The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KUMPULAN KARYA SASTRA 5 TAHUN TERAKHIR

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by amalyaputrie, 2022-12-30 04:41:30

UAS SEJARAH SASTRA 2022

KUMPULAN KARYA SASTRA 5 TAHUN TERAKHIR

Keywords: UAS SEJARAH SASTRA

Adiwarta 2011. Kala era digital merambah tulisan fisik, pada tahun 2014 Andina
bersama Seno Gumira Ajidarma dan kawan-kawan membuat sebuah blog bernama
Pana Journal.

Karya-Karya Sastra Pengarang
Andina Dwifatma termasuk penulis perempuan Indonesia yang menghasilkan

karya-karyanya yang menarik, diantaranya:

1. Cerita Azra: biografi cendekiawan Muslim Azyumardi Azra (2011)
2. Semusim, dan Semusim lagi (2013)
3. A Season and Then Another (2015)
4. Lebih Senyap dari Bisikan (2021)

Tanggapan Masyarakat terhadap Buku atau Pengarangnya
Novel Lebih Senyap dari Bisikan ini telah berhasil mengambil hati

masyarakat. Disini pengarang seolah-olah mengajak pembaca untuk ikut merasakan
menjadi sosok perempuan yang kuat dan perjuangannya yang tidak diketahui orang
lain. Karena diceritakan dari sudut pandang domestic drama, novel ini banyak
mengandung pesan moral yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Lebih Senyap dari Bisikan ini mengandung pesan moral mengenai sosok
tokoh utama perempuan yang diceritakan dalam novel ini, Amara yang menjadi satu
dari sekian banyak perempuan yang berserah, bukan menyerah. Kegetiran hidup
yang sangat pekat menyelimuti Amara yang harus berjuang untuk melalui takdirnya,
kini justru serasa berada di jurang sendirian. Sosok kuat itu bersembunyi di balik


tubuh seorang perempuan yang terkadang, menyisakan tangis tersisak, amarah

meledak-ledak, mata bengkak, hingga luka tersibak.

Novel dengan tebal 155 halaman ini juga tergolong tidak terlalu banyak bagi

para pembaca. Pengarang pun tahu persis kapan harus menghentikan suatu plot

cerita, lalu menggiring pembaca ke fase selanjutnya. Teknik penceritaan penulis pun

juga tidak bertele-tele.

Konflik yang dimunculkan juga banyak terjadi di tengah keluarga. Terdapat

salah satu plot yang bikin kesal bagi para pembaca. Penokohan Baron dalam novel

ini menimbulkan beberapa pertanyaan bagi pembaca karena si tokoh ini tidak

diceritakan dengan jelas keberadaannya. Latar ceritanya tidak terlalu membangun

imajinasi pembaca. Namun, secara keseluruhan, cerita di dalamnya dari novel ini

sangat menarik.


Daftar Pustaka

Astarina, Sintia. 2021. {Book Review} Lebih Senyap dari Bisikan Karya Andina
Dwifatma dalam https://www.sintiaastarina.com/lebih-senyap-dari-bisikan-
andina-dwifatma/amp/. Diakses tanggal 28 Desember 2022.

Redaksi. 2019. Andina Dwifatma, Kuli Tinta yang Beralih Jadi Dosen Muda dalam
https://www.duniadosen.com/andina-dwifatma-kuli-tinta-yang-beralih-jadi-
dosen-muda/amp/. Diakses tanggal 28 Desember 2022.

Rizky, Ila. 2021. [Resensi Buku] Lebih Senyap Dari Bisikan by Andina Dwifatma dalam
https://resensi.ilarizky.com/2021/11/resensi-buku-lebih-senyap-dari-
bisikan.html?m=1. Diakses tanggal 28 Desember 2022.


ANCIKA : DIA YANG BERSAMAKU

TAHUN 1995

Biografi Pengarang dan Posisinya dalam Karya Sastra

Pidi Baiq lahir 8 Agustus 1972 di Bandung,
ia seorang seniman multitalenta asal
Indonesia. Dia merupakan seniman
berbagai macam keahlian, seperti
menulis novel dan buku, menjadi
ilustrator, musisi, penulis lagu, komikus
bahkan sempat menjadi dosen di ITB. Ia
menempuh pendidikan tinggi di Institut
Teknologi Bandung (ITB) dan menjalani
studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain
(FSRD) karena memang fokusnya di
bidang keilmuan terkait seni. Pidi Baiq
adalah seniman yang berbakat. Selain
berkecimpung di dunia kepenulisan dan
musik, dia juga seorang pengajar,
ilustrator dan komikus. Namanya mulai
dikenal ketika bergabung dengan band The Panas Dalam (1995). Sudah banyak karya sastra
yang ia buat, salah satunya yaitu trilogi terkenal Dilan. Pada Januari 2018, film DILAN 1990 yang
dirilisnya bersama Fajar Bustomi laris di pasaran. Film ini dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan
Vanesha Prescilla. Peran dua tokoh utama tersebut yang sangat mengena di masyarakat
membuat film ini sangat berhasil sehingga sukses meraih 4,3 juta penonton dalam dua minggu.
Selain sukses merilis film, Pidi Baiq juga menerima penghargaan Writer of The Year (2017) dari
IKAPI Award.

Salah satu novel yang belum lama ini terbit yaitu novel Ancika, yang merupakan novel
lanjutan dari cerita Dilan. Novel Ancika terbit pada tahun 2021, novel ini bergenre romantis.
Dalam novel Ancika ini dijelaskan jika Ancika merupakan pacarnya Dilan. Mereka saling
mengenal setelah Dilan sudah tidak lagi bersama Milea. Sebuah drama kehidupan romansa
remaja yang selalu bikin kita penasaran untuk mengikuti kisahnya. Ini adalah sebuah Novel


karya Pidi Baiq yang cukup banyak peminat novel di seluruh Indonesia. Karena novel ini
memiliki cerita yang sangat menarik dan alur yang urut

Ringkasan Cerita Novel Acinka

Mehrunisa Rabu atau biasa disebut dengan Amer oleh teman-teman terdekatnya
meskipun ia tidak terlalu begitu menyukai nama tersebut tapi tidak apa-apa, baginya itu hanya
sekedar lucu-lucuan saja dengan teman-temannya. Ancika merupakan sosok perempuan yang
tidak begitu menyukai perempuan seutuhnya, meskipun ia adalah seorang perempuan.
Meskipun mamanya sangat menginginkan anaknya memiliki rambut panjang dan senang
berdandan namun Ancika lebih memilih untuk berdandan sesuai dengan keinginannya sendiri.
Dan hal itu tentunya disambut sedih oleh mamanya. Ancika gemar membaca, bahkan sebagian
besar waktu luangnya ia habiskan untuk membaca. Namun bukan berarti Ancika tidak bisa
menikmati waktu dengan berbagai hiburan seperti mendengarkan music atau pun menonton
televisi. Menurut Ancika, seseorang yang dia temui pada tahun 1995 adalah orang yang
bertingkah aneh dan menyebalkan pada saat yang sama. Ancika berpikir bahwa dia merupakan
anak brengsek yang tidak berharga. Dia adalah Dilan. Ketika Ancika secara tidak sengaja
bertemu lagi dengan sosok Dilan, Ancika merasa ada perubahan yang terjadi di dalam dirinya.
Dia menyadari beberapa hal baru yang membuatnya merubah pikiran tentang Dilan. Bahkan,


kejenakaan dan ucapan cerdasnya yang cepat benar-benar mengubah pikiran-pikiran Ancika
dan meruntuhkan beberapa prinsipnya. Ancika memiliki seorang sahabat bernama Indri yang
konon katanya begitu menyukai ketua Osis bernama Dudi. Hingga suatu ketika Ancika diajak
berkenalan dengan salah seorang siswa di sekolahnya. Ia bernama Bono. Pada saat berkenalan
Ancika tidak begitu tertarik dengan apa yang Bono bicarakan, bahkan ajakan Bono untuk
pulang bersama pun ditolak oleh Ancika.

Pada bulan Juni 1995, Ancika mengikuti bimbingan di daerah Jalan Dipatiukur, jaraknya kira-
kira setengah jam perjalanan dengan menggunakan mobil angkot dari sekolah. jadwal
belajarnya ditentukan setiap Rabu dan Sabtu yang dimulai pukul 15.00 sampai 17.00 WIB.
Disana Ancika mulai mengenal Bagas, Ipul dan Iksan. Mereka sering terlihat bersama
dikarenakan berasal dari sekolah yang sama. Ancika pun mulai akrab dengan mereka dan
menjalin persahabatan. Tidak jarang Ancika pun ikut nongkrong sesekali dengan mereka. Untuk
keluarga Ancika sendiri, ia memiliki seorang kakek yang biasa disebut Abah dan neneknya biasa
disebut Emak. Mereka tinggal didaerah Batununggal, Bandung. Abah dan Emak memiliki tiga
orang anak dan mama Ancika merupakan anak sulungnya. Anak keduanya ialah Mang Dhani.
Mang Dhani sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak yang tinggal di daerah Cijerah.
Sedangkan anak bungsu abang itu Anwar atau yang biasa Ancika sebut dengan Mang Anwar.
Mang Anwar sudah tinggal dirumah Ancika sejak Ancika masih SMP. Tidak lama waktu
berselang Ancika berkunjung ke pertunangannya Teh Risa, disana Ancika disambut baik dan
bertemu dengan Bi Opi. Bi Opi memperkenalkan Yadit sebagai keponakan Bi Opi kepada
Ancika. Namun Ancika sama sekali tidak tertarik pada Yadit. Yadit merupakan seorang insinyur
yang sudah bekerja disalah satu perusahaan miliki pemerintah. Hari telah berlalu, namun Yadit
begitu gencar mendekati Ancika dengan cara menelfon Ancika dan berniat untuk mengajari
Ancika belajar agar masuk ke perguruan tinggi yang Ancika inginkan. Namun Ancika terus-
terusan menolak usaha yang dilakukan oleh Yadit. Di lain sisi, Dilan pun berusaha terus untuk
menemani Ancika mengerjakan tugas. Hingga suatu saat Ancika mendapatkan sebuah telfon
dari seorang wanita yang mengaku pacar Dilan dan Ancika juga tidak peduli dengan urusan
Dilan. Dilan juga mendapat telfon dari seseorang yang mengatakan jangan dekat-dekat dengan
Ancika sehingga membuat Dilan beberapa hari tidak kerumah Ancika. Mendengar kabar
tersebut dari Mang Anwar Ancika pun merasa ada yang aneh dan ternyata benar saja bahwa ini
semua ada yang mengatur, dan dalangnya adalah Bi Opi.

Setelah kejadian itu, Ancika dan Dilan pun semakin dekat, sering menghabiskan waktu berdua.
Hubungan antara Ancika dan Dilan pun berproses hingga akhirnya berkembang dengan
berjalannya waktu. Dilan sudah dianggap anggota keluarga didalam keluarga Ancika. Bahkan
Dilan sering mengunjungi dan membantu Ancika dalam mengerjakan tugas sekolah di ruang
tamu dengan aroma hot lemon tea dan lampu gantung motif kelopak bunga. Dan Dilanlah


orang yang pertama kali Ancika pikirkan ketika sedang mendapatkan tugas dari guru. Semua
hal yang terjadi di luar kendali Ancika dan benar-benar membuat Ancika terpikat dan
menumbuhkan beberapa perasaan yang cukup serius di dalam dirinya. Dilan pada saat itu
adalah seorang mahasiswa di ITB dan sudah memiliki pekerjaan sampingan. Bisa dibilang Dilan
merupakan sosok laki-laki pekerja keras dan Ancika menyukainya. Setelah selang beberapa
tahun Ancika diterima di UNPAD dan Indri di terima di IKIP, Ancika dan Dilan memiliki rencana
untuk serius dalam hubungan dan tidak main-main. Hingga pada tahun 1998, Ancika dan Dilan
menikah. Membiarkan semua yang telah terjadi biarlah terjadi, tanpa mengungkit apa yang
pernah terjadi pada Dilan di masa lalu. Biarlah itu menjadi sejarah hidup Dilan, begitu juga
dengan Ancika.

Posisi Karya dalam Dunia Sastra

Novel Ancika karya Pidi Baiq ini menggunakan karya sastra jenis prosa. Dalam karya
sastra prosa terdapat dua jenis yaitu cerpen dan novel. Hal utama yang menjadi
pembeda antara keduanya ialah panjang cerita. Cerita pendek atau lebih sering disingkat
cerpen, yakni prosa yang menyajikan panjang cerita berkisar 500 kata saja, sedangkan
novel bisa sampai puluhan ribu kata. Oleh karena itu, novel menyajikan cerita yang lebih
rinci, lebih detail, dan lebih kompleks dibandingkan cerpen (Nurgiyantoro, 2015: 12-13).
Dengan begitu, dengan teori tersebut menunjukkan bahwa karya yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan karya sastra prosa jenis novel. Sebagai makhluk sosial, peneliti dan
pembaca juga dapat memproduksi karya sastra. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
Wiyatmi (2013: 9) “dalam perspektif sosiologi sastra, karya sastra tidak lagi dipandang
sebagai sesuatu yang otonom. Keberadaan karya sastra dengan demikian selalu harus
dipahami dalam hubungannya dengan segi-segi kemasyarakatan.” Oleh karena itu,
pengarang sebagai pencipta juga merupakan anggota masyarakat dan karya sastra yang
dibuatnya merupakan produk yang menjembatani hubungan dan keadaan realitas dalam
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan jika asyarakat sosial dan sastra dalam sosiologi sastra
adalah dua hal yang saling bertautan. Keduanya saling berkaitan dan dituliskan pengarang
dengan indah dalam sebuah karya sastra khususnya novel.

Karya – Karya Sastra Lainnya

Selain itu, Pidi Baiq juga memiliki karya – karya novel lainnya, diantara lain yaitu,

● Drunken Monster : Kumpulan Kisah Tidak Teladan (2008)

● Drunken Molen : Kumpulan Kisah Tidak Telatan (2008)

● Drunken Mama : Keluarga Besar Kisah- kisah Non Teladan (2009)

● Drunken Marmut : Ikatan Perkumpulan Cerita Teladan (2009)


● Hanya Salju Dan Pisau Batu (2010)

● Al-Asbun Manfaatulngawur (2010)

● S.P.B.U : Dongeng Sebelum Bangun (2012)

● at-Twitter : Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012)

● Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (2014)

● Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1991 (2015)

● Milea. Suara dari Dilan (2016), Asbunayah (2017)

● Helen dan Sukanta (2019)

● Ancika : Dia yang Bersamaku Tahun 1195 (2021).

Tanggapan masyarakat terhadap Novel Ancika

Bisa di simpulkan bahwa Puisi sederhana, aneh, unik, dan tidak akan membuat orang
heran, karena itulah Dilan. Di halaman awal, novel dibuka oleh prolog Ancika yang lugas dan
tegas seperti sudah menggambarkan bagaimana jati dirinya. Kemudian, pada bab ke satu,
Ancika mulai memperkenalkan dirinya. Itu tidak menjadi hal yang membosankan bagi saya atau
mereka yang memang sudah lama penasaran dengan sosok Ancika Mehrunisa Rabu. Lalu pada
bab-bab berikutnya mulailah memasuki inti-inti cerita dan bagaimana Cika bertemu dengan
Dilan pada akhirnya. Cerita berkembang ketika Dilan mulai dilibatkan. Bahwa dalam novel ini
kita bisa tahu bagaimana kelanjutan hidup Dilan setelah tidak lagi bersama Lia. Kehidupan yang
baru, dan dengan orang-orang baru. Dilan yang sudah bekuliah dan menjadi pribadi yang lebih
dewasa, tapi tetap menjadi dirinya sendiri dan dengan humor-humor yang akan selalu melekat
pada dirinya.

Hal-hal yang saya suka dari buku ini adalah bagaimana figur Ancika digambarkan memiliki
kepribadian yang berpendirian dan tegas, rajin belajar, mementingkan pendidikan, apa adanya,
dan toleran. Dari segi cerita, memang tak sedramatis ketiga novel sebelumnya sehingga
terkesan agak monoton. Masih ada hal-hal lain yang mungkin dapat di-explore atau konflik dan
peristiwa penting dalam hubungan mereka berdua supaya chemistry lebih terjalin dan suasana
cerita yang seru dapat terbangun. Gaya bahasa Ayah menjadi penyelamat dalam buku ini, juga
bagaimana kota Bandung sesekali dideskripsikan dengan baik sehingga mampu membuat
pembaca ikut merasakan bagaimana tenangnya suasana Kota Bandung kala itu. Lebih jauh dari
itu adalah bagaimana buku ini yang tidak terlepas dari Lia, kenangan yang tak akan bisa
dihapus, tapi sudah berlalu. Dalam buku ini, lagi dan lagi Bunda memainkan peranannya


dengan baik, bagaimana layaknya orang tua yang memberi arahan dan kepercayaan terhadap
hubungan Cika dan Dilan. Cerita Cika dan Dilan dalam buku ini memang terkesan biasa saja,
tapi itu lebih baik alih-alih mendramatisir keadaan. Pada novel ini, kita akan mendapati
hubungan sehat terbangun sebagaimana seharusnya. Tidak mendominasi, tumbuh bersama,
saling menghargai, dan tidak menuntut. Dan buku ini juga memberikan aneka macam humor
yang dikemas baik oleh Ayah. Sebagai penutup, novel ini akan selalu layak dibaca oleh
siapapun, kalangan manapun. Dan dapat dengan mudah dijumpai di e-commerce atau toko-
toko buku kesayangan pemiliknya


DAFTAR PUSTAKA

Baiq, Pidi. 2021. Ancika: dia yang bersamaku Tahun 1995. Bandung: Pastel Books.
Abdul Harun, Slamet Triyadi, Imam Muhtarom Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra,
Vol. 8, No. 2. (2022)

https://www.researchgate.net/publication/365055565_Analisis_Nilai-
Nilai_Sosial_dalam_Novel_Ancika_Karya_Pidi_Baiq_Tinjauan_Sosiologi_Sastra
Lindu Ariyansah. (2021) Ancika: The Ideal Epilogue of the Dilan Tetralogy
https://mojok.co/terminal/ancika-epilog-ideal-dari-tetralogi-dilan/
Detikhot. (2021) "Pidi Baiq Bongkar soal Novel Ancika, Ada Satu Bab Dihapus"
https://hot.detik.com/book/d-5692452/pidi-baiq-bongkar-soal-novel-ancika-ada-satu-
bab-dihapus
Suwardi. 2011. Modul: Sosiologi Sastra. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Jakarta: Kanwa Publisher
https://adoc.pub/bahan-kuliah-sosiologi-sastra-oleh-dr-suwardi-mhum-fbs-unive.html


NOVEL JANJI

Karya : Tere Liye

Ringkasan Novel
Novel Janji karya Tere Liye menceritakan tiga sosok sekawan pembuat onar bernama Hasan,
Baso dan Kahar di sebuah sekolah agama. Kenakalan mereka sudah tidak bisa terhitung lagi.
Puncak kenakalan mereka adalah ketika calon Presiden dan para staffnya datang untuk
berkunjung menemui Buya(kyai), pemilik sekolah agama tersebut. Hasan, Baso dan Kahar
memasukkan garam ke dalam teko minuman calon presiden dan staffnya.
Karena perbuatan mereka, Buya memanggil tiga sekawan tersebut ke dalam ruangannya.
Namun, Buya tidak menghukum mereka bertiga, melainkan meminta mereka untuk mencari
sosok Bahar. Bahar sendiri merupakan murid dari ayah Buya pada puluhan tahun yang lalu.
Ayah Buya merupakan pendiri sekolah agama tersebut. Sementara Bahar merupakan sosok
murid yang nakal, dia anak yatim piatu dan hidup hanya bersama neneknya, hingga
membuatnya dikirim ke sekolah agama..
Pada suatu hari di bulan Ramadhan, Bahar membangunkan sahur di sekolah agama tersebut
menggunakan meriam berbubuk mesiu, yang membuat sekolah agama terbakar dan
seorang anak difabel, bernama Gumilang meninggal dunia. Setelah kejadian itu, Bahar
dikeluarkan dari sekolah. Namun, setelahnya ayah Buya menjadi sering kali bermimpi buruk
akan perasaan bersalahnya kepada Bahar.


Setelah kejadian mimpi yang berulang tersebut, ayah Buya memutuskan untuk mencari
Bahar, namun pencariannya nihil. Hingga di hampir ujung usianya ia mewasiatkan kepada
anaknya yaitu Buya yang sekarang untuk mencari di mana Bahar berada dan menanyakan
perbuatan apa yang ia lakukan sehingga mendapatkan kemuliaan itu. Buya pun berjanji akan
menunaikan wasiat terakhir dari ayahnya itu, namun lagi-lagi selama bertahun-tahun Buya
mencarinya, Bahar tak diketahui di mana rimbanya.

Wasiat itulah yang kemudian oleh Buya dijadikan hukuman atas perbuatan yang dilakukan
oleh Tiga Sekawan. Buya berharap melalui hukuman itu Tiga Sekawan bisa mengambil
banyak hikmah dan pelajaran dari perjalanan mereka mencari keberadaan Bahar.

Hasan, Baso dan Kahar menelusuri jejak Bahar dan bertemu dengan Bos Acong, mantan
penguasa dunia gelap, sekaligus teman mabuk Bahar di sebuah lapo bernama Capjiki. Bos
Acong pun menceritakan mengenai kisahnya bersama Bahar yang dulu telah menolongnya
ketika anak buah Bos Acong hendak mengkhianatinya dan bergabung dengan Geng Kei dan
Oloan dan Joni yang akan menyerang kediaman Bos Acong.

Perjalanan mereka bertiga berlanjut menuju tempat seorang tukang pijat buta yang menjadi
tetangga kos Bahar dulu. Tukang pijat itu pun menceritakan banyak hal selama Bahar tinggal
di sebelah kosnya, mengenai pekerjaan Bahar hingga sikap baik Bahar kepada tetangganya.
Saking mulianya sikap Bahar, ia bahkan bersedia menggantikan tetangganya yang menjadi
pelaku pembakaran pasar induk (atas suruhan Bos Acong) masuk penjara.

Ketiga sekawan tersebut akhirnya meminta bantuan Bos Acong untuk mengakses informasi
dari penjara. Mereka dipertemukan oleh Pak Mansyur, mantan sipir di penjara tersebut. Pak
Mansyur berbaik hati menceritakan kisah tentang Bahar yang ternyata mengganti namanya
di penjara menjadi Bahrun.

Di penjara, Bahrun seringkali menolong teman sesama narapidana yang tertindas, tidak
peduli sipir penjara terus menyiksanya karena perbuatannya tersebut. Seluruh penghuni
penjara pun sangat menghormati Bahar, bahkan ketika Bahar dikeroyok oleh penghuni Blok
H yang merupakan angggota Geng Kei dan Oloan, seluruh penghuni penjara membantu
Bahar melawan kelima puluh anggota Blok H.


Setelah mendapatkan cerita dari Pak Mansyur, perjalanan ketiganya berlanjut dan mereka
dipertemukan dengan Muhib, mantan anak buah Bahar dari tempat reparasi dan Etek. Etek
dan Muhib menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh Bahar, termasuk ketika Bahar
jatuh hati kepada Delima, anak pemilik toko emas di pertigaan jalan besar.

Awalnya Bahar patah hati ketika mengetahui Delima sudah memiliki tunangan dan tinggal di
Pulau Jawa, hingga suatu hari Muhib memberi kabar bahwa Delima sudah kembali bekerja
di toko emasnya setelah bercerai dengan suaminya. Hari demi hari Bahar dan Delima sering
bertemu hingga akhirnya keduanya saling jatuh hati dan keduanya pun menikah. Sayangnya,
setelah tiga bulan sejak pernikahan mereka, orang-orang yang membenci keluarga Delima
membakar toko emas tersebut bersamaan dengan Delima yang terkurung disana.

Setelah meninggalnya Delima, Bahar meninggalkan kota tersebut dan pergi entah kemana.
Perjalanan tiga sekawan itu berlanjut menuju tempat yang jauh. Menurut seorang saudagar
kaya, Bahar bekerja di sebuah pertambangan bawah tanah.

Di tempat itu, mereka bertemu dengan ibu-ibu pemilik warung di dekat tambang yang
menceritakan seluruh kisah tentang Bahar ketika Bahar bekerja disana. Di tambang itu, demi
mengusir pikirannya tentang kematian Delima, Bahar bekerja terus menerus tanpa kenal
lelah.

Suatu hari, ketika Bahar dan teman-temannya tengah menggali, gempa terjadi, membuat
semua pekerja termasuk Bahar terkurung di dalamnya. Berhari-hari mereka semua
menunggu bala bantuan datang. Kejadian itu membuat Bahar kehilangan Haryo, teman
pekerjanya yang telah membuka hati Bahar terkait kematian istrinya. Beberapa hari
kemudian, gempa kedua menyusul menyelamatkan para pekerja yang tersisa termasuk
Bahar.

Perjalanan Hasan, Baso dan Kahar mencari Bahar masih berlanjut ke Pulau Jawa. Di sana
mereka bertemu dengan Pak Sueb yang bersedia menceritakan kehidupan Bahar. Di tempat
itu Bahar membuka sebuah makan bernama Rumah Makan Delima. Pengaruh Bahar di
tempat tersebut sangat besar, ia memberi makan pada pengemis, membantu memajukan
masjid, merenovasi jalanan di sana, bahkan membantu panti asuhan yang sedang kesulitan
dengan menyedekahkan seluruh uangnya yang sebenarnya ia akan gunakan untuk naik haji.


Karena kemuliaan Bahar, para penduduk disana pun terpengaruh atas sikap baik Bahar dan
membantu menyumbangkan uang mereka untuk membeli panti asuhan tersebut.

Sayangnya, perjalanan ketiga sekawan tersebut berakhir di sana. Tujuh tahun lalu, Bahar
telah meninggal dengan meninggalkan kebaikan di tempat tersebut. Pak Sueb juga
menceritakan mimpi Bahar dimana di mimpi tersebut Bahar berada di sebuah hamparan
gurun pasir, tempat dimana seluruh orang berkumpul. Penjaga tempat pemberhentian
disana, menawarkan Bahar menaiki sebuah kendaraan yang nantinya akan menjemput
Buya, Gumilang, Delima, dan Haryo.

Ternyata empat puluh tahun lalu ketika Buya mengeluarkan Bahar dari sekolah agama, Buya
berpesan kepada Bahar yang mana isi pesan tersebut adalah berjanji untuk selalu
mengormati tetangga, selalu melindungi yang lemah dan teraniaya, senantiasa jujur dan
tidak pernah mencuri, bersabar atas segala ujian yang dihadapi dan yang terakhir adalah
bersedekah.

Posisi Karya Dalam Dunia Sastra Indonesia

Filosofi buku ini mirip dengan buku “Rembulan Tenggelam di Wajahmu”. Tentang
seorang Bahar yang berusaha menebus dosanya dan mencari jawaban atas satu pertanyaan
terbesarnya. Salah satu pesan yang ingin ditonjolkan Tere Liye lewat penuturan para tokoh
tentang sosok Bahar adalah bahwa action speaks louder than words (tindakan berbicara
lebih keras daripada kata-kata.). Bahar, dengan segala kekelaman masa lalunya, tidak
pernah merasa bahwa dirinya adalah orang baik. Namun, perbuatannya yang selalu
dilandaskan pada ketulusan itulah yang membuat namanya harum dalam sanubari banyak
orang.

Buku ini menarik minat banyak pembaca dan juga menginspirasi berapa kali pun
dibaca. Tere Liye benar-benar menanamkan energi spiritualitas yang tinggi pada setiap
lembar kejadian di dalamnya. Bahasa dalam novel ini juga mudah untuk dipahami dan juga
menggunakan diksi serta gaya bahasa yang indah.

Novel Janji mengangkat tema klasik seperti yang terpatri pada sampulnya dan
disampaikan dengan cara yang mengesankan. Mengenai pencarian seorang sosok, novel ini


memaksa diri untuk berkaca dan membuat pembaca terinspirasi meniru teladan-teladan
yang ada di dalamnya. Dalam perjalanan yang penuh dengan janji, buku ini mengajarkan
banyak hal dari arti kehidupan, entah hal kecil atau pun hal besar. Bagaikan benang merah
yang saling memiliki arti di setiap untaiannya.

Novel Janji akan membuka cerita baru tentang dunia literasi dan penambahan dunia
kepustakaan seorang penggiat literasi di Indoensia. Secara ke seluruhan kisah dalam Novel
Janji memberikan feel yang berbeda. Novel ini memiliki keunikan cerita yang mengusik para
pembaca untuk terus menikmati isi cerita sampai tuntas.

Seperti yang dapat dilihat, terdapat berbagai poin-poin dari Tere Liye seperti pesan
moral yang terkandung didalam buku ini begitu berharga dan akan membuat para
pembacanya mengetahui bahwa setiap orang yang suci juga memiliki masa lalu dan setiap
orang yang berdosa juga memiliki masa depan dan pendidikan tidak hanya bisa didapatkan
melalui sekolah saja dimana pendidikan bisa melalui proses transfer ilmu yang bisa terjadi
dimana saja, oleh siapa saja dan kapanpun.

Biografi Pengarang

Darwis atau yang lebih kita kenal sebagai ‘Tere
Liye’ dilahirkan di kota kecil di Provinsi Sumatera
Selatan, tepatnya di Kota Lahat pada tanggal 21 Mei
1979. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara.
Ia menikah dengan Riski Amelia dan dikaruniai dua
orang anak.

Tere Liye mengenyam pendidikan dasar di
Sekolah Dasar Negeri 2 Kikim Timur, Kecamatan Kikim
Timur. Ia melanjutkan di SMP Negeri 2 Kikim. Ketika SMA, Tere Liye mulai keluar dari
kampung halamannya untuk meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 9 Bandar Lampung,
Provinsi Lampung. Selanjutnya, Tere Liye memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi di Universitas Indonesia (UI) mengambil jurusan Akutansi di Fakultas


Ekonomi. Setelah kuliah, Tere Liye awalnya bekerja sebagai seorang akuntan di sebuah
perusahaan.

Sebagian besar orang yang sudah membaca novel karangan Tere Liye bisa jadi belum
tahu sosok Tere Liye, terlebih kehidupan pribadinya. Tere Liye pernah mengatakan kepada
Syahrudin dari Replubika Penerbit terkait keengganan menjadi sosok terkenal. Ia
mengungkapkan bahwa Tere Liye ingin lebih dikenal melalui karya-karyanya. Hal itu sesuai
dengan pernyataan bahwa Tere Liye adalah seseorang yang tidak pernah mengumbar
kehidupan pribadinya di media sosial. Ia bahkan tampil sederhana di berbagai acara dan
menolak untuk berfoto selfie.

Tere Liye bisa menulis berbagai jenis genre karya sastra prosa. Kemampuannya
terbukti dalam novelnya yang berjudul Hafalan Surat Delisa. Dalam salah satu karya best
seller nya tersebut, ia mampu menceritakan cerita yang membuat pembacanya ikut terbawa
suasana. Kemudian, Tere Liye menunjukkan kemampuan menulis serba bisanya pada seri
Novel yang berjudul Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk yang memiliki genre
action serta seri Novel bumi yang memiliki genre fiksi.

Novel karangan Tere Liye mengandung pemikiran kritis yang dapat memberikan
Pendidikan politik kepada pembaca. Selain itu, Tere Liye juga menyampaikan berbagai
pendapat atau kritik untuk kebijakan pemerintah yang ia sampaikan melalui akun media
sosial.

Karya Sastra Lain Tere Liye

● Serial Dunia Paralel, Bumi (2014), Bulan (2015), Matahari (2016), Bintang (2017),
Ceros dan Batozar (2018), Komet (2018), Komet Minor (2019), Selena (2020), Nebula
(2020), Si Putih (2021), Lumpu (2021), Bibi Gill (2022), SagaraS (2022), Mataharu
Minor (2022)

● Serial Anak-anak Mamak, Burlian (2009), Pukat (2010), Eliana (2011), Amelia (2013)
yang kemudian pada tahun 2018 berganti judul menjadi Si Anak Spesial (Burlian), Si
Anak Pintar (Pukat), Si Anak Pemberani (Eliana), Si Anak Kuat (Amelia)


● Serial Anak Nusantara, Si Anak Cahaya (2018), Si Anak Badai (2019), Si Anak Pelangi
(2021), Si Anak Savana (2022)

● Serial Aksi, Negeri Para Bedebah (2012), Negeri di Ujung Tanduk (2013), Pulang
(2015), Pergi (2018), Pulang Pergi (2021), Bedebah di Ujung Tanduk (2021)

● Hafalan Surat Delisa (2005)
● Kisah Sang Penandai (2006) yang berganti judul menjadi Harga Sebuah Percaya

(2018)
● Bidadari-Bidadari Surga (2008) yang berganti judul menjadi Dia Adalah Kakakku

(2018)
● Sunset Bersama Rosie (2008)
● Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010)
● Ayahku (Bukan) Pembohong (2011)
● Kau Aku dan Sepucuk Angpau Merah (2012)
● Kumpulan Cerpen Sepotong Hati yang Baru (2012)
● Kumpulan cerpen Berjuta Rasanya (2012)
● Rindu (2014)
● Tentang Kamu (2016)
● Selamat Tinggal (2020)
● Rasa (2022)
● Sesuk (20222)

Tanggapan Masyarakat Terhadap Karya Tersebut

Novel Janji berhasil menginspirasi serta membuat para pembaca jatuh hati. Banyak
hikmah yang bisa diambil dari kisah hidup Bahar ysng penuh haru dan sarat makna. Banyak
dari pembaca goodreads yang mengatakan bahwa jalan cerita novel ini mirip dengan novel
Tere Liye lain yang berjudul tentang kamu dan rindu yang berkisah tentang nilai-nilai
kehidupan dan penelusuran perjalanan hidup seseorang, termasuk epilog dalam buku ini
yang berhasil menyentuh para pembaca.

Banyak pembaca yang berkomentar positif setelah membaca novel tersebut,
beberapa komentar dari pembaca pada sebuah situs goodreads tentang karya ini adalah,


“Sebuah masterpiece (lagi dan lagi) dari Tere Liye! Pembaca diajak mengikuti perjalanan 3
sekawan (Hasan, Baso, dan Kahar) dalam mencari seseorang bernama Bahar dalam waktu 3
malam. Perjalanan yang sungguh luar biasa dan memberikan banyak sekali pelajaran bagi
saya. Tere liye berhasil memberikan suasana senang, sedih, menangis, dan mencekam
dalam 1 buku sekaligus. Kagum sekali dengan segala perilaku dan kebaikan bahar!”
(Sheilapuspitad; Goodreads, 31 Juli 2021), “kisah yang menyentuh dengan worldbuilding
yang indah... dijamin reread pas fisiknya keluar !” (veilxl; Goodreads, 6 Mei 2021), “Bagus
banget! banyak banget pesan moralnya. berakhirnya baca buku ini ikutan sedih huhu engga
pengen itu ceritanya berakhir” (suciati, Yolanda; Goodreads, 17 September 2021).

“Respon penulis setelah menyelesaikan Novel Janji ini campur aduk ya, jika kalian
pencinta atau penggemar karya bang tere pasti tau tokoh sri ningsih dalam novel Tentang
kamu. Hati selama membaca Novel janji ini berasa naik roller coaster, naik turun dan bang
tere kembali berhasil membuatku menitikkan air mata pada beberapa bab tertentu. Cerita
didalam Novel janji ini sangat luar biasa memikat para pembacanya untuk membaca buku
ini smapai tuntas dan selesai.” Ungkap Irfan Fandi di salah satu blog kompasiana.


Daftar Pustaka

Fandi, Irfan. 2021. Review Novel "Janji" Tere Liye: Kisah Pengembaraan Seorang Manusia
dalam Menepati Janji dalam
https://www.kompasiana.com/irfanfandi5010/6125e93206310e31b11caf02/revie
w-novel-janji-tere-liye-kisah-pengembaraan-seorang-manusia-dalam-menepati-
janji. Diunduh pada 23 Desember 2022

Liye, Tere. 2021. Janji. Depok Jawa Barat: PT Sabak Grip Nusantara.

Rebecca, Cindy. 2022. 6 .Hal Menarik Novel ‘Janji’ Tere Liye, Bikin Berefleksi dalam
https://www.idntimes.com/life/inspiration/cindy-rebecca/hal-menarik-novel-
janji-c1c2?page=all . Diunduh pada 23 Desember 2022 .

Umam, Emka. 2022. Biografi Tere Liye, Penulis Serba Bisa Indonesia dalam
https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-tere-liye/. Diunduh pada 21
Desember 2022

Chelsea. 2022. Review Novel Janji karya Tere Liye dalam https://www.gramedia.com/best-
seller/review-novel-janji-karya-tere-liye/. Diunduh pada 23 Desember 2022.

Wikipedia. 2022. Tere Liye dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Tere_Liye. Diunduh pada 21
Desember 2022.


Ketidakadilan Terhadap Perempuan dalam Buku “Kitab Kawin”

Karya Laksmi Pamuntjak

Cetakan Pertama: Februari 2021 Cetakan Kedua: Juli 2021

Jalinan cerita

Buku “Kitab Kawin” telah dicetak dua kali dengan cover yang berbeda dan isinya juga sedikit
berbeda, pada cetakan pertama berisi 11 cerpen dan cetakan kedua berisi 12 cerpen. Buku
berisi kumpulan 12 kisah dari perempuan yang berbeda-beda, setiap bab nya memiliki judul
yang merupakan nama dari perempuan yang dikisahkan. Kitab #1 berjudul Rosa, cerita ini
menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu teman Rosa yang selalu mendengarkan
cerita dan hal gila yang dilakukan oleh Rosa. Bab ini menceritakan kisah petualangan seksual
Rosa dengan 4 pria yang berbeda, setelah menjalani itu semua Rosa mengalami perubahan
dalam dirinya seperti ia mulai membaca buku-buku rohani, lalu mendaftarkan dirinya di pusat
kebugaran, bahkan ia menghabiskan wakuta dari pagi hingga sore di Kebun Raya Bogor.

Lalu cerita selanjutnya yang menarik yaitu kitab #7 berjudul Lila, yang membuat menarik adalah
ada cerita dalam cerita. Lila perempuan berbakat yang sedang mengambil kelas menulis lalu dia
menuliskan kisahnya dengan pria bernama Eddy, Lila yang dahulu sanga memuja Eddy hingga


Lila tak lagi Lila. Lila selalu menolak ajakan seks oleh Eddy karena dia sangan menjujung tinggi
petuah ibunya soal keperawanan. Beberapa waktu berlalu hingga Lila akhirnya merelakan
keperawanannya untuk Eddy, dan membuat keadaan terbalik Eddy yang kini memuja Lila.

Kitab #8 Sofia menggunakan sudut pandang orang pertama, sang pencerita adalah seorang
yang bisa berkomunikasi dengan hantu Sofia. Sofia menceritakan kisah cintanya dengan Rashid
sejak SMA hingga mereka melanjutkan pendidikannya, Sofia yang berkuliah di UI dan Rashid
dikirim ke Amerika oleh kedua orangtua nya. Berbulan-bulan telah berlalu Rashid kembali ke
Jakarta berniat untuk menghamili Sofia, lima tahun telah berlalu namun Sofia masih tak tahu
apa yang terjadi padanya dan dirinya terlalu syok dengan keadaannya. Setelah Rashid pulang ke
Jakarta hidup Sofia berbubah drastis, dirinya yang baru miliki satu anak mengalami perubahan
bentuk tubuhnya, dia diperlakukan sangat kasar oleh Rashid. Tiga tahun setelah kelahiran anak
kedua, Sofiia berusaha diet mati-matian untuk menyusutkan berat badannya, dia sekarang
menjadi instruktur yoga. Mulanya Sofia mengira tubuh barunya akan memberikan sesuatu yang
baru juga, namun semua tidak seindah yang dia bayangkan .

Tanggapan masyarakat terhadap buku Kitab Kawin

Buku “Kitab Kawin” ini berisi kumpulan cerita pendek tentang perempuan yang berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Kita akan bertemu dengan perempuan pekerja toserba,
karyawan, seniman paruh baya, instruktur yoga, hingga ibu-ibu borju. Dengan ragamnya latar
belakang tersebut, permasalahan yang dihadapi juga berbeda-beda, ada yang selingkuh sebab
suaminya dingin di tempat tidur, sampai yang pacaran sana-sini karena suaminya berpoligami.
Dari yang mati-matian mencintai istri abangnya, sampai yang naksir menantunya sendiri. Ada
yang disodor-sodorkan ke laki-laki lain oleh suaminya demi kepuasan sang suami, dan ada pula
yang dihajar oleh suaminya di hadapan orang banyak.

Membaca buku ini bukan hanya seru, namun sebenarnya buku ini juga mengajak kita melihat
lebih dalam tentang problematika perempuan dari berbagai dimensi dan kehidupannya.
Tentang pernikahan paksa, pemerkosaan, perselingkuhan, trauma, belenggu, dendam, dan


berbagai bentuk emosi lainnya. Masing-masing tokoh memiliki latar belakang (termasuk
orientasi seks) yang berbeda dan semuanya terasa hidup.
Kisah para perempuan dalam kumpulan cerpen ini jauh dari bayangan kita soal kisah
perempuan yang memiliki akhir cerita bahagia selama-selamanya. Banyak yang berakhir dengan
kisah yang pahit. Mungkin saat membaca cerita demi cerita dalam buku ini, akan hadir
perasaan yang kurang nyaman dalam diri kita. Namun, sudut pandang kita tentang
kompleksitas kehidupan perempuan akan semakin luas.
Emosi kita akan diaduk-aduk saat membaca kumpulan cerpen di buku “Kitab Kawin” ini.
Menjadi perempuan yang bisa menemukan kebebasan hingga memerdekakan diri tidak selalu
mudah. Selalu ada hal-hal kompleks yang menyertai setiap pilihan, tetapi bukan berarti kita
harus lari dari realitas yang ada.

Tentang pengarang

Lakmi Pamuntjak seorang penulis kelahiran 22 Desember 1971, merupakan putri dari Mustafa
Pamuntjak. Penulis berdarah Minangkabau, Sumatera Barat ini memiliki bakat menulis yang
diturunkan dari sang kakek yaitu Kusuma Sutan Pamuntjak.


Pada Oktober 2016, novel pertama Laksmi, Amba, memenangi LiBeraturpreis 2016 di Jerman.
LiBeraturpreis adalah satu-satunya penghargaan sastra Jerman khusus untuk penulis
perempuan dari Asia, Afrika, Amerika Latin, wilayah Karibia dan dunia Arab. Novel tersebut
adalah kisah modern yang diambil dari cerita Amba dan Bhisma dalam epos Mahabharata.
Novel yang merupakan national bestseller ini telah dicetak ulang beberapa kali dan masuk 5
Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2013. Amba telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris,
Jerman dan Belanda. Amba telah terbit di Amerika pada 12 Juli 2016, diikuti oleh versi India
yang terbit pada November 2016.

Pada 2012 Laksmi terpilih menjadi wakil Indonesia dalam Poetry Parnassus/Cultural Olympics,
festival puisi terbesar di Inggris, yang digelar dalam rangka Olimpiade London. Puisi, esai dan
cerita pendek Laksmi telah dimuat dalam pelbagai jurnal dan antologi sastra internasional
termasuk The World Record (2013) dan pengantar untuk Not a Muse: A World Poetry
Anthology (2008).

Karya sastra lainnya

Laksmi mengawali kariernya di tahun 2001 dengan buku yang bertema kuliner yang berjudul
“The Jakarta Good Food Guide 2001” setelah itu, ia mulai merambat ke tulisan fiksi dan berhasil
menerbitkan cerpen dengan judul "There Are Tears and Things: Collected Poetry and Prose".
Pada 2012 Laksmi menerbitkan novel “Amba”, novel tersebut berhasil mengantarkan dirinya
untuk meraih penghargaan bergengsi dari Liberaturpreis di Jerman pada 2016. Laksmi
Pamuntjak semakin populer setelah ia merilis novel "Aruna dan Lidahnya" pada 2014 yang
kemudian di adaptasi menjadi film yang rilis pada tahun 2018. Karyanya banyak dipuji orang
lantaran kekayaannya dalam penggambaran kuliner di Indonesia. Judul-judul novel lainnya
antara lain,

● Kekasih Musim Gugur ,
● Fall Baby,
● Herbstkind,
● The Birdwoman’s Palate,


● The Question of Red ,
● Alle Farben Rot,
● Amba Of De Kleur van Rood, dan
● Amba.

Ia juga menulis buku yang bertema kuliner seperti

● The Jakarta Good Food Guide 2001,
● The Jakarta Good Food Guide 2002-2003,
● The Jakarta Good Food Guide 2008-2009, dan
● The Jakarta Good Food Guide 2009-2010.

“Kitab Kawin” dalam dunia sastra

Tema yang diangkat oleh Kitab Kawin ini kuat dan relevan: pemberdayaan perempuan dalam
pernikahan. Buku ini menceritakan kisah perempuan dari berbagai kalangan mulai remaja di
sebuah desa sampai seniman Ibu Kota yang dikhianati oleh pernikahan, kehidupan romansa,
dan laki-laki. Karakter yang disajikan dalam cerita hampir semua perempuan yang cerdas dan
feminis, dan kebanyakan berasal dari kalangan paruh baya dan industri seni. Semua kumpulan
ceritanya ditulis dengan bahasa yang renyah, sesekali terselip humor meski sesungguhnya
kisah-kisah ini mengandung luka besar. Bahasan dalam buku ini sangat komplek khususnya
dalam hal pernikahan. Kasus pernikahan dini yang masih marak juga dipaparkan dalam salah
satu cerita pendek di buku ini. Begitu sedih dan miris nasib para perempuan yang kehilangan
masa belianya dan impian-impiannya karena pernikahan yang terlalu dini tanpa kesiapan apa-
apa. Belum lagi dengan pilihan-pilihan hidup yang makin terbatas seiring bertambahnya usia,
semua itu hanya memperumit kehidupan yang sudah sulit. Setelah membaca buku ini kita bisa
menyimpulkan beberapa hal untuk untuk diri kita sendiri sebagai perempuan, seperti kita
sebagai perempuan memiliki hak untuk memilih apa saja untuk kehidupan kita sendiri.

Dalam novel Kitab Kawin, terlihat bahwa Laksmi Pamuntjak ingin menyampaikan temuannya
dengan bahasa yang unik, dengan perspektif yang ingin dibangunnya agar pembaca akhirnya


dapat menyerap pesan-pesan tersembunyi atau eksplisit tentang perempuan, lawan jenis dan
tentu saja tentang pernikahan. Bagian yang paling menarik dari novel ini adalah ketika
pengarang ingin memperkenalkan isu-isu sosial tentang perkosaan dan perkawinan anak.
Seolah-olah pembaca sedang menonton berita di TV dan kemudian beralih ke film dokumenter
tentang kasusnya, hanya untuk sesaat kemudian menyadari bahwa dia sedang membaca novel.
Hal ini membangkitkan minat terhadap novel-novel karya Laksmi Pamuntjak.

Setelah membaca ini sebagian dari kita bisa jadi merasa lega mampu mengelola pernikahan
atau hubungan personal dengan baik dan aman, sebagian dari kita mungkin akan menghayati
dan tiba-tiba merefleksi diri. Novel ini bisa jadi sulit dicerna karena ada beberapa kalimat yang
menggunakan bahasa sastra tinggi atau bahkan istilah ilmiah.


Daftar Pustaka
Pamuntjak, Laksmai. Kitab Kawin. 2021. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anonim. 2018. Biografi Laksmi Pamuntjak.
https://blog.fasapay.id/biografi-laksmi-pamuntjak/


FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN YANG MENANGIS KEPADA
BULAN HITAM KARYA DIAN PURNOMO

A. Pendahuluan

Kekerasan domestik terhadap perempuan dapat menjelma dalam banyak wujud,
salah satunya adalah pemaksaan perkawinan. Budaya kerap kali dijadikan alasan untuk
membenarkan praktik ini. Di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur, praktik kawin paksa
ini dikenal dengan kawin tangkap. Kerugian dari praktik kawin tangkap ini sering
terdengar dari pihak korban yakni perempuan. Kasus kawin tangkap sering terjadi di
berbagai tempat yang melibatkan kekerasan, hal ini tentu menjadi ketakutan tersendiri
bagi kaum perempuan di Sumba.

Tak jarang kawin tangkap seringkali menjadi perbincangan di antara kaum
perempuan, perempuan muda maupun tua. Topik dari kawin tangkap begitu hangat
sehingga perbincangan tentang kawin tangkap diadaptasi menjadi garis cerita dari
sebuah buku fiksi.

Dian Purnomo, atau perempuan dengan nama kelahiran Dian Yuliasri merupakan
seorang penulis kelahiran tahun 1976 bulan Juli pada tanggal 19 di Salatiga, Jawa
Tengah Indonesia. Dian Purnomo merupakan seorang penulis dari buku “Perempuan
yang Menangis kepada Bulan Hitam”. Buku tersebut lahir dengan tema kawin tangkap
yang diadaptasi dari budaya nyata yang berasal dari daerah Sumba, Nusa Tenggara
Timur. Dian Purnomo memiliki perhatian pada isu-isu sosial, khususnya isu perempuan
dan perlindungan anak. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam adalah buku ke-
9 yang ditulisnya setelah enam tahun vakum. Novel ini merupakan karya yang
dihasilkannya setelah menerima grant Residensi Penulis Indonesia 2019 di Sumba.

B. Ringkasan Buku

Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam adalah buku yang
menggedor dunia sastra Indonesia pada bulan Januari 2021. Buku terbitan Gramedia


Pustaka Utama ini menyajikan kisah dengan genre fiksi dewasa yang berjumlah
sebanyak 320 halaman.

Buku ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Magi Diela yang
merupakan seorang gadis yang tinggal di Sumba. Magi adalah gadis yang pernah
menempuh pendidikan tinggi di pulau Jawa dan mengambil jurusan pertanian.

Sampul buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

Dengan bekal ilmu yang dimiliki pada saat pendidikan di Jawa, ia bercita-cita ingin
memajukan pertanian di desa nya. Akan tetapi, cita-citanya pupus karena adat yang
masih berlaku di desanya, yaitu tradisi Kawin Paksa. Tradisi ini masih berlaku dan masih
dipegang teguh oleh masyarakat dilingkungannya, padahal saat ini zaman sudah
modern. Pada suatu pagi hari, Magi Diela berangkat untuk penyuluhan pertanian
kepada warga desa, ia diculik oleh orang yang dikenal. Penculikan itu membuat dirinya
khawatir akan kawin paksa. Banyak gadis didesanya yang diculik tiba-tiba dengan orang


yang tidak dikenal untuk dikawinkan secara paksa. Biasanya, sebelum para gadis-gadis
diculik. Para penculik ini sudah meminta izin kepada ayah sang gadis dan dengan
kesepakatan dengan pemberian belis atau mahar. Setelah sepakat dengan tawar-
menawar belis dengan sang ayah gadis, barulah penculikan para gadis itu dilaksanakan.

Setelah diculik, di dalam mobil Magi berusaha meminta pertolongan dengan cara
berteriak. Namun, hal yang dilakukannya sia-sia. Di sepanjang perjalanan, Magi Diela
menerka-nerka siapa orang dibalik penculikan dirinya. Ternyata seorang lelaki paruh
baya yang terkenal dengan keegoisannya, yaitu Leba Ali. Leba ali dikenal banyak
mengawinkan para gadis didesanya, ia membeli gadis-gadis dengan belis yang mahal
dan dibayar dengan lunas. Di desanya, pemberian belis bisa dicicil jika itu terlalu mahal
untuk sang laki- laki. Leba Ali adalah lelaki mata keranjang yang sudah mengincar Magi
Dielasejak ia duduk di sekolah dasar.

Magi Diela mempunyai sahabat laki-laki bernama Dangu Toda. Dangu Toda inilah
yang setiap saat menolong Magi Diela disaat butuh. Dangu Toda juga yang membantu
Magi untuk keluar dari desanya dan pergi kekota mencari bantuan. Melalui organisasi
perlindungan perempuan dan anak yaitu Gema Perempuan, Setelah beberapa bulan
Magi Diela tinggal di rumah Aman, hidupnya sepenuhnya digantungkan kepada Gema
Perempuan. Magi Diela dibawa kekampung Soe. Di sana Magi Diela merasa senang
karena bisa berbaur dengan masyarakat di kampung Soe.

Ama bobo jatuh sakit karena memikirkan anaknya yang tidak jadi menikah dan
menanggung malu kepada masyarakat atas penculikan Magi Diela. Magi Diela pun
membuat perjanjian jika ayahnya mau dibawa kerumah sakit dan disuntik ia akan mau
menikah dengan Leba ali. Ama Bobo yang berasal dari desa, tidak begitu yakin dengan
dokter. Setelah menjalani pengobatan. Magi Diela mengabulkan permintaan ayahnya
yaitu kawin dengan Leba Ali. Akhirnya, alangkah bangganya Ama Bobo anaknya dibeli
dengan belis yang mahal dan 17 semuanya dibayar dengan lunas. Banyak hewan yang
dibelis hampir dua puluh ekor banyaknya. Acara adat pun diselenggarakan secara besar-
besaran. Setelah selesai acara adat pernikahan, Magi Diela akan dibawa ke desa
Patakaju yang tak lain adalah desa Leba Ali. Magi Diela akan dibawa kerumah Leba Ali.


Sampai di rumah lebah Ali, Magi Diela merasa tersiksa batinnya. Magi diela meminta izin
kepada Leba Ali selama tujuh hari bahwa malam pertama perkawinannya tidak bisa
melayani Leba Ali karena ia sedang mengalami menstruasi. Leba Ali pun mengiyakan
perkataan Magi Diela dengan berkata bila ia akan menunggu. Mendengar perkataan
Leba Ali Magi Diela menggigit bibirnya dan merasa sangat jijik.

Sebenarnya, Magi Diela tidak sedang menstruasi. Ini adalah Sebagian rencananya
untuk meloloskan diri dari rumah Leba Ali. Ia sudah Menyusun rencana rapi-rapi dengan
mengandalkan bantuan Dangu Toda yaitu sahabat lakilakinya. Leba Ali yang merasa ada
kejanggalan dan menyadari dibohongi oleh Magi Diela, ia memaksa Magi Diela dan
menggigit Pundak Magi Diela sampai Magi Diela Pingsan. Magi Diela segera meloloskan
diri danmelaporkan kejadian ini kepada polisi. Sampai dikantor polisi, Magi Diela
menceritakan semua kejadian dan perbuatan keji yang dilakukan Leba Ali atas dirinya.
Magi Diela pun menjalani tes visum. Setelah menjalani tes visum, polisi segera kerumah
Leba Ali untuk menangkapnya. Leba Ali yang tertidur pulas dan tidak tahu bahwa polisi
sudah mengepung disetiap sudut rumahnya. Leba Ali pun terkejut dan menyerahkan
dirinya ke polisi dengan dagu yang terangkat keatas, dia yakin akan bebas setelah
matahari terbit karena ia banyak mempunyai jaringan orang 18 kuat dan mempunyai
uang yang banyak untuk membebaskan dirinya.

Ternyata, apa yang dipikirkan Leba Ali tidak sesuai dengan ekspetasi. Polisi tidak
tergiur dengan hartanya dan orang-orang yang dianggapnya kuat tidak dapat
menolongnya. Akhirnya, Lebah Ali pun mendekap dipenjara. Magi Diela merasa puas
karena dendamnya selama ini terbalaskan. Sekarang Ama Bobo tidak yakin keinginan itu
tercapai, bekas gigitan ditubuh Magi bertambah dan tidak akan hilang. Bukan hanya
dipergelangan tangan, namun juga di Pundak, lengan, dan payudaranya. Rasa malu yang
Ama Bobo tanggung dulu karena merasa Magi mencoreng kotoran di muka keluarga,
sekarang berganti dengan jadi rasa malu karena tidak bisa menjaga dan melindungi anak
gadisnya kesayangannya. Magi yang terus terngiang dikepalanya dan berkata, “Dua kali
sa lolos dari maut. Tapi leluhur terus kasih sa pung air mata jatuh. Sampai kapan sa dan
perempuan lain di sa pung tanah ini akan terus menangis?”


C. Presensi Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam dalam Mata
Sastra

Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam berhasil menginspirasi
banyak pembacanya akan perlawanan terhadap tradisi kawin tangkap yang dilakukan di
daerah Sumba, Nusa Tenggara Indonesia. Selain mendapatkan refleksi dari membaca
buku, pembaca dari buku ini pun dana menggali informasi dan ilmu baru tentang
perjuangan-perjuangan perempuan dalam melawan praktik-praktik patriarki dan praktik
keji yang serupa. Buku ini berhasil menciptakan kesadaran serta tema feminisme dalam
sejarah buku fiksi Indonesia, terlebih lagi bila pembacanya ialah kaum-kaum perempuan
Indonesia. Dian purnomo berhasil menyajikan kisah apik tentang feminisime yang
berasal dari Sumba yakni daerah lokal Indonesia sendiri. Selain mengenalkan tentang
pentingnya perempuan melalui sebuah buku, Dian Purnomo pun mengenalkan adat dan
budaya Sumba dengan bahasa, kebiasaan, serta tingkah laku masyrakat asli. Buku ini
serasi untuk pembaca yang gemar dengan isu-isu perempuan, gerakan feminisme,
keluarga, dan adat dengan latar tempat lokal.

D. Ulasan Pembaca Terhadap Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan
Hitam

Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam yang bertema kawin
tangkap ini memiliki kisah yang begitu memilukan sehingga membuat pembacanya
merasa terguncang secara emosional. Di dalam cover atau sampul buku, Dian Purnomo
dan penerbit menampilkan tanda trigger warning atau peringatan bahwa isi buku
memiliki isu yang sensitif. Tanda tersebut digunakan untuk mencegah terpicunya
trauma seseorang yang dapat menyebabkan reaksi mental atau fisik, contohnya ialah
pelecehan seksual, pemerkosaan, dan percobaan bunuh diri seperti kisah tokoh utama
dalam buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ini.


Peringatan Trigger Warning dalam sampul buku

Yang menjadi kelebihan dari buku ini selain isu-isu yang diangkat ialah latar
belakang dalam buku ini yang mengambil daerah Sumba, Nusa Tenggara Indonesia. Dian
Purnomo berhasil menciptakan daerah sumba. Ditambah dengan penulisan percakapan
yang yang ditulis dengan bahasa daerah yang membuat kisah dalam buku ini menjadi
lebih terasa kental akan daerah di sana, meskipun menggunakan bahasa Sumba penulis
tidak lupa memberikan arti dalam bahasa indonesia agar pembacanya dapat mengerti
arti ucapan para tokoh di dalam buku. Dian Purnomo pun menyajikan cerita denga
budaya adat di Sumba. Buku ini juga menjelaskan hal-hal yang dilakukan oleh orang-
orang Sumba, salah satunya itu membaca nasib lewat Buku Ayam. Informasi-informasi
baru mengenai budaya Sumba pun dapat menjadi kelebihan tambahan untuk buku ini.
Selain itu, masih banyak sekali penjabaran tentang adat Sumba di buku ini.


Ilustrasi perkampungan dan rumah adat Sumba, uma mbatangu. (Dok. Dian Purnomo)

E. Tentang Pengarang
Terlahir dengan nama Dian Yuliasri di Salatiga tanggal 19 Juli 1976, Dian mulai

menulis dengan serius sejak SMA. Mantan pekerja radio yang dibesarkan oleh grup
Prambors dan FeMale radio ini, telah menulis 9 novel dan antologi cerita pendek.

Dian Purnomo belajar tentang kriminologi khususnya perlindungan anak
membuatnya banyak merenung kembali tentang karya. Mengerjakan isu-isu sosial dari
mulai perempuan dan anak yang dipenjarakan di Puska PA dan Kriminologi UI,
kekerasan berbasis gender di Rutgers WPF Indonesia, pneumonia pada anak, disabilitas
dan anak-anak yang tinggal di panti asuhan ketika di Save the Children, migrasi aman,
kesehatan seksual reproduksi dan lingkungan di OnTrack Media Indonesia membuatnya
banyak belajar dan mengubah tema-tema karyanya.

Foto Dian Purnomo

Setelah vakum menulis selama enam tahun, Dian Purnomo akhirnya menemukan
warna baru tema-tema karyanya. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam
menandai metamorfosanya. Novel yang ditulis setelah mendapatkan grant Residensi
Penulis Indonesia 2019 selama enam minggu tinggal di Sumba tentang kawin tangkap
ini, menandai perjuangannya dalam bentuk novel. Buku-buku lain karangan Dian


Purnomo adalah Kita dan Rindu yang Tak Terjawab, Ketika Ibu Melupakanku, Rahasia
Hati, Angel of Mine, dan karya lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Chealsea. 2022. “Review Novel: Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam”
dalam https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-perempuan-yang-
menangis-kepada-bulan-hitam/. Diakses pada tanggal 20 Desember 2022.

CNN Indonesia. 2020. “Sinopsis Novel: Perempuan yang Menangis kepada Bulan
Hitam dalam https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20201210154200-241-
580575/sinopsis-novel-perempuan-yang-menangis-kepada-bulan-hitam. Diakses pada
tanggal 20 Desember 2022.

Dian Purnomo. 2017. “Goodreads Author: Dian Purnomo” dalam
https://www.goodreads.com/author/show/5768785.Dian_Purnomo. Diakses pada
tanggal 22 Desember 2022.


NOVEL BEDEBAH DI UJUNG TANDUK
Karya: Tere Liye

A. Ringkasan Cerita
Novel Bedebah di Ujung Tanduk ditulis oleh seorang penulis bernama Tere Liye, novel ini
diterbitkan pada tahun 2021 dengan halaman 411 halaman.
Di Negeri Para Bedebah, pencuri, perampok, bagai musang berbulu domba. Di depan, wajah
mereka tersenyum penuh pencitraan. Di belakang penuh tipu-tipu.
Di Negeri di Ujung Tanduk, pencuri, perampok, berkeliaran menjadi penegak hukum. Di
depan, di belakang, mereka tidak malu-malu lagi.
Tapi setidaknya, kawan, dalam situasi apapun, petarung sejati akan terus memilih
kehormatan hidupnya. Bahkan ketika nasib di ujung tanduk. Dia akan terus bertarung habis-
habisan, bersama sahabat sejati. Karena esok, matahari akan terbit sekali lagi. Bersama
harapan.
Novel ini menceritakan tentang petualangan Thomas, Salonga, Junior Bujang atau Babi
Hutan, Ayako, Kiko, Yuki, dan White menghadapi Roh Drukpa XX. Bab satu novel ini yang


berjudul Duel menceritakan tentang pertarungan Thomas melawan Bujang (Babi Hutan).
Thomas adalah seorang konsultan keuangan top, sedangkan Bujang adalah seorang petinju
yang hebat. Awalnya Thomas meminta kepada Rudi (sang ketua Klup Petarung) untuk
melakukan pertarungan tinju dengan petarung dari luar klub tersebut, Thomas merasa bosan
karena terlalu lama menunggu jadwal bertarung, akhirnya ia meminta kepada Rudi untuk
mengundang petarung dari luar. Namun Rudi awalnya menolak dengan alasan takut rahasia
klub tersebut bocor pada orang luar namun Thomas meyakinkan Rudi bahwa lawannya kali ini
bukan orang sembarangan, ia juga memiliki rahasia yang bahkan lebih banyak dari klub
tersebut. Setelah adanya diskusi panjang antar anggota klub tersebut akhirnya Rudi
mengiyakan ide Thomas tersebut, anggota Klub Petarung yang lain pun setuju dengan ide
Thomas tersebut. Untuk dapat menjadi anggota Klub Petarung tersebut tidaklah mudah, kalian
harus mendapatkan undangan khusus minimal dari dua anggota, lantas diverivikasi, diseleksi,
baru dapat bergabung dengan Klub Petarung. Klub tersebut tidak membuka keanggotaan,
anggotanya pun tidak sibuk bilang sana-sini, mereka sangat menjaga rahasia klub. Anggotak
klub tersebut meliputi pengusaha sukses, beberapa ada yang bos atau karyawan perusahaan
multinasional, politisi, aparat, dokter, pesohor, penulis, dan juga guru, guru bisa lolos menjadi
anggota klub tersebut jika dia bisa bertarung dan diundang. Rudi adalah salah satu perwira
tinggi kepolisian, bintang satu di pundak tidak ada yang peduli soal itu. Aturan penting Klub
Petarung tersebut adalah tidak membicarakan pekerjaan. Itu urusan masing-masing anggota
klub. Mereka datang ke klub untuk memukuli samsak, atau memukulul (di pukul) oleh petarung
lain. Besok lusa jika mereka bertemu diluar klub petarung mereka akan pura-pura tidak saling
mengenal, mereka juga tidak akan membahas apa yang baru saja terjadi di klub tersebut. Setiap
dua bulan sekali klub tersebut melakukan acara Pertarungan Elit antar anggota klub.

Pertarungan antara Bujang dan Thomas telah berlangsung, mereka melakukan pertarungan
tiga ronde. Ronde pertama dimenangkan oleh Bujang, ronde kedua pun telah dimenangkan
oleh Bujang. Hingga pada awal ronde ketiga, ketika Thomas ingin membalaskan dendamnya
tiba-tiba Junior (murid Salonga) berteringan dengan keras “SERANGAN DARI JENDELA” anggota
yang berada didalam klub tersebut pun menjadi panic, mereka berlarian kesana dan kemari.
Serangan dari jendela tersebut adalah serangan dari sebuah helicopter yang memiliki senjata


mesin dengan peluru tujuh ratus didalamnya. Salah satu mahakarya dari Rusia. Dinding-dinding
berlubang, smasak berhamburan, ruang ganti hancur lebur, dan juga korban berjatuhan. Darah
segar tergenang dimana-dimana helicopter tersebut terus menembaki klub petarung tersebut.
Bujang, Thomas, Junior, dan juga Salonga telah menyelamatkan diri melalui tangga darurat.
“apa yang terjadi?” Salonga bertanya “serangan” Bujang menjawab “siapa yang menyerang?”
“mungkin salah satu keluarga penguasa Shadow Economy mengirimkan pembunuh bayaran”
mereka berempat langsung menuju parkiran mobil klub petarung yang berada dibawah. Bujang
baru tersadar pembunuh bayaran tersebut tidak menembaki mobil yang dia tempati dengan
Salonga dan juga Junior, pembunuh bayaran tersebut sedang mengincar Thomas. Akhirnya
mereka berempat menaiki mobil yang sama, mereka kabur dari pembunuh bayaran tersebut
namun pembunuh bayaran tersebut tidak tinggal diam mereka langsung mengejar mobil
Thomas beserta teman-temannya. Thomas tidak lupa membawa barang berharganya berupa
satu koper emas yang ia dapat dari transaksi atas pembelian lahan pegunungan milik kerajaan.
Mereka terus dikejar oleh pembunuh bayaran tersebut hinngga akhirnya bujang melemparkan
satu koper emas yang dibawa Thomas, ia merasa didalam koper tersebut terdapat alat pelacak.

Setelah 30 menit melakukan kejar kejaran dengan pembunuh bayaran, akhirnya mobil
Thomas meluncur memasuki sekolah agama berasrma. Setelah berbinjang dengan Po Tuanku
imam dan menjelaskan maksud kedatangan mereka akhirnya mereka dizinkan untuk
beristirahat sebentar ditempat tersebut. Setelah dirasa cukup akhirnya mereka melakukan
perjalanan menuju bandara untuk segera terbang ke Kathmandu Nepal untuk menemui nyonya
Ayako. Mereka menuju Kathmandu atas saran dari Yuki dan Kiko, Yuki dan Kiko berkata kepada
Bujang bahwa nyonya Ayako mengetahui siapa dalang dibalik pembunuh bayaran tersebut.
Sesampainya di bandara Kathmandu, Thomas, Bujang, Junior, dan juga Salonga langsung
menuju ke lobi kedatangan untuk bertemu dengan sekretarisnya. Sekretaris Thomas adalah
wanita muda berusia 20 tahunan, ia mengenakan pakaian turis di Negara tropis, kemeja kasual,
celana panjang, topi lebar kuning. Ia sedang cuti bekerja, ia sedang menikmati liburannnya
namun tiba-tiba Thomas menelfonnya untuk meminta bantuan. Sekretaris Thomas tersebut
bernam Manggie. Ia sudah bekerja dengan Thomas selama 5 tahun. Thomas meminta Manggie
untuk menyiapakan mobil, Manggie pun menuruti apa yang diperintahkan oleh tuannya itu, ia


langsung mencari mobil tersebut lalu ia mendapatkan mobil Jeep Grand Cherokee Trackhawk
edisi terbatas, kecepatan mobil tersebut bisa menyentuh 3320 km/jam dan hanya butuh 2,3
detik mobil itu bisa melesat 100 km/jam. Namun tidak sisangka ternyata Thomas tidak hanya
menyuruh sekretarisnya itu mencari mobil saja, tetapi Thomas juga menyuruh untuk
mencarikan senjata berupa senjata AK-47, pistol, bazooka, dan juga kotak-kotak peluru.

Lima menit kemudian mobil mereka melaju meninggalkan bandara dan melaju melewati
jalan-jalan kota Kathmandu. Mereka akan menemui Ayako, mereka mengetahui lokasi Ayako
dari Yuki dan juga Kiko. Lain hal yang dengan Thomas, Bujang, Junior, dan juga Salonga. Yuki
dan juga Kiko sedang menemui White di HongKong. Mereka sedang tertahan bedai di bandara
HongKong. Setelah satu jam melewati jalanan Kathmandu mereka juga belum ketemu dengan
lokasi dimana Ayako berada. Setelah melewati jalanan kota mereka akhirnya melewati jalan
berlapiskan kerikil. Mereka melewati perkebunan sayur dengan pemandangan lereng bukit.
Setelah melewati perkebunan sayur mereke akhirnya memasuki hutan bamboo, jalanannya
lebih datar dan lurus, rumpu-rumpu di bamboo itu menjulang tinggi, tumbuh dengan jarak
sedemikian rupa, membuat lorong-lorongnya terlihat seperti karya seni. Setelah lima kilometer
akhirnya Jeep mereka tiba di titik yang diinfokan oleh Yuki dan kiko. Ditengah hutan bamboo
tersebut ada sebuah kompleks biara menyambut, di gerbangnya ada dua buah patung singa
besar menghadang. Terlihat gagah, dengan bangunan pagoda empat tingkat di setiap sudutnya.
Persis di tengah kompleks, sebuah stupa besar berbentuk kubah. Dan di atas stupa itu
menjulang menara tinggi. empat sisi menara itu dihiasi lukisan mata berukuran besar, ciri biara
setempat, mata besar itu adalah representasi Buddha.

Jeep tersebut melintasi gerbang. Bujang metapa patung singa yang di pahat sangat detail.
Kompleks biara tersebut lenggang, hanya beberapa biksu muda terlihat. Mengenakan pakaian
khas mereka. Thomas menghentikan mobil di dekat banggunan stupa, tidak jauh dari helicopter
milik Ayako. Ayako mengendari helicopter itu sendiri dari Tokyo ke Kathmandu, helicopter itu
berjenis Sikorsky X2, salah satu prototype helicopter tercepat di dunia, bisa melaju dengan
kecepatan 460 km/jam. Salah satu biksu menyambut kedatangan Thomas, mengangkup dua
telapak tanggannya, membungkuk. Setelah disambut biksu tersebut menyuruh mereka untuk


mengikuti biksu, mereka telah di tunggu nyonya Ayako di ruangan tunggu. Melewati pintu
masuk stupa, disambut lorong panjang dengan lantai baru. Tiang-tiang batu, selang-seling
dengan patung-patung, salah satu patung terbesar adalah patung burung Garuda. Mereka
akhirnya bertemu dengan nyonya Ayako dan berbincang mengenai masalah yang sedang
mereka alami, nyonya Ayako pun paham dengan pembahasan mereka. Thomas meminta maaf
kepada nyonya Ayako karena ia telih membuat kesalahan yang fatal dan ia juga meminta maaf
karena telah melibatkan nyonya Ayako dalam masalah ini. Nyonya ayako pun memakluminya, ia
sudah tau hal ini akan terjadi.

Setelah berbincang dan membahas apa yang akan dilakukan selanjutnya, mereka pun
menaiki helicopter milik nyonya Ayako dan terbang ke Bhutan. Belum sampai mereka
mendarat, mereka sudah dulu diserang oleh para pembuh bayaran yang tadi mengejar Thomas,
mereka menyerang menggunakan V-22 Osprey, benda itu bisa melesat 560 km/jam. Mereka
dikepung oleh tiga V-22 Osprey, helicopter tersebut dikendarai oleh pembunuh bayaran.
Setelah 15 menit dikepung akhirnya Thomas dan yang lainnya bisa meloloskan diri. Namun
pembunuh bayaran tersebut tidak mau kalah begitu saja mereka menyerang lagi melalui jalur
darat dan mengenai helicopter Thomas dan yang lain, akhirnya mereka terjatuh di persawahan
milik warga sekitar.

Setelah terjatuh mereka melakukan pertarungan di kebun milik warga sekitar, setelah
beberapa menit berlalu akhirnya nyonya Ayako, Thomas, Bujang, Junior dan juga Salonga kalah,
mereka dibawa menggunakan kereta kuda untuk menemui Roh Drukpa XX. White, Kiko, dan
Yuki juga kalah melawan pembunuh bayaran tersebut (teratai emas) mereka juga dibawa untuk
menemui Roh Drukpa XX. Setelah melakukan perundingan lebar akhirnya kelompok Ayako dan
juga kelompok Roh Drukpa XX melakukan pertarungan 3 ronde, pertarungan ini adalah hasil
dari janji Roh Drukpa XX dengan Bushi terdahulu. Nyonya ayako mengetahui janji tersebut, lalu
ia membuat keputusan agar melakukan pertaruhan 3 ronde. Sebagai penantang Nyonya Ayako
berhak memilih seperti apa pertaruhannya. Ronde 1 kelompok Nyonya Ayako memilih
pertaruhan menembak antara Roh Drukpa XX dengan Salonga. Ronde pertama mereka sama-


sama kuat. Ronde kedua mereka juga sama kuat. Setelah tiga ronde berakhir, kelompok dari
Nyonya Ayako akhirnya memenangkan pertaruhan ini.

B. Posisi karya tersebut dalam dunia sastra
Novel ini merupakan lanjutan dari novel karya Tere Liye yang sebelumnya yang berjudul
“Negeri Para Bedebah” yang memiliki akan memiliki cerita dari sebuah penggabungan
dua tokoh karakter dari dua buku yang berbeda yaitu, Thomas dari novel yang berjudul
“Negeri Para Bedebah” dan Bujang dari buku berjudul “Si Babi Hutan”. Dimana
penggabungan dua karakter ini ada pada novel yang lain dengan judul “Pulang-Pergi”.

Novel “Bedebah di Ujung Tanduk” mengisahkan sebuah Negara yang berada di ujung
tanduk dengan adanya seorang pencuri, perampok, yang berkeliaran menjadi penegak
hukum. Mereka tidak merasa malu-malu lagi. Di depan, di belakang, mereka tidak
merasa malu. Di depan mereka bagai musang berbulu domba, sedangkan di depan
mereka penuh dengan tipu-tipu.

Novel “Bedebah di Ujung Tanduk” memiliki alur yang maju dari cerita satu ke cerita
yang lainnya. Tokoh utama dalam novel ini adalah Thomas dan juga Bujang, mereka
dibuat oleh penulis seakan akan mereka mempunyai kekuasan, dan kemegahan.

C. Biografi Penulis
Darwis atau yang biasa kita kenal Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979, di kota kecil
Provinsi Sumatera Selatan. Tere Liye merupakan anak dari seorang petani, Tere Liye
merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Tere Liye menghabiskan masa kecilnya
dikampung halamannya. Ia bersekolah dasar di SD Negeri 2 Kikim Timur, Kecamatan
Kikim Timur, lalu melajutkan sekolahnya di SMP Negeri 2 Kikim Timur, lalu bersekolah di
SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah lulus SMA Tere Liye melanjutkan pendidikannya
di Universitar Indonesia (UI), ia menempuh pendidikan di UI dengan jurusan Akuntasi di


Fakultas Ekonomi. Tere Liye menikah dengan Riski Amelia, dari pernikahan tersebut,
mereka di karuniai dua orang anak bernama, Abdullah Pasai dan juga Faizah Azkia.

D. Apa saja karya sastra dari Tere Liye?

1. Novel Tentang Kamu
2. Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
3. Novel Serial Bumi
4. Novel Serial Negeri Para Bedebah
5. Novel Serial Pulang, Pergi, Pulang-Pergi
6. Novel Serial Anak Nusantara atau Anak Mamak
7. Novel Rasa
8. Novel Sesuk
9. Novel Dia Adalah Kakakku
10. Novel Ayahku Bukan Pembohong
11. Novel Kau, aku, dan sepucuk angpau merah
12. Novel Ayahku (bukan) pembohong
13. Novel Hafaln Shalat Delisa
E. Novel Bedebah di Ujung Tanduk di mata Masyarakat
Novel “Bedebah di Ujung Tanduk” sangat cocok dibaca untuk pembaca yang gemar
dengan pertarungan ala laga. Buku ini juga memiliki alur yang cukup sulit hal ini
membuat kita para pembaca sulit untuk untuk berhenti membaca novel tersebut, sekali
kita membaca novel tersebut kita akan langsung penasaran dengan adegan selanjutanya
dalam novel tersebut. Novel ini juga mengangkat tema yang cukup berat yaitu tema
ekonomi dan juga tema politik, namun Tere Liye sang penulis mampu membungkus
novel ini dengan bahasa yang sederhana sehingga kita para pembaca dapat memahami
apa maksud inti cerita di dalam novel ini. Novel Tere Liye yang satu ini juga terdapat
pesan moral yang mendalam yaitu kita sebagai pembaca harus menghargai
kesetiakawanan dan juga kejujuran. Meskipun tema yang diangkat dan juga alur cerita
yang serius dan menegangkan novel ini tetap menyelipkan cerita-cerita lucu atau receh


di dalam ceritanya meskipun dalam keadaan yang sedang genting. Buku ini sebenarnya
agak kurang membingungkan dimata masyarakat, pasalnya tokoh utama di dalam novel
ini Thomas dan juga Bujang tidak terlalu ditonjolkan di dalam novel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Liye, Tere. 2021. Diana Hayati dan Indra Bayu. Depok, Jawa Barat : PT. Sablak Grip
Nusantara.
Umam, Emka. 2022. Biografi Tere Liye, Penulis Serba Bisa Indonesia

https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-tere-liye/
Chelsea. 2021. Review Novel Bedebah di Ujung Tanduk Karya Tere Liye

https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-bedebah-di-ujung-tanduk/
Talitha, Tasya. 2022. Rekomendasi Novel Tere Liye Terbaik

https://www.gramedia.com/best-seller/rekomendasi-novel-tere-liye/


ANTOLOGI PUISI
ANTARA SENJA dan SURYA

Judul Buku : Antara Senja dan surya

Penulis : S.A Octavia

Yugi Agustian

Sri Rahayu Pamungkas

Cetakan : Pertama, Juni 2021

Penerbit : Grub penerbitan CV BUDI UTAMA

ISBN : 978-623-02-30688-4

Tebal : 98 halaman

Romance yang kompleks


Dalam kehidupan remaja saat ini mungkin sesuatu yang berbau romance telah
menjadi sesuatu yang melekat pada kehidupan setiap remaja. Namun tidak bisa dipungkiri
bahwa dari segala hal indah tentang romance tak akan lekang dari yang namanya kecewa,
penghianatan, perselingkuhan, dll. Dalam buku antologi puisi ini pembaca akan disuguhkan
oleh semua aspek itu, mulai dari hal cinta, rindu, penantian, pengharapan, kecewa,
penghianatan, dll.

Antara Senja dan Surya merupakan buku antologi puisi yang berisi 82 puisi pendek
yang berisi tentang semua rasa soal cinta mulai dari pertemuan hingga perpisahan. Buku ini
memiliki cover bulan merah yang memancarkan cahaya senja yang memantul pada air laut
dimana cover ini menurut saya memiliki makna, sesuatu yang indah namun cepat usai.

Pada saat pertama kali membuka buku ini kita akan disuguhkan oleh puisi tentang
pengharapan yang berjudul Pengharapan.

Pengharapan
Yugi Agustian
Tanganku seperti ombak
Meraba Tubuhmu
Di pantai
Namun yang kudapat hanya pasir

Lalu engkau dimana?
Padahal
Telah kutempuh ribuan badai
Juga laut pasang

Tak mungkin
Kau tinggal cerita


2011
Puisi tersebut bercerita tentang bagaimana seorang yang selalu berharap cintanya
akan diterima namun penerimaan itu tak kunjung dating. Setelah puisi ini kita akan dibawa
menyelam lebih dalam lagi dengan 81 puisi berikutnya. Pada saat kita mengarungi buku ini
kita akan dibawa pada suasana hati yang campur aduk, dalam buku ini kita juga akan
menemukan puisi berjudul Antara Senja dan Surya yang menjadi puisi utama dalam buku
ini.
Antara Senja dan Surya
Sri Rahayu Pamungkas

Merindu di setiap senja
Jatuh cinta pada jingga
Pada angin yang membawa malam
Pada damai yang memeluk tenang
Tapi hati selalu terusik
Ahhhh… serakah diri ini
Senja ingin kudekap
Namun surya enggan kulepas
2021
Puisi yang menjadi sorotan pada cover buku ini bercerita tentang seseorang yang
sudah terlalu terlena dengan keindahan cinta yang ditaruhnya pada dua hati tapi dia selalu
dihantui pikiran bimbang untuk memilih yang mana namun dia juga enggan melepas
keduanya.
Setelah kita diajak untuk mengarungi lautan puisi ini, kita akan menemukan puisi
pungkasan dari buku ini yang terletak pada cover belakangnya yang berjudul Menunggu
Nyenyak Tidurmu.


Menunggu Nyenyak Tidurmu
Yugi Agustian

Aku melukis rembulan
Dengan warna merah kesukaan
Gemersik daun-daun turut mencoreti
Atau sekedar menunjukan perasaan yang sama

Hatiku tak tidur
Untuk mendulang bintang di kejauhan
Agar penuh seluruh ranjang
Sebelum matamu terpejam dijemput ajakan Tuhan
2021
Sungguh kita tak akan menyangka dari semua suguhan puisi-puisi sebelumnya yang
membuat perasaan campur aduk kita akan dilehatkan dari semua itu dengan suguhan
terakhir puisi tentang kesetiaan ini, puisi ini bercerita tentang kesetiaan seseorang kepada
kekasihnya hingga ajal menjemput.
Kacau yang dipungkasi lega
Awal yang membuat saya tertarik pada buku ini adalah cover buku ini yang saya nilai
sangat unik dan memberi kesan penasaran, bulan merah yang bisa memancarkan sinar senja
pada lautan memberikan kesan unik dan elegan. Judul buku ini jugalah yang membuat saya
tertarik pada buku ini, Antara Senja dan Surya, seperti yang kita ketahui bahwa surya dan
senja ini merupakan satu kesatuan, namun dalam judul ini seolah surya dan senja memiliki
eksistensinya masing-masing ditambah dengan senja bulan merahnya.
Seperti yang pertama kali kita bayangkan tentang apa isi buku ini dari judul buku ini
yaitu buku ini berisi tentang hal romance, namun romance dalam buku ini bisa terbilang


cukup kompleks karena dalam buku ini juga berisi tentang berbagai perasaan hati, sudut
pandang cinta dari sisi laki-laki, dan juga sudut pandang cinta dari sisi perempuan.

Pertama kali membaca kumpulan puisi ini kita akan dibawa pada suasana hati yang
tegang namun tenang, lalu kita akan dipatahkan pada suasana sedih dan kecewa, lalu kita
akan dipatahkan lagi pada suasana hati yang nyaman dan tenang, lalu kita akan dipatahkan
lagi pada suasana hati yang bimbang namun kita akan ditenangkan pada puisi-puisi
berikutnya, dan kita wisata puisi kita akan ditutup oleh perasaan yang kita dambakan
selama ini tentang cinta yaitu kesetiaan.

Menarik nya lagi kita akan menemukan segala respon yang berbeda pada setiap
pembaca yang disebabkan alur puisi-puisi dalam buku ini yang sangat sulit ditebak. Entah
kita akan merasakan nyaman, takut, bahagia, sedih, kecewa, atau bimbang dalam hal
percintaan yang sedang kita jalani saat ini.

Panggung eksis yang belum digenggamnya

Dari sudut pandang saya dalam dunia sastra untuk buku ini adalah, buku ini layak
dalam dunia sastra namun sayang tidak bisa dipungkiri bahwa buku ini memang kurang
populer diantara buku-buku antologi puisi lainnya yang sudah terkenal seperti buku antologi
puisi JokPin atau W.S Rendra. Mengingat dampak sosiologi pada buku ini yang sepenuhnya
akan menjadi milik pembaca membuat buku ini cukup layak bersaing dalam dunia sastra.
Puisi-puisi dalam buku ini juga tak kalah bagus dari puisi-puisi romance yang sudah terkenal,
pemilihan diksi, penggunaan sajak, dan anologi dalam puisi-puisi didalam buku ini sudah
terbilang sangat menarik untuk dibaca.

Tentang Penulis

1. Dr. Shilphy A. Octavia, M.Pd


Wanita yang lahir di Ciamis pada tanggal 4 Oktober 1979 ini sering di panggil Bu Ivie
atau Vie, Vie hobi menulis, menghayal untuk menjadi bahan tulisan dan jalan-jalan entah
kemana dengan tujuan mencari inspirasi.

Bu Ivie saat ini tinggal di Ciamis, beliau bekerja di Kementrian Agama Ciamis sebagi
ASN. Bu Ivie dan suami dikaruniai 2 anak (perempuan dan laki-laki). Keseharian Bu Ivie diluar
mengurus keluarga dan bekerja ialah membuat konten youtube tentang Pendidikan,
menulis buku Pendidikan dan sastra. Selain menulis puisi Bu Ivie juga suka menulis novel.

Bu Ivie menempuh Pendidikan SD sampai SMA di Ciamis dan beliau melanjutkan S1
nya di UAD Yogyakarta jurusan BK, S2 di Unigal Ciamis jurusan Administrasi Pendidikan, dan
S3 di UNINUS Bandung jurusan Manajemen Pendidikan.

Bu Ivie memiliki motto “Jalani, Nikmati, Syukuri maka kebahagiaan itu akan dating”
2. Yugi Agustian

Yugi Agustian atau kerap dipanggil Gie adalah penulis kelahiran
Tasikmalaya, 31 Agustus 1977. Gie adalah Alumni S1 Pendidikan Bahasa Inggris di
Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Gie merupakan seorang pengajar di salah satu
MTS Swasta di Kabupaten Ciamis.

Gie memiliki hobi bermain musik, seni ukir kulit, melukis, dan juga
menulis.
3. Sri Rahayu Pamungkas Gaswara


Sri Rahayu Pamungkas Gaswara atau akrab dipanggil Ambu ini lahir pada
tanggal 12 November 1982. Ambu berprofesi sebagai guru bahasa Sunda di MTS
Al Fadliliyah Darussalam Ciamis. Ambu menempuh Pendidikan SD sampai SMA di
Ciamis dan melanjutkan S1 di UPI Bandung jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Daerah, kemudian menamatkan S2 di UNINUS Bandung jurusan Manajemen
Pendidikan.

Dilahirkan sebagai anak bungsu dari sebelas bersaudara menjadikan
sebuah anugerah untuk Ambu sebagai seorang penulis. Dibesarkan dalam
keanekaragaman dan perbedaan yang luas dan pengelihatan dari aspek mana
saja menjadikan Ambu memiliki bakat sebagai seorang penulis.

Menulis sudah menjadi hobi nya, hobi ambu tak hanya sekedar menulis,
Ambu juga memiliki hobi traveling, naik gunung, makan, baca novel, dan
menonton drakor.

Bagi Ambu setiap perjalanan yang ditempuh adalah pembelajaran yang
berharga.

Karya Sastra Penulis

● Novel: Melati ‘Catatan Katak Tuli’ (2020) karya S.A Octavia


Click to View FlipBook Version