The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Bagus dari PT. PP untuk PM, SM, Pelaksana dan Pengawas Proyek Bangunan Sipil

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by NR Tobogu, 2021-07-03 07:38:17

Referensi Untuk Kontraktor

Buku Bagus dari PT. PP untuk PM, SM, Pelaksana dan Pengawas Proyek Bangunan Sipil

Keywords: Kontraktor,Proyek

Nat.yang dirnaksud di sini addah alatpaver

..

- : . ~ekerjaanini meliputi: Pemindahan alat,
pengangkatan p a w dm spreader ke aras re1

dudukan alat, pengecekan mesin, test jalan
puvu dan res bekerjanya alat.

Putikan alatpavutersebut dapacberjalan

dari ujung ke ujung lainnya tanpa harn-

batan.Amati dudukan rel, rerutama pada
sambungan rel, cermati bila ada pergerakan
re1 saat dibebani alat.Segera perbaiki ke-
INSTALLALAT dudukan re1 bila terdapar gerakan agar men-
jamin pekerjaan penghamparan berjalan
lancar.

Lembaran plastik dihamparhn di acas INSTALL PLASTIK, PROFIL SlKU & DOWEL

ledn concrete sebagai das beton peke-

rasan kaku.
Profil kayu dipasang di bawah dowel

dengan malrsud membuat ~erlemahan
di joint, sehingga pada saat kernbang
susut, retak yang terjadi hanya pada
lokasi yang sudah ada penulangannya
(dowfl).

Dowel dipasang di setiap jarak 5 rn

sebagai rulangan yang bekerja saar
beron kembang susut. Dowel tersebut

terbuar dafi besi polos @ 25 mm dan

diolesi gernuk dan ditutup PVC agar
beton dapat bergerak (tidakterikat oleh

besi tulangan).
Ada 2 (dua) jenis dowelyang, dipasang

dowel mernanjang dengan @ 25

mm dari besi polos dan dowel rnelin-

tang dengan besi ulir $ 19 mm.

Q HAULING & POURING BETON

Secelah bekistin~l,embaran ~lasrikd, an alat-
V

I alat telah siap, penuangan beton dapat di-
laksanakan .

Beton dituangkan perlahan-lahan sampai
diperkirakan cukup untuk suatu area tertentu

-sampai ketebalan yang direncanakan.
Beton kemudian dihamparkan dan di-
sebarkan. Saat penuangan beton diperhatikan
pula cuaca, suhu lingkungan, karena yang
1 digunakan $lump-nya sangat rendah (& 5 cm).
Cuaca disarankan cerah, tidak hujan. Daii
HAULING & POURING pengalaman untuk rnenghindari retak rambut
permukaan, penuangan sebaiknya dilakukan
saat malam hari (rerutama untuk daerah seperti
Jakarta).
Perhatikan ~ u l alat-alat penunjang kerja malam seperti lampu yang cukup, genset, dll. Di saat
musim penghujan perhatikan pula jaian kerja untuk menghindari CoIdJoint,karena kesinambungan
suplai beton sangat diperlukan sampai batas akhir pengecoran.

O SPREADING - 1

Setelah beton diambil dari agitator, beton perlu

diratakan ke seluruh lebar jam. Untuk peracaan awal

dapat dilakukan dengan alat spreader. Ini
dimaksudkan agar pelaksanaan~amenjadi lebih
cepat karena alat tersebut dapat mengerjakan dalam
volume besar.

Untuk tempat-tempar rerrentu yang volumenya
lebih kecil dapat dilakukan dengan tenaga orang
dengan menggunakan cangkul atau sekop.Demihan
seterusnya sampai seluruh bidang dipenuhi dengan
beton.

SPREADING

* VIBRATING

I Ada 2 (dua) tahapan fibrating pada pekerjaan ini:

I Pertarna, penggetaran permukaan yang dilakukan
dengan datpave?:
Kedua, untuk menjamin kepadatan perlu juga di-

I lakukan penggetaran dengan concrerc vihmtor.
Sebaiknyamenggunakan ekecw'cvibrator dari jenis high
frequency. Sediakan 2 alat electric vibrator ini agar
kepadacan beton dipenuhi. Pada alac modern vibwtor
ini langsung terpasang di bawah alatpauer yang bekerja
bersarnaan saatprzuerbekerja.

VIBRATING

* SPREADING - 2 I

Peralaran kedua ini dimaksudkan uncuk
,

Imendaptkan cebal rnaupun perrnukaan

yang lebih teliti. Hal ini dimaksudkan agar

nanci saat jnishing permukaan beton yang I

dihasilkan benar-benar rata.
Perataan kedua ini dilakukan dengan alat

paver. ALat ini terdapar di bawahpatwyang
bergerak maju dan mundur.Sering di-
temukan beton kurang tebal dengan range

I1-5 cm, Apabila ha1 tersebut terjadi,

tambahkan beton cair dengan sekop dan
Isetelah itu diratakan lagi. KeterampiIan
operator paver dalam ha1 ini sangat di- I----

perlukan. SPREADING 2

* TROWELLING- (dengan dat paver)

Selain dapar merarakan dan menggetarkan, paver

dapat juga melakukan perataan layaknya alar

trowek. Alat ini terdapat di belakang paver. Se-

waktu melakukan hngsinya, dat ini bergeser ke

kiri clan kanan dengan bertumpu pada acuanl

bekisting.

Hasil yang didapatkan adalah ~ermukaan

beton yang telah menjadi rata dengan cebal sesuai

1 dengan rencana, namun kehalusan permukaan

TROWELING 1 (DENGAN ALAT PAVER) beton beIum didapatkan.
Apabila masih terdapat rongga (biasanyahanya

0,5 - 1 cm saja), rongga tersebut ditambal dengan

a d u h n beton kernudian alatpaver meratakan lagi dengan bergeser ke kiri dan ke kanan.

* PEKERJAAN JIDAR

Pekerjaan ini merupakan penyempurnaan

~ekerjaant ~ o w e l k i nd~engan paver, hanya saja

dengan jidar ini woweIkingdapat dilakukan dengm
lebih teliti lagi.

Akurasi perbedaan tebal permukaan dapat
dilakukan hingga < 0,5 mm. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan tes larnpu. Bila masih ada
bapngan rongga, maka rongga tersebut dapar

Idihilqkan dengan lebih sempurna.
Hasil permukaan beton sudah dapat terlihat ,- - -
jauh Iebih halus.

1 * PEKERJAANJIDAR40 CM DAN
PENYEMPURNAAN KERATAAN

PERMUKAAN

Pekerjaan ini dilakukan sekali lagi untuk menguji

kerataan permukaan beton. Teknik ini sebenarnya

~ e n ~ e r n b a n g adnila~angany, ang bahkan pada

dat yang modernpun tidak dilakukan.

Pekerjaan ini dilakukan dengan "mengetok"

jidar aluminium diatas permukaan beton dengan

acuan bekisting dipinggir kiri dan kanan. Itulah

sebabnya kelurusan, kekokoban dan kebosihzn

PEKERJAAN JIDAR 40 CM ~ermukaanbekisring sangac di~erhatikan.

BUKURE PER ENS^ UFITUK KONTRAKTOBRANGUNAGNEDUNGDAN SIPIL

Pengetokan dilaksanakan setiap jarak 40 cm.
Hasil ketokan dapat rnendeteksi permukaan yang
masih bergelombang dengan lebih teliti lagi. Apabila
ditemukan indikasi adanya permukaan ber-
gelombang, dapat ditambahkan adukan beton yang
telah diarnbil213split-nya (karenagelombang sangat
tipis).Kemudian diratakan lagi dengan alat trowel
khusus (seperti alat uncuk plester namun lebih
panjang). Setelah selesai diratakan perlu di-check
sekali lagi dengan jidar aluminium tersebut (biasanya
hasil sudah sempurna)

PENYEMPURMAAN KERATAAN PERMUKAAN

PEKERJAAN TROWELL-2 & TROWELL
HALUS
Sambil menunggu becon ietting' (proses
mengeras) pekerjaan penghatusan ~errnukaan
terus dilakukan. M&n lama beton akan mulai
mengeras. Pada saat (perhraan) beton hampir
mengeras, trowell hakus dapat dilaksanakan.
Hasil trowel halus ini akan sangat bagus dengan
permukaan kelihatan ram dan rnengkilap.

a GROOVING & PENYEMPURNAAN
Pekerjaan grooving atau pemberian texture
permukaan ini merupakan pekerjaan yang
menuntut kesabaran & kerrarnpilan yang
tinggi. Tidak semua tenaga tukang dapat

GROOVING PEKERJAAN TROWEL

melakukan ini, karakter yang dipilih biasanya

berkaraktersahr, tehten, tidcak mu& blah &jenuh.
Ia juga harus mengenal tingkat kekerasan beton,
kartna beton yang sudah terlalu keras (kelamaan)

tidak dapat dibentuk texture-nya acaupun kalau
dapat hanya < 2 mrn dan tidak memenuhi kriteria

yang mensyaratkan min 3 mm.
Pada beton yang sudah terianjur

mengeras, penggunaan tekanan pada alat grooving
malah akan mengakibatkan tercungkiinya split
beton dan berakibat fatal pada kerapihan
permukaan beron.

Beton yang belum mengeras juga kurang baik
bila dilaksanakan goouiag, karena akan terialu
lembek hingga texture cidak akan cerlihat rapih.

Berdasarkan pengalaman dan percobaan-
percobam yang diIakukan dilapangan,didapatkan
alat grooving yang paling efektif seperti pada
gambar. Kadang-kadang masih didapatkan garis
texture kurang rapih, hal ini masih dapar diatasi
dengan perapihan texture dengan paku atau kawat,
namun retap dilakukan oleh tenaga yang trampil
dan sabar.

* CURING COMPOUND C
CURING COMPOUND
Pekerjaan ini dilakukan untuk rnelindungi
beton dari retak-retak rambut akibat terlalu
cepatnya susut beton.

Hal ini harus lebih diperhatikan bila pelak-
sanaannya dilakukan di siang hari acau udara
yang sangat cerah.
Bahan yang digunakan dapat berupa produk-
produk perawatan beron yang banyak

dipasaran. Adapun penyemprotannya setelah
p o u i ~ sgaat beton masih belum mengeras.

PEKERJAAN TENDA PEL1NDUNG I

Tenda ini diperlukan untuk perawatan beton dan
berguna untuk;

Mengurangi terldu cepatnya penguapan pada

permukaan beton
Melindungi dari pekerja yang Mu-lalang
Melindungi dari benda-benda jacuh atau

binatang
Melindungi bila riba-tiba hujan datang

PEKERJAAN TENDA PELINDUNG

CURING dengan KARUNG sld 7 HAM

Untuk perawatan beton setelah umur 1 std 7

hari, perawatan diteruskan dengan menutup

permukaan beton dengan karung goni yang F
dibasahkan atau bisa juga dengan geotmtikc non
wovcn yang dibasahkan secara periodik.
Hal ini juga untuk mencegah retak rampur
beton akibat susut yang terlalu cepat.

CURING DENGAN KARUNG (sld 7 hari)

CUTTING (sld Jam ke 18)

Pemotongan beton perlu dilakukan pada
joint-joint yang telah dibuat atau diberi tanda
(pada posisi tulangan Dowell).

Pemotongan dilakukan dengan mesin
pemotong khusw (CUHU beton) yang digerakkan
dengan mesin. Pemotongan dilaksanakan
sedemikian rupa pada saat beton masih cukup

Ilunak namun belum keras sekali atau kira-hra

jam ke 12 sld jam ke 18.
Beron yang terialu Iunak bila dipotong akan

menyebabkan 'kumpiKtetapi beton yang cerlalu

Ikeras juga menyulitkan pernotongan serta akan

boros pemakaian pisau cuner-nya.

Kedalaman potong beton f 5 cm.

PEKERJAAN JOINT SEALANT

PEKERJAANJOINT SEALANT

Setelah beton dipotong, Iubang hasil potongam perlu diisi dengan joint sealant, yang merupakan
campuran karet dan aspal.
Pengisian scrskant sedemihan rupa hingga mernenuhi seluruh lubang yang telah dipocong.

[mix design concrete class PI:

Maximum Size of 25
Coarse Aggregate (mm)
5+1
Slump (cm)

Water Cement Ratio WIC (%) 40,O
Water Content W (Kg/m3) 160

Cement Content C (Kglm3) 791
Fine Aggregate S (Kglm3)
I
Coarse Agregate G (Kglm3)
1,077
o-.

D.5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jembatan

Bagian-bagian struktur utama dari konstruksi jembatan adalah:
1. Struktur Pondasi, baik untuk struktur abutment ataupun untuk struktur pilar. Struktur pondasi

jembatan pada umumnya adalah struktur pondasi dalam, bisa merupakan pondasi tiang pancang
ataupun pondasi tiang bor
2. Struktur Abutment, yaitu struktur dudukan lantai / balok jernbatan sisi tepi
3. Struktur Pilar, yaitu struktur dudukan lantai I balok jembatan di sisi tengah
4. Struktur lantai Jembatan

5. Srruktur kabel , bila konstruksi jembacan adalah merupakan konstruksi jembatan kabel (cable

stayed bridge atau suspension bridge)
6. Struktur Oprit, yaitu tanah timbunan di sisi-sisi tepi jenlbacan yang akan menghubungkan elevasi

lantai jembacan dan elevasi jalan sebelum dan sesudah konstruksi jembatan.

Dalam periode saat ini konstruksi jembatan terus mengalami rekayasa meroda dalam rangka
menyesuaikan target bentang dan cipe konstruksi yang bervariant, berikut adalah cipe-ripe jembatan
yang umum digunakan untuk variant bentangan tertentu sbb:

Bagian metoda konstruksi terpenting dalam konstruksi jembatan adalah proses erection lantai jembatan,
dimana banyak metoda dimungkinkan untuk melakukan erection cersebut.

Adapun metoda erection dari pada lantai jembatan juga sangat bervariasi dail sangat ditentukan oleh
banyak p e r t i m b q a n , antara lain:

Kondisi rnedan, apakah struktur jernbatan terletak diatas permukaan air (sungaillaut) atau di atas
daratan.
Tipe alat yang telah dimilih, dimana setiap pelaksana proyek harus mempertimbangkan jenis-jenis
alat angkat yang telah dirniliki yang tentunya akan berakibat kepada biaya konstruksi yang cfisien

Kondisi access menuju ke lokasi proyek , tipe alar berat apa saja yang dimungkinkan untuk

melewatinya.
Perrimbangan lalu lintas lama, dimana selama masa konstruksi lalulintas yang telah ada ridak dapat

terhenti, sehingga ada tuntutan penggunaan tipe alat tertentu untuk mengatasinya.
Tipe material dan struktur jernbatan yang digunakan, apakah baja atau beton.
Pertimbangan waktu pelaksanaan, dirnana pada umumnya bila masa waktu konstruksi pendek

rnaka sistem precast atau prefab harus digunakan.
Dl1

Bentang optimum

No. Tipe Jembatan yang ekonomis

( meter)

1 Beton Bertulang Sampai 30 Penampang berbentuk segi empat
1. Gelegar utama berupa balok (masif atau berlubang), bentuk huruf T, I
30 - 50 dan lain-lain.
diatas 2 tumpuan
ni==im-30 -50m+l
2. Gelegar utama berupa balok
diatas beberapa tumpuan -30 - 50 m+I
atau dengan cantilever.
p= =
II. Beton Pratekan
Gelegar beton bertulang tidak dapat
I. Gelegar utama berupa balok dilaksanakan secara segmental

diatas 2 tumpuan 20 - 50 Kabel prestess
2. Gelegar utama berupa balok Pile head
50 - 850
di atas beberapa tumpuan 80 - 300

3. Gelegar utama berupa balok 100 - 300

segmental dengan post
tension prestressing

4. Gelegar utama berupa
konstruksi busur (arc bridge)

Bentang optimum Keterangan

No. Tipe Jembatan yang ekonomis

(meter)

Ill. Konstruksi baja Sarnpai 30 Rangka baja

1. Gelegar utama berupa balok 30 - 50 1
diatas 2 turnpuan.
40 - 300
2. Gelegar utama berupa balok
diatas beberapa tumpuan.

3. Konstruksi utarna berupa
rangka baja

I Bentang utama I
Busur rangka baja
4. Konstruksiutarna berupa 200 - 500
busur rangka baja

N Cable Stayed Bridge 200 - 500 Sekarang sudah mencapai panjang
bentang utarna 890 m
(Jembatan yang ditopang
dengan kabel rnutu tinggi)

V. Suspension Bridge Diatas 500 Sekarang sudah mencapai panjang
(Jembatan gantung)
bentang utama - 4000 m

Berikut addah beberapa tipe metoda erection lantai jembatan yang umumnya digunakan untuk berbagai
konstruksi jembatan yang mana sistem pre stressing saat ini sudah cenderung diteraphn pada lantai
tipe-tipe jembatan ini:

Sistem Perancah
Sisrem ini digunakan bila struktur lantai jembatan berada diatas daratan, dan dcidak adanya hngsi
yang diharnbat (pada lokasi daratan tsb, mis l d u Iintas,dll} karena pemasangan perancah.
Sistern perancah ini juga dimanfaatkan untuk sistem beton cor dirempat (cast in place). Berikuc hal-
ha1 yang menjadi pertimbangan bila sistem ini digunakan:
Keuntungan:

Minirnnya alat angkat berat (service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat pengecoran

+

yang diiakukan adalah ditempat.
Lebih rninimnya biaya erection ahbat tidak terlibatnya alar angakat berat, khuususnya bila tipe ini
telah dimiliki (heavy duty shoring).

Kerugian:
Produktivitas yang realtif rendah, karena poekerjaan cor ditempat menuntur waktu yang lebih
lama untuk proses persiapan {formwork dan perancah) dan proses setting beron.
Menuntut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah kurang
baik maka akan berakibat pada perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak yang lebar atau
penggunaan pondasi dalarn).

Perancah

Sistern Service Crane
Sistem ini digunakan bila konstruksi beton balok jembatan adalah berupa konsrruksi precast, juga bila
access bawah jembatan dimungkinkan bagi pergerakan alat tersebut dan juga supply bagi pengiriman
girder

Berikut hal-ha1 yang menjadi pertimbangan bila sistem ini digunakan:

Keunrungan:
Produktivitas erection yang tinggi
Tidak terpengaruh kepada ripe tanah yang ada di bawah lantai jembatan (sebatas mampu dilewati
untuk menuver alat berat)

Kerugian:
Umumnya penggunaan alat berat sepcrri ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa crane
dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal.
PerIunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane

Diperlukannya alar-alat rambahan seperti hainya boogie dan extra service crane di lahan srock girder

Sistem Launching Truss
Sistem ini digunakan bila konstruksi beton balok jembatan adalah berupa konsrruksi precast, juga bila
access bawah jembatan tidak dimungkinkan sama sekali digunakan sebagai access alar berat.
Berikur hal-ha1 yang rnenjadi perchbangan biia sistem ini digunakan:
Keuntungan:

Tidak terpengaruh lrepada kondisi dibawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya sungai)
Kerugian:

Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menunrut biaya tinggi
Diperlukan sistem boohng alat yang memadai mengingat tipe alat ini belum dimiliki banyak oleh
sub kontraktor erection.
Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu waktu extra
untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder.

Launching truss

.. a

Sistem Penggunaan CounterWeight dan Link-Set

Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem pengguna'an alat angkat (baik service crane yang
mungkin diletakkan diatas ponron atau konvensional gantry adalah cara paling umum digunakan
untuk mengangkar dan memasang batang per batang baja di posisinya.

Sisrem counrer weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja yang
belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistern cantilever dapat dilakukan.

Penggunaan "link set" juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah
jadi sebagai konstruksi counrer weight bagi konstruksi rangka di span selanjutnya. Untuk jelasnya
lihat garnbar-garnbar di bawah ini

Counter Gantry

Sistem Launching
Gantry

Untuk konstruksi jem- Counter
batan dimana lantai jem-
batannya berupa struk-
tur beton precast seg-
mental-box, maka peng-
gunaan alat launching
gantry umumnya dapat
digunakan, dimana sis-
tern ini mempunyai
kccctail erection tinggi
yang didukung sistem
feeding segmental dari
sisi belakang alat (tidak
dari bawah, karena per-
timbangan lalu lintas

Sistem Traveller arau Heavy Gantry

SistemTraveler umumnya digunakan untuk tipe jembatan Balance Box Cantilever, kh.ususnya unruk
lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jernbatan tipe ini menggunakan beton

precast box segmental, maka sistem slat angkat gantry haws digunakan

Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan unruk konstruksi jembatan Kabel, khususnya untuk tipe
stay cable, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum
nanrinya sistem traveler (bila beton addah cast in place) arau heavy gantry (bila beton adalah precast)
akan maju ke segrnen berikutnya.

Sistem "feeding" dari precast girder umumnya dilakukan dari sisi bawah dengan menggunakan
konstruksi ponton. Hal terpenring daiarnsistem erection lantai jernbaran pada tipe konstruksi jembatan
ini adalah "Konsep Balancing" yaitu keseimbangan posisi kabel (sisi arah Iaut dan arah darac) sehingga
menjamin piiar I pylon dalam kondisi mengalami pembebanan yang seirnbang.

Bila sisi darar lantai jembatan benar-bcnar diatas dararan dengan struktur tanah yang baik, maka
sistem perancah juga dapat dipergunakan untuk erection lantai jembatan
JGta bisa perhatikan pada prnbar berikut ini.

D. 6. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BENDUNGAN
IRlGASl DAN SALURAN IRlGASl

D. 6.1. METODE PELAKSANAAM PEKERJAAN BENDUNGAN
IRIGASl

Sebagai contoh tinjau Proyek Bendung Batang Hari
Bendung Batang Hari merupakan bendung untuk keperluan irigasi dengan karekteristik:

Lebar Bendung 180 m.
Tipe Bendung Beron.
Perubahan tinggi air dari permukaan air sebelum ada bendung 12 m.
Fungsi utama adalah Pengairan Ligasi.
Masa Pembangunan selama 40 bulan.
Bendung Batang Hari terletak pada posisi sungai berada. Untuk itu pembuatan bendungan dimulai
dengan pembuatan Di~ellrzonChannel (saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai.
Secara skematis posisi pekerjaan bendung adaiah seperti tampak pada sket hyout berikut:
Pekerjaan dimulai dengan mengerjakan Diversion Work dengan meng& tanah dan pembuatan
tanggui untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah aliran sungai dialihkan, lokasi bendung dapat
dikeringkan melalui proses dewatering.

1. DIVERSIONWORKS

1. DIVERSION WORK
2. FIXED WEIR
3. MOVABLE WEIR, APRON

AND FISH WAY

4. RETAININGWALL
5. BOAT AND BUS TERMINAL
6. SEDIMEN TRAP AND INTAKE

dangunan bendung terdiri dari bendung gerak (movabkeweir)dan bendung tetap (f;cdweir),kemudian
ada bangunan pengambilan air (intake)dan sduran pengendapan lumpur (sediment map). Sedangkan
agar tidak merusak ekosistem dbuat jembatanltangga ikan {&b way) sehingga ikan dari hilir

(downs~~eumda)pat bermutasi ke hulu ( u p s ~ e m z.)

LAYOUT PLAN

1. DIVERSION WORK

2. FIXED WEIR

3. MOVABLE WEIR, APRON :
I
AND FISH WAY
4. RETAINING WALL

5. BOAT AND BUS TERMINAL i

6. SEDIMEN TRAP AND INTAKE

7. CLOSING DIKE AND APPUR-

TENANCES

Layout Phn secara garis besar dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian:

Bagian Utama adalah BendungTetap dm Bendung Gerak serta Dinding Penahan Tanah (wtlaining
wall).
Bagian Irigasi adalah intdke dan sediment trap.
Bagian Pdengkap berupafib wdj bzar a d boat m i n a l , access mad clan bangunan penunjang lainnya.

Setelah semua kelompok bangunan diselwaikan, baru aliran air dikembalikan ke jalur semula,
yaitu melalui bendung gerak dan bendung tetap.

FRONT VIEW WEIR FROM
DOWN STREAM BATANGHARI RIVER

Dalarn gambar di atas dapat diuraikan bahwa bagian utama bendung terdiri dari:
Bendung Tetap ;terdiri dari fondasi, tubuh bendung, stifling basin, dan pilar untuk jembatan.
Bendung Gerak; terdiri dari fondasi, tubuh bendung, apron,stillingb&n, clan pintu Cgate),s e d a n g h
di atasnya terdapat ruang hoist (hoist mom).
R~~sakninWgalk atau dinding penahan tanah untuk membentuk aliran sungai terdapat di sebelah
kiri dm kanan bendung.

Pekerjaan bendung dimulai dengan pekerjaan galian tanah dengan menggunakan excavabor dan
hasil galian diangkut oleh dump truck untuk dibuang ke disposal area atau di simpan sebagai stock
untuk material timbunan sesuai dengan jenis dm spesifikasi tanah.

SeteIah galian tanah menemui lapisan ranah keras, perlu dilakukan pekerjaan galian batu (rock acdva-
tdon).

Dalam ha! ini dipilih metode drilLing and bhtizg, yaitu pada permukaan bacuan dibuat poia
blastiag. Kemudian dibuat Iubang dengan rock drill (cradhrrock drikhr)atau canal driIIing untuk diisi
sejumlah bahan peledak (dynumibe) dan detonator sebagai pemicunya.

Setelah dilakukan peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excauatordan diangkut oleh dump
m c k ke disposal area.

Galian batuan dengan blasting (peledakan) biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi
sesuai rock line excavation yang ada di shopdrawiig

Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excdvator untuk membentuk dan
merapikan galian batuan

\;-I ,, i $1

., ,.;& Line -To Disposal
i 'V

! ,.

Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekrjaan yang hams dilakukan add&finhhing
permukaan batuan dengan membersihkan semua loose waartrialdan menutup permukaan dengan sphh
grouting.

Splarhgro~tin~adalacahmpuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan batuan.

SEQUENCE OF THE WORKS AT WEIR c ?. Concrete Works

-1. Excavation Works lor Foundation - Normal Concrete
Soil Excavation
-- Rock Excavation by Blasting - Steel Fiber Concrete
R m k Excavation by Giant Breaker
-- Finishingby Manpower - Pler Concrete covered by Steel Fiber Concrete
Cleaning and Splash Grouting - Column Hoist Room

3. Bridge
- Access Bridge

- Operation Bridge

4. Back filling and Apron Excavation

- . . . ... . . - -. ..-.. > ', . , .- ;. --
- . .. . . - .,. .
.. ...- . . ,. . ., ..!- .-.\ :. ,*.;;.;-;,;:, .:' .,, -..
, . .' .- .1 . , .> . . . I "; -' - 7 . ,, , -
. '1- :-
<, "
-.I . --.I ,, .,- .- . ..: -,, +.;- -
' -. >.
.' r

Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh hendung, kolam olakan
(stilling bfiin) dan piers serta column.

Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai di mana diasumsikan terdapat
batuan lepas, ranting daa pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan bcton dengan steelfiber concrete

(beton campuran serat besi).

Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat rnesin penggerak pintu, dipasang
berupa katrol (hoist) elektrik unruk menaikkan clan menurunkan pintu.

SEQUENCE OF THE WORKS AT WEIR:

1. ExcavationWork for Foundation 3. Bridge
- Soil Excavation
-- - Access Blidge
Rock Excavationby Blasting
Rock Excavation by Giant Breaker - Operation Bridge
4. Back fill~ngand Apron Excavation
- Finishingby Manpower
5. Apron Concreting
- Gleaning and SplashGrouting 6. Mechanical, Eiectrioaland Appurtenances

2. Concrete Works

- Normal Concrete

- Steel Fiber Concrete

- Pier Concrete covered by

Steel Fiber Concrete

- Column Hoist Room

SEQUENCE OF THE WORKS AT WEIR

1. Excavation Works for Foundation 3. Bridge

- Soil Excavation -Access Bridge

- Rock Excavationby Blasting - Operation Bridge

- Rock Excavation by Giant Breaker 4. Back filling and Apron Excavation

- Finishing by Manpower 5. Apron concreting

- Cleaning and Splash Grouting 6. Mechanical, Electricaland Appurtanances

2. Concrete Works

- Normal Concrete

- Normal Concrete

- Steel Fiber Concrete

- Pier Concrete covered by Steel Fiber .

Concrete

- Column Hoist Room

Setelah bagian utarna terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lanrai stilling basia yang diikuti
~ekerjaanback@iiLdengan material t-erseleksi{selected mbankmentl.

Jembacan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precat presmssed concrete
dengan standar Bina Marga, Tang kemudian di hunchzng dengan metode hunching twt,

Pekerjaan terakhir adalah Hydro Mechwical berupa pemasangan gude fiuwae pinru dan stop Log,
daun pintu dan hoist penggerak dan sistem elecbrkcalFengendali jarak jauh.

Pekerjam Sipil Utama yang paling berat addah pembuatanpierdan hoist deck, karena perlu ketelitian
dan akurasi yang tinggi agar intefucing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanicat) tidak banyak
menemui kesulitan.

Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai Hoist Room perlu penanganan khusm
karena pada ketinggian 28 m kita harus rnelaksanakan pekerjaan beron dengan beban ratusan ton dan
lendutan yang cukup besar.

Urutan pekerjaantubuh bendung mulai darifondasi sampai
Hoist Room di atas movable weirdanjembatan pelayanan.

I Gambar-gambar pdldsanaan Pllar b v a b k Weir dPn
'-- m a s a n g x "ing S h m Ha' " '

Ddarn ha1 ini dipilih perancah King Shore milik PP dengan kemampum 18 con per column dalarn

group dan proses pemasangan dan pembongkaran yang cepat dan aman
Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis. Sedangkan pekerjaan ap~o.on,
stilling harifi, d a n j s h way merupakan pekerjaan cidak kritis retapi dapat dilaksanakan paralel dengan
pekerjaan bendung sesuai dengan kapasitas penyediaan beton per hari

Tampak dari
Upstream

..
KEY PLA

Curve Formwork,

V~nyIPlywood l 2 m m

Wooden Frame 5 x
4 x 250 cm

P o m r k Wooden C u m Type Ilehii of Wmden Curve Formwork

Dalam pernbuatanpier dan kolom beton digunakan ciimbingfimworb dengan 2 (dua) ripe, yaitu:
Untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu danpiywood.

Pada tahapan pelaksanaan pengemran beton untukpier terdapar 2 (dua) jenis beron yang harus

dilaksanakan bersama untuk menghindari sarnbungan dingin (coldjoint)yaitu antara beton biasa dan

beton campuran SEQUENCE OF CONCRETE ATTHE PIER: 3. Installation01 Formaork
fiber (Normal and Steel Nber mncrete) - Straight Forrnworlt
1. Preparation Works - Ellipse F o m o r k
Agar kedua jenis beton 2. InstallationReinlorcsmentBar
tidak tercampur, maka 4 inmallationot Working Space
gunakan kawat ayam and Chicken Wire 5. Final lnsps3ion

6. Placing Concrew :

- NormalConcreie (Concrete Pumpl
- st-I Fiber Concrete [Crane)

yang ditahan dengan

besi becon atau wire

mesh.

Sedangkan
pengecorannya
dilakukan setelah ber-
gantian ddam waktu
yang reIatif bersamaan
antara stedj?ber con-
were dan beton biasa.

Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi diacasnya sesuai
dengan ketinggian c/imbingfomwork.

SEQUENCE OF CONCRETE AT THE PIER
(Normal and Steel fiber concrete)
I Preparation Works
2, Installation ReinforcementBar and Chicken Wire
3, Installation of Forrnwork

- Straight Formwork

- Ellipse Formwork

4, Installation of Working Space
5 Flnal Inspection
6. Placing Concrete:

- Normal Concrete (Concrete Pump)

- Steel Fiber Concrete (Crane)

Gambar-garnbar berikur merupakan proses perencanaan dan pemasangan King Shore untuk tahapan
pclaksanaan pengecoran Hoist Deck.

Selain pola pemasangan kolom king shore juga direncanakan pula H-beam sebagai pembenruk
belusting lanrai dan balok.

~ U K UREFERENSUNI TUK KONTRAKTOBARNGUNAGNEDUNDGAN SIPIL

Sedangkan untuk dinding bangunan Hoist Room yang awalnya adalah beton biasa, maka dilakukan

inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dindingprecastpr~s~essedpancl.

- Dalam ha1 ini dipilih Hollow Core Walk Panel produk dari Precon dengan ketebalan 15 cm baik

untuk dinding maupun pelat atap.

KEY PLAN

Horizontal I Beam200 x 200 @ 240 cm
Head Plate of Shorins

D.6.2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SALURAN
IRlGASl

I'EJERJAAN IRIGASI
A. l'ekerjaan Irigasi:

Pekerjaan pokok adalah pembuatan salurail irigasi, yang terdiri dari Saluran Induk,
Saluran Sekunder, Saluran Sub Sekunder, dan Bangunan Pengatur Air.
Lokasi Pekerjaan sangat luas, karena panjang total saluran irigasi yang dibuat bisa
mencapai puluhan kilometer.
Pekerjaan dorninan adalah pekerjaan tanah, berupa pekerjaan Galian Tanah, pekerjaan

Timbunan Tanah, dan atau kombinasi keduanya yaitu pekcrjaan Cut and Fill.

Pekerjaan akan padat Peralatan Berat dan sangat tergantung pada cuaca (musiin hujanl

musim kemarau).

Karena lokasi yang sangat luas, kemungkinan terjadi masalah sosial sangat besar.

CONTOH PROGYAERKISIRBlEGSAASRl KTOAHMAEPRAINNGPEICKBE-R9JALAoNt No. 4

PMll Insp. Pek.Persiapan lapangan PNVl Insp. Pek.Persiapan Penunjang

PengukuranSite Plan. - 1 Joint Survey (MC 0 %)
Kantor & Fasilitas.
Mobilisasi Peralatan. - Shop Drawing

- Dokumentasi Proyek

W1. 2. Trial Mix Design

4 I

PMll Insp. PekerjaanTanah

S- 3 Kupasan Humus
S- 4 Galian Tanah
5 UruganTanah
S W2.

W3. 6 Test KepadatanTanah 4

4 I

PMll Insp. Pekerjaan Saluran PMll Insp. Pek. BangunanAir

Dewatering W7 7.8.9 Pek. Beton Bangunan

W4. 7.0,s Beton Linning W8 Pasangan Batu belah

- Urugan pasir & koral u/filter - Pasangan Plesteran
- Pek. Siaran
Drainage PVC berlobang-lobang
- Pek. Bronjong

I Keterangan:
S = Pekerjaan Sub kontraktor
I
= Proses Khusus
kepada Owner ** = Pek. Yang perlu Statistikal Teknik

Urutan Pelaksanaan Pekerjaan:
1 Pekerjaan Persiapan

a. Pembuatan Temporary Contractor? Facilities: Site Ofice, Ware House,
Workshop, Open Storage, StafQuarter, Labor house, etc.

b. Pekerjaan Penpkuran:
b. 1. Pengukuran longitudinalsection, untuk mencari trase saluran dan

batas-batas pembebasan tanah.
b.2. Pengukuran cross section, untuk mendesain elevasi saluran, dan

sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan tanah.
c. Pekerjaan mobilisasi peralatan berat.

d. Pekerjaan ranah
e. Pekerjaan Concrete Li~ing

f. Pekerjaan Strukrur Bangunan Pengatur Air.

g. Pekerjaan Jalan Inspeksi.
h. Pekerjaan Pintu Air.

Hal-ha1 yang perlu diperhatikan:
Semaksimal mungkin menggunakan materid galian untuk timbunan.
Sebelum timbunan dilaksanakan, str+ping dahulu permukaan Kumusltop soil agar ridak terjadi
setrlment.
Kerjakan dahulu semua struktur di lokasi timbunan, sebelum tirnbunan dilaksanakan, biasanya
di l o h i timbunan terdapat DrainagelBox Culvert.
Buar Mass Haulzng Diagram, agar jarak rata hauling bisa direntukan dan agar kebutuhan jumlah

Dump 5ut.k bisa direncanakan.
Jika jarak h~ula'ngterlalujauh (lebih dari 5 km), agar dipertimbangkan material timbunan diambil
dari borrow area cerdekat (dengan kompensasi ganti rugi tanah).

d. Pekerjaan Tanah :
Pekerjaan ini melipuri :
1. Pekerjaan Strkpping mernbuang top soil jelek, agar timbunan tidak mengalami penurunan.
2. Pekerjaan Timbunan: menimbun lokasi-lokasi sepanjang saluran yang rendah dengan tanah
hasil galian arau tanah dari Borrow area.
3. Pekerjaan Galian: Menggali lokasi-lokasi sepanjang saluran yang terlalu ringgi, dan ranah hasil
galian dibuang ke lokasi tirnbunan atau disposalarea.
4. Pekerjaan Galian Saluran: MenggaIi dan membencuk saluran irigasi, seteIah pekerjaan gaIi dan
timbun mencapai rata datar meja.

5. Pekerjaan fiimming Slope: Menggali atau rnenambah tepian tanggul timbunan agar mencapai

desain elevasi.

Metode Galian dan Timbunan :

Hauling Plan

Lokasi Tirnbunan

Longitudinal section
-Penampang datar rneja
untuk saluran telah terbentuk

Contoh tipikal dari Saluran:
1. PRIMARYISECONDARYCANAL (TYPICAL SECTION)

3.00 5.OO

-- -3.50 - 4.50 O

F?

01

Bed level

L ( Length ): 10.06 krn
Excavation: 435,120.00 m3
Embankment: 519,810.00 m3
Concrete Lining &
Structure: 15,414.00 m3
Reinforcenient Bar: 624.00 ton
Stone Masonry: 7,875.00 m3
Inspection Road: 7,860.00 m3
Number of Structure: 44.00 nos

Conroh tipikal dari Saluran: -..
2. SUBSECONDARY CANAL (TYPICAL SECTION)
inal ground Surface
-4.00 I.00
vWater Level

-0.50
L (Length): 12.90 km
Excavation: 161,500.00 m3
Embankment:37,700.00 m3
Concrete Lining &
Structure: 2,706.00 m3
Reinforcement Bar: 46.00ton
Stone Masonry: 1,680.00 rn3
Inspection Road: 7,500.00 m3
Number of Structure: 28.00 nos

Construction Method : Cross section excavation works

of Canal CL

Construction Method: Cross section excavation works
Sequence of Work.
1. Construction of access road to disposal area by using Bulldozer 0-65
2 . Excavation of soil from upper side (step 1) by Excavator 0,7m3

and hauling to disposal area by Dump Truck 8 ton or 12 ton.
3. At disposal area Bulldozer or Excavator will be provided, for spreading the ex-

coveted material.
4. Excavationto be done step by step, because the excavation area is very narrow.
5. After step-I have been finished, excavation to be continued to step-2 area until

reach the lower step.
6. For protection the slope at Step-I, soding will be installed as soon as possible.
7. In order to avoid the social problem, the outer portion of slope Step-I is still in-

side of ROW.

Metode Penggalian Saluran Sekunder:
Dipasang profil pada jarak setiap 25 meter, sehingga operator alar berar rnempunyai pedoman
untuk penggalian saluran.
Dilakukan stock pare part, rerutama yang bersifat fatmoving, al.; selang hI.,ydraultcd,Il.
Diadakan pengecekan elevasi dan hasil kerja alat setiap jar& 5 meter, sehingga jika terjadl
kesalahan dapat langsung diperbaiki.

Excavator PC 200

h = 4.00 mtr *
-- b = 6.00 mtr

Metode peiaksanaan pekerjaan Iifiingconcretc

Buat maI dari kayu balok dengan tebal sama dengan ketebalan concrete lining (8 cm).
Perataan permukaan dengan menggunakan pipa galvanis persegi, baru kemudian dengan
sendok semen.
Dibuat grup pekerja tersendiri, khusus untuk persiapan lahan cor, rerutama untuk trimming
tanah.
Pengecoran dengan sistem papan catur.

Jetode penggdian Sal. Subsekunder:

Dipasang profil pada jarak setiap 25
meter, sehingga operator alat berat
mempunyai pedoman untuk penggali-
an saluran.

Benruk Bucket Excavator diubahl

I disesuaikan denuean bentuk dan ukuran

saluran (bentuk trapesium). Agar galian
bisa presisi dm tidak banyak pekerjaan

trimmzng slope.

D.7. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TEROWONGAN
(TUNNELING)

Pada dasarnya pembuatan tunnel dapat dilaksanakan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi
setempat terutama keadaan batuan dan lain2. Salah satu cara pembuatan tunnel yang terbaru telah
ditemukan di Austria dan dikenal dengan nama N.A.T.M (New Austrian Tunneling Methode).

1. Sekilas tentang NATM Method

New Austrian Tunneling Methode adalah adalah suatu sistem pembuatan tunnel dengan menggunakan
shotcrete (beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan rock bolt sebagai penyangga sementara
tunnel sebelum di beri lapisan conrete (lining concrete). Sebelum ditemukannya metode NATM ini,
digunakan kayu dan rangka baja sebagai konstruksi penyangga sementara. Kelemahan dari konstruksi
kayu ini menurut Prof. LV Rabcewicz dalam bukunya NATM adalah kayu khususnya dalam keadaan
lembab akan sangat mudah mengalami keruntuhan, meskipun baja mempunyai sifat fisik yang lebih
baik, efisiensi kerja busur baja sangat tergantung dari kualitas pengganjalan (kontak baja dan batuan),
sementara diketahui bahwa akibat merenggangnya batuan pada waktu penggalian sering kali
menyebabkan terjadinya penurunan bagian atas terowongan.

2. Pengaruh tekanan akibat Stress Rearrangement

Menurut Prof. LV. Rabcewicz, apabilasebuah rongga digali maka pola distribusi tegangan akan berubah.
Pada suatu saat, suatu tatanan tegangan yang baru akan terjadi di sekitar rongga dan keseimbangan
akan tercapai dengan atau tanpa bantuan suatu lapisan (tergantung dari kekuatan geser batuan,
terlampaui atau tidak). Stress Rearrangementini umumnya terjadi dalam 3 (tiga) tahap:

a. Wedge Shape Bodies

Wedgeshape bodies pada
kedua sisi bergeser pada permukaan MOHR
ke arah rongga.

Arah pergerakan tegak lurus terhadap arah
Main Pressure (MP)

- Pada pertambahan bentang; selanjutnya
b. Konvergensi atap dan lantai mulai mengalami
Konvergensi.

Pada tahap berikutnya gerakan bertambah,
batuan menekuk di bawah pengaruh tekanan
lateral dan dapat tersembul ke arah rongga.

Pada pemakaian cara penerowongan konvensional efek tekanan akibat stress rearrangementtidak diketahui
dengan baik, sehingga sering kali terjadi terowongan runtuh sebelum diberi lining concrete.

3. Shotcrete sebagai penyangga sementara

Suatu konstruksi penyangga sementarayang direncanakanuntuk mencegah lepasan (loosening)haruslah
dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang relatif singkat, cukup kaku dan tidak
runtuh.

Selama beberapa dekade yang lampau, telah diperkenalkan rock bolting dan shotcreting dalam
~embuatanterowongan. Melihat hasil-hasil yang ada;~ e n ~ e n a lma netode penyangga dan perlindungan
permukaan (support and surfaceprotection) tersebut di atas dapat dianggap sebagai peristiwa penting,
khususnya pada batuan lunak dan tanah. Kelebihan metode ini dapat ditunjukkan dengan
membandingkan mekanika batuan yang dilapis dengan shotcrete.

Penyangga sementara yang lain (kayu,baja), cenderung mengakibatkan loosening dan voids yang
timbul karena kerusakan bagian-bagian tertentu. Akan tetapi suatu lapisan tipis shotcrete yang bekerja
sama dengan sistem rock bolt yang dipasang segera setelah penggalian, sepenuhnya mencegah "loosen-
ing" dan mengubah batuan sekeliling menjadi seperti selfsupporting arch.

Menurut pengamaian, suatu lapisan shotcrete setebal 15 cm yang dipakai pada terowongan
berdiameter 10 meter dapat dengan aman menahan beban sampai 45 ton/m2,sedang apabila dipakai
baja tipe MF-200 yang dipasang jarak 1 m, hanya mampu menahan +_ 65 % dari kekuatan shotcrete
tersebut.

Kelebihan lain dari shotcrete adalah interaksinya dengan batuan sekeliling. Suatu lapisan shotcrete
yang "ditembakkan" pada permukaan batuan yang baru saja digali akan membentuk permukaan
keras dan dengan demikian batuan yang kurang keras ditransformasikan menjadi suatu permukaan
yang stabil dan keras.

Shotcretemenyerap tegangan-tegangantangensial yang terjadi dan berharga maksimum di permukaan
terowongan setelah proses penggalian. Dalam hal ini, tegangan tarik akibat lentur mengecil dan tegangan
tekan diserap oleh batuan sekeliling. Kemampuan shotcrete memperoleh kekuatannya dalam tempo
yang singkat sangat menguntungkan, terutama karena kekuatan tarik lenturnya akan mencapai kira-
kira 30% s/d 50 % dari compressivestrength setelah 1 s/d 2 hari.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel) meliputi pekerjaan:
Persiapan
Penggalian (Excavation)
Pembetonan (Concrete Lining)

4.I . Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan di sini meliputi perencanaan dan pembuatan fasilitas-fasilitas sementara (tempo-
rary facilities) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan terowongan. Fasilitas-fasilitas yang
diperlukan antara lain adalah:

a. Penyediaan Air (Water Supply)
Penyediaan air diperlukan untuk peralatan pada waktu melakukan penggalian terowongan dan
pada waktu pembetonan. Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh jumlah, kapasitas
dan spesifikasi Pompa air dan pemipaannya yang diperlukan.

PTJAGAT INTERINDO
Office: JI. Arteri Kedoya No7C Kedoya Utara, Jakarta Barat 11520
TeI. 021 5817787 Fax. 021 5817735
Produk: Partition, Ceiling Gypsum & Acoustic, Curtain Wall &
Shofront, Aluminium Composite Panel, Wood Working.
Workshop: JI. lndustri Vlll No. 3 Kawasan lndustriTangerang.
Tel. 021 5924459

PT TAGAT INTERINDO

e.,Office: Il. Arteri ~ e d o i aNo7C Kdoya Urara, Jakarta Barat 1!520<, .
eL (021) 5817787 Fax. (021) 5817735 ,C.'<
' T.
c: Partition, Ceiling Gypsum & Acoustic,

hrtain T )fron~Aluminium Composite Panel, Wood Working.

Workshop:Jl. Indusai W I No. 3 Kaman Industri Tangerang Tel. (021) 5924459

PT. WIRATAMA ESTOKURNlA
Office: JI Gunung SahariXI No. 291 Jakarta
Mobile Phone: 0816 1988837
Produk: Suplier Asesoris Kunci & Hadle

1

Jl Gunung Sahari XI No. 291 Jakarta
Mobile Phone: 0816 1988837

PT. PESONA SlNAR KEMILAU
Office: Komp Ruko Green Garden 22154
Kedoya Utara, Jakarta Barat.
Tel. 021 58302533 Fax. 021 5814158
Produk: Compo SiliconW, Super Biofine,
Super Acristar, Intermatt,Clean Mild Urethane

r 4

-T. PESONA SlNAR KEMILAU
aold Distributor SKK Paint, Japan A
A
Gwu

A. Lu~curious

e

Decorative -

A

A Products
Compo Silicon W
Super Biofine
super Acristar
lntermatt
Clean Mild Urethane

PT. GILANG EKANUSA PRATAMA b ~>- ~<> 7 ~ ~dl . r amt m
Office: JI.Kol.Soegiono No. 19 E Jakarta
Tel. 021 8616451,8627274Fax. 021 86603837
E-mail: gilangQcentrin.net.id
Workshop: JI. Amal II No. 32 Pondok Bambu,Jakarta
Tel. 021 86603837
Produk: Furniture and Interior Design

7
ex-

., -1 .- - and In"t"e1rior &sign

,-A + .

.' 1 .1:
E >v

ondok Bambu

b. Penyediaan Udara (AirSupply).
Penyediaan udara diperlukan didalam terowongan untuk peralatan dan pekerja. Dari hasil
perhitungan perencanaan akan diperoleh jenis, kapasitas dan spesifikasi Compressor dan pemipaan
yang diperlukan.

c. Penyediaan Tenaga Listrik (PowerSupply)
Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan maupun untuk
penerangan dengan memperhitungan cadangan yang diperlukan apabila listrik dari PLN mari.
Dari hasil perhitungan perencanaan diperoleh kapasitas dan spesifikasi Generator Cadangan dan
instalasi listrik yang diperlukan.

d. Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage)
Untuk pembuangan air kerja maupun air tanah keluar dari dalam terowongan. Dari hasil perhitungan
perencanaan diperoleh Pompa Submersible dan pipa drainage atau parit pembuangan air yang
diperlukan.

e. Pembuatan Ventilasi (Ventilation)
Yang dimaksud di sini adalah pemberian udara segar ke dalam terowongan, sehingga pekerja tidak
kekurangan ok~i~enludabrearsih, mengingat pekerjaan yang dilakukan di dalam terowongan bisa
menimbulkan gas yang kadang-kadang berbahaya buat kesehatan pekerja. Dalam hal ini mengacu
kepada syarat-syarat yang dikeluarkanDepnaker dan ketentuan dari ACGIH (American Conference
of Governmental Industrial Hygienist).
Dari hasil perhitungan perencanaan diperoleh kebutuhan dan kapasitas Blower yang diperlukan
dan pemipaannya.

4.2. Pekerjaanpenggalian (Zkcavation)

Pekerjaan penggalian terowongan meliputi pekerjaan:

a. Pekerjaan persiapanlsuweying; meliputi pekerjaan marking dan pengukuran, pemanasan alat-alat,
pembagian rugas pekerja, dll.

b. Drilling
Adalah pembuatan lubang untuk diisi dinamit dan dilaksanakan menurut pola yang sudah
ditentukan

c. Charging
Adalah pengisian dinamit dalam lubang bor dengan alat stick kayu d = 30 mm.

d. Blasting ;merupakan proses peledakan dinamir yang telah terpasang

sesuai pola drilling yang ada, menggunakan Blasting Machine.
e. Ventilating

Adalah penghembusan udara segar dari blower setelah selesai blasting. untuk membersihkan udara
dari asap dan gas yang dirimbulkan oleh peledakan.
f. Mucking
Adalah pekerjaan pembuangan material hasil blastingkeluar tunnel, menggunakan alat-alat angkur
seperti wheel loader, dump tuck atau dengan lori maupun conveyor, tergantung kondisi setempat.

g. Scalling
Yaitu pekerjaan membongkar batu-batu yang masih tersisa pada permukaan galian setelah blasting,
yang dapat membahayakan. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat backhoe dan dump
truck.

h. Shotcreting
Dikerjakan setelah scalling sebagai konstruksi penyangga sementara terowongan, menggunakan
alat khusus yang disebut juga Robot Shotcrete atau Aliva Shotcrete Placer.

i. Rock Bolting
Pemasangan rock bolt sebagai konstruksi penyangga sementara di sampingshotcrete. Pemasangannya
adalah dengan alat bor.

Pada uraian selanjutnyaproses penggalian ini disajikan dalam bentuk rangkaian garnbar-gambarilustrasi.

4.3. Pekerjaan Pembetonan

Setelah galian terowongan selesaidigali dan telah diberi lapisan shotcrete maka tahap berikutnya adalah
pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:

Pembesian
Pemasangan Bekis'ting
Pengecoran Beton

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi kedalam dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian
atas atau disebut juga dengan halfface tunnel. Pembetonan dimulai pada bagian bawah dan selanjutnya
bagian atas. Menggunakan alat-alat tackle untuk mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting
setelah dicor untuk bagian bawah, sedangkan untuk pembetonan bagian atas menggunakan alat traveh.
Uraian selengkapnya dan lebih rinci disajikan dalam bentuk rangkaian ilustrasi seperti pada bagian
berikut.

BANGUN PERSADA INDONESIA

CROSS SECT'ONPENAMPANG GALIAN TUNnrELDENGAN METODE GALJAN 112 FACE
METODE PEEAKSANAAN
EXCAVATION HEADRACETUNNEL

CROSS SECTION PENAMPANG GALIAN
TUNNEL DGN METODE GALIAN '12 FACE

METODE PELAKSANAAN
EXCAVATION HEADRACETUNNEL

7Portal HRT

1. P a s a n g f o r e p o l i ~(b~esi ulir D-25) dengan panjang 2.5 rn (jika ada)
2. Ch@pifigficegalian denganjack hammer
3. Pasang stecl rib
4. Pasang w2~erneshhyer I
5. Shomete layer I

6 . Pasang wive mesh hyer 2 + shotcrcte luycr 2, lrembali ke No. 1,dsr.

1. FORE POLING / steel rib
Steel rib

2. GAI.IASNETENGAH ATj4S
3. SHOTCRETDEASAR

-steel rib /o

HUTTLE TRAIN

--

BEMSTING TUNNEL BAGMN BAWAH
1. Bekisting plat baja 4 mm
2. Pz)e suppo~tlskorpenyangga verrikal dan horisontal
3. Traves gantung
4 . TaMe 3,5 ton (alat bantu)
5 . GIPlpipa bhck steel D 2"(alat bantu)

STEL BEKISTING 1 ( SATU ) LEMBAR

1. Letakkan lembar bekisting nomor 1.
2. Letakkan lembar bekisting nomor 2 pada masing-masing engsel dan kencangkan.
3. Pasang lembar bekisting nomor 3 pada masing-masing engsel dan kencangkan.
4. Masing-masing lembar bekisting panjang 1,20 m'.

1 (SATU) LEMBAR BEKISTING

Letakkan bekisting tunnel bagian
bawah di atas pembesian dan

dengan bantuan tackle angkat bekisting

tersebut.

SKOR PENYANGGA TEGAK
SKOR PENYANGGA HORISONTAL

2.Sltel elevasi bekisring
3. I'asang skor tegak dan horizontal
4. Pasang penutup bekisting bawah (stop cor)
5. Terowongan bagia11bawah siap untulr dicor.

Ketcrangan:
a. Kayu 6/12

h. Papan 3/10
c. Besi becon
d. Kawat ram 5-10 rnm

METODE PELAKSANAAN CONCRETING HEADRACETUNNEL
TAHAPAN CONCRETING :

I. Pembesian sepanjang k45 rn 1
2. Concrete bag. Rawah sepanjang 2 1.50 m ke- 1 1 Cycle
3. Concrete bag. Bawah sepanjang 22.50 m ke-2
4. Concrete bag. Atas sepanjang 13.10 rn ke-1 -
5. Concrete hag. Atas sepanjang 13.10 m ke-2

6. Concrete bag. Atas sepanjang 13.10 m ke-3 & 4

PEMBONGKARAN BEKISTING TUNNEL BAWAH
, c p , ~ ~ l t asrk~or tegak dan skoi horizontal
SKOR PENYANGGA TEGAK
SKOR PENYANGGA HORISONTAL

2. Ruka bauc tiap 6 segmen hekisting (1,20 m' x 6) dan
bekisting sepanjang 7,20 m' siap dibuka.


Click to View FlipBook Version