The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by haroldrobin22, 2020-05-10 23:27:53

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI

Keywords: THT UI

40

JENIS PEMERIKSMN BERA LAINNYA MBR hanya dapat menggunakan intensitas

BERA TONE EURST stimulus yang terbatas yaitu 30 - 40 dB

Pemeriksaan ini sama saja dengan BERA Lcft edt lett rctulr: h$
c/ick, namun mempergunakan stimulus fone Te-t, .latc: ll-A{t4l
Durst. Keuntungan yang diperoleh adalah kita
dapat memperoleh frekuensi yang spesifik. Texter nunrc:

Dengan tone burst ABR pada beberapa , o.3
frekuensi kita dapat menentukan ambang pen- ;f
dengaran yang lebih spesiflk dan membuat pre-
g 0.1
diksiaudiogram pada bay, hal initentu akan sangat t
membantu proses fitting ABD (alat bantu'dengar).
'=c o.t
BERA HANTARAN TULANG 791113151719
E- €.3

{.5

Untuk memperoleh ambang dengar han- Gambar I. Automated ABR
taran tulang yang akurat diperlukan stimulus
hantaran tulang (bone conduction) yang diberikan NEUROPATI AUDITORIK
melalui bone vibrator (dipasang pada prosesus
mastoid). Pemeriksaan BERA hantaran tulang Neuropati auditorik (NA) atau Auditory
dilakukan bila terdapat pemanjangan masa laten Dysynchrony sebenarnya bukan merupakan
pada pemeriksaan BERA click alau tone bust,
juga pada kondisi yang tidak memungkinkan jenis gangguan pendengaran yang baru. Namun
untuk pemberian stimulus melalui liang telinga, kemampuan mengidentifikasi NA secara klinis
baru dapat terlaksana setelah adanya pemeriksaan
misalnya pada stenosis atau atresia liang telinga. OAE. Secara umum pada pasien NA didapat-
kan gambaran kelainan BERA sedangkan OAE
Dapat disimpulkan bahwa untuk memper-
oleh gambaran senstivitas auditorik pada bayi normal. Kelainan ini dapat terjadi pada bayi,
dan anak idealnya dilakukan pemeriksaan BERA
yang komprehensif, meliputi (1) click hantaran anak maupun dewasa.
Pada NA fungsi sel sel rambut luar koklea
udara untuk menilai respons auditorik frekuensi
tinggi terutama 2 - 4 Khz, (2) toneburst 500H2 adalah normal, namun sinyal auditorik yang

untuk mengetahui respon frekuensi rendah dan keluar dari koklea diduga mengalami disorganisasi.

(3) Click hantaran tulang, yang dapat mem- Kemungkinan lain adalah saraf pendengaran
tidak dapat memproses sinyal akustik
bedakan tuli konduktif dengan sensorineural
Penyebab NA belum diketahui pasti namun
AUTO MAT ED AU D ITORY BRAI N ST EM
RESPONSE (AABR) pendapat yang berlaku saat ini umumnya ber-

Automated ABR adalah pemeriksaan BERA anggapan bahwa NA disebabkan oleh beberapa
faktor. Penyebab paling sering adalah anoksia
otomatis sehingga tidak diperlukan analisis saat lahir, hiperbilirubinemia yang membutuh-
kan transfusi tukar pada bayi baru lahir, infeksi
gelombang evoked potential karena hasil pen- (parotitis), penyakit autoimun, penyakit neurologi,
misalnya Friedreich's ataxia.
catatannya sangat mudah dibaca, hanya ber-
Gejala klinis maupun audiologik pada NA
dasarkan kriteria lulus (pass) atau tidak lulus sangat bervariasi seperti; gangguan pende-
ngaran (ringan sampai sangat berat). Pada
(refer ). Digunakan stimulus c/ick, untuk pen- individu yang sama derajat gangguan pende-

catatan respon diperlukan elektroda permukaan ngaran dapat berubah-ubah (fluktuatif ) Gejala

' yang sama dengan BERA konvensional. Merupa- lainnya adalah sulit memahami percakapan
kan pemeriksaan elektrofisiologik sistim auditorik
terutama di lingkungan bising. Gangguan speech
yang obyektif, mudah, praktis, tidak invasif dan
perception ini seringkali tidak sebanding de-
cepat (5-10 menit). Sensitivitas AABR mencapai ngan gambaran audiogram nada murni. Hasil
pemeriksaan OAE normal, BERA abnormal;
99,96% sedangkan spesifitasnya 98,7 To. Karena

sangat praktis dan memiliki sensitivitas yang tinggi

maKa AABR ditetapkan sebagai baku emas (gold

standardl untuk skrining pendengaran pada bayi."

41

terdapat gambaran cochlear microphonic pada 20. dengan tuli sensorineural / konduktif
hasil pemeriksaan BERA.Tidak terdapat refleks
akustik. Bentuk neuropati lainnya bisa menye- 1.Untuk bayi 29 hari - 2 tahun
bakan kesulitan menulis atau berbicara
Kecurigaan orang tua atau pengasuh ten-
DETEKSI DINI GANGGUAN
PENDENGARAN PADA BAYI tang gangguan pendengaran, keterlam-
batan bicara, berbahasa"dan atau keter-
Untuk dapat melakukan deteksi dini pada
seluruh bayi dan anak relatif sulit, karena akan lambatan perkembangan.
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
2. Riwayat keluarga dengan gangguan pen-
besar. Program skrining sebaiknya diprioritaskan
pada bayi dan anak yang mempunyai risiko tinggi dengaran yang menetap sejak masa anak
terhadap gangguan pendengaran. Untuk maksud
tersebut Joint Commitee on lnfant Heaing (2000) anak
menetapkan pedoman registrasi resiko tinggi ter-
3. Keadaan atau stigmata yang berhubungan
hadap ketulian sebagai berikut.
dengan sindroma tertentu yang diketahui
Untuk bayi 0 - 28 hari mempunyai hubungan dengan tuli sensori-

1. Riwayat keluarga dengan tuli sensorineural neural, konduktif atau gangguan fungsi

sejak lahir tuba Eustachius.

2. lnfeksi masa hamil: Toksoplasma, Rubela, 4 lnfeksi post-natal yang menyebabkan gang-

Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis (TORCHS) guan pendengaran sensorineural termasuk

3. Kelainan kraniofasial termasuk kelainan meningitis bakterialis.

pada pinna & liang telinga 5 lnfeksi intrauterin seperti toksoplasma,

4. berat badan lahir < 1500 gr = 3.3. lbs) rubella, virus cytomegalo, herpes, sifilis.
5. yangHiperbilirubinemia
memerlukan 6 Adanya faktor risiko tertentu pada masa

transfusi tukar (exchange tranfusion) neonatus, terutama hiperbilirubinemia yang

6. Obat ototoksik memerlukan transfusi tukar, hipertensi
7. Meningitisbakterialis
pulmonal yang membutuhkan ventilator serta
8. Nilai Apgar 0-4 pada menit pertama; 0-6 kondisi lainnya yang merlukan extncoryorcal

pada menit kelima mem bm ne oxyge n ation (EC M O).

9. Ventilasi mekanik 5 hari atau lebih di NICU 7. Sindroma tertentu yang berhubungan d+

(Neonatal ICU) ngan gangguan pendengaran yang progresif

10. Sindroma yang berhubungan Riwayat keluarga seperti Usher syndrome, neurofibromatosis,

dengan tuli sensorineural sejak lahir osteopetrosis.
11.lnfeksi masa hamil TORCHS
8. Adanya kelainan neurodegeneratif seperti
'l2.Kelainan kranifasial termasuk kel pinna &
Hunter syndrome, dan kelainan neuropati
liang telinga sensomotorik misalnya Friederich's ataxia,
Ch a rrot- M a rie Tooth sy n d rome
13. BBLR (. t SOO gr = 3.3. lbs)
9. Trauma kapitis
14. Hiperlcilirubinemia yang memerlukan transfusi
10. Otitis media yang berulang atau menetap
tukar (excha nge tranfusion)
disertai efusitelinga tengah minimal 3 bulan.
15. Obat ototoksik
Bayi yang mempunyai salah satu faktor
1 6. Meningitis bakterialis
risiko tersebut mempunyai kemungkinan me-
17.Apgar score 0-4 pada menit pertama; 0-6 ngalami ketulian 10,2 kali lebih besar diban-
dingkan dengan bayi yang tidak memiliki faktor
pada 5 menit
'l8.Ventilasi mekanik 5 hari atau lebih NICU risiko. Bila terdapat 3 buah faktor risiko ke-

l9.Sindroma yang berhubungan dengan tuli cenderungan menderita ketulian diperkirakan

sensorineural / konduktif 63 kali lebih besar dibandingkan bayi yang
tidak mempunyai faktor risiko tersebut. Pada

bayi baru lahir yang dirawat di ruangan intensif
(lCU) risiko untuk mengalami ketulian 10 kali

lipat dibandingkan dengan bayi normal.
Namun indikator risiko gangguan pende-

ngaran tersebut hanya dapat mendeteksi sekitar
50% gangguan pendengaran karena banyaknya

42

bayi yang mengalami gangguan pendengaran memiliki faktor risiko terhadap gangguan pen.
tanpa memiliki faktor risiko dimaksud Ber- dengaran Program ini dikenal sebagai Targeted
dasarkan pertimbangan tersebut maka saat ini Newborn Hearing Screening.
upaya melakukan deteksi dini gangguan pen-
dengaran pada bayi ditetapkan melalui program Daftar pustaka
Newborn Hearing Screening (NHS).
Grunfast KM Hearing loss ln: Keuna, Bluestone,
Saat ini baku emas pemeriksaan skrining
pendengaran pada bayi adalah pemeriksa Ofo- Stool Editors Pediatric otolaryngology Philadelphia,
acoustrb Emrssion (OAE) dan Automated ABR WB Saunders Co 1996: p 249-76
(AABR)
Hodgson WR Testing infants and young children
Dikenal 2macam program NHS, yaitu: ln: Handbook of Clinical Audiology Katz JK Ed 5rh

1 UniversalNewbom Heaing Screening (UNHS) edition William and Wilkins, Baltimore, 2002

UNHS bertujuan melakukan deteksi dinr Bellman S Testing screening of hearing ln. Scott's
gangguan pendengeran pada semua bayi baru
lahir. Upaya skrining pendengaran ini sudah di- Brown Otolaryngology-paediatric Otolaryngology 5'n
mulai pada saat usia 2 hari alau sebelum me- Edition KerrAG et al (eds) Butterworth, London
ninggalkan rumah sakit Untuk bayi yang lahir
pada fasilitas kesehatan yang tidak memiliki Probst R et all Objective Hearing Test ln: Basic
program UNHS paling lambat pada usia 1 Otolaryngology Step by Step Learning Guide
bulan sudah melakukan skrining pendengaran
Thieme, New York, Stutgart, 2006: p 184-91
2. Targeted Newborn Hearing Screening
Hood LJ Clinical Application of The Auditory
Di negara berkembang program UNHS
Brainstem response Singular Publishing Group,lnc
masih sulit dilakukan karena memerlukan biaya San diego, London,'1998: p 129-32
dan SDM yang cukup besar dan harus didukung
oleh suatu peraturan dari pemerintah setempat. Diefendorf AO Detection and Assessment of

Atas pertimbangan tersebut kita dapat me- Hearing Loss in lnfant and Children ln: Handbook
of clinical audiology Katz JK Ed 5r1' edition William
lakukan program skrining pendengaran yang and Wilkins, Baltimore, 2002. 9 469-80
lebih selektif dan terbatas pada bayi yang Prieve BA, Fitzgerald TS Otoacoustic Emission ln:

Handbook of Clinical Audiology Katz JK Ed 5rh

edition. William and Wilkins, Baltimore, 2002. p 44055.

Gelfand SA Assessment of lnfant and Children

ln:Essentials of Audiology 2"d edition Thieme, New
York, Stutgart, 2001. p 377 -96

Kemp D Twenty Five Years of OAEs ENT News .

Vol 12 Number 5 2003: p 47-52

Oaotn--A CraoA--d
oroacousl tc EFIsstm rEsI
oTmcruslIc FnISStffi rEsI

Left 08-Oec-92 t0: t7 Ai OP Rlght 0aa-Dseccc-97.uEt0:1U77-6ff5i
OP 4 s€c .u9 UZ 65

nam:. .. NFnf2fiP- IP2
F2 PI 320055655555 O6P F 9t17€{9
2.0 66 P2 406555 --t1-239 ----r2223000
43..00 55 506555 P
65 55 P
5.0 55 55 I P
55
Ss

lz32. 0o+.trl-t...+..r-...+.r...-+r. -r+. I-r +r.. .. i fL2C+ttlr-r.-r..t-r+...r-..+rr..-rt+. -+
3 0r......r..r..

50 -t-,f-,t--t-f50
'3,t:,t--g-_t-{-,t
'3,{ Lruel (d)
Ltuel (6) t-NF .-0P t-s .-F
LeFt : Pass Right : Pass

Gambar 8A. Mesin OAE dan printer Gambar 88. Rekaman DPOAE

43

GANGGUAN PENDENGARAN PADA GERIATRI

Ronny Suwento dan Hendarto Hendarmin

Perubahan patologik pada organ auditori telinga tengah juga mengalami perubahan walau-
pun tidak terlalu bermakna
akibat proses degenerasi pada usia lanjut
Etholm dan Belal (1974) meneliti perubahan
dapat menyebabkan gangguan pendengaran
Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok mikroskopis struktur telinga tengah dan men-

geriatri umumnya tuli sensorineural, namun jumpai beberapa hal seperti berikut. (1) Membran
timpani menipis dan lebih kaku, (2) artritis sen-
dapat juga berupa tuli konduktif atau tuli campur di sering terjadi pada persendian antar tulang-
tulang pendengaran, (3) atrofi dan degenerasi
Secara alamiah organ organ pendengaran
serabut-serabut otot pendengaran di telinga
akan mengalami proses degenerasi Pada
tengah, dan (4) proses penulangan dan per-
telinga luar perubahan yang paling jelas adalah kapuran pada tulang rawan disekitar Tuba
berkurangnya elastisitas jaringan daun telinga Eustachius Perubahan perubahan yang terjadi
pada bagian sistim hantaran bunyi tersebut
dan liang telinga. Kelenjar kelenjar sebasea ternyata tidak terlalu besar pengaruhnya ter-
dan seruminosa mengalami gangguan fungsi hadap ambang pendengaran

sehingga produksinya berkurang, selain itu juga Struktur telinga bagian dalam juga me-
ngalami perubahan pada kelompok usia lanjut
terjadi penyusutan jaringan lemak yang se- Komponen telinga dalam baik berupa bagian
harusnya berperan sebagai bantalan di sekitar sensorik, saraf, pembuluh darah, jaringan pe-
liang telinga Hal hal tersebut diatas menye- nunjang maupun sinaps saraf sangat rentan

babkan kulit daun telinga maupun liang telinga terhadap perubahan akibat proses degenerasi.

menjadi kering dan mudah mengalami trauma Organ corti merupakan bagian dari koklea
Serumen juga cenderung mengumpul, mengeras
yang paling rentan terhadap perubahan akibat
dan menempel dengan jaringan kulit liang proses degenerasi yang dialami populasi usia
lanjut
telinga
Proses degenerasi yang terjadi pada sel
Bagian liang telinga 213 dalam ( dikelilingi sel rambut luar di bagian basal koklea sangat
oleh jaringan tulang) juga berpotensi mengalami besar pengaruhnya dalam penurunan ambang
pendengaran pada usia lanjut
perlukaan pada upaya untuk mengeluarkan
kotoran telinga yang keras, karena kulit yang TULI KONDUKTIF PADA GERIATRI

melapisinya menjadi lebih tipis.Oleh sebab itu Pada telinga luar dan telinga tengah proses

diperlukan perhatian khusus pada saat pema- degenerasi dapat menyebabkan perubahan

sangan alat bantu dengar, karena berkurang- atau kelainan berupa, (1) berkurangnya elastisitas

nya toleransi kulit liang telinga terhadap bahan dan bertambah besarnya ukuran pinna daun
telinga, (2) atrofi dan bertambah kakunya liang
bahan yang lebih keras telinga, (3) penumpukan serumen, (4) mem-
bran timpani bertambah tebal dan kaku, (5)
Terdapat kecenderungan pengumpulan kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran.

serumen yang disebabkan oleh meningkatnya Pada usia lanjut kelenjar-kelenjar serumen
produksi serumen dari bagian 1/3 luar liang mengalami atrofi, sehingga produksi kelenjar
telinga, bertambah banyaknya rambut liang

telinga yang tampak lebih tebal dan panjang
produk serumen yang lebih keras maupun ada-

nya sumbatan akibat pemasangan alat bantu
dengar Menurut Mahoney (1987) prevalensi
serumen yang mengeras (serumen prop) pada

populasi usia lanjut adalah 34 o/o
Bagian telinga lainnya seperti membran

timpani, tulang tulang pendengaran, otot otot di

44

serumen berkurang dan menyebabkan serumen Klasifikasi
menjadi lebih kering, sehingga sering terjadi
serumen prop yang akan mengakibatkan tuli Berdasarkan perubahan patologik yang
konduktif. Membran timpani" yang bertambah
kaku dan tebal juga akan menyebabkan gang- terjadi, Schuknecht dkk menggolongkan presbikusis
guan konduksi, demikian pula halnya dengan
kekakuan yang terjadi pada persendian tulang- menjadi 4 jenis yaitu, (1) sensorik, (2) neural,
tulang pendengaran. (3) metabolik (stial presbycusrs) dan (4) mekanik
(coc h le a r p resbycusis,). Men u rut penel itian pre-
TULI SARAF PADA GERIATRI valensi terbanyak adalah jenis metabolik (34,6%).

(PRESBTKUStS) Sedangkan prevalensi jenis lainnya "adalah
neural 30.7%, mekanik 22.8o/o dan sensorik
Presbikusis adalah fuli sensorineural fiekuensi
11.9Vo.
tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun,
simetris pada telinga kiri dan kanan. Pres- 1. Sensorik Patologi
bikusis dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz
2. Neural Lesi terbatas pada koklea. Atrofi
atau lebih. organ Corli, jumlah sel-sel rambut
3 Metabolik dan sel-sel penunjang berkurang.
Etiologi $tnal ,
Sbl-sel neuron pada koklea dan.
Umumnya diketahui bahwa presbikusis presbycusrs) jaras auditorik berkurang.
merupakan akibat dari proses degenerasi. Di-
dugq kejadian presbikusis mempunyai hubung- 4. Mekanik Atrofi stria vaskularis Potensial
an dengan faktor-faktor herediter, pola makan- (Cochlear mikrofonik menurun.
presbycusrs,) Fungsi sel dan keseimbangan
an, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, bio-kimia/bioelektrik koklea
gaya hidup atau bersifat multifaktor. Menuiun- .berkurang.
nya fungsi pendengaran secara berangsur me-
Terjadi perubahan gerakan
rupakan efek kumulatif dari pengaruh faktor- mekanik duktus koklearis.
Atrofi ligamentum spiralis.
faktor tersebut di atas. . Membran basilaris lebih kaku.
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60
r€TA&{.lc
tahun.. Progresifitas penurunan pendengaran 6rflAr.t
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada
laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan pe-
rempuan.

Patologi Gambar 1. Letak lesi presbikusis.
Dikutip dari Gelfald'
Proses degenerasi menyebabkan perubah-

an struktur koklea dan N.Vlll. Pada koklea
perubahan yang mencolok ialah atrofi dan
degenerasi sel sel rambut penunjang pada

organ.Corti. Proses atrofi disertai dengan pe-
rubahan vaskular juga terjadi pada stria vas-

kularis. Selain itu terdapat pula perubahan,

berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-
sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi
juga pada myelin akson saraf.

t5

Gejala klinik Pemeriksaan audiometri tutur menunjuk-

Keluhan utama presbikusis berupa berku- kan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech
rangnya pendengaran secara perlahan-lahan discrimination). Keadaan ini jelas terlihat pada
presbikusis jenis neural dan koklear.
dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Kapan berkurangnya pendengaran tidak di- Penatalaksanaan

ketahui pasti Rehabilitasi sebagai upaya mengembali-
Keluhan lainnya adalah telinga berdenging
kan fungsi pendengaran dilakukan dengan
(tinitus nada tinggi) Pasien dapat mendengar
suara percakapan, tetapi sulit untuk me- pemasangan alat bantu dengar (hearing aid).
mahaminya, terutama bila diucapkan dengan Adakalanya pemasangan alat bantu dengar
cepat di tempat dengan latar belakang yang
bising (cocktail pafty deafness). Bila intensitas perlu dikombinasikan dengan latihan membaca
suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di ujaran (speech reading) dan latihan mendengar
(audiotory training); prosedur pelatihan tersebut
telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech
saral (recruitment). therapist).

Dragnosis Daftar pustaka

Dengan pemeriksaan otoskopik, tampak 1. Mills J Presbycusis ln: Ballenger JJ, Snow JB(eds).
membran timpani suram, mobilitasnya berku-
Otolaryngology Head and Neck Surgery 15rh ed
rang. Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural.
Pemeriksaan audiometri nada murni menunjuk- Baltimore, Philadelphia, Hongkong, London, Munich,
Tokyo: A Lea & Febiger Book,1996 p 1133 - 1141
kan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral dan
2. Arnst DJ. Presbycusis. ln: Katz J. Handbook of
simetris.
Pada tahap awal terdapat penurunan yang Clinical Audiology vol 2. Baltimore : 1985: p.707-20.

tajam (s/oprng) setelah frekuensi 2000 Hz. 3. Austin DF. Anatomy of the Ear. ln : Ballenger JJ,

Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sen- Snow JB (ed). Otolaryngology Head and Neck
sorik dan neural.
Surgery 15rh ed Baltimore, Philadelphia, Hongkong,
Garis ambang dengar pada audiogram London, Munich, Tokyo: A Lea & Febiger Book,1996
jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar,
kemudian pada tahap. berikutnya berangsur- p.838-57.
angsur terjadi penurunan. Pada semua jenis
4. Weinstein BE. Hearing Loss in Elderly.: A new Look
presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan
pada frekuensi yang lebih rendah. in an Old Problem ln: Katz J (ed) Handbook of
Clinical Audiology vol 2. 5th ed Philadelphia :

Lippincot William & Wilkin, 2000. p 597-603

46

TULI MENDADAK

Jenny Bashiruddin dan lndro Soefrrfo

Tuli mendadak (sudden deafness) ialah Gejala

tuli yang terjadisecara tiba{iba. Jenis ketulian- Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat
nya adalah sensorineural, penyebabnya tidak
dapat langsung diketahui, biasanya terjadi bersifat mendadak atau menahun secara
pada satu telinga. Beberapa ahli mendefinisi-
kan tuli mendadak sebagai penurunan pen- tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara
atau berulang dalam serangan, tetapi biasa-
dengaran sensorineural 30 dB atau lebih, nya menetap. Tuli'yang bersifat sementara
paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut biasanya tidak berat dan tidak berlangsung
pada pemeriksaan audiometri dan bqrlang- lama. Kemungkinan sebagai pegangan harus
diingat bahwa perubahan yang menetap akan
sung dalam waktu kurang dari 3 hari.1-3 terjadi sangat cepat. Tuli dapat unilateral atau
bilateral, dapat disertai dengan tinitus dan
Kerusakan terutama di koklea dan biasa- vertigo.
nya bersifat permanen, kelainan ini dimasuk-
Pada infeksi virus, timbulnya tuli men-
kan ke dalam keadaan darurat neurotologi. dadak biasanya pada satu telinga, dapat di-
sertai dengan tinitus dan vertigo. Kemung-
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh kinan ada gejala dan tanda penyakit virus
seperti parotis, varisela, variola atau pada
berbagai hal, antara lain oleh iskemia koklea, anamnesis baru sembuh dari penyakit virus
tersebut. Pada pemeriksaan klinis tidak ter-
infeksivirus, bauma kepala, trauma bising yang
dapat kelainan telinga.
keras, perubahan tekanan atnosfir, autoimun,
Diagnosis
obat ototoksik, penyakit Meniere dan neuroma
Diagnosis tuli mendadak ditegakkan ber-
akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai dasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
THT, audiologi, laboratorium serta pemerik-
etiologi dan sesuai dengan definisi di atas saan penunjang lain.

adalah iskemia koklea dan infeksivirus. Anamnesis yang teliti mengenai proses
terjadinya ketulian, gejala yang menvertai
lskemia koklea merupakan penyebab serta faktor predisposisi penting untuk me-
utama tuli mendadak. Keadaan ini dapat di- ngarahkan diagnosis. Pemeriksaan fisik ter-
sebabkan oleh karena spasme, trombosis masuk tekanan darah sangat diperlukan.
Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai
atau perdarahan arteri auditiva interna. kelainan pada telinga yang sakit.
Pada pemeriksaan pendengaran (audiologi):
Pembuluh darah ini merupakan arteri ujung Tes penala :Rinne positif, Weber lateralisasi
(end artery\, sehingga bila terjadi gangguan
ke telinga yang sehat, Schwabach
pada pembuluh darah ini koklea sangat
memendek.
mudah mengalami kerusakan. lskemia meng- Kesan : tuli sensorineural.

akibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion Audiometri nada murni : tuli sensorineural 'i-
ngan sampaiberat.
stria vaskularis dan ligamen spiralis. Kemu-
dian diikuti oleh pembentukan jaringan ikat
dan penulangan. Kerusakan sel-sel rambut

tidak luas dan membran basaljarang terkena.

Beberapa jenis virus, seperti virus parotis,

virus campak, virus influensa B dan mono-
nukleosis menyebabkan kerusakan pada
organ corti, membran tektoria dan selubung
myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi
biasanya berat, terutama pada frekuensi

sedang dan tinggi.

t7

- Tes SlSl (short increment sensitivity index) - Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat

Skor '. 100o/o atau kurang dari 70 % diseftai dengan pemberian tablet vasodilator

Kesan : dapat ditemukan rekrutmen oral tiap hari.

- Tes Tone decay atau refleks kelelahan negatif - Prednison (kortikosteroid)4 X 10 mg (2 tablet),
tapering off liap 3 hari (hati-hati pada
Kesan , bukan tuli retrokoklea
pasien diabetes melitus)
Audiometri tutur (speech audiometry)
SDS (speech discrimination score) - Vitamin C 500 mg 1 x 1 tableUhari,
Kurang dari 100%
Kesan : tuli sensorineural vitamin E'1 x'1 tablet

Audiometri impedans : - Neurobion (neurotonik) 3X 1 tableVlhari
- Diit rendah garam dan rendah kolesterol
Timpanogram tipe A (normal) refleks - lnhalasi oksigen 4 X 15 menit (2 liter / menit)

stapedius ipsilateral negatif atau positif Obat anti virus sesuai dengan virus penyebab.
sedangkan kontra lateral positif.
Kesan : tuli sensorineural koklea. - Hiperbarik oksigen terapi (HB)

BERA (pada anak) menunjukkan tuli sen- Pada pasien diabetes perlu diperhatikan,
sorineural ringan sampai berat. Pemeriksaan
ENG (E/ekfronistagmografr) mungkin terdapat sebaiknya diberikan kortikosteroid injeksi dan bila
paresis kanal, perlu dilakukan pemeriksaan gula darah secara

Pemeriksaan tomografi komputer (Cf rutin setiap hari serta konsultasi ahli penyakit
Scan) dan pencitraan resonansi magnetik dalam, Apabila hasil konsultasi dengan Sub
Bagian Hematologi Penyakit Dalam dan Bagian
(MRI) dengan kontras diperlukan untuk me-
nyingkirkan diagnosis seperti neuroma akustik Kardiologi ditemukan kelainan, terapi ditambah,
dan malformasi tulang temporal. Bila diduga
kemungkinan adanya neuroma akustik, pasien sesuai dengan nasehat bagian tersebut.

dikonsulkan ke Bagian Saraf Pemeriksaan Saat ini telah dikenal terapi oksigen bertekanan
tinggi dengan teknik pemberiaan oksigen hiper-
arteriografi diperlukan untuk kasus yang diduga
akibat trombosis.o barik adalah dengan memasukkan pasien ke
dalam suatu ruangan (chanber) yang ber-
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan tekanan 2 ATA.
untuk memeriksa kemungkinan infeksi virus,
bakteri, h iperlipidemia, hiperfibrinogen. hipotiroid, Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan
penyakit autoimun dan faal hemostasis, setiap minggu selama satu bulan Kallinen et al
(1997)s mendefinisikan perbaikan pendengar-
Untuk mengetahui ada tidaknya hiper-
koagulasi darah pada pasien tuli mendadak an pada tuli mendadak adalah sebagai berikut:
dapat dilakukan pemeriksaan faal hemostasi
dan tes penyaring pembekuan darah 1 Sangat baik, apabila perbaikan lebih

Penderita perlu drkonsulkan ke Sub-Bagian dari 30 dB pada 5 frekuensi.
Hematologi Penyakit Dalam dan Bagian Kar-
2. Sembuh, apabila perbaikan ambang pen-
diologi untuk mengetahui adanya kelainan
darah dan hal-hal yang mengakibatkan pe- dengaran kurang dari 30 dB pada frekuensi
nyumbatan pembuluh darah, 250 Nz,500Hz, 1000 Hz, 2000H2 dan di
bawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz.
Penatalaksanaan
3 Baik apabila bila rerata perbaikan 10-30
- Tirah banng sempuma (totalbed resf) istirahat
dB pada 5 frekuensi.
fisik dan mental selama dua minggu untuk
4. Tidak ada perbaikan, apabila terdapat per-
' menghilangkan atau mengurangi stres yang
besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan baikan kurang dari '10 dB pada 5 frekuensi,
neurovaskular Bila gangguan pendengaran tidak sembuh

dengan pengobatan di atas, dapat dipertim-

bangkan pemasangan alat bantu dengar (heaing

aid) Apabila dengan alat bantu dengar juga
masih belum dapat berkomunikasi secara
adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan
tujuan agar pasien dapat menerima keada-

48

an. Rehabilitasi pendengaran agar dengan Gejala vertigo dan perasaan telinga penuh
sisa pendengaran yang ada dapat digunakan
secara maksimal bila memakai alat bantu lebih mudah hilang dibandingkan dengan gejala
dengar dan rehabilitasi suara agar dapat
mengendalikan volume, nada dan intonasi tinitus. Ada ahli yang berpendapat bahwa
oleh karena pendengarannya tidak cukup adanya tinitus menunjukkan prognosis yang
lebih taik.s
untuk mengontrol hal tersebut.
Daftar pustaka
Prognosis
1 Eisenman DJ, Arts HA Effectiveness of treatment
Prognosis tuli mendadak tergantung pada for sudden sensorineural hearing loss. Arch.
beberapa faktor yaitu. kecepatan pemberian
obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2000;

usia, derajad tuli saraf dan adanya faktor- .126: 1161-1164.

faktor pre-disposisi. 2 Loughran S. Management of sudden sensorineural
Pada umumnya makin cepat diberikan
hearing loss: a consultan survey. The Journal of
pengobatan makin besar kemungkinan untuk Laryngologyand Otology 2000; 114: 837-9

sembuh, bila sudah lebih dari 2 minggu ke- 3. Hughes GB, Freedman MA, Haberkamp TJ, Guay

mungkinan sembuh menjadilebih kecil. Penyem- ME. Sudden sensorineural hearing loss. Otolaryngologic

buhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi Clinic of North America. 1996; 29: 393405.
dapat juga tidak sembuh, hal ini disebabkan
oleh karena faktor konstitusi pasien seperti 4. Snow JB, Telian SA. Sudden deafness. ln:
pasien yang pernah mendapat pengobatan
Paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL Editors.
obat ototoksik yang cukup lama, pasien diabetes Otolaryngology 3'd ed. Philadelphia, WB Saunders
melitus, pasien dengan kadar lemak darah
yang tinggi, pasien dengan viskositas darah Co,1991:p.1619-28
yang tinggi dan sebagainya, walaupun pengo-
batan diberikan pada stadium yang dini.o'' 5, Kallinen J, Laippala P, Laurinkainen E Grenman.

Pasien yang cepat mendapat pemberian Sudden deafness: A Comparison of anticoagulan
kortikosteroid dan atau vasodilator mempu-
nyai angka kesembuhan yang lebih tinggi,6 therapy and carbogen inhalation therapy. Ann Otol
demikian pula dengan kombinasi pemberian
Rhinol Laryngology.l 997',106:22-24
steroid dengan heparinisasi dan karbogen
6. Fettermant BL, Saunders JE, Luxford WM.
serta steroid dengan obat fibrinolisis."
Usia muda mempunyai angka perbaikan Prognosis and treatment of sudden sensorineural
hearing loss. The American Journal of otology.
yang lebih besar dibandingkan usia tua, tuli
sensorineural berat dan sangat berat mem- '1996; 17:529-36

punyai pronosis lebih buruk dibandingkan 7 Haris JP, Rucheristein MJ. Sudden sensorineural
dengan tuli sensorineural nada rendah dan
hearing loss, perylymph fistula and auto immune
menengah. Tinitus adalah gejala yang paling
sering menyertai dan paling mengganggu di- inner ear disease. ln: Ballenger JJ, Snow JB
samping vertigo dan perasaan telinga penuh.
Editors. Otolaryngology head and neck surgery.
Baltimore William & Wilkins 1996:p.1109-17

8 Kubo T, Matsunaga T, Asai H, Kawamoto K,

Kusakai J, Namura Y et al. Efficacy of defibrino.
genation and steroid therapy on sudden deafness.
Arch. Otolaryngology head and neck surgery.

1 988;1 1 4:649-652.

9. Stookroos RJ, Albers FWJ, Tenvergert M, Antiviral
treatment of ldiopathic sudden sensorineural
hearing loss: A prospectiv, randomized, double

blind clinical trial Acta Otolaryngology (Stockh)

1998; 1 18: 488-495

49

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING
(NOTSE TNDUCED HEARTNG rOSS)

Jenny Bashiruddin dan lndro Soetlrfo

Gangguan pendengaran akibat bising (norse 1. Reaksi adaptasi merupakan respons ke-
induced heaing /oss) ialah gangguan pendengaran
lelahan akibat rangsangan oleh bunyi de-
yang disebabkan akibat terpajan oleh bising ngan intensitas 70 dB SPL atau kurang,
yang cukup keras dalam jangka waktu yang keadaan ini merupakan fenomena fisiologis
cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh pada saraf telinga yang terpajan bising.

bising lingkungan kerja. 2. Peningkatan ambang dengar sementara,

Sifat ketuliannya adalah tuli sensorineural merupakan keadaan terdapatnya pening-
koklea dan umumnya terjadi pada kedua telinga. katan ambang dengar akibat pajanan bising
dengan intensitas yang cukup tinggi. Pe-
Secara umum bising adalah bunyi yang
tidak diinginkan. Secara audiologik bising ada- mulihan dapat terjadi dalam beberapa
lah campuran bunyi nada murni dengan ber- menit atau jam. Jarang terjadi pemulihan
bagai frekuensi. Bising yang intensitasnya 85
desibel (dB) atau lebih dapat mengakibatkan dalam satuan hari.
kerusakan pada reseptor pendengaran Corti di
telinga dalam. Yang sering mengalami keru- 3. Peningkatan ambang dengar menetap,
sakan adalah alat Corti untuk reseptor bunyi
yang berfrekuensi 3000 Hertz(Hz) sampai de- merupakan keadaan dimana terjadi pe-
ngan 6000 Hz dan yang terberat kerusakan ningkatan ambang dengar menetap akibat
alat Corti untuk reseptor bunyi yang berfre- pajanan bising dengan intensitas sangat
kuensi 4000 Hz. tinggi berlangsung singkat (explosif) atau
berlangsung lama yang menyebabkan
Banyak hal yang mempermudah se- kerusakan pada berbagai struktur koklea,
seorang menjadi tuli akibat terpajan bising, antara lain kerusakan organ Corti, sel-sel
rambut, stria vaskularis dll.
antara lain intensitas bising yang lebih tinggi,
berfrekuensi tinggi, lebih lama terpapar bising, Peigaruh bising pada pekerja
mendapat pengobatan yang bersifat racun ter-
hadap telinga (obat ototoksik) seperti strepto- Secara umum dibedakan dua macam
misin, kanamisin, garamisin (golongan amino-
glikosida), kina, asetosal dan lain-lain. yaitu :

Gejala - Pengaruh Auditorial berupa Tuli akibat bising

Kurang pendengaran disertai tinitus (ber- (Noise lnduced Hearing Loss/NIHL) dan
denging ditelinga) atau tidak. Bila sudah cukup umumnya terjadi dalam lingkungan kerja
berat disertai keluhan sukar menangkap per- dengan tingkat kebisingan yang tinggi.

cakapan dengan kekerasan biasa dan bila - Pengaruh Non Auditorial dapat bermacam-

sudah lebih berat percakapan yang keraspun macam misalnya gangguan komunikasi,
sukar dimengerti. Secara klinis pajanan bising
pada organ pendengaran dapat menimbulkan gelisah, rasa tidak nyaman, gangguan
reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar tidur, peningkatan tekanan darah dan
sementara (temporary threshold shift) dan pe-
ningkatan ambdng dengar menetap Qtermanent lain sebagainya.
threshold shift).
Patologi

Telah diketahui secara umurrL bahwa

bising menimbulkan kerusakan ditelinga dalam.

50

Lesinya sangat bervariasi dari disosiasi organ Dragnosis
Corti, ruptur membran, perubahan stereosilia
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anam-
dan organel subseluler Bising juga menim- nesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik dan
bulkan efek pada selganglion, saraf, membran
tektoria, pembuluh darah dan stria vaskularis. otoskopi serta pemeriksaan penunjang untuk

Pada observasi kerusakan organ Corti dengan pendengaran seperti audiometri.
Anamnesis pernah bekerja atau sedang
mikroskop elektron ternyata bahwa sel-sel
sensor dan sel penunjang merupakan bagian ,bekerja di lingkungan bising dalam jangka
yang paling peka di telinga dalam.
waktu yang cukup lama biasanya lima tahun
Jenis kerusakan pada stuktur organ terten- atau lebih. Pada pemeriksaan otoskopik tidak
tu yang ditimbulkan bergantung pada intensitas, ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan audio-
lama pajanan dan frekuensi bising. Penelitian logi, tes penala didapatkan hasil Rinne positif,
Weber lateralisasi ke telinga yang pendengar-
menggunakan intensitas bunyi 120 dB dan
kualitas bunyi nada murni sampai bising de- annya lebih baik dan Schwabach memendek.
ngan waktu pajanan 1-4 jam menimbulkan
Kesan jenis ketuliannya tuli sensorineural.
beberapa tingkatan kerusakan sel rambut: Ke-
Pemeriksaan audiometri nada murni didapat-
rusakan juga dapat dijumpai pada sel pe- kan tuli sensorineural pada frekuensi antara

nyangga, pembuluh darah dan serat aferen. -3000 6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz
Stimulasi bising dengan intensitas sedang
sering terdapat takik (notch) yang patog-
mengakibatkan perubahan ringan pada silia
nomonik untuk jenis ketulian ini. Pemeriksaan
dan Hensen's body, sedangkan stimulasi audiologi khusus seperti SlSl (short increment
sensitivity index), ABLB (alternate binaural
dengan intensitas yang lebih keras dengan /oudness balance) MLB (monoaural loudness
waktu pajanan yang lebih lama akan meng-
akibatkan kerusakan pada struktur sel rambut balance), audiometeri Bekesy, audiomteri tutur

lain seperti mitokondria, granula lisosom, (speech audiometry), hasil menunjukkan ada-
lisis sel dan robekan di membran Reisner. nya fenomena rekrutmen (recruitmenf) yang
Pajanan bunyi dengan efek destruksi yang
tidak begitu besar menyebabkan terjadinya patognomonik untuk tuli sensorineural koklea.

'floppy silia' yang sebagian masih reversibel. Rekrutmen adalah suatu fenomena pada

Kerusakan silia menetap ditandai dengan tuli sensorineural koklea, dimana telinga yang

fraktur' rootlet' silia pada lamina retikularis. tuli menjadi lebih sensitif terhadap kenaikan
intensitas bunyi yang kecil pada frekuensi
Gambar 1. Kerusakan sel-sel rambut koklea
tertentu setelah terlampaui ambang dengarnya.

Sebagai contoh orang yang pendengaranya

normal tidak dapat mendeteksi kenaikan bunyi

I dB bila sedang mendengarkan bunyi nada

murni yang kontinyu, sedangkan bila ada

rekrutmen dapat mendeteksi kenaikan bunyi
tersebut. Contoh sehari-hari pada orang tua
yang men-derita presbikusis (tuli sensorineural
koklea akibat proses penuaan) bila kita ber-
bicara,dengan kekerasan (volume) biasa dia
mengatakan jangan berbisik, tetapi bila kita
berbicara agak keras dia mengatakan jangan

berteriak, sedan gkan orang yang penden garannya

normal tidak menganggap kita berteriak.

Orang yang menderita tuli sensorineural
koklea sangat terganggu oleh bising latar
belakang (background noise), sehingga bila
orang tersebut berkomunikasi di tempat y3ng
ramai akan mendapat kesulitan mendengar

dan mengerti pembicaraan. Keadaan ini disebut
sebagai cocktail pafty deafness.

t1

Apabila seorang yang tuli mengatakan sendiri sangat lemah, rehabilitasi suara juga
lebih mudah berkomunikasi di tempat yang diperlukan agar dapat mengendalikan volume,
tinggi rendah dan irama percakapan.
sunyi atau tenang, maka orang tersebut men-
derita tuli sensorineural koklea. Pada pasien yang telah mengalami tuli
total bilateral dapat dipertimbangkan untuk
Fnqftt0hl pemasangan implan koklea (cochlear implant).

@@w)m Prognosis

Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar

bising adalah tuli sensorineural koklea yang

sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati de-
ngan obat maupun pembedahan, maka prog-
nosisnya kurang baik. Oleh karena itu yang ter-
penting adalah pencegahan terjadinya ketulian.

r00 Pencegahan

fl0 Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB

Gambar 2. Gangguan pendengaran akibat bising dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan

Penatalaksanaan ketulian, oleh karena itu bising lingkungan kerja

Sesuai dengan penyebab ketulian, penderitia harus diusahakan lebih rendah dari 85 dB. Hal
sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan
ini dapat diusahakan dengan cara meredam
bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat
dipergunakan alat pelindung telinga terhadap sumber bunyi, misalnya yang berasal dari ge-
bising, seperti sumbat telinga (ear p/ug), tutup nerator dipisah dengan menempatkannya di
suatu ruangan yang dapat meredam bunyi.
telinga (ear muffl dan pelindung kepala (helmet). Jika bising ditimbulkan oleh alat-alat seperti
mesin tenun, mesin pengerolan baja, kilang
Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli minyak atau bising yang ditimbulkan sendiri
sensorineural koklea yang bersifat menetap
oleh pekerja seperti di tempat penempaan
(inevercible), bila gangguan pendengaran sudah
logam, maka pekerja tersebut yang harus
mengakibatkan kesulitan berkomunikasi de-
ngan volume percakapan biasa, dapat dicoba dilindungi dengan alat pelindung bising seperti
pemasangan alat bantu dengar I ABD (hearing sumbat telinga, tutup telinga dan pelindung
aid). Apabila pendengarannya telah sedemi- kepala. Ketiga alat tersebut terutama melin-
kian buruk, sehingga dengan memakai ABD dungi telinga terhadap bising yang berfrekuensi
pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat tinggi dan masing-masing mempunyai keun-
perlu dilakukan psikoterapi agar dapat mene- tungan dan kerugian. Tutup telinga memberi-
rima keadaannya. Latihan pendengaran (auditoty kan proteksi lebih baik dari pada sumbat telinga,
training) agar dapat menggunakan sisa pende- sedangkan helm selain pelindung telinga ter-
ngaran dengan ABD secara efisien dibantu hadap bising juga sekaligus sebagai pelindung
dengan membaca ucapan bibir (/rp reading), kepala. Kombinasi antara sumbat telinga dan
tutup telinga membedkan proteksi yang terbaik.
mimik dan gerakan anggotia badan, serta bahasa Pekerja yang menjadi tuli akibat terpajan bising
isyarat untuk dapat berkomunikasi. Di samping di lingkungan kerjanya berhak mendapat san-
tunan. Selain alat pelindung telinga terhadap
itu, oleh karena pasien mendengar suaranya bising dapat juga diikuti ketentuan pekerja di
lingkungan bising yang berintensitas lebih Cari
85 dB tanpa menimbulkan ketulian, misalnya

dengan menggunakan tabel dibawah ini.

52

Batas pajanan bising yang diperkenankan sumber bising melaluai survey kebisingan di
sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja 1999 tempat kerja (walk through suNey), melaku-
kan analisis kebisingan dengan mengukur
Lama pajan/ hari lntensitas dlm dB kebisingan menggunakan Sound Level Meter
(SLM) atau, Octave Band Analyzer\, Melaku-
Jam 24 80 kan kontrol kebisingan dengan berbagai cara.
Men I 16 82 peredaman bising, Melakukan Tes Audiometri
85 secara berkala pada pekerja yang berisiko,
8 88 Menerapkan sistem komunikasi, informasi, dan
4 91 edukasi, serta menerapkan penggunaan APD
2 94 (Alat Pelindung Diri) secara ketat dan me-
'l 97 lakukan pencatatan dan pelaporan data.
100
30 103 Daftar Pustaka
15 106
7,50 109 1. Nilan J et al. Occupational hearing loss. Noise and
3,75 112 hearing conservation in occupational medicine;

1,88 1994:258-96
0,94
2. Sanrota R. Tingkat penurunan pendengaran akibat
Detik 28,12 115 ' kebisingan pada tenaga kerja lndonesia di Bagian
14,06 118
121 pertenunan, Universitas lndonesia Jakarta, 1992
7,03 124 Tesis Magister.
3,52 127 3 Suma'mur PK. Kebisingan dalam Higne Perusahan
1,76 130 dan Kesehatan Kerja ed 9. Jakarta 1993: 57-68
0,88 133 4 Sundari. Hubungan pemajanan bising dengan ambang
0,44 136 pendengaran tenaga kerja di Bagian peleburan dan
0,22 139 Pengerolan Besi Baja PT. B.D. Jakarta, Fakultas
0,11 Pasca Sarcaja lndonesia 1994. Tesis Magister.
Alberty PW. Noise & The Ear. ln : Kerr AG ed. Adult
Tidak boleh terpaJan lebih dari 140 dB, walau sesaat
Audiology, Scott Browns Otolaryngology 5th ed.
Semua usaha pencegahan akan lebih
berhasil bila diterapkan Program Konservasi London Butterworths 1991 :594-641
Pendengaran (PKP) yang bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi tenaga kerja dari Borg E, Canlon B, Engstrom B. Noise lnduced

kerusakan atau kehilangan pendengaran akibat Hearing Loss. Literature review and experiments in
rabbits. Scandinavian Audiology Supplement 40.
kebisingan di tempat kerja, tujuan lain adalah 1995; 24 : 9-46.
mengetahui status kesehatan pendengaran
tenaga kerja yang terpajan bising berdasar- 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja. Nomor : KEP -
kan data-data. Untuk mencapai keberhasilan
program konservasi pendengaran, diperlukan 51/ MEN/1999. Tentang. Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di tempat Kerja. .1999
pengetahuan tentang seluk beluk pemeriksaan lndro S. Aspek klinik dan evaluasi kecacatan pada
Noise lnduced Hearing Loss dalam Seminar Pelatihan
audiometri, kemampuan dan ketrampilan tentang Program Konservasi Pendengaran, Jakarta,
7 Oktober 1994.
pelaksana pemeriksaan audiometri, kondisi
audiometer dan penilaian hasil audiogram.

Aktivitas Program Konservasi Pendengaran

antara lain adalah : Melakukan ldentifikasi

53

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT
OBAT OTOTOKSIK

lndro Soetifto, Jenny Bashiruddin, Brastho Bramantyo

CIotoksik sudah lama dikenal sebagai efek yang menetap, tinitus lama kelamaan tidak
samping pengobatan kedokteran, dan dengan begitu kuat, tetapijuga tidak pernah hilang.
bertambahnya obat-obatan yang lebih poten
daftar obat-obatan ototoksik makin bertambah. Loop diuretics dapat menimbulkan tinitus

Pada abad ke 19 Kina, Salisilat dan Oleum yang kuat dalam beberapa menit setelah
chenopodium telah diketahui dapat menimbul-
kan tinitus, kurang pendengaran dan gang- penyuntikan intravena, tetapi pada kasus-kasus
guan vestibuler (Schwabach 1889, North 1880).
Pada tahun 1990 Werner melakukan tinjauan yang tidak begitu berat dapat terjadi tuli sen-
pustaka yang terdahulu dan menerangkan efek sorineural secara perlahan-lahan dan progresif
ototoksik dari berbagai macam zat termasuk dengan hanya disertai tinitus yang ringan.

arsen, etil dan metil alkohol, nikotin, toksin -Tinitus dan kurang pendengara_1 yalg rever-- - -
bakteri dan senyawa-senyawa logam berat.
sibel dapat terjadi pada penggunaan salisilat
Dengan ditemukannya antibiotika streptomisin, dan kina serta tuli akut yang disebabkan oleh
loop diuratics dapat pulih dengan menghenti-
kemoterapi pertama yang efektif terhadap kan pengobatan dengan segera. Tuli ringan
juga pernah dilaporkan sebagai akibat anti-
kuman tuberkulosis, menjadi kenyataan juga
terjadinya penyebab gangguan pendengaran biotik Aminoglikosida, tetapi biasanya me-
dan vestibuler (Hinshaw dan Feldman 1945).
netap atau hanya sebagian yang pulih kembali.
.Antibiotika golongan Aminoglikosida lain
Kurang pendengaran yang disebabkan oleh
yang kemudian digunakan di klinik mem-
pemberian antibiotika biasanya terjadi setelah
perkuat efek ototoksik seperti yang diakibatkan
Streptomisin (Lemer dkk.1981). Kerentanan 3 atau 4 hari, tetapi mungkin akan lebih jelas
yang tidak biasa dari telinga dalam terhadap
cedera oleh golongan-golongan obat tertentu setelah dosis pertama,

kemudian setelah pemberian loop diuretics Tuli akibat ototoksik yang menetap

dapat diperlihatkan, yang ternyata pengaruh- malahan dapat terjadi berhari-hari, berminggu-
nya terhadap ototoksisitas dengan mekanisme
yang berbeda dibandingkan dengan antibiotika minggu atau berbulan-bulan setelah selesai
Aminoglikosida.
pengobatan. Biasanya tuli bersifat bilateral,
Gejala
tetapi tidak jarang yang unilateral.
Tinitus, gangguan pendengaran dan ver- Kurang pendengaran akibat pemakaian

tigo merupakan gejala utama ototoksisitas. obat ototoksik bersifat tuli sensorineural. Anti-
Tinitus biasanya menyertai segala jenis tuli biotika yang bersifat ototoksik mempunyai ciri
penurunan yang tajam untuk frekuensi tinggi
sensorineural oleh sebab apa pun, dan sering-
kali mendahului serta lebih mengganggu dari pada audiogram, sedangkan diuretik yang dapat
pada tulinya sendiri.
menimbulkan ototoksisitas biasanya meng-
Tinitus yang berhubungan dengan ototok- hasilkan audiogram yang mendatar atau sedikit
sisitas cirinya kuat dan bemada tinggi, berkisar
menurun.
antara 4 KHz sampai 6 KHz. Pada kerusakan
Gangguan pendengaran yang berhubung-

an dengan ototoksisitas sangat sering ditemu-
kan, oleh karena pgmberian gentamisin dan

streptomisin. Terjadihya secara perlahan-lahan
dan beratnya sebanding dengan lama dan jum-
lah obat yang diberikan serta keadaan fungsi

ginjalnya.

54

Terdapat juga gangguan keseimbangan salah satu obat golongan aminoglikosida, yang
badan dan sulit memfiksasikan pandangan, sampai saat ini masih digunakan sebagai terapi

terutama setelah perubahan posisi. anti-tuberkulosis kategori ll. Penggunaan obat
Antibiotika aminoglikosida dan loop diurctics
ini masih menjadi dilema, karena efek samping
adalah dua dari obatobat ototoksik yang poten- steptomisin dapat menyebabkan fu li sensorineural
sial berbahaya yang biasa ditemukan. dengan gejala tersering tinitus atau rasa penuh

MEKANISME OTOTOKSIK pada telinga dan gangguan keseimbangan

Akibat penggunaan obat-obat yang bersifat sedangkan obat ini perlu diberikan pada jangka
ototoksik akan dapat menimbulkan terjadinya waktu tertentu yang tidak boleh diputus.
gangguan fungsional pada telinga dalam yang
Dalam salah satu penelitian dilaporkan pula
disebabkan telah terjadi perubahan struktur adanya faktor kerentanan individual terhadap
ototoksisitas obat ini.
anatomi pada organ telinga dalam. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh preparat ototoksik ter- ERITROMISIN
sebut antara lain adalah :
Gejala pemberian eritromisin intravena
1. degenerasi stria vaskularis. Kelainan patologi terhadap telinga adalah kurang pendengaran
subjehif tinitus yang meniup dan kadang-kadang
ini terjadi pada penggunaan semua jenis
disertai vertigo. Pemah dilaporkan bahwa terjadi:
obat ototoksik. tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan tinitus
setelah pemberian intravena dosis tinggi atau
2. degenerasi sel epitel sensori. Kelainan
oral. Biasanya gangguan pendengaran dapat
patologi ini terjadi pada organ corti dan
labirin vestibular, akibat penggunaan anti- pulih setelah pengobatan dihentikan.

biotika aminoglikosida sel rambut luar lebih Antibiotika lain seperti Vankomisin, Vio-
misin, Capreomisin, Minosiklin dapat meng-
terpengaruh daripada sel rambut dalam, akibatkan ototoksisitas bila diberikan pada
dan perubahan degeneratif ini terjadi di-
pasien yang terganggu fungsi ginjalnya.
mulai dari basal koklea dan berlanjut terus
hingga akhirnya sampai ke bagian apeks. LOOP DIURETICS

3. degenerasi sel ganglion. Kelainan ini ter- Ethycrynic acid, furosemide dan bume-
tanide adalah diuritik yang kuat yang disebut
jadi sekunder akibat adanya degenerasi loop diuretik karena dapat menghambat re-

dari sel epitel sensori. absorpsi elektrolit-elektrolit dan air pada cabang
naik dad lengkungan Henle. Walaupun diuretik
AMINOGLIKOSIDA tersebut hanya memberikan sedikit efek sam-

Tuli yang diakibatkannya bersifat bilateral ping tetapi menunjukkan derajat potensi
dan bernada tinggi, sesuai dengan kehilangan
sel-sel rambut pada putaran basal koklea. ototoksisitas, terutama bila diberikan kepada

Dapat juga terjadi tuli unilateral dan dapat pasien dengan insufisiensi ginjal secara intravena.
Biasanya gangguan pendengaran yang terjadi
disertai gangguan vestibular. ringan, tetapi pada kasus-kasus tertentu dapat
menyebabkan tuli permanen.
Obat-obat tersebut adalah : Streptomisin,
Neomisin, Kanamisin, Gentamisin, Tobramisin, OBAT ANTI INFLAMASI
Amikasin dan yang baru adalah Netilmisin dan
Sisomisin. Netilmisin mempunyai efek seperti Salisilat termasuk aspirin dapat meng-
gentamisin tetapi sifat ototoksisitasnya jauh akibatkan tuli sensorineural berfrekuensi tinggi
lebih kecil. Sisomisin juga mempunyai efek dan tinitus. Tetapi bila pengobatan dihentikan
ototoksisitas yang jauh lebih kecil dibandingkan pendengaran akan pulih dan tinitus akan iri-
dengan aminoglikosida-aminoglikosida larn.
lang.
Khusus untuk pemakaian Streptomisin me-

merlukan perhatian yang lebih. Hal ini harus

dilakukan oleh karena Streptomisin merupakan

55

OBAT ANTI MALARIA pusat-pusat kesehatan. Obatobat baru'seperti
tobramisin, amikasin dan netilmisin telah ber-
Kina dan klorokuin adalah obat anti malaria
edar sebagai usaha untuk mengatasi resisten
yang biasa digunakan. Efek ototoksisitasnya
berupa gangguan pendengaran dan tinitus. pseudomonas. 2) Pseudomonas aeruginosa
Tetapi bila pengobatan dihentikan biasanya
pendengaran akan pulih dan tinitusnya hilang. adalah kuman patogen yang bisa..menginfeksi
Perlu dicatat bahwa kina dan klorokuin dapat
melalui plasenta. Pernah ada laporan kasus otitis eksterna maligna. 3) Netilmisin secara
tentang tuli kongenital dan hipoplasia koklea aktif bersifat sinergis dengan antibiotika p:
karena pengobatan malaria waktu ibu yang laktam setara atau lebih kuat dari amino-
sedang hamil. glikosida yang lain. 4) Data yang ada menun-

OBAT ANTI TUMOR jukkan bahwa gentamisin, netilmisin dan tobra-
misin mempunyai tempat yang sama dalam hal
Gejala yang ditimbulkan CIS platinum,
toksisitasnya terhadap ginjal. 5) Pada manusia
sebagai ototoksisitas adalah tuli subjektif,
tidak dapat terlihat perbedaan ototoksisitas bila
tinitus dan otalgia, tetapi dapat juga disertai
dengan gangguan keseimbangan. Tuli biasa- gentamisin dibandingkan dengan amikasin
nya bilateral dimulai dengan frekuensi antara 6
atau netilmisin. 6) Banyak penyelidikan menun-
KHz dan 8 KHz, kemudian terkena frekuensi
jukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang lebih rendah. Kurang pendengaran biasa-
nya mengakibatkan menurunnya hasil speech bermakna dalam derajat toksisitas terhadap
discimination score. Tinitus biasanya samar- telinga atau ginjal antara pasien anak yang
samar. Bila tuli ringan pada penghentian peng-
diobati dengan aminoglikosida dan kontrol
obatan pendengaran akan pulih, tetapi bila yang tidak mendapatkan pengobatan. 7)

tulinya berat biasanya bersifat menetap. Hanya 3 % dosis oral dari suatu aminoglikosida

OBAT TETES TELINGA yang diabsorbsi di saluran cerna. 8) Ginjal

Banyak obat tetes telinga mengandung yang menurun fungsinya, menurun pula derajat
antibiotika golongan aminoglikosida seperti:
ekskresinya dan dapat mengakibatkan aku-
Neomisin dan Polimiksrn 8. Terjadinya ketulian
mulasi dari suatu aminoglikosida di dalam
oleh karena obat tersebut dapat menembus
darah dan jaringan, yang cukup untuk me-
membran tingkap bundar (round window mem-
nyebabkan keracunan pada telinga dan ginjal.
brane). Walaupun membran tersebut pada
manusia lebih tebal 3 X dibandingkan pada 9) Efek toksis aminoglikosida lebih mungkin
(!,baboon (semacam monyet besar)
6S mi- terjadi pada pasien yang fungsi ginjalnya di-

kron), tetapi dari hasil penelitian masih dapat ragukan. 10) Kerusakan akut pada sistem
pendengaran biasanya didahului oleh tinitus.
ditembus obat-obatan tersebut. Sebetulnya
Kehilangan pendengaran sebagai akibat peng-
obat tetes telinga yang mengandung antibiotika
gunaan aminoglikosida mempengaruhi frekuensi-
aminoglikosida diperuntukkan untuk infeksi teli-
frekuensi tinggi. Bila terjadi kerusakan frekuensi-
nga luar. frekuensi rendah juga akan terkena. 11) Efek
utama yang dapat dilihat ialah hilangnya sel-sel
KESIMPULAN
rambut yang dimulai dari putaran basal koklea.
Dari tiap-tiap macam antibiotika dapat di- 12) Pada penelitian randomized blind studies,

simpulkan 1) Gentamisin masih merupakan tentang ototoksisitas gentamisin dan tobramisin
terlihat derajat toksisitas antara 10 % sampai
aminoglikosida utama yang digunakan pada 15 o/o. 13) Pengobatan bersama-sama antara

aminogliko-sida dengan loop inhibiting diuretics

seperti ethacrynic acid dan furosemide meng-

akibatkan ototoksisitas aminoglikosida. 14)

Ethacrynic acrd menyebabkan kerusakan seluler
pada stria vaskularis, limbus spiralis dan sel-

sel rambut koklea dan vestibuler pada binatang
percobaan. 15) Bukti secara anekdot rTrenun-
jukkan bahwa penggunaan obat-obat ototoksik

topikal dapat merupakan faktor penyebab

56

ototoksisitas dan dapat mengakibatkan tuli menjadi lebih penting. Dalam melakukan pen-
cegahan ini termasuk mempertimbangkan peng-
sensorineural yang berat dan atau menetap. gunaan obat-obat ototoksik, menilai kerentanan
pasien, memonitor efek samping secara dini,
Penatalaksanaan yaitu dengan memperhatikan gejala-gejala ke-
racunan telinga dalam yang timbul seperti
Tuli yang diakibatkan oleh obatobat ototoksik tinitus, kurang pendengaran dan vertigo.
tidak dapat diobati. Bila pada waktu pemberian
Pada pasien yang menunjukkan mulai ada
obat-obat ototoksik terjadi gangguan pada gejala-gejala tersebut harus dilakukan evaluasi
telinga dalam (dapat diketahui secara audio- audiologik dan menghentikan pengobatan.

mekik), maka pengobatan dengan obat-obatan Prognosis
tersebut harus segera dihentikan. Berat ringan-
nya ketulian yang terjadi tergantung kepada Prognosis sangat tergantung kepada jenis
jenis obat, jumlah dan lamanya pengobatan. obat, jumlah dan lamanya pengobatan, keren-
Kerentanan pasien termasuk yang menderita tanan pasien. Pada umumnya prognosis tidak
insufisiensi ginjal dan sifat obat itu sendiri. begitu baik malah mungkin buruk.

Apabila ketulian sudah terjadi dapat di- Daftar pustaka
coba melakukan rehabilitasi antara lain dengan
alat bantu dengar (ABD), psikoterapi, auditory 1. Gregory JM and Leonard P. Ototoxic drugs head
tranining, termasuk cara menggunakan sisa
pendengaran dengan alat bantu dengar, be- and neck surgery otolaryngology, Vol. 2 J.B. Lippincott
lajar komunikasi total dengan belajar membaca company. Philadelphia,'1993:p.1793-1802
bahasa isyarat. Pada tuli total bilateral mungkin
dapat dipertimbangkan pemasangan implan 2. Scott PS, William LM, Charles GW. Ototorycity

koklea (Cochlear implant). otolaryngology vol. 3 Otol and Neurotol. Third Ed.
WB Saunders. Company. 1991:p.1653-1669
Pencegahan

Berhubung tidak ada pengobatan untuk
tuli akibat obat ototoksik, maka pencegahan

57

KELAINAN TELINGA LUAR

Alfian F.Hafil, Sosra/isman, Helmi

DAUN TELINGA Biasanya pasien datang datang karena

A. KELAINAN KONGENITAL terdapat obstruksi atau infeksi fistula,

Perkembangan daun telinga dimulai pada sehingga terjadi pioderma atau selulitis
fasial lnfeksi akut diatasi dengan pem-
minggu ketiga kehidupan embrio dengan berian antibiotik dan bila sudah terbentuk
terbentuknya arkus brakialis pertama atau abses, dilakukan insisi untuk drainase
arkus mandibula dan arkus brakialis kedua
atau arkus hyoid. Pada minggu ke enam abses.

arkus brakialis ini mengalami diferensiasi Tindakan operasi diperlukan bila
cairan keluar berkepanjangan atau ter-
menjadi enam buah tuberkel. Secara ber- jadi infeksi berulang sehingga meng-
tahap daun telinga akan terbentuk dari peng-
gabungan ke enam tuberkel ini. Pada ke- ganggu aktifitas. Sewaktu operasi, fistel
adaan normal di bulan ke tiga daun telinga harus diangkat seluruhnya untuk men-
sudah lengkap terbentuk. Bila penggabungan cegah kekambuhan.
tuberkel tidak sempurna maka timbul fistel
2. Microtia dan Atresia Liang Telinga
preaurikular
Pada mikrotia, daun telinga bentuk-
1. Fistula Preaurikula nya lebih kecil dan tak sempurna. Ke-
lainan bentuk ini sering kali disertai dengan
Fistula preaurikula terjadi bila ter- tidak terbentuknya (atresia) liang telinga
dan kelainan tulang pendengaran.
dapat kegagalan penggabungan tuberkel
ke satu dan tuberkel ke dua. Fistel jenis Namun kelainan ini jarang disertai
kelainan telinga dalam, karena perkem-
ini merupakan kelainan herediter yang bangan embriologi yang berbeda antara
bersifat dominan. Sering ditemukan di
telinga dalam dan telinga tengah.
depan tragus berbentuk bulat atau lonjong Kejadian pada lelaki lebih sering dari-

dengan ukuran se ujung pensil. Dari pada perempuan. Angka kejadian 1:7000
kelahiran. Lebih sering pada telinga kanan.
muara fistel sering keluar cairan yang Kejadian pada telinga unilateral: bilateral
adalah 3 : 1.
berasal darj kelenjar sebasea.
Bila ditemukan mikrotia yang bilateral,
Gambar 1. Kista preaurikuler terinfeksi (abses) pikirkan kemungkinan adanya sindroma
kraniofasial (Sindroma Treacher Collins,
sindroma Nager)

Penyebab kelainan ini belum diketahui

dengan jelas. Diduga faktor genetik-

infeksi virus, intoksikasi bahan kimia dan
obat teratogenik pada kehamilan muda
adalah penyebabnya.

Diagnosis mikrotia dan atresia telinga
kongenital dapat ditegakkan dengan hanya
melihat bentuk daun telinga yang tidak

58 3 Telinga camplang / jebang (Bals ear)

sempurna dan liang telinga yang atresia Daun telinga tampak lebih lebar dan lebih
Biasanya semakin tidak sempurna bentuk menonjol Fungsi pendengaran tidak ter-
ganggu Namun karena bentuknya yang
daun telinga dapat menjadi petunjuk tidak normal serta tidak enak dipandang
kadang kala menimbulkan masalah psikis
buruknya keadaan di telinga tengah sehingga perlu dilakukan operasi otoplasti
Pemeriksaan fungsi pendengaran dan
B KELAINAN YANG DIDAPAT
CT-scan tulang temporal dengan resolusi
tinggi diperlukan untuk menilai keadaan HEMATOMA
telinga tengah dan telinga dalam Peme-
riksaan ini penting untuk membantu dalam Hematoma daun telinga biasanya dise-
menentukan kemungkinan berhasilnya
operasi konstruksi kelainan telinga tengah babkan oleh trauma Terdapat kumpulan

Operasi beftujuan untuk memperbaiki darah di antara perikondrium dan tulang
pendengaran dan memperbaiki penam-
pilan secara kosmetik rawan Kumpulan darah ini harus dikeluarkan

Pada atresia liang telinga bilateral, secara steril guna mencegah terjadinya
untuk mencegah terlambatnya per-kem-
bangan berbahasa dianjurkan untuk me- infeksi yang nantinya dapat menyebabkan
makai alat bantu dengar hantaran tulang terjadinya perikondritis
(Bone conduction hearing aid; sejak drni,
PERIKONDRITIS
apabila dari CT-scan tampak adanya
Perikondritis adalah radang pada tulang
koklea yang normal. Operasi pembentukan rawan yang menjadi kerangka daun telinga
liang telinga (kanaloplasti) baru dikerjakan Biasanya terjadi karena trauma akibat kecela-
kaan, operasi daun telinga yang terinfeksi dan
pada usia 5-7 tahun Operasi dikerjakan sebagai komplikasi pseudokista daun telinga.
dalam beberapa tahap Tahap pertama
Bila pengobatan dengan antibiotika gagal
adalah pembentukan daun telinga. Kemu- dapat timbul komplikasi berupa mengkerutnya
dian pada tahap berikutnya baru dibentuk daun telinga akibat hancurnya tulang rawan
liang telinga dan penataan telinga tengah yang menjadi kerangka daun telinga (cauliflower

Sedangkan pada atresia yang unilateral ear)

operasi dikeqakan setelah usia dewasa

Komplikasi dari operasi ini adalah

paresis N Vll, hilangnya pendengaran dan
yang pallng sering adalah terjadinya res-
tenosis

Gambar 2. Mikrotia

Gambar 3. Cauliflower

PSEUDOKISTA 59
Terdapat benjolan di daun telinga yang
Gambar 5. Serumen
disebabkan oleh adanya kumpulan cairan ke-
kuningan di antara lapisan perikondrium dan Serumen dapat keluar sendiri dari liang
tulang rawan telinga telinga akibat migrasi epitel kulit yang ber-
gerak dari arah mebran timpani menuju ke
Biasanya pasien datang ke dokter, karena
ada benjolan di daun telinga yang tidak nyeri luar serta dibantu oleh gerakan rahang
dan tidak diketahui penyebabnya
sewaktu mengunyah.
Kumpulan cairan ini harus dikeluarkan
Walaupun tidak mempunyai efek anti
secara steril untuk mencegah timbulnya peri- bakteri ataupun anti jamur, serumen mem-
punyai efek proteksi Serumen mengikat
kondritis Kemudian dilakukan balut tekan kotoran, menyebarkan aroma yang tidak di-
dengan bantuan semen gips selama se-
minggu supaya perikondrium melekat pada senangi serangga sehingga serangga enggan
tulang rawan kembali Apabila perlekatan
masuk ke liang telinga. Serumen harus di-
tidak senroLrrna dapat t mbul kekambuhan bedakan dengan penglepasan kulit yang
biasanya terdapat pada orang tua, maupun
Gambar 4. Pseudokista
dengan kolesteatosis atau keratosis obturans.
KELAINAN LIANG TELINGA Gumpalan serumen yang menumpuk di

SERUMEN liang telinga akan menimbulkan gangguan
pendengaran berupa tuli konduktif Terutama
Serumen ialah hasil produksi kelenjar
sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit bila telinga masuk air (sewaktu mandi,
yang terlepas dan partikel debu Dalam ke-
adaan normal serumen terdapat di sepertiga berenang), serumen mengembang sehingga
luar liang telinga karena kelenjar tersebut
hanya ditemukan di daerah ini Konsistensinya menimbulkan rasa tertekan dan gangguan
biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. pendengaran semakin dirasakan sangat
Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia
mengganggu.
dan keadaan lingkungan Serumen dapat dibersihkan sesuai de-

ngan konsistensinya Serumen yang lembik,

dibersihkan dengan kapas yang dililitkan

pada pelilit kapas. Serumen yang keras di-
keluarkan dengan pengait atau kuret Apabila

dengan cara ini serumen tidak dapat di-

keluarkan, maka serumen harus dilunakkan
lebih dahulu dengan tetes karbolgliserin 10%
selama 3 hari.

Serumen yang sudah terlalu jauh ter-

dorong ke dalam liang telinga sehingga dikuatir-

60 virus. Faktor y"ng r"riermudah radang

kan menimbulkan trauma pada membran telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga,

timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan yang biasanya normal atau asam. Bila pH
menjadi basa, proteksi terhadap infeksi me-
dengan mengalirka'n (irigasi) air hangat yang
suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Sebelum nurun.
Pada keadaan udara yang hangat dan
melakukan irigasi telinga, harus dipastikan tidak
ada (riwayat) perforasi pada membran timpani. lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
Predisposisi otitis ekstema yang lain ada-
BENDA ASING DI LIANG TELINGA
lah trauma ringan ketika mengorek telinga.
Benda asing yang ditemukan di liang te-
linga bervariasi sekali. Bisa berupa benda Otitis eksterna akut
mati atau benda hidup, binatang, komponen
tumbuh{umbuhan atau mineral. Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna
akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan
Pada anak kecil sering ditemukan
otitis eksterna difus.
kacang hijau, manik, mainan, karet peng-
hapus dan terkadang baterai. Pada orang Otitis eksterna si rkumskripta (furun kel=bisul)
dewasa yang relatif sering ditemukan adalah Oleh karena kulit di sepertiga luar liang
kapas coffon bud yang tertinggal, potongan
korek api, patahan pensil, kadang-kadang telinga mengandung adneksa kulit, seperti
ditemukan serangga kecil seperti kecoa, folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen, maka di tempat itu dapat terjadi
semut atau nyamuk. infeksi pada pilosebaseus, sehingga mem-
Usaha mengeluarkan benda asing senng-
bentuk furunkel.
kalimalah lebih mendorongnya lebih ke'dalam.
Mengeluarkan benda asing harus hati- Kuman penyebab biasanya Staphylo-
coccus aureus atau Staphylococcus albus.
hati. Bila kurang hati-hati atau bila pasien
tidak kooperatif, berisiko trauma yang me- Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat,
rusak membran timpani atau struktur telinga tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini di-
tengah. Anak harus dipegang sedemikian sebabkan karena kulit liang telinga tidak me-
rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat ngandung jaringan longgar di bawahnya, se-
hingga rasa nyeri timbul pada penekanan
bergerak bebas. perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul
Bila masih hidup, binatang di liang telinga spontan pada waktu membuka mulut (sendi
temporomandibula). Selain itu terdapat juga
harus dimatikan lebih dahulu dengan mema- gangguan pendengaran, bila furunkel besar
dan menyumbat liang telinga
sukkan tampon basah ke liang telinga lalu
Gambar 6. Otitis eksterna
meneteskan cairan (misalnya larutan rivanol
atau obat anaestesi lokal) lebih kurang 10
menit, Setelah binatang mati, dikeluarkan
dengan pinset atau diirigasi dengan air bersih
yang hangat.

Benda asing berupa baterai, sebaiknya
jangan dibasahi mengingat efek korosif yang
ditimbulkan.

Benda asing yang besar dapat ditarik de-
ngan pengait serumen, sedangkan yang kecil
bisa diambildengan cunam atau pengait.

OTITIS EKSTERNA

Yang dimaksud dengan otitis eksterna
ialah radang liang telinga akut maupuir k'unis
yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan

Terapi tergantung pada keadaan furunkel 61
Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan
steril untuk mengeluarkan nanahnya Lokal rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula
diberikan antibiotika dalam bentuk salep, tanpa keluhan.

seperti polymixin B atau bacitracin, atau Pengobatannya ialah dengan membersih-

antiseptik (asam asetal2-5 o/o dalam alkohol) kan liang telinga Larutan asam asetat 2%
Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan
dalam alkohol, larutan lodium povidon 5ok alau
insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk tetes telinga yang mengandung campuran anti-
mengalirkan nanahnya
biotik dan steroid yang diteteskan ke liang
Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika
secara sistemik, hanya diberikan obat simto- telinga biasanya dapat menyembuhkan Kadang-
matik seperti analgetik dan obat penenang.
kadang diperlukan juga obat anti-jamur (se-
Otitis eksterna difus bagai salep) yang diberikan secara topikal
yang mengandung nistatin, klotrimazol
Biasanya mengenai kulit liang telinga
duapertiga dalam Tampak kulit liang telinga Gambar 7. Otomikosis

hiperemis dan edema yang tidak jelas batas- HERPES ZOSTER OTIKUS
nya Herpes zoster oticus adalah penyakit yang

Kuman penyebab biasanya golongan disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster
Pseudomonas. Kuman lain yang dapat se- Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom
bagai penyebab ialah Staphylococcus a/bus, saraf kranial Dapat mengenai saraf trigeminus,
escheichia coil dan sebagainya. Otitis eksterna
difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis ganglion genikulatum dan radiks servikalis

media supuratif kronis. bagian atas Keadaan ini disebut juga sindroma
Ramsay Hunt. Tampak lesi kulit yang vesikuler
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga,
liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar otalgia dan terkadang diserlai paralisis otot
getah bening regional membesar dan nyeri wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan
tekan, terdapat sekret yang berbau Sekret gangguan pendengaran berupa tuli sensori-
ini tidak mengandung lendir (musin) seperti
sekret yang ke luar dari kavum timpani pada neural

otitrs media. Pengobatan sesuai dengan tatalaksana
Herpes Zoster
Pengobatannya dengan membersihkan

liang telinga, memasukkan tampon yang me-
ngandung antibiotika ke liang telinga supaya
terdapat kontak yang baik antara obat dengan
kulit yang meradang Kadang-kadang diperlu-
kan obat antibiotika sistemik

OTOMIKOSIS

lnfeksi jamur di liang telinga dipermudah
oleh kelembaban yang tinggi di daerah terse-

but Yang tersering ialah Pityrosporum, Asper-

g/us. Kadang-kadang ditemukan juga kandida

albikans atau jamur lain Pityrosporum me-

nyebabkan terbentuknya sisik yang menye-
rupai ketombe dan merupakan predisposisi
otitis eksterna bakterialis.

62 osteitis. Pendengaran dan membran timpani
biasanya normal Kolesteatoma eksterna dit-
INFEKSI KRONIS LIANG TELINGA emukan hanya pada satu sisi telinga dan lebih

lnfeksi bakteri maupun infeksi jamur yang senng pada usia tua..
tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang di-
sebabkan cairan otitis media, trauma berulang, Oleh karena keratosis obturans disebab-
adanya benda asing, penggunaan cetakan kan oleh proses radang yang kronis, serta
(mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) sudah terjadi gangguan migrasi epitel maka
dapat menyebabkan radang kronis. Akibatnya, setelah gumpalan keratin dikeluarkan, debris
terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga akibat radang harus dibersihkan secara ber-
karena terbentuknya jaringan parut (sikatriks).
kala.
Pengobatannya memerlukan operasi re-
konstruksi liang telinga Membedakan Keratosis Obturans dan Kolesteatoma
Eksterna
KERATOSIS OBTURANS DAN KOLES-
TEATOMA EKSTERNA Umur Keratosis Kolesteatom
Penyakit obturans eksterna
Dulu keratosis obturans dan koles- terkait Tua
Dewasa muda
teatoma eksterna dianggap sebagai penyakit Nyeri Sinusitis Tidak ada
yang sama proses terjadinya, oleh karena itu
sering tertukar penyebutannya Gangguan Eronkrektasr Kronis/nyeri
pendengaran tumpul
Pada keratosis obturans ditemukan SisiTelinga Akut/beral
gumpalan epidermis di liang telinga yang Erosi Tulang
Kulit Telinga ngKond u ktif/sed a Tid a kada/ring a n
disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang Osteonekrosis
Otorea Bilateral Unilateral
berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah
Sirkumferensial Tedokalisi
telinga luar
Pada pasien dengan keratosis obturans Utuh Ulserasi

terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, Tidak ada Bisa ada

liang telinga yang lebih lebar, membran Jaranq Serinq

timpani yang utuh tapi lebih tebal dan jarang Pada kolesteatoma eksterna perlu di-
ditemukan adanya sekresi telinga Gangguan
pendengaran dan rasa nyeri yang hebat di- lakukan operasi agar kolesteatoma dan

sebabkan oleh desakan gumpalan epitel tulang yang nekrotik bisa diangkat sempurna.
Tujuan operasi mencegah berlanjutnya pe-
berkeratin di liang telinga. Keratosis obturans
bilateral sering ditemukan pada usia muda. nyakit yang meng erosi tulang. lndikasi
Sering dikaitkan dengan sinusitis dan bron- operasi adalah bila destruksi tulang sudah
kiektasi
meluas ke telinga tengah, erosi tulang pen-
Erosi tulang liang telinga ditemukan dengaran, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi
pada keratosis obturan dan pada koles- fistel labirin atau otore yang berkepanjangan
Pada operasi, liang telinga bagian luar di-
teatoma eksterna. Hanya saja pada keratosis
peduas agar mudah dibersihkan
obturans, erosi tulang yang terjadi me- Bila kolesteatoma masih kecil dan ter-
nyeluruh sehingga tampak liang telinga
menjadi lebih luas Sementara pada koles- batas dapat dilakukan tindakan konservatif
teatoma eksterna erosi tulang terjadi hanya Kolesteatoma dan jaringan nekrotik diangkat

di daerah posteroinferior sampai bersih, di ikuti pemberian antibiotik

Otore dan nyeri tumpul menahun topikal secara berkala

ditemukan pada kolesteatoma eksterna. Hal Pemberian obat tetes telinga dari cam-
puran alkohol atau gliserin dalam H2O2 3 o/o,
ini disebabkan oleh karena invasi koles-
tiga kali seminggu sering kali dapat menolong.
teatoma ke tulang yang menimbulkan peri-

OTITIS EKSTERNA MALIGNA 63

Otitis eksterna maligna adalah infeksi aeruginosa. Sementara menunggu hasil kultur
difus di liang telinga luar dan struktur lain di dan resistensi, diberikan golongan fluo-roqui-
sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua nolone (ciprofloxasin) dosis tinggi per oral
dengan penyakit diabetes melitus. Pada pen-
derita diabetes, pH serumennya lebih tinggi Pada keadaan yang lebih berat diberikan
dibanding pH serumen non diabetes Kondisi
antibiotika parenteral kombinasi dengan anti-
ini menyebabkan penderita diabetes lebih biotika golongan aminoglikosida yang diberi-
mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya kan selama 6-8 minggu

faklor immunocompromize dan mikroangiopati Antibiotika yang sering digunakan adalah
otitis ekstema berlanjut menjadi otitis eksterna cip roflox a s in, ti c a rc iIIi n - cl av u Ia n a t, p ipe rac il in (di-
kombinasi dengan aminoglikosida), cefri-axone,
maligna. ceftazidine, cefepime (maxipime), tobramicin
Pada otitis eksterna maligna peradangan (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin
(kombinasi dengan golongan penicilin).
meluas secara progresif ke lapisan subkutis,
tulang rawan dan ke tulang di sekitarnya, se- Di samping obat-obatan, sering kali di-
perlukan juga tindakan membersihkan luka
hingga timbul kondritis, osteitis dan osteo- (debrideman) secara radikal. Tindakan mem-
bersihkan luka (debrideman) yang kurang
mielitis yang menghancurkan tulang temporal.
bersih akan dapat menyebabkan makin cepat-
Gejala otitis eksterna maligna adalah: nya penjalaran penyakit
rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat
diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pem- Daftar Pustaka
bengkakan liang telinga Kemudian rasa nyeri
tersebut akan semakin hebat, liang telinga ter- 1 Adams GL, Boies LR and Paparella [/A:
Fundamentals of Otorhinolaryngology WB
tutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuh-
Saunders Co. Asean Ed , 1997, 6th ed
nya Saraf fasial dapat terkena, sehingga me-
2 Austin DF Anatomy of the ear ln. Ballenger JJ.
nimbulkan paresis atau paralisis fasial.
Editors. Otolaryngology head and neck surgery l5'h
Kelainan patologik yang penting adalah
osteomielitis yang progresif, yang disebabkan Ed Baltimore, Philadelphia, Hongkong, London,

kuman Pseudomonas aeroginosa. Penebalan Tokyo A Lea & Febiger Book '1996: 838-57,
endotel yang mengiringi diabetes melitus berat,
kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan 3 Glasscock M, Shambaugh GK Surgery of the Ear,
oleh infeksi yang sedang aktif, menimbulkan
4rh edit Philadelphia, WB Saunders Co. 2003
kesulitan pengobatan yang adekuat.
4. Lee KJ Essential Otolaryngology. Head & Neck
Pengobatan harus cepat diberikan. Se-
Surgery 8th ed McGraw-Hill, New York 2003 84144
suai dengan hasil kultur dan resistensi
5 Persaud RAP,Hajioff D,et al Keratosis Obturans
Mengingat kuman penyebab tersering adalah
and ear canal cholesteatoma: how and why we
Pseudomonas aengenosa, diberikan antibiotika should distinguish between these conditions
dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas Clin Otolaryngol.2ol4,29,57 7 -81 .

64

KELAINAN TELINGA TENGAH

ZainulA. Djaafar, Helmi, Ratna D. Restufi

GANGGUAN FUNGSI TUBA EUS. myoklonus palatal, palatoskisis, dan obstruksi

TACHIUS tuba.

Tuba Eustachius adalah saluran yang Gambar 1. Perbedaan anatomi tuba Eustachius
pada anak-anak dan orang dewasa
menghubungkan rongga telinga tengah dengan
nasofaring. Fungsi tuba ini adalah untuk ven- TUBA TERBUKA ABNORMAL
tilasi, drenase sekret dan menghalangi masuk- Tuba terbuka abnormal ialah tuba terus
nya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.
Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan menerus terbuka, sehingga udara masuk ke
udara dalam telinga tengah selalu sama dengan telinga tengah waktu respirasi. Keadaan ini
tekanan udara luar. Adanya fungsi ventilasi
dapat disebabkan oleh hilangnya jaringan
tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat
turunnya berat badan yang hebat, penyakit
perasat Valsalva dan perasat Toynbee.
kronis tertentu seperti rinitis atrofi dan faringitis,
Perasat Valsalva dilakukan dengan cara gangguan fungsi otot seperti myastenia gravis,
meniupkan dengan keras dari hidung sambil penggunaan obat anti hamil pada wanita dan
hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba penggunaan esterogen pada laki-laki.
terbuka maka terasa udara masuk ke dalam
rongga telinga tengah yang menekan membran Keluhan pasien biasanya berupa rasa
timpani ke arah lateral. Perasat ini tidak boleh penuh dalam telinga atau autofoni (gema suara
dilakukan apabila ada infeksi pada jalan napas sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini
kadang-kadang sangat mengganggu, sehingga
atas. pasien mengalami stres berat.

Perasat Toynbee dilakukan dengan cara
menelan ludah sambil hidung dipencet serta
mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan

terasa membran timpani tertarik ke medial.

Perasat ini lebih fisiologis.

Tuba Eustachius terdiri atas tulang rawan
pada dua pertiga ke arah nasofaring dan se-
pertiganya terdiri atas tulang. Pada anak, tuba
lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya

lebih horizontal dari tuba orang dewasa

(Gambar 1.). Panjang tuba orang dewasa 37,5

mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah

17,5 mm.

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup
dan baru terbuka apabila oksigen dipedukan
masuk ke telinga tengah atau pada saat me-
ngunyah, menelan dan menguap. Pembukaan

tuba dibantu oleh otot tensor veli palatini apabila
perbedaan tekanan berlceda antara 2040 mmHg.

Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh
beberapa hal, seperti fuba terbuka abnormal,

65

Pada pemeriksaan klinis dapat dilihai melakukan perasat Valsalva selama tidak ter-
membran timpani yang atrofi, tipis dan ber- dapat infeksi di jalan napas atas. Apabila cairan
atau cairan yang bercampur darah menetap di
gerak pada respirasi (a telltale diagnostic sign). telinga tengah sampai beberapa minggu, maka
dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila
Pengobatan pada keadaan ini kadang- perlu memasang pipa ventilasi (Grommet).

kadang cukup dengan memberikan obat pe- Usaha preventif terhadap barotrauma dapat
nenang saja. Bila tidak berhasil dapat diper- dilakukan dengan selalu mengunyah permen
timbangkan untuk memasang pipa ventilasi
karet atau melakukan perasat Valsalva, ter-
(Grommet). utama sewaktu pesawat terbang mulai turun

OBSTRUKSI TUBA untuk mendarat.

Obstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai OTITIS MEDIA

kondisi, seperti peradangan di nasofaring, Otitis media ialah peradangan sebagian
atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Erjs-
peradangan adenoid atau tumor nasofaring. tachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Gejala klinik awal yang tirnbul pada penyum-
batan tuba oleh tumor adalah terbentuknya Banyak ahli membuat pembagian dan
cairan pada telinga tengah (otitis media sero- klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis

sa). Oleh karena itu setiap pasien dewasa media terbagi atas otitis media supuratif dan
otitis media non supuratif (= otitis media serosa,
dengan otitis media serosa kronik unilateral otitis media sekretoria, otitis media musinosa,
harus dipikirkan' kemungkinan adanya kar- otitis media efusi/OME). Pembagian tersebut
sinoma nasofaring. Sumbatan mulut tuba di dapat terlihat pada Gambar 2.
nasofaring juga dapat terjadi oleh tampon
posterior hidung (Bellocq tampon) atau oleh
sikatriks yang terjadi akibat trauma operasi

(adenoidektomi).

BAROTRAU MA (AEROTTTTS) Gannbar 2. Skema pembagian otitis media

Barotrauma adalah keadaan dengan ter- Masing-masing golongan mempunyai bentuk
jadinya perubahan tekanan yang tiba{iba di
luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang akut dan kronis, yaitu otiti6 media supuratif
atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal akut (otitis media akut = OMA ) dan otitis media
untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan

melebihi 90 cmHg, maka otot yang normal

aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada

keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga
telinga tengah, sehingga cairan keluar dari
pembuluh darah kapiler mukosa dap kadang-
kadang disertai dengan ruptur pembuluh
darah, sehingga cairan di telinga tengah dan

rongga mastoid tercampur darah.
Keluhan pasien berupa kurang dengar,

rasa nyeri dalam telinga, autofoni, perasaan
ada air dalam telinga dan kadang-kadang tini-
tus dan vertigo. Pengobatan biasanya cukup
dengan cara. konservatif saja, yaitu dengan
memberikan dekongestan lokal atau dengan

66

supuratif kronis (OMSI( OMP). Begitu pula Pada anak, makin sering anak terserang
infeksi saluran napas, makin besar kemung-
otitis media serosa terbagi menjadi otitis media kinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya
OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachius-
serosa akut (barotrauma = aerotitis) dan otitis nya pendek, lebar dan letaknya agak horisontal
media serosa kronis. Selain itu terdapat juga (Gambar 1.).

otitis media spesifik, seperti otitis media tuber- Patologi
kulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media
yang lain ialah otitis media adhesiva. Kuman penyebab utama pada OMA ialah'
bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemo-
Sembuh / normal litikus, Strafi lokokus aureus, Pneumokokus.,Selain
itu kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus
*Gangguan tuba Tekanan * efusi f. tuba tetap
+ negatif teli- terganggu influenza, Escherichia colli, Streptokokus
i |
nga lengah oME anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas
lnfeksi (-) aurugenosa.
Etiologi :
-|> Hemofillus influenza sering ditemukan

Perubahan tekanan udara tiba-tiba tuba telap terganggu pada anak yang berusia di bawah 5 tahun.
+ ada infeksi
Alergi STADIUM OMA

lnfcksi Perubahan mukosa telinga tengah se-
bagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium:
Sumbatan: Sekret (1) stadium oklusi tuba Eustachius, (2) stadium
hiperemis, (3) stadium supurasi, (4) stadium
Tampon perforasi dan (5) stadium resolusi. Keadaan ini
berdasarkan pada gambaran membran timpani
Tumor yang diamati, melalui liang telinga luar.

Gambar 3. Patogenesis terjadi otitls media STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS

OMA- OME - OMSK Tanda adanya oklusi fuba Eustachius ialah
gambaran retraksi membran timpani akibat
OTITIS MEDIA AKUT
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga
Telinga tengah biasanya steril, meskipun
tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-kadang
terdapat mikroba di nasofaring dan faring. membran timpani tampak normal (tidak ada

Secara fisiologik terdapat mekanisme pence- kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi
mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat di-
gahan masuknya mikroba ke dalam telinga deteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan
tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius,
otitis media serosa yang disebabkan oleh virus
enzim dan antibodi. atau alergi.
Otitis media akut (OMA)terjadi karena faktor
srADruM HTPEREMTS (STADIUM PRE-SUPURASI)
pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan
Pada stadium hiperemis, tampak pem-
tuba Eustachius merupakan faktor penyebab buluh darah yang melebar di membran timpani
utama dari otitis media. Karena fungsi tuba atau seluruh membran timpani tampak hi-
peremis serta edem Sekret yang telah terben-
Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman tuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga
sehingga sukar terlihat.
kuman masuk ke dalam telinga tengah dan

terjadi peradangan.
Dikatakan juga, bahwa pencelus terjadi-

nya OMA ialah infeksi saluran napas atas.

67

STADIUM SUPURASI timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa otitis media serosa bila sekret
Edema yang hebat pada mukosa telinga
menetap di kavum timpani tanpa terjadinya
tengah dan hancurnya sel epitel superfisial,
serta terbentuknya eksudat yang purulen di perforasi.

kavum timpani, menyebabkan membran tim- Gambar 4. Tampak membran timpanl hiperemis dan
pani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar bulging (menonjol)
(Gambar4.).
Gejala klinik OMA
Pada keadaan ini pasien tampak sangat Gejala klinik OMA bergantung pada sta-
Sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa
nyeri ditelinga bertambah hebat. dium penyakit serta umur pasien. Pada anak
yang sudah dapat berbicara keluhan utama
Apabila tekanan nanah di kavum timpani adalah rasa nyeri di dalam telinga, keluhan di
tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya
tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul trombe terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.

flebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis Pada anak yang lebih besar atau pada
mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di
membran timpani terlihat sebagai daerah yang telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi
dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu
lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di
tubuh tinggi dapat sampai 39,5"C (pada stadium
tempat ini akan terjadi ruptur.
supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-
Bila tidak dilakukan insisi membran tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-
kejang dan kadang-kadang anak memegang
timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran
kemungkinan besar membran timpani akan timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga,
ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.

Dengan melakukan miringotomi, luka in- Terapi
sisi akan menutup kembali, sedangkan apabila Pengobatan OMA tergantung pada sta-
terjadi ruptur, maka lubang tempat ruptur
(perforasi) tidak mudah menutup kembali. dium penyakitnya.

STADIUM PERFORASI

Karena beberapa sebab seperti terlam-
batnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur
membran timpani dan nanah keluar mengalir
dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak
yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang,
suhu badan turun dan anak dapat tertidur

nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis

media akut stadium perforasi.

STADIUM RESOLUSI

Bila membran timpani tetap utuh, maka
keadaan membran timpani perlahanJahan akan
normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi,
maka sekret akan berkurang dan akhirnya
kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah
menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan
sekret yang keluar terus menerus atau hilang

68

Pada stadium oklusi pengobatan terutiama kian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3

bertujuan untuk membuka kembali tuba minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret

Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga ' masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi
mastoiditis.
tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes Bila OMA berlanjut dengan keluarnya se-
hidung. HCI efedrin 0,5 % dalam larutan fisio- kret dad telinga tengah lebih dari 3 minggu,
logik (anak < 12 tahun) atau HCI efedrin 1 % maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di subakut.
Bila perforasi menetap dan sekret tetap
alas 12 tahun dan pada orang dewasa. keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua
bulan, maka keadaan ini disebut otitis media
Selain itu sumber infeksi harus diobati. supuratif kronis (OMSK).

Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit 1 Pada pengobatan OMA terdapat beberapa
faktor risiko yang dapat menyebabkan kegagal-
adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi. an terapi. Risiko tersebut digolongkan menjadi
risiko tinggi kegagalan terapi dan risiko rendah.
Terapi pada stadium presupurasi ialah
antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Komplikasi
Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan
penisilin atau ampisilin. Terapi awal dibedkan Sebelum ada antibiotika, OMA dapat me-
nimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal
penisilin intramuskular agar didapatcan konsen: sampai komplikasi yang berat (meningitis dan
abses otak).
hasi yang adekuat di dalam darah, sehingjga
Sekarang setelah ada antibiotika, semua
tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gang- jenis komplikasi itu -biasanya didapatkan se-
guan pendengaran sebagai gejala sisa, dan bagai komplikasi dari OMSK.

kekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan MIRINGOTOMI

minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi ter- Miringotomi ialah tindakan insisi pada fars
tensa membran timpani, agar terjadi drenase
hadap penisilin, maka diberikan eritromisin. sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Pada anak, ampisilin diberikan dengan
lstilah miringotomi sering dikacaukan de-
dosis 50-100 mg/kg BB per hari, dibagi dalam ngan parasentesis: Timpanosintesis sebetul-

4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari nya berarti pungsi pada membran timpani

dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan
mikrobiologik (dengan semprit dan jarum khusus).
40 m'Pg/akgdaBsBt/ahadriiu. m supurasi selain diberikan
antibiotika, idealnya harus disertai dengan Miringotomi merupakan tindakan pem-
miringotomi, bila membran timpani masih utuh. bedahan kecil yang dilakukan dengan syarat
Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih
tindakan ini harus dilakukan secara a-vue
cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
(dilihat langsung), anak harus tenang dan dapat
Pada stadium perforasi sering terlihat dikuasai, (sehingga membran timpani dapat
dilihat dengan baik). Lokasi miringotomi ialah di
sekret banyak keluar dan kadang terlihat sekret kuadran posterior-inferior. Untuk tindakan ini
keluar secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan haruslah memakai lampu kepala yang mem-
yang diberikan adalah obat cuci telinga HzOz punyai sinar cukup terang, memakai corong
telinga yang sesuai dengan besar liang telinga,
3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang dan pisau khusus (miringotom) yang digunakan
adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan berukuran kecil dan steril (Gambar 5).

perfoiasi dapat menutup kembali dalam waktu

7-10 hari.

Pada stadium resolusi, maka membran
timpani berangsur normal kembali, sekret tidak
ada lagi dan perforasi membran timpani me-

nutup.

Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan

tampak sekret mengalir di liang telinga luar

melalui perforasi di membran timpani. Keadaan

ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema
mukosa telinga ter,gah. Pada keadaan demi-

./\

69

penda pat bahwa\rniri ngitomi-tidak ped u d i la ku-
kan, apabila terapi yang adekuat sudah dapat

diberikan (antibiotika yang tepat dan dosis

cukup). Komplikasi timpanosintesis kurang lebih
sama dengan komplikasi miringitomi.

TIMPANOSINTESIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Otitis media supuratif kronis (OMSK)
dahulu disebut otitis media perforata (OMP)

atau dalam sebutan sehari-hari congek.'
Yang disebut otitis media supuratif kronis

ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi menibran timpani dan sekret yang

keluar dari telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah. '

MIRINGOTOMI Perjalanan penyakit

Gambar 5. Timapnosintesis,(atas) dan Otitis media akut dengan perforasi menl-
6iringotoml (bawah)
bran timpani menjadi otitis media supuratif
Kom pl ikasi m i ri ngotomi kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2
bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan,
Komplikasi miringotomi yang mungkin ter-
jadi ialah perdarahan akibat trauma pada liang disebut otitrs media supuratif subakut.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA
telinga luar, dislokasi tulang pendengaran,
menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat
trauma pada fenestra rotundurn, trauma pada diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi
n. fasialis, trauma pada bulbus jugulare (bila
ada anomali letak). kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
(gizi kurang)atau higiene buruk.
Mengingat kemungkinan komplikasi itu,
maka dianjurkan untuk melakukan miringotomi Letak perforasi
dengan narkosis umum dan memakai mikroskop.
Tindakan miringotomi dengan memakai mikros-' Letak perforasi di membran timpani pen-
kop, selain aman, dapat juga untuk mengisap
sekret dari telinga tengah sebanyak-banyaknya. ting untuk-'menentukan tipe / jenis OMSK.
Hanya dengan cara ini biayanya lebih mahal.
Perforasi membran timpani dapat diter,nukan di
Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, daerah sentral, marginal atau atik. Oleh karena
sebetulnya miringotomi tidak perlu dilakukan, itu disebut perforasi sentral, marginal atau atik.
kecuali bila jelas tampak adanya nanah di te-
lingia tengah. Dewasa ini sebahagian ahli ber- Pada perJorasi sentral, perforasi terdapat

di pars tensa, sedangkan di seluruh.tepi per-
forasi masih ada sisa membran timpani. Pada

perforasi marginal sebagian tepi perforasi lang-
sung berhubungan dengan anulus atau sulkus I
timpanikum. Perforasi atik ialah perforasi yang
terletak di pars flaksida (Gambar 6).

70

a subtotal. Sebagian besar komplikasi yang ber-
bahaya atau fataltimbul pada OMSK tipe bahaya.
' ,//
Dlagnosrs
I
i Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan

(lt:) ,./ gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama

Gambar 6. Jenis-jenis perforasi membran timpani: pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala me-
a) sentral b) marginal c) atik rupakan pemeiksaan sederhana untuk menge-

Jenis OMSK tahui adanya gangguan pendengaran. Untuk
OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu mengetahui jenis dan derajat gangguan pen-
dengaran dapat dilakukan pemeriksaan audio-
(1) OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe metri nada murni, audiometri tutur (speech
banigna) dan (2) OMSK tipe bahaya (tipe audiometry) dan pemeriksaan BERA (brainstem
evoked response audiometry) bagi pasien/
tulang = tipe maligna). anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar
audiometri nada mumi.
dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang.
OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang Pemeriksaan penunjang lain berupa foto
kel-uar dari kavum timpani secara aktif, se- rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi
dangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kuman dari sekret telinga.
kavuin timpaninya terlihat basah atau kering.
KOLESTEATOMA
Proses peradangan pada OMSK tipe
Kolesteatoma adalah suatu kista epiterial
aman terbatas pada mukosa saja, dan biasa- yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi
nya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak
di sentral. Urnumnya OMSK tipe aman jarang terbentuk terus lalu menumpuk sehingga
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada
OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma. kolesteatoma bertambah besar.
lstilah kolesteatoma mulai diperkenalkan
Yang dimaksud dengan OMSK tipe malig-
na ialah OMSK yang disertai dengan kolestea- oleh Johanes Muller pada tahun 1838 karena
disangka kolesteatoma merupakan suatu tumor,
toma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK yang ternyata bukan. Beberapa istilah lain
tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi yang diperkenalkan oleh para ahli antara lain
pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal adalah: keratoma (Schucknecht), squamous
epiteliosis (Birrel, 1958), kolesteatosis (Birrel,
atau di atik, kadang-kadang terdapat juga 1958), epidermoid kolesteatoma (Friedman,
1959), kista epidermoid (Ferlito, 1970), epider-
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi mosis (Sumarkin, 1988)

Patogenesis

Banyak teori dikemukakan oleh para ahli
tentang patogenesis kolesteatoma, antara lain

adalah: teori invaginasi, teori migrasi, teori

metaplasi dan teori implantasi.
Teori tersebut akan lebih mudah dipahami

bila diperhatikan definisi kolesteatoma menurut
Gray (1964) yang mengatakan; kolesteatoma
adalah epitel kulit yang berada pada tearpat
yang salah, atau menurut pemahaman penulis;

(

71

kolesteatoma dapat terjadi oleh karena adanya kulit secara iatrogenik ke dalam telinga lengah
epitel kulit yang terperangkap. sewaktu operasi, setelah blust injury, pema-
sangan pipa ventilasi atau setelah miringotomi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa seluruh
Kolesteatoma merupakan media yang baik
epitel kulil (keratinizing stratified squamous untuk tempat pertumbuhan kuman (infeksi),
yang paling sering adalah Proteus dan Pseudo-
epithelium)pada tubuh kita berada pada lokasi monas aeruginosa. Sebaliknya infeksi dapat

yang terbuka I terpapar ke dunia luar. Epitel memicu respons imun lokal yang meng-

kulit di liang telinga merupakan suatu daerah akibatkan produksi berbagai mediator inflamasi
dan berbagai sitokin. Sitokin yang diidentifikasi
Cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen
padat di liang telinga dalam waktu yang lama terdapat pada matriks kolesteatoma adalah
maka dari epitel kulit yang berada medial dari
serumen tersebut seakan terperangkap sehingga interleukin-1 (lL-1), intedeukin-6, tumor necros,is
membentuk kolesteatoma. factor-a. (TNF-cr), dan transforming grov,rth factor

Klasifikasi (TGF). Zal-zat ini dapat menstimulasi sel-sel

Kolesteatoma dapat dibagi atas dua jenis: keratinosit matriks kolesteatoma bersifat hiper-
proliferalif, desfuktif,.dan mampu berangiogenesis.
1. Kolesteatoma kongenital yang terbentuk
Massa kolesteatoma ini akan menekan
pada masa embrionik dan ditemukan pada dan mendesak organ di sekitarnya serta me-
telinga dengan membrana timpani utuh
tanpa tanda-tanda infeksi. Lokasi kolestea- nimbulkan nekrosis terhadap tulang. Terjadinya
proses nekrosis terhadap tulang diperhebat
tom biasanya di kavum timpani, daerah oleh karena pembentukan reaksi asam oleh
petrosus mastoid atau di cerebellopontin pembusukan bakteri. Proses nekrosis tulang ini
mempermudah timbulnya komplikasi seperti
angle. Kolesteatoma di cerebellopontin angle labirinitis,'meningitis dan abses otak.

sering ditemukan secara tidak sengaja Tanda klinik OMSK tipe bahaya

oleh ahli bedah saraf; Mengingat OMSK tipe bahaya seringkali

2. Kolesteatoma akuisital yang terbentuk setelah menimbulkan komplikasi yang berbahaya,

anak lahir, jenis ini terbagi atas dua: maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walau-
pun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan di
a. kolesteatoma akuisital primer kamar operasi, namun beberapa tanda klinik
dapat menjadi pedoman akan adanya OMSK
Kolesteatoma yang terbentuk tanpa di- tipe bahaya, yaitu perforasi pada marginal atau
dahului oleh perforasi membran timpani.
Kolesteatoma timbul akibat terjadi pro- pada atik. Tanda ini biasanya merupakan
ses invaginasi dari membran timpani
pars flaksida karena adanya tekanan tanda dini dari OMSK tipe bahaya, sedangkan
negatif di telinga tengah akibat gang- pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat;
guan tuba (Teori invaginasi). abses atau fistel retroaurikuler (belakang telinga),

b. Kolesteatomaakuisitalsekunder polip atau jaringan granulasi di liang telinga

Kolesteatoma terbentuk setelah ada- luar yang berasal dari dalam telinga tengah,
terlihat kolesteatoma pada telinga tengah
nya perforasi membran timpani. (Gambar 7.), (sering terlihat di epitimpanum),

Kolesteatom terbentuk sebagai akibat sekret berbentuk nanah dan berbau khas

dari masuknya epitel kulit dari liang (aroma kolesteatoma) atau terlihat bayangan
kolesteatoma pada foto rontgen mastoid.
telinga atau dari pinggir perforasi
membran timpahi ke telinga tengah TerapiOMSK
(Teori migrasi) atau terjadi akibat
metaplasi mukosa kavum timpani Terapi OMSK tidak jarang memerlukan
waktu lama, serta harus berulang-ulang. Sekret
karena iritasi infeksi yang berlangsung yang keluar tidak cepat kering atau selalu
lama (Teori metaplasi).

Pada teori implantasi dikatakan bahwa
kolesteatoma terjadi akibat implantasi epitel

72

kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebab- kan pembedahan. Bila terdapat abses sub-
kan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu periosteal retroaurikuler, maka insisi abses
(1) adanya perforasi membran timpani yang sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
permanen, sehingga telinga tengah berhu-
mastoidektomi.
bungan dengan dunia luar, (2) terdapat sumber
infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus Gambar 7. Melalui perforasi membran timpani
paranasal, (3) Sudah terbentuk jaringan patologik tampak jaringan granulasi dan kolesteatoma pada

yang ireversibel dalam rongga mastoid, dan (4) kavum tlmpani
gizi dan higiena yang kurang.
lnfeksitelinga tengah dan mastoid
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah Rongga telinga tengah dan rongga mas-

konservatif atau dengan medikamentosa. Bila toid berhubungan langsung melalui aditus ad
antrum.. Oleh karena itu infeksi kronis telinga
sekret yang keluar terus menerus, maka diberi- tengah yang sudah berlangsung lama biasanya
kan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 disertai infeksi kronis di rongga mastoid. lnfeksi
rongga mastoid dikenal dengan mastoiditis.
3 % selama 3-5 haii. Setelah sekret berkurang, Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke
maka terapi dilanjutkan dengan memberikan dalam komplikasiOMSK.
obat tetes telinga yang mengandung antibiotika
Jenis pembedahan pada OMSK
dan kortikosteroid. Banyak ahli berpendapat Ada beberapa jenis pembedahan atau

bahwa semua obat tetes yang dijual di pasaran teknik operasi yang dapat dilakukan pada
saat ini mengandung antibiotika yang bersifat OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe
aman atau bahaya, antara lain (1) mastoi-
ototoksik. Oleh sebab itu penulis mengan- dektomi sederhana (simple mastoidectomy),
(2) mastoidektomi radikal, (3) mastoidektomi
jurkan agar obat tetes telinga jangan diberikan
radikal dengan modifikasi, (4) miringoplasti, (5)
secara terus menerus lebih dari 'l alau 2 timpanoplasti, (6) pendekatan ganda timpano-
plasti (Combined approach tympanoplasty)
minggu,atau pada OMSK yang sudah tenang.
Secara oral diberikan antibiotika dari golongan Jenis operasi mastoid yang dilakukan ter-
ampisilin, atau eritromisin, (bila pasien alergi gantung pada luasnya infeksi atau kolesteatom,
sarana yang tersedia serta pengalaman operator.
terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi
diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena
penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin

dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi
ryasih ada setelah diobservasi selama 2 bulan,
maka idealnya dilakukan miringoplasti atau

timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk meng-
hentikan infeksi secara permanen, memper-
baiki membran timpani yang perforasi, men-

cegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta mem-

perbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang me-
nyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya

infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus

diobati terlebih dahl.rlu, mungkin juga perlu

melakukan pembedahan, misalnya adenoidek-

tomidan tonsilektomi.
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah

pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila
terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang

tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi

dengan atau tanpa timpanopplasti. Terapi

konservatif dengan medikamentosa hanyalah

merupakan terapi sementara sebelum dilaku-

73

Sesuai dengan luasnya infeksi atau luas dibersihkan dan dinding posterior liang telinga
kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang direndahkan.
dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau
modifikasinya. Tujuan operasi ialah untuk membuang se-
mua jaringan patologik dari rongga mastoid,
M astoidektom i sederh an a dan mempertahankan pendengaran yang ma-
sih ada.
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
aman yang dengan pengobatan konservatif Miringoplasti
tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini
dilakukan pembersihan ruang mastoid dari Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti
jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya yang paling ringan, dikenal juga dengan nama
infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. timpanoplasti tipe l. Rekonstruksi hanya dilaku-
Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak kan pada membran timpani.

diperbaiki. Tujuan operasi ialah untuk mencegah ber-
ulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK
Mastoidektomi radikal tipe aman dengan perforasi yang menetap.

Operasi ini dilakukan pada OMSK bahaya Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah aman yang sudah tenang dengan ketulian
meluas.
ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi
Pada operasi ini rongga mastoid dan
membran timpani.
kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan
patologik. Dinding batas antara liang telinga Timpanoplasti
luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga k'etiga daerah anatomi Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe
tersebut menjadi satu ruangan.
aman dengan kerusakan yang lebih berat alau
Tujuan operasi ini ialah untuk membuang OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan
dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan
semua jaringan patologik dan mencegah operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit
serta memperbaiki pendengaran.
komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran
tidak diperbaiki. Pada operasi ini selain rekonstruksi mem-
bran timpani sering kali harus dilakukan juga
Kerugian operasi ini ialah pasien tidak rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan
bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang
diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien dilakukan - maka dikenal istilah timpanoplasti
tipe ll, lll, lV dan V.
harus datang dengan teratur untuk kontrol,
supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pende- Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih
ngaran berkurang sekali, sehingga dapat meng- dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani de-
hambat pendidikan atau karier pasien. ngan atau tanpa mastoidektomi, untuk mem-
bersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pula
Modifikasi operasi ini ialah dengan me-
masang tandur (graft) pada rongga operasi operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan
serta membuat meatoplasti yang lebar, se- jarak waktu 6 s/d 12 bulan.

hingga rongga operasi kering permanen, tetapi Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
(Combi ned Approach Ty m pa no pl asty)
terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang
Operasi ini merupakan teknik operasi
telinga luar menjadi lebar.
' timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
(operasi Bondy) tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan jaringan granulasi yang luas.
kolesteatoma di daerah atik, tetapi belum me-
rusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid

74

. Tujuan operasi untuk menyembuhkan pe- cairan di telinga tengah baik berbentuk nanah,

nyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa sekret encer, ataupun sekret,yang kental
melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa (mukoid/ glue ear). Dengan kata lain otitis

meruntuhkan dinding posterior liang telinga). media efusi dapat berupa OMA (otitis media

Membersihkan kolesteatoma dan jaringan akut), OMS (otitis media serosa), atau OMM

granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui (otitis media mukoid/ glue ear). Menurut penulis
dua jalan (combined approach) yaitu melalui batasan otitis media efusi tersebut akan mem-

liang telinga dan rongga mastoid dengan me- persulit pengertian, terutama lagi mahasiswa

lakukan,Jimpanotomi posterior. Teknik operasi dan dokter umum.

ini padd OMSK tipe bahaya belum disepakati Oleh karena itu penulis dalam buku ini
mempergunakan istilah otitis media serosa/
oleh para ahli, oleh karena sering terjadi
otitis media sekretoria/otitis media mukoid/
kambuhnya kolesteatoma kembali.

Alur penatalaksaan OMSK dapat dilihat otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana

pada Lampiran 1. terdapat efusi dalam kavum timpani dengan

membran timpani utuh tianpa tanda-tanda radang.

Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran

OTITIS MEDIA NON SUPURATIF timpani utuh dan disertAi tanda-tanda radang

maka disebut otitis media akut (OMA).

Nama lain adalah otitis media serosa, otitis Pada dasarnya otitis media serosa dapat
media musinosa, otitis media efusi, otitis media dibagi atas dua jenis otitis media serosa akul
sekretoria, otitis media mucoid (glue e;ar).
dan otitis media serosa kronik.

Otitis media Serosa adalah keadaan ter-

dapatnya sekret yang nonpurulen di telinga te- Otitis media serosa akut
ngah, sedangkan membran timpani utuh. Ada-

nya cairan di telinga tengah dengan membran Otitis media serosa akut adalah keadaan

timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut terbentuknya sekret di telinga tengah secara

juga otitis media dengan efusi. Apabila qfusi _ .tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan

tersebut encer disebut otitis media serosa dan . fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebab-
apabila efusi tersebut kental seperti lem kan antara lain oleh :

disebut otitis media mukoid (glue ear). Olilis . (1) sumbatan tuba, pada keadaan ter-
media serosa terjadi terutama akibat adanya sebut terbentuk cairan di telinga tengah di-
transudat atau pJasma yang mengalir dari "sebabkan oleh tersumbatnya tuba secaia tiba-
pembuluh arah ke telinga tengah yang se- tiba seperti pada barotrauma, (2) virus, terben-

bagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tuknya cairan di telinga tengah yang berhubung-
an dengan infeksi virus pada jalan napas atas
tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis
(Gambar 8), (3) alergi, terbentuknya cairan di
media mukoid, cairan yang ada di telinga
telinga tengah yang berhubungan dengan
tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar keadaan alergi pada jalan napas atas, (4)

dan kista yang terdapat di dalam mukosa

telinga tengah, tuba Eustachius, dan rongga idiopatik.

mastoid. Faktor yang berperan utama dalam

keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba Gejala dan pengobatan
Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan

sebagai penyebab adalah adenoid hipertrofi, Gejala yang menonjol pada otitis media

adenoitis, sumbing palatum (clefr-palate), lumor serosa akut biasanya pendengaran berkurang.

di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rinitis, Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa

defisiensi imunologik atau metaboli[. Keadaan tersumbat pada telinga atau suara sendiri

alergik sering berperan sebagai faktor tam- terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada te-

bahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah linga yang sakil (diplacusis binauralis). Kadang-

(efusi di telinga tengah). kadang terasa seperti ada cairan yang ber-

Beberapa ahli memberi batasan yaitu gerak dalam telinga pada saat posisi kepala
otitis media efusi adalah keadaan terdapat berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga

75

dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, Otitis media serosa kronik (glue ear)

yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada Batasan antara kondisi otitis media serosa
akut dengan otitis media kronik hanya pada
telinga tengah (misalnya pada barotrauma),
cara terbentuknya sekret. Pada otitis media
tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di

ini pelan-pelan hilang. Rasa nyeri dalam telinga telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada
tidak pernah ada bila penyebab timbulnya se- telinga, sedangkan pada keadaan kronis sekret
kret adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo
atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri
yang ringan. dengan gejala-gejala pada telinga yang ber-

langsung lama.

Otitis media serosa kronik lebih sering
terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media
serosa akut lebih sering terjadi pada orang
dewasa. Otitis media serosa unilateral pada
orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus

selalu dipikirkan kemungkinan adanya karsinoma

nasofaring.

Sekret pada otitis media serosa kronik

dapat kental seperti lem, ;naka disebut glue ear
(Gambar 9). Otitis media serosa kronik dapat
juga.terjadi sebagaigejala sisa dari otitis media

akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.
Penyebab lain diperkirakan adanya hubungan

dengan infeksi virus, keadaan alergi atau gang-
guan mekanis pada tuba.

Gambar 8. Tampak cairan serosa pada Gambar 9. Tampak cairan sangat kental (g/ue)
otitis media serosa akut pada otitis media serosa kronik

Pada otoskopi lerlihat membran timpani
retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung
udara atau permukaan cairan dalam kavum
timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan

garputala.
Pengobatan dapat secara medikamentosa

dan pembedahan. Pada pengobatan medikal

diberikan obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung),
antihistamin, serta perasat Valsava, bila tidak

ada tanda-tanda infeksi di jalan napas atas.

Setelah satu atau dua minggu, bila gejalagejala
masih menetap, dilakukan miringitomi dan bila
masih belum sembuh maka dilakukan miringotomi
serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet ).

76

Gejala klinik dan pengobatan ATELEKTASIS TELINGA TENGAH

Perasaan tuli pada otitis media serosa Atelektasis telinga tengah adalah retraksi
kronik lebih menonjol (40-50 dB), oleh karena sebagian atau seluruh membran timpani akibat

adanya sekret kental atau glue ear. Pada anak- gangguan fungsi tuba yang kronik. Keluhan
pasien mungkin tidak ada atau berupa gang-
anak yang berumur 5 - 8 tahun keadaan ini
guan pendengaran ringan.
sering diketahui secara kebetulan waktu dilaku- Pada pemeriksaan otoskopi dapat terlihat
kan pemeriksaan THT atau dilakukan uji pen-
dengaran. membran timpani menjadi tipis atau atrofi bila
retraksi sudah berlangsung lama. Pada kasus
Pada ostoskopi terlihat membran timpani yang tidak terlalu berat retraksi mungkin terjadi
utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau hanya pada satu kuadran saja, sedangkan
keabu-abuan. pada kasus yang lanjut seluruh membran dapat
menempel pada inkus, stapes dan promon-
Pengobatan yang harus dilakukan adalah
mengeluarkan sekret dengan miringitomi dan torium.
memasang pipa ventilasi (Grommet). Pada kasus
yang masih baru pemberian dekongestan tetes OTOSKLEROSIS
hidung serta kombinasi anti histamin - dekongestan
per oral kadang-kadang bisa berhasil. Sebahagian Otosklerosis merupakan penyakit pada
ahli menganjurkan pengobatan medikamentosa kapsul tulang labirin yang mengalami spongio-
selama 3 bulan, bila tidak berhasil baru dilaku-
kan tindakan operasi. Disamping itu harus pula sis di daerah kaki stapes, sehingga stapes

dinrlai serta diobati faktor-faktor penyebab menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan
getaran suara ke labirin dengan baik.
seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil,
infe_ksi hidung dan sinus. Manifestasi klinik baru timbul bila penyakit
sudah cukup luas mengenai ligamen anulus
OTITIS MEDIA ADHESIVA kaki stapes. Pada awal penyakit akan timbul tuli
konduktif dan dapat menjadi tuli campur atau
Otitis media adhesiva adalah keadaan tuli saraf bila penyakit telah menyebar ke koklea.

terjadinya jdringan fibrosis di telinga tengah se- Penyebab penyakit ini belum dapat di-
bagai akibat proses peradangan yang berlang- pastikan. Diperkirakan beberapa faktor ikut
sebagai penyebab seperti, faktor keturunan
sung lama sebelumnya. Keadaan ini dapat
dan gangguan pendarahan pada stqpes.
merupakan komplikasi dari otitis media supuratif
lnsiden penyakit ini paling tinggi pada
atau oleh karena otitis media non-supuratif
yang menyebabkan rusaknya mukosa telinga bangsa kulit putih (8 - 10 %),1 Yo pada bang-
tengah. Waktu penyembuhan terbentuk ja- sa Jepang dan 1 o/o pada bangsa kulit hitam.
ringan fibrotik yang menimbulkan perlekatan. Angka insiden di lndonesia belum pernah di-
laporkan, tetapi telah dibuktikan penyakit ini
Pada kasus yang berat dapat terjadi angkilosis ada pada hampir semua suku bangsa di
pada tulang-tulang pendengaran. lndonesia, termasuk warga keturunan Cina,
lndia dan Arab. Penyakit ini pada bangsa kulit
Gejala klinik berupa pendengaran ber- putih mempunyai faktor herediter tetapi dari
kurang dengan adanya riwayat infeksi telinga
pasien-pasien yang ada di lndonesia belum
sebelumnya, terutama diwaktu masih kecil.
pernah ditemukan.
Pada pemeriksaan otoskopi gambaran
membran timpani dapat bervariasi mulai dari Gejala dan tanda klinik

sikatriks minimal, suram sampai retraksi berat, Pendengaran terasa berkurang secara
disertai bagian-bagian yang atrofi atau "tim-
panosklerosis plaque' (bagian membran timpani progresif. Keluhan lain yang paling sering ada-
yang menebal berwarna putih seperti lempeng lah tinitus dan kadang vertigo. Dari pengamat-
kapur).

1tt1

an penulis sebagian besar pasien yang datang Becker W, Naumann HH, Pfaltz CR. Ear, Nose and
berobat, terutama disebabkan karena gang- Throat Diseases, Edited by Richard A. Buckingham
guan tinitus dan ketulian telah mencapai 30 - Georg Thieme Verlag, Sturttgart, 1989:p.82-105 &
40 dB. Penyakit ini lebih sering terjadi bilateral p 112-1 14

dan perempuan lebih banyak dari laki-laki, Ferlito A. A review of definition, terminologi and
umur pasien antara 11-45 tahun. Pada pe- aural cholesteatoma. The journal of laryngology

meriksaan ditemukan membran timpani utuh, and otol. 1993, 107:483-488
normal atau dalam batas-batas normal. Tuba
Gibson WPR Cochlea lmplants Scott-Brown's
biasanya paten dan tidak terdapat riwayat
Otolaryngology, Fifih Editor Otology Edltor John B
penyakit telinga atau trauma kepala atau teli- Booth. Butterworths lnternational Edition, 1987:
nga sebelumnya. Diagnosis diperkuat dengan p.602-16
pemeriksaan audiometri nada murni dan pem'*
riksaan impedance. Hawke M, Keene M, Alberti PW Clinical Otosiopy

Dilaporkan juga bahwa kemungkinan ter- A lexl and Colour Allas Churchilll Livingstone
lihat gambaran membrana timpani yang ke-
merahan oleh karena terdapat pelebaran pem- Edingburgh London Melbourne and New York, 1984
buluh darah promontium (Schwafte's sign).
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih 6 Jung TTK and Rhee CK. Otolaryngologic Approach
baik dalam ruangan bising (Paracusis Willisii). to the Diagnosis and Management of Otitis Media.

Pengobatan Otolaryngologic Clinics of North America, Auguts

Pengobatan penyakit ini adalah operasi 1 991
stapedektomi atau stapedotomi, yaitu stapes
diganti dengan bahan protesis. Operasi ini Sando l, Takahashi and Matsune S. Update on
merupakan salah satu operasi bedah mikro
yang sangat rumit dalam bidang THT. Pada Functional Anatomi and Pathology of Human

kasus yang tidak dapat dilakukan operasi, alat Eustachius tube Related to Otitis Media Effusion
bantu dengar (ABD) dapat sementara mem-
bantu pendengaran pasien. The Otolaringologic Clinics of North America,

Daftar pustaka August 1991:795-811.

1. Adams - GL; Bois LR, Paparella MM. Boies's Shenoi PM Mangement of Chronic suppuralive
,Fundamentals of Otolaryngology. A textbook of Otitis Media Scott-Brown's Otolaryngology, Fifth
Edition. Otology Editor John B Booth. Butterworth
Ear, Nose and Throat Diseases. Fifrh ed. Philadelphia,
London, Toronto WB Saunders Company, 1989: lnternational Edition, 1987 :p.21 5-232
p 195-215
Stroma M, kelly JH, Fried MP. Manual of Otolaryngology,

Diagnosis and Therapy. Little, Brown and Company
Bostonfforonto, 1 985:p,59-64

10 Valvassori GE lmaging of Temporal Bone ln:
Glasscock & Shambough Surgery of The Ear.

Fourth Edition. WB Saunders Company. Philadelphia

1 990;p.1 00-142.

11 Zainul A. Djaafar Pentingnya Diagnosis Dini pada

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Tipe "Dangerous"

Kumpulan Naskah Kongres Nasional Vl PERHATI
Medan 30 Juni - 2 Juli 1980:p.30-6.

78

KOMPLIKASI OTITIS MEDIA SUPURATIF

Helmi, ZainulA. Djaafar, Ratna D. Resfufi

Otitis media supuratif, baik yang akut mau- akut atau suatu eksaserbasi akut penyebaran
biasanya'melalui osteotromboflebitis (hemato-
pun kronis, mempunyai potensi untuk menjadi
gen). Sedangkan pada kasus yang kronis, pe-
serius karena komplikasinya yang dapat meng-
nyebaran terjadi melalui erosi tulang. Cara
ancam- kesehatan dan dapat menyebabkan
kematian. Bentuk komplikasi ini tergantung penyebaran lainnya ialah toksin masuk melalui
pada kelainan patologik yang menyebabkan jalan yang sudah ada, misalnya melalui fenestra
rotundum, meatus akustikus internus, duktus
otore. Biasanya komplikasi didapatkan pada
pasien OMSK tipe bahaya, tetapi OMSK tipe perilimfatik dan duktus endolimfatik.
aman pun dapat meyebabkan suatu kom-
Dari gejala dan tanda yang ditemukan, dapat
plikasi, bila terinfeksi kuman yang virulen.
diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi
Dengan tersedianya antibiotika mutahir kompli-
kasi otogenik menjadi semakin jarang. Pem- telinga tengah ke intrakranial.

berian obat-obat itu sering menyebabkan gejala

dan tanda klinis komplikasi OMSK menjadi
kurang jelas. Hal tersebut menyebabkan pen-
tingnya mengenal pola penyakit yang berhu-

bungan dengan komplikasi ini.

Penyebaran penyakit irosr iuldairi
lrrr;51;r granul
Komplikasi otitis media terjadi apabila
Gambar 1. llustrasi jalan penyebaran komplikasi
sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang supurasi otogenik
normal dilewati, sehingga memungkinkan in-
(dikutip darl Mawson and Ludman)
feksi menjalar ke struktur di sekitarnya. Per-
Penyebaran hematogen
tahanan pertama ini ialah mukosa kavum Penyebaran melalui osteotromboflebitis

timpani yang juga seperti mukosa saluran dapat diketahui dengan adanya (1) komplikasi
terjadi pada awal suatu infeksi atau eksa-
napas, mampu melokalisasi infeksi. Bila sawar serbasi akut, dapat terjadi pada hari pertama
atau kedua sampai hari kesepuluh (2) gejala
ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu pirodromal tidak jelas seperti didapatkan pada
gejala meningitis lokal. (3) Pada operasi, di-
dinding tulang kavum timpani dan sel mastoid. dapatkan dinding tulang telinga tengah utuh,

Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak di

sekitarnya akan terkena. Runtuhnya periostium

akan menyebabkan terjadinya abses sub-

periosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak
berbahaya. Apabila infeksi mengarah ke dalam,
ke tulang temporal, maka akan menyebabkan
paresis n.fasialis atau labirinitis. Bila ke arah
kranial, akan menyebabkan abses ekstradural,
tro4boflebitis sinus lateralis, meningitis dan
ab-ses otak.

Bila sawar tulang terlampaui, suatu din-
ding pertahanan ketiga yaitu jaringan granu-
lasi akan terbentuk. Pada otitis media supuratif

79

dan tulang serta lapisan mukoperiosteal me- atau oksipital dan .adanya keluhan mual, mun-
radang dan mudah berdarah, sehingga disebut tah yang proyektil serta kenaikan suhu badan
juga mastoiditis hemoragika. yang -menetap selama terapi diberikan meru-
pakan tanda komplikasi intrakranial.
Penyebaran melalui erosi tulang
Pada OMSK, tanda-tanda penyebaran
Penyebaran melalui erosi tulang dapat penyakit dapat terjadi setelah sekret berhenti
diketahui, bila (1) komplikasi terjadi beberapa
minggu atau lebih setelah awal penyakit, (2) keluar hal ini menandakan adanya sekret
gejala prodromal infeksi lokal biasanya men-
dahului gejala infeksi yang lebih luas, misalnya purulen yang terbendung.
paresis n. fasialis ringan yang hilang timbul Pemeriksaan radiologik dapat membantu
mendahului paresis n.fasialis yang total, atau
gejala meningitis lokal mendahului meningitis memperlihatkan kemungkinan kerusakan din-
ding mastoid, tetapi untuk yang lebih akurat
purulen, (3) pada operasi dapat ditemukan diperlukan pemeriksaan CT scan. Erosi tulang
merupakan tanda nyata komplikasi dan me-
lapisan tulang yang rusak di antara fokus merlukan tindakan operasi segera. CT scan
berfaedah untuk menentukan letak anatomi
supurasi dengan struktur sekitarnya. Struktur
jaringan lunak yang terbuka biasanya dilapisi lesi. Walaupun mahal, pemeriksaan ini ber-
oleh ja,ringan granulasi.
manfaat untuk menegakkan diagnosis sehingga
Penyebaran melalui jalan yang sudah ada terapi dapat diberikan lebih cepat dan efektif.

Penyebaran cara ini dapat diketahui bila Untuk melihat lesi di otak, misalnya abses
(1) komplikasi terjadi pada awal penyakit, (2) otak, hidrosefalus dan lain-lain dapat dilakukan
ada serangan labirinitis atau meningitis ber- pemeriksaan CT scan otak tanpa dan dengan
ulang, mungkin dapat ditemukan fraktur teng- kontras.
korak, riwayat operasitulang atau riwayat otitis
media yang sudah sembu'h. Komplikasi intra- Kasifikasi komplikasi otitis media supuratif
kranial mengikuti komplikasi labirinitis su- kronis
puratif. (3) pada operasi dapat ditemukan jalan
penjalaran melalui sawar tulang yang bukan Beberapa penulis mengemukakan klasi-
oleh karena erosi. fikasi komplikasi otitis media,yang berlainan,
tetapi dasamya tetap sama.
Dlagnosls komplikasi yang mengancam
Adams dkk(1989) mengemukakan klasifikasi
Pengenalan yang baik terhadap perkem- sebagai berikut :
bangan suatu penyakit telinga merupakan
prasyarat untuk mengetahui timbulnya kom- A. Komplikasi ditelinga tengah :
plikasi. Bila dengan pengobatan medikamen- 1. Perforasi membran timpani persisten
tosa tidak berhasil mengurangi gejala klinik 2. Erosi tulang pendengaran
dengan tidak berhentinya otorea dan pada 3. Paralisis neryus fasialis

pemeriksaan otoskopik tidak menunjukkan ber- B. Komplikasidi telinga dalam :
kurangnya reaksi inflamasi dan pengumpulan 1. Fistula labirin
cairan maka harus diwaspadai kemungkinan 2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf (sensorineural)
terjadinya komplikasi. Pada stadium akut,
naiknya suhu tubuh, nyeri kepala atau adanya C. Komplikasi ekstradural :
tanda toksisitas seperti malaise, perasaan 1. Abses ekstradural
mengantuk (drowsiness), somnolen atau ge- 2. Trombosis sinus lateralis
lisah yang menetap dapat merupakan tanda 3. Petrositis

bahaya.'llmbulnya nyeri kepala di daerah parietal D. Komplikasi ke susunan saraf pusat :
'1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hidrosefalus otitis

80

Souza dkk (1999) membagi komplikasi otitis Komplikasi di telinga tengah

media menjadi: Akibat infeksi telinga tengah hampir selalu

Komplikasi I ntratemporal berupa tuli konduktif. Pada membran timpani
yang masih utuh, tetapi rangkaian tulang peq-
Komplikasi di telinga tengah dengaran terputus, akan menyebabkan tuli
konduktif yang berat. Biasanya derajat tuli
- paresis nervus fasialis konduktif tidak selalu berhubungan dengan
- kerusakan tulang pendengaran penyakitnya, sebab jaringan patologis yang
- perforasi membran timpani
terdapat di kavum timpani pun, misalnya koles-
Komplikasi ke rongga mastoid
teatoma dapat menghantar suara ke telinga
- petrositis
- mastoiditis koalesen dalam.

Komplikasi ke telinga dalam Paresis nervus fasialis

- labirinitis Nervus fasialis dapat terkana oleh penye-
- tuli saraf/ sensorineural baran infeksi langsung ke kanalis fasialis pada
otitis media akut. Pada otitis media kronis, ke-
Komplikasi ekstratemporal rusakan terjadi oleh erosi tulang oleh koles-
teatom atau oleh jaringan granulasi, disusul
Komplikasi intrakranial oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis tersebut.

- abses ekstradura Pada otitis media akut operasi dekompresi
- abses subdura kanalis fasialis tidak dipedukan. Pedu diberikan
- abses otak antibiotika dosis tinggi dan terapi penunjang
- meningitis lainnya, serta menghilangkan tekanan di dalam
- tromboflebitis sinus lateralis
- hidrosefalus otikus kavum timpani dengan drenase. Bila dalam
jangka waktu.tertentu ternyata tidak ada per-
Komplikasi ekstrakaranial
baikan setelah diukur dengan elektrodiagnostik
- abses retroaurikular (misalnya elektromiografi), barulah dipikirkan
- abses Bezold's untuk melakukan dekompresi.
- abses zigomatikus
Pada otitis media supuratif kronis, tindak-
Selain komplikasi-komplikasa tersebut, dapat an dekompresi harus segera dilakukan tanpa
juga.terjadi komplikasi pada perubahan tingkah harus menunggu pemeriksaan elektrodiagnostik.

laku. Komptikasi di telinga datam

Shambough (2003) membagi komplikasi otitis Apabila terdapat peninggian tekanan di
media sebagaiberikut: telinga tengah oleh produk infeksi, ada ke-
mungkinan produk infeksi itu akan menyebar
Komplikasi intratemporal ke telinga dalam melalui tingkap bulat (fenestra
rotundum). Selama kerusakan hanya sampai
- perforasi membran timpani bagian basalnya saja biasanya tidak menim-
- mastoiditis akut
- paresis n. Fasialis bulkan keluhan pada pasien. Akan tetapi
- labirinltis apabila kerusakan telah menyebar ke koklea
- petrositis akan menjadi masalah. Hal ini sering dipakai

Komplikasi ekstratemporal sebagai indikasi untuk melakukan miringotomi
segera pada pasien otitis media akut yang
- abses subperiosteal tidak membaik dalam empat puluh delapan jam
dengan pengobatan medikamentosa saja.
Komplikasi intrakranial
Penyebaran oleh proses destruksi, sepcrti
- abses otak
- tromboflebitis oleh kolesteatoma atau infeksi langsung ke
- hidrosefalus otikus
- empiema subdura
- abses subdura/ ekstradura

81

labirin akan menyebabkan gangguan keseim- Pada fistula labirin atau labirinitis, operasi
bangan dan pendengaran. Misalnya vertigo, harus segera dilakukan untuk menghilangkan
mual dan muntah, serta tuli saraf.
infeksi dan menutup fistula, sehingga fungsi
f,4girrl,e;trs
telinga dalam dapat pulih kembali. Tindakan bedah
T ru*lbctt!et)iiis sinus laicrt t* harus adekuat, untuk mengontrol penyakit primer.

Msrlr)td;tis Matriks kolesteatoma dan jaringan granulasi
harus diangkat dari fistula sampai bersih dan
Gambar 2. llustrasi kompllkasi supurasi otogenik daerah tersebut harus segera ditutup dengan

(dikutip dari Mawson and Ludman) laringan ikat atau sekeping tulang / tulang rawan.

Fistula labirin dan labirinitis Labirinitis

Otitis media supuratif kronis terutama Labirinitis yang mengenai seluruh bagian
labirin, disebut labirinitis umum (general), de-
yang dengan kolesteatoma, dapat menyebab- ngan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat,
kan terjadinya kerusakan pada bagian vesti- sedangkan labirinitis yang terbatas (labirinitis
buler labirin, sehingga terbentuk fistula. Pada sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo
saja atau tuli saraf saja.
keadaan ini infeksi dapat masuk, sehingga
Labirinitis terjadi oleh kar.ena penyebaran
terjadi labirinitis dan akhirnya akan terjadi kom- infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua bentuk
plikasi tuli total atau meningitis. labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis
supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk
Fistula di labirin dapat diketahui dengan
labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa
tes fistula, yaitu dengan memberikan tekanan
udara positif ataupun negatif ke liang telinga sirku mskri pta. Labirinitis supuratif dibagi dalam
melalui otoskop Siegel dengan corong, telinga bentuk labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis
yang kedap atau balon karet dengan bentuk supuratif kronik difus.

elips pada ujungnya yang dimasukkan ke Pada labirinitis serosa toksin menyebab-
kan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang,
dalam liang telinga. Balon karet dipencet dan sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang
udara didalamnya akan menyebabkan perubahan menginvasi labirin, sehingga terjadi kerusakan
tekanan udara di liang telinga. Bila fistula yang yang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi
dan ekspansi labirin membran. Tes fistula harus segera dilakukan untuk menghilangkan
positif akan menimbulkan nistagmus atau infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang di-
perlukan juga drenase nanah dari labirin untuk
vertigo. Tes fistula bisa negatif, bila fistulanya menc'egah terjadinya meningitis. Pemberian
sudah tertutup oleh jaringan granulasi atau bila antibiotika yang adekuat terutama ditujukan
labirin sudah mati/ paresis kanal. kepada pengobatan otitis media kronik dengan

Pemeriksaan radiologik tomografi atau CT / tanpa kolesteatoma
scan yang baik kadang-kadang dapat memper-
lihatkan fistula labirin, yang biasanya ditemu- KOMPLIKASI KE EKSTRADURAL
kan di kanalis semisirkularis horisontal.
PETROSITIS

Kira-kira sepeftiga dari dari populasi manusia,

tulang temporalnya mempunyai sel-sel udara
sampai ke apeks os petrosum. Terdapat be-
berapa cara penyebaran infeksi dari telinga
tengah ke os petrosum. Yang sering ialah pe.
nyebaran langsung ke sel-sel udara tersebut.

82

Adanya pertositis sudah harus dicurigai, otitis media supuratif kronis keadaan ini ber-
apabila pada pasien otitis media terdapat ke- hubungan dengan jaringan granulasi dan
luhan diplopia, karena kelemahan n.Vl. Sering-
kali disertai dengan rasa nyeri di daerah parie- kolesteatoma yang menyebabkan erosi tegmen
tal, temporal atau oksipital, oleh karena ter- timpani atau mastoid.
kenanya n.V., ditambah dengan terdapatnya
otore yang persisten, terbentuklah suatu sin- Gejalanya terutama berupa nyeri tel;inga
drom yang disebut sindrom Gradenigo. hebat dan nyeri kepala. Dengan foto Rontgen
mastoid yang baik, terutama posisi Schuller,
Kecurigaan terhadap petrositis terutama
bila terdapat nanah yang keluar terus menerus dan dapat dilihat kerusakan di lempeng tegmen
rasa nyeri yang menetap pasca mastoidektomi. (tegmen plate) yang menendakan tertem-

Pengobatan petrositis ialah operasi serta busnya tegmen. Pada umumnya abses ini baru
pemberian antibiotoka protokol komplikasi intra- diketahui pada waktu operasi mastoidektomi.
kranial. Pada waktu melakukan operasi telinga
tengah dilakukan juga eksplorasi sel-sel udara ABSES SUBDURAL
tulang petrosum serta mengeluarkan jaringan
patogen. Abses subdural jarang terjadi sebagai per-
luasan langsung dari abses ekstradural biasa-
TROMBOFLEBITIS SINUS LATERALIS nya sebagai perluasan trombofelbitis melalui
pembuluh vena.
lnvasi infeksi ke sinus sigmoid ketika
Gejalanya dapat berupa demam, nyeri kepala
melewati tulang mastoid akan menyebabkan dan penurunan kesadaran sampai koma pada
terjadinya trombosis sinus lateralis. Komplikasi pasien OMSK. Gejala kelainan susunan saraf
ini sering ditemukan pada zaman pra-antibiotik, pusat bisa berupa kejang, hemiplegia dan pada
tetapi kini sudah jarang terjacii. pemeriksaan terdapat tanda kernig positif.

Demam yang tidak dapat diterangkan pe- Pungsi lumbal perlu untuk membedakan
nyebabnya merupakan tanda pertama dari infeksi abses subdural dengan meningitis. Pada abses
pembuluh darah. Pada mulanya suhu tubuh subdural pada pemeriksaan likuor serebro-
turun naik, tetapi setelah penyakit menjadi berat spinal kadar protein biasanya normal dan tidak
didapatkan kurve suhu yang naik turun dengan ditemukan bakteri. Kalau pada abses ekstra-
sangat curam disertai dengan menggigil. Kurve dural nanah keluar pada waktu operasi mastoi-
suhu demikian menandakan adanya sepsis. dektomi, pada abses subdural nanah harus
dikeluarkan secara bedah saraf (neuro-surgical),
Rasa nyeri biasanya tidak jelas, kecuali sebelum dilakukan operasi mastoidektomi.

bila sudah terdapat abses perisinus. Kultur darah KOMPLIKASI KE SUSUNAN SARAF PUSAT

biasanya positif, terutama bila darah diambil MENINGITIS

ketika demam. Komplikasi otitis media ke susunan saraf

Pengobatan haruslah dengan jalan be- pusat yang paling sering ialah meningitis.

dah, membuang sumber infeksi di sel-sel Keadaan ini dapat terjadi oleh otitis media akut,
maupun kronis, serta dapat terlokalisasi, atau
mastoid, membuang tulang yang berbatasan umum (general). Walau secara klinik kedua
dengan sinus (sinus plate) yang nekrotik, atau bentuk ini mirip, pada pemeriksaan likuor sere-
membuang dinding sinus yang terinfeksi atau brospinal terdapat bakteri pada bentuk yang
nekrotik. Jika sudah terbentuk trombus harus umum (general), sedangkan pada bentuk yang
luga dilakukan drenase sinus dan mengeluar- terlokalisasi tidak ditemukan bakteri.
kan trombus. Sebelum itu dilakukan dulu ligasi
vena jugulare interna untuk mencegah trombus Gambaran klinik meningitis biasanya berupa
terlepas ke paru dan ke dalam tubuh lain. kaku kuduk, kenaikan suhu tubuh, mual, mun-

ABSES EKSTRADURAL tah yang kadang-kadang muntahnya muncrat

Abses ekstradural ialah terkumpulnya (proyektif), serta nyeri kepala hebat. Pada kasus
nanah di antara durameter dan tulang. Pada

83

yang berat biasanya kesadaran menurun (delir hebat tanpaldanya kelainan kimiawi dari likuor
sampai koma). Pada pemeriksaan klinik terdapat itu'. Pada pemeriksaan terdapat edema papil.
kaku kuduk waktu difleksikan dan terdapat tanda Keadaan ini dapat menyertai otitis media akut
kernig positif. Biasanya kadar gula menurun
dan kadar protein meninggi di likuor serebrospinal. atau kronis.

Pengobatan meningitis otogenik ini ialah Gejala berupa nyeri kepala yang menetap,
dengan mengobati meningitisnya dulu dengan
antibiotik yang sesuai, kemudian infeksi di teli- diplopia, pandangan yang kabur, mual dan
nganya ditanggulangi dengan operasi mas- muntah. Keadaan ini diperkirakan disebabkan
oleh tertekannya sinus lateralis yang meng-
toidektomi. akibatkan kegagalan absorpsi likuor serebro-

ABSES OTAK spinal oleh lapisan araknoid.

Abses otak sebagai komplikasi otitis media Penatalaksanaan komplikasi intrakranial
dan mastoiditis dapat ditemukan di serebelum,
fosa kranial posterior atau di lobus temporal, di Secara umum, pengobatan komplikasi
fosa kranial media. Keadaan ini sering berhu- penyakit telinga harus mencakup dua hal.
bungan dengan tromboflebitis sinus lateralis,
petrositis, atau meningitis. Abses otak biasa- Tidak hanya penanganan yang efektif terhadap
nya merupakan perluasan langsung dari infeksi komplikasinya yang harus diperhatikan tetapi
telinga dan mastoid atau tromboflebitis. Umum- juga usaha untuk penyembuhan infeksi primer-
nya didahului oleh suatu abses ekstradural.
nya. Seringkali beratnya komplikasi meng-
Gejala abses serebelum biasanya lebih
jelas daripada abses lobus temporal. Abses haruskan kita menunda mastoidektomi sampai
serebelum dapat ditandai dengan ataksia, keadaan umum pasien mengizinkan. Di sam-
disdiadokokinetis, tremoi intensif dan tidak ping itu bila ada ancaman terhadap terjadinya
tepat menunjuk suatu objek.
komplikasi atau bila ditemukan komplikasi
Afasia dapat terjadi pada abses lobus
temporal. Gejala lain yang.menunjukkan ada- pada stadium.dini dapat dikontrol dengan cara
nya toksisitas, berupa nyeri kepala, demam, pengobatan seperti pengobatan untuk penyakit
primernya. Singkatnya, pengobatan terdiri dari
muntah serta keadaan latargik. Selain itu sebagai pemberian antibiotika dosis tinggi secepatnya,
tanda yang nyata suatu abses otak ialah nadi penatalaksanaan operasi infeksi primer dimastoid
yang lambat serta serangan kejang. Pemerik- pada saat yang optimum, dan bedah syaraf
saan likuor serebrospinal memperlihatkan kadar bila diperlukan. Karena kerjasama bedah syaraf
protein yang meninggi serta kenaikan tekanan dan otologi telah dijalin pada saat pemeriksaan
pasien, maka hal tersebut harus dipertahankan
likuor. Mungkin terdapat juga edema papil. untuk mendapatkan hasil yang maksimum.

Lokasi abses dapat ditentukan dengan peme- Pengobatan antibiotika pada komplikasi
riksaan angiografi, ventrikulografi atau dengan intrakranial sulit, karena adanya sawar darah
tomografi komputer. olak (blood-brain barrier) yang menghalangi
banyak jenis antibiotika untuk mencapai kon-
Pengobatan abses otak ialah dengan anti-
biotika parentenal dosis tinggi (protokol terapi korn sentrasi yang tinggi di cairan serebrospinal.
plikasi intrakranial), dengan atau tanpa operasi
untuk melakukan drenase dari lesi. Selain itu Dulu sering dipakai cara pemberian penisilin
pengobatan dengan antibiotika harus intensif.
Mastoidektomi dilakukan unfu k membuang sumber intratekal untuk mempertinggi konsentrasi
infeksi, pada waktu keadaan umum lebih baik. penisilin, tetapi ternyata terlalu mengiritasi,

HIDROSEFALUS OTITIS sehingga sekarang biasanya diberikan derivat

Hidrosefalus otitis ditandai dengan pe- penisilin dosis tinggi secara intravena. Di
ninggian tekanan lokuor serebrospinal yang Departemen THT FKUI/RSCM telah dibuat

protokol penatalaksanaan pasien dengan kom-
plikasi intrakranial (Lampiran 1). Pasien harus
dirawat dan diberikan antibiotika dosis secara
intravena. Pemberian antibiotika dimulai dengan

ampisilin 4 x 200400 mg/kg BB/hari, kloram-

fenikol 4 x 112-1 g/hari untuk orang dewasa

84

atau 60-100 mg/kg BB/hari untuk anak. Pem- sebab itu kontrol terhadap penyakit primernya
berian metronidazol 3 x 400-600 mg/hari juga merupakan keharusan untuk penyembuhan
yang lengkap. Seringkali drenase empiema
dapat dipertimbangkan. subdura atau abses otak harus didahulukan,
tetapi mastoidektomi harus segera dilakukan
. Antibiotika yang diberikan disesuaikan
setelah kondisi pasien mengizinkan.
dengan kemajuan klinis dan hasil biakan dari
sekret telinga ataupun likuor serebrospinal. Pendekatan bedah mastoidektomi harus
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laborato- dapat menjamin eradikasi seluruh jaringan
rium, foto mastoid, tomografi komputer kepala
yahg , terutama ' untuk melihat kemungkinan patologik di mastoid. Maka sering diperlukan
terdapat abses otak, serta konsultasi ke Bagian mastoidektomi modifikasi radikal, walaupun
Saraf atau Saraf Anak. Bila pada tomografi kadang-kadang mastoidektomi simpel yang
komputer terlihat tanda-tanda ensefalitis atau
abses intrakranial, maka pasien dikonsulkan ke baik dapat dipakai. Tujuan operasi ini adalah
memaparkan dan mengeksplorasi seluruh jalan
Bagian Bedah Saraf untuk melakukan tindakan yang mungkin digunakan oleh invasi infeksi.
Tulang yang melapisi sinus sigmoid harus
bedah otak untuk drenase dengan segera.
ditipiskan dan dibuang. Lempeng dura (dural
Mastoidektomi dapat dilakukan bersama-sama plate) poslerior pada segi tiga Trautman harus

atau kemudian. Bila Bagian Bedah Saraf tidak ditipiskan dan tegmen mastoid harus dikupas

melakukan bedah segera, maka pengobatan pada setiap kasus.
Kecurigaan terhadap penyakit dasar ha-
medikamentosa dilajutkan sampai 2 minggu,
rus timbul dengan adanya jaringan tulang yang
kemudian dikonsulkan lagi ke Bagian Bedah nekrotik atau jaringan granulasi yang kadang-
Saraf. Mastoidektomi dilakukan sebelum atau
kadang diselaputi oleh eksudat purulen. Dura
sesudah bedah saraf melakukan operasi otak.
Bila pada saat itu keadaan umum pasien buruk biasanya tampak kuat dan biru atau kemerah-
atau suhu tinggi, maka mastoidektomi dilaku-
an, sinus biasanya lebih biru. Permukaan dura
kan dengan analgesia lokal.
yang tampak meradang dan berdarah menan-
Bila pada tomografi komputer tidak terlihat
abses otak dan Gadaan umum pasien baik, dakan adanya infeksi. Seringkali dengan mem-

maka segera dilakukan mastoidektomi dengan buang lapisan tulang yang nekrotik akan

anestesia umum atau analgesia lokal. Bila mengalirkan pus dari dalam abses ekstradura
keadaan umum pasien buruk atau suhu tetap
tinggi, maka pengobatan medikamentosa di- atau atau perisinus.

lakukan sampai 2 minggu, kemudian segera Tromboflebitis sinus diobati dengan mem-

dilanjutkan dengan mastoidektomi yang dilaku- buka sinus tersebut setelah memaparkan sinus

kan dalam analgesia lokal. dari sudut sinodural sampai ke bulbus jugularis.
Seluruh jaringan nekrotik dan trombus harus
Bila pemeriksaan tomografi komputer tidak
dapat dibuat, maka pengobatan medikamen- dihisap dan sinus tersebut ditampon. Tampon
surgicel, merupakan bahan yang baik untuk
tosa diteruskan sampai 2 minggu untuk kemu-
dian dilakukan mastoidektomi. Bila keadaan keperluan ini sebab bahan tersebut diabsorbsi
umum tetap buruk atau suhu tetap tinggi maka
mastoidektomi dilakukan dengan analgesia perlahan-lahan, sehingga tak pedu diangkat

lokal. lagi. Spongostan dapat dipakai sebagai peng-

Terapi bedah idealnya dilakukan pada ganti. Bekuan darah yang telah mengalami
stadium dini komplikasi. Dalam prakteknya hal
tersebut merupakan masalah untuk menentu- fibrosis padat tidak pedu diangkat, sebab dapat

kan saat yang optimum. Hal yang ikut menen- mencegah perluasan infeksi.
tukan keputusan diambil tindakan bedah atau
Dulu penggunaan antikoagulansia dan
tidak adalah diagnosis, kondisi pasien, dan
pengikatan sinus sering dilakukan untuk men-
respons pasien terhadap pengobatan antibiotika.
Rangsangan yang kontinyu dari kolesteatoma cegah pembentukan trombus kembali. Telah
terbukti bahwa prosedur tersebut tidak jelas
di mastoid dapat menyebabkan meningitis
gunanya sebagai tindakan rutin dan tidak
berulang atau progresivitas abses otak. Oleh diindikasikan pada kebanyakan kasus. Anti-

koagulan dapat digunakan bila terdapat pem-
bentukan trombus yang luas dan mengenai

sinus petrosus dan sinus kavernosus. Kini

85

ligasi vena jugularis jarang dilakukan, oleh Drenase abses melalui tegmen mastoid dulu
karena dapat digunakan banyak macam anti-
sering dilakukan, tetapi tindakan demikian me-
biotika yang mengontrol emboli sepsis. Malahan,
sepsis yang berkepanjangan menyebabkan per- rupakan prosedur berisiko tinggi terhadap

lunya reekplorasi sinus melalui mastoid untuk terjadinya herniasi otak melaui tempat drenase

lebih membersihkan secara sempurna trombus tersebut ke rongga mastoid.

yang terinfeksi. Pada keadaan ini serebelum Akan menolong sekali bila dilakukan
harus ditusuk dengan jarum untuk melihat ke-
operasi mastoid dan bedah saraf dalam waktu
mungkinan adanya abses, sebab kedua kelain-
yang berdekatan. Kontaminasi infeksi yang
an tersebut sering bersamaan terjadinya serta terus-menerus dari mastoid ke jaringan otak
kemungkinan sebagai penyebab sepsis.
akan menyebabkan respons pengobatan men-
Ligasi V. Jugularis jika diperlukan, dilaku-
kan dengan insisi 2-3 inci pada terapi anterior jadi buruk. ldealnya ke dua operasi tersebut
m. sternokleidomastoid, persis di bawah ujung dilakukan bersama-sama. Pada kasus-kasus
berat tentu saja hal tersebut tidak mungkin di-
tulang mastoid. Vena tersebut diikat dobel dan lakukan. Pada kasus berat diberikan pengo-
batan antibiotika dosis tinggi dulu. Bila pe-
diinsisi di antara kedua ikatan tersebut. ngobatan infeksi telah berhasil mengurangi
edema jaringan otak, maka operasi mastoid
Terjadinya hidrosefalus otitik memerlukan
aspirasi berulang cairan otak, teruatama bila harus dilaksanakan.
ada ancaman terjadinya atrofl optik. Biasanya
tindakan operasi trombosis sinus menyebab- Daftar pustaka
kan terjadinya penurunan tekanan serebrospi-
1 Adams LG, Boies RL, Paparella MM. ln
nal secara bertahap.
Fundamental of otolaryngology. A texbook of Ear,
Meningitis diobati terutama dengan pem- Nose and Throat Philadelphia, London, Toronto.
berian antibiotik. Kemungkinan adanya kom- W B. Saunders Co, 1 989:p.1 1 3-1 1 9

plikasi lain seperti abses atau tromboflebitis 2. Ballenger J and Groves (eds) Scott-Brown's

harus selalu di pikirkan dan haru dilakukan Disease of the Ear, Nose and Throat, fifth edition.
London. Butterworths, '1991:p 1139-1 158
operasi bila hasil pengobatan tidak seperti yang
diharapkan. Meningitis otogenik yang berulang 3 Glasscock ME, Shambough GE. Aural Complication
sering terjadi dan pada keadaan begini harus
dilakukan mastoidektomi dengan tidak meng- of otitis media. ln Surgery of the Ear fifth edition
indahkan tipe penyakit telinganya. Pada kasus
W.B.Saunders Company. Philadelphia 2003: 435-61
begini biasanya terdapat suatu daerah nekrosis
4 Zainul A Djaafar. Diagnosis dan Pengobatan OMSK.
tulang kadang-kadang ditemu-kan suatu abses
Pengobatan Non-Operatif Otitis Media Supuratif
ekstradura.
FKUI 1990:p.47-56
Abses subdural merupakan komplikasi
berat dan mengancam jiwa yang pengobatan- 5 Fisher K. Surgical managemen of otogenic
intracranial complications. ln Jahrsdoeferfer and
nya merupakan tindakan gawat darurat bedah
saraf. Dibuat lubang dengan bor di atas dan di Helms (eds) Head and neck surgery, volume one,
2nd edition. Thieme Medical Publisher, lnc. New
bawah tempat yang terkena, dan pus yang York 1996:p 263-276
terkumpul dihisap. Kemudian dilakukan irigasi
dengan cairan fisiologik serta dengan larutan 6. Margut F and Olteanu-Nerbe F. Basic aspect of
antiobitika, dan dipasang salir karet agar dapat
neurosurgical procedures in the head region. ln
dilakukan reirigasi berkali-kali. Seringkali tindakan Jahrsdoeferfer and Helms (eds) Head and neck

mastoidektomi ditunda sampai pus tersebut habis. surgery, volume one, 2nd edition. Thieme Medical
Publisher, lnc. New York 1996: p.341:370
Abses otak juga merupakan masalah
7 PP. Perhati-Kl. Panduan Baku Otitis media supuratif
bedah saraf walaupun diagnosisnya kebetulan
ditegakkan ketika melakukan mastoidektomi. kronik Djaafar ZA, Helmi, Souza C, Glassock M
Complications of otitis media in children. ln: Souza C,
Stankiewicz JA, Pellitteri PK, penyunting Texbook of
pediatric otorhinolaryngology-head and neck surgery

London: Singular Publishing Group lnc; 1999:

p.1 I 5-35

86

LAMPIRAN 1. PEDOMAN TATALAKSANA OMSK

OTOREA KRONIS

MT UTUH Oft)SKC'14

' ( MT PtRfoRAst

OTITIS TXSTEXNA DITUSA OMSK
oloMtxoSrs (A!ra,, rf,r (tf,r!//lt! /{l/r!l){rl1
ary4tAr,t$tEJr\
oTlTlS tK_\IEIN ,ULTCNA lr^tl dlAt / ri Ni)t (( rs, ? /R^i,
ilrRrNCt ils CTANUL(XirOSA

HKOMPLIr"^SI C) KOMPtIKAst (+)

!

( ,txor t ) tI HAT
l. ) ALCORITM 2
eLcorlrr.u

ALGORITMA 1 ALGORITMA 2

OMSK BENICNA (),\lSK + K()N$1 ltC\Sl
tr(or rSrEAr()M -i

tKOi!1Pl lK Sl KOAlPI IKASI

IN I RA IIAII'OIiI\I lNIRA ti$\NtAt

It Rt( )RA5r OTOR'\ CNETAI' AliSt S SLilll'lt{lOSl r:Al AB5L5 fiKSlRr\l)LiRA
> t[4N'1CCL/ l,\BrRtNrTfls A05rs ItRtstNUS
Nt.r ttJP
Irr^iirlKonrbItif? oToRt:.\ ,,tf Nf tAP P/\R[SlJ f-ASIAL TRoMtJoFt.f HtTts stNus I i\r tRAr
Fl:TROSITIS l'llilNlNCill lS
> I BUL i\N AIJSI]5 OIAK

NlrNlN(llns ()ltxtJs

' RA\ryAT INAP

PARIKSA SEKRI T I ELIN(i\
ANIllliOllK l.\{DOSlS1l\CCl 7-l) llARl
KON5til SPfSl.\l lS SARAI / SARAF ANAX
l4A5 toil)EK] OMt ANAS t tiSr t ( )K^l / ti^lti,\1

Ol)l: R,{Sl Rf DAFI SARAF

fl1il t I!
. ,\TlXl,l( wi,\NlI NI(H
if(l iMr\\f^aLfrw)PlLlSTU|rrmlYnlrN{'l(N; )tll\nAiS, IIY)
.

. nlllr\w)l'l Sll l)N{)rNri; kt;Jr tiH
lcA,\\L wN r D(lvN I \aD\\(lrL,\s
.. lllKl)A\ I l\)ll n'i
nilll\jl'r-i\5ri
tr_stl

nuM-Tt-TtrP

87

|iABILITASI DAN REHABILITASI PENDENGARAN

ZRonny Suwento dan Semiramis vsky

Setelah diketahui seorang anak menderita :1. Mikrofon berperan menerima suara dari

ketulian upaya habilitasi pendengaran harus luar dan mengubah sinyal suara
dilaksanakan sedini mungkin. Ameican Joint menjadi energi listrik kemudian
meneruskannya ke amplifier.
Committee on lnfant Hearing (2000) me-
2. Amplifier : berfungsi memperkeras suara
rekomendasikan upaya habilitasi sudah harus dengan cara memperbesar energi
dimulai sebelum usia 6 bulan. Penelitian-pene- listrik yang selanjutnya mengirirn
litian telah membuktikan bahwa bila habilitasi kannya ke receiver
yang optimal sudah dimulai sebelum usia 6
bulan maka pada usia 3 tahun perkembangan 3. Receiver : mengubah energi listrik yang
wicara anak yang mengalami ketulian dapat telah diperbesar amplifier men-
jadi energi bunyi kembali dan
mendekati kemampuan wicara anak normal.
meneruskan ke liang telinga.
Pemasangan alat bantu dengar (ABD) me-
rupakan upaya pertama dalam habilitasi pende- 4 Batere : sebagai sumber tenaga
ngaran yang akan dikombinasikan dengan terapi

wicara atau terapi audio verbal. Sebelum proses
belajar harus dilakukan penilaian tingkat kecer-
dasan oleh Psikolog untuk melihat kemampuan

belajar anak. Anak usia 2 tahun dapat memulai

pendidikan khusus di Taman Latihan dan Observasi

(TLO), dan melanjutkan pendidikannya di SLB-B

atau SLB-C bila disertraidengan retiardasi mental.

Proses habilitasi pasien tunarungu membutuhkan

kerjasama dari beberapa disiplin, antara lain dokter

spesialis THT, Audiologist, Ahli madya audiologi,
Ahli terapi wicara, Psikolog Anak, guru khusus
untuk tunarungu dan keluarga penderita.

Saat ini dikenal beberapa strategi habilitasi

pendengaran seperti; (1) Alat Bantu Dengar
(ABD), (2) AssisttVe Listening Device (ALD)

dan (3) lmplantasi koklea.

ALAT BANTU DENGAR

Alat bantu dengar (ABD) adalah suatu

perangkat elektronik yang berguna untuk mem-
perkeras (amplifikasi) suara yang masuk ke
dalam telinga; sehingga si pemakai dapat men-
dengar lebih jelas suara yang ada disekitarnya.

Komponen ABD

Pada ABD terdapat 4 bagian pokok yaitu;

88

Selain komponen dasar tersebut pada Apa yang terjadi bila tidak menggunakan
jenis ABD tertentu juga dilengkapi dengan ear mould ?

fasilitas tambahan seperti : Pada ABD jenis tertentu bila tidak meng-
gunakan ear mould alau ear mould tidak pas
Telecoil : berfungsi menangkap medan (terlalu kecil) dapat terjadi kebocoran akustik
(acoustic leakage) sehingga menimbulkan suara
magnit dari peralatan audio berdenging (feed back). Sebaliknya bila ear
mould terlalu besar dapat menyebabkan luka /
disekitamya lecet pada kulit liang telinga.

lnputAudio : memungkinkan ABD tertrubung JENIS ALAT BANTU DENGAR

dengan peralatan audio (TV, Saat ini dapat dijumpai berbagaijenis ABD
dengan berbagai ukuran, mulai dari yang relatif
radio dll) besar sampai yang demikian kecilnya sehingga
tidak dapat dilihat Cari luar karena seluruh ABD
Tone Control : dapat memilih kualitas nada
berada di dalam liang telinga. Namun pilihan
yang diinginkan
kita harus disesuaikan dengan jenis dan derajat
Untuk ABD yang sangat kecil (misalnya ketulian masing masing telinga.
jenis /n The Canal) pengaturan ABD (misalnya
ABD berukuran kecil tentu saja lebih me-
menghidupkan atau mematikan) dapat dilaku- nguntungkan dari segi kosmetik, tetapi memiliki
keterbatasan dalam memperkeras suara, se-
kan secara tidak langsung melalui remote hingga hanya dapat dimanfaatkan untuk ketuli-
an derajat sedang.
control.
ABD dibedakan menjadi beberapa jenis:
Ear mould
1. Jenis saku (pocket type, body wom type)
Untuk ABD yang komponennya berada di 2. Jenis belakang telinga (BlE = Behind the Ear)
3. Jenis ITE (/n The Ear)
luar telinga,suara yang telah diperkeras di- 4. Jenis ITC (/n The Canat)
salurkan ke liang telinga melalui pipa plastik 5. Jenis CIC (Completely ln the Canal)

(tubing ) dan ear mould ( cetakan liang telinga). Selain itu masih ada lagijenis khusus seperti
Ear mould dibuat khusus agar sedemikian rupa
cocok dengan ukuran liang telinga, terbuat dari jenis kaca mata (Spectacle Aid), hantaran
bahan acrylic atau silikon. Ukuran ear mould
tulang (Bone conduction Ald), Bone Anchored
sangat individual sehingga ear mould unluk Hearing Aid (BAHA), CROS, BICROS.
telinga kiri tidak cocok bila dipasang di telinga

kanan. Pada bayi dan anak, ear mould secara
berkala harus diganti karena ukuran liang telinga
pasti berubah sesuai perkembangan anatomi

kepala. Pada ABD berukuran kecil dimana
semua komponen berada di liang telinga, ear

mould menyatu dengan komponen ABD.

Gambar 3, Ear mould ABD jenis saku (Pocket / Body worn type)

Dapat dianggap sebagai ABD terbesar.
Mikrofon dan amplifier berada dalam satu unit
berbentuk kotak; sedangkan receiver terpisah
dan berada di liang telinga. Antara kotak (mi-
krofon, amplifier dan batere) dengan receiver
dihubungkan melalui kabel (cord). Biasanya
kotak di tempatkan pada saku baju atau kan-
tung khusus yang digantungkan pada dada.

89

dikit di bawah jenis saku. Sumber tenaga berupa
batere yang bentuknya pipih dan tipis (dr'sc). Pe-
nyetelan tombol pengatur juga relatif lebih mudah.

Gambar 4. ABD lenls saku Gambar 5. ABD Jenis BTE

Pada ABD jenis saku penempatian terpisah ABD jenis ITE (n The Ear)
ini dimaksudkan agar pengguna dapat leluasa
memperbesar output tanpa khawatir timbulnya ABD jenis ITE ukurannya lebih kecil di
bunyi feed back. Jadi ABD jenis saku ini diper-
lukan oleh penderita tuli berat atau sangat berat bandingkan dengan BTE. Dipasang pada bagian
yang membufuhkan perkerasan bunyi atiau oupuf concha daun telinga. Komponen ABD menyafu
dengan ear mould.lGrena ukurannya yang relatif
yang besar. Hal ini dapat dianggap sebagai kecil berarlijarak antiara mikrofon dengan receiver
faktor yang menguntungkan untuk ABD jenis juga lebih pendek, akibatnya kemampuan ampli-
saku. Keuntungan lain adalah dapat meng- fikasinya terbatas sehingga hanya cocok untuk
gunakan batere silinder biasa (ukuran AAA) ketulian derajat sedang.
yang selain murah juga mudah didapat. Selain
F
itu tombol pengatur juga mudah disesuaikan.
Faktor yang merugikan dari ABD jenis saku :

- Penampilan (kosmetik) kurang baik
- Kemampuan mikrofon mencari (melokalisir)

bunyi dari belakang terhalang oleh tubuh.

- Tidak praktis
- Kabel dapat putus
- Timbul bunyi gesekan antara ABD dengan

kain (saku)

ABD jenis belakang telinga ( Behind The Ear Gambar 6. ABD Jenis ITE
atau BTE )
ABD jenis ITC (ln The Canal)
ABD ini dipasang pada lekukan daun
Ukurannnya lebih kecil lagi dari jenis lTE.
telinga bagian belakang, dengan mikrofon me- Pemasangan sampai setengah bagian luar liang
ngarah ke depan. Posisi ini cukup baik karena telinga.. Perkerasan suara (amplifikasi) baik
selain selalu mengikuti gerakan kepala juga untuk frekuensi tinggi, karena di pasang cukup
menghadap ke lawan bicara. dalam pada liang telinga. Hanya bermanfaat
untuk tuli derajat sedang.
Suara yang telah diperkeras (oufput) di-
salurkan melalui pipa plastik (tubing) yang ter-
hubung dengan ear mould di cekungan (concha)
daun telinga, untuk selanjutnya diteruskan ke
liang telinga.

Kemampuan amplifikasinya (memperbesar
suara) cukup besar, tersedia jenis Super Power.

Dalam halmencegah bunyi feedback masih se


Click to View FlipBook Version