The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by haroldrobin22, 2020-05-10 23:27:53

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI

Keywords: THT UI

240

Larlngomalasl laringitis akut

Paregis pita suara kiri Nodul pita suara (vokal nodul)

Papiloma laring Karsinoma laring

241

3. aktinomikosis laring riksaan laringoskopik juga dengan pemeriksa-
4. lupus vulgaris laring an serologik.

Diagnosls Komplikasi

Berdasarkan : Bila terjadi penyembuhan spontan dapat
1. anamnesis terjadi stenosis laring, karena terbentuk ja-
2. gqala dan pemeriksaan klinis ringan parut.
,3. laboratorium
4. foto Rontgen toraks Terapi
5. Laringoskopi langsung/tak langsung
6. pemeriksaan patologi-anatomik - Penisilin dengan dosis tinggi
- Pengangkatan sekuester
Terapi - Bila terdapat sumbatan laring karena ste-

- Obat antituberkulosis primer dan sekunder nosis, dilakukan trakeostomi
- lstirahat suara
3. LESI JINAK LARING
Prognosis
NODUL P|TA SUARA (VOCAL NODULE)
Tergantung pada keadaan sosial ekonomi
pasien, kebiasaan hidup sehat serta ketekunan Kelainan ini biasanya disebabkan oleh pe-
berobat. Bila diagnosis dapat ditegakkan pada nyalahgunaan suara dalam waktu lama, seperti
stadium dini maka prognosisnya baik. pada seorang guru, penyanyi dan sebagainya.
Kelainan inijuga disebut 'singer's node".
LARINGITIS LUETIKA
Terdapat suara parau, kadang-kadang
Radang menahun ini jarang ditemukan. disertai dengan batuk. Pada pemeriksaan ter-
Seperti telah diuraikan dalam llmu Penyakit dapat nodul di pita suara sebesar kacang hijau

Kulit dan Kelamin, terdapat 4 stadium lues. atau lebih kecil, berwarna keputihan. Predileksi

Dalam hubungan penyakit di laring yang nodul terletak di sepertiga anterior pita suara

perlu dibicarakan ialah lues stadium tertier (ke dan sepertiga medial. Nodul biasanya bilateral
tiga) yaitu pada stadium pembentukan guma. . banyak dijumpai pada wanita dewasa muda.

Bentuk ini kadang-kadang menyerupai ke- Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan

ganasan laring. laring tak langsung/langsung.
Nodul tersebut terjadi akibat trauma pada
Gambaran klinik
mukosa pita suara karena pemakaiatr suara
Apabila guma pecah, maka timbul ulkus.
Ulkus ini mempunyai sifat yang khas, yaitu sa- berlebihan dan dipaksakan
ngat dalam, bertepi dengan dasar yang keras, Untuk penanggulangan awal adalah istrahat
berwama merah tua serta mengeluaftan eksudat
yang benruarna kekuningan. Ulkus ini tidak me- bicara dan terapi suara (Voice Therapy). Tin-
nyebabkan nyeri dan menjalar sangat cepat, dakan bedah mjkro laring dilakukan apabila ada
sehingga bila tidak terbentuk proses ini akan kecurigaan keganasan, atau lesi fibrotik. Nodul
menjadi perikondritis. kemudian diperiksa patologi anatomik. Gam-
baran patologiknya ialah epitel gepeng berlapis

yang mengalami proliferasi dan di sekitarnya

terdapat jaringan yang mengalami kongesti.

Gejala POLIP PITA SUARA

Suara parau dan batuk kronis. Disfagia Polip pita suara biasanya bertangkai. Lesi
timbul bila guma terdapat dekat introitus eso- bias tedetak di sepertiga anterior, sepertiga tengah
fagus. Diagnosis ditegakkan selain dari peme-

242

bahkan seluruh pita suara. Lesi biasanya uni- Kelumpuhan pita suara didapat bisa disebab-
lateral, dapat terjadi pada segala usia umum-
nya orang dewasa. Gejalanya sama seperti kan oleh keganasan pada paru, esophagus
pada nodulyaitu suara parau. atau tiroid. Penyebab lain adalah tindakan
pembedahan tiroid. Trauma leher atau kepala
Terdapat 2 jenis polip yaitu mukoid dan juga dapat menjadi penyebab kelainan ini.
angiomatosa. Polip terjadi akibat proses pe- Selain itu aneurisma arkus aorta, pembesaran

radangan menahun dari lapisan subepitel. Faktor jantung kiri dan dilatasi arteri pulmonalis dapat

merokok dan penggunaan suara berlebihan menjadi penyebab. Tuberkulosis paru bisa
diduga turut berperan. Polip mukoid berwarna menjadi penyebab kelumpuhan pita suara
keabu-abuan dan jemih sedangkan polip angio-
matosa berwarna merah tua karena perbedaan karena keterlibatan kelenjar atau jaringan parut

tingkat vaskularisasinya. di mediastinum. Kelainan di sentral seperti
Penatalaksanaan standar adalah tindakan
penyakit serebrovaskuler dapat menyebabkan
bedah mikro laring dan pemeriksaan patologi kelumpuhan pita suara. Pada banyak kasus
penyebab tidak diketahui (idiopatik).
anatomi.
Gejala kelumpuhan pita suara didapat ada-
KISTA PITA SUARA
lah suara parau, stridor atau bahkan disertai
Kista pita suara pada umumnya termasuk kesulitan menelan tergantung pada penye-
kista retensi kelenjar liur minor laring, terbentuk babnya. Pemeriksaan laringoskopi diperlukan
akibat tersumbatnya kelenjar tersebut. Faktor untuk menentukan pita suara srsr mana yang
iritasi kronis, refluks gastroesofageal dan infeksi lumpuh serta gerakan aduksi dan abduksinya.
diduga berperan sebagai faktor predisposisi.
Selain itu pemeriksaan laryngeal elecfiomyognphy
Kista terletak di dalam lamina propria super- (LEMG) untuk mengukur arus listrik pada otot

fisialis, menempel pada membrane basal epitel laring. Pemeriksaan lain seperti foto toraks,
atau ligamentum vokalis. Ukurannya biasanya tomografi komputer atau MRI dilakukan ter-

tidak besar sehingga jarang menyebabkan gantung pada dugaan penyebabnya.

sumbatan jalan napas atas. Gejala utama ada- Pengobatan pada kelumpuhan pita suara
lah suara parau. Pengobatannya dengan tin-
dakan bedah mikro laring. adalah terapi suara (voice therapy) dan bedah

4. KELUMPUHAN PITA SUARA pita suara (phonosurgery). Pada umumnya

Kelumpuhan pita suara adalah tergang- terapi suara dilakukan terlebih dahulu. Setelah
gunya pergerakan pita suara karena disfungsi terapi suara, tindakan bedah pita suara dapat
saraf ke otot-otot laring. Hal ini merupakan
gejala suatu penyakit dan bukan diagnosis. dilakukan tergantung pada beratnya gejala,
kebutuhan suara pada pasien, posisi kelum-
Kelumpuhan ini dapat kongenital dan didapat. puhan pita suara dan penyebab kelumpuhan
Pada kelumpuhan pita suara kongenital
tersebut.
(pada bayi) gejala tersering adalah stridor.
Daftar pustaka
Kelainan ini tidak selalu disertai kelainan
1. Koufrnan JA, Bellafsky PC lnfectious and inflammatory
bawaan lainnya. Akan tetapi hidrosefalus
diseases of the larynx. ln: Snow JB jr, Ballenger JJ
sering dikaitkan dengan keadaan ini. Penyebab eds. Ballenger's Otorhinolaryngology Head and
pasti kelumpuhan pita suara kongenital belum
diketahui secara pasti diduga kelainan pada Neck Surgery 16'h ed BC Decker inc 2003:
batang otak atau trauma kepala pada proses
kelahiran. p.1185-2'17.

2. Ludlow CL, Mann EA Neurogenic and functional

disorders of the larynx ln: Snow JB jr, Ballenger JJ
eds. Ballenger's Otorhinolaryngology Head and
Neck Surgery 16b ed. BC Decker inc 2003: p 1218-53

3. Lusk RP. Congenital anomalies of the larynx. lh:
Snow JB jr, Ballenger JJ eds Ballengerls

Otorhinolaryngology Head.and Neck Surgery 16th
ed BC Decker inc 2003: p.1048-72

243

BAB XI
SUMBATAN LARING

PENANGGULANGAN SUMBATAN LARING

Aswapi Hadiwikafta, Rusmarjono, dan Efiaty A. Soepardi

Prinsip penanggulangan sumbatan laring 5. Gelisah karena pasien haus udara (air hunger).
ialah menghilangkan penyebab sumbatan de- 6. Warna muka pucat dan terakhir menjadi
ngan cepat atau membuat jalan napas baru
yang dapat menjamin ventilasi. Sumbatan laring sianosis karena hipoksia.

dapat disebabkan oleh 1) radang akut dan Jackson membagi sumbatan laring yang

radang kronis, 2) benda asing, 3)trauma akibat progresif dalam 4 stadium dengan tanda dan
kecelakaan, perkelahian, percobaan bunuh diri
gejala :
dengan senjata tajam, 4) trauma akibat tin-
dakan medik, 5) tumor laring, baik berupa Stadium 1. Cekungan tampak pada waktu
tumor jinak atau pun tumor ganas, 6) kelum- inspirasi di suprasternal, stridor

puhan nervus rekuren bilateral. pada waktu inspirasi dan pasien

Gejala dan tanda sumbatan laring ialah: masih tenang.

1. Suara serak (disfoni) sampai afoni 2.Stadium Cekungan pada waktu inspirasi di
2. Sesak napas (dispnea)
3. Stridor (napas berbunyi) yang terdengar daerah suprastemal makin dalam,

pada waktu inspirasi. ditambah lagi dengan timbulnya
cekungan di daerah epigastrium.
4. Cekungan yang terdapat pada waktu inspi-
Pasien sudah mulai gelisah. Stridor
rasi di suprastemal, epigastrium, supraklavikula terdengar pada waktu inspirasi.

dan interkostal. Cekungan itu terjadi sebagai 3.Stadium Cekungan selain di daerah supra-
upaya dari otot-otot pernapasan untuk men-
sternal, epigastrium juga terdapat
dapatkan oksigen yang adekuat.
di infraklaMkula dan sela-sela iga,

244

pasien sangat gelisah dan dispnea. mengisap sekret dari traktus trakeo-bronkial, 4)
Stridor terdengar pada waktu inspirasi mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga
dan ekspirasi. mulut atau yang berasal dari lambung.

4.Stadium Cekungan+ekungan di atas bertam- . Pipa endotrakea yang dibuat dari bahan

bah jelas, pasien sangat gelisah, polyvinilchloride dengan balon (cuff) pada
tampak sangat ketakutan dan ujungnya yang dapat diisi dengan udara;
diperkenalkan oleh Magill pertama kali tahun
sianosis. Jika keadaan ini ber- 1964, dan sampai sekarang sering dipakai
untuk intubasi. Ukuran pipa endotrakea ini
langsung terus maka pasien akan
kehabisan tenaga, pusat perna- harus sesuai dengan ukuran trakea pasien dan
pasan paralitik karena hiperkapnea. umumnya untuk orang dewasa dipakai yang
Pasien lemah dan tertidur, akhir- diameter dalamnya 7 - 8,5 mm. Pipa endotrakea
nya meninggal karena asfiksia. yang dimasukkan melalui hidung dapat diper-
tahankan untuk beberapa hari. Secara umum
Diagnosis ditegakkan deng,an anamnesis, dapat dikatakan bahwa intubasi endotrakea
pemeriksaan klinis dan laringoskopi. Pada orang
dewasa dilakukan laringoskopi tidak langsung, jangan melebihi 6 hari dan untuk selanjutnya
dan pada anak laringoskopi langsung.
sebaiknya dilakukan trakeostomi. Komplikasi
Penanggulangan sumbatan laring yang dapat timbul adalah stenosis laring atau
trakea.
Dalam penanggulangan sumbatan laring
pada pnnsipnya diusahakan supaya jalan napas Teknik intubasi e ndotrakea
lancar kembali. Tindakan konservatif dengan
pemberian anti inflamasi, anti alergi, antibiotika, lntubasi endotrakea merupakan tindakan
serta pemberian oksigen intermitten dilakukan penyelamat (lifesaving procedure) dan dapat
pada sumbatan laring stadium 1 yang disebab-
kan peradangan. Tindakan operatif atiau resusi- dilakukan tanpa atau dengan analgesia topikal

tasi untuk membebaskan saluran napas ini dapat derrgan xylocain 10 %. Posisi pasien tidur

dengan cara memasukkan pipa endotrakea telentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi.

melalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui Laringoskop dengan spatel bengkok dipegang
hidung (intubasi nasotrakea), membuat trakeos- dengan tangan kiri, dimasukkan melalui mulut
toma atau melakukan krikotirotomi. sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke
kiri. Spatel diarahkan menelusuri pangkal lidah
lntubasi endotrakea dan trakeostomi di- ke valekula, lalu larirlgoskop diangkat ke atas,
lakukan pada pasien dengan sumbatan laring
sehingga pita suara dapat terlihat. Dengan
stadium 2 dan 3, sedangkan krikotirotomi tangan kanan pipa endotrakea dimasukkan
melalui mulut terus melalui celah antara kedua
dilakukan pada sumbatan laring stadium 4. pita suara ke dalam trakea. Pipa endotrakea
dapat juga dimasukkan melalui salah satu
Tindakan operatif atau resusitasi dapat lubang hidung sampai rongga mulut dan de-
dilakukan berdasar analisis gas darah (Peme- ngan cunam Magill ujung pipa endotrakea
dimasukkan ke dalam celah antara kedua pita
riksaan Astrup).
Bila fasilitas tersedia, maka intubasi endo- suara sampai ke trakea.
Kemudian balon diisi udara dan pipa endo-
trakea merupakan pilihan pertama, sedangkan
jika ruangan perawatan intensif tidak tersedia, trakea difiksasi dengan baik. Apabila meng-
sebaiknya dilakukan trakeostomi. gunakan spatel laringoskop yang lurus maka
pasien yang tidur telentang itu, pundaknya
INTUBASI ENDOTRAKEA harus diganjal dengan batal pasir, sehingga

lndikasi intubasi endotrakea adalah 1) untuk kepala mudah diekstensikan maksimal.

mengatasi sumbatan saluran napas bagian
atas, 2) membantu ventilasi, 3) memudahkan

245

INTUBASI ENDOTRAKEA

Tampak depan

Tampak samping

>.

&*-r-*--'*:

Melalul mulut

Melalui hidung

246

.Laringoskop dengan spatel yang lurus Alat-alat trakeostomi
dipegang dengan tangan kiri dan dimasukkan
Alat yang perlu dipersiapkan untuk me-
mengikuti dinding faring posterior dan epiglotis lakukan trakeostomi ialah semprit dengan obat
analgesia (novokain), pisau (skalpel), pinset
diangkat horizontal ke atas bersama-sama anatomi, gunting panjang yang tumpul, se-
pasang pengait tumpul, klem arteri, gunting
sehingga laring jelas terlihat. Pipa endotrakea kecil yang tajam serta kanul trakea yang
dipegang dengan tangan kanan dan dimasuk- ukurannya cocok untuk pasien.
kan melalui celah pita suara sampai di trakea.
Kemudian balon diisi udara dan pipa endo- Teknik trakeostomi
trakea difiksasi dengan pleister. Memasukkan
Pasien tidur telentang, bahu diganjal
pipa endotrakea ini harus hati-hati karena
dengan bantalan kecil sehingga memudahkan
dapat menyebabkan trauma pita suara, laserasi kepala untuk diekstensikan pada persendian
pita suara timbul granuloma dan stenosis laring atlanto oksipital. Dengan posisi seperti ini leher
atau trakea. akan lurus dan trakea akan terletak digaris
median dekat permukaan leher. Kulit daerah
TRAKEOSTOMI leher dibersihkan secara a dan anti septis dan
ditutup dengan kain steril.
Trakeostomi adalah tindakan membuat
lubang pada dinding depan/anterior trakea Obat anestetikum (novokain) disuntikkan

untuk bernapas. di pertengahan krikoid dengan fosa supra-
Menurut letak stoma, trakeostomi dibeda-
sternal secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat
kan letak yang tinggi dan letak yang rendah vertikal di garis tengah leher mulai di bawah
dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. krikoid sampai fosa suprasternal atau jika
Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakan membuat sayatan horizontal dilakukan pada
maka trakeostomi dibagi dalam 1) trakeostomi pertengahan jarak anlara kartilago krikoid
darurat dan segera dengan persiapan sarana
sangat kurang dan 2) trakeostomi berendana dengan fosa suprasternal atau kira-kira 2 jari di
(persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan bawah krikoid orang dewasa. Sayalan jangan
secara baik (lege artis). terlalu sempit, dibuat kira-kira 5 cm.

lndikasi trakeostomi Dengan gunting panjang yang tumpul kulit

1. Mengatasi obstruksi laring serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis
2. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di
demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait
saluran napas bagian atas seperti daerah tumpul, sampai tampak trakea yang berupa
rongga mulut, sekitar lidah dan faring. De- pipa dengan susunan cincin-cincin tulang ra-
ngan adanya stoma maka seluruh oksigen wan yang berwarna putih. Bila lapisan kulit dan
yang dihirupnya akan masuk ke dalam paru,
tidak ada yang tertinggal di ruang rugi itu. Hal jaringan di bawahnya di buka tepat di tengah
ini berguna pada pasien dengan kerusakan maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh
paru, yang kapasitas vitalnya berkurang. darah vena jugularis anterior yang tampak di-
tarik ke lateral. lsmus tiroid yang ditemukan
3. Mempermudah pengisapan sekret dari bonkus ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas ter-
lihat. Jika tidak mungkin, ismus tiroid di klem
pada pasien yang tidak dapat mengeluar- pada dua tempat dan dipotong di tengahnya.
kan sekret secara fisiologik, misalnya pada
pasien dalam koma. Sebelum klem ini dilepaskan ismus tiroid diikat

4. Untuk memasang respirator (alat bantu kedua tepinya dan disisihkan ke lateral. Per-

pernapasan). darahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan
aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada
5. Untuk mengambil benda asing dari sub- membran antara cincin trakea dan akan terasa
glotik, apabila tidak mempunyai fasilitas ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan me-
motong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang
untuk bronkoskopi. trajam. Kemudian dipasang kanul trakea dengan



248
KANUL TRAKEA

Kanul metal

TEKNIK TRAKEOSTOMI 249

Cekungan kart. tlroid

Posisi kepala anak \

Posisi kepala orang dewasa

Anestesi dan garis inslsi V. ,xl;gul;rris tlri

:.. >-

Kulit, subkqtis, fasla otot di pisahkan
lapis demi lapib

Aspirasl udara di trakea Membebaskan ismus tirold

250

Memotong ismus tiroid Membuat stoma

Memasang kanul

251

ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi dengan tali Cara penghisapan sekret

pada leher pasien dan luka operasi ditutup KRIKOTIROTOMI

dengan kasa. Krikotirotomi merupakan tindakan penye-
Hal-hal yang perlu diperhatikan, sebelum
lamat pada pasien dalam keadaan gawat
menibuat lubang pada trakea, perlu dibuktikan napas. Dengan cara membelah membran
dulu yang akan dipotong itu benar-benar trakea
krikotiroid. Tindakan ini harus dikerjakan cepat
dengan cara mengaspirasi dengan semprit walaupun persiapannya darurat.
yang berisi novokain. Bila yang ditusuk itu
adalah trakea maka pada waktu dilakukan Teknik krikotirotomi

aspirasi terasa ringan dan udara yang terisap Pasien tidur telentang dengan kepala
akan menimbulkan gelembung udara. Untuk ekstensi pada artikulasi atlanto oksipitalis.
mengurangi refleks batuk dapat disuntikkan Puncak tulang rawan tiroid (Adam's apple)
novokain sebanyak 1 cc ke dalam trakea. mudah diidentifikasi difiksasi dengan jari ta-
ngan kiri. Dengan telunjuk jari tangan kanan
Untuk menghindari terjadinya komplikasi tulang rawan tiroid diraba ke bawah sampai
perlu diperhatikan insisi kulit jangan terlalu ditemukan kartilago krikoid. Membran kriko-
pendek agar tidak sukar mencari trakea dan
mencegah terjadinya emfisema kulit. tiroid terletak di antara kedua tulang rawan ini.

Ukuran kanul harus sesuai dengan diameter Daerah ini diinfiltrasi dengan anestetikum

lumen trakea. Bila kanul terlalu kecil, akan kemudian dibuat sayatan horizontal pada kulit.
menyebabkan kanul bergerak-gerak sehingga
terjadi rangsangan pada mukosa trakea dan Jaringan di bawah sayatan dipisahkan tepat

mudah terlepas ke luar. pada garis tengah. Setelah tepi bawah kartilago
Bila kanul terlalu besar, sulit untuk me- tiroid terlihat, tusukkan pisau dengan arah ke
bawah. Kemudian, masukkan kanul bila ter-
masukkannya ke dalam lumen dan ujung kanul sedia. Jika tidak, dapat dipakai pipa plastik
akan menekan mukosa trakea dan menyebab- untuk sementara.

kan nekrosis dinding trakea. Panjang kanul Krikotirotomi merupakan kontraindikasi pacla
harus sesuai pula. Bila terlalu pendek akan
anak di bawah 12 tahun, demikian juga pada
mudah keluar dad lumen trakea dan masuk ke tumor laring yang sudah meluas ke subglotik
dan terdapat laringitis. Stenosis subglotik akan
dalam jaringan subkutis sehingga timbul timbul bila kanul dibiarkan terlalu lama karena

emfisema kulit dan lumen kanul akan tertutup
sehingga menimbulkan asfiksia. Bila kanul terlalu
panjang maka mukosa trakea akan teriritasi
dan mudah timbul jaringan granulasi.

PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOM I

Perawatan pasca trakeostomi sangatlah

penting, karena sekret dapat menyumbat,

sehingga akan terjadi asfiksia. Oleh karena itu
sekret di trakea dan kanul harus sering diisap

ke luar, dan kanul dalam dicuci sekurang-
kurangnya 2 kali sehari, lalu segera'dimasuk-
kan lagi ke dalam kanul luar. Pasien dapat
dirawat di ruang perawatan biasa dan pera-

watan trakeostomi sangatlah penting.
Bila kanul harus dipasang untuk jangka

waktu lama, maka kanul luar harus dibersihkan
2 minggu sekali.

Kain kasa di bawah kanul harus diganli seliap
basah, untuk menghindari terjadinya dermatitis.

252
KRIKOTIROTOMI

253

kanul yang letaknya tinggi akan mengiritasi of otolaryngology. 6th ed., Philadelphia, WB
jaringan-jaringan di sekitar subglotis, sehingga
Saunders Co, 1989: p.705-16
terbentuk jaringan granulasi dan sebaiknya segera
diganti dengan trakeostomi dalam waktu 48 jam. 2 Ballenger JJ. Tracheostomy. Disease of the nose,
throat, ear, head and neck 14th ed., Lea Febiger,
Daftar pustaka Philadelphia, London, 1991 : p.5437

1. Adams GL, Boies LR, Paparella MM. Tracheostomy. 3 Tambunan KL, Ahmadyah l, lskandar N, Madjid
AS, Sastro Satomo H. Buku panduan gawat
ln: Adams GC, Boies LR, Hilger PA. Fundamentals
darurat jilid 1. Keadaan gawat yang mengancam

nyawa, Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 1990: h.11'l-2,

119-20

254

BAB XII
SESAK NAPAS

SUMBATAN TRAKTUS TRAKEO-BRON KIAL

Hj. Nurbaiti lskandar

Sesak napas (dyspnea) ialah sukar ber- Sumbatan bronkus secara mekanik di-
napas yang dirasakan oleh pasien, jadi subyektif.
Bila oleh pemeriksa tampak pasien sukar ber- sebabkan oleh gangguan ventilasi dan drenase
napas, jadi ini secara obyektif, maka disebut
gawat napas (respiratory dlsfress).1 sekret bronkus. Secara fisiologis bronkus yang
tidak tersumbat sangat erat hubungannya de-
Keadaan sesak napas dan gawat napas ngan ventilasi dan drenase paru, daya per-
tahanan paru, tekanan intrapulmonal, keseim-
dapat disebabkan oleh sumbatan saluran napas
bangan sirkulasi dan tekanan karbondioksida.2
(dari hid ung-faring-laring trakea-bronkus sampai Drenase paru secara normal, bila'terdapat
alveolus). Kelainan paru (seperti pneumonia, infeksi traktus trakeobronkial dilakukan de-
penyakit paru obstruktif menahun, asma bronkial), ngan : a) gerak silia, b) batuk, c) mendeham,

kelainan vaskuler paru dan lain-lain (seperti sehingga sekret.yang terkumpul dapat dikeluar-
pneumotoraks, kelemahan otot pernapasan,
kan, sebelum terjadi penyempitan saluran
emboli paru akut).
napas.
Sesak napas di bidang THT terutama
Apa pun yang mempengaruhi mekanisme
disebabkan oleh sumbatan saluran napas atas
fisiologik tersebut menyebabkan terjadinya
(hidung sampai laring) dan saluran napas sumbatan bronkus. Faktor lain ialah silia yang
tertutup oleh edema mukosa dan oleh sekret
bawah (trakeo-bronkus). kental yang disebabkan oleh peradangan.
Sumbatan trakea antara lain disebabkan Diperlukan batuk dan mendeham untuk me-

oleh trakeomalasia, benda asing tumor, tumor ngeluarkan sekret kental itu.

dan stenosis trakea.

255

FAKTOR PENYEBAB SUMBATAN Sumbatan di dalam lumen bronkus, seper-
BRONKUS
ti oleh : a) benda asing eksogen, yaitu benda
Faktor penyebab sumbatan bronkus ialah: asing yang berasal dari luar traktus trakeo-
1) aspirasi amnion intra-uterin pada neonatus, bronkial (misal: gigi yang copot), atau benda
2) sekret dan eksudat (benda asing endogen) asing yang berasal dari luar tubuh, b) Benda

3) peradangan yang menyebabkan edema asing endogen, yaitu benda asing yang berasal
mukosa, fibrosis dan sikatriks, 4) obat-obat dari dalam traktus trakeobronkial, seperti sekret
kental, darah, nanah, krusta.2
seperti opiat dan sulfas atropin yang menye-
babkan sekret kental, sehingga sukar dibatuk- Kelainan dinding traktus trakeobronxial,
yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan
kan ke luar, 5) pembedahan2 lumen, seperti : a) peradangan, edema muko-
Dalam tindakan pembedahan yang dapat sa, ulkus, penebalan mukosa, jaringan granu-

menyebabkan sumbatan saluran napas ialah : lasi, b) kelainan cincin trakea dan bronkus,
a) obat premedikasi, seperti sulfas atropin, b)
seperti adanya penonjolan, c) kelainan kelenjar
obat pasca-bedah, seperti obat antitusif, c)
pembedahan dengan narkosis umum yang limfa di mukosa dan submukosa, d) kelainan
terlalu lama, sehingga drenase sekret tidak
lancar, d) pengisapan sekret di traktus trakeo- pembuluh darah pada dinding trakea dan bron-
bronkial yang kurang sempurna pasca-bedah,
e) pembedahan di rongga toraks dan abdomen. kus, penebalan pembuluh darah, e) tumor di
Rasa nyeri pada waktu bernapas dan batuk dinding bronkus, f)jaringan sikatriks. 2
menyebabkan pasien takut membatukkan se-
Kelainan di luar traktus trakeobronkial,
kretnya ke luar, f) posisi tidur pascabedah yang
menyukarkan aliran sekret. 2 yang menekan lumen, seperti a) penekanan oleh
pembuluh darah aorta pada aneurisma aorta,
Faktor penyebab sumbatan lain ialah 6) arteri pulmonalis, b) pembesaran kelenjar tiroid

tumor jinak atau ganas yang terdapat di dalam dan kelenjar timus, c) pembesaran kelenjar

lumen atau di luar lumen yang menekan limfa di sekitar trakea, bronkus dan mediastinum,
d) kelainan di daerah mediastinum dan jantung,
dinding bronkus, 7) kelenjar getah bening yang seperti tumor mediastinum, pembesaran atrium
kanan, e) benda asing di esofagus.2
menekan dinding bronkus, 8) alergi, seperti
MACAM.MACAM SUMBATAN BRONKUS
pada asma, 9) benda asing eksogen, 10) faktor
predisposisi, seperti umur, jenis kelamin dan Jackson (1936) membagi sumbatan bronkus
kelainan anatomi traktus trakeobronkial. 2'3'a dalam 4 tingkat:2'3'a

Bayi mempunyai kekuatan batuk yang 1. Sumbatan sebagian dari bronkus (by-pass
lemah, sehingga bila terdapat sekret kental
sukar dibatukkan ke luar. Ditambah lagi lumen valve obstruction = katup bebas). Pada

bronkus sempit. Lumen bronkus bayi diameter- sumbatan ini inspirasi dan ekspirasi masih
dapat terlaksana, akan tetapi salurannya
nya 4 milimeter. Bila terdapat edema mukosa sempit, sehingga terdengar bunyi napas

satu milimeter saja dari seluruh lumen, maka (mengi), seperti pada pasien asma bronkial.
diameter lumen hanya tinggal dua milimeter.
Penyebab : benda asing di dalam bron-
Dengan adanya sekret yang kental, maka kus, penekanan bronkus dari luar, edema
lumen yang sudah sempit itu akan mudah dinding bronkus, serta tumor di dalam lumen
bronkus.
tertutup sama sekali.2
2. Sumbatan seperti pentil. Ekspirasi ter-
LOKASI PENYEBAB SUMBATAN BRONKUS
hambat, atau katup satu arah (expiratory
Sumbatan bronkus dapat disebabkan oleh check-valve obstruction = katup penghambat
ekspirasi). Pada waktu inspirasi udara napas
1) sumbatan di dalam lumen bronkus, 2) ke-
lainan dinding traktus trakeobronkial, 3) ke- masih dapat liwat, akdn tetapi'pada ekspirasi

lainan di luar traktus trakeobronkial.

256

$unlbakn p€n(t$ $umbatan
sabagian tstal
I.[]
rl rrl \

oiI

,l

tl

Gambar 1. Sumbatan benda asing di dalam bronkus.2'3'4

A. sumbatan sebagian
B. sumbatan seperti pentil :

- inspirasi : udara inspirasi masih dapat melalui benda asing, tetapi pada :
C. ekspirasi : lumen menyempit sebagian, udara ekspirasi tidak dapat kelu6r
D. sumbatan total, udara inspirasi dan ekspirasi tidak dapat masuUkeluar.

1 2
Sumbatan seperti pentil
Sumbatan sebagian

Emfiseita At*lnkt*xis

Gambar 2. Sumbatan bronkus oleh massa ekstra bronkial.2
(Dikutip dari Jackson C dan Jackson CL) 2

1. sumbatan sebagian
2. sumbatan seperti pentil :

- udara inspirasi masih dapat masuk
- udara ekspirasi tidak dapat keluar atau sebaliknya
3. sumbatan total

257

terhambat, karena kontraksi otot bronkus. Sumbatan bronkus dapat ditemukan pada
hampir semua penyakit bronkopneumonia.
Bentuk sumbatan ini menahan udara di
Gejalanya tergantung pada luas sumbatan,
bagian distal sumbatan, dan proses yang ber-
ulang pada tiap pemapasan mengakibatkan dari yang ringan sampai berat Yang ringan
terjadinya emfi sema paru obstruktif.
ialah rasa tidak nyaman ketika bernapas, se-
Penyebab: benda asing di bronkus, dangkan yang berat ialah terdapatnya alfiksia
Jadi gejalanya ialah : 1) suara mengi terdengar
edema dinding bronkus pada bronkitis. di mulut; 2) dispne; 3) asfiksia.

3. Sumbatan seperti pentil yang lain, ialah Pada pemeriksaan fisik mungkin terdapat
atelektasis atau emfisema paru Gambar radio-
inspirasi yang terhambat (inspiratory check- logik juga memperlihatkan gambaran atelek-
tasis atau emfisema paru.
valve obstruction = katup penghambat
Komplikasi su mbatan bronkus
inspirasi) Pada keadaan ini inspirasi ter-
1 atelektasis
hambat, sedangkan ekspirasi masih dapat 2 emfisema paru

. terlaksana. Udara yang terdapat di bagian 3. bronkopneumonia
4. bronkiektasis
distal sumbatan akan diabsorpsi, sehingga 5. abses paru
terjadi atelektasis paru
PENANGGULANGAN SUMBATAN TRAKEA
Penyebab : benda asing di dalam lumen
Tujuannya ialah untuk memperlancar
bronkus, gumpalan ingus (mucous plug),
tumor yang bertangkai. saluran napas (traktus trakeo-bronkial).

4. Sumbatan total (stop valve obstruction = Pada benda asing, dilakukan bronkoskopi
katup tertutup), sehingga inspirasi dan untuk mengeluarkan benda asing

ekspirasi tidak dapat terlaksana. Akibat ke- Pada trakeomalasia primer, yang di-
adaan ini ialah atelektasis paru. sebabkan oleh deformitas kongenital dari

Penyebab : benda asing yang menyum- cincin trakea, napas pasien berbunyi (stridor)
bat lumen bronkus, trauma dinding bronkus dan keseukaran bernapas tergantung pada
dan peradangan berat bronkus.
luasnya kelainan Bronkoskop serat optik
Kelenjar limfa peribronkial (A) menyebabkan 3 dipakai untuk melihat lumen trakea ketika
tipe obstruksi bronkus.2
bernapas pada pasien tidak tidur (tanpa anes-
Dari kiri ke kanan: (lihat gambar 2)
tesia, hanya dengan analgesia). Biasanya
1. Kompresi yang menyebabkan masih dapat tampak dinding trakea anterior kolaps ke

dilalui oleh udara inspirasi dan ekspirasi komponen bagian posterior.
(b,c) Akibatnya terdengar bunyi mengi, Pada kasus ini umumnya tidak perlu tin-

2. Beberapa bulan kemudian massa makin dakan, oleh karena pada kebanyakan kasus
dapat sembuh sendiri dalam pertumbuhannya,
membesar akibatnya terjadi stenosis. Pada tetapi pada keadaan gawat dapat dibuat trakeos-
inspirasi (e) udara dapat lewat, tetapi pada tomi, sebagai penyanggah (stent) pada trakea,
selama pertumbuhannya (sampa agak besar).
ekspirasi (f) tidak dapat lewat. Akibatnya
Trakeomalasia sekunder biasanya di-
terjadi emfisema paru
sebabkan oleh faktor ekstrinsik, seperti anomali
3. Beberapa bulan kemudian masih terus
pembuluh darah atau sebagai komplikasi
massa membesar, sehingga menekan din-
ding bronkus, dan menutup lumen bronkus, operasi pada fistula trakeo-esofagus.'
dengan demikian pada inspirasi (k) atau Pada tumor trakea intubasi endotrakea

ekspirasi (m) udara tidak dapat lewat tidak mungkin dikerjakan, karena berbahaya,

Akibatnya terjadi atelektasis.

Diagnosis sumbatan bronkus

Diagnosis sumbatan bronkus ditentukan de-
ngan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologik

258

dapat menyebabkan sumbatan komplit saluran Kegunaan bronkoskopi pada sumbatan
napas, terutama pada tumor yang terdapat
di bagian proksimal. saluran napas ialah :2

Cara menolongnya ialah dengan mem- 1. melihat keadaan mukosa
berikan oksigen dan obat sedatif dengan 2. mengambil biopsi pada tumor
berhati-hati. Sebaiknya hal ini dilakukan di 3. mengambil sekret untuk pemeriksaan mi-
kamar operasi, dengan mempersiapkan obat-
obatan, bronkoskop kaku, dilatator, teleskop, krobiologik dan sitologik
cunam biopsi dan olat trakeostomi.
4. mengambil benda asing yang menyumbat
Anestesia diberikan dengan hati-hati, 5. mengambiltumor jinak dari lumen
diberi obat inhalasi yang cukup, sehingga 6. memperluas lumen yang menyempit (strik-

bronkoskopi dapat dikerjakan selama 20 menit. tur) dengan melakukan dilatasi

Bronkoskop kaku dimasukkan melalui Jadi indikasi bronkoskopi pada sumbatan
rima glotis dan berhenti setelah sampai di trakea dan bronkus ialah untuk menegakkan
atas tumor. Teleskop kaku dimasukkan me- diagnosis (peradangan, tumor, striktur) dan

lalui bronkoskop melalui rongga di celah untuk terapi (mengeluarkan sekret kental, benda

tumor dengan dinding trakea untuk meman- asing, mengambil tumor jinak, mendilatasi
tau besar-tumor yang menyumbat. Tumor
dikeluarkan dengan memakai cunam biopsi. striktur lumen).
Bila terdapat perdarahan maka bronkoskop Bronkoskopi merupakan salah satu tindak-
kaku dimasukkan untuk ventilasi dan tampon
terhadap perdarahan. Bila luas saluran trakea an endoskopi di bagian ilmu penyakit telinga,
sudah ^cukup, barulah direncanakan operasi hidung dan tenggorok untuk melihat langsung

elektif.o lumen trakea dan bronkus.

PENAtlGGUl-AtlGAtl SUMBATA I BRONKUS Pada tindakan ini endoskop dimasukkan
ke dalam saluran atau rongga yang akan di-
Tujuan penanggulangan sumbatan bron-
kus ialah untuk mengembalikan fisiologi, yaitu periksa, maka dapat dilihat lumen serta selaput
ventilasi dan drenase sekret, dengan memper-
baiki gerakan silia, kekuatan batuk dan men- lendir (dinding) dari saluran atau rongga itu

deham.2 dengan teliti.

Pada sumbatan bronkus yang disebabkan Daftar pustaka
oleh peradangan, pengobatan selain terhadap
infeksinya, juga ditujukan untuk drenase paru. 1. Tambunan KL, Ahmadsyah l, lskandar HN, Madjid
Diberikan obat ekspektoransia dan mukolitik,
agar mengurangi adhesi-kohesi dari sekret, se- AS, Sastrosatomo H. Buku Panduan Penatalak-

hingga mudah dibatukkan ke luar. Pada ke- sanaan Gawat Darurat. Jilid l, FKUI, 1990: h.21
adaan ini tidak dibenarkan memberikan obat
penahan batuk (antitusifl, dan pasien dilarang 2. Jackson C and Jackson LC. Bronchoesophagology,

meminum alkohol.2 WB Saunders Co, Philadelphia and London, 1958:
p.152-221
Bila sekret mengental, mengering dan
melekat, maka mekanisme gerakan silia dan 3. Ballenger JJ. Diseases of the Nose, Throat, Ear,

batuk tidak mampu unluk mengeluarkan sekret Head and Neck. Lea and Febiger, Philadelphia,
1985 (13'd ed): p.1331-1353
yang lekat dan mengental itu. Di daerah itu
akan terjadi atelektasis dan mudah terjadi 4. Schild JA. And Snow JB. Jr. Bronchology in Ballenger
infeksi. Berdasarkan keadaan itu perlu dilaku-
JJ. and Snow JB.Jr (eds) Otorhino-laryngology.
kan bronkoskopi. Head and Neck Surgery (15rh edition). A Lea &
Febiger Book. William and Wilkins, Baltimore,

Philadelphia, Hongkong, London, Munich, Sydney,
Tokyo. 1996 : p.1209-'1220

5. Healy GB. Congenital anomalies of the aero-

digestivus tract. ln Byron's J. Bailey Head & Neck
Surgery-Otolaryngology (3'o edition). Lippincort

Williams, Philadelphia, 2001: p.1016-1017

6. Read MF. Mathisen, DJ. Tracheal tumors. ln Byron J.

Bailey Head & Neck Surgery-Otolaryngology (3'o

edition). Lippincort Williams & Wilkins. Philadelphia,
2001: p.1547-1548

259

BENDA ASING DI SALURAN NAPAS

Mariana H Junizaf

. Benda asing di dalam suatu organ ialah serta sifat benda asing, faktor kecerobohan,
(antara lain meletakkan benda asing di mulut,
benda yang berasal dari luar tubuh itau dari persiapan makanan yang kurang baik, makan
atau minum tergesa-gesa, makan sambil ber_
dalam tubuh, yang dalam keadaan normal main (pada anak-anak), memberikan kacang
atau permen pada anak yang gigi molarnya
tidak ada.
belum lengkap.

Benda asing eksogen terdirl dari benda Kekerapan
padat, cair atau gas. Benda asing eksogen
padat terdiri dari zal organik, seperti kacang_ Dari .semua kasus benda asing yang
masuk ke dalam saluran napas dan iaiuran
kacangan (yang berasal dari tumbuh_tum_
b!yinhaatna)n,gt)udlaanng tahun 1975 anak di bawah umur 4 tahun, insidens
(yang berasat dari kerangka kematian mendadak akibat aspirasi atau ter_
seperti paku,
zat anorganik telan benda asing lebih tinggi. Bayi di bawah

iarum, peniti, batu dan lain-lain. umur '1 tahun, gawat napas karena aspirasi benda

rend.Baecnadiar asing eksogen cair dibagi dalam asing merupakan penyebab utama kematian
yang bersifat iritatif, seperti zat

<imia, dan benda cair non-iritatif, yaiiu cairan
'lengan pH7,4.

Etiologi & faktor predisposisi

emost, gangguan psikis), ukuran dan bentuk d..i Benda asing bronkus paling sering berada

bronkus kanan, karena bronkuJ utama
kanan lebih besar, mempunyai aliran udara

260

lebih besar dan membentuk sudut lebih kecil didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik,
terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus karena umumnya benda asing anorganik ber-
utama kiri. Benda asing di saluran napas dapat sifat radioopak.
menjadi penyebab berbagai penyakit paru, baik
akut maupun kronis, dan harus dianggap se- Benda asing yang terbuat dari metal dan
bagai diagnosis banding. tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke
dalam bronkus yang lebih distal, dengan gejala
Patogenesis batuk spasmodik.

Benda asing mati (inanimate foreign Benda asing yang lama berada di bronkus
bodies) di hidung cenderung menyebabkan dapat menyebabkan perubahan patologik ja-

edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat ringan, sehingga menimbulkan komplikasi,
terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan granulasi
dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda antara lain penyakit paru kronik supuratif, bron-
asing hidup (animate foreign bodies) menye- kiektasis, abses paru dan jaringan granulasi
babkan reaksi inflamasi dengan derajat yang menutupi benda asing.
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi
Diagnosis
masif tulang rawan dan tulang hidung dengan
membentuk daerah supurasi yang dalam dan Diagnosis klinis benda asing di saluran
berbau. Cacing askaris di hidung dapat menim- napas ditegakkan berdasarkan anamnesis
bulkan iritasi dengan derajat yang bervariasi
karena gerakannya. adanya riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba
timbul "choking" (rasa tercekik), gejala, tanda,
Tujuh puluh lima persen dari benda asing pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi
dan pemeriksaan radiologik sebagai pemerik-
di bronkus ditemukan pada anak di bawah saan penunjang. Diagnosis pasti benda asing
di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan
umur 2 tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu tindakan endoskopi atas indikasi diagnostik
pada saat benda atau makanan ada di dalam
mulut, anak tertawa atau menjeiit, sehingga dan terapi.
pada saat inspirasi, laring terbuka dan makan- Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan,
an atau benda asing masuk ke dalam laring.
karena kasus aspirasi benda asing sering tidak
Pada saat benda asing itu terjepit di sfingter segera dibawa ke dokter pada saat kejadian.
laring, pasien batuk berulang-ulang (paroksis- Perlu diketahui macam benda atau bahan yang
mal), sumbatan di trakea, mengi dan sianosis.
Bila benda asing telah masuk ke dalam trakea teraspirasi dan telah berapa lama tersedak
atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase
asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemu- benda asing itu.
dian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala
Gejala dan tanda
'yang tergantung pada derajat sumbatan bronkus.
Gejala sumbatan benda asing di dalam
Benda asing organik, seperti kacang- saluran napas tergantung pada lokasi benda
kacangan, mempunyai sifat higroskopik, mu- asing, derajat sumbatan (total atau sebagian)

dah menjadi lunak dan mengembang oleh air, sifat, bentuk dan ukuran benda asing.
serta menyebabkan iritasi pAda mukosa. Mu- Benda asing yang masuk melalui hidung
kosa bronkus menjadi edema, dan meradang,
serta dapat pula terjadi jaringan granulasi di dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring,
sekitar benda asing, sehingga gejala sum- trakea dan bronkus. Benda yang masuk me-
batan bronkus makin menghebat. Akibatnya
timbul gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, lalui mulut dapat terhenti di orofaring, hipo-
batuk dan demam yang tidak terus menerus
(irreguler). faring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis,
esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi
laring, trakea dan bronkus.
jaringan yang lebih ringan, dan lebih mudah Gejala yang timbul bervariasi, dari tanpa

gejala sampai kematian sebelum diberi per-
tolongan, akibat sumbatan total.

..261

Seseorang yang mengalami aspirasi ben- Benda asing di trakea, di samping gejala
da asing akan mengalami 3 stadium. Stadium batuk dengan tiba-tiba yang berulang-ulang
pertama merupakan gejala permulaan, yaitu
dengan rasa tercekik (choking), rasa tersumbat
batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent
di tenggorok (gagging), terdapat gejala patog-
paroxysms of coughing). rasa tercekik (choking),
nomonik yailu audible slap, palpatory thud dan
rasa tersumbat di tenggorok (gagging), bicara
gagap (sputtering) dan obstruksi jalan napas asthmatoid wheeze (nafas berbunyi pada saat
yang terjadi dengan segera. Pada stadium
kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh ekspirasi). Benda asing trakea yang masih

interval asimtomatik. Hal ini karena benda dapat bergerak, pada saat benda itu sampai di

asing tersebut tersangkut, refleks-refleks akan karina, dengan timbulnya batuk, benda asing
melemah dan gejala rangsangan akut meng-
hilang. Stadium ini berbahaya, sering menye- itu akan terlempar ke laring. Sentuhan benda

babkan keterlambatan diagnosis atau cende- asing itu pada pita suara dapat terasa merupa-

rung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda kan getaran di daerah tiroid, yang disebut oleh
asing karena gejala dan tanda tidak jelas. Pada
stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi Jackson sebagai palpatory thud, atau dapat
dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai
didengar dengan stetoskop di daerah tiroid,
akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga
timbul batuk-batuk, hemoptisis, pnemonia, dan yang disebul budible s/ap. Selain itu terdapat

abses paru. juga gejala suara serak, dispne dan sianosis,
Bila seorang pasien, terutama anak, dike- tergantung pada besar benda asing serta

tahui mengalami rasa tercekik atau manifestasi lokasinya. Gejala palpatory thud serla audible
s/ap lebih jelas teraba atau terdengar bila pa-
lainnya, rasa tersumbat di tenggorok, batuk-
sien tidur telentang dengan mulut terbuka saat
batuk sedang makan, maka keadaan ini harus-
,batuk, sedangkan gejala mengi (asthmatoid
lah dianggap sebagai gejala aspirasi benda wheeze) dapat didengar pada saat pasien

asrng. membuka mulut dan tidak ada hubungannya

Benda-asing di laring dapat menutup dengan penyakit asma bronkial.

laring, tersangkut di antara pita suara atau ber- Benda asing yang tersangkut di karina,

ada di subglotis. Gejala sumbatan laring tergan- yaitu percabangan antara bronkus kanan dan
tung pada besar, bentuk dan letak (posisi)
kiri, dapat menyebabkan ateleklasis pada satu
benda asing.
paru dan emfisema paru sisi lain tergantung
Sumbatan total di laring akan menim-
pada derajat sumbatan yang diakibatkan oleh
bulkan keadaan yang gawat biasanya kemati-
benda asing tersebut.
an mendadak karena terjadi asfiksia dalam
Benda asing di bronkus, lebih banyak
waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbul-
nya spasme laring dengan gejala antara lain masuk ke dalam bronkus kanan, karena bron-

disfonia sampai afonia, apne dan sianosis. kus kanan hampir merupakan garis lurus de-

Sumbatan tidak total di laring dapat me- ngan trakea, sedangkan bronkus kiri membuat

nyebabkan gejala suara parau, disfonia sampai sudut dengan trakea. Pasien dengan benda

afonia, batuk yang disertai sesak (croupy asing di bronkus yang datang ke rumah sakit
kebanyakan berada pada fase asimtomatik.
cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis Pada fase ini keadaan umum pasien masih
dan rasa subyektif dari benda asing (pasien
akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak baik dan foto rontgen toraks belum memper-

benda asing itu tersangkut) dan dispne dengan lihatkan kelainan.
derajat bervariasi. Gejala dan tanda ini jelas
Pada fase pulmonum, benda asing ber-
bila benda asing masih tersangkut di laring,
ada di bronkus dan dapat bergerak ke perifer.
dapat juga benda asing sudah turun ke trakea,
tetapi masrh meninggalkan reaksi laring oleh Pada fase ini udara yang masuk ke segmen

karena edema laring. paru terganggu secara progresif, dan pada

auskultasi terdengar ekspirasi memanjang di-

sertai dengan mengi. Derajat sumbatan bronkus

dan gejala yang ditimbulkannya bervariasi, ter-

gantung pada bentuk, ukuran dan sifat benda

asing dan dapat timbul emfisema, atelektasis,

drowned /ung serta abses paru.

262

, Benda asing organik menyebabkan reaksi 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam ke-
jadian belum menunjukkan gambaran radio-
yang hebat pada saluran napas dengan gejala logis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam
baru tampak tanda atelektasis atau emfisema.
laringotrakeabronkitis, toksemia, batuk dan
demam ireguler. Tanda fisik benda asing di Pemeriksaan radiologik leher dalam
posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak
bronkus bervariasi, karena perubahan posisi
leher dan pemeriksaan toraks postero anterior
benda asing dari satu sisi ke sisi lain dalam paru. dan lateral sangat penting pada aspirasi benda
asing. Pemeriksaan toraks lateral dilakukan
Benda asing di hidung pada anak 6ering
luput dari perhatian orang tua karena tidak ada dengan lengan di belakang punggung, leher
gejala dan bertahan untuk waktu yang lama.
dalam fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat
Dapat timbul rinolith di sekitar benda asing.
keseluruhan jalan napas dari mulut sampai
Gejala yang paling sering adalah hidung ter- karina. Karena benda asing di bronkus sering
sumbat, rinore unilateral dengan cairan kental
tersumbat di orifisium bronkus utama atau
dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa
nyeri, demam, epistaksis dan bersin. Pada lobus, pemeriksaan paru sangat membantu

pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi diagnosis.

mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi Video Fludroskopi merupakan cara ter-
baik untuk melihat saluran napas secara ke-
ulserasi. Benda asing biasanya tertutup oleh seluruhan, dapat mengevaluasi pada saat
mukopus, sehingga disangka sinusitis. Dalam ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi
hal demikian bila akan menghisap mukopus parsial. Emfisema obstruktif merupakan bukti
haruslah berhati-hati supaya benda, asing itu radiologik pada benda asing di saluran napas
tidak terdorong ke arah nasofaring yang kemu- setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran
emfisema tampak sebagai pergeseran medias-
dian dapat masuk ke laring, trakea dan bronkus,
Benda asing, seperti karet busa, sangat cepat tinum ke sisi paru yang sehat pada saat
menimbulkan sekret yang berbau busuk.
ekspirasi (mediastinal shrfl) dan pelebaran inter-
Benda asing di orofaring dan hipofaring
dapat tersangkut antara lain di tonsil, dasar kostal.
lidah, valekula, sinus piriformis yang menimbul-
Bronkogram berguna untuk benda asing
kan rasa nyeri pada waktu menelan (odinofagia),
radiolusen yang berada di perifer pada pan-
baik makanan maupun ludah, terutama bila
benda asing tajam seperti tulang ikan, tulang dangan endoskopi, serta pedu untuk menilai
bronkiektasis akibat benda asing yang lama
ayam. Untuk memeriksa dan mencari benda itu berada di bronkus.

di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis Pemeriksaan laboratorium darafi diper-
lukan untuk mengetahui adanya gangguan
diperlukan kaca tenggorok yang besar (no 8- keseimbangan asam basa serta tanda infeksi
r0)
traktus trakeobronkial.
Benda asing di sinus piriformis menun-
Penatalaksanaan
jukkan tanda Jakcson (Jackson's Sign) yaitu
Untuk dapat menanggulangi kasus aspi-
terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis rasi benda asing dengan cepat dan tepat perlu
diketahui dengan sebaik-baiknya gejala di tiap
tempat benda asing tersangkut. Bila benda lokasi tersangkutnya benda asing tersebut.

asing menyumbat introitus esofagus, maka tam- Secara prinsip benda asing di saluran napas
pak ludah tergenang di kedua sinus piriforpris.
diatasi dengan pengangkatan segera secara
Pemeriksaan penunjang endoskopik dalam kondisi yang paling aman,
dengan trauma yang minimum. Kebanyakan
Pada kasus benda asing di saluran napas pasien dengan aspirasi benda asing yang
dapat dilakukan pemeriksaan radiologik dan datang ke ahli THT telah melalui fase akut, se-
hingga pengangkatan secara endoskopik harus
labgratorium untuk membantu menegakkan

diaEnosis. Benda asing yang bersifat radioopak
dapat dibuat R6 foto segera setelah kejadian,

sedangkan benda asing radiolusen (seperti
kacang-kacangan) dibuatkan R6 foto setelah

263

dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi Pada sumbatan benda asing tidak total di

alat maupun personal yang telah terlatih. laring, perasat Heimlich tidak dapat digunakan,

Benda asing di laring. Pasien dengan Dalam hal ini pasien masih dapat dibawa ke
rumah sakit terdekat untuk diberi pertolongan
benda asing di laring harus diberi pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau bron-

dengan segera, karena asfiksia dapat terjadi koskop, atau kalau alatalat itu tidak ada,
da[am waktu hanya beberapa menit. Pada
anak dengan sumbatan total pada laring, dapat dilakukan trakeostomi sebelum merujuk. Pada
waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur de-
dicoba menolongnya dengan memegang anak ngan posisi Trendelenburg, kepala lebih ren-
dengan posisi terbalik, kepala ke bawah, ke-
dah dari badan, supaya benda asing tidak
mudian daerah punggung/tengkuk dipukul,
sehingga diharapkan benda asing dapat di- turun ke trakea. Kemud,ian pasien dapat dirujuk

batukkan ke luar. ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas

Cara lain untuk mengeluarkan benda laringoskopi atau bronkoskopi untuk menge-

asing yang menyumbat laring secara total ialah luarkan benda asing itu dengan cunam. Tindakan
dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich
maneuver), dapat dilakukan pada anak mau- ini dapat dilakukan dengan anestesi (umum)

pun orang dewasa. Menurut teori Heimlich, atau analgesia (lokal).

benda asing masuk ke dalam laring ialah pada Benda asing di trakea. Benda asing di
waktu inspirasi. Dengan demikian paru penuh
trakea dikeluarkah dengan bronkoskopi. Tin-
oleh udara, diibaratkan sebagai botol plastik
dakan ini merupakan tindakan yang harus
yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka
segera dilakukan, dengan pasien tidur telen-
sumbatnya akan terlempar ke luar.
tang posisi Trendelenburg, supaya benda
Dengan perasat Heimlich, dilakukan pe-
nekanan pada paru. Caranya ialah, bila pasien asing tidak lebih turun ke dalam bronkus.
masih dapat berdiri, maka penolong berdiri di
belakang pasien, kepalan tangan kanan pe- Pada waktu bronkoskopi, benda asing
dipegang dengan cunpm yang sesuai dengan
nolong diletakkan di atas prosesus xifoid,
benda asing itu, dan:ketika dikeluarkan melalui
sedangkan tangan kirinya diletakkan di atas-
laring diusahakan sumbu panjang benda asing
nya. Kemudian dilakukan penekanan ke bela- segaris dengan sumbu 'panjang trakea, jadi
kang dan ke atas ke arah paru beberapa kali,
sehingga diharapkan benda asing akan ter- pada sumbu vertikal, untuk memudahkan penge-

lempar ke luar dari mulut pasien. luaran benda asing itu melalui rima glotis.

Bila pasien sudah terbaring karena ping- Bila fasilitas untuk melakukan bronkos-
san, maka penolong bersetumpu pada lututnya kopi tidak ada, maka pada kasus benda asing

di kedua sisi pasien, kepalan tangan diletakkan di trakea dapat dilakukan trakeosiomi, dan bila
di bawah prosesus xrfoid, kemudian dilakukan mungkin benda asing itu dikeluarkan dengan
penekanan ke bawah dan ke arah paru pasien
memakai cunam atau alat penlisap melalui
beberapa kali, sehingga benda asing akan trakeostomi. Bila tidak berhasil pasien dirujuk
terlempar ke luar mulut. Pada tindakan ini
ke rumah sakit dengan fasilitas endoskopi, ahli
posisi muka pasien harus lurus, leher jangan
ditekuk ke samping, supaya jalan napas me- dan personal yang tersedia optimal.

rupakan garis lurus. Benda asing di bronkus. Untuk menge-
luarkan benda asing 'dari bronkus dilakukan
Komplikasi perasat Heimlich ialah ke- dengan bronkoskopi, menggunakan brghkos-
kop kaku atau serat optik dengan meinakai
mungkinan terjadi ruptur lambung atau hati dan cunam yang sesuai dengan benda'asing itu.

fraktur iga. Oleh karena itu pada anak se- Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan,

baiknya cara menolongnya tidak dengan meng- apalagi bila benda asing bersifat organik.

gunakan kepalan tangan, tetapi cukup dengan Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan
dua buah jari kiri dan kanan.
dengan cara bronkoskopi, seperti benda asing
tajam, tidak rata dan tersangkut pada jaringan,

dapat dilakukan servikotomi atau torakotomi

untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

264
PERASAT HEIMLICH (HEIMLICH MANEUVER)

Anak diPangku lbu Penolong berdiri di belakang
Anak dibaringkan

Penolong berlutut

265

Antibiotika dan kortikosteroid tidak rutin Benda asing di tonsil dapat diambil de-
diberikan setelah tindakan endoskopi pada ngan memakai pinset atau cunam. Biasanya
yang tersangkut di tonsil ialah benda tajam,
ekstraksi benda asing. Fisioterapi dada dilaku-
kan pada kasus pneumonia, bronkitis purulenta seperti tulang ikan, jarum atau kail.
Benda asing di dasar lidah, dapat dilihat
dan atelektasis
dengan kaca tenggorok yang besar. Pasien
Pasien dipulangkan 24 jam setelah tin- diminta menarik lidahnya sendiri dan pemerik-
sa memegang kaca tenggorok dengan tangan
dakan, jika paru bersih dan tidak demam.
kiri, sedangkan tangan kanan memegang
Foto toraks pasca bronkoskopi dibuat
hanya bila gejala pulmonum tidak menghilang. cunam untuk mengambil benda tersebut. Bila
Gejala-gejala persisten seperti batuk, demam, pasien sangat perasa sehingga menyukarkan
kongesti paru, obstruksi jalan napas atau tindakan, sebelumnya dapat disemprotkan obat

odinofagia memerlukan penyelidikan lebih lanjut pelali (anestetikum), seperti xylocain atau
dan pengobatan yang tepat dan adekuat.
pantocain.
Benda asing di hidung. Cara mengeluar-
kan benda asing dari dalam hidung ialah de- Benda asing di valekula dan sinus
ngan memakai pengait (haak) yang dimasuk-
piriformis kadang-kadang untuk mengeluar-
kan ke dalam hidung di bagian atas, menyusuri kannya dilakukan dengan cara laringoskopi

atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring. langsung.

Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik Daftar pustaka

ke depan. Dengan cara ini benda asing itu '1. Binel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol,
akan ikut terbawa ke luar. Dapat pula meng-
1986: p.212-55
gunakan cunam Nortman atau "wire loop".
2. Danaw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the
Tidaklah bijaksana bila mendorong benda
asing dari hidung ke arah nasofaring dengan larynx, trachea and bronchi. ln: Bluestone CD, Stool
SE, Kenna MA, eds Pediatric Otolaryngology, vol 2
maksud supaya masuk ke dalam mulut. De- Philadelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401
ngan cara itu benda asing dapat terus masuk
ke laring dan saluran napas bagian bawah, 3 Shapiro RS. Foreign bodies of lhe Nose. ln:
yang menyebabkan sesak napas, sehingga
Bluestone CD. Stool SE. and Scheete MD. Pediatric
menimbulkan keadaan yang gawat.
Otolaryngology vol l, Philadelphia. W B. Saunders
Pemberian antibiotika sistemik selama 5-7
hari hanya diberikan pada kasus benda asing Co, 1990: p.752-9
hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung
4. Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign
maupun srnus.
Bodies. ln: Prakash UBS, eds. Bronchoscopy Raven
Press, New York 1994: p253-74.

266

BRONKOSKOPI

Hj. Nurbaiti lskandar

Pada tahun terakhir ini pengetahuan ten- Mukosa di daerah subglotik merupakan
tang bronkologi (ilmu tentang traktus trakeo- jaringan ikat jarang, yang disebut konus

bronkial) dengan cepat berkembang, oleh elastikus. Keistimewaan jaringan ini ialah, bila
karena terdapat kemajuan pesat pada alat terangsang mudah terjadi edema dan akan
bronkoskop. Sekarang tindakan bronkoskopi terbentuk jaringan granulasi bila rangsangan
berlangsung lama. Pada pemeriksaan endos-
lebih sering dilakukan untuk diagnosis diban- kopik tampak trakea merupakan tabung yang
dingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan datar pada bagian posterior, sedangkan di
bagian anterior tampak cincin tulang rawan.
bronkoskop dapat dilihat kelainan di dalam Mukosa di atas cincin trakea beruvarna putih,
dan di antara cincin itu benrvarna merah muda
trakea dan bronkus dengan langsung, dapat
mengambil jaringan dari lumen untuk peme- Pada bagian servikal dan torakal trakea
riksaan sitologi, histopatologi dan mikrobiologi,
berbentuk oval, karena terlekan oleh kelenjar
maupun Jamur. tiroid dan arkus aorta.l

TRAKEA BRONKUS

Trakea merupakan pipa yang terdiri dari Trakea bercabang dua di setinggi torakal-
tulang rawan dan otot yang dilapisi oleh epitel 4 menjadi bronkus utama kanan dan kiri. Sekat
torak berlapis semu bersilia, mulai dari kartilago
krikoid sampai percabangan ke bronkus utama dari percabangan itu disebut karina. Karina
kanan dan kiri, pada setinggi iga ke dua pada letaknya lebih ke kiri dari garis median, se-
orang dewasa dan setinggi iga ke tiga pada
anak-anak. 1 hingga lumen bronkus utama kanan lebih luas
dari bronkus utama kiri. Lumen bronkus utama
Trakea terletak di tengah-tengah leher kanan pada potongan melintang seperempat
dan makin ke distal bergeser ke sebelah lebih luas dari bronkus utama kiri. 1

kanan, dan masuk ke rongga mediastinum di Bronkus utama kanan lebih pendek dari
belakang manubrium sterni. Trakea sangat bronkus utama kiri, panjangnya pada orang
elastis, panjang dan letaknya berubah-ubah,
dewasa 2,5 cm dan mempunyai 6-8 cincin
tergantung pada posisi kepala dan leher.
tulang rawan. Panjang bronkus utama kiri kira-
Lumen trakea ditunjang oleh kira-kira 'l 8 cincin kira 5 cm dan mempunyai cincin tulang rawan
tulang rawan yang bagian posteriornya tidak sebanyak 9-12 buah,2
bertemu. Di bagian posterior terdapat jaringan
yang merupakan batas dengan esofagus, yang Bronkus utama kanan membentuk sudut
disebut dinding bersama antara trakea dan 25 derajat ke kanan dari garis tengah, sedang-
esofagus (tracheoesophageat pafty wall).1 kan bronkus utama kiri membuat sudut 45 de-
rajat ke kiri dari garis tengah. Dengan demikian
Panjang trakea kira-kira 2'l sentimeter bronkus utama kanan hampir membentuk garis
lurus dengan trakea, sehingga benda asing
pada pria dan 10 sentimeter pada wanita. Dia- eksogen yang masuk ke dalam bronkus akan
meter anterior-posterior rala-rata 1 3 milimeter, lebih mudah masuk ke dalam lumen bronkus
sedangkan diameter transversal rata-rata 18 utama kanan dibandingkan dengan bronkus
milimeter. Cincin trakea yang paling bawah utama kiri (pada orang yang sedang berdiri). 1 2
meluas ke inferior dan posterior di antara bron-
kus utama kanan dan kiri, membentuk sekat

yang lancip di sebelah dalam, yang disebut

karina. 1

267

Faktor lain yang mempermudah masuk- kanan dan lobus medius kanan. Cabang superior

nya benda asing ke dalam bronkus utama mempunyai dua segmen, segmen apikal-

kanan ialah kerja otot trakea yang mendorong posterior (B 1-2), dan segmen anterior (B 3).

benda asing itu ke kanan. Selain itu udara Cabang inferior, atau disebut lingula, mem-
punyai segmen superior (B 4) dan segmen
inspirasi ke dalam bronkus utama kanan lebih inferior (B 5). Lobus inferior kiri bercabang
besar dibandingkan dengan udara inspirasi ke menjadi segmen apikal (superior = B 6) dan
bronkus utama kiri. 1
empat buah segmen basal, yaitu segmen basal-
Dinding bronkus terdiri dari cincin tulang
medial (B 7), segmen basal-anterior (B 8),
rawan. Sebetulnya tidak semua cincin itu
merupakan cincin penuh. Di bagian posterior segmen basal lateral (B 9) dan segmen basal-
pada, umumnya terdiri dari membran. Oleh
posterior (B 10). B 7 dan B 8 merupakan
karena itu pada waktu inspirasi lumen bronkus
bagian dari basal antero medial. 1'2'3'a'5
berbentuk bulat, sedangkan pada waktu
Nomenklatur Jackson-Huber Nomor menurut Boydenl'2
ekspirasi lumen berbentuk ginjal. Makin ke dis-
tal cincin tulang rawan bronkus makin hilang, Bronkus kanan : B1
1. Lobus superior B2
sehingga di bronkus terminal dan alveolus B3
- apikal
sudah tidak ada cincin tulang rawan lagi dan - posterior B4
- anterior B5
otot dinding bronkus relatif makin lebih 2. Lobus medius :
- lateral B6
penting.l'2 - medial B7
3. Lobus inferior: B8
CABANG BRONKUS - superior (apikal) B9
- basal-medial B 10
Paru pada dasarnya merupakan kum- - basal-anterior
pulan dari cabang-cabang bronkus. Bronkus - basal-lateral
- basal-posterior
utama kanan bercabang menjadi 3 buah lobus,
Bronkus kiri : B 1-2
superior, medius dan inferior, sedangkan 1. Lobus superior B3

bronkus utama kiri bercabang menjadi 2 buah - cabang atas : B4
lobus, lobus superior dan inferior. Tiap lobus - apikal posterior B5
mempunyai bronkus sekunder (bronkus lo- - anterior
baris). Tiap lobus diliputi oleh pleura viseral B6
- cabang bawah (lingula): B7
yang masuk ke fisura yang dalam di celah - supenor B8
- inferior B9
antara lobus dan hilus. B 10
2. Lobus inferior:
Tiap lobus bercabang lagi menjadi seg- - apikal (superior)
men bronkopulmoner. Segmen ini mempunyai - basal-medial
bronkus tertier dan pembuluh darah tersendiri. - basal-anterior
Bronkus tertier dan segmen bronkopulmoner - basal-lateral
ialah nama yang diberikan oleh Jackson dan - basal-posterior
Huber, dan diberi nomor oleh Boyden.3'5'6
Ukuran traktus trakeo-bronkial pada orang
Lobus superior kanan mempunyai tiga dewasa, pria dan wanita, serta pada anak-anak
buah segmen, apikal (B 1), posterior (B 2), dan bayi berlainan. Ukuran ini berlainan pada
dan anterior (B 3). Lobus medius kanan mem- kadaver dan orang yang masih hidup.

punyai segmen lateral (B 4) dan segmen Pada tindakan bronkoskopi untuk me-
ngetahui jarak dari suatu lokasi diukur dari
medial (B 5). Lobus inferior kanan mempunyai
baris gigi depan atas.
sebuah segmen apikal (superior = B 6), dan
Ukuran traktus trakeo-bronkial pada kada-
empat buah segmen basal. Segmen-segmen ver menurut Chevalier Jackson :1'2

basal itu ialah basal-medial (B 7), basal-

anterior (B 8), basal-lateral (B 9) dan basal

posterior (B 10).
Lobus superior kiri mempunyai dua buah

cabang yang sesuai dengan lobus superior

268

Diameter trakea (mm) Dewasa Dewasa Anak- Bayi
Panjang trakea (cm) pria wanita anak
Panjang bronkus kanan (cm) 6X7
Panjang bronkus kiri (cm) 14X20 12X16 5X10 4
Jarak gigi atas ke trakea (cm) 12 10 6 1,5
Jarak gigi atas ke bronkus 2 2,5
2,5 2,5 3 9
sekunder (cm) 5 5
15 13 10 15

32 28 19

Fisi ol og i traktus trakeo-b ron kial lendir trakea dan bronkus selalu basah
dan licin. Akan tetapi mukus ini tidak
Fungsi traktus trakeebronkial dibagi dalam bersifat melembabkan udara pernapas-
fungsi konduksi dan ventilasi. an, karena dalam perjalanannya melalui
hidung udara ini 90 - 95% dipenuhi oleh
Saluran konduksi ialah trakea, bronkus uap air. Kelembaban eksternal perlu di-
sampai bronkus terminalis, selanjutnya bronkus
respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus berikan bila dilakukan intubasi endotrakea
yang pada orang dewasa sebanyak 300 juta
buah, untuk pertukaran udara. atau trakeostomi.6
Sekret berupa mukus membentuk
Traktus trakeo-bronkial berguna untuk :
palut-lendir (mucous blanket) untuk me-
1. Ventilasi
nangkap partikel debu dan mikro-
Traktus trakeobronkial berguna untuk pasase
udara (konduksi) setelah dari hidung-faring- organisme yang teraspirasi. Sekrei ber-

laring, sampai ke bronkus terminalis dan gerak ke arah laring dan faring oleh
langsung ke bronkus respiratorius, tempat
mekanisme gerak silia dan batuk.b
terjadinya pertukaran qdara. Duktus alveolaris
b. Mekanisme muko-siliar
dan alveolus terbuka ke bronkus respira- Udara pernapasan yang masuk ke da-
lam traktus trakeo-bronkial seringkali
torius.2'6 mengandung partikel debu atau or-

2. Drenase paru ganisme. Pada yang bernapas melalui
Drenase sekret dari paru ke traktus trakea-
bronkial, kemudian ke faring dilakukan oleh: hidung partikel debu dan organisme
a. mekanisme gerakan silia (ciliary wafting)
b. batuk (tussive squeeze), telah disaring di hidung dan nasofaring,
c. hembusan mendeham (bechic blast) tetapi apabila bernapas melalui mulut,
Dengan bersihnya saluran napas dari se- penyaringan itu belum terlaksana.
kret, maka udara napas akan lancar masuk
Di laring dan trakea mukosa diliputi
ke alveolus tempat terjadinya pertukaran oleh epitel torak bersilia, kecuali di pita
udara. Bila drenase sekret terganggu, suara. Epitel torak bersilia diliputi oleh

sekret akan menyumbat saluran napas, dan palut-lendir tipis. Palut-lendir ini selalu
menimbulkan kelainan pada bagian distal dibentuk kembali oleh sekret dari ke-
dari sumbatan itu.2'6
lenjar mukosa.
3. Daya perlindungan paru Gerak silia yang efektif tergantung
Mekanisme perlindungan paru dan bronkus
dilakukan oleh : pada komposisi dan viskositas mukus.
Kekeringan menyebabkan degenerasi
a. Mukus dan kerusakan silia. Demikian juga pada
perubahan panas dan perubahan pH
Mukus di trakeo-bronkial berasal dari sel akan mempengaruhi gerak silia.o

goblet yang menjaga supaya selaput c. Kontraksi otot bronkus
Serat-serat otot licin dari trakea sampai
bronkiolus bila berkontraksi menyebab-

269

kan lumen trakea dan bronkus me- BRONKOSKOPI

nyempit. Traktus trakeo-bronkial diper- Bronkoskopi dimulai pada abad ke sem-
bilan belas oleh Gustav Killian yang memeriksa
sarafi oleh nervus vagus dan saraf trakea dengan laringoskop. Kemudian Killian
memakai esofagoskop untuk mengeluarkan
simpatis yang berasal dari jantung dan benda asing dari trakea dan menyebutnya:
paru. Stimulasi saraf simpatis menye- bronkoskopi langsung (direct bronchoscopy).
babkan otot bronkus relaksasi.
Chevalier Jackson lah yang mempopuler-
Bila terdapat udara yang merang-
kan teknik ini yang kebanyakan dipakainya untuk
sang masuk ke dalam traktus trakeo- mengeluarkan benda asing dari fakea dan bronkus.
bronkral, maka akan terjadi kontraksi
Bronkoskop ini disebut juga sebagai : open
otot bronkus, sehingga lumen menyem- lube bronchoscope, ventilating bronchoscope,

pit. Kontraksi otot bronkus juga di- stiff bronchoscope (bronkoskop kaku) atau

sebabkan oleh refleks nasobronkial, Bila strai ght bron cho scope.T
ada stimulasi pada selaput lendir hidung
akan terjadi refleks yang menyebabkan BRONKOSKOP KAKU

kontraksi otot bronkus. Refleks ini di- Bronkoskop kaku, ialah pipa dari metal
timbulkan oleh udara dingin, gas yang dengan lampu. Terdapat dua macam penyi-
mengiritasi, asap dan oleh stimulasi naran, yaitu lampu yang diletakkan di distal

-listrik serta mekanik. (pada ujung bronkoskop), atau di proksimal.
Lampu proksimal terletak pada gagang
Demikian juga, iritasi pada mukosa
laring akan menyebabkan refleks la- bronkoskop yang diproyeksrkan dari tepi lensa
okuler ke distal bronkoskop (tipe Haslinger).
ringobronkial dan refleks batuk yang Dengan kemajuan teknologi sekarang, dibuat
lampu yang terang (150-400 Watt) yang berisi
mengakibatkan terjadinya kontraksi otot halogen yang disalurkan dengan serat optik ke
bagian distal bronkoskop.
bronkus.6
BRONKOSKOP SERAT OPTIK
Stimulasi korteks serebri di daerah
lobus frontalis yang mengontrol otot wajah Degan kemajuan pengetahuan tentang
menyebabkan kontraksi otot bronkus. 6 serat optik, maka pada pertengahan tahun 1950
lkeda dan teman-teman membuat bronkoskop
Refleks bronkodilator dapat dise- serat optik yang lentur dan dipakai pertama kali
babkan oleh infeksi bronkus, sedangkan pada pertengahan tahun 1970.
hipoksia menyebabkan timbulnya kon-
traksi otot bronkus dengan menyem- Bronkoskop seratoptik merupakan gabungan
serat-optik (gelas) yang menyalurkan cahaya-
pitnya lumen serta naiknya resistensi sa- nya ke ujung distal bronkoskop. Bronkoskop ini
luran napas.o
lentur, sehingga dapat dimasukkan ke dalam
d. Refleks batuk cabang bronkus.s
Refleks batuk ini timbul karena rang-
Ahli endoskopi masa kini mengatakan,
sangan pada ujung nervus vagus yang
bahwa bronkoskop serat-optik lebih baik dari-
terdapat pada lapisan epitel. pada bronkoskop kaku.

Pasien dengan batuk tidak boleh Kelebihan bronkoskop serat optik
diberi obat penahan batuk (antitussive),
1. Dengan mempergunakan bronkoskop se:at
seperti codein, karena batuk itu merupa-
kan protektor bagi paru, berguna untuk optik, karena lentur (fleksibel) rasa nyeri
mengeluarkan sekret serta partikel yang
ada dalam lumen trakea dan bronkus.2'6

e. Makrofag alveolar

Mikro-organisme yang terdapat di dalam
alveolus akan dimakan bleh makrofag
yang terdapat dalam alveolus ini.6

4. Mengatur keseimbangan kardio-vaskuhl

5. Mengatur tekanan intra-pulmona12

6. Mengatur tekanan CO2 dalam darah2

270

minimal, dapat dilakukan dengan analgesia 3. Untuk mengeluarkan benda asing dari traktus

topikal saja. trakeobronkial terbatas, meskipun beberapa
benda dapat dikeluarkan dengan alat khusus
2. Bronkoskop dapat dimasukkan melalui rongga untuk bronkoskop serat optik, seperti cunam,
atau semacam keranjang kecil.e
mulut atau rongga hidung, juga dimasukkan
4. Untuk mengontrol perdarahan yang difus
melalui bronkoskop kaku, apabila perlu
memeriksa cabang-cabang bronkus. Pada kadang-kadang sukar, hampir tidak dapat
keadaan gawat dapat melalui pipa endo- dilihat sumber perdarahan, karena lumen

trakea atau juga kanul trakeostomi. tertutup darah. e

3. Bronkoskop serat optik dapat dimasukkan 5, Tanpa ada pipa endotrakea di trakea,

kedalam cabang bronkus karena kelentur- resusitasi jantung-paru sangatlah sukar.s
annya, sehingga dapat dilakukan biopsi
atau penyikatan untuk pemeriksaan sitologi Meskipun banyak kelebihan bronkoskop
pada tumor ganas yang terdapat dalam serat-optik, tidak berarti bahwa alat ini dapat
menggantikan peran bronkoskop-kaku. Kedua
segmen atau subsegmen bronkus.
alat ini saling mengisi, kekurangan dari
4. Pasien yang tidak dapat merebahkan diri
bronkoskop kaku diisi oleh bronkoskop serat-
(kalau telentang akan sesak napas) pa.da optik.l0 Sebaliknya, kekurangan bronkoskop
pasien dengan kelainan jantung, maka serat-optik dapat diganti oleh bronkoskop-kaku.
bronkoskopi dilakukan pada pasien dalam
posisi duduk. Sejak diperkenalkannya bronkoskop serat-

5. Pasien dengan trismus, tidak dapat mem- optik, bronkoskop-kaku tidak dipakai sesering
sebelumnya. Namun demikian pada keadaan
buka mulut, maka bronkoskopi serat optik tertentu bronkoskop kaku lebih dipilih, seperti:

dimasukkan melalui hidung. 1. pada anak-anak, oleh karena trakea dan

6. Pasien dengan kelainan vertebra servikal, glotis masih sempit,

sehingga tidak dapat dilakukan ekstensi 2. pada perdarahan masif di paru,
leher pada pemeriksaan dengan bronkos-
kop kaku, maka dilakukan pemeriksaan 3. mengisap sekret kental dari trakea dan

dengan bronkoskop serat optik.s bronkus,

Kekurangan bronkoskop serat optik 4. untuk mengeluarkan bronkolit,

1. Penglihatan sering buram, oleh karena 5. untuk mengeksterpasi adenoma bronkus,

lensa kena hembusan napas atau tertutup 6. untuk mengeluarkan benda asing dari

sekret, meskipun sebelumnya telah diberi- trakba dan bronkus, terutama pada anak-
kan obat untuk pencegahannya. Diusaha-
anak,
kan untuk menyemprotkan air melalui
7. pada keadaan trakea sempit, seperti pada
saluran di bronkoskop, dan kemudian diisap striktur trakea, penekanan dari luar atau
tumor intra-lumen,
melalui alat pengisap yang ada di dinding
bronkoskop. Kadang-kadang cara ini tidak 8. fotografi pada trakea dan bronkus utama
banyak berhasil, sehingga pedu bronkos-
serta orifisiumnya dengan memakai teleskop.
kop dikeluarkan dan dibersihkan di luar,
Beberapa ahli mengatakan bahwa hasil
setelah itu dimasukkan lagi ke dalam laring
pemotretan dengan bronkoskop-kaku lebih
dan trakea. Tindakan ini lebih mudah bila jelas daripada dengan bronkoskop serat-
bronkoskop kaku telah dipasang dulu di optik.
trakea kemudian bronkoskop serat optik
Oleh karena itu seorang bronkoskopi
melalui bronkoskop kaku.
haruslah mahir mempergunakan bronkoskop
2. Sekret yang kental kadang-kadang tidak
kaku dan bronkoskop serat oPtik.
dapat diisap melalui alat pengisap yang ada

di bronkoskop serat optik.e

271

INDIKASI BRONKOSKOPI benda asing di trakea atau bronkus, karsi-
noma bronkus dan bronkoadenoma.t't't0'tt
Tindakan bronkoskopi diperlukan untuk
3 Mengi (wheezing)
menegakkan diagnosis dan untuk terapi.
Mengi yang dapat diketahui dari anam-
Bronkoskopi sebaiknya dilakukan sedini mung-
nesis atau ditemukan pada pemeriksaan,
kin untuk diagnostik maupun terapi. pada keadaan yang baru didapat atau

A. Untuk menegakkan diagnosis dilakukan sudah sejak lama, perlu dilakukan bron-

pada keadaan : koskopi.

1. Hemoptisis Bunyi mengi yang tidak hilang setelah

Hemoptisis yang darahnya banyak pasien batuk, atau setelah batuk hilang
maka mengi itu juga hilang, tetapi ke-
keluar, atau yang berulang meskipun tiap
kali darahnya sedikit, dengan atau tanpa mudian kembali terdengar pada tempat
yang sama, merupakan tanda adanya
kelainan pada pemeriksaan radiologik, penyempitan bronkus. Pada sumbatan
serta meskipun pada pemeriksaan fisik
bronkus, mengi dsaesnabk antaupkaas.kta'tn0'tt'erdapat
tidak ditemukan kelainan, harus dilakukan bersama dengan
tindakan bronkoskopi untuk mencari asal
perdarahan. 4 Kelainan radiologik

Perlu ditekankan supaya bronkoskopi Pneumonia yang menetap atau ber-
jangan ditunda karena pasien sedang me- ulang, dan atelektasis, pada pemeriksaan

ngeluarkan darah, tetapi bronkoskopi radiologik tampak sebagai sumbatan bron-

harus dilakukan dengan berhati-hati dan kus. Keadaan ini merupakan indikasi untuk
persiapan yang teliti setelah hemoptisis
yang masif. Bahkan dengan bronkoskopi tindakan bronkoskopi. Pada gambaran
pada keadaan itu darah di dalam lumen
yang menyumbat dapat diisap keluar. Bila abses paru dan tumor bronkus, diperlukan
bronkoskopi untuk menentukan asal per- juga tindakan bronkoskopi.
darahan ditunda sampai tidak terdapat
perdarahan lagi, maka kesempatan untuk Selain itu pada keadaan : a) hemop-
mendapatkan sumber perdarahan tidak
didapat. Perdarahan yang masif dapat tisis, sedangkan pada pemeriksaan radio-
ditanggulangi dengan kateter balon yang
dimasukkan melalui pipa endotrakea atau logik toraks tidak terdapat kelainan,

bronkoskop sampai dilakukan torakotomi. b) pada pemeriksaan sitologik sputum ter-
dapat sel tumor ganas, sedangkan pada
Diagnosis banding pada hemoptisis pemeriksaan radiologik toraks tidak ter-
dapat kelainan. lo
ialah karsinoma bronkus, bronkoadenoma,
metastasis tumor ganas ke bronkus, tuber- Pada keadaan demikian bronkoskopi

kulosis paru, granuloma bronkus, bronkiek- harus dilakukan, dan pada tiap lesi dilaku-
tasis dan abses paru.t'3'to't' kan biopsi dan penyikatan. a'to

2. Batuk kronis 5 Kelainan ekstra-torakal

Batuk iritatif yang terus menerus dan Beberapa kelainan ekstra-torakal yang
tidak diketahui penyebabnya, harus selalu
memerlukan bronkoskopi ialah : a) pem-
dicurigai kemungkinan adanya benda
besaran getah bening di leher dan aksial
asing di traktus trakeo-bronkial. Pada sebagai metastasis tumor ganas, b)

bronkitis kronis dan tumor bronkus batuk eritema nodosum, c) sumbatan vena kava
superior, d) jari gada (clubbing finger) dan
berlangsung kronis dan kadang-kadang osteo-artropati pulmoner hipertrofi, e)

mengandung sputum kental. perubahan suara, karena kelumpuhan
Diagnosis banding pada batuk kronis
saraf rekuren yang disebabkan oleh pem-
ialah bronkitis kronis, tuberkulosis paru,
besaran kelenjar getah bening yang me-

nekan saraf rekuren, f) karsinoma eso-

fagus, untuk melihat apakah terdapat
metastasis ke bronkus, g) penyakit dan
tumor ganas tiroid yang mempengaruhi

traktus trakeo-bronkial. 1o

272

B. Sebagai tindakan terapi, dilakukan pada KONTRAINDIKASI BRONKOSKOPI
keadaan :
Kontraindikasi untuk melakukan bronkos-
1. Benda asing. Sumbatan saluran trakeo- kopi ada, tetapi harus dievaluasi untuk masing-
bronkial oleh benda asing harus segera di- masing pasien.l Meskipun tidak terlaiu jauh
bedanya kontraindikasi dibagi dalam kontra-
keluarkan dengan bronkoskopi. Benda asing indikasi relatif, risiko bertambah oleh tindakan
dapat berupa benda padat atau benda cair. bronkoskopi, dan kontraindikasi absolut.e

Benda asing mungkin berupa cairan 1. Kotraindikasi relatif
yang teraspirasi, seperti minuman atau Pada beberapa keadaan, merupakan
muntah pada bayi. Mungkin juga cairan
mukonium pada bayi yang baru lahir yang kontraindikasi, apabila tindakan bronkos-
menyumbat saluran trakea dan bronkus. kopi hanya untuk tindakan diagnostik. Te-
Bila pengisapan cairan itu tidak cepat di- tapi apabila indikasinya untuk terapi, bron-
lakukan, dapat terjadi komplikasi berupa koskopi dapat dikerjakan, seperti : a) kasus
abses paru atau peradangan lain. Yang
umum ialah telah terjadinya edema selaput dengan prognosis buruk, b) pasien yang
lendir trakea atau bronkus, sehingga me- lemah dan tua, c) hipertensi pulmonum,
nyulitkan pengisapan zat yang teraspirasi
d) keadaan kardio-pulmonum yang buruk,
atau pengeluaran benda asing. 1'2't' e) aneurisma aorta. Aneurisma aorta dapat
pecah apabila dilakukan bronkoskopi de-
2. Mengisap sekret yang ada dalam bronkus ngan bronkoskop kaku, tetapi bila dilaku-
Sekret akibat peradangan pada bron- kan dengan bronkoskop serat-optik lebih
aman, meskipun tetap harus berhati-hati,
kitis kronis. bronkiektasis, dan abses paru, f) trauma atau ankilosis vertebra servikal.
lebih aman bronkoskopi dengan mem-
mungkin kental dan menyumbat saluran pergunakan bronkoskop seratoptik, g) tris-
trakeo-bronkial. Sekret itu disebut benda mus. Dengan bronkoskop seratoptik dapat
asing endogen, yaitu benda asing yang
berasal dari dalam tubuh sendiri. Dengan dilakukan bronkoskopi melalui hidung.10'11
bronkoskopi sekret itu diisap, kemudian
dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk 2 Risiko akan bertambah pasca-bronkos-
memeriksa jenis kuman, serta uji resis-
kopi, seperti pada keadaan:
tensi.l'2't o't 1
a) asma bronkial, bronkoskopi akan me-
3 Penyumbatan bronkus oleh sekret kental. nambah sumbatan bronkus, b) uremia,
Dengan fisioterapi seringkali tidak berhasil menyebabkan bahaya perdarahan pasca-
dengan baik, sedangkan dengan bronkos-
kopi dapat dilakukan pencucian dengan biopsi, c) hemoptisis, perdarahan akan
hasil yang memuaskan. t'2'10
bertambah, apabila tindakan bronkoskopi
4. Menyemprotkan obat ke dalam lumen
kurang hati-hati, d) abses paru, bahaya
bronkus pada kasus bronkiektasis, setelah
sekretnya diisap ke luar.3 pecahnya abses sehingga seluruh traktus
trakea-bronkial terisi oleh nanah, e) imuno-
Melebarkan bronkus (businase) supresi, bahaya peradangan pascabron-
Penyempitan saluran trakeo-bronkial
koskopi, f) obstruksi vena kava superior,
dapat dilebarkan dengan cara bronkos-
kopi, kemudian dengan dilatator (busi) kemungkinan edema laring pascabronkos-
kopi.lo
lumen itu diperlebar.lo'tt
3 Kontraindikasi absolut. Bronkoskopi se-
6. Mengeluarkan tumor jinak endobronkial, baiknya tidak dikerjakan pada keadaan :

seperti papiloma, osteo-kondroma, lipoma a) penyakit perdarahan. Pasien yang
dan neurofibroma.t'tt
mudah terjadi perdarahan tidak boleh
dilakukan bronkoskopi, sebab ar)a ke-
mungkinan terjadi hematoma intralumen

atau perdarahan yang sukar diatasi. Pada

pasien yang demikian dapat tumbuh

273

gumpalan darah sepanjang traktus trakea- Secara umum dapat terjadi komplikasi
berupa trauma laring, hipoksia, hiperkarbia,
bronkial,l b) hipoksemia, c) hiperkapnia
spasme bronkus. Gejala kardiovaskuler berupa
akut, d) aritmia jantung e) infark miokard aritmia atrial dan ventrikuler, iskemia miokard,

yang akut, f) dekompensasi jantung (payah angina dan henti jantung. Mungkin terjadi
jantung). Beban tambahan pada bronkos-
kopi dapat mengakibatkan dekompensasi peradangan dengan kenaikan suhu badan oleh
bakteriemia, pneumonia, kontaminasi isi rong-
yang lebih buruk, g) radang akut saluran ga abses intrabronkial serta peradangan oleh
basil tbc, jamur dan virus.o't2
napas (laringo{rakeo-bronkitis akut),e Bron-
Pada pengisapan sekret intrabronkial,
koskopi tidak dilakukan jika ada radang
mungkin terjadi komplikasi berupa hipoksia dan
akut saluran napas, sebab mungkin dapat perdarahan.
menyebabkan ventilasi terganggu. Pada
anak kecil yang tersangka aspirasi benda Pada penyikatan bronkus dan biopsi
asing dan menderita radang akut saluran
napas, sukar untuk menentukan diagnosis- bronkus atau paru dapat terjadi perdarahan,
nya, serta sukar untuk menentukan apakah perforasi bronkus/paru, pneumotoraks, sikat
akan dilakukan bronkoskopi atau tidak. e patah atau cunam patah.12

Akan tetapi dalam keadaan sumbatan Pada aspirasi jarum, komplikasi yang
mungkin terjadi ialah perdarahan, perforasi
saluran trakea'dan bronkus oleh benda pembuluh darah besar, hemo-mediastinum,
asing, masih dipertimbangkan bronkoskpi
setelah ditanggulangi keadaan yang me- pneumomediastinum, pneumotoraks.t2
nyebabkan kontraindikasi itu. Keuntungan
dan risiko harus dipertimbangkan sebaik- Terapi laser endobronkial mungkin me-
nyebabkan hipoksia, perdarahan, perforasi
baiknya, tergantung pada keadaan pasien. esofagus, bronkus atau paru, terbakar dan

KOMPLIKASI BRONKOSKOPI menyebabkan kematian. 12

Morbiditas dan mortalitas bronkoskopi Pada pencucian bronkoalveolar dapat

antara prosedur yang menyertainya (niengam- terjadi demam, pneumonitis, perdarahan bron-
kial, spasme bronkus serta pneumotoraks.l2
bil benda asing, penyikatan, biopsi) sangat
Pada saat pengambilan benda asing
mudah, apabila dikerjakan dengan baik.
Komplikasi dengan pemakaian bronkos- mungkin terjadi hemoptisis masif dan obstruksi
jalan napas.2'12
kop kaku dan bronkoskop serat optik sama.
Daftar pustaka
Ada tambahan komplikasi pada pema-
kaian bronkoskop kaku, yaitu gigi goyah atau 1. Ballenger JJ. Diseases of the Nose, Throat, Ear,
copot, trauma pada mukosa saluran napas,
Head and Neck 13thed. Lea and Febiger, Philadelphia,
edema subglotik dan perdarahan. 1985: p.1331-1353.

Pada perdarahan di bronkus utama lebih 2. Jackson C and Jackson LC. Bronchoesophagology,
baik penanggulangannya dengan bronkoskop
kaku dibanding dengan bronkoskop serat optik, WB Saunders Co, Philadelphia and London, 1958:
karena dengan bronkoskop kaku lebih mudah p.152-221.
terlihat tempat perdarahan serta dapat di-
lakukan aplikasi topikal untuk menghentikan 3 Oho K and Anemiya R. Practical Fiberoptic

perdarahan. '' Bronchoscopy 2^d ed. lgaku Shoin, Tokyo-London,

Komplikasi yang mungkin terjadi pada 1 984

bronkoskopi, oleh obat premedikasi dan anes- 4 Zavala DC. Flexible Fiberoptic Bronchoscopy.
tesi (umum) ialah depresi pernapasan, apne,
hipotensi, sinkope, reaksi alergi. Pada analgesia University of lowa, lowa city, 1978.

lokal mungkrn terjadi henti napas, spasme 5. Prakash UBS. lntroduction. ln: Prakash UBS (ed).

laring, spasme bronkus, reaksi alergi, mual dan Bronchoscopy, New York, Raven Press, 1994:2.
muntah. a'12
6. Stell PM and Evan CC. Physiology of the larynx and
trachea-bronchial tree. ln: Bellantyne J and

Grovees J, (ed) Scott Brown's Diseases of the Ear,
Nose, and Throat, 4th ed. Vol.1 Basic Sciences.
Butterworth & Co. London 1994: p.464-475

274

7. Prakash UBS. And Dias-Fimenez. The Rigid (ed) Bronchoscopy, Raven Press, New York, 1994:
p.81.
Bronchoscope ln: Prakash UBS (ed). Bronchoscopy.
Raven Press. New York, 1994: p.53. 11. Schild JA. And Snow JB. Jr Bronchology in

8. Prakash UBS and Kato H. The Flexible bron- Ballenger JJ. and Snow JB.Jr (eds) Otbrhino-

choscope. ln, Prakash UBS (ed). Bronchoscopy, laryngology. Head and Neck Surgery (1Sth edition).
A Lea & Febiger BcDk. William and Wilkins, Baltimore,
Raven Press, New York. "1994: p.71. Philadelphia, Hongkong, London, Munich, Sydney,
Tokyo. 1996 : p.'1209-1220.
9. Stradling. P. Diagnostic Eronchoscopy. An intro- 12. Stubbs. S.F and Brutinel WM. Complication of
Bronchoscopy. ln Prakash UBS. (ed) Bronchoscopy.
duction (4th ed) Churchill Livingstone, Edinburgh,
London and New York. 1981: p.22-23. Raven Press New York. 1994:p.357.
10. Utz. J.P and Prakash. UBS. lndications for and

contraindications to Bronchoscopy. ln Prakash UBS.

275

Kanan

rlanr lanu

Ermtur er. kl.l

Trunlur ltum.diu!
mdius
lobui intarior

Lobu3 lntarioa

Gambar 1. Cabang Bronkus
(Dikutip dari Olympus)

276

BAB XIII
KESULITAN MENELAN

DISFAGIA

r
Efiaty Arsyad Soepardi

Keluhan sulit menelan (disfagia), merupa- akibat peradangan mukosa esofagus, striktur
kan salah satu gejala kelainan atau penyakit di lumen esofagus, serta akibat penekanan lumen
esofagus dari luar, misalnya oleh pembesaran
orofaring dan esofagus. Keluhan ini akan kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar getah

timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot bening di mediastinum, pembesaran jantung,
menelan dan gangguan transportasi makanan
dari rongga inulut ke lambung. Disfagia dapat dan elongasi aorta. Letak a. subklavia dekstra
disertai dengan keluhan lainnya, seperti odino- yang abnormal dapat menyebabkan disfagia

fagia (rasa nyeri waktu menelan), rasa panas yang disebut disfagia Lusoria. Disfagia

di dada, rasa mual, muntah, regurgitasi, hema- mekanik timbul bila terjadi penyempitan lumen
esofagus. Pada keadaan normal lumen eso-
temesis, melena, anoreksia, hipersalivasi, batuk
fagus orang dewasa dapat meregang sampai 4
dan berat badan yang cepat berkurang. Manifes- cm. Keluhan disfagia mulaitimbul bila dilatasi ini
tasi klinik yang sering ditemukan ialah sensasi
makanan yang tersangkut di daerah leher atau tidak mencapai diameter 2,5 cm.

dada ketika menelan. Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh
kelainan neuromuskular yang berperan dalam
Berdasarkan penyebabnya, disfagia di-
bagi atas (1) disfagia mekanik, (2) disfagia proses menelan. Lesi di pusat menelan di
motorik, (3)disfagia oleh gangguan emosi.
batang otak, kelainan saraf otak n.V, n.Vll, nlX,
Penyebab utama disfagia mekanik ada- n.X dan n.Xll, kelumpuhan otot faring dan lidah
lah sumbatan lumen esofagus oleh massa serta gangguan peristaltik esofagus dapat me-
tumor dan benda asing. Penyebab lain adalah
nyebabkan disfagia.

277

Kelainan otot polos esofagus yang diper- baik, (2) upaya sfingter mencegah terham-
sarafi oleh komponen parasimpatik n. vagus
dan neuron nonkolinergik pasca ganglion (post burnya bolus ini dalam fase-fase menelan, (3)
mempercepat masuknya bolus makanan ke
ganglionic noncholinergrc) di dalam ganglion dalam faring pada saat respirasi, (4) mencegah
masuknya makanan dan minuman ke dalam
mienterik akan menyebabkan gangguan kon- nasofaring dan laring, (5) kerjasama yang baik
traksi dinding esofagus dan relaksasi sfingter
dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong
esofagus bagian bawah, sehingga dapat timbul
bolus makanan ke arah lambung, (6) usaha
keluhan disfagla. Penyebab utama dari disfagia
untuk membersihkan kembali esofagus. Proses
motorik adalah akalasia, spasme difus esofagus,
menelan di mulut, faring, laring dan esofagus
kelumpuhan otot faring dan skleroderma esofagus. secara keseluruhan akan terlibat secara ber-

Keluhan disfagia dapat juga timbul bila kesinambungan.
terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa
yang berat. Kelainan ini dikenal sebagai globus Proses menelan dapat dibagi dalam 3
histerikus. fase : fase oral, fase faringal dan fase esofagal.

Patogenesis disfagia FASE ORAL

Proses menelan merupakan proses yang Fase oral terjadi secara sadar. Makanan
kompleks. Setiap unsur yang berperan dalam yang telah dikunyah dan bercampur dengan
liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini
proses menelan harus bekerja secara ter- bergerak dari rongga mulut melalui dorsum
lidah, terletak di tengah lidah akibat kontraksi
integrasi dan berkesinambungan. Keberhasilan otot intrinsik lidah.
mekanisme menelan ini tergantung dari beberapa
Kontraksi m.levator veli palatini meng-
faktor, yaitu (a) ukuran bolus makanan, (b)
akibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah
diameter lumen esofagus yang dilalui bolus, (c) diperluas, palatum mole terangkat dan bagian
kontraksi peristaltik esofagus, (d) fungsi sfingter
esofagus bagian atas dan bagian bawah dan atas dinding posterior faring (Passavant's
(e) kerja otot-otot rongga mulut dan lidah.
ridge) akan terangkat pula. Bolus terdorong ke
lntegrasi fungsional yang sempurna akan posterior karena lidah terangkat ke atas. Ber-
terjadi bila sistem neuro-muskular mulai dari
susunan saraf pusat, batang otak, persarafan samaan dengan ini terjadi penutupan naso-
sensorik dinding faring dan uvula, persarafan faring sebagai akibat kcntraksi m.levator veli
ekstrinsik esofagus serta persarafan intrinsik
otot-otot esofagus bekerja dengan baik, se- palatini. Selanjuhya terjadi konfaksi m.palatoglosus
hingga aktivitas motorik berjalan lancar. Ke-
rusakan pada pusat menelan dapat menyebab- yang menyebabkan ismus fausium tertutup,
kan kegagalan aktivitas komponen orofaring, diikuti oleh kontraksi m.palatofaring, sehingga
bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga
otot lurik esofagus dan sfingter esofagus
mulut.
bagian atas. Oleh karena otot lurik esdfagus
dan sfingler esofagus bagian atas juga men- FASE FARINGAL
dapat persarafan dari inti motor n. vagus, maka
aktivitas peristaltik esofagus masih tampak Fase faringal terjadi secara refleks pada
pada kelainan di otak. Relaksasi sfingter eso- akhir fase oral, yaitu perpindahan bolus ma-
fagus bagian bawah terjadi akibat peregangan kanan dari faring ke esofagus.

langsung dinding esofagus. Faring dan laring bergerak ke atas oleh
kontraksi m.stilofaring, m.salfingofaring, m.tiro-
FISIOLOGI MENELAN
hioid dan m.palatofaring.
Dalam proses menelan akan terjadi hal- Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedang-

hal seperti berikut, (1) pembentukan bolus kan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepiglotika,

makanan dengan ukuran dan konsistensi yang plika ventrikularis dan plika vokalis tertutrrp
karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid

278

obligus. Bersamaan dengan ini terjadi juga Jenis makanan yang menyebabkan dis-
penghentian aliran udara kg laring karena fagia dapat memberikan informasi kelainan
yang terjadi. Pada disfagia mekanik mula-mula
refleks yang menghambat pemapasan, sehingga kesulitan menelan hanya terjadi pada waktu

bolus makanan tidak akan masuk ke dalam menelan makanan padat. Bolus makanan tersebut
saluran napas. Selanjutnya bolus makanan kadang-kadang perlu didorong dengan air dan

akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula pada sumbatan yang lebih lanjut, cairan pun

dan sinus piriformis sudah dalam keadaan akan sulit ditelan. Bila sumbatan ini terjadi secara
progresif dalam beberapa bulan, maka harus
lurus. dicurigai kemungkinan adanya proses keganas-
an di esofagus. Sebaliknya pada disfagia motorik,
FASE ESOFAGAL
yaitu pada pasien akalasia dan spasme difus
Fase esofagal ialah fase perpindahan
bolus makanan dari esofagus ke lambung. esofagus, keluhan sulit menelan makanan padat
Dalam keadaan istirahat introitus esofagus dan cairan terjadi dalam waktu yang bersamaan.
selalu tertutup. Dengan adanya rangsangan
Waktu dan perjalanan keluhan disfagia
bolus makanan pada akhir fase faringal., maka dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
terjadi relaksasi m.krikofaring, sehingga intro- untuk diagnostik. Disfagia yang hilang dalam
beberap.a hari dapat disebabkan oleh pera-
itus esofagus terbuka dan bolus makanan
dangan. Disfagia yang terjadi dalam beberapa
masuk ke dalam esofagus. bulan dengan penurunan berat badan yang
Setelah bolus makanan lewat, maka sfinger cepat dicurigai adanya keganasan di esofagus.

akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus Bila disfagia ini bedangsung bertahun.tahun
introitus esofagus pada waktu istirahat, se
hingga makanan tidak akan kembali ke faring. untuk makanan padat perlu dipikirkan adanya
kelainan yang bersifat jinak atau di esofagus
Dengan demikian refluks dapat dihindari.
bagian distal (lowe r e sophag e al m u scuIar i ng).
Gerak bolus makanan di esofagus ba- Lokasi rasa sumbatan di daerah dada
gian atas masih dipengaruhi oleh kontraksi
dapat menunjukkan kelainan esofagus bagian
m.konstriktor faring inferior pada akhir fase
faringal. Selanjutnya bolus maKanan akan di- torakal, tetapi bila sumbatan terasa di leher,
dorong ke distal oleh gerakan peristaltik eso-
maka kelainannya dapat di faring, atau esofagus
fagus.
Dalam keadaan istirahat sfingter esofagus bagian servikal.

bagian bawah selalu tertutup dengan tekanan Gejala lain yang menyertai,disfagia, se-
perti masuknya cairan ke,dalam hidung waktu
rata-rata 8 milimeter Hg lebih dari tekanan di minum menandakan adanya kelumpuhan otot-
dalarir lambung, sehingga tidak akan terjadi
otot faring.
regurgitasi isi lambung.
Pada akhir fase esofagal sfingter ini akan Pemeriksaan fisik

terbuka secara refleks ketika dimulainya Pemeriksaan daerah leher dilbkukan untuk
melihat.dan meraba adanya massa tumor atau
peristaltik esofagus servikal untuk mendorong pembesaran kelanjar limfa yang dapat menekan
bolus makanan ke distal. Selanjutnya setelah esofagus. Daerah rongga mulut perlu diteliti,
bolus makanan lewat, maka sfringter ini akan apakah ada tanda-tanda peradangan orofaring
menutup kembali. dan tonsil selain adanya massa tumor yang
dapat mengganggu proses menelan. Selain itu
Diagnosis diteliti adanya kelumpuhan otot-otot lidah dan
arkus faring yang disebabkan oleh gangguan di
Anamnesis pusat menelan maupun pada saraf otak n.V,
n.Vll, n.lX, n.X dan n.Xll. Pembesaran jantung
Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan sebelah kiri, elongasi aorta, tumor bronkus kiri
dan pembesaran kelenjar limfa mediastinum,
anamnesis yang cermat untuk menentukan juga dapat menyebabkan keluhan disfagia.

diagnosis kelainan atau penyakit yang menye-
babkan timbulnya disfagia.

279

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.
Ujung lidah terangkat ke bagian Ujung lidah makin luas menekan Bolus makanan sampai ke
anterior palatum durum. palatum durum. valekula.
Bolus makanan terdorong ke Os hioid dan laring terangkat ke
posterior. Lidah mendorong bolus atas dan ke depan.
makanan ke posterior. Ujung epiglotis terdorong ke
Palatum mole terdorong ke atas Palatum mole terangkat ke atas belakang dan ke bawah.
dan posterior. dan menutup nasofaring

Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.
Epiglotis tertekan ke bawah dan Palatum mdeturun ke bawah Vestibulum laring tertutup akibat
melindungi aditus laring dari mendekatj pangkal lidah. kontraksi plika ariepiglotik dan
masuknya bolus makanan ke Nasofaring tertutup. plika ventrikularis.
laring. Rongga mulut tertutup akibat
kontraksi muskulus konstriktor
faring superior.
Relaksasi muskulus krikofaring.

Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9.
Bolus makanan sampai di Epiglotis terangkat ke atas Seluruh organ di rongga faring
valekula dan menekan ke bawah kembali. kembali ke posisi semula.
menyebabkan m. krikofaring Os hioid dan laring turun kembali Gelombang peristattik
relaksasi dan bolus turun ke ke tempatnya. mendorong bolus makanan
esofagus. Nasofaring terbuka kembali.
Timbul gelornbang penstattik masuk ke esofagus.

esofagus.

280

Pemeriksaan radiologi umum). Untuk menghindari komplikasi yang
mungkin timbul perlu diperhatikan indikasi dan
Pemeriksaan penunjang, foto polos esofagus kontraindikasi tindakan. Persiapan pasien,
operator. peralatan dan ruang pemeriksaan
dan yang -pemakai zat kontras, dapat mem- perlu dilakukan. Risiko dari tindakan, seperti
perdarahan dan perforasi pasca biopsi harus
bantu menegakkan diagnosis kelainan esofagus.
dipertimbangkan.
Pemeriksaan ini tidak invasif. Dengan peme-
riksaan fluoroskopi, dapat dilihat kelenturan Pemeriksaan manometrik

dinding esofagus, adanya gangguan peristaltik, Pemeriksaan manometrik bertujuan untuk
penekanan lumen esofagus dari luar, isi lumen
esofagus dan kadang-kadang kelainan mukosa menilai fungsi motorik esofagus. Dengan
esofagus. Pemeriksaan kontras ganda dapat
memperlihatkan karsinoma stadium dini. Akhir- mengukur tekanan dalam lumen esofagus dan
akhir ini pemeriksaan radiologik esofagus lebih tekanan sfingter esofagus dapat dinilai gerakan
maju lagi. Untuk memperlihatkan adanya gang- peristaltik secara kualitatif dan kuantitatif.
guan motilitas esofagus dibuat cine-film alau
video tapenya. Tomogram dan CT scan dapat Daftar pustaka
mengevaluasi bentuk esofagus dan jaringan di
sekitamya. MRI (Magnetic Resonance lmaging) 1. Shockley V1M/. Esophageal disorders. ln: Bailey
dapat membantu melihat kelainan di otak yang BJ. Head and neck surgery - Otolaryngology. JB
menyebabkan disfagia motorik. Lippincott Co, Philadelphia; 1993:p.690-710.

Esofagoskopi 2. Jahild JA, Snow JB. Esophagology. ln: Ballanger

Tujuan tindakan esofagoskopi adalah JJ, Snow JB. Otorhinolaryngology Head and Neck

untuk melihat langsung isi lumen esofagus dan Surgery 15th ed. Baltimore a Lea & Febiger book a

keadaan mukosanya. Diperlukan alat 6so- waverty Co, 1 996:p. 1 221 -1235.
fagoskop yang kaku (rigid esophagoscope)
3. Logemann JA. Upper digestive tract anatomi and
atau yang lentur (flexible fiberoptic esophago-
scope). Karena pemeriksaan ini bersifat invasif, physiology. ln: Head and neck su€ery. Otolaryngology
maka perlu persiapan yang baik. Dapat di- ed Bailey BJ, JB Lippincott Co, Philadelphia
lakukan dengan analgebia (lokal atau anestesia .1993:p.485-491
r
4. Jones B and Donner HW. Examination of the

patienls with dysphagia. Radiology 1989:p.319-326.

281

DISFAGIA OROFARING

Susyana Tamin

Gangguan menelan dapat terjadi pada stimulus proses menelan. Bila didapat mulut
ketidaknormalan setiap organ yang berperan
dalam proses menelan. Dilihat dari fisiologi kering (xerostomia), maka menelan akan lebih
proses menelan, disfagia dapat terjadi pada sukar. Pada fase persiapan oral yang meru-
fase oral, fase faringal dan fase esofagal. pakan fase pertama, makanan akan dikunyah
Disfagia dapat menjadi ancaman serius bagi
dan dimanipulasi menjadi bolus kohesif ber-
kesehatian dan dapat meningkatkan risiko terjadi
aspirasi peumonia, malnutrisi, dehidrasi, penu- campur dengan saliva dan dilanjutkan dengan
runan berat badan dan sumbatan jalan napas.
fase transportasi oral berupa pendorongan
Salah satu risiko yang paling serius adalah
bolus yang telah terbentuk ke belakang (hipo-
aspirasi pneumonia terutama dapat terjadi pada faring). Saat melewati pilar anterior, refleks

setiap kelainan yang mengenai organ yang menelan akan timbul dan makanan masuk ke
berperan pada fase oral dan fase faringal dan
faring.
gangguan pedahanan paru. Hiegene mulut yang
Dampak yang timbul akibat ketidaknormalan
buruk juga berperan dalam terjadinya aspirasi
pneumonia karena sekresi mulut mengandung fase oral antara lain
bakteri anaerob yang ikut teraspirasi bersama
dengan makanan. Hal ini. sering terjadi. pada 1. Keluar air liur (drooling = sialonhea) yang

pasien dengan usia lanjut karena fungsi menelan disebabkan gangguan sensori dan motorik

yang menurun, penyakit pada sistem saraf pada lidah, bibir dan wajah,
pusat seperti stroke, trauma kepala, serebral
palsi, penyakit Parkinson, multipel sklerosis, 2. Ketidaksanggupan membersihkan residu

dan penyakit neuromuskular seperti poliomielitis, makanan di mulut dapat disebabkan oleh
defisiensi sensori pada rongga mulut dan/
dermatomiositis, Myastenia Gravis, muskular
atau gangguan motorik lidah
distrofi, Myotonic Muscular Dystrophy (MMD),
3. Karies gigi yang mengakibatkan gangguan
Limb Girdle symdrome, Duchenne Muscular
dystrophy. Penyakit motor neuron juga dapat distribusi saliva dan meningkatkan sensitiMtas

menyebabkan disfagia adalah amyotrophic lateral gigiterhadap panas, dingin dan rasa manis.

sc/erosis, congenital spinal muscular atrophy, 4. Hilangnya rasa pengecapan dan penciuman
dan postpolio syndrome. Hal yang sama juga
terjadi pada pasien dengan tumor kepala leher akibat keterlibatan langsung dari saraf
dan keganasan yang telah menjalani operasi,
kranial.
radiasi maupun kemoterapi. Komplikasi radioterapi
5. Gangguan proses mengunyah dan ketidak-
pada keganasan nasofaring dapat mempengaruhi
sanggupan memanipulasi bolus.
fungsi menelan seperti terjadinya xerostomia,
trismus, karies dentis, neuropati motorik dan 6. Gangguan mendorong bolus ke farirrg
sensorik, fibrosis leher, pembentukan striktur 7. Aspirasi cairan sebelum proses menelan
dan nekrosis jaringan dan serebral.
dimulai yang terjadi karena gangguan

motorik dari fungsi lidah sehingga cairan

akan masuk ke faring sebelum refleks

menelan muncul

8. Rasa tersedak (cfroking) oleh batuk (coughing)

pada saat fase faring.

Fase oral Fase faringal

Aktivitas fase oral adalah persiapan untuk Fase faringal dimulai pada saat refleks me-
memulai proses menelan. Saliva merupakan nelan muncul setelah akhir fase oral. Terjadinya

282

fase ini tidak dapat timbul secara volunter dan kan dengan pergerakan os hioid dan elevasi
tidak dapat berlangsung bila tidak timbul refleks
menelan. Pernapasan terhenti selama fase laring ke arah atas dari lekukan tiroid.
faring dan muncul kembali pada akhir fase ini.
lll. Tahap tiga, bolus akan terdorong melewati
Dua keadaan yang penting dalam menjaga sfingter krikofaring dalam keadaan relaksasi
dan masuk ke esofagus.
keamanan fase faring adalah : Proses fisiologis yang terjadi berupa :

1. Proteksi saluran napas yang adekuat selama 1. peristaltik faring
2. relaksasi sfingter krikofaring.
proses menelan sehingga makanan tidak
masuk ke jalan napas. Peristaltik faring terjadi oleh karena relak-
sasi otot dinding faring yang terletak di depan
2. Penyelesaian satu seri proses menelan
bolus, dilanjutkan dengan kontraksi otot di-
berlangsung cepat sehingga pernapasan belakang bolus, yang akan mendorong bolus

dapat segera dimulai. dengan gerakan seperti gelombang.
Sfingter krikofaring selalu dalam keadaan
Fase faringal dapat dibagi dalam 3 tahap.
kontraksi untuk mencegah masuknya udara ke
l. Tahap pertama dimulai segera setelah timbul
refleks menelan berupa : dalam lambung.
Bila makanan telah melewati sfingter kriko-
1. Kontraksi pilar
2. Elevasi palatum mole faring, fase esofagal dimulai dan otot faring,
3. Konstraksi otot konstiktor faring superior velum, laring dan hioid akan relaksasi, saluran
napas terbuka dan dilanjutkan dengan proses
yang menimbulkan penonjolan pada
pernapasan.
dinding faring atas
Dampak ketidaknormalan pada fase faringal
Fungsi dari tahap pertama adalah untuk mem-
bantu bolus masuk ke faring dan mencegah adalah choking, coughing dan aspirasi. Hal ini
masuknya bolus ke nasofaring atau kembali ke dapat terjadi bila :
mulut
1. Refieks menelan gagal teraktivasi sehingga
ll. Fase kedua, terjadi proses fisiologis berupa :
fase faring tidak bedangsung. Terjadi akibat
1. Kontraksi otot faring dengan peregangan
gangguan neurologi pada pusat proses
ke atas
menelan di medulla atau saraf kranial
2. Penarikan pangkal lidah ke arah depan
sehingga terjadi ketidakstabilan saat me-
untuk mempermudah pasase bolus nelan ludah dan timbul pengeluaran air liur

3. Elevasi laring karena kontraksi otot hioid serta penumpukan sekresi.

tepat di.bawah penonjolan pangkal lidah. 2. Refleks menelan terlambat, sehingga dapat

4. Adduksi pita suara asli dan palsu terjadi aspirasi sebelum proses menelan
5. Penutupan epiglotis ke arah pita suara.
dimulai
Fungsi dari tahap kedua adalah menarik bolus
ke arah faring sehingga dapat menyebar masuk 3. Proteksi laring tidak adekuat akibal recunent

ke valekula yang terletak di atas epiglotis taryngeal paisy, efek operdsi pada struktur
orofaring, adanya pipa trakeostomi yang
sebelum didorong oleh gerakan peristaltik.
Proteksi jalan napas terutama terjadi pada 3 membatasi elevasi laring, refleks batuk

tempat yang berbeda : dan batuk volunter lemah atau tidak ada.

1. Pintu masuk laring (aryepiglottic folds) 4. Silent aspiration yailu aspirasi yang tidak
2. Pita suara palsu dan pita suara asli
3. Penutupan epiglotis disadari tanpa gejala batuk yang terjadi
karena hilangnya /penurunan sensasi di
Bolus akan melewati dan mengelilingi epiglotis, laring. Penyebab dari hilangnya. sensasi
turun dan masuk ke sfingter krikofaring dilanjut- secara umum pada daerah tersebut timbul
karena kelainan neurologi seperti penyakit

vaskuler dan CVA (cerebrcvascular accident),
multipel sklerosis, penyakit Parkinson atau

283

terjadinya jaringan paM pasca operasi. Refleks konsistensi makanan dari jenis makanan
batuk tidak muncul untuk membersihkan cair sampai padat dan dinilai kemampuan
pita suara dari masuknya bahan/materi ke pasien dalam proses menelan. Tahap
saluran napas. pemeriksaan dibagidalam 3 tahap :

5. Peristaltik faring yang lemah atau tidak 1. Pemeriksaan sebelum pasien mene-

timbul mengakibafl<an aspirasi setelah proses lan Qtreswallowrng assessment) untuk
menelan berlangsung karena residu/ sisa menilai fungsi muskular dari oromotbr
makanan yang menetap dapat masuk ke dan mengetahui kelainan fase oral.
dalam saluran napas yang terbuka. Hal ini
2. Pemeriksaan langsung dengan mem-
berhubungan dengan penyakit neurologi
baik sentral maupun perifer dan jaringan berikan berbagai konsistensi makanan,
parut pasca operasi. Peristaltik yang lemah dinilai kemampuan pasien dan diketiahui
dapat pula terjadi pada usia tua.
konsistensi apa yang paling aman
6. Sfingter krikofaring gagal .berelaksasi.
untuk pasien
Aspirasi dapat terjadi karena penumpu.kan
3. Pemeriksaan terapi dengan meng-
'bahan/makanan pada sfingter yang ter-
aplikasikan berbagai maneuver dan posisi
tutup sehingga dapat masuk ke jalan kepala untuk menilai apakah terdapat
peningkatan kemampuan menelan.
napas sedang mulai terbuka.
Dengan pemeriksaan FEES dinilai 5 proses
Pemeriksaan Penunjang
fisiologi dasar seperti :
Untuk diagnosis selain anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan peme- 1. Sensitivitas pada daerah orofaring dan
riksaan penunjang untuk diagnosis kelainan
disfagia fase oral dan fase faring adalah: hipofaring yang sangat berperan da.lam

1. Videofluoioskopi Swallow Assessment terjadinya aspirasi.

(yFssj. Spillage (prcswallowing leakagel : masuk-
Pemeriksaan ini dikenal sebagai Modified nya makanan ke dalam hipofaring sebelum
refleks menelan dimulai sehingga mudah
Barium Swallow (MBSI adalah pemeriksa- terjadi aspirasi.
an yang sering dilakukan dalam mengevaluasi
3 Residu: menumpuknya sisa makanan pada
disfagia dan aspirasi. Pemeriksaan ini
daerah valekula, sinus piriformis kanan
menggambarkan struktur dan fisiologi me- dan kiri, poskrikoid dan dinding faring
nelan pada rongga mulut, faring, laring dan
esofagus bagian atas. Pemeriksaan dilaku- posterioi sehingga makanan tersebut akan
kan dengan menggunakan bolus kecil de- mudah masuk ke jalan napas pada saat
ngan berbagai konsistensi yang dicampur proses menelan terjadi ataupun sesudah
dengan barium. VFSS dapat untuk panduan proses menelan.
dalam terapi menelan dengan memberikan
bermacam bentuk makanan pada berbagai 4. Penetrasi : masuknya makanan ke vesti-
bulum laring tetapi belum melewati pita
posisi kepala dan melakukan beberapa
maneuver untuk mencegah aspirasi untuk suara. Sehingga menyebabkan mudah masuk-
nya makanan ke jalan napas saat inhalasi
memperoleh kondisi optimal dalam proses
menelan. 5. Aspirasi : masuknya makanan ke jalan

2. FEES (Flexible Endoscopy Evaluation napas melewati pita suara yang sangat

of Swallowingl berperan dalam terjadi komplikasi paru.
Pemeriksaan evaluasi fungsi menelan de-
Daftar Pustaka
ngan menggunakan nasofaringoskop serat
optik lentur. Pasien diberikan berbagai jenis 1. Langley J. The Normal Swallow. ln : Darvill GC ed.

Workirp with Swallowing Disorders. 1Oh ed. Bicnster,
Oxon, Great Britain, Winslovv Press Ltd.1997:p.76€6.

284

2 Marks L, Rainbo,v D. The Mmd Swallor. ln: Mafis L, 7. MCKenzie SW. Swallow Evaluation with video-
Rainbow D,eds. Working with Dysphagia, ld ed.
fluoroscopy. ln : Leonard R, Kendall K. eds.
United Kingdom, Speechmark Publishing Ltd.2001 :
p.2-22. Dysphagia Assessment and Treatment Planning. A.

Kendall K. Head and Neck : Structures, Functions, Team Approach. l"ted. San Diego, London,
and Evaluation in Dysphagia. ln: Leonard R, Kendall K,
Singular Publishing Group lnc. 1997:p.83-100.
eds. Dysphagia Assessment and Treatnent Plannirg.
8. Leonard R. Swallow Evaluation with flexible
A Team Approach, 1c ed. San Diego, London,
videoendoscopy. ln : Leonard R, Kendall K. eds.
Singular Publishing Group lnc. 1997:p.7-18.
McCulloch TM, Van Daele DJ. Normal Anatomy Dysphagia Assessment and Treatment Planning. A.
and Physiology of the Nose, the Pharynx, and the
Team Approach, 1d ed. San Diego, London,
Larynx. ln: Langmore SE,eds. Endosco1lic Evaluation
Singular Publishing Group lnc. 1997:p.161-80.
and Treatment of Swallowing Disorder, 1d ed. New 9 Eibling DE. Organs of Swallowing. ln: Canau RL,
York, Stuttgart, Thieme.2001 .p:7-36.
Murry T,eds. Comprehensive Management of
5 Marks L, Rainbow D. Respiration and Aspiration. ln: Swallowing Disorders, 1d ed. San Diego, London,
Marks L, Rainbow D,eds. Working with Dysphagia,
Singular Publishing Group;1999.p.1'l-21.
1'r ed. United Kingdom, Speechmark Publishing
10. Aviv JE. The Normal Swallow. ln : Canau RL,
1td.2001 :p.23-34. Murry T, eds. Comprehensive Management of
b Langley J,Darvill GC. Assessment. ln : Darvill GC,
Swallowing Disorders, 1d ed. San Diego, London,
eds. Working With Swallowing Disorders, 10'h ed.
Bicester, Oxon, Great Britain, Winslow Press Singular Publishing Group. 1 999:p.23-9.
Ltd.1 997:p.1 845.
11 Tamin S, Ku PK, Cheung D. Assessment and

Managernent of DFphagia with Fiberodic Endccopic
Examination of Swallowing (FEES) and its Future

lmplementation in lndonesia. ORLI 2004;34(4):2&33.

285

PENYAKIT DAN KELAINAN ESOFAGUS

Fachri Hadjat

KELAINAN KONGENITAL Etiologi

ATRESIA ESOFAGUS DAN FISTULA Penyebab kelainan ini sampai saat ini

TRAKEO-ESOFAGUS belum diketahui, tetapi dari beberapa laporan

Esofagus alau fore gut dapat diidentifikasi kelainan ini dapat ditemukan dalam satu keluarga.

sebagai tabung pendek yang sempit pada Gejala dan tanda

minggu ketiga kehidupan mudigah. Di per- Pada bayi baru lahir ditemukan pengum-
pulan sekret di mulut dan dapat terjadi aspirasi
tengahan minggu ketiga, lung bud mulai ber- berulang. Pada saat anak-anak diberi minum
kembang sebagai penebalan epitel pada bagian timbul gejala tersedak, batuk, regurgitasi, gawat
ventral pertengahan fore gut. napas dan sianosis.

Pemisahan lung bud dengan forc gut ter- Pada atresia esofagus yang terisolasi dan
jadi pada akhir minggu ketiga dan pemisahan atresia esofagus yang disertai fistula trakeo-
sempurna terjadi pada akhir minggu keempat.
esofagus di bagian proksimal biasanya tidak
Penyatuan seluruh segmen fore gut ke
ditemukan udara didalam lambung. Pada atesia
dalam lung bud akan menyebabkan terjadinya esofagus yang disertrai fistula trakeoesofagus di
atresia esofagus. bagian distal, karena udara masuk ke lambung,
ditemukan gejala perut kembung.
Kegagalan pemisahan saluran napas dan
Dragnosls
saluran cerna pada minggu keempat akan
menyebabkan terjadinya fistula trakeo-eso- Pada bayi baru lahir biasanya dimasuk-
kan kateter yang lembut ukuran 8-10 French
fagus tanpa disertai atresia esofagus.
melalui hidung sampai ke lambung untuk
Kasifikasi dan insidens mengaspirasi cairan lambung. Jika kateter

Delapan puluh lima persen anak dengan tidak dapat masuk dan cairan lambung yang di
atresia esofagus dan 32o/o anak dengan atresia aspirasi jumlahnya lebih dad 30 ml, kita harus
esofagus yang disertrai fistula takeoesofagus curiga akan adanya kelainan.
ditemukan pada kehamilan dengan hidramnion.
Kelainan ini ditemukan 1 di antara 3000 - 5000 Pada atresia esofagus yang terisolasi
kelahiran hidup.
biasanya kateter tidak dapat masuk dan kateter
Atresia esofagus yang terisolasi biasanya tersebut akan melingkar kembali ke hipofaring.
ditemukan sebanyak 7,7o/o. Alresia esofagus
Pada fistula trakeoesofagus yang ter-
yang disertai fistula trakeoesofagus di bagian isolasi diagnosis ditegakkan dengan mela-
distal ditemukan sebanyak 86,5%. Fistula
kukan pemeriksaan esofagoskopi. Bila fistel itu
trakeoesofagus yang terisolasi ditemukan besar pada esofagoskopi kadang-kadang fistel

sebanyak 4,2o/o. Alresia esofagus yang disertai itu dapat ditemukan. Bila fistel kecil untuk

fistula trakeoesofagus di bagian proksimal melihat adanya fistel digunakan zat wama biru
metilen yang disemprot<an melalui pipa endohakea
ditemukan sebanyak 0,8%. Atresia esofagus
yang disertai fistula trakeo-esofagus di bagian ke trakea. Pada esofagoskopi akan tampak
mukosa esofagus bagian anterior berwama
proksimal dan distal ditemukan sebanyak

0.7%.

286

Gambar 1.

(A) atresla esofagus dengan flstula trakeoosofagus dl baglan dlstd (88,5%), (B) atresla esofagus
terlsolasl (7,7yc1, (Cl flstula bakeo+sofagus terlsolasl (4,2%), (D) atroEla esofagus dengan flstula
trakeo-esofagus dl baglan prokslmal (0,8%), (E) atresla esofagus dengan flstula Fakeoesofagus

Dl baglan prokslmal dan dlstal (0,7%).
(Dikutip dari Adkins)

287

biru, tetapi kadang-kadang tempat fistelnya tidak Divertikulum esofagus mungkin merupa-
terlihat. kan divertikulum asli (true divediculum) alau
divertikulum palsu (false divefticul u m).
Pada bayi yang dicurigai menderita atresia
esofagus terisolasi dimasukkan kateter ukuran Pada divertikulum asli seluruh lapisan din-
ding esofagus yang normal ditemukan, sedang-
8-10 French yang dibasahi dengan kontras kan pada divertikulum esofagus palsu hanya
lipiodol melalui hidung sampai ke esofagus.
lapisan mukosa dan submukosa esofagus
Kemudian dibuat foto Rontgen antero-posterior
mulai dari kepala, leher dan abdomen. Pada yang ditemukan.
atresia esofagus yang terisolasi akan tampak
Selain itu divertikulum esofagus menurut
kateter tersebut melingkar di daerah atresia, cara terbentuknya dapat digolongkan menjadi
tiga bagian yaitu divertikulum desakan (pulsion
dan tidak tampak adanya udara di lambung. divefticulum), divertikulum tarikan (traction
Fistula trakeoesofagus yang terisolasi jika
divefticulum) dan divertikulum kongenital.
fistelnya besar dapat dilihat dengan esofago-
gram (menggunakan kontras lipiodol). Pada Patogenesls

foto Rontgen antero-posterior akan terlihat Divertil<ulum desakan (pulsion diverticulum)

lambung berisi udara dan kadang-kadang di- merupakan divertikulum palsu yang terjadi
temukan gambaran aspirasi pada paru.
akibat cacat (detect) otot antara serat oblik dari
Penatalaksanaan
otot konstriktor inferior faring dengan serat
Jika diagnosis atresia esofagus dan fistula
trakeoesofagus telah ditegakkan pasien diper- transversal dari otot krikofaring. Akibat desak-
siapkan untuk operasi. Sebelum operasi, dibuat an pada saat menelan mukosa terdorong ke-
foto toraks untuk melihat adakah anomali jan- luar membentuk kantong yang makin lama
tung atau arkus aorta yang terletak di sebelah makin membesar, sehingga terbentuk diverti-
kanan. Jika tidak terdapat anomali jantung dan
kelainan letak arkus aorta, dilakukan operasi kulum yang terletak di antara esofagus dan
torakotomi lateral dari sebelah kanan.
tulang belakang.
Pada atresia esofagus dilakukan anas- Divertikulum tarikan (traction divefticulum)
tomosis, sedangkan pada fistula esofagus di-
lakukan penutupan fistel dan anastomosis. merupakan divertikulum asli yang biasanya

DIVERTIKULUM ESOFAGUS berasal dari proses peradangan yang berde-
katan dengan esofagus, di tempat terbentuk
Divertikulum esofagus merupakan kan- kontraktur jaringan ikat pada dinding esofagus
tong yang terdapat di lumen esofagus. yang kemudian menarik dinding esofagus ke

Kasifikasi arah luar.

Menurut lokasinya divertikulum esofagus Etiologi

dibagi menjadi tiga bagian yaitu divertikulum Divertikulum faringoesofagus disebabkan
faringo-esofagus (divertikulum Zenker), diver- karena gangguan motilitas esofagus, kelainan
kongenital atau kelemahan yang didapat pada
tikulum parabronkial dan divertikulum epifrenik dinding otot hipofaring atau esofagus.
(e p ip h re n ic d ive ftic ul u m ).
Divertikulum parabronkial disebabkan oleh
Divertikulum faringo-esofagus terletak di kelainan kongenital atau tuberkulosis kelenjar
daerah perbatasan faring dengan esofagus, limfa mediastinum.

divertikulum parabronkial terletak di sekitar Divertikulum epifrenik penyebab yang pasti
belum dapat ditentukan, tetapi diduga kemung-
bifurkasi trakea dan divertikulum epifrenik ter-
kinan akibat kelemahan dinding otot secara
letak di daerah sepertiga bawah esofagus
kongenital.
biasanya di atas diafragma.

288

- Obt konstiktor
inferior

- --- -olol krikolanng ,

Gambar 2. Pembentukan dlvertlkulum esofagus
(Dikutip dari Benedict)

289

Gejala Selain itu perlu dibuat foto toraks postero
anterior untuk melihat tanda-tanda pneumonia
Gejala yang ditimbulkan divertikulum faringe
esofagus tergantung dari tingkat pembentukan asprrasr.
divertikulum.
Pemeriksaan e sofagoskop i
Pada tingkat pertama mungkin tanpa ge-
jala atau terdapat retensi makanan yang ber- Pada esofagoskopi akan tampak dua
sifat sementara. buah lumen. Selain lumen esofagus yang

Pada tingkat kedua, kantong sudah ber- normal terdapat lumen lain yang buntu (yaitu
bentuk globul (globular shape) dan telah meluas divertikulum).

ke daerah inferior-posterior akan terjadi pe- Penatalaksanaan
ngumpulan makanan, cairan serta mukus di
dalam divertikel yang tidak berhubungan de- Jika divertikulum tidak menimbulkan gejala,
terapi biasanya bersifat konservatif. Kantong
ngan obstruksi esofagus. Jika terjadi spasme harus dibersihkan setiap habis makan dengan

esofagus akan ditemukan gejala disfagia. cara pasien diminta minum air dalam posisi
telentang atau miring tanpa bantal tergantung
Kadang-kadang ditemukan gejala regurgitasi
setelah minum atau makan pada malam hari. letak divertikulumnya, sehingga makanan akan
masuk ke lumen esofagus.
Pada tingkat ketiga karena pengaruh
gaya berat isi divertikulum, menyebabkan kan- Jika terdapat keluhan obstruksi atau aspi-
tong dapat meluas sampai ke daerah medias- rasi harus dilakukan operasi divertikulektomi.
tinum. Gejala yang ditimbulkannya berupa
disfagia yang hebat. Regurgitasi dapat terjadi AKALASIA
segera setelah makan atau minum. Gejala
Akalasia ialah ketidakmampuan bagian
yang menonjol adalah aspirasi atau regurgitasi distal esofagus untuk relaksasi dan peristaltik
pada malam hari saat pasien tidur. esofagus berkurang, karena diduga terjadi

Pada divertikulum para-bronkial jinak tidak inkoordinasi neuromuskuler. Akibatnya.bagian
terdapat komplikasi, tidak menimbulkan gejala proksimal dari tempat penyempitan akan me-
lebar dan disebut mega-esofagus.
karena divefiikulum dapat kosong dengan
mudah. Jika terdapat komplikasi gejala yang Etiologi
ditimbulkannya berupa rasa nyeri di daerah
Penyebab penyakit ini sampai sekarang
substernal dan disfagia
belum diketahui. Para ahli menganggap bahwa
Divertikulum epifrenik biasanya menim-
bulkan gejala disfagia, nyeri epigastrium, regur- penyakit ini merupakan disfungsi neuromus-

gitasi, anoreksia, perasaan terbakar di dada kuler dengan lesi primer, mungkin terletak di
dinding esofagus, nervus vagus atau batang
(hearlburn) serta penurunan berat badan,
otak.
Dlagnosis Secara histologik ditemukan kelainan berupa

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksa- degenbrasi sel ganglion pleksus Auerbach se-
an radiologik dan esofagoskopik. panjang torakal esofagus. Hal ini diduga se-
bagai penyebab gangguan peristaltik esofagus.
Pemeriksaan radiolog ik
Gangguan emosi dan trauma psikis dapat
Dengan menggunakan kontras barium, menyebabkan bagian distal esofagus dalam
jika divertikulum berukuran besar akan tampak' keadaan kontraksi.
kontras barium mengisi divertikulum tersebut.

Divertikulum tampak lebih jelas pada foto

Rontgen lateral.


Click to View FlipBook Version