The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Fendi Siip, 2020-11-19 20:51:20

LKP IPA_MUHAMMAD EFENDI_857807197

LKP IPA_MUHAMMAD EFENDI_857807197

Keywords: laporan,ipa,praktik

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 1 - 9

NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : MUHAMMAD EFENDI
NIM/ID Lainnya : 857807197
Program Studi : FKIP PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA

LEMBAR KESEDIAAN MELAKSANAKAN PRAKTIKUM
SECARA TATAP MUKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MUHAMMAD EFENDI
Mahasiswa/Tutor/Instruktur* : Mahasiswa
Program Studi/Bidang Ilmu
Nama Sekolah/Instansi : FKIP PGSD
Judul-judul praktikum
: SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA
: PRAKTIKUM IPA DI SD

GERAK
JENIS DAN BENTUK GELOMBANG
SIFAT CAHAYA
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

*pilih salah satu

dengan ini menyatakan bahwa saya melaksanakan praktikum dengan tanpa paksaan dari
pihak mana pun, telah melaksanakan protokol Covid19 sesuai aturan yang berlaku dan
tidak akan menuntut pihak mana pun dalam terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
sehubungan pelaksanaan kegiatan praktikum dimaksud secara tatap muka.

Demikian lembar pernyataan kesediaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan dengan semestinya.

Mengetahui, Yang Membuat Pernyataan,
PJB BLBA UPBJJ-UT SURAKARTA

BETI CAHYANING ASTUTI MUHAMMAD EFENDI
NIP. 19840829 200812 2 002 NIM. 857807197

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUHAMMAD EFENDI
NIM : 857807197
Program Studi : FKIP PGSD
Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap
menerima tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan
pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Surakarta, 19 November 2020
Yang Membuat Pernyataan,

MUHAMMAD EFENDI
NIM. 857807197

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 1: MAHLUK HIDUP

KP 1 : GERAK PADA TUMBUHAN

NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

PRAKTIKUM IPA DI SD / PDGK 4107
MODUL 1 KP 1 : GERAK PADA TUMBUHAN

TERBIMBING

A. JUDUL PERCOBAAN
 Gerak Pada Tumbuhan

B. TUJUAN PERCOBAAN
 Mengamati gerak seismonasti
 Mengamati gerak niktinasti
 Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan

C. ALAT DAN BAHAN
 Seismonasti dan Niktinasti
1) Tanaman putri malu dalam pot 1 buah
2) Kotak karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
3) Stop Watch atau jam tangan 1 buah
4) Alat tulis dan penggaris

 Geotropisme
1) Pot berukuran kecil 2 buah,
2) Tanah yang subur secukupnya,
3) Biji kacang merah secukupnya,
4) Air secukupnya

D. LANDASAN TEORI

Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan
zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas
disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak
pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis. (Uya, 2010).

Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ
tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka
keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan
batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif
adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi.
Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah. Akar selalu tumbuh
ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi).Gerak tumbuh akar
ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan
gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan
gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka
gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain
yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.(Nopi, 2009).

Contoh geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga
mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi
setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat
bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi
perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah
geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan
bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan.

Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan
gerak taksis.
1. Gerak Tropisme

Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh
tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme dan tigmotropisme.

Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan
akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan
yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan
mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah
datangnya cahaya.Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah
bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut

fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan
gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya
gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat
rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan
contoh lain dari gerak tropisme.

Gerak tropisme yang lainnya adalah gerak tumbuh akar yang dipengaruhi oleh
ketersediaan air tanah. Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk
memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat
cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah yang cukup air. Dengan
demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan gaya tarik bumi. Gerak
akar menuju sumber air disebut hidrotropisme positif.
Tanaman anggur mempunyai sulur yang membelit pada dahan lain. bisa juga, sulur
tersebut membelit pada benda yang disentuhnya, misalnya ajir. Gerak tumbuh
karena rangsangan sentuhan tersebut disebut tigmotropisme. Atau dapat juga
disebut haptotropisme, berasal dari kata thigma yang berarti singgungan atau hapto
yang berarti sentuhan. Bagaimana sulur dapat tumbuh membelit ajir? Pada sisi sulur
yang menyentuh ajir, pertumbuhan sel-selnya melambat sehingga bagian tersebut
lebih pendek dari pada sisi sulur yang tidak menyentuh ajir. Akibatnya, sulur
tumbuh melengkung ke arah ajir dan mengelilingi ajir. Dengan demikian sulur akan
membelit ajir atau pohon lain yang disentuhnya.
2. Gerak Nasti

Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan
turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa
macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti, tigmonasti/seismonasti, dan
niktinasti.

Gerak Seismonasti
Gerak seimonasti disebut juga dengan gerak tigmonasti. Gerak seismonasti
merupakan gerak nasti yang disebabkanoelh rangsangan atau sentuhan.
Gerak Niktinasti
Istilah niktinasi berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam.
Niktinasti merupakan gerak tidur pada tumbuhan yang disebabkan karena keadaan
gelap. Proses niktinasti banyak terjadi pada tumbuhan berdaun majemuk. Niktinasti
terjadi karena sel-sel motor di persendian tangkai daun (anak-anak daun majemuk)

atau pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga

menyebabkan perubahan tekanan turgor

3. Gerak Taksis

Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan

akibat adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat

rendah. (Prawiranata. W, dkk. 1991)

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi
tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis, dan penggaris.
b. Menyiapkan pot putri malu beberapa hari sebelumnya, sehingga ketika
akan melakukan percobaan pot dalam keadaan segar dengan cara mencari
tanaman putri malu ukuran sedang selanjutnya mengambil tanaman
tersebut dengan menyodoknya dengan scop atau alat lainnya sehingga
tanaman tersebut dapat dipindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu
bagian akarnya.
c. Meletakkan pot putri malu yang telah disiapkan di atas meja, selanjutnya
melakukan sentuhan halus hingga sentuhan paling kasar terhadap daun-
daun putri malu tersebut dengan menggunakan penggaris.
d. Mencatat hasil pengamatan pada Lembar Kerja.

2) Niktinasti
a. Menyediakan dua buah pot putri malu.
b. Memberi tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
c. Meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
d. Menyimpan pot B di atas meja dan menutup dengan menggunakan kotak
karton atau kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak
menyentuhnya.
e. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.
f. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membukanya dengan hati-hati
( tidak menyentuh tanamannya ).
g. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot A.
h. Mencatat hasil pengamatan dan menuangkan hasilnya pada lembar kerja.

3) Geotropisme
a. Membuat dua buah pot tanaman kacang merah dengan cara menanam 3
biji kacang merah dalam setiap pot ukuran kecil 1-2 minggu sebelum
percobaan dimulai. Membuat pot tanaman kacang merah dilakukan di
tempat terbuka sehingga tanaman dihasilkan berdiri dengan tegak.
b. Memberi label A pada pot pertama dan label B untuk pot lainnya.
c. Meletakan pot B secara horizontal ( arah mendatar ) sedangkan pot A

dibiarkan berdiri (Vertikal) lalu menyimpan keduanya di tempat terbuka.
d. Mengamati setiap pagi dan sore selama seminggu.
e. Menuangkan hasil pengamatan pada Lembar Kerja.

F. HASIL PENGAMATAN
1) Seismonasti
Tabel Hasil Pengamatan Sesismonasti

No. Jenis sentuhan Reaksi daun putri malu Keterangan
pada daun

putri malu

1. Halus Daun putri malu tertutup Reaksi daun putri malu menutup
secara perlahan. secara perlahan membutuhkan
waktu agak lama untuk mengatup
dan setelah mengatup hanya
sebagian saja daunnya yang
mengatup sebagian masih
membuka.

2. Sedang Daun putri malu Reaksi daun putri malu ketika
menutup secara cepat. disentuh dengan sedang menutup
dengan perlahan tapi semua daun
mangatup.

Daun putri malu

ketika disentuh Reaksi daun putri malu ketika
disentuh secara kasar akan menutup
3. Kasar secara kasar akan dengan cepat.

menutup secara

cepat.

2) Niktinasti Tabel Hasil pengamatan Niktinasti
No.
Reaksi daun putri malu

Pot putri malu

Mula-mula ½ jam kemudian

1. Disimpan ditempat terang. Daun masih membuka. Daun masih membuka.

Ditutup dengan penutup Daun menutup.
2. Daun masih membuka.

yang kedap cahaya.

3) Geotropisme

Tabel Hasil Pengamatan Geotropisme Negatif

Jenis Pengamatan Hari Ke
Pot
Keterangan

1 23 4 5 6 7

A Biji belum 7 mm 23 mm 37 mm 72 mm 107 mm 148 mm Batang tumbuh
berkecambah tegak

Batang tumbuh

membelok

B Biji belum 5 mm 17 mm 28 mm 67 mm 89 mm 122 mm mengikuti cahaya
berkecambah
matahari

( menjauhi titik
pusat bumi )

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti ! Jelaskan
alasan anda memilihnya !
Jawab : tumbuhan leguminosae, seperti daun-daun flamboyan, kembang
merak, petai cina, dan daun tanaman asam jawa (Tamarindus indica) yang

menutup malam hari.Saya memilihnya karena tanaman ini mudah untuk
diamati pada waktu malam hari

2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang telah
Anda lakukan ? Jelaskan !
Jawab : Gerak niktinasi dipengaruhi adanya rangsangan berupa cahaya
sedangkan seismonasti merupakan gerakan tumbuhan yang dipengaruhi
oleh sentuhan.

3. Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya Anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
Jawaban dari pertanyaan :
Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan fototropisme karena
arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari. Jenis fototropisme yang
terjadi adalah fototropisme positif karena arah tumbuh batang menuju sumber
rangsang cahaya. Hal ini dibuktikan pada pengamatan akar tumbuhan
berkembang mengarah ke arah gravitasi bumi. Pada pengamatan pertama pot yang
dimiringkan ternyata hasilnya akar tetap mengarah kearah gravitasi akan tetapi
batangnya bergerak menuju mengikuti cahaya matahari.
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika
arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, seperti gerakan akar
menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif,
seperti gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara normal
menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang
membelok dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Hal
ini terjadi akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.

H. PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil pengamatan, seismonasti, niktinasti dan gerak geotropisme
negatif pada tumbuhan.
1. Gerak Seismonasti

Seismonasti atau tigmonasti adalah gerak nasti yang terjadi akibat rangsangan
sentuhan. Contohnya adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica)
ketika disentuh.Perilaku gerakan terhadap putri malu mempengaruhi gerakan
menutupnya,seperti ketika kita menyentuhnya dengan halus maka daun akan
menutup secara perlahan dan hanya sebagian saja yang menutup sedangkan
ketika disentuh dengan kecepatan sedang maka daun putri malu akan menutup
semua secara perlahan sedangkan ketika disentuh dengan kasar maka daun putri
malu akan mengatupkan daunnya dengan cepat.Mengapa hal ini bisa terjadi?
karena ada bagian tertentu dari selnya yang kehilangan tekanan tugor.Tekanan
tugor adalah tekanan pada dinding sel oleh air, yang terdapat dalam lubang sel
dan isi sel lainnya.Jadi, sewaktu tanaman ini diberi rangsangan, bagian tertentu
pada batangnya akan bereaksi melepaskan zat-zat kimia.Termasuk zat postasium,
yang memaksa air keluar dari lubang sel, hingga menyebabkan tekanan dalam
sel.Sel pun akhirnya menjadi kempis.Nah, karena adanya perbedaan tekanan
yang terjadi di antara bagian-bagian sel tertentu, membuat lembaran daun
menutup.Rangsangan ini juga biasanya diteruskan ke daun-daun lainnya yang
berdekatan.
2. Gerak Niktinasi.
Niktinasti adalah gerak tidur daun tumbuhan yang disebabkan oleh tidak adanya
cahaya matahari (terjadinya malam hari). Gerakan ini dapat dilihat pada daun-
daun Oxalis sp (calincing) dan tumbuhan leguminosae, seperti daun-daun
flamboyan, kembang merak, petai cina, dan daun tanaman asam jawa
(Tamarindus indica) yang menutup malam hari. Pada pengamatan gerak niktinasi
menggunakan daun putri malu ( Mimosa pudica ) pada gerakan putri malu ketika
belum ditutup oleh kardus yang kedap cahaya daunnya masih membuka,tapi
ketika diberi perlakuan menutup daun putri malu menggunakan kardus yang
kedap cahaya daun putri malu menguncup atau menutup. Gerakan tidur ini
disebabkan oleh perubahan harian pada tekanan turgor dalam sel-sel pulvinus.
Pada waktu daun pada posisi horizontal, sel-sel pada satu sisi pulvinus akan
membengkak (tekanan turgor tinggi), sementara sel-sel pada sisi yang
berlawanan akan mengkerut. Keadaan ini akan terbalik pada waktu malam hari
daun menutup ke posisi tidur.
3. Geotropisme negatif

Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika
arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan
akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme
negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah. Pada pengamatan
percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara normal menuju ke atas.
Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok dari
horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Hal ini terjadi
akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.

I. KESIMPULAN
 Tingkah laku Tumbuhan adalah serangkaian aktivitas yang mengorientasi
Tumbuhan terhadap lingkungan eksternalnya.
 Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 macam yaitu gerak etionom dan
endonom (nasti , taksis , dan tropis).
 Perlakuan sentuhan yang berbeda pada daun putri malu akan menyebabkan
perbedaan gerakannya juga,ketika disentuh dengan cepat maka daun putri
malu akan menutup dengan cepat dan ketika disentuh dengan sedang maka
gerakannya agak cepat,ketika disentuh dengan halus maka akan menguncup
sebagian saja.
 Tumbuan putri malu yang ditaruh ditempat gelap dan terang juga berbeda
geraknnya,ketika ditaruh tempat terang daunnya tetap akan mekar sedangkan
ketika ditaruh tempat gelap atau tanpa cahaya matahari daunnya akan menutup
semua.
 Tumbuhan putri malu mengatupkan daunnya ialah sebagai bentuk pertahanan
diri dari pertahanan diri dari pemangsa. Pemangsa berupa hewan pemakan
tumbuhan mungkin akan takut pada tanaman yang bergerak.
 Geotropisme yang terjadi pada kacang merah dalam pot yang diletakkan
mendatar, batangnya akan membengkok ke atas dan menjauhi tanah. Peristiwa
ini disebut geotropisme negatif
 Gerakan yang mendekati kearah datangnya rangsangan disebut dengan gerak
positif
 Gerakan yang menjauhi arah datangnya rangsangan disebut dengan gerak
negatif.

J. DAFTAR PUSTAKA

 Prawiranata. W, dkk, 1991. Tropisme, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid III.
(Departemen Botani Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 1991).

 Rumanta, M, dkk, 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
 Wiraatmaja Wayan I. ( 2017 ). Gerak pada Tumbuhan . Denpasar : Universitas

Udayana.
 Uya. 2010. Gerak Pada Tumbuhan. Diakses 7 Oktober 2020 di

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2011994-gerak-pada-tumbuhan/
 Nopi.2009.Fototrofisme.Diakses 7 Oktober 2020 di

http://nopiblogspot.blogspot.com/2009/01/fototropisme.html

K. KESULITAN YANG DIALAMI

 Tanaman putri malu yang disiapkan dalam pot tiba-tiba mati karena tanaman
belum bisa beradaptasi dengan tempat yang baru, sehingga tanaman putri malu
yang digunakan menggunakan langsung tanaman putri malu yang baik yang
tumbuh dekat penyusun.

 Kotak hitam rusak diganti kotak dengan warna gelap juga coklat.

 Kesulitan yang kami alami yaitu pada saat mencari biji kacang merah, karena kami
mencari kacang merah di pasar sedangkan pedagang di pasar belum begitu tahu
tentang kacang merah. Pedagang di pasar pahamnya Kacang Tolo atau Kacang
Sop.

 Dalam menanam Kacang Merah pada musim seperti sekarang juga menjadi
kendala. Karena sinar matahari di pagi hari yang dibutuhkan tanaman dalam
tumbuh dan berkembang terkadang begitu menyengat panasnya dan bahkan
kadang kala tertutup mendung. Hujan yang begitu deras di sore hari juga
menghambat pertumbuhan karena air hujannya akan memenuhi pot dan berakibat
tanahnya terkikis dan tanaman akan mati.

 Kacang merah ada yang dimakan tikus.

L. FOTO PRAKTIKUM
1) Foto persiapan praktikum seismonasti dan niktinasti

Foto Kelompok 2 Kelas B

Foto alat dan bahan

2) Foto pelaksanaan praktikum seismonasti dan niktinasti

Gambar Objek sebelum diberi perlakuan Gambar Objek setelah diberi perlakuan

1.sentuhan halus

2.Sentuan kasar

3.sentuhan sedang

3) Foto hasil praktikum Seismonasti dan Niktinasti

Sentuhan Halus Sentuhan Sedang

Sentuhan Kasar

Foto Praktikum gerak geotropisme

Praktikan bersama Kelompok 2 mempersiapkan alat dan
bahan untuk praktikum Gerak pada tumbuhan terutama
Geotropisme.

Setelah menyediakan alat dan bahan, sesampai di rumah
praktikan langsung merendam kacang merah di dalam
botol selama semalam.

Perendaman kacang merah dimulai tanggal 5 Oktober
2020.

7 /10/2020 Setelah direndam semalam, praktikan mengambil kacang
7 /10/2020 merah tersebut. Kacang merah tersebut dipindahkan ke
dalam pot yang telah disediakan.
Pot A di posisikan tegak dan Pot B diposisikan horizontal.

A Pada hari pertama pengamatan, kacang merah belum
berkecambah.

Pada tanggal 7 Oktober 2020, hari kedua pengamatan,
praktikan mengamati pertumbuhan kacang merah. Kacang
merah sudah tumbuh kecambah dengan panjang 7 mm
pada POT A dan 5 mm pada POT B.

B Pada tanggal 8 Oktober 2020, hari ketiga pengamatan,
Hari Ke – 3 praktikan mengamati pertumbuhan kacang merah. Kacang
merah sudah tumbuh kecambah dengan panjang 23 mm
pada POT A dan 17 mm pada POT B.

8 /10/2020

Hari Ke – 5 Pada tanggal 10 Oktober 2020, hari kelima pengamatan,
praktikan mengamati pertumbuhan kacang merah. Kacang
10/10/2020 merah sudah tumbuh kecambah dengan panjang 72 mm
pada POT A dan 67 mm pada POT B.

Hari Ke – 5

10/10/2020

Hari Ke – 7 Pada tanggal 12 Oktober 2020, hari ketujuh pengamatan,
praktikan mengamati pertumbuhan kacang merah. Kacang
merah sudah tumbuh kecambah dengan panjang 148 mm
pada POT A dan 122 mm pada POT B.

12/10/2020

Hari Ke – 7

12/10/2020
10/10/2020

Pada hari pertama hingga hari ketujuh pengamatan,
praktikan menuliskan panjang pertumbuhan kacang merah.
Hal ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui
perubahan panjang pertumbuhan kacang merah dari hari ke
hari.

TUTOR SURAKARTA,15 Oktober 2020
PRAKTIKAN
SITI LATIFAH, M.Pd
NIP. 197211051998022001 MUHAMMAD EFENDI
NIM. 857807197

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 1: MAHLUK HIDUP

KP 3 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020

PRAKTIKUM IPA DI SD/PDGK 4107

MODUL 1 KP 3 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

TERBIMBING

I. Judul Percobaan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

II. Tujuan
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah

III. Alat dan Bahan
1. Biji kacang merah 6 buah
2. Botol selai 2 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah

IV. Landasan Teori
Kacang merah mempunyai batang pendek dengan tinggi sekitar 30 cm. Batang

tanaman umumnya berbuku-buku, yang sekaligus merupakan tempat untuk melekat
tangkai daun. Daun bersifat majemuk tiga (trifoliolatus) dan helai daunnya berbentuk
jorong segitiga (Rukmana, 2009).

Kecambah didefinisikan sebagai tumbuhan kecil yang baru muncul dari biji dan
hidupnya masih tergantung pada persediaan makanan yang terdapat dalam keping biji
(Tjitrosoepomo, 1999).

Perkecambahan adalah proses aktivitasi pertumbuhan embryonic axis di dalam biji
yang terhenti selama fase pemasakan biji/dormansi kemudian aktif kembali untuk
membentuk kecambah (Elisa, 2006).

Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik)
memanjang ke luar menembus kulit biji. Tahapan perkecambahan dimulai dengan hidrasi
atau imbibisi, dilanjutkanoleh aktivasi enzim, inisiasi pertumbuhan embrio dan
pertumbuhan kecambah berikutnya (Salisbury dan Ross, 1995).

Perkecambahan pada tumbuhan, baik pada tumbuhan tingkat rendah maupun pada
tumbuhan tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain tingkat kemasakan benih,
dan dormansi. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya air,
suhu, oksigen, cahaya dan medium perkecambahan (Sutopo, 2002).

Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) mempunyai nama ilmiah yang sama dengan
kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L, hanya tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya
berbeda. Kacang merah (kacang jogo), sebenarnya merupakan kacang buncis tipe tegak
(tidak merambat) dan umumnya dipanen polong tua, sehingga disebut Bush bean.
Sedangkan kacang buncis umumnya tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen polong-
polong mudanya saja (Rukmana,2009).

V. Prosedur Percobaan
1. Merendam biji kacang merah dalam air semalaman
2. Melipat kertas saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol selai
3. Menggulung kertas saring tersebut dan memasukkan ke dalam botol selai sehingga
menempel pada dinding botol bagian dalam
4. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Kemudian menambahkan air secukupnya
sehingga kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10-nya)
5. Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2
minggu. Menambahkan air secukupnya jika air tampak berkurang sehingga ketas saring
tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut.
Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah, mengamati bagaimana akar,
batang dan daun tumbuh

VI. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Dan Perkecambahan Biji Kacang Merah

Hari Gambar pertumbuhan kecambah Panjang (mm) Keterangan
ke- kacang merah Akar Batang

0 - - Biji kacang yang
dimasukkan ke dalam
media

1 - - Bakal akar sudah mulai
terlihat

2 2 - 3 mm 20 mm Sudah terlihat akar
yang mulai tumbuh

3 5 – 10 40 mm Akar tumbuh semakin

mm panjang dan mulai ada

serabut akar

4 15 mm 60 mm Batang dan akar
serabut tumbuh
semakin panjang

5 25 mm 75 mm Kulit biji kcang merah
mulai terbelah

6 27 mm 85 mm Kulit biji kcang merah
sudah mengelupas

7 33 mm 90 mm Biji kacang merah
sudah pecah dan
terlihat bakal daun

8 37 mm 110 mm Biji kacang merah
terangkat ke atas dan
bakal daun semakin
terlihat

9 43 mm 120 mm Terlihat batang yang
terangkat ke atas dan
tunas daun

10 50 mm 150 mm Batang tumbuh
semakin panjang dan
tunas daun yang
semakin membesar

11 70 mm 175 mm Batang tumbuh
semakin panjang dan
tunas daun yang
semakin membesar

12 75 mm 195 mm Batang tumbuh
semakin panjang dan
tunas daun yang
semakin membesar

13 80 mm 210 mm Batang tumbuh
semakin panjang dan
tunas daun yang
semakin membesar

VII. Pertanyaan – pertanyaan
1. Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
Jawaban : Pada hari ke 2 mulai terlihat akar dengan panjang 1 cm

2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawaban : Tidak ada, semua akar tumbuh ke arah bawah karena akar tersebut
mencari asupan air yang ada di bawah

VIII. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama

hingga minggu kedua terdapat perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus
bertambah panjangnya hingga minggu ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang
dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan
merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin
panjang dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah karena adanya aktifitas
meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun. Daun yang
semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu juga
dengan bertambah panjangnya batang kecambah.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil dari
pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan
perkembangan kacang merah khususnya dari waktu ke waktu mengalami perubahan
tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar
dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut
dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam berupa
hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara, kelembaban
udara, tanah, nutrisi dan air.

X. Daftar Pustaka
Sasmitamihardja, D., Siregar, A. (1990). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Tidak diterbitkan.
FMIPA ITB. Bandung.
Indah 2010. Srtuktur biji. http://www.pustakaut.ac.id. Diakses 6 Mei 2013.
Kamil, J 2002. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung
Maria Ballor, Nio Song Ai. 2010 Peranan Air Dalam Perkecambahan Biji. FMIPA
Universitas Sam Ratulangi Manado .

XI. Kendala
Kendala yang dialami pada pengamatan pertumbuhan dan perkembangan kacang merah

adalah pemilihan biji kacang merah yang akan diamati haruslah berkualitas baik karena jika
kualitasnya tidak baik maka akan menyebabkan biji kacang merah tidak akan tumbuh dan
berkembang.

XII. Dokumentasi
Tahap Awal

Persiapan alat dan bahan

Tahap Proses Perendaman biji kacang merah
Tahap Akhir dlm air selama semalam

Proses menyisipkan biji kacang
merah

Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan pada kacang merah

PRAKTIKUM IPA DI SD/PDGK 4107
MODUL 1 KP 3 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN

TERBIMBING

A. JUDUL PERCOBAAN
 Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

B. TUJUAN PERCOBAAN
 Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur
sampai imago (dewasa).
 Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah

C. ALAT DAN BAHAN
1) Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2) Botol 3 buah
3) Pisang ambon secukupnya
4) Tape ketela pohon secukupnya
5) Sendok makan 1 buah
6) Kertas tisu secukupnya
7) Lalat buah ± 20 ekor

D.LANDASAN TEORI
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan tidak terkecuali bagi

hewan. Salah satu hewan yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan adalah lalat
buah drospilla sp. Lalat buah dapat kita temukan pada buah yang sudah membusuk. Hewan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan hewan ditandai dengan
berubahnya bentuk hewan yang kita amati seperti percobaan lalat buah yang berubah dari
telur menjadi larva kemudian imago. Sedangkan perkembangan hewan ditandai dengan
perubahan berat dan tinggi. Pada percobaan yang kita lakukan ini dapat kita lihat
perkembangan lalat buah dari yang ukuran kecil sampai ukuran yang lebih besar di hari

berikutnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi siklus hidup
drospilla adalah suhu lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol
pemeliharaan, intensitas cahaya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Membuat medium lalat buah

Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda
dapat memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium
lalat buah ikutilah prosedur berikut.

a. Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan
bersih.

b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender

c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-
masing 2 sendok makan dan ratakanlah

d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat kedalam
setiap botol selai

2. Menangkap lalat buah
a. Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan
mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan
mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau
mengguncang-guncangkan tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong plastik
dengna cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam
kantong plastik.

3. Mengkultur lalat buah
a. Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam
botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika anda
kesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan

ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat
buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau terkena medium. Jadi sebaiknya
diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5 menit lalat buah
akan siuman
b. Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik/kain dan ikatlah
dengan karet gelang.
c. Tusuk-tusuklah tutup plastik/kain dengan jarum pentul agar ventilasinya baik.
d. Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
e. Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam 08.00
dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah
warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan anda
pada lembar kerja (Tabel 1).

F. HASIL PENGAMATAN

a. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Lalat Buah

Hari ke- Waktu Pengamatan Kejadian / perubahan
0 Senin, 5 Oktober 2020
1 Selasa, 6 Oktober 2020 Pelaksanaan percobaan
2 Rabu, 7 Oktober 2020
3 Kamis, 8 Oktober 2020 Sudah terlihat bercak putih kecoklatan atau telur

4 Jumat, 9 Oktober 2020 Telur mulai menetas menjadi larva
5 Sabtu, 10 Oktober 2020
Larva itu kelihatan bergerak dan semakin besar
6 Minggu, 11 Oktober 2020 ukurannya
7 Senin, 12 Oktober 2020
8 Selasa, 13 Oktober 2020 Larva tetap bergerak gerak

9 Rabu, 14 Oktober 2020 Larva mulai bergerak keatas mendekati tutup
10 Kamis, 15 Oktober 2020 kain botol dan bentuknya menjadi lonjong .
11 Jumat, 16 Oktober 2020 Warnanya berubah semakin coklat

Bentuknya berubah menjadi seperti lalat kecil

Lalat kecil itu sebagian sudah ada yang bisa
terbang
Lalat kecil itu bertambah besar

Lalat kecil berubah jadi imago

Imago

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
Jawaban dari pertanyaan : Lalat buah meletakkan telurnya pada hari kedua.

2. Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?
Jawaban dari pertanyaan : Pupa terbentuk pada hari ke 6 s/d 7. Lalat dewasa terbentuk
pada hari ke 11.

H. PEMBAHASAN
Lalat buah atau drospilla sp adalah lalat yang biasanya ditemukan disekitar buah yang
matang atau sisa – sisa buah yang busuk. Lalat buah ini memiliki siklus hidup dari telur
menjadi larva. Selanjutnya larva berubah menjadi pupa dan menempel pada botol bagian
atas mendekati tutup kain. Warna pupa berubah semakin coklat dan berubah menjadi lalat
kecil dan berubah menjadi lalat deawasa atau imago.

I. KESIMPULAN
Lalat buah atau drospilla sp dalam hidupnya memiliki 4 fase dalam siklus hidupnya, fase
pertama telur, fase kedua larva, fase ketiga pupa dan fase keempat imago. Melihat siklus
hidup lalat buah yang memiliki 4 fase salah satunya mengalami perubahan larva maka daur
hidup lalat buah termasuk metamorfosis sempurna.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

K. KESULITAN YANG DIALAMI
 Kesulitan yang kami alami adalah ketika membuat media untuk menangkap lalat buah
dan cara memasukan lalat buah ke dalam botol, tetapi kesulitan itu dapat kami atasi
dengan memanfaatkan sisa buah-buahan disekitar kita untuk media menangkap lalat

buah dan cara kita memasukan lalat buah ke dalam botol dengan hati-hati ketika lalat
buah sudah tenang.

L. FOTO PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Tahap Proses

Menangkap Lalat Buah Membuat Media Lalat Buah

Proses Pengamatan

Hari 1 Hari 2

TUTOR SURAKARTA,15 Oktober 2020
PRAKTIKAN
SITI LATIFAH, M.Pd
NIP. 197211051998022001 MUHAMMAD EFENDI
NIM. 857807197

LAPORAN PRAKTIKUM IPA SD

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

EKOSISTEM (Terbimbing)

Nama : MUHAMMAD EFENDI
NIM : 857807197
POKJAR :PGSD SI (BI) 2020 KELAS B

UPBJJ SURAKARTA
2020

Ekosistem Darat

I. Tujuan
Membandingkan komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.

II. Alat dan Bahan
1. Alat Tulis
2. Loup / Kaca pembesar
3. Barometer
4. Lingkungan sekitar

III. DasarTeori
Ekosistem Adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak

terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sistem ini dapat terbangun dari
hubungan timbal balik antar unsur biotik (hidup) dan unsur abiotik (lingkungannya).

Unsur Abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang
memengarui distribusi organisme antara lain: Suhu, Air, Cahaya Matahari, Tanah, Batu,
dan Iklim. Unsur Biotik dapat berupa komponen hidup antara lain: produsen (tumbuhan),
konsumen (hewan herbivora maupun karnivora), dan pengurai.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama – sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan
fisik, sebaliknya organisme juga mempengarui lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Ditinjau dari bentuknya terdapat dua jenis ekosistem yaitu ekosistem alami
(ekosistem darat dan perairan) dan ekosistem buatan.

Semua organisme yang hidup di alam harus berinteraksi baik dengan lingkungannya
(alam). Organisme hidup dalam sebuah system yang ditopang oleh berbagai komponen
yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang hidup di ekosistem tersebut.
Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan tanah.

IV. Prosedur Percobaan
1. Menentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat
mengajar yang akan di amati komponen- komponennya
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan
jenis/warna tanah
3. Untuk mengamati suhu udara menggunakan barometer pada smartphone, Untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah dengan cara diperkirakan saja.
4. Mencatat data pada tabel 2.1 dalam lembar kerja
5. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
7. Mencatat hewan yang ada, baik yang tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-
hewan yang berukuran kecil
8. Mengamati lebih teliti hewan – hewan kecil yang mungkin terdapat dalam tanah/ dekat
permukaan, atau pada sela – sela daun/ batang menggunakan kaca pembesar.
9. Mencatat dalam tabel 2.2
10. Menentukan ekosistem darat buatan di lingkungan sekitar rumah atau sekitar sekolah
sebagai pembanding
11. Mencatat kegiatan nomo 2 hingga nomor 8 pada tabel 2.3 dan tabel 2.4
12. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system tersebut.

V. Hasil Pengamatan

Hasil dari pengamatan pada ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan

memperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel.2.1

Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponan abiotik Kondisi/keadaan

1 Suhu 23ºC
2 Cahaya Cukup
3 Angin Semilir
4 Tanah Subur
5 Air Cukup

Tabel. 2.2
Komponen Biotik ekosistem alami

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

1 Rumput Teki Keong Cacing
2 Padi Burung Emprit Belatung
Bakteri
3 Enceng Gondok Belalang

4 Pegagan Katak Jamur
5 Pohon Jati Ulat
Pengurai
Tabel 2.3 Cacing
Bakteri
Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan Jamur

No. Komponen abiotik Kondisi/Keadaan

1 Suhu 29ºC
2 Cahaya Cukup
3 Angin Cukup
4 Tanah Subur
5 Air
Cukup

Tabel 2.4
Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan

1 Palem Kupu-kupu

2 Sawo Lele
3 Tanduk rusa Ulat
4 Rumput Semut

5 Anggrek Cicak

VI. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis
komponen biotik lebih banyak? Jelaskan secara singkat!
Jawaban
1. Menurut pendapat saya, ekosistem darat alami yang lebih banyak
komponen biotiknya. Hal ini disebabkan karena ekosistem darat alami
mencakup wilayah yang luas, sehingga banyak makhluk hidup atau
komponen biotik yang tinggal di ekosistem tersebut.

VII. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa ekosistem

darat alami memiliki lebih banyak komponen biotik (makhluk hidup) yang
hidup secara alami di lingkungannya. Setiap komponen biotik memiliki
peranan tertentu yang membuat kehidupan dalam ekosistem seimbang.
Peranan itu berkaitan dengan cara makhluk hidup memenuhi kebutuhan
makanannya.

Berdasarkan peranannya dalam ekosistem komponen-komponen biotik
dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu produsen(penghasil),
konsumen(pemakai), dan dekomposer( pengurai).

Setiap komponen dalam ekosistem memiliki pengaruh terhadap
komponen yang lain. Ketersediaan jenis produsen atau tanaman
mempengaruhi konsumen atau hewan dalam rantai ekosistem tersebut

Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik
yang terjadi pada alam seperti pada sawah merupakan ekosistem darat alami.
Hal ini sama sekali tidak ada campur tangan manusia, Karena pohon dan
rumput tumbuh dengan sendirinya. Sedangkan pertumbuhan komponen
biotiknya tidak dikendalikan oleh manusia.

Gambar 2.1 Contoh Ekosistem Alami

Dalam ekosistem lingkungan sekitar SD Kemasan 1 terdapat
komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi di terdapat unsur campur
tangan manusia diantaranya adalah dalam menentukan jenis komponen biotik
dan jumlah populasi komponen biotiknya. Manusia memiliki peranan dalam
pengendalian produsen dalam hal ini padi dan hama pengganggunya, yang
akan sangat berpengaruh terhadap hasil padinya. Jarak antara tumbuhan padi
diatur sedemikian oleh manusia, sehingga sawah merupakan contoh ekosistem
buatan.

Gambar 2.2 Contoh Ekosistem Buatan
Ekosistem darat buatan dan Ekosistem darat alami memiliki komponen
abiotik yang sama, ada air, tanah dan udaranya. Hanya terdapat perbedaan
pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak dikendalikan jumlah
populasinya, terjadi secara natural. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem
darat alami lebih lengkap dan beagam dibandingkan ekosistem darat buatan.
Sedangkan Ekosistem buatan tingkat populasinya dikendalikan oleh manusia
dengan tujuan tertentu. Sehingga lebih teratur sesuai dengan tujuan.

VIII. KESIMPULAN

Segala jenis hubungan dua individu berbeda spesies yang membuat satu
pihak untung dan pihak lain dirugikan, disebut simbiosis parasitisme. Sifat
parasit yaitu tidak akan membunuh inangnya karena kalau inangnya mati,
maka parasitnya juga akan mati karena kekurangan sumber makanan.

IX. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Fried, G. H. dan Hademenos, G. J. 2006. Teori dan Soal-soal Biologi Edisi
Kedua. Alih bahasa oleh Damaring Tyas. 1999. Jakarta: Erlangga.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Setiadi, D., Muhadiono, I., dan Yusron, A. 1989. Penuntun Praktikum
Ekologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Subchan, Wachju. 2005. Ekologi Eksperimental. Jember: Universitas Jember.

X. KESULITAN YANG DIALAMI

Kesulitan yang kami alami menemukan ekosisitem darat alami yang berada
di sekitar tempat tinggal kami.

XI. FOTO PRAKTIKUM

Foto Persiapan Praktikum Pengamatan Komponen Abiotik

Foto Pengamatan Ekosistem Alami
Foto Pengamatan Ekosistem Buatan

LAPORAN PRAKTIKUM IPA SD

PENGARUH DETERJEN TERHADAP
PERKECAMBAHAN (Terbimbing)

Nama : MUHAMMAD EFENDI
NIM : 857807197
POKJAR :PGSD SI (BI) 2020 KELAS B

UPBJJ SURAKARTA
2020

KEGIATAN PRAKTIKUM 2

PERCOBAAN 2, PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN

A. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

B. Alat dan Bahan
1. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 10 buah
3. Kertas saring/ tissue secukupnya
4. Kertas timah secukupnya
5. Mistar dengan skala mm 1 buah
6. Kertas label
7. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
8. Air ledeng secukupnya
9. Deterjen serbuk 1 gr

C. Landasan Teori
Menurut Otto Sumarwoto lingkungan adalah semua benda dan kondisi yang

terdapat di dalam ruang dimana manusia itu berada dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup manusia. Sehingga apabila terdapat hal lain yang masuk ke
dalam lingkungan maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap
kehidupan manusia seperti terjadinya pencemaran. Masalah pencemaran
sendiri muncul sebagai akibat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh
manusia.

Pencemaran lingkungan adalah kegiatan masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
kemudian merubah tatanan lingkungan menjadi turun sampai tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sehingga masalah pencemaran merupakan masalah yang kompleks yang dialami
oleh semua manusia.

Secara umum apabila dilihat dari media yang dicemari pencemaran
lingkungan terbagi menjadi 3 yaitu Pencemaran air (water polution),
Pencemaran udara (air pollution), dan Pencemaran tanah (soil pollution).
Ditinjau dari bahan perncemarannya, pencemaran dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu pencemaran limbah, pencemaran sampah, pencemaran
insektisida, pencemaran raidiasi, pencemaran nanoteknologi, pencemaran
kimia, pencemaran biologi, pencemaran fisik, dan pencemaran suara.
Sedangkan, berdasarkan tingkat pencemarannya, pencemaran terbagi menjadi 3
golongan yaitu ringan, kronis, dan akut. Dalam praktikum ini kami akan

mencoba melakukan percobaan pencemaran air dengan menggunakan deterjen

dan kacang hijau sebagai lingkungan yang terkena pencemaran.

D. Prosedur Percobaan
1. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1% dan
larutan kontrol berupa air sumur. Dengan cara:
a. Melarutkan 1 gr deterjen serbuk ke dalam air sumur hingga 100 ml
dengan menggunakan botol air mineral 1500ml. Kemudian mengambil
500ml dan memasukkan ke dalam botol air mineral 600ml berlabel
100%
b. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml
yang berlabel 50%
c. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml
yang berlabel 25%
d. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml
yang berlabel 12,5%
e. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml
yang berlabel 6,25%
f. Menambahkan air 500ml kedalam botol air mineral 1500ml kemudian
mengambil 500ml dan memasukkan kedalam botol air mineral 600ml
yang berlabel 3,1%
2. Menyediakan 7 gelas air mineral 240ml dan memberi label
I  100%
II  50%
III  25%
IV  12,5%
V  6,25%
VI  3,1%
Kontrol  0% (air sumur)

3. Kemudian memberi lingkaran kertas tissue kedalam masing-masing gelas
4. Merendam selama ± 5menit kacang hijau didalam baskom yang sudah terisi air.

Kemudian mengambil dan membuang kacang hijau yang mengapung dan
menggunakan kacang hijau yang tenggelam untuk percobaan.
5. Mengambil kcang hijau yang tenggelam dan memasukkan kedalam gelas air mineral
240ml sebanyak 10 biji pada masing-masing gelas
6. Mengisi gelas yang sudah terisi kacang hijau dengan larutan didalam botol air mineral
600 ml sesuai dengan label yang sama ±100 ml
7. Menutup gelas dengan kertas timah agar tidak ada cahaya yang dapat masuk
8. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam (pengamatan dilakukan setiap pukul
16.30 WIB)
9. Mencatat hasil pengamatan dilembar kerja

E. Hasil Pengamatan

No. Konsentrasi larutan deterjen hari ke-1 (24 jam)

1. 100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
2.
3. 3 34 6 34 0
4.
5. 2 04 5 30 2
6.
7. 1 34 0 30 0
8.
9. 1 22 0 30 4
10.
jml 2 32 2 22 3
Rata-rata
1 32 2 43 0

1 33 2 43 0

1 42 2 34 3

1 23 3 23 5

0 22 3 44 5

14 25 28 25 31 26 26

1,5 2,7 2,8 3,1 3,1 3,25 3,7

No Konsentrasi larutan deterjen hari ke-2 (48 jam)

1. 100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
2.
3. 4 57 8 46 0
4.
5. 3 06 7 46 4
6.
7. 2 54 0 60 0
8.
9. 2 34 0 50 7
10.
Jml 3 33 4 65 8
Rata-rata
3 45 4 64 5

2 53 3 55 0

2 56 4 44 6

1 45 5 45 6

0 54 5 56 8

22 41 46 40 49 49 44

2,4 4,3 4,6 4,9 4,9 5,12 6,3

Tabel 2.10
Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan

Grafik 2.2

Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam dan 48 jam

F. Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)
Jawaban : Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan konsentrasi
larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan kontrol merupakan larutan yang
paling baik untuk perkecambahan kacang hijau

2. Apa kesimpulan Anda bila pda larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
Jawaban : Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati, maka hal ini
menandakan bahwa biji kacang hijau tersebut bukan merupakan bibit yang unggul.

3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau didalam gelas piala harus ditutup dengan kertas
timah?
Jawaban : Karena kertas timah bertujuan untuk mengurangi intensitas cahaya yang
masuk dalam gelas, pengurangan intensitas cahaya dilakukan karena cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan
cahaya yang cukup, ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan
pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.

G. Pembahasan
Pencemaran lingkungan berdampak pada kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.

Percobaan deterjen terhadap perkecambahan merupakan contoh pencemaran lingkungan
yang terjadi di air. Deterjen merupakan sumber dari pencemaran air sedangkan kacang
hijau adalah benda yang digunakan sebagai bahan percobaan yang mengukur pengaruh
pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Dalam percobaan deterjen ini ditemukan bahwa
kacang hijau yang telah dicemari deterjen dengan tidak dapat tumbuh dengan maksimal
seperti kacang hijau yang berada pada air netral (tanpa deterjen).

H. Kesimpulan
Seberapapun tingkat pencemaran lingkungan terjadi pencemaran tetap membawa

pengaruh terhadap lingkungannya. Pengaruh tersebut pada dasarnya membawa dampak
yang buruk/ tidak baik bagi lingkungan yang ada di sekitarnya.

I. Daftar Pustaka
Arya, wisnu. 2009. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Andi Publisher.

Wiryono. 2014. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Rochmad, Subardan dkk. 2019. Pencemaran Lingkungan (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

J. Kesulitan-kesulitan yang dialami (Saran dan Masukan)
Tidak ada

K. Foto/ Video Praktikum

Alat dan Bahan

Melarutkan deterjen ke dalam gelas Memasukkan air deterjen pada masing-
kimia 600 ml dengan label 100%, 50%, masing gelas kimia yang telah diberi label.
25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%, Air Ledeng

Merendam Biji Kacang Hijau Memasukkan biji kacang hijau yang telah
di rendam pada larutan deterjen


Click to View FlipBook Version