POTONGANA-A
sKALA1:1w
POTONGAN B-B
SKALA1.100
Garnb
CATATAN
PROYEI(
STANDAR FASlLlTAS
SWENTARA PROYEK
RHUK
PT PP
WBYEK
LOS KERJA BESl
ATAP SATU
--YEFMTWUl T mT m T W
mulw 0601
T mT m T w
OYI(RU)*UWIX) sm
WEm T mT m T W
mn SQI
01- T W TIIMTW
YXrO aBM
RRU(CAW T mT W T W
JUXILW gULA
POTONGAN
1 100
JUUHWBAR I NOLW(OILIUR
INPI A 03
.,
bar 9
Mobilisasi alat-alat berat, seperti alat-alat pancang maupun alat-alat bor
untuk pekerjaan pondasi, mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan
selesai dan pengukuran titik-titik pondasi telah ditetapkan.
D.1.6. Pelaksanaan di Lapangan
Pekerjaan persiapan di lapangan dimulai dengan melakukan pengukuran dan
membuat patok ukur tetap yang akan menjadi pedoman bagi pengukuran-
pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini, dibuat di luar garis bangunan yang
akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan.
Tahap akhir pekerjaan pengukuran ini, yakni dilakukan pengecekan kembali
kebenarannya bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana. Setelah selesai, maka dilaksanakan pembuatan semua fasilitas proyek
yang diperlukan dimulai.
D.2. METODE PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG
Secara garis besar pelaksanaan suatu proyek bangunan gedung dibagi atas:
1. Pekerjaan Pondasi
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan ArsitekturlFinishing
4. Pekerjaan MekanikalIElektrikal
5. Pekerjaan HalamanITaman
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang
.disesuaikan dengan desain dari konsultan perencana.
Pada bab-bab terdahulu telah dijelaskan bahwa perencanaan metode
pelaksanaan suatu item pekerjaan akan mengikuti jadwal waktu yang disediakan
untuk item pekerjaan tersebut. Dari perencanaan metode ini akan diperoleh
data kebutuhan alat yang diperlukan, jenis dan volume bahan yang akan
dibutuhkan, teknis dan urutan pelaksanaan pekerjaan serta pola pengendalian
mutu yang harus diterapkan.
Pada Bab-bab selanjutnya akan dipaparkan contoh-contoh metode
pelaksanaan untuk proyek bangunan gedung, mulai dari pekerjaan Fondasi
hingga pekerjaan finishing (arsitektur)-nya serta untuk pekerjaan sipil lainnya
dalam bentuk ilustrasi gambar-gambar yang dilengkapi dengan keterangan.
D.2.1. METODE PELAKSANAAN GALIAN BASEMENT
CONTOM ARAH DAN MANUVER ALAT BERAT 1. PElCERJAAN PERSIAPAN
DAN DUMP TRUCK Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-
ha1 yang perlu diperhatikan adalah:
-
KedaIaman galian
I
- Cek stabilitas h e n g , apakah dapat
Masuk L o k a s ~Direksj Keet digaIi secara open mt dengan mem-
bentuk skope (cek tinggi kritis & ke-
.- mi ringan slope).
- Untulr lahan yang sernpit apakah
diperlukan dinding penahan railah
a yang sernentasa .- Zmpurury (sheetpike,
rheei piie le Ancho~,all) permanent
P~ntu ( ~ o l d ipei~h, didfinpa wad dll).
Keluar
* Pengaturan a r a l ~manuver alat berat dan dump truck yang Gaik yang dilakukan dcngan
memperhatilcan site kns~alkztiunyang ada.
* Pemilihan, jumlah, $an komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan walcru pelaksanaan
dan lokasi proyek.
* JaIan kerja yang memenuhi syarat.
Pemeliharaan linglcungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas ~naterialgalian, dll)
POSlSl ALAT BERAT & DUMP TRUCT UNTUK 2. METODE PEKERJAAN GALIAN
MENEHASILKAN PRODUKSI GALIAN YANG OPTIMAL Galian tahap 1, penggalian dilakukan
- ..a. - -:,.. Backhoe clan mareria1 langsung di-
T ;<%-' -<--- - dumping ke dump truck (posisi damp
truck yang optimal di mana sudut swzy
- --!, - 7$. ,./,/- , bucket backhoe 45' - 90°),tir~ggig ~ l i a n
sesuai perhirungan tinggi kritis.
L*
'<
..i *p<---
-> C
* Galian tahap 2, lereng hasil penggalian
tahap I harus diprotelcsi dari gerusan air
huja~ldengan mengunakan terpal ~ l a s t i k
@ / ? t i csbcet) dan g,alian tahap kedua dapat
dilalcsanalcan dengan rnecode yang sama
pada rahap 1.
Buat ramp masuk dan ramp keluar untwk alal beral dan DT dengan
kemlrlngan rnaximlm 1 S 0 6
Penggaliall dilanjutkan sampai elevasi
rencana, unsuk ~ e n ~ ~ a l idai nhawah
pcrnmukaan air tanah dilalrukan pekerjaan
d~wdnring.
Hasil galian ranah dibuang ke lokasi
disposal area, diu5ahakan agar jaralc disposal
adalah jaralc terdekar dan yang perlu
diperhatikar~usahakan tanah galian tidalr
herjaruhan di jalan dengan cara menutup
bak dump puck dengan t c r ~ a l . ,/:\Z-.
-, ,a\,, ,'; Loading i a dump truck
-- *.
..
kI' $,T:?,;-,
a.
Excavation
&- Kw,h?j,,,;% ,;., .,"!
+,>-, , . ,->,L, .- I
.,
,,-<.,.--' -m,,. ,,- -- - -- . . . . . . . . -- --
-, ,.F':
. . 7', . -. . . -1\
, i4.,' - : . . . - ...-.
\,,.,' \\ .<: -,
\
m, , \ , .> erw.ihI~Hau/ing ke disposal area
-
I 1, ....
I: ..:---
'.A
<" ;- ;, . I- ,\ >
cb
-; -2. r-,\-(---x,,
, ;: /,P ,> ,
,/ .-
...
Dumping di lokasi
-. ),7!'i:,r,: - 77.; 7
2: f;; , p .-<.%,c--''-'('di9sp%osal area
7-; c:--'
,> , ,;:;:-,*5A, :+'; ,.:- ,, . .
! (,
.. ,L:.\
D.2.2. METODE PELAKSANAAN DEWATERlNG DAN WELL
POINT
METODE PELAKSANAAN
DE WATERiNG SISTEM WELL POINT
PENDAHULURN
PENGEEOWN TAnAH UNTUK Pada pembangunan g-edung he~tingkatsaat ini
DEWATERlNG sering dibuat bascment d e n p n berb~gadi asan, di
anraranya dengan menamhah ruangdan alasan lain
sepertihiIa dijumpai tanall lembek. Untl~lnr lernbuat
basemenr, penggdian t~dakdapar dihindarkan dan
bilainana muka air tanahnya t i n g i seltn pada lapis
yang ternbus air, m k a pernompaa~lharus dilakukan
untuk mengesingkan lahan Agar pelalcsanaan
konstruksi ciapat itdiakukan.
SaIah saru metode yang &pat digundcan untuk
mengaras1 siti~asiini idah mcnggunakan metode
pengurasan dengan pemompxn yailg dilakukan
dengan sumur titilr ( wcllpoini system).
I. Xntukan letak titik dan kedalarnan rencana pengehoran.
2. Menyiapkan cdsing pipa PVC dengan uru tan sebagai berikut :
Luhangi pipa casinf pada bagian ~ljungyg akan nerendarn air dengan diameter lubat~gsesuai
shop drawing,ddengan menggunakan alat bor.
Rungkus lubang-Eubang pipa tersehut dcngan kawac ayamlplastiIc filter.
PEMBUATAN LUBANG P A D A UJUN -
MEMBUNGKUS PlPA
LUBANG DENGAN
3. Buat bak penampung air sirkulasi pengeboran berupa galian canah yang dilapisi semen.
4. Laksanakan pengeboran ranah dengan mesin bor, jumlah Pubang dan diameter serta kedalaman
galian harus sesuai dengan rencana.
5. Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi lcedalam luhang bor secara bertahap.
6. Isi rongga antara lubang pengeboran dan casing PVC dengan koral gundu
7. Buat saluran pembuangan air dari hasil dewdtering.
LUBANG HASlL BOR PlPA CASING PVC
SlAP DIPASANG PIPA / DIMASUKKAN
DALAM SUMUR
CASING PVC
8. Pasang dan operasikan pompa Konstruksi sumur
submersible secara otomatis ke Dewatering
dalam casing PVC dengan
mengatur: MANOMETER PUMP
a. Rangkaian pompa MPA Dl CEK TlAP 3 MINGGU
submersible dengan pipa TUK MEMBERSIHKAN LUMPUR
!galvanis
b. Letak manometer, stop kran,
check vdve (untuk
mengetahtri dan mengatur
cekananldebit air ).
c. Letak w d t e ~Ievd controp
elektrode (untuk mengatur
tinggi rendahnya permukaan
air di dalam sumur sebagai
pengamanan pompa).
d. Letak panel lrontrol dan
instalasi listrik.
9. Merek-merek pompa d f ~ d t e r i ~ ~
yang sering digunakan Torishima,
Ehara, dlI.
D.2.2.1. METODE PELAKSANAAN TEMPORARY STEEL SHEET
TEMPORARY STEEL SHEET PILE RAHAN:
- Sheet Pike
ALAT: - Kawat Las
- Crawler C ~ d n f&pasitas 35145 Ton - Material Bantu, dl!.
- Vibro Hnmmer 60 KVa
METODE PELAKSANAAN
- Genset 250 KVa 1. Lakukan perhitungan analisis untuk
- MesinLa5 mengecek kedalaman sheet pi/? yang
- Manual Kazrol tertanam berdasarkan .type sheet pile yang
- Theodolit dipakai dan data tanah hasil soil investi-
- Alat Bantu, dll. gation. (Cek Perhitungan).
2. Pengukuran area pemancangan sheer pile
area gallan dengan menggunakan theodoiite.
3. Lakukan penumpukkan sheet pile sedekat
I Lokasi Direksi Keet I mungkin dengan tokasi pernancangan
sehingga dapat dijangkau Iangsung oleh
I I Crawler Crane, sehingga penggunaan
Pintu Crane Service dapat diminimalkan.
Masuk P~ntu
Keluar
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan
yang lurus dapat dilakukan dengan
pemasangan Guide Wall terlebih dahulu.
5. Lakukan pernancangan s h ~ e ptile sesuai urutan yang telah ditentukan dcngan menggunalcan
Crawler Crane 35145 Ton + Kbro lidmmer 60 KVa dan Genset 250 KVa.
I'"astika11prmarlcangan pertama tegak lurus, lcarena ha1 itu akan berpengaruh terhadap
kc~egakansheet pike herikutnya. Pemancangan hanya sampai elevasi + 1.OO m' di atas level
rencana, karena cnnnccting antar sheet pile dapat rnengakibatkan s h ~ ept ile yang telah terpancang
ambIas sewaktu pcmancangan sheet pile dilakubn disebeIahnya.
Serclah I 0- I 5 sheetpile pemancangan dapar 7
dilanjutlcan sampai elevasi rencana dan
pemancangan dapat dilanjutkan sesuai @.q-**p9ll-
urutan yang sama.
Hal yang h ~ r u smendapat perharian:
U Kecenderungan sl~eetpile selalu mi ring
l e xah pcmancangan (memhencuk kipas)
akibat getaran vihro & pernancangall
ridak tegalc lurus, ha1 ini dapat diacasi
dengan alar banru katrol untuk menasik
sheet pile menjadi lurus setelah selesai
pemancangan.
U Jika herdasaskan perhitungan konstruksi
0.2.3. METODE PELAKSANAAM DINDING PENAHAN TANAH
DENGAN SISTEM SOLDIER PILE
ALAT:
,-.- - Alac bor terdiri dari crawler crane, auger dnn
kelly
-.y-.* -5 < Alat ukur rheodolit dan waterpass
Patok-patok untuk tanda penguk~iran
Pompa submersible untuk pengecoran
bentoni tc
Pipa tremie untuk pengccoran
- -- - - -- -- * untuk membersihkan lurnpur dan
kotoran dari lubang bor
-:-
BAHAN:
3 Campuran bentonite, air dan semen (bentonite adalah canah lempung (chy) denga11 kadar
montmorillonite yang tinggi).
U Resi beton
O Adubn beton
URUTAN PELAKSANAAN BENTONITE PILE
CASING
1 Bor tanah 2. Pasang caslng 3 Bersihkan 4. Masukkan cagrng B, kntonlte
& terus d~bor lubang dengan campuran
sampal sarnpal elevas~ bucket d a r ~ benton~te & sslesa~dicor
kedalaman 3 m. semen.
rencana. koloran %
lurnpur
METODE PELAKSANAAN
URUTAN PEKERJAAN (tampak atas)
1. Pengeboran untuk Bentonite Pile
2. Pengecoran Bentonite.
----
3. Pengeboran Concrete Pile. Dilaksanakan setelah pengecoran bentonite dl
sebelahnya berumur lebih kurang 3 hari.
10 cm:. as concrete pile
- as bentonite pile
4. Pengecoran Concrete Bored Pile. ,Bored pile
URUTAN PELAKSANAAN BORED PILE
CASING
r
1 Bortanah 2 Pasang casrng 3 Bersrhkan 4 Masukkan besl 5 Pengemran 6 Cabut 7 Concrete
lubang dengan casrng bored ple
sampal & terus dlbor tulangan yang beton dengan
bucket darl selesa~d ~ m r
kedalaman 3 rn sampal elevas~ kotoran b telah d~mklt tremie.
lumpur
rencana.
0.2.4.METODE PELAKSANAAN DJAPHRAGM WALL
PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL - Excavating Crane (Crawler Crane T 00 Ton)
- Excavating Clampshell Grab 8 Ton
- Bentonite Mixing Unit
- Bentonite re-Cycling Unit 100 m3lhr
- Bentonite Storage 30-60 rn3
- Service Crane (Crawler Crane GO Ton)
- Various Pump and Tremie Pipes for re-
Cycling (Submersible Pump 3"-6")
- Construction Joinc Warer Stop (CWS)Form
- Excavator PC 200
- Dump truck
- Generator Set 150 KVA
- Welding Machine
- Theodolite & wrer Pass
- Dan lain-lain
METODE PELAKSANAAN
1. Pekerjaan pcrsiapan meliputi: rnobilisasi alat,
cleaniag dan grubbing, pengukuran, dll.
2. Pernbuatan guide wall sebagai panduan
untuk kelurusan dan platform alat
pengeboran dinding diafragma, konsrruksi
seperri tampilan di bawah.
d 9 ~e-l Grpund Level
3. Adapun urutan pelaksanaan Diafragm Wall adalah sebagai berikut:
Gallan pertama Gallan k ~ d u a Galran ketlga Pengeluaran benton~te
Primary Panel Pr~maryPanel Primary Panel gallan & pemberslhan
5 6 7 dgn bentonite baru
1- m mu
Pemasangan CWS Pengecoran beton
Joint & Pcrnbesian Primary Panel selesai
Gallan ertama Gallan kedua Pecmwbson%krnatran
Adjoining guccessive Adjo~n~n
Form
Panel (sebelum beton Successrve 8anel
mengeras)
11
Pemasangan CWS Pengecoran
Form pembeslan dan successive panel
pengecoran, setelah selesal dllanlutkan
pernbers~hanbentonrte galian SISI sebelahnya
D.2.5. METODE PELAKSANAAN PONDASI DALAM
D.2.5.1. Pondasi Tiang Pancang Precast Beton
be or equ
A. PERSLAPAN
Penentuan alat pancang yang digunakan: Peralatan pancang yang dipakai harm mempunyai
efisiensi dan energi yang memadai.
Catatan:
Tabel di atas rnemberikan relcomendasi secara umum untuk diesel hammer.
Pernilihan jenis hammer secara tepat harus memperhitungkan panjang tiang, daya
dukung tiang, dan kondisi tanah.
Rcncanakan set tiang finaI: Untuk menentukan pads kedalaman mana pemancangan tiang
dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan dara jumlah pukulan terakhir (final set)
Rencanakan urutan pemancangan dengan pertiinbangan kemudahan manuver alat. Lokasi
scok material ditemparkan sedekat rnungkin dengan lokasi pemancangannya.
Tentukan lerak ritik pancang dengan rheodolit dan tandai dengan patok.
B. PROSES PEMNCANGAN
1. Alar pancang ditempatkan sedcmikian rupa sehingga as hnmmer jatuh pada patok titik pancang
yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
3. Tiang didirikan di samping d~ivingl e d d a n kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi
b y u sebagai pelilldung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukhn secara cermat di atas patok pancang yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikaI tiang dilakukan dengan mengatur panjang backsty sambil diperiksa dengan
waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-becul vertikal.
6. Sebtlum pemancangan dirnulai, bagian bawah tiang diklem dengan cenrer gate pada dasar
driving had agar posisi tiang tidak hergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang
pertama.
7. Pemancangan dimulai dengan mengailgkat dan menjatuhkan hnmmcr secara herkesinambungan
ke aras helmet yang terpasang di atas kepala tiang.
LJRUTAN PEMANCANGAN
8. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level
kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan
belum tercapai.
Proses penyambungan tiang:
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang
pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga
sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
c. Penyambungan dilakukandengan pengelasan penuh di sekelilingpertemuan kedua pelat ujung.
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
9 Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
10. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan
tanah kerasljinal set yang ditentukan.
11. Pemotongan tiang pancang pada cut offlevel yang ditentukan sesuai shop drawing.
C. QUALITY CONTROL
1. Kondisi Fisik Tiang:
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak.
b. Umur beton telah memenuhi syarat.
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan.
2. Toleransi:
Vertikalitastiang diperiksasecara periodikselamaproses pemancangan berlangsung. Penyimpangan
arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arah horisontal dibatasi tidak
lebih dari 75 mm
3. Penetrasi:
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang
untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap
setengah meter.
4. Final set:
Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
0.2.5.2.PONDASI BORED PILE
TAHAPAN PEKERJAAN
ALAT KERJA
PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi Peralatan
Set up Mesin Bor
Persiapan Keranjang
-" -- -..-.- -.-A. -- -- - . , " - . - . - - - m L -_.
1 1PEKERJAAN DEMOBlLlSASl
7
METODE PELAKSANAAN PROSES PENGEBORAN
I. PROSES PENGEBORAN
!I'\'I?\,b&JP, ?
1. Menggunakan mesin bor Soilmec R412
kapasitas 40.00 meter, pengeboran dirnulai r8 k >'
$engaa menggunakan auger dengan
diameter sedikit besar. Untitk kemudian !:1:
memasang casing sementara (bila "\
diperlukan) sepanjang malrsimum 4.00
meter. Casifig sementara ini dibutuhkan C.
untuk meng-hindari runtuhnya ranah
permukaan di sekcliling Iubang bor. . 1;..If , -%
2.Pengcboran dilanjurhn menggunakan m e r .
atau bwcket tergantung pada jenis dan r _ - . .1
keadaan tanah yang ditemukan sementara
1redaIaman scrta jenis tanah yang keIuar . .,-- .%.." ., .,-v. -.a > --.. -% -* ..I u- 2 -x . , , U Y
dicarat secara teratur sa~npairnencapai
lredalaman yang ditent~lkan.
3. Rila dinding lubang bor runtuh, maka
dihutuhkan pengisian air dalam lubang bor
selama proses pengcboran dilaksanakan.
PROSES PEMBERSIHAN LUBAHG 11. PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
PROSES PEMASUKAN Setelah kedalaman yang diinginlran tercapai,
KERANJANG BESl BETO'N maka prose? pembersihan dasar lubang dirnulai
dengan menggunakan cleaning huckct. Bahan
\% yang dikeluarkan dan rebalnya harus dicacar.
I\ \ Proses dii~langbeberapa kali sampai dasar
AX> lubang dalam keadaan relatif bersih.
P?_{'A,,T7/
m- 111. PROSES PENGECORAN BETON
1. Begiru selesai pembersihan dasar lubang
kemudian dilaksanakan pemasangan
keranjang besi beron disusul pernasangan
pipa trernie. Panjang, juinlah dan mutu besi
heron dibuat sesuai spesifikasi teknis.
2. Rila di dalam luhang terdapat volume air
yang cukup banyak dan deras ~naka
pengecoran dilaksanakan meldui pipa tremie
yang ditutup pada ujung bawahnya,
menggunakan ~ l abtaja yang dina~nakanend
phte atau dengall menggimakanpkasticfiam
sebagai pemisah antara beton dan air.
3. Pipa o~mzedipasangsepanjang lubang yang
dibor dengan ujungnya herrumpu pada dasar
luhang.
Beton Readymix dengan slump 16 f 2 cm
retarder 4 jam dituangkan ke dalam tremie
hingga pipa tersebuc tcrisi penuh. Pipa lalu
ditarik sehingga endpkate rerlapas dan
beron rnengalir. Reton dituangkan lagi ke
dalam pipa ~ c n a i edan dengan dernikian
p ernrgnuekcaoarna bnetcoina nmgendcialpaanijkuettkinagngiahni nygagnga
diinginkdn. Selama pengecoran herlailgsung
ujung bawah pipa trrmie harus terbenarn di
dalam beton. Bila pipa twmie tcrlampau
panjang maka pipa &wait dengan panjang
masing-masing potongan antara 1 - 6 meter
harus d i a n ~ k adt an di~otong.
4. Casing lalu dicabut ~erlahan-lahandan
pengukuran tcrakhir dilakulran terhadap
beton untuk memeriksa apnkah ketinggian PROSES PEMASANGAN TREMIE &
perrnukaan beton berada di atas rencana PEHGECORAN
dasar pocr setinggi k 1 meter unrlik
rnenjamin m u t u hcton yang baik pads PROSES PE'FIGANGKATAN TREMllE
elevasi dasarpoer.
Apabila perlu, cdring sementara di cor
beton sa~npaipenuh sehingga ketinggian
permukaan beton yang diinginkan tercapai.
Bilamana tidak ada air di dalarn lubang
bor, pengecoran beton dilakulcan dcngan
pipa tremie pendek (51 m) dan corong saja.
Pipa tremie pendek ini berfungsi agar heton
yang dituangkan jaruh ditengah-tengah
lubang.
PROSES PENGECORAN
PEMGECORAN
D.2.5.3. PONDASI FRANK1 PILE
METODE PELAKSANAAN
PONDASI TJANG PANCANG FRANK1
LANGWH 1 I. Pipa baja densan ujung bawah terbuka,
CASING 10 - PEMASUKAN BATu KORAL dileralclcan di atas tanah tepat pada titik (patok)
HAMMER 3.2 TON -- sEsAGA' SUMBAT
tiang. Ratu koral lalu diinasulrknn lie alarn pipa
Y h , yang kosong itu dengan menggunakan suacu
alar yang d inamakan skip seringgi kurang lebih
0,6 - I ,O meter di dalam pipa. Koral dipadatkan
dengan turnbukan p a l u l d ~ ~hapmmer di dnlam
SFLEE-NTWK SWMBAT pipa sehingga rnelekat menjadi suatu sumbat
CASING 10 -15 M
pads u j u n g pipa. PaEu p e n u m b u k (drop
hfimmer)berbobot lebih kurang 3,2 ton.
',---R.ING R SO CM BESI P i 22 (POLOS)
2. Pemancangan pipa besi dilakilkan dengan cara menumbuk sumhat koral pada ujung pipa sehingga
mencapai kedajaman Tang diingin kan. Kedalaman pemancangan ditentukan rnelalui data yang
diycroleh dari penyelidi!mn tanah dan kalmdering p d a setiap titik. Pcmancangan dihentikan apabila
penurunan pipa tidak lebih dari 30 m m dalam 10 pukulan, dengan tinggi jatuh palu setinggi 1,2O
metcr per pukulan.
3 LANGKAH 2: 3. Setelah mencapai kcdalamail yang diharaphn,
PENUMBUKAN SUMBAT pipa ditahan dengan slinR dan sumhat lroral
DENGAN M M M E R yang terdapt di dalam pipa d i p k u l hingga
lepas dan keluar dari pipa. Reron kcring lalu
CASING 10 - 15.M.. . diisikan sedikir demi sedikic ke dalam pipa
untulr pembuaran pernbesaran (bulb) atau
HAMMER 3.2 TON P.SPLEET UMTUK SUMBAT enlarged base.
MUKA TANAH / CA3ING.l.-15 M
4. Volume beton yang digunakan dalam
SPEET , R l N G E SO CM pemhuatan bulb disesuailran dengan kekerasan
BES1 E 2 2 tanah da11pads urnumnya adalah antara 0,14
(POLOS) m' (satu skip) hinSga 0,84 rnr (enam skip).
Jumlah pukulan p d a satu skip (0,14 mi) beton
teralrhir harus ridak kurang dari 40 kali dcngan tinggi jatuh palu minimum 4,s meter arau hingga
energi yang sama tercapai.
5 . Kerailjang besi terdiri dari 6 besi utama diameter 22 m m yang dililit spiral diameter 8 m m jarak
20 cm untulr seIilruh panjang tiang Franki.
Keranjang besi tersebut lalu dimasukan ke dalam pipa dan merupakan pembesian dari riang
pondasi. Keranjang besi dibuat sepanjang riang sendiri dengan ta~nbahan 0,90 meter stek untuk
rnasuk kc dalam POETuntuk penyambungan, maka or~er-lappingbesi utama adalah 4 90 cm. Pada
ujung keranjang hcsi dan pada sarnbungan dilas tirik agar lebih kuat.
6. Tiang Franki Ialu dibuat dengan rnengecor beton sedikit demi sedilut Ire dalam pipa disertai dengan
pamadatan sarnbil pipa sedikit d e n i sedikit dicabut. Recon yang digunakan dalam petlgecoran
adalah deilgan mutu K-225 clan fakctor air semen tidak lebih dari 0,40 dan slump berlrisa~antara 0-
2,50 crn. Pengecoran becon diakhirj dengan penambahan setinggi lebih kurang 30 cm - 50 cm
agar beton pada ketinggian yang diinginkan terjainin haik dail keras.
7. Susunan carnpuran beton yang berdasarkan v o l ~ ~ munetuk tiang Franki adalah I : 2 '1, : 3 '1,
Per mctar kubik heron:
Semen = 345.00 kg
Pasir = 0,62 rn'
Split 213 = 0,90 mi
Air = 134,OO liter
Tiang Franki yang selesai dilakscsanalran harus tahan memikul beban kerja sebesar 130 ton
LANGKAH 3 :
PENUMBUKAN SUMBAT
SAMPAI TANAH KERAS
m LANGKAH 3B :
SUMBAT DlPUKUL SAMPAI
KELUAR DARl PlPA
SKlP (0.14 M3)
-TUANGKAN SPL
4 6 SKlP
MLlKA TANAH
ELEVASI TANAH KERAS SPLEET UNTUK SUMBAT
-CASING A0 15M
RINGESO CIM
BESIE22 (POLOS)
. . BULB
LANGKAH 4 :
PEMBUATAN BULB BETON
11 h (ENLARGE BASE)
SKlP (0.74 M3)
ADWKAN BETOM KERING
MUKA TANAH d
HAMMER 3,2 TON -
-CASING 10 15 M
n
SPLEET:
ELEVASI TAMAH KERAS I-
+--- BULB
LANGKAH 5 :
PEMASUKAN
KERANJANG BESl
KERANSANG BESl
BESl 6 D 22 (ULIR)
-SENGKANG D8 15
MUKA
ADUKAN BETON KERING
ELEVASI TANAH
PENGECORAN BETON
SKIP (0.14 M3)
TUANGKAN SPLEET 4-6 SKlP
YADUKAN BETON K-225
-4MUKA PANAH
KERANJANG BESl
BESl6 D 22 (ULIR)
-SENGKANGD8 15
ADWKAN BETON KERAS
ELEVASI TANAH K
PEKERJAAN TlANG FRANK! SELESAI
-CASING 10 15 M
HAMMER 3,2 TON
MU
N TANAH
EMENT
ELEVASI TANAH KE
PERALATAN PEMANCANGAN
-CASING 10 15
HAMMER 3,2 TON
RING Q 50 CM
CASING 10 -15 M
7
D 50 CM BESI D 22 (POLOS)
203
0.2.6. METODE PELAKSANAAN PONDASI BATU KALl
PERSIAPAN
Rencanakan urutan penggalian, urutan
pemasangan p o n d x i batu kali, ternpat
penimbunan tanah hasil galian semenrara,
sebelurn diangkut keluar dari site, juga cempat
penimbunan sementara batu-batu kali tersebut
sebelum dipasang.
PEMBUATAN GALIAN
Siapkan alat-alat yang diperlulran. PONDASI BATU KALl
MenggaIi tanah dengan ukuran lebas sama
dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyararkan.
.u.
MenggaIi sisi-sisi miringnya, sehinSga
diperoleh sudut kemiringan yang cepat.
Ruang tanah sisa gaIian ke ternpat yang telah
ditentukan.
Cek .po.sisi, lebar, kddaman, dan l~eerapianya,
URUGAN PASlR
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan
disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pernadatan.
Padatkan pasir urug tersebut dengan
memakai alat stdT?Tp.fr.
Jika diperlukan ulangi langkah I dan 2
sehingga didapat tebal pasir urug seperti yang
direncanakan
PASANGAN PONDASI
* Pasang patok banru untuk memasang proGI I Rencana Galian Pondasi
(2 patok untuk tiap profrl). Profil dipasang
pada setiap rrjung lajur fondasi. II
1'- - - I
Pasang bilah bantu dacar pada kedua patok,
setinggi profil.
Pasang profil benar-benar regak lurus dan Bekas Galia
bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada cengah-tengahgalian .Tianf.Bauwplank
yang direncanakan dan bidang atas profil Galian untuk Pondas~
sesuai peil fondasi.
- ,..P..r.o. fi-l P-.o.n-.d.a..s. i Ikat ~ r o f i ltersebut ~ a d abilah datar yang
dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
Pasang patok sokong, miring pada tebing
galian pondasi dan ikarkan dengan profrl,
sehingga menjadi kuac dan kokoh.
Cek ketegakanlposisi profrl dan ukuran-
ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepar, demikian juga peilnya.
PASANQAM PONDASI
Papan Bangunan Paku (tanda titik as pasangan)
\ 7
J Cat/meni (tanda titik as pasangan)
/------
b = lebar pasangan bagian atas
I3 = lebarpasanganbagianbawah
t = Tinggi pasangan tegak muka (rollag)
T = Tinggi pasangan pondasi
h = Tinggi lantai dari muka tanah
H = Kedalaman galian tanah
PROFIL UNTUK PONDASI BATU KALl
PASANGAN PONDASI BATU KALI
1. Siapkan semua alac dan bahan yang dibutuhkan.
2. Pasang benang pada sisi luar prof;]untuk seriap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4. Susun batu-batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan (anlzstumping)dengan tinggi 20 cm dan
isikan pasir dalarn celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar-baru kemudian siramIah
pasangan hatu kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian
benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut sata.
6. Sediakan ternpar untilk lubang-lubang stek kolom clan keperluan-keperIuan lain.
7. Cor srek-srek kolom tersebuc clan rapikan pondasinya.
8. Setelah pasangan mengeras, bagian pinggirlski pondasi diurug kembali.
PONDASI YANG TELAH SELESAl
--
D.2.7. METODE PELAKSANAAN PONDASI PELAT JALUR
METODE PELAKSANAAN
PONDASI PELATJALUR
GAL1 TANAH BERPEDOMAN BOUWPUNKDAN S W D R A W / N G
GAL1TANAH BEWEDOMAN BOlJWFLANKDAN SHOP DRAWING
PADATKAN DASAR GALIAN DENGAN STMPER
TEBAR DAN PADATKAN UPISAN PASIR URUG
PASANG SCREED
PASANG BEKESTING BATAKOIKAYU
PASANG PENULAMGAN, BETON DECHNG DAN KAKI AYAM
PASANG STEK YANG DIPERLUKAN UNTUK PEECERJAAN LAIN
BERSIHKAN DAERAH YANG AKAN DICOR DENGAN COMPRESSOR
COR BETON DAN PADATKAN DENGAN VIBRATOR
CURINGIPERAWATAN BETON
BUKUREFERENUSMFTUK KONTRAKTOBARNGUNAGNEDUNDGAN SIPIC
3POT. A-A L: 160CM POT. B-8L : 160CM ,q
SK4L41: 25
Contoh desain pondasi plat
Pemadatan tanah dasar dengan Stamper Kondisi tanah dasar pondasi setelah
dipadatkan
D.2.8. METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING
BATACO PUTIH UNTUK POER & SLOOF
1 IDENAH RENCANA POER & SLOOF
Batas Galian Bataco Putih
1111 I I I1 I
II1I1 -- 11111I IIIII
11111
1 1 1 1 1 Poer - Poer
IIII -
1111
DENAH POER & SLOOF
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING POER & SLOOF BATACO
PUTIH
1. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat warna yang
jelas dan tahan lama.
2. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan Backhoe untuk ruangan yang memungkinkan
dan dengan tenaga manusia untuk ruang-ruang yang sempit.
3. Pekerjaan galian dilakukan sesuai gambar rencana dan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
watelpass sampai pada elevasi yang diinginkan.
4. Setelah pekerjaan galian poer & sloof kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan urugan pasir dan
lantai kerja untuk dudukan poer &sloof sesuai dengan elevasi rencana.
5. Buat profil pada tiap sudut atau tempat yang teIah ditentukan. ProfII dibuat dari kayu kaso yang
berfungsi sehagai patokan ketegakan pasangan bataco, sehingga profil harus benar-benar tegak.
6. Profil-~rofildiberi tanda setiap ketebalan bataco dan adukan, hiasan~adigunakan pensillspidol
untuk menandai psofi1 tersebut.
7. Pasang benang untuk setiap lapis {atau tiap dua lapis) dari profil ke profil untuk mengontrol
keIurusan pasangan.
8. Pasang bataco putih sesuai dengan profil yang telah terpasang.
9. Cek kerataan bidang pernasangan dengan jidar serta posisi pasangan bataco apakah sesuai garnbar
kerja atau belum.
POTONGAN SLOOF
Catatan :
Jika tinggi pasangan bataco > 1 meter, malra
pasangan bataco tersebut
Harus menggunakan sloof dan kolom praktis.
D.2.9. METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BEKISTING
KAYU UNTUK POER & SLOOF
Kaso
\ Poer 1 Sloof Poer
- 3Kaso
DENAH BEKISTING POER & SLOOF
1 . Pernbuatan tanda-tanda yang menyacakan as-as atau level dengan menggunakan cat warna yang
jelas dan tahan lama.
2. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan Back Hoe untuk ruangan yang memungkinkan
dan dengan tenaga manusia untuk ruang-ruang yang sempit.
3. kkerjaangalian dilakukan sesuai garnbar rencanadan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
waterpass sampai pada elevasi yang diinginkan.
4. Setelah pekerjaan gaiian pow & skoof kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan urugan pasir dan
lantai kerja untuk dudukanpoer &sloof sesuai dengan elevasi rencana.
-Plywood
r: Kaso
Kaso- Kaso
POTONGAN A - A
\ Lantai Kerja
--_I
Kaso
PANEL BEKISTING
5. Membuat panel bekisting yang disesuaikan dengan ukuranpaer &sloof di lokasi fabrikasi.
6. Oleskan minyak belusting pada permukaan panel hingga rata.
7. Pasang panel bekisting pada lokasi masing-masing, sambungan antar-panel harus rapar.
8. Panel bekisting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian atas panel
diberi kaso juga agar benar benar tegak.
9. Cek kelurusan bekiscing dengan tarikan benang.
D.2.10. METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
D.2.10.1 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOCOM
BEKfSTlNG KOLOM
.PANEL
RANGKA
SABUWWALLER
CORRECT INCORRECT PAKAI LIST
A B
BENAR SALAH
SABUK WALLER
NARROW FACE HAS HIGH LOWER STRESS A= MENTRANSFER GAYA YANG
CRUSHING STRESS ON WIDER FACE BESAR KARENA BIDA'NG
KONTAK KEClL DENGAN SABUK
A B
B= BIDANG KONTAK BESAR
PACKER BEAM
DFBERI HORIZONTAL
PACKERS UNTUK
MtKA IA
SABUK BESl YANG KEClL
SISTEM KLEM CLAMP F I X E D TO FORM
BEAM
DOUBLE WALERS
PART ELEVATION
ALERS ENABLE QUICK INSTALLATION
AND STRIPPING OF BAR-TIES SINGLE WALER.
UTK KOLOM KEClL
DOUBLE WALERS BlDANG KONTAK KECIL
MUDAH DIBONGKAR
BlDANG KONTAK BESAR
JENIS KLEM
Kayu Peri Baja
1KEPALA KOLOM -LYWOOD PHENOL FILM 12 M M
FORM TIE
eSABUK KOLOM
PlPA SUPPORT
BUKUREFERENUSNITUK KONTRAKTORBANGUNAGNEDUNDGAN SIPIL m
I BEKISTINQdan KEPALA KOLOM
A-H(--
1
COR DIBAWAH8ALOK
I
BOPJGKARBADANKOLOM
LANGKAH 1 :
BEKlSTlNG KOLOM
DAN KEPALA KOLOM
DIPASANG BERSAMA-
PENGECORAN DILAKU-
KAN SAMPAI ELEVASI
BODEMAN TERENDAH
-W H I .., -UYG,."nz LANGKAH 2 :
BEKlSTllNG KOLOM
LANGKAH 2 DIBONGKAR DENGAN
KEPALA KOLOM MASIH
TERPASANG UNTUK
LANGWH BERIKUTNYA
LANGKAH 1
--
BEKlSTlNG
KEPALAAN KOLOM
8AWT 114"
SlKU A 50 50 5
GIRDER FT-270
I GIRDER GT-270
DETAlL SAMBUNGAN BEKISTING KOLOM DAN KEPALAAN KOLOM
BEKlSTlNG KOLOM 800X800 SSRZ 961121
Laoo-'i600 1
FRONT VIEW
BEKISTING KOLOM400x400
Lo-1.60. J
.F...R....O....NT VIEW
Top View Column PLYWOOD CORNER
DETAIL
< Girder menumpu
girder lainnya
rn
I
-m.
\
Tidak Rapat
BETUL
D.2.10.2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING
Prosedur Perhitungan bekisting dinding
Beban 1-ARangka Panel I
" Jarak Rangka
EForm tie Sabuk
Jarak Formtie
POLA PEMBEBANAM DINDING
PRESSURE AQAINT FORM
IHCREASES WITH DEPTH
PRESSURE
OEFC!CllOH WlSH
C O N C R E I E LEYFL - -...
16 AT 1-
3"- PROGRESSIVELY
IHCREASING
DEFLECTION
Tekanan beton pada dinding Lendutan dinding bekisting
-1'
LIME OF AYOROSIATIC
PRESSURE
Setting beton Tekanan beton pada Tekanan beton pada
Mengurangi tekanan Pengecoran yg lambat Pengecoran yg cepat
Perhitungan Beban
Tekanan beton berbeda-beda tergantung dari kecepatan
dan Tinggi pengecoran
-FIGURE 4.05 DROPPING CONCRETE Untuk mencari tekanan
maksimum,elemen-elemen
yang diperlukan adalah:
.KEEPATAN COR BETON
TINGGI BETON
B E R A T JEWS BETON
*PANJANG DINDING
lx I l y (Momen Inersia) - cm4 i
Memen kelernbaman terhadap suatu sumbu garis
Zx 1 Zy (Momen h w a n ) - cm"
Momen perlawanan yang dirimbulkan oleh gaya dalam jika baIok dilenturhn sampal tercapai keregangan
ijin tertinggi diserat rerluar.
E (Modulus Elastisitas) - kg/cm2
Nilai yang menunjukan anrara Tegangan dan Regangan dalarn kondisi elastis.
f b (Teganganh n m r Izin) - kgEcm2
Tegangan lentur maksimum yang diperbolehbn terjadi pada s t r u k t ~ ~mraceria1
G b (Tegangan Lentur Terjadi) - kg/cm2 Mmax
+Tepngan lentus yang terjacli pada suatu struktur material nilainya ditentukan dari :
8 (Defleksi Izin) - crn
DeflcksilIenturan maksimal yang diijinkan terjadi pada suatri struktural material daIam ha1 ini pada buku
ini diretapkan sebesar : a,3 cm.
6 (Defleksi Maksimum) - cm
Defleksillenduran yang terjadi pada struktur material akibar bcban yang bekerja. Nilainya ditentukan dari:
3ALL
384EI
w = beban merata yang bekcrja pada struktur material
II. PERHITUNGAN FORMWORK DINDING
METODA TABULASI
Tekanan beton dapat dicari dengan tabel sbb Tabel 1.
Tekanan Beton untuk Struktur Bekisting D
Keterangan : 2.4 tonlrn3
Wo =
Untuk tinggi H = 2,2 m ( baris antara 2,00 & 2,25) dan kecep
dan panjang dinding > 3 m didapat tekanan beton = 4,80 to
A. PERHITUNGAN BEBAN
Dinding Kecepatan pengecoran 15 m/h
Concrete Head (H) 2,2 meter
Panjang dinding
6 m > 3m
Berat Jenis Beton (Wo)
2,4 ton/m3
patan pengecoran 15 m/h
onlm2
B. CEK PANEL (JARAK BALOK VERTIKAL)
Tekanan Beton P = 4,8 tonlm2
Dipakai Plywood tebal t = 1,5 cm
Posisi pemasangan Melintang arah serat
Jarak balok vertikal dapat dicari dengan Tabel 2. sebaga
Ta
Tabel Jarak Ealok Vertikal (C
untuk Berbagai Jenis Plywood pada Eekisring Di
I 10.0 11 2 1 -47 15.18 I
Dari tabel 2 tersebut, untuk :
Plywood 1,5 cm
Melintang Arah Serat
)
ai berikut ini.
abel 2 .
CM)
inding
25.95 18.97 I 29.75 2 1 -75
Didapat iarak balok vertikal :
Dipakai Jarak balok vertikal :
L = 20 cm < 22,56 cm (OK)
C. CEK BALOK VERTIKAL
( MENENTUKANJARAK BALOK HORISON
K e y u K las : 111
Tegaogan Lentur E. 8.E+04 k g l c m 2
M o d u l u s Elrstis
143 cm4
M o m e n Incrsra
M o m e n Law rn
9 . 0 II 54 44 38 1 34
37 /
9.5 I 52 43 36 I 33
10.0 0 51 41 35 1 32
49 40 31
NTAL )
3I 29 27 25 24
-3 0 2 8 2 6 2 5 2 3
29 27 25 24 23
29 26 25 23 22
BEKlSTlNG DINDING (WALL FORM)
BERDASARKAN SABUK BEKISTlNG DINDING
TERDIRI DARI:
mVERTIKAL WALLER rnMORIZONTAL VVALLER
WALERP W h H BETWEEM
=pola pembebanan
WALL WING SYSTEMS (SISTEM PENGIKAT DINDING)
SYSTEM PENGIKAT DINDING DIBAGI 3 GRUP:
'HE-BOLTS:
MENGlKAT RANGKA BEKlSTlNG DEMGAN DRAT
ROTATION OFT PtYwooa FORMFACE
TIE ROD SCREWS
READ FOR TIE ROD HE-BOLTS PADA BEKlSTlNG KAYU
HE-BOLTS PADA BEKlSTING BAJA