The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

009_STATUS TERKINI SD GENETIK TERNAK_536

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by soedito, 2018-09-16 17:38:03

009_STATUS TERKINI SD GENETIK TERNAK_536

009_STATUS TERKINI SD GENETIK TERNAK_536

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Leghorn yang disebutkan di atas adalah yang Kotak 11
tersebar paling luas; ayam Leghorn ditemukan Industri breeding ayam
di 51 negara, dan mempunyai ranking kedua
secara keseluruhan. Selain itu mereka juga Perusahaan breeding mengembangkan suatu suatu
penyumbang penting pada strain komersial. rangkaian galur, masing-masing dengan karakteristik
Yang kedua yang paling umum dari breed Eropa yang diinginkan seperti kemampuan untuk produksi
adalah ayam Sussex dari Inggris, yang telur atau tingkat pertumbuhan yang cepat. Galur-galur
ditemukan di 17 negara (secara keseluruhan tersebut kemudian disilangkan satu sama lain,dan
ranking ke sepuluh). kemudian dengan lebih banyak galur untuk
menghasilkan ayam unggul penghasil telur atau ayam
Strain Komersial broiler yang berakhir pada meja konsumen. Perusahaan
Strain komersial mendominasi distribuasi ayam dengan ketat mengawal bibit galur murninya. Struktur
di seluruh dunia, menyumbang 19 dari 67 breed dari industri ayam digambarkan pada Gambar 48
paling atas. Karena perusahaan yang melakukan (Bagian 4- Bab D). Pengembangan breed murni dengan
pengembangbiakan merahasiakan informasi, karakteristik yang diinginkan mahal dan memakan
sehingga tidak ada informasi (asal mula) tentang waktu; pendatang baru pada industri breeding harus
breed tersebut. Akan tetapi, sepertinya menginvestasikan sejumlah uang yang banyak untuk
diturunkan dari White Leghorn, Plymouth Rock, dapat masuk kedalam pasar, sehingga lebih murah
New Hampshire dan White Cornish (Campbell bergantung pada suplier bibit yang sudah ada.
and Lasley, 1985). Strain komersial dikontrol Perusahaan besar kekurangan personal lokal dan ahli
oleh sedikit perusahaan transnasional yang untuk masuk ke pasar yang baru, jadi seringnya mereka
berpusat di Baratdaya Eropa dan Amerika memberikan lisensi pada perusahaan lokal yang berlaku
Serikat. Telah terjadi konsolidasi lebih jauh di sebagai distributor dari bibitnya kepada para
dalam industri akhir-akhir ini. Saat ini, hanya dua pemelihara.
perusahaan breeding yang utama (Erich _________
Wesjohann berbasis di Jerman dan Hendrix
Genetics dari Belanda) mendominasi pasar Sumber: Mathias and Mundy (2005).
ayam petelur Internasional, dan tiga breeder
utama (Erich Wesjohann, Hendrix Genetics dan Silkie (breed dengan bulu seperti bulu ayam).
Tyson, perusahaan dari Amerika Serikat) yang Breed Asia lainnya dianggap sebagian “hiasan”di
mendominasi pasar ayam broiler dunia. Barat: Sumatra (dari Indonesia, delapan
Perusahaan tersebut mempertahankan banyak Negara). Malay Game dan Onagadori (breed
breeding line yang berbeda (Kotak 11). Dan dari Jepang dengan ekor panjang). Patut juga
beda unit dalam perusahaan bahkan mungkin disinggung ayam Jungle Fowl (lima Negara) dari
bersaing satu dengan yang lain untuk Asia Tenggara, yang merupakan tetua ayam
mendapatkan pasar (Flock dan Preisinger, 2002; modern.
websites perusahaan).
Satu-satunya breed Australia yang masuk
Breed ayam dari daerah lain dalam 67 breed paling atas adalah Australop,
Breed yang paling banyak tersebar, tidak turunan Black Orpington breed dari Inggris.
termasuk kategori di atas, adalah Aseel, yang Australop dilaporkan dari 16 negara, secara
berasal dari India dilaporkan terdapat di 11 keseluruhan breed ini menduduki ranking 12
negara, hanya mempunyai ranking ke 17 di dalam distribusinya. Dia diakui terkenal sebagai
dunia. Diikuti oleh beberapa breed dari China:), pemegang record dunia dalam menghasilkan
Juga berharga untuk Brahma dan Cochin (yang telur - satu induk dapat menghasilkan 364 telur
dikembangkan lebih jauh di Amerika Serikat) dan dalam 365 hari.

3.6 Spesies lain
Aliran gen juga sangat nyata dalam spesies
ternak lain. Di antaranya kuda, sebagai contoh
breed kuda Arab adalah yang paling sukses
dalam skala dunia. Dia mempunyai pengaruh

65

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

yang unik pada breed kuda di seluruh Eropa dan mempunyai pengaruh besar pada
sudah menyebar ke 52 negara. Selain itu breed
Itik Pekin berawal dari tahun 1870 di Amerika pengembangan breed ternak. Di lain kasus,
Serikat dengan populasi dasar berasal dari
China. Sekarang merupakan breed itik yang sejumlah besar ternak yang diimpor tidak
paling banyak tersebar, dilaporkan di 35 negara
di seluruh dunia. Pada abad ke sembilan belas, mempunyai banyak pengaruh terhadap
unta dromedari (unta pacuan) di ekspor ke
Australia, Amerika Utara, Afrika Selatan, Brazil, pengembangan ternak.
bahkan ke pulau Jawa. Sementara mereka mati
di Jawa karena penyakit, padang pasir Australia Selama fase pertama dari dua fase aliran gen
merupakan lingkungan yang sangat cocok
sehingga unta dapat berkembang biak dengan yang disebutkan di atas, yang membentang dari
sendirinya membentuk kelompok besar. Dari
asal tempatnya di Asia, yak sudah awal budidaya ternak pada zaman prasejarah
diintroduksikan ke Kaukasus, Amerika Utara
(3.000 ekor) dan banyak negara di Eropa. sampai pertengahan abad ke-20, aliran gen
Mereka diimpor ke Eropa terutamanya karena
keingin-tahuan, tetapi terbukti bahwa hewan ini umumnya meningkatkan kearagaman. Akan
mempunyai kelebihan tertentu untuk sistem
peternakan di pegunungan karena mereka tidak tetapi, selama 4 – 5 dekade yang lalu
banyak memerlukan input. Dagingnya dapat
dipasarkan dan punya nilai untuk para turis. Dari perkembangan dan ekspansi dari produksi
Amerika Serikat mereka disebar lebih jauh ke
Argentina. Sebaliknya rusa Reindeer yang peternakan secara intensif dan dari seluruh
didomestikasi berasal dari Siberia dibawa ke
Alaska pada tahun 1891, dan dari sana sistem produksi, justru berakibat pada
diperkenalkan ke Kanada. Spesies yang
dintroduksi ke Iceland antara tahun 1.771 dan penurunan keragaman melalui penggantian
1.787, selanjutnya menjadi liar. Pada tahun 1952
mereka diintroduksikan dari Norwagia ke skala besar breed lokal dengan sejumlah kecil
Greenland (Benecke, 1994).
breed global yang sukses.
4 Pengaruh aliran gen terhadap
keragaman Proses ini sudah terjadi di Amerika Utara dan

Aliran gen dapat berpengaruh dalam dua hal Eropa, dimana 50% dari breed yang
yaitu meningkatkan atau bahkan dapat
mengurangi keragaman genetik. Pengaruh aliran didokumentasikan sekarang telah
gen bergantung pada beberapa faktor, termasuk
kesenian lingkungan di tempat negeri tujuannya, diklasifikasikan punah, kritis atau terancam
disamping struktur organisasi di negeri penerima
dan pengirim (Mathias and Mundy,2005). Lebih punah. Sekarang diperbanyak lagi di negara
penting lagi, besarnya material yang ditransfer
bukan merupakan indikasi dari pengaruh aliran berkembang, seperti China memberikan prioritas
gen. Ada kasus dimana impor segelintir ternak
pada sistim produksi intensif dan dan

mempunyai sumberdaya untuk membangunnya

kembali.

4.1 Keragaman meningkatkan aliran gen
Sepanjang sejarah aliran gen menjadi penting
dalam mengembangkan keaneka-ragaman
ternak, yang pada gilirannya membuat
pemeliharanya mampu beradaptasi ke situasi
dan persyaratan baru.

Aliran gen meningkatkan keragaman dalam
situasi sebagai berikut:

• Hewan atau breed yang diimpor
beradaptasi dengan lingkungan, dan
varietas lokal yang diimpor turut
berkembang. Salah satu contoh adalah
breed Spanyol dan Portugis yang diekspor
ke Amerika Selatan, pada akhirnya
menghasilkan ternak yang dapat bertahan
terhadap kerasnya alam seperti breed Crilo.
Contoh lainnya adalah penyebaran domba
Merino melalui Eropa dan ke banyak negara
lainnya di dunia.

66

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

• Hewan atau breed yang diimpor dikawin Berikut ini saduran/sitasi diambil dari Cemal
silangkan dengan ternak lokal, dan and Karaca (2005) memberikan beberapa
dikembangkan breed sintetik yang contoh lain seperti “major genes” (bersama
mempunyai karakteristik dari kedua dengan pustaka yang relefan untuk bahan
orang tuanya. Contohnya perkawinan silang bacaan lebih lanjut):
dari babi China dan Asia Tenggara dengan
ternak babi dari Eropa menyebabkan ”(pada domba) gen inverdale mempengaruhi
berkembangnya ternak yang bertumbuh tingkat ovulasi (Piper and Bindon, 1982;Davis
cepat, breed babi yang sangat berharga et al., 1988) dan gen Callipyge mempengaruhi
pada tahun 1880. Di Amerika Selatan produksi daging (Cockett et al.,1993); pada
industri sapi potong berkembang setelah sapi gen perototan ganda mempengaruhi
breed seperti Ongole dan Gir diimpor dan produksi daging (Hanset and Michaux,
dikawin silangkan dengan breed lokal sapi 1985a,b);pada babi sensitivitas halothane dan
Criollo. Struktur program kawin silang juga gen RN mempengaruhi kualitas daging
dapat berfungsi untuk mengurangi hilangnya (Archibald and Imlah, 1985) dan lokus
keragaman jika mereka diciptakan dengan penerima estrogen mempengaruhi liter size
tujuan untuk mempertahankan populasi (Rothschild et al., 1996); dan pada unggas gen
breed murni dari breed lokal yang mungkin leher tidak berbulu mempengaruhi
akan kurang populasinya. kemampuan terhadap toleransi panas dan gen
kerdil mempengaruhi ukuran badan (Merat,
• Penggunaan “darah segar” secara 1990).”
selektif dalam buku organisasi breed. Marker untuk gen yang bertanggung jawab
Infusi (penyerapan) secara terpilih dari pada sifat yang diinginkan memungkinkan untuk
“darah segar” dengan membedakan menseleksi pembawa sifat yang dicari dan
penggunaan orang tua jantan (sire) dari menggunakan ternak ini untuk program breeding
breed yang berbeda seringkali dipakai oleh menggunakan marker assisted introgression
pemulia untuk mempertahankan vitalitas gen (introgresi dibantu marker). Pengalaman dari
pool tertutup. Contohnya adalah introduksi sedikit program yang sudah ada menunjukkan
berkala dari kuda jantan thoroughbred sires bahwa metode tersebut dapat memberikan
Inggris atau Arab ke breed lokal kuda keuntungan ekonomi di negara berkembang.
Jerman. Akan tetapi penggunaan teknologi ini sebaiknya
diputuskan dengan dasar kasus - per-kasus, dan
• Transfer gen yang ditargetkan untuk hanya akan bermanfaat sejalan dengan breeding
karakteristik yang spesifik. Hal ini menjadi program yang sekarang ada dan pencatatan
mungkin dengan statistik dan bioteknologi data intensif (FAO, 2007).
yang maju. Contohnya adalah introduksi gen
boorola yang mengkoding liter size pada 4.2 Keragaman-mengurangi aliran gen
domba Awassi yang sudah dikembangkan di Penggantian breed lokal. Aliran gen
Israel untuk menciptakan Afec Awassi. Gen mengurangi keragaman pada waktu breed
tersebut dapat dilacak pada flok dari domba dengan penampilan tinggi dan sistem produksi
Indian Bengal yang diimpor ke Australia intensif menggantikan breed lokal dan sistim
pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1993, produksi. Sejak pertengahan abad ke-20, sedikit
penemuan penanda genetika breed dengan performan tinggi, biasanya
memungkinkan untuk mengidentifikasi keturunan ternak Eropa, termasuk Friesien
pembawanya. Gen dan penanda tersebut Holstein dan sapi Jersey, Large White, babi
sudah dipatenkan (Mathias and Mundy, Duroc dan Landrace, kambing Saanen, dan
2005; Rummel et al., 2006). ayam Rhode Island Red dan Leghorn, sudah

67

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

menyebar ke seluruh dunia, dan sering kali 4.3 Keragaman menetralkan aliran gen
mengurangi peran breed tradisional. Proses ini Aliran dari breed dan gen sering berpengaruh
terpenuhi di Eropa dan Amerika Utara, tetapi dalam mempertahankan keragaman hayati lokal
sekarang terulang di banyak negara berkembang di dalam negara yang menerimanya. Banyak
yang sejauh ini mempertahankan sejumlah besar usaha untuk mengintroduksi breed ke negara
breed aslinya. Sukar untuk mengkuantifikasi baru ternyata gagal. Yang paling kelihatan
pengaruhnya, karena data yang penting tidak adalah kasus impor breed Eropa ke negara
pernah dikompilasi, dan karena ada faktor lain tropis lembab - Banyak dana sudah dihabiskan
yang mempengaruhi erosi dari keragaman. Akan pada pengiriman ternak ke seluruh dunia, tetapi
tetapi tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan umumnya gagal menjadi berkembang di tempat
bahwa negara-negara Selatan akan menjadi titik baru.
awal dari hilangnya keragaman breed pada abad
ke-21 (Mathias and Mundy, 2005). 4.4 Harapan ke depan
Bagaimana aliran gen akan mempengaruhi
• Di Vietnam, persentase dari babi asli keragaman di masa depan akan bergantung
menurun dari 72% pada tahun 1994 menjadi terutama pada kebijakan dan kerangka kerja
hanya 26% pada tahun 2002. Sebanyak 14 legislatif yang sekarang berada dalam proses
breed lokal, lima breed dalam status rawan, pengembangan. Dalam kontek “revolusi ternak”
dua kritis, dan tiga menghadapi kepunahan yang sedang terjadi, kelihatannya transfer dari
((Huyen et al., 2006). sistem breeding babi dan sapi akan berlanjut dan
bahkan meningkat dalam menghadapi kemajuan
• Di Kenya, pengenalan breed domba Dorper cepat negara-negara Selatan. Penjarangan
menyebabkan hampir semua breed domba (crowding out) breed lokal, sehingga dipercepat
murni Red Maasai menghilang (lihat Kotak di beberapa negara sedang berkembang, jika
95 pada Bagian 4-BabF). tidak ada pemberian khusus dibuat untuk
pelestariannya in situ dengan memberikan
Penurunan dan disintegrasi dari breed peternak dukungan yang sesuai.
lokal. Penurunan peran breed lokal sering
disebabkan oleh perkawinan silang yang Akan tetapi, negara-negara semakin
membabi buta dengan ternak impor, sering meningkat keprihatinanya tentang pengaruh
tanpa peningkatan produksi yang nyata atau ternak impor yang tidak membedakan dengan
karakteristik lain yang diinginkan. Contohnya di breed aslinya. Sebagai contoh, Jepang akhir-
India, pemerintah mendukung persilangan akhir ini mengumumkan niatnya untuk
dengan Friesien Holstein, Danish Red, Jersey melindungi breed sapi Wagyu melalui “indikasi
dan Brown Swiss untuk beberapa dekade. Hal ini geografis” (sama dengan merk) untuk produk
membawa pada pengenceran breed lokal, tetapi perkawinan murni ternak Wagyu. Sementara
sering tidak ada berpengaruh banyak pada beberapa dekade, pemerintah di negara
tingkat produksi. Peningkatan produksi susu di berkembang lebih menyukai breed exotic,
India sebagian besar disebabkan oleh pergerakan yang melawan arus sekarang dapat
penggunaan kerbau dan perubahan sturktur terlihat, dengan himbauan untuk melarang
pada sektor persusuan (Mathias and Mundy, peternak menggunakan exotic (potensi memberi
2005). Promosi yang tidak membedakan atau efek negatif pada kehidupan keluarga yang akan
perkawinan silang dengan breed exotic (luar) diuntungkan apabila menggunakan breed exotic
dapat menghasilkan disintegrasi total pada breed ini).
lokal. Upgrading sapi Bos indicus sering
mempunyai pengaruh negatif pada kesuburan Kemungkinan bahaya pada pertukaran bebas
sapi. dari sumberdaya genetik terletak pada adopsi
secara luas dari konsep berbagi akses dan

68

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

keuntungan (Acces and Benefit Sharing /ABS), Daftar Pustaka
seperti perlunya negosiasi bilateral pada level
pemerintahan agar dapat dibuat rencana kerja Alandia Robles, E., Gall, C. & Valle Zárate, A. 2006.
yang detailnya untuk memungkinkan pembagian Global gene flow in goats. In A.Valle Zárate, K.
keuntungan setiap kali breeding stok berpindah Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
melewati perbatasan nasional. Diharapkan hal ini genetic resources: a study on status, impact and
akan meningkatkan red tape (penyuapan) trends, pp. 229–240. GTZ, BMZ.
birokrasi, membuat makin sukar, atau dalam
beberapa kasus bahkan tidak mungkin Archibald, A.L. & Imlah, P. 1985. The halothane
(impossible), untuk penukaran material genetik. sensitivity locus and its linkage relationships. Animal
Pengalaman terbatas sumberdaya genetik Blood Groups and Biochemical Genetics, 16: 253–
tanaman menunjukkan bahwa pemerintah lebih 263.
diuntungkan dari pada peternak dengan adanya
rejim ABS. Benecke, N. 1994. Der Mensch und seine Haustiere.
Stuttgart. Theiss Verlag.
Implementasi konsep tersebut berarti bahwa
pemerintah memberikan izin semua transfer Campbell, J.R. & Lasley, J.F. 1985. The science of
material genetik ke luar perbatasan negara dan animals that serve humanity. New York, USA.
turut mengatur kondisi tersebut. Hal ini akan McGraw-Hill.
mengurangi kemampuan untuk membentuk
breed baru dan dapat merusak bisnis dalam Cemal, I•. & Karaca, O. 2005. Power of some statistical
pemulia ternak, dan juga membahayakan tests for the detection of major genes in quantitative
ekonomi pertanian. Karena kekuatiran akan traits: I. Tests of variance homogeneity. Hayvansal
perampokan hayati, negara-negara mungkin Üretim, 46(2): 4046. (available from http://web.adu
ragu untuk memberikan asses resmi secara edu.tr/akademik/icemal/Papers/34_HayvansalUretim-
resmi pada sumberdaya genetikanya. MajorGen-I.pdf (accessed 22 May 2006)).

Semakin besar penggunaan peraturan hak Chupin, D. & Thibier, M. 1995. Survey of the present
kekayaan intelektual/intellectual property rights status of the use of artificial insemination in
(IPR) juga berpotensi untuk membatasi developed countries. World Animal Review, 82: 58–
pertukaran SDGt Rahasia perdagangan dan 68. Clutton-Brock, J. 1999. A natural history of
perjanjian izin sudah merupakan aturan dalam domesticated mammals. 2nd edition. Cambridge,
komersialisasi breeding ayam dan babi, UK. Cambridge University Press.
sehingga mengontrol gen dalam sektor usaha
pribadi yang terkonsentrasi. Penggunaan sistem Cockett, N.E., Jackson, S.P., Green, R.D., Shay, T.L. &
paten untuk mendapatkan kontrol terhadap George, M. 1993. Identification of genetic markers for
proses breeding dapat lebih jauh and the location of a gene (callipyge) causing muscle
mengkonsentrasikan breeding ternak pada hypertrophy in sheep. Proc. Texas Tech. Univ. Agric.
sejumlah orang terbatas. Rep., No. T-5-327: 4–6.

Crosby, A. 1986. Ecological imperialism. Cambridge,
UK. Cambridge University Press.

DAD-IS. 2006. Domestic Animal Diversity Information
System (DAD-IS). FAO (available at www.fao
org/dad-is/).

DAGRIS. 2006. Domestic Animal Genetic Resources
Information System. International Livestock
Research Institute. (available at
www.dagris.ilri.cgiar.org).

Davis, G.H., Shackell, G.H., Kyle, S.E., Farquhar, P.A.,
McEwan, J.C. & Fennessy, P.F. 1988. High
prolificacy in screened Romney family line.
Proceedings of the Australian Association for Anmal
Breeding and Genetics, 7: 406–409.

FAO. 1999. Asian livestock to the year 2000 and
beyond, by D. Hoffman. Bangkok.

FAO. 2006. Poultry gene flow study: the relative
contribution of indigenous chicken breeds to poultry
meat and egg production and consumption in the
developing countries of Africa and Asia, by R.A.E.
Pym. Draft report for FAO. Rome.

69

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

FAO. 2007. Marker assisted selection in sheep and Musavaya, K., Mergenthaler, M. & Valle Zárate, A.
goats, by J.H.J. van der Werf. In E.P. Guimaraes, J. 2006. Global gene flow of pigs. In A.Valle Zárate, K.
Ruane, B.D. Scherf, A.R. Sonnino & J.D. Dargie, Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
eds. Marker-assisted selection: current status and genetic resources: a study on status, impact and
future perspectives in crops, livestock, forestry and trends, pp. 281–304. FAO, GTZ, BMZ.
fish. Rome.
Peters, K.J. & Meyn, K. 2005. Herausforderungen des
Flock, D.K. & Preisinger, R. 2002. Breeding plans for internationalen Marktes für Tiergenetik.
poultry with emphasis on sustainability. In Züchtungskunde, 77(6): 436–356.
Proceedings of the 7th World Gongress on Genetics
Applied to Livestock Production, held 19–23 August Piper, L.R. & Bindon, B.M. 1982. Genetic segregation
2002, Montpellier, France. for fecundity in Booroola Merino sheep. In R.A.
Barton & D.W. Robinson, eds. Proceedings of the
Guèye, E.F. 2005. Editorial: Family poultry must no World Congress on Sheep and Beef Cattle Breeding,
longer be a ‘hidden harvest’. INFPD Newsletter, Volume 1, pp. 395–400. Palmerston North, New
15(1):1. Zealand. The Dunmore Press Ltd.

Hanset, R. & Michaux, C. 1985a. On the genetic Rothschild, M., Jacobson, C., Vaske, D., Tuggle, C.,
determinism of muscular hypertrophy in the Belgian Wang, L., Short, T., Eckardt, G., Sasaki, S., Vincent,
White and Blue cattle breed. I – Experimental data. A., McLaren, D., Southwood, O., van der Steen, H.,
Genetics Selection Evolution, 17:359–368. Mileham, A. & Plastow, G. 1996. The estrogen
receptor locus is associated with a major gene
Hanset, R. & Michaux, C. 1985b. On the genetic influencing litter size in pigs. Proceedings of the
determinism of muscular hypertrophy in the Belgian National Academy of Science USA, 93: 201–205.
White and Blue cattle breed. II - Population data.
Genetics Selection Evolution, 17: 369–386. Rummel, T., Valle Zárate, A. & Gootwine, E. 2006. The
worldwide gene flow of the improved Awassi and
Hoffmann, I., Siewerdt, F. & Manzella, D. 2004. Assaf sheep breeds from Israel. In A. Valle Zárate, K.
Research and investment: challenges and options for Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
sustainable use of poultry genetic resources. Paper genetic resources: a study on status, impact and
presented at the XXII World Poultry Congress, trends, pp. 305–358. GTZ, BMZ.
Istanbul, 8–13 August 2004.
Schäfer, C. & Valle Zárate, A. 2006. Gene flow of
Homann, S., Maritz, J.H., Hülsebusch, C.G., Meyn, K. sheep. In A.Valle Zárate, K. Musavaya & C. Schäfer,
& Valle Zárate, A. 2006. Boran and Tuli cattle breeds eds. Gene flow in animal genetic resources: a study
– origin, worldwide transfer, utilisation and the issue on status, impact and trends, pp. 189–228. GTZ,
of access and benefit sharing. In A.Valle Zárate, K. BMZ.
Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
genetic resources: a study on status, impact and Shrestha, J.N.B. 2005. Conserving domestic animal
trends, pp. 395–458. GTZ, BMZ. diversity among composite populations. Small
Ruminant Research, 56: 3–20.
Huyen, L.T.T., Roessler, R. Lemke, U. & Valle Zárate,
A. 2006. Impact of the use of exotic compared to Thibier, M. & Wagner, H.G. 2002. World statistics for
local pig breeds on socio-economic development and artificial insemination in cattle. Livestock Production
biodiversity in Vietnam. In A.Valle Zárate, K. Science, 74: 203–212.
Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
genetic resources: a study on status, impact and Valle Zárate, A., Musavaya, K. & Schäfer, C. 2006.
trends, pp. 459–508. GTZ, BMZ. Gene flow in animal genetic resources: a study on
status, impact and trends. GTZ, BMZ.
Mathias, E. & Mundy, P. 2005. Herd movements. Ober-
Ramstadt, Germany. League for Pastoral Peoples Willis, M. 1998. Dalton’s introduction to practical animal
and Endogenous Livestock Development. breeding. 4th edition. Oxford, UK. Blackwell Science.

Merat. P. 1990 Genes majeurs chez la poule (Gallus
gallus): autres genes que ceux affectant la taille.
Productions Animales, 3(5): 355–368.

Mergenthaler, M., Momm, H. & Valle Zárate, A. 2006.
Global gene flow in cattle. In A.Valle Zárate, K.
Musavaya & C. Schäfer, eds. Gene flow in animal
genetic resources: a study on status, impact and
trends, pp. 241–280. GTZ, BMZ.

70

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Bab D

Manfaat dan Nilai
Sumberdaya Genetik Ternak

1 Pendahuluan

Bab ini mempresentasikan pandangan dari Baratdaya dimana gambarannya didominasi oleh
Australia dan New Zealand). Namun demikian
pentingnya SDGT untuk pertanian dunia, sangat menarik untuk dicatat tren sejarah
dengan memperhatikan kontribusi ternak pada
kontribusinya pada rumah tangga petani dan GDP pertanian. Seperti terlihat pada Gambar 28,
tren untuk wilayah maju sedikit menurun pada 30
peternak, kepentingan sosial dan budaya yang tahun yang lalu. Berlawanan dengan wilayah
sedang berkembang (Asia, Amerika Latin dan
lebih luas. Bab pertama menyampaikan produksi Karibia, dan Timur Tengah dan sekitarnya) disitu
ada peningkatan akan pentingnya dari ternak.
ternak yang nyata di berbagai wilayah di dunia Terkecuali di wilayah Afrika, dimana kontribusi
dari produksi ternak menurun setelah mencapai
dalam hal output ekonomi, penggunaan lahan puncaknya pada tahun 1980.

dan pekerjaan. Perbedaan wilayah di dalam Gambaran kasar kontribusi produksi ternak
pada ekonomi tidak memberi gambaran lengkap
pentingnya ternak (keseluruhan dan berdasarkan dari kenyataan sosio-ekonomi bagi pemelihara
ternak. Di beberapa bagian di dunia, ternak
spesies) digali dengan menampilkankan data adalah elemen penting dalam rumah tangga
penduduk yang sangat besar, dan berkontribusi
pada pola distribusi ternak atau “kepadatan” lebih dari produk yang dapat dipasarkan yang
dipertimbangkan dalam statistik ekonomi. Data
ternak. Hal ini diikuti dengan diskusi tentang dari total jumlah pemelihara ternak tidak tersedia
pada tingkat global atau regional. Gambaran
produksi pangan, serat/bulu, dan kulitnya. tersedia pada tingkat lingkungan masyarakat,
tingkat wilayah atau negara, tetapi dalam skala
Penggunaan lain dari ternak seperti suplai input lebih besar, ketimpangan data berarti perkiraan
yang akurat sukar dibuat - lihat Thornton et al.,
untuk produksi tanaman pangan, transportasi, (2002) untuk diskusi dari pemetaan ternak dan
kemiskinan di negara berkembang. Proporsi dari
peranan sosial dan budaya dan pemberian penduduk yang bekerja di pertanian terlihat pada
Tabel 24, yang menunjukkan kepentingan relatif
pelayanan pada lingkungan juga dari pertanian sebagai aktivitas rumah tangga di
dalam wilayah yang berbeda di dunia. Di Afrika
dipertimbangkan. Uraian ini juga dan Asia, mayoritas penduduk terus
menyandarkan hidupnya pada pertanian.
menggambarkan secara luas pada informasi Mayoritas rumahtangga penduduk akan
bergantung lebih besar atau lebih kurang pada
yang diberikan dalam laporan dari negara-

negara. Akhirnya, pentingnya ternak di dalam

rumah tangga/keluarga miskin juga didiskusikan.

2 Sumbangan terhadap
perekonomian nasional

Pada semua wilayah, ternak secara nyata
berkontribusi pada produksi pangan dan output
ekonomi. Kepentingan relatif dari pertanian
terhadap total GDP (pendapatan kotor) paling
besar terdapat di negara yang sedang
berkembang, dengan proporsi terbesar di Afrika
(Gambar 29). Di dalam sektor pertanian,
kontribusi ternak juga bervariasi antara regional
dengan proporsi agak tinggi ditemukan di
regional yang sudah maju (dan wilayah Pasifik

71

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

ternak. Di India contohnya, diperkirakan paling Negara ini bersama dengan New Zealand yang
tidak 70% penduduk di pedesaan memelihara kurang extrim, membuat wilayah Pasifik
ternak (Arya et al., 2002), sedangkan di negara Baratdaya dengan jumlah lahan paling besar per
bagian Assam diperkiraan hampir 90% (Sarkar, pekerja pertanian. Dalam hal yang sama, yang
2001). kedua adalah Amerika Utara dimana proses
konsentrasi tenaga kerja terjadi pada pertanian
Sistem pertanian dan tipe ternak yang pada dekade terakhir ini menghasilkan sangat
dipelihara dipengaruhi oleh luasan lahan rendahnya di pertanian.
pertanian yang tersedia dikaitkan dengan ukuran
tenaga kerja pertanian – hal yang kedua menjadi Selain kepentingan sosial-ekonominya,
sangat kuat dipengaruhi oleh tingkat produksi ternak juga berperan sangat nyata
industrialisasi dan perkembangan ekonomi. dalam kasus penggunaan lahan. Area yang
Seperti Tabel 24 menunjukkan, adanya variasi sangat luas di semua region dunia digunakan
yang besar antar region dalam arti jumlah lahan untuk memelihara ternak, pada khususnya
per orang kerja di pertanian – dengan Asia dimana kondisi alam tidak memungkinkan untuk
menjadi wilayah dimana tanah menjadi paling ditanami tanaman pangan. Hal ini digambarkan
langka. Yang paling kelihatan kontras dengan dengan kenyataan bahwa semua region kecuali
gambaran Asia dipresentasikan oleh Australia – Eropa dan Kaukasus, lebih dari 50% dari lahan
suatu negara industri dimana kondisi iklim pertanian adalah padang rumput permanen
menyebabkan rendahnya populasi di pedesaan. (Gambar 30).

GAMBAR 28
Kontribusi dari pertanian dan peternakan pada total GDP berdasarkan wilayah

Persen

20 pertanian
18 peternakan
16
14 Asia Eropa & The Amerika Latin Timur tengah Amerika Utara Pasifik Barat
12
10

8
6
4
2
0

Afrika

Kaukasus & Karibia & sekitarnya daya

Sumber: World Bank, figures for 2001.
Proporsi kontribusi dari pertanian dan peternakan berdasarkan pada nilai tukar dolar saat ini (Int.$)4.

4 Dola internasional (Int.$) adalah nilai yang mengkoreksi perbedaan pada kekuatan beli diantara ekonomi nasional. Faktor konversi untuk mencapai
keseimbangan kekuatan pembelian purchasing power parity (PPP) dipertimbangkan juga perbedaan dalam harga relatif dari barang dan jasa – terutama
yang bukan diperdagangkan – dan sehingga secara keseluruhan memberikan ukuran yang lebih baik dari nilai riil yang dihasilkan oleh sebuah ekonomi
dibanding ekonomi yang lainnya.

72

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

GAMBAR 29
Kontribusi dari ternak pada GDP pertanian

Persen
100

80 1974
1984
1994

60 2004

40

20

0 Asia Eropa & The Amerika Latin Timur tengah Amerika Utara Pasifik Barat

Afrika Kaukasus & Karibia & sekitarnya daya

Sumber: FAOSTAT

TABEL 24
Tenaga kerja di pertanian dan area lahan per pekerja pertanian

Afrika Proporsi dari tenaga Area lahan pertanian per orang yang aktif
Asia kerja pertanian (%) secara ekonomi di bidang perrtanian (ha)
Eropa & Kaukasus
Amerika Latin & Karibia 59 5,1
Timur Tengah & sekitarnya 56 1,4
Amerika Utara 11 11,8
Pasifik Baratdaya 19 18,0
30 16,2
- Pasifik Baratdaya di luar Australia & Selandia Baru 2 143,4
- Australia & Selandia Baru 8 456,2
Dunia 44 2,6
Sumber : FAOSTAT –gambaran tahun 2002 5 761,0
42 3,8

3 Pola penyebaran ternak pengaruhnya pada sumberdaya alam.
Gambaran yang lebih lengkap dari pentingnya
Dalam bab ini distribusi dari biomasa ternak di ternak pada sosial ekonomi akan dapat diberikan
unit ternak tropis (TLU/ tropical livestock units), bila tersedia data yang lebih lengkap pada pola
dan jumlah ternak berdasarkan spesies kepemilikan ternak, dan kepentingan dari
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan spesies ternak yang berbeda kepada rumah
populasi penduduk yang mendukungnya dan tangga penduduk yang berbeda.
area lahan yang tersedia. Hal ini memberikan
gambaran tentang variasi regional dalam peran Secara keseluruhan, peta global (Gambar 31)
nyata ternak dalam social-ekonomi dan potensi menunjukkan dua region Amerika dan Pasifik

73

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

GAMBAR 30
Persentase dari padang rumput permanen dalam total lahan pertanian

%
100

80

60

40

20

0 Asia Eropa & Amerika Timur tengah Amerika Pasifik
Kaukasus Latin & dan sekitarnya Utara Baratdaya
Afrika Karibia

Sumber: FAOSTAT gambaran pada tahun 2002.
Negara-negara berikut yang tidak dimasukkan karena kekurangan gambaran area padang rumput: Samoa Amerika, Aruba, Bermuda, Provinsi Taiwan
dari China, Pulau Cook, Mesir, Pulau Faeroe, Kiribati, Malta, Antilles Belanda, Saint Pierre dan Miquelon, San Marino, Seychelles, Singapur, Turki , Pulau
Caicos, Wallis dan Pulau Futuna.

Baratdaya mempunyai jumlah unit ternak yang yang tinggi dibanding Asia Tengah dan China.
besar per orang. Sebaliknya, gambaran terseb ut Afrika dan negara Tmur Tengah dan sekitarnya
rendah di Timur Tengah dan sekitarnya. Situasi umumnya mempunyai kepadatan yang rendah,
di wilayah lainnya lebih bervariasi. Di Eropa dan terkecuali Mesir. Di Eropa dan Kaukasus, di
Kaukasus, umumnya negara yang lebih barat negara barat umumnya mempunyai kepadatan
mempunyai angka yang paling tinggi. Di negara- ternak yang tinggi, tetapi gambaran ini rendah di
negara Asia dan Afrika juga menunjukkan variasi bagian timur Eropa khususnya di Federasi
yang cukup besar, dengan jumlah besar ternak Rusia. Amerika Latin dan Karibia juga
per orang ditemukan di beberapa negara seperti menunjukkan variasi yang antar negara ke
di Republik Afrika Tengah, Chad, Mali, negara. Tentu saja petanya tidak
Mauritania, Sudan dan Mongolia. memperlihatkan besarnya variasi di dalam
negara dalam penyebaran ternak di dalam suatu
Jumlah keseluruhan dari unit ternak per hektar negara. Kepadatan ternak bervariasi
sejauh ini merupakan refleksi pola dari berdasarkan zona agro-ekologi, contohnya; di
penggunaan lahan dan produktivitas lahan banyak negara adanya kecenderungan
penggembalaan, tetapi pada level nasional juga peningkatan populasi ternak terkonsentrasi dekat
dipengaruhi oleh pertumbuhan dari pola intensif dengan pusat urban. Tingginya kepadatan
dan sistem produksi tanpa lahan dengan impor populasi ternak sering mendatangkan tantangan
bahan pakan ternak. Hampir semua region pada lingkungan dan sumberdaya alam dasar
menunjukkan variasi yang besar antar negara (lihat Bagian 2 untuk diskusi lebih jauh).
(Gambar 32). Di region Asia, Jepang, hampir
semua Asia Selatan dan beberapa negara di Kepentingan dari berbagai spesies ternak jauh
Asia Tenggara, mempunyai kepadatan ternak dari pemerataan di seluruh wilayah di dunia -

74

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agro- melebihi wilayah lain dalam hal jumlah ternak per
ekologi, sosial-ekonomi, agama dan budaya. orang (Tabel 25). Gambaran untuk region
Beberapa spesies dibatasi pada satu region, tersebut didominasi oleh Australia dan New
sementara yang lain ditemui di seluruh dunia Zealand, dengan area penggembalaannya yang
(lihat Bab B: 3 untuk diskusi keragaman besar dan rendahnya kepadatan populasi
spesies). manusia. Dalam kasus ternak kambing, Tabel 25
mengindikasikan pentingnya kambing di region
Domba dan sapi dipelihara luas di semua Timur Tengah dan sekitarnya. Spesies ini
region di dunia, tetapi di Pasifik Baratdaya jauh

GAMBAR 31
Kepadatan ternak dalam hubungannya dengan populasi manusia

Sumber : FAOSTAT – gambaran tahun 2004.

GAMBAR 32
Kepadatan ternak per kilometer persegi dari lahan pertanian

Sumber : FAOSTAT – gambaran tahun 2004.

75

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

umumnya besar kepentingannya di wilayah mempunyai penyebaran yang lebih sempit dan
sedang berkembang - jumlah kambing per orang lebih yang terbatas pada sedikit wilayah. Angka
khususnya di Amerika Selatan rendah. Keledai terbesar dari ayam per penduduk ditemui di
adalah spesies lain yang mempunyai arti paling Amerika Utara, diikuti oleh Amerika Latin dan
besar untuk penduduk di wilayah yang kurang Karibia dan Pasifik Baratdaya.
berkembang; jumlah terbesar per orang
ditemukan di Timur Tengah dan sekitarnya, Dari perspektif jumlah ternak per hektar lahan
dengan Afrika dan Amerika Latin dan Karibia pertanian (Tabel 26), dapat dilihat polanya agak
juga mempunyai jumlah yang relatif tinggi. berbeda dengan distribusi spesies. Dalam kasus
Polanya agak berbeda untuk ternak kuda. sapi, contohnya, Pasifik Baratdaya mempunyai
Amerika Utara, Pasifik Baratdaya, Eropa dan bilangan terkecil per hektar – berlawanan
Kaukasus mempunyai kuda per orang lebih dengan posisinya sebagai region dengan jumlah
banyak dibanding hampir semua wilayah sedang sapi tertinggi per orang. Lahan penggembalaan
berkembang – kuda di negara maju lebih banyak kering (arid dan semiarid) di Australia sangat
digunakan untuk aktifitas hiburan/kesenangan. luas, tetapi dukungannya pada kepadatan ternak
Akan tetapi, sejauh ini angka tertinggi Amerika rendah. Eropa dan Kaukasus adalah region
Latin dan Karibia. Dalam kasus ternak babi, di dengan kepadatan domba tertinggi, sementara
wilayah yang maju di Amerika Utara, Eropa dan dalam kasus kambing, ayam dan babi, Asia
Kaukasus (dimana produksi ternak monogastrik mempunyai jumlah ternak terbesar per hektar
didominasi dengan kepadatan tertinggi per lahan pertanian. Untuk spesies monogastrik,
penduduk. Di antara region yang sedang sistem produksi intensif meningkat di beberapa
berkembang, Asia mempunyai angka tertinggi. bagian Asia. Kepadatan tertinggi dari sapi dan
Spesies mamalia lain seperti kerbau dan unta kuda ditemui di Amerika Latin dan Karibia.

TABEL 25
Jumlah ternak berdasarkan spesies/1.000 orang

Spesies Afrika Asia Eropa & Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Kaukasus & Karibia & sekitarnya Utara Baratdaya
Keledai 14 4 14 0
2 2 23 0 0
Kerbau 0 46 1 0 18 0 0
0 693 22 330 0
Unta 71 181 4.653 228 6.430 1.409
2.591 29 2.425 24 4.488
Sapi 251 116 82 1 46 1 32
23 60 46 4 3
Ayam 1.579 2.115 32 44 308 17 32
8 12 1 0 14
Bebek 9 260 0 0 0

Angsa 4 72 0
0
Kambing 231 128
0
Kuda 54 47
456
Bagal 11 11

(peranakan
kuda dan
keledai)

Camelid lain 0 0 0 12 00
0 30 00
Binatang 0 0
mengerat 235 140 226 143
148 9 00
Babi 28 159 210 145 21 5.195
144 92
Kelinci 4 105 282 59

Domba 250 98

Kalkun 91

Sumber : FAOSTAT – gambaran tahun 2004.

76

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 26
Jumlah ternak berdasarkan spesies/1.000 ha lahan pertanian

Spesies Afrika Asia Eropa& Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Utara Baratdaya
Kaukasus & Karibia & sekitarnya 0
0 0
Keledai 11 11 2 10 13 0 0
229 0
Kerbau 0 121 1 2 10 4.464 78
17 250
Unta 52 0 0 12 1 2
3 0
Sap 205 307 276 483 126 12 2
0 1
Ayam 1.301 5.597 3.954 3.242 1.342 0
0
Bebek 7 688 126 20 26 0 0
0
Angsa 3 191 35 0 25 157
0 8
Kambing 188 339 49 42 170 15 0
289
Kuda 4 10 13 31 0 196 3

Bagal 13 1 8 0

(peranakan kuda
dan keledai)

Camelid lain 00 0 8 0

Binatang 00 0 21 0
mengerat

Babi 23 420 359 98 0

Kelinci 3 277 226 6 26

Domba 204 260 320 101 252

Kalkun 7 3 221 64 6

sumber: FAOSTAT – gambaran produksi tahun 2004, gambaran penggunaan lahan tahun 2002.

4 Produksi pangan di wilayah Asia, dan juga kontribusinya agak
berarti di Timur Tengah dan sekitarnya. Timur
Dalam hal nilai ekonomi secara keseluruhan Tengah dan sekitarnya juga mempunyai tingkat
untuk produksi pangan asal ternak, maka Asia produksi domba dan susu kambing tertinggi per
merupakan region terdepan, mencerminkan penduduknya. Produksi susu unta juga berarti
populasi ternaknya yang besar. Akan tetapi, pada skala region hanya di Timur Tengah dan
ketika mempertimbangkan pentingnya ternak sekitarnya. Bahkan di wilayah ini, tingkat
untuk ekonomi dan suplai pangan, penting untuk produksi relatif agak rendah dibanding produksi
diamati tingkat produksi relatif dengan populasi dari spesies lain. Produksi daging Amerika Utara
manusia pada suatu region (Tabel 27). Dalam mempunyai peringkat kedua setelah Pasifik
hal susu dan daging per orang, Pasifik Baratdaya, dan tertinggi dalam hal produksi
Baratdaya mempunyai angka produksi tertinggi. daging babi dan ayam. Amerika Latin dan
Patut dihargai kontribusi Australia dan New Karibia juga produsen besar daging. Sektor
Zealand, regionnya mempunyai tingkat produksi peternakan di region ini menghasilkan daging
yang sangat tinggi untuk domba, daging sapi dan agak lebih per orang dibanding di Eropa dan
susu sapi. Di luar Pasifik Baratdaya, produksi Kaukasus, meskipun situasinya berlawanan
susu per orang yang tertinggi ditemui di negara- dalam kasus daging dari ruminansia kecil.
negara maju dari Eropa dan Kaukasus, Amerika Amerika Utara, Eropa dan Kaukasus adalah
Utara; Amerika Latin dan Karibia mempunyai wilayah pemimpin dalam hal jumlah telur yang
tingkat produksi yang lebih tinggi dibanding diproduksi per orang, diikuti oleh Asia, Amerika
wilayah sedang berkembang. Kerbau Latin dan Karibia.
mempunyai kontribusi besar pada produksi susu

77

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 27
Produksi pangan berasal dari ternak (kg/orang/tahun)

Produk makanan Afrika Asia Eropa & Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Kaukasus & Karibia & sekitarnya Utara Baratdaya
Daging, Total 13 28
Daging sapi dan 5 4 67 69 21 131 203
daging kerbau 15
Daging domba & 2 2 28 5 38 107
kambing 2
Daging babi 1 16 1 4 0 42
Daging unggas 3 7 31
Daging unta 0 0 17 11 0 34 18
Susu, Total 23 49 0
Susu sapi 21 27 279 29 9 58 34
Susu kerbau 0 20 271
Susu kambing 1 2 0 0 100
Susu domba 1 0 3
Susu unta 0 0 5 114 75 258 974
Telur 2 10 0
13 113 45 258 974

0 13 0 0

1 800

0 700

0 100

10 4 17 8

Dan juga penyediaan konsumsi pada tingkat paling besar pengekspor telur di wilayah Afrika
nasional, produk ternak merupakan komoditas adalah Afrika Selatan, tetapi ada juga sejumlah
ekspor yang terpenting. Perdagangan produk Negara lain sebagai pengekspor termasuk
ternak bertumbuh, tetapi mengalami sejumlah Ethiopia, Zambia dan Zimbabwe. Di Amerika
hambatan – khususnya dalam hubungannya Latin dan Karibia, Colombia dan Peru beberapa
dengan kesehatan hewan. Negara-negara di tahun terakhir menjadi Negara pengekspor telur,
dunia dapat dibedakan berdasarkan kriteria seperti juga Mesir di Timur Tengah dan
pengekspor atau pengimpor produk ternak sekitarnya.
tertentu. Gambar 33, 34 and 35 secara berurutan
menunjukkan status ekspor atau impor Negara 5 Produksi bulu/serat, kulit, kulit
untuk produk daging, susu dan telur. terolah dan kulit bulu

Brazil dan Negara bagian selatan dari Amerika Bulu, kulit dan kulit terolah juga merupakan
Selatan adalah pengekspor daging, seperti produk ternak yang penting. Meskipun industri
negara-negara Amerika Utara; Australia and domba dunia akhir-akhir ini terlihat berubah
New Zealand; sejumlah negara-negara Afrika orientasinya dari wool ke daging, wool tetap
(yang paling banyak khususnya Botswana dan merupakan produk penting di beberapa negara.
Namibia); China, India dan beberapa negara- Region Pasifik Baratdaya adalah wilayah di
negara Asia lainnya; dan juga beberapa negara dunia yang paling banyak menghasilkan wool
Eropa. Dalam kasus susu, negara pengekspor (Tabel 28). China, Republik Islam Iran, Inggris
susu yang sudah lama adalah Argentina, dan Negara lain dengan populasi domba yang
Australia and New Zealand, dan sudah besar juga merupakan produsen wool yang
bergabung lagi baru-baru ini negara baru besar, tetapi sering sebagai kepentingan kedua
pengekspor susu seperti Colombia, India dan setelah daging dan susu. Permintaan untuk wool
Kyrgyzstan. Negara pengekspor telur dapat di China tetap tinggi, dan negara ini yang paling
ditemui di seluruh region di dunia. Di Asia, besar sebagai importer wool dunia (banyak
contohnya, eksportir besar termasuk China, digunakan untuk produksi textil dan garmen
India, Republik Islam Iran and Malaysia. Yang

78

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

GAMBAR 33
Ekspor neto– daging

Sumber : FAOSTAT.

GAMBAR 34
Ekspor – susu equivalen

Sumber : FAOSTAT.

untuk diekspor). Di sejumlah negara, wool dikenal untuk kualitas woolnya. Di India, sebagai
secara tradisinya meupakan produk terpenting contoh, domba Chokla dan Pattanwadi terkenal
dari ternak domba – Contohnya Lesotho dan untuk menghasilkan wool karpet yang bagus,
Uruguay. Di Uruguay, industri wool sumber Domba Magra breed adalah penghasil wool yang
pekerjaan utama, yang dapat memperkerjakan berkilau, dan breed Chanthangi terkenal untuk
14 % dari tenaga kerja di pabrik (laporan wool yang halus (laporan India, 2004).
Uruguay, 2003). Banyak breed domba sudah
dikembangkan untuk menghasilkan wool. Domba Kambing juga penghasil serat yang penting.
Merino dengan wool halus, breed domba dari Rambut/bulu halus dihasilkan oleh breed
Spanyol menyebar ke seluruh region di dunia; kambing seperti Cashmere dan Angora. Rambut
dan di banyak negara terdapat breed asli yang kasar juga produk yang berarti dari pemeliharaan
kambing. Produksi bulu kambing terkonsentrasi

79

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

GAMBAR 35
Ekspor neto – telur

Sumber : FAOSTAT.

TABEL 28
Produk serat, kulit, dan kulit olahan (1.000 ton/tahun)

Produk Afrika Asia Eropa & Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Kaukasus & Karibia & sekitarnya Utara Baratdaya
Olahan kulit sapi, segar 515,5 2576,7 1809,0
Kulit kambing, segar 112,2 727,9 1377,8 23,2 119,7 1157,7 304,1
Kulit domba, segar 0,05 0,03 30,6 0,03 64,9 0,01 5,4
Olahan kulit kerbau, 796,7 0,06 0,01 <0,01
segar 137,5 0,7 23,3 <0,01
Wol, berminyak 0 663,7
Rambut kambing kasar 0 21,6 325,8 151,9 118,6 18,6 726,5
Rambut kambing halus1 5,3 56,9 2,7 0 0
Rambut hewan halus2 25,0 0,3 0 0
Rambut Kuda 1,6 3,7 0,1
0
0,1

Sumber : FAOSTAT – gambaran tahun 2004.
1Rambut dari Kasmir, Angora (mohair) dan sejenis kambing; terutama dari alpaca, llamas, vicuñas, unta dan kelinci angora.

di wilayah Asia, produksi yang berarti juga khususnya, adalah sumber dari bulu halus;
dihasilkan di Eropa dan Kaukasus. Serat dari sekali lagi Cina adalah produsen utama. Bulu
unta Amerika Selatan permintaannya meningkat dari lapisan dalam dari yak (sapi berbulu
di pasar internasional karena mempunyai panjang) mempunyai kualitas yang sangat tinggi.
kualitas yang unik, dan juga memberi input Bulu yak ini digunakan secara domestik dan
sebagai bahan dasar untuk produksi kerajinan dijual dalam skala kecil oleh pemeliharanya; di
tangan lokal. Kelinci Angora adalah sumber lain China bulu ini meningkat kepentingannya
untuk bulu yang halus; Cina sejauh ini sebagai hasil samping dimana industri tekstil
merupakan produsen bulu halus asal kelinci mulai menggunakan bulu yak (FAO, 2003a).
terbesar di dunia. Bulu juga merupakan hasil Bulu yak luar yang kasar digunakan untuk
samping dari produksi unta. Lapisan dalam berbagai tujuan seperi pembuatan tali. Di antara
mantel yang halus dari unta Bactrian, spesies burung, bulu mungkin merupakan

80

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 29
Tren dalam penggunaan ternak untuk tenaga kerja

Daerah Tahun Area diolah oleh sumber tenaga yang berbeda (&)

Hewan Tangan Traktor

Semua Negara berkembang 1997-99 30 35 35

2030 20 25 55

Sub-Afrika Sahara 1997-99 25 65 10

2030 30 45 25

Afrika Utara/Timur & sekitarnya 1997-99 20 20 60

2030 15 10 75

Amerika Latin & Karibia 1997-99 25 25 50

2030 15 15 70

Asia Selatan 1997-99 35 30 35

2030 15 15 70

Asia Timur 1997-99 40 40 20

2030 25 25 50

Sumber: FAO (2003b).
Catatan bahwa klasifikasi regional yang dipakai pada tabel ini tidak berhubungan pasti dengan klasifikasi yang dipakai di laporan di lain tempat.

produk samping yang penting – digunakan pada dari Uganda dan kambing Black Bengal dari
industri kasur atau untuk kerajinan tangan skala Bangladesh (laporan Bangladesh, 2004; laporan
kecil. China, 2003; laporan Niger, 2003; laporan
Uganda, 2004).
Kulit sapi, domba dan kambing diproduksi di
seluruh region di dunia, sementara produk Produk samping ternak lain yang berguna
lainnya seperti kulit kerbau lebih diproduksi termasuk tanduk, kuku dan tulang – digunakan
dalam wilayah regional tertutup. Asia adalah pada skala kecil untuk produksi berbagai jenis
wilayah yang memproduksi kulit sapi dan dekorasi, peralatan dan barang peralatan rumah
kambing terbesar, sementara Eropa dan tangga serta untuk produksi lem dan gelatin.
Kaukasus memproduksi kulit domba (Tabel 28). Tepung daging dan tulang sumber protein pakan
Kulit memberi material mentah kepada industri penting merupakan sebelum keprihatinan
lokal pengolahan kulit, seringkali pada skala meningkat dengan adanya BSE.
pekerja ahli (artisanal). Pada sejumlah negara,
kulit juga merupakan produk ekspor yang berarti. 6 Input pertanian, transportasi dan
Pada level subsisten, kulit ternak digunakan bahan bakar
untuk produksi pakaian, anyaman dan alat
rumah tangga lain. Dalam berbagai kasus, kulit Tenaga kerja yang diberikan oleh ternak
merupakan by-produk dari ternak. Pengecualian berkontribusi besar pada produksi tanaman
pada domba Karkul, dimana ”pelt” merupakan pangan di negara berkembang. Tenaga ternak
produk utamanya. Domba ini banyak dipelihara secara tradisional khususnya berperan penting di
di daerah Asia, tetapi juga mudah menyebar ke Asia (Tabel 29), akan tetapi tidak begitu penting
beberapa negara di luar Asia seperti di Australia, di sub-Sahara Afrika dimana pemakaiannya
Botswana dan Amerika Serikat. Breed lain yang dibatasi oleh tanah yang berat tenaga adanya
tercatat untuk kualitas kulitnya termasuk lalat tsetse. Namun, tenaga ternak sangat
kambing Jining Grey dari China yang terkenal penting besar di sebagian Afrika. Di Gambia,
untuk warna dan pola kulit anaknya, Chèvre contohnya, 73,4% lahan pertanian yang ditanami
Rousse de Maradi dari Niger, kambing Mubende

81

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

menggunakan tenaga ternak (laporan Gambia, dari segala bentuk jalan dan cuaca (ibid.), oleh
2003). Di Amerika Latin dan Karibia, serta Timur karena itu ternak sangat penting sebagai
Tengah dan sekitarnya, tenaga kerja ternak juga transportasi produksi pertanian ke pasar.
vital bagi kehidupan banyak petani skala kecil.
Berbagai spesies ternak digunakan untuk
Di beberapa bagian dunia, penggunaan tujuan tenaga kerja. Seperti disebutkan di atas
tenaga ternak menurun akibat berkembangnya pada kasus Gambia, kuda merupakan spesies
mekanisasi. Kecenderungannya paling nyata di yang paling berarti – digunakan untuk menanam
Asia (Tabel 29). Laporan dari Malaysia (2003), 36% dari lahan pertanian (laporan Gambia,
contohnya, menyatakan bahwa sangat tinggi 2003). Sapi (33%), keledai (30%) dan bagal (1%)
mekanisasi pertaniannya sekarang dan tenaga adalah spesies ternak lain yang digunakan
kerja ternak sangat kecil artinya. Namun (ibid.). Sebaliknya, laporan dari Tansania (2004)
demikian trennya tidak berlaku umum. Banyak mengindikasikan bahwa 70% tenaga kerja
faktor berpengaruh untuk lebih menyukai ternak ternaknya berasal dari sapi, dan 30% dari
sebagai sumber tenaga. Dimana petani keledai. Beberapa breed ternak khususnya
mendapatkan harga bahan bakar mahal, tercatat dengan kesesuiannya sebagai tenaga
pemakaian ternak sebagai tenaga kerja masih kerja ternak. Laporan dari Chad (2003), sebagai
tetap populer dan bahkan mungkin meningkat. contoh, mendeskripsikan keterangan Zébu
Tabel 29 menunjukkan bahwa peran tenaga Arabe, yang membuatnya mudah untuk dilatih
ternak meningkat di sub-Saharan Afrika. untuk tujuan ternak kerja. Hasil dari sebuah
survey yang dipresentasikan di laporan Gambia
Tenaga ternak digunakan untuk banyak tujuan (2003) mengindikasi bahwa 97% petani yang
pada pertanian. Laporan dari Ethiopia (2004), diwawancarai menyatakan mereka lebih memilih
contohnya, mencatat bahwa penggunaan tenaga sapi N’Dama dibanding breed exotic (asing)
sapi, kuda atau keledai adalah untuk untuk tujuan tenaga kerja. Dilaporkan terjadi
penyiangan, membajak, perontokan biji, dan peningkatan fungsi keledai sebagai ternak kerja
meratakan lahan sebelum dan sesudah menabur di beberapa negara Afrika. Laporan dari
benih. Rumah tangga yang memiliki ternak kerja, Zimbabwe (2004), contohnya, mencatat bahwa
seringkali menyewakan ternaknya menjadi penggunaan spesies untuk tujuan tenaga kerja
sumber pendapatan. Berlawanan dengan meningkat di sektor peternak kecil, khususnya di
keluarga yang kekurangan tenaga kerja ternak bagian negara yang lebih kering.
(atau tenaga mekanisasi) cenderung untuk
menjadi kurang beruntung bila dihubungkan Kerbau juga penting sebagai ternak kerja,
dengan pemanfaatan lahan yang efisien. terutama di Asia, dan khususnya cocok untuk
kerja pada kondisi lahan yang berlumpur. Di area
Selain bekerja di lahan pertanian, seringkali semi-arid dari Afrika, Asia, dan Timur Tengah
ternak digunakan untuk tujuan transportasi – dan sekitarnya, unta digunakan untuk membajak
yaitu menarik kereta atau gerobak atau melayani tanah, menyiram dan transpor. Yak penting
sebagai ternak penarik beban. Beberapa laporan untuk hewan penarik beban pegunungan di
negara mencatat bahwa kendaraan yang wilayah Asia, dimana domba dan kambing juga
memakai motor telah menggantikan ternak kadang-kadang digunakan untuk tujuan ini.
sebagai alat transportasi manusia dan barang. Laporan dari Nepal (2004), contohnya,
Namun demikian, di bagian dunia dimana menyebutkan breed kambing Chyangra dan
infrastruktur pedesaan masih jelek dan Sinhal mempunyai fungsi untuk transport, juga
daerahnya keras, peran ternak untuk transpor domba Baruwal, yang dapat membawa beban
akan terus penting. Ethiopia, contohnya, negara sampai 13 kg di punggungnya. Di Cina, breed
dengan populasi kuda yang besar. Diperkirakan kuda lokal seperti Yuta, Merak Saktenta dan
75% dari pertaniannya terletak pada lokasi yang Boeta dicatat kemampuannya untuk melewati
berjarak lebih dari satu setengah hari berjalan

82

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

jalan pegunungan yang kasar. Akan tetapi, digunakan untuk transportasi kayu api/bahan
dilaporkan bahwa popularitas bagal (peranakan bakar kayu di pegunungan (Laporan Bosnia dan
kuda dan keledai) meningkat mengakibatkan Herzegovina, 2003).
menurunnya beberapa breed kuda asli China,
yang juga terancam dengan perkawinan silang Pemberian pupuk kandang pada pertanian
yang berlebihan dengan breed exotic Haflinger juga fungsi lain pentingnya ternak. Dengan
(laporan China, 2003). penggunaan pupuk anorganik lebih banyak,
pentingnya kotoran ternak cenderung menurun
Di Amerika Latin dan Karibia, kuda, keledai, di beberapa bagian dunia. Akan tetapi, laporan
dan sapi dipakai sebagai tenaga kerja untuk dari Sri Lanka (2003) melaporkan tren ke arah
bertani, dan digunakan untuk transportasi produk penggunaan kotoran ternak utnuk pupuk, dan
pertanian. Kerbau juga berkontribusi pada mencatat bahwa produk kotoran ini
tenaga kerja di beberapa negara (laporan Brazil, diperdagangkan untuk mensuplai petani sayuran
2003; laporan Costa Rica, 2004; laporan Cuba, yang kurang memiliki ternak. Di bagian Afrika,
2003). Laporan dari Equador (2003) dan Peru tekanan demografi dan pengaruhnya pada
(2004) menyampaikan penggunaan Ilama untuk kesuburan lahan memerlukan integrasi yang
tujuan transportasi pada dataran tinggi. lebih besar antara produksi tanaman pertanian
Penghargaan untuk fungsi kuda Criollo untuk dan ternak, termasuk di dalamnya peningkatan
transportasi dan tenaga kerja pada dataran tinggi penggunakan kotoran ternak, khususnya dimana
dicatat di dalam laporan Venezuela (2004). pupuk anorganik sukar didapat (laporan Burundi
Laporan dari Peru (2004) melaporkan diantara 2003; laporan Rwanda 2004). Di tempat lain,
sapi Criollo ada bermacam “ecotype” yang produksi tanaman pertanian dan ternak
dispesialisasikan untuk peran yang berbeda. diintegrasikan melalui penggembalaan ternak di
Ancash dicatat sebagai tipe ternak kerja. Peran lahan tanaman pertanian setelah pemanenan –
penting dari kuda di daerah produksi sapi secara penanaman diuntungkan dari kotoran ternak dan
ekstensif di laporan Venezuela (2004) dan ternak memperoleh makanan dari residu/sisa
seperti yang terlihat dalam laporan Brazil (2003). hasil pertanian (laporan Cameroon, 2003). Di
beberapa area peri-urban, kotoran ternak dari
Di bagian timur wilayah Eropa dan Kaukasus, perusahaan peternakan babi dan ayam
kuda masih digunakan untuk tenaga kerja oleh memfasilitasi pengembangan pasar pertamanan
beberapa petani skala kecil, Bahkan di (laporan Côte d’Ivoire, 2003; laporan Democratic
beberapa tempat jumlah kuda kerja meningkat Republic of the Congo, 2005). laporan Malaysia
akhir-akhir ini sebagai hasil dari fragmentasi (2003) menyebutkan sistem integrasi perikanan
kepemilikan lahan (laporan Romania, 2003). dengan memelihara ternak seperti sapi, kerbau
Akan tetapi laporan dari Latvia (2003) mencatat dan itik. Arti dari kotoran ternak sebagai sumber
bahwa terjadi peningkatan penggantian breeding pupuk tidak terbatas pada wilayah berkembang –
kuda untuk tenaga kerja dengan breeding untuk dia berlanjut menjadi input penting di Eropa dan
daging. Dalam hal ini, sedikit motivasi untuk Kaukasus (laporan Belarus, 2003; laporan
melestarikan genetik yang berhubungan dengan Hungary, 2003; laporan Romania, 2003; laporan
trait tenaga kerja. Laporan dari Albania (2002) Serbia dan Montenegro, 2003; laporan Slovenia,
melaporkan ancaman kepunahan yang dihadapi 2003). Kunci elemen dari sistem produksi
oleh breed kerbau lokal, yang sebelumnya organik yang meningkat popular popularitasnya
dipakai sebagai tenaga kerja di area lahan di negara-negara maju.
berlumpur, yang sudah kehilangan perannya
sebagai hasil dari pelaksanaan reklamasi lahan. Lempengan kotoran sapi digunakan luas untuk
Kuda dan keledai terus berfungsi sebagai ternak bahan bakar di wilayah dunia berkembang,
penarik beban di bagian Eropa dan Kaukasus. khususnya dimana kayu bakar sangat sedikit
Kuda pegunungan Bosnia contohnya masih suplainya (laporan Ethiopia,2004). Alternatifnya,

83

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

kotoran juga digunakan untuk produksi biogas 7.1 Fungsi sebagai tabungan dan
(laporan Barbados, 2005; laporan Jamaica, pengelolaan resiko
2005). Kegunaan lain dari kotoran ternak
termasuk di dalamnya pembakaran untuk Disamping ternak seringkali memberikan
mengusir serangga (laporan Sudan, 2005) dan pemiliknya secara teratur suplai produk yang
sebagai material bangunan (laporan Ethiopia, dapat dikonsumsi atau dijual untuk memperoleh
2004). pendapatan kontan, bagi sebagian besar
peternak menilai bahwa keberadaan ternaknya
7 Pemanfaatan dan nilai lain sangat penting sebagai tabungan, asuransi dan
sebagai alat untuk menangani resiko. Di
Sukar untuk mengkuantifikasi penuh nilai ternak beberapa bagian dunia berkembang, dan untuk
sebagai sumber input pada pertanian, bahkan orang miskin pada khususnya tidak tersedia,
hal ini lebih jelas dalam hal keuntungan yang institusi yang dapat memberikan pelayanan
nyata bila dihubungkan dengan aset, kepastian untuk memenuhi kebutuhan di atas. Sebaliknya,
kepastian hasil/insurance, fungsi sosial dan fungsi ternak tersebut sangat kecil di negara
budaya, dan untuk pelayanan lingkungan. industri seperti Amerika Utara, bagian barat
Peranan tersebut dapat digambarkan dengan Eropa dan Kaukasus.
menggunakan contoh dari wilayah yang berbeda
seperti yang diberikan dalam laporan setiap Fungsi ternak sebagai tabungan dan asuransi
negara. sangatlah diakui luas, dalam laporan setiap
negara, memelihara ternak merupakan suatu
cara diversifikasi usahapada keluarga, membuat
keluarga mampu menghadapi fluktuasi,

Kotak 12
Keterkaitan antara sapi dan kekayaan

Peran ternak yang besar dalam bentuk kekayaan di Polandia bahasa tersebut sudah menghilang. Perubahan
dinyatakan oleh fakta bahwa di berbagai bahasa yang arti dari milik menjadi ternak adalah tipikal untuk beberapa
tidak ada hubungannya, ternyata ada hubungan asal usul bahasa Slavic.
kata (etimologi) antara kata sapi dengan kata-kata untuk
kekayaan, kapital/modal, uang dan tabungan: Da (Negara bagian Inggris/Welsh) berarti kekayaan atau
barang: baik atau kebaikan; dan juga sapi atau ternak (da
Cho-Chiku (Bahasa Jepang: menyimpan uang): terdiri byw). Dalam bahasa yang sama, cyfalaf kata untuk ibu
dari dua karakter, yang pertama Cho artinya menyimpan. kota, dihubungkan dengan huruf alaf-berarti sekelompok
Kata kedua juga digunakan untuk ternak meskipun sapi.
karakternya (hanya sebagian) berbeda, Chiku. Etimologi
dalam bahasa China juga sangat mirip. Vee (Belanda), Vieh (Jerman) berarti ternak yang
dihubungkan dengan fee (Inggris) danberasal dari fehu
Råjåkåyå dalam bahasa Jawa secara literal kenyataan (bahasa Saksish tua) yang berarti dua-duanya ternak dan
berarti raja yang kaya, tetapi kata tersebut mempunyai kekayaan atau uang. Sebanding dengan fia (Frisian tua),
arti kekayaan dan sapi. faihu (Gothic), fe (Norwegia) dan fä (Swedia).

Ente berarti sapi di Lunyomkole (bahasa Bantu asal Cattle dihubungkan dengan ibukota melalui caput (bahasa
Uganda), dan Sente berarti uang dalam bahasa yang Latin: kepala, jumlah hewan dll); kata chattel sepertinya
sama. sebagai pertengahan (intermediate)

Mikne (Ibrani) berarti sapi, kambing, unta dan lain-lain Ganado (Bahasa Spanyol: ternak) dihubungkan dengan
Kata ini terdiri dari akar kata kne atau kana yang berarti ganar (Spanyol: untuk mendapatkan, menang, menambah).
membeli, dan akhiran mi yang menjadikan akar katanya
menjadi kata benda. Pecunia (Latin: kekayaan, uang) dihubungkan dengan
pecu (ternak) dan juga digunakan dalam bahasa Spanyol
Byoto (Polandia) berarti sapi dan berasal dari Slavic akar kata tersebut berarti peternakan (pecuaria).
kata byd_o yang berhubungan dengan arti “menjadi,
berdiri, hidup, rumah, milik” Akar kata dalam bahasa ___________
Czech dan Slovakia ini berarti masih bertahan tetapi
Disediakan oleh: Hans Schiere.
Lihat juga Schiere (1995).

84

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

pendapatan sebagai buruh tani ataupun produksi budaya dari ternak. Motivasi budaya
tanaman pertanian, yang mungkin dipengaruhi mempengaruhi penggunaan dari SDGT, dan
oleh kesehatan yang buruk atau penggangguran, juga seringkali berhubungan kuat antara
musim kemarau yang panjang, banjir atau hama. komunitas masyarakat dengan breed lokalnya.
Untuk sebagian besar peternak skala kecil dan Hal ini berkontribusi pada perkembangan dan
penggembala, produksi tanaman merupakan pemeliharaan keragaman genetika ternak di
penyambung hidup mereka. Akan tetapi, banyak bagian di dunia. Di beberapa masyarakat
kebutuhan akan sumber pendapatan tunai untuk pemotongan atau penjualan ternak cenderung
mencukupi kebutuhannya selalu muncul dari dihubungkan dengan faktor sosial budaya
waktu ke waktu. Penjualan ternak sering dibanding hasil dari motivasi komersialnya saja.
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di wilayah Pasifik Baratdaya, contohnya
Barang dan layanan yang diperlukan berkisar pentingnya babi pada kewajiban sosial dan untuk
dari kebutuhan rumah tangga seperti sabun, konsumsi pada waktu upacara dan pesta
garam, bahan bakar, sampai bayaran sekolah, ditekankan dalam laporan negara negara
bahan bangunan, input pertanian, biaya (laporan Palau, 2003; laporan Samoa, 2003;
kesehatan, pajak, dan biaya pernikahan, laporan Tonga, 2005; laporan Tuvalu, 2004).
penguburan dan peristiwa dan upacara budaya laporan Cook Islands (2005) dimana dilaporkan
lainnya (Laporan Madagaskar, 2003; laporan lebih banyak ternak dipotong untuk fungsi
Mozambique, 2004; laporan Niger, 2003; laporan budaya, keagamaan, rekreasi atau sosial dari
Sao Tome dan Principe, 2003; laporan Senegal, pada yang dipasarkan.
2003; laporan Togo, 2003). Breed lokal
beradaptasi dengan baik dipakai sebagai Peran ternak dalam kehidupan keagamaan
tabungan karena karakteristiknya yang keras dan budaya sangat bervariasi, dan disini hanya
sehingga rendah resiko kematian karena mungkin memberi beberapa indikasi dari
penyakit atau kekurangan makan. keragaman yang disebutkan dalam laporan
negara- negara. Di Guinea-Bissau, contohnya,
Dari perspektif lain, ternak dapat dianggap ternak ruminansia kecil penting untuk memberi
sebagai alat untuk menumpuk modal. Laporan makan tamu pada acara penguburan, baptisan,
dari Mali (2002) mencatat bahwa kelompok ulang tahun, perkawinan dan pesta
ternak yang besar sering berasal dari keagamaan(laporan Guinea-Bissau, 2002).
permodalan yang surplus produksi tanaman laporan Burundi (2003) melaporkan hal yang
pertanian. Penggunaan ternak sebagai cara sama tentang pentingnya domba dalam upacara
metode untuk menabung atau investasi tidak untuk menandai kelahiran kembar. Laporan dari
selalu terbatas pada para petani dan orang Nigeria (2004) mengindikasikan bahwa sapi
pedesaan. Laporan dari Congo (2003) Muturu dan domba jantan memainkan peran
menyebutkan bahwa pedagang dan pegawai di dalam festival pemberian gelar (title-taking) dan
seekor umum dan swasta sering menabung festival kepala suku, sementara di bagian utara
dalam bentuk ternak. Orang tersebut umumnya Nigeria, unta berperan sebagai ternak upacara
dimana pemilik yang tidak ada ditempat yang yang membawa drum dan tanda-tanda
ternaknya diurus oleh peternak yang dibayar, kebesaran pada hari prosesi Sallah. Ternak
sanak keluarga atau hubungan pedesaan dengan warna spesifik atau dengan karakter lain
lainnya. sering lebih disukai untuk peran budaya khusus.
Di Chad, contohnya, ayam hitam atau putih
7.2 Peranan sosial budaya murni lebih disukai untuk upaca keagamaan
Selain tambahan dari kepentingan ekonomi, (laporan Chad, 2004). Demikian juga di
hampir semua laporan negara-negara dari Zimbabwe, sapi Mashona hitam serta sapi Nguni
semua region di dunia, mengakui peran sosial

85

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

berwarna merah dan putih lebih disukai untuk sosial. Laporan dari Congo (2003) mencatat
tujuan upacara (laporan Zimbabwe, 2004). peminjaman dan hadiah ternak, warisan, dan
pemindahan ternak pada waktu perkawinan
Laporan Bangladesh (2004) menyampaikan berfungsi untuk menjaga jaringan dari kewajiban
bahwa sejumlah besar kambing dan sapi dan ketergantungan di dalam keluarga dan
dikorbankan dalam upacara Hari Raya Idul kelompok social, dan juga dapat menjadi
Adha. Laporan Sri Lanka (2003) menyinggung manifestasi hubungan hirarki diantara strata
bahwa sapi dan kerbau diinginkan untuk sosial. Demikian juga Laporan dari Cameroon
dipotong kadangkala dilepaskan terlebih dahulu (2003) melaporkan bahwa beberapa spesies
sebagai upaya untuk memastikan kesembuhan unggas penting untuk menjaga ikatan sosial, dan
teman atau saudara dari penyakit. Di bagian dicatat bahwa pertimbangan budaya merupakan
negara Bhutan, yang anak pertama sapi Yak faktor penting yang mempengaruhi pemilihan
yang lahir pada tahun tersebut dikorbankan, breed. Laporan dari Uganda (2004)
sementara di bagian lain di negara tersebut menyebutkan peran dari breed sapi Ankole dan
tengkorak sapi yak dituliskan dengan nama Zebu dalam kewajiban tradisi yang dihubungkan
pendeta Buddha; yak mungkin juga dilepaskan dengan perkawinan. Di bagian Malaysia kerbau
menjadi liar sebagai pemuasan untuk dewa lokal digunakan sebagai mas kawin (Laporan
(Laporan Bhutan, 2002). Di beberapa bagian Malaysia, 2003). Laporan dari Pilipina (2003)
Indonesia tradisi kerbau dipotong sebelum juga melaporkan pemakaian kerbau sebagai
pekerjaan konstruksi bangunan dimulai (Laporan hadiah “pengantin laki (bride)”.
Indonesia, 2003). Breed khusus seperti kerbau
Kalang dan kerbau Belang dicatat untuk Praktek pengobatan tradisional kadang-
penggunaannya dalam tradisi ritual (ibid.). Di kadang melibatkan ternak. Laporan dari Uganda
India, institusi keagamaan seperti Gaushalas (2004) menyatakan kepercayaan masyarakat
berkontribusi pada konservasi/pelestarian breed akan susu kambing sebagai obat penyakit
asli (Laporan India, 2005). campak (measles). Di Zambabwe, sebagian
komunitas memberi susu kedelai pada anak-
Di pedesaan Peru, sapi, kuda dan keledai anak, karena dapat menyembuhkan penyakit
berperan pada pesta budaya seperti Yawar (Laporan Zimbabwe, 2004). Upacara dan
Fiesta dan Jalapato (Laporan Peru, 2004). praktek penyembuhan tradisional kadangkala
Laporan dari Vanuatu (2004) menyebutkan mempengaruhi pilihan jenis ternak yang
praktek tradisional mengawinkan babi agar digunakan. Laporan dari Mozambik (2004)
meningkatkan kejadian hermaphrodit semu atau misalnya, menerangkan bahwa ayam yang
“Narave” pada babi jantan. Dimasa lalu intersex berbulu keriting populer digunakan untuk
pada babi sangat berarti untuk budaya lokal, dan pengobatan tradisional. Oleh karena itu, harga
breeding untuk tujuan ini masih dilakukan pada ayam tersebut lebih mahal dari pada ayam
skala yang sangat terbatas (ibid.). biasa. Di Uganda, domba hitam putih sangat
dihargai dalam pengobatan tradisional (Laporan
Hasil sampingan ternak juga mempunyai arti Uganda, 2004). Di Peru, marmut terutama yang
untuk kehidupan budaya. Kulit dan tanduk berwarna hitam, digunakan sebagai obat
domba, kambing dan sapi, dan juga bulu unggas tradisional (Laporan Peru, 2004). Laporan dari
mempunyai berbagai peran pada upacara Republik Korea (2004) menyatakan bahwa
keagamaan dan sebagai hadiah (Laporan Togo, kambing lokal dan ayam Yeonsan Ogol,
2003). Hal yang sama juga di Kamerun, bulu bersama jenis ternak lainnya seperti rusa,
ayam Guinea dipakai untuk produksi barang umumnya dipelihara untuk menyuplai produk
artistik dan merupakan bahan untuk upacara yang digunakan sebagai obat tradisional. Jenis-
(Laporan Cameroon, 2003). jenis ayam tertentu juga sangat berguna untuk

Di beberapa masyarakat, pertukaran ternak
secara tradisi mempunyai peran menjaga ikatan

86

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

tujuan pengobatan di Vietnam (ayam Ac dan pemandian air panas dan monastri agar dapat
ayam Tre) dan di Cina (ayam silkies) (Laporan meningkatkan daya tarik turis. Akan tetapi
Cina,2003; Laporan Vietnam, 2005). Laporan pembangunan tersebut tidak terbatas pada
dari Sri Lanka (2003) menyatakan bahwa negara-negara industri atau wilayah yang lebih
sebagian produk ternak seperti Ghee, dadih, maju. Laporan dari Nepal (2004), contohnya
kaldu sisa pembuatan keju (whey), kotoran dan menyebutkan potensi dari eko-tourism dan
urine digunakan pengobatan indigenus dan taman pertanian, dan Laporan dari Cina (2003)
ayurvedic. mencatat peranan kuda dalam industri
pariwisata. Demikian juga di Amerika Selatan,
Di beberapa negara industri ternak dan produk unta dipelihara sebagai atraksi di taman dan
ternak terus mempunyai peran nyata dalam lokasi wisata (Laporan Peru, 2004).
budaya. Sejumlah acara tradisional keagamaan
di Jepang, contohnya, melibatkan ternak hidup Di banyak negara, peran kebudayaan dari
(Laporan Jepang, 2003), tetapi tidak ada ternak tidak hanya dinilai dari potensinya dalam
tendency untuk menggunakan breed asli dari menghasilkan pendapatan, tetapi juga sebagai
pada yang exotic pada acara tersebut (ibid.). Di elemen dari ”warisan nasional”. Di Republik
Latvia permintaan telur warna putih pada waktu Korea, contohnya, kuda Jeju dan ayam
perayaan Paskah untuk pewarnaan telur, angsa Yeonsan Ogol (dicatat karena berwarna hitam
panggang secara tradisi dimakan pada waktu pada paruh, kuku dan kulit serta organ dalam)
missa Martin dan ayam jantan panggang pada dipelihara agar dapat menjadi monumen
waktu perayaan Natal (Laporan Latvia, 2003). Di nasional (Laporan Republic of Korea, 2004). Di
beberapa masyarakat pedesaan di Romania Jepang, beberapa varietas ayam bersama
terus menggemukan babi untuk konsumsi pada dengan sapi Mishima dan kuda Misaki
waktu Perayaan Natal (Laporan Romania, 2003). dicalonkan sebagai asset nasional” dan
dimasukkan dalam usaha konservasi khusus
Akan tetapi pada beberapa kasus dimana (Laporan Japan, 2003). Hal yang sama juga
kebiasaan di pedesaan bersama kerajinan dikemukakan dalam banyak laporan negara-
tangan tradisional dan praktek pertaniannya, negara dari Eropa dan Kaukasus. Laporan dari
mulai kehilangan perannya dalam kehidupan Hungaria (2003), contohnya, mencatat bahwa
sehari-hari. Sekarang dianggap sebagai produk konservasi SDGT ada hubungan dalam
”warisan” yang dipasarkan kepada turis atau mempertahankan aspek lain dari negara
wisatawan. Seringkali terdapat kebutuhan kebudayaannya – yang mulai dari arsitektur dan
mendesak untuk memperoleh pendapatan baru pakaian sampai makanan dan nyanyian rakyat.
dan diversifikasi di daerah pedesaan, dan
potensi dari breed ternak asli untuk menarik Di semua wilayah di dunia, ternak digunakan
minat para pengunjung sangat relevan. Di lain pada berbagai olah raga dan hiburan. Di Timur
pihak, breed tradisional yang langka mungkin Tengah dan sekitarnya, kuda penting dalam
dipelihara untuk atraksi khusus seperti taman kebudayaan dan sangat antusias
pertanian, musium pedesaan; hal ini mugkin pengembangbiakan kuda dan kuda pacuan
ternak tersebut dipelihara sebagai bagian dari (Laporan Republik Islam Iran, 2004; Laporan
”taman kebudayaan” yang membantu menarik Jordania, 2003; Laporan Kyrgyzstan, 2004).
turis di daerah tertentu. Laporan dari Jepang Kuda juga dipakai untuk ditunggangi untuk
(2003) menyebutkan institusi seperti museum bersenang-senang dan berbagai pertunjukan
sapi di Maesawa, yang berkontribusi pada penampilannya, perayaan, sirkus dan pameran
kesadaran akan sejarah dalam sistem (Laporan Republik Islam Iran, 2004; laporan
pemeliharan ternak. Laporan dari Serbia and Tunisia, 2003). Kuda juga luas digunakan untuk
Montenegro (2002) mencatat pengenalan tujuan olah raga di wilayah Eropa dan Kaukasus.
kembali breed asli di area sekitar tempat Laporan dari Irlandia (2003), contohnya,

87

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

menyinggung kegiatan seperti pacuan kuda Di Inggris, konservasi breed kuda dan pony
”point to – point”, pertunjukan melompat dan sangat bergantung pada antusias peternak skala
perlombaan. ”Harness racing” dan ”trotting” kecil dan peternak paruh waktu (laporan United
(perlombaan mengekang kuda dan lari berderap) Kingdom, 2002). Spesies kecil seperti kelinci dan
populer di sebagian Eropa (laporan Norway, khususnya unggas, sering popular di antara para
2003; laporan Slovenia, 2003). Pada beberapa breeder yang hobi. Contohnya laporan Turkey
kasus, peran olahraga diakui sebagai alat untuk (2004) mencatat breed ayam asli Denizli dan
menjaga pelestarian bangsa ternak yang Gerze, popular di antara kelompok pemelihara
terancam. Contohnya laporan dari Republik ternak tersebut di atas. Motivasi yang sama
Korea (2004) melaporkan bahwa jalur pacuan dilakukan di tempat lain di dunia – laporan dari
kuda sudah dibangun dengan tujuan khusus Sri Lanka (2003) mencatat bahwa itik, kalkun
untuk pacuan breed kuda Jeju yang dilindungi. dan ayam mutiara dipelihara untuk tujuan
kesenangan, dan laporan Pakistan (2003)
Beberapa spesies lain juga dipelihara untuk menyinggung bahwa merak dan ayam hutan
tujuan olahraga. Di Pulau Madura di Indonesia, dipelihara sebagai binatang kesayangan.
contohnya bangsa sapi lokal digunakan untuk
pacuan dan tarian (laporan Indonesia, 2003). Di beberapa tempat, kesukaan lama akan
Laporan dari Pilipina (2003) dan Malaysia (2003) breed khusus juga mempengaruhi kegiatan para
menyebutkan kerbau untuk pacuan. Laporan peternak tradisional skala kecil. Laporan dari
Srilanka (2003) mencatat sapi digunakan Romania (2003), contohnya, melaporkan bahwa
pacuan. Breed lokal dikagumi karena kesukaan petani membantu melestarikan
kemampuannya dalam berlari pada perisitiwa sejumlah breed dan varietas domba, seperti
tersebut di atas (ibid.). Itik adalah spesies lain domba Tsurcana, Blackhead Ruda dan
yang ada kemampuan terbang (laporan Corkscrew Walachian.
Indonesia, 2003). Di Bhutan, tarian yak
merupakan kebudayaan yang penting (laporan Produk makanan tertentu juga penting secara
Bhutan, 2002). Di Vietnam, Ho dan Choi ayam budaya di beberapa Negara. Contohnya
aduan digunakan sebagai hiburan pada pesta termasuk popularitas daging domba Dhamari
keagamaan (laporan Viet Nam, 2005).; laporan dan keju kambing Taez kambing merah di
Indonesia (2003) juga menyebutkan perkelahian Yaman (laporan Yaman, 2002). Daging ayam
ayam jantan sebagai aktivitas budaya, dan juga kampung dianggap mempunyai rasa lebih baik
breeding domba Garut untuk domba aduan. dibanding ayam ras oleh konsumen di Malaysia.
Sama juga pertarungan sapi jantan juga popular Demikian juga, laporan dari Philippina (2003)
di beberapa Negara (laporan dari Peru, 2004). mencatat bahwa breed babi asli lebih disukai
dan mempunyai harga yang lebih tinggi,
Memelihara ternak mungkin juga merupakan khususnya negara yang mempunyai spesialisasi
kegiatan kesenangan/hobi. Fungsi yang paling babi panggang atau pasar “lechon”. Contohnya
terkenal di region yang sudah maju seperti di dari Eropa dan Kaukasus termasuk kesukaan
Eropa dan Kaukasus. Menurut laporan dari dari konsumen lokal di Albania untuk daging
Denmark (2003) “sapi potong, kuda, domba, yang diproduksi secara tradisional dan keju dari
kambing, kelinci, itik dan angsa, kalkun, burung domba dan kambing asli seperti Dukati;
unta dan rusa, utamanya dipelihara oleh permintaan untuk kualitas keju Halloumi, yang
pemelihara sebagai pengisi waktu, untuk membawa peningkatan jumlah pada breed
bersenang-senang di waktu luang dan sebagai kambing asli dan persilangannya di area
hobi pemuliabiakan”. Para peternak tersebut perbukitan di Cyprus; dan potensi penggunaan
kurang dipengaruhi oleh motivasi komersial, dua jenis babi Croasia lokal yang terancam
sehingga kontribusinya menjadi penting pada punah dari babi breed Black Slavonian dan
pelestarian breed yang kurang menguntungkan. Turopolje pada program kawin silang untuk

88

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

menghasilkan produk tradisional kualitas tinggi Di tempat lain di dunia, sistem produksi
seperti sosis dengan rasa paprika dan ham penggembalaan yang berpindah-pindah
(laporan Albania, 2002; laporan Croatia, 2003; merupakan alat yang efisien untuk menghasilkan
laporan Cyprus, 2003). makanan dalam cara yang berkelanjutan dari
lahan dimana sumber daya padang rumput
Konsumen kaya yang mencari kualitas dan sangat kecil dan berfluktuasi (laporan Mali,
variasi dalam makanannya semakin 2002). Laporan dari Côte d’Ivoire (2003)
meningkatkan permintaan akan produk khusus mencatat penggunaan ternak dalam produksi
(“niche market”). Penjualan bagi para wisatawan tanaman pertanian dapat mengurangi kebutuhan
juga menjadi bagian penting untuk memasarkan herbisida. Selanjutnya sebagai konsekuensi
produk makanan lokal yang khusus. Oleh karena penggunaan kotoran ternak sebagai sumber
itu pentingnya mempertahankan breed lokal pupuk dapat meningkatkan keragaman
untuk memenuhi permintaan tersebut sangat microflora dan microfauna (laporan Mali, 2002).
luas diakui, khususnya di Eropa dan Kaukasus. Pada perkebunan, khususnya di Asia, sapi
Akan tetapi, di beberapa negara, breed ternak mempunyai peranan dalam mengontrol gulma
lokal untuk memenuhi permintaan pasar khusus dan semak, memfasilitasi dalam pemanenan
tersebut justru menunjukkan populasi yang kelapa. Di Malaysia, bangsa sapi Kedah-
menurun. Di Nepal, contohnya, babi Bampudke, Kelantan sesuai untuk digunakan pada
yang diakui untuk mutu dagingnya dilaporkan perkebunan (laporan dari Malaysia, 2003).
pada keadaan hampir punah (Laporan Nepal, Meskipun breed tersebut menunjukkan
2004). Sama juga, keju yak dilaporkan sangat pertumbuhan yang lambat, tetapi dapat
popular di Nepal, tetapi populasi ternak yak terus beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang
menurun (ibid.). menantang. Pemenuhan permintaan untuk breed
ini terbukti menjadi masalah, dan kesenjangan
7.3 Pelayanan pada lingkungan ini harus diisi melalui impor sapi seperti sapi
Ternak dapat memberikan kontribusi positif pada Brahman dari Australia (ibid.).
pertamanan dan penanganan lingkungan. Fungsi
ini khususnya diakui di wilayah maju seperti di Dari sudut pandang pelestarian bangsa ternak
Eropa dan Kaukasus. Binatang yang merumput langka atau yang non komersil, peran ternak
seperti sapi, kuda dan ruminansia kecil dalam manajemen lingkungan mempunyai
memainkan peran dalam mempertahankan dan implikasi positif. Dua faktor yang dapat dilihat: (i).
meregenerasi tanaman rumput, tanaman perdu Keinginan untuk pelestarian lingkungan berjalan
lahan datar. Laporan dari Serbia dan bersamaan dengan keinginan untuk
Montenegro (2003), mencatat bahwa keragaman mempertahankan budaya dan aspek sejarah
hayati dari padang rumput yang terancam punah lainnya dari kehidupan pedesaan termasuk
terjadi karena tidak adanya populasi ternak ternak, (ii). Bangsa ternak yang diadaptasikan
penggembalaan di area pegunungan. Laporan dengan lingkungan lokal mungkin cocok untuk
dari Slovenia (2003) melaporkan bahwa grazing khusus di padang penggembalaan yang
ruminansia kecil dapat membersihkan area yang kurang baik. Laporan dari Germany (2004),
penuh ditumbuhi semak, yang rawan terhadap sebagai contohnya menyebutkan breed domba
kebakaran. Keledai yang merumput dapat seperti Heidschnucken, Skudden dan Bergschaf
memainkan peran yang sama dalam pengaturan dan juga breed sapi seperti Hinterwälder dan
pertamanan dan pencegahan kebakaran Rotvieh Zuchtrichtung Höhenvieh. Namun, tidak
(laporan Croatia, 2003). Laporan dari Inggris perlu ada tumpang tindih antara dua tujuan
(2002) mencatat peranan kuda kerdil (pony) tersebut di atas dalam hal pemilihan breed.
dalam membersihkan semak. Breed terbagus untuk manajemen lingkungan
mungkin bukan breed asli dari negara

89

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

bersangkutan. Di Belanda contohnya ternak Karakteristik lebih jauh dari ternak adalah
yang sering digunakan untuk manajemen lahan kapasitasnya dalam mengubah “limbah” (hasil
sapi Heck atau sapi dataran tinggi Scottish dan samping industri pertanian, sisa makanan)
sapi Iceland atau kuda kerdil Konik dari pada menjadi produk yang bermanfaat. Apabila
breed lokal (laporan Belanda, 2004). metode pembuangan limbah memerlukan biaya
mahal atau merusak lingkungan (e.g. dibakar
Konsumen yang prihatin dengan dampak atau ditimbun di tempat pembuangan sampah),
lingkungan merupakan faktor yang memotivasi maka Peran ini menghasilkan keuntungan lain
perubahan sistem produksi ternak. Pertanian (susu, daging dll.) yang diberikan ternak. Peran
organik di perluas pemasarannya di negara ternak sebagai pengubah limbah mungkin
seperti Swedia yang dipromosi oleh kebijakan berlaku pada level rumahtangga – pada
pemerintah (laporan Sweden, 2002), dan pembuangan limbah dapur dan limbah tanaman ;
potensinya diakui di beberapa negara dimana di sekiar lingkungan tempat tinggal. Contohnya,
pemeliharaan ternak dilakukan dengan masukan pengumpulan sisa dari pasar atau bisnis lainnya
input luar yang rendah. Perluasan dari produksi oleh petenak babi skala kecil; atau pemeliharaan
organik berpotensi untuk mempromosikan skala besar yang menggunakan hasil samping
pemeliharaan breed lokal yang beradaptasi baik dari industri pengolahan makanan. Potensi dari
– terutama dalam kasus babi dan unggas yang ternak untuk menggunakan bermacam
dipelihara dalam kondisi di luar ruangan.

Kotak 13
Sejarah dari sapi Abu-abu Hungaria – perubahan penggunaannya dari waktu ke waktu

Asal genetika sapi Hungarian Grey belum diidentifikasi. Pada tahun 1931, Asosiasi Nasional Breeders Sapi
Nenek tetuanya mungkin berasal dari daerah Asia atau Hungarian Grey, didirikan dan aktivitas breeding
dari Mediterrania, dan kontribusi genetika berasal dari dirangsang. Akan tetapi pada perang dunia kedua
aurochs liar sudah diusulkan. Karakter breed yang kegiatan ini rusak parah dan banyak ternak dihancurkan.
dikembangkan lambat dibawah peternakan breeder Setelah periode perang, karena produksi susu yang
Hungaria dari cekungan Carpathia. Antara abad empat rendah berarti bahwa jumlah breed menurun sangat cepat.
belas dan tujuh belas di ekspor dalam skala besar, Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah lebih
dengan kumpulan/kelopmpok meliputi ratusan kilometer menyukai perkawinan silang dengan sapi Soviet
ke Nürnberg, Strasburg atau Venice. Permintaan muncul Kostroma. Pada awal 1960, kawanan yang masih tinggal
untuk ”merek dagang” dengan tampilan yang ditemukan di tiga peternakan pemerintah, dengan total
menggaransi kualitas daging sapi Hungaria. Ternak ternak teridri dari enam pejantan dan 160 induk. Namun,
tanduk panjang dengan bentuk badan bagus, keras, pada waktu itu, idenya adalah untuk mempertahankan
karakter sehat, dan kualitas daging sangat bagus sangat breed langka di Hungaria, dan Peternakan Pemerintah
dihargai oleh pembeli kontemporer. mengijinkan dua lagi kawanan lagi dibentuk. Karena
patriotisme menempel pada breed ini, dan pemberian
Pada awal abad delapan belas mulai periode baru subsidi pemerintah yang sedikit tetapi permanen membuat
dalam sejarah breed, sebagai populasi urban meluas dan populasinya meningkat. Pada tahun 2002, jumlah sapi
keperluan suplai akan produk pertanian. Sebagai sudah mencapai 4.263.
permintaan utama adalah cereal (biji-bijian jenis padi-
padian), akibatnya peternakan secara ekstensif menurun. Sekarang, fungsi breed termasuk pelestarian padang
Dalam periode ini, fungsi breed bergeser pada produksi gembalaan di Taman Nasional, breeding hobi dan
sapi jantan pekerja. Perusahaan gula Czech menilai sapi perannya dalam atraksi pariwisata. Dengan respek
tersebut dari kecepatan bergeraknya dengan kebutuhan produksi daging, breeder dan Asosiasi Breeders sapi
pakan yang sederhana, disamping hidupnya yang Hungarian Grey bertujuan mengatur pengolahan daging
panjang. Dengan pengenalan traktor setelah perang dan mengembangkan produk bernilai tinggi seperti sosis
dunia pertama banyak pertanian membuang sapi khusus.
Hungaria greynya. __________

Untuk informasi lebih jauh lihat: Workshop Hungarian Grey Hungarian
Grey (2000); Bodó (2005).

90

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

“alternatif” sumber pakan diakui dalam sejumlah memanfaatkan secara produktif akan limbah
pertanian, limbah makanan, dan padang
laporan negara-negara (Laporan Lao People’s gembalaan umum. Data akurat tentang jumlah
pemelihara ternak yang miskin di dunia sukar
Democratic Republic, 2005; Laporan Malaysia, didapat (walaupun ada sejumlah jalan dimana
’kemiskinan” dan ”pemelihara ternak” dapat
2003; Laporan Mauritius, 2004). Bahan pakan ditetapkan). Perkiraan terakhir memberi
gambaran sekitar 550 sampai 600 juta jiwa
tersebut bervariasi kondisinya, dan untuk petenak miskin di dunia (Thornton et al., 2002;
IFAD, 2004).
efisiensi penggunaannya cenderung
Konsumsi produk peternakan yang dihasilkan
memerlukan keragaman populasi ternak. sendiri (susu, telur, atau daging) dapat
memberikan kontribusi penting pada nutrisi
Laporan dari Mauritius (2004) mencatat bahwa rumah tangga keluarga miskin (contohnya:
memberikan vitamin esensial dan mikronutrien).
SDGT lokal dapat lebih baik memanfaatkan hasil Kotoran ternak dan pengolahan lahan dengan
ternak merupakan input vital dalam sistem
samping yang tersedia in di dalam negara usahatani petani miskin, bila tidak, mungkin
mereka harus berinvestasi pada alternatif input
dibanding breed eksotik. usahatani yang lebih mahal. Fungsi menabung
dan manajemen hadapi resiko yang disebutkan
Dalam kasus beberapa hasil samping, tentu di atas juga memberikan arti besar bagi orang
miskin dapat mengurangi kerentanan terhadap,
saja terdapat penggunaannya alternatifnya berfluktuasinya pendapatan yang berasal dari
kegiatan lain, dan memberikan sumber
(seperti bahan bakar hayati); dan mungkin ada pendapatan tunai untuk mencukupi kebutuhan
hariannya. Untuk keluarga tani yang lebih
hambatan untuk penggunaannya sebagai pakan berkecukupan dapat memperbesar kegiatan
pemeliharaan ternak dan terlibat dalam produksi
ternak. Contohnya selain untuk penyambung yang berorientasi pasar merupakan cara yang
potensial untuk meningkatkan pendapatan dan
hidup ternak, daur ulang dari limbah makanan memperbaiki sumber mata pencahariannya.
Lebih lanjut, penumpukan modal dalam bentuk
sangat dibatasi oleh alasan higienis. Masalah ternak dapat memberikan kesempatan untuk
masuk dalam kegiatan sumber mata
lain termasuk kesulitan transportasi material pencaharian baru. Tiga strategi diberi istilah
”Bergantung pada usaha pokok” (hanging in),
yang volumenya besar, biaya pengolahan dan ”Memperluas usaha” (stepping up) dan ”Keluar
dari usaha” (stepping out) (Tabel 30) (Dorward et
suplai musiman (laporan Malaysia, 2003). al., 2004).

Namun dengan perbaikan metode pengolahan Demikian juga peran ternak dalam aspek
finansial, dan penyediaan input fisik sebagai
dan kesadaran yang lebih baik akan nilai nutrisi sumber mata pencaharian rakyat miskin,
disamping fungsi penting ternak dalam
bahan pakan tersebut, ada potensi dalam kehidupan sosial. Kepemilikan ternak
memungkinkan untuk berpartisipasi dalam
meningkatkan kontribusi ternak untuk

memanfaatkan limbah seara produktif dari

aktivitas lain (ibid.).

8 Peran ternak untuk masyarakat
miskin

Seperti diuraikan sebelumnya, ternak
mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-
macam, dan dapat berkontribusi dalam banyak
cara pada kehidupan pemeliharanya.
Masyarakat yang lebih kaya cenderung memiliki
banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhannya
(kecukupan finansial, transportasi pakai motor,
dll). Jenis material dan layanan seperti ini
seringkali tidak memungkinkan bagi masyarakat
miskin. Ternak, sebagai aset multifungsi,
menjadi penting dalam banyak aspek mata
pencaharian yang strategis bagi orang miskin.
Selanjutnya, ternak memberikan kesempatan
pada kaum miskin kesempatan menguntungkan
dari sumberdaya yang mungkin sukar untuk

91

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 30 miskin, yang seharusnya didukung melalui
Peranan dari ternak berdasarkan strategi mata program pengembangan dan penelitian lebih
pencaharian jauh. Laporan dari Ethiopia (2004) menyinggung
hasil studi terkini, yang mendapatkan ayam
Strategi Mata Peran Prinsip dari Ternak Fayoumi yang dipelihara bebas (tidak
pencaharian dikandangkan) sebagai alat untuk mengurangi
Cukup memenuhi hidup pokok kemiskinan. Penemuan yang sama berhubungan
“Hanging in” (bergantung keluarga dengan breed ayam yang mencari-cari makan
pada usaha pokok) Produksi komplemen (input bebas dilaporkan dalam laporan Ghana (2003).
bagi tanaman)
Buffer terhadap fluktuasi Sebaiknya laporan dari beberapa negara lain
pendapatan menguraikan peran positif dari kegiatan
Sebagai asuransi usaha perkawinan silang yang sudah dirancang dengan
baik. Laporan dari Bangladesh (2004),
“Stepping up” (perluasan Penumpukan modal usaha contohnya, menyinggung program produksi
usaha) semi-bebas yang didukung oleh Lembaga
Produksi komplemen (input Swadaya Masyarakat (LSM/NGO) dan Dinas
bagi usaha tanaman) Peternakan (Department of Livestock Services),
yang memberi sumber pendapatan pada
Orientasi pasar dan perempuan miskin dan pemuda di daerah
pendapatan pedesaan. Burung eksotik dan persilangannya
dipelihara dan didukung dengan pakan
“Stepping out” (keluar Penumpukkan modal usaha tambahan, peningkatan manajemen dan
dari usaha pokok) perawatan kesehatan (ibid.). Sama juga, laporan
dari Republik Tanzania (2004) melaporkan
Sumber : diambil dari Dorward et al. (2004). kontribusi dari breed kambing yang diimpor
secara bertahap dapat meningkatkan konsumsi
kehidupan sosial dan budaya masyarakat, serta susu di antara kelompok masyarakat
pertukaran ternak melalui hadiah dan pinjaman berpendapatan rendah.
sebagai cara memperkuat jaringan sosial yang
dapat membantu masyarakat pada saat Juga diakui pentingnya konsumsi produk
diperlukan (FAO, 2002; IFAD, 2004; Riethmuller, ternak untuk peningkatan nutrisi, khususnya
2003). untuk anak-anak, wanita hamil dan ibu yang
menyususi juga diakui (laporan Sri Lanka, 2003).
Sejumlah laporan negara mengakui adanya Laporan dari Uganda (2004) mencatat bahwa
potensi peranan ternak dalam mengurangi susu kambing dari breed Kigezi digunakan untuk
kemiskinan. Dicatat juga beberapa jenis ternak konsumsi anak yang sakit dari keluarga yang
cenderung lebih dikaitkan dengan kemiskinan sangat miskin.
dibanding yang lain. Laporan dari Botswana
(2003), contohnya, mengindikasikan penyebaran Sekitar 70% wanita terdapat di dunia miskin
kambing lebih merata dibanding sapi di antara (UNDP, 1995). Maka strategi pembangunan
mata pencaharian di pedesaan. Namun, di yang berkontribusi pada mata pencaharian
beberapa Negara, sapi dan kerbau juga sangat wanita. Sangat penting ditinjau dari perspektif
penting bagi mata pencaharian orang miskin. pengurangan kemiskinan. Sejumlah laporan
Laporan dari Bangladesh (2004) mencatat mengidentifikasi bahwa kelas ternak tertentu,
bahwa 62,5% dari ruminansia besar di Negara produk atau aktivitasnya dimana para
itu dipelihara oleh peternak kecil dan yang tidak perempuan mempunyai peran tertentu dan
mempunyai lahan. Beberapa laporan akses terhadap sumberdayanya dan dalam
menyebutkan potensi yang kuat dari jenis ternak pembuatan keputusan. Perempuan cenderung
asli untuk meningkatkan mata pencaharian
rakyat miskin. Laporan dari Republik Demokrasi
Rakyat Laos (2005) dan Indonesia (2003),
contohnya, mencatat arti penting dari
memelihara ayam lokal sebagai kegiatan rakyat

92

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

dikaitkan dengan pemeliharaan spesies ternak wanita dalam memelihara ternak (laporan
yang lebih kecil seperti ayam, kambing dan Guinea, 2003).
domba (laporan Botswana, 2003; laporan
Central African Republic, 2003; laporan 9 Kesimpulan
Comoros, 2005; laporan Guinea, 2003; laporan
Ghana, 2003; laporan Kenya, 2004; laporan Informasi yang diberikan dalam laporan negara-
Nigeria 2004; laporan United Republic of negara menggambarkan bahwa penggunaan
Tanzania, 2004). Laporan dari Mozambique SDGT sangat bervariasi. Khususnya pada kasus
(2004) melaporkan bahwa wanita umumnya sistem produksi dengan tingkat kepemilikan yang
memelihara ayam dan babi, sementara laki-laki kecil pada negara berkembang. Banyak peternak
memelihara sapi dan ruminansia kecil. bergantung pada ternak untuk memberi input
Alternatifnya, perempuan mungkin secara dekat pada produksi tanaman pertanian, disamping
terlibat dalam mengurus sapi (laporan Mali, sebagai fungsi jaminan (asuransi) dan aset yang
2002). Dalam hal breed, laporan dari Niger penting dimana pelayanan finansial modern
(2003) menyebutkan kambing Chèvre Rousse de belum tersedia atau belum stabil. Di masyarakat
Maradi dikaitkan khususnya dengan wanita. Di perkotaan, fungsi ternak cenderung berkurang –
sebagian negara, wanita mempunyai peran berfokus pada orientasi pasar dari produksi
khusus dalam mengolah dan atau menjual susu makanan, serat, kulit, dan kulit olahan. Namun
(laporan Guinea, 2003; laporan Ghana, 2003; demikian, sebagian fungsi kebudayaan tetap
laporan Mali, 2002; laporan Nigeria, 2004). penting – termasuk perannya dalam olahraga
Laporan dari Mauritania (2005) menyatakan serta kesenangan (terutamanya kuda) dan
bahwa penjualan kulit olahan dan kulit mentah sumber suplai produk makanan dalam perayaan
penting sebagai sumber pendapatan bagi tertentu. Peran baru juga muncul (sering untuk
perempuan dari bagian masyarakat yang paling breed tradisional) dalam warisan dan industri
dirugikan. Namun peran gender tidak perlu pariwisata dan dalam pelayanan pelestarian
stabil. Laporan dari Lesotho (2005) melaporkan lingkungan. Akan tetapi masih besar
bahwa memelihara babi di negara tersebut kesenjangan pengetahuan dalam hubungannya
secara tradisi dilakukan terutamanya oleh dengan peran breed yang spesifik, dimana breed
perempuan, tetapi peningkatan permintaan tersebut mempunyai karakteristik yang
daging babi membuat laki-laki terlibat dengan membuatnya sesuai untuk fungsi khusus atau
sendirinya di dalam mengurus ternak tersebut. kondisi produksi tertentu. Untuk itu diperlukan
lebih lengkap data untuk dikumpulkan dan
Meskipun kontribusi wanita sangat berarti tersedia melalui sistem informasi yang ada.
dalam produksi ternak, seperti laporan dari Niger
(2003) yang mencatat bahwa kegiatan pelatihan Peran ganda ternak dan kombinasi dari peran
dan penyuluhan sering ditujukan pada orang interdependen bebas memerlukan keragaman di
laki-laki. Kebijakan dianjurkan untuk dalam populasi ternak – meliputi breed khusus
mempromokasikan peranan wanita dalam dan breed multifungsi. Akan tetapi, pengambilan
memelihara ternak, termasuk pengembangan keputusan di lapangan dari manajemen SDGT
teknologi yang relevan seperti peralatan yang sering dicirikan oleh kurangnya perhatian untuk
dapat menghemat tenaga untuk mengolah fungsi ganda, khususnya output yang tidak
produk ternak (laporan Nigeria, 2004), pelatihan, berhubungan dengan pasar dan keuntungan
organisasi dan pemberian kredit (laporan yang sukar untuk dikuantifikasi. Dalam kondisi
Guinea, 2003; laporan Mali, 2002). Namun demikian ada bahaya bahwa nilai breed lokal
tingkat buta huruf yang rendah diakui sebagai multifungsi menjadi kurang dihargai, dan hanya
faktor pembatas untuk mempromosikan peran sebagian dari kontribusi ternak pada kehidupan
manusia yang dapat diperoleh.

93

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Daftar Pustaka Schiere, J.B. 1995. Cattle, straw and system control.
Amsterdam. Koninklijk Institute voor de Tropen.
Arya, H.P.S., Yadav, M.P. & Tiwari, R. 2002.
Livestocktechnologies for small farm systems. In P.S. Thornton, P.K., Kruska, R.L., Henninger, N.,
Birthal & P.P. Rao eds. Technology options for Kristjanson, P.M., Reid, R.S., Atieno, F., Odero, A.N.
sustainable livestock production in India. & Ndegwa, T. 2002. Mapping poverty and livestock in
Proceedings of the Workshop on Documentation, the developing world. Nairobi. International Livestock
Adoption, and Impact of Livestock Technologies in Research Institute. (also available at www.ilri.
India, 18–19 Jan 2001, ICRISAT-Patancheru, India, cgiar.org/InfoServ/Webpub/fulldocs/mappingPLDW/in
pp. 8–89. New Delhi/Patancheru, India. National dex.htm).
Centre for Agricultural Economics and Policy
Research/ International Crops Research Institute for UNDP. 1995. The human development report 1995:
the Semi-Arid Tropics. gender and human development. New York, USA.
United Nations Development Programme.
Bodó, I. 2005. From a bottle neck up to the commercial
option. Paper presented at the 4th World Italian Beef
Cattle Congress, Gubbio, Italy, 29 April 29 – 1 May 1,
2005. (available at www.anabic.it/congresso2005/
atti/lavori/023%20def_Bod%C3%B2_st.pdf).

CR (Country name). Year. Country report on the state
of animal genetic resources. (available in DAD-IS
library at www.fao.org/dad-is/).

Dorward, A.R., Anderson, S., Paz, R., Pattison, J.,
Sanchez Vera, E., Nava, Y. & Rushton, J. 2004. A
guide to indicators and methods for assessing the
contribution of livestock keeping to the livelihoods of
the poor. London. DFID. (also available at www.
ilri.cgiar.org/html/Guide16Dec.pdf).

FAO. 2002. Improved animal health and poverty
reduction for rural livelihoods. Animal Production and
Health Paper, No. 153. Rome.

FAO. 2003a. The yak. Second edition revised and
enlarged by G. Wiener, H. Jianlin, & L. Ruijun.
Bangkok. FAO Regional Office for Asia and the
Pacific.

FAO. 2003b. World agriculture towards 2015/2030. An
FAO perspective. Edited by J. Bruinsma. London.
Earthscan.

FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org/).

Hungarian Grey Workshop. 2000. The origins of the
Hungarian Grey cattle. Proceedings of a workshop
held in Bugacpuszta, Hungary, 23–24 November
2000.

IFAD. 2004. Livestock services and the poor. A global
initiative. Collecting, coordinating and sharing
information. Rome. International Fund for Agricultural
Development.

Riethmuller, P. 2003. The social impact of livestock: a
developing country perspective. Animal Science
Journal, 74(4): 245–253.

Sarkar, A.B. 2001. Strategies for development of
animal husbandry in Assam. In B.C. Barah, ed.
Prioritisation of strategies for agricultural
development in Northeastern India. Proceedings 9,
pp. 29–33. New Delhi. National Center for
Agricultural Economics and Policy Research (ICAR).

94

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Bab E

Sumberdaya Genetika Ternak
dan Ketahanan Terhadap Penyakit

1 Pendahuluan menunjukkan kemampuan dari pada inang untuk
menahan infeksi. Kedua, toleran (tolerance)
Penyakit ternak berpengaruh buruk pada yang menunjukkan pada suatu situasi dimana
produksi ternak di seluruh dunia. Para peternak inang terinfeksi oleh patogen tetapi hanya sedikit
dan pemangku kepentingan lain yang terlibat menderita akibat penyakit. Perbedaan keduanya
dalam mempromosikan kesehatan ternak dapat adalah penting. Sebagai contoh apabila
melakukan sejumlah pendekatan untuk tujuannya adalah untuk pencegahan penyebaran
mengurangi pengaruh negatif tersebut. Pilihan penyakit pada populasi lain (seperti pada kasus
pada tingkat ternaknya meliputi kemoterapi penyakit zoonotik) maka lebih dibutuhkan
(pengobatan secara kimiawi), vaksinasi, ketahanan penyakit dibanding toleransi penyakit.
mengontrol vektor penyakitnya dan metode
manajemen yang sesuai. Akan tetapi ada Manajemen berbagai sumber genetik untuk
masalah pada strategi keberlanjutan meningkatkan ketahanan atau toleransi terhadap
pengontrolan penyakit tersebut. Masalahnya penyakit yang terdapat pada populasi ternak
meliputi dampak lingkungan dan keamanan merupakan alat tambahan untuk pengendalian
pangan akibat perlakuan kimia; kemampuan penyakit. Sejumlah keuntungan dari menyatukan
dan akses petani peternak miskin terhadap unsur-unsur genetik pada strategi manajemen
pengontrolan penyakit; dan evolusi parasit yang penyakit yang telah diketahui (FAO, 1999)
tahan terhadap perlakuan yang diberikan. adalah:
Contohnya masalah terakhir adalah
menyebarnya ketahanan parasit nematode • adanya perubahan genetik secara permanen
terhadap obat anthelmintik; ketahanan bakteri begitu dikembangkan;
terhadap antibiotik; ketahanan terhadap obat
antiprotozoa seperti yang digunakan pada • adanya efek konsistensi
perlakuan trypanosomiasis; evolusi virus yang • hilangnya keperluan untuk membeli berbagai
tahan vaksin untuk berbagai penyakit seperti
penyakit Marek; dan ketahanan acaricide dalam input jika suatu efek sudah berhasil
tikcs. Dalam kasus antibiotik terdapat pula dikembangkan;
kekuatiran terhadap residu pada rantai makanan • keefektifan dari metode lain menjadi lama
dan implikasinya pada kesehatan manusia karena kurangnya tekanan pada munculnya
dengan munculnya berbagai mikro organisme ketahanan (resistance)
yang tahan terhadap antibiotik (BOA, 1999). • kemungkinan adanya efek spektrum yang
lebih luas (menigkatnya ketahanan terhadap
Pada banyak penyakit ternak, telah ditemukan lebih dari satu penyakit)
bukti adanya variasi genetik dalam tingkat • kemungkinan berkurangnya dampak pada
kerentanan ternak inang (host). Ada dua evolusi macroparasites seperti helminth,
fenomena yang perlu dibedakan dalam dibanding dengan strategi lain seperti
kaitannya dengan manajemen genetika pada kemoterapi atau vaksinasi; dan
penyakit. Pertama, ketahanan (resistance) yang • bertambahnya keragaman strategi pada
manajemen penanganan penyakit.

95

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 31

Beberapa studi terpilih yang menunjukkan perbedaan breed dalam resistensi atau toleransi terhadap
penyakit spesifik

Penyakit/Parasit Breed yang Breed Kondisi Hasil Pustaka
menunjukkan Pembanding percobaan
Trypanosoma Persilangan Goosens et
congolense ketahanan breed Djallonke Inseminasi buatan Tingkat parasit yang lebih rendah, periode al., (1999)
lebih besar × Sahelian prepaten yang lebih panjang dan respons
Kondisi di antibodi yang lebih tinggi dibandung Mattioli et al.,
Domba N’Dama × Zebu lapangan di persilangannya tetapi breed persilangannya (1993)
Djallonke Gambia masih lebih besar dan tumbuh lebih cepat
Zebu Sekelompok ternak Ticknya lebih sedikit Claxton and
Ticks (Amblyomma Sapi N’Dama di pedesaan di Leperre
variegatum; Sapi N’Dama Holstein- Gambia Ticknya lebih sedikit (1991)
Hyalomma spp.) Friesian Inseminasi buatan Glass et al.,
Zebu Gobra gejala klinis yang kurang parah (2005)
Ticks (berbagai Mattioli et al.,
spesies) Zebu (1995)

Theileria annulata Sapi Sahiwal Doper Claxton and
Leperre
Anaplasma Sapi N’Dama Ile de France, Kondisi lapangan Prevalensi serologi dari A. Marginale lebih (1991)
marginale; ticks Sapi N’Dama Suffolk di Gambia rendah; ticks.lebih sedikit Baker (1998)
(berbagai species) Merino
St Croix Sekelompok ternak Lebih sedikit cacing di usus, FEC* lebih Amarante et
Haemonchus Piétrain di pedesaan di rendah al., (2004)
contortus Gambia
Danish Hansen et al.,
Haemonchus Domba Red Landrace Domba yang Domba menunjukkan FEC lebih rendah (1999)
contortus Masaai Breed murni dipelihara pada untuk H. Contortus, lebih tinginya PVC, Roberts et al.,
Awassi kondisi lapangan lebih rendahnya kematian anak dibanding (1997
pada pantai sub- domba Dorper. Diperkirakan 2 atau 3 kali Reiner et al,.
Peppin Merino, humid Kenya lebih produktif dibanding Dorper dalam (2002)
Saxon Merino kondisi tersebut
Permin and
Haemonchus Domba Santa Gimmazah, Domba merumput/ di FEC lebih rendah, PCV** lebih tinggi, lebih Ranvig (2001)
contortus Ines Sinah,Dandrawi Sao Paulo State SE sedikit hitungan jumlah cacing Shimshony
(Breed alami di Brasil (1989)
Mesir)
Fasciola gigantica Domba ekor Infeksi buatan Jumlah Flukes dari hati yang lebih rendah; Emery et al.,
tipis Indonesia perbedaan respon imunitas (1984)
Fasciola gigantica
Domba ekor Infeksi buatan Lebih sedikit parasit yang didapat dari hati Hassan et al,.
Sarcocystismiesch tipis Indonesia (2004)
eriana Infeksi buatan Dalam hal indikasi klinis, serologi,
Babi Meishan hematologi dan parasitologi pengaruh
Infeksi buatan serangan kurang parah,
Ascaridia galli Ayam Lohman Wabah alami di
Brown Israel Lebih rendahnya gangguan dan
Foot rot (kaki pengeluaran telur cacing
busuk) Domba
persilangan Prevalensi lebih rendah
Foot rot (kaki East Friesian ×
busuk) Awassi Penularan alami Lesi kurang serius, lebih cepat sembuh
pada padang
Newcastle Disease Domba rumput yang
virus, Infectious Romney Marsh, diirigasi di Australia
Bursal Disease Dorset Horn,
Border Infeksi buatan Tingkat mortalitas lebih rendah dibanding
Leicester breed lain

Ayam
Mandarah

*FEC = faecal egg count
** PCV = packed cell volume

96

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Sejumlah pendekatan pada manajemen 2 Breed tahan atau toleran penyakit
genetik penyakit, dapat diaplikasikan, tergantung
pada sifat masalah dan ketersediaan Banyak bukti anekdot yang menunjukkan
sumberdaya. Strategi dapat mencakup pemilihan ketahanan penyakit dari ternak breed lokal asli
breed yang sesuai dengan lingkungan produksi; (indigeneous) terhadap lingkungan dimana
persilangan breeding untuk memasukan gen mereka menghadapi tantangan penyakit yang
pada breed yang sudah beradaptasi sesuai berat. Ketika berbagai negara memasuki secara
dengan tujuan pemeliharaan; dan pemilihan detail mengenai breed ternak mereka di sistem
berbagai maksud breeding dari berbagai individu FAO DAD-IS, mereka mempunyai kesempatan
yang mempunyai level tinggi pada ketahanan untuk menunjukkan apakah breed itu
atau toleransi penyakit. Pendekatan terakhir mempunyai unsur penting atau karakter
dapat difasilitasi jika penandaan (marker) genetik bermanfaat – termasuk ketahanan penyakit.
molekuler yang berhubungan dengan sifat yang Dalam kebanyakan kasus, pengakuan pada
diinginkan telah diidentifikasi. spesifik breed tertentu belum diteliti secara
ilmiah. Tetapi berbagai penyakit yang
Titik awal pada semua strategi tersebut adalah dibicarakan tersedia bukti dalam literatur ilmiah
keragaman genetik (diversity) pada populasi bahwa terdapat perbedaan ketahanan atau
ternak. Jika sumber genetik tererosi maka cara toleransi penyakit di antara breed ternak (lihat
potensial untuk memerangi penyakit menjadi contoh pada Tabel 31). Pembahasan berikut
hilang. Selanjutnya ada bukti dari studi simulasi akan menyoroti informasi yang tersedia dalam
yang menunjukkan bahwa populasi dengan DAD-IS tentang ketahanan atau toleransi breed
keragaman dalam hal jumlah genotipe terbaik tertentu, dengan fokus pada berbagai penyakit
(distinct genotypes) yang memberikan dengan bukti ilmiah bahwa ada komponen
ketahanan penyakit adalah cenderung kurang genetik yang rentan. Tabel 32 menyajikan
rentan terhadap bencana epidemik penyakit gambaran dari data entri dalam DAD-IS yang
(Springbett et al., 2003). Pemeliharaan melaporkan tentang ketahanan penyakit pada
keragaman dalam hal gen-gen dasar ketahanan breed mamalia dan Tabel 33 sampai 39 memuat
memberikan sumberdaya penting untuk daftar breed yang dilaporkan tahan atau toleran
memerangi berbagai efek evolusi pathogen di pada penyakit spesifik atau tipe penyakit
masa datang. tertentu.

TABEL 32

Breed mamalia yang dilaporkan pada DAD-IS yang resistensi atau toleran terhadap penyakit atau
parasit spesifik

Penyakit Kerbau Sapi Kambing Domba Babi Kuda Rusa

Trypanosomiasis - 17 4 4 - - -
Tick Infestation/ burden 1 17 - 1 - - 1
Tick-borne disease (unspecified) - 4 - - - - -
- 2 - - - - -
Anaplasmosis - 4 - - - - -
Piroplasmosis/Babesiosis - 1 - 1 - 1 -
Heartwater/Cowdriosis 1 2 1 9 1 2 2
Internal parasites/worms 2 - - 1 - - -
Fascioliasis - 9 - - - - -
Bovine leucosis - 1 - 14 - - -
Foot rot (Bacteroides nodusos) 4 59 6 33 3 5 2
Total*

*Jumlah total data yang dimasukkan yang berhubungan dengan toleransi atau resistensi terhadap penyakit (beberapa breed dilaporkan menunjukkan
resistensi atau toleransinya terhadap lebih dari satu penyakit).

97

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

2.1 Trypanosomiasis 2.2 Penyakit ticks dan tick-borne
Trypanosomiasis ditularkan oleh lalat Tsetse, Ticks merupakan masalah yang tersebar luas
salah satu lalat yang paling penting dalam bagi para produsen ternak, terutama di negara
masalah kesehatan hewan di benua Afrika – tropis. Ticks sendiri juga melemahkan ternak
terjadi terutama di Afrika barat dan Afrika melalui pengisapan darah, dapat menyebabkan
Tengah dan bagian Timur Afrika. Tipe lain kelumpuhan melalui injeksi toxin yang
trypanosomiasis juga merupakan problem besar desekresikan dalam ludahnya, merusak kulit,
baik di Afrika maupun di wilayah lain. Ketahanan membuat infeksi kedua. Lebih lanjut, tick juga
terhadap parasit dikaitkan dengan obat menyebarkan sejumlah penyakit serius, yang
trypanocidal, dan keberlanjutan problem terkait paling jelas adalah Anaplasmosis, Babesiosis,
dengan implementasi untuk mengontrol lalat Theileriosis dan Cowdriosis (heartwater). Adanya
Tsetse, meningkatkan keinginan untuk spesies tick yang khusus cukup bervariasi
menggunakan metode kontrol secara terintegrasi tergantung kondisi agroekologi, sebagian
meliputi penggunaan tipe breed ternak yang terdistribusi lebih luas dibanding yang lain.
toleran terhadap penyakit (FAO, 2005). Breed Resistensi atau toleransi pada tick, dan pada
yang paling toleran terhadap trypanosoma tingkat yang lebih rendah terhadap penyakit tick-
meliputi sapi N’Dama dan sapi tanduk pendek borne, terdokumentasi dengan baik. Contohnya,
West African, juga kambing dan domba sejumlah studi mengindikasikan bahwa sapi
Djallonke. Meskipun ukuran tubuhnya lebih kecil, N’Dama lebih resisten yang lebih tinggi pada
hasil studi menunjukkan bahwa breed tersebut tick dibanding sapi Zebu (Claxton and Leperre
lebih produktif dibanding breed yang rentan 1991; Mattioli et al., 1993; Mattioli et al., 1995).
terhadap tantangan Tsetse dari tingkat moderate Contoh lain diberikan oleh hasil studi di Australia
sampai tinggi (Agyemang et al., 1997). Tabel 33 menemukan bahwa breed murni sapi Bos
menunjukkan breed yang dilaporkan di DAD-IS indicus kurang rentan terhadap Babesiosis
yang resisten atau tahan terhadap trypanosoma. dibanding dengan persilangan Bos indicus × Bos
taurus (Bock et al., 1999). Pada kasus
TABEL 33 Theileriosis yang disebabkan oleh Theileria
annulata, anak sapi Sahiwal, breed asli India,
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan ditemukan kurang menderita terhadap serangan
menunjukkan resistensi atau toleransinya theileriosis dibanding anak sapi Friesian Holstein
terhadap Trypanosomiasis pada waktu diinfeksi penyakit ini (Glass et al.,
2005). Tabel 34 dan 35, secara berurutan,
Species/ Jumlah Nama breed menunjukkan breed yang resitensi atau toleransi
Subregion breed terhadap penyakit tick dan tick-borne yang
Sapi dilaporkan DAD-IS.
Afrika Utara 15 N’dama (20), Baoulé (4),
dan Lagune(Lagoon) (6), Bourgou 2.3 Parasit internal
Afrika Barat (2), Muturu (2), Dahomey Helminthosis diakui sebagai salah satu masalah
(Daomé) (2), Somba, Namchi, kesehatan hewan yang paling serius
Afrika Timur Kapsiki. Kuri, Toupouri, Ghana mempengaruhi peternak miskin (Perry et al.,
Domba Shorthorn, Keteku, Somba 2002). Resitensi atau toleransi terhadap
Afrika Utara Haemonchus contortus, cacing nematoda yang
dan 2 Sheko, Jiddu ada dimana-mana yang menginfestasi perut
Afrika Barat ternak ruminansia, menjadi subjek studi (lihat
Kambing 4 Vogan (2), West African Dwarf contoh di Tabel 31). Breed domba Red Maasai
Afrika Utara (4), Djallonké (10), Kirdimi contohnya, terkenal karena resistensinya
dan Afrika
Barat 4 West African Dwarf (16),
Djallonké (2), Kirdimi, Diougry

Agka dalam kurung = jumlah negara yang melaporkan bila lebih dari satu
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada
penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS.

98

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 34

Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resitensi atau toleransinya terhadap gangguan
tick-burden

Species/Subregion Jumlah breed Nama breed
Sapi
8 Nguni (2), Angoni, Sul Do Save, Pedi, Bonsmara, Shangaan, Kashibi, Tswana
Afrika bagian Selatan 4 Pesisir, Limousin, Javanese Zebu, Thai
Asia Tenggara 1 Zebu of Azerbaijan
Europa dan Kaukasus 1 Romosinuano
Amerika Selatan 3 Australian Friesian Sahiwal, Australian Milking Zebu, Australian Sahiwal
Pasifik Barat daya
Domba 2 Nguni (3), Landim
Afrika bagian Selatan
Kerbau 1 Thai
Asia Tenggara
Rusa 1 Sambar
Asia Tenggara

Agka dalam kurung = jumlah Negara yang melaporkan bila lebih dari satu
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS.

TABEL 35

Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransinya terhadap penyakit
tick-borne

Species/Subregion Jenis penyakit Jumlah breed Nama breed

Sapi Tick-borne diseases 2 Baoulé, Ghana Shorthorn
Afrika Utara dan Afrika Barat (unspecified)
Tick-borne diseases 1 Angoni (2)
Afrika bagian Selatan (unspecified)
Anaplasmosis 2 Cinisara, Modicana,
Europa dan Kaukasus Piroplasmosis 2 N’dama, Noire Pie de Meknès
Afrika Utara dan Afrika Barat Piroplasmosis 1 Modicana
Europa dan Kaukasus * Heartwater (Cowdriosis) 1 Creole (also dermatophilosis)
Europa dan Kaukasus*
Domba Heartwater (Cowdriosis) 1 Damara (2)
Afrika bagian Selatan
Kuda Piroplasmosis 1 Pottok
Europa dan Kaukasus

Agka dalam kurung = jumlah Negara yang melaporkan bila lebih dari satu
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS.
*Guadeloupe, Martinique.

terhadap cacing saluran pencernaan. Studi yang Sama juga, ketahanan yang lebih besar dan
dilakukan di kondisi lapangan di area pantai produktivitas yang lebih tinggi ditemui pada
subhumid Kenya memperlihatkan bahwa domba kambing kecil Afrika Timur dibanding dengan
Red Maasai menunjukkan jumlah telur cacing breed kambing Galla dalam kondisi yang sama
yang rendah untuk Haemonchus contortus, dan (ibid.). Ditemukan juga bukti ilmiah untuk
kematian yang lebih rendah dibanding anak resistensi atau toleransi terhadap serangan
domba Dorper (breed lainnya yang banyak cacing hati Fasciola gigantica, yang merupakan
dipelihara di Kenya). Domba Red Maasai parasit yang tersebar luas. Contohnya domba
diperkirakan 2 – 3 kali lebih produktif dari pada ekor tipis Indonesia menunjukkan resistensi yang
domba Dorper dalam kondisi subhumid, dimana besar dibanding breed St. Croix dan Merino
parasit lebih menyukai kondisi ini (Baker, 1998). (Roberts et al., 1997). Satu breed domba dan

99

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

TABEL 36 domba Inggris Romney Marsh, Dorset Horn dan
Border Leicester lebih tahan terhadap foot rot
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan (dimanifestasi dari luka yang lunak dan lebih
menunjukkan resitensi atau toleransinya cepat sembuh) dibanding breed domba Peppin
terhadap parasit internal dan Saxon Merinos (Emery et al., 1984).

Species/ Jumlah Nama breed Demikian juga Shimshony (1989) melaporkan
Subregion breed bahwa domba persilangan East Friesian ×
Sapi Awassi menunjukan prevalensi yang rendah
Afrika bagian 1 Madagascar Zebu dibanding breed murni Awassi pada waktu
Selatan outbreak penyakit ini di Israel. Kelihatannya
Asia Tenggara 1 Javanese Zebu breed yang berasal dari area lebih basah
Kambing ternyata lebih tahan penyakit ini. Breeds
Timur Dekat dan 1 Yei goat (dilaporkan DAD-IS) yang resistensi atau
Timur Tengah toleransi pada foot rot ditunjukkan dalam Tabel
Domba 2 Madgascar, Kumumawa 37.
Afrika bagian
Selatan 3 Garut, Malin, Priangan TABEL 37
Asia Tenggara 1* Churra Lebrijana
Europa dan Breed ternak yang dilaporkan ke DAD-IS dan
Kaukasus (fascioliasis) menunjukkan resistensi atau toleransinya
Amerika Latin 3 Criollo (8), Criollo Mora, terhadap busuk kaki
dan Karibia
Timur Tengah Morada Nova
dan sekitarnya 1 Rahmani
Kerbau
Asia bagian 3* Papua New Guinea Species/ Subregion Jumlah Nama breed
Tenggara Buffalo, Kerbau-Kalang Sapi breed
(fascioliasis), Kerbau
Babi Indonesia (fascioliasis) Europa dan 1 Sayaguesa
Asia Tenggara Kaukasus
1 South China Domba 1 Beni Ahsen
Rusa Afrika Utara dan
Asia Tenggara 1 Sambar Afrika Barat 2 Large Tailed Han, Small
Asia Timur Tailed Han
Kuda 2 Kuda Padi , Bajau Europa dan
Asia Tenggara Kaukasus 10 Kamieniecka, Leine,
Swiniarka, Polskie Owce
Agka dalam kurung = jumlah negara yang melaporkan bila lebih dari satu Pasifik Barat daya Dlugowelniste, Churra
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada Lebrijana, Lacha,
penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS. Bündner
*Angka ini termasuk breed yang dilaporkan tahan terhadap fasciola. Oberländerschaf,
Engadiner Fuchsschaf,
kerbau dilaporkan di DAD-IS menunjukkan Rauhwolliges
resistensi atau toleransi terhadap penyakit Pommersches
fasciola (Tabel 36). Landschaf, Soay

1 Broomfield Corriedale

2.4 Busuk kaki (Foot rot) Catatan bahwa ada breed ternak lainnya yang tahan terhadap penyakit
Busuk Kaki adalah penyakit bakteri di kuku tersebut, namun tidak dilaporkan ke DAD-IS
ternak yang menular yang menyebabkan
kepincangan yang parah yang merupakan 2.5 Bovine leucosis
kerugian ekonomi yang serius, khususnya untuk Bovine leucosis adalah penyakit darah yang
peternak domba. Lebih sering terjadi di daerah disebabkan oleh virus bovine leucosis (BLV).
beriklim dingin . Ada bukti bahwa sebagian breed Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi
lebih resisten terhadap penyakit busuk Kaki yang besar akibat dibatasinya perdagangan,
dibanding yang lain. Studi yang dilakukan di kematian dan turunnya produksi, dan karkas
Australia menunjukkan bahwa pada saat terkena yang diafkir di rumah pemotongan. Sepertinya
infeksi alam pada hijauan yang diirigasi, breed ada komponen genetika yang menyebabkan

100

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

ternak menjadi rentan susceptible terhadap 2.6 Penyakit pada unggas
penyakit tersebut. Petukhov et al., (2002), Wabah penyakit ND (Newcastle Disease) dan
contohnya melaporkan adanya perbedaan di gumboro (infectious bursal disease) sering
antara breed, famili dan anak betina dari menghancurkan kelompok ayam di pedesaan.
pejantan yang sama dalam hal frekuensi infeksi Kedua penyakit tersebut mempuyai prevalensi
BLV diantara sapi di Siberia Barat. Tabel 38 luas di dunia. Wabah penyakit ND dilaporkan
menunjukkan breed dilaporkan DAD-IS yang sudah selama paling tidak satu abad. Empat
menunjukkan resistensi atau toleransi terhadap gelombang panzootic terjadi dalam abad ke-20.
bovine leukosis. Gumboro pertama kali digambarkan pada tahun
1962 dan berjangkitnya epidemik gumboro
TABEL38 dilaporkan sejak tahun 1970.

Breed sapi dilaporkan ke DAD-IS dan Suatu studi yang membandingkan pengaruh
menunjukkan resistensi atau toleransi terhadap infeksi penyakit ND dan infeksi penyakit virus
leukosis bursal terhadap breed ayam Mesir menemukan
bahwa ayam Mandarah (breed ayam dwiguna
Species/ Jumlah Nama breed yang dikembangkan melalui perkawinan silang)
Subregion breed menunjukkan kurang rentan dibanding breed
yang lain terhadap infeksi kedua penyakit
Asia Tengah 1 Bestuzhevskaya tersebut – hal ini diindikasikan oleh tingkat
Europa dan 7 Krasnaya gorbatovskaya, kematian yang lebih rendah setelah diinfeksi
Kaukasus secara buatan (Hassan et al., 2004). Demikian
Istobenskaya, juga, ada kejadian untuk resistensi genetika
Kholmogorskaya,Suksunsk terhadap penyakit Marek’s. Lakshmanan et al.,
aya skot, Yakutskii Skot, (1996), contohnya, melaporkan studi pada ayam
Yaroslavskaya, Yurinskaya,
Sura de stepa

Catatan bahwa ada breed ternak lainnya yang tahan terhadap penyakit
tersebut, namun tidak dilaporkan ke DAD-IS.

TABEL 39
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransi terhadap penyakit
unggas

Species/Subregion Penyakit Jumlah breed Nama breed

Ayam ND 1 Poule De Benna
Afrika Utara dan Afrika Barat ND 1 Nkhuku
Afrika Selatan ND 1 Red Jungle Fowl
Asia Tenggara ND 1 Gallina criolla o de rancho
Amerika Tengah Marek’s disease 1 Ayam Kampong
Marek’s disease 4 Borky 117, Scots Dumpy, Hrvatica, Bohemian Fowl
Asia Tenggara
Europa dan Kaukasus ND 2 Local Duck of Moulkou and Bongor, Local Duck of
Itik Gredaya and Massakory
Afrika Utara dan Afrika Barat ND 2
Numida Meleagris Galeata Pallas, Djaoulés
Ayam mutiara ND 1
Afrika Utara dan Afrika Bara Local Muscovy Duck of Karal and Massakory
ND 1
Entok Moroccoan Beldi
Afrika Utara dan Afrika Barat

Kalkun
Afrika Utara dan Afrika Bara

Catatan bahwa ada breed ternak lainnya yang tahan terhadap penyakit tersebut, namun tidak dilaporkan ke DAD-IS

101

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Fayoumi dan White Leghorn ayam Fayoumi (anthelmintik) yang telah diluncurkan dalam 25
menunjukkan lebih tahan terhadap tahun terakhir, dan nampaknya hanya
perkembangan tumor (lihat di bawah untuk mempunyai sedikit prospek untuk munculnya
diskusi lebih jauh tentang program breeding calon obat-obat yang baru (ibid.). Sekarang
untuk resistensi terhadap penyakit Marek’s). timbul ketertarikan untuk program manajemen
Tabel 39 menunjukan unggas yang dilaporkan di parasit secara terpadu (integrated parasite
DAD-IS yang menunjukkan resistensi atau management = IPM), dimana program breeding
toleransinya terhadap penyakit unggas khusus. untuk resistensi genetik adalah salah satu
komponennya. Program breeding domba secara
3 Peluang seleksi dalam breed terhadap selektif berdasarkan FEC merupakan cara yang
ketahanan penyakit efektif untuk mengurangi kebutuhan anthelmintik
dan mengurangi kontaminasi rumput dengan
Selektif breeding untuk mengambil kelebihan telur parasit nematode (Woolaston, 1992; Morris
dalam variasi di dalam breed terhadap resistensi et al., 2000; Woolaston and Windon, 2001;
penyakit adalah startegi yang penting untuk Bishop et al., 2004).
mengontrol sejumlah penyakit. Untuk penyakit
endemik, yang selalu eksis dalam sistem Untuk penyakit epidemik, pendekatan alternatif
produksi (seperti mastitis, helminthosis) perlu diadopsi. Oleh karena itu perlu
memungkinkan dilakukan seleksi berdasrkan dikembangkan tehnik seleksi berdasarkan marka
respon fenotipe terhadap tantangan penyakit. allele yang berhubungan dengan peningkatan
Pada kasus mastitis, jumlah sel somatik dalam resistensi penyakit (Bishop and Woolliams,
susu (indikator dari infeksi bakteri) atau kasus 2004). Pada kasus penyakit Marek (suatu
klinis dari penyakit dapat digunakan sebagai penyakit virus pada ayam), penggunaan vaksin
indikator fenotipik dari kerentanan terhadap nampaknya meningkatkan keganasan dari
penyakit. Indikator ini secara rutin dicatat dalam penyakit. Oleh karena itu program breeding
kelompok sapi perah, dan variasinya sudah untuk resistensi terhadap penyakit akan semakin
ditemukan mempunyai komponen genetik yang penting pada sistem produksi unggas. Seleksi
besar (Rupp and Boichard, 2003). Adanya resistensi berdasarkan spesifik B alleles dalam
hubungan antagonis antara keuntungan genetika komplek jaringan kesesuaian utama (major
untuk trait produksi dan kerawanan terhadap histocompatability complex / MHC) (Bacon,
penyakit telah mendorong dilakukan seleksi 1987) telah digunakan dalam waktu cukup lama
untuk resistensi banyak penyakit (ibid.). Oleh untuk membantu dalam manajemen penyakit
karena itu banyak program breeding sapi perah Marek. Baru-baru ini para peneliti juga telah
untuk meningkatkan resistensi pada mastitis. mengidentifikasi sejumlah loci trait secara
kuantitatif (QTL) yang berhubungan dengan
Parasit yang resisten terhadap obat resistensi penyakit (Vallejo et al., 1998;Yonash
anthelmintik adalah salah satu masalah besar et al., 1999; Cheng, 2005). Penyakit lain dimana
pada sektor ternak di banyak belahan dunia, marka resistensi penyakit telah diidentifikasi
khususnya dalam hal produksi ruminansia kecil. termasuk dermatophilosis pada sapi (Maillard et
Strategi pengontrolan parasit berdasarkan pada al., 2003), diare yang disebabkan oleh E. coli
pengunaan obat cacing (dewormers) sudah pada babi (Edfors and Wallgren, 2000) dan
dianggap sebagai alasan dan munculnya obat scrapie pada domba (Hunter et al., 1996).
anti berbagai parasit yang tidak berkelanjutan
(Kaplan, 2004). Kebutuhan akan metode
alternatif dan pengontrolan penyakit disorot
berdasarkan kenyataan bahwa tidak ada
dihasilkan kelas besar baru obat cacing

102

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Kotak 14 Studi molekuler dan dasar genome mengidentifikasi
Resistensi genetik terhadap demam babi Afrika target kunci celluler dari protein ASFV yang penting untuk
memperbanyak virus atau penting dalam berkontribusi
Demam babi Afrika (African swine fever = ASF) memiliki untuk penghindaran virus dalam mekanisme pertahanan
ancaman serius pada industri global daging babi. ASF imunitas. Analisis komparatif dari DNA sequence gen
adalah penyakit sangat menular menyebabkan kematian tersebut dari spesies babi dengan ketahanan yang
pendarahan yang cepat pada babi domestik. Tidak ada bervariasi mungkin dapat menjadi petunjuk terjadinya
vaksin yang tersedia dan hanya strategi pengontrolan mutasi (single nucleotide polymorphisms atau SNPs)
yang efektif melalui regulasi yang ketat dari pergerakan yang dikaitkan dengan variasi resistensi genetik. Analisis
ternak dan produknya serta identifikasi yang cepat, Transcriptome dari infeksi macrophages ASFV
pemotongan dan pembuangan dari babi yang terinfeksi. menggunakan microarrays akan memberikan kandidat
Pendekatan alternatif sangat diperlukan. gen baru yang diatur secara berbeda selama infeksi.
Kandidat gen tersebut dapat dipakai untuk
Berlawanan dengan penyakit parah yang dilihat pada pengembangan marka DNA yang diteliti untuk
babi domestik, infeksi ASFV tidak menyebabkan menseleksi ternak yang berkurang kerentanannya
pengaruh klinis pada babi asli Afrika liar, Warthog terhadap penyakit.
(Phacochoerus africanus) dan spesies babi semak
(Potamochoerus spp.). Adanya kejadian alami Spesies- Pelestarian breed yang resisten penting sekali
khusus yang mempunyai resistensi genetik sangat dilakukan untuk kemajuan dalam resistensi genetik
berharga untuk studi mekanisme molekuler secara terhadap ASFV. Jaringan ternak dan DNA sumber
integral terhadap tingkat patogen dari penyakit tersebut. penting bagi peneliti.

Breeding untuk resistensi genetik terhadap ASF sudah Meskipun breeding untuk meningkatkan ketahanan
diusahakan melalui perkawinan silang antara babi tehadap ASFV memungkinkan, ada beberapa faktor yang
domestik dengan spesies babi yang resisten. Meskipun perlu dipertimbangkan sebelum memasuki program
terdapat bukti-bukti yang insiden yang menyarankan tersebut. Salah satu pertimbangannya adalah babi yang
bahwa hal ini mungkin saja terjadi tetapi interbreeding resisten yang tidak dapat diinfeksi oleh ASFV sulit untuk
mempunyai keberhasilan yang terbatas. Alternatifnya, dicapai. Nampaknya lebih mungkin bila ternak babi akan
mungkin dapat dikembangkan untuk resisten ASFV menunjukkan suatu gejala phenotype yang toleran dari
dengan mengembangkan babi domestik yang secara pada efek klinis dari ASFV. Walaupun babi toleran tidak
alami dapat bertahan dari tantangan ASFV. Sekitar 5 – dapat menunjukkan penyakit klinis, mereka menjadi
10% babi domestik dapat bertahan terhadap infeksi terinfeksi dan dapat melepaskan ASFV pada
ASFV. Sayangnya, babi yang dapat bertahan pada lingkungannya. Dengan cara demikian babi tersebut
umumnya mati setelah dilakukan pemberantasan dapat mengalami resiko sebagai babi rentan pada daerah
penyakit pada saat terjadi wabah. Pendekatan tersebut tersebut atau melemahkan strategi pengontrolan
memungkinkan untuk mempelajari resistensi genetika penyakit.
alami dan dapat membentuk ternak dasar yang dapat _________
digunakan untuk memperkuat dan mengkuatifikasi variasi Diberikan oleh: Marnie Mellencamp.
genetika dalam resistensi atau toleransinya terhadap
ASFV dan untuk identifikasi yang dikaitkan dengan marka
genetika atau QTL (quantitative trait loci).

4 Kesimpulan program breeding. Tetapi penelitian genetika
untuk resistensi dan toleransi pada penyakit
Sudah jelas bahwa terdapat kasus yang kuat ternak masih agak terbatas dalam hal penyakit,
untuk memasukkan unsur-unsur genetik dalam breed dan species yang diteliti. Jika breed
strategi pengendalian penyakit, khususnya menjadi punah sebelum kualitas resistensi
terhadap masalah keberlanjutan berbagai penyakit diidentifikasi maka sumberdaya genetik
metode lain. Banyak bukti sudah terdokumentasi yang memberikan kontribusi besar untuk
dengan baik untuk keragaman dalam breed dan memperbaiki kesehatan dan produksi ternak
di antara breed terhadap kerentanan pada akan hilang untuk selamanya.
banyak penyakit penting, dan dalam berbagai
kasus, unsur tersebut telah dimasukkan dalam

103

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Daftar Pustaka Edfors, L.I. & Wallgren, P. 2000. Escherichia coli and
Salmonella diarrhoea in pigs. In R.F.E. Axford, S.C.
Agyemang, K., Dwinger, R.H., Little, D.A. & Rowlands, Bishop, J.B. Owen & F.W. Nicholas, eds. Breeding
G.J. 1997. Village N’Dama cattle production in West for resistance in Farm Animals, pp. 253–267.
Africa: six years of research in the Gambia. Nairobi. Wallingford, UK. CABI Publishing.
International Livestock Research Institute and
Banjul, International Trypanotolerance Centre. Emery, D.L., Stewart, D.J. & Clark, B.L. 1984. The
susceptibility of five breeds of sheep to foot rot.
Amarante, A.F.T., Bricarello, P.A., Rocha, R.A. & Australian Veterinary Journal, 61(3): 85–88.
Gennari, S.M. 2004. Resistance of Santa Ines,
Suffolk and Ile de France sheep to naturally FAO. 1999. Opportunities for incorporating genetic
acquired gastrointestinal nematode infections. elements into the management of farm animal
Veterinary Parasitology, 120(1–2): 91–106. diseases: policy issues, by S. Bishop, M. de Jong &
D. Gray. Background Study Paper Number 18.
Bacon, L.D. 1987. Influence of the major Commission on Genetic Resources for Food and
histocompatability complex on disease resistance Agriculture. Rome.
and productivity. Poultry Science, 66(5): 802–811.
FAO. 2005. Trypanotolerant livestock in the context of
Baker, R.L. 1998. Genetic resistance to endoparasites trypanosomiasis intervention strategies, by K.
in sheep and goats. A review of genetic resistance Agyemang. PAAT Technical and Scientific Series
to gastrointestinal nematode parasites in sheep and No. 7. Rome.
goats in the tropics and evidence for resistance in
some sheep and goat breeds in sub-humid coastal FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org).
Kenya. Animal Genetic Resources Information, 24:
13–30. Glass, E.J., Preston, P.M., Springbett, A., Craigmile,
S., Kirvar, E., Wilkie, G. & Brown, C.G.D. 2005. Bos
Bishop, S.C., Jackson, F., Coop, R.L. & Stear, M.J. taurus and Bos indicus (Sahiwal) calves respond
2004. Genetic parameters for resistance to differently to infection with Theileria annulata and
nematode infections in Texel lambs. Animal produce markedly different levels of acute phase
Science, 78(2): 185–194. proteins. International Journal for Parasitology,
35(3): 337–347.
Bishop, S.C. & Woolliams, J.A. 2004. Genetic
approaches and technologies for improving the Goosens, B., Osaer, S., Ndao, M., Van Winghem, J. &
sustainability of livestock production. Journal of the Geerts, S. 1999. The susceptibility of Djallonké and
Science of Food and Agriculture, 84(9): 911–919. Djallonké-Sahelian crossbred sheep to
Trypanosoma congolense and helminth infection
BOA. 1999. The use of drugs in food animals: benefits under different diet levels. Veterinary Parasitology,
and risks. Washington DC. Board on Agriculture, 85(1): 25–41.
National Academies Press.
Hansen, D.S., Clery, D.G., Estuningsih, S.E.,
Bock, R.E., Kingston, T.G. & de Vos, A.J. 1999. Effect Widjajanti, S., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1999.
of breed of cattle on transmission rate and innate Immune responses in Indonesian thin tailed sheep
resistance to infection with Babesia bovis and B. during primary infection with Fasciola gigantica: lack
bigemina transmitted by Boophilus microplus. of a species IgG2 antibody response is associated
Australian Veterinary Journal, 77(7): 461–464. with increased resistance to infection in Indonesian
sheep. International Journal for Parasitology, 29(7):
Cheng, H.H. 2005 Integrated genomic approaches to 1027–1035.
understanding resistance to Marek’s Disease. In S.J.
Lamont, M.F. Rothschild & D.L. Harris, eds. Hassan, M.K., Afify, M.A. & Aly, M.M. 2004. Genetic
Proceedings of the third International Symposium on resistance of Egyptian chickens to infectious bursal
Genetics of Animal Health, Iowa State University, disease and Newcastle disease. Tropical Animal
Ames, Iowa, USA. July 13–15, 2005. Health and Production, 36(1): 1–9.

Claxton, J. & Leperre, P. 1991. Parasite burdens and
host susceptibility of Zebu and N’Dama cattle in
village herds in the Gambia. Veterinary Parasitology,
40(3–4): 293–304.

104

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Hunter, N., Foster, J.D., Goldmann, W., Stear, M.J., Petukhov, V.L, Kochnev, N.N., Karyagin, A.D.,
Hope, J. & Bostock, C. 1996. Natural scrapie in Korotkevich, O.S., Petukhov, I.V., Marenkov, V.G.,
closed flock of Cheviot sheep occurs only in specific Nezavitin, A.G. & Korotkova, G.N. 2002. Genetic
PrP genotypes. Archives of Virology, 141(5): 809– resistance to BLV. In Proceedings of the 7th World
824. Congress on Genetics Applied to Livestock
Production, Montpellier, France, August, 2002,
Kaplan, R.M. 2004. Drug resistance in nematodes of Session 13, pp 1–4. Montpellier, France. Institut
veterinary importance: a status report. Trends in National de la Recherche Agronomique (INRA).
Parasitology, 20(10): 477–481.
Reiner, G., Eckert, J., Peischl, T., Bochert, S., Jäkel,
Lakshmanan, N., Kaiser, M.G. & Lamont, S.J. 1996. T., Mackenstedt, U., Joachim, A., Daugschie, A. &
Marek’s disease resistance in MHC-congenic lines Geldermann, H. 2002. Variation in clinical and
from Leghorn and Fayoumi breeds. In Current parasitological traits in Pietran and Meishan pigs
research on Marek’ s disease. Proceedings of the 5th infected with Sarcocystis miescheriana. Veterinary
International Symposium, East Lansing, Michigan, Parasitology, 106(2): 99–113 .
7–11 September 1996, pp. 57–62. Kennet Sque,
Pennsylvania, USA. American Association of Avian Roberts, J.A., Estuningsih, E., Widjayanti, S.,
Pathologists. Wiedosari, E., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1997.
Resistance of Indonesian thin tail sheep against
Maillard, J.C., Berthier, D., Chantal, I., Thevenon, S., Fasciola gigantica and F. hepatica. Veterinary
Sidibe, I., Stachurski, F., Belemsaga, D., Parasitology, 68(1–2): 69–78.
Razafindraibe, H. & Elsen, J.M. 2003. Selection
assisted by a BoLA-DR/DQ haplotype against Rupp, R. & Boichard, D. 2003. Genetics of resistance
susceptibility to bovine dermatophilosis. Genetics to mastitis in dairy cattle. Veterinary Research,
Selection Evolution, 35(Suppl. 1): S193–S200. 34(5): 671–688.

Mattioli, R.C., Bah, M., Faye, J., Kora, S. & Cassama, Shimshony, A. 1989. Footrot in Awassis and the
M. 1993. A comparison of field tick infestation on crosses with East Friesian sheep. New Zealand
N’Dama, Zebu and N’Dama × Zebu crossbred cattle. Veterinary Journal, 37(1): 44.
Veterinary Parasitology, 47(1–2): 139–148.
Springbett, A.J., MacKenzie, K., Woolliams, J.A. &
Mattioli, R.C., Bah, M., Kora, S., Cassama, M. & Bishop, S.C. 2003. The contribution of genetic
Clifford, D.J. 1995. Susceptibility to different tick diversity to the spread of infectious diseases in
genera in Gambian N’Dama and Gobra zebu cattle livestock populations. Genetics, 165(3): 1465–1474.
exposed to naturally occurring tick infection. Tropical
Animal Health and Production, 27(2): 995–1005. Vallejo, R.L., Bacon, L.D., Liu, H.C., Witter, R.L.,
Groenen, M.A.M., Hillel, J. & Cheng, H.H. 1998.
Morris, C.A., Vlassoff, A., Bisset, S.A., Baker, R.L., Genetic mapping of quantitative trait loci affecting
Watson, T.G., West, C.J. & Wheeler, M. 2000. susceptibility to Marek’s disease induced tumours in
Continued selection of Romney sheep for resistance F2 intercross chickens. Genetics, 148(1): 349–360.
or susceptibility to nematode infection: estimates of
direct and correlated responses. Animal Science, Woolaston, R.R. 1992. Selection of Merino sheep for
70(1): 17–27. increased and decreased resistance to Haemonchus
contortus: peri-parturient effects on faecal egg
Permin, A. & Ranvig, H. 2001. Genetic resistance to counts. International Journal for Parasitology, 22(7):
Ascaridia galli infections in chickens. Veterinary 947–953.
Parasitology, 102(2): 101–111.
Woolaston, R.R. & Windon, R.G. 2001. Selection of
Perry, B.D., McDermott, J.J., Randolph, T.F., Sones, sheep for response to Trichostrongylus colubriformis
K.R. & Thornton, P.K. 2002. Investing in animal larvae: genetic parameters. Animal Science, 73(1):
health research to alleviate poverty. Nairobi. 41–48.
International Livestock Research Institute.
Yonash, N., Bacon, L.D., Witter, R.L. & Cheng, H.H.
1999. High resolution mapping and identification of
new quantitative trait loci (QTL) affecting
susceptibility to Marek’s disease. Animal Genetics,
30(2):126–135.

105

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

2

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Bab F

Ancaman Terhadap Keragaman
Genetika Ternak

1 Pendahuluan juga, Iñiguez (2005) mengidentifikasi
penggantian oleh breed lain dan perkawinan
Keragaman genetik berpotensi terancam oleh silang yang sama merupakan ancaman pada
berbagai macam faktor, yang efeknya mungkin breed ruminansia kecil di Asia Barat dan Afrika
terjadi dalam beberapa cara – sistem produksi Utara. Contoh tersebut menggambarkan ada
yang merusak dimana SDGT menjadi banyak cara dimana ancaman pada sumberdaya
bagiannya, secara fisik merusak populasi ternak, genetik dapat diklasifikasikan, tetapi tujuan
atau memancing tindakan respon dimana respon pembahasan berikut adalah tentang tiga
itu sendiri merupakan ancaman. Kekuasaan kategori luas yang dibedakan menjadi: tren
yang mendorong terjadinya erosi genetik juga dalam sektor ternak; bencana dan keadaan
beragam dalam hal sejauh mana dipengaruhi darurat; epidemi penyakit ternak dan tindakan
oleh intervensi kebijakan, atau apabila tidak bisa pengontrolan.
dicegah, dalam hal apakah dapat dilakukan
tindakan untuk mengurangi pengaruhnya pada Didorong oleh faktor ekonomi, sosial,
keragaman SDGT, dalam literatur kesepakatan demografi dan politik, maka sektor peternakan
berkaitan dengan tren umum dan faktor-faktor sedang mengalami perubahan. Tren tersebut
ancaman SDGT. Contohnya, Rege dan Gibson meliputi perubahan permintaan produk dan jasa
(2003) mengidentifikasi penggunaan plasma secara kuantitatif dan kualitatif; perubahan dalam
nutfah exotik, perubahan sistem produksi, ketersediaan sumberdaya alam, input eksternal
perubahan kesukaan produsen karena faktor atau tenaga kerja/buruh; perubahan yang
sosial ekonomi, dan berbagai macam bencana mempengaruhi perdagangan ternak pada tingkat
(kekeringan, kelaparan, epidemi penyakit, nasional dan internasional; dan perpindahan
perang/perselisihan penduduk) sebagai dalam kebijakan lingkungan yang secara
penyebab utama dari erosi genetik. Tisdell langsung atau tidak langsung mempengaruhi
(2003) menyebutkan intervensi pembangunan, sistem produksi ternak (lihat Bagian 2 untuk
spesialisasi (menekankan pada produksi sifat diskusi lebih jauh dari tren dalam sistem produksi
pembawaan tunggal), introgresi genetika, ternak). Tambahan lagi ancaman yang dikaitkan
perkembangan teknologi dan bioteknologi, tidak dengan tren umum tersebut dapat
stabilnya kondisi politik dan adanya bencana mempengaruhi sektor peternakan secara
alam. Akan tetapi agak langka analisis dari keseluruhan, kebijakan yang tidak sesuai dan
ancaman spesifik yang dihadapi oleh breed metode dalam pengelolaan SDGT yang lebih
ternak tertentu, dan alasan kepunahan breed spesifik dapat memperburuk konsekuensi
sebelumnya. Untuk breed sapi yang terancam di keragaman genetik.
Afrika, Rege (1999) mencatat penggantian oleh
breed lain, perkawinan silang dengan breed Bencana dan kondisi darurat dibedakan
exotik atau dengan breed asli lainnya, konflik, dengan tren secara bertahap berdasarkan
kehilangan habitat, penyakit, program breeding beberapa faktor. Pertama bencana dan kondisi
yang ceroboh dan kurang berkelanjutan juga darurat melibatkan kejadian cepat yang jelas
merupakan faktor-faktor ancaman. Demikian atau kumpulan kejadian. Terjadinya kejadian

107

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

tersebut relatif tidak dapat diprediksi, paling tidak perubahan sistem produksi dimana ternak
dalam hal intensitas pengaruhnya, dan lokasi tersebut dipelihara. Kesalahan dalam
spesifik yang dipengaruhinya. Sehingga, pendekatan kebijakan dan manajemen mungkin
memprediksi pengaruhnya pada SDGT yang saja terjadi dalam kondisi normal, tetapi hal
ada, tantangannya agak berbeda (lebih sukar dapat lebih merusak setelah kondisi darurat
dibantah). Kedua, bencana dan keadaan darurat berlalu. Demikian juga, bencana dan keadaan
secara alami merupakan kejadian yang tidak darurat mungkin merusak infrastruktur, manusia
diinginkan yang meningkatkan respon untuk dan sumberdaya teknik yang diperlukan untuk
mengurangi pengaruhnya pada kemanusiaan, mengimplementasi atau mengembangkan
ekonomi dan sosial. Respon tersebut sering pendekatan manajemen yang cocok.
diatur dengan terburu-buru, mempunyai tujuan Selanjutnya batas antara emerjensi yang terus
jangka pendek, dan sepertinya tidak terfokus menerus di satu hal, dan pengaruh negatif yang
pada SDGT. Ketiga, dalam kontek bencana dan sedang berjalan atau tren yang tersebar di lain
keadaan darurat, perlu diperhitungkan pihak, tidak selalu jelas. Demikian juga mungkin
kemungkinan populasi SDGT yang berharga ada penggerak pada ”tingkat yang lebih tinggi”
dapat terhapus dalam periode waktu yang yang beroperasi melalui lebih dari satu
singkat. Bencana dan keadaan darurat, mekanisme seperti yang disebutkan di atas.
berpotensi mempengaruhi SDGT meliputi Contoh yang jelas adalah perubahan iklim, yang
bencana alami (seperti topan dan tsunami) dan berpotensi meningkatkan frekwensi dari cuaca
disebabkan manusia (seperti perang) (Goe and yang berhubungan dengan bencana, dan secara
Stranzinger, 2002) bertahap mempengaruhi penyebaran dan sistem
karakteristik produksi (FAO, 2006a).
Epidemi penyakit ternak yang terjadi
bersamaan dengan bencana dan keadaan Sulit diprediksi dan kompleknya berbagai
darurat, karakteristikya relatif tidak bisa diduga, tekanan yang mengancam keragaman genetik
mempunyai potensi untuk merusak populasi ternak, sehingga identifikasi prioritas untuk
ternak dalam waktu yang singkat, menimbulkan pengurangannya, menimbulkan tantangan besar.
respon ”tipe emergensi” (spesifik alami dan fokus Dampaknya sepertinya dipengaruhi oleh sebaran
responnya jelas berbeda dari implementsi untuk ancaman; kecepatan ancaman muncul;
emergensi tipe lain). Kampanye untuk eradikasi ancaman secara berkala; frekuensi terjadinya
penyakit endemik kurang cocok diterapkan ancaman; intensitas ancaman menyerang yang
dalam pola tersebut, yang disebabkan oleh mempengaruhi langsung populasi; dan oleh
berbagai macam faktor – perkembangan apakah kecendrungan ancaman ke depan akan
teknologi, pemasaran dan isu yang berhubungan meningkat atau menurun. Selanjutnya hal
dengan perdagangan, pertimbangan kesehatan penting yang harus ditambahkan adalah
manusia dll, dibanding dengan respon cepat ancaman yang berhubungan dengan
yang disebabkan oleh keadaan emerjensi. karakteristik ternak yang dipengaruhi.
Namun dalam beberapa kasus (seperti scrapie) Kekhawatiran semakin besar jika populasi yang
usaha keras untuk menghapus penyakit tersebut dipengaruhi memberikan kontribusi yang besar
berpotensi mengancam keberagaman SDGT. pada keragaman genetik dunia, memiliki
kesesuaian dengan kondisi lokal, atau ancaman
Klasifikasi kerangka kerja semacam ini pasti tersebut mencakup breed yang yang jarang dan
melibatkan beberapa penyederhanaan dari mempunyai karateristik yang unik. Akhirnya,
situasi yang komplek. Faktor pendorong yang makna dari ancaman dipengaruhi oleh kondisi
berbeda akan berinteraksi satu dengan yang kemampuan yang ada untuk merespon dengan
lain. Contohnya, populasi breed mungkin hanya menghilangkan atau mengurangi ancaman atau
rentan pada bencana yang gawat karena jumlah
dan kisarannya menurun sebagai hasil dari

108

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

dengan mengambil tindakan langsung untuk membatasi kondisi produksi dimana ternak itu
melindungi sumberdaya genetik yang terancam.
diusahakan (FAO, 2006b). Sebagai contoh

laporan dari Zimbabwe (2004) mencatat bahwa

sistem pengklasan (grading) karkas sekarang

2 Tren sektor ternak : faktor mendiskreditkan ternak berukuran kecil,
ekonomi, sosial dan kebijakan
sehingga menghambat produksi beberapa breed

Harapan pada suatu breed tergantung pada sapi asli. Tren lain pada sisi permintaan

besarnya sebaran dan peranannya kini dan di konsumen yang dapat mengancam breed yang

masa datang dalam sistem peternakan. tidak mensuplai produksi sesuai dengan

Penurunan pada fungsi ternak tertentu karena persyaratan yang diinginkan. Sebagai contoh,

tersedianya berbagai alternatif, sering konsumen lebih memilih daging yang kurang

menimbulkan ancaman yang subtansial. Contoh lemaknya telah mengakibatkan penurunan breed

yang jelas adalah breed khusus untuk tenaga babi yang mempunyai karkas dengan

kerja terancam oleh ekpansi mekanisasi di kandungan lemak tinggi (Tisdell, 2003).

bidang pertanian (FAO, 1996); lihat juga laporan Sistem produksi tidak hanya dipengaruhi oleh

India (2004) dan laporan Malaysia (2003). Hal permintaan pasar lokal tetapi juga tren pada

yang sama pada breed yang dikembangkan tingkat internasional (FAO, 2005a). Globalisasi

untuk produksi wool dan serat terancam oleh ekonomi berkontribusi dalam beberapa cara

ketersediaan bahan-bahan alternatif. terhadap erosi genetik: adanya dorongan

Ketersediaan sumber alternatif pada pemupukan spesialisasi regional sehingga dapat

atau pelayanan finansial juga menggeser tujuan mengakibatkan penurunan breed spesial pada

peternak dan dapat mempengaruhi pilihan region tertentu yang berhubungan dengan tipe

mereka pada breed. produksi yang tidak disukai; adanya dorongan

Meningkatnya ternak yang dipelihara tren ke arah spesialisasi pada produk tunggal di

permintaan akan produk ternak mendorong tingkat petani sehingga mengancam breed yang

negara berkembang untuk meningkatkan hasil bersifat multiguna; adanya dorongan untuk

daging, telur dan susu di pasaran (Delgado et mengendalikan kapasitas lingkungan produksi,

al., 1999). Penggantian breed lokal dengan selanjutnya menggunakan kisaran yang breed

beberapa breed ternak yang berproduksi tinggi sempit; dan adanya fasilitas transfer bahan

adalah konsekuensi dari usaha untuk genetik lintas batas internasional (Tisdell, 2003).

meningkatkan hasil (pada kenyataannya Faktor terakhir ini juga mendorong

terdapat pengurangan dalam keragaman breed beroperasinya apa yang disebut ”efek dominan

di banyak breed ternak lintas batas Swanson” (Swanson dominance-effect”). Istilah

internasional). Perkembangan yang pesat dalam ini menguraikan suatu situasi dimana pilihan

sistem produksi ternak babi dan unggas di suatu yang dilakukan pada awal perkembangan

wilayah seperti Asia Timur yang keragaman masyarakat sangat mempengaruhi

besar pada breed babi asli (indigenous) dan pengembangan akhir di tempat lain. Dalam

ayam menjadi suatu kekuatiran. Persilangan rangka menghadapi keperluan peningkatan

breed dengan hewan luar (exotik) sudah banyak produksi secara cepat maka pilihan breed lintas

dipratekkan sebagai suatu cara untuk batas yang telah dilakukan bertahun-tahun

meningkatkan produksi. Jika ini sering dilakukan dilakukan perbaikan genetik secara intensif

secara sembarangan, dapat menjadi ancaman dimana dihasilkan bahan genetik yang siap

besar pada breed lokal. Persyaratan yang ketat tersedia digunakan terbukti menarik para

untuk keseragaman produksi dan kebersihan produser ternak dan pembuat kebijakan di

makanan akan membatasi berbagai jenis produk negara-negara berkembang. Bahkan meskipun

ternak yang dapat dipasarkan dan juga pengembangan breed lokal dalam jangka

109

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Kotak 15 Ada juga usulan yang menyatakan bahwa inbreeding
Rusa kutub Mongolia terancam berkontribusi pada penurunan rusa, dengan meningkatnya
kerawanan terhadap penyakit seperti brucellosis. Pada
Sudah ribuan tahun, rusa kutub menjadi basis tahun 1962, dan lagi pada akhir tahun 1980, pemerintah
matapencaharian dan budaya orang pengembara di Mongolia membawa rusa kutub dari Siberia untuk mengisi
Taiga dan Tundras dari Eurasia. Orang Tsataan, atau lagi kawanan rusa. Sejak akhir era Soviet tidak ada rusa
Dukha di Mongolia, contohnya, untuk transportasi mereka yang masuk lagi seperti sebelumnya. Proposal yang
bergantung pada ternaknya – rusa dinaiki dan digunakan menyarankan untuk impor rusa kutub atau semen rusa
sebagai penarik barang dan untuk bahan makan – kutub, dari Siberia atau tempat yang lebih jauh jaraknya
sebagian besar dalam bentuk susu. Waktu rusa di culling, seperti Scandinavia atau Canada, sudah memicu
daging dan kulitnya dan juga setiap bagian tubuhnya perdebatan. Argumentasi sudah diberikan bahwa
dimanfaatkan. Sebagai masyarakat pengembara, perkawinan silang mempunyai potensi untuk
berbagai macam faktor mengancam cara hidup mengembalikan sifat yang menguntungkan yang sudah
tradisional masyarakat Dhuka’s – meliputi menurunnya menurun selama waktu ini, meliputi resistensi terhadap
jumlah rusa yang terjadi selama puluhan tahun terakhir. penyakit, produksi susu yang tinggi, dan tubuh yang besar
dan ukuran tanduk. Sebaliknya yang lain membantah
Beberapa ancaman terhadap kumpulan rusa kutub bahwa introduksi material genetik exotik mungkin tidak
sudah diidentifikasi. Area untuk kehidupan populasi liar sesuai, karena rusa kutub lokal sudah diseleksi untuk
menurun karena perburuan komersil. Tidak adanya kebutuhan lokal, khususnya untuk ditunggangi dan
perlombaan perburuan liar, petenak dipaksa untuk pengangkutan barang. Studi molekuler mengindikasikan
memotong ternaknya pada tingkat yang tidak sustainable. bahwa kawanan rusakutub Dhuka’s tidak lagi inbreeding
Perkembangan ekonomi lainnya seperti pertambangan dibanding dengan banyak populasi rusa yang lain,
adalah ancaman berikutnya, karena area merumput Penelitian lebih jauh sedang dilakukan oleh berbagai
dirusak atau pola migrasi diganggu. Penurunan mobilitas peneliti dari LSM/NGO, dan pemerintah Mongolia untuk
peternak yang tinggal dekat dengan kota memberi mengeksplore/menggali lebih dalam cara pendekatan
kelebihan pada layanan pendidikan dan akses ke yang paling baik untuk mengatur sumber daya genetik
konsumen barang memberi pengaruh negatif pada nutrisi rusa kutub. Berbagai macam usaha dibuat untuk
rusa, karena mereka tidak dapat masuk ke grazing area mengakses kebutuhan kesehatan dari ternak Dhuka dan
yang terpencil. Pengetahuan tradisional berhubungan memberi perawatan kesehatan hewan yang lebih baik.
dengan breeding dan peternakan mungkin sudah hilang
selama periode kolektif, yang berarti bahwa peternak ____________
pribadi baru kurang mengerti pengelolaan rusa dibanding Saran pada penyiapan teks, kotak ini diberikan oleh Brian Donahoe,
pendahulunya. Dalam waktu yang sama, masalah yang Morgan Keay, Kirk Olson and Dan Plumley.
berkaitan dengan kesehatan rusa diperparah dengan Untuk informasi lebih jauh lihat: Donahoe and Plumley (2001) and 2003);
menurunnya pelayanan kesehatan hewan oleh Haag (2004); Owen (2004); Matalon (2004).
pemerintah dan tindakan pengawasan pada predator.

panjang dapat memberikan adaptasi ternak lebih tindakan zoosanitary (karantina). Pada peternak
baik (ibid). Sesungguhnya, proses yang sama skala kecil sering diperlakukan buruk dalam
dapat beroperasi untuk mengurangi keragaman merespon tantangan dan peluang yang dihadapi
dalam breed pada breed ternak lintas batas yang dengan adanya pengembangan tersebut dan
berproduksi tinggi - contohnya banyaknya dapat mengakibatkan hilangnya kompetisi
penggunaan stok bibit genetik Amerika Utara dengan pada penghasil skala industri (FAO,
pada sapi Holstein-Friesian Eropa. 2006). Kerangka kerja legal yang mempengaruhi
perdagangan internasional pada ternak dan
Pada konteks peningkatan perdagangan produk ternak akan dibahas lebih detail pada
internasional, sifat dari produksi ternak dan Bagian 3 – Bab E.
pilihan breed dapat dipengaruhi oleh faktor
seperti tren pasar pada negara pengimpor, Ancaman akibat dorongan permintaan,
peningkatan persaingan produk impor, fluktuasi terhadap keaneka ragaman genetika ternak
harga dari input yang diimpor, dan batasan bervariasi antar lokasi, yang paling berarti adalah
perdagangan yang berhubungan dengan di lokasi dimana akses ke pasar lebih mudah.

110

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Disini peningkatan permintaan dan persaingan Perlu dicatat bahwa kelihatannya perubahan
adalah dorongan yang paling penting pada minor dan yang merusak pada praktek produksi
transformasi atau marginalisasi/penurunan dapat membawa pada penurunan breed atau
sistem produksi tradisional. Lokasi yang lebih strain yang teradaptasi pada sistem spesifik.
terpencil (tidak dapat diakses) mungkin kurang Dýrmundsson (2002) melaporkan bahwa di
terpengaruh oleh ancaman yang berhubungan Iceland, peningkatan produksi hay dan silase
dengan permintaan pasar. Akan tetapi sistem selama pertengahan abad ke-20 mengakibatkan
produksi di wilayah ini, yang sering merupakan penurunan populasi strain “domba utama” yang
tempat sumberdaya genetik spesifik yang unik yang mempunyai peran penting selama
teradaptasi, menghadapi ancaman lain. grazing di musim dingin.
Degradasi dari sumberdaya alam dasar,
diperburuk oleh meningkatnya tekanan dari Pembahasan di atas mengindikasikan bahwa
populasi dan tidak adanya metoda yang cocok peningkatan permintaan dan globalisasi yang
dan strategi untuk mengurus padang rumput lebih besar cenderung berpihak pada sistem
atau kesuburan tanah, dapat mengancam produksi industrial dan penggunaan berbagai
keberlangsungannya (FAO, 1996). Kurangnya sumber genetik yang lebih sempit dengan
hak untuk mengakses lahan padang rumput dan produksi tinggi di bawah sistem produksi
sumber air mengancam strategi perawatan tersebut. Sementara proses ini merupakan
ternak oleh para penggembala (Köhler- ancaman pada keragaman SDGT, dia juga
Rollefson, 2005). Perubahan iklim juga faktor berkontribusi besar dalam peningkatan suplai
potensial yang berkontribusi. Penurunan curah makanan asal ternak dalam menghadapi
hujan diprediksi pengaruhi terutama pada zona permintaan yang bertumbuh cepat. Sehingga
semi-arid Afrika, yang berpotensi mempengaruhi mungkin dapat dibantah bahwa penurunan dalm
mata pencaharian para penggembala di area ini keragaman SDGT sepertinya bukan masalah
(Hiemstra et al., 2006). Terlepas dari masalah besar. Jelaslah pandangan ini memberi bobot
yang berhubungan dengan sumberdaya alam, kecil pada potensi ke depan yang
pembatas yang berhungan dengan produksi menguntungkan yang mungkin akan hilang
(seperti penyakit endemik), pemasaran, apabila variasi keragaman genetik yang lebih
ketersediaan dari input eksternal, dan luas tidak dipelihara. Namun, bahkan dari
kekurangan infrastruktur penting dan layanan perspektif jangka pendek, masih mungkin untuk
untuk perbaikan breed, semua hal tersebut dapat mengidentifikasi sejumlah faktor yang mungkin
menurunkan kalangsungan hidup ekonomi dari menyulitkan pilihan breed breed exotik yang
sistem produksi tersebut. Migrasi ke daerah mempunyai produksi tinggi. Faktor tersebut
perkotaan dalam rangka untuk mencari adalah: kekurangan informasi – kurang
pekerjaan mungkin menyebabkan hilangnya pengetahuan berkaitan dengan performan relatif
tenaga kerja dan pengetahuan tradisonal dari breed eksotik versus breed lokal
berhubungan dengan pemeliharaan ternak menyebabkan pilihan eksotik breed yang tidak
(Daniel, 2000; Farooquee et al., 2004). Pengaruh sesuai; kegagalan pasar: adanya biaya external
dari keterbatasn tersebut pada SDGT cenderung atau keuntungan yang berhubungan dengan
menjadi dua ujung: sementara mungkin mereka pemeliharaan breed tertentu atau bentuk praktek
menghambat keberlanjutan ekonomi, mereka produksi ternak dalam bentuk tertentu (seperti
normalnya meningkatkan penyimpanan breed kerusakan lingkungan dikaitkan dengan sistem
asli karena merupakan satu-satunya komoditas produksi industri); perubahan kebijakan yang
yang dapat bertahan/berkembang dalam kondisi mempromosikan alokasi sumberdaya pada
produksi yang sulit. sektor peternakan yang tidak efisien (FAO, 2002)

Subsisdi pemerintah yang tersembunyi
seringkali mendorong majunya perkembangan

111

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Kotak16
Penyimpangan kebijakan yang mempengaruhi erosi sumberdaya genetik babi di Vietnam

Ada sekitar 25 breed babi di Vietnam –15 breed lokal dan breed eksotik dan persilangannya untuk dijual kepada
10 eksotik. Breed exotik diimpor untuk memperbaiki produsen babi komersil (Drucker et al., 2006). Sejumlah
performan dari breed lokal melalui perkawinan silang. perjanjian/aturan yang sudah dikeluarkan oleh MARD juga
Dari perkiraan 21,5 juta babi di Viet Nam, sekitar 28 lebih berpihak pada peternakan babi yang berorientasi
persen breed lokal, 16% breed impor, dan 56% berbagai ekspor. Tindakan ini termasuk lebih disukainya untuk
macam persilangan. Di antara breed lokal, tiga breed penanaman modal insentif dari Export Support Fund;
secara teknis dianggap punah, empat diklasifikasikan pinjaman dari Development Assistance Fund mencapai 90
sebagai kritis-penurunan, dua sebagai terancam punah- % nilai investasi kapital untuk projek yang termasuk di
penurunan, dan empat sebagai rentan- penurunan / dalamnya pembagunan produksi babi untuk ekspor; dan
kemunduran (laporan dari Vietnam, 2003). Pada tahun insentif dari VND (Viet Nam Dong) 280 (US$0.02) per
1994, breed lokal terdiri dari sekitar 72 % dari populasi US$1 nilai ekspor induk babi menyusui, dan VND900
babi yang ada di utara Vietnam. Pada tahun 1997 (US$0.06) per US$1 nilai ekspor daging babi (ACI, ASPS,
komposisi ini menurun menjadi 42 %. Penurunan breed 2002a,b).
lokal ini disebabkan oleh tekanan pasar dan
penyimpangan kebijakan pemerintah pada keuntungan Studi terakhir (Drucker et al., 2006) didasarkan pada
relatif dari produksi yang menggunakan breed lokal atau studi kasus di propinsi Son La dan interview/wawancara
breed impor. dengan informan kunci pada tingkat pemerintah lokal dan
nasional dikaji tentang arti dari subsidi pemerintah untuk
Pemerintah mengakui pentingnya untuk breed babi berkualitas tinggi. Total subsidi diperkirakan
memelihara/mempertahankan breed lokal supaya dapat sekitar US$31/induk/year (VND460 000/induk/year).
melestarikan keragaman genetik dan memberikan materi Sebelas tipe subsidi yang teridentifikasi adalah: lebih dari
untuk program pekawinan silang. Dukungan dan kredit setengah dari total (54%) datang dari subsidi langsung
diberikan pada stasiun breeding, organisasi dan individu untuk memelihara breeding stock. Sumber lain yang
yang memelihara breed lokal (ACI/ASPS, 2002). Akan berarti termasuk subsidi langsung untuk membeli breeding
tetapi, tingkat dukungannya rendah untuk breed lokal bila stock (sumbangan pemerntah dari nasional dan provinsi)
dibandingkan insentif yang diberikan pada peternak babi (17%); Subsidi pinjaman untuk membeli babi dan
breed exotik yang berorientasi pada ekspor. infrastruktur peternakan (16%); dan subsidi untuk
pelayanan IB (9%). Diperkirakan bahwa
Breeding program ternak dari Menteri Pertanian dan subsidi/induk/tahun mungkin terdapat antara 19% dan
Pembangunan Pedesaan (Ministry of Agriculture and 70% dari keuntungan kotor.
Rural Development/MARD) dicocokan ke arah kepastian ___________
suplai breed kualitas bagus untuk produksi domestik dan
juga untuk diekspor. Pada akhirnya, dua breeding farm Diberikan oleh Achilles Costales.
yang dimiliki oleh pemerintah disubsisdi untuk memberi Untuk informasi lebih jauh lihat: ACI/ASPS (2002); Drucker et al. (2006).

sistem industrial dengan mengorbankan kebijakan (lihat Bagian 3 – Bab A). Kelemahan
produsen skala kecil. Di beberapa negara, ini berkontribusi pada keadaan saat ini dimana
keputusan kebijakan sektor peternakan sangat tidak cukup dilakukan karakterisasi lokal, dan
kuat dimotivasi oleh keinginan untuk kurangnya pertimbangan dari SDGT dalam
meningkatkan ekspor produk peternakan (lihat semua keputusan kebijakan. Lebih jauh,
Kotak 16). Subsisdi ini dilakukan dalam berbagai investasi di sektor umum dalam pembangunan
bentuk termasuk grant (pemberian bantuan SDGT makin menurun. Terdapat peningkatan
tanpa pengembalian) dan pinjaman untuk modal penekanan pada bioteknologi dan perhatian
investasi), subsidi input seperti bahan pakan kurang diberikan pada kegiatan perbaikan breed
impor, pemeberian layanan dalam bentuk gratis secara lebih menyeluruh yang meliputi
atau subsidi (contohnya IB), dukungan harga rancangan program breeding, pemantapan dan
untuk produk ternak (Drucker et al., 2006). dukungan skema pencatatan ternak, percobaan
dari SDGT alternatif, dan keterlibatan peternak
Lebih luas lagi, kesadaran akan arti lokal dan breed tradisional (FAO, 2004c).
pelestarian dan keberlanjutannya penggunaan Sebagai hasilnya bahwa perkembangan
SDGT sering hanya terbatas pada tingkat

112

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

Kotak 17
Breed sapi perah yang mana untuk peternak kecil di negara tropis?

Pengembangan sapi perah peternak kecil di Kenya Akibat dari reproduksi yang jelek adalah menurunnya
mempromosikan/memajukan penggunaan sapi perah penjualan culling dan kegagalan perkawinan dara untuk
exotik. Studi terakhir menunjukkan bahwa ternak tersebut pengganti induk, lama produktivitas hidupnya akan
mempunyai potensi produksi susu yang lebih tinggi diperpendek kurang dari 4 tahun oleh karena stress dan
dibanding yang dari negara iklim tropis dan sumber kurang nutrisi. Sebagai hasilnya adalah total biaya yang
pakannya cukup tersedia untuk mendukung produksinya. tinggi per liter dan penurunan ukuran kelompok. Defisit
energi yang dihadapi oleh produksi tinggi sapi Friesians
Model nutrisi dan keseimbangan energi breed sapi menjelaskan mengapa rataan produksi susu tahunan di
persilangan Friesians dan Zebu pada unit peternak kecil pada kondisi zero-grazing (tanpa
penggembalaan nol menunjukkan produksi susunya di digembalakan) hanya 1.500 liter di dataran tinggi dan
atas 18 liter tidak dapat didukung oleh kepadatan energi hanya 1.000 liter di pantai, tingkat penggantian dara yang
dari sumber pakan yang tersedia. Peningkatan kualitas meninggalkan kelompoknya untuk dikawinkan setiap 2
pakan dapat meningkatkan produksi di atas 22 liter, tetapi tahun.
akan menghasilkan lebih banyak panas dibanding yang
hilang (dissipate), meskipun di daerah dingin di dataran Produksi susu tahunan breed Friesian tidak lebih
tinggi. Sehingga nafsu makannya menurun dan dia akan bagus dibanding dengan sapi perah Boran, Nandi dan
mengambil energi dari persediaan dalam badannya untuk Jiddu dengan kondisi manajemen yang diperbaiki 50
mendukung produksi yang tinggi. Di daerah pantai, nutrisi tahun yang lalu, dimana fertilitasnya dan umur
pakannya jelek dan sapi hanya berproduksi 11 liter panjangnya termasuk jelek. Penampilan sapi asli
perhari menderita terus menerus, pada musim panas digambarkan dalam study sapi Zebu persilangan. Sapi
mengalami stress menengah/moderat. Untuk menghindari ini mempunyai produksi susu tahunan 1.570 liter dengan
pengaruh jelek ini, produksi harian sebaiknya tidak maksimum produksi harian 11 liter dengan biaya
melebihi 20 liter di dataran tinggi dan 14 liter di daerah langsung yang tinggi, tetapi kerugian ini tertutupi oleh
pantai, dengan produksi maksimal tahunan secara kelahiran 2 anak betina dengan interval 317 hari,
berurutan 4.500 dan 3.000 liter. sehingga memberikan total biaya terendah tiap liter.
Contoh ini menunjukkan bahwa sistem dengan output
Kekurangan dari produksi yang melebihi batasan rendah, produktivitas induk harus diarahkan seefisien
tersebut tidak kelihatan pada awal laktasi, pada waktu mungkin dengan menggunakan input rendah,
induk dengan produksi harian 35 liter misalnya, peningkatan hidup kelompok/herd dan jumlah anak,
mempunyai biaya langsung per liter terendah, dan jumlah dengan kurang menekankan pada produksi maksimum
tersebut cukup untuk dijual, konsumsi sendiri dan biaya susu harian.
buruh keluarga. Akan tetapi, penurunan yang sangat ___________
tajam pada laktasi menunjukkan adanya
defisit/kekurangan energi, yang menyebabkan infertilitas Diberikan oleh John Michael King.
dan jarak beranak yang lebih panjang menjadi 460 hari. Untuk informasi lebih jauh lihat : King et al., (2006).

SDGT ditinggal oleh sektor komersial, karena yang mempengaruhi SDGT). Pilihan kebijakan
berfokus pada (utamanya di daerah temperate) semakin banyak didiskusikan (Hiemstra et
breed lintas batas internasional. Ada juga al.,2006). Jelas bahwa ada potensi untuk
keprihatinan bahwa bila penelitian sektor publik mengembangkan bidang ini yang memberi
difokuskan lebih berat pada bioteknologi yang dampak pada penggunaan sumberdaya genetik
mahal, hal ini mungkin mengurangi ketersediaan tertentu, atau berdampak pada keberlanjutan
sumberdaya untuk penelitian ke dalam aspek sistem produksi ternak tertentu, akan tetapi
yang lebih luas dari pengelolaan SDGT. hanya sedikit telihat bukti nyata tentang
bagaimana kerangka perubahan regulasi dapat
Pada skala internasioanl, kerangka kerja meningkatkan atau menghilangkan ancaman
peraturan untuk SDGT meliputi pertukaran, terhadap keragaman SDGT.
akses dan pembagian keuntungan (Access and
Benefit Sharing = ABS) munculnya relatif lambat Ancaman yang disebutkan di atas oleh
dibandingkan dengan perkembangan dalam perkawinan silang yang tidak pandang bulu,
sektor tanaman (lihat Bagian3 – Bab E:1 untuk dapat juga diperburuk oleh tindakan kebijakan.
diskusi dari kerangka kerja utama internasional Keamanan makanan pada tingkat nasional

113

STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN

adalah faktor merupakan pendorong yang kuat Seperti dicatat di atas, mata pencaharian dari
para penggembala ternak di daerah agak kering
untuk kebijakan pengembangan peternakan di mengalami banyak gangguan, yang pada
gilirannya mengancam breed ternak yang
negara berkembang. Keinginan untuk mencapai digembala. Masalah ini sering diperparah oleh
tindakan kebijakan. Akses ke sumberdaya
kemajuan yang cepat berarti bahwa penggunaan padang rumput adalah isu kunci. Produksi
tanaman pertanian, taman kehidupan liar (wildlife
material genetik dari breed exotik yang park), dan penggalian tambang sering
mempengaruhi keputusan kebijakan tentang
berproduksi tinggi sering lebih disukai. Kebijakan penggunaan lahan (FAO, 2001a). Pembangunan
seperti ini menghambat strategi penggembalaan
yang mendorong penggunaan IB juga tradisional, yang memungkinkan para gembala
menggunakan secara efektif vegetasi pada
meningkatkan tingkat penggunaan plasmah padang gembalaan. Pengembangan air yang
tidak sesuai juga dapat memerikan pengaruh
nutfah breed exotik germplasm yang dapat yang jelek. Pergerakan alami dari para gembala
ternak tradisional tidak mudah membuat
disebarkan. Faktor yang memperburuk dapat hubungan dengan pemerintah daerah/state;
fokus dari usaha pembangunan sering pada
berupa promosi plasma nutfah exotik oleh promosi mata pencaharian menetap, dan para
gembala jarang diwakili pada tingkat kebijakan
perusahaan breeding dari negara berkembang; atau dilayani dengan baik oleh dinas peternakan
setempat.
dalam beberapa kasus hal tersebut didukung
Area kebijakan lain yang mempunyai dampak
oleh agen-agen pengembangan yang utama pada SDGT adalah ukuran pembebasan
dan rehabilitasi yang diimplementasikan dalam
mempromosikan penggunaan produk merespon bencana dan keadaan darurat. Aspek
dari kebijakan ini dibahas di bawah ini.
nasionalnya (Rege and Gibson, 2003). Dengan
3 Bencana dan keadaan darurat5
tidak adanya ukuran untuk memastikan bahwa
Bencana seperti kekeringan, banjir, angin topan,
penggunaan materi genetik exotik telah tsunami, gempa bumi, perang dan
pemberontakan mempengaruhi kehidupan di
direncanakan dengan baik, maka dampaknya seluruh dunia. Selanjutnya, frekuensi dari tipe
bencana juga meningkat. Bencana
pada breed lokal dapat menjadi serius. Hydrometeorological (bencana akibat cuaca) dan
geophysical (fisik bumi) berturut-turut menjadi
Selanjutnya perkawinan silang yang tidak 68% dan 62% lebih sering terjadi sekitar tahun
antara 1994 dan 2003 (IFRCS, 2004). Jumlah
pandang bulu dengan ternak yang tidak orang yang menderita oleh bencana juga

beradaptasi dengan lingkungan lokal mungkin 5 Untuk diskusi lebih detail tentang dampak dari bencana dan keadaan
darurat terhadap SDGT, lihat FAO (2006c).
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan

seperti peningkatan produksi, dan mungkin

meninggalkan produsen skala kecil dalam posisi

yang lebih rentan (contohnya dalam hubunganya

dengan masalah kesehatan ternak). Problem

kesehatan tersebut secara ringkas diuraikan

dalam laporan dari Botswana (2003):

”Seksi breeding ternak dari DAHP [Department

of Animal Health and Production]

memfasilitasi impor semen sapi untuk

peternak yang menginginkan IB. Semennya

juga disubsidi untuk membantu usaha

peternak meningkatkan materi genetik dengan

breed yang tumbuh cepat. Tidak ada

monitoring yang dilakukan dalam hal

bagaimana turunannya (progeny), dari

pejantan IB berpenampilan dalam hal

ketahanan hidupnya dan tingkat pertumbuhan

dalam sistem produksi kelompok. Impor

semen dan pejantan hidup menghasilkan

perkawinan silang yang tidak terkontrol dari

sapi potong dan sebagai hasilnya sapi asli

Tswana terancam”

114


Click to View FlipBook Version