LKPI-8 BIMBINGAN
MODUL 6 GELOMBANG
KP.1 Jenis dan Bentuk Gelombang
1. JENIS-JENIS GELOMBANG
A. JUDUL PERCOBAAN
Jenis-jenis Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Slinki
2) Kabel listrik, panjang 5 m ¢= 0,5cm
3) Benang kasur panjang 3 cm
4) Karet gelang
D. LANDASAN TEORI
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah
getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam
gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium
yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? padahal pada kenyataannya terjadi aliran
air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi
lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut (Millardo. 2008). Tapi mungkin juga
akan terjadi perpindahan partikel medium, ketika gelombang melalui medium zat gas yang
ikatan antar partikelnya sangat lemah maka sangat dimungkinkan partikel udara tersebut
berpindah posisi karena terkena energi gelombang. Walau perpindahan partikelnya tidak
akan bisa jauh tetapi sudah bisa dikatakan bahwa partikel medium ikut berpindah. Besaran
dalam gelombang adalah sebagai berikut ini: Periode (T) adalah banyaknya waktu yang
diperlukan untuk satu gelombang. Frekuensi (f) adalah banyaknya gelombang yang terjadi
dalam waktu 1 sekon. Amplitudo (A) adalah simpangan maksimum suatu gelombang. Cepat
rambat (v) adalah besarnya jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Panjang
gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam 1 periode. Atau besarnya jarak
satu bukit satu lembah (Serway, 2010)
Gelombang adalah getaran yang merambat. Setiap titik yang dilalui gelombang terjadi
getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tambak sebagai getaran yang
merambat (Mirza Satriawan, 2007: 14). Gelombang adalah getaran yang merambat dalam
suatu medium. Dalam peristiwa perambatan gelombang yang merambat hanyalah
getarannya/usikannya, sedang mediumnya/zat perantaranya tetap (Saeful Karim, 2008: 239).
1) Berdasarkan medium perantaranya gelombang dibedakan menjadi 2 macam yaitu
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnet (Sutrisno, 1979: 5).
a) Gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat memerlukan zat perantara.
Gelombang mekanis dicirikan oleh pengangkutan tenaga melalui materi oleh gerak
suatu gangguan di dalam materi tersebut tanpa suatu gerak yang bersangkutan dari
materi itu sendiri.Contoh : gelombang laut, gelombang bunyi, gelombang pada tali,
gelombang pada slinki.
b) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang ditimbulkan oleh getaran
medan listrik dan medan magnet dan dapat merambat tanpa medium zat perantara.
Contohnya : gelombang radio, gelombang cahaya, gelombang radar, sinar x, sinar
alfa, sinar beta, dan sinar gama.
2) Jenis-jenis Gelombang
Ada dua jenis gelombang yang dapat di lihat dari arah ramabatan gelombangnya,
yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
a) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengar
arah getarannya.Misalnya, sebuah tali vertikal di bawah tegangan dibuat berosilasi
bolak-balik di sebuah ujung maka sebuah gelombang transversal akan berjalan
sepanjang tali tersebut. Gangguan atau usikkan bergerak sepanjang tali tetapi
partikel- partikel tali bergetar di dalam arah yang tegak lurus kepada arah penjalaran
gangguan .
b) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar (berimpit)
dengan arah getarnya. Misalnya, bila sebuah pegas vertikal di bawah tegangan dibuat
berisolasi ke atas dan ke bawah di suatu ujung maka sebuah gelombang longitudinal
berjalan sepanjang pegas tersebut. Tali-tali akan bergetar bolak- balik di dalam arah
dimana gangguan berjalan sepanjang pegas atau sejajar. Contoh lain pada gelombang
longitudinal yaitu gelombang bunyi di dalam gas.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Mengambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin. Kemudian mengikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh salah
satu teman atau anggota kelompok. Ujung yang lainnya di pegang sendiri.
b. Mengusikan ujung slinki yang sedang di pegang dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat kekiri dan kekanan seperti gambar.
c. Mengamati gelombang yang terjadi pada slinki. Menyelidiki apa yang terjadi pada slink
dan apa gelombang itu?
d. Mengusikan lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah (b). Mengamati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut
gelombang tranversal. Kemudian mengamati bagaimana arah getar dan arah rambat
gelombang tranversal tersebut.
e. Mengikatkan karet gelang ditengah-tengah slinki. Lalu mengusikkan lagi ujung slinki
yang sedang dipegang secara berulang-ulang. Kemudian mengamati karet gelang
tersebut ketika gelombang berjalan, apakah ikut berindah karet gelang tersebut? Adakah
energy yang merambat melalui pegas? Dan darimana asalnya?
f. Melakukan percobaan dari langkah (a) sampai dengan langkah (e) sekali lagi. Kemudian
slinki diganti kabel listrik. Menyamakan hasilnya dengan menggunakan slinki.
Menyebutkan perbedaannya jika ada.
g. Mengambil slinki, merentangkan diatas lantai yang licin serta mengikatkan salah satu
ujungnya pada tiang yang kokoh dan ujung yang lain dipegang sendiri. Kemudian
mengusikan ujung slinki yang sedang dipegang secara berulang-ulang dengan cara
menggerakan ujung slinki dengan cepat kebelakang dan kedepan.
h. Mengamati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang terjadi
adalah gelombang longitudinal.
F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu
rambatan atau gelombang.
Alat dan bahan
Percobaan jenis gelombang menggunakan slinki
Percobaan jenis gelombang menggunakan slinki dan karet
Percobaan jenis gelombang menggunakan kabel listrik
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan gelombang antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal
?
Jawaban pertanyaan :
1. Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan
arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar
gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan
arah rambatnva satins. Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah
getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang
digerakkan maju mundur.
H. PEMBAHASAN
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan
ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang
membentuk gelombang.
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal
demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak
lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik.Langkahnya sama yaitu diberi
usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah
seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya adalah pada kabel
listrik tidak muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata
karet gelang tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik
tersebut.
5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada tiang
atau dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan
cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut:
Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah
usikan searah dengan arah rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang
Longitudinal.
I. KESIMPULAN
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya..
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Karim, Saeful, dkk, 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sutrisno. 1979. Seri Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung: Penerbit ITB.
Serway. 2010. Gelombang Stasioner dan Gelombang Berjalan. Jakarta : Erlangga
Milliardo, Albert dkk. 2008. Laporan Fisika Percobaan Melde. Jakarta : SMA Kasinius
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Pada percobaan ini kami belum menemukan kesulitan yang berarti.
L. FOTO PRAKTIKUM
Foto-foto Hasil Praktikum
Alat dan bahan
Percobaan jenis gelombang menggunakan slinki
Percobaan jenis gelombang menggunakan slinki dan karet
Percobaan jenis gelombang menggunakan kabel listrik
2. SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG
A. JUDUL PERCOBAAN
Sifat Pemantulan Gelombang
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati sifat pemantulan gelombang
C. ALAT DAN BAHAN
1) Slinki
2) Benang kasur
3) Kerikil
D. LANDASAN TEORI
Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di
bawah).
Gelombang Transversal
Berdasarkan gambar di atas dapat saya jelaskan bahwa :
Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya
adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya. Contohnya adalah gelombang pada tali yang saya contohkan di
atas.
\
\
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah
getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan (Dapat dilihat pada
gambar di bawah).
Gelombang Longitudinal
Berdasarkan gambar kita ketahui bahwa :
Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke kanan
pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah getar dan
arah rambatnya sejajar. Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang
dirambati gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya,
dan saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya
sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak membentuk
bukit dan lembah.
Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat
dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya.
Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang batas antara
dua medium yang berbeda. Contoh lainnya adalah pemantulan gelombang pada tali. Pada
saat gelombang tali sampai di ujung tali (batas antara tali dan medium lain), maka
gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu.
Pemantulan Gelombang atau Refleksi Gelombang
Pemantulan gelombang transversal pada tali dengan
(a) ujung tali diikat dan
(b) ujung tali bebas.
Sebuah gelombang merambat pada tali, jika ujung tali diikat pada suatu penopang
(Gambar a), gelombang yang mencapai ujung tetap tersebut memberikan gaya ke atas
pada penopang. Penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah
pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang
terbalik. Pada Gambar b, ujung yang bebas tidak ditahan oleh sebuh penopang.
Gelombang cenderung melampaui batas. Ujung yang melampaui batas memberikan
tarikan ke atas pada tali dan inilah yang membangkitan gelombang pantulan yang tidak
terbalik.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan di bak air
Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi
gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika
diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya
gelombang
Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap
dan tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga
membentuk gelombang. Slinki membentuk setengah panjang gelombang.
Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika
belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah
gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan
gelombang asalnya.
Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m.
Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung
slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki ujung besar.
F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang dihasilkan
mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya.
Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan kembali.
Percobaan ini di lakukan disebuah bejana yang berisi air, lalu diambil beberapa kerikil dan
dijatuhkan krikil tersebut keatas permukaan air yang ada di dalam bejana. Ketika diamati
ternyata terjadi gelombang pada dipermukaan air di bejana tersebut. Dan pada sisi bejana
yang dikenai gelombang terjadi pemantulan gelombang.
Ketika slinki sejauh 1,5m direntangkan. Dan salah satu ujungnya dikatkan pada tiang yang
kokoh atau di pegang teman saya, sedangkan ujung slinki yang satunya lagi tetap pada
tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat). Ujung slinki lainnya saya pegang, lalu
saya getarkan satu kali sehingga membentuk setengah panjang gelombang. Setelah kami
amati perambatan setelah gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Ternyata
gelombang (denyut) dapat dipantulkan. Dan fase gelombang pantul dibandingkan dengan
fase gelombang asalnya adalah sama besar.
Sekarang ujung slinki yang tadinya terikat atau yang tadinya dipegan oleh teman saya,
sekarang saya ikat dengan benang yang panjangnya kurang lebih 1,5m. Lalu saya ikatkan
ujung benang yang jauhnya 1,5m dari ujung slinki ke tian yang kokoh atau di pegang saja
oleh teman saya. Dan ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu di
sebut slinki ujung bebas. Sekarang saya getarkan ujung slinki yang saya pegang satu kali
sehingga membentuk setengah gelobang seperti percobaan 2 langkah 2 tadi. Setelah kami
amati perembatan setengah panjang gelombang ini. Ternyata dengan ujung bebas seperti
ini, fase gelombang pantul lebih kecil (tidak terlihat).
Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya
dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan
dan fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki
yang salah satu ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki
dapat bergerak bebas ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah
sama.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan gelombang asalnya ?
Jawaban pertanyaan :
1. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama
H. PEMBAHASAN
Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang
dihasilkan mirip gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah
rambatannya. Dan dibagian pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombang
dipantulkan kembali.
Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya
dengan tangan sampai membentuk ½ gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan
dan fase gelombang berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki
yang salah satu ujungnya diikat dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki
dapat bergerak bebas ternyata fase gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah
sama
I. KESIMPULAN
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.
Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.
Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali
Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase
gombang berlawanan arah.
Ujung slinki yang terikat bebas, gelombang datang=gelombang pantulnya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Karim, Saeful, dkk, 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kami belum mengalami kesulitan apapun praktikum ini
L. FOTO PRAKTIKUM
Foto-foto Hasil Praktikum
Alat dan bahan
Melaksanakan percobaan pada permukaan air
3. GELOMBANG STASIONER
A. JUDUL PERCOBAAN
Gelombang Stasioner
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati gelombang stasioner.
Menjelaskan pengertian gelombang stasioner.
Menjelaskan hal-hal yang menimbulkan gelombang stasioner.
Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap pajang gelombang.
C. ALAT DAN BAHAN
Catu daya
Pewaktu ketik atau bel listrik
Benang kasur, panjang 1,5 m
Beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram
D. LANDASAN TEORI
Gelombang merupakan fenomena perambatan energi,yang dapat di kelompokkan
berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya. Berdasarkan arah rambatnya,
gelombang di bedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang
transversal.Sedangkan medium perambatannya gelombang di bedakan menjadi
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.Selain itu sifat-sifat umum
gelombang dapat di bedakan menjadi 5 yaitu dapat di biaskan,dapat di pantulkan,dapat di
lenturkan,dapat di padukan dan dapat di kutubkan.sedangkan karakteristik gelombang
dapat di badakan yaitu periodik,terjadi karena getaran,merambat dan dapat di nyatakan
dalam bentuk persamaan.
Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak, gelombang berdiri atau
gelombang diam, adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua
buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah
rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya
amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol,
dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.
Gelombang Stasioner yaitu sebuah gelombang yang memiliki amplitudo yang
berubah – ubah antara nol sampai nilai maksimum tertentu. As = 2A cos 2π(x/λ) disebut
sebagai amplitudo superposisi gelombang pada pemantulan ujung tali bebas. Ap = 2 A
cos kx adalah amplitudo gelombang stasioner.
Gelombang Stasioner memiliki 2 jenisnya, yaitu sebagai berikut :
1. Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Gelombang Stasioner Ujung Bebas merupakan superposisi gelombang padasutas tali
dimana salah satu ujungnya di kaitkan dengan sebuah cincin yang juga dapat bergerak
bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul tidakmengalami pembalikan fase.
Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Jadi, jika sebuah gelombang tersebut tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka
akan terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik perut di ujung bebas. Hasil
superposisi gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y =
y1 + y2.
Dengan :
y1 = A sin (kx – ωt) dan y2 = -A sin (kx + ωt)
Maka :
y = 2A cos kx sin ωt
Keterangan :
y = Simpangan gelombang stasioner (m)
x = Jarak suatu titik dari titik pantul (m)
k = Bilangan gelombang (m-1)
ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)
2. Gelombang Stasioner Ujung Tetap
Gelombang Stasioner Ujung Tetap yaitu merupakan superposisi gelombang
padaseutas tali dimana salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidakdapat
bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul mengalamipembalikan
fase sebesar ½ .
Gelombang Stasioner Ujung Tetap
Jadi, jika sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan
terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik perut di ujung terikat. Hasil superposisi
gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y = y1 + y2.
Dengan :
y1 = A sin (ωt – kx) dan y2 = -A sin (ωt + kx)
Maka :
y = 2A sin kx cos ωt
Keterangan :
y = Simpangan gelombang stasioner (m)
x = Jarak suatu titik dari titik pantul (m)
k = Bilangan gelombang (m-1)
ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Merangkai alat dan bahan dimodul
2) Menghidupkan catu gaya, geser pewaktu ketik kearah control meja perlahan-lahan
sampai timbul gelombal stasioner pada tali.
3) Mengukur panjang gelombang pada tali tersebut.
4) Mematikan catu daya, mengganti atau menambahkan beban hingga menjadi 100
gram. Hitung tenganangan tali (T) dengan beban 100 gr tersebut.
5) Menghidupkan catu gaya, geser-geser perwaktu sehingga timbul kembali gelombang
stasioner pada tali itu.
6) Mematikan catu daya, ganti atau tambahakan beban (T) sehingga menjadi 125 gram,
htung tegangan tali dengan beban 125 gram.
7) Menghidupkan catu daya, geser-geser perwaktu ketik hinga timbul kembali
gelombang stasioner pada tali itu
8) Membandingkan panjang gelombang stasioner, bandingkan hubungan panjang
gelombang dengan panjang tali.
F. HASIL PENGAMATAN
Pada saat rangkaian diujicobakan / dinyalakan maka akan terjadi gelombang pada tali
yaitu tali bergetar naik turun..
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, Anda akan melihat gelombang berjalan di
permukaan air. Apakah yang berjalan di permukaan seperti yang Anda lihat?
Jelaskan!
2. Cahaya juga merupakan gelombang; dari jenis gelombang elektromagnet.
Berdasarkan sifat gelombang itu, apa yang dirambatkan oleh cahaya ?
3. Perhatikan gambar berikut!
Seutas tali salah satu ujungnya diikatkan pada sebuah garputala. Ujung yang lain dari
tali diikatkan pada bang, kemudian garputala digetarkan terus menerus. Gambar
bentuk gelombang yang terjadi pada tali tersebut.
4. Mengapa jika tegangan tali diubah, pewaktu ketik harus digeser utuk menimbulkan
gelombang ?
5. Pada setiap penambahan beban. Anda memperoleh panjang gelombang yang berbeda
panjangnya. Berubah jugakah frekuensi gelombang itu? Jelaskan jawaban Anda itu!
Jawaban Pertanyaan
1. Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang dipermukaan
air. Gelombang ini merupakan gelombang transversal, karena arah getarannya tegak
lurus terhadap arah rambatannya.
2. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka cahaya merambatkan
partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif dengan frekuensi gelombang
pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
3. Bentuk gelombang yang buat oleh tali sebagai berikut
4. hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan gelombang
dengan daya tertentu.
5. Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama.
H. PEMBAHASAN
1. Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan 75
gram.Tegangan tali sama dengan massa beban dibagi panjang tali yaitu:
T : M : 75 gram : 50
l 1.5 m
2. Pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja secara
perlahan sampai timbul gelombang stasioner pada tali, ternyata muncul gelombang
stasioner terlihat berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi perpaduan
gelombang pada gelombang stasioner.
3. Panjang gelombang dapat diukur pada tali tersebut yaitu:
λ1 : 2l Dengan n : 1,2,3
n
λ2 : 2l : 2.1,5 m : 3 : 3
n1 1 1
4. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram.Maka tegangan
talinya adalah: T : m : 100 gr : 68
l 1.5 m
5. Catudaya dihidupkan,pewaktu ketik digeser hingga timbul kembali gelombang
tali.Maka panjang gelombang (λ2) dapat dihitung:
λ2= m =2.1,5 =3 =1
l 22
6. Beban ditambah menjadi 125 gr.Tegangan tali pada massa tersebut adalah:
T = m = 125 gr = 83
l 1.5 m
7. Catudaya dihidupkan hingga timbul gelombang pada tali maka panjang
gelombangmya 3(λ3) adalah:
λ3= m =2.1,5 =3 =1
l3
8. Perbandingan panjang gelombang λ1,λ2 dan λ3 = 3 : 1,5 : 1
I. KESIMPULAN
Gelombang stasioner yang ditimbulkan gelombang tali jika pewaktu ketik bergetar.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
https://www.slideshare.net/diardw7/dasar-teori-40203719?from_action=save. Gelombang
Stasioner. Diakses Senin, 2 November 2020
https://rumus.co.id/gelombang-stasioner/. Gelombang Stasioner. Diakses Senin, 2
November 2020
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kami belum mengalami kesulitan apapun praktikum ini
L. FOTO PRAKTIKUM
Foto-foto Hasil Praktikum
Alat dan Bahan
Proses Pelaksanaan Praktikum Gelombang Stasioner
TUTOR SURAKARTA, 21 Oktober 2020
PRAKTIKAN
SITI LATIFAH, M.Pd MUHAMMAD EFENDI
NIP. 197211051998022001 NIM. 857807197
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI SD
MODUL 7: OPTIK
NAMA DISUSUN OLEH:
NIM : MUHAMMAD EFENDI
KELAS : 857807197
: 1 B PGSD SI (BI) Kelas B
UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2020
LKPI-9 BIMBINGAN
MODUL 7 OPTIK
KP.1 Sifat Cahaya
1. PEMANTULAN CAHAYA
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemantulan Cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin.
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
4. Menentukan fokus cermin cekung.
5. Menentukan fokus lensa cembung.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cermin datar (3x6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya
D. LANDASAN TEORI
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang memiliki
sifat mendua. Disatu sisi cahaya merupakan gelombang namun disisi lain cahaya
memiliki sifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah
dapat mengalami pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partkel
adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan (Herman, 2015 : 39).
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium yang berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca,
energi cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari
sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan ( Tipler, 2001 : 446)
Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung
dan cermin cembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul
cahaya berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang
memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja
dokter
Sifat pemantulan pada cermin cekung
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
Sinar – sinar istimewa pada cermin cekung
Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah
benda yang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali
Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan
Sifat pemantulan pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen)
Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.
M : perbesaran bayangan
h’ : tinggi bayangan benda
h : tinggi benda
s’ : jarak bayangan benda ke cermin
s : jarak benda ke cermin
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
a) Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar seperti gambar
7.1 di modul halaman 7.5.
b) Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya
pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
c) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datag dan sudut pantul.
d) Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r) tersebut.
e) Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.
f) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
tersebut.
2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
a) Menyusun semua alat seperti gambar 7.2 di modul halaman 7.6.
b) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
c) Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga Nampak sudut
datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
d) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
tersebut.
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
a) Menyusun alat seperti Gambar 7.3 di modul halaman 7.7.
b) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
c) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
d) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oieh cermin cekung
tersebut.
e) Mengatur jarak benda atau letak iayar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
f) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada
jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda
dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar.
b. Besar sudut datang (i) dan Sudut pandang pantul (r)
NO i (derajat) r (derajat)
1 120 120
2 130 130
3 180 180
4 270 270
5 330 330
c. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
1. Tinggi benda = tinggi bayangan .
2. Jarak benda ke cermin = jarak bayangan ke cermin.
3. Tegak.
4. Maya.
5. Sama besar.
2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung.
Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung
b. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
1. Maya.
2. Sama tegak.
3. Bayangan lebih kecil dari pada bendanya
c. Hasil pengamatan Jarak bayangan (cm)
35 cm
No Jarak benda (cm) 40 cm
1 10 cm 50 cm
2 15 cm 55 cm
3 20 cm
4 25 cm
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
a. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung.
Jalannya Sinar pada Cermin Cekung
Proses pembentukan bayangan pada cermin cekung
b. Sifat bayangan yang dibentuk.
1. Maya
2. Sama tegak
3. Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya
c. Hasil pengamatan.
No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1 10 -30
2 15 -32
3 20 -35
4 25 -45
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Sifat bayangan yang dibentuk Cermin datar
2) Sifat bayangan yang dibentuk Cermin cekung
3) Sifat bayangan yang dibentuk Cermin cembung
Jawaban :
1) Bersifat semu (maya), Tegak dan menghadap ke arah yang berlawanan terhadap
cermin (berkebalikan), Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda, Tinggi benda
sama dengan tinggi bayangan, Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak
bayangan terhadap cermin.
2) Tabel Posisi Benda, Sifat Bayangan dan Letak Bayangan pada Cermin Cekung
No Posisi Benda Sifat Bayangan Letak Bayangan
1 Ruang I Maya, tegak, diperbesar Di belakang cermin
2 Titik Fokus Maya, tegak, diperbesar Di belakang cermin
3 Ruang II Nyata, terbalik, diperbesar Di depan cermin
4 Pusat Kelengkungan Nyata, terbalik, sama Di depan cermin
5 Ruang III
besar
Nyata, terbalik, diperkecil Di depan cermin
3) Maya, Tegak, Diperkecil, Terletak di belakang cermin, yaitu di antara titik pusat optik
(O) dan titik fokus (F), Jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda (s’ < s), Jarak
bayangan selalu berharga negatif (s’ = −).
H. PEMBAHASAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan dari sinar-sinar pantul. Perhatikan pembentukan bayangan oleh Cermin
datar berikut :
Proses pembentukan bayangan :
b. Benda di depan cermin datar.
c. Berlaku hukum pemantulan.
d. Sinar datang pertama (biru muda) melalui ujung benda dan mengenai cermin,
akan dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (biru muda).
e. Sinar datang kedua (merah) melalui ujung benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (merah).
f. Perpotongan perpanjangan sinar pantul pertama dan kedua (biru muda dan merah
putus-putus) berpotongan, dan itu merupakan bayangan ujung benda.
g. Sinar ke tiga (kuning) melalui pangkal benda dan mengenai cermin, akan
dipantulkan oleh cermin, sinar pantul diperpanjang putus-putus (kuning),
merupakan bayangan pangkal benda.
h. Terbentuklah bayangan benda oleh cermin datar.
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah:
1. Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
2. Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)
3. Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali
4. Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)
Untuk mendapatkan seluruh bayangan benda pada cermin datar, kita harus
menggunakan cermin yang panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya.
L = panjang minimal cermin (m)
h = tinggi benda (m)
Agar bayangan dapat terlihat keseluruhan, maka cermin harus diletakkan dari
lantai setinggi;
H = tinggi cermin dari ujung bawah cermin
h = tinggi orang / benda (m)
x = jarak mata ke ujung kepala
I. KESIMPULAN
1. Pembentukan bayangan oleh cermin datar adalah dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan dari sinar-sinar,
2. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah:
a) Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak benda ke cermin (s)
b) Tinggi bayangan (h’) = tinggi benda (h)
c) Sama besar dan berlawanan arah (perbesarannya = 1 kali
Bayangan bersifat maya (di belakang cermin)
Untuk mendapatkan seluruh bayangan benda pada cermin datar, kita harus
menggunakan cermin yang panjangnya minimal ½ dari tinggi bendanya
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Tipler, Paul. 2001. Fisika Sins dan Teknik. Jakarta: Erlangga
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Tidak menemui kesulitan apapun
L. FOTO PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
2. PEMBIASAN CAHAYA
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembiasan Cahaya
B. TUJUAN PERCOBAAN
1) Menjelaskan sifat cahaya
2) Menjelaskan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3) Menjelaskan sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4) Menentukan fokus cermin cekung
5) Menentukan fakus lensa cembung
C. ALAT DAN BAHAN
1) Lampu senter
2) Celah cahaya
3) Balok kaca
4) Kertas putih
5) Busur derajat
6) Lensa cembung
7) Lensa cekung
8) Layar (tabir kertas)
9) Lilin
10) Penggaris panjan (100 m)
D. LANDASAN TEORI
Pengertian Pembiasan (refraksi) cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya.
Pembiasan cahaya disebabkan medium (zat Perantara) yang dilalui cahaya berbeda kerapatam
optiknya yang menyebabkan kecepatan cahaya pada medium itu berbeda pula.
Contoh Pembiasan Cahaya : Cahaya dari udara ke kaca, dari air ke kaca, dari udara ke air,
dan sebagainya kelihatan bengkok/membelok. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pembiasan cahaya adalah cakra optik.
Hukum Snellius pada pembiasan Cahaya menyatakan :
a) Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar
b) Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang rapat dibiaskan mendekati
garis normal
c) Sinar datang dari medium rapat ke medium yang kurang rapat dibiaskan menjahui garis
normal
d) Sinar datang yang tegak lurus dengan bidang batas tidak dibiaskan, melainkan
diteruskan. pembiasan cahaya
INDEKS BIAS
Indeks bias mutlak adalah perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam ruang hampa
dan cepat rambat cahaya dalam medium lain. Indeks bias medium yang rapat itu lebih besar dari
indeks bias medium yang kurang rapat. Sebaliknya indeks bias medium kurang rapat itu lebih
kecil dari indeks bias medium yang rapat. Indeks Bias mutlak dirumuskan :
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Menyusun lampu senter, celah cahaya dan balok kaca
2) Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan
sudut biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
4) Mempergunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang reatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian menggeser jarak yang relatif
dekat antara lensa dan huruf. Kemudian menggeser lensa perlahan lahan menjauhi
huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak
tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
5) Menyusun lensa cembung, layar, lilin dan pengaris panjang
6) Mengatur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling
tajam pada tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’), dan catat sifat-sifat
baingan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
7) Mempergunakan sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda,
dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian menggeserkan lensa secara perlahan
menjauhi huruf tersebut. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cekung tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca.
b. Sudut yang dibentuk Sudut bias
230
No Sudut datang 360
1. 150 400
2. 280 430
3. 350
4. 380
c. Jarak benda ke jarak bayangan
Percobaan membaca huruf dengan lensa cembung
No Bayangan Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1. Besar 10 -51
2. Sangat besar 14 -47
3. Kabur 19 -30
4. Tidak tampak 29 -25
Percobaan membaca huruf dengan lensa cekung Jarak bayangan (cm)
51
No Bayangan Jarak benda (cm) 46
1. kecil 3 41
2. Sangat kecil 8 35
3. Kabur 10
4. Tidak tampak 16
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung
2) Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung
Jawaban :
1) bayangan benda, biasanya lebih besar dari pada aslinya.
2) bayangan benda lebih kecil daripada aslinya.
H. PEMBAHASAN
Berkas cahaya yang mengenai permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium
yang berbeda (ex : permukaan kaca) energi cahaya akan memantulkan dan memasuki
medium kedua.
I. KESIMPULAN
Sudut bias tergantung pada laju cahaya dalam dua medium dan sudut pandang.
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati
bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.Indeks bias mutlak suatu bahan
adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan
tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda.
Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks
bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.Pembiasan cahaya
menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna
J. DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ruangguru.com/fisika-kelas-8-pembiasan-cahaya-dan-kaitannya-dengan-
peristiwa-terbentuknya-pelangi. Diakses Kamis, 5 November 2020.
Rumanta, Dr. Maman Praktikum IPA di SD. Universitas Terbuka Banten. 2019
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Mencari lokasi yang tidak cukup cahaya untuk melihat hasil pembiasan cahaya dengan
hasil yang lebih maksimal. Karena ruang kelas masih cukup terang sehingga harus
mencari lokasi yang lebih gelap. Karena praktikum dilakukan pada pagi hari.
Saran dan masukan sebaiknya praktikum dilakukan pada malam hari agar mendapatkan
hasil bias cahaya yang lebih maksimal
L. FOTO PRAKTIKUM
Foto-foto Hasil Praktikum
Alat dan bahan
jalannya berkas sinar pada balok kaca
Sudut yang dibentuk
Membaca huruf dengan lensa cembung
Membaca huruf dengan lensa cekung
3. PERCOBAAN DIFRAKSI, INTERFERENSI DAN DISPERSI
A. JUDUL PERCOBAAN
Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispersi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung serta menjelaskan sifat-sifat cahaya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lampu TL
2. Kisi disfraksi.
D. LANDASAN TEORI
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas
(spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut
gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya.
Tidak ada batasan yang eksak mengenai spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal
manusia dapat menerima/merasakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai cahaya tampak).
https://www.studiobelajar.com/gelombang-cahaya/
Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel
yang disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi
gelombang cahaya dikategorikan sebagai gelombang transversal.
Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:
a. Dispersi Cahaya
Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi
komponennya yaitu cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih
melewati medan pembias.
Kita dapat mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai
medan pembias. Pada prisma, cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua
kali, yakni saat masuk ke prisma dan saat keluar ke prisma.
Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati
secara alami. Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi
menjadi berbagai cahaya tampak yang kita sebut sebagai pelangi.
b. Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya
atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.
c. Difraksi Cahaya
Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya
akan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat
cahaya yang baru.
d. Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang diakibatkan
oleh berkurangnya komponen pada gelombang cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi
pada gelombang transversal. Polarisasi cahaya dapat terjadi akibat pemantulan,
pembiasan, absorpsi dan hamburan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Menyalakan lampu TL, kemudian melakukan pengamatan dengan menggunakan kisi
3000 celah atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu
yang dilihat di lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang
anda amati tersebut. Ukur jarak kisi ke lampu TL.
F. HASIL PENGAMATAN
Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 25 cm
Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 50 cm
Pelaksanaan Praktikum dengan jarak 1 m
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa disfraksi, interferensi dan dispersi?
Jawaban pertanyaan :
1. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning
dan violet atau ungu.
2. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan.Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat
bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
H. PEMBAHASAN
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetikyang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat matamaupun yang tidak. Cahaya
adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga
disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya
dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:
• Intensitas
• Frekuensi atau panjang gelombang
• Polarisasi
• Fasa
dan sifat optik fisis:
• Interferensi
• Difraksi
• Dispersi
• Polarisasi
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah peristiwa
penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji,
ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna
dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar gelombang
didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
I. KESIMPULAN
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan.
Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya
warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut
foton.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
https://www.studiobelajar.com/gelombang-cahaya/. Gelombang Cahaya. Diakses
Jum’at, 6 November 2020.
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan dalam mencari alat dan bahan, beberapa kali datang ke berbagai sekolah
untuk meminjam alat dan bahan namun rata-rata SD tidak memiliki alat tersebut.
L. FOTO PRAKTIKUM
Foto-foto Hasil Praktikum
Alat dan bahan