National Proceeding on the Islamic Studies 291 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH ukhuwah berasal dari akha yang kemudian membentuk beberapa kata, seperti al-akh, akhu, yang memiliki makna memperhatikan. Makna tersebut kemudian berkembang menjadi teman, sahabat yang secara leksikal merujuk pada pengertian “orang yang selalu bersama dalam setiap keadaan dan disatukan dalam sebuah komunitas”12. Menurut Ulwan ukhuwah Islamiyah adalah adalah anugerah, cahaya, dan nikmat Islam yang dicurahkan oleh Allah ke dalam hati hamba-hamba-Nya yang tulus, orang-orang yang terpilih dan orang-orang yang berbakti kepada-Nya. Konsepsi makna ukhuwah Islamiyah tersebut identik dengan firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah (9):11. Selanjutnya, Ulwan juga menekankan bahwa ukhuwah Islamiyah adalah sifat yang dipersatukan dalam Iman dan taqwa. Tidak ada ukhuwah tanpa Iman, dan tidak ada Iman tanpa ukhuwah. Demikian juga, tidak ada persahabatan tanpa pengabdian, dan tidak ada pengabdian tanpa persahabatan 13. Oleh karena itu, ukhuwah adalah kekuatan Iman dan spritualitas yang mengahsilkan perasaan mendalam terhadap cinta, kemuliaan dan saling percaya di antara orang-orang yang terikat dengan Aqidah Islam, Iman, dan taqwa. Konsep ukhuwah Islamiyah mengikat dan menyatukan pola pikir dan aktivitas manusia dalam persaudaraan Islam, yaitu mengikat dan universal 14. Selain itu, ukhuwah adalah janji suci, cahaya Rabbaniyah dan nikmat Ilahi. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat dipahami bahwa ukhuwah Islamiyah adalah ikatan persaudaraan antara satu dengan yang lain sehingga menciptakan keharmonisan dalam hidup serta ikatan saling membutuhkan satu sama lain 15. Dalam Al-Qur’an kata akh memberikan beberapa turunan jenis ukhuwah sebagai berikut: a. Ukhuwah Nasabiyah (persaudaraan berdasarkan keturunan), hal ini dapat ditinjau di QS. An-Nisa (4): 22-23. Menurut Dimasyqi dalam Tafsir Al-Qur’an AlAdzim ayat ini turun disebabkan adat istiadat bangsa Arab pada masa jahiliyah seperti menikahi wanita yang telah dinikahi oleh ayah mereka dan menikahi dua saudara perempuan kandung mereka16. b. Ukhuwah Wataniyyah wa Qaumiyyah (persaudaraan berdasarkan kebangsaan), hal ini dapat ditinjau di QS. Qaf (50) : 13. Al-Qur’an telah menumbuhkan konsep persaudaraan antara para rasul dan kaumnya, namun banyak dari kaum tersebut menolak dan mendustakan para rasul karena rasul tersebut berasal dari bangsa mereka sendiri. Persaudaraan atas dasar kebangsaan inilah yang disebut dengan ukhuwah wathaniyyah. c. Ukhuwah Imaniyyah/Diniyyah (persaudaraan berdasarkan keimanan/agama), hal ini dapat ditinjau di QS. Al-Hujurat (49) : 10. persaudaraan yang dilandaskan keimanan adalah bentuk yang paling istimewa dari persaudaraan, namun tidak meniadakan jenis dan bentuk ukhuwah lainnya. Semua manusia yang berasal dari berbagai bangsa, warna kulit, dan bahasa, 12 Louwis Ma’luf Al-Yassu’i, Al-Munjid Fi Al-Lughah Wa Al-Alam (Beirut: Dar al Masyriq, 2002). 13 Abdullah Nashih Ulwan, Al-Ukhuwah Al-Islamiyah (Yordania: Maktabah al-Manar, 1985). 14 Moh. Syarifudin and Nur Kholis, “Towards Rahmatan Lil ‘Alamin Economy (Analysis of Ukhuwah Islamiyah and Ashabiah for Economic Development in Medina),” IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam 10, no. 1 (2021): 59. 15 Suriati, Burhanuddin, and Makmur Jaya Nur, “Da’wah in Form of Ukhuwah Islamiyah” 436 (2020): 941–946. 16 Abi Fida’ Ismail Ibn Umar Ibn Katsir Al-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim (Beirut: Al-Kitab Al-Ilmi, 2007).
292 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH apabila mereka mengakui syariat Islam beserta ajarannya, serta meneladani rasulullah, maka mereka semua adalah saudara. Diantara hal-hal yang merupakan aksioma dalam ajaran Islam adalah keyakinan bahwa Muslim adalah satu dan mereka adalah saudara laki-laki dan perempuan. Persaudaraan yang dilandaskan agama dibentuk oleh beberapa faktor yang saling mendukung hingga ikata tersebut mencapai bentuk persaudaraan yang sempurna. Adapun bentuk-bentuk persaudaraan berdasarkan agama adalah sebagai berikut: 1) persatuan Iman, 2) kesatuan ibadah, 3) kesatuan perilaku, tradisi, dan karakter, 4) kesatuan sejarah, 5) kesatuan bahasa, 6) kesatuan rasa, konsepsi, dan pemikiran, 7) kesatuan hukum dan konstitusi, serta 8) kesatuan kepemimpinan 17. Berdasarkan pembahasan ukhuwah di atas, maka persaudaraan Islam akan mencapai tingkat terkuat dan bentuk idealnya apabila semua konsep tersebut terpenuhi. Semua Muslim adalah bersaudara, meskipun keluarga, etnis, kebangsaan, dan geografi mereka berbeda. Oleh karena itu, untuk mencapai kesempurnaan ukhuwah, diperlukan sinergi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Melaksanakan proses Ta’aruf (saling mengenal) Ta'aruf adalah proses mengenal seseorang secara dekat 18. Mengenal di kalangan umat Islam adalah bentuk nyata dari taat pada perintah Allah SWT. Sebuah interaksi dapat membuat ukhuwah lebih solid dan berkelanjutan. Tingkatan pertama pada proses Ta’aruf ini adalah penampilan fisik (jasadiyyah), yaitu bentuk tubuh, wajah, gaya berpakaian, gaya berbiacara, perilaku, pekerjaan, pendidikan, dan lainnya. Memasuki tingkatan kedua yaitu interaksi yang berlanjut dengan saling mengenal pola pemikiran (fikriyyah). Interaksi ini dilakukan dengan diskusi, pandangan tentang suatu masalah, kecenderungan berpikir, dan tokoh panutan yang dikagumi. Tingkatan terakhir dari Ta’aruf ini adalah saling mengenal jiwa (nafsiyyah), yaitu penekanan terhadap upaya memahami jiwa, karakter, emosi dan perilaku. Setiap manusia memiliki keunikan tersendiri yang mempengaruhi mentalitasnya. Sehingga proses ukhuwah dapat terganggu apabila tidak mengenali karakter kejiwaan ini. b. Melaksanakan proses Tafahum (saling pengertian) Tafahum adalah proses saling pengertian antara satu sama lain, atau satu kelompok dengan kelompok lainnya 19. Memahami satu sama lain adalah kunci dari ukhuwah Islamiyah, karena tanpa Tafahum, ukhuwah tidak akan bekerja. Proses dalam Ta’aruf dapat di program, namun proses Tafahum adalah proses alami yang dapat dilakukan bersamaan dengan ukhuwah. Dengan saling memahami, akan mudah bagi setiap individu untuk mengetahui kekuatan dan kelamahan serta menerima perbedaan mereka. Dari tahap ini, proses Ta’awun (saling menolong) akan lahir dalam persaudaraan. Ukhuwah tidak akan hilang apabila seseorang saling mengerti dan memahami orang lain, dimana hal tersebut dilakukan dengan menyatukan hati, pikiran, dan perbuatan. 17 Said Hawwa, Al-Islam, ed. Ari. Al Kattani, Abdul Hayyie. Muna, Arif Chasanul. Mapiase, Sulaiman. Hanifah, Abu. Wibowo (Jakarta, 2004). 18 Israwaty. Zainuddin, Sumarni. Suriady, “Model of Mediator Communication in Interpersonal Relationship of Married Couples Through Ta’aruf Process in Palu City,” International Journal of Multi Science 2, no. 3 (2021): 8. 19 Ahmad Amirul bin Zulkifli et al., “Keharmonian Masyarakat Majmuk Berdasarkan Surah Al-Hujurat Ayat 13,” Journal of Management and Operation Research 1, no. 7 (2019): 1, http://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=kemajmukan&d=205708&#top.
National Proceeding on the Islamic Studies 293 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH c. Melaksanakan proses Ta’awun (saling menolong) Ta’awun diartikan sebagai sikap tolong-menolong untuk membantu sesama manusia dalam kebaikan 20. Ketika rasa saling pengertian lahir, maka rasa Ta’awun akan mengikuti. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (mendoakan satu sama lain), berpikir (mendiskusikan dan menasihati satu sama lain), dan memberikan rasa aman (saling membantu). Saling membantu dalam kebaikan merupakan suatu kebahagiaan bagi sesama Muslim. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Kebersamaan akan sangat berharga jika manusia saling membantu. d. Melaksanakan proses Takaful (tanggung jawab bersama) Setelah proses Ta’awun berjalan, maka Takaful adalah level tertinggi dari ukhuwah Islamiyah. Takaful diartikan sebagai tanggung jawab kolektif, jaminan bersama, serta gotong royong 21. Takaful dibutuhkan untuk kepentingan yang lebih besar dari manusia itu sendiri. Hal ini disebabkan manusia adalah mahluk sosial yang bergantung satu sama lain. e. Melakasanakan proses Itsar (mengutamakan kepentingan orang lain/altruisme) Apabila Takaful adalah level tertinggi dari ukhuwah Islamiyah, maka Itsar adalah level sempurnanya. Itsar merupakan bentuk perhatian, dimana manusia lebih mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan ego pribadinya. Individu yang telah mencapai puncak kebaikan akan rela melapangkan kesulitan orang lain meskipun dirinya juga berada dalam kesulitan 22. Adapun tingkatan Itsar menurut Ibnu Qayyim adalah sebagai berikut: 1) engkau lebih mengutamakan orang lain daripada dirimu sendiri dalam perkara yang tidak merusak agama, waktu, dan kemaslahatannya, 2) mengutamakan ridha Allah daripada manusia, 3) menisbatkan Itsar kepada Allah dan bukan kepada dirimu 23. Kontrak Profit and Loss Sharing (PLS) Kontrak dalam perbankan syariah dapat diklasifikasikan sebagai laba atau nirlaba. Perbankan syariah memungkinkan bagi hasil dan bagi rugi nirlaba dalam kontrak laba. Kontrak bagi hasil (PLS) mirip dengan pembiayaan dengan imbal hasil yang tidak pasti, seperti mudharabah dan musyarakah, sedangkan kontrak nonsharing berlaku untuk pembiayaan dengan pengembalian yang lebih terjamin, seperti penjualan dan sewa. Termasuk dalam akad penjualan adalah murabahah, salam dan istishna, sedangkan akad sewa meliputi ijarah 24. Mudharabah dan Musyarakah merupakan kontrak PLS. Pembiayaan mudharabah adalah bentuk pembiayaan produktif di mana penyedia modal (shohibul 20 Teguh Saputra, “Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan Konsep Ta ’ Awun Dalam Al- Qur ’ an Sebagai Penguat Tauhi d Dan ( Studi Tafsir Mawdl u ’ Iy ) Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan” 19, no. 2 (2022): 184–200. 21 Joni Tamkin Bin Borhan and Che Zarrina Binti Sa’ari, “The Principle of Al-Takaful (Collective Responsibility) in Islam and Its Practice in the Operations of Syarikat Takaful Malaysia Berhad,” Jurnal Usuluddin 17 (2003): 33–56. 22 Randi Saputra, Reza Pahlevi Dalimunthe, and Mulyana Mulyana, “Menyeimbangkan Ritualitas Dan Partisipasi Sosial: Konsep Tasawuf Sosial Amin Syukur,” NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 5, no. 1 (2021): 14–30. 23 Endrika Widdia Putri et al., “Konsep Itsar: Telaah Atas Pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah” 3, no. 1 (2022): 33–45. 24 Ernawati Ernawati, “Risk of Profit Loss Sharing Financing: The Case of Indonesia,” Al-Iqtishad: Journal of Islamic Economics 8, no. 1 (2016): 101–116.
294 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH maal) menyediakan dana dan manajer (mudharib) menjalankan perusahaan dengan imbalan bagian dari keuntungan sesuai dengan rasio yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pembiayaan musyarakah menjadikan bank sebagai pemilik dana atau mitra usaha yang ditangani oleh pihak ketiga. Keuntungan akan dibagi sesuai dengan proporsi yang disepakati oleh para pihak, sedangkan kerugian akan dibagi sesuai dengan penyertaan modal 25. Kontrak PLS diyakini dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi, tetapi mereka juga memiliki profil risiko-imbalan yang lebih besar. Dalam kontrak berbasis penjualan (murabahah, salam, istishna') atau kontrak berbasis sewa (ijarah), bank dapat menuntut pengembalian yang telah ditentukan melalui margin atau biaya sewa. Sebaliknya, pengembalian kontrak PLS bergantung pada pencapaian profitabilitas perusahaan klien. Ketika sebuah perusahaan mengalami kerugian dan modalnya terkikis, bank mungkin juga berisiko kehilangan dana klien. Seperti halnya murabahah, salam, istishna', dan ijarah, bank menanggung tingkat risiko pengembalian dan risiko investasi serta risiko gagal bayar dalam kontrak PLS. Oleh karena itu, jika bank tidak dapat mempertahankan pengembalian deposito yang kompetitif, mereka akan terkena risiko komersial dan risiko penarikan yang tergeser 26. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode simulasi dengan pendekatan fisika untuk menjelaskan model dari Islamic Trust atau Five Stages of Trust. Hal ini dikarenakan kelima tahapan kepercayaan dalam Islam memiliki sifat dasar alami atau hakikat yang sama yaitu body of knowledge seperti pada konsep-konsep hukum fisika27. Body of knowledge ini mencakup suatu peristiwa alam dan interaksi antar manusia yang digambarkan secara ilmiah. Sehingga beberapa hukum fisika mampu menjelaskan interaksi hubungan Shahibul maal (bank syariah) dan Mudharib (nasabah). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan formulasi hukum fisika dengan variabel yang terdapat pada Ukhuwah Islamiyah, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Formulasi Variabel Ukhuwah Islamiyah Dengan Hukum Fisika No Variabel Ukhuwah Islamiyah Deskripsi Hukum Fisika yang Relevan 1 Ta’aruf Interaksi Bank Syariah dan Nasabah (membangun) Hukum Coulomb 2 Tafahum Integrasi Bank Syariah dan Nasabah (menyatukan) Hukum Gravitasi Newton 3 Ta’awun dan Takaful Evolusi Bank Syariah dan Nasabah (berkelanjutan) Hukum Kekekalan Energi Mekanik 4 Itsar Rekonstruksi hubungan Bank Syariah dan Nasabah Teori Relativitas Einsten (rumus kesetaraan energi dan massa) 25 Peni Nugraheni and Istiqomah Nur Alimin, “Factors Influencing PLS Financing: The Perspective of Indonesian Islamic Banks Employees,” PSU Research Review 6, no. 2 (2022): 77–89. 26 Imam Wahyudi and Ali Sakti, “Analyzing the Profit-Loss Sharing Contracts with Markov Model,” Communications in Science and Technology 1, no. 2 (2016): 78–88. 27 Algiranto, Sarwanto, and Ahmad Marzuki, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model POE (Predict, Observe, Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses,” Seminar Nasional Pendidikan Fisikan 2018 3 (2018): 22–27.
National Proceeding on the Islamic Studies 295 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH (energi untuk merubah keadaan) Sumber: Data Primer (2022) Konsep Ta’aruf yang diformulasikan dengan Hukum Coulomb Berikut adalah formulasi konsep interaksi antara Bank Syariah dan Nasabah dengan hukum Coulomb: Tabel 2. Formulasi Konsep Interaksi Bank Syariah dan Nasabah dengan Hukum Coulomb No Notasi Vektor Keterangan Interaksi Bank SyariahNasabah 1 F Kekuatan interaksi dalam kontrak PLS 2 k Konstanta Coulomb 3 q1 Niat Bank Syariah 4 q2 Niat Nasabah 5 r 2 Debitur’s Assessment yaitu analisa konsep 5C (character, capacity, capital, collateral, condition) kepada debitur terhadap penyaluran pembiayaan Sumber: Data Primer (2022) Adapun simulasi fisika untuk mengetahui hubungan q1 dalam hal ini diasumsikan sebagai Niat Bank Syariah dan q2 yang diasumsikan sebagai Niat Nasabah, maka merujuk pada penelitian Sadidah dan Irvani dapat menggunakan PhET Interactive Simulation28. Tabel 3. Hubungan Muatan dan Gaya Coulomb No Muatan 1 µC (q1) Muatan 2 µC (q2) Gaya Coulomb yang terjadi (N) 1 -2 2 Pada simulasi pertama ini, jarak kedua muatan dibuat tetap sebesar 2 cm. Pada data 1 disajikan muatan 1 sebesar -2 C dan muatan 2 sebesar 2 C sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut: 28 Ai Sadidah and Asep Irvan Irvani, “Analisis Penggunaan Simulasi Interaktif Dalam Pembelajaran Pada Topik Hukum Coulomb,” Jurnal Pendidikan dan Ilmu Fisika 1, no. 2 (2021): 69.
296 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Gambar 5. Penggunaan simulasi fisika Hukum Coulomb berupa hubungan Gaya yang dihasilkan dari interaksi antar partikel untuk penggambaran proses perkenalan (Ta’aruf) antara bank syariah dan nasabah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah Pada simulasi selanjutnya, jarak kedua muatan disajikan sebesar 10 cm. Pada data 1 disajikan muatan 1 sebesar -2 C dan muatan 2 sebesar 2 C. Berdasarkan simulasi tersebut, dapat diartikan bahwa semakin jauh jarak antara kedua muatan akan menyebabkan gaya listrik yang ada juga semakin kecil. Sebaliknya, apabila jarak antara kedua muatan dekat, akan menyebabkan gaya listrik semakin besar. Hal ini juga yang terjadi pada interaksi antara Bank Syariah dan Nasabah. Dalam konsep Ta’aruf, Bank Syariah dan Nasabah memiliki latar belakang yang berbeda, kemudian bertemu dalam sebuah kontrak PLS, sehingga membangun hubungan tarik-menarik antar keduanya. Semakin jauh jarak antara Bank Syariah dan Nasabah akan menyebabkan interaksi yang ada juga semakin kecil. Sebaliknya, apabila jarak antara Bank Syariah dan Nasabah dekat, akan menyebabkan interaksi semakin besar. Kekuatan interaksi ini dapat ditinjau dengan tiga tahapan proses Ta’aruf antara Bank Syariah dan Nasabah sebagai berikut: 1) penampilan fisik (jasadiyyah), yaitu bentuk tubuh, wajah, gaya berpakaian, gaya berbiacara, perilaku, pekerjaan, pendidikan, dan lainnya, 2) pola pemikiran (fikriyyah) dengan diskusi, pandangan tentang suatu masalah, kecenderungan berpikir, dan tokoh panutan yang dikagumi, 3) pengenalan jiwa (nafsiyyah), yaitu penekanan terhadap upaya memahami jiwa, karakter, emosi dan perilaku. Ini merupakan tingkatan pertama konseptualisasi kepercayaan dalam Islam. Konsep Tafahum yang diformulasikan dengan Hukum Gravitasi Newton Berikut adalah formulasi konsep integrasi antara Bank Syariah dan Nasabah dengan hukum gravitasi Newton: Tabel.4 Formulasi Konsep Integrasi Bank Syariah dan Nasabah dengan Hukum Gravitasi Newton (b) Interaksi saat dekat (a) Interaksi saat jauh
National Proceeding on the Islamic Studies 297 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH No Notasi Vektor Keterangan Interaksi Bank SyariahNasabah 1 F Kekuatan integrasi dalam kontrak PLS 2 G Konstanta gravitasi umum 3 m1 Bank Syariah 4 m2 Nasabah 5 r 2 Jarak antar Bank Syariah dan Nasabah Sumber: Data Primer (2022) Metode simulasi untuk mengetahui hubungan m1 dalam hal ini diasumsikan sebagai Bank Syariah dan m2 yang diasumsikan sebagai Nasabah, dapat menggunakan PhET Interactive Simulation. Tabel 5. Hubungan Massa dan Gaya Gravitasi No (m1) (m2) Gaya Gravitasi yang terjadi (N) 1 90 kg 90 kg Sumber: Data Primer (2022) Pada simulasi pertama ini, jarak kedua massa dibuat tetap sebesar 2 cm. Pada data 1 disajikan massa 1 sebesar 90 kg dan massa 2 sebesar 90 kg sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut: Gambar 6. Penggunaan simulasi Hukum Gravitasi Newton berupa hubungan Massa dan Gravitasi untuk penggambaran proses saling memahami (Tafahum) antara bank syariah dan nasabah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah Pada simulasi selanjutnya, jarak kedua massa disajikan sebesar 10 cm. Pada data 1 disajikan massa 1 sebesar 90 kg dan massa 2 sebesar 90 kg. Berdasarkan simulasi (a) Interaksi saat dekat (b) Interaksi saat jauh
298 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH tersebut, dapat diartikan bahwa semakin jauh jarak antara kedua massa akan menyebabkan gaya tarik-menarik yang ada juga semakin kecil. Sebaliknya, apabila jarak antara kedua massa dekat, akan menyebabkan gaya tarik-menarik semakin besar. Hal ini juga yang terjadi pada integrasi antara Bank Syariah dan Nasabah. Dalam konsep Tafahum, semakin besar atau kuat interaksi yang dibangun dalam sebuah hubungan, maka akan menyatukan Bank Syariah dan Nasabah. Ketika interaksi nya sudah kuat, maka gravitasi keduanya, yaitu Bank Syariah dan Nasabah juga semakin kuat dan akan menyatu, sehingga terbentuklah konsep ”saling memahami” antar keduanya. Ini merupakan tingkatan kedua konseptualisasi kepercayaan dalam Islam. Konsep Ta’awun dan Takaful yang diformulasikan dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik Berikut adalah formulasi konsep evolusi antara Bank Syariah dan Nasabah dengan hukum kekekalan energi mekanik: Tabel.6 Formulasi Konsep Evolusi Bank Syariah dan Nasabah dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik No Notasi Persamaan Keterangan Evolusi Bank SyariahNasabah 1 Em Energi evolusi hubungan Bank Syariah dan Nasabah pada kontrak PLS 2 Ep Energi Ta’awun 3 Ek Energi Takaful Sumber: Data Primer (2022) Metode simulasi untuk menggambarkan energi mekanik (Em) yang diasumsikan sebagai energi untuk evolusi hubungan Bank Syariah dan Nasabah dalam kontrak PLS dapat menggunakan PhET Interactive Simulation dengan pendekatan Energi Skate Dasar. Gambar 7. Penggunaan PhET Interactive Simulation untuk menggambarkan energi mekanik Berdasarkan Gambar 7, apabila dihubungkan dengan kontrak PLS, konsep energi mekanik ini menjelaskan bahwa setiap rencana kerjasama bisnis dalam
National Proceeding on the Islamic Studies 299 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, Nasabah memiliki potensi untung (Ep) yang sama besarnya dengan ekspektasi keuntungan Bank Syariah untuk direalisasikan (Em). Hal tersebut merupakan gambaran dari proses saling tolongmenolong (Ta’awun) dan merupakan tingkatan ketiga konseptualisasi kepercayaan dalam Islam. Gambar 8. Penggunaan PhET Interactive Simulation untuk menggambarkan energi mekanik Selanjutnya, Gambar 8 apabila dihubungkan dengan kontrak PLS, konsep energi mekanik ini menjelaskan bahwa setiap rencana kerjasama bisnis dalam pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, seringkali berada dalam titik terendah karena kehabisan dana dan hal lainnya. Kondisi ini digambarkan sebagai energi kinetik (Ek) yang nilainya sama besar dengan nilai pembiayaan (Em). Pada titik ini, apabila Nasabah tidak dibantu, atau bahkan diputus kerjasamanya, maka Nasabah tidak bisa melaju guna melanjutkan kembali potensinya untuk kembali memberikan hasil keuntungan. Hal tersebut merupakan gambaran dari proses tanggung jawab bersama (Takaful) dan merupakan tingkatan keempat konseptualisasi kepercayaan dalam Islam. Gambar 9. Penggunaan PhET Interactive Simulation untuk menggambarkan energi mekanik Adapun, Gambar 9 menjelaskan dalam kontrak PLS, sebanyak keuntungan yang telah diberikan Nasabah kepada Bank Syariah (Ep), maka sebesar itu juga bantuan yang dapat diberikan Bank Syariah untuk mendorong kembali Nasabahnya yang
300 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH terhenti di tengah jalan (Ek) agar dapat melanjutkan memberikan keuntungan kepada Bank Syariah (Em). Hal ini dapat menjadi temuan penelitian, dimana berdasarkan formulasi energi mekanik dalam fisika, dimungkinkan bagi Bank Syariah untuk memberikan pembiayaan tambahan kepada Nasabah berdasarkan kontribusi modal dan keuntungan yang sudah disetorkan Nasabah selama periode kontrak berjalan, dengan skema yang lebih ringan semisal qard sehingga Nasabah dapat terus melanjutkan bisnisnya. Berdasarkan simulasi tersebut, dapat diartikan bahwa untuk menciptakan suatu Energi Mekanik atau evolusi (perubahan bentuk secara perlahan dan bertahap) dalam hubungan antara Bank Syariah dan Nasabah pada kontrak PLS, maka diperlukan perpaduan antara Energi Potensial (Ta’awun) dan Energi Kinetik (Takaful). Dalam konsep Ta’awun, Bank Syariah dan Nasabah saling bekerjasama untuk memberikan manfaat dan dan keuntungan. Hal ini sejalan dengan salah satu konsep PLS yang saling berbagi keuntungan (Profit Sharing). Kemudian hubungan ini meningkat menjadi konsep Takaful. Dalam konsep ini, Bank dan Nasabah saling melakukan suatu usaha untuk menanggung. Siapa diantara keduanya yang longgar, maka dia menanggung. Termasuk dalam konteks ini adalah menanggung dan berbagi kerugian (Loss Sharing). Hubungan yang semacam inilah (Ta’awun dan Takaful) yang akan membuat keberlanjutan dan kekekalan dalam interaksi antara Bank Syariah dan Nasabah pada kontrak PLS. Konsep Itsar yang diformulasikan dengan Rumus Kesetaraan Energi dan Massa (Teori Relativitas Einsten) Berikut adalah formulasi konsep Itsar (rekonstruksi) hubungan Bank Syariah dan Nasabah dengan rumus Kesetaraan Energi dan Massa: Tabel.7 Formulasi Konsep Rekonstruksi Bank Syariah dan Nasabah dengan Rumus Kesetaraan Energi dan Massa No Notasi Persamaan Keterangan Rekonstruksi Bank Syariah-Nasabah 1 E Allah 2 m Kontrak PLS 3 c 2 Hati/Kehendak Sumber: Data Primer (2022) Berdasarkan formulasi tersebut, sumber energi dalam konsep Itsar ini adalah Allah. Sebab, dalam Islam, Allah adalah pemilik segala sesuatu, termasuk energi. Sedangkan m (kontrak PLS) merupakan jumlah materi dalam sebuah objek. Artinya objek yang menghubungkan antara Bank dan Nasabah adalah akad PLS ini. Dalam konsep fisika, massa dan energi adalah setara. Maksudnya, massa yang kecil sejatinya penuh dengan energi yang besar. Maka, baik Bank Syariah dan Nasabah seharusnya jangan hannya melihat objek akad PLS, namun melihat juga bahwa ada Allah yang menyertai akad tersebut. Adapun c2 atau kecepatan cahaya dalam fisika adalah parameter yang memastikan konsistensi hubungan antara energi dan massa. Dalam konteks Itsar, c2 merupakan hati atau kehendak yang dimiliki oleh Bank Syariah dan Nasabah. Artinya,
National Proceeding on the Islamic Studies 301 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH rekonstruksi hubungan antara Bank dan Nasabah sangat dipengaruhi oleh parameter kehendak. Analogi yang sama dapat digambarkan dengan keretakan hubungan suamiistri dalam pernikahan yang berada di persimpangan, lanjut, atau berakhir. Atau dalam prinsip kerjasama bisnis orang tiongkok adalah terus membantu mitra yang kehabisan modal sampai dia sukses, sehingga suatu saat mitra tersebut akan membantu balik. Hal ini dikarenakan mereka percaya dengan konsep karma29. Hal tersebut merupakan gambaran dari proses altruisme (Itsar) dan merupakan tingkatan kelima konseptualisasi kepercayaan dalam Islam. Ajaran Islam menyebutkan Itsar, mendahulukan kepentingan orang lain dilakukan atas dasar cinta di hati, dalam hal ini adalah cinta yang terbangun dari empat tahapan sebelumnya (Ta’aruf, Tafahum, Ta’awun dan Takaful). Sehingga, apabila Bank Syariah dan Nasabah sudah saling mencintai karena keterikatan aqidah, maka hubungan PLS yang sebelumnya banyak dipengaruhi oleh asymmetric information dan moral hazard, dapat direkonstruksi dengan hubungan yang didasari oleh aqidah. Hal ini sejalan dengan Hadits Qudsi dari Abu Hurairah : ” Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduanya (HR. Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu Hurairah)” KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, pendekatan fisika dapat digunakan untuk menjelaskan model dari Islamic Trust (Ukhuwah Islamiyah) atau Five Stages of Trust (lima tahapan kepercayaan) untuk menjelaskan dan merekonstruksi hubungan antara untuk menjelaskan hubungan antara bank syariah dan nasabah dalam kontrak bagi-hasil (PLS) pada tatanan teoritik. Dengan adanya tahapan Ta’awun dan Takaful persoalan asymmetric information dapat diminimalisir bahkan dihilangkan ketika kedua belah pihak yaitu Bank Syariah dan Nasabah saling terbuka dan saling bantu melalui Islamic Trust atau Five Stages of Trust yang terbina dengan baik. PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENT Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu; (1) Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M dan Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si sebagai dosen pembimbing selama penelitian ini berlangsung; dan (2) seluruh civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai institusi pendidikan tempat peneliti belajar saat ini. Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, namun diharapkan dapat bermanfaat tidak hannya bagi peneliti, tetapi juga untuk pembaca. Berdasarkan hal tersebut, saran dan kritik pemikiran yang konstruktif sangat disambut baik. DAFTAR REFERENSI Afkar, Taudlikhul, Sigit Prihanto Utomo, Moch Afrizal Miradji, and Ferry Hariawan. “THE ROLE OF PROFIT-LOSS SHARING IN DEVELOPMENT of MSMEs.” International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) 4, no. 01 (2020): 173–184. 29 Ann Wan Seng, Rahasia Bisnis Orang Cina, ed. Roy Yuwana (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007).
302 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Agung. “Revolusi Industri 4.0, Era Ekonomi Berbagi.” Last modified 2018. Accessed December 18, 2022. https://ugm.ac.id/id/berita/17335-revolusi-industri-4-0- era-ekonomi-berbagi. Al-Dimasyqi, Abi Fida’ Ismail Ibn Umar Ibn Katsir. Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim. Beirut: AlKitab Al-Ilmi, 2007. Algiranto, Sarwanto, and Ahmad Marzuki. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model POE (Predict, Observe, Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses.” Seminar Nasional Pendidikan Fisikan 2018 3 (2018): 22–27. Amanda, Syafira. “Platform Layanan Ekonomi Berbagi : Studi Kualitas Layanan Dan Kepercayaan Terhadap Keberlanjutan Penggunaan Dengan Religiusitas Sebagai Moderasi.” JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) XI, no. 2 (2021): 29–37. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/view/1947%0Ahttps://e journal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/download/1947/1549. Amirul bin Zulkifli, Ahmad, Wan Mohd Yusof Wan Chik, Ahmad Faizol Ismail, Sufian Moktar, Zaidin Mat@Mohamad, Zulkifli Mohd, and Khiral Anuar Daud. “Keharmonian Masyarakat Majmuk Berdasarkan Surah Al-Hujurat Ayat 13.” Journal of Management and Operation Research 1, no. 7 (2019): 1. http://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=kemajmukan&d=205708&#top. Anggraeni, Mariska Dewi. “Agency Theory Dalam Persperktif Islam Oleh: Mariska Dewi Anggraeni Jurusan Syariah STAIN Pekalongan.” Jhi 9 (2011): 1–13. Brooke, A. E. New Testament. Journal of Theological Studies. Vol. os-XI. The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1909. https://www.churchofjesuschrist.org/bc/content/shared/content/english/pdf/ language-materials/83291_eng.pdf. Danby, Herbert. The Mishnah. Oxford: Oxford University Press, 1933. //www.islamforchristians.com/wp-content/uploads/2014/09/Mishnah-inEnglish-by-Danby.pdf. Ernawati, Ernawati. “Risk of Profit Loss Sharing Financing: The Case of Indonesia.” AlIqtishad: Journal of Islamic Economics 8, no. 1 (2016): 101–116. Ghozali, Muhammad, and Yusi Septa Prasetya. “Ribā Dan Ketidakadilan Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sebuah Kajian Teoritis.” Islamic Economics Journal 3, no. 1 (2017): 93–115. Harbani, Rahma. “Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab, Dan Tanda-Tandanya.” Last modified 2022. Accessed December 18, 2022. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6332343/resesi-ekonomipengertian-penyebab-dan-tanda-tandanya. Hawwa, Said. Al-Islam. Edited by Ari. Al Kattani, Abdul Hayyie. Muna, Arif Chasanul. Mapiase, Sulaiman. Hanifah, Abu. Wibowo. Jakarta, 2004. Joni Tamkin Bin Borhan, and Che Zarrina Binti Sa’ari. “The Principle of Al-Takaful (Collective Responsibility) in Islam and Its Practice in the Operations of Syarikat Takaful Malaysia Berhad.” Jurnal Usuluddin 17 (2003): 33–56. Ma’luf Al-Yassu’i, Louwis. Al-Munjid Fi Al-Lughah Wa Al-Alam. Beirut: Dar al Masyriq, 2002. Nugraheni, Peni, and Istiqomah Nur Alimin. “Factors Influencing PLS Financing: The Perspective of Indonesian Islamic Banks Employees.” PSU Research Review 6, no.
National Proceeding on the Islamic Studies 303 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH 2 (2022): 77–89. Putri, Endrika Widdia, Siti Nur Aini, Universitas Islam, Negeri Imam, and Bonjol Padang. “Konsep Itsar: Telaah Atas Pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah” 3, no. 1 (2022): 33–45. Sadidah, Ai, and Asep Irvan Irvani. “Analisis Penggunaan Simulasi Interaktif Dalam Pembelajaran Pada Topik Hukum Coulomb.” Jurnal Pendidikan dan Ilmu Fisika 1, no. 2 (2021): 69. Saputra, Randi, Reza Pahlevi Dalimunthe, and Mulyana Mulyana. “Menyeimbangkan Ritualitas Dan Partisipasi Sosial: Konsep Tasawuf Sosial Amin Syukur.” NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 5, no. 1 (2021): 14–30. Saputra, Teguh. “Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan Konsep Ta ’ Awun Dalam Al- Qur ’ an Sebagai Penguat Tauhi d Dan ( Studi Tafsir Mawdl u ’ Iy ) Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan” 19, no. 2 (2022): 184–200. Suriati, Burhanuddin, and Makmur Jaya Nur. “Da’wah in Form of Ukhuwah Islamiyah” 436 (2020): 941–946. Syarifudin, Moh., and Nur Kholis. “Towards Rahmatan Lil ‘Alamin Economy (Analysis of Ukhuwah Islamiyah and Ashabiah for Economic Development in Medina).” IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam 10, no. 1 (2021): 59. Ulwan, Abdullah Nashih. Al-Ukhuwah Al-Islamiyah. Yordania: Maktabah al-Manar, 1985. Wahyudi, Imam, and Ali Sakti. “Analyzing the Profit-Loss Sharing Contracts with Markov Model.” Communications in Science and Technology 1, no. 2 (2016): 78– 88. Wan Seng, Ann. Rahasia Bisnis Orang Cina. Edited by Roy Yuwana. Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007. Widiastuty, Tri. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.” Jurnal Manajemen 21, no. 1 (2017): 90. Zainuddin, Sumarni. Suriady, Israwaty. “Model of Mediator Communication in Interpersonal Relationship of Married Couples Through Ta’aruf Process in Palu City.” International Journal of Multi Science 2, no. 3 (2021): 8. Talmud Mass Kiddushin, n.d. https://halakhah.com/pdf/nashim/Kiddushin.pdf. The Old Testament. The Old Testament. Salt Lake City - USA: The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1979. https://www.churchofjesuschrist.org/bc/content/shared/content/english/pdf/ language-materials/83290_eng.pdf.