The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini adalah hasil penelitian disertasi S3 penulis di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2021-2023, dengan judul Strategi Da'i Siber Indonesia POLRI dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros", yang mengungkap tentang kesuksesan kemitraan polisi dengan Da'i dan Penyuluh dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat saat PILKADA tahun 2020 hingga saat ini. Tiga hal yang diungkap yaitu sinergitas Da'i Siber Indonesia (DASI) dengan Polisi, metode DASI POLRI dalam Mewujudkan Kamtibmas, dan respons masyarakat terhadap DASI POLRI. Sehingga itu, revisi judulnya dengan kalimat populer dan menasional yaitu, STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da'i dan Penyuluh saat PEMILU serta Setelahnya". Hal yang menarik dari DASI POLRI dibentuk atas kolaborasi Muslim dan Non muslim.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Tanggap Cegah Mirasantika, 2023-02-22 09:06:58

STRATEGI DASI POLRI: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da'i dan Penyuluh saat PEMILU serta setelahnyaS

Buku ini adalah hasil penelitian disertasi S3 penulis di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2021-2023, dengan judul Strategi Da'i Siber Indonesia POLRI dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros", yang mengungkap tentang kesuksesan kemitraan polisi dengan Da'i dan Penyuluh dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat saat PILKADA tahun 2020 hingga saat ini. Tiga hal yang diungkap yaitu sinergitas Da'i Siber Indonesia (DASI) dengan Polisi, metode DASI POLRI dalam Mewujudkan Kamtibmas, dan respons masyarakat terhadap DASI POLRI. Sehingga itu, revisi judulnya dengan kalimat populer dan menasional yaitu, STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da'i dan Penyuluh saat PEMILU serta Setelahnya". Hal yang menarik dari DASI POLRI dibentuk atas kolaborasi Muslim dan Non muslim.

i


ii STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya Penulis HAMKA MAHMUD Penerbit Yayasan Tanggap Cegah Mirasantika


iii Judul: STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da’i dan Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya Penulis: Hamka Mahmud ISBN: ......... Editor: Hamka Mahmud, Abd. Rasyid Masri, Suf Kasman, Arifuddin, Hamdan Juhannis, Mustari, Nurlaelah Abbas Penyunting: Tim Yayasan TCM Desain Sampul dan Tata letak Musyayyadah Penerbit: Yayasan Tanggap Cegah Mirasantika Redaksi: Jl. Bambu Rucing Lr III Kabupaten Maros 90512 Tel +6281285693559 Fax +6281355019566 Email: [email protected] Ditributor Tunggal: TB. Hamka Buku Aula Masjid Al-Markaz Maros Jl. Jenderal Sudirman Kabupaten Maros Tel +6289694837337 Fax +6289694837337 Email: [email protected] Cetakan pertama, Maret 2023 Hak cipta@ dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tampa ijin tertulis dari penerbit.


iv KATA PENGANTAR بِ ْسِم ِهللا ال َّر ْحم ِن ال َّر ِحيِم الحمد هلل رب العالمين القائل في كتابه الكريم:ياأيهاانبي إنآ أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا وداعيا إلى هللا بإذنه وسراجامنيرا. والصالة والسالم على أشرف األنببياء والمرسلين سيدنا محم ، القائل: بلغوا عنى ولو أية: أمابعد Segala puji dan syukur Penulis panjatkan hanya kepada Allah subhana wata’ala, yang telah memberi nikmat iman dan rasa aman, kedua nikmat tersebut adalah nikmat yang paling tinggi nilainya, serta Dia yang memberi ilham petunjuk dikala lapang maupun sempit, serta berkat rahmat hidayah-Nya yang tak pernah pupus. Sehingga Penulis diberi taufik dan kemudahan menyusun serta menyelesaikan buku ini. Shalawat dan salam tak terputus siang maupun malam kapada Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam. Sosok panutan sempurna dalam seluruh aktifitas ibadah kepada Allah subhana wata’ala dan bermuamalah sesama insan, serta Nabi صلى الله عليه وسلم adalah suri teladan bagi para da’i dalam meniti jalan dakwah keamanan dan ketertiban masyarakat. Buku ini adalah karya disertasi Penulis di Program Doktoral Konsentrasi Dakwah dan Komunikasi Dirasah Islamiyah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul, Strategi Da’i Siber Indonesia dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros”, dan telah disidangkan dalam ujian kualifikasi hasil disertasi sehingga dinyatkan lulus dengan nilai akumulasi A (sangat memuasakan) dari para penguji pada hari Rabu, 18 Januari 2023 oleh para penguji. Kemudian penulis memberi judul, “STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS: Role Model Kemitraan Polisi dengan Da’i dan Penyuluh saat Pemilu dan Setelahnya”.


v Pokok masalah yang diangkat penulisan buku ini adalah, bagaimana Strategi Da’i Siber Indonesia (DASI) POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS) di Kabupaten Maros? Pokok masalah tersebut selanjutnya di-breakdown ke dalam beberapa submasalah atau pertanyaan Penulisan, yaitu: 1) Apa bentuk sinergitas program DASI dengan POLRI di Kabupaten Maros?, 2) Bagaimana metode DASI POLRI dalam mewujudkan KAMTIBMAS di Kabupaten Maros?, dan 3) Bagaimana respons masyarakat terhadap pembentukan DASI POLRI oleh masyarakat Kabupaten Maros? Jenis Penulisan ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penulisan yang digunakan adalah: perspektif teologis, sosiologi, komunikasi dan hukum. Adapun sumber data penulisan ini adalah komunitas DASI POLRI Resor Maros. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan penelusuran referensi. Lalu, teknik pengolaan data dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penulisan buku ini menunjukkan bahwa adanya sinergitas atau kemitraan antara polisi dangan da’i dan penyuluh agama Islam saat pelasanaan PILKADA tahun 2020 hingga saat ini, dalam upaya mewujdukan KAMTIBMAS. Hal yang menarik dari DASI POLRI yaitu adanya kolaborasi pembentukannya antara kaum muslim dan non muslim. Adapun hasil temuan dari jawaban tiga rumusan masalah yakni terdapat empat belas sinergitas program DASI POLRI dan POLRES Resor Maros mewujudkan KAMTIBMAS di Kabupaten Maros baik itu saat PILKADA tahun 2020 dan hingga saat ini, yaitu: sinergi membentuk Da’i Ramadhan, kolaborasi dewan hakim lomba Da’i Ramadhan dan Da’i POLRI, turut serta mensosialisasikan keadilan restoratif, bekerja sama menyadarkan pelanggar KAMTIBMAS, membentuk kelompok moderasi


vi di LAPAS khusus anak, responden Penelitian SESPIM LEMDIKLAT POLRI, turut mensosialisasikan Keadilan Restoratif, diundang pimpin doa kenal pamit, bersinergi bedah rumah warga miskin, Focus Group Discussion tentang terorisme, bimbingan bohani dan mental (BINROHTAL) personil POLRES Maros, saran untuk Keadilan Restoratif program POLRI, penyuluhan bahaya stunting, dan gerakan sertifikasi halal. Kedua, terdapat sepuluh metode DASI POLRI mewujudkan KAMTIBMAS di Kabupaten Maros, yaitu: khutbah jumat, kajian dakwah di masjid, dakwah dengan menulis di media sosial, pamflet dakwah, mengunggah vidio/audio ceramah di media daring, bimbingan penyuluhan Islam, dakwah dengan korespondensi, mengonter berita bohong (hoax), fasilitator kegiatan dakwah, dan wakaf buku. Juga ada data jumlah viewers DASI POLRI di media sosial. Serta yang ketiga, tentang respons masyarakat terhadap pembentukan DASI POLRI Resor Maros dan materi dakwahnya. Di antara yang memberi respons yaitu: respons pejabat, respons penyelenggara PEMILU, respons tokoh agama, respons tokoh politik, respons tokoh masyarakat, respons pengurus masjid, dan respons jemaah masjid. Selanjutnya kesimpulan dan rekomendasi yaitu kepada POLRI agar sekiranya membuat regulasi, seperti Surat Keputusan KAPOLRI atau Peratuan KAPOLRI untuk menjadi payung hukum bagi komunitas DASI POLRI yang telah dibentuk oleh POLRES Maros. Dengan terbitnya aturan tersebut, kemudian DASI POLRI dapat dikembangkan dan dibentuk diberbagai kabupaten kota dan provinsi serta secara nasional dengan bekerja sama dengan Kementerian Agama RI dan lembaga keagamaan non pemerintah. Kemudian Penulis merekomendasikan bagi komunitas DASI POLRI yang telah terbentuk tersebut di wilayah lain, dapat menjadikan role model DASI POLRI Resor Maros dengan meniru sinergitas dan metode dakwah KAMTIBMAS yang telah dilakukan ketika PILKADA tahun 2020


vii dan hingga saat ini. Saran selanjutnya adalah masukan yang konstruktif dari masyarakat Maros dapat menjadi pertimbangan POLRI dalam merangkul potensi masyarakat di Indonesia terutama tokoh agama dalam bersinergi untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di NKRI. Terutama menjelang Pelakasanaan Pemilihan Umum tahun 2024. Agar tercipta suasana aman dan damai saat PEMILU dan setelahnya. Buku ini penulis persembahkan untuk POLRI di Hari Ulang Tahunnya Bhayankara ke-77 tahun di tahun 2023. Harapan penulis, semoga buku ini bermanfaat bagi Agama, Bangsa dan Negara. Dan lebih khusus untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia. Seraya melantunkan doa, ِّي ِّمن ٍق َوا ْجعَل ل ْخِّر ْجنِّي ُم ْخ َر َج ِّصْد َ ٍق َوأ نِّي ُم ْد َخ َل ِّصْد ْد ِّخلْ َ َّر ِّب أ ِّصيراً ُدن َك سُلْ َطاناً نَّ ل -٨٠َّ Ya Rabb-ku!, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku). QS. AlIsro: 80 ِّن، َوا ْجعَلْ ِّإلْي َما ِّة ا ِِّّز ْينَ ِّنَا ب ُه َّم َزي ُم اَلل ْهتَِّدْي َن َّ نَا ُه َداةً Ya Allah!, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami termasuk orang yang memberi petujuk dan diberi petunjuk. HR. AnNasai, Imam Ahmad dan al-Hakim. Sebagai penutup kata pengantar ini, penulis mengucapkan kalimat ciri khas, akhir pidato dan ceramah komunitas DASI POLRI, yaitu, “wa mā taufīqī Illā billāh, ‘alaihi tawakkaltu Wa ilaihi unīb”. Dikutip dari penghujung firman Allah جل جلاله di surah Hud/11 ayat 88.


viii للِّ َو َما ْوفِّيِّقي ْي ِّه ُت ِّ تَ إِّلَّ ا ب َعلَ ْي ِّه نِّي ُب َو َّكلْ َوإِّلَ تَ أ -٨٨ُ Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali. QS. Huud: 88. Semoga buku ini, menjadi ladang amal jariyah yang terus mengalir pahalanya di dunia, di alam kubur dan di akhirat bagi penulis dan semua yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitannya. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin. Wassalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Rumah Imam Masjid Da’i Kamtibmas Maros, 22 Februari 2023 M/2 Sya’ban 1444 H Ketua Umum Yayasan Tanggap Mirasantika HAMKA MAHMUD PERSEMBAHAN Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ‘ala Rasulillah. Penyelesaian penyusunan buku ini tidak terlepas dari motivasi dan dorongan bimbingan berbagai pihak, baik itu secara individu maupun secara kelembagaan sehingga ucapan terima kasih harus dan wajib penulis


ix tuangkan dengan menyembut sosok-sosok tersebut. Hal ini sebagai ungkapan syukur kepada Allah جل جلاله ,.sebab Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ,.pernah bersabda, “Siapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti ia tidak bersyukur kepada Allah.” Karena itu nama-nama berikut peneliti haturkan terima kasih dan untaian doa semoga Allah swt senang tiasa curahkan berkah kepada: 1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor Univesitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Wakil Rektor dan Kepala Biro Bapak Dr. H. Kaswat Sartono, M.A., serta seluruh Stap UIN Alauddin Makassar; 2. Bapak Prof. Dr. H.M. Galib M, M.A., selaku Direktur Pacasarjana Universitas Negeri (UIN) Alauddin dan Bapak Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A., selaku Wakil Direktur Direktur Pacasarjana Direktur Pacasarjana Universitas Negeri (UIN) Alauddin (UIN) Alauddin; 3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amrah Kasim, M.A., selaku Ketua Prodi Dirasah Islamiyah (Program Doktor) yang menyetujui pengajuan judul dan memberi promotor serta kopromotor pembimbing dan penguji disertasi yang terbaik; 4. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., M.M., selaku Promotor, Bapak Dr. H. Suf Kasman, M.Ag., M.H., dan Bapak Dr. Arifuddin Tike, M.Sos.I., selaku Kopromotor yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga berawal dari proposal disertasi dilanjutkan ke tahap penelitian, dan lanjut menjadi hasil penelitian disertasi serta menjadi sebuah buku; 5. Bapak Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, Ph.D., Bapak Prof. Dr. H. Mustari, S.Ag., M.Pd., Ibu Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., M.A., Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., M.M., Bapak Dr. H. Suf Kasman, M.Ag., M.H., dan Bapak Dr. Arifuddin Tike, M.Sos.I., selaku penguji yang menguji judul dan hasil penelitian hingga menjadi suatu buku yang semoga bermanfaaat;


x 6. Dosen Pascasarjana UIN Alauddin Makassar atas ilmu yang telah diberikan banyak ilmu dan pemahaman pada penulis; 7. Seluruh stap Pascasarjana UINAM yang telah memberi pelayanan terbaik dangan membantu segala pegurusan administrasi untuk penyelesian studi; 8. Bapak Inspektur Jenderal Drs. Nana Sudjana, M.M., selaku Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Bapak Komisaris Besar Polisi Andi Heru Santo selaku Direktur Pembinaan Masyarakat POLDA SULSEL, Bapak AKBP Awaluddin Amin, S.I.K., selaku Kapala Kepolisian Resor Maros dab AKBP. H. Fatur Rahman, S.H., M.H., AKBP. Musa Tampublon, SIK., sekalu mantan KAPOLRES Maros dan AKP Hamzah selaku Kepala Satuan Bina Masyarakat POLRES Maros; 9. Bapak Drs. H. Khaeroni selaku Kepala Kantor Wilayah (KAKANWIL) Kementrian Agama (KEMENAG) Provinsi Sulawesi Selatan, H. Muhammad Tonang, S.Ag., M.Ag selaku KABID Pendidikan Madrasah KANWIL KEMENAG Provinsi SULSEL, Bapak Dr. H. Muhammad, M.A., selaku Kepala Kantor (KEMENAG) Kab. Maros, Drs. H. Ramli selaku KASI BIMAS KEMENAG Maros, H. Syamsuddin Caco, S.Ag Kepala KUA Kecamatan Turikale, Husrina Rahman, S.Ag., M.Th.I selaku kordinator Penyuluh KUA Turikale, Hamzah Ahmad, S.Ag., M.A selaku ketua POKJALUH Maros; 10. Bapak H. A.S Chaidir Syam selaku Bupati Kabupaten Maros dan Hj. Sohartina Bohari selaku Wakil Bupati serta Pejabat PEMDA Maros; 11. Teristimewa kedua orang tua ayahada Mahmud Daeng Maudu dan Ibuku Siti Fatima, kakakku Kuba, Hj. Nurhaeda, Sohoria, M.Agus Salim, kakak iparku H. Nasir, Nurlia, Abdul Salam, Pipi Zainuddin. Dan seluruh keponakanku; 12. Bapak mertua Hamka Umar, Ibu mertua Hanaria, dan seluruh adik iparku. Saudara bapak mertua Drs. Baharuddin Umar dan istrinya Wahidah, S.Pd.i;


xi 13. Terkhusus untuk istriku tercinta Musyayyadah Hamka penyejuk hati yang selalu mendampingi dangan penuh kesabaran dan ketaatan, putra putriku Abdullah Fadhel Azzam, Atifah Muhimmah (telah wafat, akan tetapi disertasi ini kuniatkan pahalanya untukmu nak), Himma Aliyah, Ishlahu Rijal, Mahir Muhibullah. Kalian semua permata hati dan balahan jiwa yang menginspirasi; 14. Bantuan beasiswa dari Direktur Yayasan Hadji Kalla Muhammad Zuhair, S.T., M.ENG dan pejabatnya yakni Salman Febriyansyah dan Kurnia Jaya serta stap Syafi’i, dan Ketua LAZIS BSI Wilayah Sulawesi Selatan Ikhwan Jupri, SH.i, M.H, Ketua BAZNAS Provinsi SULSEL Dr. Dr. H. Khidri Alwi, M.Kes., Ketua BAZNAS Maros Ustadz H.M Said Patombingi, S.Sos; 15. Seluruh sahabat-sahabat di Penyuluh KEMENAG Maros, di komunitas Da’i Siber Indonesia (DASI) POLRES Maros dan Da’i Anti Narkotika (DANI) terutama SEKJEN DPP DANI Ikhwan, M.Pd; 16. Pemberi rekomendasi kuliah S3 di UINAM Dr. H. Nasiruddin Rasyid, M.Pd dan Dr. Syahruddin, M.Pd., dan yang sosok menyumbangkan buku-buku ilmu kominikasinya yaitu Ummu Yasin (Istri saudara Warisnan); 17. Teman-teman seperjuangan terutama dari kelas gabungan konsentrasi Dakwah dan Komunikasi dengan Pendidikan dan Keguruan Kelompok 1 Angkatan 2020/2021 Pascasarjana UINAM yang selalu saling suport; 18. Serta seluruh keluarga besar, sahabat dan teman-teman di dunia nyata dan dunia maya yang tidak sempat disebutkan satu persatu, terima kasih tak terhingga atas doa dan dukungannya. Penulis memohon kepada Allah subhana wata’ala agar membalas dengan ganjaran yang lebih baik atas segala atensi dan budi baik Bapak, Ibu, Saudara (i), Sahabat dan Teman karib semua. Jazakumullahu Khaeran. Aamiin ya rabbal ‘alamin.


xii


xiii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................iv PERSEMBAHAN ............................................................................................xii DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii BAB I GAGASAN DASI POLRI.............................................................1-28 A. Inspirasi Da’i KAMTIBMAS..............................................................1 B. Kolaborasi Muslim dan Non Muslim ................................................ 12 C. Rumusan Masalah............................................................................. 16 D. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 16 E. Kajian Terdahulu dan Relevansinya .................................................. 17 F. Struktur Penelitian............................................................................. 22 BAB II TEORI DAN KONSEP..............................................................29-188 A. Konsep Strategi ................................................................................ 29 B Konsep Da’i dan Dakwah .................................................................. 43 1. Da’i .............................................................................................. 43 2. Dakwah Siber .............................................................................. 50 a. Syarat, Rukun dan Sunnah-Sunnah Khutbah ............................. 78 C. Konsep Da’i Siber............................................................................ 81 1. Teori Siber.................................................................................... 96 2. Pertahanan Siber........................................................................... 98 D. Media Siber dan Institusi POLRI ..................................................... 101 1. Kriteria Calon POLRI Menyongsong Indonesia Emas 2045........ 109 2. Mengenal 25 Satuan dan Badan di POLRI.................................. 116 3. Sejarah POLRES Maros ............................................................. 125 4. Peluang serta Tantangan Mewujudkan KAMTIBMAS di Maros Saat PEMILU............................................................................ 127 a. Peluang Merangkul Tokoh Agama .......................................... 127 b. Tantangan Saat PILKADA ..................................................... 129 c. Hakikat Jati Diri Penyelenggara PEMILU............................... 132


xiv c. Kisah Kapolda Sulsel Sukses Mengamankan PEMILU ........... 140 E. Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Maros............... 141 1. Sistem Keamanan Masyarakat .................................................... 143 2. Sistem Ketertiban Masyarakat .................................................... 156 a. Teori Struktural Fungsional.................................................... 156 b. Pengertian Ketertiban............................................................. 158 F. Teori Stimulus Respons................................................................. 163 G. Kerangka Pikir.............................................................................. 168 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. 189-203 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ........................................................... 189 B. Metode Pendekatan....................................................................... 190 C. Sumber Data ................................................................................. 191 D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 195 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 196 F. Teknik Pengolaan dan Analisis Data.............................................. 199 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 204-318 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 204 1. Lokasi....................................................................................... 204 2. Maros Tempat Berkembang Lembaga Pendidikan Agama, Kepolisian dan Tempat Lahir Figur-Figur Da’i ......................... 208 a. Beragam Pondok Pesantren dan Aliran Tarekat Berdiri Berkontribusi Mencetak DASI POLSI................................ 209 b. Tempat Lahir Figur Da’i yang Jadi Ulama ........................... 214 c. Bakal Bediri Sekolah Polisi Negara Terbesar di Indonesia.... 218 d. Ibu Pendiri Korps Brigade Mobil Asal Maros ...................... 220 e. Markas Pasukan TNI Terbanyak di Sulsel ............................ 220 f. Gudang Amunisi Terbesar dan Pabriknya ............................. 221 3. Historis Dibentuknya DASI POLRI Resor Maros..................... 222 a. Sosialisasi Internal POLRI ................................................... 223 b. Sosialisasi Eksternal POLRI ................................................ 224 c. Sosialisasi Kepada Media..................................................... 226


xv d. Kriteria Rekrutmen Anggota DASI POLRI.......................... 227 e. Anggota DASI dari Personil Penyuluh Agama Islam............ 228 f. Logo DASI POLRI.............................................................. 229 g. Visi dan Misi DASI POLRI ................................................ 230 h. Fasilitas Anggota DASI POLRI ........................................... 230 i. Momen Pelaksanaan DIKLAT DASI POLRI........................ 233 j. Kalimat Penutup Pidato atau Caramah DASI POLRI ........... 235 B. Bentuk Sinergitas Program DASI dengan POLRI Mewujudkan KAMTIBMAS ........................................................................... 237 a. Sinergi Membentuk Da’i Ramadhan..................................... 237 b. Kolaborasi Dewan Hakim Lomba Da’i Ramadhan dan Da’i POLRI................................................................................ 239 c. Bekerjasama Menyadarkan Pelanggar KAMTIBMAS.......... 241 d. Membentuk Kelompok Moderasi LAPAS Anak................... 244 e. Responden Penelitian SESPIM LEMDIKLAT POLRI ......... 246 f. Turut Mensosialisasikan Keadailan Restorasif ..................... 249 g. Diundang Pimpin Doa Kenal Pamit...................................... 251 h. Mengonsep Pidato KAPOLDA SULSEL ............................. 253 i. Bersinergi Bedah Rumah Warga Miskin ............................... 254 j. Focus Group Discussion Tentang Terorisme......................... 256 k. Bimbingan Rohani dan Mental Personil POLRES Maros..... 258 l. Saran Untuk Keadilan Restoratif Program POLRI ................ 259 m. Penyuluhan Bahaya Stunting............................................... 263 n. Gerakan Sertifikasi Halal ..................................................... 265 C. Metode DASI POLRI Mewujudkan KAMTIBMAS .................. 266 a. Khutbah Jumat ..................................................................... 266 b. Kajian Dakwah di Masjid..................................................... 268 c. Dakwah Dengan Menulis di Media Sosial ............................ 269 d. Pamflet Dakwah .................................................................. 272 e. Mengunggah Vidio/Audio Ceramah di Media Daring........... 274 f. Bembingan Penyuluhan Islam............................................... 276 g. Dakwah Dengan Korespondensi .......................................... 278


xvi h. Mengonter Berita Bohong (Hoax)....................................... 281 i. Fasilitator Kegiatan Dakwah................................................. 283 j. Wakaf Buku......................................................................... 285 k. Data Jumlah Viewers DASI POLRI di Media Sosial ............ 289 D. Respons Masyarakat Terhadap DASI POLRI ............................ 291 a. Repons Pejabat .................................................................... 292 b. Respons Penyelenggara PEMILU ........................................ 295 c. Respons Tokoh Agama ........................................................ 297 d. Respons Tokoh Politik ......................................................... 298 e. Respons Tokoh Masyarakat.................................................. 300 f. Respons Pengurus Masjid ..................................................... 303 g. Respons Jemaah Masjid ....................................................... 304 BAB V PENUTUP.................................................................................. 319-325 A. Kesimpulan................................................................................... 319 B. Saran/Rekomendasi Kepada POLRI............................................ 323 AKHIR KATA .............................................................................................. 326 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 320-333 DOKUMEN DAFTAR PERSONIL DASI POLRI Resor Maros.......... 334-336 BIODATA ...................................................................................................... 337


1 BAB I GAGASAN DASI POLRI A. Inspirasi Da’i KAMTIBMAS Kontribusi peran da’i atau muballigh akan senantiasa terus dibutuhkan negara dalam hal amar makruf dan nahi mungkar. Sebab dakwah tidak hanya di mimbar masjid. Dengan hadirnya dakwah wadah baru saat ini yaitu ranah siber dapat menjadi sarana eksis dalam menyampaikan pesan dakwah. Terutama mengajak masyarakat turut serta dalam menegakkan keamanan dan ketertiban. Seperti tugas komunitas Da’i Siber Indonesia yang selanjutnya diberi nama DASI.1 Seperti tugas komunitas Da’i Siber Indonesia yang dibentuk Kepolisian Resor (POLRES) Maros saat 17 September 2020 untuk mencegah kriminal di siber. 2 Peran yang dilakukan oleh DASI POLRI Resor Maros yaitu ikut serta mewujudkan dan memelihara suasana aman dan tertib di tengah masyarakat Kabupaten Maros. Meskipun hal tersebut merupakan tugas pokok Kepolisan Negara Republik Indonesia (POLRI). 3 Sebagaimana tertuang di dalam Undang-Nomor Penulis bersama KAPOLRI di Muktamar Muhammadiyah Ke48 2 Tahun 2002 di pasal 4 tentang maksud dan tujuan dibentuknya POLRI, yaitu untuk mewujudkan keamanan dalam negeri, yang meliputi terperliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib


2 dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan, kepada masyarakat, serta terbinanya ketenangan masyarakat, dengan menjunjung tinggi tinggi hak asasi manusia. 4 Strategi dalam mewujudkan keamanan dan keteriban tersebut tidaklah dapat dikerjakan sendiri oleh institusi POLRI. Sehingga harus membangun sinergitas lintas sektor instansi dan komponen masyarakat yang memiliki potensi untuk jadi mitra dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.5 Seperti halnya ketika wabah Covid-19 melanda dunia dan termasuk menimpa Indonesia. Lalu di Sulawesi Selatan pada hari Senin, tanggal 27 Juli 2020 bertempat di Hotel Swiss Bell dibentuk komunitas da’i untuk cegah virus. 6 Diberi nama SATGAS (satuan tugas) Edukasi Covid-19 yang tertulis jelas pada baju rompinya dan dibekali buku saku sebagai panduan dalam mendakwahkan pencegahan tertular wabah tersebut.7 Terinspirasi dari terbentuknya komunitas da’i tersebut. Kemudian Penulis diberi kepercayaan oleh KAPOLRES (Kepala Kepolisian Resor Maros) AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) Musa Tampubolon, SIK (Sarjana Ilmu Kepolisian) untuk membentuk juga komunitas da’i yang diberi nama dengan singkatan DASI POLRI Resor Maros. Ia juga diberi identitas seragam rompi DASI, KTA (kartu tanda anggota) DASI, buku panduan DASI dan sertifikat DASI. Penamanan tersebut berdasarkan hasil kesepakatan Penulis dengan KAPOLRES Maros. Sebab bekerja sama dengan lembaga Penulis yakni Pusat Pendidikan Da’i Kamtibmas (PPDK) Yayasan Tanggap Cagah Mirasantika. Lembaga yang diapresiasi oleh KAPOLRI Jenderal Polisi Prof. Drs. H.M. Tito Karnavian, Ph.D dalam kata sembutannya di buku Penulis.8 DASI akronim dari Da’i Siber Indonesia, dibentuk ketika menjelang pemilihan kepala daerah Kabupaten Maros 09 Desember 2020.9 Karena


3 hasil dari wawancara oleh INTELKAM (intelijen keamanan) MABES (markas besar) POLRI dengan penulis terhadap ide pembentukan da’i, lalu disampaikan kepada KAPOLRES Maros AKBP Musa Tampubolon, SIK. Kemudian lahirlah inovasi dan terobosan baru di Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu Da’i Siber Indonesia disingkat DASI POLRI Resor Maros pada tanggal 17 September 2020.10 Di Kabupaten Maros yang berjuluk Butta Salewangang (negeri yang damai).11 Sebab utama dibentuknya DASI POLRI adalah untuk mencegah konflik PILKADA (pemilihan kepala daerah) tahun 2020. Mereka semua 50 tokoh agama direkrut menjadi da’i siber, tujuannya untuk menciptakan KAMTIBMAS yang aman, damai dan sejuk terutama di ranah siber atau media sosial saat pemilihan kepala daerah di Kabupaten Maros pada tahun 2020, melalui pesan-pesan dakwah dan nasehat di mimbar masjid atau di dunia maya dan dunia maya. Tugas mereka mengedukasi masyarakat agar Bersama Imam Syamsi Ali Presiden Nusantara Foundation Amerika Serikat tidak menyebarkan ujaran kebencian kalimat cebong dan kampret seperti pada PEMILU yang lalu dan hoax (berita bohong) yang dapat memicu konflik antar pendukung kandidat calon bupati dan wakil bupati.12


4 Sebab konstestasi politik dan perebutan kekuasaan terjadi polarisasi warga yang rawan memicu konflik horisontal. Hal ini pernah terjadi. Sebagaimana hasil riset Hasrullah. Bahwa salah satu pemicu terjadinya konflik Poso tahun 1998-2001 adalah pesta demokrasi.13 Korban telah banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Modus penipuan mereka menggunakan media siber dengan mengirim sms berantai, maupun menelepon calon korbannya dan mengatakan bahwa memenangkan hadiah lomba. Kemudian calon korbannya diarahkan mentransfer uang lebih dahulu dengan alasan sebagai pajak hadiah. Paling banyak menjadi korban penipuan adalah kaum wanita.14 Faktor lain dibentuknya DASI yakni dunia siber kerap digunakan kelompok ekstrimisme dan terorisme dengan mengatas namakan agama mempropagandakan paham menyimpangnya dengan melakukan perekrutan anggota menggunakan wadah siber. Meskipun dipahami tindakan terorisme yang dilakukan seseorang tidak terkait oleh agama pelakunya.15 Ada 32 akun di media siber diungkap oleh mantan Deputi Pencegahan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) MAYJEN (Mayor Jenderal) TNI (tentara nasional Indonesia) Agus SB yang bernarasi mengajak kepada paham radikalisme dan terorisme. Seperti membaiat anggota baru dengan cara daring, menyebarkan kontenkonten provokasi melawan pemerintah yang sah, mengunggah vidiovidio perang ISIS, penggalangan dana untuk kegiatan perang, dan kursus peledakan bom bunuh diri.16 Selain itu, beragam tindak pindana kriminal terjadi di dunia siber. Dengan istilah cyber crime, (tindak kriminal menggunakan internet) oleh pakar hukum. Ada banyak istilah penamaan asing yang dipakai dalam penanganan kejahatan siber diantaranya; unauthozed access (mamasuki suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah), illegal


5 contents (memasukkan data atau informasi ke internet tentang suatu yang tidak benar), cyberstalking (mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer).17 Dunia siber juga menjadi sarana kriminal transaksi narkotika, juga pembobolan bank. Dengan meretas sistem dan mengambil data nasabah lalu mengeruk isi tabungannya. Fakta yang berhasil diungkap oleh aparat hukum terhadap pelaku kriminal siber adalah melibatkan warga negara asing dan kebanyakan mereka berwarga negara Tiongkok dan Taiwan. Juga di wilayah Indonesia mereka juga melancarkan aksinya kepada warga negara di luar wilayah Indonesia.18 Jika DASI POLRI penggasanya anggota kepolisian, maka juga ada kaitan historis yang unik dan menarik dari pendiri DPP IMMIM (Ikatan Masjid Musallah Indonesia Muttahidah) lembaga yang menjadi wadah berkumpul para da’i dan muballigh di Kota Makassar. Pendiri IMMIM adalah sosok anggota TNI aktif semasa hidupnya yakni almarhum K.H (kiyai haji) Fadli Luran. Sehingga faktor itu pula yang menjadi sebab kantor DPP IMMIM berada di kawasan pemukiman asrama perwira TNI Hasanuddin di Makassar.19 Penulis bersama M.Quraish Shihab dan Ketua DPP IMMIM tahun 2015


6 Anggota DASI POLRI yang direkrut dari ragam latar belakang tokoh agama dan masyarakat, juga ada peserta dari kalangan penceramah muslimah atau da’iah/muballigah. Peneliti yang terlibat lansung dalam pembentukan dan perekrutan anggota DASI. Yakni merekrut PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Maros, Ketua PC. NU (Nahdatul Ulama) Maros, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Maros, ada juga dosen, tokoh tarekat, dan pimpinan Pondok Pesantren, serta yang paling banyak direkrut dari Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Maros.20 Jumlah keseluruhan anggota DASI POLRES Maros ada 50 orang yang ikut pelatihan DASI pada 17 September 2020 di Baruga B Kantor PEMDA (pemerintah daerah) Maros.21 Juga plus peneliti diberikan KTA (kartu tanda anggota) DASI, serta rompi yang bertuliskan penggagas DASI POLRES Maros. Menariknya mereka direkrut menggunakan komunikasi via WhatApp yakni para tokoh agama tersebut. Cara merekrut anggota da’i via WhasApp juga pernah peneliti lakukan ketika membentuk Da’i Anti Narkotika (DANI) pada tahun 2018 di BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) SULSEL.22 Mereka semua 50 tokoh agama direkrut menjadi DASI, tujuannya untuk menciptakan rasa aman, damai dan sejuk terutama di ranah siber atau media sosial saat pemilihan kepala daerah (PILKADA) di Kabupaten Maros pada tahun 2020, melalui pesan-pesan dakwah dan nasehat di mimbar masjid, di pengajian-pengajian, tulisan nasehat di media sosial, konten ceramah di YouTube, dan dakwah menggunakan sarana audio lalu diunggah di media sosial masing-masing. Tugas mereka mengedukasi masyarakat agar tidak menyebarkan ujaran kebencian dan hoax (berita bohong) yang dapat memicu konflik antar pendukung kandidat calon bupati dan wakil bupati.23


7 Penulis sebagai warga Maros, sejak telah reformasi mengamati pelaksanaan pemilihan kepala daerah dari tahun ke tahun, yakni ketika adanya pemilu secara lansung. Dapat dikatakan pelaksanaan PILKADA yang paling kondusif di Kabupetan Maros yaitu di tahun 2020. Sebab berlansung aman dan tertib. Karena tidak terjadi konflik antar masyarakat. Waktu itu ada tiga pasang calon kepala daerah saling berangkulan menerima penetapan yang menang dan kalah ketika diumumkan KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Maros pemenangnya.24 Sementara itu, sebagai data komparasi yaitu dibandingkan PILKADA pada tahun 2016 yang diwarnai ketegangan antar pendukung calon bupati. Sebab pemenangnya waktu itu sempat dinyatakan tersangka oleh penyidik BARESKRIM (Badan Reserse Kriminal) MABES POLRI ketika dinyatakan pemenang dengan jumlah suara terbanyak. Hal ini menjadi sebab berdar isu kriminalisasi.25 Dan suasana PILKADA paling menegangkan serta mengancam keamanan yaitu saat PILKADA di tahun 2010. Sebab diwarnai aksi pelemparan bom molotov dan pembakaran salah satu kantor camat di Kabupaten Maros. Tempat menyimpan kertas suara hasil Pilkada dibakar oleh salah satu calon bupati. Ketika konvoi pengedara motor yang melempar bom molotov meninggalkan kantor Camat Tanralili mereka lalu disergap dan diringkus oleh anggota polisi dari satuan POLRES Maros. Sebelas orang ditahan waktu itu. Hingga kasus pidana Pilkada tersebut disidang sampai ke Pengadilan Negeri Maros.26 Fakta bahwa kejahatan siber terus berlansung dan meningkat setiap saat seiring berkembangnya pengguna dunia siber. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun koran Harian Fajar pada liputan metro laporan khususnya. Bahwa Unit IV SUBDIT (sub direktorat) V Tindak Pidana Siber DITKRIMSUS (direktorat kriminal khusus) POLDA Sulawesi Selatan pada tahun 2021-2022 menangani kejahatan siber


8 dengan 48 laporan kasus kejahatan. Berarti setiap bulan ada 4 (empat) kasus. Namun pada tahun 2022, bulan Januari belum berakhir mereka telah menangani 7 (tujuh) kasus pidana siber di POLDA Sulawesi Selatan.27 Termasuk kejahatan pinjaman online (pinjol) dan judi onlie telah menyita perhatian POLRI untuk melakukan penindakan hukum. Terutama pinjol yang ilegal korbannya semakin banyak. Korban tergiur kerena kemudahan dan efek ekonomi dari wabah Covid-19. Tercatat mulai Januari hingga Oktober 2021 kasus pinjol ilegal yang ditangani POLRI secara nasional sejumlah 370 laporan polisi 91 selesai proses hukumnya. 278 proses penyelidikan, 3 penyidikan. Penindakan tersebut dilakukan POLRI karena korbannya banyak dan data diri mereka disalahgunakan untuk kejahatan apabila telat membayar diancam melalui via telepon. Sehingga ada di atara korban melakukan bunuh diri karena telah terhimpit utang online akibat bunga pinjaman yang membengkak hingga tidak lagi mereka bisa bayar.28 Karena itu, KAPOLRI Jenderal Polisi Sulistyo Sigit Prabowo menginstruksikan tiga hal untuk mereduksi kejahatan siber terkait pinjol tersebut. Yakni; pertama, langkah pre-entif yaitu melakukan edukasi, sosialiasi serta literasi digital akan bahaya pinjol, hal ini dapat menjadi bagian dari tugas dari Dai Siber Indonesia; kedua, langkah preventif yaitu POLRI melakukan patroli siber di media sosial; ketiga, langkah represif yaitu penegakan hukum dengan membentuk SATGAS penanganan pinjol ilegal dengan berkoordinasi dengan stakeholder terkait.29


9 Upaya dakwah dalam lingkup dunia siber, juga telah menyita perhatian organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yang memiliki visi-misi dakwah yakni Muhammadiyah. Bahkan ormas yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tersebut memberi perhatian khusus terkait dakwah, Ketua Umum DPP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nasir, M.Si di Solo di ranah siber yang menurut Muhammadiyah hal ini adalah bentuk tajdid (pembaruan, modernisasi, dan restorasi). Sehingga itu memerlukan strategi atau konsep yang harus segera beradaptasi dengan dunia siber. Sebab peluang dakwah di dunia siber sangat besar seiring terus meningkatnya pengguna dan jangkauan yang luas dimiliki oleh media dunia siber.30 Juga termasuk strategi Da’i Siber Indonesia POLRI mewujudkan keamanan dan ketertiban jika memanfaatkan akselerasi dunia siber yang begitu capat dalam memberi pengaruh positif kepada masyarakat. Seperti menulis pesan-pesan nasehat atau literasi dakwah media sosial. Sebab menulis di dunia siber memiliki kekuatan efek sangat dasyat. Yaitu bisa membentuk cara berpikir seseorang. Bahkan orang yang telah matang dalam kemampuan berpikirnya pun dapat


10 terpengaruh. Tulisan di dunia siber dapat mengubah pikiran, pemahaman dan tindakan pembaca.31 Istilah literasi dakwah yang erat kaitannya dengan dunia tulis menulis telah dipaparkan di dalam Alquran dengan sebutan istilah dakwah bil qalam yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman as, yang berdakwah dengan menulis surat kepada Ratu Bulqis.32 Pandangan peneliti, DASI adalah bagian dari Da’i KAMTIBMAS yang telah menjadi program POLRI secara nasional dengan SKEP KAPOLRI No. Pol: SKEP/768/X/2005/ Tanggal 26 Oktober 2005.33 Akan tetapi Da’i Siber Indonesia ini memiliki spesialisasi khusus yakni menguasai tema-tema dakwah yang berkaitan dengan pencegahan kriminal di dunia siber. Sementara itu, Da’i Keamanan dan Ketertiban Masyarakat mencakup secara luas tentang tema dakwah keamanan dan ketertiban masyarakat. Sama halnya dengan Polisi Santri yang pernah dibentuk oleh KAPOLDA Sulawesi Selatan IRJEN Polisi Dr. Anton Charliyan, MPKN. Polisi Santri tersebut adalah komunitas anggota POLRI dari satuan BHABINKAMTIBMAS yang memiliki kemampuan mendakwahkan pesan-pesan KAMTIBMAS di tengah masyarakat.34 Da’i Siber Indonesia dapat juga diasumsikan sebagai bagian dari penerapan program POLRI yakni Pemolisian Masyarakat (POLMAS) yang juga telah ada payung regulasinya yaitu Peraturan KAPOLRI Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat. Hal ini termaktub di dalam Bab II pada dustur negara, tersebut tentang strategi dan sasaran. Yaitu kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas.35 Peran komunitas da’i dalam dakwah dapat mengubah kebisaan negatif suatu masyarakat. Seperti kelompok An-Nadzir yang bermukim


11 di sekitar Danau Mawang Gowa. Mereka telah mengubah kebiasan negatif warga, yang sebelumnya suka merampok dan mencuri. Keberadaan komunitas An-Nadzir telah menjadikan masyarakat di wilayah Danau Mawang menjadi hidup aman, tentram dan damai.36 Sama halnya dengan komunitas dakwah Jamaah Tablik di Kabupaten Luwu Utara, Kecamatan Masamba. Dengan strategi dakwah jaula, bayan, tasykil dan khurujnya lalu merekrut tokoh-tokoh yang sering terlibat konflik horisontal, hingga menjadi Jamaah Tablik yang fanatik dan ikut serta khuruj 40 hari dan 40 bulan di luar Masamba.37 Dari faktor-faktor tersebut di atas. Menjadi pendorong dan motivasi peneliti untuk mengungkap strategi DASI dalam karya ilmiah disertasi ini. Agar Da’i Siber Indonesia tidak hanya dibentuk di Kabupaten Maros. Tetapi juga hadir dan dibentuk diseluruh kabupaten di Indonesia. Ini harapan besarnya. Meskipun historis dibentuknya terkait Penulis bersama WAPRES H. M Jusuf Kalla tahun 2017 PILKADA, namun peran dan kontribusi DASI POLRI tetap dapat dibutuhkan di masa-masa akan datang. Terutama peringatan dan nasehat dakwahnya ketika melakukan kegiatan penyuluhan. Sebab kejahatan menggunakan dunia siber setiap hari terjadi di masyarakat. Berdasarkan pengamatan yakni semakin berkembang dan membeludaknya pengguna internet dari tahun ke tahun.


12 Sehingga peran DASI POLRI ke depan begitu krusial dan sangat dibutuhkan dalam mencegah terjadinya perbuatan kriminal di ranah siber. Karena mereka para da’i setiap saat dapat menyampaikan nasehat kepada masyarakat, baik itu di mimbar masjid, di kanal-kanal YouTube dan media sosial mereka miliki. Peran mereka, seperti Senkom Mitra POLRI yang membantu Kepolisian. Faktor ini pula sehingga DASI dapat menjadi mitra strategis POLRI dalam penyuluhan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.38 Terutama setelah dicanangkan orientasi dan cita-cita bangsa, yaitu mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045.39 Pada peran inilah DASI POLRI dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan institusi kepolisian dan lembaga lainnya dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional. Akibat wabah Covid-19 yang masih mendera, begitu pula setelah wabah tersebut berakhir perannya tatap dibutuhkan oleh negara untuk mengedukasi masyarakat supaya smart bermedia sosial. Guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). B. Kolaborasi Muslim dan Non Muslim Isu dan tema keamanan adalah hal yang universal, tampa melihat suku, agama dan ras semua butuh rasa aman. Sehingga Allah جل جلاله mencontohkan pada dakwah Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika di Mekkah dijamin oleh sosok yang non muslim yaitu Abu Talib.40 Lalu ketika Nabi صلى الله عليه وسلم memimpin di Madinah, semua dijamin keamananya hal itu tertuang di Piagam Madinah.41 Dan hal yang menarik dari penggagas DASI POLRI adalah sosok anggota POLRI yang non muslim yakni KAPOLRES Maros AKBP. Musa Tampubolon, SIK., S.H. Tentu keterlibatanya tersebut ada kaitannya dengan moderasi beragama yang telah menjadi program nasional Kementerian Agama RI.42 Moderasi di dalam Bahasa Arab artinya wasathiyah yang bermakna bersikap seimbang, pertengahan,


13 adil, tengah atau tidak berlebihan dan tidak berkekurangan, tak ekstrim kiri, serta ekstrim kanan.43 Sama halnya dengan arsitek Masjid Istiqlal Jakarta Fredrik Silaban sosok yang non muslim. Dia memenangkan sayembara desain masjid dari sekian banyak juri penilai, tiga di antaranya yakni Buya Hamka, H. Abu Bakar Aceh dan Oemar Husein Amin. Ini adalah sejarah moderasi beragama di negeri ini yang tak terbantahkan.44 Moderat atau wasathiyah jadi topik paling aktual di era modern saat ini, hingga Universitas Islam tertua dan ternama Al-Azhar menggaungkan isu moderasi lewat amanah konsitusi Mesir di tahun 2014 yaitu Islam yang moderat.45 Bersama Menteri Hukum dan HAM tahun 2015 Fokus penelitian ini adalah Strategi DASI POLRI dalam Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros. Sebagaimana pernyataan KAPOLRES Maros yang dikutip oleh media daring Sulselonline.com yakni: “Peran para Da’i dan Ulama sangat penting dalam memberikan pesan KAMTIBMAS kepada masyarakat. Olehnya kami menginisiasi pembentukan Da’i Siber di Kabupaten Maros, dengan memberikan pembekalan pengetahuan tentang dunia maya dan media sosial kepada para Da’i. Kami harap para Da’i bisa mengimbau masyarakat untuk cerdas menggunakan internet dan


14 media sosial di dalam isi ceramah keagamaannya, utamanya jelang Pilkada Maros 2020.”46 Dengan demikian dapat dipahami strategi DASI POLRI ketika dibentuk oleh POLRES Maros dan strategi DASI POLRI dalam kontribusinya sebagai mitra POLRES Maros dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Sehingga hal itu yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini. Esensi pokok DASI yaitu pesan dakwah, dalam rangka membantu atau sebagai mitra Kepolisian Maros, khususnya wilayah Kabupaten Maros ketika menjelang, saat dan setelah pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun 2020 agar tercipta suasana kondusif aman dan damai. Dengan menghimbau masyarakat Maros dalam setiap dakwah DASI untuk cerdas menggunakan internet atau media sosial. Adapun kerja-kerja program atau metode DASI yaitu menyampaikan nasehat saat khutbah jumat, pengajian majelis taklim, diskusi agama baik itu secara online dan offline, tulisan-tulisan dakwah yang diunggah di media sosial.47 Penulis bersama Mba Yeni Wahid di Muktamar Muhammadiyah ke48 Solo Adapun deskripsi fokus pada penelitan ini adalah mengungkap siapa pengendali DASI POLRI dalam mewujudkan Keamanan dan Ketertiban di Kabupaten Maros. Sehingga hal yang difokuskan dalam


15 penelitian ini adalah strategi DASI POLRI Maros yang jumlah anggotanya ada 51 orang, termasuk peneliti. Dalam hal ini peneliti akan berusaha mengungkap kegiatan dakwah DASI Maros dan menggali informasi dari anggota POLRI yang bertugas serta pernah bertugas di POLRES Maros yang terlibat dalam pembentukan DASI, untuk mengetahui strategi mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Karena itu, untuk mengungkap strategi DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros maka dari itu secara khusus deskripsi fokusnya adalah: 1. Strategi DASI. Peneliti berusaha meneliti strategi DASI POLRI Resor Maros saat PILKADA 09 Desember 2020 yang lalu, kini dan akan datang. 2. Keamanan dan ketertiban masyarakat, yang biasa disingkat dengan kalimat KAMTIBMAS adalah tugas pokok POLRI sebagaimana terutuang dalam Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang POLRI. Karena itu, keamanan dan ketertiban masyarakat didefinisikan, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselengaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.48 3. Respons masyarakat. Peneliti akan menggali keterangan dan tanggapan masyarakat Maros terkait pembentukan DASI POLRI Resor Maros dan kontribusi dalam dakwah. Untuk mengungkap respons masyarakat, maka peneliti mewawancara pejabat, tokoh politik, tokoh masyarakat, dan pengurus masjid, jemaah masjid tempat para anggota DASI POLRI menyampaikan pesan-pesan dakwah KAMTIBMAS.


16 C. Rumusan Masalah Berdasarkan data empris dan hasil temuan yang diurai pada latar belakang di atas, maka dari itu dikemukakan pokok masalah besar dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana strategi DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros?” Selanjutnya untuk menjawab pokok masalah utama tersebut, maka diurai dalam tiga sub masalah. Adapun sub masalah yang diangkat adalah: 1. Apa bentuk sinergitas program DASI dengan POLRI di Kabupaten Maros? 2. Bagaimana metode DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan serta ketertiban di Kabupaten Maros? 3. Bagaimana respons masyarakat terhadap pembentukan DASI oleh POLRI di Kabupaten Maros? D. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk menguraikan bentuk-bentuk sinergitas DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros; b. Untuk mendalami metode-metode DASI POLRI mewujudkan keamanan dan ketertiban di Kabupaten Maros; c. Untuk menganalisis respons masyarakat terhadap DASI POLRI di Kabupaten Maros. 2. Kegunaan Penelitian Ada pun kegunaan penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pemikiran Islam dan kepolisian, khususnya di bidang dakwah KAMTIBMAS. Sehingga dapat menjadi salah


17 satu rujukan bagi para peneliti selanjutnya yang berniat memahami dan mengkaji lebih jauh tentang bagaiamana strategi DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi intelektual Muslim, ormas-ormas Islam, dan khususnya institusi Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian Agama RI, dalam mengembangkan komunitas da’i mitra POLRI tesebut. Sebab DASI lahir dari rahim institusi POLRI yaitu di POLRES Maros. Sehingga dengan demikian dapat diimplementasikan dan dikembangkan DASI di seluruh tanah air. Agar sinergitas dan kemitraan antara POLRI dan masyarakat, khususnya para da’i serta penyuluh terjalin dengan baik. Dengan demikian tingkat kejahatan melalui dunia siber dapat direduksi di Indonesia. E. Kajian Terdahulu dan Relevansinya Kajian terdahulu yang terkait dengan kerya ilmiah disertasi ini. Baik itu dalam bentuk jurnal, skripsi, tesis dan disertasi, juga dalam tulisan buku ilmiah populer. Peneliti berusaha mencarinya diberbagai perpustakaan kampus dan jurnal media daring. Adapun studi S2 peneliti relevan dengan penulisan disertasi ini, yaitu karya ilmiah tesis berjudul, “Manajemen Da’i KAMTIBMAS Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros”. Dalam penelitian tersebut mengungkap: pertama, tentang manajemen perencanaan agenda dakwah Da’i KAMTIBMAS agar efisien dan efektif terhadap masyarakat, baik itu pada pelajar, maupun masyarakat umum; kedua, juga merealisasikan agenda penyuluhan pendidikan hukum kepada masyarakat Maros, baik itu dilakukan di mimbar masjid, di sekolahsekolah dan pusat keramaian; ketiga, hasil dari manajemen Da’i


18 KAMTIBMAS tersebut adalah upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.49 Hal yang membedakan kajian ini dengan kajian peneliti sebelumnya adalah tesis mengungkap tentang peran Da’i KAMTIBMAS dalam kaitan ilmu manajemen pendidikan. Juga korelasi penelitian ini berkaitan dengan hasil disertasi yang ditulis oleh Sukardi berjudul: “Peran TNI-POLRI Dalam Penyelesaian Konflik dan Ketegangan Masyarakat”. Karena berkaitan dengan ranah tugas POLRI, sehingga peneliti mengganggap hasil penelitan itu ada korelasinya. Dalam disertasi tersebut mengungkap tiga hal, yakni: Mengapa konflik dan ketagangan masyarakat sering terjadi di Indonesia, serta bagaimana upaya pencegahannya, bagaimana strategi TNI-POLRI upaya pencegahan dan penyelesaian konflik dalam hukum Islam. Pada uraian disertasi tersebut dijelaskan tentang hukum Islam yakni; pertama, Islam sangat melarang melakukan konflik; kedua, memahami Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta melarang berpecah belah; ketiga, melarang saling mengolok-olok antar sesama manusia, akan tetapi sebaliknya saling menyayangi, menghargai, dan menghormati terhadap sesama manusia.50 Buku panduan yang peneliti tulis berjudul, “Buku Panduan DASI (DASI)”, Isinya tentang latar belakang digagasnya DASI. Kemudian dijelaskan tentang kerawanan konflik yang dapat dipicu oleh media siber, terutama ketika masyarakat menggunggah ujaran kebencian, berita bohong saat kontestasi pemilihan kepala daerah. Uraian fakta-fakta kriminal dan konflik horisontal, hingga kudeta presiden pernah tejadi akibat pengaruh siber yang diolah dari hasil bacaan beberapa buku dan media, serta berisi tentang metode dakwah dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban. Sehingga dalam buku


19 tersebut memantik kepedulian para tokoh agama sehingga itu mereka bergabung menjadi DASI Polres Maros dalam bersama-sama mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam dakwah. Terutama ketika Pilkada Kabupaten Maros tahun 2020 dan setelahnya. Buku panduan tersebut diberikan kepada semua peserta DASI yang ikut diklat pembekalan tentang dunia siber.51 Karya ilmiah yang ditulis Sudir Koardhi yakni penelitan disertasinya berkaitan tentang trasformasi strategi dakwah dengan judul: “Trasformasi Strategi Dakwah (Studi Komunikasi Politik Perjanjian Hudaibiyah)”. Hal ini menurut peneliti berkaitan sebab penelitian yang peneliti lakukan adalah strategi dakwah dalam konteks saat ini yaitu Dai Siber Indonesia. Tentu dapat dikaitkan karena pangkal dari dakwah tidak bisa lepas dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Tujuan penelitian tersebut adalah menderskripsikan trasformasi strategi dakwah yang ditempuh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam proses komunikasi politik pada perjanjian Hudaibiyah. Hasil penelitian disertasi tersebut mengungkap tentang strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم ,.yakni: strategi dakwah poin blank (lansung) mengajak mad’u (personal-komunal), lalu menjadi strategi dakwah roundabout (tidak lansung) dengan memengaruhi mad’u (komunal) melalui struktur, suprastruktur, maupun infrastruktur politik, struktur sosial, serta ekonomi, sehingga terjadi transfer keadilan secara masif. Trasformasi strategi dakwah Rasulullah صلى الله عليه وسلم .tersebut berlansung 1 Hijriyah, sejak Allah جل جلاله ,. mengizinkan kaum muslimin berperang dengan tujuan mempertahankan diri.52 Buku ilmiah populer berjudul, “Teori dan Riset Media Siber (cybermedia)”, ditulis oleh Rulli Nasrullah. Buku tersebut ditulis atas dasar panduan dalam perkuliahan yang diampuh oleh penulisnya yakni mata kuliah cybermedia, jurnalistik online, dan


20 media online. Dalam buku tersebut berisi kajian teori dan hasil riset yang pernah diperesentasikan penulisnya, diseminarkan dan dipublikasikan di jurnal ilmiah khususnya berkaitan dengan bidang komunikasi terutama kaitan media siber.53 Buku populer ilmiah yang berjudul, “Penegakan Hukum Tindak Pidana Cyber Crime”, ditulis oleh Yusrizal. Ditulis oleh anggota POLRI yang juga seorang praktisi hukum. Isi buku tersebut menjelaskan tentang kejahatan siber dan bagaimana pertanggung jawabannya. Juga di dalamnya diurai dan dipaparkan tentang apa itu kejahatan siber, dan bagaimana penegakan hukum tentang kejahatan siber. Serta dalam buku tersebut mengungkap data kejahatan siber yang dikutip dari ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) bahwa pada tahun 2017 serangan siber ke tanah air mencapai angka lebih dari 2,5 juta kali serangan dalam bentuk peretasan situs. Sementara dari catatan POLRI menangani kasus 3.325 kasus kejahatan siber selama 2017 dengan berbagai bentuknya. Mulai dari peretasan, hoax atau menyebarkan berita bohong, hingga pada pencemaran nama baik lewat media sosial atau siber, maupun layanan lain di internet.54 Jurnal yang ditulis oleh mahasiswa Universitas Pertahanan Indonesia bernama Amarmuazam Usmani bin Othman yang berjudul: “Analisis Penggunaan Media Siber Terhadap Keamanan Nasional”. Suatu Studi di Malaysia. Mengungkap tentang penggunaan internet yang begitu tinggi di dunia, sehingga presentase tinggi tersebut berefek pada masyarakat yang mendapat informasi yang tidak bisa dipastikan benar atau tidak. Arab Spring adalah contoh di negaranegera Timur Tengah dimana penggunaan media sosial dapat menjatuhkan pemerintah yang ada. Pihak-pihak yang ada agenda


21 tertentu sering menggunakan media siber untuk melancarkan serangan siber. Media siber dapat dijadikan alat untuk melakukan serangan ke pemerintah dalam bentuk perang urat saraf. Media siber bersifat terbuka dan penggunaannya yang meluas sukar bagi pemerintah memantau dan mengawalnya. Selain menjadi media perang urat saraf, juga media siber dapat menyebabkan terjadinya salah paham antar pihak yang bertikai. Ini karena penafsiran secara terbuka dan dapat membawa pada pertikaian jika tidak ditangani dengan baik. Sikap pengguna media siber yang tidak ada kesadaran terhadap keselamatan dengan mudah mengunggah informasi-informasi rahasia, seperti surat-surat dinas, aset pertahanan dan lain-lain ke internet telah membuka rahasia negara kepada umum. Faktor lain, serangan siber atas sistem pemerintahan dan ekonomi juga dapat meruntuhkan sebuah negara. Seperti yang pernah terjadi di Estonia dan Georgia. Serangan sistem pemerintahan oleh Rusia telah merusak ekonomi dan politik negara tersebut. Penggunaan media siber yang tidak diawasi mampu memusnahkan keamanan, kesejahtraan dan ekonomi negara. Sekiranya ini berlaku, negara akan kehilangan investor dan ekonomi negara akan merosot. Kemerosotan ekonomi akan memusnahkan asas negara dan negara akan menjadi huru hara. Dengan hampir semua lingkungan kehidupan berdasarkan kepada teknologi informasi, kerawanan keamanan siber akan memberi bencana yang besar kepada negara. Baik dari segi ekonomi, politik, keamanan, dan lain-lain. Maka sangat penting untuk diketahui bagaimana peran penggunaan media siber dalam rangka keamanan negara.55 Jurnal hukum yang ditulis oleh Faisol Azhari berjudul, “POLRI: Dalam Fungsi Penegakan Ketertiban dan Dasar Kehidupan Masyarakat”, disimpulkan dikarya ilmiah tersebut. Pertama, bahwa


22 image masyarakat polisi sebagai pemburu kejahatan, rasanya akan sangat sulit dipahami polisi sebagai penegak ketertiban. Apalagi tidak diberikan sama sekali kewenangan istimewa yang disebut tindakan diskresi di dalam melaksanakan hukum. Dan keberhasilan polisi dalam penegakan ketertiban tidak semata-mata terletak pada tugasnya saja melainkan juga image masyarakat yang tidak lagi menganggapnya identik dengan kekerasan, penembakan, pemburuan dan sebagainya melainkan meletakkan paradigma funsi polisi sipil, polisi sahabat/teman masyarakat, polisi yang akrab dengan kelemahlembutan, di samping sebagai pengayom masyarakat. Predikat-predikat di atas lebih tepat diberikan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat di mana polisi lebih mencurahkan tindakan-tindakannya terhadap pemecahan persoalan-persoalan kejahatan serta pelayanan kepada masyarakat dalam penanganan kejahatan. Kedua, cara penciptaan ketertiban oleh polisi sangat tergantung pada pola dasar kehidupan masyarakat. Polisi Indonesia atau POLRI dikondisikan oleh pola dasar kehidupan yang dipakai dalam masyarakat Indonesia, seperti keselarasan dan kekeluargaan. Dari situlah gaya polisi Indonesia memang tidak bisa lain yaitu cermin gaya hidup masyarakat Indonesia.56 F. Struktur Penelitian. Disertasi ini terdiri dari V Bab. Bab I merupakan pendahuluan yang mendeskrpsikan latar belakang tentang strategi DASI POLRI mewujudkan kemanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Sebab dunia siber yang rawan menjadi pemicu konflik sosial akibat pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. Sementara dilain pihak, POLRI dalam hal ini POLRES Maros harus menjamin keaman dan ketertiban masyarakat selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Sehingga itulah POLRI merangkul tokoh agama.


23 Kemudian hadirlah suatu inovasi kerja dalam bentuk komunitas pendakwah yang diberi nama DASI oleh POLRES Maros. DASI tersebut, diharapkan dalam kegiatan dakwah dan penyuluhannya mengajak serta menghibau masyarakat agar tidak mengunggah ujaran kebencian dan berita bohong kepada kandidat calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Maros. Sebab jika hal itu dilakukan dapat memicu ketersinggungan pendudukung calon bupati, sehingga berpotensi terjadi konflik antar pendukung. Dengan menganalisis sinergitas POLRI dengan DASI, metode dakwahnya, serta respons masyarakat terhadap DASI POLRI dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Bab II, merupakan tinjauan teoritis yang mengurai tentang strategi DASI POLRI, baik itu dilihat dari segi bahasa maupun istilah. Dari pembahasan strategi dai siber kemudian dikemukakan istilah baru dalam komunitas pendakwah di Indonesia yang belum ada sebelumnya yakni DASI. Juga pada bab ini juga membahas tentang institusi POLRI yakni sejarah dibentuknya dan visi-misinya ke depan dalam mendukung terwujudnya Indonesia Maju dan Emas 2045. Serta pada bab ini pula, mengupas tentang teori keamanan dan ketertiban masyakat. Sebab tujuan dibentuknya DASI POLRI adalah untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Bab III adalah berisi metodologi penelitian yang membahas tentang lokasi dan jenis penelitian, metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, serta analisis data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan terdiri dari potret yang menggambarkan Kabupaten Maros, historis dan POLRES Maros sebagai institusi POLRI yang berkerja sama dengan Pusat Pendidikan Dai KAMTIBMAS (PPDK) membentuk komunitas DASI. Selanjutnya


24 mengungkap tentang sinergitas POLRI dengan komponen masyarakat, metode-metode/strategi DASI, dan respons masyarakat terhadap pembentukan DASI POLRI kontribusinya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Bab V merupakan penutup, yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran/rekomendasi penelitian. Menyimpulkan tiga sub masalah yakni, sinertigas DASI POLRI, metode DASI POLRI, dan respons masyarakat terhadap DASI POLRI. Hasil menelitian inilah yang mengungkap pokok masalah bagaimana strategi DASI POLRI mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Maros. Harapan dan obesesi peneliti, karya ilmiah ini dapat menjadi buku panduan dan rujukan dalam pengembangan DASI oleh institusi POLRI. Sebab komunitas tersebut lahir dari rahim lembaga POLRI sebagai mitra strategis yang berasal dari komponen masyarakat, khususnya tokoh agama. Mereka direkrut dalam rangka mewujudkan keamaan dan ketertiban masyarakat. Terutama membentuk DASI di masa yang akan datang sebagai problem solving, dalam berkolaborasi mengurai kompleksitas tantangan tugas POLRI yang dihadapi.


25 CATATAN 1. Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya: di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 60 2. “Polres Maros Bentuk Da’i Siber, Pertama di Indonesia”, Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Oktober 2020 3. Sidarta Muktar, Posisi Polri di Bawah Presiden: Taruhan Independensi Polri Era Jenderal Tito Karnavian, (Malang: Intrans Publising, 2017), h. 121 4. Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, bab 1 5. “Kapolri: Sinergitas TNI-POLRI Harga Mati”, Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Juli 2021 6. Hamka Mahmud, DANI (Dai Anti Narkotika) Edisi Revisi, (Maros: Yayasan Tanggap Cegah Mirasantika, 2020), h. 255 7. Muhammad Ichsan Mustari,., Sulsel Bebas Covid-19: Buku Saku Cegah Covid-19, (Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020), h. 2. 8. Hamka Mahmud, Ini Jalanku Da’i Kamtibmas Sebuah Pengabdian, (Solo: Tiga Serangkai, 2016), h. vii 9. Hamka Mahmud, Buku Panduan DASI (Da’i Siber Indonesia), (Maros: Yayasan Tanggap Cagah Mirasantika, 2020), h. 6 10. Mitrapol.com, Pertama di Indonesia Polres Maros bentuk Da’i Siber, http://mitrapol.com/2020/09/17/pertama-di-indonesiapolres-maros-bentuk-dai-siber/, diakses 16 Mei 2022 11. Fahry Makkasau dan Isbullah Pallawagau, Bunga Rampai Sejarah Maros, (Gowa: CV. Tohar Media, 2022) h. 1 12. Hasrullah, Dendam Konflik Poso (Priode 1998-2001) Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. XIX. 13. Hasrullah, Dendam Konflik Poso (Priode 1998-2001) Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. XIX. 14. Hamka Mahmud, Buku Panduan DASI (Da’i Siber Indonesia), h. 11 15. “Tindakan Terorisme Tidak Terkait Agama Pelakunya”, SSW:Majalah Kepolisian dan Hukum, Juli 2016 16. Agus SB, Deradikalisasi Dunia Maya: Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media, (Jakarta: Daulat Press, 2016), h.111-120 17. Yusrizal, Penegakan Hukum Tindak Pindana Cyber Crime, (Malang: Media Nusa Creative, 2018), h. 30-31.


26 18. Yohanes Wahyu Saroto, Intelijen—Teori Intelejen dan Pembangunan Jaringan Edisi IX, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2020), h. 226, 229. 19. Hasil penelitian disertasi Nurhidayat Said Dosen Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar tentang pangkat terahir K.H Fadli Luran sebelum pensiun TNI yakni Letnan II. Ia empat kali mendapat penghargaan Satyalencana kemiliteran. Pernah mengabdi sebagai Wakil Komandan Batalion dan Komandan Kompi di Kabupaten Pangkep dan Kepulauan. Ketika wafat di Jakarta karena sakit, institusi TNI ingin memakamkan di Taman Makam Pahlawan, namun keluarganya menolak dengan alasan tidak ada wasiat beliau semasa hidup. Data ini juga dapat diakses di webside IMMIM. 20. Sulsel.kemenag.go.id., “Hamka Mahmud, Penyuluh Agama Kemenag Maros yang Lolos 6 Besar Penyuluh Teladan, Dai Siber dan Harapan Berdakwah Berbasis Medsos”, https://sulsel.kemenag.go.id/daerah/hamka-mahmud-penyuluhagama--kemenag-maros-yang-lolos-6-besar-penyuluh-teladan-daisiber-dan-harapan-berdakwah-berbasis-medsos-7bAGv, diakses, 8 Mei 2022 21. Musa Tampubolon, “Kepada nama terlampir 50 peserta pelatihan DASI,” 16 September 2020. Surat Nomor: B/10/IX/HUK.6.6/2020 dari Polres Maros kepada nama terlampir 50 peserta pelatihan DASI, (Maros: Polres Maros, 2020). 22. Hamka Mahmud, DANI (Dai Anti Narkotika) Edisi Revisi, h. 22-32 23. “Polres Maros Bentuk Da’i Siber, Pertama di Indonesia”, Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Oktober 2020. 24. Makassarmetro.com, “7 Kabupaten/Kota di Sulsel Bebas Sengketa Pilkada”, https://makassarmetro.com/2020/12/31/7-kabupatenkota-di-sulsel-bebas-sengketa-pilkada, diakses 19 Juli 2022. 25. Pilkada.tempo.com, “Calon Bupati Maros yang Menang Telak Jadi Terangka Korupsi”, https://pilkada.tempo.com/read/727566/calon-bupati-marosyang-menang-telak-jadi-tersangka-korupsi, diakses 19 Juli 2022 26. Akramullah (30 tahun), Salahsatu Terpidana yang Ikut dalam Aksi Pelemparan Bom Molotov di Kantor Camat Tanralili Maros saat Pilkada tahun 2010, wawancara, 19 Juli 2022 27. “Kejahatan Siber Meningkat” (liputan), Harian Fajar, 28 Januari 2022


27 28. “Kapolri Printahkan Tindak Tegas Pinjol”, Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Oktober 2021 29. Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Oktober 2021 30. “Memaksimalkan Dakwah Muhammadiyah di Dunia Digital”, Suara Muhammadiyah, 1-15 April 2022 31. Muhammad Tariq, “Literasi Dakwah dan Media Sosial”, Fajar, 10 Mei 2022 32. Suf Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam Al-Quran, (Jakarta: Penerbit TERAJU, 2004), h. 133 33. Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pedoman Pembentukan dan Pembinaan Da’i Kamtibmas, (Jakarta: Mabes Polri, 2005), h. 9. 34. Hamka Mahmud, Ini Jalanku Da’i Kamtibmas Sebuah Pengabdian, (Solo: Tiga Serangkai, 2016), h. 16 35. MABES POLRI, “Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat”, (Jakarta: Mebes Polri, 2015), h. 4. 36. Abd. Rasyid Masri, Jaringan Komunitas An-Nadzir: Pola Intraksi Sosial dengan Masyarakat Lokal, (Yogyakarta: Ruas Media, 2020), h. 108 37. Arifuddin Tike dkk, Strategi Dakwah Jamaah Tablik Dalam Realitas Konflik Sosial di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara”, Diskursus Islam 5, no. 1(April 2017): h. 30 38. Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pedoman Pembentukan dan Pembinaan Da’i Kamtibmas, (Jakarta: Mabes Polri, tp.th), h. 9. 39. “Kapolri: Sinergitas TNI-POLRI Harga Mati”, Tribrata Pallawa Lipu, Edisi Juli 2021 40. Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsun fi As-Sirah An-Nabawiyah ala Shahibina Alaihi Salati wa Sallam, terj. Kathur Suhardi, ; Editor: Yasir Maqosid, Lc, Sirah Nabawiyah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), h. 81 41. Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar NKRI 1945: Kajian Perbandingan tentang Dasar Hidup Barsama dalam Masyarakat yang Majemuk, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h. 146-147 42. Tim Penyusun Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019), h. 17-18


28 43. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Al-Wasathiyyah fil Qur’anil Karim, Terj. Samson Rahman, MA., Moderasi dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020), h. 9,10,11. 44. Kartun Setiawan dan Tawaluddin Haris, Masjid-Masjid Bersejarah di Jakarta, (Jakarta: Penerbit Erlangga, tp.th), h. 202. 45. Mustari, “Identitas Lokal dan Tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi” (Pidato pengukuhan Guru Besar, Samata Gowa: UIN Alauddin, 2 Juni 2022), h. 15 46. SULSELONLINE.COM, Polres Maros Bentuk Dai Siber, Pertama di Indonesia, https://sulselonline.com/2020/09/17/polres-marosbentuk-dai-siber-pertama-di-indonesia, diakses, 12 Februari 2022. 47. Hamka Mahmud, Buku Panduan DASI (Dai Siber Indonesia), h. 23- 24 48. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002, bab 1 pasal 1. 49. Hamka Mahmud, Manajemen Dai Kamtibmas Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Tesis (Makassar: UIM, 2020), h. Xxiii 50. Sukardi, Peran TNI-POLRI Dalam Penyelesaian Konflik dan Ketegangan Sosial Persfektif Hukum Islam, Disertasi (Makassar: UIN Alauddin, 2015), h. Xi 51. Hamka Mahmud, Buku Panduan DASI (Dai Siber Indonesia), h. 6 52. Sudir Koardhi, Transformasi Strategi Dakwah (Studi Komunikasi Politik Perjanjian Hudaibiyah), Disertasi (Makassar: UIN Alauddin, 2018), h. xvi 53. Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media (cybermedia) Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2016), h. xv 54. Yusrizal, Penegakan Hukum Tindak Pindana Cyber Crime di Indonesia, (Malang: Media Nusa Creative, 2018), h. vii 55. Amarmuazam Usmani bin Othman, Analisis Penggunaan Media Siber Terhadap Keamanan Nasional: Suatu Studi di Malaysia, Jurnal Pertahanan Strategi Pertahanan Darat, Vol. 3 No. 3, (2017), h. 61 56. Faisol Azhari, Polri: Dalam Fungsi Penegakan Ketertiban dan Dasar Kehidupan Masyarakat, Jurnal Hukum Fakultas Hukum Unissula, Vol. XXVI, No. 2, (Agustus 2011), h. 664-665.


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 29 BAB II TEORI DAN KONSEP A. Konsep Strategi Penggunaan kata strategi populer dikancah peperangan dan pertandingan olah raga, serta di dunia bisnis. Indrawan Nugroho mendefiniskan strategi yaitu cara-cara yang dipilih untuk meraih tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Motivator tersebut juga mengutip pendapat Porter bahwa strategi adalah proses memilih serangkaian aktivitas yang berbeda dari pesaing dalam rangka memberikan bauran nilai yang unik untuk ditawarkan ke pasar.1 Penulis bersama KAPOLRI Jederal Polisi Prof. H.M. Tito Karnavian, Ph.D di MAPOLDA SULSEL tahun 2016 Dalam contoh peperangan misalnya, sebuah buku berjudul: “Ketika Rasulullah Harus Berperang”, mengungkap tentang strategi Rasulullah صلى الله عليه وسلم ,dalam berperang. Seperti strategi penggemlengan


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 30 spritual yakni senantiasa membangkitkan mental dan meningkatkan semangat para pejuang dengan memberikan harapan-harapan kemenangan atau janji surga oleh Allah جل جلاله .Sementara strategi praktis adalah memanfaatkan dan mendorong potensi umat yang mampu memberikan pengorbanan dan pengabdian baik laki-laki, perempuan, pemuda, maupun orang tua. Mereka dimotivasi berlatih dan mempalajari teknik ketangkasan perang, baik itu dalam menancapkan tombak, mengayunkan pedang, melempar anak panah, dan bermanuver di atas kuda.2 Makna strategi perang di atas adalah cara-cara yang dipilih untuk meraih tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya pasukan untuk meraih kemenangan. Atau strategi perang adalah proses memilih serangkaian aktivitas latihan yang berbeda dari rival musuh dalam rangka meraih kejayaan. Jenderal Besar TNI AD Abdul Haris Nasution Pahlawan Nasional dan pelaku perang gerilya di Indonesia dikala melawan penjajah Belanda. Menulis sebuah buku berjudul, “Pokok-Pokok Gerilya (Fundamentals of Guerririlla Walfare) Dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa yang Lalu dan akan Datang”. Ia mengartikan tentang strategi perang griliya adalah tehnik perang yang hanya untuk memeras darah musuh, mengikat musuh, dan melemahkan musuh yang berpuluh puluh kali jumlahnya. Upaya ini erat kaitannya dengan cara defensif (strategi bertahan). Hal ini dilakukan sebelum melaksanakan serangan ofensif (strategi menyerang), sebab hanya dengan cara ofensiflah dapat mengalahkan musuh.3 Meskipun kata tersebut kerap digunakan dalam istilah peperangan. Namun demikian, kata ini kerap ditemukan dan berpasangan dengan kata yang lain. Seperti manajemen strategi, strategi pendidikan dan pembelajaran, strategi pemasaran, strategi


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 31 produksi. Berarti kata tersebut netral, sehingga dapat disandingkan dengan beberapa kata dan kalimat yang lain, asalkan relevan. Karena itu, Kustadi Suhandang mendefinisikan strategi ialah suatu kesatuan menyeluruh, komprehensif, dan terintegrasi saling padu diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebab itu harus ada beberapa ketentuan yang mesti diperhatikan di antaranya: Pertama, suatu rencana tindakan yang diupayakan untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang; kedua, analisis terhadap lingkungan, baik yang bersifat eksternal maupun internal, yang menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan dalam hal pencapaian tujuannya; ketiga, keputusan pilihan guna pelaksanaan yang tepat dan terarah dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan; keempat, rancangan guna menjamin ketetapan tercapainya tujuan sasaran.4 Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strattegeia’ atau sering disebut stratos yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata dari disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan ranah militer.5 Lalu kata ini diadopsi ke dalam bahasa Inggris yakni strategic artinya strategis, dan strategist ahli siasat, ahli perang, penyiasat.6 Sementara strategi ditinjau dari etimologi (bahasa) Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertama, ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di saat perang dan damai; kedua, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di perang dalam kondisi yang menguntungkan; ketiga, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dengan demikan, berdasarkan poin ketiga strategi adalah serangkaian upaya yang cermat berkaitan kegiatan tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan.7


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 32 Sedangkan strategi ditinjau dari terminologi (istilah) menurut Sondang Siagian yaitu cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia dengan tuntutan perubahan lingkungan.8 Strategi adalah cara pengaturan untuk melaksanakan taktik jitu.9 Bisa juga berarti kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu.10 Menurut Murad bahwa strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran).11 Sementara di dalam buku berjudul, “Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi” dijelaskan bahwa strategi berasal dari bahasa Inggris, strategic yang artinya seni dan ilmu untuk merencanakan dan pengarahan dari oprasi militer dalam skala besar (art and sience of planning and divicting large scala military oprations). Sebagaimana dipahami bahwa opsi militer bertujuan untuk memenangkan peperangan atau mengalahkan lawan.12 Sementara itu pengertian strategi menurut terminogi (istilah) yaitu taktik atau siasat. Siasat merupakan pemanfaaatan optimal situasi dan kondisi untuk menjangkau sasaran . Dalam militer, strategi digunakan untuk memenangkan sauatu peperanagan (how to win a fight).13 Sementara itu, Abuddin Nata berpendapat tentang strategi yang berkaitan dengan pendidikan yaitu suatu kegiatan terencana secara sistematik yang ditujukan untuk menggerakkan peserta didik atau masyarakat.14 Sebab dakwah tidak bisa dipisahkan dengan ruh pendidikan, karena itu peneliti mengutip pendapat di atas sebagai penguat tentang defenisi strategi yang dikutip pendapatnya. Dengan demikian strategi DASI adalah suatu kegiatan terencana secara sistemik yang ditunjukan untuk menggerakkan objek dakwah yakni masyarakat.


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 33 Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “Strategic Manajemen”, mendefinisikan strategi yaitu suatu pemilihan yang dilakukan secara matang dengan penuh pertimbangan atas serangkaian tindakan atau cara dilakukan, sebagai upaya untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, strategi dirumuskan bahwa sebagai suatu tujuan yang ingin dicapai, upaya untuk mengkomunikasikan apa saja yang akan dikerjakan, oleh siapa yang mengerjakannya, serta kepada siapa saja hal-hal tersebut pula dikomunikasikan dan hasil kerja tersebut perlu dinilai.15 Berlandaskan dari rumusan tersebut maka dipahami makna strategi DASI yaitu suatu pilihan yang dilakukan secara secara matang dengan penuh pertimbangan atas serangkaian tindakan atau cara dilakukan sebagai upaya mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dapat dijelaskan pula bahwa makna asli strategi yaitu seni sang jenderal atau kapal sang jenderal. Arti tersebut diperluas menjadi seni para laksamana dan komandan angkatan udara dan angkatan darat. Penamaan istilah tersebut terdapat kandungan makna yaitu sejumlah situasi kompetitif dalam hal pengaturan dan permainan.16 Strategi juga bisa berupa menyusun rencana-rencana dan langkah-langkah yang akan ditempuh.17 Karena itu, pengertian strategi DASI dari makna asli strategi ini, yaitu seni sang da’i atau sang muballigh dalam menyusun rencana dan langkah yang akan diimplementasi. Menurut Awaluddin Pimay bahwa strategi dalam pengertian terminologi (istilah) yang sering diidentikkan dengan “taktik” yang secara bahasa dapat diartikan sebagai “concerning the movement of organism in respons to external stimulus” (mengaitkan gerakan dari organisma di respons ke rangsang eksternal). Sementara itu, secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk


STRATEGI DASI POLRI MEWUJUDKAN KAMTIBMAS Role model di Era Siber kemitraan Polisi dengan Da’i & Penyuluh saat PEMILU serta setelahnya HAMKA MAHMUD | 34 mencapai sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.18 Hampir senada dengan pendapat ini, peneliti memaknai strategi sebagai upaya menyusun road map atau petunjuk jalan untuk menggapai cita-cita dan hasil yang diinginkan. Misalnya memerangi peradaran gelap narkotika maka harus menyusun road mapnya untuk mengalahkan para penyalahguna narkotika.19 Menurut Wit dan Meyer, strategi terbentuk oleh tiga dimensi yaitu, proses, isi dan konteks. Ketiga dimensi strategi tersebut dapat dikenali di dalam setiap situasi masalah strategi dunia nyata. Hal tersebut dapat didefinisikan secara umum sebagai berikut: (1), proses strategi adalah cara menunjukkan strategi-strategi terjadi. Proses strategi berkaitan tentang bagaimana, siapa, dan kapan strategi dibuat, dianalisis, dibayangkan, diimplemetasikan, diubah, dan dikontrol siapa yang terlibat, dan kapan aktivitas-aktivitas yang perlu berlansung; (2), isi strategi adalah prodak dari sebuah proses strategi. Isi strategi berkenaan dengan apa yang disebut strategi dan apa yang seharusnya menjadi strategi bagi setiap unit penyusunannya; (3), konteks strategi adalah serangkaian keadaan yang menunjukkan proses strategi dan isi strategi ditentukan. Konteks strategi berkenaan dengan lingkungan yang menunjukkan proses strategi dan isi strategi tertanam. Secara khusus, harus dia diakui bahwa ketiga dimensi tersebut saling berintraksi.20 Sementara itu, Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yaitu strategi: 1. Perumusan strategi. Pada tahapan ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang akhirnya menuntut pada pencapaian misi dan tujuan organisasi.


Click to View FlipBook Version