Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 25 cm
Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 50 cm
Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 1 m
LKPI-10 BIMBINGAN
MODUL 7 OPTIK
KP. 2 Lensa Cembung dan Cermin Cekung
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
A. JUDUL PERCOBAAN
Lensa Cembung dan Cermin Cekung
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung
C. ALAT DAN BAHAN
1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)
D. LANDASAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan
kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu
lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat
mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau
konvergen (Sarojo, 2011).
Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:
i. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f.
Perhatikan gambar berikut!
Gambar Berkas Sinar Istimewa I
ii. Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
iii. Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)
Gambar Berkas Sinar Istimewa III
(Sunaryono, 2010)
Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung
pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya.
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus
f, perhatikan gambar berikut:
Gambar Berkas Sinar Istimewa I
b) Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
c) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan
Gambar Berkas Sinar Istimewa III
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN LENSA CEMBUNG
a) Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b) Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d) Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]
2. PERCOBAAN CERMIN CEKUNG
a) Susunlah alat seperti gambar
b) Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan paling tajam
c) Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)d. Ulangi percobaan beberapa kali
dengan kedudukan benda yang berbeda
F. HASIL PENGAMATAN Jarak bayangan s’ (cm) Keterangan Hasil
1. Lensa Cembung 85 Bayangan
No Jarak Benda s (cm)
Terbalik diperbesar
12
24 65 Terbalik diperbesar
35 50 Terbalik diperbesar
48 45 Terbalik diperbesar
5 10 20 Terbalik diperbesar
2. Cermin Cekung Jarak bayangan s’ (cm) Keterangan Hasil Bayangan
No Jarak Benda s
(cm) 11 Terbalik diperbesar
11 10 Terbalik diperbesar
22 9 Terbalik diperbesar
33 8 Terbalik diperbesar
44 7 Terbalik diperbesar
55
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
2. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak ½ x jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan terhadap lensa
cembung tersebut ?
Jawaban pertanyaan :
1. Jarak fokus lensa cembung :
diketahui : s = 45
s’ = 55
ditanyakan f = ...
Jawab =
= ==
f = 24,75 cm = 24 ¾ cm
2. Kekuatan lensa (p)
3. Jarak fokus cermin cekung =
diketahui : s = 60
s’ = 170
ditanyakan f = ...
Jawab =
== =
f = 44,35 cm
H. PEMBAHASAN =
Titik fokus dicari dengan rumus
Kekuatan lensa (p)
I. KESIMPULAN =
Titik fokus dicari dengan rumus
Kekuatan lensa (p)
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan dalam mencari alat dan bahan, beberapa kali datang ke berbagai sekolah
untuk meminjam alat dan bahan namun rata-rata SD tidak memiliki alat tersebut
L. FOTO PRAKTIKUM
Alat dan bahan
Proses dan Hasil Percobaan
TUTOR SURAKARTA,21 Oktober 2020
PRAKTIKAN
SITI LATIFAH, M.Pd
NIP. 197211051998022001 MUHAMMAD EFENDI
NIM. 857807197
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 8 : LISTRIK DAN MAGNET
(TERBIMBING)
NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
LKPI-9 BIMBINGAN
MODUL 8 : LISTRIK DAN MAGNET
KP.1 KELISTRIKAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 8 LISTRIK DAN MAGNET
KP 1. KELISTRIKAN
PERCOBAAN 1 MUATAN LISTRIK
I. JUDUL PERCOBAAN
Muatan Listrik
II. TUJUAN
1) Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang timbul dari
sifat muatan.
2) Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.
III. ALAT DAN BAHAN
1) Bola pingpong 2 buah.
2) Benang jahit secukupnya.
3) Lembaran wool dan nilon.
4) Tas plastik.
5) Isolasi.
6) Sisir plastik.
7) Potongan kertas yang kecil-kecil.
IV. LANDASAN TEORI
Muatan listrik merupakan sifat ataupun muatan dasar yang dibawa partikel dasar
sehingga menimbulkan partikel dasar tersebut hadapi style tarik menarik serta
tolak menolak. Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif serta
negatif. Bila 2 barang mempunyai muatan yang sama akan tolak menolak serta
kedua barang akan tarik menarik bila mempunyai muatan yang berbeda jenis.
Butuh dikenal, partikel dasar serta subatomik seperti elektron serta proton
mempunyai muatan listrik. Elektron bermuatan negatif serta proton bermuatan
positif.
Muatan listrik merupakan muatan dasar yang dimiliki sesuatu barang, yang
buatnya menghadapi style pada barang lain yang bersebelahan serta pula
mempunyai muatan listrik. Simbol Q kerap digunakan untuk menggambarkan
muatan. Sistem Satuan Internasional (Sang) dari satuan Q merupakan coulomb,
yang ialah 6,24 x 1018 muatan dasar.
Jenis Muatan Listrik
Ada pula jenis muatan listrik antara lain yaitu :
Muatan Listrik Positif (Proton)
Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Positif biasanya bersifat saling tolak
menolak dengan sesuatu barang yang bermuatan, serta dalam perihal ini terjalin
sebab muatan positif itu sejenis sehingga akan beraksi saling tolak menolak.
Muatan Listrik Negatif( Elektron)
Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Negatif pada sesuatu barang bisa
ditentukan bila ada barang yang mempunyai muatan negatif serta saling tolak
menolak dengan plastik yang mempunyai muatan, hingga bisa ditentukan kalau
muatan barang tersebut negatif.
Uraian lebih lengkapnya yaitu :
Muatan 1 elektron=- 1,6. 10-19 coulomb
Muatan 1 proton= +1,6. 10-19 coulomb
Muatan listrik sesuatu barang ditetapkan oleh jumlah proton serta elektron yang
dikandung barang tersebut.
Bila suatu barang kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron
Σ Proton), hingga barang tersebut bermuatan negatif
Bila suatu barang kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ
elektron<Σ Proton), hingga barang tersebut bermuatan positif
Bila jumlah elektron = jumlah proton (Σ proton=Σ elektron) hingga
barang tersebut tidak bermuatan (muatan netral)
Sifat – sifat Muatan Listrik
Benda – benda yang bermuatan listrik, apabila saling didekatkan bisa
menghadapi gaya tarik ataupun gaya tolak.
Gaya tarik terjadi apabila barang yang didekatkan mempunyai muatan listrik
yang berbeda (muatan positif serta negatif).
Gaya tolak terjadi apabila barang yang didekatkan mempunyai muatan listrik
yang sejenis ataupun sama (muatan positif dengan positif ataupun muatan negatif
dengan negatif).
Dengan demikian, sifat – sifat barang bermuatan listrik bisa disimpulkan sebagai
berikut :
Benda – benda yang mempunyai muatan listrik sejenis akan saling tolak
menolak.
Benda – benda yang mempunyai muatan listrik tidak sejenis akan saling
tarik menarik.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menggantung sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Gosoklah tas plastik pada baju Anda
beberapa kali, kemudian dekatkan pada bola pingpong. Amatilah apa yang
terjadi!
2. Mengosok sisir pada rambut Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada
potongan-potongan kertas yang terletak di atas meja. Amatilah apa yang
terjadi!
3. Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup
lama. Berikan penjelasan!.
4. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantungkan ke
bagian pinggir meja (tempelkan dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola
(jangan sampai bersentuhan). Amati apa yang terjadi!
5. Menggosok bola kiri dan kanan dengan kain wool, dekatkan keduanya.
Amati apa yang terjadi!
6. Melengkapi tabel di bawali ini dengan hasil pengamatan Anda. Apakah
hasilnya "tolak-menolak" atau "tarik-menarik".
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan
digosok dengan
wool Plastik nilon
wool
Plastik
nilon
VI. HASIL PENGAMATAN
1) Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
2) Ada muatan listrik
3) Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir
sudah habis.
4) Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong.
5) Saling menolak karena karena kedua bola pingpong bermuatan listrik sejenis
akibat gosokan dengan kain wool.
6) Tabel hasil pengamatan
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan
digosok dengan wool Plastik nilon
wool Tarik menarik Tarik menarik Tarik menarik
Plastik Tarik menarik Tolak menolak Tarik menarik
nilon Tarik menarik Tarik menarik Tolak menolak
VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi?
Jawab : Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung
muatan listrik.
2) Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
Jawab: Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3) Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A, B, C, dan D. Bila di
diketahui benda A menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik D. Bila A
bermuatan negatif, tentukanlah jenis muatan B, C, dan D!
Jawab: Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik
C, C menarik D. Diketahui A bermuatan negatif maka:
a) B bermuatan positif
b) C bermuatan negatif
c) D bermuatan positif
4) Apa yang dapat Anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun
muatan yang berlawanan?
Jawab: Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan
berlawanan adalah tarik menarik.
VIII. PEMBAHASAN
a) Ketika tas plastik digosokkan pada baju selama beberapa kali kemudian
didekatkan pada bola pingpong, maka terjadi gaya tarik menarik antara tas
plastik dengan bola pingpong.
b) Ketika sisir digosokkan pada rambut selama beberapa kali kemudian
didekatkan pada potongan-potongan kertas, maka beberapa potongan kertas
akan menempel pada permukaan sisir yang digosokkan pada rambut. Hal ini
menunjukkan adanya muatan listrik.
c) Jika sisir dibiarkan dalam waktu yang cukup lama kemudian baru ditempelkan
pada potongan-potongan kertas, maka potongan kertas tidak bisa menempel
pada permukaan sisir karena gaya listrik pada sisir sudah habis.
d) Ketika dua bola pingpong diikatkan pada bagian pinggir meja lalu dua bola
tersebut didekatkan, maka tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola
pingpong.
e) Ketika bola kiri dan bola kanan digosokkan dengan kain wool lalu keduanya
didekatkan, maka keduanya akan saling menolak karena kedua bola pingpong
bermuatan listrik sejenis akibat gosokan dengan kain wool.
IX. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan sebagai berikut :
a) Benda netral memiliki jumlah proton yang sama dengan jumlah elektron,
benda yang netral dapat bermuatan listrik positif atau negatif dengan cara
melepas atau menangkap elektron.
b) Pemberian muataan pada benda dapat dilakukan dengan menggosok suatu
benda dengan benda yang lain.
c) Listrik statis terjadi akibat adanya dua benda yang bermuatan listrik.
d) Muatan listrik yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik
yang tidak sejenis akan tarik menarik.
X. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/muatan-listrik-pengertian-jenis-
sifat-sifat-persamaan-rumus-muatan-dan-contoh-soal.html. Diakses
pada Rabu, 18 November 2020.
XII. LAMPIRAN
Dokumentasi Pecobaan Muatan Listrik
Tahap
Awal
Menyiapkan alat dan bahan percobaan
Tahap
Kegiatan
Tahap
Akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 8 LISTRIK DAN MAGNET
KP 1. KELISTRIKAN
PERCOBAAN 2 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
I. JUDUL PERCOBAAN
Arus dan Tegangan Listrik
II. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3. Bola lampu 2,5 volt - 3,6 volt/0,007A 3 buah.
4. AVO meter 1 buah.
5. Dudukan baterai 3 buah.
IV. LANDASAN TEORI
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik disimbolkan dengan huruf "I" dan
satuannya adalah Coulomb/detik atau Ampere (A).
I=Q/t
Selain itu besarnya arus listrik adalah proporsional dengan tegangan yang
diberikan dan juga besarnya tahanan pada penghantar.
I=V/R
V = Tegangan, R = Tahanan/resistansi
Tegangan
Tegangan adalah beda potensial antara dua titik rangkaian listrik yang
memberi tekanan ke arus listrik untuk mengalir. Tegangan disimbolkan
dengan "V" dan satuannya adalah Volt.
V=IxR
Hambatan
Elektron-elektron yang mengalir di penghantar cenderung mengalami
gesekan dan perlawanan. Perlawanan ini lah yang disebut dengan
"Resistansi atau Hambatan". Sesuai dengan namanya, hambatan bersifat
menghambat arus listrik (laju elektron yang mengalir) dan efek dari
penghambatan ini bisa menimbulkan energi lain seperti panas, cahaya.
Hambatan disimbolkan dengan huruf "R" dan memiliki satuan "Ohm".
R=V/I
Hukum Ohm
Arus listrik akan mengalir dalam pengahantar jika memenuhi dua syarat
yaitu adanya tegangan dan rangkaiannya tertutup.
Jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dipengaruhi oleh
besarnya tegangan yang diberikan dan juga besarnya hambatan. Jika
tegangan dinaikkan, maka arus listrik akan meningkat. Namun, jika
hambatannya juga dinaikkan maka arus akan melemah.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1: Arus Listrik
1. Menyusun 3 buah baterai secara seri! Buatlah gambar rangkaiannya.
2. Menghubungkan kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub
(-).
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu
(dipilih salah satu dari bola lampu 2,5 volt - 5,6 volt). Jika lampu menyala
menandakan adanya aliran anus dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi
jika belum menyala periksalah sebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan
amperemeter yang dipasang secara seri, catat besarnya. Tetapi jika tidak
tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus
yang mengalir.
5. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut.
Tentukan apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor, dengan
cara mengisi hasil pengamatan Anda pada tabel berikut ini.
Berilah tanda cek (v) pada tabel berikut ini
No. Bahan Lampu Koduktor
Menyala Tidak Ya Tidak
1 Kawat besi
2 Kawat tembaga
3 Sendok perak
4 Kayu
5 Karet penghapus
6 Grafit (mata
pensil)
7 Kertas
8 Tas plastik
9 Air keran
10 Air garam
Percobaan 2: Tegangan Listrik
1) a. Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini
b. Kemudian membuat rangkaian seperti gambar berikut.
c. Melanjutkan dengan membuat rangkaian seperti gambar berikut.
Setelah saklar S ditutup, apakah nyala lampu (tidak menyala,menyala
redup ,nyala lebih terang,nyala sangat terang). Mengapa demikian?
d. Melakukan hal yang sama pada langkah a,b,c dengan menggunakan 3 buah
baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah dan berikan penjelasan!
2) Mengapa percobaan langkah b,c, dan d nyala lampu berbeda?
VI. HASIL PENGAMATAN Tabel 8.1 Koduktor
1. Percobaan 1: Arus listrik Lampu Ya Tidak
No. Bahan Menyala Tidak
1 Kawat besi
2 Kawat tembaga
3 Sendok perak
4 Kayu
5 Karet penghapus
6 Grafit (mata
pensil)
7 Kertas
8 Tas plastik
9 Air keran
10 Air garam
2. Percobaan 2: Muatan listrik
a. Membuat rangkaian listrik
Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak
ada tegangan listrik
b. Membuat rangkaian listrik
Menutup Saklar (s, ternyata lampu menyala agak terang karena muatan
listrik yang mengalir lebih besar.
c. Membuat rangkaian
Setelah menutup saklar ditutup ternyata lampu menyala lebih terang
karena muatan listrik yang mengalir lebih besar lagi. Hal ini karena
disebabkan jumlah baterainya juga lebih banyak
d. Setelah menutup saklar, lampu menyala sangat terang karena jumlah
baterai banyak, sehingga muatan listrik yang mengalir juga besar.
VII. PERTANYAAN
1. Dari hasil penagamatan anda, jelaskan pengertian arus listrik dan tegangan
listrik?
Jawab:
Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah. Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan
hambatan listrik.
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
Jawab :
Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang.
3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik?
Jawab :
Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)
4. Tentukanlah mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah
baterai ya ng disusun secara seri atau parallel? Mengapa demikian?
Jawab :
Paralel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang mengalir
lebih sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.
5. Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan anda tentang:
a) Arus listrik.
b) Tegangan listrik.
Jawab :
a) Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu, arus listrik dapat diukur dalam satuan
Coulomb/detik atau Ampere.
VIII. PEMBAHASAN
a) Saat bahan yang digunakan kawat besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit,
air keran, dan air garam, lampu dapat menyala. Hal ini menunjukkan muatan
listrik dapat mengalir melalui bahan-bahan tersebut sehingga bahan tersebut
termasuk bahan konduktor.
b) Saat bahan yang digunakan kayu, karet penghapus, kertas, dan tas plastik,
lampu tidak menyala. Hal ini menunjukkan muatan listrik tidak dapat
mengalir melalui bahan-bahan tersebut sehingga bahan tersebut bukan bahan
konduktor atau biasa disebut bahan isolator.
c) Pada rangkaian gambar 1 menunjukkan rangkaian listrik terbuka sehingga
muatan listrik tidak dapat mengalir dan lampu tidak menyala.
d) Pada rangkaian gambar 2, 3, dan 4 menunjukkan rangkaian listrik tertutup
sehingga muatan listrik dapat mengalir dan lampu menyala. Semakin banyak
jumlah baterai yang disusun seri semakin besar tegangan yang dihasilkan
sehingga muatan yang mengalir semakin besar dan nyala lampu semakin
terang.
IX. KESIMPULAN
1. ARUS LISTRIK
Tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari
bahan bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan
sebagai konduktor adalah : kawat besi, kawat tembaga, sendok perak,
grafit, air kran, dan air garam dan bahan yang tidak dapat dialiri listrik
(isolator) adalah : kayu, karet penghapus, kertas, dan tas plastik.
2. TEGANGAN LISTRIK
Untuk menghasilkan arus harus ada muatan yang mengalir sehingga
lampu dapat menyala pada rangkaian listrik tertutup dan tidak menyala pada
rangkaian listrik terbuka. Semakin besar sumber tegangan maka nyala lampu
akan semakin terang.
X. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://munarohwaroh96.wordpress.com/kegiatan/data-data-ipa/materi-
fisika/pengertian-hambatan-arus-tegangan-dan-bunyi-hukum-ohm/ .
Diakses pada hari senin, 16 November 2020.
XII. LAMPIRAN
Dokumentasi Percobaan Arus dan Tegangan Listrik
Tahap
Awal
Alat dan Bahan
Tahap
Kegiatan
Tahap
Akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL 8 LISTRIK DAN MAGNET
KP 1. KELISTRIKAN
PERCOBAAN 3 ENERGI LISTRIK
I. JUDUL
Energi Listrik
II. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3. Bola lampu 2,5 volt - 3,6 volt/0,007A 3 buah.
4. AVO meter 1 buah.
5. Dudukan baterai 3 buah.
IV. LANDASAN TEORI
Pengertian Energi Listrik
Energi atau tenaga adalah kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha atau
kerja. Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan.
Ini berarti bahwa energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk
energi yang lain. Contoh energi listrik berubah ke energi panas, cahaya, gerak,
dan bunyi.
Tentu tidak ada hal yang ideal dari perubahan satu bentuk energi ke bentuk energi
yang lain, hal ini disebabkan dalam satu perubahan tidak hanya satu wujud
perubahan namun diikuti oleh perubahan yang lain, misal saat energi listrik
berubah ke energi cahaya, juga akan diikuti oleh perubahan energi panas.
Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energi
yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan amper (A) dan tegangan listrik
dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan
satuan Watt (W) untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan,
mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik
untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. (Wikipedia)
Maka pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau
menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan
muatan dari satu titik ke titik yang lain).
Kalian telah mempelajari bahwa arus listrik terjadi karena aliran elektron di dalam
suatu penghantar. Elektron bergerak dari potensial rendah ke potensia yang tinggi.
Pada saat terjadinya pergerakan elektronelektron, tidak menutup kemungkinan
terjadinya saling bertumbukan. Akibat tumbukan ini bisa menimbulkan energi
panas, bukan?
Hal ini dapat diterangkan jika energi yang dialirkan dari sumber tegangan pada
penghantar diperbesar, maka jumlah elektron yang bergerak makin besar dan
cepat sehingga tumbukan antara elektron yang satu dengan yang lain dalam atom-
atom mempunyai probabilitas yang bertambah besar.
Oleh karena itu, bahan suatu penghantar yang digunakan selain mempunyai sifat
konduktor yang baik juga diperhatikan titik leburnya.
Ingat konduktor yang baik merupakan penghantar panas yang baik pula, sehingga
penghantar tersebut akan menyebarkan panas ke seluruh bagian penghantar secara
merata dan cepat.
Rumus dan Satuan Energi Listrik
Apabila di dalam sebuah rangkaian diberi beda potensial V sehingga mengalirkan
muatan listrik sejumlah Q dan arus listrik sebesar I, maka energi listrik yang
diperlukan,
W = Q V dengan Q = I t
Keterangan :
W = Energi listrik ( Joule)
Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V = Beda potensial ( Volt )
W adalah energi listrik dalam satuan joule, di mana 1 joule adalah energi
diperlukan untuk memindahkan satu muatan sebesar 1 coulomb dengan beda
potensial 1 volt. Sehingga 1 joule = coulomb × volt.
Sedangkan muatan per satuan waktu adalah kuat arus yang mengalir maka energi
listrik dapat ditulis, Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan
W = (I.t).V
W=VIt
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka
diperoleh perumusan
Dari persamaan-persamaan menunjukkan bahwa besarnya energi listrik
tergantung pada muatan, beda potensial, arus listrik, hambatan, dan waktu.
Semakin besar muatan, kuat arus, beda potensial dan waktu, semakin besar pula
energinya. Sedang untuk hambatan, semakin besar hambatan, energi semakin
kecil.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini (3 baterai dirangkai secara seri)
2. Menutup saklar S, kemudian biarkan beberapa saat.
a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat
b. Setelah ± 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat, apa yang
terjadi?
3. Membuka saklar S, letakkan pa a ujung termometer pa a lilitan ka at atat
skala ang itunjukkan termometer ( C)
4. enutup saklar , kemu ian setelah menit men atat skala ang itunjukkan
termometer ( C)
5. Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar ditutup?
Mengapa demikian?
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Menutup saklar S, kemudian biarkan beberapa saat.
a. Lilitan menjadi panas.
b. Korek api akan terbakar.
2. Membuka saklar S, letakkan pada ujung termometer pada lilitan kawat.
Catat skala yang ditunjukkan termometer 36oC
3. Menutup saklar S, kemudian setelah 2 menit mencatat skala yang
ditunjukkan termometer 74oC
4. Ada kenaikan karena perubahan energi listrik menjadi energi panas.
VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1) Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika
listrik?
Jawab: Perubahan energi yang terjadi saat menggunakan setrika adalah
perubahan energi listrik menjadi energi kalor.
2) Dua buah batrai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai
secara seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai
tahanan 2 Ohm. Hitunglah:
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
b. Daya listriknya
c. Energi yang digunakan selama 1 menit
Jawab:
Diketahui:
V = 1,5 V + 1,5 V = 3V
R = 0,5 x = 1 Ohm (Ω)
t = 1 menit = 60 detik
Ditanya: Kuat arus = … ?
Da a = … ?
Energi = … ?
Jawab:
a) Kuat arus yang mengalir
I = V / (r + R) = 3 / (1+ 2)
I=3/3
I=1A
Kuat Arus total = 1 A+ 3 A = 4 A
b) Daya listrik
c) Energi selama satu menit
W = 180 Joule
3) Kesimpulan apa yang dapat diambil tentang percobaan energi lisrtik?
Jawab : Energi listrik dapat diubah menjadi energi yang lain, misalnya
energi kalor.
VIII. PEMBAHASAN
a) Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang
menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam konduktor.
b) Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain.
IX. KESIMPULAN
Energi listrik dapat diubah menjadi panas. Hal tersebut ditunjukkan oleh
perbedaan suhu ketika saklar dibuka dan di tutup. Ketika saklar ditutup
terdapat peningkatan suhu dari 36oC menjadi 74oC hal tersebut terbukti
dengan terbakarnya korek api ketika saklar ditutup.
X. KENDALA
Tidak ditemukan kendala yang berarti dalam praktikum ini.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT.
Gramedia.
https://www.berpendidikan.com/2015/10/pengertian-dan-rumus-energi-listrik-
beserta-satuannya.html. Diakses pada hari Selasa, 17 November 2020.
XII. LAMPIRAN
Dokumentasi Percobaan Energi Listrik
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 1: MAHLUK HIDUP
KP 2 : SIMBIOSIS
NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
PRAKTIKUM IPA DI SD / PDGK 4107
MODUL 1 KP 2 : SIMBIOSIS
MANDIRI
A. JUDUL PERCOBAAN
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis Mutualisme
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar.
Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.
Mengidentifikasi simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang
berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup
berdampingan. Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara
dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis
disebut simbion.
The word symbiosis literally means "together life". It refers to organisms that live
in close approximation; often one cannot live without the other. In extreme cases, one
organism actually lives inside the other organism (Marietta College, 2008). Istilah
symbiosis berarti ‘hidup bersama’, istilah ini mengacu pada organisme yang hidup
sangat dekat, bahkan kadang suatu individu tidak dapat hidup tanpa individu yang lain.
Bahkan pada beberapa kasus, satu organisme hidup di dalam organisme lainnya.
Simbiosis merupakan suatu pola hubungan antara dua makhluk hidup yang
berbeda jenis. When individuals oftwo or more species live in direct and in·timate
contact with one another, their relationship is called symbiosis (Campbell and
Reece, 2007: 1202). Ketika individu dari dua atau lebih spesies hidup secara
langsung dan berhubungan dengan satu dan lainnya, maka hubungan ini disebut
sebagai simbiosis.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simbiosis merupakan bentuk hubungan
interaksi antara dua organisme dari dua spesies yang berbeda yang mana interaksi
tersbut dapat saling menguntungkan, menguntungkan yang satu dan merugikan yang
lain, atau dapat juga menguntungkan organisme satu dan tidak memberikan pengaruh
apapun terhadap organisme yang lain.
Simbiosis terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, saling
membutuhkan satu sama lain, sehingga kemudian mereka saling berinteraksi,
walaupun interaksi tersebut dapat merugikan salah satu organisme. Beberapa
bentuk simbiosis sangat rumit sehingga sangat sulit untuk menjelaskan mana
organisme yang memulai atau yang mengakhirinya. Kebanyakan organisme
yang terlibat dalam interaksi simbiosis hanya mengerti bahwa interaksi yang
terjadi diantara mereka merupakan mekanisme bertahan hidup, cara organisme
tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, perilaku yang
merupakan insting dalam menghadapi seleksi alam.
Bentuk hubungan interaksi ini dapat berupa cara suatu organisme untuk
bertahan sehingga menyebabkan satu organisme yang tidak dapat hidup tanpa
organisme lain (obligate) atau berupa hubungan dimana keberadaan suatu
organisme tidak begitu penting bagi organisme lain (facultative). Simbiosis
sangatlah luas dan penting dalam kehidupan bagi banyak organisme dan
memiliki peran ekologis yang penting dalam ekosistem alam.
Segala interaksi baik yang merugikan, menguntungkan dengan yang lain
tidak berpengaruh apapun, ataupun salah satu untung dan lainnya rugi,
merupakan simbiosis. Berdasarkan kualitas hubungan tersebut, simbiosis
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme,
dan simbiosis komensalisme.
Menurut Dwidjoseputro (1994), simbiosis mutualisme adalah bila dua spesies
makhluk hidup, hidup bersama masing – masing mendapat keuntungan dan kedua
populasi dapat berkembang dengan baik. Menurut Susanto P, Sarjan dan Handayani
(2004 : 42) ,simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua jenis mahkluk hidup
dimana yang satu beruntung dan yang lain dirugikan.
Menurut Susanto P, Sarjan dan Handayani (2004 : 41 ) simbiosis komensalisme
adalah hubungan antara dua mahkluk hidup dimana salah satu mendapat untung,
sedangkan yang lain tidak dirugikan dan tidak pula diuntungkan
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Praktikan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Praktikan berkeliling di lingkungan sekitar tempat tinggal.
3) Setelah itu, praktikan mengamati mahluk hidup di sekitar dan mengidentifikasi
beberapa simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme yang
terjadi antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan; atau antara
tumbuhan dengan tumbuhan.
4) Praktikan menemukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi.
5) Praktikan mengambil gambar atau foto makhluk hidup yang termasuk dalam salah
satu simbiosis.
6) Praktikan menuliskan hasil identifikasi hubungan antar mahluk hidup di lingkungan
sekitar.
7) Praktikan menganalisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang
diuntungkan.
8) Praktikan menuliskan jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan
simbiosis tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
No. Jenis hubungan Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan
parasitisme
Jenis Jenis kerugian Jenis Jenis
1 Kutu dengan mahluk mahluk keuntungan
Kucing hidup Darah kucing hidup
Kucing yang diisap Kutu Kutu
Kutu memperoleh
makanan dari
kucing yaitu
darahnya.
2 Pohon mangga Pohon Produksi Benalu Menyerap
dengan benalu mangga makanan makanan dari
berkurang inangnya
bahkan tidak
bisa berbuah.
3 Kupu-kupu putih Tanaman Tanaman pucuk Kupu- Memakan
(kleper) dan pucuk merah dimakan kupu dedaunan yang
Tanaman pucuk merah daunnya putih ada di tanaman
merah sehingga pucuk (kleper) pucuk merah.
merah cepat
mati.
4 Teh-tehan dan tali Teh-tehan Teh-tehan Tali putri Memperoleh
putri diambil nutrisi dari Teh-
nutrisinya tehan.
sehingga teh-
tehan akan
kekurangan
nutrisi hingga
5 Jamur dan kucing Kucing mati. Jamur Dapat
Gatal–gatal
pada kulit melangsungkan
kehidupan
dengan
mengambil
makanan dari
kulit kucing.
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
No. Jenis hubungan simbiosis Pihak yang diuntungkan Jenis mahluk
hidup yang tidak
Jenis mahluk Jenis diuntungkan atau
dirugikan
hidup keuntungan
Pohon sawo
1 Anggrek dengan Pohon Anggrek Mendapat
Sawo tempat tinggi Tumbuhan Inang
untuk
2 Sirih dan tumbuhan Sirih memperoleh Pohon Jati
inangnya cahaya
matahari
3 Tumbuhan paku dan pohon Tumbuhan Mendapat
jati Paku tempat tinggi
untuk
memperoleh
cahaya matahar
Tumbuhan
paku bisa
mendapatkan
sinar matahari
untuk
melaksanakan
fotosintesis.
4 Tumbuhan Paku Tanduk Tumbuhan Mendapatkan Tumbuhan
Rusa dan Inangnya paku tanduk cahaya inangnya
rusa matahari yang
lebih baik.
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme
No. Jenis hubungan Pihak I yang diuntungkan Pihak II yang
simbiosis
diuntungkan
1 Kupu-kupu dengan
Tanaman Kamboja Jenis Jenis Jenis Jenis
mahluk keuntungan
2 Semut hitam dan hidup mahluk keuntungan
tanaman jati Kupu-kupu Mendapat
nektar dari hidup
Semut bunga
hitam Dapat Tanaman Membantu
membuang Kamboja penyerbukan
sarang pada
tumbuhan tanaman Melindungi
jati tumbuhan
dari serangan
hama.
3 Lebah dan tanaman Lebah Mendapat Tanaman Membantu
bunga jengger nektar dari Bunga penyerbukan
bunga Jengger
4 Enceng gondok dan ikan Ikan Komet Mendapat Enceng Mendapatkan
komet tempat nutrisi
persembunyian gondok
dari enceng
gondok
5 Kerbau dan burung jalak Burung Mendapat Kerbau Badannya
jalak makanan menjadi
berupa kutu bersih dari
dari badan kutu
kerbau
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Simbiosis Parasitisme
1) Apakah hubungan kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan simbiosis
parasitisme?Jelaskan !
2) Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang menyebabkan
kematian pada inangnya ? Jelaskan !
Jawaban :
1) Hubungan antara kutu anjing dan anjing merupakan hubungan parasitisme,
karena kutu anjing diuntungkan dengan cara menghisap darah anjing.
Sedangkan anjing dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita gatal-
gatal (penyakit kulit).
2) Pada hubungan di atas ada hubungan yang dapat mengakibatkan kematian
misalnya hubungan antara nyamuk, sel kanker dan manusia. Nyamuk aides
aygepty dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Jika terlambat
mendapat pertolongan maka dapat mengakibatkan kematian, nyamuk
cikungunya dapat mengakibatkan kelumpuhan pada manusia, begitu juga sel
kanker, jika mencapai stadium akhir dapat menyebabkan kematian
.
b. Simbiosis Komensalisme
1) Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan
kerugian pada inangnya ? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawaban : Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat
merugikan pihak lain. Misalnya anggrek yang ditanam dua, tiga, atau
lebih pada satu pohon mangga juga dapat menghambat pertumbuhan
pohon mangga atau berkurangnya produktivitas buah mangga karena
intensitas cahaya matahari yang diperoleh menjadi berkurang
c. Simbiosis Mutualisme
1) Di dalam tubuh kita sebenarnya banyak terjadi simbiosis , coba anda sebutkan
beberapa contoh mutualisme yang ada di tubuh kita ! Jelaskan keuntungan bagi
organisme tersebut dan apa pula keuntungannya bagi tubuh kita!
Jawaban :
a. Escherichia Coli dan Manusia
Hasil simbiosis mutualisme ini adalah E coli yang terdapat dalam usus
besar manusia mendapatkan keuntungan berupa makanan sedangkan
manusia mendapatkan keuntungan berupa proses pembusukan makanan
sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh manusia, selain itu manusia
diuntungkan dengan adanya pembentukan vitamin K yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh manusia.
b. Bakteri Bacillus brevis, Bacillus subtilis, dan Bacillus polymyxa
menghasilkan zat antibiotik pada tubuh.
H. PEMBAHASAN
1) Simbiosis Parasitisme
Tabel 1.1 menunjukkan adanya hubungan parasitisme antara dua makhluk
hidup. Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup dimana yang satu pihak
dirugikan dan pihak yang lain diuntungkan. Adanya simbiosis parasitisme sangat
diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme didalam suatu ekosistem.
Hubungan antara kutu pada kucing yaitu kutu memperoleh keuntungan
dikarenakan ia mendapat makanan dengan cara menghisap darah dari kulit kucing.
Sedangkan kucing dirugikan karena gara-gara dihisap darahnya. Selain itu
kehadiran kutu sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan tidak
nyaman.
Selanjutnya ,pola interaksi benalu dan inangnya yaitu pohon mangga juga
termasuk salah satu contoh simbiosis parasitisme. Benalu sesungguhnya memiliki
klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis secara mandiri. Namun ia
mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari pohon mangga. Hal
ini mengingat benalu tak punyai akses akar yang menuju ke tanah. Tumbuhan
inang seperti pohon mangga dirugikan sebab separuh dari hasil penyerapan akar
digunakan untuk perkembangan tanaman benalu.
Pada awalnya tanaman tali putri bersimbiosis dengan tumbuhan teh - tehan,
tumbuhan tanaman tali putri hanya membelit, melilit, dan kemudian hanya sedikit
mengisap sari makanan dari tumbuhan teh – tehan . Kebutuhan nutrisi, air, dan
mineral untuk melanjutkan kehidupannya diambil dari tumbuhan inang. Semakin
lama tanaman tali putri tidak hanya “sedikit menghisap” nutrisi dari inangnya.
Bahkan, tanaman tali putri juga dapat beradu memperebutkan area dan pembagian
cahaya matahari dengan inangnya. Hal tersebut sangat menganggu tumbuhan inang
yaitu teh tehan dalam fotosintesis. .
Kupu-kupu putih atau kleper sering kali kita jumpai. Mereka hinggap dan
tinggal di berbagai macam tanaman. Saat hinggap dan tinggal di suatu tanaman,
kleper tersebut bertelur hingga dewasa tinggal di tanaman tersebut. Sehingga
makanan dari kleper itu juga berasal dari daun-daun tanaman yang dihinggapinya,
missal tanaman pucuk merah. Saat kleper mencari makan, kleper tersebut
memakan daun-daun yang ada di tanaman pucuk merah. Lambat laun daunnya
pada berlubang dan layu, sehingga tanaman pucuk merah tersebut mati.
Contoh simbiosis parasitisme yang terakhir dapat kita temukan pada pola
interaksi antara jamur dengan kucing. Jamur mendapatkan keuntungan karena ia
memperoleh tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit
kucing. Kucing dalam hal ini mendapat kerugian karena merasa gatal dan
ketidaknyamanan
2) Simbiosis Komensalisme
Contoh simbiosis komensalisme yang kedua adalah interaksi antara tanaman
anggrek dengan pohon sawo. Dalam hal ini, tanaman anggrek akan melekat atau
merambat pada pohon sawo dengan tujuan untuk mendapatkan air, sinar matahari
dan senyawa lainnya. Semuanya dibutuhkan untuk melaksanakan fotosintesis.
Cara tanaman anggrek mendapatkan air adalah dengan menyerap air dan juga
mineral yang terdapat pada kulit pohon sawo tersebut. Selain itu, juga sanggup
menyerap dari batang yang telah lapuk. Kejadian ini sebetulnya untung bagi
tanaman anggrek, akan tetapi tidak memberi pengaruh apapun bagi pohon sawo.
Tumbuhan sirih yang merupakan salah satu jenis tanaman yang kerap
ditemukan di lingkungan sekitar kita. Tanaman ini merupakan salah satu contoh
dari simbiosis komensalisme. Dalam hal ini tumbuhan sirih akan tumbuh dengan
cara merambat dan menyesuaikan dengan tanaman yang ditempatinya atau
tanaman inangnya. Tujuan tumbuhan sirih selanjutnya tidak lain adalah untuk
mendapatkan sinar matahari yang memadai agar bisa dilakukan proses fotosintesis
pada tumbuhan. Hal ini pastinya akan memberi tambahan keuntungan bagi
tanaman sirih, akan tetapi tidak memberi dampak apa pun bagi tanaman inangnya.
Pada tumbuhan paku yang melekat pada tumbuhan jati ini serupa halnya
dengan 2 contoh sebelumnya. Dimana tanaman paku akan melekat pada tanaman
jati. Hal ini dilakukan agar tumbuhan paku bisa mendapatkan sinar matahari untuk
melaksanakan fotosintesis demi kelangsungan hidupnya. Tanaman jati sendiri