242 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH solusinya. LPBI NU (Lembaga Penangulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (LPBI NU) merupakan lembaga yang secara struktural-organisator merupakan pelaksana kebijakan dan program Nadlatul Ulama dibidang penanggulangan bencana, perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. Menurut Ali Yusuf, LPBI NU memiliki visi terwujudnya masyarakat yang memiliki ketahanan dan adaptif terhadap bencana, menurunnya daya dukung lingkungan dan perubahan alam. 43 Berdasarkan keputusan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU 2019 yang lalu Nadhlatul Ulama telah melahirkan keputusan penting dimana membuang sampah plastik sembarangan diputuskan haram, misalnya jika nyatanyata atau diduga kuat membahayakan lingkungan dalam jangka pendek maupun panjang. Bahkan, Munas NU 2019 juga memutuskan bahwa pemerintah boleh menindak pelaku yang membuang sampah sembarangan, produsen yang tidak mengelola sampah kemasan produksinya, hingga masyarakat boleh memboikot perusahaan yang tidak mengelola sampah kemasan/produksinya dengan tanpa unsur paksaan. Hal tersebut dikarenakan mengandung kemaslahatan umum. Keputusan ini tidak lagi penting dikeluarkan di Jepang, misalnya. Pasalnya, masyarakat di sana sudah sadar dalam membuang sampah pada tempatnya. Bahkan, ada beberapa kategori sampah guna memudahkan dalam pengolahannya. Sampah kini menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia lahir menghasilkan sampah. Menurut Fatwa MUI, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia atau proses alam yang karena sifat, konsentrasi dan/atau volumenya membutuhkan pengelolaan khusus. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan, pemanfaatan serta penanganan sampah. Tandjung berpendapat bahwa sampah adalah kotoran; bisa sesuatu yang tak terpakai dan dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat dikatakan sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain. Radyastuti juga menyatakkan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemilik semula”. Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai.44 Sampah seharusnya dimanfaatkan, diolah dikelola sesuai dengan prosedur 3R Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah).45Dalam realitas kehidupan sehari-hari pengelolaan sampah tidak seperti yang kita bayangkan, dimana banyak sampah tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan sampah secara daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif atau baik, dengan syarat sampah yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tidak mengunakan jenis kertas berlapis minyak atau plastik, untuk sampah non-organik dilakukan proses pembersihan terlebih dahulu sebelum didaur ulang, dan pemilihan/ pengelompokkan sampah menurut jenis sampah.46 Direktur sampah Bank Sampah Nusantara LPBI PBNU, pengelolaan sampah yang buruk dapat mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam 43 Ali Yusuf. Wawancara. Jakarta 20 Juli 2018. 44 Firdani. Pengelolaan Sampah dan Lingkungan. 2014. 45 Alamendah. Pengelolaan Sampah Kesalahan Pola Pikir dan Gaya Hidup.2010.pengelolaan sampah 46 Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarak. Jakarta:Salemba Medika. Hal 275- 276.
National Proceeding on the Islamic Studies 243 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH dan atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.47Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal, membuang sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.48Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.49 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah kini sudah meresahkan. Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok. Hal itu berkaitan dengan data dari KLHK yang menyebut plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. 50Menurut Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih, total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara 'composting' dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)."Sampah tersebut terdiri dari komposisi utamanya 60 persen organik, plastik 14 persen.51 Dalam hal ini pengelolaan sampah sudah menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi banyak negara. Banyak upaya dilakukan untuk mencoba mengatasi masalah sampah. 47 Wawancara.Fitri Aryani, Direktur BSN LPBI PBNU.Jakarta 12 Juli 2018. 48 Wawancara.Aryani, LPBI NU. Jakarta 18 Juli 2018. 49 Yandiyulio. Artikel Pengolahan Sampah.2011. http://wordpress.com/2011/07/12/makalah-pengolahan-sampah/ 50 Tri wahyuni. Indoensia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar kedua dunia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277-112685/indonesiapenyumbang- sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia? 51 Wahyuni. Sampah Plastik Terbesar Kedua Dunia, 2019.
244 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Data diatas menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Secara teknis, namun juga terkait erat dengan dimensi budaya dan sosio politis setempat. Cara pandang konvensional menyatakan bahwa hanya pemerintah swasta yang dapat menyelesaikan masalah sampah ternyata kurang tepat. Hal ini dibuktikan pada wilayah Jakarta, menurut dinas kebersihan, 10 tahun lalu tercatat jumlah sampah Jakarta mencapai 6000 ton perhari atau 27.966 m3 per hari. Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton.52 (Lihat table 1). Berdasarkan laporannya kepada Presiden RI Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen.53 Hal tersebut menujukkan bahwa volume sampah bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk dan terbatasnya pemahaman penduduk akan pentingnya menjaga lingkungan dari ancaman sampah. Fenomena budaya konsumerisme juga menjadi pemicu meningkatnya sampah di sekitar kita. Pusat pusat belanja menjadi penyuplai sampah terutama plastik dan kertas yang menjadi pembungkus barang-barang dagangan mereka. Budaya semacam ini juga dikuatkan dengan tidak acuhnya masyarakat pada iklan layanan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal inilah menjadi kekuatiran dan ancaman sampah yang kian terus meningkat jumlahnya. Mengurangi timbunan sampah sebaiknya harus dari sumber dan itu berarti melibatkan masyarakat. Kondisi ini, kemudian membuka mata banyak pihak bahwa masyarakat juga ternyata bisa berperan dalam mengurangi sampah. Misalnya dengan mengupayakan ibu rumah tangga di rumah masing-masing, melibatkan anak-anak serta komunitas-komunitas peduli sampah. Realitas aktivitas tersebut cukup signifikan terhadap pengurangan timbunan sampah. Masalah sampah berkaitan erat dengan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Budaya konsumerisme juga menjadi pemicu meningkatnya sampah di sekitar kita. Pusat pusat belanja menjadi penyuplai sampah terutama plastik dan kertas yang menjadi pembungkus barang-barang dagangan mereka. Budaya semacam ini juga dikuatkan dengan tidak acuhnya masayarakat pada iklan layanan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal inilah menjadi kekuatiran dan ancaman sampah yang kian terus meningkat jumlahnya. Karena itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata namun penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas. Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan 52 TriWahyuni. Indoensia Penyumbang Sampah Plastik, 2019. 53 Eric Permana.Indonesia Hasilkan sampah 6. Juta ton 2019
National Proceeding on the Islamic Studies 245 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH seiring meningkatnya jumlah penduduk. Kualitas kehidupan masyarakat atau manusia serta kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, menghasilkan pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif.54 Di era global saat ini pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah dengan karakterisktik sampah yang beragam. Salah satunya jenis sampah plastik. Peningkatan daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Dengan demikian dengan meningkatnya volume sampah membutuhkan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan. Jika sampah dibuang secara sembarangan hingga tertumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang sangat serius, juga dapat menimbulkan terjadinya banjir, serta sampah plastik yang tertimbun di dalam tanah tidak dapat terurai sehingga tanah menjadi tandus. Sistem pengelolaan sampah terutama untuk daerah perkotaan harus dapat dilaksanakan secara tepat dan sistemastis. Kegiatan pengelolaan persampahan harus melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai prasarana dan sarana persampahan yang meliputi: pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir. Hal ini menunjukkan bahwa volume sampah akan bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk dan terbatasnya pemahaman penduduk akan pentingnya menjaga lingkungan dari ancaman sampah. Dalam hal ini LPBI NU sejak 2011 sudah melakukan kegiatan terhadap pemberdayaan sampah.55 Dalam melakukan aksinya LPBI NU melakukan gerakan pengolahan sampah sistem kompos. Inovasi pengolahan sampah ini dilakukan dalam rangka menjaga lingkungan di wilayah DKI Jakarta. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat akan pentingnya pengelolaan rumah kompos dan mengurangi timbunan sampah di lokasi sasaran program. Pengolahan sampah dengan sistem kompos akan mengurangi penumpukan sampah, mengurangi dampak buruk sampah dan produk kompos akan membantu program penyuburnan tanah dan mendukung program green dan save. Sebelumnya survey dilakukan untuk menentukan lokasi program tersebut. Salah satu yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini bangsa Indonesia yang merupakan faktor terbesar yakni pembuangan limbah sampah plastik, dimana sampah merupakan hasil sisa dari sebuah proses, baik yang sengaja dibuang atau terbuang dengan sendirinya. LPBI NU dalam membantu program pemerintah memiliki kepedulian dalam pemberdayaan sampah plastik LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (LPBI PBNU) sebagai lembaga yang secara struktural-organisator merupakan pelaksana kebijakan dan program PBNU dibidang penanggulangan bencana, perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. LPBI (PBNU) memiliki visi 54 Jailan Sahil. Dkk. Sistem Pengelolaan dan Upaya penanggulan sampah di Kel.dufa-dufa Kota Ternate. Vol.IV No.2,2016, https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/bioedu/article/view/160 55 Wawancara. Direktur BSN. Fitri Aryani. 12 Juli 2018.
246 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH terwujudnya masyarakat yang memiliki ketahanan dan adaptif terhadap bencana, menurunnya daya dukung lingkungan dan perubahan alam. Sejak memperingati hari sampah nasional 21 Feb 2016, Fitri Aryani, sebagai Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBI PBNU Jakarta, memiliki kepedulian terhadap sampah dan pemberdayaannya. Ia memiliki gagasan tentang peduli sampah terutama sampah plastik. Karena aksinya belum ada, maka ia pun membentuk Bank Sampah Nusantara LPBI PBNU. Pertama-tama yang dilakukan BSN hanya fokus di Gedung PBNU saja. Kegiatan mereka diawali dengan mengumpulkan sampah-sampah di gedung PBNU selama satu bulan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir sampah yang terbuang dengan memilah sampah tersebut yang nantinya dapat diolah dan diberdayakan menjadi sebuah karya. BSN memiliki kantor di lantai satu gedung PBNU dan nasabahnya adalah orang-orang yang bekerja (office boy) dan orang-orang yang ada di lingkungan PBNU. Bank Sampah Nusantara dibentuk oleh LPBI PBNU memiliki program dalam pengolahan sampah. Pada awalnya LPBI PBNU hanya fokus di tiga isu bencana alam, lingkungan dan perubahan iklim. Direktur BSN, Fitri Ariyani mengemukakan bahwa dalam program bencana LPBI NU memiliki relawan tanggap darurat, selain itu juga untuk pelestraian lingkungan LPBI sudah mempunyai rumah kompos serta membuat daur ulang sampah. Program tersebut berlokasi di Jakarta Barat.56 Saat ini Bank sampah Nusantara LPBI memiliki beberapa cabang yaitu 120 cabang di Pulau Jawa, dan Kalimantan. Efektivitas Pengelolaan Sampah Bagi Sircular Economy Efektivitas merupakan sesuatu yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dapat dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuan secara ideal.57Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapainya atau tidaknya sasaran yang telah ditentukan. Hasil yang mendekati sasaran berarti tinggi tingkat efektivitasnya, sebaliknya hasil yang jauh dari sasaran maka kurang efektivitasnya. Dalam pendapat lain efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi mencapai tujuannya. Jika tercapai tujuannya maka organisasi tersebut telah berjalan mencaai tujuannya. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Dalam hal ini indikator efektivitas adalah menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Dalam hal ini efektivitas pengelolaan merupakan pencapaian atau pemilihan tujuan yang tepat dari beberapa alternatif lainnya. jadi jika suatu kegiatan atau pekerjaan bisa selesai dengan pemilihan caracara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar efektif. Jika diartikan dengan pengelolaan maka efektif bisa diartikan sebagai pemilihan terhadap pengelolaannya dan cara mengelolanya agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.58Marry Parker Follet (2007) mendefinisikan pengelolaan adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pecapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat yakni : 56 Wawancara. Fitri Aryani. Direktur BSN LPBI NU. di Jakarta,18 Juli 2018. 57 Mardiasmo. Efisien dan Efektivitas. (Jakarta: Andy,2016), h.134. 58 Follet, Mary Parker. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks
National Proceeding on the Islamic Studies 247 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH a. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia maupun faktor- faktor produksi lainya. b. proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan c. Adanya seni dalam penyelesaian pekerjaan.” 59Dalam pengelolaan sampah zero waste dan less waste tidak berbeda, kosnep dasar less waste adalah melakukan pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual layak jual.60 perspektif akan keseimbangan alam yang berkaitan dengan menjamurnya sampah plastik menghasilkan sebuah konsep less waste yang berdasarkan pada pemilahan untuk prioritas atau main idea. Johnson 61menyebut Zero waste atau less waste merupakan dua istilah yangsering digunakan pejuang sampah. Indonesia telah memiliki regulasi UU tentang peneglolaan sampah No. 18 Tahun 2008. Dalam pasal 12 disebutkan bahwa kewajiban setiap orang dalam pengelolaann sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Yang dimaksud pengurangan sampah yaitu meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendaur ulangan. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan , pengangkutan pengelolaan dan pemrosesan akhir.62 Pada masyarakat maju pemilahan sudah menjadi budaya di masyarakat di Negara-negara Eropa , masyarakat sudah memulai pengolahan sampah melalui pemilahan sampah sejak di rumah tangga, yaitu dari bahan yang dapat di daur ulang dan warna kantong sampah juga dibedakan antara yang organik dan non organik. Adapun besarnya timbunan sampah berdasarkan sumbernya sesuai dengan yang tercantum pada SNI 04-1993-03 adalah sebagai berikut : Tabel Besarnya Timbunan Sampah Berdasarkan Sumbernya No Komponen Sumber Sampah Satuan Volume (Liter) Berat (Kg) 1 Rumah Permanen Orang /hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400 2 Rumah Semi Permanen Orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350 3 Rumah Non Permanen Orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300 4 Kantor Pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100 5 Toko/Ruko Petugas/hari 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350 6 Sekolah Murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020 7 Jalan Arteri Sekunder m/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100 8 Jalan Kolektor Sekunder m/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050 59 Sri Subekti. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat Pendahuluan. Available At: Http://Www.Scribd.Com/Doc/19229978/Tulisan-Bektihadini Diakses 13 Agustus 2020. 60 D. Ika. Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste di Kelurahan Kebon manis Cilacap, Monograph project, (Semarang: UNDIP, 2000), http://eprint.undip.ac.id/4972. 61 B. Johnson B.Zero Waste Home: The Ultimate Guide to Simlify Your Life by Reducing Your Waste.(France: Scribner, 2013). 62 LPBI NU. Dakwah Peduli Lingkungan; Kumpulan Materi Khutbah Jumat Tentang Pelestraian Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah.( Jakarta: LPBI NU, 2012), 142.
248 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH 9 Jalan Lokal m/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025 10 Pasar M2/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300 (Sumber: SNI 04-1993-03) Dalam hal ini LPBI NU memiliki misi yaitu meningkatkan jejaring dan kerjas sama guna mewujudkan orgnisasi yang kredibel dan profesional. Selanjuntnya mendorong penyebarluasan informasi dan pengetahuan terkait pegurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan,dan meningkatkan kapasitas emergency response yang berkualitas. Keseriusan Nadhlatul Ulama (NU) sebagai lembaga Islam yang besar memiiki peranan terhadap masalah pengelolaan sampah lingkungan penanggulangan bencana dan perubahan iklim seta kemanusiaan sebagai implikasi dari kerusakan lingkungan. Sejak 2011 LPBI NU sudah melakukan kegiatan terhadap pemberdayaan sampah. Dalam melakukan aksinya LPBI NU melakukan gerakan pengolahan sampah sistem kompos. Gerakan pengolahan sampah ini dilakukan dalam rangka menjaga lingkungan di wilayah DKI Jakarta. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat akan pentingnya pengelolaan rumah kompos dan mengurangi timbunan sampah di lokasi sasaran program, pengolahan sampah dengan sistem kompos akan mengurangi penumpukan sampah, mengurangi dampak buruk sampah dan produk kompos akan membantu program penyuburnan tanah dan mendukung program green dan save. Sebelumnya survey dilakukan untuk menentukan lokasi program tersebut. Bank Sampah Nusantara yang dibentuk oleh LPBI PBNU memiliki program dalam pengolahan sampah. Pada awalnya LPBI PBNU hanya fokus di tiga isu bencana alam, lingkungan dan perubahan iklim. Dalam program bencana LPBI NU memiliki relawan tanggap darurat dan untuk pelestraian lingkungan sudah mempunyai rumah kompos serta membuat daur ulang sampah. Program tersebut berlokasi di Jakarta Barat.63 Bank sampah tersebut beroperasi dengan proses penyetoran ke bank sampah yang dipilah sesuai jenisnya. Jenis sampah yang dapat diterima oleh bank sampah tersebut hanya sampah yang bernilai ekonomi yaitu sampah botol dan gelas plastik. Harga botol plastik per kilogram adalah 2000 rupiah sedangkan untuk gelas plastik dengan harga 1500 rupiah per kilogram. Setiap konsumen menyetorkan sampah botol dan gelas plastik ke bank sampah setiap dua minggunya. Sampah yang telah disetorkan ke bank sampah ditimbang dan dicatat pada buku tabungan yang telah diberikan oleh Bank Sampah Nusantara tersebut dalam bentuk pencatatan dalam buku tabungan. Pelaksanaan bank sampah tersebut dapat mengurangi jumlah sampah dan volume sampah yang masuk kedalam. Penilaian keberhasilan pada bank sampah dilaksankan selama satu bulan. Pengumpulan botol dan gelas plastik dua minggu pertama dari rata-rata konsumen dapat mengumpulkan 50 %. Sedangkan pada minggu kedua rata-rata 45% kg botol plastik dan gelas plastik. Artinya sampah yang masuk kebank sampah adalah seluruh timbunan sampah botol dan gelas plastik yang dihasilkan dilingkungan tersebut. Sampah botol dan gelas plastik rata-rata yang dihasilkan cukup fluaktif, dengan adanya program bank sampah tersebut dapat meruduksi sampah lebih besar 95% . Penurunan pada bank sampah tidak dapat mencapai 100% hal ini karena masih kurangnya kesadaran konsumen yang belum terbiasa dalam membuang sampah botol dan gelas plastik pada drop box yang disediakan Bank Sampah tersebut. Akan 63 Wawancara.Fitri, Direktur BSN LPBI NU. di Jakarta,18 Juli 2018.
National Proceeding on the Islamic Studies 249 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH tetapi, dengan program bank sampah dapat dikatakan berhasil sebab program bank sampah tersebut dapat mereduksi sampah botol dan gelas plastik mencapai 80%. LPBI NU sebagai sebuah lembaga perubahan iklim, bencana dn lingkungan di PBNU menginisiasi program pemerintah yakni Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk andil dalam pengelolaan sampah. LPBI NU memiliki perhatian besar dengan membentuk BSN (Bank Sampah Nusantara), sebagai salah satu target dalam mengurangi sampah. Inisiatif LPBI NU ini diharapkan jadi agent of change di wilayah masing-masing dan bisa menularkan ilmu , menjadi ajang diskusi ,share, saling info, dan kendala, saling bantu membantu antar Bank Sampah di daerah. Diharapkan inisiatif LPBI NU ini dapat membantu sirkular ekonomi yang strategis, dan mampu bekerja dengan aksi nyata bagi generasi yang berkelanjutan.64 Salah satu Bank sampah yang terbentuk, lainnya adalah Bank Sampah Nusantara Latanza di daerah Garut, Jawa Barat. BSN Latanza yang sangat maju dan berkembang sampai saat ini. Bahkan berkata kerjasama dengan Bank, mmereka kini sudah memiliki ATM dengan menabung hanya Rp 20.000,-. Adapun kegunaan dari ATM tersebut adalah untuk transaksi menabung sampah, yang setahun sekali baru dapat diambil. Dan biasanya digunakan untuk membayar pajak kendaraan yang mereka miliki.65 Ngaji Plastik sebagai literasi Pemberdayaan Sampah LPBI NU Ngaji Plastik yang diadakan LPBI PBNU 12 Juli 2018 lalu, bertujuan memberikan pemahaman bagaimana mengendalikan sampah plastik. Penanganan sampah plastik juga menjadi salah satu program yang dicanangkan Pemerintah.Hal ini sebagai follow up atau kampanye stop penggunaan plastik, baik berupa kantong plastik maupun sedotan plastik. Kedua penggunaan ini merupakan dua dari sepuluh penggunanan terbanyak di Indonesia.66 Upaya kedua ini memberikan kontribusi pengurangan sampah plastik di lautan. Menurutnya sampah seperti sedotan paling banyak dijumpai di sungai atau laut. Komposisi sampah plastikyang sulit terurai dalam tanah, membutuhkan waktu bertahun-tahun dan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya. Ngaji plastik oleh LPBI PBNU ini merupakan kegiatan terbaru dari LPBI PBNU dilakukan sejak 2018. Upaya literasi ini diambil sebagai metode karena kegiatan ngaji akrab dengan masyarakat dan warga NU. Ngaji biasanya untuk memberikan pengetahuan agama, lalu sosial kemanusiaan. Namun LPBI NU menamakan kegiatan ngaji plastik sebagai upaya untuk mengatasi isu lingkungan dalam hal ini sampah plastik. Sasaran awal kegiatan tersebut adalah anak-anak, karena anak-anak adalah investasi besar untuk masa depan. Salah satu cara membudayakan kelestarian lingkungan harus dimulai dari sejak kecil, dan diharapkan anak-anak ini punya peran ke depan. Mungkin hasil yang kita petik tidak sekarang, bisa belasan atau puluhan tahun lagi. Hal tersebut pentinguntuk mengantisipasi di mana kita diramalkan kalau tidak bisa mengendalikan jumlah plastik akan memenuhi lautan Indonesia. Dalam Ngaji Plastik tersebut para peserta berasal dari lingkungan sekitar Gedung PBNU, karena sebelum memberikan pemahaman ke lingkungan yang lebih luas, sangat baik bila dimulai dengan mengajak 64 Vivien Rosa Ekawati. Pedoman Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga.(Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI, edisi Jan 2018), 1. 65 Wawancara. Joice, Ketua BSN Latana, Jakarta. 2 Agustus 2019. 66 Wawancara. Fitri Aryani, Direktur BSN LPBI NU. 18 Juli 2018.
250 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH masyarakat terdekat. Selain itu, Ngaji Plastik juga dilakukan di beberapa sekolah yang mengundang tim BSN. Kegiatan Ngaji Plastik yang diadakan oleh LPBI PBNU 16 Juli 2018 lalu, mendatangkan peserta anak-anak dari TPA NU Kenari. Sekitar dua puluh lima orang yang hadir dalam acara tersebut untuk membuat ecobrick dari sampah plastik.Ketua Lembaga Penanggulangan Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Ali M Yusuf mengatakan bahwa program ngaji plastik selama bulan suci Ramdahan 2019 dilakukan untuk lingkungan universitasseperti Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), UIN Jakarta, dan Bogor.67 Sampah dari plastik merupakan molekul poliester yang sulit diurai oleh bumi secara alami.68 Oleh karena itu dibutuhkan campur tangan manusia untuk mengolahnya. Cara mengolah sampah plastik yang terbaik yaitu dengan cara mendaur ulang. Banyak cara untuk mendaur ulang plastik. Salah satu caranya adalah dengan membuat plastik tersebut menjadi ecobrick. Ecobricks ditemukan oleh seorang bernama Russel Maier berasal dari Kanada.69Ecobrick dibuat dengan memasukkan dan memadatkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik bekas serta menggunakan tongkat kecil untuk memadatkan sampah plastik ke botol tersebut.70Setelah botol penuh dan keras, selanjutnya botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan dibentuk menjadi kursi, meja, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai pagar, tembok atau dinding.71 Dalam ngaji plastik tersebut LPBI PBNU mengajarkan cara membuat ecobrick dalam bentuk meja. Anak-anak tersebut sebelumnya sudah diinformasikan untuk membawa sampah plastik dari botol bekas air mineral ukuran 660 ml. Para Peserta ngaji plastik juga diwajibkan membawa sampah plastik sebanyak tiga kantung plastik belanjaan ukuran besar. Kemudian anak-anak diajarkan untuk memotong dan memasukkannya ke dalam botol. Setelah itu ditekan dengan menggunakan sebilah bambu yang sudah di amplas. Setelah semua botol terisi sampah plastik, seluruh botol disatukan dan direkatkan dengan lem dan kemudian dibentuk meja. Untuk membuat meja dari ecobrick dibutuhkan sebanyak tiga puluh satu botol plastik bekas air mineral.72 Ecobrick menjadi salah satu metode menabung sampah plastik. Sampah yang dimasukkan berupa sampah dari jajanan anak-anak atau rumah tangga seperti sedotan, kantong plastik yang berwarna, streoform, gelas plastik, bungkus bekas makanan anak anak, bungkus Rinso, bungkus minyak, bungkus mie, dan lain-lain. Dalam kegiatan tersebut target utama adalah pengurangan konsumsi plastik, yaitu agar anak-anak bijaksana pada saat jajan bisa memilah dan memilih makanan yang 67 Muchlison.Berikut LimaProgram LPBI NU Selama Bulan Ramadhan Ini. NU Online, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/105622/berikut-lima-program-lpbi-nu-selama-bulan-ramadhanini 68 Arif Setyo Nugroho, dkk.Plastik Sebagai Energy Alternatif. 2018. 69 Lailatul Mafiyah, Ecobrick Bikin Dunia Lebih Cantik,(Pekalongan: Radar, 2017. https://radarpekalongan.co.id/8598/ecobrick-bikin-dunia-lebih-cantik/ 70 http://kslnataru.or.id/2016/07/31/apa-itu-ecobrick/.2018. 71 https://beritabali.com/read/2016/01/22/201601220005/Klungkung-Perangi-Sampah-Plastikdengan- Cara Ecobrick.html 72 Wawancara. Ai Rosita, Staf LPBI PBNU. di Lantai 6 LPBI PBNU , 12 Juli 2018 73 Wawancara. Fitri Ariyani, Direktur BSN LPBI PBNU. 12 Juli 2018
National Proceeding on the Islamic Studies 251 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH tidak menghasilkan sampah. Target diharapkan minimal bisa dengan bijak mengelola plastik yang dihasilkan, bukan langsung membuat produk. Ngaji plastik membuat buat anak-anak antusias dan mereka bisa menabung sampah ribuan botol plastik serta bekas makanan mereka. Kegiatan ini juga ikut mendorong orang tua anak dalam mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga. Pembuatan ecobrick ini dapat juga dibuat untuk pengganti batu bata untuk out door, pagar rumah dan pagar tanaman.Fitria Aryani juga mengatakan,ecobrick tidak dapat mengurangi jumlah sampah namun dapat mengurangi polusi. Dengan membuat ecobrick plastik bekas ini dapat diubah menjadi sesuatu benda yang lebih visioner. 73 Ecobrick bisa menjadi bata yang ramah lingkungan. Proses membuat ecobrick agar membutuhkan waktu dan materi plastik yang tidak sedikit. Oleh karena itulah ecobrick merupakan seni pengolahan plastik yang berkelas. Dalam kegiatannya LPBI PBNU selain mengadakan kerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), LPBI NU juga bekerja sama dengan lembaga Bank Swasta untuk memberikan kemudahan nasabah Bank sampah Nusantara. Selain itu juga menindaklanjuti hasil Munas 2019 lalu dengan mensosialisasi ke Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan). Setelah itu, Kemenko PMK bekerjasama dengan LPBI PBNU menerbitkan sebuah buku tentang pengelolaan sampah. Buku yang berjudul Zero Waste, FIQIH Penanggulangan Sampah Plastik tersebut, digarap oleh LPBI PBNU bekerja sama dengan Lembaga Bahtsul Masail PBNU. Buku tersebut diharapkan terjadi revolusi mental dalam persoalan sampah.74 Gerakan Inovasi Dakwah LPBI NU mengembangkan Pesantren Hijau Gerakan merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh sekelompok lembaga.75 Inovatif berarti penemuan baru (metode, alat yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. 76Gerakan inovatif merupakan kegiatan-kegiatan yang memiliki kebaruan dalam gagasan, metode atau alat dalam menjawab solusi atau permasalahan kehidupan. Gerakan inovatif LPBI NU lainnya adalah mengembangkan pesantren hijau di di bawah naungan Nadhlatul Ulama. Gerakan tersebut diawali dengan membuat modul penerapan pesantren hijau.77Direktur Bank Sampak Nusantara (BSN) LPBI NU, Fitria Aryani mengatakan bahwa modul yang akan dibuat yaitu bagaimana membuat pesantren menjadi pesantren hijau. Hal ini berhubungan dengan gerakan LPBINU yang berpartisipasi pada persoalan sampah, water wash management, serta penggunaan sumber energi.78 LPBI NU dalam mengembangkan pesantren hijau mengajak beberapa instansi terkait seperti RMI NU, LP maarif NU, Lakpesdam NU, LBM NU, P3K Unusia, Kementrian Agama, dan Greenpeace. Kegiatan ini mengkaji soal definisi pesantren hijau, tahapan-tahapan pesantren hijau (silver, gold dan platinum), target pesantren, serta targetnya kiai ataupun santrinya. Kemudian pendekatan seperti afektif kognitifnya, dan best practices, untuk inspirasi dan motivasi, pilihan program-program 74 Sobirin.Peduli Sampah Plastik PBNU Terbitkan Buku.(Jakarta: Muslim Obsesisoin, 2019). https://muslimobsession.com/peduli-sampah-plastik-pbnu-terbitkan-buku/ 75 https://jagokata.com/arti-kata/gerakan.html 76 https://jagokata.com/arti-kata/gerakan.html 77 Anty Husnawaty dan Kendy. LPBI NU Menggelar Pesantren Hijau, Nu Online, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/106007/lpbinu-kembangkan-pesantren-hijau 78 Husnawaty dan Kendy. Pesantren Hijau. 2019.
252 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH lingkungan seperti bank sampah atau water wash untuk pesantren tersebut. 79 Menurut Ali, pesantren hijau menjadi program untuk mengurangi dampak atau mengembalikan lingkungan kepada keadaan normal. Walaupun butuh waktu yang lama, oleh karenanya dibutuhkan konsentrasi dalam menyikapi isu keresahan lingkungan serta bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini. Pesantren hijau menjadi kegiatan program yang masif terus dilakukan sampai saat ini. Pesantren Hijau, dimulai dari merubah budaya santri-santri NU karena dari pesantren kita berharap dalam rangka menghambat laju dampak kerusakan lingkungan itu bisa kita laksanakan paling tidak tidak menambah kerusakan lingkungan sehingga dampaknya bisa kita kurangi. 80 KESIMPULAN Sebagai khalifah di muka bumi tugas manusia adalah memakmurkan bumi dan menjaganya. Manusia adalah penggerak utama kehidupan di muka bumi ini dan bertanggung jawab atas pengelolaan alam. Dakwah inovatif LPBI NU terhadap pemberdayaan sampah dan lingkungan merupakan sumbangsih besar dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan. Perilaku positif LPBI NU sebagai bagian program PBNU yang telah berperan dengan menhasilkan keputusan Munas 2019 tentang sampah plastik. Upaya preventif yang dilakukan LPBI NU lainnya adalah dengan membuka Bank Sampah Nusantara (BSN), mensosialisasikan kegiatan ngaji plastik dan membudayakan pesantren hijau dikalangan pesantren-pesantren naungan NU. Kegiatan tersebut selain mendukung pemerintah (KLKH) dan tujuan SDGs dunia agar dunia menjadi lebih baik di tahun 2030 mendatang. Gerakan LPBI NU ini masih harus terus dilakukan karena berdampak positif dalam menumbuhkkan budaya baru dalam pemberdayaan sampah dan membuat lingkungan lestari dan nyaman. Berdasarkan hasil percobaan pada program evaluasi terhadap penerapan program bank sampah. Dimana bank sampah dapat mereduksi dan mengurangi sampah botol dan gelas plastik yang masuk kedalam TPA mencapai 96,18%. Penerapan dari program berbasis efektivitas tersebut dapat mereduksi sampah hingga diatas 95%. Artinya dapat dikatakan penerapan program yang dilakukan oleh tim PBNU tersebut dapat dinyatakan berhasil karena melampaui target atau efektivitasnya yang melebihi 80% target. Dalam penelitian ini, tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan LPBI NU, Direktur Bank Sampah Nusantara dan Kementrian Lingkungan Hidup, masyarakat serta berbagai pihak yang sudah terlibat dalam membantu penyelesaian karya ilmiah. Semoga penelitian ini menjadi referensi dan mampu menumbuhkan menjadi agent-agent lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ardharsyah,Taufan.Sebegini Parah Ternyata Sampah Plastik Indonesia. Jakarta: CNBC Indonesia. 2019. 79 Anty Husnawaty dan Kendy. Pesantren Hijau.2019. 80 Muchlison.Pentingnya Pesantren Hijau.(Jakarta: Nu Online, 2019). https://www.nu.or.id/post/read/109914/lpbi-pbnu-ungkap-pentingnya--pesantren-hijau
National Proceeding on the Islamic Studies 253 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190721140139-33-86420/sebeginiparah-ternyata-masalah-sampah-plastik-di-indonesia. Alamendah. Pengelolaan Sampah Kesalahan Pola Pikir dan Gaya Hidup. 2010. http://alamendah.wordpress.com/2010/01/08/pengelolaan-sampah-kesalahanpola-pikir-dan-gaya-hidup. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah Per Kata. Jakarta: Sigma, 2007. Firdani. Pengelolaan Sampah dan Lingkungan, 2014.pengelolaan sampa. Fatwa MUI. Tentang Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan. 2014. Darwis dan Lahming. 2017. Metode dan Strategi Pembelajaran PKLH. Jakarta: AlaaudinUniversity Press. https://mui-lplhsda.org/fatwa-majelis-ulama-indonesia-nomor-47-tahun-2014- tentang-pengelolaan-sampah-untuk-mencegah-kerusakan-lingkungan. Hasbi, Artani. Siapa Menanam Pasti Mengetam. Majalah Al Biah, LPBI NU, Edisi I, Juni, 2011. Husnawaty, Anty dan Kendy. LPBI NU Menggelar Pesantren Hijau. Nu Online, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/106007/lpbinu-kembangkan-pesantren-hijau. LPBI NU. Dakwah Peduli Lingkungan Kumpulan Materi Khutbah Jumat Tentang Pelestraian Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah. Jakarta: LPBI NU, 2012. Lembaran Negara RI.Undang-undang RI No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak Azazi Manusia, 2008. https://www.bphn.go.id/data/documents/08uu018.pdf. Beni Pekei. Konsep Dan Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Di Era Otonomi. Buku I (Jakarta Pusat: Tauzhia, 2016). Hal 69. Mardiasmo. Efisien Dan Efektivitas.( Jakarta : Andy , 2016). Hal 134. David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey. Individual In Society.2012:119- 120. Aan Komariah, Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Bandung: Bumi Aksara, 2005), h.34. Kettner, Moroney dan Martin. Designing and Managing Programs An Effectiveness-Based Approach.2008:262. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1985), h. 218. Kettner, Moroney dan Martin. Designing and Managing Programs An Effectiveness-Based Approach.2008:256. Sebastian, Yoris. (2014) Biang Inovasi. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Muchlison. Berikut Lima Program LPBI NU Selama Bulan Ramadhan Ini.NU Online, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/105622/berikut-lima-program-lpbi-nu-selamabulan-ramadhan-ini. Muchlison. Pentingnya Pesantren Hijau. Jakarta : Nu Online, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/109914/lpbi-pbnu-ungkap-pentingnya pesantrenhijauMafiyah, Laitatul. Ecobrick Bikin Dunia Lebih Cantik. Pekalongan: Radar, 2017.
254 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH https://radarpekalongan.co.id/8598/ecobrick-bikin-dunia-lebih-cantik/ Nugroho,Arif Setyo, dkk. Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Energy Alternatif, Vol. IX No.1, 2018. Wardiha, M.W.,Putri Setyawati, L.M., Muhajirin.(2013)Timbunan Dan Komposisi Sampah di Kawasan Perkantoran Dan Wisma Studi Kasus Werdhapura Village, Center, Kota Denpasar, propinsi bali.Jurnal Presipitasi 10(1). Pratiwi, Rina. Experimental Analysis Research Mixed Method Comprehensive Edition. Jakarta: Panca Mandiri Langit, 2019, hal 92. Arif Setyo Nugroho, dkk. Plastik Sebagai Energy Alternatif, 2018. Amir, Z. 2018. Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing pada Perusahaan Batik di Kota Pekalongan. Jurnal Manajemen, 1(8), 1–12. Follet, Mary Parker. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks. Sebastian, Yoris. Biang Inovasi. Jakarta, (PT Gramedia Pustaka Utama,2014)hal.12,37. Pablo, Samuel. Sebegini Parah Ternyata Sampah Plastik Indonesia.2019. Permana,Eric. Indonesia Hasilkan Sampah 67 ton, 2019. Qolyubi, Mujib, dkk. Dakwah Peduli Lingkungan. Jakarta: LPBI NU, 2012. SDGs, Tujuan SDGs2030, 2018. https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuansdg. Siradj, Aqil Said. Syakhsyyiah. Majalah Al Biah. Jakarta: Edisi I Juni 2011. Sari, Putri Nilam. Analisis Pengelolaan Sampah Padat Di Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam, Vol.X, No.2, 2016. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/201. Sahil, Jailan, dkk. Sistem Pengelolaan dan Upaya penanggulan sampah di Kel.dufa-dufa Kota Ternate, Vol.IV No.2 , 2016. Sobirin. PeduliSampah Plastik PBNU Terbitkan Buku. Jakarta: Muslim Obsesisoin, 2019. https://muslimobsession.com/peduli-sampah-plastik-pbnu-terbitkan-buku/ Vivien Rosa Ekawati, Pedoman Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga . Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI, Edisi Jan 2018. Wahyuni, Tri. Indoensia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar kedua dunia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277- 112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia. Wawancara, Joice. Ketua BSN Latana, Jakarta , 2 Agustus 2019. Wawancara, Fitri Aryani, LPBI PBNU, di Jakarta 18 Juli 2018. Wawancara, Ai Rosita , Staf LPBI PBNU di Lantai 6 LPBI PBNU , 12 Juli 2018. Yahya, Lip.Upaya NU Tanggulangi Sampah Plastik, 2019. https://www.nu.or.id/post/read/103316/upaya-nu-tanggulangi-sampah-plastik. Yulio,Yandi. Pengolahan Sampah, 2011. http://wordpress.com/2011/07/12/makalah-pengolahan-sampah. https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/bioedu/article/view/160. http://kslnataru.or.id/2016/07/31/apa-itu-ecobrick/, 2018.
National Proceeding on the Islamic Studies 255 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH https://beritabali.com/read/2016/01/22/201601220005/Klungkung-PerangiSampah-Plastik-dengan-Cara-Ecobrick.html. https://jagokata.com/arti-kata/gerakan.html.
National Proceeding on the Islamic Studies 255 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH STUDI LITERATUR: PEMBELAJARAN TARI DALAM MENGEMBANGKAN KEPERCAYAANDIRI ANAK USIA DINI Timmy Gardini1 , Sri Martini, Mailanie2,Sofia Hartati 3 1,2,3 Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta, Indonesia E-mail: [email protected] Article History: Received:09-12-2022 Revised:15-12-2022 Accepted:25-12- 2022 Keyword: pembelajaran tari, kepercayaan diri, anak usia dini Abstract: Seni sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya untuk perkembangan anak usia dini. Fungsi seni dalam bidang pendidikan untuk mengembangkan perkembangan anak usia dini baik secara fisik maupun mental. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat kebutuhan anak. Proses pembelajaran berupaya mengembangkan potensi berbagai aspek perkembangan, seperti NAM, fisik motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni. Beragam aspek perkembangan anak termasuk sosial-emosional memerlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Rasa percaya diri pada anak merupakan bagian penting dalam pendidikan dasar, khususnya pendidikan usia dini. Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan pembelajaran tari dalam mengembangkan kepercayaan diri anak. Metodologi penelitan ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitiannya yaitu penelitian Studi Literatur. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pembelajaran tari dalam mengembangkan kepercayaan diri anak memperoleh hasil yang positif karena adanya perubahan yang signifikan PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Kosekuensinya, Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu menyediakan berbagai aspek perkembangan1. Sesuai dengan UndangUndang SISDIKNAS Bab I Pasal 1 Ayat 14, pendidikan anak usia dini adalah suatu usaha pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2 Anak Usia dini adalah periode anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dan disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan 1 Rohayati, Ita. "Usaha Sekolah Mengembangkan Rasa Percaya Diri Siswa Di Sd Muhammadiyah Karangbendo Banguntapan Bantul." Skripsi, 2014 2 Tim Redaksi Pustaka Yustisia. Perundangan Tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta:Pustaka Yustisia, 2013.
256 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. 3 Perkembangan anak merupakan perkembangan yang kompleks, terbentuk bukan hanya dari dalam diri anak tersebut, namun dubentuk pula oleh pengaruh dari lingkunganluar sangat mendominasi terhadap perkembangan anak. Lingkungan yang terdekat dari anak, misalnya sangat berperan penting dalam perkembangan anak. Banyak dijumpai orangtua yang kerap meletakkan harapan-harapan yang terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Bila kemampuan anak tidak sampai pada yang diharapkan orangtua, akibatnya anak akan sering mendapat kritikan, rasa takut, dan kekecewaan. Hal ini mengakibatkan anak kehilangan rasa kepercayaan pada kemampuan dirinya sendiri. Anak yang memiliki rasa percaya diri berarti mampu beradaptasi, berkomunikasi pada berbagai situasi, dan mampu bersosialisasi. Rasa percaya diri anak yang dimaksud merupakan keyakinan atas segala aspek kelebihan yang dimiliki anak yang membuat anakmampu untuk mencapai keinginan dalam hidupnya. Rasa percaya diri anak usia 4– 6 tahun juga akan terasa dalam pembelajaran tari. Melalui gerakan– gerakan tari, anak akan memiliki rasa yakin akan kemampuannya. Dengan gerakan–gerakan tari tersebut anak akan mampu mengekspresikan dirinya lewat gerak tari dan irama musik, sehingga rasa percaya diri anak bisa berkembang. Hubungan pembelajaran tari dan rasa percaya diri anak yaitu gerak tari sangat berkaitan dengan perkembangan emosional anak, dalampembelajaran tari anak akan memiliki rasa percaya pada kemampuan diri sendiri juga berani melakukan kegiatan tari dengan tidak merasa takut dan malu, karena tari menciptakan gerakan– gerakan yang bermakna untuk anak. Sebab, anak yang memiliki kepercayaan diri yang baik ialah anak yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya. Rasa percaya diri anak dapat berkembang melalui kegiatan pembelajaran tari yaitu belajar dengan seni dan belajar tentang seni melalui kegiatan melihat, mendengar, berfikir, merasakan, dan membuat karya seni. Lewat pembelajaran seni tari, anak dilatih untuk tampil di hadapan teman– teman, aktif berpartisipasi, terlibat dalam interaksi sosial. Oleh karena itu, apabila anak mampu melakukan pembelajaran tari dengan baik, maka rasa percaya diri anak akan berkembangdan optimal. LANDASAN TEORI Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan individu yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, bahkan dikatakan sebagai masa keemasan (Golden Age), yaitu suatu masa yang sangat berharga dibandingkan dengan usia setelahnya. Anak memiliki sifat-sifat yang unik, egosentris, rasa ingin tahu yang tinggi, makhluk social, kaya akan fantasi, daya perhatian yang pendek, dan sebuah masa potensial untuk belajar. Pada masa ini sangat penting untuk menstimulus perkembangan anak agar dapat tercapai secara optimal seluruh aspek perkembangannya. Anak mendapatkan hal itu dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu lingkungan anak dituntut untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak. 4 3 Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2009. 4 Risnawati, Atin, And Eka Priyanto. "Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada Pendidikan Anak UsiaDini Dalam Perspektif Al-Quran ." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2021.
National Proceeding on the Islamic Studies 257 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Anak berusia 2-6 tahun disebut sebagai periode sensitif atau masa peka, dimana fungsi-fungsi tertentu perlu dirangsang dan diarahkan sehingga tidak menghambat perkembangannya. Sebagai contoh jika pada periode masa peka terlewatkan, tidak dimanfaatkan dengan baik, maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode selanjutnya.5 Pengertian Tari dan Tujuan Tari Seni merupakan salah satu stimulasi kreatif, yang artinya dengan melibatkan seni dalam pembelajaran dapat mengaktifkan lebih banyak area dalam otak daripada tidak melibatkan seni.6 Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh, tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja dan waktu kapan saja. Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.7 Seni tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu, maka tari sebagai pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme. Adapun tujuan tari juga untuk mengembangkan perkembangan anak secara sosial, psikologis, kognitif dan ini terjadi melalui gerakan tari.8 Jadi tujuan Pembelajaran Seni Tari adalah mengenalkan seni tari pada anak-anak, sehingga mereka merasa suka dan tertarik untuk mempelajarinya. Sedangkan dalam proses pembelajarannya anak-anak dapat mengekspresikan kreativitasnya melalui gerak yang anak ciptakan sendiri. Seni Tari diciptakan dengan dasar gerak tubuh. Manusia dapat mengeksplorasi tubuhnya untuk dicipta menjadi sebuah karya seni. Kegiatan penciptaan karya tari ini sering disebut sebagai koreografi. Seorang yang menata koreografi disebut koreografer (penata tari).9 Tugas Penata Tari adalah menyusun dan menampilkan karya tari yang memuat makna, baik menciptakan karya baru maupun merombak sebuah karya tari.Dengan kata lain, tari adalah tekanan emosional di dalam tubuh sebagai serta ekspresi jiwa manusia yang tercermin melalui gerakan tubuh teratur berirama indah yang juga cocok dengan irama pengiringnya musik di ruang tertentu dan waktu.10 Bahan baku Tari adalah Gerak. Pengertian Gerak dalam Seni Tari bukan gerakgerak keseharian yang seperti aktivitas yang dilakukan manusia pada umumnya. Tari adalah Gerak yang mengandung makna, yang telah mengalami proses tertentu atau sudah mendapat suatuperubahan dari bentuk alami dan telah mendapat pengelohan khusus berdasarkan kebutuhan yang dilandasi oleh perasaan, khayalan, persepsi, interpretasi, atau merupakan paduan mengalami estetis dengan intelekual.11 5 Susanto, Ahmad. Bimbingan & Konseling Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada Media Group, 2015. 6 Suyadi. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014. 7 Mulyani, Novi. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kalimedia, 2016. 8 Tsompanaki, E. “The Effect Of Creative Movement-Dance On The Development Of Basic Motor Skill Of Pre- School Children”. 2019 9 Finta, A.D.A. “Rekonstruksi Tari Kuntulan Sebagai Salah Satu Identitas Kesenian Kabupaten Tegal”. Jurnal SeniTari, 2014. 10 Najamuddin, M. Tari Tradisional Sulawesi Selatan. Sulawesi: Bhakti Baru, 1983. 11 Wien, P.P.DP. “Pembelajaran Tari Kreasi Baru Di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja”. Yogyakarta,
258 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Pembelajaran Tari Pada Anak Usia Dini Pembelajaran kreatif dalam seni tari setidaknya mencangkup aspek : eksplorasi, improvisasi, inkubasi dan hasil. Eksplorasi merupakan proses “pencarian” berbagai macam gerak.12 Tentunya, dalam pembelajaran tari kreatif ini, anak adalah actor utama yang menciptakan gerakan baru. Anak diberi ruang kebebasan seluas-luasnya untuk berfikir dan menciptakan gerakan sendiri. Adapun peran dari seorang guru adalah membangkitkan motivasi dan memberi arahan kepada anak secara individu, karena setiap anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda. Metode dalam pembelajaran di PAUD, mempunyai ciri khas yang berbeda dengan pembelajaran di sekolah dasar dan seterusnya. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak di PAUD, guru harus mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut. Begitu pun halnya dengan pendidikan seni tari. Pengajaran seni tari juga membutuhkan metode yang tepat untuk anak, agar supaya dalam pelaksanaannya, anak-anak dapat mengikuti gerakan tari dengan bahagia dan semangat, begitu juga dengan tujuan dari pendidikan seni tari bisa tercapai dengan baik. Metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran seni tari di PAUD metode pembelajaran tari terbagi menjadi tiga bagian yaitu, metode bercerita, metode bercakap- cakap, dan metode demonstrasi. Jadi, seni tari membutuhkan metode yang tepat untuk anak agar dalam pelaksanaannya anak-anak dapat mengikuti gerakan tari dengan bahagia dan semangat, serta tujuan dari pendidikan seni tari bisa tercapai dengan baik.13 Tujuan pembelajaran tari untuk anak usia dini, merupakan salah satu kegiatan seni yang dapat menumbuhkan kreativitas anak, dengan menari anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam berekspresi melalui geraknya. Kegiatan menari merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas, keterampilan fisik serta emosi, kepribadian, kedisiplinan agar anak dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran tari juga dapat membumbuhkan rasa percaya diri anak. Pengertian Percaya Diri Self confidence adalah sikap positif seorang individu yang merasa memiliki kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinyamaupun lingkungan. Self confidence adalah percaya akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat.14 Kepercayaan diri sebagai suatu keyakinan seseorang yang mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Self confidence yaitu sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk dapat mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.15 2005. 12 Purnomo, Eko. "Mengembangkan Tari Kreatif Melalui Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak." Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Guru Seni Tari Paud Se-Jakarta, 2013: 26-27. 13 Mulyani, Novi. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kalimedia, 2016. 14 Bandura, A. Social Learning Theory. New Jersey : Prentice Hall In, 2005. 15 Hakim, T.. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara, 2012.
National Proceeding on the Islamic Studies 259 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Percaya diri adalah salah satu aspek perkembangan sosial emosional anak. Percaya diri juga merupakan kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Membentuk rasa percaya diri bukanlah hal yang mudah, terbukti bahwa membentuk rasa percaya diri secara optimal harus melalui suatu proses yang disebut dengan proses pembiasaan. Pembentukan rasa percaya diri yang dilakukan sejak kecil melalui didikan orang tua, guru disekolah dan lingkungan masyarakat dimana anak berada sangat berpengaruh.16 Kepercayaan diri adalah sebuah perasaan dimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri bahwa ia mempunyai konsep tentang diri sendiri. Perasaan ini juga dikembangkan dari interaksi dengan orang lain, yakni dari respon orang lain terhadap dirinya.17 Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Jadi Percaya diri adalah yakin bahwa dirinya dapat atau mampu melakukan sesuatu. Dasar dari menumbuhkan sikap percaya diri adalah anak perlu merasa aman dan nyaman atas dirinya. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan- kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya tersebut. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Anak Ada beberapa aspek rasa percaya diri, yaitu: 1) Keyakinan akan kemampuan diri 2) Optimis 3) Obyektif 4)Bertangg ung jawab 5) Rasional 6)Berani mencoba hal yang baru tanpa ada rasa takut salah 7) Merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi18 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah Literature review atau tinjauan pustaka. metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan denganmetode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta 16 Rohayati, Ita. "Usaha Sekolah Mengembangkan Rasa Percaya Diri Siswa Di Sd Muhammadiyah KarangbendoBanguntapan Bantul." Skripsi, 2014. 17 Gunawan, Heri. Pendidkan Karakter, Konsep An Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2014. 18 Ghufron, M. N. & Risnawati, S. R. Teori-Teori Psikologi.Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, . 2011
260 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH mengelolah bahan.19 Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dan mengeksplorasi beberapa buku, jurnal, dokumen-dokumen serta sumber data atau informasi lain. Pembahasannya menggunakan teori-teori relevan yang menjelaskan gambaran atau konsep yang dibuat untuk suatu penelitian. Teknis analisis yang digunakan merupakan teknik reduksi data memusatkan perhatian dan memilih data yang diperlukan dalam penelitian, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan pustaka yang mengkaji terkait pembelajaran tari dalam mengembangkan kepercayaan diri anak usia dini. HASIL DAN PEMBAHASAN Seni merupakan salah satu aspek yang penting dalam dunia pendidikan, PAUD mempunyai kontribusi besar bagi pelestarian budaya bangsa melalui pembelajaran seni dengan beragam ekspresinya. Pada anak-anak, kegiatan bermain, bernyanyi, menggambar, menari (gerak dan lagu) merupakan aktivitas seni yang sangat mendasar. Adapun tarian- tarian dan gerakan-gerakan selama bermain mampu mengembangkan kepercayaan diri anak. Pembelajaran tari pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Metode pembelajaran seni tari yang diiringi musik yang ceria membuat raut wajah anak menjadi ikut senang. Sebelum kegiatan pembelajaran tari dimulai pelatih mempersiapkan alat dan media seperti kaset, DVD, dan speaker, kemudian pelatih menyiapkan barisan setelah barisan rapi pelatih terlebih dahulu mereview pembelajaran pada minggu sebelumnya sehingga anak dapat mengingat susunan gerakan yang sudah diajarkan. Dari proses review ini terjadi proses tanya jawab antara pelatih dan anak, pelatih tak jarang menawarkan kepada anak untuk mencontohkan beberapa gerakan yang sudah diajarkan didepan teman-temannya, pada proses ini terlihat anak yang aktif dan memiliki rasa percaya diri tidak akan ragu untuk mengikuti arahan pelatih namun beberapa anak masih terlihat malu-malu dan pasif. Setelah itu barulah proses pembelajaran tari dimulai lalu setelah itu musik diputar, pelatih menginstruksikan dengan jelas disetiap gerakan-gerakannya pada kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam implementasi pembelajaran tari, karakteristik anak yang sudah memiliki rasa percaya diri terlihat pada masing-masing anak. Rasa percaya diri muncul ketika anak pertama kali mengawali kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tari juga berpengaruh terhadap aspek perkembangan lain seperti pendidikan karakter, kemampuan kinestetik, dan gerakan lokomotor anak. Dengan adanya pembelajaran tari melatih anak untuk berpikir, merasakan, dan mengekspresikannya melalui gerak. Pada proses latihan ada juga tata tertib yang harus ditaati oleh anak sehingga melatih kepercayaan diri anak. Salah satu aspek percaya diri yaitu Individu merasa kuat terhadap tindakan yang dilakukan.20 Hal ini didasari oleh adanya keyakinan tehadap kekuatan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup 19 Kartiningsih, Eka Diah. Panduan Penyususnan Studi Literatur. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto. Mojokerto: Politeknik Kesehatan Majapahit, 2015. 20 Afiatin, T. & Martaniah, S.M. “Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok.” Jurnal Psikologika, 2000.
National Proceeding on the Islamic Studies 261 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH ambisius, tidak selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas dengan baik dan bekerja secara efektif serta bertanggung jawab atas keputusan dan perbuatannya.Percaya diri adalah modal penting yang harus dimiliki oleh seluruh anak dalam menjalani proses kehidupannya. Tanpa rasa percaya diri, sulit bagi anak untuk mampu mengeksplorasi kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, karena anak tidak atau belum percaya dengan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut, bisa diartikan bahwa rasa percaya diri membutuhkan latihan yang intens tidak lahir begitu saja secara alamiah dan spontan. Dan, masa yang paling baik untuk membangun aspek sosial emosional dalam hal ini rasa percaya diri. Dalam pembelajaran tari, salah satu aspek yang diharapkan bisa berkembang adalah melatih rasa percaya diri pada anak. Hal ini, salah satunya bisa dilihat dari bagaimana anak memperagakan sebuah gerakan tari tanpa keraguan dalam raut wajahnya. Anak nampak sangat percaya diri, tanpa harus melihat gerakan Pendidikan seni tari, dalam proses pembelajarannya bisa melatih dan mengembangkan rasa percaya diri pada anak.21 Apresiasi dari guru, ketika anak bisa dan mampu melakukan gerakan tari dengan baik, menjadi poin yang wajib dilakukan oleh para guru, untuk mengembangkan atau merangsang rasa percaya diri anak. Dan biasanya, rasa percaya diri pada anak itu akan terus meningkat jika anak pernah mengikuti perlombaan tari. Hal ini karena dalam perlombaan tari, banyak faktor yang membuat anak percaya diri, misalnya di tonton banyak orang, termasuk orang tua dan keluarganya, menggunakan pakaian khusus untuk tari dan alat-alat perlengkapan tari lainnya, memakai make-up, adanya peserta tari dari Tk-Tk lain, membuat anak menjadi lebih percaya diri. Rasa percaya diri siswa tampak dari kondisi pembelajaran yang rileks, pemberian motivasi dan perasaan bangga, memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk berekspresi dan bersosialisasi. Kondisi belajar tari harus rileks, artinya tidak ada ketegangan dalam belajar, bahkan perlu selalu berusaha menghadirkan suasana yang menyenangkan, seperti bermain. Melalui cara menari dengan bebas, selalu tersenyum, tatapan mata yang penuh percaya diri. Selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari sikap percaya diri anak dalam menari tersebut tercermin dari sikap anak yang berani untuk bertemu dengan orang lain, berani menjawab pertanyaan orang lain, berani bertanya, berani bermain dengan teman sebayanya, berani berada di lingkungan yang baru dan berani mengikuti perintah guru. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pembelajaran tari dalam mengembangkan kepercayaan diri anak memperoleh hasil yang positif karena adanya perubahan yang signifikan. Oleh karena itu kegiatan menari ini dapat memberikan latihan bagi anak tentangbagaimana mengembangkan rasa percaya diri agar dapat mengembangkan kemampuan dirinya. KESIMPULAN Seni tari adalah gerak tubuh manusia yang melibatkan seluruh anggota tubuh untuk menciptakan suatu gerakan yang mempunyai maksud tertentu sebagai suatu ungkapan ekspresi jiwa agar mampu tersampaikan kepada orang lain. Percaya diri adalah yakin bahwa dirinya dapat atau mampu melakukan sesuatu. Dasar dari 21 M…uly…a…ni…, N…o…vi…. P…en…di…di…ka…n…Se…n…i T…ar…i A…n…ak…U…si…a…Di…ni…. Y…og…y…ak…ar…ta…: K…a…lim…e…d…ia…, 2…01…6
262 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH menumbuhkan sikap percaya diri adalah anak perlu merasa aman dan nyaman atas dirinya.Dalam melakukan penerapan seni tari perlu adanya gerak-gerak yang melibatkan seluruh anggota tubuh untuk menciptakan gerakan yang indah sesuai dengan iringan musik. Pembelajaran seni tari melibatkan pendengaran, penglihatan, dan perasaan sehingga banyak aspek perkembangan yang dirangsang dengan pembelajaran seni tari. Salah satu aspek perkembangan yang dapat di rangsang adalah aspek perkembangan sosial emosional yaitu kepercayaan diri anak. Penerapan seni tari akan dilatih secara terus-menerus sehingga perkembangan akan meningkat. Oleh karena itu kegiatan menari ini dapat memberikan latihan bagi anak tentang bagaimana mengembangkan rasa percaya diri agar dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengembangan pembelajaran tari terhadap pengembangan kepercayaan diri anak usia dini. PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENTS Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pembimbing I (Dr. R. SrI Martini Mailanie, M.Pd) dan Pembimbing II (Prof. Dr. Sofia Hartati, M.Si.) yang telah menolong seluruh rangkaian proses penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga, rekan sejawat dan semua pihak yang telah memberi dukungan moral dan kontribusi pengetahuan dalam penelitian ini. DAFTAR REFERENSI Afiatin, T. & Martaniah, S.M. “Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui KonselingKelompok.” Jurnal Psikologika, 2000. Bandura, A. Social Learning Theory. New Jersey : Prentice Hall In, 2005. Finta, A.D.A. “Rekonstruksi Tari Kuntulan Sebagai Salah Satu Identitas Kesenian Kabupaten Tegal”. Jurnal Seni Tari, 2014. Ghufron, M. N. & Risnawati, S. R. Teori-Teori Psikologi.Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, . 2011[5]Gunawan, Heri. Pendidkan Karakter, Konsep An Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2014. [6]Hakim, T.. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara, 2012. Kartiningsih, Eka Diah. Panduan Penyususnan Studi Literatur. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto. Mojokerto: Politeknik Kesehatan Majapahit, 2015. Mulyani, Novi. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kalimedia, 2016. [9]Najamuddin, M. Tari Tradisional Sulawesi Selatan. Sulawesi: Bhakti Baru, 1983. Purnomo, Eko. "Mengembangkan Tari Kreatif Melalui Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak." Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Guru Seni Tari Paud Se-Jakarta, 2013: 26-27. Risnawati, Atin, And Eka Priyanto. "Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Al-Quran ." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2021. Rohayati, Ita. "Usaha Sekolah Mengembangkan Rasa Percaya Diri Siswa Di Sd Muhammadiyah Karangbendo Banguntapan Bantul." Skripsi, 2014. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2009. Susanto, Ahmad. Bimbingan & Konseling Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada
National Proceeding on the Islamic Studies 263 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Media Group, 2015. Suyadi. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014. Tim Redaksi Pustaka Yustisia. Perundangan Tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013. Tsompanaki, E. “The Effect Of Creative Movement-Dance On The Development Of BasicMotor Skill Of Pre-School Children”. 2019 Wien, P.P.DP.“Pembelajaran Tari Kreasi Baru Di Padepokan Seni BagongKussudiardja”. Yogyakarta, 2005.
264 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH
National Proceeding on the Islamic Studies 265 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH HUKUM WARIS PURWA ISLAM RUMUSAN DAVID S. POWERS Triana Apriyanita1 , Burhanatut Dyana2 1STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah, 2Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Email: [email protected] , 2 [email protected] Article History: Received:10-12-2022 Revised:16-12-2022 Accepted:26-12-2022 Keyword: Hukum Waris, Hukum Waris Purwa Islam, David S. Powers Abstract:. Penelitian David S. Powers menjelaskan hukum waris yang diterima Muhammad yang ia sebut Proto Islamic Law of Inheritance atau Hukum Waris Purwa Islam. Powers menjelaskan mengenai kewarisan testamentair yang memberikan kekuasaan penuh pada calon almarhum dengan cara menunjuk ahli waris dengan keputusannya sendiri dan kewarisan ab intestato yaitu apabila tidak adanya pesan terakhir dan testamen yang sah. Powers mengkritisi tajam bukti-bukti sejarah yang menjelaskan mengapa Muhammad tidak meninggalkan wasiat yang semestinya ia lakukan. Powers kemudian memperkuat dengan pola wasiat yang telah dilakukan Abu Bakar, Umar dan pada masa Umayyah. Dan kewarisan testamentair yang ia rumuskan adalah suatu hal yang biasa terjadi PENDAHULUAN Powers1 dalam karyanya Studies in Qur’an and Hadith: The Formation of Islamic Law of Inheritance2 mengemukakan bahwa ia mendapati hukum waris Islam yang berkembang dalam tradisi Islam ternyata bukanlah sama sebagaimana yang diterima Nabi Muhammad berdasarkan legislasi Al-Qur’an. Ia mengemukakan hipotesis bahwa hukum waris klasik (ilm al-faraidh) telah didahului oleh hukum waris purwa-Islam (proto Islamic law of inheritance) yang diperkenalkan langsung oleh Muhammad Saw sendiri dan menurutnya terdapat beberapa misinterpretasi ayat-ayat Al-Qur’an dalam ilm al-faraidh. 3 Untuk membedakan kedua aturan hukum waris Islam tersebut, ia memperkenalkan dua istilah: yang pertama ia sebut dengan proto Islamic law yakni aturan hukum (termasuk hukum waris) yang berlaku pada masa Nabi; dan kedua istilah Islamic Law, yakni aturan hukum (termasuk waris) yang ada dan berlaku pada masa setelah Nabi. Hukum waris pada masa Nabi Powers memberikan kebebasan pada seorang pemilik harta untuk mengalihkan kekayaannya (baik Sebagian atau secara keseluruhan) kepada siapa saja yang dikehendaki dengan jumlah sesuai dengan kehendaknya pula.4 1 David Stephan Powers, Ph.D saat ini menjabat sebagai professor di Departemen Studi Timur Dekat, Cornell University. Ia mendapatkan gelar dotoralnya (Ph.D) dari Princeton University pada tahun 1979 dalam bidang Studi Timur Dekat. 2 Buku ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh LKiS Yogyakarta pada tahun 2001 dengan judul Peralihan Kekayaan dan Peralihan Kekuasaan: Kritik Historis Hukum Waris. 3 Bernard G. Weis, “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review,” Middle East Studies Association Bulletin 21, no. 2. (Desember 1987): 247. 4 Rohidin, “Historisitas Hukum Kewarisan Islam Perspektif David S Powers dan Implementasinya di Indonesia,” Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Pandecta) 14, no.1 (Juni 2019): 15.
266 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Dalam usaha membangun apa yang ia namakan hukum waris purwa-Islam, Powers berusaha merekonstruksi sistem waris yang diterima oleh Muhammad dengan bekerja mundur menggunakan metode kritik historis dan literalis (dengan bantuan dukungan bukti-bukti linguistik dan leksikografik).5 METODE PENELITIAN Penelitian ini mengkaji norma-norma hukum Islam tentang Kewarisan yang tertuang dalam sumber Al-Qura’an dan hadist, analisis dilakukan secara kualitatif dalam menjawab persoalan permasalahan ini serta menggunakan metode penelitian hukum normatif. “Tidak Ada Wasiat Untuk Ahli Waris” Dalam ilm faraidh telah menjadi maklumat bersama bahwasannya ayat wasiat telah digantikan oleh ayat waris.6 Dan ilm faraidh atau ilmu mawaris yaitu ilmu yang diambil dari al-Qur’an, hadis, Ijma Ulma dan Ijtihad Ulama, Namun Powers ِر ث diktum berpendapat اوا ِل صيةا ِاو لَا) tidak ada wasiat untuk ahli waris) bukanlah perkataan Rasulullah Saw. melainkan sebuah pepatah hukum yang pertama kali disebutkan oleh Qatadah (w. 736 M) mengenai penggantian (naskh) ayat waris terhadap ayat wasiat.7 Kemudian disebutkan pertama kali sebagai hadis Nabi oleh Imam Syafi’i (w. 820 M) dalam kitabnya Risalah, 8 di mana perkataan ini digunakan sebagai dalil untuk menggantikan (naskh) ayat wasiat dengan ayat waris. Kemudian Powers mencoba untuk mempertemukan kedua ayat wasiat dan waris (QS. 2: 180 dan 4: 11), tidak dengan naskh. Ia pun berpendapat bahwa para ahli waris dapat mengambil bagian harta almarhum berdasarkan wasiat (yang disebut oleh Powers sebagai kewarisan testamentair, yaitu almarhum membuat testamen baik secara lisan maupun tulisan menentukan siapa yang menerima dan berapa besaran yang diterima) dan berdasarkan waris (Powers menyebutnya sebagai kewarisan ab intestato) jika almarhum tidak meninggalkan wasiat atau warisan yang tersisa setelah wasiat.9 Oleh karenanya, Powers berkesimpulan tak ada naskh ayat waris terhadap ayat wasiat. Maka berlakulah dua kemungkinan dalam hukum waris purwa-Islam; 1. Kewarisan testamentair di mana almarhum telah menyebutkan siapa yang berhak atas berapa yang akan didapatkan, 2. Kewarisan ab intestato di mana almarhum tidak sempat membuat testamen. Skema Pembagian Telah disebutkan di atas dalam hukum waris purwa-Islam terdapat dua kemungkinan yang berlaku, kewarisan testamentair dan kewarisan ab intestato yang pembagiannya dijelaskan sebagaimana berikut ini: 5 David S. Powers, Peralihan Kekayaan dan Politik Kekuasaan: Kritik Historis Hukum Waris, terj. Arif Maftuhin (Yogyakarta: LKiS, 2001), viii. 6 Muhammad Al-Husaini, Kifayah Al-Akhyar Fi Hal Ghayah Al-Ikhtishar, Jilid 2, (Surabaya: Al-Haramain, 2005), 18. 7 Powers, Peralihan Kekayaan, 187-188. 8 Powers, Peralihan Kekayaan, 196-198. 9 Powers, Peralihan Kekayaan, 229.
National Proceeding on the Islamic Studies 267 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH a. Testamentair Hukum Purwa-Islam memberikan kekuasaan testamen yang penuh pada calon almarhum; dengan cara wasiat seseorang yang merasa akan mati dapat menunjuk ahli waris testamentair dan menyerahkan hartanya sesuai dengan keputusan sendiri. Hukum Kewarisan testamentair mengizinkan orang yang akan mati untuk menunjuk puteranya, puterinya, atau kerabat sedarah lainnya atau kerabat dari jalur seperkawinan semisal suami/istri; tetapi pada kasus terakhir, kerabat yang semestinya mewarisi abintestato diberi bagian sebagai kompensasi hlangnya hak waris. Sebagai mana yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 12: ٞد فالا ُكُم ٱل ُّربُ ُع ِمَّم ُه َّن اولا ِن اكا ان لا فاإ ٞۚ ٞد ُه َّن اولا َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل ُج ُكۡم إ اۡزاو َٰ ار اك أ ان ِمۢن باۡعِد لا ُكۡم نِ ۡص ُف اما تا كۚٞ ارۡ ۞او ا تا ُه َّن اولا ٖنۚٞ ۡو داۡي ا ِ اهآ أ ُم ُن او ِصيَّ ٖة يُو ِصي ان ب ُّ ُه َّن ٱلث ٞد فالا اولا ِن اكا ان لا ُكۡم فاإ ٞۚ ٞد اولا ُكۡم َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل ۡم إ تُ اركۡ ٱل ُّربُ ُع ِمَّما تا اولا ٞة ا ِو ٱۡمارأ ا أ لاةً َٰ ِن اكا ان ار ُجٞل يُو ار ُث اكلا اوإ ٖۗ ٖن ۡو داۡي ا ِ اهآ أ او ِصيَّ ٖة تُو ُصو ان ب ۚٞم ِ مۢن باۡعِد تُ ُۡخ ِمَّما تا ٞت اركۡ ۡو أ ا ٌخ أ ا ٓهۥُ أ ِصيَّ او فا ِمۢن باۡعِد ِثۚٞ ُ ل ُّ ُء فِي ٱلث ُهۡم ُش ار اكآ ِل اك فا َٰ ار ِمن ذا ثا اكۡ أ ْ ٓوا ِن اكانُ فاإ ُسۚٞ ُهاما ٱل ُّسدُ ِحٖد ِ منۡ ِل ۡو ُك لِ او َٰ ا ِ اهآ أ ٖة يُو اص َٰى ب ٞم ٌم احِلي اوٱ َّّللُ اعِلي ِ م ان ٱ َّّٖۗللِ او ِصيَّةٗ ٞۚ ر ٖ ار ُم اضآ ن اغۡي دا ١٢ۡ ي Pada ayat ini Powers menawarkan pembacaan alternatif, yang menurutnya memungkinkan secara linguistik dan semantik untuk mencapai teks ‘asli’ nya,10 dengan mengganti yȗratsu/ imra’atun/ yȗshȃ menjadi yȗritsu/ imra’atan/ yȗshȋ dan memberikan pengertian lain untuk kata kalȃlah, yang diasumsikan oleh Thabari berdefinisi “orang yang mati tanpa meninggalkan ibu, bapak maupun anak”, sebagai menantu (female in-law), dan kata imra’ah diartikan seperti umumnya pengunaan dalam bahasa Arab sebagai istri sehingga ayat ini memiliki arti: “Jika seorang pria menunjuk seorang menantu (perempuan) atau istri sebagai pewaris, dan pria itu memiliki seorang saudara atau saudari, maka setiap orang dari keduanya memeroleh seperenam. Jika mereka lebih banyak daripada itu, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah (penunaian) wasiat yang pria itu wasiatkan atau utang, dengan tidak meninggalkanmudharat. (Semua ini) sebagai perintah dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” 11 Pembuat testamen boleh, sebagai tambahan, mewasiatkan maksimal sepertiga warisan (al-washiyyah fi ats-tsuluts) kepada ibu-bapak dan /atau kerabat dekat lain (QS. Al-Baqarah: 180), sebagaimana ia menyediakan nafkah untuk istrinya (QS. AlBaqarah: 240). Kewarisan yang di buat pada masa purwa Islam untuk kewarisan testamentair, sketsa umumnya ; 1. Pembuat testamen bebas menentukan siapa ahli warisnya dan jumlah warisan yang akan diterimanya, meskipun pembuat testament memiliki kekuasaan untuk mencabut hak waris saudara sedarah yang dekat, para saudara ini dapat menuntut fardh kecil warisan sebagai kompensasi atau dicabutnya hak waris. 10 Farhat J. Ziadeh, “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review,” Journal of The American Oriental Society 108, no. 3 (Juli-September 1988): 487. 11 Powers, Peralihan Kekayaan, 52-53. Lihat juga Peter Hennigan, “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review,” Journal of Law and Religion 15, no. 1/2. (2000- 2001): 487.
268 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH 2. Pembuat testamen juga bebas meninggalkan wasiat bagi ibu-bapak, para kerabat, dan istri-istri ; bahkan dianjurkan untuk melakukan demikian asal saja wasiat itu tidak lebih sepertiga nilai seluruh warisan (al-washiyyah fi atstsuluts).12 Powers berpendapat bahwasannya kalimat Nabi Saw yang berbicara tentang wasiat tidak lebih dari sepertiga tidaklah berbicara tentang hak relatif para ahli waris wajib dan para ahli wasiat, tetapi tentang hak relatif para ahli waris testamentair (ahli waris primer) dan para ahli wasiat (ahli waris sekunder). Maka menurutnya pembatasan sepertiga sebenarnya diintrodusir dengan tujuan menciptakan keseimbangan antara ahli waris testamentair (minimun dua per tiga) dengan para ahli wasiat (maksimum sepertiga), berkebalikan dengan penafsiran para fuqaha; ia sebagai upaya menciptakan keseimbangan hak para ahli waris wajib, ahl al-faraidh, (minimum dua per tiga) dan para ahli wasiat (maksimum sepertiga).13 امۡع ۡ ِٱل ِي ان ب ارب ۡ ق ۡۡلا ِن اوٱ ِلداۡي او َٰ ۡ ِلل او ِصيَّةُ ۡ ار اك اخۡي ًرا ٱل ِن تا امۡو ُت إ ۡ ُكُم ٱل احدا ا اح اض ار أ ِذاا ا اع ُكتِ اب اعل لاى اۡي ُكۡم إ ًّ ِِۖف احق ُرو ِقي ان ُمتَّ ٱل ١٨٠ۡ Pada ayat ini Powers menginterpretasikan kata kutiba, yang lazimnya berarti “diperintahkan” atau “diwajibkan”, sebagai “bisa”/ “diperbolehkan”, sehingga memiliki arti14: “Diperbolehkan bagi kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tandatanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa.” Maka dianjurkan kepada orang yang menjelang ajalnya untuk membuat sebuah ketetapan yaitu sebuah pesan terakhir dan testamennya bagi ibu-bapak, para saudara/saudari dan istri-istrinya maupun anak-anaknya. اۡز ُرو ان أ اوياذا ۡو ان ِمن ُكۡم اوفَّ ِذي ان يُتا َّ ۡن اخ ار ۡج ان فا اَل اوٱل ِ ۚٞ فاإ ٖ ۡخ اراج ِ ار إ احۡو ِل اغۡي ۡ لاى ٱل ِ عًا إ َٰ ِج ِهم َّمتا اۡزاو َٰ او ِصيَّةٗ ۡل ِ ٗجا او َٰ ٞم ٖٖۗف اوٱ َّّللُ اعِزي ٌز اح ِكي ِس ِه َّن ِمن َّمۡعُرو نفُ ا ٓي أ ان فِ ۡ ُجناا اح اعل ٢٤٠ اۡي ُكۡم فِي اما فاعال Artinya: dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Agar sah, pesan terakhir dan testamen harus disusun atau ditulis di hadapan dua orang saksi yang adil (QS. Al-Maidah: 105-106). Dengan seiring berkembangnya zaman dan mencakup hal-hal mengenai kewarisan termasuk testament ini , maka diperintahkan tidak hanya adanya saksi tetapi dokumenkan agar sah menurut hukum. 12 Powers, Peralihan Kekayaan , 62. 13 Powers, Peralihan Kekayaan, 62. 14 Powers, Peralihan Kekayaan, 134. Lihat juga Safrudin Edi Wibowo, “Kritik Sejarah dan Literasi Terhadap Hukum Waris Islam Dalam Pandangan David S. Powers,” ISLAMICA 4, no. 2 (Maret 2010): 316.
National Proceeding on the Islamic Studies 269 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH م اَل اس ُكِۡۖ نفُ ا اعلاۡي ُكۡم أ ْ امنُوا ِذي ان اءا َّ اها ٱل يُّ ا أ ِ ام يا ا َٰٓ ِئُ ُكم ب ُكۡم اجِميٗعا فايُناب لاى ٱ َّّللِ امۡر ِجعُ ِ إ ۡمۚٞ ِذاا ٱ ۡهتاداۡيتُ يا ُض ُّر ُكم َّمن اض َّل إ ُو ان او ُكنتُ ١٠٥ ا ۡم تاۡعامل ِن ذا ناا ۡ او ِصيَّ ِة ٱث ۡ امۡو ُت ِحي ان ٱل ۡ ُكُم ٱل احدا ا اح اض ار أ ِذاا ُكۡم إ اش اهَٰداةُ باۡينِ ْ امنُوا ِذي ان اءا َّ اها ٱل يُّ ا أ َٰٓ يا اعۡد ٖل ِ م ِ ُسونا تاۡحب امۡو ِتۚٞ ۡ ٱل ۡ ُكم ُّم ِصيباةُ اصَٰ بات ا ۡر ِض فاأ ۡۡلا ۡم فِي ٱ ۡم اض ارۡبتُ نتُ ا ۡن أ ِ ِر ُكۡم إ ِن ِمۡن اغۡي ۡو اءا اخ ارا ا ُهام ن ُك ا ۡم أ ۡربا َٰى اواَل ۡو اكا ان ذاا قُ اولا امٗنا ِ ِۦه ثا ِري ب ۡم اَل نا ۡشتا ِ ِن ٱۡرتاۡبتُ ِٱ َّّللِ إ ِن ب ِس اما ۡ َٰوةِ فايُق ِم ۢن باۡعِد ٱل َّصلا ِنَّآ ُم اش اهَٰداةا ٱ َّّللِ إ تُ ناكۡ ثِ ِمي ان ۡۡلٓ ِم ان ٱ َّ ا ل إ ١٠٦ِ ذٗ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.106. Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) Kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; Sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orangorang yang berdosa". Mengubah bagian-bagian yang ditentukan oleh testamen adalah dosa dan ketidaksepakatan terhadap pembagian warisan dalam testamen harus diselesaikan lewat pihak ketiga (QS. Al-Baqarah: 181-182). 15 امۢن ِ فا َّن ٱ َّّللا اسِمي ٌع اعِل إ ٞۚ ُونا ٓهۥُ ِذي ان يُبا ِد ل َّ اعلاى ٱل ُمهۥُ ۡ ِث امآ إ ِنَّ امآ فاإ ِنَّ اما اسِمعاهۥُ فاإ اف ي ١٨١ِ من ٞم بادَّلاهۥُ باۡعدا امۡن اخا فا ٞم َّن ٱ َّّللا اغفُوٞر َّر ِحي ِ ا اعلاۡي ِهۚٞ إ م ۡ ِث ُهۡم فا آَل إ اح باۡينا ۡصلا ا ٗما فاأ ۡ ِث ۡو إ ُّمو ٖص اجنافًا أ ١٨٢ ا Artinya: 181. Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. 182. (akan tetapi) Barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. b. Ab Intestato Hukum kewarisan ab intestato hanya berlaku pada saat tidak adanya pesan terakhir dan testamen yang sah (dengan tidak adanya kewarisan testamentair). Yakni kelompok pertama ahli waris dalam kewarisan ab intestato yaitu anak-anak almarhum, ibu bapak masuk lingkar-pewarisan Bersama seorang anak tetapi hanya ‘ahli waris sekunder’ dan saudara saudari dalam lingkup ab intestato. Hak waris ab intestato terbatas pada kerabat sedarah almarhum (QS. An-Nisa: 7).16 ۡۡلا ِن اوٱ ِلداا او َٰ ۡ ار اك ٱل ِصي ٞب ِ مَّما تا ِء نا ِ اسآ اربُو ان اوِللن ۡ ق ۡۡلا ِن اوٱ ِلداا او َٰ ۡ ار اك ٱل ِصي ٞب ِ مَّما تا ِل نا ِ ر اجا ِل ِء ِ اس ل آ اربُو ان اوِللن ۡ ق ُرو ٗضا ۡ اربُو ان َّمف ۡ ق ۡۡلا ِن اوٱ ِلداا او َٰ ۡ ار اك ٱل نا ٧ِ صي ٞب ِ مَّما تا 15 Lihat Powers, Peralihan Kekuasaan, 134. 16 Powers, Peralihan Kekuasaan, 134.
270 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Artinya: bagi laki-laki ada hak bagian dari warisan peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian warisan peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak sesuai bagian yang telah ditetapkan. Kewarisan pada Purwa Islam dimana jika ada testamen maka ia berhak mewarisi, pada kasus kewarisan ab intestato ini dimana tergantung pada hubungan sedarah. Maka, Suami istri tidak saling mewarisi, kecuali dalam kasus pasangan yang tidak diberi mahar (QS. An-Nisa: 12). Maka, bisa disimpulkan jika ada testamen, maka bagi pasangan suami istri berhak untuk saling mewarisi. ٞد فالا ُكُم ٱل ُّربُ ُع ِمَّم ُه َّن اولا ِن اكا ان لا فاإ ٞۚ ٞد ُه َّن اولا َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل ُج ُكۡم إ اۡزاو َٰ ار اك أ ان ِمۢن لا ُكۡم نِ ۡص ُف اما تا كۚٞ ارۡ ۞او ا تا ِن اكا فاإ ٞۚ ٞد اولا ُكۡم َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل ۡم إ تُ اركۡ ُه َّن ٱل ُّربُ ُع ِمَّما تا اولا ٖنۚٞ ۡو داۡي ا ِ اهآ أ ُه َّن او ِصيَّ ٖة يُو ِصي ان ب ٞد فالا او باۡعِد لا ان لا ُكۡم ِن اكا ان اوإ ٖۗ ٖن ۡو داۡي ا ِ اهآ أ او ِصيَّ ٖة تُو ُصو ان ب ۚٞم ِ مۢن باۡعِد تُ اركۡ ُم ُن ِمَّما تا ٱلث ۡو ُّ ا ٌخ أ ا ٓهۥُ أ اولا ٞة ا ِو ٱۡمارأ ا أ لاةً َٰ ار ُجٞل يُو ار ُث اكلا ِمۢن باۡع ِثۚٞ ُ ل ُّ ُء فِي ٱلث ُهۡم ُش ار اكآ ِل اك فا َٰ ار ِمن ذا ثا اكۡ أ ْ ٓوا ِن اكانُ فاإ ُسۚٞ ُهاما ٱل ُّسدُ ِحٖد ِ منۡ ِل ُك لِ او َٰ ُۡخ ٞت فا او ِصيَّ ٖة يُو اص َٰى أ ِد ِ م او ِصيَّةٗ ٞۚ ر ٖ ار ُم اضآ ن اغۡي ۡو داۡي ا ِ اهآ أ ٞم ب ٌم احِلي ان ٱ َّّٖۗللِ ١٢ اوٱ َّّللُ اعِلي Artinya: dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Terhadap ayat al-Qur’an yang berbicara bagian suami dan istri ini, Powers menjelaskan hal itu sebagai sebuah kasus pengecualian yang di mana seorang istri tidak mendapatkan mahar. Powers beralasan bahwa ayat al-Qur’an sendiri yang menegaskan bahwa hanya laki-laki dan perempuan yang memiliki garis nasab yang saling mewarisi ab intestato (Q.S An-Nisa: 7). 17 Maka menurut Powers dalam keadaan normal sesungguhnya istri tidak mewarisi kecuali memang terdapat testamen yang menyebutkan hal tersebut.18 Ahli waris dibagi dalam kelas-kelas yang berbeda – anak-anak, ibu-bapak, dan saudara/saudari – seperti yang ditetapkan urutan prioritasnya pada QS. An-Nisa: 11 serta QS. An-Nisa: 176. ُه ِن فالا ناتاۡي ۡ ٗء فاۡو اق ٱث ِن ُك َّن نِ اسآ فاإ ِنۚٞ نثاياۡي ۡۡلُ ُل اح ظِ ٱ ۡ اكِر ِمث م ِللذَّ ِد ُكِۡۖ َٰ ۡولا ا ٓي أ ِ يُو ِصي ُك ن ُم ٱ َّّللُ فِ اوإ ار اكِۖ اما تا ثاا ُ ل َّن ثُ ار اك ُس ِمَّما تا ُهاما ٱل ُّسدُ ِحٖد ِ منۡ اوۡي ِه ِل ُك لِ او َٰ با اوِۡلا ِ ۡص ُفۚٞ اها ٱلن ِحداٗة فالا اكانا ٞد ۡت او َٰ اولا هۥُ َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل فاإ ٞۚ ٞد اولا ِن اكا ان لاهۥُ إ او ِصيَّ ٖة يُو ِصي ِمۢن باۡعِد ُسۚٞ ِ مِه ٱل ُّسدُ ۡخاوٞة فا ِِلُ ِ ٓهۥُ إ ِن اكا ان لا فاإ ُ ُثۚٞ ل ُّ ِ مِه ٱلث اواهُ فا ِِلُ با ا ٓهۥُ أ اواو ِرثا اء اباآ ُؤ ُكۡم ٖۗ ن ۡو داۡي ا ِ اهآ أ ب ُه يُّ ا ۡبناآ ُؤ ُكۡم اَل تاۡدُرو ان أ ا اوأ اكا ان اعِلي ًما اح ِكيٗما َّن ٱ َّّللا ِ ِ م ان ٱ َّّٖۗللِ إ ِري اضةٗ فا ٞۚ ٗعا ۡ ار ُب لا ُكۡم ناف ۡ ق ۡم أ ١١ ا Artinya: Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anakanakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu 17 Wibowo,“Kritik Sejarah,” 312. 18 Powers, Peralihan Kekuasaan, 77, 83-89.
National Proceeding on the Islamic Studies 271 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. اها ُۡخ ٞت فالا ٓهۥُ أ اولا ٞد اولا اس لاهۥُ اك لاۡي اهلا ْ ِ ِن ٱۡمُر ٌؤا إ ٞۚ ِة لا َٰ اكلا ۡ تِي ُكۡم فِي ٱل ۡ ِل ٱ َّّللُ يُف تُونا اك قُ ۡ او ُهاو يا ۡستاف ار اكۚٞ نِ ۡص ُف اما تا ِ إ ْ ٓوا ِن اكانُ اوإ ار اكۚٞ ِن ِمَّما تا ثاا ُ ل ُّ ُهاما ٱلث ِن فالا ناتاۡي ۡ ِن اكاناتاا ٱث فاإ ٞۚ ٞد اولا اها َّ ُكن ل ۡم يا َّ ِن ل اهآ إ ٗء ثُ ِ ر اجاَٗل او يا ِر نِ اسآ ۡخاوٗة ُك لِ اش ِ اوٱ َّّللُ ب ْٖۗ ُّوا ِضل ان تا ُن ٱ َّّللُ لا ُكۡم أ ِ يُباي ٖۗ ِن نثاياۡي ۡۡلُ ُل اح ظِ ٱ ۡ اكِر ِمث ِللذَّ ُم فا ۢ ۡي ء ١٧٦ اعِلي Artinya: mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Tiga unit ini menggambarkan penerapan hukum ab intestato pada sejumlah kasus terpilih. Perbedaan dapat ditarik antara ahli waris primer yang mewarisi antara 50 sampai 100 persen warisan dan ahli waris sekunder yang mewarisi maksimal sepertiga warisan. Putera-puteri almarhum selalu menjadi ahli waris primer; ibu-bapak dan saudara/saudari bisa menjadi ahli waris primer maupun sekunder tergantung oleh konstelasi warisnya (ada tidaknya anak almarhum), 19 jika tidak ada anak maka orang tua dan saudara/saudari menjadi ahli waris primer dan kerabat sedarah yang lainnya menjadi ahli waris sekunder. 20 Ketika seorang lelaki dan perempuan dari kelas dan tingkat kedekatan yang sama terhadap almarhum mewarisi sebagai ahli waris primer, maka si laki-laki memperoleh dua kali bagian seorang perempuan; tetapi jika mewarisi sebagai ahli waris sekunder maka si lelaki memperoleh bagian yang sama dengan perempuan. Upaya Manipulasi Powers berpendapat bahwa hukum waris purwa-Islam yang telah disebutkan datang bersamaan dengan Nabi Muhamad SAW, mengalami upaya manipulasi setelah kemangkatannya, hingga menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai ilmu waris 19 Powers, Peralihan Kekuasaan, 134. 20 Leonard Librande, “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review,” Speculum 63, no. 4 (Oktober 1988): 984.
272 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH (ilmu faraidh). Maka ia berupaya mengkritik upaya manipulasi tersebut agar dapat terlihat jelas hukum waris purwa-Islam sebagaimana, yang menurutnya, diperkenalkan oleh Nabi Saw. Pertama: Umariyyatan yaitu kasus waris di mana Umar memberi keputusan hak ibu 1/3 bagian sisa ketika seseorang mati meninggalkan istri, ibu dan ayah tanpa anak. Jadi istri dapat 1/4 bagian harta dan ibu mendapatkan 1/3 bagian sisa setelah dikurangi hak istri dan 2/3 sisa nya menjadi bagian ayah untuk menjaga ketentuan Al-Qur’an ‘laki-laki mendapatkan dua kali bagian perempuan’. Powers berpendapat keputusan umar ini bertentangan dengan prinsip AlQur’an yang menyatakan hak ibu adalah 1/3, tanpa ada kalimat ‘bagian sisa’ jika almarhum tidak meninggalkan anak. Ia menilai kesalahan ini datang karena bagian istri dianggap baku dan bukan sebuah keadaan pengecualian.21 Kedua: ‘Aul yaitu bertambahnya jumlah fardh seluruh ahli waris dan berakibat pada berkurangnya jumlah bagian setiap orang dari mereka. Masalah ini pertama kali terjadi pada masa kekhalifahan Umar, ketika ia membagikan warisan antara seorang suami dan dua orang saudara perempuan seayah-seibu.22 Powers memberikan contoh seorang pria meninggalkan istri, 3 orang putri dan kedua ibu-bapak yang kesemuanya adalah ahl al-faraidh, tetapi jumlah fardh yang ditentukan Al-Qur’an (2/3 untuk 3 orang putri, 1/3 untuk ayah dan 1/8 untuk ibu) setara dengan 27/24 yang secara matematis melebihi 100 persen. Maka diselesaikanlah dengan prorata atau‘aul (pengurangan proporsional) agar dapat diperoleh hasil yang bulat (100 persen). Sayangnya prosedur ini mengurangi fardh masing-masing menjadi lebih kecil dari apa yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an.23 Ketiga: membayar hutang didahulukan daripada wasiat. Menurut Powers pola itu bertentangan dengan literal teks Al-Qur’an yang menyatakan ‘sesudah wasiat yang ia buat atau hutang’: ين د أو بها يوصي وصية بعد من . Meskipun para Ulama dapat memberikan penjelasan dengan bantuan hadits Nabi yang menyatakan bahwa Rasulullah membayar utang-utang sebelum wasiat, namun Powers beranggapan itu merupakan penyimpangan terhadap legislasi Al-Qur’an. Powers, kemudian, mengemukakan bahwa ayat tersebut bukanlah kesalahan Al-Qur’an akan tetapi perintah kuat agar calon almarhum berwasiat kepada yang berhak, salah satunya adalah istri. Karena pentingnya wasiat ini maka ia didahulukan dalam penyebutan Qur’aninya daripada hutang. Pemahaman ini juga merupakan solusi atas kasus Umariyatan yang mengurangi bagian ibu, karena setelah istri atau suami tidak diberi bagian warisan, maka ibu dan ayah akan mendapatkan bagian sesuai yang ditentukan Al-Qur’an, 1/3 untuk ibu dan 2/3 untuk ayah tanpa ada penyebutan ‘ bagian sisa’.24 KESIMPULAN Dari penelitian David S. Powers mengenai kewarisannya maka bisa disimpulkan bahwa pertama, tidak seperti hukum Islam yang memberlakukan pembatasan ketat dalam kewarisan testamentair, hukum waris purwa Islam memberikan kekuasaan testamen yang penuh kepada calon almarhum yang berhak 21 Lihat juga Librande, “Studies In Qur’an And Hadith,” 983. 22 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah, Jilid 3, terj. Asep Sobari dkk. (Jakarta: Al-I’tishom: 2008), 681. 23 Powers, Peralihan Kekuasaan, 83. 24 Wibowo, “Kritik Sejarah,” 313.
National Proceeding on the Islamic Studies 273 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH menjadi ahli warisnya. Kedua, Hukum Islam telah mengatur pembagian waris wajib menurut pembagiannya, sedangkan menurut Powers apabila tidak ada pesan terakhir dan testamen yang sah maka berlaku ab intestato dan kepemilikan waris hanya hanya terbatas pada kerabat sedarah almarhum. Maka tidak seperti para ahli hadist atau sarjana Barat pendukung teori pelapisan yang melihat legislasi hukum waris Al-Qur’an sebagai reformasi ad hoc yang dirancang untuk melengkapi hukum adat tribal di zaman pra-Islam Arabia, dan Powers memperkenalkan sistem pewarisan yang lengkap yang mengandung ketentuan untuk kewarisan ab intestato maupun testamentair (lewat wasiat hukum). Poin penting dalam kajian di atas bahwasanya agama tidak bisa dilepaskan dari sebuah realita sejarah dan adat yang terjadi, pemikiran-pemikiran Powers yang lain masih belum terurai secara mendalam masih jauh dari kata uraian komprehensif. Hukum Powers Memperkenalkan Hukum Waris Purwa Islam untuk menggantikan hukum adat tribal pra-Islam Arabia. DAFTAR REFERENSI Hennigan,Peter.”Studies In Qur’an And Hadith : The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review.”Journal of The Law and Religion 15, no.1/2. (2000-2001):487. Husaini, Muhammad Al-,Kifayah Al-Akhyar Fi Hal Ghayah Al-Ikhtishar. Jilid 2. Surabaya : AlHaramain,2005. Librande, Leonard. “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A. Review.” Speculum 63, no.4 (Oktober 1988): 984. Powers, David S. Peralihan Kekayaan dan Politik Kekuasaan : Kritik Historis Hukum Waris. Diterjemahkan oleh Arif Maftuhin. Yogyakarta: LKiS, 2001) Rohidin. “Historisitas Hukum Kewarisan Islam Perspektif David S Powers dan Implementasinya di Indonesia.” Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Pandecta) 14, no. 1 (Juni 2019): 15. Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunah. Jilid 3. Diterjemahkan oleh Asep Sobari dkk. Jakarta : Al-I’tishom; 2008. Weis, Bernard G. “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A.Review. “Middle East Studies Association Bulletin 21,no.2 (Desember 1987): 247. Wibowo, Safrudin Edi. “Kritik Sejarah dan Literasi Terhadap Hukum Waris Islam Dalam Pandangan David S. Powers.” ISLAMICA 4, no. 2 (Maret 2010): 316. Ziadeh, Farhat J. “Studies In Qur’an And Hadith: The Formation Of Islamic Law Of Inheritence. A Review. “Journal of The American Oriental Society 108,No.3 (Juli-September 1988) : 487.
274 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH
National Proceeding on the Islamic Studies 275 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI KB SBB NURUL HUDA BOGOR Raden Roro Vemmi Kesuma Dewi1, Fredy Africky2 1,2STAI Al Aqidah Al Hasyimiyyah Jakarta Email:- Article History: Received:10-12-2022 Revised:16-12-2022 Accepted:26-12-2022 Keyword: pendidikan karakter, anak usia dini, character education, early childhood Abstract: Pendidikan karakter pada anak usia dini diperlukan untuk membentuk dasar yang kokoh dalam perkembangan jiwa dan pribadi anak. Dalam penulisan kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pendidikan karakter pada KB SBB Nurul Huda Bogor dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di KB Nurul Huda pada bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Februari 2021. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi partisipan dan wawancara terstruktur dengan guru-guru yang bekerja di KB tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa KB SBB Nurul Huda Bogor telah menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari melalui pengenalan norma-norma sosial, pembentukan sikap, dan aplikasi nilai-nilai moral dalam kegiatan belajar-mengajar. Namun, beberapa hambatan juga dihadapi dalam proses penerapan pendidikan karakter di KB, seperti kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung, serta kurangnya dukungan dari orang tua. Rekomendasi yang diajukan dalam kajian ini adalah perlu adanya dukungan yang lebih besar dari pihak orang tua, serta pelatihan yang lebih intensif bagi guru-guru mengenai pendidikan karakter Abstract: Character education in early childhood is needed to form a solid foundation in the mental and personal development of children. In writing this study the aim was to evaluate the application of character education to the SBB Nurul Huda Bogor KB using qualitative methods. The research was carried out at the Nurul Huda KB from January 2021 to February 2021. Data was collected using participant observation and structured interviews with teachers working at the KB. Data analysis was performed using a qualitative descriptive analysis. The results of the study show that KB SBB Nurul Huda Bogor has implemented character education in daily activities through the introduction of social norms, the formation of attitudes, and the application of moral values in teaching and learning activities. However, several obstacles were also encountered in the process of implementing character education in family planning, such as the lack of supporting facilities and infrastructure, as well as the lack of support from parents. The recommendation put forward in this study is the need for greater support from parents, as well as more intensive training for teachers regarding character education.
276 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH PENDAHULUAN Indonesia saat ini sedang menghadapi ujian berat yang harus dilalui yaitu terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan, setelah negara-negara lain sudah bangkit dari keterpuruk kan ekonomi yang melanda ASIA pada tahun 1997, Indonesia sampai kini tahun 2004 masih mengalami krisis dan masih kelihatan suram untuk bangkit dari ke terpuruk kan ekonomi. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap krisis yang terjadi. Karena tidak menjadi hal yang berlebihan jika menempatkan pendidikan karakter sebagai fondasi pembangunan SDM seutuhnya, di mana karakter adalah input yang penting yang sekali dalam pembangunan SDM. Maka dari itu, peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk menciptakan kembali bangsa yang berbudaya dan berkarakter. Suatu bangsa akan maju, jika sumber daya manusia di dalamnya memiliki karakter yang baik. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ber karakter pendidikan sejak dini sangat lah dibutuhkan. Karena, masa anak-anak merupa-kan masa yang dikenal dengan masa keemasan atau golden age, pada masa itulah pembentukan karakter sangat potensial di berikan pada diri anak-anak. Berdasarkan paparan tersebut, telah jelas bahwa anak dapat dengan mudah menyerap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar mereka dengan cepat. Maka dari itu, jika anak berada dalam lingkungan yang positif anak akan terbentuk dan terlahir dengan memiliki karakter yang positive pula, akan tetapi jika sebaliknya, maka karkter yang muncul dan terlahir pada diri anak ialah karakter yang negative. Selain itu usia dini merupakan usia di mana yang tepat untuk diberikan berbagai konsep kehidupan sebagai bekal di kehidupan selanjutnya. Anak mempunyai lebih kurang 100 milyar sel otak sejak lahir. Sel-sel otak tersebut membutuhkan stimulasi yang tepat agar dapat saling terhubung menjadi jalinan yang padat sebagai tanda seorang anak cerdas. Stimulasi pendidikan yang diberikan dan pola asuh orang tua serta pendidik merupakan salah satu penentu bagi pengoptimalan penggunaan otak ini. Pemberian stimulus pendidikan yang tepat perlu diperhatikan, pendidikan tidak hanya lingkup sekolah, akan tetapi pendidikan dalam keluarga dan masyarakat juga sangat penting. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu pemberian pendidikan anak usia dini (PAUD). Pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan arah dan sebagai pedoman internalisasi karakter. Dengan fungsi dan tujuan tersebut diharapkan dapat terwujud insan yang mempunyai posisi mulia di sisi Allah SWT. Dan pendidikan karakter juga merupakan jalan dalam mewujud kan masyarakat beriman dan bertaqwa yang senantiasa berjalan di atas kebenaran dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kebaikan, musyawarah, serta nilai-nilai humanisme yang mulia. Sebagaimana dalam agama Islam, Allah SWT telah menjelaskan dalam Q.S. At Tahrim: [66]: 6 ِذي َن َي ََ َ َأيَهَّ َا َّ ٱل وا َمن َءا َا َو َس ق َ ك م َوأ ه ََِلي ك م أنَف َوق ودهَ نَا ًرا َا َر ٱلنَّا س ة ِح َجا َوٱل ي ََ َها م ل َ َعل ِغ َل ََ ظ ِئ ََ ََ َ َ َكة َع ِشداَد َّل َ ََ َ صو َن ي
National Proceeding on the Islamic Studies 277 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH ٱل َّل ََ َ ََ َم م اَ ََ َره و أم َن َ َف َ َعل ي م ا ي ؤ َ َم رو َن َو َ “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Dan juga dijelaskan dalam QS. An-Nisa' [4] : 9 yang berbunyi : خ َش يَ ِذ ي َن َول َّ ِه م ت ِم ن َر ال ل و ََ ََ ك وا ِف َخل ذ ِر ِض َيَّةً وا ليتَقَّ َ فَ ي ََ ِه م َ عفًا َخاف و َا َعل و َ ل و َا ق و ََ ًّل ََ َسِد يداً ليقَ هال َّل َو “ Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam agama Islam kita diperintah untuk memelihara diri dan keturunan kita . Memelihara diri dari segala hal yang akan merugikan kita. Tentunya pemeliharaan diri itu sendiri harus dibiasakan dari kecil. Pada anak usia dini lah dimana masa termudah untuk membentuk manusia yang berkarakter dan mengatasi degradasi moral yang menimpa bangsa Indoseia yang harus segera ditangani. Ratna Megawangi founder Indonesia Heritage Fondation, merupakan tokoh penting di balik penerapan pendidikan holistik berbasis karakter (PHBK), telah memaparkan 9 Pilar Karakter yang bisa ditanamkan pada anak usia Dini dalam membentuk karakternya. Berdasarkan pengamatan Pendidik KB SBB NURUL HUDA, penggunaan media buku 9 pilar karakter dan K4 karangan dr.Megawangi tersebut merupakan salah satu media yang cocok dalam rangka pembentukan karakter anak usia dini di KB SBB Nurul Huda. Isi dari 9 Pilar dan K4 diantaranya, Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya, Mandiri, Disiplin dan tanggung Jawab, Jujur, Amanah, dan Berkata Bijak, Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik, Dermawan, Suka Menolong, dan Kerja Sama, Percaya Diri, Kreatif, dan Pantang Menyerah, Pemimpin yang Baik dan Adil, Baik dan Rendah Hati, Toleran, Cinta Damai, dan Bersatu. Dan K4 berisi tentang Kebersihan, Kerapian, Kesehatan, dan Keamanan Buku Edukasi 9 pilar tersebut juga dilengkapi gambar-gambar sehingga lebih mudah untuk dicerna dan lebih menarik perhatian anak. Saat belajar, anak juga diajak dan diajarkan nyanyi dan tepuk yang berhubungan dengan pilar pada hari tersebut. Contoh, pada saat pilar 2 tentang kemandirian, dalam pembelajarannya dilihatkan gambar antara anak yang mandiri dan tidak mandiri. Lalu anak diberi pertanyaan manakah perilaku anak mandiri yang tepat antara dua gambar tersebut, dan pastinya anak akan langsung mengetahui mana gambar anak yang mandiri dan yang tidak. Setelah itu, anak diajarakan nyanyian dan tepuk tentang kemandirian sebagai afirmasi atau penguatan kemandirian. Metode pengaliran 9 pilar itu sendiri bisa dilakukan dengan membacakan buku cerita, boneka tangan, dan yel-yel. Dengan metode tersebut anak akan tertarik dan akan lebih mudah dicerna. Dengan metode ini juga diharapkan bisa mengantarkan anak ke gerbang yang lebih cerah dimasa depannya.
278 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini di KB SBB Nurul Huda Bogor adalah dengan menggunakan metode kualitatif meliputi beberapa tahap sebagai berikut: Identifikasi masalah: Melakukan identifikasi masalah dengan mengevaluasi penerapan pendidikan karakter pada KB SBB Nurul Huda Bogor. Pengumpulan data: Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi partisipan dan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan pada aktivitas sehari-hari di KB SBB Nurul Huda Bogor, serta wawancara dilakukan terhadap guruguru yang bekerja di KB tersebut. 1. Analisis data: Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengungkap fenomena yang terjadi dan menjelaskan pola-pola yang terdapat dalam data. 2. Verifikasi data: Verifikasi data dilakukan dengan memberikan data kepada orang yang berkepentingan untuk memvalidasi hasil analisis yang telah dilakukan. 3. Interpretasi dan kesimpulan: Hasil analisis diterjemahkan dan diinterpretasikan untuk menarik kesimpulan mengenai penerapan pendidikan karakter pada KB SBB Nurul Huda Bogor, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4. Rekomendasi : Rekomendasi diberikan untuk meningkatkan penerapan pendidikan karakter di KB SBB Nurul Huda Bogor Sumber data yang diperoleh dari dalam penelitian ini berasal dari observasi yang dilakukan, orang responden/informan, dan juga dari dokumen-dokumen yang ada, dengan begitu peneliti mampu melihat keseluruhan dari objek penelitian. Dan perlu diketahui bahwa kajian ini bersifat deskriptif kualitatif dan merupakan penelitian berskala kecil yang dilakukan di satu sekolah tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan untuk prasekolah lainnya, hasil penelitian ini bersifat khusus dan hanya mewakili sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Penelitian. PEMBAHASAN Pendidikan anak usia dini Berdasarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya Pembinaan yang ditujukan kepada anak Sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian Rangsangan pendidikan untuk membantu Pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dapat dilakukan dalam bentuk Formal, nonformal dan informal. Pertama yaitu dengan Pendidikan Formal: Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang dilaksanakan secara resmi dan terstruktur, seperti Taman Kanak-Kanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB). TK dan KB merupakan bentuk pendidikan formal yang diterima secara resmi oleh pemerintah dan berada di bawah naungan Depdiknas. Dan kedua bisa dengan
National Proceeding on the Islamic Studies 279 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH pendidikan Non-Formal: Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang dilaksanakan secara tidak resmi atau mandiri, seperti Pendidikan Anak Usia Dini yang di dalamnya terdapat pendidikan Pra-sekolah yang dapat diberikan oleh lembaga swasta atau yayasan. Dan yang terakhir ada Pendidikan Informal: Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang dilakukan secara tidak terstruktur dan tidak resmi, seperti pendidikan yang diterima di rumah atau di lingkungan sosial anak. Pendidikan ini dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga lain yang memiliki pengaruh besar dalam hidup anak. Semua bentuk pendidikan ini dapat digabungkan untuk memperoleh hasil yang optimal. Pendidikan formal dapat digabungkan dengan pendidikan nonformal dan pendidikan informal, sehingga anak-anak dapat mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal. Pemerintah di berbagai Negara berusaha untuk memperluas akses terhadap pendidikan PAUD yang berkualitas, dengan berbagai program untuk mempromosikan pendidikan di usia dini, dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang baik, serta menyediakan pendidik yang terlatih untuk menangani anak-anak. Namun masih banyak tantangan yang dihadapi dalam menyelenggarakan pendidikan PAUD di Negara-negara yang masih memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Landasan Pendirian Anak Usia Dini Landasan pendidikan anak usia dini adalah dasar atau fondasi yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pendidikan anak usia dini, di antaranya adalah: 1. Landasan perkembangan: Pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik yang berbeda dan harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. 2. Landasan keluarga: Keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini harus mengintegrasikan peran keluarga dalam proses pembelajaran. 3. Landasan sosial: Anak adalah bagian dari masyarakat dan harus diajarkan cara berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Pendidikan anak usia dini harus mencakup aspek sosial dalam proses pembelajaran. 4. Landasan kultural: Anak juga diajarkan tentang budaya dan tradisi masyarakatnya. Pendidikan anak usia dini harus mencakup aspek kultural dalam proses pembelajaran. 5. Landasan kognitif: Anak memerlukan pengalaman yang konstruktif untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya. Pendidikan anak usia dini harus mencakup aspek kognitif dalam proses pembelajaran. 6. Landasan kemandirian: Anak diajarkan untuk mandiri dari aspek fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Pendidikan anak usia dini harus mencakup aspek kemandirian dalam proses pembelajaran. Semua landasan ini harus diterapkan secara seimbang dan saling mendukung satu sama lain dalam proses pembelajaran anak usia dini. Pendidikan karakter anak usia dini di KB SBB Nurul Huda Bogor Pendidikan karakter pada anak usia dini dilakukan dengan memperhatikan undang-undang yang terkait. Salah satu undang-undang yang terkait dengan pendidikan karakter pada anak usia dini adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun
280 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Dalam UU ini, pendidikan karakter diharuskan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah, termasuk di KB. Di dalam UU Sisdiknas, Pendidikan Karakter dijabarkan dalam beberapa poin yang harus diimplementasikan dalam proses pendidikan, diantaranya: 1. Pendidikan Nilai: yang merupakan proses pengembangan kepribadian yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral, budaya, sosial, kemanusiaan, dan persatuan. 2. Pendidikan Moral: yang merupakan proses pengembangan kepribadian yang berlandaskan pada nilai-nilai moral yang diterima oleh masyarakat, sesuai dengan agama, budaya, dan norma yang berlaku. 3. Pendidikan Kepribadian: yang merupakan proses pengembangan kepribadian yang berlandaskan pada nilai-nilai kepribadian yang sesuai dengan jenis kelamin, minat, bakat, dan potensi yang dimiliki. Dengan demikian, sekolah-sekolah yang akan melakukan penerapan pendidikan karakter anak usia dini harus mengimplementasikan pendidikan karakter sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU Sisdiknas, dan diharuskan untuk melakukan pengembangan nilai-nilai yang diharapkan seperti nilai-nilai agama, moral, budaya, sosial, kemanusiaan, dan persatuan dalam proses pembelajarannya. Selain itu, juga harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang lain yang terkait dengan pendidikan karakter, diantaranya peraturan menteri atau pemerintah daerah, serta standar nasional pendidikan dan evaluasi hasil pendidikan. Penerapan Pendidikan karakter di KB SBB Nurul Huda Bogor Rancangan penerapan dengan menggunakan buku 9 Pilar dan K4, di antaranya sebagai berikut : a. Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya Pilar cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya merupakan poin utama yang diajarkan kepada anak-anak supaya mengimani keberadaan Sang Pencipta. Konsep pengajaran mencakup dua hal, yakni rasa syukur dan kasih sayang. Bersyukur berarti mengungkapkan terima kasih pada Tuhan atas segala karunia dan rahmat-Nya dan memahami makna cinta terhadap Sang Pencipta. Pilar ini akan menjadikan anak mampu menjaga keharmonisan di masyarakat dengan menghormati dan menghargai orang lain, menghindari peperangan, serta mencegah perpecahan. b. Mandiri, Disiplin dan Tanggung Jawab Membentuk sikap mandiri, disiplin, dan tanggung jawab harus dimulai sejak dini. Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Sebagai permulaan, kita bisa mengasah kedisiplinan anak dengan membuat sejumlah peraturan. Semisal, menentukan waktu bermain, belajar, dan istirahat. Berawal dari kebiasaan mematuhi aturan waktu tersebut, sikap disiplin akan mendorong anak menjadi lebih bertanggung jawab. Selain menanamkan disiplin, Penanaman tanggung jawab dapat dilakukan dengan memberikan beberapa tugas rutin. Semisal, setiap anak wajib menjalankan piket harian, mengerjakan pekerjaan rumah, dan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah.
National Proceeding on the Islamic Studies 281 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH c. Jujur, Amanah, dan Berkata Bijak Menanamkan kejujuran harus dilakukan sejak dini supaya melekat dalam diri anak, karena jujur merupakan aspek karakter yang memegang peran sebagai kunci kehidupan. Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan didinrya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Di samping menjaga kejujuran, anak juga harus memiliki sikap amanah. Artinya, setiap anak yang mampu bersikap amanah pasti mempunyai tanggung jawab tinggi. Seiring dengan terbentuknya sikap jujur dan amanah, kita perlu menghindarkan anak dari perkataan buruk. Artinya, anak harus terbiasa memilih kata yang tepat dalam menyampaikan pendapat maupun pemikirannya. d. Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik Sikap santun dan rasa hormat terhadap orang lain dapat mewujudkan keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan. Bersikap santun berarti berperilaku halus, baik, sabar, dan tenang. Penghormatan juga perlu dilakukan supaya anak bisa mengetahui cara memperlakukan orang yang lebih tua, lebih muda, maupun sebaya. Membiasakan sikap hormat pada anak juga membentuk dirinya menjadi pribadi yang patuh pada guru dan orang tua. e. Dermawan, Suka Menolong, dan Kerja Sama Dermawan diartikan sebagai karakter pemurah hati atau seseorang yang suka beramal. Untuk membentuk karakter dermawan pada diri anak-anak, Anda perlu menerapkan beberapa kebiasaan yang sifatnya sosial. Sebagai contoh, setiap hari Jumat, anak-anak wajib memberikan infak di masjid. Anak dengan karakter dermawan, biasanya suka menolong. Ia mudah merasa simpati dan empati pada orang lain yang sedang kesusahan. Sikap kerja sama juga perlu dimiliki oleh anak. Pasalnya, dalam menjalani kehidupan di masa mendatang, anak membutuhkan bantuan orang lain. Meskipun kepribadian mandiri terbentuk di dirinya, kerja sama harus tetap dilakukan supaya pekerjaan cepat selesai. Karena, dengan bekerja sama, tugas-tugas pun menjadi lebih ringan. f. Percaya Diri, Kreatif, dan Pantang Menyerah Dimulai dari sikap percaya diri, yakni keyakinan atas kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan rintangan. Anak harus memercayai bahwa dirinya bisa membuat keputusan tepat. Selain memunculkan sikap percaya diri, Anda juga perlu mengasah kreativitas anak. Menurut David Campbell, “Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat.” Misalnya dengan cara membimbing anak dalam membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Berikan kebebasan pada anak untuk menciptakan benda yang diinginkan.
282 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Jika anak merasa gagal dalam membuat kerajinan tangan yang bagus, pastikan ia tidak menyerah. Ajak anak untuk mengulangi proses pembuatan kerajinan tangan tersebut. Bimbing anak sampai ia mampu menciptakan sebuah karya yang indah dan kreatif. g. Pemimpin yang Baik dan Adil Pada dasarnya, setiap anak adalah calon pemimpin masa depan. Karena itu, Kita harus melatihnya sejak dini supaya bisa menjadi pemimpin yang baik dan adil. Bisa diterapkan dengan menceritakan kisah perjuangan pahlawan-pahlawan seperti, Ir. Soekarno, Ki Hajar Dewantara, maupun tokoh nasional lain yang mampu menginspirasi. h. Baik dan Rendah Hati Sikap baik dan rendah hati ditandai dengan munculnya karakter lemah lembut, sopan, santun, dan sederhana. Seseorang yang selalu bersikap rendah hati berarti mampu mensyukuri karunia dan nikmat dari Sang Pencipta. Rendah hati juga membentuk seseorang menjadi pribadi mulia. Selain menjadi teladan, anak dapat diajarkan kerendahan hati melalui dua kata, yaitu “terima kasih” dan “tolong”. Misalnya, seseorang memberikan sejumlah uang, pastikan anak menyampaikan terima kasih secara langsung kepada orang tersebut. Sementara itu, untuk membentuk karakter baik hati pada anak bisa dengan mengajak anak memberikan bantuan kepada orang yang tertimpa musibah. Misalnya, menyumbangkan baju layak pakai dan memaketkan bukubuku pelajaran ke daerah tertinggal. i. Toleran, Cinta Damai, dan Bersatu Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya, agama, dan suku bangsa. Untuk menjaga keutuhan, seluruh rakyatnya harus memiliki toleransi tinggi, cinta damai, dan bersatu. Karena itu, anak-anak sebagai generasi penerus perlu mengetahui dan memahami ketiga sikap tersebut. Salah satu upaya menanamkan sikap toleransi, cinta damai, dan bersatu, yakni dengan menampilkan aneka poster agama-agama di Indonesia, rumah adat, serta kesenian tradisional. Ajari anak untuk menghargai perbedaan yang ada dengan bersikap baik. Kemudian, untuk memunculkan rasa cinta damai dalam diri anak, ciptakan kondisi belajar yang kondusif. Pastikan, tidak ada pertengkaran antar murid di kelas maupun sekolah. Seiring toleransi dan cinta damai yang terbentuk dalam diri anak, mestinya sikap menjaga persatuan juga bisa terpupuk. Salah satu caranya dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air pada hati anak-anak. j. K4: Kebersihan, Kerapian, Kesehatan, dan Keamanan Anak yang cinta kebersihan senang membersihkan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Konsep kerapian diperlukan agar anak selalu berpenampilan rapi dan bersih dan tidak suka acak-acakan. Kesehatan juga Sangat penting untuk diterapkan, dengan dia menjaga kesehatan dirinya dan lingkungan, maka dia akan terhindar dari berbagai sumber penyakit. Anak yang sennatiasa berhati-hati dan dapat membedakan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta menghindari sesuatu yang berbahaya.
National Proceeding on the Islamic Studies 283 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Tujuan penerapan pendidikan karakter di KB SBB Nurul Huda Bogor Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya Anak-anak akan memahami bahwa Tuhan adalah sumber dari segala kebaikan dan kebenaran anak-anak akan belajar untuk menghormati dan menghargai alam ciptaan Tuhan Anak-anak akan belajar untuk berterima kasih dan mengasihi Tuhan dan sesama anak-anak akan belajar untuk memahami bahwa mereka merupakan ciptaan Tuhan yang unik dan berharga anak-anak akan belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan dan perkataannya Anak-anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui pemahaman yang lebih dalam tentang cinta Tuhan dan ciptaan-Nya. Semua tujuan dan pengharapan ini bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak yang positif dan meningkatkan kemampuan anak-anak untuk hidup hidup yang sejahtera dalam konteks spiritual dan sosial. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Mandiri, Disiplin dan Tanggung Jawab . Tujuan dari penanaman pendidikan karakter usia dini mengenai mandiri, disiplin, dan tanggung jawab adalah anak-anak yang diharapkan dapat menjadi individu yang mandiri, dapat mengambil keputusan dengan baik, mampu mengatur diri, serta dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Anak-anak juga diharapkan dapat memahami arti dan pentingnya disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Pendidikan karakter yang baik akan memberikan bekal yang baik untuk anak dalam menghadapi masa depan, di mana dalam era global saat ini membutuhkan individu yang mandiri, disiplin dan tanggung jawab. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Sikap. Dengan menanamkan sikap-sikap ini pada usia dini, diharapkan anak-anak akan memiliki dasar yang kuat dalam membangun karakter yang baik. Pengharapan dari penanaman pendidikan karakter usia dini mengenai jujur, amanah, dan berkata bijak adalah agar anak-anak dapat menjadi individu yang dapat dipercaya, memiliki integritas yang tinggi, dan dapat berkomunikasi dengan baik. Anak-anak diharapkan mampu menjaga kejujuran dan amanah yang diberikan kepada mereka, serta mampu berkata dengan bijak dan sopan dalam setiap situasi. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik. Pendidikan karakter ini dilakukan dengan harapan agar anak-anak dapat belajar untuk menghormati orang lain, menghormati perbedaan, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Pengharapan dari penanaman pendidikan karakter usia dini mengenai hormat, santun, dan pendengar yang baik adalah agar anak-anak dapat menjadi individu yang sopan, tahu bagaimana untuk berinteraksi dengan orang lain, dan dapat memahami perasaan orang lain. Anak-anak diharapkan dapat menghormati orang lain, baik itu orang tua, teman, atau sesama anak, serta dapat berkomunikasi dengan baik, dengan cara menjadi pendengar yang baik. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Dermawan, Suka Menolong, dan Kerja Sama.
284 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Dengan mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak-anak, kami berharap mereka dapat mengembangkan perilaku yang berfokus pada kesejahteraan dan kebaikan sesama. Dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam diri mereka, kami berharap mereka dapat menjadi anak-anak yang lebih berperan aktif dalam masyarakat untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Percaya Diri, Kreatif, dan Pantang Menyerah. Dengan membantu anak-anak membangun rasa percaya diri, membantu mereka memahami potensi kreatif mereka, dan mengajarkan mereka tentang pentingnya tidak menyerah, kita dapat membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang sukses di masa depan. Pengharapan kami adalah untuk melihat anak-anak yang mengembangkan nilai-nilai karakter ini yang akan membawa mereka menuju sukses dalam kehidupan mereka. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Pemimpin yang Baik dan Adil. Kami berharap anak-anak dapat memahami definisi dari pemimpin yang baik dan adil, serta konsep-konsep penting lainnya seperti hak, tanggung jawab, keadilan, dan keterbukaan. Kami berharap anak-anak dapat membangun karakter yang berkualitas dan tumbuh menjadi pemimpin yang baik dan adil di masa depan. Dengan menumbuhkan pemimpin yang baik dan adil, kami berharap anak-anak dapat membantu menciptakan suasana yang lebih aman dan adil di sekitar mereka. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Baik dan Rendah Hati . Menanamkan nilai-nilai positif seperti rasa hormat, kerendahan hati, kejujuran, kepedulian, kesabaran, dan cinta kasih. Dengan mengajarkan anak-anak nilai-nilai ini, para orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak untuk membangun karakter yang baik. Hal ini akan membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang bermoral dan berakhlak tinggi. Selain itu, dengan mempelajari nilai-nilai baik dan rendah hati, anak-anak juga dapat belajar untuk menghormati orang lain dan menghargai pendapat mereka. Dengan cara yang sama, mereka juga dapat memahami pentingnya saling mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Toleran, Cinta Damai, dan Bersatu. Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Toleran, Cinta Damai, dan Bersatu adalah untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang nyaman dan aman, serta untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum. Penerapan pendidikan karakter ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya toleransi, cinta damai, dan persatuan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat menjadi lebih toleran satu sama lain, cinta damai dapat menyebar di seluruh masyarakat, dan persatuan dapat tercipta di antara masyarakat. - Tujuan dari penerapan pendidikan karakter mengenai Kebersihan, Kerapian, Kesehatan, dan Keamanan Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup sehat, baik, dan bahagia. Pendidikan karakter ini akan membantu anak-anak mengembangkan perilaku yang baik, seperti menjaga kebersihan, kerapian, kesehatan, dan keamanan. Dengan pemahaman ini, anak-
National Proceeding on the Islamic Studies 285 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH anak akan mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk hidup dengan sehat, baik, dan bahagia. Dengan mengajarkan nilai-nilai ini, anak-anak juga akan belajar bagaimana menjaga diri mereka sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter juga akan membantu anak-anak memahami tanggung jawab mereka untuk mencegah penyakit dan memastikan keamanan dan keselamatan mereka sendiri dan orang lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sekolah tentang penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini di KB SBB Nurul Huda Bogor, dapat simpulkan sebagai berikut : 1. Sebelum memulai pembelajaran, guru mempersiapkan metode dan bahan ajar yang akan disampaikan. Perencanaan terebut dikumpulkan dalam sebuah modul. 2. Proses penerapan pendidikan karakter di KB SBB Nurul Huda dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu formal dan informal. Kegiatan formal seperti berdiskusi menggunakan buku 9 pilar, bercerita menggunakan buku cerita atau boneka tangan. Kegiatan formal ini menggunakan dua metode, yaitu knowing (mengetahui) dan feeling (merasakan) serta metode acting (melakukan) dan feeling (merasakan). 3. Penerapan pendidikan karakter anak usia dini di KB SBB Nurul Huda telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Pelaksanaan penerapan karakter ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sebagian peserta didik telah konsisten menerapkan aspek-aspek karakter yang diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Fadhillah, m., & mualifatu, l. (2017). Pendidikan karakter anak usia dini. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. fadli, M. (2012). Desain pembelajaran paud. Jogjakarta: Arruzz media. Hidaya, N. (2020). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini sebagai Upaya Peningkatan Karakter. Jurnal Hawa. Khorida, M. F. (2017). Pendidikan kaakter anak usia dini. Depok: Arruz media. Mahyudin, N. (2019). Emosional Anak usia dini. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP. Maryatun, I. B. (2016). Peran Pendidik PAUD dalam Membangun Karakter Anak. Jurnal Pendidikan Anak. Megawangi, R. (2009). Pendidikan Karakter. Jakarta Timur: Indonesia Heritage Foundation (IHF). Niya Yuliana, M. D. (2020). Model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Jurnal Pendidikan Dasar, . Rohmah, U. (2018). pengembangan karakter padaanak usia dini. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak. Surdayanti. (2015). Sudaryanti. Jurnal pendidikan anak. Susanto, A. (2018). Pendidikan anak usia dini. jakarta: PT. Bumi aksara. Utton, T. (1999). Character Set By 3 Years Of Age 'Early Warning On Character'. Yuniarti. (2016). Peran PAUD dalma mengoptimalkan tumbuh kembang AUD Demi membangun masa depan bangsa.
286 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH
National Proceeding on the Islamic Studies 287 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH FIVE STAGES OF TRUST FOR PLS CONTRACT IN ISLAMIC BANK: PHYSICS APPROACH Inas Afifah Zahra1 , Mochamad Fathoni2 , Erika Amalia3, Ahmad Rodoni4 1Department of Doctoral Islamic Banking, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2Department of Doctoral Islamic Banking, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 3Department of Doctoral Islamic Banking, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 4Department of Doctoral Islamic Banking, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta E-mail: [email protected] , [email protected], erika [email protected] , [email protected] Article History: Received:10-12-2022 Revised:16-12-2022 Accepted:26-12-2022 Keyword: Trust, Profit and Loss Sharing, Islamic Bank, Physic Abstract: This study is a conceptual paper that aims to reconstruct the relationship between Islamic Banks and Customers in Profit and Loss Sharing (PLS) contracts in Islamic banks with each other prioritizing. The method used is simulation with an physics approach to explain the model of Islamic Trust or Five Stages of Trust. The use of physics approach in this study because its nature as body of knowledge that explains the interaction between humans. The results showed that the physical approach can be used to explain the model of Islamic Trust or the Five Stages of Trust to explain and reconstruct the relationship between Islamic banks and customers in profit-sharing contracts (PLS) on a theoretical basis. With the stages of Ta'awun and Takaful, the problem of asymmetric information can be minimized or even eliminated when both parties, namely Islamic Banks and Customers, are open and help each other through a well-built of Islamic Trust based on Five Stages of Trust. PENDAHULUAN Kondisi ekonomi global yang semakin tidak menentu membuat Bank Dunia mengingatkan tentang ancaman resesi 2023 yang akan dihadapi seluruh negara di dunia. Hal ini ditinjau dari tingginya jumlah bank sentral yang menaikan suku bunga acuan secara ekstrim dan bersama-sama seperti di Amerika dan Inggris 1. Salah satu penyebab terjadinya resesi ini adalah sistem ekonomi kapitalis dengan sistem bunga sebagai salah satu instrumennnya. Dalam jangka panjang, sistem bunga dapat menimbulkan kesenjangan yang besar diantara masyarakat sehingga menimbulkan berbagai dampak bagi perekonomian global seperti resesi 2. Untuk mengakhiri ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh sistem ekonomi kapitalis, maka sistem ekonomi Islam mulai dilirik sebagai suatu pilihan alternatif dan diharapkan mampu menjawab tantangan ekonomi global di masa yang akan datang, terutama di era ekonomi berbagi (sharing economy). Konsep sharing 1 Rahma Harbani, “Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab, Dan Tanda-Tandanya,” last modified 2022, accessed December 18, 2022, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6332343/resesi-ekonomipengertian-penyebab-dan-tanda-tandanya. 2 Muhammad Ghozali and Yusi Septa Prasetya, “Ribā Dan Ketidakadilan Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sebuah Kajian Teoritis,” Islamic Economics Journal 3, no. 1 (2017): 93–115.
288 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH economy bertujuan memfasilitasi pembagian atau penyewaan ruang, asset, dan tenaga kerja secara real time. Adapun modal dapat diraih dengan bekerjasama, yaitu mengumpulkan pihak-pihak yang memiliki asset tidak terpakai 3. Selain itu, sharing economy yang saat ini berkembang tidak lagi terfokus pada persaingan antar pelaku usaha, namun kemitraan. Terdapat tiga poin yang harus diperhatikan dalam konsep kemitraan 4, yaitu kesamaan visi dan misi, kepercayaan (trust), dan komitmen kuat dari masing-masing pihak yang bermitra. Salah satu bentuk penerapan sharing economy dalam perspektif Islam dengan konsep kemitraan adalah sistem bagi hasil. Terdapat tiga model sistem bagi hasil, yaitu Profit and Loss Sharing, Profit Sharing, dan Revenue Sharing. Berdasarkan data Bank Indonesia, pembiayaan bank syariah dalam 10 tahun terakhir di dominasi oleh akad jual-beli. Gambar 1. Pembiayaan Bank Syariah 2009-2015 Sumber: data statistik perbankan syariah 2016 (www.bi.go.id) Gambar 2. Pembiayaan Bank Syariah 2016-2020 Sumber: data statistik perbankan syariah 2022 (www.bi.go.id) 3 Syafira Amanda, “Platform Layanan Ekonomi Berbagi : Studi Kualitas Layanan Dan Kepercayaan Terhadap Keberlanjutan Penggunaan Dengan Religiusitas Sebagai Moderasi,” JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) XI, no. 2 (2021): 29–37, https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/view/1947%0Ahttps://ejournal.almaata.ac.id/ index.php/JESI/article/download/1947/1549. 4 Agung, “Revolusi Industri 4.0, Era Ekonomi Berbagi,” last modified 2018, accessed December 18, 2022, https://ugm.ac.id/id/berita/17335-revolusi-industri-4-0-era-ekonomi-berbagi.
National Proceeding on the Islamic Studies 289 National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH Ada hal baru yang menarik dalam perkembangan pembiayaan berpola bagi hasil di bank syariah pada periode 2021 dan 2022. Bahwa meskipun terdapat peningkatan pembiayaan bagi hasil hingga +60% dari total pembiayaan, ternyata diiringi dengan potensi peningkatan pembiayaan bermasalah (Non-Performing Loan) sebesar +4%. Gambar 3. Pembiayaan Bagi Hasil Bank Syariah 2021-2022 Sumber: data statistik perbankan syariah 2022 (www.bi.go.id) Gambar 4. Potensi Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Bagi Hasil Bank Syariah 2021-2022 Sumber: data statistik perbankan syariah 2022 (www.bi.go.id) Secara terminologis, konsep Profit and Loss Sharing (PLS) merupakan akad (contract) dimana masing-masing pihak, yaitu pemilik modal (Shahibul Maal) dan pengelola dana (Mudharib) berbagi keuntungan dan berbagi risiko 5 sehingga dalam akad PLS ini prinsip yang diutamakan adalah keadilan. Akan tetapi, banyak pihak, termasuk di kalangan umat Islam masih ragu menggunakan model PLS dikarenakan rasa takut dan khawatir mengalami rugi. Namun di sisi lain bersedia menggunakan PLS dalam hal berbagi untung. Hal ini terjadi disebabkan adanya persoalan inheren yang berkaitan dengan kepercayaan terhadap satu sama lain, meskipun sudah ada akad (kontrak) yang secara hukum mengikat kedua belah pihak. Pada umumnya, landasan teori yang digunakan untuk memperkuat model PLS ini adalah agency theory dan stewardship theory. Agency theory mengimplikasikan adanya informasi asimetris antara Principal (bank) dan Agent (nasabah). Informasi asimetris muncul ketika bank lebih mengetahui informasi internal dan prospek 5 Taudlikhul Afkar et al., “THE ROLE OF PROFIT-LOSS SHARING IN DEVELOPMENT of MSMEs,” International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) 4, no. 01 (2020): 173– 184.
290 National Proceeding on the Islamic Studies National Proceeding on the Islamic Studies STAI AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH perusahaan dimasa mendatang dibandingkan nasabah dan stakeholder lainnya, sehingga timbul kecurigaan dalam hubungan keduanya6. Sedangkan stewardship theory menjelaskan bahwa nasabah sebagai pelayan (steward) bagi bank (principal) dimana nasabah dirancang untuk bertindak sesuai keinginan bank 7. Sehingga, hubungan yang tercipta dari kedua teori ini yaitu agency theory dan stewardship theory sangat jauh dari prinsip kesetaraan. Dalam pembiayaan bagi hasil, pola yang dibangun adalah kemitraan yang menunjukkan adanya hubungan kesetaraan antara kedua belah pihak. Sehingga perlu suatu teori atau pendekatan baru yang mampu menjelaskan model hubungan yang setara dan juga berangkat dari ajaran Islam. Adapun penelitian ini bertujuan sebagai konseptual paper untuk merekonstruksi hubungan antara Shahibul maal (bank syariah) dengan Mudharib (nasabah) yang saling mengutamakan satu sama lain menggunakan pendekatan Islami yaitu Ukhuwah Islamiyah (Islamic Trust) atau lima tahapan kepercayaan (five stages of trust) yang dibuktikan secara simulasi melalui pendekatan fisika. LANDASAN TEORI Kritik atas Agency Theory dan Stewardship Theory Sudah ada teori yang mengkaji perilaku manusia dalam hal kepatuhan seperti teori agent (agency theory) dan teori pengabdian (stewardship theory). Tetapi kedua teori tersebut memposisikan hubungan antar pihak sebagai hubungan yang bertingkat di mana satu pihak lebih tinggi posisinya daripada pihak lain dan juga teori tersebut dibangun atas nilai-nilai Yahudi seperti pada teori keagenan yang konsep dasarnya merujuk pada Kitab Perjanjian lama (The Old Testament), yaitu Kitab Kejadian (Genesis) 9: 18- 27 Kitab Ulangan (Deuteoronomy) 5: 12-26 8, , kitab Talmud Kiddushin 23a:16 – 23b:5. Kiddushin 41a:3 – 41b:5 9, Kitab Mishnah Heave Offering 4:1 dan Kitab Mishnah, agent and partner 1:7 10, dan juga nilai-nilai Kekristenan seperti pada teori pengabdian yang konsep dasarnya merujuk pada Kitab Perjanjian Baru (The New Testament) pada Efesus (Ephesian) 6: 5-7 atau pada Daniel 6:1-4 11. Dengan demikian, penggunaan agency theory maupun stewardship theory dalam menjelaskan hubungan kontrak PLS mengandung bias kekeliruan karena berangkat dari ajaran agama lain yaitu Yahudi dan Kristen untuk melihat praktik ajaran Islam. Ukhuwah Islamiyah (Islamic Trust / Five Stages of Trust) Secara etimologis, ukhuwah berarti persaudaraan. Dalam Bahasa Arab, kata 6 Mariska Dewi Anggraeni, “Agency Theory Dalam Persperktif Islam Oleh: Mariska Dewi Anggraeni Jurusan Syariah STAIN Pekalongan,” Jhi 9 (2011): 1–13. 7 Tri Widiastuty, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,” Jurnal Manajemen 21, no. 1 (2017): 90. 8 The Old Testament, The Old Testament (Salt Lake City - USA: The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1979), https://www.churchofjesuschrist.org/bc/content/shared/content/english/pdf/languagematerials/83290_eng.pdf. 9 Talmud Mass Kiddushin, n.d., https://halakhah.com/pdf/nashim/Kiddushin.pdf. 10 Herbert Danby, The Mishnah (Oxford: Oxford University Press, 1933), //www.islamforchristians.com/wp-content/uploads/2014/09/Mishnah-in-English-by-Danby.pdf. 11 A. E. Brooke, New Testament, Journal of Theological Studies, vol. os-XI (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1909), https://www.churchofjesuschrist.org/bc/content/shared/content/english/pdf/languagematerials/83291_eng.pdf.