The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KUMPULAN KARYA SASTRA 5 TAHUN TERAKHIR

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by amalyaputrie, 2022-12-30 04:41:30

UAS SEJARAH SASTRA 2022

KUMPULAN KARYA SASTRA 5 TAHUN TERAKHIR

Keywords: UAS SEJARAH SASTRA

kepergian Ayah, cinta pertamanya yang lebih memilih wanita baru, yang menjadikannya
wanita rapuh. Ditambah lagi keadaan Mamanya yang mengidap penyakit Skizofrenia atau
penyakit kejiwaan yang membuat penderitanya tidak bisa membedakan mana hal yang
nyata dan halusinasi belaka. Hal tersebut mengharuskan seorang Binta menjadi manusia
yang kuat di hadapan Mamanya, padahal hati dan harinya rapuh, bahkan hancur menjadi
banyak kepingan.

Binta, adalah gadis yang tidak memperdulikan apapun yang ada di sekitarnya, termasuk
pertemuan pertamanya dengan pria bernama Nug, ya Nugraha Pranadipta, mahasiswa
semester lima jurusan Arsitektur yang sangat tampan, yang mencintai Binta mahasiswa
semester tiga jurusan Ilmu Komunikasi namun tidak pandai berkomunikasi. Cinta pertama
Nug bisa dibilang sangat manis karena diawali dengan rasa penasaran siapa di balik pelukis
di sobekan kertas koran yang ia temukan. Cahyo, adalah sahabat Binta sekaligus teman Nug,
ia adalah salah satu kunci cerita cinta Nug dimulai, karena ucapannya yang mengatakan
tidak akan pernah bisa meluluhkan hati seorang Binta, tentu saja hal tersebut membuat Nug
tertantang.

Hari-hari dilalui Nug untuk meluluhkan hati Binta yang dingin. Jatuh dan cinta Nug terlalu
cepat, ia mencintai Binta ketika pertama kali menatap manik matanya, begitu teduh namun
rapuh, katanya. Nug selalu memberikan hal-hal mengejutkan yang sebetulnya membuat hati
Binta senang, seperti memberinya kotak kesabaran, membelikannya baju princess, membeli
burung untuk mengirimkan surat pada Tuhan, mengajak Mamanya ngobrol yang sama sekali
tidak memberikan tanggapan, membersihkan kolam dan mengisinya dengan banyak ikan koi
dan mengajaknya menemui anak-anak jalanan di pemungkiman kumuh rel kereta api,
sangat manis bukan? Namun sebaliknya, dalam hati kecilnya Binta, ia ingin terus menolak
Nug yang hendak masuk ke dunianya. Takut Nug akan menorehkan hal yang sama seperti
Ayahnya dan Biru, masalalunya yang sebetulnya sulit sekali ia lepaskan. Nug memberikan
segalanya untuk Binta, mengajarkan pada Binta bahwa semestanya yang hancur dapat juga
menghangat, bahkan Nug menawarkan memberikan bahagianya meskipun bahagia Binta
ada pada Biru.

Biru, teman masa kecil Binta yang memberi Binta nama Senjani yang sama-sama mereka
sepakati. Katanya senja adalah milik dunia dan nama Senjani hanya untuk dunia Biru, begitu
pula sebaliknya, nama Biru adalah pemberian Binta karena ia menyukai warna ketenangan,


sama seperti ketika ia bersama Biru, sosok yang ia percayakan untuk diberi cinta, cinta yang
hidup kembali setelah kepergian Ayahnya. Namun siapa sangka? Biru yang mengajarinya
menaiki sepeda, yang membuatkannya istana kardus dan yang menuliskannya puisi pada
baju seragam Biru, di bibir pantai Ancol itu mematahkan kali kedua cinta yang ia hidupkan.
Biru meninggalkannya setelah lulus SMA, Biru memilih mengembara, mengitari semesta
yang tiada habisnya untuk dijelajahi.

Tidak ada maksut sedikitpun di hati Biru untuk menyakiti Binta, ia sangat menyayanginya
bahkan seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun mengapa cinta itu tidak
dipertahankan dan dikembalikan kepada sang pemiliknya, Binta? Pikirnya, jika Binta
bersamanya, ia tidak akan bahagia, ia merasa bukan siapa-siapa dan tidak pantas untuk
Binta. Hingga pertemuan di Banda Neira setelah hari-hari panjang penuh rindu
mempertemukannya kembali dengan Senjani, senja dunianya. Mereka kembali, untuk saling
melepas rindu, melihat tenggelamnya senja di pelukan malam, mengitari Pulau Banda yang
sangat cantik dan menuliskan puisi-puisi manis yang Biru berikan untuk Senjaninya.

Nyatanya, pertemuan di Banda Neira yang dimau Biru adalah untuk berpisah. Tidak benar
berpisah, mereka hanya berjarak dan tidak bertemu saja, namun keinginan Biru tersebut
menghancurkan kembali hati Binta yang sudah rapuh. Biru menuliskan selarik kertas berisi
puisi untuk mengantarkan kembali Binta pada Ibu Kota Jakarta yang sesak, dan kembali lagi
pada pelukan Nug yang belum seutuhnya untuk dunia Binta. Tidak masalah bagi Nug jika
harus menunggu lebih lama, Nug juga tidak keberatan jika Binta tidak membalas cintanya,
ataupun jika harus, ia akan terus bersama Binta meski bahagianya ada pada Biru. Namun
Nug bukan Biru, bukan pria itu. Karena bagi Nug, Binta adalah dunianya yang sudah
seharusnya dibuat bahagia dan tidak akan pernah mematahkan dunia itu.

Semesta memang selalu baik, hari-hari panjang dan penuh cinta, luka dan bahagia dijalani
Nug selayaknya seorang kapten yang harus menjaga perinya, Binta. Memang begitu sulit
melupakan masalalu yang membawanya menjadi seorang Binta hingga hari dimana ia tidak
lagi memilih menjadi Senjani, senja milik dunia Biru. Binta akan melupakannya, dan perlahan
membukakan hatinya kepada Nug. Hingga pada akhirnya, Binta memang dibuat jatuh dan
cinta pada sosok Nug yang hangat, yang merangkul dunianya kembali, yang tidak akan
membuat dunianya menjadi kepingan yang sulit disatukan. Dan dunia itu ada pada Nugraha
Pranadipta.


DAFTAR PUSTAKA

Rintik Sedu. 2018. Kata. Jakarta. GagasMedia

Andrian A. 2020. Cerita Rintik Sedu Tentang Buku Puisi Pertamanya. GramediaBlog.
Cerita Rintik Sedu tentang Buku Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang (gramedia.com)

Agnes Tia. 2020. Awalnya Sembunyikan Identitas, Apasih Arti Nama Rintik Sedu. DetikCom.
Awalnya Sembunyikan Identitas, Apa Sih Arti Nama Rintik Sedu? (detik.com)

Sumber Foto : blog.com


MEMBEDAH NOVEL TIBA SEBELUM BERANGKAT
KARYA FAISAL ODDANG

Gambar 1. Cover Novel Tiba Sebelum Berangkat karya Faisal Oddang.

Identitas dan Sinopsis Novel
Novel Tiba Sebelum Berangkat karya Faisal Oddang cetakan kedua pada bulan

September 2018. Buku ini disunting oleh Cristina M. Udiani dan dirancang sampul &
penataletak oleh Leopold Adi Surya. Dicetak oleh PT Gramedia, Jakarta dengan jumlah 216
halaman dan ISBN: 978-602-424-351-7. Di awal halaman menjelaskan mengenai prolog
cerita novel yang digambarkan secara detail dari unsur waktu, tempat, suasana, karakter
tokoh.

Novel ini menceritakan tokoh Mapata yang ditangkap oleh Ali Baba karena
organisasinya mengancam kehidupan berbangsa dan beragama. Mapata di sekap dalam
ruangan yang sempit, pengap karena ukurannya hanya tiga kali lima meter saja dan bau
tidak sedap. Setiap harinya Mapata disiksa dari ujung rambut sampai kuku kakinya. Ali Baba
menyuruh Mapata untuk bercerita mengenai kegiatannya yang mengancam kehidupan
berbangsa dan beragama dalam bentuk catatan harian dengan bahasa novel karena lidah
Mapata dipotong sampai tidak bisa berbicara lagi.

Mapata sebelumnya seorang toboto dari Puang. Sejak kecil Mapata tidak menyukai
perempuan ataupun tertarik. Semasa kecil Mapata tidak menyadari bahwa pernah terjadi
pelecehan seksual terhadapnya, namun dia menganggapnya ada setan perempuan dalam


diri saya. Batari adalah seorang perempuan yang sudah lama mengenal Mapata, namun saat
pertama bertemu Mapata tidak tertarik kepadanya. Mapata selalu berhubungan dengan
teman-teman pria untuk memuaskannya. Setelah sekian lama tidak bertemu Batari dapat
menikahi dengan Mapata dan memiliki anak.

Semasa Mapata disekap, ia dibantu Sumiharjo dengan diam-diam untuk
menyampaikan pesan kepada Batari dan anaknya. Mapata yang tidak tau kondisi keluarga
kecilnya itu hanya berharap besar dengan balasan surat tersebut. Saat pertama
mendapatkan balasan, ia sangat kecewa karena mendapatkan balasan yang sangat singkat
serta ragu dengan tulisan Istrinya. Ia tidak percaya bahwa itu adalah tulisan istrinya. Mapata
dapat mengirimkan surat karena memenuhi permintaan Sumiharjo yang ingin mengetahui
mengenai awal mula bertemunya Mapata dengan Batari. Sumiharjo menginginkan Mapata
menuliskan cerita tersebut.

Namun, semua itu adalah bohong belaka saja. Sumiharjo tidak pernah mengirim
surat Mapata ke Batari. Melainkan, Sumiharjo menulis semua surat yang ia karang sendiri
untuk Batari dan yang membalas surat singkat Mapata. Selama Mapata disekap dan disiksa,
Sumiharjo berhubungan dengan Batari dengan keterangan hubungan tersebut dipersetujui
oleh Mapata yang tidak akan kembali. Mapata ingin Batari bahagia dan berkeluarga dengan
Sumiharjo. Mapata sama sekali tidak tahu mengenai hal tersebut.

Saat polisi menangkap Mapata dan merawat di rumah sakit selama berminggu-
mingu tak sadar. Mapata yang sudah siuman mencari Batari bersama asistennya. Namun,
semuanya terlambat karena Batari sudah menikah dan mengandung anak Sumiharjo.

Posisi Buku Tiba Sebelum berangkat dalam Dunia Sastra Indonesia

Novel Tiba Sebelum Berangkat (2018) adalah karya sastra yang menggambarkan
kehidupan beragama dan gender minoritas di negara. Tokoh Mapata yang penganut agama
Bugis kuno, yakni bissu di Sulawesi Selatan. Bissu merupakan kelas gender yang menyatukan
perpaduan dua gender (perempuan dan laki-laki) dalam satu tubuh. Mereka merupakan
komunitas penganut agama lokal Bugis yang disebut Dewata Sewwa. Cerita yang dibungkus
dalam karya fiksi serta tidak ada kejadian nyata di dalamnya tanpa maksud menyindir.


Tiba Sebelum Berangkat ditulis selama kurang lebih tiga tahun. Karya ini dibuat
melalui berbagai arsip yang mendukung isi cerita, namun ada yang tidak bisa dikeluarkan
untuk dibaca atau disalin karena regulasi yang mengikat. Novel ini menarik banyak pembaca
dikalangan remaja karena cerita yang intens. Walaupun memiliki halaman yang tergolong
sedikit, akan tetapi menguras banyak emosi yang menggambarkan suasana yang
mengerikan, menjijikkan, menyedihkan, membahagiaan, dan menegangan. Cover yang
berwarna cerah keterbalikan dengan isinya bagi para remaja yang membuat kesan awal
menarik. Banyak pembaca yang meresensi buku ini dari sisi sejarah agama dan gender
didalamnya.

Dasar filosofi pendekatan sosiologi sastra ini mengenai hubungan hakikat antara
karya satra dengan masyarakat. Hubungan tersebut muncul dari pengarang, pengarang
sendiri sebagai anggota masyarakat, pengarang yang memanfaatkan kekayaan di dalam
masyarakat kembali oleh masyarakat (Ratna, 2015). Sosiologi sastra menjadi teori yang
digunakan sebagai segala persoalan dan fenomena yang ada dalam karya sastra, khususnya
novel (Rondiyah, Wardani & addhono, 2017). Novel Tiba Sebelum Berangat melukiskan
sebuah realita sosial dan sejarah yang dirangkum dengan sedemikian.

Biografi Penulis

Faisal Oddang adalah penulis asal
Sulawesi Selatan yang lahir pada tanggal
18 September 1994, putra pertama dari
pasangan Oddang Ranreng dan
Mandauleng A. Gani. Ia terkenal sebagai
penulis karya cerpen, novel, dan puisi.
Karya-karyanya berdominan bertema

mengenai tradisi dan adat istiadat di Sulawesi.
Gambar 2. Faisal Oddang. Sumber: Koropak.


Faisal alumni jurusan Sastra Indonesia di Universitas Hasanuddin. Ia memulai menulis sejak
SD, buku-buku sekolah dan sastra ia baca khususnya terbitan Balai Pustaka. Namanya mulai
dikenal dan diperhitungkan di dunia sastra usai mendapatkan nominasi cerpen terbaik
Kompas (2014). Faisal Oddang pernah mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya
bukunya Perkabungan untuk Cinta (Basabasi), Manurung (GPU), dan Punya ke Punya (KPG)
yang menjadi salah satu pemenang sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 dan
menjadi novelis terbaik tahun 2015 versi majalah Tempo. Mendapatkan penghargaan:
ASEAN Young Writers Award 2014 dari Pemerintah Thailand, Penulis Cerpen Terbaik
Kompas 2015, Tokoh Seni Tempo 2015. Mengikuti Residensi Penulis 2016 di Belanda. Juga
diundang ke festival sastra seperti: Ubud Writers and Readers Fertifal 2014, Salihara
Internasional Literary Biennalle 2015, Makasar International Writers Festival, Festival Sastra
Banggai 2018, Rainly Day Literary Festival 2018, Borobudur Writers and Cultural Festival
2018 dan lowa Book Festival 2018, Agor Drysau Festival 2019, Wales.

Karya yang pernah ia tulis yaitu;

 Cerpen terbitan Shira Media (2018) berjudul Mata Penuh Darah: Dua Peristiwa,
1966-2033,

 Rain & Tears (2014),
 Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon (Cerpen terbaik Kompas tahun 2014)
 Puya ke Puya (2015)
 Novel Tiba Sebelum Berangkat (2018)
 Novel Sawerigading Datang dari Laut (2019),
 Raymond Carver Terkubur Mi Instan di lowo (2019),
 Sefiesh (2019),
 Puisi Manurung (2017),
 Pertanyaan Kepada Kenangan: Jika Cinta Masih Sama, Mengapa Kita Harus

Berbeda? (2016),
 Perkabungan Untuk Cinta (2017), dan lain-lain.

Tanggapan Mayarakat terhadap Karya Novel


Novel Berangkat Sebelum Tiba ini banyak ditanggapi karena menceritakan peristiwa-
peristiwa yang dialami bissu merupakan konstruksi sejarah periode 1960-an. Bentuk-bentuk
diskriminasi terhadap minoritas agama yang tidak diakui negara dan gender. Beberapa
ilustrasi ketimpangan perlakuan terhadap agama dan gender adalah penganut agama Bugis
kuno, yakni para bissu di Sulawesi Selatan. Bissu adalah kelas gender yang mampu
menyatukan dua gender perempuan dan laki-laki dalam satu tubuh. Mereka adalah
komunitas penganut agama lokal Bugis yang dinamakan Dewata Sewwae. Alasannya sistem
kepercayaan yang tidak sama seperti agama resmi yang diakui oleh negara Indonesia,
pemerintah yang mewajibkan para bissu untuk memeluk agama yang diakui negara.
Komunitas mereka ditentang dan dianggap sebagai komunis. Kehidupan para bissu semakin
termajinalkan dengan bergabungnya Kahar Muzakar dalam kelompok Darul Islam/ Tentara
Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosoewirjo. Sulawesi Selatan dibentuk sebagai daerah
Islam yang anti terhadap kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang berbau mistik maupun
tradisional yang menjurus seperti bissu.

Pembaca yang menikmati novel
ini mengetahui bahwa cerita yang ditulis
diangkat dari fenomena sosio-historis
Sulawesi Selatan. Karya sastra selalu
merefleksikan kemiripan serta
representasi dari kehidupan manusia
(Abrams & Harpham, 2012). Ada tiga hal yang menjadi paradigma masyarakat mengenai
novel ini yaitu sosial pengarang, latar belakang Gambar 3. Komunitas Bissu. Sumber: Kabar
Makasar.

sosial pengarang, dan stigma negatif mengenai minoritas agama serta gender. Di Indonesia
ataupun di semua negara gender yang dianggap yaitu laki-laki (maskulin) dan perempuan
(feminism), namun berbeda pada masyarakat Bugis mereka memiliki lima gender, yakni
orane (laki-laki), makkunrai (perempuan), calalai (perempuan dengan peran dan fungsi laki-
laki), calabai(laki-laki dengan peran dan fungsi perempuan), bissu perpaduan gender
perempuan dan laki-laki dalam satu tubuh (Nurohim, 2018). Bissu adalah hal yang tidak


lazim karena perpaduan maskulin dan feminism, namun keberadaan bissu dibutuhkan oleh
masyarakat Bugis kuno sebagai penghubung alam manusia dengan alam dewata.

Pada konferensi La Galigo di Makassar pada tahun 2000 terungkap bahwa kata bissu
berasal dari dongeng rakyat (folk etymology), yaitu yang berasal dari kata Bahasa Bugis
mabessi yang artinya bersih/suci (Davies, 2010). Manusia bissu dikatakan suci sebab mereka
tidak haid, tidak berpayudara dan tidak berdarah (Adnan, 2009).

Lae Lae yaitu nama bissu pertama yang ada di bumi yang diceritakan dalam surek
Galigo (Lathief, 2004). Dalam surek Galigo dikisahkan bahwa Lae Lae diturunkan dari langit
ke Luwu bersama dengan Raja Luwu, Batara Guru, putra sulung dari Maharaja Agung di
kayangan. Bissu hadir sebagai pendamping epos La Galigo tersebut. Sejarah Indonesia
mencatat bahwa pada abad ke-16 agama Islam mulai masuk di Sulawesi Selatan, dan
memengaruhi kepercayaan animisme maupun kepercayaan lokal masyarakat. Pada masa
pemerintahan kerajaan-kerajaan pra-Islam di Sulawesi Selatan telah ditetapkan bahwa
setiap ranreng diharuskan memiliki suatu komunitas bissu.

Terlebas dari itu pembaca dapat mengenal budaya yang ada di Sulawesi Selatan
serta istilah-istilah didalamnya. Penggambaran suasana, tempat, waktu, dan penokohan
yang sangat komplek membuat pembaca membaca dua sampai tiga kali. Amanat yang
diambil dari novel ini yaitu kita sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki beragam
kebudayaan, agama, suku, adat istiadat, dan perbedaan lainnya, bukanlah sebuah hal yang
membuat pemecah belah hubungan bernegara maupun hubungan sosial. Melainkan
semuah kekayaan, warna, identitas sebuah daerah maupun negara yang harus dibanggakan
tana ada unsur diskriminasi.


DAFTAR PUSTAKA

Cahaya. (2020, September 21). Faisal Oddang, Penulis Muda Berbakat di Dunia Sastra. Dipetik
Desember 28, 2022, dari Genpi.co: https://www.genpi.co/berita/63598/faisal-oddang-
penulis-muda-berbakat- di-dunia-sastra

Oddang, F. (2018). Tiba Sebelum Berangkat . Jakarta: Gramedia.

Rahman, I. (2021, Agustus 13). Faisal Oddang, Alumni Unhas Penulis Muda Berbakat Dunia Sastra.
Retrieved Desember 28, 2022, from Universitas Hasanuddin:
https://www.unhas.ac.id/faisal-oddang-alumni-unhas-pe nul is-muda-be rba kat-dunia-
sastra/?lang=id

Santoso, J. (2021). Narasi Trauma: Kajian Postmemory Novel Tiba Sebelum Berangkat by Faisal
Oddang. Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal.


YANG FANA ADALAH WAKTU
Karya : Sapardi Djoko Damono

A. Jalinan Cerita

Identitas novel : : Yang Fana Adalah Waktu
1. Judul : Sapardi Djoko Damono
2. Pengarang : PT Gramedia Pustaka Utama
3. Penerbit : 2022
4. Tahun terbit : keenam
5. Cetakan : 978-602-03-8305-7
6. ISBN

Kelanjutan kisah cinta Sarwono atau yang sering dipanggil Sar dan Pingkan yang
sering dipanggil Ping menemui ujungnya dalam novel Yang Fana Adalah Waktu.
Sarwono sembuh dari sakit yang dideritanya. Sarwono kembali ke rumahnya dan


harus menerima kenyataan bahwa Pingkan sudah tidak ada di Indonesia. Dia harus
menempuh pendidikan di Kyoto, Jepang bersama laki-laki Jepang bernama Katsuo.

Kisah cinta mereka awalnya tergambarkan dalam sepasang burung merpati.
Bunyi wok-wok kethekur senantiasa dikeluarkan oleh sepasang merpati, meskipun
mereka dilepas ke alam bebas atau dijual, mereka akan kembali lagi bersama,
berdua, dan kembali ke rumah.

Sarwono megingat masa lalu ketika ia pertama kali bertemu Ping saat mereka
duduk di bangku SMP. Pertemuan pertama mereka berada di kediaman Bu
Pelenkahu yang berlanjut dengan komunikasi lewat surat. Sebuah aksara yang ditulis
di kertas yang ketika dibacakan akan memiliki kekuatan magis, karena tidak akan
mudah dilupakan.

Kembali ke kehidupan yang nyata. Sarwono dan Pingkan sering berkomunikasi
melalui e-mail, WA, ataupun twitter walaupun jarak memisahkan mereka. Mereka
sering bercerita tentang kehidupan yang mereka jalani. Sarwono yang galau karena
Pingkan berada di Jepang bersama Katsuo dan Pingkan yang harus menjalani
kehidupan bersama Katsuo di Kyoto. Kegelisahan hubungan jarak jauh antara
Sarwono dan Pingkan tidak hanya dirasakan oleh keduanya. Tetapi Bapak dan Ibu
Hadi (orang tua Sarwono) dan juga Ibu Palenkahu (ibu Pingkan) merasa khawatir
dengan hubungan anak mereka. Kekhawatiran orang tua Sarwono dan Pingkan
bukan lagi mengenai perbedaan asal-usul kedaerahan dan keagaman seperti yang
diceritakan dalam novel Hujan Bulan Juni, tapi mengenai kelanjutan hubungan anak-
anaknya. Mereka memperjuangkan kisah cinta anak-anaknya hingga berlangsung ke
pelaminan.

Di Kyoto, Pingkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Katsuo. Suatu hari,
Katsuo datang ke dorm Pingkan dan menceritakan mengenai beban yang ada di
dirinya. Katsuo dipaksa oleh ibunya untuk segera menikah dengan Noriko, gadis dari
kampung yang dijodohkan dengan Katsuo. Setelah menikah, ibunya menginginkan
agar Katsuo segera memboyong istrinya tersebut ke Kyoto dan memasukkannya ke
universitas, dan masih banyak lagi keinginan ibunya setelah Katsuo menikah dengan
Noriko.

Sarwono telah berjanji pada Pingkan jika nanti dia sudah sembuh, Sarwono akan
menyusul Pingkan ke Jepang. Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sarwono


mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di Kyoto.
Hal ini menjadi kabar yang menyenangkan bagi keduanya. Karena Katsuo masih
berusaha untuk mendekati Pingkan agar cintanya diterima olehnya. Ia masih tidak
rela menikah dengan wanta pilihan ibunya.

Katsuo merasa kebingungan karena ia masih mencintai Pingkan sedangkan ia
juga ingin menuruti keinginan ibunya untuk menikah dengan Noriko. Oleh
karenanya, Katsuo memaksa Pingkan untuk ikut dengannya bertemu Noriko. Pingkan
yang merasa iba dengan terpaksa akhirnya ikut dengan Katsuo menemui Noriko ke
Okinawa. Tujuannya adalah untuk meyakinkan gadis itu bahwa tidak ada hubungan
yang spesial diantara Pingkan dan Katsuo yang perlu dikhawatirkan. Katsuo meminta
kepada Pingkan untuk pura-pura tidak ada hubungan diantara mereka. Namun, pada
saat itu Pingkan sendiri bingung dengan maksud kepura-puraanya, karena mereka
selalu menghabiskan waktu bersama, sedangkan dalam hatinya selalu meyakinkan
hanya ada Sarwono seorang, cinta pertamanya. Di Okinawa, Pingkan dan Noriko
membicarakan banyak hal dan Pingkan kagum dengan paras yang elok dan
kemampuan berbahasa Noriko.

Hari dimana Sarwono datang ke Jepang pun tiba. Di sana dia ditemani oleh Dewi
asisten yang membantu Sarwono ketika dia sedang melakukan sebuah penelitian. Di
Jepang, Pingkan banyak menghabiskan waktunya bersama Sarwono dan berupaya
untuk mengahapus dan melupakan kenanganya dengan Katsuo selama di Jepang.
Dewi dengan berbagai upaya meminta pergi ke Okinawa dan bertemu dengan
Noriko.

Setelah Sarwono dan Dewi kembali Jakarta, Noriko yang pernah bertemu
dengan Dewi merasa bahwa Dewi hampir menyentuh membran yang sangat peka
dari masa lalunya. Ayahnya yang seorang serdadu yang ditempatkan di sebuah barak
Amerika di Okinawa, yang harus pergi ke barak Amerika di negeri lain dan tidak
pernah kembali. Ibunya yang meninggal ketika ia baru menginjak sekolah
menengah. Hingga akhirnya ia diminta ibu Katsuo untuk membantunya dalam
menyiapkan berbagai ritual.

Katsuo merasa tidak bahagia dengan pikiran tentang kemungkinan masa
depannya dengan Noriko. Ketika ia mencoba untuk memikirkan Noriko bayangan
Pingkan selalu hadir dan ketika ia membayangkan Pingkan, wajah ibunya akan hadir.


Ia tidak ingin mengecewakan ibunya. Oleh karena itu, ia bersedia untuk dijodohkan
dengan Noriko. Tetapi, Noriko memilih pergi dari Okinawa menuju Kyoto untuk
menemui Pingkan. Ia ingin pergi ke Solo bersama Pingkan dan menjalani hidupnya di
Solo. Dengan rasa sayang yang muncul pada diri Pingkan kepada Noriko, akhirnya
Pingkan membawa Noriko ke Solo dan mengizinkannya tinggal bersama Ibu
Palenhaku. Setelah Pingkan mengantarkan Noriko ke Jawa, ia membawa Sarwono ke
Jepang untuk melanjutkan studi di Kyodai sambil mengajar di sana. Hingga akhirnya,
Sarwono dan Pingkan sampai di Kyoto dan berakhir bersama.

B. Sapardi Djoko Damono dan Posisinya dalam Dunia Sastra

Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan yang lahir di Solo, Jawa
Tengah pada tanggal 20 Maret 1940. Ia meninggal pada tanggal 19 Juli 2020 di
Tangerang, Banten akibat penurunan fungsi organ tubuh. Ia menyelesaikan masa
putih abu-abunya di SMA Negeri 2 Surakarta pada tahun 1958. Sejak sekolah,
Sapardi Djoko Damono sudah menulis sejumlah karya dan dimuat di majalah-
majalah. Kesukannya dalam menulis semakin berkembang ketika dia melanjutkan
studinya di jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya UGM. Sapardi juga
menempuh studi tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat, tahun
1970-1971. Dan memperoleh gelar doktornya dalam ilmu sastra di Fakultas Sastra UI
dan lulus pada tahun 1989 dengan disertasi yang berjudul “Novel Jawa Tahun 1950-
an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur”.

Awal karirnya dimulai sejak ia masih sekolah. Sapardi sering memuat karya-
karyanya dalam majalah. Setelah lulus kuliah, Sapardi mengajar di Fakultas Keguruan


Sastra dan Seni IKIP Malang dari tahun 1964-1968. Kemudian di tahun 1968-1973 ia
mengajar di Fakultas Sastra-Budaya, Universitas Diponegoro. Kemudian ia pindah ke
Jakarta dan menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia dan menerbitkan majalah
sastra Horison (1973). Sejak tahun 1974, Sapardi mengajar di Fakultas Sastra
(Fakultas Ilmu Budaya UI) dan menjabat sebagai dekan pada tahun 1996-1999. Selain
itu, Sapardi juga menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa
Indonesia, Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara
di Kuala Lumpur. Di tahun 2005, setelah dia pensiun sebagai dosen di UI, Sapardi
masih mengajar sebagai promotor konsultan dan penguji di berbagai perguruan
tinggi, termasuk menjadi konsultan Badan Bahasa.

Semasa hidupnya, Sapardi telah menerima berbagai penghargaan. Berikut
adalah penghargaan yang diterima Sapardi Djoko Damono.

1. Cultural Award dari Australia (1978).
2. Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983).
3. SEA Write Award dari Thailand (1986).
4. Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990).
5. Mataram Award (1985).
6. Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI.
7. Penghargaan Achmad Bakrie (2003).
Sejak sekolah hingga akhir hayatnya, Sapardi telah menciptakan banyak karya-
karya sastra. Berikut adalah beberapa karya sastra Sapardi Djoko Damono.
1. Duka-Mu Abadi (1969)
2. Mata Pisau (1974)
3. Akuarium (1974)
4. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
5. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
6. Perahu Kertas (1983)
7. Antologi Puisi Hujan Bulan Juni (1994)
8. Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)
9. Pada Suatu Hari Nanti (2013)
10. Novel Pingkan Melipat Jarak (2017)
11. Novel Yang Fana Adalah Waktu (2018)


12. Novel Segi Tiga (2020), dll.
Peranan Sapardi Djoko Damono dalam kehidupan sastra Indonesia sangat
penting. Ia adalah seorang cendekiawan yang menulis sejak tahun 1960.
Perkembangan tulisannya terlihat jelas dalam puisinya yang dapat dihayati. Sapardi
merupakan seorang sastrawan yang sangat kreatif, selalu melakukan pembaharuan
dalam setiap karyanya yang dapat dijadikan petunjuk untuk perkembangan dunia
sastra di masa yang akan datang.

C. Posisi Karya Sapardi Djoko Damono dalam Dunia Sastra

Novel Sapardi Djoko Damono yang berjudul Yang Fana adalah Waktu merupakan
seri ketiga dari trilogi Hujan Bulan Juni. Novel pertamanya yang berjudul Hujan Bulan
Juni rilis pertama kali pada tahun 2015. Novel keduanya yang melanjutkan kisah
Sarwono dan Pingkan, berjudul Pingkan Melipat Jarak rilis pada tahun 2017. Novel
terakhir pada trilogi Hujan Bulan Juni berjudul Yang Fana adalah Waktu rilis pada
tahun 2018. Novel ini melanjutkan kisah novel sebelumnya. Akhir perjalanan cinta
yang dialami oleh Sarwono dan Pingkan diselesaikan pada novel Yang Fana adalah
Waktu.

Sapardi Djoko Damono seorang sastrawan yang memberikan makna kehidupan
disetiap karya sastranya. Banyak pembaca yang memberikan respon pada karya
sastra Sapardi Djoko Damono ini. Sarah Mann dalam blog goodreads mengatakan
bahwa Sapardi dalam menuliskan ceritanya penuh dengan perhatian. Novel Yang


Fana adalah Waktu sangat relevan dengan kehidupan remaja. Selain itu, novel
Sapardi ini memiliki citra rasa drama TV atau sinetron, tetapi kisahnya tidak klise
bahkan diakhir cerita dibuat akhir yang dapat dikembangkan oleh pembacanya.
Seperti pada cuplikan novel.

“Ping, kita ini ternyata sekadar tokoh dongeng yang mengikuti pakem purba
seperti yang berlaku dalam segala jenis dongeng dan tontonan Jawa.” (hlm.
86).
Nexa Fyorelli menuliskan ulasannya dalam blog goodreads bahwa penulis dalam
mengkomunikasikan latar suasananya secara jelas, sehingga pembaca dibuat
sepemikiran dengan situasi dalam novel. Walaupun, menurutnya pemahaman
suasana hanya didapatkan dari interaksi antara Sarwono dan Pingkan. Kedua tokoh
tersebut substansif dan asik, sehingga karakter dan motif dari kedua tokoh tersebut
sangat jelas. Sedangkan untuk tokoh pendukungnya memiliki motif dan karakter
yang kurang jelas.
Namun, beberapa pembaca memberikan penilaian yang lain mengenai karya
sastra Sapardi Djoko Damono ini. Triana menuliskan ulasan dalam blognya bahwa
penulisan percakapan tidak menggunakan tanda petik, untuk mengetahui pergantian
percakapan dipisahkan dengan pergantian paragraf. Selain itu, banyak pembaca yang
memberikan ulasan ketika awal-awal membaca novel ini akan dibuat bingung oleh
diksinya, karena pengarang dalam menulisakan novelnya sangat puitis.

D. Tanggapan terhadap Novel
Sapardi Djoko Damono menghadirkan karya sastra yang berbeda dengan penulis

yang lainnya. Ia memiliki gaya atau ciri khasnya sendiri dalam membuat suatu karya
sastra. Novel Yang Fana adalah Waktu merupakan trilogi akhir dari novel Hujan
Bulan Juni. Novel ini mampu membuat pembaca kagum dan berhasil dibuat
berimajinasi dan mengembangkan kisah akhir dari Sarwono dan Pingkan. Kisah yang
sangat relate dengan kehidupan remaja menjadi nilai plus tersendiri untuk novel ini.
Diksi yang sangat puitis pada novel ini dapat membuat pembaca seolah-olah
merasakan dan terbawa dengan penggambaran pada novel.

Namun, penggunaan diksi yang terlalu puitis ini menjadikan pembaca dibuat
bingung pada awal-awal membaca novel ini. Pembaca akan memerlukan waktu


untuk mencerna maksud pada bab awal. Terlebih bagi pembaca yang tidak membaca
trilogi pertama dan kedua akan dibuat tidak nyambung ketika membaca bab
pertama pada novel ini. Penulisan pada percakapan yang tidak menggunakan tanda
baca akan membuat pembaca bingung pada awalnya. Namun, jika sudah membaca
beberapa bab, pembaca akan terbiasa dengan penulisan tersebut. Akhir pada novel
ini hanya mengisahkan Sarwono dan Pingkan yang pergi ke Jepang, jadi akhir dari
novel dibuat menggantung oleh penulis. Sehingga penulis mampu membuat
pembaca penasaran dan membiarkan pembacanya untuk berimajinasi untuk
kelanjutan kisah Sarwono dan Pingkan.


E. Daftar Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 2022. Yang Fana Adalah Waktu. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Basaria, Mamora. 2019. “Biografi Sapardi Djoko Damono, Maestro Puisi dan Penulis Lintas
Generasi” dalam https://www.gramedia.com/blog/sapardi-djoko-damono-maestro-
puisi-dan-penulis-lintas-generasi/. Diunduh 17 November 2022.

Anonymous. 2021. “Sapardi Djoko Damono dan Penghargaan yang Diterimanya” dalam
https://kumparan.com/berita-update/sapardi-djoko-damono-dan-penghargaan-
sastra-yang-diterimanya-1v9l9SBCY7Q/full. Diunduh 17 November 2022.

Ariyanti, Suwi Setiya. 2020. “Deretan Karya dan Profil Sapardi Djoko Damono” dalam
https://kabar24.bisnis.com/read/20200719/15/1268029/deretan-karya-dan-profil-
sapardi-djoko-damono. Diunduh 17 November 2022.

Mann, Sarah. 2018. “Sarah Mann’s Reviews Yang Fana Adalah Waktu” dalam
https://www.goodreads.com/review/show/2596070381. Diunduh 17 November
2022.

Anonymous. 2018. “Resensi-Yang Fana Adalah Waktu” dalam
https://seputarbukudanfilm.blogspot.com/2018/05/resensi-yang-fana-adalah-
waktu.html. Diunduh 17 November 2022.


Fyorelli, Nexa. 2018. “Nexa Fyorelli’s Reviews Yang Fana Adalah Waktu” dalam
https://www.goodreads.com/review/show/2598827299. Diunduh 17 November
2022.


UJIAN AKHIR SEJARAH SASTRA ARTIKEL TENTANG KARYA SASTRA

A. Ringkasan Buku

1. Identitas Buku

 Judul : Egosentris

 Penulis : Syahid muhammad

 Penerbit : Gradien Mediatama

 Terbit : Maret 2018

 Halaman : 371

 ISBN : 978-602-208-165-4

2. Isi
Egosentris ini menceritakan dimana tiga orang mahasiswa Psikologi di salah satu kampus
di Bandung, Jawa Barat. Fatih, Fana, dan Saka. Fatih, dengan segudang pikirannya yang kadang
diucapkan secara blak-blakan. Fana, seorang gadis tunggal di keluarganya yang apapun
mengikuti apa kata orangtuanya. Sedangkan Saka, adalah lelaki yang tidak terlalu memikirkan
apapun di luar kehidupannya, easy going. Mereka bersahabat selama perkuliahan.


Fatih, dengan segudang pemikirannya yang kerap membuat kedua sahabatnya tak habis
pikir, sering sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tak pernah dipikirkan,
pun sulit dijawab. Tak jarang, kedua sahabatnya itu jengkel dengan kelakuan Faith. Tak hanya
kepada kedua sahabatnya, pun ketika di dalam kelas. Fatih sering kali menegur, bahkan
membentak teman-temannya yang menurutnya tidak sepatutnya melakukan tindakan-tindakan
demikian. Hal itu yang membuat Fatih seperti dikucilkan oleh teman-teman kelas karena
kelakuannya. Hal itu juga yang menambah jengkel kedua sahabatnya, yang selalu hidup
berdampingan dengan Fatih. Bahkan tak jarang, keduanya kewalahan dengan sikap Fatih.
Namun, disela-sela kewalahannya, ada suatu keganjalan yang tertangkap oleh Fana dan Saka
terhadap sikap Fatik selama mereka bersahabat. Fatih, sering sekali memikirkan hal-hal berat
yang—mungkin—seharusnya tidak ia pikirkan. Ditambah Fatih kerap geram dengan berita-
berita yang selalu ia cari melalui media sosial.

Tak hanya itu, Fatih pun sangat tidak tertebak, dimana terkadang ia merasa sangat
senang, kadang down berlebihan, kadang juga meninggalkan kedua sahabatnya sehingga
menimbulkan pertanyaan besar. Terlepas dari sikap Fatih, mereka bersahabat sangat dekat.
Fana yang selalu menjadi pihak penengah antara Fatih dan Saka. Seakan, Fana adalah telinga
yang selalu siap mendengarkan cerita serta keluh-kesal kedua sahabatnya itu.

B. Posisi Karya Sastra Novel Egosentris Dalam Dunia Sastra Indonesia

Menurut saya novel Egosentris ini cukup bisa dipertimbangkan dalam dunia sastra
Indonesia. Egosentris merupakan karya ketiga dari Syahid Muhammad yang mengangkat tema
fenomena sosial serta mental illness. Tema yang diangkat ini sangat cocok untuk generasi
sekarang mengingat anak muda sekarang sering self diagnose mungkin dengan membaca novel
ini para generasi muda bisa lebih mengerti soal mental illnes. Penggunaan diksi yang tepat, alur
cerita yang tak mudah ditebak oleh para pembaca, rahasia-rahasia yang disematkan dalam
cerita, eratnya hubungan tema yang diangkat dengan kehidupan sehari-hari yang masih jarang
dibahas, serta makna-makna mendalam yang terselip di setiap kisah pada tokoh dalam novel ini


membuat penulis berhasil membawa pembaca ikut larut dalam cerita novel. Penulis
menyampaikan beberapa pesan sesuai tema yang diangkat meski diselingi cerita romansa yang
berbeda dari kebanyakan novel. Tentang bagaimana seseorang seharusnya tak lagi
mengabaikan rasa peduli terhadap orang lain hanya karena takut membebani diri sendiri,
tentang ketersediaan seseorang untuk menerima sesuatu yang terjadi diluar kendalinya, serta
tentang pelajaran bahwa jangan menilai seseorang dari luarnya saja. Tak ada salahnya jika ingin
bercerita tentang masalah yang tengah dialami pada orang lain, meskipun tidak mendapatkan
solusi setidaknya hal itu akan meringankan beban yang tengah ditanggung orang tersebut.
Novel ini bisa menjadi rekomendasi untuk dibaca dan posisinya bisa dipertanggungjawabkan
dalam dunia sastra Indonesia

C. Pengarang Dan Posisinya Dalam Konteks Sastra Indonesia

Shahid muahamad dalam tulisan tulisanya selalu menyajikan cerita cerita yang dapat
mengispirasi pembaca. Setelah sukses dengan buku pertama yaitu (Kala) dan buku keduanya
(Amor Fati) yang berkolaborasi dengan Stefani Bella, akhirnya tiba kesempatan untuk buku
ciptaanya sendiri lahir. Egosentris menjadi debut buku tunggal pertama sekaligus buku ketiga
penulis


Pria kelahiran 1 November 1990 Syahid Muhammad, atau akrab dipanggil mas iid
seorang penulis yang setahun belakang ini dan sudah menghasilkan 3 novel , KALA & AMOR
FATI (Kolaborasi dengan Stefani Bella / Penulis Hujan Mimpi), lalu karyanya yang baru lahir
beberapa bulan ini sudah masuk cetakan kedua yaitu EGOSENTRIS.

Kelebihan yang patut di acungin jembol adalah penulis mampu menuliskan beragam
topik dalam satu duduk perkara. Seperti pada 24 halaman pertama, disana penulis mengangkat
perihal keadilan atau hukum yang meruncing kebawah, aktivitas pengguna sosial media yang
tidak bertanggung jawab, kegilaan anak muda pada permainan daring, sikap anak muda yang
merasa paling benar atas pendapat, dan kebebasan berbicara. Semua terangkum dan tersusun
apik dalam 24 halaman pertama. Namun perkara tersebut dapat dicerna dengan nyaman tanpa
erasa dijejali. Sungguh cerita ini begitu padat tapi nikmat.

D. Tanggapan Pembaca Terhadap Novel Egosentris

Dalam buku ini penulis menceritakan cerita yang sangat menarik. Penulis menuturkan
cerita dari berbagai sudut pandang tokoh tokoh yang ada di cerita. Sudut pandang tersebut
ternyata saling terkait satu sama lain dengan latar belakang yang sama.

Melalui buku ini, saya dapat membayangkan bahwa di luar sana ada orang yang
mengalami pergolakan batin dan melawannya habis-habisan, sampai-sampai ia tak menyadari
bahwa ia sedang sakit, saking seringnya berpura-pura baik-baik saja. Sayangnya buku ini tidak
secara eksplisit memberi jalan bagaimana harus menghadapi seseorang yang "batu" seperti
Fatih. Nyatanya kita tidak bisa mengharapkan orang seperti dia untuk sadar dengan sendirinya.
Parahnya lagi, tidak jarang mental health issues digunakan sebagai excuse untuk menyakiti
orang lain atas nama penyakit. Singkatnya, orang yang "mengaku sakit mental" sering kali
menuntut orang lain untuk memahami sakitnya, tanpa tahu dan mempertimbangkan bahwa
perilaku "menuntut" itu juga sering kali menyakiti orang lain. Tak jarang, mereka terlalu sensitif
terhadap orang lain yang bahkan tidak bermaksud bersikap ofensif terhadapnya. Dari sini,
prinsip yang selalu saya pegang adalah feel offended is taken not given. Itu artinya Saya merasa


tersinggung karena saya memilih untuk tersinggung. Merasa tersinggung itu adalah pilihan
karena ada pilihan untuk tidak ambil pusing, masa bodo, dan tidak peduli terhadap sikap dan
ucapan orang lain.

Pada intinya, buku ini mengajarkan saya untuk peduli seperlunya dan bertindak
sewajarnya sebagai kata yang pas untuk menjalani hidup yang semakin dipenuhi oleh manusia-
manusia "sakit". Selain itu, buku ini juga mengajarkan untuk melihat dan memposisikan diri
sebagai orang lain yang sering kita judge. Sebagaimana judulnya, buku ini mengajarkan saya
untuk tidak menjadi manusia yang egois.

E. Karya-karya Lain Dari Syahid Muhammad

1. Kala
Kala adalah karya pertama Iid yang terbit pada Juni 2017. Buku ini merupakan hasil

kolaborasi dengan penulis bernama Stefani Bella. Keduanya dipertemukan lewat forum
Tumblr pada jamannya.

Kala merupakan novel bernuansa romantis penuh aksara. Saka dan Lara adalah
tokoh dalam cerita yang sama-sama menyimpan masa lalunya dalam ingatan dan tak
ingin berbagi kepada siapa-siapa. Kemudian semesta mempertemukan mereka.

Novel ini memberikan sudut pandang yang berbeda antara perempuan dan laki-laki.
Menghasilkan rasa yang berbeda untuk setiap pembaca. Berkisah tentang hubungan,
luka lama, jarak, dan kekecewaan.

2. Amor Fati
Pada November 2017 disusul karya kedua Iid yaitu Amor Fati. Kala dan Amor Fati

merupakan buku dwilogi. Namun, bisa dapat dibaca dari mana saja, tidak harus
berurutan.


Amor Fati masih dengan konsep kedua sudut pandang penulis. Dalam novel lanjutan
ini dimunculkan tokoh-tokoh baru sebagai pendukung kelengkapan kisah Saka dan Lara.
Lewat buku ini, pembaca bisa belajar untuk merasa ikhlas, mengakui sebuah kesalahan,
dan mempunyai sejuta impia

3. Egosentris
Syahid Muhammad menerbitkan karya tunggalnya yang berjudul Egosentris pada

maret 2018 setelah sukses membuat pembaca luluh dengan novel Kala dan Amor Fati.

Terbitnya Egosentris bermula dari keresahan Iid melihat banyaknya orang-orang
saling menyalahkan dan merasa dirinya paling benar. Sebuah kisah yang diramu tentang
orang-orang yang dipaksa untuk baik-baik saja padahal sedang tidak baik-baik saja.

Buku ini bernuansa percintaan yang mendewasakan, kesehatan mental, isu sosial,
keluarga, dan keterasingan. Novel yang menyajikan cerita sangat kompleks dengan
kehidupan saat ini. Hal yang ingin disampaikan Iid dalam Egosentris salah satunya ialah
setiap orang berhak untuk merasa lemah

4. Paradigma
Paradigma dan Egosentris keduanya merupakan karya Iid yang juga berkaitan. Tapi

tenang saja, buku-buku ini tidak diwajibkan dibaca berurutan. Paradigma ialah buku
kedua tunggal Iid yang terbit pada September 2018.

Novel ini menjadi representasi kehidupan sehari-hari mulai dari cinta, persahabatan,
keluarga, dan hal-hal yang dianggap sepele bagi kebanyakan orang. Terangkum dalam
satu alur cerita yang sulit ditebak. Sama seperti buku-buku sebelumnya hal yang dibahas
selalu berhubungan dengan kesehatan mental.

Paradigma cocok untuk melihat kembali sisi-sisi kemanusiaan di tengah hiruk pikuk
kehidupan sosial masyarakat pada saat ini.

5. Saddha


Saddha masih hangat-hangatnya untuk ditelusuri nih Bookish Journalers. Karena
buku yang satu ini baru saja terbit pada Februari 2019. Saddha merupakan buku
tunggal ke-3 Iid, sekaligus buku ke-5 penulis di Gradien Mediatama.

Sama seperti novel-novel sebelumnya, Saddha menjadi novel menarik yang bisa
memberikan ruang menyehatkan untuk kesehatan mental.

Antar prosa dalam Saddha tetap berkaitan satu sama lain sehingga membentuk
jalinan cerita yang utuh seperti halnya cerita dalam sebuah novel.

Hal menarik lainnya ialah, kelima buku yang sudah Iid terbitkan sangat konsisten
pada bagian covernya yang selalu berwarna hitam


Daftar Pustaka

Adli, D.N. (2020). Resensi Novel: Egosentris, Karya Syahid Muhammad.
FBBFIBUB.WORDPRESS.COM.
https://fsbbfibub.wordpress.com/2020/08/16/resensi-buku-egosentris-
karya-syahid-muhammad/

Kirachusnul. (2019). Resensi Novel-Egosentris-Syahid Muhammad. SCRIBD.
https://www.scribd.com/document/440988526/RESENSI-NOVEL-
EGOSENTRIS-SYAHID-MUHAMMAD

Pratiwi, A. (2019). Buku Syahid Muhammad Mana Yang Jadi Favoritmu?. Journal Bookish.
https://bookishjournal.com/buku-syahid-muhammad-mana-yang-jadi-
favoritmu/


MENGUPAS NOVEL NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI

Gambar 1. Novel NKCTHI
Sinopsis dan Isi Cerita

Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan novel yang sangat laris dan
menuai banyak tanggapan positif dari para pembacanya. Karena ceritanya yang
mengandung unsur kekeluargaan, cinta, dan ambisi yang sangat kental. Novel Nanti Kita
Cerita Tentang Hari Ini terbit pada Oktober 2008 cetakan dari POP Publisher. Buku yang
memiliki tebal 200 halaman ini ditulis oleh Marcella FP. Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari
Ini atau biasa disebut NKCTHI merupakan kumpulan tulisan yang merefleksikan pengalaman
personal banyak orang dari berbagai sudut pandang.

Kisah diawali dengan seorang perempuan bernama Awan yang kini berusia 27 tahun.
Dimana, Ibunya memiliki harapan yang besar kepadanya, ia berharap agar Awan memiliki
cara untuk menjaga dan menghibur bumi seperti namanya. Namun, menjadi awan seperti
harapan ibunya tidaklah semudah itu. Bagi Awan, menjadi sebuah bohlam saja sudah lebih
dari cukup. Sebab, ia dapat memberikan terang dan kehangatan dalam sebuah ruangan yang
kecil.

Awan kemudian menulis sebuah surat yang ditujukan untuk anaknya di masa depan.
Surat tersebut berisi tentang memori, kegagalan, tumbuh, patah, bangun lagi, kehilangan,
menunggu, berubah, bertahan, dan segala ketakutan lain yang dialami manusia pada
umumnya. Surat-surat tersebut dituliskannya, karena ia takut lupa bagaimana rasanya


menjadi muda. Maka itu, ia tulis pesan ini agar anaknya dapat memtik pelajaran dari
hidupnya.

Posisi Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini sedikit berbeda dengan novel pada
umumnya, karena novel ini berupa kutipan kata disertai ilustrasi gambar yang apik. Oleh
sebab itu, novel ini dapat dikatergorikan sebagai novel flash fiction atau novel grafis. Jalan
cerita novel ini disajikan dengan struktur kata yang apik sehingga membuat para pembaca
dapat merasakan apa yang dialami atau diceritakan si tokoh utama yaitu Awan. Setiap
halaman buku tersebut berisi tulisan nasihat, motivasi, disertai ilustrasi indah yang digambar
oleh Marchella sendiri. Marchella berhasil mendeskripsikan sebuah rasa dan merubahnya
menjadi sebuah pengingat di masa depan.

Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan karya Marchella kedua yang
ditulis selama 2 tahun Pada Mei 2019 buku ‘NKCTHI’ ini sukses menjadi buku terlaris di
Indonesia. Terbukti saat masa pre-order dibuka, buku ini terjual dalam hitungan menit. Pre-
order pertama terjual sebanyak 500 eksemplar dalam waktu 2 menit. Disusul dengan pre-
order kedua sebanyak 4 ribu eksemplar dalam waktu 7 menit. Selanjutnya, pre-order ketiga
sebanyak seribu eksemplar dalam waktu semalam.

Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini digarap atas keinginan Marchella untuk
menerbitkan buku dengan tema berbeda dari bukunya sebelumnya. Untuk itu, sebelum
membuatnya Marchella melakukan riset terlebih dahulu menggunakan media sosial yaitu
instagram. Lewat Instagram, ia memublishkan beberapa bagian dari buku ini dan terkadang
membuat fitur pertanyaan pada cerita instagram tentang masalah kehidupan sehari-hari.
Kemudian, para pengikutnya akan menuliskan pengalaman pribadi mereka dalam fitur
tersebut. Dengan bekal riset ini, Marchella kemudian mengubahnya menjadi sebuah karya
sastra yang apik. Mungkin, hal ini juga yang membuat buku ini sangat mengena di hati para
pembacanya karena sangat nyata dengan kehidupan.

Marchella dan Sastra Indonesia

Marchella FP memiliki nama lengkap Marchella Febritrisia Putri. Marchella lahir di
Jakarta pada 16 Februari 1990. Penulis yang kerap disapa Cecel ini merupakan lulusan


Universitas Bina Nusantara jurusan Desain Komunikasi
Visual. Oleh sebab itu, tak heran jika karya-karyanya selalu
disertai banyak ilustrasi maupun desain apik yang berbeda
dari novel lainnya. Marchella sudah memiliki hobi menulis
sajak dan prosa sejak SMA, hobinya tersebut ia tunagkan di
blogspot.Marchella bekerja sebagai seorang
desaigner grafis dan fotografer di industri kreatif dari tahun
2008 hingga 2012. Namun, karena kecintaanya terhadap
dunia sastra ia memutuskan untuk cuti dari pekerjaan dan

fokus menulis.

Marchella merupakan salah satu penulis wanita yang memiliki gaya penulisan
berbeda dari penulis lainnya. Karya-karyanya bisa dibilang mendobrak gaya baru penulisan.
Ia berani tampil beda dengan ilmu desain yang ia miliki serta memanfaatkan teknologi
seperti media sosial untuk menyampaikan karyanya. Alhasil, dia berhasil mendekatkan diri
kepada generasi milenial sekaligus dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dirasakan
oleh para pembaca karyanya. Oleh sebab itu, walaupun kalimat-kalimat yang ia tulis
sederhana akan tetapi kalimat tersebut akan mengena dihati para pembaca.

Jarang diketahui, sebelum menjadi penulis terkenal seperti sekarang Marchella FP
sempat gagal untuk menerbitkan karyanya. Karya tersebut tak lain adalah karya pertamanya
yang berjudul “Generasi 90an”. Karya ini sebenarnya merupakan tugas akhir perkuliahannya,
setelah tuganya selesai, ia hendak terbitkan menjadi sebuah buku. Akan tetapi, menerbitkan
buku tidak semudah yang ia bayangkan. Marchella sempat ditolak oleh beberapa penerbit
terkenal. Hinga akhirnya pada tahun 2013, buku “Generasi 90-an” dapat diterbitkan dan kini
sudah memiliki 3 jilid.

Sejak awal kemunculannya, karya-karya Marchella sudah menarik perhatian.
Sehingga, karyanya berhasil menghantarkannya meraih sejumlah penghargaan seperti
“Writer of The Year 2019” dan “Book of The Year 2019” dari bukunya berjudul Filosofi
Teras yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI Awards). Selain itu,
Marchella juga pernah berkerjasama dengan suatu platform yaitu IDN Times membuat suatu
buku berjudul “Generasi Eksplorasi”. Buku tersebut dibuat bertujuan agar dapat memajukan
kaum millenial dalam negeri. Tak hanya itu, Marchella juga mendirikan PT Kebahagiaan Itu
Sederhana pada 2012 yang berfokus untuk memproduksi buku, namun juga untuk


memproduksi konten digital, rilis musik, event, pengelolaan sosial media hingga berbagai
merchandise mulai dari kaos hingga baju. Kemudian pada 2020, Marchella meminjamkan
suaranya untuk lagu Nanti Kita Pergi yang Jauh Ya duet dengan Donne Maula yang jadi
bagian dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Posisi Buku Di Antara Karya-Karya Lain

Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan karya Marchella kedua yang
ditulis selama 2 tahun Pada Mei 2019 buku ‘NKCTHI’ ini sukses menjadi buku terlaris di
Indonesia. Terbukti saat masa pre-order dibuka, buku ini terjual dalam hitungan menit. Pre-
order pertama terjual sebanyak 500 eksemplar dalam waktu 2 menit. Disusul dengan pre-
order kedua sebanyak 4 ribu eksemplar dalam waktu 7 menit. Selanjutnya, pre-order ketiga
sebanyak seribu eksemplar dalam waktu semalam. Namun, karya-karya lain Marchella juga
tak kalah, anatara lain :

● Generasi 90-an (2013),
● Diary Suka-suka Generasi 90-an (2013)
● Generasi 90-an: Anak Kemaren Sore (2015)
● Kamu Terlalu Banyak Bercanda (2019)
● Tidak ada yang ke Mana-Mana Hari Ini (2020)

Buku Generasi 90-an ini juga bisa dibilang cukup sukses karena dalam waktu
setengah bulan buku ini laris di pasaran hingga naik cetak sebanyak tiga kali. Kemudian,
setelah buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini terbit, Marchella juga membuat sebuah
playlist di Spotify dengan judul yang sama. Disini para pembaca dapat membaca
buku NKCHTI sembari mendengarkan lagu-lagu yang yang dapat membangun emosi para
pembacanya sehingga rasa yang ia ingin sampaikan kepada pembaca dapat lebih mengena.
Selain itu, salah satu kutipan dari buku ini yaitu “Hidup itu lucu ya. Yang dicari, hilang. Yang
dikejar, lari. Sampai kita lelah dan berserah. Saat itu semesta bekerja,” menjadi inspirasi
Kunto Aji dalam menggarap lagu yang berjudul Rehat.

Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini dan Alih Wahananya


Kepopuleran Novel Nanti Kita Cerita Tentang
Hari Ini membuat sutradara Angga Dwimas Sasongko
tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah film
dengan judul yang sama. Film ini diperankan oleh
Rachel Amanda, Rio Dewanto, Sheila Dara, Putri
Marino, Chicco Jericho, Susan Bachtiar, dan beberapa
aktor kawakan lainnya. Film “NKCTHI” ini memulai
proses syuting pada September 2019 dan ditayangkan
pada 2 Januari 2022. Sama seperti novelnya, film ini
juga meledak dipasaran, dimana sudah ditonton
sebanyak 2.256.908 orang dan menduduki peringkat 2
film Indonesia terlaris 2020. Saat ini, dikabarkan sekuel
film NKCTHI berjudul Jalan Yang Jauh Jangan Lupa
Pulang akan segera tayang pada tahun 2023.

Sebelum menjadi sebuah film, novel ini terlebih dahulu di alihwahanakan menjadi
sebuah web series yang diproduksi oleh rumah produksi sama dengan filmnya yaitu
Visinema Pictures. Serial web Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tayang perdana pada 27
Oktober 2018 di platform YouTube dengan tiga episode. Web series ini merupakan prolog
dari kisah yang diceritakan dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Jika sebuah novel telah dialih wahanakan menjadi bentuk yang lain, seperti film
sangat lazim terjadi ketidaksamaan antara keduanya. Perbedaan mendasar yang terlihat
adalah jika dalam novel menggunakan alur maju, dalam pada film alur yang dipakai maju-
mundur. Perbedaan lain yang nampak, tokoh dan latar digambarkan dengan jelas pada film
sehingga menambahkan sisi dramatis film. Terdapat juga beberapa penciutan yang cukup
terlihat antara lain kejadian awan dilamar, cobaan kecil sebelum awan menikah, latar taman
bermain, latar pantai, dan latar ruang yang tidak diceritakan dalam film. Kemudian, terdapat
juga penambahan tokoh yaitu Kale yang merupakan teman dekat Awan, Angkasa yang
merupakan kakak Awan, dan Ayah Awan. Selain itu, di film Awan tidak menjadi seorang Ibu.
Namun, baik penambahan maupun penciutan tersebut justru membuat film ini lebih
menarik untuk dilihat oleh penonton. Bahkan banyak penonton beranggapan bahwa film ini
melebihi ekspektasinya, beberapa adegan berhasil menggugah penonton, baik itu berupa


tawa, untaian air mata, maupun suspense yang ada. Penonton film ini akan sangat terbawa
dengan adegan di film tersebut.

Resepsi Pembaca

Novel NKCTHI ini memiliki keunikan tersendiri dari penceritaan alur, pemunculan
tokoh, dan cara penulis membiarkan pembaca membayangkan latar serta menginterpretasi isi
novel tersebut. Oleh sebab itu, buku ini banyak diminati masyarakat, terlebih banyak
penggemar Marchella FP berasal dari kalangan milenial. Buku ini dapat menginspirasi
banyak orang khususnya orang yang sedang mengalami ketidakberdayaan akan kondisinya,
terutama soal keluarga, cinta, dan ambisinya. Buku ini menjadi pengingat agar senantiasa
tetap semangat, untuk mereka yang sedang bertahan, berjuang, dan yang pernah gagal.

Penulis Sintia Astarina menyebut buku ini layaknya kumpulan memori dari berbagai
macam perasaan. Dengan bahasa yang sederhana dan tidak basa-basi buku Marchella FP
dapat langsung mengena di hati para pembacanya. Bahkan, ada yang menggangap buku ini
seperti panduan hidup. Ada juga beberapa orang yang beranggapan bahwa buku ini
membawa suasana menyedihkan. Membaca buku ini dengan menghayati tiap kata,
membiarkan imajinasi para pembaca berkreasi melihat ilustrasi yang ada. Sampai simpulan
akan arti dari tulisan itu muncul. Tak heran jika novel ini menjadi salah satu novel terlaris di
Indonesia pada waktu itu


Daftar Pustaka

Agnes, Tia. 2019. Menulis Sebagai Terapi, NKCTHI Jadi Karya yang Magis dalam
https://hot.detik.com/spotlight/d-4841658/menulis-sebagai-terapi-nkcthi-jadi-
karya-yang-magis. Diunduh 13 Desember 2022

Hadiyanti, Nanda. 2018. Kata Mereka tentang Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini dalam
https://www.gramedia.com/blog/kata-netizen-tentang-buku-nanti-kita-cerita-
tentang-hari-ini-nkcthi/. Diunduh 13 Desember 2022.

Rohma, Elsari Dya. 2021. “Ekranisasi Novel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya
Marchella FP dan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Angga DS.” Jurnal
Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran. Vol 4, No.16.

Safi’i, Muhammad Fahrur. 2020. 4 Fakta Marchella FP, Penulis Buku NKCTHI yang Kini
Diangkat ke Layar Lebar dalam https://hot.liputan6.com/read/4154321/4-fakta-
marchella-fp-penulis-buku-nkcthi-yang-kini-diangkat-ke-layar-lebar. Diunduh 13
Desember 2022.


Novel 11:11 Karya Fiersa Besari
Identitas Novel

J
udul

:
11:1
1

P
e
nulis : Fiersa Besari

Penerbit : Media Kita

Tahun Terbit : November 2018

Tebal : 302 Halaman

a. Ringkasan Cerita
Novel 11:11 (sebelas-sebelas) berisi album buku kedua setelah "Konspirasi

Semesta". Buku ini mengangkat tema pengorbanan cinta yang mudah ditebak oleh
pembaca. Seperti pada buku sebelumnya, penulis menambahkan pesan humanisme
pada setiap subjudul ceritanya. Sebelas cerita, sebelas lagu dalam album buku Fiersa.


Buku ini memiliki 11 cerita dengan karakter yang berbeda. Ainy, Melangkah
Tanpamu, Acak Corak, Home, Samar, Temaram, Kala, Glimse, Harapan, I Heart Thee,
dan Senja Bersayap. Setiap cerita memiliki plot yang berbeda. Ini memiliki cerita
lanjutan menggunakan perspektif orang ketiga dan orang pertama,

1. Bagian pertama, Ainy, adalah Pertemuan yang sepertinya sudah ditakdirkan tentang
belahan jiwa yang merantau sebelum akhirnya berdamai dengan cinta sejati.

2. Bagian kedua, Melangkah Tanpamu, bercerita tentang romansa seorang nenek tua
yang sempat menemukan cintanya tetapi takdir berkata lain dan ketika ingin
mencobanya Kembali ia tidak kunjung menemukan hubungannya.

3. Bagian ketiga, Acak Corak, bercerita tentang percakapan antara laki-laki dan
perempuan di halte bus tentang hidupnya masing-masing. Di dalam bab ini alur
yang digunakan maju mundur.

4. Bagian keempat, Home, berkisah tentang sebuah keluarga kecil yang sang ayah
tidak punya waktu untuk bermain dengan anak-anaknya.

5. Di bagian kelima, Samar bercerita tentang anak dengan bonekanya yang disakiti
oleh seorang pria membuatnya tidak memiliki kehidupan. Namun sang ayah tetap
berjuang untuk menemaninya hingga memiliki kehidupan lagi dengan membawanya
ke suatu tempat.

6. Bagian keenam, Temaran, adalah bercerita tentang seorang anak perempuan
penyendiri dan memiliki penyakit yang sewaktu-waktu dapat merenggutnya.
Kehilangan ayahnya yang kemudian ada sesosok pria yang bisa menggantikan sosok
ayah dalam diri Kirana. Namun kisah mereka tidak berjalan secara mulus.


7. Bagian ketujuh, Kala yang bercerita tentang pertemuan Kembali sepasang kekasih di
masa lampau. Kisahnya terus berlanjut hingga suatu hari perempuan itu mengalami
kecelakaan yang membuat dirinya malu karena keadaannya.

8. Volume kedelapan, Glimse adalah tentang seorang pria yang mencoba melupakan
cintanya pada wanita yang pernah dicintainya. Cintanya yang terkhianati
membuatnya ingin melupakannya.

9. Bagian sembilan, Harapan, tentang anak saudagar kaya yang manja yang sifatnya
berubah karena teman kecilnya dan lika-liku kehidupan yang dijalaninya.

10. Bagian kesepuluh, I Heart Thee bercerita tentang percintaan antara manusia dengan
bidadari yang kemudia bidadari itu menjadi manusia seutuhnya. Namun ketika
menemui pria yang dicintainya, pria itu sudah Bersama Wanita lain.

11. Jilid kesebelas, Senja Bersayap, tentang cinta di balik surat di sel penjara.

b. Posisi karya sastra novel 11:11 karya Fiersa Besari dalam dunia sastra Indonesia

Menurut saya novel termasuk ke dalam karya sastra populer pada masa itu setelah
Fiersa Besari merilis novel-novel sebelumnya yang bisa dibilang ramai peminatnya. Konsistensi
yang tinggi diperlihatkan Fiersa Besari menghasilkan suatu hasil karya yang diperhitungkan
dalam dunia sastra Indonesia. Fiersa Besari amat lihat mengaduk-aduk perasaan pembaca
melalui kalimat-kalimat yang diuntainya. Kalimat-kalimat yang ditulisnya terasa hidup dan
sangat mewakili seseorang, baik yang sedang jatuh cinta, galau, patah hati, maupun mampu
bangkit dari hal-hal pahit yang menimpanya. Oleh karena itu, tidak heran novel-novel Fiersa
Besari banyak peminatnya bahkan dari novel pertamanya.


Novel 11:11 (Sebelas-sebelas) adalah sebuah karya pembuktian dari Bung Fiersa, bahwa
dia bisa keluar dari zona nyamannya. Lewat buku ini Fiersa Besari membuktikan bahwa
imajinasinya bisa melampaui hal-hal yang selama ini dia sajikan di buku-buku sebelumnya.
Buku ini bisa mengukuhkan Fiersa Besari menjadi penulis yang semakin produktif dan memiliki
nama di industry penulisan Indonesia.

c. Tanggapan masyarakat (pembaca) terhadap karya novel 11:11 atau pengarangnya

Tanggapan penikmat novel 11:11 terbilang positif karena pengarangnya sendiri masih
tetap menghasilkan kata-kata yang menakjubkan di setiap cerita yang disajikan. Untuk novel
11:11 kali ini, Bung Fiersa cenderung menyajikan tema Pengorbanan Cinta yang banyak
digemari pembaca di zaman sekarang. Novel ini menceritakan dari 11 lagu yang menjadi album
dari Fiersa Besari banyak dari pembaca yang menyukai di beberapa judul tertentu sehingga
membuat novel ini semakin menarik. Dalam bukunya pun diberikan barcode untuk
mendengarkan lagu-lagu yang ada di novel itu.

Fiersa Besari memberikan penggambaran jalan cerita yang mudah dibayangkan oleh
pembaca. Dengan cerita yang berbeda tiap sub babnya, buku ini cocok bagi pembaca yang
kurang suka dengan cerita yang terlalu Panjang. Hal tersebut membuat pembaca menjadi tidak
mudah bosan karena cerita yang disajikan di bab selanjutnya berbeda sehingga bisa dengan
santai membacanya karena disuguhkan berbagai cerita.

d. Ulasan terhadap pengarang dan posisinya dalam konteks sastra Indonesia

Fiersa Besari yang awal kemunculannya sebagai penyanyi pun sadar karyanya tak selalu
bisa diterima oleh segala pihak. Namun dia juga tahu tetap masih ada yang menerima karyanya
terutama anak muda. Fiersa Besari mengatakan bahwa dirinya tak bisa membuat semua orang
senang terhadap karyanya. Setiap orang bebas memilih karya yang disukai. Dia selalu


mengutamakan kemerdekaan dalam berkarya. Meski tetap memerhatikan pasar, Fiersa tak
mau karyanya justru berjalan kea rah yang tak sesuai dengan jati dirinya.

Melalui buku pertama yang memiliki pasarnya sendiri Fiersa mantap berkiprah sebagai
penulis. Posisinya dalam dunia sastra Indonesia pun masih terbilang baru tetapi konsistensinya
dalam berkarya membuatnya semakin dikenal entah itu sebagai penulis maupun musisi.

e. Karya-karya lain dari Fiersa Besari

1. Garis Waktu
Merupakan karya pertamanya sebagai penulis yang dirilis pada tahun 2016.

2. Konspirasi Alam Semesta
Merupakan karya kedua yang dirilis pada tahun 2017. Novel ini juga dari album
musiknya Fiersa Besari yang berjudu Konspirasi Alam Semesta yang dirilis pada tahun
2015.

3. Catatan Juang
Karya ketiga Fiersa Besari yang dirilis tahun 2017. Di novel ini Fiersa Besari banyak
menuangkan banyak pemikiran tentang masyrakat dan negeri Indonesia.

4. Arah Langkah
Karya keempat Fiersa Besari dirilis pada tahun 2018. Menceritakan tentang dirinya yang
keliling Indonesia untuk mengobati patah hatinya.

5. Tapak Jejak
Merupakan karya lanjutan dari novel Arah Langkah yang dirilis tahun 2019. Melanjutkan
kisah Fiersa Besari menyusuri Indonesia bagian timur.

6. 11:11 (Sebelas-sebelas)


Karya album buku kedua setelah Konspirasi Alam Semesta. Karya ini dirilis pada tahun
2018 yang mengisahkan 11 cerita berbed di dalam bukunya tentang Pengorbanan Cinta.


Daftar Pustaka

Besari, F. (2018). 11:11. Jakarta: Media Kita.

Irwansyah, A. (2018). (REVIEW BUKU) Fiersa Besari Melompat dari Zona Nyaman Lewat
11:11. Gramedia Blog.
https://www.gramedia.com/blog/review-buku-11-11-fiersa-besari-
melompat-dari-zona-
nyaman/#:~:text=Ada%20kisah%20tentang%20cinta%20ayah,lagu%20yang%
20pas%20sebagai%20pengiringnya.

Kumparan. (2020). Ada Yang Tak Suka Dengan Karya-Karyanya, Ini Tanggapan Fiersa
Besari. KumparanHits.
https://kumparan.com/kumparanhits/ada-yang-tak-suka-dengan-karya-
karyanya-ini-tanggapan-fiersa-besari-1uhWkxYEPvZ

Kurniasih, W. (2022). 6 Rekomendasi Buku Fiersa Besari Terpopuler. Gramedia Blog.
https://www.gramedia.com/best-seller/rekomendasi-buku-fiersa-besari/

Susilawati. (2019). 11:11 Fiersa Besari, Sebelas Kisah Penuh Imaji. Biem.co
https://www.biem.co/read/2019/02/07/35309/1111-fiersa-besari-sebelas-
kisah-penuh-imaji/


Novel Arah Langkah Fiersa Besari

Judul : Arah Langkah
Penulis : Fiersa Besari
Penerbit : Media Kita
Cetakan Pertama : 2018
Tebal : 300 Halaman

Novel Arah Langkah ialah salah satu kaya dari seorang penulis multi talenta dialah Fiersa
Besari, seorang musisi yang juga merambah ke dunia Sastra, sudah banyak karya-karyanya
yang popular dan menjadi best saller di toko-toko buku seperti Garis Waktu, Sebelas
Sebelas, Catatan Juang Dan tentunya Ialah Arah Langkah.
Kenapa Arah Langkah?, dari sekian banyak karya tulis bung Fiersa Arah Langkah adalah salah
satu Novel yang menarik untuk di baca, karena novel ini memiliki keunikan dan keautentikan
tersendiri di banding karya-karya Bung Fiersa sebelumnya, apakah itu? Mari kita selami dulu
Bung Fiersa dan karya-karyanya


Fiersa Besari

Fiersa Besari atau akrap di panggil bung Fiersa pria kelahiran

Bandung Tanggal 3 Maret 1984, sebelum menjadi tokoh yang terkenal seperti sekarang
Bung Fiersa sempat mengenyam Pendidikan di di STBA Yapari ABA Bandung dengan jurusan
Sastra Inggris.
Dari situ bakatnya dalam dunia sastra makin di poles dan akibatnya cuitannya di dunia Maya
membuatnya di gandrungi kaula muda, karena memang apa yang ia tulis sangatlah Related
dengan apa yang di alami anak muda masa kini cuitanya yang terkenal sepaerti : “Kadang
yang terindah tak Di ciptakan untuk di miliki, cukup di pandang dari jauh, lalu syukuri bahwa
dia di sana untuk di kagumi dalam diam’
Langkah bung Fiersa dalam mengarungi kehidupan sangatlah dinamis, setelah lulus kuliah ia
sempat bekerja di salah satu instansi namun ia keluar sdari insatansi itu beberapa waktu
kemudian karena merasa tidak nyaman dan bersebrangan dengan idealismenya, yang
setelah itu menggiringnya ke dunia seni yaitu seni music maupun seni tulis.
Selain aktif di twiter bung Fiersa juga aktif di platform lain yakni youtube, di sana Bung
Fiersa membagikan berbagi aktivitas dan pengalamannya saat ia menjelajahi Indonesia.
Bahkan Bung fiersa sempat menjelajahi keindahan alam di Indonesia selama 8 tahun. Ia
menjelajahi dari Titik 0 Sumatera sampai Ke Jayapura, alasannya melakukan hal tersebut


bukan semata mata untuk rekreasi saja namun juga berbaur dengan masyarakat dan
nantinya dapat menjadi inspirasi dan pelajaran yang juga mempengaruhi karya-karyanya.

Bung Fiersa mantap untuk menjadi penulis setelah karyanya berjudul Garis Waktu yang
diterbitkan pada 2016. Buku perdana Fiersa tersebut sukses di pasaran penjualan 10.000
lebih eksemplar. Sebelumnya dia menulis hanya sekadar untuk menyalurkan hobi.

Bung Fiersa pun lebih banyak membaca buku setelah menemukan jati dirinya sebagai
penulis. Hal itu yang kemudian membuatnya mendirikan komunitas pecandu buku. Fiersa
hingga kini sudah menelurkan karya berupa enam novel berjudul Garis Waktu (2016),
Konspirasi Alam Semesta (2017), Catatan Juang (2017), Arah Langkah (2018), 11:11 (2018),
dan Tapak Jejak (2019).

Arah Langkah
Di sebutkan di atas bahwasanya novel Arah Langkah ialah salah satu novel yang memiliki
keunikan tersendiri di banding Karya-karya lain bung Fiersa, kenapa sih?.

Karya-karya bung Fiersa yang lain merupakan novel yang di tulis menggunakan refrensi
external yang mungkin berasal dari cerita cerita yang Bung Fiersa karang seperti : Juang,
Kasuarina, ataupun tokoh aku dan kamu yang lainnya yang beliau karang.

Namun buku ini menceritakan apa yang bung Fiersa alami semasa petualangannya saat
menjelajahi Indonesia.

Di awali dengan sebuah kutipan di cover bukunya yaitu ‘sejauh apapun kita pergi, tujuan
akhir selalu rymah’

Buku ini juga berisi tentang perjalanan beliau mengarungi kehidupan. Seperti pada saat ia
kuliah, pada saat ia keluar dari tempat kerjanya dan perjalanannya Mengelilingi Indonesia,
di sana ia juga mengungkap tentang factor yang mendorongnya untuk mengelilingi
Indonesia, yakni ialah patah hati patah hati membuat bung Fiersa ingin beranjak
melupakannya dan pergi untuk membuka sudut pandangnnya dan mencari pengalaman
baru.


Bung Fiersa juga menceritakan pengalamannya dalam memperjuangkan sorang Wanita yang
Bernama Mia, ia menceritakan bagaimana dirinya bertemu Mia, apa yang mermbuat dirinya
suku terhadap Mia, hingga tekadnya yang ingin meminang Mia dan Memperistrinya, tak
hanya itu ia juga menceritakan pengalamannya di khianati karibnya sendiri yang juga
menjadi pengalaman berharga bagi dirinya.

Dalam 300 halaman di dalam buku tersebut akan di isi dengan cerita bung Fierasa yang akan
bertemu dengan tokoh seorang yaitu Wanita tomboy yang Bernama Prem, yang ia adalah
seorang Wanita yang memiliki pasion yang sama dengan Bung Fiersa dan menemani
perjalanannya, ada satu tokoh lagi yaitu seorang lelaki Bernama Baduy, yang juga akan
mempengaruhi isi cerita.

Buku ini ialah salah satu buku yang syarat akan pesan moral dan pelajaran hidup, karena di
buku ini Bung Fiersa benar benar memperlihatkan kapasitasnya sebagai seorang penulis
dengan berbagai diksi dan sajak sajaknya yang sangat memanjakan pembaca.

Arah Langkah dalam dunia sastra

Novel Arah Langkah Bung Fiersa ini akan sangat berpengaruh di bidang sastra khususya

dalam bidang sejarah sastra, karena beliau ini memiliki pengaruh yang besar di kalangan

kaula muda, dengan karya-karya beliau yang sangat berkarakter dan menyentuh ini,

membuat kaula muda menjadi terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup dan cara berpikir

Bung Fiersa, dan itu adalah hal positif karena tentu itu akan membuat minat baca dan jiwa

seni kaula muda di Indonesia akan terangasang dan akan menjadi trend psitif kedepannya

untuk kaula muda Indonesia.


Daftar Pustaka
https://www.solopos.com/profil-fiersa-besari-penulis-musisi-romantis-yang-doyan-jelajah-
alam-1142120

https://www.idntimes.com/life/relationship/firli-azanbi-1/10-tweet-penulis-fiersa-besari-
yang-paling-bisa-bikin-baper-c1c2


Novel Lima Cerita
Karya : Desi Anwar

A. Ringkasan Novel Lima Cerita
Novel lima cerita ini menyajikan lima kisah menjadi dewasa. Novel ini menggambarkan

situasi bahwa setiap kehidupan pasti akan mengalami naik dan turun perjalanan hidup.
Mengeksplorisasi perasaan-perasaan menyakitkan selama tumbuh dewasa, kerentanan
emosi-emosi manusia, dan tantangan-tantangan dalam belajar melayari kompleksitas
kehidupan, sambil berusaha memahami arti di balik itu semua. Setiap karakter dalam buku
ini dengan caranya masing-masing, menyadari bahwa untuk memahami dunia ini dan
menghadapi realitas yang membingungkan, ia pertama-tama haruslah merengkuh
pergolakan batinnya terlebih dahulu berdamai dengan kerapuhannya sendiri serta
mengizinkan semesta bekerja dengan caranya yang tak terduga.

Kematian, Cerita Delia, Pedihnya Pendewasaan, Cinta Sempurna, dan Ibu yang Baik
adalah cerita yang akan di dapati dalam buku ini. Karena kamu berbahagialah, kamu
bertengkar. Kalau suatu pasangan berhenti saling bicara, itu tandanya ada ketidak bahagiaan.
Bahasa cinta setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang berdebat tak ada habisnya, ada yang
bermanja sampai yang lihat ingin muntah, dan masih banyak lagi.

Cerita Delia, mengajak kita untuk menyelami kehidupan anak sembilan belas tahun
yang ingin membebaskan dirinya dari cengkeraman ibunya. Namun ibunya meminta ia untuk


tinggal dengan perempuan bernama Delia. Nah, menjadi dewasa kita juga sering dihadapkan
oleh ekspetasi cinta sempurna. Menjadi bucin sepertinya hal yang luar biasa, sampai lupa
untuk tumbuh bersama, dan terjebak toxic relationship. Adelia salah satunya. Hingga ia
menyadari bahwa Makna hidup bukanlah menemukan dan menjaga cinta sempurna. Hidup
adalah pertumbuhan dan membuka diri ke berbagai pengalaman, sebagian tak
menyenangkan, banyak menyedihkan, sementara yang lain biasa saja.

Novel Lima Cerita diawali dengan ayah dan diakhiri oleh ibu. Lewat cerita inilah kita
bisa mempelajari bagaimana rasanya kehilangan dan tumbuh untuk menerima apa yang ada
dalam hidup. Menuangkan berbagai kisah yang mengiringi proses pendewasaan diri,
tantangan, kehilangan, cinta, dan kesetaraan. Proses tumbuh dari anak-anak, remaja, hingga
dewasa merupakan proses yang cukup menyakitkan, banyak turbulensi, dan tantangan.
Betapa kerasnya kehidupan yang dihadapi, bukanlah suatu perkara yang mudah dijalani oleh
setiap orang. Namun, hal yang dapat mendorong untuk melepaskan semua itu kembali pada
sikap diri masing-masing.
Menjadi dewasa ternyata harus melewati beberapa fase kehidupan. ketika remaja kita
dihadpkan perasaan insecure terhadap banyak hal. Merasa tertekan akan persepsi dan
ekspektasi orang lain. Merasa ingin hidup merdeka, bebas, dan tidak dikendalikan siapapun.
Kita menuntut kebebasan dari orang tua dan lupa kalau kemerdekaan itu beriringan dengan
tanggung jawab yang besar.

B. Biografi Penulis

Desi Anwar lahir 11 Desember 1962 adalah seorang presenter berita terkemuka di Indonesia.
Ia merupakan anak dari pasangan Khaidir Anwar dan Haidar. Ia berasal dari Minangkabau.
Kedua orangtuanya berprofesi sebagai akademisi dan ilmuan. Ayahnya seorang ahli


sosiolinguistik dan pernah mengajar selama 20 tahun di Universitas London, Inggris. Desi
memulai kariernya di RCTI, membawakan acara berita Seputar Indonesia, Nuansa
Pagi, Buletin Siang dan Buletin Malam. Pekerjaan ini ia lakoni sampai tahun 1999, sampai
akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke situs portal berita Astaga.com. Pada tahun 2000,
dia kembali ke dunia redaksi televisi dan bergabung dengan stasiun berita pertama di
Indonesia, Metro TV.

Ia bergabung sebagai jurnalis serta Dewan Redaksi di CNN Indonesia yang resmi mengudara
pada tanggal 17 Agustus 2015 yang tepat dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70.Dan
di sanalah ia membawakan acara Insight With Desi Anwar yang pernah juga ditayangkan
oleh Trans7 untuk edisi khusus Presiden Joko Widodo serta Jejak Petualang. Dulu ia juga ikut
serta membawakan program CNN Indonesia News Report serta CNN Indonesia
Prime bersama Alfito Deannova Gintings di Trans TV pada awal kemunculan CNN Indonesia.

Disamping sebagai seorang jurnalis, Desi juga hobi fotografi dan jalan-jalan. Hobinya itu ia
tuangkan dalam buku yang bertajuk A Romantic Journey: Notebook of A Traveller. Desi Anwar
juga menulis novel salah satunya novel lima cerita.

Desi Anwar sebagai jurnalis, bahkan berkesempatan beberapa kali diwawancarainya, tidaklah
sulit menyimpulkan bahwa Desi Anwar adalah pribadi yang empatik dan memiliki
kemampuan introspeksi mendalam. Kualitas itu tergambar pada Growing Pains, rangkaian
cerita pendek yang membawa kita menyelami rimba emosi nan subtil sekaligus akrab lewat
peristiwa-peristiwa relevan yang kita semua hadapi dalam hidup: menghadapi kematian,
menghadapi proses pendewasaan, menghadapi jatuh cinta dan patah hati. Growing Pains
merupakan debut fiksi Desi Anwar yang tak hanya menjanjikan, tetapi juga mampu mengisi
relung batin kita dengan kepuasan

C. Novel lima cerita dalam dunia sastra

Novel lima cerita merupakan karya fiksi naratif yang diterbitkan dalam bentuk buku. Novel
dikatakan sebagai karya baru karena merupakan bentuk karya sastra yang lahir setelah karya
sastra lama seperti puisi atau hikayat.

Buku dengan tebal 316 halaman ini memiliki karakternya masing-masing. Melalui buku ini
pembaca dapat menyadari bahwa untuk dapat memahami dunia ini dan menghadapi realitas


Click to View FlipBook Version