a . ',o , ,. c. ,'-:. c/ c. c . / z c ,
tq.. -p,.',.'r4.'-./Ov 0-,1 o 'J..rlI oytPl 61,;:6 Jt3

i Li 'rJ:,' d./ l,SC

'iL'a, ,, . ,' .r., ., ?., .. c//

& * ,Py,r,?,e)^tt,f fss)41arl
-'. ^ tl.J..rlIolct..rJ.r.9-J,.9,.'t t
",>'''
9 ,z o.

p, ;JL c-A3)L d/ ,JG '$ ut-tj
L.t gh:r)t4r;1,4i z '; ^;ti i.,sr; ;t), "i)
" gbt*ffyato,lea\ rr , ,'r,.c. c. c.

ryFi z {z t
C'@G'^ab dr ,Jc '* 6uc,,,-lf4t tJl'-,#, :Jt,
r f r",y'* ;-M'-b u6i6 yi
*} t. t'
.-it?
.o - ..
sri
,:-okb !.G Lss3i :Jv
f * i r *,-b r3
.,* .-

t4,.. z t ,, lc c.a. htic.tPc I cz t lz

tV*. +**dl2 c-a-2.3 a.t-lSl ,y ,J d-Lll.1 4Jj tf sts JG

-. 4.Aa i ,. iJt;

,J,

49. Qutaibah dan Hannad menceritakan kepada kami, katanya:

Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, dari Abu Ishak, dari

Abdu Khair yang menuturkan dari Ali, seperti haditsnya Abu Hayyah,

hanya saja Abdu Khair mengatakan batrwa setelatr selesai bersuci, dia

terus mengambil air sisa wudhu dengan telapak tangannya, lalu

meminumnya.

318 Syarah Sunan Tirmidzi

Abu Isa berkata, "Haditsnya Ali diriwayatkan oleh Abu Ishak Al
Hamdani, dari Abu Hayyah dan Abdu Khair. Sementara Al Harits dari
Ali."

Za'idah bin Qudamah dan yang lainnya meriwayatkannya dari

Iftalid bin Alqamah, dari Abdu Khair, dari Ali RA. Hadits tentang

wudhu dengan panjang lebar. Ini adalatr hadits hasan shahih.

Dan Syu'bah meriwayatkan hadits ini dari Khalid bin Alqamah.

Dia mengalami kesalahan dalam menyebut namanya dan n:rma
ayahnya. Dia mengatakan bahwa Malik bin Urfuthah berkata: dari

Abdu Khair dari Ali.

Hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Awanah, dari Iftalid bin
Alqamatr, dari Abdu Khair, dari Ali.

Diriwayatkan dari Abu Uwanah, da"ri Malik bin Urfuthah,

seperti riwayat Syu'bah. Sedangkan yang shahih adalah I(halid bin
Alqamah.

Penjelasan Hadits:

-?'-* (Abdu Khair), yakni bin Yazid Al Hamdani Abu Umaratr
Al Kufi, salah seorang Mukhadhram (orarrg yang hidup di masa

Jahiliyah dan masa Nabi SAW, beriman dan belum pemah berjumpa

dengan Nabi SAW), terpercaya. Tentang ke-Sahabat-annya tidak

shahih beritanya. Yang jelas, dia adalah salah seorang tokoh besar
yang bersatrabat dengan Ali RA.

'C.t$t '#l i (Abu Ishak Al Hamdani), yaitu Amru bin

Abdullah As-Sabi'i. Abu Ishak Al Hamdani meriwayatkan hadits Ali

dari tiga orang syaikh: Abu Hayyah, Abdu Khair, dan Al Harits.

Sementara tiga orang ini meriwayatkannya dari Ali.

Ucapannya , |* -P * * ,z;iSl ;. ng ,f ,...ltt ?j -r;ti ;.iUr;

IP 7*ir .1Jt 'rb i' e) '* (zu'iaon'a* yang tainnia

Syarah Sunan Tirnidzi 319

meriwayatkannya dari Khalid bin Alqamah, dari Abdu Khair, dari Ali

hadits wudhu dengan panjang lebar), Hadits Qudamah dari Khalid bin

Alqamah dari Abdu Khair dari Ali diriwayatkan oleh Abu Daud, An-

Nasa' i, Ad-Darimi dan Ad-Daraquthni.

,lit; 'U .r.rJU gr4afk bin Urfuthah), yakni: Syu'batr berkata:

Malik bin Urfuthah di posisi Khalid bin Alqamah. Para ahli hadits
seperti At-Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa'i, sepakat atas kesalatran
Syu'batr dalam menyebut syaikhnya dengan Malik bin Urfuthah.
Yang benar adalatr Khalid bin Alqamatl An-Nasa'i dalam Sunannya
mengatakan, bahwa Abu Abdunahman berkata: Ini salah. Yang betul
adalah Khalid bin Alqamah, bukan Malik bin Urfuthah.

Ucapannya, zitp grt'* gs:)t Glaaits ini juga diriwayatkan dari

Abu Awanah), Yakni sekali dari Abu Awanah dari Khalid bin
Alqamah dari Abdu Khair dari Ali. Diriwayatkan pada kali lain dari
Abu Awanah, dari Malik bin Urfuthah, seperti halnya riwayat

Syu'bah. Yang shahih adalatr Khalid bin Alqamah.

Abu Daud dalam Sunannya mengatakan bahwa Malik bin

Urfuthatr sesungguhnya ia adalah Khalid bin Alqamah, di mana

Syu'bah melakukan kesalahan dalam hal ini. Daud berkata: Abu
Awanah pada suatu hari mengatakan bahwa "Malik bin Urfuthah

menceritakan kepada kami dari Abdu Khair", Amru Al A'shaf

berkata: Semoga Allah mengasihani Abu Awanah, bahwa ini adalah

Khalid bin Alqamah, tapi Syu'bah melakukan kesalatran dalam

masalah ini. Abu Awanah berkata: Dalam kitabku bernama I(halid bin
Alqamah, tapi Syu'bah mengatakan Malik bin Arfuthah.

Abu Daud berkata: Abu Kamil menceritakan kepada kami,
katanya: Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari l(halid bin

Alqamah, dan hasil dengarnya itu terakhir. Sementara setelah itu, dia

kembali pada yang benar. Sesungguhnya redaksi ini tidak terdapat

dalam kebanyakan naskah (transkrip) Abu Daud.

3il) Syarah Sunan Tirmidzi

Al Hafizh Al Mizzi, setelatr menyebutkan redaksi-redaksi tadi
dalam riwayat Abul Hasan bin Al AMi, mengatakan batrwa Abul

Qasim tidak menyebutkannya.

/rA-l:,e,vr;r

38. Bab: Memercikkan Air Setelah Wudhu

d:.lll J-..-te I to Jt.o-1>.lJ ct O-.^Z".igJl ,.. ,. ,t...,.a.1ia.Vil> -o.

,"tl J ,P ;l

i',k,ftto' o' ,a*3'i'rL'# t $aG :w ,L.At'o.i:tt
'cftCtct'Voi;;;$1-,€i;rJi'r*-,:gJ)u\tir,J*1b),O*e
f ,,*AV

,Ju'&3f I'

.>.L lta :*-* I ,Ss

,"z*c' t,4'd'?, f '', ,'il d'rr;*,i.tJ"'-r,:fiJ;-Af;L;^i l- l**) :J,6

..,.,*;ir

c c

f v{l,J €)
xc-.,)-l ,CV6. o2 td' t1.o,L a a.

J.lS '.J ,s-':t G.l

f.-,:t'ri ,{;st U ir1, :ri:z-, Jvj ,ler:djr r=n-. o_.?, ,'irc

t

.?_lto u t].'.'par: ,oei U.

'.[,,j

50.75 Nashr bin Ali Al Jahdhami dan Ahmad bin Abu

Ubaidillah As-Salimi Al Bashri menceritakan kepada kami, katanya:

Abu Qutaibah, yaitu Salm bin Qutaibah menceritakan kepada kami,

7s Hadits ini dw'if , diriwayatkan oleh Ibnu Majah 463. Dalam isnadnya ada orang
bemama Al Hasan bin Ali AI Hasyimi.

Syarah Sunan Tirmidzi ,1

dari Al Hasan bin Ali Al Hasyimi, dari Abdurrahman Al A'raj, dari
Abu Hurairah ,bahwa Nabi SAW bersaMa, "Saya didatangi oleh

Jibril, ia berkata: Ya Muhammad, jika kamu selesai berwudhu, maka
percikkanlah air."

Abu Isa berkata, " Ini adalah hadits Ghorib (hadits yang hanya

diriwayatkan oleh seorang saja).

Di berkata: Saya mendengar Muhammad mengatakan bahwa Al

Hasan bin Ali Al Hasyimi adalatr oftIng yang Munkar haditsnya.

Dalam bab ini bersumber juga dari Abul Hakam bin Suffan, Ibnu

Abbas, Zaidbin Haritsah dan Abu Sa'id Al Khudri."

Sebagian ulama berkat4 "Su$an bin Al Hakam, atau Al Hakam

bin Sufran terjadi kerancauan dalam hadits."

Penjelasan Hadits:

l*$Ucapannya, A. ;!3t (Memercikkan Air setelatr Wudhu),

yang dimaksudkan dengan memercikkan di sini yaitu mengambil air

sedikit lalu dipercikkannya kepada kemaluan setelah wudhu untuk

menghilangkan waswas.

.pJ.tr ), I ,ii A. I;i lahmad bin Abu ubaidillah As-

Salimi) Al Bashri adalatr orang yang terpercaya.

'^3 U. 'f, 'rj. f laUu Qutaibah Satm bin Qutaibatr), Al

Khurasani, tinggal di Bashratr, orang yang terpercaya.

i$t ,* i j:;St (Al Hasan bin Ali Al Hasyimi), yaitu Al

Hasan bin Ali bin Muhammad bin Rabi'ah bin Naufal bin Al Harits

bin Abdul Muththalib An-Naufali Al Hasyimi, orang yang dha'if.

Demikian yang tersebut dalarn kttab At-Taqrib.

f'), f {eUa"rrahman). Nama Abdurrahman di sini adalah

Abdurrahman bin Hurmuz AI A'raj, orang teguh dan terpercaya.

TD Syarah Sunrn Tirmidzi

Ucapannya,'e,ziti olbj rillfim kamu selesai berwudhu, Maka

percikkanlah air), Qadhi Abu Bakm Ibnul Ambi dalam kitab
Al'Aridhah, dia berkata: Para ulama berbeda pendapat dalam

menakwilkan hadits ini menjadi empat pendapat:

l. Jika berwudhu, maka tuangkanlatr air atas anggota wudhu, dan

tidak cukup hanya mengusapnya saja.

2. Menuntaskan air (seni) dengan cara mensyaikh dan berdehem.
3. Bila kamu berwudhu, maka percikkanlatr air pada kainmu yang

ada di sekitar kemaluan, dalam rangka menghilangkan waswas.

4. Bersuci dengan air, sebagai petunjuk untuk mengadakan

kompromi antara air dengan batu. Batu untuk memperingan

kotoran dan air untuk mensucikannya.

Sementara, kami telatr diceritakan oleh Abu Muslim Al Mahdi,
katanya: Termasuk pemahaman yang jemih, adalah air itu dapat

menghilangkan air. Artinya, orang yang bersuci dengan batu, maka air

seni itu selalu dituntaskan, sehingga tanpa basah. Tapi, bila orang

menggunakan air (untuk bersuci), maka perasaan yang timbul dalam

diri seseorang bahwa basatrnya itu karena air. Sementara hilanglatt

waswas. Sekian kata Ibnul Axabi, dengan ringkas.

Kata Al Khaththabi dalam Ma'alimus-Sunnon, batrwa yang

dimaksud memercikkan air di sini adalah lstinja dengan batu. Adat
sebagian besar mereka bila melakukan Istinja dengan batu, mereka

tidak menyentuh air.

Dan ada pula orang yang menakwilkan kata: Memercikkan
adalah memercikkan air pada kemaluan setelah Istinja untuk menolak

waswas syetan.

An-Nawawi menuturkan dari jumhur ulama, batrwa

alternatiflopsi yang kedua adalah yang dimaksudkan di sini. Dalam

kitab Jami' Al Ushul disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan

memercikJron adalah menyiramkan air pada pakaian, dll, yakni:

Syarah Sunan Tirmidzi 323

menyirarnkan air pada kemaluan setelah wudhu untuk menghilangkan
waswas yang muncul pada seseorang karena kemaluan basah. Kalau
tempat tersebut menjadi basatr, maka hilanglah waswas.

Menurut satu pendapat, bahwa yang dimaksud dengan
memercikkan adalatr Istinja dengan air. Karena, pada galibnya,

termasuk tradisi mereka bila istinja itu dengan batu. Sekian.

Saya katakan: Yang benar, bahwa'memercikkan' dalarn hadits

ini adalatr menyiramkan ah pada kemaluan setelah berwudhu,

sebagaimana ditunjuki oleh beberapa hadits yang disebutkan dalam
hadits ini.

Ucapannya, +-i L-t; ti (Ini adalatr hadits Gharib),

diriwayatkan oleh Ibnu Majatr.

Ucapannya, ?9, '#'r11lti, * 'i.';;,Sr ,ifi- ft:;,) '+

(Saya mendengar Muhammad mengatakan bahwa Hasan bin Ali Al
Hasyimi itu haditsnya Munkar). Adz-Dzahabi dalam kitab Al Mizan

dikatakan, bahwa Ahmad, An-Nasa'i, Abu Hatim dan Ad-Daraquthni
memandan gnya dha' if. Al Bukhari memandangnya hadits mungkar.

Saya katakan: hadits dalam bab ini adalah dha'if dan ada
beberapa hadits yang menyimpulkan bahwa makna itu tidak ada

dasarnya.

Ucapannya, i. !-:t ,fV i:i i,:ot,ii frt *grl i$ ei

er:nf, ? g?t ,uri lOuturn UuU ini bersumber juga dari Abul

Hakam bin Suftan, Ibnu Abbas, Zardbin Haritsah dan Abu Sa'id Al
Khudri). Hadits Abul Hakam diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu

Majah, dengan redaksi:

:6 qk'bi ; t"; *i *\' * !' l;;,si:, fl

L's n'":^t

9A Syarah Sunan Tirmidzi

. "Balrwasanya ia melthat Rasulullah SAW berwudhu kemudian

meftgambtl ait setelcipak tangan lalu memercillcannya pada

kemaluannya."

Sedangkan haditsnya Ibnu Abbas ini diriwayatkan oleh

Abdurrazzaq dalam Jamt'-nya, bahwasanya ada seorang lelaki
mengeluh kepadanya mengatakan bahwa "Sesungguhnya aku sedang

melakukan shalat, lalu terbayang olehku ada basah pada kemaluankrr "

Lalu, Ibnu Abbas berkata: . Semoga Allah melaknat syetan.

Sesungguhnya syetan itu mengelus kemaluan seseorang agar mengira

dia telatr berhadats. Oleh karena itu, bila kamu berwudhu maka
percikkanlatr kemaluanmu dengan air. Bila kamu merasakan basah,
maka katakanlatr: Itu dari air. Kemudian lelaki tersebut melakukan

anjurarunya, maka hilanglatr perasaan tersebut. Demikian yang tersebut

dalam syaratr Straj Ahmad. Sedangkan hadits Zud bin Haritsatr

diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dengan redaksi:

,*LX n. ni ',;.i '{61 oi *7;?: ir}t ,y)+

.r*!t'.t-. J'lt ,r

"Jtbrtl mengajari dan memerintahkanku o*, *r*rr",rO*n or,

di bawah pakoianku oleh karena atr seni yang lreluar setelah

wudhu." ;

Ad-Daraquthni juga meriwayatkannya, hanya saja di dalarn

isnadnya terdapat lbnu Lahi'ah, orang yang.terkenal diperbincangkan
para ulama. Hadits Abu Sa'id, saya tidak mengetahuinya siqta prang
yang meriwayatkan hadits.

Dalam bab ini juga ada liwayat lain dari Jabir, katanya"
"Rasulullah SAW berwudhu, lalu beliau mernercikkan air pada

kemaluannya." Hadits ini riwayat lbnu Majah.

Dari Usamah bin Zatd, dari Nabi SAW, "Sesungguhnya Jibril
sewaktu turun kepada Nabi SAW, mengajarinya wudhu. Setelah

selesai wudhu, ia mengambil seciduk air lalu menyiramkannya ke arah

kemaluan." Dan Rasulullah SAW menyiramkan air setelah wudhu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad. Hanya saja dalam isnadnya

terdapat fusydin bin Sa'ad, yang dinilainya terpercaya oleh Haitsam

bin Kharijatr dan Ahmad bin Hanbal dalam satu riwayat. Tapi
dipandang dha'if oleh yang lain. Demikian yang terdapat dalam

Majma'Az- Zswa'id.

fr,Ucapannya,'ot:b'r;.'#,'tt Ab# :'ff. irii lseUagian

ulama mengatakan batrwa Sufran bin Al Hakam, atau Al Hakam bin

Su&an), ini merupakan keraguan perawi.

Ucapannya, ,>ihi'il d tij.oti (Terjadi kerancauan dalam
hadits). Al Hafial,. Ibnu Al Atsir mengatakan batrwa Hadits

diriwayatkan oleh Rauh bin Al Qasim, Syu'bah, Syaiban, Ma'mar,
Abu Awanah, Za'idah, Jarir bin AMul hamid, Isra'il, Huraim bin

Suftan, seperti Suffan tentang keraguannya. Syu'bah, Ibnu Awanah
dan Jarir, dari Al Hakam atau Ibnu Al Hakam. Sebagian besar teman-

teman Ats-Tsauri meriwayatkannya atas keraguan, kecuali Afif bin

Salim dan Al Firyabi meriwayatkannya dengan mengatakan bahwa Al

Hakam bin Suffan tanpa ragu.

Ahmad dan Al Bukhari mengatakan batrwa Al Hakam itu

bukanlah seorang sahabm. Ibnu Al Madini, Al Bukhari, Abu Hatim
mengatakan bahwa Yang benar adalah Al Hakam bin Suffan. Ibnu
AMil Bar mengatakan batrwa Ia memiliki satu hadits saja, yang

sanadnya terjadi kerancuan. Sekian.

Peringatan:

Keberadaan hadits ini yang dinilai rancu sanadnya adalah

muncul dari pernyataan Al Hafizh Ibmr Al Atsir. Sementara penilaian
At-Tirmidzi sebagai sanad rancu adalatr penilaian yang tidak kuat.

EI Syanh Sunan Timidzi

i;,*le.tvu'.?\t

39. Bab: Menyempurnakan Wudhu

,fit *,;L,j,Wte?i,;L; * ci; -or
a.a n' ;.y,rLi i;.; ei ,r ,r.i'* ,;,*'Sr rb j;
&ur h'

',.2,c1'.it
*iy, g';-, ,Urlilt ^rr?nr ,L; tr'JL'&!i yi ,iv
;y}tti"jir iS, :rdt ,*
L*t,'jG ,i' ,s.J,1, r;- ,tiG
.tC.Sr'rEi: ,;.<)Idt t-, e^i*St'r.t, ,:At J\

51.76 Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far

mengabarkan kepada kami, dari Al Ala' bin Abdunahman, dari

ayahnya, dari Abu Hurairatr: Rasulullatr SAW bersabda, "Maulcah aku

tunjuldran sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalalwn Dan
meninggilran derajat" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah."
Nabi SAW bersabda, "Menyempurnakan wudhu saat kondisi yang

tidak disulcai, memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu

shalat setelah shalat. Yang demikion ttu adalah ribath (jihad)."

Penjelasan Hadits: \

-# U.J+ti-.,t (Isma'il bin Ja'far). Bin Katsir Al Anshari Az;

ZtxqiAbu IshakAl Qari. Dia itu or.ang yang terpercaya dan kuat.

,#jr. o a. r3 i.r>{rJr (Al Ala' bin Abduna}rman), bin ya'kub Al

H*uqi aU,, iyiif, or*, yang jujur tapi kadang-kadang mengalami

kesalahan.

76lni adalah hadits shahih, diriwayatkann olah Muslim 251; An-Nasa'i 143 dari
Abu Hurairah, dan Ibnu Maiah 427, dari Abu Sa'id Al Khudri.

Syarah Sunen Tirmidzi gl

yj tav.t"ya), orang yang terpercaya.

:Ucapannya, r;ri*lir b, iA- 6 db Sitf rf (Maukah aku

tunjukan sesuatu yang dengannya Allah menghapus lcesalahan).

Qadhi Iyadh berkata: menghapus kesalatran itu cukup dengan

mengampuni dosa. Mungkin, penghapusannya itu di buku catatan

malaikat, sebagai dalil atas pengampunan kesalatran. Demikian kata

An-Nawawi.

Ucapannya, ??itl, ?, C[-t (Dan mentnggikan deroiat), yakni

Allah akan meninggikan tempatnya di syurga.

!,Ucapannya, l9tt ri sli (Tentu, wahai Rasulullatr)' Kegunaan

Tanya-Jawab: Pernyataan dalam hd ini lebih dapat meresap ke dalam

jiwa seseorang trnnrk lebih mengetatruinya.

Ucapannya, i*fi g,if ffuf*yempumakan wudhu), artinya

memenrfii pembastrhan tempat anggota wudhu, memperlebar

basuhan, dan mengulangi basuhan sampai tiga kali.

y4,Ucapannya, ,)s (Saat bndisi yang tidak disuleor), sesuatu

yang tidak disul€i. Yaitu, berwudhu dala,m koodbi yang dingin sekali,
mengalami sakit bila terlcena air, mengan&mg banyah resiko dan

biaya mahal untuk menghasilkannya.

Ucapannya, yui, , ,f,3.it '-ij?j lnenperbanyak langkah kc

masjid). Artinya jauh rumahnya dari masjid. Sementara banyak

mengulang tangkah.

Ucapannya, i#t.JUt !f,!t 'tryri (Menunggu shalat setelah

sholat), Yakni, jika shalat berjamaah atau sendirian kemudian

menunggu shalat lain dan pikiramrya.terkait dengan shalat, seperti jika

diorang duduk di suatu majlis atau untuk menunggu shalat,

atau orang tersebut sibuk sedangkan hatinya tergantung dengan shalat.

u Sanah Sunu Tirmidzi

Ucapannya, L{.St '€.tt <fo* demikian itu adalah ribath).

Yakni, ikatan dalam bantu-membantu semisal dua kelompok yang

masing-masing siap membantu yang lain. An-Nawawi dalam Syarah

Muslim mengatakan batrwa maksudnya adalatr melakukan ketaatan,

karena asal kata rlbath ini adalah memfokuskan diri pada ketaatan.

Juga dikatakan bahwa maksudnya adalatr jihad, jihad melawan hawa

nafsu. Al Qadhi berpendapat batrwa semua bentuk ketaatan adalah

pengikat sejati, karena hal itu dapa! menghadang jalan-jalan syetan
untuk megelabui jiwa dan menundukan nafsu, serta mencegah dari

respon gangguannya, dengan demikian kelompok Allah akan

mengalahkan pasukan syetan dan itulah yang dinamakan jihad besar.

'€i: ,LCS: ;?* ,LcSt '€* ,gy € ^3 Jvi ,i:;:

.rX .aCSt

ltct t* *I.1c./1a:' .-*x..vt,)..,* e..,t,oJ..it3€$ i:j:t6rii_ I ie ., "&
-)-P
.. a,, ;*, j$G
u ,f )l
it:.,i.gt'f.ioArc

? Lrr:- ogir r,ri €i;:; dj 4y1 :ufu I ie

.sL- +,

o-;', ,Uit'n+:it ,-'r;i; i.t * flt r3';; i>,;:tt

':"f' ,Yf '+

52. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin
Muhammad menceritakan kepada kami, dari Al Ala' seperti hadits di

Syarah Sunan Tirmidzi fi)

atas. Qutaibah dalam haditsnya mengatakan batrwa "ltulah ikatan,

itulah ikatan, itulah ikatan," , diucapkan tiga kali.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali,

Abdullatr bin Amru, Ibnu Abbas dan Ubaidah -Ada yang mengatakan

bahwa Ubaidah bin Amnp, Aisyah, Abdunahman bin A'isy Al

Hadhrauri, dan Anas."

Hadits Abu Hurairatr dalam bab ini adalatr hadits hasan shahih.

Al Ala' bin AMtrratrman, adalah Ibnu Ya'qub Al Juhani Al

Huraqi, ia adalah orang yang terpercaya, menurut orang-orang ahli

hadits.

Penjelasan Hadits:

Ucapannya, dli (tiga kali), maksudnya beliau mengatakan

kalimat ini sebanyak tiga kali. Hikmah dari pengulangan tiga kali ini

adalah sebagai bentuk perhatian dan pentingnya masalah ini. Ada pula

yang mengatakan maksud dari pengulangan ini agar dipahami dengan

baik, namun pendapat yang pertama lebih kuat.

-Ucapannya, i$t fV i,i tf i. !, fi * ,f q.t
,1p.3

itt'€'pi, f.b .u.f:j, *t aoi-:-b c;i,*,3ri,".j 1ouru-

bab ini ada riwayat lain dari Ali, Abdullah bin Arrru, Ibnu Abbas dan

AUibsyaaidtra, hA-bAdudrraahmyaanngbimn eAn'gisaytaAkalnHabdahtrrwamai,UdbaanidAanhasb)i.nHAadmitsruA--I,i

ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Al Bazzar dengan sanad yang
shahih, dan Al Hakim. Ia berkata: Hadits tersebut shahih menurut
persyaratan Muslim, dengan redaksi bahwa Rasulullah SAW

bersabda,

l,-,:;ir jy lri;lr Jbl, ,yti<ir JL :*Ir L.\

'\* u$it ,F s"(Sr'€l,: ,:;tiat u. eitLlt )V,3

30 Syareh Sunan Tirmidzi

"Menyemptrnaknn wudhu dalam situasi yang tidak disukai,

melangkahkan kaki kc masjid, dan menanti shalat setelah

slnlat, yang demikian itu adalah ikatan yang dapot

membersihkan ke s alahan s ebersih ber s ihnya."

Demikian yang tersebut dalam Y,rtab At-Targhib.

Adapu hadits AMullah bin Amru, diriwayatkan oleh Al

Bukhari, Muslim, An-Nasa'i, Ibnu Majatr, dan Ad-Darimi. Sedangkan
haditsnya Ibnu Abbas diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan redaksi:

;:'i-i iijlr s-uf

"Pada suatu malom, aka didatangi oleh seorang pendatang

dori Tuhanku."

Dalam satu riwayat, dengan redaksi:

ili ;,',',!5 ,'J ,:-l:-- 6- , ,). Ju; ,arlt*
€ U-'-,
.P!' *it i,,a;- 9 u:rJi' j,;, :S-3J7

"Aht melihat Tuhanht dalam bentuk yang paling bagus. Lalu
Dia berkata leepadolru: Wahai Mulummad, aht menjawab: Ya,

aht memenuhi panggilan-Mu dengan senang hati. Lalu Dia
berkata: Apalcah kamu tahu yong menjadi perseteruan

malaikat?"

Sedangkan hadits LJbaidatr bin Amru diriwayatkan oleh Ahmad,

N Bazzor dan Ath-Thabrani dalam Mu'jam Al Kabir, dengan tokoh-

tokoh sanad yang terpercaya dan redaksinya adalah: Aku melihat
Rasulullatr SAW berwtrdhu, beliau menyempurnakan wudhunya..."

Demikian yang terdapat dalam Majma' Az-Zmta' id.

Haditsnya Abdurrahman bin A'ily diriwayatkan oleh Al

Baghawi dalam Syarh As-Sunnah. Demikian yang terdapat dalam

kttab Al Mtsykah, halaman 62.

Syemh Sunen Tirmidzi 30l

Haditsnya Anas diriwayatkan oleh Al Banar dengan redaksi

bahwa Rasulullah SAW bersabd4

iS , =*It Le\rriti;ir :r\tk t, J+ gilr rr

.ocjrt a;,F

"Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang sesuatu, yong

dengannya Altah menghapuslmn beberapa kesalahan?

Menyempurnaknn wudhu dan memperbanyak langkah ke

masjid."'

Dalam Majmma' Az-Zawa'id dikatakan, bahwa 'Ashim bin

Bahdalah tidak mendengar hadits dari Anas. Sementara para tokoh

hadits ini terpercaya.

Ucapannya,"* "# qy egir r.ii e?;-:j ,lri qyi (Hadits

Abu Hurairah dalam bab ini adalah hadits hasan shahih). Yang

diriwayatkan oleh Muslim. '€4iit afi-'i.t * f:Jt Y U lXl'i 1ar

Ala' bin Abdurrahman, adalah Ibnu Ya'qub Al Juhani Al Huraqi, ia

adalah orang yang terpercaya, menurut orang-orang ahli hadits). Al

Hafizh dalam Tahdzib ArTahdzib dalam biografi Al Ala' bin

Abdurrahman mengatakan bahwa At Tirmidzi berkata: Dia orang

yang terpercaya menurut Ahli Hadits. Sekian.

;)ir,t;A^tn vv;\i

40. Bab: Penggunaen Handuk Setclah Wudhu

,')idl. lr |* ti;,L ,1tvir i €iUL$ d'* -or
t-tcl

,iS-P
c.f f f ,:f /.!) f\5.p)l crtrcul.c'-.^-..
c. I ctt, . ..zl 7o, .zt c c2 c..
g.e €)

3g2, Syarrh Sunan Tirmi&i

ru d,'-i3,t-"i', *', y hr Jb It)oloG ',Uu

.,*)t

U'* 'ry-O;,fdt.';'*r.G ql* :,f l,Su
.ipy$r rs c&*\t*

,yt'+'+ t:r'Cri ; L,;t:, r't;;. :6 it,
a
.e*-rlJt

:Ju

53.77 Suryan bin Waki' bin Al Jarrah menceritakan kepada kanri,
Abdullatr bin Watrab menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Hubab,
dari Abu Mu'adz, dari Az-Ztthi, dari Urwah, dari Aisyatr, katanya,
'tRasulullah SAW mempunyai handuk yang dipakai manyerap air
setelah wudhu."

Abu Isa berkata, "Hadits Aisyatr tidak berdasar, dan sama sekali
tidak shahih valid dari Nabi SAW."

Abu Mu'adz, dikatakan oleh para ulama, ia adalah Sulaiman bin
Arqarn. Diadha'if, menurut para atrli hadits.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat Iain dari Mu'adz

bin Jabal."

" Hadits ini dlu'if, lantaran dlv'ifnya Abu Mu'adz bila ia iru Sulaiman bin

Arqam. Jika tidak, maka dha'ifnya lantaran tidak diketahriinya dengan jelas.

Syarah Sunan Tirmidzi g

Penjelasan Hadits:

A. S-t:;lt (Penssunaan Handuk setelah
:P;t 4Ucapannya,

Wudhu), yakni menggunakan sesuatu yang dapat menyerap air pada

anggota wudhu.

gr:it i €t '0 (Suffan bin Waki' bin Al Jarrah), yaitu

U.

Abu Muhammad Ar-Rawwas Al Kufi, orang yang jujur. Hanya saja,

ia terkena musibatr dengan bukunya batrwa ia memasukkan sesuatu

yang bukan haditsnya, lalu dia insaf, tidak diterima sehingga

haditsnya jatuh. Demikian yang tersebut dalam At-Taqrtb.

)6 g](Abu Mu'adz), Namanya adalatr Sulaiman bin Arqam. Ia

itu dha'f menurut ahli hadits, demikian yang dijelaskan oleh At-

Tirmidzi nanti.

yucapannya , :*t,'ri,;. t4'e'u| Pi .ptn' itt Si.1.os

(Rasulullah SAW mempunyai handuk yang dipakai menyerap air

setelah wudhu). Ada hadits yang semakna dengan itu melalui redaksi

Iain,

q. '-bY- iu *, ,)b ir' & b s-). ors

^3 +at

"Rasulullah SAW memiliki lnnduk yang dtpokai menyerap

basuhan wajahnya.'l

Hadits tersebut menrmjukkan pembolehan menggunakan kain

untuk menyerap air yang menempel pada anggota wudhu, setelah

wudhu.

-:b*1,Ucapannya t'6u._ L-ri G"Oits Aisyah tidak kuat), Al

Hakim menyebutnya shahih. Tapi yang benar, batrwa hadits ifi dha'd.
* '*Ucapannya, [Ll ii i:tt 'i.'o& '] 'oj;t- :A li

C.r.6Jt (Abu Mu'adz, dikatakan oleh para ulama, ia adalatr Sulaitnan

34 Syarah Sunan Timidzi

bin Arqam. Ia itu dha'tf mennntt atrli Hadits). Al Iftazraji dalam Al
Khulashah mengatakan, bahwa Sulaiman bin Arqam Al Bashri adalah
Abu Mu'adz, mendapat hadits dari Hasan dan Atha'. Darinya
diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dan Yatrya bin Hamzatr. At-Tirmidzi
mengatakan bahwa Ia itu Matruk (ditinggalkan haditsnya). Sekian.
Adz-Dz,ahabi dalan Al Mizan mengatakan batrwa Ia suku Quraizhah

atau An-Nadhir, ia rneriwayatkan dari Al Hasan dan Az-Zuhri, dan

para ulama meninggalkan haditsnya. Ahmad berkata: Haditsnya tidak
diriwayatkan. Abbas dan Utsman mengatakan yang bersumber dari

Ibnu Ma'in, bahwa ia tidak ada masalah. Al Jurjani mengatakan

batrwa Ia itu jatuh. Sementara Muhammad bin Abdullah Al Anshari
menilai pada Sulaiman bin Arqarn dengan redaksi: Kami dilarang

untuk berkumpul dengan Sulaiman bin Arqam, dll. Sekian

ffUcapannya, i.)6 * q! di (Oaam bab ini ada riwayat

lain dari Mu'adz bin Jabal). Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dalam bab ini.

Saye .katakan: Dalam permasalatmn ini sebenarnya ada

beberapa hadits lain, di antaranya adalah:

l. Hadits Al Wadhin bin Atha' yang diriwayatkan oleh Ibnu

Majatr dari MahfiEh bin Alqamah, dari Salman: Sesungguhnya

Nabi SAW berwudhu, lalu membalik jubah bulu yang ada

padanya dan mengusapkannya pada wajahnya. Hadits ini dha'if,

menurut sekelompok ahli hadits.

2. Hadits Abu Bakar, yaitu: Nabi SAW memiliki handuk (kain)

yang dipakai untuk menyerap air setelah wudhu.'Hadits ini
diriwayatkan oleh Al Baihaqi, katanya: Isnad hadits ini tidak

kuat.

3. Hadits Anas seperti itu dan tercatat.
4. Hadits Abu Maryam Iyas bin Ja'far, dari seorang sahabat:

Sesungguhnya Nabi SAW mempunyai sapu tangan atau handuk
yang dipakai menyerap air di wajatrnya sehabis wudhu. Hadits

Syarah Sunan Timidzi 35

ini diriwayatkan oleh An-Nasa'i dalam Al Kuna dengan sanad

yangshahih.

5. Hadits Mrmib bin Mudrik Al Makld Al Azdi, katanya: Saya

melihat seorang wanita (budak) membawa air wudhu dan sapu
tangan. Lalu, Nabi SAW mengambil air dan bennudhu, dan
beliau mengusap wajahnya dengan sapu tangan Hadits ini

diisnadkan oleh imam Al Mughlathai dalam syaratrnya.

Demikian yang tersebut dalam Umdah Al Qar'i Syarh Al

BuHuri, karya Al Aini.

Saya katakan: Hadits-hadits ini sernuanya adalatr dha'if selun

haditsnya Abu Maryam dari seorang sahabat. Al Aini berkata: An-

Nasa'i meriwayatkannya dalam Al Kuna dengan sanad yang shahih,

dan saya tidak mengetatrui sanadnya dan tidak melemparkan kepada
kttabAl Kuna -nya An-Nasa'i.

. 2. a.. .r..r .2 sJ.r. -. t. to t-i!e-. .b (tLn.l;i U-.:;g-,L)- -o t

if. F)l ..... ;P ,1. JSs oiat o. toi .

'.iot. ,.; ol.,.t r'.'..., ..
f)t y ,f 'f if 'f + ,f ,ft I..r.o)tf
,J :u-)
tt\*i f ,* ,F ,f ih' ,;t :,sv i.:vJ'*

i'k,:{*i'#'(r;"rrf, .:;;

'i.'u*ri ,1,-;-i; i:nLf) or*L-',";'iio z';fo lie
i &i,yft.:,r,'.l € g116_,!e.iru, :v:'i r1),
f i' pU'76bf , *,,yf iii-,r;n,
1*) :';;. ):fit e #.'i:t,:*:t
,t:3, ,lo,:;-i*lt 3r # '8 Se'u'6; Ct';f ij
i *'*'r'

.rf
o' !,t U:

.p!)b,-!"

t: i"';U 'iC "r-r "" ,:q)t:5, 'i 'r;J tli;
*4 * ,d'*;3t- ,Jv ,!er!, ,^tri3 ,!oa ,s.tlo 'tli
-r^raj

i ;!t i.lo : i n j,'0i., ",-, t

54.7E qutaibah menceritakan kepada kami, Risydin bin Sa'ad
menceritakan kepada kami, dari Abdunatrman bin Ziyad bin An'um,

dari Utbah bin Humaid, dari Ubadatr bin Nusayyi, dari Abdurrahman
bin Ghanm, dari Mu'adz bin Jabal, berkata, "Aku melihat Nabi SAW
bila berwudhu, beliau mengusap wajatrnya dengan ujung pakaiannya."

Abu Isa berkata, 'Hadits ini dipandang gharib dan rangkaian

sanadnya dha'if. Sedangkan Risydin bin Sa'ad dan Abdunatrman bin
Ziyad bin An'um Al Afriqi, keduanya lematr/ dha'ifi'

Sementara sebagian ahli ilmu di kalangan sahabat Nabi SAW

dan orang-orang setelah mereka memberi toleransi dalam penggunaan
sapu tangan setelah wudhu.

Sedangkan pendapat yang memakruhkan penggunaan sapu

tangan atau kain pengisap air pada anggota wudhu dari sebuatr asumsi:

Batrwasanya wudhu itu akan ditimbang. Yang demikian itu

diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyib:dan Az-Zuhi

Muhammad bin Humaid Ar-Razi menceritakan kepada kami,

Jarir menceritakan kepada kami, katanya: Aku diceritakan oleh Ali

bin Mujahid dari aku -menurut saya dia terpercaya- dari Tsa'labatr,

dari Az-Zuhri, katanya: Sesungguhnya dimakruhkan penggunuran sapu

tangan setelatr wudhu. Sebab, air wudhu itu akan ditimbang.

7t Hadits dha'if. Karena dlw'if-nyaperiwayat yang bemama fusydin bin Sa'ad, dari
Abdurrahman btn Ziyad bin An'um Al Afriqi, dimana ia juga dinilai dha'rf.

Syarah Sunan Tirmidzi g7

Penielasan Hadits:

y U. '"-Pl (Risydin bin Sa'ad). Al Hafizh berkata: Dia itu

dha'if. Abu Hatim memenangkan Ibnu Lahi'ah daripada Risydin. Ibnu
Yunus berkata : Dia itu shalih, bagus agamanya. Saya mendapatinya
sebagai orang-orang shalih yang lupa. Sehingga terjadi kesemrawutan
dalam hadits. Dalam kttab Al Mizan, Adz-Dzahabi mengatakan batrwa
Dia itr,r orang shalih, tekun ibadahnya, tapi hafalannya buruk tanpa
disengaja.

fl itti or ,t..l ,fij, ri (Abdurrahman bin Ziyad bin An'um), Al

Afriqi. Al Hafidr berkata : Dia itu lematr hafalannyq seorang lelaki

yang shalih. Saya menambatrkan : Di samping dha'if, ia juga seorang
mudallts (menyamarkan nama perawi dalam rangkaian sanad).
Demikian yang diterangkan oleh Al Hafizh dalam krtab Tlwbaqat Al
Mudallisin.

f i @ rutU"t bin Humaid), Adh-Dhabbi Al Bashri. Nama

kuniaturya adalah Abu Mu'adz. Ia dinilai terpercaya oleh Ibnu

Hibban, tapi dinilai dlw'if oleh Ahmad. Abu Hatim me,nilai, bahwa ia

orang yang shalih. Demikian yang tersebut dalam Al Khulashah.

Dalam At-Taqrib disebutkaru batrwa ia jujur, tapi banyak dituduh

jelek.

7 i iir;e fUUaOah bin Nusalyi), Al Kindi, seorang hakim di

Thabriyatr (Syarn), orang yang tepercaya dan mulia. Demikian kata

Al Hafiztr.

o7 . .. a.. y.. (Abdurrahman bin Ghanm). Al Asy'ari,

f i. *1,
diperselisihkan sebagai seorang Sahabat. Al 'Ajali menyebutkannya

di jajaran tokoh-tokoh Tabi'in Besar. Demikian kata Al Hafiztr.

Ucapannya, :i )h,:+i'#'lb; ri1(Bila berwudhu, beliau

mengusap wajatrnya dengan ujung pakaiannya). Yakni, mengeringkan

anggota wudhu dengan ujung pakaian setelatr wudhu. Hadits ini

@ syereh Sunan Tirmidzi

menunjukkan diperbolehkannya menggunakan kain, handuk atau

lainnya untuk menghilangkan air pada anggota wudhu, tapi haditsnya

bemilai dha'if.

* ,v i,ucapannya h, 'o$r ,a6,bi fi, ,yt ',1?li ,-ct ni

:*i.rI IJii3r efr.'ut ,a,t-i (Sementara sebagian atrli ilmu di

kalangan satrabat Nabi SAW dan orang-orang setelah mereka

memberi keringan dalam penggunaan sapu tangan setelah wudhu).
Ibnul Mundzir berkata: Menggunakan sapu tangan setelah wudhu,

yaitu Utsman, Al Hasan bin Ali, Anas, Basyir bin Abu Mas'ud. Al
Hasan, Ibnu Sirin, Alqamatr, Al Aswad, Masruq dan Adh-Dhahhak

memberi toleransi. Sedangkan Malik, Ats- Tsauri, Ahmad, Ishak dan

kelompok rasional tidak mempennasalatrkannya. Demikian yang

tersebut dalam lJmdatul Qari. Para ulama yang memberi toleransi
penggunaan sapu tangan mendasarkannya pada hadits dalam bab ini,
dan juga haditsnya Ummu Hani' riwayat Al Bukhari dan Muslim.

Namun demikian,'oi;-ipfi olE'rfr Ei'6f t|af ij

(Sedangkan pendapat yang memakruhkan penggunaan sapu tangan

atau kain pengisap air pada anggota wudhu dari sebuah asumsi:
Batrwasanya wudhu itu akan ditimbang), sehingga menjadi makruh

dihilangkan dengan diserap menggunakan sapu tangan. Yang jelas,

batrwa yang dimaksudkan dengan Air wudhu itu akan ditimbang

adalatr tidak ada sisa di anggota wudhu. Di samping itu ada asumsi,

batrwa air wudhu itu adalah cahaya di lari kiamat. Menghilangkan

air wudhu sama artinya dengan menghilangkan bekas ibadah.

Ada keterangan yang shahih, batrwasanya Nabi SAW

mengibaskan kedua tangannya setelah mandi. Kata Ibnu Daqiqil-Id,

batrwa Nabi SAW melepaskan air dengan tangannya itu menunjukkan,

bahwa tidaklah makrutr menggrurakan sapu tanganlkain untuk
melepaskan air yang menempel di anggota wudhu. Sebab, kedua-

duanya itu bermakna menghilangkan air.

Syarah Sunan Tirmidzi EI

Ada yang mengatakan bahwaAir itu akan terus membaca tasbih

selama ada di anggota wudhu. Al Qari mengatakan, bahwa air.wudhu
tidak membaca tasbih manakala terhisap itu memerlukan keterangan

nash yang shahih. Sekian.

Saya katakan: Yang memakruhkan penggunaan kain turtuk
menghilangkan air adalah Abdurrahman bin Abu Laila, An-Nakha'i,
Ibnul Musayyab, Mujahid, dan Abu Aliyah, sebagaimana yang

dituturkan oleh Al 'Aini. Mereka berdalil dengan keterangan'yang

telah tersebut. Sementara kamu telah mengetahui isinya. Mereka

berhujjah:

l. Dengan hadits Anas, batrwa Rasulullah SAW tidak pernah

mengusap wajatrnya dengan sapu tangan setelah wudhu. Abu
Bakar, Umar dan Ibnu Mas'ud, juga tidak pernatr melakukan itu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Syatrin dalam kitab, An-

Nasikh wa Al MansuWt. Hanya saja hadits ini dha'fl Demikian
yang dijelaskan oleh Al Hafizh dalam At-Talkhish-nya sehingga

tidak layak dipakai berdalil.

2. Haditsnya Maimunah tentang mandi Nabi SAW, dimana Ia

memberi pakaian pada Nabi SAW, tapi, beliau tidak

menerimanya. Lalu beliau pergi dan melepaskan air dengan

tangannya. Hadits ini diriwayatkan oleh Al Bukhari. Mereka

mengatakan batrwa Hadits ini menunjukkan tentang kemakruhan
penggunaan handuklkain untuk menyerap air yang menempel di
tubuh. Sementara kemakruhan ini juga berimbas pada setelatr
wudhu.

Al Hafizh mengatakan bahwa Ini tidak dapat dijadikan hujjatr.
Karena terjadi pada suatu kondisi yang mempunyai beberapa

altematif. Mungkin, Nabi SAW tidak mau mengambil handuk karena

ada alasan lain, bukan karena kemdkruhan menyerap air dengan

kain/tranduk, tapi mungkin terkait dengan handuknya itu sendiri. Atau
karena Nabi SAW memang tergesa-gesa, atau karena lainnya.

3{t Syareh Sunan Tirmidzi

Al Matrlab berkata, "Mungkin saja, Nabi SAW tidak

menggunakan kain agar tetap berlangsung lama keberkahan air, atau
karena tawadhu', atau karena perkara lain yang dilihat oleh beliau
pada kain terdapat sutra atau kotoran."

Menurut Al Isma'ili, ada keterangan yang bersumber dari

riwayat Abu Awanatr mengenai hadits ini dari Al A'masy berkata:

Saya menyebutkan permasalahan yang demikian ini kepada Ibratrim
An-Nakha'i. Dia berkata: Ttdak mengapa penggunaan sopu tangan.

Bahwasanya penolakan ini diWwwatirlcan menj adi ke biasaan.

At Taimi berkata: Hadits ini justru menjadi dalil, batrwa Nabi

SAW pernatr meresapkan air dengan handuk/kain yang ada di

tubuhnya setelatr wudhu. Kalau memang tidak demikian, tentu tidak

akan terjadi pemberian handuk kepada Nabi SAW, sekian kata Al

Hafiztr.

Jadi, pendapat yang terkuat menurut saya adalah pendapat yang
mengatakan, bahwa menyerap air dengan handuk setelah wudhu itu
diperbolehk an. Wallahu A' lam.

# i.liiJ.-t t. ,4. t (Muhammad bin Humaid), bin Hayyan Ar-Razi,

s.o.r,, yang hafizh, tapi dha'if. Sementara Ibnu Ma'in .berbaik

sangka kepadanya.

'th Qanr), yaitu putra Abdul Hamid bin Qarth Adh-Dhabbi Al

Kufi, tinggal di Ray (salatr satu kota di Irak)' hakim di sana. Ia

terpercaya dan shahih kitabnya. Menurut satu pendapat, bahwa dia di
akhir usianya mengalami kesalatran dalam tingkatan hafalannya.

fW.. t U,. .t,.*, tef bin Mujahid), bin Muslim, seorang hakim di

Kabul (Afghanistan), dia Matruk Tidak ada syaikh Ahmad yang
paling dha'if dibandingkan dengan dia.

,rt <O"" aku). Yakni, Jariri pertama kali menceritakan kepada

Ali bin Mujahid, kemudian Jarir lupa lalu dia diberi khabar oleh Ali

Syarah Sunan Tirmidzi @


Click to View FlipBook Version