Daftar Pustaka
S.A Octavia, Y. A. (2021). Antologi Puisi Antara Senja dan Surya. In Y. A. S.A Octavia, Antologi Puisi
Antara Senja dan Surya (pp. 95-98). Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Si Putih Karya Tere Liye (2021)
Gambar 1 : Novel Si Putih
A. Ringkasan Novel Si Putih
Novel ini sendiri merupakan buku ke-10 dari serial bumi. Novel ini sendiri berbeda dari serial-
serial sebelumnya yang menceritakan tentang perjalanan 3 sekawan Raib, Seli, Ali di dunia
pararel. Novel ini berbecerita tentang masa lalu kucing bernama si putih yang menjadi hewan
kesayangan karakter utama pada novel serial bumi bernama Raib. Cerita dimulailah perkenalan
karakter kucing bernama Si Putih yang disebut sebagai bukan hewan biasa. Sebenarnya ia
adalah hewan kuno yang lahir di peradaban panjang klan Polaris.
Pada dasarnya di dalam klan Polaris terdapat banyak makhluk hidup dengan berbagai
keunikannya. Bahkan beberapa penduduknya memiliki kemampuan untuk memahami dan
berkomunikasi dengan para hewan. Sayangnya kemampuan tersebut semakin berkurang
karena penduduk Polaris mulai tergoda untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hanya sedikit kode genetik yang memiliki kemampuan berbicara dengan hewan yang masih
tersisa.
Selanjutnya ada pula tokoh N-ou yang merupakan salah satu anak dari klan Polaris yang tidak
lolos seleksi saat pemeriksaan pada portal khusus untuk ke klan Polaris bagian kedua. Hal ini
dikarenakan ditemukan virus pada tubuhnya dan sudah menjadi pandemi saat itu. Setelah
ditemukannya virus pada tubuh N-ou maka ia harus kembali ke tempat tinggal asalnya yaitu
kota E-um. Sayangnya kota tersebut sudah hancur berantakan dan tidak ada yang tersisa sama
sekali akibat pandemi virus tersebut. N-ou akhirnya tinggal di sebuah gedung yang sangat
berantakan. di gedung itulah ia pertama kali bertemu dengan seekor kucing yang bernama Si
Putih. Sang kucing membantu N-ou dengan memberinya makan, menyelimutinya serta
memberikan air.
Pada saat itu kondisinya memang sedang tidak baik sehingga perlu perawatan secara khusus.
karena bantuan dari si putih pada akhirnya ia berhasil sembuh dan bisa beraktivitas seperti
biasa. Setelah berhasil sembuh dan memulai beraktivitas kembali ia memiliki tujuan untuk bisa
menemui kedua orang tuanya yang terpisah pada saat pemeriksaan di portal. Ia bersama si
putih mencari berbagai cara untuk bisa menerobos dinding yang kuat tersebut. Namun, hingga
5 tahun Setelah itu mereka sama sekali tidak bisa menembus dinding pemisah yang dimaksud.
Mereka akhirnya melakukan penjelajahan untuk mempelajari klan Polaris agar bisa menembus
dinding tersebut.
Petualangan terus berlangsung dengan melewati hutan hingga akhirnya mereka menemukan
rumah tua yang cukup kecil. dalam rumah tersebut tinggallah seorang kakek tua seorang diri
yang sangat banyak bicara. Kakek tua tersebut bernama B-Rham atau dipanggil dengan sebutan
Pak Tua. Mereka menyelamatkan kakek tua tersebut pada saat terjadi masalah. Setelah itu,
mereka bertiga melanjutkan petualangan dan penjelajahan yang cukup menyenangkan.
Pada saat berpetualang mereka pun bertemu dengan banyak hal menarik salah satunya ialah
orang-orang dari suku petani yang tempat tinggalnya jauh dari mana-mana. Mereka juga masih
menggunakan peralatan tradisional untuk melakukan aktivitasnya. Diceritakan bahwa suku
petani pertama juga mengalami masalah akibat pandemi yang terjadi. Menariknya banyak
catatan sejarah yang tersimpan rapi di sana termasuk mengenai pandemi yang pernah dialami.
Hal ini membuat Pak Tua sangat merasa karena terdapat catatan penting tentang peradaban di
sana. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan hingga ke kota Maghrib dan tak sengaja
bertemu dengan teman N-ou, Bibi Gill yang sedang menyamar menjadi perempuan berusia 40
tahun.
Di sisi lain petualangan mereka juga cukup menyeramkan karena sampai harus bertarung
dengan para pengendali hewan. N-ou diharuskan menjalankan sebuah misi penyelamatan
untuk temannya yang ditawan oleh penguasa bernama Raja Gunung Timur. Diceritakan bahwa
dia adalah raja yang semena-mena kepada rakyatnya. Tapi sayangnya dia adalah pengendali
hewan yang sangat kuat. Dia memiliki naga putih yang patuh pada perintahnya.
Pada akhirnya, N-ou pun harus bertarung dengan Raja Gunung Timur demi membela keadilan
bagi para penduduk yang tertindas. Di situasi terdesak, Nou pada akhirnya berhasil
mengeluarkan potensi terbaik milik Si Putih karena menghadapi situasi tersebut. Hal ini bahkan
dapat menaikkan bonding hingga level 8 yang mana selevel dengan bonding milik Raja dan
naganya. Namun Si Putih akhirnya sekarat karena bonding tiba-tiba terputus pada saat terkena
serangan raja. Karena hal ini si putih kemudian berubah kembali menjadi kucing biasa yang
tidak memiliki kekuatan seperti sebelumnya.
Di saat Si Putih sekarat, N-ou justru terjebak di kota sisi barat karena terpisah dinding
transparan yang terbentuk dari suara yang diciptakan hewan peliharaannya. Pada akhirnya
mereka benar-benar terpisah kembali dan tidak bisa bertemu. Hal ini bahkan menjadi akhir
perjalanan dan pertarungan dalam novel ini. Sedangkan kalnjutan ceritanya di ceritakan di
novel berikutnya yang berjudul Bibi Gill.
B. Biografi Penulis
Gambar 2 : Darwis (Tere Liye)
Tere Liye memiliki nama asli Darwis. Dia lahir di sebuah kota kecil di Provinsi Sumatera Selatan,
tepatnya di Kota Lahat pada tanggal 29 Mei 1979. Di adalah putra ke enam dari tujuh
bersaudara dan berasal dari keluarga petani. Meskipun begitu, orang tua Tere Liye mendidik
dan membesarkan anaknya sehingga tumbuh sebagai pribadi yang pintar dan cerdas.
Tere Liye banyak menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya. Semasa menginjak usia
masuk sekolah, Tere Liye mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Kikim Timur,
Kecamatan Kikim Timur. Kemudian, Tere Liye melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat
menengah di SMP Negeri 2 Kikim yang juga terletak di wilayah Kabupaten Lahat. Setelah mulai
menginjak usia Sekolah Menengah Atas, Tere Liye mulai keluar dari kampung halamannya
untuk meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Selanjutnya, Tere Liye memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi.
Pada akhirnya dia secara resmi diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Indonesia (UI)
Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi. Setelah lulus, Tere Liye awalnya bekerja sebagai
seorang akuntan di sebuah perusahan sebelum akhirnya beralih profesi menjadi seorang
penulis.
Tere Liye adalah sosok penulis yang tidak ingin orang-orang tau siapa sosok aslinya. Tere Liye
lebih senang jika ia dikenal melalui karya-karyanya. Dia merupakan seseorang yang tidak
pernah mengumbar kehidupan pribadinya di media sosial. Selain itu, Tere Liye adalah sosok
yang sederhana. Tere Liye sering kali terlihat mengenakan pakaian santai hingga non formal
pada saat mendatangi berbagai acaranya. Terlebih lagi di juga bisanya akan menolak setiap
ajakan foto yang ditujukan kepadanya.
Yang terakhir, Terkait kehidupan pribadi seorang Tere Liye, publik hanya bisa mengetahui
informasi secara terbatas. Tere Liye diketahui menikahi seorang perempuan cantik yang
bernama Riski Amelia dan Dari pernikahan tersebut, Darwis telah dikaruniai dua orang anak
yang masing-masing diberi nama Abdullah Pasai dan Faizah Azkia.
C. Si Putih dalam dunia sastra
Sama seperti novel serial bumi karya Tere Liye yang lainnya. Novel Si Putih juga mengangkat
tema yang sangat jarang hadir di dunia sastra Indonesia. Novel Si Putih mengangkat tema fiksi
ilmiah, lebih tepatnya novel ini mengusung tema tentang dunia pararel. Terlebih lagi novel ini
juga memiliki karakter utama yang sangat lain dari novel-novel yang telah ada di Indonesia.
Biasanya karakter utama dalam sebuah novel ialah seorang lelaki atau perempuan, namun pada
novel ini yang menjadi karakter utama adalah seekor kucing. Tentu ini membawa angin segar
pada dunia sastra di Indonesia.
Novel ini juga memiliki konflik awal yang sama seperti yang sedang terjadi di dunia pada saat
novel ini diterbitkan, yaitu pandemi. Dalam cerita awalnya, planet yang menjadi latar novel ini
memiliki virus yang sangat mematikan dan merenggut banyak nyawa. Hal ini bersama dengan
bumi yang sedang mengalami pandemi Covid-19 pada saat itu sehingga para pembaca seakan
merasakan apa yang tokoh dalam novel itu rasakan.
Lalu dilihat dari sisi cover buku. Novel ini memiliki cover yang sangat menarik dan khas seperti
novel-novel serial bumi lainnya. Dilihat dari cover novel Si Putih, tampak ilustrasi seekor kucing
dan naga–yang mana di dalam novel ini akan diceritakan pula pertarungan antara Si Putih dan
naga. Dengan kata lain, apabila ditelaah lebih jauh dan mendetail, cover-nya pun
memvisualisasikan petualangan dalam novel ini.
Dari segi konflik, novel ini juga mengangkat konflik yang sangat menarik. Yaitu pandemi dan
juga perebutan kekuasaan. Kekuasaan yang diperebutkan berada di tangan para pemegang
kekuatan sehingga mengakibatkan banyak manusia yang mati. Hal ini memiliki satu tujuan,
yakni dengan harapan dapat menguasai dan mengendalikan klan Polaris, bahkan dunia paralel
sekalipun.
D. Karya sastra Tere Liye yang lain
● Hujan (2016)
● Tentang kamu (2016)
● Rindu (2014)
● Sesuk (2022)
● Negeri Para Bedebah (2014)
● Rasa (2022)
● Janji (2021)
● Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010)
● Bedebah di Ujung Tanduk (2021)
● Negeri di Ujung Tanduk (2013)
● Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2006)
● Ayahku (bukan) Pembohong (2011)
● Kau Adalah Kakakku (2011)
● Hafalan Shalat Delisa (2005)
● Serial Anak Mamak
● Serial Bumi
● Serial Pulang-Pergi
● Dst.....
E. Novel Si Putih di mata masyarakat
Para penggemar Serial Bumi Tere Liye pasti sudah menunggu-nunggu novel yang satu ini. Hal ini
dikarenakan novel ini yang akan mengungkapkan masa lalu dari hewan kesayangan karakter
utama pada serial bumi (Raib) yaitu Si Putih. Selain itu banyaknya karakter-karakter baru juga
cerita tentang klan yang belum disebut di novel-novel sebelumnya juga membuat novel ini
dinanti oleh para pembaca.
Menurut para pembaca, novel ini mengungkap banyak pertanyaan akan tetapi juga membuat
pernyataan baru. Pembawaan cerita baik, klimaks cerita membuatku merinding berkali-kali.
Character development nya bagus, juga menjadi nilai plus novel ini di mata masyarakat.
Pemikiran pembaca seolah " Kok bisa ya imajinasi manusia se liar ini? "
Selain itu cerita awal novel ini yang mengangkat tema pandemi juga menjadi nilai tambah untuk
novel 1 ini. Cerita awal yang mengisahkan tokoh N-ou yang terjebak di sebuah pandemi seakan
realet dengan kehidupan masyarakat yang sedang diguncang pandemi Covid-19. Hal ini
membuat pembaca seolah memiliki masih yang sama dengan tokoh N-ou yang sedang terjebak
dalam pandemi.
Daftar Pustaka
Anonim. 2022. Sinopsis Novel Si Putih Karya Tere Liye Lengkap Dan Resensi
https://passinggrade.co.id/sinopsis-novel-si-putih/
Umam, Emka. 2022. Biografi Tere Liye, Penulis Serba Bisa Indonesia
https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-tere-liye/
Talitha, Tasya. 2021. Review Novel Si Putih karya Tere Liye: Buku Kesembilan dari Serial Bumi
https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-si-putih-karya-tere-liye/amp/
FENOMENA KERUSAKAN ALAM DALAM BUKU “SUMUR”
A. Pendahuluan
Fenomena krisis iklim yang menyebabkan kekeringan seringkali menjadi
fenomena yang biasa di Indonesia. Banyak sekali tragedi yang disebabkan oleh
kekeringan seperti memperebutkan Sumber Daya Alam termasuk sumber mata air
salah satunya. Fenomena tersebut dapat terjadi di mana pun, seperti di desa
maupun di kota. Tak jarang orang-orang desa memutuskan untuk mencari nafkah di
kota atau sebaliknya sehingga mereka lupa akan tempat tinggal asli atau alam
kampung mereka. Fenomena tersebut menginsipirasi penulis Eka Kurniawan
sehingga buku yang berjudul Sumur lahir. Buku yang bercerita tentang sebuah
kampung yang dilanda kekeringan berkepanjangan. Buku ini menjadi karya
terpendek peraih nominasi Man Booker International Prize 2016 dan peraih Prince
Claus Laureate 2018 itu.
Buku Sumur karya Eka Kurniawan mampu mengajak pembaca untuk
menyelami cerita dan menebak-nebak alur ceritanya. Latarnya yang merupakan
cerita tradisional klasik yang terjadi di masa lampau sangat khas dengan
berbagai problematika yang terjadi di Indonesia kala itu, seperti kekeringan dan
krisis iklim yang telah dipaparkan dalam paragraf sebelumnya. Sumur adalah jenis
karya fiksi Eka Kurniawan yang lain, meskipun buku ini tergolong fiksi,
penggambaran dalam buku ini sangatlah mendetail dan dilengkapi dengan
ilustrasi sederhana pada beberapa bagian cerita. Buku ini dapat membuat pembaca
mengimajinasikan latar cerita dengan cukup baik.
A. Ringkasan Buku
Buku ini merupakan karya terbaru dari Eka Kurniawan, penulis
legendaris Indonesia. Karya ini ternilai unik sebab tergolong hasil karya fiksi yang
sangat pendek jika dibandingkan dengan karya fiksi yang Eka Kurniawan yang
lainnya. Buku Sumur memiliki cara menarik Eka Kurniawan untuk menceritakan
tentang kerusakan alam. Cerita pendek yang berjumlah 48 halaman ini terbit pada
tahun 2021 oleh Gramedia Pustaka Utama. Cerita pendek ini juga pertama kali terbit
dalam bahasa Inggris di antologi Tales of Two Planets dengan judul “The Well” yang
diterbitkan oleh Penguin Books.
Sampul dari buku Sumur
Latar buku Sumur yang merupakan cerita tradisional klasik yang terjadi di
masa lampau sangat khas dengan berbagai problematika yang terjadi di Indonesia
kala itu, meskipun jenis karyanya sendiri adalah fiksi. Penggambaran yang
diberikan juga sangatlah mendetail dan dilengkapi dengan ilustrasi sederhana pada
beberapa bagian cerita.
Buku ini bercerita mengenai perjalanan hidup dan cinta dari Toyib dan
Siti, dua manusia yang tinggal di sebuah kampung di suatu wilayah di
Indonesia. Pada buku ini, ditampilkan berbagai permasalahan mulai dari masalah
ekonomi, masalah percintaan, hingga perubahan iklim dan dampak yang ia berikan
bagi alam sekitar, bahkan bagi kehidupan sosial manusia. Perubahan musim inilah
yang menjadi awal mula dari semua problematika yang ada di dalam cerita. Seperti
pada kebanyakan kasus di Indonesia, kerusakan iklim dapat diakibatkan oleh
perubahan musim dan perbuatan manusia sendiri. Dalam buku ini, kasus yang terjadi
adalah kekeringan yang disebabkan oleh kemarau yang berkepanjangan. Tentu
saja di daerah perkampungan yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani dan peternak, hal tersebut ada masalah yang sangat krusial. Sejak
kekeringan melanda, tentu sumber mata air yang masih berfungsi pun berkurang
jumlahnya. Sumur di dalam cerita menjadi satu-satunya sumber air di desa mereka,
sekaligus menjadi sumber masalah dalam cerita.
Emosi yang tak terkendali menyebabkan 2 orang laki-laki di desa itu saling
adu kekuatan, yang tak lain dan tak bukan adalah ayah Toyib dan ayah Siti. Naasnya,
ayah Siti meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Lalu, ayah Toyib keluar dari bui.
Berkat masalah tersebut, Toyib dan Siti kecil harus merasakan patah hati di usia dini.
Bukannya tak ingin, tetapi keadaan yang memaksa mereka untuk mengubur
dalam-dalam perasaan yang bahkan saat itu belum mereka pahami betul jenisnya
apa. Keduanya menjadi acuh dan enggan bahkan hanya untuk saling bertegur
sapa. Setelahnya, keduanya pun menjalani hidupnya masing-masing selama
beberapa tahun. Siti pergi merantau ke kota, sedangkan Toyib berusaha bertahan
di desa kecil mereka dengan segala keterbatasan yang ada.
Ia pun akhirnya menikah setelah beberapa waktu karena dijodohkan oleh
ibunya. Bukannya tak pernah, Toyib berencana menemui Siti sekali bersama
dengan ayahnya yang berencana bekerja di kota. Sayangnya, ayah Toyib justru
meninggal dalam perjalanan karena terseret arus sungai yang mereka lewati.
Dari sini, penulis menceritakan salah satu fenomena yang tak jarang
terjadi di Indonesia, yakni urbanisasi, atau perpindahan masyarakat dari desa ke
kota maupun seblaiknya. Pada umumnya, urbanisasi dilakukan untuk mencari
lapangan pekerjaan, dan begitu pula yang dialami oleh beberapa pemuda di dalam
cerita, tak terkecuali Siti. Bedanya, Siti pada akhirnya pulang ke desa setelah
beberapa tahun karena sang suami yang ia nikahi di kota, menjadi lumpuh dan
tidak bisa menafkahi dirinya lagi.
Sayangnya, kepulangan Siti ke desa bukannya menjadi hal baik bagi
Toyib maupun Siti. Pertemuan Toyib dan Siti kembali setelah beberapa tahun justru
memunculkan rasa yang telah mereka miliki sejak lama, yang awalnya sama-sama
dipendam untuk beberapa waktu. Bedanya, saat ini keduanya telah memiliki
pasangan hidup masing-masing secara sah. Dalam masa-masa ini pun, sumur
tersebut tetap berperan penting bagi keduanya. Karena menjadi satu-satunya
mata air yang tersisa, tentu Toyib dan Siti akan bertemu di sumur tersebut, bahkan
pertemuan keduanya seolah telah direncanakan agar dapat bertemu di waktu
yang sama; waktu subuh, ketika belum ada orang lain di sumur tersebut.
Meskipun mereka telah memilih waktu dimana masyarakat setempat jarang
berada di sumur, bukan berarti tidak ada sama sekali, sehingga cepat atau lambat
perbuatan mereka ini diketahui oleh penduduk disana. Meskipun demikian,
penduduk tidak berkomentar apapun mengenai hal tersebut, mengingat
keduanya memiliki sejarah panjang di desa itu. Bahkan ketika sumur telah
mengering, dua manusia itu tidak berhenti untuk mengunjunginya di waktu yang
sama. Naasnya, hal tersebut justru menyebabkan bencana bagi keduanya yang
menjadi penutup dalam buku ini.
"Kau tahu," kata Toyib. Ia tak bisa menahannya lebih lama lagi.
"Aku mencintaimu."
"Aku juga, dari dulu," kata Siti.
B. Ulasan Pembaca dari Buku Sumur
Melalui untaian kata-kata yang Eka sajikan, ia dapat membawa kita larut
dalam alur ceritanya yang cukup menguras emosi. Ia bercerita seolah-olah kematian
adalah hal yang biasa dan lumrah, tidak perlu dihujani dengan luapan emosi.
Buku Sumur dibungkus dengan apik dan nyentrik khas Eka, yang mampu
memberikan beragam kesan bagi pembacanya.
Sumur dapat menyajikan kebulatan tema dan alur yang tegas dengan
suasana serta penulisan yang menarik. Interpretasi dari judul buku ini, kebanyakan
dari garis cerita cerita ini hanya berpusat di Sumur, namun tidak mengurangi
keistimewaaan dari cerita pendek ini.
Kelebihan dari buku ini ialah ilustrasi yang terselip dalam buku sangat apik
dan menggambarkan kejadian cerita. Ilustrasi-ilustrasi singkat dalam buku ini
mendukung pembaca untuk merasakan emosi dari Toyib dan Siti. Ilustrasi tersebut
dapat menjadi nilai tambah dalam buku. Tak hanya itu, seperti buku-buku Eka
Kurniawan yang lain, penulisan kata-kata dalam cerita ini memiiki khas yang
sederhana namun nyentrik dan lugas. Saat penggambaran cerita yang penuh
kepedihan, Eka Kurniawan dengan penulisan khasnya selalu menemukan kata yang
mendayu-dayu untuk mendukung keseluruhan cerita.
Kelebihan lain dari buku ini adalah penggambaran bagaimana perubahan
kondisi alam sehingga dapat berdampak pada psikis dan mental manusia. Kemudian,
buku ini dapat menjelaskan bagaimana hubungan antarmanusia, cinta, persaudaraan
dan pertemanan. Di mana hal tersebut daopat berubah ketika kekeringan yang
melanda sebuah desa. Setelahnya,cinta yang ada telah tersapu kemarau
berkepanjangan dan tak pernah kembali lagi.
C. Buku Sumur dalam Dunia Sastra Indonesia
Sumur karya Eka Kurniawan pertama kali diterbitkan dalam format bahasa
Inggris, dengan judul "The Well" dalam antologi "Tales of Two Planets". Diterbitkan
oleh Penguin Books pada 2020 lalu. Lalu, format bahasa Indonesia diterbitkan
setelahnya oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2021. Buku ini menyajikan
cerita yang unik untuk dunia sastra, dapat dilihat dari antusiasme saat buku ini dirilis
cetak yang menghabiskan 3000 eksemplar lebih.
D. Tentang Penulis
Foto Eka Kurniawan
Eka Kurniawan, seorang penulis sekaligus desainer grafis. Menyelesaikan
studi dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Karyanya yang
sudah terbit adalah empat novel: Cantik itu Luka (2002), Lelaki Harimau (2004),
Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), dan O (2016); empat kumpulan
cerita pendek: Corat-coret di Toilet (2000), Gelak Sedih (2005), Cinta Tak Ada Mati
(2005), dan Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
(2015); serta satu karya non fiksi: Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme
Sosialis (1999).
DAFTAR PUSTAKA
Bakdiyatul Mukarromah. 2022. “Sumur: Sebuah Cerita dalam Perspektif
Aksiologi”. SASDAYA Gadjah Mada Journal of Humanities 05, no.2: 137.
Eka Kurniawan. 2020. “Eka Kurniawan” dalam
https://www.goodreads.com/author/show/487387.Eka_Kurniawan. Diakses pada
tanggal 22 Desember 2022
Suhairi. 2021. “Buku Sumur, cara menarik Eka Kurniawan menceritakan
kerusakan alam” dalam https://www.brilio.net/ragam/buku-sumur-cara-menarik-
eka-kurniawan-menceritakan-kerusakan-alam-210711p.html. Diakses pada tanggal
22 Desember 2022.
NOVEL YUNI
Judul Buku : Yuni
Penulis : Ade Ubaidil
Cetakan : Pertama, 2022
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-06-5862-9
Tebal : 180 halaman.
RINGKASAN BUKU
Menceritakan keseharian seorang gadis SMA bernama Yuni, yang sangat gemar
dengan warna ungu. Pergolakan muncul dalam benaknya ketika penyuka warna ungu ini
dianggap memiliki ‘penyakit ungu’. Anggapan sang guru yang tidak berdasar hingga
membuat Yuni terheran-heran. Kenapa hanya dia yang dipermasalahkan? Salahkah dia
memilih warna ungu? Mengapa?
Permasalahan kedua muncul ketika berita hamil diluar nikah merebak.
Masyarakat mulai beranggapan bahwa menikah adalah satu-satunya solusi. Anak muda,
khususnya perempuan dituntut untuk segera menikah daripada berpacaran. Orang-orang
beranggapan jika wanita tidak ada gunanya sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya hanya akan
nikah dan diam dirumah.
Keberadaan agama seperti sebuah momok bagi perempuan untuk bergerak.
Tokoh utama, Yuni juga merasakannya. Sebagai vokalis band, dia harus mundur karena
suara wanita dianggap aurat. Yuni bahkan dilarang untuk sekadar melakukan hobi, apalagi
melanjutkan mimpi.
Secuil kisah Tika yang sudah menikah setelah lulus menjadi sebuah pandangan
biasa di lingkungan dalam novel ini. Menikah dengan pasangan yang terpaut jauh
dengannya, tapi Tika tak kuasa menolak. Rezeki, kata orang. Akhirnya Tika harus
menjalankan hidup sebagai istri dan ibu ketika keadaan yang terpaksa. Apa yang bisa
dilakukan remaja setelah lulus SMA?
Yuni yang memiliki ambisi untuk melanjutkan pendidikan pun harus terpaksa
memupuskan harapan. Sudah pupus ambisi, Yuni dihadapkan dengan lamaran di depan
mata. Padahal, dia masih duduk di bangku SMA. Yuni pun dengan tegas menolak lamaran
yang datang padanya. Namun, masalah belum selesai.
Orang-orang di sekitarnya mulai membicarakan perihal lamaran yang dia tolak.
Jika tidak menerima lamaran ketiga, dipercaya tidak akan menikah selamanya. Yuni sudah
menolak dua kali. Dia sudah tidak memiliki alasan untuk mengelak. Lagi, dia akhirnya
tenggelam dalam stigma masyarakat yang tidak berdasar.
RESEPSI PEMBACA TERHADAP KARYA
Awalnya, yang membuat saya tertarik adalah melalui sampul buku yang
bernuansa ungu. Potret gadis yang tak lain Yuni di film aslinya dengan coretan-coretan
yang mengelilinginya. Kebanyakan berisi stigma, dogma, dan opini yang ditunjukkan
kepada perempuan.
Seperti isu utama cerita ini, budaya patriarki yang masih kental di kehidupan
masyarakat kini. Posisi perempuan yang terkekang bahkan di bawah satu tingkat dengan
pria. Hal ini digambarkan jelas dengan tokoh-tokoh pendukung serta dialog antar tokoh.
Seolah akhir dari seorang perempuan hanya duduk diam di rumah.
Yuni mewakili nasib sebagian besar perempuan. Dia memiliki ambisi, cita-cita, dan
kemampuan, tetapi kalah oleh kata masyarakat. Seperti tidak ada gunanya seorang
perempuan memiliki mimpi. Menolak sebuah lamaran saja sebuah aib. Menikah masih
disalahartikan sebagai solusi dari segala masalah.
Menariknya lagi, cerita ini tetap bisa dinikmati bahkan tanpa tokoh antagonis.
Mengingat isu yang disuguhkan sangat mewakili pihak perempuan, cerita ini terasa
mengalir dan berakhir begitu saja. Dengan sisipan puisi dari Sapardi Djoko Damono,
menambah kesan sastra dalam novel Yuni ini.
Sedikit disayangkan, novel Yuni ini ditulis dengan narasi yang tergesa-gesa.
Pembawaan suasana berjalan begitu cepat mungkin dikarenakan diambil dari skenario
film yang merupakan chapter-chapter pendek. Apalagi, novel ini terbit setelah filmnya
dirilis.
Meskipun begitu, novel Yuni tetap bisa dinikmati dengan atau tanpa menonton
filmnya.
KARYA-KARYA SASTRA ADE UBAIDIL
● Kumpulan Cerpen “Air Mata Sang Garuda” (2013)
● Novel Remaja “Kafe Serabi” (2015)
● Kumpulan Cerpen “Mbah Sjukur” (2016)
● Sehimpun Tulisan “Kompilasi Rindu” (2016)
● Novel Remaja “Jodoh untuk Pak Gembul” (2017)
● Cerita Anak “Kisah Ubay dan Para Sahabatnya” (2017)
● Kumpulan Cerpen “Surat yang Berbicara tentang Masa Lalu” (2017)
● Novel “Yuni” (2022)
POSISI KARYA SASTRA NOVEL YUNI DALAM DUNIA SASTRA INDONESIA
Menurut saya novel Yuni karya Ade Ubaidil ini dalam dunia sastra sangat populer.
Apalagi novel ini kebanyakan mengangkat stigma, dogma, dan opini yang ditunjukkan
kepada perempuan. Mengingat isu yang disuguhkan sangat mewakili pihak perempuan,
cerita ini terasa mengalir dan berakhir begitu saja. Dengan sisipan puisi dari Sapardi Djoko
Damono, menambah kesan sastra dalam novel Yuni ini.
TENTANG PENULIS
Ade Ubaidil memiliki nama asli yaitu Ubaidil Fithri. Ade Ubaidil lahir pada tanggal
2 April 1993 di Desa Cibeber, Kota Cilegon. Ia merupakan mahasiswa di Universitas Serang
Raya (UNSERA) jurusan Sistem Komputer. Dia merupakan anak bungsu dari empat
bersaudara.
Ade Ubaidil terpilih sebagai salah satu dari 15 penulis Emerging Indonesia 2017.
Judul dari tulisannya yaitu Memata-matai Kerja Penulis. Di bawah judulnya ia menulis
“Kepada Ken Hanggara”. Ia adalah teman braintroming satu angkatannya yang lahir dari
satu rahim yang sama; Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Mulanya hanya grup
kepenulisan di Facebook. Ajaibnya, pendiri FAM tersebut lolos UWRF juga, ia adalah Bang
Muhammad Subhan-dan ini akan menjadi momen pertamanya bertatap langsung. Kisah
di balik cerpen ini memang lumayan kompleks-juga menarik.
Tahun 2014 ia terpilih sebagai salah satu peserta Akademi Menulis Novel Dewan
Kesenian Jakarta (DKJ). Yang membuat ia tergugah untuk menulis adalah Agnes Davonar,
bukunya yang dibaca berjudul Surat Kecil untuk Tuhan. Barulah sari sana ia mengenal
karya-karya Sastrawan Indonesia, salah satunya adalah Seno Gumiran Ajidarma. Selain itu
ia juga mengidolakan Paulo Coelho dan Ernest Hemingway.
DAFTAR PUSTAKA
Sikuska. (2017). Kenali Penulis Emerging Indonesia 2017: Ade Ubaidil
Ubud Writers & Readers Festival 27-30 Oktober 2022
https://www.ubudwritersfestival.com/blog/catatan-penulis-
emerging-2017-kisah-yang-tak-tuntas-tuntas-dituliskan- olehade-
ubaidil/
Afifullah, L. (2022)5 Fakta Unik di Balik Novel Yuni, Adaptasi dari
Filmnya yang Fenomenal. IDNTIMES.
5 Fakta Unik di Balik Novel Yuni, Adaptasi dari Filmnya
(idntimes.com)
Luka Cita
Karya Valerie Patkar
Abstrak
Dunia nyata dan dunia fiksi di ibaratkan memiliki batas setipis kertas, keduanya
merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki sinkronisasi atas satu sama lain.
Mudahnya, semua hal yang terjadi pada dunia nyata pasti akan muncul pada dunia fiksi hari ini,
besok ataupun nanti. Hal-hal yang menjadi fenomena, perasaan-perasaan yang sukar di
sampaikan pada kehidupan dunia nyata maupun kejadian yang di luar nalar mungkin terdengar
seperti karangan belaka. Jika yang nyata terlihat seperti dusta, maka dusta lah yang berhasil
membawa segmen-segmen kepercayaan manusia agar kembali mempercayai juga memahami
hal tersebut.
Buku-buku Valerie Patkar berhasil membawa metafora yang terdengar berlebihan
tersebut menjadi sesuatu yang nyata. Seolah dia berhasil mengambil langkah lambat tetapi pasti
pada pikiran-pikiran yang ingin dia sampaikan lewat tulisannya, merambah hingga menjadi
pemenang empati juga perasaan pembaca yang kini memahami jiwa tiap tokoh dalam ceritanya.
Luka Cita menjadi karya terbarunya yang bertemakan tentang pengkhianatan mimpi, kisah
tentang Javier dan Utara yang sama-sama telah dikhianati oleh sesuatu yang telah dikejarnya
bertahun-tahun. Mereka di pertemukan dalam buku Luka Cita karya sang Maha Penulis yang
disajikan sebagai bahan perenungan baik diri sendiri juga bagaimana menanggapi lingkungan
yang tidak lagi sama tujuan atas mimpi yang dia bangun. Mungkin akan ada yang menyerah
mengejar mimpi atau mimpi yang akhirnya menyerah telah dikejar.
Biografi Penulis
Kualitas kepenulisan sang Maha Penulis dapat di lihat dari motto dan motivasi serta
alasan dasar dari tujuan menulis itu sendiri. Entah siapa yang membungkam atau batasan apa
yang menjadi alasan Valerie Patkar, gadis yang memulai karir
kepenulisannya sejak 2016 memiliki moto menulis yang sangat
garang. “Menulis untuk bersuara.” Seolah jika ia tidak menulis,
perasaannya tidak akan pernah di dengar orang lain. Tapi hari ini,
dia berhasil menyampaikan pemikiran dan membangun
emosional pembaca pada tiap bait tulisannya. Valerie menjadikan
kekurangannya motivasi untuk membangun karya-karya yang sangat di minati pembaca.
Karya pertamanya terbit dengan judul Claires (2018) menjadi buku best seller pada
masanya, kemudian di susul dengan karya-karya selanjutnya yang tak kalah menarik untuk di
baca. Nonversation (2019) merupakan karya keduanya yang memasuki nominasi mega best
seller, Game Over (2020), Serangkai (2021) dan Luka Cita (2022) karya terakhirnya yang terbit
untuk saat ini sekaligus menjadi topik pembahasan utama yang akan di bahas pada artikel ini.
Sejak buku pertamanya hingga kini, Valerie mendapatkan penghargaan dari Penerbit Bhuana
Ilmu Populer atas karyanya sebagai buku dengan penjualan terlaris.
Identitas Novel
“Untuk mereka yang terluka
Dalam perjalanan menggapai cita-cita.”
Judul : Luka Cita
Pengarang : Valerie Patkar
Penerbit : Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit : 2022
Jumlah Halaman : 441 Halaman
Genre : Fiksi Remaja, Roman, Slice of life
ISBN : 9786230406935
Blurb
Tentang para pemimpi yang dikhianati cita-cita mereka sendiri.
Seorang pendiri perusahaan start-up idealis bernama Javier bertemu dengan mantan
atlet catur penakut bernama Utara. Saat mereka hampir menyerah untuk memperjuangkan apa
yang mereka cita-citakan selama ini, mereka belajar untuk memaafkan keadaan.
Sinopsis
Luka Cita bercerita tentang Javier dan Utara yang merasa dilukai atas cita-cita mereka
sendiri, dikhianati oleh apa yang mereka perjuangkan selama ini. Utara merupakan mantan atlet
catur yang berhenti karena merasa karirnya membuat dia tertinggal oleh teman-temannya, di
gambarkan ia tidak bisa bermain sekedar mempunyai waktu senggang untuk sekedar nongkrong
bersama teman sebayanya. Javier adalah seorang pendiri perusahaan start-up bernama
Pengantara yang mempunyai presepsi kalai ia di tempatkan di tempat orang-orang yang kalah.
Utara menyalahkan dirinya atas kematian sahabatnya, dia merasa caturlah yang pantas
di salahkan atas hal tersebut. Dia mundur dari karirnya selama 14 tahun karena penyesalan
tersebut. Sebagai pengidap disleksia, Utara kesusahan dalam sekolah formal. Dunia caturlah yang
membawa karirnya sampai hari sebelum ia memutuskan matang-matang untuk mundur
sepenuhnya atas mimpi yang ia kejar.
Javier mengalami penolakan pada perguruan tinggi negeri yang ia mimpikan, karena hal
ini dia membangun sendiri mimpinya lewat jalur lain. Pengantara, perusahaan tempat bernaung
orang-orang yang merasa kalah dan tersaingi di dunia luar. Menjadikan perusahaan start-up milik
Javier rumah kedua bagi mereka. Walaupun telah sukses, Javier tetap merasa hampa atas dirinya.
Mereka, Javier dan Utara harus menghadapi luka akibat mimpi mereka. Belajar menerima
keadaan juga masa lalu yang telah terjadi. Tetap berusaha mengejar mimpi masing-masing dalam
bayangan hitam putih hidupnya.
Posisi dalam dunia sastra
Buku yang bertemakan tentang pengkhianatan mimpi dengan genre ringan yang
memfokuskan emosi dan menyentil perasaan para penikmat novel ini. Valerie telah berhasil
membawakan Luka Cita dengan romansa ringan juga self improvement untuk pembaca
merenungi mimpinya, mengajari bagaimana memaafkan mimpi mereka. Dia menyampaikan
semangat lewat fiksinya, di balut dengan kisah Javier dan Utara.
Luka Cita tidak dapat lepas dari bagaimana anak muda jaman sekarang memulai dan
mengakhiri mimpinya, di usia Javier dan Utara yang mulai mempunyai keputusan-keputusan
besar untuk merubah hidupnya. Sastra ini sekaligys Valerie Patkar ingin menuntun pembaca
untuk mengejar cita-citanya dan memaafkan keadaan. Bahwasannya setiap orang mempunyai
kesempatan untuk menggapai mimpinya seberat apapun keadaan yang sedang dihadapinya
sekarang.
Ulasan dan tanggapan pembaca
1. chu, 39 reviews, 8 followers
June 17, 2022
bagus banget huhuhuhu i feel hugged by this book
rasanya kyk lg baca buku self improvement tp dibalut dgn cerita fiksi. buat 450+ halaman
awalnya aku kira bakal bosen krn isinya cuma romance menye-menye, ternyata ngga!
hampir semua masalah kehidupan dibahas di buku ini (percintaan, persahabatan,
kekeluargaan, self acceptance, dan yg pasti tentang cita-cita dan mimpi) bacanya berasa
'ditampar' krn ngerasa bisa relate (in a different way) sama tokoh-tokoh, background story, dan
permasalahan-permasalahannya. character development dan penokohan semuanya kuat bgt
dan punya porsinya masing-masing.
banyak kutipan-kutipan bagus yg bisa dijadiin self reminder. aku baca ini di gramdig jd
nyesel knp ga beli aja buku fisiknya krn pgn bgt diannotate huhu.
anywaaayy, pokoknya buku ini baguuuusss banget! narasinya ngalir, ceritanya ringan
tapi meaningful, saltingnya dapet, sedihnya juga dapet. lovey dovey antara Javier & Utara juga
aaarggghhh super gemes!!!! highly recommendeddd!! i think this will be my another comfort
book HEHE❤️
"Apa yang orang pikirkan tentang lo, apa yang orang rasakan tentang lo... itu tanggung
jawab lo. so live and treasure yourself. more than anyone else."
7 likes Like Comment
2. nonania, 50 reviews, 8 followers
January 27, 2022
Buku ini mengisahkan dua tokoh utama, Javier dan Utara, yang struggling dalam
menjalani kehidupan untuk mencapai apa yang mereka impikan. Javier merupakan founder dari
sebuah perusahaan start-up yang dinamakan Pengantara, sedangkan Utara adalah atlet catur
yang memilih untuk keluar dari permainan papan kesukaannya itu. Pertemuan Javier dan Utara
membuat mereka berdua saling menyadarkan akan hidup dan cita-cita mereka, meskipun tidak
mudah bagi mereka untuk menghadapi atau merelakan masalah-masalah yang ada.
To be honest, I really love this book! Menurut gue, buku ini adalah buku self-improvement
dalam balutan novel romansa. Kutipan-kutipan yang ada di buku ini bagus-bagus banget (apalagi
kata-katanya Pak Har yang ngena banget di gue). Salah satunya gini,
“’Kalau saat ingin ke tujuanmu, kamu salah jalan... ya ndak apa-apa toh pulang dulu.
Terus berpikir deh, bikin rencana untuk pilih jalan yang benar supaya ndak nyasar lagi.’ ...
‘Daripada terus jalan dan muter-muter. Makin nyasar, nanti jalan pulang aja ndak tahu gimana.
Ya repot, kalau selamanya nyasar, piye?’” (hal. 389)
Flow dari buku ini tuh enak–enggak lamban, enggak buru-buru juga. Halaman demi
halaman jadinya enggak kerasa, padahal masalah yang dihadapin sama tokoh-tokohnya tuh...
berat. Tokoh tambahan (atau tokoh pendukung?) juga punya peranan yang ngasih kesan
tersendiri.
Namun, tetep ada hal yang gue kurang suka dari buku ini. The only thing I didn’t like about
this book is... ada POV dari Regina dan Yasa dalam bab tersendiri, tapi enggak ada bab dengan
POV Enzo, Lando, Aslan, atau tokoh-tokoh lain yang sebenarnya enggak kalah penting peranan
dan background story-nya.
Overall, 4.7 of 5! it is highly recommended!
Novel self-development 6 likes Like Comment
https://www.goodreads.com/book/show/60016154-lukacita
Dikutip dari goodreads, salah satu web review buku. Para pembaca merasa puas dengan
buku ini, dilihat dari rating Luka Cita yang diberikan oleh 530 orang juga telah di review sebanyak
122 kali hingga saat artikel ini di tulis. Pembaca mengutarakan bahwa Luka Cita menjadi salah
satu buku dengan alur lambat yang terfokus pada emosi pembacanya sehingga mereka seolah
dapat merasakan pengalaman juga perasaan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Beberapa
pembaca mengeluh karena alur cerita di anggap lambat dan terlalu bertele-tele.
Semua kembali pada diri pembaca, karena buku ini merupakan novel fiksi bercampur
dengan self improvement yang sudah jelas ingin mengangkat isu mimpi pada ttiap individunya.
Banyak tanggapan positif tentang Luka Cita juga karya-karya Valerie Patkar yang mengutarakan
bahwa semua karyanya gaul abis dan kekinian.
Daftar Pustaka
Gabriel., 2022. “Review dan Ulasan Novel Luka Cita.” dalam Review Gramedia Indonesia.
https://www.gramedia.com/best-seller/review-sinopsis-novel-lukacita/
@ Chu., 2022. Review Novel Luka Cita dalam Goodreads.
https://www.goodreads.com/book/show/60016154-lukacita
@ nonania., 2022. Review Novel Luka Cita dalam Goodreads.
https://www.goodreads.com/book/show/60016154-lukacita
ULASAN NOVEL HELLO, CELLO KARYA NADIA RISVANTI
Hello, Cello menjadi kisah Helga, seorang penulis yang mempunyai masa lalu patah hati
yang ia tuangkan dalam bukunya. Sebelum akhirnya, ia bertemu dengan Cello seorang playboy
yang paling hits di kampusnya. Cello yang tadinya menjadikan Una (sahabat Helga) sebagai 'target'
berikutnya justru gagal mendekatinya. Tak disangka, usahanya yang gagal itu
justru mendekatkan Cello dengan Helga. Namun, sikap Helga yang cuek terhadap Cello, membuat
Cello penasaran akan sosok gadis ajaib itu.
Novel Hello, Cello merupakan karya tulis Nadia Ristivani, penulis muda yang populer di
kalangan remaja dalam media sosial Twitter. Kisah Hello, Cello merupakan sebuah alternative
universe yang menggunakan tokoh utama dari salah satu anggota grup boyband, yaitu NCT.
Alternative universe ini diunggah ke Twitter yang berhasil menarik perhatian banyak orang dan
saat ini sudah mencapai seratus enam puluh ribu lebih like. Hello, Cello merupakan karya Nadia
Ristivani yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh penerbit Bukune. Novel ini merupakan karya
lanjutan dari bukunya yang berjudul Hilmy Milan dan The Camarro.
Nadia Ristivani merupakan pribadi yang suka menuliskan cerita lewat media Twitter. Ia
diketahui merupakan fans dari grup boyband asal Korea Selatan yang bernama NCT. Maka dari
itu, ia kemudian membuat cerita yang menggunakan sosok anggota grup NCT sebagai tokoh
utamanya, atau yang sering disebut dengan alternative universe. Alternative Universe (AU) yang
diciptakan Nadia Ristivani itu ternyata mengundang banyak perhatian, khususnya para fans
boyband NCT. Cerita Hello, Cello diunggah dalam akun Twitter Nadia Ristivani yang bernama
@ijoscripts. Selain dalam Twitter, Nadia juga mengunggah ceritanya di Write.as. Setelah sukses
menerbitkan novel pertamanya, yaitu Hilmy Milan yang berhasil menjadi salah satu novel best
seller, Nadia Ristivani merilis novel keduanya yang berjudul “Hello, Cello”. Nadia juga menerbitkan
buku yang berjudul The Camarro. Meski novel Hello, Cello merupakan kisah lanjutan, pembaca
tidak diharuskan membaca kisah Hilmy Milan dan juga The Camarro.
Hello, Cello mengisahkan tentang kehidupan romansa dua remaja yang bernama Cello dan
Helga. Cello merupakan seorang mahasiswa tampan yang memiliki julukan playboy, sedangkan
Helga merupakan seorang penulis novel. Kisah pahit percintaan yang dialaminya menjadi cerita
yang ia tuliskan ke dalam novelnya tersebut. Siapa yang tidak mengenali seorang Marcello??
Julukan playboy yang dimiliki Cello sebenarnya bukan mencerminkan seorang dirinya, karena
pada dasarnya ia mendekati wanita tidak untuk dipacari melainkan hanya untuk sekedar
bersenang-senang. Mendengar julukan tersebut membuat seorang Helga sangat malas untuk
berurusan dengan seorang Marcello. Masa lalu percintaanya yang tidak begitu mulus menjadikan
seorang Helga enggan untuk memulai sebuah hubungan percintaan.
Pertemuan Cello dan Helga berlangsung secara singkat. Seminar yang dilangsungkan di
kampusnya menjadi tempat dimana seorang Cello tertarik pada seorang perempuan. Mengetahui
kisah masa lalu seorang Helga tak menjadi halangan bagi dirinya untuk mendekati perempuan
tersebut. Aksinya tersebut menjadi mudah karena bantuan seorang Hilmy yang menjadi saudara
Helga dalam novel ini. Pribadi Helga yang amat dingin tidak menjadi alasan seorang Cello mundur.
Informasi demi informasi yang Cello dapatkan menjadi bekal dalam mengeluarkan jurusnya
dalam mendekati wanita. Helga merasa dirinya sedang didekati oleh seorang Marcello Este
membuat dirinya sedikit menjaga jarak dengan lelaki tersebut. Tak gencar, Cello pun semakin
tertarik dengan seorang Helga.
Berselangnya waktu, Helga merasakan harinya sedikit berwarna karena kedatangan Cello
ke dalam hidupnya. Menurutnya, hadirnya seorang Marcello Este ke dalam hidupnya tidak begitu
buruk. Tetapi hal mengejutkan datang disaat Helga mengetahui jikalau Marcello mendekatinya
karena suatu alasan. Marcello ingin mendekati salah satu sahabat Helga yaitu Una. Akibat fakta
yang ia terima tersebut, seorang Helga sadar diri dan memilih untuk mundur. Hal tersebut
membuat seorang Helga kembali berpikir bahwa dirinya tak pantas untuk siapapun. Marcello
menyadari perubahan sikap Helga terhadap dirinya selama beberapa hari ke belakang. Hanya
bantuan seorang Hilmy yang ia butuhkan saat ini dan dengan senang hati Hilmy membantu
sahabatnya tersebut.
Saat sedang terjadi perang dingin antara Helga dan Cello, teman-teman Helga membantu
Helga dengan mendekatkan dirinya dengan seorang lelaki yang ditemui di media sosial. Helga
menyetujuinya dan membuat jadwal bertemu di salah satu restauran. Hal tersebut didengar oleh
Marcello dan menemukan fakta bahwa lelaki yang ditemui Helga di media sosial tersebut
merupakan salah satu temannya. Tak ingin gebetannya tersebut diambil alih orang lain, maka
seorang Cello merencanakan sesuatu. Marcello menemui Helga dan melakukan diskusi agar janji
pertemuan Helga dengan temannya tersebut dilakukan bersama. Restauran yang Helga tuju juga
merupakan markas perkumpulan Cello dan kawan-kawannya. Helga menyetujuinya. Perilaku
Marcello yang tidak biasa serta mengenalkan diri Helga kepada teman-temannya dengan sebutan
gebetan tersebut membuat seluruh teman-teman Marcello beku. Tidak ada yang berani
mendekati seorang Helga, khususnya lelaki yang ingin Helga temui.
Pada dasarnya cerita ini menceritakan bagaimana perjuangan Cello dan Helga dalam
mencari jati diri mereka masing-masing. Penantian selama 4 tahun dimanfaatkan oleh mereka
berdua untuk fokus terhadap karir diri mereka masing-masing. Cello yang melanjutkan bisnis
orang tuanya, sedangkan Helga fokus menulis dan mengangkat novel yang diterbitkannya
menjadi sebuah film. Akhir dari penantian panjang yang Cello dan Helga nantikan sangat berbuah
manis.
Nadia dapat menuliskan bagaimana cerita Hello, Cello ini dengan rapi menjadi kisah yang
mudah dimengerti dan nyaman untuk dibaca. Kisah cinta ini juga dinilai sangat relate dengan
kisah cinta para remaja di dunia nyata. Bukan hanya menjadi novel romantis remaja yang klise
dan dipenuhi cinta-cintaan saja, melainkan memiliki makna yang mendalam yang dapat menjadi
pesan moral bagi para pembaca. Kisah cinta yang dituliskan begitu unik serta
mampu membuka sudut pandang yang baru mengenai sebuah percintaan. Penulis juga mampu
membangun karakter tokoh yang mencuri perhatian dan kuat. Seperti karakter Cello yang dikenal
womanizer, tidak pantang menyerah dan juga tingkahnya yang unik. Juga karakter Helga yang
dingin dan cuek membuat interaksi kedua tokoh ini menjadi menarik. Hubungan antar kedua
tokoh mampu membuat para pembaca larut dalam berbagai emosi yang diperankan kedua tokoh
tersebut. Baik itu tegang, lucu, romantis, dan lain sebagainya. Konflik yang diangkat dalam novel
Hello, Cello ini bisa disebut sederhana. Penulis mengangkat masalah remaja yang kerap terjadi
dalam kehidupan percintaan sehari-hari remaja. Hal tersebut membuat novel Hello, Cello menjadi
sangat digemari, khususnya bagi para remaja.
Penggambaran karakter yang relevan dengan kehidupan remaja saat ini membuat novel
ini sangat menjadi bacaan yang pas ketika bersantai. Selain itu, karakter Cello yang dapat
menghapus julukan playboy dalam dirinya tersebut sangat menarik perhatian. Jika dilihat di dunia
nyata, seorang Marcello Este sangatlah jarang untuk ditemui. Penjelasan karakter Helga dalam
tokoh juga ditulis secara ringkas, tidak bertele-tele membuat pembaca lebih memahami
pemikiran karakter.
Hal yang menjadi pesan dalam novel ini adalah bagaimana penulis ingin menyampaikan
pesan, jika kita ingin memulai sebuah hubungan maka kita harus memulai hubungan dengan diri
kita terlebih dahulu. Perjuangan para tokoh dalam pengenalan jati diri mereka masing-masing
dapat menjadi refleksi diri sendiri. Bagaimana hubungan kita diri sendiri. Apakah kita sudah
mencapai target kehidupan yang kita impikan.
Melihat respon masyarakat terhadap novel ini sangat amat baik. Pada era millenial saat
ini, generasi muda lebih menikmati membaca melalui handphone dibanding buku fisik, karena
dianggapnya tidak efisien. Alternative universe ini menjadi pilihan yang tepat bagi para
generasi millenial saat ini dalam pemilihan bahan bacaan. Melihat respon para pembaca Hello,
Cello pada Twitter banyak yang mengatakan jika cerita Hello, Cello ini menjadi bacaan yang santai,
ringan dan juga membuat kaum wanita banyak yang salah tingkah akibat bagaimana perlakuan
Cello terhadap Helga.
Daftar Pustaka
Hello, Cello.. (2022). (n.p.): Bukune.
Sesuk karya Tere Liye
Judul : Sesuk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Sabak Grip Nusantara
Tempat Terbit : Depok, Jawa Barat
Tahun Terbit : 2022
Halaman : 329 halaman
Kategori : Fiksi
Ringkasan cerita
Kejadian ini berawal dari hal yang menegangkan, yang membuat keluarga Gadis memutuskan
untuk pindah rumah di sebuah kampung di lereng gunung. Anggota keluarganya terdiri dari ayah,
ibu, Gadis, serta dua adiknya, Bagus dan Ragil.
Hal menegangkan terjadi ketika adik bungsunya, Ragil terjatuh dari teras lantai dua. Kelalaian
sang ibu yang fokus ke handphone-nya membuat ibu menyesal dan memutuskan untuk berhenti
dari pekerjaan sebagai aktris. Ayah dan ibu sepakat untuk fokus mengasuh Gadis dan adik-
adiknya di rumah baru.
Kepindahannya ke rumah baru tak selamanya bahagia. Kabar bahwa rumah yang ditinggali Gadis
dihuni hantu anak laki-laki keteurunan Belanda bernama Jongen. Memang rumah baru Gadis
merupakan rumah peninggalan Belanda yang dijadikan vila. Kejadian-kejadian aneh mulai
menganggu keluarganya.
Bagus tiba-tiba menghilang dan ditemukan tertidur di kamar lantai dua. Kemudian kejadian aneh
lain seperti kematian ternak yang mendadak, berubahnya air waduk menjadi merah, dan burung
layang-layang yang mati berjatuhan.
Banyak hal yang tidak wajar membuat warga kampung percaya bahwa itu disebabkan hantu
Jongen yang marah karena kelurga Gadis menempati rumah Belanda.
Warga berbondong-bondong membawa obor hendak mengusir keluarga Gadis. Gadis
menyelamatkan adik-adiknya. Warga mulai membakar rumah tersebut. Di sisi lain ada Dokter
Sesuk, dokter yang menerapi Bagus.
Dokter Sesuk menidurkan semua orang kecuali Gadis dan Ragil. Dokter Sesuk memperlihatkan
sebuah masa depan di mana semua peradaban dengan teknologi yang canggih. Teknologi
Android menjadi kebutuhan pada kehidupan itu.
Dokter Sesuk menjelaskan bahwa Android ini muncul karena karya adiknya yang jenius, Bagus.
Semua kejadian aneh yang terjadi di kampungnya ada penyebabnya yang bisa dijelaskan secara
alamiah. Hanya saja masyarakat mempercayai itu karena hantu. Anak laki-laki yang sering
menampakan diri merupakan sistem Android karya bagus, termasuk Dokter Sesuk.
Kembali ke masa lalu, sebenarnya adik bungsunya tidak selamat dari kejadian terjatuh dari teras
lantai dua. Disusul ibu yang menyesali perbuatan dengan bunuh diri dengan senapan, namun
melesat ke ayah dan akhirnya ibu tambah menyesal membuat ibu yakin untuk bunuh diri.
Sistem Android dari masa depan yaitu Dokter Sesuk tak ingin kejadian tersebut mempengaruhi
pertumbuhan Bagus karena kejeniusannya yang sangat berpengaruh di masa depan. Membuat
sistem Android sebagai pengganti ayah, ibu dan Ragil. Bagus dapat mengetahui itu jika orang
tuanya bukanlah yang asli setelah kejadian Ia menghilang.
Ulasan terhadap pengarang
Tereliye merupakan seorang penulis dan sastrawan yang cukup produktif total sudah ada lebih
dari 50 buku yang ditulis dari tahun 2005, ia juga termasuk kategori penulis yang terkenal bahkan
karya-karya banyak yang difilmkan ada Hafalan Shalat Delisa (2011), Bidadari-bidadari Surga
(2012), Moga Bunda disayang Allah (2013), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2019), Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong dan Pulang.
Karya-karya Tere Liye juga sering mendapatkan penghargaan misalnya ia pernah mendapatkan
penghargaan Islamic Book Award 2017 sebagai buku Islami terbaik Fiksi Dewasa di perhelatan
buku Islam terbesar, Islamic Book Fair (IBF) ke 16, IKAPI Award 2016, Writer of TheYear dan
masih banyak lagi.
Tanggapan masyarakat
Berikut beberapa tanggapan masyarakat mengenai buku Sesuk:
Menurut saya buku ini sangat bagus, saya memberikan rating 4,8. Buku ini cocok dibaca untuk
anak yang akan beranjak remaja atau orang dewasa sekalipun. Banyak nilai kehidupan yang dapat
membangun karakter baik pada anak-anak, terutama untuk yang akan menjadi orang tua di masa
depan nanti atau yang saat ini sudah menjadi orang tua.
Setelah saya membaca chapter awal dugaan saya semakin menguat bahwa ini memang cerita
horor, tapi otak saya tetap melawan, mengatakan tidak mungkin tere liye menulis cerita horor.
Sangat tidak mungkin. Dan setelah membaca sampai selesai ternyata memang bukan cerita
tentang hantu. Semua kejadian yang terkesan aneh di dunia ini bisa dijelaskan dengan sains.
Saya menikmati membaca novel ini, saya merasa kagum dengan tokoh yang utama yang bernama
Gadis, terutama keberanian yang dia miliki. Kalau saya menjadi Gadis, entahlah, apakah saya
akan seberani dia.
Banyak nilai kehidupan yang bisa kita dapatkan lewat membaca novel sesuk. Beberapa karakter
tokoh yang ada di dalam novel ini bisa kita temukan disekitar kita, terutama tokoh yang menjadi
orang tua tokoh utama. Kita semua tahu bahwa karakter atau sifat orang tua sangat berpengaruh
untuk pertumbuhan karakter sang anak. Maka bukan hal aneh lagi jika ada seorang anak yang
memiliki karakter buruk karena berasal dari orang tuanya.
Karya-Karya Lain dari Penulis
Saat ini Tere Liye sudah menulis 50 lebih buku dengan beberapa genre. berikut adalah
beberapa buku Tere Liye:
Matahari (2016), Bulan (2016), Bumi (2016), Hujan (2016), Pulang (2016), Rindu (2016), Pukat
(2010), Burlian (2009), Eliana, Amelia, #AboutLove, Negeri Di Ujung Tanduk, Sepotong Hati Yang
Baru, Negeri Para Bedebah, Berjuta Rasanya, Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah (2012), Sunset
Bersama Rosie (2008), Kisah Sang Penandai (2007), Ayahku (BUKAN) Pembohong, Daun Yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010), Hafalan Shalat Delisa (2005), Moga Bunda Disayang
Allah (2005), Bidadari – Bidadari Surga (2008), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2009)
Posisi karya dalam dunia Sastra Indonesia
Karya Tere Liye satu ini masih terbilang baru, karena buku ini baru rilis pada tahun 2022. Dalam
dunia sastra, posisi karya ini dapat dikategorikan menjadi karya sastra yang cukup populer.
Dikarya Tere Liye ini, berbeda dengan karya Tere Liye yang lain. Ia mengangkat tema horor atau
misteri setelah bukunya sebelumnya yang sering mengangkat konflik percintaan atau keluarga.
Daftar Pustaka
Liye, T. (2022). Sesuk. Depok, Jawa barat: PT. Sabak Grip Nusantara.
Mukaromah, U. A. (2022). 56 Daftar Buku Karya Tere Liye Hingga 2022.
https://portaljepara.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1925181628/56-daftar-buku-
karya-tere-liye-hingga-2022.
Selfiani, N. B. (2022). Resensi Buku: Sesuk Karya Tere Liye.
https://mahasiswaindonesia.id/resensi-buku-sesuk-karya-tere-liye/.
Novel Lauk Daun Karya Hartari
Judul Buku : Lauk Daun
Penulis : Hartari
Tahun terbit : 2022
Penerbit : baNANA
Tebal halaman : 140
ISBN: 978-623-98249-5-2
Dimensi: 12 x 18.5 cm
Berat: 200 gram
Apa yang menarik dari novel yang tidak seberapa tebal ini? Seratus empat puluh halaman
Lauk Daun bisa dibaca hanya dalam sekali duduk. Tentu saja duduk yang agak lama dan sedikit
leyeh-leyeh biar enakan.
Yang menarik tentu saja fakta bahwa buku ini menerima penghargaan sebagai "Naskah
yang Menarik Perhatian Juri" di ajang sayembara menulis novel paling bergengsi di negeri ini
yaitu sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2021 lalu. Tentunya ketertarikan dewan juri itu
mengundang kekepoan kita bersama, apa sih yang menarik??? Mari kita ulas bersama.
Lauk Daun ditulis pada saat Indonesia dan dunia sedang dilanda pandemi. Hartari sebagai
penulis dengan cerdik mengambil momen ini sebagai setting dalam novelnya, meskipun alur
novel sendiri dimulai jauh dari sebelum masa-masa covid.
Adalah Kampung Merdeka yang diceritakan dalam novel ini dan menjadi setting lokasi dari awal
hingga akhir novel. Kampung Merdeka adalah kampung yang biasa-biasa saja, layaknya kampung
di sudut-sudut kota tanah air. Namun justru kebiasaannya itulah, plus segala intrik, kasak-kusuk,
gosip ala kampung, diangkat dengan sangat detail oleh Hartari dalam kemasan sebuah novel.
Buku ini dijual dengan harga kisaran 70 ribu rupiah sampai dengan 80 ribu rupiah, bisa didapatkan
di toko buku kesayangan kalian ataupun di marketplace jual beli online yang terpercaya.
Kampung Merdeka adalah kampung kita semua di mana ada Pak RT, Bu RT, penjual
makanan, sepasang sahabat yang kemudian pecah kongsi, kasus-kasus rebutan lelaki, perceraian,
bahkan renik-renik lomba kampung yang berusaha digolkan oleh istri ketua RT yang ambisius.
Lauk Daun adalah wajah kita semua dalam bingkai novel yang manis. Hartari bercerita tentang
sentral, inti kehidupan Kampung Merdeka, denyut nadi kampung yang mengejawantah dalam
bentuk grup WA RT. Grup WA yang dikuasai emak-emak dan tokoh sentralnya adalah Bu As, istri
ketua RT yang ambisius. Dengan suaranya yang kencang, Bu As memberikan instruksi ini-itu
kepada warga RT-nya.
Ketika masa jabatan Pak As berakhir, maka otomatis Bu As juga harus lengser sebagai ketua PKK
RT. Di situ Bu As merasa sedih, namun secara diam-diam masih berusaha menyetir Bu Rusdi, istri
Pak Rusdi, ketua RT baru. Bu Rusdi lebih kalem, tidak seagresif Bu As, dan kadang bingung
bagaimana menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi di kampung. Di saat-saat seperti itu
tentu saja ia akan bertanya pada penasihat pribadinya. Masalah muncul saat covid melanda.
Sebagian warga Kampung Merdeka minta dipasangi portal di jalan masuk kampung, namun ada
juga yang tidak setuju. Portal terpasang karena kegigihan Yayuk, salah satu warga kampung,
namun tak memakan waktu lama, portal itu menimbulkan kericuhan hingga harus dibongkar
paksa.
Yayuk - yang memiliki dendam pribadi pada sebagian besar penduduk kampung - jadi
meradang. Dengan didukung suami barunya, ia menyusun siasat pembalasan dendam atas rasa
sakit hatinya yang sudah mencapai maksimal. Apa saja siasat yang disusun dan kemudian
dilaksanakan Yayuk? Apakah semua siasat itu berhasil menuntaskan dendam di hati Yayuk?
Meski sesungguhnya alur yang kemudian berujung pada kisah pembalasan dendam ini
terasa agak dark, namun kenyataannya Lauk Daun mengandung humor di sana-sini, terutama
pada bagian-bagian di mana Bu As masih menjabat sebagai ketua PKK. Dengan percaya diri yang
berlebih, kadang tingkah laku lucunya menimbulkan kekonyolan yang menerbitkan tawa.
Saya bahkan sudah membayangkan jika Lauk Daun ini nanti kebetulan dibaca salah satu sineas
film kita, lalu dibikin jadi film, kira-kira siapa yang cocok memerankan Bu As, Bu Rusdi, Yayuk,
Tutik, Jubaidah, dan lain-lain.
Saya merasa Bu As cocok diperankan oleh Siti Fauziah Saekhoni, pemeran Bu Tejo dalam
film pendek 'Tilik' yang pernah viral itu. Sebagian ibu-ibu di Kampung Merdeka bisa diperankan
oleh teman-teman Bu Tejo dalam truk yang mereka tumpangi ke rumah sakit.
Peran-peran yang lain bisa diperankan oleh komedian-komedian di SUCI. Wah, saya jadi tak
sabar menanti Lauk Daun menjelma menjadi film layar lebar.
Adapun saran-saran yang dapat saya kemukakan didalam novel ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi para pembaca diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
masukan khususnya mengenai tinjauan sosiologi sastra yang membahas tentang
aspek- aspek moral.
2) Bagi peneliti lainnya, di harapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
acuan dalam melakukan penelitian sastra, khususnya mengenai usnsur sosiologi
sastra yang membahas tentang aspek moral yang terdapat di dalam sebuah karya
sastra.
3) Bagi penikmat sastra, diharapkan novel ini dapat menjadi acuan dalam mengambil
hikmah yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Hartari, Fitriana Hadi., dan Alit Tisna Palupi 2021. Lauk Daun Di Kampung Merdeka, 2022.
Penerbit baNana
“Biarkan Pohon-Pohon itu Bercerita”
Judul buku : Biarkan Pohon-Pohon itu Bercerita
Penulis : Bodhi IA
Cetakan : Pertama, 19 Juni 2022
Penerbit : Gulma Press
Tebal halaman : 144 halaman
RINGKASAN BUKU
Menceritakan tentang seorang bocah Bernama Tana. pengigau yang dibesarkan
oleh informasi milik netizen, semua bebas disebarkan, ada banyak trik didalamnya, dan
siapapun boleh berbohong atas nama kebebasan berpendapat. Bapak ibu nya tak hanya
melantunkan lagu rohani sejak kecil, mereka kadang membicarakan hutang piutang,
politik dunia, dan gosip selebriti dengan nada bicara yang kuanggap seperti sedang
menceritakan suatu hikayat peradaban. Tana tak begitu percaya apa yang mereka
katakan, sejak kecil, Tana lebih percaya apa yang kepalanya katakan. Guru menyebut Tana
adalah orang yang keras kepala, bapak ibu nya bilang Tana tak mau di atur, kyai bilang
Tana kesurupan leluhur. Tana bilang masa bodoh untuk semua anggapan mereka. Ini
zaman ketika bayi-bayi terkontaminasi laju kecepatan teknologi. Tana salah satu bayi itu.
Seorang bayi yang pada masa kanaknya lebih gemar bercengkrama dengan tumbuhan.
Bahkan sejak Tana memutuskan menulis catatan harian ini.
Tana akan bercerita kisah-kisah yang disampaikan oleh tumbuhan melalui dialog
yang panjang. Dialog yang saat terlaksananya membutuhkan air. Air untuknya, dan air
untuk teman-temannya para tumbuhan itu. Kadang beberapa tumbuhan lebih senang
saat Tana mengencingi tanahnya, ada juga yang suka dicacahkan pokok pisang busuk atau
bahan sisa dapur. Ibu Tana sendiri membiarkannya berbicara kepada pohon-pohon
disekitar rumah, bapak Tana pun membiarkannya. Tapi bapak berpesan, saat Tana
berbicara dengan semak-semak, mohon tidak dilakukan didepan para tetangga. Karna
kata bapak, tetangga akan memaklumi bocah yang bicara sendiri dengan pohon karna
dianggap bocah keramat. Tapi bicara kepada rumput dan semak belukar biasanya
dilakukan oleh orang gila, bukan aktifitas para pertapa.
RESEPSI PEMBACA TERHADAP KARYA
Awalnya. Buku ini memberikan kesan gelap pada sampulnya, seakan-akan buku
ini mengandung tema yang gelap dan sadis. Ternyata saat mulai membaca, saya mulai
lega karna buku ini mengandung tema cinta lingkungan.
Terlebih lagi, tokoh Tana dalam buku ini seakan membuat kita mengingat masa
kecil kita. Dulu kita hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan berpegang teguh
pada idealisme yang kita buat. Sedari kecil kita pandai bermimpi dan mengigau tentang
apapun. Di buku ini kita dibawa ke masa-masa itu sesuai sudut pandang si penulis.
Buku ini juga memuat hasil karya desain visual dari si penulis. Karya-karya desain
visualnya memanjakan mata saya sebagai seorang pembaca. Saya menjadi tidak gampang
bosan dengan melihat tulisan-tulisan saja.
Sebagai pembaca, saya dapat dengan mudah memahami arti dari setiap kata yang
ditulis. Kata dalam buku ini sangat mudah dipahami, tidak berputar dan asing, dengan
beberapa kata kias yang tidak terlalu jauh dari telinga orang awam. Serta, si penulis
memasukkan beberapa filosofis kedalam buku ini.
Tidak hanya itu, kritik akan dunia modern sekarang juga dimuat dalam buku ini.
Menyadarkan kita yang mabuk teknologi dan harta. Paham kita yang salah tentang agama
dan kebudayaan juga dimuat dalam buku ini.
Saya suka sudut pandang si penulis dalam menjalani hidup. Dia adalah orang yang
tidak percaya mitos dan takhayul. Saya dapat berpikir rasional tanpa mengesampingkan
ketuhanan setelah memahami apa isi buku ini.
Tema cinta alam mendorong pembaca untuk lebih cinta terhadap lingkunga
disekitar.menyadarkan kita sebagai pembaca tentang pemeliharaan bumi kita ini karna,
ujungnya adalah kita Kembali ke alam.
Buku ini cocok untuk segala usia. Menurut saya, tidak ada pemikiran dan kritik
yang berat untuk segala usia.
KARYA-KARYA SASTRA BODHI IA
● Kumpulan Puisi “Riuh” (2017)
● Sehimpun Tulisan “10 Hari Sebelum 28” (2021)
● Novel “Bagaimana Jika” (2020)
● Sehimpun Tulisan “JURNAL KAMAR 2” (2020)
● Sehimpun Tulisan “Apakah Kita?” (2019)
● Sehimpun Tulisan “Tertidur dan Terbangun Lagi” (2019)
● Sehimpun Tulisan “Tanda Pagar” (2018)
POSISI KARYA SASTRA KUMPULAN CERPEN “BIARKAN POHON-POHON ITU BERBICARA”
DALAM DUNIA SASTRA INDONESIA
Menurut saya karya sastra ini memuat kesadaran kita dalam menjaga lingkungan.
Mengingat bahwa kondisi bumi kita sekarang sudah mulai mendekati kiamat, kumpulan
cerpen ini mengantarkan isu-isu manfaat tanaman bagi kehidupan. Tak hanya itu, buku
ini juga memuat kritik-kritik tentang era teknologi dan digital kini. Buku ini menyindir
masyarakat jaman sekarang yang hanya terpaku dengan gadget mereka sendiri.
Masyarakat kini hanya berani beraksi melewati media sosial. Masyarakat juga menjadi
minim komunikasi realita, mereka hanya berbincang melalui gadget tanpa menghiraukan
betapa pentingnya relasi dan menciptakan kerukunan dalam dunia nyata.
TENTANG PENULIS
Bodhi IA menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menulis, menggambar,
dan bermusik. Di dalam prosesnya, ia memaknai berbagai peristiwa dengan berbagai prespektif
untuk menguji keyakinannya dengan melalui medium suara, rupa, dan kata-kata ia menjahit
narasi keriuhan, menyoal bagaimana hingar-bingar peristiwa sosial politik, guyonan receh dan
kehidupan sehari-hari dapat mempengaruhi laku hidupnya. Dalam bermusik, ia memilih
mengolah percakapan menjadi instrument bunyi. Menjahitnya dengan suara-suara ambience
seolah ia menyajikan orchestra isi kepalanya. Seimbol dan kode selalu menjadi objek visual yang
ia pilih. Dalam menciptakan karya visual, ia mendaur ulang symbol menjadi kisah yang ia alami.
Arus informasi yang deras, berpilih dengan imajinasi yang dating tiap saat tanpa diundang
shingga dalam berbagai karya bisualnya, ia menawarkan teka-teki yang jawabannya tak pasti.
Keriuhan semacam itu jugalah yang menjadi sumber inspirasi karya tuisnya dalam bentuk zine,
puisi, cerpen dan tulisan opini.